Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan...

128
i

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan...

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 i

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TengahTriwulan IV Tahun 2009

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan secaratriwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untuk menganalisisperkembangan ekonomi Jawa Tengah secara komprehensif. Isi kajian dalambuku ini mencakup perkembangan ekonomi makro, inflasi, moneter,perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, dan prospek ekonomiJawa Tengah. Penerbitan buku ini bertujuan untuk: (1) melaporkan kondisiperkembangan ekonomi dan keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor PusatBank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2)menyampaikan informasi kepada external stakeholders di daerah mengenaiperkembangan ekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Bank Indonesia Semarang

M. Zaeni Aboe Amin PemimpinMahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi MoneterH. Yunnokusumo Deputi Pemimpin Bidang PerbankanMohamad M. Toha Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern

dan Sistem PembayaranHerdiana A.W. Analis Madya SeniorImam Fauzy Pengawas Bank Madya SeniorI Ketut Suena Pengawas Bank Madya SeniorImam Mustiantoko Kepala Bidang Manajemen InternTatung M. Toufik Kepala Bidang Sistem Pembayaran

Softcopy buku ini dapat di-download dariDIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) di website Bank Indonesia dengan alamat

http://www.bi.go.id

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 iii

Kata PengantarKondisi perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 menujukkan adanya

indikasi pertumbuhan yang positif walaupun sedikit melambat dibandingkan denganpertumbuhan triwulan sebelumnya. Namun secara umum, pertumbuhan ekonomi padatriwulan ini masih relatif cukup baik, dan masih berada dalam trend peningkatanpertumbuhan ekonomi 2009. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut terutamapada sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan negatif karena sedang memasukimasa tanam. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) masih mengalamipertumbuhan yang relatif tinggi meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan III-2009. sementara itu, sektor industri menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggisejalan dengan pulihnya permintaan eksternal dan domestik. Diperkirakanperekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 tumbuh sebesar 4,71% (yoy),melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2009 yang sebesar 5,49%.

Laju inflasi Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 3,32% (yoy),sedikit meningkat jika dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 3,20%. Laju inflasi JawaTengah tersebut juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasionaltriwulan IV-2009 sebesar 2,78% (yoy). Walaupun relatif tidak terlalu tinggi, namunperkembangan ini memberi sinyal kepada pengambil kebijakan ekonomi di JawaTengah agar lebih memperhatikan stabilitas harga barang dan jasa. Sebagaiperbandingan, laju inflasi Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir (2003-2008) selaluberada di bawah inflasi nasional, sementara pada tahun 2009 lebih tinggi dari inflasinasional. Oleh karena itu, pengendalian inflasi di Jawa Tengah perlu menjadi salah satuprogram prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait.

Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa Tengah pada triwulanIV-2009 mengalami perlambatan namun masih tumbuh secara positif. Hal tersebuttercermin dari perkembangan indikator-indikator utama kinerja perbankan yaitu totalaset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun, dan kredit yang diberikan, serta Loan toDeposits Ratio (LDR). Sementara itu kualitas kredit yang disalurkan perbankanmenunjukkan sedikit peningkatan kualitas dan masih berada dalam batas ketentuandari Bank Indonesia.

Kajian yang dihasilkan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang ini merupakansalah satu komitmen Kantor Bank Indonesia Semarang untuk senantiasa menjalinkerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan perekonomian Jawa Tengah.Diharapkan sumbangsih kecil ini dapat menjadi masukan bagi Kantor Pusat BankIndonesia dalam pengambilan kebijakan moneter dan perbankan secara nasional, dandiharapkan juga menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan external stakeholderslainnya di Jawa Tengah.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku inikhususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi JawaTengah, kalangan perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya di JawaTengah serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebut satu persatu, kamimengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya. Semoga buku ini dapatbermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 5 Februari 2010KANTOR BANK INDONESIA SEMARANG

Ttd

M. Zaeni Aboe AminPemimpin

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 iv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….v

DAFTAR TABEL ..........................................................................................................viii

DAFTAR GRAFIK...........................................................................................................x

RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................................1

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO..........................................................7

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan ....................................8

1.1.1. Konsumsi ..............................................................................................8

1.1.2. Investasi ..............................................................................................11

1.1.3. Perdagangan Luar Negeri ....................................................................11

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran ..............................................................12

1.2.1. Sektor Pertanian ..................................................................................14

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan..................................................................16

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)...................................17

1.2.4. Sektor Jasa ..........................................................................................18

1.2.5. Sektor Lainnya.....................................................................................19

BOKS Tantangan dan Peluang Penerapan ACFTA..............................................21

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI .........................................................................23

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok..............................................................24

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq) ..........................................................................24

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)............................................................................30

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah ......................................................34

2.2.1. Inflasi Kuartalan (qtq) ..........................................................................34

2.2.2. Inflasi Tahunan (yoy)............................................................................36

BOKS Ringkasan Eksekutif Penelitian Perilaku Pembentukan Harga Produk

Manufaktur di Jawa Tengah .................................................................39

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN .................................................................45

3.1. Intermediasi Bank Umum ....................................................................46

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat ........................................................47

3.1.2. Penyaluran Kredit ................................................................................50

3.2. Risiko Kredit........................................................................................53

3.3. Risiko Likuiditas...................................................................................55

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 vi

3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat di Jawa Tengah ........56

3.5. Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di Jawa Tengah

....................................................................................................................58

3.5.1. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Semarang .....58

3.5.2. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Pekalongan ...58

3.5.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Pati ...............60

3.5.4. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Banyumas .....61

3.5.5. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Kedu.............61

3.5.6. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Surakarta ......62

3.6. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .....................................64

3.6.1. Perkembangan BPR 6 eks-Karesidenan di Jawa Tengah .......................67

3.6.1.1. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Semarang............................67

3.6.1.2. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Pekalongan .........................68

3.6.1.3. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Pati .....................................69

3.6.1.4. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Kedu...................................70

3.6.1.5. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Surakarta ............................71

3.6.1.6. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Banyumas............................72

3.7. Perkembangan Perbankan Syariah....................................................74

3.8. Kredit UMKM ..................................................................................77

BOKS Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Daerah Dalam Rangka Pengembangan

Komoditi Unggulan UMKM di Provinsi Jawa Tengah .........................79

BAB 4 KEUANGAN DAERAH..................................................................................83

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah..................................................................85

4.2. Realisasi Belanja Daerah .........................................................................86

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .................................................89

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai.........................................90

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) ...............................90

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga

(PTTB) Uang Kartal................................................................................91

5.1.3. Uang Palsu ..........................................................................................92

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai.................................................93

5.2.1. Transaksi Kliring ..................................................................................93

5.2.2. Transaksi RTGS....................................................................................94

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 vii

BAB 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT .............................................................95

6.1 Ketenagakerjaan....................................................................................95

6.2. Nilai Tukar Petani...................................................................................97

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN ......................................................................101

7.1. Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................101

7.1.1. Kajian Sektoral..................................................................................101

7.1.2. Kajian Sisi Penggunaan......................................................................103

7.2. Inflasi................................................................................................105

DAFTAR ISTILAH......................................................................................................109

LAMPIRAN INDIKATOR PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN JAWA TENGAH ..111

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 viii

Daftar TabelTabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Jenis Penggunaan (yoy, Persen)

.........................................................................................................................8

Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (yoy, Persen) ..14

Tabel 1.3. Perkembangan Kegiatan Bank (Rp Miliar) ...................................................19

Tabel 2.1. Inflasi Jawa Tengah Dibandingkan Nasional Tahun 2003-2009 ...................23

Tabel 2.2. Inflasi Jawa Tengah Kuartalan Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa Serta

Subkelompok yang Mengalami Inflasi Tertinggi (Persen; qtq).....................25

Tabel 2.3. Kondisi Harga Beberapa Komoditi Penting..................................................30

Tabel 2.4. Inflasi Jawa Tengah Tahunan Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa Serta

Subkelompok yang Mengalami Kenaikan IHK Tertinggi (Persen; yoy) .........31

Tabel 2.5. Beberapa Komoditi Penyebab Inflasi Tiap Bulan Pada Triwulan IV-2009......32

Tabel 2.6. Beberapa Komoditi yang Mengalami Penurunan IHK (Deflasi) Pada Triwulan

IV-2009 ....................................................................................................33

Tabel 2.7. Inflasi Kuartalan Empat Kota di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Barang

dan Jasa (Persen; qtq) ...............................................................................35

Tabel 2.8. Laju Inflasi Tahunan Empat Kota di Jawa Tengah Menurut Kelompok Barang

dan Jasa (Persen, yoy)................................................................................37

Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Provinsi Jawa

Tengah (Rp Triliun) ....................................................................................45

Tabel 3.2. Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Umum per Sektor Ekonomi (Rp Triliun) ..

..........................................................................................................53

Tabel 3.3. Rasio NPLs per Sektor Ekonomi (Persen).....................................................54

Tabel 3.4. Rasio NPLs Jenis Kredit Modal Kerja per Sektor Ekonomi (Persen) ...............55

Tabel 3.5. Perkembangan Bank Umum yang Berkantor Pusat di Jawa Tengah

(Rp Triliun) ................................................................................................57

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Berkantor Pusat Di Jawa Tengah (Rp Triliun).....58

Tabel 3.7. Perkembangan Bank Umum di Enam eks. Karesidenan Jawa Tengah (Rp

Miliar) .......................................................................................................63

Tabel 3.8. Perkembangan Indikator BPR di Jawa Tengah (Rp. Miliar) ...........................64

Tabel 3.9. Perkembangan Indikator BPR di Enam Eks Karesidenan Jawa Tengah

(Rp. Miliar)................................................................................................74

Tabel 3.10. Perkembangan Indikator Bank Umum & BPR Syariah di Jawa Tengah

(Rp. Miliar)................................................................................................76

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 ix

Tabel 4.1. Realisasi Pendapatan Daerah APBD Tahun 2009 (Rp Juta) .........................86

Tabel 4.2. Realisasi Belanja Daerah APBD Tahun 2009 (Rp Juta) .................................87

Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal Di Jawa Tengah ..............................93

Tabel 6.2. Indikator Tenaga Kerja Jawa Tengah 2009 (Ribu Orang) ............................97

Tabel 6.3. Nilai Tukar Petani di Jawa Tengah Triwulan IV-2009 ..................................99

Tabel 7.1. Estimasi Laju Inflasi Jawa Tengah Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy,

Persen)....................................................................................................108

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 x

Daftar GrafikGrafik 1.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi........................................................7

Grafik 1.2. Perkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen...........................................9

Grafik 1.3. Perkembangan Kredit Konsumsi, NPL Jenis Kredit Konsumsi dan

Pertumbuhan qtq Kredit Konsumsi Perbankan di Wilayah Jawa Tengah ....10

Grafik 1.4. Perkembangan Posisi Giro Milik Pemerintah pada Bank Umum di Wilayah

Jawa Tengah.............................................................................................10

Grafik 1.5. Penjualan Semen di Jawa Tengah..............................................................11

Grafik 1.6. Perkembangan Kredit investasi di Jawa Tengah .........................................11

Grafik 1.7. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan ............................................12

Grafik 1.8. Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah...................................................15

Grafik 1.9. Perkiraan Produksi Industri Pengolahan Minyak di Jawa Tengah.................16

Grafik 1.10.Prakiraan Penjualan Listrik PLN di Jawa Tengah.........................................16

Grafik 1.11. Perkembangan Indeks Riil Penjualan Eceran.............................................18

Grafik 1.12. Perkiraan Penjualan Kamar Hotel di Jawa Tengah ....................................18

Grafik 1.13. Perkembangan Penyaluran Kredit Sektor Jasa oleh Bank Umum Di

Jawa Tengah.............................................................................................18

Grafik 1.14. Estimasi Kunjungan Kapal ke Pelabuhan di Wilayah Jawa Tengah dan

Jumlah Penumpang Pesawat melalui Bandara di Jawa Tengah...................20

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) dan Kuartalan (qtq) Jawa Tengah dan

Nasional....................................................................................................24

Grafik 2.2. Perkembangan Indeks Harga Komoditi Dunia............................................26

Grafik 2.3. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi Bahan Makanan Hasil Survei

Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang....................................................26

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Gula Pasir di Dunia dan Hasil Survei Pemantauan

Harga (SPH) KBI Semarang ........................................................................27

Grafik 2.5. Perkembangan Indeks Harga LNG Indonesia dan Komoditi Logam di Dunia...

..........................................................................................................28

GRAFIK 2.6. Perkembangan Harga Emas Dunia dan Lokal ...........................................28

GRAFIK 2.7. Perkembangan Indeks Harga Energi Dunia ..............................................29

GRAFIK 2.8. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi Strategis Hasil Survei

Pemantauan Harga (SPH) Mingguan di Kota Semarang .............................33

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 xi

Grafik 2.9. Perkembangan Ekspektasi Inflasi Hasil Survei Konsumen dan Inflasi Tahunan

Aktual di Jawa Tengah..............................................................................34

Grafik 2.10.Perkembangan Inflasi Tahunan Empat Kota di Jawa Tengah.....................38

Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum.............................................................47

Grafik 3.2. Perkembangan Aset Bank Umum Menurut Kelompok Bank......................47

Grafik 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum ........................................49

Grafik 3.4. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Menurut Kelompok Bank.....

..........................................................................................................49

Grafik 3.5. Perkembangan Suku Bunga Simpanan Bank Umum ................................49

Grafik 3.6. Perkembangan Komposisi Kepemilikan Dana Pihak Ketiga Bank Umum...49

Grafik 3.7. Perkembangan Suku Bunga Deposito di Jawa Tengah ..............................50

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Jenis ....................................51

Grafik 3.9. Perkembangan Kredit bank Umum Menurut Kelompok Bank Pemerintah,

Swasta dan Asing .....................................................................................51

Grafik 3.10. Perkembangan Suku Bunga Kredit Bank Umum Menurut Jenis

Penggunaan dibandingkan dengan BI rate ................................................52

Grafik 3.11. Perkembangan Kredit Bank Umum dan Rasio NPLs ..................................54

Grafik 3.12. Perkembangan Rasio NPLs Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan.............54

Grafik 3.13. Perkembangan Cash Ratio Bank Umum di Jawa Tengah..........................56

Grafik 3.14. Perkembangan Produk BPR di Jawa Tengah Triwulan IV-2009 .................65

Grafik 3.15. Kredit BPR Berdasarkan Sektor Jawa Tengah Triwulan IV-2009 ................65

Grafik 3.16. Kinerja BPR di Jawa Tengah Triwulan IV-2009 .........................................66

Grafik 3.17. Status Kredit BPR di Jawa Tengah Triwulan IV-2009 ................................66

Grafik 3.18. Kredit BPR Berdasarkan Penggunaan Jawa Tengah Triwulan IV-2009.......67

Grafik 3.19. Kredit BPR Berdasarkan Plafon di Jawa Tengah Triwulan IV-2009.............67

Grafik 3.20. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Semarang Triwulan IV-2009........68

Grafik 3.21. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Semarang Triwulan IV-2009........68

Grafik 3.22. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Semarang Triwulan IV-2009 .....68

Grafik 3.23. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Pekalongan Triwulan IV-2009 .....69

Grafik 3.24. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Pekalongan Triwulan IV-2009......69

Grafik 3.25. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Pekalongan Triwulan IV-2009 ......

..........................................................................................................69

Grafik 3.26. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Pati Triwulan IV-2009 .................70

Grafik 3.27. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Pati Triwulan IV-2009..................70

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 xii

Grafik 3.28. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Pati Triwulan IV-2009 ...............70

Grafik 3.29. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Kedu Triwulan IV-2009 ...............71

Grafik 3.30. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Kedu Triwulan IV-2009 ..............71

Grafik 3.31. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Kedu Triwulan IV-2009.............71

Grafik 3.32. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Surakarta Triwulan IV-2009.........72

Grafik 3.33. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Surakarta Triwulan IV-2009.........72

Grafik 3.34. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Surakarta Triwulan IV-2009 ......72

Grafik 3.35. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Banyumas Triwulan IV-2009........73

Grafik 3.36. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Banyumas Triwulan IV-2009........73

Grafik 3.37. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Banyumas Triwulan IV-2009.....73

Grafik 3.38. Pertumbuhan Indikator Perbankan Syariah di Jawa Tengah Triwulan IV-

2009.........................................................................................................75

Grafik 3.39. Kinerja Bank Syariah di Jawa Tengah Triwulan IV-2009 Berdasarkan FDR

dan NPF....................................................................................................76

Grafik 3.40. Perkembangan Kredit UMKM dan Total Kredit ........................................77

Grafik 3.41. Perkembangan Kredit UMKM Menurut Jenis Penggunaan .......................77

Grafik 3.42. Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV-2009 .77

Grafik 3.43 Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha............................77

Grafik 4.1. ProPangsa Pendapatan APBD 2009 ..........................................................84

Grafik 4.2. ProPangsa Belanja APBD 2009 .................................................................84

Grafik 4.3. Komposisi PAD APBD-P 2009 ...................................................................85

Grafik 4.4. Komposisi Dana Perimbangan APBD-P 2009.............................................85

Grafik 4.5. Komposisi Belanja Tidak Langsung APBD-P 2009......................................85

Grafik 4.6. Komposisi Belanja Langsung APBD-P 2009...............................................85

Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di Jawa Tengah ..............90

Grafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa Tengah........................................................91

Grafik 5.3. Rasio Cash Inflow Terhadap PTTB Jawa Tengah ........................................92

Grafik 5.4. Jumlah Temuan Uang Palsu di Jawa Tengah (Lembar)................................94

Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah............................................94

Grafik 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja di Jawa Tengah ..............................................95

Grafik 6.2. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa Tengah Triwulan IV-

2009.........................................................................................................96

Grafik 6.3. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa Tengah Triwulan

IV-2009 ....................................................................................................96

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 xiii

Grafik 7.1. Prakiraan Inflasi Hasil Survei Konsumen dan Laju Inflasi IHK Aktual (yoy) ..106

Grafik 7.2. Ekspektasi Masyarakat Enam Bulan Ke Depan Berdasarkan Survei Konsumen

........................................................................................................107

Grafik 7.3. Ekspektasi Pedadang Enam Bulan Ke Depan Berdasarkan Survei Penjualan

Eceran ....................................................................................................108

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 xiv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 1

Ringkasan Eksekutif

PerekonomianJawa Tengah padaTriwulan initumbuh melambatdibandingkantriwulansebelumnya.

Pertumbuhanekonomi tahun2009 mengalamiperlambatanberkisar 4,5-5,0%(yoy)

A. GAMBARAN UMUM

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan IV-2009diperkirakan sedikit melambat jika dibandingkan pertumbuhantriwulan sebelumnya. Namun secara umum, pertumbuhan ekonomipada triwulan ini masih relatif cukup baik, dan masih berada dalamtrend peningkatan pertumbuhan setelah mengalami penurunan tajampada akhir tahun lalu. Di sisi lain, tekanan terhadap harga-harga diJawa Tengah secara tahunan pada triwulan IV-2009 mengalamipenurunan cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan III-2009.Sumber tekanan inflasi secara tahunan pada triwulan laporan berasaldari kelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok bahanmakanan. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi penurunan lajuinflasi tahunan dalam triwulan ini adalah kelompok transpor yangmengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) cukup signifikan(-3,40%).

Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi JawaTengah pada tahun 2009 (Data BPR posisi November 2009) mengalamipertumbuhan yang cukup baik. Namun secara tahunan, pertumbuhanpada tahun 2009 tercatat melambat jika dibandingkan denganpertumbuhan pada tahun 2008. Secara tahunan, perkembanganindikator-indikator utama kinerja perbankan yaitu total aset, danapihak ketiga (DPK) yang dihimpun, dan kredit yang diberikan, sertaLoan to Deposits Ratio (LDR) tumbuh positif. Sementara itu kualitaskredit yang disalurkan perbankan menunjukkan peningkatan kualitasdan berada dalam batas yang dihimbau oleh Bank Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I-2010diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2009, yaitu dalam kisaran 4,5%-5,0% (yoy). Secara sektoral,pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan I-2010 diperkirakan akandidorong oleh sektor industri pengolahan, sektor PHR, sektor jasa. Disisi permintaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetapdidorong oleh konsumsi rumah tangga (RT).

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 2

Konsumsi rumahtangga padatriwulan IV-2009diperkirakantumbuh sedikitmelambatdibandingkanpertumbuhanpada triwulan III-2009.Perlambatan inidisebabkan olehadanya pergeseranpuncak konsumsimasyarakat

B. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 diperkirakantumbuh sebesar 4,71% (yoy), melambat dibandingkan denganpertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,49%(yoy). Kondisi ini terutama disebabkan oleh pengaruh musiman,khususnya sektor pertanian yang sedang memasuki masa tanam, sertapegeseran puncak kegiatan pada sektor perdagangan, hotel danrestauran (PHR) yang telah mencapai puncaknya pada triwulan III-2009.

Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregatmenunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan ini. Konsumsipemerintah, investasi serta ekspor menunjukkan pertumbuhandibandingkan triwulan yang lalu. Sementara itu, konsumsi rumahtangga yang menjadi komponen terbesar PDRB mengalami sedikitpenurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2009 diperkirakantumbuh sebesar 5,65%, sedikit melambat dibandingkan denganpertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 5,84% (yoy). Perlambatanini terutama disebabkan oleh adanya pergeseran puncak konsumsimasyarakat yaitu hari raya lebaran dan tahun ajaran baru, yang semulaberada pada triwulan IV di tahun 2008 menjadi di triwulan III di tahun2009. Sedangkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulanini terutama didorong oleh banyaknya libur panjang dan hari raya natalserta periode akhir tahun/tahun baru. Konsumsi pemerintah padatriwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 12,87% (yoy),meningkat dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada triwulanIII-2009 sebesar 11,26% (yoy). Hal tersebut disebabkan pada triwulanIV-2009 merupakan akhir masa tahun anggaran, sehingga realisasipengeluaran pemerintah cukup besar.

Pertumbuhan investasi, tercermin dari pembentukan modaltetap bruto (PMTB), pada triwulan IV-2009 diperkirakan mencapai6,88% (yoy), menunjukkan peningkatan dibandingkan angkapertumbuhan investasi pada triwulan III-2009 sebesar 5,2% (yoy).Peningkatan yang cukup tinggi ini terutama karena oleh belanja modalpemerintah daerah di akhir tahun anggaran serta belanja modal olehsektor swasta seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan duniausaha.

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 3

Inflasi (qtq) danInflasi (yoy)menurun cukupsignifikan

Perkembangan ekspor Jawa Tengah pada triwulan IV-2009menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 8,43%(yoy), meningkat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mengalami kontraksi sebesar -12,03% (yoy). Sementara ituimpor menunjukkan pula peningkatan sebesar 14,54% (yoy), ataumengalami pertumbuhan yang cukup signifikan apabila dibandingkandengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 7,31% (yoy).Pertumbuhan ekspor ini didorong oleh peningkatan perdagangan luarnegeri akibat membaiknya permintaan luar negeri, serta ditopang pulaoleh peningkatan perdagangan antar pulau karena faktor musimanakhir tahun.

Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan pada triwulanini terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor industripengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restauran (PHR) sertasektor jasa. Masih berlanjutnya trend perbaikan permintaan luar negeri,serta banyaknya musim liburan menjadi faktor penyebab peningkatansektor tersebut. Sedangkan sektor pertanian memberikan kontribusisignifikan pada perlambatan pertumbuhan triwulan ini dibandingkantriwulan yang lalu. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh musim kemarauyang cukup panjang pada triwulan ini sehingga menyebabkangangguan produksi pada beberapa wilayah di Jawa Tengah sertaketerlambatan musim tanam.

C. PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di JawaTengah pada triwulan IV-2009 mengalami penurunan cukup signifikandibandingkan dengan triwulan III-2009. Inflasi tahunan pada triwulanlaporan tercatat sebesar 3,32% (yoy), sedikit meningkat dibandingkandengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,20%. Secara kuartalan(qtq), inflasi di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 adalah sebesar0,39% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar1,87%.

Sumber tekanan inflasi secara tahunan pada triwulan ini berasaldari kelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok bahanmakanan. Faktor yang mempengaruhi penurunan laju inflasi tahunandalam triwulan ini adalah kelompok transpor yang mengalamipenurunan IHK cukup signifikan (-3,40%). Adapun penurunan inflasikuartalan pada triwulan laporan disebabkan oleh penurunan IHKkelompok bahan makanan dan kelompok transpor.

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 4

Kinerja perbankanJawa Tengahmenunjukkanperkembanganpositif

D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa Tengahpada tahun 2009 (Data BPR posisi November 2009) mengalamipertumbuhan yang cukup baik. Namun secara tahunan, pertumbuhanpada tahun 2009 tercatat melambat jika dibandingkan denganpertumbuhan pada tahun 2008. Indikator-indikator utama kinerjaperbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun,dan kredit yang diberikan, mengalami pertumbuhan positif yaitu3,02%, 3,89% dan 4,92% (qtq) atau 12,33%, 13,19%, dan 13,69%(yoy). Loan to Deposits Ratio (LDR) pada tahun 2009 mengalamipertumbuhan positif, baik secara triwulanan maupun secara tahunanyaitu sebesar 0,92% (qtq) dan 0,41% (yoy). Sementara itu kualitaskredit yang disalurkan semakin membaik, yang tercermin darimenurunnya Non Performing Loans-Gross (NPLs) dari 3,40% padatriwulan III-2009 menjadi 2,98% pada triwulan IV-2009.

BPR di Jawa Tengah secara umum mengalami pertumbuhanyang positif. Aset, DPK dan kredit masing-masing tumbuh sebesar4,70%, 5,09% dan 1,44% (qtq) atau 14,94%, 16,53% dan 14,87%(yoy). Namun LDR BPR pada triwulan ini mengalami sedikit penurunansebesar -4,23% (qtq) menjadi 117,38%. Di sisi lain, kualitas kredit BPR(NPLs) di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 relatif sama dibandingtriwulan sebelumnya mencapai 9,13%.

Perkembangan bank umum syariah dan BPR syariah di JawaTengah pada triwulan IV-2009 menunjukkan peningkatan. BeberapaIndikator utama perbankan syariah seperti Aset dan Pembiayaanmengalami peningkatan, masing-masing sebesar 19,23% dan 9,08%(qtq) atau 43,84% dan 29,84% (yoy). DPK juga mengalamipeningkatan sebesar 10,80% dibandingkan triwulan III-2009 menjadisebesar Rp. 2,23 triliun. Kinerja perbankan syariah pada triwulan IV-2009 cukup baik, terlihat dari tingkat Financing to Deposit Ratio (FDR)sebesar 117,98%. Namun Non Performing Financing (NPF) relatif masihrendah mencapai 3,61%, meskipun sedikit meningkat dibandingkantriwulan sebelumnya.

Pada triwulan IV-2009, perkembangan umum sistempembayaran tunai di Jawa Tengah secara tahunan (yoy) mengalami netinflow. Jumlah aliran keluar (outflow) ke Kantor Bank Indonesia diwilayah Jawa Tengah secara total mengalami penurunan yang cukupsignifikan, sementara jumlah aliran uang masuk (inflow) mengalamipeningkatan. Sementara itu, nilai dan volume transaksi pembayaran

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 5

Pertumbuhanekonomi padatriwulan IV-2009diperkirakan akanmengalamipeningkatan

Tekanan inflasitriwulan IV-2009diperkirakansedikit menurun

non tunai melalui Bank Indonesia, yaitu Kliring dan Real Time GrossSettlement (RTGS), untuk wilayah Jawa Tengah pada triwulan IV –2009 ini mengalami peningkatan .

E. PROSPEK PEREKONOMIAN

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I-2010diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2009, yaitu dalam kisaran 4,5-5,0%. Secara sektoral, pertumbuhanekonomi Jawa Tengah triwulan I-2010 diperkirakan akan didorongoleh sektor industri pengolahan, sektor PHR, sektor jasa. Di sisipermintaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap didorongoleh konsumsi rumah tangga (RT) dan investasi.

Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan I-2010 diperkirakan akanmengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, dan laju inflasidiproyeksikan akan berada dalam kisaran 3,75%–4,25% (yoy).Tekanan inflasi triwulan I-2010 diperkirakan akan semakin meningkatsejalan dengan meningkatnya tekanan harga komoditas volatile foods,naiknya tekanan dari sisi permintaan sejalan dengan naiknya aktifitasekonomi, dan adanya sedikit tekanan harga dari imported inflation.

Faktor potensial yang diperkirakan dapat menjadi pemicutekanan inflasi pada triwulan I-2010 adalah harga gula pasir yangdiperkirakan akan mengalami peningkatan hingga akhir triwulan I-2010 dan harga minyak dunia yang diperkirakan masih fluktuatifselama triwulan I-2010. Selain itu, relatif tingginya curah hujan padaJanuari-Februari 2010 dikhawatirkan dapat mengganggu pasokanbeberapa komoditas penting, khususnya komoditas bahan makanan.

Terdapat beberapa faktor positif yang diharapkan dapatmenyebabkan relatif stabilnya inflasi triwulan mendatang, di tengahupaya pemulihan ekonomi yang menyebabkan naiknya tekanan hargadi sisi permintaan. Beberapa faktor positif tersebut antara lain berupa:(a) tetap stabilnya harga BBM dalam negeri meskipun harga minyakinternasional cukup fluktuatif, (b) ketersediaan stok barang kebutuhanpokok yang masih mencukupi, meskipun mulai menipis karena masapanen baru masuk pada Februari-Maret, (c) kurs rupiah yang relatifstabil, dan (d) ekspektasi masyarakat terhadap perkembangan hargayang cenderung positif hingga enam bulan ke depan.

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 6

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 7

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuhsebesar 4,71% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan padatriwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,49% (yoy). Kondisi ini terutamadisebabkan oleh pengaruh musiman, khususnya sektor pertanian yang saat ini sedangmemasuki masa tanam, serta adanya pergeseran puncak kegiatan di sektorperdagangan, hotel dan restauran (PHR) yang telah mencapai puncaknya pada triwulanIII-2009.

Namun secara umum, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah masih relatif cukupbaik, dan masih berada dalam trend peningkatan pertumbuhan setelah mengalamipenurunan tajam pada akhir tahun lalu. Dan apabila dibandingkan dengan angkapertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa Tengah relatif menunjukkanangka pertumbuhan yang lebih baik. Pada triwulan IV-2009, perekonomian nasionaldiperkirakan mencatat angka pertumbuhan sebesar 4,5%-4,7% (yoy).

3

4

5

6

7

I-04II-04III-04IV-04I-05II-05III-05IV-05I-06II-06III-06IV-06I-07II-07III-07IV-07I-08II-08III-08IV-08I-09II-09III-09IV-09*

Jateng

Nasional

Sumber : BPS dan BI, diolahKeterangan : angka pertumbuhan Tw IV-09 merupakan angka proyeksi

Grafik 1.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorongpertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini. Kondisi ini terutama disebabkanoleh banyaknya musim liburan serta masih tingginya optimisme masyarakat terhadap

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 8

kondisi ekonomi saat ini. Sementara itu, investasi pada triwulan ini diperkirakan jugamemberikan andil yang cukup signifikan pada perekonomian Jawa Tengah.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong olehpertumbuhan pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel danrestauran (PHR) serta sektor jasa. Masih berlanjutnya trend perbaikan permintaan luarnegeri, serta banyaknya musim liburan menjadi faktor penyebab peningkatan sektor-sektor tersebut. Di sisi lain, sektor pertanian mengalami perlambatan pertumbuhanpada triwulan ini dibandingkan triwulan yang lalu. Hal ini disebabkan oleh adanyamusim kemarau yang cukup panjang sehingga menyebabkan gangguan produksi padabeberapa wilayah di Jawa Tengah serta keterlambatan musim tanam.

Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah

Menurut JENIS PENGGUNAAN (YoY, persen)

No Lapangan Usaha III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09*) IV-09**)

Pertumbuhan Year on Year

1 Kons. Rumah Tangga 6.51% 4.95% 4.92% 5.25% 5.84% 5.65%a. Makanan 2.97% 2.77% 2.31% 2.09% 1.98% 2.07%b. Non Makanan 11.54% 7.96% 8.44% 9.48% 10.92% 10.34%

2 Kons. LNP 6.77% 10.27% 11.89% 10.53% 6.28% 1.61%3 Kons. Pemerintah 8.88% 8.23% 7.86% 8.95% 11.26% 12.87%4 P M T B 7.16% 7.24% 5.34% 5.00% 5.20% 6.88%5 Ekspor 1.52% 2.31% -10.17% -0.70% -12.13% 8.43%6 Impor -12.51% 13.03% -12.90% 6.47% 7.31% 14.54%

PDRB 6.39% 3.94% 4.21% 4.53% 5.49% 4.71%

Sumber : KBI Semarang dan BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000)Keterangan : *) angka sementara * *) angka sangat sementara (poyeksi KBI Semarang)

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi PermintaanDari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat menunjukkan

pertumbuhan positif pada triwulan ini. Konsumsi pemerintah, investasi serta ekspormenunjukkan pertumbuhan dibandingkan triwulan yang lalu. Sementara itu, konsumsirumah tangga yang menjadi komponen terbesar PDRB mengalami sedikit penurunandibandingkan periode sebelumnya (Tabel 1.1.)

1.1.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuhsebesar 5,65%, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 5,84% (yoy). Perlambatan ini terutama disebabkan oleh adanyapergeseran puncak konsumsi masyarakat hari raya lebaran dan tahun ajaran baru, yaitudari triwulan pada tahun sebelumnya menjadi triwulan III pada tahun 2009. Namun

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 9

secara umum, tingkat pertumbuhan pada triwulan ini masih cukup baik, dan tumbuhpositif pada tingkat yang relatif cukup tinggi pula. Indikator yang menunjukkan adanyaperlambatan konsumsi rumah tangga diantaranya adalah jumlah kamar hotel yangterjual di Jawa Tengah (lihat grafik. 1.12, pembahasan sektor perdagangan, hotel danrestauran).

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, terutama berasal dari banyaknya liburpanjang pada periode triwulan ini, yang menyebabkan peningkatan konsumsimasyarakat untuk kebutuhan rekreasi atau konsumsi lainnya. Selain itu, konsumsimasyarakat pada hari raya natal dan periode akhir tahun/ tahun baru turut pulamendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Kondisi politik dan keamanan yangcukup stabil, baik di level regional maupun nasional menciptakan optimisme danekspektasi positif masyarakat terhadap kondisi rumah tangga, sehingga secara tidaklangsung dapat pula meningkatkan konsumsi.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)KondisiEkonomiSaat Ini (IKE)EkspektasiKonsumen (IEK)

Optimis

Pesimis

Sumber : Survey Konsumen, Bank IndonesiaGrafik 1.2. Perkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen

Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut tergambar pula dari hasil SurveiKonsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang sampai dengantriwulan IV-2009. Dari grafik 1.2, terlihat bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK)berada pada level yang cukup optimis (optimis bila berada di atas 100 dan pesimis bilaangka indeks di bawah 100). Walaupun terlihat mengalami fluktuasi pada pertengahantriwulan III-2009 dan triwulan IV-2009, namun terlihat bahwa indeks hasil surveikonsumen tetap menunjukkan adanya trend pertumbuhan. Kondisi tersebut terutamadipengaruhi oleh cukup stabilnya perekonomian di level nasional, yang ditunjukkanantara lain oleh tingkat inflasi yang cukup terkendali, indeks harga saham yangmeningkat, serta kurs yang cukup stabil .

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 10

Dari sisi pembiayaan, peningkatan konsumsi rumah tangga antara laintercermin dari pertumbuhan kredit secara triwulanan untuk jenis kreditkonsumsi bank umum di Jawa Tengah (Grafik 1.3). Dari grafik tersebut terlihatbahwa kredit konsumsi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah mengalamipeningkatan. Demikian pula dari sisi kualitas kredit, juga mengalami peningkatan yangditunjukkan oleh menurunnya NPLs (kredit non lancar) kredit konsumsi di Jawa Tengah.

0

5

10

15

20

25

30

35

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09

Rp

Trily

un

-Jm

lK

red

itKredit - sb kanan NPL-sb kiri

0

1

2

3

4

5

20

08-0

12

008

-02

20

08-0

32

008

-04

20

08-0

52

008

-06

20

08-0

72

008

-08

20

08-0

92

008

-10

20

08-1

12

008

-12

20

09-0

12

009

-02

20

09-0

32

009

-04

20

09-0

52

009

-06

20

09-0

72

009

-08

20

09-0

92

009

-10

20

09-1

12

009

-12

Rptr

ilyu

n

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank IndonesiaGrafik 1.3. Perkembangan KreditKonsumsi, NPL Jenis Kredit Konsumsi danPertumbuhan qtq Kredit KonsumsiPerbankan di Wilayah Jawa Tengah

Grafik 1.4. Perkembangan Posisi GiroMilik Pemerintah pada Bank Umum diWilayah Jawa Tengah

Konsumsi pemerintah pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuhsebesar 12,87% (yoy), meningkat dibandingkan angka pertumbuhan padatriwulan III-2009 sebesar 11,26% (yoy). Hal tersebut disebabkan pada triwulan IV-2009 merupakan akhir masa tahun anggaran, sehingga realisasi pengeluaranpemerintah relatif cukup besar. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan programstimulus fiskal guna meminimalisir dampak krisis keuangan global. Program yangsebagian besar berwujud program infrastruktur ini telah terealisir pada triwulan ini,sehingga mendorong pula peningkatan pertumbuhan pengeluaran pemerintah.

Pada triwulan IV-2009, diperkirakan realisasi APBD Provinsi Jawa Tengahmencapai 91,37% dari total anggaran belanja 2009. Dari pencapaian realisasi tersebut,sebesar 40% berasal dari realisasi belanja pemerintah pada triwulan IV-2009. Walaupunkondisi ini terjadi pula di wilayah lain, namun tentunya pemerintah daerah harusmemiliki perencanaan yang cermat dan matang agar target belanja yang telahditetapkan dapat terealisir secara tepat waktu dan mempunyai multiplier effect optimalbagi perekonomian. (lihat bab keuangan daerah).

Salah satu indikator yang dapat dipergunakan untuk melihatperkembangan konsumsi pemerintah adalah posisi giro milik pemerintah yangdisimpan pada perbankan di Jawa Tengah. Pada Grafik 1.5 terlihat bahwa posisi

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 11

giro milik pemerintah pada triwulan IV-2009 menunjukkan penurunan dibandingkantriwulan sebelumnya. Penurunan tersebut merupakan indikasi adanya realisasi belanjapemerintah pada triwulan laporan.

1.1.2. Investasi

Investasi, tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada triwulanIV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 6,88% (yoy), meningkatdibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan III-2009 sebesar5,2% (yoy). Peningkatan ini diperkirakan didorong oleh belanja modal pemerintahdaerah di akhir tahun anggaran serta belanja modal oleh sektor swasta, seiring denganmembaiknya kondisi ekonomi dan dunia usaha. Belanja modal pemerintah diantaranyaberupa pembangunan sarana dan prasana jalan raya dan infrastruktur atau programfisik lainnya, sementara itu belanja modal swasta terutama untuk penambahan atauperbaikan sarana pendukung produksi/ industri.

150

200

250

300

350

400

450

500

550

Ja n-08

F eb-08

Ma r-08Apr-08

Ma y-08Jun-08

Ju l- 08

Aug- 08

Se p- 08Oc t- 08

Nov-08

Dec -08Ja n-09

F eb-09

Ma r-09Apr-09

Ma y-09Jun-09

Ju l -09

Aug- 09

Se p-09Oc t-0

9

Nov -09

Ribu

anTo

n

Perkembangan Konsumsi Semen Jawa Tengah

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09

Rp

Tril

yun

-Jm

lK

red

it

Investasi NPL-sb kiri

Sumber : Asosiasi Semen IndonesiaGrafik 1.5. Penjualan Semen di JawaTengah

Grafik 1.6. Perkembangan Kreditinvestasi di Jawa Tengah

Salah satu informasi yang dapat menjadi indikator pertumbuhan investasidiantaranya adalah pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengah, yang menunjukkanadanya tren peningkatan. Pada grafik 1.5 terlihat bahwa penjualan semen di JawaTengah mengalami trend peningkatan sejak awal tahun 2009, yang dapat menjadiindikator adanya pembangunan atau investasi baru. n Selain itu, dari sisi pembiayaanterlihat pula bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawatengah mengalami peningkatan dari sisi nominal, dan mengalami perbaikan pula darisisi kualitas kreditnya (NPLs menurun), seperti terlihat pada grafik 1.6.

1.1.3. Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri ( ekspor-impor dan perdagangan antar pulau) diwilayah Jawa Tengah pada triwulan laporan diperkirakan tetap menunjukkan tren

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 12

perbaikan. Perkembangan ekspor1 pada PDRB Jawa Tengah triwulan IV-2009menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 8,43% (yoy), meningkatdibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mengalami kontraksisebesar -12,03% (yoy). Sementara itu impor menunjukkan pula peningkatan sebesar14,54% (yoy), atau mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan apabiladibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 sebesar 7,31% (yoy).Pertumbuhan ekspor dalam perhitungan PDRB Jawa Tengah ini didorong olehpeningkatan perdagangan luar negeri akibat membaiknya permintaan luar negeri, sertaditopang pula oleh peningkatan perdagangan antar pulau karena faktor musiman akhirtahun. Wilayah Jawa Tengah merupakan salah satu penyuplai berbagai komoditasterutama hasil pertanian ke berbagai wilayah lain di Indonesia seperti Kalimantan danIndonesia Timur. Relatif stabilnya perdagangan antar pulau serta peningkatanperdagangan luar negeri tersebut menyebabkan ekspor Jawa Tengah pada triwulan initumbuh cukup signifikan.

0

100

200

300

400

500

600

Jan'

08Fe

b'08

Mrt'

08Ap

r'08

Mei

'08

Jun'

08Ju

l'08

Agst

'08

Sep'

08O

kt'0

8No

v'08

Des'0

8Ja

n'09

Feb'

09M

rt'09

Apr'0

9M

ei'0

9Ju

n'09

Jul'0

9Ag

st'0

9Se

p'09

Okt

'09

Nov'

09

Vol Ekspor Vol Impor

Nilai Ekspor Nilai Impor

Sumber : DSM Bank IndonesiaGrafik 1.7. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan

Sementara itu berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dariDirektorat Statistik Ekonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesia, kinerja ekspornon migas Jawa Tengah sampai dengan triwulan IV-2009 (data sampai dengan posisiNovember 2009) tetap menunjukkan adanya trend peningkatan terutama dari sisivolume. Sementara dari sisi nilai menunjukkan trend peningkatan pula walaupun relatifmelambat pertumbuhannya. Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan oleh KBISemarang, diketahui bahwa permintaan luar negeri tetap menunjukkan peningkatannamun beberapa partner dagang luar negeri meminta negosiasi penurunan harga

1 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negaradan antar provinsi

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 13

terkait dengan kondisi krisis keuangan global. Kondisi tersebut diperkirakan merupakanpenyebab trend peningkatan volume ekspor yang cukup signifikan dan trenpertumbuhan nilai ekspor yang agak melambat.

Berdasarkan komoditasnya, ekspor unggulan Jawa Tengah adalah pakaian jadi,perabot dan penerangan rumah, kayu dan barang dari kayu serta serat stafel.Komoditas-komoditas tersebut selama beberapa periode terakhir selalu menempatiurutan teratas dari nilai ekspor Jawa Tengah. Sementara itu berdasarkan klasifikasiHarmonized System (HS), komoditi impor non migas terbesar di Jawa Tengah adalahkapas, mesin/ pesawat mekanik, serta gandum.

Mulai tahun 2010, dengan diimplementasikan secara penuh China Asean FreeTrade Area (ACFTA), atau perdagangan bebas antara ASEAN dengan China, tentunyaakan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Saat ini, ACFTAtelah memasuki fase implementasi normal track, yang berarti hampir sebagian besarkomoditas perdagangan akan dibebaskan dari hambatan tariff yang sebelumnyaditerapkan. Kondisi tersebut tentunya berpotensi akan memberikan dampak positifmaupun negatif bagi perekonomian nasional umumnya, dan perekonomian JawaTengah pada khususnya. Implikasi positif yaang mungkin timbul adalah adanya peluanguntuk peningkatan komoditas ekspor yang menjadi unggulan wilayah kita, serta dapatpula menyebabkan penurunan harga input produksi bagi sektor industri karena imporbahan baku dapat menjadi lebih murah. Namun terdapat pula potensi negatif berupaserangan produk-produk impor dengan harga yang relatif murah, tentunya inimerupakan ancaman bagi industri lokal/ UMKM. Tentunya kondisi tersebut merupakantantangan dan peluang yang harus diantisipasi oleh semua pelaku ekonomi di JawaTengah. Selengkapnya tentang ACFTA dapat dilihat pada boks.

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari China Asean Free Trade Area dapatdilakukan beberapa langkah antisipasi seperti pengembangan UMKM yang memilikikeunggulan kompetitif, pelatihan untuk meningkatkan efisiensi produksi bagipengusaha kecil, efisiensi birokrasi dan regulasi yang dapat meningkatkan daya saingproduk lokal.

1.2. Analisis PDRB Sisi PenawaranDilihat dari sisi sektoral, perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan

IV-2009 terutama disebabkan oleh kontraksi (pertumbuhan negatif) yang terjadi padasektor pertanian. Sementara itu sektor ekonomi yang lain mengalami pertumbuhanpositif, dengan pertumbuhan tertinggi dialami sektor jasa dan sektor industripengolahan. Sedangkan berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, sektor yangmemiliki sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan tetap didominasi oleh tiga sektorutama dalam perekonomian Jawa Tengah, yaitu sektor industri pengolahan, sektorperdagangan, hotel dan restauran (PHR) serta sektor pertanian, walaupun pada triwulan

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 14

ini sektor pertanian memberikan kontribusi negatif. Ketiga sektor tersebut memilikipangsa sekitar 70% dari total PDRB Jawa Tengah, sehingga perubahan pada ketigasektor tersebut menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan pada arah PDRB JawaTengah secara keseluruhan.

Tabel 1.2.Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YoY, PERSEN)

III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09*) IV-09**)

Pertumbuhan Year on Year

1 Pertanian 7.09% 13.36% 9.74% 4.74% 7.38% -6.00%2 Pertambangan & Penggalian 5.54% 5.70% 4.96% 5.40% 3.93% 7.65%3 Industri Pengolahan 6.39% -2.37% -2.38% 1.09% 1.73% 7.02%4 Listrik, Gas & Air Bersih 4.86% 4.04% 2.60% 6.39% 6.53% 6.57%5 Bangunan 6.08% 8.44% 7.61% 6.58% 6.66% 7.19%6 Perdagangan, Hotel & Restaurant 4.95% 4.26% 4.57% 5.82% 7.39% 6.61%7 Pengangkutan & Komunikasi 9.65% 6.67% 7.11% 7.35% 6.41% 6.99%8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush.6.77% 4.96% 10.01% 8.80% 7.62% 4.80%9 Jasa-Jasa 6.69% 4.46% 7.47% 7.72% 7.74% 8.42%

Total PDRB 6.39% 3.94% 4.21% 4.53% 5.49% 4.71%

No Lapangan Usaha

Sumber : BI Semarang dan BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000)Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara (proyeksi BI Semarang)

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan IV-2009 mengalami kontraksi sebesar -6% (yoy),turun cukup signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009sebesar 7,38% (yoy). Kontraksi pada sektor pertanian ini disebabkan oleh kontraksipada sub sektor tanaman bahan makanan, karena pengaruh musim. Hal tersebutkarena pada pertiode triwulan IV-2009 terjadi pola cuaca yang cukup ekstrim, yaitumusim kemarau yang terjadi relatif lebih panjang dibandingkan periode sebelumnyaatau periode yang sama tahun lalu serta adanya curah hujan ekstrim di beberapawilayah di Jawa Tengah. Kondisi itu menimbulkan terjadinya gangguan produksi sertamenyebabkan adanya kemunduran masa tanam di beberapa wilayah di Jawa Tengah.Gangguan cuaca tersebut menimbulkan pula gangguan pada sub sektor perkebunan,dan sub sektor perikanan karena adanya ancaman gelombang tinggi yangmenyebabkan nelayan kesulitan mencari ikan. Sebagai akibatnya, secara keseluruhanproduksi sektor pertanian pada triwulan ini mengalami penurunan.

Salah satu prompt indicator produksi sektor pertanian, khususnya tanamanbahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pertanian dari BadanPusat Statistik. Dari grafik 1.13 tersebut terlihat bahwa produksi komoditas sektorpertanian, terutama padi mengalami trend penurunan. Padi merupakan komoditastabama yang memiliki bobot paling besar, sehingga penurunan produksi padi akanberpengaruh cukup signifikan terhadap produksi sub sektor tabama dan sektorpertanian secara keseluruhan.

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 15

-

10

20

30

40

50

60

70

-

1

1

2

2

3

3

4

4

5

IV-07

I-08

II-08

III-08

IV-08

I-09

II-09

III-09*)

IV-09**)

Rib

uan

Ton

Juta

anT

on

Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah

Sb Kiri- Kacang Tanah Sb Kiri- Kacang HijauSb Kanan- Padi Sb Kanan- JagungSb Kanan- Ubi kayu

Sumber : BPS, diolahGrafik 1.8. Perkiraan Produksi Tabama Jawa Tengah

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang strategis bagi perekonomian

Jawa Tengah. Selain memiliki pangsa yang cukup besar terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah, sektor pertanian merupakan sektor ekonomi

dengan jumlah tenaga kerja terbesar di Jawa Tengah. Namun demikian, sektor ini

cenderung tumbuh relatif stagnan, bahkan dalam beberapa periode mengalami trend

perlambatan pertumbuhan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Semarang beberapa waktu yang lalu, terdapat beberapa hambatan dalam

pengembangan sektor ini seperti sarana dan prasarana pendukung pertanian yang

kurang terpelihara, menurunnya minat untuk bekerja di sektor pertanian, serta persepsi

bahwa sektor ini merupakan sektor yang memiliki resiko yang tinggi. Oleh karena itu,

perlu dilaksanakan langkah-langkah yang komprehensif antar berbagai pihak dan

instansi untuk mengembangkan sektor ini.

Kebijakan yang dapat diambil untuk pengembangan dan akselerasi sektor

pertanian misalnya adalah koordinasi antar kabupaten/ kota dalam pengembangan

sarana dan prasarana pertanian, seperti saluran irigasi, waduk dan lain-lain. Selain itu

dapat pula diberikan insentif keringanan pajak daerah atas lahan yang dipertahankan

sebagai lahan lestari, sehingga mengurangi ancaman alih fungsi lahan pertanian.

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 16

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor Industri pengolahan pada triwulan IV-2009 diperkirakanmengalami pertumbuhan sebesar 7,02% (yoy). Angka ini mengalami peningkatanyang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 1,73%(yoy). Hal ini dikarenakan adanya trend pulihnya permintaan luar negeri sertapeningkatan yang cukup signifikan pada permintaan domestik. Selain itu, tingginyaangka pertumbuhan di sektor ini juga disebabkan oleh base effect, yaitu pertumbuhanpada triwulan IV-2008 yang mengalami kontraksi cukup tajam sebesar -12,37% (yoy),sehingga mengakibatkan angka pertumbuhan pada triwulan ini menjadi tinggi. Hasilliaison yang dilakukan pada beberapa industri di Jawa Tengah terutama industri TPT,menunjukkan bahwa kapasitas produksi secara umum mengalami peningkatan,terutama dari sisi volume. Selain itu permintaan domestik menunjukkan peningkatanyang cukup signifikan pula , diperkirakan terkait dengan faktor hari raya di akhirtriwulan III serta berakhirnya tahun anggaran.

Salah satu prompt indicator dari perkembangan sektor industri adalahperkembangan produksi industri pengolahan minyak di Jawa Tengah (Grafik1.14). Produksi pengolahan minyak terlihat mengalami trend peningkatan/ rebound,terutama pada produksi solar dan premium, yang dapat menjadi salah satu indikasipeningkatan aktivitas pada sektor industri.

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09*) IV-09**)

Rib

uan

KL

Rib

ua

nK

L

LPG Premium Solar Kerosin

Perkiraan Penjualan Listrik PLN(Jutaan KwH)

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

I-07

II-07

III-07

IV-07

I-08

II-08

III-08

IV-08

I-09

II-09

III-09*

IV-09**

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolahGrafik 1.9 Perkiraan Produksi IndustriPengolahan Minyak di Jawa Tengah

Grafik 1.10 Prakiraan Penjualan ListrikPLN di Jawa Tengah

Prompt indicator lain dari perkembangan sektor industri pengolahanadalah perkiraan penjualan listrik di Jawa Tengah. Data perkiraan penjualan listrikdari PLN Jawa Tengah menunjukkan trend peningkatan pada triwulan ini. Listrikmerupakan salah satu input utama yang dipergunakan oleh sebagian besar industri diJawa Tengah. Sehingga dengan adanya trend peningkatan penjualan listrik tersebutmerupakan indikasi pula adanya perkembangan positif pada sektor industri.

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 17

Sektor industri adalah sektor yang cukup penting pula dalam perekonomianJawa Tengah, karena selain memiliki pangsa terbesar dalam PDRB Jawa Tengah, sektorindustri juga memiliki peran yang cukup signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.Oleh karena itu, untuk melakukan akselerasi laju pertumbuhan perekonomian, perludiberikan perhatian khusus terhadap pengembangan sektor ini. Beberapa kebijakanyang pro pengembangan industri diantaranya terkait dengan kebijakan investasi danretribusi atau pungutan terhadap dunia usaha.

Kebijakan lain yang diterapkan adalah terkait dengan kemudahan investasi danretribusi. Contoh riil kebijakan yang dapat diambil diantaranya adalah insentif untukrealisasi komitmen investasi, insentif untuk rekrutmen tenaga kerja baru dan insentiflain untuk kegiatan perusahaan yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakatsekitar khususnya dan perekonomian daerah pada umumnya. Insentif yang diberikanmisalnya berupa pengurangan retribusi atau pajak daerah, atau kemudahan l.ain bagidunia usaha dan industri.

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Pada triwulan IV-2009 sektor PHR diperkirakan tumbuh sebesar 6,61%(yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang tercatat sebesar 7,39% (yoy). Perlambatan ini terutama disebabkan olehkarena faktor seasonal, dimana puncak kegiatan sektor ini terjadi pada triwulan yanglalu karena pergeseran hari raya lebaran pada triwulan III-2009 serta didorong pulaoleh periode ajaran baru pada triwulan yang sama. Namun apabila dilihat dari angkapertumbuhan yang terjadi, sektor PHR pada triwulan ini relatif tumbuh cukup baik,yang ditopang terutama oleh banyaknya musim liburan yang mendorong berjalannyakegiatan di sektor ini.

Prompt indicator dari perkembangan sektor ini dapat dilihat dari hasil SurveiPerdagangan Eceran dan perkiraan jumlah kamar hotel yang terjual di wilayah JawaTengah pada triwulan IV-2009. Indeks Perdagangan Eceran hasil Survei PerdaganganEceran yang dilakukan di beberapa pusat perbelanjaan di Semarang menunjukkanbahwa perkembangan indeks perdagangan eceran relatif masih baik, namun terlihatadanya trend penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kondisi tersebutmenjelaskan adanya perlambatan pada sektor PHR di triwulan ini.

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 18

0102030405060708090

050

100150200

250300350

Jan

Feb

Ma

rA

pr

Me

iJu

nJu

lA

gtSe

pO

kt

No

pD

es

Jan

Feb

Ma

rA

pr

Me

iJu

nJu

lA

gust

Sep

Ok

tN

op

De

s

2008 2009

Bhn makanan Makanan Jadi Sandang

Pendidikan dll Transpor & Kom Total - sb kanan

-

100

200

300

400

500

600

II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09

Rib

uan

mal

amka

mar

terj

ua

l

Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : BPS, diolahGrafik 1.11. Perkembangan Indeks RiilPenjualan Eceran

Grafik 1.12. Perkiraan Penjualan KamarHotel di Jawa Tengah

1.2.4. Sektor Jasa

Sektor jasa-jasa pada triwulan ini diperkirakan tumbuh sebesar 8,42%(yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yangtercatat sebesar 7,74% (yoy). Peningkatan ini diperkirakan didorong olehperkembangan sub sektor jasa pemerintahan terutama belanja pemerintah daerahterkait dengan periode akhir tahun anggaran. Sementara itu untuk sub sektor jasaswasta diperkirakan tumbuh relatif stabil.

0

1

2

3

4

5

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09

Nom

inal

Kred

it-Rp

Trily

un

Nominal Kredit NPL

Grafik 1.13 Perkembangan Penyaluran Kredit Sektor Jasa oleh Bank UmumDi Jawa Tengah

Salah satu prompt indicator pertumbuhan sektor ini dapat dilihat dariperkembangan kredit sektor jasa oleh perbankan di Jawa Tengah. Dari grafik 1.13terlihat bahwa penyaluran kredit jasa mengalami peningkatan dari sisi nominal danmengalami perbaikan pula dari sisi kualitas yang terlihat dari rasio NPLs yang membaik,yaitu berada pada level 2%.

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 19

1.2.5. Sektor Lainnya

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2009diperkirakan tumbuh melambat sebesar 4,80% (yoy). Angka ini mengalamiperlambatan dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada triwulan III-2009 yangtercatat sebesar 7,62% (yoy). Selama tiga triwulan terakhir, sektor ini cenderungmengalami perlambatan pertumbuhan. Kondisi ini diperkirakan disebabkan olehadanya perlambatan pada sub sektor perbankan, seperti misalnya perlambatanpertumbuhan penyaluran kredit perbankan.

Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 13,69%(yoy), menurun cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit pada awal tahun2009. Perlambatan pertumbuhan kredit ini ditengarai karena pihak perbankan cukupberhati-hati dalam menyalurkan kreditnya sebagai akibat dari dampak krisis keuanganglobal, serta menurunnya permintaan kredit dari korporasi besar.

TABEL 1.3PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)

yoy qtqTotal Asset - Total 113,259 116,051 121,918 125,595 12.33% 3.02%DPK - Total 90,139 92,260 93,852 97,499 13.19% 3.89%Kredit - Total 79,835 82,670 85,961 90,194 13.69% 4.92%Kredit MKM 61,734 64,898 67,102 70,157 14.64% 4.55%LDR - Perbankan (%) 88.57 89.61 91.59 92.51

NPL -Perbankan (%) 4.17 3.87 3.40 2.98

IV-09* GROWTHI N D I K A T O R I-09 II-09 III-09

Sumber : LBU dan LBPR, Bank IndonesiaKeterangan: data BPR posisi November 2009 masih bersifat sementara

Namun demikian, secara umum kinerja sub sektor perbankan masih tumbuhcukup baik dan stabil. Walaupun mengalami sedikit perlambatan, beberapa indikatorkinerja perbankan, seperti dana pihak ketiga, outstanding kredit , LDR (loan to depositratio) serta kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPL (non performing loans) masihrelatif cukup baik (Tabel 1.3).

Pada periode triwulan IV-2009, sektor bangunan diperkirakanmengalami pertumbuhan sebesar 7,19% (yoy), meningkat dibandingkanangka pertumbuhan triwulan III-2009 sebesar 6,66% (yoy). Selama beberapaperiode, sektor bangunan cenderung tumbuh tinggi pada triwulan IV karena didorongoleh mulai terealisirnya proyek-proyek pembangunan fisik pemerintah, misalnyapembangunan jalan tol, pemeliharaan jalan dan beberapa bangunan sarana publiklainnya. Selain itu, pada tahun 2009 ini di wilayah Jawa Tengah terdapat beberapaproyek-proyek besar yang termasuk di dalam sektor bangunan, seperti pembangunan

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 20

jalan tol, perbaikan dan pemeliharaan jalan provinsi dan jalan kabupaten serta berbagaiproyek infrastruktur lainnya.

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IV-2009diperkirakan tumbuh sebesar 6,99% (yoy), meningkat dibandingkanpertumbuhan triwulan III-2009. Peningkatan ini disebabkan oleh banyaknya programpromosi dari berbagai operator telekomunikasi yang menyebabkan pendapatanoperator meningkat. Selain itu banyaknya musim liburan di triwulan IV-2009 turutmendorong pertumbuhan pada sektor ini. Data yang dapat menjadi indikatorperkembangan sektor ini adalah kunjungan kapal ke pelabuhan dan jumlahpenumpang pesawat melalui bandara di Jawa tengah. Dari data tersebut terlihat bahwaterdapat peningkatan jumlah kapal dan kunjungan penumpang pada triwulan IV-2009.

-

50

100

150

200

250

300

350

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09Pe

num

pang

Psw

tUda

ra-R

ibua

nO

rang

Kunjungan Kapal-sb kiri

Penumpang Pswt Udara-sb Kanan

Kunj

unga

nKap

al

Sumber : BPS, diolahGrafik 1.14 Estimasi Kunjungan Kapal ke Pelabuhan di Wilayah Jawa Tengah

dan Jumlah Penumpang Pesawat melalui Bandara di Jawa Tengah

Sektor listrik, gas dan air (LGA) diperkirakan mengalami pertumbuhansebesar 6,57% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2009sebesar 6,57%. Peningkatan kegiatan industri diperkirakan menjadi salah satupendorong peningkatan sektor ini, terutama sub sektor listrik. Sementara itu sub sektorair bersih diperkirakan tumbuh stabil dibandingkan periode yang lalu, diantaranyakarena masih terpengaruh oleh efek kenaikan tarif PDAM yang berlangsung secarabertahap. Prompt indicator dari perkembangan sektor ini diantaranya adalahperkiraan penjualan listrik oleh PLN, sebagaimana telah diuraikan pada pembahasanperkembangan sektor industri (Grafik 1.10).

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 21

BOKSTANTANGAN DAN PELUANG PENERAPAN ACFTA

Hubungan ASEAN-China telah dimulai sejak ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-24 pada bulan Juli 1991 di Kuala Lumpur Malaysia. Kerjasama terjalin semakin erat sejakditandatanganinya Deklarasi Bersama antara Kepala Negara/Pemerintah ASEAN dan Chinadalam Kerjasama Strategis untuk Perdamaian dan Kesejahteraan dalam acara ASEAN-ChinaSummit ke-7 pada Oktober 2003 di Bali, Indonesia. Selanjutnya, dalam periode 2005-2010disusun Rencana Aksi untuk menerapkan Deklarasi Bersama tersebut. Rencana Aksi tersebutberisi master plan untuk memperluas dan memperdalam hubungan kerjasama ASEAN-Chinadalam kerangka memperkuat kerjasama strategis untiuk perdamaian, pembangunan dankesejahteraan regional. ASEAN dan China telah sepakat dalam 11 hal area kerjasama yangmenjadi prioritas, yaitu energi, transportasi, budaya, kesehatan masyarakat, pariwisata,pertanian, teknologi informasi, investasi, SDM, pembangunan sungai Mekong danlingkungan hidup.

Zona Perdagangan Bebas ASEAN-China atau ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA)

telah implementasikan sejak tanggal 1 Januari 2010. ASEAN dan China menyetujui

dibentuknya ACFTA melalui dua tahapan waktu, yaitu: (1) tahun 2010 dengan melibatkan 6

negara ASEAN atau biasa disebut ASEAN-6, yang meliputi Thailand, Malaysia, Singapura,

Indonesia, Filipina dan Brunei Darussalam; serta (2) tahun 2012 melibatkan 4 negara lain di

ASEAN meliputi Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar.

Sidang AEM (ASEAN Economic Ministers Meeting) ke-36 di Jakarta pada September

2004 menghasilkan kesepakatan perdagangan dalam barang dan jasa, serta pokok-pokok

pemecahan sejumlah masalah yang kemudian diformalkan ke pertemuan di Laos. Dalam

rangka ACFTA, kebanyakan barang yang diperdagangkan antara Indonesia dan China

implementasi penurunan/penghapusan tarifnya sebanyak 5.250 kategori produk, dilakukan

mengikuti skema dan waktu sebagai berikut:

1. Early Harvest Program (EHP) yang mulai diberlakukan per 1 Januari 2004 secara

bertahap dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, tarif bea masuknya produk yang

mencakup EHP sejumlah 449 produk menjadi nol persen (0%).

2. Normal Track I, sejumlah 3.913 kategori produk dengan penurunan tarif bea

masuk menjadi nol persen (0%) mulai tahun 2005.

3. Normal Track II, sejumlah 490 kategori produk dengan penurunan bea masuk

mulai tahun 2012.

4. Sensitive/Higly sensitive sebanyak 398 kategori produk yang jumlah penurunannya

masih dirundingkan lebih rinci.

Meskipun ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi krisis, namun tidak

dapat dipungkiri bahwa daya saing ekonomi Indonesia masih relatif mengkhawatirkan

dibandingkan negara-negara lain. Pengertian daya saing disini tidak hanya terbatas pada

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 22

kemampuan produk Indonesia dalam melakukan penetrasi pasar global dan hanya dikaitkan

dengan permasalahan seperti pergerakan nilai tukar, rendahnya tingkat upah, disparitas

inflasi dengan negara pesaing. Berbagai permasalahan masih membayangi kemampuan

kapasitas ekonomi Indonesia untuk dapat bergerak lebih cepat untuk dapat memetik

peluang yang ada. Permasalahan yang masih kita hadapi diantaranya struktur ekspor yang

masih berbasis produk primer, sektor industri yang lemah daya saingnya di pasar global dan

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan domestik, serta adanya permasalahan

infrastruktur. Berdasarkan analisis Danareksa Research Institute, dengan menggunakan

program Global Trade Analysis Project (GTAP), akan terjadi penurunan untuk sektor

sebagaimana terlihat dalam Tabel 1 di bawah ini.Tabel 1. Sepuluh Sektor yang Paling Dirugikan

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 23

Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah padatriwulan IV-2009 mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan dengantriwulan III-2009. Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 3,32% (yoy),sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,20%.Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah padatriwulan IV-2009 adalah sebesar 0,39% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulansebelumnya sebesar 1,87%.

Sumber tekanan inflasi secara tahunan pada triwulan laporan berasal darikelompok makanan jadi, kelompok sandang dan kelompok bahan makanan.Sementara itu, faktor yang mempengaruhi penurunan laju inflasi tahunan dalamtriwulan ini adalah kelompok transpor yang mengalami penurunan Indeks HargaKonsumen (IHK) cukup signifikan (-3,40%). Adapun penurunan inflasi kuartalan padatriwulan laporan disebabkan oleh penurunan IHK kelompok bahan makanan dankelompok transpor.

