KAJIAN KAPASITAS SUNGAI BAWAH TANAH DAN …eprints.ums.ac.id/60153/18/naspub.pdfdari Sularso 1987....
Transcript of KAJIAN KAPASITAS SUNGAI BAWAH TANAH DAN …eprints.ums.ac.id/60153/18/naspub.pdfdari Sularso 1987....
KAJIAN KAPASITAS SUNGAI BAWAH TANAH DAN TAMPUNGAN AIR HUJAN
UNTUK KEBUTUHAN AIR BAKU WARGA DESA CANDI, KECAMATAN PRINGKUKU,
PACITAN JAWA TIMUR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Oleh:
ERWYN KUSUMA PRADANA
D 100 110 028
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
ii
1
KAJIAN KAPASITAS SUNGAI BAWAH TANAH DAN TAMPUNGAN AIR HUJAN
UNTUK KEBUTUHAN AIR BAKU WARGA DESA CANDI, KECAMATAN PRINGKUKU,
PACITAN JAWA TIMUR
Abstrak
Air merupakan kebutuhan pokok setiap makhluk hidup. Di daerah karst sering kali terjadi kekeringan pada saat musim kemarau. Pemanfaatan air di wilayah karst sangat kurang maksimal karena medan yang sangat sulit dan juga resiko yang tinggi. Oleh karena itu kajian potensi sungai bawah tanah dan memanen air hujan dengan metode rainwater harvesting dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya air yang tersedia di daerah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuantitaif. Data yang digunakan antara lain meliputi : debit air goa, data hujan, jumlah penduduk, peta goa, peta RBI. Perhitungan debit air sungai bawah tanah menggunakan metode tampung, perhitungan hujan kawasan dengan menggunakan Metode Rerata Aritmatik, perhitungan intensistas hujan menggunakan rumus Mononbe dan analisa pompa menggunakan rumus dari Sularso 1987. Berdasarkan hasil analisa didapatkan, desain storage adalah berukuran 5m x 5m x 3m dengan kapasitas 75 m3 dan luas tangakapan air hujan 49 m2. Volume suplay air hujan yang terpanen adalah 58,2 m3/tahun, volume sungai bawah tanah yang bisa diangkat adalah 21611,6 m3/tahun. Total dari kedua suplesi adalah 21669,8 m3/tahun. Sedangkan pertumbuhan masyarakat adalah 0,31 % per tahun dengan kebutuhan air baku mencapai 105353,6 m3/tahun. Artinya dari hasil pemanfaatan air baku hanya mampu melayani sekitar 21 % dari total kebutuhan.
Kata Kunci: Tangki PAH, Air Hujan, Sungai Bawah Tanah, Pompa Setrifugal. Luweng Plente
Abstract
Water is the basic necessity of every living being. In karst areas, dryness because of dry season found in many time. Water utilization in karst area is less to the maximum effort because of terrain is difficult, also thats have some high risk condition. Therefore this study are for bring the water up to the ground from underground river is by rainwater harvesting method, this is for make maximum effort to get the potential of water resources available in that area. The research method used is quantitative. The data used among some parameters there are: discharge of water cave, rain data, population, map of cave, RBI map. Calculation for discharge of water cave of underground river is using Harvesting Method, calculation of how often that rain is using Arthmatic Average Method, calculation of the rain intensity is using Mononbe Formula, and calculation of pump is using Sularso Formula 1987. Based from the analysis results, obtained storage design is 5m x 5m x 3m with capacity 75 m3 and 49 m2 of calculation area. The volume of rainwater got is 58.2 m3/year, the volume of underground rivers can be lifted is 21611.6 m3/year. The total of the two supply is 21669.8 m3/year. While the growth of population is 0.31% every single year with the requirement of fresh water are reaches about 105353,6 m3/year. It means that the fresh cant be served about 21% from the total requirement. Keywords : PAH Tank, Rain Water, Underground River, Setrifugal Pump, Plente Cave
2
1. PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup dalam menunjang kehidupan di bumi. Sangat
benar jika ada yang mengakatakan air juga salah satu sumber kehidupan. Tidak hanya manusia,
tanaman dan hewan sekalipun juga sangat membutuhkan air tersebut untuk bertahan hidup.
Desa Candi Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan Jawa Timur terletak di Pacitan bagian
barat yang merupakan kawasan karst, karena geomorfologi daerah Pacitan barat dicirikan dengan
pegunungan kecil yang terdiri dari batuan gamping. Daerah ini sering disebut sebagai karst Gunung
Sewu. Dimana daerah karst tersebut merupakan lahan kering, karena air hujan yang jatuh langsung
terserap cepat masuk ke dalam tanah. Usaha masyarakat dan pemerintah di daerah tersebut dalam
mendapatkan air adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber mata air yang tersedia secara alami
dan juga memanfaatkan saluran air dari PDAM. Dengan memanfaatkan dua sumber air yang berasal
dari dua sungai yaitu sumber Sungai Maron dan sumber Sungai Barong. Akan tetapi usaha tersebut
masih sangat kurang maksimal untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari hari, apalagi
pada saat musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan kedua sumber tersebut harus melayani empat
Kecamatan yaitu Pacitan Punung, Pringkuku, dan Donorojo.
Pada penelitian kali ini akan mencoba memanfaatkan dua sumber air yang berbeda yaitu
pemanfaatan sumber air sungai bawah tanah Luweng Plente dan suplay tampungan air hujan yang
dapat dimanfaatkan. Yang mana nanti akan ditentukan dimensi bak tampungan air dan luas atap yang
digunakan untuk menyuplay air dari hujan.
2. METODE
Data yang digunakan dalah analisa dan perhitungan adalah data hujan, data ketersediaan debit
sungai bawah tanah, peta topografi serta pertumbuhan masyarakat Desa Candi, Kecamatan
Peringkuku Kabupaten Pacitan. Data hujan diolah menggunakan metode Rerata Al-Jabar guna
mengetahui besarnya air yang terpanen. Selanjutnaya pengambilan debit air sungai bawah tanah
dilakukan dengan metode tampung selama empat bulan pada saat puncak musim kemarau dan puncak
musim penghujan. Selanjutnya dilakukan pemetaan lorong dan elevasi goa guna menghitung
spesifikasi pompa yang akan digunakan. Untuk mengetahui kebutuhan air baku penduduk sesuai
dengan kriteria perencanaan air bersih Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Curah Hujan
Dari pengolahan tiga stasiun hujan punung, pringkuku dan pacitan dengan metode Rerata Al-
Jabar maka didapatkan curah hujan rata-rata. Perhitungan curah hujan andalan dilakukan dengan cara
mengurutkan peringkat curah hujan bulanan dari nilai terkecil hingga yang terbesar, lalu menentukan
3
peluang dari nomer urutan peringkat data hujan yang sudah diurutkan. Perhitungan menggunakan
rumus Weibull dengan peluang 90 %. Selanjutnya hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 1.
P% = �
��� × 100% .......................... (1)
Tabel 1. Hujan Rerata Kawasan
Tahun
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop
Des
Tahunan
Total mm/thn
2005 302 299 191 163 7,7 67 114 3,7 32 0,7 381 499 2061
2006 462 360 364 306 122 24 2,3 0 0 181 148 649 2620
2007 302 475 346 106 18 7,67 0 0 0 98 229 588 2170
2009 308 578 60 162 90 73 59 7 16 127 318 212 2009
2010 220 186 270 261 334 123 126 16 395 167 161 121 2382
2011 434 433 338 233 165
5,667 6 0 0 25 181 463 2286
2012 437 404 488 164 109
0,333 9,3 4 11 55 283 379 2345
2013 609 131 196 157 139
484,3 209 0 2,7 24 211 531 2693
2014 486 115 106 123 26
130,7 155 21 0 5,7 284 548 2001
2015 326
256,7 393 376 60
13,17 0 4 0 1 119 197 1746
Max 609
578,6 488 376 334
484,3 209
20,8 395 181 381 649 2693,3
Rerata
389 324 275 205 107
92,92
68,1
5,58
45,6
68,6 231 419 2231,3
Min 220 115
60,3
106,3
7,67
0,333 0 0 0
0,67 119 121 1745,8
3.1.1 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Tabel 2. Hujan Hujan Maksimum
No. Tahun
Curah Hujan hujan max
Sta. Sta. Sta.
Punung Pringkuku Pacitan
1 2005 125 123 138 128,7
2 2006 189 155 218 187,3
3 2007 112 95 127 111,3
4 2009 156 165 137 152,7
5 2010 80 98 81 86,3
6 2011 112 130 110 117,3
4
7 2012 90 123 96 103,0
8 2013 110 156 145 137,0
9 2014 110 150 145 135,0
10 2015 62 68 98 76,0
Uji kecocokan distribusi frekuensi sampel data terhadap fungsi peluang yang diperkirakan
dapat menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan parameter yaitu metode
Uji Chi Kuadrat. Dari Tabel 2. Setelah dianalisa uji Chi Kuadrat maka didapatkan hasil yang tertera
pada Tabel 3 dengan hasil X2 Cr hasil hitungan 2,0000 < 5,9910 X2 Cr tabel. Data-data curah hujan
tersebut yang sudah diolah sudah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Persamaan yang digunakan
adalah
x2 = ∑(�����)�
�� ................................................................................................................(2)
Tabel 3. Uji sebaran Chi Kuadrat hasil hitungan
No Kemungkinan Jumlah Data
(Oi-Ei)2 ((Oi-Ei)2)
Ef Of Ei
1 1,832 < X < 1,930 2 1 1 0,5000
2 1,930 < X < 2,028 2 2 0 0,0000
3 2,028 < X < 2,126 2 3 1 0,5000
4 2,126 < X < 2,224 2 3 1 0,5000
5 2,224 < X < 2,322 2 1 1 0,5000
Jumlah 10 10 2,0000
Tabel 4. Pemilihan Jenis Distribusi Kemungkinan Teoritis
Distribusi Syarat Hasil
Hitungan Keterangan
Normal Cs ≈ 0 Cs = 0,49 tidak sesuai CK ≈ 3 CK = 4,37
Gumbel Tipe I Cs ≈ 1.1396 Cs = 0,49 tidak sesuai CK ≈ 5.4002 CK = 4,37
Log Pearson Tipe III Selain syarat di atas;
- sesuai Cs dan CK bebas
Dari hasil perhitungan menurut Tabel 4, jenis sebaran yang dipakai adalah Log Pearson III
karena di anggap sesuai dengan persyaratan.
3.1.2 Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Log Pearson Type
Analisa ini merupakan analisa statistik penafsiran hujan, dalam perhitungan hidrologi
digunakan untuk menentukan terjadinya periode ulang hujan pada periode tertentu. Untuk mendekati
kebenaran dalam perhitungan ini maka digunakan teori pendekatan dengan teori peluang.
Berdasarkan tabel 4 dari ketiga metode yang memenuhi syarat adalah adalah Log Pearson Tipe III.
5
Langkah langkah yang digunakan untuk mengitung kurva distribusi ini adalah dengan
menentukan logaritma dari semua nilai varian X data curah hujan maksimal rata rata
Dengan menggunakan pers 3 maka didapatkan hasil pada Tabel 6.
Xtr = x + K . Sx (3)
Tabel 5. Prhitungan Curah Hujan Rencana
T (tahun) K x Sx Xtr (mm)
1,0101 -2,447 2,0779 0,11573 62,33
1,25 -0,832 2,0779 0,11573 95,85
2 0,027 2,0779 0,11573 120,52
5 0,849 2,0779 0,11573 150,00
10 1,262 2,0779 0,11573 167,47
25 1,692 2,0779 0,11573 187,80
Tabel 6. Hasil Perhitungan Hujan Rencana Log Person
Periode Ulang
T (tahun)
Curah Hujan rencana
(mm)
1,0101 62,33
1,25 95,85
2 120,52
5 150,00
10 167,47
25 187,80
3.1.3 Perhitungan Intensitas Hujan
Perhitungan intensitas curah hujan pada penelitian ini digunakan metode Mononobe. Hasil
perhitungan dapat di lihat pada Gambar 1. Yang menjelaskan hubungan besarnya waktu konsentrasi
dengan curah hujan. Maka dengan hitungan menggunakan persamaan 4. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 7.
I = ���
�� �
��
�� �/� (4)
Tabel 7. Intensitas Curah Hujan (mm/jam) Rumus Mononobe.
t Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
(menit) I 1,01 I 1,25 I 2 I 5 I10 I25
a b c d e f g
30 34,300 52,748 66,323 82,547 92,161 103,350
45 26,175 40,254 50,614 62,995 70,332 78,871
60 21,607 33,229 41,781 52,001 58,058 65,106
75 18,621 28,636 36,005 44,813 50,033 56,107
90 16,490 25,358 31,885 39,685 44,306 49,685
6
a b c d e f g
105 14,879 22,882 28,771 35,809 39,979 44,833
120 13,612 20,933 26,320 32,759 36,574 41,014
135 12,584 19,352 24,332 30,285 33,812 37,917
150 11,730 18,039 22,682 28,231 31,519 35,345
165 11,008 16,929 21,286 26,493 29,578 33,169
180 10,388 15,975 20,086 25,000 27,911 31,300
195 9,848 15,145 19,042 23,701 26,461 29,673
210 9,373 14,415 18,124 22,558 25,185 28,243
240 8,575 13,187 16,581 20,637 23,040 25,837
255 8,235 12,665 15,924 19,819 22,128 24,814
270 7,927 12,191 15,329 19,078 21,300 23,886
285 7,647 11,759 14,786 18,403 20,546 23,041
300 7,390 11,364 14,289 17,784 19,856 22,266
Gambar 1. Grafik intensitas hujan Metode Mononobe
3.2 Prediksi Ketersediaan Air Goa Dengan Curah Hujan
Hasil pengukuran ketersediaan debit air di Luweng Plente selama empat bulan pada puncak
bulan kering dan puncak bulan basah bisa dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar
Bulan
Jumlah Hari
lt/mnt lt/jam lt/hari m3/hari m3/bulan
survey 1 Agustus 31 84,82897 5089,738 122153,7 122,1537 3786,765 survey 2 Oktober 31 93,45104 5607,062 134569,5 134,5695 4171,654
survey 3 November 30 2319,282 139156,9 3339765 3339,765 100193 survey 4 Desember 31 1347,40 80843,96 1940255 1940,255 60147,9
Karena keterbaasaan waktu dalam pengambilan data maka untuk memprediksi ketersediaan
debit air Qgoa selama 12 bulan digunakan metode pendekatan. metode yang digunakan salah satunya
adalah metode Regresi Linier Sederhana. X adalah parameter dari curah hujan dan Y adalah
parameter dari ketersediaan air goa. Dengan menggunakan persamaan regresi tersebut, maka dapat
0
100
200
0 50 100 150 200 250Inte
nsi
tas
(mm
/ja
m)
Waktu Konsentrasi (menit)
Grafik Intensitas Curah Hujan Metode Mononobe
Tahun 1,0101 Tahun 1,25
7
diprediksi untuk ketersediaan air sungai bawah tanah luweng plente hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 9.
Y = a + bx (4)
Tabel 9. Ketersediaan Debit Air Goa Bulanan Metode Regresi Linier
Bulan
Curah Hujan Rerata
Bulanan (mm/bln)
Presentasi Hujan Dan
Q Goa
Regresi linier
(liter/detik)
Jan 388,6 93% 29,90 Peb 324,1 77% 25,59
Mar 275,4 66% 22,33 Apr 205,0 49% 17,62
Mei 107,0 26% 11,06 Jun 92,9 22% 10,12
Jul 68,1 16% 8,46 Ags 5,6 1% 1,41 Sep 45,6 11% 6,95 Okt 68,6 16% 1,56 Nop 231,4 55% 38,65 Des 418,8 100% 22,46
Gambar 2. Grafik Regresi Linier
3.3 Perhitungan Pompa Air
Dari data pengamatan dan perencanaan di lapangan untuk menghitung head pompa air jenis
sentripugal didapatkan :
Q = 84,6 liter/menit = 0,084 m3/menit = 5,08 m3/jam
H1 = 28 m
H2 = 90 m
L1 = 275 m
29.925.6
22.317.6
11.1 10.1 8.5
1.4
6.9
1.6
38.7
22.5
0.05.0
10.015.020.025.030.035.040.045.0
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Q g
oa l
/dt
Grafik Regresi Linier
Qgoa
8
L2 = 559 m
Dengan menggunakan Rumus (Haruo Tahara, 1983) dapat dihitung kebutuhan pompa air 1 dan
2.
3.3.1 Menghitung Pompa Dari Goa Ke Bak Ke 1
∑ hf tampak atas dan ∑ hf tampak samping yaitu 0,051 + 0,057 = 0,108 m. Dengan demikian
h1 nilai kerugian head dapat diketahui = 3,88 + 0,108 = 4,908 m.
Maka selanjutnya total head dapat dihitung menggunakan persamaan 5
H = hsat + ∆hp + h1+ (Vd2/2g) (5)
H = 27,5 + 0 + 4,908 + (0,69072/2 x 9,8 )
H = 32,622 meter.
H untuk overhead 15 % = 35,89 ≈ 36 meter.
Selanjutny spesifikasi pompa 1 yang dibutuhkan seperti pada gambar 3
Gambar 3. Katalog Spesifikasi Pompa 1
Dengan spesifikasi sebagai berikut.
Diameter hisap = 1 inchi
Diameter dorong = 1 inchi
Perfoma / frekuensi = 3450 rpm / 60 HZ
Daya motor = 1,1 Kw
3.3.2 Menghitung Kapsitas Pompa Dari Bak 1 ke bak 2
Dengan menggunakan persamaaan yang sapa dengan hitungan pompa 1 maka total hf = 8,3305
m. Maka head ( H ) total dapat dihitung. Selanjutnya total head dapat dihitung menggunakan
persamaan 5
H = 90 + 0 + 8,4659 + (0,69072/2 x 9,8 )
H = 98,35 meter. = 100 m
9
H untuk overhead 15 % = 115 meter
Selanjutnya spesifikasi pompa 2 yang dibutuhkan seperti pada gambar 4
Gambar 4. Sepesifikasi Pompa 2
Dengan spesifikasi sebagai berikut.
Diameter hisap = 2 inchi
Diameter dorong = 1 inchi
Perfoma / frekuensi = 3450 rpm / 60 HZ
Daya motor = 9,2 Kw
3.4 Analisa Jumlah Pertumbuhan Penduduk Proyeksi Geometrik.
Perhitungan penduduk diproyeksikan selama 10 tahun kedepan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung pertumbuhan adalah persamaan 6. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 10.
Pn = Po ( 1 + r )n (6)
Tabel 10. Perhitungan Proyeksi Penduduk Tahun 2018- 2028
No Tahun n
Metode Geometrik
Pn=3597(1+0,003)n
(jiwa)
1 2018 1 3607,8
2 2019 2 3618,6
3 2020 3 3629,5 4 2021 4 3640,4
5 2022 5 3651,3
6 2023 6 3662,2
7 2024 7 3673,2
8 2025 8 3684,2 9 2026 9 3695,3
10 2027 10 3706,4
11 2028 11 3717,5
10
Grafik 5. Pertumbuhan Penduduk Desa Candi Tahun 2018-2028
Dari analisis Geometrik didapat jumlah penduduk Desa Candi pada tahun 2028 berjumlah 3718 jiwa
( proyeksi 10 tahun). Sesuai dengan ketentuan tabel Kriteria Perencanaan Air Bersih termasuk
kategori kota kecil karena kurang dari 35.000 Jiwa.
3.5 Jumlah Kebutuhan Air
Sesuai dengan tabel Kriteria Perencanaan Air Bersih penduduk Desa Candi dengan kebutuhan air
baku sebesar 80 liter/orang/hari. Pada perhitungan ini digunakan persamaan :
Tabel 11. Jumlah Kebutuhan Air Baku
No Tahun Jumlah Konsumsi Jumlah Jumlah
penduduk (jiwa)
air rata rata (liter)
lt/hari m3/hari
1 2018 3608 80 288640 288,64 2 2019 3619 80 289520 289,52 3 2020 3630 80 290400 290,4 4 2021 3641 80 291280 291,28 5 2022 3652 80 292160 292,16 6 2023 3663 80 293040 293,04 7 2024 3674 80 293920 293,92 8 2025 3685 80 294800 294,8 9 2026 3696 80 295680 295,68
10 2027 3707 80 296560 296,56 11 2028 3718 80 297440 297,44
3.6 Analisa Bak Air ( Storage )
Pada analisa volume tampungan air (storage) harus bisa memenuhi suplai dari sumber air goa
ataupun dari ketersediaan air hujan. Pompa direncanakan bekerja selama 12 jam dalam sehari. Q =
0,084 m3/menit= 5,04 m3/jam = 61 m3/hari. Selanjutnya hasil perhitungan bisa dilihat pada Tabel 12.
Tabel 13, dan Tabel 14
3560.03580.03600.03620.03640.03660.03680.03700.03720.03740.0
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Perhitungan Proyeki Penduduk Desa Candi Tahun 2018 s/d 2028
Metode Geometrik
11
Tabel 12. Suplesi Volume Air Dari Pompa
Bulan Jumlah
hari
Inflow pompa
(m3/det)
Inflow pompa m3/hari
Inflow pompa
m3/bulan
Januari 31 5,08 61,0 1889,8
Februari 28 5,08 61,0 1706,9 Maret 31 5,08 61,0 1889,8
April 30 5,08 61,0 1828,8 Mei 31 5,08 61,0 1889,8
Juni 30 5,08 61,0 1828,8 Juli 31 5,08 61,0 1889,8
Agustus 31 5,08 61,0 1889,8 September 30 5,08 61,0 1828,8
Oktober 31 5,08 61,0 1889,8 November 30 5,08 61,0 1828,8
Desember 31 5,08 61,0 1889,8 Jumlah 22250,4
Tabel 13. Suplesi Air Hujan Yang Terpanen
Bulan Hujan rata- rata bulanan (mm)
Koef (K) atap
Luas Tangkapan
(m2)
Volume Air PAH
(liter)
volume air (m3/bulan)
Januari 302 0,95 49 14058,1 14,1
Februari 186 0,95 49 8673,8 8,7 Maret 191 0,95 49 8906,6 8,9
April 157 0,95 49 7292,8 7,3 Mei 26 0,95 49 1194,8 1,2
Juni 8 0,95 49 356,9 0,4 Juli 2 0,95 49 108,6 0,1
Agustus 0 0,95 49 0,0 0,0 September 0 0,95 49 0,0 0,0
Oktober 6 0,95 49 263,8 0,3 November 161 0,95 49 7494,6 7,5
Desember 212 0,95 49 9853,1 9,9 jumlah 1250 58203,0 58,2
Dari tabel Untuk menampung volume air sebesar 59,2 ≈ 60 m3/hari maka diperlukan agar bisa
menampung kedua inflow atau suplesi air tersebut maka dibutuhkan volume dengan ukuran : Panjang
x Lebar x Tinggi = 5 x 5 x 3 = 75 m3
Perhitungan Q total adalah penjumlahan deari kedua suplesi yaitu Q pompa dan Q air hujan
terpanen. Dengan perhitungan tersebut, maka volume total air yang bisa di maknfaatkan adalah pada
tabel 14.
12
Tabel 14. Suplesi Total
Bulan Suplai Air
Hujan (m3)
Suplai Pompa (m3)
Total Suplai (m3)
Januari 14,1 1835,51 1849,6 Februari 8,7 1657,88 1666,6
Maret 8,9 1835,51 1844,4 April 7,3 1776,3 1783,6
Mei 1,2 1835,51 1836,7 Juni 0,4 1776,3 1776,7
Juli 0,1 1835,51 1835,6 Agustus 0,0 1835,51 1835,5
September 0,0 1776,3 1776,3 Oktober 0,3 1835,51 1835,8
November 7,5 1776,3 1783,8 Desember 9,9 1835,51 1845,4
jumlah 58,2 21611,6 21669,8
Maka volume tampungan cukup untuk menampung volume air selama sehari jika hujan
maksimal terjadi.
Gambar VI.19 Storage dan luas tangakapn air hujan
4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hasil analisa kajian kapasitas sungai bawah tanah Luweng Plente dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Potensi air goa bawah tanah yang bisa dimanfaatkan adalah 1,41 liter/detik pada bulan Agustus
yang merupakan debit minimal pada bulan kering.
2. Jumlah volume air hujan yang terpanen adalah sekiar 58,2 m3/tahun
13
3. Kapasitas pompa yang digunakan adalah pompa sentripugal perfoma 3450 rpm. Diameter hisap 2
inchi untuk pompa 1 dengan tipe NM 3/CE 60 dengan daya 1,1 Kw dan 2 seri NMD 32/210 dengan
daya 9,2 Kw.
4. Ukuran storage yang didapatkan adalah 75 m3 dengan ukuran 5m x 5m x 3m. Luas penagkap hujan
45 m2. Dan hanya bisa melayani sebesar 21 % dari total kebutuhan air baku.
4.2 SARAN
Agar penelitian lebih sempurna, maka penulis menyarankan beberapa perbaikan pada
penelitian selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik, antara lain :
1. Perlu diadakan pengukuran debit sungai bawah tanah dengan metode yang lain agar mendapatkan
data lapangan yang lebih maksimal.
2. Penggunaan alat serta jumlah surveyor akan sangat menentukan keakuratan data primer yang akan
dikaji.
3. Perlu diadakanya penelitian dan kajian lebih lanjut tentang pemanfaatan sungai bawah tanah, serta
dampak dari pemanfaatan tersebut.
PERSANTUNAN
Ucapan puji syukur alhamdulillah peneliti disampaikan kepada Allah SWT. Atas berkah rahmat dan
ridhonya yang diberikan dan kasih sayangNya sehingga penelitian berjalan lancar. Do’a dan
dukungan dari kedua orang tua, kakek nenek dan saudara yang tidak pernah putus diberikan. Terima
kasih disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kota Pacitan, kepada perangkat Desa Pringkuku dan
Candi atas dukungan dan kerjasamanya selama melakukan penenlitian di lapangan. Terima kasih
kepada Jaji Abdurrosyid, S.T., M.T, Kuswartomo, S.T., M.T dan Ir. Achmad Karim Fatchan, M.T,
yang membimbing dan memberi masukan serta arahan dalam penelitian ini. Terimakasih kepada
Keluarga UKM DINAMIK FT.UMS yang ikut mendukung selama proses pengambilan data
penelitian demi Terima kasih teman-teman mahasiswa dan alumni Teknik Sipil UMS.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Ilham Suhardjono dan Andre Primantyo H, 2016. Pemanfaatan Sistem Pemanenan Air Hujan (Rainwater Harvesting System) Di Perumahan Bone Biru Indah Permai Kota Watampone Dalam Rangka Penerapan Sistem Drainase Berkelanjutan, Universitas Brawijaya. Malang.
Anonim. 1997. Pengembangan Sumber Daya Air ( PSDA ). Jakarta: Universitas Gunadarma .
Daullay, Nurhamimah dan Terunajaya, 2015. Penelitianya Pemanenan Air Hujan ( Rain Water Harvesting ) Sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air Di Rumah Tangga. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Ford, Williams, 1992. Karst Hydrology And Gemorphology. India: Thomson Digital
Hadihardjaja, Joetata,1997. Pengembangan Sumber Daya Air. Gunadarma: Jakarta.
14
Handayani, Astri, 2007. Analisis Potensi Sungai Bawah Tanah Di Goa Seropan Dan Goa Semuluh Yntuk Pendataan Sumberdaya Air Kawasan Karst Di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul. DIY: Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Harto, Sri, 2000. Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian, Nafiri: Jogjakarta
Khaerudin, Dian Noorvy, Wahyu Diah Proboroni dan Galih Damar Pandulu, 2013. Efisiensi Pembangunan Penampungan Airhujan. PAH. Terhadap Pemanfaatan Airkomersil dan Drainase Pada Rumah Toko, Apartemen, dan Gedung di Kota Malang. Universitas Tribhuwana Tunggadewi: Malang.
Linsley, Franzini, Joseph B. Franzini dan Djoko Sasongko, 1991. Teknik Sumber Daya Air ( 1st dan 2nd ). Jakarta : Erlangga
Maharjono, Sri, Siti Qomariah dan Koosdaryani, 2017. Analisis Dimensi Tanki PAH guna Pemanfaatan Air Hujan sebagai Sumber Air Cadangan untuk Bangunan Rusunawa. Universitas Negeri Sebelas Maret: Surakarta.
Maliki, Hendri, 2015. Efisiensi Dimensi Tanki PAH dan Biaya Terhadap PDAM. Universitas Muhammadiyah Jakarta: Jakarta.
Nugroho, Tjahyo Adji, Eko Haryono dan Suratman Woro, 1999. Kawasan Kars dan Prospek Pengembanganya Di Indonesia. Universitas Indonesia: Jakarta.
Permen PU, 2009. Modul Penampungan Air Hujan, Kementrian Pekerjaan Umum: Indonesia
Priyono, Kuswaji Dwi, Choirul Amin dan Arif Jauhari, 2015. Comunity Empowerement Of Underground River Water Management In Pucung Village, Eromoko, Wonogiri, Central Java. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Pudyasatuti, Sri P dan Jaji Abdurrosyid, 2016. Measuring Water Conflict Potential : A Basic
Principles. Jurnal Dinamika Teknik Sipil UMS, Surakarta.
Samodra H, 2005. Grand-Design Pengelolaan Sumberdaya Alam Karst Gunung Sewu. Badan Geologi Departemen ESDM.
Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi Offset: Yogyakarta
Tahara, Haruo, 1983. Pompa & Kompresor. Jakarta : Pradnya Paramita.
Triatmodjo, Bambang, 2014. Hidrologi Terapan, Beta Offset: Yogyakarta