Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

10
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012 KAJIAN MENGENAI PROSPEK BATUBARA DI INDONESIA SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 4 TAHUN 2009 Recky Fernando L. Tobing 1 Herzia Puspitaningrum 1 1 Mahasiswa Teknik Pertambangan Prodi Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984 ABSTRAK Batubara merupakan salah satu bahan bakar utama yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar lainnya yang saat ini digunakan di Indonesia. Pemanfaatan batubara didalam negeri meliputi penggunaan PLTU, industri semen, industri tekstil, pemurnian bijih, dll. Dari segi prospeknya kedepan, batubara di Indonesia akan mengalami peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, hal ini dikarenakan UU No. 4 tahun 2009 yang mewajibkan perusahaan-perusahaan tambang bijih untuk melakukan pengolahan dan pemurnian bijih didalam negeri sebelum dieksport keluar dan yang mana batubara adalah salah satu bahan bakar utama untuk melakukan pengolahan dan pemurnian bijih tersebut. Untuk itu, produksi dan pemanfaatan batubara dalam negeri kedepannya diyakini akan meningkat seiring akan banyaknya dibangun pabrik-pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih di Indonesia. Kata kunci : batubara, UU No. 4 Tahun 2009

Transcript of Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

Page 1: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

KAJIAN MENGENAI PROSPEK BATUBARA DI INDONESIA SETELAH

BERLAKUNYA UU NO. 4 TAHUN 2009

Recky Fernando L. Tobing1 Herzia Puspitaningrum1

1 Mahasiswa Teknik Pertambangan

Prodi Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta

Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984

ABSTRAKBatubara merupakan salah satu bahan bakar utama yang telah umum digunakan pada

banyak industri, dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar lainnya yang saat ini digunakan di Indonesia. Pemanfaatan batubara didalam negeri meliputi penggunaan PLTU, industri semen, industri tekstil, pemurnian bijih, dll.

Dari segi prospeknya kedepan, batubara di Indonesia akan mengalami peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, hal ini dikarenakan UU No. 4 tahun 2009 yang mewajibkan perusahaan-perusahaan tambang bijih untuk melakukan pengolahan dan pemurnian bijih didalam negeri sebelum dieksport keluar dan yang mana batubara adalah salah satu bahan bakar utama untuk melakukan pengolahan dan pemurnian bijih tersebut.

Untuk itu, produksi dan pemanfaatan batubara dalam negeri kedepannya diyakini akan meningkat seiring akan banyaknya dibangun pabrik-pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih di Indonesia.

Kata kunci : batubara, UU No. 4 Tahun 2009

Page 2: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

PENDAHULUAN

Batubara adalah endapan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuh-tumbuhan yang merupakan material organik dan telah mengalami dekomposisi atau penguraian oleh adanya sifat kimianya. Tingkat perubahan yang berbeda akan menyebabkan peringkat yang berbeda yaitu dari peringkat rendah sampai peringkat tinggi.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya batubara yang terletak dibagian barat paparan sunda (termasuk sumatera dan kalimantan). Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan penambangan batubara di Indonesia, seperti PT. ADARO ENERGY, PT. KALTIM PRIMA COAL, PT. BUKIT ASAM, dan lain-lain dimana ekpoitasi batubara secara besar-besaran dilakukan oleh perusahaan-perusahaan batubara tersebut.

Untuk produksi dalam negeri sendiri, ditahun 2010 produksi batubara mencapai 325.325.793 ton dan terus meningkat seiring ditemukannya cadangan-cadangan terbaru hasil ekplorasi detil. Peningkatan produksi batubara dalam negeri diperkirakan juga akan dipengaruhi oleh berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batuan yang disahkan pada 12 Januari 2009 lalu, dimana pemegang kontrak karya yang telah melakukan penambangan bijih dan telah berproduksi wajib melakukan pemurnian didalam negeri selambat-lambatnya 5 tahun semenjak undang-undang tersebut diberlakukan. Dengan kata lain, ditahun 2014 seluruh pemegang Ijin Usaha Pertambangan bijih diseluruh Indonesia wajib melakukan pengolahan dan/atau pemurnian didalam negeri sebelum dijual atau diekspor. Kewajiban untuk melakukan pengolahan dan pemurnian didalam negeri disini dimaksudkan antara lain, untuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tambah dari produk, tersedianya bahan baku industri,

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan penerimaan negara.

Untuk pengolahan dan pemurnian bijih menjadi konsentrat tidaklah mudah, diperlukan sebuah instalasi pengolahan dan pemurnian yang disebut dengan smelter. Smelter sendiri ada yang memakai bahan bakar listrik (PLTU) dan ada juga yang memakai kokas (dibuat dari batubara kokas khusus) seperti pada pemurnian besi dan baja yang menggunakan tanur tiup, dan untuk PLTU di Indonesia bahan bakar utamanya 65 % merupakan batubara sedangkan sisanya berupa gas dan minyak.

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang prospek sumberdaya batubara yang ada di Indonesia kedepannya sebagai bahan bakar utama didalam kegiatan pengolahan dan pemurnian bijih setelah diberlakukannya undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang minerba yang mewajibkan pengusaha-pengusaha pertambangan bijih untuk melakukan pengolahan dan pemurnian didalam negeri sebelum dilakukan penjualan keluar (kegiatan ekspor).

METODOLOGI

Adapun metodologi yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah studi litelatur, yaitu dengan melakukan pencarian dan analisis data-data sekunder yang berupa data-data dan informasi dari badan dan dinas-dinas yang terkait tentang perbatubaraan di Indonesia. Data-data ini kemudian diolah dan dianalisis lagi secara kualitatif.

TINJAUAN PUSTAKA

Dengan dasar kebijakan pemerintah melalui menteri ESDM yang dimuat didalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, maka dapat dicermati beberapa pasal berikut :

1. Pasal 102 yang berbunyi “pemerintah menetapkan bahwa pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan,

Page 3: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara”.

2. Pasal 103 ayat 1 yang berbunyi “pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan didalam negeri.

3. Pasal 103 ayat 2 “Pemegang IUP dan IUPK dapat mengolah dan memurnikan hasil penambangan dari IUP dan IUPK lainnya.

4. Pasal 103 ayat 3 “ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah serta pengolahan dan pemurnian diiatur dengan peraturan pemerintah”.

5. Pasal 170 yang berbunyi “pemegang kontrak karya yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksudkan dipasal 103 selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak undang-undang ini diundangkan.

Undang-undang ini disahkan pada 12 januari 2009, sehingga pemegang kontrak karya atau perusahaan-perusahaan penambangan mineral dan batubara diwajibkan melakukan pemurnian selambat-lambatnya pada 12 januari 2014.

PEMBAHASAN

Pengolahan dan pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan. Untuk melakukan pengolahan dan pemurnian mineral khususnya logam membutuhkan instalasi pengolahan dan pemurnian yang disebut dengan smelter. Semenjak berlakunya UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara, kini Indonesia melarang perusahaan-perusahaan pertambangan bijih untuk melakukan ekspor bijih mentah, harus melalui proses pengolahan dan pemurnian terlebih dahulu didalam negeri. Selama ini, perusahaan-perusahaan pertambangan khususnya bijih di Indonesia masih banyak yang belum melakukan pemurnian didalam negeri, sehingga Indonesia hanya dikenal sebagai pengeksport bijih mentah saja, seperti bijih nikel, bijih besi, bauksit, serta emas. Saat ini di Indonesia telah beroperasi tujuh smelter, yaitu PT. Smelting Gresik di Jawa Timur smelter tembaga, PT. Timah dan Kobatin bangka belitung, PT. Inalum Asahan di Sumatera Utara dengan pemurnian emas dan perak, PT. Indo, PT. Antam di Sulawesi

Tenggara, PT. Logam Mulia di Jakarta, dan smelter Timah yang juga dimanfaatkan untuk perusahaan-perusahaan di bangka belitung, dan secara keseluruhan pemerintah telah menerima 185 proposal kerjasama pembangunan smelter baru di Indonesia.

BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR DALAM NEGERIDi Indonesia, tingkat penggunaan batubara sebagai bahan bakar sendiri masih sedikit. Berdasarkan data dari ESDM, sejak tahun 2011 penggunaan batubara untuk industri besi dan baja mencapai 340.000 ton, dan untuk bahan bakar pembangkit listrik mencapai 66.280.000 ton (tabel 1). Dan untuk penggunaan batubara secara keseluruhan didalam negeri tahun 2011 sebesar 79.557.000 ton sedangkan untuk ekspor sebesar 272.671.351 (tabel 2).

POTENSI BATUBARA DI INDONESIAAdapun sumberdaya batubara yang ada Indonesia ditahun 2011 mencapai 105.187,44 juta ton, sedangkan cadangan batubara mencapai 21.131,84 juta ton. Bila ditinjau berdasarkan lokasi, Sumatera Selatan merupakan provinsi yang memiliki sumberdaya terbesar dan disusul oleh kalimantan timur, lalu kalimantan selatan. Berikut juga dengan cadangan, sumatera selatan merupakan produsen terbesar di Indonesia saat ini1) (tabel 3).

PROSPEK BATUBARA SETELAH BERLAKUNYA UU MINERBADengan adanya kebijakan pemerintah yang menetapkan bahwa pemegang IUP dan IUPK operasi dan produksi untuk wajib meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral dan batubara Indonesia dengan melakukan pengolahan dan pemurnian didalam negeri, maka ini akan memberikan dampak yang baik bagi produksi batubara didalam negeri. Diperkirakan setelah tahun 2014, peningkatan pemakaian batubara didalam negeri dapat lebih meningkat lagi.

Saat ini saja pemerintah sedang giat-giatnya untuk melakukan pembangunan PLTU sebagai dampak dari adanya UU No. 4 Tahun 2009 tentang minerba, dimana PLTU-PLTU yang 65% nya memakai bahan bakar batubara ini diharapkan yang akan memasok listrik kesmelter-smelter seluruh Indonesia nantinya.

Page 4: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

Bahkan pemerintah juga sudah melakukan ploting posisi dimana saja pusat smelternya, yaitu ada di Halmahera, Sumatera Selatan, Balikpapan dan Jawa Timur. Sehingga nantinya di 4 lokasi ini nantinya akan ada smelter skala besar sebagai pusatnya, sedangkan dilokasi lain juga akan ada namun hanya skala kecil.

Sehingga pada tahun 2025 nanti, kebutuhan batubara dalam negeri diperkirakan akan mencapai angka 192.330.000 ton, masing-masing digunakan oleh PLTU sebesar 99.800.000 ton sedangkan 92.470.000 ton sisanya untuk industri-industri lainnya. Sedangkan disisi ekspor diperkirakan 260.000.000 ton, sehingga diperkirakan pada tahun 2025 jumlah produksi batubara Indonesia akan mencapai 504.920.000 ton2).

Untuk itu, kerjasama antara perusahaan-perusahaan yang memegang perjanjian karya perusahaan pertambangan batubara dan kementerian ESDM untuk memenuhi kebutuhan produksi batubara agar tercapai produksi yang telah ditetapkan.

PENUTUPKESIMPULANDari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa prospek batubara dengan adanya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri sangat bagus, dimana batubara akan dipakai sebagai bahan bakar untuk peleburan besi dan baja (kokas) serta bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap untuk memasok listrik pada smelter-smelter yang akan dibangun di Indonesia. Diharapkan dengan adanya undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batuan, penggunaan sumberdaya batubara didalam negeri lebih bisa dioptimalkan lagi, dan juga dapat menekan angka pengangguran di Indonesia.

SARAN1. Untuk pembangunan PLTU diharapkan

pasokan batubara dapat merata, sehingga tidak ada PLTU yang berhenti beroperasi karena pasokan batubara kurang.

2. Diharapkan target pembangunan PLTU untuk memenuhi listrik di instalasi

pengolahan dan pemurnian dapat terpenuhi ditahun 2014 nanti.

3. Pemerintah tidak pandang bulu dalam pemberlakuan undang-undang tentang minerba ini, dikarenakan banyak perusahaan-perusahaan pertambangan mineral terutama bijih sudah menginvestasikan instalasi pengolahan dan pemurnian diluar negeri sana, sehingga untuk melakukan pembangunan instalasi pengolahan dan pemurnian di Indonesia akan membutuhkan dana yang besar, dan kebanyakan perusahan-perusahaan besar tidak mau rugi dengan hanya membangun smelter ditempat dia melakukan penambangan.

DAFTAR PUSTAKA

1)Pusat sumberdaya geologi. 2011. kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia tahun 2011.

2)Pusat data dan informasi Departement Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia.

Dyah Probowati, Ir MT. 2012. Analisis Kualitas Batubara, Laboratorium Teknologi Batubara. Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Msprakarsa. 2012. “4 wilayah pusat smelter di Indonesia”. http://www.kimeng.co.id/readnews.php?id=12802. Diakses pada tanggal 11 november 2012.

Kintamani. 2012. “PLN siap jamin pasokan listrik untukSmelter”.http://www.jurnas.com/news/60687/Andalkan_Jawa,_PLN_Siap_Jamin_Pasokan_Listrik_untuk_%3Cem%3ESmelter%3C_em%3E/1/Ekonomi/Ekonomi. Diakses tanggal 11 november 2012.

Suseno, triwan.2012.”Antisipasi Kebutuhan Batubara Dalam Negeri”. http://www.esdm.go.id/berita/44-batubara/3143-antisipasi-kebutuhan-batubara-dalam-negeri.html?

Page 5: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

tmpl=component&print=1&page=. Diakses tanggal 11 november 2012.

Putranto, dwi novan. 2012. “Investasi Sektor Batubara Diproyeksi Stagnan pada 2013”. http://www.indonesiafinancetoday.com/read/35997/Investasi-Sektor-Batu-Bara-Diproyeksi-Stagnan-pada-2013. diakses tanggal 12 november 2012.

Page 6: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

LAMPIRAN

Tabel 1. Pemakaian Batubara Domestik Indonesia

No.

Perusahaan Tonase (Juta Ton) Persentase (%)

1. PLTUa. PT. PLNb. IPPc. PT. Freeport Indonesiad. PT. Newmont Nusa Tenggarae. PT. Pustaka Jaya Pulau Power

55.828.970.830.470.19

70,6911.361.050.600.24

2. Metalurgia. PT. Incob. PT. Antam tbk

0.140.20

0.160.25

3. Semen, Pupuk, Pulp dan Tekstila. Semenb. Pupukc. Pulp d. Tekstil dan Produk Tekstil

8.860.920.601.97

11,361.160.760.60

Total 78.97 100Sumber : Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral 2011

Tabel 3. Sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia

No.

Provinsi Sumberdaya (juta ton) Cadangan (juta ton)

1. Banten 13,13 02. Jawa barat 0 03. Jawa tengah 0,82 04. Jawa timur 0,08 05. Nanggroe aceh darussalam 450,15 06. Sumatera utara 26,97 07. Riau 1.767,54 1.940,378. Sumatera barat 732,16 36,759. Bengkulu 198,65 21,1210. Jambi 2.115,70 911. Sumatera selatan 47.085,08 9.542,0112. Lampung 106,95 013. Kalimantan barat 517,04 014. Kalimantan tengah 1.638,66 74,2815. Kalimantan selatan 12.265,56 3.604,3616. Kalimantan timur 37.904,97 5.903,8317. Sulawesi selatan 231,12 0,1218. Sulawesi tengah 1,98 019. Maluku utara 2,13 020. Irian jaya barat 126,41 021. Papua 2,16 0

Total 105.187,44 21.131,84Sumber : handbook of energy & economic statistics of Indonesia, 2011

Page 7: Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya UU No. 4 Tahun 2009

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5Teknik Geologi FT UGM, 2 Desember 2012

Tabel 3. Pasokan Batubara 2004-2011

Tahun Produksi (toon) Ekspor (ton) Impor (ton)Dalam Negeri

(ton)2004 132.352.025 93.758.806 97.183 36.081.7342005 152.772.438 110.789.700 98.179 41.350.7362006 193.762.311 143.632.865 110.683 48.995.0692007 216.946.699 163.000.000 67.534 61.470.0002008 240.249.968 191.430.218 106.931 53.473.2522009 256.181.000 198.366.000 68.804 56.295.0002010 275.164.196 208.000.000 55.230 67.000.0002011 353.387.341 272.671.351 42.449 79.557.800

Sumber : Pusat data dan informasi, direktorat jenderal mineral dan batubara

Sumber : pusat sumberdaya geologi Indonesia, departemen energi dan sumberdaya mineral, 2011Gambar 1. Peta Lokasi Penyebaran Batubara Indonesia