KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan...

118
KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni / Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh APRIL LIANA PUSPITASARI C0905003 JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan...

Page 1: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni / Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh APRIL LIANA PUSPITASARI

C0905003

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN

Disusun Oleh

APRIL LIANA PUSPITASARI C0905003

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Sarwono, M.Sn NIP. 19590909 198603 1 002

Mengetahui Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn NIP. 19590923 198601 2 001

Page 3: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN

Disusun Oleh

APRIL LIANA PUSPITASARI C0905003

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal 2010

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum …….. NIP. 19521208 198103 2 001 Sekretaris Dra. Tiwi Bina Affanti ……. NIP. 19590709 198601 2 001 Penguji I Drs. Sarwono, M. Sn …….. NIP. 19590909 198603 1 002 Penguji II Drs. Felix Ari Dartono, M. Sn …….. NIP. 19581120 198703 1 002

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M. A NIP. 19530314 198506 1 001

Page 4: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

PERNYATAAN Nama : April Liana Puspitasari NIM : C0905003 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Kajian Motif Batik Banyumasan adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta, Yang membuat pernyataan, April Liana Puspitasari

Page 5: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

MOTTO

1. Untuk apa kaki bila kau tak berjalan

Untuk apa mata bila tak menatap masa depan

Untuk apa bermimpi bila kau tak melangkah

Untuk apa kesempatan bila kau tak ambil celah

2. Patience calm and sure in everything you do.

3. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.

4. Jatuh itu biasa, berusaha bangun dari jatuh baru luar biasa.

5. Jangan tanya apa yg orangtua dapat berikan kepada engkau anakku, tapi

tanyakanlah hatimu apa yg telah dan akan engkau berikan kepada Orangtuamu.

6. Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah

lima, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima, orangtuapun bahagia.

Page 6: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Alm Bapak, Ibu serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan

2. Rekan Mahasiswa Kriya Seni/ Tekstil angkatan 2005

3. Teman-teman wisma Putri Sejati yang telah menjadi keluarga kedua bagi penulis

4. Mahasiswa Kriya Seni/ Tekstil UNS

Page 7: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul : Kajian Motif Batik Banyumasan

dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami

kesulitan dan hambatan. Berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,

maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Theresia Widiastuti, M. Sn, Selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Sarwono, M. Sn selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan dukungan dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Seni Rupa, khususnya Jurusan Kriya Seni/Tekstil yang selama

ini telah memberikan ilmu yang berguna dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan kuliah di Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak dan Ibu Darmono selaku pemilik usaha Batik Banyumasan di Desa

Pakunden, Bapak Slamet Hadipriyanto selaku pemilik usaha Batik Banyumasan

di Desa Mruyung, Bapak Iskandar Tirtabrata selaku Ketua PERBAIN serta Bapak

Hadi Siswanto selaku pemilik usaha Batik Banyumasan di Desa Sokaraja Kulon.

Page 8: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

6. Alm. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga tercinta serta seluruh teman-teman

angkatan ’05 yang telah memberikan doa dan dukungan dalam penyusunan

skripsi ini.

Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta bermanfaat

bagi jurusan Kriya Seni/ Tekstil untuk menjadi lebih baik. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan,

untuk itu diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak guna memperbaiki kekurangan dan kesalahan.

Surakarta,

Penulis

Page 9: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………… i

Halaman Persetujuan …………………………………………………………. ii

Halaman Pengesahan ………………………………………………………… iii

Halaman Pernyataan …………………………………………………………. iv

Halaman Motto ………………………………………………………………. v

Halaman Persembahan ……………………………………………………….. vi

Kata Pengantar ……………………………………………………………….. vii

Daftar Isi ……………………………………………………………………… ix

Daftar Singkatan …………………………………………………………….. xii

Daftar Lampiran …………………………………………………………….. xiii

Daftar Gambar ……………………………………………………………… xiv

Halaman Abstrak …………………………………………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………….. 2

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 3

D. Manfaat ……………………………………………………. 3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sejarah Batik ……………………………………………… 5

B. Jenis Batik Berdasarkan Wilayah ………………………… 7

1. Gaya Ragam Hias Batik Pesisiran …………...………. 8

2. Gaya Ragam Hias Batik Pedalaman ………………… 12

Page 10: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

C. Pengertian Batik ………………………………………….. 14

D. Motif Batik ……………………………………………….. 17

1. Motif Batik Klasik …………………………………. 18

2. Motif Batik Modern ………………………………… 19

E. Desain ……………………………………………………. 20

F. Estetika …………………………………………………… 22

G. Estetika Timur …………………………………………… 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………… 25

B. Lokasi Penelitian ………………………………………… 25

C. Populasi dan Sampel …………………………………….. 25

D. Strategi dan Bentuk Penelitian …………………………… 26

E. Sumber Data …………………………………………….. 27

1. Karya Batik ………………………………………… 27

2. Informan …………………………………………… 28

3. Dokumen dan Arsip ……………………………….. 28

F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 29

G. Validitas Data …………………………………………… 30

1. Trianggulasi Data ………………………………….. 31

2. Trianggulasi Metode ………………………………. 31

H. Analisis Data ……………………………………………. 31

Page 11: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Penciptaan Batik Banyumas …………… 34

B. Jenis, Proses dan Bahan Batik di Banyumas …………… 36

1. Jenis …………………………………………………. 36

2. Proses ………………………………………………… 37

3. Bahan ………………………………………………… 57

C. Analisis Estetika ………………………………………… 61

1. Motif Batik Banyumasan ………………………….. 61

D. Analisis Fungsi Motif Batik Banyumasan ……………… 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………….. 95

B. Saran …………………………………………………… 98

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 100

LAMPIRAN

Page 12: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

DAFTAR SINGKATAN

Alm = Almarhum/almarhumah

M = Masehi

JDF = Japan Design Foundation

Dr = Doktor

M, Sn = Magister Seni

Hjh = Hajah

PERBAIN = Persatuan Batik Indonesia

m = Meter

cc = Centimeter Cubik

cm = Centimeter

TRO = Turkish Red Oil

kg = Kilogram

C = Celcius

VOC = Vereenigde Oost Indische Companie

ISI = Institut Seni Indonesia

Page 13: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Istilah

Lampiran 2. Peta Wilayah Banyumas

Lampiran 3. Motif Batik Banyumasan

Lampiran 4. Surat Keterangan Observasi

Lampiran 5. Jurnal konsultasi dosen pembimbing skripsi

Page 14: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Penyiapan Kain Mori …..…………………………………. 38

Gambar 2. Proses Pencucian Kain Mori ……………………………………… 39

Gambar 3. Kain yang telah dipola ……………………………………………. 41

Gambar 4. Proses Nglowong …………………………………………………. 42

Gambar 5. Proses Nerusi ……………………………………………………… 42

Gambar 6. Proses Memberi Isen-isen ………………………………………… 44

Gambar 7. Kain yang telah ditemboki ………………………………………… 44

Gambar 8. Proses Wedel ………………………………………………………. 45

Gambar 9. Proses Penjemuran Kain …………………………………………… 46

Gambar 10. Proses Pelorodan ………………………………………………… 47

Gambar 11. Proses Penjemuran Tahap Kedua ………………………………… 47

Gambar 12. Proses Mbironi …………………………………………………… 48

Gambar 13. Proses Nyoga …………………………………………………….. 49

Gambar 14. Tungku yang Digunakan untuk Melorod ………………………… 49

Gambar 15. Proses Pencucian Kain …………………………………………… 50

Gambar 16. Proses Pencapan Pertama Pada Kain ……………………………. 51

Gambar 17. Bak untuk Proses Pencelupan Pertama ………………………….. 52

Gambar 18. Proses Penjemuran ………………………………………………. 53

Gambar 19. Proses Cap Tahap Kedua ………………………………………... 54

Gambar 20. Proses Pewarnaan Tahap Kedua ……………………………….... 54

Gambar 21. Bahan aci yang digunakan pada proses sebelum pelorodan …….. 55

Gambar 22. Proses Nglorod ………………………………………………….. 56

Page 15: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 23. Proses Menjemur Kain …………………………………………. 56

Gambar 24. Kain Mori untuk Pembuatan Batik Banyumasan ………………. 58

Gambar 25. Lilin Batik ……………………………………………………… 60

Gambar 26. Motif Jonas Ukel ………………………………………………... 61

Gambar 27. Pecah Pola yang Membentuk Motif Burung …………………….. 62

Gambar 28. Pecah Pola yang Membentuk Motif Belah Ketupat ……………. 62

Gambar 28. Pecah Pola yang Membentuk Motif Pinggiran …………………. 63

Gambar 29. Pecah Pola yang Membentuk Motif Bunga ……………………... 63

Gambar 30. Motif Ayam Puger ………………………………………………. 67

Gambar 31. Pecah Pola Motif Ayam Puger ………………………………….. 67

Gambar 32. Motif Ayam Puger yang telah Mengalami Perkembangan ……… 70

Gambar 33. Motif Godong Telo ……………………………………………… 72

Gambar 34. Pecah Pola Motif Godong Telo …………………………………. 72

Gambar 35. Motif Jahe Srimpang ……………………………………………. 74

Gambar 36. Pecah Pola yang Membentuk Motif Jahe …………………........ 74

Gambar 37. Motif Jahe Srimpang yang Telah Mengalami Perubahan ……….. 76

Gambar 38. Motif Jahe Srimpang yang Telah Mengalami Perkembangan …… 77

Gambar 39. Bentuk Modifikasi dari Motif Jahe Srimpang ............................... 79

Gambar 40. Motif Kawung Ketib dengan Lung-lungan ……………………… 80

Gambar 41. Pecah Pola motif Kawung Ketib dengan Lung-lungan ………...... 80

Gambar 42. Motif Kawung Ketib …………………………………………….. 83

Gambar 43. Motif Parang Bebek ……………………………………………… 85

Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85

Page 16: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 45. Motif Kekayon …………………………………………………. 87

Gambar 46. Pecah Pola yang Membentuk Motif Naga ……………………… 87

Gambar 47. Pecah Pola berupa Isen-Isen Testes ……………………………. 88

Gambar 48. Pecah Pola berupa Isen-isen Sawut ……………………………. 88

Gambar 49. Motif Lumbon …………………………………………………. 90

Gambar 50. Pecah Pola Motif Lumbon ……………………………………. 90

Gambar 51. Motif Lumbon telah Mengalami Perkembangan ……………… 91

Gambar 52. Motif Lumbon yang telah Mengalami Perubahan ……………. 92

Page 17: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

ABSTRAK

April Liana Puspitasari, Kajian Motif Batik Banyumasan, Skripsi: Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana Latar belakang dalam penciptaan batik Banyumasan? (2) Bagaimana jenis, proses dan fungsi batik Banyumasan? (3) Bagaimana kajian estetis dalam batik Banyumasan? Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui, (1) latar belakang dalam penciptaan batik Banyumasan (2) jenis, proses dan fungsi batik Banyumasan (3) kajian estetis pada batik Banyumasan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian meliputi Desa Mruyung, Desa Pakunden dan Daerah Sokaraja. Sample yang dipakai adalah purposive sampling. Bentuk dan strategi penelitian adalah studi kasus tunggal yang meliputi self report dan observasi. Sumber data yang digunakan adalah informan, tempat atau lokasi penelitian, dokumen dan arsip serta foto. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis interaktif. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa latar belakang penciptaan batik di Banyumas tercipta karena adanya Kademangan-kademangan atau Kadipaten atau sekarang disebut dengan Kabupaten di daerah Banyumas. Kabupaten ini diibaratkan sebagai kerajaan sehingga memunculkan tradisi membatik dan para pengrajin batik di daerah Banyumas. Hal lain yang melatarbelakangi terciptanya Batik Banyumas yaitu karena adanya para pengungsi dari Kerajaan Mataram. Selain para Demang, para pengikut Pangeran Diponegoro guna mencukupi kebutuhan pakaian maka mereka juga membuat batik. Pengikutnya yang terkenal yaitu Najendra dan beliaulah yang mengembangkan batik celup di daerah Banyumas. Terdapat 2 jenis batik di Banyumas yaitu batik tulis dan batik cap. Media pada pembuatan batik tulis dengan menggunakan canting, batik cap dengan menggunakan cap atau canting cap. Baik canting tulis maupun cap mempunyai persamaan yaitu sama-sama terbuat dari bahan plat tembaga. Bedanya hanya pada bentuknya yaitu canting tulis yang berukuran kecil, berbentuk seperti kepala burung sedangkan pada canting cap berukuran besar dan berbentuk seperti stempel.

Proses pembuatan batik Banyumasan baik pada batik tulis maupun batik cap pada dasarnya sama, yaitu sama-sama menggunakan alat yang berupa canting tulis atau canting cap dan sama-sama menggunakan bahan lilin sebagai perintang warna. Dalam proses mencanting atau mencap juga sama-sama dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada satu sisi dan kemudian dibalik, dan juga dilakukan proses pelorodan sebanyak dua kali, hanya saja pada proses pewarnaan batik tulis ada yang dibuat dengan teknik mencelup

Page 18: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

dan mencolet tetapi pada batik cap pewarnaannya hanya dilakukan dengan teknik celupan. Fungsi batik yang semula hanya digunakan dalam upacara-upacara ritual sekarang banyak digunakan untuk aktivitas-aktivitas yang lain dalam kehidupan sehari-hari begitu pula yang terjadi pada Batik Banyumasan. Pada masa kejayaannya yaitu pada sekitar tahun 70an, Batik Banyumasan berfungsi sebagai identitas para raja. Artinya bahwa Batik Banyumasan hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan sebagai simbol status sosial seseorang namun sekarang semua lapisan masyarakat bisa mempergunakan. Kajian estetis dalam batik Banyumasan sangat beraneka ragam yang dapat dilihat dari segi motif, warna, bentuk secara visual maupun nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Batik Banyumasan merupakan salah satu yang mempunyai ciri pola batik tersendiri yakni tegas dan besar-besar, dengan ornamen tanaman dan binatang dengan warna yang dominan gelap mengikuti ciri khas batik pedalaman. Warna yang digunakan yaitu warna coklat soga dan biru wedelan dengan dasar kekuningan yang diproses dengan teknik kerokan serta umumnya berlatar hitam. Keindahan Batik Banyumasan terlihat pada perpaduan warna yang serasi antara bidang-bidang, garis dan isian yang beraneka ragam.

Page 19: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni batik adalah salah satu warisan budaya masyarakat Banyumas. Jika dilihat

dari segi estetika, maka seni batik tidak dapat dipisahkan dengan nilai batik dalam

kehidupan masyarakat. Batik selain berfungsi untuk melindungi badan dari pengaruh

iklim, cuaca serta serangan dari binatang kecil, juga dapat menunjukkan tingkat

peradaban dan budaya dari masyarakat pendukungnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

motif batik Banyumasan. Motif-motif tersebut terkandung gagasan, ide-ide, norma-

norma, nilai etika dan estetika yang secara umum menggambarkan keadaan budaya

masyarakat.

Batik Banyumas mempunyai sejarah yang tidak terlepas dari budaya asli

Banyumas maupun pengaruh budaya lain seperti Surakarta, Yogyakarta dan Pekalongan.

Dari informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas, disebutkan bahwa batik

Banyumas berasal dari adanya Kademangan-Kademangan di Daerah Banyumas dan juga

adanya pengikut Pangeran Diponegoro yang mengungsi di Daerah Banyumas. Motif-

motif yang berkembang sekarang ini antara lain Lumbon (lumbu), Jahe serimpang, Ayam

puger, Sekarsurya, Sidoluhung, Cempaka mulya, Kawung jenggot, Madu bronto, Satria

busana, Pring sedapur, Kopi susu, Gambang sulung, Blaburan kantil, Gondosuli putih,

Limaran, Tirtatejo, Bondowono dan lain sebagainya..

Pentingnya penelitian ini yaitu agar didapat suatu pengetahuan serta wawasan

mengenai Batik Banyumasan sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia yang patut untuk

Page 20: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

dipertahankan keberadaannya. Dengan mengerti dan memahami nilai-nilai yang

terkandung dalam batik Banyumasan baik dari latar belakang penciptaan batik

Banyumasan, jenis, proses, fungsi serta kajian estetis yang terdiri dari bentuk motif,

warna dan corak maka akan tercipta suatu rasa untuk menyayangi dan mencintai

kebudayaan bangsa sendiri. Dalam proses penelitian inilah yang menjadi sangat penting

dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap kebudayaan Indonesia termasuk di

dalamnya kain tradisi seperti Batik Banyumasan. Hal ini sangat penting karena jika kain-

kain tradisi seperti Batik Banyumasan ini sudah tidak mendapat respon dari bangsa

sendiri maka tidak menutup kemungkinan bahwa suatu kebudayaan tradisi di Negara ini

akan cepat punah. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya suatu penelitian mengenai

masalah yang menyangkut tentang berbagai macam kebudayaan di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana latar belakang penciptaan Batik Banyumasan ?

2. Bagaimana jenis, proses dan fungsi Batik Banyumasan ?

3. Bagaimana kajian estetis dalam Batik Banyumasan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui latar belakang penciptaan Batik Banyumasan

2. Mengetahui jenis, proses dan fungsi Batik Banyumasan

Page 21: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

3. Mengetahui kajian estetis pada Batik Banyumasan

D. Manfaat

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi kepentingan berbagai pihak,

antara lain :

1. Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang Batik Banyumasan sehingga

penulis dapat mengaplikasikannya kepada masyarakat luas.

2. Lembaga Pendidikan

a. Menambah referensi pengetahuan dan wawasan mengenai Batik

Banyumasan khususnya bagi para Mahasiswa di Jurusan Kriya Seni/

Tekstil, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta

b. Memberikan masukan, dokumentasi sehingga pengajaran di Jurusan Kriya

Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret

akan semakin mengalami perkembangan.

3. Bagi Masyarakat

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai batik Banyumasan

b. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemahaman dan upaya pelestarian

budaya batik Banyumasan bagi masyarakat untuk dapat dikembangkan

4. Pihak Terkait

Page 22: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan beragam jenis

kain batik Banyumasan agar terus mampu berkembang di dunia pertekstilan

seiring dengan perkembangannya.

Page 23: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sejarah Batik

Menurut Soesanto dalam (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ronggowarsito,

2004 : 33) mengenai batik yaitu bahwa:

Masih banyak kesimpangsiuran dalam menentukan asal mula batik di Indonesia. Menurut analisis beberapa ahli asal-usul batik di Indonesia berasal dari India, Cina, Bangkok, Persi maupun Turkestan Timur. Seorang ahli bernama Rouffaer menyebutkan bahwa awal mula batik di Indonesia, khususnya di Jawa berasal dari India dibawa oleh para pedagang. Pendapat tersebut oleh para ahli lain diragukan kebenarannya. Berkaitan dengan hal itu, seorang ahli batik, Kuswadji Kawindrosusanto, menerangkan bahwa orang yang mengatakan batik berasal dari India kemungkinan didasarkan atas cara kerja dan kemiripan bentuk dari jenis alat yang digunakan. Di India batik dibuat dengan menggunakan kuas atau jegul. Batik tidak dapat diartikan sama dengan satu dua kata ataupun padanan kata tanpa

penjelasan lanjut. Karena batik merupakan suatu proses yang panjang mulai dari melukis

motif hingga sampai pada tahap akhir nglorod.

Terdapat beberapa pendapat yang berbeda-beda berkaitan dengan sejarah asal

mula batik Indonesia. Pendapat tersebut antara lain :

Menurut Sutjipto Wirjosuparto yaitu bahwa “Bangsa Indonesia sebelum bertemu

dengan kebudayaan India, telah mengenal aturan-aturan untuk menyusun syair, mengenal

teknik untuk membuat kain batik, mengenal industri logam, penanaman padi di Sawah

dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur”. (Sutjipto Wirjosuparto,

1964: 4)

Page 24: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Menurut Dr. Alfred Steinnmann yang mengemukakan bahwa semacam batik

terdapat pula di Jepang pada zaman dynasty Nara sampai abad pertengahan, yang disebut

Ro-Kechi, di China pada zaman dynasty Tiang yang disebut Miao, di Bangkok disebut

dengan istilah Phanung dan di Rusia/ Turkestan Timur yang disebut Bhokara yang

sebagian besar merupakan motif geometris.

Selain itu, terdapat pula sejenis kain batik yang dibuat dengan proses lukisan lilin

yaitu dari Palikat dan Gujarat yang disebut dengan Kain Pelekat dan mencapai

puncaknya pada abad ketujuh belas sampai dengan abad kesembilan belas.

Menurut pendapat dari Sewan Susanto yaitu “Ditinjau dari seni ornamen

Indonesia, maka tidak terdapat persamaan seni ornamen dalam batik Indonesia dengan

ornamen-ornamen dalam batik dari India. Misalnya di India tidak terdapat tumpal, pohon

hayat, Garuda dan isen cecek sawut”. (Sewan Susanto, 1980: 307).

Dalam bukunya De Batik Kunst, Rouffaer mengutarakan pendapatnya yaitu

bahwa asal mula batik Jawa berasal dari luar yang dibawa oleh para pedagang dari

Kalinga Koromandel dan mulai berpengaruh di Jawa kurang lebih sekitar 400 M-1222 M

pada masa Kerajaan Daha di Kediri. Setelah itu pada 1400 M mulai terjadi perubahan dan

meluas pengaruh islam di Jawa pada 1518 M yang mengakibatkan perkembangan Batik

Jawa menjadi bebas dan berdiri sendiri.

Berdasarkan beberapa penelitian dan berbagai pendapat mengenai Sejarah batik

Indonesia yang telah mengalami perkembangan, maka pendapat Rouffaer yang

menyatakan bahwa batik Indonesia berasal dari India menjadi diragukan kebenarannya.

Hal ini dikarenakan bahwa pada saat Rouffaer mengadakan penelitian dan di berbagai

Negara serta daerah pada zaman dahulu Belum diadakan penelitian mengenai batik, maka

Page 25: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

tidak diketahui bahwa sebenarnya terdapat semacam batik di Negara Tiongkok yang pada

masa itu Negara Tiongkok berhubungan dengan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad

kedelapan.

Batik merupakan suatu cara pemberian motif di atas kain dengan menggunakan

teknik pencapan rintang. Bahan perintang yang digunakan agar kain tidak terwarnai pada

saat dicelup yaitu lilin yang bersifat menolak air. Teknik tersebut dapat pula disebut

sebagai wax resist printing dan hasil kainnya disebut dengan kain batik.

Penggunaan teknik wax resist printing dalam pemberian motif pada kain akan

menimbulkan bentuk-bentuk motif yang khas , yang hanya dapat dicapai dengan

menggunakan teknik pencapan rintang dengan perintang lilin. Motif-motif yang khas

inilah yang dikenal sebagai motif batik.

B. Jenis Batik berdasarkan Wilayah

Peran sebuah kerajaan mulai dari kerajaan Hindu sampai dengan kerajaan

Mataram islam menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan batik di

Indonesia.

Menurut Yahya dalam (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ronggowarsito, 2004 :

38) yaitu bahwa ”Dalam kerajaan telah ada dikotomi tentang seni yaitu seni untuk raja,

seni untuk priyayi agung serta seni untuk kawula alit”.

Terdapat anggapan bahwa seni dari dalam keraton merupakan seni yang paling

indah dan menjadi panutan masyarakat meskipun dapat dimungkinkan bahwa seni dari

dalam keraton tersebut merupakan hasil seni pinggiran dari kawula alit yang diklaim

sebagai hasil karya raja atau berasal dari dalam lingkungan istana.

Page 26: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Sementara itu, Raja seringkali memerintahkan para perajin untuk membuatkan

batik dengan motif-motif tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan kelestarian batik di

dalam istana. Akibat hal ini maka di lingkungan keraton atau istana muncul perajin batik.

Hubungan yang cukup harmonis antara kalangan istana dengan perajin yang berada di

luar istana menyebabkan seni batik cukup berkembang dengan subur sehingga ragam

hias batik yang ada dikelompokkan berdasarkan asal batik tersebut dibuat yaitu sebagai

berikut :

1. Gaya Ragam hias batik pesisiran

Gaya ragam hias batik daerah pesisiran adalah batik dengan berbagai motif yang

dibuat di daerah pesisir utara Pulau Jawa seperti Pekalongan, Batang, Lasem (Rembang).

Contoh batik yang termasuk dalam Gaya Ragam hias batik pesisiran yaitu :

a. Batik Pekalongan

Berdasarkan keterangan dalam buku Gaya Ragam Hias Batik yang

diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ronggowarsito yaitu bahwa

“Asal-usul keberadaan batik di Pekalongan tidak diketahui secara pasti namun

demikian yang jelas di daerah tersebut keberadaan batik tidak lepas dari pengaruh

beberapa pihak diantaranya Cina, bangsa Arab keraton Solo-Yogya, Belanda

maupun jepang”. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ronggowarsito, 2004 : 42).

Berlabuhnya bangsa Cina untuk melakukan perdagangan mengakibatkan

adanya akulturasi budaya antara bangsa Indonesia dan bangsa China. Adanya

akulturasi budaya di Daerah Pekalongan salah satunya dapat dilihat pada seni

batik. Motif batik yang tercipta karena adanya akulturasi budaya contohnya

Page 27: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

terlihat pada motif batik yang bergaya Cina yang biasa disebut dengan istilah

Batik Encim. Tata warna khas Cina seperti tata warna porselin, bunga mawar dan

Simbol-simbol Cina seperti naga, kupu-kupu, banji dan lain sebagainya menjadi

ragam hias pada Batik ini.

Selain itu terdapat pula pengaruh pendatang lain yaitu pada zaman

Belanda. Pada masa itu, Pekalongan dijadikan sebagai tempat produksi utama

batik Belanda atau Batik Indo-Eropa. Pengusaha batik keturunan Belanda menjadi

penyumbang besar bagi perkembangan Batik di Pekalongan. Ragam hias dan

komposisi pewarnaan batik dikreasikan dengan motif-motif yang berkembang di

Eropa sehingga tercipta gaya khas Pekalongan atau pesisiran.

Menurut Veldhuisen dalam (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Ronggowarsito, 2004 : 45) yaitu:

Bangsa Belanda yang telah kalah perang dengan Jepang, ternyata mempengaruhi gaya batik Pekalongan yang juga tak berhenti begitu saja, namun menyesuaikan dengan pengaruh Jepang. Pada saat itu lahir Batik Jawa Hokokai. Nama Hokokai diambil dari nama organisasi propaganda Jepang. Propaganda dan telah mengindoktrinisasi penduduk yang berusia di atas 14 tahun dengan gaya Jepang. Pada saat itu Batik Hokokai dibuat di pabrik milik orang Indo-Eropa, Indo-Arab dan peranakan yang sudah terkenal sebelumnya sedangkan para pengusaha batik yang tidak mau menurut perintah Jepang akan ditangkap dan dipenjara.

b. Batik Batang

Sejarah batik di Batang tidak jauh berbeda dengan sejarah batik di

Pekalongan dikarenakan kedekatan wilayah administratife antara Batang dan

Pekalongan. Walaupun terdapat kedekatan wilayah antara Batang dan Pekalongan

serta sebagian besar pekerja batik di Pekalongan berasal dari kota Batang tetapi

Batik di Batang kalah bersaing dengan batik di Pekalongan dikarenakan bahwa

Page 28: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Batik Pekalongan telah lebih dahulu terkenal daripada batik Batang sehingga

batik Batang kalah bersaing.

c. Batik Lasem

Tidak dapat diketahui secara pasti mengenai asal-usul batik Lasem. Akan

tetapi keberadaan batik Lasem erat kaitannya dengan datangnya bangsa asing

terutama bangsa Cina. Berdasarkan catatan sejarah yaitu bahwa orang Cina

pertama kali mendarat di Indonesia berada di Lasem yang kemudian berlanjut ke

Kudus, Demak dan seterusnya.

Kampung Pecinan yang terdapat di daerah Lasem sebagian besar

merupakan rumah-rumah tua berpagar tembok tinggi dan kokoh dengan corak

khas Cina. Di balik tembok yang kokoh itulah mereka melakukan aktivitas

membuat batik dengan pekerjanya yang sebagian dari penduduk pribumi.

Terdapat dua jenis batik di Lasem sebagai akibat aktivitas perbatikan yang

dikuasai oleh kaum Cina yang terdiri dari batik dengan selera Cina dan batik

dengan selera pribumi. Batik dengan selera pribumi juga dibagi lagi menjadi 2

bagian yang antara lain terdiri dari :

1. Motif Laseman

Wilayah Lasem merupakan daerah yang memiliki prosentase

tertinggi untuk kadar garam di Indonesia sehingga pohon mengkudu yang

ditanam di daerah tersebut menghasilkan buah mengkudu dengan warna

merah darah, yang tidak dihasilkan di daerah lain. Warna merah darah

mengkudu digunakan sebagai pewarna pada kain batik.

Page 29: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Batik motif laseman ini merupakan jenis batik untuk selera

pribumi, yang bercirikan warna latar putih ecru atau putih kecoklatan

dengan warna pelengkapnya yaitu merah, biru tua, hijau, kuning dan krem.

Batik laseman ini menggunakan ragam hias dominan burung dalam

bentuk stilasi flora serta terdapat motif pelengkap berupa ceplok bunga,

sulur dan daun serta Isennya bermotif mrutu sewu sebagai motif latar kain.

2. Motif Bang Biru

Motif bang biru ini memiliki ciri warna latar berwarna putih ecru atau putih kecoklatan, dengan ragam hias berwarna merah. Motif hias berbentuk burung phoenik dan tumbuh-tumbuhan. Pada sebagian daun dan ekor dari burung berwarna biru tua. Bagian pinggir bermotif untu walang dan garis tegak pendek-pendek. Bentuk motif tersebut termasuk jenis batik Laseman untuk selera Cina. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ronggowarsito, 2004 : 121).

2. Gaya Ragam hias batik pedalaman

Gaya ragam hias batik daerah pedalaman adalah batik dengan berbagai macam

motif tertentu yang di buat di daerah pedalaman seperti Banyumas, Klaten maupun

Surakarta.

a. Batik Surakarta

Keraton menjadi salah satu peran penting dari keberadaan kota Surakarta.

Vorstenlanden merupakan istilah bagi daerah keraton pada zaman Belanda.

Keraton merupakan pusat segala tradisi, adat istiadat dan kebudayaan Hindu

Jawa. Oleh karena itu keraton dapat disebut pusat pemerintahan, agama, dan

kebudayaan. Membatik merupakan salah satu bentuk kebudayaan dan keberadaan

tradisi membatik itu sendiri seiring dengan berkembangnya keraton. Sejak kecil

Page 30: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

bagi kaum wanita keraton telah dikenalkan tradisi membatik termasuk juga para

abdi dalemnya dan raja mempunyai peran yang besar dalam melestarikan seni

batik di kalangan keraton maupun rakyat jelata.

Salah satu bentuk peran raja adalah adanya peraturan dalam pemakaian batik untuk acara-acara tertentu serta adanya perintah raja untuk membuat motif tertentu bagi kalangan Keraton. Akibat perintah raja tersebut menjadikan pembatik muncul dimana-mana di sekitar Keraton dan mempengaruhi pemakaian pakaian bagi rakyat jelata (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Ronggowarsito, 2004 : 40).

b. Batik Klaten

Terciptanya batik Klaten erat kaitannya dengan keberadaan keraton

Surakarta. Sejak dahulu daerah Klaten khususnya daerah Bayat merupakan sentra

batik dan pesanan batik dari kalangan keraton maupun kawula alit dari Surakarta

banyak dibuat di daerah tersebut.

c. Batik Yogyakarta

Terdapat perbedaan antara batik Jogjakarta dan Surakarta yaitu terletak

pada warnanya. Batik Jogja berwarna putih dengan corak hitam, sedangkan batik

Solo berwarna kuning dengan corak tanpa putih.

Penggunaan kain batik ini pun berbeda-beda. Di Kraton Jogja, terdapat

aturan yang pakem mengenai penggunaan kain batik ini. Untuk acara perkawinan,

kain batik yang digunakan haruslah bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidoasih,

Truntum, ataupun Grompol. Sedangkan untuk acara mitoni, kain batik yang boleh

dikenakan adalah kain batik bermotif Picis Ceplok Garudo, Parang Mangkoro,

atau Gringsing Mangkoro.

Page 31: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

d. Batik Banyumas

Tidak ada keterangan yang pasti mengenai asal-usul batik di Banyumas.

Berdasarkan informasi pengamat kebudayaan di Banyumas yaitu bahwa Batik

Banyumasan berasal dari adanya kademangan-kademangan atau kadipaten di

daerah Banyumas dan para pengungsi dari kerajaan Mataram.

Guna mencukupi kebutuhan pakaian maka para pengikut Pangeran

Diponegoro serta para Demang juga membuat batik. Akibat keahlian membatik di

lingkungan keraton disebarkan dan dihidupkan di daerah Banyumas, maka

tampak adanya motif-motif yang menyerupai motif dari Yogyakarta dan Solo.

Kekuasaan kademangan atau kadipaten diibaratkan sebagai raja kecil di

daerah sehingga para bangsawan atau kaum ningrat berkeinginan menciptakan

batik tulis untuk memenuhi kebutuhan pakaian di lingkungannya.

“Keluarga ningrat yang menaruh perhatian pada seni batik adalah

Pangeran Aria Gandasubrata, Bupati Banyumas (1913-1933)”. (Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Museum Ronggowarsito, 2004 : 39).

Sseorang misionaris Belanda yang bernama Van Osterom masuk ke

daerah Banyumas memperkenalkan batik Banyumasan di kalangan bangsa

Belanda atau orang manca dan hal inilah yang menyebabkan perkembangan batik

Banyumasan semakin maju dan dikenal dunia luar. Motif-motif batik dimodifikasi

sedemikian rupa untuk memenuhi minat batik bagi bangsa Belanda atau orang

manca. Gaya batiknya menyerupai batik gaya Solo-Yogya, namun diberi warna

tambahan terutama warna merah dan biru serta biasanya batik tersebut ada tulisan

juragan batiknya.

Page 32: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

C. Pengertian Batik

Menurut pendapat dari Didik Riyanto mengenai pengertian batik yaitu bahwa

“Batik asal kata dari “Mbatik” (Jawa) yang artinya ialah membuat titik-titik. Jadi seni

batik adalah titik-titik yang diusahakan atau diciptakan manusia sehingga menimbulkan

rasa senang atau indah baik lahir maupun batin”. (Didik Riyanto, 2002: 5)

Batik adalah suatu gambar yang berpola, corak dan motifnya dibuat secara khusus

dengan menggunakan teknik tutup celup. Dalam proses teknik tutup celup menggunakan

bahan malam dan alatnya adalah canting tulis, canting cap, kuas atau alat lainnya. Proses

pembuatan dilakukan dengan ditulis, dicap atau dilukis pada kain mori, katun, sutera dan

lain sebagainya.

Menurut Shadily dalam (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum

Ronggowarsito 2004 : 31), batik adalah suatu cara melukis di atas kain (mori, katun,

teteron katun, adakalanya kain sutera dll) dengan cara melapisi bagian-bagian yang tidak

berwarna dengan lilin yang disebut juga malam (bahasa Jawa: lilin), yang biasanya dibuat

dari lilin lebah yang kuning dicampur dengan parafin damar atau colophonium.

Dalam proses pembuatan batik tulis menggunakan alat perlengkapan yang biasa

disebut dengan gawangan. Gawangan merupakan semacam rak yang terbuat dari kayu

atau bambu dan harus sedemikian rupa sehingga mudah dipindah-pindah dan harus

ringan tetapi kuat. Gawangan ini berfungsi untuk membentangkan mori agar mudah

dibatik dan jika akan dilakukan dengan proses cap maka kain dibentangkan di atas meja

yang sudah dilapisi kasa dan dicap. Pembuatan batik tulis dilakukan dengan memakai

canting atau alat penyendok lilin yang dipanaskan di atas api sedangkan pada batik cap

Page 33: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

dilakukan dengan mencap mori menggunakan alat cap atau semacam tembaga bertangkai

yang telah dicelupkan dengan lilin cair panas dan ditempelkan pada kain.

Berdasarkan seminar Nasional tentang Batik pada tanggal 12 Maret 1996 di

Jakarta maka telah dilakukan standart nasional mengenai pengertian batik yaitu:

Menurut Syafrina dalam (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum

Ronggowarsito 2004 : 32) “pengertian batik yaitu seni kain yang menggunakan proses

perintang lilin atau malam sebagai bahan media untuk menutup permukaan kain dalam

proses pencelupan warna”.

Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa batik merupakan

sebuah kain bermotif yang dalam proses pembuatannya dengan menggunakan lilin atau

malam. Oleh karena itu apabila sehelai kain bercorak batik tidak dapat disebut batik

apabila tidak menggunakan proses perintang lilin atau malam sehingga kain tersebut

hanya disebut kain bercorak batik

Berdasarkan dari asal katanya, kemungkinan kata batik berasal dari aktivitas

orang saat menggambar kain berbentuk titik. Kata matik sebagai kata kerja yang artinya

merupakan aktivitas membuat titik. Ma sebagai awalan artinya perbuatan mengerjakan

sesuatu yang kemudian berkembang dari kata matik menjadi mbatik dan akhirnya batik.

Menurut Veldhuisen dalam (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum

Ronggowarsito 2004 : 32) yaitu bahwa:

pengertian kata batik cukup populer di masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa. Adapun orang yang memperkenalkan kata Batik dalam dunia Internasional tidak diketahui dengan jelas namun berdasarkan catatan sejarah seorang Belanda bernama Chastelein telah menggunakan istilah batex (batik) dalam laporannya pada tahun 1705 ke Gubernur Belanda Rijcklof Van Goens.

Page 34: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

D. Motif Batik

Motif batik merupakan pola atau corak pada kerangka gambar yang mewujudkan

batik secara keseluruhan. Motif batik dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari

ornamen motif batik dan isen motif batik.

Ornamen motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen tambahan atau

ornamen pelengkap. Ornamen utama merupakan ornamen pokok yang membentuk arti

atau jiwa dalam motif batik tersebut sedangkan ornamen tambahan tidak membentuk arti

atau jiwa dalam pola tersebut dan hanya berfungsi sebagai pengisi bidang.

Isen motif batik merupakan hiasan yang berupa titik-titik, garis-garis atau

gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk memperindah atau menambah ragam hias

pada motif batik. Biasanya isen dalam seni batik mempunyai bentuk dan nama tertentu

dan mempunyai jumlah yang banyak.

Bila ditinjau dari segi paham Jawa Kuno maka ornamen mempunyai arti yang

antara lain terdiri dari unsur bumi atau tanah, api, air, angin dan mahkota atau penguasa

tertinggi. Unsur bumi atau tanah disimbolkan dengan bentuk meru, unsur api yang

melambangkan nyala api disimbolkan dengan bentuk berupa lidah api, unsur air yang

disebut juga tirta disimbolkan dengan bentuk ular atau naga, unsur angin atau maruta

disimbolkan dalam bentuk burung dan mahkota atau penguasa tertinggi disimbolkan

dalam bentuk garuda atau lar garuda.

Jika ditinjau dari paham kebudayaan Hindu Indonesia maka ornamen terdiri dari

beberapa unsur yang disimbolkan dengan bentuk burung, pohon dan ular. Burung

melambangkan dunia atas, pohon melambangkan dunia tengah dan ular melambangkan

dunia bawah.

Page 35: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Maksudnya yaitu apabila pengendalian hidup manusia itu salah maka akan masuk

dunia bawah atau lembah kesengsaraan, dunia tengah menggambarkan hidup manusia

yang tidak kekal sedangkan apabila pengendalian hidupnya dapat mencapai kebenaran

maka manusia itu akan masuk dunia atas atau kemuliaan abadi

Maka dapat disimpulkan bahwa motif tersebut secara keseluruhan

menggambarkan bahwa hidup itu tidak gampang, dan kesengsaraan atau kemuliaan

merupakan suatu hasil dari perbuatan dan pengendalian hidup dari manusia itu sendiri.

Motif-motif batik klasik pada umumnya mempunyai dua macam keindahan yaitu :

a. Keindahan visual, yaitu rasa indah yang diperoleh karena perpaduan yang harmoni dari susunan bentuk dan warna melalui penglihatan atau panca indera.

b. Keindahan jiwa atau keindahan filosofis, yaitu rasa indah yang diperoleh karena susunan arti lambang ornamen-ornamennya yang membuat gambaran sesuai dengan paham yang dimengertinya. (Sewan Susanto, 1980: 212-213).

1. Motif Batik Klasik

Batik klasik atau batik tradisi merupakan batik yang susunan motifnya terikat oleh

suatu ikatan tertentu dan dengan isen-isen tertentu. Bila menyimpang dari ikatan yang

sudah menjadi tradisi itu maka dikatakan menyimpang dari batik yang artinya

menyimpang dari batik tradisional.

Berdasarkan susunan dan bentuk ornamen maka di dalam motif batik klasik

dibagi menjadi 2 golongan yang terdiri dari motif batik geometris dan motif batik

nongeometris. Motif geometris yang antara lain terdiri dari motif banji, motif ganggong,

motif ceplokan, motif anyaman serta motif parang dan lereng dan motif batik

nongeometris contohnya adalah motif semen.

Page 36: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Apabila dilihat dari ornamennya maka golongan semen terdiri dari 3 susunan

motif yaitu motif semen yang hanya tersusun dari ornamen tumbuhan, motif semen yang

tersusun dari ornamen tumbuhan dan binatang serta motif semen yang tersusun dari

ornament tumbuhan, binatang dan lar-laran atau binatang bersayap.

2. Motif Batik Modern

Batik Modern adalah semua jenis batik yang motif dan gayanya tidak seperti batik

tradisional. Dalam batik modern yang biasa disebut dengan istilah batik gaya baru ini

lebih bersifat bebas serta tidak terdapat suatu ikatan tertentu dan isen-isen tertentu. Dalam

batik modern gambarnya tidak berulang dan pada bagian kain yang satu dengan kain

yang lain tidak akan sama.

Batik modern mulai muncul dan terkenal pada tahun 1967. Pola dasar yang

diperoleh dari batik ini merupakan pola lukisan lilin pada kain dan kemudian diselesaikan

secara batik yaitu diberi isen-isen, cecek, ukel dan garis-garis atau sesuatu ornamen.

Dalam batik modern dibagi menjadi beberapa gaya yang antara lain terdiri dari

gaya abstrak dinamis, gaya gabungan, gaya lukisan dan gaya khusus dari cerita lama.

Gaya abstrak dinamis misalnya menggambarkan burung terbang, ayam tarung, garuda

melayang, ledakan senjata, loncatan panah, rangkaian bunga dan sebagainya. Gaya

gabungan, yaitu pengolahan dari berbagai daerah sehingga menciptakan suatu rangkaian

yang indah. Gaya lukisan yang menggambarkan serupa lukisan seperti pemandangan,

bentuk bangunan dan sebagainya dan diisi dengan isen yang diatur rapi sehingga

menghasilkan suatu hasil seni yang indah serta gaya khusus dari cerita lama misalnya

Page 37: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

diambil dari Ramayana, atau Maha Bharata dan terkadang seperti gaya campuran antara

real dan abstrak.

E. Desain

“Desain mencakup semua karya manusia yang sangat luas serta mencakup semua

upaya gagasan dan persepsi”. (Nanang Rizali, 2006 : 12).

Menurut JDF (Japan Design Foundation) dalam (Nanang Rizali, 2006 : 20),

terdapat lima kriteria desain produk yang baik (good design) yaitu :

a) Appearance : form, color, pattern and the like beautifully combined as whole, and must be original.

b) Function : must be functional, convenient and easily maintained c) Quality : must offer efficiency trough use of proper materials and

give adequate satisfaction regarding the level of the quality expected from the commodity.

d). Safety : full confideration must be given to the safety of the product.

e). Others : suitability for production, reasonable price, etc.

1. Appearance yang berarti rupa/perwajahan : maksudnya suatu karya tekstil yang

dalam hal ini adalah karya batik yang mempunyai bentuk, warna, pola dan seperti

gabungan keindahan sebagai keseluruhan dan harus yang asli.

2. Function yang berarti fungsi : harus fungsional, tepat dan dapat dipelihara dengan

mudah.

3. Quality berarti kualitas : harus siap menawarkan penggunaan yang efisien dari

bahan yang sepantasnya dan memberi cukup kepuasan berkenaan dengan tingkat

kualitas tenaga kerja yang diharapkan dari barang dagangan utama.

4. Safety berarti keselamatan : kepercayaan penuh harus diberikan untuk

keselamatan dari hasil itu.

Page 38: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

5. Others : pantas tidaknya untuk produksi, layak harga.

Terdapat lima kriteria sentuhan-sentuhan estetis pada perwajahan (appearance)

yaitu :

a) Bentuk : Merupakan totalitas rupa produk. Dalam hal ini yaitu Motif

batik Banyumasan dengan berbagai bentuk motifnya.

b) Warna : Warna sogan khas Banyumasan adalah coklat sedikit kuning

kemerahan dan demikian pula warna latar dengan nuansa yang lebih muda. Warna

latar ini diadaptasi dari daerah Ciamis, Tasikmalaya dan Garut dengan nuansa

warna yang lebih kuning lembut.

c) Detail : Detail atau bagian-bagian dari produk dapat dilihat pada

berbagai jenis isen-isen yang terdapat pada motif batik Banyumasan.

d) Ukuran : Dalam hal ini merupakan ukuran besar kecilnya bentuk motif

batik Banyumasan baik dilihat dari ornamen utama maupun ornamen tambahan

yang berkaitan dengan suatu nilai estetis sehingga menciptakan kenyamanan

dalam pemakaian sekaligus keamanan.

e) Daya Pikat/kesan : Suatu rasa yang dapat membangkitkan perasaan senang bagi

yang memandangnya sehingga suasana yang demikian akan menstimulur daya

pikat untuk memandang, menentukan pilihan terhadapnya, atau setidak-tidaknya

mendorong timbulnya ungkapan bahwa Batik Tradisi Banyumasan tersebut indah

atau menarik.

F. Estetika

Berdasarkan pengertiannya estetika berasal dari kata aesthetis (Yunani) yang berarti pencerapan atau cerapan indra. Pencerapan atau persepsi tidak hanya

Page 39: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

melibatkan indera tetapi juga proses psikofisik seperti asosiasi, pemahaman, khayal, kehendak dan emosi. Pada awalnya estetika adalah bidang filsafat yang berurusan dengan pemahaman tentang keindahan alam dan seni. Dalam perkembangannya hingga kini estetika diartikan sebagai “inti seni” yang meliputi pemilikan dan penyusunan unsur-unsur seni (rupa), serta cara pengungkapannya (Nanang Rizali, 2006: 16).

Menurut Nanang Rizali dalam (2006: 49), Terdapat beberapa unsur-unsur desain

tekstil antara lain :

1. Garis yang terdiri dari garis yang bersifat grafis dan garis yang menjadi pengikat

ruang, warna bentuk dan massa. Garis yang bersifat grafis misalnya berupa garis

lengkung, garis lurus, bengkok, patah, bergelombang dan lain sebagainya

sedangkan garis yang menjadi pengikat ruang merupakan garis yang tidak ada dan

tidak jelas serta secara tergambarkan tidak terlihat. Jadi garis ini merupakan suatu

ilusi atau sugesti dan hanya sebagai pengikat dari sesuatu yang diperlukan pada

suatu komposisi atau susunan.

2. Bentuk. yang tercipta karena adanya suatu titik yang dihubungkan sehingga

terbentuk suatu daerah yang disebut bentuk. Terdapat beberapa macam bentuk

antara lain bentuk natural, figuratif, abstrak.

3. Warna yang menurut system Munsell terdapat tiga golongan penghayatan warna

yang terdiri dari Hue yang diartikan sebagai nama dari tiap-tiap warna, Value

yang diartikan sebagai gejala cahaya dari warna yang menyebabkan perbedaan

pancaran warna dalam perbandingan dengan hitam putih dan Chrome yang

diartikan sebagai gejala kekuatan pancaran dari warna untuk menyatakan

saturation dan warna.

Page 40: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

4. Tekstur yang dapat dilihat secara visual serta dapat dirasakan dengan indera

peraba karena tekstur terdapat pada permukaan sehingga memberikan efek-efek

tertentu pada tekstil.

G. Estetika Timur

Negara Indonesia dan sebagian besar wilayah Asia lainnya sering dikategorikan

sebagai Negara Timur, sedangkan Negara Amerika yang termasuk dalam wilayah Eropa

dikategorikan sebagai Negara Barat. Negara Timur dan Negara Barat selalu menjadi

pertentangan dalam peradaban Dunia. Antara Negara Timur dan Negara Barat lebih

berupa persaingan, perseteruan dan perang daripada bersahabat, bekerja sama dan saling

mengerti. Dunia merasa “Timur” jika lebih menekankan pada aspek intuisi daripada akal.

Pusat kepribadian masyarakat Timur bukanlah pada daya intelektualnya, melainkan ada

dalam hati, mempersatukan akal budi, kecerdasan dan perasaan. Menghayati hidup apa

adanya adalah salah satu karakter dari masyarakat Timur.

Negara Timur khususnya di Indonesia selalu memperhatikan esensi Tuhan yaitu

terdapatnya istilah hablum minanas dan hablum minallah. Negara Timur yang biasa

dianalogikan dengan suasana hati dan berkonotasi dengan negara-negara yang padat

penduduk, amat tradisional, serba miskin dan terbelakang ini selalu bertentangan dengan

Negara Barat yang sering dihubungan dengan kapitalisme, imperialisme dan teknologi.

Orang Timur khususnya orang Jawa selalu menggunakan sugesti alam karena

orang Jawa yakin bahwa dengan mendekatkan diri pada alam maka akan dekat dengan

Tuhan. Hanya dekat dengan alam maka dekat dengan Tuhan dan orang Timur

mempunyai personifikasi bahwa tanah dan pohon mempunyai gambaran.

Page 41: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Di dunia Timur, aspek “rasa”, luar akal, misteri, teka-teki, kekacauan, ketidaklogisan, fantasi dan sebagainya, diterima sebagai suatu dunia yang berada “di atas” yang bersifat rasional. Masyarakat Timur adalah masyarakat yang hidup dalam kebudayaan agraris yang senantiasa terbiasa dengan bahasa diam, tenang, langit, musim, tanah, awan dan bulan. Umumnya mereka mengalami betapa alam menunjukkan diri dalam “diam”, tetapi mengesankan. Dalam kesederhaan hidup, masyarakat Timur lebih melatih dengan perasaan daripada pikiran. Perasaan lebih sulit diungkapkan lewat kata-kata, sehingga dihindari tingkah banyak berbicara, tetapi lebih banyak “diam”, lebih menggunakan tanda, sikap dan komunikasi. (Agus Sachari, 2002 : 10)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu

penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif tentang gejala yang diselidiki serta

menggambarkan atau melukiskan dan menafsirkan data tersebut. Dalam hal ini penelitian

difokuskan pada kajian estetis motif batik Banyumasan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan study kancah ke lapangan secara langsung,

mengambil lokasi di Desa Pakunden, Desa Mruyung dan di Daerah Sokaraja Kulon,

Kabupaten Banyumas.

Page 42: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

C. Populasi dan Sample

Menurut Bobbie dalam (Sukardi, 2007: 28) “Populasi adalah aggregation of the

element from which the survey sample is actualy selected”.

“Populasi merupakan keseluruhan element dari mana sample diambil”. (Sukardi,

2007: 28)

Terdapat pendapat lain mengenai populasi menurut Fraenkel dalam (Sukardi,

2007: 28) yaitu “…. The group of interest to the study”.

Populasi dalam penelitian ini yaitu motif batik Banyumasan yang kurang lebih

berjumlah 1.500 motif.

Sample merupakan bagian dari populasi yang diambil secara sistematik yang bisa

memberi atau mewakili keseluruhan populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik Purposive Sampling

yaitu penarikan sampel yang didasarkan pada tujuan peneliti mengenai data apa yang

ingin diperoleh dari responden. Dalam hal ini maka sampel yang diambil yaitu mengenai

Batik Banyumasan. Dari jumlah populasi motif batik Banyumasan yang berjumlah

sekitar 1.500 motif, maka sampelnya yaitu dengan mengambil beberapa contoh motif

untuk dikaji. Jenis motif yang dikaji dalam penelitian ini yaitu motif Jonas Ukel, Ayam

Puger, Godong Telo, Jahe Srimpang, Kawung Ketib, Parang Bebek, Kekayon dan

Lumbon. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji motif batik Banyumasan,

mendapatkan informasi mengenai latar belakang penciptaan batik Banyumasan serta

untuk mengetahui jenis, proses dan fungsi Batik Banyumasan.

Page 43: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

D. Strategi dan bentuk penelitian

Studi kasus tunggal merupakan permasalahan yang berbentuk satu individu,

sedangkan studi kasus ganda merupakan permasalahan yang berbentuk satu sistem atau

satu golongan yang dianggap sebagai satu satuan. Studi kasus lebih sesuai untuk

penyajian penelitian metode kualitatif karena penelitian tersebut lebih mementingkan isi

baru menentukan bentuk laporannya. Dalam penelitian ini merupakan penelitian studi

kasus tunggal karena mengkaji motif batik Banyumasan dari beberapa lokasi yang masih

termasuk dalam satu jenis penelitian. Studi kasus ini dilakukan secara langsung pada

objek penelitian, yaitu di Desa Pakunden, Desa Mruyung dan Daerah Sokaraja,

Kabupaten Banyumas.

E. Sumber Data

Sumber data merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan

informasi yang diinginkan. Data yang dicari yaitu dilakukan dengan cara observasi dan

wawancara. Suatu sumber data diperoleh dari Bapak dan Ibu Darmono selaku pemilik

usaha Batik Banyumasan di Desa Pakunden, Bapak Slamet Hadipriyanto selaku pemilik

usaha Batik Banyumasan di Desa Mruyung, Bapak Iskandar Tirtabrata selaku ketua

koperasi PERBAIN, Bapak Muin selaku salah satu pekerja di PERBAIN, Bapak Hadi

Siswanto selaku pemilik usaha batik Banyumasan di daerah Sokaraja Kulon beserta

pengrajin-pengrajinnya dan beberapa dokumen serta gambar yang didapat pada saat

dilakukan observasi.

1. Karya Batik

Page 44: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Dari survey di Desa Pakunden, Desa Mruyung dan Desa Sokaraja Kulon maka

informasi yang diperoleh yaitu bahwa ciri khas Batik Banyumasan terletak pada

keindahan motifnya yang menggunakan warna utama cokelat soga dan biru wedelan

yang dahulu menggunakan zat warna alam. Dengan dua warna tersebut diproses dengan

teknik kerokan dan dikembangkan menjadi beratus-ratus motif yang umumnya berlatar

hitam. Keindahan Batik Banyumasan terlihat pada paduan warna yang serasi antara

bidang-bidang, garis, dan isian yang beraneka ragam.

2. Informan

Informan merupakan orang yang memberikan informasi sehubungan dengan

permasalahan.

Informan dibagi menjadi:

1. Informan yang paham: pemilik usaha Batik Banyumasan di Desa Pakunden yaitu

Bapak dan Ibu Darmono, Bapak Slamet Hadipriyanto selaku pemilik usaha Batik

Banyumasan di Desa Mruyung, Bapak Iskandar Tirtabrata selaku Ketua Koperasi

PERBAIN, Bapak Hadi Siswanto selaku pemilik usaha Batik Banyumasan di

Desa Sokaraja Kulon serta beberapa pengrajin/buruh batik di daerah Banyumas.

2. Informan yang ahli

a. Akademik : Dharsono sebagai pakar estetika dari ISI (Institut Seni

Indonesia) Surakarta.

b. Non akademik : Muin sebagai salah satu pekerja di Koperasi PERBAIN

3. Dokumen dan arsip

Page 45: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Dokumen dan arsip yang didapat yaitu data yang berkaitan dengan Batik

Banyumasan baik dilihat dari sejarah, proses, ciri motif serta daftar berbagai macam

nama motif batik Banyumasan yang ada di Desa Pakunden, Desa Mruyung dan Di daerah

Sokaraja.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai

berikut:

1. Wawancara

a. Dilakukan wawancara secara langsung dengan pemilik usaha batik

Banyumasan serta orang yang ahli pada masalah yang diteliti. Teknik

wawancara yaitu dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur

yaitu wawancara yang sebelumnya telah disediakan daftar pertanyaan

yang akan diajukan kepada informan/ narasumber dan wawancara

tidak berstruktur yaitu wawancara yang sebelumnya tidak terdapat

daftar pertanyaan yang dibuat.

Berdasarkan informasi yang didapat di daerah Mruyung dan di daerah

Pakunden berkaitan dengan Batik Banyumasan yaitu bahwa ciri dari

Batik Banyumasan dengan menggunakan warna cokelat soga dan biru

wedelan yang diproses dengan teknik kerokan. Warna ini digunakan

pada batik klasik Banyumasan atau batik asli sedangkan warna-warna

Page 46: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

yang cerah adalah batik motif modern yang sudah mengalami

perkembangan.

2. Observasi

Yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian guna mendapat gambaran yang nyata

tentang objek yang diteliti. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu teknik observasi tidak berpartisipasi. Jadi penulis hanya berperan

sebagai pengamat saja dan memberikan pertanyaan kepada pemilik usaha

Batik Tulis Banyumasan di Desa Pakunden yaitu Ibu Hj. Rusmini Darmono

beserta suaminya, Bapak Slamet Hadipriyanto selaku pemilik usaha batik di

Desa Mruyung, Bapak Iskandar Tirtabrata selaku ketua koperasi batik

Indonesia PERBAIN, dan beberapa buruh/pekerja yang bekerja pada usaha

pembuatan Batik Banyumasan. Pertanyaan yaitu seputar nilai estetis dari

Batik Banyumasan baik dilihat dari segi motif, warna, bahan, corak, proses

pembuatan, fungsi maupun latar belakang munculnya Batik Banyumasan itu

sendiri.

G. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali di lapangan studi, dikumpulkan dan dicatat dalam

kegiatan penelitian, bukan hanya untuk kedalaman dan kemantapannya tetapi juga bagi

kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus

benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan bagi kemantapan hasil

penelitiannya. Ketepatan dan kemantapan data tersebut tidak hanya tergantung dari

Page 47: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan datanya, tetapi juga diperlukan

teknik pengembangan validitas datanya. Validitas data ini merupakan jaminan bagi

kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian.

1. Trianggulasi Data

Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti wajib

menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda yang tersedia. Artinya, data yang

sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari sumber data yang

berbeda. Teknik trianggulasi data merupakan metode pengumpulan data yang sejenis

melalui beberapa sumber data yang berbeda seperti beberapa informan atau narasumber,

tempat, arsip dan dokumen yang berhubungan dengan Batik Banyumasan.

2. Trianggulasi Metode

Trianggulasi Metode meliputi pengumpulan data mengenai Batik Banyumasan

dengan menggunakan beberapa metode atau teknik yang berbeda, seperti observasi,

wawancara, mengcopy beberapa data dan mendokumentasikan berbagai benda yang

berkaitan dengan Batik Banyumasan.

I. Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik penganalisaan data menggunakan metode kualitatif

model analisis interaktif antara tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan simpulan dengan verifikasinya.

”Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur

Page 48: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”. (H. B Sutopo,

2002: 92).

Jadi reduksi data adalah proses paling awal yang dilakukan seorang penulis

dengan mencatat data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dilakukan proses

penyeleksian mengenai data-data yang berkaitan dengan batik Banyumasan sehingga

dihasilkan suatu rangkuman.

”Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.”. (H. B Sutopo,

2002: 92).

Agar mudah dipahami maka data-data yang diperoleh di lapangan dibuat secara

narasi, hal ini merupakan bagian dari sajian data. Dalam penelitian ini sajian data terdiri

dari deskripsi motif batik Banyumasan baik dilihat dari segi kajian estetis, jenis, proses

maupun fungsi.

Page 49: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Model Skema Analisis Data

Bagan 1. Model analisis interaktif Sumber: HB. Sutopo, 2002: 96

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan simpulan/verifi

kasi

Page 50: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Penciptaan Batik di Banyumas

Latar belakang penciptaan batik di Daerah Banyumas memang belum dapat

dilacak permulaannya, namun dari informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas,

disebutkan bahwa batik Banyumas berasal dari adanya Kademangan-Kademangan atau

Kadipaten di Daerah Banyumas dan juga adanya para pengikut Pangeran Diponegoro

yang mengungsi di Daerah Banyumas. Guna mencukupi kebutuhan pakaian maka para

Demang dan para pengikut Pangeran diponegoro juga membuat batik.

Keahlian membatik di lingkungan keraton disebarkan dan dihidupkan di daerah

Banyumas. Akibat hal ini tampak adanya motif-motif yang menyerupai motif Solo atau

Yogyakarta.

Seperti halnya sebuah kerajaan, kekuasaan kademangan atau kadipaten

diibaratkan sebagai raja kecil di daerah. Oleh karena itu, para bangsawan atau kaum

ningrat pun ada yang berkeinginan menciptakan batik tulis untuk memenuhi kebutuhan

pakaian keperluan di lingkungannya

Perkembangan batik Banyumasan semakin maju dan dikenal dunia luar ketika

seorang misionaris Belanda yang bernama Van Osterom masuk ke daerah Banyumas

memperkenalkan batik Banyumasan di kalangan bangsa Belanda atau orang manca.

Untuk memenuhi minat batik bagi bangsa Belanda atau orang manca, motif-motif batik

dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan mereka. Biasanya batik tersebut

Page 51: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

ada tulisan juragan batiknya. Gaya batiknya menyerupai batik gaya Solo dan Yogya,

namun diberi warna tambahan terutama warna merah dan biru.

Batik Banyumasan mencapai masa puncak popularitasnya pada tahun 1970.

Pada masa itu di Kabupaten Banyumas terdapat kurang lebih 105 pengusaha batik.

Jumlah pengrajin yang mengepul para pengobeng atau tenaga pembatik tidak terdata.

Produksi mereka tergantung dari keuletan dan kerja keras pengobeng yang berjumlah

sekitar 5.000-6.000 orang. Tiga puluh tahun kemudian banyak pengusaha, pengrajin, dan

pengobeng yang beralih untuk mengolah lahan pertanian dan berdagang sehingga hanya

tersisa kurang lebih sepuluh persennya.

Pada tahun 2003 jumlah pengusaha batik pada tahun itu hanya terdapat 12 orang

dengan mempekerjakan 446 pengobeng. Mereka tetap bertahan dengan membuat batik

tulis, batik cap dan beberapa diantaranya menggunakan sablon. Akibatnya harga batik

lebih tinggi daripada batik printing asal daerah lain.

Pada tahun 2004 pengusaha batik di Kabupaten Banyumas hanya terdapat 50

orang yang mengikuti Paguyuban Pengusaha Batik dan pada masa sekarang sekitar tahun

2009 terdapat kurang lebih 54 pengrajin batik yang terletak di 4 Kabupaten atau 1

Karesidenan Banyumas.

Lokasi sentra batik Banyumasan berada di kecamatan Sokaraja, Kota lama

Banyumas dan Kranji. Perkembangan batik di Banyumas dibawa oleh pengikut-pengikut

Pangeran Diponegero setelah selesainya peperangan tahun 1830 yang menetap didaerah

Banyumas. Pengikutnya yang terkenal yaitu Najendra dan beliau yang mengembangkan

batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai merupakan hasil tenunan sendiri dan

Page 52: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

obat pewarna yang dipakai pada masa itu yaitu pohon tom, pohon pace dan mengkudu

yang memberi warna merah kesemuan kuning.

Pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir abad ke-XIX

berhubungan langsung dengan pembatik di daerah Solo dan Ponorogo. Daerah

pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak dahulu dengan motif dan warna khususnya

yang sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah perang dunia kesatu pembatikan

mulai pula dikerjakan oleh orang-orang Cina disamping mereka juga berdagang bahan

batik.

B. Jenis, Proses dan Bahan Batik di Banyumas

1. Jenis

Pengertian Jenis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti yang mempunyai

ciri, sifat, keturunan yang khusus. Berjenis-jenis berarti berbagai jenis, berbagai macam,

bermacam-macam, berbagai ragam dsb.

Terdapat 2 jenis batik di Banyumas yaitu :

a. Batik Tulis

Dalam membatik tulis alat yang dipergunakan untuk menuliskan lilin pada

kain yaitu canting atau canting tulis. Canting tulis dibuat dari plat tembaga yang

berbentuk seperti kepala burung. Canting tulis mempunyai ukuran yang fungsinya

berbeda-beda tergantung pada pemakainya. Pekerjaan dalam membatik tulis

tangan dengan alat canting meliputi membatik klowong, membatik tembokan,

memberi isen dan menutup atau mbironi.

Page 53: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

b. Batik Cap

Membuat batik cap berarti membuat batik dengan cara mengecapkan lilin

batik pada permukaan kain dengan alat yang disebut cap atau canting cap.

Canting cap berbentuk seperti stempel yang terbuat dari plat tembaga.

Cara pengerjaan pencapan ialah pertama lilin batik dipanaskan di dalam

dulang tembaga yang pada dasar dulang diletakkan beberapa lapis kasa dari

anyaman kawat tembaga. Cap yang akan dipakai diletakkan di atas dulang yang

berisi lilin cair, kemudian diangkat dan dicapkan pada kain yang diletakkan pada

bantalan meja cap. Pekerjaan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai

pencapan kain selesai.

2. Proses Pembuatan Motif Batik Banyumasan

Proses pembuatan Batik Banyumasan dengan metode batik tulis :

a. Proses pertama yang dilakukan yaitu dengan memotong mori sesuai ukuran yang

diinginkan yaitu apakah akan digunakan sebagai batik jenis jarik ataukah akan

dibuat baju. Kain batik atau mori yang masih berbentuk piece (geblokan)

dipotong-potong menurut panjang kain yang akan dibuat. Untuk membuat kain

panjang untuk wanita (kain tapih, jarit), mori kwalita primissima dengan panjang

17,5 yard dan lebar kurang lebih 105 cm (12 inchs) dibagi menjadi 6 potong kain,

demikian pula untuk mori kwalita prima, karena ukuran piece-prima sama dengan

ukuran piece-primissima. Untuk mori kwalita biru atau medium mempunyai

ukuran tiap piece dengan panjang 48 yard (43 m) dan lebar kurang lebih 105 cm

Page 54: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

biasanya dipotong menjadi 19 (ukuran batik normal) atau menjadi 20 (ukuran

batik sandang). Ukuran yang lain adalah sebagai batik slendang, ikat kepala,

sarung, hiasan dinding dan sebagainya. Selesai dipotong-potong kemudian kain

tersebut dijahit ujung-ujungnya (diplipit) supaya benang yang paling tepi dengan

potongan tidak lepas.

Gambar 1. Proses Penyiapan kain mori Sumber: http://www.banyumaskab.go.id/seputarbms/batik2.php

b. Setelah itu kain mori dicuci yang biasa disebut dengan istilah nggirah dengan

tujuan untuk menghilangkan kanji. Biasanya mori batik diperdagangkan dengan

diberi kanji berlebihan agar kain tampak tebal dan berat. Karena kanji tersebut

dianggap tidak baik untuk kain yang akan dibatik maka perlu dihilangkan

kemudian diganti dengan kanji ringan.

Cara menghilangkan kanji tersebut yaitu dengan cara merendam kain selama

semalam dalam air bersih kemudian pada pagi harinya “dikeprok” lalu dibilas

dengan air sampai bersih.

Page 55: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Bila mori tersebut akan dibuat mori batik yang halus (kwalita prima atau

primissima) maka mori itu tidak cukup hanya dicuci saja tetapi diketel atau

diloyor. Yang dipakai untuk mengetel pada dasarnya adalah campuran minyak

nabati (minyak kacang, minyak klenteng, minyak nyamplung) dan bahan-bahan

pembuat alkali (kostik soda, soda abu, air abu atau londo).

Kain dikerjakan dengan campuran tersebut berulang-uleng dengan setiap kali

pengerjaan kain dikeringkan atau dijemur.

Pekerjaan ngetel mori ini tidak hanya menghilangkan kanji, melainkan kain

mempunyai daya penyerapan lebih tinggi dan menjadi supel tetapi kekuatan kain

menjadi berkurang. Proses ini menyerupai proses merser (mercerize) dimana kain

dikerjakan dalam larutan alkali dingin.

Gambar 2. Proses pencucian kain Mori yang biasa disebut dengan istilah nggirah

Sumber: http://www.gudangukm.com

c. Tahap berikutnya yaitu pembuatan pola di atas kain. Pola ialah suatu motif batik

dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik yang akan dibuat

Pembuatan pola terutama dilakukan untuk pengerjaan batik tulis sedangkan untuk

Page 56: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

batik cap tidak memerlukan pola . Pembuatan pola dilakukan dengan

menggunakan pensil agar pola tidak membekas pada kain. Caranya yang

dilakukan yaitu dengan meletakkan motif batik yang telah dibuat di atas kertas

tembus pandang dan diletakkan di atas meja kaca yang di bawahnya telah diberi

lampu. Selanjutnya, kain mori diletakkan di atas kertas yang telah berpola itu dan

motif batik digambar sesuai dengan pola batik di bawahnya dengan pensil.

Ukuran pola ada dua macam. Pola A ialah pola yang panjangnya selebar mori.

Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau sepertiga panjang pola A.

jika pola A 1/4 kacu, pola B 1/12 kacu maka Pola A 1/2 kacu dan pola B 1/6 kacu.

Yang dimaksud pola 1/4, 1/2 atau 1/3 kacu ialah lebar pola 1/4, 1/2, atau 1/3

ukuran sebuah sisi sekacu mori. “Kacu” merupakan istilah dalam ukuran

tradisionil. Kacu ialah sapu tangan, yang biasanya berbentuk bujur sangkar. Maka

yang disebut “sekacu” ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuran lebar

mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan

panjang sekacu dari mori jenis lain. Tetapi pada kenyataannya bahwa ukuran pola

A dan B sering tidak seperti yang dikatakan di atas, karena masing-masing tidak

digunakan dalam selembar mori, atau karena ukuran lebar mori tidak selalu sama.

Page 57: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 3. Kain yang telah dipola Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

d. Setelah selesai dipola/ digambari kemudian dibatik dengan malam/ lilin

menggunakan canting yang biasa disebut dengan istilah dikandangi/ dicantangi

dengan mengikuti pola tersebut serta menyesuaikan kondisi malam dengan tebal/

tipisnya kain dan panas yang cukup. Pelekatan lilin pertama yang akan

membentuk kerangka motif batik ini disebut dengan istilah Nglowong atau

mencap klowong. Pelekatan lilin batik pada kain bertujuan untuk membuat motif

batik yang dikehendaki. Fungsi dari lilin batik adalah untuk menolak warna yang

diberikan ke atas kain pada pengerjaan berikutnya.

Page 58: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 4. Proses Nglowong/ dibatik garis luarnya menggunakan Canting Sumber: Arsip tempat usaha Batik Banyumasan di Desa Pakunden

e. Proses selanjutnya adalah proses Nerusi. Seperti yang telah disebutkan bahwa

Batik Banyumasan mempunyai ciri yaitu dilakukan proses pencantingan

sebanyak 2 kali atau bahkan 3 kali yang mengakibatkan proses pembuatan

memakan waktu yang lama. Nerusi yaitu membatik tembusan malam dengan cara

membalik kain yang telah dibatik pertama. Proses nerusi ini berfungsi agar pada

saat proses pencelupan warna, kain batik yang diberi malam tidak kemasukan

warna.

Page 59: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 5. Proses Nerusi/ dibatik persis dengan tembusannya Sumber : Arsip tempat usaha Batik Banyumasan di Desa Pakunden

f. Langkah berikutnya adalah memberi isen atau isi dengan motif tambahan berupa

cecek atau titik-titik serta menambah motif dalam sketsa dengan ornamen atau

ragam hias yang dapat menghidupkan pola. Dalam proses ini dapat terjadi

beberapa kegiatan tergantung motif atau ragam hias yang diinginkan. Selain

terdapat beberapa kegiatan dalam membatik, canting yang dipergunakan juga

beraneka ragam sesuai dengan ragam hias. Beberapa kegiatan tersebut dilakukan

satu persatu dan setiap bagian harus selesai terlebih dahulu sebelum melangkah ke

tahap yang lain.

Terdapat beberapa kegiatan dalam tahapan ini yang antara lain :

1. Pekerjaan membatik yang membuat motif titik-titik yang disebut dengan

istilah nyeceki.

2. Pekerjaan membatik yang membuat motif titik-titik berjumlah tiga dengan

Canting Telon yang disebut dengan istilah Neloni.

3. Pekerjaan membatik yang membuat motif titik-titik berjumlah empat

dengan Canting Prapatan yang disebut dengan istilah Mrapati.

4. Pekerjaan membatik yang membuat motif titik-titik berjumlah lima

dengan Canting Liman disebut Ngliman.

5. Pekerjaan membatik yang membuat motif titik-titik berjumlah genap

empat atau paling banyak enam dengan menggunakan Canting Galaran

atau Canting Renteng disebut dengan Nggalari.

Page 60: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 6. Proses memberi isen-isen Sumber: Arsip tempat usaha Batik Banyumasan di Desa Pakunden

g. Jika menginginkan warna blok putih (putihnya kain) maka kain ditutup dengan

malam tembok bolak-balik yang biasa disebut dengan nemboki. Nemboki

merupakan proses menutup bidang yang mempunyai ukuran besar atau bidang

rata berupa blok-blok. Cara yang dilakukan yaitu dengan menutup bagian kain

dengan mempergunakan canting cucuk besar atau mempergunakan kuas.

Gambar 7. Kain yang telah ditemboki Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Page 61: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

h. Proses selanjutnya diwarnai (di-wedel) dengan zat warna napthol, garam hitam

dan garam biru dengan cara dicelup. Cara tersebut dikenal dengan system Medel

atau Wedel. Medel adalah memberi warna biru tua pada kain setelah kain selesai

ditulis atau dicap klowong dan dicap tembok. Medel adalah warna pertama yang

diberikan pada kain. Pada zaman dahulu yang digunakan untuk medel adalah

Nila dari daun indigofera atau daun tom, tetapi sekarang yang dipergunakan

adalah zat warna napthol karena pencelupan hanya dilakukan sekali dan tidak

perlu dilakukan berulang-ulang.

Gambar 8. Proses wedel dengan warna hitam. Proses ini merupakan proses pencelupan pertama

Sumber: http://ariesvisualart.blogspot.com/2009_05_01_archive.html

i. Kemudian dijemur dan dikeringkan. Proses penjemuran kain batik ini bertujuan

untuk memaksimalkan warna pada kain. Oleh karena zat warna napthol sangat

dipengaruhi oleh sinar matahari, maka apabila pada saat proses penjemuran tidak

terdapat sinar matahari maka warna yang dihasilkan juga tidak terlalu baik, tidak

cerah dan cenderung berwarna kusam.

Page 62: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 9. Proses Penjemuran kain yang bertujuan untuk memaksimalkan warna Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

j. Setelah itu menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara di-lorod.

Lorod atau Lorodan yaitu menghilangkan malam batik secara keseluruhan dengan

cara memasukkan ke dalam air panas sehingga malam lepas dari kain. Cara

penghilangan malam ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan cara

lorodan dan mengerok. Mengerok yaitu menghilangkan malam sebagian dengan

cara melepaskan malam pada tempat-tempat tertentu dengan cara menggaruk.

Pengerjaan ini biasanya disebut dengan ngerok atau ngerik atau dalam istilah

Banyumasan disebut dengan ngicik atau di-kicik. Untuk me-ngicik malam tersebut

digunakan alat yang menyerupai pisau terbuat dari seng. Maksud me-ngicik kain

adalah untuk membuka kain yang telah dimalam dan selanjutnya diberi warna

soga atau warna coklat.

Page 63: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 10. Proses Pelorodan yaitu menghilangkan malam pada kain Sumber: http://heritageofjava.com/portal/article.php?story=2009032701525060

k. Dijemur dan dikeringkan kembali. Penjemuran kain pada tahap ini bertujuan

untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu proses mbironi. Jika kain tidak

dijemur dan dikeringkan maka kain masih dalam keadaan basah sehingga malam

tidak akan menempel pada kain.

Gambar 11. Proses Penjemuran tahap kedua atau diangin-anginkan yang bertujuan untuk mempermudah pada proses selanjutnya yaitu proses mbironi

Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Page 64: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

l. Dilakukan proses mbironi yaitu kain setelah dikerok pada bagian-bagian yang

diinginkan tetap berwarna biru dan putih (cecek/titik-titik) perlu ditutup dengan

lilin menggunakan canting tulis. Hal ini dimaksudkan agar bagian tersebut tidak

kemasukan soga apabila disoga tahap kedua.

Gambar 12. Proses Mbironi yaitu menutup kembali bagian yang diinginkan tetap berwarna biru dan putih dengan menggunakan malam

Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

m. Proses selanjutnya nyoga yaitu kain yang telah dibironi lalu diberi warna coklat/

disoga yang pada zaman dahulu digunakan kulit kayu tetapi pada masa sekarang

sebagian besar tempat usaha batik di Banyumas mempergunakan zat warna

sintetis yaitu zat warna soga ergan. Kain tersebut dicelup dalam bak pewarna

hingga basah seluruhnya kemudian ditiris hingga kering. Proses ini diulang

hingga mendapatkan warna coklat yang diinginkan dan biasanya proses ini dapat

selesai dalam waktu satu hari.

Page 65: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 13. Proses Nyoga yaitu kain yang telah dibironi lalu diberi warna coklat (disoga) dengan zat warna soga ergan.

Sumber: http://www.banyumaskab.go.id/seputarbms/batik2.php

n. Menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain

tersebut dengan air panas diatas tungku. Proses ini dapat dilakukan berulangkali

sesuai banyaknya warna dan kompleksitas batik.

Gambar 14. Tungku yang digunakan untuk melorod kain, Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Page 66: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

o. Terakhir adalah dicuci dan dijemur. Proses pencucian dan penjemuran disini

merupakan tahap terakhir. Proses pencucian kain dilakukan di Sungai yang

mengalir agar proses penghilangan lilin atau bahkan kotoran-kotoran pada kain

semakin mudah.

Gambar 15. Proses Pencucian kain Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Proses pembuatan Batik Banyumasan dengan metode batik cap :

1. Bahan (misal mori) dicap sesuai motif cap yang dikehendaki dengan cara

mencelupkan alat cap tersebut ke lilin panas dan kemudian ditekan pada kain.

Berdasarkan pada motif batik dan bentuk capnya maka terdapat beberapa cara

menyusun cap pada permukaan kain yang disebut dengan jalannya pencapan/

lampah.

Page 67: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Beberapa jalannya pencapan yang biasa digunakan di daerah Banyumas antara

lain:

a. Sistem tubrukan merupakan jalannya pencapan yang bergeser satu

langkah ke kanan dan satu langkah ke muka.

b. Sistem onda-ende merupakan jalannya pencapan yang bergeser setengah

langkah ke kanan dan satu langkah ke muka atau satu langkah ke kanan

dan setengah langkah ke muka.

c. Sistem parang merupakan jalannya pencapan menurut arah garis miring

yang bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya.

Gambar 16. Proses pencapan pertama pada kain Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

2. Proses pewarnaan diwarnai dengan cara dicelupkan ke dalam pewarna. Celupan

adalah pemberian warna kain yang telah dicap klowong dan dicap tembok dengan

cara dicelupkan pada kolam yang berisi zat pewarna yang biasa disebut dengan

Page 68: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

system medel atau wedel. Seperti halnya pada proses batik tulis, maka pada proses

batik cap ini juga dilakukan proses wedel dan pewarna yang digunakan adalah

napthol, garam hitam dan garam biru. Pewarna napthol merupakan zat warna

yang tidak dapat bereaksi sendiri ,maksudnya bahwa zat warna ini tidak akan

menghasilkan warna jika tidak dibangkitkan, maka garam pada proses ini

berfungsi untuk membangkitkan warna. Setelah dilakukan proses pencelupan

dengan zat warna napthol selanjutnya dilakukan proses pencelupan ke dalam

cairan berisi garam hitam dan garam biru.

Gambar 17. Bak untuk proses pencelupan pertama Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

3. Tahap berikutnya adalah proses penjemuran. Seperti dalam proses penjemuran

pada batik tulis, maka pada proses penjemuran batik cap ini juga bertujuan untuk

memaksimalkan warna karena pewarna napthol merupakan jenis pewarna yang

dipengaruhi oleh ada atau tidaknya sinar matahari. Jadi semakin panas sinar maka

warna batikpun juga akan semakin tajam/ cerah.

Page 69: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 18. Proses penjemuran yang bertujuan untuk memaksimalkan warna Sumber: http://www.banyumaskab.go.id/seputarbms/batik2.php

4. Setelah itu dilakukan cap tahap kedua. Proses pencapan tahap kedua ini bertujuan

sama seperti mencanting tahap kedua pada proses batik tulis. Jadi proses

pencapan ini sama halnya seperti nerusi pada proses batik tulis. Karena ciri dari

batik Banyumasan memang selalu dilakukan proses pemalamam sebanyak dua

kali bahkan tiga kali maka selain dilakukan pada batik tulis juga dilakukan pada

batik cap.

Page 70: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 19. Proses cap tahap kedua Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

5. Pewarnaan tahap kedua. Proses pewarnaan tahap kedua bertujuan untuk

memperkuat warna. Supaya warna yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan

yang diharapkan maka dilakukan kembali proses pewarnaan tersebut.

Gambar 20. Proses Pewarnaan tahap kedua Sumber: http://www.banyumaskab.go.id/seputarbms/batik2.php

6. Tahap selanjutnya yaitu diaci. Aci merupakan sejenis bahan semacam tepung pati

yang prosesnya dicampur dengan menggunakan air mendidih yang ditambahkan

air dingin dan diaduk, setelah itu kain baru dimasukkan ke dalam cairan tersebut.

Aci ini digunakan dengan tujuan agar lilin tidak melekat kembali ke kain dengan

perbandingan 5 kodi kain digunakan 1 kg aci.

Page 71: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 21. Bahan aci yang digunakan pada proses sebelum nglorod dengan tujuan agar lilin tidak melekat kembali ke kain.

Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

7. Tahap berikutnya nglorod yaitu membersihkan seluruh lilin yang masih ada pada

kain dengan cara dimasak dalam air mendidih.

Gambar 22. Proses Nglorod

Page 72: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Sumber: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl

8. Terakhir adalah dicuci/dibersihkan dan dijemur.

Gambar 23. Proses menjemur kain Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

3. Bahan Pembuatan Batik Banyumasan

a. Mori Batik

Dari hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa pada umumnya

industri-industri batik yang ada di Daerah Banyumas menggunakan kain prima

dan kain biru sedangkan kain primissima hanya digunakan pada beberapa industri

saja. Mori primissima adalah golongan mori yang paling halus, mori prima adalah

golongan mori halus yang kedua sesudah golongan primissima sedangkan mori

biru adalah golongan kualitas ketiga setelah primissima dan prima. Primissima

harganya relativ mahal dan proses pengerjaannya juga lama serta untuk

memasarkannya juga sulit dan tidak semua orang dapat menjangkau harga batik

Page 73: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

tersebut. Berbeda dengan kain yang dibuat dengan kain jenis prima atau biru

karena di samping harganya lebih murah , dalam proses pengerjaan juga tidak

memakan banyak waktu (sekitar 1 minggu) dan untuk memasarkan juga tidak

terlalu sulit karena dapat dijangkau harganya oleh masyarakat umum.

Adanya perbedaan jenis kain yang digunakan tersebut maka kain batik di

pusat industri kerajinan Batik Banyumasan dibedakan menjadi kain batik alusan

dan kain batik kasaran. Menurut informasi bahwa batik alusan yaitu batik yang

terbuat dari kain primissima yang cenderung halus, lembut dan lemas serta dalam

pembatikannya juga halus dan rapi sedangkan batik kasaran yaitu batik yang

terbuat dari kain prima dan kain biru.

Gambar 24. Kain mori untuk pembuatan Batik Banyumasan Sumber: http://solobatikdunia.blogspot.com

b. Lilin Batik

Lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain

menurut gambar motif batik sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak

terhadap warna yang diberikan pada kain. Lilin batik ini bukan terdiri dari satu

macam bahan tetapi campuran dari beberapa bahan pokok lilin. Sebagai bahan

Page 74: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

pokok lilin adalah Gondorukem, Damar matakucing. Parafin (putih dan kuning),

Microwax, Lemak binatang (kendal, gajih), minyak kelapa, lilin tawon, dan lilin

lanceng.

Khusus pada batik Banyumasan, malam yang digunakan merupakan

malam yang dibuat sendiri dengan perbandingan 0,4 bagian mata kucing, 1 bagian

gondorukem, 2,4 bagian malam lorodan hitam, 0,2 bagian microwax, 0,2 bagian

kote, 0,3 bagian Kendal serta 48 cc minyak kelapa.

Sifat-sifat bahan pokok lilin batik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mata kucing dipakai sebagai campuran lilin agar lilin batik dapat membentuk

bekas atau garis-garis lilin yang baik dan melekat pada kain dengan baik.

Sifat-sifat dari mata kucing antara lain susah meleleh, cepat membeku, dan

tahan terhadap larutan alkali.

2. Sifat-sifat umum dari gondorukem antara lain jika dipanaskan lama menjadi

encer atau lama melelehnya, gondorukem yang sudah menjadi encer lebih

mudah menembus kain, lilin yang melekat dan setelah dingin membeku pada

kain mudah patah, tidak tahan terhadap larutan alkali, serta titik leleh

gondorukem antara 70 derajat sampai 80 derajat C. Gondo digunakan dalam

campuran lilin batik bertujuan agar lilin batik menjadi lebih keras, tidak cepat

membeku sehingga bentuk lilin batik menjadi baik.

3. Microwax atau lilin micro adalah jenis parafin yang lebih halus, warnanya

kuning muda, keadaannya fleksibel menyerupai malam kote maka

pemakaiannya sebagai pengganti atau mengurangi pemakaian lilin kote/

malam tawon sehingga lilin batik mudah lepas.

Page 75: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Sifat-sifat microwax antara lain titik lelehnya dibawah titik didih air yaitu 70

derajat C, lama encernya, mudah lepas dalam rendaman air, sulit menembus

kain dan tahan terhadap larutan alkali.

4. Malam tawon disebut juga “kote” atau lilin tawon. Sifat-sifat dari malam

tawon antara lain warnanya kuning suram, mudah meleleh dan titik lelehnya

rendah yaitu 59 derajat C, mudah meleleh pada kain, tahan lama dan tidak

berubah olah perubahan iklim, mudah lepas pada lorodan dengan air panas.

5. Kendal atau gajih binatang disebut pula lemak atau vet. Warnanya putih

seperti mentega, biasanya diambil dari daging lembu, atau kerbau. Sifatnya

mudah menjadi encer dan titik lelehnya rendah yaitu 45 derajat sampai 49

derajat C. Dipakai sebagai campuran lilin batik dalam jumlah kecil untuk

merendahkan titik leleh sehingga lilin batik menjadi lemas dan mudah lepas

pada saat dilorod.

6. Parafin atau lilin berupa putih bersih atau kuning muda, dipakai dalam

campuran lilin batik agar lilin batik mempunyai daya tahan tembus basah

yang baik dan mudah lepas waktu dilorod serta sebagai bahan pengisi karena

harga parafin lebih murah dari pada bahan-bahan lilin yang lain. Sifat-sifat

parafin antara lain mempunyai daya tolak tembus basah yang baik, mudah

encer dan cepat membeku, daya lekat kecil dan mudah lepas serta titik leleh

rendah yaitu parafin kuning maupun putih pada 60 derajat C sampai 56

derajat C.

Page 76: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 25. Lilin batik yang dibuat sendiri Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

C. Analisis Estetika

Berdasarkan penjelasan mengenai estetika dari Nanang Rizali yaitu bahwa

estetika merupakan pencerapan atau cerapan indera dan pencerapan tidak hanya

melibatkan indera tetapi juga proses psikofisik seperti asosiasi, pemahaman, khayal,

kehendak dan emosi yang kesemuanya itu dapat dilihat dan dirasakan dari satu karya seni

batik termasuk diantaranya adalah Motif Batik Banyumasan. Berikut adalah contoh-

contoh motif Batik Banyumasan yang dikaji dalam penelitian ini yang antara lain :

1. Motif Batik Banyumasan

Page 77: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 26. Motif Jonas Ukel Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Jonas

Motif Burung

Gambar 27. Pecah pola yang membentuk motif burung

Page 78: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Membentuk motif belah ketupat Isen-isen bentuk ukel

Gambar 27. Pecah pola yang membentuk motif belah ketupat Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Warna merah sebagai warna khas pada pinggiran motif Batik Banyumasan

Gambar 28. pecah pola yang membentuk motif pinggiran khas batik Banyumasan Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Page 79: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Membentuk motif bunga

Gambar 29. Pecah pola yang membentuk motif bunga Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

1. Analisis motif Jonas Ukel

Kebudayaan dan kesenian daerah Banyumas dapat dikatakan dekat dengan

Daerah Solo dan Jogja termasuk seni batiknya. Khususnya pada seni batik, terlihat selera

dan gayanya baik dalam warnanya maupun ragam hias condong ke Batik Solo. Konon

menurut cerita orang dulu, asal mulanya batik Banyumas dibawa pengungsi-pengungsi

dari daerah Solo ketika di Kerajaan Mataram terjadi perang saudara sebagai akibat siasat

pemecah belahan Belanda. Sekitar tahun 1680, Pangeran Puger yang terdesak oleh

Amangkurat II dan VOC Belanda melarikan diri ke arah Barat di daerah sekitar

Banyumas sehingga terdapat persamaan antara batik Banyumas dengan batik Solo.

Berdasarkan keterangan Bapak Iskandar Tirtabrata selaku ketua koperasi batik

Indonesia PERBAIN yaitu bahwasannya batik asli disebut batik Jonas. Nama ”Jonas”

sebenarnya merupakan adaptasi dari batik ”Yonasan” hasil karya pembatik asing

bernama Yonas yang bermukim di Solo semasa penjajahan Belanda.

Ciri khas batik Yonasan adalah pada warna sogannya yaitu agak merah

kekuningan, mirip sogan hasil karya Hardjonegoro di masa kini sedangkan komposisi

warna pada batik Jonas ini yaitu dengan menggunakan warna putih, hitam/ biru pekat,

Page 80: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

cokelat/ sogan serta warna merah yang berada di pinggiran kain yang kemudian menjadi

ciri khas dari Batik Banyumasan. Warna-warna di dalam motif batik tradisional itu

diantaranya warna biru tua pada batik tradisional diartikan sama dengan warna hitam,

warna coklat soga diartikan sebagai warna merah, warna hijau digambarkan di dalam

motif batik berbentuk garuda serta warna kuning dan putih.

Komposisi bentuk motif Jonas terdiri dari motif flora dan fauna sebagai

ornamen tambahan serta terdapat motif bentuk belah ketupat sebagai ornamen utama

yang di dalamnya diisi dengan isen-isen ukel sehingga disebut dengan Motif Jonas Ukel.

Motif utama terdiri dari bentuk-bentuk belah ketupat. Bentuk belah ketupat yang

dipadukan dengan isen-isen bentuk ukel ini menjadi satu kesatuan (unity). Berdasarkan

analisis motif utama di atas unsur-unsur desain dapat menciptakan unity, balance dan

harmony. Balance terlihat pada perpaduan warna yang seimbang antara warna sogan/

coklat kekuningan khas Batik Banyumasan dengan warna coklat tua tetapi dengan

sentuhan sedikit warna merah pada pinggiran motif sedangkan harmony terlihat pada

perpaduan bentuk geometris pada belah ketupat yang cenderung mengesankan tegas,

maskulin tetapi terdapat sentuhan motif flora dan fauna yang mengesankan kelembutan

dan feminim sehingga menciptakan keselarasan. Maka estetika dari Batik motif Jonas ini

dapat dilihat secara visual dari unsur unity antara bentuk belah ketupat yang diisi dengan

isen-isen bentuk ukel, harmony terlihat dari warna serta keselarasan yang terlihat dari

keseluruhan bentuk-bentuk dalam motif Batik Jonas tersebut.

Motif Jonas Ukel ini memiliki ciri yaitu terdapat seret merah di bagian

pinggirannya dan bisa terbentuk motif tersebut karena secara turun-temurun telah berlaku

di kalangan para pembatik.

Page 81: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Kajian estetis pada Motif Batik Jonas Ukel ini terdiri dari beberapa unsur yaitu

titik, garis, goresan, bidang, ukuran, warna dan lain sebagainya. Beberapa unsur tersebut

merupakan bagian dari bentuk yang dapat dilihat secara visual. Titik yang tersusun

membentuk garis-garis dan garis yang terhubung akan membentuk suatu bidang yaitu

bidang belah ketupat. Garis yang terdapat pada motif ini tidak hanya berupa bidang tetapi

juga diwujudkan dalam isen-isen yaitu bentuk ukel, ukuran masing-masing bentuk motif

juga sangat tepat antara besar kecilnya ukuran burung, bunga dan ukuran belah ketupat

sedangkan pada goresan berkaitan dengan bagaimana cara seorang pembatik dalam

mengekspresikan dirinya pada motif tersebut. Hal ini dapat dilihat dari proses pembuatan

pola serta pada proses mencanting kain, jadi tiap motif mempunyai karakter goresan yang

berbeda tergantung pada tangan masing-masing pembatik. Dalam motif Jonas Ukel ini,

goresan terlihat pada bentuk motif burung dan bentuk motif bunga. Walaupun pada

proses pembuatan pola telah terdapat gambar-gambar motif yang akan dibuat dan seorang

pembatik hanya memindah gambar motif ke atas kain tetapi jika seorang pembatik tidak

mempunyai cita rasa seni yang tinggi maka goresan yang dihasilkan akan berbeda dan

berkesan tidak bernilai estetis atau secara visual tidak ada sesuatu yang menarik dari kain

batik tersebut.

Komposisi yang tepat antara titik, garis, bidang, goresan dan warna yang baik

akan menciptakan suatu nilai estetis yang dapat dilihat secara visual dengan komposisi

warna yang menggunakan warna coklat sogan kekuningan khas Banyumasan yang

berpadu dengan warna merah pada pinggiran motif tersebut.

Pada bagian tengah motif belah ketupat terdapat isen-isen bentuk ukel serta

terdapat beberapa isen-isen bunga kecil. Bunga memiliki makna filosofi yang baik.

Page 82: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Makna bunga adalah indah dan dapat pula diartikan sebagai bagian dari pohon yang

dapat menghasilkan biji, buah maupun tanaman yang baru. Berdasarkan pertimbangan

makna di atas maka diharapkan Batik Banyumasan yang merupakan salah satu warisan

budaya dapat semakin bertambah dan berkembang sehingga kebudayaan khususnya di

Banyumas tidak mudah hilang.

Terdapat motif burung Merak pada batik Jonas Ukel ini. Jenis burung Merak

bentuknya hampir menyerupai burung Phoenik. Perbedaan yang tampak pada burung

Phoenix yaitu mempunyai ekor yang panjang dan bergelombang. Oleh karena kemiripan

dengan burung Merak tersebut maka kesulitan untuk membedakan dengan burung Merak.

Burung merak pada zaman Hindu merupakan lambang kendaraan dewa perang Skanda

Putera Syiwa dan Prawati. Burung tersebut juga banyak hidup di Kawasan hutan di

pesisir. Burung merak tersebut sering muncul dalam seni yang berkembang di Cina dan

burung merak tersebut dianggap sebagai lambang kebahagiaan.

Gambar 30. Motif Ayam Puger Sumber : Batik collection Santosa Doellah

Page 83: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Ayam Puger

Warna merah sebagai warna khas Bentuk motif Ayam motif pinggiran Batik Banyumasan Gambar 31. pecah pola yang terdiri dari motif ayam, kurungan ayam dan beberapa motif

segitiga dan motif geometris lainnya Sumber : Sumber : Batik collection Santosa Doellah

2. Analisis Motif Ayam Puger

Komposisi bentuk motif ini yaitu terdapatnya motif ayam sebagai motif utama

dan motif-motif geometris yang menjadi ornamen tambahan. Puger adalah sebutan jenis

ayam. Nama corak ayam puger ditafsirkan sebagai lambang kepahlawanan Pangeran

Puger yang melarikan diri ke Banyumas setelah terdesak oleh Amangkurat II dan VOC

Belanda pada saat di Mataram pecah perang saudara. Ragam hias berupa ayam, kurungan

ayam, dan beberapa motif segitiga serta motif geometris lainnya. Motif tersebut dibuat

secara simetris dan direapet (berulang) satu langkah. Motif tersebut menciptakan balance

(keseimbangan) yang terlihat pada perpaduan warna antara warna sogan kekuningan khas

Batik Banyumasan dengan sentuhan warna merah pada pinggiran motif. Dari

Page 84: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

keseimbangan tersebut yang berupa perpaduan warna dan bentuk-bentuk motif geometris

menjadi satu kesatuan (unity) yang mengesankan tegas, maskulin dan berani yang sesuai

dengan makna filosofis pada motif Ayam Puger berkaitan dengan kepahlawanan

Pangeran Puger. Walaupun hanya terdapat unsur balance yang berupa perpaduan warna

serta unity yang terlihat dari keseluruhan warna dan bentuk tetapi tetap tercipta suatu nilai

estetis.

Komposisi warna terlihat pada perpaduan warna sogan kekuningan, hitam serta

warna merah. Warna sogan khas Banyumas adalah coklat agak kuning kemerahan dan

demikian pula warna latar dengan nuansa yang lebih muda, warna latar inilah yang

diadaptasi daerah Ciamis, Tasikmalaya dan Garut dengan nuansa warna yang lebih

kuning lembut karena ketiga daerah ini berdekatan letaknya.

Kajian estetis pada motif Ayam Puger ini hanya terlihat pada garis, bidang,

ukuran serta warna. Garis yang terhubung membentuk motif geometris yang berupa motif

kurungan ayam, motif ayam dan motif geometris lainnya. Ukuran masing-masing motif

terlihat dapat menyesuaikan dengan ukuran motif flora yang terdapat pada bagian

pinggir motif ini. Oleh karena motif ini merupakan motif Batik cap, jadi tidak terdapat

goresan yang mencirikan motif tersebut karena motif yang dihasilkan sesuai dengan

bentuk canting cap yang digunakan dan tidak terdapat sentuhan tangan pembatik.

Kesemua unsur tersebut berpadu dengan komposisi warna yang tepat antara warna soga

kekuningan khas Batik Banyumasan dan komposisi bentuk antara titik, garis, bidang dan

ukuran yang semakin menambah ragam hias pada batik motif ini.

Terdapat makna simbolis dalam Motif Ayam Puger ini. Dalam perlambangan

Eropa, ayam jantan dihubungkan dengan matahari yaitu pada saat matahari terbit yang

Page 85: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

merupakan tanda peralihan waktu dari malam ke siang dan saat itulah ayam jantan

berkokok membangunkan orang dari tidurnya dan melakukan aktivitas kembali

kehidupannya.

Di Indonesia, perlambangan ayam jantan juga dikaitkan dengan keberadaan

matahari. Pada saat matahari akan terbit yang ditandai dengan kokokan ayam jantan bagi

masyarakat di pedesaan dipakai sebagai tanda bagi kaum muslim untuk mengerjakan

sholat subuh.

Perlambangan ayam jago selain berkaitan dengan matahari juga dikaitkan

dengan lambang kekuatan dan keberanian. Hal ini tampak dari arena adu ayam yang

masih berlangsung di Jawa. Pada saat pertarungan ayam jantan tersebut tampak adanya

kekuatan, keberanian dan kegagahan seekor ayam jantan.

Gambar 32. Motif Ayam Puger yang telah mengalami perkembangan Sumber : http://visitbanyumas.com

Komposisi bentuk pada motif Ayam Puger ini cenderung lebih bersifat dekoratif.

Jadi motif Ayam, motif kurungan ayam, motif segitiga dan beberapa motif geometris

lainnya tidak hanya berkesan mengisi bidang kain batik saja tetapi juga berfungsi untuk

menghias batik dengan bentuk sedemikian rupa sehingga Motif Ayam Puger ini terlihat

Page 86: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

begitu indah. Motif-motif ini merupakan satu kesatuan (unity) sehingga menciptakan

adanya keseimbangan (balance) dan harmony pada batik.

Secara visual Motif Ayam Puger ini hanya menggunakan warna latar putih.

Warna coklat tua sebagai warna motif dan sedikit warna hijau yang tidak beraturan di

sekitar motif-motif tersebut tetapi dengan penggunaan warna yang sederhana justru

menciptakan suatu karya seni yang mengesankan keselarasan (harmony) dan

memunculkan karakteristik motif.

Kajian estetis terlihat pada titik, garis, bidang dan goresan, ukuran serta warna.

Titik yang terhubung menciptakan garis yang menambah ragam hias pada motif,

sedangkan garis yang terhubung membentuk bidang pada motif ayam, kurungan ayam

dan motif segitiga. Selain itu terdapat goresan pada motif yang semakin menambah nilai

estetis pada motif dengan ukuran yang serasi antara bentuk motif satu dan lainnya. Dapat

dilihat bahwa motif ini telah mengalami perkembangan sehingga secara visual juga

terlihat sangat menarik dengan komposisi warna yang walaupun sangat sederhana yaitu

hanya terdapat warna coklat soga dengan warna putih sebagai warna dasar mori tetapi

justru menciptakan adanya keindahan visual pada motif tersebut.

Di Eropa ragam hias ayam jago atau ayam jantan dihubungkan dengan matahari,

atau sebagai lambang matahari. Ayam jantan berkokok memperdengarkan suaranya

dipagi hari menandakan fajar matahari akan terbit. Ragam hias ayam jantan disebut pula

keberanian, karena kebiasaan ayam jantan yang bertemu sesamanya untuk pertama kali

pasti berlaga mengadu kekuatan. Di Jawa ayam jantan disebut pula ayam jago. Jago

adalah unggas yang dibanggakan dalam suatu adu kekuatan, kompetisi, lomba, dan

sejenisnya. Kebiasaan mengadu ayam jantan di Bali bukan suatu perbuatan kejahatan,

Page 87: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

karena ada hubungan dengan upacara keagamaan. Di sisi lain, ayam jantan dapat

dipandang dari segi ekonomi karena memiliki nilai tinggi apabila dijual. Selain itu

apabila dilihat dari sisi religi ayam jantan dapat dipergunakan sebagai kurban. Ragam

hias ayam jantan dapat pula disebut lambang keindahan, karena ayam jantan memiliki

bentuk tubuh yang gagah dan bulu yang indah.

Gambar 33. Motif Godong Telo Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Godong Telo

Bentuk motif godong telo/ daun singkong

Page 88: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 34. Pecah pola motif godong telo Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

3. Analisis Motif Godong Telo

Komposisi bentuk Motif Godong Telo terdiri dari perpaduan motif flora sebagai

ornamen utama dan motif batik remukan atau pecahan yang dijadikan sebagai motif dasar

pada motif Godong Telo ini dan berfungsi sebagai ornamen tambahan. Motif remukan/

pecahan merupakan motif yang tercipta dari hasil peremasan kain yang telah diberi obat

sebelumnya. Proses inilah yang akhirnya menciptakan kesan kain yang kusut atau

terdapat garis-garis pada kain.

Pada motif Godong Telo ini merupakan suatu bentuk penggambaran secara

realis dari daun Godong Telo atau Daun Singkong. Daun Singkong merupakan salah satu

tanaman yang banyak terdapat di daerah Banyumas dan sekitarnya selain dari tanaman

lumbu atau daun talas, dan karena keindahan batik adalah keindahan sebuah seni hasil

cipta karsa dan karya manusia yang tentunya juga dipengaruhi dari beragam budaya

sosial termasuk segala sesuatu yang ada di muka bumi, maka hal inilah yang menciptakan

adanya motif Godong Telo. Tema alam selalu menjadi trend pada motif-motif batik

sehingga bentuk-bentuk motif flora maupun fauna selalu ada pada batik-batik di

Indonesia.

Komposisi warna pada Motif Godong Telo yaitu menggunakan warna putih,

hitam/ biru pekat sebagai warna daun singkong, serta warna cokelat/ sogan sebagai warna

garis-garis pada kain.

Kajian estetis pada motif ini meliputi antara lain titik, garis, bidang, ukuran,

goresan serta warna. Titik terlihat pada isen-isen motif bunga sedangkan garis terdapat

Page 89: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

pada isen-isen godong telo/daun singkong. Garis-garis yang terhubung sehingga

membentuk bidang pada motif godong telo atau daun singkong dan bunga sedangkan

goresan tercipta karena sentuhan seorang pembatik yang juga terlihat pada bentuk motif

tanaman daun singkong yang terdiri dari bentuk daun, batang serta bunga dengan ukuran

yang tepat pada masing-masing motif. Beberapa unsur-unsur tersebut berpadu dengan

komposisi warna yang tepat antara warna putih kekuningan khas Batik Banyumasan yang

menjadi warna dasar kain serta warna ungu kehitaman pada motif daun singkong yang

menambah ragam hias sehingga menambah nilai estetis pada motif tersebut.

Motif Godong Telo ini membedakan dengan motif batik dari daerah lain yaitu

bahwasannya di daerah Jawa Tengah seperti Solo atau Jogja, kata ”Telo” yang berarti ubi

maka di daerah Banyumas dan sekitarnya kata ”Telo” berarti singkong. Jadi ”Godong

Telo” merupakan daun singkong dan bukan daun ubi karena di Daerah Banyumas ubi itu

sendiri disebut dengan ”munthul”.

Gambar 35. Motif Jahe Srimpang Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Jahe Srimpang

Page 90: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Membentuk Motif Jahe Isen-isen bentuk cecek/titik

Gambar 36 . Pecah pola yang membentuk motif Jahe Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

4. Analisis Motif Jahe Srimpang

Komposisi bentuk Motif Jahe Srimpang hanya menggunakan motif jahe sebagai

motif utama dan motif geometris yang terdapat di bagian pinggiran motif yang berfungsi

sebagai ornamen tambahan. Motif jahe yang dibuat juga cenderung sama atau monoton

sehingga hanya berkesan mengisi bidang-bidang yang kosong. Terdapat isen-isen titik/

cecek di bagian tengah motif jahe tersebut serta terdapat sedikit motif pinggiran berupa

motif geometris.

Visualisasi warna yaitu menggunakan warna pelataran hitam, warna merah pada

motif Jahe Srimpang sebagai motif utama serta warna putih yang digunakan sebagai

kontur (garis tepi/ garis pinggir) pada motif Jahe.

Motif Jahe Srimpang ini merupakan motif yang tercipta karena suatu bentuk

perubahan dari jaman kademangan hingga pada masa sekarang. Hal ini terlihat pada

warna Batik Motif Jahe Srimpang dimana pada masa kerajaan mataram semua batik

hanya menggunakan warna asli seperti putih, hitam dan coklat/ sogan maka pada masa

sekarang kain batik cenderung menggunakan warna-warna yang cerah.

Kajian estetis hanya terlihat pada titik, garis, bidang dan ukuran. Titik terdapat

pada isen-isen bentuk cecek di dalam motif jahe, garis yang terhubung membentuk

Page 91: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

bidang yaitu pada bentuk bidang berupa motif jahe dengan ukuran yang telah disesuaikan

antara bentuk motif yang satu dengan motif yang lain. Pada motif ini tidak terlihat adanya

goresan karena motif ini merupakan motif batik cap yang tidak memerlukan sentuhan

tangan seorang pembatik.

Makna simbolis pada motif jahe srimpang ini yaitu bahwa Jahe atau orang

Banyumas biasa menyebut dengan istilah Jayan/ jahean ini merupakan tanaman apotek

hidup yang bermanfaat, yang digunakan sebagai bumbu masakan tertentu dan juga

sebagai bahan campuran minuman atau permen sehingga dijadikan pula sebagai motif

Batik Banyumasan.

Gambar 37. Motif Jahe Srimpang yang telah mengalami perubahan Sumber: http://www.banyumaskab.go.id

Komposisi bentuk terdiri motif jahe sebagai motif utama atau ornamen utama

dan isen-isen sebagai ornamen tambahan. Komposisi tersebut terdiri dari unsur titik,

garis, bidang, ukuran, goresan serta warna. Titik terdapat pada isen-isen bentuk cecek

yang berada di tengah motif, garis terdapat pada kontur motif sehingga membentuk

Page 92: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

bidang yaitu bidang yang berbentuk motif jahe. Terdapat goresan pada motif karena

motif jahe tersebut merupakan batik tulis dengan sentuhan para pembatik sehingga

menciptakan kesan yang berbeda dengan bentuk jahe tersendiri dengan ukuran yang

berbeda, dengan panjang dan lebar yang tentunya berbeda antara satu motif dengan yang

lain. Beberapa unsur tersebut merupakan bagian dari komposisi bentuk yang berpadu

dengan komposisi warna yaitu warna merah magenta sebagai warna motif jahe, warna

putih kekuningan khas Banyumasan sebagai warna kontur/ garis pada motif serta warna

merah kehitaman sebagai warna dasar motif yang menambah ragam hias pada motif

tersebut sehingga menciptakan nilai estetis pada batik motif tersebut.

Gambar 38. Motif Jahe Srimpang yang telah mengalami perkembangan Sumber: http://batikzakiyyah.wordpress.com/2009/11/02/batik-banyumasan/

Komposisi bentuk pada Motif Jahe Srimpang yang kedua ini terdiri dari unsur-

unsur motif Jahe sebagai motif utama serta terdapat motif tanaman dan hewan lainnya

sebagai ornamen tambahan. Seperti terdapat di Daerah lain, di Daerah Banyumas juga

sebagian besar menggunakan motif flora dan fauna sebagai tema pada penciptaan kain

Page 93: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

batik, bahkan motif flora fauna menjadi ciri dari batik Banyumasan. Motif flora berupa

bentuk tanaman jahe dan motif fauna berupa bentuk burung dan bebek serta terdapat

isen-isen berupa cecek sembilan (sembilan titik) di bagian tengah motif jahe serta cecek-

cecek yang saling berjajar sehingga membentuk garis pada pinggiran motif jahe tersebut

sedangkan pada motif tanamannya terdapat isen-isen titik dan isen-isen sawut.

Komposisi warna pada motif ini terlihat dari warna merah sebagai warna

dominan pada motif jahe, serta terdapat warna hitam dan putih pada motif tambahannya.

Warna merah adalah simbol dari nafsu amarah, berasal dari unsur api yang disimbolkan

motif lidah api. Nafsu amarah berada di dalam darah yang mengalir ke seluruh tubuh dan

munculnya lewat indera telinga atau pendengaran. Kesan yang dipancarkan warna merah

adalah mengurai tenaga, mempercepat pernafasan. Warna merah mempunyai dorongan

ke arah kerja aktif, memenangkan pertandingan, perjuangan, persaingan, erotisme dan

produktifitas. Nafsu amarah yang disimbolkan oleh warna merah mempunyai sifat

mudah tersinggung, pemarah, keras kepala, pemberontak, sombong dan kejam. Apabila

bisa mengendalikan nafsu amarah, maka orang akan bersifat pemberani atas kebenaran,

kreatif, bersemangat, teguh dan bersifat kepahlawanan. Nafsu amarah menjadi saluran

nafsu-nafsu yang lain dan akan bekerja apabila mendapat daya dan kekuatan nafsu

supiyah.

Kajian estetis terlihat pada bentuk titik, garis dan bidang, ukuran serta warna.

Bentuk titik terdapat pada isen-isen dalam motif jahe, tanaman jahe serta bentuk fauna

sedangkan garis yang membentuk bidang-bidang juga terdapat pada semua motif yang

berupa motif jahe, tanaman jahe serta bentuk fauna yang berupa bentuk bebek dengan

Page 94: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

ukuran yang telah disesuaikan antara masing-masing motif. Dari beberapa unsur-unsur

yang merupakan bagian dari komposisi bentuk tersebut berpadu dengan komposisi warna

yang tepat antara warna dominan merah magenta sebagai warna motif flora dan warna

hitam pada bentuk motif fauna semakin menambah ragam hias pada motif sehingga

tercipta satu nilai estetis pada motif tersebut.

Gambar 39. Bentuk modifikasi dari motif jahe srimpang Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Motif di atas berbeda dengan motif-motif sebelumnya karena motif ini

merupakan bentuk pengembangan dari batik motif Jahe Srimpang dan Motif bentuk

kupu-kupu serta bidang geometris. Motif Jahe Srimpang yang menggunakan warna

dominan coklat soga dan warna hitam yang disebut dengan warna biru wedelan.

Komposisi bentuk pada motif ini terdiri dari motif jahe sebagai ornamen utama serta

motif kupu-kupu dan motif bentuk geometris sebagai ornamen tambahan.

Visualisasi warna terlihat pada perpaduan warna hitam sebagai warna pelataran,

warna coklat soga pada motif jahe dan warna kuning sebagai warna kontur/ garis

Page 95: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

pinggiran motif jahe dan sebagai isen-isen dari bentuk motif geometris.

Kajian estetis pada motif tersebut dapat dilihat pada unsur-unsur titik, garis,

bidang, ukuran serta warna. Titik terdapat pada isen-isen bentuk cecek, garis yang

terhubung membentuk bidang yaitu bidang yang membentuk motif jahe, motif kupu dan

motif bentuk geometris dengan ukuran yang tepat dari tiap-tiap motif. Beberapa unsur-

unsur tersebut merupakan bagian dari komposisi bentuk yang menjadi satu kesatuan

(unity) dan berpadu dengan komposisi warna yang terdiri dari warna coklat soga, biru

wedelan serta warna kuning.

Gambar 40. Motif Kawung Ketib dengan lung-lungan Sumber: Batik collection Santosa Doellah

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Kawung Ketib dengan Lung-lungan

Page 96: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Motif bentuk lung-lungan/tanaman lung Motif bentuk kawung

Gambar 41. Pecah pola motif kawung ketib dengan lung-lungan

Sumber : Batik collection Santosa Doellah 5. Analisis Motif Kawung Ketib dengan lung-lungan

Komposisi bentuk Motif Kawung Ketib ini terdiri dari gabungan bentuk motif

lingkaran sebagai motif utama dan bentuk motif flora yang berupa tanaman lung sebagai

ornamen tambahan. Motif Kawung yang biasanya berbentuk lingkaran lonjong tetapi

dalam motif ini berbentuk lingkaran bulat penuh dan dipadukan dengan bentuk tanaman

lung-lungan dengan tangkai yang sangat kecil yang hanya berupa garis dan bentuk daun

yang runcing. Motif kawung ini terdiri dari bentuk lingkaran bulat penuh sebagai motif

utama yang direapet (diulang) satu langkah dan motif ini merupakan perpaduan motif

geometris dan non geometris.

Dalam Motif ini terdapat komposisi warna yang terlihat dari perpaduan warna

sogan kekuningan sebagai warna motif kawungnya dan warna hitam kehijauan pada

sebagian bentuk daun serta warna merah sebagai warna khas Batik Banyumasan pada

motif pinggirannya. Warna sogan kekuningan atau warna kuning gading ini adalah

merupakan ciri khas batik Garut, kebanyakan warna latar kain Garut adalah kuning.

Warna kuning adalah simbol nafsu supiyah, berasal dari unsur air yang disimbolkan

motif binatang air seperti naga, ikan dan katak. Nafsu supiyah bersemayam di dalam

Page 97: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

tulang sum-sum dan sifatnya mengalir seperti air dan apabila tidak dapat dikendalikan

maka akan membahayakan diri sebab mengarah kepada keinginan untuk berbuat jahat,

kerusakan, malas dan membangkitkan syahwat. Nafsu supiyah mempengaruhi nafsu

amarah dan nafsu luwamah, untuk membantu kehendaknya. Kehendak nafsu supiyah

muncul melalui indera mata atau penglihatan, yang menyebabkan perasaan tertarik dan

kasih sayang. Warna kuning sebagai simbol nafsu supiyah, dapat memberi kesan

kegembiraan, longgar dan santai, senang menunda masalah, mempunyai cita-cita setinggi

langit, bersemangat tinggi, berubah-ubah dan penuh harapan. Disamping itu warna

kuning juga sebagai lambang kemuliaan, keagungan dan bercita-cita luhur.

Kajian estetis terlihat pada garis, bidang, ukuran, goresan serta warna. Garis

yang terhubung membentuk bidang yaitu bidang bentuk bulat pada motif kawung dengan

ukuran yang telah disesuaikan antara masing-masing motif sedangkan goresan terdapat

pada bentuk tanaman lung yang berkesan natural dan bebas. Jadi pada motif ini

memadukan antara bentuk motif geometris dan nongeometris dengan teknik

menggunakan alat cap serta menggunakan canting tulis. Batik ini merupakan batik yang

mendapat pengaruh dari seorang wanita keturunan Belanda yang bernama Van Osterom

yang juga tercatat sebagai juragan batik. Beberapa unsur yang merupakan bagian dari

komposisi bentuk tersebut berpadu dengan komposisi warna yaitu dengan menggunakan

warna coklat soga khas batik Banyumasan serta warna merah pada bagian pinggiran

motif yang juga merupakan warna khas batik motif Banyumasan yang semakin

menambah ragam hias pada batik motif tersebut.

Motif lingkaran sebagai motif utama pada motif ini. Lingkaran adalah lambang

permulaan semua ciptaan. Jadi, lingkaran juga merupakan lambang keagungan dan

Page 98: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

kekuasaan. Penggambaran motif lingkaran dipola dan divariasi seperti lingkaran yang

bersinggungan atau lingkaran yang saling berpotongan.

Gambar 42. Motif Kawung Ketib Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Motif Kawung merupakan motif geometis dan pola geometris merupakan pola

tertua dengan komposisi motif diatur berjajar yang dibentuk oleh empat buah lingkaran

yang bersinggungan yang mempunyai titik pusat, sehingga diartikan sebagai kekuasaan.

Visualisasi bentuk motif Kawung Ketib ini hanya didominasi dengan bentuk lingkaran

bulat penuh yang tersusun secara geometris dan reapeat. Pola kawung ini disusun rapat

dengan latar belakang tidak tampak dan terbentuk motif tersebut karena diilhami dari biji

terbelah. Diantara motif-motif lingkaran tersebut terdapat isen-isen bentuk cecek lima

atau isen-isen berupa titik yang berjumlah lima buah.

Kajian estetis terlihat pada bentuk titik, garis, bidang dan goresan. Titik tidak

terdapat pada isen-isen tetapi justru terdapat di luar motif kawung yang berbentuk cecek

Page 99: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

lima/titik lima yang semakin menambah ragam hias pada motif batik tersebut sedangkan

garis yang terhubung membentuk bidang lingkaran pada motif kawung itu sendiri. Jika

dilihat secara seksama terdapat kesan berupa bentuk garis-garis yang berada di dalam

motif. Inilah yang dinamakan goresan pada kain yang berarti merupakan sentuhan yang

diberikan seorang pembatik sehingga menimbulkan kesan tertentu pada motif tersebut.

Pada visualisasi warna hanya menggunakan warna kuning sebagai warna motif

lingkaran dan warna hitam sebagai warna dasar pada batik. Warna hitam adalah simbol

nafsu luwamah, berasal dari unsur tanah yang disimbolkan pada dasar warna hitam.

Nafsu luwamah berada dalam daging yang mengalir melalui indera mulut. Warna hitam

mengandung makna keluhuran budi, arif bijaksana, waskita, jatmika dan keteguhan

dalam perjuangan demi pengabdian. Di samping itu, warna hitam menggambarkan kesan

kehampaan, kematian, kegelapan, kebiasaan, kerusakan dan kepunahan.

Nafsu luwamah yang disimbolkan warna hitam tersebut mengalir lewat mulut,

melahirkan perasaan benci, serakah dan sifat-sifat yang berhubungan dengan kenikmatan

jasmani, yaitu lapar, haus, sex, panas dan dingin. Nafsu luwamah hanya dapat bekerja

apabila mendapat daya dan kekuatan nafsu amarah. Apabila manusia mampu

mengendalikan nafsu ini, maka ia akan menjadi manusia yang teguh dan berbudi pekerti

luhur.

Motif Kawung mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan

selalu membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa

orang yang bekerja keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan

waktu yang lama. Misalnya, seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika tidak ada

hama yang mengganggu, tentu dia akan memanen hasil padi yang berlipat di kemudian

Page 100: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

hari. Namun sayang, budaya kerja keras untuk menuai hasil maksimal tidak dilakukan

oleh semua orang. Apalagi di zaman sekarang, di mana inginnya serba instan, orang ingin

cepat kaya tanpa harus bekerja keras. Ingin cepat kaya dengan cara korupsi, merampok,

menipu, dan segala tindakan cela lainnya. Kebiasaan untuk bekerja keras untuk menuai

hasil yang maksimal sudah sering diajarkan oleh nenek moyang kita orang Jawa sejak

dulu. Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih bermakna jika dibarengi

dengan sikap hemat, teliti, cermat, dan tidak boros.

Gambar 43. Motif Parang Bebek Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Parang Bebek

Isen-isen bentuk cecek/ titik Membentuk motif bebek

Page 101: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 44. Pecah pola dengan dominan motif bebek Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

6. Analisis Motif Parang Bebek

Komposisi bentuk Motif ini terlihat pada perpaduan bentuk motif parang dan

bebek sehingga dinamakan motif parang bebek. Motif fauna yaitu motif bebek sebagai

motif utama serta terdapat motif tambahan berupa motif parang yang merupakan susunan

motif dengan arah diagonal. Pada pola parang merupakan bentuk perwujudan dari senjata

tradisional yang diberi variasi dan isian. Terdapat isen-isen berupa cecek-cecek / titik-titik

pada bagian tengah motif bebek serta terdapat isen-isen bentuk geometris di bagian

tengah motif batang pohon.

Komposisi warna terlihat dengan menggunakan warna sogan yaitu warna

coklat tua kehitaman sebagai warna dominan pada motif flora dan fauna serta warna

coklat tua dan putih sebagai warna latar dari motif Parang Bebek ini. Dengan perpaduan

bentuk motif yang sederhana antara motif bebek sebagai motif utama serta motif batang

pohon sebagai motif tambahan tetapi justru menjadikan kedua motif tersebut sebagai satu

kesatuan (unity) sehingga menciptakan keseimbangan (balance) dan keselarasan

(harmony) dan memunculkan satu karakteristik pada kain batik motif parang bebek

tersebut.

Kajian estetis dapat dilihat pada titik, garis, bidang dan goresan. Titik terdapat

pada isen-isen bentuk cecek/titik, garis membentuk bidang yang terlihat pada bentuk

bidang flora dan fauna, dan goresan terdapat pada motif remukan.

Makna Simbolis dari motif ini yaitu bahwa motif angsa dan bebek merupakan

simbol kemurnian atau kesucian. Dalam mitologi China, bebek dan angsa merupakan

simbol kebahagiaan, perkawinan dan kesetiaan.

Page 102: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 45. Motif Kekayon Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Kekayon

Ornamen Naga

Gambar 46. Pecah pola yang membentuk ornamen naga Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Page 103: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Isen-isen testes

Gambar 47. Pecah pola berupa isen-isen testes Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Isen-isen sawut yang membentuk seperti daun

Gambar 48. Pecah pola berupa isen-isen sawut Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

7. Analisis Motif Kekayon

Komposisi bentuk dalam motif ini terlihat pada perpaduan bentuk motif naga

sebagai motif utama serta terdapat beberapa isen-isen seperti cecek-cecek pada motif

naga, isen-isen sawut yang membentuk seperti daun, testes sebagai ornamen tambahan/

pelengkap.

Komposisi warna dalam motif ini yaitu dengan menggunakan warna dominan

hitam serta terdapat warna coklat tua dan kuning. Warna hitam adalah simbol nafsu

luwamah, berasal dari unsur tanah yang disimbolkan motif warna hitam. Nafsu luwamah

berada dalam daging yang mengalir melalui indera mulut. Warna hitam mengandung

Page 104: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

makna keluhuran budi, arif bijaksana, waskita, jatmika, keteguhan dalam perjuangan

demi pengabdian. Di samping itu, warna hitam menggambarkan kesan kehampaan,

kematian, kegelapan, kebiasaan, kerusakan dan kepunahan.

Kajian estetis yang terdapat pada motif ini antara lain bentuk titik, garis, bidang,

goresan serta warna. Titik terbentuk karena isen-isen bentuk cecek, garis terdapat pada

bentuk motif isen-isen sawut yang membentuk seperti daun, terdapat bidang berupa

bidang lingkaran pada motif naga dan pada motif tumbuhan. Beberapa unsur tersebut

merupakan bagian dari komposisi bentuk yang dipadu dengan komposisi warna yaitu

warna coklat soga, putih kekuningan khas Batik Banyumasan serta warna hitam sebagai

warna dasar motif.

Nafsu luwamah yang disimbolkan warna hitam tersebut mengalir lewat mulut,

melahirkan perasaan benci, serakah dan sifat-sifat yang berhubungan dengan kenikmatan

jasmani, yaitu lapar, haus, sex, panas dan dingin. Nafsu luwamah hanya dapat bekerja

apabila mendapat daya dan kekuatan nafsu amarah. Apabila manusia mampu

mengendalikan nafsu ini, maka ia akan menjadi manusia yang teguh dan berbudi pekerti

luhur.

Makna simbolis yaitu bahwa binatang naga pada zaman Hindu banyak

menghiasi karya seni. Naga melambangkan dunia bawah dan lawan dari burung Garuda

yang merupakan lambang dunia atas. Bentuk naga yang hampir mirip dengan ular

menyebabkan kesulitan membedakan keduanya.

Binatang naga ini banyak menghiasi pula seni dari negeri China sehingga pada

saat bangsa China mendarat di Pesisir banyak memberi aneka ragam hias bermotifkan

naga. Motif Naga ini melambangkan laki-laki dan sebagai pelindung dari gangguan

Page 105: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

binatang.

Gambar 49. Motif Lumbon Sumber: http://rumahbatikzakiyah.blogspot.com

a. Bagian-bagian/ isen-isen yang membentuk Motif Lumbon

Isen-isen cecek/titik Bentuk motif daun lumbon/daun talas

Gambar 50. Pecah pola motif lumbon Sumber : http://rumahbatikzakiyah.blogspot.com

8. Analisis Motif Lumbon

Komposisi bentuk pada motif ini dominan dengan bentuk daun lumbon atau

daun talas sebagai ornamen utama dan bentuk isen-isen cecek serta sawut sebagai

ornamen tambahan. Daun talas ini merupakan tanaman khas dari daerah Banyumas dan

Page 106: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

sekitarnya dan karena begitu banyaknya tanaman ini sehingga dijadikan salah satu

makanan khas dari daerah Banjarnegara yang termasuk dalam satu wilayah karesidenan

Banyumas yaitu ”Buntil”.

Kajian estetis pada motif ini terdapat pada bentuk titik, garis, bidang dan warna.

Titik terdapat pada isen bentuk cecek-cecek/ titik-titik dan isen-isen sawut, garis

membentuk bidang yaitu pada bidang bentuk daun talas. Beberapa unsur yang termasuk

dalam komposisi bentuk tersebut berpadu dengan komposisi warna yaitu dengan warna

coklat soga dan hitam pada motif serta warna putihnya mori sebagai warna dasar motif.

Komposisi warna dalam motif lumbon dominan pada coklat tua sebagai warna

motif daun talas sebagai motif utama, warna putih sebagai warna latar serta warna hitam

pada garis-garis di dalam motif lumbon. Warna coklat soga diartikan sebagai warna

merah. Warna putih merupakan simbol dari nafsu mutmainah, berasal dari unsur udara

yang disimbolkan motif burung atau binatang bersayap. Nafsu mutmainah berada di

dalam hidung atau indera penciuman. Sifat dari nafsu ini adalah suci, berterus terang,

bakti, belas kasih serta teguh. Sesuai dengan kesan warna putih yang suci, bersih, murni,

tenteram, bahagia dan luhur. Nafsu ini merupakan penerang bagi nafsu-nafsu yang lain

untuk berbuat ke arah kebaikan.

Gambar 51. Motif Lumbon yang mengalami perkembangan

Page 107: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Komposisi bentuk pada motif di atas pada dasarnya masih sama dengan motif

Lumbon yang sebelumnya yaitu masih mempertahankan bentuk motif daun talasnya dan

dengan ukuran yang juga sama serta bentuk motif daun talas yang masih berperan

sebagai ornamen utama. Pada Isen-isen juga masih menggunakan isen-isen cecek

renteng, isen-isen sawut dan isen- isen sisik yang diulang pada bagian motif. Tetapi dari

segi warna dibuat sesuai dengan ciri khas dari batik Banyumasan yang dominan

menggunakan warna cokelat soga dan biru wedelan atau warna hitam.

Kajian estetis tercipta karena adanya titik, garis, bidang, ukuran serta warna.

Titik terdapat pada isen-isen cecek, garis yang terhubung membentuk bidang yaitu bidang

yang berbentuk daun talas serta dengan perpaduan warna coklat soga, biru wedelan dan

kuning pucat semakin menambah ragam hias pada motif ini.

Page 108: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Gambar 52. Motif Lumbon yang mengalami perubahan Foto: Dokumentasi April Liana Puspitasari

Komposisi bentuk pada motif di atas juga masih sama dengan bentuk-bentuk

motif Lumbon yang sebelumnya. Pada isen-isen juga masih mempergunakan isen-isen

berupa cecek renteng, sawut dan sisik. Perbedaan hanya terdapat pada warna.

Komposisi warna terlihat pada warna hitam sebagai warna pelataran serta warna

hijau dan putih sebagai warna motif daun talas. Warna hijau yang dipergunakan

merupakan warna hijau lumut yang merupakan warna sejuk.

Kajian estetis terlihat dari perpaduan antara titik, garis, bidang, ukuran serta

warna merupakan bagian dari komposisi bentuk menjadi satu kesatuan (unity) sehingga

menciptakan adanya keseimbangan (balance) dan keselarasan (harmony) dengan

komposisi warna yaitu warna hijau lumut, hitam sebagai warna dasar pada motif serta

warna putihnya mori yang memunculkan karakteristik pada batik Motif Lumbon tersebut.

D. Analisis Fungsi Motif Batik Banyumasan

Fungsi batik yang semula hanya digunakan dalam upacara-upacara ritual

sekarang banyak digunakan untuk aktivitas-aktivitas yang lain dalam kehidupan sehari-

hari begitu pula yang terjadi pada Batik Banyumasan. Pada masa kejayaannya yaitu

sekitar tahun tujuh puluhan, Batik Banyumasan berfungsi sebagai identitas para raja.

Artinya bahwa Batik Banyumasan hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan sebagai

simbol status sosial seseorang namun sekarang semua lapisan masyarakat bisa

mempergunakan. Namun demikian tata cara pemakaian batik pada upacara adat yang

resmi masih diperhatikan. Dalam kehidupan masyarakat Jawa pun penggunaan batik

kaitannya dengan upacara-upacara ritual masih menjadi tradisi misalnya dalam upacara

Page 109: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

perkawinan, kedua mempelai dan orang tua dari mempelai mengenakan busana batik

yang menurut kepercayaan masyarakat Jawa mempunyai makna tertentu. Dalam upacara

perkawinan banyak dipergunakan kain batik seperti motif sidomukti, sidoasih, sidoluhur,

sidomulyo, truntum, sidowirsat dan lain sebagainya. Sedangkan batik yang ada kaitannya

dengan status sosial seseorang misalnya kain batik Parang, Kawung dan Sawat. Kain

batik tersebut dinamakan kain batik larangan karena tidak semua orang diperbolehkan

memakainya namun pada masa sekarang kain batik tersebut telah menjadi milik

masyarakat umum.

Page 110: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya yang mengacu pada

perumusan masalah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Latar belakang penciptaan batik di Banyumas tercipta karena adanya

Kademangan-kademangan atau Kadipaten atau sekarang disebut dengan Kabupaten di

daerah Banyumas. Kabupaten ini diibaratkan sebagai kerajaan sehingga memunculkan

tradisi membatik dan para pengarajin batik sehingga terciptalah motif-motif batik di

Daerah Banyumas.

Pada awalnya seni batik di daerah Banyumas banyak berkembang di kalangan

ningrat, sehingga pada masa itu yang menangani batik di daerah Banyumas adalah orang-

orang keturunan ningrat. Salah satu keluarga ningrat yang menaruh perhatian pada seni

batik ialah keluarga Pangeran Aria Gandasubrata yang pernah menjabat sebagai Bupati

Banyumas pada tahun 1913-1933 dan telah menciptakan beberapa motif batik yaitu

antara lain motif Parang Gandasuli dan motif Seling Madu bronto yang diciptakan beliau

untuk keturunannya.

Hal lain yang melatarbelakangi terciptanya Batik Banyumas yaitu karena adanya

para pengungsi dari Kerajaan Mataram. Selain para Demang, para pengikut Pangeran

Diponegoro guna mencukupi kebutuhan pakaian maka mereka juga membuat batik.

Page 111: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Pengikutnya yang terkenal yaitu Najendra dan beliaulah yang mengembangkan batik

celup di daerah Banyumas.

Terdapat 2 jenis batik di Banyumas yaitu batik tulis dan batik cap. Media pada

pembuatan batik tulis dengan menggunakan canting sedangkan batik cap dengan

menggunakan cap atau canting cap. Baik canting tulis maupun cap mempunyai

persamaan yaitu sama-sama terbuat dari bahan plat tembaga. Bedanya hanya pada

bentuknya yaitu canting tulis yang berukuran kecil, berbentuk seperti kepala burung

sedangkan pada canting cap berukuran besar dan berbentuk seperti stempel.

Proses pembuatan batik Banyumasan baik pada batik tulis maupun batik cap pada

dasarnya sama, yaitu sama-sama menggunakan alat yang berupa canting tulis atau

canting cap dan sama-sama menggunakan bahan lilin sebagai perintang warna.

Pembuatan batik Banyumasan selalu dilakukan proses pelilinan dua kali atau

bahkan tiga kali kecuali pada kain sutera karena pada kain sutera kemungkinan dapat

meleset atau jika diterusi tidak tepat dengan satu sisi kain yang telah dibatik. Proses

pembuatan batik Banyumas pada proses pelorodan juga dilakukan sebanyak dua kali.

Pada proses pembuatan batik tulis ada yang dibuat dengan teknik mencelup dan mencolet

tetapi pada batik cap pewarnaannya hanya dilakukan dengan teknik celupan.

Bahan pembuatan batik di Banyumas menggunakan bahan mori seperti mori

primissima, prima dan kain biru sehingga dari perbedaan jenis kain yang digunakan

tersebut maka di daerah Banyumas kain batik dibedakan menjadi kain batik alusan dan

kain batik kasaran. Kain batik alusan merupakan kain batik dengan menggunakan kain

primissima yang cenderung halus dan lembut serta biasanya digunakan untuk batik tulis,

Page 112: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

sedangkan kain batik kasaran merupakan kain batik yang dibuat dengan menggunakan

kain kualitas kedua atau kain prima serta biasanya digunakan untuk batik cap.

Bahan lain yang digunakan adalah lilin batik/ malam. Malam yang digunakan

merupakan malam yang dibuat sendiri dengan campuran mata kucing, gondorukem,

malam lorodan hitam/malam jenis leroban/malam sisa, microwax, kote/malam tawon,

Kendal serta minyak kelapa.

Pada zaman dahulu pewarna yang digunakan pada batik Banyumas yaitu

menggunakan zat pewarna alam tetapi selain pada proses pembuatan warnanya yang

sedikit rumit, waktu yang dibutuhkan juga relativ lama maka lambat laun menggunakan

pewarna kimia. Pewarna yang digunakan baik pada batik tulis maupun batik cap sama-

sama menggunakan pewarna napthol, selain proses pembuatan warnanya yang mudah

dalam hal waktu juga relativ lebih cepat dibanding dengan pewarna alam.

Kajian estetis dalam batik Banyumasan sangat beraneka ragam yang dapat dilihat

dari segi motif, warna maupun bentuk secara visual.

Batik Banyumasan merupakan salah satu yang mempunyai ciri pola batik tegas

dan besar-besar karena selalu dilakukan proses pelilinan sebanyak dua kali atau bahkan

tiga kali, dengan ornamen tanaman dan binatang dengan warna yang dominan gelap

mengikuti ciri khas batik pedalaman. Warna yang digunakan yaitu warna coklat soga dan

biru wedelan dengan dasar kekuningan yang diproses dengan teknik kerokan serta

umumnya berlatar hitam. Keindahan Batik Banyumasan terlihat pada perpaduan warna

yang serasi antara bidang-bidang, garis dan isian yang beraneka ragam.

Motif Batik Banyumasan saat ini bertahan dengan motif klasik. Motif

Banyumasan menggunakan teknik pewarnaan yang menunjukkan kedekatan masyarakat

Page 113: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

dengan unsur tanah. Motif batik tradisi Banyumasan pada umumnya menyimpan karakter

masyarakat lingkungannya.

Saat ini motif Batik Banyumasan bisa dikatakan menyiratkan karakter masyarakat

yang demokratis dengan latar belakang kehidupan agraris. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena masyarakat Banyumas telah lama tidak dikuasai oleh pengaruh

kebudayaan keraton (negarigung).

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan, berikut ini merupakan uraian saran yang

diharapkan dapat diaplikasikan bagi pihak terkait seperti Industri dan masyarakat adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Pengusaha

a. Batik sepatutnya dilestarikan dan dijaga keberadaanya maka para pengusaha

batik hendaknya tidak hanya mengambil keuntungan dari hasil produksi dan

penjualan batik saja tetapi juga senantiasa melakukan upaya pelestarian. Karena

batik tidak akan berhenti memberikan manfaat, tetapi jika tidak diadakan upaya

pelestarian batik dan nilai-nilainya maka suatu ketika batik bisa mengalami

kepunahan.

b. Mengadakan variasi motif agar dapat menarik daya beli masyarakat yaitu dengan

mengembangkan motif yang ada dan menciptakan motif yang baru.

c. Untuk dapat mewariskan ketrampilan membatik kepada generasi penerus dengan

jalan membimbing dan melatih sejak dini sehingga dapat meneruskannya atau

dengan melibatkan dan melimpahkan putra-putrinya dalam mengelola usaha

Page 114: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

batik sehingga keberadaan usaha batik di Banyumas tetap dapat dilestarikan.

2. Bagi Masyarakat

a. Dapat mengetahui dan memahami serta berupaya untuk melestarikan budaya

batik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membudayakan batik dalam

kehidupan misalnya dengan menggunakan batik dalam upacara-upacara

tradisional, menghadiri acara-acara resmi atau bahkan pada kehidupan sehari-

hari.

Page 115: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Agus Sachari. 2002 . ESTETIKA makna, Simbol dan Daya. Bandung: Institut Teknologi

Bandung. Arsyad Soeratno, Lincolin, Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

1993. Metodologi Penelitian untuk ekonomi dan bisnis. Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan (UPP) akademi managemen perusahaan YKPN.

Carey, Peter. 1986. Asal-Usul Perang Jawa. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.

Didik Riyanto. 2002. Proses Batik. Surakarta: CV Aneka

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Museum Jawa Tengah. 2004. Gaya dan ragam hias batik (Tinjauan Makna dan Simbol Pemerintah Provinsi Jawa Tengah).

Djelantik. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Cetakan ke-3. Bandung: MSPI.

Nanang Rizali. 2006. Tinjauan Desain Tekstil. Surakarta: LPP Pendidikan dan UPT Penerbitan dan Percetakan (UNS Press).

Nian S Djoemena. 1990. Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.

______________ 1994. Sejarah dan Perkembangan batik Indonesia. Jakarta: Djambatan. Purwadi. 2007. Busana Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka.

Sewan Susanto. 1980. Seni kerajinan batik Indonesia. Jakarta: Departemen Perindustrian RI.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian kuantitatif ilmu sosial. Yogyakarta: Risel Press. Sutjipto Wirjosuparto. 1964. Bunga Rampai Sejarah Budaya Indonesia. Jakarta:

Jembatan. Sutopo, HB 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar teori dan terapannya dalam

penelitian). Surakarta: Sebelas Maret University. Tim. 2005. Pedoman Penulisan dan Pembimbingan Skripsi/ Tugas Akhir Fakultas Sastra

dan Seni Rupa UNS. Surakarta: FSSR.

Page 116: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Website:

http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=199020&actmenu=45. Diakses tgl: 09-01-10, jam 13.14

http://vibizlife.com/fashion_details.php?awal=100&page=11&id=15011&pg=fashion Diakses tgl: 09-01-10, jam 12.25

http://sarwono.staff.uns.ac.id/2009/04/13/pendekatan-semiotika-pada-motif-batik-klasik-di-surakarta/

Diakses tgl: 09-01-10, jam: 12.36 http://ivanzz.dagdigdug.com/2009/09/29/ivn.ishare.ivnetwork/motif-motif-batik/

Diakses tgl: 09-01-10, jam: 13.10 http://www.javabatik.org/motif/pola_nitik_1.html

Diakses tgl: 09-01-10, jam 13.19 http://dunianyamaya.wordpress.com/2008/04/09/makna-batik-dalam-pernikahan-adat-yogyakarta/

Diakses tgl: 09-01-10, jam 13.30 http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2009/11/18/182102/kemewahan-batik-banyumasan/

Diakses tgl: 09-01-10, jam 13.45 http://juniest.wordpress.com/2008/05/07/batik-banyumas/

Diakses tgl: 09-01-10, jam 13.10 http://situs.dagdigdug.com/2008/04/16/motif-larangan-batas-antara-priyayi-dan-kawula-di-karaton-surakarta-hadiningrat/

Diakses tgl 12-01-10, jam 15.12 http://situs.dagdigdug.com/2008/04/16/motif-larangan-batas-antara-priyayi-dan-kawula-di-karaton-surakarta-hadiningrat/

Diakses tgl 12-01-10, jam 15.16 http://situs.dagdigdug.com/2008/04/16/motif-larangan-batas-antara-priyayi-dan-kawula-di-karaton-surakarta-hadiningrat/

Diakses tgl 12-01-10, jam 15.27 http://heritageofjava.com/portal/article.php?story=20090326205842448

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.30 http://www.tamanbatik.com/perjalanan-panjang-batik/

Page 117: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.35

http://www.batiksemarang16.net/id/produk_batik_semarang.html

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.13 http://loemboengbatik.multiply.com/journal/item/96

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.14 http://www.antarajatim.com/lihat/berita/19860/Rambut-Singa-Jadi-Ikon-Batik-Malangan

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.17 http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=121705230407&topic=16396

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.19 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3079718

Diakses tgl 12-01-10, jam 17.22 http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika

Diakses tgl: 12-01-10, jam 13.27 http://fahri99.wordpress.com/2006/10/14/semiotika-tanda-dan-makna/

Diakses tgl 12-01-10, jam 13.30 http://dosenyoki.blogspot.com/2007/11/semiotika.html

Diakses tgl 12-01-10, jam 13.32 http://www.aman.web.id/2008-07-26/511/bahasa/semiotika-1-semiologi.html

Diakses tgl 12-01-10, jam 13.39 http://astaganaga.multiply.com/journal/item/5/Semiotika_Ilmu_untuk_berdusta_bagian_pertama_-_gerak_menuju_Mitos_Roland_Barthes

Diakses tgl 12-01-10, jam 13.43 http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=199020&actmenu=45

Diakses tgl: 09-01-10, jam: 13.48 http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=67594:kemewahan-batik-banyumasan&catid=46:analisis&Itemid=128

Diakses tgl: 09-01-10, jam 13. 57 http://kabarsoloraya.com/2009/06/27/membaca-filosofi-motif-batik/

Diakses tgl 09-01-10, jam 14.04 http://jarum-batik.blogspot.com/2008_11_30_archive.html

Diakses tgl: 09-01-10, jam 14.06

Page 118: KAJIAN MOTIF BATIK BANYUMASAN - digilib.uns.ac.id/Kajian... · Gambar 44. Pecah Pola dengan Dominan Motif Bebek ……………………… 85 . Gambar 45. ... dengan teknik kerokan

http://marsdreams.blogspot.com/2008/11/hayuk-lestarikan-batik-bayumasan.html)

Diakses tgl: 09-10-10, jam 14.13 http://batik-h-mruyung.com/

Diakses tgl: 09-01-10, jam 14.15 http://www.banyumaskab.go.id/seputarbms/batik4.php

Diakses tgl 09-01-10, jam 14.19