KAJIAN EKONOMI REGIONAL -...
-
Upload
truonghanh -
Category
Documents
-
view
236 -
download
1
Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL -...
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Jambi
Kantor Bank Indonesia Jambi
Triwulan III - 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan
K A T A P E N G A N T A R
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan III-2010 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Bank Indonesia Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun stakeholders eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan III-2010 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010. Dari sisi harga, laju inflasi Kota Jambi (y-o-y) pada triwulan laporan relatif tetap dari periode sebelumnya. Perkembangan perbankan dari sisi aset dan penghimpunan dana mengalami penurunan namun penyaluran kredit menunjukkan peningkatan. Dengan demikian, Loan to deposits ratio (LDR) perbankan meningkat menjadi 91,52%. Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,34%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga. Dalam penyusunan KER triwulan III-2010 ini, kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, November 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan
i
DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................... i Daftar Tabel .......................................................................................... ii Daftar Grafik .......................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ................................. 5 A. Umum ............................................................................. 5 B. PDRB Sisi Produksi.............................................................. 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran........................................................ 20 Boks 1 : SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI ...................... BAB II. Perkembangan Harga-Harga..................................................... 33
A. Kajian Umum ................................................................. 33 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 35
Boks 2 : KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI BESAR KEAGAMAAN BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah ............................................ 45 A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 45
B. Bank Umum ................................................................... 46 C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)............................................ 56
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 59 A. Realisasi Pendapatan Daerah Semester I Tahun 2010 .......... 60 B. Realisasi Belanja Daerah Semester I Tahun 2010 ................ 60 C. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 61 D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 64
BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran ....................................... 65 A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai .............................. 65 B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ..................... 67
BAB VI Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan ............................. 69 A. Keternagakerjaan Daerah................................................... 69 B. Kesejahteraan .................................................................... 71 C. Kemiskinanan .................................................................... 74 BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah....................................... 75 A. Pertumbuhan Ekonomi......................................................... 75 B. Proyeksi Inflasi ..................................................................... 81 Lampiran Glosary
ii
DAFTAR TABEL
1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi
Penggunaan 6
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 34
2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) Tahunan (y-o-y) serta tahunan
Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 36
2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode triwulan III-2010 37
3.1 Perkembangan Jumlah kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 46
3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 47
3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 48
3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank 49
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 50
3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 51
3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 52
3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi
4.1 APBD-P Provinsi Jambi 59
4.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 62
4.3 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi 65
5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 68
6.1 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 73
7.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 77
iii
DAFTAR GRAFIK
1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q) 7 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Triwulan III Tahun 2010 8 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama triwulan II Tahun 2010 (ha) 8 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III Tahun 2010 (ha) 8 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Trwulan II Tahun 2010 (ha) 9 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III Tahun 2010 9 1.9 Perkembangan harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 10 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) 11 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%) 11 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 11 1.13 Distribusi Jenis Pupuk 12 1.14 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 12 1.15 Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR 13 1.16 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 13 1.17 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14 1.18 Lifting Minyak Bumi 14 1.19 Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) 15 1.20 Volume Penjualan Minyak Bakar 15 1.21 Volume Penjualan Minyak Diesel 15 1.22 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri 16 1.23 Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet , CPO, Makanan dan dan Minuman 16 1.24 Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata 16 1.25 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17 1.26 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17 1.27 Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi 18 1.28 Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 18 1.29 PPDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 19 1.30 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 20 1.31 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 20 1.32 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 20 1.33 Perkembangan Total Arus Peti Kemas 20
iv
1.34 Perkembangan Total Arus Barang 21 1.35 Distribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 22 1.36 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III Tahun 2010 22 1.37 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indek Ekspektasi Konsumen (IEK) 23 1.38 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 23 1.39 Perkembangan Penjualan Premium 24 1.40 Perkembangan Penjualan Solar 24 1.41 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 24 1.42 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi 24 1.43 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 24 1.44 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 24 1.45 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 25 1.46 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 25 1.47 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 25 1.48 Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan III-2010 26 1.49 Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan III-2010 26 1.50 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 27 1.51 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 28 1.52 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi 28 1.53 Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 29 1.54 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 29 1.55 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 30 1.56 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 30 1.57 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 31 1.58 Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 32 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 33 2.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi 34 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2010 35 2.4 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 38 2.5 Perkembangan Harga Jagung 39 2.6 Perkembangan Harga Daging 39 2.7 Perkembangan Harga Beras 39 2.8 Perkembangan Harga Terigu 40 2.9 Perkembangan Harga Cabe dan Bawang Merah 41 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 42 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 44 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 48 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per
