KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

30
Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 91 KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN PURBALINGGA Oleh : Drs. Suwaryo, M.Si 1) 1) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT The study entitled ”The Study of Debt Implications on Performance of Purbalingga Drinking Water Company (PDAM)aims to identify and analyze the condition of Purbalingga PDAM debt, debt management performance in PDAM Purbalingga, financial performance and operational performance. Data obtained by doing library research and interviews. The data used in the form of secondary data obtained from PDAM Purbalingga. To know and analyze the condition of PDAM debt Purbalingga used descriptive analysis using data tabulation. To know and analyze the performance of debt management used financial ratios Debt to Total Asset Ratio, DER, ROI, ROE and Cost of principal repayment and interest expenses are analyzed using data tabulation. To know the financial and operational performance of PDAM Purbalingga used ratio analysis according to Kep.Mendagri No. 147, tahun 1999. The research concluded that during the study period PDAM Purbalingga short-term debt burden is very large due liabilities to long-term debt maturities. The average number of debt to total assets ratio of 0.5, DER of 1.12, an ROI of 3.37 percent, ROE of 7.05 percent, and based on the analysis of principal and interest expense is known that the average principal repayment and mature flowers are borne PDAM Purbalingga during the study period amounted to USD. 5,215,715,190.81 only a little difference to the overall operational costs are borne by PDAM Purbalingga Rp. 8,101,085,750.91. Assessment of financial and operational performance of PDAM Purbalingga rated "sufficient" while the operational performance is considered "poorly". keywords: Debt Implication, PDAM PENDAHULUAN PDAM adalah perusahaan daerah yang berfungsi sebagai sarana penyedia air bersih. Keberadaan PDAM diawasi dan dimonitor oleh pihak eksekutif maupun legislatif daerah. PDAM sebagai perusahaan daerah diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih serta melayani semua kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau. PDAM bertanggung jawab dalam hal operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek, serta bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan layanan kepada masyarakat (Air Minum,2004). Data pada PDAM Kabupaten Purbalingga menunjukan bahwa pada tahun 2005 PDAM Kabupaten Purbalingga mendapatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 169.209.487,00 namun tahun 2006 mengalami kerugian sebesar Rp 154.227.860, tahun 2007 kembali mengalami keuntungan sebesar Rp 944.764.849, tahun 2008 mendapatkan laba

Transcript of KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Page 1: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 91

KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh :

Drs. Suwaryo, M.Si1) 1)

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT

The study entitled ”The Study of Debt Implications on Performance of Purbalingga

Drinking Water Company (PDAM)” aims to identify and analyze the condition of

Purbalingga PDAM debt, debt management performance in PDAM Purbalingga, financial

performance and operational performance.

Data obtained by doing library research and interviews. The data used in the form of

secondary data obtained from PDAM Purbalingga. To know and analyze the condition of

PDAM debt Purbalingga used descriptive analysis using data tabulation. To know and

analyze the performance of debt management used financial ratios Debt to Total Asset Ratio,

DER, ROI, ROE and Cost of principal repayment and interest expenses are analyzed using

data tabulation. To know the financial and operational performance of PDAM Purbalingga

used ratio analysis according to Kep.Mendagri No. 147, tahun 1999.

The research concluded that during the study period PDAM Purbalingga short-term

debt burden is very large due liabilities to long-term debt maturities. The average number of

debt to total assets ratio of 0.5, DER of 1.12, an ROI of 3.37 percent, ROE of 7.05 percent,

and based on the analysis of principal and interest expense is known that the average

principal repayment and mature flowers are borne PDAM Purbalingga during the study

period amounted to USD. 5,215,715,190.81 only a little difference to the overall operational

costs are borne by PDAM Purbalingga Rp. 8,101,085,750.91. Assessment of financial and

operational performance of PDAM Purbalingga rated "sufficient" while the operational

performance is considered "poorly".

keywords: Debt Implication, PDAM

PENDAHULUAN

PDAM adalah perusahaan daerah

yang berfungsi sebagai sarana penyedia air

bersih. Keberadaan PDAM diawasi dan

dimonitor oleh pihak eksekutif maupun

legislatif daerah. PDAM sebagai

perusahaan daerah diberi tanggung jawab

untuk mengembangkan dan mengelola

sistem penyediaan air bersih serta melayani

semua kelompok konsumen dengan harga

yang terjangkau. PDAM bertanggung

jawab dalam hal operasional sehari-hari,

perencanaan aktivitas, persiapan dan

implementasi proyek, serta bernegosiasi

dengan pihak swasta untuk

mengembangkan layanan kepada

masyarakat (Air Minum,2004).

Data pada PDAM Kabupaten

Purbalingga menunjukan bahwa pada tahun

2005 PDAM Kabupaten Purbalingga

mendapatkan laba bersih setelah pajak

sebesar Rp 169.209.487,00 namun tahun

2006 mengalami kerugian sebesar Rp

154.227.860, tahun 2007 kembali

mengalami keuntungan sebesar Rp

944.764.849, tahun 2008 mendapatkan laba

Page 2: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

92 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

sebesar Rp 1.187.138.409,00 sedang pada

tahun 2009 mendapatkan laba sebesar Rp

1.818.481.334,47. Pada tahun-tahun

tersebut PDAM Kabupaten Purbalingga

dibebani angsuran pokok dan bunga jatuh

tempo Rp 4.135.871.157,00 pada tahun

2005; Rp 944.580.382,00 tahun 2006; Rp

6.468.499.666,00 pada tahun 2007; Rp

7.570.100.060,00 pada tahun 2008; dan

pada tahun 2009 sebesar Rp

6.959.524.689,03. Hal ini menyebabkan

PDAM kurang dapat melaksanakan

tugasnya dalam memberikan pelayanan

publik dengan baik.

Data dari PDAM Kabupaten

Purbalingga menunjukkan bahwa tercatat

total kewajiban PDAM Kabupaten

Purbalingga terhadap kewajiban jangka

panjang per 31 Desember tahun 2009

sebesar Rp 7.524.632.714,85. Kontradiktif

sekali, besarnya total kewajiban tersebut

berasal dari pinjaman jangka panjang

kepada pemerintah pusat pada tahun 1994

yang semula hanya sebesar Rp

6.331.327.402,80. Setelah lima belas tahun

masa pinjaman, akibat PDAM tidak rutin

dalam membayar angsuran pokok dan

bunganya, maka total kewajibannya

sekarang menjadi Rp 7.524.632.714,85.

Hasil analisis kinerja keuangan

selama tahun 2005 sampai dengan tahun

2009 menunjukan nilai rata-rata kinerja

keuangan PDAM Kabupaten Purbalingga

pada tahun 2009 sebesar 24,75, berada

dalam interval lebih dari 20,25 sampai

27,00 maka dikatakan ”Cukup”. Sedangkan

nilai rata-rata kinerja operasional sebesar

17,87 berada dalam interval lebih dari 12

sampai 18, maka dikatakan “kurang baik”.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis

kondisi hutang PDAM Kabupaten

Purbalingga

2. Untuk mengetahui dan menganalisis

kinerja pengelolaan hutang pada

PDAM Kabupaten Purbalingga

3. Untuk mengetahui dan menganalisis

kinerja keuangan PDAM Kabupaten

Purbalingga

4. Untuk mengetahui dan menganalisis

kinerja operasional PDAM Kabupaten

Purbalingga.

Metode Penelitian Dan Analisis

1. Untuk mengetahui dan menganalisis

kondisi hutang PDAM Kabupaten

Purbalingga digunakan analisis

deskriptif dengan menggunakan tabulasi

data.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis

kinerja pengelolaan hutang digunakan

Rasio keuangan:

a. Debt to Total Asset Ratio

Rasio ini mengukur aktiva yang

dibiayai hutang. Semakin besar rasio

makin besar risiko. Debt to Total Asset

Ratio dihitung menggunakan rumus:

Debt to Total Asset Ratio:

Total Hutang

Total Aktiva

b. Debt to Equity Ratio :

Total Hutang

Modal Sendiri

c. Return On Investment (ROI): Laba

Setelah Pajak

Total Aktiva

d. Return On Equity (ROE):

Laba Setelah Pajak

Modal Sendiri

e. Beban Angsuran Pokok dan Bunga

Hutang, dianalisis menggunakan

tabulasi data

Page 3: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 93

3. Untuk mengetahui kinerja keuangan

PDAM Kabupaten Kabupaten

Purbalingga digunakan analisa rasio

menurut Kep. Mendagri No. 47 Th.

1999, yang terdiri dari :

a. Nilai Pokok

1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif:

Laba Sebelum Pajak x 100%

Aktiva Produktif

Penilaian rasio laba terhadap aktiva

Produktif yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 10% 5

> 7% - 10% 4

> 3% - 7% 3

> 0% - 3% 2

≤ 0% 1

2) Rasio Laba terhadap Penjualan:

Laba Sebelum Pajak x 100 %

Penjualan

Penilaian rasio laba terhadap Penjualan

yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

>20% 5

>14% - 20% 4

> 6% - 14% 3

> 0% - 6% 2

≤ 0% 1

3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang

Lancar:

Aktiva Lancar

Utang Lancar

Penilaian rasio aktiva lancar terhadap utang

lancar yang ditetapkan adalah:

Rasio yang diperoleh Nilai

>1,75 – 2,00 5

>1,50 – 1,75 4

> 1,25 – 1,50 3

> 1,00 – 1,25 2

≤ 1,00 1

4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap

Ekuitas :

Utang Jangka Panjang

Ekuitas

Penilaian rasio utang jangka panjang

terhadap Ekuitas yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

≤ 0,5 5

> 0,5 - 0,7 4

> 0,7 - 0,8 3

> 0,8 – 1,0 2

> 1,0 1

5) Rasio Total Aktiva terhadap Total

Utang:

Total Aktiva

Total Utang

Penilaian rasio total aktiva terhadap total

utang yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 2,0 5

> 1,7 – 2,0 4

> 1,3 – 1,7 3

> 1,0 – 1,3 2

≤ 1,0 1

6) Rasio Biaya Operasi terhadap

Pendapatan Operasi :

. Biaya Operasi .

Pendapatan Operasi

Penilaian rasio biaya operasi terhadap

pendapatan operasi yang ditetapkan adalah

:

Page 4: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

94 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

Rasio yang diperoleh Nilai

≤ 0,50 5

> 0,50 – 0,65 4

> 0,65 – 0,85 3

> 0,85 – 1,00 2

> 1,00 1

7) Rasio Laba sebelum Penyusutan

terhadap Angsuran Pokok dan Bunga

Jatuh tempo :

Laba Operasi Sblm Biaya Penyusutan

(Angsuran Pokok + Bunga) Jatuh Tempo

Penilaian rasio laba operasi sebelum biaya

penyusutan terhadap angsuran pokok dan

bunga jatuh tempo yang ditetapkan adalah:

Rasio yang diperoleh Nilai

>2,0 5

> 1,7 – 2,0 4

> 1,3 – 1,7 3

> 1,0 – 1,3 2

≤ 1,0 1

8) Rasio Aktiva Produktif terhadap

Penjualan Air :

Aktiva Produktif

Penjualan Air

Penilaian rasio aktiva produktif terhadap

penjualan air yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

≤ 2,0 5

> 2,0 – 4,0 4

> 4,0 – 6,0 3

> 6,0 – 8,0 2

> 8,0 1

9) Jangka Waktu Penagihan Piutang :

. Piutang Usaha .

Jumlah Penjualan Per Hari

Jumlah penjualan perhari =

Pendapatan Operasi

360

Penilaian jangka waktu penagihan piutang

yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

≤ 60 5

> 60 – 90 4

> 90 – 150 3

> 150 – 180 2

> 180 1

10) Efektivitas Penagihan :

Rekening Tertagih x 100%

Penjualan Air

Penilaian efektivitas penagihan yang

ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 90 % 5

> 85 % - 90 % 4

> 80 % - 85 % 3

> 75 % - 80 % 2

≤ 75 % 1

b. Nilai Bonus

1) Peningkatan Rasio Laba terhadap

Aktiva Produktif, dengan rumus :

Rasio laba terhadap aktiva produktif tahun

ini - Rasio laba terhadap aktiva produktif

tahun lalu.

Penilaian rasio peningkatan laba terhadap

aktiva Produktif yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 12 % 5

> 9 % - 12 % 4

> 6 % - 9 % 3

> 3 % - 6 % 2

> 0 % - 3 % 1

2) Peningkatan Rasio Laba terhadap

Penjualan, dengan rumus :

Rasio laba terhadap penjualan tahun ini –

Rasio laba terhadap penjualan tahun lalu.

Page 5: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 95

Penilaian rasio peningkatan laba terhadap

Penjualan yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 12 % 5

> 9 % - 12 % 4

> 6 % - 9 % 3

> 3 % - 6 % 2

> 0 % - 3 % 1

Untuk mengetahui kinerja keuangan

dilakukan dengan cara, sebagai berikut :

a. Menghitung rata-rata seluruh rasio per

tahun selama tahun-tahun yang diteliti.

b. Menentukan nilai semua rasio dengan

menggunakan kriteria yang telah

ditentukan.

c. Menjumlahkan nilai-nilai rasio

keuangan yang diperoleh ditambah

nilai bonus, kemudian dibagi nilai

maksimum dan dikalikan dengan

bobot aspek keuangan menurut

Kep.Mendagri No. 47 tahun 1999.

keuanganbobotxmaksimumNilai

diperolehyangnilaiJumlah

Keterangan :

Nilai maksimum = Nilai tertinggi tiap

rasio x jumlah rasio

Sehingga nilai maksimum adalah 5 x 12 =

60

Kriteria penilaian kinerja dalam

Keputusan Mendagri ini merupakan nilai

kumulatif (aspek keuangan + aspek

operasional + aspek administrasi), maka

kriteria yang dipakai adalah perkalian

kriteria kinerja dengan bobot aspek

keuangan dibagi total bobot, dengan

perincian sebagai berikut :

Aspek Bobot

Keuangan 45

Operasional 40

Administrasi 15

100

maka nilai kinerja keuangan merupakan

45 = 0,45 dari total

100

nilai kinerja. Oleh

karena itu nilai kinerja masing-masing

kriteria dirubah menjadi 0,45 dari nilai

seluruhnya. Total

Kinerja

Keuangan

Nilai Kinerja Keuangan

Kinerja

> 75 > 33,75 Baik sekali

> 60 – 75 > 27,00 – 33,75 Baik

> 45 – 60 > 20,25 – 27,00 Cukup

> 30 – 45 > 13,50 – 20,25 Kurang

≤ 30 ≤ 13,50 Tidak baik

4. Untuk mengetahui kinerja pada aspek

operasional PDAM Kabupaten

Kabupaten Purbalingga digunakan

analisa rasio menurut Kep. Mendagri

No. 47 Th. 1999, yang terdiri dari :

a. Cakupan pelayanan=

. Jumlah Produk Terlayani x 100 %

Jumlah Penduduk di daerah Pelayanan

Penilaian rasio cakupan pelayanan yang

ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 80% 5

> 60 % - 80 % 4

> 40 % - 60 % 3

> 20 % - 40 % 2

≤ 20 % 1

Nilai bonus adalah peningkatan cakupan

pelayanan diperoleh dari rasio cakupan

pelayanan tahun ini - rasio cakupan

pelayanan tahun lalu.

Page 6: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

96 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

b. Kualitas air distribusi

Memenuhi syarat air minum nilai 3

Memenuhi syarat air bersih nilai 2

Tidak memenuhi syarat nilai 1

c. Kontinuitas air

Semua pelanggan mendapat aliran air

selama 24 jam nilai 2

Belum semua pelanggan mendapat aliran

air 24 jam nilai 1

d. Produktifitas pemanfaatan instalasi

produksi=

Kapasitas Produksi x 100 %

Kapasitas Terpasang

Penilaian produktifitas pemanfaatan

instalasi produksi yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

> 90% 4

> 80 % - 90 % 3

> 70 % - 80 % 2

≤ 70 % 1

e. Tingkat kehilangan air =

Jumlah m3 (terdistribusi-terjual) x 100%

Jumlah m3 air yang didistribusikan

Penilaian tingkat kehilangan air yang

ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

≤ 20 % 4

> 20 % - 30 % 3

> 30 % - 40 % 2

> 40 % 1

Nilai bonus penurunan tingkat kehilangan

air =

Rasio tahun ini – rasio tahun lalu.

f. Peneraan meter air =

Jumlah m air yang ditera x 100%

Jumlah Pelanggan

g. Kecepatan penyambungan baru yaitu

lama waktu yang dibutuhkan calon

pelanggan dari pembayaran sampai

dengan penyambungan

Kurang dari atau sama dengan enam hari

kerja mendapat nilai 2

Lebih dari enam hari kerja mendapatkan

nilai 1

h. Kemudahan pelayanan yaitu

tersedianya service point di luar kantor

pusat

Jika tersedia service point di luar kantor

pusat mendapat nilai 2

Tidak tersedia service point di luar kantor

pusat mendapat nilai 1

i. Rasio karyawan per 1.000 pelanggan=

pelangganJumlah

1000xkaryawanJumlah

Penilaian rasio karyawan per 1.000

pelanggan yang ditetapkan adalah :

Rasio yang diperoleh Nilai

≤ 8 % 5

> 8 % - 11 % 4

> 11 % - 15 % 3

> 15 % - 18 % 2

> 18 % 1

Untuk mengetahui kinerja operasional

dilakukan dengan cara, sebagai berikut :

a. Menghitung rata-rata seluruh rasio per

tahun selama tahun-tahun yang diteliti.

b. Menentukan nilai semua rasio dengan

menggunakan kriteria yang telah

ditentukan.

c. Menjumlahkan nilai-nilai rasio

operasional yang diperoleh ditambah

nilai bonus, kemudian dibagi nilai

maksimum dan dikalikan dengan

bobot aspek operasional menurut

Kep.Mendagri No. 47 tahun 1999.

Kinerja Operasional=

Jumlah Nilai yg Diperoleh x bobot Operasional

Nilai Maksimum

Keterangan :

Page 7: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 97

Nilai maksimum untuk aspek operasional

sebanyak 47.

Kriteria penilaian kinerja dalam

Keputusan Mendagri ini merupakan nilai

kumulatif (aspek keuangan + aspek

operasional + aspek administrasi), maka

kriteria yang dipakai adalah perkalian

kriteria kinerja dengan bobot aspek

operasional dibagi total bobot, dengan

perincian sebagai berikut :

Aspek Bobot

Keuangan 45

Operasional 40

Administrasi 15

100

kinerjanilaitotaldari0,40

100

40

loperasionakinerjanilaimaka

Oleh karena itu nilai kinerja masing-

masing kriteria dirubah menjadi 0,40

dari nilai seluruhnya.

Total Nilai

Kinerja

Nilai Kinerja

Operasional

Kinerja

> 75 > 30 Baik sekali

> 60 – 75 > 24– 30 Baik

> 45 – 60 > 18 – 24 Cukup

> 30 – 45 > 12 – 18 Kurang

≤ 30 ≤ 12 Tidak baik

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan Daerah

Air Minum Kabupaten Purbalingga

1. Tugas dan fungsi PDAM Kabupaten

Purbalingga:

a. Tugas

Menyelenggarakan pengelolaan air

minum untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang

mencakup aspek sosial, kesehatan dan

pelayanan umum.

b. Fungsi

1) Pelayanan umum

Dalam rangka pelayanan umum air

bersih, PDAM melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang langsung

ataupun tidak langsung menyangkut

kepentingan pelanggan antara lain :

a) Pelayanan permintaan pasang baru

b) Pelayanan perbaikan

kerusakan/kebocoran pipa dinas dan

pipa persil

c) Panggantian meter air yang

rusak/mati/hilang

d) Pelayanan penutupan/pemutusan

aliran air karena permintaan

pelanggan

e) Pelayanan permintaan pindah letak

meter air

f) Melaksanakan upaya-upaya

pemeliharaan kualitas air

g) Melaksanakan pemeriksaan sebab-

sebab pemakaian air melonjak

h) Pelayanan giliran air di musim

kemarau

i) Pelayanan permintaan droping air

di musim kemarau

j) Pelayanan peneraan meter air

k) Melaksanakan penindakan terhadap

setiap pelanggaran dengan

ketentuan Perda tahun 2002

l) Melaksanakan tugas-tugas

pelayanan lainnya sesuai dengan

permintaan/pengadaan pelanggan

2) Menyelenggarakan kemanfaatan

umum (masyarakat)

3) Memupuk pendapatan dalam rangka

menunjang Pendapatan Asli Daerah

2. Partisipasi PDAM dalam menunjang

dan memupuk pendapatan asli daerah

berupa

a. Setoran bagian laba

b. Setoran Retribusi Air Bawah Tanah

(RABT)

Page 8: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

98 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

3. Kinerja PDAM Kabupaten Purbalingga

pada tahun 2009

Tingkat kinerja PDAM yang

dinilai berdasarkan pedoman penilaian

menurut Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal

31 Mei 1999, mendapatkan nilai 61,72

tergolong “ Baik “. Dibandingkan tahun

lalu terdapat kenaikkan sebesar 4,42

poin kinerja yang disebabkan

membaiknya nilai indikator tahun 2009

dibanding tahun 2008 yaitu kenaikan di

aspek keuangan sebesar 1,50 poin dan

aspek administrasi sebesar 2,92 poin.

4. Tingkat Kesehatan PDAM Kabupaten

Purbalingga tahun 2009

Tingkat kesehatan PDAM yang

dinilai berdasarkan BPPSPAM,

tergolong “ Sehat “, dengan

memperoleh nilai 3,22. Hal ini

disebabkan oleh capaian nilai sub

indikator yang masing-masing

memperoleh nilai 5 yaitu :

a. Aspek keuangan: Return on

investment ( ROI ), rasio operasi,

efektifitas penagihan dan

solvabilitas.

b. Aspek pelayanan: tingkat

penyelesaian aduan, kualitas air

pelanggan dan konsumsi air

domestik.

c. Aspek SDM: rasio jumlah pegawai

adalah 5,05 orang per- 1000

pelanggan

d. Aspek operasional: Operasi jam

layanan.

5. Cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten

Purbalingga pada tahun 2009

Cakupan pelayanan air bersih

tahun 2009 kepada masyarakat

pedesaan mencapai 33.5 % atau 70.440

jiwa dari 210.042 jiwa, sedangkan

untuk masyarakat perkotaan mencapai

82,42 % atau 83.293 jiwa dari 101.063

penduduk perkotaan. Berdasarkan data

tersebut, pelayanan air bersih kepada

masyarakat perkotaan telah mencapai

seperti yang ditentukan dalam Instruksi

Menteri Dalam Negeri Nomor 24

Tahun 1999.

Upaya PDAM untuk meningkatkan

cakupan pelayanan kepada masyarakat

dengan cara :

e. Menambah sumber/mata air baru,

bangunan penangkap air serta

perpipaannya terjadi di mata air

Sikopyah, Rembang, Karangreja,

f. Melakukan kerjasama dengan

pengembang dalam pemasangan

sambungan baru di beberapa

perumahan baru.

6. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas air

PDAM Kabupaten Purbalingga pada

tahun 2009

Saat ini PDAM Kabupaten

Purbalingga belum sepenuhnya dapat

memenuhi kepastian mengenai kualitas

dan kontinuitas, dengan penjelasan

sebagai berikut :

g. Kualitas, berdasarkan analisa

laboratorium secara sampel di

lokasi sumber air, reservoar dan

sambungan rumah yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

Dan Kesejahteraan Sosial

Kabupaten Purbalingga,

menunjukkan hasiltelah memenuhi

syarat sebagai air bersih, namun

belum memenuhi syarat air minum.

h. Kuantitas air yang didistribusikan

PDAM Kabupaten Purbalingga

telah memenuhi kebutuhan rata-

rata/bulan/ rumah tangga.

i. Kontinuitas, air yang

didistribusikan ke pelanggan belum

mencapai 24 jam sehari, karena

khusus di Unit IKK Kemangkon,

yang menggunakan sistem pompa

Page 9: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 99

dari sumur dalam hanya dapat

melayani 7 jam sehari.

7. Tingkat kehilangan air PDAM

Kabupaten Purbalingga pada tahun

2009

Tingkat kehilangan air tahun

2009 sebesar 28.00 % berada di atas

batas toleransi sebesar 20 %. Hal ini

disebabkan antara lain :

j. Belum optimalnya program

penggantian meter air pelanggan

yang telah berumur lebih dari 5

tahun,

k. Seringnya dilakukan pembuangan

udara di dalam pipa, sehingga

banyak menggunakan air pada

jaringan pipa distribusi,

l. Sambungan ilegal oleh pelanggan

dan kesalahan pembacaan meter air.

8. Rata-rata tarif air dan harga pokok

Rata-rata harga jual sebesar Rp.

1.598,36 per m3 sedangkan harga

pokok air sebesar Rp. 1.422,99 per m3,

sehingga harga jual yang berlaku

tersebut sudah dapat menutup biaya

secara penuh ( full cost recovery ).

9. Kewajaran kerjasama operasional

Dalam rangka pelaksanaan

pelayanan penyediaan air besih bagi

masyarakat Kabupaten Purbalingga dan

sekitarnya, PDAM Kabupaten

Purbalingga tidak melakukan

Kesepakatan Kerjasama Operasi

dengan pihak lain.

10. Penyelesaian utang PDAM

Sesuai Berita Acara

Rekonsiliasi antara PDAM Kabupaten

Purbalingga dengan Dit Sistem

Manajemen Investasi, Ditjen

Perbendaharaan Departemen Keuangan

tanggal 13 Januari 2010 terhadap Surat

Perjanjian Penerusan Pinjaman Nomor

RDA-173/DP3/1994 tanggal 28

Pebruari 1994, keadaan utang PDAM

Kabupaten Purbalingga per 31

Desember 2009 sebagai berikut :

Pokok Pinjaman

Rp. 3.055.309.337,15

Non Pokok Pinjaman

Rp. 4.469.323.337,70

Jumlah per-31 Desember 2009

Rp. 7.524.632.714.85

PDAM Kabupaten

Purbalingga telah mengikuti program

restrukturisasi utang sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 120/2008 dengan

mengajukan Permohonan Penghapusan

Hutang Non Pokok dan Penjadwalan

Ulang Hutang Pokok kepada Menteri

Keuangan RI cq. Dirjen Pengelolaan

Penerusan Pinjaman dengan Surat No.

956/064/PDAM/II/2009 tanggal 26

Pebruari 2009, namun sampai audit

berakhir (31 Maret 2010 ) persetujuan

Departemen Keuangan belum diterima.

Hasil Analisis dan Pembahasan

Analisis Kondisi Hutang PDAM

Kabupaten Purbalingga

Selama periode penelitian PDAM

Kabupaten Purbalingga selalu menanggung

beban kewajiban yang besar. Kewajiban

jangka pendek pada PDAM Kabupaten

Purbalingga terdiri dari utang usaha, utang

lain-lain, pendapatan diterima di muka,

utang pajak, bagian utang jangka panjang

yang akan jatuh tempo, beban bunga

pinjaman yang masih harus dibayar, dan

beban denda yang masih harus dibayar.

Kewajiban jangka panjang pada PDAM

Kabupaten Purbalingga adalah pinjaman

kepada pemerintah pusat, sedangkan

kewajiban lain-lain meliputi uang jaminan

langganan, cadangan dana meter dan

cadangan dana umum. Tabel 1

Page 10: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

100 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

menunjukkan besar masing-masing

komponen kewajiban/hutang pada PDAM

Kabupaten Purbalingga selama periode

penelitian.

Berdasarkan tabel 1 dapat

disimpulkan bahwa selama periode

penelitian, PDAM Kabupaten Purbalingga

selalu menanggung beban

kewajiban/hutang jangka pendek yang

lebih besar dibandingkan dengan

kewajiban/hutang jangka panjang dan

kewajiban lain-lainnya. Tabel 2

menunjukan besarnya kewajiban/hutang

jangka pendek yang ditanggung,

besarnaaya pendapatan usaha dan laba/rugi

usaha PDAM Kabupaten Purbalingga

selama periode penelitian.

Tabel 2 menunjukan bahwa selama

periode tahun 2005 sampai dengan tahun

2009 PDAM Kabupaten Purbalingga

menanggung beban hutang jangka pendek

Tabel 1. Hutang pada PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009.

Tahun Utang Jk. Pendek Utang Jk. Panjang Utang Lain-lain Total Utang

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) (5) = (2)+(3)+(4)

( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )

2005 5.554.593.803,00 2.678.638.512,00 1.686.035.828,00 9.919.268.143,00

2006 5.066.293.360,00 2.191.613.328,00 2.121.700.317,00 9.379.607.005,00

2007 8.299.655.878,00 1.704.588.144,00 2.831.464.544,00 12.835.708.566,00

2008 10.727.683.411,00 1.217.562.960,00 3.767.352.325,00 15.712.598.696,00

2009 8.658.667.147,03 565.108.026,00 4.200.622.480,00 13.424.397.653,03

Tabel 2. Hutang jangka pendek dan laba/rugi usaha PDAM Kabupaten Purbalingga tahun

2005 sampai dengan tahun 2009.

Tahun Utang Jk. Pendek ( Rp ) Pendapatan usaha (Rp) Laba/rugi usaha (Rp)

( 1 ) ( 2 ) (3)

2005 5.554.593.803,00 6.266.811.434,00 (81.345.343,00)

2006 5.066.293.360,00 6.183.461.648,00 (339.025.602,00)

2007 8.299.655.878,00 8.776.344.736,00 950.376.644,00

2008 10.727.683.411,00 10.615.969.926,00 1.436.432.036,00

2009 8.658.667.147,03 12.555.225.393,00 1.925.946.647,47

Jumlah 38.306.893.599,03 44.397.813.137,00 3.892.384.382,47

rata-rata 7.661.378.719,81 8.879.562.627,40 778.476.876,49

Page 11: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 101

yang sangat besar jika dibandingkan

dengan pendapatan usaha yang

diperoleh

dari penjualan air dan pendapatan

non penjualan air. Penyebab utama

besarnya hutang jangka pendek tersebut

berasal dari

beban hutang jangka panjang yang

jatuh tempo pada tahun-tahun tersebut.

Keadaan demikian menyebabkan pada

tahun 2005 dan 2006 PDAM Kabupaten

Purbalingga menderita kerugian.

Walaupun sejak tahun 2007 sampai dengan

tahun 2009 PDAM Kabupaten Purbalingga

sudah bisa memperoleh laba, namun

besarnya laba yang diperoleh sangat kecil

jika dibandingkan dengan pendapatan

usaha yang diterima.

Besarnya beban keuangan yang

ditanggung oleh PDAM Kabupaten

Purbalingga terutama disebabkan karena

pinjaman jangka panjang yang diterima

PDAM dari pemerintah pusat. Pinjaman

yang diterima oleh PDAM Kabupaten

Purbalingga dari Pemerintah Indonesia,

dalam hal ini diwakili Departemen

Keuangan yang menyalurkan pinjaman dari

Institusi-institusi Keuangan Dunia

misalnya World Bank, Asian Development

Bank, OECD dan lain-lain. Pinjaman

tersebut melalui Rekening Pembangunan

Daerah (RPD) dengan surat perjanjian

penerusan pinjaman Nomor : RDA-

173/DP3/1994 tanggal 28 Pebruari 1994

antara Pemerintah Republik Indonesia yang

diwakili oleh Direktur Pengelolaan

Penerusan Pinjaman-Departemen

Keuangan dengan PDAM Kabupaten

Purbalingga. Besar pinjaman yang

diterima PDAM pada tahun 1994 adalah

sebagai berikut:

Realisasi Penarikan :

Rp 4.182.483.000,00

Kapitalisasi bunga masa tenggang :

Rp 2.148.844.402,80

Total Pinjaman:

Rp 6.331.327.402,80

Syarat dan ketentuan perjanjian

pinjaman Nomor RDA-173/DP3/1994

tanggal 28 Pebruari 1994 (lampiran 1)

adalah sebagai berikut: tujuan pemberian

pinjaman ini adalah untuk pembiayaan

proyek pengembangan PDAM Kabupaten

Purbalingga. Plafond sebesar Rp

4.200.000.000,00. Jangka waktu pinjaman

selama 18 tahun. Masa tenggang selama 5

tahun. Biaya administrasi atau biaya bunga

sebesar 11,5 persen. Bunga masa tenggang

sebesar 11,5 persen. Commitment fee

Tabel 3. Pembayaran per tahun, realisasi pembayaran sampai dengan akhir tahun dan total

kewajiban akhir tahun yang ditanggung oleh PDAM Kabupaten Purbalingga tahun

2005-2009

Tahun

Pembayaran pokok pinjaman, bunga,

denda bunga dan denda hutang pokok

pertahun yang dibayarkan oleh

PDAM Kabupaten Purbalingga tahun

2005-2009

Realisasi pembayaran pokok

pinjamam, biaya komitmen,

biaya bunga dan denda

sampai dengan tanggal 31

Desember 2005-2009

Total kewajiban PDAM

Kabupaten Purbalingga

terhadap kewajiban jangka

panjang per 31 Desember

tahun 2005-2009

2005 1.787.613.000,00 5.272.008.250,99 7.983.873.543,32

2006 1.614.123.825,01 6.886.132.076,00 8.964.599.167,26

2007 0,00 6.886.132.076,00 8.109.378.827,17

2008 0,00 6.886.132.076,00 8.787.663.020,12

2009 1.700.000.000,44 8.586.132.076,44 7.524.632.714,85

Page 12: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

102 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

sebesar 0,75 persen dibayar tiap tanggal 28

Pebruari dan 28 Agustus. Denda dari

Pokok pinjaman sebesar = 6,5 persen

sedangkan denda biaya administrasi atau

biaya bunga sebesar 18 persen. Jatuh

tempo pokok pertama 28 Agustus 1999

dengan jumlah angsuran Rp

243.512.602,80. Jatuh tempo pokok

terakhir 28 Pebruari 2012. Pembayaran

tiap tanggal 28 Pebruari dan 28 Agustus.