Dalam triwulan ini, inflasi kuartalan (qtq) di Jawa Tengah tercatat lebih rendahdari inflasi kuartalan nasional yang tercatat sebesar 0,49% (qtq). Apabila dilihatsecara tahunan (yoy), inflasi Jawa Tengah tercatat lebih tinggi dari angka inflasinasional yang sebesar 2,78% (yoy). Perkembangan ini memberi sinyal kepadapengambil kebijakan ekonomi di Jawa Tengah agar lebih memperhatikan stabilitasharga barang dan jasa. Sebagai perbandingan, laju inflasi Jateng dalam lima tahunterakhir (2003-2008) selalu berada di bawah inflasi nasional, sementara pada tahun2009 lebih tinggi dari inflasi nasional (Tabel 2.1.).

TABEL 2.1INFLASI JAWA TENGAH DIBANDINGKAN NASIONAL

TAHUN 2003-2009WILAYAH 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jateng 4,45 5,75 15,97 6,50 6,24 9,55 3,32

Nasional 5,16 6,40 17,11 6,60 6,59 11,06 2,78Sumber: BPS

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 24

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008 2009

Jateng (yoy)Nasional (yoy)Jateng (qtq)Nasional (qtq)

Sumber: BPS, diolahGRAFIK 2.1.

PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN (YOY) DAN KUARTALAN (QTQ)JAWA TENGAH DAN NASIONAL

Melihat perkembangan inflasi tahunan Jawa Tengah yang lebih tinggi dariinflasi nasional tersebut, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah perlu menjadisalah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkaityang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi JawaTengah pada tahun 2010. Dengan menjaga laju inflasi dalam level yang rendah danstabil, diharapkan dapat memberikan kenyamanan berusaha dan dalam jangkapanjang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.1. Inflasi Berdasarkan KelompokInflasi berdasarkan kelompok barang secara kuartalan menunjukkan

penurunan pada triwulan IV-2009. Penurunan inflasi kuartalan pada triwulan laporanini disebabkan oleh penurunan permintaan masyarakat yang kembali normal pascabulan puasa dan hari raya Lebaran, serta pasokan bahan makanan yang memadai.Hal ini terlihat dari penyebab utama penurunan inflasi kuartalan Jawa Tengahtriwulan ini yang berasal dari penurunan harga komoditi kelompok bahan makanandan kelompok transportasi.

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)Secara kuartalan, kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada

kelompok sandang (1,53%), diikuti oleh kelompok makanan jadi (1,18%) dankelompok perumahan (0,99%). Adapun kelompok barang dan jasa yang memberikanandil deflasi adalah kelompok bahan makanan dan kelompok transpor masing-masing sebesar -0,77% dan -0,31% (Tabel 2.2.).

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 25

TABEL 2.2.INFLASI JAWA TENGAH KUARTALAN

BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASASERTA SUBKELOMPOK YANG MENGALAMI INFLASI TERTINGGI (PERSEN; QTQ)

NO KELOMPOK Sep-08 Des-08 Sep-09 Des-09UMUM / TOTAL 2,89 0,28 1,87 0,39

1 BAHAN MAKANAN 3,24 0,07 3,94 -0,77PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 0,40 1,31 0,93 3,82KACANG-KACANGAN -0,93 0,45 0,37 0,07

2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 4,63 0,92 2,49 1,18TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 8,78 2,41 1,84 2,61MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 0,77 0,24 8,72 1,14

3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3,32 1,77 0,35 0,99BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 6,31 2,11 0,96 1,44BIAYA TEMPAT TINGGAL 2,52 1,94 0,19 0,91

4 SANDANG 1,71 1,76 1,28 1,53BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -0,45 7,34 -0,32 6,55SANDANG LAKI-LAKI 3,20 0,36 1,58 0,44

5 KESEHATAN 0,81 2,56 0,16 0,65OBAT-OBATAN 0,29 1,06 0,16 4,48JASA KESEHATAN 0,11 5,86 0,12 0,00

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 2,66 0,84 2,27 0,01OLAHRAGA 2,30 0,33 0,04 0,44REKREASI 0,47 1,35 0,80 0,11

7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0,65 -3,92 1,15 -0,31SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0,40 0,14 0,16 0,48JASA KEUANGAN 6,57 0,11 0,77 0,00

Sumber : BPS, diolah

Berikut ini adalah uraian perkembangan 5 (lima) kelompok barang dan jasatersebut, baik yang memberikan sumbangan inflasi maupun yang mengalamipenurunan IHK.

a. Kelompok Bahan MakananKelompok bahan makanan mengalami perubahan IHK yang menurun pada

triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan IHK kelompok bahanmakanan terutama disebabkan oleh penurunan IHK subkelompok ikan segar (-5,33%), subkelompok daging dan hasil-hasilnya (-4,21%), dan subkelompok sayur-sayuran (-3,28%). Sementara itu, subkelompok yang mengalami peningkatan IHKadalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (3,82%) dansubkelompok kacang-kacangan (0,07%). Beberapa komoditi yang memberikansumbangan inflasi dalam kelompok bahan makanan antara lain adalah cabe merah,cabe rawit, cabe hijau, bawang merah, dan bawang putih. Sedangkan komoditi yangmemberikan sumbangan deflasi dalam triwulan ini antara lain adalah minyak goreng,daging ayam ras, telur ayam ras, pisang, udang basah dan ikan mujair.

Relatif stabilnya harga bahan makanan antara lain didukung pula olehcukupnya pasokan bahan makanan khususnya beras pada triwulan IV-2009 di Bulog

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 26

yang tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan data Perum Bulog Divisi Regional(Divre) Jawa Tengah, pengadaan stok pangan khususnya beras oleh Bulog mengalamipeningkatan. Stok bahan pangan (khususnya beras) yang dimiliki Bulog Jateng sampaidengan Desember 2009 mencapai lebih dari prognosa sebesar 650.000 ton, ataucukup aman untuk memenuhi konsumsi masyarakat kelas bawah selama 10 bulan kedepan.

Perkembangan harga komoditi dunia juga mempengaruhi harga bahanmakanan, yang diketahui bahwa indeks harga komoditi dunia pada tahun 2009cenderung lebih rendah dari tahun 2008. Meskipun pada triwulan IV-2009mengalami kenaikan, namun peningkatan tersebut masih belum terlalu signifikan(Grafik 2.2.). Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang, hargabeberapa komoditi cenderung mengalami penurunan, seperti daging ayam ras, telurayam ras, dan cabe merah. Sedangkan harga beras cenderung mengalami kenaikanyang cukup signifikan pada minggu terakhir triwulan IV-2009 (Grafik 2.3.).

Sumber: IMF Sumber: IMFGRAFIK 2.2.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KOMODITI DUNIA

Sumber: SPH KBI Semarang Sumber: SPH KBI SemarangGRAFIK 2.3.

PERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITI BAHAN MAKANANHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANG

b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008 2009

Indeks Komoditas Makanan (Dunia)

7.200

7.250

7.300

7.350

7.400

7.450

7.500

7.550

7.600

7.650

7.700

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov-09 Des-09

Beras

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun -09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov-09 Des-09

Daging Ayam RasTelur Ayam RasCabe Merah

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

2007 2008 2009

Indek Harga Komoditi Dunia

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 27

Pada kelompok makanan jadi, kenaikan IHK tertinggi terjadi padasubkelompok tembakau dan minuman beralkohol (2,61%) dan subkelompokminuman yang tidak beralkohol (1,14%). Kenaikan ini lebih dipicu oleh tingginyakenaikan harga komoditi gula pasir, rokok kretek, rokok kretek filter, nasi, mie,martabak dan sate. Kenaikan harga gula pasir domestik dipengaruhi antara lain olehperkembangan harga gula pasir dunia (imported inflation) yang mengalami kenaikanharga sejak awal tahun 2009 (lihat Grafik 2.4.) Peningkatan harga gula pasirinternasional ini disebabkan oleh kurangnya pasokan gula pasir internasional darinegara pemasok utama, seperti Brasil dan India.

Sumber: IMF dan SPH KBI SemarangGRAFIK 2.4.

PERKEMBANGAN HARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANG

c. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPada kelompok ini, kenaikan IHK tertinggi terjadi pada subkelompok bahan

bakar, penerangan dan air (1,44%) dan subkelompok biaya tempat tinggal (0,91%).Kenaikan ini lebih dipicu oleh tingginya kenaikan harga komoditi elpiji, bahanbangunan (pasir, batu bata, cat tembok, besi baja), sewa/ kontrak rumah, dan upahpembantu RT. Imported inflation ikut berpengaruh juga terhadap kelompok ini,khususnya harga bahan bangunan terutama logam (Grafik 2.5.)..

0

5

10

15

20

25

30

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008 2009

Perkembangan Harga Gula Dunia dan Domestik

Semarang - Rp per Kg (axis kiri)

Dunia- US Cent per pound (axis kanan)

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 28

Sumber: IMFGRAFIK 2.5.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA LNG INDONESIA DAN KOMODITI LOGAM DI DUNIA

d. Kelompok SandangKenaikan IHK kelompok sandang pada triwulan ini disebabkan oleh

peningkatan IHK subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya (6,55%) dansubkelompok sandang laki-laki (0,44%). Komoditi penyumbang inflasi terbesar dalamkelompok ini adalah emas perhiasan. Berdasarkan SPH KBI Semarang, harga emasperhiasan 22 karat pada akhir triwulan IV-2009 mencapai di atas Rp300 ribu pergram, naik 10,8% dari akhir triwulan III-2009 dalam kisaran Rp270 ribu. Hal inidipengaruhi oleh perkembangan harga emas dunia yang menyentuh USD1.134,75per troy once pada akhir triwulan IV-2009 (Grafik 2.6.).

Sumber: USAGold dan SPH KBI SemarangGRAFIK 2.6.

PERKEMBANGAN HARGA EMAS DUNIA DAN LOKAL

0

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

2007 2008 2009

Harga LNG Indonesia di Dunia

USD per m3

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

2007 2008 2009

Indeks Harga Komoditi Logam

0

200

400

600

800

1.000

1.200

0

50 .000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008 2009

Perkembangan Harga Emas

Lokal (Rp / gr) - axis kiri

Internasional(USD/ troy once) - axis kanan

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 29

e. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa KeuanganKelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan ini

mengalami penurunan IHK dari triwulan sebelumnya sebesar -0,31% (qtq).Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan IHK subkelompok transporsebesar -0,52%. Adapun subkelompok yang mengalami peningkatan IHK adalahsubkelompok sarana dan penunjang transpor yang naik 0,48%. Komoditipenyumbang deflasi terbesar dalam kelompok ini adalah bensin pertamax danpertamax plus yang mengikuti harga minyak dunia. Harga minyak dunia pada akhirtriwulan IV-2009 tercatat relatif stabil dalam kisaran USD 74 s.d. USD 77 per barel(Grafik 2.7.).

Sumber: IMFGRAFIK 2.7.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA ENERGI DUNIA

Melihat perkembangan harga berbagai komoditi dunia sebagaimana tersebutdi atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh harga komoditi dunia memberikanpengaruh yang cukup signifikan terhadap inflasi Jateng (imported inflation). Beberapakomoditi tersebut antara lain gula pasir, minyak goreng, besi baja (logam), emas, danbakar bakar rumah tangga. Untuk itu, perhatian terhadap pasokan dan distribusibeberapa komoditi tersebut perlu ditingkatkan untuk meminimalkan pengaruhnyaterhadap inflasi domestik, karena harga beberapa komoditi dunia tersebutdiperkirakan akan meningkat pada tahun 2010.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari Survei Pemantauan Harga (SPH) KBISemarang yang dilakukan setiap minggu, dapat diperoleh informasi terkait dengankondisi harga beberapa komoditi penting pada triwulan IV-2009. Secara umum,harga beberapa komoditi penting relatif stabil dengan kecenderungan meningkat,meskipun pasokan cukup memadai. Kondisi harga beberapa komoditi tersebut dapatdilihat dalam Tabel 2.3.

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008 2009

Indeks Harga Energi Dunia

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008 2009

Harga Minyak Dunia

USD perbarel

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 30

TABEL 2.3.KONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITI PENTING

Komoditi Kondisi Harga Faktor Penyebab KeteranganBeras Stabil - Stok beras masih

mencukupi- Stok beras di gudang Bulog

Jateng mampu memenuhikebutuhan 10 bulan ke depan

Daging sapi Relatif stabil - Permintaan naik - Stok daging sapi mencukupiDaging ayam Relatif stabil - Permintaan naik - Stok daging ayam mencukupiTelur ayam ras Cenderung naik - Permintaan naik - Stok telur ayam ras

mencukupiMinyak goreng Relatif stabil,

cenderung naik- Stok memadai,

permintaan turun- Pengaruh harga CPO

internasional

-

Bawang merah Cenderung naik - Pasokan memadai- Permintaan stabil

-

Gula pasir Cenderung naik - Pengaruh hargainternasional

-

Emas perhiasan Relatif stabil,cenderung naik

- Pengaruh hargainternasional

-

Sumber: SPH KBI Semarang

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)

Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar

3,32% (yoy), sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 3,20% (yoy).

Tekanan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi (7,53%), diikuti oleh

kelompok sandang (5,70%), dan kelompok bahan makanan (3,75%). Sementara itu,

kelompok transpor mengalami deflasi sebesar -3,40% (Tabel 2.4.). Pembahasan

selanjutnya akan diuraikan 3 (tiga) kelompok barang dan jasa yang mengalami inflasi

tahunan tertinggi pada triwulan ini.

a. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi bersumber dari kenaikan harga

pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol (20,65%), serta subkelompok

tembakau dan minuman beralkohol (7,26%). Kenaikan pada kelompok ini

disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi makanan jadi seperti gandum,

kedelai, rokok kretek, rokok kretek filter, makanan ringan, dan gula pasir.

b. Kelompok Sandang

Kenaikan IHK pada kelompok sandang terutama bersumber dari kenaikan

harga di subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya (15,72%), serta sandang

laki-laki sebesar 3,67% (Tabel 2.4). Kenaikan harga barang pribadi dan sandang

lainnya terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan, sejalan dengan

perkembangan harga emas internasional. Sementara kenaikan harga sandang laki-laki

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 31

disebabkan oleh kenaikan harga baju kaos, celana panjang jeans, kemeja panjang

batik dan sepatu.

c. Kelompok Bahan Makanan

Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh kenaikan

harga di subkelompok bumbu-bumbuan (22,30%) dan subkelompok daging dan

hasil-hasilnya (6,98%). Kenaikan IHK subkelompok bumbu-bumbuan terutama

dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditi seperti bawang merah, bawang putih dan

cabe merah. Sementara itu, kenaikan IHK subkelompok daging dan hasil-hasilnya

disebabkan oleh kenaikan harga daging ayam ras dan daging sapi.

TABEL 2.4.INFLASI JAWA TENGAH TAHUNAN

BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASASERTA SUBKELOMPOK YANG MENGALAMI KENAIKAN IHK TERTINGGI (PERSEN; YOY)

NO KELOMPOK Sep-08 Des-08 Sep-09 Des-09UMUM / TOTAL 10.21 9.55 3.20 3.32

1 BAHAN MAKANAN 16.71 12.91 4.63 3.75BUMBU-BUMBUAN 4.09 -7.93 31.34 22.30DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 29.52 27.10 7.85 6.98

2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 13.17 12.90 7.25 7.53MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 2.65 2.76 19.57 20.65TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 16.89 18.55 7.06 7.26

3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 12.77 13.46 4.29 3.49BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 16.31 18.62 5.20 4.51PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 7.73 7.12 3.24 3.68

4 SANDANG 8.78 7.06 5.94 5.70BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 16.86 14.88 16.58 15.72SANDANG LAKI-LAKI 8.17 5.82 3.58 3.67

5 KESEHATAN 6.13 7.68 5.37 3.40OBAT-OBATAN 12.04 12.77 3.49 6.99JASA KESEHATAN 1.34 7.05 9.80 3.72

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 4.44 4.93 3.30 2.45JASA PENDIDIKAN 4.14 4.39 4.06 3.32REKREASI 8.30 9.04 2.79 1.53

7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 11.92 7.14 -6.90 -3.40SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 1.97 2.02 0.57 0.91JASA KEUANGAN 16.16 16.30 0.89 0.77

Sumber : BPS, diolah

Apabila dilihat komoditi penyebab inflasi setiap bulannya, BPS mencatat

beberapa komoditi yang menjadi pemicu utama inflasi triwulan ini, terutama berasal

dari kelompok makanan jadi dan kelompok bahan makanan. Beberapa komoditi yang

tercatat sebagai pemicu inflasi dalam kelompok bahan makanan antara lain adalah

cabe merah, beras, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, sayur-sayuran dan

buah-buahan. Dalam kelompok makanan jadi, komoditi yang menjadi pemicu utama

inflasi triwulan ini di antaranya gula pasir, rokok kretek, rokok kretek filter, makanan

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 32

ringan, mie dan sate. Sementara itu, komoditi yang menyumbang inflasi dalam

kelompok sandang adalah emas perhiasan. Beberapa komoditi penyebab inflasi Jawa

Tengah pada triwulan IV-2009 secara lebih lengkap dapat dilihat dalam Tabel 2.5.

TABEL 2.5.BEBERAPA KOMODITI PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN

PADA TRIWULAN IV-2009

No Oktober November Desember1. Kelompok Bahan Makanan

Cabe merah Cabe rawit Cabe hijau Bawang putih Beras Kacang panjang Bayam

Bawang merah Pepaya Bawang putih Daging kambing Kacang hijau

Beras Telur ayam rasMinyak goreng

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan tembakau Mie Makanan ringan / snack Gulai Gula pasir Rokok kretek filter Rokok kretek Rokok putih

Sate Martabak

Gula pasir Rokok kretek Rokok kretek filter

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Bahan bakar RT (elpiji) Tarif air minum PDAM Pasir Papan Batu bata

Batu bata Papan Pasir Cat tembok

Bahan bakar RT(minyak tanah)

Sewa / kontrak rumah Upah pembantu RT

4. Kelompok Sandang Emas perhiasan Emas perhiasan Emas perhiasan

5. Kelompok Kesehatan Obat dengan resep Obat dengan resep

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Tarif angkutan udara

Sumber : BPS, diolah

Namun demikian, BPS juga mencatat beberapa komoditi yang mengalamipenurunan harga atau memberikan andil deflasi pada triwulan ini, antara lain minyakgoreng, daging ayam ras, udang basah, bayam, angkutan antar kota, tarif kereta api,dan bensin pertamax / pertamax plus. Beberapa komoditi yang memberikan andilpenurunan harga (deflasi) Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 secara lebih lengkapdapat dilihat dalam Tabel 2.6.

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 33

TABEL 2.6.BEBERAPA KOMODITI YANG MENGALAMI PENURUNAN IHK (DEFLASI)

PADA TRIWULAN IV-2009

Oktober November Desember Minyak goreng Daging ayam ras Udang basah Mujair Pisang Anggur Angkutan antar kota Tarif kereta api Bensin (pertamax/ pertamax plus)

Daging ayam ras Cabe merah

Bawang merah Cabe merah

Sumber : BPS dan SPH KBI Semarang

Perkembangan harga beberapa komoditi tersebut sesuai dengan hasil SurveiPemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Semarang setiap minggu di beberapapasar tradisional dan pasar modern di kota Semarang, yang secara umummenunjukkan peningkatan harga selama triwulan IV-2009. Perkembangan hargabeberapa komoditi strategis hasil SPH yang dilakukan KBI Semarang setiap minggu dibeberapa pasar tradisional dan pasar modern di kota Semarang dapat dilihat padaGrafik 2.8.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov-09 Des-09

Daging Ayam RasTelur Ayam RasCabe Merah

7. 200

7.250

7.300

7.350

7.400

7.450

7.500

7. 550

7.600

7.650

7.700

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov-09 Des -09

Beras

230.000

240.000

250.000

260.000

270.000

280.000

290.000

300.000

310.000

320.000

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov-09 Des-09

Emas Perhiasan

Emas Perhiasan 18 karatEmas Perhiasan 22 karat

71.000

72.000

73.000

74.000

75 .000

76.000

77.000

78.000

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt -09 Nov-09 Des-09

Harga Bahan Bakar Rumah Tangga

Minyak TanahLPG 3 kgLPG 12 kg

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov -09 Des-09

Gula PasirGula Pasir SHS PutihGula Pasir SHS KuningGula Pasir Gula Bermerk

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Okt-09 Nov-09 Des-09

Minyak Goreng

CurahMerk 1Merk 2

GRAFIK 2.8.PERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITI STRATEGIS

HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANG

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 34

Berdasarkan Survei Konsumen, sebagian besar responden memperkirakandalam triwulan ini akan terjadi inflasi tahunan yang sedikit meningkat dibandingkantriwulan sebelumnya. Menurut responden, kenaikan harga diperkirakan akan terjadipada semua kelompok barang, dengan kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadipada kelompok makanan jadi, disusul oleh kelompok perumahan dan kelompoksandang. Perkembangan ekspektasi inflasi hasil Survei Konsumen dibandingkandengan inflasi tahunan Jawa Tengah aktual setiap bulan dapat dilihat pada grafik 2.9.

120

130

140

150

160

170

180

190

200

0

2

4

6

8

10

12

4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008 2009

Ekspektasi InflasiInflasiAktual (%)

Inflasi Aktual (yoy, %)

Ekspektasi Inflasi (indeks)

Sumber: KBI Semarang dan BPSKeterangan: indeks = (%turun - % naik) + 100

GRAFIK 2.9.PERKEMBANGAN EKSPEKTASI INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN

DAN INFLASI TAHUNAN AKTUAL DI JAWA TENGAH

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa TengahInflasi kuartalan (qtq) di empat kota di Jawa Tengah (Semarang, Surakarta,

Purwokerto, Tegal) pada triwulan ini mengalami penurunan di semua kota.Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) di empat kota tersebut pada triwulan inimengalami peningkatan di tiga kota (Semarang, Surakarta dan Tegal). Adapun inflasitahunan satu kota lainnya, yaitu kota Purwokerto, mengalami penurunan. Analisismengenai inflasi 4 kota tersebut akan diuraikan di bawah ini.

2.2.1. Inflasi Kuartalan (qtq)

Berdasarkan penghitungan BPS, laju inflasi kuartalan (qtq) empat kota di JawaTengah yaitu di kota Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan IV-2009 masing-masing sebesar 0,41%, 0,14%, 0,73% dan 0,47%. Dibandingkandengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat bahwa laju inflasi kuartalan di empat

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 35

kota tersebut mengalami penurunan. Hal itu menggambarkan bahwa tekanan hargayang cukup tinggi selama triwulan IV-2009 terjadi di semua kota.

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, BPS mencatat bahwa penurunan lajuinflasi kuartalan pada triwulan IV-2009 terutama dipicu oleh penurunan IHKkelompok bahan makanan, kelompok kesehatan dan kelompok transpor. Sementaraitu, laju inflasi kuartalan dipicu oleh kenaikan IHK kelompok makanan jadi dankelompok sandang.

Komoditi kelompok makanan jadi yang memberikan sumbangan inflasi cukupnyata adalah yang termasuk pada subkelompok minuman tidak beralkohol sertasubkelompok tembakau dan minimal beralkohol. Komoditi dalam kelompok sandangyang mengalami kenaikan harga cukup signifikan terutama yang termasuk dalamsubkelompok barang pribadi dan sandang lainnya, terutama komoditi emasperhiasan. Perkembangan inflasi kuartalan empat kota di Jawa Tengah berdasarkankelompok barang dan jasa dapat dilihat pada Tabel 2.7.

TABEL 2.7.INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; QTQ)No KELOMPOK Sep-08 Dec-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Des-09

SEMARANGUMUM / TOTAL 2,83 0,18 0,72 0,06 0,69 0,93 1,96 0.41

1 BAHAN MAKANAN 4,25 0,36 1,34 -1,78 0,62 1,77 4,41 -1.032 MAKANAN JADI 3,94 0,98 1,76 1,38 0,98 1,20 2,27 1.253 PERUMAHAN 2,19 1,33 2,32 0,40 0,58 0,43 0,47 1.124 SANDANG 2,71 1,64 4,02 0,02 0,74 1,06 1,90 1.565 KESEHATAN 0,71 2,64 0,79 0,42 0,37 0,36 0,10 1.026 PENDIDIKAN 3,58 0,6 0,15 -0,08 1,08 1,05 1,84 -0.047 TRANSPOR 1,02 -4,07 -4,82 0,57 0,46 0,26 1,34 -0.05

SURAKARTAUMUM / TOTAL 1,74 0,13 0,78 0,47 0,65 0,75 1,21 0.14

1 BAHAN MAKANAN 2,06 -0,85 3,35 0,92 1,67 1,34 2,05 -0.172 MAKANAN JADI 0,94 0,29 1,65 0,96 0,82 1,10 2,22 0.723 PERUMAHAN 3,98 3,34 0,76 0,03 0,03 0,24 0,30 0.284 SANDANG 0,81 0,93 0,67 -0,42 -0,42 -0,08 -0,17 0.555 KESEHATAN 0,58 3,95 0,01 1,07 0,53 0,03 0,16 0.296 PENDIDIKAN 1,56 0,03 -4,70 0,19 0,68 1,52 1,58 0.007 TRANSPOR -0,22 -4,44 0,78 0,10 0,27 0,33 0,68 -0.37

PURWOKERTOUMUM / TOTAL 3,53 1,16 0,78 0,11 0,34 0,63 1,17 0.73

1 BAHAN MAKANAN 0,81 2,42 0,97 -1,67 -0,36 0,14 2,12 -0.112 MAKANAN JADI 4,79 2,20 1,35 2,52 1,95 1,08 0,65 0.723 PERUMAHAN 8,68 1,69 -0,30 -0,01 0,00 0,54 0,64 2.484 SANDANG 0,77 1,26 5,88 -1,30 -0,28 0,08 -0,22 2.445 KESEHATAN 1,21 0,24 14,6 1,08 0,73 0,59 0,06 -0.156 PENDIDIKAN 1,19 2,86 0,14 0,14 0,13 3,08 3,32 0.277 TRANSPOR 0,77 -4,07 -4,33 0,14 -0,06 -0,07 1,02 -1.06

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 36

LANJUTAN TABEL 2.7.

No KELOMPOK Sep-08 Dec-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Des-09TEGAL

UMUM / TOTAL 5,16 0,45 1,05 1,05 0,71 0,97 1,20 0.471 BAHAN MAKANAN 1,94 -1,52 1,31 -1,06 1,25 3,55 3,18 -1.042 MAKANAN JADI 16,53 0,86 2,62 5,63 0,81 0,14 1,07 1.913 PERUMAHAN 4,55 1,16 1,06 0,35 0,63 0,07 0,01 0.544 SANDANG -1,58 4,56 2,61 -3,41 1,29 1,07 -0,24 2.575 KESEHATAN 1,48 1,08 1,09 0,85 0,27 0,25 0,34 -0.056 PENDIDIKAN 0,82 2,28 0,15 0,42 -0,10 1,40 4,33 0.107 TRANSPOR 0,30 -1,84 -2,99 0,05 0,01 0,11 0,31 -1.04

Sumber : BPS, diolahKeterangan : angka inflasi per kelompok adalah hasil olahan KBI Semarang berdasarkan data IHK

yang diperoleh dari BPS

2.2.2. Inflasi Tahunan (yoy)

Berdasarkan penghitungan BPS, laju inflasi tahunan (yoy) empat kota di JawaTengah yaitu di kota Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan IV-2009 masing-masing sebesar 3,19%, 2,63%, 2,83% dan 5,83%. Dibandingkandengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat bahwa laju inflasi di keempat kotatersebut mengalami peningkatan, kecuali kota Purwokerto yang mengalamipenurunan.

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, BPS mencatat bahwa laju inflasitahunan di Kota Semarang pada triwulan IV-2009 terutama dipicu oleh kenaikan IHKkelompok sandang, kelompok makanan jadi, dan kelompok perumahan dengankenaikan IHK masing-masing sebesar 7,67%, 6,83% dan 4,37% (Tabel 2.8.). Di kotaSurakarta, inflasi tahunan pada triwulan ini terutama dipicu oleh kenaikan IHKkelompok bahan makanan (6,25%), diikuti oleh kelompok makanan jadi (5,65%) dankelompok perumahan (2,28%).

Inflasi tahunan kota Purwokerto dalam triwulan laporan terutama disebabkanoleh kenaikan IHK pada kelompok kesehatan sebesar 15,74%, diikuti oleh kelompoksandang (6,82%) dan kelompok makanan jadi (5,34%). Sementara itu, kota Tegaldicatat oleh BPS sebagai kota yang memiliki inflasi tahunan tertinggi dibandingkandengan tiga kota lainnya dalam triwulan ini, yaitu sebesar 5,83%. Dari ketujuhkelompok komoditi, kelompok makanan jadi mengalami kenaikan IHK paling tinggiyaitu mencapai 16,44% (yoy), diikuti oleh kelompok pendidikan dan kelompok bahanmakanan masing-masing sebesar 5,89% dan 5,75%. Perkembangan laju inflasitahunan di empat kota di Jawa Tengah terlihat pada tabel 2.8.

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 37

Tabel 2.8.Laju Inflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa Tengah

Menurut Kelompok Barang dan Jasa (persen, YOY)No KELOMPOK Sep-08 Dec-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09 Agt-09 Sep-09 Des-09

SEMARANGUMUM / TOTAL 13,43 10,34 7,20 3,81 3,04 2,76 2,94 3.19

1 BAHAN MAKANAN 17,33 13,83 8,04 4,15 3,08 3,50 4,31 2.862 MAKANAN JADI 14,35 14,10 8,86 8,27 7,21 6,90 6,53 6.833 PERUMAHAN 13,62 13,58 12,01 6,38 5,14 5,07 4,59 4.374 SANDANG 12,38 8,89 9,00 8,61 8,05 7,54 7,75 7.675 KESEHATAN 6,85 8,60 5,52 4,63 4,43 4,18 3,99 2.346 PENDIDIKAN 5,56 6,09 6,24 4,26 4,66 1,69 2,51 1.877 TRANSPOR 11,46 6,69 1,38 -7,24 -7,44 -7,68 -6,95 -3.06

SURAKARTAUMUM / TOTAL 9,94 6,96 5,53 3,15 1,76 2,15 2,61 2.63

1 BAHAN MAKANAN 14,11 9,34 7,04 5,54 3,16 4,50 5,52 6.252 MAKANAN JADI 3,98 4,30 3,29 3,88 3,12 4,00 5,20 5.653 PERUMAHAN 11,12 13,65 13,16 9,27 6,12 5,79 5,40 2.284 SANDANG 4,55 3,47 2,45 2,09 1,71 0,89 1,09 0.725 KESEHATAN 4,35 7,42 6,88 6,39 6,25 6,11 5,94 2.216 PENDIDIKAN 1,86 1,89 1,70 1,79 1,79 1,82 1,82 1.797 TRANSPOR 13,96 8,22 2,56 -9,04 -8,93 -8,74 -8,22 -4.30

PURWOKERTOUMUM / TOTAL 11,96 12,06 9,48 5,67 3,02 3,33 3,26 2.83

1 BAHAN MAKANAN 17,01 20,01 9,48 2,51 1,74 1,81 3,84 1.272 MAKANAN JADI 10,34 12,40 10,83 11,28 7,30 7,66 6,88 5.343 PERUMAHAN 13,84 15,12 13,93 10,17 4,33 4,19 2,02 2.814 SANDANG -0,78 3,39 7,80 6,63 6,02 6,72 5,59 6.825 KESEHATAN 5,32 3,15 18,22 17,53 17,16 17,09 16,19 15.746 PENDIDIKAN 1,96 4,55 4,64 4,37 3,61 6,83 6,57 3.887 TRANSPOR 13,40 7,87 2,35 -7,38 -8,66 -8,52 -7,15 -4.24

TEGALUMUM / TOTAL 14,63 8,52 6,38 4,99 3,65 3,90 5,80 5.83

1 BAHAN MAKANAN 17,66 8,72 5,92 0,62 -1,09 0,21 5,23 5.752 MAKANAN JADI 26,71 23,67 22,58 27,41 11,37 12,83 15,24 16.443 PERUMAHAN 10,66 11,15 9,75 7,25 4,31 2,51 2,10 1.474 SANDANG 3,92 6,13 4,98 1,99 0,85 2,48 5,18 3.195 KESEHATAN 6,52 6,87 6,58 4,57 3,44 3,40 3,63 2.486 PENDIDIKAN 4,70 4,00 4,08 3,71 8,60 8,02 8,19 5.897 TRANSPOR 9,19 6,92 3,29 -4,43 -4,48 -4,63 -3,63 -2.85

Sumber: BPS, diolahKeterangan : angka inflasi per kelompok adalah hasil olahan KBI Semarang berdasarkan data IHK

yang diperoleh dari BPS

Melihat perkembangan inflasi di empat kota tersebut, kota Tegal memilikitingkat inflasi yang paling tinggi dibandingkan tiga kota lainnya sejak Juli 2009 (lihatGrafik 2.10). Tingginya inflasi kota Tegal sejak awal triwulan III-2009 tersebutterutama dipengaruhi oleh kenaikan IHK kelompok makanan jadi dan kelompokbahan makanan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pemerintah daerah dan Bank

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 38

Indonesia perlu meningkatkan perhatiannya dalam mengendalikan laju inflasi kotaTegal ke depan.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan pengendalianinflasi di kota Tegal, maka perlu segera dibentuk Tim Pemantauan dan PengendalianInflasi Daerah (TPID) di Kota Tegal. Tim ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasidan koordinasi antar instansi terkait (seperti Bagian Perekonomian, Disperindag, DinasPertanian, Dinas Perhubungan, Perum Bulog, Bank Indonesia, dan instansi lainnya),dalam memantau dan mengendalikan inflasi di kota Tegal. Sampai dengan akhirtahun 2009, dari empat kota di Jawa Tengah yang menjadi dasar penghitunganinflasi (Semarang, Solo, Purwokerto dan Tegal), tinggal kota Tegal yang belummemiliki TPID.

GRAFIK 2.10.PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2007 2008 2009

SemarangSoloPurwokertoTegal

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 39

BOKSRINGKASAN EKSEKUTIF

PENELITIAN PERILAKU PEMBENTUKAN HARGAPRODUK MANUFAKTUR DI JAWA TENGAH

1. LATAR BELAKANG MASALAHUpaya pengendalian harga dapat dimulai dari mencari sumber-sumber penyebab

inflasi yang kemudian akan membawa dampak ke sektor riil maupun sektor moneter.Terdapat berbagai macam model untuk menguji perilaku inflasi dan faktor-faktor yangmempengaruhinya. Salah satu sumber penyebab inflasi adalah perkembanganpenawaran dan permintaan di sektor riil. Penyelarasan permintaan dan penawaran olehkarenanya menjadi penting. Oleh karena itu, model inflasi dapat diturunkan melaluipersamaan permintaan uang (money demand) maupun melalui sisi penawaran.

Pada sisi lain, potensi inflasi juga dapat dicermati dari sisi penawaran.Mencermati potensi inflasi dari sisi penawaran, tidak saja masalah jumlah persediaanbarang/jasa, namun juga perilaku distribusi barang/jasa tersebut. Nilai tambah yangtinggi sangat terkait dengan perilaku dan jalur distribusi dari suatu komoditas dan ataukebijakan. Oleh karena itu mencermati inflasi, tidak cukup dari satu model pengamatanpasar uang/permintaan, namun juga aspek penawaran barang dan jalur distribusinya.Hal tersebut disebabkan karena terbentuknya harga di pasar merupakan keseimbanganantara penawaran dan permintaan.

Kantor Bank Indonesia Semarang (2008) pernah melakukan kajian yang terkaitdengan pembentukan harga atas komoditas-komoditas tersebut. Dalam mekanismepasar, pihak-pihak yang terlibat dalam tata niaga adalah produsen, pedagang besar, danpedagang ritel yang menjadi perantara terhadap konsumen akhir. Oleh karena itu,masalah pembentukan harga tidak hanya terbatas pada permintaan dan ketersediaanbarang/jasa (penawaran) saja, tetapi juga menyangkut masalah proses pembentukanharga komoditas itu sendiri, distribusi (mekanisme jalur distribusi) maupun struktur pasardari komoditas tersebut.

Mengingat banyaknya komoditas atau kelompok komoditas dalam keranjanginflasi, maka identifikasi perilaku pembentukan harga dalam penelitian ini akandifokuskan pada kelompok komoditas manufaktur yang memiliki bobot yang signifikandalam pembentukan inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut akan digunakan metodesurvei terhadap sejumlah pelaku usaha, yaitu produsen, pedagang besar dan pedagangritel.

2. TUJUAN PENELITIANPenelitian terhadap komoditas manufaktur ini bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai mekanisme dan perilaku pembentukan harga dari tingkat produsensampai dengan pedagang eceran. Untuk itu, survei dilakukan kepada responden yang

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 40

mewakili produsen (perusahaan/industri manufaktur), pedagang besar (distributor), danpedagang kecil (pengecer). Dari masing-masing level responden tersebut diharapkandapat diidentifikasi mengenai perilaku pembentukan harga dan faktor-faktor yangdominan mempengaruhi perubahan harga. Secara spefisik, penelitian ini memiliki tujuansebagai berikut:

1. Mengidentifikasi perilaku produsen, distributor dan pengecer dalam penetapanharga produk manufaktur.

2. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan perubahan harga,baik di level produsen, distributor maupun pengecer.

3. Menganalisis kecepatan dan besaran perubahan harga dalam meresponperubahan faktor-faktor tersebut.

3. METODE PENELITIAN3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 31 kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang dapat dibagimenjadi wilayah Jateng Utara sebanyak 17 kabupaten/kota, yaitu Kota Semarang, Kab.Semarang, Kab. Grobogan, Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab. Kudus, Kab. Pati, KabJepara, Kab Rembang, Kab. Blora, Kab. Batang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan,Kab. Pemalang, Kota Tegal, Kab. Tegal, dan Kab. Brebes. Adapun lokadi di wilayahJateng bagian Selatan sebanyak 17 kabupaten/kota, yaitu Kota Salatiga, Kab. Boyolali,Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Klaten, Kab. Sragen, Kab. Karanganyar, Kab.Wonogiri, Kota Magelang, Kab. Magelang, Kab. Temanggung, Kab. Wonosobo, Kab.Purworejo, dan Kab. Kebumen. Sementara itu, pelaksanaan survei di wilayah eksKaresidenan Banyumas yangterdiri dari 4 kabupaten/kota dilakukan oleh Kantor BankIndonesia Purwokerto.3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam survei ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam tata niagakomoditas terpilih yang mencakup produsen, pedagang besar dan pedagang ritel.Responden penelitian ini harus mewakili: (a) kelompok produsen, yakni perusahaanpenghasil barang manufaktur atau produsen yang menghasilkan barang secara pabrikanatau menggunakan mesin; (b) kelompok pedagang besar/distributor/grosir yangmelakukan penjualan atau pendistribusian barang dalam jumlah besar; dan (c) kelompokpedagang kecil/pengecer yang melakukan penjualan barang kepada pengguna akhir(konsumen).

Total responden yang dibutuhkan dalam survei di wilayah 31 kabupaten/kota diJawa Tengah adalah sebanyak 750 responden untuk 50 komoditas terpilih, atau secararata-rata sebanyak 15 responden per komoditas.3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Data primer, yaitu melalui wawancara dan mengedarkan kuesioner kepada

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 41

responden (produsen, pedagang besar dan pedagang ritel) yang terkait dengan50 komoditas terpilih, yang berdomisili di 31 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

2. Data sekunder, yaitu dokumen dan atau data yang terkait dengan penelitian ini,yaitu misalnya data mengenai lokasi responden dan titik-titik pertukaran untuk50 komoditas terpilih yang diperoleh dari BPS dan instansi terkait.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis DataEditing DataProses editing data dilakukan dalam 2 (dua) tahap, tahap pertama dilakukansebelum proses tabulasi (entry data) dan tahap kedua dilakukan sesudah prosestabulasi. Editing data ditujukan sebagai bentuk quality control untuk mengurangikesalahan pada data secara individual dan untuk mempermudah pengolahannya.Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara analisis deskriptif, yang bertujuan untukmenganalisis perilaku produsen, distributor dan pedagang ritel dalam melakukanpenetapan harga, dan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukanperubahan harga.

4. HASIL PENELITIANDalam menetapkan harga produk, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan

produsen, pedagang besar, dan pedagang eceran, yaitu:a. Perilaku Pembentukan Harga

Salah satu metode penetapan harga yang dipilih oleh mayoritas respondenadalah berdasarkan biaya langsung ditambah marjin keuntungan yang bervariasi.Selain itu, ada atau tidaknya kontrak menjadi salah satu faktor penting dalampenentuan harga jual suatu produk (Gambar 1).

b. Faktor pembentuk harga Pada level produsen, biaya bahan baku menjadi faktor yang paling dominan

dalam pembentukan harga produknya, diikuti dengan biaya tenaga kerjadan biaya overhead (Gambar 2).

Pada level pedagang besar (distributor), pembentukan harga produknyadipengaruhi oleh harga pokok produksi, biaya tenaga kerja, dan marjinkeuntungan. Sementara itu, penetapan harga pada level pedagang ecerandipengaruhi oleh harga pokok produksi, marjin keuntungan, dan biayatenaga kerja (Gambar 3).

Marjin keuntungan adalah keuntungan yang diharapkan oleh penjual dalammenjual suatu produk. Responden produsen menyatakan bahwa marjinkeuntungan menjadi faktor pembentuk harga yang dominan pada kelompoksandang (33,3%) dan kelompok kesehatan (26,9%). Responden pedagangbesar menyatakan bahwa marjin keuntungan mempengaruhi pembentukanharga pada kelompok perumahan (18,7%) dan kelompok makanan jadi,

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 42

minuman, dan rokok (15,9%). Sementara itu, responden pedagang eceranmenyatakan bahwa marjin keuntungan mempengaruhi pembentukan hargapada sub kelompok perumahan (19,4%) dan sandang (18,5%).

c. Pangsa Sumber PembiayaanKarakteristik responden di Jawa Tengah yang sebagian besar masih tradisionaldan konvensional dalam menjalankan usahanya menyebabkan sumberpembiayaan didominasi oleh dana pribadi/self financing Pembiayaan dariperbankan dan laba ditahan menjadi alternatif lain untuk sumber pembiayaanpara responden survei. Sementara itu, Pangsa pembiayaan yang dikuasai olehpasar obligasi, pasar saham, dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) relatifrendah di Jawa Tengah (Gambar 4).

d. Respon terhadap perubahan nilai tukar Sebanyak 91,8% responden produsen di Jawa Tengah menyatakan bahwa

perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar tidak berpengaruhterhadap harga jual produk, sisanya sebesar 8,2% produsen menyatakanperubahan nilai tukar berpengaruh terhadap harga jual produk. Respondenprodusen yang menyatakan bahwa perubahan nilai tukar Rupiahberpengaruh pada harga jual produk adalah produsen pada kelompoksandang, kelompok makanan jadi dan kelompok transportasi (Gambar 5).

Responden pedagang besar yang menyatakan bahwa perubahan nilai tukarRupiah terhadap US Dollar berpengaruh terhadap harga jual produk adalahsebesar 14,3%, dan sisanya 85,7% responden pedagang besar menyatakanperubahan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap harga jual produk.Responden pedagang besar yang dipengaruhi oleh perubahan nilai tukaradalah distributor dalam kelompok perumahan, kelompok makanan jadi,minuman, dan rokok, kelompok bahan makanan, kelompok pendidikan, dankelompok transportasi dan komunikasi (Gambar 6).

Sementara itu, responden pedagang eceran yang menyatakan bahwaperubahan nilai tukar berpengaruh terhadap harga jual produk adalahsebesar 13,3% dan sebanyak 86,7% pedagang eceran menyatakan bahwaperubahan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap harga jual produk.Menurut responden pedagang eceran, kelompok transportasi dankomunikasi menjadi kelompok yang paling terimbas dengan perubahan nilaitukar, selain itu kelompok sandang dan kelompok pendidikan (Gambar 7).

e. Pengaruh Inflasi Responden produsen yang menyatakan bahwa angka inflasi menjadi

pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan perubahan harga terutamaprodusen pada kelompok sandang (61,1% responden). Adapun respondenprodusen pada kelompok bahan makanan, kelompok kesehatan, dankelompok makanan jadi, minuman, dan rokok relatif lebih banyak yangmenyatakan bahwa angka inflasi tidak menjadi pertimbangan dalam

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 43

melakukan perubahan harga dibandingkan yang menjadikannyapertimbangan (Gambar 8).

Responden pedagang besar yang menyatakan bahwa angka inflasi menjadipertimbangan perusahaan untuk melakukan perubahan harga terutamapedagang besar pada kelompok transportasi dan komunikasi, kelompokbahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, dankelompok sandang (Gambar 9).

Responden pedagang eceran yang menyatakan bahwa angka inflasi menjadipertimbangan dalam melakukan perubahan harga adalah pedagang eceranpada sub kelompok transportasi dan telekomunikasi, kelompok sandang,dan kelompok pendidikan. (Gambar 10).

(Penelitian ini dilakukan oleh KBI Semarang, Agustus-Desember 2009. Pelaksanaan survei lapangan

dibantu oleh P3M FE UNIKA Soegijapranata Semarang dan CEMSED FE UKSW Salatiga)

Gambar 1. Gambar 2.

Gambar 3. Gambar 4.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Bank LKBB PasarObligasi

Pasar Saham Labaditahan

Dana Sendiri Lainnya

PRODUSEN PEDAGANG BESAR PEDAGANG PENGECER

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%

Bahan Makanan

Mknn Jadi, Minuman & Rokok

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga

Transportasi & Komunikasi

Perjanjian tdk tertulis Perjanjian tertulis Tidak ada perjanjian

47.8%

18.0%

11.6%

7.2%

6.2%

9.3%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja

Biaya overhead

Biaya distribusi

Biaya pemasaran/iklan

Marjin keuntungan

PRODUSEN

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0%

Harga pokok pembelian

Biaya tenaga kerja

Biaya distribusi

Biaya pemasaran/iklan

Margin keuntungan

Lainnya

Pedagang Pengecer Pedagang Besar

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 44

Gambar 5. Gambar 6.

Gambar 7. Gambar 8.

Gambar 9. Gambar 10.

0.0%

0.0%

25.0%

0.0%

0.0%

50.0%

25.0%

24.4%

11.1%

15.6%

6.7%

4.4%

37.8%

0.0%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Bahan Makanan

Kesehatan

Makanan Jadi, Minuma

Pendidikan, Rekreasi

Perumahan

Sandang

Transportasi dan Kom

TIDAK YA

1.8%

5.5%

9.1%

21.8%

10.9%

23.6%

27.3%

15.9%

12.8%

13.9%

12.0%

17.0%

15.0%

13.4%

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0%

Bahan Makanan

Kesehatan

Makanan Jadi, Minuma

Pendidikan, Rekreasi

Perumahan

Sandang

Transportasi dan Kom

TIDAK YA

12.2%

9.8%

17.1%

12.2%

26.8%

9.8%

12.2%

22.0%

10.6%

17.1%

13.5%

16.7%

12.2%

7.8%

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0%

Bahan Makanan

Kesehatan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan …

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga

Perumahan

Sandang

Transportasi dan Komunikasi

TIDAK YA

0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%

Ya Tidak selalu Tidak

0.0%5.0%

10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%

Ya Tidak selalu Tidak

0.0%5.0%

10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%

Ya Tidak selalu Tidak

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 45

Bab 3 Perkembangan Perbangkan

Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa Tengah tahun

2009 (Data BPR posisi November 2009) mengalami pertumbuhan yang cukup

baik. Indikator-indikator utama kinerja perbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga

(DPK) yang dihimpun, dan kredit yang diberikan, serta Loan to Deposits Ratio (LDR)

pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan positif. Sementara itu kualitas kredit yang

disalurkan semakin membaik, yang tercermin dari menurunnya Non Performing

Loans-Gross (NPLs).

TABEL 3.1.PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR)

DI PROVINSI JAWA TENGAH (TRILIUN RP)

Sumber: LBU dan LBPR, Bank Indonesia *) BPR, Data sementara

yoy qtqTotal Asset - Total 94,342 99,100 107,388 111,812 113,259 116,051 121,918 125,595 12.33% 3.02%a. Total Asset - Bank Umum 87,417 91,822 99,993 103,922 105,161 107,844 113,088 116,642 12.24% 3.14%b. Total Asset - BPR 6,925 7,278 7,395 7,889 8,097 8,207 8,830 8,953 13.49% 1.40%DPK - Total 74,783 78,761 81,183 86,140 90,139 92,260 93,852 97,499 13.19% 3.89%a. DPK - Bank Umum 69,886 73,706 76,113 80,681 84,453 86,474 87,657 91,213 13.05% 4.06%b. DPK - BPR 4,897 5,054 5,070 5,459 5,686 5,786 6,195 6,287 15.15% 1.48%Kredit - Total 64,040 71,397 77,042 79,331 79,835 82,670 85,961 90,194 13.69% 4.92%a. Kredit - Bank Umum 58,475 65,406 70,668 72,907 73,099 75,610 78,452 82,814 13.59% 5.56%b. Kredit - BPR 5,565 5,991 6,374 6,424 6,736 7,060 7,508 7,380 14.88% -1.72%Kredit MKM 51,838 57,145 60,211 61,199 61,734 64,898 67,102 70,157 14.64% 4.55%a. Mikro 23,627 25,331 26,098 26,156 26,523 27,460 28,288 28,613 9.39% 1.15%b. Kecil 15,012 17,116 18,785 19,503 20,064 21,542 22,610 24,249 24.33% 7.25%c. Menengah 13,199 14,698 15,328 15,540 15,147 15,896 16,204 17,295 11.29% 6.73%LDR - Perbankan (%) 85.63 90.65 94.90 92.10 88.57 89.61 91.59 92.51a. LDR - Bank Umum (%) 83.67 88.74 92.85 90.37 86.56 87.44 89.50 90.79b. LDR - BPR (%) 113.64 118.52 125.71 117.66 118.46 122.01 121.20 117.38NPL -Perbankan (%) 4.13 2.80 3.23 2.94 4.17 3.87 3.40 2.98a. NPL - Bank Umum (%) 3.34 3.06 2.64 2.39 3.70 3.41 2.83 2.41b. NPL - BPR (%) 12.54 10.36 9.78 9.26 9.30 8.75 9.31 9.13

GROWTHIV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09*I N D I K A T O R I-08 II-08 III-08

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 46

Pada triwulan IV-2009 ini, kinerja perbankan Jawa tengah relatif membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan (qtq), aset dan kredit pada

triwulan IV-2009 tumbuh masing-masing sebesar 3,02% dan 4,92%. Pertumbuhan

aset pada triwulan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,06%. Sementara itu, kredit mengalami

peningkatan pertumbuhan dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 3,98%. DPK

mengalami pertumbuhan sebesar 3,89%, meningkat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,73%. Selain itu, kualitas kredit

yang disalurkan juga mengalami peningkatan, yang ditunjukkan dengan penurunan

rasio NPLs dari 3,40% pada triwulan III-2009 menjadi sebesar 2,98%. Membaiknya

kinerja perbankan pada triwulan IV-2009 dibanding triwulan sebelumnya merupakan

siklus tahunan, dimana perbankan selalu berupaya untuk mengejar pencapaian target

akhir tahun, dalam upaya untuk memperbaiki kinerja akhir tahun.

Secara tahunan, aset perbankan di Jawa Tengah (bank umum dan BPR) pada

triwulan IV-2009 tumbuh sebesar 12,33% (yoy). Di sisi lain DPK yang dihimpun

meningkat sebesar 13,19% (yoy) sehingga menjadi Rp97,49 triliun. Sementara itu,

kredit yang disalurkan mengalami pertumbuhan sebesar 13,69% walaupun

mengalami perlambatan dari Rp79,33 triliun pada triwulan IV-2008 menjadi Rp90,19

triliun pada triwulan IV-2009. LDR perbankan Jawa Tengah mengalami peningkatan

tipis dari 92,10% pada triwulan IV-2008 menjadi 92,51% pada triwulan IV-2009. LDR

perbankan sudah mulai merangkak naik sejak awal tahun 2009 lalu, yaitu posisi

88,57% pada triwulan I-2009, meningkat menjadi 89,61% pada triwulan II-2009,

pada triwulan III-2009 meningkat menjadi 91,59%, dan pada triwulan ini kembali

mengalami peningkatan menjadi 92,51%. Peningkatan LDR perbankan secara

perlahan tetapi pasti tersebut mengindikasikan pulihnya kepercayaan diri industri

perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya setelah melihat kondisi

perekonomian yang sudah mulai membaik.

3.1 Intermediasi Bank UmumSecara tahunan, aset bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IV-

2009 tumbuh sebesar 12,24% menjadi Rp116,64 triliun (Grafik 3.1), lebihrendah dari pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar tercatat 13,10% (yoy).Demikian pula, secara triwulanan aset perbankan tumbuh sebesar 3,14%, lebih

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 47

rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar4,86%.

Komposisi aset terbesar bank umum masih disumbang oleh bank pemerintah,yaitu sebesar 55,30%. Sedangkan bank swasta nasional dan swasta asing masing-masing memiliki pangsa aset sebesar 42,03% dan 2,67% (Grafik 3.2).

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.1. Perkembangan Asset Bank

UmumGrafik 3.2. Perkembangan Asset Bank

Umum Menurut KelompokBank

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengahtumbuh positif meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Secaratahunan, posisi DPK yang berhasil dihimpun bank umum di Jawa Tengah padatriwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan sebesar 13,05% sehingga menjadiRp91,21 triliun. Secara triwulanan, DPK mengalami peningkatan pertumbuhansebesar 4,06%, setelah pada dua triwulan sebelumnya hanya tumbuh sebesar 1,37%(qtq) dan 2,39% (qtq). Peningkatan pertumbuhan DPK yang cukup signifikan padatriwulan IV-2009 diduga diindikasikan oleh adanya target penghimpunan dana akhirtahun yang harus dicapai oleh para pelaku perbankan. Oleh karena itu, industriperbankan di Jawa Tengah gencar melakukan promosi melalui media cetak, mediaelektronik, atau secara aktif mengunjungi nasabah. Selain itu, adanya daya tarikundian berhadiah atau hadiah langsung sebagai kompensasi pembukaantabungan/deposito juga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menyimpandananya di bank.

Komposisi DPK terbesar bank umum di Jawa Tengah masih ditempati simpanantabungan, selanjutnya simpanan deposito, dan simpanan giro (Grafik 3.3.). Simpanandalam bentuk tabungan tercatat sebesar Rp44,49 triliun (48,79%), diikuti simpanandeposito dan simpanan giro masing-masing sebesar Rp32,69 triliun (35,85%) danRp14,01 triliun (15,37%). Low cost deposits atau dana murah (Tabungan dan Giro)

020406080

100120140

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp

Total Aset

0

10

20

30

40

50

60

70

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun RpPemerintah Swasta Asing

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 48

masih mendominasi komposisi penghimpunan DPK Perbankan Jawa Tengah yaitusebesar 64,15% dari keseluruhan komposisi DPK Jawa Tengah.

Pada triwulan IV-2009, perbankan di Jawa Tengah berhasil meningkatkanpertumbuhan DPK baik giro, tabungan, dan deposito masing-masing sebesar 14,00%(yoy), 17,83% (yoy), dan 6,78% (yoy). Imbal hasil yang diberikan untuk jenissimpanan Giro dan Tabungan yang dilihat dari tingkat suku bunga yang diberikanrelatif rendah, yaitu dalam kisaran 1,00%-2,50%. Sementara itu, suku bungadeposito dipatok pada kisaran 5,60%. Pada Grafik 3.5 dapat dilihat suku bungasimpanan (deposito tenor 1 bulan) perbankan di Jawa Tengah cenderung mengikutipergerakan suku bunga acuan (BI rate), bahkan pada triwulan III-2009 dan triwulanIV-2009 lebih rendah dari BI rate. Peningkatan DPK yang terjadi di tengah trendpenurunan suku bunga menunjukkan masih tingginya minat dan kebutuhanmasyarakat untuk menanamkan dana di perbankan.

Penghimpunan DPK menurut kepemilikannya didominasi oleh nasabahperorangan. Pada triwulan IV-2009, DPK yang dimiliki nasabah perorangan tercatatsebesar Rp72,35 triliun atau memiliki porsi 79,33%, diikuti nasabah sektor lainnyasebesar Rp8,41 triliun atau dengan porsi sebesar 9,22%, perusahaan swasta sebesarRp6,80 triliun atau 7,46%, dan nasabah Pemerintah Daerah sebesar Rp3,64 triliunatau 4,00% (Grafik 3.6). Pertumbuhan tertinggi dari DPK berdasarkankepemilikannya dicapai oleh sektor lainnya yaitu 9,95% (qtq) dan 30,25% (yoy). Halini diperkirakan karena laba/profit pada tahun 2009 yang diperoleh dari sektor lainnya(BUMD, BUMN, Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, Yayasan Sosial, LembagaPendidikan, Koperasi, dan perusahaan swasta lainnya) ditempatkan di perbankan.Sementara itu, pertumbuhan terendah dicapai oleh DPK milik Pemerintah daerahyaitu 2,99% (yoy) dan -36,70% (qtq). Penurunan pertumbuhan DPK PemerintahDaerah secara triwulanan pada akhir tahun merupakan fenomena seasonal, akibatbanyaknya realisasi proyek pemerintah daerah ataupun mengalami jatuh tempopembayaran proyek pada akhir tahun, sehingga dana simpanan pemerintah daerah diperbankan harus ditarik atau dicairkan.

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 49

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.3. Perkembangan Dana Pihak

Ketiga Bank UmumGrafik 3.4. Perkembangan Dana Pihak

Ketiga Bank UmumMenurut Kelompok Bank

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.5. Perkembangan Suku Bunga

Simpanan Bank UmumGrafik 3.6. Perkembangan Komposisi

Kepemilikan Dana PihakKetiga Bank Umum

Di Jawa Tengah, trend penurunan suku bunga simpanan khususnya high cost

deposit (deposito) telah terlihat sejak bulan September 2009 (Grafik 3.7). Saat ini BI

rate dipatok pada level 6,50%, sedangkan rata-rata tingkat bunga simpanan (Giro,

Tabungan, dan Deposito) yang diberikan perbankan di Jawa Tengah sebesar 3,17%.

Sementara rata-rata tingkat suku bunga yang diberikan untuk deposito dengan tenor

antara 1 bulan sampai 6 bulan adalah sebesar 6,22%. Pada bulan September 2009,

jumlah deposito dengan suku bunga deposito diatas 8,00% adalah sebesar 22,98%

dari total deposito Jawa Tengah, namun pada bulan Oktober, bulan November, dan

bulan Desember berangsur-angsur turun menjadi 18,34%, 16,50%, dan 16,26%.

05

101520253035404550

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp Giro Tabungan Deposito

0

10

20

30

40

50

60

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

IV I II III IV I II III

2007 2008 2009

Pemda Perush. Swasta Perorangan Lainnya

-1.002.003.004.005.006.007.008.009.00

10.00

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

%

Giro Tabungan Deposito 1 Bln BI Rate

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 50

Sumber : LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.7. Perkembangan Suku Bunga Deposito di Jawa Tengah

3.1.2 Penyaluran Kredit

Kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 tumbuh cukup baik. Secara tahunan, pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2009 mencapai 13,59%, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan kreditpada triwulan III-2009 (11,02%), namun lebih kecil dari target pertumbuhan kredit15% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Rendahnya pertumbuhan kredit inidisebabkan oleh penerapan prinsip kehati-hatian yang lebih ketat dari biasanyasebagai efek dari krisis keuangan global. Selain itu, masih relatif tingginya sukubunga kredit perbankan, dan kekhawatiran akan peningkatan NPLs membuatperbankan menahan ekspansi kreditnya.

Namun, secara triwulanan, kredit pada triwulan IV-2009 tumbuh sebesar5,56%, dan merupakan pencapaian pertumbuhan tertinggi selama tahun 2009.Peningkatan pertumbuhan pada triwulan ini disebabkan antara lain oleh adanyaupaya pencapaian realisasi target kredit akhir tahun oleh perbankan, mulai pulihnyaoptimisme perbankan terhadap kondisi perekonomian dan adanya peningkatankebutuhan kredit pengusaha di sektor riil terkait dengan daya beli masyarakat danekspor yang mulai meningkat.

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

0 - 5 % 5 - 9,25 % 9,25 -12,25 % > 12 %

Deposito(Triliun Rp)

Suku Bunga (%)

Sept-2009 Okt-2009 Nov-09 Des-09

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 51

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Grafik 3.8 Perkembangan Kredit BankUmum Menurut Jenis

Grafik 3.9. Perkembangan Kredit bank UmumMenurut Kelompok BankPemerintah, Swasta dan Asing

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan perbankanJawa Tengah masih didominasi oleh kredit modal kerja (Grafik 3.8).Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit tertinggi pada triwulan IV-2009dialami kredit investasi sebesar 20,78% (yoy), disusul kredit konsumsi sebesar14,65% (yoy) dan kredit modal kerja sebesar 11,99% (yoy). Komposisi kredit modalkerja (KMK) terhadap penyaluran kredit bank umum di Jawa Tengah masih dominanyaitu sebesar Rp46,84 triliun (56,56%), diikuti kredit konsumsi (KK) sebesar Rp29,28triliun (35,36%). Sementara itu kredit investasi (KI) hanya sebesar Rp6,69 triliun(8,08%).

Tingginya pertumbuhan yang dicapai oleh kredit investasi dibandingkandengan jenis kredit lainnya cukup menggembirakan, mengingat efek dalampemberian kredit investasi tidak habis dalam satu cycle usaha. Namun demikian,kredit jenis ini mempunyai jangka waktu yang lebih panjang, sehingga menuntutperbankan mencurahkan perhatian ekstra dalam pengelolaannya. Berdasarkan SurveiKredit Perbankan (SKP) Triwulan IV-2009, mayoritas pembiayaan kredit investasidisalurkan untuk gudang pabrik/toko, pembelian mesin, dan bangunan. Untuk kreditkonsumsi, jenis kredit terbesar yang dibiayai perbankan di Jawa Tengah adalah kreditperumahan, kredit kendaraan bermotor, dan kredit serbaguna (mencakup kartukredit, kredit tanpa agunan, dan kredit lainnya).

Suku Bunga kredit di Jawa Tengah masih cukup tinggi dan belummenunjukkan penurunan yang signifikan. Kredit modal kerja adalah kreditdengan suku bunga tertinggi yaitu 24,18%, diikuti kredit investasi dengan sukubunga 23,67% dan kredit konsumsi dengan suku bunga 16,06%. Suku bunga kredittersebut jauh diatas BI rate yang pada posisi Desember 2009 telah mencapai 6,50%.Suku bunga kredit perbankan yang cenderung bertengger pada level yang tinggimenjadi masalah bagi para pelaku ekonomi khususnya sektor riil dan UMKM yang

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp Pemerintah Swasta Nasional Asing

0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0

0.05.0

10.015.020.025.030.035.040.045.050.0

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun RpTriliun Rp

Modal Kerja - axis kiri Investasi - axis kiri

Konsumsi - axis kiri Total kredit - axis kanan

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 52

skala usaha dan profitnya tidak terlalu besar. Perbankan dinilai tidak berpihak kepadasektor riil dan hanya mengejar marjin keuntungan.

Sumber : LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.10. Perkembangan Suku Bunga Kredit Bank Umum Menurut Jenis

Penggunaan dibandingkan dengan BI rate

Kelompok Bank Pemerintah masih mendominasi penyaluran kreditbank umum di Jawa Tengah yaitu sebesar 59,52%, sementara itu, bank swastanasional dan bank swasta asing mempunyai pangsa masing-masing sebesar 38,98%dan 1,50%. (Grafik 3.9). Pertumbuhan tertinggi kredit juga dicatat oleh bank milikpemerintah yaitu sebesar 16,96% (yoy), diikuti oleh bank swasta nasional yangtumbuh sebesar 9,40% (yoy). Namun demikian, bank swasta asing mengalamipenurunan dalam pertumbuhan penyaluran kredit nya sebesar 1,10%.

Secara sektoral, kredit yang disalurkan terkonsentrasi pada sektorlainnya (konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), dansektor industri pengolahan masing-masing dengan pangsa sebesar 36,05%,33,53%, dan 20,17%. Outstanding kredit pada masing-masing sektor di atas padatriwulan IV-2009 adalah Rp29,85 triliun untuk sektor lainnya (konsumsi), Rp27,76triliun untuk sektor PHR, dan Rp16,70 triliun untuk sektor industri pengolahan. Secaratahunan, kredit seluruh sektor mengalami pertumbuhan dengan pertumbuhantertinggi dari masing-masing sektor dicapai oleh Sektor Listrik, Gas, dan Air, SektorPerdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), Sektor Konstruksi, Sektor Lainnya(konsumtif), dan Sektor Pengangkutan.

Pada triwulan IV-2009, porsi terbesar kredit modal kerja masih tersalurpada sektor PHR khususnya perdagangan. Secara triwulan, kredit modal kerjatumbuh sebesar 5,61%. Secara sektoral, lebih dari 85,05% KMK tersalur ke duasektor ekonomi yaitu sektor PHR sebesar Rp25,08 triliun (53,55%) dan sektor industriRp14,75 triliun (31,50%) dengan Non Performing Loans (NPLs) masing-masingsebesar 3,99% dan 3,09%. NPL KMK keseluruhan adalah sebesar 3,25%, NPLs

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

%

KMK KI KK BI Rate

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 53

tersebut lebih tinggi apabila dbandingkan dengan NPL tahun sebelumnya yangsebesar 2,97%, namun lebih rendah dari triwulan III-2009 yang sebesar 3,82%.

Penerapan Asean-China Free Trade Area (ACFTA) yang dimulai dengan tahapEarly Harvest Programme pada tahun 2004, dan penerapan Normal Track pada tahun2010 mendatang ditengarai akan berdampak terhadap kinerja perbankan diantaranyaterhadap penyaluran kredit terhadap sektor unggulan di Jawa Tengah (PHR danIndustri Pengolahan) dan kinerja/kualitas kredit. Diharapkan para pelaku perbankanmengantisipasi dampak positif maupun dampak yang kurang menguntungkan daripenerapan ACFTA.

TABEL 3.2.PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA BANK UMUM

PER SEKTOR EKONOMI (RP TRILIUN)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Rasio kredit terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio – LDR) mengalamipeningkatan. Pada triwulan IV-2009, LDR bank umum meningkat dari 89,50% padatriwulan III-2009 menjadi 90,79%. Secara tahunan, LDR bank umum mengalamipeningkatan tipis dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2008 yaitu dari 90,37%menjadi 90,79%. Pada triwulan ini, LDR Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, danBank Swasta Asing masing-masing adalah sebesar 100,41%, 82,10%, dan 44,32%.

3.2. Risiko Kredit

Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah membaik, NPLs Jawa Tengahmengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2009 ini risikokredit bank umum yang salah satunya diukur dari rasio Non Performing Loans (NPLs)mulai mengalami penurunan dan masih berada pada level aman di bawah 5% sesuaihimbauan Bank Indonesia. Pada Triwulan IV-2008 NPLs bank umum berada di angka2,39%, dan pada triwulan I-2009 mengalami peningkatan menjadi 3,70%, namunpada triwulan II-2009, triwulan III-2009, dan triwulan IV-2009 cenderung mengalamipenurunan yaitu 3,41%, 2,83%, dan 2, 41%. Upaya perbankan dalam menjagakualitas kreditnya terbukti berhasil. Upaya untuk memperbaiki kualitas pinjaman

Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09Pertanian 1,864 1,952 1,969 2,056 2,032 2,075 2,034 2,188Pertambangan 44 41 78 79 81 66 96 79Industri 9,499 10,750 12,889 13,749 13,736 13,106 13,785 14,754Listrik, Gas, &Air 11 13 10 9 11 26 27 26Konstruksi 789 1,121 1,236 990 1,012 1,179 1,264 1,163PHR 17,765 19,580 20,413 21,230 21,388 22,799 23,513 25,084Pengangkutan 229 274 292 372 372 382 362 393Jasa dunia usaha 1,787 1,996 2,332 2,311 2,175 2,205 2,314 2,176Jasa sosial masy. 377 428 426 417 432 451 416 420Lainnya 381 577 693 613 587 592 541 556Total KMK 32,745 36,732 40,337 41,826 41,825 42,883 44,352 46,839

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 54

dengan melakukan penagihan dan penjualan jaminan sangat mempengaruhi besaranNPLs yang terbentuk. Perbankan ingin memperbaiki kinerja pada akhir tahun salahsatunya dengan penambahan Penyisihan Pembentukan Aktiva Produktif (PPAP) dantagihan debitur (Grafik 3.11).

Pada triwulan III-2009, kredit modal kerja menyumbang kredit nonlancar terbesar. Apabila dilihat dari jenis penggunaan, kredit modal kerja memilikiNPLs tertinggi, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi. NPLs kredit modal kerjabank umum di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 sebesar 3,25%, diikuti oleh kreditinvestasi dan kredit konsumsi masing-masing dengan NPLs sebesar 2,45% dan 1,07%(Grafik 3.12).

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Grafik 3.11 Perkembangan Kredit BankUmum dan Rasio NPLs

Grafik 3.12. Perkembangan Rasio NPLsKredit Berdasarkan JenisPenggunaan

TABEL 3.3.RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)

Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09

Pertanian 3.06 3.67 2.96 2.53 2.59 2.67 2.37 2.10Pertambangan 0.72 1.03 0.65 0.56 19.82 0.74 0.64 0.60Industri 5.70 5.03 3.72 3.26 7.91 7.27 4.19 3.82Listrik, Gas, &Air 5.45 3.54 5.64 0.34 0.24 0.08 0.05 0.23Konstruksi 6.09 5.12 3.42 1.79 2.94 2.82 2.82 2.39PHR 4.11 3.94 3.69 2.69 3.36 3.70 3.72 3.08Pengangkutan 3.80 3.61 3.26 2.53 3.02 2.80 2.91 1.67Jasa dunia usaha 3.13 2.31 2.31 7.21 7.40 2.66 2.65 1.97Jasa sosial masy. 2.55 1.99 1.91 1.10 1.19 1.02 1.06 0.90Lainnya 1.39 1.22 1.16 1.09 1.27 1.32 1.39 1.15Total NPLs Kredit 3.34 3.06 2.64 2.39 3.70 3.41 2.83 2.41Sumber : LBU, Bank Indonesia

0.000.50

1.001.50

2.00

2.503.00

3.504.00

0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Rasi

oN

PL

-%

Tot

alK

red

it-T

riliu

nR

p

Total kredit (Triliun Rp) Rasio NPL (%)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

NPL (%) Modal kerja Investasi Konsumsi

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 55

NPLs di bank umum di Jawa Tengah relatif rendah, dan secara umumkinerja kredit mengalami peningkatan kualitas (Tabel 3.3.). Secara sektoral,NPLs terbesar didominasi oleh sektor industri yang nilainya sebesar 3,82%, diikutioleh sektor PHR sebesar 3,08% dan sektor konstruksi sebesar 2,39%. Sepanjangtahun 2009, Bank Umum di Jawa Tengah lebih selektif dalam ekspansi kreditnya danmemfokuskan diri untuk memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan. Penerapansistem manajemen risiko industri perbankan yang lebih responsif terbukti dapatmenurunkan potensi munculnya risiko kredit.

TABEL 3.4.RASIO NPLs JENIS KREDIT MODAL KERJA PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09

Pertanian 2.79 3.48 2.82 2.41 2.52 2.60 2.41 2.02Pertambangan 1.12 1.64 0.85 0.71 24.67 0.85 0.54 0.57Industri 5.89 5.19 3.77 3.22 7.73 7.04 4.32 3.99Listrik, Gas, &Air 0.00 0.29 1.51 0.35 0.38 0.14 0.12 0.58Konstruksi 6.53 5.41 3.66 1.94 3.20 2.95 2.83 2.63PHR 4.18 4.01 3.80 2.71 3.37 3.77 3.81 3.09Pengangkutan 6.14 5.43 5.29 4.08 3.71 5.37 3.61 2.92Jasa dunia usaha 2.78 1.86 1.69 4.97 4.73 2.36 2.39 1.58Jasa sosial masy. 3.20 2.57 1.59 1.44 1.48 1.21 1.41 1.34Lainnya 3.16 2.51 1.77 2.88 5.32 6.48 7.97 5.17NPLs KMK 4.56 4.22 3.56 2.97 4.87 4.64 3.82 3.25Sumber : LBU, Bank Indonesia

3.3. Risiko Likuiditas

Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalamipenurunan dari triwulan sebelumnya. Cash ratio yang mengindikasikankemampuan industri perbankan Jawa Tengah untuk memenuhi kewajiban jangkapendeknya masih cukup baik. Pada triwulan ini cash ratio perbankan sebesar 8,38%,menurun dibandingkan triwulan III-2009 yang sebesar 12,53%. Industri perbankanharus dapat menjaga keseimbangan antara sisi aset dan sisi kewajiban melaluimanajemen likuiditas yang baik. Alat Likuid yang dimiliki Bank umum Jawa Tengahpada Triwulan IV-2009 adalah sebesar Rp7,64 triliun. Komposisi aset likuid perbankanpada Triwulan IV-2009 ini terbesar dalam bentuk kas sebesar Rp4,06 triliun,penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp 1,78 triliun, dan penempatan padabank lain sebesar Rp 1,79 triliun. (Grafik 3.13).

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 56

Sumber: LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.13. Perkembangan Cash Ratio Bank Umum di Jawa Tengah

3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat diJawa Tengah

Kinerja bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan

IV-2009 tumbuh cukup baik. Total aset bank umum tersebut tercatat sebesar

Rp15,74 triliun atau tumbuh sebesar 11,30% (yoy), namun secara triwulanan

pertumbuhan aset mengalami penurunan sebesar 4,34% (qtq). Bank yang berkantor

pusat di Jawa Tengah menguasai 12,91% dari total aset seluruh bank umum di Jawa

Tengah.

DPK yang berhasil dihimpun pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar Rp12,04

triliun, atau meningkat sebesar 25,51% (yoy), dibanding dengan triwulan IV-2008.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh adanya promosi cukup aktif yang ditawarkan

kepada nasabah, serta peningkatan dana pembangunan yang ditempatkan

pemerintah di perbankan dibandingkan periode tahun yang lalu karena adanya

program baru seperti misalnya stimulus fiskal.

Namun demikian, secara triwulanan DPK mengalami penurunan yang cukup

signifikan yaitu sebesar 11,34%. Penurunan DPK terbesar disumbang dari Deposito,

mempunyai porsi 35,76% dari keseluruhan DPK, yang pertumbuhannya melambat

sebesar 30,19% (qtq). Penurunan pertumbuhan DPK diduga karena tingginya realisasi

proyek pemerintah daerah pada akhir tahun anggaran.

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

I II III IV I II III IV

2008 2009

% cash ratio

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 57

TABEL 3.5.PERKEMBANGAN BANK UMUM

YANG BERKANTOR PUSAT DI JAWA TENGAH (RP TRILIUN)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan

keseluruhan bank umum di Jawa Tengah. Bank berkantor pusat di Jawa Tengah

mempunyai porsi sebesar 13,12% dari keseluruhan kredit bank umum yang

disalurkan di Jawa Tengah. Secara tahunan kredit yang disalurkan oleh bank umum

yang berkantor pusat di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 10,04%

(yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mengalami pertumbuhan

terbesar yaitu 17,16% (yoy), diikuti kredit konsumsi dengan pertumbuhan 13,01%

(yoy), sedangkan kredit modal kerja mengalami kontraksi sebesar -16,06% (yoy).

Berdasarkan alokasi penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaan, 89,86%

kreditnya kepada kredit konsumsi, 8,02% kepada kredit modal kerja dan 2,12%

kepada kredit investasi. Sementara itu, pangsa penyaluran kredit konsumsi bank yang

berkantor pusat di Jawa Tengah adalah 33,34% dari keseluruhan penyaluran kredit

konsumsi bank umum di Jawa Tengah, sementara porsi untuk kredit investasi dan

kredit modal kerja masing-masing sebesar 1,86% dan 3,44%.

Berdasarkan sektor ekonomi, sektor pertambangan, sektor listrik,air, dan gas,

dan sektor jasa dunia usaha menjadi sektor yang mencapai pertumbuhan tertinggi

selama triwulan IV-2009. Sedangkan penyaluran kredit terhadap tiga sektor yang

menjadi penyumbang terbesar terhadap PDRB Jawa Tengah yaitu sektor PHR, sektor

industri pengolahan, dan sektor pertanian mengalami kontraksi masing-masing

sebesar -14,53% (yoy), -10,03% (yoy), dan -18,82% (yoy).

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV yoy qtq12,997 12,908 14,183 13,534 14,863 14,898 15,746 15,064 11.30% -4.34%

Share thd BU Jateng (%) 14.86% 14.05% 14.18% 13.02% 14.13% 13.81% 13.92% 12.91% - -DPK 11,089 10,683 11,089 9,599 12,805 12,958 13,588 12,048 25.51% -11.34%

Giro 4,478 3,706 3,643 3,334 4,976 4,640 4,276 3,641 9.23% -14.85%Tabungan 2,339 2,607 2,773 3,340 2,652 2,878 3,140 4,098 22.69% 30.50%Deposito 4,272 4,370 4,674 2,925 5,177 5,439 6,172 4,308 47.29% -30.19%Share thd BU Jateng (%) 15.86% 14.49% 14.57% 11.90% 15.16% 14.98% 15.5% 13.2% - -

Kredit 8,175 9,216 9,791 9,871 9,985 10,411 10,842 10,862 10.04% 0.19%Share thd BU Jateng (%) 13.98% 14.09% 13.85% 13.54% 13.66% 13.77% 13.82% 13.12% - -

LDR 73.72% 86.26% 88.29% 102.84% 77.98% 80.34% 79.79% 90.16% - -

Aset

INDIKATOR USAHA2008 2009

Pert. Tw IV(%)

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 58

Dari beberapa uraian data diatas, maka peranan bank yang berkantor pusat di

Jawa Tengah terhadap peningkatan laju pertumbuhan masih dapat ditingkatkan,

diantaranya melalui upaya peningkatan penyaluran kredit kepada sektor produktif.

Sehingga bank-bank tersebut dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi

perkembangan ekonomi di Jawa Tengah pada masa mendatang.

Non Performing Loans (NPLs) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) cukup baik. NPL

berada jauh di bawah batas rasio NPLs, sementara LDR bank berada pada level yang

cukup baik yaitu sebesar 90,16%. Walaupun nilai LDR tersebut menurun

dibandingkan dengan triwulan IV-2008 yang sebesar 102,84%, namun meningkat

jika dibandingkan triwulan III-2009 yang sebesar 79,79%.

TABEL 3.6.PERKEMBANGAN KREDIT BANK BERKANTOR PUSAT DI JAWA TENGAH

(RP TRILIUN)

Sumber: LBU, Bank Indonesia

3.5. Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan diJawa Tengah

3.5.1. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. KaresidenanSemarang

Hampir 40% aktivitas perbankan di Jawa Tengah berpusat di Eks KaresidenanSemarang. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum diEks. Karesidenan Semarang mempunyai pangsa masing-masing sebesar 43,60%,43,88% dan 39,31% terhadap total kinerja perbankan di Jawa Tengah. Dominasi inidikarenakan eks Karesidenan Semarang mencakup Kodya dan Kabupaten Semarangyang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah sebagai pusat kegiatan ekonomi dariberbagai kegiatan dunia usaha di Jawa Tengah. Kinerja bank umum di Eks.

Bank di Jawa Tengah Share Bank KP di Jateng thdIV-2008 III-2009 IV-2009 yoy qtq keseluruhan Bank di Jateng

Kredit Jenis Pengunaan 9,871 10,842 10,862 10.04% 0.19% 13.12%- Kredit Modal Kerja 1,037 1,119 871 -16.06% -22.19% 1.86%- Kredit Investasi 197 188 231 17.16% 22.54% 3.44%- Kredit Konsumsi 8,637 9,535 9,761 13.01% 2.37% 33.34%

Kredit Sektor Ekonomi 10,352 10,842 10,862 4.93% 0.19% 13.12%- Sektor Pertanian 82 71 66 -18.82% -6.59% 2.89%- Sektor Pertambangan 0 1 1 2384.85% 64.00% 0.78%- Sektor Industri 83 87 75 -10.03% -13.52% 0.45%- Sektor Air, Listrik & Gas 0 3 3 1087.17% -9.60% 4.23%- Sektor Konstruksi 89 256 71 -20.54% -72.26% 5.47%- Sektor Perdagangan 741 685 633 -14.53% -7.52% 2.28%- Sektor Transportasi 534 55 53 -90.02% -2.68% 5.58%- Sektor Jasa Dunia Usaha 48 70 76 59.40% 8.47% 2.55%- Sektor Jasa Sosial Masy. 136 79 121 -11.16% 52.64% 14.91%- Lain-lain 8,639 9,536 9,763 13.02% 2.38% 32.70%

Bank KP di JatengKREDIT IV-2009

46,83982,814

29,853809

2,977955

27,7641,296

6316,702

1052,290

82,81429,2816,694

Growth Bank KP Jateng

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 59

Karisidenan Semarang di dominasi oleh Kota Semarang, yang mempunyai porsisebesar 88%-92% dari keseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. KarisidenanSemarang. Dominasi ini mengindikasikan bahwa kinerja perbankan yang akanmendorong geliat pembangunan perekonomian masih terpusat pada ibukota provinsiJawa Tengah dan belum merata ke seluruh wilayah Jawa Tengah.

Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triwulan IV-2009 bank umum di Eks.Karesidenan Semarang tercatat masing-masing sebesar 11,5% (yoy), 14,16% (yoy),dan 9,91% menjadi Rp50,85 triliun, Rp40,02 triliun, dan Rp32,55 triliun.Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Semarang yaitu 22,43% (yoy) menjadiRp773 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Kendalyaitu 5,53% (yoy) menjadi Rp814 miliar. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggiterletak di Kab. Kendal yaitu mencapai 23,09% (yoy) menjadi Rp708 miliar,sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kodya Salatiga yang sebesar5,18% (yoy) menjadi Rp889 miliar. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredittertinggi di Kab. Semarang sebesar 23,35% (yoy) menjadi Rp743 miliar, danpertumbuhan terendah di Kodya Semarang sebesar 8,67% (yoy) menjadi Rp28,66triliun.

Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Semarang cukup baik yangtercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 81,41%. Kinerja penyaluran kreditdi Eks. Karesidenan Semarang juga cukup baik yang tercermin dari rendahnya rasiokredit bermasalah yang hanya sebesar 2,28%.

3.5.2. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. KaresidenanPekalongan

Bank umum di Eks. Karesidenan Pekalongan mengalami perkembangan yangcukup baik, dan mempunyai pangsa 9%-10% dari keseluruhan bank umum di JawaTengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum diEks. Karisidenan Pekalongan mempunyai pangsa masing-masing sebesar 9,46%,9,44% dan 10,11% terhadap total kinerja perbankan di Jawa Tengah.Kabupaten/Kota sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan diEks. Karisidenan Pekalongan adalah Kodya Tegal, yang mempunyai porsi 37%-41%dari keseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Pekalongan. Hal inidikarenakan aktivitas ekonomi industri logam, industri dok kapal, industri batiktegalan, industri konveksi, industri shuttlecock, dan usaha berbasis perikanan yangterpusat di Kodya Tegal.

Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triwulan IV-2009 bank umum di Eks.Karesidenan Pekalongan tercatat masing-masing sebesar 12,64% (yoy), 10,01%(yoy), dan 14,75% menjadi Rp11,03 triliun, Rp8,60 triliun, dan Rp8,37 triliun.Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Batang yaitu 27,01% (yoy) menjadi

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 60

Rp677 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kodya Tegalyaitu 9,14% (yoy) menjadi Rp4,35 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggiterletak di Kab. Tegal yaitu mencapai 59,87% (yoy) menjadi Rp238 miliar, sementarapertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kota Tegal yang sebesar 2,97% (yoy)menjadi Rp3,50 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi diKab. Batang sebesar 22,54% (yoy) menjadi Rp609 miliar, dan pertumbuhan terendahdi Kodya Pekalongan sebesar 9,12% (yoy) menjadi Rp2,36 triliun.

Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Pekalongan cukup baikyangtercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 97,33%. Kinerja penyaluran kreditdi Eks. Karesidenan Pekalongan juga cukup baik yang tercermin dari rendahnya rasiokredit bermasalah yang hanya sebesar 1,42%.

3.5.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan PatiBank umum di Eks. Karesidenan Pati mengalami perkembangan yang cukup

baik, dan mempunyai pangsa 9%-11% dari keseluruhan bank umum di JawaTengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum diEks. Karisidenan Pati mempunyai pangsa masing-masing sebesar 10,28%, 8,42% dan12,00% terhadap total kinerja perbankan di Jawa Tengah. Kabupaten/Kota sebagaipenyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. Karisidenan Patiadalah Kabupaten Kudus, yang mempunyai porsi 56%-65% dari keseluruhanindikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Pati. Hal ini karena terdapat banyakaktivitas ekonomi industri rokok, industri bordir, industri kertas, industrikonveksi/pakaian jadi, industri furniture, dan industri makanan khas (jenang Kudus) diKab. Kudus.

Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triwulan IV-2009 bank umum di Eks.Karesidenan Pati tercatat masing-masing sebesar 8,65% (yoy), 6,75% (yoy), dan13,59% menjadi Rp11,98 triliun, Rp7,68 triliun, dan Rp9,93 triliun. Pertumbuhan asettertinggi dicapai oleh Kab. Pati yaitu 19,53% (yoy) menjadi Rp1,57 triliun, sementaraitu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Kudus yaitu 5,94% (yoy) menjadiRp7,68 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggi terletak di Kab. Pati yaitumencapai 17,51% (yoy) menjadi Rp1,34 triliun, sementara pertumbuhan DPKterendah dicapai oleh Kab. Blora yang mengalami penurunan sebesar 2,53% (yoy)menjadi Rp849 miliar. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi diKab. Pati sebesar 16,24% (yoy) menjadi Rp1,40 triliun, dan pertumbuhan terendah diKab. Kudus sebesar 12,67% (yoy) menjadi Rp6,12 triliun.

Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Pati cukup tinggi yangtercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 129,33%. Kinerja penyaluran kreditdi Eks. Karesidenan Pati juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasio kreditbermasalah yang hanya sebesar 1,59%.

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 61

3.5.4. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. KaresidenanBanyumas

Bank umum di Eks. Karesidenan Banyumas mengalami perkembangan yangcukup baik, dan mempunyai pangsa 8%-10% dari keseluruhan bank umum di JawaTengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum diEks. Karisidenan Banyumas mempunyai pangsa masing-masing sebesar 9,03%,9,24% dan 8,96% terhadap total kinerja perbankan di Jawa Tengah. Kabupaten/Kotasebagai penyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. KarisidenanBanyumas adalah Kabupaten Banyumas, yang mempunyai porsi 54%-58% darikeseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Banyumas. Hal inidisebabkan aktivitas ekonomi industri rokok, industri bordir, industri kertas, industrikonveksi/pakaian jadi, industri furniture, dan industri makanan khas (jenang Kudus)yang terpusat di Kab. Kudus.

Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triwulan IV-2009 bank umum di Eks.Karesidenan Banyumas tercatat masing-masing sebesar 14,96% (yoy), 11,84% (yoy),dan 17,59% (yoy) menjadi Rp10,53 triliun, Rp8,42 triliun, dan Rp7,42 triliun.Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Banjarnegara yaitu 19,12% (yoy)menjadi Rp796 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab.Cilacap yaitu 10,10% (yoy) menjadi Rp3,00 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPKtertinggi terletak di Kab. Banjarnegara yaitu mencapai 23,22% (yoy) menjadi Rp600miliar, sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kab. Cilacap yang yaitusebesar 9,69% (yoy) menjadi Rp2,74 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penyalurankredit tertinggi di Kab. Cilacap sebesar 21,80% (yoy) menjadi Rp1,77 triliun, danpertumbuhan terendah di Kab. Purbalingga sebesar 15,24% (yoy) menjadi Rp624miliar.

Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Banyumas cukup baik yangtercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 88,10%. Kinerja penyaluran kreditdi Eks. Karesidenan Banyumas juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasiokredit bermasalah yang hanya sebesar 2,05%.

3.5.5. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Kedu

Bank umum di Eks. Karesidenan Kedu mengalami perkembangan yang cukupbaik, dan mempunyai pangsa 6%-8% dari keseluruhan bank umum di Jawa Tengah.Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum di Eks.Karisidenan Pati mempunyai pangsa masing-masing sebesar 6,89%, 7,63% dan6,90% terhadap total kinerja perbankan di Jawa Tengah. Kabupaten/Kota sebagaipenyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. Karisidenan Keduadalah Kodya Magelang, yang mempunyai porsi 48%-58% dari keseluruhanindikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Kedu. Hal ini dikarenakan aktivitas

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 62

ekonomi seperti industri makanan (gethuk, roti, kue, kerupuk, dan tahu), industrikonveksi/tenun (sarung gloyor), industri rokok, industri kayu, dan industri kerajinantangan terpusat di Kodya Magelang.

Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triwulan IV-2009 bank umum di Eks.Karesidenan Kedu tercatat masing-masing sebesar 11,90% (yoy), 10,83% (yoy), dan12,66% menjadi Rp8,04 triliun, Rp6,96 triliun, dan Rp5,71 triliun. Pertumbuhan asettertinggi dicapai oleh Kab. Magelang yaitu 21,65% (yoy) menjadi Rp232 miliar,sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Kebumen yaitu 9,38%(yoy) menjadi Rp1,22 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggi terletak diKab. Temanggung yaitu mencapai 26,81% (yoy) menjadi Rp498 miliar, sementarapertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kab. Kebumen yaitu sebesar 6,92% (yoy)menjadi Rp1,06 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi diKab. Kebumen sebesar 23,05% (yoy) menjadi Rp958 miliar, dan pertumbuhanterendah di Kodya Magelang sebesar 5,53% (yoy) menjadi Rp2,75 triliun.

Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Kedu cukup baik yangtercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 82,01%. Kinerja penyaluran kreditdi Eks. Karesidenan Kedu juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasiokredit bermasalah yang hanya sebesar 2,41%.

3.5.6. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan SurakartaBank umum di Eks. Karesidenan Surakarta mengalami perkembangan yang

cukup baik, dan mempunyai pangsa 20%-23% dari keseluruhan bank umum di JawaTengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum diEks. Karisidenan Pati mempunyai pangsa masing-masing sebesar 20,74%, 21,39%dan 22,72% terhadap total kinerja perbankan di Jawa Tengah. Kabupaten/Kotasebagai penyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. KarisidenanSurakarta adalah Kodya Surakarta, yang mempunyai porsi 70%-79% darikeseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Surakarta. Hal inidikarenakan aktivitas perdagangan (pasar, pusat grosir, dan mall) , hotel dan restoranterpusat di Kodya Surakarta.

Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triwulan IV-2009 bank umum di Eks.Karesidenan Surakarta tercatat masing-masing sebesar 14,35% (yoy), 16,25% (yoy),dan 18,62% menjadi Rp24,19 triliun, Rp19,51 triliun, dan Rp18,81 triliun.Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Sukoharjo yaitu 34,34% (yoy) menjadiRp959 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Klatenyaitu 8,88% (yoy) menjadi Rp1,18 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggiterletak di Kab. Sukoharjo yaitu mencapai 29,84% (yoy) menjadi Rp745 miliar,sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kab. Wonogiri yang tumbuhsebesar 4,73% (yoy) menjadi Rp628 miliar. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 63

kredit tertinggi di Kab. Sukoharjo sebesar 33,87% (yoy) menjadi Rp901 miliar, danpertumbuhan terendah di Kab. Karanganyar sebesar 13,11% (yoy) menjadi Rp829miliar.

TABEL 3.7.PERKEMBANGAN BANK UMUM DI 6 EKS. KARESIDENAN JAWA TENGAH

(RP MILIAR)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Surakarta cukup baik yangtercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 96,41%. Kinerja penyaluran kreditdi Eks. Karesidenan Surakarta juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasio

Aset DPK Kredit LDR NPL Aset DPK Kredit Aset DPK Kredit

1 Kab. Semarang 773 541 743 137.41% 0.90% 22.43% 7.84% 23.35% 0.66% 0.59% 0.90%2 Kab. Kendal 814 708 718 101.37% 0.73% 5.53% 23.09% 23.20% 0.70% 0.78% 0.87%3 Kab. Demak 649 493 643 130.29% 3.06% 19.40% 14.99% 21.09% 0.56% 0.54% 0.78%4 Kab. Grobogan 1,352 917 1,136 123.86% 1.76% 15.70% 12.59% 15.97% 1.16% 1.01% 1.37%5 Kodya Semarang 46,281 36,473 28,665 78.59% 2.37% 11.30% 14.36% 8.67% 39.68% 39.99% 34.61%6 Kodya Salatiga 983 889 650 73.15% 1.76% 10.42% 5.18% 19.35% 0.84% 0.97% 0.79%

Jumlah 50,852 40,021 32,555 81.34% 2.28% 11.55% 14.16% 9.91% 43.60% 43.88% 39.31%

1 Kab. Tegal 330 238 306 128.59% 0.92% 10.42% 59.87% 16.11% 0.28% 0.26% 0.37%2 Kab. Brebes 1,259 848 1,180 139.24% 1.05% 19.54% 15.79% 19.90% 1.08% 0.93% 1.43%3 Kab. Pemalang 848 595 798 134.26% 1.05% 16.81% 21.51% 21.48% 0.73% 0.65% 0.96%4 Kab. Batang 677 413 609 147.43% 1.06% 27.01% 16.09% 22.54% 0.58% 0.45% 0.74%5 Kodya Pekalongan 3,565 3,014 2,364 78.42% 1.40% 11.59% 11.68% 9.12% 3.06% 3.30% 2.85%6 Kodya Tegal 4,358 3,500 3,120 89.14% 1.78% 9.14% 2.97% 14.20% 3.74% 3.84% 3.77%

Jumlah 11,037 8,607 8,377 97.33% 1.42% 12.64% 10.01% 14.75% 9.46% 9.44% 10.11%

1 Kab. Pati 1,572 1,345 1,402 104.20% 1.64% 19.53% 17.51% 16.24% 1.35% 1.47% 1.69%2 Kab. Kudus 7,682 4,343 6,126 141.05% 0.94% 5.94% 4.19% 12.67% 6.59% 4.76% 7.40%3 Kab. Jepara 899 753 801 106.35% 7.34% 9.89% 11.95% 13.52% 0.77% 0.83% 0.97%4 Kab. Rembang 649 394 611 155.28% 1.45% 12.48% 15.25% 12.78% 0.56% 0.43% 0.74%5 Kab. Blora 1,187 849 998 117.55% 0.97% 10.63% -2.53% 16.21% 1.02% 0.93% 1.21%

Jumlah 11,988 7,683 9,937 129.33% 1.59% 8.65% 6.75% 13.59% 10.28% 8.42% 12.00%

1 Kab. Banyumas 6,072 4,629 4,274 92.33% 2.14% 16.93% 11.39% 16.04% 5.21% 5.07% 5.16%2 Kab. Cilacap 3,006 2,742 1,778 64.86% 2.26% 10.10% 9.69% 21.80% 2.58% 3.01% 2.15%3 Kab. Purbalingga 660 456 624 136.92% 1.98% 15.35% 16.18% 15.24% 0.57% 0.50% 0.75%4 Kab. Banjarnegara 796 600 748 124.63% 1.06% 19.12% 23.22% 18.92% 0.68% 0.66% 0.90%

Jumlah 10,533 8,426 7,423 88.10% 2.05% 14.96% 11.84% 17.59% 9.03% 9.24% 8.96%

1 Kab. Magelang 232 215 183 84.97% 2.21% 21.65% 23.19% 16.92% 0.20% 0.24% 0.22%2 Kab. Temanggung 590 498 530 106.30% 1.10% 17.45% 26.81% 18.57% 0.51% 0.55% 0.64%3 Kab. Wonosobo 548 395 511 129.35% 1.27% 17.95% 14.56% 17.47% 0.47% 0.43% 0.62%4 Kab. Purworejo 879 784 777 99.10% 3.21% 12.18% 17.82% 20.59% 0.75% 0.86% 0.94%5 Kab. Kebumen 1,228 1,060 958 90.36% 1.19% 9.38% 6.92% 23.04% 1.05% 1.16% 1.16%6 Kodya Magelang 4,565 4,011 2,752 68.62% 2.31% 10.72% 8.00% 5.53% 3.91% 4.40% 3.32%

Jumlah 8,041 6,964 5,711 82.01% 2.41% 11.90% 10.83% 12.66% 6.89% 7.63% 6.90%

1 Kab. Klaten 1,181 1,055 1,022 96.84% 1.70% 8.88% 18.01% 16.58% 1.01% 1.16% 1.23%2 Kab. Boyolali 807 617 786 127.32% 2.95% 16.42% 19.96% 20.68% 0.69% 0.68% 0.95%3 Kab. Sragen 1,111 651 1,087 167.08% 1.97% 21.12% 15.41% 24.75% 0.95% 0.71% 1.31%4 Kab. Sukoharjo 959 745 901 120.92% 1.92% 34.34% 29.84% 33.87% 0.82% 0.82% 1.09%5 Kab. Karanganyar 853 577 829 143.81% 1.42% 10.89% 13.00% 13.11% 0.73% 0.63% 1.00%6 Kab. Wonogiri 902 628 877 139.76% 1.81% 13.94% 4.73% 16.41% 0.77% 0.69% 1.06%7 Kodya Surakarta 18,376 15,239 13,308 87.33% 4.54% 13.55% 16.08% 17.78% 15.75% 16.71% 16.07%

Jumlah 24,190 19,512 18,811 96.41% 3.78% 14.35% 16.25% 18.62% 20.74% 21.39% 22.72%116,642 91,213 82,814 90.79% 2.41% 12.24% 13.05% 13.59% 100.00% 100.00% 100.00%

Eks. Karisidenan Pekalongan

Eks. Karisidenan Pati

Eks. Karisidenan Banyumas

Eks. Karisidenan Kedu

Eks. Karisidenan Surakarta

Jumlah Jawa Tengah

Kab/KotaIndikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)

Eks. Karisidenan Semarang

Pertumbuhan yoy (%) Pangsa di Jawa Tengah

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 64

kredit bermasalah yang hanya sebesar 3,78%, walaupun menjadi rasio NPLs yangtertinggi dibandingkan Eks. Karisidenan yang lain.

3.6. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pada triwulan IV-2009, perkembangan BPR di Jawa Tengah secara

umum menunjukkan adanya pertumbuhan positif, baik secara triwulanan

maupun tahunan. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya indikator- indikator

utama kinerja perbankan yaitu total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun,

dan penyaluran kredit. Demikian juga dengan kualitas kredit yang mengalami

perbaikan, tercermin dari menurunnya Non Performing Loans (NPLs) (Tabel 3.8.).

TABEL 3.8.PERKEMBANGAN INDIKATOR BPR DI JAWA TENGAH (Rp. MILIAR)

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV*Aset 6.860 7.200 7.395 7.790 7.996 8.207 8.551 8.953DPK 4.857 5.007 5.070 5.395 5.620 5.786 5.982 6.287

- Tabungan 1.947 2.032 2.054 2.304 2.320 2.366 2.380 2.560- Deposito 2.910 2.975 3.017 3.091 3.300 3.420 3.602 3.726

Kredit 5.520 5.938 6.374 6.424 6.736 7.060 7.275 7.380LDR (%) 113,64 118,60 125,64 117,66 119,86 122,02 121,61 117,38NPLs (%) 11,46 10,40 9,78 9,26 9,30 8,75 9,27 9,13

Indikator Usaha 2008 2009

Sumber : LBPR Bank Indonesia, *) November 2009

Total aset BPR pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar Rp. 8.953 miliar,

meningkat sebesar 14,94% dibanding dengan triwulan IV-2008, atau

meningkat 4,70% dibanding triwulan III-2009. Peningkatan aset tersebut

didorong oleh peningkatan DPK sebesar 16,53% (yoy) dan 5,09% (qtq) menjadi Rp.

6.287 miliar. Berdasarkan jenis produk, sebagian besar DPK ditanamkan dalam

bentuk deposito yang hingga triwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan sebesar

20,57% (yoy) atau 3,45% (qtq) mencapai Rp. 3.726 miliar. Untuk tabungan pada

triwulan IV-2009, secara nominal masih berada dibawah nilai deposito, yaitu sebesar

Rp.2.560 miliar namun mengalami pertumbuhan yang positif. Hal tersebut tercermin

dari tingkat pertumbuhan tabungan sebesar 11,12% (yoy) atau 7,58% (qtq) (Grafik

3.14.). Relatif tingginya DPK yang berhasil dihimpun oleh BPR pada triwulan ini

merupakan salah satu indikator semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat

kepada BPR serta indikator peningkatan ekonomi masyarakat skala mikro, kecil dan

menengah.

Page 79: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 65

1.94

7

2.03

2

2.05

4 2.30

4

2.32

0

2.36

6

2.38

0

2.56

02.91

0

2.97

5

3.01

7

3.09

1

3.30

0

3.42

0

3.60

2

3.72

6

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV*

2008 2009

Rp. Mil iar

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%% Growth

Tabungan Deposito g Tabungan g Deposito

Sumber : LBPR, diolah

Grafik 3.14. Perkembangan Produk BPR di Jawa Tengah Triwulan IV-2009

Penyaluran kredit BPR pada triwulan IV-2009 mengalami peningkatan sebesar

14,87% (yoy) dan 1,44% (qtq). Walaupun penyaluran kredit mengalami peningkatan

namun tingkat LDR pada triwulan ini mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan

triwulan III-2009. Dimana tingkat LDR pada triwulan III-2009 sebesar 121,61% turun

sebesar -4,23% menjadi 117,38% pada triwulan IV-2009. Diperkirakan penurunan

LDR tersebut merupakan imbas dari turunnya penyaluran kredit di sektor

perdagangan sebesar -0,23% (qtq), padahal Pangsa penyaluran kredit untuk sektor

perdagangan sebesar 35,91% dari total kredit yang disalurkan. Selain itu, sektor

perdagangan merupakan salah satu sektor terbesar yang menyerap tenaga kerja di

Jawa Tengah (21,86%).

Lainlain46,49%

Jasajasa9,08%

Perdagangan35,91%

Perindustrian1,35%Pertanian

7,17%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.15. Kredit BPR Berdasarkan Sektor Jawa Tengah Triwulan IV-2009

Page 80: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 66

Dari sisi kinerja, perkembangan BPR di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009

mengalami sedikit peningkatan. Terlihat dari tingkat NPLs yang sedikit turun jika

dibandingkan triwulan III-2009. Tercatat NPLs pada triwulan IV-2009 sebesar 9,13%,

turun -0,14% dari triwulan sebelumnya yang tercatat 9,27%. Walaupun secara

umum NPL mengalami penurunan, namun selama dua tahun terakhir tingkat NPL BPR

masih berada diatas ketentuan 5% dengan rata-rata NPL berkisar 9%.

Dengan jumlah BPR yang mencapai 290 BPR yang tersebar di wilayah Jawa

Tengah maka tingginya tingkat NPLs BPR perlu disikapi secara lebih serius. Tingkat

NPLs yang tinggi tersebut tidak hanya akan mempengaruhi likuiditas BPR namun juga

merupakan gambaran potensi ekonomi masyarakat. Sehingga untuk menekan NPLs

diperlukan peningkatan pengawasan kepada nasabah. Terlebih menjelang

diterapkannya kebijakan ACFTA yang diperkirakan akan mempengaruhi beberapa

sektor ekonomi di Indonesia tidak terkecuali di Jawa Tengah, BPR diharapkan mampu

lebih dapat berkontribusi dalam menjaga pertumbuhan perekonomian melalui

penyaluran kredit produktif dan memperketat pengawasan kinerja kredit.

110

115

120

125

130

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV*

2008 2009

% NPLs

6

7

8

9

10

11

12% LDR

LDR (%) NPLs (%)

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.16. Kinerja BPR di Jawa Tengah

Triwulan IV-2009

Macet5,45%

Kurang Lancar2,13%

Diragukan1,55%

Lancar90,87%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.17. Status Kredit BPR di Jawa

Tengah Triwulan IV-2009

Dari sisi penggunaan, kredit yang disalurkan masih didominasi oleh kredit

modal kerja sebesar 50,24% dan konsumsi sebesar 44,29%. Sedangkan dari sisi skala

usaha, 78,04% kredit BPR disalurkan pada skala usaha mikro. perdagangan dan Lain-

lain masih mendominasi kredit yang disalurkan, masing-masing sebesar 37,73% dan

44,68%. Namun demikian kredit yang disalurkan tersebut masih terkonsentrasi pada

skala usaha mikro (79,07%)

Page 81: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 67

ModalKerja

50,24%

Investasi5,47%

Konsumsi44,29%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.18. Kredit BPR Berdasarkan

Penggunaan Jawa TengahTriwulan IV-2009

Kecil19,81%

Menengah2,15%

Mikro78,04%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.19. Kredit BPR Berdasarkan

Plafon di Jawa TengahTriwulan IV-2009

3.6.1. Perkembangan BPR 6 eks-Karesidenan di Jawa Tengah

3.6.1.1. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan SemarangPangsa aset, DPK dan kredit BPR di wilayah eks karesidenan Semarang pada

triwulan IV-2009 masing-masing sebesar 23,88%, 24,43%, dan 24,29% dari total

indikator kinerja BPR Jawa Tengah. Total aset yang dimiliki oleh BPR di wilayah eks

Karesidenan Semarang pada triwulan laporan sebesar Rp. 2,138 triliun. DPK, pada

triwulan ini mencapai Rp. 1,535 triliun. Sedangkan kredit yang disalurkan hingga

triwulan IV-2009 sebesar Rp. 1,792 triliun.

Kota Semarang masih menjadi pusat perkembangan BPR di eks Karesidenan

Semarang. Hal tersebut tercermin dari Pangsa aset, DPK dan kredit terhadap indikator

kinerja di eks Karesidenan Semarang yang masing-masing sebesar 38,87%, 41,53%

dan 39,04% (Grafik 3.20, 3.21 dan 3.22). Relatif tingginya indikator-indikator

kinerja BPR di wilayah Kota Semarang diperkirakan selain penyebaran jumlah BPR

yang lebih banyak (19 BPR) serta beragamnya tingkat ekonomi dan level usaha di

Kota Semarang ditambah juga dengan adanya kawasan industri yang dekat dengan

Kota Semarang.

Secara umum tingkat LDR BPR di wilayah eks karesidenan Semarang sangat

tinggi mencapai 116,72%, namun tingkat NPLs di wilayah ini juga cukup tinggi

mencapai 10,04%. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja BPR dari sisi intermediasi di

wilayah eks karesidenan Semarang sudah cukup baik namun dari sisi kualitas masih

perlu ditingkatkan lagi terutama untuk wilayah kabupaten Grobogan dan kabupaten

Semarang dimana masing-masing NPLs mencapai 12,41% dan 11,27%. Salah satu

faktor tingginya NPLs di kedua daerah tersebut diperkirakan karena sektor pertanian

Page 82: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 68

yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut terkendala oleh

perubahan cuaca sehingga mempengaruhi tingkat pendapatan petani.

Kota Semarang38,87%

Kab. Kendal17,78%

Kab. Demak9,50% Kab. Grobogan

13,35%

Kota Salatiga4,44%

Kab. Semarang16,06%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.20. Komposisi Aset BPR di eks

Karesidenan SemarangTriwulan IV-2009

Kab. Semarang16,21%

Kota Salatiga4,54% Kab. Grobogan

13,57%

Kab. Demak8,62%

Kab. Kendal15,52%

Kota Semarang41,53%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.21. Komposisi DPK BPR di eks

Karesidenan SemarangTriwulan IV-2009

Kab. Semarang16,75%

Kota Salatiga4,38% Kab. Grobogan

13,82%

Kab. Demak9,67%

Kab. Kendal16,34%

Kota Semarang39,04%

Sumber : LBPR, diolah

Grafik 3.22. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Semarang Triwulan IV-2009

3.6.1.2. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan PekalonganPangsa indikator kinerja BPR seperti aset, DPK dan kredit di wilayah eks

karesidenan Pekalongan pada triwulan IV-2009 mencapai 6,40% dari keseluruhan

indikator kinerja BPR di Jawa Tengah.

Aset BPR di wilayah eks karesidenan Pekalongan pada triwulan IV-2009 sebesar

Rp. 573,2 miliar, sedangkan DPK mencapai Rp. 407,03 miliar dan kredit yang

disalurkan sebesar Rp. 454,28 miliar. Ketiga indikator tersebut terpusat di wilayah

kabupaten Tegal, dimana Pangsa aset dan DPK BPR di kabupaten Tegal sebesar

28,29% dari total aset dan DPK BPR wilayah eks karesidenan Pekalongan. Sedangkan

Pangsa kredit BPR kabupaten Tegal sebesar 28,45% dari total kredit BPR wilayah eks

karesidenan Pekalongan.

Secara umum tingkat LDR di wilayah eks karesidenan Pekalongan sangat baik

mencapai 111,61%, namun tingkat NPLs di wilayah ini termasuk salah satu yang

tertinggi jika dibandingkan daerah lain di Jawa Tengah yang mencapai 10,31%. Hal

ini menuntut kerja keras berbagai pihak dalam upaya meningkatkan kinerja BPR di

wilayah ini.

Page 83: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 69

Kab. Pemalang16,64%

Kota Tegal2,75%

Kab. Brebes12,18%

Kab. Batang16,10%

Kab. Pekalongan16,08%

Kab. Tegal28,29%

Kota Pekalongan7,97%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.23. Komposisi Aset BPR di eks

Karesidenan PekalonganTriwulan IV-2009

Kab. Pemalang18,98%

Kota Tegal2,50%

Kab. Brebes12,25%

Kab. Batang12,30%

Kab.Pekalongan

17,66%

Kab. Tegal29,36%

KotaPekalongan

6,95%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.24. Komposisi DPK BPR di eks

Karesidenan PekalonganTriwulan IV-2009

Kab. Tegal28,45%

Kab.Pekalongan

16,32%

Kab. Batang16,22%

Kab. Brebes11,73%

Kota Tegal2,31%

Kab. Pemalang16,61%

KotaPekalongan

8,36%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.25. Komposisi Kredit BPR di eks

Karesidenan PekalonganTriwulan IV-2009

3.6.1.3. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan PatiPangsa aset, DPK dan kredit BPR di wilayah eks karesidenan Pati terhadap

indikator kinerja BPR di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 masing-masing mencapai

11,13%, 11,81% dan 11,74%. Dimana aset BPR di wilayah eks karesidenan Pati

sebesar Rp. 996,53 miliar sedangkan DPK yang berhasil dihimpun dan kredit yang

disalurkan pada triwulan ini masing-masing sebesar Rp. 742,46 miliar dan Rp. 866,33

miliar. Ketiga indikator kinerja tersebut terpusat di wilayah kabupaten Pati dengan

masing-masing Pangsa sebesar 33,65%, 32,06% dan 35,29%.

Tingkat LDR di wilayah kabupaten Pati secara umum sangat baik mencapai

116,68%, namun NPLs yang tertinggi di Jawa Tengah sebesar 10,66%. Hanya di

wilayah kabupaten Jepara yang memiliki NPLs di bawah 5%, yaitu 4,41%.

Page 84: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 70

Kab. Pati33,65%

Kab. Jepara20,30%

Kab. Blora13,67%

Kab. Kudus13,64%

Kab. Rembang18,75%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.26. Komposisi Aset BPR di eks

Karesidenan Pati Triwulan IV-2009

Kab. Pati32,06%

Kab. Jepara19,43%

Kab. Blora13,17%

Kab. Kudus14,21%

Kab. Rembang21,13%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.27. Komposisi DPK BPR di eks

Karesidenan Pati Triwulan IV-2009

KreditKab. Rembang

18,78%

Kab. Kudus12,93%

Kab. Blora12,24%

Kab. Jepara20,77%

Kab. Pati35,29%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.28. Komposisi Kredit BPR di eks

Karesidenan Pati Triwulan IV-2009

3.6.1.4. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan KeduPangsa indikator kinerja BPR seperti aset, DPK dan kredit di wilayah eks

karesidenan Kedu pada triwulan IV-2009 masing-masing mencapai 19,02%, 19,56%

dan 17,58% dari keseluruhan indikator kinerja BPR di Jawa Tengah.

Secara nominal aset BPR di wilayah eks karesidenan Kedu pada triwulan IV-2009

sebesar Rp. 1,703 triliun, sedangkan DPK mencapai Rp. 1,230 triliun dan kredit yang

disalurkan sebesar Rp. 1,297 triliun. Ketiga indikator tersebut terpusat di wilayah

kabupaten Magelang, dimana Pangsa aset dan DPK BPR di kabupaten Magelang

sebesar 44,26% dan 45,05% dari total aset dan DPK BPR wilayah eks karesidenan

Kedu. Sedangkan Pangsa kredit BPR kabupaten Magelang sebesar 40,31% dari total

kredit BPR wilayah eks karesidenan Kedu.

Secara umum tingkat LDR di wilayah eks karesidenan Kedu sangat baik

mencapai 105,46%, namun tingkat NPLs di wilayah ini masih relatif tinggi yang

mencapai 7,76%. Hanya wilayah kabupaten Magelang yang memiliki NPLs di bawah

5% yaitu 4,91%.

Page 85: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 71

Kab. Wonosobo12,35%

Kab. Kebumen12,69%

Kota Magelang6,09%

Kab. Magelang44,26%

Kab.Temanggung

18,05%

Kab. Purworejo6,56%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.29. Komposisi Aset BPR di eks

Karesidenan Kedu TriwulanIV-2009

Kab. Wonosobo9,17%

Kab. Kebumen13,76%

Kota Magelang5,61%

Kab. Magelang45,05%

Kab.Temanggung

19,45%

Kab. Purworejo6,97%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.30. Komposisi DPK BPR di eks

Karesidenan Kedu TriwulanIV-2009

Kab. Purworejo7,21%

Kab.Temanggung

17,95%

Kab. Magelang40,31%

Kota Magelang6,34%

Kab. Kebumen14,07%

Kab. Wonosobo14,12%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.31. Komposisi Kredit BPR di eks

Karesidenan Kedu TriwulanIV-2009

3.6.1.5. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan SurakartaPada triwulan IV-2009, Pangsa aset, DPK dan Kredit BPR di wilayah eks

karesidenan Surakarta masing-masing sebesar 22,47%, 21,81%, dan 22,54% dari

total indikator kinerja BPR Jawa Tengah.

Total aset yang dimiliki oleh BPR di wilayah eks Karesidenan Surakarta pada

triwulan laporan sebesar Rp. 2,012 triliun. Dimana aset terbesar di wilayah ini berada

di kabupaten Karanganyar (22,26%). Untuk DPK, pada triwulan ini mencapai Rp.

1,371 triliun dengan wilayah penghimpunan DPK terbesar berada di kabupaten

Karanganyar (20,83%). Sedangkan kredit yang disalurkan hingga triwulan IV-2009

sebesar Rp. 1,663 triliun. Kabupaten Karanganyar menjadi daerah penyaluran kredit

BPR terbesar di wilayah eks karesidenan Surakarta dengan Pangsa sebesar 22,60%

(Grafik 3.32, 3.33 dan 3.34). Secara umum tingkat LDR di wilayah eks karesidenan

Surakarta sangat baik mencapai 121,35%, namun tingkat NPLs di wilayah ini cukup

tinggi mencapai 10,07%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja BPR dari sisi

intermediasi di wilayah eks karesidenan Surakarta sudah cukup baik namun dari sisi

kualitas masih perlu ditingkatkan.

Page 86: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 72

Kab. Sukoharjo16,10%

Kab. Wonogiri7,51%

Kab. Boyolali14,36%

Kab. Klaten13,76%

Kab. Sragen15,66%

Kab.Karanganyar

22,26%

Kota Surakarta10,36%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.32. Komposisi Aset BPR di eks

Karesidenan SurakartaTriwulan IV-2009

Kota Surakarta11,17%

Kab. Sukoharjo15,82%

Kab. Wonogiri8,57%

Kab. Boyolali12,96%

Kab. Klaten12,92%

Kab. Sragen17,71%

Kab.Karanganyar

20,83%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.33. Komposisi DPK BPR di eks

Karesidenan SurakartaTriwulan IV-2009

Kab.Karanganyar

22,60%

Kab. Sragen15,35%

Kab. Klaten13,78%

Kab. Boyolali15,56%

Kab. Wonogiri7,99%

Kab. Sukoharjo15,29%

Kota Surakarta9,43%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.34. Komposisi Kredit BPR di eks

Karesidenan SurakartaTriwulan IV-2009

3.6.1.6. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan BanyumasPangsa aset, DPK dan kredit BPR di wilayah karesidenan Banyumas terhadap

indikator kinerja BPR di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 masing-masing mencapai

17,09%, 15,92% dan 17,70%. Dimana aset BPR di wilayah eks karesidenan

Banyumas sebesar Rp. 1,530 triliun, sedangkan DPK yang berhasil dihimpun dan

kredit yang disalurkan pada triwulan ini masing-masing sebesar Rp. 1,001 triliun dan

Rp. 1,306 triliun.

Ketiga indikator kinerja tersebut terpusat di wilayah kabupaten Banjarnegara

dengan masing-masing Pangsa sebesar 40,09%, 35,19% dan 42,01%. Tingkat LDR

di wilayah kabupaten Banyumas secara umum sangat baik mencapai 130,49%,

namun NPLs masih relatif tinggi sebesar 5,50%. Hanya di wilayah kabupaten Cilacap

yang memiliki NPLs di bawah 5%, yaitu 3,55%.

Page 87: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 73

Kab.Purbalingga

11,48%

Kab.Banjarnegara

40,09%

Kab. Banyumas24,93%

Kab. Cilacap23,49%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.35. Komposisi Aset BPR di eks

Karesidenan BanyumasTriwulan IV-2009

Kab. Cilacap22,38%

Kab. Banyumas27,71%

Kab.Banjarnegara

35,19%

Kab.Purbalingga

14,72%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.36. Komposisi DPK BPR di eks

Karesidenan BanyumasTriwulan IV-2009

Kab.Purbalingga

10,29%

Kab.Banjarnegara

42,01%

Kab. Banyumas23,20%

Kab. Cilacap24,50%

Sumber : LBPR, diolahGrafik 3.37. Komposisi Kredit BPR di eks

Karesidenan BanyumasTriwulan IV-2009

Page 88: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 74

TABEL 3.9.PERKEMBANGAN INDIKATOR BPR DI ENAM eks KARESIDENAN JAWA TENGAH

(Rp. MILIAR)Jumlah BPR Aset Kredit Tabungan Deposito DPK LDR NPL

Kab. Demak 10 203 173 57 75 132 130,97% 9,44%Kab. Grobogan 5 285 248 114 95 208 118,81% 12,41%Kab. Kendal 16 380 293 102 136 238 122,86% 10,22%Kab. Semarang 15 343 300 64 185 249 120,61% 11,27%Kota Semarang 19 831 700 102 536 638 109,72% 9,32%Kota Salatiga 3 95 79 12 58 70 112,60% 4,95%

68 2.138 1.792 451 1.085 1.536 116,72% 10,04%Kab. Batang 3 92 74 34 16 50 147,11% 11,97%Kab. Brebes 6 70 53 31 19 50 106,86% 18,70%Kab. Pekalongan 1 92 74 62 9 72 103,14% 7,28%Kab. Pemalang 4 95 75 40 37 77 97,68% 12,15%Kab. Tegal 11 162 129 57 62 120 108,14% 11,47%Kota Tegal 2 16 11 6 5 10 103,39% 14,17%Kota Pekalongan 3 46 38 12 16 28 134,23% 15,78%

30 573 454 243 164 407 111,61% 10,31%Kab. Blora 5 136 106 53 45 98 108,41% 9,62%Kab. Jepara 3 202 180 105 39 144 124,70% 4,41%Kab. Kudus 7 136 112 41 65 105 106,20% 16,18%Kab. Pati 11 335 306 123 115 238 128,43% 15,29%Kab. Rembang 2 187 163 74 83 157 103,70% 5,77%

28 997 866 396 347 742 116,68% 10,66%Kab. Magelang 13 754 523 182 372 554 94,37% 4,91%Kota Magelang 4 104 82 10 58 69 119,30% 9,23%Kab. Temanggung 7 307 233 82 157 239 97,31% 9,10%Kab. Wonosobo 5 210 183 43 70 113 162,48% 7,78%Kab. Purworejo 2 112 93 43 43 86 109,08% 20,59%Kab. Kebumen 6 216 182 74 95 169 107,81% 6,95%

37 1.703 1.297 434 796 1.230 105,46% 7,76%163 5.411 4.410 1.524 2.391 3.915 112,64% 9,52%

Kab. Klaten 19 277 229 60 117 177 129,40% 13,11%Kab. Boyolali 7 289 259 64 113 178 145,68% 11,46%Kab. Sragen 7 315 255 149 94 243 105,14% 6,82%Kab. Sukoharjo 22 324 254 81 136 217 117,30% 15,44%Kab. Karanganyar 14 448 376 117 168 286 131,65% 8,25%Kab. Wonogiri 3 151 133 80 37 118 113,09% 7,31%Kota Surakarta 10 208 157 40 113 153 102,40% 6,61%

82 2.012 1.663 591 779 1.371 121,35% 10,07%

Kab. Banyumas 8 381 303 136 141 277 109,25% 5,27%Kab. Banjarnegara 2 613 549 143 209 352 155,78% 5,48%Kab. Cilacap 7 359 320 87 137 224 142,85% 3,55%Kab. Purbalingga 2 176 134 79 68 147 91,24% 10,74%

19 1.530 1.306 445 556 1.001 130,49% 5,50%264 8.953 7.380 2.560 3.726 6.287 117,38% 8,93%

Sub Total Kars. Kedu

Wilayah

Kars.Semarang

Sub Total Kars. Semarang

Kars.Pekalongan

Sub Total Kars. Pekalongan

Kars.Pati

Sub Total Kars. Pati

Kars.Kedu

Total KBI PurwokertoTotal Jawa Tengah

Total KBI Semarang

Kars.Surakarta

Total KBI Solo

Kars.Banyum

as

3.7. Perkembangan Perbankan SyariahPerkembangan bank umum syariah dan BPR syariah di Jawa Tengah pada

triwulan IV-2009 menunjukkan peningkatan yang tercermin pada indikator utama

kinerja perbankan syariah. Aset perbankan syariah pada triwulan ini tercatat sebesar

Rp. 3,48 triliun, meningkat sebesar 19,23% jika dibandingkan triwulan III-2009.

Page 89: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 75

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV

2008 2009

Aset DPK Pembiayaan

Sumber : LBU, diolah

Grafik 3.38. Pertumbuhan Indikator Perbankan Syariah di Jawa TengahTriwulan IV-2009

Di sisi lain, DPK perbankan syariah pada triwulan IV-2009 mencapai Rp. 2,23

triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,80% dibandingkan triwulan lalu.

Kenaikan DPK tersebut antar lain karena adanya perluasan wilayah usaha perbankan

syariah melalui pembukaan beberapa kantor cabang di beberapa daerah. Pembiayaan

yang disalurkan oleh perbankan syariah dalam triwulan laporan mencapai Rp. 2,63

triliun atau mengalami peningkatan sebesar 4,72% dibanding triwulan III-2009.

Secara nominal, peningkatan pembiayaan tersebut lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan DPK, sehingga nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat menjadi

117,98%. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi intermediasi yang dilakukan

perbankan syariah di Jawa Tengah masih berjalan dengan baik. Sementara itu, kinerja

perbankan syariah pada triwulan IV-2009 cukup baik, terlihat dari tingkat Non

Performing Financing (NPF) perbankan syariah meskipun mengalami peningkatan

sebesar 0,56% dari triwulan III-2009 namun masih berada di bawah 5%, yaitu

3,61%.

Page 90: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 76

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV

2008 2009

FDR (%)

2

4

6

8

10NPF (%)

FDR (%) NPF (%)

Sumber : LBU, diolah

Grafik 3.39. Kinerja Bank Syariah di Jawa Tengah Triwulan IV-2009Berdasarkan FDR dan NPF

Kecenderungan pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Tengah yang cukup

baik tersebut sejalan dengan skema Grand Design Strategy Pengembangan Pasar

Perbankan Syariah. Dimana target pada tahun 2009 adalah menjadikan Perbankan

Syariah Indonesia sebagai Perbankan Syariah yang paling atraktif di ASEAN dengan

pencapaian target aset sebesar Rp 87 triliun serta pencapaian angka pertumbuhan

industri sebesar 75%. Semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM)

perbankan yang menguasai syariah memberikan andil terhadap peningkatan

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah yang berimbas pada

peningkatan indikator kinerja perbankan syariah.

TABEL 3.10.PERKEMBANGAN INDIKATOR BANK UMUM & BPR SYARIAH DI JAWA TENGAH

(Rp. Miliar)

Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98e. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 7,79Bank Umum Syariah & Unit Usaha Syariaha. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132

- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989

c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48e. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43BPR Syariaha. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99%e. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79%

III-09 IV-09III-08 IV-08 I-09 II-09I N D I K A T O R I-2008 II-2008

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Page 91: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 77

3.8. Kredit UMKMJumlah penyaluran kredit kepada UMKM di Jawa Tengah terus

meningkat walaupun mengalami perlambatan. Penyaluran kredit UMKM padatriwulan IV-2009 mengalami pertumbuhan sebesar 14,56% (yoy) dibandingkandengan pertumbuhan triwulan III-2009 sebesar 11,44% (yoy). Pertumbuhan kreditUMKM memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap menurun ataumeningkatnya pertumbuhan kredit perbankan, mengingat kontribusinya mencapai84,72% dari total kredit perbankan (bank umum dan BPR) di Jawa Tengah (Grafik3.40). Dari jumlah tersebut, sebesar Rp33,50 triliun atau 47,76% merupakan kreditmodal kerja, sisanya sebesar Rp32,37 triliun (46,14%) dan Rp4,28 triliun (6,10%)merupakan kredit konsumsi dan investasi (Grafik 3.41).

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.40 Perkembangan Kredit UMKM dan

Total KreditGrafik 3.41 Perkembangan Kredit UMKM

Menurut Jenis Penggunaan

Sumber: LBU, Bank Indonesia Sumber: LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.42 Komposisi Kredit UMKM

Berdasarkan SektorEkonomi Triwulan IV-2009

Grafik 3.43 Perkembangan Kredit UMKMBerdasarkan Skala Usaha

0102030405060708090

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp

Total Kredit Kredit UMKM

05

10152025303540

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp

K. Modal Kerja K. Investasi K. Konsumsi

Pertanian,3.16%

Pertambangan,0.05% Industri, 6.65%

LGA, 0.03%

Konstruksi,1.13%

PHR, 35.75%

Pengangkutan,0.86%JDU, 4.36%

JSM, 0.82%

Lainnya, 47.19%

0.010.020.030.040.050.060.070.080.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun RpTriliun Rp

Mikro Kecil Menengah Total Kredit UMKM - axis kanan

Page 92: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 78

Penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah didominasi oleh sektor PHR, sektor

industri, sektor Jasa dunia usaha, dan sektor lainnya (kredit konsumtif). Pada triwulan

IV-2009, porsi terbesar kredit UMKM disalurkan pada sektor lainnya (kredit

konsumtif) tercatat sebesar Rp33,10 triliun atau 47,19% dari total kredit UMKM.

Sementara itu kredit UMKM untuk sektor PHR, sektor industri, dan sektor jasa dunia

usaha masing-masing sebesar Rp25,07 triliun (35,75%), Rp4,66 triliun (6,56%) dan

Rp3,05 triliun (4,36%).

Kredit Skala Mikro mendominasi penyaluran kredit UMKM Jawa

Tengah. Pangsa kredit untuk skala mikro masih mendominasi pemberian kredit

kepada UMKM di Jawa Tengah. Pada triwulan IV-2009 ini jumlah kredit mikro sebesar

Rp28,61 triliun, dengan pangsa kredit sebesar 40,78% terhadap total kredit UMKM.

Sedangkan skala usaha kecil dan menengah masing-masing sebesar Rp. 24,24 triliun

(34,56%) dan Rp17,29 triliun (24,65%). Sementara itu rasio kredit bermasalah atau

NPLs UMKM perbankan di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009 relatif kecil, yaitu

sebesar 3,02%, rasio ini membaik jika dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang

sebesar 3,57%.

Page 93: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 79

BOKSPenelitian Dasar Potensi Ekonomi Daerah

Dalam Rangka Pengembangan Komoditi Unggulan UMKMdi Provinsi Jawa Tengah

Penelitian ini dilaksanakan Bank Indonesia sebagai salah satu bentuk penyediaan informasi

dalam mengimplementasikan program bantuan teknis yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholders,

baik pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang

berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM. Penelitian ini mengidentifikasi berbagai

Komoditas/Produk/Jenis usaha (KPJu) unggulan yang dapat menjadi tumpuan prioritas

pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, serta

peningkatan daya saing produk.

Di Jawa Tengah, penelitian ini dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2007 hingga 2009 di

seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam enam wilayah eks karesiden.

Pelaksanaan penelitian di masing-masing Karesidenan tersebut dikoordinasikan oleh Kantor Bank

Indonesia Solo, Purwokerto dan Semarang sesuai wilayah kerjanya. Berdasarkan proses tersebut,

telah teridentifikasi KPJu unggulan masing-masing Kabupaten di enam Karesidenan yang selanjutnya

dikompilasi menjadi data KPJu Provinsi Jawa Tengah yang dapat memetakan ketersebaran daerah

penghasil untuk setiap KPJu Unggulan di Jawa Tengah.

Hasil Penelitian

Secara lebih terinci, dari hasil penelitian ini diperoleh informasi mengenai : (i) KPJu unggulan

yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah, (ii) KPJu potensial yang

saat ini belum menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa yang akan

datang, serta (iii) KPJU lintas sektoral. KPJu unggulan adalah KPJu yang mendukung perekonomian

daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisinya saat ini dan

prospeknya, serta memiliki daya saing yang tinggi. KPJu Potensial adalah KPJu yang saat ini belum

menjadi unggulan, namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa yang akan datang apabila

mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu. Sedangkan KPJu Lintas Sektoral adalah hasil

pemilihan dari berbagai KPJu unggulan per sektor di tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang

menjadi unggulan atau potensi daerah tersebut. Sektor yang menjadi fokus utama penelitian ini

dikelompokkan ke dalam sembilan sektor ekonomi, yang terdiri dari sektor tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, perdagangan, angkutan, pariwisata dan jasa-

jasa.

Tabel di bawah ini menunjukkan 10 KPJu unggulan lintas sektoral di Provinsi Jawa Tengah,

yang didominasi oleh Sektor Tanaman pangan dengan 5 (lima) KPJu, Sektor Industri dengan 3 (tiga)

KPJu dan Sektor Perdagangan dengan 2 (dua) KPJu.

Page 94: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 80

Tabel 1. KPJu Unggulan Lintas Sektoral di Provinsi Jawa Tengah

Sektor Komoditas

Tanaman Pangan Padi Sawah

Tanaman Pangan Jagung

Perdagangan Produk Tekstil/ Pakaian Jadi/Konveksi

Industri Pakaian Jadi/Konveksi/Garmen

Tanaman Pangan Bawang Merah

Industri Mebel

Industri Batik

Perdagangan Mebel

Tanaman Pangan Ketela Pohon/Ubi Kayu/Singkong

Tanaman Pangan Cabe Merah/Besar

Adapun KPJu unggulan dan potensial per sektor di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 2

dan 3 berikut.

Tabel 2. KPJu Unggulan Per Sektor di Provinsi Jawa Tengah

Rangking Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Perikanan Industri1 Padi Sawah Tebu Sapi

Potong/DagingLele(Budidaya)

Pakaian Jadi/Konveksi/Garmen

2 Jagung Kelapa Buah AyamBuras/Kampung/Sayur

Nila(Budidaya)

Mebel

3 Bawang Merah(Hortikultura)

Kelapa Deres Ayam Pedaging(Ras/Negeri)/Broiler

Bandeng Batik

4 Ketela Pohon/UbiKayu/ Singkong

Tembakau Kambing Daging PembenihanIkan

GulaKelapa/Jawa/Merah

5 Cabe Merah/Besar(Hortikultura)

Cengkeh Domba Layang Batu Bata

Rangking Perdagangan Pariwisata Angkutan Jasa1 Produk Tekstil /

pakaian jadi /Konveksi

Obyek Wisata Alam Angkutan Kota/Umum/Penumpang

Penjahit / Garment/ JasaObras

2 Mebel Wisata Belanja/ Mall Angkutan Barang Bengkel/ PerbaikanMotor/ Montir

3 Sembako Kolam Renang Becak Hotel/Penginapan

4 Aneka Hasil Bumidan Pertanian

Restoran/Rumah Makan Ojek Selepan / penggilinganpadi / jagung

5 MakananMatang/Siap Saji

WisataBudaya/Sanggar/History

AngkutanPariwisata

Kursus komputer &Mengetik

Page 95: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 81

Tabel 3. KPJu Potensial Per Sektor di Provinsi Jawa Tengah

Rangking TanamanPangan

Perkebunan Peternakan

Perikanan Industri

1 Pisang Kopi AyamPetelurRas/Negeri(Layer)

Gurame(Budidaya)

Genteng

2 Kentang Kapok randu Sapi Perah Udang Windu Textile/Kain3 Mangga Teh Itik Karper (Budidaya) Tenun

ikat/ATBM4 Cabe Rawit

(Hortikultura)Jambu mete Puyuh -

PetelurRumput laut Kusen/Jendela

/Pintu,Moulding

5 Kacangtanah

Karet Kelinci Kembung Anyaman /KerajinanBambu

Rangking Perdagangan Pariwisata Angkutan Jasa1 Kelontong Agrowisata Dokar Pemondokan/Pon

dok Wisata2 Makanan/

Minuman KhasWisata Religi Taxi Kursus Menjahit

& Bordir3 Gula Obyek Wisata Buatan Perahu Kursus Bahasa4 Tekstil/bahan

tekstil/kainPemancingan Mobil Omprengan Agen/Biro

Perjalanan5 Bahan Bangunan Pantai Gerobak Dorong Ukir

Page 96: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 82

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 97: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 83

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumenuntuk mengatur pengeluaran dan pendapatan pemerintah daerah dalam rangkamembiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkanoutput daerah, mencapai pertumbuhan dan stabitas perekonomian daerah, danmenentukan arah serta prioritas pembangunan daerah secara umum. Selain itu, APBDjuga merupakan kebijakan operasional yang menjadi turunan dari strategipembangunan pemerintah yang telah ditetapkan (Renstrada), sehingga dapat terlihatarah keberpihakan pemerintah daerah. Karena pada hakikatnya anggaran daerahmerupakan alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraanmasyarakat, maka APBD harus benar-benar menggambarkan angka-angka ekonomisyang mencerminkan kebutuhan masyarakat untuk memecahkan masalah danmeningkatkan kesejahteraannya.

Keuangan daerah dari sektor pemerintah yang disampaikan dalam laporankajian ini hanya mencakup realisasi anggaran pemerintah daerah tingkat provinsiJawa Tengah, sedangkan keuangan daerah dari realisasi anggaran 35Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah belum dapat tersajikan dalam laporankarena masalah keterbatasan data realisasi yang diperoleh.

Berdasarkan data APBD 2009 baik Provinsi Jateng maupun 35 Kab./Kota yangada di Jawa Tengah, anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng masihmempunyai porsi terbesar dan signifikan jika dibandingkan dengan masing-masingKab/Kota. Dari sisi pendapatan, jumlah pendapatan Pemprov Jateng adalah sebesar16,8% dari total seluruh pendapatan pemerintah daerah di Jawa Tengah, disusulkemudian oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sebesar 4,4% dari totalkeseluruhan pendapatan Pemda di Jateng. Sedangkan Kab./Kota yang lainnya diJateng, mempunyai pangsa masing-masing berkisar antara 1,8% - 3,5%. Sedangkandari sisi total belanja daerah, komposisinya hampir sama dengan pendapatan hanyabesaran persentasenya yang sedikit berbeda. Belanja Pemerintah Provinsi JawaTengah masih dominan dengan pangsa sebesar 15,9%, disusul oleh Pemerintah kotaSemarang sebesar 4,8% dan Kab./Kota lainnya berkisar 1,8% - 3,4%.

Page 98: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 84

Sumber: DJPK, Depkeu RIGrafik 4.1. ProPangsa Pendapatan APBD 2009

Sumber: DJPK, Depkeu RIGrafik 4.2. ProPangsa Belanja APBD 2009

Dalam APBD Perubahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran2009, pendapatan daerah ditargetkan sebesar Rp5,34 triliun, sedikit lebih tinggidibanding target pendapatan pada APBD 2009 sebelum perubahan yang sebesarRp5,21 triliun. Angka tersebut terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesarRp3,65 triliun naik dari Rp3,63 triliun pada APBD 2009 dan dana perimbangansebesar Rp 1,68 triliun. Dalam APBD Perubahan tahun 2009, telah dianggarakanDana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp3,43 miliar. (Grafik 4.3 dan 4.4, lihat Boks).

Pemerintah provinsi Jawa Tengah telah mengubah target belanja dalam APBDperubahan 2009 menjadi sebesar Rp5,69, meningkat dibanding sebelum perubahanyang sebesar Rp5,37 triliun. Belanja ini terdiri dari belanja tidak langsung sebesarRp3,52 triliun dan belanja langsung Rp2,16 triliun. (Grafik 4.5 dan 4.6).

16.8%

2.2%3.2%1.8%2.3%2.6%

3.1%3.5%

2.2%2.5%2.5%2.3%2.8%2.4%3.1%2.6%2.7%2.8%2.1%2.3%2.2%2.3%1.9%2.4%

2.4%2.2%

2.7%1.9%2.7%2.0%1.2%1.2%1.1% 4.4% 2.5%1.3%

Prov. Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora*) Kab. Boyolali

Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar

Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati

Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang

Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo

Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal

15.9%2.2%

3.3%1.8%2.5%2.6%

3.1%3.4%2.2%2.4%2.4%2.4%2.9%2.4%3.0%2.7%2.7%2.9%2.1%2.3%2.1%2.2%1.8%2.3%

2.4%2.2%

2.7%1.8%2.9%1.9%1.4%1.2%1.3% 4.8% 2.5%1.4%

Prov. Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora*) Kab. Boyolali

Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar

Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati

Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang

Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo

Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal

Page 99: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 85

Grafik 4.3 Komposisi PAD APBD-P 2009 Grafik 4.4 Komposisi DanaPerimbangan APBD-P 2009

Grafik 4.5 Komposisi Belanja TidakLangsung APBD-P 2009

Grafik 4.6 Komposisi Belanja LangsungAPBD-P 2009

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah total penerimaan dana yang diperoleh oleh daerahpada suatu periode waktu tertentu. Besarnya nilai pendapatan daerah merupakanukuran besarnya kemampuan fiskal suatu daerah. Semakin besar pendapatan makasemakin besar pula kekuatan fiskal daerah. Untuk itu suatu daerah hendaknya dapatmemaksimalkan setiap potensi penerimaan pendapatan daerahnya, sehingga dapatmemberikan ruang gerak kebijakan fiskal yang lebih luas.

Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada tahun2009 tercatat sejumlah Rp 5,7 triliun atau sebesar 106,74% dari anggaranyang telah ditetapkan sebelumnya. Realisasi tersebut telah melampaui target yangditetapkan dalam APBN-P 2009 sebesar Rp 5,2 triliun. Berdasarkan komponennya(Tabel 4.1), realisasi PAD tercatat sebesar Rp 4 triliun atau 109,48% dari target yangterdiri dari penerimaan pajak daerah sebesar Rp 3,23 triliun (Realisasi 110,10%),retribusi daerah Rp 130 miliar (101,32%). Realisasi dana perimbangan tahun 2009sebesar Rp 1,69 triliun atau 100,58%.

Realisasi pendapatan tahun 2009 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denganrealisasi pada tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun persentasenya.Realisasi pendapatan tahun 2008 tercatat sebesar Rp 5,26 triliun atau 102,65% daritarget APBD-P 2008.

80%

4%4% 12%

Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil PengelolaanKekay. Daerah Yg Dipisahkan

Lain-Lain PAD Yang Sah

33%

67%

0%

Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk DAU DAK

33%

0%0%

3%

13%34%

16%

1%

Belanja Pegawai

Belanja Bunga

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bagi Hasil Kpd Kab/Kota danDesa

Blnj Bant.Keuang. kpd Kab/Kota danDesa

Belanja Tidak Terduga

11%

63%

26%

Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal

Page 100: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 86

Peningkatan angka realisasi pendapatan terbesar pada komponen pajakdaerah yang meningkat sebesar Rp 200 miliar dibandingkan tahun 2008. Hal inimenyiratkan bahwa usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak relatifbaik, karena sampai saat ini pajak daerah masih menjadi faktor dominan dalammenunjang penerimaan daerah. Pangsa penerimaan pendapatan dari pajak daerahmencapai 56% dari keseluruhan total pendapatan.

Sementara itu, retribusi tahun 2009 jumlahnya tercatat lebih kecil dibandingtahun 2008. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti persiapanpenerapan kebijakan kelebihan muatan nol persen bagi kendaraan angkutan barangserta penyerahan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kepada pemerintahKab./Kota yang sangat mempengaruhi penerimaan retribusi daerah. Komponenpendapatan daerah lainnya seperti hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan danPAD lain-lain sampai saat ini masih tergolong relatif kecil kontribusinya.

Sumber pendapatan lain yang signifikan nilainya adalah dana perimbangan.Realisasi penyaluran dana bagi hasil pajak, DAU dan DAK dari pemerintah pusat padatahun 2009 sebesar 100%.

TABEL 4.1REALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TAHUN 2009 (RP JUTA)

NO URAIAN APBD APBD-P2008 2009 2008 2009* % APBD-09

A PENDAPATAN1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,598,520.12 3,658,340.17 3,762,755.52 4,005,017.79 109.48

- Pajak Daerah 2,952,500.00 2,939,766.26 3,068,130.11 3,236,779.05 110.10- Retribusi Daerah 341,923.20 128,883.96 345,651.28 130,590.19 101.32- Hasil PengelolaanKekay. Daerah Yg Dipisahkan 131,234.44 154,009.08 141,471.95 153,848.19 99.90

- Lain-Lain PAD Yang Sah 172,862.48 435,680.87 207,502.17 483,800.37 111.04

2 DANA PERIMBANGAN 1,532,287.18 1,682,052.88 1,504,184.02 1,691,853.08 100.58- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 478,795.31 547,874.28 450,692.15 557,673.48 101.79- Dana Alokasi Umum 1,053,491.87 1,130,742.60 1,053,491.87 1,130,742.60 100.00- Dana Alokasi Dana Khusus 3,436.00 3,437.00 100.03

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 229.97 229.97 3,437.85-Hibah-Dana Peny. dan Otonomi Khusus 229.97 229.97 3,437.85

JUMLAH PENDAPATAN 5,131,037.27 5,340,393.05 5,267,169.51 5,700,308.72 106.74

REALISASI

Sumber : Biro Keuangan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah* Data sampai 31 Desember 2009, namun masih bersifat sementara.

4.2. Realisasi Belanja DaerahBelanja daerah merupakan salah satu instrumen fiskal daerah yang paling

signifikan di samping pajak dan retribusi daerah. Besarnya belanja daerah inimencerminkan peranan pemerintah daerah terhadap perekonomian daerah. Sebagaiinstrumen fiskal, besarnya belanja daerah ini juga dapat mendorong lajupertumbuhan ekonomi daerah. Realisasi belanja daerah yang besar merupakan

Page 101: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 87

indikasi peran fiskal daerah yang ekspansif, yang diharapkan dapat berpengaruhpositif dalam peningkatan output daerah, selain investasi daerah dan ekspor daerah.

TABEL 4.2REALISASI BELANJA DAERAH APBD TAHUN 2009 (RP JUTA)

NO URAIAN APBD APBD-P2008 2009 2008 2009* % APBD-09

B BELANJA1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,672,147.87 3,525,877.76 3,360,542.69 3,212,182.13 91.10

- Belanja Pegawai 951,389.30 1,138,690.72 876,807.23 941,583.10 82.69- Belanja Bunga 4.70 0.99- Belanja Subsidi- Belanja Hibah 472,986.75 69,820.30 385,489.98 67,953.60 97.33- Belanja Bantuan Sosial 459,355.98 431,545.75 412,423.15 401,255.90 92.98- Belanja Bagi Hasil Kpd Kab/Kota 1,108,765.48 1,123,798.13 1,058,172.72 1,109,040.37 98.69- Blnj Bant.Keuang. kpd Kab/Kota 659,645.63 737,022.85 626,139.79 687,190.39 93.24- Belanja Tidak Terduga 20,000.00 25,000.00 1,508.81 5,158.76 20.64

2 BELANJA LANGSUNG 1,988,054.70 2,166,734.61 1,790,592.74 1,989,067.50 91.80- Belanja Pegawai 274,665.31 242,916.81 243,331.35 213,339.79 87.82- Belanja Barang dan Jasa 1,123,543.13 1,335,571.10 1,018,236.62 1,228,661.81 92.00- Belanja Modal 589,846.25 588,246.69 529,024.76 547,065.90 93.00

JUMLAH BELANJA 5,660,202.57 5,692,612.37 5,151,135.43 5,201,249.63 91.37SURPLUS/DEFISIT (529,165.30) (352,219.32) 116,034.08 499,059.09 -

REALISASI

Sumber : Biro Keuangan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah* Data sampai 31 Desember 2009, namun masih bersifat sementara.

Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun2009 tercatat sebesar 91,37% atau Rp 5,2 triliun. Sebagaimana tahun-tahunsebelumnya, realisasi penyerapan belanja pemerintah provinsi kali ini juga belumdapat maksimal hingga mendekati 100%. Tingkat persentase realisasi belanja tahun2009 relatif hampir sama dengan tahun 2008 yaitu sebesar 91%. Bila dibandingkandengan realisasi belanja pada triwulan-triwulan sebelumnya, maka realisasi padatriwulan IV ini merupakan realisasi yang terbesar selama tahun 2009. Besarnyarealisasi belanja khusus pada triwulan ini sebesar 41,9%. Fenomena penumpukanrealisasi belanja anggaran pemerintah pada triwulan terakhir telah menjadi fenomenayang selalu berulang tiap tahunnya dan terjadi pada hampir seluruh pemerintahdaerah. Oleh karena itu diperlukan suatu komitmen dari pemerintah untuk senantiasamembuat perencanaan kegiatan yang matang serta terjadwal dengan baik sehinggatidak terjadi keterlambatan realisasi anggaran. Selain itu, beberapa peraturan ataukebijakan yang dapat menghambat penyerapan anggaran ini juga harus sejak awaldikelola dengan baik seperti pembahasan APBD Perubahan yang hendaknya dapatdipersiapkan dan dibahas sejak awal sehingga tidak berlarut-larut pembahasannyadikemudian hari.

Page 102: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 88

1. Belanja Tidak Langsung :Realisasi Belanja tidak langsung (BTL) tahun 2009 tercatat senilai Rp 3,2 triliunatau sebesar 91,10%. Angka rasio realisasi belanja tidak langsung terbesar adalahrealisasi belanja bagi hasil Kab./kota yang mencapai 98,69%. Berikutnya adalahpos belanja hibah mencapai 97,33%. Realisasi bantuan kepada Kab/kota sebesar93,24%, sejalan dengan komitmen pemerintah provinsi untuk lebihmemberdayakan masyarakat desa. Realisasi pos belanja pegawai pada APBD 2009ini justru relatif rendah yaitu 82,69%, lebih rendah bila dibandingkan denganrealisasi tahun 2008 yang mencapai 92,16%.

2. Belanja Langsung :Realisasi Belanja Langsung tahun 2009 tercatat sebesar 91,80% atau senilaiRp1,98 triliun (tabel 4.2). Sebagaimana dalam komponen Belanja TidakLangsung, realisasi belanja pegawai dalam belanja langsung ini juga tercatat realtifrendah yaitu sebesar 87,82%. Belanja barang dan jasa serta belanja modalmempunyai realisasi yang realtif lebih baik yaitu masing-masing sebesar 92% dan93%.

Page 103: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 89

Sistem Pembayaran adalah sistem yang berkaitan dengan kegiatanpemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lain yang melibatkan berbagaikomponen sistem pembayaran, antara lain alat pembayaran, kliring, dan settlement.Dalam prakteknya, kegiatan sistem pembayaran melibatkan berbagai lembaga yangberperan sebagai penyelenggara jasa sistem pembayaran maupun penyelenggarapendukung jasa sistem pembayaran seperti bank, lembaga keuangan selain bank, danbahkan perorangan. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No.3 tahun 2004, salah satu tugas Bank Indonesia adalahmengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sehingga sebagairepresentasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia (KBI) Semarangmempunyai tugas menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran baik tunaimaupun non tunai di daerah Jawa Tengah.

Dalam rangka mendukung kelancaran aktivitas perekonomian Jawa Tengah,KBI Semarang senantiasa mengupayakan kelancaran sistem pembayaran yang efisien,cepat, aman, dan handal di wilayah kerjanya. Dalam transaksi tunai, KBI Semarangberupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalamnominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layakedar (clean money policy). Sedangkan dalam transaksi non tunai, KBI Semarang selaluberusaha menjaga kelancaran sistem pembayaran yang efektif melaluipenyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Pada triwulan IV-2009, perkembangan umum sistem pembayaran tunai diJawa Tengah secara tahunan (yoy) mengalami net inflow. Jumlah aliran keluar(outflow) ke KBI-KBI di wilayah Jawa Tengah secara total mengalami penurunan yangcukup signifikan, sementara jumlah aliran uang masuk (inflow) mengalamipeningkatan. Sementara itu, nilai dan volume transaksi pembayaran non tunai melaluiBank Indonesia, yaitu Kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS), untuk wilayahJawa Tengah pada triwulan IV – 2009 ini mengalami peningkatan.

Page 104: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 90

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan IV-2009 di wilayah JawaTengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami net inflow, yaitujumlah aliran uang masuk ke Bank Indonesia (inflow) lebih besar dibandingkan jumlahaliran uang yang keluar ke masyarakat (outflow). Pada triwulan IV-2009, inflow yangterjadi di KBI wilayah Jawa Tengah meningkat sebesar 83,04% dibandingkan periodetriwulan yang lalu (qtq) menjadi Rp6,87 triliun, sedangkan apabila dibandingkanposisi yang sama tahun lalu (yoy) mengalami penurunan sebesar 9,22%. Peningkataninflow secara triwulanan yang cukup besar adalah fenomena yang biasa terjadi pascahari raya keagamaan (Idul Fitri), dimana pada tahun 2009 hari raya keagamaan jatuhpada triwulan III-2009. Sementara itu, outflow yang terjadi pada KBI di wilayah JawaTengah pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar Rp776 miliar, mengalami penurunancukup signifikan, sebesar 78,70% dibandingkan jumlah outflow pada triwulan III-2009. Selain itu, posisi outflow pada triwulan ini mengalami penurunan sebesar65,93% (yoy) bila dibandingkan dengan outflow pada triwulan IV-2008. Nilai inflowyang lebih besar dibandingkan outflow menyebabkan terjadi net inflow sebesarRp6,09 triliun atau secara tahunan meningkat sebesar 15,17% (yoy) dibandingkantriwulan IV-2008.

Pada triwulan IV-2009, seluruh KBI di wilayah Jawa Tengah (KBI Semarang, KBISolo, dan KBI Purwokerto) mengalami net inflow masing-masing sebesar Rp3,79triliun, Rp1,39 triliun, dan Rp906 miliar. Hal ini diindikasikan adanya siklus kembalinyauang yang beredar di masyarakat, setelah pada triwulan sebelumnya permintaanterhadap uang cetak baru dan uang pecahan kecil di masyarakat meningkat tajambertepatan dengan datangnya bulan puasa dan hari raya keagamaan, danpembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pegawai.

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di Jawa Tengah

(4.00)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Triliun Rp

INFLOW OUTFLOW NET INFLOW

Page 105: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 91

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda TidakBerharga (PTTB) Uang Kartal

Dalam melaksanakan strategi clean money policy, BI melaksanakan kegiatanpemusnahan uang terhadap uang yang sudah tidak layak edar (UTLE) danmenggantinya dengan uang baru. Proses pemusnahan tersebut dilakukan melaluisuatu prosedur dan pengawasan pelaksanaan pemusnahan uang yang ketat danmenetapkan tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan.

Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan padatriwulan IV–2009 ini tercatat sebesar Rp3,46 triliun, mengalami peningkatan sebesar39,96% (yoy) dibandingkan jumlah PTTB pada triwulan IV-2008 yang sebesar Rp2,47triliun. Sementara itu apabila dibandingkan dengan PTTB pada triwulan sebelumnyaterjadi peningkatan sebesar 100,81% (qtq). Budaya dan perilaku masyarakat yangkurang baik dalam memperlakukan uang kertas seperti melipat, men-staples,meremas dan mencoret-coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu,karena faktor iklim tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhanuang kertas.

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa Tengah

Sementara itu, rasio PTTB terhadap cash inflow di Jawa Tengah pada triwulanIV-2009 tercatat sebesar 50,40%, mengalami penurunan dibandingkan rasio padatriwulan III-2009 yang sebesar 80,37%. Penurunan rasio pemusnahan uang rupiahterhadap inflow tersebut diduga karena uang yang masuk ke Bank Indonesia masihbisa dikategorikan uang layak edar.

-

0.501.00

1.50

2.002.50

3.00

3.504.00

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Trili

unR

p

PTTB

Page 106: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 92

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI PurwokertoGrafik 5.3. Rasio Cash Inflow Terhadap PTTB Jawa Tengah

5.1.3. Uang Palsu

Pada keseluruhan tahun 2009, jumlah uang palsu yang ditemukan dandilaporkan ke KBI di Jawa Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto)adalah sebanyak 10.491 lembar. Nominal pecahan uang palsu yang paling banyakditemukan adalah pecahan Rp100.000,00 dengan porsi sebesar 41,10% dari seluruhjumlah uang palsu yang ditemukan, diikuti oleh pecahan Rp50.000,00 dengan porsi36,71% dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan.

Dari rata-rata per bulan temuan uang palsu di Jawa Tengah, terdapat trendpenurunan jumlah uang palsu yang ditemukan pada tahun 2009 dibandingkandengan tahun 2008. Pada tahun 2009, jumlah uang palsu yang ditemukan turunsebesar 11,61%. Upaya Bank Indonesia untuk terus menggalakkan publikasi dansosialisasi terhadap ciri-ciri keaslian uang Rupiah kepada masyarakat, serta terusmelakukan koordinasi dan langkah pencegahan antara lain dengan membentuksatgas dengan pihak kepolisian, diharapkan dapat berangsur-angsur mengurangimaraknya peredaran uang palsu di masyarakat.

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI PurwokertoGrafik 5.4. Jumlah Temuan Uang Palsu di Jawa Tengah (Lembar)

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

-

1.00

2.00

3.004.00

5.00

6.00

7.00

8.00

IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009

Pe

rse

n(%

)

Tri

liu

nR

p

INFLOW PTTB rasio

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2006 2007 2008 2009

100 Ribu 50 Ribu 20 Ribu 10 Ribu 5 Ribu

Page 107: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 93

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai

5.2.1. Transaksi Kliring

Kebutuhan masyarakat akan kecepatan, kehandalan, dan keamanan dalambertransaksi semakin meningkat seiring dengan globalisasi perekonomian. BankIndonesia selaku otoritas sistem pembayaran menyadari sepenuhnya keperluanmasyarakat dan merupakan tujuan Bank Indonesia untuk memperlancar kegiatansistem pembayaran di Indonesia. Salah satu mekanisme dalam sistem pembayaranadalah kliring, yaitu pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar pesertakliring, dan perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Pada triwulan IV–2009, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliringdi wilayah Jawa Tengah melalui KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto secaratriwulanan mengalami peningkatan baik secara volume maupun secara nominal,kecuali KBI Tegal yang mengalami penurunan nominal dan volume transaksi kliring.Transaksi kliring di Jawa Tengah secara nominal mengalami peningkatan sebesar7,09% dibandingkan triwulan III-2009 yaitu dari Rp20,42 triliun menjadi Rp21,87triliun. Secara volume, transaksi kliring meningkat sebesar 3,92% (qtq). Peningkatantransaksi kliring secara triwulanan ini diduga karena banyaknya aktivitas ekonomiyang terjadi pada akhir tahun 2009, misalnya tingginya realisasi anggaran danpembayaran proyek yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Bila dilihat secaratahunan, transaksi kliring Jawa Tengah juga mengalami peningkatan baik secaranominal maupun volume masing-masing sebesar 16,48 % dan 5,22%.

Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto dan website BI

2008TW IV TW I TW II TW III TW IV qtq yoy

Jawa TengahNominal (Triliun Rp) 18.78 18.16 16.18 20.42 21.87 7.09% 16.48%Volume 738,289 673,141 744,887 747,497 776,831 3.92% 5.22%SemarangNominal (Triliun Rp) 10.22 9.62 7.94 11.47 12.60 9.84% 23.29%Volume 451,596 388,526 459,543 449,751 471,408 4.82% 4.39%SoloNominal (Triliun Rp) 6.80 6.47 6.59 6.68 7.04 5.37% 3.50%Volume 210,769 187,939 210,348 209,711 211,997 1.09% 0.58%PurwokertoNominal (Triliun Rp) 1.45 1.28 1.33 1.45 1.51 4.14% 3.89%Volume 58,408 56,022 57,900 46,002 60,771 32.11% 4.05%TegalNominal (Triliun Rp) 0.30 0.78 0.32 0.82 0.72 -12.07% 139.67%Volume 17,516 40,654 17,096 42,033 32,655 -22.31% 86.43%

Pertumbuhan2009Wilayah

Page 108: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 94

5.2.2. Transaksi RTGSSistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta

dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika pertransaksi secara individual. Penerapan Sistem BI-RTGS di Indonesia dimulai sejaktanggal 17 November 2000. Kehadiran sistem BI-RTGS di Indonesia sebagai saranasettlement (penyelesaian akhir transaksi pembayaran) sangat penting mengingattransaksi pembayaran perbankan bernilai besar merupakan mayoritas dari totaltransaksi pembayaran di Indonesia.

Pada triwulan IV-2009, transaksi non tunai melalui BI-RTGS secara tahunanmengalami peningkatan, namun secara triwulanan nilai transaksinya menurun. Rata-rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat tajam sebesar 250,27% (qtq) darirata-rata per bulan pada triwulan III-2009, yaitu dari sebanyak 6.985 transaksimenjadi 24.466 transaksi pada triwulan IV-2009. Sementara itu, nominal transaksisecara triwulanan menurun sebesar 32,54% (qtq) dari Rp45,32 triliun menjadiRp30,57 triliun. Secara tahunan, total nominal dan volume transaksi RTGS padatriwulan IV–2009 meningkat masing-masing sebesar 37,77% (yoy) dan 0,64% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah

010,00020,00030,00040,00050,00060,00070,00080,00090,000100,000

05,000

10,00015,00020,00025,00030,00035,00040,00045,000

Okt

'08

Nov'

08

Des

'08

Jan'

09

Feb'

09

Mar

'09

Apr

il'09

Mei

'09

Juni

'09

Jul'0

9

Aug

'09

Sept

'09

Okt

'09

Nov'

09

Des

'09

Miliar RpWarkat

Nilai Volume

Page 109: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 95

6.1 Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada triwulan IV-2009

menunjukkan adanya penurunan yang tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Semarang pada triwulan IV-2009. Saldo

Bersih Tertimbang (SBT) realisasi penggunaan tenaga kerja pada triwulan IV-2009

sebesar -4,23 mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan

triwulan III-2009 sebesar 6,43 (Grafik 6.1).

REALISASI TENAGA KERJA SELURUH SEKTOR

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw.III Tw. IV

2008 2009

SBT

Sumber : SKDU KBI SemarangGrafik 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja di Jawa Tengah

Berdasarkan tiga sektor ekonomi utama di Jawa Tengah, penurunan realisasipenggunaan tenaga kerja tersebut dikarenakan sektor pertanian belum memasukimasa panen sehingga mempengaruhi tingkat realisasi penggunaan tenaga kerja.Dimana nilai SBT realisasi penggunaan tenaga kerja sektor pertanian turun dari 1,72pada triwulan III-2009 menjadi -3,89 pada triwulan IV-2009. Membaiknya kondisipasca krisis, berpengaruh positif bagi sektor industri pengolahan yang terlihat daripeningkatan nilai SBT realisasi penggunaan tenaga kerja sektor industri pengolahandari 2,33 pada triwulan III-2009 menjadi 3,22 pada triwulan IV-2009. sedangkanuntuk sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan IV-2009 relatifstabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.(Grafik 6.2).

Page 110: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 96

Sumber : SKDU KBI SemarangGrafik 6.2. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa Tengah

Peningkatan realisasi tenaga kerja di sektor industri pengolahan juga diperkuat

olah hasil liaison yang dilakukan oleh KBI Semarang. Subsektor Barang Lainnya

mengalami penambahan tenaga kerja yang cukup signifikan sebanyak 1.563 orang

atau meningkat 95% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan

tersebut terkait dengan peningkatan target produksi dan investasi untuk

pengembangan infrastruktur. Terkait dengan investasi, sebagian besar contact liaison

KBI Semarang melakukan investasi yang ditujukan untuk penjualan di masa

mendatang dan menunjang produktivitas operasional.

Penggunaan tenaga kerja dari hasil SKDU yang dilakukan oleh KBI Semarang

tersebut sejalan dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang

dilakukan oleh BPS. Hasil survei tersebut menunjukkan tingkat penyerapan tenaga

kerja sektoral tertinggi masih berada pada sektor Pertanian (37,04%) kemudian

disusul oleh sektor PHR (21,86%) dan sektor Industri Pengolahan (16,78%).

Sumber : Sakernas BPSGrafik 6.3. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama

Jawa Tengah Triwulan IV-2009

Keuangan & JasaPerusahaan

0,98%Angkutan danPergudangan

4,30%

Perdagangan21,86%

Bangunan6,49%

Listrik, Gas & Air0,18%

Industri16,78%

Pertambangan0,77%

JasaKemasyarakatan

11,60% Pertanian37,04%

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw.III Tw. IV

2008 2009

SBT

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

Page 111: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 97

Jumlah pengangguran di Jawa Tengah hingga triwulan IV-2009 sebesar 1,252

juta orang atau naik sebesar 2,03% jika dibandingkan posisi yang sama tahun 2008.

Tingkat pengangguran terbuka hingga triwulan IV-2009 (7,33%) juga mengalami

sedikit peningkatan jika dibandingkan periode sebelumnya (7,28%). Secara umum,

kondisi ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan jumlah orang yang

menganggur dari tahun sebelumnya yaitu 7 orang menganggur setiap 100 orang

angkatan kerja. Di sisi lain, jumlah pekerja mengalami peningkatan sebesar 2,40%

dari tahun 2008 atau menjadi 15,835 juta orang (Tabel 6.2).

Relatif tingginya tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah yang mencapai

7,33% patut menjadi perhatian bagi pemerintah provinsi Jawa Tengah. Terlebih

dengan mulai diterapkannya kebijakan ACFTA pada 2010, perlu diwaspadai lonjakan

pengangguran akibat persaingan beberapa sektor ekonomi dengan China. Beberapa

upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak ACFTA adalah

memberikan pelatihan, bantuan peralatan, permodalan, pemasaran, dan

pengembangan ekonomi kreatif.TABEL 6.2

INDIKATOR TENAGA KERJA JAWA TENGAH 2009 (Ribu Orang)

Angkatan Kerja 16.691 17.088Bekerja 15.464 15.835Pengangguran 1.227 1.252

Bukan Angkatan Kerja 7.721 7.582Sekolah 1.868 1.879Mengurus RT 4.328 4.271Lainnya 1.525 1.432

Penduduk Usia Kerja 24.412 24.670Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 68,37% 69,27%Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,35% 7,33%

2009Indikator 2008

Sumber : BPS

6.2. Nilai Tukar PetaniNilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Tengah pada triwulan IV-2009

mengalami kenaikan sebesar 0,12% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Dimana nilai indeks NTP pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 99,81 sedangkan NTPpada triwulan III-2009 sebesar 99,69. Besarnya nilai indeks NTP tersebut

mengindikasikan bahwa indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi olehrumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Secara sub sektor, Indeks Diterima Petani (IT) beberapa komoditas yang

mengalami kenaikan jika dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq) adalah komoditas

Page 112: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 98

padi palawija (0,11%), hortikultura (0,40%) dan peternakan (1,08%). Sedangkan

komoditas yang mengalami penurunan cukup besar adalah komoditas perikanan

sebesar -1,33% (qtq). Kenaikan indeks komoditas peternakan dikarenakan relatif

masih tingginya permintaan dan harga produk peternakan seperti daging dan telur.

Dari Agustus 2009 hingga awal 2010, diperkirakan kebutuhan daging sapi di wilayah

Jawa Tengah sekitar 25,3 juta ton, daging ayam sekitar 36,1 juta ton dan telur sekitar

57,2 juta ton. Sedangkan penurunan atas komoditas perikanan dikarenakan kondisi

cuaca yang kurang baik membuat nelayan tidak dapat melaut sehingga berimbas

pada kualitas dan kuantitas hasil tangkapan nelayan.

Indeks yang Dibayar Petani (IB) secara umum mengalami sedikit kenaikan

sebesar 0,02% (qtq). Kenaikan tersebut dikarenakan adanya peningkatan biaya

produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) untuk menghadapi musim tanam

yang mundur akibat kondisi cuaca yang kurang baik. Namun di sisi lain tingkat

konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar -0,23% (qtq). Penurunan ini

lebih disebabkan oleh perilaku petani yang mengurangi tingkat konsumsi akibat

belum masuknya masa panen.

Page 113: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 99

TABEL 6.3NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* qtq yoyA Nilai Tukar Petani 99,77 102,27 102,70 98,00 98,04 99,69 99,81 0,12% -2,81%

B Indeks yang Diterima Petani (It) 111,78 116,49 118,02 113,99 114,73 118,58 118,75 0,14% 0,62%1 Padi Palawija 108,64 114,79 114,33 104,82 107,16 110,89 111,01 0,11% -2,90%a. Padi 105,03 109,02 109,93 97,88 100,05 103,96 104,35 0,38% -5,08%b. Palawija 117,04 128,21 124,55 120,94 123,69 126,99 126,48 -0,40% 1,55%2 Hortikultura 108,11 105,43 108,43 115,58 111,99 117,67 118,14 0,40% 8,96%a. Sayur-sayuran 111,69 99,05 105,26 119,30 109,43 113,89 116,93 2,67% 11,09%b. Buah-buahan 105,12 110,74 111,06 112,48 114,13 120,81 119,15 -1,37% 7,28%3 Perkebunan Rakyat 136,61 142,46 141,91 140,63 142,15 145,49 144,77 -0,49% 2,02%4 Peternakan 118,31 125,43 134,96 135,71 134,28 136,17 137,64 1,08% 1,99%a. Ternak Besar 119,28 120,38 133,90 135,99 134,43 135,18 137,43 1,66% 2,64%b. Ternak Kecil 123,92 126,57 142,79 143,50 143,27 146,08 154,17 5,54% 7,97%c. Unggas 113,22 130,61 131,99 130,88 126,93 129,68 126,70 -2,30% -4,01%d. Hasil Ternak 116,67 132,04 133,43 133,03 135,23 138,25 136,10 -1,56% 2,00%5 Perikanan 111,73 118,33 121,65 124,62 126,07 130,14 128,41 -1,33% 5,56%a. Penangkapan 112,98 119,82 123,34 126,05 127,57 132,07 130,16 -1,45% 5,53%b. Budidaya 101,77 106,41 108,19 113,21 114,12 114,69 114,41 -0,24% 5,75%

C Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 112,04 113,90 114,91 116,32 117,03 118,95 118,97 0,02% 3,53%1 Konsumsi Rumah Tangga (KRT) 112,96 114,96 115,59 117,13 117,68 119,95 119,68 -0,23% 3,54%a. Bahan Makanan 114,80 117,35 116,41 118,73 118,02 120,84 119,68 -0,96% 2,81%b. Makanan Jadi 108,78 110,55 113,65 117,16 119,07 121,32 121,58 0,21% 6,98%c. Perumahan 117,08 117,44 120,19 119,52 122,12 123,67 125,09 1,15% 4,08%d. Sandang 109,60 111,38 112,31 113,80 113,64 116,04 116,00 -0,03% 3,29%e. Kesehatan 109,00 109,71 111,10 112,46 113,39 114,52 114,69 0,15% 3,23%f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107,72 111,01 112,07 114,22 116,11 118,39 119,05 0,56% 6,23%

g. Transportasi dan Komunikasi 113,56 116,01 115,31 108,83 110,08 111 110,54 0,04% -4,14%2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang 108,93 110,31 112,59 113,65 114,87 115,71 116,60 0,77% 3,56%

Modal (BPPBM)

a. Bibit 106,29 107,73 109,11 111,43 113,13 113,17 114,53 1,20% 4,97%b. Obat-obatan & Pupuk 106,96 109,21 114,37 113,61 115,23 116,39 117,19 0,69% 2,47%c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111,71 113,87 115,00 121,87 122,81 123,71 124,49 0,63% 8,25%d. Transportasi 117,83 119,77 118,74 115,34 115,71 116,58 118,01 1,23% -0,61%e. Penambahan Barang Modal 108,85 110,63 112,73 115,57 117,76 118,82 119,73 0,77% 6,21%f. Upah Buruh Tani 107,55 107,92 108,93 110,85 111,48 112,15 112,91 0,68% 3,65%

Kelompok/ Sub Kelompok2008 2009 Growth

Sumber : BPS, *) November 2009

Page 114: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 100

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 115: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 101

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

PertanianPertambangan

7.1. Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I-2010 diperkirakan

akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2009, yaitu dalamkisaran 4,5-5,0%. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan I-2010 diperkirakan akan didorong oleh sektor industri pengolahan, sektor PHR, sektorjasa. Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap didorongoleh konsumsi rumah tangga (RT).

7.1.1. Kajian Sektoral

Permintaan domestik pada triwulan I-2010 diperkirakan mengalamipeningkatan terutama dipengaruhi oleh peningkatan sektor industri seiring dengankondisi perekonomian global dan domestik yang semakin optimis. Di sisi eksternal,dampak krisis keuangan global diperkirakan sudah menyusut pada tahun 2009.

Kajian sektoral ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (a) sektror primer yangterdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan, (b) sektor sekunder mencakupsektor industri, sektor listrik dan sektor bangunan, serta (c) sektor tersier yang terdiridari sektor PHR, sektor pengangkutan, sektor keuangan dan sektor jasa.

a. Sektor Primer

Sektor pertanian pada triwulan I-2010 diperkirakan masih mengalamikontraksi karena masih dalam masa tanam akibat pergeseran masa tanam dibeberapa daerah di Jawa Tengah.Masa panen diperkirakan mulai akhirtriwulan I-2010, kemungkinanpanen raya baru terjadi padatriwulan berikutnya. Sejalan dengansiklus pertumbuhan sektor ini,pertumbuhan pada triwulan I tahun-tahun genap selalu tercatat minus.Hal ini terkait dengan musim danpola tanam pertanian di JawaTengah. Sektor pertambangan diperkirakan tetap mengalami pertumbuhan positifakibat masih stabilnya permintaan bahan galian golongan C guna keperluan

Page 116: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 102

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

IndustriListrikBangunan

pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Jawa Tengah. Sektor pertaniandiperkirakan akan mengalami kontraksi dalam kisaran (-2,0%) - (-1,5%) (yoy),sedangkan sektor pertambangan diperkirakan tumbuh 7,0%-7,5%.

b. Sektor Sekunder

Sektor industri diperkirakan akan mengalami peningkatanpertumbuhan yang cukup signifikan pada triwulan I-2009, yaitu dalam kisaran7,0%-7,5% (yoy). Peningkatan sektor industri diperkirakan merupakan akibat faktorbase effect (triwulan I-2009 mengalami kontraksi yang cukup dalam). Permintaan luarnegeri terhadap produk-produkindustri Jawa Tengah (TPT, furniture,dll) menunjukan tren yang terusmeningkat, begitu pula dengan trenimpor bahan mentah dan barangmodal yang menjadi input sektor ini.Pertumbuhan sektor industri jugadiperkirakan didorong oleh naiknyaproduksi sub sektor industri migaskarena produksi minyak di Blok Cepu sudah beroperasi. Sedangkan industri nonmigas lain seperti industri makanan dan minuman, rokok, elektronik dan industrikerajinan diperkirakan tetap mengalami pertumbuhan yang tidak jauh berbeda daritriwulan sebelumnya.

Adapun dampak pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai1 Januari 2010 diperkirakan relatif belum berpengaruh pada triwulan I-2010.Berdasarkan informasi anekdotal yang kami peroleh, lonjakan arus impor barang dariChina yang melalui pelabuhan Tanjung Emas Semarang belum terlihat signifikan.Sementara itu, kalangan industri dan UKM di Jawa Tengah menyatakan siapmenghadapi implementasi perjanjian tersebut. Lebih jauh, ACFTA dapat menjadisebuah potensi yang menguntungkan bagi sektor ini mengingat selama ini impor nonmigas terbesar dari China adalah berupa mesin-mesin dan peralatan elektronik yangmerupakan barang modal serta bahan-bahan baku bagi industri. Penurunan tarifberpotensi meningkatkan impor barang-barang input tersebut yang berujung padapeningkatan sektor industri di Jawa Tengah.

Berdasarkan hal tersebut, sektor industri pengolahan diperkirakan akantumbuh di kisaran 7,0%-7,5%, sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulanlaporan yang tumbuh 7,02% (yoy).

Sektor bangunan diperkirakan tetap tumbuh dalam kisaran 6,25%-6,75%,sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2009 sebesar 7,19%.Perkiraan tersebut didasarkan pada digenjotnya proyek infrastruktur seperti jalan tolSemarang-Solo yang ditargetkan untuk selesai pelaksanaannya pada pertengahan

Page 117: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 103

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

PHRPengangkutanKeuanganJasa

tahun 2010. Sektor listrik gas dan air minum diperkirakan tumbuh dalam kisaran5,25%-5,75%.

b. Sektor Tersier

Sektor PHR diperkirakan akan tumbuh dalam kisaran 5,5%-6,0% (yoy)pada triwulan mendatang, sedikit melambat dari triwulan IV-2009 sebesar 6,61%.Berbagai kegiatan menjelang pelaksanaan pilkada di 17 Kab./Kota di Jawa Tengahpada triwulan II-2010 diperkirakan akan turut mendorong pertumbuhan sektor inipada triwulan depan selainaktivitas reguler sektor ini yangrelatif stabil pertumbuhannyasetiap triwulan. Pembukaan rutepenerbangan langsung Semarang- Singapura juga diperkirakanmemberikan kontribusi yangpositif pada sektor ini. Sektor inimasih menjadi pendorongpertumbuhan ekonomi JawaTengah, karena kontribusinyaterhadap PDRB sekitar 23%.

Pertumbuhan sektor jasa-jasa khususnya subsektor jasa swasta diperkirakanjuga akan ikut mengalami perlambatan dibandingkan triwulan laporan. Subsektorjasa pemerintahan juga diperkirakan belum mempunyai kontribusi yang signifikanmengingat masih dalam periode awal tahun anggaran 2010. Dengan berdasarkanperkiraan tersebut, pertumbuhan sektor jasa-jasa triwulan mendatang diproyeksikanmeningkat dalam kisaran 7,5%-8,0%.

Sementara itu, pertumbuhan sektor pengangkutan diperkirakan jugamengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV-2009 dan berada dalamkisaran 5,75%-6,25%. Pertumbuhan ini banyak ditopang oleh sektor telekomunikasiyang diperkirakan akan tetap tumbuh stabil tiap triwulannya. Sektor keuangandiperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, yaitu dalam kisaran7,0-7,5%, karena sektor perbankan diperkirakan akan mulai gencar menyalurkankreditnya kembali setelah sempat tersendat pada tahun 2009 karena krisis. Sejalandengan hal tersebut, sektor pembiayaan non bank maupun usaha persewaandiperkirakan juga mengalami hal yang serupa yang dipicu oleh meningkatnyapermintaan sejalan dengan tren penurunan suku bunga perbankan.

7.1.2. Kajian Sisi Penggunaan

Page 118: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 104

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I*)

2007 2008 2009 2010

Kons RTKons pmrthPMTBEkspor

Di sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga (RT) diperkirakan akan masihmenjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010.Pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan mendatang diperkirakan akantumbuh relatif stabil dalam kisaran5,5%-6,0%. Berbagai faktorseperti peningkatan daya belimasyarakat dari kenaikan upahminimum perkotaan secara umum,pelaksanaan pilkada di 17Kab./Kota, peningkatan indekskeyakinan konsumen sertamembaiknya kondisiperekonomian diperkirakanmenjadi penyebab pertumbuhan komponen ini

Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan belumbegitu signifikan pada triwulan I-2010. Namun, bila dibandingkan dengan triwulanyang sama tahun sebelumnya diperkirakan pertumbuhan konsumsi pemerintahtriwulan I-2010 lebih tinggi karena relatif tepatnya jadwal penyampaian APBD 2010oleh pemerintah daerah di Jawa Tengah kepada pemerintah pusat. Pertumbuhankonsumsi pemerintah triwulan I-2010 diprediksi berada dalam kisaran 9,75-10,25%(yoy).

Kegiatan investasi pada triwulan I-2010 diperkirakan tumbuh, dengan lajusekitar 5,75%-6,25%. Peningkatan ini terkait dengan kondisi perekonomian nasionalpada tahun 2010 yang diperkirakan mengalami perbaikan. Dari trend data impor nonmigas untuk barang modal menununjukkan indikasi meningkat yang dapat diartikanbahwa kegiatan investasi di triwulan mendatang akan memperlihatkan kegairahan.Berbagai potensi investasi yang ditawarkan oleh pemerintah provinsi dan kab./kota diJawa Tengah sudah ada beberapa yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI) dandirealisasikan pada awal tahun 2010. Sementara itu berbagai proyek infrastrukturyang sedang berjalan dan akan direalisasikan pada triwulan I-2010 seperti jalan tolSemarang-Solo, fly over Semarang dan sebagainya juga turut menyumbangpertumbuhan komponen ini.

Aktivitas ekspor pada triwulan I-2010 diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggipada kisaran 20,0%-20,5% yang disebabkan oleh pulihnya permintaan luar negeriterhadap barang-barang industri Jawa Tengah. Disamping itu, faktor base effect jugaturut mempengaruhi tinggi pertumbuhan ekspor pada triwulan I-2010 karenatriwulan pertumbuhan ekspor pada triwulan yang sama tahun sebelumnyamengalami kontraksi yang cukup dalam. Kegiatan impor diperkirakan akan tumbuhsignifikan yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan bahan baku industri yangberasal impor serta kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri. Terkait dengan

Page 119: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 105

ACFTA, kondisi tersebut tentunya berpotensi memberikan dampak positif maupunnegatif bagi perekonomian nasional umumnya, dan perekonomian Jawa Tengah padakhususnya. Implikasi positif yaang mungkin timbul adalah adanya peluang untukpeningkatan komoditas ekspor yang menjadi unggulan wilayah kita, serta dapat pulamenyebabkan penurunan harga input produksi bagi sektor industri karena imporbahan baku dapat menjadi lebih murah. Namun terdapat pula potensi negatif berupaserangan produk-produk impor dengan harga yang relatif murah, menjadi ancamanbagi industri lokal/ UMKM. Tentunya kondisi tersebut merupakan tantangan danpeluang yang harus diantisipasi oleh semua pelaku ekonomi di Jawa Tengah.

7.2. InflasiTekanan inflasi Jawa Tengah triwulan I-2010 diperkirakan akan

mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, dan laju inflasidiproyeksikan akan berada dalam kisaran 3,75%–4,25% (yoy). Perkiraanoptimis akan berada dalam angka kisaran 3,75% - 4,0%, sedangkan perkiraanpesimis berada dalam kisaran 4,0% - 4,25%. Tekanan inflasi triwulan I-2010diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya tekanan hargakomoditas volatile foods, naiknya tekanan dari sisi permintaan sejalan dengan naiknyaaktifitas ekonomi, dan adanya sedikit tekanan harga dari imported inflation.

Tekanan dari imported inflation perlu diantisipasi karena beberapa komoditasinternasional diperkirakan mengalami kecenderungan meningkat pada triwulan I-2010, antara lain gula pasir, minyak goreng, besi baja (logam) dan berbagaikomoditas pangan (gandum, kedelai). Sementara itu, tekanan harga komoditasadministered prices diperkirakan timbul dari adanya kebijakan peningkatan tariffcukai rokok sebesar 10% mulai Januari 2010. Adapun tekanan harga volatile foodsdiperkirakan akan terasa pada awal triwulan I-2010 karena beberapa daerah masihbelum memasuki masa panen. Namun, tekanan harga pada akhir triwulan I-2010diperkirakan akan menurun seiring dengan telah masuknya masa panen padaFebruari-Maret 2010. Sementara itu, sumbangan inflasi dari faktor moneterdiperkirakan relatif minim sejalan dengan perkembangan kurs rupiah yangdiperkirakan masih stabil.

Faktor potensial yang diperkirakan dapat menjadi pemicu tekanan inflasitriwulan I-2010 adalah harga gula pasir yang diperkirakan akan mengalamipeningkatan hingga akhir triwulan I-2010 dan harga minyak dunia yang diperkirakanmasih fluktuatif selama triwulan I-2010. Selain itu, relatif tingginya curah hujan padaJanuari-Februari 2010 dikhawatirkan dapat mengganggu pasokan beberapakomoditas penting, khususnya komoditas bahan makanan.

Tekanan inflasi dari ekspektasi masyarakat diperkirakan mengalamipenurunan pada triwulan mendatang. Di tengah aktivitas ekonomi yang mulaimeningkat pada awal tahun 2010, laju inflasi diperkirakan akan cenderung naik.

Page 120: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 106

Namun dengan ekspektasi masyarakat yang positif, diharapkan laju inflasi triwulanmendatang diperkirakan akan relatif stabil, meskipun dengan kecenderungan yangsedikit meningkat.

Terdapat beberapa faktor positif yang diharapkan dapat menyebabkan relatifstabilnya inflasi triwulan I-2010, di tengah upaya pemulihan ekonomi yangmenyebabkan naiknya tekanan harga di sisi permintaan. Beberapa faktor positiftersebut antara lain berupa: (a) tetap stabilnya harga BBM dalam negeri meskipunharga minyak internasional cukup fluktuatif, (b) ketersediaan stok barang kebutuhanpokok yang masih mencukupi, meskipun mulai menipis masa panen baru masuk padaMaret, (c) kurs rupiah yang relatif stabil, dan (d) ekspektasi masyarakat terhadapperkembangan harga yang cenderung positif hingga enam bulan ke depan.

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

0

2

4

6

8

10

12

4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi InflasiInflasiAktual (%)

Inflasi Aktual (yoy, %)Ekspektasi Inflasi (indeks)

GRAFIK 7.1.PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL

(YOY)

Berdasarkan Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan KBI Semarang,responden mengekspektasikan bahwa harga di tingkat pedagang pada triwulan I-2010 mendatang diperkirakan relatif stabil dibandingkan dengan triwulan laporan.Hal tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) yang sebagian besarmengekspektasikan terjadinya penurunan harga barang dan jasa, meskipun padaakhir triwulan I-2010 diperkirakan sedikit meningkat (Grafik 7.1.).

Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, ekspektasimasyarakat kota Semarang dalam enam bulan ke depan menunjukkan peningkatanoptimisme dalam hal ekspektasi penghasilan, ekspektasi ekonomi, dan ekspektasi

Page 121: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 107

ketersediaan lapangan kerja. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal sebagaiberikut:

a. Ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja menunjukkanoptimisme pada triwulan I-2010, setelah berada dalam level pesimis sejaktriwulan I-2007 s.d. triwulan III-2009. Hal ini menjadi sinyal positif bahwaketersediaan lapangan kerja akan semakin meningkat, karena mulaimembaiknya kondisi perekonomian.

b. Ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi secara umum dalam levelyang semakin optimis, sejalan dengan peningkatan indeks ketersediaanbarang dan jasa pada enam bulan yang akan datang.

c. Ekspektasi penghasilan yang cenderung meningkat dalam level optimis,merupakan sinyal positif bagi perekonomian dalam enam bulan ke depan.

d. Ekspektasi masyarakat terhadap harga secara umum sangat positif, yaitubahwa tiga bulan dan enam bulan harga akan semakin rendah terlihat dariekspektasi harga yang berada di atas level 140.

e. Ekspektasi masyarakat terhadap tingkat suku bunga juga cukup optimis

bahwa suku bunga akan berada dalam level yang acceptable.

f. Ekspektasi masyarakat terhadap tabungan yang makin optimis pada tiga

bulan dan enam bulan ke depan menunjukkan bahwa masyarakat percaya

terhadap kemampuannya dalam menambah tabungan yang dimilikinya,

karena adanya peningkatan penghasilan.

GRAFIK 7.2.EKSPEKTASI MASYARAKAT ENAM BULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI

KONSUMEN

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KBI Semarang,mayoritas responden memperkirakan harga secara umum pada 3 bulan dan 6 bulanmendatang akan relatif stabil. Secara net balance, indeks ekspektasi harga pada

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Harga UmumKetersediaan Barang & JasaTingkat Suku BungaTabungan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi PenghasilanEkspektasi Ketersediaan Lapangan KerjaEkspektasi Ekonomi

Page 122: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 108

Desember 2009 untuk 3 dan 6 bulan mendatang rata-rata berada di atas level 130,meningkat dari September 2009 yang berada dalam level 120an. Hal itumenunjukkan ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum semakinmeningkat, atau responden melihat ke depan bahwa inflasi akan relatif lebih rendahdari triwulan laporan (Grafik 7.3.).

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi harga umum (indeks) - axis kiri Inflasi Kota Semarang (% mtm) - axis kanan

GRAFIK 7.3.EKSPEKTASI PEDADANG ENAM BULAN KE DEPAN

BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN

Berdasarkan hasil estimasi dan berbagai survei tersebut di atas yangmenghitung ekspektasi masyarakat, pengusaha dan pedagang, laju inflasi JawaTengah triwulan I-2010 diperkirakan akan berada dalam kisaran 4,0%-5,0% (yoy).Sementara itu, KBI Semarang memperkirakan laju inflasi Jawa Tengah triwulan I-2010akan berada dalam kisaran 3,75% s.d. 4,25% sebagaimana terlihat dalam Tabel 7.1.

Tabel 7.1.ESTIMASI LAJU INFLASI JAWA TENGAH

MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA (yoy, PERSEN)

NO KELOMPOK BARANG & JASA I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-20101 Bahan Makanan 7,76 3,92 4,63 3,75 5 – 62 Mkn Jadi, Minuman, Rokok & Temb. 9,22 9,49 7,25 7,53 8 – 93 Perumh., Air, Listrik, Gas & Bhn Bakar 12,17 7,38 4,29 3,49 3 – 44 Sandang 7,08 6,38 5,94 5,70 5 – 65 Kesehatan 6,97 6,05 5,37 3,40 4 – 56 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 4,99 3,69 3,30 2,45 2 – 37 Transpor, Komunikasi & Jasa Keu. 1,92 -7,36 -6,90 -3,40 0 – 1

UMUM 6,94 3,95 3,20 3,32 3,75 – 4,25Sumber: BPS, diolahKeterangan: *) merupakan estimasi KBI Semarang

Page 123: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 109

Daftar Istilah

administered priceharga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dantarif dasar listrik.

BI Ratesuku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernursetiap bulannya.

BI-RTGSBank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaiankewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketikauntuk setiap instruksi transfer dana.

dana pihak ketiga (DPK)adalah simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpananberjangka.

financing to deposit ratio (FDR) atau loan to deposit ratio (LDR)rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baikdalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untukbank konvensional.

fit for circulationmerupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar.

inflasi IHKkenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahanindeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasayang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

inflasi intiinflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

inflowadalah uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

kreditadalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan ataukesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkanpeminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberianbunga, termasuk :(1)pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement

(NPA).(2)pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

M1uang beredar dalam arti sempit, yaitu kewajiban sistem moneter yang terdiri dari uangkartal dan uang giral.

M2uang beredar dalam arti luas, yaitu kewajiban sistem moneter yang terdiri dari M1 danuang kuasi (tabungan dan deposito berjangka dalam rupiah dan valas pada bank umum).

net inflowuang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Page 124: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 110

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 125: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 111

LAMPIRANIndikator Perekonomian dan Perbankan Jawa Tengah

Page 126: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 112

INDIKATOR PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN JAWA TENGAH

I. EKONOMI MAKRO1 Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 5,49 5,96 6,39 3,94 4,21 4,53 5,54 4,71

Sektorala. Pertanian -3,43 5,89 7,09 13,36 9,74 4,74 9,25 -6,00b. Pertambangan & Penggalian 1,46 2,03 5,54 5,70 4,96 5,40 3,86 7,65c. Industri Pengolahan 9,51 5,03 6,39 -2,37 -2,38 1,09 1,73 7,02d. Listrik, Gas & Air Bersih 5,35 4,83 4,86 4,04 2,60 6,39 5,43 6,57e. Konstruksi 5,45 6,04 6,08 8,44 7,61 6,58 6,66 7,19f. Perdagangan, Hotel & Restoran 5,46 5,76 4,95 4,26 4,57 5,82 5,95 6,61g. Pengangkutan & Komunikasi 7,10 6,67 9,65 6,67 7,11 7,35 6,41 6,99h. Keu., Persewaan & Jasa Persh. 11,49 8,32 6,77 4,96 10,01 8,80 7,28 4,80i. Jasa-Jasa 11,20 8,80 6,69 4,46 7,47 7,72 7,74 8,42Sisi Penggunaana. Konsumsi Rumah Tangga 5,13 5,11 6,51 4,95 4,92 5,25 5,84 5,65b. Konsumsi LNP 2,65 2,12 6,77 10,27 11,89 10,53 6,28 1,61c. Konsumsi Pemerintah 14,71 9,32 8,88 8,23 7,86 6,85 7,45 12,87d. Investasi (PMTB) 6,18 6,14 7,16 7,24 5,34 5,00 5,20 6,88e. Ekspor 2,6 5,75 1,52 2,31 -10,17 -0,70 8,44 8,43f. Impor 16,06 -8,58 -12,51 13,03 -12,90 6,47 17,85 14,54

2 Inflasi (yoy, %) 7,95 9,01 10,21 9,55 6,94 3,95 3,20 3,32a. Bahan Makanan 13,36 17,33 16,71 12,91 7,76 3,92 4,64 3,75b. Makanan Jadi 10,69 9,74 13,17 12,9 9,22 9,49 7,25 7,53c. Perumahan 5,34 9,73 12,77 13,46 12,17 7,38 4,29 3,49d. Sandang 9,69 9,13 8,78 7,06 7,08 6,38 5,94 5,70e. Kesehatan 5,5 6,4 6,13 7,68 6,97 6,05 5,37 3,40f. Pendidikan 7,31 8,54 4,44 4,93 4,99 3,69 3,30 2,45g. Transpor 1,18 11,2 11,92 7,14 1,92 -7,36 -6,90 -3,40

II. KINERJA PERBANKAN (RP MILIAR)1. Total Asset - Total 94.342 99.100 107.486 111.812 113.259 116.051 121.918 125.595

a. Total Asset - Bank Umum 87.417 91.822 99.993 103.922 105.161 107.844 113.088 116.642b. Total Asset - BPR 6.925 7.278 7.493 7.889 8.097 8.207 8.830 8.953

2. DPK - Total 74.783 78.761 81.240 86.140 90.139 92.260 93.852 97.499a. DPK - Bank Umum 69.886 73.706 76.113 80.681 84.453 86.474 87.657 91.213b. DPK - BPR 4.897 5.054 5.127 5.459 5.686 5.786 6.195 6.287

3. Deposito - Total 28.073 29.571 32.910 33.740 36.975 37.221 37.048 36.423a. Deposito - Bank Umum 25.143 26.574 29.868 30.621 33.646 33.801 33.379 32.697b. Deposito - BPR 2.930 2.997 3.042 3.119 3.330 3.420 3.669 3.726

4. Giro - Total 12.772 12.971 11.789 12.296 14.035 14.358 14.474 14.0175. Tabungan - Total 33.938 36.219 36.542 40.104 39.129 40.681 42.330 47.058

a. Tabungan - Bank Umum 31.971 34.161 34.457 37.763 36.773 38.315 39.804 44.498b. Tabungan - BPR 1.967 2.058 2.085 2.340 2.356 2.366 2.526 2.560

6. Kredit - Total 64.040 71.397 77.110 79.331 79.835 82.670 85.961 90.194a. Kredit - Bank Umum 58.475 65.406 70.668 72.907 73.099 75.610 78.452 82.814b. Kredit - BPR 5.565 5.991 6.442 6.424 6.736 7.060 7.508 7.380

I N D I K A T O R IV-08 III-09I-09III-08I-2008 II-2008NO IV-09II-09

Page 127: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 113

INDIKATOR PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN JAWA TENGAH

7. Kredit Menurut Jenis Penggunaana. Kredit BU & BPR - Total 64.040 71.397 77.110 79.331 79.835 82.670 85.961 90.194

- Kredit Modal Kerja 35.474 39.650 43.573 44.968 45.133 46.419 48.142 50.546- Kredit Investasi 4.833 5.337 5.589 5.925 5.881 6.171 6.727 7.098- Kredit Konsumsi 23.733 26.410 27.949 28.438 28.821 30.079 31.093 32.549

b. Persentase thd Total Kredit (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00- Kredit Modal Kerja 55,39 55,53 56,51 56,68 56,53 56,15 75,17 56,04- Kredit Investasi 7,55 7,48 7,25 7,47 7,37 7,47 10,50 7,87- Kredit Konsumsi 37,06 36,99 36,25 35,85 36,10 36,38 36,17 36,09

c. Kredit Bank Umum 58.475 65.406 70.668 72.907 73.099 75.610 78.452 82.814- Kredit Modal Kerja 32.745 36.732 40.337 41.826 41.825 42.883 44.352 46.839- Kredit Investasi 4.517 4.987 5.234 5.543 5.475 5.766 6.321 6.694- Kredit Konsumsi 21.213 23.687 25.098 25.539 25.799 26.961 27.780 29.281

d. Kredit BPR 5.565 5.991 6.442 6.424 6.736 7.060 7.508 7.380- Kredit Modal Kerja 2.728 2.918 3.236 3.142 3.308 3.536 3.790 3.707- Kredit Investasi 317 350 355 382 405 406 406 404- Kredit Konsumsi 2.520 2.723 2.851 2.899 3.022 3.118 3.313 3.268

8. Kredit Menurut Sektor Ekonomia. Kredit BU & BPR - Total 64.040 71.397 77.110 79.331 79.835 82.670 85.961 90.194

- Sektor Pertanian 2.437 2.547 2.548 2.655 2.671 2.753 2.688 2.819- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105- Sektor Industri 11.157 12.569 14.717 15.633 15.550 15.002 15.809 16.802- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63- Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296- Sektor Perdagangan 21.237 23.282 24.473 25.352 25.666 27.481 28.764 30.414- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.810 3.243 3.733 3.704 3.583 3.515 3.712 3.647- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809- Lain-lain 24.234 27.109 28.776 29.179 29.552 30.825 31.816 33.283

b. Kredit Bank Umum 58.475 65.406 70.668 72.907 73.099 75.610 78.452 82.814- Sektor Pertanian 1.996 2.067 2.096 2.156 2.144 2.200 2.167 2.290- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105- Sektor Industri 11.070 12.479 14.610 15.540 15.453 14.904 15.708 16.702- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63- Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296- Sektor Perdagangan 19.345 21.254 22.200 23.145 23.344 24.986 26.019 27.764- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.300 2.688 3.100 3.103 2.954 2.859 3.050 2.977- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809- Lain-lain 21.599 24.270 25.797 26.157 26.391 27.568 28.336 29.853

c. Kredit BPR 5.565 5.991 6.442 6.424 6.736 7.060 7.508 7.380- Sektor Pertanian 441 479 452 500 527 553 521 529- Sektor Industri 87 89 106 93 97 98 102 100- Sektor Perdagangan 1.892 2.028 2.273 2.207 2.322 2.496 2.745 2.650- Sektor Jasa Dunia Usaha 510 555 632 601 628 656 662 670- Lain-lain 2.635 2.839 2.979 3.023 3.161 3.257 3.479 3.431

IV-08 III-09NO I N D I K A T O R I-2008 II-2008 I-09III-08 IV-09II-09

Page 128: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah … buku ini dapat di-download dari DIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ... Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa ... Karesidenan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN IV-2009 114

INDIKATOR PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN JAWA TENGAH

9. LDR - Perbankan (%) 85,63 90,65 94,92 92,10 88,57 89,61 91,59 92,51a. LDR - Bank Umum (%) 83,67 88,74 92,85 90,37 86,56 87,44 89,50 90,79b. LDR - BPR (%) 113,64 118,52 125,64 117,66 118,46 122,01 121,20 117,38

10. NPL -Perbankan (%) 4,13 2,80 3,24 2,95 4,13 4,13 3,40 2,98a. NPL - Bank Umum (%) 3,34 3,06 2,64 2,39 3,70 3,41 2,83 2,41b. NPL - BPR (%) 12,54 10,36 2,84 2,64 4,27 8,76 9,31 9,13

11. Kredit UMKM 51.838 57.145 60.211 61.241 61.734 63.317 64.898 70.158a. Skala Usaha

- Mikro 23.627 25.331 26.098 26.190 26.523 27.039 27.460 28.613- Kecil 15.012 17.116 18.785 19.524 20.064 20.896 21.542 24.249- Menengah 13.199 14.698 15.328 15.527 15.147 15.382 15.896 17.295

b. Sektor Ekonomi- Sektor Pertanian 1.954 2.001 2.060 2.107 2.099 2.172 2.168 2.219- Sektor Pertambangan 51 43 42 41 36 38 43 33- Sektor Industri 3.942 4.246 4.404 4.649 4.269 4.267 4.350 4.668- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 11 11 22 23- Sektor Konstruksi 535 809 899 679 689 760 814 796- Sektor Perdagangan 18.034 19.385 20.189 20.751 21.436 22.083 22.855 25.078- Sektor Transportasi 490 519 506 546 552 549 568 601- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.197 2.590 2.906 2.901 2.807 2.879 2.920 3.059- Sektor Jasa Sosial Masy. 538 577 582 554 553 574 581 574- Lain-lain 24.085 26.962 28.613 29.003 29.282 30.005 30.577 33.107

c. Jenis Penggunaan- Kredit Modal Kerja 25.167 27.598 28.954 29.491 29.678 30.335 31.286 33.505- Kredit Investasi 3.086 3.284 3.470 3.487 3.481 3.670 3.744 4.281- Kredit Konsumsi 23.585 26.263 27.229 28.263 28.575 29.331 29.868 32.372

12. Perbankan SyariahA. Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)

a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,88 2,15 2,16 2,07 2,34 2,39 3

b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,86 1,91 1,98 1,84 2,05 2,01 2

c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631Share thd Perbankan Jateng (%) 2,04 2,27 2,43 2,55 2,51 2,70 2,81 3

d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98e. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 4

B. Bank Umum Syariah & Unit Usaha Syariaha. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132

- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989

c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48e. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43

C. BPR Syariaha. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99e. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79

I N D I K A T O R I-2008 III-09NO IV-09II-2008 II-09III-08 IV-08 I-09

sumber : KBI Semarang dan BPS Provinsi Jateng