KAJIAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN SLAG BAJA UNTUK TEKNOLOGI BIDANG JALAN

14
Naskah Slag Baja 1 KAJIAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN SLAG BAJA UNTUK TEKNOLOGI BIDANG JALAN G.Gunawan dan Nanny Kusminingrum Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan dan Jembatan Puslitbang jalan dan Jembatan [email protected] ABSTRAK Kajian pemanfaatan limbah slag baja sebagai material perkerasan bidang jalan sudah memenuhi spesifikasi Bina Marga (Leksminingsih,2009). Oleh karena slag baja merupakan limbah B3 (sesuai PPRI No.85 tahun 1999) , maka dalam penggunaannya perlu dilakukan evaluasi lingkungan terhadap pemanfaatan slag baja tersebut. Evaluasi lingkungan hidup yang dilakukan dalam pemanfaatan slag baja meliputi karakteristik sifat racunnya pada lingkungan. Uji lingkungan yang akan dilakukan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3. Hasil kajian terhadap kandungan logam maksimum dari slag baja menunjukkan bahwa kandungan logam zinc (Zn) 593,29 mg/Kg standar baku mutu kolom B 500 mg.Kg, dan Kandungan Logam Cr 485,42 mg/Kg standar baku mutu kolom B 250 mg/KG, dan kandungan logam Cu 163,41 standar baku mutu kolom B 100 mg/Kg, sehingga pengelolaan limbah slag baja dilakukan ditempat penimbunan landfill kategori II (Secure Landfill Single Liner), sementara itu hasil Uji TCLP slag baja, untuk semua kandungan logam berat As, Ba, Bo, Cd. Cr, Cu, Pb, Hg, Se, Ag dan zinc, masih di bawah baku mutu standar Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1999, dan pH dari campuran dengan agregate slag baja 9,62 , sedangkan perkerasan dengan agregat standar adalah sekitar 8,53. Secara Peraturan Lingkungan masih dikategorikan tidak berbahaya ( non hazardous materials) ABSTRACT Utilization of Steel Slag Environmental Assessment Technology for Road Sector. Study the utilization of waste steel slag as road paving material meets the specifications of the field of Bina Marga (Leksminingsih, 2009). Therefore, the steel slag is a waste of B3 (according PPRI no 85 in 1999), then its use should be evaluated in the environment on the utilization of steel slag.

description

KAJIAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN SLAG BAJA UNTUK TEKNOLOGI BIDANG JALAN

Transcript of KAJIAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN SLAG BAJA UNTUK TEKNOLOGI BIDANG JALAN

  • Naskah Slag Baja 1

    KAJIAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN SLAG BAJA UNTUKTEKNOLOGI BIDANG JALAN

    G.Gunawan dan Nanny KusminingrumBalai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan dan Jembatan

    Puslitbang jalan dan Jembatan

    [email protected]

    ABSTRAKKajian pemanfaatan limbah slag baja sebagai material perkerasan bidangjalan sudah memenuhi spesifikasi Bina Marga (Leksminingsih,2009). Olehkarena slag baja merupakan limbah B3 (sesuai PPRI No.85 tahun 1999) ,maka dalam penggunaannya perlu dilakukan evaluasi lingkungan terhadappemanfaatan slag baja tersebut.

    Evaluasi lingkungan hidup yang dilakukan dalam pemanfaatan slag bajameliputi karakteristik sifat racunnya pada lingkungan. Uji lingkungan yangakan dilakukan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.

    Hasil kajian terhadap kandungan logam maksimum dari slag bajamenunjukkan bahwa kandungan logam zinc (Zn) 593,29 mg/Kg standarbaku mutu kolom B 500 mg.Kg, dan Kandungan Logam Cr 485,42 mg/Kgstandar baku mutu kolom B 250 mg/KG, dan kandungan logam Cu 163,41standar baku mutu kolom B 100 mg/Kg, sehingga pengelolaan limbah slagbaja dilakukan ditempat penimbunan landfill kategori II (Secure LandfillSingle Liner), sementara itu hasil Uji TCLP slag baja, untuk semuakandungan logam berat As, Ba, Bo, Cd. Cr, Cu, Pb, Hg, Se, Ag dan zinc,masih di bawah baku mutu standar Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintahnomor 85 tahun 1999, dan pH dari campuran dengan agregate slag baja9,62 , sedangkan perkerasan dengan agregat standar adalah sekitar 8,53.Secara Peraturan Lingkungan masih dikategorikan tidak berbahaya ( nonhazardous materials)

    ABSTRACT

    Utilization of Steel Slag Environmental Assessment Technology for RoadSector.

    Study the utilization of waste steel slag as road paving material meets thespecifications of the field of Bina Marga (Leksminingsih, 2009).Therefore, the steel slag is a waste of B3 (according PPRI no 85 in 1999),then its use should be evaluated in the environment on the utilization of steelslag.

  • Naskah Slag Baja 2

    Environmental evaluation conducted in the utilization of steel slag coveringthe environmental characteristics of its toxic nature. Environmental testing tobe performed based on the Indonesian Government Regulation No.85 of1999 on B3 Waste Management.A review of the maximum metal content of the steel slag showed that themetal content of zinc (Zn) 593.29 mg / Kg column B quality standard of 500mg / Kg, and the metal content of 485.42 mg Cr / kg of column B qualitystandard of 250 mg / KG, and Cu metal content of the column qualitystandard 163.41 B 100 mg / Kg, so that the steel slag waste landfills do placethe accumulation of category II (Secure Landfill Liner Single),TCLP testresults while the steel slag,for all heavy metal contents of As, Ba, Bo, Cd, Cr,Cu, Pb, Hg, Se, Ag and zinc, are still below the standard of environmentalquality standards Government Regulation No. 85 of 1999,and the pH of the mixture with steel slag aggregate 9.62,while the pavement with standard aggregates is about 8.53.Environmental regulations are still categorized as benign (non-hazardousmaterials)

    1. PENDAHULUANLimbah slag baja, yang merupakan sisa dari proses pembuatan baja, masukdalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Saat ini produksi slagdi Indonesia baru sekitar 800 ribu ton per tahun, jika dibandingkan denganJepang yang mencapai 20 juta ton dan setiap ton produksi baja menghasilkan 20persen limbah slack.Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan dengan tegas bahwa limbah slagbaja masih termasuk dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).Penentuan termasuk dalam limbah B3 atau non B3 sebenarnya masih tergantungmasing-masing negara. USA dan negara lainnya seperti Jepang mengatakanbahwa limbah slag baja termasuk dalam limbah khusus dan bukan limbah B3.Kalangan Industri baja mengharapkan agar limbah slag baja bisa dimanfaatkanuntuk proyek infrastruktur,Pemanfaatan limbah B3 industry baja dalam bidang perkerasan jalan belumbanyak dilakukan khususnya dalam bidang perkerasan jalan beton semen, begitujuga pengkajian dari aspek lingkungan hidup masih belum dilakukan khususnyakajian B3 dan karakteristik sifat racunnya pada lingkungan.Sesuai dengan peraturan yang berlaku, khususnya Peraturan Pemerintah No85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (B3), bijihbaja termasuk dalam limbah B3 dari sumber yang spesifik yaitu dari kegiatanIndustri BajaAgar pemanfaatan slag baja dalam bidang jalan ramah lingkungan, maka perludilakukan kajian lingkungan terhadap pemanfaatan slag baja dalam bidang jalan.Uji lingkungan yang dilakukan berdasarkan pada PPRI No.85 tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah B3.

    2. KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Perundangan dan Peraturan terkait pemanfaatan limbah B3

  • Naskah Slag Baja 3

    Perundang udangan dan peraturan Lingkungan Hidup yang di acu dalampemanfaatan limbah B3 dalam Bidang Jalan adalah:

    Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009, tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

    Undang Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006, tentang Jalan Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan

    Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahayadan Beracun.

    Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1999, tentang PengendalianPencemaran Air

    Dalam UU RI no 32 tahun 2009 disebutkan yang dimaksud dengan limbah adalahsisa suatu usaha dan atau kegiatan, sedangkan yang dimaksud dengan bahanberbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energy, danatau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya, baiksecara langsung maupun tidak langsung , dapat mencemarkan dan ataumembahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusiadan makhluk hidup lain. Adapun yang dimaksud dengan Pengelolaan limbah B3adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan atau penimbunan..Dalam pasal 59 disebutkan setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajibmelakukan pengelolaan limbah B3, dan setiap pengelolaan limbah B3 wajibmendapat izin dari instansi yang berwenang dalam bidang Lingkungan Hidup.Pemanfaatan slag baja dalam bidang perkerasan jalan sudah dilakukankhususnya dalam bidang perkerasan jalan aspal, akan tetapi pengkajian dariaspek lingkungan hidup masih belum banyak dilakukan khususnya kajian B3 dankarakteristik sifat racunnya pada lingkungan.Kewajiban pengolah limbah antara lain adalah :

    Membuat/melakukan AMDAL Mempunyai dan menjalankan fasilitas pengolahan dan penimbunan

    sesuai dengan ketentuan Memiliki system tanggap darurat bila terjadi kecelakaan

    Kep-03/Bapeda/09/1995 mengatur persyaratan teknis pengolahan limbah B3,antara lain tentang :

    Lokasi pengolahan,fasilitas pengolahan penanganan limbah sebelumdiolah, dan setelah diolah (residu)

    Persyaratan teknis lain yang meliputi pengolahan secara fisika dankimia, stabilisasi/solidifikasi, dan insinerasi

    Sedang Kep-04/Bapeda/09/1995 mengatur tata cara penimbunan.

    2.2 Karakteristik Limbah slag baja

    A. Sifat kimia dan fisik slag

    Slag dengan bahan pengikat kapur hidrasi sudah banyak digunakan di dalamproses peleburan bijih besi dan baja, bahan slag mempunyai sifat kimia yangberbeda dengan bahan standard maka persyaratan keawetan menjadi penting.

  • Naskah Slag Baja 4

    Menurut BS 1047, persyaratan keawetan dari bahan slag dilihat dari besarnyakandungan CaO dan MgO dengan perhitungan perbandingan CaO + 0,8 MgO