Pinjaman yang diterima oleh

PDAM Kabupaten Purbalingga telah

digunakan sesuai dengan tujuan pemberian

pinjaman yaitu untuk pekerjaan Sipil

berdasarkan Kontrak No. 690/01/x/1994,

tanggal 4 Oktober 1994 (lampiran 2) terdiri

dari empat paket sebagai berikut:1)

Pembuatan penampung air mata air

Kajongan dan pemasangan pipa, senilai

995.452.000,00; 2) Pembuatan penangkap

air mata air Limbangan, pemasangan pipa

dan pemasangan SR senilai

2.033.724.000,00; 3) Pembuatan

penangkap air mata air Tuk Arus, pasang

pipa bak pelepas dan pasang SR senilai

1.008.084.000,00; dan 4) Paket tambahan

berupa Pemasangan pipa distribusi desa,

senilai 150.740.000,00. Sehingga total

nilai proyek sebanyak Rp 4.

188.000.000,00.

Jika kita cermati syarat dan

ketentuan perjanjian pinjaman Nomor

RDA-173/DP3/1994 tanggal 28 Pebruari

1994 sebenarnya sangat berat. Pinjaman

ini memberikan masa tenggang selama 5

tahun, namun selama masa tenggang

PDAM Kabupaten Purbalingga sudah

harus membayar bunga masa tenggang

sebesar 11,5 persen. Padahal dana tersebut

baru ditanamkan untuk proyek baru yang

tidak langsung dapat menghasilkan

pendapatan. Selanjutnya setelah lima

tahun pinjaman diberikan, PDAM

diharuskan membayar angsuran pokok

pinjaman dan biaya administrasi atau

bunga sebesar 11,5 persen. Jika

perusahaan tidak dapat mengangsur

pinjaman maka perusahaan akan dikenakan

denda yang berupa denda pokok pinjaman

sebesar = 6,5 persen dan denda bunga

sebesar 18 persen.

Data pada tabel 3 (selengkapnya

terdapat pada lampiran 3 ) menunjukkan

bahwa sampai dengan tanggal 31

Desember 2009 PDAM Kabupaten

Purbalingga telah melakukan pembayaran

pokok pinjamam, biaya komitmen, biaya

bunga dan denda sebesar Rp

8.586.132.076,44. Namun demikian dari

pinjaman sebesar Rp 6.331.327.402,80,

pada tahun 1994 tersebut, Per tanggal 31

Desember 2009 PDAM Kabupaten

Purbalingga masih memiliki total

kewajiban jangka panjang sebesar Rp

7.524.632.714,85.

Hal ini disebabkan karena PDAM

Kabupaten Purbalingga sering tidak dapat

membayar pokok hutang serta bunga dan

dendanya. Keadaan ini membuktikan

bahwa hutang yang semula ditujukan untuk

meningkatkan layanan PDAM terhadap

masyarakat melalui peningkatan jaringan

infrastruktur baru sebaliknya menjadi

bumerang yang membebani keuangan dan

Tabel 4. Data Debt, equity dan asset PDAM Kabupaten Purbalingga Tahun 2005-2009

Tahun Debt Equity Asset

2005 9.919.268.143,00 7.862.166.154,00 17.781.434.297,00

2006 9.379.607.005,00 8.352.856.632,00 17.732.463.637,00

2007 12.835.708.566,00 11.297.621.482,00 24.133.330.047,00

2008 15.712.598.696,00 12.814.995.041,00 28.527.593.737,00

2009 13.424.397.653,03 15.925.023.463,97 29.349.421.117,00

Page 13: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 103

operasionalnya. Akibat besarnya beban

hutang yang diderita PDAM ini

menyebabkan kinerja keuangan PDAM

Kabupaten Purbalingga menjadi terganggu

yang selanjutnya berakibat kepada kinerja

operasional yang kurang baik.

2. Kinerja Pengelolaan Hutang

Secara teoritis definisi konseptual

Debt adalah jumlah semua hutang dalam

tahun yang bersangkutan, jadi tidak hanya

hutang jangka panjang, tetapi termasuk

hutang jangka pendek. Perhitungan dan

analisis kinerja pengelolaan hutang dalam

studi ini berpedoman pada definisi tersebut.

Data jumlah debt, equity dan asset PDAM

Kabupaten Purbalingga selama periode

penelitian terdapat pada tabel 4.

Besar kecilnya hutang bukan

ukuran satu-satunya untuk melihat kualitas

hutang tersebut. Ukuran lain yang lebih

mencerminkan kualitas adalah dengan

melihat berbagai rasio keuangan yang

terkait dengan hutang.

a. Debt to Total Asset Ratio

Debt to total asset ratio

adalah perbandingan antara total hutang

dibagi dengan total aktiva. Rasio ini

menunjukkan berapa persen aktiva yang

dibiayai dengan utang. Semakin tinggi

rasio ini semakin besar risiko yang

dihadapi. Rasio Debt to Total Asset pada

PDAM Kabupaten Purbalingga selama

periode penelitian tampak pada tabel 5.

Apabila dibandingkan dengan total

asset yang dimiliki, tampak bahwa rata-rata

angka rasio debt to total asset sebesar 0,53

masih diatas 0.5. Hal ini berarti lebih dari

50 persen asset PDAM Kabupaten

Purbalingga dibiayai dari hutang. Alasan

manajemen dalam mengambil keputusan

penggunaan hutang sebagai salah satu

sumber dana investasi tidak dibahas disini

karena kejadian sudah terlalu lama.

Feasibility study sebagai dasar keputusan

pengambilan hutang tersebut tidak dapat

ditelusuri lagi dan manajemen saat ini

hanya meneruskan kewajiban pembayaran

hutang-hutang lama tersebut.

a. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan

perbandingan antara total hutang dengan

total modal sendiri. Rasio ini menunjukkan

seberapa jauh seluruh hutang yang ada

akan terjamin oleh modal sendiri dari

perusahaan. DER yang aman adalah kurang

dari 50 persen. Makin kecil angka DER

menunjukan kaadaan yang semakin baik.

Hasil perhitungan rasio seluruh hutang

PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005

sampai dengan tahun 2009 dibandingkan

dengan modal sendiri yang dimiliki

terdapat pada tabel 6.

Tabel 5. Debt to Total Asset Ratio PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005 -2009 Tahun

(1)

Debt

(2)

Asset

(3)

Debt to Total Asset rasio

(4=2:3)

2005 9.919.268.143,00 17.781.434.297,00 0,56

2006 9.379.607.005,00 17.732.463.637,00 0,53

2007 12.835.708.566,00 24.133.330.047,00 0,53

2008 15.712.598.696,00 28.527.593.737,00 0,55

2009 13.424.397.653,03 29.349.421.117,00 0,46

Jumlah 61.271.580.063,03 117.524.242.835,00 2,63

rata-rata 12.254.316.012,61 23.504.848.567,00 0,53

Page 14: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

104 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

Tabel 6 menunjukkan bahwa

selama periode penelitian rata-rata rasio

total hutang PDAM Kabupaten

Purbalingga terhadap modal sendiri sebesar

1,12 lebih besar dari 1 (satu). Hal ini

menunjukkan bahwa seperti halnya

sebagian besar PDAM di Indonesia,

manajemen PDAM Kabupaten Purbalingga

juga lebih banyak menggunakan sumber

dana eksternal (hutang) daripada modal

sendiri untuk membiayai kegiatan

usahanya.

c. Return On Investment (ROI)

Return On Investment merupakan

perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan total aktiva. ROI mengukur

kemampuan perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam

aktiva yang digunakan untuk melakukan

aktivitas perusahaan guna efisiensi

manajemen aset, yang berarti efisisensi

manjemen.

Besarnya tingkat hutang dan

lemahnya pengelolaan menyebabkan biaya

hutang semakin tinggi. Hal ini semakin

parah apabila keputusan investasi dari

sumber dana hutang tidak melalui proses

pertimbangan dan studi kelayakan yang

benar-benar akurat. Pada akhirnya asset-

asset hasil keputusan investasi tersebut

tidak akan menghasilkan output yang

optimal. Indikator tentang hal ini dapat

dilihat pada tabel7. Dari tabel 7 diketahui

bahwa selama periode tahu 2005 sampai

dengan 2009 kemampuan PDAM

Kabupaten Purbalingga dalam

menghasilkan laba bersih dari aktiva yg

diinvestasikan rata-rata hanya sebesar 3,37

persen.

d. Return On Equity (ROE)

Return On Equity atau Return On

Net Worth merupakan perbandingan antara

Tabel 7. Return On Investment pada PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun EAT Total aktiva ROI (%)

(1) (2) (3) (4=2 : 3) x 100

2.005 169.209.487,00 17.781.434.297,00 0,95

2.006 -154.227.860,00 17.732.463.637,00 -0,87

2.007 944.764.849,00 24.133.330.047,00 3,91

2.008 1.187.138.409,00 28.527.593.737,00 4,16

2.009 1.818.481.334,47 29.349.421.117,00 6,20

jumlah 3.965.366.219,47 117.524.242.835,00 3,37

rata-rata 793.073.243,89 23.504.848.567,00 3,37

Tabel 6. Debt to Equity Ratio PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005 -2009

Tahun

(1)

Debt

(2)

Equity

(3)

Debt to equity ratio

(4=2:3)

2005 9.919.268.143,00 7.862.166.154,00 1,26

2006 9.379.607.005,00 8.352.856.632,00 1,12

2007 12.835.708.566,00 11.297.621.482,00 1,14

2008 15.712.598.696,00 12.814.995.041,00 1,23

2009 13.424.397.653,03 15.925.023.463,97 0,84

Jumlah 61.271.580.063,03 56.252.662.772,97 5,59

rata-rata 12.254.316.012,61 11.250.532.554,59 1,12

Page 15: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 105

laba bersih setelah pajak dengan modal

sendiri. ROE memperlihatkan sejauh mana

perusahaan mengelola modal sendiri secara

efektif dan juga mengukur kemampuan

perusahaan memperoleh laba bersih setelah

pajak yang tersedia bagi pemilik

perusahaan. ROE pada PDAM Kabupaten

Purbalingga selama periode penelitian

tampak pada tabel 8.

Berdasarkan tabel 8 dapat

diketahui bahwa kemampuan modal sendiri

pada PDAM Kabupaten Purbalingga dalam

menghasilkan laba bagi pemilik (dalam hal

ini Pemerintah Kabupaten Purbalingga)

hanya sebesar 7,05 persen.

Dalam studi ini sangat mudah untuk

diduga bahwa sebagian besar sumber dana

investasi PDAM Kabupaten Purbalingga

adalah dari hutang. Tabel 5 dan tabel 8

menginformasikan keadaan tersebut.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui rata-

rata besarnya hutang pada PDAM

Kabupaten Purbalingga selama periode

penelitian sebesar Rp 12.254.316.012,61

sedangkan besarnya modal sendiri sebesar

Rp 11.250.532.554,59. Hal ini

menyebabkan kinerja keuangan PDAM

Kabupaten Purbalingga menjadi tidak

maksimal dan hanya mencapai predikat

“cukup”.

Rendahnya kinerja keuangan

menyebabkan kemampuan investasi dari

sumber dana internal sangat rendah.

Dengan demikian, peranan manajemen

pengelolaan hutang sangat penting untuk

mendapatkan tingkat pengembalian

Tabel 8. Return on Equity pada PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun EAT Equity ROE (%)

(4=2:3) x 100

2.005 169.209.487,00 7.862.166.154,00 2,15

2.006 -154.227.860,00 8.352.856.632,00 -1,85

2.007 944.764.849,00 11.297.621.482,00 8,36

2.008 1.187.138.409,00 12.814.995.041,00 9,26

2.009 1.818.481.334,47 15.925.023.463,97 11,42

jumlah 3.965.366.219,47 56.252.662.772,97 7,05

rata-rata 793.073.243,89 11.250.532.554,59 7,05

Tabel 9. Biaya Operasi dan Angsuran pokok dan Bunga Jatuh Tempo (Rp)

Tahun

Biaya Langsung

usaha Biaya Adm. & Umum Biaya Operasi (Angsuran pokok+Bunga)

Jatuh Tempo (Rp) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) = ( 2 ) + ( 3 )

( Rp. ) ( Rp. ) ( Rp )

2005 2.169.931.414,00 4.178.225.363,00 6.348.156.777,00 4.135.871.157,00

2006 2.699.978.048,00 3.822.509.202,00 6.522.487.250,00 944.580.382,00

2007 2.687.188.029,00 5.138.780.063,00 7.825.968.092,00 6.468.499.666,00

2008 3.553.303.157,00 5.626.234.733,00 9.179.537.890,00 7.570.100.060,00

2009 4.713.812.460,00 5.915.466.285,53 10.629.278.745,53 6.959.524.689,03

jumlah 15.824.213.108,00 24.681.215.646,53 40.505.428.754,53 26.078.575.954,03

rata-rata 4.936.243.129,31 8.101.085.750,91 5.215.715.190,81

Page 16: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

106 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

investasi yang optimal. Namun

dengan

lemahnya manajemen pengelolaan

hutang, baik karena faktor internal yaitu:

kemampuan perolehan pelanggan,

kenaikan harga penjualan air, volume

penjualan, penagihan piutang dan

pendapatan maupun faktor eksternal antara

lain tingkat pertumbuhan ekonomi,

kemampuan pelanggan dalam membeli air

dan campur tangan pemerintah Kabupaten

Purbalingga maka pada akhirnya

menyebabkan tingkat pengembalian asset

sangat rendah. Selama periode penelitian

rata-rata ROI Kabupaten Purbalingga

hanya sebesar 3,37 persen (tabel 7).

e. Beban Angsuran Pokok dan Bunga

Hutang

Salah satu dampak nyata dari

besarnya tingkat hutang adalah besarnya

angsuran pokok dan bunga tetap yang

harus dibayar PDAM karena hal tersebut

akan membebani operasional PDAM.

Adalah logis jika semakin besar hutang,

semakin besar pula tingkat angsuran pokok

dan bunga tetap yang harus dibayar.

Namun hal tersebut akan menjadi

persoalan dan menghambat kinerja PDAM,

baik kinerja keuangan maupun operasional,

Tabel 10. Rasio laba terhadap aktiva produktif tahun 2005-2009.

Tahun Laba sebelum Pajak Aktiva Produktif Rasio Laba thdp. Aktiva

Produktif

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) = ( 2 ) : ( 3 ) x 100

( Rp. ) ( Rp. ) ( % )

2005 169.209.487,00 16.941.386.576,00 1,00

2006 (154.277.860,00) 16.857.324.412,00 (0,92)

2007 1.307.244.611,00 22.156.318.354,00 5,90

2008 1.813.739.609,00 24.234.354.307,00 7,48

2009 2.434.913.013,47 26.675.569.651,00 9,13

Jumlah 5.570.828.860,47 106.864.953.300,00 22,60

Rata-rata 1.114.165.772,09 21.372.990.660,00 4,52

Tabel 11. Rasio laba terhadap penjualan PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun Laba sebelum Pajak Penjualan Rasio Laba terhadap

Penjualan

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) = ( 2 ) : ( 3 ) x 100

( Rp. ) ( Rp. ) ( % )

2005 169.209.487,00 6.266.811.434,00 2,70

2006 (154.227.860,00) 6.183.461.648,00 (2,49)

2007 1.307.244.611,00 8.776.344.736,00 14,90

2008 1.813.739.609,00 10.615.969.926,00 17,09

2009 2.434.913.013,47 12.555.225.393,00 19,39

Jumlah 5.570.878.860,47 44.397.813.137,00 51,58

Rata-rata 1.114.175.772,09 8.879.562.627,40 10,32

Page 17: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 107

jika ternyata proporsinya terhadap total

biaya operasional adalah cukup besar

dibandingkan dengan proporsi biaya-biaya

operasional lainnya. Kondisi demikian

terjadi pada PDAM Kabupaten

Purbalingga. Tabel 9 menunjukkan data

biaya operasi yang terdiri dari a) biaya

langsung usaha meliputi biaya sumber air,

biaya pengolahan air, dan biaya instalasi

serta transmisi/distribusi; b) biaya

administrasi dan umum; serta data

angsuran pokok dan bunga jatuh tempo.

Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa

rata-rata angsuran pokok dan bunga jatuh

tempo yang ditanggung PDAM Kabupaten

Purbalingga selama periode penelitian

sebesar Rp 5.215.715.190,81 hanya

berbeda sedikit dengan keseluruhan biaya

operasi yang ditanggung PDAM sebesar

Rp 8.101.085.750,91.

3. Kinerja Keuangan PDAM

Kabupaten Purbalingga Untuk mengetahui kinerja keuangan

pada PDAM Kabupaten Purbalingga

selama periode penelitian juga dilakukan

perhitungan rasio keuangan menurut Kep.

Mendagri No. 47 tahun 1999, sebagai

berikut :

1.1. Nilai pokok

a. Rasio laba terhadap aktiva produktif

b. Rasio laba terhadap penjualan

Data laba sebelum pajak dan data

penjualan dapat dilihat pada laporan laba

rugi (lampiran 7). Hasil perhitungan rasio

laba terhadap penjualan dapat dilihat pada

tabel 11. Dari tabel 11 dapat diketahui

bahwa rata-rata rasio laba terhadap

penjualan PDAM Kabupaten Purbalingga

dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah

sebesar 10,32 %. Berdasarkan kriteria

penilaian rasio laba terhadap penjualan

termasuk dalam interval >6 % - 14%

sehingga mendapatkan nilai 3.

c. Rasio aktiva lancar terhadap utang

lancar

Data aktiva lancar dan utang lancar

dapat dilihat pada neraca (lampiran 6).

Hasil rasio aktiva lancar terhadap utang

lancar dapat dilihat pada tabel 12. Dari

tabel 12 dapat diketahui bahwa rata-rata

Tabel 12. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar PDAM Kabupaten Purbalingga tahun

2005-2009

Tahun Jumlah Aktiva Lancar Utang Jk. Pendek Rasio Aktiva Lancar

terhadap Hutang Lancar

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) (4)

( Rp. ) ( Rp )

2005 3.275.051.735,00 5.554.593.803,00 0,59

2006 3.034.478.288,00 5.066.293.360,00 0,60

2007 6.632.678.014,00 8.299.655.878,00 0,80

2008 5.230.936.350,00 10.727.683.411,00 0,49

2009 4.063.763.582,00 8.658.667.147,03 0,47

Jumlah 22.236.907.969,00 38.306.893.599,03 2,94

Rata-rata 4.447.381.593,80 7.661.378.719,81 0,59

Page 18: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

108 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

rasio aktiva lancar terhadap utang

lancar PDAM Kabuaten Purbalingga dari

tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah

sebesar 0,59. Berdasarkan kriteria penilaian

rasio aktiva lancar terhadap utang lancar

apabila nilai yang diperoleh berada pada

interval 1 atau > 3 maka mendapatkan

nilai 1.

d. Rasio utang jangka panjang terhadap

ekuitas

Data utang jangka panjang dan

ekuitas dapat dilihat pada neraca (lampiran

6). Hasil perhitungan rasio utang jangka

panjang terhadap ekuitas dapat dilihat pada

tabel 13.

Dari tabel 13 dapat diketahui

bahwa rata-rata rasio utang jangka panjang

terhadap ekuitas PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 0,18. Berdasarkan

kriteria penilaian rasio utang jangka

panjang terhadap ekuitas termasuk ≤ 0,5

sehingga mendapatkan nilai 5.

Tabel 13. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas PDAM Kabupaten Purbalingga tahun

2005-2009

Tahun Utang Jk. Panjang Ekuitas Rasio Utang JK panjang

Terhadap Total Ekuitas

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) (4) = (2) : (3)

( Rp ) ( Rp )

2005 2.678.638.512,00 7.862.166.154,00 0,34

2006 2.191.613.328,00 8.352.856.632,00 0,26

2007 1.704.588.144,00 11.297.621.482,00 0,15

2008 1.217.562.960,00 12.814.995.041,00 0,10

2009 565.108.026,00 15.925.023.463,97 0,04

Jumlah 8.357.510.970,00 56.252.662.772,97 0,88

Rata-rata 1.671.502.194,00 11.250.532.554,59 0,18

Tabel 14. Rasio total aktiva terhadap total utang PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005

– 2009

Tahun Total Aktiva Total Utang Rasio Total Aktiva Terhadap

Total Hutang

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) (4) = (2) : (3)

(Rp) ( Rp )

2005 17.781.434.297,00 9.919.268.143,00 1,79

2006 17.732.463.637,00 9.379.607.005,00 1,89

2007 24.133.330.047,00 12.835.708.566,00 1,88

2008 28.527.593.737,00 15.712.598.696,00 1,82

2009 29.349.421.117,00 13.424.397.653,03 2,19

Jumlah 117.524.242.835,00 61.271.580.063,03 9,57

Rata-rata 23.504.848.567,00 12.254.316.012,61 1,91

Page 19: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 109

e. Rasio total aktiva terhadap total utang

Data total aktiva dapat dilihat pada

neraca (lampiran 6), sedangkan cara

perhitungan total utang dilihat pada

lampiran 9. Hasil perhitungan rasio total

aktiva terhadap total utang dapat dilihat

pada tabel 14. Dari tabel 14 dapat diketahui

bahwa rata-rata rasio total aktiva terhadap

total utang PDAM Kabupaten Purbalingga

dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah

sebesar 1,91. Berdasarkan kriteria penilaian

rasio total aktiva terhadap total utang

termasuk >1,0 sehingga mendapatkan nilai

1.

f. Rasio biaya operasi terhadap

pendapatan operasi

Cara perhitungan biaya operasi

dapat dilihat pada lampiran 10, sedangkan

data pendapatan operasi (pendapatan

usaha) dapat dilihat pada laporan laba rugi

(lampiran 7). Hasil perhitungan rasio biaya

operasi terhadap pendapatan operasi dapat

dilihat pada tabel 15. Dari tabel 15 dapat

diketahui bahwa rata-rata rasio biaya

operasi terhadap pendapatan operasi

PDAM Kabupaten Purbalingga dari tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar

0,93. Berdasarkan kriteria penilaian rasio

biaya operasi terhadap pendapatan operasi

Tabel 15. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi PDAM Kabupaten Purbalingga

tahun 2005 – 2009.

Tahun Biaya Operasi Pendapatan Operasi

Rasio Biaya Operasi

Terhadap Pendapatan

Operasi

( 1 ) ( 2 ) (4) = (2) : (3)

( Rp ) (Rp)

2005 6.348.166.180,00 6.296.811.434,00 1,01

2006 6.522.487.250,00 6.183.461.548,00 1,05

2007 7.825.968.092,00 8.776.344.736,00 0,89

2008 9.179.537.890,00 10.615.969.926,00 0,86

2009 10.629.278.744,53 12.555.225.393,00 0,85

Jumlah 40.505.438.156,53 44.427.813.037,00 4,67

Rata-rata 8.101.087.631,31 8.885.562.607,40 0,93

Tabel 16. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan

bunga jatuh tempo PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 1999 – 2002.

Tahun

Laba Operasi sblm Biaya

Penyusutan

(Angsuran pokok+Bunga)

Jatuh Tempo

Rasio Laba Operasi Seblm

Biaya Penyusutan Thd

Angsuran Pokok dan Bunga

Jatuh Tempo

2005 1.161.736.319,00 4.135.871.157,00 0,28

2006 1.400.604.551,00 944.580.382,00 1,48

2007 2.619.313.891,00 6.468.499.666,00 0,40

2008 3.512.071.618,00 7.570.100.060,00 0,46

2009 5.362.528.461,00 6.959.524.689,03 0,77

Jumlah 14.056.254.840,00 26.078.575.954,03 3,40

Rata-rata 2.811.250.968,00 5.215.715.190,81 0,68

Page 20: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

110 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

termasuk dalam interval > 0,85 – 1,00

sehingga mendapatkan nilai 2.

g. Rasio laba operasi sebelum biaya

penyusutan terhadap angsuran pokok

dan bunga jatuh tempo

Cara perhitungan laba operasi

sebelum biaya penyusutan dapat dilihat

pada lampiran 11. Hasil perhitungan rasio

laba operasi sebelum biaya penyusutan

terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh

tempo dapat dilihat pada tabel 16.

Dari tabel 16 dapat diketahui bahwa

rata-rata rasio laba operasi sebelum biaya

penyusutan terhadap angsuran pokok dan

bunga jatuh tempo PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 0,68. Berdasarkan

kriteria penilaian rasio laba operasi

sebelum biaya penyusutan terhadap

angsuran pokok dan bunga jatuh tempo

termasuk dalam interval 00,1 sehingga

mendapatkan nilai 1.

h. Rasio aktiva produktif terhadap

penjualan air

Cara perhitungan aktiva produktif

dapat dilihat pada lampiran 8, sedangkan

Tabel 17. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air PDAM Kabupaten Purbalingga

tahun 2005-2009

Tahun Aktiva Produktif Penjualan Air Rasio Aktiva Produktif

Terhadap Penjualan air

( 1 ) (2) (3) (4) = (2) : (3)

( Rp ) (Rp)

2005 16.941.386.576,00 4.957.341.360 3,42

2006 16.857.324.412,00 5.470.546.385 3,08

2007 22.156.318.354,00 7.750.301.460 2,86

2008 24.234.354.307,00 9.215.883.015 2,63

2009 26.675.569.651,00 10.649.693.688 2,50

Jumlah 106.864.953.300,00 38.043.765.908,00 14,49

Rata-rata 21.372.990.660,00 7.608.753.181,60 2,90

Tabel 18. Jangka waktu penagihan piutang PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-

2009

Tahun Piutang Usaha Jumlah Penjualan Per hari Jangka Waktu Penagihan

Piutang

( 1 ) ( 2 ) -3 (4) = (2) : (3)

(Rp) (Rp)

2005 1.070.387.551,00 17.491.142,87 61,20

2006 967.297.648,00 17.176.282,08 56,32

2007 1.554.627.476,00 24.378.735,38 63,77

2008 1.352.544.790,00 29.488.805,35 45,87

2009 1.523.894.484,00 34.875.626,09 43,70

Jumlah 6.468.751.949,00 123.410.591,77 270,85

Rata-rata 1.293.750.389,80 24.682.118,35 54,17

Page 21: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 111

data penjualan air dapat dilihat pada

laporan laba rugi (lampiran 7). Hasil

perhitungan rasio aktiva produktif terhadap

penjualan air dapat dilihat pada tabel 17.

Dari tabel 17 dapat diketahui bahwa rata-

rata rasio aktiva produktif terhadap

penjualan air PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 2,90. Berdasarkan

kriteria penilaian rasio aktiva produktif

terhadap penjualan air termasuk dalam

interval >2,0 - 4,0 sehingga mendapatkan

nilai 4.

i. Jangka waktu penagihan piutang

Data piutang usaha dapat dilihat

pada neraca (lampiran 6), sedangkan cara

perhitungan jumlah penjualan per hari

dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil

perhitungan jangka waktu penagihan

piutang dapat dilihat pada tabel 18.

Dari tabel 18 dapat diketahui bahwa

rata-rata jangka waktu penagihan piutang

PDAM Kabupaten Purbalingga dari tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar

54,17. Berdasarkan kriteria penilaian rasio

laba terhadap penjualan termasuk ≤ 60

sehingga mendapatkan nilai 5.

j. Efektivitas penagihan

Hasil perhitungan Efektivitas

penagihan dapat dilihat pada tabel 19. Dari

tabel 19 dapat diketahui bahwa rata-rata

efektivitas penagihan PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 99 %. Berdasarkan

kriteria penilaian rasio efektivitas

penagihan termasuk >90 % sehingga

mendapatkan nilai 5.

Tabel 19. Efektivitas penagihan PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005 – 2009.

Tahun Rekening Tertagih Penjualan Air Efektivitas Penagihan

( 1 ) (2) (3) (4) = (2) : (3) X 100

2005 4.295.410.675 4.957.341.850 86,65

2006 5.545.430.483 5.470.546.385 101,37

2007 8.331.989.415 7.750.301.460 107,51

2008 9.198.342.060 9.215.883.015 99,81

2009 10.418.623.063 10.649.693.688 97,83

Jumlah 37.789.795.696 38.043.766.398 493

Rata-rata 7.557.959.139 7.608.753.280 99

Tabel 20. Peningkatan rasio laba terhadap aktiva produktif PDAM Kabupaten Purbalingga

tahun 2005– 2009.

Tahun Rasio Laba Terhadap aktiva Produktif Peningkatan Rasio Laba

Terhadap Aktiva Produktif Tahun Lalu Tahun ini

2005 0,91 1,00 0,09

2006 1,00 -0,92 -1,92

2007 -0,92 5,90 6,82

2008 5,90 7,48 1,58

2009 7,48 9,13 1,64

Jumlah 14,37 22,59 8,22

Rata-rata 2,87 4,52 1,64

Page 22: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

112 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

2. Nilai Bonus

a. Peningkatan rasio laba terhadap aktiva

produktif.

Cara perhitungan rasio laba

terhadap aktiva produktif dapat dilihat pada

tabel 10.

Hasil perhitungan peningkatan

rasio laba terhadap aktiva produktif dapat

dilihat pada tabel 20. Dari tabel 20 dapat

diketahui bahwa rata-rata peningkatan

rasio laba terhadap aktiva produktif

PDAM Kabupaten Purbalingga dari tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar

1,64 %. Berdasarkan kriteria penilaian

peningkatan rasio laba terhadap aktiva

produktif termasuk dalam interval >0% -

3% sehingga mendapatkan nilai 1.

a. Peningkatan rasio laba terhadap

Penjualan.

Cara perhitungan rasio laba

terhadap penjualan dapat dilihat pada tabel

11. Hasil perhitungan peningkatan rasio

laba terhadap penjualan dapat dilihat pada

tabel 21.

Tabel 21. Peningkatan rasio laba terhadap penjualan PDAM Kabupaten Purbalingga tahun

2005-2009.

Tahun Rasio Laba Terhadap Penjualan Peningkatan Rasio Laba

Terhadap Aktiva Produktif Tahun Lalu Tahun ini

2005 2,65 2,70 0,05

2006 2,70 -2,49 -5,19

2007 -2,49 14,90 17,39

2008 14,90 17,09 2,19

2009 17,09 19,39 2,31

Jumlah 34,85 51,59 16,74

Rata-rata 6,97 10,32 3,35

Tabel 22. Jumlah nilai-nilai rasio aspek kinerja keuangan.

No Aspek Keuangan Nilai

a. Nilai Pokok

1 Rasio laba terhadap aktiva produktif 3

2 Rasio laba terhadap penjualan 3

3 Rasio aktiva lancar terhadap utang lancer 1

4 Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas 5

5 Rasio total aktiva terhadap total utang 1

6 Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi 2

7 Rasio laba sebelum penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo 1

8 Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air 4

9 Jangka waktu panagihan piutang 5

10 Efektivitas penagihan 5

b. Nilai Bonus

1 Peningkatan rasio aktiva produktif 1

2 Peningkatan rasio laba terhadap penjualan 2

Jumlah kinerja keuangan 33

Page 23: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 113

Dari tabel 21 dapat diketahui

bahwa rata-rata peningkatan rasio laba

terhadap penjualan PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 3,35 %. Berdasarkan

kriteria penilaian peningkatan rasio laba

terhadap penjualan termasuk dalam interval

> 3 % - 6 % sehingga mendapatkan nilai 2.

Selanjutnya jumlah semua rasio-

rasio keuangan yang diperoleh untuk

penilaian kinerja keuangan PDAM

diringkas pada tabel 22. Berdasar tabel 22

diketahui bahwa jumlah seluruh nilai rasio

keuangan sebanyak 33.

Selanjutnya nilai tersebut

digunakan untuk menentukan kinerja

keuangan PDAM Kabupaten Purbalingga

sebagai berikut:

75,244560

33 xkeuanganKinerja

Dari hasil perhitungan diperoleh

nilai kinerja keuangan PDAM Kabupaten

Purbalingga sebesar 24,75. Sesuai standar

Kep.Mendagri No. 47 tahun 1999

disebutkan bahwa bila kinerja keuangan

berada dalam interval > 20,25 – 27,00

sehingga dikatakan bahwa selama periode

penelitian rata-rata kinerja keuangan

PDAM Kabupaten Purbalingga adalah

“cukup baik:

Salah satu indikator yang

menyebabkan kinerja keuangan PDAM

Kabupaten Purbalingga tidak maksimal

adalah besarnya tingkat hutang yang

dimiliki oleh PDAM bila dibandingkan

dengan modal sendiri, sehingga

pembayaran bunga dan cicilan hutang

pokok sangat membebani biaya

operasional. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh LPM-UI (2001),

akibat campur tangan Pemerintah Pusat

yang terlalu jauh dalam penentuan

kebijakan investasi PDAM didaerah,

dimana dananya berasal dari pinjaman

(umumnya kebijakan bersifat top down),

maka terdapat sebagian investasi yang

kurang tepat sasaran serta kurang

produktif. Pada akhirnya ketidaktepatan

yang menyebabkan ketidakefisienan

investasi ini sangat mempengaruhi kinerja

keuangan PDAM sehingga menambah

beban bagi PDAM tersebut. Disamping itu,

intervensi pemerintah daerah sebagai

pemilik PDAM dalam penentuan kebijakan

dan pengelolaan keuangan yang terlalu

besar juga semakin membuat kinerja

keuangan PDAM Kabupaten Purbalingga

tidak maksimal.

Walaupun tingkat bunga hutang

World Bank dan OECF dari pemerintah

Jepang melalui pemerintah Indonesia lebih

rendah dari tingkat bunga pinjaman bank-

bank domestik, namun PDAM Kabupaten

Purbalingga selama ini merasa ada

beberapa persyaratan dalam loan

agreement yang dianggap memberatkan.

Beberapa hal yang dianggap memberatkan

tersebut diantaranya adalah lamanya

waktu pencairan dana karena berbagai

Tabel 23. Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun Jumlah penduduk terlayani Jumlah penduduk Hasil (%)

(1) (2) (3) (4=2 : 3)x100

2005 125.674 871.840 14,41

2006 129.962 860.057 15,11

2007 136.080 885.039 15,38

2008 142.796 890.779 16,03

2009 142.796 890.779 16,03

Rata-rata 135.462 879.699 15,39

Page 24: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

114 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

alasan administratif dan teknis, disyaratkan

menggunakan konsultan yang ditunjuk oleh

pusat atau kreditor, dan tingkat denda yang

dianggap memberatkan serta lamanya

waktu pengembalian pinjaman.

4. Kinerja Operasional PDAM

Kabupaten Purbalingga

Untuk mengetahui kinerja

operasional pada PDAM Kabupaten

Purbalingga selama periode penelitian

dilakukan perhitungan rasio keuangan

menurut Kep. Mendagri No. 47 tahun

1999, sebagai berikut :

a. Cakupan pelayanan

Dari tabel 23 dapat diketahui bahwa

rata-rata rasio cakupan pelayanan pada

PDAM Kabupaten Purbalingga dari tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar

15,39 persen. Berdasarkan kriteria

penilaian rasio cakupan pelayanan

termasuk dalam interval 20 sehingga

mendapatkan nilai 1.

b. Kualitas air distribusi

Tabel 24. Kondisi Kualitas air distribusi

PDAM Kabupaten Purbalingga

tahun 2005-2009

Tahun Kondisi

2005 memenuhi syarat air bersih

2006 memenuhi syarat air bersih

2007 memenuhi syarat air bersih

2008 memenuhi syarat air bersih

2009 memenuhi syarat air bersih

rata-rata memenuhi syarat air bersih

Dari tabel 24 dapat diketahui bahwa

kondisi kualitas air distribusi pada PDAM

Kabupaten Purbalingga dari tahun 2005

sampai tahun 2009 adalah baru memenuhi

syarat air bersih belum masuk kategori

memenuhi syarat air minum sehingga

berdasarkan kriteria penilaian kinerja

operasional PDAM mendapatkan nilai 2.

c. Kontinuitas Air

Dari tabel 25 dapat diketahui bahwa

kondisi kontinuitas air pada PDAM

Kabupaten Purbalingga dari tahun 2005

sampai tahun 2009 adalah belum semua

pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

sehingga berdasarkan kriteria penilaian

kinerja operasional PDAM mendapatkan

nilai 1.

d. Produktivitas pemanfaatan instalasi

produksi

Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa

rata-rata produktivitas pemanfaatan

instalasi produksi pada PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 50,35 persen.

Berdasarkan kriteria penilaian rasio

cakupan pelayanan termasuk dalam

interval 70 sehingga mendapatkan nilai

1.

e. Tingkat kehilangan air

Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa

rata-rata rasio tingkat kehilangan air pada

PDAM Kabupaten Purbalingga dari tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar

28,96 persen. Berdasarkan kriteria

penilaian rasio tingkat kehilangan air

termasuk dalam interval >20 % - 30 %

Tabel 25. Kondisi Kontinuitas Air PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun Kondisi

2005 Belum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

2006 Belum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

2007 Belum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

2008 Belum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

2009 Belum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

Rata-rata Belum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam

Page 25: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 115

sehingga mendapatkan nilai 3.

f. Peneraan meter air

Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa

rata-rata rasio peneraan meter air pada

PDAM Kabupaten Purbalingga dari

tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah

sebesar 1,32 persen. Berdasarkan kriteria

penilaian rasio peneraan meter termasuk

dalam interval > 0 % - 10% sehingga

mendapatkan nilai 1.

g. Kecepatan penyambungan baru

(Lamanya waktu yang dibutuhkan dari

pembayaran s.d penyambungan)

Tabel 29. Kecepatan penyambungan baru

pada PDAM Kabupaten

Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun Kondisi

2005 kurang dari 6 hari kerja

2006 kurang dari 6 hari kerja

2007 lebih dari 6 hari kerja

2008 lebih dari 6 hari kerja

2009 lebih dari 6 hari kerja

Rata-rata lebih dari 6 hari kerja

Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa

rata-rata rasio kecepatan penyambungan

baru pada PDAM Kabupaten Purbalingga

Tabel 26. Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi PDAM Kabupaten Purbalingga

tahun 2005-2009

Tahun Kapasitas Produksi Kapasitas terpasang Hasil (%)

(1) (2) (3) (4=2:3)

2005 264,88 422,00 62,77

2006 253,30 499,50 50,71

2007 256,75 481,70 53,30

2008 271,03 638,00 42,48

2009 271,03 638,00 42,48

rata-rata 263,40 535,84 50,35

Tabel 27. Tingkat kehilangan air PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun

Jumlah m3air yang

didistribusikan - (kurangi)

air yang terjual

Jumlah m3 air yang

didistribusikan Hasil (%)

(1) (2) (3) (4=2:3)

2005 2.345.728,00 7.650.738,00 30,66

2006 2.287.086,00 7.743.049,00 29,54

2007 2.340.560,20 8.195.132,00 28,56

2008 2.363.073,00 8.430.041,00 28,03

2009 2.363.073,00 8.430.041,00 28,03

rata-rata 2.339.904,04 8.089.800,20 28,96

Page 26: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

116 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah

lebih dari 6 hari kerja. Berdasarkan kriteria

penilaian kinerja mendapatkan nilai 1.

Tabel 29. Kecepatan penyambungan baru

pada PDAM Kabupaten

Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun Kondisi

2005 kurang dari 6 hari kerja

2006 kurang dari 6 hari kerja

2007 lebih dari 6 hari kerja

2008 lebih dari 6 hari kerja

2009 lebih dari 6 hari kerja

Rata-rata lebih dari 6 hari kerja

h. Kemampuan penanganan pengaduan

rata-rata per bulan

Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa

rata-rata rasio kemampuan penanganan

pengaduan rata-rata per bulan pada PDAM

Kabupaten Purbalingga dari tahun 2005

sampai tahun 2009 adalah sebesar 99,52

persen. Berdasarkan kriteria penilaian rasio

kemampuan penanganan pengaduan rata-

rata per bulan termasuk dalam interval

%80 sehingga mendapatkan nilai 2.

i. Kemudahan pelayanan (tersedianya

service point di luar kantor pusat)

Tabel 31. Kemudahan pelayanan pada

PDAM Kabupaten Purbalingga

tahun 2005-2009

Tahun Kondisi

2005 Tersedia

2006 Tersedia

2007 Tersedia

2008 Tersedia

2009 Tersedia

Rata-rata Tersedia

Dari tabel 31 dapat diketahui bahwa

Tabel 28. Peneraan meter air pada PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun

Jumlah pelanggan yang

meter airnya ditera

Jumlah seluruh

pelanggan Hasil (%)

(1) (2) (3) (4=2:3)

2005 0,00 20.574,00 0,00

2006 659,00 21.353,00 3,09

2007 786,00 22.225,00 3,54

2008 0,00 22.828,00 0,00

2009 0,00 22.828,00 0,00

Rata-rata 289,00 21.961,60 1,32

Tabel 32. Rasio karyawan pada PDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-2009

Tahun

Jumlah karyawan

(dikalikan 1000) Jumlah pelanggan Hasil (%)

(1) (2) (3) (4=(2 x 1000) :3)

2005 121,00 20.574,00 5,88

2006 121,00 21.353,00 5,67

2007 126,00 22.025,00 5,72

2008 127,00 22.828,00 5,56

2009 125,00 24.730,00 5,05

Rata-rata 124,00 22.302,00 5,58

Page 27: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 117

dalam hal kemudahan pelayanan pada

PDAM Kabupaten Purbalingga dari tahun

2005 sampai tahun 2009 selalu tersedia

service point di luar kantor pusat, sehingga

berdasarkan kriteria penilaian rasio

kemudahan pelayanan mendapatkan nilai

2.

j. Rasio karyawan per 1000 pelanggan

Dari tabel 32 dapat diketahui

bahwa rata-rata rasio rasio karyawan per

1000 pelanggan pada PDAM Kabupaten

Purbalingga dari tahun 2005 sampai tahun

2009 adalah sebesar 5,58 persen.

Berdasarkan kriteria penilaian rasio

cakupan pelayanan termasuk dalam

interval 8 sehingga mendapatkan nilai 5.

Rangkuman nilai yang diperoleh

untuk masing-masing aspek pada aspek

operasional terdapat pada tabel 33.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

kinerja pada aspek operasional PDAM

Kabupaten Purbalingga selama periode

penelitian sebesar 17,87. Sesuai standar

Kep.Mendagri No. 47 tahun 1999

disebutkan bahwa bila kinerja keuangan

berada dalam interval > 12 – 18 maka

dikatakan “kurang baik”,

17,87x4047

21lOperasionaKinerja

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

1. Dari hasil analisis kondisi hutang

PDAM Kabupaten Purbalingga

diketahui bahwa selama periode

penelitian PDAM Kabupaten

Purbalingga selalu menanggung beban

kewajiban yang besar. Kewajiban

jangka pendek merupakan komponen

kewajiban yang paling besar. Rata-rata

besarnya kewajiban jangka pendek

selama periode 2005 sampai dengan

2009 sebesar Rp 7.661.378.719,81

sedangkan rata-rata besarnya

pendapatan usaha PDAM selama

periode tersebut sebesar Rp

8.879.562.627,40. Hal ini menyebabkan

rata-rata laba usaha yang diperoleh

PDAM Kabupaten Purbalingga hanya

sebesar Rp 778.476.876,49. Besarnya

kewajiban jangka pendek yang

ditanggung oleh PDAM Kabupaten

Purbalingga terbesar adalah berasal dari

beban angsuran pokok, bunga, denda

angsuran pokok dan denda bunga dari

pinjaman jangka panjang kepada

Tabel 33. Jumlah nilai aspek kinerja operasionalPDAM Kabupaten Purbalingga tahun 2005-

2009

No Aspek operasional Nilai

1a Cakupan pelayanan 1

1b Peningkatan cakupan pelayanan 1

2 Kualitas air distribusi 2

3 Kontinuitas air 1

4 Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi 1

5a Tingkat kehilangan air 3

5b Penurunan tingkat kehilangan air 1

6 Peneraan meter 1

7 Kecepatan penyambungan baru 1

8 Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan 2

9 Kemudahan pelayanan 2

10 Rasio karyawan per 1000 pelanggan 5

Jumlah nilai kinerja operasional 21

Page 28: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

118 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

pemerintah pusat yang jatuh tempo.

Hutang kepada pemerintah pusat

dilakukan pada tahun 1994 sebesar Rp

Rp 6.331.327.402,80. Berdasarkan data

PDAM kabupaten Purbalingga diketahui

bahwa sampai dengan tanggal 31

Desember 2009 PDAM Kabupaten

Purbalingga telah melakukan

pembayaran pokok pinjamam, biaya

komitmen, biaya bunga dan denda

sebesar Rp 8.586.132.076,44. Namun

demikian dari pinjaman sebesar Rp

6.331.327.402,80, pada tahun 1994

tersebut, Per tanggal 31 Desember 2009

PDAM Kabupaten Purbalingga masih

memiliki total kewajiban jangka

panjang sebesar Rp 7.524.632.714,85.

2. Berdasar hasil analisa kinerja

pengelolaan hutang diketahui : 1) angka

rata-rata debt to total asset sebesar 0,53

masih diatas 0.5. Hal ini berarti lebih

dari 50 persen asset PDAM Kabupaten

Purbalingga dibiayai dari hutang; 2)

rata-rata DER sebesar 1,12 lebih besar

dari 1 (satu). Hal ini menunjukkan

bahwa PDAM Kabupaten Purbalingga

lebih banyak menggunakan sumber

dana eksternal (hutang) daripada modal

sendiri untuk membiayai kegiatan

usahanya; 3) Rata-rata ROI sebesar 3,37

persen. Hal ini berarti selama periode

tahu 2005 sampai dengan 2009

kemampuan PDAM Kabupaten

Purbalingga dalam menghasilkan laba

bersih dari aktiva yg diinvestasikan rata-

rata hanya sebesar 3,37 persen; 4) Rata-

rata ROE sebesar 7,05 persen. Hal ini

berarti kemampuan modal sendiri pada

PDAM Kabupaten Purbalingga dalam

menghasilkan laba bagi pemilik (dalam

hal ini Pemerintah Kabupaten

Purbalingga) hanya sebesar 7,05 persen;

5) berdasarkan analisa beban angsuran

pokok dan bunga hutang diketahui

bahwa rata-rata angsuran pokok dan

bunga jatuh tempo yang ditanggung

PDAM Kabupaten Purbalingga selama

periode penelitian sebesar Rp

5.215.715.190,81 hanya berbeda sedikit

dengan keseluruhan biaya operasi yang

ditanggung PDAM sebesar Rp

8.101.085.750,91.

3. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

kinerja keuangan PDAM Kabupaten

Purbalingga sebesar 24,75. Sesuai

standar Kep.Mendagri No. 47 tahun

1999 disebutkan bahwa bila kinerja

keuangan berada dalam interval > 20,25

– 27,00 sehingga dikatakan bahwa

selama periode penelitian rata-rata

kinerja keuangan PDAM Kabupaten

Purbalingga adalah “cukup baik”.

4. Berdasar hasil analisis kinerja

operasional PDAM Kabupaten

Purbalingga diketahui bahwa Dari hasil

perhitungan diperoleh nilai kinerja pada

aspek operasional PDAM Kabupaten

Purbalingga selama periode penelitian

sebesar 17,87. Sesuai standar

Kep.Mendagri No. 47 tahun 1999

disebutkan bahwa bila kinerja keuangan

berada dalam interval > 12 – 18 maka

dikatakan “kurang baik”.

5. Secara umum dapat disimpulkan bahwa

beratnya beban hutang menyebabkan

kinerja keuangan pada PDAM

Kabupaten Purbalingga menjadi tidak

maksimal (hanya mencapai tingkatan

“cukup”). Rendahnya kinerja keuangan

menyebabkan kinerja PDAM Kabupaten

Purbalingga menjadi “kurang baik”.

Implikasi

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan

yang di jelaskan sebelumnya, maka

rekomendasi umum dalam hal keberadaan

hutang pada PDAM kabupaten

Purbalingga adalah:

1. Berdasarkan fakta terpurukya kinerja

PDAM Kabupaten Purbalingga baik

aspek keuangan maupun operasional,

Page 29: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

Kajian Implikasi Hutang..(Suwaryo) 119

maka diduga persoalan hutang

hanyalah sebagian persoalan atau

dampak dari sebuah kompleksitas

persoalan manajemen pengelolaan dan

kelembagaan PDAM. Oleh karena itu,

perlu membuat perencanaan strategi

penyehatan PDAM yang lebih

komprehensif (action plan).

2. Sebagai pemilik, Pemerintah

Kabupaten Purbalingga perlu

meningkatkan komitmennya terhadap

upaya perbaikan kinerja PDAM

Kabupaten Purbalingga misalnya,

membantu upaya penyelesaian hutang

dan membantu mencari dana segar

untuk investasi infrastruktur baru. Hal

ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan jaminan kepada kreditor

(Bank Nasional/Lokal) yang bersedia

memberikan pinjaman kepada PDAM

Kabupaten Purbalingga sebagai

alternatif sumber dana eksternal selain

dari lembaga keuangan internasional

yang selama ini syarat-syaratnya

dirasakan memberatkan dan kental

dengan skenario privatisasi.

3. Pemerintah pusat hendaknya tidak

dengan mudah memberikan atau

meneruskan hutang kepada PDAM

tanpa didahului dengan analisis studi

kelayakan yang baik. Dalam

melakukan analisis tersebut sebaiknya

dibantu oleh konsultan independen

yang dipilih berdasarkan tender oleh

tim PDAM, Pemda, dan Bappenas.

4. Pemerintah pusat melalui departemen

keuangan hendaknya tidak hanya

menilai kinerja hutang PDAM dari

kemampuan mengembalikan hutang

tersebut, tetapi juga dari efektivitas dan

efisiensi penggunaanya (investasi).

Oleh karena itu, perlu membuat

mekanisme kontrol yang mampu

mengevaluasi penggunaan hutang

tersebut secara berkala sehingga resiko

macetnya hutang seperti yang saat ini

terjadi dapat diminimalisasi.

5. Hak penduduk untuk memperoleh

tambahan pelayanan PDAM sebagian

besar belum dapat dipenuhi karena

rendahnya kemampuan investasi

infrastruktur sebagai dampak besarnya

kebutuhan untuk membayar hutang dan

bunga. Oleh karena itu Pemerintah

Kabupaten Purbalingga sebagai pemilik

PDAM perlu untuk membela

kepentingan publik sekaligus

menyehatkan operasi PDAM dengan

lebih meningkatkan pelaksanaan

fungsinya sebagai pengawas sehingga

dapat dicapai tata kelola usaha yang

baik (good corporate governance).

6. Penerapan prinsip full cost recovery

hendaknya benar-benar berpedoman

pada tata kelola usaha yang baik (good

corporate governance) sehingga setiap

biaya operasional yang dibebankan

kepada konsumen (masyarakat) melalui

tarif adalah biaya yang “wajar”.

7. Sosialisasi serta transparansi mengenai

keadaan PDAM sebagai perusahaan

penyedia layanan publik (air minum)

harus dilakukan agar terbentuk

pemahaman yang benar pada

masyarakat sadar tentang kenaikan tarif

yang terjadi yang memang tidak dapat

dihindari bila masih menginginkan

adanya pelayanan PDAM.

DAFTAR PUSTAKA

Air Minum (Majalah Bulanan

PERPAMSI), 2004, Kontroversi

Seputar Privatisasi Air di

Indonesia: Peran LKI di Indonesia,

Edisi 104, Mei, hlm. 12-13, Jakarta

_________, 2004, Menyikapi Peran

Bantuan Asing: Peta Bisnis Air

Skala Global, Edisi 104, Mei, hlm.

8-11, Jakarta.

Page 30: KAJIAN IMPLIKASI HUTANG PADA KINERJA PERUSAHAAN …

120 PERFORMANCE:Vol. 15 No.1 Maret 2012:(p.91–119)

_________, 2004, Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-

RHL)sebagai Upaya Konservasi

Sumber Air, Edisi 102, Maret, hlm.

9-12, Jakarta.

BAPPENAS dan United Nation, 2004,

Indonesia: Laporan Perkembangan

Pencapaian Tujuan Pembangunan

Millenium (Millenium

Development Goals), Februari,

Jakarta.

George E. Ruth, 1990, Commercial

Lending, Second Edition, American

Bankers Association

Harahap, Sofyan Safri, 2004, Analisis

Kritis atas Laporan Keuangan,

Rajawali Pers, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Pedoman

Standar Akuntansi Keuangan,

Salemba Empat, Jakarta

Ministry of Settlements and Regional

Infrastructure, Directorate General

of Water Resources, Republic Of

Indonesia, 2003, Water Resources

Management Towards

Enhancement Of Effective Water

Governance In Indonesia, Country

Report For the 3rd World Water

Forum, Kyoto, Japan, March 2003,

Published by World Water Council,

February.

Munawir, Slamet. 2004, Analisa Informasi

Keuangan, Edisi Keempat, Liberty,

Yog yakarta.

Mulyadi, 2001, Akuntasi Manajemen

Manfaat Konsep dan Rekayasa,

Edisi Ketiga, Salemba Empat,

Jakarta

Riyanto, Bambang, 2002, Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan,

Yayasan Badan Penerbit Gadjah

Mada Yogyakarta

Shofiani, Nur Endah, 2003, Reconstruction

Of Indonesia’s Drinking Water

Utilities: Assessment and

Stakeholders’ Perspectives of

Private Sector Participation in the

Capital Province of Jakarta,

TRITA-LWR Master Thesis,

Department of Land and Resources

Engineering Royal Institute of

Technology, Stockholm, Swedia.

Sudhirendar Sharma, 2002, Water Markets

Exclude The Poor, The Ecological

Foundation, THE HINDU group of

publications, August 23, New

Delhi.