Kajian IPS 9 0
-
Upload
hendro-saputra -
Category
Documents
-
view
53 -
download
1
Transcript of Kajian IPS 9 0
Kajian IPS SD 9-383
INDIVIDU MASYARAKAT DAN NEGARA
S.P. Taneo Pendahuluan
etiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu adalah seorang
manusia yang khas, ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi
kebutuhannya, ia tidak bisa berdiri sendiri, ia membutuhkan orang lain. Karena itulah
ia hidup berkelompok membentuk masyarakat.
Dalam mengatur kehidupan berkelompok di buatlah norma atau aturan-aturan
tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga
kestabilan, keamanan, dan ketertiban bersama. Setiap individu dalam masyarakat
mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk
saling bekerja sama, saling membentuk, saling mendukung untuk mencapai tujuan
yang sama. Individu senantiasa berhubungan dengan individu lainnya. Dalam
melakukan hubungan tersebut mereka saling pengaruh-mempengaruhi dan saling
menyesuaikan diri sehingga timbul proses sosial. Proses sosial yang terus berlanjut
dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok.
Dari Unit 9 ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan hubungan antara individu dan masyarakat dalam pandangan
Pancasila dan memahami kehidupan bermasyarakat.
2. Menjelaskan pengertian struktur, pranata, dan proses sosial budaya.
3. Menjelaskan prinsip dari sistem pemerintahan Indonesia.
4. Menjelaskan sumber-sumber hukum yang berlaku di suatu Negara.
5. Menjelaskan mengapa hukum diperlukan dalam suatu masyarakat.
6. Mengidentifikasi hak-hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945.
S
Unit 9
9-384 Unit 9
Penguasaan individu, masyarakat dan negara dalam proses sosial budaya, sangat
penting bagi anda sebagai guru SD. Untuk membantu Anda menguasai unit ini akan
disajikan bahasa dan latihan-latihan pada bagian uraian sebagai berikut.
1. Individu dan masyarakat.
2. Struktur, pranata dan proses sosial budaya.
3. Masyarakat sebagai unsur pemerintah dan negara.
a. Negara
b. Prinsip dasar pemerintah
c. Hukum dan peraturan Perundang-undangan
d. Warga masyarakat dan warga negara
Agar berhasil dengan baik mempelajari unit ini, ikutilah petunjuk berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat pendahuluan unit ini agar memahami bagaimana dan
untuk apa mempelajari unit ini.
2. Bacalah dengan cermat unit ini untuk menemukan kata-kata kunci yang dianggap
penting dan merupakan hal baru.
3. Tangkap sari dari unit ini melalui pemahaman sendiri yang kemudian di
diskusikan
4. Memantapkan pemahaman Anda melalui diskusi kelompok kecil mengenai
individu, masyarakat dan negara yang dihubungkan dengan pengalaman hidup
sehari-hari.
Untuk itu Anda diminta mempelajari Unit 9 ini dengan tuntas.
Kajian IPS SD 9-385
Subunit 1
Individu dan Masyarakat
erhatikan orang-orang di sekeliling Anda, apakah ada orang yang benar-benar
sama dengan orang lain, baik dari segi fisik, maupun psikis (jiwanya)? Jawaban
tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang sama persis dalam segala hal dengan
orang lain. Setiap orang adalah khas menjadi dirinya sendiri.
Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu, individu merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Untuk menyebut individu sering digunakan sebutan “orang seorang” atau”
manusia perseorangan” Sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang
terdiri atas subsystem jasmani dan subsystem rohani. Proses pembentukan individu
menjadi pribadi dipengaruhi faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Faktor
pembawaan yang dia miliki berupa potensi fisik-biologis dan potensi mental
psikologis. Kedua potensi ini dibawa seseorang sejak lahir, faktor lingkungan pun
memberikan pengaruh besar bagi perkembangan pribadi seseorang.
Jika Anda perhatikan secara seksama, apakah ada manusia sebagai individu
yang bisa hidup sendiri sejak lahir tanpa ada bantuan manusia lainnya. Tentu
jawabannya tidak. Manusia membutuhkan pertolongan orang lain untuk bisa
bertahan hidup. Ketergantungan seorang anak manusia memerlukan waktu yang jauh
lebih panjang dari pada masa ketergantungan anak hewan.
Manusia sudah besar atau dewasapun, tidak bisa mencukupi semua kebutuhan
hidupnya oleh diri sendiri. Ia membutuhkan orang lain dengan saling
ketergantungan, jadi seorang manusia berkedudukan bukan hanya sebagai makhluk
individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial karena individu hidup dalam suatu
masyarakat, baik dalam lingkungan masyarakat kecil maupun masyarakat luas.
Mungkin Anda bertanya apa sebenarnya yang disebut masyarakat itu? Masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama
sehingga mereka dapat mengetahui diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan.
P
9-386 Unit 9
Untuk lebih memahami individu dan masyarakat selanjutnya akan dibahas
berturut-turut menyangkut:
1. Individu dengan bagian bahasannya:
a. Manusia selaku individu
b. Manusia selaku makhluk sosial
2. Masyarakat dengan bagian bahasannya:
a. Pengertian masyarakat
b. Status dan peran individu dalam masyarakat
c. Fungsi Pancasila bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia
d. Pancasila sebagai acuan nilai, moral, norma dan hukum dalam masyarakat.
A. Individu 1. Manusia selaku individu.
Individu adalah seseorang atau seorang manusia secara utuh, Utuh di sini
diartikan sebagai suatu sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan itu satu
kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang melekat pada diri seseorang.
Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya,
seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki
tingkat pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu
adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek.
Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri yaitu:
a. Naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup;
b. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan; dan
c. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.
a) Naluri mempertahankan kelangsungan hidup
Naluri untuk mempertahankan hidup telah menimbulkan berbagai
kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan
fisiologis yang terdiri dart makan. minum dan perlindungan. Semua
kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan di mana manusia tinggal, dan
dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.
Kajian IPS SD 9-387
Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara atau alat yang dipergunakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi teknologi tidak hanya
mencakup peralatan modern atau mesin saja. Panah untuk berburu,
bertani berpindah-pindah dan alat atau cara sederhana lain termasuk ke
dalam teknologi Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini
lebih mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu
lainnya.
b) Naluri mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan
Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan
akan rasa aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak
nyaman binatang liar atau manusia lain. Pakaian yang dibuat dari
berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca.
Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada
dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai
gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan
sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah di daerah tropis
umumnya dibuat dari kayu atau bambu dengan model atap segitiga atau
kerucut dan seringkali bawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi
bertonggak atau berkolong. Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari
bata atau tanah, atapnya rata atau datar, sedangkan di daerah dingin orang
Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bulat saja. Semua
itu sangat tergantung pada Cuaca dan bahan mentah yang ada di
lingkungannya.
Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga
merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap
individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan.
c) Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan
Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang
ada di sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia
lainnya. Adanya perbedaan alam seperti dataran, perbukitan, pegunungan
perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia
9-388 Unit 9
seperti ada yang berkulit hitam, putih sawo matang, berbadan jangkung,
pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara
makan ada yang makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau;
perbedaan dalam berpakaian. mata pencaharian. bentuk rumah dan
sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu
Pertanyaan “apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem
pengetahuan. yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-
aturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan
ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual atau batin
manusia. Sedangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk cara dan
alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Jadi
teknologi adalah berbagai cara atau alat untuk memenuhi kebutuhan
material manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan
memenuhi kebutuhan manusia baik selaku individu maupun masyarakat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki individu tidak seluruhnya
hasil dari pengalaman sendiri, tapi lebih banyak dari belajar dan meniru
dari orang lain. Karena itu dalam memenuhi naluri ingin tahu dari
mencari kepuasanpun tidak dapat dipisahkan: dari kehidupan kelompok.
2. Manusia selaku makhluk sosial
Walaupun individu adalah satuan yang berdiri sendiri dan memiliki
kemampuan serta kebutuhan yang tersendiri pula, namun dalam usaha
memenuhi kebutuhan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
tidak dapat sendiri. Ia selalu membutuhkan individu lain. Ketergantungan
individu terhadap individu lain sangat tinggi. Sejak ia dilahirkan sampai
meninggal membutuhkan bantuan orang lain.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Kalau binatang dalam waktu singkat ia dapat berdiri
dan mencari makan sendiri, maka manusia membutuhkan waktu yang jauh
lebih lama untuk dapat berdiri dan mencari makan sendiri. .Pada masa bayi
sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar berjalan,
belajar makan, belajar berpakaian belajar membaca, belajar membuat sesuatu
Kajian IPS SD 9-389
dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. Semakin
sering dan rajin belajar semakin berkembang kemampuannya. Semakin besar
individu ketergantungannya terhadap seseorang semakin berkurang, tapi
bukan berarti tidak membutuhkan orang lain. Karena sepintar apa pun
manusia pada dasarnya tidak bisa memenuhi segala kebutuhan dengan cara
memproduksi sendiri. Misalnya dia pandai bertani menghasilkan padi, tapi
tidak bisa membuat baju, membuat rumah, atau peralatan lain Padahal ia
membutuhkan kain baju, minuman, perumahan dan alat lainnya. Dengan
kepandaiannya itu ia menjual dan membeli keperluan hidupnya dari orang
lain. Timbul pertukaran barang dan jasa. Berarti dalam kehidupan manusia
saling tergantung antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Malinowski (1949), salah seorang tokoh ilmu Antropologi dari Polandia
menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam
kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui
perantaraan kebudayaan. Seperti manusia membutuhkan makanan, maka ia
memerlukan pengetahuan tentang alat-alat yang dipergunakan untuk
memperoleh makanan. Dalam hal ini sistem pengetahuan diperlukan. Sistem
pengetahuan ini tidak seluruhnya hasil pengalaman sendiri, tapi perlu pula
belajar dan mencontoh atau meniru dari orang lain yang lebih dulu tahu
Kemampuan meniru dan belajar ini adalah kemampuan khas manusia yang
tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan belajar dan meniru, ia dapat
menghasilkan berbagai alat yang berdaya guna dan berhasil guna tinggi.
Perkawinan selain mensahkan hubungan biologis dua individu yang berjenis
kelamin berbeda menurut budaya masyarakat tertentu, Juga dapat berfungsi
sebagai wahana penerus keturunan (reproduksi). Dalam keluarga terlibat
hubungan kasih sayang, rasa memiliki, melindungi, pembelajaran terhadap
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam keluarga terjalin’
hubungan sosial, ekonomi dan politik. Sehingga keluarga merupakan unit
terkecil masyarakat yang satu sama lain saling terikat.
9-390 Unit 9
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya sistem perlindungan
dalam rumah, pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam
pengertian gangguan atau pun kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan
kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan
kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-
kontrol sosial tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh
setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak
mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.
Manusia adalah makhluk sosial. Sosial berasal dari kata socius yang artinya
kawan. Kawan dalam ilmu sosiologi tidak hanya diartikan sebagai teman
bekerja sama tapi juga lawan. Jadi semua orang yang dapat mempengaruhi
atau mengundang reaksi orang lain untuk berperilaku diartikan sebagai
kawan.
Dalam hidup dan perkembangannya, baik langsung ataupun tidak, manusia
membutuhkan karya dan jasa orang lain. Manusia mempunyai emosi atau
perasaan dan perasaan ini perlu ditanggapi atau direspon oleh orang lain.
Seperti rasa suka, duka, senang, disukai, rasa memiliki, kasih sayang, marah,
dan sebagainya. Manusia baru mempunyai makna atau arti dalam hidup kalau
Ia hidup berkelompok dengan orang lain. Dalam ceritera kehidupan manusia
seperti Tarzan misalnya sesederhana apapun kehidupannya, perlu komunikasi
dan interaksi dengan orang lain. Kalau ia hidup tetap sendiri, ceriteranya
tidak pernah berkembang dan tamat tanpa kesan, karena itu dalam
kehidupannya lahirlah seorang teman hidup sehingga membuat ceritera
menjadi semakin ramai dan berkembang.
B. Masyarakat 1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat, dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok
manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, seting
terikat satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama.
Kajian IPS SD 9-391
Pengertian sekelompok manusia di sini, tidak mempunyai batas yang jelas
harus berapa orang tapi jumlahnya minimal harus 2 orang.
Ralph Linton (1957) seorang ahli antropologi, mengartikan masyarakat
sebagai kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas. Herkovits ahli
antropologi yang lain, mengartikan masyarakat sebagai sekelompok individu
yang tersusun mengikuti suatu cara hidup tertentu. Selanjutnya Selo
Sumardjan seorang sosiolog Indonesia mengartikan masyarakat sebagai
orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Anderson
dan Parker (Astrid Susanto 1977) menyebutkan secara rinci bahwa
masyarakat adalah sebagai berikut.
1) Adanya sejumlah orang.
2) Tinggal dalam suatu daerah tertentu.
3) Mengadakan hubungan satu sama lain.
4) Sating terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama.
5) Merupakan suatu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan
solidaritas.
6) Adanya saling ketergantungan.
7) Masyarakat merupakan suatu sistem yang diatur oleh norma-norma
aturan-aturan tertentu.
8) Menghasilkan kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
merupakan kumpulan individu-individu yang telah cukup lama bergaul
mengikuti tata cara yang sama sehingga merupakan satu kesatuan.
Berdasarkan tempat tinggal kita mengenal masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan. Perbedaan antara perkotaan dan pedesaan dapat dilihat
dari:
1) Penggunaan lahan:
Pedesaan : sebagian besar untuk pertanian, dan sebagian kecil untuk
bangunan baik rumah maupun fasilitas sosial
9-392 Unit 9
Perkotaan: sebagian besar untuk bangunan
2) Mata pencaharian penduduk:
Pedesaan : agraris; ruang kerjanya alam terbuka, peranan cuaca,
sangat besar
Perkotaan : bukan agraris; ruang kerja umumnya - dalam ruangan;
cuaca tidak banyak berpengaruh.
3) Jumlah dan kepadatan penduduk:
Pedesaan : relatif sedikit dan jarang kepadatannya.
Perkotaan : penduduknya banyak dan kepadatannya tinggi.
4) A) Pendidikan dan keterampilan penduduk:
Pedesaan : relatif rendah dan sama.
Perkotaan : relatif tinggi, keterampilan beragam dan terspesialisasi.
5) Kontak sosial:
Pedesaan : bersifat langsung (face to face) dan terbatas.
Perkotaan : banyak yang bersifat tidak langsung dan tinggi.
6) Hubungan sosial:
Pedesaan : primer atau gemeinschaft artinya akrab, adanya ikatan
batin yang kuat, saling mengenal tidak memperhitungkan
untung rugi
Perkotaan : sekunder atau gesellshaf artinya berdasarkan kepentingan
atau kegunaan dan memperhitungkan untung rugi.
7) Mobilitas penduduk
Pedesaan : rendah
Perkotaan : tinggi
8) Status sosial
Pedesaan : relatif stabil
Perkotaan : tidak stabil
9) Stratifikasi sosial:
Pedesaan : sederhana dan sedikit
Perkotaan : kompleks dan banyak
Kajian IPS SD 9-393
Menurut Soejono Soekanto (1987) beberapa ciri masyarakat perkotaan
yang menonjol adalah:
1) kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan pedesaan Hal
ini disebabkan adanya cara berpikir yang rational, yang berdasarkan pada
perhitungan-perhitungan eksak;
2) orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
tergantung pada orang lain;
3) pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4) kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh dari
pada warga desa;
5) jalan pikiran yang rational menyebabkan interaksi sosial berdasar
kepentingan dari pada faktor pribadi;
6) jalan kehidupan yang cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu; dan
7) perubahan sosial tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya
pengaruh dari luar.
Menurut Selo Sumardjan masyarakat perkotaan mempunyai ciri:
1) Hubungan antarmanusia terutama berdasarkan atas kepentingan pribadi;
2) Hubungan dengan masyarakat lain terbuka;
3) Kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4) Masyarakat tergolong-golong menurut macam-macam profesi. D
keahlian;
5) Tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata;
6) Hukum yang berlaku hukum tertulis;
7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang berdasarkan atau
Penggunaan uang
9-394 Unit 9
2. Status dan Peran Individu dalam masyarakat
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role) dan
kedudukan (status) yang berbeda Petani adalah pola perilaku yang diharapkan
dan seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan
kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat
setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu
dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai dengan
kepentingannya itu. Contoh dalam keluarga terdapat ayah, ibu dan anak.
Ayah mempunyai status sebagai kepala rumah tangga, karena itu ia dituntut
untuk berperan sebagai pemimpin dalam rumah, seperti ayah bagi anak-anak,
pencari nafkah dan seperangkat perilaku lainnya yang melekat dengan sifat
ayah yang baik. Di kantor, ayah berfungsi sebagai karyawan biasa, berarti Ia
mempunyai pemimpin dan ayah harus taat dan patuh terhadap aturan-aturan
yang dibuat oleh pimpinan kantornya. Selain itu ayah di masyarakat berstatus
pula sebagai ketua RW berarti ia harus membimbing, mengarahkan, membina
setiap warga RW yang dipimpinnya. Ayah mempunyai kegemaran sepak
bola, karena itu ia masuk dalam organisasi sepak bola. Sebagai anggota ia
pun wajib berperan sebagai anggota yang baik dalam organisasi tersebut
dengan taat dan patuh terhadap aturan yang telah ditentukan.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan
kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaannya: Karena
setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh
setiap organisasi kepada anggota yang melanggarpun berbeda pula. Sanksi ini
bertujuan untuk menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya
sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
Contoh: antara sepak bola, tinju atau bola voli mempunyai aturan yang
beda. Setiap orang dalam tim sepak bola mempunyai tugas dan peran yang
berbeda, kiper menjaga gawang, ada penyerang dan ada yang
mempertahankan bola. Tapi tujuannya sama yaitu mendapatkan kemenangan.
Dalam sepak hula tidak boleh mempergunakan aturan tinju, dan bila itu jadi
Kajian IPS SD 9-395
maka akan dikenakan sanksi berupa kartu merah, kuning atau dikeluarkan
dari permainan sesuai dengan tingkat kesalahannya.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempunyai peran dan tugas
yang berbeda. Tugas seorang dokter berbeda dengan guru, petani, supir atau
ABRI. Tapi masing-masing saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk
capai tujuan yang sama yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapai
kesejahteraan. Dengan Demikian peran dan kedudukan sangat penting untuk
menjaga keseimbangan dan integritas sosial. Contoh lain bila seorang ayah
tidak memberikan keteladanan kepada anaknya, bila guru, petani, dokter,
ABRI, supir tidak melaksanakan peranannya dengan baik, maka akan terjadi
penyimpangan dan goncangan-goncangan yang dapat mengganggu kestabilan
hidup bermasyarakat. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada
2 macam:
1) Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui
perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran,
seperti seorang anak yang bergelar radon, otomatis anaknya juga bergelar
raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalah raja. Seorang
anak yang berasal dari kasta sudra dalam masyarakat Hindu, akan tetap
berkasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan keterampilan yang
tinggi. Status ini sering pula disebut sebagai status yang tertutup, karena
setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas. Perkawinan
biasanya adalah cara untuk masuk ke dalam status ini.
2) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau
perjuangan sendiri. Seseorang menjadi Direktur sebuah perusahaan
karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru karena ia
berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat
terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena
kemampuan masing-masing individu dalam berprestasi.
Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat simbol atau
lambang yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus
9-396 Unit 9
ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan luas rumah, seorang guru tercermin
sikap dan pakaiannya, seorang ABRI dari kegagahan dan pakaiannya,
seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara dan sopan
santunnya. Banyak simbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh
posisinya dalam pekerjaan. pemilikan kekayaan, agama dan faktor biologis
seperti jenis kelamin. dan lain sebagainya.
3. Fungsi Pancasila bagi Kehidupan Masyarakat Bangsa Indonesia
a. Pancasila sebagai pedoman sikap dan perilaku setiap individu.
Mengingat individu adalah anggota masyarakat dan negara, maka
kesejahteraan, keutuhan dan keamanan masyarakat dan negara diawali
dari sikap dan perilaku individu. Kalau etika dan norma dipahami,
dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap individu maka tujuan hidup
bermasyarakat dan bernegara pun dapat dengan mudah dicapai. Kualitas
masyarakat dan negara, ditentukan pula oleh kualitas individu, semakin
baik kualitas individu, semakin baik pula kualitas masyarakat dan negara.
Setiap individu mempunyai kelebihan dan keterbatasan, mempunyai
harapan dan keadaan yang berbeda, namun yang pasti kesejahteraan
adalah tujuan setiap individu. Pancasila memberikan arahan dan pedoman
dari kesejahteraan yang ideal yang diinginkan oleh setiap manusia yaitu
kesejahteraan yang menyelaraskan antara harapan dan kenyataan, antara
lahir dan batin, antara jasmaniah dan rohaniah, antara dunia dan akhirat.
Pancasila bersifat manusiawi karena memungkinkan untuk
dilaksanakan oleh setiap manusia dengan kelebihan dan keterbatasan
masing-masing individu. Sikap dan pribadi yang berasas Pancasila adalah
individu yang bertaqwa kepada Tuhan YME, tidak boros, tidak bergaya
hidup mewah, suka memberi pertolongan. menghormati orang lain,
mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan orang lain, menghargai karya orang lain, suka
bekerja keras, senantiasa belajar untuk mengejar kemajuan, cerdas,
Kajian IPS SD 9-397
terampil, cinta terhadap tanah air, rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara.
Dengan demikian sikap dan perilaku yang dituntut dari Pancasila
adalah pribadi-pribadi utuh yang memiliki keseimbangan, keselarasan,
keserasian hubungan antara individu dengan Tuhannya, individu dengan
individu lain, dan individu dengan lingkungan alam. Setiap individu perlu
memiliki kesadaran bahwa setiap perilaku kita di dunia harus
dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. dan setiap individu baru punya
makna dan arti kalau kita hidup secara harmonis dengan individu lain
dalam masyarakat. Semua itu menghasilkan kehidupan masyarakat dan
negara yang berwibawa, berkualitas, makmur dalam keadilan, dan
berdaya juang serta beritikad tinggi untuk menempatkan diri sejajar
dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.
b. Pancasila sebagai pedoman bermasyarakat.
Pancasila sangat memahami kodrat dan hakikat manusia selaku
makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup dan
perkembangannya. Dalam sila ke-2 dari Pancasila dijelaskan secara rinci
tentang etika masyarakat yaitu menghargai persamaan derajat,
keseimbangan hak dan kewajiban menjunjung nilai kemanusiaan, berani
membela kebenaran, gemar melakukan kemanusiaan bekerja sama,
bergotong-royong, gemar melakukan perbuatan-perbuatan luhur
berdasarkan kekeluargaan gotong-royong, adil dan menghormati orang
lain, suka menolong, sama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
adil.
c. Pancasila sebagai pedoman bernegara.
Negara merupakan alat yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama alas nama masyarakat. Negara mempunyai
kewenangan mengatur hubungan bermasyarakat demi tercapainya tujuan
bersama. Kewenangan yang dimiliki negara tidak semuanya, seenaknya
sendiri atau untuk kelompok tertentu, tapi dikendalikan oleh Pancasila
sebagai sumber hukum Negara kita tidak liberal yang individual dan tidak
9-398 Unit 9
pula sosialis yang totaliter Indonesia adalah negara Pancasila yaitu negara
yang mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, selalu
mempunyai iktikad baik dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas dan mengambil keputusan, menggunakan akal sehat dan hati nurani
yang luhur, keputusan-keputusan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME. menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran,
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Melindungi
segenap bangsa dan tanah air Indonesia, memajukan pergaulan dan
persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila menjadi dasar hidup bernegara
dan semangat untuk mencapai kesejahteraan bersama serta pedoman
berperilaku.
d. Pancasila sebagai acuan nilai, moral, norma hukum dalam masyarakat.
Telah kita ketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara RI yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Berarti tata kehidupan manusia
Indonesia baik selaku individu, selaku anggota masyarakat dan sebagai
rakyat suatu negara, harus mengacu kepada nilai, norma, kaidah yang
terkandung dalam Pancasila.
Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau
berharga. Nilai dapat berupa benda atau material, dan dapat pula non-
material yaitu ide, gagasan atau pemikiran. Nilai benda atau material
biasanya diukur dari: (1) nilai guna yaitu kegunaannya atau manfaatnya;
dan (2) nilai tukar. Semakin tinggi kegunaan suatu barang bagi kehidupan
manusia, semakin bernilai barang itu. Seperti cangkul bagi petani, buku
bagi pelajar, mesin hitung bagi pegawai bank dan sebagainya. Nilai
kegunaan suatu barang sangat tergantung kepada peran dan status
individu dalam masyarakat. Selain itu sesuatu barang pun dapat diukur
dan nilai tukarnya yang tinggi. Satu gram emas dapat ditukar dengan
beberapa puluh kilogram beras atau singkong.
Kajian IPS SD 9-399
Nilai non-material dapat berupa nilai kerohanian, seperti nilai
keindahan, nilai kebaikan, nilai keagamaan, dan sebagainya. Karena
sifatnya yang abstrak, akan nilai kerohanian hanya dapat diukur oleh budi
pekerti manusia yang lahir dan akal, perasaan, keyakinan, dan kehendak
manusia.
Manusia selalu mencari sesuatu yang bernilai, nilai mi menjadi
dorongan landasan untuk berperilaku. Nilai—nilai ideal yang menjadi
keyakinan seperti yang dianggap paling berharga, paling indah, paling
baik, paling benar menjadi acuan atau pedoman dalam berperilaku. Nilai
yang tidak berharga, tidak benar, tidak baik, tidak indah harus
dihindarkan karena akan membahayakan individu. baik sebagai anggota
masyarakat maupun sebagai hamba Tuhan.
Pancasila merupakan dasar perilaku manusia, karena nilai yang
terkandung dalam Pancasila penuh (dengan nilai keagamaan, nilai
kebenaran, nilai kebaikan, nilai kemanusiaan dan nilai keindahan hidup
bermasyarakat. Dalam Pancasila terkandung nilai sifat hakiki manusia
selaku makhluk ciptaan Tuhan, selaku individu secara pribadi, individu
selaku anggota masyarakat dan negara. Di dalamnya terkandung
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat,
antara aspek material dan spiritual, antara jasmaniah dan rohaniah.
Karena itu sangatlah ide kalau Pancasila menjadi tuntutan, pedoman dan
pegangan setiap individu dalami bersikap dan berperilaku sehingga
tercipta ketentraman, kenyamanan dan keamanan dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara.
Moral berasal dari kata mores yang artinya tata kelakuan. Tata artinya
adalah aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk dalam berperilaku.
Perbuatan-perbuatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ajaran-
ajaran tentang perbuatan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
Moral sering disebut dengan etika memberikan batas-batas yang jelas
kepada individu selaku anggota masyarakat supaya berperilakunya sesuai
dengan aturan yang berlaku. Supaya dapat diterima dan diakui sebagai
9-400 Unit 9
anggota masyarakat Moral mempunyai fungsi menjaga solidaritas antara
anggota dan masyarakat. Contoh mencuri adalah perbuatan yang tidak
baik. Bila lingkungan tempat tinggal kita banyak pencuri, hidup kita tidak
akan tenang. Setiap penduduk tidak menyukai pencuri. Pencuri tidak
diterima oleh anggota masyarakat.
Butir-butir yang terkandung dalam Pancasila yang telah dijabarkan ke
dalam 36 butir operasional penuh dengan muatan moral yang dapat
meningkatkan harkat martabat manusia di sisi Tuhan yang Maha Esa juga
antarumat manusia. Nilai dan moral yang terkandung dalam Pancasila
menghasilkan manusia yang mempunyai keseimbangan lahir dan bathin
keseimbangan hak dan kewajiban, menghormati sesama manusia
mempertebal solidaritas bermasyarakat dan berbangsa, tidak
membedakan manusia berdasarkan status ataupun kedudukan.
Norma atau kaidah adalah aturan-aturan tentang perilaku tentang
yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan disertai sanksi atau
ancaman bila norma tidak dilakukan. Dalam kehidupan manusia ada
seperangkat norma agama yaitu seperangkat aturan kelakuan yang harus
dan tidak boleh dilakukan oleh penganutnya. Bagi yang mengikuti norma
agama tersebut akan mendapatkan pahala, sebaliknya bagi yang tidak
akan mendapat sanksi keagamaan sesuai dengan kadar penyimpangan
yang dilakukan terhadap norma tersebut. Ada norma hukum seperti
mencuri dilarang, bila dilakukan a kan mendapat sanksi berupa penjara
Ada norma masyarakat yang berupa adat, misalnya kalau berbicara
dengan orang tua tidak boleh kasar, harus sopan. kalau tidak akan
mendapat sanksi berupa celaan atau teguran. Setiap individu harus taat
kepada norma-norma yang berlaku pada masyarakat, supaya tercipta
keseimbangan, keamanan dan kenyamanan.
Nilai, moral, dan norma bersifat negatif dan subjektif, artinya
berubah-ubah sesuai dengan waktu, tempat dan masyarakat. Misalnya
berpakaian adalah kebutuhan seluruh manusia di mana pun ia hidup, tapi
yang disebut bernilai keindahan dalam berpakaian antara satu masyarakat
Kajian IPS SD 9-401
yang hidup di suatu tempat berbeda dengan masyarakat lain yang hidup di
tempat lain. Misalnya ada masyarakat yang menganggap lebih indah
kalau memakai jubah, rok mini, kebaya, celana panjang atau celana
pendek saja bagi perempuan dan laki-laki. Modelnyapun berubah-berubah
menurut waktu. Perubahan model ‘berpakaian yang diterima oleh
masyarakat berbeda menurut tempat. Saat ini, di Indonesia memakai
celana pendek bagi perempuan sudah bisa diterima oleh masyarakat
perkotaan, tapi belum biasa bagi masyarakat pedesaan, dan bila ada yang
berani memakainya akan dianggap tidak bermoral dan akan mendapat
sanksi berupa celaan. Keadaan ini mungkin akan berubah beberapa tahun
yang akan datang.
Nilai, moral, dan norma yang terkandung dalam Pancasila dapat
menjembatani waktu dan perbedaan tempat setiap suku, karena nilai,
moral, dan norma yang ada dalam Pancasila berakar dari budaya Bangsa
Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lain sampai sekarang.
Sejak dulu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius
(agamis), percaya terhadap adanya Tuhan, bersifat gotong-royong,
tolong-menolong, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, berani
mengemukakan kebenaran dan keadilan.
9-402 Unit 9
Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 1 tentang individu
dan masyarakat di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini!
1. Bagaimana peran individu dalam masyarakat?
2. Apa perbedaan antara nilai, moral dan norma?
3. Jelaskan 3 naluri manusia yang mendorong untuk hidup berkelompok!
4. Diskusikan dalam kelompok kecil, atas pertanyaan mengapa Pancasila sangat
bernilai bagi bangsa Indonesia?
5. Norma-norma masyarakat yang bagaimana yang sesuai dengan Pancasila?
Jelaskan!
Rambu-Rambu jawaban latihan Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci
jawabannya. Anda harus menggali jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus
menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan sesama mahasiswa, dan bahkan
dengan dosen kunjung Anda untuk memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan di
atas. Anda dipersilahkan melakukannya.
Rangkuman
Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil.
Individu sering digunakan sebutan “orang seorang” atau “manusia perseorangan”
sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem
jasmani dan subsistem rohani. Jadi individu adalah satu kesatuan utuh antara jasmani
dan rohani. Setiap individu mempunyai ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu membutuhkan individu lain.
Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk masyarakat.
Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling
berhubungan dan terikat satu sama lain, sehingga memiliki rasa solidaritas dan
menghasilkan kebudayaan.
Kajian IPS SD 9-403
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang
berbeda. Setiap individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya
sehingga tercipta ketertiban, kenyamanan, kestabilan hidup bermasyarakat, yang
akhirnya tujuan bersama dapat tercapai.
Dalam setiap masyarakat selalu ada nilai, moral dan norma yang dianut dan
dipatuhi. Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber nilai, sumber moral dan
merupakan seperangkat norma yang harus menjadi pedoman bagi setiap individu
dalam bersikap, berperilaku, dalam bermasyarakat dan bernegara. Pancasila
mengandung nilai Ketuhanan, kemanusiaan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan
hidup bermasyarakat. Pancasila menuntut dan mengarahkan hidup setiap penduduk
Indonesia untuk memiliki keseimbangan, keserasian, keharmonisan hubungan antara
individu dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta, individu dengan individu
dan individu dengan individu dalam kelompok masyarakatnya.
9-404 Unit 9
Tes Formatif 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu
kesatuan yang paling….
A. utuh
B. kecil
C. sederhana
D. terbatas
2. Sebagai individu, manusia berfungsi sebagai….
A. kawan
B. teman
C. objek
D. subjek
3. Unit terkecil dari masyarakat adalah….
A. keluarga
B. individu
C. lingkungan
D. kelompok
4. Perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi tertentu….
A. status
B. norma
C. peran
D. wewenang
Kajian IPS SD 9-405
5. Individu tidak bisa hidup sendiri karena ….
A. tidak aman
B. kemampuan terbatas
C. menyenangi keramaian
D. lingkungan beragama
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif Subunit 1
yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Subunit 1.
Tingkat penguasaan = 100% x 5
benar yangjawaban jumlah
Konversi nilai penguasaan:
90 -100% : baik sekali
80 - 89% : baik
70 – 79% : cukup
< 70% : kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Subunit 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
Subunit 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
9-406 Unit 9
Subunit 2
Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya
asyarakat itu merupakan adanya sejumlah orang yang hidup bersama dan
dalam waktu yang cukup lama, untuk itu memerlukan suatu lembaga
kemasyarakatan untuk mengatur kehidupan bersama itu. Karena masyarakat bukan
hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat seperti penonton sepak
bola. Dalam kebersamaan yang lama itu terjadi pula di dalamnya pranata dan proses
sosial atau interaksi sosial. Selanjutnya orang-orang yang membentuk masyarakat
harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Masyarakat
merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai, norma,
dan kebudayaan bagi kehidupan mereka.
Selanjutnya untuk lebih memahami sub-unit ini akan dibahas berturut-turut
sebagai berikut: yakni menyangkut struktur sosial budaya, pranata sosial budaya, dan
proses sosial budaya.
A. Struktur Sosial Budaya Telah diuraikan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya,
artinya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui
budaya tertentu.
Mereka saling pengaruh mempengaruhi dengan mempergunakan norma
yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Sistem terdiri dari berbagai
unsur, komponen atau perilaku yang saling terkait satu sama lain sehingga
membentuk satu kesatuan.
Pola perilaku dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai
suatu sistem disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya
menyusun membagi atau mendirikan. Contoh di sekolah terdapat struktur sebagai
berikut ada kepala sekolah, guru-guru, murid, pegawai administrasi, dan penjaga
sekolah. Semua orang yang ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling
M
Kajian IPS SD 9-407
berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga sekolah sebagai lembaga
pendidikan dapat berfungsi dengan baik. Kalau salah satu unsur dari sekolah
tersebut tidak ada misalnya guru, maka proses pendidikan tidak dapat berjalan
dengan baik. Di sekolah juga mempunyai norma, misalnya murid barns datang
pukul 7.00, harus memakai seragam dan sepatu yang telah ditentukan, tidak
boleh merokok dalam lingkungan sekolah dan sebagainya. Kepala Sekolah, guru,
pegawai administrasi, penjaga sekolah, juga mempunyai aturan-aturan yang
hendak dipatuhi, kalau tidak akan ada sanksi yang akan mereka terima.
Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan
kedudukan (status). Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di
atas, mempunyai kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus
dilakukannya pun berbeda pula, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling
mendukung dalam memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.
Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan tersendiri, seperti jenis
kelamin, bentuk fisik, perasaan. bakat, minat kemampuan berpikir dan berkarya.
Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan social (diferensiasi sosial).
Perbedaan sosial bersifat universal artinya dimiliki oleh setiap masyarakat
dimanapun. Hanya bentuk dan derajatnya saja yang berbeda. contoh pada
masyarakat pemburu dan peramu, perbedaan sosial berdasarkan jenis kelamin,
usia dan keterampilan berburu. Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedangkan
meramu atau mengumpulkan tumbuhan lebih banyak dilakukan oleh kaum
wanita. Laki-laki yang mempunyai keterampilan tinggi dalam berburu umumnya
lebih dihargai. Hasil buruan mereka bagi-bagikan dan yang usianya lebih tua
mendapatkan bagian yang paling baik, hati misalnya. Bagian-bagian tertentu dari
binatang seperti gigi taring, seringkali dianggap sebagai lambang keberanian,
sehingga siapa yang paling banyak mendapatkannya semakin dihargai.
Pada masyarakat yang teknologinya sudah maju, perbedaan sosial lebih
banyak disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul
keanekaragaman pekerjaan atau profesi seperti dokter, guru, perawat, supir,
petani dan sebagainya.
9-408 Unit 9
Perbedaan bentuk fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut,
bentuk rambut (keriting atau lurus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuk hidung,
bentuk kepala, dan sebagainya. Menyebabkan timbulnya perbedaan ras, ada (1)
Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung
lebar, dan bentuk bibir yang tebal (2) Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit
coklat, rambut lurus tubuh pendek, hidung datar dan tulang pipi menonjol; (3)
Ras Caocasoid dengan ciri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung
mancung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi.
Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama
seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha; perbedaan suku seperti suku Sunda,
Batak, Minangkabau dan sebagainya; perbedaan marga seperti Simatupang,
Simalungun dan sebagainya.
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan
lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut
dengan stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolongkan
penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu adalah:
1) Ukuran kekayaan, timbul golongan kaya atau ekonomi kuat; golongan miskin
atau ekonomi lemah; dan golongan tengah atau sedang. Pada masyarakat
petani, luas pemilikan lahan menjadi ukuran utama timbul tuan tanah,
penyewa dan buruh tani. Pada masyarakat industri seringkali tampak dalam
kekayaan berupa material seperti luas dan bentuk rumah, mobil, pakaian, dan
gaya hidup.
2) Ukuran kekuasaan, timbul golongan penguasa dan yang dikuasai. Mereka
yang termasuk kelompok penguasa menjadi kelompok teratas dan biasa
wewenangnya pun menjadi Iebih tinggi.
3) Ukuran kehormatan; timbul golongan yang berpengaruh dan dihormati dan
golongan yang terpengaruh biasanya ukuran ini umumnya terdapat pada
masyarakat tradisional, di mana pimpinan informal masyarakat mendapatkan
kedudukan yang tinggi di masyarakat, seperti para Kyai, kepala adat dan
sebagainya.
Kajian IPS SD 9-409
4) Ukuran ilmu pengetahuan: timbul golongan cendekiawan dan masyarakat
biasa. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah kepintaran atau kemampuan
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, seperti seorang sarjana lebih
dihargai daripada yang berpendidikan SMA, atau yang berpendidikan SMA
lebih dihargai daripada SD.
Seorang individu mungkin saja memiliki beberapa peluang sehingga
semakin memperkokoh dia berada dalam lapisan tertentu. Misalnya seorang
penguasa memungkinkan ia untuk mempunyai kekayaan yang banyak dan
memungkinkan pula untuk sekolah ke jenjang yang paling tinggi. Sehingga ia
mempunyai beberapa ukuran yang dapat memperkokoh kedudukannya dalam
lapisan teratas. Sebaliknya orang yang tidak mempunyai pengetahuan, sulit untuk
mendapatkan pekerjaan yang berpendapatan besar, apalagi menjadi penguasa,
sehingga ia miskin. Dengan demikian ukuran pelapisan sosial dapat sifat tunggal,
dapat pula bersifat jamak.
Dasar dari pelapisan sosial di atas dapat timbul dan berkembang secara
otomatis atau tidak disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula pelapisan
sosial yang memang sengaja dibuat. Misalnya dalam organisasi, perusahaan
instansi pemerintah dibuat strata-strata. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, ketua seksi, dan anggota. Penyusunan ini dibuat dengan maksud:
1) Mengatur tugas dan wewenang.
2) untuk mendorong meningkatkan produktivitas karena setiap Individu
ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya.
3) Lebih memudahkan pencapaian tujuan bersama.
Dengan demikian pelapisan sosial selalu berkaitan dengan peranan dan
kependudukan seseorang dalam masyarakat. Setiap orang diharapkan berperan
sesuai dengan kedudukannya sehingga timbul kerja sama yang saling
menguntungkan. Karena itu pula maka pelapisan sosial diperlukan selama hak
dan kewajiban setiap orang dalam tiap lapisan diterima secara seimbang dan adil.
Ada dua sifat pelapisan sosial yang berkembang di masyarakat.
1) Bersifat tertutup (closes social stratification) yaitu tiap anggota tidak
dimungkinkan untuk pindah lapisan baik ke atas maupun ke bawah. Satu-
9-410 Unit 9
satunya jalan untuk masuk ke dalam lapisan ini adalah melalui kelahiran.
Contoh lapisan tertutup ini adalah sistem kasta.
2) Bersifat terbuka (oven social stratification) setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk masuk dan keluar pada tiap lapisan. Contoh
berdasarkan kekayaan dan kekuasaan.
B. Pranata sosial budaya Pranata sosial berasal dari istilah Inggris social institution Istilah social
institution ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di
Indonesia, ada yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (Selo
Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono Soekanto, 1982), lembaga sosial
(Abdul Syani, 1994), pranata sosial (Koentjaraningrat, 1985), dan bangunan
sosial. Istilah yang akan digunakan di sini adalah pranata sosial, karena social
institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para
anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan
dan hubungan yang berpusat kepada. aktivitas-aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan
menurut Soerjono Soekanto (dengan menggunakan istilah lembaga
kemasyarakatan) adalah himpunan dari norma-norma dari segala tindakan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Pranata sosial dalam pengertian ilmu sosial tidaklah sama persis dengan
istilah lembaga dalam arti wadah atau badan. Pranata sosial pada dasarnya
bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi.
Pemenuhan-pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan, sehingga
akhirnya diperlukan adanya norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut.
Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial, yang pada
dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia itu.
Kebutuhan manusia sangatlah beraneka ragam, sehingga pranata sosial yang
mendukungnya pun beraneka ragam pula. Manusia misalnya mempunyai
kebutuhan untuk berkembang biak atau mengembangkan keturunan. Manusia
memerlukan aturan dalam menyalurkan: nafsu seks dalam menghasilkan
Kajian IPS SD 9-411
keturunan itu, supaya tidak sama seperti kelakuan binatang. Oleh karena itu
manusia membentuk pranata keluarga yang akan mengatur pemenuhan
kebutuhan pokoknya itu. Dalam pranata keluarga maka ada sejumlah norma yang
mengaturnya mulai dari kegiatan meminang, melamar, pernikahan, upacara adat,
mas kawin, hubungan kekerabatan, dan sebagainya.
Manusia juga memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan Tuhannya,
maka lahirlah pranata agama. Pranata-pranata yang ada di bidang agama ini
misalnya Mesjid, zakat, wakaf, gereja, dan sebagainya. Kebutuhan manusia
lainnya, misalnya di bidang pendidikan, maka melahirkan pranata pendidikan
yang dapat berwujud dalam bentuk sekolah dasar, sekolah lanjutan, sekolah
menengah, universitas, pondok pesantren, madrasah, dan sebagainya. Kebutuhan
untuk mendapatkan dan mendistribusikan barang (sandang, pangan, jasa, dll)
merupakan dasar bagi lahirnya pranata ekonomi. Kebutuhan di bidang politik
akan melahirkan pranata politik yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan
kekuasaan; Pranata politik ini akan berkaitan dengan pranata negara, pemerintah,
parlemen, desa dan sebagainya.
Dari uraian di atas, anda dapat menemukan beberapa contoh pranata sosial,
misalnya : pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata
pendidikaan pranata politik, dan sebagainya. Banyaknya pranata sosial dalam
masyarakat tergantung dari Kompleksitas masyarakat. Semakin kompleks suatu
masyarakat, maka semakin banyak kebutuhannya, berarti semakin banyak pula
pranata sosialnya.
Apa sebenarnya fungsi pranata sosial itu bagi kehidupan manusia. Pranata-
pranata sosial yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah
dalam masyarakat yang bersangkutan.
2) Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
9-412 Unit 9
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (social control) yaitu sistem pengawasan :dari
masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
C. Proses sosial budaya Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan
kontak sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal
pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat
terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Dua orang
yang saling bercakap-cakap adalah contoh interaksi antara individu dengan
individu. Guru sedang mengajar di depan kelas adalah contoh interaksi individu
dengan kelompok, sedangkan dua kelompok siswa sedang berdiskusi adalah
contoh interaksi kelompok dengan kelompok. Komunikasi tidak selamanya
dalam bentuk langsung atau tatap muka (face to face) seperti berbicara atau
bersalaman. Ada pula komunikasi tidak langsung yaitu melalui perantara seperti
surat, telepon, surat kabar, televisi atau radio. Perantara itu disebut sebagai media
komunikasi.
Interaksi sosial dapat Juga terjadi tidak melalui percakapan atau persentuhan
badan (bersalaman). misalnya seseorang merokok- dalam bis mengganggu
ketenangan hati, sehingga keadaan ini mengundang reaksi orang-orang di
sekitarnya dengan cara menutup hidung atau pindah tempat duduk. Jadi interaksi
sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku seseorang dapat mempengaruhi,
mengubah, memperbaiki atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan/emosi orang
lain. Contoh lain, seseorang menendang batu di jalan atau menginjak tumbuhan,
itu belum tindakan sosial karena batu atau tumbuhan tidak dapat bereaksi, tapi
apabila batu yang ditendang itu mengenai kepala orang lain, atau tumbuhan yang
di injak itu adalah tanaman yang dipelihara orang lain, sehingga marah, itu
termasuk tindakan sosial. Seorang guru memarahi seorang murid yang tidak
melaksanakan tugas, tindakan guru itu menyentuh dan mempengaruhi perasaan
murid sehingga perilakunya berubah. Seorang ibu atau anak menonton film di
Kajian IPS SD 9-413
TV, pengaruh film itu meresap ke dalam pikirannya sehingga terjadi perubahan
emosi, sikap, dan perilaku. Semua itu ada lab contoh tindakan sosial.
Besar kecilnya pengaruh yang diterima oleh individu tergantung kepada sifat
interaksinya. Menurut Astrid Susanto (1977) sifat interaksi sosial itu adalah:
1. Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal dan makinbanyak pengaruh
nya;
2. Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arahperubahannya;
3. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang
dipengaruhinya;
4. Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang
berinteraksi semakin besar pengaruhnya;
5. Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung kedua pihak,
bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar.
Bila proses interaksi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahannya
perubahan dalam struktur masyarakat, maka dapat menimbulkan proses sosial.
Dan bila proses sosial inipun terus berlanjut dapat menyebabkan, perubahan
sosial dan perubahan kebudayaan.
Contoh seorang dokter yang berlatarbelakang budaya kota ditempatkan di
sebuah desa. Dokter dan warga desa, berinteraksi, saling menyesuaikan diri
Dokter terus berkomunikasi secara langsung baik per orang maupun per
kelompok. Karena intensifnya komunikasi itu, Ia ma kelamaan terjadi perubahan
kebiasaan di antara keduanya. Misalnya petani menjadi lebih tahu: tentang cara
hidup sehat. Perilakunya pun berubah misalnya membuang sampah pada
tempatnya, mandi 2 kali sehari, makan makanan yang bergizi berobat ke
Puskesmas, anaknya disekolahkan dan sebagainya. Sekarang warga desa merasa
membutuhkan MCK, membutuhkan sarana kesehatan seperti: Puskesmas,
Posyandu, dan BKIA. membutuhkan sarana pendidikan; listrik; jalan, dan
peralatan lainnya. Sebaliknya dokter pun mengalami perubahan perilaku
misalnya tahu tentang cara bercocok tanam, senang berkebun, berpakaian
sederhana seperti orang desa, hidup bergotong-royong, dan mahir memainkan
kesenian tradisional yang ada di desa.
9-414 Unit 9
Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang posisinya
sama atau setingkat seperti teman sekolah dan teman sepermainan akan Iebih
besar pengaruh yang diterima oleh kedua belah pihak.
Interaksi sosial dapat menimbulkan:
1) Kerja sama (cooperation);
2) Persaingan (competition);
3) Pertikaian (conflict).
Kerja sama terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan
tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang, membantu
untuk bersama-sama mencapai tujuan.
Ada 3 bentuk kerja sama yaitu:
1) Bergantung yaitu perjanjian pertukaran barang atau jasa;
2) Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan atau ketidakstabilan;
3) Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama.
Bila dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satu-
kesatuan hingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dengan
kebudayaan aslinya disebut asimilasi, contoh asimilasi adalah perkawinan
campuran dua suku yang berbeda menghasilkan satu kebudayaan yang baru dan
khas.
Bila dua kelompok yang berbeda budaya saling bertemu dan melakukan
kontak sosial yang intensif, sehingga terjadi pembaruan tanpa menghilangkan ciri
kebudayaan aslinya disebut dengan akulturasi. Contoh datangnya pengaruh
Hindu, Budha, dan Islam ke Indonesia berbaur dengan kepercayaan asli.
Persaingan adalah proses sosial di mana dua individu atau kelompok berusaha
mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian masyarakat tanpa kekerasan atau
ancaman. Misalnya dua orang siswa sama-sama memusatkan perhatian untuk
memperoleh nilai IPS tertinggi.
Pertikaian atau konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok,
baik yang terlihat dengan jelas dan terbuka (misalnya dalam bentuk perkelahian)
Kajian IPS SD 9-415
maupun tidak (misalnya hanya dalam sikap). Usaha untuk mencegah
mengurangi. menghindari dan menghentikan pertentangan disebut akomodasi.
Akomodasi dapat melalui paksaan (coercion) seperti dua murid yang berkelahi
diancam akan dikeluarkan kalau terus berkelahi; saling mengurangi perbedaan
yang membuat mereka berselisih (compromise); mempergunakan pihak ketiga
sebagai wasit yang netral (mediation); menyelesaikan pertikaian melalui pihak
ketiga yang statusnya lebih tinggi (arbitration); mempertemukan pihak yang
berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama (conciliation), menyadari
untuk menghindari pertikaian (toleransi); menyadari akan adanya kekuatan yang
seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan kalah
(stalemate) dalam penyelesaian perkara melalui pengadilan (adjudication).
Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 2 tentang
struktur, pranata dan proses sosial budaya di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan
berikut ini!
1. Apa yang dimaksud dengan struktur sosial budaya?
2. Apakah ada perbedaan antara sosial dan stratifikasi sosial? Kalau ada dimana!
Dan kalau tidak! Mengapa? Diskusikan dengan teman mahasiswa Anda!
3. Mengapa manusia senantiasa mengalami proses sosial budaya? Jelaskan!
4. Bentuk interaksi sosial berupa apa saja? Dan bagaimana dampak dari adanya
interaksi sosial!
5. Jelaskan jenis-jenis dari pranata sosial! Dan mengapa dalam masyarakat perlu
ada pranata sosial budaya? Diskusikan dengan teman mahasiswa Anda untuk
temukan jawaban!
Rambu-Rambu jawaban latihan Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci
jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi
dengan sesama mahasiswa, dan bahkan dengan dosen kunjung Anda untuk
9-416 Unit 9
memperoleh jawaban yang benar atas persoalan-persoalan di atas. Anda
dipersilahkan melakukannya.
Rangkuman
Anggota masyarakat (individu) tersusun menurut suatu sistem yang saling
terkait satu sama lainnya. Setiap kelompok masyarakat ada perbedaan-perbedaan
sosial yang lahir dari adanya perbedaan individu seperti bentuk fisik, minat,
kemampuan berpikir dan berkarya, kebudayaan serta keyakinannya.
Bila perbedaan ini tersusun secara bertingkat, ada yang tinggi, sedang dan
rendah maka disebut stratifikasi sosial dapat disebabkan oleh faktor kekayaan,
kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Individu mempunyai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, karena itu
diperlukan wadah atau tempat berinteraksinya individu menurut pola perilaku
tertentu dan sesuai dengan norma dan kebudayaan tertentu pula. Maka timbullah
pranata yang dapat berupa pranata ekonomi, sosial, politik, pendidikan, agama,
bahasa, seni dan teknologi.
Mengingat manusia selalu berinteraksi dengan individu lain baik dalam satu
kelompok maupun dengan individu di luar kelompoknya, maka terjadi proses sosial
budaya yang mengarah kepada perubahan sosial dan budaya. Interaksi tersebut tidak
selamanya sepaham, dalam arti menimbulkan kerja sama, tapi dapat juga
menimbulkan pertikaian dan persaingan.
Kajian IPS SD 9-417
Tes Formatif 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Individu berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma dan
budaya yang berlaku dalam masyarakat disebut….
A. struktur sosial budaya
B. proses sosial budaya
C. sistem sosial budaya
D. pranata sosial budaya
2. Proses belajar nilai dan norma di masyarakat supaya dapat diterima dan diakui
sebagai anggota masyarakat disebut….
A. enkultur
B. internalisasi
C. sosialisasi
D. intitusionalisasi
3. Keluarga termasuk dalam ke dalam lembaga….
A. sosial
B. ekonomi
C. kebutuhan
D. politik
4. Seseorang berperilaku dan dapat mempengaruhi perilaku orang lain disebut….
A. proses sosial
B. interaksi sosial
C. struktur sosial
D. stratifikasi social
9-418 Unit 9
5. Di bawah ini merupakan faktor yang dapat menyebabkan proses sosial budaya,
kecuali….
A. sistem sosial
B. interaksi sosial
C. kontak sosial
D. komunikasi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit
2.
Tingkat penguasaan = 100% x 5
Benar yangJawaban Jumlah
Konversi nilai penguasaan :
90 -100% : baik sekali
80 - 89% : baik
70 – 79% : cukup
< 70% : kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke
Subunit 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Subunit
2, terutama bagian yang belum dikuasai.
Kajian IPS SD 9-419
Subunit 3
Masyarakat Sebagai Unsur Pemerintah dan Negara
ub unit ini merupakan lanjutan dari Subunit 2 dari unit tersebut tentu Anda
masih ingat situasi dan kondisi masyarakat, khususnya kalau Anda kaitkan
dengan masyarakat tempat tinggal Anda. Bagaimana situasi dan kondisi
masyarakat di mana Anda tinggal. Bagaimana hubungannya di antara sesama
anggota masyarakat, bagaimana kegotong-royongannya, apa mata pencahariannya,
bagaimana pendidikannya dan lain-lain. Dapat Anda bayangkan masyarakat yang
jauh lebih besar daripada masyarakat tempat tinggal Anda. Masyarakat suatu
pemerintah dan negara misalnya, apalagi masyarakat dunia.
Dalam Subunit ini Anda akan mempelajari antara lain masyarakat yang jauh
lebih besar yaitu masyarakat sebagai salah satu unsur negara, beserta dengan
berbagai aspek yang terkait dengan suatu pemerintahan. Subunit ini akan dibahas
tentang negara, prinsip dasar pemerintah, hukum dan peraturan Perundang-
undangan, warga masyarakat, dan warga negara, yang nantinya Anda dapat
menjelaskan keluarga sebagai inti masyarakat, karakteristik kehidupan keluarga,
sekolah dan masyarakat, aneka komunitas dalam kehidupan masyarakat, masyarakat
sebagai salah satu unsur negara, pentingnya organisasi negara, pemerintah dalam
organisasi negara dan sebagainya. Untuk itu Anda diminta mempelajari bahasan
berikut dengan cermat agar Anda dapat menjelaskannya.
A. Negara 1. Pengertian
Istilah negara berasal dari kata statum (Latin), staat (Belanda) state
(Inggris) dan etat (Perancis). Negara merupakan organisasi terpenting dan
utama dalam suatu masyarakat tertentu artinya, di samping negara terdapat
pula organisasi lain dalam masyarakat (Rachman P., t.t: 32). Organisasi lain
S
9-420 Unit 9
tersebut antara lain organisasi kepemudaan, organisasi kesenian, organisasi
olah raga, organisasi keagamaan dan sebagainya.
Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur/mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas masyarakat. Dalam pengertian mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa lebih kuat dari individu atau kelompok
yang merupakan bagian dari masyarakat. Negara merupakan integrasi dari
kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan politik.
Negara sebagai alat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia (dalam hal
ini warga negara) dalam masyarakat.
Definisi negara telah banyak dikemukakan oleh beberapa orang ahli di
bidang kenegaraan. Berikut ini antara lain dikemukakan oleh:
a) Haste Kelsen menyatakan bahwa negara identik dengan hukum yang
berarti bahwa jika terdapat tertib hukum di situ terdapat pula negara. Jadi
negara pada dasarnya adalah suatu tertib hukum yang bersifat memaksa.
b) Harold J Laski, menyatakan bahwa negara sebagai sistem peraturan-
peraturan hukum Negara memiliki kekuasaan memaksa.
c) Mr., Soenarko, mengemukakan bahwa negara adalah organisasi
masyarakat yang mempunyai daerah atau teritorial tertentu, negara sebagai
organisasi masyarakat mempunyai kekuasaan tertinggi yang dapat
memaksakan kehendaknya kepada warga negaranya.
d) Jellinek K. mengemukakan bahwa organisasi negara tidak lain hanyalah
satu-kesatuan ikatan dari orang-orang yang bertempat tinggal di suatu
daerah tertentu yang sifatnya diperlengkapi dengan kekuasaan untuk
memerintah
e) Bellefroid mengemukakan bahwa negara adalah suatu persekutuan hukum
yang menempati suatu wilayah untuk selama lamanya dan dilengkapi
dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran
rakyat yang sebesar-besarnya.
f) Prof. R. Djokosoetono, SH, mengemukakan bahwa negara ialah suatu
organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di
bawah suatu pemerintahan yang sama
Kajian IPS SD 9-421
g) Prof. Mr. R. Kramenburg mengemukakan bahwa negara adalah organisasi
kekuasaan sang diciptakan oleh kelompok manusia yang disebut bangsa.
Terkait dengan beberapa definisi negara tersebut di atas, berikut ini akan
dibicarakan beberapa pendapat tentang pengertian negara dari beberapa sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang yang berbeda di sini dikaitkan dengan
teori-teori yang dikemukakannya seperti di bawah ini.
Pertama, Logeman melihat negara sebagai organisasi kekuasaan. Ini
berarti bahwa Negara adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan
kelompok manusia yang disebut bangsa, bertujuan untuk mengatur
masyarakat dengan menggunakan kekuasaan yang ada. Negara sebagai
organisasi kekuasaan dapat menjalankan kekuasannya atau memaksa warga
negaranya untuk mentaati segala peraturan yang ada. Dengan kata lain, negara
mengatur kehidupan seluruh warga negaranya.
Berbeda dengan organisasi kemasyarakatan lainnya yang tidak memaksa
anggotanya untuk selalu tunduk kepada organisasi kemasyarakatan tersebut.
Bahkan menjadi anggota organisasi kemasyarakatan ini bebas, tidak dipaksa.
Masuk anggota organisasi kemasyarakatan tidak dipaksa dan mau keluar pun,
mana kala merasa kurang senang tidak dipaksa pula. Contohnya untuk
menjadi organisasi kesenian, olah raga, kepemudaan dan sebagainya.
Sebaiknya menjadi warga negara suatu negara yang nota bene sebagai
organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut
bangsa; mau tidak mau harus tunduk dan menjalankan segala kebijakan
organisasi (negara) tersebut.
Contohnya warga negara wajib membayar pajak; wajib berperan serta
dalam pemilihan umum; wajib mentaati segala macam peraturan dan undang-
undang yang mengatur kehidupan warganya
Kedua, Mac Iver melihat negara sebagai organisasi politik. Ini berarti
bahwa” Negara merupakan perkumpulan manusia yang berfungsi untuk
memelihara ketertiban masyarakat atau mengatur kepentingan umum.
Negara sebagai organisasi politik, dapat mengusahakan kehendak rakyat.
Dengan kekuasannya dapat memaksa mengikat semua orang yang menjadi
9-422 Unit 9
warga negaranya mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Warga negara yang melanggar peraturan atau Perundang-undangan
tertentu; melanggar hukum tertentu; kena sanksi, tindakan, hukuman dan
berbagai ketentuan lainnya.
Contohnya, warga negara Indonesia yang ingin memisahkan diri menjadi
anggota “Organisasi Papua Merdeka”, wajar kalau ABRI menumpasnya.
Sama seperti teori yang pertama, organisasi kemasyarakatan dalam negara
sebagai organisasi politik pun wajar diperlukan. Keberadaan organisasi
pemuda, organisasi olah raga, organisasi kesenian, organisasi koperasi dan
organisasi-organisasi lainnya bebas untuk tumbuh dan berkembang.
Anggotanya. tidak dipaksa untuk menjadi anggota tersebut, mereka bebas
keluar masuk menjadi anggota.
Ketiga, Prof. Dr. Soepomo SH., melihat negara dari sudut integritas antara
pemerintah dan rakyat. Prof. Dr. Soepomo. SH. dalam pidatonya di depan
sidang pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 31 Mei 1945; mengemukakan beberapa
teori yang dikemukakannya adalah teori integralistik atau teori persatuan.
Menurut teori ini bahwa “Negara merupakan susunan masyarakat yang
integral di antara semua golongan dari seluruh anggota masyarakat sebagai
satu kesatuan yang organis”.
Negara tidak mengutamakan pada satu golongan karena yang diutamakan
adalah kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara sebagai satu
kesatuan yang utuh. Negara menurut teori integralistik merupakan negara
yang menghendaki persatuan dari seluruh rakyatnya.
Teori yang dikemukakan Soepomo ini paling sesuai kalau diterapkan di
negara Indonesia yang masyarakatnya sangat heterogen. Bhineka Tunggal Ika,
merupakan realisasi dari teori integralistik. Teori integralistik menghendaki
suatu negara yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, kebersamaan dan
musyawarah serta disertai iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sifat-silat ini pun tercermin dalam Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia, di mana sifat-sifat gotong-royong suka menolong tenggang rasa,
Kajian IPS SD 9-423
toleransi dan ramah tamah membarengi hidup dan penghidupan bangsa
Indonesia.
Pendapat Soepomo tentang teen integralistik ini erat kaitannya dengan
Pembukaan UUD-1945 pada pokok-pokok pikiran pertama yaitu: “... negara
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
atas dasar persatuan.
Adanya kenyataan perbedaan pendapat perorangan, perbedaan pendapat
golongan dan lain-lain; jangan merusak kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia.
2. Asal Mula Terjadinya Negara
Membicarakan asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan
mengadakan dua pendekatan; pertama pendekatan faktual dan kedua teoretis.
Asal mula terjadinya negara yang berdasarkan pendekatan faktual selalu
melihat kepada adanya fakta-fakta atau kenyataan yang benar-benar pernah
terjadi yang diungkapkan dari pengalaman dan sejarah. Pada saat timbulnya
suatu negara baru itu tentu saja sudah ada wilayah tertentu yang didiami oleh
masyarakat tertentu. Karena tanpa adanya masyarakat yang mendiami
wilayah tertentu yang dilengkapi etch pemerintahannya, maka tidak mungkin
ada negara.
Jadi asal mula terjadinya negara itu dapat diungkapkan melalui fakta
sejarah, dengan sebab-sebabnya antara lain sebagai berikut:
a. Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu
bangsa, maka berdirilah suatu negara. Contoh: Terbentuknya negara
Liberia di pantai barat Afrika diduduki oleh sekelompok orang Negro
dari Amerika Serikat yang dimerdekakan pada tahun 1847.
b. Suatu daerah semula menjadi wilayah kekuasaan suatu negara tertentu
kemudian melepaskan diri dari ikatan negara itu dengan
memproklamasikan kemerdekaannya. Contoh: Terbentuknya negara
Belgia terlepas dari negara Belanda pada tahun 1839. Demikian pula
tentang terbentuknya negara Norwegia dan negara Swedia yang masing-
9-424 Unit 9
masing terpisah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat penuh.
Sementara itu terbentuknya negara Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 terlepas dari Kerajaan Hindia Belanda merupakan -
pendekatan pada adanya fakta sejarah.
c. Peleburan atau fusi dari beberapa negara menjadi satu negara baru
Contoh: Terbentuknya Kerajaan Jerman Raya pada tahun 1871.
Demikian pula tentang terbentuknya negara The Great Britain (Inggris
Raya merupakan penggabungan dari negara England dan Scotland
menjadi satu negara yang baru
d. Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah negara
itu muncul beberapa negara baru. Contoh: Terbentuknya negara Colom-
bia Baru dan negara Venezuela yang berasal dari satu negara yaitu
Colombia.
Asal mula terjadinya negara berdasarkan pada pendekatan teoretis
merupakan suatu analisis dengan menggunakan dugaan atau pemikiran yang
logis dan bersifat hipotetis serta abstrak.
Lebih lanjut akan dipersoalkan tentang asal mula terjadinya negara yang
untuk pertama kalinya berdasarkan pada pendekatan teoretis yaitu berupa
pengamatan terhadap teori Ketuhanan, teori Perjanjian masyarakat, teori
kekuasaan dan teori Hukum alam (kodrat).
a. Teori Ketuhanan
Menurut teori ini mengenai asal mula terjadinya suatu negara adalah atas
perkenaan Tuhan. Suatu negara tidak akan terjadi apabila Tuhan belum
menghendakinya
Teori ini didasarkan pada keyakinan manusia bahwa asal mula terjadinya
negara adalah karena ketentuan Tuhan atau karena adanya kekuatan gaib,
sehingga jika ada sementara orang yang memerintah suatu negara
sebagai raja atau keturunannya, maka pada hakikatnya karena Tuhan
menghendaki demikian.
Orang percaya bahwa asal-usul raja-raja yang memerintah itu adalah
penjelmaan dewa-dewa. Misalnya Raja Iskandar Zulkarnaen dianggap
Kajian IPS SD 9-425
sebagai putra dewa Zeus Anarnon, Mikado di Jepang sebagai turunan
Dewa Matahari yaitu Ametarasu.
Friedrich Julius Stahl (1802-1861) dalam bukunya “Die Philosophe des
Rechts” menyatakan bahwa: kekuasaan itu hanya dipindahkan oleh
Tuhan semata kepada seorang manusia atau golongan tertentu.
Terjadinya kekuasaan itu tampak secara berangsur-angsur sejalan dengan
pertumbuhan negara melalui suatu proses yaitu sejak kekuasaan dalam
keluarga. kelompok. klan dan bangsa. Sementara itu sering terdapat
tanggapan terhadap hal tersebut yaitu apabila terjadi peperangan antara
dua pihak yang berkuasa, maka pihak yang kalah beranggapan bahwa
kekuasaan manakah pula yang mendapat keyakinan sebagai kekuasaan
atas kehendak Tuhan? Bagaimana pula jika dalam suatu negara terdapat
lebih dari satu pemegang kekuasaan?
Namun mengenai terjadinya peperangan tentu saja akan melahirkan
pemenang di satu pihak dan melahirkan yang kalah di lain pihak, tapi
kesemuanya beranggapan bahwa ini merupakan suatu kenyataan adanya
kekuasaan serta atas kehendak Tuhan. Teori ini berkembang sampai abad
pertengahan dan diterima secara umum bersamaan dengan
berkembangnya agama Kristen sehingga’ berlakulah ajaran teokrasi,
terutama bagi golongan gereja sebagai kekuasaan tertinggi di dalam
negara. Hal ini mengakibatkan timbulnya pertentangan antara
Raja/Kaisar dengan Paus.
Tanda-tanda dari teori, Ketuhanan tersebut dapat dilihat dalam undang-
undang dasar berbagai negara yang mencantumkan kalimat By the grace
of God atau dengan berkat dan rahmat Tuhan.
b. Teori Perjanjian Masyarakat
Menurut teori ini, bahwa terjadinya negara pada mulanya dilihat dari
perkembangan manusia sebagai individu yang hidup menyendiri tempat
tujuan dan tanpa berpedoman atau peraturan apa pun yang belakang
baginya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ke lain tempat
Dengan demikian kehidupan mereka tidak menentu dan penuh
9-426 Unit 9
kekacauan Mereka belum mengenal hidup bermasyarakat. Mereka tidak
mempunyai: sumber pendapatan yang tepat dan sering-sering kebutuhan
hidupnya tidak dapat terpenuhi.
Untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup
mereka tidak segan-segan melakukan perbuatan apa saja, seperti
merampas hak orang lain, sehingga perselisihan atau pertarungan sengit
di antara mereka tak dapat dibendung yang mengakibatkan terjadinya
korban harta benda dan nyawa.
c. Teori Kekuasaan
Teori ini menyatakan bahwa terbentuknya negara karena adalah
kekuasaan dari orang-orang yang merasa dirinya kuat akan mampu
mengalahkan orang-orang yang lemah. Maka orang kuatlah yang
pertama-tama mendirikan negara dengan segala kekuatannya, si kuat
dapat memaksakan segala kehendaknya kepada yang lemah.
d. Teori Hukum Alam (Kodrat)
Apabila membicarakan hukum biasanya yang kita maksudkan ialah
hukum pada saat ini atau hukum yang berlaku pada saat tertentu d tempat
tertentu, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hukum seperti ini dinamakan
hukum positif (Jus Constitutum). Di samping hukum positif masih ada
hukum lain ialah hukum alam atau hukum kodrat.
Jadi, hukum alam adalah hukum yang tidak dibuat oleh sesuatu badar
pembentuk undang-undang (badan legislatif), melainkan hukum yang
seharusnya berlaku menurut alam.
Para penganut teori hukum alam menganggap bahwa hukum ini berlaku
langgeng serta bersifat universal. Karena hukum ini dianggap tidak akan
berubah lagi, berlaku pada setiap saat, setiap tempat, baik zaman dahulu
maupun zaman sekarang.
Hukum alam merupakan hukum yang tidak tertulis namun memuat asas-
asas umum. Hukum ini mengandung keadilan abadi yang tidak
bergantung pada kehendak manusia.
Kajian IPS SD 9-427
3. Asal Mula Terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tidak dapat disangkal lagi bahwa lahirnya Republik Indonesia (RI)
secara faktual (kenyataan) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia itu sendiri ditanda-tangani oleh Soekarno-Hatta atas
nama bangsa Indonesia. Akan tetapi secara teoretis belum ada keseragaman
pendapat tentang asal mula terjadinya Negara Kesatuan RI ini.
Namun yang jelas bahwa paham kenegaraan Republik ini yang didasari
Pancasila tidak menganggap bahwa sebelum adanya negara manusia hidup
sendiri-sendiri (individualistis). Paham individualistis hanya terdapat dalam
paham negara yang bersifat liberal.
Negara kita yang didasari Pancasila meyakini bahwa aturan dasar yang
hidup di dunia ini adalah keluarga. Keluarga merupakan lembaga pertama
yang melahirkan dan menumbuhkan perkembangan manusia, sehingga hak
dan kewajiban dapat terselenggara.
Hal tadi jelas sebagai faktor pendorong terjadinya organisasi negara
karena adanya naluri yang dapat menjamin seluruh kepentingan anggota
keluarga. Dengan demikian hidup bermasyarakat berawal dari lingkungan
keluarga, karena keluarga merupakan dasar kehidupan bermasyarakat
ataupun bernegara.
Masing-masing anggota keluarga harus memikul tanggung jawab
bersama bagi keselamatan keluarga, dan pada dasarnya hidup secara
kekeluargaan merupakan perwujudan cinta kasih sesama manusia yang
senantiasa ingin hidup bermasyarakat.
Republik Indonesia sebagai negara kesatuan terjadi secara alamiah. Ini
sejalan dengan tuntutan fitrah manusia dan disertai kehendak Tuhan, seperti
yang tersurat pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
4. Unsur-unsur terjadinya Negara
Sebagai organisasi masyarakat dan politik negara dapat saja terjadi dan
berdiri. Namun hal itu harus dipenuhi dan didukung oleh unsur-unsur pokok
9-428 Unit 9
yang ada dalam suatu negara. Menurut Oppenheim-Lauterpacht unsur-unsur
yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat politik tertentu untuk disebut
negara mencakup tiga unsur pokok, yaitu ada daerah, ada rakyat, dan ada
pemerintah yang berdaulat atau pemerintah berwibawa.
Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, unsur-unsur yang harus
dimiliki oleh suatu negara sebagai subjek hukum internasional, mencakup
syarat-syarat berupa ada daerah tertentu, ada rakyat sebagai masyarakat yang
tetap, ada. pemerintah yang berdaulat, dan adanya pengakuan atau
mempunyai kemampuan Untuk berhubungan dengan negara-negara lain.
Untuk memperoleh kesimpulan. maka secara sistematik ketiga unsur pokok
tadi harus ditinjau lagi secara rinci.
a. Daerah
Mengenai daerah (teritorial), sesungguhnya yang tepat dipakai istilah
wilayah. Karena apabila dipergunakan istilah daerah, hal itu hanya
meliputi daratan. Sedangkan apabila digunakan istilah wilayah hal ini
berarti meliputi daratan, lautan, dan udara.
Adanya daerah bagi suatu negara merupakan unsur yang pertama-
tama diharapkan bagi adanya suatu negara. Hal itu diharapkan agar
daerah tadi tetap utuh. Memang daerah adalah landasan fisik yang paling
utama bagi negara.
Daerah suatu negara merupakan tempat bermukim secara tetap dari
rakyat, tempat kegiatan pemerintah, serta tempat untuk diadakannya
susunan kekuasaan negara itu. Daerah suatu negara tidak bergantung
kepada luas atau sempitnya tempat yang didiami secara tetap oleh rakyat.
Bahkan daerah itu tidak bergantung kepada banyak atau sedikitnya
rakyat yang mendiaminya. Namun yang penting daerah itu harus
memiliki batas-batas tertentu secara jelas dan tetap, sehingga cukup
bermanfaat bagi kehidupan negara serta bagi kepentingan rakyat dalami
daerah itu.
Menurut Huge de Groot (Grotius) bahwa daerah negara itu
dominium eminens artinya melupakan milik yang tertinggi bagi suatu
Kajian IPS SD 9-429
negara. Batas-batas daerah itu ditentukan oleh perjuangan bangsa itu,
baik dengan paksaan maupun dengan persetujuan ataupun dengan
perjanjian dengan negara tetangga.
Dengan demikian suatu negara bukan hanya daratan, tapi juga
meliputi lautan dan udara.
b. Rakyat
Yang disebut dengan rakyat adalah kelompok manusia yang
berstatus sebagai warga negara mempunyai hubungan yang lebih erat
dengan organisasi kekuasannya yaitu negara.
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara.
Rakyat merupakan salah satu unsur mutlak bagi terjadinya suatu negara.
Jadi tidak ada negara tanpa rakyat.
Rakyat suatu negara adalah kelompok masyarakat yang mempunyai
cita-cita dan bertekad untuk hidup bersama dalam suatu kesatuan politik
yang akhirnya terbentuk menjadi satu bangsa atau nation. Sedangkan
istilah bangsa sebenarnya untuk melakukan suatu pengertian yang
dilawankan dengan bangsa-bangsa.
Rakyat suatu negara merupakan penghuni negara dapat dibedakan
antara penduduk dan bukan penduduk, serta antara warga negara dan
bukan warga negara.
(1) Penduduk dan Bukan Penduduk
Yang disebut dengan penduduk suatu negara ialah orang yang
berdomisili atau bertempat tinggal menetap di wilayah suatu negara
dan telah memiliki syarat menurut undang-undang. Dan yang disebut
dengan bukan penduduk ialah orang yang berada di wilayah negara
untuk sementara serta tidak bermaksud bertempat tinggal tetap di
negara itu. Misalnya, wisata manca negara yang sedang berkunjung
di Indonesia. Dengan adanya perbedaan antara penduduk dengan
bukan penduduk telah menimbulkan perbedaan dalam hak-hak dan
kewajiban tertentu.
9-430 Unit 9
Misalnya penduduk boleh mendirikan suatu perkumpulan dan boleh
melakukan suatu pekerjaan di suatu negara. Sedangkan bukan
penduduk tidak memiliki hak serta kewajiban seperti itu.
(2) Warga Negara dan Bukan Warga Negara
Yang disebut dengan warga negara ialah mereka yang menjadi
anggota suatu negara dan mempunyai ikatan hukum dengan negara
yang bersangkutan.
Sedangkan yang disebut dengan bukan warga negara (orang asing)
ialah mereka yang tidak mempunyai ikatan hukum dengan negara
itu, namun harus tunduk kepada segala peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku di negara yang mereka tempati.
Namun keputusan akhir diserahkan sepenuhnya kepada yang
bersangkutan. apakah akan menerima atau menolaknya. Kalau ia
mau ,menerimanya, maka pergunakanlah hak opsi dan kalau hal
sebaliknya, maka pergunakanlah hak repudiasi
(3) Warga Negara Indonesia
Setiap negara perlu memiliki peraturan perundang-undangan tentang
kewarganegaraan. Ini jelas untuk menentukan status seseorang,
apakah ia warga negara atau bukan. Berdasarkan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku adalah penting, artinya bukan
saja hanya rnenyangkut masalah hukum privat saja, melainkan
memegang peranan penting di bidang hukum publik. Hal ini dapat
terlihat dari hak serta kewajiban yang dimiliki oleh seorang warga
negara yang berbeda dengan seorang bukan warga negara (orang
asing). Misalnya menggunakan hak pilih dan hak dipilih dalam suatu
pemilihan umum yang hanya dimiliki oleh warga negara saja.
Untuk itu maka UUD 1945 mencantumkan tentang hak dan
kewajiban warga negara Indonesia pada pasal 27, 28,29, 30, 31,32,
33, dan 34.
Kajian IPS SD 9-431
c. Pemerintahan yang berdaulat
1) Kedaulatan
Pemerintah merupakan gabungan dari semua alat atau badan
kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah suatu
negara seperti raja atau presiden dan para menteri. Selain itu terdapat
badan-badan kenegaraan lainnya seperti MIPR, DPR, DPA dan MA.
Semua badan tersebut bertugas menyelenggarakan kesejahteraan
umum. Misalnya badan yang bertugas membuat segala peraturan,
menjalankan peraturan dan mempertahankannya (badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif)
Pemerintah dapat dibedakan dalam arti luas, dan dalam arti sempit.
Jadi, yang dimaksud dengan pemerintah dalam arti luas di Indonesia
mencakup semua lembaga-lembaga kenegaraan seperti MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, dan MA. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemerintah dalam arti sempit terdiri dari Presiden, Wakil Presiden,
dan Menteri Negara.
Kedaulatan berasal dari kata supremus (Latin) berarti yang tertinggi.
Kemudian pengertian ini disamakan dengan sovanita (Italia), sover-
eignty (Inggris), dan daulat, daulat yang berarti kekuasaan atau
dinasti Pemerintah
Jadi, kedaulatan berarti: kekuasaan Tertinggi atau kekuasaan yang
tidak terletak di bawah kekuasaan lain ini menunjukkan bahwa
kedaulatan negara itu adalah suatu pusat kekuasaan yang luar biasa
yang meliputi dan mengatasi segala-galanya.
Menurut Jean Bodin (1530-1596) kedaulatan mempunyai empat sifat
pokok, yaitu:
(1) Permanen (langgeng), yang berarti kedaulatan yang tetap ada
walaupun badan yang memegang kedaulatan itu berganti-ganti.
Jadi, kedaulatan negara itu tetap ada selama negara tetap berdiri.
Lenyapnya kedaulatan bersamaan pula dengan lenyapnya negara.
9-432 Unit 9
(2) Aslinya, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal atau
diwariskan dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
(3) Bulat, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya
kekuasaan yang tertinggi dalam negara.
Jadi, kedaulatan itu tidak dapat dibagi-bagi lagi.
(4) Absolut (tak terbatas) yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak
dibatasi atau dikurangi oleh siapa pun dan berlaku bagi setiap
orang serta setiap golongan. Apabila kedaulatan itu terbatas, tentu
saja ciri bahwa kedaulatan itu merupakan kedaulatan yang
tertinggi akan lenyap.
Pemerintah dan Kedaulatan di Negara Republik Indonesia.
Di Indonesia terdapat enam lembaga kenegaraan sebagai alat-alat
perlengkapan negara. Keenam lembaga kenegaraan tersebut yaitu
satu buah lembaga tertinggi negara dan lima buah lembaga tinggi
negara.
(1) Lembaga tertinggi negara di Indonesia yaitu Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)
(2) Lembaga-lembaga tinggi negara di Indonesia yakni terdiri dari
Presiden, DPR, DPA, BPK, dan Mahkamah Agung.
B. Prinsip dasar pemerintahan 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara RI berdasarkan UUD 1945;
1) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), tidak berdasar
atas kekuasaan belaka;
2) Sistem konstitusional Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusional, tidak
berdasarkan kekuasaan yang absolut;
3) Kekuasaan pemerintahan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan
Rakyat;
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah
Majelis;
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;
Kajian IPS SD 9-433
6) Menteri-menteri negara ialah pembantu presiden. Menteri-menteri negara
tidak bertanggung jawab kepada DPR;
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
C. Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat manusia berinteraksi sosial
dengan manusia lainnya yang dapat berupa kerja sama, persaingan, maupun
pertentangan (konflik). Interaksi sosial dapat menciptakan keteraturan dan dapat
juga menimbulkan ketidakteraturan atau gangguan kepada masyarakat. Agar
dalam masyarakat itu tercipta keteraturan, ketertiban, keadilan, dan terhindar dari
kekacauan atau perpecahan, maka pada setiap masyarakat selalu ada norma-
norma yang mengatur kehidupan manusia. Setiap anggota masyarakat diharapkan
dapat mematuhi norma-norma tersebut.
Yang dimaksud dengan norma atau kaidah ialah patokan perilaku dalam
suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan
terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, dan
norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak
perilaku seseorang (Robert M.Z. Lawang, 1986).
Norma atau kaidah mengatur perilaku kita sehari-hari. Norma tersebut
terwujud dalam aturan-aturan yang tertulis dan tidak tertulis. Norma juga ada
yang bersifat melarang, menyuruh, dan mengatur/menganjurkan.
Para ahli hukum membedakan beberapa macam norma yang mengatur
kehidupan manusia. Utrecht misalnya mengemukakan bahwa selain hukum,
kaidah atau norma yang mengatur tata tertib manusia terdapat juga dalam agama,
kebiasaan, dan adat-istiadat. Sedangkan menurut Van Apeldoorn norma itu
meliputi : hukum, kebiasaan, agama, kesusilaan, dan moral. Norma-norma ini
memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Dilihat dari sumbernya maka
norma-norma tersebut memiliki sumber yang berbeda. Hukum bersumber dari
kekuasaan negara. Norma agama bersumber dari ajaran agama atau dari wahyu
Tuhan. Kesusilaan, kebiasaan, moral, bersumber dari budaya masyarakat.
9-434 Unit 9
Semua norma di atas memiliki sangsi atau balasan terhadap orang yang
melanggar norma tersebut. hal ini agar setiap orang mau mematuhi norma-norma
tersebut. Dalam hal sangsi juga terdapat perbedaan di antara norma-norma
tersebut. Norma hukum memiliki sangsi yang tegas dan bersifat memaksa.
Norma agama sangsinya merupakan dosa yang akan di balas di akhirat (kecuali
norma agama yang sudah diangkat menjadi norma hukum negara, maka
sangsinya pun dapat diterapkan seperti halnya norma hukum). Norma kesusilaan
atau adat istiadat, jika dilanggar bisa mendapat sangsi berupa rasa penyesalan diri
kutukan, cemoohan, ataupun pengucilan dari masyarakat.
a. Pengertian Hukum
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan norma hukum itu? Banyak para
ahli hukum yang memberikan pengertian tentang hukum yang satu sama lain
kadang-kadang ada sedikit perbedaan penekanannya. Menurut Utrecht hukum
adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan-
larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh karena
itu seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Pelanggaran petunjuk-petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan
dari pihak pemerintah masyarakat itu (Utrecht:9).
Menurut Simorangkir dan Woerjono S., hukum adalah peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib pelanggaran terhadap peraturan-peraturan berakibat diambilnya
tindakan yaitu dengan hukuman tertentu, sedangkan menurut Soediman
Kartohadiprojo, hukum adalah pikiran atau anggapan orang, adil atau tidak
adil mengenai hubungan antar manusia.
Norma hukum itu berasal dari negara yang mengatur hubungan antara
negara dengan warga negara dan hubungan antara sesama warga negara.
Mungkin anda bertanya mengapa hubungan tersebut perlu diatur dengan
norma hukum. Pertanyaan ini menyangkut tentang apa yang menjadi tujuan
hukum. Para ahli hukum agak berbeda dalam memandang tujuan hukum itu.
Utrecht misalnya mengemukakan bahwa hukum bertugas menjamin adanya
Kajian IPS SD 9-435
kepastian hukum dalam pergaulan manusia. Van Kan, menyatakan bahwa
tujuan hukum yaitu untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya
kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat. Sedangkan menurut Apeldoorn
tujuan hukum yaitu untuk mengatur tata tertib masyarakat secara adil dan
damai. Jika dikaji lebih lanjut, maka para ahli hukum ada yang menekankan
tujuan hukum pada penciptaan ketertiban masyarakat, ada yang menekankan
Iebih jauh lagi dari sekedar ketertiban, yakni untuk mencapai keadilan dalam
kehidupan masyarakat Pendapat yang menyatakan bahwa hukum itu
bertujuan untuk menciptakan keadilan beralasan bahwa ketertiban saja
tidaklah cukup, karena suatu masyarakat yang tertib belum ada keadilan di
dalamnya. jadi keadilanlah yang menjadi tujuan akhir dari hukum itu. Selain
menekankan pada ketertiban dan keadilan, ada juga
pendapat ahli yang menyatakan bahwa hukumpun bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat.
b. Sumber Hukum
Sumber hukum itu dapat dibedakan dalam dua macam, yakni sumber
hukum materiil dan sumber hukum formal. Sumber hukum materiil adalah
sumber yang menjadi penyebab adanya hukum, yaitu berupa keyakinan atau
perasaan hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi hukum.
Jadi sumber hukum materil menentukan isi hukum, atau memberi corak atau
warna hukum. Sumber hukum materiil ini bisa berupa jiwa, bangsa ataupun
dari pandangan hidup bangsa (filsafat bangsa). Bagi bangsa Indonesia, yang
dapat dianggap sebagai sumber hukum materiil adalah Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai sumber hukum materiil maka
nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila menjiwai atau memberi corak isi
kepada hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itulah Pancasila
disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Jika sumber hukum materiil itu masih mempunyai sifat yang mengikat
yang masih samar-samar, maka sumber hukum formal lebih memperjelas
9-436 Unit 9
agar hukum itu dapat menjadi peraturan yang berlaku dalam pergaulan
manusia. Oleh karena itu sumber hukum formal memberi bentuk kepada
hukum. Jadi sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dari
bentuknya. Karena bentuknya itu maka hukum diketahui, berlaku umum, dan
dipatuhi.
Yang termasuk ke dalam sumber hukum formal adalah sebagai berikut.
(1) Undang-undang (dalam arti luas)
(2) Yurisprudensi
(3) Traktat
(4) Doktrin
(5) Kebiasaan
(1) Undang-undang
Undang-undang mempunyai pengertian yang luas dan pengertian
yang sempit. Dalam arti luas atau dalam arti materiil undang-undang
berarti setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya
mempunyai kekuatan mengikat umum. Sebagai contoh dari undang-
undang dalam arti materiil (luas) yang ada di Indonesia misalnya
meliputi:
a) Undang-Undang Dasar 1945;
b) Ketetapan MPR;
c) Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang;
d) Peraturan Pemerintah;
e) Keputusan Presiden;
f) Peraturan Menteri;
g) Keputusan Menteri;
h) Peraturan Pelaksanaan lainnya;
Sedangkan yang dimaksud dengan Undang-undang dalam arti sempit
atau dalam arti formal, adalah setiap keputusan yang dikeluarkan lembaga
legislatif (pembuat undang-undang) yang diberi nama secara khusus
sebagai undang-undang. Di negara RI yang dimaksud dengan undang-
Kajian IPS SD 9-437
undang dalam arti formal ini adalah produk hukum yang dibuat secara
bersama oleh Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat, yang
kedudukannya berada di bawah Ketetapan MPR dan di atas Peraturan
Pemerintah. Dalam bahasa sehari-hari, jika kita menyebut undang-undang
pada umumnya merujuk pada istilah undang-undang dalam arti formal
(sempit), misalnya Undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-undang no. 3 tahun 1985 tentang Partai
Politik dan Golkar, Undang-undang no. 8 tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan, dan sebagainya.
(2) Yurisprudensi
Yurisprudensi, adalah hukum yang bersumber dari keputusan hakim
terdahulu yang menjadi sumber hukum bagi keputusan hakim berikutnya
yang mengadili perkara yang sama. Yurisprudensi lahir karena hakim
mungkin memandang bahwa undang-undang yang ada tidak cukup jelas
atau kurang lengkap, sehingga hakim dalam memutuskan suatu perkara
melakukan penafsiran hukum sendiri. Penafsiran hukum oleh hakim itu
bisa menjadi hukum yurisprudensi, yang bisa diikuti oleh hakim-hakim
lainnya.
(3) Traktat
Traktat, adalah perjanjian antara dua negara atau lebih. Traktat
menjadi sumber hukum bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian
itu. Jadi setiap traktat mengakibatkan bahwa pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian terikat pada isi perjanjian yang mereka sepakati,
Sehingga setiap isi perjanjian itu harus dicapai.
Tercatat ada dua macam yakni traktat bilateral dan traktat
multilateral. Traktat bilateral adalah perjanjian traktat multilateral adalah
perjanjian antara lebih dua negara. Traktat yang telah disepakati mengikat
bukan hanya kepada negaranya melainkan kepada rakyatnya juga. Oleh
karena itu biasanya traktat juga diundangkan dalam suatu undang-undang.
9-438 Unit 9
(4) Doktrin
Doktrin, adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan
dasar pertimbangan bagi para hakim dalam mengambil keputusan. Dalam
hukum Islam peranan doktrin ini sangat besar. Misalnya keputusan para
hakim Islam banyak didasarkan pada pendapat ahli hukum seperti Imam
Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali.
(5) Kebiasaan
Kebiasaan, yang dilakukan oleh manusia atau suatu lembaga yang
diterima oleh masyarakat dan dirasakan sebagai suatu keharusan
dipandang sebagai hukum yang tidak tertulis. Kebiasaan kadang
digunakan hakim dalam mengambil suatu keputusan hukum, selama
kebiasaan itu tidak bertentangan dengan undang-undang yang ada.
Kebiasaan sebagai hukum bisa berlaku dalam kehidupan masyarakat,
tetapi bisa juga berlaku dalam kehidupan ketatanegaraan yang biasa
disebut sebagai konvensi.
c. Peraturan Perundang-undangan
Ada beberapa istilah yang hampir sama yang sering digunakan yaitu
peraturan, undang-undang (arti luas), perundangan, peraturan Perundang-
undangan. Istilah-istilah tersebut tidaklah berbeda dan semuanya merujuk
pada semua produk hukum yang dihasilkan oleh negara/pemerintah.
Peraturan perundang-undangan atau undang-undang dalam arti luas ini (arti
materiil) merupakan salah satu sumber hukum yang paling penting dan paling
sering digunakan dalam mengatur kehidupan masyarakat dan negara.
Peraturan perundang-undangan di Indonesia memiliki hierarki hukum,
artinya memiliki tata urutan atau bertingkat. Peraturan perundang-undangan
yang terletak di atas berkedudukan lebih tinggi dan menjadi sumber hukum
bagi peraturan yang ada di bawahnya. Peraturan perundang-undangan yang
terletak di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan di atasnya.
Kajian IPS SD 9-439
Di Indonesia tata urutan perundang-undangan di atur dalam Ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966 yang menentukan tata urutan sebagai berikut:
1) UUD 1945
UUD 1945 berkedudukan sebagai hukum dasar tertulis yang berarti
menjadi sumber hukum tertulis tertinggi di Indonesia. Semua peraturan
perundang-undangan lainnya bersumber kepada UUD 1945.
Lembaga negara yang berhak menetapkan undang-undang dasar adalah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun untuk UUD 1945,
penetapannya telah dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
2) Ketetapan MPR
Ketetapan MPR dikeluarkan oleh MPR mempunyai kekuatan hukum
mengikat ke dalam maupun keluar MPR. Ketetapan MPR dimaksudkan
untuk menjalankan ketentuan yang ada dalam IJUD 1945.
3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
Undang-undang yang dimaksud di sini adalah undang-undang dalam arti
sempit atau arti formal, yaitu peraturan perundangan yang dibuat secara
bersama oleh Presiden dan DPR. Undang-undang disusun dengan maksud
menjalankan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Undang-undang Dasar
dan Ketetapan MPR.
Sementara itu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan undang-undang. Perbe-
daannya ialah bahwa Perppu dibuat secara sepihak oleh
Presiden/Pemerintah tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu kepada
DPR. Perppu dikeluarkan oleh Presiden dalam keadaan kegentingan yang
memaksa (dalam keadaan darurat). Jika keadaan negara sudah normal
kembali, maka Perppu tadi harus dimintakan persetujuannya kepada DPR.
4) Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah disusun dengan maksud untuk menjalankan
ketentuan dalam undang-undang. Suatu undang-undang hanya akan
berlaku jika sudah ada peraturan pemerintah sebagai peraturan
9-440 Unit 9
pelaksananya. Peraturan Pemerintah sepenuhnya disusun oleh
Pemerintah/Presiden, tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu
dari DPR.
5) Keputusan Presiden
Dikeluarkan oleh Presiden untuk mengatur hal-hal yang lebih khusus.
6) Peraturan Menteri
7) Keputusan Menteri
8) Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya (misalnya Peraturan Pemda Tk I,
Peraturan Pemda Tk. II, dsb).
Setelah kita membicarakan hukum dan peraturan perundang-undangan,
maka muncul pertanyaan bagaimana agar hukum dan peraturan Perundang-
undangan itu dapat dilaksanakan atau dipatuhi dengan baik di masyarakat.
Salah satu upaya untuk itu adalah diberikannya sanksi hukum yang tegas bagi
para pelanggarnya. Sangsi hukum memiliki ciri khas yakni bersifat memaksa,
tegas, dan segera. Sebagai contoh sangsi hukum ini misalnya disebutkan di
dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) yang menyebutkan
beberapa sangsi hukum seperti: hukuman mati, hukuman penjara (seumur
hidup, 20 tahun, kurang dari 20 tahun), hukuman kurungan, dan hukuman
denda (misalnya denda membayar uang), serta hukuman tambahan (misalnya
pemecatan, pencabutan hak, dsb).
Agar hukum benar-benar dapat dipatuhi oleh masyarakat sebenarnya
bukan hanya mengandalkan pada adanya sangsi hukum. Meskipun sangsi
hukumnya berat, tetapi jika masyarakatnya tidak memiliki kesadaran hukum,
maka sangsi apa pun akan berani dilanggarnya. Oleh karena itu yang paling
penting dalam menciptakan tegaknya negara hukum adalah adanya kesadaran
hukum yang tinggi dari warga negaranya.
Tumbuhnya kesadaran hukum warga negara perlu dilakukan dengan
melakukan pembinaan kesadaran hukum antara lain melalui pendidikan atau
penyuluhan. Pembinaan kesadaran hukum dapat dilakukan sejak di taman
kanak-kanak dan sekolah dasar dan terus berlanjut sampai jenjang pendidikan
tinggi. Pada tingkat sekolah dasar siswa sudah bisa dikenalkan dengan konsep
Kajian IPS SD 9-441
hukum yang penyimpannya bisa disederhanakan. Misalnya pemahaman dan
kesadaran siswa tentang konsep hukum itu diartikan dengan pemahaman dan
kepatuhan terhadap peraturan tata tertib kelas atau sekolah. Pembinaan
disiplin di sekolah merupakan salah satu upaya pula dalam membina siswa
memiliki kesadaran hukum.
D. Warga Masyarakat dan Warga negara Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal subunit ini bahwa individu dan
masyarakat mempunyai hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan.
Masyarakat terdiri dari individu-individu, dan individu-individu dipengaruhi oleh
masyarakatnya. Individu sukar untuk hidup tanpa ada masyarakat yang
mendukungnya. Individu-individu itu dapat disebut sebagai anggota atau sebagai
warga masyarakat.
Setiap orang menjadi warga dari masyarakat di mana dia hidup, dari
lingkungan yang sesuai yang terdekat sampai yang meluas. Seseorang menjadi
warga dari keluarganya warga masyarakat at lingkungan RT lingkungan RW
menjadi warga masyarakat desanya, kecamatannya, sukunya, sampai menjadi
warga masyarakat Indonesia. Sebagai warga masyarakat maka ia memiliki hak-
hak yang diberikan oleh masyarakat lingkungannya dan juga memiliki kewajiban
atau tanggung jawab yang harus ia lakukan terhadap masyarakatnya.
Sebagai warga masyarakat yang baik ia harus melalui suatu proses
sosialisasi, yakni proses belajar menerima nilai, moral, dan norma yang berlaku
di masyarakatnya, sehingga ia bisa diterima oleh masyarakatnya sebagai
warganya.
Dalam kaitannya dengan negara maka seseorang dapat memiliki kedudukan
hukum sebagai warga negara. Warga negara adalah anggota dari negaranya.
Setiap negara harus memiliki warga negaranya. Untuk menjadi warga negara
suatu negara harus memiliki syarat-syaratnya. Tidak semua orang yang tinggal
dalam suatu negara dapat disebut sebagai warga negara dan tidak semua warga
negara tinggal di negaranya sendiri.
9-442 Unit 9
Mungkin anda bertanya, siapakah yang dapat disebut sebagai warga negara
Republik Indonesia itu. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu kita lihat ketentuan
yang terdapat pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 yang menyatakan
(1) “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara”.
(2) “Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang”.
Berdasarkan ketentuan pasal 26 UUD 1945 di atas bahwa yang menjadi
warga negara Indonesia itu ialah orang bangsa Indonesia asli. Selain itu bangsa
lain pun bisa menjadi warga negara Indonesia. Di dalam penjelasan pasal 26
disebutkan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda,
peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab yang bertempat kedudukan di
Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada
Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.
Selanjutnya tentang siapa warga negara Indonesia, dilihat pada Undang-
undang Kewarganegaraan yang masih berlaku di Indonesia yaitu Undang-
Undang No. 62 tahun 1958 (kecuali pasal 18). Dalam pasal undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa warga negara Republik Indonesia adalah:
a) Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-
perjanjian dan atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17
Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI;
b) Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya yang berkewarganegaraan RI;
c) Anak yang lahir dalam 300-hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila
ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI;
d) Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada
waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya;
e) Orang yang pada waktu lahirnya, ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan
ayahnya;
Kajian IPS SD 9-443
f) Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak
diketahui;
g) Seorang anak yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui
kedua orang tuanya;
h) Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang
tuanya tidak diketahui;
i) Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak
mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu;
j) Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan-aturan undang-
undang ini. -
Untuk dapat memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia ada
beberapa cara yang dapat ditempuh
a) Keturunan (pertalian darah)
Setiap anak yang lahir dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia
akan memperoleh kewarganegaraan RI;
b) Kelahiran
Dalam hal-hal tertentu, kewarganegaraan RI dapat diperoleh karena
kelahirannya di wilayah negara RI (lihat pasal 1 UU No. 62 tahun 1958 huruf
g, h, dan i di atas);
c) Pengangkatan
Anak orang asing di bawah umur 5 tahun yang diangkat oleh seorang warga
negara Indonesia, dapat menjadi warga negara Indonesia dengan disahkan
oleh pengadilan di tempat orang tua angkat itu berada;
d) Pewarganegaraan atau naturalisasi.
Orang asing yang bukan warga negara Indonesia dapat memperoleh
kewarganegaraan RI dengan cara naturalisasi atau pewarganegaraan.
Sementara itu, seseorang yang telah menjadi warga negara RI karena berbagai hal
dapat kehilangan kewarganegaraannya. Menurut Undang-undang no. 62 tahun
1958, seorang warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya
karena hal-hal berikut
9-444 Unit 9
a) Kawin dengan seorang laki-laki asing;
b) Putusnya perkawinan seorang wanita asing dengan laki-laki warga negara
Indonesia;
c) Anak seorang ibu yang kehilangan kewarganegaraan ri, apabila anak itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya;
d) Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauannya sendiri;
e) Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain sedangkan orang yang
bersangkutan berkesempatan untuk itu;
f) Diakui oleh orang asing sebagai anaknya;
g) Diangkat secara sah oleh orang asing sebelum berumur 5 tahun;
h) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh menteri kehakiman dengan
persetujuan dewan menteri;
i) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari menteri
kehakiman RI;
j) Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing;
k) Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing;
l) Mempunyai paspor atau syarat yang bersifat paspor dari negara asing atas
namanya yang masih berlaku;
m) Bertempat tinggal - di luar negeri selama 5 tahun berturut-turut dengan tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia,
kecuali ia ada dalam dinas negara ri;
n) Istri dari seorang suami yang kehilangan kewarganegaraan RI, apabila
kewarganegaraan tersebut diperoleh karena perkawinannya.
Hak-hak-warga negara yang diatur dalam Batang Tubuh UUD 1945:
a) Hak mendapatkan persamaan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat
1);
b) Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat
2);
c) Hak berserikat, dan berkumpul, dan menyatakan pendapat (pasal 28)
d) Hak kemerdekaan beragama (pasal 29 ayat 2);
Kajian IPS SD 9-445
e) Hak membela negara (pasal 30);
f) Hak mendapatkan pendidikan (pasal 31);
g) Hak mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32);
h) Hak mendapatkan kesejahteraan sosial (pasal 33 dan 34).
Kewajiban-kewajiban warga negara:
a) Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat1);
b) Kewajiban membela negara (pasal 30);
c) Kewajiban membayar pajak;
d) Kewajiban belajar 9 tahun;
e) Kewajiban memelihara hasil-hasil pembangunan.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 3, mengenai
masyarakat sebagai unsur pemerintah dan negara di atas, silahkan Anda mengerjakan
latihan berikut ini!
1. Apakah ada hubungan antara pendekatan-pendekatan teoritis dengan asal mula
terjadinya negara? Kalau ada bagaimana! Kalau tidak, mengapa! Jelaskan
alasannya!
2. Kemukakan sekurang-kurangnya tiga pendapat teoretis atas pengertian negara!
(kesamaan dan perbedaan)
3. Jelaskan perbedaan antara pendekatan factual dan pendekatan teoritis pada asal
mula terjadinya negara
4. Diskusikan dengan teman persoalan berikut, masalah sosial dapat diselesaikan
oleh berbagai instansi dan dapat didekati dari berbagai disiplin ilmu, apa
sumbangan hukum dan peraturan Perundang-undangan dalam hal ini?
5. Jelaskan dimana letak perbedaan warga masyarakat dan warga negara?
6. Jelaskan mengapa Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum
dalam kehidupan ketatanegaraan?
9-446 Unit 9
Rambu-Rambu jawaban latihan Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci jawabannya.
Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan
sesama mahasiswa, untuk memperoleh jawaban. Anda dipersilahkan melakukannya.
Rangkuman
Asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan mengadakan dua
pendekatan, yakni pendekatan factual dan pendekatan teoretis. Negara adalah
organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di bawah suatu pemerintah
yang sama.
Negara merupakan susunan masyarakat yang integral di antara semua golongan
masyarakat, sebagai suatu kesatuan yang organis. Negara dengan pemerintahannya
mempunyai hak memaksa rakyatnya untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku
di negara tersebut.
Tanpa ada masyarakat yang mendiami wilayah tertentu yang dilengkapi oleh
pemerintahnya, maka tidak mungkin ada negara. Terjadinya negara Indonesia yang
didasari Pancasila terjadi secara alamiah, sejalan dengan tuntutan keinginan manusia
dan disertai kehendak Tuhan.
Kajian IPS SD 9-447
Tes Formatif 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, sehingga….
A. memaksa anggota masyarakat membayar pajak
B. anggota masyarakat belajar politik
C.masyarakat lebih berkembang
D. anggota masyarakat bebas memilih dalam pemilu
2. Unsur-unsur terjadinya negara adalah seperti di bawah ini, kecuali…
A. rakyat
B. daerah
C. UUD
D. pemerintah yang berdaulat
3. Negara identik dengan hukum, demikian pendapat....
A. Mr. Soenarko
B. H.J. Laski
C. Jellinek
D. Hane Kelsen
4. Guru biasanya tidak lepas dari urusan pemerintah di tengah-tengah masyarakat
ini disebabkan karena sosok guru dianggap….
A. pemimpin masyarakat
B. tokoh terkemuka masyarakat
C. orang terdidik
D. anggota masyarakat
9-448 Unit 9
5. Contoh jabatan yang tepat bagi seorang guru dalam masyarakat seperti di bawah
ini, kecuali....
A. Ketua RW
B. Ketua RT
C. Ketua umum LKMD
D. Ketua LKMD
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit
3.
Tingkat penguasaan = 100% x 5
Benar yangJawaban Jumlah
Konversi nilai penguasaan :
90 -100% : baik sekali
80 - 89% : baik
70 – 79% : cukup
< 70% : kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda bersiap-siap untuk
menghadapi ujian.Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
Subunit 3, terutama bagian yang belum dikuasai.
Kajian IPS SD 9-449
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3
1. B 1. D 1. A
2. D 2. C 2. C
3. A 3. A 3. D
4. C 4. B 4. B
5. B 5. A 5. C
9-450 Unit 9
Daftar Pustaka
Abdu Rahman, (1995), Beberapa Aspekta Tentang Pembangunan Hukum Nasional, Bandung, Citra Aditya Bakti.
Astrid S. Susanto, (1977), Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial Bandung:
Bina Cipta. _______________, (1977), Komunikasi Kontemporer, Bandung: Bina Cipta. C.S.T.Kansil, (1983), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka. Hammond, Peter, (1978), An Introduction to Cultural and Social Anthropology,
Second Edition, New York: Mac Millan. Horton, Paul dan Chester I Hunt, (1991), Sosiologi, terjemahan Rain dan Tita Sobari,
Jakarta; Erlangga. Husni Thanurin (1990), Pokok-pokok Hukum Acara Pidana, (Diktat), Bandung,
FPIPS IKIP Bandung. Koentjaraningrat, (1981), Sejarah Teori Antropologi, Jakarta Universitas Indonesia
Press. ______________, (1990), Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta Rineka Cipta. P. A.F. Lamintang, (1984), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dengan
Pembahasannya, Bandung, Sinar Baru Pengeran Alhaj, (1984), Pendidikan Pancasila Modul 1-3, Jakarta Universitas
Terbuka Depdikbud. R. Abdoel Djamali, (1984), Pengantar Hukum Indonesia Jakarta, Rajawali. Rahmat dan M. Halimi (1996), Penuntun Belajar Tata Negara untuk SMU,
Bandung, Ganeca Exact. Sanderson Stephen 1993 Sosiologi Suatu Pengantar Penerjemah Farid Warni S.
Menno, Jakarta: Rajawali Press. Satjipto Rahardjo, (1986), Hukum Bandung, Alumni. Soejono Soekanto (1987), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta Rajawali Press
Kajian IPS SD 9-451
Sudikno Mertokusumo, (1986), Mengenai Ilmu Hukum, Yogyakarta, Liberty Van Apeldoorn (1980), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita.