KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan...

87
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2011

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN-III

2011

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

ii Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

iiiKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang

tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala. Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) disusun dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh. Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya. Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, November 2011 BANK INDONESIA MAKASSAR

ttd.

Lambok A. Siahaan

Pemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

iv Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

vKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ iii

DAFTAR ISI ~ v

DAFTAR GRAFIK ~ vii

DAFTAR TABEL ~ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI KER Trw. III-2011 ~5

BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 7

1.1. Permintaan Daerah ~ 7

1.1.1. Investasi ~ 8

1.1.2. Konsumsi ~ 10

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor) ~ 12

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral) ~ 15

1.2.1. Sektor Pertanian ~ 16

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restauran ~ 17

1.2.3. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 19

1.2.4. Sektor Industri Pengolahan ~ 20

1.2.5. Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 21

1.2.6. Sektor Konstruksi ~ 22

1.2.7. Sektor Jasa-jasa ~ 23

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air ~ 23

1.2.9. Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 24

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 27

2.1. Perkembangan Inflasi ~ 27

2.1.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ~ 27

2.1.2 Inflasi Berdasarkan Kota ~ 39

2.2 Disagregasi Inflasi ~ 41

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI~ 43

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 45

A. Perbankan~ 45

3.1. Kondisi Umum ~ 45

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

vi Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

3.1.1. Perkembangan Kelembagaan ~ 45

3.1.2. Perkembangan Aset Perbankan ~ 46

3.2. Intermediasi Perbankan ~ 46

3.2.1. Perkembangan Dana Masyarakat ~ 46

3.2.2. Penyaluran Kredit ~ 47

3.2.3. Kredit UMKM ~ 50

3.3. Perbankan Syariah ~ 51

3.4. Perbankan BPR ~ 52

B. Sistem Pembayaran~ 53

3.5. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 53

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 54

3.7. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 55

3.7.1. Perkembangan RTGS ~ 55

3.7.2. Perkembangan Kliring ~ 56

BOKS I DAMPAK PERLAMBATAN PEREKONOMIAN NEGARA MAJU

TERHADAP KINERJA EKSPOR SULAMPUA ~ 57

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 59

4.1. Pendapatan Daerah ~ 59

4.2. Belanja Daerah dan Transfer ~ 59

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 61

5.1. Ketenagakerjaan ~ 61

5.2. Kesejahteraan ~ 62

5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 62

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 64

5.3. Survei ~ 65

BOKS II PERKEMBANGAN GADAI EMAS SYARIAH DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KINERJA PERBANKAN SYARIAH SULAMPUA ~ 67

BAB 6 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 69

6.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 69

6.2. Outlook Inflasi ~ 72

6.3. Prospek Perbankan ~ 74

LAMPIRAN ~ 75

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

viiKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Daftar Grafik Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7 Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 9 Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 10 Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 12 Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 14 Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian~ 17 Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel Restauran~ 18 Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 19 Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Industri Pengolahan ~ 20 Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 21 Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan ~ 23 Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 24 Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan~ 25 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 27 Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 28 Grafik 2.3. Perkembangan Harga Internasioanal: Komoditas Emas~ 28 Grafik 2.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan~ 28 Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang (%;qtq)~ 29 Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 30 Grafik 2.7. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.Bahan Kimia~ 30 Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan (%;qtq)~ 30 Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 31 Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau (%;

qtq)~ 31 Grafik 2.11. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil

SPH di Makassar ~ 32 Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan ~ 33 Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar~ 33 Grafik 2.14. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar (%; qtq)~

34 Grafik 2.15. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi ~ 34 Grafik 2.16. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~ 35 Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~35 Grafik 2.18. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 35 Grafik 2.19. Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini DIbandingkan 6 b.y.l~ 35 Grafik 2.20. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis ~36 Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kel. Bahan Makanan ~36 Grafik 2.22. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Bahan Makanan-

Rokok SPH di Makassar~ 37 Grafik 2.23. Perkembangan Inflasi Kel. Bahan Makanan (%;qtq) ~37 Grafik 2.24. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 38 Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan ~ 39 Grafik 2.26. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Kendaraan & Suku Cadang ~39 Grafik 2.27. Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 40 Grafik 2.28. Sumbangan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 42 Grafik 2.29. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 42

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

viii Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 48 Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Penghasilan 6 bln y.a.d ~ 48 Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembayaran Bank Umum Per Jenis Penggunaan Tw. III-2011 ~

48 Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembayaran Bank Umum Per Jenis Sektor Tw. III-2011 ~ 48 Grafik 3.5. NPLs Per Sektor Ekonomi Triwulan III-2011~ 50 Grafik 3.6. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi Tw. III-

2011~ 50 Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S~ 52 Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S~ 52 Grafik 3.9. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow)~ 54 Grafik 3.10. Aliran Uang Kartal Keluar(Outflow)~ 54 Grafik 3.11. Aliran Uang Kartal Masuk-Keluar(Net Inflow)~ 54 Grafik 3.12.Pemberian Tanda Tidak berharga dan Inflow ~ 54 Grafik 3.13.Transakai RTGS-Total Transaksi ~ 55 Grafik 3.14. Transakai RTGS-Incoming ~ 55 Grafik 3.15. Transakai RTGS-Outgoing~ 55 Grafik 5.1. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 62 Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 63 Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 63 Grafik 5.4. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 63 Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 64 Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2010 ~ 65 Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 65 Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Yang Lalu ~ 65 Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 70 Grafik 6.2. Indeks PDRB SUlsel (yoy) dan Proyeksinya~ 70 Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan y.a.d ~ 70 Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen 6 bulan y.a.d ~ 70 Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 bulan y.a.d ~ 71 Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 71 Grafik 6.7. Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods ~ 71 Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 73 Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 73 Grafik 6.10. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 73 Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 73

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

ixKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (yoy) ~ 8 Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (yoy) ~ 16

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy) ~ 27 Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang ~ 28 Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 30 Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 31 Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 33 Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 35 Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga~ 36 Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan ~ 38 Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 41 Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 45 Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 46 Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 47 Tabel 3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan~ 47 Tabel 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 49 Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 49 Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank

Umum (y.o.y) ~ 51 Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 51 Tabel 3.9. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 56 Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan

Semester II-2010~ 60 Tabel 5.1. Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan Utama ~ 61

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

x Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

1Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Ringkasan Eksekutif

Asesmen Ekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukan kinerja yang baik.

Perekonomian Sulsel pada triwulan III-2011 tumbuh cukup tinggi sebesar 8,35%

(y.o.y), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010 (7,39%) dan sedikit melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,63% (sumber: Badan Pusat

Statistik Sulawesi Selatan). Perekonomian Sulsel pada triwulan III-2011 masih tumbuh di atas

pertumbuhan nasional yang sebesar 6,5% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama masih didukung oleh

kinerja investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor utama

yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, sektor

perdagangan-hotel-restauran, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan dan sektor

industri pengolahan.

Asesmen Inflasi Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan III-2011, masih sejalan dengan arah

proyeksi inflasi yang diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi

pada triwulan III-2011 sebesar 3,37% (y.o.y), melambat dibandingkan triwulan III-2010

sebesar 6,58% (y.o.y) dan triwulan I-2011 sebesar 6,37% (y.o.y). Dengan kondisi demikian,

inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 4,61%

(y.o.y. Secara tahunan, terdapat 3 (tiga) kelompok komoditas yang memiliki laju inflasi

tertinggi yaitu kelompok sandang, kelompok kesehatan dan kelompok makanan jadi.

Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan III-2011 masih tumbuh

pada level yang lebih tinggi dari kinerja perbankan nasional, yang tercermin dari

indikator perbankan seperti total aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dibandingkan

triwulan sebelumnya, total aset perbankan tumbuh sebesar 23,54% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 22,02%. Peningkatan pertumbuhan total aset

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

2 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

tersebut sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan DPK namun disisi lain pertumbuhan

kredit lebih tinggi sehingga mendorong peningkatan LDR perbankan Sulsel menjadi sebesar

130% dari sebelumnya 127,9%. Sedangkan Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum pada

triwulan laporan secara gross tercatat sebesar 3,22%, masih berada dibawah batas aman

5,00%.

Kemudian, dari sisi sistem pembayaran, diperkirakan didorong oleh transaksi

perekonomian yang bernominal besar, sementara adanya tekanan pertumbuhan

ekonomi tercermin dari meningkatnya net inflow dan menurunnya nilai kliring pada triwulan

laporan. Kondisi tersebut relatif sejalan dengan melambatnya pertumbuhan perekonomian

Sulsel pada triwulan laporan.

Pada triwulan II-2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan

net inflow sebesar Rp0,19 triliun. Di sisi lain, jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak

edar yang telah dibukukan sebagai PTTB tercatat sebesar Rp0,72 triliun, relatif menurun

apabila dibandingkan PTTB pada triwulan I-2011. Sedangkan Jumlah temuan uang palsu

di KBI Makassar selama triwulan laporan tercatat sebanyak 217 lembar dengan nilai nominal

sebesar Rp14,07 juta, mengalami penurunan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya

Dari sisi transaksi non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan

III-2011 meningkat menjadi Rp47,0 triliun atau tumbuh sebesar 29,9% (y.o.y) dibandingkan

triwulan sebelumnya Pada sisi lain, pertumbuhan kliring pada triwulan III-2011

menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 9,58% pada triwulan

II-2011 menjadi 8,86%.

Asesmen Keuangan Daerah Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan III-2011 berada

pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Pada sisi

penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 79,12% pada triwulan III-2011, namun

demikian jika dilihat dari sisi belanja daerah realisasi masih belum optimal (63,54%). Kondisi

tersebut relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III-2011

tumbuh relatif kecil, yaitu sebesar 1,15% (y.o.y).

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Daya serap perkembangan pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Februari 2011

terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun sebelumnya

(62,2%). Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel tercatat mengalami

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

3Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

penurunan sebesar 1,3%, dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi 6,7% pada Februari 2011.

Selanjutnya di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulsel juga memberikan kontribusi positif

dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani

(NTP), yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata

pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan III-2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 7,01%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

6,33% (yoy).

Prospek Ekonomi Triwulan IV-2011

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan IV-2011 diperkirakan

masih tumbuh cukup tinggi atau diproyeksikan tumbuh 8,58% +0,5% (yoy). Pada sisi

permintaan, pertumbuhan pada triwulan IV-2011 akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

konsumsi rumah tangga, swasta maupun pemerintah yang masih tinggi. Selanjutnya untuk

investasi, pada triwulan IV-2011 juga diperkirakan masih tumbuh tinggi sejalan dengan

masih derasnya penanaman modal di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun 2011 dan

didukung akselerasi penyelesaian proyek-proyek pembangunan fisik menjelang akhir tahun.

Pada sisi ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel diperkirakan akan meningkat. Pada sisi

penawaran, dorongan pertumbuhan diperkirakan berasal dari kinerja sektor perdagangan-

hotel-restauran (PHR), sektor konstruksi, sektor angkutan-komunikasi, sektor industri

pengolahan dan sektor pertambangan-penggalian yang masih tumbuh baik.

Pada triwulan IV-2011 mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan masih akan

melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan III-2011, yaitu berada

pada kisaran 3,02% ± 0.5%(yoy). Tekanan inflasi pada triwulan IV-2011 diperkirakan

masih bersumber dari peningkatan inflasi volatile food dan inflasi inti.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan tumbuh lebih

baik daripada triwulan III-2011. Intermediasi perbankan diprediksi masih akan tumbuh cukup

signifikan sampai dengan akhir tahun, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran

kredit. Kondisi perekonomian Indonesia yang cukup stabil dan juga perekonomian Sulsel

yang tumbuh dengan baik, diiringi oleh laju inflasi yang cukup terjaga menciptakan kondisi

yang kondusif bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaan usaha.

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

4 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

5Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. INFLASI dan PDRB

 

1 2 3 4 1 2 3

MAKRO

- S ulawes i S elatan 120.11 120.79 125.64 126.75 127.70 128.50 129.87 - S ulawes i Utara 118.72 118.96 123.49 125.27 126.91 125.09 125.03 - Gorontalo 120.20 119.90 126.65 127.11 127.14 128.43 130.79 - P apua 119.07 120.30 121.94 122.80 123.97 125.03 125.38 - Irian J aya Barat 134.75 137.15 143.69 143.34 141.35 143.74 144.65 - Maluku 121.22 121.54 127.25 128.22 126.62 133.69 132.65 - S ulawes i Tengah 120.19 122.19 128.22 128.70 131.90 130.99 132.18 - S ulawes i Tenggara 122.60 123.46 128.12 127.61 130.61 132.76 138.21 - S ulawes i Barat 122.39 123.13 125.07 127.59 129.63 130.74 132.64 - Maluku Utara 122.53 120.99 124.11 126.78 127.41 129.17 130.62

- S ulawes i S elatan 3.46 5.00 6.58 6.57 6.33 6.38 3.37 - S ulawes i Utara 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 5.15 1.25 - Gorontalo 3.59 2.73 7.60 7.43 5.77 7.11 3.27 - P apua 3.31 4.75 4.56 4.48 4.12 3.93 2.82 - Irian J aya Barat 3.23 4.57 8.65 7.41 4.90 4.80 0.66 - Maluku 7.08 10.04 13.15 8.78 4.45 10.00 4.24 - S ulawes i Tengah 3.21 5.31 6.92 6.40 9.74 7.20 3.09 - S ulawes i Tenggara 1.35 2.41 3.99 3.87 6.53 7.53 7.88 - S ulawes i Barat 3.00 3.56 3.69 5.12 5.92 6.18 6.05 - Maluku Utara 4.43 3.40 4.69 5.32 3.98 6.76 5.25

1. P ertanian 3,265.68 3,615.33 3,780.29 3,218.25 3,582.10 3,946.20 4,019.30 2. P ertambangan dan P enggalian 1,157.58 1,101.71 1,087.69 1,143.21 1,005.80 1,126.00 1,093.60 3. Indus tri P engolahan 1,648.87 1,748.89 1,738.57 1,733.02 1,700.00 1,805.70 1,876.90 4. L is trik, Gas , dan Air Bers ih 123.69 136.38 139.20 130.32 128.70 139.30 147.60 5. Kons truks i/Bangunan 694.20 709.11 733.65 763.20 753.10 789.60 825.50 6. P erdagangan, Hotel dan R es toran 2,043.86 2,102.33 2,220.16 2,332.84 2,279.30 2,369.20 2,434.00 7. Angkutan dan Komunikas i 1,061.81 1,123.81 1,181.41 1,253.06 1,201.00 1,239.10 1,312.10 9. Keuangan, P ersewaan dan J asa 929.37 930.77 903.17 978.82 1,010.00 1,059.10 1,089.20 10. J asa-jasa 1,348.10 1,366.30 1,390.83 1,430.40 1,439.80 1,467.60 1,477.10

7.96 9.22 7.48 8.93 7.34 8.63 8.35 *

478.48 477.22 592.28 466.81 448.01 632.12 433.23 194.26 166.57 271.79 241.98 222.94 281.98 160.79 122.67 102.04 256.08 178.49 174.14 183.41 135.27 254.08 305.13 201.77 233.87 225.88 351.82 238.61

Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007

2010 2011

Indeks Haga Konsumen

*) S ementara

Volume Impor Non Migas (R ibu Ton)Nilai Impor Non Migas (US D J uta)

Nilai E kspor Non Migas (US D J uta)Volume E kspor Non Migas (R ibu Ton)

Laju Inflas i Tahunan (y.o.y;%)

P DR B - Harga Konstan (Miliar R p)

Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)

INDIKATOR

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

6 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN B. PERBANKAN

1 2 3 4 1 2 3

Total Aset (R p. Miliar) 42,063 46,117 48,938 52,865 53,491 57,590 60,460

30,175.34 32,752.57 33,958.94 37,298.83 37,461.05 39,159.37 41,077.42 Giro 5,148.85 5,731.33 5,947.53 5,627.99 6,515.71 6,714.94 6,835.08 Tabungan 14,676.24 16,737.24 18,273.54 20,864.60 19,647.54 20,907.44 21,923.44 Depos ito 10,350.25 10,283.99 9,737.87 10,806.24 11,297.80 11,536.99 12,318.91

37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 50,084.59 53,400.54 - Modal Kerja 13,853.82 14,873.23 15,424.31 16,609.73 17,246.85 18,799.07 20,119.73 - Inves tas i 7,705.26 8,143.12 7,975.95 8,960.67 9,147.97 10,027.45 10,683.02 - Konsums i 15,482.34 16,867.42 17,720.21 17,454.80 20,125.05 21,258.07 22,597.79

122.75% 121.77% 121.09% 115.35% 124.18% 127.90% 130.00%

37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 50,084.59 53,400.54 - P ertanian 513.85 448.33 412.95 468.23 498.92 691.61 782.15 - P ertambangan 263.03 259.60 263.17 331.22 339.16 417.55 478.44 - Industri pengolahan 2,921.77 3,277.68 3,366.74 3,884.30 3,700.81 3,971.28 4,056.51 - L is trik,Gas dan Air 339.47 299.16 417.94 440.60 419.63 283.72 374.41 - Konstruks i 1,934.70 2,319.01 2,529.77 2,678.57 2,869.88 2,915.15 3,123.11 - P erdagangan 9,057.40 9,853.48 11,435.18 12,677.98 11,994.85 13,682.69 14,257.13 - P engangkutan 1,175.62 1,284.72 1,020.97 1,005.47 1,040.09 1,267.20 1,425.98 - J asa Dunia Usaha 1,100.71 899.49 986.38 1,577.55 1,932.32 2,295.68 2,722.41 - J asa S os ial Masyarakat 1,515.69 1,678.92 1,461.84 1,640.52 1,684.90 1,591.33 1,650.43 - Lain-lain 18,219.20 19,563.37 19,225.53 18,320.78 22,039.30 22,968.38 24,529.98

17,563.20 20,207.56 13,412.15 13,198.51 15,199.94 15,753.23 16,713.45

3,901.54 4,608.93 1,702.46 1,189.31 2,279.30 2,830.81 3,117.38 - Modal Kerja 1,223.68 1,458.37 1,335.60 845.46 1,965.22 2,467.18 2,768.45 - Inves tas i 369.88 450.21 366.87 343.85 314.08 363.64 348.93 - Konsums i 2,307.99 2,700.34 - - - - -

10,342.59 10,926.40 7,066.34 6,654.87 7,834.56 8,338.30 8,295.29 - Modal Kerja 3,765.82 4,271.83 5,016.06 4,588.83 5,122.02 5,282.13 5,149.41 - Inves tas i 1,564.84 1,786.43 1,949.52 1,961.89 2,482.85 3,056.17 3,145.87 - Konsums i 5,011.93 4,868.15 100.76 104.15 229.69 - -

3,319.07 4,672.24 4,643.34 5,354.33 5,086.08 4,584.12 5,300.78 - Modal Kerja 2,343.29 3,372.92 3,540.80 4,038.91 4,000.27 3,696.88 4,278.79 - Inves tas i 832.52 1,123.67 1,102.54 1,315.41 1,085.81 887.24 1,021.99 - Konsums i 143.26 175.65 - - - - -

3.47% 2.95% 3.06% 2.94% 3.25% 3.36% 3.22%

2.99% 3.01% 3.75% 3.94% 4.82% 5.43% 4.96%

BANK UMUM SYARIAH1,465.95 1,525.11 1,575.50 1,978.89 1,994.61 2,379.65 2,927.33

884.32 900.65 952.41 1,192.44 1,253.51 1,289.01 1,398.57 Giro 79.86 92.94 130.68 208.60 162.30 153.40 165.40 Tabungan 377.86 395.69 414.33 479.01 544.78 569.44 648.90 Depos ito 426.60 412.01 407.40 504.83 546.43 566.17 584.27

1,699.14 1,650.08 1,954.48 2,020.19 2,357.99 2,656.38 2,876.48 - Modal Kerja 585.30 578.31 660.86 662.12 790.24 762.31 692.88 - Inves tas i 165.20 388.05 376.63 346.89 353.25 352.14 404.19 - Konsums i 948.65 683.72 916.99 1,011.17 1,214.50 1,541.93 1,779.40

192.14% 183.21% 205.21% 169.42% 188.11% 206.10% 205.67%

Catt.* (<R p. 50 J uta)** (R p. 50 < X < R p. 500 J uta)*** (R p. 500 J uta < X < R p. 5 M)**** Data S ementara

FDR

Total Aset (Rp. Miliar)

D P K (Rp. Miliar)

Pembiayaan - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Mi

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

20112010

NPL UMKM gross (%)

Kredit UMKM (Rp. Miliar)

Kredit Mikro* (Rp. Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp. Miliar)

NPL Total gross (%)

D P K (Rp. Miliar)

L D R

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

7Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Bab 1

Perkembangan Kondisi Makroekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) menunjukan kinerja yang baik. Perekonomian

Sulsel pada triwulan III-2011 tumbuh cukup tinggi sebesar 8,35% (y.o.y), atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan III-2010 (7,39%) dan sedikit melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 8,63% (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan).

Perekonomian Sulsel pada triwulan III-2011 masih tumbuh di atas pertumbuhan nasional

yang sebesar 6,5% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama masih didukung oleh

kinerja investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor utama yang

menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, sektor perdagangan-

hotel-restauran, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan dan sektor industri

pengolahan.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB

1.1 Permintaan Daerah

Pada triwulan III-2011, secara umum seluruh komponen permintaan mengalami

pertumbuhan positif, meskipun jika ditinjau lebih lanjut net ekspor tumbuh negatif. Kegiatan

investasi masih menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel. Peran

konsumsi yang sejak awal 2009 lebih dominan dalam memberikan sumbangan terhadap

pertumbuhan perekonomian Sulsel, mulai digeser perannya oleh kinerja investasi sejak

triwulan I-2011. Pertumbuhan investasi pada triwulan III-2011 tercatat sebesar 27,66%

(y.o.y), sehingga memberikan sumbangan sebesar 5,46%. Selain itu, konsumsi tumbuh

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 3**

2009 2010 2011

y.o.y Sulsel

y.o.y Nas

Sumber : BPS, diolah

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

8 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

cukup baik pada triwulan laporan menjadi sebesar 4,61% (y.o.y) atau lebih besar apabila

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,09% (y.o.y). Namun demikian,

konsumsi masih memberikan sumbangan yang cukup baik yaitu sebesar 3,12%. Kegiatan

perdagangan eksternal perlu sedikit mendapatkan perhatian karena pertumbuhan ekspor

yang relatif tinggi, dilampaui oleh pertumbuhan impor. Hal ini menyebabkan pertumbuhan

net ekspor terkontraksi 1,82% (yoy) pada triwulan III-2011 dan memberikan sumbangan

yang negatif terhadap pertumbuhan sebesar 0,23%.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)

1.1.1. Investasi

Investasi menjadi penyumbang terbesar pada sisi permintaan yaitu 5,46% dari total

pertumbuhan Sulsel pada periode laporan 8,35%. Kinerja investasi pada triwulan laporan

yang masih tumbuh cukup signifikan yaitu sebesar 27,66% (y.o.y). Pertumbuhan dimaksud

jauh lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan II-2011 sebesar 18,58% (y.o.y), maupun

dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 7,03% (y.o.y). Pertumbuhan investasi di Sulsel pada

triwulan ini masih didorong oleh realisasi proyek-proyek infrastruktur swasta. Penanaman

Modal Asing (PMA) diperkirakan masih akan mendominasi investasi di Provinsi Sulsel pada

2011. Sejumlah investasi yang direalisasikan pada 2011 merupakan realisasi dari komitmen

investor yang disepakati sepanjang 2010, seperti investasi pembangkit listrik1. Ditambah lagi

dengan percepatan realisasi investasi di sektor pemerintah menjelang akhir tahun, yang

tercermin pada realisasi belanja modal Pemda baru mencapai 48,89% pada triwulan III-2011

(lihat Bab Keuangan Daerah).

1 Seputar Sulawesi, 8 Maret 2011, PMA Dominasi Investasi Sulsel 2011, http://seputarsulawesi.com/news-1319-pmadominasiinvestasisulsel2011.html.

Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL1 4.75% 32.03% ‐44.04% ‐40.98% ‐55.43% 4.09% 3.34% 6.29% ‐20.79% ‐15.25% ‐5.54% 4.09%2 6.17% 11.09% ‐30.04% ‐36.22% ‐5.13% 6.19% 4.31% 2.34% ‐13.62% ‐13.16% ‐0.46% 6.19%3 6.30% 1.04% ‐29.27% ‐46.39% 38.34% 8.04% 4.41% 0.22% ‐12.87% ‐16.28% 3.41% 8.04%4 7.23% 22.80% 26.29% 43.77% ‐33.40% 6.53% 5.17% 4.43% 10.65% 13.71% ‐3.06% 6.53%1 6.19% 2.75% 90.54% 98.08% 53.35% 7.35% 4.38% 0.69% 22.98% 20.70% 2.28% 7.35%2 6.48% 9.64% 57.06% 67.22% 29.55% 9.04% 4.53% 2.13% 17.04% 14.66% 2.38% 9.04%3 5.63% 7.03% 62.70% 91.46% 18.68% 7.39% 3.88% 1.39% 18.05% 15.93% 2.13% 7.39%4 5.78% 6.62% 18.27% 12.97% 57.38% 8.93% 4.16% 1.48% 8.77% 5.48% 3.29% 8.93%1 4.65% 28.44% 5.90% 13.77% ‐44.24% 7.34% 3.26% 6.78% 2.66% 5.36% ‐2.70% 7.34%2 4.09% 18.58% 23.20% 24.72% 17.88% 8.63% 2.79% 4.13% 9.98% 8.27% 1.71% 8.63%3 4.61% 27.66% 27.82% 39.83% ‐1.82% 8.35% 3.12% 5.46% 12.14% 12.37% ‐0.23% 8.35%4

Sumber : BPS & Proyeksi BI

Note: Investasi merupakan penggabungan antara PMTB dan perubahan inventori

* Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara

PERTUMBUHAN (yoy) SUMBANGAN (yoy)PERIODE

2011

**20

0920

10*

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

9Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Perkembangan investasi yang sangat tinggi, tercermin dari hasil survei penjualan

eceran untuk kelompok bahan konstruksi dimana indeks penjualannya masih tinggi pada

triwulan laporan (grafik 1.2.1). Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi, juga ditandai

dengan masih tingginya volume impor capital goods (grafik 1.2.2) dan realisasi pengadaan

semen (grafik 1.2.3.).

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi

Grafik 1.2.1.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi

Grafik 1.2.2. Volume Impor Capital Goods

Grafik 1.2.3.

Realisasi Pengadaan Semen Grafik 1.2.4.

Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

Grafik 1.2.5.

Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Kons

Smb : SPE

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

70 

80 

90 

100 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011Juta Kg

Capital GoodsCapital Goods Series2

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribuan Ton

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

‐40%

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3**

2009 2010 2011

Juta GWH

Bisnis y.o.y Sbr : PLN Divre VII* Sementara

0%

5%

10%

15%

20%

25%

10 

15 

20 

25 

30 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3**

2009 2010 2011

Juta GWH

Sosial y.o.y Sbr : PLN Divre VII

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

10 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

1.1.2. Konsumsi

Konsumsi memberikan sumbangan terbesar kedua yaitu sebesar 3,12% dari total

pertumbuhan Sulsel pada periode laporan. Kinerja konsumsi pada triwulan laporan masih

cukup baik yaitu tercatat sebesar 4,61% (y.o.y) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II-

2011 sebesar 4,09% (y.o.y), meskipun sedikit melambat apabila dibandingkan dengan

triwulan III-2010 sebesar 5,63 % (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi yang meningkat tersebut

terutama dipengaruhi oleh aktivitas peran swasta. Sejalan dengan itu, konsumsi rumah

tangga juga tumbuh cukup baik karena masih tingginya permintaan yang didukung dengan

daya beli yang semakin baik. Dari sisi pemerintah, realisasi anggaran pemerintah yang pada

triwulan III-2011 sudah menunjukkan peningkatan cukup baik meski belum optimal dengan

realisasi belanja sebesar 63,54% dari total anggaran Rp2,97 triliun (lihat Bab Keuangan

Daerah).

Pertumbuhan konsumsi yang cukup baik tersebut, didukung pula oleh hasil survei

konsumen Bank Indonesia Makassar yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan

akan optimisme Indeks Keyakinan Konsumen pada triwulan laporan dibandingkan triwulan II-

2011 (grafik 1.3.1).

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi

Grafik 1.3.1. Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.3.2. Konsumsi Listrik Sektor RT

Grafik 1.3.3. Konsumsi Listrik Sektor Sosial

Grafik 1.3.4. Volume Impor Consumers Goods

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

95

100

105

110

115

120

125

130

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

100 

150 

200 

250 

300 

350 

400 

450 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2009 2010 2011Juta GWH

Rumah Tanggay.o.y

Sbr : PLN Divre VII

0%

5%

10%

15%

20%

25%

10 

15 

20 

25 

30 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2009 2010 2011

Juta GWH

Sosial y.o.y Sbr : PLN Divre VII

‐100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011Juta Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐ BI

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

11Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.3.5. Indeks Penj. Eceran Kel. Kend. & Sk Cadang

Grafik 1.3.7.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.3.6. Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar

Grafik 1.3.8.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Perlatan Tulis

Grafik 1.3.9.

Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani

Grafik 1.3.10. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Prompt indikator yang juga menunjukkan peningkatan konsumsi adalah

tingginya volume impor consumer goods (grafik 1.3.4), dan meningkatnya indeks

Nilai Tukar Petani (grafik 1.3.9). Selain itu, perkembangan indeks penjualan eceran

untuk kelompok kendaraan-suku cadang, peralatan tulis (grafik 1.3.5. dan 1.3.8.)

juga tumbuh meningkat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Beberapa indikator

lain yang masih menunjukan baiknya kinerja konsumsi Sulsel, antara lain tercermin

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

01020304050607080

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Bkr yoy

Smb : SPE

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

‐2%

‐1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

92 

94 

96 

98 

100 

102 

104 

106 

108 

110 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

NTP y.o.y 

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

12 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

dari pertumbuhan konsumsi listrik sektor rumah tangga (grafik 1.3.2) dan sektor

sosial (grafik 1.3.3) yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain,

perkembangan indeks penjualan eceran untuk beberapa kelompok seperti kelompok

makanan-tembakau dan pakaian-perlengkapan (grafik 1.3.7 dan 1.3.8) menunjukan

indeks penjualan yang masih cukup tinggi, namun melambat jika dibandingkan

triwulan II-2011. Kemudian perkembangan indeks penjualan eceran kelompok bahan

bakar (grafik 1.3.6) menunjukan pergerakan yang relatif stabil.

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor)

Dari sisi perdagangan eksternal, kinerja net ekspor-impor Sulsel pada triwulan laporan

mengalami kontraksi sebesar 1,82% (y.o.y) apabila dibandingkan triwulan II-2011 yang

tumbuh 17,88% (y.o.y). Pertumbuhan negatif net ekspor-impor pada triwulan laporan,

terutama disebabkan oleh pertumbuhan volume impor luar negeri, khususnya intermediate

goods dan juga impor antar pulau yang meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun

sebelumnya (grafik 1.5.4). Kenaikan kinerja impor Sulsel melebihi ekspor, menyebabkan net

ekspor Sulsel terkontraksi pada periode laporan.

Peningkatan pertumbuhan ekspor terutama didorong komoditas-komoditas ekspor

unggulan Sulsel, seperti kakao, ikan-udang-kepiting, biji-bijian berminyak dan kayu olahan

(grafik 1.4.4, grafik 1.4.5 dan grafik 1.4.7) pada Agustus 20112. Penerapan bea keluar bagi

biji kakao disinyalir membawa dampak bagi peningkatan ekspor kakao olahan. Peningkatan

ekspor juga sejalan dengan prompt yang menunjukkan tingginya volume muat luar negeri via

pelabuhan (grafik 1.4.3).

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor

Grafik 1.4.1. Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total

Grafik 1.4.2. Volume Muat Dalam Neg. via Pelabuhan

2 Sumber BPS: BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Selatan Agustus 2011

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

Ribu Ton

EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y

Smb : Cognos  ‐ BI* Sementara 14.45%

‐60%

‐50%

‐40%

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribu Ton

MUAT AP

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

13Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.4.3. Volume Muat Luar Negeri

via Pelabuhan

Grafik 1.4.4. Volume Ekspor Luar Negeri

Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain

Grafik 1.4.5.

Volume Ekspor Luar Negeri Kopi, Teh, Kakao dan Sejenisnya

Grafik 1.4.6. Volume Ekspor Luar Negeri

Komoditas Nikel

Grafik 1.4.7.

Volume Ekspor Luar Negeri Kayu Olahan

Kemudian, pertumbuhan ekspor Sulsel pada triwulan laporan juga didorong oleh

kinerja perdagangan antar pulau (ekspor antar pulau), yang tercermin dari peningkatan

aktivitas muat dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.4.2). Kegiatan ekspor antar pulau

diperkirakan dominan komoditas primer mengingat Sulsel merupakan provinsi berbasis

pertanian yang produksinya cukup baik.

Sementara, meningkatnya kinerja impor terutama terjadi karena menguatnya

permintaan terhadap barang-barang intermediate goods (grafik 1.5.1), yang terindikasi dari

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.0

0.0

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribu Ton

MUAT LN

Series2

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

‐25%‐20%‐15%‐10%‐5%0%5%10%15%20%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

Ribu Ton

IKAN, UDANG, KERANG, DLL TOTAL y.o.y

Smb : Cognos ‐ BI* Sementara

‐100%‐80%‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

‐10 20 30 40 50 60 70 80 90 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

Ribu Ton

KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA

TOTAL y.o.ySmb : Cognos ‐ BI* Sementara

‐400%

‐200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 3**

2009 2010 2011

Volume EksporGrowth (%; yoy)

Smb : Cognos  ‐ BI* Sementara

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

‐2 4 6 8 10 12 14 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

Ribu Ton

BARANG2 KAYU & GABUS

TOTAL y.o.ySmb : Cognos ‐BI* Sementara

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

14 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

meningkatnya aktivitas bongkar luar negeri via pelabuhan dari dalam negeri maupun luar

negeri (grafik 1.5.5 dan 1.5.6). Selain itu, pertumbuhan impor volume beberapa komoditas

juga cukup tinggi, seperti impor capital goods (grafik 1.5.1) dan consumer goods (grafik

1.5.3). Peningkatan impor tersebut diduga berkaitan dengan masih menguatnya nilai tukar

Rupiah terhadap USD (grafik 1.5.7) pada periode laporan yang didukung pula aktivitas

perekonomian di Sulsel yang masih tumbuh tinggi pada periode laporan.

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor

Grafik 1.5.1. Volume Impor Luar Negeri Capital Goods

Grafik 1.5.2. Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6

bln yg lalu

Grafik 1.5.3. Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods

Grafik 1.5.4. Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Grafik 1.5.5. Volume Bongkar Dalam Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.6. Volume Bongkar Luar Negeri via Pelabuhan

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

70 

80 

90 

100 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011Juta Kg

Capital GoodsCapital Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Penghasilan  saat  ini dibandingkan  6 bln yg  laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011Juta Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐ BI

‐1000%

0%

1000%

2000%

3000%

4000%

5000%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011

Juta Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribu Ton

BONGKAR APyoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0.0

0.1

0.1

0.2

0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

0.5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribu Ton

BONGKAR LN

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

15Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.5.7. Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Grafik 1.5.8. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Kendaraan dan Suku Cadang

Grafik 1.5.9.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.5.10. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

Tingginya aktivitas perekonomian tercermin juga dari hasil Survei Konsumen (SK)

Bank Indonesia, yang menunjukan peningkatan indeks penghasilan saat ini dibandingkan 6

bulan yang lalu. Selain itu Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia juga menunjukan

pergerakan yang searah, terutama pada kelompok kendaraan-suku cadang, peralatan tulis

dan bahan kimia (grafik 1.5.8, 1.5.9 dan 1.5.10).

Pertumbuhan net ekspor-impor pada periode laporan terkontraksi apabila

dibandingkan triwulan III-2010 yang tumbuh cukup tinggi sebesar 18,68% (yoy). Terjadinya

kontraksi net-ekspor pada triwulan laporan lebih disebabkan oleh pertumbuhan impor

utamanya barang modal maupun consumer goods.

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral)

Dari sisi penawaran (sektoral), secara tahunan (y.o.y) seluruh sektor mengalami

pertumbuhan positif. Beberapa sektor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi

pada triwulan laporan yaitu pertanian, perdagangan-hotel-restauran, keuangan-persewaan-

jasa perusahaan dan industri pengolahan. Dibandingkan triwulan II-2011, secara umum

sektor-sektor perekonomian di Sulsel mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

0

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

16 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

laporan kecuali 4 (empat) sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan-penggalian,

perdagangan-hotel-restoran dan jasa-jasa yang pertumbuhannya melambat pada level yang

moderat. Sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan merupakan sektor yang mengalami

pertumbuhan tertinggi pada triwulan III-2011, yaitu hingga mencapai 20,60% (yoy).

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan-jasa perusahaan, diikuti

berturut-turut oleh sektor konstruksi, angkutan-komunikasi, perdagangan-hotel-restoran,

industri pengolahan, pertanian, jasa-jasa, listrik-gas-air bersih dan pertumbuhan terendah

tercatat pada sektor pertambangan-penggalian.

Berikut ini adalah ulasan masing-masing sektor berdasarkan tingkat sumbangannya

terhadap pertumbuhan Sulsel dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan laporan masih tumbuh relatif tinggi. Pada triwulan III-

2011, sektor pertanian masih mencatat pertumbuhan sebesar 6,32%, sedikit melambat

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar 9,15% (y.o.y). Hal

tersebut disebabkan oleh menurunnya produksi perkebunan dan juga masa panen raya

Tani Tambang Industri LGA Komstr PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 7.22% ‐13.99% ‐5.80% 9.25% 15.78% 10.93% 4.77% 5.94% 7.65% 4.09%2 4.12% ‐4.51% 6.69% 9.86% 11.74% 10.55% 8.67% 9.16% 6.80% 6.19%3 6.43% ‐4.31% 11.78% 13.62% 14.64% 10.28% 10.75% 11.41% 6.71% 8.04%4 0.84% 5.73% 1.72% 2.47% 14.34% 11.33% 15.99% 18.24% 3.39% 6.53%1 ‐6.98% 25.52% 14.12% 5.08% 11.83% 8.99% 17.56% 25.16% 3.25% 7.35%2 7.68% 17.85% 3.56% 12.58% 9.07% 9.67% 15.44% 15.88% 3.13% 9.04%3 6.42% 12.52% ‐0.16% 6.31% 7.33% 10.51% 13.38% 11.82% 4.21% 7.39%4 1.09% 11.20% 8.74% 8.20% 8.68% 17.15% 13.39% 15.07% 6.44% 8.93%1 12.08% ‐13.16% 3.10% 4.05% 8.48% 11.52% 13.11% 8.67% 6.80% 7.34%2 9.15% 2.19% 3.25% 2.08% 11.35% 12.70% 10.27% 13.80% 7.42% 8.63%3 6.32% 0.52% 7.96% 5.97% 12.52% 9.64% 11.07% 20.60% 6.21% 8.35%4

2009

2010

*20

11**

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy)

Tani Tambang Industri LGA Konst PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 2.12% ‐1.37% ‐0.81% 0.09% 0.77% 1.69% 0.38% 0.38% 0.85% 4.09%2 1.20% ‐0.40% 0.95% 0.10% 0.62% 1.65% 0.70% 0.61% 0.76% 6.19%3 1.89% ‐0.38% 1.62% 0.14% 0.77% 1.65% 0.89% 0.73% 0.74% 8.04%4 0.24% 0.50% 0.24% 0.03% 0.79% 1.81% 1.36% 1.17% 0.39% 6.53%1 ‐2.11% 2.07% 1.79% 0.05% 0.65% 1.48% 1.39% 1.64% 0.37% 7.35%2 2.19% 1.42% 0.51% 0.13% 0.50% 1.57% 1.28% 1.08% 0.35% 9.04%3 1.86% 0.99% ‐0.02% 0.07% 0.41% 1.72% 1.14% 0.78% 0.46% 7.39%4 0.29% 0.97% 1.17% 0.08% 0.51% 2.87% 1.24% 1.08% 0.73% 8.93%1 3.16% ‐1.25% 0.42% 0.04% 0.48% 1.93% 1.14% 0.66% 0.75% 7.34%2 2.58% 0.19% 0.44% 0.02% 0.63% 2.08% 0.90% 1.00% 0.79% 8.63%3 1.81% 0.04% 1.05% 0.06% 0.70% 1.62% 0.99% 1.41% 0.66% 8.35%4

Sumber : BPS & Proyeksi BI

* Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara

2009*

2010*

2011**

PERIODESUMBANGAN (yoy)

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

17Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

kedua pada triwulan III-2011 dengan pertumbuhan produksi tidak lebih baik daripada masa

panen raya tahap pertama tahun ini.

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian

Grafik 1.6.1. Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

Grafik 1.6.2. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani

Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian dimaksud, juga dicerminkan oleh

menurunnya pertumbuhan indeks yang diterima petani yang juga relatif menurun

dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.6.1 dan 1.6.2) yang mencerminkan pertumbuhan

hasil panen yang relatif belum optimal. Secara keseluruhan, kesejahteraan petani masih baik

yang tercermin pada Indeks Nilai Tukar Petani yang meningkat karena penurunan

pertumbuhan indeks yang dibayarkan petani lebih besar daripada yang diterima petani.

Dibandingkan triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 6,42% (y.o.y), pertumbuhan

kinerja sektor pertanian pada periode laporan tercatat sedikit lebih kecil. Pada triwulan III-

2011, kinerja sektor perkebunan tidak optimal.

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR)

Pertumbuhan sektor ini juga cukup tinggi dengan tingkat pertumbuhan sebesar

9,64% (y.o.y). Meskipun pertumbuhan pada triwulan laporan cenderung melambat apabila

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,70% (y.o.y). Kondisi melambatnya

pertumbuhan pada sektor ini juga tercermin dari beberapa prompt indikator seperti rata-rata

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) berbintang (grafik 1.7.2) dan hasil survei penjualan eceran

kelompok makanan-tembakau dan kelompok pakaian perlengkapan (grafik 1.7.3 dan 1.7.4).

Dimana indikator-indikator tersebut menunjukan masih tingginya indeks penjualan

komoditas dimaksud, meski dari sisi pertumbuhan mengalami perlambatan.

Di sisi lain, faktor pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan

konsumsi masyarakat terhadap produk-produk perawatan kecantikan dan juga peralatan

tulis, yang secara langsung maupun tidak langsung juga berkontribusi terhadap

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

20 

40 

60 

80 

100 

120 

140 

160 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Yang Diterima  Petani y.o.y 

‐2%

‐1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

92 

94 

96 

98 

100 

102 

104 

106 

108 

110 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

NTP y.o.y 

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

18 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

pertumbuhan sub-sektor perdagangan dan restauran pada triwulan laporan. Kondisi sektor

tersebut terkonfirmasi dari meningkatnya indeks penjualan eceran untuk kelompok

komoditas peralatan tulis (grafik 1.7.5) serta kelompok komoditas bahan kimia (grafik 1.7.6).

Selain itu, peningkatan volume dan pertumbuhan aktivitas bongkar muat luar negeri dan

juga anatar pulau yang meningkat cukup besar (grafik 1.7.1 dan grafik 1.7.7).

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

Grafik 1.7.1. Volume Bongkar Muat Luar Negeri

Via Pelabuhan

Grafik 1.7.2. Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar

Hotel Berbintang

Grafik 1.7.3. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.7.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.7.5. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.7.6. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribu Ton

BONGKAR LN

MUAT LN

Series3

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2009 2010 2011

Ss yoy

Sumber: BPS

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

0

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

19Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.7.7. Vol. Bongkar Muat LN Via Pelabuhan

1.2.3. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Pertumbuhan sektor ini paling tinggi selama dua triwulan terakhir, apabila

dibandingkan 9 (sembilan) sektor perekonomian lainnya. Pada triwulan III-2011, sektor

dimaksud tumbuh sangat tinggi yaitu sebesar 20,60% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan II-2011 yang sebesar 13,80% (y.o.y) dan juga lebih tinggi

dibandingkan triwulan III-2010 yang sebesar 11,82% (y.o.y). Tingginya pertumbuhan sektor

keuangan-persewaan-jasa perusahaan pada triwulan III-2011, diperkirakan terutama

didorong oleh sub sektor keuangan yaitu dari tingginya aktivitas perbankan dan juga non-

keuangan di Sulsel pada tahun 2011. Selain itu, peningkatan sektor dimaksud diperkirakan

pengaruh dari relatif besarnya aliran investasi asing atau peran swasta di Sulsel pada 2011.

Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan pembiayaan lembaga keuangan non

bank, Nilai Tambah Bruto (NTB) Bank Umum dan perkembangan kredit bank umum (grafik

1.8.1, 1.8.2 dan 1.8.3) yang cukup tinggi pada triwulan III-2011.

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Grafik 1.8.1. Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank

Grafik 1.8.2. Nilai Tambah Bruto Bank Umum

‐60%‐50%

‐40%

‐30%

‐20%‐10%

0%

10%

20%30%

40%

50%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribu Ton

BONGKAR AP

MUAT AP

Series3

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

800 

900 

1,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2009 2010 2011

Millions

Sbr : Kanwil Pegadaian   Mks* Sementara

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Trilyun Rp

NTB SULSEL

Sbr : LBU ‐ BI

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

20 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 1.8.3. Perkembangan Kredit Bank Umum

1.2.4. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan III-2011, sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi apabila

dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari tumbuh dari sebesar 3,25% (y.o.y) menjadi

sebesar 7,96% pada triwulan laporan. Peningkatan pertumbuhan tersebut diperkirakan

didorong oleh industri semen Sulsel, yang tercermin pada meningkatnya produksi semen

pada triwulan laporan apabila dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.9.2). Hal ini

diperkirakan masih akan meningkat sejalan dengan pengerjaan proyek-proyek swasta,

termasuk pelaku bisnis (investor) asing yang cukup besar pada tahun 2011. Sejalan dengan

hal tersebut impor intermediate goods pada triwulan III-2011 juga meningkat cukup

signifikan (grafik 1.9.3).

Di sisi lain, pertumbuhan sektor industri pengolahan masih tertahan karena

pertumbuhan industri tepung terigu cenderung melambat meskipun jika ditinjau dari sisi

produksinya masih cukup tinggi.

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan

Grafik 1.9.1. Realisasi Produksi Tepung Terigu

Grafik 1.9.2. Realisasi Pengadaan Semen

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2009 2010 2011

Millions

Nominal

Growth (yoy)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribuan Ton

Produksi‐axis kiriyoy‐axis kanan

Sumber : EFM Mks

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribuan Ton

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

21Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.9.3. Volume Impor Intermediate Goods

1.2.5. Sektor Angkutan-Komunikasi

Sektor angkutan-komunikasi masih mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi

dibandingkan sektor lainnya pada triwulan III-2011. Pada triwulan laporan, sektor ini tercatat

tumbuh sebesar 11,07% (y.o.y), lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan II-2011 sebesar

10,27% (y.o.y).

Diperkirakan pertumbuhan pada sub sektor angkutan didorong oleh aktivitas

angkutan darat, dimana hal tersebut sejalan dengan prompt hasil survei penjualan eceran

kelompok kendaraan dan suku cadang, didukung oleh indeks penjualan kelompok bahan

bakar yang cukup tinggi, meski pertumbuhannya cenderung stabil (grafik 1.10.4). Di sisi lain,

kinerja angkutan udara dan laut masih cukup tinggi dilihat dari sisi jumlahnya namun

pertumbuhannya relatif stabil apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya (grafik

1.10.1, 1.10.2 dan 1.10.3). 3

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan

Grafik 1.10.1. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Udara

Grafik 1.10.2. Lalu Lintas Pesawat

Angkutan Udara

‐1000%

0%

1000%

2000%

3000%

4000%

5000%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011

Juta Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

200 

400 

600 

800 

1,000 

1,200 

1,400 

1,600 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

Ribu Org

DEP ARRLalu Lintas Penumpang

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

‐2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

DEPARRy.o.y

Lalu Lintas Pesawat

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

22 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 1.10.3. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Laut

Grafik 1.10.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bahan Bakar

Grafik 1.10.5. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Kendaraan dan Suku Cadang

Selain itu, dorongan pertumbuhan yang cukup besar diperkirakan berasal dari sub

sektor komunikasi, sejalan dengan makin tingginya peran telekomunikasi dan juga semakin

lengkap dan terjangkaunya sarana dan prasana telekomunikasi bagi masyarakat di Sulsel.

1.2.6. Sektor Konstruksi

Sektor yang juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan laporan adalah

sektor konstruksi, yang tercatat tumbuh sebesar 12,52% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,35%. Peningkatan pertumbuhan sektor

bangunan/konstruksi, diperkirakan terjadi karena akselerasi proyek-proyek pembangunan

swasta dan pemerintah menuju akhir tahun tahun 2011. Hal ini tercemin dari meningkatnya

realisasi pengadaan semen (grafik 1.11.1) dan juga tingginya indeks penjualan eceran untuk

kelompok bahan konstruksi (grafik 1.11.2). Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud sejalan

dengan tingginya pertumbuhan investasi pada triwulan laporan (27,66%). Meskipun

demikian, jika ditinjau dari realisasi proyek-proyek pemerintah menunjukkan bahwa realisasi

belanja modal, sampai dengan triwulan III-2011 baru mencapai sebesar 48,89% belum

optimal mendorong pertumbuhan sektor ini.

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Embarkasi (keluar)

Debarkasi (masuk)

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

ribu

 org

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

01020304050607080

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Bkr yoy

Smb : SPE

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

23Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan

Grafik 1.11.1 Realisasi Pengadaan Semen

Grafik 1.11.2 Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan III-2010 (7,33%), pertumbuhan sektor

bangunan pada triwulan ini tercatat jauh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan perkembangan

sektor ini sangat pesat, seiring dengan meningkatnya pembangunan sarana perkantoran,

jalan jembatan maupun properti residensial.

1.2.7. Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor jasa-jasa menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi sejak

akhir 2010. Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa mengalami sedikit perlambatan apabila

dibandingkan triwulan II-2011 dari tumbuh sebesar 7,42% menjadi sebesar 6,21% (y.o.y).

Pertumbuhan yang masih cukup tinggi ini diperkirakan karena masih tingginya

kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan seperti lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak

sampai perguruan tinggi, bimbingan belajar dan berbagai lembaga kursus lainnya di bidang

seni. Hal ini sejalan dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat akan layanan

jasa-jasa dimaksud.

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik-gas-air bersih masih cukup baik pada periode laporan.

Kinerja sektor listrik-gas-air pada triwulan laporan cenderung mengalami pertumbuhan lebih

tinggi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan sektor ini tercatat

tumbuh sebesar 5,97% (y.o.y), sementara pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 2,08%.

Peningkatan pertumbuhan tersebut diduga bersumber dari meningkatnya kinerja sub sektor

listrik di Sulsel (grafik 12.1) yang menyumbang positif bagi pertumbuhan sektor listrik-gas

dan air secara keseluruhan.

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ribuan Ton

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Kons

Smb : SPE

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

24 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Grafik 1.12.1. Penjualan Listrik (Juta Kwh)

Sementara secara tahunan, apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010

sebesar 7,33% (y.o.y), pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan tercatat melambat.

Perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan terganggunya pasokan air bersih yang

disuplai ke warga di wilayah utara dan timur Makassar berkurang hingga 70%. Hal tersebut

karena Bendungan Leko Pancing, Kabupaten Maros, yang merupakan salah satu sumber air

baku bagi PDAM Kota Makassar, mengalami kekeringan akibat musim kemarau

berkepanjangan3.

1.2.9. Sektor Pertambangan - Penggalian

Pada triwulan laporan sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu dari

2,19% pada triwulan II-2011, melambat menjadi 0,52% (y.o.y) pada triwulan laporan.

Perlambatan kinerja sektor dimaksud disebabkan oleh mekanisme teknis pada proses

produksi yang dilakukan PT. Inco, yaitu pengujian steam turbine generator yang baru selesai

di perbaiki pada triwulan I-20114 dan juga memasuki ujicoba tahap awal Pembangkit Listrik

Tenaga Air Karebbe untuk menggantikan sebagian kebutuhan daya dari pembangit

termalnya. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekspor nikel yang belum optimal (grafik

1.13.2).

Selanjutnya apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 yang sebesar

12,52% (y.o.y), maka pertumbuhan pada triwulan ini tercatat jauh lebih rendah karena pada

Maret 2011, Jepang selaku negara tujuan ekspor utama Indonesia terkena tsunami dan

hingga saat ini perekonomiannya belum pulih apabila dibandingkan tahun 2010. Meski di sisi

lain, harga nikel internasional masih cukup baik.

3 Media Indonesia, Separuh Pelanggan PDAM Makassar Mulai Kehabisan Air, http://www.mediaindonesia.com/read/2011/09/18/260429/290/101/Separuh-Pelanggan-PDAM-Makassar-mulai-Kehabisan-Air-Bersih, 18 September 2011. 4 PT. Inco, Siaran Pers, http://pt-inco.co.id/pdf/2011-10-31_PT_Inco_3Q11_Results_Final_Bahasa.pdf, 31 Oktober 2011.

‐100 200 300 400 500 600 700 800 900 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 3**

2009 2010 2011Juta KWH

Total Pemakaian  Listrik Sbr : PLN Divre VII

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

25Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian

Grafik 1.13.1. Volume Ekspor Luar Negeri Nikel

Grafik 1.13.2 Volume Produksi Nikel

.

‐400%

‐200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 3**

2009 2010 2011

Volume EksporGrowth (%; yoy)

Smb : Cognos  ‐ BI* Sementara

‐25%‐20%‐15%‐10%‐5%0%5%10%15%20%25%

5,000 

10,000 

15,000 

20,000 

25,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Produksi nikel dlm mattey.o.y

* SementaraSbr.: Press Release PT. Inco

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

26 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

27Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Bab 2

Perkembangan Inflasi

2.1. Perkembangan Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan III-2011, masih sejalan dengan arah proyeksi

inflasi yang diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan

III-2011 sebesar 3,37% (y.o.y), melambat dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 6,58%

(y.o.y) dan triwulan I-2011 sebesar 6,37% (y.o.y). Dengan kondisi demikian, inflasi tahunan

Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 4,61% (y.o.y)1.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

2.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa

Secara tahunan, inflasi Sulsel pada triwulan III-2011 berdasarkan kelompok barang

dan jasa , dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy)

1 Sumber : BPS

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011

y.o.y ‐ Nasy.o.y ‐ Ssy.t.d ‐ Ss

Sumber : BPS diolah

%

Sumber : BPS diolah

%

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor UMUM

1 13.17 11.97 9.34 11.12 10.21 3.55 1.77 9.01 2 4.14 10.63 4.66 7.65 6.51 3.46 (5.01) 3.80 3 3.38 6.74 3.26 6.92 3.89 4.66 (4.72) 2.70 4 3.60 6.23 3.55 7.31 2.86 6.91 (2.32) 3.39 1 2.68 6.22 3.48 2.16 2.98 7.08 1.18 3.45 2 7.64 5.23 4.11 7.56 2.73 7.08 1.06 5.00 3 13.43 6.21 4.13 7.65 2.92 4.07 1.76 6.58 4 14.27 5.90 4.14 7.35 3.06 1.80 1.75 6.56 1 13.96 4.47 4.16 8.30 3.08 1.48 1.84 6.32 2 12.10 5.27 4.57 8.83 6.41 2.43 2.08 6.37 3 1.43 4.40 3.70 10.96 7.60 3.00 0.77 3.37 4 - - - - - - - -

Sumber : BPS, diolah

Ket : Sejak Tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2007

2011

2009

2010

TAHUN

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

28 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Kelompok Sandang, inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan III-2011 sebesar 10,96%

(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 7,65% (y.o.y) atau meningkat

sebesar 3,31%. Peningkatan tersebut bersumber dari kenaikan inflasi pada sub-kelompok

barang pribadi dan sandang lain, terutama pada komoditas emas yang mengalami kenaikan

harga cukup signifikan sejak tahun 2010 (grafik 2.2). Meskipun demikian, ketika harga emas

sempat menurun sebagai akibat pengaruh mata uang dolar Amerika Serikat yang menguat

terhadap Euro, terdapat peningkatan permintaan perhiasan emas di Makassar2. Selain itu,

kenaikan inflasi juga terjadi pada sub-kelompok sandang laki-laki dan anak-anak.

Peningkatan inflasi pada kelompok sandang sejalan dengan indeks penjualan eceran untuk

kelompok pakaian dan perlengkapan pada triwulan III-2011 yang tumbuh lebih tinggi apabila

dibandingkan triwulan II-2011 (grafik 2.4).

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kel. Sandang

Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kel. Sandang

Grafik 2.3. Perkembangan Harga Internasional:

Komoditas Emas

Grafik 2.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel.Pakaian dan Perlengkapan

2 Harga emas turun dari Rp530 ribu per gram menjadi Rp510, http://makassar.tribunnews.com/2011/09/30/warga-makassar-ramai-ramai-beli-emas, 30 September 2011.

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

3 1 2 3SANDANG 7.65% 8.30% 8.83% 10.96%

1   Sandang Laki‐laki 3.29% 3.46% 4.42% 5.03%2   Sandang Wanita 2.80% 2.38% 4.24% 3.90%3   Sandang Anak‐anak 7.76% 8.50% 8.01% 8.66%4   Brg Pribadi & Sandang Lain 15.89% 17.51% 16.64% 22.81%

2011KeteranganNo

2010

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

200 

400 

600 

800 

1,000 

1,200 

1,400 

1,600 

1,800 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

$/troy oz

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

29Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan (%; qtq)

Selanjutnya, secara triwulanan (q.t.q), inflasi pada triwulan laporan cenderung lebih

tinggi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 2,72% (q.t.q) meningkat

menjadi 3,69% (q.t.q) - grafik 2.5. Kenaikan inflasi pada kelompok dimaksud, disebabkan

faktor musiman dari peningkatan permintaan pada saat Bulan Ramadhan/ Idul Fitri. Hal ini

sejalan dengan hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia Makassar yang menunjukan

terjadi peningkatan penjualan kelompok pakaian dan perlengkapan pada periode laporan

(grafik 2.4).

Kelompok Kesehatan, inflasi periode laporan apabila dibandingkan tahun

sebelumnya meningkat dari 2,92% pada triwulan III-2010 menjadi sebesar 7,60% (y.o.y)

pada triwulan III-2011 (grafik 2.6). Semua sub-kelompok mengalami kenaikan harga, yang

terbesar adalah pada sub-kelompok jasa kesehatan. Tekanan inflasi pada sub-kelompok

obat-obatan disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku obat sekitar 5%-8% sejak awal

tahun 2011 sehingga mendorong kenaikan harga obat sekitar 10 persen sejak triwulan II-

2011. Faktor-faktor tersebut menyebabkan inflasi pada sub-kelompok obat-obatan pada

triwulan ini meningkat apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Selanjutnya berdasarkan perkembangan triwulanan (q.t.q), inflasi kelompok

kesehatan menurun dari laju inflasi sebesar 3,46% (q.t.q) pada triwulan II-2011 menjadi

1,60% (q.t.q) pada triwulan III-2011 (grafik 2.6). Penurunan laju inflasi pada triwulan laporan

ini disebabkan karena tidak adanya pengaruh kebijakan yang dapat menyebabkan kenaikan

harga sub-kelompok obat-obatan seperti yang terjadi pada triwulan sebelumnya dimana

terjadi perubahan tarif bea masuk yang berlaku sejak 18 April 20113 atas 190 produk (pos

tarif).

3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.011/2011 tentang tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.01 0/2006 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor.

‐4

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

30 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan

Grafik 2.7. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel.Bahan Kimia

Grafik 2.8.

Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Sulawesi Selatan (%; qtq)

Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, apabila dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya, maka inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan III-2011

mengalami penurunan. Pada triwulan laporan, inflasi kelompok ini tercatat sebesar 4,40%

(y.o.y), lebih kecil apabila dibandingkan triwulan III-2010 yang sebesar 6,21% (y.o.y) (tabel

2.4). Terjadi penurunan laju inflasi pada sub kelompok makanan jadi yang cukup signifikan

pada periode laporan.

2.00 

4.00 

6.00 

8.00 

10.00 

12.00 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011

%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah 3 1 2 3KESEHATAN 2.92% 3.08% 6.41% 7.60%

1   Jasa Kesehatan 6.36% 5.68% 12.17% 16.54%2   Obat‐obatan 2.25% 3.32% 4.95% 4.92%3   Js Prwtn Jas. 6.71% 3.92% 8.81% 8.87%4   Prwtn Jas. & Kos. 0.52% 1.30% 3.10% 3.07%

2011KeteranganNo

2010

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

2.00 

4.00 

6.00 

8.00 

10.00 

12.00 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

31Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

Tabel 2.4 Inflasi Per-Sub Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Beberapa komoditas yang mewakili sub kelompok ini antara lain adalah ayam

goreng, mie, kue basah dan nasi yang menunjukan kecenderungan penurunan harga. Hal

dimaksud searah dengan hasil Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh KBI Makassar

(grafik 2.11). Selain itu, inflasi pada sub-kelompok minuman tidak beralkohol juga cenderung

menurun (tabel 2.4), hal tersebut didukung oleh stabilnya harga gula pasir dan air kemasan.

Selanjutnya apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), laju inflasi kelompok

dimaksud meningkat dari 1,01% pada triwulan II-2011 menjadi 1,39% pada triwulan

laporan (grafik 2.10). Peningkatan inflasi tersebut didorong oleh kenaikan laju inflasi sub-

kelompok minuman yang tidak beralkohol, terutama oleh naiknya harga kopi. Tingginya

kenaikan harga bahan baku kopi dan plastik kemasan memicu harga jual minuman berbahan

baku kopi akan naik berkisar 10%-25. Selain itu, kenaikan harga tarif cukai rokok sebesar

12,2% yang ditetapkan oleh pemerintah menyebabkan komponen turunan produk rokok

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

3 1 2 3MKNN JADI, M, R & T. 6.21% 4.47% 5.27% 4.40%

1   Makanan Jadi 6.38% 4.11% 4.33% 3.49%2   Min. yg tdk Beralkohol 5.76% 3.78% 8.58% 5.03%3   Temb. & Min. Beralkohol 6.42% 5.90% 5.56% 6.45%

2011KeteranganNo

2010

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

32 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

dan tembakau meningkat. Hal tersebut mempengaruhi kenaikan inflasi pada sub kelompok

minuman yang tidak beralkohol4 (grafik 2.10).

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-rokok

Hasil SPH di Makassar

Ayam Goreng Mie

Kue Basah Air Kemasan

Gula Nasi

4 Bisnis Indoensia, http://www.bisnis.com/articles/inflasi-2012-tergantung-kenaikan-harga-rokok, 3 Oktober 2011.

1,000 

2,000 

3,000 

4,000 

5,000 

6,000 

7,000 

8,000 

9,000 

10,000 

‐30.00%

‐20.00%

‐10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Ayam Goreng

Growth (yoy)

1,000 

2,000 

3,000 

4,000 

5,000 

6,000 

7,000 

8,000 

9,000 

‐25.00%

‐20.00%

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Mie

Growth (yoy)

3,600 

3,800 

4,000 

4,200 

4,400 

4,600 

4,800 

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Kue Basah

Growth (yoy)

1,500 

1,550 

1,600 

1,650 

1,700 

1,750 

‐4.00%

‐3.00%

‐2.00%

‐1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Air Kemasan

Growth (yoy)

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

14,000 

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Gula Pasir

Growth (yoy)

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

‐20.00%

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Nasi

Growth (yoy)

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

33Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 2.12. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Makanan dan Tembakau

Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, apabila dibandingkan

periode yang sama tahun lalu, inflasi pada triwulan III-2011 relatif lebih rendah dari 4,13%

menjadi 3,70% (y.o.y). Penurunan laju inflasi tahunan tersebut didorong oleh menurunnya

inflasi pada sub-kelompok bahan bakar-penerangan-air dan sub-kelompok penyelenggaraan

rumah tangga (tabel 2.5). Adapun penurunan laju inflasi pada sub-kelompok bahan bakar-

penerangan-air disebabkan oleh hilangnya pengaruh kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) di

bulan Juli 2010. Selanjutnya apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), inflasi pada triwulan

laporan cenderung stabil, meskipun terdapat sedikit peningkatan. Inflasi pada triwulan II-

2011 tercatat sebesar 0,82% (q.t.q), sementara pada triwulan III-2011 tercatat sebesar

1,10% (q.t.q), atau hanya meningkat sebesar 0,27% (grafik 2.14). Hal ini diduga karena ada

kenaikan harga pada beberapa komoditas bahan bangunan sebagai akibat dari

meningkatnya permintaan, sejalan dengan tingginya pertumbuhan sektor bangunan. Namun

demikian, kenaikan inflasi tersebut masih pada tingkat yang relatif terkendali.

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

10 

12 

14 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011

%

y.t.d

y.o.ySumber : BPS diolah

3 1 2 3PERUMAHAN,A, L,G & BB 4.13% 4.16% 4.57% 3.70%

1   Biaya Tempat Tinggal 3.28% 3.79% 4.46% 4.89%2   BB, Penerangan & Air 7.30% 6.36% 6.35% 2.35%3   Perlengkapan RT 2.41% 2.59% 3.99% 3.76%4   Penyelenggaraan RT 2.17% 2.41% 1.69% 1.47%

2011KeteranganNo

2010

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

34 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Grafik 2.14. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Grafik 2.15. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bhn Konstruksi

Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya maka inflasi periode triwulan III-2011 mengalami perlambatan. Inflasi triwulan III-

2010 tercatat sebesar 4,07% turun menjadi sebesar 3,00% (y.o.y) pada triwulan III-2011.

Perlambatan tersebut terjadi pada hampir seluruh sub-kelompok, kecuali pada sub-kelompok

kursus/pelatihan dan olahraga. Besarnya perlambatan inflasi pada sub kelompok pendidikan

disebabkan karena menghilangnya efek tekanan inflasi karena kenaikan biaya pendidikan

pada tahun 2010, sehingga inflasi pada sub-kelompok pendidikan pada triwulan II-2010

mencapai 12,96% (y.o.y). Selain itu, sub-kelompok rekreasi juga mengalami perlambatan

inflasi namun masih pada level yang moderat. Melambatnya inflasi sub kelompok ini pada

triwulan laporan diperkirakan karena beberapa faktor, yaitu masih maraknya pesta diskon

barang-barang elektronik seperti TV berwarna, kamera dan handycam, di berbagai pusat

perbelanjaan yang didukung oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan ditambah lagi

dengan pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap USD yang cenderung menguat hingga periode

laporan (grafik 2.18 dan grafik 2.19).

(2)

10 

12 

14 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

35Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Grafik 2.16. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kel. Pendidikan

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kel. Pendidikan-Rekreasi-

Olahraga

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, tekanan inflasi kelompok ini

mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 1,04% (q.t.q) pada triwulan II-2011 menjadi

1,38% (q.t.q) pada triwulan laporan (grafik 2.16). Peningkatan laju inflasi tersebut terutama

terjadi pada pertengahan bulan September memasuki periode ujian anak sekolah. Hal ini

sejalan dengan hasil Indeks Penjualan Eceran kelompok peralatan tulis yang menunjukkan

peningkatan pada periode laporan sehingga menimbulkan tekanan inflasi.

Grafik 2.18. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

USD

Grafik 2.19. Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu

(1)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.o.yq.t.q

Sumber : BPS diolah

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.t.dy.o.y

Sumber : BPS diolah3 1 2 3

PENDIDIKAN, R & OR 4.07% 1.48% 2.43% 3.00%1   Pendidikan 6.67% 2.03% 2.50% 4.18%2   Kursus/Pelatihan 1.91% 2.08% 15.32% 13.61%3   Prlngkpn/Prltn Pendd. 1.70% 1.59% 1.16% 0.47%4   Rekreasi 1.63% 0.28% 0.58% 0.57%5   Olahraga 2.13% 1.59% 4.74% 4.83%

2011KeteranganNo

2010

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

yoy

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Penghasilan  saat  ini dibandingkan  6 bln yg  laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

36 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Grafik 2.20. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

Kelompok Bahan Makanan, laju inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan laporan

menurun cukup signifikan menjadi sebesar 1,43%, dibandingkan triwulan yang sama tahun

2010 sebesar 13,43% (tabel 2.7). Penurunan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh

menurunnya laju inflasi pada sub-kelompok daging dan hasilnya, sub-kelompok sayur-

sayuran, dan sub-kelompok bumbu-bumbuan dengan laju inflasi masing-masing secara

berurutan tercatat sebesar 1,48%; -15,57%; dan -27,27% (tabel 2.7).

Teredamnya inflasi pada sub-kelompok daging dan hasilnya, sub-kelompok sayur-

sayuran, sub-kelompok bumbu-bumbuan tersebut disebabkan karena masih terjaganya

pasokan komoditas pada sub kelompok tersebut di masyarakat. Khusus untuk kebutuhan

pokok, Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (FKPPI) Sulsel memprakarsai

untuk menyelenggarakan kegiatan pasar murah menjelang Idul Fitri, dengan tujuan

mengurangi ekpektasi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri 2011.

Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kel. Bahan Makanan

Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kel. Bahan Makanan

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

‐5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

3 1 2 3BAHAN MAKANAN 13.43% 13.96% 12.10% 1.43%

1   Padi‐padian 11.51% 6.47% 6.65% 7.74%2   Daging & Hasilnya 6.19% 0.55% 8.08% 1.48%3   Ikan Segar 6.11% 22.91% 25.11% 5.17%4   Ikan Diawetkan 4.61% 13.21% 16.71% 18.90%5   Telur, Susu & Hasilnya 0.98% 6.02% 7.39% 8.18%6   Sayur‐sayuran 52.99% 8.31% 3.32% ‐15.57%7   Kacang‐kacangan 4.05% 6.63% 9.26% 3.91%8   Buah‐buahan 17.65% ‐5.17% 3.37% 5.97%9   Bumbu‐bumbuan 60.96% 76.59% 17.83% ‐27.27%10   Lemak & Minyak 1.26% 14.44% 17.75% 9.48%11   Bhn Makanan Lainnya 4.40% 3.85% 6.60% 8.96%

2011Keterangan

No2010

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

37Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Demikian pula, faktor cuaca yang masih kondusif di perairan Sulawesi mendorong

pasokan ikan cukup baik. Kemudian produksi sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan juga

berlimpah karena curah hujan yang masih relatif rendah di bulan ini, sehingga

perkembangan harga kedua kelompok komoditas tersebut mengalami deflasi.

Grafik 2.22. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil SPH di Makassar

Cakalang dan Tongkol Minyak Goreng

Daging Ayam Ras

Daging Sapi

Grafik 2.23. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan (%; qtq)

15,000 

20,000 

25,000 

30,000 

35,000 

40,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Tongkol

Cakalang

Layang

9,000 

9,500 

10,000 

10,500 

11,000 

11,500 

12,000 

12,500 

‐20.00%

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Minyak Goreng

Growth (yoy)

5,000 

10,000 

15,000 

20,000 

25,000 

30,000 

35,000 

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Daging Ayam Ras

Series1

67,000 68,000 69,000 70,000 71,000 72,000 73,000 74,000 75,000 76,000 77,000 78,000 

‐4.00%‐2.00%0.00%2.00%4.00%6.00%8.00%10.00%12.00%14.00%16.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Daging Sapi

Growth (yoy)

‐10

‐5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011

%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

38 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), kelompok bahan makanan mengalami

inflasi 0,43% (qtq) pada triwulan laporan, dan tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan II-

2011 yang mengalami deflasi 0,74% (qtq). Penyebab utama inflasi kelompok bahan

makanan terutama berasal dari sub kelompok padi-padian, dimana pada triwulan III-2011

Sulsel belum memasuki puncak panen raya tahap kedua.

Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, apabila dibandingkan tahun

sebelumnya, inflasi pada triwulan III-2011 sedikit mengalami penurunan, dari 1,76% menjadi

sebesar 0,77% (y.o.y) (grafik 2.24). Kontribusi yang mendorong laju inflasi pada kelompok

ini terutama berasal dari sub-kelompok sarana dan penunjang transpor, meskipun jauh

menurun dibandingkan laju inflasi pada triwulan yang sama tahun lalu yang mencapai

22,19%. Hal ini disebabkan oleh hilangnya dampak kebijakan pemerintah dalam menaikkan

biaya pengurusan jasa Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) dan biaya perpanjangan,

pembuatan surat izin mengemudi (SIM) pada awal Juli 20105.

Grafik 2.24. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi

Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kel.

Transpor-Komunikasi-Jasa Keuangan

Namun di sisi lain, inflasi pada sub-kelompok transpor mengalami kenaikan apabila

dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun relatif rendah. Hal ini diperkirakan karena biaya

transpor relatif terkendali meskipun terdapat kenaikan permintaan pada hari raya.

Selanjutnya apabila dibandingkan secara triwulanan (q.t.q), inflasi kelompok

transportasi-komunikasi-jasa keuangan pada triwulan III-2011 cenderung menurun, yaitu dari

0,38% pada triwulan II-2011 menjadi 0,13% (grafik 2.25). Penurunan laju inflasi pada

kelompok dimaksud terutama dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada sub-kelompok sarana

dan penunjang transpor. Hal tersebut antara lain disebabkan karena relatif menurunnya

harga minyak dunia pada periode laporan sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan

5 Kenaikan Biaya Perpanjangan STNK Sumbang Inflasi Sulsel, Tribun Timur.com, http://202.146.4.121/read/artikel/121399/sitemap.html.

(8)

(6)

(4)

(2)

10 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

3 1 2 3TRANSPOR, KOM. & JK 1.76% 1.84% 2.08% 0.77%

1   Transpor 0.65% 0.63% 0.80% 0.79%2   Kom. & Pengiriman ‐1.27% ‐0.36% ‐0.13% ‐0.08%3   Srn & Penunjang Transpor 22.19% 20.50% 21.35% 2.84%4   Js Keuangan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

2011KeteranganNo

2010

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

39Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Amerika pada triwulan II-2011, yang kemudian berdampak pada penurunan harga Avtur

sepanjang periode triwulan III-20116. Dampak dari penurunan harga avtur langsung

dirasakan oleh penumpang rute internasional yang tidak harus membayar biaya tambahan

bahan bakar (fuel surcharge) dalam tiket. Sedangkan untuk penumpang domestik bisa

mendapatkan harga yang relatif lebih rendah, apabila sebelumnya menanggung harga tiket

yang maksimal sesuai tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah.

Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Grafik 2.26. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Kendaraan & Suku Cadang

2.1.2. Inflasi Berdasarkan Kota

Dari pergerakan data mengenai pertumbuhan inflasi 4 (empat) kota di Sulsel yang

masuk dalam perhitungan inflasi yaitu Makassar, Pare-pare, Palopo dan Bone nampak

bahwa perkembangan laju inflasi mempunyai arah yang relatif sama meskipun pada level

atau besaran yang berbeda.

6 Ipotnews, Harga Avtur Sepanjang Kuartal III Turun, http://www.ipotnews.com/index.php?jdl=Harga_Avtur_Sepanjang_Kuartal_III_Turun&level2=newsandopinion&level3=&level4=oilgas&news_id=319264&group_news=CLIPPING&taging_subtype=BANKING&popular=&search=y&q=, 20 September 2011.

(8)

(6)

(4)

(2)

10 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

50 

100 

150 

200 

250 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

40 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Berdasarkan perbandingan tingkat laju inflasi dengan triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya, maka kota/daerah yang menunjukkan perlambatan inflasi yang paling besar

adalah Watampone dari 7,70% (yoy) pada triwulan III-2010 menjadi 3,87% (yoy) pada

triwulan III-2011, atau turun cukup signifikan sebesar 3,83%. Kota Palopo juga menurun dari

tingkat inflasi 4,99% (yoy) pada triwulan III-2010 menjadi 3,77% (yoy) pada triwulan III-

2011. Selanjutnya, kota Makassar mencatat inflasi 3,38% (yoy), yang menurun cukup besar

dibandingkan triwulan III-2010 yang tercatat sebesar 6,85% (yoy). Kota terakhir yaitu Pare-

pare dengan tingkat inflasi sebesar 2,39% (yoy), menurun dibandingkan inflasi triwulan III-

2010 sebesar 4,12% (yoy) (grafik 2.27).

Apabila dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya (qtq), maka seluruh

kota juga mengalami penurunan inflasi. Kota yang mengalami penurunan inflasi terbesar

adalah Makassar dengan tingkat inflasi pada triwulan III-2011 sebesar 3,38%, sementara

tingkat inflasi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 6,58%. Kota yang mencatat penurunan

inflasi terbesar kedua adalah Watampone dengan tingkat inflasi sebesar 3,87% pada

triwulan III-2011, lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011 yang sebesar 6,80%.

Kemudian, kota yang tercatat pada urutan ke-3 dalam penurunan inflasi adalah Pare-pare

dengan tingkat inflasi sebesar 2,39% pada triwulan III-2011, turun dibandingkan triwulan II-

2011 yang sebesar 4,84%. Selanjutnya kota yang mencatat penurunan tingkat inflasi paling

kecil adalah Palopo dengan tingkat inflasi sebesar 3,77% pada triwulan III-2011, turun

dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 5,11%.

Grafik 2.27.Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

Hal yang menarik dicermati dari data maupun grafik yang disampaikan adalah

pergerakan pertumbuhan semua kota yang ada di Sulsel terlihat relatif searah dan secara

garis tren menunjukkan indikasi bahwa pergerakan pertumbuhan inflasi yang relatif stabil

sejak akhir 2010 dan cenderung melambat pada pertengahan 2011. Pergerakan inflasi

Palopo mengalami penurunan yang sangat signifikan apabila dibandingkan kota-kota

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010 2011

Grow

th  (y.o.y)

MakasarPalopoPare‐pareWatampone

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

41Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

lainnya, dimana sebelum triwulan I-2010 tingkat inflasinya berada diatas inflasi Sulsel.

Namun setelah triwulan I-2010 berada di bawah inflasi Sulsel bahkan sejak triwulan IV-2010

tingkat inflasinya secara rata-rata paling rendah apabila dibandingkan dengan 3 (tiga kota)

lainnya, yaitu Makasar, Watampone dan Pare-pare. Demikian pula, pada periode laporan

inflasi Pare-pare tercatat paling rendah dibandingkan 3 kota lainnya.

Berdasarkan bobot inflasi masing-masing kota di Sulsel, Makassar memiliki bobot

inflasi terbesar baik terhadap nasional maupun terhadap Sulsel, yang bobot inflasinya

masing-masing sebesar 2,56% dan 81,27%. Kota kedua yang memiliki bobot inflasi cukup

besar adalah Palopo, yaitu sebesar 0,22% terhadap nasional, sedangkan terhadap Sulsel

sebesar 5,98%. Kota yang terendah bobot inflasinya adalah Watampone dimana bobot

inflasinya terhadap nasional dan terhadap Sulsel berturut-turut sebesar 0,18% dan 5,71%.

Tabel 2.9.

Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

Kota yang memberikan sumbangan inflasi terbesar untuk Sulsel pada triwulan III-

2011 masih diduduki oleh Makassar sebagai kota dengan bobot inflasi terbesar di Sulsel,

yaitu sebesar 2,87%. Nilai tersebut lebih kecil apabila dibandingkan triwulan yang sama pada

tahun 2010 sebesar 5,53%. Sumbangan inflasi kota Makassar pada periode laporan juga

cenderung lebih rendah apabila dibandingkan pada triwulan II-2011 sebesar 5,35%.

Kemudian hal yang serupa terjadi pada 3 (tiga) kota lainnya. Palopo yang menyumbangkan

inflasi 0,19% di triwulan III-2011, atau menurun apabila dibandingkan triwulan III-2010

sebesar 0,37%. Sumbangan inflasi Palopo pada triwulan laporan cenderung lebih kecil

apabila dibandingkan periode sebelumnya sebesar 0,35% (tabel 2.8).

2.2. Disagregasi Inflasi

Selain analisa inflasi berdasarkan pengelompokan inflasi yang diukur dengan IHK di

Indonesia ke dalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan Classification of Individual

Consumption According to Purpose (COICOP), inflasi juga dianalisa dengan metode

disagregasi inflasi yang membagi inflasi menjadi inflasi inti (core inflation) dan inflasi non-inti

(volatile foods dan administered inflation). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan indikator

1 2 3 4 1 2 3

   Watampone 0.17% 0.17% 0.32% 0.32% 0.30% 0.32% 0.17%

   Makassar 2.90% 2.91% 5.53% 5.51% 5.32% 5.35% 2.87%

   Palopo 0.19% 0.19% 0.37% 0.36% 0.35% 0.35% 0.19%

   Pare‐pare 0.19% 0.19% 0.36% 0.36% 0.34% 0.35% 0.18%

Sulawasi Selatan 3.45% 3.46% 6.58% 6.56% 6.32% 6.37% 3.37%

Keterangan 20112010

Sumbangan Inflasi Kota

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

42 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental, dimana

inflasi dapat bersumber dari adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi

permintaan (demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi.

Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent

component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti

interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi

internasional, inflasi mitra dagang, serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Kemudian inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena

dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non-inti terdiri dari inflasi

komponen bergejolak (volatile foods) yang biasa dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam

kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga

komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan

internasional. Terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah (administered

price), dimana inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan

harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

Sumbangan inflasi Sulsel, sejak triwulan II-2010 sampai dengan triwulan I-2011

didominasi oleh komponen bergerak (volatile inflation), kemudian pada urutan kedua adalah

inti dan yang terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered

inflation). Namun sejak triwulan III-2011, sumbangan inflasi terbesar berasal dari inflasi inti

(2,85%) kemudian diikuti dengan administered inflation (0,47%) dan yang terakhir

disumbang oleh volatile inflation (0,05%), lihat grafik 2.28.

Grafik 2.28. Sumbangan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

Grafik 2.29. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

Dominasi sumbangan inflasi inti dalam inflasi di Sulsel triwulan III-2011 disebabkan

karena tekanan inflasi dari eksternal seperti bersumber dari kenaikan harga komoditas emas

sejak akhir tahun 2010 yang berdampak pada peningkatan inflasi inti. Namun penguatan

rupiah menjadi faktor peredam kenaikan harga tersebut sehingga pertumbuhan inflasi inti

masih terkendali.

‐1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Administered Inflation

Core Inflation

Volatile Inflation

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Administered Inflation Core Inflation

Volatile Inflation Total

Sumber: BPS Diolah

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

43Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Apabila dilihat dari sisi pergerakan pertumbuhannya, maka pada triwulan III-2011

core inflation tercatat paling tinggi yaitu sebesar 6,14% (y.o.y), meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,49% (y.o.y), dan juga meningkat apabila dibandingkan

triwulan II-2011 sebesar 6,04% (y.o.y), lihat grafik 2.31.

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI

Pada tanggal 15 September 2011, dilakukan rapat teknis Forum Koordinasi

Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (FKPPI). Adapun butir-butir hasil pertemuan tersebut

adalah sebagai berikut:

A. Penanan Beras Dalam Pembentukan Inflasi Sulsel

Stabilisasi harga beras perlu menjadi perhatian karena

• Beras merupakan komoditas dengan bobot inflasi tertinggi di Sulsel, yaitu sebesar

5,5%. Pergerakan harga beras sangat mempengaruhi inflasi.

• Sekitar 54% dari tenaga kerja Sulsel bekerja di sektor pertanian, sehingga harga

beras di tingkat petani mempengaruhi kesejahteraan banyak orang

• Beras merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan

masyarakat

• Sulsel merupakan salah satu lumbung beras nasional

Menurut keterangan dari BPS Sulsel dan Dinas Pertanian Sulsel, beras hampir tidak

pernah mengalami penurunan harga kecuali saat panen raya. Pada akhir tahun, harga

beras naik terutama di bulan Oktober s.d Januari tahun berikutnya, yaitu setelah

panen raya.

B. Stabilisasi Harga Beras Sulawesi Selatan

Usaha lembaga selain BULOG untuk pengendalian harga beras :

• Badan Ketahanan Pangan malaksanakan Program Diversifikasi Pangan sebagai

usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras.

• Badan Karantina mengusulkan untuk melakukan pemantauan terhadap

inflow/outflow beras dan bahan pangan lainnya di pelabuhan, yaitu di Makassar,

Paotere, Jeneponto, Bone, Sinjai, Selayar, dan Pare-Pare.

Berdasarkan Instruksi Presiden No.8 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengamanan

Cadangan Beras Yang Dikelola Pemerintah Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrem:

• Pelaksanaan pengadaan cadangan beras yang dikelola Pemerintah dilaksanakan

oleh Perum BULOG dengan memperhatikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

• Dalam hal harga gabah/beras lebih tinggi dari HPP, pembelian gabah/beras dapat

dilakukan oleh Perum BULOG pada harga yang lebih tinggi dari HPP dengan

memperhatikan harga pasar yang dicatat oleh BPS

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

44 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III – 2011

Pengadaan BULOG tahun 2011 :

• Realisasi pengadaan Bulog tahun 2011 jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

• Stok BULOG Sulsel sampai dengan bulan September 2011 adalah sebesar 80.000

ton, stok tersebut mencukupi hingga bulan Juni 2012.

• Prognosa pengadaan BULOG Sulsel tahun 2011 adalah sebesar 370 ribu ton.

Mekanisme pengadaan beras BULOG :

• Sebesar 90% pengadaan dalam bentuk beras yang diperoleh dari Mitra Bulog

yang merupakan penggilingan beras.

• Selama tahun 2011 BULOG Sulsel telah menaikkan HPP sebanyak 4 kali, namun

kenaikan tersebut selalu diikuti kenaikan harga beras di tingkat pedagang

pengecer. Sementara harga di tingkat petani tidak berubah

• Saat ini sedang diusahakan pengadaan melalui Gapoktan. Dari 101 Gapoktan di

Sulsel, baru 5 Gapoktan telah menjadi sumber pengadaan BULOG.

Masalah dan tantangan pengadaan beras BULOG Sulsel:

• Pesaing terbesar BULOG adalah pedagang antar pulau yang rata-rata memasang

harga pembelian yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari HPP. Hal ini disebabkan

oleh harga beras di luar Sulsel yang memiliki harga pasar lebih tinggi dari harga di

Sulsel.

• BULOG Sulsel mengusulkan untuk dilakukan monitoring terhadap perdagangan

beras Sulsel.

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

45Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan

1 2 3 4 1 2 3

Jumlah Bank 66 67 69 69 68 69 70

39 40 40 40 41 42 43

Konvensional 30 30 30 30 31 32 32Syariah 4 5 5 5 5 5 6UUS 5 5 5 5 5 5 5

27 27 27 27 27 27 27

694 700 701 707 709 714 715

2010 2011

Bank Umum

BPR

Jumlah Kantor Bank

Kelembagaan

Bab 3

Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

A. Perbankan

Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan III-2011 masih tumbuh pada

level yang lebih tinggi dari kinerja perbankan nasional, yang tercermin dari indikator

perbankan seperti total aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dibandingkan triwulan

sebelumnya, total aset perbankan tumbuh sebesar 23,54% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 22,02%. Peningkatan pertumbuhan total aset tersebut sejalan

dengan meningkatnya pertumbuhan DPK namun disisi lain pertumbuhan kredit lebih tinggi

sehingga mendorong peningkatan LDR perbankan Sulsel menjadi sebesar 130% dari

sebelumnya 127,9%. Sedangkan Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum pada triwulan

laporan secara gross tercatat sebesar 3,22%, masih berada dibawah batas aman 5,00%.

Perbankan Syariah Sulsel pada triwulan III-2011 juga menunjukkan pertumbuhan

yang sangat tinggi melebihi pertumbuhan bank umum konvensional Sulsel baik pada sisi

pembiayaan maupun DPK. Peningkatan penyaluran pembiayaan tercermin juga dari level

Finance to Deposit Ratio (FDR) yaitu sebesar 205,7% sedikit menurun dari 206,1% pada

triwulan sebelumnya. Selain itu, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/S) juga

cenderung membaik, terindikasi dari tingginya pertumbuhan DPK dan kredit/pembiayaan.

3.1. Kondisi Umum

3.1.1 Perkembangan Kelembagaan

Dari sisi kelembagaan, pada triwulan III-2011, jumlah bank di Sulsel bertambah 1

(satu) bank yaitu Bank Syariah Bukopin. Komposisi Bank umum konvensional meningkat

menjadi 43 bank, sementara jumlah BPR tidak mengalami perubahan pada triwulan laporan

yaitu sebanyak 27,

sehingga jumlah jumlah

kantor bank keseluruhan

menjadi 715 kantor

(tabel 3.1).

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

46 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

3.1.2 Perkembangan Aset Perbankan

Total aset Bank Umum pada triwulan III-2011 tercatat tumbuh sebesar 23,54%

menjadi Rp60,46 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2011 yang tumbuh sebesar

22,02% (tabel 3.2). Pertumbuhan aset perbankan pada periode laporan didorong oleh

peningkatan pertumbuhan aset bank swasta nasional yang tumbuh dari 22,06% (y.o.y) pada

triwulan sebelumnya menjadi sebesar 27,72% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sementara

pertumbuhan tahunan aset bank swasta asing dan campuran menurun dari 72,66% (y.o.y)

pada triwulan II-2011 menjadi 2,95% (y.o.y) pada triwulan III-201. Peningkatan aset bank

swasta nasional tersebut terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan kredit yang

mencapai 31,63% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 28,52%

(y.o.y).

Tabel 3.2Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank

3.2. Intermediasi Perbankan

Kinerja intermediasi perbankan tercermin dari perkembangan pergerakan LDR, yang

meningkat menjadi 130% pada triwulan III-2011 dibandingkan triwulan II-2011 yang tercatat

sebesar 127,9%. Peningkatan LDR tersebut terutama karena terjadinya peningkatan

pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi daripada DPK.

3.2.1 Perkembangan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan III-2011

mencapai Rp41,08 triliun, mengalami peningkatan pertumbuhan dari 19,56% (y.o.y) pada

triwulan II-2011 menjadi 20,96% (y.o.y) – tabel 3.3. Pertumbuhan DPK ini terutama didorong

oleh peningkatan pertumbuhan deposito, yaitu dari 12,18% pada triwulan II-2011 menjadi

26,51% (y.o.y). Sementara tabungan dan giro masih mengalami perlambatan dari triwulan

sebelumnya, yaitu masing-masing dari 24,92% dan 17,16% pada triwulan II-2011 menjadi

19,97% dan 14,92% pada triwulan laporan. Suku bunga deposito yang meningkat lebih

tinggi dari giro dan menurunnya suku bunga tabungan diduga merupakan penyebab dari

III IV I II III III IV I II III

21,17% 20,84% 27,17% 22,02% 23,54% 48.938,0   52.864,7   53.129,6   56.271,1   60.460,4  

14,25% 14,56% 23,08% 21,18% 21,23% 29.703,9   32.233,4   31.509,2   34.079,0   36.010,7  

38,85% 37,64% 34,19% 22,06% 27,72% 18.765,3   20.188,5   20.868,6   21.418,0   23.967,1  

‐46,40% ‐52,98% 19,80% 72,66% 2,95% 468,8        442,8        751,8        774,0        482,6       

Total Aset

‐ Bank Pemerintah

‐ Bank Swasta Nasional

‐ Bank Asing dan Campuran

KOMPONEN 2010 2010 2011

Nominal (Rp Miliar)

2011

Pertumbuhan (y.o.y)

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

47Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

peningkatan pertumbuhan deposito. Suku bunga deposito pada triwulan laporan sebesar

6,36% meningkat dibanding triwulan II-2011, yaitu 6,31%.

ain itu, nasabah diperirakan juga an. Tabel 3.3

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum

3.2.2 Penyaluran Kredit

Pada triwulan III-2011, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Sulsel

meningkat dari 25,58% pada periode sebelumnya menjadi 29,86% (y.o.y) - tabel 3.4. Level

pertumbuhan kredit perbankan Sulsel tersebut melebihi pertumbuhan kredit perbankan

nasional yang tercatat sebesar 25,25% pada triwulan laporan. Dari sisi penggunaannya, baik

kredit produktif (modal kerja dan investasi) maupun konsumsi mengalami peningkatan

pertumbuhan, terutama pada kredit investasi yang tercatat tumbuh sebesar 33,94% lebih

tinggi dibandingkan laporan periode sebelumnya (23,14%).

Tabel 3.4 Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan

Salah satu faktor utama penyebab meningkatnya penyaluran kredit investasi di Sulsel

karena suku bunga kredit atau pinjaman perbankan relatif rendah dibandingkan jenis

penggunaan lainnya pada triwulan laporan, di sisi lain kondisi perekonomian Sulsel masih

kondusif untuk melakukan aktivitas usaha/bisnis. Kedepan, kenaikan pertumbuhan kredit

produktif diperkirakan masih akan terus berlanjut. Berdasarkan hasil Survei Konsumen pada

September 2011, tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian daerah yang

tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen, tercatat mengalami peningkatan (grafik 3.1).

Sejalan dengan hal tersebut, tingkat ekspektasi penghasilan yang akan datang juga

mengalami peningkatan (grafik 3.2). Kondisi ini relatif akan mempengaruhi peningkatan

pertumbuhan kredit konsumsi.

III IV I II III III IV I II III15,31% 11,00% 24,14% 19,56% 20,96% 33.959         37.299         37.461      39.159             41.077           

   a. Giro 20,41% 12,69% 26,55% 17,16% 14,92% 5.948           5.628           6.516        6.715               6.835                b. Tabungan 22,10% 13,02% 33,87% 24,92% 19,97% 18.274         20.865         19.648      20.907             21.923              c. Deposito 2,01% 6,50% 9,15% 12,18% 26,51% 9.738           10.806         11.298      11.537             12.319           

21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 29,86% 41.120         43.025         46.520      50.085             53.401           121,09% 115,35% 124,18% 127,90% 130,00%

3,06% 2,94% 3,25% 3,36% 3,22%

Nominal (Rp Milyar)2010 2011

1. DPK

2. Kredit3. LDR (%)4. NPLs Gross (%)

KOMPONENPertumbuhan (y.o.y)

2010 2011

III IV I II III III IV I II III21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 29,86% 41.120 43.026 46.520 50.084 53.401

‐ Modal Kerja 13,56% 13,21% 24,49% 26,40% 30,44% 15.424 16.610 17.247 18.799 20.12026,60% 32,36% 18,72% 23,14% 33,94% 7.976 8.961 9.148 10.027 10.68326,66% 16,45% 29,99% 26,03% 27,53% 17.720 17.455 20.125 21.258 22.598

Nominal (Rp Milyar)

‐ Investasi‐ Konsumsi

KOMPONEN

Kredit (lokasi proyek)

Pertumbuhan (y.o.y)2010 2011 2010 2011

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

48 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi

Konsumen

Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan

6 bln y.a.d

Grafik 3.3

Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan Tw. III-2011

Grafik 3.4 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Sektor Ekonomi Tw. III-2011

Meski pertumbuhan kredit modal kerja dan investasi pada triwulan III-2011 tercatat

mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan pada periode sebelumnya, namun

kondisi tersebut masih belum dapat merubah struktur kredit Sulsel, dimana share kredit

konsumsi masih menempati posisi pertama paling besar yaitu Rp22,36 triliun (44,78%),

diikuti kredit modal kerja Rp18,83 triliun (37,70%) dan kredit investasi Rp8,75 triliun

(17,52%) - grafik 3.3. Proporsi kredit konsumsi dan modal kerja tersebut meningkat masing-

masing sebesar 1,78% dan 0,70%, sementara itu proporsi kredit investasi turun 2,48% dari

triwulan II-2011.

Secara sektoral, penyaluran kredit pada triwulan III-2011 masih tetap didominasi 3

(tiga) sektor utama yaitu sektor lain-lain (konsumsi), sektor perdagangan dan sektor industri

pengolahan masing-masing sebesar 48,01%, 28,12% dan 5,88% (grafik 3.4). Sementara 3

(tiga) sektor ekonomi yang mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan,

dibandingkan triwulan II-2011, yaitu sektor pengangkutan, pertanian dan tambang.

Peningkatan pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan, yaitu dari

tumbuh negatif 1,36% (y.o.y) menjadi tumbuh sebesar 39,67% (y.o.y). Peningkatan

pertumbuhan kredit pada sektor angkutan tersebut berasal dari peningkatan kredit pada

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Ekspektasi Konsumen y.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

115

120

125

130

135

140

145

150

155

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtg

growth

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Modal Kerja38%

Investasi17%

Konsumsi45%

Pertanian2%

Pertambangan1%

Industri Pengolahan6%

Listrik, Gas, Air0%

Konstruksi4%

Perdagangan28%

Angkutan3%

Jasa Dunia Usaha5%

Jasa Sosial Masyarakat

3%

Lain‐lain48%

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

49Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

subsektor angkutan jalan yang diduga peningkatan permintaan angkutan terutama terkait

dengan Ramadhan/Idul Fitri yang terjadi peningkatan mobilitas masyarakat. Kredit di sektor

pertanian, tumbuh dari 54,26% pada triwulan lalu menjadi 89,41% pada triwulan III-2011.

Peningkatan kredit sektor pertanian tersebut bersumber pada subsektor pertanian jagung

yang meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal demikian selaras

dengan masa tanam jagung Sulsel yang berada pada triwulan laporan yang menyebabkan

kredit kepada petani jagung semakin meningkat. Selain itu, tingkat harga jagung juga

tercatat masih pada level yang cukup tinggi, sehingga dipandang masih cukup potensial. Di

sektor pertambangan, terjadi peningkatan kredit yang cukup signifikan yaitu dari 60,84%

(y.o.y) menjadi 81,80% (y.o.y) - tabel 3.5. Peningkatan kredit pada sektor pertambangan

tersebut berasal dari peningkatan kredit di subsektor pertambangan bijih nikel.

Tabel 3.5

Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi

Dari sisi aspek pengelolaan manajemen risiko, perbankan Sulsel pada triwulan III-

2011 juga menunjukkan kondisi yang cenderung membaik, tercermin dari rasio kredit macet

atau Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum yang tetap terjaga pada level yang aman

(dibawah 5%), yaitu sebesar 3,22%, lebih rendah dari periode sebelumnya yaitu sebesar

3,36% (tabel 3.6).

Tabel 3.6 Perkembangan NPLs Gross Bank Umum

Secara sektoral, NPL tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 11,14%

(grafik 3.5), diikuti oleh sektor Industri pengolahan dan jasa dunia usaha yang masing-masing

sebesar 6,42% dan 4,61%. Rasio NPL yang sangat tinggi di sektor pertanian diduga terjadi

karena produktivitas sektor tersebut memiliki ketergantungan yang cukup besar pada faktor

alam seperti cuaca esktrim yang berakibat pada produksi saat masa panen tiba, dimana hal

III IV I II III III IV I II IIIKredit 21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 29,86% 41.120       43.025       46.520          50.085            53.401        Pertanian ‐58,15% ‐52,69% ‐2,90% 54,26% 89,41% 413             468             499                692                 782             Pertambangan 20,56% 64,37% 28,95% 60,84% 81,80% 263             331             339                418                 478             Industri Pengolahan 6,52% 23,36% 26,66% 21,16% 20,49% 3.367          3.884          3.701            3.971              4.057          Listrik, Gas, Air 146,80% 73,72% 23,61% ‐5,16% ‐10,42% 418             441             420                284                 374             Konstruksi 12,53% 20,40% 48,34% 25,71% 23,45% 2.530          2.679          2.870            2.915              3.123          Perdagangan 16,62% 14,16% 32,43% 38,86% 24,68% 11.435       12.678       11.995          13.683            14.257        Pengangkutan ‐3,73% ‐14,66% ‐11,53% ‐1,36% 39,67% 1.021          1.005          1.040            1.267              1.426          Jasa Dunia Usaha ‐46,50% ‐19,70% 75,55% 155,22% 176,00% 986             1.578          1.932            2.296              2.722          Jasa Sosial Masyarakat 275,10% 337,69% 11,16% ‐5,22% 12,90% 1.462          1.641          1.685            1.591              1.650          Lain‐lain 37,42% 22,23% 20,97% 17,41% 27,59% 19.226       18.321       22.039          22.968            24.530        

Nominal (Rp. Milyar)20112010

Pertumbuhan (y.o.y)KOMPONEN 2010 2011

I II III IV I II III IV I II III3,82% 3,05% 4,08% 3,08% 3,47% 2,95% 3,06% 2,94% 3,25% 3,36% 3,22%

KOMPONEN2009 2010

NPL Gross

2011

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

50 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

tersebut mempengaruhi pendapatan atau kemampuan para petani untuk membayar

kreditnya. Namun begitu, kondisi cuaca pada tahun 2011 cenderung membaik dari tahun

sebelumnya sehingga mendukung pola kegiatan tani yaitu masa tanam dan panen yang lebih

terencana. Hal demikian berpengaruh pada kemampuan petani untuk membayar

kewajibannya sehingga NPL pertanian pada triwulan laporan menurun dari 12,79% pada

triwulan II-2011.

Grafik 3.5

NPLs Per Sektor Ekonomi Triwulan III-2011

3.2.3 Kredit UMKM

Berdasarkan segmentasi skala usaha

debitur, sebagian besar kredit/pembiayaan

Bank Umum Sulsel diklasifikasikan sebagai

kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan

Menengah (MKM). Pangsa kredit/

pembiayaan MKM per sektor ekonomi per

September 2011 sebagian besar masih

didominasi oleh sektor perdagangan 52%,

diikuti oleh sektor lain-lain dan sektor jasa

sosial masyarakat yang masing-masing

memiliki proprosi sebesar 9% dan 8%

(grafik 3.6).

11,14%6,42%

4,61%4,13%4,02%

2,89%2,63%

1,79%1,28%

0,10%

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%

PertanianIndustri Pengolahan

Jasa Dunia UsahaPerdaganganKonstruksi

Jasa Sosial MasyarakatPengangkutan

Lain‐lainPertambanganListrik, Gas, Air

Grafik 3.6 Pangsa Kredit/pembiayaan MKM Bank Umum

Per Sektor Ekonomi Tw. III-2011

Pertanian4%

Pertambangan1%

Industri Pengolahan

5%

Listrik, Gas, Air1%

Konstruksi8%

Perdagangan52%

Angkutan5%

Jasa Dunia Usaha7%

Jasa Sosial Masyarakat

8%

Lain‐lain9%

0%

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

51Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum (y.o.y)

Penyaluran kredit/pembiayaan MKM secara tahunan pada triwulan laporan

menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang sama dibandingkan triwulan II-2011, yaitu

tetap berada 26% (y.o.y) - tabel 3.7. Beberapa sektor yang mengalami peningkatan dari

yang terbesar adalah sektor lain-lain, sektor listrik, gas dan air, dan pengangkutan.

Sementara sektor yang tumbuh melambat adalah pertambangan, pertanian, perdagangan

dan industri pengolahan. Selanjutnya pada triwulan laporan tidak ada sektor yang

mengalami pertumbuhan negatif. Pertumbuhan kredit MKM tidak setinggi pertumbuhan

total kredit bank umum disebabkan karena meningkatnya kredit investasi yang bernilai besar

(non MKM) pada triwulan laporan.

3.3. Perbankan Syariah

Pada triwulan laporan, jumlah perbankan syariah mengalami perubahan

dibandingkan triwulan II-2011, yakni sebanyak 11 Bank Syariah yang terdiri dari 6 (lima) Bank

Umum Syariah dan 5 (lima) Unit Usaha Syariah.

Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah

Kinerja perbankan Syariah Sulsel pada triwulan III-2011 cukup baik dibandingkan

triwulan II-2011, yang tercermin dari pertumbuhan DPK, pembiayaan dan Finance to Deposit

Ratio (FDR) - (tabel 3.8.). Pertumbuhan pembiayaan dan DPK pada triwulan laporan cukup

III IV I II III III IV I II IIIKredit ‐46% ‐51% ‐13% 26% 26% 13.311         13.094         14.970         15.753         16.713      Pertanian ‐47% ‐53% 106% 170% 95% 314              272              346              520              612           Pertambangan 40% 281% 240% 461% 245% 48                75                105              172              166           Industri Pengolahan 62% 59% 128% 19% 9% 781              835              830              833              849           Listrik, Gas, Air 149% 160% 900% ‐4% 72% 40                30                29                28                69              Konstruksi 30% 20% 182% 8% 13% 1.245           1.201           1.207           1.212           1.410        Perdagangan 8% ‐1% 65% 47% 14% 7.588           7.748           7.972           8.530           8.671        Pengangkutan 69% 45% 69% 91% 140% 342              371              418              660              821           Jasa Dunia Usaha ‐43% ‐50% 20% 49% 72% 677              677              902              1.072           1.167        Jasa Sosial Masyarakat 279% 336% 10% ‐5% 8% 1.288           1.377           1.480           1.320           1.386        Lain‐lain ‐92% ‐96% ‐80% ‐34% 58% 989              509              1.681           1.406           1.562        

KOMPONENPertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)

2010 2011 2010 2011

III IV I II III III IV I II III10,53% 32,69% 41,75% 43,12% 46,85% 952.409 1.192.436 1.253.507 1.289.007 1.398.572

   a. Giro ‐10,36% 46,32% 103,24% 65,04% 26,57% 130.683 208.597 162.304 153.395 165.399   b. Tabungan 24,79% 32,78% 44,17% 43,91% 56,62% 414.327 479.013 544.776 569.442 648.903   c. Deposito 6,13% 27,69% 28,09% 37,42% 43,41% 407.399 504.826 546.427 566.170 584.270

37,44% 41,08% 58,88% 72,94% 47,17% 1.954.476 2.020.185 2.357.987 2.656.380 2.876.4783. FDR (%) 205,2% 169,4% 188,1% 206,10% 205,67%4. NPFs Gross (%) 3,9% 3,0% 2,5% 2,5% 2,6%

KOMPONEN

2. Pembiayaan

2011Pertumbuhan (y.o.y)

2011Nominal (Rp Juta)

2010 2010

1. DPK

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

52 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

seimbang yaitu masing-masing 46,85% dan 47,17%. Bertambahnya bank syariah pada

triwulan laporan menandakan bahwa masyarakat Sulsel mulai membutuhkan jasa layanan

perbankan yang kompetitif selain perbankan konvensional. Meskipun pembiayaan memiliki

porsi yang lebih besar dari DPK yang tercermin dari FDR 205,7%, kualitas pembiayaan juga

cukup baik dan tetap terjaga pada level yang aman. Hal ini tercermin dari nilai Non

Performing Loans (NPLs) secara gross di 2,6% (dibawah 5%) meningkat hanya 0,1%

dibandungkan triwulan II-2011.

3.4. Perbankan BPR

Dari sisi kelembagaan, jumlah jaringan kantor BPR yang beroperasi pada triwulan III-

2011 (per September 2011), tidak mengalami perubahan sehingga jumlahnya tetap 56

kantor.

Pada triwulan III-2011, total aset perbankan kelompok BPR/S tercatat tumbuh sebesar

30,8% (y.o.y) menjadi Rp603,5 milyar meskipun posisi ini lebih rendah apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 56,2% (y.o.y) atau sebesar Rp667,2 milyar (grafik 3.7).

Perlambatan pertumbuhan aset BPR/S tersebut disebabkan oleh menurunnya kredit pada

triwulan laporan yaitu Rp405,3 Milyar dari Rp447,9 Milyar pada triwulan II-2011.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga BPR/S mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu

menjadi sebesar 62,5% (y.o.y) pada triwulan III-2011, dimana pada triwulan sebelumnya

tumbuh 61,62% (y.o.y). Sementara di sisi lain, kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan

oleh BPR/S tumbuh 35,61% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

53,68% (grafik 3.8.).

Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S

Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S

Rasio perbandingan kredit/pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga BPR/S pada

triwulan laporan tercatat sebesar 127,6%, lebih rendah dibandingkan LDR pada triwulan

II-2011 yang sebesar 153,8%. Penurunan LDR ini terutama karena peningkatan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

800 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2009 2010 2011Rp M

ilyar

Asety.o.y

Smb : LB‐BPR/S* Sementara

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

200%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

Milyar Rp

DPK

Kredit

LDR

Smb : LB‐BPR/S* Sementara

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

53Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

pertumbuhan kredit/pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan peningkatan pertumbuhan

DPK pada triwulan II-2011.

B. Sistem Pembayaran

Kegiatan perekonomian Sulsel pada triwulan laporan, dari sisi sistem pembayaran,

diperkirakan didorong oleh transaksi perekonomian yang bernominal besar, sementara

adanya tekanan pertumbuhan ekonomi tercermin dari meningkatnya net inflow dan

menurunnya nilai kliring pada triwulan laporan. Kondisi tersebut relatif sejalan dengan

melambatnya pertumbuhan perekonomian Sulsel pada triwulan laporan.

3.5. Perkembangan Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow)

Pada triwulan III-2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net

inflow sebesar Rp0,46 triliun, dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow)

melebihi aliran uang keluar Bank Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal

tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2011, yang menunjukkan net inflow sebesar

Rp0,19 triliun (grafik 3.11). Peningkatan net inflow pada triwulan laporan karena faktor

musiman pasca tahun ajaran baru, liburan sekolah dan Ramadhan/Idul Fitri, dimana

kebutuhan uang kartal relatif menurun. Meningkatnya net inflow tersebut juga relatif

mencerminkan transaksi ekonomi yang terjadi di Sulsel selama triwulan laporan relatif

berkurang dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini relatif dicerminkan oleh pertumbuhan

ekonomi Sulsel yang lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011.

Pada triwulan III-2011, aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp3,71 triliun atau

meningkat dibandingkan triwulan II-2011 yang sebesar Rp2,10 triliun (grafik 3.9).

Peningkatan aliran uang masuk (inflow) tersebut diduga berhubungan dengan menurunnya

tingkat konsumsi masyarakat pasca tahun ajaran baru, liburan anak sekolah dan

Ramadhan/Idul Fitri. Sebaliknya pada triwulan laporan terjadi peningkatan aliran uang keluar

(outflow) menjadi Rp3,25 triliun dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,91 triliun (grafik 3.10).

Peningkatan aliran keluar (outflow) pada triwulan laporan ini mencerminkan adanya

peningkatan transaksi ekonomi yang diduga berhubungan dengan pembiayaan proyek-

proyek pemerintah dan swasta yang mulai terealisasi pada pertengahan tahun. Namun

karena aliran masuk lebih tinggi dibanding aliran keluar maka dorongan peningkatan

kegiatan perekonomian relatif sedikit tertahan.

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

54 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 3.9 Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow)

Grafik 3.11

Selisih Aliran Uang Kartal Masuk-Keluar (Net Inflow)

Grafik 3.10 Aliran Uang Kartal Keluar (Outflow)

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Penerapkan kebijakan clean money polic, melalui kegiatan pemusnahan uang tidak

layak edar (UTLE) dengan terlebih dahulu melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga

(PTTB), pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,68 triliun. Nominal tersebut diperoleh dari

kegiatan penukaran uang dan kas keliling yang menjangkau seluruh daerah di Sulsel.

Nominal PTTB tersebut tercatat menurun apabila dibandingkan PTTB pada triwulan II-2011

yang sebesar Rp1,75 triliun (grafik 3.12).

Grafik 3.12 Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.50 

1.00 

1.50 

2.00 

2.50 

3.00 

3.50 

4.00 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Inflow

Y.O.Y

Triliun Rp

(1.00)

(0.50)

0.50 

1.00 

1.50 

2.00 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Net Flow

Triliun Rp

‐100%

‐50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

0.50 

1.00 

1.50 

2.00 

2.50 

3.00 

3.50 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Outflow

Y.O.Y

Triliun Rp

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2008 2009 2010 2011

PTTB

 / Inflo

w

Inflo

w & PTTB (Triliun Rp

)

InflowPTTBPTTB/Inflow

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

55Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Penurunan nilai PTTB tersebut sejalan dengan berkurangnya transaksi ekonomi secara

tunai di masyarakat. Kondisi tersebut tercermin dari menurunnya Rasio PTTB terhadap inflow

pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 83,3% pada triwulan II-

2011 menjadi 45,3%.

3.7. Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring

3.7.1. Perkembangan RTGS

Secara total, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan III-2011 meningkat

menjadi Rp47,0 triliun atau tumbuh sebesar 29,9% (y.o.y) dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar Rp38,2 triliun yang tumbuh sebesar 9,1% (y.o.y), lihat grafik 3.13.

Transaksi BI-RTGS dalam periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk

(incoming) ke perbankan Sulsel dengan nilai sebesar Rp33,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan

aliran yang keluar (outgoing) dari perbankan Sulsel yang tercatat sebesar Rp13,1 triliun.

Pada triwulan III-2011, pertumbuhan aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel via RTGS menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu dari 16,1% menjadi 38,6% (y.o.y) - grafik 3.14, terutama karena semakin

meningkatnya realisasi pembayaran untuk keperluan proyek-proyek pemerintah pada

triwulan laporan. Hal yang serupa terjadi pada pertumbuhan aliran dana yang keluar via

RTGS (outgoing) pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan

triwulan II-2011, yaitu dari negatif 3,4% tumbuh menjadi 11,8% (yoy), lihat grafik 3.15.

Peningkatan tersebut diperkirakan didorong oleh faktor musiman Ramadhan/Idul Fitri

sehingga aktivitas transaksi masyarakat mengalami peningkatan. Selain itu, untuk

pemenuhan kebutuhan pembangunan Sulsel yang sebagian besar harus didatangkan dari

luar Sulsel, seperti mesin-mesin dan bahan baku industri makanan-minuman.

Grafik 3.13. Transaksi RTGS – Total Transaksi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

10 

15 

20 

25 

30 

35 

40 

45 

50 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Total

Y.O.Y

Triliun

 Rp

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

56 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 3.14. Transaksi RTGS – Incoming

Grafik 3.15. Transaksi RTGS – Outgoing

3.7.2. Perkembangan Kliring

Pertumbuhan kliring pada triwulan III-2011 menunjukkan penurunan dibandingkan

triwulan sebelumnya, yaitu dari 9,58% pada triwulan II-2011 menjadi 8,86%. Dari sisi rata-

rata harian, nilai perputaran kliring tercatat mengalami penurunan. Rata-rata harian nilai

nominal perputaran kliring pada triwulan III-2011 tercatat sebesar Rp130 miliar, mengalami

penurunan apabila dibandingkan triwulan II-2011 yang sebesar Rp135 miliar. Selain itu, rasio

rata-rata harian penolakan warkat (Cek/BG) kosong pada triwulan laporan, secara nominal

dan lembar mengalami peningkatan. Secara nominal, rasio rata-rata warkat yang ditolak

meningkat dari sebesar 2,05% pada triwulan II-2011 menjadi sebesar 2,46% pada triwulan

laporan. Sementara dari jumlah lembar, rasio rata-rata harian warkat meningkat pada

triwulan laporan yaitu 3,28% dari 2,24% pada triwulan sebelumnya, lihat tabel 3.9.

Perlambatan pertumbuhan kliring ini mencerminkan menurunnya kegiatan transaksi

nominal kecil (di bawah Rp100 juta), yang relatif mempengaruhi peningkatan kegiatan

ekonomi Sulsel pada triwulan laporan. Hal tersebut relatif sejalan dengan perlambatan

pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III-2011.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

10 

15 

20 

25 

30 

35 

40 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Incoming

Y.O.Y

Triliun

 Rp

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

10 

12 

14 

16 

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Outgoing 

Y.O.Y

Triliun Rp

Tabel 3.9. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Total Perputaran Kliring

‐ Nominal (triliun rupiah) 6,5          6,9          7,4          7,5          7,2          7,3          7,9          8,3          8,2          8,0          8,6        

‐ Lembar (ribuan) 242,2     258,4     262,3     263,6     253,5     259,8     261,6     267,9     265,0     270,6     202,2   

Rata‐rata Harian Perputaran Kliring

‐ Nominal (triliun rupiah) 0,111     0,111     0,121     0,118     0,113     0,113     0,120     0,126     0,128     0,135     0,130   

‐ Lembar (ribuan) 4,10       4,17       4,30       4,18       3,96       4,00       3,96       4,06       4,14       4,44       3,06      

Nisbah Rata‐rata Penolakan Cek/ BG Kosong

‐ Nominal (%) 1,67       2,01       1,66       2,19       1,73       2,10       2,30       1,90       2,40       2,05       2,46      

‐ Lembar (%) 1,76       1,62       1,75       1,74       1,78       1,86       2,17       2,10       2,10       2,24       3,28      Sumber : Bank Indonesia

 URAIAN 2009 2010 2011

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

57Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

BOKS I

Dampak Perlambatan Perekonomian Negara Maju Terhadap Kinerja Ekspor Sulampua*

Kinerja ekspor wilayah Sulampua sampai dengan bulan Juli 2011 menunjukkan

kinerja yang relatif baik bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Akumulasi volume penjualan dan nominal penjualan dari bulan Januari s.d Juli

2011 masing-masing mengalami peningkatan sebesar 82,06% dan 26,65% bila dibandingkan

periode yang sama tahun 2010. Akumulasi volume ekspor Sulampua pada Januari-Juli 2011

tercatat sebesar 20,96 juta ton dengan akumulasi nominal mencapai USD 5,77 miliar.

Perlambatan ekonomi global yang saat ini terjadi di negara maju khususnya Amerika

dan Eropa diperkirakan memiliki dampak yang relatif minimal terhadap kinerja ekspor

Sulampua. Hal ini disebabkan karena komoditi utama ekspor Sulampua lebih banyak dipasarkan

ke negara-negara Asia. seperti Jepang, Cina, India, dan Korea Selatan. Sementara share ekspor

dengan negara tujuan Amerika dan Eropa hanya sekitar 17,2% dari total ekspor Sulampua.

Negara Tujuan Utama Ekspor Sulampua 2011

Empat komoditi ekspor utama Sulampua ke negara Amerika adalah CPO, ikan-ikanan,

kakao, dan karet. Terlihat bahwa CPO memiliki persentase terbesar, yaitu mencapai 46% dari

total ekspor Sulampua ke Amerika. Bila ditinjau dari nilainya, CPO yang diekspor ke Amerika

memiliki share sebesar 28% dari total ekspor CPO Sulampua

Komoditas Ekspor Utama Sulampua ke AS

Komoditas Ekspor Utama Sulampua ke Eropa

*Sulampua : Sulawesi – Maluku - Papua

Afrika0.1%

Amerika3.5%

Asia81.4%

Australia1.4%

Eropa13.7%

CPO46%

Ikan‐ikanan19%

Kakao17%

Karet9%

Lainnya9%

Tembaga50%

Bijih Besi16%

CPO14%

Nikel5%

Ikan‐Ikanan4%

Lainnya11%

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

58 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Sementara untuk pasar Amerika, komoditi utama yang diekspor ke Eropa adalah

tembaga, bijih besi, CPO, nikel, dan ikan-ikanan. Tembaga menjadi komoditas dominan bila

ditinjau dari pangsa nilai ekspornya ke Eropa, yaitu hingga 50% dari total ekspor Sulampua ke

Eropa. Secara keseluruhan ekspor tembaga Sulampua ke Eropa memiliki pangsa 15,3% dari

total ekspor tembaga Sulampua. Sisanya sebesar 84,7% diekspor ke negara-negara di Asia.

Share Ekspor CPO dan Tembaga Sulampua

Perkembangan Ekspor CPO

Ekspor CPO Sulampua belum terpengaruh oleh perlambatan perekonomian

negara Amerika dan Eropa. Ekspor CPO Sulampua hingga bulan Juli 2011 tumbuh 45,3%

(yoy). Bila ditinjau lebih dalam lagi, ekspor CPO Sulampua ke Amerika dan Eropa masing-masing

tumbuh 66,6% dan 354%. Berdasarkan hasil liaison kepada industri CPO di Sulut (penghasil

utama CPO Sulampua), responden tidak merasakan penurunan permintaan dari Amerika

maupun Eropa. Selain itu, bila terdapat pengurangan permintaan ekspor, pasar domestik dinilai

masih dapat menyerap hasil produksi.

Perkembangan Ekspor Tembaga

Ekspor Tembaga Sulampua belum terpengaruh oleh perlambatan perekonomian

negara Amerika dan Eropa. Ekspor tembaga Sulampua hingga bulan Juli 2011 tumbuh

26,9% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2010 (11,8%). Ekspor tembaga ke Eropa juga

menunjukkan pertumbuhan 33,9%. Berdasarkan hasil liaison kepada PT. Freeport (penghasil

utama tembaga Sulampua), responden belum merasakan penurunan permintaan dari Eropa. Bila

terjadi pengurangan permintaan ekspor, pasar asia yang memiliki pangsa besar dapat menyerap

hasil produksi perusahaan

Eropa Amerika Asia LainnyaCPO 5.7% 33.3% 28.0% 38.7% 0.0%Tembaga 45.0% 15.3% 0.0% 84.7% 0.0%

KomoditasShare Ekspor

Negara Tujuan Ekspor

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

59Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III- 2011

Bab 4

Keuangan Daerah

Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan III-2011 berada

pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Pada sisi

penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 79,12% pada triwulan III-2011, namun

demikian jika dilihat dari sisi belanja daerah realisasi masih belum optimal (63,54%). Kondisi

tersebut relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III-2011

tumbuh relatif kecil, yaitu sebesar 1,15% (y.o.y).

4.1. Pendapatan Daerah

Realisasi anggaran pendapatan daerah sampai dengan triwulan III-2011 tercatat

mencapai Rp2,27 triliun atau 79,12% dari total target pendapatan sebesar Rp2,87 triliun.

Pencapaian realisasi pendapatan tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan realisasi

pendapatan pada triwulan III-2010 yang tercatat sebesar Rp1,91 triliun. Diperkirakan realisasi

pendapatan akan diakselarasi pada triwulan IV-2011.

Dari komponen pendapatan, realisasi Dana Perimbangan mencapai 76,16%,

terutama didorong oleh sub komponen Dana Alokasi Umum (DAU) yang sebesar 83,33%.

Sementara realisasi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp1,43 triliun atau

sebesar 80,43%. Sumber penerimaan PAD yang terbesar berasal dari Pendapatan Pajak

Daerah yang mencapai Rp1,26 triliun atau sebesar 88,1% dari total PAD. Secara persentase,

realisasi sub komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan sub

komponen Pendapatan Pajak Daerah merupakan yang terbesar masing-masing telah

mencapai 97,78% dan 81,43%. Realisasi pada sub-komponen Pendapatan Pajak Daerah

tersebut relatif menggambarkan cukup baiknya kinerja konsumsi rumah tangga (PDRB)

Sulsel.

4.2. Belanja Daerah dan Transfer

Dari sisi anggaran belanja daerah, sampai dengan triwulan III-2011, realisasinya baru

mencapai sebesar Rp1,89 triliun atau 63,54% dari target yang ditetapkan sebesar Rp2,97

triliun. Oleh karena itu, apabila realisasi belanja daerah tersebut dibandingkan dengan

realisasi pendapatan maka terdapat surplus sebesar Rp384 miliar. Sedangkan apabila

dibandingkan realisasi triwulan III-2010 yaitu sebesar Rp0,41 triliun, maka kinerja realisasi

belanja triwulan III-2011 tersebut meningkat cukup signifikan.

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

60 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Realisasi belanja daerah yang terbesar terjadi pada pos Belanja Pegawai yang

mencapai 72.34%, diikuti oleh pos Belanja Hibah (66,46%). Realisasi pos Belanja Tidak

Langsung pada triwulan laporan sebesar 67,03% (Rp 1,24 Triliun), relatif lebih tinggi apabila

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar RP 0,81 Triliun.

Realisasi Belanja Langsung lebih banyak dipergunakan untuk Belanja Barang & Jasa

dengan realisasi sebesar 63,18%. Sementara untuk realisasi terkecil terdapat pada Belanja

Modal, yaitu sebesar 48,89%. Hal ini sejalan dengan relatif kecilnya pertumbuhan konsumsi

permerintah (PDRB) secara tahunan pada triwulan laporan, yang tumbuh 1,15% (yoy) atau

jauh lebih kecil daripada triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 5,48%.

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan Triwulan III-2011

Nominal % REALISASI Nominal % REALISASI % (y.o.y)1. PENDAPATAN

1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,430.08              1,132.70             79.21% 1,782.15        1,433.43        80.43% 26.55%‐ Pendapatan Pajak Daerah 1,222.80               972.62                   79.54% 1,549.18          1,261.54          81.43% 29.70%‐ Pendapatan Retribusi Daerah 113.55                  73.17                   64.44% 110.17            69.88              63.43% ‐4.50%‐ Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan                     59.61  51.05                   85.64% 63.58              61.87              97.31% 21.19%‐ Lain‐lain PAD  yang Sah 34.12                    35.86                   105.09% 59.22              40.14              67.78% 11.95%

1.2. DANA PERIMBANGAN 954.63                 774.75                81.16% 1,090.32        830.41           76.16% 7.18%‐ Dana Bagi Hasil Pjk dan Bukan Pjk 219.12                  165.87                 75.70% 231.61            137.21            59.24% ‐17.28%‐ DAU 706.28                  588.56                 83.33% 816.76            680.63            83.33% 15.64%‐ DAK 29.24                    8.81                     30.13% 41.95              12.57              29.95% 42.64%Transfer Pemerintah Pusat‐Lainnya ‐                        11.51                   ‐                     ‐                  ‐                   ‐                    ‐100.00%

1.3. Lain‐lain Pendapatan yang Sah 58.97                     ‐                         0.00% ‐                    8.91                  ‐                    ‐JUMLAH PENDAPATAN 2,443.68              1,907.45            78.06% 2,872.47       2,272.75       79.12% 19.15%

2. BELANJA 

2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,199.32              806.59                67.25% 1,847.64        1,238.41        67.03% 53.54%‐ Belanja Pegawai 665.32                  456.16                 68.56% 627.71            454.08            72.34% ‐0.46%‐ Belanja Bunga 0.40                      0.15                     36.51% 0.15                0.07                 43.47% ‐55.35%‐ Belanja Hibah                     70.00  32.51                   46.44% 87.47                              58.13  66.46% 78.84%‐ Belanja Bantuan Sosial 27.03                    15.65                   57.88% 22.10              9.69                 43.85% ‐38.07%‐ Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota&Pemerintahan Desa ‐                        ‐                       ‐                      634.95            410.13            64.59% ‐‐ Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota&Pemerintahan De 421.57                  300.99                 71.40% 460.28            305.42            66.36% 1.47%‐ Belanja Tidak Terduga                     15.00                         1.15  7.63% 15.00                                0.90  6.00% ‐21.40%

2.2. BELANJA LANGSUNG 751.80                  412.52                  54.87% 1,124.60          650.06             57.80% 57.58%‐ Belanja Pegawai ‐                        ‐                       ‐                      141.77            84.23              59.42% ‐‐ Belanja Barang & Jasa                   477.70                    310.18  64.93% 597.02            377.22            63.18% 21.61%‐ Belanja Modal                   274.10                    102.34  37.34% 385.82                         188.62  48.89% 84.31%JUMLAH BELANJA 1,951.12              1,219.11              62.48% 2,972.25         1,888.47         63.54% 54.91%

SURPLUS / (DEFISIT) (61.83)                  541.81                ‐876.23% (99.78)            384.27           ‐385.13% ‐29.08%

3. PEMBIAYAAN

3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 63.53                    230.66                363.05% 111.51           290.31           260.35% ‐                  3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1.70                      0.35                     20.58% 11.70              0.70                 5.98% 100.00%

JUMLAH PEMBIAYAAN 61.83                   230.31                372.47% 99.81             289.61           290.17% 25.75%/ /Sumber : Biro Keuangan Sulsel (Data Belanja) & Dinas Pendapatan Daerah (Data Pendapatan)Ket : Angka Sementara (APBD Provinsi Sulawesi Selatan)RAPBD‐P (Rencana Anggara Pendapatan Belanja Daerah‐Perubahan)

ANGGARAN 2011ANGGARAN 2010 Realisasi s/d TRIWULAN III‐2010

(Milyar Rupiah)

Realisasi s/d TRIWULAN III‐2011NO. U R A I A N

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

61Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Tabel 5.1 Penduduk Usia 15 + Menurut Kegiatan UtamaFebruari Februari

2010 2011Penduduk Us ia 15 Tahun ke Atas 5,721,682 5,590,797 Angkatan Kerja 3,560,893 3,634,355

a. Bekerja 3,276,523 3,391,334 b. Pengangguran 284,370 243,021

Bukan Angkatan Kerja 2,160,789 1,956,442 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 62.2% 65.0%Tingkat Pengangguran Terbuka 8.0% 6.7%Sumber : BPS

KEGIATAN UTAMA

Bab 5

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perekonomian Sulsel hingga Februari 2011 terhadap angkatan kerja

cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada

Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun sebelumnya (62,2%). Sejalan dengan itu,

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel tercatat mengalami penurunan sebesar 1,3%,

dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi 6,7% pada Februari 2011. Selanjutnya di sisi lain

pertumbuhan ekonomi Sulsel juga memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan

tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang menunjukkan

peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulsel pada

triwulan III-2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 7,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,33% (yoy).

5.1. Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan Sulsel hingga Februari 2011 menunjukkan

kecenderungan lebih baik apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari

meningkatnya jumlah

angkatan kerja sebesar

2,06% dari 3,56 juta orang

pada Februari 2010,

sehingga menjadi 3,63 juta

orang pada Februari 2011

(Tabel 5.1). Meskipun di sisi

lain terdapat penurunan

Penduduk Usia 15 Tahun ke atas sebesar 2,29%, dimana pada Februari 2010 sebesar

5.721.682 orang menjadi 5.590.797 orang per Februari 2011. Kondisi ini menyebabkan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 62,2% pada Februari 2010 menjadi

65,0% pada Februari 2011. Sedangkan di sisi lain, menurunnya jumlah pengangguran dari

284.370 orang per Februari 2010 menjadi 243.021 orang per Februari 2011 mengakibatkan

penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 1,3% sehingga menjadi 6,7% pada

Februari 2011. Menurunnya TPT Sulsel tersebut mengindikasikan bahwa kenaikkan

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

62 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2009 sebesar 6,53% apabila dibandingkan

triwulan IV-2010 sebesar 8,93% berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Dari sisi lapangan pekerjaan utama, untuk periode Februari 2010 dan Februari 2011

komposisi tenaga kerja di sektor pertanian cenderung mengecil, sebaliknya komposisi tenaga

kerja di sektor non pertanian bertambah besar, terutama pada sektor jasa. Pangsa jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian pada Februari 2011 tercatat sebesar 47%,

turun dibandingkan Februari 2010 tercatat sebesar 50%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya

pergeseran struktur perekonomian yang ditandai dengan mulai beralihnya jumlah tenaga

kerja dari sektor pertanian selaku sektor utama di Sulsel ke sektor lainnya. Hal tersebut

dimungkinkan karena tingkat pendapatan sektor pertanian yang bersifat musiman dan

pengaruh tingkat harga produk hasil pertanian yang relatif kurang menguntungkan.

Di sisi lain, pangsa jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa meningkat dari

12% pada Februari 2010, menjadi sebesar 18% Februari 2011. Selain itu meski terjadi

penurunan pangsa jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan pada Februari 2011 apabila

dibandingkan tahun sebelumnya, namun share tenaga kerja untuk masing-masing sektor

masih cukup besar apabila dibandingkan sektor lainnya yaitu 18%.

Grafik 5.1. Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Februari 2010

Februari 2011

5.2. Kesejahteraan

5.2.1. Nilai Tukar Petani

Pertumbuhan daya beli masyarakat yang bekerja di sektor pertanian relatif meningkat

pada triwulan laporan, tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sulsel pada triwulan laporan.

Tingkat kesejahteraan petani Sulsel pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan

pertumbuhan. Pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan III-2011 tercatat tumbuh 7,01% (yoy),

Pertanian50%

Industri6%

Konstruksi6%

Perdagangan19%

Angkutan/Komunikasi

5%

Jasa12%

Lainnya *)2%

Pertanian47%

Industri6%

Konstruksi5%

Perdagangan18%

Angkutan/Komunikasi

5%

Jasa18%

Lainnya *)2%

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

63Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,33%

% (yoy) – (lihat grafik 5.2). NTP yang lebih tinggi pada triwulan II-2011, menunjukan indeks

harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi

pertanian sehingga semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat

kemampuan/daya beli petani.

Perkembangan pertumbuhan ‘Indeks yang Diterima Petani’ apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya, relatif mengalami penurunan yang relatif kecil yaitu dari sebesar

10,79% (yoy) menjadi sebesar 9,16% pada triwulan laporan (grafik 5.3). Secara rata-rata

pertumbuhan ‘Indeks yang Diterima Petani’ menurun karena pada triwulan III-2011 terutama

karena kinerja sub sektor perkebunan komoditas kakao yang semakin menurun karena gagal

panen.

Grafik 5.2 Perkembangan Rata-rata

Nilai Tukar Petani

Grafik 5.3 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

Grafik 5.4

Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani

Selain itu, ‘Indeks yang Dibayar Petani’ juga menunjukkan penurunan pertumbuhan

yaitu dari 4,20% (yoy) pada triwulan II-2011 menjadi 2,01% pada triwulan laporan (grafik

5.4). Menurunnya pertumbuhan “Indeks yang Dibayar Petani” sejalan dengan pertumbuhan

‐2%

‐1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

92 

94 

96 

98 

100 

102 

104 

106 

108 

110 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

NTP y.o.y 

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

20 

40 

60 

80 

100 

120 

140 

160 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Yang Diterima  Petani y.o.y 

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Yang Dibayar Petani y.o.y 

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

64 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulsel

152.8 150.8 150.8 124.5 119.2 137

930.3

880.9

880.9

839.1

794.2

695.9

14.57%14.11% 13.34%12.31%

11.60% 10.29%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

16.0%

0

200

400

600

800

1000

1200

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Desa Kota % Total Penduduk Miskin

Sumber : BPS

laju inflasi Sulsel yang terus menurun pada triwulan III-2011 apabila dibandingkan triwulan

sebelumnya. Meski di sisi lain, terjadi kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk yang

mengacu pada Peraturan Gubernur Sulsel No 26/2011, yang terbit Mei 20111.

Hal tersebut tentu saja menyebabkan tekanan harga terhadap konsumsi petani, karena

merupakan salah satu faktor yang meringankan biaya produksi para petani.

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Sulsel per Maret 2011 tercatat sebanyak 832,9 ribu orang

atau sebesar 10,29% dari jumlah

penduduk (grafik 5.5). Dari jumlah

tersebut, 16,45% berada di daerah

perkotaan sedangkan sisanya berada

di daerah pedesaan. Persentase

pangsa jumlah penduduk miskin di

perkotaan tersebut relatif tetap

dibanding Maret 2010 yang tercatat

sebesar 13,05% dari jumlah

penduduk miskin pada tahun tersebut.

Dari sisi jumlah, jumlah penduduk miskin di Sulsel mengalami penurunan, dari 913,4

ribu per Maret 2010 menjadi 832,9 ribu pada Maret 2011, atau menurun 8,81%, sementara

pada tahun 2010 turun sebesar 5,21%. Penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi terjadi

di pedesaan sebesar 12,38%, dari 794,2 ribu orang pada Maret 2010 menjadi 695,9 ribu

orang. Jumlah tersebut relatif masih cukup besar, yaitu sekitar 8,60% dari total penduduk

Sulsel. Disisi lain terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan yang tercatat

naik sebesar 14,93%, dari 119,2 ribu orang menjadi 137,0 ribu orang. Jumlah penduduk

miskin perkotaan tersebut tercatat sebesar 1,69% dari total penduduk Sulsel.

Terkonsentrasinya jumlah penduduk miskin di pedesaan tersebut perlu mendapatkan

perhatian tersendiri, mengingat sektor unggulan ekonomi Sulsel masih terletak pada sektor

pertanian, dimana sebagian besar mata pencarian penduduk pedesaan adalah petani.

Apabila dibandingkan dengan provinsi se-Sulampua, persentase jumlah penduduk

miskin di Sulsel masih berada pada urutan ketiga terendah (11,6%) setelah Provinsi Sulawesi

Utara (9,1%) dan Maluku Utara (9,4%). Urutan Provinsi Sulut dan Malut tersebut juga tidak

mengalami perubahan dibandingkan kondisi pada Maret 2009. Sedangkan persentase

jumlah penduduk miskin tertinggi di Sulampua tercatat sebesar 36,8% masih terdapat di

Provinsi Papua. Jumlah penduduk miskin se-Sulampua tersebut tercatat sebesar 1,65% dari

1 http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/417355/

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

65Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

total penduduk Indonesia, sementara pada Maret 2009 tercatat sebesar 1,73% dari total

penduduk Indonesia.

Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskinse-Sulampua per Maret 2011

5.3. Survei

Hasil Survei Konsumen, pada triwulan laporan rata-rata ‘Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja Saat Ini’ (IKLK) relatif menunjukan peningkatan yang cukup tinggi. Rata-rata

IKLK pada triwulan laporan tercatat tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 22,61% (yoy),

sementara pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 9,11% (grafik 5.7). Meningkatnya

pertumbuhan indeks ini sejalan dengan masih tingginya aktivitas perekonomian Sulsel pada

triwulan III-2011, terutama yang berasal dari sektor swasta, mengingat dari sisi pemerintah

realisasi anggaran hingga triwulan III-2011 relatif belum optimal yaitu sebesar 63,54%.

Kondisi tersebut relatif menggambarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada Agustus

2011 akan mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2011.

Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Saat Ini

Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu

36.95

 

11.41

 

13.05

 

6.03  8.50 

23.86

 

9.60 

8.39 

3.33 

3.71 

63.05

 

88.59

 

86.95

 

94.46

 

91.50

 

76.14

 

90.40

 

91.61

 

96.26

 

96.56

 

9.10 

18.07 

11.60 

17.05 

23.18 

13.58 

27.74 

9.42 

34.88 36.80 

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gor Sulbar Maluku Malut Irjabar Papua

Desa Kota % Total Penddk Miskin

Sumb

er : B

PS, d

iolah

%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks ketersediaan lapangan  kerja saat  iniy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Penghasilan  saat  ini dibandingkan  6 bln yg  laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

66 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Selain itu, perkembangan rata-rata ‘Indeks Penghasilan Saat Ini Dibanding 6 bulan

lalu’ (IPD6) juga mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Hal tersebut tercermin dari

pergerakan pertumbuhan IPD6 yang pada triwulan II-2011 sebesar tumbuh 8,42%,

meningkat cukup signifikan menjadi tumbuh sebesar 25,04% pada triwulan laporan (grafik

5.8).

Kondisi tersebut searah dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada

triwulan III-2011 yang tercatat sebesar 8,35% (yoy). Tingginya pertumbuhan tersebut

diperkirakan memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat Sulsel pada triwulan

laporan, dimana hal tersebut terindikasikan oleh hasil Survey Konsumen yang menunjukan

peningkatan pertumbuhan “Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini” dan “Indeks

Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu”. Hal ini juga sejalan dengan

peningkatan pertumbuhan NTP dan “Indeks Yang Diterima Petani” Sulsel yang

mencerminkan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting sebagai

acuan pergerakan kesejahteraan masyarakat Sulsel. Peningkatan kesejahteraan dimaksud

diperkirakan sebagai dampak positif dari relatif terkendalinya laju inflasi Sulsel pada triwulan

III-2011, yang menunjukan kecenderungan penurunan yang signifikan dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

67Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

BOKS II

Perkembangan Gadai Emas Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Sulampua*

Produk perbankan yang menggunakan emas sebagai agunan semakin marak

dalam 2 tahun terakhir. Terbukti dengan meningkatnya nominal pembiayaan dan jumlah

emas yang terlibat terutama pada tahun 2011. Pada akhir tahun 2009 nominal pembiayaan

hanya sebesar Rp5,6 M dengan 15,62 kg emas. Angka ini meningkat menjadi Rp72,40 M

dengan 52,84 kg emas pada bulan Agustus 2011. Secara tahunan, produk gadai emas tumbuh

314% (yoy) di akhir Agustus 2011.

Sebagian besar gadai emas bersifat konsumtif (99,7%). Ditinjau dari provinsi, Sulawesi

Selatan dan Maluku merupakan provinsi yang paling banyak terdapat produk gadai emas

dengan nilai pembiayaan Rp72,40 M atau 96,78% dan Rp1,89 M (2,54%).

Perkembangan Pembiayaan Emas

   

Produk gadai emas masih memiliki share yang kecil terhadap total pembiayaan

syariah, tetapi diperkirakan akan terus meningkat. Di bulan Agustus 2011, share gadai

emas baru mencapai 2,25% dari total pembiayaan syariah Sulampua. Bila dibandingkan dengan

pembiayaan konsumtif, share gadai emas adalah sebesar 3,50%. Namun dengan pertumbuhan

yang sangat pesat, pangsa tersebut akan terus membesar dan dikhawatirkan akan mengurangi

kinerja pembiayaan syariah produktif.

Terdapat indikasi bahwa gadai syariah menjadi produk utama dalam pembiayaan

konsumtif di beberapa bank syariah. Terhadap total pembiayaan, gadai syariah memiliki pangsa

8%. Hal ini dapat mengurangi usaha perbankan tersebut untuk menyalurkan pembiayaan yang

produktif, mengingat gadai emas tersebut cukup menguntungkan bagi bank karena memberi

penghasilan setara bunga hingga 15% per tahun.

*Sulampua : Sulawesi – Maluku - Papua

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010 2011

Nasabah (orang) Nominal Pembiayaan (Rp Juta) Emas (gram)

Gadai Emas

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

68 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Sementara untuk pasar Amerika, komoditi utama yang diekspor ke Eropa adalah

tembaga, bijih besi, CPO, nikel, dan ikan-ikanan. Tembaga menjadi komoditas dominan bila

ditinjau dari pangsa nilai ekspornya ke Eropa, yaitu hingga 50% dari total ekspor Sulampua ke

Eropa. Secara keseluruhan ekspor tembaga Sulampua ke Eropa memiliki pangsa 15,3% dari

total ekspor tembaga Sulampua. Sisanya sebesar 84,7% diekspor ke negara-negara di Asia.

Share Ekspor CPO dan Tembaga Sulampua

Perkembangan Ekspor CPO

Ekspor CPO Sulampua belum terpengaruh oleh perlambatan perekonomian

negara Amerika dan Eropa. Ekspor CPO Sulampua hingga bulan Juli 2011 tumbuh 45,3%

(yoy). Bila ditinjau lebih dalam lagi, ekspor CPO Sulampua ke Amerika dan Eropa masing-masing

tumbuh 66,6% dan 354%. Berdasarkan hasil liaison kepada industri CPO di Sulut (penghasil

utama CPO Sulampua), responden tidak merasakan penurunan permintaan dari Amerika

maupun Eropa. Selain itu, bila terdapat pengurangan permintaan ekspor, pasar domestik dinilai

masih dapat menyerap hasil produksi.

Perkembangan Ekspor Tembaga

Ekspor Tembaga Sulampua belum terpengaruh oleh perlambatan perekonomian

negara Amerika dan Eropa. Ekspor tembaga Sulampua hingga bulan Juli 2011 tumbuh

26,9% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2010 (11,8%). Ekspor tembaga ke Eropa juga

menunjukkan pertumbuhan 33,9%. Berdasarkan hasil liaison kepada PT. Freeport (penghasil

utama tembaga Sulampua), responden belum merasakan penurunan permintaan dari Eropa. Bila

terjadi pengurangan permintaan ekspor, pasar asia yang memiliki pangsa besar dapat menyerap

hasil produksi perusahaan

Eropa Amerika Asia LainnyaCPO 5.7% 33.3% 28.0% 38.7% 0.0%Tembaga 45.0% 15.3% 0.0% 84.7% 0.0%

KomoditasShare Ekspor

Negara Tujuan Ekspor

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

69Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

Bab 6

Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan IV-2011 diperkirakan

masih tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan IV-2011

akan dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga, swasta maupun pemerintah

yang masih tinggi. Selanjutnya untuk investasi, pada triwulan IV-2011 juga diperkirakan

masih tumbuh tinggi sejalan dengan masih derasnya penanaman modal di Sulsel yang

terlihat sejak awal tahun 2011 dan didukung akselerasi penyelesaian proyek-proyek

pembangunan fisik menjelang akhir tahun. Pada sisi ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel

diperkirakan akan meningkat. Pada sisi penawaran, dorongan pertumbuhan diperkirakan

berasal dari kinerja sektor perdagangan-hotel-restauran (PHR), sektor konstruksi, sektor

angkutan-komunikasi, sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan-penggalian yang

masih tumbuh baik.

Pada triwulan IV-2011 mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan masih akan

melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan III-2011. Tekanan inflasi

pada triwulan IV-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan inflasi volatile food

dan inflasi inti.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan tumbuh lebih

baik daripada triwulan III-2011. Intermediasi perbankan diprediksi masih akan tumbuh cukup

signifikan sampai dengan akhir tahun, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran

kredit. Kondisi perekonomian Indonesia yang cukup stabil dan juga perekonomian Sulsel

yang tumbuh dengan baik, diiringi oleh laju inflasi yang cukup terjaga menciptakan kondisi

yang kondusif bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaan usaha.

6.1. Outlook Kondisi Makroregional

Pertumbuhan ekonomi Sulsel di triwulan IV-2011 diperkirakan masih tumbuh cukup

tinggi. Pada sisi permintaan, pendorong pertumbuhan pada triwulan IV-2011 berasal dari

peningkatan konsumsi, investasi dan membaiknya net-ekspor.

Konsumsi rumah tangga akan mengalami peningkatan sejalan dengan aktivitas

liburan anak sekolah dan perayaan Natal dan Tahun baru. Peningkatan daya beli masyarakat

seiring dengan membaiknya perekonomian daerah juga mendukung kegiatan konsumsi.

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

70 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Realisasi belanja pemerintah yang masih belum optimal pada triwulan III-2011 diperkirakan

akan terakselerasi pada triwulan mendatang.

Proyeksi pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan IV-2011 yang masih

tinggi, didukung pula oleh hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Makassar, yang menunjukan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada triwulan IV-2011 masih

optimis. Indeks Ekspektasi Konsumen merupakan gabungan dari indeks ekspektasi

masyarakat akan kondisi perekonomian, ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan

kerja (grafik 6.1, grafik 6.3, grafik 6.4 dan grafik 6.5), dimana perkembangan indeks

dimaksud menunjukan tingkat optimisme yang cukup tinggi.

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.2. Perkembangan PDRB Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6

Bulan Yang Akan Datang

Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan

6 Bulan Yang Akan Datang

Selanjutnya untuk investasi, pada triwulan IV-2011 diprediksi masih tumbuh tinggi

sejalan dengan masih derasnya penanaman modal di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun

2011 dan akselerasi penyelesaian proyek baik infrastruktur, properti maupun perluasan

pabrik hingga akhir tahun. Indikator yang mendukung kinerja investasi adalah meningkatnya

impor barang modal terutama mesin-mesin. Kinerja investasi yang masih tumbuh tinggi juga

sejalan dengan ekspektasi masyarakat sesuai hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia yang

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

100

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Indeks Ekspektasi  Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

8.58%

8.08%

9.08%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 3** 4***

2009 2010 2011

y.o.y Sulsely.o.y Nas

Sumber : BPS, diolah

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Kondisi ekonomi 6 bln yg akan datang

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtg

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

71Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

menunjukkan indeks ketersediaan lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang cukup

tinggi dan cenderung meningkat (grafik 6.5).

Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung

meningkat baik ekspor ke luar negeri maupun perdagangan antar pulau. Membaiknya

ekspor ke luar negeri diperkirakan akan didorong oleh ekspor nikel ke Jepang. Peningkatan

ekspor nikel sejalan dengan pulihnya kondisi perekonomian Jepang pasca tsunami Pada

Maret 2011. Hal ini didukung oleh analisa OECD composite leading indicators yang

menunjukkan pergerakan business cycle perekonomian Jepang menuju posisi puncak. Kemudian diperkuat oleh laju inflasi Jepang pada bulan September relatif tetap jika

dibandingkan bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran Jepang juga menurun pada bulan

September jika dibandingkan bulan sebelumnya1. Sementara dari sisi impor, dorongan impor

cukup potensial dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

yang cenderung menguat.

Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 Bulan y.a.d

Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

Grafik 6.7

Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

1 Trading Economist, Japan News, http://www.tradingeconomics.com/japan/gdp-growth, 28 Oktober 2011.

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Indeks ketersediaan lapangan  kerja 6 bln yg akan dtg

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

‐1000%

0%

1000%

2000%

3000%

4000%

5000%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 3**

2009 2010 2011

Juta Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

72 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Pada sisi penawaran, pertumbuhan sektor PHR terutama didorong oleh

meningkatnya aktivitas pada sub sektor perdagangan yang diperkirakan akan tumbuh cukup

tinggi sejalan dengan tingginya aktivitas Meetings, Incentives, Conferencing and Exhibition

(MICE) di Sulsel baik bertaraf nasional maupun internasional dan juga aktivitas liburan anak

sekolah menjelang akhir tahun.

Selain itu, sektor angkutan-komunikasi diperkirakaan akan tumbuh cukup baik,

sebagai pendukung kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) maupun

mendukung aktivitas bisnis dengan dibukanya rute-rute penerbangan yang baru melalui

Makassar. Hal tersebut berjalan searah dengan pertumbuhan Sulsel yang cukup tinggi dari

tahun ke tahun, dan meningkatnya kunjungan wisata di Kawasan Timur Indonesia. Di sisi

lain, dampak penurunan harga avtur sejak triwulan II-2011 menyebabkan harga tiket

angkutan udara tidak bergejolak sehingga menjadi incentive meningkatnya kinerja sub-sektor

angkutan.

Kemudian sektor kontruksi dan industri pengolahan diperkirakan bergerak beriringan,

karena aktivitas ekonomi dalam penyelesaian proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan

ekpansi produksi di Sulsel masih cukup tinggi. Pada sektor pertambangan, produski nikel

diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan pulihnya aktivitas produksi.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka perekonomian Sulsel pada

triwulan mendatang diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 8,58% +0,5%

(yoy).

6.2. Outlook Inflasi

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan masih akan melambat

pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan III-2011. Hal ini sejalan dengan hasil

Survei Konsumen Bank Indonesia, dimana perkembangan Indeks Ekspektasi Terhadap harga-

harga dalam 3 bulan y.a.d masih menunjukan pertumbuhan yang negatif (grafik 6.9).

Tekanan inflasi pada triwulan IV-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan inflasi

volatile food dan inflasi inti.

Faktor yang dapat mengurangi tekanan inflasi volatile food yaitu masih terjaganya

pasokan komoditas pangan lokal sebagai hasil masa panen raya beras tahap dua pada

Agustus-September 2011 dan juga relatif terkendalinya rantai distribusi bahan makanan

pokok di Sulsel sehubungan dengan aktivitas pengendalian inflasi daerah yang dilakukan

oleh Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (FKPPI) Provinsi Sulsel. Meski

demikian, inflasi volatile food diperkirakan masih mendapat tekanan pada tingkat moderat

dari faktor eksternal. Kelompok volatile food diperkirakan mengalami tekanan sejalan

dengan berlalunya masa panen beras diperkirakan akan meningkatkan harga beras. Tekanan

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

73Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

harga beras juga dipengaruhi oleh ketidakmampuan Thailand memenuhi kontrak ekspor

beras ke Indonesia akibat banjir besar yang melanda negara tersebut. Selain itu, masuknya

musim hujan yang diperkirakan dimulai pada bulan Oktober 2011 dapat menjadi kendala

pada produksi pertanian, bila terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi. Komoditas pangan

perishable seperti cabe, bawang, dan tomat akan cepat membusuk bila kondisi cuaca sangat

lembab.

Laju inflasi administered price diperkirakan meningkat kenaikan tarif air bersih

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM yang seyogyanya sebesar 25 persen dan diberlakukan

Juni 2011 disinyalir tingkat kenaikannya lebih besar dari 25 persen sehingga diperkirakan

memberi tekanan pada inflasi administered price. Meski demikian, turunnya harga minyak

dunia yang telah berdampak kepada penurunan harga avtur sepanjang triwulan III-20112

diproyeksikan masih akan berlanjut sehingga dapat menekan harga tiket angkutan udara

menuju penghujung tahun dan masa liburan sekolah.

2 Finanace Today, Harga Avtur Sepanjang Kwartal III Turun, http://www.indonesiafinancetoday.com/read/14672/Harga-Avtur-Sepanjang-Kuartal-III-Turun, 20 September 2011.

Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga

dalam 3 bulan y.a.d

Grafik 6.10.

Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

4.61 

3.37  2.52

3.02

3.52

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2008 2009 2010 2011

y.o.y ‐ Ssy.o.y ‐ Nas

Sumber : BPS diolah

%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Indeks perubahan harga umum 3 bulan yad

Growth (%; yoy)

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

100

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Indeks Ekspektasi  Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

74 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

Laju inflasi inti di triwulan laporan diperkirakan akan mendapat tekanan sehubungan

dengan harga emas yang masih cenderung meningkat setelah sempat menurun pada

Oktober 2011. Namun tekanan tersebut diperkirakan dapat sedikit terendam sejalan dengan

pola penguatan nilai tukar rupiah yang diperkirakan akan berlanjut pada triwulan

mendatang.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut di atas, maka pada triwulan IV-

2011 diperkirakan inflasi tahunan provinsi Sulsel akan sedikit melambat apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya (3,37%), yaitu pada kisaran 3,02% ± 0.5%(yoy) (grafik 6.8).

Kecenderungan tersebut searah dengan rata-rata hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan

oleh Bank Indonesia, dimana rata-rata Indeks Ekspektasi terhadap harga-harga dalam 3 bulan

yang akan datang (triwulan IV-2011), yaitu sebesar 180.83 poin yang mengindikasikan

bahwa persepsi responden SK tentang harga masih menunjukan kecenderungan terjadinya

inflasi meski arahnya diperkirakan cenderung melambat pada triwulan mendatang.

6.3. Prospek Perbankan

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan tumbuh lebih

baik daripada triwulan III-2011. Intermediasi perbankan diprediksi masih akan tumbuh cukup

baik. Meski ditengah ancaman krisis global, namun memasuki kuartal akhir 2011 kinerja

perbankan Sulsel diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, baik dari sisi

kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) mapun Loan to Deposit Ratio (LDR).

Kondisi perekonomian Indonesia yang cukup stabil dan juga perekonomian Sulsel

yang tumbuh dengan baik, diiringi oleh laju inflasi yang cukup terjaga sehingga menciptakan

kondisi yang kondusif bagi perbankan untuk menyalurkan dananya. Ditambah lagi dengan

trend suku bunga kredit yang cenderung menurun, meski penurunannya tidak signifikan,

namun di masa mendatang suku bunga perbankan yang masih memiliki ruang untuk

bergerak turun mendekati suku bunga acuan atau BI Rate.

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

75Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

LAMPIRAN

1. Data Ekonomi Makro

Tabel 1.a

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

Tabel 1.b Produk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

2. Data Inflasi

Tabel 2.a

Laju Inflasi Kota Makassar Menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 31. Pertanian 3,435.21        3,337.76        3,542.10      3,183.40      3,196.08      3,615.40      3,780.29      3,218.03      3,582.10        3,946.20        4,019.30     2. Pertambangan & Penggalian 922.85            934.94            966.80          1,028.11      1,158.26      1,101.85      1,087.89      1,143.34      1,005.80        1,126.00        1,093.60     3. Industri Pengolahan 1,444.88        1,688.66        1,741.35      1,593.77      1,648.87      1,748.86      1,738.59      1,733.11      1,700.00        1,805.70        1,876.90     4. Listrik,Gas & Air Bersih 117.72            121.21            131.01          120.44          123.69          136.46          139.28          130.39         128.70            139.30            147.60         5. Bangunan 620.76            650.18            683.60          702.24          694.24          709.14          733.67          763.21         753.10            789.60            825.50         6. Perdagangan, Hotel  & Restoran 1,875.18        1,916.95        2,008.80      1,991.29      2,043.84      2,102.29      2,219.99      2,332.69      2,279.30        2,369.20        2,434.00     7. Angkutan & Komunikasi 903.20            973.51            1,042.00      1,105.05      1,061.80      1,123.74      1,181.33      1,253.06      1,201.00        1,239.10        1,312.10     8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan  742.58            803.20            807.65          850.64          929.40          930.70          903.16          978.83         1,010.00        1,059.10        1,089.20     9. Jasa ‐ jasa 1,305.67        1,324.66        1,334.54      1,343.90      1,348.12      1,366.22      1,390.77      1,430.44      1,439.80        1,467.60        1,477.10     

PDRB 11,368.05      11,751.04      12,257.85    11,918.84    12,204.28    12,834.65    13,174.98    12,983.12   13,099.80      13,941.80      14,275.30   Sumber : BPS

2009SEKTORAL

2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3Konsumsi 8,049.61        8,222.00        8,440.76      8,568.47      8,547.98      8,755.17      8,916.26      9,063.98      8,945.89        9,113.01        9,327.18     Investasi 2,832.07        2,580.84        2,421.01      2,666.96      2,910.26      2,851.03      2,601.89      2,843.62      3,737.88        3,380.71        3,321.47     Ekspor 2,885.49        3,516.10        3,532.63      5,721.74      5,498.22      5,522.39      5,747.49      6,767.34      5,822.81        6,803.61        7,346.63     Dikurangi Impor 2,399.12        2,567.90        2,136.55      5,038.33      4,752.18      4,293.94      4,090.65      5,691.82      5,406.78        5,355.53        5,719.98     

PDRB 11,368.05      11,751.04      12,257.85    11,918.84    12,204.28    12,834.65    13,174.98    12,983.12   13,099.80      13,941.80      14,275.30   Sumber : BPS

PENGGUNAAN2009 2010 2011

KELOMPOKPENGELUARAN Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept m.t.m y.t.d y.o.y

Umum 128.39       128.12       127.70       127.61       127.81       128.49       129.41       130.68       129.87       ‐0.6% 2.5% 3.4%Bahan Makanan 155.29       153.50       150.26       148.40       147.91       149.15       152.49       154.91       149.78       ‐3.3% 0.7% 1.4%Makanan Jadi, Mnman, Rkk & Tembakau 132.24       132.88       133.21       133.76       133.85       134.56       134.91       135.96       136.43       0.3% 3.4% 4.4%Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 122.23       122.34       123.07       123.33       123.75       124.08       124.14       124.27       125.45       0.9% 2.8% 3.7%Sandang 136.03       135.85       136.56       137.58       138.99       140.28       140.78       145.60       145.46       ‐0.1% 7.1% 11.0%Kesehatan 120.15       120.51       120.77       122.18       124.11       124.95       125.80       125.89       126.95       0.8% 6.5% 7.6%Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 116.87       116.91       116.89       117.29       117.17       118.11       118.20       119.13       119.73       0.5% 2.5% 3.0%Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 104.79       104.84       105.01       105.16       105.30       105.41       105.41       105.93       105.56       ‐0.3% 0.8% 0.8%Sumber : BPS

GrowthIHK (2011)

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

76 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan III - 2011

3. Data Perbankan

Tabel 3.a. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit

Bank Umum (Rp Miliar)

 

Tabel 3.b. Penghimpunan Dana

Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel 3.c. Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaan

Bank Umum (Rp Miliar)

1 28,625.67 31,563.21 110.26%2 29,520.99 32,919.44 111.51%3 29,450.83 33,872.77 115.01%4 33,601.07 36,430.30 108.42%1 29,843.83 37,041.42 124.12%2 32,401.02 39,883.76 123.09%3 33,596.66 41,120.47 122.39%4 37,298.83 43,025.20 115.35%1 37,461.05 46,519.87 124.18%2 39,159.37 50,084.59 127.90%3* 41,077.42 53,400.54 130.00%4

* Angka S ementara

2011

2010

2009

THN TRW LDRDPK KREDIT

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*    Giro 5,109             5,062            4,939             4,994            5,149           5,731           5,948           5,628           6,516             6,715             6,835              Tabungan 14,136           15,169          14,966           18,460          14,676         16,737         18,274         20,865         19,648           20,907           21,923            Deposito 9,381             9,289            9,546             10,147          10,350         10,284         9,738           10,806         11,298           11,537           12,319        

TOTAL 28,626           29,521          29,451           33,601          30,175         32,753         33,959         37,299         37,461           39,159           41,077        GROWTH 18.43% 13.76% 11.41% 16.90% 5.41% 10.95% 15.31% 11.00% 24.14% 19.56% 20.96%

S umber : Bank Indones ia (LBU Cognos diolah)

2009JENIS PENGGUNAAN

2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*    Modal Kerja 12,195.55      13,239.15      13,582.62      14,671.89     13,853.82    14,873.23    15,424.31    16,609.73    17,246.85      18,799.07      20,119.73       Investasi 6,398.84        6,230.54        6,299.91        6,769.70       7,705.26      8,143.12      7,975.95      8,960.67      9,147.97        10,027.45      10,683.02       Konsumsi 12,968.81      13,449.75      13,990.23      14,988.71     15,482.34    16,867.42    17,720.21    17,454.80    20,125.05      21,258.07      22,597.79   

TOTAL 31,563.21      32,919.44      33,872.77      36,430.30     37,041.42    39,883.76    41,120.47    43,025.20    46,519.87      50,084.59      53,400.54   GROWTH 48.74% 42.46% 39.39% 41.91% 17.36% 21.16% 21.40% 18.10% 25.59% 25.58% 29.86%

S umber : Cognos

JENIS PENGGUNAAN

2009 2010 2011

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011 v Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii

77Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan III - 2011

4. Data Sistem Pembayaran

Tabel 4.a. Aliran Uang Kartal di Depo KBI Makassar (Rp Triliun)

Tabel 4.b. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) (Rp Triliun)

Tabel 4.c. Transaksi Non Tunai via RTGS (Rp Triliun)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow1 2.23                  0.24                  2.00                  ‐4.3% ‐60.0% 14.7% 2.2% ‐84.2% 196.7%2 0.87                  0.86                  0.01                  ‐20.7% ‐52.7% 100.8% ‐61.2% 259.7% ‐99.7%3 0.91                  0.78                  0.13                  ‐36.8% ‐58.5% 129.0% 4.5% ‐9.6% 2028.9%4 1.65                  0.70                  0.95                  ‐24.8% ‐53.8% 40.6% 81.8% ‐10.0% 639.8%1 1.84                  0.28                  1.56                  ‐17.4% 17.5% ‐21.6% 12.1% ‐59.8% 65.4%2 0.61                  1.26                  (0.65)                 ‐30.0% 45.9% 10904.2% ‐67.1% 346.6% ‐141.5%3 1.29                  1.53                  (0.24)                 42.4% 96.2% 285.2% 112.6% 21.5% ‐63.5%4 1.20                  1.35                  (0.15)                 ‐26.9% 93.0% 115.6% ‐6.7% ‐11.5% ‐37.6%1 2.33                  1.25                  1.08                  26.3% 344.8% ‐30.9% 93.7% ‐7.4% ‐830.9%2 2.10                  1.91                  0.19                  246.3% 52.0% 129.6% ‐9.9% 52.7% ‐82.2%3 3.71                  3.25                  0.46                  187.8% 113.3% 292.3% 76.7% 70.6% 137.3%4

Sumber : Bank Indonesia Makassar

2011

2010

2009

Y.O.YJUMLAH Q.T.QThn Trw

Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow

1 2.23                  0.25                  11.2% ‐4.3% ‐81.1% ‐80.3% 2.2% ‐38.7% ‐40.0%2 0.87                  0.09                  10.4% ‐20.7% ‐87.5% ‐84.2% ‐61.2% ‐64.0% ‐7.1%3 0.91                  0.32                  35.5% ‐36.8% ‐40.9% ‐6.5% 4.5% 256.7% 241.3%4 1.65                  1.19                  72.5% ‐24.8% 192.5% 288.8% 81.8% 271.6% 104.4%1 1.84                  1.04                  56.2% ‐17.4% 315.1% 402.8% 12.1% ‐13.0% ‐22.4%2 0.61                  0.69                  113.6% ‐30.0% 665.6% 993.6% ‐67.1% ‐33.6% 102.0%3 1.29                  0.98                  75.9% 42.4% 204.9% 114.1% 112.6% 42.1% ‐33.2%4 1.20                  0.99                  82.7% ‐26.9% ‐16.6% 14.1% ‐6.7% 1.6% 8.9%1 2.33                  1.22                  52.4% 26.3% 17.6% ‐6.9% 93.7% 22.7% ‐36.7%2 2.10                  1.75                  83.3% 246.3% 154.0% ‐26.7% ‐9.9% 43.4% 59.2%3 3.71                  1.68                  45.3% 187.8% 71.6% ‐40.4% 76.7% ‐4.0% ‐45.7%4    

S umber : Bank Indones ia Makassar

Thn Trw

2010

2009

2011

Y.O.Y Q.T.QJUMLAH

Incoming Outgoing  Total Incoming Outgoing  Total Incoming Outgoing  Total1 17.8             11.9            29.7            56.5% 66.5% 60.4% 22.1% 29.2% 24.8%2 18.5             11.6             30.1             51.8% 46.7% 49.7% 3.7% ‐2.8% 1.1%3 18.7             14.3            32.9            81.4% 83.1% 82.1% 1.1% 23.0% 9.5%4 21.5             15.1            36.6            47.4% 63.0% 53.5% 15.2% 5.5% 11.0%1 17.8             11.9            29.7            0.0% 0.0% 0.0% ‐17.2% ‐20.8% ‐18.7%2 22.4             12.6            35.0            21.4% 8.6% 16.5% 25.9% 5.6% 17.8%3 24.5             11.7            36.2            30.9% ‐17.8% 9.8% 9.0% ‐6.9% 3.3%4 28.5             13.7            42.2            32.3% ‐9.0% 15.3% 16.4% 16.8% 16.6%1 20.1             9.8              29.8            12.6% ‐18.2% 0.3% ‐29.5% ‐28.7% ‐29.3%2 26.1             12.2            38.2            16.1% ‐3.4% 9.1% 29.8% 24.7% 28.1%3 33.9             13.1            47.0            38.6% 11.8% 29.9% 30.1% 7.6% 23.0%4

S umber : Bank Indones ia Makassar

2011

2009

Thn TrwJUMLAH Y.O.Y Q.T.Q

2010