KAJIAN FISKAL

35
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI LAMPUNG KAJIAN FISKAL REGIONAL Triwulan I 2018 Penyusun: Penanggung Jawab: Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov.Lampung, Ketua Tim: Kepala Bidang PPA.II, Editor/Desain Grafis: Ahmad Fahmi, Anggota: Agus Ristanto, Eko Nugroho, Edi, Denny Jauhari, Siti Wahyuni, Prapti Lestari, Herwendi, Ermatita, Sudarman Provinsi Lampung

Transcript of KAJIAN FISKAL

Page 1: KAJIAN FISKAL

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

Triwulan I 2018

Penyusun: Penanggung Jawab: Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov.Lampung, Ketua Tim: Kepala Bidang PPA.II, Editor/Desain Grafis: Ahmad Fahmi, Anggota: Agus Ristanto, Eko Nugroho, Edi, Denny Jauhari, Siti Wahyuni, Prapti Lestari, Herwendi, Ermatita, Sudarman

Provinsi Lampung

Page 2: KAJIAN FISKAL
Page 3: KAJIAN FISKAL
Page 4: KAJIAN FISKAL
Page 5: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………. i

Daftar isi……………………………………………………………………………..……... iii

Daftar Grafik……………………………………………………………………………….. v

Daftar Tabel………………………………………………………………………………... vii

Daftar Gambar…………………………………………………………………………...... viii

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL…………………. 1

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)………………………… 1

B. Inflasi……………………………………………………………………………. 3

C. Nilai Tukar Petani……………………………………………………….…… 4

D. Ekspor Impor……………………………………………………….………….. 5

E. Indikator Kesejahteraan……………………………………….……………... 5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN………………... 6

A. Pendapatan Negara……………………………………………………. 6

B. Belanja Negara…………………………………………………………. 8

C. Prognosis Realisasi APBN…………………………………………… 10

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD………………... 11

A. Pendapatan Daerah……………………………………………………. 12

B. Belanja Daerah…………………………………………………………. 14

C. Prognosis dan Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun

2018……………………………………………………………………….

15

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)……………………………………........

16

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian………………….. 16

B. Pendapatan Konsolidasian…………………………………………... 16

C. Belanja Konsolidasian………………………………………………… 17

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik

Regional………………………………………………………………….

17

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH…………………………………... 21

A. Hutang Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung Kepada PT.

Sarana Multi Infrastruktur (PT. SMI)………………………………...

21

Page 6: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung iv

B. Program Gerakan Membangun Desa Saburai Provinsi

Lampung……..…………………………………………………………..

23

Page 7: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung v

DAFTAR GRAFIK

Grafik I.1. PDRB ADHK dan ADHB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Lampung dan Nasional (yoy) 2015-2018……………………….

2

Grafik I.2. Share PDRB Lampung Triwulan I 2018………………………… 2

Grafik I.3. Inflasi Tahunan Lampung dan Nasional………………………... 3

Grafik I.4. Inflasi Bulanan Lampung dan Nasional………………………… 3

Grafik I.5. NTP Provinsi di Sumatera Triwulan I 2018…………………….. 4

Grafik I.6 NTP Per Subsektor Lampung……………………………………. 4

Grafik I.7. Ekspor dan Impor Lampung Triwulan I 2018…………………... 5

Grafik I.8. TPT Lampung 2015-2018………………………………………... 5

Grafik II.1. Perkembangan Pajak Penghasilan Triwulan I…………………. 6

Grafik II.2. Perkembangan Pajak Pertambahan Nilai Triwulan I………….. 7

Graik II.3 Perkembangan Pajak Penjualan Barang Mewah Triwulan I…. 7

Grafik II.4. Perkembangan Pendapatan Cukai Triwulan I…………………. 7

Grafik II.5. Tren Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Lampung Ta. 2018… 8

Grafik II.6. Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi

Lampung tahun 2018……………………………………………...

9

Grafik II.7. Tingkat Kemandirian Satker BLU Provinsi Lampung…………. 9

Grafik III.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Lingkup Provinsi

Lampung Triwulan I Tahun 2018………………………………...

12

Grafik III.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Lingkup Provinsi

Lampung Triwulan I Tahun 2018………………………………...

13

Grafik III.3. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang

dipisahkan lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018..

13

Grafik III.4. Realisasi Penerimaan Dana Transfer Lingkup Provinsi

Lampung Triwulan I Tahun 2018………………………………...

13

Grafik III.5. Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah Lingkup Provinsi

Lampung Triwulan I Tahun 2018………………………………...

14

Grafik III.6. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja

Modal lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018……..

14

Grafik IV.1. Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian di Provinsi

Lampung Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2017…………….

17

Page 8: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung vi

Grafik IV.2. Komposisi belanja pemerintah dan investasi pada LO LSKP

Triwulan I 2018…………………………………………………….

19

Grafik IV.3. Komposisi Belanja Pemerintah dan Investasi………………….. 20

Grafik IV.4. Kontribusi Belanja Pemerintah dan Investasi pada PDRB

(Triwulan II)………………………………………………………..

20

Page 9: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung vii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2018... 1

Tabel II.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung s.d.

Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018………………….

6

Tabel II.2. Pendapatan PNBP dengan Kontribusi Terbesar Triwulan I

pada Provinsi Lampung…………………………………………...

8

Tabel II.3. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung di

Triwulan IV Tahun 2018…………………………………………..

10

Tabel III.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Akhir Triwulan

I Tahun 2017 dan tahun 2018……………………………………

11

Tabel III.2. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja

Modal Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan I Tahun 2018..

14

Tabel III.3. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung di

Triwulan IV Tahun 2018…………………………………………..

15

Tabel IV.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah

Provinsi Lampung s.d Triwulan I 2018…………………………..

16

Tabel V.1. Katagori Desa/Kelurahan di Provinsi Lampung berdasarkan

Indeks Kemajuan Desa……………………………………………

24

Tabel V.2. Ruang Lingkup Kegiatan Program Gerang Desa Saburai……. 25

Tabel V.3. Perubahan Status Kemajuan Desa tahun 2014 dan 2017

menurut Kabupaten/Kota………………………………………..

25

Page 10: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah

Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018………………………

18

Gambar V.1. Kebijakan Pemda Provinsi Lampung dalam Program

Gerbang Desa…………………………………………………….

25

Page 11: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 1

I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

PDRB Provinsi Lampung ditargetkan

tumbuh pada kisaran 5.2-5.5% (yoy)

dengan Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga sebagai penggerak utama

pertumbuhan. Konsumsi LNPRT berpotensi

meningkat karena Pilkada. Sementara

investasi masih relatif tinggi didukung oleh

pembangunan infrastruktur seperti jalan tol

Trans Sumatera, realisasi pembangunan

pembangkit listrik PLTA Semangka dan

PLTBm Gunung Batin Baru. Pembangunan

rumah bersubsidi juga masih menggeliat di

tahun 2018. Pertumbuhan ekspor diharapkan tetap tinggi seiring dengan stabilnya

harga dan perbaikan ekonomi negara tujuan ekspor.

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ekonomi Provinsi Lampung triwulan I-2018 tumbuh 5.16% (yoy) menguat

dibandingkan triwulan I-2017 sebesar 5.13% sekaligus menempatkan Lampung di

peringkat kedua pertumbuhan tertinggi di Sumatera setelah Sumatera Selatan.

PDRB ADHB sebesar Rp.80.80 triliun dan PDRB ADHK mencapai Rp.56.46 triliun.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada triwulan ini didorong oleh:

1. Musim panen di beberapa kabupaten pada Februari dan Maret.

2. Produksi tanaman palawija di Lampung meningkat signifikan dibanding triwulan

IV-2017 yaitu kedelai (571%), jagung (139%) dan kacang hijau (106,19%).

3. Realisasi APBN untuk belanja barang naik 22.18% (yoy)

4. Peningkatan penyaluran semen mendorong pertumbuhan sektor konstruksi

Adapun yang menekan laju pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2018 adalah:

1. Banjir di beberapa Kabupaten pada akhir Februari 2018 yang merendam lahan

pertanian menyebabkan gagal panen.

2. Curah hujan tinggi pada triwulan I-2018 juga menurunkan hasil perkebunan.

3. Tingginya gelombang laut menyebabkan hasil tangkapan ikan menurun.

4. Kenaikan harga BBM jenis pertamax bulan Februari dan pertalite bulan Maret.

5. Nilai penjualan listrik PLN ke rumah tangga turun 3.42% (q-toq).

6. Jumlah penumpang ASDP, Kereta Api, dan pesawat udara menurun.

Tabel I.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro

dalam APBD Lampung 2018

No. Uraian Target

1 Pertumbuhan Ekonomi 5.2-5.5%

2 Inflasi 4±1%

3 TPT 4-4.5%

4 Pendapatan perkapita Rp.37.5 juta

5 Penduduk miskin 12-13%

6 IPM 70%

7 Indeks Gini 0.33

8 NTP 105

9 Pertumbuhan PMTB 6%

10 Pertumbuhan Ekspor 5%

Sumber: Kebijakan Umum Anggaran Prov. Lampung 2018

Page 12: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 2

Dari sisi pengeluaran,

pertumbuhan didorong oleh

pertumbuhan komponen PK-

LNPRT, PMTB, dan

Konsumsi pemerintah.

Konsumsi LNPRT

mengalami pertumbuhan

tertinggi mencapai 19.28%

karena pelaksanaan

Pemilihan Gubernur

Lampung dan Bupati di

Kabupaten Lampung Utara

dan Tanggamus yang sudah

memasuki masa kampanye.

Komponen PMTB juga tumbuh cukup

tinggi didorong oleh berlanjutnya

pembangunan jalan tol Trans Sumatera.

Sementara konsumsi pemerintah tumbuh

karena kenaikan realisasi belanja

pemerintah pusat untuk belanja barang

dan belanja bantuan sosial yang mencapai

22,18%(yoy). Jika dilihat dari sumber

penciptaan pertumbuhan, komponen PK-

RT menyumbang pertumbuhan tertinggi

dengan 3.98% diikuti oleh PMTB sebesar 3.63%.

Secara sektoral, sektor pengadaan listrik dan gas mengalami pertumbuhan

tertinggi sebesar 24.67% didorong oleh peningkatan penyaluran gas untuk industri.

Kegiatan konstruksi juga tumbuh 11.07% sejalan dengan peningkatan jumlah

penyaluran semen yang mencapai 21.99% (yoy). Bila dilihat dari penciptaan

sumber pertumbuhan, industri pengolahan berkontribusi tertinggi dengan 1.54%.

Dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), perekonomian Lampung tumbuh

6.47% dididorong oleh pertumbuhan PK-RT dan PK LNPRT. PK-RT menguat

karena peningkatan konsumsi bahan makanan, pendidikan, dan kesehatan.

Meningkatnya pengeluaran pendidikan terutama untuk kursus dan bimbingan

belajar dalam rangka persiapan ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi.

Grafik I.1 PDRB ADHK dan ADHB dan Laju

Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional

(yoy) 2015-2018

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.2 Share PDRB Lampung Triwulan I 2018

Sumber: BPS Prov. Lampung, diolah

Page 13: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 3

B. Inflasi

Pengendalian inflasi penting untuk

menjaga stabilitas harga barang dan

daya beli masyarakat. Selama

triwulan I tahun 2018, inflasi di

Provinsi Lampung yang terpantau di

Kota Bandar Lampung dan Metro

masih terkendali sesuai target,

meskipun Bandar Lampung sempat

mencatat angka inflasi tertinggi dari

82 kota di Indonesia pada bulan

Januari 2018. Kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi tertinggi. Pada

bulan Januari dan Februari 2018 subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan

hasilnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Komoditas beras, cabai merah,

cabai rawit, serta bumbu-bumbu memicu inflasi di awal 2018 karena faktor cuaca.

Pasokan beras di pasar berkurang

karena belum memasuki masa panen

serta pengaruh curah hujan tinggi

yang mengakibatkan banjir dan gagal

panen di beberapa daerah. memicu

kenaikan harga. Kenaikan harga

pertamax di bulan Februari 2018

serta pertalite di bulan Maret 2018

juga memicu terjadinya inflasi pada

triwulan I 2018. Di akhir triwulan I

2018 harga ayam ras dan ayam

kampung naik karena tingginya

permintaan pada perayaan imlek.

Pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2018 diproyeksikan akan lebih baik dibanding

triwulan I-2018 didorong oleh peningkatan PK-RT dan PK-LNPRT. Konsumsi rumah

tangga meningkat pada momen ramadhan, lebaran, dan libur sekolah. Sementara PK-

LNPRT meningkat karena aktivitas pilkada. Sektor perdagangan besar, eceran, reparasi

mobil, dan sepeda motor diperkirakan akan tumbuh tinggi sejalan dengan menguatnya

konsumsi rumah tangga pada hari raya.

Grafik I.4 Inflasi Bulanan Lampung

dan Nasional

Sumber: BPS Lampung, diolah

Grafik I.3 Inflasi Tahunan Lampung

dan Nasional

Sumber: BPS Lampung, diolah

Page 14: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 4

C. Nilai Tukar Petani

Pemantauan terhadap Nilai Tukar

Petani (NTP) di Provinsi Lampung

penting dilakukan mengingat data

statistik Agustus 2017 mencatat

bahwa 45,94 persen penduduk

yang bekerja di Provinsi Lampung

berkecimpung di sektor pertanian.

NTP Provinsi Lampung sepanjang

triwulan I tahun 2018 relatif stabil

dikisaran 105. Angka ini juga

melanjutkan tren NTP

Lampung yang selalu berada

di posisi teratas di regional

Sumatera dan selalu lebih

tinggi dibandingkan rata-rata

NTP Nasional.

Apabila dilihat per subsektor,

selama triwulan I-2018

subsektor padi dan palawija;

subsektor peternakan; dan

subsektor perikanan tangkap selalu mengalami surplus dimana NTP>100. Namun

untuk subsektor hortikultura; subsektor perkebunan rakyat; dan subsektor

Kenaikan harga pertalite masih akan memiliki andil inflasi di awal triwulan II. Namun

demikian turunnya harga kelompok bahan makanan terutama beras dan cabai serta

bumbu-bumbu yang meningkat pasokannya karena memasuki masa panen justru akan

mendorong deflasi di bulan April. Kenaikan IHK diperkirakan terjadi di bulan Mei dan

Juni saat festive season, yaitu bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Tingginya

permintaan rentan membuat harga barang naik terutama untuk komditas bumbu-bumbu,

daging, dan ayam. Untuk menstabilkan harga menghadapi festive season, pemerintah

daerah harus menjaga pasokan barang untuk menjamin ketersediaan di pasar. Perlu

juga kerjasama Tim Pengendali Inflasi Daerah dengan Kepolisian Daerah untuk

memastikan distribusi barang tetap lancar. Informasi yang akurat terkait pasokan barang

kebutuhan pokok selama ramadhan dan lebaran juga harus sampai ke masyarakat

sehingga tidak ada aksi panic buying yang memicu kenaikan harga.

Grafik 1.5 NTP Provinsi di Sumatera Triwulan I 2018

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.6 NTP Per Subsektor Lampung

Sumber: BPS, dioalah

Page 15: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 5

perikanan budidaya mengalami defisit yang berarti kenaikan harga produksi relatif

lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan

petani pada subsektor ini lebih kecil dari pengeluarannya. Bisa dikatakan mereka

justru nombok sepanjang triwulan I 2018.

D. Ekspor Impor

Pada triwulan I-2018, neraca perdagangan

Provinsi Lampung mencatat nilai ekspor

US$890.98 juta dan impor sebesar US$

619.99 juta sehingga terjadi surplus senilai

US$270.99 juta. Golongan barang utama

ekspor Lampung adalah lemak dan minyak

hewan/nabati dan batu bara. Negara tujuan

utama ekspor adalah India, Tiongkok, dan

Iran. Adapun impor terbesar adalah

kelompok migas dengan Negara utama

impor Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Iran.

E. Indikator Kesejahteraan

E.1 Kondisi Ketenagakerjaan

Tingkat pengangguran terbuka (TPT)

Provinsi Lampung pada periode

Februari 2018 turun sebesar 0.1 poin

menjadi 4.33% dibandingkan pada

Februari 2017. Namun jika dihitung

secara absolut, jumlah pengangguran

justru bertambah 309.2 ribu orang

dibanding keadaan Agustus 2017. Hal

ini karena jumlah TPAK Provinsi

Lampung meningkat sebagai imbas dari bonus demografi sejak 2014 serta

turunnya jumlah penduduk bukan angkatan kerja.

Provinsi Lampung dapat memanfaatkan momentum depresiasi rupiah untuk

meningkatkan ekspor pada triwulan II-2018. Ekspor komoditas gula, produk perikanan,

dan udang serta olahan buah diperkirakan makin membaik seiring perbaikan ekonomi

dan masih tingginya permintaan dari negara utama tujuan ekspor seperti Amerika.

Grafik I.8 TPT Lampung 2015-2018

3.44

5.144.54 4.62 4.43 4.33 4.33

0

1

2

3

4

5

6

Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb

2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Prov. Lampung

Grafik I.7 Ekspor dan Impor

Lampung Triwulan I, 2018

Sumber: BPS Prov. Lampung, diolah

Page 16: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 6

II. PERKEMBANGAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Penerimaan perpajakan pada tahun 2018 masih menjadi sumber utama pendapatan

negara di Provinsi Lampung dengan kontribusi 88,86% dari total pendapatan yaitu

sebesar Rp1,27 triliun. Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak hanya

memberikan kontribusi 11,14% sebesar Rp158,76 miliar.

Sampai dengan triwulan I

2018, defisit APBN di

lingkup Provinsi Lampung

menyempit 2,19% menjadi

Rp4,16 triliun dari Rp4,25

triliun pada triwulan I

2017. Menurunnya defisit

tersebut didorong dari sisi

pengeluaran dimana dana

transfer turun 7,16% atau

Rp400,41 miliar karena

melorotnya DBH SDA.

A. Pendapatan Negara

Penerimaan pemerintah pusat di Provinsi Lampung pada Triwulan I 2018 mencapai

Rp1,42 tirliun, meningkat tipis 6,32% dibandingkan triwulan I 2017. Hal ini disebabkan

diterapkannya penegakan hukum setelah program Tax Amnesty, cukup mampu untuk

menikatkan pendapatan perpajakan pada triwulan I 2018.

a). Pajak Penghasilan (PPh)

Penerimaan PPh pada triwulan I

2018 terus meningkat mencapai

Rp751,47 miliar. Peningkatan ini

disebabkan adanya peningkatan

pembayaran final oleh sektor

lembaga keuangan (perbankan).

Ditambah lagi, pada triwulan I 2018, adanya peningkatan PPh pasal 21 dan PPh pasal

25/29 terkait SPT Tahunan. Penerimaan PPh Triwulan I 2018 (Rp751,47 miliar)

merupakan penerimaan tertinggi sepanjang 4 tahun terakhir pada triwulan yang sama.

502,50 534,23

680,79 751,47

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

2015 2016 2017 2018Dalam Miliar

Rupiah

Grafik II.1. Perkembangan Pajak Penghasilan Triwulan I

PPh

Sumber : Data Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 7,913.14 1,339.98 10,934.14 1,424.69

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 7,913.14 1,339.98 10,934.14 1,424.69

1. Penerimaan Pajak 7,463.92 1,223.41 10,443.04 1,265.94

2. PNBP 449.22 116.56 491.10 158.76

II. HIBAH - - - -

B. BELANJA NEGARA 30,886.55 6,823.31 32,137.23 6,910.30

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 7,931.57 1,228.22 9,619.54 1,323.54

1. Belanja Pegawai 3,131.89 594.00 3,312.09 588.53

2. Belanja Barang 2,996.88 362.19 3,736.71 451.65

3. Belanja Modal 1,755.50 271.81 2,551.68 281.55

4. Belanja Bantuan Sosial 47.30 0.22 19.06 1.81

5. Belanja Lain-Lain

II. BELANJA KE DAERAH DAN DANA DESA 22,954.98 5,595.10 22,517.69 5,586.76

1. Transfer Ke Daerah 20,997.49 5,595.10 20,429.29 5,194.69

a. Dana Perimbangan 20,789.06 5,464.63 20,152.04 5,082.31

1) Dana Alokasi Umum 12,842.09 4,313.04 12,891.53 4,297.18

2) Dana Bagi Hasil 1,669.96 261.21 797.40 138.62

3) Dana Alokasi Khusus Fisik 2,565.85 - 2,565.85 -

4) Dana Alokasi Khusus Non Fisik 3,711.17 890.39 3,897.27 646.52

b. Dana Transfer Lainnya 208.43 130.46 277.25 112.38

2. Dana Desa 1,957.49 - 2,088.40 392.08

Surplus / Defisit (15,041.84) (4,255.12) (11,583.55) (4,162.07) Sumber : LKPP Kanw il DJPb Prov.Lampung, Aplikasi SIMTRADA, Aplikasi MEBE

Data Kanw il DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

Tabel II.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung

s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018

Tahun 2017 Tahun 2018Uraian

Dalam Miliar Rupiah

Page 17: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 7

(10.000)

(8.000)

(6.000)

(4.000)

(2.000)

-

2.000

4.000

6.000

2015 2016 2017 2018

504 566

4.200

(8.763)

Juta

Ru

pia

h

Grafik II. 3. Perkembangan Pajak Penjualan Barang Mewah Triwulan I

PPnBM

Sumber : Data Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

Hal ini terindikasi sudah semakin baik kinerja yang dilaksanakan oleh petugas pajak,

dengan memberikan himbauan penyampaian SPT Tahunan dan pengawasan

pembayaran masa. Walaupun kinerja ini dapat ditingkatkan lagi, dikarenakan sampai

dengan 31 Maret 2018, realiasi baru maencapai 11,04% dari target yang hendak

dicapai pada tahun 2018.

b). Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan PPN sampai Triwulan I 2018,

menurun 6,15% dibandingkan triwulan I

2017 menjadi Rp490,43 miliar. Penurunan

di awal tahun yang terjadi pada tahun ini

memberikan sinyal kurang baik bagi

pencapaian target PPN. Hal ini disebabkan

pembayaran di sektor perdagangan

khususnya hasil bumi belum secara maksimal ditingkatkan. Masih menjadi tugas bagi

pemerintah dalam menggali potensi pajak yang ada khususnya dalam potensi

pedagang pengumpul.

c). Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Penerimaan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah (PPnBM) di Provinsi Lampung

mengalami penurunan yang sangat

signifikan pada triwulan I 2018 jika

dibandingkan dengan tahun 2017 pada

triwulan yang sama. Pada tahun 2017

mencapai Rp4,2 miliar, sedangkan pada

tahun 2018 malah mengalami minus sebesar Rp8,7 miliar. Hal ini ternyata disebabkan

oleh kesalahan setoran terkait PPN oleh wajib pajak pada tahun 2017 dan telah

dikoreksi sehingga angkanya minus Rp8,7 miliar.

d). Penerimaan Cukai

Pendapatan Cukai pada triwulan I 2018

sebesar Rp152 juta, lebih tinggi 12,41%

dibandingkan tahun 2017 pada triwulan yang

sama yang hanya mencapai Rp135 juta. Tidak

391,20 446,49

522,55 490,43

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

2015 2016 2017 2018Dalam Miliar

Rupiah

Grafik II.2 Perkembangan Pajak Pertambahan Nilai Triwulan I

PPN

Sumber : Data Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung (data diolah)

-

200

400

600

2015 2016 2017 2018

577

180 135 152 Ju

ta R

up

iah

Grafik II.4. Perkembangan Pendapatan Cukai Triwulan I

Cukai

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov Lampung (data diolah)

Page 18: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 8

terlalu berbeda dengan penerimaan cukai pada tahun-tahun sebelumnya, penerimaan

cukai meliputi Penerimaan Cukai Tembakau, Penerimaan Administrasi Cukai, Cukai

Ethyl Alkohol dan Penerimaan Cukai Lainnya.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Sampai dengan akhir triwulan I 2018, Pendapatan PNBP untuk Provinsi Lampung

sebesar Rp158,76 miliar, meningkat 36,2% dibandingkan pada tahun 2017 di triwulan

yang sama sebesar Rp116,56 miliar. Berikut adalah PNBP yang berkontribusi tertinggi

atas Penerimaan PNBP lingkup Provinsi Lampung.

a. Penerimaan PNBP Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan

Pada Triwulan I Tahun

2018, Pendapatan PNBP

yang memberikan kontribusi

terbesar di wilayah Provinsi

Lampung adalah Pendapat-

an Jasa Pelayanan Pen-

didikan. Kontribusi yang

diberikan sebesar Rp34,50 miliar atau 21,73%. Pada tahun sebelumnya jasa ini

menempati urutan kedua dalam memberikan kontribusi sebesar Rp21,77 miliar

atau 18,5%.

b. Penerimaan PNBP Pendapatan Biaya Pendidikan

Pendapatan Biaya Pendidikan pada triwulan I 2018 menempati urutan kedua

dalam memberikan kontribusinya terhadapat penerimaan PNBP sebesar Rp25,88

miliar atau 16,3%. Pendapatan ini pada tahun sebelumnya menempati urutan

ketiga dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan PNBP sebesar Rp16,15

miliar atau 13,71% dan dimasukkan ke dalam pendapatan Uang Pendidikan.

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja pemerintah pusat

sampai dengan triwulan I 2018 mencapai

Rp1.32 triliun, meningkat 7,76%

dibandingkan tahun 2016 (Rp1.23 triliun).

Kontribusi % Kontribusi %

Jasa Pelayanan Pendidikan 424112 34,50 21,73% 21,77 18,48%

Biaya Pendidikan 425412 25,88 16,30% 16,15 13,71%

Jasa Kepelabuhan 425513 11,29 7,11% 22,40 19,03

Pendapatan BPKB 425265 11,03 6,95% 9,60 8,15%

Pendapatan STNK 425263 10,27 6,47% 14,80 12,57

Tabel II.2. Pendapatan PNBP Dengan Kontribusi Terbesar

Triwulan I pada Provinsi Lampung

Sumber : OM SPAN (data diolah)

Akun

Miliar Rupiah

2018 2017Penerimaan PNBP

169

375

589

48

201

452

79

202

282

2 2 2 -

100

200

300

400

500

600

700

Januari Feb Maret

Mili

ar R

up

iah

II.5. Tren Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Lampung Tahun 2018

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Sumber : Aplikasi MEBE (data diolah)

Page 19: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 9

Kenaikan realisasi belanja barang (24,7%), belanja modal (3,58%) dan Belanja

bantuan sosial (718%) yang menyebabkan kenaikan realisasi agregat tersebut. Namun

demikian, realisasi belanja modal yang selalu diharapkan lebih baik penyerapannya,

hanya menyerap 11,03% dari pagu belanja modal dan kenaikkannya hanya 3,58 dari

tahun sebelumnya pada triwulan yang sama.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa

hingga akhir bulan Maret 2018 di Provinsi

Lampung telah terealisasi sebesar Rp5,47

triliun atau 24,51%. Tren realisasi perbulan

yang terjadi terlihat bahwa Dana Insentif

Daerah (DID) baru terealisasi di Maret sebesar

40,53% dan Dana Bagi Hasil (DBH) meningkat

setiap bulannya sesuai dengan pendapatan real

bagi daerahnya. Begitu pula dengan DAK Non Fisik terealisasi di kisaran Rp300 miliar.

DAK Fisik pada triwulan I belum dijadwalkan untuk direalisasikan, sedangkan Dana

Desa sudah terealisasi 13,16%.

3. Pengelolaan BLU

Di wilayah Provinsi Lampung terdapat 5 (lima) satker BLU yaitu Universitas Lampung,

Poltekes Tanjung Karang, IAIN Raden

Inten, dan Baristrand Lampung.

Dillihat dari ketersediaan dana yang

bersumber dari BLU pada tahun 2018,

Universitas Lampung memiliki

kemandirian tertinggi sebesar 47%

dibandingkan dengan satker BLU

lainnya, walaupun mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya yang mencapai 53,71%. Satker BLU dengan kemandirian

terendah adalah Satker Bandar Udara Radin Inten Lampung yang hanya mencapai

25,08% meningkat dibandingkan 2017 yang hanya mencapai 24.89%.

4. Manajemen Investasi Pusat.

Pemerintah Pusat menggunakan instrumen pembiayaan berupa Kredit Program dalam

bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Usaha Mikro (UMi) untuk pengembangan

Januari Februari Maret

Dana Insentif Daerah 0,00% 0,00% 40,53%

Transfer DBH 0,20% 7,69% 9,50%

Transfer DAU 16,64% 8,36% 8,33%

DAK Non Fisik 0,00% 8,55% 8,04%

DAK Fisik 0,00% 0,00% 0,00%

Dana Desa 0,00% 5,62% 7,54%

0,00% 0,00%

40,53%

16,64%

8,36%

8,33%

0,00%5,62%

7,54%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

II.6. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Lampung Tahun 2018

Sumber : Aplikasi SIMTRADA, Aplikasi MEBE (data diolah)

Sumber : Aplikasi MEBE (data diolah)

22,34

6,40

26,16

45,11

271,86

67,41

8,79

57,79

111,20

234,26

35,01

6,73

24,57 53,91

210,00

104,60

10,66

69,73

141,72

236,81

24,89%

42,13%

31,16% 28,86%

53,71%25,08%

38,70%

26,06% 27,56%

47,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

-

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Bandar Udara Radin Inten

Lampung

Baristrand Industri

Lampung

Politeknik Kesehatan

Tanjung

Karang

UIN Raden Intan Bandar

Lampung

Universitas Lampung

Mili

ar R

up

iah

Grafik II.7. Tingkat Kemandirian Satker BLU Provinsi Lampung

2017 BLU

2017 RM

2018 BLU

2018 RM

2018 Kemandirian

2017 Kemandirian

Sumber : Aplikasi MEBE (data diolah)

Page 20: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 10

UMKM dan Penerusan Pinjaman (SLA). Per 31 Maret 2018, Bank BRI, Bank Mandiri,

Bank BPD Lampung,dan Bank BRI Syariah telah menyalurkan KUR di Provinsi

Lampung untuk usaha Mikro sebanyak Rp95,39 untuk 5.355 debitur, Usaha Ritel

sebesar Rp215,65 miliar untuk 1.963 debitur, usaha TKI sebesar Rp6,35 miliar untuk

355 debitur. Melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank di Provinsi Lampung telah

disalurkan Usaha Mikro (UMi) sebesar Rp1,52 miliar untuk 243 debitur.

Penerusan Pinjaman yang telah disalurkan untuk Pemerintah Daerah dan BUMN,

masih terdapat 5 (lima) debitur yang masih diwajibkan melakukan rekonsiliasi posisi 31

Desember 2017, dengan nilai Rp36,85 miliar. Kelima Debitur itu yaitu PDAM Kab.

Tanggamus, PDAM Kab. Lampung Barat dan Pemkab Lampung Tengah dengan

status menunggu Surat Keputusan telah Lunas (Tagihan Rp0,-), sedangkan PDAM

Lampung Tengah dengan tagihan Rp15,75 miliar dan PDAM Lampung Utara dengan

tagihan Rp21,10 miliar.

C. Prognosis Realisasi APBN

Prognosis realisasi Triwulan II sampai dengan triwulan IV 2018, menggunakan tren

realisasi APBN yang terjadi selama 5 tahun, mulai tahun 2012 sampai dengan 2018.

Komponen yang diprognosis adalah Penerimaan Perpajakan, PNBP, Belanja Barang,

Belanja Modal, Belanja Pegawai dan Transfer ke daerah dan Dana Desa.

Dengan melihat tren

realisasi APBN dari

tahun 2012 hingga

2017, perkiraan penda-

patan yang terdiri dari

pendapatan perpajakan

dan PNBP ditetapkan

oleh pemerintah masih

tinggi dibandingkan

kemampuan daerah tersebut, sehingga realisasi yang dicapai pada tahun 2018

sampai dengan akhir triwulan IV kemungkinan besar hanya mencapai 84,54%.

Pendapatan negara diperkirakan menurun 5,94% di dorong oleh penurunan

pendapatan pajak. Dari sisi pengeluaran, belanja negara diperkirakan mengalami

penurunan sebesar 0,30% didorong oleh tren realisasi belanja barang yang tidak

mencapai 90%, kecuali di tahun 2017 yang mencapai 93,62%.

Rp % Rp %

PENDAPATAN NEGARA 10,939,228,343,289 1,424,692,424,104 13.02% 9,288,961,519,774 84.91%

- Penerimaan Pajak 10,443,036,961,000 1,265,935,887,300 12.12% 8,469,302,975,371 81.10%

- PNBP 496,191,382,289 158,756,536,804 32.00% 819,658,544,403 165.19%

BELANJA NEGARA 27,482,977,044,000 6,518,226,246,269 23.72% 25,344,054,128,632 92.22%

- Belanja Pegawai 3,312,090,032,000 588,528,999,729 17.77% 3,218,357,884,094 97.17%

- Belanja Barang 3,736,708,330,000 451,654,531,492 12.09% 3,344,353,955,350 89.50%

- Belanja Modal 2,551,683,101,000 281,548,103,430 11.03% 2,380,465,164,923 93.29%

- Belanja Bansos 19,057,300,000 1,809,000,000 9.49% 18,317,876,760 96.12%

- Transfer Ke daerah

dan Dana Desa 17,863,438,281,000 5,194,685,611,618 29.08% 16,382,559,247,505 91.71%

DEFISIT (17,039,940,083,000) (5,252,290,358,969) (16,874,751,153,261)

Sumber : Data Kanwil PajakBengkulu Lampung, Aplikasi MEBE, Aplikasi SIMTRADA,

LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah)

Realisasi Triwulan I Tahun 2018PAGU 2018

Perkiraan Realisasi s.d.

Triwulan IV Tahun 2018Uraian

Tabel II.3. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung

di Triwulan IV Tahun 2018

Dalam Rupiah

Page 21: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 11

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELKSANAAN APBD

APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh

DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD memiliki fungsi otorisasi,

perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Sasaran dalam APBD

harus sesuai dengan fungsi belanja, standar pelayanan yang diharapkan, dan

perkiraan biaya kegiatan yang dibutuhkan.

Tabel III.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan 27.118.939.967.284 5.585.278.453.811 27.832.471.732.859 4.755.539.094.320

PAD 4.473.472.608.160 547.688.252.353 5.205.614.138.663 749.955.870.920

Pajak daerah 3.217.674.184.035 383.428.853.243 3.818.973.428.656 602.202.730.349

Retribusi daerah  163.532.804.864 13.262.362.726 131.778.160.794 16.628.804.808

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 90.867.739.801 2.758.464.851 84.346.108.195 3.906.597.785

Lain-lain PAD yang sah 1.001.397.879.461 148.238.571.532 1.170.516.441.017 127.217.737.979

Dana Perimbangan 19.212.552.061.029 4.775.342.360.846 18.675.135.819.665 3.624.314.034.183

DBH 827.794.664.730 193.599.037.416 782.861.604.615 82.459.171.400

DAU 13.081.687.970.092 3.840.492.948.000 11.941.751.562.000 3.146.803.665.160

DAK 5.303.069.426.207 741.250.375.430 5.950.522.653.050 395.051.197.623

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.432.915.298.095 262.247.840.613 3.951.721.774.531 381.269.189.217

Hibah 77.242.685.925 26.488.798.251 496.126.911.979 27.943.290.000

Dana darurat  0 0 0 0

Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 1.255.482.568.920 100.769.760.218 1.292.236.126.538 16.371.094.960

Dana penyesuaian dan otonomi khusus 1.553.787.703.000 83.717.273.000 1.444.649.843.000 217.431.347.800

DID 7.500.000.000 0 0 0

Dana Desa 75.378.990.000 0 74.834.650.000 14.941.631.200

Bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 0 0 18.000.000.000 0

Lain-lain 463.523.350.250 51.272.009.144 625.874.243.014 104.581.825.257

Belanja 28.607.032.357.281 3.003.252.414.688 29.583.111.735.298 2.846.417.885.729

Belanja Tidak Langsung 15.878.540.191.771 2.182.956.173.867 16.391.088.894.819 2.089.548.035.988

Belanja Pegawai 9.733.490.562.503 1.768.343.456.296 9.875.010.235.561 1.637.981.390.022

Belanja Bunga 30.699.630.000 3.832.186.573 61.563.333.333 4.729.432.892

Belanja Subsidi 2.000.000.000 1.521.825.000 4.744.844.438 463.000.000

Belanja Hibah 2.000.942.588.872 267.153.608.500 1.940.655.874.630 416.142.047.654

Belanja Bantuan sosial 46.601.040.000 160.000.000 65.689.948.400 1.953.500.000

Belanja Bagi hasil kpd Prov/Kab/dan Pemdes 1.199.879.755.190 132.524.980.259 1.485.458.375.425 11.066.758.763

Belanja Bantuan keuangan kpd Prov/Kab/dan Pemdes 2.808.458.606.820 6.630.385.000 2.696.519.457.072 15.420.572.649

Belanja Bantuan Keuangan kpd Partai Politik 1.989.351.030 0 240.329.448.057 0

Belanja tidak terduga 54.478.657.356 2.789.732.239 21.117.377.904 1.791.334.008

Belanja Langsung 12.728.492.165.510 820.296.240.821 13.192.022.840.479 756.869.849.741

Belanja Pegawai 1.449.494.968.670 191.551.620.060 807.491.458.449 98.891.635.369

Belanja Barang dan jasa 4.924.383.002.986 375.003.767.995 5.940.398.806.549 447.942.550.254

Belanja Modal 6.354.614.193.855 253.740.852.766 6.444.132.575.481 210.035.664.118

Surplus/(Defisit) (1.488.092.389.997) 2.582.026.039.124 (1.750.640.002.440) 1.909.121.208.591

Pembiayaan Netto 967.924.929.470 312.712.920.740 1.464.972.378.063 137.319.411.448

Penerimaan Pembiayaan 1.095.877.997.374 334.435.053.204 1.652.294.378.063 152.191.192.048

SiLPA TA sebelumnya 657.927.997.374 334.435.053.204 477.783.378.063 112.258.542.748

Pencairan dana cadangan 0 0 0 0

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 0 0

Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah 437.950.000.000 0 1.164.511.000.000 39.932.649.300

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0 0 10.000.000.000 0

Pengeluaran Pembiayaan 127.953.067.904 21.722.132.464 187.322.000.000 14.871.780.600

Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0

Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 68.000.000.000 4.500.000.000 88.160.000.000 8.831.500.000

Pembayaran Pokok Utang 59.953.067.904 17.222.132.464 99.162.000.000 6.040.280.600

Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0

Pembayaran Kegiatan Lanjutan 0 0 0 0

Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 0 0 0 0

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (520.167.460.527) 2.894.738.959.864 (285.667.624.377) 2.046.440.620.040

UraianTahun 2017 Tahun 2018

Sumber : LRA TA 2018 Pemda se-Provinsi Lampung

Berdasarkan tabel tersebut realisasi pendapatan APBD sampai dengan triwulan I 2018

adalah Rp4,7 triliun meningkat dibanding dengan periode triwulan I 2017. Pendapatan

Daerah terdiri dari PAD (Rp749 milyar) Dana Perimbangan (Rp3,6 triliun) dan Lain-lain

Pendapatan Yang Sah (Rp381 milyar). Pendapatan Pemda di Provinsi Lampung masih

didominasi pendapatan transfer dari pemerintah pusat. Dapat disimpulkan bahwa

ketergantungan Pemda terhadap dana transfer dari pemerintah pusat masih tinggi.

Surplus APBD semester I 2018 lingkup Provinsi Lampung mengalami penurunan

Rp1,90 triliun dari Rp2,58 triliun pada semester I 2017. Penurunan tersebut akibat

Page 22: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 12

rendahnya realisasi belanja triwulan I 2018 (Rp2,84 triliun) dibandingkan dengan

realisasi triwulan I 2017 (Rp3,00 triliun). Realisasi belanja modal triwulan I 2018

(Rp210,03 milyar) menurun bila dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2017

(Rp253,74 milyar). Penurunan tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemda

karena bisa berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi

Lampung.

A. Pendapatan Daerah

Penerimaan pemerintah daerah di Provinsi Lampung pada triwulan I 2018

mencapai Rp4,75 triliun, menurun bila dibandingkan dengan penerimaan

triwulan I 2017 yang mencapai Rp5,58 triliun. Penerimaan dana transfer

turun hingga -Rp1,15 triliun akibat turunnya DBH, DAU dan DAK.

Sedangkan penerimaan Pemda diluar dana transfer mengalami kenaikan

yaitu PAD naik sebesar Rp202,26 milyar dan Lain-lain pendapatan daerah

yang sah naik sebesar Rp119,02 milyar. Pene-rimaan pajak daerah triwulan

I 2018 mengalami kenaikan yang signifikan (77,94%) dibandingkan dengan

triwulan I 2017.

1. Pendapatan Asli Daerah

a. Penerimaan Pajak Daerah

Berdasarkan grafik

tersebut realisasi pajak

daerah Pemprov

Lampung menduduki

peringkat teratas di

Provinsi Lampung.

Sampai dengan

triwulan I 2018 realisasi pajak daerah Provinsi Lampung telah mencapai

Rp602,2 milyar. Realisasi tersebut meningkat bila dibandingkan dengan

periode triwulan I 2017 yang hanya Rp383,4 milyar. Pemprov Lampung

menduduki urutan pertama dalam merealisasikan penerimaan pajak

daerah (Rp467,8 milyar) disusul Kota Bandar Lampung (Rp79,9 milyar).

b. Penerimaan Retribusi Daerah

Page 23: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 13

Penerimaan retribusi daerah lingkup Provinsi Lampung adalah :

Pendapatan retribusi

merupakan salah satu

komponen PAD.

Meskipun jumlahnya

tidak terlalu besar

namun realisasi yang

dicapai dalam dua

tahun terakhir menggambarkan progres Pemda dalam menggali potensi

penerimaan daerah. Kota Bandar Lampung (Rp7,1,- milyar) merupakan

salah satu pemda dengan realisasi retribusi tertinggi di Provinsi Lampung,

disusul Kabupaten Lampung Selatan (Rp1,8 milyar) dan Pemprov

Lampung (Rp1,3 milyar).

c. Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Realisasi penerimaan

dari hasil kekayaan

daerah yang dipisah-

kan sampai dengan

triwulan I 2018 adalah

Rp3,9 milyar. Sampai

dengan triwulan I 2018 baru Kota Bandar Lampung yang berhasil

merealisasikan sebesar Rp3,9 milyar.

2. Pendapatan Transfer

Komposisi penerimaan dana perimbangan semester I 2018 didominasi oleh

Dana Alokasi Umum (Rp3,1 triliun), Dana Alokasi Khusus (Rp395 milyar) dan

Dana Bagi Hasil (Rp82,4

milyar). DAK mendapat

porsi yang signifikan

sejalan dengan kebijakan

transfer berbasis kinerja

dimana penyaluran dana

disesuaikan dengan

perkembangan pelaksanaannya. Realisasi penyaluran DAK semakin membaik

Page 24: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 14

setelah adanya perubahan mekanisme penyaluran DAK (khususnya DAK

Fisik) yang penyalurannya melalui KPPN di daerah. Perubahan penyaluran

DAK (khususnya DAK Fisik) berdampak pada percepatan penyaluran DAK,

khususnya di Provinsi Lampung. Kontribusi dana transfer terhadap

pendapatan daerah di wilayah Provinsi Lampung masih diatas 50% kecuali

Pemprov Lampung (37%), hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah

daerah masih sangat tergantung dengan dana transfer dalam mendanai

APBD-nya.

3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Kontribusi terbesar

agregat Lain-lain

pendapatan yang sah

berasal dari dana

penyesuaian dan otono-

mi khusus sebesar

Rp217,4 milyar. Secara

keseluruhan, realisasi

lain-lain pendapatan yang sah semester I 2018 mengalami kenaikan bila

dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2017.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Tabel III.2 Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan I Tahun 2018

Jenis Belanja Pagu 2018 Realisasi s.d

Triwulan I 2018

Realisasi s.d Triwulan

I 2018 (%)

Realisasi s.d Triwulan I 2017

∆ Realisasi

(%)

Belanja Pegawai 807.491.458.449 98.891.635.369 12,25% 191.551.620.060 -48,37%

Belanja Barang 5.940.398.806.549 447.942.550.254 7,54% 375.003.767.995 19,45%

Belanja Modal 6.444.132.575.481 210.035.664.118 3,26% 253.740.852.766 -17,22%

Sumber : LRA Pemda se-Provinsi Lampung

Realisasi belanja pegawai

triwulan I 2018 menurun

hingga -48,37% bila

dibandingkan dengan

realisasi triwulan I 2017.

Demikian juga belanja

Page 25: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 15

modal triwulan I 2018 juga menurun -17,22% di-bandingkan dengan realisasi

triwulan I 2017. Penurunan tersebut akibat rendahnya penyerapan belanja

modal pada triwulan I 2018. Realisasi belanja barang triwulan I 2018 naik bila

dibandingkan dengan triwulan I 2017 yaitu 19,45%. Sampai dengan triwulan I

2018 pemda dengan tingkat serapan tertinggi adalah Pemkot Bandar

Lampung disusul Pemprov Lampung.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

APBD wilayah Provinsi Lampung digunakan untuk membiayai empat puluh

enam urusan antara lain urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum,

perumahan, dan lain lain. Secara agregat, urusan pendidikan mendapatkan

alokasi 31,32%, urusan keuangan 20,57%, urusan pemerintahan umum

13,63%, urusan kesehatan 10,00%, urusan perumahan 4,78%, urusan

pekerjaan umum 3,30% dari total APBD. Sedangkan urusan pertanian hanya

mendapat alokasi 1,88% dari total APBD. Dilihat dari klasifikasi urusan,

kebijakan pemerintah daerah wilayah Provinsi Lampung lebih menitikberatkan

pada pelayanan masyarakat, pembangunan sumber daya manusia melalui

pendidikan dan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur untuk menunjang

perekonomian di wilayah Provinsi Lampung.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun Anggaran 2018

Dalam melakukan perkiraan realisasi APBD wilayah Provinsi Lampung telah

mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, perkembangan indikator

ekonomi makro dan kebijakan fiskal yang telah, sedang dan akan dilaksanakan.

Perkiraan realisasi APBD sampai dengan triwulan IV 2018 adalah sebagai berikut :

Dengan memperhitungkan rata-rata

persentase penam-bahan realisasi

dari triwulan I hingga akhir tahun

sejak tahun 2012 sampai dengan

tahun 2017 pada masing-masing

jenis pendapatan, realisasi

pendapatan pada akhir tahun 2018 diperkirakan akan mencapai ±Rp25,86 triliun.

Realisasi belanja diproyeksikan pada akhir tahun 2018 mencapai ±Rp25,95 triliun.

Rp % Rp %

PENDAPATAN 27.832.471.732.859 4.755.539.094.320 17,09% 25.855.060.988.126 94,04%

BELANJA 29.583.111.735.298 2.846.417.885.729 9,62% 25.948.673.263.746 87,71%

DEFISIT (1.750.640.002.440) 1.909.121.208.591 (93.612.275.620)

Tabel III.3. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Lampung

s.d Triwulan IV Tahun 2018

Dalam Rupiah

Uraian Pagu 2018Realisasi Triwulan I 2018 Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan

IV 2018

Page 26: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 16

IV.PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) disusun berdasarkan

konsolidasi antara Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu. pada LKPK Triwulan I 2018

Tingkat Wilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung terlihta dalam tabel

dibawah ini :

Tabel IV.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Lampung s.d. Triwulan I 2018

2017

Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi

Pendapatan Negara 7,283,554,199,877 4,762,329,565,080 8,151,384,759,152 264.84% 2,234,263,540,428

Pendapatan Perpajakan 1,538,033,798,455 608,094,095,463 2,146,127,893,918 15.68% 1,855,291,017,733

Pendapatan Bukan Pajak 5,745,520,401,422 255,451,438,602 5,984,887,542,829 1597.92% 352,483,724,444

Hibah - - -100.00% 26,488,798,251

Transfer* - 3,898,784,031,015 20,369,322,405 100.00% -

Belanja Negara 6,910,311,013,471 2,975,109,386,196 6,007,005,691,057 45.27% 4,135,197,417,219

Belanja Pemerintah 1,323,547,148,853 2,905,347,044,623 4,228,894,193,476 2.43% 4,128,602,267,219

Transfer* 5,586,763,864,618 69,762,341,573 1,778,111,497,581 26860.90% 6,595,150,000

Surplus/(Defisit) 373,243,186,406 1,787,220,178,884 2,144,379,068,095 -3.74% 2,227,668,390,428

Pembiayaan  - 137,319,411,449 137,319,411,449 -40.55% 230,994,527,312

Penerimaan Pembiayaan Daerah - 152,191,192,049 152,191,192,049 -39.42% 251,216,659,776

Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 14,871,780,600 14,871,780,600 -26.46% 20,222,132,464

Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan

Anggaran373,243,186,406 1,924,539,590,333 2,297,782,776,739 -6.54% 2,458,662,917,740

Uraian2018

*) Seluruh pengeluaran transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dg penerimaan transfer Pemerintah Dearah untuk 2017

Sedangkan tahun 2018 termasuka dana transfer dan dana dropping transfer. Sumber : LKPK Kanwil DPJb Provinsi Lampung

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintah Umum (General Government Revenue) atau

Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh

pendapatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah suatu wilayah dalam satu

periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal

(berelasi). Berdasarkan grafik IV.1., Pendapatan Konsolidasian pada triwulan I tahun

2018 mencapai Rp.8,15 triliun. Terdiri dari Pendapatan Perpajakan Rp.2,15 triliun

(26,33% dari total pendapatan), Pendapatan Bukan Pajak termasuk dan dropping

transfer sebesar Rp.5,98 triliun (73,42% dari total pendapatan). Pendapatan

Konsolidasian Triwulan I 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp.5,92 triliun atau

264,84% dibandingkan dengan tiwulan I 2017 sebesar Rp.2,23 triliun.

Grafik IV.2. Perbandingan Penerimaan pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Lampung triwulan II

tahun 2017 (dalam juta rupiah)

Page 27: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 17

Dengan mengeliminasi penerimaan transfer Pemda dengan pengeluaran

transfer Pemerintah Pusat, maka Penerimaan Pusat adalah Rp.3,41 trilun atau 41,77%

dari penerimaan konsolidasian dan penerimaan Pemda adalah Rp.4,76 triliun atau

58,42% dari penerimaan konsolidasian.

Penerimaan perpajakan konsolidasian Triwulan I 2018 mengalami kenaikan

sebesar 15.68% dibandingkan triwulan I tahun 2017 yaitu Rp.290,84 milyar (triwulan I

2017 Rp.1,86 triliun). Juga terdapat kenaikan penerimaan Non Pajak konsolidasian

pada Triwulan I 2018 sebesar Rp.1,77 triliun (1.597,92%) dibandingkan triwulan I 2017

(Rp.352,48 miliar) dan adanya penghilangan pendapatan hibah konsolidasian

Triwulan I 2018.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasian antara seluruh

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah di suatu wilayah dalam satu periode

pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal

(berelasi).

Secara agregat belanja

konsolidasian pada Triwulan I

2018 mengalami peningkatan

sebesar 2,43% dibandingkan

triwulan I 2017. Yang mengalami

penurunan adalah komponen

belanja bunga dan belanja lain-lain sebesar 100% dan 0,31%. belanja Subsidi

mengalami kenaikan sebesar 1.047,38 persen (Rp.16.685,44 milyar) dan belanja

Bunga mengalami penurunan 100%. Secara keseluruhan belanja mengalami

peningkatan. Peningkatan belanja konsolidasian ini menyebabkan laju pertumbuhan

ekonomi provinsi Lampung yang sedikit meningkat yaitu 5,26 persen pada triwulan I

2018 dari 5,21 persen di Triwulan I 2017.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK

REGIONAL

PDRB adalah penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan

oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota),

dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kalender). Nilai PDRB suatu daerah

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bunga

Subsidi Hibah Bantuan Sosial

Belanja lain-lain

2.306.253,59

933.510,07

559.090,11

- 463,00

422.839,04

4.903,84 1.834,25

2.474.587,98

874.754,96

515.040,95

3.832,19 -

258.155,03

391,13 1.840,03

2018 2017

Grafik IV.1.Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian di Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2017 (dalam juta)

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov.Lampung (data diolah)

Page 28: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 18

dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran yaitu: Y = C + I + G +

(X-M)

Berikut adalah ringkasan Laporan Operasional sebagai salah satu komponen

Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Lampung Triwulan III

Tahun 2017:

Gambar IV.1

Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Lampung

Triwulan I Tahun 2018

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan netto

Pendapatan 12.154.348.914.847

a. Pajak

2.146.233.521.327

b. Kontribusi social

0

c. Hibah

27.966.062.684

d. Pendapatan lain 9.980.149.330.836

Beban 14.927.784.063.857

a. Kompensasi Pegawai

2.306.277.837.082

b. Penggunaan Barang dan Jasa

1.014.909.350.524

c. Konsumsi Aset Tetap

0

d. Bunga

4.863.268.269

e. Subsidi

463.000.000

f. Hibah

422.839.040.707

g. Manfaat social

3.094.838.039

h. Beban Lainnya 11.173.527.729.236

Keseimbangan operasi bruto/netto -2.773,435,149,010

Transaksi Aset Non Keuangan Netto 559.090.106.036

a. Aset tetap

559.090.106.036

b. Persediaan

0

c. Barang berharga

0

d. Aset nonproduksi 0

Net Lending/Borrowing -3.332.525.255.046

Transaksi Aset Keuangan dan

Kewajiban 137.319.411.449

a. Akuisisi Neto Aset Keuangan

-103.427.042.749

- Domestik

-103.427.042.749

- Luar Negeri

0

b. Keterjadian Kewajiban

-33.892.368.700

- Domestik

-33.892.368.700

- Luar Negeri 0

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Lampung

Berdasarkan Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Triwulan I

2018 di atas, Pendapatan mencapai Rp.12,15 triliun, yang terdiri dari Pendapatan

Pajak sebesar Rp.2,15 triliun, Pendapatan Hibah sebesar Rp.27,97 milyar, dan

Pendapatan Lainnya sebesar Rp.9,98 triliun. Beban mencapai Rp.14,93 triliun terdiri

Page 29: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 19

dari Kompensasi Pegawai Rp.2,31 triliun, Penggunaan Barang dan Jasa sebesar

Rp.1,01 triliun, Bunga Rp.4,86 miliar, Subsidi Rp.463 juta, Hibah Rp.422,84 miliar,

manfaat sosial sebesar Rp.4,90 miliar, dan Beban Lainnya Rp.11,17 triliun. Saldo

Operasi Bruto/Neto (Gross/Net Operating Balance) sebesar minus Rp.2,77 triliun, yang

setelah dikurangi dengan akuisisi aset non keuangan neto sebesar Rp.103,43 miliar.

menghasilkan angka Pinjaman neto (net lending/borrowing) sebesar minus Rp.3,33

triliun. Pinjaman neto (Net lending/borrowing) tersebut ditutupi oleh akuisisi aset

keuangan neto (net acquisition of financial assets) sebesar Rp.137,32 miliar.

Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB Provinsi Lampung yang berasal dari

belanja Pemerintah (G) dan investasi (I) dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik IV.2. komposisi belanja pemerintah dan investasi pada LO LSKP triwulan I

2018 2017 2016 2015

3.324,28 3.217,27

842,09 729,74 559,09 510,40

203,44 17,91

Belanja Pemerintah Investasi

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah)

Dari sisi Belanja Pemerintah, pada Triwulan I 2018 komposisi Belanja

Pemerintah pada LO LSKP adalah Rp.3.324,28 miliar atau mengalami kenaikan

3,33% dari triwulan I 2017 Rp.3.217,27 miliar (y to y). Demikian pula dengan sisi

Investasi yang mengalami kenaikan 9,54% dari Rp.510,40miliar pada triwulan I 2017

menjadi Rp.559,09 miliar pada Triwulan I 2018 (y to y).

Pada grafik IV.3 terlihat bahwa komposisi Belanja Pemerintah dan Investasi di

Provinsi Lampung pada Triwulan I 2018 terdiri dari Kompensasi Pegawai sebesar

Rp.2,31 triliun, Penggunaan Barang dan Jasa sebesar Rp.1,01 triliun, Konsumsi Aset

Tetap nihil, dan Manfaat sosial Rp.3,09 miliar. Jumlah kompensasi pegawai,

penggunaan barang dan jasa, dan manfaat sosial mengalami kenaikan dibandingkan

triwulan I 2017, masing-masing sebesar -6,80% %, 36,73% dan 691,27%, bahkan

investasi mengalami kenaikan 9,54% di Triwulan I 2018 dibandingkan triwulan I 2017.

Page 30: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 20

Grafik IV.3. komposisi belanja pemerintah dan Investasi

Kompensasi Pegawai

Penggunaan Barang dan Jasa

Konsumsi Aset Tetap

Manfaat sosial

investasi

2.306,28

1.014,91

-

3,09

3.943,77

2.474,59

742,29

-

0,34

3.530,73

2017 2018

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah)

Kontribusi belanja pemerintah dan investasi terhadap PDRB Provinsi

Lampung pada Triwulan I 2018 mengalami kenaikan sejak tahun 2015, demikian juga

PDRB Provinsi Lampung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada Triwulan I 2018,

PDRB mencapai Rp.53.689,631 milyar dengan kontribusi belanja pemerintah terhadap

PDRB sebesar 6,19%, mengalami kenaikan dibandingkan Triwulan I 2017 sebesar

0,64% (PDRB triwulan I 2017 Rp.57,96 milyar), dan kontribusi belanja pemerintah

terhadap PDRB triwulan I 2016 sebesar 1,53% (Rp.55.085,74 milyar). Dari sisi

investasi kontribusinya sebesar 1,04% pada Triwulan I 2018 terhadap PDRB,

mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan I 2017 sebesar 0,16%.

Grafik IV.4. kontribusi belanja pemerintah dan investasi pada PDRB (triwulan II)

20182017

20162015

6,19%5,55%

1,53%1,39%

1,04%0,88% 0,37%

0,03%

Belanja

Investasi

Sumber : LKPP Kanwil DJPb Prov. Lampung (data diolah

Page 31: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 21

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

Berita/Isu fiskal regional terpilih pada Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I

tahun 2018 kami menyajikan berita terkait adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT)

oleh KPK terhadap Bupati Lampung Tengah, dalam hal pencairan pinjaman kepada

PT. SMI dan Program Gerakan membangun Desa Sang Bumi Ruwai Jurai oleh Pemda

Provinsi Lampung.

A. Hutang Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung Kepada PT. Sarana

Multi Infrastruktur (PT. SMI)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Opersai Tangkap Tangan (OTT) terhadap

Bupati Kabupaten Lampung Tengah, Mustafa, berita tersebut muncul pada harian Kompas.com yakni

:“KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap Bupati Lampung Tengah.....mereka terdiri dari

anggota DPRD Lampung Tengah, pihak Pemkab Lampung Tengah dan pihak swasta. OTT ini diduga

berkaitan dengan suap dari eksekutif dalam hal ini pejabat di Pemkab Lampung Tengah kepada legislatif.

Suap itu diduga agar DPRD Pemkab Lampung Tengah menyetujui soal usulan pinjaman. Pemerintah

Lampung Tengah mengajukan usulan pinjaman pembangunan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (PT.

SMI) senilai Rp 300 miliar”.

(http://nasional.kompas.com/read/2018/02/15/21235401/kpk-tangkap-bupati-lampung-tengah)

Lembaga Keuangan Bukan Bank PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

adalah Badan Usaha Milik Negara dibawah Kementerian Keuangan, didirikan pada 26

Februari 2009, merupakan perusahaan pembiayaan infrastruktur dengan 100%

kepemilikan saham oleh Pemerintah Indonesia. PT SMI selaku BUMN dibawah

Kementerian Keuangan, melakukan kegiatan dalam hal memfasilitasi pembiayaan

infrastruktur, kegiatan pengembangan proyek dan melayani jasa konsultasi untuk

proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. PT SMI mengemban misi tugas mendukung

agenda pembangunan infrastruktur pemerintah diseluruh Indonesia melalui kemitraan

dengan lembaga-lembaga keuangan swasta atau lembaga multilateral dalam skema

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).

PT. SMI dapat berfungsi sebagai konsultan dalam percepatan pembangunan

infrastruktur di setiap pemerintah daerah di Indonesia. Sektor yang dapat dibiayai oleh

PT. SMI tidak hanya pada infrastruktur dasar tetapi meliputi infrastruktur sosial.

Pendirian PT. SMI sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan tugas khusus

mendukung agenda pengembangan infrastruktur Indonesia, dituangkan dalam surat

Keputusan Menteri Keuangan No.396/KMK.010/2009 tentang perberian izin usaha

perusahaan pembiayaan infrastruktur kepada PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Page 32: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 22

Terdapat beberapa Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung yang telah

melakukan pinjaman kepada PT. SMI.

persyaratan pengajuan hutang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan

No.174/PMK.08/2016 tentang pemberian jaminan kepada perusahaan perseroan

(persero) PT Sarana Multi Infrastruktur dalam rangka penugasan penyediaan

pembiayaan infrastruktur daerah, dengan persyaratan usul pinjaman Pemda harus

memuat Dokumen pendukung (pasal 7 ayat 2) :

1. Persetujuan DPRD

2. salinan Berita Acara pelantikan Gubernur, Bupati atau Walikota,

3. pernyataan Kepala Daerah bahwa pemda tidak mempunyai tunggakan atas

pengembalian pinjaman dari pemerintah dan/atau pihak lain,

4. studi kelayakan proyek yang akan dibiayai, yang paling kurang memuat

antara lain : latar belakang, rencana proyek dan kebutuhan pembiayaan

infrastruktur, perhitungan rasio-rasio keuangan, rencana penarikan

pinjaman, dan manfaat proyek secara ekonomi dan sosial.

5. Laporan Keuangan yang telah diaudit,

6. Dokumen resmi Pemda mengenai RPJMD, dan

7. APBD atau RAPBD tahun berkenaan.

PT. SMI melakukan penilaian atas usulan pinjaman tersebut dengan

memperhatikan aspek keuangan, aspek ekonomi, aspek sosial dan politik, dan aspek

teknis/proyek (pasal 8 ayat 2). PT SMI berkoordinasi dengan Dirjen Perimbangan

Keuangan terkait kapasitas fiskal daerah, kemampuan membayar kembali, batas

maksimal defisit APBD, dan batas maksimal kumulatif pinjaman daerah (pasal 8 ayat

3). Atas dasar hal tersebut PT. SMI menyetujui pengajuan hutang baru Pemda Kota

Bandar Lampung dimana perjanjian hutang tersebut ditandatangani per 5 Mei 2017

sebesar Rp.237,35 milyar.

Terdapat beberapa Pemda di Provinsi Lampung yang melakukan pinjaman

kepada PT. SMI yakni :

1. Pemda Kota Bandar Lampung : Jalan Rp.96 milyar (2012), kemudian Jalan

237,35 milyar (2017) yang digunakan untuk pembangunan jalan,

pembangunan Flyover dan underpass di beberapa titik jalan di Kota Bandar

Lampung untuk mengurangi kemacetan.

Page 33: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 23

2. Pemda Provinsi Lampung : Jalan 600 milyar, penandatanganan perjajian

pada tanggal 23 Januari 2018, untuk proyek 6 ruas jalan di Provinsi

Lampung yakni :

a. Simpang Korpri – Sukadamai (Bandar Lampung)

b. Padang cermin – Kedondong (Kab. Pesawaran)

c. Bangunrejo – Wates (Kab. Lampung Tengah)

d. Pringsewu – Pardasuka (Kab. Pringsewu)

e. Simpang Pematang – Brabasan (Kab. Lampung Selatan)

f. Brabasan – Wiralaga (Kab. Lampung Timur)

3. Pemda Kabupaten Lampung Selatan : Jalan 90,98 Milyar. Untuk

pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Lampung Selatan

(pinjaman dimulai tahun 2012)

4. Pemda Kabupaten Tulang Bawang Barat : Jalan 130,7 milyar

Untuk pembangunan jalan dan pasar di Kabupaten Tulang Bawang (2018).

Terkait pengajuan hutang Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah

sebesar 300 milyar, untuk masa 5 (lima) tahun dengan bunga 9% per tahun,

persyaratan pertama adalah persetujuan DPRD setempat yang tenyata menjadi

masalah karena terkena operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK, dengan dugaan

adanya indikasi suap antara aparat Pemda Kabupaten Lampung Tengah dengan

DPRD Lampung Tengah, dalam rangka mendapatkan persetujuan pinjaman oleh

DPRD setempat, sebagai salah satu persyaratan usulan pinjaman kepada PT. SMI.

PT. SMI telah menghentikan proses pencairan pinjaman daerah tersebut. “PT. SMI dalam

menjalankan perannya melalui fasilitas pembiayaan daerah tidak akan mentolerir segala aspek yang

terindikasi melanggar norma dan integritas. PT SMI juga tidak akan memproses fasilitas pembiayaan

jika terindikasi adanya potensi pelanggaran tersebut". “Komitmen kuat kami mendukung upaya

pemberantasan korupsi di Indonesia. Kami percaya bahwa dengan mengedepankan integritas dan

tata kelola yang baik serta bersama pemangku kepentingan berkomitmen mendukung

pemberantasan korupsi, PT SMI siap mendukung Pemerintah Daerah dalam mewujudkan percepatan

pembangunan infrastruktur berkeadilan bagi rakyat Indonesia," kata Direktur Utama PT SMI, Emma

Sri Martini, dalam keterangan persnya. (detiknesw.com, sabtu, 17 Februari 2018, 00:18 WIB)

B. Program Gerakan Membangun Desa Saburai Provinsi Lampung

Nawacita Presiden Joko Widodo butir ke tiga, yakni “Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam Negara Kesatuan” di respon

oleh Pemda Provinsi Lampung dengan melaksanakan program Gerakan

Page 34: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 24

MAJU BERKEMBANG KURANG BERKEMBANG

1. Lampung Barat 10 39 49 38 136

2. Tanggamus 21 88 93 100 302

3. Lamsel 36 136 75 13 260

4. Lamtim 63 153 46 2 264

5. Lamteng 83 158 62 8 311

6. Lampura 17 85 97 48 247

7. Tulang Baw ang 3 56 74 18 151

8. Way Kanan 8 93 98 28 227

9. Pesaw aran 11 67 46 20 144

10. Pringsew u 43 61 23 4 131

11. Mesuji 0 19 55 31 105

12. Tuba Barat 7 32 44 13 96

13. B.Lampung 68 48 9 1 126

14. Metro 20 2 0 0 22

15. Pesisir Barat 1 12 49 56 118

391 1.049 820 380 2.640

Sumber : Dinas PMD Provinsi Lampung

Jumlah

KATEGORI DESA/KELURAHAN

TABEL V.1 KATAGORI DESA/KELURAHAN di PROVINSI LAMPUNG

BERDASARKAN INDEKS KEMAJUAN DESA

KAB/KOTANO TERTINGGAL JUMLAH

Membangun Desa Sai Bumi Ruwai Jurai (Gerbang Desa Saburai) . Program ini

dilaksanakan Pemda Provinsi Lampung secara bertahap dimulai dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2018, dikarenakan masih terdapat 380 desa di Provinsi

Lampung dengan kategori tertinggal berdasarkan hasil penilaian oleh BPS dengan

menggunakan 5 Aspek dan 29 Indikator dalam Indeks Kemajuan Desa (IKD) yaitu :

1. Prasarana Dasar (Listrik, Air Minum, Jalan);

2. Sarana (Transportasi Umum, Sinyal HP, Siaran TV, Irigasi, Pasar, Pertokoan,

Fasilitas Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Posyandu, Sekolah, Kantor Desa,

Akses ke kecamatan);

3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Pemukiman Kumuh, Keamanan dan

ketertiban, Fasilitas Kredit Usaha, UMKM, Fasilitas Ruang Terbuka Publik);

4. Lingkungan (MCK, Tempat Sampah, Pembuangan Limbah, Pencemaran);

5. Kelembagaan (BPD, Aparatur, Program/Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat).

Program Gerbang desa

saburai merupakan suatu

gerakan yang dilakukan dari,

oleh, dan untuk masyarakat

di Provinsi Lampung agar

secara bersama dalam

upaya mempercepat

pembangunan infrastruktur

desa bagi pengembangan

otonomi masyarakat desa.

Program ini berupa bantuan

keuangan yang diberikan

oleh Pemda Provinsi

Lampung kepada desa-desa

tertinggal di Provinsi Lampung dalam rangka percepatan pembangunan,

penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan

pemerintah desa. Program Gerbang Desa Saburai dilaksanakan dengan sinergitas

program kegiatan antar SKPD terkait, Pemerintah Kab/Kota, peran serta swasta

(CSR) dan masyarakat dalam rangka memajukan desa tertinggal menjadi lebih

sejahtera. Program Gerbang Desa Saburai dibentuk berdasarkan Surat Keputusan

Gubernur Lampung Nomor G/087/II.02/HK/2014 tentang Pembentukan Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Lampung. Program Gerbang

Page 35: KAJIAN FISKAL

KAJIAN FISKAL REGIONAL triwulan I tahun 2018

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung 25

Pembangunan JalanSarana Air Bersih

Perpipaan

Sarana Air Bersih

Perpipaan

Jalan Rabat beton

TumbukSanitasi Desa Pasar Desa

Jembatan Sederhana MCK Lumbung Desa

Irigasi Sederhana

Tempat

Pembuangan

Sampah

Sarana Produksi

Pertanian

Gorong-

gorong/Saluran airPosyandu Sumur Bor

Jalan Lingkungan dllPuskesmas

Pembantu dll

Koperasi/BUMDES

dll

Sumber : Dinas PMD Provinsi Lampung

EKONOMI

PRODUKTIF

KESEHATAN

MASYARAKAT

BIDANG

FISIK/INFRASTRUKTUR

TABEL V.2 RUANG LINGKUP KEGIATAN

PROGRAM GERBANG DESA SABURAI

MAJU BERKEMBANG KURANG BERKEMBANG TERTINGGAL

1. Lampung Barat 38 0 5 14 19

2. Tanggamus 100 2 22 48 28

3. Lamsel 13 0 5 5 3

4. Lamtim 2 0 0 2 0

5. Lamteng 8 0 2 3 3

6. Lampura 48 0 10 28 10

7. Tulang Baw ang 18 0 0 10 8

8. Way Kanan 28 0 4 15 9

9. Pesaw aran 20 1 5 11 3

10. Pringsew u 4 0 0 3 1

11. Mesuji 31 1 4 17 9

12. Tuba Barat 13 0 4 6 3

13. B.Lampung 1 0 1 0 0

14. Metro 0 0 0 0 0

15. Pesisir Barat 56 1 8 24 23

380 5 70 186 119

Sumber : BPS dan Dinas PMD Provinsi Lampung

Jumlah

KONDISI DESA

TERTINGGAL

2014

KONDISI STATUS DESA 2017

TABEL V.3 PERUBAHAN STATUS KEMAJUAN DESA

TAHUN 2014 DAN 2017 MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO KAB/KOTA

Desa Saburai ini dilakukan dengan membangun berbasis desa secara menyeluruh

seperti pembangunan infrastruktur, sosial, ekonomi dan budaya.

Kemajuan dan perubahan status ketertinggalan desa menjadi harapan besar

pemerintah provinsi lampung. Hal ini tentu sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi

Lampung yaitu “Lampung Maju dan Sejahtera Tahun 2019”. Pemerintah Provinsi

Lampung terus memantau lebih jauh bagaimana perkembangan desa-desa

tertinggal yang telah mendapatkan bantuan dana dari Program Gerbang Desa

Saburai. Dari hasil pemuktahiran terhadap 380 desa/kelurahan tertinggal oleh Dinas

Pemberdayaan Pemerintah Desa yang dibantu oleh Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung, terlihat pada akhir tahun 2017 Pemda Provinsi Lampung berhasil

mengangkat 261 desa tertinggal menjadi tidak tertinggal. Gambaran lengkap

perubahan status desa dapat dilihat pada tabel berikut :

Program tersebut menurunkan

angka kemiskinan 0,17 poin dari

sebelumnya (September 2016)

13,86% menjadi 13,69% dan

jumlah penduduk miskin juga

mengalami penurunan sebanyak

8,08 ribu jiwa dari 1,140 juta jiwa

(September 2016) menjadi 1,132

juta jiwa (maret 2017) (sumber :

Penghitungan hasil survey sosial

ekonomi nasional (Susenas) Maret 2017

pada semester 1 tahun 2017)

Tahun 2015 Bantuan 100 Juta/desa Target 30 Desa tertinggal

Gambar V.1 Kebijakan Pemda Provinsi Lampung dalam Program Gerbang Desa

Tahun 2016 Bantuan 300 Juta/desa Target 100 Desa (30 + 70 Desa tertinggal)

Tahun 2017 Bantuan 240 Juta/desa Target 230 Desa (100 + 130 Desa tertinggal)

Tahun 2018 Alokasi dana Bantuan 60 Milyar Target 380 Desa (230 + 150 Desa tertinggal) Sehingga tahun 2018 selesai terentaskan, hingga di

tahun 2019 tidak ada lagi desa tertinggal di Lampung