Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid di Gereja...

37
KAJIAN KRITIS TEOLOGIS TERHADAP AJARAN TAUHID DI GEREJA JEMAAT ALLAH GLOBAL INDONESIA DI SEMARANG Oleh Timotius Roessan Sugiharto 712008020 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Teologi, Fakultas Teologi Guna Memenuhi Sebagaian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) PROGRAM STUDI ILMU TEOLOGI FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid di Gereja...

KAJIAN KRITIS TEOLOGIS TERHADAP AJARAN TAUHID

DI GEREJA JEMAAT ALLAH GLOBAL INDONESIA DI SEMARANG

Oleh

Timotius Roessan Sugiharto

712008020

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Teologi, Fakultas Teologi

Guna Memenuhi Sebagaian Dari Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol)

PROGRAM STUDI ILMU TEOLOGI

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

ii

iii

iv

v

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus

yang selalu senantiasa menyertai penulis, baik dalam penyusunan Tugas Akhir

dan di dalam kehidupan sehari-hari penulis. Disamping itu penulis juga menyadari

bahwa Tugas Akhir ini dapat diselesaikan oleh karena bantuan dari banyak pihak,

oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Universitas Kristen Satya Wacana, yang telah menerima penulis untuk

dapat belajar dan menyelesaikan pendidikan sebagai mahasiswa.

2. Fakultas Teologi, yang telah menerima penulis untuk dididik menjadi

seorang teolog dan pelayan Tuhan.

3. Pdt. Yusak B. Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D selaku pembimbing yang

telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berharga dalam

penulisan Tugas Akhir.

4. Pdt. Dr. Retnowati selaku Dekan Fakultas Teologi UKSW serta seluruh

dosen Fakultas Teologi UKSW yang telah mendidik penulis selama masa

studi.

5. Aryanto Nugroho selaku Elder Gereja Jemaat Allah Global Indonesia serta

seluruh pengurus dan jemaat Gereja Jemaat Allah Global Indonesia di

Semarang, yang telah menerima dan membantu penulis dalam penelitian

Tugas Akhir.

6. Keluarga besar Hary Sugiharto dan Anny Kaunang, yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, baik secara moril,

materiil, spritual, sehingga penulis menjadi orang memiliki karakter

kepribadian yang dapat diterima oleh masyarakat.

7. Yangti, tante Win dan om Didik bersama Gaby, Bude Hermin dan PakDe

Tony berserta mbak Ajeng, mbak Bella, mbak Citra, tante Diana beserta

keluarga, Novi dan Yasa, tante Ony dan om Benny yang selalu

mendukung penulis dalam doa, dan memberikan nasehat serta semangat

untuk terus berjuang.

8. Kedua adik tersayang, Heldy William Sugiharto, Ricard Kristian

Sugiharto, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

vii

9. Sabet Vineke Nuryana dan sekeluarga, yang selalu membantu dan

mendukung saya dalam penulisan Tugas Akhir.

10. Teman-teman Fakultas Teologi UKSW angkatan 2008, salam WAO (We

Are One). Untuk kebersamaanya dan dukungannya, selama ini, terkhusus

teman-teman yang masih berjuang bersama penulis, Bagus Setyawan,

Veltry, Rano, Jerry (Konya), Lily, Tasya, Ivone, Mora, Yessi, Ester

Damaris, Oma, Rini, Ariel, Tya, Rio Noya, Frendly.

11. Teman-teman Fakultas Teologi UKSW, dari angkatan 2004 sampai 2015

atas kebersamaannya.

12. Teman-teman GP GPIB Galilea Cilacap, Harry, Rendy, Ronald, Riky,

Rulan, Calvin, Roy, Rojes, Sammy, Effraim, Yeheskiel, Marcell, Fanny,

kak Sopran, kak Vingky, kak Erma, kak Yudi, Rocky, kak Boby, Robert,

Maxi, Micheal, Andika, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan.

13. Teman-teman kos, dari kos Tugiman, Cemara, Turen, Purisatya, dan

Bugel.

14. Teman-teman Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dari

aras Eksekutif Kota sampai Eksekutif Nasional. Salam Gotong Royong

15. Teman-teman dari PRD Semarang

16. Teman-teman GESAB (HMI, PMII, FPPI, GMKI, BEM STAIN, BEM

AMA, SMU dan BPMU UKSW) kalau ada kesempatan kita turun ke jalan

lagi untuk menyuarakan suara rakyat.

17. Teman-teman dan adik-adik sanggar belajar di Osamaliki

18. Teman-teman dan adik-adik di Panti Asuhan Dharma Bhakti

19. Teman-teman Fire Generation

20. Teman-teman Pendeta, baik dari Gereja GKJ, GKI, Bethany SoBa, GITJ,

GPIB.

21. Teman-teman parkir depan & belakang kampus dan anak Punk Salatiga.

Mas Joko, Mas Med, Erik, Pak Dodo dan yang lainnya.

22. Teman-teman GITJ Winong pepanthan Salatiga, saya sangat senang

bertemu kalian, tetap semangat dalam membangun persekutuan dalam

perintisannya.

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Pernyataan Tidak Plagiat ............................................................................. ii

Pernyataan Persetujuan Akses .................................................................... iii

Lembar Persetujuan Pembimbing .............................................................. iv

Lembar Pengesahan ...................................................................................... v

Ucapan Terimakasih ..................................................................................... vi

Daftar Isi ........................................................................................................ viii

Abstrak ........................................................................................................... 1

1. Pendahuluan ........................................................................................... 1

1. 1. Latar belakang .............................................................................. 1

1. 2. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ...................................... 4

1. 3. Metode penelitian ......................................................................... 4

1. 4. Sistematika penulisan ................................................................... 5

2. Pemahaman Tuhan Menurut Ajaran Kekristenan ............................ 6

2. 1. Sejarah pemahaman Tuhan dalam Kekristenan ........................... 6

2. 2. Doktrin Tritunggal ........................................................................ 9

2. 3. Doktrin Inkarnasi dalam ajaran Kekristenan ................................ 11

2. 4. Pokok-pokok ajaran Kekristenan ................................................. 13

3. Ajaran Tauhid Dalam Gereja JAGI .................................................... 14

3. 1. Allah dalam ajaran Tauhid ........................................................... 15

3. 1. 1. Allah adalah pribadi yang esa ........................................ 15

3. 1. 2. Allah pencipta semesta ................................................... 16

3. 1. 3. Allah adalah Bapa .......................................................... 17

3. 2. Yesus dalam ajaran Tauhid .......................................................... 18

3. 2. 1. Yesus Anak Allah bukan Allah Anak ............................ 18

3. 2. 2. Yesus adalah Malaikat ................................................... 19

3. 2. 3. Yesus adalah Mesias ...................................................... 20

3. 3. Roh Kudus dalam ajaran Tauhid .................................................. 21

3. 3. 1. Roh dan Kudus ............................................................... 21

3. 3. 2. Roh Kudus adalah kuasa Allah ...................................... 22

4. Kajian Kritis Teologis Tentang Ajaran Tauhid .................................. 23

4. 1. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Allah ....................... 23

4. 2. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Yesus ...................... 24

4. 3. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Roh Kudus .............. 26

4. 4. Kajian kritis terhadap Yesus dalam pemahaman Inkarnasi

menurut ajaran Tauhid ................................................................. 26

5. Penutup ................................................................................................... 27

5. 1. Kesimpulan .................................................................................. 27

5. 2. Saran dan harapan ........................................................................ 27

Daftar Pustaka ............................................................................................... 28

1

Kajian Kritis Teologis Terhadap Ajaran Tauhid

Di Gereja Jemaat Allah Global Indonesia Di Semarang

Timotius Roessan Sugiharto

Pdt. Yusak B. Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D

Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid

di Gereja Jemaat Allah Global Indonesia di Semarang. Metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemahaman tentang Allah dipandang Esa dan tunggal baik dalam pemahaman iman

Kristen maupun Islam. Pandangan tentang Yesus dipahami sebagai anak Allah dan bukan

Allah Anak. Hal ini karena Yesus merupakan malaikat. Sedangkan Roh Kudus

merupakan Kuasa Allah dan bukan sebagai suatu pribadi. Pemahaman yang demikian

menyebabkan konsep Trinitas sangat sempit karena berbeda dengan konsep pemahaman

iman kristen pada umumnya mengenai trinitas yang memahami bahwa Allah, Yesus, dan

Roh Kudus sehakekat atau satu kesatuan dan Yesus bukanlah malaikat melainkan Allah

Anak dalam pemahaman inkarnasinya.

Kata Kunci: Tauhid, Trinitas, dan Inkarnasi.

1. Pendahuluan

1. 1. Latar Belakang

Ajaran Kekristenan adalah ajaran yang mengimani Tuhan berdasarkan

pada teks-teks yang terdapat dalam Alkitab.1Teks yang terdapat dalam Alkitab

ditulis dan disusun berdasarkan sejarah perkembangan pengalaman iman bangsa

Yahudi. Pengalaman iman Yahudi mengalami perkembangan dengan kemunculan

Yesus Kristus, yang menyebabkan munculnya sebuah aliran kepercayaan yang

mendasari ajarannya pada Yesus secara holistik (keseluruhan).

Ajaran Kekristenan diprakarsai oleh para pengikut Yesus berdasarkan

pengalaman iman mereka selama bersama Yesus. Para pengikut Yesus

menyebarkan ajaran Kekeristenan diberbagai tempat di wilayah mediterania dan

sekitarnya. Kemudian seiring berjalannya waktu ajaran Kekristenan sampai di

Indonesia. Bahkan muncul berbagai macam gereja, menurut data statistik

1 R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 49.

2

Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen Departemen Agama RI,

menemukan 275 organisasi gereja Kristen Protestan.2

Ajaran Kekristenan pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan atau

aliran utama yaitu: Katolik Roma (Gereja Barat), Katolik Ortodoks (Gereja

Timur) dan Protestan.Selain itu dalam perkembangannya aliran dalam agama

Kristen protestan terpecah dalam beberapa bagian besar diantaranya, calvinis,

aliran baptis, metodis, presbiterian reformed dan sebagainya.3

Pengajaran tentang Tuhan Yesus dari ketiga golongan dan aliran-aliran

tersebut terlihat perbedaannya dalam bentuk dogma-dogma yang memiliki sudut

pandang dan sebuah pemahaman akan Tuhan pada masing-masing golongan, yang

sudah ada sejak awal penyebaran ajaran Kekristenan yang dibawa oleh para

pengikut Yesus. Oleh karena itu, ajaran-ajaran tentang Tuhan sendiri sangatlah

bervariatif dan memiliki begitu banyak cara dalam mengekspresikan

pemahamannya terhadap Tuhan, begitu juga dengan pemahaman tentang Trinitas

dari ketiga golongan aliran utama kekristenan yang berkembang pada umumnya.

Pada umumnya ajaran Kekristenan mendasari pemahaman imannya pada

dogma Trinitas.4 Menurut Harun Hadiwijono dogma Trinitas adalah ajaran yang

mengajarkan tentang Tuhan Allah, yang sebagai Sekutu umat-Nya, telah

menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai yang Esa tadi, selanjutnya

dengan Firman dan karyaNya, juga menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya

sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.5 Pemahaman tentang Trinitas ini ditegaskan

juga oleh Niftrik dan Boland yaitu Allah adalah satu dan esa; namun demikian,

harus dibeda-bedakan antara Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus.6 Akan

tetapi, Gereja Ortodoks (“Gereja Timur” yaitu Yunani, Rusia dan lain-lain)

mengajarkan, bahwa Roh Kudus hanya keluar dari Allah Bapa, padahal Gereja

2 Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: Gunung

Mulia 2008), 1.

3 Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: Gunung

Mulia 2008), 2. 4 Th. van den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta: Gunung Mulia 2008), 77. Pada konsili

Konstantinopel (381) dicapai persetujuan tentang persoalan Trinitas: Bapa, Anak dan Roh Kudus

adalah Esa menurut hakekatnya (keAllahannya), tetapi merupakan tiga pribadi (bacaan). Tetapi

keesaan tidak boleh dipikirkan lepas dari ketigaan, dan ketigaan tidak lepas dari keesaan. 5 Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia 2005), 103. 6 G.C.van Niftrik & B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: Gunung Mulia 2008),

347.

3

Barat dalam dogmanya mengakui, bahwa Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan

Allah Anak (“filioque”, dan dari anak).7

Ditengah keberagaman dan perbedaan-perbedaan tentang ajaran-ajaran

Kekristenan yang diajarkan oleh gereja, pada umumnya gereja mendasari

pemahaman iman tentang Tuhan pada ajaran Trinitas. Namun, gereja Jemaat

Allah Global Indonesia (JAGI)8, mendasari pemahaman imannya bukan pada

ajaran Trinitas melainkan pada ajaran Tauhid. Ajaran Tauhid adalah ajaran yang

percaya pada satu Allah, yaitu Bapa, dan menolak Trinitas.9Disamping itu, ajaran

Tauhid percaya bahwa Al Qur’an adalah wahyu dari Allah dan Muhammad SAW

adalah nabi (juru bicara Allah dan juga percaya pada Taurat dan Injil serta

menerima Yesus sebagai Kristus (Almasih).10Ajaran Tauhid tidak percaya Allah

itu satu dalam tiga pribadi (Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus). Allah

yang disembah adalah Allah dari Yesus, Muhammad SAW, Abraham, Ishak dan

Yakub, serta para nabi lainnya.11

Ajaran Tauhid diajarkan didalam Gereja JAGI, TjahjadiNugroho, Ahmad

Wilson, Nathan dan Amio Sahetapy berawal dari sebuah diskusi panjang yang

mereka lakukan sejak tahun 1996 menghasilkan sebuah pemahaman baru tentang

Tuhan, dimana mereka melihat bahwa Kekristenan selama ini telah mengalamai

kekeliruan terhadap pemahamannya tentang dogma Trinitas yang mempercayai

Tuhan dalam tiga pribadi yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus. Mereka melihat

bahwa Tuhan itu Esa dan Yesus bukanlah Tuhan seperti apa yang dipahami oleh

orang-orang menganut dogma Trinitas. Berangkat dari pemahaman inilah mereka

yang mengaku mendirikan sebuah Gereja dengan nama JAGI pada tahun 2005

silam yang terletak di kota Semarang. Melalui Gereja inilah mereka mengajarkan

sebuah pemahaman baru tentang Tuhan yaitu ajaran Tauhid.12

7 R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, 125. Perbedaan dalam hal filioque ini

mengakibatkan perpecahan antara Gereja Barat dengan pusatnya di Roma dan Gereja-gereja Eropa

Timur dengan pusatnya di berbagai tempat (Konstantinopel, Moskwa, Alexandria dll.), yang

disebut Gereja-gereja Ortodoks. Terjadi pada tahun 1054.

8 Untuk seterusnya saya akan menggunakan singkatan JAGI untuk Jemaat Allah Global

Indonesia. 9 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan (Semarang: Sadar Publications 2005), vii. 10 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an: Sesembahan yang sama atau

Berbeda? (Semarang: Sadar Publications 2005), 83. 11 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 84. 12 Wawancara dengan Aryanto Nugroho, Elder atau Pendeta Gereja JAGI di Semarang.

4

Melihat fenomena tersebut berbeda dengan pemahaman iman kristen pada

umumnya yang meletakkan dasar pemahaman imannya pada dogma

Trinitas.Bahkan bertolak belakang pada dogma Trinitas. Gereja JAGI kemudian

memaknai pemahaman imannya pada keesaan yang berbeda. Dimana mereka

memahami Tuhan bukan lagi sebagai tiga pribadi yang esa akan tetapi satu pribadi

yang esa yaitu ajaran Tauhid. Melihat fenomena ini saya mengangkat judul

penelitian tentang:

Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid di Gereja Jemaat Allah

Global Indonesia di Semarang

1. 2. Rumusan masalah dan tujuan penelitian

Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis merumuskan masalah dalam dua

pertanyaan. Pertama, apa pokok-pokok ajaran Tauhid menurut Gereja Jemaat

Allah Global Indonesia di Semarang?. Kedua, kajian kritis teologis terhadap

konsep pemahaman Tuhan tentang ajaran Tauhid menurut Gereja Jemaat Allah

Global Indonesia di Semarang?. Dari rumusan masalah ini ada dua tujuan

penelitan yang akan dicapai. Pertama, mendeskripsikan ajaran Tauhid menurut

Gereja Jemaat Allah Global Indonesia di Semarang. Kedua, melakukan kajian

kritis teologis terhadap ajaran Tauhid menurut Gereja JAGI di Semarang.

1. 3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan/melukiskan keadaan dari subjek/objek yang diteliti berdasarkan

fakta sebagaimana adanya.13 Kualitatif dikaji berdasarkan fakta empiris, kejadian,

pengalaman untuk mencari makna sebenarnya. Dengan menggunakan jenis

penelitian ini dapat di uraikan secara jelas bagaimana keadaan/sistem dalam suatu

jemaat tertentu dan dapat ditentukan masalah dalam masyarakat.14

13 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indo, 1985), 63. 14 Hari Purwanto, Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Persepsi Antropology,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), 60-61.

5

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan tiga teknik

pengumpulan data. Pertama, observasi/pengamatan partisipatif yang berdasarkan

dari pengalaman langsung dan fakta di lapangan, dimana penulis secara aktif

terlibat langsung kegiatan yang dianggap perlu untuk diamati, diantaranya

mengikuti ibadah dan Pendalaman Alkitab (PA) yang didalamnya ada doktrin-

doktrin agama yang akan disampaikan dalam khotbah. Kedua,

interview/wawancara yang bertujuan untuk mendapat keterangan dari masalah

yang diteliti dengan percakapan tatap muka, guna mendapat informasi yang lebih

akurat dan terperinci untuk memperkuat data-data tentang objek yang diteliti,

adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara yang terpimpin

yaitu wawancara yang terarah dalam mengumpulkan data-data yang relevan.15

Ketiga, dokumenter yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, baik

itu berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.16

Dalam hal ini Gereja JAGI memiliki beberapa koleksi buku-buku yang dijadikan

sebagai bacaan bagi publik untuk memperkenalkan ajaran Tauhid sendiri.

1. 4. Sistematika Penulisan

Bagian pertama, pendahuluan yang didalamnya hendak diungkapkan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik

pengumpulan data dan sistematika penulisan yang digunakan. Bagian kedua,

berisi pemahaman Tuhan menurut ajaran Trinitas dalam kekristenan yang

meliputi pemahaman Tuhan, konsep pribadi yang tritunggal dan pokok-pokok

ajaran Trinitas. Bagian ketiga, berisi tentang pemahaman-pemahaman dalam

ajaran Tauhid meliputi Allah, Yesus dan Roh Kudus. Bagian keempat, merupakan

Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid. Bagian kelima, adalah penutup

yang berisi kesimpulan yang dilakukan terhadap Kajian Kritis Teologis, serta

berisi saran dan harapan penulis.

15 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat,(Jakarta:Gramedia, 1983), 20. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2011), 240.

6

2. Pemahaman Tuhan menurut ajaran Kekristenan

2. 1. Sejarah pemahaman Tuhan dalam Kekristenan

Sejarah Kekristenan dimulai perkembangannya dari ajaran Yahudi,

sehingga pemahaman tentang Tuhan yang berkembang dalam Kekristenan di

adopsi sebagian besar dari ajaran agama Yahudi. Hal ini dibuktikan dengan

adanya teks-teks kitab Yahudi yang dimuat dalam Alkitab sehingga dari

pemahaman iman Yudaisme yang seperti ini, Bernhard Lohse kemudian

berpendapat bahwa Kekristenan mewarisi monoteisme Yahudi.17 Dengan

demikian monoteisme inilah yang masih sama dalam ajaran agama Yahudi

maupun Kristen dengan versi yang berbeda.

Kemunculan Yesus adalah sebuah fenomena yang membawa sebuah

perubahan yang sangat besar terhadap orang-orang Yahudi. Akan tetapi berhasil

diredam oleh pemimpin religius-politik bangsa Yahudi dengan menyalibkan

Yesus di kayu salib. Setelah Yesus hilang dari panggung sejarah, mereka yang

dahulu menjadi pengikut Yesus mulai memikirkan, mengkonseptualkan dan

membahasakan Yesus dari pengalaman iman mereka dengan Yesus,18 dalam

bentuk karangan-karangan Kristen.

Seiring berjalannya waktu kekristenan mulai berkembang pesat, dan ada

begitu banyak tulisan-tulisan yang menuliskan tentang ajaran-ajaran tentang

Yesus dan surat-surat dari rasul-rasul Yesus, yang menyebabkan banyak

pertikaian dalam pemahaman iman khususnya dari dua mazhab yaitu, mazhab

Aleksandria dengan mazhab Anthiokia. Hal tersebut mengakibatkan sekitar tahun

325 Kaisar Konstantinus yang memprihatinkan kesatuan negara mengumpulkan

semua uskup untuk mengadakan suatu sinode menyeluruh di kota Nicea (konsili

Nicea) untuk mencoba secara konseptual dan linguistik mengungkapkan secara

tegas iman kepercayaan tentang Yesus Kristus.19

Konsili Nicea ini menghasilkan suatu penegasan dogmatis yang

meringkaskan dan memadatkan dalam suatu syahadat, iman percaya yang bersifat

trinitaris. Terdiri atas tiga butir yakni: yang pertama mengenai Allah Bapa, yang

17 Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 1999),

47. 18 Cletus Groenen, OFM, Sejarah Dogma Kristologi (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 17. 19 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 129-130.

7

kedua mengenai Tuhan Yesus Kristus dan yang ketiga mengenai Roh Kudus.20

Pasca konsili Nicea, pertikaian masih terjadi antara Athanasius dengan pengikut-

pengikut Arius tentang rumusan Anak yang menyerupai Bapa dan tidak

menyerupai Bapa, yang pada akhirnya dalam konsili Konstantinopel pertama

tahun 381 memutuskan bahwa Anak itu homo-usios dengan Bapa. Selain itu

konsili Konstantinopel pertama juga memutuskan tentang Roh Kudus juga sezat

dengan konsep Bapa, menurut ajaran Athanasius.21

Pasca konsili Konstantinopel pertama, pertikaian masih terjadi antara

Cyrillus dengan Nestorius tentang kodrat (physis) Yesus. Menurut Nestorius,

Yesus memiliki dua kodrat dengan masing-masing rupa-Nya. Dalam Yesus

Kristus kedua kodrat serta rupanya bergabung (synapheia) dan mendapat satu

rupa yaitu rupa Kristus.22 Sedangkan Cyrillus menekankan kesatuan Yesus

Kristus, dimana Ia hanya satu (subjek). Dan yang satu itu ialah Firman/Anak

Allah pra-existen, yang sehakikat dengan Bapa.23 Hingga pada akhirnya perkara

ini dibawa ke Roma, kepada uskup Caelestinus I, didalam Sinode ini Caelestinus I

lebih memihak kepada Cyrillus yang jauh lebih lihai dalam mempresentasikan

perkaranya dari pada Nestorius. Sehingga Caelestinus menugaskan Cyrillus untuk

melaksanakan keputusan sinode tersebut dan memecat Nestorius. Kemudian

Nestorius meminta pada kaisar Theodosius II untuk mengadakan sebuah konsili.

Konsili Efesus tahun 431, pertama mengumumkan gelar Maria sebagai Bunda

Allah, kedua menyatakan sesat terhadap Nestorius dan ajarannya.24

Pasca konsili Efesus, pertikaian terjadi disebabkan oleh Dioscurus yang

membantu Eutyches untuk mengakui monophysitsme (ajaran satu tabiat) sebagai

ajaran ortodoks dalam “sinode penyamun”25tahun 449 di Efesus, Akan tetapi

uskup Roma yakni Leo I tidak setuju dengan putusan itu.26 Setelah kaisar

Theodosius meninggal dan digantikan Marcianus situasi berubah, kaisar

memutuskan mengadakan konsili lagi. Konsili ini diselenggarakan di kota

20 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 131-132. 21 H. Berkhof, Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 1993), 55. 22 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 149. 23 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 151. 24 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 156.

25 Sinode penyamun adalah sinode yang pada waktu itu terbentuk di Efesus yang

diselenggarakan oleh Dioscorus dan di dukung oleh Kaisar Theodosius II. 26 H. Berkhof, Sejarah Gereja, 58.

8

Chalcedon pada tahun 451 yang memutuskan untuk mencabut semua keputusan

dan tindakan “sinode penyamun” di Efesus. Disamping itu konsili Chalcedon juga

menyusun sebuah syahadat yang baru.27

Pasca konsili Chalcedon, pertikaian kembali terjadi oleh karena

penolakkan tidak dapat menerima keputusan dari konsili Chalcedon dimana

karya-karya Thedorus, Theodoretus dan Ibas dinyatakan menyeleweng dan orang-

orangnya dikutuk sebagai “bidaah”.28 Hingga pada akhirnya kaisar

menyelenggarakan sebuah konsili Konstantinopel kedua tahun 553 yang

mengutuk Origenes, Thedorus, Thedoretus dan Ibas. Kemudian pada tahun 554

mengeluarkan “Constitutum” baru, yang mendamaikan kutuk konsili

Konstatinopel kedua dengan pendirian konsili Chalcedon terhadap Thedoretus dan

Ibas.29

Pasca konsili Konstantinopel kedua, pertikaian kembali terjadi oleh karena

perlawan terhadap keputusan konsili Chalcedon dan keputusan dalam konsili

Konstantinopel kedua dianggap gagal bagi kaum monophysit. Kaisar Heraklius

bermaksud membereskan masalah ini, di dukung oleh Sergius yang kemudian

menuliskan sepucuk surat kepada Honorius uskup Roma yang berisi rumusan

yang dapat mendamaikan monophysit dengan konsili Chalcedon dan Honorius

menyetujui rumusan tersebut. Hingga pada akhirnya rumusan ini digunakan oleh

kaisar Heraklius sebagai dekret dan menjadi undang-undang negara. Akan tetapi

dekret tersebut tidak dapat diterima oleh pendukung Chalcedon yang datang dari

Sophronius dan Maximus Confessor, akan tetapi kaisar Konstans II pengganti

Heraklius tetap melaksanakan dekret Heraklius melalui dekret baru (Typos). Atas

permintaan Maximus Confessor, Martinus menyelenggarakan sinode uskup barat

di Roma di Gereja Lateran yang mengulang syahadat konsili Chalcedon. Kaisar

Konstantinus IV Pogonatus pengganti kaisar Konstans II dengan dukungan Uskup

Roma Donus kemudian Agatho menyelenggarakan konsili Konstantinopel ketiga

pada tahun 680/681. Konsili ini mengecam monotheletisme yang merupakan versi

baru monophysitisme. Disamping itu konsili ini menyetujui surat uskup Roma,

27 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 165. 28 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 169. 29 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 170.

9

Agatho dan surat sinode Roma, yang merangkumkan pendirian Gereja di kawasan

barat dan senada dengan keterangan sinode Lateran.30

Konsili Konstantinopel ketiga adalah konsili terakhir yang dengan ini

menentukan bagaimana umat Kristen, kesetiannya pada awal, memikirkan dan

membahasakan imannya kepada Yesus Kristus. Dengan syahadat-syahadat yang

dirumuskan konsili-konsili itu diberikan semacam “tata bahasa iman” kepada

umat.31 Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman Tuhan dalam kekristenan

tertuang dalam sebuah pengakuan iman atau syahadat, yang didalamnya

terkandung doktrin tritunggal.

2. 2. DoktrinTritunggal

Doktrin tentang tritunggal adalah sebuah perwujudan penyataan Allah

sebagai sekutu umat-Nya, dimana Allah yang satu dan esa di dalam hakekat-Nya

yakni hakekat ilahi, menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya di dalam firman

dan karya-Nya, dalam tiga cara berada yakni Allah Bapa, Allah Anak dan Allah

Roh Kudus. Tiga cara berada tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan, namun harus

dibeda-bedakan. Hal ini ditegaskan juga oleh Harun Hadiwijono bahwa:

Tuhan Allah adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus di dalam karya-Nya sejak

semula hingga kini dan untuk selama-lamanya. Tuhan Allah adalah Tritunggal di

dalam segala karya-Nya, baik di dalam penjadian, maupun di dalam hakekat-

Nya sebagai sekutu umat-Nya, dahulu, sekarang dan untuk selama-lamanya.32

Cara berada yang pertama adalah sebagai Allah Bapa, dimana Allah dan

Bapa merupakan sebuah satu kesatuan yang menunjuk kepada hakekat Allah

sendiri yang didalam hakekat-Nya Allah adalah Bapa.33 Apabila pengikut Yesus

Kristus mengaku Allah sebagai Bapa, maka yang dimaksudkan ialah bahwa Allah

adalah pangkal dan sumber segala hidup.34Dalam Perjanjian Lama, Bapa adalah

Tuhan Allah yang di dalam firman dan karya-Nya menyatakan atau

memperkenalkan diri-Nya sebagai sekutu Israel, oleh karena Dialah pencipta,

30 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 170-175. 31 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 182. 32 Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2005) 133. 33 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: Gunung Mulia, 2008)

94. 34 J. Verkuyl, Aku Percaya: uraian tentang Injil dan seruan untuk percaya (Jakarta:

Gunung Mulia, 2001) 44.

10

penyelamat dan pembebasnya.35 Begitu juga di dalam Perjanjian Baru, pengertian

Bapa jika dikenakan kepada Tuhan Allah dalam arti yang dinamis menunjuk

kepada Allah yang aktif dalam firman dan karya-Nya bagi keselamatan anak-

anak-Nya yang dikasihi-Nya.36

Cara berada yang kedua adalah Allah Anak atau Firman yang adalah

Yesus Kristus. Sebab Allah menyatakan hati-Nya dalam cara-ke-ada-an (cara

berada) yang kedua. Ia mengadakan persekutuan di dalam hakikat-Nya sendiri. Di

dalam sejarah penyataan Allah ternyata pula bahwa Ia mengadakan persekutuan

dengan manusia, dengan cara ke-ada-an-Nya (cara berada-Nya) yang kedua ini

yang disebut Firman.37 Oleh karena itu di dalam Firman atau Anak, Allah

keluarmenyerahkan dan menyatakan diri sendiri. Dimana Anak atau Firman itu

sendiri pada hakikatnya adalah Allah sendiri. Firman, Anak Tunggal Bapa, telah

menjadi sama dengan manusia di dalam Yesus Kristus dan hidup di antara

manusia.38 Hal ini ditegaskan juga oleh Niftrik dan Boland yang mengatakan

Yesus Kristus sebagai Anak Allah adalah suatu gelar yang bukan hanya suatu

gelar kehormatan melainkan gelar yang menunjuk keadaan hakiki Yesus Kristus

sebagai “Anak Allah” Ia adalah sungguh-sungguh Allah yakni Allah

Anak.39Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi manusia.40

Cara berada yang ketiga adalah Allah Roh Kudus. Roh Kudus adalah

Allah sendiri yang datang kepada manusia dari luar (dari atas), yang menyatakan

diri-Nya kepada umat serta bertindak terhadap manusia.41 Dan juga berkenan

menciptakan bagi-Nya suatu tempat di dalam hati orang percaya, yang artinya

diadakan-Nya suatu hubungan yang sebelumnya tidaklah terdapat antara manusia

dengan Allah.42 Hal ini sependapat dengan J. Verkuyl yang mengatakan Allah

Roh Kudus adalah Roh Allah yang keluar dari Allah dan adalah Allah juga.

Dialah cara-ke-ada-an (cara-berada) yang ketiga dalam hakikat Allah. Roh ini pun

keluar dari Anak Allah, oleh karena itu kadang-kadang juga disebut Roh Bapa.

35 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 115. 36 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 117. 37 J. Verkuyl, Aku Percaya, 45. 38 J. Verkuyl, Aku Percaya, 46. 39 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 201. 40 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 118. 41 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 334. 42 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 335.

11

Roh ini pun keluar dari anak Allah, oleh karena itu kadang-kadang disebut juga

Roh Anak atau Roh Kristus.43 Bahkan hal ini ditekankan juga oleh Harun

Hadiwijono yang mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan Yesus sendiri,

sepanjang Tuhan Yesus Kristus yang telah dimuliakan itu menyerahkan diri-Nya

kepada umat-Nya hingga dapat dialami oleh umat-Nya. Selain itu, Roh Kudus

dapat disamakan dengan Kristus, Anak Allah, dilihat dari segi Roh itu adalah

Kristus yang hadir berbuat untuk menjadikan orang-orang milik-Nya menikmati

hasil karya penyelamatan-Nya.44

Berdasarkan ketiga cara berada penyataan Allah dapat disimpulkan bahwa

ajaran Trinitas adalah ajaran yang mempercayai satu Allah dalam tiga cara

berada-Nya di dalam firman dan karya-Nya. Itu berarti pemahaman teologis

kekristenan adalah monoteisme yang berpola Trinitas-Teosentris (Tritunggal

adalah Allah).

2. 3. Doktrin Inkarnasi dalam ajaran Kekristenan

Inkarnasi berasal dari kata Latin “incarnatio” (“in” = masuk kedalam;

“caro/carnis”= daging, Yunaninya “sarx”), artinya ialah “masuknya Kristus ke

dalam daging manusia”.45Doktrin tentang Inkarnasi mengukur sejauh mana Allah

ada dalam Yesus dari Nazaret dan hubungan antara Allah dan manusia di dalam

Dia.46 Menurut Linwood Urban, pandangan mengenai Inkarnasi tidak dapat

dievaluasi tanpa seluk beluk historis tentang kehidupan dan kematian Yesus dari

Nazaret.47Inkarnasi sendiri bermaksud menyatakan bahwa Firman Allah telah

menjadi daging, bahwa Allah telah menjadi manusia di dalam Yesus orang

Nazaret yang adalah Allah sendiri dan datang kepada manusia.48

Tertulianus berbicara tentang suatu persatuan dari “dua hakikat”. Firman

itulah, Roh yang ilahi, yang “mengenakan manusia bagi diri-Nya sendiri” dan

menggabungkan Allah dan manusia di dalam diri-Nya sendiri. Mirip dengan itu,

Origenes berbicara mengenai kesatuan, bukan hanya mengenai suatu tubuh

43 J. Verkuyl, Aku Percaya, 46. 44 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 131. 45 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 226. 46 Linwood Urban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2009), 90. 47 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 95. 48 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 227.

12

manusia, melainkan mengenai suatu tubuh dan jiwa dengan Allah.49 Dalam hal ini

Tertulianus dan Origenes mengadopsi Kristologi Firman-Manusia yang berjuang

menjelaskan kesatuan Allah dan manusia di dalam Yesus. Menurut Origenes,

kesatuan dan percampuran, bagian-bagian jasmaniah Yesus menerima kekuatan

yang paling tinggi dan setelah ikut serta dalam Keilahian-Nya, diubah menjadi

Allah.50

Cyrilus dari Aleksandria menegaskan apa yang menjadi Ortodoksi

Chalcedon, bahwa ada dua tabiat di dalam Kristus yang dipersatukan dalam satu

hypostatis.51 Dalam rumusan Chalcedon menjelaskan Kristus Tuhan sebagai

“pada saat yang sama sempurna dalam ke-Allah-an dan sempurna dalam

kemanusian, Allah sejati dan manusia sejati, yang juga terdiri atas jiwa dan tubuh

yang wajar; sehakikat dengan Bapa jika dipandang dari kemanusiaan-Nya; sama

seperti manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa.52

Dalam doktrin tentang Inkarnasi, “Pribadi” Kristus adalah prinsip yang

membentuk kesatuan kedua tabiat, dimana menurut rumusan Chalcedon “Pribadi

kedua Trinitas itulah yang merupakan pribadi dari Allah-manusia. Artinya, Allah-

lah dan bukan manusia, yang menjadi sumber dari kesatuan itu.53

Dalam doktrin tentang Trinitas dan dalam doktrin tentang Inkarnasi

“pribadi” dan hypostatis umumnya mempunyai arti yang sama: “sesuatu yang

membentuk yang lain”, artinya, dalam Trinitas dengan membedakan secara

khusus Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan dalam Inkarnasi dengan mempersatukan

tabiat manusiawi dan tabiat ilahi. Dalam doktrin Trinitas istilah “pribadi”

mengarah pada triteisme dan dalam doktrin Inkarnasi mengarah pada teori bahwa

Pribadi kedua Trinitas adalah supposit atau ego transendental dari hakikat

manusiawi maupun hakikat ilahi.54 Pembahasan ini kemudian menjadi pokok

ajaran yang berperan sentral dalam kehidupan orang percaya.

49 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 101. 50 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 102. 51 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 108. 52 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 110. 53 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 116. 54 LinwoodUrban, Sejarah ringkas pemikiran Kristen, 125.

13

2. 4. Pokok-pokok ajaran Kekristenan

Kekristenan saat ini pada umumnya menggunakan dogma Trinitas dan

Inkarnasi sebagai dasar pemahaman iman. Ajaran Kekristenan ini, pada umumnya

tertuang dalam pokok-pokok ajaran Gereja saat ini, yang diakui gereja sebagai

sebuah landasan atau dasar sebuah pemahaman dan pengakuan iman percaya.

Adapun pokok-pokok ajaran Kekristenan adalah pemahaman tentang Tuhan dan

pemahaman tentang iman dan keselamatan.

Pemahaman tentang Tuhan artinya Tuhan adalah Tuhan daripada

Abraham, Ishak, Yakub. Ia adalah Tuhan Perjanjian,YHWH.55 Pada mulanya,

Tuhan Allah keluar dari tempat persembunyian-Nya, memperkenalkan diri-Nya

kepada manusia. Ia menyingkapkan selubung yang menyelubungi-Nya, dengan

tampil ke depan, berbuat di dalam sejarah dan menyatakan kehendak-Nya di

dalam hidup manusia.56 Selain itu, Tuhan Allah menyatakan atau

memperkenalkan diri-Nya sebagai Bapa, yang mengangkat para orang beriman

menjadi anak-anak Allah, dilaksanakan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus dan

dalam karya Roh Kudus.57 Dalam hal ini Tuhan Yesus Kristus memperbaiki

hubungan Tuhan Allah dengan manusia yang telah dirusak oleh dosa, dan karya-

Nya yang dengan perantara Roh Kudus menjadi keselamatan sebagai dasar iman

orang percaya.58

Pemahaman tentang iman dan keselamatan, dimana umat percaya kepada

Allah dan mempercayakan diri kepada-Nya, oleh sebab Roh Kudus, dengan

perantara Alkitab, setiap pengikut Kristus mengaku: “Aku percaya kepada Allah

Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus….”

Aku percaya yang telah menyatakan Diri dalam kedatangan Yesus Kristus; aku

percaya kepada Yesus Kristus yang di dalam-Nya Allah sendiri mendatangi

manusia.59 Oleh sebab itu, Tuhan Allah adalah Tritunggal di dalam segala karya-

Nya, baik di dalam penjadian, maupun di dalam penyelamatan dan pembebasan.

55 R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, 84 56 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 33 57 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 118 58 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 260 59 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 197

14

Ia adalah Tritunggal di dalam hakekat-Nya sebagai sekutu umat-Nya, dahulu,

sekarang, dan untuk selama-lamanya.60

3. Ajaran Tauhid dalam gereja JAGI

Di dalam sejarahnya gereja JAGI yang terletak di kota Semarang ini

adalah sebuah Gereja yang dibangun dari sebuah penelitian oleh orang-orang yang

mengaku dirinya sebagai para pendiri Gereja, yakni TjahjadiNugroho, Ahmad

Wilson, Nathan Cahaya Saputera dan Amio Sahetapy antara tahun 1996-1998.

Penelitian ini berangkat dari sebuah pertanyaan apakah kita bisa memenuhi

standar untuk menjadi sama seperti Yesus?, bertumbuh sesuai dengan kepenuhan

Kristus.61 kemudian dalam Yohanes 14:12 dikatakan:

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku,

ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan

pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi

kepada Bapa”.

Hal ini menjadi dasar untuk menyempurnakan terus hidup manusia sampai

mencapai standar hidupnya Yesus.Pada waktu itu, mereka yang mengaku dirinya

sebagai para pendiri gereja merasa hal ini menjadi sangat sulit untuk ditiru, karena

kita ini manusia yang 100% manusia, sementara Yesus 100% manusia dan 100%

Allah. Namun ketika itu mereka menemukan sebuah ayat dalam Wahyu 3:14 yang

mengatakan:

“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari

Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”

Jadi jika Aku adalah permulaan ciptaan Allah berarti Dia diciptakan oleh

Allah. Hal ini mendorong mereka untuk lebih dalam lagi meneliti tentang relasi

Yesus dengan Allah.

Berdasarkan penelitian dan diskusi yang panjang ini, mereka yang

mengaku dirinya sebagai para pendiri gerejamenemukan sebuah pemahaman yang

berbeda dari ajaran Trinitas,62 pemahaman mula-mula yang diajarakan dan

60 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 133 61 Pernyataan ini didasari dari pemahaman Efesus 4:13 “sampai kita semua telah

mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan

tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. 62 Latar belakang Gereja para pendiri adalah Gereja penganut ajaran Trinitas

15

diturunkan dalam pemahaman iman Abraham kepada bangsa Israel, yakni

ketauhidan Allah. Mereka mendapati bahwa Yesus Kristus sendiri mengajar

tentang ketauhidan Allah, Bapanya, kepada para rasul dan tidak ada satu pun kata

Trinitas dalam Alkitab.63Mereka juga bersepakat bahwa hanya ada satu Allah dan

mereka menolak ajaran Trinitas, karena mereka percaya bahwa jemaat Kristen

mula-mula beriman kepada Allah yang esa.Mereka berkesimpulan bahwa dalam

ajaran Tauhid ada tiga pokok pemahaman dasar, yang membedakannya dengan

ajaran Trinitas, yakni pemahaman tentang Allah, Yesus dan Roh Kudus.

3. 1. Allah dalam ajaran Tauhid

3. 1. 1. Allah adalah pribadi yang esa

Allah di dalam ajaran Tauhid adalah sesembahan Abraham. Allah yang

berpribadi, Allah pencipta dan Allah pengasih dan penyayang,64 bukan sebuah

substansi atau zat sebagaimana diyakini bangsa-bangsa lain. Satu-satunya Allah

dan Allah segala allah.65 Sebagai satu pribadi Allah memiliki nama: Aku adalah

Aku (Hayah esher Hayah)66, nama yang diperkenalkan Allah kepada Musa

(Keluaran 3:14). Dalam bahasa Ibrani, nama Allah itu selanjutnya dinotasikan

dengan 4 huruf mati atau tentragramaton: YHWH.67“Aku ini YHWH, itulah

nama-Ku” (Yesaya 42:5). YHWH adalah nama pribadi Allah Abraham, Ishak dan

Yakub. Allah yang esa dan benar (Yohanes 17:3).68 Allah Abraham disebut juga

Allah yang ghoib, tidak dapat dilihat manusia (Yohanes 1:18 dan 1 Timotius

6:16).69 Manusia tidak dapat mencari-Nya, maka Allah yang memperkenalkan diri

dan memberi petunjuk. Petunjuk Ilahi melalui para utusan, malaikat dan nabi itu

memberi pengetahuan kepada manusia akan Khaliknya.70

Perjanjian Baru, memperkenalkan YHWH dengan gelar baru, Bapa.

bukan pribadi yang sama dengan Yesus. Bapa justru adalah Allah dari Yesus,

63 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, vii. 64 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus: menguak misteri, melihat keunikan,

memperoleh kuasa iman, masuk kodrat ilahi (Semarang: Sadar Publications, 2005), 159-160. 65 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 20-21. 66 Penulis kurang memahami bahasa Ibrani, yang benar adalah ehyeh asyer ehyeh. 67 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah: mewujudkan kerukunan umat Islam

dan Kristen bagi pendamaian bangsa dan dunia (Semarang: Sadar Publications, 2005),22. 68 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 136. 69 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 24. 70 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 40.

16

yang meninggikan Yesus menjadi Tuhan, Kristus, Pemimpin, dan Juruselamat.71

Yesus berkata bahwa YHWH itu adalah Bapa; Bapa bukan pribadi Yesus

(Yohanes 8:54, 16-18; 20:17).72YHWH dan Bapa, kedua sebutan ini menunjuk

kepada Pribadi Mahabesar yang sama, satu-satunya Allah yang benar. YHWH

sebagai Allah yang esa.73 Tunggalnya pribadi YHWH diungkapkan bukan hanya

oleh kata esa atau satu, namun juga satu-satunya, tidak ada yang lain, kecuali Aku

tidak ada Allah.74

Pribadi Allah dikenal sebagai monoteisme. Artinya Allah yang disembah

adalah esa. Esa berasal dari kata Ibrani echad yang berarti satu secara bilangan.

Bahasa Ibrani bersifat konkret, satu ya satu. Allah yang echad berarti Dia adalah

satu-satuya Allah, bukan kesatuan (himpunan). Dalam perspektif tata bahasa

Ibrani, kata majemuk elohiym yang dipakai untuk YHWH tidak berarti YHWH itu

banyak, melainkan YHWH itu Mahabesar, melampuai batas-batas geografis. Dia

maha transenden, terlepas sama sekali dari sifat-sifat duniawi.75Echad adalah

numerik, satu benar-benar satu, hanya satu (only), sendiri (alone), tunggal

(undivided), satu-satunya (one single).76

3. 1. 2. Allah pencipta semesta

YHWH adalah Allah segala illahi dan Tuan segala tuan (Ulangan 10:17).

Allah pencipta adalah Allah segenap bangsa dan umat (Maleaki 2:10; Roma 3:29),

Allah yang sama bagi segenap umat manusia.77YHWH, Khalik semesta alam

menciptakan dari tiada kepada ada dengan sabda.78

Allah sebagai sumber kehidupan memberikan kuasa kepada Yesus Kristus,

sehingga ia berkuasa pula memberikan hidup kepada ciptaannya. Yesus

menciptakan bukan hanya bumi, tetapi juga makhluk-makhluk hidup, termasuk

manusia.79 Kuasa mencipta adalah milik Allah, Allah memberikan kuasa kepada

71 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 37. 72 Tjahjadi Nugroho, Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama: Perspektif profetik atas

peran geopolitik global takhta suci (Semarang: Sadar Publications, 2005), 46. 73 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 28. 74 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 28. 75 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 37. 76 Frans Donald, Menjawab Doktrin Tritunggal, 29. 77 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 17. 78 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 40. 79 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 47.

17

ciptaan-Nya untuk juga menciptakan segala sesuatu yang berada dalam batas

kemampuannya. Allah sajalah yang dapat menciptakan dari ketiadaan kepada ada.

Makhluk baik malaikat atau manusia, hanya dapat mencipta dari sesuatu kepada

sesuatu.80

3. 1. 3. Allah adalah Bapa

Allah diperkenalkan sebagai Bapa oleh Yesus Kristus dan yang juga

adalah Allahnya orang Israel, Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub sebagaimana

juga Allah para nabi terdahulu. Dialah satu-satunya Allah dan tidak ada yang

lain.81 Paulus tegas mengatakan bahwa hanya ada satu Allah yaitu Bapa (1

Korintus 8:6), dan kata Paulus, Bapa itu adalah Allah dari Yesus Kristus (Allah-

nya Yesus).82 Bapa yang di sorga belum pernah dilihat oleh manusia manapun,

Yesuslah yang memperkenalkan-Nya sebab Yesus merupakan gambar-

Nya.83Nama Bapa menunjuk kepada YHWH, Allah dari para nabi dan Yesus

Kristus. tentang YHWH dikatakan, ada berbagai perbuatan ajaib, tetapi Allah

adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang (1 Korintus 12:6).84

Satu-satunya Allah yang benar hanya Bapa/YHWH (Yohanes 17:3);

YHWH adalah Allah yang benar (Yeremia 10:10), YHWH Allah segala allah

(Ulangan 10:17).85 Istilah Bapa untuk Allah, atau Anak Allah untuk ciptaan-Nya

adalah upaya mendekatkan hubungan manusia dengan Khaliknya. Selama ini

konsepsi manusia tentang Allah, terpengaruh oleh teologi dunia yang sangat jauh,

satu jarak yang tidak terbayangkan.86 Bapa kita adalah Bapa dari Yesus, Allah kita

adalah Allah dari Yesus (Yohanes 20:17). Kalau Yesus disebut Anak Allah,

manusia juga disebut anak Allah. Hubungan Yesus Kristus dan manusia adalah

bersaudara, dari satu Bapa. Hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga (Matius

23:9).87 Allah menginginkan hubungan yang erat antara khalik dan ciptaan-Nya.

80 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 142-143. 81 Tjahjadi Nugroho, Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama, 242. 82 Frans Donald, Menjawab Doktrin Tritunggal, 19. 83 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 83. 84 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 55. 85 Frans Donald, Menjawab Doktrin Tritunggal, 4. 86 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 99. 87 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 216.

18

Untuk itu digambarkan hubungan seperti hubungan antara bapak dan anak.88

Sebutan Bapa memberi keberanian kepada manusia untuk mendekat kepada

Allah. Hubungan dekat manusia dari khalik ini akan mendorong rasa kasih

manusia kepada Khalik, satu kuasa penurutan akan kehendak-Nya.89

3. 2. Yesus dalam ajaran Tauhid

3. 2. 1. Yesus Anak Allah bukan Allah Anak

Yesus dalam pemahaman ajaran Tauhid, adalah bukanlah Allah Anak,

Yesus tidak mengaku bahwa ia Allah Anak melainkan Anak Allah.90 Anak Allah

dalam Taurat dan Injil, bukanlah secara jasmani, melainkan secara rohani.91 Istilah

Anak Allah di Injil digunakan untuk menyatakan kedekatan hubungan Allah

dengan umat-Nya, seperti hubungan seorang Bapak dengan Anak.92 Nama Anak

menunjuk kepada Yesus, tentang Yesus dikatakan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi

satu Tuan (1 Korintus 12:5).93

Istilah Anak dalam Alkitab menggambarkan kedekatan dan perhatian yang

penuh antara Sang Pencipta dengan ciptaan-ciptaan-Nya, seperti seorang Bapak

dengan anaknya. Demikian pula hubungan Yesus dengan Penciptanya, laksana

seorang Bapa dengan Anak.94 Yesus disebut Anak Allah, tetapi dia termasuk

ciptaan Allah; permulaan ciptaan Allah. Yesus Kristus, Hikmat Allah, diciptakan

YHWH.95 Yesus diperanakan/dilahirkan dalam makna diciptakan/dibentuk,

adalah sangat sesuai juga dengan kesaksian Rasul Yohanes dalam Wahyu 3:14

Yesus (yang bergelar Amin 2 Korintus 1:20) adalah permulaan dari ciptaan

Allah.96 Oleh sebab itu, Yesus disebut ciptaan sulung Allah, yang artinya Yesus

adalah ciptaan YHWH yang diciptakan paling awal dari semua ciptaan.97

Yesus Kristus bukanlah Allah YHWH, dia bukan yang ada dengan

sendirinya, Allah YHWH-lah yang membuat Dia ada. Tetapi pada saat yang sama,

88 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 211. 89 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 216. 90 Frans Donald, Menjawab Doktrin Tritunggal, 25. 91 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 58. 92 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 60. 93 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 55. 94 Frans Donald, Menjawab Doktrin Tritunggal, 17. 95 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 211. 96 Frans Donald, Menjawab Doktrin Tritunggal, 18. 97 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 42.

19

Yesus bukanlah diciptakan sebagai manusia biasa, Dia mempunyai pra eksistensi

sebagai malaikat perjanjian yang mengenal, pernah tinggal dan saat ini berada di

sorga.98 Allah YHWH menetapkan Yesus (yang pada waktu itu belum bernama

Yesus) sebagai Anak (Ibrani 1:5), dan Dia memerintahkan semua malaikat

menyembah (proskuneo, tunduk menghormat dalam arti taat, bukan beribadah)

kepada Yesus.99

3. 2. 2. Yesus adalah Malaikat

Yesus dalam ajaran Tauhid, adalah seorang Malaikat oleh karena di dalam

Alkitab menunjukkan bahwa Yesus memiliki awal (sejak purbakala, sebelum

bumi dibentuk) dan dia adalah yang sulung dari segala makhluk. Artinya Yesus

jelas tidak berasal dari dunia ini (Yohanes 8:23), Dia adalah malaikat yang jauh

lebih tinggi dibandingkan teman-teman sekutunya (sesama malaikat) karena Allah

mengurapinya (Ibrani 1:9). Oleh sebab itu menjelang kedatangan Yesus, nabi

Maleakhi bernubuat tentang datangnya Malaikat Perjanjian yang diutus YHWH

(Maleakhi 3:1).100 Malaikat perjanjian itu datang ke dunia, membuka jalan bagi

pertemuan manusia dengan Allah di hari akhir. Inilah satu-satunya inkarnasi

malaikat kedunia yang dicatat Kitab suci. Malaikat dapat menampakkan diri

kepada manusia, tetapi malaikat menjadi manusia adalah kuasa Allah.101

Yesus adalah utusan Allah yang sangat luar biasa, utusan bukan

sembarang utusan, malaikat bukan sembarang malaikat. Dia adalah salah satu

malaikat yang sangat dekat dengan Allah.102 Malaikat perjanjian memiliki

beberapa ciri: pertama, hanya seorang malaikat dan tidak lebih daripada itu;

kedua, ia melindungi umat Allah sampai ke tanah perjanjian; ketiga, ia berkuasa

mengampuni atau menghukum dosa umat-Nya; dan keempat, ia membawa nama

YHWH, Allah-Nya. Malaikat itu adalah utusan yang sangat berkuasa

penuh.103Yesus memperoleh kuasa dan hak-hak yang istimewa dari Bapa

98 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 137. 99 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 131. 100 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 145. 101 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 134-135. 102 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 39. 103 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 121.

20

(YHWH), memang Yesus punya pra-eksistensi sebagai makhluk sorgawi sebelum

menjadi manusia, tetapi dia tak lebih dari hamba dan utusan YHWH.104

Yesus Kristus adalah pemimpin malaikat yang bertanggung jawab dalam

penciptaan isi bumi dan manusia. Maka, hal yang wajar untuk dipahami jika dia

harus bertanggung jawab dalam pemulihan citra Allah di bumi ketika manusia

ternyata terjebak dalam tipuan dosa. Ia harus turun ke dunia dan membuka jalan

pendamaian. Setelah menjalankan tugasnya di dunia, Yesus Kristus dikembalikan

kepada kedudukannya semula sebagai pemimpin malaikat yang Agung.105 Sosok

Yesus Kristus pada pra eksistensinya adalah Mikhael, malaikat perjanjian itu. Dia

adalah utusan Allah yang penuh kuasa, dengan ketaatnya membuktikan kejahatan

Iblis dan mengalahkan Iblis, dihormati oleh Allah dan seluruh malaikatnya, dan

akan menyertai umat yang setia kepada Allah di akhir zaman sampai dosa

dimusnahkan.106

Di dalam kitab Wahyu 12:7-9, Mikhael mengalahkan Iblis. Di dalam

Ibrani 2:14, Yesus Kristus memusnahkan Iblis. Kitab suci menunjukkan pertalian

kedua nama dalam proses keselamatan manusia. Tugas utama malaikat perjanjian

adalah memimpin dan melindungi umat Tuhan di bumi memasuki negeri

perjanjian, kehidupan kekal. Tugas terakhir malaikat perjanjian, Mesias adalah

menyelesaikan konflik dunia di hari akhir.107 Mikhael adalah salah satu pemimpin

besar dan penghulu malaikat di sorga, Mikhael mengalahkan Iblis. Mikhael akan

diutus Allah untuk menyertai umat yang setia pada akhir zaman, dan Yesus

berjanji akan menyertai sampai akhir zaman.108 Sebagai bagian dari Anugerah

Keselamatan, karena Yesus adalah Mesias.

3. 2. 3. Yesus adalah Mesias

Dalam ajaran Tauhid,Yesus adalah anak yang dijanjikan bagi Adam dan

keturunan Abraham. Ia dinubuatkan menjadi Mesias, artinya yang diurapi.

Diurapi dalam budaya Israel artinya dilantik. Yesus Kristus dilantik sebagai

penerima kuasa di bumi dan sorga (Matius 28:18). Karena kekuasaannya itu, ia

104 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 86. 105 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 137. 106 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 140. 107 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 133. 108 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 138-140.

21

pantas disebut Tuhan (Lord), seperti telah dinubuatkan oleh Nabi Daud.109

Pelantikan atau pengurapan bagi budaya Ibrani adalah upacara Yesus saat dibaptis

dalam air oleh Yohanes (Matius 3:16). Maka, ia bergelar Mesias dalam bahasa

Yunani diterjemahkan menjadi Kristos atau Kristus.110

Kelahiran Yesus Kristus telah dinubuatkan para nabi sebelumnya bahwa

Mesias adalah benih perempuan, telah dijanjikan kepada Adam sesaat setelah

jatuh dalam tipu daya iblis (Kejadian 3:15). Nubuat ini kembali diulang oleh nabi

Yesaya: sebab itu YHWH sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu

pertanda: sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan

melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan dia Imanuel (Yesaya

7:14).111

Yesus ditetapkan menjadi Mesias (Kristus), sehingga namanya menjadi

Yesus Kristus, artinya Yesus yang diurapi. Dengan demikian pengurapan itu

Yesus mewakili Allah menjadi penguasa (Tuan), dan kelak dia akan kembali

untuk menjalankan pengadilan Allah menjadi hakim yang adil.112 Perjuangan

utama Mesias adalah memusnahkan maut, menggenapi janji Allah tentang

kebangkitan orang-orang benar dari kematian. Yesus Kristus telah

membangkitkan orang mati atas ijin Allah, tetapi kalau dia sendiri tidak bangkit

Injil tidak berarti. Yesus Kristus telah menyatakan kematian dan kebangkitannya

sebelum peristiwa itu terjadi (Markus 8:31). Murid-muridnya menjadi saksi akan

kebangkitan dan pengangkatan Yesus ke surga.113 Bahkan Yesus menjanjikan Roh

Kudus kepada para murid.

3. 3. Roh Kudus dalam ajaran Tauhid

3. 3. 1. Roh dan Kudus

Kata Roh (spirit) mempunyai arti kuasa, semangat/kesungguhan hati, nafas

hidup, makhluk-makhluk ilahi (malaikat). Sedangkan kata Kudus artinya milik

Allah atau terpisah dari dunia.114 Roh adalah kuasa Allah yang mahatinggi (Lukas

109 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 126 110 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 115 111 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 108 112 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 126-127 113 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 121 114 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 53

22

1:35) atau kebenaran (1 Yohanes 5:6). Keselamatan datang dari pengetahuan yang

benar akan satu-satunya Allah yang benar, Bapa, dan Yesus Kristus yang diutus-

Nya (Yohanes 17:3). Seseorang bisa datang kepada Yesus Kristus, menerima

kebenaran yang dibawa sang utusan, jika Bapa berkarya (memberi karunia).

Karunia Bapa adalah Roh Allah yang keluar dari Bapa menuntun orang-orang

untuk insaf akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yohanes 15:26; 16:8).115

Roh Kudus berarti Roh milik Allah. Roh bisa saja berarti malaikat yang

diutus kepada manusia, atau kuasa Ilahi yang diberikan kepada orang percaya

untuk bertahan dalam iman.116Malaikat adalah Roh. Kata Roh itu berasal dari kata

Ibrani ruwah yang berarti: makhluk ghoib, yaitu yang memiliki sifat badani yang

supranatural, termasuk Allah, para malaikatnya dan setan; kuasa dan kekuatan;

kehendak atau motif hati; nafas atau angin.117

Roh (spirit) dapat berarti kuasa atau motivasi yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu.118Yesus berjanji untuk memberikan pertolongan yaitu Roh

yang menguatkan dan meneguhkan kita untuk melakukan yang benar,

mengingatkan manusia akan dosa dan penghakiman.119

3. 3. 2. Roh Kudus adalah kuasa Allah

Matius 1:18-20 dan 12:32, Roh Kudus adalah kuasa milik Allah. I

Yohanes 4:1-6, kata roh menunjuk kepada kuasa-kuasa yang muncul atau juga

makhluk-makhluk malaikat. Sedangkan Mazmur 104:29 dan Pengkhotbah 12:7,

kata Roh menunjuk pada nafas hidup.120 Tentang Roh Kudus dikatakan, ada rupa-

rupa karunia tetapi satu Roh (1Korintus 12:4).121

Yesus adalah utusan yang telah siap diberi kuasa, yaitu Roh Allah, untuk

menjalankan firman Allah. Yesus Kristus menjalankan misinya dengan taat,

bahkan taat sampai mati (Filipi 2:6-8). Ketaatan sepenuhnya pada firman Allah

inilah yang membuatnya ditinggikan oleh Allah.122 Setelah Yesus naik ke sorga,

115 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 81-82. 116 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 195. 117 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 134. 118 Tjahjadi Nugroho, Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama, 97. 119 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 156. 120 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 54. 121 Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 55. 122 Tjahjadi Nugroho, Keluarga Besar Umat Allah, 127.

23

murid-muridnya terus bersekutu sampai mereka memperoleh kuasa Roh Kudus

pada hari Pentakosta. Dengan semangat luar biasa, mereka aktif memberitakan hal

penyelamatan Allah melalui Kristus kepada orang banyak.123 Yesus Kristus

memelihara umat beriman dengan kuasa Ilahinya. Roh Kudus akan mengingatkan

orang percaya akan semua ucapan dan janji Yesus.124 Selain itu Roh kudus juga

dimaknai sebagai pemberi daya bagi umat dalam menghadapi penderitaan dan

permasalahan-permasalahan mereka di dunia.

4. Kajian kritis Teologis tentang ajaran Tauhid

Pada bagian ini akan dikaji pemahaman tentang ajaran Tauhid mengenai

pemahaman tentang Allah, pemahaman tentang Yesus, pemahaman tentang Roh

Kudus dan pemahaman inkarnasi secara Kritis.

4. 1. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Allah

Dalam ajaran Tauhid pemahaman Allah sang khalik semesta alam, adalah

Allah yang memiliki pribadi yang esa. Allah sang khalik semesta alam di dalam

Perjanjian Lama disebut YHWH dan Perjanjian Baru disebut Bapa, yang adalah

pribadi yang sama.YHWH dan Bapa, kedua sebutan ini menunjuk kepada Pribadi

Mahabesar yang sama, satu-satunya Allah yang benar. YHWH sebagai Allah yang

esa.125Pemahaman ini tentunya sangat bertendensi pada dogmaUnitarian, teologi

yang dibangun adalahmonoteisme-teosentris. Dimana hakekat Allah adalah

pribadi yang esa, satu-satunya Allah. Esa dari kata Ibrani echad yang bersifat

numerik, yang artinya satu atau tunggal. Tunggalnya pribadi YHWH diungkapkan

bukan hanya oleh kata esa atau satu, namun juga satu-satunya, tidak ada yang lain,

kecuali Aku tidak ada Allah.126

Sementara itu pemahaman Allah dalam kekristenan, Tuhan Allah sebagai

sekutu umat-Nya, telah menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai yang

esa dengan firman dan karya-Nya dalam tiga cara berada, yakni sebagai Allah

Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Pemahaman ini senada dengan Verkuyl,

123 Tjahjadi Nugroho, Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama, 41. 124 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 197. 125 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 28. 126 Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 28.

24

Harun, dan Boland & Niftrik mengenai pribadi Allah yang esa dalam tiga cara

berada, dalam ajaran kekristenan disebut Tritunggal.127 Tritunggal itu ada di

dalam keesaan dan keesaan itu ada di dalam Tritunggal.128Pemahaman Allah

dalam kekristenan ini tentunya sangat bertendensi pada dogma Trinitas, dimana

teologi yang dibangun adalah trinitas-teosentis.

Tentunya pemahaman Allah ajaran Tauhid dan kekristenan sangatlah

bertolak belakang dalam hal mengintepretasikan Allah. Pembedaan antara ajaran

Tauhid dengan kekristenan terletak pada kristosentrisme dan pneumasentrisme,

dimana dalam ajaran Tauhid tidaklah menekankan kedua pemahaman tersebut

(bahkan menolak) dan hanya menekankan mono-teosentrisme. Sedangkan

monoteisme yang dibangun dalam kekristenan adalah trinitas-teosentris, yang

didalamnya terdapat unsur teosentrisme, kristosentrisme, dan pneumasentrisme.129

Karena menurut Niftrik dan Boland, penyataan Allah dengan tiga cara berada

tidak boleh dilepaskan atau dipisah-pisahkan satu sama lain, oleh karena keesaan

Allah yang Tritunggal adalah keesaan-hakekat, keesaan hakiki.130 Disamping itu,

menurut Verkuyl pengakuan ketritunggalan Allah tidaklah menghancurkan

pengakuan tentang keesaan Allah.131

4. 2. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Yesus

Pemahaman Yesus dalam ajaran Tauhid adalah Anak Allah, ciptaan Allah

yang sulung yakni seorang makhluk surgawi yang disebut dengan Malaikat,

kemudian diutus Allah dalam misi penyelamatan manusia, sebagaimana yang

telah dijanjikan Allah kepada manusia. Sehingga Yesus disebut sebagai Malaikat

Perjanjian. Oleh karena diutus dan diurapi oleh Allah, Yesus disebut sebagai

Mesias.132 Ajaran Tauhid sendiri berangkat dari kaum Yudeo-Kristen yang sedikit

banyak pemahaman imannya dipengaruhi oleh iman Yahudi yang bersifat

monoteime-teosentris. Secara teologis mereka mengikuti ajaran Yesus Kristus,

127 Bandingkan J. Verkuyl, Aku percaya, 43, Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 103 dan

G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 184. 128 J. Verkuyl, Aku percaya, 47. 129 Emanuel Gerrit Singgih, Iman & Politik dalam era Reformasi di Indonesia, (Jakarta:

Gunung Mulia 2002), 176. 130 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 184-185. 131 J. Verkuyl, Aku Percaya, 43. 132 Lihat bagian 3.2 Yesus dalam ajaran Tauhid.

25

beriman kepada YHWH, Allah Abraham dan menuruti perintah Allah dengan

taat.133 Kaum Yudeo-Kristen percaya Yesus Kristus adalah Mesias, Anak Allah

yang hidup.134

Sementara itu, pemahaman Yesusdalam kekristenan telah diperdebatan

secara dialektis dalam sebuah konsili ekumenis selama berabad-abad. Hingga

diputuskan dan ditetapkan dalam konsili Nicea bahwa Yesus satu hakekat (homo-

ousia) dengan Allah, yang kemudian dituangkan dalam sebuah Pengakuan Iman

(kredo) yang dipakai gereja-gereja hingga saat ini.135 Secara teologis pemahaman

iman yang dihasilkan dalam konsili ekumenis berangkat dari pemahaman akan

Allah dan Yesus (kristologi atas dan kristologi bawah).

Pembedaan antara ajaran Tauhid dengan kekristenan, secara teologis

terletak pada pemahaman kristologi. Titik tolak pemahaman kristologi dalam

ajaran Tauhid yang berangkat dari pemahaman iman kaum Yudeo-Kristen adalah

sebuah pemahaman yang berangkat dari pengalaman iman mereka terhadap Yesus

yang kemudian dikonsep dan dibahasakan menjadi sebuah iman percaya

(kristologi bawah). Sehingga dengan tegas dalam ajaran Tauhid menolak adanya

kesatuan Yesus dengan Allah, oleh karena Yesus adalah ciptaan Allah, bukan

Allah, yang diangkat menjadi Anak Allah bukan Allah Anak. Hal ini sangatlah

bertolak belakang dengan kekristenan, karena dalam kekristenan penekanan

terhadap pemahaman iman akan Allah dan Yesus adalah homo-ousia (sezat,

sehakikat), sehingga hakekat Yesus adalah Allah, Yesus adalah pribadi Allah dari

cara-Nya berada.

Secara teologis ketika pengikut ajaran Tauhid ini berangkat dari

pemahaman Yudeo-Kristen yang adalah pengikut Yesus Kristus dan menyebut

dirinya sebagai orang Kristen, akan tetapi tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan

Allah (homo-ousia) adalah sebuah kekeliruan, karena dalam teologi Soedarmo

mengenai orang Kristen adalah orang yang mengikut Kristus, yang berarti bahwa

ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus, mengakui Dia sebagai Tuhannya (1Kor

12:2, Mat 16:16) dan berusaha melayani Dia dengan segenap hatinya.136

133 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 57. 134 Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 58. 135 Lihat bagian 2.1 Pemahaman Tuhan dalam sejarah kekristenan. 136 R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi (Jakarta: Gunung Mulia 1996), 49.

26

4. 3. Kajian kritis teologis terhadap Roh Kudus

Pemahaman Roh Kudus dalam ajaran Tauhid sebagai kuasa dari Allah

yang dapat bekerja pada ciptaannya.137 Sedangkan dalam ajaran kekristenan,

perdebatan Roh Kudus sama halnya dengan Yesus, telah diputuskan dan

ditetapkan dalam konsili Nikea dan dikuatkan lagi dalam konsili Konstantinopel

pertama bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang sehakekat dengan Allah menurut

ajaran Athanasius.138

Secara teologis pemahaman Roh Kudus dalam ajaran Tauhid, hanyalah

sebatas kuasa dari Allah yang bekerja, akan tetapi dalam kekristenan, pemahaman

Roh Kudus lebih dari sebuah kuasa, yakni sebuah pribadi yang memiliki kuasa.

Sehingga sangatlah kurang tepat ketika kuasa Roh Kudus tidaklah berkepribadian,

karena kuasa ada karena adanya pribadi yang bekerja. Roh Kudus adalah pribadi

yang sehakekat dengan Allah yang bekerja dengan kuasanya sebagai wujud

penyataan Allah kepada manusia dalam memperkenalkan diri-Nya di dalam

firman dan karya-Nya.

4. 4. Kajian Kritis terhadap Yesus dalam pemahaman Inkarnasi menurut

Ajaran Tauhid

Yesus dalam pemahaman inkarnasi menurut ajaran Tauhid sangat berbeda

dengan ajaran Kekristenan pada umumnya. Hal ini karena, dalam ajaran Tauhid

mereka mengklaim bahwa Yesus bukan Allah anak tetapi anak Allah.139 Jadi

proses inkarnasi atau penyatuan dalam ketritunggalan dipandang dari sisi

ketidaksetaraan atau hubungan yang tidak setara karena Yesus juga adalah ciptaan

Allah. Bahkan ketidaksetaraan tersebut dapat dipahami dari pemahaman ajaran

Tauhid yang menganggap bahwa Yesus sama atau setara dengan malaikat.

Berbeda dengan paham kekristenan pada umumnya yang menegaskan

bahwa Yesus sehakekat dengan Allah atau satu dengan Allah dan bukan sebagai

malaikat. Menurut Verkuyl, di dalam Firman atau Anak (Yesus), Allah keluar

menyerahkan dan menyatakan diri sendiri, yang hakikatnya adalah Allah sendiri

137 Lihat bagian 3.3 Roh Kudus dalam ajaran Tauhid. 138 Lihat bagian 2.1 Pemahaman Tuhan dalam sejarah kekristenan.

139Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 47.

27

dan telah menjadi sama dengan manusia di dalam Yesus Kristus dan hidup di

antara manusia.140 Pada konteks penjelasan ini dapat dipahami bahwa Yesus

adalah Allah dan Allah adalah Yesus dalam hubungan Tritunggal itu sebagai

proses yang Ilahi dalam pemahaman Inkarnasi.

5. Penutup

5. 1. Kesimpulan

Ajaran Tauhid adalah ajaran yang sangat menekankan keesaan Allah

dalam hal ini menolak konsep pemahaman kekristenan yang meyakini Yesus dan

Roh Kudus sehakikat dan sezat dengan Allah. Akan tetapi mereka yang menyebut

diri dengan Kristen Tauhid ini, tetap mengikuti ajaran dan teladan Yesus dan

mengakui adanya Roh Kudus sebagai wujud kuasa Allah. Secara teologis ajaran

Tauhid sangatlah bertolak belakang dengan kekristenan. Ketika dalam ajaran

Tauhid, mereka menyebut diri sebagai Kristen yang mengikuti ajaran dan teladan

Yesus, sudah semestinya mereka mengakui bahwa Yesus adalah Allah. Karena di

dalam kekristenan, Yesus adalah Allah, mengikuti Yesus berarti beriman kepada

Allah. Begitu juga dengan Roh Kudus, secara teologis ajaran Tauhid melihat Roh

Kudus hanya sebatas kuasa Allah, tentunya pemahaman ini sangatlah sempit.

Dalam pemahaman kekristenan, Roh Kudus adalah sebuah pribadi yang

merupakan penyataan dari kuasa Allah, yang adalah Allah itu sendiri dalam cara

berada-Nya memperkenalkan diri-Nya di dalam firman dan karya-Nya. Hal ini

kemudian bertentangan dengan pemahamannya tentang inkarnasi yang mana

inkarnasi tersebut hanya membatasi posisi Yesus dalam ketidaksetaraan dengan

Allah. Karena Yesus dalam proses inkarnasinya menurut pemahaman Tauhid

hanya setara dengan malaikat dan bukan Allah Anak atau Allah itu sendiri.

5. 2. Saran dan harapan

Ditengah-tengah perkembangan zaman saat ini, banyak bermunculan

pemahaman teologis yang salah satunya terdapat dalam Gereja JAGI dengan

ajaran Tauhid. Tentunya perkembangan teologis yang dibangun dalam ajaran

Tauhid ini tidak terlepas dari pengalaman iman akan Tuhan Allah. Sebagai sebuah

140 J. Verkuyl, Aku Percaya, 46

28

ajaran baru dalam kekristenan, dialog dan diskusi teologi dengan teolog-teolog

dari kalangan akademisi sangatlah dibutuhkan untuk menunjang pemikiran-

pemikiran teologis dalam ajaran Tauhid. Dengan adanya dialog dan diskusi secara

mendalam, penulis berharap pemikiran-pemikiran teologis dalam ajaran Tauhid

dapat menambah wawasannya terhadap perkembangan teologi agar dapat saling

melengkapi di dalam kekristenan.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Karen. Sejarah Tuhan: Kisah 4.000 Tahun Pencarian Tuhan dalam

Agama-agama Manusia.Bandung: Mizan, 2012.

Aritonang, Jan S. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta:

Gunung Mulia, 2008.

Berkhof, H. Sejarah Gereja. Jakarta: Gunung Mulia, 1993.

Donald, Frans. Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an: Sesembahan yang sama atau

Berbeda?. Semarang: Sadar Publications, 2005.

Donald, Frans. Menjawab Doktrin Tritunggal keallahan Yesus, Borobudur

Indonesia, 2008.

End, Th. van den. Harta Dalam Bejana. Jakarta: Gunung Mulia, 2008.

GKJ, Sinode. Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa. Salatiga: Sinode GKJ,

2011.

Groenen,Cletus. Sejarah Dogma Kristologi. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia, 2005.

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia,

1983.

Kristi, Ellen. Bukan Allah tapi Tuhan. Semarang: Sadar Publications, 2005.

Lohse, Bernhard. Pengantar Sejarah Dogma Kristen. Jakarta: Gunung Mulia,

1999.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indo, 1985.

Niftrik,G.C. van & B.J. Boland. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: Gunung Mulia

2008.

29

Nugroho,Tjahjadi. Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama: Perspektif profetik

atas peran geopolitik global takhta suci. Semarang: Sadar Publications,

2005.

Nugroho, Tjahjadi. Keluarga Besar Umat Allah: mewujudkan kerukunan umat

Islam dan Kristen bagi pendamaian bangsa dan dunia. Semarang: Sadar

Publications, 2005.

Nugroho, Tjahjadi. Manusia Yesus Kristus: menguak misteri, melihat keunikan,

memperoleh kuasa iman, masuk kodrat ilahi. Semarang: Sadar

Publications, 2005.

Purwanto, Hari. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Persepsi Antropology.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000.

Singgih, Emanuel Gerrit. Iman dan politik dalam era reformasi di Indonesia.

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002

Soedarmo, R. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: Gunung Mulia, 1996.

Soedarmo, R. Ikhtisar dogmatika. Jakarta: Gunung Mulia, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2011.

Urban, Linwood, Sejarah ringkas pemikiran Kristen. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2009.

Verkuyl, J. Aku Percaya: uraian tentang Injil dan seruan untuk percaya. Jakarta:

Gunung Mulia, 2001.