Kajian IPS 9 0

69
Kajian IPS SD 9-383 INDIVIDU MASYARAKAT DAN NEGARA S.P. Taneo Pendahuluan etiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu adalah seorang manusia yang khas, ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhannya, ia tidak bisa berdiri sendiri, ia membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok membentuk masyarakat. Dalam mengatur kehidupan berkelompok di buatlah norma atau aturan-aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga kestabilan, keamanan, dan ketertiban bersama. Setiap individu dalam masyarakat mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk saling bekerja sama, saling membentuk, saling mendukung untuk mencapai tujuan yang sama. Individu senantiasa berhubungan dengan individu lainnya. Dalam melakukan hubungan tersebut mereka saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menyesuaikan diri sehingga timbul proses sosial. Proses sosial yang terus berlanjut dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok. Dari Unit 9 ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mampu menjelaskan hubungan antara individu dan masyarakat dalam pandangan Pancasila dan memahami kehidupan bermasyarakat. 2. Menjelaskan pengertian struktur, pranata, dan proses sosial budaya. 3. Menjelaskan prinsip dari sistem pemerintahan Indonesia. 4. Menjelaskan sumber-sumber hukum yang berlaku di suatu Negara. 5. Menjelaskan mengapa hukum diperlukan dalam suatu masyarakat. 6. Mengidentifikasi hak-hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945. S Unit 9

Transcript of Kajian IPS 9 0

Page 1: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-383

INDIVIDU MASYARAKAT DAN NEGARA

S.P. Taneo Pendahuluan

etiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu adalah seorang

manusia yang khas, ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda

antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi

kebutuhannya, ia tidak bisa berdiri sendiri, ia membutuhkan orang lain. Karena itulah

ia hidup berkelompok membentuk masyarakat.

Dalam mengatur kehidupan berkelompok di buatlah norma atau aturan-aturan

tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga

kestabilan, keamanan, dan ketertiban bersama. Setiap individu dalam masyarakat

mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk

saling bekerja sama, saling membentuk, saling mendukung untuk mencapai tujuan

yang sama. Individu senantiasa berhubungan dengan individu lainnya. Dalam

melakukan hubungan tersebut mereka saling pengaruh-mempengaruhi dan saling

menyesuaikan diri sehingga timbul proses sosial. Proses sosial yang terus berlanjut

dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok.

Dari Unit 9 ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mampu menjelaskan hubungan antara individu dan masyarakat dalam pandangan

Pancasila dan memahami kehidupan bermasyarakat.

2. Menjelaskan pengertian struktur, pranata, dan proses sosial budaya.

3. Menjelaskan prinsip dari sistem pemerintahan Indonesia.

4. Menjelaskan sumber-sumber hukum yang berlaku di suatu Negara.

5. Menjelaskan mengapa hukum diperlukan dalam suatu masyarakat.

6. Mengidentifikasi hak-hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945.

S

Unit 9

Page 2: Kajian IPS 9 0

9-384 Unit 9

Penguasaan individu, masyarakat dan negara dalam proses sosial budaya, sangat

penting bagi anda sebagai guru SD. Untuk membantu Anda menguasai unit ini akan

disajikan bahasa dan latihan-latihan pada bagian uraian sebagai berikut.

1. Individu dan masyarakat.

2. Struktur, pranata dan proses sosial budaya.

3. Masyarakat sebagai unsur pemerintah dan negara.

a. Negara

b. Prinsip dasar pemerintah

c. Hukum dan peraturan Perundang-undangan

d. Warga masyarakat dan warga negara

Agar berhasil dengan baik mempelajari unit ini, ikutilah petunjuk berikut ini:

1. Bacalah dengan cermat pendahuluan unit ini agar memahami bagaimana dan

untuk apa mempelajari unit ini.

2. Bacalah dengan cermat unit ini untuk menemukan kata-kata kunci yang dianggap

penting dan merupakan hal baru.

3. Tangkap sari dari unit ini melalui pemahaman sendiri yang kemudian di

diskusikan

4. Memantapkan pemahaman Anda melalui diskusi kelompok kecil mengenai

individu, masyarakat dan negara yang dihubungkan dengan pengalaman hidup

sehari-hari.

Untuk itu Anda diminta mempelajari Unit 9 ini dengan tuntas.

Page 3: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-385

Subunit 1

Individu dan Masyarakat

erhatikan orang-orang di sekeliling Anda, apakah ada orang yang benar-benar

sama dengan orang lain, baik dari segi fisik, maupun psikis (jiwanya)? Jawaban

tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang sama persis dalam segala hal dengan

orang lain. Setiap orang adalah khas menjadi dirinya sendiri.

Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu, individu merupakan suatu

sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil dan

terbatas. Untuk menyebut individu sering digunakan sebutan “orang seorang” atau”

manusia perseorangan” Sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang

terdiri atas subsystem jasmani dan subsystem rohani. Proses pembentukan individu

menjadi pribadi dipengaruhi faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Faktor

pembawaan yang dia miliki berupa potensi fisik-biologis dan potensi mental

psikologis. Kedua potensi ini dibawa seseorang sejak lahir, faktor lingkungan pun

memberikan pengaruh besar bagi perkembangan pribadi seseorang.

Jika Anda perhatikan secara seksama, apakah ada manusia sebagai individu

yang bisa hidup sendiri sejak lahir tanpa ada bantuan manusia lainnya. Tentu

jawabannya tidak. Manusia membutuhkan pertolongan orang lain untuk bisa

bertahan hidup. Ketergantungan seorang anak manusia memerlukan waktu yang jauh

lebih panjang dari pada masa ketergantungan anak hewan.

Manusia sudah besar atau dewasapun, tidak bisa mencukupi semua kebutuhan

hidupnya oleh diri sendiri. Ia membutuhkan orang lain dengan saling

ketergantungan, jadi seorang manusia berkedudukan bukan hanya sebagai makhluk

individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial karena individu hidup dalam suatu

masyarakat, baik dalam lingkungan masyarakat kecil maupun masyarakat luas.

Mungkin Anda bertanya apa sebenarnya yang disebut masyarakat itu? Masyarakat

adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama

sehingga mereka dapat mengetahui diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai

satu kesatuan.

P

Page 4: Kajian IPS 9 0

9-386 Unit 9

Untuk lebih memahami individu dan masyarakat selanjutnya akan dibahas

berturut-turut menyangkut:

1. Individu dengan bagian bahasannya:

a. Manusia selaku individu

b. Manusia selaku makhluk sosial

2. Masyarakat dengan bagian bahasannya:

a. Pengertian masyarakat

b. Status dan peran individu dalam masyarakat

c. Fungsi Pancasila bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia

d. Pancasila sebagai acuan nilai, moral, norma dan hukum dalam masyarakat.

A. Individu 1. Manusia selaku individu.

Individu adalah seseorang atau seorang manusia secara utuh, Utuh di sini

diartikan sebagai suatu sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan itu satu

kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang melekat pada diri seseorang.

Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya,

seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki

tingkat pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu

adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek.

Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri yaitu:

a. Naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup;

b. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan; dan

c. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.

a) Naluri mempertahankan kelangsungan hidup

Naluri untuk mempertahankan hidup telah menimbulkan berbagai

kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan

fisiologis yang terdiri dart makan. minum dan perlindungan. Semua

kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan di mana manusia tinggal, dan

dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.

Page 5: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-387

Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara atau alat yang dipergunakan

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi teknologi tidak hanya

mencakup peralatan modern atau mesin saja. Panah untuk berburu,

bertani berpindah-pindah dan alat atau cara sederhana lain termasuk ke

dalam teknologi Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini

lebih mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu

lainnya.

b) Naluri mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan

Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan

akan rasa aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak

nyaman binatang liar atau manusia lain. Pakaian yang dibuat dari

berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca.

Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada

dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai

gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan

sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah di daerah tropis

umumnya dibuat dari kayu atau bambu dengan model atap segitiga atau

kerucut dan seringkali bawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi

bertonggak atau berkolong. Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari

bata atau tanah, atapnya rata atau datar, sedangkan di daerah dingin orang

Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bulat saja. Semua

itu sangat tergantung pada Cuaca dan bahan mentah yang ada di

lingkungannya.

Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga

merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap

individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan.

c) Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan

Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang

ada di sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia

lainnya. Adanya perbedaan alam seperti dataran, perbukitan, pegunungan

perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia

Page 6: Kajian IPS 9 0

9-388 Unit 9

seperti ada yang berkulit hitam, putih sawo matang, berbadan jangkung,

pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara

makan ada yang makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau;

perbedaan dalam berpakaian. mata pencaharian. bentuk rumah dan

sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu

Pertanyaan “apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem

pengetahuan. yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-

aturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan

ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual atau batin

manusia. Sedangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk cara dan

alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Jadi

teknologi adalah berbagai cara atau alat untuk memenuhi kebutuhan

material manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan

memenuhi kebutuhan manusia baik selaku individu maupun masyarakat.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki individu tidak seluruhnya

hasil dari pengalaman sendiri, tapi lebih banyak dari belajar dan meniru

dari orang lain. Karena itu dalam memenuhi naluri ingin tahu dari

mencari kepuasanpun tidak dapat dipisahkan: dari kehidupan kelompok.

2. Manusia selaku makhluk sosial

Walaupun individu adalah satuan yang berdiri sendiri dan memiliki

kemampuan serta kebutuhan yang tersendiri pula, namun dalam usaha

memenuhi kebutuhan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

tidak dapat sendiri. Ia selalu membutuhkan individu lain. Ketergantungan

individu terhadap individu lain sangat tinggi. Sejak ia dilahirkan sampai

meninggal membutuhkan bantuan orang lain.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Kalau binatang dalam waktu singkat ia dapat berdiri

dan mencari makan sendiri, maka manusia membutuhkan waktu yang jauh

lebih lama untuk dapat berdiri dan mencari makan sendiri. .Pada masa bayi

sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar berjalan,

belajar makan, belajar berpakaian belajar membaca, belajar membuat sesuatu

Page 7: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-389

dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. Semakin

sering dan rajin belajar semakin berkembang kemampuannya. Semakin besar

individu ketergantungannya terhadap seseorang semakin berkurang, tapi

bukan berarti tidak membutuhkan orang lain. Karena sepintar apa pun

manusia pada dasarnya tidak bisa memenuhi segala kebutuhan dengan cara

memproduksi sendiri. Misalnya dia pandai bertani menghasilkan padi, tapi

tidak bisa membuat baju, membuat rumah, atau peralatan lain Padahal ia

membutuhkan kain baju, minuman, perumahan dan alat lainnya. Dengan

kepandaiannya itu ia menjual dan membeli keperluan hidupnya dari orang

lain. Timbul pertukaran barang dan jasa. Berarti dalam kehidupan manusia

saling tergantung antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

Malinowski (1949), salah seorang tokoh ilmu Antropologi dari Polandia

menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam

kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi

kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui

perantaraan kebudayaan. Seperti manusia membutuhkan makanan, maka ia

memerlukan pengetahuan tentang alat-alat yang dipergunakan untuk

memperoleh makanan. Dalam hal ini sistem pengetahuan diperlukan. Sistem

pengetahuan ini tidak seluruhnya hasil pengalaman sendiri, tapi perlu pula

belajar dan mencontoh atau meniru dari orang lain yang lebih dulu tahu

Kemampuan meniru dan belajar ini adalah kemampuan khas manusia yang

tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan belajar dan meniru, ia dapat

menghasilkan berbagai alat yang berdaya guna dan berhasil guna tinggi.

Perkawinan selain mensahkan hubungan biologis dua individu yang berjenis

kelamin berbeda menurut budaya masyarakat tertentu, Juga dapat berfungsi

sebagai wahana penerus keturunan (reproduksi). Dalam keluarga terlibat

hubungan kasih sayang, rasa memiliki, melindungi, pembelajaran terhadap

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam keluarga terjalin’

hubungan sosial, ekonomi dan politik. Sehingga keluarga merupakan unit

terkecil masyarakat yang satu sama lain saling terikat.

Page 8: Kajian IPS 9 0

9-390 Unit 9

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya sistem perlindungan

dalam rumah, pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam

pengertian gangguan atau pun kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan

kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan

kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-

kontrol sosial tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh

setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak

mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

Manusia adalah makhluk sosial. Sosial berasal dari kata socius yang artinya

kawan. Kawan dalam ilmu sosiologi tidak hanya diartikan sebagai teman

bekerja sama tapi juga lawan. Jadi semua orang yang dapat mempengaruhi

atau mengundang reaksi orang lain untuk berperilaku diartikan sebagai

kawan.

Dalam hidup dan perkembangannya, baik langsung ataupun tidak, manusia

membutuhkan karya dan jasa orang lain. Manusia mempunyai emosi atau

perasaan dan perasaan ini perlu ditanggapi atau direspon oleh orang lain.

Seperti rasa suka, duka, senang, disukai, rasa memiliki, kasih sayang, marah,

dan sebagainya. Manusia baru mempunyai makna atau arti dalam hidup kalau

Ia hidup berkelompok dengan orang lain. Dalam ceritera kehidupan manusia

seperti Tarzan misalnya sesederhana apapun kehidupannya, perlu komunikasi

dan interaksi dengan orang lain. Kalau ia hidup tetap sendiri, ceriteranya

tidak pernah berkembang dan tamat tanpa kesan, karena itu dalam

kehidupannya lahirlah seorang teman hidup sehingga membuat ceritera

menjadi semakin ramai dan berkembang.

B. Masyarakat 1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat, dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok

manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, seting

terikat satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama.

Page 9: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-391

Pengertian sekelompok manusia di sini, tidak mempunyai batas yang jelas

harus berapa orang tapi jumlahnya minimal harus 2 orang.

Ralph Linton (1957) seorang ahli antropologi, mengartikan masyarakat

sebagai kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial

dengan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas. Herkovits ahli

antropologi yang lain, mengartikan masyarakat sebagai sekelompok individu

yang tersusun mengikuti suatu cara hidup tertentu. Selanjutnya Selo

Sumardjan seorang sosiolog Indonesia mengartikan masyarakat sebagai

orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Anderson

dan Parker (Astrid Susanto 1977) menyebutkan secara rinci bahwa

masyarakat adalah sebagai berikut.

1) Adanya sejumlah orang.

2) Tinggal dalam suatu daerah tertentu.

3) Mengadakan hubungan satu sama lain.

4) Sating terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama.

5) Merupakan suatu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan

solidaritas.

6) Adanya saling ketergantungan.

7) Masyarakat merupakan suatu sistem yang diatur oleh norma-norma

aturan-aturan tertentu.

8) Menghasilkan kebudayaan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

merupakan kumpulan individu-individu yang telah cukup lama bergaul

mengikuti tata cara yang sama sehingga merupakan satu kesatuan.

Berdasarkan tempat tinggal kita mengenal masyarakat pedesaan dan

masyarakat perkotaan. Perbedaan antara perkotaan dan pedesaan dapat dilihat

dari:

1) Penggunaan lahan:

Pedesaan : sebagian besar untuk pertanian, dan sebagian kecil untuk

bangunan baik rumah maupun fasilitas sosial

Page 10: Kajian IPS 9 0

9-392 Unit 9

Perkotaan: sebagian besar untuk bangunan

2) Mata pencaharian penduduk:

Pedesaan : agraris; ruang kerjanya alam terbuka, peranan cuaca,

sangat besar

Perkotaan : bukan agraris; ruang kerja umumnya - dalam ruangan;

cuaca tidak banyak berpengaruh.

3) Jumlah dan kepadatan penduduk:

Pedesaan : relatif sedikit dan jarang kepadatannya.

Perkotaan : penduduknya banyak dan kepadatannya tinggi.

4) A) Pendidikan dan keterampilan penduduk:

Pedesaan : relatif rendah dan sama.

Perkotaan : relatif tinggi, keterampilan beragam dan terspesialisasi.

5) Kontak sosial:

Pedesaan : bersifat langsung (face to face) dan terbatas.

Perkotaan : banyak yang bersifat tidak langsung dan tinggi.

6) Hubungan sosial:

Pedesaan : primer atau gemeinschaft artinya akrab, adanya ikatan

batin yang kuat, saling mengenal tidak memperhitungkan

untung rugi

Perkotaan : sekunder atau gesellshaf artinya berdasarkan kepentingan

atau kegunaan dan memperhitungkan untung rugi.

7) Mobilitas penduduk

Pedesaan : rendah

Perkotaan : tinggi

8) Status sosial

Pedesaan : relatif stabil

Perkotaan : tidak stabil

9) Stratifikasi sosial:

Pedesaan : sederhana dan sedikit

Perkotaan : kompleks dan banyak

Page 11: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-393

Menurut Soejono Soekanto (1987) beberapa ciri masyarakat perkotaan

yang menonjol adalah:

1) kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan pedesaan Hal

ini disebabkan adanya cara berpikir yang rational, yang berdasarkan pada

perhitungan-perhitungan eksak;

2) orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

tergantung pada orang lain;

3) pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata

4) kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh dari

pada warga desa;

5) jalan pikiran yang rational menyebabkan interaksi sosial berdasar

kepentingan dari pada faktor pribadi;

6) jalan kehidupan yang cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu; dan

7) perubahan sosial tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya

pengaruh dari luar.

Menurut Selo Sumardjan masyarakat perkotaan mempunyai ciri:

1) Hubungan antarmanusia terutama berdasarkan atas kepentingan pribadi;

2) Hubungan dengan masyarakat lain terbuka;

3) Kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi

sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat

4) Masyarakat tergolong-golong menurut macam-macam profesi. D

keahlian;

5) Tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata;

6) Hukum yang berlaku hukum tertulis;

7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang berdasarkan atau

Penggunaan uang

Page 12: Kajian IPS 9 0

9-394 Unit 9

2. Status dan Peran Individu dalam masyarakat

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role) dan

kedudukan (status) yang berbeda Petani adalah pola perilaku yang diharapkan

dan seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan

kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat

setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu

dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai dengan

kepentingannya itu. Contoh dalam keluarga terdapat ayah, ibu dan anak.

Ayah mempunyai status sebagai kepala rumah tangga, karena itu ia dituntut

untuk berperan sebagai pemimpin dalam rumah, seperti ayah bagi anak-anak,

pencari nafkah dan seperangkat perilaku lainnya yang melekat dengan sifat

ayah yang baik. Di kantor, ayah berfungsi sebagai karyawan biasa, berarti Ia

mempunyai pemimpin dan ayah harus taat dan patuh terhadap aturan-aturan

yang dibuat oleh pimpinan kantornya. Selain itu ayah di masyarakat berstatus

pula sebagai ketua RW berarti ia harus membimbing, mengarahkan, membina

setiap warga RW yang dipimpinnya. Ayah mempunyai kegemaran sepak

bola, karena itu ia masuk dalam organisasi sepak bola. Sebagai anggota ia

pun wajib berperan sebagai anggota yang baik dalam organisasi tersebut

dengan taat dan patuh terhadap aturan yang telah ditentukan.

Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan

kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaannya: Karena

setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh

setiap organisasi kepada anggota yang melanggarpun berbeda pula. Sanksi ini

bertujuan untuk menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya

sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.

Contoh: antara sepak bola, tinju atau bola voli mempunyai aturan yang

beda. Setiap orang dalam tim sepak bola mempunyai tugas dan peran yang

berbeda, kiper menjaga gawang, ada penyerang dan ada yang

mempertahankan bola. Tapi tujuannya sama yaitu mendapatkan kemenangan.

Dalam sepak hula tidak boleh mempergunakan aturan tinju, dan bila itu jadi

Page 13: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-395

maka akan dikenakan sanksi berupa kartu merah, kuning atau dikeluarkan

dari permainan sesuai dengan tingkat kesalahannya.

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempunyai peran dan tugas

yang berbeda. Tugas seorang dokter berbeda dengan guru, petani, supir atau

ABRI. Tapi masing-masing saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk

capai tujuan yang sama yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapai

kesejahteraan. Dengan Demikian peran dan kedudukan sangat penting untuk

menjaga keseimbangan dan integritas sosial. Contoh lain bila seorang ayah

tidak memberikan keteladanan kepada anaknya, bila guru, petani, dokter,

ABRI, supir tidak melaksanakan peranannya dengan baik, maka akan terjadi

penyimpangan dan goncangan-goncangan yang dapat mengganggu kestabilan

hidup bermasyarakat. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada

2 macam:

1) Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui

perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran,

seperti seorang anak yang bergelar radon, otomatis anaknya juga bergelar

raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalah raja. Seorang

anak yang berasal dari kasta sudra dalam masyarakat Hindu, akan tetap

berkasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan keterampilan yang

tinggi. Status ini sering pula disebut sebagai status yang tertutup, karena

setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas. Perkawinan

biasanya adalah cara untuk masuk ke dalam status ini.

2) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau

perjuangan sendiri. Seseorang menjadi Direktur sebuah perusahaan

karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru karena ia

berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat

terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena

kemampuan masing-masing individu dalam berprestasi.

Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat simbol atau

lambang yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus

Page 14: Kajian IPS 9 0

9-396 Unit 9

ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan luas rumah, seorang guru tercermin

sikap dan pakaiannya, seorang ABRI dari kegagahan dan pakaiannya,

seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara dan sopan

santunnya. Banyak simbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan

seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh

posisinya dalam pekerjaan. pemilikan kekayaan, agama dan faktor biologis

seperti jenis kelamin. dan lain sebagainya.

3. Fungsi Pancasila bagi Kehidupan Masyarakat Bangsa Indonesia

a. Pancasila sebagai pedoman sikap dan perilaku setiap individu.

Mengingat individu adalah anggota masyarakat dan negara, maka

kesejahteraan, keutuhan dan keamanan masyarakat dan negara diawali

dari sikap dan perilaku individu. Kalau etika dan norma dipahami,

dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap individu maka tujuan hidup

bermasyarakat dan bernegara pun dapat dengan mudah dicapai. Kualitas

masyarakat dan negara, ditentukan pula oleh kualitas individu, semakin

baik kualitas individu, semakin baik pula kualitas masyarakat dan negara.

Setiap individu mempunyai kelebihan dan keterbatasan, mempunyai

harapan dan keadaan yang berbeda, namun yang pasti kesejahteraan

adalah tujuan setiap individu. Pancasila memberikan arahan dan pedoman

dari kesejahteraan yang ideal yang diinginkan oleh setiap manusia yaitu

kesejahteraan yang menyelaraskan antara harapan dan kenyataan, antara

lahir dan batin, antara jasmaniah dan rohaniah, antara dunia dan akhirat.

Pancasila bersifat manusiawi karena memungkinkan untuk

dilaksanakan oleh setiap manusia dengan kelebihan dan keterbatasan

masing-masing individu. Sikap dan pribadi yang berasas Pancasila adalah

individu yang bertaqwa kepada Tuhan YME, tidak boros, tidak bergaya

hidup mewah, suka memberi pertolongan. menghormati orang lain,

mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak melakukan perbuatan yang

merugikan kepentingan orang lain, menghargai karya orang lain, suka

bekerja keras, senantiasa belajar untuk mengejar kemajuan, cerdas,

Page 15: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-397

terampil, cinta terhadap tanah air, rela berkorban untuk kepentingan

bangsa dan negara.

Dengan demikian sikap dan perilaku yang dituntut dari Pancasila

adalah pribadi-pribadi utuh yang memiliki keseimbangan, keselarasan,

keserasian hubungan antara individu dengan Tuhannya, individu dengan

individu lain, dan individu dengan lingkungan alam. Setiap individu perlu

memiliki kesadaran bahwa setiap perilaku kita di dunia harus

dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. dan setiap individu baru punya

makna dan arti kalau kita hidup secara harmonis dengan individu lain

dalam masyarakat. Semua itu menghasilkan kehidupan masyarakat dan

negara yang berwibawa, berkualitas, makmur dalam keadilan, dan

berdaya juang serta beritikad tinggi untuk menempatkan diri sejajar

dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.

b. Pancasila sebagai pedoman bermasyarakat.

Pancasila sangat memahami kodrat dan hakikat manusia selaku

makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup dan

perkembangannya. Dalam sila ke-2 dari Pancasila dijelaskan secara rinci

tentang etika masyarakat yaitu menghargai persamaan derajat,

keseimbangan hak dan kewajiban menjunjung nilai kemanusiaan, berani

membela kebenaran, gemar melakukan kemanusiaan bekerja sama,

bergotong-royong, gemar melakukan perbuatan-perbuatan luhur

berdasarkan kekeluargaan gotong-royong, adil dan menghormati orang

lain, suka menolong, sama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan

adil.

c. Pancasila sebagai pedoman bernegara.

Negara merupakan alat yang mengatur atau mengendalikan

persoalan-persoalan bersama alas nama masyarakat. Negara mempunyai

kewenangan mengatur hubungan bermasyarakat demi tercapainya tujuan

bersama. Kewenangan yang dimiliki negara tidak semuanya, seenaknya

sendiri atau untuk kelompok tertentu, tapi dikendalikan oleh Pancasila

sebagai sumber hukum Negara kita tidak liberal yang individual dan tidak

Page 16: Kajian IPS 9 0

9-398 Unit 9

pula sosialis yang totaliter Indonesia adalah negara Pancasila yaitu negara

yang mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, selalu

mempunyai iktikad baik dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas dan mengambil keputusan, menggunakan akal sehat dan hati nurani

yang luhur, keputusan-keputusan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME. menjunjung

tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran,

menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa

dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Melindungi

segenap bangsa dan tanah air Indonesia, memajukan pergaulan dan

persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila menjadi dasar hidup bernegara

dan semangat untuk mencapai kesejahteraan bersama serta pedoman

berperilaku.

d. Pancasila sebagai acuan nilai, moral, norma hukum dalam masyarakat.

Telah kita ketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara RI yang

ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Berarti tata kehidupan manusia

Indonesia baik selaku individu, selaku anggota masyarakat dan sebagai

rakyat suatu negara, harus mengacu kepada nilai, norma, kaidah yang

terkandung dalam Pancasila.

Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau

berharga. Nilai dapat berupa benda atau material, dan dapat pula non-

material yaitu ide, gagasan atau pemikiran. Nilai benda atau material

biasanya diukur dari: (1) nilai guna yaitu kegunaannya atau manfaatnya;

dan (2) nilai tukar. Semakin tinggi kegunaan suatu barang bagi kehidupan

manusia, semakin bernilai barang itu. Seperti cangkul bagi petani, buku

bagi pelajar, mesin hitung bagi pegawai bank dan sebagainya. Nilai

kegunaan suatu barang sangat tergantung kepada peran dan status

individu dalam masyarakat. Selain itu sesuatu barang pun dapat diukur

dan nilai tukarnya yang tinggi. Satu gram emas dapat ditukar dengan

beberapa puluh kilogram beras atau singkong.

Page 17: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-399

Nilai non-material dapat berupa nilai kerohanian, seperti nilai

keindahan, nilai kebaikan, nilai keagamaan, dan sebagainya. Karena

sifatnya yang abstrak, akan nilai kerohanian hanya dapat diukur oleh budi

pekerti manusia yang lahir dan akal, perasaan, keyakinan, dan kehendak

manusia.

Manusia selalu mencari sesuatu yang bernilai, nilai mi menjadi

dorongan landasan untuk berperilaku. Nilai—nilai ideal yang menjadi

keyakinan seperti yang dianggap paling berharga, paling indah, paling

baik, paling benar menjadi acuan atau pedoman dalam berperilaku. Nilai

yang tidak berharga, tidak benar, tidak baik, tidak indah harus

dihindarkan karena akan membahayakan individu. baik sebagai anggota

masyarakat maupun sebagai hamba Tuhan.

Pancasila merupakan dasar perilaku manusia, karena nilai yang

terkandung dalam Pancasila penuh (dengan nilai keagamaan, nilai

kebenaran, nilai kebaikan, nilai kemanusiaan dan nilai keindahan hidup

bermasyarakat. Dalam Pancasila terkandung nilai sifat hakiki manusia

selaku makhluk ciptaan Tuhan, selaku individu secara pribadi, individu

selaku anggota masyarakat dan negara. Di dalamnya terkandung

keserasian, keselarasan dan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat,

antara aspek material dan spiritual, antara jasmaniah dan rohaniah.

Karena itu sangatlah ide kalau Pancasila menjadi tuntutan, pedoman dan

pegangan setiap individu dalami bersikap dan berperilaku sehingga

tercipta ketentraman, kenyamanan dan keamanan dalam hidup

bermasyarakat dan bernegara.

Moral berasal dari kata mores yang artinya tata kelakuan. Tata artinya

adalah aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk dalam berperilaku.

Perbuatan-perbuatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ajaran-

ajaran tentang perbuatan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.

Moral sering disebut dengan etika memberikan batas-batas yang jelas

kepada individu selaku anggota masyarakat supaya berperilakunya sesuai

dengan aturan yang berlaku. Supaya dapat diterima dan diakui sebagai

Page 18: Kajian IPS 9 0

9-400 Unit 9

anggota masyarakat Moral mempunyai fungsi menjaga solidaritas antara

anggota dan masyarakat. Contoh mencuri adalah perbuatan yang tidak

baik. Bila lingkungan tempat tinggal kita banyak pencuri, hidup kita tidak

akan tenang. Setiap penduduk tidak menyukai pencuri. Pencuri tidak

diterima oleh anggota masyarakat.

Butir-butir yang terkandung dalam Pancasila yang telah dijabarkan ke

dalam 36 butir operasional penuh dengan muatan moral yang dapat

meningkatkan harkat martabat manusia di sisi Tuhan yang Maha Esa juga

antarumat manusia. Nilai dan moral yang terkandung dalam Pancasila

menghasilkan manusia yang mempunyai keseimbangan lahir dan bathin

keseimbangan hak dan kewajiban, menghormati sesama manusia

mempertebal solidaritas bermasyarakat dan berbangsa, tidak

membedakan manusia berdasarkan status ataupun kedudukan.

Norma atau kaidah adalah aturan-aturan tentang perilaku tentang

yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan disertai sanksi atau

ancaman bila norma tidak dilakukan. Dalam kehidupan manusia ada

seperangkat norma agama yaitu seperangkat aturan kelakuan yang harus

dan tidak boleh dilakukan oleh penganutnya. Bagi yang mengikuti norma

agama tersebut akan mendapatkan pahala, sebaliknya bagi yang tidak

akan mendapat sanksi keagamaan sesuai dengan kadar penyimpangan

yang dilakukan terhadap norma tersebut. Ada norma hukum seperti

mencuri dilarang, bila dilakukan a kan mendapat sanksi berupa penjara

Ada norma masyarakat yang berupa adat, misalnya kalau berbicara

dengan orang tua tidak boleh kasar, harus sopan. kalau tidak akan

mendapat sanksi berupa celaan atau teguran. Setiap individu harus taat

kepada norma-norma yang berlaku pada masyarakat, supaya tercipta

keseimbangan, keamanan dan kenyamanan.

Nilai, moral, dan norma bersifat negatif dan subjektif, artinya

berubah-ubah sesuai dengan waktu, tempat dan masyarakat. Misalnya

berpakaian adalah kebutuhan seluruh manusia di mana pun ia hidup, tapi

yang disebut bernilai keindahan dalam berpakaian antara satu masyarakat

Page 19: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-401

yang hidup di suatu tempat berbeda dengan masyarakat lain yang hidup di

tempat lain. Misalnya ada masyarakat yang menganggap lebih indah

kalau memakai jubah, rok mini, kebaya, celana panjang atau celana

pendek saja bagi perempuan dan laki-laki. Modelnyapun berubah-berubah

menurut waktu. Perubahan model ‘berpakaian yang diterima oleh

masyarakat berbeda menurut tempat. Saat ini, di Indonesia memakai

celana pendek bagi perempuan sudah bisa diterima oleh masyarakat

perkotaan, tapi belum biasa bagi masyarakat pedesaan, dan bila ada yang

berani memakainya akan dianggap tidak bermoral dan akan mendapat

sanksi berupa celaan. Keadaan ini mungkin akan berubah beberapa tahun

yang akan datang.

Nilai, moral, dan norma yang terkandung dalam Pancasila dapat

menjembatani waktu dan perbedaan tempat setiap suku, karena nilai,

moral, dan norma yang ada dalam Pancasila berakar dari budaya Bangsa

Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lain sampai sekarang.

Sejak dulu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius

(agamis), percaya terhadap adanya Tuhan, bersifat gotong-royong,

tolong-menolong, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, berani

mengemukakan kebenaran dan keadilan.

Page 20: Kajian IPS 9 0

9-402 Unit 9

Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 1 tentang individu

dan masyarakat di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini!

1. Bagaimana peran individu dalam masyarakat?

2. Apa perbedaan antara nilai, moral dan norma?

3. Jelaskan 3 naluri manusia yang mendorong untuk hidup berkelompok!

4. Diskusikan dalam kelompok kecil, atas pertanyaan mengapa Pancasila sangat

bernilai bagi bangsa Indonesia?

5. Norma-norma masyarakat yang bagaimana yang sesuai dengan Pancasila?

Jelaskan!

Rambu-Rambu jawaban latihan Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci

jawabannya. Anda harus menggali jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus

menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan sesama mahasiswa, dan bahkan

dengan dosen kunjung Anda untuk memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan di

atas. Anda dipersilahkan melakukannya.

Rangkuman

Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu merupakan suatu

sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil.

Individu sering digunakan sebutan “orang seorang” atau “manusia perseorangan”

sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem

jasmani dan subsistem rohani. Jadi individu adalah satu kesatuan utuh antara jasmani

dan rohani. Setiap individu mempunyai ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu membutuhkan individu lain.

Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk masyarakat.

Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling

berhubungan dan terikat satu sama lain, sehingga memiliki rasa solidaritas dan

menghasilkan kebudayaan.

Page 21: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-403

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang

berbeda. Setiap individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya

sehingga tercipta ketertiban, kenyamanan, kestabilan hidup bermasyarakat, yang

akhirnya tujuan bersama dapat tercapai.

Dalam setiap masyarakat selalu ada nilai, moral dan norma yang dianut dan

dipatuhi. Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber nilai, sumber moral dan

merupakan seperangkat norma yang harus menjadi pedoman bagi setiap individu

dalam bersikap, berperilaku, dalam bermasyarakat dan bernegara. Pancasila

mengandung nilai Ketuhanan, kemanusiaan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan

hidup bermasyarakat. Pancasila menuntut dan mengarahkan hidup setiap penduduk

Indonesia untuk memiliki keseimbangan, keserasian, keharmonisan hubungan antara

individu dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta, individu dengan individu

dan individu dengan individu dalam kelompok masyarakatnya.

Page 22: Kajian IPS 9 0

9-404 Unit 9

Tes Formatif 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu

kesatuan yang paling….

A. utuh

B. kecil

C. sederhana

D. terbatas

2. Sebagai individu, manusia berfungsi sebagai….

A. kawan

B. teman

C. objek

D. subjek

3. Unit terkecil dari masyarakat adalah….

A. keluarga

B. individu

C. lingkungan

D. kelompok

4. Perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi tertentu….

A. status

B. norma

C. peran

D. wewenang

Page 23: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-405

5. Individu tidak bisa hidup sendiri karena ….

A. tidak aman

B. kemampuan terbatas

C. menyenangi keramaian

D. lingkungan beragama

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif Subunit 1

yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian

gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi

Subunit 1.

Tingkat penguasaan = 100% x 5

benar yangjawaban jumlah

Konversi nilai penguasaan:

90 -100% : baik sekali

80 - 89% : baik

70 – 79% : cukup

< 70% : kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan

dengan Subunit 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi

Subunit 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 24: Kajian IPS 9 0

9-406 Unit 9

Subunit 2

Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya

asyarakat itu merupakan adanya sejumlah orang yang hidup bersama dan

dalam waktu yang cukup lama, untuk itu memerlukan suatu lembaga

kemasyarakatan untuk mengatur kehidupan bersama itu. Karena masyarakat bukan

hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat seperti penonton sepak

bola. Dalam kebersamaan yang lama itu terjadi pula di dalamnya pranata dan proses

sosial atau interaksi sosial. Selanjutnya orang-orang yang membentuk masyarakat

harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Masyarakat

merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai, norma,

dan kebudayaan bagi kehidupan mereka.

Selanjutnya untuk lebih memahami sub-unit ini akan dibahas berturut-turut

sebagai berikut: yakni menyangkut struktur sosial budaya, pranata sosial budaya, dan

proses sosial budaya.

A. Struktur Sosial Budaya Telah diuraikan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya,

artinya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui

budaya tertentu.

Mereka saling pengaruh mempengaruhi dengan mempergunakan norma

yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Sistem terdiri dari berbagai

unsur, komponen atau perilaku yang saling terkait satu sama lain sehingga

membentuk satu kesatuan.

Pola perilaku dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai

suatu sistem disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya

menyusun membagi atau mendirikan. Contoh di sekolah terdapat struktur sebagai

berikut ada kepala sekolah, guru-guru, murid, pegawai administrasi, dan penjaga

sekolah. Semua orang yang ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling

M

Page 25: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-407

berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga sekolah sebagai lembaga

pendidikan dapat berfungsi dengan baik. Kalau salah satu unsur dari sekolah

tersebut tidak ada misalnya guru, maka proses pendidikan tidak dapat berjalan

dengan baik. Di sekolah juga mempunyai norma, misalnya murid barns datang

pukul 7.00, harus memakai seragam dan sepatu yang telah ditentukan, tidak

boleh merokok dalam lingkungan sekolah dan sebagainya. Kepala Sekolah, guru,

pegawai administrasi, penjaga sekolah, juga mempunyai aturan-aturan yang

hendak dipatuhi, kalau tidak akan ada sanksi yang akan mereka terima.

Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan

kedudukan (status). Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di

atas, mempunyai kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus

dilakukannya pun berbeda pula, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling

mendukung dalam memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.

Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan tersendiri, seperti jenis

kelamin, bentuk fisik, perasaan. bakat, minat kemampuan berpikir dan berkarya.

Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan social (diferensiasi sosial).

Perbedaan sosial bersifat universal artinya dimiliki oleh setiap masyarakat

dimanapun. Hanya bentuk dan derajatnya saja yang berbeda. contoh pada

masyarakat pemburu dan peramu, perbedaan sosial berdasarkan jenis kelamin,

usia dan keterampilan berburu. Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedangkan

meramu atau mengumpulkan tumbuhan lebih banyak dilakukan oleh kaum

wanita. Laki-laki yang mempunyai keterampilan tinggi dalam berburu umumnya

lebih dihargai. Hasil buruan mereka bagi-bagikan dan yang usianya lebih tua

mendapatkan bagian yang paling baik, hati misalnya. Bagian-bagian tertentu dari

binatang seperti gigi taring, seringkali dianggap sebagai lambang keberanian,

sehingga siapa yang paling banyak mendapatkannya semakin dihargai.

Pada masyarakat yang teknologinya sudah maju, perbedaan sosial lebih

banyak disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul

keanekaragaman pekerjaan atau profesi seperti dokter, guru, perawat, supir,

petani dan sebagainya.

Page 26: Kajian IPS 9 0

9-408 Unit 9

Perbedaan bentuk fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut,

bentuk rambut (keriting atau lurus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuk hidung,

bentuk kepala, dan sebagainya. Menyebabkan timbulnya perbedaan ras, ada (1)

Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung

lebar, dan bentuk bibir yang tebal (2) Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit

coklat, rambut lurus tubuh pendek, hidung datar dan tulang pipi menonjol; (3)

Ras Caocasoid dengan ciri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung

mancung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi.

Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama

seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha; perbedaan suku seperti suku Sunda,

Batak, Minangkabau dan sebagainya; perbedaan marga seperti Simatupang,

Simalungun dan sebagainya.

Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan

lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut

dengan stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolongkan

penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu adalah:

1) Ukuran kekayaan, timbul golongan kaya atau ekonomi kuat; golongan miskin

atau ekonomi lemah; dan golongan tengah atau sedang. Pada masyarakat

petani, luas pemilikan lahan menjadi ukuran utama timbul tuan tanah,

penyewa dan buruh tani. Pada masyarakat industri seringkali tampak dalam

kekayaan berupa material seperti luas dan bentuk rumah, mobil, pakaian, dan

gaya hidup.

2) Ukuran kekuasaan, timbul golongan penguasa dan yang dikuasai. Mereka

yang termasuk kelompok penguasa menjadi kelompok teratas dan biasa

wewenangnya pun menjadi Iebih tinggi.

3) Ukuran kehormatan; timbul golongan yang berpengaruh dan dihormati dan

golongan yang terpengaruh biasanya ukuran ini umumnya terdapat pada

masyarakat tradisional, di mana pimpinan informal masyarakat mendapatkan

kedudukan yang tinggi di masyarakat, seperti para Kyai, kepala adat dan

sebagainya.

Page 27: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-409

4) Ukuran ilmu pengetahuan: timbul golongan cendekiawan dan masyarakat

biasa. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah kepintaran atau kemampuan

menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, seperti seorang sarjana lebih

dihargai daripada yang berpendidikan SMA, atau yang berpendidikan SMA

lebih dihargai daripada SD.

Seorang individu mungkin saja memiliki beberapa peluang sehingga

semakin memperkokoh dia berada dalam lapisan tertentu. Misalnya seorang

penguasa memungkinkan ia untuk mempunyai kekayaan yang banyak dan

memungkinkan pula untuk sekolah ke jenjang yang paling tinggi. Sehingga ia

mempunyai beberapa ukuran yang dapat memperkokoh kedudukannya dalam

lapisan teratas. Sebaliknya orang yang tidak mempunyai pengetahuan, sulit untuk

mendapatkan pekerjaan yang berpendapatan besar, apalagi menjadi penguasa,

sehingga ia miskin. Dengan demikian ukuran pelapisan sosial dapat sifat tunggal,

dapat pula bersifat jamak.

Dasar dari pelapisan sosial di atas dapat timbul dan berkembang secara

otomatis atau tidak disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula pelapisan

sosial yang memang sengaja dibuat. Misalnya dalam organisasi, perusahaan

instansi pemerintah dibuat strata-strata. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris,

bendahara, ketua seksi, dan anggota. Penyusunan ini dibuat dengan maksud:

1) Mengatur tugas dan wewenang.

2) untuk mendorong meningkatkan produktivitas karena setiap Individu

ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya.

3) Lebih memudahkan pencapaian tujuan bersama.

Dengan demikian pelapisan sosial selalu berkaitan dengan peranan dan

kependudukan seseorang dalam masyarakat. Setiap orang diharapkan berperan

sesuai dengan kedudukannya sehingga timbul kerja sama yang saling

menguntungkan. Karena itu pula maka pelapisan sosial diperlukan selama hak

dan kewajiban setiap orang dalam tiap lapisan diterima secara seimbang dan adil.

Ada dua sifat pelapisan sosial yang berkembang di masyarakat.

1) Bersifat tertutup (closes social stratification) yaitu tiap anggota tidak

dimungkinkan untuk pindah lapisan baik ke atas maupun ke bawah. Satu-

Page 28: Kajian IPS 9 0

9-410 Unit 9

satunya jalan untuk masuk ke dalam lapisan ini adalah melalui kelahiran.

Contoh lapisan tertutup ini adalah sistem kasta.

2) Bersifat terbuka (oven social stratification) setiap anggota masyarakat

mempunyai kesempatan untuk masuk dan keluar pada tiap lapisan. Contoh

berdasarkan kekayaan dan kekuasaan.

B. Pranata sosial budaya Pranata sosial berasal dari istilah Inggris social institution Istilah social

institution ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di

Indonesia, ada yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (Selo

Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono Soekanto, 1982), lembaga sosial

(Abdul Syani, 1994), pranata sosial (Koentjaraningrat, 1985), dan bangunan

sosial. Istilah yang akan digunakan di sini adalah pranata sosial, karena social

institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para

anggota masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan

dan hubungan yang berpusat kepada. aktivitas-aktivitas untuk memenuhi

kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan

menurut Soerjono Soekanto (dengan menggunakan istilah lembaga

kemasyarakatan) adalah himpunan dari norma-norma dari segala tindakan yang

berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.

Pranata sosial dalam pengertian ilmu sosial tidaklah sama persis dengan

istilah lembaga dalam arti wadah atau badan. Pranata sosial pada dasarnya

bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi.

Pemenuhan-pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan, sehingga

akhirnya diperlukan adanya norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut.

Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial, yang pada

dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia itu.

Kebutuhan manusia sangatlah beraneka ragam, sehingga pranata sosial yang

mendukungnya pun beraneka ragam pula. Manusia misalnya mempunyai

kebutuhan untuk berkembang biak atau mengembangkan keturunan. Manusia

memerlukan aturan dalam menyalurkan: nafsu seks dalam menghasilkan

Page 29: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-411

keturunan itu, supaya tidak sama seperti kelakuan binatang. Oleh karena itu

manusia membentuk pranata keluarga yang akan mengatur pemenuhan

kebutuhan pokoknya itu. Dalam pranata keluarga maka ada sejumlah norma yang

mengaturnya mulai dari kegiatan meminang, melamar, pernikahan, upacara adat,

mas kawin, hubungan kekerabatan, dan sebagainya.

Manusia juga memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan Tuhannya,

maka lahirlah pranata agama. Pranata-pranata yang ada di bidang agama ini

misalnya Mesjid, zakat, wakaf, gereja, dan sebagainya. Kebutuhan manusia

lainnya, misalnya di bidang pendidikan, maka melahirkan pranata pendidikan

yang dapat berwujud dalam bentuk sekolah dasar, sekolah lanjutan, sekolah

menengah, universitas, pondok pesantren, madrasah, dan sebagainya. Kebutuhan

untuk mendapatkan dan mendistribusikan barang (sandang, pangan, jasa, dll)

merupakan dasar bagi lahirnya pranata ekonomi. Kebutuhan di bidang politik

akan melahirkan pranata politik yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan

kekuasaan; Pranata politik ini akan berkaitan dengan pranata negara, pemerintah,

parlemen, desa dan sebagainya.

Dari uraian di atas, anda dapat menemukan beberapa contoh pranata sosial,

misalnya : pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata

pendidikaan pranata politik, dan sebagainya. Banyaknya pranata sosial dalam

masyarakat tergantung dari Kompleksitas masyarakat. Semakin kompleks suatu

masyarakat, maka semakin banyak kebutuhannya, berarti semakin banyak pula

pranata sosialnya.

Apa sebenarnya fungsi pranata sosial itu bagi kehidupan manusia. Pranata-

pranata sosial yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

1) Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka

harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah

dalam masyarakat yang bersangkutan.

2) Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

Page 30: Kajian IPS 9 0

9-412 Unit 9

3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial (social control) yaitu sistem pengawasan :dari

masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

C. Proses sosial budaya Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan

kontak sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal

pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat

terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Dua orang

yang saling bercakap-cakap adalah contoh interaksi antara individu dengan

individu. Guru sedang mengajar di depan kelas adalah contoh interaksi individu

dengan kelompok, sedangkan dua kelompok siswa sedang berdiskusi adalah

contoh interaksi kelompok dengan kelompok. Komunikasi tidak selamanya

dalam bentuk langsung atau tatap muka (face to face) seperti berbicara atau

bersalaman. Ada pula komunikasi tidak langsung yaitu melalui perantara seperti

surat, telepon, surat kabar, televisi atau radio. Perantara itu disebut sebagai media

komunikasi.

Interaksi sosial dapat Juga terjadi tidak melalui percakapan atau persentuhan

badan (bersalaman). misalnya seseorang merokok- dalam bis mengganggu

ketenangan hati, sehingga keadaan ini mengundang reaksi orang-orang di

sekitarnya dengan cara menutup hidung atau pindah tempat duduk. Jadi interaksi

sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku seseorang dapat mempengaruhi,

mengubah, memperbaiki atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan/emosi orang

lain. Contoh lain, seseorang menendang batu di jalan atau menginjak tumbuhan,

itu belum tindakan sosial karena batu atau tumbuhan tidak dapat bereaksi, tapi

apabila batu yang ditendang itu mengenai kepala orang lain, atau tumbuhan yang

di injak itu adalah tanaman yang dipelihara orang lain, sehingga marah, itu

termasuk tindakan sosial. Seorang guru memarahi seorang murid yang tidak

melaksanakan tugas, tindakan guru itu menyentuh dan mempengaruhi perasaan

murid sehingga perilakunya berubah. Seorang ibu atau anak menonton film di

Page 31: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-413

TV, pengaruh film itu meresap ke dalam pikirannya sehingga terjadi perubahan

emosi, sikap, dan perilaku. Semua itu ada lab contoh tindakan sosial.

Besar kecilnya pengaruh yang diterima oleh individu tergantung kepada sifat

interaksinya. Menurut Astrid Susanto (1977) sifat interaksi sosial itu adalah:

1. Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal dan makinbanyak pengaruh

nya;

2. Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arahperubahannya;

3. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang

dipengaruhinya;

4. Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang

berinteraksi semakin besar pengaruhnya;

5. Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung kedua pihak,

bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar.

Bila proses interaksi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahannya

perubahan dalam struktur masyarakat, maka dapat menimbulkan proses sosial.

Dan bila proses sosial inipun terus berlanjut dapat menyebabkan, perubahan

sosial dan perubahan kebudayaan.

Contoh seorang dokter yang berlatarbelakang budaya kota ditempatkan di

sebuah desa. Dokter dan warga desa, berinteraksi, saling menyesuaikan diri

Dokter terus berkomunikasi secara langsung baik per orang maupun per

kelompok. Karena intensifnya komunikasi itu, Ia ma kelamaan terjadi perubahan

kebiasaan di antara keduanya. Misalnya petani menjadi lebih tahu: tentang cara

hidup sehat. Perilakunya pun berubah misalnya membuang sampah pada

tempatnya, mandi 2 kali sehari, makan makanan yang bergizi berobat ke

Puskesmas, anaknya disekolahkan dan sebagainya. Sekarang warga desa merasa

membutuhkan MCK, membutuhkan sarana kesehatan seperti: Puskesmas,

Posyandu, dan BKIA. membutuhkan sarana pendidikan; listrik; jalan, dan

peralatan lainnya. Sebaliknya dokter pun mengalami perubahan perilaku

misalnya tahu tentang cara bercocok tanam, senang berkebun, berpakaian

sederhana seperti orang desa, hidup bergotong-royong, dan mahir memainkan

kesenian tradisional yang ada di desa.

Page 32: Kajian IPS 9 0

9-414 Unit 9

Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang posisinya

sama atau setingkat seperti teman sekolah dan teman sepermainan akan Iebih

besar pengaruh yang diterima oleh kedua belah pihak.

Interaksi sosial dapat menimbulkan:

1) Kerja sama (cooperation);

2) Persaingan (competition);

3) Pertikaian (conflict).

Kerja sama terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan

tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang, membantu

untuk bersama-sama mencapai tujuan.

Ada 3 bentuk kerja sama yaitu:

1) Bergantung yaitu perjanjian pertukaran barang atau jasa;

2) Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk

menghindari terjadinya keguncangan atau ketidakstabilan;

3) Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai

tujuan yang sama.

Bila dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satu-

kesatuan hingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dengan

kebudayaan aslinya disebut asimilasi, contoh asimilasi adalah perkawinan

campuran dua suku yang berbeda menghasilkan satu kebudayaan yang baru dan

khas.

Bila dua kelompok yang berbeda budaya saling bertemu dan melakukan

kontak sosial yang intensif, sehingga terjadi pembaruan tanpa menghilangkan ciri

kebudayaan aslinya disebut dengan akulturasi. Contoh datangnya pengaruh

Hindu, Budha, dan Islam ke Indonesia berbaur dengan kepercayaan asli.

Persaingan adalah proses sosial di mana dua individu atau kelompok berusaha

mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian masyarakat tanpa kekerasan atau

ancaman. Misalnya dua orang siswa sama-sama memusatkan perhatian untuk

memperoleh nilai IPS tertinggi.

Pertikaian atau konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok,

baik yang terlihat dengan jelas dan terbuka (misalnya dalam bentuk perkelahian)

Page 33: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-415

maupun tidak (misalnya hanya dalam sikap). Usaha untuk mencegah

mengurangi. menghindari dan menghentikan pertentangan disebut akomodasi.

Akomodasi dapat melalui paksaan (coercion) seperti dua murid yang berkelahi

diancam akan dikeluarkan kalau terus berkelahi; saling mengurangi perbedaan

yang membuat mereka berselisih (compromise); mempergunakan pihak ketiga

sebagai wasit yang netral (mediation); menyelesaikan pertikaian melalui pihak

ketiga yang statusnya lebih tinggi (arbitration); mempertemukan pihak yang

berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama (conciliation), menyadari

untuk menghindari pertikaian (toleransi); menyadari akan adanya kekuatan yang

seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan kalah

(stalemate) dalam penyelesaian perkara melalui pengadilan (adjudication).

Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 2 tentang

struktur, pranata dan proses sosial budaya di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan

berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan struktur sosial budaya?

2. Apakah ada perbedaan antara sosial dan stratifikasi sosial? Kalau ada dimana!

Dan kalau tidak! Mengapa? Diskusikan dengan teman mahasiswa Anda!

3. Mengapa manusia senantiasa mengalami proses sosial budaya? Jelaskan!

4. Bentuk interaksi sosial berupa apa saja? Dan bagaimana dampak dari adanya

interaksi sosial!

5. Jelaskan jenis-jenis dari pranata sosial! Dan mengapa dalam masyarakat perlu

ada pranata sosial budaya? Diskusikan dengan teman mahasiswa Anda untuk

temukan jawaban!

Rambu-Rambu jawaban latihan Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci

jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi

dengan sesama mahasiswa, dan bahkan dengan dosen kunjung Anda untuk

Page 34: Kajian IPS 9 0

9-416 Unit 9

memperoleh jawaban yang benar atas persoalan-persoalan di atas. Anda

dipersilahkan melakukannya.

Rangkuman

Anggota masyarakat (individu) tersusun menurut suatu sistem yang saling

terkait satu sama lainnya. Setiap kelompok masyarakat ada perbedaan-perbedaan

sosial yang lahir dari adanya perbedaan individu seperti bentuk fisik, minat,

kemampuan berpikir dan berkarya, kebudayaan serta keyakinannya.

Bila perbedaan ini tersusun secara bertingkat, ada yang tinggi, sedang dan

rendah maka disebut stratifikasi sosial dapat disebabkan oleh faktor kekayaan,

kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.

Individu mempunyai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, karena itu

diperlukan wadah atau tempat berinteraksinya individu menurut pola perilaku

tertentu dan sesuai dengan norma dan kebudayaan tertentu pula. Maka timbullah

pranata yang dapat berupa pranata ekonomi, sosial, politik, pendidikan, agama,

bahasa, seni dan teknologi.

Mengingat manusia selalu berinteraksi dengan individu lain baik dalam satu

kelompok maupun dengan individu di luar kelompoknya, maka terjadi proses sosial

budaya yang mengarah kepada perubahan sosial dan budaya. Interaksi tersebut tidak

selamanya sepaham, dalam arti menimbulkan kerja sama, tapi dapat juga

menimbulkan pertikaian dan persaingan.

Page 35: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-417

Tes Formatif 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Individu berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma dan

budaya yang berlaku dalam masyarakat disebut….

A. struktur sosial budaya

B. proses sosial budaya

C. sistem sosial budaya

D. pranata sosial budaya

2. Proses belajar nilai dan norma di masyarakat supaya dapat diterima dan diakui

sebagai anggota masyarakat disebut….

A. enkultur

B. internalisasi

C. sosialisasi

D. intitusionalisasi

3. Keluarga termasuk dalam ke dalam lembaga….

A. sosial

B. ekonomi

C. kebutuhan

D. politik

4. Seseorang berperilaku dan dapat mempengaruhi perilaku orang lain disebut….

A. proses sosial

B. interaksi sosial

C. struktur sosial

D. stratifikasi social

Page 36: Kajian IPS 9 0

9-418 Unit 9

5. Di bawah ini merupakan faktor yang dapat menyebabkan proses sosial budaya,

kecuali….

A. sistem sosial

B. interaksi sosial

C. kontak sosial

D. komunikasi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan

rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit

2.

Tingkat penguasaan = 100% x 5

Benar yangJawaban Jumlah

Konversi nilai penguasaan :

90 -100% : baik sekali

80 - 89% : baik

70 – 79% : cukup

< 70% : kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke

Subunit 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Subunit

2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 37: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-419

Subunit 3

Masyarakat Sebagai Unsur Pemerintah dan Negara

ub unit ini merupakan lanjutan dari Subunit 2 dari unit tersebut tentu Anda

masih ingat situasi dan kondisi masyarakat, khususnya kalau Anda kaitkan

dengan masyarakat tempat tinggal Anda. Bagaimana situasi dan kondisi

masyarakat di mana Anda tinggal. Bagaimana hubungannya di antara sesama

anggota masyarakat, bagaimana kegotong-royongannya, apa mata pencahariannya,

bagaimana pendidikannya dan lain-lain. Dapat Anda bayangkan masyarakat yang

jauh lebih besar daripada masyarakat tempat tinggal Anda. Masyarakat suatu

pemerintah dan negara misalnya, apalagi masyarakat dunia.

Dalam Subunit ini Anda akan mempelajari antara lain masyarakat yang jauh

lebih besar yaitu masyarakat sebagai salah satu unsur negara, beserta dengan

berbagai aspek yang terkait dengan suatu pemerintahan. Subunit ini akan dibahas

tentang negara, prinsip dasar pemerintah, hukum dan peraturan Perundang-

undangan, warga masyarakat, dan warga negara, yang nantinya Anda dapat

menjelaskan keluarga sebagai inti masyarakat, karakteristik kehidupan keluarga,

sekolah dan masyarakat, aneka komunitas dalam kehidupan masyarakat, masyarakat

sebagai salah satu unsur negara, pentingnya organisasi negara, pemerintah dalam

organisasi negara dan sebagainya. Untuk itu Anda diminta mempelajari bahasan

berikut dengan cermat agar Anda dapat menjelaskannya.

A. Negara 1. Pengertian

Istilah negara berasal dari kata statum (Latin), staat (Belanda) state

(Inggris) dan etat (Perancis). Negara merupakan organisasi terpenting dan

utama dalam suatu masyarakat tertentu artinya, di samping negara terdapat

pula organisasi lain dalam masyarakat (Rachman P., t.t: 32). Organisasi lain

S

Page 38: Kajian IPS 9 0

9-420 Unit 9

tersebut antara lain organisasi kepemudaan, organisasi kesenian, organisasi

olah raga, organisasi keagamaan dan sebagainya.

Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur/mengendalikan

persoalan-persoalan bersama atas masyarakat. Dalam pengertian mempunyai

wewenang yang bersifat memaksa lebih kuat dari individu atau kelompok

yang merupakan bagian dari masyarakat. Negara merupakan integrasi dari

kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan politik.

Negara sebagai alat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia (dalam hal

ini warga negara) dalam masyarakat.

Definisi negara telah banyak dikemukakan oleh beberapa orang ahli di

bidang kenegaraan. Berikut ini antara lain dikemukakan oleh:

a) Haste Kelsen menyatakan bahwa negara identik dengan hukum yang

berarti bahwa jika terdapat tertib hukum di situ terdapat pula negara. Jadi

negara pada dasarnya adalah suatu tertib hukum yang bersifat memaksa.

b) Harold J Laski, menyatakan bahwa negara sebagai sistem peraturan-

peraturan hukum Negara memiliki kekuasaan memaksa.

c) Mr., Soenarko, mengemukakan bahwa negara adalah organisasi

masyarakat yang mempunyai daerah atau teritorial tertentu, negara sebagai

organisasi masyarakat mempunyai kekuasaan tertinggi yang dapat

memaksakan kehendaknya kepada warga negaranya.

d) Jellinek K. mengemukakan bahwa organisasi negara tidak lain hanyalah

satu-kesatuan ikatan dari orang-orang yang bertempat tinggal di suatu

daerah tertentu yang sifatnya diperlengkapi dengan kekuasaan untuk

memerintah

e) Bellefroid mengemukakan bahwa negara adalah suatu persekutuan hukum

yang menempati suatu wilayah untuk selama lamanya dan dilengkapi

dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran

rakyat yang sebesar-besarnya.

f) Prof. R. Djokosoetono, SH, mengemukakan bahwa negara ialah suatu

organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di

bawah suatu pemerintahan yang sama

Page 39: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-421

g) Prof. Mr. R. Kramenburg mengemukakan bahwa negara adalah organisasi

kekuasaan sang diciptakan oleh kelompok manusia yang disebut bangsa.

Terkait dengan beberapa definisi negara tersebut di atas, berikut ini akan

dibicarakan beberapa pendapat tentang pengertian negara dari beberapa sudut

pandang yang berbeda. Sudut pandang yang berbeda di sini dikaitkan dengan

teori-teori yang dikemukakannya seperti di bawah ini.

Pertama, Logeman melihat negara sebagai organisasi kekuasaan. Ini

berarti bahwa Negara adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan

kelompok manusia yang disebut bangsa, bertujuan untuk mengatur

masyarakat dengan menggunakan kekuasaan yang ada. Negara sebagai

organisasi kekuasaan dapat menjalankan kekuasannya atau memaksa warga

negaranya untuk mentaati segala peraturan yang ada. Dengan kata lain, negara

mengatur kehidupan seluruh warga negaranya.

Berbeda dengan organisasi kemasyarakatan lainnya yang tidak memaksa

anggotanya untuk selalu tunduk kepada organisasi kemasyarakatan tersebut.

Bahkan menjadi anggota organisasi kemasyarakatan ini bebas, tidak dipaksa.

Masuk anggota organisasi kemasyarakatan tidak dipaksa dan mau keluar pun,

mana kala merasa kurang senang tidak dipaksa pula. Contohnya untuk

menjadi organisasi kesenian, olah raga, kepemudaan dan sebagainya.

Sebaiknya menjadi warga negara suatu negara yang nota bene sebagai

organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut

bangsa; mau tidak mau harus tunduk dan menjalankan segala kebijakan

organisasi (negara) tersebut.

Contohnya warga negara wajib membayar pajak; wajib berperan serta

dalam pemilihan umum; wajib mentaati segala macam peraturan dan undang-

undang yang mengatur kehidupan warganya

Kedua, Mac Iver melihat negara sebagai organisasi politik. Ini berarti

bahwa” Negara merupakan perkumpulan manusia yang berfungsi untuk

memelihara ketertiban masyarakat atau mengatur kepentingan umum.

Negara sebagai organisasi politik, dapat mengusahakan kehendak rakyat.

Dengan kekuasannya dapat memaksa mengikat semua orang yang menjadi

Page 40: Kajian IPS 9 0

9-422 Unit 9

warga negaranya mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku. Warga negara yang melanggar peraturan atau Perundang-undangan

tertentu; melanggar hukum tertentu; kena sanksi, tindakan, hukuman dan

berbagai ketentuan lainnya.

Contohnya, warga negara Indonesia yang ingin memisahkan diri menjadi

anggota “Organisasi Papua Merdeka”, wajar kalau ABRI menumpasnya.

Sama seperti teori yang pertama, organisasi kemasyarakatan dalam negara

sebagai organisasi politik pun wajar diperlukan. Keberadaan organisasi

pemuda, organisasi olah raga, organisasi kesenian, organisasi koperasi dan

organisasi-organisasi lainnya bebas untuk tumbuh dan berkembang.

Anggotanya. tidak dipaksa untuk menjadi anggota tersebut, mereka bebas

keluar masuk menjadi anggota.

Ketiga, Prof. Dr. Soepomo SH., melihat negara dari sudut integritas antara

pemerintah dan rakyat. Prof. Dr. Soepomo. SH. dalam pidatonya di depan

sidang pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 31 Mei 1945; mengemukakan beberapa

teori yang dikemukakannya adalah teori integralistik atau teori persatuan.

Menurut teori ini bahwa “Negara merupakan susunan masyarakat yang

integral di antara semua golongan dari seluruh anggota masyarakat sebagai

satu kesatuan yang organis”.

Negara tidak mengutamakan pada satu golongan karena yang diutamakan

adalah kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara sebagai satu

kesatuan yang utuh. Negara menurut teori integralistik merupakan negara

yang menghendaki persatuan dari seluruh rakyatnya.

Teori yang dikemukakan Soepomo ini paling sesuai kalau diterapkan di

negara Indonesia yang masyarakatnya sangat heterogen. Bhineka Tunggal Ika,

merupakan realisasi dari teori integralistik. Teori integralistik menghendaki

suatu negara yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, kebersamaan dan

musyawarah serta disertai iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Sifat-silat ini pun tercermin dalam Pancasila sebagai kepribadian bangsa

Indonesia, di mana sifat-sifat gotong-royong suka menolong tenggang rasa,

Page 41: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-423

toleransi dan ramah tamah membarengi hidup dan penghidupan bangsa

Indonesia.

Pendapat Soepomo tentang teen integralistik ini erat kaitannya dengan

Pembukaan UUD-1945 pada pokok-pokok pikiran pertama yaitu: “... negara

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

atas dasar persatuan.

Adanya kenyataan perbedaan pendapat perorangan, perbedaan pendapat

golongan dan lain-lain; jangan merusak kesatuan dan persatuan bangsa

Indonesia.

2. Asal Mula Terjadinya Negara

Membicarakan asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan

mengadakan dua pendekatan; pertama pendekatan faktual dan kedua teoretis.

Asal mula terjadinya negara yang berdasarkan pendekatan faktual selalu

melihat kepada adanya fakta-fakta atau kenyataan yang benar-benar pernah

terjadi yang diungkapkan dari pengalaman dan sejarah. Pada saat timbulnya

suatu negara baru itu tentu saja sudah ada wilayah tertentu yang didiami oleh

masyarakat tertentu. Karena tanpa adanya masyarakat yang mendiami

wilayah tertentu yang dilengkapi etch pemerintahannya, maka tidak mungkin

ada negara.

Jadi asal mula terjadinya negara itu dapat diungkapkan melalui fakta

sejarah, dengan sebab-sebabnya antara lain sebagai berikut:

a. Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu

bangsa, maka berdirilah suatu negara. Contoh: Terbentuknya negara

Liberia di pantai barat Afrika diduduki oleh sekelompok orang Negro

dari Amerika Serikat yang dimerdekakan pada tahun 1847.

b. Suatu daerah semula menjadi wilayah kekuasaan suatu negara tertentu

kemudian melepaskan diri dari ikatan negara itu dengan

memproklamasikan kemerdekaannya. Contoh: Terbentuknya negara

Belgia terlepas dari negara Belanda pada tahun 1839. Demikian pula

tentang terbentuknya negara Norwegia dan negara Swedia yang masing-

Page 42: Kajian IPS 9 0

9-424 Unit 9

masing terpisah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat penuh.

Sementara itu terbentuknya negara Republik Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945 terlepas dari Kerajaan Hindia Belanda merupakan -

pendekatan pada adanya fakta sejarah.

c. Peleburan atau fusi dari beberapa negara menjadi satu negara baru

Contoh: Terbentuknya Kerajaan Jerman Raya pada tahun 1871.

Demikian pula tentang terbentuknya negara The Great Britain (Inggris

Raya merupakan penggabungan dari negara England dan Scotland

menjadi satu negara yang baru

d. Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah negara

itu muncul beberapa negara baru. Contoh: Terbentuknya negara Colom-

bia Baru dan negara Venezuela yang berasal dari satu negara yaitu

Colombia.

Asal mula terjadinya negara berdasarkan pada pendekatan teoretis

merupakan suatu analisis dengan menggunakan dugaan atau pemikiran yang

logis dan bersifat hipotetis serta abstrak.

Lebih lanjut akan dipersoalkan tentang asal mula terjadinya negara yang

untuk pertama kalinya berdasarkan pada pendekatan teoretis yaitu berupa

pengamatan terhadap teori Ketuhanan, teori Perjanjian masyarakat, teori

kekuasaan dan teori Hukum alam (kodrat).

a. Teori Ketuhanan

Menurut teori ini mengenai asal mula terjadinya suatu negara adalah atas

perkenaan Tuhan. Suatu negara tidak akan terjadi apabila Tuhan belum

menghendakinya

Teori ini didasarkan pada keyakinan manusia bahwa asal mula terjadinya

negara adalah karena ketentuan Tuhan atau karena adanya kekuatan gaib,

sehingga jika ada sementara orang yang memerintah suatu negara

sebagai raja atau keturunannya, maka pada hakikatnya karena Tuhan

menghendaki demikian.

Orang percaya bahwa asal-usul raja-raja yang memerintah itu adalah

penjelmaan dewa-dewa. Misalnya Raja Iskandar Zulkarnaen dianggap

Page 43: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-425

sebagai putra dewa Zeus Anarnon, Mikado di Jepang sebagai turunan

Dewa Matahari yaitu Ametarasu.

Friedrich Julius Stahl (1802-1861) dalam bukunya “Die Philosophe des

Rechts” menyatakan bahwa: kekuasaan itu hanya dipindahkan oleh

Tuhan semata kepada seorang manusia atau golongan tertentu.

Terjadinya kekuasaan itu tampak secara berangsur-angsur sejalan dengan

pertumbuhan negara melalui suatu proses yaitu sejak kekuasaan dalam

keluarga. kelompok. klan dan bangsa. Sementara itu sering terdapat

tanggapan terhadap hal tersebut yaitu apabila terjadi peperangan antara

dua pihak yang berkuasa, maka pihak yang kalah beranggapan bahwa

kekuasaan manakah pula yang mendapat keyakinan sebagai kekuasaan

atas kehendak Tuhan? Bagaimana pula jika dalam suatu negara terdapat

lebih dari satu pemegang kekuasaan?

Namun mengenai terjadinya peperangan tentu saja akan melahirkan

pemenang di satu pihak dan melahirkan yang kalah di lain pihak, tapi

kesemuanya beranggapan bahwa ini merupakan suatu kenyataan adanya

kekuasaan serta atas kehendak Tuhan. Teori ini berkembang sampai abad

pertengahan dan diterima secara umum bersamaan dengan

berkembangnya agama Kristen sehingga’ berlakulah ajaran teokrasi,

terutama bagi golongan gereja sebagai kekuasaan tertinggi di dalam

negara. Hal ini mengakibatkan timbulnya pertentangan antara

Raja/Kaisar dengan Paus.

Tanda-tanda dari teori, Ketuhanan tersebut dapat dilihat dalam undang-

undang dasar berbagai negara yang mencantumkan kalimat By the grace

of God atau dengan berkat dan rahmat Tuhan.

b. Teori Perjanjian Masyarakat

Menurut teori ini, bahwa terjadinya negara pada mulanya dilihat dari

perkembangan manusia sebagai individu yang hidup menyendiri tempat

tujuan dan tanpa berpedoman atau peraturan apa pun yang belakang

baginya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ke lain tempat

Dengan demikian kehidupan mereka tidak menentu dan penuh

Page 44: Kajian IPS 9 0

9-426 Unit 9

kekacauan Mereka belum mengenal hidup bermasyarakat. Mereka tidak

mempunyai: sumber pendapatan yang tepat dan sering-sering kebutuhan

hidupnya tidak dapat terpenuhi.

Untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup

mereka tidak segan-segan melakukan perbuatan apa saja, seperti

merampas hak orang lain, sehingga perselisihan atau pertarungan sengit

di antara mereka tak dapat dibendung yang mengakibatkan terjadinya

korban harta benda dan nyawa.

c. Teori Kekuasaan

Teori ini menyatakan bahwa terbentuknya negara karena adalah

kekuasaan dari orang-orang yang merasa dirinya kuat akan mampu

mengalahkan orang-orang yang lemah. Maka orang kuatlah yang

pertama-tama mendirikan negara dengan segala kekuatannya, si kuat

dapat memaksakan segala kehendaknya kepada yang lemah.

d. Teori Hukum Alam (Kodrat)

Apabila membicarakan hukum biasanya yang kita maksudkan ialah

hukum pada saat ini atau hukum yang berlaku pada saat tertentu d tempat

tertentu, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hukum seperti ini dinamakan

hukum positif (Jus Constitutum). Di samping hukum positif masih ada

hukum lain ialah hukum alam atau hukum kodrat.

Jadi, hukum alam adalah hukum yang tidak dibuat oleh sesuatu badar

pembentuk undang-undang (badan legislatif), melainkan hukum yang

seharusnya berlaku menurut alam.

Para penganut teori hukum alam menganggap bahwa hukum ini berlaku

langgeng serta bersifat universal. Karena hukum ini dianggap tidak akan

berubah lagi, berlaku pada setiap saat, setiap tempat, baik zaman dahulu

maupun zaman sekarang.

Hukum alam merupakan hukum yang tidak tertulis namun memuat asas-

asas umum. Hukum ini mengandung keadilan abadi yang tidak

bergantung pada kehendak manusia.

Page 45: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-427

3. Asal Mula Terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tidak dapat disangkal lagi bahwa lahirnya Republik Indonesia (RI)

secara faktual (kenyataan) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia itu sendiri ditanda-tangani oleh Soekarno-Hatta atas

nama bangsa Indonesia. Akan tetapi secara teoretis belum ada keseragaman

pendapat tentang asal mula terjadinya Negara Kesatuan RI ini.

Namun yang jelas bahwa paham kenegaraan Republik ini yang didasari

Pancasila tidak menganggap bahwa sebelum adanya negara manusia hidup

sendiri-sendiri (individualistis). Paham individualistis hanya terdapat dalam

paham negara yang bersifat liberal.

Negara kita yang didasari Pancasila meyakini bahwa aturan dasar yang

hidup di dunia ini adalah keluarga. Keluarga merupakan lembaga pertama

yang melahirkan dan menumbuhkan perkembangan manusia, sehingga hak

dan kewajiban dapat terselenggara.

Hal tadi jelas sebagai faktor pendorong terjadinya organisasi negara

karena adanya naluri yang dapat menjamin seluruh kepentingan anggota

keluarga. Dengan demikian hidup bermasyarakat berawal dari lingkungan

keluarga, karena keluarga merupakan dasar kehidupan bermasyarakat

ataupun bernegara.

Masing-masing anggota keluarga harus memikul tanggung jawab

bersama bagi keselamatan keluarga, dan pada dasarnya hidup secara

kekeluargaan merupakan perwujudan cinta kasih sesama manusia yang

senantiasa ingin hidup bermasyarakat.

Republik Indonesia sebagai negara kesatuan terjadi secara alamiah. Ini

sejalan dengan tuntutan fitrah manusia dan disertai kehendak Tuhan, seperti

yang tersurat pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.

4. Unsur-unsur terjadinya Negara

Sebagai organisasi masyarakat dan politik negara dapat saja terjadi dan

berdiri. Namun hal itu harus dipenuhi dan didukung oleh unsur-unsur pokok

Page 46: Kajian IPS 9 0

9-428 Unit 9

yang ada dalam suatu negara. Menurut Oppenheim-Lauterpacht unsur-unsur

yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat politik tertentu untuk disebut

negara mencakup tiga unsur pokok, yaitu ada daerah, ada rakyat, dan ada

pemerintah yang berdaulat atau pemerintah berwibawa.

Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, unsur-unsur yang harus

dimiliki oleh suatu negara sebagai subjek hukum internasional, mencakup

syarat-syarat berupa ada daerah tertentu, ada rakyat sebagai masyarakat yang

tetap, ada. pemerintah yang berdaulat, dan adanya pengakuan atau

mempunyai kemampuan Untuk berhubungan dengan negara-negara lain.

Untuk memperoleh kesimpulan. maka secara sistematik ketiga unsur pokok

tadi harus ditinjau lagi secara rinci.

a. Daerah

Mengenai daerah (teritorial), sesungguhnya yang tepat dipakai istilah

wilayah. Karena apabila dipergunakan istilah daerah, hal itu hanya

meliputi daratan. Sedangkan apabila digunakan istilah wilayah hal ini

berarti meliputi daratan, lautan, dan udara.

Adanya daerah bagi suatu negara merupakan unsur yang pertama-

tama diharapkan bagi adanya suatu negara. Hal itu diharapkan agar

daerah tadi tetap utuh. Memang daerah adalah landasan fisik yang paling

utama bagi negara.

Daerah suatu negara merupakan tempat bermukim secara tetap dari

rakyat, tempat kegiatan pemerintah, serta tempat untuk diadakannya

susunan kekuasaan negara itu. Daerah suatu negara tidak bergantung

kepada luas atau sempitnya tempat yang didiami secara tetap oleh rakyat.

Bahkan daerah itu tidak bergantung kepada banyak atau sedikitnya

rakyat yang mendiaminya. Namun yang penting daerah itu harus

memiliki batas-batas tertentu secara jelas dan tetap, sehingga cukup

bermanfaat bagi kehidupan negara serta bagi kepentingan rakyat dalami

daerah itu.

Menurut Huge de Groot (Grotius) bahwa daerah negara itu

dominium eminens artinya melupakan milik yang tertinggi bagi suatu

Page 47: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-429

negara. Batas-batas daerah itu ditentukan oleh perjuangan bangsa itu,

baik dengan paksaan maupun dengan persetujuan ataupun dengan

perjanjian dengan negara tetangga.

Dengan demikian suatu negara bukan hanya daratan, tapi juga

meliputi lautan dan udara.

b. Rakyat

Yang disebut dengan rakyat adalah kelompok manusia yang

berstatus sebagai warga negara mempunyai hubungan yang lebih erat

dengan organisasi kekuasannya yaitu negara.

Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara.

Rakyat merupakan salah satu unsur mutlak bagi terjadinya suatu negara.

Jadi tidak ada negara tanpa rakyat.

Rakyat suatu negara adalah kelompok masyarakat yang mempunyai

cita-cita dan bertekad untuk hidup bersama dalam suatu kesatuan politik

yang akhirnya terbentuk menjadi satu bangsa atau nation. Sedangkan

istilah bangsa sebenarnya untuk melakukan suatu pengertian yang

dilawankan dengan bangsa-bangsa.

Rakyat suatu negara merupakan penghuni negara dapat dibedakan

antara penduduk dan bukan penduduk, serta antara warga negara dan

bukan warga negara.

(1) Penduduk dan Bukan Penduduk

Yang disebut dengan penduduk suatu negara ialah orang yang

berdomisili atau bertempat tinggal menetap di wilayah suatu negara

dan telah memiliki syarat menurut undang-undang. Dan yang disebut

dengan bukan penduduk ialah orang yang berada di wilayah negara

untuk sementara serta tidak bermaksud bertempat tinggal tetap di

negara itu. Misalnya, wisata manca negara yang sedang berkunjung

di Indonesia. Dengan adanya perbedaan antara penduduk dengan

bukan penduduk telah menimbulkan perbedaan dalam hak-hak dan

kewajiban tertentu.

Page 48: Kajian IPS 9 0

9-430 Unit 9

Misalnya penduduk boleh mendirikan suatu perkumpulan dan boleh

melakukan suatu pekerjaan di suatu negara. Sedangkan bukan

penduduk tidak memiliki hak serta kewajiban seperti itu.

(2) Warga Negara dan Bukan Warga Negara

Yang disebut dengan warga negara ialah mereka yang menjadi

anggota suatu negara dan mempunyai ikatan hukum dengan negara

yang bersangkutan.

Sedangkan yang disebut dengan bukan warga negara (orang asing)

ialah mereka yang tidak mempunyai ikatan hukum dengan negara

itu, namun harus tunduk kepada segala peraturan atau perundang-

undangan yang berlaku di negara yang mereka tempati.

Namun keputusan akhir diserahkan sepenuhnya kepada yang

bersangkutan. apakah akan menerima atau menolaknya. Kalau ia

mau ,menerimanya, maka pergunakanlah hak opsi dan kalau hal

sebaliknya, maka pergunakanlah hak repudiasi

(3) Warga Negara Indonesia

Setiap negara perlu memiliki peraturan perundang-undangan tentang

kewarganegaraan. Ini jelas untuk menentukan status seseorang,

apakah ia warga negara atau bukan. Berdasarkan peraturan

Perundang-undangan yang berlaku adalah penting, artinya bukan

saja hanya rnenyangkut masalah hukum privat saja, melainkan

memegang peranan penting di bidang hukum publik. Hal ini dapat

terlihat dari hak serta kewajiban yang dimiliki oleh seorang warga

negara yang berbeda dengan seorang bukan warga negara (orang

asing). Misalnya menggunakan hak pilih dan hak dipilih dalam suatu

pemilihan umum yang hanya dimiliki oleh warga negara saja.

Untuk itu maka UUD 1945 mencantumkan tentang hak dan

kewajiban warga negara Indonesia pada pasal 27, 28,29, 30, 31,32,

33, dan 34.

Page 49: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-431

c. Pemerintahan yang berdaulat

1) Kedaulatan

Pemerintah merupakan gabungan dari semua alat atau badan

kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah suatu

negara seperti raja atau presiden dan para menteri. Selain itu terdapat

badan-badan kenegaraan lainnya seperti MIPR, DPR, DPA dan MA.

Semua badan tersebut bertugas menyelenggarakan kesejahteraan

umum. Misalnya badan yang bertugas membuat segala peraturan,

menjalankan peraturan dan mempertahankannya (badan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif)

Pemerintah dapat dibedakan dalam arti luas, dan dalam arti sempit.

Jadi, yang dimaksud dengan pemerintah dalam arti luas di Indonesia

mencakup semua lembaga-lembaga kenegaraan seperti MPR, DPR,

Presiden, DPA, BPK, dan MA. Sedangkan yang dimaksud dengan

pemerintah dalam arti sempit terdiri dari Presiden, Wakil Presiden,

dan Menteri Negara.

Kedaulatan berasal dari kata supremus (Latin) berarti yang tertinggi.

Kemudian pengertian ini disamakan dengan sovanita (Italia), sover-

eignty (Inggris), dan daulat, daulat yang berarti kekuasaan atau

dinasti Pemerintah

Jadi, kedaulatan berarti: kekuasaan Tertinggi atau kekuasaan yang

tidak terletak di bawah kekuasaan lain ini menunjukkan bahwa

kedaulatan negara itu adalah suatu pusat kekuasaan yang luar biasa

yang meliputi dan mengatasi segala-galanya.

Menurut Jean Bodin (1530-1596) kedaulatan mempunyai empat sifat

pokok, yaitu:

(1) Permanen (langgeng), yang berarti kedaulatan yang tetap ada

walaupun badan yang memegang kedaulatan itu berganti-ganti.

Jadi, kedaulatan negara itu tetap ada selama negara tetap berdiri.

Lenyapnya kedaulatan bersamaan pula dengan lenyapnya negara.

Page 50: Kajian IPS 9 0

9-432 Unit 9

(2) Aslinya, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal atau

diwariskan dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.

(3) Bulat, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya

kekuasaan yang tertinggi dalam negara.

Jadi, kedaulatan itu tidak dapat dibagi-bagi lagi.

(4) Absolut (tak terbatas) yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak

dibatasi atau dikurangi oleh siapa pun dan berlaku bagi setiap

orang serta setiap golongan. Apabila kedaulatan itu terbatas, tentu

saja ciri bahwa kedaulatan itu merupakan kedaulatan yang

tertinggi akan lenyap.

Pemerintah dan Kedaulatan di Negara Republik Indonesia.

Di Indonesia terdapat enam lembaga kenegaraan sebagai alat-alat

perlengkapan negara. Keenam lembaga kenegaraan tersebut yaitu

satu buah lembaga tertinggi negara dan lima buah lembaga tinggi

negara.

(1) Lembaga tertinggi negara di Indonesia yaitu Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR)

(2) Lembaga-lembaga tinggi negara di Indonesia yakni terdiri dari

Presiden, DPR, DPA, BPK, dan Mahkamah Agung.

B. Prinsip dasar pemerintahan 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara RI berdasarkan UUD 1945;

1) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), tidak berdasar

atas kekuasaan belaka;

2) Sistem konstitusional Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusional, tidak

berdasarkan kekuasaan yang absolut;

3) Kekuasaan pemerintahan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan

Rakyat;

4) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah

Majelis;

5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;

Page 51: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-433

6) Menteri-menteri negara ialah pembantu presiden. Menteri-menteri negara

tidak bertanggung jawab kepada DPR;

7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

C. Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat manusia berinteraksi sosial

dengan manusia lainnya yang dapat berupa kerja sama, persaingan, maupun

pertentangan (konflik). Interaksi sosial dapat menciptakan keteraturan dan dapat

juga menimbulkan ketidakteraturan atau gangguan kepada masyarakat. Agar

dalam masyarakat itu tercipta keteraturan, ketertiban, keadilan, dan terhindar dari

kekacauan atau perpecahan, maka pada setiap masyarakat selalu ada norma-

norma yang mengatur kehidupan manusia. Setiap anggota masyarakat diharapkan

dapat mematuhi norma-norma tersebut.

Yang dimaksud dengan norma atau kaidah ialah patokan perilaku dalam

suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan

terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, dan

norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak

perilaku seseorang (Robert M.Z. Lawang, 1986).

Norma atau kaidah mengatur perilaku kita sehari-hari. Norma tersebut

terwujud dalam aturan-aturan yang tertulis dan tidak tertulis. Norma juga ada

yang bersifat melarang, menyuruh, dan mengatur/menganjurkan.

Para ahli hukum membedakan beberapa macam norma yang mengatur

kehidupan manusia. Utrecht misalnya mengemukakan bahwa selain hukum,

kaidah atau norma yang mengatur tata tertib manusia terdapat juga dalam agama,

kebiasaan, dan adat-istiadat. Sedangkan menurut Van Apeldoorn norma itu

meliputi : hukum, kebiasaan, agama, kesusilaan, dan moral. Norma-norma ini

memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Dilihat dari sumbernya maka

norma-norma tersebut memiliki sumber yang berbeda. Hukum bersumber dari

kekuasaan negara. Norma agama bersumber dari ajaran agama atau dari wahyu

Tuhan. Kesusilaan, kebiasaan, moral, bersumber dari budaya masyarakat.

Page 52: Kajian IPS 9 0

9-434 Unit 9

Semua norma di atas memiliki sangsi atau balasan terhadap orang yang

melanggar norma tersebut. hal ini agar setiap orang mau mematuhi norma-norma

tersebut. Dalam hal sangsi juga terdapat perbedaan di antara norma-norma

tersebut. Norma hukum memiliki sangsi yang tegas dan bersifat memaksa.

Norma agama sangsinya merupakan dosa yang akan di balas di akhirat (kecuali

norma agama yang sudah diangkat menjadi norma hukum negara, maka

sangsinya pun dapat diterapkan seperti halnya norma hukum). Norma kesusilaan

atau adat istiadat, jika dilanggar bisa mendapat sangsi berupa rasa penyesalan diri

kutukan, cemoohan, ataupun pengucilan dari masyarakat.

a. Pengertian Hukum

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan norma hukum itu? Banyak para

ahli hukum yang memberikan pengertian tentang hukum yang satu sama lain

kadang-kadang ada sedikit perbedaan penekanannya. Menurut Utrecht hukum

adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan-

larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh karena

itu seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.

Pelanggaran petunjuk-petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan

dari pihak pemerintah masyarakat itu (Utrecht:9).

Menurut Simorangkir dan Woerjono S., hukum adalah peraturan-

peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia

dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang

berwajib pelanggaran terhadap peraturan-peraturan berakibat diambilnya

tindakan yaitu dengan hukuman tertentu, sedangkan menurut Soediman

Kartohadiprojo, hukum adalah pikiran atau anggapan orang, adil atau tidak

adil mengenai hubungan antar manusia.

Norma hukum itu berasal dari negara yang mengatur hubungan antara

negara dengan warga negara dan hubungan antara sesama warga negara.

Mungkin anda bertanya mengapa hubungan tersebut perlu diatur dengan

norma hukum. Pertanyaan ini menyangkut tentang apa yang menjadi tujuan

hukum. Para ahli hukum agak berbeda dalam memandang tujuan hukum itu.

Utrecht misalnya mengemukakan bahwa hukum bertugas menjamin adanya

Page 53: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-435

kepastian hukum dalam pergaulan manusia. Van Kan, menyatakan bahwa

tujuan hukum yaitu untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya

kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat. Sedangkan menurut Apeldoorn

tujuan hukum yaitu untuk mengatur tata tertib masyarakat secara adil dan

damai. Jika dikaji lebih lanjut, maka para ahli hukum ada yang menekankan

tujuan hukum pada penciptaan ketertiban masyarakat, ada yang menekankan

Iebih jauh lagi dari sekedar ketertiban, yakni untuk mencapai keadilan dalam

kehidupan masyarakat Pendapat yang menyatakan bahwa hukum itu

bertujuan untuk menciptakan keadilan beralasan bahwa ketertiban saja

tidaklah cukup, karena suatu masyarakat yang tertib belum ada keadilan di

dalamnya. jadi keadilanlah yang menjadi tujuan akhir dari hukum itu. Selain

menekankan pada ketertiban dan keadilan, ada juga

pendapat ahli yang menyatakan bahwa hukumpun bertujuan untuk

menciptakan kesejahteraan masyarakat.

b. Sumber Hukum

Sumber hukum itu dapat dibedakan dalam dua macam, yakni sumber

hukum materiil dan sumber hukum formal. Sumber hukum materiil adalah

sumber yang menjadi penyebab adanya hukum, yaitu berupa keyakinan atau

perasaan hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi hukum.

Jadi sumber hukum materil menentukan isi hukum, atau memberi corak atau

warna hukum. Sumber hukum materiil ini bisa berupa jiwa, bangsa ataupun

dari pandangan hidup bangsa (filsafat bangsa). Bagi bangsa Indonesia, yang

dapat dianggap sebagai sumber hukum materiil adalah Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai sumber hukum materiil maka

nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila menjiwai atau memberi corak isi

kepada hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itulah Pancasila

disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan

ketatanegaraan Republik Indonesia.

Jika sumber hukum materiil itu masih mempunyai sifat yang mengikat

yang masih samar-samar, maka sumber hukum formal lebih memperjelas

Page 54: Kajian IPS 9 0

9-436 Unit 9

agar hukum itu dapat menjadi peraturan yang berlaku dalam pergaulan

manusia. Oleh karena itu sumber hukum formal memberi bentuk kepada

hukum. Jadi sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dari

bentuknya. Karena bentuknya itu maka hukum diketahui, berlaku umum, dan

dipatuhi.

Yang termasuk ke dalam sumber hukum formal adalah sebagai berikut.

(1) Undang-undang (dalam arti luas)

(2) Yurisprudensi

(3) Traktat

(4) Doktrin

(5) Kebiasaan

(1) Undang-undang

Undang-undang mempunyai pengertian yang luas dan pengertian

yang sempit. Dalam arti luas atau dalam arti materiil undang-undang

berarti setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya

mempunyai kekuatan mengikat umum. Sebagai contoh dari undang-

undang dalam arti materiil (luas) yang ada di Indonesia misalnya

meliputi:

a) Undang-Undang Dasar 1945;

b) Ketetapan MPR;

c) Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang;

d) Peraturan Pemerintah;

e) Keputusan Presiden;

f) Peraturan Menteri;

g) Keputusan Menteri;

h) Peraturan Pelaksanaan lainnya;

Sedangkan yang dimaksud dengan Undang-undang dalam arti sempit

atau dalam arti formal, adalah setiap keputusan yang dikeluarkan lembaga

legislatif (pembuat undang-undang) yang diberi nama secara khusus

sebagai undang-undang. Di negara RI yang dimaksud dengan undang-

Page 55: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-437

undang dalam arti formal ini adalah produk hukum yang dibuat secara

bersama oleh Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat, yang

kedudukannya berada di bawah Ketetapan MPR dan di atas Peraturan

Pemerintah. Dalam bahasa sehari-hari, jika kita menyebut undang-undang

pada umumnya merujuk pada istilah undang-undang dalam arti formal

(sempit), misalnya Undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Undang-undang no. 3 tahun 1985 tentang Partai

Politik dan Golkar, Undang-undang no. 8 tahun 1985 tentang Organisasi

Kemasyarakatan, dan sebagainya.

(2) Yurisprudensi

Yurisprudensi, adalah hukum yang bersumber dari keputusan hakim

terdahulu yang menjadi sumber hukum bagi keputusan hakim berikutnya

yang mengadili perkara yang sama. Yurisprudensi lahir karena hakim

mungkin memandang bahwa undang-undang yang ada tidak cukup jelas

atau kurang lengkap, sehingga hakim dalam memutuskan suatu perkara

melakukan penafsiran hukum sendiri. Penafsiran hukum oleh hakim itu

bisa menjadi hukum yurisprudensi, yang bisa diikuti oleh hakim-hakim

lainnya.

(3) Traktat

Traktat, adalah perjanjian antara dua negara atau lebih. Traktat

menjadi sumber hukum bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian

itu. Jadi setiap traktat mengakibatkan bahwa pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian terikat pada isi perjanjian yang mereka sepakati,

Sehingga setiap isi perjanjian itu harus dicapai.

Tercatat ada dua macam yakni traktat bilateral dan traktat

multilateral. Traktat bilateral adalah perjanjian traktat multilateral adalah

perjanjian antara lebih dua negara. Traktat yang telah disepakati mengikat

bukan hanya kepada negaranya melainkan kepada rakyatnya juga. Oleh

karena itu biasanya traktat juga diundangkan dalam suatu undang-undang.

Page 56: Kajian IPS 9 0

9-438 Unit 9

(4) Doktrin

Doktrin, adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan

dasar pertimbangan bagi para hakim dalam mengambil keputusan. Dalam

hukum Islam peranan doktrin ini sangat besar. Misalnya keputusan para

hakim Islam banyak didasarkan pada pendapat ahli hukum seperti Imam

Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali.

(5) Kebiasaan

Kebiasaan, yang dilakukan oleh manusia atau suatu lembaga yang

diterima oleh masyarakat dan dirasakan sebagai suatu keharusan

dipandang sebagai hukum yang tidak tertulis. Kebiasaan kadang

digunakan hakim dalam mengambil suatu keputusan hukum, selama

kebiasaan itu tidak bertentangan dengan undang-undang yang ada.

Kebiasaan sebagai hukum bisa berlaku dalam kehidupan masyarakat,

tetapi bisa juga berlaku dalam kehidupan ketatanegaraan yang biasa

disebut sebagai konvensi.

c. Peraturan Perundang-undangan

Ada beberapa istilah yang hampir sama yang sering digunakan yaitu

peraturan, undang-undang (arti luas), perundangan, peraturan Perundang-

undangan. Istilah-istilah tersebut tidaklah berbeda dan semuanya merujuk

pada semua produk hukum yang dihasilkan oleh negara/pemerintah.

Peraturan perundang-undangan atau undang-undang dalam arti luas ini (arti

materiil) merupakan salah satu sumber hukum yang paling penting dan paling

sering digunakan dalam mengatur kehidupan masyarakat dan negara.

Peraturan perundang-undangan di Indonesia memiliki hierarki hukum,

artinya memiliki tata urutan atau bertingkat. Peraturan perundang-undangan

yang terletak di atas berkedudukan lebih tinggi dan menjadi sumber hukum

bagi peraturan yang ada di bawahnya. Peraturan perundang-undangan yang

terletak di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan di atasnya.

Page 57: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-439

Di Indonesia tata urutan perundang-undangan di atur dalam Ketetapan

MPRS No. XX/MPRS/1966 yang menentukan tata urutan sebagai berikut:

1) UUD 1945

UUD 1945 berkedudukan sebagai hukum dasar tertulis yang berarti

menjadi sumber hukum tertulis tertinggi di Indonesia. Semua peraturan

perundang-undangan lainnya bersumber kepada UUD 1945.

Lembaga negara yang berhak menetapkan undang-undang dasar adalah

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun untuk UUD 1945,

penetapannya telah dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

2) Ketetapan MPR

Ketetapan MPR dikeluarkan oleh MPR mempunyai kekuatan hukum

mengikat ke dalam maupun keluar MPR. Ketetapan MPR dimaksudkan

untuk menjalankan ketentuan yang ada dalam IJUD 1945.

3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

Undang-undang yang dimaksud di sini adalah undang-undang dalam arti

sempit atau arti formal, yaitu peraturan perundangan yang dibuat secara

bersama oleh Presiden dan DPR. Undang-undang disusun dengan maksud

menjalankan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Undang-undang Dasar

dan Ketetapan MPR.

Sementara itu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)

mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan undang-undang. Perbe-

daannya ialah bahwa Perppu dibuat secara sepihak oleh

Presiden/Pemerintah tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu kepada

DPR. Perppu dikeluarkan oleh Presiden dalam keadaan kegentingan yang

memaksa (dalam keadaan darurat). Jika keadaan negara sudah normal

kembali, maka Perppu tadi harus dimintakan persetujuannya kepada DPR.

4) Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah disusun dengan maksud untuk menjalankan

ketentuan dalam undang-undang. Suatu undang-undang hanya akan

berlaku jika sudah ada peraturan pemerintah sebagai peraturan

Page 58: Kajian IPS 9 0

9-440 Unit 9

pelaksananya. Peraturan Pemerintah sepenuhnya disusun oleh

Pemerintah/Presiden, tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu

dari DPR.

5) Keputusan Presiden

Dikeluarkan oleh Presiden untuk mengatur hal-hal yang lebih khusus.

6) Peraturan Menteri

7) Keputusan Menteri

8) Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya (misalnya Peraturan Pemda Tk I,

Peraturan Pemda Tk. II, dsb).

Setelah kita membicarakan hukum dan peraturan perundang-undangan,

maka muncul pertanyaan bagaimana agar hukum dan peraturan Perundang-

undangan itu dapat dilaksanakan atau dipatuhi dengan baik di masyarakat.

Salah satu upaya untuk itu adalah diberikannya sanksi hukum yang tegas bagi

para pelanggarnya. Sangsi hukum memiliki ciri khas yakni bersifat memaksa,

tegas, dan segera. Sebagai contoh sangsi hukum ini misalnya disebutkan di

dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) yang menyebutkan

beberapa sangsi hukum seperti: hukuman mati, hukuman penjara (seumur

hidup, 20 tahun, kurang dari 20 tahun), hukuman kurungan, dan hukuman

denda (misalnya denda membayar uang), serta hukuman tambahan (misalnya

pemecatan, pencabutan hak, dsb).

Agar hukum benar-benar dapat dipatuhi oleh masyarakat sebenarnya

bukan hanya mengandalkan pada adanya sangsi hukum. Meskipun sangsi

hukumnya berat, tetapi jika masyarakatnya tidak memiliki kesadaran hukum,

maka sangsi apa pun akan berani dilanggarnya. Oleh karena itu yang paling

penting dalam menciptakan tegaknya negara hukum adalah adanya kesadaran

hukum yang tinggi dari warga negaranya.

Tumbuhnya kesadaran hukum warga negara perlu dilakukan dengan

melakukan pembinaan kesadaran hukum antara lain melalui pendidikan atau

penyuluhan. Pembinaan kesadaran hukum dapat dilakukan sejak di taman

kanak-kanak dan sekolah dasar dan terus berlanjut sampai jenjang pendidikan

tinggi. Pada tingkat sekolah dasar siswa sudah bisa dikenalkan dengan konsep

Page 59: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-441

hukum yang penyimpannya bisa disederhanakan. Misalnya pemahaman dan

kesadaran siswa tentang konsep hukum itu diartikan dengan pemahaman dan

kepatuhan terhadap peraturan tata tertib kelas atau sekolah. Pembinaan

disiplin di sekolah merupakan salah satu upaya pula dalam membina siswa

memiliki kesadaran hukum.

D. Warga Masyarakat dan Warga negara Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal subunit ini bahwa individu dan

masyarakat mempunyai hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan.

Masyarakat terdiri dari individu-individu, dan individu-individu dipengaruhi oleh

masyarakatnya. Individu sukar untuk hidup tanpa ada masyarakat yang

mendukungnya. Individu-individu itu dapat disebut sebagai anggota atau sebagai

warga masyarakat.

Setiap orang menjadi warga dari masyarakat di mana dia hidup, dari

lingkungan yang sesuai yang terdekat sampai yang meluas. Seseorang menjadi

warga dari keluarganya warga masyarakat at lingkungan RT lingkungan RW

menjadi warga masyarakat desanya, kecamatannya, sukunya, sampai menjadi

warga masyarakat Indonesia. Sebagai warga masyarakat maka ia memiliki hak-

hak yang diberikan oleh masyarakat lingkungannya dan juga memiliki kewajiban

atau tanggung jawab yang harus ia lakukan terhadap masyarakatnya.

Sebagai warga masyarakat yang baik ia harus melalui suatu proses

sosialisasi, yakni proses belajar menerima nilai, moral, dan norma yang berlaku

di masyarakatnya, sehingga ia bisa diterima oleh masyarakatnya sebagai

warganya.

Dalam kaitannya dengan negara maka seseorang dapat memiliki kedudukan

hukum sebagai warga negara. Warga negara adalah anggota dari negaranya.

Setiap negara harus memiliki warga negaranya. Untuk menjadi warga negara

suatu negara harus memiliki syarat-syaratnya. Tidak semua orang yang tinggal

dalam suatu negara dapat disebut sebagai warga negara dan tidak semua warga

negara tinggal di negaranya sendiri.

Page 60: Kajian IPS 9 0

9-442 Unit 9

Mungkin anda bertanya, siapakah yang dapat disebut sebagai warga negara

Republik Indonesia itu. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu kita lihat ketentuan

yang terdapat pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 yang menyatakan

(1) “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan

orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga

negara”.

(2) “Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-

undang”.

Berdasarkan ketentuan pasal 26 UUD 1945 di atas bahwa yang menjadi

warga negara Indonesia itu ialah orang bangsa Indonesia asli. Selain itu bangsa

lain pun bisa menjadi warga negara Indonesia. Di dalam penjelasan pasal 26

disebutkan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda,

peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab yang bertempat kedudukan di

Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada

Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.

Selanjutnya tentang siapa warga negara Indonesia, dilihat pada Undang-

undang Kewarganegaraan yang masih berlaku di Indonesia yaitu Undang-

Undang No. 62 tahun 1958 (kecuali pasal 18). Dalam pasal undang-undang

tersebut dinyatakan bahwa warga negara Republik Indonesia adalah:

a) Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-

perjanjian dan atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17

Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI;

b) Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan

dengan ayahnya yang berkewarganegaraan RI;

c) Anak yang lahir dalam 300-hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila

ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI;

d) Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada

waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya;

e) Orang yang pada waktu lahirnya, ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak

mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan

ayahnya;

Page 61: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-443

f) Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak

diketahui;

g) Seorang anak yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui

kedua orang tuanya;

h) Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak

mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang

tuanya tidak diketahui;

i) Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak

mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu;

j) Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan-aturan undang-

undang ini. -

Untuk dapat memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia ada

beberapa cara yang dapat ditempuh

a) Keturunan (pertalian darah)

Setiap anak yang lahir dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia

akan memperoleh kewarganegaraan RI;

b) Kelahiran

Dalam hal-hal tertentu, kewarganegaraan RI dapat diperoleh karena

kelahirannya di wilayah negara RI (lihat pasal 1 UU No. 62 tahun 1958 huruf

g, h, dan i di atas);

c) Pengangkatan

Anak orang asing di bawah umur 5 tahun yang diangkat oleh seorang warga

negara Indonesia, dapat menjadi warga negara Indonesia dengan disahkan

oleh pengadilan di tempat orang tua angkat itu berada;

d) Pewarganegaraan atau naturalisasi.

Orang asing yang bukan warga negara Indonesia dapat memperoleh

kewarganegaraan RI dengan cara naturalisasi atau pewarganegaraan.

Sementara itu, seseorang yang telah menjadi warga negara RI karena berbagai hal

dapat kehilangan kewarganegaraannya. Menurut Undang-undang no. 62 tahun

1958, seorang warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya

karena hal-hal berikut

Page 62: Kajian IPS 9 0

9-444 Unit 9

a) Kawin dengan seorang laki-laki asing;

b) Putusnya perkawinan seorang wanita asing dengan laki-laki warga negara

Indonesia;

c) Anak seorang ibu yang kehilangan kewarganegaraan ri, apabila anak itu tidak

mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya;

d) Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauannya sendiri;

e) Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain sedangkan orang yang

bersangkutan berkesempatan untuk itu;

f) Diakui oleh orang asing sebagai anaknya;

g) Diangkat secara sah oleh orang asing sebelum berumur 5 tahun;

h) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh menteri kehakiman dengan

persetujuan dewan menteri;

i) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari menteri

kehakiman RI;

j) Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing;

k) Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu

negara asing;

l) Mempunyai paspor atau syarat yang bersifat paspor dari negara asing atas

namanya yang masih berlaku;

m) Bertempat tinggal - di luar negeri selama 5 tahun berturut-turut dengan tidak

menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia,

kecuali ia ada dalam dinas negara ri;

n) Istri dari seorang suami yang kehilangan kewarganegaraan RI, apabila

kewarganegaraan tersebut diperoleh karena perkawinannya.

Hak-hak-warga negara yang diatur dalam Batang Tubuh UUD 1945:

a) Hak mendapatkan persamaan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat

1);

b) Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat

2);

c) Hak berserikat, dan berkumpul, dan menyatakan pendapat (pasal 28)

d) Hak kemerdekaan beragama (pasal 29 ayat 2);

Page 63: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-445

e) Hak membela negara (pasal 30);

f) Hak mendapatkan pendidikan (pasal 31);

g) Hak mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32);

h) Hak mendapatkan kesejahteraan sosial (pasal 33 dan 34).

Kewajiban-kewajiban warga negara:

a) Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat1);

b) Kewajiban membela negara (pasal 30);

c) Kewajiban membayar pajak;

d) Kewajiban belajar 9 tahun;

e) Kewajiban memelihara hasil-hasil pembangunan.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 3, mengenai

masyarakat sebagai unsur pemerintah dan negara di atas, silahkan Anda mengerjakan

latihan berikut ini!

1. Apakah ada hubungan antara pendekatan-pendekatan teoritis dengan asal mula

terjadinya negara? Kalau ada bagaimana! Kalau tidak, mengapa! Jelaskan

alasannya!

2. Kemukakan sekurang-kurangnya tiga pendapat teoretis atas pengertian negara!

(kesamaan dan perbedaan)

3. Jelaskan perbedaan antara pendekatan factual dan pendekatan teoritis pada asal

mula terjadinya negara

4. Diskusikan dengan teman persoalan berikut, masalah sosial dapat diselesaikan

oleh berbagai instansi dan dapat didekati dari berbagai disiplin ilmu, apa

sumbangan hukum dan peraturan Perundang-undangan dalam hal ini?

5. Jelaskan dimana letak perbedaan warga masyarakat dan warga negara?

6. Jelaskan mengapa Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum

dalam kehidupan ketatanegaraan?

Page 64: Kajian IPS 9 0

9-446 Unit 9

Rambu-Rambu jawaban latihan Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci jawabannya.

Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan

sesama mahasiswa, untuk memperoleh jawaban. Anda dipersilahkan melakukannya.

Rangkuman

Asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan mengadakan dua

pendekatan, yakni pendekatan factual dan pendekatan teoretis. Negara adalah

organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di bawah suatu pemerintah

yang sama.

Negara merupakan susunan masyarakat yang integral di antara semua golongan

masyarakat, sebagai suatu kesatuan yang organis. Negara dengan pemerintahannya

mempunyai hak memaksa rakyatnya untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku

di negara tersebut.

Tanpa ada masyarakat yang mendiami wilayah tertentu yang dilengkapi oleh

pemerintahnya, maka tidak mungkin ada negara. Terjadinya negara Indonesia yang

didasari Pancasila terjadi secara alamiah, sejalan dengan tuntutan keinginan manusia

dan disertai kehendak Tuhan.

Page 65: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-447

Tes Formatif 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, sehingga….

A. memaksa anggota masyarakat membayar pajak

B. anggota masyarakat belajar politik

C.masyarakat lebih berkembang

D. anggota masyarakat bebas memilih dalam pemilu

2. Unsur-unsur terjadinya negara adalah seperti di bawah ini, kecuali…

A. rakyat

B. daerah

C. UUD

D. pemerintah yang berdaulat

3. Negara identik dengan hukum, demikian pendapat....

A. Mr. Soenarko

B. H.J. Laski

C. Jellinek

D. Hane Kelsen

4. Guru biasanya tidak lepas dari urusan pemerintah di tengah-tengah masyarakat

ini disebabkan karena sosok guru dianggap….

A. pemimpin masyarakat

B. tokoh terkemuka masyarakat

C. orang terdidik

D. anggota masyarakat

Page 66: Kajian IPS 9 0

9-448 Unit 9

5. Contoh jabatan yang tepat bagi seorang guru dalam masyarakat seperti di bawah

ini, kecuali....

A. Ketua RW

B. Ketua RT

C. Ketua umum LKMD

D. Ketua LKMD

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang

terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan

rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit

3.

Tingkat penguasaan = 100% x 5

Benar yangJawaban Jumlah

Konversi nilai penguasaan :

90 -100% : baik sekali

80 - 89% : baik

70 – 79% : cukup

< 70% : kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda bersiap-siap untuk

menghadapi ujian.Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi

Subunit 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 67: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-449

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3

1. B 1. D 1. A

2. D 2. C 2. C

3. A 3. A 3. D

4. C 4. B 4. B

5. B 5. A 5. C

Page 68: Kajian IPS 9 0

9-450 Unit 9

Daftar Pustaka

Abdu Rahman, (1995), Beberapa Aspekta Tentang Pembangunan Hukum Nasional, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Astrid S. Susanto, (1977), Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial Bandung:

Bina Cipta. _______________, (1977), Komunikasi Kontemporer, Bandung: Bina Cipta. C.S.T.Kansil, (1983), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta,

Balai Pustaka. Hammond, Peter, (1978), An Introduction to Cultural and Social Anthropology,

Second Edition, New York: Mac Millan. Horton, Paul dan Chester I Hunt, (1991), Sosiologi, terjemahan Rain dan Tita Sobari,

Jakarta; Erlangga. Husni Thanurin (1990), Pokok-pokok Hukum Acara Pidana, (Diktat), Bandung,

FPIPS IKIP Bandung. Koentjaraningrat, (1981), Sejarah Teori Antropologi, Jakarta Universitas Indonesia

Press. ______________, (1990), Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta Rineka Cipta. P. A.F. Lamintang, (1984), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dengan

Pembahasannya, Bandung, Sinar Baru Pengeran Alhaj, (1984), Pendidikan Pancasila Modul 1-3, Jakarta Universitas

Terbuka Depdikbud. R. Abdoel Djamali, (1984), Pengantar Hukum Indonesia Jakarta, Rajawali. Rahmat dan M. Halimi (1996), Penuntun Belajar Tata Negara untuk SMU,

Bandung, Ganeca Exact. Sanderson Stephen 1993 Sosiologi Suatu Pengantar Penerjemah Farid Warni S.

Menno, Jakarta: Rajawali Press. Satjipto Rahardjo, (1986), Hukum Bandung, Alumni. Soejono Soekanto (1987), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta Rajawali Press

Page 69: Kajian IPS 9 0

Kajian IPS SD 9-451

Sudikno Mertokusumo, (1986), Mengenai Ilmu Hukum, Yogyakarta, Liberty Van Apeldoorn (1980), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita.