KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

136
KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi pada Program Strata 1 Oleh : DADIKA FAISAL PRADANA Nomor Induk : 201318884 PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG BANDUNG 2017

Transcript of KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

Page 1: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING

KABUPATEN BONDOWOSO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh studi pada

Program Strata 1

Oleh :

DADIKA FAISAL PRADANA

Nomor Induk : 201318884

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

BANDUNG

2017

Page 2: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, Agustus 2017

Pembimbing II

Tatang Sopian S.Pd., M.Hum.

NIP. 19701009 200605 1 001

Bandung, Agustus 2017

Pembimbing I

Endah Trihayuningtyas S.Sos., MM.Par

NIP. 19640626 199103 2 001

Bandung, Agustus 2017

Menyetujui:

Plh. Kepala Bagian Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan

Sumaryadi, MM.

NIP. 19670211 199303 1 001

Page 3: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

Bandung, Agustus 2017

Menyetujui:

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Dr. Anang Sutono, CHE

NIP. 19650911 199203 1 001

Page 4: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Dadika Faisal Pradana

Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 1 Maret 1994

NIM : 201318884

Jurusan : Kepariwisataan

Program Studi : Studi Destinasi Pariwisata

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang berjudul:

“KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING

KABUPATEN BONDOWOSO”

ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan

merupakan hasil penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak

lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan akademik yang

berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan

kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

2. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah

Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan di

atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim terhadap

keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa

pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi

lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.

4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2017

Yang membuat pernyataan,

Materai Rp. 6000,-

Dadika Faisal Pradana

201318884

Page 5: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

hanya berkat Rahmat dan HidayahNya Skripsi ini dapat rampung tepat waktu.

Skripsi dengan judul Kajian Pengembangan Desa Wisata di Desa

Blimbing Kabupaten Bondowoso sebagai salah satu syarat dalam menempuh

Program Strata 1. Program Studi Destinasi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih serta

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM, Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung.

2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM., selaku Kepala Bagian Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

3. Bapak Dr. Heri Sigit Cahyadi, MM., Par selaku Ketua Program Studi

Destinasi Parwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

4. Ibu Endah Trihayuningtyas S.Sos., MM.Par selaku Pembimbing I.

5. Bapak Tatang Sopian S.Pd., M.Hum selaku Pembimbing II.

6. Bapak/Ibu Dosen pengajar Program Studi Destinasi Pariwisata yang telah

memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat hingga peneliti dapat

menyusun skripsi dan menyelesaikannya tepat waktu.

7. Kedua orang tua saya Bapak Didik Cahyono dan Ibu Eny Yuliati atas doa

dan dukungannya yang tak terbatas.

Page 6: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

ii

8. Bapak Kepala Dinas beserta seluruh staff di lingkungan Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bondowoso atas kemudahan birokrasi

dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan.

9. Broto, Cimcim, dan Bule yang selalu menghibur pada saat rasa lelah dan

jenuh melanda.

10. Larasati Tiara Cahyani, adik tercinta yang selalu memberikan doa dan

semangat tanpa kenal lelah.

11. Nisa Arizka Arany sebagai seseorang yang telah memberikan semangat

dan nasehat meskipun terkadang ditunjukkan dengan sedikit amarah dan

emosi yang cukup melatih mental dan kesabaran.

12. Rekan-rekan Mahasiswa/i yang telah memberikan dorongan semangat dan

bantuan berupa materi dan doa sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan tepat waktu, semoga berakhirnya studi di kampus tercinta ini

tidak berarti berakhirnya hubungan persahabatan dan silaturahmi diantara

rekan-rekan sekalian.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan dan

masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun dari seluruh pihak.

Bandung, Agustus 2017

Peneliti,

Page 7: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

iii

ABSTRAK

Sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan pemerataan kesempatan berusaha

bagi seluruh masyarakat utamanya masyarakat di kawasan perdesaan yang

seringkali tertinggal pesatnya laju pembangunan. Kabupaten Bondowoso yang

berada dalam status daerah tertinggal memiliki berbagai macam potensi yang

dapat dikembangkan menjadi produk wisata untuk dinikmati oleh wisatawan.

Kebudayaan menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Kabupaten

Bondowoso. Desa Blimbing sebagai tempat lahirnya salah satu kebudayaan asli

Bondowoso telah ditetapkan menjadi sebuah desa wisata sekaligus sebagai

kawasan pariwisata budaya. Hingga saat ini, perkembangan Desa Blimbing

sebagai desa wisata belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat

tergolong lambat sehingga manfaat yang dihasilkan belum benar-benar dirasakan.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan yang

telah dilakukan oleh stakeholders serta melihat sejauh mana perkembangan yang

telah terjadi untuk selanjutnya menghasilkan sebuah kajian terkait pengembangan

Desa Blimbing sebagai Desa Wisata. Data yang diperoleh berasal dari hasil

wawancara, observasi menggunakan daftar periksa serta studi dokumen yang

diperoleh dari sumber-sumber yang turut berpengaruh dalam pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa wisata. Berbagai kekurangan dalam pengembangan seperti

perencanaan, keterlibatan masyarakat serta infrastruktur yang kurang memadai

menjadi penyebab lambatnya perkembangan Desa Blimbing dan hal tersebut

harus segera dibenahi agar manfaat dari pembangunan sektor pariwisata di Desa

Blimbing dapat segera dirasakan oleh masyarakat.

Kata kunci : Desa wisata, kebudayaan, pengembangan, masyarakat

Page 8: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

iv

ABSTRACT

The tourism sector is expected to provide equal distribution of business

opportunities for all the people in rural areas that often lag behind of

development. Bondowoso which is in the status of the disadvantaged areas have a

variety of potential that can be developed into tourist products to be enjoyed by

tourists. Cultural object is one of the potential thing that owned by Bondowoso.

Blimbing Village as the birthplace one of Bondowoso's original culture has been

established into a village tourism as well as a cultural tourism area. The

development of Blimbing Village as a tourist village has not shown a significant

increase and can be classified slowly so that the benefits of the development not

really felt yet. Therefore this study aims to determine the development that has

been done by stakeholders and find the information about which developments

have occurred being a study related to the development of Blimbing Village as a

village tourism. Research data obtained from interviews, observations using

checklists and document obtained from the sources that involved in the

development of Blimbing Village. Lack of development such as planning,

community involvement and inadequate infrastructure are affect the slow progress

of Blimbing Village and should be addressed so that the benefits of tourism

development in Blimbing Village can be immediately felt by the local community.

Keyword : village tourism, culture, development,masyarakat

Page 9: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................ iii

ABSTRACT............................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ................................................. 6

1. Rumusan Masalah................................................................. 6

2. Batasan Masalah ................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 8 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 8

1. Tujuan Penelitian…………… ................................................ 8

2. Kegunaan Penelitian…………… ........................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .......................................................................... 9

1. Konsep Pariwisata ................................................................... 9

2. Konsep Desa Wisata ................................................................ 9

3. Konsep Pengembangan Desa Wisata ....................................... 13

4. Kekuatan Daya Tarik Wisata ................................................... 17

Page 10: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

vi

5. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan................................ 18

6. Keterlibatan Masyarakat Lokal ................................................ 19

7. Tingkat Perkembangan Pariwisata ........................................... 21

B. Kerangka Penelitian ................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian................................................................. 25

B. Objek Penelitian ........................................................................ 26

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 26

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 27

1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 27

2. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 29

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 30

F. Jadwal Penelitian ........................................................................ 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.......................................................................... 34

1. Profil Desa Blimbing .............................................................. 34

2. Daya Tarik Wisata Desa Blimbing .......................................... 38

3. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing .. 45

4. Keterlibatan Masyarakat Lokal ............................................... 55

5. Tingkat Perkembangan Pariwisata di Desa Blimbing .............. 62

B. Pembahasan ............................................................................... 67

1. Kekuatan Daya Tarik Wisata Desa Blimbing .......................... 67

2. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing .. 71

3. Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Desa

Page 11: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

vii

Wisata di Desa Blimbing ........................................................ 72

4. Tingkat Perkembangan Pariwisata di Desa Blimbing .............. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 76

1. Daya Tarik Wisata Desa Blimbing .......................................... 76

2. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing .. 76

3. Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Desa

Wisata di Desa Blimbing ........................................................ 77

4. Tingkat Perkembangan Pariwisata di Desa Blimbing .............. 78

B. Saran ......................................................................................... 79

1. Daya Tarik Wisata Desa Blimbing .......................................... 79

2. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing .. 79

3. Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengembangan

Desa Wisata di Desa Blimbing ................................................... 80

4. Tingkat Perkembangan Pariwisata di Desa Blimbing .............. 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 81

LAMPIRAN ............................................................................................. 84

Page 12: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

viii

Daftar Tabel

Tabel Halaman

1. Jadwal penelitian ........................................................................ 29

2. Sumber Daya Manusia ................................................................ 36

3. Wawancara Pihak Desa tentang Keterlibatan Wisatawan ............ 43

4. Wawancara DISPARPORA tentang Proses Perencanaan

5. Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing ...................................... 48

6. Wawancara Pihak Desa tentang Proses Perencanaan Pariwisata

Perdesaan di Desa Blimbing ....................................................... 54

7. Wawancara DISPARPORA tentang Keterlibatan Masyarakat ..... 57

8. Wawancara Pihak Desa tentang Keterlibatan Masyarkat ............. 59

9. Wawancara Pihak DISPARPORA tentang Perkembangan

Desa Blimbing sebagai Desa Wisata .......................................... 65

10. Wawancara Pihak Desa tentang Perkembangan

Desa Blimbing sebagai Desa Wisata .......................................... 66

Page 13: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

ix

Daftar Gambar

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 20

2. Peta Desa Blimbing .......................................................................... 34

3. Persiapan arak-arakkan menuju Olbu’ Nangger ................................ 39

4. Peletakkan Sesajen di Olbu’ Nangger ............................................... 40

5. Kesenian Ojung (Perang Rotan) ....................................................... 42

6. Kesenian Singo Ulung ...................................................................... 42

7. Gapura Gerbang Desa Blimbing ....................................................... 63

8. Kendaraan Melintasi Jalan Desa ....................................................... 64

9. Ruas Jalan yang Belum Diaspal ........................................................ 64

10. Tahapan Perkembangan Destinasi Pariwisata ................................. 75

Page 14: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

x

Daftar Lampiran

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ................................................................... 84 2.

2. Transkrip .................................................................................... 87

3. Axial Coding .............................................................................. 101

4. Selective Coding ......................................................................... 110

5. Turnitin ...................................................................................... 116

6. Surat Penelitian .......................................................................... 117

7. Form Bimbingan ........................................................................ 118

Page 15: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan pemerataan

kesempatan berusaha bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Tujuan tersebut

dapat dicapai salah satunya dengan memberdayakan potensi budaya yang ada di

seluruh wilayah Indonesia terutama di kawasan pedesaan yang seringkali tak

tersentuh pesatnya pembangunan. Hingga saat ini besarnya jumlah penduduk

miskin, terbatasnya alternatif lapangan pekerjaan, serta rendahnya produktivitas

tenaga kerja perdesaan masih menjadi permasalahan utama yang dihadapi wilayah

pedesaan. Pada tahun 2007 pemerintah juga telah menetapkan beberapa kebijakan

yang diarahkan untuk pertumbuhan kegiatan ekonomi di pedesaan melalui

kebijakan pembangunan ekonomi nonpertanian diantaranya pengembangan

kawasan agropolitan dan desa-desa pusat pertumbuhan.

Kondisi ketertinggalan laju pembangunan yang terjadi di wilayah pedesaan

tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga menjadi masalah dunia. Isu-isu yang

diangkat tidak jauh dari apa yang juga terjadi di wilayah perdesaan di Indonesia

yang menyangkut pada masalah kemiskinan, ketimpangan, serta ketidakadilan

sosial. Di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Spanyol, Inggris, Jepang, dan

beberapa negara lain di dunia menggunakan induksi pariwisata untuk

menstimulasi perekonomian di wilayah perdesaan. Beberapa negara termasuk

Indonesia menganggap sektor pariwisata dipercaya dapat membantu mengatasi

lemahnya pertumbuhan ekonomi perdesaan.

Page 16: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

2

Menurut Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131 Tahun 2015 tentang

Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015–2019, Kabupaten Bondowoso menjadi

salah satu kabupaten yang mendapat predikat sebagai daerah tertinggal. Salah satu

penyebab Kabupaten Bondowoso menjadi kabupaten tertinggal dikarenakan

Kabupaten Bondowoso secara geografis tidak berada dalam jalur transit dan juga

bukan merupakan jalur ekonomi bisnis. Untuk itu pada tahun 2017 Bupati

Bondowoso telah menetapkan beberapa fokus pembangunan untuk mengatasi

permasalahan tersebut salah satunya adalah pembangunan sektor pariwisata yang

diharapkan akan membantu Kabupaten Bondowoso untuk keluar dari status

daerah tertinggal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menyatakan bahwa sektor pariwisata

menjadi pilihan terbaik dan tercepat dalam meningkatkan pendapatan dan

pendistribusian, serta penyerapan tenaga kerja lokal.

Bentuk dari fokus pembangunan sektor pariwisata tersebut salah satunya

dengan membangun desa wisata. Zakaria dan Suprihardjo (2014:1) dalam

jurnalnya menjelaskan bahwa desa wisata merupakan salah satu bentuk

pengembangan wisata alternatif untuk membangun pedesaan dengan menerapkan

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan tersebut

diharapkan dengan pembangunan desa wisata dapat memberikan pemerataan

kesempatan berusaha bagi seluruh masyarakat utamanya masyarakat di pedesaan

yang ada di Kabupaten Bondowoso dan akan membantu Kabupaten Bondowoso

keluar dari status desa tertinggal. Karakteristik khas desa wisata sebagai salah satu

produk wisata pedesaan yang menitik beratkan pada sumber daya lokal

diharapkan mampu mendorong sebuah desa untuk menjadi lebih mandiri dan

Page 17: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

3

mampu merevitalisasi perekonomian masyarakat tanpa melupakan kelestarian

lingkungan serta budaya yang dimiliki.

Pernyataan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Putra (2006:3)

dalam jurnalnya yang mengatakan bahwa membangun desa wisata adalah salah

satu alternatif yang dapat memberikan manfaat kepada pemerintah berupa devisa,

serta dapat mewujudkan pemerataan pembangunan sampai ke pelosok desa yang

secara langsung dapat dinikmati untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat. Jika dilihat secara kasat mata, beberapa pembangunan serta

pengembangan desa wisata saat ini terkesan seperti tanpa arah sehingga manfaat

yang dirasakan masih sangat jauh dari yang diharapkan. Terbukti Kabupaten

Bondowoso telah membangun beberapa desa wisata akan tetapi belum mampu

membantu Kabupaten Bondowoso untuk keluar dari status daerah tertinggal.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Kementerian

Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, (2011:3) menjelaskan desa wisata

merupakan salah satu bentuk produk wisata perdesaan sehingga memiliki

karakteristik yang dapat digambarkan melalui kegiatan dan kebiasaan hidup

keseharian masyarakat dan komunitas lokal yang memiliki identitas tersendiri,

hubungan erat dengan alam, serta kontak dengan masyarakat lokal, selain itu

pengelolaan dan pengusahaan pariwisata oleh penduduk lokal juga menjadi hal

yang tak terpisahkan. Dengan penjelasan tersebut berarti dapat disimpulkan

bahwa kegiatan wisata belum dikatakan wisata pedesaan jika yang mengelola

bukan penduduk asli di desa tersebut.

Selanjutnya Zakaria dan Suprihardjo (2014:2) menjelaskan,

Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian

baik dari segi sosial budaya, adat–istiadat, keseharian, arsitektur

Page 18: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

4

tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu bentuk

integrasi komponen pariwisata, antara lain seperti atraksi, akomodasi dan

fasilitas pendukung.

Berdasarkan pemaparan teori tersebut kebudayaan menjadi salah satu modal

dalam membangun sebuah desa wisata. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari

para stakeholder untuk dapat mengemas kebudayaan tersebut menjadi sebuah

produk wisata yang layak untuk dijual kepada wisatawan.

Inskeep, (1991:166) mendefinisikan “village tourism, where the small

groups of tourist stay in or near traditional, often remote village and learn about

village life and the local environtment”. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa

desa wisata merupakan tempat dimana wisatawan dalam jumlah kecil tinggal di

dalam atau disekitaran kawasan tradisional desa dan belajar mengenai kehidupan

perdesaan serta lingkungan setempat. Berdasarkan, partisipasi wisatawan dalam

aktivitas penduduk lokal menjadi salah satu hal utama dan hal tersebut menjadi

sebuah permasalahan dalam pembangunan kegiatan wisata perdesaan di

Indonesia.

Desa Blimbing sebagai salah satu desa di Kabupaten Bondowoso telah

ditetapkan sebagai desa wisata sekaligus sebagai kawasan wisata budaya.

Penetapan tersebut tertuang pada PERDA Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso tahun 2011-2031. Desa Blimbing

memiliki berbagai macam potensi budaya untuk dikembangkan. Salah satu

potensi tersebut adalah ritual rutin yang disebut Upacara Bersih Desa. Masyarakat

Desa Blimbing secara rutin melaksanakan Upacara Bersih Desa setiap tanggal 15

Sya’ban menjelang Bulan Ramadhan. Upacara tersebut dilaksanakan sebagai

wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat serta

Page 19: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

5

Rizki yang telah diberikan. Dalam tradisi ini juga ditampilkan Kesenian Singo

Ulung, Kesenian Ojung, dan beberapa tarian tradisional setempat.

Kesenian Singo Ulung merupakan sebuah seni tari yang menggambarkan

asal usul serta sejarah terbentuknya Desa Blimbing yang dipimpin oleh seorang

demang bernama Juk Sengah yang sakti mandraguna. Juk Sengah dibantu oleh

kerabatnya bernama Jasiman dan seekor Singa yang selalu membantunya dalam

bertempur dan mengurus desa, sementara kesenian ojung merupakan sebuah seni

tari yang biasanya disebut sebagai seni untuk ritual memohon diturunkannya

hujan. Dalam kesenian Ojung 2 penari akan menari sambil mencari kesempatan

untuk saling menyabetkan sebilah rotan satu sama lain. Selain itu kehidupan

keseharian masyarakat di Desa Blimbing juga menjadi salah satu potensi

dikarenakan kehidupan masyarakat di Desa Blimbing berbeda dan sangat jarang

ditemui di perkotaan kegiatan tersebut diantaranya adalah kegiatan pertanian

masyarakat yang masih tradisional, seperti masih ditemukannya masyarakat yang

membajak sawah menggunakan bantuan kerbau atau dengan menggunakan

peralatan sederhana seperti cangkul.

Saat ini semakin banyak wisatawan yang berminat untuk mempelajari

Kesenian Singo Ulung. Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait kesiapan desa

tersebut untuk menerima kunjungan wisatawan. Berdasarkan informasi yang di

dapatkan dari sebuah LSM lokal yakni Internal Government Watch, minimnya

sarana prasarana menjadi salah satu masalah dalam sektor pariwisata di

Kabupaten Bondowoso, dan hal ini dapat mengakibatkan wisatawan utamanya

wistawan mancanegara enggan untuk datang kembali menikmati pariwisata di

Kabupaten Bondowoso. Akan tetapi pembangunan sarana prasarana secara besar-

Page 20: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

6

besaran dalam desa wisata juga tidak diharapkan karena ditakutkan akan

menggeser nilai-nilai tradisional yang menjadi daya tarik wisatawan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (2011:49) menjelaskan pembangunan dan

pengembangan harus dibatasi dalam mengembangkan pariwisata di kawasan

perdesaan untuk menjaga dan memperhatikan keaslian serta kelestarian daerah

tersebut. Dalam mengembangkan desa wisata pihak stakeholder terutama

pemerintah dan masyarakat tidak perlu membangun sarana prasarana yang mewah

seperti yang ada di perkotaan akan tetapi cukup dengan mempertahankan keaslian

yang ada dengan kata lain pembangunan yang dilakukan harus tetap

memperhatikan kondisi asli desa tersebut sehingga kebiasaan-kebiasaan

masyarakat yang menjadi daya tarik wisatawan tidak hilang tergusur oleh

pembangunan.

Berdasarkan fenomena dan permasalahan tersebut, peneliti melakukan

penelitian dengan judul Kajian Pengembangan Desa Wisata di Desa Blimbing

Kabupaten Bondowoso.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Desa Blimbing memiliki beragam potensi terutama potensi budaya yang

dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber daya pariwisata.

Desa Blimbing juga telah ditetapkan menjadi desa wisata dan diharapkan

pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata dapat membantu

Kabupaten Bondowoso untuk keluar dari status daerah tertinggal serta

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam mengkaji

Page 21: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

7

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing peneliti menggunakan

beberapa indikator yang diambil dari indikator pengembangan pariwisata

perdesaan yang disusun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif, (2011:140) menjelaskan bahwa ada beberapa indikator

yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengkaji pengembangan

pariwisata perdesaan yang dalam hal ini adalah desa wisata, indikator-

indikator tersebut antara lain, kekuatan daya tarik wisata, proses

perencanaan pariwisata perdesaan, keterlibatan masyarakat lokal, tingkat

kepuasan masyarakat, tingkat kepuasan wisatawan, tingkat perkembangan

pariwisata perdesaan.

2. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan serta penelitian yang

dilakukan terfokus dan tidak keluar dari topik yang telah ditetapkan.

Pembatasan masalah juga didasarkan pada keterbatasan peneliti dalam hal

waktu, biaya, serta tenaga. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing Kabupaten Bondowoso.

Dalam prosess mengkaji pengembangan tersebut peneliti menggunakan 4

dari 6 indikator yang telah ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif. Indikator-indikator yang digunakan tersebut antara lain, kekuatan

daya tarik wisata, proses perencanaan pariwisata perdesaan, keterlibatan

masyarakat lokal, serta tingkat perkembangan pariwisata perdesaan.

Page 22: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

8

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana kekuatan daya tarik yang dimiliki Desa Blimbing ?

2. Bagaimana proses perencanaan pariwisata perdesaan dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

3. Bagaimana keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa

wisata di Desa Blimbing ?

4. Bagaimana tingkat perkembangan pariwisata perdesaan di Desa Blimbing

sebagai desa wisata ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui kekuatan daya tarik yang dimiliki Desa Blimbing.

b. Mengetahui proses perencanaan pariwisata perdesaan dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing.

c. Mengetahui keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing.

d. Mengetahui tingkat perkembangan pariwisata perdesaan di Desa

Blimbing sebagai desa wisata.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk

memperkaya konsep serta teori terkait pengembangan desa wisata serta

menambah wawasan akan perkembangan pariwisata budaya serta

pariwisata perdesaan di Indonesia. Selain itu diharapkan penelitian ini

dapat dijadikan bahan acuan untuk membangun, mengembangkan serta

mengelola Desa Blimbing sebagai desa wisata secara berkelanjutan.

Page 23: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

9

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Pariwisata

Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil

industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi

wisatawan, (Muljadi, 2012:7). Berdasarkan teori tersebut pariwisata

dikatakan sebagai kumpulan aktivitas, pelayanan, serta konsumsi produk

yang dihasilkan dari industri pariwisata. Undang-undang no. 10 tahun

2009 mendefinisikan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan

oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Lebih

rinci UNWTO dalam Suryadana dan Octavia (2015:30) mendefinisikan

pariwisata sebagai aktivitas perjalanan dan tinggal seseorang di luar tempat

tinggal dan lingkungannya selama tidak lebih dari satu tahun berurutan

untuk berwisata, bisnis, atau tujuan lain dengan tidak untuk bekerja di

tempat yang dikunjunginya tersebut.

2. Konsep Desa Wisata

Terjadi banyak salah persepsi terkait definisi desa wisata, banyak

kalangan yang menganggap bahwa desa wisata sama halnya dengan

pariwisata perdesaan. Eurostat dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011:33)

memberikan definisi pariwisata perdesaan “The activities of a person

traveling and staying in rural areas (without mass tourism) other than

Page 24: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

10

those of their usual environment for less than one consecutive for leisure,

business and other purposes (excluding the exercise of an activity

remunerated from within the paced visited).” Dari definisi tersebut

disebutkan bahwa pariwisata perdesaan adalah sebuah kegiatan bepergian

menuju daerah perdesaan dan tinggal di daerah perdesaan dan bukan

merupakan perjalanan yang bertujuan untuk mencari pendapatan.

Sementara Inskeep, (1991:166) mendefinisikan “village tourism, where the

small groups of tourist stay in or near traditional, often remote village and

learn about village life and the local environtment”. Dalam definisi

tersebut dijelaskan bahwa desa wisata merupakan tempat dimana

wisatawan dalam jumlah kecil tinggal di dalam atau disekitaran kawasan

tradisional desa dan belajar mengenai kehidupan perdesaan serta

lingkungan setempat.

Desa wisata sendiri merupakan salah satu produk dari pariwisata

perdesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011:34) menjelaskan tidak

semua kegiatan pariwisata perdesaan harus dilakukan di dalam desa wisata

akan tetapi desa wisata harus dapat mencerminkan karakteristik wisata

perdesaan karena desa wisata merupakan produk dari wisata perdesaan.

Karakteristik tersebut tentunya memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri

seperti, kegiatannya berlangsung di daerah perdesaan dengan lingkungan

perdesaan sebagai produk utama. Produk tersebut juga dapat digambarkan

melalui kegiatan atau kebiasaan hidup sehari-hari komunitas lokal yang

memiliki identitas tersendiri, kedekatan dengan alam, serta kontak dengan

Page 25: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

11

penduduk dari wilayah desa yang dituju. Tidak hanya itu, salah satu

karakteristik yang tidak boleh dilepaskan dari desa wisata sebagai produk

dari wisata perdesaan adalah pengelolaan serta pengusahaan pariwisata

perdesaan oleh penduduk lokal.

Menurut Zakaria dan Suprihardjo (2014:2),

Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan

keaslian baik dari segi sosial budaya, adat–istiadat, keseharian,

arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam

suatu bentuk integrasi komponen pariwisata, antara lain seperti

atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung.

Dalam definisi tersebut desa wisata dinyatakan sebagai sebuah destinasi

yang mengedepankan unsur kebudayaan masyarakat setempat sebagai

sumber daya dalam pariwisata. Hal serupa juga diungkapkan oleh Putra

(2006:7) yang mendefinisikan Desa wisata sebagai suatu wilayah pedesaan

yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian

pedesaan, baik dari segi sosial budaya, adat–istiadat, keseharian, arsitektur

tradisional, struktur tata ruang desa, serta mempunyai potensi untuk

dikembangkan berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi,

makan, minum, cinderamata, penginapan, dan kebutuhan wisata lainnya.

Nuryanti dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011:34)

memberikan definisi bahwa “desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi

antara daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,

yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu

dengan tata cara dan tradisi yang berlaku”.

Page 26: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

12

Dari seluruh definisi yang telah dipaparkan di atas memiliki satu

garis besar yang sama dimana kebiasaan, budaya, serta keaslian suasana di

wilayah perdesaan dijadikan sebagai acuan dalam membangun desa wisata

sebagai salah satu produk dari wisata perdesaan, dengan kata lain desa

wisata diartikan sebagai desa yang menunjukkan tema produk pariwisata

yang diutamakannya, Simanungkalit et al (2017:20)

Tidak semua desa bisa dikatakan sebagai desa wisata. Beberapa

syarat harus terpenuhi untuk dapat menjadi sebuah desa wisata. Syarat-

syarat tersebut menurut Simanungkalit et al (2017:21) adalah sebagai

berikut :

a. Memiliki persyaratan sebagai sebuah destinasi pariwisata

sebagaimana diatur dalam UU No. 10 tahun 2009.

b. Kegiatan berbasis pada sumber daya perdesaan

c. Kegiatan melibatkan partisipasi aktif wisatawan dalam kehidupan

perdesaan

d. Lebih berorientasi pada kegiatan rekreasi luar ruang

e. Sebesar-besarnya mendayagunakan sumber daya manusia lokal

f. Memberikan penghargaan besar pada budaya dan kearifan lokal

g. Menyediakan akses yang memadai baik akses menuju ke destinasi

lain maupun internal di dalam desa wisata itu sendiri

h. Memiliki komunitas yang peduli pada pariwisata

Page 27: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

13

3. Konsep Pengembangan Desa Wisata

Menurut Muljadi (2012:67), perencanaan pariwisata harus

diintegrasikan dengan perencanaan dan pengembangan secara keseluruhan

dan perencanaan tersebut di lakukan agar perkembangan pariwisata dapat

dicapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan baik dari sisi ekonomi,

sosial, budaya, serta lingkungan. Definisi tersebut memberikan penjelasan

bahwa pengembangan destinasi wisata dalam kasus ini adalah desa wisata

tidak bisa dilepaskan dari perencanaan. Pembangunan dan pengembangan

yang dilakukan tanpa perencanaan dan bersifat spontan hanya akan

memberikan dampak negatif di kemudian hari.

Simanungkalit et al, (2017:20) menjelaskan bahwa ada beberapa

tingkat perkembangan desa wisata yang terbagi menjadi 3 tingkatan :

a. Desa Wisata Embrio

Desa yang mempunyai potensi wisata yang dapat dikembangkan

menjadi desa wisata dan sudah mulai ada gerakan masyarakat atau

desa untuk mengelolanya menjadi desa wisata.

b. Desa Wisata Berkembang

Desa wisata embrio yang sudah dikelola oleh masyarakat dan

pemerintah desa, sudah ada swadaya masyarakat/desa untuk

pengelolaannya, sudah mulai melaksanakan promosi dan sudah ada

wisatawan yang mulai tertarik untuk berkunjung.

c. Desa Wisata Maju

Desa wisata yang sudah berkembang dengan adanya kunjungan

wisatawan secara kontinu dan dikelola secara professional dengan

Page 28: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

14

terbentuknya forum pengelola, seperti koperasi atau Badan Usaha

Milik Desa, serta sudah mampu melakukan promosi dan pemasaran

dengan baik.

Jika memperhatikan kondisi saat ini, sudah terjadi beberapa

pergeseran. Secara sadar maupun tidak kegiatan pariwisata perdesaan yang

seharusnya dapat menjadi salah satu sarana dalam melestarikan alam dan

budaya justru menimbulkan dampak akibat kurangnya pengendalian arus

wisatawan yang datang, eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber

daya yang ada sehingga mengarah kepada pembangunan serta

pengembangan pariwisata massal yang dapat merusak lingkungan dan

mengikis kebudayaan lokal. Hal tersebut juga didasari oleh kesalahan

konsep dalam pembangunan desa yang selama ini masih menganut konsep

“membangun desa” bukan “desa membangun”. Pada konsep membangun

desa, pembangunan yang dilakukan terkesan bergantung pada pihak luar,

sementara dalam konsep desa membangun peran masyarakat sebagai tuan

rumah justru sangat penting dan menjadi faktor utama dalam membangun

desa yang berketahanan.

Pembangunan desa wisata yang pada mulanya lebih berorientasi

terhadap greedy tourism dimana memiliki arti sebuah keserakahan yang

hanya mementingkan banyaknya jumlah wisatawan yang datang tanpa

memperhatikan aspek kelestarian dan harus segera diubah menjadi konsep

green tourism yang jauh lebih ramah terhadap lingkungan dan kebudayaan

lokal.

Page 29: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

15

Kondisi tersebut akhirnya yang mendorong munculnya konsep

pengembangan desa wisata hijau yang berpegang pada prinsip-prinsip

diantaranya, (Simanungkalit et al, 2017:14) :

a. Mendorong tumbuhnya kegiatan wisata yang ramah dan peduli

terhadap lingkungan

b. Mendorong pengembangan produk pariwisata berbasis pelestarian

c. Mendorong pengembangan produk pariwisata sesuai minat pasar

berbasis pelestarian, misalnya wisata budaya, wisata pusaka, wisata

alam dan wisata kreatif

d. Mendorong tumbuh dan berkembangnya pariwisata berbasis

komunitas

e. Mendorong kepedulian dan tanggung jawab industri pariwisata dan

industri pendukung lainnya dalam penerapan konsep pembangunan

ramah lingkungan

f. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya lokal

Konsep desa wisata hijau dapat didefinisikan sebagai sebuah

konsep pengembangan yang berbasis pada pemberdayaan komunitas lokal

dengan produk utama yang lebih memperhatikan manfaat ekonomi,

kelestarian lingkungan alam, serta kelestarian budaya setempat. Untuk

mencapai hal tersebut sebuah desa harus memenuhi beberapa persyaratan,

Menurut Simanungkalit et al, (2017:21) persyaratan tersebut diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi semua persyaratan sebagai desa wisata

Page 30: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

16

b. Memiliki komitmen tinggi pada pengembangan pariwisata berbasis

ekonomi hijau

c. Memiliki forum komunikasi masyarakat yang dapat

mengkomunikasikan pembangunan kepariwisataan dengan seluruh

pemangku kegiatan, dan

d. Memiliki produk-produk pariwisata berbasis pada pelestarian

dengan menghindari jenis wisata massal.

Dengan terpenuhinya persyaratan tersebut, sebuah desa dapat

dikatakan sebagai sebuah desa wisata yang mengedepankan

manfaat ekonomi, kelestarian alam, dan kelestarian budaya atau

desa wisata hijau.

Dalam penelitian ini pengembangan Desa Blimbing sebagai

Desa Wisata akan dilihat melalui 4 indikator pembangunan dan

pengembangan wisata perdesaan yang mengacu pada prinsip-

prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif (2011:140), menjelaskan indikator tersebut antara

lain, kekuatan daya tarik yang dimiliki, proses perencanaan

pariwisata perdesaan, keterlibatan masyarakat lokal, serta tingkat

perkembangan pariwisata perdesaan.

Page 31: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

17

4. Kekuatan Daya Tarik Wisata

Ada 3 aspek yang akan dikaji dalam indikator ini diantaranya :

a. Jenis daya tarik

wisata perdesaan pada dasarnya adalah pariwisata yang

memunculkan aspek budaya masyarakatnya. Hal tersebut sesuai

dengan kondisi di Desa Blimbing yang memiliki daya tarik utama

berupa kebudayaan. Jenis daya tarik budaya tersebut dibagi

menjadi 3, menurut Suranti dalam Winoyoputri dalam Pusat

Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011:141) daya tarik tersebut

dapat dikategrikan menjadi daya tarik yang berorientasi pada aspek

perilaku budaya seperti ritual, kesenian, serta keterampilan, daya

tarik yang berorientasi pada aspek ide budaya diantaranya system

keyakinan, nilai, dan norma, lalu yang terakhir adalah daya tarik

budaya yang berorientasi pada aspek material budaya yang

kegiatannya melibatkan peralatan hidup, diantaranya arsitektur,

pakaian, makanan hasil lahan, serta hasil-hasil teknologi.

b. Tingkat keunikan

Dalam aspek ini akan dibahas keunikkan sebuah daya tarik yang

akan dibagi menjadi 3 kategori, yang pertama daya tarik utama

yang dimiliki hanya ada satu-satunya di Indonesia, yang kedua

daya tarik utama yang dimiliki ada beberapa di Indonesia namun

berada di provinsi lain, dan yang terkahir adalah daya tarik wisata

utama yang dimiliki tersebar dimana-mana di Indonesia.

Page 32: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

18

c. Skala kepopuleran

Dalam aspek ini akan dibahas mengenai kepopuleran yang akan

dibagi menjadi 4 tingkat atau skala antara lain, skala lokal, skala

regional, skala nasional, dan skala internasional. Untuk

menentukan skala kepopuleran tersebut dapat diindikasikan dengan

jumlah wisatawan yang datang atau daerah asal wisatawan yang

mengkonsumsi daya tarik wisata tersebut.

5. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan

a. Inisiator pengembangan

Untuk mengetahui siapakah inisiator pengembangan disini dapat

diaukan dengan wawncara serta observasi di lapangan. Hal tersebut

dilakukan untuk melihat siapakah pihak-pihak yang berperan aktif

dalam proses pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata.

b. Integrasi dengan rencana dan program pemerintah

Dalam aspek ini akan dilihat apakah pengembangan serta

pembangunan desa wisata yang dilakukan sudah sesuai atau

terintegrasi dengan kebijakan pembangunan di daerah tersebut.Hal

ini perlu dilakukan agar pengembangan yang dilakukan sejalan

dengan kebijakkan daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

c. Upaya pelibatan masyarakat dalam perencanaan

Aspek ini menjadi salah satu yang penting untuk diperhatikan

karena konsep desa wisata memandang keterlibatan masyarakat

merupakan salah satu hal utama dalam pembangunan serta

pengembangan sebuah desa wisata. Dalam aspek ini akan dilihat

Page 33: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

19

upaya-upaya yang dilakukan pemerintah maupun pengelola desa

wisata dalam mendorong masyarakat untuk lebih berperan aktif

dalam mengembangkan desa wisata.

6. Keterlibatan Masyarakat Lokal

Dalam indikator keterlibatan masyarakat akan dibahas mengenai

proporsi masyarakat yang terlibat dalam pengembangan desa wisata.

Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat perdesaan dalam

mengembangkan kegiatan pariwisata, ada beberapa strategi dan tahapan

yang dapat dilakuka pemerintah. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011:215),

menjelaskan beberapa strategi tersebut diantaranya adalah

a. Melaksanakan sosialisasi tentang pariwisata perdesaan ke seluruh

masyarakat secara bertahap, rutin dan kontinyu. Di dalam

sosialisasi tersebut diharapkan pemerintah dapat menjelaskan

tentang apa dan bagaimana pariwisata dikembangkan di daerah

perdesaan termasuk bagaimana sebuah sebuah desa wisata dapat

mengembangkan dirinya secara mandiri serta mengantisipasi

dampak-dampak yang akan timbul dari kegiatan pariwisata yang

berkembang. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat

memberikan pencerahan terhadap masyarakat terkait bidang-bidang

apa saja yang berpeluang untuk dikembangkan menjadi kegiatan

wisata sehingga masyarakat dapat terlibat secara langsung secara

merata, sebagai contoh masyarakat mengelola kegiatan pertanian

untuk diikuti oleh wisatawan, lalu masyarakat ikut terlibat

Page 34: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

20

dalampengelolaan serta penyediaan fasilitas pendukung pariwisata

seperti homestay, warung makan, ojeg, serta pemandu wisata.

b. Melaksanakan pendampingan, pelatihan, serta penyuluhan bagi

masyarakat di berbagai bidang yang berkaitan serta dapat di

manfaatkan menjadi kegiatan pariwisata perdesaan. Bentuk

pendampingan dan pelatihan tersebut dapat mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan materi teknis dan substantive terkait

pengembangan produk wisata seperti pelatihan untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengemas daya tarik

yang dimiliki, pelatihan terkait kemampuan berbahasa serta tata

cara melayani wisatawan sehingga masyarakat dapat

berkomunikasi dengan wisatawan secara baik, dan juga

memberikan pendampingan atau memberikan pengetahuan

terhadap masyarakat terkait sumber-sumber dana sebagai modal

usaha dan cara-cara akses menuju sumber dana tersebut.

c. Memberikan insentif dan kemudahan bagi masyarakat dalam

berbagai hal terkait pengembangan pariwisata yang dapat

membuka jalan bagi masyarakat untuk terlibat lebih banyak dalam

proses pengembangan pariwisata terutama dalam konteks desa

wisata. Sebagai contoh, memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam perijinan, pengajuan modal, penyediaan fasilitas

serta sarana prasarana untuk mendorong minat masyarakat

setempat dalam membangun usaha.

Page 35: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

21

d. Menciptakan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk terlibat

dalam pengembangan pariwisata misalnya memberikan jaminan

rasa aman, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah serta stakeholders yang terlibat.

e. Membentuk badan atau organisasi masyarakat untuk mengorganisir

kegiatan masyarakat serta sebagai pelindung dan jembatan antara

masyarakat dengan pemerintah atau pihak swasta.

7. Tingkat Perkembangan Pariwisata

Tingkat perkembangan pariwisata dapat digambarkan melalui

product life cycle. Perkembangan berdasarkan model tersebut dilihat dari

jumlah wisatawan seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa tingkat

perkembangan tersebut dapat di golongkan menjadi beberapa tahap.

Menurut Butler dalam Gartner dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011:25),

tahap perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Exploration (eksplorasi), dalam tahap ini jumlah wisatawan masih

sangat sedikit dan didominasi oleh wisatawan tipe allocentrics atau

eksplorer serta fasilitas yang ada masih sangat minimal atau bahkan

belum adanya fasilitas yang benar-benar ditujukkan untuk kegiatan

pariwisata. Pada umumnya daya tarik utama yang ada berupa alam

dan budaya yang masih asli.

b. Involvement (keterlibatan), dalam tahap ini sudah mulai

bermunculan investasi dari masyarakat setempat unutk fasilitas

utamanya fasilitas dasar pariwisata. Pada tahap ini juga sudah

Page 36: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

22

mulai dilakukan kegiatan promosi yang diikuti oleh investasi

pemerintah terhadap infrastruktur.

c. Development (pengembangan), mulai tampak perkembangan

jumlah kunjungan secara signifikan bahkan seringkali jumlah

wisatawan yang datang melebihi jumlah penduduk setempat serta

mulai bermunculan berbagai macam daya tarik buatan dan diikuti

dengan berkembangnya investasi dari luar secara pesat. Selain itu,

pada tahap ini control dari masyarakat setempat sudah mulai

menurun.

d. Consolidation (penyesuaian), seiring dengan tingkat pertumbuhan

yang mulai melambat, mulai muncul pemikiran untuk mengurangi

seasonality dengan menarik pangsa pasar yang baru. Wisatawan

psychocentris mulai bermunculan untuk datang berkunjung dan

penduduk mulai merasakan pentingnya kegiatan wisata di daerah

mereka.

e. Stagnation (tetap), pada tahap ini jumlah kunjungan tertinggi telah

tercapai demikian pula dengan batas kapasitas. Dalam konteks desa

wisata biasanya desa tersebut mulai menggantungkan pada

repeaters dan tingkat hunian mulai rendah.

f. Decline (berkurang), pada tahap ini jumlah wisatawan yang

berkunjung mulai berkurang. Kegiatan wisata yang berlangsung

juga mulai berkurang bahkan berpindah ke daerah lain sementara

infrastruktur wisata semakin memburuk.

Page 37: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

23

g. Rejuvination (perubahan baru), tahap ini biasanya ditandai dengan

mulai munculnya daya tarik baru dari sumber daya alam yang baru.

Page 38: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

24

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Desa Blimbing Sebagai Desa Wisata

Kriteria Desa Wisata, Simanungkalit et al (2017 :21)

Kajian Pengembangan Desa Blimbing sebagai

Desa Wisata

Pengembangan Desa Wisata, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(2011:140)

Kekuatan Daya

Tarik Wisata

Proses

Perencanaan

Pariwisata

Perdesaan

Keterlibatan

Masyarakat

Lokal

Tingkat

Perkembangan

Pariwisata

Page 39: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengembangan desa wisata

di Desa Blimbing yang akan dikaji melalui indikator-indikator pengembangan

desa wisata yang telah di jabarkan pada bab sebelumnya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk dapat

menggambarkan secara lebih rinci kondisi di lapangan.

Menurut Silalahi (2010:76), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai

suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada

penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk dengan kata-kata,

melaporkan pndangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar

alamiah. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Moeloeng

dalam Purnomo (2015:52) yang mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

sebuah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan mendeskripsikan penelitian

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Berdasarkan penjelasan teori tersebut penelitian kualitatif dapat diartikan

sebagai penelitian yang dalam proses penyajian data serta hasil penelitiannya

mengedepankan pemaparan secara deskriptif melalui kata-kata yang terperinci

akan kejadian atau kondisi yang terjadi di lapangan.

Page 40: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

26

B. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan variabel penelitian yang berasal dari sebuah

masalah yang muncul yang telah di abstraksikan. Sejalan dengan pernyataan dari

Silalahi (2010:191) yang menjelaskan bahwa fenomena atau masalah peneletian

yang telah diabstraksi menjadi sebuah konsep atau variabel dapat disebut sebagai

objek penelitian. Berdasarkan fenomena serta variabel yang akan dikaji dalam

penelitian ini, peneliti menjadikan pengembangan desa wisata di Desa Blimbing

Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso sebagai obyek penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Gay dan Diehl dalam Silalahi (2010:253) menjelaskan “populasi adalah

jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik”. Dari

pengertian tersebut peneliti memilih populasi berdasarkan ketertarikkan akan

kesesuaian dengan data yang dibutuhkan. Populasi yang telah ditentukan tersebut

nantinya akan menjadi awal ditentukannya sampel (Silalahi, 2010:253). “Populasi

tersebut dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat,

organisasi, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan

harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua”, Burns dalam

(Silalahi, 2010:253). Berdasarkan pemaparan teori diatas, populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh stakeholder yang terkait dalam Pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa wisata diantaranya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bondowoso, Pihak Desa Blimbing, serta masyarakat Desa Blimbing.

Sampel terdiri dari beberapa anggota populasi yang dirasa representatif

atau dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Arikunto (2006:130), “Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini, peneliti

Page 41: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

27

menetapkan sebagian stakeholder yang terkait dengan pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa wisata, diantaranya Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Bondowoso, Kepala Seksi ODTW dan Jasa Usaha Pariwisata

Disparpora Kabupaten Bondowoso, Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Pertunjukkan, dan Atraksi Seni Budaya Disparpora Kabupaten

Bondowoso, Kepala Desa Blimbing, Pemangku Adat Desa Blimbing, dan

masyarakat.

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sampel menggunakan teknik

purposive sampling. Arikunto (2006:134) menjelaskan bahwa teknik purposive

sampling dapat dilakukan karena ada beberapa pertimbangan diantaranya,

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Pengambilan sampel dengan teknik tersebut

juga harus berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat maupun karakteristik tertentu yang

dapat menggambarkan atau mewakili ciri-ciri pokok dari populasi. Sejalan dengan

yang di ungkapkan oleh Silalahi (2010:272) yang menjelaskan bahwa teknik

purposive sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang berada dalam posisi

terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Arikunto (2006:228) menjelaskan bahwa dalam menggunakan

metode observasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data,

peneliti dapat melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrument. Dalam penelitian ini, teknik

Page 42: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

28

observasi digunakan untuk mendapatkan data secara langsung

mengaenai pengembangan desa wisata di Desa Klabang.

b. Wawancara

Metode wawancara atau in depth interview menurut Silalahi

(2010:312), metode wawancara merupakan metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari

seseorang yang disebut responden melalui suatu percakapan yang

sistematis dan terorganisasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan

metode wawancara untuk mencari informasi terkait pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing. Wawancara akan dilakukan kepada

pihak-pihak yang terkait dan dirasa mengerti pengembangan desa

wisata di Desa Blimbing.

c. Studi Dokumentasi

Arikunto (2006:231) menjelaskan bahwa studi dokumentasi dapat

diartikan sebagai sebuah metode pengumpulan data dengan cara

mencari data-data mengenai variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger dan sebagainya. Hal tersebut sangat erat dengan kebutuhan

data sekunder dimana menurut Silalahi (2010:291) mengatakan

bahwa data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari

tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia

sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode ini untuk menemukan data-data terkait

pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata yang nantinya

Page 43: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

29

akan dicocokkan dengan kondisi di lapangan. Dalam hal ini

dibutuhkan kerja sama antara peneliti dengan stakeholder terkait

dalam pencarian data melalui studi dokumentasi.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Daftar Periksa

Dalam penelitian digunakan daftar periksa sebagai

instrumen penelitian untuk mendukung observasi dilapangan.

Daftar periksa juga dapat disebut sebagai pedoman observasi.

Menurut Arikunto (2006:157), pedoman observasi tersebut berisi

daftar jenis kegiatan yang timbul dan akan diamati. Daftar perikasa

dalam penelitian ini berisi variabel dalam penelitian yakni

indikator-indikator pengembangan sebuah desa wisata

b. Pedoman Wawancara

Dalam kegiatan wawancara perlu dibuat suatu daftar

pertanyaan dimana berisi pertanyaan-pertanyaan yang nantinya

diajukan kepada pihak yang dirasa mengerti akan kondisi serta

informasi yang ingin diketahui oleh peneliti. Arikunto (2006:227)

menjelaskan bahwa ada 2 jenis wawancara yakni terstruktur dan

tidak terstruktur, akan tetapi pedoman wawancara yang banyak

digunakan adalah bentuk semi structured, yakni peneliti mula-mula

menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur,

kemudian dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan untuk

memperdalam informasi yang ingin diketahui.

Page 44: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

30

c. Dokumen

Dalam studi dokumentasi peneliti mengumpulkan

dokumen-dokumen terkait variabel penelitian dan dokumen-

dokumen yang berisi tentang informasi-informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Dokumen atau sumber data sekunder menurut

Silalahi (2010:291) diantaranya adalah artikel-artikel, buku, arsip

organisasi, publikasi pemerintah, data bases, catatan-catatan publik

terkait peristiwa resmi, dan lain sebagainya.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Silalahi (2010:319) Analisis data memiliki arti luas yang meliputi

penyederhanaan data dan penyajian data. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan

untuk menjadikan data penelitian yang diperoleh menjadi lebih mudah untuk di

baca dan dimengerti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis

yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam

Silalahi (2010:339) menjelaskan “kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikkan

kesimpulan/verifikasi”. Terjadi bersamaan dalam hal ini berarti ketiga proses

kegiatan tersebut menjadi suatu hal yang jalin menjalin dan merupakan proses

siklus selama penelitian. Data dalam penelitian ini adalah data non statistika yang

dirasa sesuai dengan teknik analisis tersebut.

Reduksi data menurut Silalahi (2010:339) menjelaskan bahwa reduksi data

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Proses reduksi tersebut berlangsung terus-menerus, dalam hal

Page 45: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

31

ini peneliti melakukan beberapa hal terkait kegiatan reduksi antara lain, membuat

ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,

dan menulis memo. Dengan kata lain kegiatan mereduksi data tersebut bertujuan

untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi (Silalahi, 2010:340)

Penyajian Data menurut Silalahi (2010:340) diartikan sebagai sekumpulan

data yang berisi informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikkan kesimpuan dan pengambilan tindakan. Data yang disajikan tersebut

dapat memberikan pemahaman atau informasi tentang apa yang sedang terjadi dan

apa yang harus dilakukan selanjutnya lebih jauh menganalisis, mengambil

tindakan, atau mencari data sebagai tambahan untuk meyakinkan kondisi yang

sedang terjadi. Menurut Silalahi (2010:341), penyajian data kualitatif juga dapat

menggunakan matriks, grafik, jaringan dan bagan untuk lebih mempermudah

pembaca dalam memahami demanding harus disajikan dalam bentuk naratif yang

berjumlah puluhan atau bahkan ratusan halaman. Oleh sebab itu sah saja apabila

dalam penelitian kualitatif nanti ditemukan beberapa matriks, grafik, jaringan, dan

bagan dalam proses penyajian datanya.

Kegiatan analisis yang terakhir adalah menarik kesimpulan. Pada saat

proses pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti-arti dari benda atau

peristiwa , mencatat keteraturan, pola, penjelasan konfigurasi yang mungkin

terjadi, alur, dan sebagainya. Pada awal pencarian data mungkin kesimpulan belu

terlihat juelas namun semakin hari akan semakin terlihat dan jelas bahkan

kejelasan kesimpulan tersebut terkadang baru muncul pada saat akhir pencarian

Page 46: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

32

data. Silalahi (2010:341). Dalam penarikkan kesimpulan data-data yang diperoleh

harus dapat menggambarkan keadaan serta kondisi di lapangan apakah sudah

ideal dan sesuai dengan teori atau masih ada beberapa kondisi yang berlawanan

dengan kondisi ideal yang seharusnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

hanya bersifat sementara sebab masalah serta rumusannya dapat berkembang dan

berubah-ubah.

Page 47: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

33

F. Jadwal Penelitian

Tabel 1

Jadwal Penelitian

Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

Penyusunan

Usulan

Peneitian

Penyusunan

Rancangan

Penelitian

Pmbuatan

Instrumen

Penelitian

Pencarian

Data di

Lapangan

Pengolahan

dan

Analisis

Data

Penyusunan

Laporan

Presentasi

Hasil

Penelitian

Keterangan : : sudah terlaksana : belum terlaksana

Page 48: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Desa Blimbing

Secara geografis, Desa Blimbing termasuk dalam wilayah

Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Desa

Blimbing berada sekitar 20 kilometer di sebelah timur pusat Kabupaten

Bondowoso. Desa Blimbing berbatasan langsung dengan beberapa desa

yang berada dalam satu wilayah di Kecamatan Klabang. Batas-batas

wilayah Desa Blimbing secara administratif adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Besuk

Sebelah Selatan : Desa Sukorejo dan Desa Karang Sengon

Sebelah Timur : Desa Karanganyar

Sebelah Barat : Desa Klabang

Gambar 2

Peta Desa Blimbing

Sumber : Kantor Desa Blimbing, 2017

Page 49: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

35

Desa Blimbing memiliki luas 1446, 85 Ha yang terbagi menjadi 8

dusun. Masyarakat Desa Blimbing merupakan campuran antara Suku Jawa

dan Suku Madura atau biasa disebut mandalungan. Mata pencaharian

penduduk sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh tani, dan jika

dilihat dari kondisi geografisnya sebagian besar luasan lahan yang ada di

Desa Blimbing merupakan lahan pertanian dan pemukiman yang

menjadikannya desa yang masih asri dan hijau. Padi dan tebu menjadi

komoditas dari sektor pertanian di Desa Blimbing. Hal tersebut ditunjang

oleh lokasi Pabrik Gula yang berada cukup dekat di sebelah Timur Desa

Blimbing tepatnya di Kecamatan Prajekan.

Berdasarkan data profil Desa Blimbing yang diperoleh dari kantor

desa setempat, tingkat pendidikan masyarakat di Desa Blimbing terbilang

masih rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel sumber daya manusia dimana

sekitar 706 orang penduduk tidak tamat SD atau bahkan tidak pernah

mengenyam bangku pendidikkan. Jumlah tersebut hampir setengah dari

jumlah penduduk desa secara keseluruhan.

Page 50: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

36

Tabel 2

Sumber Daya Manusia

Sumber : Kantor Desa Blimbing, 2017

Karakterisitik masyarakat yang masih tradisional dan menjunjung

tinggi adat budaya lokal menjadikan Desa Blimbing sebagai sebuah desa

yang menyimpan kekayaan budaya. Dalam hal akses hingga saat ini belum

ada angkutan umum yang beroperasi hingga masuk ke dalam Desa

Blimbing. Wisatawan yang berkunjung biasanya datang menggunakan

kendaraan pribadi. Angkutan umum yang beroperasi saat ini hanya melalui

jalan utama Kecamatan Klabang. Kepedulian masyarakat terhadap potensi

No. Uraian Sumber Daya Manusia

(SDM) Jumlah

Satuan

1. Penduduk dan Keluarga

a. Jumlah penduduk laki – laki 992 Orang

b. Jumlah penduduk perempuan 1093 Orang

c. Jumlah Kepala Keluarga 1.535 KK

2. Sumber penghasilan utama penduduk

a. Petani 579 Orang

b. Buruh Tani 658 Orang

c. Buruh Migran Perempuan 9 Orang

d. Buruh Migran Laki – laki 12 Orang

e. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 27 Orang

f. Pedagang 44 Orang

g. Peternak 8 Orang

h. Pensiunan TNI / POLRI 11 Orang

i. Lainnya (air, gas, listrik, konstruksi,

perbankan, dll) 269 Orang

3. Tenaga kerja berdasarkan latar belakang

pendidikan

a. Lulusan S-1 ke atas 44 Orang

b. Lulusan SMA 335 Orang

c. Lulusan SMP 216 Orang

d. Lulusan SD 357 Orang

e. Tidak Tamat SD / Tidak

Sekolah 706 Orang

Page 51: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

37

kepariwisataan di Desa Blimbing juga menjadi salah satu hal yang perlu

dibangun. Tingkat pendidikkan serta pengetahuan yang rendah terkait

kepariwisataan menjadi salah satu hal pokok yang harus segera diperbaiki

untuk dapat membangun kepedulian masyarakat terkait kegiatan wisata

yang ada di Desa Blimbing.

Terdapat sebuah ritual rutin yang sudah terlaksana sejak sekitar 500

tahun yang lalu dan masih lestari hingga saat ini. Upacara Bersih Desa

dimana masyarakat bersama perangkat desa yang dipimpin oleh pemangku

adat melaksanakan prosesi upacara sedemikian rupa yang tidak berubah

dari dulu awal dilaksanakannya upacara tersebut hingga sekarang.

Masyarakat percaya dan meyakini bahwa dengan melaksanakan upacara

tersebut secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan akan

memberikan manfaat keselamatan bagi Desa Blimbing.

Berbagai kesenian dan makanan khas desa menjadi sajian yang

wajib untuk disuguhkan kepada masyarakat dan wisatawan yang turut

terlibat dalam kegiatan tersebut. beberapa masyarakat dari desa lain di

sekitar Desa Blimbing juga turut terlibat dan menyaksikan prosesi upacara

adat tersebut. Beberapa wisatawan juga datang untuk menyaksikan dan

mempelajari adat istiadat Desa Blimbing tersebut.

Page 52: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

38

2. Daya Tarik Wisata Desa Blimbing

Desa Blimbing sebagai sebuah desa yang telah ditetapkan sebagai

desa wisata serta kawasan wisata budaya memiliki beberapa kegiatan

wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang datang berkunjung.

Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah kegiatan Upacara

Bersih Desa yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 13-15 Bulan

Sya’ban. Tradisi tersebut merupakan sebuah kegiatan yang

menggambarkan sebuah sejarah tentang asal-usul Desa Blimbing, serta

sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara

tersebut dikemas menjadi sebuah acara rakyat yang menampilkan berbagai

macam kesenian tradisional khas dari Desa Blimbing diantaranya tarian

Singo Ulung, Ojung, Tari Topeng Konah dan beberapa permainan rakyat.

Masyarakat setempat meyakini bahwa Upacara tersebut memiliki nilai

magis dan sangat sakral dikarenakan ada ketentuan yang harus ditaati

dalam pelaksanaannya.

Pada Hari Pertama pada tanggal 13 Sya’ban diadakan Selametan

Sangger dimana pemangku adat akan memasak dibantu oleh beberapa

warga setempat. Seluruh masyarakat yang terlibat termasuk Komangkoh

(pemangku adat) dilarang berbicara sekaligus mencicipi makanan yang

dimasak, dan pada proses memasak tersebut dilarang ada orang lain yang

masuk melihat kecuali orang-orang yang telah ditunjuk untuk memasak.

Ada beberapa masakkan yang harus dipersiapkan diantaranya Nase’

Lemmak, Jhindul, Nanginang, Bitdheng Ghuluk, Juko’ Sanga’ macem, Lop

kolop pettong macem, dan beberapa masakkan lainnya. Setelah memasak,

Page 53: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

39

acara akan dilanjutkan dengan arak-arakan yang diikuti seluruh

masyarakat beserta para penari yang akan tampil menuju Olbe’ Nangger

yakni tempat mata air yang menyuplai kebutuhan air desa khususnya bagi

pertanian, lalu acara akan ditutup dengan penampilan kesenian tradisional

khas Desa Blimbing.

Gambar 3

Persiapan arak-arakkan menuju Olbu’ Nangger

Pada tanggal 14 Sya’ban dilanjutkan dengan Slametan Tanean dan

pembacaan doa oleh Komangkoh dan pada tanggal 15 Sya’ban akan

ditutup dengan acara makan bersama seluruh masyarakat beserta seluruh

wisatawan yang datang. Makanan yang disajikan adalah makanan-

makanan yang telah dimasak pada hari sebelumnya oleh komangkoh

bersama warga. Desa Blimbing juga seringkali mengadakan latihan

kesenian yang biasanya dilaksanakan di Kantor Desa atau dirumah

Komangkoh. Wisatawan yang ingin mempelajari kesenian dari Desa

Sumber : Kantor Desa Blimbing, 2017

Page 54: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

40

Blimbing atau sekedar untuk melihat proses masyarakat dalam berlatih

kesenian dapat langsung berkunjung ke Desa Blimbing. Selain itu di Desa

Blimbing Juga terdapat makam Juk Sengah yang berdasarkan cerita

legenda setempat merupakan seorang tokoh yang pertama kali membangun

Desa Blimbing. Budaya keseharian masyarakat desa agraris yang jarang

ditemui di kawasan perkotaan dapat menjadi sebuah aktivitas yang unik

bila dikemas dengan baik.

Aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan di Desa Blimbing

sebagian besar berorientasi pada kegiatan luar ruangan. Sebagai contoh

pada saat Upacara Bersih Desa, dalam prosesi arak-arakan sesajen yang

berasal dari hasil bumi, wisatawan akan menyusuri jalan desa, melewati

areal persawahan hingga akhirnya tiba di Olbu’ Nangger dimana lokasi

tersebut merupakan lokasi untuk meletakkan sesajen yang telah dimasak

oleh Komangkoh.

Gambar 4

Peletakkan Sesajen di Olbu’ Nangger

Sumber : Kantor Desa Blimbing, 2017

Page 55: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

41

Wisatawan yang datang ke Desa Blimbing biasanya turut terlibat

dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan adat, budaya, serta tradisi

setempat. Sebagai contoh pada saat kegiatan Upacara Bersih Desa

biasanya wisatawan turut serta dan mencoba untuk memainkan kesenian

yang disajikan pada kegiatan tersebut dan mempelajari atau berlatih

tentang adat tradisi serta kesenian yang berkembang di Desa Blimbing

seperti kesenian Singo Ulung dan Ojung. Hingga saat ini belum ada

partisipasi yang berorientasi kepada kehidupan keseharian masyarakat

seperti bertani, berladang, dan tinggal bersama masyarakat untuk

mengikuti ataupun mempelajari pola hidup masyarakat setempat.

Page 56: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

42

Gambar 5

Kesenian Ojung (Perang Rotan)

Gambar 6

Kesenian Singo Ulung

Sumber : Kantor Desa Blimbing, 2017

Sumber : Kantor Desa Blimbing, 2017

Page 57: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

43

Tabel 3

Wawancara Pihak Desa tentang Keterlibatan Wisatawan

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

Kata

Kunci

Wawancara 1

(KADES)

Wawancara 2

(Pemangku Adat)

Wawancara 3

(Masyarakat)

Wawancara 4

(Masyarakat)

Story line

Keterlibatan

wisatawan

dalam

kegiatan

masyarakat

wisatawan yang

datang itu

biasanya pada

saat acara desa

saja, seperti saat

upacara bersih

desa. Pernah ada

wisatawan yang

kesini ikutan

nyoba main

Ojung, ada yang

belajar Topeng

Konah, dan

Singo Ulung

Ya kalau disini itu kan

Singo Ulung yang asli

datangnya dari sini. Kalau

orang yang datang kesini itu

rata-rata ya pengen tahu,

nanti janjian sama saya ikut

latihan. Kalau pas upacara

yang di hari terakhir 15

sya’ban itu ada permainan

tradisional desa, siapapun

yang mau ikut main itu

silahkan, tidak ada larangan,

Cuma untuk kegiatan yang

sakral seperti yang masak-

masak itu memang harus

masyarakat sini

ya kalau ada turis itu

kaya kemarin kesini

itu diajak buat ikutan

permainan desa, ada

juga yang nyoba

buat main Ojung,

ada yang belajar

Topeng Konah. Tapi

ya memang disini

belum ada yang buat

penginapan,

homestay hotel gitu

belum ada. Paling ya

kalo ada yang mau

nginep disini bisa

dirumah sini, di Pak

Kades atau Pak

Tikno. Biasanya

gitu.

masyarakat itu selalu

terbuka kalau ada

yang mau ikut

kesenian disini,

kemarin itu ada turis

dari luar pengen coba

Ojung ya

dipersilahkan. Cuma

memang kalau

untukpenginapan

disini belum ada,

mungkin kalau mau ya

bisa nginep dirumah

saya, atau nginep di

rumah Pak Tikno

biasanya

Wisatawan yang

datang biasanya

ingin belajar secara

langsung kegiatan

kesenian yang ada di

Desa Blimbing

Page 58: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

44

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pariwisata di Desa

Blimbing berorientasi pada produk-produk berbasis kebudayaan setempat.

Daya tarik wisata di Desa Blimbing merupakan daya tarik wisata yang

berorientasi pada perilaku budaya yang melibatkan kegiatan berperilaku

seperti, ritual, berkesenian, serta keterampilan. Upacara Bersih Desa

merupakan sebuah ritual yang rutin diselenggarakan sebagai sebuah

tradisi. Kegiatan tersebut juga melibatkan para pelaku kesenian dan

masyarakat di Desa Blimbing.

Kesenian di Desa Blimbing diantaranya, Kesenian Singo Ulung,

Tari Topeng Konah, Tarian Tandhek Bini’, serta Ojung. Masyarakat juga

meyakini bahwa kesenian yang ada di Desa Blimbing tidak hanya

dianggap sebagai hiburan akan tetapi juga mengandung nilai magis dan di

sakralkan. Sebagai contoh masyarkat meyakini jika kesenian tersebut tidak

dijaga atau tidak dilakukan sesuai dengan yang seharusnya akan

mendatangkan bencana bagi Desa Blimbing.

Ritual Upacara Bersih Desa memang tidak hanya ada di Desa

Blimbing, ada beberapa daerah yang juga biasa melaksanakan tradisi

serupa, namun tiap daerah memiliki keunikkan masing-masing. Sebagai

contoh di Desa Blimbing, dalam hal memasak sesajen dan makanan untuk

masyarkat dalam kegiatan tersebut dilakukan oleh Komangkoh (Pemangku

Adat). Untuk dapat menjadi Komangkoh ada beberapa hal yang harus

dipenuhi diantaranya adalah merupakan keturunan dari Juk Sengah dan

memiliki ilmu magis yang diturunkan dari nenek moyang. Kehidupan

masyarakat yang bercampur antara Suku Jawa dan Madura (Mandalungan)

Page 59: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

45

memunculkan karakteristik baru. Jika dilihat dari tingkat keunikkannya,

kesenian daya tarik yang ada di Desa Blimbing merupakan sebuah daya

tarik yang hanya dapat ditemui di Kabupaten Bondowoso khususnya di

Desa Blimbing.

3. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

Kegiatan pariwisata di Desa Blimbing diinisiasi oleh pemerintah.

Pemerintah melihat potensi yang sangat besar dari Desa Blimbing karena

kebudayaan yang sangat kuat dan terus lestari beratus-ratus tahun hingga

saat ini. Pemerintah sebagai inisiator melihat keunikkan dan karakter Desa

Blimbing yang sangat kuat. Kesenian Singo Ulung yang menjadi salah

satu ikon Kabupaten Bondowoso lahir dan berkembang di Desa Blimbing

meskipun pada saat ini sudah mulai bermunculan beberapa desa dan

sanggar kesenian yang berlatih Kesenian Singo Ulung. Hal ini

dikarenakakan Kesenian Singo Ulung memang telah menjadi ikon

Kabupaten Bondowoso.

Pemerintah sebagai inisiator berpendapat bahwa karakter yang kuat

serta keunikkan yang dimiliki Desa Blimbing dapat dikembangkan

menjadi sebuah daya tarik wisata khususnya yang berorientasi terhadap

kebudayaan lokal. Hal tersebut juga akan meningkatkan keragaman daya

tarik wisata di Kabupaten Bondowoso secara umum. Pemerintah juga

yakin dengan mengembangkan sektor pariwisata akan membantu dalam

memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan

perekonomian serta peningkatan PADes (Pendapatan Asli Desa).

Page 60: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

46

Pemerintah sebagai inisiator melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan

Olahraga telah memberikan beberapa insentif sebagai upaya untuk

mendorong pengembangan pariwisata di Desa Blimbing, diantaranya

memfasilitasi masyarakat serta memberikan bimbingan terkait

kepariwisataan kepada masyarakat. Selain itu pemerintah juga

memberikan bantuan berupa peralatan untuk pengembangan kegiatan yang

berkaitan dengan kesenian dan memasukkan Tradisi Upacara Bersih desa

ke dalam calendar of events Kabupaten Bondowoso. Saat ini pemerintah

telah memberikan kewenangan penuh kepada masyarkaat untuk

melanjutkan serta mengelola Desa Blimbing sebagai sebuah desa wisata.

Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bondowoso telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan

pihak Desa Blimbing beserta masyarakat sebagai upaya untuk mendorong

masyarakat agar terus berusaha mengembangkan Desa Blimbing agar

layak menjadi desa wisata. Sebagai stimulan untuk memancing

keterlibatan masyarakat, pihak dinas terkait telah memberikan bantuan

berupa peralatan untuk menunjang kegiatan serta memfasilitasi latihan

bagi masyarakat. Selain itu pihak dinas terakait telah memberikan

kewenangan penuh kepada masyarakat desa untuk mengelola kegiatan

wisata di Desa Blimbing sehingga masyarakat secara langsung akan

menerima manfaat yang dihasilkan.

Upaya pemerintah mendorong masyarakat untuk mengembangkan

kepariwisataan di Desa Blimbing dalam bentuk desa wisata sesuai dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso nomor 12 tahun 2011 tentang

Page 61: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

47

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang menetapkan Desa Blimbing

sebagai desa wisata sekaligus kawasan wisata budaya. Upaya tersebut juga

sebagai bentuk integrasi antara implementasi kerja Dinas Pariwisata

beserta pihak-pihak terkait dengan program pembangunan daerah yang

telah di tetapkan oleh pemerintah daerah. Hingga saat ini Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga terus mendorong masyarakat untuk

mengembangkan Desa Blimbing akan tetapi pemerintah dan pihak desa

sebagai pengelola belum membuat perencanaan secara tertulis (dokumen)

terkait target-target yang ingin dicapai sehingga pengembangan serta

pengelolaan yang dilakukan terkesan seadanya dan spontan. Tidak adanya

dokumen terkait perencanaan serta arahan bagi Desa Blimbing untuk

mengembangkan sektor pariwisata menjadi hal yang harus segera ditindak

lanjuti agar pengembangan yang dilakukan dapat berjalan secara efisien.

Page 62: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

48

Tabel 4

Wawancara DISPARPORA tentang Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

Kata Kunci Wawancara 1

(KADIS)

Wawancara 2

(KASI)

Wawancara 3

(KASI)

Story Line

Inisiator

pengembangan

desa wisata

Dari dinas itu

mengusulkan desa-desa

yang punya potensi

untuk dikembangkan

menjadi Desa Wisata.

Kami juga melihat

wisatawan sudah mulai

datang berkunjung. Dan

pihak desa juga setuju.

Kalau berbicara

inisiator ya kami

dari dinas sangat

mendorong,

kami melihat

masyarakat

budayanya

sangat kuat,

kami dan

masyarakat

sama-sama ingin

Desa Blimbing

jadi tujuan

wisata, makanya

sampe di buat

perda itu karena

karakter Desa

Blimbing ini

sudah sangat

kuat, kalau

berbicara Singo

Ulung pasti ya

Desa Blimbing

yang disebut

Sebagai inisiator kami hanya

mendorong serta memfasilitasi.

Inisiator dari

pembangunan serta

pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa

wisata adalah pemerintah

melalui Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bondowoso

Page 63: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

49

Perkembangan

Desa Blimbing

sebagai desa

wisata

kalau dari tingkat

kunjungan belum ada

data resmi yang masuk

dari pihak desa, tapi

setiap upacara bersih

desa itu selalu ramai,

kadang ada turis

mancanegara juga yang

datang

Desa Blimbing

ini tergolong

yang

perkembanganny

a lambat

kaitannya dengan

data kunjungan.

Perkembangannya kalau

dibandingkan dengan desa

wisata yang lain seperti

Lombok Kulon, Alas Somor,

Glingseran itu ya masih lambat.

Data kunjungan belum ada

sampai sekarang.

Desa Blimbing termasuk

dalam salah satu desa

wisata di Kabupaten

Bondowoso yang

perkembangannya lambat.

Belum ada data kunjungan

yang tercatat hingga saat

ini. Hal tersebut didasari

oleh kondisi masyarakat

yang belum terlalu yakin

dengan manfaat yang akan

diperoleh jika mereka

mengembangkan

kepariwisataan di Desa

Blimbing.

Upaya dalam

mendorong

keterlibatan

masyarakat

Kami sebagai

pemerintah hanya bisa

memberi arahan karena

masyarakat setempat

sebagai tuan rumah juga

harus memiliki

kesadaran dan kemauan.

Kami sudah beberapa

kali mengadakan

pertemuan dengan

masyarakat dan

memberikan bantuan

dalam hal promosi.

Disini dinas

sudah

memberikan

berbagai macam

bantuan,

meskipun belum

maksimal karena

kita harus

menetapkan

prioritas. Mana

yang tren

kunjungan dan

penguatan

Kami telah melakukan

pertemuan dengan masyarakat.

Kami juga sudah memfasilitasi

dan diharapkan masyarakat

sadar dan tergerak bahwa

pariwisata jika dikembangkan

dengan baik di Desa Blimbing

akan memberikan manfaat,

pendapatan asli desa juga naik,

nanti juga yang merasakan

masyarakat. Tapi memang

cukup susah untuk meyakinkan

masyarakat dan mendorong

Pemerintah selalu

memberikan dorongan dan

memfasilitasi masyarakat

untuk terus terlibat secara

aktif dalam

mengembangkan Desa

Blimbing sebagai desa

wisata.

Page 64: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

50

Kalau desanya terkenal

juga kan masyarakat

juga senang.

embrionya naik

ya kami

prioritaskan

masyarakat disana. Makanya

Desa Blimbing ini bisa dibilang

cukup lambat.

Forum

komunikasi

Kalo forum secara

berkala dan benar-benar

membahas sudah ada

meskipun tidak sering

tapi setiap tahun pasti

ada agendanya.

ya setiap tahun

kami selalu

memfasilitasi,

mengadakan

pertemuan,

utamanya untuk

membahas

pengembangan

pariwisata di

Desa Blimbing.

Hingga saat ini kami masih

rutin kesana diskusi dengan

masyarakat dan perangkat desa

untuk membahas

pengembangan desa kaitannya

dengan pariwisata.

Sudah beberapa kali

dilakukan pertemuan dan

diskusi bersama

masyarakat terkait

pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa

wisata.

Pendayagunaan

masyarakat

Kami sudah melakukan

pertemuan untuk

membahas potensi-

potensi yang ada dan

terus membuka

pandangan masyarakat

bahwa dengan

pariwisata itu dampak

ekonomi yang

dihasilkan sangat besar,

sebagai contoh desa

Alas Sumur sudah mulai

maju, sudah ramai

pengunjung.

Kami sudah

beberapa kali

mengadakan

pertemuan dan

selalu

mendorong

masyarakat

untuk terus

mengembangkan

pariwisata di

Desa Blimbing,

tetapi

permasalahannya

masyarakat

Kami sudah memberikan

bantuan berupa peralatan, dan

dana supaya dikelola oleh

masyarakat untuk

mengembangkan seni budaya di

Desa Blimbing sebagai daya

tarik untuk wisatawan.

Pihak dinas telah

melakukan beberapaa kali

pertemuan dengan pihak

desa beserta masyarakat

dan mendorong

masyarakat untuk terus

menggarap dan mengelola

Desa Blimbing. Beberapa

bantuan juga telah

diberikan kepada

masyarakat untuk

pengembangan kegiatan di

Desa Blimbing.

Page 65: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

51

belum yakin

kalau pariwisata

ini bisa

memberikan

manfaat nanti ke

depan.

Contohnya saja

sudah ada

Glingseran dan

Alas Somor itu

baru setahun

mereka tingkat

kunjungannya

sudah tinggi.

Komunitas Lokal

dalam

pembangunan

dan

pengembangan

desa wisata

Kalo untuk komunitas

seperti POKDARWIS

belum ada, tapi pemuda

dan masyarakat punya

karang taruna yang juga

menjadi bagian dari

masyarakat yang

mempersiapkan upacara

bersih desa.

Sudah ada, Pak

Sugeng itu sering

kesana ngurusin.

Kalau

POKDARWIS

memang belum,

kami lebih fokus

untuk destinasi

yang alam dulu

untuk

POKDARWIS.

Kalo POKDARWIS belum ada.

Akan tetapi ada karang taruna

dan kelompok seni pimpinan

Pak Tikno yang rutin latihan di

sana. Mereka juga yang selalu

terlibat waktu acara Upacara

Bersih Desa.

Di Desa Blimbing terdapat

beberapa komunitas lokal

diantaranya kelompok seni

dan belum ada

POKDARWIS sebagai

kelompok masyarakat

yang bergerak pada

pengembangan

kepariwisataan

Komitmen dalam

penerapan

prinsip ekonomi

Kalo di Desa Blimbing

kami dari dinas sangat

mendukung, soalnya

Hingga saat ini

kebudayaan di

Desa Blimbing

Ya otomatis jika pariwisata itu

dikembangkan dengan baik,

kebudayaan juga pasti lestari.

Pemerintah terus menjaga

komitmen dalam menjaga

kelestarian budaya dan

Page 66: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

52

hijau Singo Ulung, Ojung,

Topeng Konah itu kan

khas Bondowoso, tidak

ada di daerah lain dan

Desa Blimbing sebagai

lahirnya kesenian

tersebut harus aktif

untuk melestarikan. Saat

ini sudah ada beberapa

sanggar kesenian yang

mulai mengajarkan

tarian Singo Ulung.

Salah satunya yang di

Prajekkan. Kalo di Desa

Blimbing sendiri

memang belum ada

sanggar sepertinya tapi

masyarakat sudah rutin

latihan ya buat upacara

bersih desa itu salah

satunya.

ini sudah cukup

kuat, sampai saat

ini juga

masyarakat

masih rutin

mengadakan

Upacara Bersih

Desa. Kami juga

membantu

kegiatan latihan

seni di Desa

Blimbing.

Budaya di Desa Blimbing itu

sudah cukup kuat. Tinggal

bagaimana masyarakat bisa

mengelola seni dan tradisi

disana supaya bisa jadi daya

tarik kegiatan pariwisata

alam yang ada di Desa

Blimbing, untuk itu

pemerintah terus

mendorong masyarakat

untuk terus

mengembangkan

kepariwisataan di Desa

Blimbing. Dengan terus

mendorong masyarakat

untuk terus terlibat secara

aktif dalam pembangunan

serta pengembangan desa

wisata di Desa Blimbing,

pemerintah yakin aka nada

manfaat yang didapat oleh

masyarakat setempat

terutama dari segi

perekonomian.

Penerapan

prinsip

kelestarian

Di desa Blimbing itu

produknya kan budaya,

semakin berkembang

pariwisata disana pasti

juga dampaknya ke

budaya secara langsung

Masyarakat itu

sudah sadar

bahwa kegiatan

mereka itu selalu

mengundang

wisatawan,

makanya kami

ya budaya di Blimbing itu

memang harus dilestarikan.

Dengan terus mendorong

masyarakat untuk

mengembangkan pariwisata,

kami berharap masyarakat

semakin tergerak dan aktif

Dari pihak dinas sebagai

pemegang kebijakkan

selalu menghimbau kepada

masyarakat bahwa

kebudayaan yang menjadi

asset desa harus dijaga dan

dilestarikan.

Page 67: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

53

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

terus mendukung

tradisi ini supaya

terus

dilestarikan.

terlibat secara langsung untuk

melestarikan apa yang menjadi

daya tarik di Desa Blimbing.

Page 68: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

54

Tabel 5

Wawancara Pihak Desa tentang Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

Kata Kunci

Wawancara 1

(KADES)

Wawancara 2

(Pemangku Adat)

Wawancara 3

(Masyarakat)

Wawancara 4

(Masyarakat)

Story Line

Forum

komunikasi

Di sini sering

diadakan forum

tapi lebih

membahas

kepentingan desa

secara umum.

Tidak hanya

pariwisata, tetapi

juga budaya,

pembangunan

desa

Kalau saya pribadi

sering bertemu Pak

Sugeng dari dinas,

beliau juga sering

kesini. Tapi biasanya

lebih sering

membahas tentang

kesenian, beliau kan

juga punya

Padepokkan Seni di

Prajekkan. Kadang

juga membahas

bagaimana pariwisata

yang melibatkan

Kesenian Bondowoso

saya ndak tau mas

kalau itu, tapi disini

memang pak tenggih

sering mengadakan

pertemuan. Banyak

hal yang dibahas.

Kadang ya tentang

tani, tentang bersih

desa, tentang

masyarakat dan

permasalahan desa.

kalau acara bersama

masyarakat disini

sering mas. Tapi

untuk yang

membahas

pariwisata itu masih

jarang. Kalau saya

sendiri itu inginnya

ada bantuan buat

membangun gapura

di makam Juk

Sengah itu mas.

Terus di jalan itu di

kasih penunjuk jalan

kalau disini itu Desa

tempat lahirnya

Singo Ulung.

kalau acara bersama

masyarakat disini sering

mas. Tapi untuk yang

membahas pariwisata

itu masih jarang. Kalau

saya sendiri itu

inginnya ada bantuan

buat membangun

gapura di makam Juk

Sengah itu mas. Terus

di jalan itu di kasih

penunjuk jalan kalau

disini itu Desa tempat

lahirnya Singo Ulung.

Page 69: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

55

4. Keterlibatan Masyarakat Lokal

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak desa dan beberapa

masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan desa

termasuk kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata seperti Upacara

Bersih Desa dapat dikatakan 100 persen masyarakat terlibat. Masyarakat

Desa Blimbing menganggap kebudayaan yang ada di Desa Blimbing

hingga saat ini sebagai identitas dan mereka berkomitmen untuk terus

menjaga dan melestarikannya. Hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat

mulai dari yang berusia anak-anak, remaja hingga lanjut usia yang masih

berlatih kesenian tradisional. Masyarakat juga meyakini bahwa jika tradisi

yang ada tidak dijaga dan dipertahankan, akan mendatangkan bencana

terhadap kehidupan di Desa Blimbing. Tidak hanya tentang kebudayaan,

kondisi masyarakat agraris yang sangat bergantung terhadap lingkungan

alam juga mendorong masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian alam.

Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani

berkeyakinan bahwa mata pecaharian mereka sangat bergantung dengan

kondisi alam. Bencana kekeringan dapat berdampak fatal bagi kehidupan

para petani.

Masyarakat juga yakin dengan adanya pariwisata berbasis

kebudayaan yang di kembangkan di desa mereka tidak akan mengganggu

eksistensi kebudayaan yang bertahan hingga saat ini dan justru akan

berdampak positif terhadap kelestarian budaya setempat. Karakter

masyarakat yang sangat berpegang teguh terhadap kebudayaan lokal

meyakinkan bahwa sampai kapanpun tradisi dan budaya yang ada tidak

Page 70: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

56

akan pernah kalah terkikis oleh kepentingan-kepentingan yang lainnya.

Penghargaan yang tinggi akan kebudayaan lokal yang dimiliki secara tidak

langsung juga mendorong masyarakat untuk terlibat dalam setiap kegiatan

pariwisata yang ada untuk memastikan bahwa kebudayaan yang dijadikan

sebagai produk wisata tidak menyimpang ataupun mengikis kebudayaan

asli yang ada.

Meskipun tingkat keterlibatan masyarakat dapat dikatakan cukup

tinggi akan tetapi hingga saat ini di Desa Blimbing belum ada komunitas

lokal yang secara khusus dibentuk untuk mengelola serta

mengembangkan kegiatan wisata di desa tersebut. Komunitas lokal yang

ada hingga saat ini adalah komunitas yang berorientasi pada kegiatan

kesenian seperti Komunitas Singo Ulung Bintang Pusaka serta Komunitas

Hadrah.

Page 71: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

57

Tabel 6

Wawancara DISPARPORA tentang Keterlibatan Masyarakat

Kata kunci Wawancara 1

(KADIS)

Wawancara 2

(KASI)

Wawancara 3

(KASI)

Story line

Bentuk

pendayagunaan

masyarakat

Di Desa Blimbing yang

keunggulannya pada

kebudayaan otomatis yang

paham betul adalah

masyarakat, dan yang

mengerti juga masyarakat

sehingga kami

memberikan kuasa penuh

kepada masyarakat, kami

hanya mengarahkan. Dan

menurut saya jika

kebudayaan terus

dilestarikan secara

langsung maupun tidak

juga akan baik dampaknya

untuk pembangunan

pariwisata di Desa

Blimbing.

Setiap ada acara di sana,

contohnya upacara bersih

desa, acara-acara kesenian

itu juga masyarakat

langsung yang terlibat.

Kami dari dinas cuma

membantu memberikan

arahan

Masyarakat semuanya kami

dorong sama-sama untuk

melestarikan kebudayaan

yang ada. Singo Ulung ini

identitas Desa Blimbing,

mulai dari latihan hingga

bantuan berupa materi

sudah kami berikan.

Hingga saat ini Dinas

Pariwisata Pemuda

dan Olahraga

mendorong

masyarakat secara

langsung untuk

membangun

pariwisata khususnya

melalui potensi

kebudayaan yang

dimiiki. Sebagai salah

satu identitas

Kabupaten

Bondowoso,

kebudayaan di Desa

Blimbing harus tetap

dijaga dan pihak dinas

berkeyakinan bahwa

masyarakat Desa

Belimbing sendiri

yang lebih mengerti

bagaimana cara untuk

tetap menjaga

kelestarian. Sehingga

Page 72: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

58

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

dengan kelestarian

yang tetap terjaga

sektor pariwisata akan

dapat terus

berkembang

Komunitas Lokal

dalam

pembangunan dan

pengembangan

desa wisata

Kalo untuk komunitas

seperti POKDARWIS

belum ada, tapi pemuda

dan masyarakat punya

karang taruna yang juga

menjadi bagian dari

masyarakat yang

mempersiapkan upacara

bersih desa.

Sudah ada, Pak Sugeng itu

sering kesana ngurusin.

Kalau POKDARWIS

memang belum, kami

lebih fokus untuk destinasi

yang alam dulu untuk

POKDARWIS.

Kalo POKDARWIS belum

ada. Akan tetapi ada karang

taruna dan kelompok seni

pimpinan Pak Tikno yang

rutin latihan di sana. Mereka

juga yang selalu terlibat

waktu acara Upacara Bersih

Desa.

Di Desa Blimbing

terdapat beberapa

komunitas lokal

diantaranya kelompok

seni dan belum ada

POKDARWIS

sebagai kelompok

masyarakat yang

bergerak pada

pengembangan

kepariwisataan

Page 73: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

59

Tabel 7

Wawancara Pihak Desa tentang Keterlibatan Masyarkat

Kata Kunci

Wawancara 1

(KADES)

Wawancara 2

(Pemangku Adat)

Wawancara 3

(Masyarakat)

Wawancara 4

(Masyarakat)

Story Line

Komunitas

lokal yang ada

di Desa

Blimbing

ada disini punya

kelompok hadrah

dan ada komunitas

seni Singo Ulung

Di sini ada

perkumpulan Seni

Singo Ulung Bintang

Pusaka. Itu saya

langsung yang

melatih. Banyak juga

orang dari luar yang

datang belajar, ada

yang cuma nonton pas

waktu latihan

kalau tidak salah

itu ada kelompok

seni Singo

Ulung, ada

hadrah juga.

Kalau di depan

itu tim voli desa

kalau sesuai di profil

desa disini itu ada

kelompok seni yang

Pak Tikno itu, ada

hadrah, ada juga tim

voli.

Di Desa Blimbing terdapat

Komunitas Seni Singo Ulung

Bintang Pusaka, Kelompok

Kesenian Hadrah, akan tetapi

belum dibentuk komunitas

lokal yang khusus untuk

mengelola kegiatan

kepariwisataan di Desa

Blimbing.

jumlah

masyarakat

lokal yang

terlibat dalam

pengembangan

desa wisata

semua masyarakat

terlibat, ada yang

kerja itu kadang

sampe cuti atau

libur. Yang

biasanya ke sawah

itu libur dulu.

seluruh masyarakat

wajib terlibat kalo

tentang tradisi dan

membangun desa, tapi

untuk pembangunan

desa wisata belum

tahu, mungkin hanya

yang bekerja di desa

saja. Kalo untuk

pembangunan Desa

itu kewenangan Pak

tenggi (Kepala Desa)

Kalo jumlahnya

saya kurang tau,

tapi setiap ada

kegiatan apapun

masyarakat disini

selalu terlibat,

apalagi kalo

acaranya

berkaitan dengan

adat tradisi disini

semua pasti terlibat

mas. Mulai dari

yang muda sampe

bapak-bapak disini

itu kalau kegiatan

desa pasti ikut. Sama

seperti kerja bakti

disini juga ramai

pasti

Dalam pengembangan desa

wisata di Desa Blimbing,

masyarakat terlibat sepnuhnya.

Hal ini di dasari juga oleh

bentuk pengembangan produk

wisata di Desa Blimbing yang

berorientasi terhadap

kebudayaan setempat, dimana

kebudayaan merupakan hal

yang sangat dijaga dan di

cintai oleh masyarakat

setempat.

Page 74: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

60

Presentase

masyarakat

yang terlibat

dalam

pengembangan

desa wisata

hampir 100 persen

masyarakat

terlibat. Biasanya

ada orang dari

desa lain juga ikut

datang. Ada yang

nonton, ada yang

juga ikut bantu

Ya harus 100 persen

terlibat, dan untuk

pembangunan di sini

saya rasa masyarakat

sudah terlibat, tetapi

juga butuh bimbingan

dari orang-orang yang

lebih paham dengan

pariwisata

ya mungkin

hampir 100

persen

masyarakat

ya 100 %

masyarakat disini

terlibat. Kadang dari

desa lain juga datang

kesini.

100 persen masyarkaat terlibat

dan harus ada bimbingan dan

arahan yang jelas dari pihak-

pihak lain terutama dinas

setempat.

Komitmen

dalam

penerapan

prinsip

ekonomi hijau

ya kalo dari pihak

desa terus sampai

kapanpun akan

mendorong

pelestarian, salah

satunya dengan

membuat

kelompok-

kelompok seni.

ya karena tradisi

disini itu kan sangat

sakral, jadi harus tetap

dilaksanakan.

Contohnya seperti

Ojung itu kan

penarinya harus

sampai mengeluarkan

darah. Pernah dulu

Ojung itu tidak

diadakan dan pernah

penarinya itu tidak

sampai keluar darah

dan pasti langsung

datang bencana,

kekeringan, gagal

panen, selalu ada

bencana kalau tidak

sesuai dengan tradisi

masyarakat itu

hidupnya disini

sebagian besar

tani, bergantung

sama alam mas.

Ya dengan kaya

gitu juga

masyarakat pasti

sadar jangan

sampe disini itu

rusak. Kalo

budayanya

memang sudah

kental dari dulu,

dan masyarakat

juga sampe

sekarang masih

mempertahankan.

kalau menurut saya

di desa ini yang

masih memegang

teguh budayanya.

Karna memang kan

Singo Ulung itu juga

kan lahirnya disini.

Pemerintah juga

sudah menetapkan

kalau disini itu desa

wisata. Kalau

memang nanti desa

ini maju, masyarakat

pasti tetap

menjadikan budaya

disini sebagai aturan

mas. Insyallah tidak

berubah

Pihak desa beserta masyarakat

akan terus mendorong upaya-

upaya pelestarian karena

kehidupan masyarakat

sebagian besar bergantung

pada alam dan budaya sekitar.

Page 75: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

61

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

Penerapan

prinsip

kelestarian

dari desa selalu

mengingatkan

kepada

masyarakat,

sampai kapan dan

pembangunan

seperti apapun

yang dilakukan

jangan sampai

desa ini lupa

dengan tradisi dan

budaya yang ada.

Kalau di Desa

Blimbing kan

kesenian dan bersih

desa itu yang jadi

unggulan jadi

otomatis kalau mau

jadi pariwisata ya kita

harus

mempertahankan

kesenian dan tradisi

itu sampai kapanpun.

Seperti sekarang ini

kan tradisi itu masih

ada, masih

dipertahankan jangan

sampai nanti beberapa

tahun lagi tradisi itu

sudah hilang.

ya semuanya

yang dilakukan

disini selalu

berusaha

mempertahankan

semuanya biar

tidak hilang mas.

Kalo kesenian itu

disini mulai dari

anak kecil sampe

bapak-bapak itu

ikut latihan. Jadi

kalo budaya

disini terus

dipertahankan

Insyallah

dampaknya juga

bagus buat

pariwisatanya

kalau alam disini

memang masih asri

gini mas.

Masyarakat yang

tani juga kan

bergantungnya sama

alam. Kalau sampe

kekeringan kan ndak

bisa panen juga.

Kalau kaitannya

dengan budaya

sampai saat ini

masih dijaga terus.

Bersih Desa itu saja

kan sudah 500 tahun

lebih mas. Jadi

kalaupun jadi tempat

wisata pasti ya

budaya itu lagi yang

dicari wisatawan

Dari pihak dinas sebagai

pemegang kebijakkan selalu

menghimbau kepada

masyarakat bahwa kebudayaan

yang menjadi asset desa harus

dijaga dan dilestarikan.

Page 76: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

62

5. Tingkat Perkembangan Pariwisata di Desa Blimbing

Hingga saat ini belum ada catatan terkait data kunjungan

wisatawan. Namun menurut penuturan masyarakat setempat, wisatawan

yang datang mayoritas berasal dari Kabupaten Bondowoso serta

kabupaten/kota yang berada di sekitaran Kabupaten Bondowoso. Hal ini

mengindikasikan bahwa daya tarik wisata yang ada di Desa Blimbing

belum terlalu dikenal masyarakat secara luas dan jika dilihat dari segi

kepopulerannya baru berkembang dalam skala lokal dan regional.

Infrastruktur jalan juga menjadi hal yang harus diperhatikan selain

daya tarik. Untuk menuju Desa Blimbing, wisatawan dapat melalui jalan

provinsi yang menghubungkan Kabupaten Bondowoso dengan Kabupaten

Situbondo. Wisatawan yang ingin memanfaatkan mode transportasi umum

untuk mencapai Desa Blimbing hanya bisa sampai pintu gerbang desa

dikarenakan belum ada transportasi umum yang beroperasi hingga masuk

ke dalam desa. Untuk dapat masuk ke dalam Desa Blimbing, wisatawan

dapat memanfaatkan jasa ojek yang dapat di jumpai di sekitaran pintu

gerbang masuk menuju Desa Blimbing.

Page 77: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

63

Gambar 7

Gapura Gerbang Desa Blimbing

Berdasarkan hasil observasi dilapangan terkait kondisi jalan di

dalam Desa Bimbing ditemukan beberapa titik jalan yang perlu

mendapatkan perbaikkan dan ada beberapa ruas jalan yang belum di aspal..

Ditemukan beberapa titik jalan yang berlubang. Kondisi ini akan

membahayakan pengendara yang melintas di malam hari karena tidak ada

lampu penerangan jalan yang memadai. Selain itu lebar jalan hanya sekitar

3 meter dan tidak memungkinkan untuk dilaui kendaraan besar seperti bus.

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 78: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

64

Gambar 8

Kendaraan Melintasi Jalan Desa

Gambar 9

Ruas Jalan yang Belum Diaspal

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 79: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

65

Tabel 8

Wawancara DISPARPORA tentang Perkembangan Desa Blimbing sebagai Desa Wisata

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

Kata Kunci Wawancara 1

(KADIS)

Wawancara 2

(KASI)

Wawancara 3

(KASI)

Story Line

Perkembangan

Desa Blimbing

sebagai desa

wisata

kalau dari tingkat

kunjungan belum

ada data resmi yang

masuk dari pihak

desa, tapi setiap

upacara bersih desa

itu selalu ramai,

kadang ada turis

mancanegara juga

yang datang

Desa Blimbing ini

tergolong yang

perkembangannya

lambat kaitannya

dengan data

kunjungan.

Perkembangannya kalau

dibandingkan dengan

desa wisata yang lain

seperti Lombok Kulon,

Alas Somor, Glingseran

itu ya masih lambat.

Data kunjungan belum

ada sampai sekarang.

Desa Blimbing termasuk dalam

salah satu desa wisata di

Kabupaten Bondowoso yang

perkembangannya lambat. Belum

ada data kunjungan yang tercatat

hingga saat ini. Hal tersebut

didasari oleh kondisi masyarakat

yang belum terlalu yakin dengan

manfaat yang akan diperoleh jika

mereka mengembangkan

kepariwisataan di Desa Blimbing.

Page 80: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

66

Tabel 9

Wawancara Pihak Desa tentang Perkembangan Desa Blimbing sebagai Desa Wisata

Sumber : Olahan Peneliti, 2017

Kata Kunci

Wawancara 1

(KADES)

Wawancara 2

(Pemangku Adat)

Wawancara 3

(Masyarakat)

Wawancara 4

(Masyarakat)

Story Line

Perkembangan

Desa Blimbing

sebagai desa

wisata

kalo disini belum

banyak kegiatan,

ya paling yang

datang itu yang

penelitian kaya

adek ini, ada juga

yang datang waktu

acara-acara desa.

Yang keluar justru

banyak, ada yang

sekolah di luar

kota

kalau disini itu turis

datang hanya pas

bersih desa saja, kalau

hari lain mungkin

hanya datang waktu

mau ikut latihan saja.

Kalau data kunjungan

mungkin bisa

ditanyakan di kantor

desa. Masyarakat pasti

senang kalau desanya

jadi tempat wisata

tetapi kan untuk

menjadi seperti itu

butuh proses yang

panjang

Kalau lagi ada

acara bersih

desa itu ramai

mas. Saya juga

ingin Blimbing

itu bisa terkenal

seninya seperti

yang di

Prajekkan itu

kalau kunjungan setau

saya memang musiman

mas. soalnya memang

hanya pas bersih desa itu,

setelah itu ya sepi lagi.

Masyarakat juga

inginnya desa ini bisa

jadi tempat wisata, tapi

bingung juga mas disini

tempa wisatanya sedikit.

Orang sini itu kan juga

pengetahuannya masih

kurang kalo buat

pariwisata. Butuh

bimbingan lagi

Wisatawan datang pada

saat ada acara-acara desa

seperti Upacara bersih

desa. Adapula yang datang

untuk melakukan

penelitian serta belajar

kesenian setempat.

Masyarakat sangat

menerima dan senang

apabila Desa Blimbing

semakin ramai dikunjungi

wisatawan.

Page 81: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

67

B. Pembahasan

1. Kekuatan Daya Tarik Desa Blimbing

Sebagai desa yang telah ditetapkan menjadi sebuah desa wisata,

Desa Blimbing memiliki daya tarik berupa kebudayaan lokal. Kebudayaan

yang menjadi daya tarik tersebut merupakan kebudayaan yang berorientasi

pada perilaku budaya yang kegiatan utamanya melibatkan kegiatan

berperilaku, seperti ritual, berkesenian, dan keterampilan. Upacara Bersih

Desa yang dipadukan dengan kesenian tradisional setempat menjadi daya

tarik utama bagi wisatawan yang datang berkunjung. Wisatawan yang

datang berkunjung dapat mempelajari secara langsung kebudayaan yang

ada di Desa Blimbing. Masyarakat sangat terbuka dengan wisatawan yang

ingin terlibat dan mempelajari tradisi-tradisi di Desa Blimbing.

Meskipun Upacara Bersih Desa sudah sangat lazim dilaksanakan di

beberapa daerah di Indonesia terutama di Pulau Jawa, pasti setiap daerah

memiliki keunikkan masing-masing. Di Desa Blimbing, tradisi tersebut

sudah dilaksanakan sejak sekitar 500 tahun lalu dan belum berubah tata

cara pelaksanaannya hingga saat ini. Banyak hal unik yang dapat

ditemukan pada tradisi tersebut, diantaranya adalah larangan untuk

berbicara pada saat memasak sesajen, lalu pada saat pelaksanaan Ojung,

pertarungan baru bisa berakhir pada saat salah satu petarung mengeluarkan

darah dari tubuhnya, masyarakat yakin jika hal tersebut dilanggar maka

akan mendatangkan bencana bagi masyarakat setempat seperti,

kekeringan, gagal panen, dan beberapa hal lain. Kesan magis yang berasal

dari mitos serta kepercayaan terkait sakralnya tradisi tersebut ditambah

Page 82: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

68

legenda serta sejarah Desa Blimbing menjadikan tradisi tersebut semakin

unik dan hanya dapat dijumpai di Desa Blimbing.

Hal lain yang menjadi perhatian pada pembahasan terkait daya

tarik adalah skala kepopuleran dari daya tarik tersebut. Meskipun tingkat

keunikkan daya tarik utama di Desa Blimbing dapat dikatakan sangat

tinggi namun skala kepopuleran daya tarik tersebut berada pada skala lokal

dan regional. Hal tersebut dapat diindikasikan dari kunjungan wisata yang

didominasi oleh wisatawan dari kabupaten/kota yang berada di sekitaran

Kabupaten Bondowoso dan wisatawan yang berasal dari dalam Kabupaten

Bondowoso. Peneliti menganggap kurangnya promosi yang dilakukan oleh

pemerintah beserta pihak desa sebagai pengelola menjadi salah satu

penyebab dari kurang populernya daya tarik yang ada di Desa Blimbing.

meskipun daya tarik tari tersebut telah masuk dalam calendar of events

akan tetapi Desa Blimbing belum masuk dalam Tourism Map Kabupaten

Bondowoso serta tidak ditemukannya paket wisata yang mengemas

kegiatan wisata di Desa Blimbing.

Hingga saat ini belum ada pengembangan terkait aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat yang melibatkan wisatawan, kegiatan

yang melibatkan partisipasi wisatawan hanya terpaku pada kegiatan-

kegiatan desa seperti Upacara Bersih Desa yang hanya dilaksanakan

setahun sekali, padahal ada beberapa aktivitas yang sangat potensial untuk

dikembangkan, sebagai contoh dengan kehidupan masyarakat yang

sebagian besar bergantung pada sektor agraris yakni pertanian padi dan

perkebunan tebu yang sangat jarang ditemukan di kawasan perkotaan

Page 83: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

69

dapat dikemas menjadi sebuah aktivitas yang dapat ditawarkan kepada

wisatawan sehingga menambah keragaman aktivitas dan kunjungan

wisatawan tidak hanya terjadi pada saat dilaksanakannya Upacara Bersih

Desa saja.

Dalam membangun serta mengembangkan sebuah destinasi wisata,

tidak bisa hanya mengembangkan daya tarik serta aktivitas saja, melainkan

harus menyeluruh terhadap produk wisata yang ditawarkan. Aksesibilitas

di Desa Blimbing juga perlu dibenahi, infrastruktur jalan dan sarana

transportasi juga harus diperhatikan. Selain untuk mendukung kegiatan

pariwisata di Desa Blimbing, Pembenahan infrastruktur dan sarana

transportasi juga dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan

sehari-sehari. Meskipun pembangunan daerah perdesaan tidak boleh

dilakukan secara besar-besaran karena takut akan menghilangkan

karakteristik aslinya, bukan berarti masyarakat perdesaan dibiarkan dalam

penderitaan karena keterbatasan infrastruktur dan fasilitas.

Sarana akomodasi bagi wisatawan juga harus menjadi hal yang

diperhatikan dalam pengembangan desa wisata. Sarana akomodasi di

dalam Desa Wisata bukan berarti harus membangun hotel dengan fasilitas

mewah dan modern, cukup dengan mendorong serta memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan fasilitas

akomodasi yang sesuai dengan struktur kehidupan dan tempat tinggal

masyarakat setempat. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan

originalitas dan keaslian karakter perdesaan tersebut. Keaslian akan

memberikan manfaat bersaing bagi produk pariwisata perdesaan dan akan

Page 84: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

70

mewujudkan keorisinilan, rasa khas daerah, dan kebanggaan daerah,

Nasikun dalam (Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011:49) selain itu dengan

memanfaatkan fasilitas dan bangunan yang ada, masyarakat akan

menerima manfaat secara langsung dari pembangunan serta

pengembangan di daerah setempat.

2. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

Pemerintah menjadi inisiator dalam pengembangan desa wisata di

Desa Blimbing didasari oleh kuatnya kebudayaan yang ada di Desa

Blimbing dan masih bertahan hingga saat ini. Masyarakat juga turut

berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan kebudayaan yang

mereka miliki, Di Desa Blimbing seluruh komponen masyarakat mulai

dari anak-anak hingga lanjut usia selalu terlibat dalam kegiatan

kebudayaan di desa contohnya dalam kegiatan Upacara Bersih Desa dan

Latihan-latihan rutin kesenian lokal. Selain itu Desa Blimbing juga

menjadi salah satu tempat lahirnya ikon kebudayaan di Kabupaten

Bondowoso yakni Kesenian Singo Ulung. Pemerintah berpendapat bahwa

karakter kuat dan keunikan yang dimiliki oleh Desa Blimbing dapat

dikembangkan menjadi daya tarik wisata sehingga dapat memberikan

manfaat bagi pembangunan Kabupaten Bondowoso khususnya sebagai

destinasi wisata dan memberikan dampak positif pula bagi masyarakat di

Desa Blimbing. Pemerintah melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Bondowoso telah memberikan kewenangan secara

penuh kepada masyarakat Desa Blimbing untuk mengembangkan dan

Page 85: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

71

mengelola kegiatan pariwisata di desa setempat sebagai upaya melibatkan

dan mendayagunakan masyarakat lokal.

Pemerintah telah memberikan beberapa bantuan berupa peralatan

serta bimbingan kepada masyarakat terkait kepariwisataan dan diharapkan

masyarakat dapat tergerak untuk mengembangkan kepariwisataan di Desa

Blimbing. Meskipun masyarakat mengerti akan manfaat dan dampak

positif dari pengembangan kepariwisataan yang dihasilkan, cukup sulit

untuk meyakinkan dan mendorong masyarakat dan pihak desa untuk

mengembangkan kepariwisataan di Desa Blimbing disebabkan tingkat

kunjungan wisatawan yang masih rendah dan manfaat ekonomis yang

belum terasa bagi masyarakat hingga saat ini. Masyarakat juga masih

membutuhkan banyak bimbingan dari pihak-pihak yang mengerti akan

pembangunan dan pengembangan kepariwsiataan. Meskipun pemerintah

beberapa kali melakukan pertemuan dengan masyarakat, akan tetapi belum

pernah dilakukan pelatihan intensif bagi masyarakat terkait bagaimana

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan Desa

Blimbing sebagai desa wisata. Forum komunikasi yang dilakukan pihak

desa juga tidak sepenuhnya membahas kegiatan wisata di Desa Blimbing,

sehingga perkembangan terkait kepariwisataan di Desa Blimbing terkesan

jalan di tempat tanpa adanya perkembangan yang signifikan.

Hingga saat penelitian ini dilakukan, peneliti tidak menemukan

adanya dokumen terkait perencanaan maupun pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa wisata, sehingga pengembangan yang dilakukan

bersifat spontan dan tanpa arah yang jelas.

Page 86: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

72

3. Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Desa Wisata di

Desa Blimbing

Berdasarkan hasil wawancara bersama pihak-pihak yang berkaitan

dengan pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata, diperoleh data

bahwa keterlibatan masyarakat dalam hal pelestarian kebudayaan sangat

tinggi. Hampir seluruh masyarakat terlibat dalam keiatan-kegiatan

kebudayaan yang ada, akan tetapi keterlibatan masyarakat tersebut belum

maksimal dalam konteks pengembangan pariwisata di Desa Blimbing.

Ketidakjelasan terkait arah pengembangan serta langkah-langkah yang

harus dilakukan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata di Desa

Blimbing menjadi salah satu penghambat dalam perkembangan Desa

Blimbing sebagai Desa Wisata. Hal tersebut juga didasari oleh kondisi di

desa Blimbing yang hingga saat ini belum memiliki pengelolaan yang jelas

dalam artian tidak ada kelompok atau komunitas lokal yang bertugas untuk

melakukan pengelolaan kepariwisataan di Desa Blimbing.

Tidak adanya kelompok pengelola tersebut berakibat pada tidak

adanya struktur organisasi yang memetakan tugas dan pekerjaan yang

harus dilakukan untuk mengembangkan Desa Blimbing. Tidak adanya

kelompok pengelola tersebut di dasari oleh kebijakkan Dinas Priwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bondowoso yang memprioritaskan

pembentukan kelompok pengelola dalam hal ini POKDARWIS untuk

daerah-daerah yang memiliki daya tarik wisata alam seperti di kawasan

pendakian Gunung Raung dan beberapa destinasi wisata di Kabupaten

Bondowoso yang pesat perkembangannya seperti di Kawasan Wisata Batu

Susun Solor. Kebijakan tersebut juga dirasa menghambat perkembangan

Page 87: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

73

kepariwisataan di Desa Blimbing, sebab dengan dibangunnya

POKDARWIS akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pembangunan kepariwisataan serta membantu Desa Blimbing dalam

membangun kepariwisataannya.

Sadar wisata digambarkan sebagai bentuk kesadaran masyarakat

untuk berperan aktif dalam beberapa hal, diantaranya, masyarakat

menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah yang baik

bagi wisatawan yang berkunjung untuk mewujudkan lingkungan dan

suasana yang kondusif sebagaimana tertian dalam slogan sapta pesona,

serta Masyarakat menyadari akan hak dan kebutuhannya untuk menjadi

pelaku wisata, (Rahim 2012:5). Fungsi utama POKDARWIS yang

dikemukakan oleh Putra (2013:10) diantaranya mengembangkan atraksi

wisata, meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan atraksi wisata,

serta menigkatkan fasilitas wisata.

4. Tingkat Perkembangan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

sebagai Desa Wisata

Perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata tergolong

lambat. Pihak Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bondowoso mengatakan bahwa Desa Blimbing termasuk dalam salah satu

desa wisata yang perkembangannya sangat lambat khususnya jika ditinjau

dari data kunjungan wisatawan. Memang hingga saat ini belum ada data

pasti yang mencatat jumlah kunjungan wistawan dikarenakan tingkat

kunjungan yang masih rendah. Seharusnya pencatatan jumlah kunjungan

wisatawan harus tetap dilakukan sebagai bahan acuan dalam melakukan

Page 88: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

74

pengembangan serta mengetahui karakter wisatawan yang datang tanpa

harus menunggu sampai tingkat kunjungan wisatawannya menjadi tinggi.

Infrastruktur yang terdapat di Desa Blimbing juga masih sangat minim dan

butuh pembenahan secara menyeluruh sebagai wujud pembangunan di

Desa Blimbing.

Pembangunan serta pengembangan yang dilakukan di Desa

Blimbing harus tetap mengacu pada konsep pembangunan pariwisata

berkelanjutan, terutama dalam mendukung perkembangan pariwisata

budaya di Indonesia. Berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan,

Desa Blimbing belum sepenuhnya memenuhi kriteria sebagai desa wisata

yang menerapkan prinsip ekonomi hijau dimana ekonomi hijau merupakan

sebuah bentuk pembangunan serta pengembangan salah satunya sektor

pariwisata yang bertumpu pada konsep pengembangan berkelanjutan.

Dampak ekonomi dari kegiatan wisata yang dilakukan belum dirasakan

secara maksimal karena keterlibatan masyarakat yang ada saat ini sebagian

besar masih terfokus pada kegiatan-kegiatan serta kebudayaan lokal

padahal seharusnya kedua hal tersebut harus dapat berjalan bersama-sama.

Selain itu, upaya pengelolaan dirasakan belum maksimal karena tidak ada

pembentukkan komunitas lokal sebagai organisasi yang mengelola Desa

Blimbing sebagai desa wisata. Dalam menentukan tingkat perkembangan

Desa Blimbing peneliti menggunakan Konsep Product Life Cycle yang di

perkenalkan oleh Butler. Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan

sebelumnya, Kondisi Perkembangan Desa Blimbing berada pada tahap

Exploration. Pada tahap tersebut, jumlah wisatawan masih sangat sedikit

Page 89: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

75

dan umumnya bertipe allocentrics atau eksplorer, infrastruktur yang masih

minim atau bahkan belum ada, dan daya tarik wisata umumnya adalah

alam dan budaya yang masih asli, Butler dalam Gartner dalam (Pusat

Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif, 2011:25-26).

Gambar 10

Tahapan Perkembangan Destinasi Pariwisata

Sumber : Butler dalam Gartner dalam (Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kepariwisataan Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011:25)

Page 90: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kekuatan Daya Tarik Desa Blimbing

Sebagai desa wisata, Desa Blimbing memiliki daya tarik utama

berupa perilaku budaya yang tergambar pada ritual serta kesenian lokal

diantaranya adalah Tradisi Upacara Bersih Desa, Kesenian Singo Ulung,

Kesenian Ojung, Kesenian Tandek Bini’, Kesenian Topeng Konah, dan

Kehidupaan Masyarakat Jawa dan Madura (Mandhalungan) yang berbaur

menjadi satu dalam kehidupan perdesaan. Daya tarik tersebut memiliki

tingkat keunikkan yang sangat tinggi sebab hanya terdapat satu-satunya di

Indonesia. Ditinjau dari skala kepopulerannya daya tarik utama Desa

Blimbing tersebut berada pada skala lokal dan regional. Kegiatan promosi

terkait daya tarik wisata Desa Blimbing tersebut dirasa masih kurang

diperhatikan oleh pemerintah. Selain itu, daya tarik yang dimiliki Desa

Blimbing belum ditunjang dengan infrastruktur, fasilitas, serta akomodasi

yang memadai sehingga menyulitkan wisatawan yang ingin berkunjung ke

Desa Blimbing untuk menikmati daya tarik tersebut.

2. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

Inisiator Pengembangan Desa Wisata di Desa Blimbing adalah

pemerintah dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Upaya

pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata telah sesuai dengan

Page 91: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

77

Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bondowoso Tahun 2011-2031 yang menyatakan bahwa Desa

Blimbing telah ditetapkan sebagai desa wisata sekaligus sebagai kawasan

wisata budaya namun hingga saat ini belum ada perencanaan yang jelas

terkait pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata sehingga

pengelolaan yang dilakukan saat ini hanya bersifat spontan tanpa arahan

serta pemetaan target yang ingin dicapai.

3. Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Desa Wisata di

Desa Blimbing

Hampir seluruh masyarakat setempat terlibat dalam kegiatan-

kegiatan di Desa Blimbing terutama dalam kegiatan yang berkaitan dengan

kebudayaan setempat akan tetapi keterlibatan tersebut masih dirasa belum

maksimal dalam artian keterlibatan masyarakat yang terjadi saat ini hanya

terbatas pada kegiatan-kegiatan kebudayaan setempat, sementara hal

teknis dalam pengembangan desa wisata di Desa Blimbing justru terkesan

kurang mendapatkan perhatian. Hal tersebut didasari oleh kurangnya

pengetahuan masyarakat terkait langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam mengembangkan sektor pariwisata di Desa Blimbing. Kurangnya

forum-forum yang diadakan untuk membahas pengembangan Desa

Blimbing juga menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah

dan masyarakat.

Di Desa Blimbing juga tidak ada komunitas lokal yang khusus

dibentuk untuk menjadi pengelola desa wisata dan dengan tidak adanya

organisasi yang bertugas sebagai pengelola tersebut ditambah kurangnya

forum komunikasi yang dilakukan menjadikan masyarakat semakin tidak

Page 92: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

78

paham tentang apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan Desa

Blimbing ke depannya.

4. Tingkat Perkembangan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing

sebagai Desa Wisata

Perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata tergolong

lambat khususnya dalam hal jumlah kunjungan. Kunjungan wisatawan

yang ramai hanya terjadi pada saat penyelenggaraan Upacara Bersih Desa.

Hingga saat ini belum ada data kunjungan yang mencatat dengan pasti

jumlah kunjungan wisatawan yang datang. Sehingga pengukuran

perkembangan pariwisata di Desa Blimbing hanya berdasarkan keterangan

yang diberikan oleh pihak dinas terkait dan masyarakat. Selain itu

infrastruktur yang tersedia juga masih minim sehingga memunculkan

kesimpulan bahwa kegiatan pariwisata di Desa Blimbing belum

memberikan dampak positif bagi pembangunan khususnya dalam hal

ekonomi dan pembangunan infrastruktur desa.

Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat perkembangan Desa Blimbing sebagai sebuah desa wisata berada

pada tahap Exploration yang dapat dibuktikan dengan tingkat kunjungan

wisatawan ke Desa Blimbing yang masih rendah, infrastruktur yang sangat

minim, serta daya tarik yang berasal dari kebudayaan asli daerah setempat.

Page 93: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

79

B. Saran

Sebagai sebuah desa wisata, masih banyak hal yang harus dibenahi oleh

Desa Blimbing agar pengembangan yang dilakukan sesuai dengan apa yang

diharapkan. Peneliti memberikan beberapa saran terkait hal-hal yang harus segera

dibenahi sehingga Desa Blimbing dapat berkembang menjadi lebih baik dan

memberikan manfaat khususnya bagi masyarakat. Beberapa saran yang diberikan

diantaranya sebagai berikut :

1. Melakukan pengembangan aktivitas dan daya tarik dengan memanfaatkan

kebudayaan serta kehidupan sehari-hari masyarakat setempat seperti

berkebun, bertani dan sebagainya sehingga akan muncul keberagaman

aktivitas dan daya tarik bagi wisatawan. Hal tersebut sebagai upaya

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sehingga kunjungan

wisatawan tidak hanya bergantung pada saat Upacara Bersih Desa saja.

Selain itu perlu pula dilakukan kegiatan promosi sebagai bentuk

pemberian informasi terkait eksistensi sektor pariwisata di Desa Blimbing

yang didasarkan pada penelitian terhadap metode-metode pemasaran yang

tepat untuk diterapkan.

2. Pemerintah sebagai inisiator diharapkan dapat meningkatkan intensitas

pertemuan sebagai upaya agar komunikasi antara pemerintah dan

masyarakat dapat terjalin lebih baik sehingga apa yang menjadi keinginan

bersama dapat terwujud. Selain itu diharapkan pemerintah dapat

memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat serta

menciptakan kondisi yang kondusif agar masyarakat semakin terdorong

untuk mengembangkan Desa Blimbing sebagai desa wisata dan tentunya

Page 94: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

80

hal tersebut juga harus didukung oleh kemauan masyarakat untuk terlibat

secara aktif dalam mengembangkan Desa Blimbing. selanjutnya yang

tidak kalah pentingnya adalah membuat perencanaan yang jelas terkait

arah dan target yang ingin dicapai dalam mengembangkan Desa Blimbing,

dan turut melibatkan masyarakat dalam proses perumusannya sehingga

masyarakat mengerti dan apa yang menjadi keinginan masyarakat dalam

pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata dapat tersampaikan.

3. Membentuk organisasi masyarakat yang khusus untuk menangani serta

mengelola kepariwisataan di Desa Blimbing sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat sebelumnya. Organisasi pengelola tersebut juga dapat

menjadi jembatan untuk menjalin komunikasi antara masyarakat lokal dan

pemerintah sebagai inisiator dan pemegang kebijakan.

4. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung keseluruhan

kegiatan pariwisata perdesaan di Desa Blimbing sebagai satu kesatuan

produk wisata yang utuh dan baik dengan tetap mempertahankan keaslian

dan kekhasan budaya di Desa Blimbing. lalu tidak kalah pentingnya

membuat catatan data kunjungan secara berkala sebagai inventarisasi data

untuk mengetahui tingkat perkembangan Desa Blimbing dari waktu ke

waktu, serta sebagai acuan dalam merumuskan pengembangan di masa

mendatang.

Page 95: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

81

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Salah Satu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

California Travel and Tourism Commission. 2007. Rural Tourism Strategic Plan.

California

Chusmeru dan Noegroho, Agung. 2010. Potensi Ketengger sebagai Desa Wisata

di Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Damanik, Janianton dan Webber, Helmut F. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta:

CV Andi.

Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold

Fakultas Pariwisata. 2010. Analisis Pariwisata. nomor 1.volume 10. Universitas

Udayana. Denpasar

Fakultas Pariwisata. 2013. Analisis Pariwisata. nomor 1. Volume 13. Universitas

Udayana. Denpasar

Hawaniar, Mira dan Suprihardjo, Rima Dewi. Kriteria Pengembangan Desa

Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep. Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut

Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Hidayat, Marceilla. 2011. Strategi Perencanaan dan Pengembangan Objek Wisata

Studi Kasus Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Hikmahwati, Dian Nita. 2015. Hubungan Komodifikasi Budaya Upacara Bersih

Desa Singo Ulung dengan Kondisi Ekonomi Sosial Budaya Masyarakat

Studi Kasus Padepokan Seni Gema Buana di Desa Prajekan Kidul

Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Fakultas

Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Inskeep, Eduard. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable

Kabupaten Bondowoso. 2011. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso tahun 2011-2031.

Bondowoso.

Kementerian Koperasi dan UKM. 2017. Buku Panduan Pengembangan Desa

Wisata Hijau. Jakarta

Lestari, Susi. 2009. Pengembangan Desa Wisata dalam Upaya Pemberdayaan

Masyaraka Studi di Desa Wisata Kembang Arum. 2009. Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Yogyakarta.

Page 96: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

82

Muljadi A.J. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada

Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso

nomor 12Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bondowoso Tahun 2011-2031.

Peraturan Presiden. 2015. Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah

Tertinggal Tahun 2015–2019. Jakarta.

Pertiwi, Putu Ratih. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Pariwisata

Negeri Khayal. Program Pasca Sarjana Kajian Pariwisata. Universitas

Udayana. Denpasar.

Purnomo, Aris Tri Cahyo. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan

Pembangunan Desa Wisata di Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari

Kabupaten Purbalingga. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Yogyakarta. Yogyakarta

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif. 2011. Desa dan Budaya dalam Bingkai Pariwisata.

Jakarta. El John Publishing.

Putra, Theofilus Retmana.2013. Peran Pokdarwis dalam Pengembangan Atraksi

Wisata di Desa Wisata Tembi Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

Magister Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Putra, Yudha Manggala P. 2016. Wisatawan Eropa Suka Saksikan Singo Ulung

Bondowoso. http://nasional.republika.co.id. Diakses tanggal 22 Februari

2017

Putri, Restyani Ayu et al.. 2013. Perencanaan Pembangunan Desa Wisata

Nongkosawit Kecamatan Gunung Pati Semarang. Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Universitas Diponegoro. Semarang

Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort and

Leasure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure.

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Soetomo. 2013. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suni, Jarno dan Komppula Raija. 2014. International Conference on Rural

Tourism and Regional Development. Rural Tourism as a Facilitator of

Regional Development. Joensuu

Suryadana, M. Liga dan Octavia, Vanny. Pengantar Pemasaran Pariwisata.

Bandung: Alfabeta

Page 97: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

83

Yunita, Niken Widya. 2015. Jokowi Teteapkan 122 Kabupaten Ini Daerah

Tertinggal tahun 2015-2019. https://news.detik.com. Diakses tanggal 22

Februari 2017

Zakaria, Faris dan Suprihardjo, Rima Dewi. 2014. Konsep Pengembangan

Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten

Pamekasan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi

Sepuluh November. Surabaya.

Page 98: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

84

LAMPIRAN

Lampiran 1

Instrument Penelitian

Daftar Periksa

NO. OBJEK

PENELITIAN ADA/TIDAK

DESKRIPSI

SINGKAT JUMLAH KETERANGAN

1.

Kegiatan wisata

berbasis sumber

daya perdesaan

2.

Pelibatan aktif

wisatawan dalam

kehidupan

perdesaan setempat

3.

Kegiatan yang

berlangsung di luar

ruang

4.

Pendayagunaan

SDM lokal

5.

Akses menuju dan

di dalam desa

6. Daya tarik Desa

Blimbing

7.

Produk berbasis

pelestarian

Page 99: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

85

Pedoman Wawancara (in depth interview)

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bondowoso

1. Bagaimana upaya dinas dalam mendayagunakan masyarakat lokal untuk

mengembangkan serta mengelola desa wisata di Desa Blimbing?

2. Bagaimana bentuk pendayagunaan masyarakat lokal di Desa Blimbing

berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan desa wisata ?

3. Adakah komunitas lokal yang bergerak dalam pembangunan

kepariwisataan di Desa Blimbing ?

4. Siapakah inisiator pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

5. Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendorong

keterlibatan masyarakat lokal dalam mengembangkan Desa Blimbing

sebagai desa wisata ?

6. Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata (tingkat

kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta tanggapan

masyarakat setempat) ?

7. Bagaimana komitmen dinas terhadap penerapan prinsip hijau dalam

pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

8. Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk membahas

pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di Desa Blimbing

secara berkala ?

9. Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk wisata di

Desa Blimbing ?

Page 100: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

86

Kepala Desa dan Masyarakat Desa Blimbing

1. Bagaimana upaya stakeholder dalam mendorong keterlibatan wisatawan

untuk turut aktif melakukan kegiatan-kegiatan masyarakat ?

2. Bagaimana bentuk penghargaan masyarakat terutama pengelola terhadap

budaya lokal yang dimiliki, khususnya dalam konteks pengembangan desa

wisata di Desa Blimbing ?

3. Komunitas lokal apa saja yang ada di Desa Blimbing berkaitan dengan

kepariwisataan, terutama dalam konteks pengembangan desa wisata di

Desa Blimbing ?

4. Berapakah jumlah masyarakat lokal yang terlibat dalam pengembangan

desa wisata ?

5. Seberapa besar presentase masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

6. Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata (tingkat

kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta tanggapan

masyarakat setempat) ?

7. Bagaimana komitmen stakeholders terhadap penerapan prinsip hijau

dalam pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

8. Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk membahas

pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di Desa Blimbing

secara berkala ?

9. Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk wisata di

Desa Blimbing ?

Page 101: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

87

Lampiran 2

Transkrip

Date : 29 Mei 2017

Location : Kedai kopi “Photokopi”

Interviewee : Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bondowoso

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya dinas dalam mendorong serta mendayagunakan

masyarakat setempat untuk mengelola dan mengembangkan desa

wisata di Desa Blimbing ?

KADIS : Kami sudah melakukan pertemuan untuk membahas potensi-

potensi yang ada dan terus membuka pandangan masyarakat

bahwa dengan pariwisata itu dampak ekonomi yang dihasilkan

sangat besar, sebagai contoh desa Alas Sumur sudah mulai maju,

sudah ramai pengunjung.

Peneliti : Bagaimana bentuk pendayagunaan masyarakat lokal di Desa

Blimbing berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan desa

wisata ?

KADIS : Di Desa Blimbing yang keunggulannya pada kebudayaan

otomatis yang paham betul adalah masyarakat, dan yang mengerti

juga masyarakat sehingga kami memberikan kuasa penuh kepada

masyarakat, kami hanya mengarahkan. Dan menurut saya jika

kebudayaan terus dilestarikan secara langsung maupun tidak juga

akan baik dampaknya untuk pembangunan pariwisata di Desa

Blimbing.

Peneliti : Adakah komunitas lokal yang bergerak dalam pembangunan

kepariwisataan di Desa Blimbing ?

KADIS : Kalo untuk komunitas seperti POKDARWIS belum ada, tapi

pemuda dan masyarakat punya karang taruna yang juga menjadi

bagian dari masyarakat yang mempersiapkan upacara bersih desa.

Peneliti : Siapakah inisiator pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

KADIS : Dari dinas itu mengusulkan desa-desa yang punya potensi untuk

dikembangkan menjadi Desa Wisata. Kami juga melihat

wisatawan sudah mulai datang berkunjung. Dan pihak desa juga

setuju.

Peneliti : Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendorong

keterlibatan masyarakat lokal dalam mengembangkan Desa

Blimbing sebagai desa wisata ?

KADIS : Kami sebagai pemerintah hanya bisa memberi arahan karena

masyarakat setempat sebagai tuan rumah juga harus memiliki

kesadaran dan kemauan. Kami sudah beberapa kali mengadakan

pertemuan dengan masyarakat dan memberikan bantuan dalam

Page 102: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

88

hal promosi. Kalau desanya terkenal juga kan masyarakat juga

senang.

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

KADIS : kalau dari tingkat kunjungan belum ada data resmi yang masuk

dari pihak desa, tapi setiap upacara bersih desa itu selalu ramai,

kadang ada turis mancanegara juga yang datang.

Peneliti : Bagaimana komitmen dinas terhadap penerapan prinsip hijau

dalam pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

KADIS : Kalo di Desa Blimbing kami dari dinas sangat mendukung,

soalnya Singo Ulung, Ojung, Topeng Konah itu kan khas

Bondowoso, tidak ada di daerah lain dan Desa Blimbing sebagai

lahirnya kesenian tersebut harus aktif untuk melestarikan. Saat ini

sudah ada beberapa sanggar kesenian yang mulai mengajarkan

tarian Singo Ulung. Salah satunya yang di Prajekkan. Kalo di

Desa Blimbing sendiri memang belum ada sanggar sepertinya tapi

masyarakat sudah rutin latihan ya buat upacara bersih desa itu

salah satunya.

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

KADIS : Kalo forum secara berkala dan benar-benar membahas sudah ada

meskipun tidak sering tapi setiap tahun pasti ada agendanya.

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

KADIS : Di desa Blimbing itu produknya kan budaya, semakin

berkembang pariwisata disana pasti juga dampaknya ke budaya

secara langsung.

Page 103: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

89

Date : 31 Mei 2017

Location : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Bondowoso

Interviewee : Kepala Seksi ODTW dan Usaha Jasa Pariwisata DISPARPORA

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya dinas dalam mendorong serta mendayagunakan

masyarakat setempat untuk mengelola dan mengembangkan desa

wisata di Desa Blimbing ?

KASI : Kami sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dan selalu

mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan pariwisata di

Desa Blimbing, tetapi permasalahannya masyarakat belum yakin

kalau pariwisata ini bisa memberikan manfaat nanti ke depan.

Contohnya saja sudah ada Glingseran dan Alas Somor itu baru

setahun mereka tingkat kunjungannya sudah tinggi.

Peneliti : Bagaimana bentuk pendayagunaan masyarakat lokal di Desa

Blimbing berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan desa

wisata ?

KASI : Setiap ada acara di sana, contohnya upacara bersih desa, acara-

acara kesenian itu juga masyarakat langsung yang terlibat. Kami

dari dinas cuma membantu memberikan arahan

Peneliti : Adakah komunitas lokal yang bergerak dalam pembangunan

kepariwisataan di Desa Blimbing ?

KASI : Sudah ada, Pak Sugeng itu sering kesana ngurusin. Kalau

POKDARWIS memang belum, kami lebih fokus untuk destinasi

yang alam dulu untuk POKDARWIS.

Peneliti : Siapakah inisiator pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

KASI : Kalau berbicara inisiator ya kami dari dinas sangat mendorong,

kami melihat masyarakat budayanya sangat kuat, kami dan

masyarakat sama-sama ingin Desa Blimbing jadi tujuan wisata,

makanya sampe di buat perda itu karena karakter Desa Blimbing

ini sudah sangat kuat, kalau berbicara Singo Ulung pasti ya Desa

Blimbing yang disebut.

Peneliti : Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah beserta pengelola

dalam mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam

mengembangkan Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

KASI : Disini dinas sudah memberikan berbagai macam bantuan,

meskipun belum maksimal karena kita harus menetapkan

prioritas. Mana yang tren kunjungan dan penguatan embrionya

naik ya kami prioritaskan.

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

KASI : Desa Blimbing ini tergolong yang perkembangannya lambat

kaitannya dengan data kunjungan.

Page 104: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

90

Peneliti : Bagaimana komitmen dinas terhadap penerapan prinsip hijau

dalam pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

KASI : Hingga saat ini kebudayaan di Desa Blimbing ini sudah cukup

kuat, sampai saat ini juga masyarakat masih rutin mengadakan

Upacara Bersih Desa. Kami juga membantu kegiatan latihan seni

di Desa Blimbing.

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

KASI : ya setiap tahun kami selalu memfasilitasi, mengadakan

pertemuan, utamanya untuk membahas pengembangan pariwisata

di Desa Blimbing.

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

KASI : Masyarakat itu sudah sadar bahwa kegiatan mereka itu selalu

mengundang wisatawan, makanya kami terus mendukung tradisi

ini supaya terus dilestarikan.

Page 105: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

91

Date : 31 Mei 2017

Location : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Bondowoso

Interviewee : Kepala Seksi Pembinaan SDM, Pertunjukkan dan Atraksi Seni

Budaya

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya dinas dalam mendorong serta mendayagunakan

masyarakat setempat untuk mengelola dan mengembangkan desa

wisata di Desa Blimbing ?

KASI : Kami sudah memberikan bantuan berupa peralatan, dan dana

supaya dikelola oleh masyarakat untuk mengembangkan seni

budaya di Desa Blimbing sebagai daya tarik untuk wisatawan.

Peneliti : Bagaimana bentuk pendayagunaan masyarakat lokal di Desa

Blimbing berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan desa

wisata ?

KASI : Masyarakat semuanya kami dorong sama-sama untuk

melestarikan kebudayaan yang ada. Singo Ulung ini identitas

Desa Blimbing, mulai dari latihan hingga bantuan berupa materi

sudah kami berikan.

Peneliti : Adakah komunitas lokal yang bergerak dalam pembangunan

kepariwisataan di Desa Blimbing ?

KASI : Kalo POKDARWIS belum ada. Akan tetapi ada karang taruna dan

kelompok seni pimpinan Pak Tikno yang rutin latihan di sana.

Mereka juga yang selalu terlibat waktu acara Upacara Bersih

Desa.

Peneliti : Siapakah inisiator pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

KASI : Sebagai inisiator kami hanya mendorong serta memfasilitasi.

Peneliti : Bagaimana upaya yang dilakukan dinas beserta pengelola dalam

mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam mengembangkan

Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

KASI : Kami telah melakukan pertemuan dengan masyarakat. Kami juga

sudah memfasilitasi dan diharapkan masyarakat sadar dan

tergerak bahwa pariwisata jika dikembangkan dengan baik di

Desa Blimbing akan memberikan manfaat, pendapatan asli desa

juga naik, nanti juga yang merasakan masyarakat. Tapi memang

cukup susah untuk meyakinkan masyarakat dan mendorong

masyarakat disana. Makanya Desa Blimbing ini bisa dibilang

cukup lambat.

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

KASI : Perkembangannya kalau dibandingkan dengan desa wisata yang

lain seperti Lombok Kulon, Alas Somor, Glingseran itu ya masih

lambat. Data kunjungan belum ada sampai sekarang.

Page 106: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

92

Peneliti : Bagaimana komitmen dinas terhadap penerapan prinsip hijau

dalam pengembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata ?

KASI : Ya otomatis jika pariwisata itu dikembangkan dengan baik,

kebudayaan juga pasti lestari. Budaya di Desa Blimbing itu sudah

cukup kuat. Tinggal bagaimana masyarakat bisa mengelola seni

dan tradisi disana supaya bisa jadi daya tarik kegiatan pariwisata

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

KASI : Hingga saat ini kami masih rutin kesana diskusi dengan

masyarakat dan perangkat desa untuk membahas pengembangan

desa kaitannya dengan pariwisata.

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

KASI : ya budaya di Blimbing itu memang harus dilestarikan. Dengan

terus mendorong masyarakat untuk mengembangkan pariwisata,

kami berharap masyarakat semakin tergerak dan aktif terlibat

secara langsung untuk melestarikan apa yang menjadi daya tarik

di Desa Blimbing.

Page 107: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

93

Date : 2 Juni 2017

Location : Rumah Kepala Desa

Interviewee : Kepala Desa Blimbing

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya pengelola (desa) dalam mendorong keterlibatan

wisatawan untuk turut aktif melakukan kegiatan-kegiatan

masyarakat ?

KADES : wisatawan yang datang itu biasanya pada saat acara desa saja,

seperti saat upacara bersih desa. Pernah ada wisatawan yang

kesini ikutan nyoba main Ojung, ada yang belajar Topeng Konah,

dan Singo Ulung

Peneliti : Bagaimana bentuk penghargaan masyarakat terutama pengelola

terhadap budaya lokal yang dimiliki, khususnya dalam konteks

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

KADES : Disini masyarakatnya masih sangat kental budaya dan adatnya.

Apapun kegiatan disini masih berdasarkan ajaran orang tua dulu.

Tradisi disini belum ada yang berubah.

Peneliti : Komunitas lokal apa saja yang ada di Desa Blimbing berkaitan

dengan kepariwisataan, terutama dalam konteks pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing ?

KADES : ada disini punya kelompok hadrah dan ada komunitas seni Singo

Ulung.

Peneliti : Berapakah jumlah masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata ?

KADES : semua masyarakat terlibat, ada yang kerja itu kadang sampe cuti

atau libur. Yang biasanya ke sawah itu libur dulu.

Peneliti : Seberapa besar presentase masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

KADES : hampir 100 persen masyarakat terlibat. Biasanya ada orang dari

desa lain juga ikut datang. Ada yang nonton, ada yang juga ikut

bantu.

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

KADES : kalo disini belum banyak kegiatan, ya paling yang datang itu yang

penelitian kaya adek ini, ada juga yang datang waktu acara-acara

desa. Yang keluar justru banyak, ada yang sekolah di luar kota.

Peneliti : Bagaimana komitmen desa bersama masyarakat terhadap

penerapan prinsip hijau dalam pengembangan Desa Blimbing

sebagai desa wisata ?

KADES : ya kalo dari pihak desa terus sampai kapanpun akan mendorong

pelestarian, salah satunya dengan membuat kelompok-kelompok

seni.

Page 108: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

94

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

KADES : Di sini sering diadakan forum tapi lebih membahas kepentingan

desa secara umum. Tidak hanya pariwisata, tetapi juga budaya,

pembangunan desa.

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

KADES : dari desa selalu mengingatkan kepada masyarakat, sampai kapan

dan pembangunan seperti apapun yang dilakukan jangan sampai

desa ini lupa dengan tradisi dan buday yang ada.

Page 109: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

95

Date : 2 Juni 2017

Location : Rumah Pemangku Adat (komangkoh)

Interviewee : Pemangku Adat (komangkoh)

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya pengelola (desa) dalam mendorong keterlibatan

wisatawan untuk turut aktif melakukan kegiatan-kegiatan

masyarakat ?

Komangkoh : Ya kalau disini itu kan Singo Ulung yang asli datangnya dari sini.

Kalau orang yang datang kesini itu rata-rata ya pengen tahu, nanti

janjian sama saya ikut latihan. Kalau pas upacara yang di hari

terakhir 15 sya’ban itu ada permainan tradisional desa, siapapun

yang mau ikut main itu silahkan, tidak ada larangan, Cuma untuk

kegiatan yang sakral seperti yang masak-masak itu memang harus

masyarakat sini.

Peneliti : Bagaimana bentuk penghargaan masyarakat terutama pengelola

terhadap budaya lokal yang dimiliki, khususnya dalam konteks

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

Komangkoh : kalau kita disini tidak hanya menghargai, tetapi juga sangat

hormat dengan budaya yang ada, bangga dan senang punya

banyak kesenian. Karna budaya itu saya bisa jalan-jalan ke

Kalimantan, ke Jakarta juga sudah beberapa kali. Kita juga ingin

lebih banyak orang Bondowoso yang belajar kesenian disini.

Makin banyak turis yang datang.

Peneliti : Komunitas lokal apa saja yang ada di Desa Blimbing berkaitan

dengan kepariwisataan, terutama dalam konteks pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing ?

Komangkoh : Di sini ada perkumpulan Seni Singo Ulung Bintang Pusaka. Itu

saya langsung yang melatih. Banyak juga orang dari luar yang

datang belajar, ada yang cuma nonton pas waktu latihan

Peneliti : Berapakah jumlah masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata ?

Komangkoh : seluruh masyarakat wajib terlibat kalo tentang tradisi dan

membangun desa, tapi untuk pembangunan desa wisata belum

tahu, mungkin hanya yang bekerja di desa saja. Kalo untuk

pembangunan Desa itu kewenangan Pak tenggi (Kepala Desa)

Peneliti : Seberapa besar presentase masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

Komangkoh : Ya harus 100 persen terlibat, dan untuk pembangunan di sini saya

rasa masyarakat sudah terlibat, tetapi juga butuh bimbingan dari

orang-orang yang lebih paham dengan pariwisata.

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

Page 110: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

96

komangkoh : kalo disini itu turis datang hanya pas bersih desa saja, kalau hari

lain mungkin hanya datang waktu mau ikut latihan saja. Kalau

data kunjungan mungkin bisa ditanyakan di kantor desa.

Masyarakat pasti senang kalau desanya jadi tempat wisata tetapi

kan untuk menjadi seperti itu butuh proses yang panjang.

Peneliti : Bagaimana komitmen desa bersama masyarakat terhadap

penerapan prinsip hijau dalam pengembangan Desa Blimbing

sebagai desa wisata ?

komangkoh : ya karena tradisi disini itu kan sangat sacral, jadi harus tetap

dilaksanakan. Contohnya seperti Ojung itu kan penarinya harus

sampai mengeluarkan darah. Pernah dulu Ojung itu tidak

diadakan dan pernah penarinya itu tidak sampai keluar darah dan

pasti langsung datang bencana, kekeringan, gagal panen, selalu

ada bencana kalau tidak sesuai dengan tradisi.

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

komangkoh : Kalau saya pribadi sering bertemu Pak Sugeng dari dinas, beliau

juga sering kesini. Tapi biasanya lebih sering membahas tentang

kesenian, beliau kan juga punya Padepokkan Seni di Prajekkan.

Kadang juga membahas bagaimana pariwisata yang melibatkan

Kesenian Bondowoso

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

komangkoh : Kalau di Desa Blimbing kan kesenian dan bersih desa itu yang

jadi unggulan jadi otomatis kalau mau jadi pariwisata ya kita

harus mempertahankan kesenian dan tradisi itu sampai kapanpun.

Seperti sekarang ini kan tradisi itu masih ada, masih

dipertahankan jangan sampai nanti beberapa tahun lagi tradisi itu

sudah hilang.

Page 111: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

97

Date : 5 Juni 2017

Location : Rumah Bapak Suharto

Interviewee : Pak Suharto (Masyarakat)

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya masyarakat dalam mendorong keterlibatan

wisatawan untuk turut aktif melakukan kegiatan-kegiatan

masyarakat ?

Suharto : ya kalau ada turis itu kaya kemarin kesini itu diajak buat ikutan

permainan desa, ada juga yang nyoba buat main Ojung, ada yang

belajar Topeng Konah. Tapi ya memang disini belum ada yang

buat penginapan, homestay hotel gitu belum ada. Paling ya kalo

ada yang mau nginep disini bisa dirumah sini, di Pak Kades atau

Pak Tikno. Biasanya gitu.

Peneliti : Bagaimana bentuk penghargaan masyarakat terutama pengelola

terhadap budaya lokal yang dimiliki, khususnya dalam konteks

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

Suharto : disini itu masyarakat rela libur kerja, keluar uang ataupun bahan-

bahan masakkan itu yang enting acara-acara adat seperti Bersih

Desa itu tetap berlangsung

Peneliti : Komunitas lokal apa saja yang ada di Desa Blimbing berkaitan

dengan kepariwisataan, terutama dalam konteks pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing ?

Suharto : kalau tidak salah itu ada kelompok seni Singo Ulung, ada hadrah

juga. Kalau di depan itu tim voli desa.

Peneliti : Berapakah jumlah masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata ?

Suharto : Kalo jumlahnya saya kurang tau, tapi setiap ada kegiatan apapun

masyarakat disini selalu terlibat, apalagi kalo acaranya berkaitan

dengan adat tradisi disini.

Peneliti : Seberapa besar presentase masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

Suharto : ya mungkin hampir 100 persen masyarakat

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

Suharto : Kalau lagi ada acara bersih desa itu ramai mas. saaya juga ingin

Blimbing itu bisa terkenal seninya dan pariwisatanya seperti yang

di Prajekkan itu.

Peneliti : Bagaimana komitmen desa bersama masyarakat terhadap

penerapan prinsip hijau dalam pengembangan Desa Blimbing

sebagai desa wisata ?

Suharto : masyarakat itu hidupnya disini sebagian besar tani, bergantung

sama alam mas. Ya dengan kaya gitu juga masyarakat pasti sadar

Page 112: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

98

jangan sampe disini itu rusak. Kalo budayanya memang sudah

kental dari dulu, dan masyarakat juga sampe sekarang masih

mempertahankan.

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

Suharto : saya ndak tau mas kalau itu, tapi disini memang pak tenggih

sering mengadakan pertemuan. Banyak hal yang dibahas. Kadang

ya tentang tani, tentang bersih desa, tentang masyarakat dan

permasalahan desa.

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

Suharto : ya semuanya yang dilakukan disini selalu berusaha

mempertahankan semuanya biar tidak hilang mas. Kalo kesenian

itu disini mulai dari anak kecil sampe bapak-bapak itu ikut

latihan. Jadi kalo budaya disini terus dipertahankan Insyallah

dampaknya juga bagus buat pariwisatanya.

Page 113: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

99

Date : 5 Juni 2017

Location : Rumah Bapak Suharto

Interviewee : Pak Imam (Masyarakat)

Interviewer : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Transcriber : Dadika Faisal Pradana (Peneliti)

Peneliti : Bagaimana upaya masyarakat dalam mendorong keterlibatan

wisatawan untuk turut aktif melakukan kegiatan-kegiatan

masyarakat ?

Imam : masyarakat itu selalu terbuka kalau ada yang mau ikut kesenian

disini, kemarin itu ada turis dari luar pengen coba Ojung ya

dipersilahkan. Cuma memang kalau untukpenginapan disini

belum ada, mungkin kalau mau ya bisa nginep dirumah saya, atau

nginep di rumah Pak Tikno biasanya.

Peneliti : Bagaimana bentuk penghargaan masyarakat terutama pengelola

terhadap budaya lokal yang dimiliki, khususnya dalam konteks

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

Imam : Budaya disini itu sacral mas, jadi masyarakat sendiri pasti

menjaga tradisi di sini. Jadi kalaupun nanti semakin banyak

wisatawan yang datang kesini ya Insyallah masyarakat juga tetep

menjaga, melestarikan, jangan sampe hilang.

Peneliti : Komunitas lokal apa saja yang ada di Desa Blimbing berkaitan

dengan kepariwisataan, terutama dalam konteks pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing ?

Imam : kalau sesuai di profil desa disini itu ada kelompok seni yang Pak

Tikno itu, ada hadrah, ada juga tim voli.

Peneliti : Berapakah jumlah masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata ?

Imam : semua pasti terlibat mas. Mulai dari yang muda sampe bapak-

bapak disini itu kalau kegiatan desa pasti ikut. Sama seperti kerja

bakti disini juga ramai pasti.

Peneliti : Seberapa besar presentase masyarakat lokal yang terlibat dalam

pengembangan desa wisata di Desa Blimbing ?

Imam : ya 100 % masyarakat disini terlibat. Kadang dari desa lain juga

datang kesini.

Peneliti : Bagaimana perkembangan Desa Blimbing sebagai desa wisata

(tingkat kunjungan, perkembangan daya tarik, aktivitas, serta

tanggapan masyarakat setempat) ?

Imam : kalau kunjungan setau saya memang musiman mas. soalnya

memang hanya pas bersih desa itu, setelah itu ya sepi lagi.

Masyarakat juga inginnya desa ini bisa jadi tempat wisata, tapi

bingung juga mas disini tempa wisatanya sedikit. Orang sini itu

kan juga pengetahuannya masih kurang kalo buat pariwisata.

Butuh bimbingan lagi.

Peneliti : Bagaimana komitmen desa bersama masyarakat terhadap

Page 114: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

100

penerapan prinsip hijau dalam pengembangan Desa Blimbing

sebagai desa wisata ?

Imam : kalau menurut saya di desa ini yang masih memegang teguh

budayanya. Karna memang kan Siingo Ulung itu juga kan

lahirnya disini. Pemerintah juga sudah menetapkan kalau disini

itu desa wisata. Kalau memang nanti desa ini maju, masyarakat

pasti tetap menjadikan budaya disini sebagai aturan mas.

Insyallah tidak berubah

Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk

membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di

Desa Blimbing secara berkala ?

Imam : kalau acara bersama masyarakat disini sering mas. Tapi untuk

yang membahas pariwisata itu masih jarang. Kalau saya sendiri

itu inginnya ada bantuan buat membangun gapura di makam Juk

Sengah situ mas. Terus di jalan itu di kasih penunjuk jalan kalau

disini itu Desa tempat lahirnya Singo Ulung.

Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk

wisata di Desa Blimbing?

Imam : kalau alam disini memang masih asri gini mas. Masyarakat yang

tani juga kan bergantungnya sama alam. Kalau sampe kekeringan

kan ndak bisa panen juga. Kalau kaitannya dengan budaya sampai

saat ini masih dijaga terus. Bersih Desa itu saja kan sudah 500

tahun lebih mas. Jadi kalaupun jadi tempat wisata pasti ya budaya

itu lagi yang dicari wisatawan.

Page 115: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

101

Lampiran 3

Axial Coding

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bondowoso

No Kata Kunci Wawancara 1

(KADIS)

Wawancara 2

(KABAG)

Wawancara 3

(KASI)

1. Pendaya

gunaan

masyarakat

Kami sudah

melakukan

pertemuan untuk

membahas

potensi-potensi

yang ada dan

terus membuka

pandangan

masyarakat

bahwa dengan

pariwisata itu

dampak ekonomi

yang dihasilkan

sangat besar,

sebagai contoh

desa Alas Sumur

sudah mulai maju,

sudah ramai

pengunjung.

Kami sudah

beberapa kali

mengadakan

pertemuan dan selalu

mendorong

masyarakat untuk

terus

mengembangkan

pariwisata di Desa

Blimbing, tetapi

permasalahannya

masyarakat belum

yakin kalau

pariwisata ini bisa

memberikan manfaat

nanti ke depan.

Contohnya saja

sudah ada

Glingseran dan Alas

Somor itu baru

setahun mereka

tingkat

kunjungannya sudah

tinggi.

Kami sudah

memberikan bantuan

berupa peralatan,

dan dana supaya

dikelola oleh

masyarakat untuk

mengembangkan

seni budaya di Desa

Blimbing sebagai

daya tarik untuk

wisatawan.

2. Bentuk

pendayagunaan

masyarakat

Di Desa Blimbing

yang

keunggulannya

pada kebudayaan

otomatis yang

paham betul

adalah

masyarakat, dan

yang mengerti

juga masyarakat

sehingga kami

memberikan

kuasa penuh

kepada

masyarakat, kami

hanya

Setiap ada acara di

sana, contohnya

upacara bersih desa,

acara-acara kesenian

itu juga masyarakat

langsung yang

terlibat. Kami dari

dinas cuma

membantu

memberikan arahan

Masyarakat

semuanya kami

dorong sama-sama

untuk melestarikan

kebudayaan yang

ada. Singo Ulung ini

identitas Desa

Blimbing, mulai dari

latihan hingga

bantuan berupa

materi sudah kami

berikan.

Page 116: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

102

mengarahkan.

Dan menurut saya

jika kebudayaan

terus dilestarikan

secara langsung

maupun tidak

juga akan baik

dampaknya untuk

pembangunan

pariwisata di

Desa Blimbing.

3. Komunitas

Lokal dalam

pembangunan

dan

pengembangan

desa wisata

Kalo untuk

komunitas seperti

POKDARWIS

belum ada, tapi

pemuda dan

masyarakat punya

karang taruna

yang juga

menjadi bagian

dari masyarakat

yang

mempersiapkan

upacara bersih

desa.

Sudah ada, Pak

Sugeng itu sering

kesana ngurusin.

Kalau

POKDARWIS

memang belum,

kami lebih fokus

untuk destinasi yang

alam dulu untuk

POKDARWIS.

Kalo POKDARWIS

belum ada. Akan

tetapi ada karang

taruna dan kelompok

seni pimpinan Pak

Tikno yang rutin

latihan di sana.

Mereka juga yang

selalu terlibat waktu

acara Upacara Bersih

Desa.

4. Inisitor

pengembangan

desa wisata

Dari dinas itu

mengusulkan

desa-desa yang

punya potensi

untuk

dikembangkan

menjadi Desa

Wisata. Kami

juga melihat

wisatawan sudah

mulai datang

berkunjung. Dan

pihak desa juga

setuju.

Kalau berbicara

inisiator ya kami dari

dinas sangat

mendorong, kami

melihat masyarakat

budayanya sangat

kuat, kami dan

masyarakat sama-

sama ingin Desa

Blimbing jadi tujuan

wisata, makanya

sampe di buat perda

itu karena karakter

Desa Blimbing ini

sudah sangat kuat,

kalau berbicara

Singo Ulung pasti ya

Desa Blimbing yang

disebut

Sebagai inisiator

kami hanya

mendorong serta

memfasilitasi.

Page 117: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

103

5. Upaya dalam

mendorong

keterlibatan

masyarakat

Kami sebagai

pemerintah hanya

bisa memberi

arahan karena

masyarakat

setempat sebagai

tuan rumah juga

harus memiliki

kesadaran dan

kemauan. Kami

sudah beberapa

kali mengadakan

pertemuan dengan

masyarakat dan

memberikan

bantuan dalam hal

promosi. Kalau

desanya terkenal

juga kan

masyarakat juga

senang.

Disini dinas sudah

memberikan

berbagai macam

bantuan, meskipun

belum maksimal

karena kita harus

menetapkan

prioritas. Mana yang

tren kunjungan dan

penguatan

embrionya naik ya

kami prioritaskan

Kami telah

melakukan

pertemuan dengan

masyarakat. Kami

juga sudah

memfasilitasi dan

diharapkan

masyarakat sadar

dan tergerak bahwa

pariwisata jika

dikembangkan

dengan baik di Desa

Blimbing akan

memberikan

manfaat, pendapatan

asli desa juga naik,

nanti juga yang

merasakan

masyarakat. Tapi

memang cukup

susah untuk

meyakinkan

masyarakat dan

mendorong

masyarakat disana.

Makanya Desa

Blimbing ini bisa

dibilang cukup

lambat.

6. Perkembangan

Desa Blimbing

sebagai desa

wisata

kalau dari tingkat

kunjungan belum

ada data resmi

yang masuk dari

pihak desa, tapi

setiap upacara

bersih desa itu

selalu ramai,

kadang ada turis

mancanegara juga

yang datang

Desa Blimbing ini

tergolong yang

perkembangannya

lambat kaitannya

dengan data

kunjungan.

Perkembangannya

kalau dibandingkan

dengan desa wisata

yang lain seperti

Lombok Kulon, Alas

Somor, Glingseran

itu ya masih lambat.

Data kunjungan

belum ada sampai

sekarang.

7. Komitmen

dalam

penerapan

prinsip

ekonomi hijau

Kalo di Desa

Blimbing kami

dari dinas sangat

mendukung,

soalnya Singo

Ulung, Ojung,

Topeng Konah itu

kan khas

Hingga saat ini

kebudayaan di Desa

Blimbing ini sudah

cukup kuat, sampai

saat ini juga

masyarakat masih

rutin mengadakan

Upacara Bersih

Ya otomatis jika

pariwisata itu

dikembangkan

dengan baik,

kebudayaan juga

pasti lestari. Budaya

di Desa Blimbing itu

sudah cukup kuat.

Page 118: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

104

Bondowoso, tidak

ada di daerah lain

dan Desa

Blimbing sebagai

lahirnya kesenian

tersebut harus

aktif untuk

melestarikan. Saat

ini sudah ada

beberapa sanggar

kesenian yang

mulai

mengajarkan

tarian Singo

Ulung. Salah

satunya yang di

Prajekkan. Kalo

di Desa Blimbing

sendiri memang

belum ada

sanggar

sepertinya tapi

masyarakat sudah

rutin latihan ya

buat upacara

bersih desa itu

salah satunya.

Desa. Kami juga

membantu kegiatan

latihan seni di Desa

Blimbing.

Tinggal bagaimana

masyarakat bisa

mengelola seni dan

tradisi disana supaya

bisa jadi daya tarik

kegiatan pariwisata

8. Forum

komunikasi

Kalo forum

secara berkala

dan benar-benar

membahas sudah

ada meskipun

tidak sering tapi

setiap tahun pasti

ada agendanya.

ya setiap tahun kami

selalu memfasilitasi,

mengadakan

pertemuan,

utamanya untuk

membahas

pengembangan

pariwisata di Desa

Blimbing.

Hingga saat ini kami

masih rutin kesana

diskusi dengan

masyarakat dan

perangkat desa untuk

membahas

pengembangan desa

kaitannya dengan

pariwisata.

9. Penerapan

prinsip

kelestarian

Di desa Blimbing

itu produknya kan

budaya, semakin

berkembang

pariwisata disana

pasti juga

dampaknya ke

budaya secara

langsung

Masyarakat itu

sudah sadar bahwa

kegiatan mereka itu

selalu mengundang

wisatawan, makanya

kami terus

mendukung tradisi

ini supaya terus

dilestarikan.

ya budaya di

Blimbing itu

memang harus

dilestarikan. Dengan

terus mendorong

masyarakat untuk

mengembangkan

pariwisata, kami

berharap masyarakat

semakin tergerak

dan aktif terlibat

secara langsung

Page 119: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

105

untuk melestarikan

apa yang menjadi

daya tarik di Desa

Blimbing.

Page 120: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

106

Pejabat Desa dan Masyarakat Desa Blimbing

No Kata Kunci

Wawancara 1

(KADES)

Wawancara 2

(Pemangku Adat)

Wawancara 3

(Masyarakat)

Wawancara 4

(Masyarakat)

1. Keterlibatan

Aktif

wisatawan

dalam

kehidupan

perdesaan

wisatawan yang

datang itu

biasanya pada

saat acara desa

saja, seperti saat

upacara bersih

desa. Pernah ada

wisatawan yang

kesini ikutan

nyoba main

Ojung, ada yang

belajar Topeng

Konah, dan

Singo Ulung

Ya kalau disini itu

kan Singo Ulung

yang asli datangnya

dari sini. Kalau

orang yang datang

kesini itu rata-rata

ya pengen tahu,

nanti janjian sama

saya ikut latihan.

Kalau pas upacara

yang di hari

terakhir 15 sya’ban

itu ada permainan

tradisional desa,

siapapun yang mau

ikut main itu

silahkan, tidak ada

larangan, Cuma

untuk kegiatan

yang sakral seperti

yang masak-masak

itu memang harus

masyarakat sini

ya kalau ada

turis itu kaya

kemarin kesini

itu diajak buat

ikutan

permainan

desa, ada juga

yang nyoba

buat main

Ojung, ada

yang belajar

Topeng

Konah. Tapi

ya memang

disini belum

ada yang buat

penginapan,

homestay hotel

gitu belum

ada. Paling ya

kalo ada yang

mau nginep

disini bisa

dirumah sini,

di Pak Kades

atau Pak

Tikno.

Biasanya gitu.

masyarakat itu

selalu terbuka

kalau ada yang

mau ikut

kesenian disini,

kemarin itu ada

turis dari luar

pengen coba

Ojung ya

dipersilahkan.

Cuma memang

kalau

untukpenginapan

disini belum ada,

mungkin kalau

mau ya bisa

nginep dirumah

saya, atau nginep

di rumah Pak

Tikno biasanya

2. Bentuk

penghargaa

n terhadap

budaya dan

kearifan

lokal

Disini

masyarakatnya

masih sangat

kental budaya

dan adatnya.

Apapun

kegiatan disini

masih

berdasarkan

ajaran orang tua

dulu. Tradisi

disini belum ada

yang berubah

kalau kita disini

tidak hanya

menghargai, tetapi

juga sangat hormat

dengan budaya

yang ada, bangga

dan senang punya

banyak kesenian.

Karna budaya itu

saya bisa jalan-

jalan ke

Kalimantan, ke

Jakarta juga sudah

beberapa kali. Kita

disini itu

masyarakat

rela libur kerja,

keluar uang

ataupun bahan-

bahan

masakkan itu

yang penting

acara-acara

adat seperti

Bersih Desa itu

tetap

berlangsung

Budaya disini itu

sakral mas, jadi

masyarakat

sendiri pasti

menjaga tradisi

di sini. Jadi

kalaupun nanti

semakin banyak

wisatawan yang

datang kesini ya

Insyallah

masyarakat juga

tetep menjaga,

melestarikan,

Page 121: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

107

juga ingin lebih

banyak orang

Bondowoso yang

belajar kesenian

disini. Makin

banyak turis yang

datang.

jangan sampe

hilang

3. Komunitas

lokal yang

ada di Desa

Blimbing

ada disini punya

kelompok

hadrah dan ada

komunitas seni

Singo Ulung

Di sini ada

perkumpulan Seni

Singo Ulung

Bintang Pusaka. Itu

saya langsung yang

melatih. Banyak

juga orang dari luar

yang datang

belajar, ada yang

cuma nonton pas

waktu latihan

kalau tidak

salah itu ada

kelompok seni

Singo Ulung,

ada hadrah

juga. Kalau di

depan itu tim

voli desa

kalau sesuai di

profil desa disini

itu ada

kelompok seni

yang Pak Tikno

itu, ada hadrah,

ada juga tim

voli.

4. jumlah

masyarakat

lokal yang

terlibat

dalam

pengemban

gan desa

wisata

semua

masyarakat

terlibat, ada

yang kerja itu

kadang sampe

cuti atau libur.

Yang biasanya

ke sawah itu

libur dulu.

seluruh masyarakat

wajib terlibat kalo

tentang tradisi dan

membangun desa,

tapi untuk

pembangunan desa

wisata belum tahu,

mungkin hanya

yang bekerja di

desa saja. Kalo

untuk

pembangunan Desa

itu kewenangan

Pak tenggi (Kepala

Desa)

Kalo

jumlahnya

saya kurang

tau, tapi setiap

ada kegiatan

apapun

masyarakat

disini selalu

terlibat,

apalagi kalo

acaranya

berkaitan

dengan adat

tradisi disini

semua pasti

terlibat mas.

Mulai dari yang

muda sampe

bapak-bapak

disini itu kalau

kegiatan desa

pasti ikut. Sama

seperti kerja

bakti disini juga

ramai pasti

5. Presentase

masyarakat

yang terlibat

dalam

pengemban

gan desa

wisata

hampir 100

persen

masyarakat

terlibat.

Biasanya ada

orang dari desa

lain juga ikut

datang. Ada

yang nonton,

ada yang juga

ikut bantu

Ya harus 100

persen terlibat, dan

untuk

pembangunan di

sini saya rasa

masyarakat sudah

terlibat, tetapi juga

butuh bimbingan

dari orang-orang

yang lebih paham

dengan pariwisata

ya mungkin

hampir 100

persen

masyarakat

ya 100 %

masyarakat

disini terlibat.

Kadang dari

desa lain juga

datang kesini.

6. Perkembang

an Desa

Blimbing

sebagai desa

kalo disini

belum banyak

kegiatan, ya

paling yang

kalau disini itu

turis datang hanya

pas bersih desa

saja, kalau hari lain

Kalau lagi ada

acara bersih

desa itu ramai

mas. Saya juga

kalau kunjungan

setau saya

memang

musiman mas.

Page 122: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

108

wisata datang itu yang

penelitian kaya

adek ini, ada

juga yang

datang waktu

acara-acara

desa. Yang

keluar justru

banyak, ada

yang sekolah di

luar kota

mungkin hanya

datang waktu mau

ikut latihan saja.

Kalau data

kunjungan

mungkin bisa

ditanyakan di

kantor desa.

Masyarakat pasti

senang kalau

desanya jadi tempat

wisata tetapi kan

untuk menjadi

seperti itu butuh

proses yang

panjang

ingin Blimbing

itu bisa

terkenal

seninya seperti

yang di

Prajekkan itu

soalnya memang

hanya pas bersih

desa itu, setelah

itu ya sepi lagi.

Masyarakat juga

inginnya desa ini

bisa jadi tempat

wisata, tapi

bingung juga

mas disini tempa

wisatanya

sedikit. Orang

sini itu kan juga

pengetahuannya

masih kurang

kalo buat

pariwisata.

Butuh

bimbingan lagi

7. Komitmen

dalam

penerapan

prinsip

ekonomi

hijau

ya kalo dari

pihak desa terus

sampai

kapanpun akan

mendorong

pelestarian,

salah satunya

dengan

membuat

kelompok-

kelompok seni.

ya karena tradisi

disini itu kan

sangat sacral, jadi

harus tetap

dilaksanakan.

Contohnya seperti

Ojung itu kan

penarinya harus

sampai

mengeluarkan

darah. Pernah dulu

Ojung itu tidak

diadakan dan

pernah penarinya

itu tidak sampai

keluar darah dan

pasti langsung

datang bencana,

kekeringan, gagal

panen, selalu ada

bencana kalau tidak

sesuai dengan

tradisi

masyarakat itu

hidupnya

disini sebagian

besar tani,

bergantung

sama alam

mas. Ya

dengan kaya

gitu juga

masyarakat

pasti sadar

jangan sampe

disini itu

rusak. Kalo

budayanya

memang sudah

kental dari

dulu, dan

masyarakat

juga sampe

sekarang

masih

mempertahank

an.

kalau menurut

saya di desa ini

yang masih

memegang teguh

budayanya.

Karna memang

kan Singo Ulung

itu juga kan

lahirnya disini.

Pemerintah juga

sudah

menetapkan

kalau disini itu

desa wisata.

Kalau memang

nanti desa ini

maju,

masyarakat pasti

tetap menjadikan

budaya disini

sebagai aturan

mas. Insyallah

tidak berubah

8. Forum

komunikasi

Di sini sering

diadakan forum

tapi lebih

membahas

kepentingan

Kalau saya pribadi

sering bertemu Pak

Sugeng dari dinas,

beliau juga sering

kesini. Tapi

saya ndak tau

mas kalau itu,

tapi disini

memang pak

tenggih sering

kalau acara

bersama

masyarakat

disini sering

mas. Tapi untuk

Page 123: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

109

desa secara

umum. Tidak

hanya

pariwisata,

tetapi juga

budaya,

pembangunan

desa

biasanya lebih

sering membahas

tentang kesenian,

beliau kan juga

punya Padepokkan

Seni di Prajekkan.

Kadang juga

membahas

bagaimana

pariwisata yang

melibatkan

Kesenian

Bondowoso

mengadakan

pertemuan.

Banyak hal

yang dibahas.

Kadang ya

tentang tani,

tentang bersih

desa, tentang

masyarakat

dan

permasalahan

desa.

yang membahas

pariwisata itu

masih jarang.

Kalau saya

sendiri itu

inginnya ada

bantuan buat

membangun

gapura di

makam Juk

Sengah itu mas.

Terus di jalan itu

di kasih

penunjuk jalan

kalau disini itu

Desa tempat

lahirnya Singo

Ulung.

9. Penerapan

prinsip

kelestarian

dari desa selalu

mengingatkan

kepada

masyarakat,

sampai kapan

dan

pembangunan

seperti apapun

yang dilakukan

jangan sampai

desa ini lupa

dengan tradisi

dan budaya yang

ada.

Kalau di Desa

Blimbing kan

kesenian dan bersih

desa itu yang jadi

unggulan jadi

otomatis kalau mau

jadi pariwisata ya

kita harus

mempertahankan

kesenian dan tradisi

itu sampai

kapanpun. Seperti

sekarang ini kan

tradisi itu masih

ada, masih

dipertahankan

jangan sampai

nanti beberapa

tahun lagi tradisi

itu sudah hilang.

ya semuanya

yang dilakukan

disini selalu

berusaha

mempertahank

an semuanya

biar tidak

hilang mas.

Kalo kesenian

itu disini mulai

dari anak kecil

sampe bapak-

bapak itu ikut

latihan. Jadi

kalo budaya

disini terus

dipertahankan

Insyallah

dampaknya

juga bagus

buat

pariwisatanya

kalau alam disini

memang masih

asri gini mas.

Masyarakat yang

tani juga kan

bergantungnya

sama alam.

Kalau sampe

kekeringan kan

ndak bisa panen

juga. Kalau

kaitannya

dengan budaya

sampai saat ini

masih dijaga

terus. Bersih

Desa itu saja kan

sudah 500 tahun

lebih mas. Jadi

kalaupun jadi

tempat wisata

pasti ya budaya

itu lagi yang

dicari wisatawan

Page 124: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

110

Lampiran 4

Selective Coding

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bondowoso

No Kata Kunci Story line Quotes

1. Pendaya

gunaan

masyarakat

Pihak dinas telah

melakukan beberapaa

kali pertemuan dengan

pihak desa beserta

masyarakat dan

mendorong masyarakat

untuk terus menggarap

dan mengelola Desa

Blimbing. Beberapa

bantuan juga telah

diberikan kepada

masyarakat untuk

pengembangan kegiatan

di Desa Blimbing.

Dalam hal mendorong

pendayagunaan masyarakat di Desa

Blimbing, pemerintah melalui Dinas

Pariwisata telah melakukan

pertemuan dengan warga serta

memberikan himbauan utnuk terus

mengembangkan dan mengelola

Desa Blimbing. selain itu Dinas

Pariwisata Pemuda dan Olahraga

juga telah memberikan beberapa

bantuan untuk dapat menjadi

stimulan supaya masyarakat sadar

akan potensi desa Blimbing dalam

hal pariwisata.

2. Bentuk

pendayaguna

an

masyarakat

Hingga saat ini Dinas

Pariwisata Pemuda dan

Olahraga mendorong

masyarakat secara

langsung untuk

membangun pariwisata

khususnya melalui

potensi kebudayaan

yang dimiiki. Sebagai

salah satu identitas

Kabupaten Bondowoso,

kebudayaan di Desa

Blimbing harus tetap

dijaga dan pihak dinas

berkeyakinan bahwa

masyarakat Desa

Belimbing sendiri yang

lebih mengerti

bagaimana cara untuk

tetap menjaga

kelestarian. Sehingga

dengan kelestarian yang

tetap terjaga sektor

pariwisata akan dapat

terus berkembang

Pihak dinas mendorong masyarakat

secara penuh untuk mengelola

seluruh aspek dalam pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing. hal ini

didasari karakteristik masyarakat

yang hingga saat ini masih

memegang teguh tradisi dan lebih

mengerti akan perkembangan

kebudayaan lokal setempat yang

menjadi sumber daya dalam

mengembangkan produk wisata di

Desa Blimbing

3. Komunitas

Lokal dalam

pembanguna

Di Desa Blimbing

terdapat beberapa

komunitas lokal

Hingga saat ini belum ada komunitas

lokal atau kelompok-kelompok

masyarakat yang khusus dibentuk

Page 125: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

111

n dan

pengembang

an desa

wisata

diantaranya kelompok

seni dan belum ada

POKDARWIS sebagai

kelompok masyarakat

yang bergerak pada

pengembangan

kepariwisataan

untuk menangani kepariwisataan di

Desa Blimbing. akan tetapi ada satu

kelompok seni lokal yang dipimpin

oleh pemangku dat yang juga turut

terlibat dalam kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan kegiatan

Kepariwisataan di Dea Blimbing

4. Inisitor

pengembang

an desa

wisata

Inisiator dari

pembangunan serta

pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa

wisata adalah

pemerintah melalui

Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bondowoso.

Pemerintah melalui Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bondowoso menjadi inisiator dalam

pembangunan serta pengembangan

desa wisata di Desa Blimbing.

Pemerintah yakin dengan karakter

Desa Blimbing yang unik dan

memiliki kekhasan dalam segi

budaya dapat memberikan manfaat

bagi masyarakat melalui

pembangunan serta pengembangan

desa wisata dengan produk berupa

kebudayaan lokal setempat.

5. Upaya dalam

mendorong

keterlibatan

masyarakat

Pemerintah selalu

memberikan dorongan

dan memfasilitasi

masyarakat untuk terus

terlibat secara aktif

dalam mengembangkan

Desa Blimbing sebagai

desa wisata.

Upaya yang dilakukan pemerintah

untuk mendorong keterlibatan

masyarakat diantaranya adalah

memberikan pemahaman, bimbingan

secara langsung kepada masyarkat

serta beberapa bantuan berupa

peralatan kesenian untuk memancing

kesadaran atau sebagai stimulant

agar masyarakat setempat tergerak

dan yakin bahwa dengan pariwisata

akan memberikan manfaat yang

positif salah satunya dalam hal

perekonomian desa.

6. Perkembanga

n Desa

Blimbing

sebagai desa

wisata

Desa Blimbing

termasuk dalam salah

satu desa wisata di

Kabupaten Bondowoso

yang perkembangannya

lambat. Belum ada data

kunjungan yang tercatat

hingga saat ini. Hal

tersebut didasari oleh

kondisi masyarakat

yang belum terlalu

yakin dengan manfaat

yang akan diperoleh

jika mereka

mengembangkan

Sebagai desa wisata, Desa Blimbing

menjadi salah satu desa yang

tergolong lambat perkembangannya.

Belum ada upaya untuk melakukan

pencatatan data kunjungan serta

belum tumbuhnya keyakinan serta

kesadaran masyarakat terhadap

manfaat yang dihasilkan jika

masyarakat mengembankan Desa

Bimbing sebagai desa wisata.

Page 126: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

112

kepariwisataan di Desa

Blimbing.

7. Komitmen

dalam

penerapan

prinsip

ekonomi

hijau

Pemerintah terus

menjaga komitmen

dalam menjaga

kelestarian budaya dan

alam yang ada di Desa

Blimbing, untuk itu

pemerintah terus

mendorong masyarakat

untuk terus

mengembangkan

kepariwisataan di Desa

Blimbing. Dengan terus

mendorong masyarakat

untuk terus terlibat

secara aktif dalam

pembangunan serta

pengembangan desa

wisata di Desa

Blimbing, pemerintah

yakin aka nada manfaat

yang didapat oleh

masyarakat setempat

terutama dari segi

perekonomian.

Pemerintah terus berkomitmen

dengan cara terus mendorong

keterlibatan masyarkat agar semakin

aktif dalam mengembangkan

kepariwisataan di Desa Blimbing.

Dari upaya tersebut pemerintah terus

meyakinkan masyarakat akan

muncul manfaat terutama dalam hal

ekonomi yang secara langsung dapat

dirasakan oleh masyarkat.

8. Forum

komunikasi

Sudah beberapa kali

dilakukan pertemuan

dan diskusi bersama

masyarakat terkait

pengembangan Desa

Blimbing sebagai desa

wisata.

Sudah beberapa kali diadakan forum

komunikasi bersama masyarakat

namun belum bisa dikatakan sering

9. Penerapan

prinsip

kelestarian

Dari pihak dinas

sebagai pemegang

kebijakkan selalu

menghimbau kepada

masyarakat bahwa

kebudayaan yang

menjadi asset desa

harus dijaga dan

dilestarikan.

Penerapan prinsip kesalahlestarian

yang dilakukan di Desa Blimbing

saat ini baru bersifat himbauan dan

arahan kepada masyarakat. Belum

adanya aturan tegas yang dibuat.

Page 127: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

113

Pejabat Desa dan Masyarakat Desa Blimbing

No Kata Kunci

Story Line Quotes

1. Keterlibatan

aktif

wisatawan

dalam

kehidupan

perdesaan

Wisatawan yang datang

biasanya ingin belajar

secara langsung

kegiatan kesenian yang

ada di Desa Blimbing.

Wisatawan terlibat dalam

kegiatan kebudayaan khususnya

pada kegiatan-kegiatan kesenian

terutama dalam acara Upacara

Bersih Desa

2. Bentuk

penghargaan

terhadap

budaya dan

kearifan lokal

Masyarakat akan terus

menjaga kebudayaan

yang lahir dan

berkembang di Desa

Blimbing serta

menjadikan kebudayaan

hal mutlak yang harus

dijaga. Beberapa tradisi

yang sakral serta

karakter masyarakat

yang masih peduli dan

memegang teguh

kebudayaan diharapkan

dapat menjaga eksistensi

kebudayaan.

Masyarakat menganggap

kebudayaan di Desa Blimbing

merupakan identitas yang terus

dijaga. Masyarakat juga

meyakini dengan adanya

pariwisata, kebudayaan yang

ada tidak akan hilang atau

terganggu. Hingga saat ini

loyalitas masyarakat terhadap

kebudayaan setempat masih

sangat tinggi. Hal ini dapat

dibuktikkan dengan perilaku

masyarakat yang rela

mengutamakan kegiatan tradisi

setempat dibandingkan

pekerjaan sehari-hari.

3. Komunitas

lokal yang ada

di Desa

Blimbing

Komunitas Seni Singo

Ulung, seni hadrah,

namun belum ada

komunitas khusus yang

dibuat untuk

pengelolaan pariwisata.

Di Desa Blimbing terdapat

Komunitas Seni Singo Ulung

Bintang Pusaka, Kelompok

Kesenian Hadrah, akan tetapi

belum dibentuk komunitas lokal

yang khusus untuk mengelola

kegiatan kepariwisataan di Desa

Blimbing.

4. Jumlah

masyarakat

lokal yang

terlibat dalam

pengembangan

desa wisata

Seluruh masyarakat

selalu terlibat dalam

setiap kegiatan Desa

Blimbing, terutama

dalam hal kegiatan yang

bersifat tradisi dan

berkaitan dengan

kebudayaan.

Dalam pengembangan desa

wisata di Desa Blimbing,

masyarakat terlibat sepnuhnya.

Hal ini di dasari juga oleh

bentuk pengembangan produk

wisata di Desa Blimbing yang

berorientasi terhadap

kebudayaan setempat, dimana

kebudayaan merupakan hal yang

sangat dijaga dan di cintai oleh

masyarakat setempat.

5. Presentase

masyarakat

100 persen masyarakat

terlibat namun masih

100 persen masyarkaat terlibat

dan harus ada bimbingan dan

Page 128: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

114

yang terlibat

dalam

pengembangan

desa wisata

membutuuhkan

bimbingan dari pihak-

pihak yang lebih

mengerti hal-hal yang

berkaitan dengan

pariwisata.

arahan yang jelas dari pihak-

pihak lain terutama dinas

setempat.

6. Perkembangan

Desa Blimbing

sebagai desa

wisata

Wisatawan datang pada

saat ada acara-acara

desa seperti Upacara

bersih desa. Adapula

yang datang untuk

melakukan penelitian

serta belajar kesenian

setepat. Masyarakat

sangat menerima dan

senang apabila Desa

Blimbing semakin ramai

dikunjungi wisatawan.

Wisatawan yang berkunjung

sifatnya musiman terutama pada

saat ada upacara bersih desa.

Dan masyarakat juga berharap

pariwisata di Desa Blimbing

dapat berkembang seperti desa

wisata lain yang sudah

berkembang pesat.

7. Komitmen

dalam

penerapan

prinsip

ekonomi hijau

Pihak desa beserta

masyarakat akan terus

mendorong upaya-upaya

pelestarian karena

kehidupan masyarakat

sebagian besar

bergantung pada alam

dan budaya sekitar.

Masyarakat bersama pihak desa

sebagai pengelola telah

berkomitmen untuk terus

menjaga kelestarian budaya dan

alam di Desa Blimbing. hal ini

didasari oleh kehidupan

masyarakat yang sangat

bergantung dengan alam dan

budaya setempat. Masyarakat

juga yakin jika alam dan budaya

tetap dijaga kelestariannya maka

aka nada manfaat yang

dihasilkan.

8. Forum

komunikasi

Pihak desa telah

melakukan beberapa

kali pertemuan bersama

masyarakat. Akan tetapi

pembahasan yang

dilakukan tidak hanya

berkaitan dengan

kepariwisataan di Desa

Blimbing tetapi

menyangkut hal yang

lain. Untuk forum yang

dilakukan antara

masyaraat dan

masyarakat desa bisa

dikatakan sangat jarang.

Forum komunikasi di Desa

Blimbing yang membahas

kegiatan kepariwisataan dalam

hal ini pengembangan desa

wisata bisa dikatakan sangat

jarang.

9. Penerapan

prinsip

Untuk penerapan

prinsip-prinsip yang

Masyarakat bersama pihak desa

menekankan bahwa

Page 129: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

115

kelestarian berkaitan dengan

kelestarian lingkungan

pihak desa dan

masyarakat meyakini

jika budaya dan alam

lestari akan memberikan

manfaat bagi kehidupan

masyarakat, maka dari

itu pihak desa

menghimbau seperti

apapun bentuk

pembangunan dan

pengembangan di desa

harus tetap menjunjung

tinggi kelestarian alam

dan budaya setempat.

bagaimanapun bentuk

pembangunan dan

pengembangan yang dilakukan

harus tetap menjunjung tingi

adat istiadat serta kelestarian di

Desa Blimbing. Jika dilihat dari

keseharian masyarakat, dalam

hal ini masyarakat sudah

menerapkan prinsip kelestarian

budaya dan adat yang berlaku.

Page 130: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

116

Lampiran 5

Turnitin

Page 131: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

117

Lampiran 6

Surat Penelitian

Page 132: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

118

Lampiran 7

Formulir Bimbingan

Page 133: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

119

Page 134: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

120

Page 135: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

121

Page 136: KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BLIMBING …

122

BIODATA

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dadika Faisal Pradana

Alamat : Perumahan Griya Kembang Permai

Blok N6

Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur

Tempat dan Tanggal Lahir : Banyuwangi, 1 Maret 1994

Telepon : 081221424905

e-mail : [email protected]

Kewarganegaraan : Indonesia

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Didik Cahyono

Nama Ibu : Eny Yuliati

Alamat Orang Tua : Perumahan Griya Kembang Permai

Blok N6

Kabupaten Bondowoso, Jawa

PENDIDIKAN FORMAL

1999-2000 : TK Kemala Bhayangkari Bondowoso

2001-2007 : SD Negeri Dabasah Bondowoso

2007-2010 : SMP Negeri 1 Bondowoso

2010-2013 : SMA Negeri 2 Bondowoso

2013-sekarang : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung