KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan...

118
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA TRIWULAN II TAHUN 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Suhaedi : Kepala Perwakilan Ferry F.F.M. Parera : Deputi Kepala Perwakilan Eko Siswantoro : Kepala Tim Ekonomi Moneter Savetri Lihanara : Kepala Tim Pengawasan Bank Farley Piga : Analis Jeany J. Legoh : Analis Dicky F. Tarigan : Pengawas Bank Berthy L.M. Ruhukail : Pengawas Bank Syamsul Bahri : Kepala Unit Layanan Nasabah dan Penyelenggara Kliring Teguh D. Prasetyo : Kepala Unit Operasional Kas Curie Rantung : Kepala Unit Sumber Daya Manusia Softcopy buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) di website Bank Indonesia dengan alamat http://www.bi.go.id

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI SULAWESI UTARA

TRIWULAN II TAHUN 2012

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Suhaedi : Kepala Perwakilan

Ferry F.F.M. Parera : Deputi Kepala Perwakilan

Eko Siswantoro : Kepala Tim Ekonomi Moneter

Savetri Lihanara : Kepala Tim Pengawasan Bank

Farley Piga : Analis

Jeany J. Legoh : Analis

Dicky F. Tarigan : Pengawas Bank

Berthy L.M. Ruhukail : Pengawas Bank

Syamsul Bahri : Kepala Unit Layanan Nasabah dan Penyelenggara Kliring

Teguh D. Prasetyo : Kepala Unit Operasional Kas

Curie Rantung : Kepala Unit Sumber Daya Manusia

Softcopy buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia)

di website Bank Indonesia dengan alamat http://www.bi.go.id

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA TRIWULAN I TAHUN 2012

iii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan

Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan II 2012 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia.

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Utara diterbitkan secara periodik setiap triwulan

sebagai wujud peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara dalam

memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Sulawesi Utara

terkini serta prospeknya. Kami berharap informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah

satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai

pihak terkait.

Dalam proses penyusunan Kajian Ekonomi Regional ini, kami menggunakan data yang

diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,

Badan Pusat Statistik, pelaku usaha, laporan perbankan serta data hasil analisis intern Bank

Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Untuk itu

kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan

datang.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan kajian ini

ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa

mengahapkan kritikan dan masukan membangun demi penyempurnaan di masa yang akan

datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat

bagi semua kalangan dalam memahani perekonomian Sulawesi Utara. Terima Kasih.

Manado, Agustus 2012

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI UTARA

ttd

Suhaedi

Direktur

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA TRIWULAN I TAHUN 2012

iv

Daftar Isi

KATA PENGANTAR halaman iii

DAFTAR ISI

halaman iv

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 1

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO halaman 9

Sisi Permintaan halaman 9

Sisi Penawaran halaman 15

Boks 1: Pemetaan Sektor dan Komoditas Unggulan Sulawesi Utara dalam

Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Dan Berkesinambungan

Halaman 26

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 33

Inflasi Tahunan (yoy) halaman 34

Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

halaman 34

halaman 35

halaman 38

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 45

Struktur Aset Perbankan Sulawesi Utara halaman 45

Perkembangan Kantor Bank halaman 46

Perkembangan Bank Umum Konvensional

Stabilitas Sistem Perbankan

Perkembangan Perbankan Syariah

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

halaman 46

halaman 53

halaman 56

halaman 57

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 61

Struktur Dana Perimbangan di Sulawesi Utara halaman 61

APBD di Tingkat Provinsi halaman 62

Boks 2: Dukungan Pemerintah Daerah Dalam

Mendorong Dunia Usaha di Kota Manado

Halaman 66

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 71

Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 71

Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 75

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT halaman 79

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah halaman 79

Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat halaman 82

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA TRIWULAN I TAHUN 2012

v

PROSPEK PEREKONOMIAN

halaman 89

Prospek Ekonomi Makro halaman 89

Prakiraan Inflasi halaman 95

Prospek Perbankan Halaman 98

Daftar Istilah dan Singkatan halaman 101

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN

EKSEKUTIF

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN EKSEKUTIF

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Memasuki pertengahan tahun 2012, kinerja perekonomian Sulawesi

Utara mengalami pertumbuhan sebesar 7,47% (yoy), meningkat

dibandingkan pertumbuhan pada yang sama tahun sebelumnya

7,14% (yoy) serta masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata

pertumbuhan selama 6 tahun terakhir sebesar 7,12%. Beberapa faktor

yang menjadi pendorong pertumbuhan pada triwulan laporan

diantaranya peningkatan beberapa sumber pendapatan masayarakat

seperti realisasi gaji baru di kalangan PNS/TNI/POLRI beserta

pembayaran rapel kenaikan sebesar 10%, realisasi tunjangan

tambahan penghasilan pegawai, serta realisasi dana tunjangan

sertifikasi dan non-sertifikasi guru. Pertambahan tersebut telah

mendorong kegiatan konsumsi masyarakat di sisi permintaan dan juga

mendorong kinerja sektor perdagangan di sisi penawaran.

Perkembangan Inflasi

Kestabilan harga Kota Manado sampai dengan akhir triwulan II 2012

cukup terjaga, tercermin dari tingkat inflasi yang berada dibawah

tingkat inflasi nasional dan Zona Sulampua. Pada akhir triwulan II 2012

inflasi Kota Manado tercatat sebesar 3,73% (yoy), lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,53% (yoy) dan

tingkat inflasi Zona Sulampua yang tercatat sebesar 4,15% (yoy) serta

lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Kota Manado periode yang

sama tahun lalu tercatat sebesar 5,15% (yoy). Namun demikian, terjadi

peningkatan laju inflasi apabila dibandingkan triwulan lalu yang

tercatat sebesar 0,95% (yoy).

Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan II-

2012 menunjukkan fluktuasi yang terutama dipengaruhi faktor

seasonal. Pada April 2012 Kota Manado tercatat mengalami inflasi

1,63% (mtm), kemudian terkoreksi kebawah cukup tajam pada Mei

2012 sebesar -0,84% (mtm). Pada akhir triwulan II 2012 tekanan

inflasi Kota Manado kembali terakselerasi yang terutama didorong

faktor meningkatnya aktivitas konsumsi seiring perayaan hari

Memasuki tahun 2012, kinerja

perekonomian Sulawesi Utara

mengalami pertumbuhan sebesar

7,47% (yoy)...

Kestabilan harga Kota Manado

sampai dengan akhir triwulan II 2012

cukup terjaga

Secara bulanan, tekanan inflasi Kota

Manado sepanjang triwulan II-2012

menunjukkan fluktuasi

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN EKSEKUTIF

2

pengucapan syukur dan musim liburan sekolah sehingga tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,5% (mtm). Secara akumulasi, tingkat

inflasi Kota Manado sampai dengan Juni 2012 tercatat 2,89% (ytd),

lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, yang justru mencatat deflasi

sebesar -0,14% (ytd).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi

secara tahunan terutama didorong oleh meningkatnya tekanan

kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods)

dan kelompok administered price. Sementara itu, kelompok inti (core

inflation) mengalami inflasi pada level moderat.

Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan Sulawesi Utara terus menunjukkan perkembangan

yang baik sebagaimana tercermin dari meningkatnya fungsi

intermediasi perbankan serta terjaganya risiko kredit. Pada triwulan II

2012 aset perbankan Sulut tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan lalu tercatat sebesar 23,55% (yoy), sejalan dengan

meningkatnya laju pertumbuhan kredit yang tercatat sebesar 21,54%

(yoy). Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga

mencatat pertumbuhan positif meski melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya sehingga tercatat sebesar 21,95% (yoy). Dengan demikian

Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sulawesi Utara berada pada

level 113,92% di akhir triwulan II 2012.

Beberapa aspek yang mencerminkan stabilitas sistem perbankan

seperti aspek risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan indikator

lainnya relatif terkendali. Non Performing Loans (NPLs) relatif terjaga

berada pada nilai dibawah batas ketentuan BI yaitu dibawah 5%.

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Dukungan fiskal daerah terhadap perekonomian khususnya yang

berasal dari APBD Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2012 semakin

baik. Hal ini sebagaimana tercermin dari peningkatan alokasi belanja,

khususnya belanja modal yang meningkat 57,23% dibandingkan

Berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, tekanan Inflasi

secara tahunan terutama didorong

oleh...

Dukungan fiskal daerah terhadap

perekonomian khususnya yang

berasal dari APBD Provinsi Sulawesi

Utara pada tahun 2012 semakin

baik....

Beberapa aspek yang mencerminkan

stabilitas sistem perbankan seperti

aspek risiko kredit, risiko likuiditas,

risiko pasar...

Kinerja perbankan Sulawesi Utara

terus menunjukkan perkembangan

yang baik....

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN EKSEKUTIF

3

alokasi pada tahun 2011. Namun demikian, realisasi belanja, baik

belanja modal maupun belanja operasional pada triwulan II-2012

mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Sementara itu, dari sisi pendapatan daerah, pencapaian

secara keseluruhan pada triwulan II-2012 mencapai 54,98%, lebih

tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan yang sama tahun lalu

sebesar 51,04%.

Realisasi konsumsi pemerintah memiliki pangsa sebesar 4,76%

terhadap PDRB harga berlaku Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II-

2012, sedangkan realisasi belanja modal hanya memiliki pangsa

sebesar 0,45%. Tingginya pangsa konsumsi pemerintah tercermin dari

kinerja konsumsi dalam struktur perekonomian Sulawesi Utara

memiliki kontribusi besar dalam PDRB. Sementara itu, dampak realisasi

APBD Provinsi terhadap perkembangan uang beredar sampai dengan

posisi 30 Juni 2012 masih relatif minimal, hal ini tercermin dari kondisi

surplus yang berarti jumlah realisasi pendapatan pemerintah lebih

besar dibandingkan realisasi pengeluaran (belanja pemerintah).

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah & Kesejahteraan

Masyarakat

Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada triwulan II 2012

menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, ditandai oleh

membaiknya berbagai indikator ketenagakerjaan pada periode

laporan. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPwBI Provinsi

Sulawesi Utara menunjukkan terjadinya penurunan tingkat

pengangguran, terindikasi dari nilai positif Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) penggunaan tenaga kerja oleh dunia usaha Sulawesi Utara pada

triwulan II 2012. Selanjutnya, Survei Konsumen (SK) yang dilakukan

oleh KPwBI Provinsi Sulut menunjukkan masyarakat Sulawesi Utara

masih optimis terhadap ketersediaan lapangan kerja yang ditunjukkan

oleh berlanjutnya tren peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja

pada periode laporan. Hasil liaison yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut ke sejumlah perusahaan di Sulut

pada berbagai sektor, diperoleh informasi bahwa perusahaan tidak

Realisasi konsumsi pemerintah

memiliki pangsa sebesar 4,76%

terhadap PDRB harga berlaku Provinsi

Sulawesi Utara di triwulan II-2012...

Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi

Utara pada triwulan II 2012

menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan....

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN EKSEKUTIF

4

akan melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan

dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan penurunan secara

konstan selama beberapa tahun terakhir..

Sementara itu, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara

juga diperkirakan terus meningkat. Kondisi ini ditandai oleh kenaikan

indeks penghasilan dan ekspektasi penghasilan masyarakat Sulut hasil

Survei Konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Utara serta Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih berada pada level

optimis dan pada periode laporan, sejalan dengan turunnya tingkat

kemiskinan.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Selama triwulan II-2012, nilai transaksi sistem pembayaran baik tunai

maupun non tunai (kliring) di Sulawesi Utara menunjukkan

peningkatan. Perkembangan aliran uang kartal di Sulawesi Utara pada

triwulan II-2012 mengalami peningkatan net outflow, kondisi ini

mengindikasikan bahwa kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk

transaksi pada triwulan II-2012 mengalami kenaikan yang bertepatan

dengan kebutuhan memasuki tahun ajaran baru, serta kebutuhan

selama musim liburan sekolah. Sementara itu, sistem pembayaran non-

tunai melalui kliring dan Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS) pada triwulan laporan juga mengalami sedikit peningkatan

baik secara nominal maupun volume.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2012

diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,42% - 7,82% (yoy). Beberapa

faktor yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara

pada triwulan III-2012 diantaranya adalah peningkatan sumber

pendapatan masyarakat seperti pencairan gaji ke-13 dan Tunjangan

Hari Raya (THR) yang bertepatan dengan beberapa event musiman

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara

pada triwulan III-2012 diperkirakan

tumbuh pada kisaran 7,42% - 7,82%

(yoy)...

Selama triwulan II-2012, nilai transaksi

sistem pembayaran baik tunai

maupun non tunai (kliring) di Sulawesi

Utara menunjukkan peningkatan...

Sementara itu, tingkat kesejahteraan

masyarakat di Sulawesi Utara...

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN EKSEKUTIF

5

yakni liburan sekolah, perayaan pengucapan syukur, dan hari raya Idul

Fitri. Selain itu, pembangunan proyek pemerintah dan swasta juga

turut berkontribusi terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Sulut

triwulan III-2012.

Outlook Inflasi

Laju inflasi Kota Manado pada triwulan III 2012 diperkirakan akan

mengalami sedikit peningkatan, yakni berada pada kisaran 4,84%±1%

(yoy). Dari sisi fundamental, tekanan inflasi relatif terjaga didukung

oleh melandainya harga global komoditas internasional dan masih

memadainya kapasitas produksi seiring dengan pertumbuhan investasi,

ditengah peningkatan permintaan domestik. Namun demikian,

terdapat faktor risiko internal dan eksternal yang dapat memberikan

tekanan inflasi fundamental pada triwulan depan, diantaranya

tendensi kenaikan ekspektasi masyarakat Sulut dan kenaikan harga

komoditas gula pasir terkait kebijakan pembatasan peredaran gula

pasir.

Dari sisi non fundamental, perkembangan inflasi volatile food secara

umum pada triwulan III 2012 relatif terkendali. Sementara itu, tekanan

inflasi kelompok administered price pada triwulan III 2012 diperkirakan

akan meningkat yang terutama dipengaruhi kenaikan ongkos

angkutan udara dan rencana penyesuaian harga gas industri pada

September 2012 sebesar 35%.

Outlook Perbankan

Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan III 2012 diperkirakan

akan terus meningkat dalam mendukung pembiayaan perekonomian

Sulut disertai dengan stabilitas perbankan yang terjaga. Dari sisi kredit,

hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2012 menunjukkan

optimisme perbankan Sulawesi Utara untuk terus meningkatkan

pertumbuhan penyaluran kreditnya pada kisaran 36% (yoy). Untuk

mencapai target tersebut, perbankan akan lebih fokus pada usaha-

usaha yang merupakan potensi daerah dan melakukan peningkatan

pelayanan serta perbaikan infrastruktur kredit. Berdasarkan jenis

usahanya, estimasi pertumbuhan baki debit kredit terutama terjadi

Laju inflasi Kota Manado pada

triwulan III 2012 diperkirakan akan

mengalami sedikit peningkatan, yakni

berada)...

Dari sisi non fundamental,

perkembangan inflasi volatile food

secara umum pada triwulan III 2012

relatif terkendali

Fungsi intermediasi perbankan pada

triwulan III 2012 diperkirakan akan

terus meningkat dalam mendukung

pembiayaan perekonomian Sulut

disertai dengan stabilitas perbankan

yang terjaga..

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

RINGKASAN EKSEKUTIF

6

pada kredit menengah yang diperkirakan tumbuh pada kisaran 45%

(yoy). Selanjutnya diikuti oleh pertumbuhan baki debit kredit kecil dan

mikro yang diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 37% (yoy)

dan 26% (yoy).

Dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan yang ditargetkan

perbankan di Sulawesi Utara mencapai sekitar 41% (yoy). Tingginya

target pertumbuhan ini dapat dicapai dengan menerapkan berbagai

upaya diantaranya mempertahankan nasabah yang telah ada dan

menjaring nasabah baru melalui penambahan jumlah karyawan,

kantor cabang dan fitur-fitur dalam mengoptimalkan kemudahan

bertransaksi.

Kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga

acuannya (BI rate) sebesar 5,75% pada triwulan III 2012 diperkirakan

memberikan dampak pada penambahan kapasitas perekonomian

Provinsi Sulawesi Utara melalui transmisi suku bunga perbankan yang

pada tahap selanjutnya akan memberikan dampak pada membaiknya

fungsi intermediasi perbankan ditandai dengan hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) Provinsi Sulawesi Utara pada periode laporan

yang mencerminkan bahwa perbankan tidak memiliki wacana untuk

menaikkan suku bunga perbankan pada triwulan mendatang.

Dari sisi penghimpunan dana,

pertumbuhan yang ditargetkan

perbankan di Sulawesi Utara

mencapai sekitar 41% (yoy).

Kebijakan Bank Indonesia untuk

mempertahankan suku bunga

acuannya (BI rate) sebesar 5,75%

pada triwulan III 2012 diperkirakan

memberikan dampak..

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN

EKONOMI MAKRO BAB I

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

9

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Sulawesi Utara (yoy)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Memasuki pertengahan tahun 2012, kinerja perekonomian Sulawesi Utara mengalami

pertumbuhan sebesar 7,47% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada yang sama

tahun sebelumnya 7,14% (yoy) serta masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan

selama 6 tahun terakhir sebesar 7,12%. Beberapa faktor yang menjadi pendorong

pertumbuhan pada triwulan laporan diantaranya peningkatan beberapa sumber pendapatan

masayarakat seperti realisasi gaji baru di kalangan PNS/TNI/POLRI beserta pembayaran rapel

kenaikan sebesar 10%, realisasi tunjangan tambahan penghasilan pegawai, serta realisasi dana

tunjangan sertifikasi dan non-sertifikasi guru. Pertambahan tersebut telah mendorong kegiatan

konsumsi masyarakat di sisi permintaan dan juga mendorong kinerja sektor perdagangan di sisi

penawaran.

1.1 SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II 2012 terutama ditopang oleh

aktivitas konsumsi, investasi dan membaiknya kinerja ekspor. Kegiatan konsumsi, baik konsumsi

swasta maupun pemerintah masih mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan kinerja

konsumsi diantaranya bersumber dari kenaikan pendapatan masyarakat seperti realisasi gaji

baru beserta pembayaran rapel kenaikan sebesar 10%, realisasi tunjangan tambahan

penghasilan pegawai, serta realisasi dana tunjangan sertifikasi dan non-sertifikasi guru telah

berdampak terhadap peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat. Pertumbuhan positif pada

investasi didorong oleh aktivitas pembangunan baik yang bersumber dari realisasi proyek fisik

pemerintah maupun swasta. Sementara itu, kinerja ekspor di triwulan II 2012 juga tercatat

7,147,47

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PDRB Rata-rata PDRB

avg = 7,12%

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

10

Grafik 1.3.

Indeks Ekonomi Saat Ini

Sumber: Survei Konsumen (SK), Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara.

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 1.2.

Perkembangan Pertumbuhan Konsumsi

Sumber: BPS Provinsi Sulut, diolah

mengalami pertumbuhan positif yang ditandai dengan peningkatan ekspor komoditi unggulan

Sulawesi Utara khususnya produk kelapa dan turunannya.

Tabel 1.1.

Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (% yoy)

1.1.1 Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama triwulan II 2012

mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,21%

(yoy) dengan kontribusi sebesar 3,29% terhadap

laju pertumbuhan ekonomi. Kinerja konsumsi pada

triwulan laporan tercatat lebih rendah

dibandingkan peridoe yang sama tahun lalu.

Namun demikian masih lebih tinggi dibandingkan

rata-rata pertumbuhan konsumsi selama 6 tahun

(4,95%) sebagaimana ditunjukkan pada grafik1.2.

Kenaikan yang terjadi pada beberapa sumber pendapatan masyarakat telah berdampak

terhadap peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat.

Kinerja konsumsi swasta yang tumbuh 4,15%

pada triwulan laporan salah satunya terindikasi

melalui Indeks Ekonomi Saat Ini (IEK) berdasarkan

hasil Survei Konsumen (SK) di Kota Manado pada

triwulan II 2012. Sebagaimana terlihat pada

grafik 1.3, pada akhir triwulan laporan (Juni

2012) IEK mencapai 121,83. Jika dilihat

berdasarkan komponennya, optimisme

konsumen terhadap kondisi perekonomian saat

ini tercermin dari positifnya nilai indeks

komponen penyusun Indeks Ekonomi Saat Ini yang meliputi Indeks Penghasilan Saat Ini (125)

dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (144,5). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi usaha

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Q1 Sumb Q2 Sumb Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb

Konsumsi 5,48 3,78 6,92 4,42 7,34 4,47 8,13 5,18 4,44 2,98 5,21 3,29

Konsumsi Swasta 4,62 2,09 6,06 2,54 7,47 3,09 8,21 3,29 3,62 1,59 4,15 1,73

Konsumsi Pemerintah 7,12 1,69 8,58 1,87 6,37 1,37 8,00 1,89 6,00 1,39 7,25 1,57

PMTB 11,64 2,51 13,90 2,80 15,87 3,73 16,73 3,74 10,23 2,29 12,80 2,73

Stok 10,16 0,10 1,48 0,02 25,31 0,42 18,79 0,31 13,00 0,13 -25,68 -0,38

Ekspor 9,02 4,36 -1,46 -0,75 -16,58 -7,93 6,19 2,97 4,60 2,31 16,58 7,92

Impor 9,42 3,77 -1,75 -0,65 -19,62 -7,04 10,95 3,90 0,64 0,26 18,06 6,10

PDRB 6,99 6,99 7,14 7,14 7,73 7,73 8,30 8,30 7,46 7,46 7,47 7,47

2011Jenis Penggunaan

2012

-2

0

2

4

6

8

10

12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Konsumsi

Rata-rata Konsumsi

60

80

100

120

140

160

180

200

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

June

2011 2012

Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama

Ketersediaan Lap. Kerja Kondisi Ekonomi Saat Ini

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

11

Grafik 1.4.

Indeks Nilai Tukar Petani Per Sub-Sektor

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

yang semakin membaik berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, yang

selanjutnya mendorong kenaikan penghasilan masyarakat, dan naiknya konsumsi rumah

tangga.

Dibandingkan pencapaian periode yang sama

tahun sebelumnya, maka kinerja kegiatan

konsumsi selama triwulan laporan tercatat

mengalami sedikit perlambatan. Salah satu

penyebab perlambatan tersebut dapat

dikonfirmasi melalui memburuknya daya beli

petani. Hal ini tercermin dari penurunan Nilai

Tukar Petani (NTP) sebesar 2,07% dari 103,44

pada triwulan II 2012 menjadi 101,30 pada

triwulan laporan. Penurunan terjadi pada seluruh subsektor. Sementara itu, sub sektor yang

masih berada dibawah batas minimum sejahtera adalah subsektor holtikultura dan perikanan

sebagai dampak turunnya produksi akibat gangguan cuaca yang tidak menentu. Namun

demikian, dalam Indeks NTP yang ditunjukan pada grafik 1.4, sepanjang tahun 2009 sampai

akhir triwulan I-2012 NTP Sulawesi Utara selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100).

Selanjutnya, pertumbuhan positif kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat

dikonfirmasi melalui penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado yang mengalami

kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu dealer utama penjualan kendaraan

roda empat di Kota Manado dan Kota Kotamobagu. Selama triwulan II 2012 penjualan

kendaraan roda dua mengalami terus mengalami pertumbuhan positif 4,80% (yoy). Adanya

peningkatan penghasilan pada triwulan laporan direspon oleh masyarakat dengan melakukan

pembelian barang dan jasa khususnya pembelian barang tahan lama.

Sementara itu, data penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan Sulut tetap menunjukkan

pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Pada Juni 2012, kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum

mencapai Rp8.869 miliar, atau tumbuh sebesar 16,20% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya tumbuh 13,80% (yoy).

90

95

100

105

110

115

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011 2012

NTP

Bts Min

Sejahtera

Pangan

Holtikultura

Perkebunan

Peternakan

Perikanan

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

12

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara

Grafik 1.6.

Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum

Sumber : Dealer utama penjualan kendaraan roda empat

Grafik 1.5.

Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis

Sementara itu, kinerja konsumsi pemerintah pada

triwulan II 2012 juga tumbuh positif sebesar 7,25% (yoy), dengan sumbangan sebesar 1,57%

(yoy). Pertumbuhan konsumsi pemerintah lebih banyak didorong oleh realisasi belanja pegawai

sebagai respon atas pencairan rapel kenaikan gaji dan tunjangan PNS lainnya yang

direalisasikan pada triwulan II 2012. Hingga triwulan II 2012, realisasi belanja pegawai

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tercatat Rp217,98 miliar atau mencapai 40,38% dari total

yang dianggarkan dalam APBD 2012. Poroporsi belanja pegawai juga merupakan proporsi

terbesar (43,13%) pada komponen belanja operasional Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

pada APBD 2012.

1.1.2 Investasi

Pada triwulan II 2012, investasi di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif sebesar

12,80% (yoy) dengan kontribusi sebesar 2,73% terhadap total pertumbuhan ekonomi Sulut.

Pencapaian ini masih sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan kinerja investasi pada

triwulan yang sama tahun lalu yang tumbuh 13,90% dengan kontribusi sebesar 2,80%. Faktor

pendorong pertumbuhan kinerja investasi pada triwulan II 2012 diantaranya bersumber dari

dimulainya realisasi proyek fisik pemerintah maupun swasta. Salah satu indikator yang dapat

menunjukkan pertumbuhan positif kinerja investasi adalah hasil Survei Penjualan Eceran (SPE)

yang memperlihatkan kenaikan indeks penjualan bahan konstruksi sebesar 38,87% (yoy) dari

131,30 pada April 2012 menjadi 182,47 pada April 2012. Sementara itu, dari sisi pembiayaan,

peran perbankan dalam penyaluran untuk kegiatan investasi pada triwulan laporan tercatat

mengalami perlambatan. Sampai akhir triwulan II 2012, jumlah kredit investasi tercatat sebesar

Rp2.465 miliar atau tumbuh 21,44% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II

2011 sebesar 103,41% (yoy).

0

5

10

15

20

25

30

35

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kredit_Konsumsi (Rp miliar) - left axis

gKredit_Konsumsi (% yoy) - right axis

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

13

Grafik 1.8.

Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum

Grafik 1.7.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Grafik 1.9.

Perkembangan Arus Ekspor Luar Negeri

1.1.3 Ekspor Impor

Kinerja ekspor Sulawesi Utara pada triwulan II 2012

mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,57% (yoy)

dan tercatat memberikan sumbangan terbesar dengan

kontribusi sebesar 7,92% terhadap total pertumbuhan

ekonomi Sulut. Indikasi pertumbuhan positif kinerja

ekspor Sulut disumbang melalui perdagangan antar

negara. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT.

Pelindo (Persero) Bitung, volume ekspor luar negeri

Sulawesi Utara selama triwulan II 2012 tercatat

sebanyak 114.497 ton atau meningkat sebesar

79,98% (yoy).

Jika dilihat berdasarkan sektor usahanya, kinerja ekspor luar negeri Sulut terutama disumbang

oleh ekspor dari sektor industri dengan pangsa sebesar 97%, sisanya merupakan ekspor hasil

sektor pertanian. Sementara itu berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri pada

triwulan II 2012 terutama didominasi dalam bentuk Lemak dan Minyak Hewani dengan pangsa

mencapai 78% kemudian ikan & udang dengan pangsa mencapai 9%, sisanya dalam bentuk

daging olahan dan ikan olahan (6%), ampas/sisa industri (4%), berbagai produk kimia (2%) dan

produk lainnya (1%).

0

20

40

60

80

100

120

140

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2010 2011 2012

Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis

gKredit_Investasi (% yoy) - right axis

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara

Sumber : PT. Pelindo (persero) Bitung, diolah

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Jan

Mar

Mei

Jul

Sep

Nov

Jan

Mar

Mei

Jul

Sep

Nop

Jan

Mar

Mei

Jul

Sep

Nop

Jan

Mar

2009 2010 2011 2012

Indeks Bahan konstruksi gBahan konstruksi (%) -right axis

Sumber : Survei Penjualan Eceran, Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

-100

-50

0

50

100

150

200

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

EksporLN (Ton) - left axis gEkspor (% yoy) - right axis

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

14

Minyak

78%

Ikan

9%

Ampas

4%

Daging&Ikan

Olah

6%

Produk Kimia

2%

Lainnya

1%

Komposisi negara tujuan ekspor Sulut sampai dengan triwulan II 2012 mengalami pergeseran

bila dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Negara tujuan utama ekspor Sulut sampai

dengan triwulan laporan adalah Belanda (35,26%), Cina (17,63%), Amerika Serikat (16,06%),

Korea Selatan (11,06%), dan Singapura (2,07%). Sedangkan triwulan II 2011 negara tujuan

ekspor utama Sulut adalah Amerika Serikat (25,41%), Amerika Serikat (25,41%), Belanda

(20,61%), dan Korea Selatan (19,37%).

Sementara itu, Sulawesi Utara pada triwulan II 2012 mengalami pertumbuhan impor sebesar

18,06% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat

pertumbuhan negatif 1,75% (yoy). Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat

ketergantungan Sulawesi Utara terhadap negara/daerah lain masih tinggi. Peningkatan impor

luar negeri antara lain dapat dikonfirmasi dengan data nilai impor selama triwulan laporan yang

tercatat USD 49,90 juta atau naik 319,3% (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pertambangan

0%

Industri

97%

Pertanian

3%

Sumber : Berbagai Media, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Tabel 1.2.

Impor Sulut (Juta USD)

Grafik 1.10.

Pangsa Sektor Utama Ekspor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.13.

Negara Tujuan Ekspor Jan-Jun 2012

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.11.

Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.12.

Negara Tujuan Ekspor Jan-Jun 2011

Belanda

35,26%

Cina

17,63%

Amerika

Serikat

16,06%

Korea Selatan

11,06%

Singapura

2,07%

Jepang

4,54% Filipina

4,74%

Lainnya

8,64%

Belanda

20,61%

Cina

17,53%

Amerika

Serikat

25,41%

Korea Selatan

19,37%

Singapura

0,08%

Jepang

3,02%

Filipina

0,00%Lainnya

13,98%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Total Impor (Juta USD) 64,76 11,90 21,30 46,40 17,60 49,90 319,3%

Uraian

2011 Growth

(yoy)

2012

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

15

Berdasarkan jenisnya, kegiatan impor luar negeri pada triwulan laporan didominasi oleh impor

barang modal dengan pangsa sebesar 55%, sisanya sebesar 26% berupa bahan baku dan 19%

berupa impor barang konsumsi. Sementara berdasarkan komoditinya, impor komoditas kapal

laut merupakan komoditi impor terbanyak dengan pangsa 36% dari total nilai impor. Beberapa

komoditas impor Sulut lainnya diantaranya mesin-mesin, gandum-ganduman, dan besi baja

dengan pangsa berturut-turut 19%, 17% dan 10%.

Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sampai dengan Juni 2012 lebih dominan

didatangkan dari negara Cina (31%), Malaysia (20%), Thailand (18%), Australia (12%), Jepang

dan Taiwan masing-masing sebesar 4%. Hal ini sejalan dengan komoditi impor pada triwulan II

2012 yang didominasi oleh barang modal dan bahan baku untuk penyelesaian proyek.

1.2 SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2012 disumbangkan oleh seluruh

sektor yang ada dengan tingkat pertumbuhan total sebesar 7,47% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,14% (yoy). Sektor yang

Grafik 1.16.

Negara Asal Impor Jan-Jun 2011 Grafik 1.17.

Negara Asal Impor Jan-Jun 2012

Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah

Grafik 1.14.

Pangsa Jenis Barang Impor Sulut

Grafik 1.15.

Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Bahan Baku

26%

Barang

Konsumsi

19%

Barang

Modal

55%

Gandum-

ganduman

17%

Kapal laut

36%Mesin-mesin

19%

Besi&Baja

10%

Peralatan

Listrik

3%

Lainnya

15%

Thailand

18%

Cina

31%

Taiwan

4%

Australia

12%

Malaysia

20%

Jepang

4%

Lainnya

12%

Thailand

1%

Cina

9%

Taiwan

6%

Australia

10%

Malaysia

7%

Jepang

24%

Lainnya

43%

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

16

memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2012 adalah sektor PHR

yang tercatat tumbuh 8,40% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,43% terhadap total

pertumbuhan. Selanjutnya, sektor pertanian, sektor bangunan, sektor jasa-jasa serta sektor

pengangkutan dan komunikasi dengan sumbangan masing-masing sebesar 1,28%, 1,17%,

1,09%, dan 0,78% terhadap total pertumbuhan.

Tabel 1.3.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1.2.1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan II 2012 menunjukan pertumbuhan

positif sebesar 8,40% (yoy) dengan kontribusi sebesar 1,43% terhadap total pertumbuhan.

Pertumbuhan sektor ini terutama terjadi pada sub sektor perdagangan sebagai respon dari

adanya kenaikan sumber pendapatan masyarakat seperti realisasi pencairan gaji ke-13 dan

tunjangan lainnya telah berdampak terhadap peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat. Salah

satu indikator yang menunjukkan optimisme masyarakat terindikasi dari Indeks Ekonomi Saat Ini

(IEK) berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) di Kota Manado pada triwulan II 2012.

Sebagaimana terlihat pada grafik 1.3 (konsumsi), pada akhir triwulan laporan (Juni 2012) IEK

mencapai 121,83. Jika dilihat berdasarkan komponennya, optimisme konsumen terhadap

kondisi perekonomian saat ini tercermin dari positifnya nilai indeks komponen penyusun Indeks

Ekonomi Saat Ini yang meliputi Indeks Penghasilan Saat Ini (125) dan Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja (144,5).

Selain itu, subsektor hotel juga berkontribusi positif terhadap kinerja sektor PHR yang didorong

oleh pelaksanaan beberapa event yang dilaksanakan selama triwulan II-2012, diantaranya: (i)

Kegiatan pacific partnership yang akan digelar mulai 31 Mei sampai 15 Juli 2012 di perairan

Sulut yang akan menhadirkan Kapal United State Navy Ship. Upacara pembukaan Pacific

Partnership 2012 direncanakan akan berlangsung 1 Juni 2012 di pantai kompleks Megamas

Manado; (ii) Pelaksanaan Pekan Informasi Nasional (PIN) di Kota Manado pada tanggal 23-27

Mei 2012 dengan peserta seluruh perwakilan Kabupaten/Kota di Indonesia. Kegiatan ini akan

dihadiri oleh Wakil Presiden, Menteri serta para Gubernur. Terpilihnya Kota Manado menjadi

Q1 Sumb Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb

Pertanian 6,58 1,29 6,65 1,42 2,42 0,52 1,00 0,18 5,86 1,08 6,70 1,28

Pertambangan & Penggalian 5,89 0,31 5,88 0,30 7,90 0,39 2,44 0,11 7,17 0,37 7,29 0,36

Industri Pengolahan 6,03 0,47 6,93 0,52 6,33 0,49 -3,07 -0,24 7,38 0,60 9,63 0,72

Listrik, Gas & Air Bersih 4,81 0,04 5,33 0,04 7,22 0,06 6,29 0,05 15,26 0,13 6,16 0,05

Bangunan 8,31 1,39 13,59 1,97 15,76 2,26 13,41 2,16 8,26 1,33 7,62 1,17

PHR 8,79 1,31 6,36 1,00 12,97 1,83 18,52 3,46 7,45 1,22 8,40 1,43

Pengangkutan & Komunikasi 7,24 0,89 3,27 0,43 2,55 0,35 3,57 0,48 8,11 0,99 6,02 0,78

Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 5,31 0,36 7,13 0,47 6,51 0,43 9,87 0,60 7,62 0,54 8,20 0,58

Jasa-Jasa 5,89 0,93 6,46 0,98 8,20 1,39 10,36 1,49 7,70 1,20 7,20 1,09

PDRB 6,99 6,99 7,14 7,14 7,73 7,73 8,30 8,30 7,46 7,46 7,47 7,47

2011Lapangan Usaha

2012

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

17

Grafik 1.22.

Perkembangan Kredit Sektor PHR

salah satu tujuan MICE (Meeting, Invention, Conference and Exhibition) telah mendorong

kenaikan tingkat hunian hotel. Hal ini dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data

pariwisata yang secara umum memperlihatkan tren peningkatan diantaranya adalah data

wisatawan mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian

Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan

sektor ekonomi terbesar yang mendapatkan

alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai

dengan Maret 2012 kredit sektor PHR yang

telah disalurkan bank umum mencapai Rp5.134

miliar atau tumbuh 24,05% dibandingkan

periode yang sama tahun lalu.

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.18.

Data Wisatawan Mancanegara

Grafik 1.19

Data Lama Tamu Menginap

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

(50,00)

(40,00)

(30,00)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

-

2.000

4.000

6.000

8.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Wisman (org) - left axis

gWisman (% yoy) - right axis

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Menginap (org) - left axis

gMenginap (% yoy) - right axis

Grafik 1.21.

Jumlah Kamar Terjual

Grafik 1.20.

TPK dan Lama Menginap

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

-

1

1

2

2

3

3

4

4

5

5

-

10

20

30

40

50

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

TPK (%) - left axis

Ratas Menginap (hari) - right axis

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kmr Terjual (unit) - left axis

gKmr Terjual (% yoy) - right axis

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara Manado

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis

gKredit_PHR (% yoy) - right axis

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

18

Tabel 1.4.

Alokasi Bantuan Subsektor Pertanian

1.2.2. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II 2012 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar

6,70% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,28% terhadap total pertumbuhan ekonomi Sulut.

Beberapa faktor yang mendorong kinerja sektor pertanian diantaranya:

Mengawali musim panen di awal tahun 2012, dari sekitar 3.800 hektar sawah yang ada di

wilayah Kota Kotamobagu, sekitar 25 hektar padi sawah telah dipanen. Selain itu, panen

padi juga telah nampak di wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Panen yang terjadi juga

didukung oleh adanya MoU antara camat dan para lurah untuk menerapkan langkah-

langkah dalam mendukung peningkatan produksi beras seperti pemanfaatan lahan tidur

untuk ditanami dengan padi ladang.

Pelaksanaan program khusus pengembangan sekolah lapang pengelolaan tanaman

terpadu di Kabupaten Minahasa Utara sebagai salah satu wilayah penghasil tanaman padi

yang melibatkan 20 kelompok tani melalui bantuan paket pertanian termasuk diantaranya

bibit serta hand tractor. Kegiatan dimaksud akan memberdayakan 500 hektar lahan dan

setiap kelompok tani akan mengelola sekitar 25 hektar.

Pemkab Bolmong terus berupaya untuk meningkatkan produksi padi secara maksimal, dan

mempertahankan predikat Bolmong sebgai gudangnya beras provinsi Sulut. Langkah awal

yang dilakukan adalah pembukaan lahan sawah beririgasi seluas 20.595,97 hektar dengan

luas lahan terbesar berada di wiliyah Dumoga Utara dengan luas lahan sekitar 5.061 Ha,

sedangkan wilayah Dumoga Barat sekitar 4.466 Ha dan kecamatan Lolayan sekitar 3.903

Ha.

Pemerintah Kota Tomohon

mengalokasikan bantuan sebesar

Rp945 juta kepada petani di Kecamatan

Tomohon Utara. Bantuan yang

diberikan dialokasikan untuk seluruh

subsektor pertanian diantaranya sektor

tanaman pangan, holtikultura, sarana

dan prasarana pertanian serta

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Dalam rangka mendukung program swasembada beras 2012, Pemerintah Kabupaten

Minahasa Utara menyiapkan sekitar 15 armada hand tractor yang akan dibagikan kepada

sejumlah kelompok tani dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.

Peningkatan kinerja sektor pertanian antara lain juga dapat dikonfirmasi dengan data dari

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah, Padi dan Pipilan Jagung Kering di Provinsi Sulawesi

Rp92.500.000

Rp74.000.000

Rp74.000.000

Rp747.500.000

Rp180.000.000

Rp282.000.000

2. Sektor Holtikultura

ALOKASI BANTUAN

1. Sektor Tanaman Pangan

- Padi Hibrida

- Padi Non hibrida

- Jagung Hibrida

- Pengembangan Kawasan

3. Sektor Sarana Prasarana Pertanian

- Embung Dam Parit

- Pengolahan Biofarmaka

4. Sektor Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Sumber : Pemerintah Provinsi Kota Tomohon

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

19

Grafik 1.23.

Pertumbuhan Kredit Pertanian

Tabel 1.5.

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Hasil Pertanian Prov. Sulut

Sumber: Distanak Provinsi Sulawesi Utara

Utara, dimana pada triwulan II 2012 luas panen padi tercatat sebesar 35,11 ribu hektar lebih

tinggi dibandingkan luas panen pada triwulan II 2011 sebesar 24,96 ribu hektar atau naik

40,66% (yoy). Sejalan dengan penurunan luas panen, produksi beras yang dihasilkan juga

meningkat menjadi 108,52 ribu ton atau naik 46,65% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sejalan dengan produksi beras, produksi pipilan jagung kering pada

triwulan laporan juga mengalami peningkatan dari 56,18 ribu ton pada triwulan II 2011

menjadi 126,21 ribu ton pada triwulan laporan atau naik sebesar 124,65%.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran

perbankan untuk membiayai sektor pertanian

semakin menunjukkan adanya tren peningkatan.

Sampai dengan Juni 2012, jumlah kredit yang

disalurkan pada sektor pertanian mencapai

Rp574 milliar atau tumbuh 90,01% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan total

kredit yang disalurkan bank, jumlah kredit

pertanian hanya mencapai 3,28% dari total kredit yang disalurkan. Belum terlalu optimalnya

penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha

di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing Loan) di sektor pertanian yang

mencapai 5,63% pada triwulan laporan.

1.2.3. Bangunan

Kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan II 2012 mencatat pertumbuhan sebesar

7,62% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,17% terhadap total pertumbuhan. Beberapa faktor

yang mendorong pertumbuhan di sektor bangunan diantaranya adalah penyelesaian beberapa

proyek pemerintah seperti:

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

Luas Panen (Ha)-right axis 30.258 38.597 24.198 26.718 28.898 24.959 41.568 26.659 38.011 35.107

Produksi Gabah (Ton)-left axis 140.922 185.420 119.571 138.117 136.155 117.088 204.854 138.001 181.029 171.712

Produksi Beras (Ton)-left axis 89.063 117.185 75.569 87.290 86.050 74.000 129.468 87.217 114.410 108.522

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Pipilan Kering Jagung

Luas Panen (Ha) 29.759 36.226 32.565 23.380 32.600 15.295 75.590 90.147 33.578 31.547

Produksi Jagung (Ton) - left axis 108.759 132.339 119.262 85.785 118.875 56.181 277.093 328.233 122.465 126.208

2010 2011

KOMPONEN

2012

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara

-100

-50

0

50

100

150

-

100

200

300

400

500

600

700

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Pertanian (Rp miliar) - left axis

gPertanian (% yoy) - right axis

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

20

Pembangunan jembatan di daerah Ondong, Siau Barat dengan dana sebesar Rp5.4 miliar

yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).

Pembangunan kawasan boulevard Tahuna yang dilengkapi dengan pengadaan jembatan

dengan alokasi dana sebesar Rp1 miliar.

Paket proyek perbaikan ruas jalan, irigasi dan air bersih di Kabupaten Minahasa dengan

total alokasi anggaran sebesar Rp21 miliar. (Tabel 4).

Pemeliharaan dan peningkatan jalan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow dengan

total dana sebesar Rp9 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp8,19

miliar dan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp819 juta. (Tabel 5)

Pemerintah Kota Kotamobagu mengalokasikan dana sebesar Rp34 miliar untuk

pembangunan jalan dan perbaikan jembatan, drainase dan lainya.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Tomohon menganggarkan dana sebesar Rp16,8 miliar untuk

proyek pembangunan jalan, irigasi, saluran air dan lainnya dengan total sebanyak 21

proyek. (Tabel 6).

1 Perbaikan ruas jalan Koko-Kembes Rp1,3 miliar

2

3

4

5

Mega Proyek di Tahun 2012

Pelebaran ruas jalan Tondano-Rurukan dan di kota

Tondano Rp1,3 miliar

Perbaikan ruas jalan Remboken-Kawangkoan Rp1,4

miliar

Perbaikan dan peningkatan ruas jalan Kasuratan-

Remboken (IPDN) Rp2,4 miliar

Perbaikan ruas jalan marawas-Makawembang Rp1,3

miliar

Tabel 1.6.

Proyek Pemerintah di Kabupaten Minahasa

No Proyek DAK (Rp juta) DAU (Rp juta)

1 Peningkatan jalan Desa Ikhwan 500 50

2 Peningkatan jalan Desa Doludo 500 50

3 Peningkatan jalan Lalow Lolak 2,270 227

4 Pemeliharaan jalan Wisata Bakan 700 70

5 Pemeliharaan jalan Inobonto II 600 60

6 Pemeliharaan jalan Buntalo-Bolangot 1,000 100

7 Pemeliharaan jalan Mopuya-Tumokang 1,970 197

8 Pemeliharaan jalan Dumoga-Mopuya 650 65

Tabel 1.7.

Proyek Pemerintah di Kabupaten Bolaang Mongondow

Sumber : Dinas PU Kab. Minahasa Sumber : Dinas PU Kab. Bolaang Mongondow

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Kantor kelurahan Taratara III Rp250 juta

Jalan Lahendong-Pinaras dan Pinaras Sawangan Rp1miliar

Jalan Hotmix strategis antar kelurahan Rp849,2 juta

Rehabilitasi jalan hotmix Tumatangtang-Pinaras Rp320,2 juta

Rehab eks kantorSKPD Rindam Rp900 juta

Kantor kelurahan Taratara Rp250 juta

Rehabilitasi jaringan irigasi di Ranowangko Rp263,9 juta

Rehabilitasi jaringan irigasi di Kelong Rp330,5 juta

Rehabilitasi jaringan di Aga Rp335,2 juta

21 Paket Proyek PU

Saluran air dan trotoar Woloan I dan III Rp385 juta

Saluran air dan trotoar Paslaten Rp148,8 juta

Saluran air dan trotoar Samping gereja Pniel Kakaskasen Rp156,8 juta

Checkdam Muung Rp774,1 juta

Normalisasi saluran sungai Giniringan Talete-Kamasi Rp431,4 juta

Normalisasi sungai Muung Matani Rp540 juta

Kantor Woloan I Utara Rp250 juta

Kantor Wailan II Rp250 juta

Sarana dan prasarana air minum Rurukan I Rp337,2 juta

Sarana dan prasarana air minum Kayawu-Kakaskasen I Rp510,8 juta

Saluran air dan trotoar Wailan Rp204,2 juta

Saluran air dan trotoar Kamasi dan Kamasi I Rp405 juta

Tabel 1.8.

Proyek Pemerintah di Kota Tomohon

Sumber : Dinas PU Kota Tomohon

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

21

Grafik 1.25.

Perkembangan Kredit Konstruksi

Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado telah melepas sejumlah paket proyek belanja modal

dengan total alokasi dana sebesar Rp16 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus

(Tabel 5).

Pemerintah Kabupaten Sitaro mengalokasikan dana sebesar Rp5,4 miliar untuk

pembangunan jembatan, Rp4,6 miliar untuk pembangunan Talud, untuk pembangunan

jalan (Rp17,5 miliar) dan perbaikan talud pengaman pantai dan tanah (Rp6 miliar). Proyek

tersebut mulai berjalan pada akhir April.

Proyek perbaikan pengaman pantai dan bangunan pengendali banjir di Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan dengan alokasi dana sebesar Rp30,5 miliar.

Pembangunan jalan nasional di Kota Manado dengan alokasi anggaran sebesar Rp700

miliar. Pembangunan jalan nasional ini akan dimulai pada akhir triwulan II 2012 (Tabel 6).

Selanjutnya, proyek swasta juga menunjukan adanya peningkatan pada triwulan II 2012.

Beberapa proyek swasta yang hingga saat ini masih dalam proses pengerjaan adalah proyek

perumahan, tercermin dari pelaksanaan pameran perumahan terbesar yang dilaksanakan oleh

BNI bekerjasama dengan Real Estate Indonesia (REI) berlangsung pada pertengahan April 2012.

Secara khusus BNI mampu menyalurkan kredit sebesar Rp240 miliar dari 699 aplikasi yang

diajukan dengan berbagai tipe rumah. Indikator lainnya yang menunjukkan kinerja sektor

bangunan adalah hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang memperlihatkan kenaikan indeks

penjualan bahan konstruksi sebesar 38,87% (yoy) dari 131,30 pada April 2012 menjadi 182,47

pada April 2012.

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan terhadap sektor bangunan (konstruksi) menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tercermin dari jumlah kredit yang disalurkan oleh

perbankan sampai dengan Juni 2012 tercatat sebesar Rp621 miliar atau mengalami

pertumbuhan positif sebesar 45,38% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Grafik 1.24.

Perkembangan Indeks Penjualan Bahan Konstruksi

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara Manado

Sumber : Survei Penjualan Eceran Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

-200

-100

0

100

200

300

400

500

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

ust

Sep

Okt

No

p

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

2011 2012

Indeks Bahan konstruksi gBahan konstruksi (%) -right axis

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

100

200

300

400

500

600

700

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Konstruksi (Rp miliar) - left axis

gKonstruksi (% yoy) - right axis

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

22

Grafik 1.26.

Perkembangan Jumlah Pengunjung Mantos

1.2.4. Sektor lainnya

A. Sektor Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II 2012 tumbuh

positif sebesar 7,20% (yoy), dengan sumbangan

sebesar 1,09% terhadap total pertumbuhan

triwulan laporan. Kinerja sektor jasa yang cukup

stabil ditopang oleh aktivitas sub sektor jasa

pemerintahan dan hiburan. Data yang diperoleh

dari pusat perbelanjaan Manado Town Square

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah

pengunjung Mantos pada Mei 2012 sebesar

32,79% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun lalu atau sebanyak 747.150 ribu pengunjung.

Penguatan kinerja sektor jasa-jasa juga didukung oleh

perbankan, yang tercermin dari peningkatan

penyaluran kredit perbankan di sektor ini. Sampai

dengan Juni 2012 kredit sektor jasa-jasa tercatat

sebesar Rp929miliar atau tumbuh 39,14% (yoy).

B. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan event berskala nasional maupun

internasional yang dilaksanakan di Sulawesi Utara adalah semakin dikenalnya Sulawesi Utara

khususnya Kota Manado sebagai salah satu kota tujuan wisata maupun sebagai tempat

Meeting, Incentives, Convention and Exhibition (MICE). Hal ini berpengaruh pada meningkatnya

minat wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Utara hingga pada tahap lanjut mampu

mendorong kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan

komunikasi pada triwulan II 2012 mengalami pertumbuhan 6,02% (yoy), dengan sumbangan

sebesar 0,78% terhadap total pertumbuhan, meningkat dibandingka periode yang sama tahun

lalu yang tumbuh 3,27% dengan sumbangan 0,43% terhadap total pertumbuhan.

Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan tercermin dari

tingginya arus penumpang yang keluar/masuk dari/ke Bandar Udara Sam Ratulangi Manado

baik asal/tujuan domestik maupun internasional. Sampai dengan periode laporan, arus

penumpang yang masuk ke wilayah Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan sebesar 16,84%

(yoy). Sejalan dengan itu, arus penumpang yang berangkat (keluar) dari wilayah Sulawesi Utara

tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 15,04% (yoy).

Grafik 1.27.

Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara

562.650

747.150

0

10

20

30

40

50

60

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

ust

Sep

Okt

No

p

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

2011 2012

Jumlah Pengunjung (org-left axis) Growth (%-right axis)

Sumber : Manado Town Square, diolah

0

10

20

30

40

50

60

-

200

400

600

800

1.000

1.200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kredit_Jasa (Rp miliar) - left axis

gJasa (% yoy) - right axis

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

23

Grafik 1.29.

Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Kelompok Industri

Sumber : PLN Kanwil Suluttenggo, diolah

Tabel 1.9.

Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 1.28.

Perkembangan Kredit Sektor Transportasi & Komunikasi

Grafik 1.30.

Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Kelompok Industri

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

%KLBBM Industri gBBM Industri

Sumber : PT. Pertamina Sulut, diolah

Sejalan dengan pertumbuhan positif sektor ini,

keberpihakan perbankan yang diwujudkan

dalam penyaluran kredit di sektor pengangkutan

dan komunikasi juga memperlihatkan adanya

peningkatan. Sampai dengan akhir triwulan II

2012 jumlah kredit yang disalurkan mencapai

Rp184 miliar, atau tumbuh 62,75% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

C. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II 2012 mengalami peningkatan yang

mencatat pertumbuhan sebesar 9,63% dengan sumbangan sebesar 0,72%, lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,93% (0,52%). Peningkatan ini ditandai

oleh peningkatan jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis dan industri. Berdasarkan data PLN,

jumlah pelanggan listrik di sektor industri pada triwulan II 2012 tumbuh sebesar 5,60% (yoy).

Sejalan dengan perkembangan jumlah pelanggan listrik, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM)

untuk kalangan industri juga mengalami peningkatan. Sampai dengan triwulan laporan,

konsumsi BBM industri tercatat sebanyak 20,88 Kilo Liter (KL) atau tumbuh 30,30%

dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sumber: PT. Angkasa Pura II, Sulawesi Utara

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Datang 203.160 213.389 229.846 245.468 230.845 249.329 16,84%

Berangkat 213.108 216.771 232.520 231.954 242.260 249.372 15,04%

Datang 1.783.877 1.656.261 1.808.789 1.957.167 1.307.021 1.721.272 3,93%

Berangkat 1.208.615 1.098.530 945.969 1.154.768 1.061.987 1.069.686 -2,63%

20122011

Penumpang

Kargo

Jenis

Pengangkutan

Kedatangan/

Keberangkatan

Growth

(YoY)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis

gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Pelanggan Industri - left axis

gPelanggan Industri (% yoy) - right axis

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

24

Grafik 1.32.

Perkembangan Transaksi Gadai

Indikator lainnya yang mendukung peningkatan

kinerja sektor industri adalah perlambatan

pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh

perbankan. Sampai dengan akhir triwulan II 2012

jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp374 miliar

atau tumbuh sebesar 14,05% (yoy).

D. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II

2012 tumbuh 8,20% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan jasa antara lain

tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas perbankan antara lain:

pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta

penawaran produk-produk baru yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada

masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu, pengaruh meningkatnya laju konsumsi dan aktivitas

sistem pembayaran di wilayah Sulawesi Utara juga turut berkontribusi pada pertumbuhan

sektor ini.

Indikator lain yang menunjukkan perkembangan di

sektor keuangan adalah peningkatan jumlah

transaksi gadai di PT. Pegadaian (Persero) di

Sulawesi Utara. Pada Juni 2012, transaksi gadai

mencapai Rp593 miliar atau tumbuh 28,01% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tabel 1.10.

Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Umum dan BPR di Sulawesi Utara

Ket: *) termasuk kantor unit

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 1.31.

Perkembangan Kredit Sektor Industri

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis

gKredit_Industri (%yoy) - right axis

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Jumlah Bank umum 24 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Jumlah kantor bank umum*) 214 219 223 229 231 238 244 248 248 250

Jumlah BPR 13 14 14 16 16 17 17 17 17 17

Jumlah kantor BPR 39 39 41 43 43 46 46 48 48 48

Data Bank

2010 2011 2012

464

593

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0

100

200

300

400

500

600

700

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

ust

Sep

Okt

No

p

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

2011 2012

Transaksi Gadai (miliar-left axis)

GrowthGadai (% yoy-right axis)

Sumber : PT. Pegadaian (Persero), diolah

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

25

E. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada

triwulan II 2012 tumbuh 7,29% (yoy) dengan

sumbangan sebesar 0,36% terhadap total

pertumbuhan. Berdasarkan pelaku usahanya, sub

sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh

penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri

berskala besar. Dukungan perbankan terhadap

sektor pertambangan juga terus mengalami

perbaikan, jika dilihat berdasarkan trennya,

pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan terhadap sektor pertambangan terus

mengalami peningkatan sejak tahun 2011 hingga pada triwulan laporan jumlah kredit yang

disalurkan pada sektor pertambangan tercatat sebesar Rp116 miliar atau tumbuh sebesar

173,63% (yoy).

F. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II 2012 tumbuh 6,16% (yoy). Jika

dilihat berdasarkan kontribusinya, sektor listrik, gas dan air bersih masih tercatat sebagai sektor

yang memberikan sumbangan terendah terhadap total pertumbuhan ekonomi pada triwulan

laporan dengan sumbangan sebesar 0,05%. Pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih

dapat dikonfirmasi dari data jumlah penjualan listrik serta jumlah pelanggan di Sulawesi Utara.

Jumlah pelanggan listrik pada triwulan II 2012 sebesar 461.063 pelanggan atau tumbuh 6,82%

(yoy) dengan jumlah pemakaian 199 MW atau tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama

tahun lalu. Sementara itu, kapasitas listrik yang tersedia pada triwulan laporan sebesar 260 MW

atau tumbuh 11,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data tersebut,

masih terdapat surplus daya listrik sebesar 61 MW. Adanya surplus listrik tersebut didukung

oleh adanya peningkatan produksi listrik yang dihasilkan dari geothermal Lahendong.

Grafik 1.33.

Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara

-50

0

50

100

150

200

250

-

20

40

60

80

100

120

140

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis

gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis

Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah

Grafik 1.34.

Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

di Sulawesi Utara

Grafik 1.35.

Perkembangan Jumlah Pemakaian dan Supply Listrik

di Sulawesi Utara

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

340.000

360.000

380.000

400.000

420.000

440.000

460.000

480.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Total Pelanggan-left axis

gTotal Pelanggan-right axis

-

50

100

150

200

250

300

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Jumlah Pemakaian (MW)

Jumlah listrik yang tersedia (MW)

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

26

PEMETAAN SEKTOR DAN KOMODITAS UNGGULAN SULAWESI UTARA DALAM

MENCIPTAKAN PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF DAN BERKESINAMBUNGAN

Dalam periode tahun 2006-2010, perekonomian Sulawesi Utara bertumbuh

dengan laju rata-rata di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2010,

struktur perekonomian Provinsi Sulawesi Utara didominasi oleh sektor tersier (51,11%),

diikuti oleh sektor sekunder (25,36%) dan sektor primer (23,53%)1

. Struktur

perekonomian tersebut sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan struktur

perekonomian tahun 2005 dimana kontribusi sektor primer, sekunder dan tersier

masing-masing sebesar 24,83%, 25,07% dan 50,10%. Dengan demikian dalam lima

tahun terakhir, kontribusi sektor primer menurun, kontribusi sektor sekunder sedikit

meningkat, dan kontribusi sektor tersier meningkat cukup signifikan. Sektor-sektor

yang kontribusinya mengalami perubahan signifikan adalah sektor pertanian dan sektor

industri yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,89% dan 0,69%,

sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor bangunan mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 1,97% dan 1,08%.

Dari sisi tenaga kerja, terjadi peningkatan penyerapan lapangan kerja yang

ditandai tren penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hingga tercatat sebesar

6,32% pada Februari 2012. Berdasarkan sektornya, Sektor Pertanian

(pertanian,perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan) masih merupakan

lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu sebanyak

357,8 ribu orang (38%). Sementara itu, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta

Jasa Akomodasi menempati urutan kedua dengan jumlah tenaga kerja sebanyak177,72

ribu orang (18,43%).

Pertumbuhan ekonomi regional yang cukup baik ternyata belum membuat

tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara setara dengan tingkat kesejahteraan

masyarakat secara nasional. Hal ini tercermin dari PDRB/kapita Provinsi Sulut yang masih

lebih rendah dibandingkan dengan PDB/kapita nasional sebagaimana tercermin pada

grafik. Indeks Gini Ratio Provinsi Sulawesi Utara periode 2007 s/d 2009 menunjukkan

1sektor primer (pertanian dan pertambangan & penggalian), sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air

bersih; dan bangunan), dan sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi;

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa)

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

27

tren peningkatan hingga tercatat sebesar 0,37 pada tahun 2009. Hal ini mencerminkan

bahwa pertumbuhan ekonomi Sulut belum diikuti dengan pemerataan distribusi

pendapatan.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif dan

berkelanjutan strategi pembangunan Provinsi Sulawesi Utara bertumpu pada empat

pilar strategis. Keempat pilar itu adalah: (a) meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dan berkualitas (pro-growth); (b) menciptakan dan memperluas lapangan

kerja (pro-job); (c) meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program-program jaring

pengaman sosial yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro-poor); dan (d)

meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup (pro-environment). Disamping

itu, pembangunan difokuskan pada sektor-sektor prospektif dengan menggunakan

konsep sebagai berikut :

Keunggulan

Komparatif dan

Kompetitif Sulawesi

Utara

Analisis Location

Quotient:

Statik dan Dinamik

Pengembangan

Komoditas/Produ

k/Jenis Usaha

Unggulan

Perkembangan PDRB per Kapita Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : BPS, diolah

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

28

A. Analisis Location Quotient

Berdasarkan Analisis Location Quotient, dengan menggunakan metode Static LQ

(SLQ) maupun Dynamic LQ (DLQ) diperoleh klasifikasi sektor usaha sebagai berikut:

B. Analisis Penentuan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan

Metode yang digunakan dalam penentuan Komoditas/produk/jenis usaha unggulan

Sulawesi Utara menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang

dimodifikasi sebagai alat analisis. Disebut demikian karena analisis ini juga

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), Metode Borda dan Metode

Bayes dalam menetapkan KPJU unggulan kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.

Adapun hasil analisis KPJU Unggulan UMKM Lintas Sektoral Provinsi Sulawesi Utara

adalah sebagai berikut :

No KPJU Sektor / Sub-sektor

1 Kelapa Perkebunan

2 Ikan Pelagis Perikanan

3 Warung Perdagangan

4 Cengkeh Perkebunan

5 Padi sawah TanamanPangan/ Hortikultura

6 Pala Perkebunan

7 Toko Perdagangan

8 Jagung TanamanPangan/ Hortikultura

9 Kentang TanamanPangan/ Hortikultura

10 Rumah Makan Pariwisata

Kriteria SLQ<1 SLQ>1

DLQ>1

Sektor Andalan

- Industri Pengolahan

- Perdagangan, Hotel dan Restoran

- Keuangan, Persewaan dan Jasa

Sektor Unggulan

- Listrik, Gas dan Air Bersih

- Bangunan

- Pengangkutan dan Komunikasi

DLQ<1

Sektor Tertinggal

Pertambangan dan Penggalian

Sektor Prospektif

- Pertanian, peternakan dan kehutanan

- Jasa-jasa

Klasifikasi Sektor Usaha Berdasarkan Nilai SLQ dan DLQ

Sumber : BPS, diolah

KPJU Unggulan UMKM Lintas Sektor di Provinsi Sulawesi Utara

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

29

Sementara itu, komoditas unggulan masing-masing Kabupaten/Kota adalah

sebagai berikut:

Selanjutnya, dalam mengembangkan KPJU unggulan masing-masing

Kabupaten/Kota diharapkan dapat mempertimbangkan perspektif Product Life Cycle

(PLC), perspektif tujuan, perspektif keberpihakan, dan perspektif skenario kebijakan

agar pembangunan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di

daerah. Pada akhirnya, kebijakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi lokal dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif.

1 Kab. Minahasa 310,384.00 2,116,994.66 6.82 12% 6.24 Cengkeh, Kelapa

2 Kab. Bolaang Mongondow 213,484.00 1,030,335.87 4.83 6% 4.91 Padi sawah, Jagung, Kentang, Padi, Sapi

3 Kab. Kepulauan Sangihe 126,100.00 747,129.73 5.92 4% 5.85 Kelapa, Pala,Cengkeh

4 Kab. kepulauan Talaud 83,434.00 426,173.92 5.11 2% 5.51 Pala, Cengkeh, Kelapa, Ikan Cakalang

5 Kab. Minahasa Selatan 195,553.00 1,328,646.00 6.79 7% 8.57 Kelapa, Cengkeh, Kentang, Padi Sawah

6 Kab. Minahasa Utara 188,904.00 1,351,808.33 7.16 7% 7.27 Kelapa, Buah-buahan dan Jagung

7 Kab. Minahasa Tenggara 100,443.00 884,301.70 8.80 5% 8.09 Kelapa, padi Sawah dan Ikan Cakalang

8 Kab. Bolmong Timur 63,654.00 388,704.10 6.11 2% 7.11 Kelapa, Kopi, Padi Sawah dan Jagung

9 Kab. Kepulauan Sitaro 63,801.00 310,739.05 4.87 2% 7.36 Pala, Kelapa, Ikan Tuna, ikan Cakalang

10 Kota Menado 410,481.00 5,763,351.02 14.04 31% 7.30 Toko dan Rumah Makan

11 Kota Kotamobagu 107,459.00 473,060.83 4.40 3% 7.42 Padi, Hotel & Gilingan Padi

12 Kota Bitung 187,652.00 2,204,242.01 11.75 12% 6.88 Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Beku dan

Ikan Cakalang Asap

13 Kota. Tomohon 91,553.00 663,557.59 7.25 4% 6.10 Sayur, Buah-buahan, Bunga

14 Kab. Bolmong Utara 70,693.00 386,449.26 5.47 2% 7.62 Padi sawah, Kelapa, Ikan Cakalang

&Sapi

15 Kab. Bolmong Selatan 57,001.00 269,135.59 4.72 1% 6.76 Padi Sawah, Kelapa, Ikan Tuna dan Sapi

No Kabupaten/Kota

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

PDRB

(Rp Juta)

PDRB/

Kapita

Share

Terhadap

PDRB Sulawesi

Utara

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

Komoditas Unggulan

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN

INFLASI DAERAH BAB II

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

33

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Kestabilan harga Kota Manado sampai dengan akhir triwulan II 2012 cukup terjaga, tercermin

dari tingkat inflasi yang berada dibawah tingkat inflasi nasional dan Zona Sulampua. Pada akhir

triwulan II 2012 inflasi Kota Manado tercatat sebesar 3,73% (yoy), lebih rendah dibandingkan

inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,53% (yoy) dan tingkat inflasi Zona Sulampua yang

tercatat sebesar 4,15% (yoy) serta lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Kota Manado

periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar 5,15% (yoy). Namun demikian, terjadi

peningkatan laju inflasi apabila dibandingkan triwulan lalu yang tercatat sebesar 0,95% (yoy).

Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan II-2012 menunjukkan fluktuasi

yang terutama dipengaruhi faktor seasonal. Pada April 2012 Kota Manado tercatat mengalami

inflasi 1,63% (mtm), kemudian terkoreksi kebawah cukup tajam pada Mei 2012 sebesar -

0,84% (mtm). Pada akhir triwulan II 2012 tekanan inflasi Kota Manado kembali terakselerasi

yang terutama didorong faktor meningkatnya aktivitas konsumsi seiring perayaan hari

pengucapan syukur dan musim liburan sekolah sehingga tercatat mengalami inflasi sebesar

0,5% (mtm). Secara akumulasi, tingkat inflasi Kota Manado sampai dengan Juni 2012 tercatat

2,89% (ytd), lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, yang justru mencatat deflasi sebesar -0,14%

(ytd).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan terutama

didorong oleh meningkatnya tekanan kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak

(volatile foods) dan kelompok administered price. Sementara itu, kelompok inti (core inflation)

mengalami inflasi pada level moderat.

Grafik 2.2.

Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (qtq)

Grafik 2.1.

Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (yoy)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

3.73

4.53

4.15

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011 2012

%

yoy Manado yoy Nasional

yoy Sulampua

1.28

0.90

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011 2012

%

qtq Manado qtq Nasional

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

34

2.1. PERKEMBANGAN INFLASI

2.1.1 INFLASI TAHUNAN (yoy)

Laju inflasi tahunan Kota Manado pada akhir triwulan II 2012 tercatat 3,73% (yoy), lebih

rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, tercatat sebesar 5,15%

(yoy) namun lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 0,95%(yoy). Sementara itu, laju inflasi Kota Manado masih lebih rendah apabila

dibandingkan dengan laju inflasi nasional dan Zona Sulampua yang masing-masing tercatat

sebesar 4,53% (yoy) dan 4,15% (yoy) pada akhir triwulan II 2012 (grafik 2.1).

Berdasarkan kelompoknya, inflasi tahunan disumbangkan oleh seluruh kelompok yang ada.

Inflasi terutama disumbang oleh kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga yang tercatat

mengalami inflasi 9,41% (yoy). Apabila dilihat lebih lanjut, sub kelompok pendidikan

mengalami inflasi tertinggi, tercatat sebesar 18,75% (yoy) yang disebabkan karena kenaikan

biaya pendidikan SLTP, SLTA dan Akademi/Perguruan Tinggi. Sementara itu inflasi terendah

terendah terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang tercatat sebesar

0,17% (yoy).

Kelompok perumahan,air,listrik,gas dan bahan bakar, mengalami inflasi sebesar 5,70% (yoy)

sebagai faktor kenaikan harga bahan bakar rumah tangga. Selanjutnya kelompok sandang,

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok bahan makanan serta

kelompok kesehatan mengalami inflasi berturut-turut sebesar 4,52% (yoy), 3,36% (yoy), 3,01%

(yoy), 2,52% (yoy).

2.1.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Secara triwulanan, inflasi Kota Manado pada triwulan II 2012 relatif stabil. Pada triwulan II 2012

Kota Manado tercatat mengalami inflasi sebesar 1,28% (qtq), sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan inflasi triwulan I 2012 yang sebesar 1,58% (qtq). Hampir seluruh

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

1 Bahan Makanan -2.19 6.39 18.14 15.23 21.69 14.72 -1.23 -3.17 -5.19 3.01

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.13 5.96 4.83 5.36 0.43 1.50 1.45 1.21 2.95 3.36

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.45 1.83 2.58 2.35 1.85 2.14 1.58 1.63 4.73 5.70

4 Sandang 2.83 6.84 7.02 5.15 5.03 4.28 8.32 5.56 5.68 4.52

5 Kesehatan 4.98 2.56 1.87 0.96 0.61 2.62 3.20 5.20 4.48 2.52

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.97 1.75 1.19 1.62 0.91 0.86 9.70 9.06 9.22 9.41

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.63 2.60 3.26 0.59 0.80 -0.38 -0.87 0.49 -0.35 0.17

1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 5.15 1.25 0.67 0.95 3.73

2010 2011 2012No Kelompok

Umum

Tabel 2.1.

Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

35

Grafik 2.3

Laju Inflasi Kota Manado, Zona Sulampua dan Nasional (mtm)

kelompok barang dan jasa mengalami perlambatan, sehingga cukup menahan laju inflasi Kota

Manado pada triwulan II 2012.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi terutama terjadi pada kelompok bahan makanan yang

tercatat sebesar 2,66% (qtq). Faktor anomali cuaca yang mengganggu pasokan beberapa

komoditas makanan ditengah meningkatnya permintaan seiring perayaan hari raya keagamaan

pada triwulan II 2012 merupakan faktor pendorong terjadinya peningkatan harga pada periode

laporan.

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi triwulanan cukup tinggi.

Pada triwulan II 2012 kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi

0,58% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang justru tercatat

mengalami deflasi sebesar 0,81% (qtq). Inflasi terutama disebabkan oleh meningkatnya ongkos

angkutan udara pada musim liburan sekolah.

Kenaikan tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan serta kelompok tanspor, komunikasi

dan jasa keuangan dapat diredam oleh perlambatan laju inflasi pada kelompok lainnya,

sehingga tekanan inflasi triwulanan periode laporan relatif stabil dibandingkan periode

sebelumnya.

2.1.3 INFLASI BULANAN (mtm)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

1 Bahan Makanan -1.50 0.23 11.98 4.23 4.03 -5.51 -3.59 2.18 1.86 2.66

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 4.68 -0.95 0.77 0.84 -0.22 0.10 0.72 0.60 1.51 0.50

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.74 0.09 0.96 0.55 0.24 0.38 0.41 0.60 3.29 1.31

4 Sandang 0.52 1.89 1.09 1.56 0.40 1.17 5.02 -1.03 0.50 0.05

5 Kesehatan 2.02 -0.04 0.32 -1.32 1.66 1.96 0.90 0.59 0.97 0.05

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.72 0.01 0.36 0.52 0.02 -0.04 9.15 -0.06 0.16 0.14

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.20 1.23 0.62 -1.06 0.02 0.05 0.13 0.29 -0.81 0.58

0.72 0.20 3.81 1.44 1.31 -1.43 -0.05 0.87 1.59 1.28

2010 2011 2012Kelompok

Umum

No

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Tabel 2.2.

Inflasi Triwulanan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

0.50

0.62

0.79

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2009 2010 2011 2012

%

mtm Manado mtm Nasional mtm Sulampua

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

36

Grafik 2.4.

Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado

Menurut Kelompok Barang & Jasa April 2012

Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan II-2012 menunjukkan

fluktuasi. Pada April 2012 Kota Manado tercatat mengalami inflasi 1,63% (mtm), kemudian

terkoreksi kebawah cukup tajam pada Mei 2012 sebesar -0,84% (mtm). Pada akhir triwulan II

2012 tekanan inflasi Kota Manado kembali terakselerasi yang terutama didorong faktor

seasonal (perayaan hari pengucapan syukur dan musim liburan sekolah) sehingga tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,5% (mtm).

Tingkat inflasi Kota Manado sepanjang triwulan II 2012 lebih rendah dibandingkan dengan

tingkat inflasi nasional maupun Zona Sulampua. Pada akhir triwulan II 2012 tingkat inflasi

nasional tercatat sebesar 0,62% (mtm), sementara itu tingkat inflasi Zona Sulampua tercatat

sebesar 0,79% (mtm).

APRIL 2012

Pada awal triwulan II-2012, Kota Manado tercatat

mengalami inflasi sebesar 1,63% (mtm). Inflasi

terutama terjadi pada kelompok bahan makanan

sebesar 5,65% (mtm) dengan sumbangan sebesar

1,63% terhadap total inflasi bulanan. Berdasarkan

sub kelompoknya, bumbu-bumbuan mengalami

inflasi sebesar 45,49% (mtm). Kemudian diikuti

oleh sub kelompok sayur-sayuran dan sub

kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya

yang masing-masing mengalami inflasi sebesar

8,02% (mtm) dan 1,03% (mtm).

Tekanan inflasi pada April 2012 dipengaruhi oleh

faktor peningkatan permintaan seiring perayaan Paskah yang jatuh pada awal triwulan laporan.

Ditengah meningkatnya permintaan, pasokan sedikit terganggu oleh faktor anomali cuaca dan

bencana yang terjadi pada sentra komoditas pertanian Sulut. Peningkatan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) beras sebesar 25% yang dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor

3 Tahun 2012 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh

pemerintah serta kenaikan harga pupuk urea bersubsidi diperkirakan turut andil dalam

mengakselerasi harga bahan pangan pada periode laporan.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

5.65

-0.12

0.15

-0.30

-0.01

0.00

0.04

1.63

-0.02

0.04

-0.02

0.00

0.00

0.00

-2 0 2 4 6

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) April 2012

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

37

MEI 2012

Tekanan inflasi Kota Manado pada Mei 2012 terkoreksi kebawah cukup tajam sehingga

tercatat mengalami deflasi sebesar -0,84% (mtm). Deflasi terutama terjadi pada kelompok

bahan makanan dan makanan jadi yang masing-masing tercatat sebesar -3,44% (mtm) dan -

1,03%(mtm).

Apabila dilihat lebih lanjut, deflasi kelompok bahan

makanan terutama terjadi pada kelompok bumbu-

bumbuan (-20,23% mtm), kelompok padi-padian,

umbi-umbian dan hasil-hasilnya (-2,08% mtm),

kelompok daging dan hasil-hasilnya (-0,97% mtm)

serta telur, susu dan hasil-hasilnya (-0,73%).

Penurunan ini disebabkan oleh faktor (1)

Membaiknya suplai beras dari luar Sulut dan suplai

beras lokal seiring panen beras di Bolaang

Mongondow Raya, Bolaang Mongondow Timur,

Lolak dan Maelang (2) Membanjirnya stok bawang

putih di Pulau Jawa yang pada tahap selanjutnya

mempengaruhi harga bawang putih di Kota Manado

(3) Produksi telur dan daging yang melimpah.

JUNI 2012

Pada akhir triwulan II 2012, laju perkembangan

harga barang dan jasa secara umum kembali

mengalami peningkatan dibandingkan bulan

sebelumnya hingga tercatat sebesar 0,5% (mtm).

Inflasi pada akhir triwulan II 2012 terjadi pada semua

kelompok, terutama kelompok bahan makanan dan

transportasi yang masing-masing tercatat mengalami

inflasi sebesar 0,64% (mtm) dan 0,51% (mtm)

disebabkan oleh faktor seasonal (musim liburan

sekolah dan hari raya pengucapan syukur) dan

kembali meningkatnya beberapa harga pangan.

Grafik 2.5.

Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Mei 2012

Sumber: BPS SulawesiUtara , diolah.

Grafik 2.6.

Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Juni 2012

Sumber: BPS SulawesiUtara , diolah.

-3.44

0.13

0.70

-0.19

0.06

0.00

0.03

-1.03

0.02

0.18

-0.01

0.00

0.00

0.00

-4 -3 -2 -1 0 1

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Mei 2012

0.64

0.49

0.46

0.54

-0.01

0.14

0.51

0.19

0.08

0.12

0.03

0.00

0.01

0.07

-1 0 1

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Juni 2012

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

38

Sumber: BPS Sulawesi Utara, diolah. Sumber: BPS Sulawesi Utara, diolah.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan terutama

didorong oleh meningkatnya tekanan kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak

(volatile foods) dan kelompok administered price. Sementara itu, kelompok inti (core inflation)

mengalami inflasi pada level moderat.

2.2.1 FAKTOR FUNDAMENTAL

Tekanan inflasi inti (core inflation) pada triwulan II 2012 relatif stabil. Inflasi inti pada akhir

triwulan II 2012 tercatat 3,93% (yoy) dengan sumbangan 2,06% terhadap total inflasi tahunan

pada akhir triwulan II-2012, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2012 yang

tercatat sebesar 3,91% (yoy) dengan sumbangan 2,01% terhadap total inflasi tahunan. Hal ini

tidak lepas dari terkendalinya tekanan inflasi dari sisi eksternal maupun internal. Dari sisi

eksternal, pelemahan nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan pada perkembangan harga

domestik, seiring dengan tren penurunan harga komoditas global. Sementara itu, dari sisi

internal kenaikan permintaan masih dapat direspon dengan baik oleh sisi penawaran melalui

peningkatan penggunaan kapasitas produksi. Namun demikian, masih tingginya ekspektasi

masyarakat Sulut terhadap tingkat harga 3 dan 6 bulan yang akan datang berpotensi

mengakselerasi inflasi pada level yang lebih tinggi.

Interaksi Permintaan dan Penawaran

Peningkatan permintaan selama triwulan II 2012 sebagai faktor seasonal (Bulan Ramadhan dan

liburan sekolah), direspon dengan baik oleh peningkatan penggunaan kapasitas produksi

sehingga mampu menjamin ketersediaan pasokan (Grafik 2.9)

Grafik 2.7.

Sumbangan Inflasi Berdasarkan Faktor Penyebabnya Grafik 2.8.

Pergerakan Inflasi Berdasarkan Faktor Penyebabnya

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2009 2010 2011 2012

Volatile Administered CORE IHK

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2010 2011 2012

UMUM Volatile Administered Core

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

39

Grafik 2.10.

Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen Terhadap

Harga Barang dan Jasa di Kota Manado

Grafik 2.11.

Perkembangan Indeks Ekspektasi Pedagang Eceran

Terhadap Harga Barang dan Jasa di Kota Manado

Sumber:

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw Prov. Sulut dan Survei

Pedagang Eceran (SPE) KPw Prov. Sulut

.

Ekspektasi Inflasi

Ekspektasi masyarakat Sulut tercermin dari sisi konsumen maupun pedagang. Dari sisi

pedagang, ekspektasi terhadap tingkat harga 3 bulan dan 6 bulan yang akan datang terbilang

cukup tinggi. Hal ini tercermin dari hasil Survei Pedagang Eceran (SPE) KPw BI Provinsi Sulawesi

Utara pada periode laporan yang ditandai oleh angka indeks ekspektasi pedagang terhadap

tingkat harga 3 bulan dan 6 bulan yang akan datang masing-masing sebesar 189,5 dan 187,5

pada Juni 2012 (Grafik 2.11). Sejalan dengan itu, dari sisi konsumen ekspektasi masyarakat juga

mengalami terbilang cukup tinggi. Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen (SK) KPw BI

Provinsi Sulawesi Utara pada periode laporan yang ditandai oleh angka indeks ekspektasi

konsumen terhadap tingkat harga 3 bulan dan 6 bulan yang akan datang masing-masing

sebesar 120 dan 186 pada Juni 2012 (Grafik 2.10).

Grafik 2.9.

Perkembangan Pertumbuhan Indeks Penjualan Eceran

dan Kapasitas Produksi

Sumber : Survei Pedagang Eceran (SPE) KPwBI Provinsi Sulut Sumber : Survei Konsumen (SK) KPw Provinsi Sulut

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2008 2009 2010 2011 2012

Ekspektasi pedagang terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi pedagang terhadap harga 6 bulan yad

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2008 2009 2010 2011 2012

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yad

0

20

40

60

80

100

120

0

100

200

300

400

500

600

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Riil Penjual Eceran (right axis) Kapasitas Produksi (left axis)

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

40

Grafik 2.13.

Perkembangan Harga Rata-rata Triwulanan

Komoditas Emas di Pasar Internasional

Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 2.12.

Perkembangan Harga Rata-rata Triwulanan

Komoditas Minyak di Pasar Internasional

Sumber: Bloomberg, diolah

Eksternal

Tekanan terhadap rupiah selama triwulan II 2012 meningkat. Peningkatan tekanan tersebut

dipicu baik dari sisi eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal, meningkatnya faktor risiko

global, khususnya Eropa terkait dengan kondisi pemilu di Yunani dan Perancis serta

kekhawatiran keluarnya Yunani dari kawasan Eropa telah membawa sentimen negatif terhadap

pergerakan rupiah. Sementara itu, dari sisi domestik, pelemahan rupiah juga didorong oleh

meningkatnya kebutuhan valuta asing korporasi terkait dengan kegiatan impor yang masih

tinggi. Secara rata-rata nilai tukar rupiah ditutup melemah 2,27% menjadi Rp 9.277 per dolar

AS dari triwulan sebelumnya yang rata-rata mencapai Rp 9.066 per dolar AS. Apabila dilihat

secara point to point, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi 2,65% menuju ke level Rp 9.393

per dolar AS dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ditutup di level Rp 9.144 per

dolar AS. Pergerakan rupiah yang cenderung melemah tersebut, secara umum masih sejalan

dengan pelemahan nilai tukar di kawasan Asia lainnya. Meskipun demikian, pelemahan rupiah

diikuti oleh volatilitas yang lebih terjaga sehingga tidak berdampak signifikan pada

perkembangan harga domestik, seiring dengan penurunan harga komoditas internasional yang

masih berlanjut.

2.2.2 Non Fundamental

Volatile foods

Tekanan inflasi pada kelompok volatile foods pada akhir triwulan II 2012 meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada Juni 2012 kelompok ini tercatat mengalami inflasi

6,2% (yoy) dengan sumbangan 1,76% (yoy) terhadap inflasi umum, lebih tinggi dibandingkan

periode lalu yang tercatat mengalami deflasi -5,38% (yoy) dengan sumbangan -1,61%

1612.5

6.9

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

IV I II III IV I II

2011 2012

Persen

USD

/OZ

Harga Emas yoy (axis kanan)

93.4

(8.9)

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

30

40

50

60

70

80

90

100

110

II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

WTI gHarga Minyak (RHS)

USD /mt

Sumber : Bloomberg

% yoy

*s.d. 21 Mar '12

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

41

Sumber : Survei Pemantauan Harga (SPH) KPw Prov. Sulut

Sumber : Survei Pemantauan Harga (SPH) KPw Prov. Sulut

terhadap inflasi umum. Beberapa faktor yang mempengaruhi terakselerasinya harga kelompok

ini selama triwulan II 2012 diantaranya:

(a) Meningkatnya permintaan sebagai faktor seasonal hari raya keagamaan (Paskah dan

Pengucapan Syukur) serta musim liburan sekolah yang jatuh pada triwulan laporan.

(b) Anomali cuaca dan bencana yang terjadi pada sentra komoditas pangan di Sulut.

(c) Berkurangnya produksi perikanan tangkap karena faktor cuaca dan kelangkaan BBM

bersubsidi.

(d) Kenaikan HPP Beras yang ditetapkan pemerintah serta kenaikan harga pupuk urea

bersubsidi.

Sementara itu, bertambahnya pasokan beras seiring dengan panen raya yang terjadi pada Mei

2012 dapat menahan laju inflasi kelompok volatile foods pada periode laporan.

Administered Price

Secara tahunan inflasi kelompok administered prices pada akhir triwulan II 2012 tercatat

sebesar 4,31% (yoy) dengan sumbangan 0,82% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan lalu

yang tercatat sebesar 2,96% (yoy) dengan sumbangan 0,55% terhadap inflasi tahunan.

Peningkatan inflasi administered prices pada triwulan laporan terutama berasal dari

peningkatan ongkos angkutan seiring musim liburan sekolah udara pada akhir periode laporan.

Grafik 2.14.

Perkembangan Harga Komoditas Beras, Minyak Goreng

dan Cabai Rawit di Kota Manado

Grafik 2.15.

Perkembangan Harga Komoditas Cabe Rawit

dan Bawang Merah di Kota Manado

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

I III I III I III V II IV II IV II I III I III V II IV II IV II IV II IV M

II

M

IV

M

II

M

IV

M I M

III

M I M

III

M I M

III

M I M

III

Jan-11Feb-11 Mar-11 Apr-

11

Mei-

11

Juni-

11

Juli-11 Agst-11 Sept-

11

Okt-

11

Nov -

11

Des -

11

Jan-12 Feb-12 Maret April

2012

Mei

2012

Juni

2012

Deho Malalugis

10,000

30,000

50,000

I II III IV M

I

M

II

M

III

M

IV

M

I

M

II

M

III

M

IV

M

V

M

I

M

II

M

III

M

IV

M

I

M

II

M

III

M

IV

M

I

M

II

M

III

M

IV

M

I

M

II

M

III

M

IV

Des -11 Jan-12 Feb-12 Maret April 2012 Mei 2012 Juni 2012

Rp/kg

Cabe Rawit (merah) Bawang Merah Beras

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN

PERBANKAN DAERAH BAB III

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

45

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan Sulawesi Utara terus menunjukkan perkembangan yang baik sebagaimana

tercermin dari meningkatnya fungsi intermediasi perbankan serta terjaganya risiko kredit. Pada

triwulan II 2012 aset perbankan Sulut tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu

tercatat sebesar 23,55% (yoy), sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan kredit yang

tercatat sebesar 21,54% (yoy). Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga

mencatat pertumbuhan positif meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga

tercatat sebesar 21,95% (yoy). Dengan demikian Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di

Sulawesi Utara berada pada level 113,92% di akhir triwulan II 2012.

Beberapa aspek yang mencerminkan stabilitas sistem perbankan seperti aspek risiko kredit,

risiko likuiditas, risiko pasar dan indikator lainnya relatif terkendali. Non Performing Loans (NPLs)

relatif terjaga berada pada nilai dibawah batas ketentuan BI yaitu dibawah 5%.

Tabel 3.1

Indikator Utama Perbankan di Sulawesi Utara

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

3.1. STRUKTUR ASET PERBANKAN SULAWESI UTARA

Aset perbankan Sulawesi Utara, baik bank umum konvensional, bank umum syariah maupun

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada triwulan II-2012 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan

periode lalu maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya. Total aset perbankan Sulut pada

triwulan II 2012 mencapai Rp24.052 miliar atau tumbuh 23,55% (yoy), lebih tinggi dari

pertumbuhan pertumbuhan triwulan lalu dan tahun lalu yang masing-masing tercatat sebesar

21,22% (yoy) dan 22,33% (yoy). Pertumbuhan aset pada triwulan II 2012 juga lebih tinggi

apabila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir, tercatat sebesar

20,08% (yoy).

Struktur aset perbankan Sulawesi Utara pada triwulan II 2012 masih didominasi oleh aset bank

umum konvensional dengan pangsa mencapai 95,03% dari total aset perbankan. Lebih lanjut,

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Total Aset 14,783 15,914 16,731 17,534 18,242 19,467 20,465 21,244 22,112 24,052

Tumbuh Y.o.Y (%) 8.42 11.79 12.58 18.72 23.40 22.33 22.32 21.16 21.22 23.55

DPK (Rp Miliar) 9,953 10,604 11,114 11,428 11,797 12,601 13,298 14,138 14,579 15,367

Tumbuh Y.o.Y (%) 11.74 12.24 14.28 14.43 18.53 18.83 19.66 23.71 23.58 21.95

Kredit outstanding (Rp Miliar) 10,867 11,631 12,119 12,909 13,397 14,403 15,107 15,896 16,177 17,506

Tumbuh Y.o.Y (%) 19.48 20.81 21.14 23.12 23.28 23.83 24.65 23.14 20.75 21.54

LDR (%) 109.18 109.68 109.05 112.95 113.56 114.30 113.60 112.43 110.96 113.92

NPL (%) 3.53 3.46 3.48 3.13 3.74 3.64 3.46 2.66 2.66 2.61

20122011

Komponen

2010

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

46

sebesar 67,86% merupakan aset bank pemerintah dan 27,17% merupakan aset bank swasta.

Sementara itu, pangsa bank umum syariah dan BPR konvensional masing-masing sebesar

1,88% dan 3,08%.

Apabila dilihat pertumbuhannya, aset BPR konvensional terus mengalami pertumbuhan positif

hingga tercatat mencapai 57,29% (yoy) pada triwulan II 2012. Sementara itu, aset bank umum

syariah mengalami pertumbuhan positif dengan laju lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu.

Pada triwulan II 2012 aset bank umum syariah tercatat tumbuh 44,19%(yoy), atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan lalu yang tercatat sebesar 37,12% (yoy).

3.2. PERKEMBANGAN KANTOR BANK

Secara kelembagaan, perbankan Sulawesi Utara pada triwulan laporan terdiri dari 25 bank

umum konvensional, 3 bank umum syariah, dan 17 Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Berdasarkan

jaringan kantornya, bank umum konvensional memiliki 250 kantor dan bank umum syariah

memiliki 13 kantor, sementara itu BPR terdiri dari 48 kantor. Jumlah bank umum dan BPR

konvensional di Sulawesi Utara mengalami peningkatan apabila dibandingkan periode lalu

3.3. PERKEMBANGAN BANK UMUM KONVENSIONAL

3.3.1. Respon Perbankan Sulawesi Utara Terhadap Kebijakan Moneter

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 12 Juni 2012 memutuskan untuk

mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut dinilai masih konsisten

dengan prakiraan inflasi ke depan yang tetap rendah dan terkendali di dalam kisaran sasaran

yang ditetapkan, yaitu 4,5% ± 1% pada tahun 2012 dan 2013. Untuk mengelola tekanan

pelemahan nilai tukar dari memburuknya krisis di Eropa dan sentimen negatif pasar keuangan

Grafik 3.1.

Pangsa Aset Perbankan Sulawesi Utara Tw. II-2012

Grafik 3.2.

Perkembangan Pangsa Aset Perbankan

Sulawesi Utara Tw. II-20112 (%)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

BPR

Konvensional

3%

Bank Umum

Syariah

2%

Bank Umum

Konvensional

Pemerintah

68%

Bank Umum

Konvensional

Swasta

27%

Bank Umum

Konvensional

95%

BPR Konvensional Bank Umum Syariah

Bank Umum Konvensional Pemerintah Bank Umum Konvensional Swasta

93.5

94

94.5

95

95.5

96

96.5

97

97.5

98

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011 2012

Total Asset BPR Konvensional (left axis)

Total Asset BU Syariah (left axis)

Bank Umum Konvensional (right axis)

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

47

global, Bank Indonesia mendorong peningkatan pasokan valuta asing ke pasar agar pergerakan

Rupiah tetap sejalan dengan pergerakan nilai tukar kawasan Asia dan kondisi fundamental

perekonomian Indonesia. Di samping menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar Rupiah

maupun pasar valuta asing, Bank Indonesia juga memperkuat operasi moneter dan pendalaman

pasar keuangan, termasuk melalui pengembangan instrumen moneter valuta asing.

Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga perbankan di Sulawesi Utara terus

berlanjut. Namun demikian, penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga pinjaman di Sulawesi

Utara masih dalam kisaran yang relatif terbatas, ditandai oleh tren penurunan suku bunga

perbankan hingga akhir triwulan II-2012 dalam kisaran rendah. Berdasarkan data yang

bersumber dari Bank Indonesia, sampai dengan akhir Juni 2012, rata-rata tingkat suku bunga

kredit tercatat sebesar 13,41% atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 13,53%. Menurut jenis penggunaannya, rata-rata tingkat suku bunga

kredit modal kerja mencapai 13,08% per tahun, rata-rata kredit investasi sebesar 14,13% per

tahun dan rata-rata kredit konsumsi sebesar 13,44% per tahun. Sementara itu, rata-rata tingkat

suku bunga deposito 1 bulan sampai dengan Juni 2012 tercatat sebesar 5,71%, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,79%.

Apabila dibandingkan dengan tingkat suku bunga nasional, suku bunga kredit di Provinsi

Sulawesi Utara masih berada pada level yang lebih tinggi. Pada Juni 2012 rata-rata suku bunga

kredit Sulawesi Utara tercatat 13,41%, lebih tinggi dari rata-rata suku bunga kredit nasional

yang tercatat sebesar 10,98%2

. Berdasarkan penggunaannya, rata-rata tingkat suku bunga

kredit modal kerja mencapai 12,02% per tahun, rata-rata kredit investasi sebesar 11,62% per

tahun dan rata-rata kredit konsumsi sebesar 13,62% per tahun.

2

Sumber : Bank Indonesia

Kredit Bank Umum Konvensional, mata uang Rupiah dan Valas

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Grafik 3.3.

Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Kredit, Deposito dan BI Rate (%)

Grafik 3.4.

Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Jenis Penggunaan (%)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

5.50

6.00

6.50

7.00

7.50

13.0

14.0

15.0

16.0

17.0

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2010 2011

Sk. Bunga Kredit (Left Axis) BI Rate (Right Axis)

Sk. Bunga Deposito (Right Axis)

13.0

13.5

14.0

14.5

15.0

15.5

16.0

16.5

17.0

17.5

Jan

Feb

Mar

Ap

ril

May

Ju

n

Ju

l

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Ju

n

2010 2011

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

48

Grafik 3.7.

Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun (Rp. Miliar)

3.3.2. Penyerapan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan di wilayah Sulawesi Utara pada

triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,95% (yoy) menjadi Rp15.367 miliar,

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu, tercatat

tumbuh 18,83% (yoy) atau sebesar Rp12.601 miliar maupun dibandingkan dengan rata-rata

pertumbuhan DPK selama 5 tahun terakhir, tercatat 19,26% (yoy) yang mencerminkan

meningkatnya minat dan kemampuan ekonomi masyarakat Sulut untuk menyimpan dananya di

bank. Hal ini ti

dan meningkatnya kinerja perbankan dalam menjaring dana masyarakat melalui inovasi produk.

Berdasarkan jenis simpanannya, kenaikan dana terjadi pada jenis tabungan yang tumbuh

22,39% (yoy) kemudian disusul oleh giro sebesar 21,78% (yoy) dan deposito sebesar 21,40%

(yoy).

Menurut pangsanya, penempatan dana dalam

sistem perbankan masih didominasi oleh jenis

simpanan tabungan sebesar 48,42% dari total

keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK), disusul

kemudian deposito (33,45%) dan giro

(18,13%).

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah

menyerap 68,10% dari total DPK sedangkan

sisanya dihimpun oleh bank swasta (31,90%).

Berdasarkan laju pertumbuhannya, dana di

bank pemerintah tumbuh 27,76% (yoy) sedangkan dana di bank swasta tumbuh sebesar

11,16% (yoy).

Grafik 3.6.

Share Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 3.5.

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov.

Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011 2012

Giro Deposito Tabungan

18.13%

33.45%

48.42%

Giro Deposito Tabungan

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011 2012

Bank Pemerintah Bank Swasta

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

49

Tabel 3.2.

Perkembangan Sebaran DPK per Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Berdasarkan wilayah penghimpunan dananya, dari keseluruhan total dana pihak ketiga yang

dihimpun, sebesar 70,87% atau sebesar Rp10.891 miliar berasal dari bank-bank yang berlokasi

di Manado, selanjutnya diikuti oleh Kota Kotamobagu (8,13%), Kota Bitung (6,9%), Kabupaten

Kepulauan Sangihe Talaud (5,82%), Kabupaten Minahasa (5,2%), Kota Tomohon (1,17%),

Kabupaten Minahasa Selatan (1,01%), Kabupaten Minahasa Utara (0,89%) .

Berdasarkan wilayah administratifnya, DPK yang berhasil dihimpun pada triwulan laporan

hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan jika

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dialami

oleh Kabupaten Tomohon sebesar 28,64% (yoy) dan yang terendah dialami oleh Minahasa

Utara sebesar 11,01% (yoy).

Grafik 3.9.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan

Kab/Kota (%)

Grafik 3.8.

Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

I II III IV I II

Kab. Minahasa 605 682 682 662 732 800

Kab. Kepulauan Sangihe 736 763 802 744 873 895

Kab. Minahasa Selatan 111 122 126 107 173 156

Kab. Minahasa Utara 140 123 117 94 109 136

Kota Menado 8,275 8,890 9,478 10,489 10,380 10,891

Kota Kotamobagu 1,011 1,047 1,054 962 1,117 1,249

Kota Bitung 775 834 887 965 1,017 1,061

Kota Tomohon 144 140 153 115 179 180

Total 11,797 12,601 13,298 14,138 14,579 15,367

Kota/Kabupaten20122011

I II III IV I II

2011 2012

Kota Tomohon 144 140 153 115 179 180

Kota Bitung 775 834 887 965 1,017 1,061

Kota Kotamobagu 1,011 1,047 1,054 962 1,117 1,249

Kota Menado 8,275 8,890 9,478 10,489 10,380 10,891

Kab. Minahasa Utara 140 123 117 94 109 136

Kab. Minahasa Selatan 111 122 126 107 173 156

Kab. Kepulauan Sangihe 736 763 802 744 873 895

Kab. Minahasa 605 682 682 662 732 800

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

Kota Tomohon Kota Bitung Kota Kotamobagu Kota Menado

Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Selatan Kab. Kepulauan Sangihe Kab. Minahasa

0 10 20 30 40

Kab. Minahasa

Kab. Kepulauan

Sangihe

Kab. Minahasa

Selatan

Kab. Minahasa

Utara

Kota Menado

Kota Kotamobagu

Kota Bitung

Kota Tomohon

Q2-2012

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

50

Grafik 3.11.

Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

(Rp. Miliar)

3.3.3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Kredit bank umum konvensional di Sulawesi Utara terus mengalami perkembangan yang

menggembirakan, tercermin dari pertumbuhan positif kredit pada triwulan II 2012, walaupun

melambat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu. Pada triwulan II-2012, jumlah

kredit secara umum tercatat 17.506 miliar atau tumbuh 21,54% (yoy). Berdasarkan jenis

penggunaannya, pertumbuhan kredit paling signifikan dialami oleh kredit modal kerja yang

mencapai jumlah Rp6.171 miliar atau tumbuh 30,20% (yoy). Sementara itu, untuk jenis kredit

investasi dan kredit konsumsi masing-masing sebesar Rp2.465 miliar dan Rp8.869 miliar atau

tumbuh 21.44% (yoy) dan 16.20% (yoy). Tingginya pertumbuhan kredit investasi dan modal

kerja pada periode laporan diperkirakan didorong oleh meningkatnya minat pelaku usaha untuk

berinvestasi di Sulut, hal ini tercermin dari pembangunan infrastruktur penunjang serta sarana

dan prasarana daerah yang terus ditingkatkan seiring dengan semakin banyaknya perhelatan

berskala nasional dan internasional yang dilaksanakan di Sulawesi Utara.

Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar 50,66%

dari total kredit yang disalurkan. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat sebesar

35,25%, kemudian diikuti oleh kredit investasi dengan pangsa sebesar 14,08%.

Mendominasinya share kredit konsumsi dibandingkan jenis kredit lainnya searah dengan

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang terutama didorong oleh aktivitas konsumsi.

Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar

ditujukan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dengan pangsa sebesar 29,33%

dari total kredit. Sementara itu, berdasarkan kelompok bank, sampai dengan triwulan laporan,

bank umum pemerintah mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum

swasta nasional. Kelompok bank pemerintah menyalurkan Rp12.450 miliar atau mencapai

Grafik 3.10.

Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan (%)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

- 2,000 4,000 6,000 8,000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

20

09

20

10

20

11

20

12

Investasi Modal Kerja Konsumsi

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011 2012

gModal Kerja (%) gInvestasi (%)

gKonsumsi (%) gTotal Kredit (%)

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

51

54.55%29.33%

3.55%

4.01%

8.56%

Lainnya (Konsumsi)

Perdagangan, Hotel & Restoran

Konstruksi

Jasa Dunia Usaha

Sektor Lainnya

pangsa pasar 71,12% sedangkan sisanya disalurkan oleh kelompok bank swasta sebesar

Rp5.506 miliar dengan pangsa pasar 28,88% dari total kredit.

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp17.506 miliar, tercatat

65.78% atau sebesar Rp11.516 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado. Selanjutnya diikuti

oleh Kota Kotamobagu dengan pangsa pasar sebesar 9,43% (Rp1.651 miliar), Kabupaten

Minahasa 8,23% (Rp1.441 miliar), Kabupaten Kepulauan Sangihe 6,29%(Rp.1.101 miliar), Kota

Bitung 6% (Rp.1.050 miliar), Kota Tomohon 1,75% (Rp307 miliar), Kabupaten Minahasa

Selatan 1,47% (Rp.258 miliar), Kabupaten Minahasa Utara 1,04% (Rp182 miliar).

Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi

dialami Tomohon sebesar 38,38% (yoy) sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Minahasa

6,46% (yoy).

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Grafik 3.13.

Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Grafik 3.12.

Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Grafik 3.15.

Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.14.

Komposisi Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov.

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011 2012

Bank Swasta Bank Pemerintah

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Tomohon Bitung Kotamobagu Menado

Minahasa Utara Minahasa Selatan Sangihe Minahasa - 10 20 30 40 50

Minahasa

Sangihe

Minahasa Selatan

Minahasa Utara

Menado

Kotamobagu

Bitung

Tomohon

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

52

3.3.4. Kredit MKM

Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulawesi Utara tidak

terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Setiap tahun kredit

kepada UMKM mengalami pertumbuhan dan secara umum pertumbuhannya lebih tinggi

dibanding total kredit perbankan.

Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi

definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20

tahun 2008 tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang

memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan

tahunan. Data yang disajikan dalam pembahasan Kajian Ekonomi Regional Triwulan II 2012

adalah kredit UMKM dengan menggunakan definisi sebagaimana diatur dalam UU No.20 tahun

2008 tentang UMKM.

Pertumbuhan kredit MKM (Mikro, Kecil dan

Menengah) yang disalurkan oleh bank umum

konvensional di Sulawesi Utara mengalami

peningkatan. Sampai dengan triwulan II-2012, posisi

kredit MKM tercatat Rp6.608 miliar atau tumbuh

28,21% (yoy), lebih besar dari pertumbuhan kredit

umum yang tercatat sebesar 21,54% (yoy) pada

triwulan II 2012. Jika dilihat berdasarkan skalanya,

kredit menengah memiliki pangsa terbesar yakni

38,33%, kredit kecil memiliki pangsa mencapai

35,79%, dan sisanya 25,87% merupakan kredit mikro.

Jika melihat pangsa kredit MKM terhadap penyaluran kredit perbankan secara keseluruhan

pada triwulan II-2012, pangsa kredit MKM tercatat 37,75%, atau sedikit lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tercatat 35,79%. Kenaikan pangsa kredit

MKM harus ditopang oleh semakin membaiknya kualitas kredit yang disalurkan. Pada triwulan II

2012 rasio Non Performing Loan (NPL) tercatat cukup tinggi, yakni sebesar 4,43%.

Grafik 3.16.

Laju Pertumbuhan Kredit UMKM dan Total Kredit (%)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2011 2012

Kredit Umum Kredit UMKM

%

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

53

3.4 STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas sistem perbankan di Sulawesi Utara sampai dengan triwulan II 2012 relatif terkendali.

Non Performing Loans (NPLs) relatif terjaga, berada pada tingkat dibawah batas ketentuan BI

yaitu 5%. Sementara itu, aspek penyerapan dana yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio

(LDR) berada pada level sedikit diatas 100%. Sedangkan volatilitas kurs diperkirakan tidak akan

berdampak besar terhadap risiko pasar, karena paparan tehadap transaksi valuta asing yang

tidak tinggi. Sementara itu, perkembangan indikator lainnya (Kelonggaran tarik, NIM, ROA dan

BOPO) menunjukkan perkembangan yang positif.

3.4.1 Risiko Kredit

Pada triwulan II-2012 risiko kredit perbankan Sulawesi Utara masih terkendali yang tercermin

dari indikator Non Performing Loans (NPLs) dan konsentrasi kredit secara keseluruhan. Ratio

NPLs (bruto) tetap terjaga pada level dibawah batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (5%)

tercatat sebesar 2.61%. Dengan nilai NPLs yang relatif terjaga maka terdapat peluang untuk

terus meningkatkan kinerja penyaluran kredit, terutama pada sektor-sektor yang produktif.

Lebih lanjut, terdapat penurunan NPLs pada hampir semua sektor ekonomi terutama pada

sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dari upaya-upaya perbankan dalam perbaikan kualitas

kredit .

Sementara itu, apabila dilihat dari indikator konsentrasi kredit secara keseluruhan, dapat terlihat

bahwa sebagian besar kredit disalurkan pada sektor yang memiliki tingkat NPL yang relatif

rendah yakni sektor lainnya (Konsumsi) dengan pangsa mencapai 54,55% dari total kredit

memiliki tingkat NPL sebesar 1,34%.

Grafik 3.18.

Non Performing Loan Kredit UMKM (Rp. Miliar)

Grafik 3.17.

Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

- 50 100 150 200

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

20

10

20

11

20

12

Menengah Kecil Mikro

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Mikro Kecil Menengah

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

54

3.4.2 Risiko Likuiditas

Indikator risiko likuiditas perbankan Sulawesi Utara, yaitu konsentrasi jangka waktu sumber

dana dan tingkat Loan Deposit Ratio (LDR) menunjukkan bahwa risiko likuiditas pada triwulan

laporan cukup terkendali.

Dilihat berdasarkan konsentrasi jangka waktu

sumber pembiayaannya, DPK di Sulawesi Utara

masih didominasi oleh dana-dana jangka pendek

(tabungan dan giro) yang berpotensi menciptakan

maturity mismatch karena kredit yang disalurkan

perbankan jangka waktunya relatif lebih panjang

daripada penempatan dana masyarakat. Hal ini

ditandai oleh masih mendominasinya tabungan pada

DPK perbankan Sulut dengan pangsa rata-rata 3 tahun terakhir tercatat sebesar 47,20% dari

total kredit secara keseluruhan.

Selanjutnya angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan tercatat 113,92%. Perlu

digaris bawahi bahwa perhitungan LDR ini hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan

dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh perbankan. Meningkatnya rasio

LDR ini disebabkan karena pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

DPK yang berhasil dihimpun bank.

Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR terendah dialami oleh Kota Bitung sebesar

99,02%. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Minahasa sebesar 180,19%, disusul

kemudian berturut-turut oleh Kabupaten Tomohon sebesar 170,58%, Kabupaten Minahasa

Grafik 3.19.

Kredit & NPLs Sektoral Tw. I-2012

Keterangan :

1 = Pertanian

2 = Pertambangan

3 = Industri

4 = Listrik, Gas, dan Air Bersih

5 = Konstruksi

6 = PHR

7 = Transportasi&Komunikasi

8 = Jasa-jasa

9 = Lainnya (Konsumsi)

Grafik 3.20.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

- 10 20 30 40 50

Minahasa

Sangihe

Minahasa Selatan

Minahasa Utara

Menado

Kotamobagu

Bitung

Tomohon

-12

-8

-4

0

4

8

12

16

20

24

28

32

36

40

44

48

52

56

60

64

68

72

76

80

84

88

92

96

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kredit (Rp miliar) NPL (%)

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

55

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Selatan sebesar 165,93%, Kabupaten Minahasa Utara sebesar 133,59%, Kota Kotamobagu

sebesar 132,17%, Kabupaten Kepulauan Sangihe sebesar 122,99%, Kota Manado sebesar

105,74%. Tingginya rasio LDR di wilayah-wilayah tersebut mengindikasikan bahwa wilayah

tersebut merupakan kawasan yang sedang berkembang dan membutuhkan banyak kucuran

dana, yang diantaranya diperoleh dari penyaluran kredit oleh perbankan di wilayah tersebut.

3.4.3 Risiko Pasar

Risiko pasar yang dihadapi oleh perbankan Sulawesi Utara relatif terkendali yang tercermin dari

rendahnya tingkat fluktuasi suku bunga. Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate)

yang cenderung tetap, menyebabkan pergerakan suku bunga perbankan di Sulut pun bergerak

dalam batasan yang relatif rendah. Sementara itu, pergerakan kurs diperkirakan tidak akan

berdampak besar terhadap kinerja perbankan Sulawesi Utara, karena minimnya transaksi valuta

asing di perbankan Sulawesi Utara.

3.4.4 Indikator perbankan lainnya

Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik kredit

bank umum pada triwulan II-2012

memperlihatkan adanya kecenderungan

peningkatan. Tercatat rasio kelonggaran tarik

pada Juni 2011 sebesar 6,73%, mengalami

sedikit penurunan dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya yang tercatat 7,25%.

Hal ini mencerminkan berkurangnya jumlah

kredit yang tidak dicairkan oleh nasabah.

Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) didefinisikan sebagai

salah satu indikator penilaian terkait kemampuan

bank dalam menghasilkan laba. Berdasarkan

neraca konsolidasi bank umum, saldo bersih

pendapatan bunga setelah dikurangi biaya

bunga atau yang biasa disebut Net Interest

Margin (NIM) pada triwulan laporan

Grafik 3.22.

Net Interest Margin Bank Umum (Rp Miliar)

Grafik 3.21.

Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2011 2012

Plafond 15,576 16,517 17,405 18,210 18,641 19,987

Outstanding 13,397 14,403 15,107 15,896 16,177 17,506

Rasio UL (%) 7.56 7.25 7.78 7.30 7.47 6.73

6.20

6.40

6.60

6.80

7.00

7.20

7.40

7.60

7.80

8.00

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

22,000

%Rp Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2011 2012

Pend.Bunga 640 1,294 1,995 2,752 686 1,427

Biaya Bunga 253 527 813 1,119 282 569

NIM 414 766 1,182 1,633 404 858

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

56

Grafik 3.24.

Return On Asset Bank Umum Grafik 3.23.

Rasio Biaya dan Pendapatan Operasional Bank Umum

menunjukkan angka yang positif sebesar Rp858 miliar, mengalami peningkatan bila

dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp766 miliar.

Rasio BOPO

Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak efisien. Sampai dengan triwulan

laporan, tingkat efisiensi operasional perbankan meningkat yang tercermin dari penurunan rasio

BOPO bank umum dari 73,60% pada triwulan yang sama tahun sebelumnya menjadi 68,49%

pada triwulan laporan. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan efisiensi perbankan

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dengan aset yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan II-2012, rasio ROA

bank umum tercatat sebesar 2,20%, relatif stabil bila dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,21%.

3.5 PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

Pada triwulan II 2012 perbankan umum syariah di Sulawesi Utara mengalami perkembangan

yang cukup baik.Total aset bank umum syariah sampai dengan posisi Juni 2012 meningkat

sebesar 44,19% (yoy), sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 41,42% (yoy). Sementara

itu, DPK tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 49,57% (yoy) pada triwulan laporan.

Lebih tingginya laju pertumbuhan DPK dibandingkan dengan kredit menyebabkan Financing to

Deposit Ratio (FDR) sedikit turun dari 214,9 pada Juni 2011 menjadi 202,61 pada Juni 2012.

Masih tingginya FDR mencerminkan bahwa bank umum syariah masih perlu meningkatkan

upaya menjaring Dana Pihak Ketiga di Sulawesi Utara.

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

BO 446 985 1,407 1,907 512 1,117 1,972 2,563 546 1,155

PO 609 1,293 1,976 2,689 761 1,517 2,411 3,255 827 1,686

Rasio 73.20 76.21 71.17 70.94 67.35 73.60 81.82 78.75 66.06 68.49

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

%Rp Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Aset (Rp Juta) - Left Axis 14,783 15,913. 16,695 17,504 18,242 19,467 20,465 21,243. 22,112. 24,052.

L/R (Rp Juta) - Right Axis 168 316.31 533 734 215 430 416 684.26 279.34 530.12

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

800

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

57

Tabel 3.4.

Indikator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sulawesi Utara (Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Dengan sikap kehati-hatian yang cukup baik dari perbankan syariah di Sulawesi Utara, rasio

Non Performing Financing (NPF) masih berada dibawah batas ketentuan Bank Indonesia, yakni

sebesar 3,06% (<5%).

3.6 PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2012 menunjukkan pertumbuhan positif

meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Aset 430.61 496.17 563.07 651.75 713.67 780.43

Growth (yoy) 58.31 64.35 68.43 62.12 65.74 57.29

DPK 308.44 348.50 395.04 439.46 471.29 508.60

Growth (yoy) 60.01 57.10 54.89 55.92 52.80 45.94

Deposito 236.49 267.94 318.64 346.55 382.24 408.82

Tabungan 71.95 80.56 76.40 92.91 89.05 99.78

Kredit 322.50 383.57 420.10 455.81 505.54 544.48

Growth (yoy) 51.91 66.58 70.22 58.09 56.76 41.95

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 104.36 92.37 100.10 98.12 97.13 102.88

Investasi 15.69 14.14 13.22 12.50 17.32 21.83

Konsumsi 202.44 277.06 306.78 345.19 391.09 419.77

Sektoral

Pertanian 4.47 4.66 5.59 5.73 5.85 5.55

Perindustrian 5.40 3.63 2.77 2.34 2.34 2.12

PHR 41.78 46.21 49.50 44.88 50.85 56.84

Jasa-jasa 53.61 33.64 33.22 33.50 33.77 35.27

Lain-lain 217.23 295.43 329.02 369.37 412.73 444.70

LDR (%) 104.56 110.06 106.34 103.72 104.56 107.06

NPL (%) 4.71 3.85 4.16 3.92 3.89 4.17

Komponen

2011 2012

Tabel 3.3.

Indikator Utama Perbankan Syariah di Sulawesi Utara (Rp miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Asset 331,310 330,494 347,061 480,871 454,293 476,525

DPK 128,376 133,031 138,945 188,576 195,647 198,978

Giro 13,123 12,141 12,762 16,730 13,943 15,871

Tabungan 76,949 34,872 35,876 68,682 75,159 72,586

Deposito 38,304 86,018 90,307 103,164 106,545 110,521

Kredit 246,035 285,068 322,148 355,479 371,768 403,156

Modal Kerja 217,870 243,615 5,713 259,578 260,571 276,326

Investasi 3,616 3,963 248,805 10,918 16,271 22,384

Konsumsi 24,549 37,490 67,630 84,983 94,926 104,446

FDR (%) 191.65 214.29 231.85 188.51 190.02 202.61

2011 2012

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

58

pertumbuhan aset, DPK dan kredit dan terjaganya risiko kredit. Aset BPR pada Juni 2012

mengalami pertumbuhan sebesar 57,29% (yoy), menjadi Rp780,43 miliar. Pertumbuhan aset

BPR pada periode laporan terutama didorong oleh pertumbuhan kredit tercatat 41,95% (yoy)

atau mencapai Rp544,48 miliar. Secara sektoral, kredit terutama disalurkan pada sektor lain-

lain (konsumsi) dengan pangsa 81,67% dan sektor PHR dengan pangsa 10,44%. Berdasarkan

jenis penggunaannya, sebagian besar kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit konsumsi

dengan pangsa mencapai 77,10% dari total kredit. Hal ini diperkirakan tidak lepas dari

peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat di Sulawesi Utara seiring dengan perayaan hari raya

.

Sejalan dengan hal tersebut, DPK juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 45,94%(yoy)

dengan jumlah nominal sebesar Rp508,6 miliar. Berdasarkan komponen pembentuknya,

deposito masih mendominasi DPK BPR dengan pangsa 80,38%. Pertumbuhan DPK BPR jauh

lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan DPK bank umum. Hal ini diduga terkait

dengan masih relatif lebih menariknya suku bunga simpanan di BPR dibandingkan suku bunga

perbankan. Melihat kondisi tersebut, diperlukan perhatian lebih pada penataan ulang efisiensi

BPR, terutama bagaimana dapat menekan suku bunga pinjaman yang saat ini berada pada

tingkat yang cukup tinggi akibat tingginya suku bunga sumber dana pembiayaan BPR.

Fungsi intermediasi pada BPR menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari rasio LDR yang

tercatat sebesar 107,06% pada triwulan II-2012. Namun demikian, kualitas kredit BPR harus

mendapatkan perhatian melihat tren kenaikan persentase kredit bermasalah (NPL gross) hingga

tercatat mencapai 4,17% pada triwulan II-2012, lebih tinggi dari triwulan II 2011 yang tercatat

sebesar 3,85%.

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH BAB IV

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

61

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Dukungan fiskal daerah terhadap perekonomian khususnya yang berasal dari APBD Provinsi

pada tahun 2012 semakin baik. Hal ini sebagaimana tercermin dari peningkatan alokasi belanja,

khususnya belanja modal yang meningkat 57,23% dibandingkan alokasi pada tahun 2011.

Namun demikian, realisasi belanja, baik belanja modal maupun belanja operasional pada

triwulan II-2012 mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, dari sisi pendapatan daerah, pencapaian secara keseluruhan pada triwulan II-

2012 mencapai 54,98%, lebih tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan yang sama tahun lalu

sebesar 51,04%.

4.1. Struktur Dana Perimbangan di Provinsi Sulawesi Utara

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2012 mencapai

Rp7,43 triliun atau naik 3,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan

komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas daerah serta mengurangi

kesenjangan pelayanan kepada publik.

Tabel 4.1.

Perkembangan Transfer Dana Pusat Ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Kenaikan transfer dana dari pemerintah pusat terutama berasal dari dana perimbangan pada

komponen Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp983,37 miliar atau naik 19,81%. Berdasarkan

pangsanya, alokasi dana perimbangan di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara pada APBD

Tahun 2012 sebagian besar berasal dari Dana Alokasi Umum dengan pangsa mencapai

85,05%. Selanjutnya diikuti oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan pangsa sebesar 9,85%

dan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak sebesar 5,10%. Berdasarkan alokasi dana perimbangan

di masing-masing kabupaten/kota/provinsi di Tahun 2012, Provinsi Sulawesi Utara

mendapatkan alokasi terbesar yakni Rp889,07 miliar dengan pangsa 12,71%. Sementara,

(dlm jutaan rupiah)

Dana Perimbangan 4,375,802 5,282,510 5,462,060 5,997,653 6,992,563

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 274,401 335,993 330,894 324,688 356,424

Dana Alokasi Umum (DAU) 3,427,845 4,059,322 4,431,419 4,963,779 5,947,146

Dana Alokasi Khusus (DAK) 673,556 887,196 699,748 709,185 688,993

Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 280,370 393,844 221,120 1,152,757 434,367

TOTAL 4,656,172 5,676,354 5,683,180 7,150,410 7,426,930

*) Data Update per 31 Maret 2012

2012*Dana 2008 2009 2010 2011

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

62

Dana Bagi

Hasil

Pajak/Bukan

Pajak

5.10%

Dana

Alokasi

Umum (DAU)

85.05%

Dana

Alokasi

Khusus (DAK)

9.85%

alokasi dana terendah diperoleh oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan pangsa

3,65% dari total dana perimbangan atau sebesar Rp255,57 milliar.

Sulawesi Utara masih memiliki tingkat

ketergantungan yang cukup tinggi terhadap dana

perimbangan. Pada tahun 2012, tingkat

ketergantungan Sulawesi Utara tercatat sebesar

62%, sisanya sebesar 38,19% merupakan

Pendapatan Asli Daerah. Pencapaian ini tercatat

terus mengalami penurunan, hal ini

mengindikasikan bahwa Sulawesi Utara relatif

mandiri dan memiliki kapasitas ekonomi yang

cukup baik.

4.2. APBD di Tingkat Provinsi

Dukungan fiskal daerah dalam rangka pembiayaan perekonomian diperkirakan akan lebih besar

dibandingkan tahun sebelumnya, sebagaimana tercermin dari nilai APBD Provinsi Sulawesi

Utara tahun 2012 yang meningkat dari Rp1,3 triliun menjadi Rp1,8 triliun (Tabel 4.2). Dengan

dukungan tersebut maka diperkirakan prospek aktivitas perekonomian Sulawesi Utara akan

semakin baik. Dari sisi pendapatan, target pendapatan di Tahun 2012 tercatat mengalami

peningkatan dibandingkan tahun lalu yakni sebesar Rp1,72 triliun atau naik sebesar 36,32%

(yoy). Hingga akhir triwulan II-2012 realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

telah mencapai Rp944,08 miliar (54,98%). Di sisi belanja, Provinsi Sulawesi Utara

menganggarkan dana yang cukup besar. Alokasi belanja Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar

Rp1,82 triliun atau meningkat 40,07% dari tahun sebelumnya. Namun demikian, peningkatan

Prov. Sulut

12.71%

Kab.Bolmong

6.84%

Kab.

Minahasa

7.98%

Kab. Sangihe

6.62%

Kota Bitung

6.22%

Kota

Manado

9.54%

Kab.Kep.Talaud

6.01%

Kab.Minsel

6.58%

Kota Tomohon

4.85%

Kab. Minut

6.29%

Kotamobagu

4.42%

Kab.Mitra

5.08%

Kab. Bolmut

4.46%

Kab.Kep.Sitaro

4.95%

Kab.Boltim

3.65%

Kab.Bolsel

3.78%

54%

56%

58%

60%

62%

64%

66%

68%

70%

72%

74%

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Dana Perimbangan

PAD

Proporsi Dana Perimbangan thd Total Pendapatan Provinsi

Grafik 4.2.

Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2012

Grafik 4.3.

Rincian Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2012

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu, diolah

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu, diolah

Grafik 4.1.

Pangsa Komponen Dana Perimbangan Prov/Kab/Kota

di Sulawesi Utara Tahun 2012

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu, diolah

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

63

Tabel 4.3.

Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2012

Tabel 4.2.

Kinerja APBD Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2012

alokasi belanja ini tidak diikuti dengan peningkatan realisasinya. Pada triwulan II-2012 realisasi

belanja pemerintah tercatat hanya mencapai 31,91%, lebih rendah dibandingkan realisasi pada

triwulan II-2011 (35,27%).

4.2.1. Pendapatan Daerah di Tingkat Provinsi

Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2012 telah melampaui

pencapaian realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan daerah

tercatat sebesar Rp944,08 miliar atau 54,98% dari target penerimaan APBD tahun 2012.

Berdasarkan komponennya (Tabel 4.3), realisasi PAD di triwulan II-2012 mencapai sebesar

Rp283 miliar atau 51,59% yang sebagian besar disumbang dari penerimaan pajak daerah

sebesar Rp263 miliar (realisasi 52,01%). Retribusi daerah masih rendah dan baru mencapai

Rp3,15 miliar (realisasi 44,40%). Sementara itu, peningkatan realisasi pendapatan daerah juga

tidak terlepas dari peningkatan realisasi PAD yang sah yang antara lain berupa penerimaan

bunga deposito atas aset milik daerah.

4.2.2. Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Nominal % Nominal %

I Pendapatan 1.259.702 642.986 51,04 1.717.270 944.077 54,98

Pendapatan Asli Daerah 451.755 244.235 54,06 549.355 283.418 51,59

Pendapatan Transfer 807.647 398.621 49,36 1.167.565 660.571 56,58

Lain-lain PAD yang Sah 300 129 43,06 350 88 25,20

II Belanja 1.297.908 457.810 35,27 1.817.969 580.055 31,91

Belanja Operasi 892.324 331.306 37,13 1.251.434 453.435 36,23

Belanja Modal 223.584 60.777 27,18 351.536 50.452 14,35

Belanja Tidak Terduga 10.000 300 3,00 10.000 70 0,70

Transfer (Ke Kab/Kota/Desa) 172.000 65.427 38,04 205.000 76.098 37,12

III Pembiayaan 38.207 185.176 100.699 189.114 187,80

Penerimaan Daerah 40.207 - - 100.699 189.114 187,80

- Penggunaan SILPA 40.207 - - 100.699 189.114 187,80

Pengeluaran Daerah 2.000 - - - - -

No UraianAPBD 2011

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2011APBD 2012

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2012

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

PENDAPATAN 1.259.702 642.986 51,04 1.717.270 100,00 944.077 54,98

Pendapatan Asli Daerah 451.755 244.235 54,06 549.355 31,99 283.418 51,59

- Pajak Daerah 409.963 232.150 56,63 507.063 92,30 263.731 52,01

- Retribusi Daerah 6.591 3.125 47,41 7.091 1,29 3.148 44,40

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 20.000 - - 20.000 3,64 65 0,32

- Lain-lain 15.200 8.960 58,95 15.200 2,77 16.474 108,38

Pendapatan Transfer 807.647 398.621 49,36 1.167.565 67,99 660.571 56,58

- Dana Bagi Hasil Pajak 54.035 79.773 147,63 54.770 4,69 19.775 36,11

- Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 965 206 21,34 230 0,02 21.861 9.504,75

- Dana Alokasi Umum 619.711 309.856 50,00 790.534 67,71 461.145 58,33

- Dana Alokasi Khusus 29.288 8.786 30,00 43.540 3,73 13.062 30,00

- Transfer pemerintah lainnya 103.647 - - 278.491 23,85 144.727 51,97

Lain-lain Pendapatan yang Sah 103.947 129 0,12 350 0,03 88 25,20

UraianAPBD 2011

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2011APBD 2012

(Rp Juta)

Proporsi

APBD 2012

(%)

Realisasi APBD

Tw. II-2012

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

64

Tabel 4.4.

Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2012

Belanja Daerah di Tingkat Provinsi

Di sisi belanja, Provinsi Sulawesi Utara menganggarkan dana yang cukup besar. Alokasi belanja

Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar Rp1,82 triliun atau meningkat 40,07% dari tahun

sebelumnya. Namun demikian, peningkatan alokasi belanja ini tidak diikuti dengan peningkatan

realisasinya. Sampai dengan akhir triwulan II-2012 realisasi belanja tercatat sebesar 31,91% dari

total anggaran atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 35,27%.

Menurut komponen pembentuknya, belanja Provinsi terdiri atas belanja operasi, belanja modal

dan belanja tak terduga dengan pangsa masing-masing 68,84%, 19,34% dan 0,55%. Belanja

operasi didominasi oleh belanja pegawai dengan pangsa 43,13% dan belanja barang 29,94%,

sisanya merupakan belanja hibah (24,03%), belanja bantuan sosial (2,8%), dan belanja bantuan

keuangan (0,10%). Sementara itu belanja modal terutama didominasi oleh belanja jalan, irigasi

dan jaringan sebesar 34,61%.

Sementara itu, berdasarkan tingkat realisasinya, tingkat realisasi belanja operasi (36,23%)

tercatat lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja modal (14,35%). Hal ini sejalan dengan

struktur perekonomian Sulawesi Utara yang masih lebih banyak didorong oleh sektor konsumsi

dibandingkan investasi (consumption driven growth).

4.2.3. Pangsa Realisasi APBD Terhadap PDRB dan Uang Beredar

Dengan melakukan identifikasi terhadap pos-pos belanja dalam APBD provinsi ke dalam 2 (dua)

kegiatan utama berdasarkan tabel PDRB sisi permintaan, yaitu konsumsi pemerintah dan

belanja modal diperoleh hasil bahwa realisasi konsumsi pemerintah memiliki pangsa sebesar

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

BELANJA 1.297.908 457.810 35,27 1.817.969 100,00 580.055 31,91

Belanja Operasi 892.324 331.306 37,13 1.251.434 68,84 453.435 36,23

- Belanja Pegawai 476.316 192.621 40,44 539.802 43,13 217.976 40,38

- Belanja Barang 329.125 115.478 35,09 374.624 29,94 112.284 29,97

- Belanja Hibah 35.383 12.586 35,57 300.728 24,03 123.175 40,96

- Belanja Bantuan Sosial 45.720 10.496 22,96 35.000 2,80 - 0,00

- Belanja Bantuan Keuangan 5.780 125 2,16 1.280 0,10 - 0,00

Belanja Modal 223.584 60.777 27,18 351.536 19,34 50.452 14,35

- Belanja Tanah 24.000 160 0,67 102.140 29,06 5.120 5,01

- Belanja Peralatan dan Mesin 37.383 18.361 49,12 81.636 23,22 21.112 25,86

- Belanja Bangunan dan Gedung 30.273 11.624 38,40 41.018 11,67 6.734 16,42

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 128.305 28.693 22,36 121.654 34,61 17.382 14,29

- Belanja Aset Tetap Lainnya 3.623 1.939 53,52 5.088 1,45 103 2,03

Belanja Tak Terduga 10.000 300 3,00 10.000 0,55 70 0,70

Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 172.000 65.427 38,04 205.000 11,28 76.098 37,12

UraianAPBD 2011

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2011APBD 2012

(Rp Juta)

Proporsi

APBD 2012

(%)

Realisasi APBD

Tw. II-2012

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

65

4,76% terhadap PDRB harga berlaku Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II-2012, sedangkan

realisasi belanja modal hanya memiliki pangsa sebesar 0,45%. Tingginya pangsa konsumsi

pemerintah tercermin dari kinerja konsumsi dalam struktur perekonomian Sulawesi Utara

memiliki kontribusi besar dalam PDRB.

Sementara itu, dampak realisasi APBD Provinsi terhadap perkembangan uang beredar sampai

dengan posisi 30 Juni 2012 masih relatif minimal, hal ini tercermin dari kondisi surplus yang

berarti jumlah realisasi pendapatan pemerintah lebih besar dibandingkan realisasi pengeluaran

(belanja pemerintah).

(dlm jutaan rupiah)

PENDAPATAN 944.077 8,49

Pendapatan Asli Daerah 283.418 2,55

- Pajak Daerah 263.731 2,37

- Retribusi Daerah 3.148 0,03

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 65 0,00

- Lain-lain 16.474 0,15

Pendapatan Transfer 660.571 5,94

- Dana Bagi Hasil Pajak 19.775 0,18

- Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 21.861 0,20

- Dana Alokasi Umum 461.145 4,15

- Dana Alokasi Khusus 13.062 0,12

- Transfer pemerintah lainnya 144.727 1,30

Lain-lain Pendapatan yang Sah 88 0,00

BELANJA 580.055 5,21

Konsumsi Pemerintah 529.603 4,76

- Belanja Pegawai 217.976 1,96

- Belanja Barang 112.284 1,01

- Belanja Hibah 123.175 1,11

- Belanja Bantuan Sosial 0 0,00

- Belanja Bantuan Keuangan 0 0,00

- Belanja Tak Terduga 70 0,00

- Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 76.098 0,68

Pembentukan Modal Tetap Bruto (Belanja Modal) 50.452 0,45

Uraian

Realisasi APBD

Tw.II-2012

(Rp Juta)

% thd

PDRB

Tabel 4.5.

Pangsa Realisasi APBD Provinsi s.d. 30 Juni 2012 Terhadap PDRB Harga Berlaku

Sumber: Biro Keuangan Daerah Sulawesi Utara, diolah

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

66

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENDORONG DUNIA USAHA

DI KOTA MANADO

Desentralisasi dan otonomi daerah merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengubah

struktur tata kelola pemerintahan dari sentralisme menjadi desentralisasi yang sekaligus menggeser pola

pembangunan yang didominasi negara menuju kesempatan yang lebih terbuka bagi masyarakat dan

dunia usaha. Dalam kaitannya dengan membuka kesempatan bagi dunia usaha, diperlukan adanya

dukungan regulasi dalam bentuk kemudahan khususnya kemudahan pendirian usaha.

Riset yang dilakukan oleh Bank Dunia dan International Finance Corporation (IFC) dengan judul

Doing Business di Indonesia 2012, mengangkat hasil analisa dan pengukuran kinerja daerah dalam

upaya mendukung kemudahan pendirian usaha. Jumlah kota yang di analisa dan diperbandingkan

sebanyak 20 kota di Indonesia. Pemilihan kota didasarkan pada tingkat urbanisasi, populasi, kegiatan

ekonomi, keragaman politis dan geografis. Sementara indikator yang menjadi ukuran seberapa besar

dukungan pemerintah daerah terhadap perkembangan dunia usaha adalah Tingkat Kemudahan

Pendirian Usaha, Tingkat Kemudahan Mengurus Izin Mendirikan Bangunan, serta Tingkat Kemudahan

Pendaftaran Properti. Indikator tersebut digunakan untuk mengidentifikasi reformasi kebijakan usaha dan

ruang lingkup efektifitas reformasi kebijakan usaha tersebut dalam menyederhanakan prosedur,

mengurangi waktu dan biaya untuk menjalankan kegiatan usaha.

Kota Kemudahan

Mendirikan Usaha

Kemudahan Mengurus

Izin-izin Mendirikan

Bangunan

Kemudahan

Pendaftaran

Properti

Balikpapan 7 1 12

Banda Aceh 5 4 12

Bandung 12 8 1

Batam 15 10 20

Denpasar 9 17 12

Gorontalo 6 0 5

Jakarta 8 19 1

Jambi 18 2 7

Makassar 17 11 9

Manado 20 18 15Mataram 10 12 4

Medan 19 6 7

Palangka Raya 2 14 16

Palembang 11 3 3

Pekanbaru 16 15 18

Pontianak 13 7 9

Semarang 4 8 19

Surabaya 14 16 11

Surakarta 3 12 17

Yogyakarta 1 5 6

Perbandingan Kemudahan Perizinan Usaha di Beberapa

Kota di Indonesia

Sumber : Doing Business di Indonesia 2012

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

67

Berdasarkan hasil analisa Bank Dunia dan IFC, kota Manado berada pada urutan ke-20 untuk

Kemudahan Pendirian Usaha, peringkat ke-18 untuk Kemudahan Mengurus izin-izin Mendirikan

Bangunan, serta urutan ke- 15 untuk Kemudahan Pendaftaran Properti.

Menindaklanjuti hasil analisa dimaksud, Pemerintah kota Manado telah melakukan langkah-

langkah reformasi khususnya reformasi perizinan di pemerintah kota Manado guna meningkatkan

pelayanan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Corporate Governance) dengan

membentuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T).

Beberapa langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Manado adalah :

1. Pada tahun 2011, BP2T memangkas perizinan yang tumpang tindih dan mengganti perizinan

bidang pariwisata dengan Tanda Daftar Usaha Pariwisata sehingga total izin yang dilayani

berkurang menjadi 14 jenis.

2. Pada tahun 2011 sesuai dengan Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak dan retribusi

Daerah maka dari 14 perizinan, hanya 3 perizinan yang dikenakan retribusi, yaitu Izin Gangguan

(HO), Izin Tempat Penjualan Minuman Keras, dan Izin Mendirikan Bangunan.

3. Sejak dibentuk tahun 2009 sampai dengan semester I 2012, BP2T telah menerbitkan izin

sebanyak 26.449 izin, dimana jumlah izin yang diberikan berkembang dari tahun ke tahun.

4. Pada tahun 2011 BP2T mengeluarkan kebijakan untuk melakukan Perizinan Paralel dengan

hanya melampirkan 1 rangkap persyaratan dan diproses secara bersamaan. Dari data yang ada

izin paralel yang paling banyak diberikan adalah SITU, HO, SIUP, TDP dan IUJK (Izin Usaha Jasa

Konstruksi). Perizinan paralel ini mengandung maksud untuk memangkas waktu/proses

pelayanan perizinan. Disamping itu juga memangkas persyaratan dalam mengurus Izin, misalnya

untuk Izin Gangguan yang sebelumnya perlu adanya Surat Persetujuan Tetangga menjadi

sebatas Surat Pemberitahuan Tetangga.

5. Peningkatan pelayanan publik yang dilakukan oleh BP2T sampai dengan saat ini yaitu dalam

bentuk melakukan kerjasama dengan Bank untuk pembayaran retribusi, membuka sarana

pengaduan dan membuat website untuk media informasi Syarat Waktu Biaya, Pengaduan Online

dan Permohonan Izin secara online. Media informasi lainnya yang ada sebagai bentuk

transparansi pelayanan yaitu Banner, Booklet, Leaflet dan Papan Informasi.

Untuk pengembangan Sumber Daya Manusia, BP2T akan secara rutin melakukan Pelatihan

kepada Seluruh Pegawai BP2T kota Manado dan Studi Banding ke Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Satu Pintu di luar daerah yang telah maju, seperti Sragen, Solo, Yogyakarta, Cimahi, dan Bandung. Untuk

program pelatihan ini, BP2T akan mendapatkan bantuan dari SIPS Project (CIDA-KPK) selama 5 tahun

(2012-2015) dengan tujuan membentuk pelayanan publik yang baik bebas dari korupsi dan pungli.

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN

SISTEM PEMBAYARAN BAB V

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

71

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran adalah sistem yang berkaitan dengan kegiatan pemindahan dana dari satu

pihak kepada pihak lain yang melibatkan berbagai komponen sistem pembayaran. Kegiatan ini

dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran tunai, kliring, maupun Real Time Gross

Settlement (RTGS). Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran nasional baik tunai

maupun non tunai merupakan salah satu tugas Bank Indonesia yang diamanatkan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-undang Republik Indonesia No.6

tahun 2009. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang

kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu

dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Sementara itu kebijakan di bidang instrumen

pembayaran non tunai tetap diarahkan untuk menyediakan sistem pembayaran yang efektif,

efisien, aman dan handal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Sebagai

representasi Bank Indonesia di daerah, fungsi mengatur kelancaran sistem pembayaran baik

tunai maupun non tunai di Sulawesi Utara dijalankan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara.

Selama triwulan II-2012, nilai transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai

(kliring) di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan. Perkembangan aliran uang kartal di

Sulawesi Utara pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan net outflow, kondisi ini

mengindikasikan bahwa kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk transaksi pada triwulan

II-2012 mengalami kenaikan yang bertepatan dengan kebutuhan memasuki tahun ajaran baru,

serta kebutuhan selama musim liburan sekolah. Sementara itu, sistem pembayaran non-tunai

melalui kliring dan Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan laporan

juga mengalami sedikit peningkatan baik secara nominal maupun volume.

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)

Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan II-2012 di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan terjadinya net outlow. Pada triwulan laporan,

aliran uang keluar (outflow) tercatat lebih besar daripada aliran uang masuk (outflow) sehingga

secara keseluruhan mengalami net outflow sebesar Rp431,41 miliar. Jumlah tersebut

mengalami peningkatan sebesar 135,04% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu

(yoy). Dilihat dari data historisnya, aliran uang di wilayah Sulawesi Utara secara umum memiliki

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

72

pola, dimana pada pertengahan tahun mengalami siklus net outflow yang cukup besar yang

biasa terjadi pada bertepatan dengan musim liburan sekolah dan persiapan memasuki tahun

ajaran baru.

Secara nominal, pada triwulan laporan jumlah uang kartal yang keluar (outflow) ke Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar Rp884,82 miliar, mengalami

peningkatan 73,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Sementara itu, jumlah

uang kartal yang masuk (inflow) dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

tercatat Rp453,41 miliar atau hanya naik 38,51% (yoy).

Apabila dilihat secara bulanan, sepanjang triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara terus mengalami net outflow sebesar Rp95,28 miliar pada April 2012,

Rp32,89 miliar pada Mei 2012 dan Rp303,25 miliar pada Juni 2012.

Grafik 5.1.

Netflow Aliran Kas Uang Kartal Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam melaksanakan strategi clean money policy, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar dengan

melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang telah

lusuh/rusak. Proses pemusnahan tersebut telah dilakukan dengan prosedur dan pengawasan

yang ketat terhadap tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan. Hal tersebut dilakukan

untuk menjamin ketersediaan uang layak edar di masyarakat.

Selama triwulan II-2012, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 10,01%, lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu yang tercatat 100,59%. Secara

nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan adalah sebesar

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Inflow (+) 617 303 482 383 750 327 989 382 1.159 453

Outflow (-) -0,77 -525 -799 -896 -155 -510 -1.24 -1.52 -184 -885

Net Flow 616 -222 -317 -513 595 -183 -252 -1.13 975 -431

-2.000

-1.500

-1.000

-500

0

500

1.000

1.500miliar

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

73

Rp45 miliar. Budaya dan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam memperlakukan uang

kertas seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan mencorat-coret akan

mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena faktor iklim tropis yang lembab juga

akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas.

Grafik 5.2.

Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

5.1.3. Perkembangan Kas Titipan

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas

titipan ini dilakukan khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara. Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara bekerjasama dengan salah satu bank

umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Grafik 5.3.

Netflow Kas Titipan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara di Gorontalo

(Rp. Miliar)

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Inflow 617 303 482 383 750 327 989 382 1.159 453

PTTB 261 297 309 474 326 329 376 414 435 45

Rasio 42,3 97,8 64,1 123, 43,5 100, 37,9 108, 37,5 10,0

-

40

80

120

160

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

% Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Inflow 672 547 726 649 779 739 553 646 856 739

Outflow -537 -586 -652 -716 -638 -773 -339 -828 -638 -801

Netflow 135 -39 74 -67 141 -34 214 -181 218 -62

-1.000

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

1.000

.

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

74

Sejalan dengan kondisi aliran kas di Sulawesi Utara, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo

sepanjang triwulan II-2012 menunjukkan posisi net outflow sebesar Rp62 miliar. Pada triwulan

laporan jumlah kas titipan yang keluar (outflow) di Gorontalo tercatat Rp801 miliar, sedangkan

jumlah kas masuk (inflow) tercatat lebih rendah yaitu sebesar Rp739 miliar.

Grafik 5.4.

Netflow Kas Titipan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara di Tahuna (Rp. Miliar)

Selain di Provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuna, Kabupaten Kepulauan

Sangihe. Pada triwulan II-2012, kas titipan di Tahuna juga mengalami net outflow sebesar Rp43

miliar, dengan jumlah kas titipan yang keluar (outflow) sebesar Rp87 miliar, lebih tinggi

dibandingkan jumlah kas masuk (inflow) Rp44 miliar.

5.1.4. Penemuan Uang Palsu

Jumlah uang palsu yang ditemukan di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara pada triwulan II-2012 menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebanyak 57 lembar atau secara

nominal tercatat sebesar Rp3,58 juta, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 75 lembar atau secara nominal sebesar Rp3,98 juta. Secara

historis, pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan selama dua tahun terakhir adalah

uang kertas pecahan Rp100,000 dan Rp50,000 atau sekitar 60% dari seluruh pecahan uang

palsu yang ditemukan.

Terjadinya peningkatan temuan uang palsu merupakan dorongan bagi Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara terus berupaya menekan perkembangan peredaran uang

palsu, diantaranya melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada semua lapisan

masyarakat. Kegiatan sosialisasi tidak hanya dilakukan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012

Inflow 40 39 24 20 77 29 35 45 89 44

Outflow -50 -97 -105 -131 -63 -71 -29 -119 -52 -87

Netflow -11 -58 -81 -110 14 -42 6 -74 37 -43

-150

-100

-50

0

50

100

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

75

Provinsi Sulawesi Utara, kalangan perbankan, di instansi-instansi pemerintah daerah, akademisi

dan sekolah-sekolah namun juga dilakukan di pusat perbelanjaan dan sentra perekonomian di

kota Manado. Hal tersebut dilakukan mengingat pusat perbelanjaan juga sangat rentan

terhadap kegiatan peredaran uang palsu karena tingginya tingkat perputaran uang yang

digunakan untuk melakukan transaksi. Selain itu, secara represif pihak Bank Indonesia juga

menjalin kerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam upaya penanganan

proses hukum. Peran serta aktif masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk

dapat membongkar sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

Tabel 5.1.

Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, diolah

5.2. Perkembangan Alat Pembayaran Non-Tunai

Berkembangnya perekonomian domestik telah berdampak terhadap peningkatan kebutuhan

masyarakat akan ketepatan, kehandalan dan keamanan dalam bertransaksi. Berdasarkan latar

belakang tersebut, Bank Indonesia secara terus menurus melakukan penyempurnaan dan

pengembangan terhadap sistem yang telah ada, termasuk diantaranya melalui

penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

5.2.1. Perkembangan Kliring (Tunai)

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan II-2012 mengalami

peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan sebanyak 93.606 lembar dengan nilai Rp2.294

miliar atau meningkat volumenya sebesar 8,13% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan, selama

periode laporan tercatat sebanyak 1.510 lembar warkat dengan nilai sebesar Rp37,02 miliar

atau tumbuh sebesar 6,51% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal kliring tersebut

semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif

yang berkelanjutan.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

- Rp100.000,- 14 - 94 35 12 21 73 54 36 19

- Rp50.000,- 19 3 10 8 8 32 32 31 57 32

- Rp20.000,- - - 2 6 5 6 14 10 16 2

- Rp10.000,- 1 - - - 1 16 7 7 7 4

- Rp5.000,- 3 - - - - - - 1 - -

- Rp1.000,- - - - - - - - - - -

Total 37 3 106 49 26 75 126 103 116 57

201220112010

Pecahan

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

76

Tabel 5.2.

Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Manado, diolah

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan

tercatat 1,46% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau turun 14,56% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 1,71%.

5.2.2. RTGS (Real Time Gross Settlement)

Implementasi sistem BI-RTGS di Indonesia yang bermanfaat sebagai sarana penyelesaian akhir

transaksi pembayaran semakin menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini

dikarenakan BI-RTGS mempunyai keunggulan dalam kecepatan penyelesaian transaksi

(seketika) dan resiko settlement-nya dapat diperkecil. Perkembangan penyelesaian transaksi

RTGS selama triwulan II-2012 (dari dan ke wilayah Sulawesi Utara) mencapai Rp2.916 miliar

atau mengalami peningkatan nilai sebesar 15,18% (yoy). Sejalan dengan nilainya, volume RTGS

pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan sebesar 10,07% (yoy) dari 5.741 transaksi

di triwulan II-2011 naik menjadi 6.319 transaksi pada triwulan II-2012.

Tabel 5.3.

Perkembangan Traksaksi Melalui RTGS - Real Time Gross Settlement

Sumber : www.bi.go.id, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Perputaran Kliring

a. Lembar 75.799 80.399 82.862 89.523 80.909 86.567 91.486 91.789 86.147 93.606

b. Nominal (Rp miliar) 1.658 1.674 1.914 2.083 1.915 2.093 2.167 2.279 2.151 2.294

Rata-rata perputaran kliring per hari

a. Lembar 1.221 1.299 1.315 1.400 1.310 1.418 1.501 1.434 1.367 1.510

b. Nominal (Rp miliar) 26,73 27,08 30,39 32,52 31,01 34,31 35,55 35,62 34,13 37,02

Persentase rata-rata penolakan

a. Lembar (%) 1,02 2,16 1,72 1,33 1,78 1,71 1,57 1,67 1,39 1,46

b. Nominal (%) 1,01 2,44 1,54 1,82 1,99 2,23 1,40 2,12 1,72 3,00

2010KETERANGAN

2011 2012

Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Apr 241 745 456 1.012 698 1.757

Mei 229 870 639 1.034 868 1.904

Jun 257 861 709 1.219 966 2.080

Tw II-2011 727 2.476 1.804 3.265 2.531 5.741

Jul 234 875 684 1.201 918 2.076

Aug 262 887 839 1.322 1.101 2.209

Sep 230 833 759 1.104 988 1.937

Tw III-2011 725 2.595 2.282 3.627 3.007 6.222

Oct 232 936 590 1.121 821 2.057

Nov 372 1.226 881 1.167 1.254 2.393

Dec 336 997 750 897 1.087 1.894

Tw IV-2011 940 3.159 2.222 3.185 3.162 6.344

Jan 214 714 425 849 640 1.563

Feb 273 868 673 1.025 946 1.893

Mar 324 1.033 813 1.156 1.138 2.189

Tw I-2012 811 2.615 1.911 3.030 2.723 5.645

Apr 303 988 668 1.132 971 2.120

Mei 273 963 687 1.169 960 2.132

Jun 271 917 713 1.150 985 2.067

Tw II-2012 847 2.868 2.069 3.451 2.916 6.319

Pertumbuhan (YoY %) 16,44 15,83 14,68 5,70 15,18 10,07

Periode

FROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PERKEMBANGAN

KETENAGAKERJAAN

DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

BAB VI

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

79

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada triwulan II 2012 menunjukkan perkembangan

yang menggembirakan, ditandai oleh membaiknya berbagai indikator ketenagakerjaan pada

periode laporan. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPwBI Provinsi Sulawesi Utara

menunjukkan terjadinya penurunan tingkat pengangguran, terindikasi dari nilai positif Saldo

Bersih Tertimbang (SBT) penggunaan tenaga kerja oleh dunia usaha Sulawesi Utara pada

triwulan II 2012. Selanjutnya, Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh KPwBI Provinsi Sulut

menunjukkan masyarakat Sulawesi Utara masih optimis terhadap ketersediaan lapangan kerja

yang ditunjukkan oleh berlanjutnya tren peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja pada

periode laporan. Hasil liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

ke sejumlah perusahaan di Sulut pada berbagai sektor, diperoleh informasi bahwa perusahaan

tidak akan melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei

KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utara

menunjukkan penurunan secara konstan selama beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus

meningkat. Kondisi ini ditandai oleh kenaikan indeks penghasilan dan ekspektasi penghasilan

masyarakat Sulut hasil Survei Konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Utara serta Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih berada pada level optimis dan pada periode

laporan, sejalan dengan turunnya tingkat kemiskinan.

6.1. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

Berbagai indikator ketenagakerjaan pada triwulan II-2012 di Sulawesi Utara mengindikasikan

adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan

pada periode laporan sejalan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Prov. Sulut. Berdasarkan survei yang dilakukan, jumlah pelaku usaha yang

menyatakan melakukan penambahan jumlah tenaga kerja masih meningkat. Hal ini tercermin

dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penggunaan tenaga kerja hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) yang dilaksanakan KPwBI Provinsi Sulawesi Utara pada periode laporan, tercatat sebesar

1,61. Penambahan tenaga kerja terutama terjadi pada sektor bangunan (SBT=2,32), seiring

dengan pertumbuhan sektor bangunan di Sulawesi Utara. Sementara itu, pada sektor lainnya

jumlah tenaga kerja relatif tetap.

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

80

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.2.

Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usahan (SKDU) KPwBI Prov. Sulut

Grafik 6.2.

Perkembangan SBT Penggunaan Tenaga Kerja

Sumber: Survei Konsumen (SK) KPwBI Prov. Sulut

Sikap optimisme masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja tercermin dari indeks

ketersediaan lapangan kerja hasil Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov.

Sulut yang masih berada diatas level optimis. Pada akhir triwulan II-2012, angka indeks

ketersediaan lapangan kerja tercatat sebesar 144,5, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar 130.

Sejalan dengan survei konsumen, hasil liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Prov. Sulut ke sejumlah perusahaan di Sulut pada berbagai sektor, diperoleh informasi

bahwa perusahaan tidak akan melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Februari 2012 sebesar 66,82 %, meningkat 1,50 %

dari Agustus 2011 yang tercatat sebesar 65,32%. Sementara itu, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) terus mengalami penurunan sehingga tercatat menjadi 8,32% pada Februari

2012. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan jumlah lapangan kerja dan penyerapan

tenaga kerja di Sulawesi Utara. Namun demikian, tingkat pengangguran di Sulawesi Utara

masih berada diatas tingkat pengangguran nasional yang tercatat sebesar 6,32% pada Februari

2012.

Penduduk 15 Thn ke atas 1,685.5 1,694.1 1,710.9 1,637.4 1,651.0 1,659.8 1,668.1

Angkatan Kerja 1,077.2 1,051.1 1,074.3 1,036.6 1,068.4 1,084.2 1,114.7

Bekerja 962.6 940.2 961.6 936.9 970.2 990.7 1,022.0

Mencari Kerja 114.5 111.0 112.6 99.6 98.2 93.5 92.7

Bukan Angkatan Kerja 608.3 643.0 636.7 600.8 582.6 575.6 553.4

TPAK 63.91 62.0 62.79 63.31 64.71 65.32 66.82

TPT 10.63 10.56 10.48 9.61 9.19 8.62 8.32

F eb-12A gs-09 F eb-10F eb-09 A ug-10 F eb-11 A ug-11

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

J F MAM J J A S O N D J F MAM J J A S O N D J F MAM J J A S O N D J F MAM J

2009 2010 2011 2012

Ketersediaan Lap. Kerja Titik optimis =100

Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011 2012

Realisasi Penggunaan Tenaga Kerja

Bangunan

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

81

Tabel 6.2.

Pengangguran Terbuka Menurut Daerah Agustus 2011

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 6.3.

Penduduk Yang Bekerja di Sulawesi Utara Menurut

Lapangan Usaha

Grafik 6.3.

Share Penduduk Yang Bekerja di Sulut Menurut

Lapangan Usaha

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan lokasinya, tingkat pengangguran terutama terjadi di wilayah perkotaan. Persentase

tingkat pengangguran di daerah perkotaan tercatat sebesar 11,31% atau sekitar 58,8 ribu

orang. Sementara itu, di daerah pedesaan tingkat pengangguran tercatat sebesar 5,7% atau

33,9 ribu orang. Dibandingkan dengan posisi Agustus 2011, baik pedesaan maupun perkotaan

mencatat penurunan tingkat pengangguran meski secara absolut mencatat kenaikan jumlah

pengangguran.

Berdasarkan sektornya, sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan

perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja

yaitu sebanyak 347,2 ribu orang (34%). Apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun

sebelumnya terjadi kenaikan sebesar 2.45% (yoy). Sementara itu, sektor Perdagangan, Rumah

Makan dan Jasa Akomodasi menempati urutan kedua dengan jumlah tenaga kerja sebanyak

212,7 ribu orang (21%).

Berdasarkan status

Jumlah

(ribu jiwa) %

Jumlah

(ribu jiwa) %

Jumlah

(ribu jiwa) %

Perkotaan 54.60 11.40 57.30 11.37 58.80 11.31

Pedesaan 43.60 7.40 36.20 6.24 33.90 5.70

Sulawesi Utara 98.20 9.16 93.50 8.62 92.70 8.32

Februari 2012

Daerah

Februari 2011 Agustus 2011

2009 2012

Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari

Pertanian, Perkebunan,

Kehutanan dan Perikanan

345.6 333.0 357,5 338,9 321,1 347,2

Pertambangan dan

Penggalian

* * * * *36,3

Industri 57.5 57.4 50,6 69,2 66,0 73,6

Listrik/Gas/Air Minum * 4,1

Konstruksi 68.8 57.3 59,1 61,3 * 63,4

Perdagangan, Rumah Makan

dan Jasa Akomodasi

173.4 178.3 172,7 186,7 196,2 212,7

Transportasi, Pergudangan

dan Komunikasi

102.1 97.5 77,9 69,6*

85,3

Lembaga Keuangan/Real

Estate/persewaan dan Jasa

16.6 19.3 15,0 19,7*

30,0

Jasa Kemasyarakatan, Sosial

dan Perorangan

162.9 183.0 182,3 182,1 199,6 169,3

Lainnya * 22.3 35.8 21,8 42,7 207,8 -

Total 940.2 961.6 936,9 970,2 990,7 1.021,9

2010 2011

Lapangan Pekerjaan Utama

-

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

350.0

400.0

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri

Listrik/Gas/Air Minum

Konstruksi

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

Lembaga Keuangan/Real Estate/persewaan dan Jasa

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

Lainnya *

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

82

Tabel 6.4.

Penduduk Yang Bekerja di Sulawesi Utara Menurut Status Pekerjaan

Sumber: Survei Konsumen Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulut

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.4.

Perkembangan Indeks Penghasilan, Ekspektasi Penghasilan &

Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber: Survei Konsumen (SK) KPwBI Provinsi Sulawesi Utara

pekerjaannya, dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal

mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan,

sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, pada Februari 2012 sebesar

388,4 ribu orang (38%) bekerja pada kegiatan formal dan 633,6 ribu orang (62%) bekerja

pada kegiatan informal. Dari 1.002 ribu orang yang bekerja pada Februari 2012, status

pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan (34,2%), diikuti oleh berusaha sendiri

(27,4%), dan berusaha dibantu buruh tidak tetap (12,5%).

6.2 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan,

tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi

Utara pada triwulan II tahun 2012

menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan. Hal ini tercermin dari indeks

penghasilan dan ekspektasi penghasilan hasil

Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Prov. Sulut yang berada pada level

optimis yakni masing-masing tercatat sebesar

125 dan 135 pada Juni 2012.

Apabila ditinjau kondisi kesejahteraan di sektor pertanian yang merupakan sektor ekonomi

dominan Sulawesi Utara sekaligus sebagai sektor penyerap tenaga kerja terbesar dapat dilihat

bahwa kesejahteraan petani berada diatas batas minimum sejahtera, namun sedikit terkontraksi

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari pertumbuhan NTP yang

Berusaha Sendiri 287.2 286.7 259.6 242.9 250.2 270.8 280.1

Berusaha Dibantu Buruh

Tidak Tetap - Buruh Tidak

Dibayar

130.4 129.3 128.0 102.4 131.9 114.5 127.3

Berusaha Dibantu Buruh

Tetap-Buruh Dibayar

41.2 42.9 41.0 45.9 47.0 42.4 39.1

Buruh/Karyawan 279.2 284.8 322.3 332.7 335.9 347.7 349.3

Pekerja Bebas Pertanian 64.1 48.0 52.0 74.3 43.3 55.1 47.5

Pekerja Bebas Non Pertanian 39.9 55.1 58.5 40.4 52.3 60.3 57.2

Pekerja Tak Dibayar 120.6 93.4 100.3 98.6 109.6 99.9 121.4

T o tal 962.6 940.2 961.6 936.9 970.2 990.7 1022

F eb-12F eb-09 F eb-11A ug-10A gs-09 A gs-11F eb-10Status P ekerjaan

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

A M J J A S O N D J F M 0 M J J A S O N D J F M A M J

2011 2012

Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama

Ketersediaan Lap. Kerja

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

83

Grafik 6.5.

Perkembangan Indeks Yang Diterima dan Dibayar Petani

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.4.

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang

dibayar oleh petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi.

Rata-Rata Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara selama triwulan II-2012 sebesar 101,3, sedikit

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 102,73. Kedua

komponen, baik Indeks yang Diterima Petani (IT) maupun Indeks yang Dibayar Petani (IB)

mengalami peningkatan, namun karena kenaikan IT lebih kecil dibandingkan kenaikan IB, maka

terjadi penurunan NTP pada triwulan II-2012. Adapun kenaikan IB terutama datang dari naiknya

harga bahan makanan dan makanan jadi (untuk kelompok konsumsi rumah tangga), serta

harga penambahan barang modal dan obat-obatan serta pupuk (untuk kelompok biaya

produksi dan penambahan barang modal).

-4%

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

97.00

98.00

99.00

100.00

101.00

102.00

103.00

104.00

105.00

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

s

Sep

Okt

No

v

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Ag

s

Sep

Okt

No

v

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

2009 2010 2011 2012

Nilai Tukar Petani (indeks) batas minimum sejahtera

Nilai Tukar Petani (growth yoy)

105.00

110.00

115.00

120.00

125.00

130.00

135.00

140.00

97.00

98.00

99.00

100.00

101.00

102.00

103.00

104.00

105.00

Jan

Mar

Mei

Jul

Sep

No

v

Jan

Mar

May

Jul

Sep

No

v

Jan

Mar

May

Jul

Sep

No

v

Jan

Mar

May

2009 2010 2011 2012

Nilai Tukar Petani (indeks) batas minimum sejahtera

Indeks Dibayar Petani Indeks Diterima Petani

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

84

Tabel 6.5.

Komponen Indeks Dibayar Petani (IB)

Sumber : BPS Prov. Sulut

Tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara mengalami penurunan pada tahun 2011.

Berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan

September 2011 diketahui Tingkat Kemiskinan di Sulawesi Utara sebesar 8,46% atau sebanyak

194,72 ribu jiwa, mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 9,1% atau sebanyak 206,72 ribu jiwa.

Penurunan angka kemiskinan pada tahun 2011 ini merupakan lanjutan dari tren yang terjadi

sejak tahun 2007. Tahun tersebut adalah titik balik setelah terjadi peningkatan pada beberapa

periode sebelumnya. Penurunan ini juga sejalan dengan tren perkembangan tingkat kemiskinan

pada tingkat nasional. Apabila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional sejak tahun

2006 sampai dengan tahun 2010, tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara selalu berada

dibawah angka nasional.

Grafik 6.6.

Perkembangan Tingkat Kemiskinan Nasional dan Prov. Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.7.

Persebaran Penduduk Miskin Provinsi Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Juli 06 Mar 07 Mar 08 Mar 09 Mar 10 Mar 11 Sep 11

Sulut 10.76 11.42 10.10 9.79 9.1 8.51 8.46

Nasional 16.90 16.58 15.42 14.15 13.33 12.49

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

%

0

5

10

15

20

25

Juli 06 Mar 07 Mar 08 Mar 09 Mar 10 Mar 11 Sep 11

Desa Kota

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Indeks Diterima Petani 131.70 133.50 134.69 135.72 135.70 135.81 1.73% 0.08%

Indeks Dibayar Petani 129.59 129.06 130.00 130.27 132.11 134.06 3.88% 1.48%

Konsumsi Rumah Tangga 134.02 133.14 134.30 134.60 136.81 139.27 4.61% 1.80%

Bahan Makanan 148.76 146.09 147.92 147.96 151.08 154.96 6.07% 2.56%

Makanan Jadi 131.71 132.98 133.46 133.93 135.89 138.26 3.97% 1.74%

Perumahan 118.75 119.56 120.34 121.14 122.63 123.69 3.46% 0.87%

Sandang 116.74 116.87 116.97 117.06 118.01 118.25 1.18% 0.20%

Kesehatan 119.31 119.95 120.68 121.35 123.18 124.50 3.79% 1.07%

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 112.56 113.09 113.43 113.75 114.85 114.85 1.55% 0.00%

Transportasi dan Komunikasi 111.21 111.64 112.31 112.26 112.27 112.55 0.82% 0.25%

BPPBM 116.42 117.08 117.32 117.48 118.27 118.72 1.40% 0.38%

Bibit 110.99 111.15 111.18 111.21 111.57 111.43 0.25% -0.13%

Obat-obatan & Pupuk 117.73 118.94 119.01 118.90 120.29 121.08 1.79% 0.65%

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111.08 111.61 111.78 111.80 111.95 112.07 0.41% 0.10%

Transportasi 118.92 119.32 119.78 119.80 119.98 120.09 0.64% 0.09%

Penambahan Barang Modal 120.81 121.17 121.41 121.65 121.92 122.36 0.98% 0.36%

Upah Buruh Tani 112.17 112.86 113.15 113.44 114.38 114.76 1.68% 0.33%

Nilai Tukar Petani (indeks) 101.63 103.44 103.61 104.19 102.73 101.30 -2.07% -1.39%

Growth (%)

yoy qtq

Rincian 2011

Indeks

2012

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

85

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh Garis

Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan, semakin banyak penduduk yang tergolong

sebagai penduduk miskin. Selama periode Maret 2010 September 2011, garis kemiskinan

meningkat sebesar Rp.8.455 yaitu dari Rp.212.823 per kapita per bulan pada Maret 2010

menjadi Rp.221.278 per kapita per bulan pada September 2011. Walaupun terjadi peningkatan

nilai Garis Kemiskinan, tingkat kemiskinan mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan

bahwa tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin khususnya penduduk miskin transient

pada Maret 2011 mengalami peningkatan dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan

Garis Kemiskinan sehingga sebagian dari mereka (sekitar 200 orang) mampu keluar dari

kemiskinan.

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan

komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan

(perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada Maret 2011, sumbangan GKM

terhadap GK sebesar 77,51%, pada September 2011, peranannya sedikit mengalami

penurunan menjadi 77,45%.Dengan kata lain peningkatan Garis Kemiskinan dari Maret 2011

ke September 2011 lebih disebabkan karena kenaikan harga yang lebih tinggi pada komoditi

non makanan dibandingkan pada komoditi makanan.

MakananBukan

MakananTotal

Perdesaan

Maret 2007 117,516 31,924.00 149,440 171.00 13.80

Maret 2008 128,498 33,935.00 162,433 150.90 12.04

Maret 2009 141,599 36,672.00 178,271 140.31 11.05

Maret 2010 149,372 38,724.00 188,096 130.35 10.14

Maret 2011 163,264 42,977 206,241 117.65 9.37

Sept 2011 171,952 44,544 216,496 116.58 9.25

Kota & Desa

Maret 2007 119,827 36,723.00 156,550 250.10 11.42

Maret 2008 129,781 38,378.00 168,160 223.50 10.10

Maret 2009 143,512 41,260.00 184,772 219.57 9.79

Maret 2010 150,595 43,739.00 194,334 206.72 9.10

Maret 2011 164,964 47,859.00 212,823 194.90 8.51

Sept 2011 171,380 49,898.00 221,278 194.72 8.46

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)

Tahun

Jumlah

Penduduk

Miskin

% Penduduk

Miskin

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 6.6.

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Sulawesi Utara

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

86

Pada periode Maret 2011-September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami perubahan yang cukup berarti. Nilai indeks (P1)

menunjukkan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin

terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin besar rata-rata kesenjangan

terhadap garis kemiskinan. Indeks ini digunakan sebagai dasar penghitungan berapa subsidi

yang diperlukan untuk mengentaskan penduduk miskin. Sementara itu nilai indeks (P2)

menunjukkan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks,

semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Dengan naiknya indeks P1

berarti selama periode Maret 2011-September 2011 ada indikasi bahwa rata-rata jarak

kedalaman kemampuan konsumsi penduduk miskin semakin bergerak turun menjauh dari garis

kemiskinan. Sedangkan naiknya indeks P2 menunjukkan bahwa variasi pengeluaran konsumsi

penduduk miskin semakin tidak merata atau semakin tinggi ketimpangannya. Kedalaman

kemiskinan di perdesaan dan perkotaan tidak berbeda signifikan terlihat dari nilai indeks P1

yang hampir sama yakni 1,204 berbanding 1,218. Sedangkan dari sisi ketimpangan

pengeluaran, penduduk miskin di perkotaan cenderung memiliki tingkat ketimpangan yang

lebih tinggi dibandingkan penduduk miskin di perdesaan yang ditunjukkan dari disparitas nilai

indeks P2 dimana di perdesaan 0,247 sedangkan di perkotaan mencapai 0,312.

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tahun Kota Desa Total

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Maret 2007 1.30 2.33 1.88

Maret 2008 1.08 1.87 1.53

Maret 2009 1.27 1.77 1.55

Maret 2010 1.12 1.16 1.14

Maret 2011 1.11 1.16 1.14

September 2011 0.20 1.22 1.21

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2007 0.31 0.60 0.47

Maret 2008 0.30 0.45 0.38

Maret 2009 0.32 0.39 0.36

Maret 2011 0.30 0.19 0.24

September 2011 0.31 0.25 0.28

Tabel 6.7.

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan

Kemiskinan Menurut Daerah di Sulawesi Utara

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK

PEREKONOMIAN BAB VII

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

89

Grafik 7.1.

Perkembangan Realisasi dan Ekspektasi

Kegiatan Dunia Usaha Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I 2012

PROSPEK PEREKONOMIAN

7.1. Prospek Ekonomi Makro

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2012 diperkirakan tumbuh pada kisaran

7,42% - 7,82% (yoy). Beberapa faktor yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi

Utara pada triwulan III-2012 diantaranya adalah peningkatan sumber pendapatan masyarakat

seperti pencairan gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) yang bertepatan dengan beberapa

event musiman yakni liburan sekolah, perayaan pengucapan syukur, dan hari raya Idul Fitri.

Selain itu, pembangunan proyek pemerintah dan swasta juga turut berkontribusi terhadap

pencapaian pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan III-2012.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

yang dilakukan secara triwulanan oleh

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Utara menunjukkan adanya

optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi

dan peningkatan ekspektasi pelaku usaha

terhadap dunia usaha yang ditandai

dengan kenaikan indikator ekspektasi

kegiatan usaha pada triwulan III-2012

dengan persentase Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) sebesar 14,9%, lebih tinggi dari

realisasi kegiatan kegiatan usaha pada

triwulan III-2012 dengan SBT sebesar 1,72%. Pertumbuhan kegiatan usaha diperkirakan

terutama terjadi pada sektor Pengangkutan dan komunikasi, PHR serta sektor pertanian.

Dari sisi permintaan, konsumsi swasta khususnya konsumsi rumah tangga diperkirakan akan

tumbuh positif seiring dengan peningkatan sumber pendapatan masyarakat yang bersumber

dari pencairan gaji ke-13 untuk pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota se-Sulut.

Selain pembayaran gaji ke-13, juga terdapat beberapa pencairan dana di bulan Juli ini

diantaranya, pencairan tunjangan sertifikasi guru, dana Tunjangan Penghasilan Aparatur

Pemerintahan Desa (TPAPD) dan tunjangan guru bersertifikasi serta THR. Selain faktor

peningkatan pendapatan, beberapa faktor musiman seperti tahun ajaran baru, perayaan

pengucapan syukur yang jatuh pada bulan Juli 2012 dan hari raya Idul Fitri pada Agustus 2012

serta beberapa pelaksanaan event diantaranya: (i) Manado kembali terpilih menjadi tuan rumah

(40,00)

(30,00)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2008 2009 2010 2011 2012

Realisasi Kegiatan Usaha Perkiraan Kegiatan Usaha

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

90

Sumber: Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

dalam acara sosialisasi penataan lokasi PKL yang akan mendatangkan sekitar 75 utusan dari 5

(lima) Kota yang terpilih berdasarkan survei Kementerian Dalam Negeri (Manado, Bandung,

Jambi, Yogyakarta dan Bandar Lampung). Kegiatan ini juga akan dihadiri oleh tiga Menteri

yakni Mendagri, Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi dan UMKM; (ii) Pelaksanaan rapat

kerja nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tanggal 2 Juli 2012 yang dihadiri oleh

seluruh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) se-Indonesia; (iii) Tomohon

International Flower Festival (TIFF) pada 8-12 Agustus mendatang diperkirakan akan diikuti oleh

peserta dari perwakilan negara sahabat, Asosiasi Pemerintah Kota seluruh Indonesia (Apeksi),

15 Kabupaten/Kota se Sulut, BUMN, BUMD, perusahaan swasta serta pengnjung lainnya yang

jumlahnya diperkirakan mencapai 30 ribu orang. Optimisme masyarakat terhadap kondisi

perekonomian daerah dapat dikonfirmasi melalui hasil Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara pada Juli 2012, yang menunjukkan optimisme

masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dengan indeks sebesar 144,83 lebih tinggi

dibandingkan bulan sebelumnya (121,83) maupun perideo yang sama tahun lalu (115,67). Hal

yang sama juga ditunjukkan pada indeks ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian

kedepan yang juga menunjukkan adanya tren peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik

7.3.

Selanjutnya kinerja investasi memasuki triwulan III-2012 juga diperkirakan melambat jika

dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun demikian, kinerja investasi masih

menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan semakin meningkatnya realisasi proyek fisik

baik pemerintah maupun swasta. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja investasi

adalah hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang memperlihatkan perkembangan indeks

penjualan bahan konstruksi sebesar 5,61% (yoy) dari 188,15 pada Agustus 2012 menjadi

198,71 pada Agustus 2012. Sejalan dengan hasil survei, penjualan semen di Sulawesi Utara

Sumber : Manado Post, diolah

Grafik 7.3.

Indeks Ekspektasi Konsumen

60

80

100

120

140

160

180

200

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

June

July

2011 2012

Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama

Ketersediaan Lap. Kerja Kondisi Ekonomi Saat Ini

60

80

100

120

140

160

180

200

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

June

July

2011 2012

Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja Ekspektasi Konsumen

Grafik 7.2.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

91

Ket: *) Proyeksi KPw Provinsi Sulut

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI)

Sumber: Survei Penjualan Eceran (SPE) Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 7.1

Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Tahun 2012

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sulut

Tabel 7.2.

Perkiraan Arus Barang di Pelabuhan Bitung

Sumber: PT. Pelindo (Persero) Bitung

pada triwulan III-2012 diproyeksikan juga mengalami tren peningkatan setelah pada triwulan II-

2012 penjualan semen turun 9,29% (yoy).

Selain itu, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Provinsi Sulawesi

Utara, terdapat 3 (tiga) rencana investasi yang masuk pada triwulan II-2012 yang diperkirakan

akan terealisasi pada triwulan III-2012 diantaranya untuk sektor Industri pengolahan minyak

kelapa sawit dan pengolahan ikan.

Sementara itu, kinerja ekspor dan impor Sulut pada triwulan III-2012 diperkirakan akan

mengalami penurunan. Hal ini salh satunya diindikasikan dari data arus masuk dan keluar

barang di pelabuhan Bitung.

1 PT. International Alliance Food Indonesia

Industri pengolahan dan pengawetan ikan

dan biota air (bukan udang) dalam kaleng

serta biota air lainnya.

5.000.000 - Phillipina Bitung

2 PT. Anugerah Sulawesi Indah

Perkebunan kelapa sawit, industri minyak

makan kelapa sawit serta hasil pengolahan

kelapa sawit lainnya

21.074.654 - Singapura Bolmong

3 PT. Bolmong Indah Perkasa

Perkebunan kelapa sawit, industri minyak

makan kelapa sawit serta hasil pengolahan

kelapa sawit lainnya

20.738.921 - Singapura Bolmong

Rencana Investasi

(US$)

Realisasi Investasi

(US$)Ket.No. Nama Perusahaan Bidang Usaha Asal Negara Lokasi

Ekspor/Impor Satuan Q3-2011 Q3-2012*) Growth

(yoy)

Impor Ton 17.036 17.016 -0,12%

Ekspor Ton 87.868 65.797 -25,12%

Bongkar (impor) Ribu Ton 790 758 -4,02%

Muat (ekspor) Ribu Ton 275 231 -15,84%

Perdagangan LN

Perdagangan DN

Grafik 7.4.

Indeks Bahan Konstruksi

Grafik 7.5.

Perkembangan Penjualan Semen

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)

2010 2011 2012

Volume (ton) - left axis

g_semen (%) - right axis

-200

-100

0

100

200

300

400

500

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

ust

Sep

Okt

No

p

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul*

)

Ag

ust**)

2011 2012

Indeks Bahan konstruksi gBahan konstruksi (%) -right axis

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

92

Sumber: Survei Penjualan Eceran (SPE) Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Dari sisi penawaran, sektor PHR masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar

dalam pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan III 2012 sejalan dengan tingginya belanja

masyarakat yang bertepatan dengan faktor musiman seperti liburan sekolah, pencairan gaji ke-

13, perayaan pengucapan syukur dan perayaan hari raya Idul Fitri. Peningkatan kinerja sektoral

juga terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebagai multiplier effect dari musim

liburan sekolah. Sementara itu sektor pertanian sampai akhir triwulan III-2012 diproyeksikan

akan tumbuh positif lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun perlu

diwaspadai beberapa faktor seperti minimnya infrastruktur pendukung, serangan hama dan

kondisi cuaca yang tidak menentu yang berpotensi menurunkan produktivitas sektor pertanian.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Tren perkembangan indikator pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada

triwulan III-2012 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya (April-Juni

2012). Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan sumber pendapatan masyarakat

antara lain pencairan gaji ke-13 dan THR yang diikuti oleh naiknya belanja masyarakat

bertepatan dengan musim liburan sekolah, perayaan pengucapan syukur dan hari raya Idul Fitri

yang jatuh pada Agustus 2012.

Tingginya aktivitas belanja masyarakat di bulan Juli 2012 tercermin hasil Survei Konsumen

KPw BI Provinsi Sulut yang menunjukkan adanya peningkatan optimisme masyarakat

terhadap kondisi perekonomian Sulawesi Utara. Indeks Keyakinan Konsumen mengalami

kenaikan dari 123,17 pada Juli 2011 menjadi 143,42 pada Juli 2012. Peningkatan Indeks

Keyakinan Konsumen diikuti oleh tren peningkatan pada komponen penyusunnya, yakni

indeks penghasilan saat ini (139) indeks pembelian barang tahan lama (126,5) dan indeks

ketersediaan lapangan kerja (169) sebagaimana terlihat pada grafik 7.2 dan 7.3.

Dari sisi produsen, hasil Survei Penjualan

Eceran KPw BI Provinsi Sulut juga

menunjukkan adanya peningkatan

penjualan eceran yang tercermin dari Indeks

Penjualan pada Juli 2012 sebesar 219,30

sedikit mengalami peningkatan

dibandingkan periode sebelumnya sebesar

219,23 (Grafik 7.6). Berdasarkan Klasifikasi

Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), indeks

yang mengalami peningkatan pada Juli

2012 diantaranya indeks pakaian dan

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

100

200

300

400

500

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul

Ag

ust

Sep

Okt

No

p

Des

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Mei

Jun

Jul*

)

2011 2012

Indeks Riil Penjualan

Pakaian & perlengkapannya

Peralatan tulis

gIndeks Riil Penjualan (%) -right axis

Grafik 7.6.

Perkembangan Indeks Penjualan Riil

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

93

perlengkapannya dari 126,19 pada Juni 2012 menjadi 128,42 pada Juli 2012 dan indeks

peralatan tulis dari 123,35 pada Juni 2012 menjadi 123,76 pada Juli 2012. Peningkatan

pada kedua klasifikasi ini sejalan dengan faktor musiman musim liburan dan dimulainya

tahun ajaran baru 2012/2013.

Subsektor hotel juga diperkirakan akan mengalami peningkatan pada Juli 2012, seiring

dengan penyelenggaraan event berskala nasional diantaranya:

Manado kembali terpilih menjadi tuan rumah dalam acara sosialisasi penataan lokasi

PKL yang akan mendatangkan sekitar 75 utusan dari 5 (lima) Kota yang terpilih

berdasarkan survei Kementerian Dalam Negeri (Manado, Bandung, Jambi, Yogyakarta

dan Bandar Lampung). Kegiatan ini juga akan dihadiri oleh tiga Menteri yakni Mendagri,

Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi dan UMKM.

Pelaksanaan rapat kerja nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tanggal 2 Juli

2012 yang dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) se-

Indonesia.

Tomohon International Flower Festival (TIFF) pada 8-12 Agustus mendatang diperkirakan

akan diikuti oleh peserta dari perwakilan negara sahabat, Asosiasi Pemerintah Kota

seluruh Indonesia (Apeksi), 15 Kabupaten/Kota se Sulut, BUMN, BUMD, perusahaan

swasta serta pengnjung lainnya yang jumlahnya diperkirakan mencapai 30 ribu orang.

Sektor Bangunan

Kinerja sektor bangunan diperkirakan terus mengalami pertumbuhan positif seiring dengan

meningkatnya realisasi proyek pemerintah dan swasta. Pembangunan berbagai proyek

infrastruktur pemerintah dan swasta telah mendorong peningkatan penjualan semen. Indikator

lainnya yang menunjukkan peningkatan kinerja sektor bangunan adalah hasil Survei Penjualan

Eceran yang memperlihatkan perkembangan indeks penjualan bahan konstruksi sebesar 5,61%

(yoy) dari 188,15 pada Agustus 2012 menjadi 198,71 pada Agustus 2012 (Grafik 7.4).

Beberapa proyek pemerintah yang diperkirakan dapat mendorong kinerja sektor bangunan

diantaranya :

Pembangunan jembatan Arelo sepanjang 40 meter yang menghubungkan Mala dengan

daerah lainnya di pinggiran kota Melonguane resmi direalisasikan Pemkab Talaud dengan

dana yang bersumber dari APBN TA 2012 dengan alokasi dana mencapai Rp11.422 miliar.

Pembangunan pasar di Kota Tomohon dengan alokasi anggaran sebesar Rp1,4 miliar.

Proyek tersebut saat ini tengah dalam proses pengerjaan.

Pembangunan median jalan yang juga berfungsi sebagai jalur hijau di Kota Kotamobagu

dengan alokasi anggaran sebesar Rp930 juta.

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

94

Pengerjaan proyek jalan lingkar Lembeh yang mengalokasikan anggaran APDD 2012

sebesar Rp30 miliar saat ini telah dimulai dengan target penyelesaian hingga akhir tahun

2012.

Perbaikan jalan Moreah-Soyowan di Kabupaten Minahasa Tenggara dengan alokasi

anggaran sebesar Rp6 miliar.

Pembangunan drainase dan jembatan di Kab.Kep. Sitaro dengan alokasi anggaran masing-

masing sebesar Rp328 juta dan Rp668 juta yang bersumber dari APBD Kab. Kep. Sitaro

Tahun 2012.

Pembangunan tanggul pemecah ombak di pesisir pantai Desa Mokupa dengan anggaran

sekitar Rp2 miliar. Pembangunan tanggul pemecah ombak untuk saat ini dalam tahap

pengerjaan.

Selain proyek pemerintah, beberapa proyek swasta juga diperkirakan terus mengalami

peningkatan, diantaranya proyek pembangunan pusat hiburan/mall Star Square di kawasan

pertokoan Bahu yang dikembangkan oleh PT Artoda Karya Gemilang (AKG) saat ini sedang

dalam proses pembangunan pondasi. Proyek ini diharapkan dapat selesai pada awal tahun

2013. Perusahaan Semen Bosowa (PT Bosowa) sedang dalam proses membangun pabriknya di

Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), tepatnya di desa Tawaang kecamatan Tenga. Pabrik ini

akan mampu memproduksi 700 metrik ton semen per tahun. Dana yang disiapkan sebesar

Rp500 miliar, dengan luas lahan 10 hektar dan diharapkan paling lambat awal tahun 2014

sudah mulai berproduksi. Dibangunnya pabrik semen tersebut untuk memenuhi kebutuhan di

Sulut dan Gorontalo. PT Bosowa memilih membangun di Minsel dikarenakan letak yang

strategis berada di jalur perlintasan antar Provinsi, selain itu juga telah tersedia bahan baku serta

terpenuhinya kebutuhan listrik yang cukup besar ditambah juga dengan telah tersediannya

pelabuhan.

Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada awal triwulan III-2012 diperkirakan mengalami sedikit

perlambatan yang disebabkan oleh minimnya infrastruktur pendukung dan gangguan hasil

panen akibat serangan hama. Namun demikian kinerja sektor pertanian pada triwulan III 2012

diperkirakan masih tetap tumbuh positif yang didorong oleh puncak musim panen subround II

yang jatuh pada Agustus 2012.

Page 109: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

95

Tabel 7.3.

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Produksi Beras

Ket: *) Angka Perkiraan

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulut

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan III-2012 diperkirakan akan terus

mengalami peningkatan, hal ini didorong oleh tren peningkatan jumlah arus penumpang

angkutan udara selama musim liburan (Juli 2012) dan perayaan Idul Fitri (Agustus 2012). Selain

itu, adanya penambahan rute penerbangan perdana Manado-Davao yang dilakukan pada 10

Juli 2012 juga turut berkontribusi terhadap peningkatan kinerja sektor angkutan.

7.3. Prakiraan Inflasi

Laju inflasi Kota Manado pada triwulan III 2012 diperkirakan akan mengalami sedikit

peningkatan, yakni berada pada kisaran 4,84%±1% (yoy). Dari sisi fundamental, tekanan

inflasi relatif terjaga didukung oleh melandainya harga global komoditas internasional dan

masih memadainya kapasitas produksi seiring dengan pertumbuhan investasi, ditengah

peningkatan permintaan domestik. Namun demikian, terdapat faktor risiko internal dan

eksternal yang dapat memberikan tekanan inflasi fundamental pada triwulan depan,

diantaranya tendensi kenaikan ekspektasi masyarakat Sulut dan kenaikan harga komoditas gula

pasir terkait kebijakan pembatasan peredaran gula pasir.

Dari sisi non fundamental, perkembangan inflasi volatile food secara umum pada triwulan III

2012 relatif terkendali. Sementara itu, tekanan inflasi kelompok administered price pada

triwulan III 2012 diperkirakan akan meningkat yang terutama dipengaruhi kenaikan ongkos

angkutan udara dan rencana penyesuaian harga gas industri pada September 2012 sebesar

35%.

Faktor Fundamental

Inflasi inti pada triwulan III 2012 diperkirakan terkendali. Dari sisi eksternal, tekanan inflasi

diperkirakan relatif stabil sejalan dengan tren penurunan harga global sebagai faktor

berlanjutnya ketidakpastian pemulihan ekonomi Eropa. Tren penurunan harga emas dunia yang

berdampak pada menurunnya harga emas perhiasan domestik diperkirakan masih berlanjut di

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli *) Aug *)

1 Luas Panen (Ha) 13.175 14.756 10.080 10.744 12.876 11.487 10.660 9.973

2 Produksi Gabah (ton) 65.951 69.871 45.207 55.530 66.763 49.419 43.673 40.574

3 Produksi Beras (ton) 41.681 44.158 28.571 35.095 42.194 31.233 27.601 25.643

No Komponen2012

Page 110: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

96

triwulan III 2012. Sejalan dengan itu, volatilitas Rupiah relatif terkendali dengan penerapan

kebijakan stabilisasi Rupiah oleh Bank Indonesia.

Sementara itu, dari sisi domestik peningkatan permintaan domestik seiring dengan faktor

seasonal (Bulan Ramadhan) yang jatuh pada triwulan III 2012 diperkirakan masih dapat

direspon dengan kapasitas produksi yang ada seiring dengan pertumbuhan investasi. Hal ini

dicerminkan dari hasil Survei Pedagang Eceran (SPE) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara pada periode laporan (grafik 7.7).

Risiko memburuknya ekspektasi masyarakat diperkirakan akan memberi tekanan inflasi inti di

triwulan III 2012. Berdasarkan hasil Survei Pedagang Eceran (SPE) Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, sebagian besar pedagang di Sulut memiliki ekspektasi yang

tinggi terhadap tingkat harga 3 bulan yang akan datang, tercermin dari peningkatan angka

indeks ekspektasi pedagang terhadap tingkat harga 3 bulan yang akan tercatat sebesar 120

pada Juni 2012 dari 116 pada periode yang sama tahun sebelumnya (grafik 7.6). Selanjutnya,

dari sisi konsumen ekspektasi masyarakat juga mengalami peningkatan (grafik 7.7). Hal ini

tercermin dari hasil Survei Konsumen (SK) KPw BI Provinsi Sulawesi Utara pada periode laporan

yang ditandai oleh peningkatan angka indeks ekspektasi konsumen terhadap tingkat harga 3

bulan yang akan datang dari 171,5 pada Juni 2011 menjadi 189,5 pada Juni 2012.

Sumber : Survei Pedxagang Eceran (SPE) KPw BI Prov. Sulut Sumber : Survei Konsumen (SK) KPw BI Prov. Sulut

Grafik 7.6.

Indeks Ekspektasi Pedagang thd

Harga 3 bln & 6 bln yad

Grafik 7.7.

Indeks Ekspektasi Konsumen thd

Harga 3 bln & 6 bln yad

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2008 2009 2010 2011 2012

Ekspektasi pedagang terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi pedagang terhadap harga 6 bulan yad

IEP :120

IEP :116

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2008 2009 2010 2011 2012

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yad

IEK :171,5

IEK :189,5

Page 111: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

97

Faktor Non Fundamental

Dari sisi non fundamental, tekanan inflasi volatile foods diperkirakan meningkat namun

relatif terkendali. Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional dan modern di Kota

Manado melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KPwBI Sulut pada awal

triwulan III 2012 menunjukkan adanya tren peningkatan harga beberapa komoditas volatile

foods seiring peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri

1433H.

Harga komoditas perikanan tangkap meningkat sebagai imbas kenaikan harga yang dilakukan

oleh beberapa eksportir produk perikanan di Sulawesi Utara. Berdasarkan liaison kepada

beberapa perusahaan perikanan di Sulut, kenaikan harga disebabkan oleh tidak mencukupinya

suplai untuk merespon kenaikan permintaan.

Sumber : Survei Pedagang Eceran (SPE) dan Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU KPw BI Prov. Sulut

Grafik 7.8.

Interaksi Permintaan dan Penawaran

Grafik 7.9.

Interaksi Permintaan dan Penawaran

Sumber Bank Indonesia

Grafik 7.10.

Perkembangan Harga Emas Dunia

1,574.62

1,764.00

1,771.92

1,671.26

1,739.43

1,638.95

1,652.95

1,741.23

1,676.84

1,649.90

1,587.55

1,600.11

1,589.92

1,450.00

1,500.00

1,550.00

1,600.00

1,650.00

1,700.00

1,750.00

1,800.00

1,850.00

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7*

2011 2012

USD/pound

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

I III I III I III V II IV II IV II I III I III V II IV II IV II IV II IV M II M

IV

M II M

IV

M I M

III

M I M

III

M I M

III

M I M

III

M I M

III

Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Juni-

11

Juli-11 Agst-11 Sept-

11

Okt-11 Nov -

11

Des -

11

Jan-12 Feb-12 Maret April

2012

Mei

2012

Juni

2012

Jul-12

Grafik 7.11.

Perkembangan Harga Emas Perhiasan Domestik

Sumber Bloomberg, diolah Sumber : Survei Pemantauan Harga (SPH), diolah

0

20

40

60

80

100

120

0

100

200

300

400

500

600

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3*)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Riil Penjual Eceran (right axis) Kapasitas Produksi (left axis)

Page 112: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

98

Namun demikian, perkiraan bertumbuhnya kinerja pertanian pada triwulan III 2012 seiring

panen beras subround II yang jatuh pada Agustus 2012 diperkirakan dapat menahan laju inflasi

komoditas volatile foods.

Sementara itu, tekanan inflasi kelompok administered price pada triwulan III 2012

diperkirakan akan meningkat. Faktor yang diperkirakan meningkatkan inflasi kelompok ini

adalah kenaikan harga ongkos angkutan udara dan kebijakan penyesuaian harga gas industri

sebesar 35% yang direncanakan mulai berlaku 1 September 2012 dan sebesar 15% pada April

2013 sehingga diperkirakan berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas industri

pengolahan

Potensi kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun 2012 diperkirakan relatif rendah.Dengan

perkembangan harga minyak dunia terkini, potensi terlampauinya harga ICP dalam APBNP

2012 (105 dolar AS/barel) sebesar 15% selama 6 bulan terakhir (diatas 120,75 dolarAS/barel)

sangat kecil. Realisasi ICP Januari hingga Juni baru mencapai 117,80 dolar AS/barel.

7.3. Prospek Perbankan

Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan III 2012 diperkirakan akan terus meningkat dalam

mendukung pembiayaan perekonomian Sulut disertai dengan stabilitas perbankan yang terjaga.

Geliat pertumbuhan industi perbankan tercermin dari semakin bertambahnya jumlah

infrastruktur perbankan di Sulut. Pada triwulan III 2012 terdapat rencana penambahan 2 kantor

cabang Bank Perkreditan Rakyat dan 5 kantor cabang pembantu Bank Umum.

Dari sisi kredit, hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2012 menunjukkan optimisme

perbankan Sulawesi Utara untuk terus meningkatkan pertumbuhan penyaluran kreditnya pada

kisaran 36% (yoy). Untuk mencapai target tersebut, perbankan akan lebih fokus pada usaha-

usaha yang merupakan potensi daerah dan melakukan peningkatan pelayanan serta perbaikan

infrastruktur kredit. Berdasarkan jenis usahanya, estimasi pertumbuhan baki debit kredit

terutama terjadi pada kredit menengah yang diperkirakan tumbuh pada kisaran 45% (yoy).

Selanjutnya diikuti oleh pertumbuhan baki debit kredit kecil dan mikro yang diperkirakan

tumbuh masing-masing sebesar 37% (yoy) dan 26% (yoy).

Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/10/DNP tanggal 15 Maret 2012 perihal penerapan

manajemen risiko pada bank yang melakukan pemberian kredit dan Peraturan Menteri

keuangan No.43/PMK.010/2012 tentang uang muka pembiayaan konsumen untuk kendaraan

bermotor pada perusahaan pembiayaan yang diberlakukan mulai Juni 2012 diperkirakan tidak

memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan kredit perbankan Sulawesi Utara. Hal ini

Sumber : BMKG Sulut

Sumber : BKMG Sulut

Page 113: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

PROSPEK PEREKONOMIAN

99

ditandai dari masih bertumbuhnya Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Tipe >70 dan Kredit

Kendaraan Bermotor di Sulut yang tercatat masing-masing sebesar 4,61% (yoy) dan 11,27%

(yoy). Disamping itu, pangsa KPR perbankan Sulut didominasi oleh KPR Tipe <70 yang tidak

terkena aturan Loan to Value.

Dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan yang ditargetkan perbankan di Sulawesi Utara

mencapai sekitar 41% (yoy). Tingginya target pertumbuhan ini dapat dicapai dengan

menerapkan berbagai upaya diantaranya mempertahankan nasabah yang telah ada dan

menjaring nasabah baru melalui penambahan jumlah karyawan, kantor cabang dan fitur-fitur

dalam mengoptimalkan kemudahan bertransaksi.

Kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar

5,75% pada triwulan III 2012 diperkirakan memberikan dampak pada penambahan kapasitas

perekonomian Provinsi Sulawesi Utara melalui transmisi suku bunga perbankan yang pada

tahap selanjutnya akan memberikan dampak pada membaiknya fungsi intermediasi perbankan.

Hal ini ditandai oleh tren penurunan suku bunga kredit di perbankan Sulut. Selain itu,

berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Provinsi Sulawesi Utara pada periode

laporan menunjukkan tidak ada perubahan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan suku bunga

triwulan III 2012 yang mencerminkan bahwa perbankan tidak memiliki wacana untuk

menaikkan suku bunga perbankan pada triwulan mendatang.

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

Jan

2012

Feb

2012

Mar

2012

Apr

2012

May

2012

Jun

2012

KPR Tipe > 70 KKB (sb. kanan)

79%

21%

KPR Tipe < 70 KPR Tipe > 70

Grafik 7.12.

Pertumbuhan Kredit Perumahan Rakyat

dan Kredit Kendaraan Bermotor

Grafik 7.13.

Komponen Kredit Perumahan Rakyat

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Page 114: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 115: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

101

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu

mtm month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.

qtq quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya.

yoy year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi

saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala

1-100

Indeks Harga

Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan

jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi

Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi

Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen

terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil

pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah.

Dana

Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung

pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian

otonomi.

Indeks

Pembangunan

Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata

3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat

persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan

harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti

tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor

penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari

permintaan.

Volatile Foods Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan

harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Administered

Price

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan

harganya diatur pemerintah.

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari

uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator

tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang

kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di

dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan

masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat di bank

sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas

negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat di bank, kiriman uang, simpanan berjangka

dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann

penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang

diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

Page 116: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

102

NPLs Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan

kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Restrukturisasi

kredit

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur

dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui :

restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala

pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada

dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh

bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum

dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow dan inflow.

PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik

uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI

tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk

bertransaksi.

Page 117: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 118: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI … melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2012. Sejalan dengan hasil survei KPwBI Provinsi Sulut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi