KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM...

39
Laporan Akhir Kegiatan KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH) DI LAHAN KERING KABUPATEN ACEH JAYA DI PROVINSI ACEH Oleh : Idawanni Yufniati ZA Cut Nina Herlina M. Ramlan Emlan Fauzi Ahmad Ratna Ellis Rajab Rosdewani BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NAD BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011

Transcript of KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM...

Page 1: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

Laporan Akhir Kegiatan

KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANINILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH) DI

LAHAN KERING KABUPATEN ACEH JAYADI PROVINSI ACEH

Oleh :

IdawanniYufniati ZA

Cut Nina HerlinaM. Ramlan

Emlan FauziAhmad

Ratna Ellis RajabRosdewani

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NADBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN2011

Page 2: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat serta nikmat Nya yang dilimpahkan kepada saya dan anggota tim

sehingga kami dapat menulis dan menyelesaikan laporan akhir kegiatan PIPKPP

T.A 2011 dengan judul Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Nilam

(Pogostemon cablin Benth) di Lahan Kering Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh

yang dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Oktober 2011.

Kegiatan pengkajian ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya

kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak terutama Dinas Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Aceh Jaya, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Sampoiniet, petani nilam dan instansi lainnya.

Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Provinsi Aceh, peneliti dan penyuluh pertanian dan teman

teman yang terlibat dalam pengkajian ini sehingga terlaksanananya pengkajian

ini dengan baik. Saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penulisan

laporan ini sangat diharapkan untuk penyempurnaan di masa datang.

Banda Aceh, Desember 2011Penanggung Jawab Kegiatan,

Idawanni, SPNIP. 19680924 199803 2 001

Page 3: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

2

ABSTRAK

Idawanni, dkk. Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Nilam (Pogostemon cablin Benth)di Lahan Kering Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh dilaksanakan di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya dengan luas lahan satu hektar dengan 10orang petani kooperator, terdiri dari lima orang petani kooperator dengan pola petanidan lima orang petani kooperator dengan pola introduksi. Pengkajian ini bertujuan untukmengkaji paket teknologi introduksi budidaya nilam dan mengkaji sistem usahatani nilamdengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering. Dosis pupuk yang digunakan dalampengkajian ini terdiri dari dua pola yaitu Pola Introduksi (varietas unggul Sidikalang,pupuk organik/kompos 5 t/ha, dolomit 2 t/h, Urea 280 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 150kg/ha dan 150 kg/ha NPK) dan pola petani (varietas lokal, tanpa pupuk organik/komposdan dolomit, Urea 200 kg/ha, SP-36 50 kg/ha dan KCl 100 kg/ha). Analisis sosial danekonomi berupa analisis tingkat pendapatan petani dilakukan dengan metode finansialR/C, B/C, dan MBCR. Hasil pengkajian menunjukkan dengan menerapkan teknologiintroduksi menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan petani. Paketintroduksi dengan tinggi tanaman, lebar kanopi, berat terna basah dan terna keringtanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan 7,20 ton/hadengan peningkatan masing-masing 5,62%, 15,80%, 34,78% dan 21,53% dibandingkandengan pola petani. Penerapan teknologi usahatani nilam di lahan kering mampumeningkatkan tambahan keuntungan usahatani sebesar Rp 26.467.000/ha/panen dengannilai R/C 2,26; B/C sebesar 1,26; dan MBCR sebesar 2,00.

Kata kunci : Varietas Sidikalang, pola introduksi, pola petani

Page 4: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

3

ABSTRACT

Idawanni, et al. Application of Technology Assessment of Farming Patchouli(Pogostemon cablin Benth) in Aceh Jaya district Dryland Aceh province held inKuala Bakong Village District Sampoiniet Aceh Jaya district with an area of one hectare ofland with 10 farmer cooperators, consisting of five farmers and farmer cooperators in thepattern of five the farmer cooperators with the pattern of introduction. Thisstudy aims to assess the introduction of technology packagespatchouli cultivation and patchouli assesses farming systems by optimizing the utilizationof dry land. Fertilizer dose used in this study consisted of two patterns,namely patterns Introductions (Sidikalang varieties, organic fertilizer/compost 5 t/ha, dolomite 2 t/ha, urea 280 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 150 kg/ha and150 kg/ha NPK) and the pattern of farmers (local varieties, with no organicfertilizer/compost and dolomite, Urea 200 kg/ha, SP-36 50 kg/ha and 100 kgKCl/ha). Social and economic analysis of farmers' income level of analysis performed bythe method of finance R/C, B/C, and MBCR. Assessment results show by applying thetechnology introduction showed a real difference to the treatment offarmers. Package with the introduction of plant height, canopy width, weight wet and dryterna patchouli plants amountedto 62.00, 118.7 cm,21.60 tons/ha and 7.20 tonnes/ha with an increase in each of the5, 62%,15.80%, 34.78% and 21.53% compared with the pattern of the farmers.Application of technology in dryland farming patchouli added to increase farm profits ofRp 26.467.000/ha/panen with the R/C 2.26: B/C of 1.26; and MBCR of 2.00.

Keywords: Varieties Sidikalang, patterns of introduction, the patternof farmers

Page 5: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

4

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………….. iKATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… iiDAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. iiiDAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….. ivDAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………. vABSTRAK……………………………………………………………………………………….. viPENDAHULUAN……………………………………………………………………………….. 1Latar Belakang………………………………………………………………………………….Perumusan Masalah……………………………………………………………………………Tujuan…………………………………………………………………………………………….Keluaran………………………………………………………………………………………….

1455

METODELOGI...................................................................................... 6Lokasi Dan Waktu……………………………………………………………………………….Bahan Dan Alat………………………………………………………………………………….Rancangan Riset………………………………………………………………………………..Hasil Yang Diharapkan………………………………………………………………………….

66611

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 12Karakteristik Fisik Lokasi Pengkajian………………………………………………………… 12Karakteristik SDM Dan Sosial Ekonomi…………………………………………………….. 14Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam…………………………………………………………. 17Produksi Nilam (Terna Basah Dan Kering)………………………………………………….. 19KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………………….. 23DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………. 24DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………... 25

Page 6: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

5

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan salah satu

tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari

50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia. Hampir seluruh pertanaman nilam

di Indonesia merupakan pertanaman rakyat yang melibatkan 32.870 kepala

keluarga petani (Ditjen Perkebunan, 2006).

Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia

dengan kontribusi 70%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2004 sebesar 2.074 ton

dengan nilai US$ 27,136 juta (Ditjen Perkebunan, 2006) produksi nilam

Indonesia sebesar 2.382 ton, sebagian besar produk minyak nilam diekspor

untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida

(Dummond, 1960; Robin, 1982, Mardiningsih et al., 1995). Dengan

berkembangnya pengobatan dengan aromaterapi, penggunaan minyak nilam

dalam aromaterapi sangat bermanfaat selain penyembuhan fisik juga mental dan

emosional. Selain itu, minyak nilam bersifat fixatif (mengikat minyak atsiri

lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk substitusinya (Ibnu Santoso,

2000).

Di Indonesia daerah sentra produksi nilam terdapat di Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam,

kemudian berkembang di provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Kalteng dan daerah lainnya. Luas areal pertanaman nilam pada tahun

2004 sekitar 16.639 ha, namun produktivitas minyaknya masih rendah rata-rata

198,72 kg/ha/tahun (Ditjen Perkebunan, 2006). Dari hasil pengujian di berbagai

lokasi pertanaman petani, kadar minyak berkisar antara 1-2% dari terna kering

(Rusli et al .,1993).

Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang hingga

kini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengusahaan tanaman nilam

dibanding daerah lain, yang merupakan daerah sentra produksi minyak nilam

nasional (70 %). Provinsi Aceh merupakan daerah yang terletak di paling barat

Pulau Sumatera dengan luas wilayah 57.365,57 km2, diantaranya terdiri dari

lahan kering yang merupakan wilayah terbesar yang didominasi oleh tanaman

perkebunan yang tersebar di 13 kabupaten yang didominasi oleh perkebunan

kelapa sawit, kopi karet dan pinang sedangkan sisanya merupakan perkebunan

Page 7: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

6

rakyat yang umumnya ditanami dengan tanaman pala, kemiri, tebu, kelapa,

cengkeh dan nilam. Pada umumnya sistem usahatani di lahan kering Provinsi

Aceh masih tradisional dan belum tersentuh teknologi. Hal ini lebih diperparah

dengan kodisi lahan kering itu sendiri dengan karakteristik: 1) tingkat

kemasaman yang tinggi, 2) kurang subur/ miskin bahan organik, 3) tanah di

dominasi jenis podsolik merah kuning, dan 4) Curah hujan tinggi.

Potensi penanaman nilam di Provinsi Aceh pada tahun 2009 mencapai

4.246 ha yang merupakan perkebunan rakyat dan diusahakan di 10 (sepuluh)

kabupaten sentra produksi yang meliputi Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh

Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Bener Meriah,

Gayo Lues dan Pidie. (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh, 2009).

Produktivitas nilam yang dihasilkan di Provinsi NAD masih tergolong

rendah dan beragam antar sentra produksi berkisar antara ± 10 – 15 ton daun

segar/ha (Anon,1987). Kisaran produksi ini masih jauh di bawah potensi hasil

nilam yang mampu menghasilkan daun nilam segar sebesar 52 ton/ha (Tasma

dan Wahid, 1988).

Rendahnya produktivitas tanaman nilam ditingkat petani ini disebabkan

karena petani belum menggunakan teknologi budidaya secara tepat.

Produktivitas tersebut masih dapat ditingkatkan dengan menggunakan varietas

unggul, penanaman nilam pada daerah yang sesuai, pemberian pupuk serta

pencegahan hama dan penyakit.

Untuk menjawab masalah tersebut di atas, Balai Pengkajian Tanaman

Rempah dan Obat (Balittro) pada tahun 1997 telah melakukan eksplorasi

terhadap 28 nomor tanaman nilam dengan kadar minyak bervariasi antara 1,60 –

3, 59%. Hasil seleksi dari nomor-nomor tersebut, diperoleh 4 nomor harapan

yang produktivitas, kadar dan mutu minyaknya relatif tinggi, yaitu nomor 0003,

0007, 0012 dan 0013. Keempat nomor tersebut telah diuji multilokasi di Ciamis,

Cimanggu dan Sukamulya. Dari hasil uji multilokasi diperoleh 3 varietas unggul

baik produksi terna maupun kadar dan mutu minyaknya, ketiga varietas tersebut

adalah : Tapaktuan, Lhokseumawe dan Sidikalang (Nuryani et al., 1994).

Page 8: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

7

Salah satu kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi nilam di

Provinsi Aceh adalah Kabupaten Aceh Jaya dengan luas lahan penanaman ± 591

ha dan produksi 14 ton. Kabupaten ini merupakan kabupaten baru sebagai hasil

pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Kabupaten ini secara geografis terletak

pada posisi 04022’ – 5016’ garis lintang utara dan 95002’ -63003 bujur timur.

Kabupaten Aceh Jaya terbagi dalam 6 kecamatan, 21 mukim,172 desa dengan

batas wilayah administrasi yang meliputi sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, sebelah Selatan berbatasan dengan

Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat, sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat dan sebelah Barat

berbatasan dengan Samudera Indonesia. Kecamatan Sampoiniet merupakan

kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 27% dari luas wilayah kabupaten

Harga minyak nilam di tingkat pedagang pengumpul di beberapa

kabupaten di Provinsi Aceh saat ini berkisar antara Rp. 300.000,- sampai Rp.

350.000,- per kilogram. Namun membaiknya harga minyak nilam ini belum dapat

meningkatkan angka produksi di tingkat petani. Penurunan produksi minyak

nilam di tingkat petani ini disebabkan oleh banyaknya petani yang tidak

menggarap lahannya untuk ditanami nilam, akibat rendahnya harga. Namun

dengan membaiknya harga minyak nilam akhir 2006 lalu, petani sudah mulai

menggarap kembali lahannya untuk menanam nilam walaupun baru sebagian

saja.

Untuk mendukung usaha pengembangan tanaman nilam yaitu dengan

memperbaiki sistem budidaya yang optimal dengan teknologi anjuran

Gambar 1. Peta wilayah sentra penanaman nilam di Provinsi Aceh

Page 9: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

8

(penggunaan varietas unggul, pemupukan, PHT dan penanganan pasca panen

yang baik), sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani nilam serta

Pendapatan Asli Daerah. Untuk menjamin kemurnian benih unggul nilam dalam

jumlah yang memadai perlu diupayakan pendirian kebun induk nilam yang

selanjutnya dapat diperbanyak sebagai benih sebar.

Mengingat pentingnya konstribusi nilam bagi daerah maka pemerintah

daerah NAD menganggap perlu mengambil beberapa langkah dan kebijakan

untuk pengembangan agribisnis nilam antara lain menetapkan kawasan

pengembangan agribisnis nilam yaitu : menerapkan budidaya nilam secara

efisien yang didukung dengan penggunaan varietas yang berkualitas dan bebas

penyakit, memantapkan kelembagaan petani, serta menumbuh kembangkan

agroindustri pengolahan minyak nilam (Sufriadi dan Mustanir, 2004).

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Dalam usahatani nilam banyak kendala dan masalah yang dihadapi, baik

kendala administratif, teknis operasional, maupun kendala pemasaran. Selama

terjadinya konfik di Aceh telah terjadi penurunan luas penanaman nilam yang

sangat signifikan. Selain itu penanganan permasalahan tehnis yang ada dimulai

dari pemilihan bibit/setek, cara pemupukan, perawatan dan pengendalian hama

dan penyakit serta perlakuan pasca panen yang belum optimal merupakan salah

satu penyebab utama masih rendahnya produktivitas tanaman nilam di Aceh.

Selain itu belum tersedianya BBI dan penangkar bibit nilam di Aceh juga menjadi

kendala apabila dilaksanakan pengembangan nilam yang membutuhkan bibit

dalam skala besar.

Pada tahun 2009 BPTP Aceh telah melakukan pengkajian perbaikan

teknologi budidaya nilam dengan menggunakan tiga varietas unggul di Desa

Kuala Bakong Kecamatan Sampoineit Kabupaten Aceh Jaya. Dari hasil pengkajian

menunjukkan bahwa varietas Sidikalang mempunyai tingkat adaptasi yang baik

yang dapat dilihat dari produksi daun segar tertinggi mencapai 15.5 ton/ha.

Namun demikian pengkajian terhadap varietas ini masih harus terus dilakukan di

beberapa lokasi lainnya untuk memperoleh hasil yang optimal sehingga pada

akhirnya dapat berkembang luas ke seluruh sentra produksi di Provinsi Aceh.

Untuk mengatasi masalah tersebut disusun rencana kegiatan

pengkajian/riset yang meliputi: (1) survei dalam rangka inventarisasi teknologi

Page 10: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

9

budidaya nilam yang digunakan petani di lokasi pengkajian, penentuan petani

kooperator dan karakteristik lokasi pengkajian. (2) pengkajian paket teknologi

usahatani nilam pola petani dan teknologi introduksi. Komponen teknologi

budidaya nilam yang diteliti meliputi varietas local dan varietas unggul Sidikalang,

dan pemupukan . (3) analisis sosial ekonomi. Kegiatan ini melibatkan kelompok

tani/petani, penyuluh pertanian Tk.II dibawah bimbingan peneliti dari BPTP NAD.

1.3. TUJUAN

1. Mengkaji paket teknologi introduksi budidaya nilam

2. Mengkaji sistem usahatani nilam dengan mengoptimalkan pemanfaatan

lahan kering.

1.4. KELUARAN

Keluaran dari dari pengkajian ini adalah :

1. Tersedianya paket teknologi budidaya nilam di lahan kering

2. Tersedianya sistem usahatani nilam yang dapat meningkatkan pendapatan

petani.

Page 11: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

10

II. METODOLOGI

2.1. LOKASI DAN WAKTU

Pengkajian ini dilaksanakan di lahan petani di Desa Kuala Bakong

Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya dari bulan Maret sampai dengan

bulan Oktober 2011.

2.2. BAHAN DAN ALAT

Kegiatan pengkajian ini menggunakan bahan dan alat yang terdiri dari :

a. Bahan yang digunakan yaitu :

- Tanaman Nilam (Varietas Sidikalang)

- Pupuk Organik/kompos

- Pupuk an organik ( Urea, TSP, KCl, NPK )

- Insektisida

b. Alat yang digunakan yaitu : cangkul, sekop, gerobak sorong, garu, sabit,

timbangan, meteran.

2.3. RANCANGAN RISET

Pengkajian ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat partisipatif

dan kemitraan antara peneliti/penyuluh BPTP NAD, PPL, kelompok tani serta

melibatkan instansi terkait yaitu Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Jaya, BPP

Kecamatan, Lembaga Desa dan lain–lain.

Pengkajian ini melibatkan 10 petani kooperator dengan luas lahan ± 1

ha, dimana 5 orang petani kooperator dengan pola petani dan 5 orang petani

kooperator dengan pola introduksi. Pemilihan lokasi pengkajian didasarkan pada

tipologi lahan kering, berusaha dibidang pertanian sebagai mata pencaharian

utama dengan pola usahatani dominan nilam.

Kegiatan yang dilakukan yaitu kajian penerapan teknologi usahatani

nilam pola petani dan teknologi introduksi. Prosedur pengkajian penerapan

teknologi usahatani nilam di Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai berikut :

a) Pendekatan persiapan/awal pengkajian akan dilakukan melalui survey

dengan metode pemahaman pedesaan dalam waktu singkat secara

partisipatif (Participatory Rural Appraisal). Pengumpulan data dilakukan

Page 12: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

11

melalui metode data kepustakaan/desk study/review dan survei di lapangan

serta teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuisioner

yang telah disiapkan. Data yang dikumpulkan terdiri dari biofisik wilayah

pengkajian, sosial ekonomi dan budaya setempat.

b) Pengambilan sampel tanah di lokasi kegiatan untuk mengetahui sifat –sifat

kimia tanah antara lain pH, kandungan bahan organik, C/N ratio, kandungan

unsur hara makro, dan lain – lain.

c) Menganalisis paket teknologi usahatani nilam pola petani dan teknologi

introduksi.

d) Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman yaitu pada umur 2, 4 dan 6

BST (bulan setelah tanam).

e) Pengamatan terhadap produksi nilam yang dilakukan setelah tanaman nilam

di panen.

Komponen teknologi kajian penerapan teknologi sistem usahatani nilam

yang gunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Metode analisis yang digunakan yaitu

analisis tabulasi data dengan menggunakan uji T terhadap perlakukan yang diuji.

Tabel 1. Komponen teknologi kajian penerapan teknologi sistem usahatani nilamdi Kabupaten Aceh Jaya.

KomponenTeknologi

Pola Petani Teknologi Introduksi

Varietas Lokal Aceh SidikalangPengolahan Tanah Tanpa Olah Tanah SempurnaPengapuran Tanpa pengapuran 200 gr/lubang tanamJarak Tanam 100 x 100 cm 100 x 100 cmPupuk Organik - 0.5 kg/lubang tanamPupuk anorganik 200 Kg/ha Urea

50 Kg/ha SP-36100 Kg/ha KCL

280 Kg/ha Urea70 Kg/ha SP-36150 Kg/ha KCL150 kg/ha NPK

Pengendalianhama/penyakit

Sanitasi dan eradikasikurang diperhatikan

Dilakukan sejak di pembibitansampai panen

Panen Umur 6 BST Umur 6 BST

Page 13: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

12

Lay out pengkajian nilam

POLA INTRODUKSI POLA PETANI

PETANIKOOPERATOR

I

PETANIKOOPERATOR

II

PETANIKOOPERATOR

III

PETANIKOOPERATOR

IV

PETANIKOOPERATOR

V

PETANIKOOPERATOR

I

PETANIKOOPERATOR

II

PETANIKOOPERATOR

III

PETANIKOOPERATOR

IV

PETANIKOOPERATOR

V

Page 14: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

13

A. Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif

tanaman nilam. Tanaman sampel ditetapkan sebanyak 10 tanaman pada

masing-masing plot dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Bukan tanaman pinggir

2. Lakukan secara acak

3. Bukan areal/plot pengamatan penyakit

Pada tanaman sampel diberi nomor urut 1 – 10 dan tidak berubah

sampai dengan pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen

produksi selesai diamati. Variabel pengamatan terhadap pertumbuhan

vegetatif meliputi :

1. Tinggi tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 2, 4, 6, bulan setelah

tanam (BST). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara

pengukuran dari permukaan tanah sampai bagian tertinggi dari tanaman.

2. Diameter kanopi (cm)

Pengamatan diameter kanopi dilakukan pada umur 2, 4, 6, bulan setelah

tanam (BST).

3. Jumlah Cabang

Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada umur 2 dan 4 bulan setelah

tanam (BST). Cabang yang diamati adalah cabang primer yaitu seluruh

cabang yang keluar dari batang utama.

4. Tingkat serangan hama/penyakit (%)

Persentase serangan penyakit dihitung berdasarkan jumlah tanaman yang

terserang pada masing-masing paket. Pengamatan dilakukan pada umur

1, 3, 6, bulan setelah tanan (BST). Rumus yang digunakan adalah :

jumlah tanaman terserang

Total tanaman/paket

Variabel pengamatan terhadap pertumbuhan generatif meliputi :

a. Berat terna segar (kg)

Dihitung pada saat panen pada umur 6 bulan setelah tanam dengan cara

menimbang berat terna segar

b. Berat terna kering (kg)

x 100%Persentase serangan =

Page 15: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

14

Timbang dan hitung berat terna kering setelah dijemur 1-2 hari dan

dikering anginkan 2-3 hari.

B. Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan ditabulasi dan

dianalisis dengan menggunakan model matematis yang digunakan untuk

menganalisis data hasil pengkajian sebagai berikut ini :

Yijk = µ + βi + Aj + Vk + (AV)ijk + Eijk

Keterangan :

Yijk = Hasil pengamatan akibat Paket Teknologi (A) dan varietas (V)

µ = Rataan umum

βi = Pengaruh ulangan ke-i

Aj = Pengaruh paket teknologi ke-j

Vk = Pengaruh varietas ke-k

AVijk = Pengaruh interaksi antara faktor paket teknologi (A) ke-j dan Varietas

(V) ke-k pada ulangan ke-i

Eijk = Pengaruh galat percobaan dari faktor paket teknologi (A) ke-j dan

varietas (V) ke-k pada ulangan ke-i

Jika hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata,

maka untuk menguji perbedaan nilai tengah antara perlakuan dilanjutkan

dengan uji Tukey 5% (Tukey 0,05).

Data yang diperoleh dari hasil survei ditabulasi dan dianalisis secara

persentase yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Analisa sosial

ekonomi berupa analisis tingkat pendapatan petani dilakukan dengan metode

financial R/C yaitu imbangan penerimaan dan biaya, B/C yaitu imbangan

keuntungan dan biaya serta MBCR yaitu ditujukan untuk melihat produksi dan

pendapatan yang diterima petani sebelum dan sesudah pengkajian

(Soekartawi, 2002).

Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) dihitung berdasarkan formulasi berikut :

Penerimaan kotor (I) - Penerimaan kotor (P)

MBCR =

Total biaya (I) - Total biaya (P)

dimana : I = Teknologi introduksi

P = Teknologi petani

Page 16: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

15

Perhitungan MBCR menjelaskan jika nilainya <2, berarti teknologi

introduksi tidak berpotensi secara ekonomis untuk dikembangkan, sebaliknya

jika >2, artinya teknologi tersebut berpotensi secara ekonomis untuk

dikembangkan (Soekartawi, 2002).

2.4. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Adanya paket teknologi budidaya nilam di lahan kering

2. Adanya sistem usahatani nilam yang dapat meningkatkan pendapatan

petani

3. Terpublikasinya 2 (dua) tulisan ilmiah yang diterbitkan di jurnal/prosiding

nasional/daerah

Page 17: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

16

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Fisik

3.1.1. Lokasi Pengkajian

Kegiatan Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Nilam (Pogostemon

cablin Benth) di Lahan Kering Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh dilaksanakan di

Desa Kuala Bakong Kecamatan Sampoiniet di Kabupaten Aceh Jaya.

Desa Kuala Bakong berjarak ± 15 Km dari ibukota Kecamatan dan ± 45

km dari ibukota Kabupaten. Luas wilayah Desa Kuala Bakong ± 15.000 ha,

dengan jumlah penduduk 380 jiwa, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jempheuk

Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Arongan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gampong Baro Patek

3.1.2. Topografi dan Karakteristik Tanah

Keadaan topografi dan karakteristik tanah pada Desa Kuala Bakong

Kecamatan Sampoiniet adalah dataran rendah dengan ketinggian tempat < 750

m dpl, tingkat kemiringan tanah < 8 %,dengan pH tanah rata-rata 5.8 – 6.0 dan

kondisi drainase yang buruk.

3.1.3. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan

Berdasarkan tingkat penggunaan lahan di Desa Kuala Bakong Kecamatan

Sampoiniet dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Desa Kuala Bakong KecamatanSampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Tahun 2010

No. Jenis PenggunaanLuas Lahan

Hektar %1 Sawah 126 23,082 Pekarangan 100 18,323 Tegalan/Kebun 150 27,474 Tambak 70 12,825 Kolam - -6 Padang Rumput 50 9,167 Lahan Tidur 50 9,16

Total 546 100,00

Page 18: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

17

Berdasarkan Tabel 2. Terlihat bahwa sebahagian besar lahan pada Desa

Kuala Bakong merupakan lahan tegalan/kebun dan pekarangan sebesar 45,79%

merupakan lahan yang potensial dijadikan lahan pertanaman nilam. Lahan tidur

yang selama ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kuala Bakong

Kecamatan Sampoinet dapat juga menjadi lahan pertanaman Nilam, sehingga

potensi penanaman nilam di Desa Kuala Bakong sebesar 200 hektar atau 54,95%

dari seluruh wilayah Desa Kuala Bakong Kecamatan Sampoinet Kabupaten Aceh

Jaya.

3.1.4. Keragaan Sektor Pertanian/Pola Usaha Tani

Mata pencaharian masyarakat di Desa Kuala Bakong Kecamatan

Sampoiniet pada umumnya petani, sebagian besar dari mereka menggantungkan

hidupnya pada usahatani sub sektor pangan dan sub sektor perkebunan yang di

usahakan pada lahan sawah maupun di lahan kering. Pola usaha tani di desa

Kuala Bakong dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pola Usaha Tani Masyarakat Desa Kuala Bakong Kecamatan SampoinetKabupaten Aceh Jaya Tahun 2010

No. Jenis Tanaman Luas Penanaman(ha)

Jumlah Petani(Jiwa)

1. Padi Sawah 123,50 1392. Kacang Tanah 30,00 503. Nilam 21,00 344. Kacang Kedelai 80,00 1365. Hortikultura/palawija lainnya 17,00 706. Ternak Sapi 130 ekor 177. Ternak Bebek 7820 ekor 172

Sumber : Potensi Wilayah Kecamatan Sampoinet, 2010

Pola usahatani pada lahan sawah terdiri dari 3 (tiga) komoditi yaitu: a)

padi sawah dengan luas areal 123,5 ha yang diusahakan oleh 139 orang; b)

kacang tanah dengan luas areal penanaman 30 ha yang diusahakan oleh 50

orang; c) kacang kedelai dengan luas areal penanaman 80 ha yang diusahakan

oleh 136 orang. Sedangkan pola usahatani yang di usahakan pada lahan kering

terdiri dari 2 (dua) komoditi yaitu: a) Palawija dan hortikultura dengan luas areal

penanaman 17 ha dan diusahakan oleh 70 orang; dan b) Nilam dengan luas

areal penanaman 21 ha yang diusahakan oleh 34 orang petani. Masyarakat yang

Page 19: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

18

memelihara ternak sapi sebanyak 17 KK dengan jumlah ternak 130 ekor serta

ternak bebek sebanyak 7.820 ekor yang diusahakan oleh 172 Kepala Keluarga.

3.2. Karakteristik Sumber Daya Manusia dan Sosial Ekonomi

3.2.1. Keragaan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Keragaan jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Kuala

Bakong, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya disajikan pada Tabel 4

berikut ini :

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Tahun 2010

No. Umur ( tahun ) Jumlah Penduduk (orang)1 0-10 932 11-20 673 21-30 1224 31-40 755 41-50 386 51-60 207 61 + 5

Total 420

Jumlah penduduk terbanyak/tertinggi yaitu pada umur 21 - 30 tahun dan

umur 31 - 40 tahun yang merupakan umur produktif dalam melakukan aktifitas

atau pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan pengetahuan

seseorang untuk mengadopsi suatu informasi yang bersifat teknologi dalam

upaya pembinaan pengembangan usahatani nilam.

3.2.2. Keragaan Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Keragaan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Kuala

Bakong, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya disajikan pada Tabel 5

berikut ini :

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Tahun 2010

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (orang)1 Belum/Tidak Sekolah 1182 SD 1413 SLTP 844 SLTA 285 Akademi 86 Perguruan Tinggi 1

Total 420

Page 20: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

19

3.2.3. Keadaan Lahan Lokasi Pengkajian

Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kesuburan tanah di lokasi

pengkajian tergolong dalam katagori sedang kecuali P tersedia yang tergolong

sangat rendah. Tekstur tanah pada lokasi pengkajian yang dianalisa dengan

hidrometer diperoleh hasil adalah; Liat (6,15%), Debu (14,35%), Pasir (79,50%).

Berdasarkan perbandingan pasir, debu dan liat maka dapat ditentukan bahwa

lokasi pengkajian termasuk dalam tekstur Pasir Berlempung. Hasil analisis

beberapa sifat kimia tanah beserta kreterianya disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisis Tanah Lokasi Pengkajian di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoinit Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2011.

No. Parameter Nilai Kriteria1. pH H2O 5,20 Masam2. C - Organik (%) 2,00 Sedang3. N - Total (%) 0,26 Sedang4. P – Tersedia (ppm) 0,38 Sangat Rendah5. K – Tersedia (ppm) 13,60 Sedang6. Tekstur

- Pasir- Debu- Liat

79,5014,356,15

Pasir Berlempung

Tanah Pasir merupakan tanah yang tidak dapat menimpan air karena

partikel-partikel tanah kasar. Berdasarkan tekstur tanah di lokasi pengkajian

maka penggunaan pupuk kandang atau kompos guna memperbaiki daya

porositas tanah yang tinggi. Pupuk kandang atau kompos mempunya daya ikat

air yang relatif tinggi.

Rendahnya pH disebabkan oleh adanya pencucian basa-basa sehingga

hanya ada ion hidrogen dan alauminium yang ada dalam larutan tanah. pH

tanah sangat erat hubungannya dengan ketersedian unsur hara di dalam tanah

terutama unsur hara makro. Penambahan Kapur Pertanian (Kaptan) atau Dolomit

dapat meningkatkan pH tanah sehingga diharapkan unsur hara lebih tersedia di

daerah perakaran tanaman. Menurut Rosman dan Hermanto (2004) mengatakan,

upaya penurunan kemasaman tanah dapat diatas dengan pengapuran, untuk

tanaman Nilam memerlukan pH tanah agak masan sampai netral (pH 5,5 – 7).

Selanjutnya Sufiani et al. (1998) menyatakan bahwa, pH yang rendah akan

mengakibatkan timbulnya serangan nematoda pada tanaman Nilam.

Page 21: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

20

a. Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keragaan vegetatif tanaman Nilam

Varietas Sidikalang dan Varietas Lokal (Aceh) meliputi tinggi tanaman, diameter

kanopi dan jumlah cabang dengan pola introduksi maupun pola petani pada

umur 2 dan 4 bulan setelah tanam disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam Dengan Teknologi Introduksi danTeknologi Petani pada Umur 2 dan 4 Bulan Setelah Tanam (BST).

Keragaan Vegetatif 2 BST 4 BSTTeknologiIntroduksi

TeknologiPetani

TeknologiIntroduksi

TeknologiPetani

1. Tinggi Tanaman (cm) 25,75 a 23,30 a 40,48 a 39,30 a2. Jumlah Cabang 5,63 a 4,90 a 14,50 b 10,90 a3. Diameter Kanopi (cm) 41,28 b 26,70 a 83,28 b 64,70 a

Ket. Huruf kecil yang sama pada baris dan umur tanaman yang sama tidak berbedanyata pada uji T taraf 5 %

Keragaan vegetatif tanaman nilam pada umur 2 bulan setelah tanam

terlihat bahwa perbaikan varietas dan pemupukan belum menunjukkan

perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang tanaman

nilam. Penyerapan unsur hara oleh tanaman sangat tergantung dengan

perkembangan akar sejalan dengan pertambahan umur tanaman.

Pada umur 4 bulan setelah tanam paket teknologi introduksi yang

meliputi penggunaan varietas Sidikalang dan penambahan kompos serta

pemberian pupuk yang sesuai dengan rekomendasi telah dapat menunjukkan

perbedaan yang nyata dengan perlakuan petani. Perbaikan teknologi telah dapat

meningkatkan pertumbuhan jumlah cabang tanaman nilam sebesar Tasma dan

Wahid (1990) menyatakan bahwa, Dari hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya bahwa tanaman nilam membutuhkan tindakan budidaya yang lebih

intensif sebagai penentu pertumbuhan dan hasil seperti varietas dan pemupukan.

Pertumbuhan tanaman nilam sangat tergantung pada varietas, kondisi

hara di dalam tanah. Tanaman nilam tergolong tanaman yang sangat banyak

membutuhkan unsur hara dan sangat responsif terhadap pemupukan. Pupuk

diperlukan selain untuk meningkatkan pertumbuhan dan juga untuk

mempertahankan atau mengembalikan kesuburan tanah. Untuk pertumbuhan

tanaman yang optimal dibutuhkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara

tanaman selama pertumbuhan. Pemupukan pada tanaman nilam selain

Page 22: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

21

digunakan pupuk an organik yang secara umum digunakan seperti pupuk Urea,

Sp-36, KCl, NPK lengkap juga menggunakan pupuk organik (Miler et al, 1991).

Tabel 8. Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam Dengan Teknologi Introduksi danTeknologi Petani pada Umur 6 Bulan Setelah Tanam (BST).

Keragaan Vegetatif 6 BSTTeknologi Introduksi Teknologi Petani

1. Tinggi Tanaman (cm) 62,00 a 58,70 a2. Diameter Kanopi (cm) 118,7 b 102,5 a

Ket. Huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf5%

Pada tabel 9 terlihat bahwa pada umur 6 bulan setelah tanam, tinggi

tanaman meningkat dengan penerapan teknologi introduksi relatif yang lebih

baik dibandingkan teknologi di tingkat petani (pola petani). Hal ini disebabkan

teknologi introduksi menggunakan varietas Sidikalang dengan pemberian dosis

280 kg urea/ha + 70 kg SP/ha + 150 kg KCL/ha + 150 kg/ha NPK sebesar 62,00

cm, sedangkan teknologi petani (pola petani) menggunakan varietas lokal yang

sering digunakan di daerah tersebut dengan dosis pupuk 100 kg urea/ha + 50 kg

SP-36/ha + 70 kg KCL/ha sebesar 58,70 cm. Demikian pula dengan parameter

diameter kanopi tanaman nilam pola introduksi sebesar 118,7 cm dan pola petani

hanya 102,5 cm.

b. Produksi Nilam (Berat Terna Basah, Berat Terna Kering,

Pada tabel 9 terlihat bahwa berat terna basah, berat terna kering melalui

penerapan teknologi introduksi relatif lebih baik dibandingkan teknologi di tingkat

petani (pola petani). Hal ini disebabkan teknologi introduksi menggunakan

varietas Sidikalang dengan pemberian dosis 280 kg urea/ha + 70 kg SP/ha + 150

kg KCL/ha + 150 kg/ha NPK sebesar 21,60 ton/ha, sedangkan teknologi petani

(pola petani) menggunakan varietas lokal yang sering digunakan di daerah

tersebut dengan dosis pupuk 100 kg urea/ha + 50 kg SP-36/ha + 70 kg KCL/ha

sebesar 9,20 ton/ha berat terna basah. Produksi tanaman nilam tergantung

sekali pada varietas yang ditanam, keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Menurut Nuryani et al. (2004), salah satu usaha untuk meningkatkan produksi

dan mutu minyak nilam adalah melalui perbaikan bahan genetik. Hasil berat

Page 23: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

22

basah dan berat kering serta produktivitas minyak nilam dengan teknologi

introduksi dan teknologi petani seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 9. Berat Terna Basah, Berat Terna Kering dengan Teknologi Introduksi danTeknologi Petani pada Umur 6 Bulan Setelah Tanam (BST).

Parameter 6 BSTTeknologi Introduksi Teknologi Petani

1. Berat terna basah (ton/ha) 21,60 b 9,20 a2. Berat Terna Kering (ton/ha) 7,20 b 3,25 a

Ket. Huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf5%

Tanaman nilam sangat respon terhadap pemupukan. Pupuk yang

diperlukan untuk meningkatkan produksi terna dan mutu minyak nilam, juga

untuk mempertahankan atau mengembalikan kesuburan tanah. Untuk

mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal perlu dilakukan pemupukan,

guna memenuhi kebutuha hara tanaman selama pertumbuhannya.

Pemberian pupuk lengkap NPK, Urea dan SP-36 dengan dosis dan interval

teratur dapat mengendalikan nematoda pada tanaman nilam (Trisilawati, 2002).

Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan, karena hasil yang diharapkan

dari tanaman nilam adalah terna terutama daun. Oleh sebab itu faktor kesuburan

tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan, agar pertumbuhan

vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Pemberian pupuk anorganik

mampu menyediakan unsur hara lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar.

Usahatani nilam yang hasilnya berupa minyak nilam sebagai produk

olahan dari terna. Waktu panen nilam dilakukan pada umur 6 – 9 bulan dan

biasanya dilakukan 2 kali panen, namun di lokasi pengkajian panen hanya

dilakukan 1 kali karna produksi terna pada panen ke-2 jauh menurun dari panen

pertama. Hal ini disebabkan karna petani tidak melakukan pemupukan susulan

sehingga tanah kekurangan unsur hara yang mengakibatkan produksi menurun

hingga hanya ± 30% dari produksi panen pertama. Disamping itu setelah panen

pertama diperlukan pemeliharaan dari serangan hama penyakit yang lebih

intensif.Oleh sebab itu penerimaan tunai yang terima oleh petani diasumsikan

hanya untuk satu kali panen.

Analisis usahatani sangat penting untuk dapat mengetahui gambaran

pembiayaan dan keuntungan usaha yang diperoleh. Analisis biaya produksi

Page 24: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

23

bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya usahatani per satuan luas lahan.

Tingkat keuntungan dan efisiensi usahatani merupakan indikator keberhasilan

usahatani atau kelayakan teknologi usahatani yang dikelola. Untuk itu perlu

dilakukan analisis finansial usahatani nilam terhadap penerapan teknologi

introduksi dan pola petani. Hasil analisis finansial usahatani nilam seperti terlihat

pada Tabel 10 di bawah ini :

Page 25: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

24

Tabel 10. Analisa Usahatani Nilam Seluas 1 Ha per 1 x Panen di Desa KualaBakong Kecamatan Sampoinit Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2011

UraianPola Petani Teknologi Introduksi

Jumlah Harga Biaya Jumlah Harga BiayaSatuan (Rp) Satuan (Rp)

BIAYAA. Saprodi

1. Bibit 5,000 600 3,000,000 5,000 600 3,000,0002. Pupuk

- Urea 200 2,100 420,000 280 2,100 588,000

- SP-36 50 3,500 175,000 70 3,500 245,000

- KCl 100 11,000 1,100,000 150 11,000 1,650,000

- NPK - - - 150 11,000 1,650,000

3. Kompos - - - 2500 1,750 4,375,000

4. Dolomit - - - 1000 1,750 1,750,000

5. Decis 2.5 50,000 125,000 2.5 50,000 125,000

6. Roundup 2 85,000 170,000 2 85,000 170,000

B. Tenaga kerja 50 HOK 50,000 2,500,000 75 HOK 50,000 3,750,0001. Pembersihan danpengolahan 10 50,000 500,000 10 50,000 500,0002. Pemupukan dasar

dan pemberiankapur - - - 10 50,000 500,000

3. Penanaman 10 50,000 500,000 15 50,000 750,000

4. Pemeliharaan 5 50,000 250,000 15 50,000 750,000

5. Pemupukan susulan 10 50,000 500,000 15 50,000 750,000

6. Panen 5 50,000 250,000 10 50,000 500,000

JUMLAH BIAYA 9,490,000 21,053,000

Penerimaan 9,200 2,200 20,240,000 21,600 2,200 47,520,000

Keuntungan 10,750,000 26,467,000R/C 2.13 2.26B/C 1.13 1.26MBCR 2.00

Page 26: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

25

Hasil analisis uasahatani menunjukkan bahwa dengan penerapan

teknologi introduksi dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pola petani. Penerapan teknologi introduksi dapat

menghasilkan bobot terna basah sebesar 21.600 kg/ha (pola introduksi) dengan

penerimaan sebesar Rp. 47.520.000,-/ha, sedangkan pada pola petani hasil yang

diperoleh 9.200 kg dengan penerimaan sebesar Rp 20.240.000,-/ha. Pola

introduksi dapat meningkatkan penerimaan sebesar Rp 27.280.000,-/ha

(57,41%).

Analisis tingkat pendapatan usahatani nilam dilakukan dengan metode

finansial R/C yaitu imbangan keuntungan dan biaya, B/C yaitu imbangan

keuntungan dan biaya serta MBCR yaitu untuk membandingkan produksi dan

pendapatan antara pola introduksi dan pola petani. Atas dasar perhitungan R/C

pada pola Introduksi 2,26 sedangkan pola petani 2,13 beratri adanya

peningkatan sebesar 1,13 (50%) sedangkan B/C pola Introduksi 1,26 sedangkan

pola petani 1,13 beratri adanya peningkatan sebesar 0,13 (10%) dengan

perbandingan produksi dan pendapatan antara kedua pola tersebut MBCR

sebesar 2,00. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas maka dapat dinyatakan

bahwa usahatani nilam akan lebih layak secara finansial dengan menggunakan

pola introduksi dengan B/C lebih tinggi (1,26) dengan makna setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk biaya produksi tanaman nilam dengan pola introduksi dapat

menghasilkan keuntungan sebesar 1,26 rupiah.

Page 27: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

26

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Desa Kuala Bakong Kecamatan Sampoinit mempunyai peluang yang besar

untuk sentra penanaman nilam dengan potensi sebesar 200 hektar atau

54,95%.

2. Penerapan teknologi dengan menerapkan paket teknologi introduksi yang

meliputi penggunaan varietas Sidikalang dan penambahan kompos serta

pemberian pupuk yang sesuai rekomendasi sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan produktivitas terna dan mutu minyak nilam,mengingat kondisi

lahan yang tingkat kesuburannya masih rendah.

3. Umur 6 Bulan setelah tanam paket teknologi introduksi menunjukkan

perbedaan yang nyata dengan perlakuan petani. Paket introduksi dengan

tinggi tanaman, lebar kanopi, berat terna basah dan berat terna kering

tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00 cm, 118,70 cm, 21,60 ton/ha

dan 7,20 ton/ha dengan peningkatan masing-masing 5,62%, 15,80%,

34,78% dan 21,53% dibandingkan dengan pola petani.

4. Penerapan teknologi usahatani nilam di lahan kering dapat meningkatkan

tambahan keuntungan sebesar Rp. 26.467.000,-/ha/panen dengan nilai R/C

sebesar 2,26, B/C sebesar 1,26, MBCR sebesar 2,00. Sedangkan dengan pola

petani keuntungan usahatani sebesar Rp 10.750.000,-/ha/panen dengan

nilai R/C sebesar 2,13, B/C sebesar 1,13.

SARAN

Dengan meningkatnya keuntungan yang diperoleh dalam usahatani nilam

dilahan kering dengan menggunakan teknologi introduksi diharapkan petani

dapat melanjutkan dan menerapkan teknologi tersebut dalam usahataninya.

Page 28: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

27

V. DAFTAR PUSTAKA

Djiwanti, S.R. and Momota, 1991. Parasitic nematodes associated with patchoulidisease in West Java. Indust. Crops. Res. J. 3 (2) : 31-34.

Elly Sufriadi dan Mustanir, 2004. Dalam Teknologi Pengembangan Minyak NilamAceh. Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat, Vol XVINo.2.2004. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Perkebunan.

Evans, K., 1982. Water use, calsium uptake and tolerance of cyst. Nematodeattack in potatoes. Potato Res. 25:71-88.

Gittinger, J. P. 1986. Analisa ekonomi proyekproyek pertanian. Edisi Kedua.Universitas Indonesia (UI Prsess). Jakarta.

Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomi. LPEE-UI. Jakarta.

Malakeberhan, H.T., H.J. Newbury & B.V. Ford-Lloyd, 1996. The detection ofsomaclonal variants of beet using RAPD. Plant. Cell Rep. 15, 474 -478.

Nasrun, Y. Nuryani, Hobir dan Repianyo, 2004. Seleksi ketahanan nilam terhadappenyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Secara in planta. JournalStigma XII (4) : 421-473.

Nuryani, Y., dan E. Hadipoentyanti, 1994. Koleksi, Konservasi, Karakterisasi danEvaluasi Plasma Nutfah Tanaman Atsiri. Review hasil dan programpengkajian plasma nutfah pertanian. Badan Pengkajian danPengembangan Pertanian. Deptan Hal, 209-219.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Perkebunan, 2004. TeknologiPengembangan minyak Nilam Aceh Vol. XVI No. 2, 2004.

Rosman, R dan Hermanto. 2004. Aspek lahan dan iklim untuk pengembangannilam di Provinsi Nanggroe Aceh Darusslaam (NAD). PerkembanganTeknologi Tanaman Rempah dan Obat. Pusat Pengkajian danPengembangan Perkebunan (16) : Hal 21- 27.

Sitepu, D. dan A. Asman, 1991. Pengkajian penyakit nilam di Aceh. LaporanKerjasama PT. Pupuk Iskandar Muda dan Balai Pengkajian TanamanRempah dan Obat, Bogor 22 hal.

Soekartawi. 2002. Analisis usahatani. Universitas Indonesia Press. Hal 85-87.

Soetrisno,P.H. 1981. Dasar-dasar evaluasi proyek. Fakultas Ekonomi UGM.Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008, Aceh DalamAngka 2007. Kerjasama Badan Pusat Statistik NAD dan Bapeda NAD, hal197 – 207.

Page 29: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

28

LAMPIRAN FOTO – FOTO KEGIATAN

KOORDINASI DAN SOSIALISASI

Page 30: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

29

SETTING/PLOTING

Page 31: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

30

PENANAMAN

Page 32: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

31

PEMASANGAN DAUN AWE

Page 33: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

32

UMUR TANAMAN 1 BST

Page 34: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

33

PEMUPUKAN DAN PENGENDALIAN HPT

Page 35: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

34

PENGAMBILAN DATA

Page 36: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

35

PENGAMBILAN DATA TERAKHIR DAN PANEN

Page 37: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

36

Page 38: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

37

Page 39: KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM …nad.litbang.pertanian.go.id/.../2011/10-Nilam_lapkir2011.pdf · tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

38