KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN DURIAN...
Transcript of KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN DURIAN...
KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN DURIAN
(Durio zibethinus Murr.) DI KEBUN BUAH MANGUNAN
KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL
USULAN PENELITIAN
Diajukan oleh :
Livi Takliviyah
20120210016
Program Studi Agroteknologi
Kepada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
ii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Bantul memiliki potensi objek wisata yang tak kalah menarik
dibanding daerah-daerah lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek-
objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bantul yaitu meliputi objek wisata alam,
wisata budaya/sejarah, pendidikan, taman hiburan dan sentra industri kerajinan
(Pemerintah Kabupaten Bantul, 2015).
Objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Bantul selain berupa pantai,
pegunungan, goa, hutan juga meliputi agrowisata atau wisata pertanian. Salah satu
agrowisata yang terdapat di kabupaten ini yaitu Kebun Buah Mangunan yang
berlokasi di Dusun Mangunan, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebun Buah Mangunan merupakan wisata
alam yang berada di perbukitan Mangir dengan ketinggian antara 150-400 m.dpl
serta luas lahan 24 hektar (Munawaroh, 2013). Menurut Linangkung (2015)
sampai saat ini setidaknya ada sekitar 4.235 batang pohon buah yang
dibudidayakan di Kebun Buah Mangunan meliputi buah durian, belimbing,
rambutan, sirsak madu, jambu, pisang, dan sri kaya. Dikutip dari Berita Jateng
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Pakpahan (2014)
menyatakan bahwa dari seluruh tanaman yang dibudidayakan banyak yang
tumbuh subur namun tidak berbuah, termasuk didalamnya buah durian. Pada
tahun 2013 hasil panen durian di Kebun Buah Mangunan bahkan menurun drastis
dibandingkan tahun 2012, pada tahun 2012 panen durian untuk satu pohonnya
bisa mencapai 40 buah, namun pada tahun 2013 satu pohonnya hanya
menghasilkan 4 buah saja (Tika, 2013).
Di Indonesia durian merupakan salah satu buah yang paling banyak
digemari. Pada tahun 2004 produksi durian mencapai 675.902 ton dengan luas
52.008 hektar. Walaupun produksi cenderung meningkat ternyata impor durian
juga mengalami peningkatan dari 11.086 ton dengan nilai US$ 11.730.903 pada
tahun 2004 dan menjadi 24.679 ton dengan nilai US$ 30.829.557 pada tahun
2008. Kecenderungan impor durian meningkat dan produksi durian nasional
2
meningkat menggambarkan konsumsi durian masyarakat Indonesia meningkat
(Sukamertayasa, 2011). Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan buah durian dan menekan angka impor buah durian, produksi buah durian di
Indonesia harus ditingkatkan termasuk produksi di Kebun Buah Mangunan.
Menurut Gunawan Budiyanto (2014) proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman membutuhkan dua faktor pendukung utama, yaitu kondisi
agroklimat dan daya dukung lahan. Dalam satuan pemanfaatan lahan atau
kawasan, kondisi agroklimat lebih banyak menentukan kecocokan dan kesesuaian
iklim terhadap persyaratan lingkungan yang dibutuhkan tanaman, sedangkan daya
dukung lahan menentukan bagaimana upaya agar suatu tanaman dapat tumbuh
dan memberikan produksi maksimal, sementara itu disatu sisi Erfanto Linangkung
(2015) menyebutkan bahwa kawasan Mangunan mempunyai lahan yang kritis dan
dulunya sering terjadi longsor. Dengan demikian tanaman yang dibudidayakan di
Kebun Buah Mangunan khususnya buah durian supaya dapat berbuah secara
maksimal maka perlu didukung dengan iklim dan lahan yang sesuai, oleh karena
itu perlu adanya evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman durian di Kebun Buah
Mangunan untuk mengetahui seperti apa daya dukung iklim dan lahan saat ini.
B. Perumusan Masalah
Kawasan Kebun Buah Mangunan yang diusahakan menjadi tempat wisata
pertanian atau agrowisata merupakan langkah baik untuk mengenalkan
masyarakat terhadap tanaman buah, mamun alangkah lebih baik lagi jika tanaman
buah yang dibudidayakan dapat menghasilkan produksi yang maksimal, sehingga
dapat membantu memenuhi kebutuhan buah secara nasional khususnya terhadap
buah durian yang dominan ditanam di kawasan tersebut. Untuk menghasilkan
produksi yang baik tentunya faktor yang mendukung tanaman itu sendiri yaitu
dari kualitas lahan yang digunakan sebagai medium tumbuh harus sesuai dengan
syarat tumbuh yang harus dipenuhi untuk tanaman durian. Dalam mengetahui
kualitas lahan yang digunakan perlu adanya evaluasi lahan dengan menetapkan
karakteristik lahan sebagai dasar penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman
durian di Kebun Buah Mangunan.
3
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mempunyai permasalahan :
1. Bagaimana karakteristik lahan bagi pertanaman Durian di Kebun Buah
Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan bagi pertanaman Durian di Kebun Buah
Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
C. Tujuan Penelitian
1. Menetapkan karakteristik lahan bagi pertanaman Durian di Kebun Buah
Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
2. Mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan bagi pertanaman Durian di Kebun
Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
karakteristik lahan, tingkat kesesuaian lahan dengan tanaman durian, dan
mengetahui pembatas-pembatas kesesuaian lahan di Kebun Buah Mangunan
Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, sehingga potensi produksi buah durian
dapat dihasilkan secara maksimal.
E. Batasan Studi
Penelitian ini akan dilakukan di Kawasan Kebun Buah Mangunan
Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
areal pertanaman durian 9,6 hektar.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Menurut Gunawan Budiyanto (2014) didalam melangsungkan
pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman membutuhkan dua faktor
pendukung utama, yaitu kondisi agroklimat dan daya dukung lahan. Kondisi
agroklimat banyak berperan dalam memberikan daya dukung iklim seperti
panjang dan intensitas matahari, temperatur, kelembaban udara, perilaku angin
dan sebaran curah hujan. Sementara daya dukung lahan secara prinsip dapat
4
memberikan sumbangan pada peran tanah sebagai lumbung lengas dan hara
(moisture and nutrient resources). Oleh karena itu lahan dengan kata lain dapat
disebut juga sebagai media tanam, sedangkan media tanam yang baik harus
memilki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
(Alamtani, 2015). Tanaman agar menghasilkan produk yang maksimal maka
harus ada kecocokan antara tanaman dengan media tanam, begitu juga dengan
tanaman durian yang memiliki karakteristik lahan tertentu yang dapat mendukung
syarat pertumbuhannya yang optimal. Suatu proses penilaian sumber daya lahan
untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang
sudah teruji disebut dengan evaluasi lahan (Fagundez, 2011). Evaluasi lahan ini
ditujukan untuk mengkaji sejauh apa batasan-batasan yang harus dilakukan
sehingga lahan tersebut dapat digunakan sebagai media tanam tanaman tertentu,
termasuk lahan yang berada di Kawasan Kebun Buah Mangunan yang
difungsikan sebagai media tanam durian.
Menurut Tahtia Sarasmi (2013) dasar dari evaluasi lahan adalah
membandingkan persyaratan tumbuh yang diperlukan untuk penggunaan suatu
lahan dengan potensi dari lahan tersebut. Oleh karena itu kerangka pikir evaluasi
lahan ini pada dasarnya menganalisis potensi lahan yang datanya dapat diperoleh
dari analisis kondisi fisiografi wilayah serta analisis sampel tanah kemudian
membandingkannya dengan persyaratan tumbuh pertanaman durian. Kerangka
Pikir penelitian yang disajikan dalam gambar 1 menjelaskan bahwa hal pertama
dapat dilakukan yaitu menganalisis kondisi fisiografi wilayah. Analisis kondisi
fisiografi wilayah adalah mengkaji kondisi iklim dan tanah secara fisik yang
berada di wilayah penelitian yaitu dengan cara mengetahui data karakteristik dan
fisiografi wilayah Kawasan Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, data ini dapat diperoleh dari
BMKG setempat. Kemudian selanjutnya analisis sampel tanah yang didasari dari
kondisi eksisting lahan pertanaman durian di kawasan tersebut, hal ini dilakukan
untuk mengetahui kesuburan tanah yang meliputi kesuburan fisik, kimia, dan
biologi. Kemudian selanjutnya harus diketahui persyaratan tumbuh pertanaman
5
durian sebagai acuan untuk perbandingan yang data ini dapat diperoleh dari studi
literatur. Data-data tersebut kemudian dievaluasi dengan cara
mencocokan/membandingkan antara kondisi fisiografi wilayah dan analisis
sampel tanah dengan persyaratan tumbuh pertanaman durian, setelah itu diperoleh
hasil akhir dari penelitian yaitu penyajian hasil penelitian termasuk kelas manakah
lahan durian di Kawasan Kebun Buah Mangunan dan mengananlisis rekomendasi
yang tepat untuk menangani kondisi tersebut. Penyajian hasil ini dilakukan agar
informasi lebih mudah disampaikan.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Kawasan Kebun Buah Mangunan
Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Karakteristik dan
Fisiografi Wilayah
Kondisi Eksisting
Lahan Pertanaman
Durian
Persyaratan
Tumbuh
Pertanaman Durian
Analisis Kondisi
Fisiografi Wilayah
Analisis Sampel
Tanah
Evaluasi Lahan
Penyajian Hasil dan Rekomendasi
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Durian (Durio zibhethinus Murr.)
1. Karakteristik Tanaman Durian
Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan buah-buahan tropika
asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Sumber diversifikasi genetik tanaman
durian terletak di Kalimantan dan Sumatera. Di Indonesia tanaman durian
tersebar luas diberbagai daerah dataran rendah sampai ketinggian 600 meter
dpl (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom
Palntae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Malvales, Famili
Bombacaceae, Genus Durio, dan Spesies Durio zibethinus (Budiyanto, 2015).
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, (2015)
menyatakan bahwa tanaman durian berbentuk pohon, berumur panjang
(perenial) dengan tinggi 27 - 40 m, berakar tunggang, batang berkayu dengan
bentuk silindris dan tegak, serta kulit pohon pecah-pecah dan memiliki
permukaan kasar. Pohon durian mempunyai percabangan simpodial,
bercabang banyak, dan arah mendatar. Disamping itu tanaman durian juga
berdaun tunggal, bertangkai pendek yang tersusun berseling (alternate)
dengan permukaan atas berwarna hijau tua - bawah cokelat kekuningan,
bentuk jorong hingga lanset dengan ujung runcing, pangkal membulat
(rotundatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas
mengkilat (nitidus), permukaan bawah buram (opacus). Selain itu tanaman
durian mempunyai bunga yang muncul di batang atau cabang yang sudah
besar, bertangkai, kelopak berbentuk lonceng (campanulatus) - berwarna
putih hingga cokelat keemasan, dan biasanya berbunga sekitar bulan Januari.
Buah durian sendiri memiliki karakteristik bulat atau lonjong dengan panjang
15 - 30 cm, kulit dipenuhi duri-duri tajam dan berwarna coklat keemasan atau
kuning, serta biji berbentuk lonjong dengan ukuran 2 - 6 cm dan berwarna
cokelat. Tanaman durian akan berbuah setelah berumur 5 - 12 tahun yang
diperbanyak secara generatif (biji).
7
2. Syarat Tumbuh Optimal Tanaman Durian
Menurut Ivanastuti (2015) Syarat tumbuh bagi durian yaitu berada
pada curah hujan maksimum berkisar antara 3.000 - 3.500 mm/tahun dan
minimal 1.500 – 3.000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun,
dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus
menerus. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%.
Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan
terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus
dilindungi/dinaungi. Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30° C.
Pada suhu 15° C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila
suhu mencapai 35° C daun akan terbakar.
Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya
bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan
debu sehingga mudah membentuk remah. Tanah yang cocok untuk durian
adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri
warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir,
sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7,
dengan pH optimum 6-6,5. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan
dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan
kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah
terlalu dangkal/dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan
kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang. Pemupukan dilakukan
dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk kimia.
Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan
kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan
pemupukan dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing
selesai untuk mempersiapkan pembungaan. Ketinggian tempat untuk
bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m.dpl. Tetapi ada juga tanaman
durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang
8
kemi-ringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata
(Ivanastuti, 2015).
B. Kesesuaian Lahan
Fagundez (2011) menyatakan bahwa kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kondisi lahan tersebut
dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan
perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian
lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan
tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala.
Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan
dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial
menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-
usaha perbaikan.
C. Kriteria Kesesuaian Tanaman Durian
Lahan sangat mempengaruhi terhadap hasil suatu tanaman sebab dalam
proses produksi tanaman, tanaman dapat memperoleh unsur hara dan kebutuhan
lainnya dari lahan dan lingkungan sekitar, namun kondisi lahan yang dibutuhkan
oleh setiap tanaman berbeda-beda, sebab kondisi fisiologis setiap tanman tidak
selalu sama sehingga setiap tanaman menghendaki kondisi lingkungan yang
berbeda, begitupula dengan tanaman durian yang menghendaki kondisi lahan
tertentu, berikut dalam tabel 1 disajikan kriteria kesuaian lahan untuk tanaman
durian.
Tabel 1. Kriteria Kesesuaian Tanaman Durian
Persyaratan penggunaan/
karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 25 - 28 28 - 32 32 - 35 > 35
22 - 25 20 - 22 < 20
Ketersediaan air (wa)
9
Curah hujan (mm) 2.000 -
3.000
1.750 -
2.000
1.250 -
1.750
< 1.250
3.000 -
3.500
3.000 -
4.000
> 4.000
Kelembaban (%) > 42 36 - 42 30 - 36 < 30
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase baik, sedang agak
terhambat
terhambat,
agak cepat
sangat
terhambat,
cepat
Media perakaran (rc)
Tekstur sedang,
agak halus,
halus
- agak kasar kasar
Bahan kasar (%) < 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Ketebalan (cm), jika ada
sisipan bahan mineral/
pengkayaan
< 140 140 - 200 200 - 400 > 400
Kematangan saprik+ saprik, hemik, fibrik
hemik+ fibrik+
Retensi hara (nr)
KTK tanah (cmol) > 16 ≤ 16
Kejenuhan basa (%) > 35 20 - 35 < 20
pH H2O 5,5 - 7,8 5,0 - 5,5 < 5,0
7,8 - 8,0 > 8,0
C-Organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) < 4 4 - 6 6 – 8 > 8
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) < 15 15 - 20 20 - 25 > 25
Bahaya sulfidik (xs)
10
Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 - 125 60 - 100 < 60
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) < 8 8 - 16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat
rendah
rendah -
sedang
Berat sangat berat
Bahaya banjir (fh)
Genangan F0 - - > F0
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) < 5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) < 5 5 - 15 15 - 25 > 25
Sumber Data : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan
Pertanian (BBSDLP), 2015
Menurut Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007) pembagian kelas
dan definisinya secara kualitatif yaitu sebagai berikut :
1. Kelas S1 : Sangat sesuai (highly suitable). Lahan tidak mempunyai pembatas
yang besar untuk pengelolaan yang diberikan, atau hanya mempunyai
pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan tidak
akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan.
2. Kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai pembatas-
pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang
harus dierapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan
meningkatkan masukan yang diperlukan.
3. Kelas S3 : sesuai marginal (marginally suitable). Lahan mempunyai
pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan
yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan
atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.
4. Kelas N : tidak sesuai (not suitable). Lahan mempunyai pembatas yang sangat
besar, masih memungkinkan diatasi, tetapi tidak dapat diperbaiki dengan
tingkat pengelolaan dan modal normal. Keadaan pembtas sedemikian
besarnya, sehingga mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam jangka
panjang.
11
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
A. Karakteristik Wilayah Studi
1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Penelitian
Secara geografis Kawasan Kebun Buah Mangunan di Dusun
Mangunan, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan koordinat 7°56’25,16” Lintang Selatan dan
110°25’28,72” Bujur Timur serta dengan luas kawasan 23,4 hektar. Kawasan
Kebun Buah Mangunan memiliki batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : Pedukuhan Mangunan
b. Sebelah Utara : Desa Mangunan
c. Sebelah Timur : Pedukuhan Kaligoro
d. Sebelah Selatan : Kecamatan Imogiri
Adapun wilayah studi ditunjukan oleh peta dalam gambar 2.
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Bantul
Sumber : Sistem Informasi Manajemen Kewilayahan Berbasis
Webgis Kabupaten Bantul, 2011
2. Iklim, Topografi, dan Tanah
Kawasan Kebun Buah Mangunan berada di ketinggian 300 m.dpl
dengan kemiringan 44° dan mempunyai tanah yang didominasi oleh lempung,
berwarna merah dan padas.
12
B. Potensi Kecamatan Dlingo sebagai Lahan Budidaya Durian
Kecamatan Dlingo pada umumnya berpotensi sebagai lahan budidaya
durian, sebab kondisi lahan Keacamatan Dlingo sesuai dengan syarat tumbuh
tanaman durian. Tanaman durian menghendaki ketinggian tempat yang tidak lebih
dari 800 m.dpl. sedangkan menurut Pemerintah Kabupaten Bantul Kacamatan
Dlingo (2015) Kecamatan Dlingo memiliki ketinggian 320 m.dpl. disamping itu
juga Kecamatan Dlingo memiliki suhu antara 24° C sampai 32° C, dan tanaman
durian cocok pada suhu rata-rata 20-30° C. Kemudian tanah yang cocok untuk
tanaman durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol, dan Kecamatan Dlingo
menurut Rian Wicaksono dkk. (2013) memiliki jenis tanah mediteran dan latosol,
namun dengan demikian tanaman durian tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo
dan bahkan selama ini Kecamatan Dlingo merupakan kecamtan yang cukup
dikenal sebagai penghasil durian di Kabupaten Bantul.
13
IV. TATA CARA PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai
Februari 2016 di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
B. Metode Penelitian dan Analisis Data
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode survei. Survei
menurut Webster adalah belajar secara menyeluruh (general study), belajar
secara komprehensif atau pengujian (Tatat, 1992). Masri Singarimbun (1989)
menyatakan bahwa metode penelitian survei dibatasi pada penelitian yang
datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh
populasi.
2. Metode Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi observasi dengan cara purposive. Purposive adalah suatu
teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas
pertimbangan–pertimbangan tertentu (Antara, 2009 dalam Sugaepi, 2013)
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu di lahan kebun durian di
Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, pemilihan
lokasi ini sengaja dipilih berdasar tujuan penelitian yaitu evaluasi kesesuaian
lahan bagi pertanaman durian di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo
Kabupaten Bantul dan penetapan karakteristik lahannya. Lokasi yang dipilih
ditunjukkan dalam Gambar 3.
14
Gambar 3. Peta Lahan Kebun Buah Mangunan
Sumber : Administrasi Kebun Buah Mangunan, 2015
3. Metode Penentuan Sampel Tanah
Sampel tanah diambil dari beberapa titik lahan yang ditentukan dengan
cara komposit pada kawasan ditanami durian untuk selanjutnya dianalisis di
Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UMY. Masri Singarimbun (1989)
menyatakan bahwa sampel yang diambil harus memiliki sifat dapat
menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang
diteliti.
Menurut Nurliasari (2006) dalam Rosdiana Rachma (2015) ada dua
macam pengambilan contoh tanah untuk dilakukan analisis di laboratorium,
yaitu :
a. Contoh tanah tidak asli
Contoh tanah tidak asli (disturbed samples) diambil tanpa adanya
usaha-usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli dari tanah
tersebut. Contoh-contoh ini biasanya dibawa ke laboratorium dalam tempat
tertutup (kaleng atau kantong plastik) sehingga kadar airnya tidak berubah.
15
Bilamana tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan contoh-contoh
tersebut pada kadar airnya yang asli, maka contoh-contoh ini dapat diambil
terbuka. Contoh tanah tidak asli ini dapat dipakai untuk segala analisis yang
tidak memerlukan contoh asli (undisturbed samples), seperti ukuran
butiran, batas-batas konsistensi, dan pemadatan.
b. Contoh tanah asli
Contoh tanah asli (undisturbed samples) adalah suatu contoh tanah
yang masih menunjukan sifat-sifat asli, seperti struktur, kadar air (water
content), susunan kimia dan pori-pori yang ada pada tanah. Contoh yang
benar-benar asli (trully undisturbed samples) tidaklah mungkin diperoleh,
tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara
pengamatan yang tepat, maka kerusakan terhadap contoh bisa dibatasi
sekecil mungkin. Contoh tanah asli dapat diambil dengan memakai tabung
contoh (samples tubes).
Pada penelitian ini sampel tanah yang diambil akan digunakan untuk
analisis kesuburan tanah di laboratorium sebagaimana disajikan dalam Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Macam Analisis Kesuburan Tanah
No Faktor Analisis Metode/Cara
1 Tekstur Pipet
2 KTK tanah Kolorimetri (Biru Indofenol)
3 Kejenuhan Basa Kolorimetri (Biru Indofenol)
4 pH tanah pH meter
5 C-Organik Walkley and Black
6 Kadar N Kjeldahl
7 Kadar P Pengekstrak HCl 25 %
8 Kadar K Pengekstrak HCl 25 %
4. Analisis Data
Lahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tanah mineral
sehingga tidak semua karakteristik lahan yang terdapat pada tabel 1 dianalisis,
oleh karena itu data yang dapat diperoleh dari karakteristik dan fisiografi
16
wilayah berupa data tempertur rerata, curah hujan, kelembaban, kedalaman
tanah, drainase tanah, batuan dipermukaan dan singkapan batuan, bahan kasar,
sedangkan untuk data kondisi eksisting lahan pertanaman durian diperoleh
dari analisis kesuburan tanah di laboratorium yang tersaji dalam tabel 2 berupa
tekstur tanah, KTK tanah, kejenuhan basa, pH tanah, C-Organik, kadar N,
kadar P, dan kadar K. Dengan demikian analisis data yang akan digunakan
pada penelitian ini yaitu dengan cara mencocokkan serta mengevaluasi data
karakteristik lahan yang meliputi hasil analisis kondisi fisiografi wilayah dan
analisis sampel tanah atau kesuburan tanah (tabel 2) dengan kriteria
kesesuaian lahan tanaman durian yang tersaji dalam tabel 1, sehingga dapat
diperoleh kelas kesesuaian lahan durian di kawasan Kebun Buah Mangunan.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung, dan data sekunder
yang berasal dari studi pustaka atau literatur. Berikut data yang akan digunakan
dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3. Jenis Data Penelitian
No Jenis Data Sumber
1 Peta Administrasi Kebun Buah Mangunan
2 Iklim BMKG
3 Kesuburan tanah Hasil analisis data primer
D. Luaran Penelitian
Luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini yaitu berupa laporan
penelitian dan naskah akademik yang akan dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.
17
E. Jadual Penelitian
No Kegiatan Bulan
Novemb
er 2015
Desemb
er 2015
Januari
2016
Februar
i 2016
Maret
2016
1 Survei lokasi
2 Pengambilan data
a. Kondisi fisik wilayah
b. Bentuk lahan
c. Karakteristik lahan
d. Kualitas Lahan
e. Syarat tumbuh tanaman
durian
3 Pengolahan dan analisis data
a. Tingkat kesesuaian lahan
b. Tabel kesesuaian lahan
4 Laporan dan seminar hasil
penelitian
18
DAFTAR PUSTAKA
Administrasi Kebun Buah Mangunan. 2015. Peta Lahan Kebun Buah
(Alokasi/Penempatan Tanaman). CV Cipta Andika. Bantul, D.I.
Yogyakarta
Alamtani. 2015. Membuat Media Tanam Sayuran dalam Polybag.
http://alamtani.com/media-tanam-sayuran-polybag.html. Diakses
tanggal 8 April 2015
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. 2015.
Kriteria Durian (Durio zibethinus MURR).
http://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ kriteria/durian. Diakses tanggal
25 Maret 2015
Berita Jateng. 2014. Hortikultura Kebun Buah Mangunan akan di Audit.
http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari-ini/hortikultura-
kebun-buah-mangunan-akan-di-audit/6158. Diakses tanga 27 Februari
2015
Budiyanto. 2015. Klasifikasi Durian.
http://www.biologionline.info/2013/09/klasifikasi-durian.html.
Diakses tanggal 8 Mei 2015
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka. 2015. Durian (Durio
zibethinus).
http://distan.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&vie
w=article&id=90:durian&catid=19:tanaman-hortikultura&Itemid=31.
Diakses tanggal 8 Mei 2015
Erfanto Linangkung. 2015. Kebun Buah Mangunan Belum Berkontribusi ke PAD.
http://www.koran-sindo.com/read/950345/151/kebun-buah-
mangunan-belum-berkontribusi-ke-pad-1421208162. Diakses tanggal
28 Februari 2015
Fagundez, 2011. Konsep Evaluasi Kesesuaian Lahan.
https://lukalama.wordpress.com/2011/11/11/konsep-evaluasi-
kesesuaian-lahan/. Diakses tanggal 8 April 2015
Gunawan Budiyanto. 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. Lembaga Penelitian,
Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta. 253 halaman
Ivanastuti. 2015. Makalah Syarat Tumbuh Tanaman.
http://www.academia.edu/5903659/Makalah_syarat_tumbuh_tanaman
. Diakses tanggal 4 April 2015
Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.
Munawaroh, S. 2013. Agrowisata Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Bantul
Yogyakarta.
http://www.bpadjogja.info/file/Agrowisata_Buah_Mangunan.pdf.
Diakses tanggal 27 Februari 2015
Nurbani. 2012. Durian Lai.
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_conte
nt&view=article&id=182:durian-lai-durio-kutejensis-hassk-
becc&catid=26:lain&Itemid=59. Diakses tanggal 8 Mei 2015
19
Pemerintah Kabupaten Bantul. 2015. Data Pokok Pembangunan Sumberdaya
Alam Obyek Wisata.
http://www.bantulkab.go.id/datapokok/0702_obyek_wisata.html.
Diakses tanggal 27 Februari 2015
Pemerintah Kabupaten Bantul Kecamatan Dlingo. 2015. Profil Kecamatan.
http://kec-dlingo.bantulkab.go.id/hal/profil-kecamatan. Diakses
tanggal 15 Juni 2015
Rian Wicaksono, Imam Susila, Muhammad Badri, Burhan Arif Gunawan, dan
Wisnu Kuntoro Aji. 2013. Masalah Pemeliharaan Tanaman Durian
Secara Monokultur di Kabupaten Sukabumi dan Pekarangan di
Kabupaten Bantul. http://imamssl.blogspot.com/2013/11/makalah-
problematika-tanaman-durian.html?view=classic. Diakses tanggal 15
Juni 2015
Rosdiana Rachma Ginanjarsari. 2015. Kajian Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Tebu (Sacharum officinarum L.) di Kecamatan Kasihan Kabupaten
Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Sistem Informasi Manajemen Kewilayahan Berbasis Webgis Kabupaten Bantul.
2011. Peta RTRW-Administrasi.
http://kewilayahan.bantulkab.go.id/rtrw.php?mod=1. Diakses tanggal
7 Mei 2015
Sugaepi. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point of Reward dan Sikap
Demokratis terhadap Hasil Belajar Peserta Dididk dalam Mata
Pelajaran PKN. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Sukamertayasa, I. K. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Durian Monthong di Desa Beraban Kecamatan Balinggi Kabupaten
Parigi Moutong. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Tadulako.
Palu
Tahtia Sarsmi Astungkara. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan
Kuantitatif Pertanaman Padi Sawah Irigasi Kelompok Tani Mekar
Desa Tulung Balak Kecamatan Batnghari Nuban Kabupaten Lampung
Timur. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Tatat Sutarman Abdullah. 1992. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar
Swadaya. Jakarta. 273 Halaman
Tika. 2013. Panen Durian di Kebun Buah Mangunan Menurun.
http://jogja.antaranews.com/berita/308260/panen-durian-di-kebun-
buah-mangunan-menurun. Diakses tanggal 28 Februari 2015