v
kabupaten/kota di Provinsi Jambi 53 3.5 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito
Bank Umum di Provinsi Jambi 55 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 55 3.7 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 56 4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi 60 4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi 61 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 62 4.4 Pangsa Realisasi Pendapatan Dalam Negeri di Provinsi Jambi 62 4.5 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63 4.6 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 64 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 66 5.2 Perkembangan Nominal Kliring 67 5.3 Perkembangan Volume Kliring 67 6.1 Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi 70 6.2 Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi 70 6.3 Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran 70 6.4 Perkembangan Harga Beras 71 6.5 Perkembangan Harga Tepung Terigu 71 6.6 Perkembangan Harga Minyak Goreng 71 6.7 Perkembangan Harga Komoditas Lainnya 71 6.8 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 74 7.1 Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan
Ekspektasi Penghasilan 76 7.2 Rencana Konsumsi dalam 6-12 Bulan yang akan datang 77 7.3 Saldo Bersih Ekspektasi Harga dalam 6-12 bulan yang akan datang 82 7.4 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2006 s.d Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d Desember 2010 82 7.5 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2006 s.d juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d Desember 2010 83
Halaman ini sengaja dikosongkan
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.IIIMAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 114.98 114.15 116.86 117.54 119.34 123.18 126.1
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 9.16 1.10 1.71 2.49 3.79 7.91 7.91
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 3,965,750 4,027,901 4,111,755 4,166,853 4,210,450 4,305,367 4,408,953 - Pertanian 1,235,488 1,243,970 1,256,515 1,262,809 1,280,522 1,303,579 1,332,957 - Pertambangan dan Penggalian 461,554 466,949 469,120 467,021 468,083 471,815 480,110 - Industri Pengolahan 524,604 528,115 547,324 558,241 568,909 587,724 602,078 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 30,707 32,763 32,581 32,595 32,717 33,035 33,620 - Bangunan 191,514 193,824 197,188 199,949 201,493 205,272 209,594 - Perdagangan Hotel dan Restoran 657,881 679,789 702,015 716,906 723,882 743,831 768,098 - Pengangkutan dan Komunikasi 307,479 312,192 320,521 327,983 329,032 338,840 347,064 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 208,813 217,632 228,191 234,883 236,652 239,297 246,147
- Jasa 347,711 352,666 358,301 366,468 369,161 381,975 389,283
Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 2) 135,430 132,722 160,671 185,609 224,179 308,434 239,068 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 350,397 304,581 312,052 370,525 265,662 454,808 616,152
Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 3) 24,146 23,329 17,661 21,486 24,519 44,693 27,262 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 10,204 25,710 31,770 27,137 30,366 31,394 28,714
Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
2010INDIKATOR
2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.Data Trw.I-2010 s.d 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data Trw.III-2010 s.d Bulan Agustus 2010
2009
b. Perbankan
Tw.III-09 Tw.IV-09 Tw.I-10 Tw.II-10 Tw.III-10PERBANKANA. Bank Umum 1):a. Bank Umum Konvensional:Total Aset (Rp Juta) 12,819,920 13,758,932 14,510,626 15,911,741 15,486,934 DPK(Rp Juta) 9,998,588 10,597,374 11,213,788 12,161,122 11,695,908
- Tabungan 5,002,675 5,904,495 5,494,397 6,096,903 6,111,412 - Giro 2,047,600 1,929,641 2,880,322 3,096,605 2,542,152 - Deposito 2,948,313 2,763,238 2,839,069 2,967,614 3,042,344
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek2) 11,450,631 11,835,042 11,814,907 12,664,086 13,318,940 - Modal Kerja 4,475,510 4,570,316 4,499,439 4,642,064 5,888,778 - Konsumsi 4,275,718 4,388,293 5,020,160 2,638,092 5,236,958 - Investasi 2,699,403 2,876,433 2,295,308 5,383,930 2,193,204 - Dana 10,200,831 10,269,077 10,424,654 11,495,198 11,165,540 - LDR 112.25 115.25 113 110 119
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 8,406,361 8,622,182 8,992,671 10,254,563 10,704,063 - Modal Kerja 3,237,796 3,379,032 3,387,678 3,733,927 4,531,325 - Konsumsi 3,577,231 3,549,838 4,013,665 2,004,096 1,580,426 - Investasi 1,591,334 1,693,312 1,591,328 4,516,540 4,592,312 - LDR (%) 84.08 81.36 80.19 84.32 91.52
b. Bank Umum Syariah:Total Aset (Rp Juta) 427,719 456,827 481,736 535,737 616,455 DPK(Rp Juta) 232,860 245,135 257,148 279,399 310,268
- Tabungan 117,482 131,172 138,017 151,990 164,775 - Giro 53,782 54,778 52,815 57,382 61,575 - Deposito 61,596 59,185 66,316 70,027 83,918
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 387,162 410,914 441,618 495,594 571,534 - Modal Kerja 223,425 244,584 259,507 276,205 302,848 - Konsumsi 85,803 91,418 107,134 140,411 183,883 - Investasi 77,934 74,912 74,977 78,978 84,803 - LDR 166.26 167.63 171.74 177.38 184
B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 233,877 244,249 270,288 285,696 295,892 DPK (Rp Juta) 177,803 49,487 208,402 224,555 227,761 - Tabungan (Rp Juta) 31,919 33,749 36,852 40,593 39,672 - Deposito (Rp Juta) 145,884 15,738 171,550 183,962 188,089
Kredit (Rp Juta) 177,708 183,445 191,507 204,073 209,135 - Modal Kerja 45,878 45,895 49,358 53,659 56,665 - Konsumsi 102,237 109,159 113,887 30,610 120,951 - Investasi 29,593 28,391 28,262 119,803 31,519
Kredit UMKM (Rp Juta) 177,708 183,445 191,507 204,073 209,135 Rasio NPL Gross (%) 8.54 7.88 7.38 7.26 6.83 - NPL Gross (Nominal) 15,184 14,454 14,136 14,816 14,287 - PPAP 4,607 4,757 7,677 8,082 5,524 Rasio NPL Net (%) 5.95 5.29 3.37 3.30 4.19 LDR (%) 99.95 370.69 92 91 92
Catatan :1) Data s.d Bulan Agustus 20102)Data s.d Bulan Agustus 2010, sudah termasuk bank syariah didalamnya.
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
TAHUN 2009INDIKATOR TAHUN 2010
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan III-2010 menunjukkan
pertumbuhan sebesar 2,41 %, meningkat dibandingkan dengan triwulan
II-2010 yang sebesar 2,25% (q-t-q). Sejalan dengan hal tersebut,
pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi Jambi meningkat menjadi
sebesar 7,23% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
sebesar 6,89% (y-o-y). Pada triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi
secara triwulanan (q-t-q) dipicu oleh sektor pertanian serta perdagangan,
hotel dan restoran (PHR).
Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan PDRB Provinsi Jambi pada
triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pengeluaran
konsumsi rumah tangga. Perayaan hari besar keagamaan Idul Fitri
memicu meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tanga.
II. Perkembangan Harga-Harga
Inflasi Kota Jambi pada triwulan III-2010 mencapai 2,37% (q-t-q),
menurun dibandingkan triwulan II-2010 yang mengalami inflasi sebesar
3,22% (q-t-q).
Pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan Juli, Agustus dan
September 2010 masing-masing sebesar 2,09% (m-t-m), minus 0,66%
(m-t-m) dan 0,94% (m-t-m). Sementara itu, secara tahunan, inflasi Kota
Jambi pada akhir periode triwulan III-2010 relatif stabil dibandingkan
triwulan sebelumnya, namun pada angka yang relatif tinggi yaitu sebesar
7,91% (y-o-y). Inflasi tahunan Kota Jambi ini lebih tinggi dibandingkan
inflasi nasional yang sebesar 5,80%.
Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama disumbangkan oleh
inflasi kelompok bahan makanan dan makanan jadi. Meningkatnya biaya
sub kelompok ikan segar serta sub kelompok sayur-sayuran selama
periode triwulan laporan memberikan sumbangan inflasi pada kelompok
bahan makanan.
Perekonomian Provinsi Jambi triwulan III-
2010 ditandai tumbuhnya laju
pertumbuhan ekonomi sebesar 2,41% (q-t-q).....
Pada triwulan III-2010, Provinsi jambi mengalami
inflasi sebesar 7,91% (y-o-y) ..........
RINGKASAN EKSEKUTIF
2
III. Perkembangan Perbankan Daerah
Kinerja perbankan pada triwulan III-20101 menunjukkan penurunan dari
sisi aset dan penghimpunan dana sementara penyaluran kredit masih
meningkat. Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan
mengalami peningkatan 720 bps menjadi 91,52%. Dari sisi kualitas kredit
yang diberikan menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan
angka Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan.
Outstanding kredit bank umum meningkat sebesar 4,38% sehingga
menjadi sebesar Rp10,70 triliun sementara DPK turun 3,83% menjadi
sebesar Rp11,70 triliun. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar
Rp15,54 triliun.
IV. Perkembangan Keuangan Daerah
Belanja APBD pada semester I-2010 terealisasi 34,20% atau sebesar
Rp514,58 miliar dari anggaran sebesar Rp1.504,58 miliar. Berdasarkan
jenis belanjanya, belanja operasi terealisasi sebesar 33,97% sementara
belanja modal baru terealisasi sebesar 27,14% serta belanja jalan, irigasi
dan jaringan yang baru terealisasi sebesar 18,11%.
Pendapatan pemerintah provinsi Jambi pada semester I-2010 sudah
terealisasi 58,78%. Pendapatan Asli Daerah yang berhasil direalisasikan
sebesar Rp316,67 miliar (62,85%) sementara pendapatan transfer
terealisasi sebesar Rp450,43 miliar (56,23%).
V. Perkembangan Sistem Pembayaran
Pada periode triwulan III-2010, aktivitas pembayaran baik tunai maupun
non tunai mengalami peningkatan. Aktivitas pembayaran tunai
mengalami peningkatan net outflow sebesar Rp37,12 miliar meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp884,68 miliar. Seiring
dengan itu, nilai nominal kliring pada periode laporan mengalami juga
meningkat sebesar 26,21% menjadi Rp1.892,85 miliar.
VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 96,80
menjadi 95,89. Angka NTP tersebut juga masih berada di bawah 100
Kinerja perbankan menurun ditandai dengan menurunnya jumlah aset, penghimpunan dana serta meningkatnya NPL....
Realisasi belanja pemerintah daerah pada semeseter I-2010 sebesar 34,20%....
Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai dan non tunai mengalami peningkatan....
NTP Provinsi Jambi menurun.....
RINGKASAN EKSEKUTIF
3
yang mengindikasikan belum mencukupinya penerimaan petani
dibandingkan baiaya yang dikeluarkan.
Sementara itu, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) menunjukkan
ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih berada
pada level pesimis. Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang
pendidikan pada bulan triwulan III-2010 meningkat sebesar 53,53% jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah
Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan
IV-2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan
triwulan III-2010. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada
triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 7,00-8,00% (y-o-y).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama
pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang
didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah. Dari sisi
penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan mendatang
diperkirakan masih tumbuh positif. Semakin membaiknya harga
komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong
tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sektor industri
pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan
dengan pertumbuhan sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas
unggulan provinsi Jambi (sawit) diperkirakan akan mendukung
pertumbuhan sektor industri pengolahan.
Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan
sedikit melambat dibandingkan triwulan III-2010, namun masih berada
pada level yang cukup tinggi. Dengan demikian, inflasi tahunan (y-o-y)
diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan laporan. Inflasi Kota Jambi
pada Triwulan IV-2010 diperkirakan sebesar sebesar 7±1% (y-o-y).
Faktor-faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama
triwulan mendatang antara lain: 1)Meningkatnya demand masyarakat
terhadap kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya
perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru
1 Data bulan Agustus 2010
Laju pertumbuhan PDRB triwulan IV-2010
diperkirakan berkisar 7,00-8,00% (y-o-y).....
Laju inflasi tahun 2010 diperkirakan berkisar
7±1% (y-o-y).....
RINGKASAN EKSEKUTIF
4
2011. 2) Menurunnya suku bunga perbankan dapat memicu
meningkatnya konsumsi masyarakat, 3) Akselerasi belanja pemerintah
daerah yang semakin cepat dapat memicu kenaikan harga barang-barang
material dan jasa tukang. 4) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang
masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi
barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi
ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta
6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan
harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung, gandum),
crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut
diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode
triwulan IV tahun 2010.
5
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan III-2010 menunjukkan
akselerasi pertumbuhan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi
Jambi triwulan laporan mencapai 2,41% (q-t-q) meningkat dibandingkan
triwulan II-2010 yang sebesar 2,25% (q-t-q).
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)
1.55 1.32
1.79 1.64
2.68
0.77
1.43
0.96
1.27
3.01 3.04
1.18
0.55
1.57
2.08
1.34
1.05
2.25 2.41
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
PersenRp miliarNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)
Perayaan hari besar keagamaan pada bulan September lalu memicu
meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sementara itu
terkaselerasinya pembangunan proyek menjelang akhir tahun memicu
meningkatnya nilai Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB).
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan
dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Membaiknya faktor cuaca pada triwulan laporan ikut memicu
meningkatnya produksi hasil perkebunan. Sementara itu, meningkatnya konsumsi
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
6
masyarakat di saat hari besar keagamaan meningkatkan aktivitas perdagangan di
provinsi Jambi.
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)
6.06 6.736.74
5.846.21 6.30
6.25
5.27
4.53
4.084.16
5.435.69
6.175.82
7.647.05 6.68
5.96
4.50
6.82
8.51 8.75
7.98
6.47
5.48
5.656.17
6.89
7.23
3.00
5.00
7.00
9.00
Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q1V-07
Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q1V-08
Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q1V-09
Q1-010
Q2-010
Q3-010
Sumber: BPS (diolah)
%
Indonesia Jambi
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi meningkat menjadi
sebesar 7,23% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 6,89%.
Pertumbuhan ekonomi Jambi juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka
nasional yang pada triwulan III-2010 yang sebesar 5,82%.
Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan
I II iii IV I II III0.76 0.21 0.31 0.15 0.43 0.55 0.68
Pertambangan dan Penggalian (1.06) 0.14 0.05 (0.05) 0.03 0.09 0.19 Industri Pengolahan 0.12 0.09 0.48 0.27 0.26 0.45 0.33 Listrik, Air dan Gas 0.01 0.05 (0.00) 0.00 0.00 0.01 0.01
0.16 0.06 0.08 0.07 0.04 0.09 0.10 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.07 0.55 0.55 0.36 0.17 0.47 0.56 Pengangkutan dan Komunikasi 0.04 0.12 0.21 0.18 0.03 0.23 0.19 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 0.31 0.22 0.26 0.16 0.04 0.06 0.16
0.15 0.12 0.14 0.20 0.06 0.30 0.17 0.55 1.57 2.08 1.34 1.05 2.25 2.41
I II iii IV I II IIIPengeluaran Konsumsi Rumahtangga (0.89) 0.84 2.68 0.67 0.30 0.39 3.14 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.74) 0.67 0.87 0.99 (0.38) 0.71 1.24 Lembaga Swasta Nirlaba 0.03 0.02 0.01 0.01 0.10 0.04 3.46 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (0.76) 0.17 0.27 0.76 (0.98) 0.14 2.40 Perubahan Stok 0.04 0.03 0.06 0.02 (0.08) 0.03 2.48
2.14 0.85 5.70 0.10 -3.13 4.12 1.11-0.74 1.01 7.51 1.21 -5.22 3.17 1.770.55 1.57 2.08 1.34 1.05 2.25 2.41
2.88 (0.16) (1.81) (1.12) 2.09 0.95 (0.66)
2009**
2009**
Ekspor
JENIS PENGELUARAN
Impor
Net Ekspor
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
LAPANGAN USAHA
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Pertanian
Bangunan
Jasa-Jasa
2010***
2010***
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
7
B. PDRB Sisi Produksi
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor
yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran (lihat grafik 1.3). Kontribusi terbesar
terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,68% (q-t-
q), diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,56%/q-t-q) dan sektor
industri pengolahan (0,33%/q-t-q).
Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan
menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu
44,47% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 38,06%
dan sektor sekunder sebesar 17,46%.
Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)
0.55 0.09
0.45
0.01
0.09
0.47
0.23
0.06
0.30
0.68
0.19
0.33
0.01
0.10
0.56
0.19
0.16
0.17
(0.40) (0.20) - 0.20 0.40 0.60 0.80
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas
bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan
Jasa-Jasa
Trw III-10
Trw II-10
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar
Rp13,00 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 26,09%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 18,38%, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,58%. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami
perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
8
Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2010
Pertanian, 26.09
Pertambangan dan Penggalian,
18.38Industri
Pengolahan, 11.95
Listrik, gas & air, 0.78
Bangunan, 4.74
Perdagangan, Hotel dan
restauran, 15.58
Pengangkutan dan Komunikasi,
6.85
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan, 5.01
Jasa-jasa, 10.62
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pada triwulan laporan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,25% (q-t-q), meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,80% (q-t-q).
Masih tumbuhnya sektor ini disumbangkan oleh masih terus meningkatnya
produksi tanaman perkebunan.
Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 (ha) Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III tahun 2010 (ha)
32,420
1,431
5,947
2,904 515 140 887 521
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.5
20,818
15,155
3,212
1,626411103 669 476
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.6
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
9
Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 (ha) Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III tahun 2010 (ha)
47,062
2,1451,2882,034468 147 780 538
Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.7
32,768
3,700
3,904
2,572 549164763 697
Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.8
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010
Luas tanam sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) mengalami
penurunan sebesar 5,13% (q-t-q) yaitu dari 42,47 Kha menjadi 44,76 Kha.
Menurunnya luas tanam komoditi pertanian ini dialami oleh semua komoditi
kecuali untuk padi ladang yang masih meningkat.
Sementara itu, luas panen lahan pertanian mengalami penurunan sebesar
9,34 Kha pada triwulan laporan. Penurunan tersebut disebabkan oleh
menurunnya luas panen padi sawah hingga 30,37% yaitu dari 47,062 Kha
menjadi 32,77 Kha seiring dengan berakhirnya panen padi yang berlangsung dari
bulan Februari-Juni lalu (grafik 1.5-grafik 1.8).
Nilai Tukar Petani (NTP), mengalami sedikit penurunan dibandingkan
triwulan sebelumnya.1 NTP September 2010 dibandingkan NTP Juni 2010 turun
sebesar 0,11% menjadi 95,98. Menurunnya NTP disebabkan oleh peningkatan
indeks dibayarkan petani (2,54%) lebih tinggi dibandingkan indeks yang diterima
(2,42%) sehingga NTP petani pada triwulan laporan turun 11 bps (lihat grafik
1.12). Seiring dengan itu, Nilai Tukar Petani yang masih dibawah 100
menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding
harga-harga kebutuhan hidup dan biaya bertani.
1 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
10
Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
6,790.0 7,137
3,717.24,340
1,403.8 1,521
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Harga (Rp)
CPO INTI TBS 10 TAHUN
Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 12,31% dari PDRB
mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,90% (q-t-q), meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,01% (q-t-q). Kondisi cuaca yang cukup baik
pada triwulan laporan memicu terus meningkatnya hasil sadapan karet sehingga
produksi meningkat.
Namun demikian, produksi kelapa sawit kembali mengalami penurunan
pada bulan laporan meskipun harga TBS dan CPO mengalami peningkatan harga.
Pada bulan September 2010, Harga TBS 10 tahun meningkat 10,78% menjadi
Rp1.521/kg sementara harga CPO meningkat 9,70% menjadi 7.137/kg.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
11
Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%)
Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%)
6.30
21.13
(0.96)
8.46
(20.16)(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Produksi Hortikultura Produksi Karet Produksi Kelapa Sawit
Produksi Kelapa Produksi Pinang
Grafik 1.10
15.11
7.00
(12.74)(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Produksi Telur Produksi Daging Produksi Perikanan
Grafik 1.11 Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi
80
90
100
110
120
130
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
indeks terima indeks bayar NTP
Sumber: BPS Provinsi Jambi,2010.
Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh
meningkatnya hasil perkebunan karet dan kelapa. Berdasarkan data prompt
indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, produksi karet
meningkat 21,13%, sementara prouksi kelapa meningkat 8,46%. (lihat grafik
1.10).
Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor
tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan
laporan sebesar 14.871 ton.2 Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar
2 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
12
didominasi oleh pupuk Urea (47,95%), diikuti oleh pupuk NPK Phonska
(27,04%), SP-36 (15,52%), dan ZA (9,49%).
Grafik 1.13. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.14. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
2008
2009
2010
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
(Ton)
SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea
Grafik 1.13
(40.00)
(20.00)
-
20.00
40.00
60.00
80.00
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2008 2009 2010
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Persen (%)Ton
Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk
Grafik 1.14
Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh
sebesar 2,38% (q-t-q) meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,77%
(q-t-q). Seiring dengan itu, berdasarkan data indikator produksi, baik produksi
daging maupun telur tetap meningkat pada triwulan laporan. Sementara sub
sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 12,74% (q-t-q).
Sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan sebesar 1,51% (q-t-q)
meningkat dari triwulan lalu yang sebesar 1,44% (q-t-q). Setelah selalu tumbuh
di bawah 1% sejak beberapa tahun terakhir pasca aktifnya pemberantasan
penebangan liar (illegal logging), pada dua triwulan terakhir ini perkembangan
sub sektor kehutanan menunjukkan angka yang cukup baik.
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan
mencapai 3,26% (q-t-q); meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 2,76% (q-t-q). Perayaan hari besar kegamaan yang biasanya
diikuti dengan tingginya aktivitas belanja menyebabkan meningkatnya kegiatan
perdagangan di provinsi Jambi serta meningkatnya penggunaan hotel dan
restoran.
Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran
tumbuh mencapai 3,28% (q-t-q) meningkat dari triwulan sebelumnya 2,85% (q-
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
13
t-q). Sementara itu, sub sektor hotel dan sub sektor restoran masing-masing
tumbuh sebesar 2,68% (q-t-q) serta 3,11% (q-t-q).
Grafik 1.15. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.16. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis
4.66
16.71 10.53
(21.40)
(11.23)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
(%) Persen
Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi
Perdagangan Kendaraan Bermotor Perdagangan Pulsa
Tingkat Hunian Hotel Restorasi
* Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009
Grafik 1.15
(25.48)
5.61 4.88
22.41
(10.43)
4.43
(7.36)
8.99
(7.42)
19.27
(0.46)
12.96
(15.75)
11.94 12.31
-30.0
-20.0
-10.0
0.0
10.0
20.0
30.0
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PLN Jambi, 2008 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Bisnis Pertumbuhan Bisnis
Grafik 1.16
Masih tumbuhnya sektor PHR pada triwulan laporan dikonfirmasi dengan
meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan, restorasi dan tingkat
hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh indeks
perdagangan kendaraan bermotor dengan tumbuh sebesar 16,71% (lihat grafik
1.16.).
Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran
berpengaruh pada meningkatnya konsumsi listrik untuk bisinis. Konsumsi listrik
bisnis yang sempat menurun pada triwulan lalu, saat ini mengalami peningkatan
sebesar 12,31%.
Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran
didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai
14,45% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel
masing-masing sebesar 0,92% dan 0,20%.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 1,76% (q-t-q)
meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,80%
(q-t-q). Kondisi ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan hasil
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
14
pertambangan migas, non migas dan penggalian masing-masing sebesar 1,19%;
5,51%; 2,36%. Peningkatan produksi migas pada triwulan laporan diperkirakan
berasal dari meningkatnya lifting minyak bumi.
Grafik 1.17. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19. Lifting Minyak Bumi
(40.00)
(30.00)
(20.00)
(10.00)
-
10.00
20.00
30.00
40.00
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan September 2010
Barel
Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan
Grafik 1.18. Lifting Minyak Bumi
(20.00)
(15.00)
(10.00)
(5.00)
-
5.00
10.00
15.00
20.00
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III*
2007 2008 2009 2010
PErsentase
Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan SEptember 2010Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)
ribu barel
Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB
Pada triwulan laporan, lifting minyak bumi mengalami peningkatan
sebesar 2,62% menjadi 1.556,62 Kbarrel dari triwulan sebelumnya yang sebesar
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
15
1.372,99 Kbarrel. Masih terus meningkatnya lifitng minyak bumi di Jambi
disebabkan oleh terdapatnya beberapa sumur minyak baru di Jambi.3
Meningkatnya hasil produksi penggalian salah satunya dipicu oleh
peningkatan produksi batu bara. Hal ini dikonfirmasi dari meningkatnya indeks
produksi batu bara sebesar 13,54% pada triwulan laporan. Sementara itu
perkembangan produksi bahan galian gol. C relatif melambat yaitu tumbuh
2,59% dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 27,24%.
Grafik 1.19. Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%)
13.54
2.59
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan tumbuh mencapai 2,44% (q-t-q), melambat
bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 3,31% (q-t-q). Melambatnya
pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan sub sektor
industri tanpa migas sebesar 2,55 (q-t-q) dibandingkan triwulan lalu yang sebesar
3,44% (q-t-q).
Grafik 1.20. Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik 1.21. Volume Penjualan Minyak Diesel
(100.0)
(50.0)
-
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
M. Bakar g.Myk. Bakar
Grafik 1.20
(60.0)
(40.0)
(20.0)
-
20.0
40.0
60.0
80.0
-
200
400
600
800
1,000
1,200
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
M. Diesel g.Myk. Diesel
Grafik 1.21
3 Data bulan September 2010 merupakan perkiraan data Kantor Bank Indonesia Jambi
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
16
Grafik 1.22. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri
(1.48)3.86
6.88
(10.46)
(2.21)
4.69
(13.99)
(0.16)2.16
5.39
(3.61)
18.82
4.49
22.21
0.67
-20.0-15.0-10.0-5.00.05.010.015.020.025.0
-2,000 4,000 6,000 8,000
10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Industri Pertumbuhan Industri
Masih meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan tercermin dari
masih tumbuhnya konsumsi listrik untuk industri dan penjualan bahan bakar
minyak bakar. Konsumsi listrik untuk industri meningkat sebesar 0,67% (q-t-q)
sementara konsumsi bahan bakar meningkat signifikan mencapai 27,58% (q-t-q).
Grafik 1.23. Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan Minuman Grafik 1.24. Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata
8.77 12.80
22.03
(50)
-
50
100
150
200
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Industri Karet Industri CPO Industri Makanan Industri Minuman Grafik 1.23
0.49
53.24
(29.33)(100)
-
100
200
300
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Industri Barang dari Semen Industri Barang dari Kayu Industri Batu Bata Grafik 1.24
Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tanpa migas
tercermin dari meningkatnya pertumbuhan mayoritas komoditi industri. Komoditi
industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri
barang dari tekstil dan industri barang dari kayu yang masing-masing tumbuh
sebesar 56,68% dan 53,24%. Menjelang hari besar keagamaan yang biasanya
diikuti dengan akitvitas belanja termasuk untuk kebutuhan sandang sehingga
menyebabkan meningkatnya produksi industri tekstil. Sementara itu, industri
karet yang merupakan salah satu industri unggulan di Jambi mengalami
peningkatan sebesar 8,77%. Meningkatnya hasil perkebunan karet pada triwulan
laporan memicu meningkatnya hasil produksi industri karet.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
17
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air (LGA) bersih tumbuh sebesar 1,77% (q-t-q)
pada triwulan laporan atau lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang sebesar 0,97% (q-t-q). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini
berasal dari tumbuhnya sub sektor listrik dan air bersih yaitu masing-masing
sebesar 1,91% (q-t-q) dan 0,99% (q-t-q).
Seiring dengan itu, jumlah konsumsi listrik pada triwulan laporan
mengalami peningkatan sebesar 5,33%. Peningkatan konsumsi listrik ini
terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga.
Sementara itu, jumlah pelanggan listrik juga meningkat sebesar 0,21%
dibandingkan triwulan lalu.
Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
(2.25)
4.68
6.77 6.77
(2.64)
7.05
(1.80)
8.02
(3.49)
6.99
1.45 3.60
(0.05)
9.20
5.33
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Total Pemakaian Pertumbuhan Total
Grafik 1.25
2.14
0.75
2.93
3.60 3.41
2.82
2.32
2.57
3.05
0.50 0.41
1.28
3.10
1.19
0.21
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
Pelanggan
Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan
Grafik 1.26
Sementara, sub sektor air bersih tumbuh sebesar 0,99% (q-t-q).
Konsumsi air bersih melalu PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar
2,66juta M² meningkat sebesar 1,37% dari triwulan lalu. Peningkatan ini dipicu
oleh meningkatnya konsumsi air oleh rumah tangga sebesar 1,72%.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
18
Grafik 1.27. Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
400,000
450,000
500,000
550,000
600,000
650,000
700,000
750,000
800,000
850,000
900,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
m3
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009
m3
Rumah Tangga
Industri
Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,11% (q-t-
q), meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,88% (q-t-q).
Meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan dikonfirmasi dengan masih
meningkatnya indeks industri barang dari semen sebesar 0,49%. Seiring dengan
itu, konsumsi semen juga mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan lalu
sebesar 4,92%.
Grafik 1.28. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen
(30.00)
(20.00)
(10.00)
-
10.00
20.00
30.00
40.00
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2008 2009 2010
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah)
PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Semen (ton), aksis kiri
Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan Pert. PDRB Bangunan (%), aksis kanan
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar
2,57% (q-t-q) pada triwulan laporan, melambat dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 2,98% (q-t-q). Masih meningkatnya pertumbuhan sektor ini
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
19
berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan maupun
komunikasi masing-masing sebesar 2,55% (q-t-q) dan 2,84% (q-t-q).
Pada triwulan lalu, berlangsungnya musim liburan sekolah yang diikuti
dengan PILKADA Provinsi Jambi memicu tingginya peningkatan aktivitas
transportasi baik udara maupun darat. Sementara itu, pada triwulan laporan
dimana terdapat perayaan hari besar keagamaan pada bulan September lalu ikut
memicu tingginya aktivitas pengangkutan baik angkutan udara yaitu sebesar
2,91% (q-t-q) serta angkutan jalan raya 3,02% (q-t-q) sedikit melambat dari
triwulan lalu yang tumbuh masing-masing sebesar 3,23% (q-t-q) dan 3,43% (q-t-
q).
Perlambatan laju pertumbuhan angkutan udara tersebut tercermin dari
menurunnya jumlah lalu lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha untuk
kedatangan dan keberangkatan masing-masing 13,57% dan 6,28%.
Grafik 1.29. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur
(20)
(15)
(10)
(5)
-
5
10
15
20
25
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2007 2008 2009 2010
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah)
PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiriKonsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiriPert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
20
Grafik 1.30. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik 1.31. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
(15)
(10)
(5)
-
5
10
15
20
-
20
40
60
80
100
120
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PT. Angkasa Pura II
ribu orang
Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri)
Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)
Grafik 1.30
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
-
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PT.Angkasa Pura II
ton
Jumlah Bongkar (aksis kiri) Jumlah Muat (aksis kiri)
Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Pertumbuhan Muat (aksis kanan)
Grafik 1.31
Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,76%
melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,93%. Perlambatan tersebut
terkonfirmasi dari menurunnya jumlah kunjungan kapal, arus peti kemas dan arus
barang mengalami penurunan. Jumlah kunjungan kapal tercatat sebanyak 749
unit menurun 27,21% dari triwulan sebelumnya. Sementara itu, total arus barang
tercatat sebanyak 1,05 juta ton, menurun 8,76% dibandingkan triwulan
sebelumnya.4 Di sisi lain, jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di
Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh sebesar 11.528 peti kemas,
menurun 21,05% dibandingkan triwulan sebelumnya.5
Grafik 1.32 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.33. Perkembangan Total Arus Peti Kemas
Grafik 1.34. Perkembangan Total Arus Barang
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
unit
Unit Pertumbuhan
Grafik 1.32
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan
Grafik 1.33
4 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.. 5 Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 20”, 40” serta diatas 40”. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
21
-100
-50
0
50
100
150
200
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan
Grafik 1.34
Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan
telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masing-masing yang mengalami
pertumbuhan sebesar 2,86% (q-t-q) dan 1,72% (q-t-q), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,45% (q-t-q) dan 3,43% (q-t-q).
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar
2,86% (q-t-q) pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 1,12% (q-t-q). Peningkatan tersebut terutama
disumbangkan oleh terakselerasinya pertumbuhan sub sektor bank sebesar
3,43% dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,68%. Sementara itu, laju
pertumbuhan tertinggi dialami oleh jasa penunjang keuangan yang tumbuh
sebesar 4,01%.
Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 1,91% (q-t-q) melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 3,47% (q-t-q).
Pelambatan ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan jasa pemerintahan umum
yang tumbuh sebesar 1,76% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang sebesar
4,03% (q-t-q). Setelah pelaksanaan Pemilukada pada triwulan lalu, belanja
pemerintah mulai melambat.
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada
triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi
rumah tangga. Di samping itu, meningkatnya angka Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto juga turut memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi pada
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
22
triwulan laporan. Dari sisi perdagangan eksternal, lebih tingginya nilai impor (dari
luar daerah dan luar negeri) dari pada ekspor (ke luar daerah dan luar negeri)
menyebabkan Provinsi Jambi mengalami net impor pada triwulan laporan.
Grafik 1.35. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 6
0.39
0.71
0.04
0.14
0.03
0.95
2.22
0.24
0.02
0.36
0.07
(0.51)
-1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Lembaga Swasta Nirlaba
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Perubahan Stok
Net Ekspor/Impor
Trw III-10 Trw II-10
Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai
pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 63,89% dari PDRB Jambi pada triwulan
III-2010 (lihat grafik 1.34). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah dan
PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masing-masing sebesar
17,84% dan 17,41%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,55% dan
lembaga swasta nirlaba sebesar 0,67%.
Grafik 1.36. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III tahun 20107
Pengeluaran konsumsi
rumah tangga , 63.89
Lembaga Swasta Nirlaba,
0.67
Pengeluaran Konsumsi
pemerintah , 17.84
Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto, 17.41
Perubahan Stok, 2.55 Net Impor, 2.36
6 Yang dimaksud kontribusi ’net ekspor’ adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7 Pangsa (share) net impor sebesar 2,36% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
23
1. Pengeluaran Konsumsi
Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga
konstan selama triwulan laporan sebesar 3,14% (q-t-q), meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya 0,54% (q-t-q). Adanya pembagian Tunjangan Hari Raya
(THR) serta budaya meningkatnya aktivitas belanja menjelang hari besar
keagamaan memicu peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan.
Meningkatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat terlihat dari meningkatnya
konsumsi listrik rumah tangga sebesar 8,31%. Hal ini didukung juga dengan
meningkatnya indeks ekspektasi konsumen (IEK) dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Grafik 1.37. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Grafik 1.38. Konsumsi Listrik Rumah Tangga
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Indeks
Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen
Grafik 1.37
(0.55)1.75
7.87 6.51
(2.87)
6.73
0.64
8.29
(1.94)
4.98 4.25
0.40 1.15
8.51 8.31
-4.0
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
-20,000 40,000 60,000 80,000
100,000 120,000 140,000 160,000 180,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Rumah Tangga Pertumbuhan RT
Grafik 1.38
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan yang terutama dipicu oleh
perayaan hari besar keagamaan namun tidak diikuti dengan meningkatnya
penjualan bermotor. Penjualan kendaraan bermotor yang sempat meningkat
cukup signifikan pada triwulan lalu kini mengalami penurunan 20,40% terutama
didorong oleh menurunnya penjualan sepeda motor (turun 7.339 unit).
Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar
1,24% (q-t-q) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,64% (q-t-q).
Pasca penpenyelenggaraan PILKADA Gubernur Jambi, pengeluaran pemerintah
relatif mengalami perlambatan namun masih tetap meningkat seiring dengan
semakin terakselerasinya proyek pemerintah jelang akhir tahun.
Di sisi lain, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh mencapai
3,46% (q-t-q), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,55% (q-t-
q).
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
24
Grafik 1.39. Perkembangan Penjualan Premium Grafik 1.40. Perkembangan Penjualan Solar
Grafik 1.41. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.42. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi
Grafik 1.43. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
(10.0)
(5.0)
-
5.0
10.0
15.0
20.0
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
Premium g.Premium
Grafik 1.39.
(30.0)
(20.0)
(10.0)
-
10.0
20.0
30.0
40.0
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
M. Solar g.M. Solar
Grafik 1.40.
(20.0)
(15.0)
(10.0)
(5.0)
-
5.0
10.0
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
M.Tanah g.M.Tanah
Grafik 1.41.
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
2006 2007 2008 2009 2010
Rp m
iliar
Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri Grafik 1.42.
(14.21)
21.56 26.81
9.78
23.64
1.61 (1.58)
(32.52)
(33.43)
8.22
43.83
3.99 8.18
30.48
(20.40)
(50)(40)(30)(20)(10)-10 20 30 40 50
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.43.
(15.19)
21.26 26.81
10.01
23.49
1.05 (1.04)
(32.73)(34.04)
9.33
44.35
4.06
7.83
30.96
(20.44)
(50)
(40)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit SEPEDA MOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.44.
2. Investasi
Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto
(PMTDB) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembentukan
modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat sebesar 2,40% (q-t-q) setelah
pada triwulan lalu tumbuh sebesar 0,95% (q-t-q). Mulai terakselerasinya
pembangunan fisik jelang akhir tahun, memicu meningkatnya angka investasi di
provinsi Jambi. Kondisi ini juga didukung dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
25
(SKDU) terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin
dari nilai saldo bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 28,00 meningkat dari
triwulan sebelumnya yang sebesar 22,92.
Grafik 1.45. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.46. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.47. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
TRUCK/PICK UP Pertumbuhan
Grafik 1.45.
0
1,000
2,000
3,000
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
TW IV
TW I TW II
TW III
2006 2007 2008 2009 2010
Rp m
iliar
Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri
Grafik 1.46.
(60.0)
(40.0)
(20.0)
-
20.0
40.0
60.0
80.0
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2008 2009 2010
(%)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
Ton
Konsumsi Semen
Pertumbuhan
Grafik 1.47.
Perubahan stok pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan sebesar
2,48% (q-t-q) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,90% (q-t-q).
Meningkatnya hasil produksi sektoral pada triwulan laporan ikut memicu
meningkatnya perubahan stok. Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan
sebesar 2,55%.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
26
3. Perdagangan Eksternal8
Perkembangan ekspor dan impor Provinsi Jambi (ke/dari luar daerah
maupun ke/dari luar negeri) mengalami peningkatan. Ekspor barang (dari luar
provinsi maupun luar negeri) meningkat sebesar 0,23% (q-t-q) melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,38% (q-t-q). Sementara
impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) meningkat 4,05% melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,39% (q-t-q). Pada
triwulan laporan, impor Provinsi Jambi mencapai Rp6,23 triliun, lebih tinggi
dibandingkan ekspor yang hanya mencapai Rp5,92 triliun.
3.1. Ekspor Impor Antar Daerah
Dilihat karakteristiknya, ketergantungan Provinsi Jambi dari daerah
(provinsi lain) cukuplah besar. Hal ini dapat dilihat dari pangsa impor yang relatif
lebih besar dibandingkan ekspor. Sekitar 95,17% impor Provinsi Jambi berasal
dari daerah lain, hanya sekitar 4,83% yang berasal dari luar negeri. Sejalan
dengan hal tersebut, perkembangan ekspor juga didominasi oleh ekspor ke luar
daerah (provinsi lain) yang mencapai 62,30% dari total ekspor Provinsi Jambi.
Grafik 1.48. Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan III-2010 Grafik 1.49. Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan III-2010
Ekspor LuaNegeri37.70%
Ekspor Antar
Daerah62.30%
Grafik 1.48
Impor Luar Negeri4.83%
Impor Antar Daerah95.17%
Grafik 1.49
Ekspor Provinsi Jambi ke luar daerah (provinsi lain) meningkat sebesar
3,11% (q-t-q) sementara ekspor ke luar negeri turun sebesar 4,19% (q-t-q). Di 8 Pembahasan dalam perdagangan eksternal dilihat dari ekspor impor Jambi secara keseluruhan yang dirinci menjadi a) ekspor impor antar daerah serta b) ekspor impor luar negeri berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) dengan sumber data berasal dari DSM, BI.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
27
sisi lain, pertumbuhan impor Provinsi Jambi dari daerah (provinsi) lain sebesar
4,09% (q-t-q) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor ke
luar negeri yang sebesar 3,34% (q-t-q).
3.2. Ekspor Impor Luar Negeri
Perkembangan ekspor impor luar negeri Provinsi Jambi masih mengalami
perkembangan yang baik. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang
(PEB), ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 239,07 juta sedangkan impor sebesar
USD 27,26 juta pada triwulan laporan.9 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi
mengalami net ekspor sebesar USD 211,81 juta, meningkat sebesar 15,84%
dibandingkan posisi yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD
183,25 juta.10 Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan
CPO.11 Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi
nilai impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan.
Grafik 1.50. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2008 2009 2010Sumber: DSM, Bank Indonesia
ribu USD
Impor Ekspor Net
9 Data Bulan Juli-Agustus2010 (Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia). 10 Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan dibandingkan net ekspor bulan Juli-Agustus 2010 dengan April-e2010. 11 Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification (SITC).
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
28
Grafik 1.51. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
CRUDE MATERIALS, INEDIBLE ANIMAL & VEGETABLE OILS&FATS LAINNYA
Grafik 1.52. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Ribu USD
23 - CRUDE RUBBER 25 - PULP AND WASTE PAPER 42 - FIXED VEGETABLE OILS & FATS 64 - PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF 32 - COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA
Pada triwulan laporan (Juli-Agustus 2010), ekspor ke luar negeri Provinsi
Jambi meningkat sebesar 11,88% dibandingkan periode yang sama triwulan
sebelumnya (Mei-April 2010), yaitu dari USD 213,68 juta menjadi USD 239,07
juta. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan ekspor pada triwulan laporan
dipicu oleh meningkatny ekspor minyak dan lemak sayur (fixed vegetables oil &
fat) sebesar USD 13,39 juta (44,18%). Peningkatan hasil produksi industri CPO
sebesar12,80% pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya ekspor
komoditi tersebut. Selain itu, terus meningkatnya harga jual CPO ikut
mendongkrak nilai ekspor di provinsi Jambi.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
29
Grafik 1.53. Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Ribu USD
C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C LAINNYA
Grafik 1.54. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010C. UNITED STATES OF AMERICA MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C #REF! LAINNYA
Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi (Juli-Agustus 2010)
dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 156,85 juta
atau 65,61% dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati
dan minyak (fixed, vegetable oil and fats), serta batu bara dan briket (coal, coke
and briquettes) masing-masing mencapai USD 43,57 juta (18,22% dari total
ekspor non migas), dan USD 18,40 juta (7,70% dari total ekspor non migas).
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, lemak nabati dan
minyak, disusul batu bara dan briket.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
30
Berdasarkan negara tujuan, meningkatnya ekspor provinsi Jambi pada
triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya ekspor ke China dan Jepang yang
masing-masing meningkat USD 18,32 juta (96,64%) dan USD 9,51 juta
(41,03%). Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama provinsi Jambi
berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 66,06% total ekspor Provinsi
Jambi. Penyumbang utama ekspor ke negara Asia adalah China yang mencapai
USD 37,29 juta (15,60%), diikuti Malaysia sebesar USD 37,27 juta (15,59%), dan
Jepang sebesar USD 32,68 juta (13,67%). Sementara ekspor ke negara Amerika
Serikat sebesar USD 42,00 juta (17,57%) pada triwulan laporan.
Dari sisi impor (April-Mei 2010), impor non migas mengalami penurunan
sebesar 10,42% (USD 3,17 juta) jika dibandingkan periode yang sama triwulan
sebelumnya (April-Mei2010) sehingga menjadi sebesar USD 27,26 juta.
Menurunnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh menurunnya impor besi dan
baja (iron and steel) sebesar USD 6,21 juta (87,12%) diikuti dengan penurunan
barang manufaktur (manufactured goods) sebesar USD 5,82 juta (71,81%).
Sementara itu, peningkatan impor terbesar dialami oleh peralatan kantor dan
pengolahan data (office machine & auto data processing) sebesar 2,18 juta diikuti
dengan mesin khusus industri (machine special for particulr industries) sebesar
USD 1,51 juta.
Grafik 1.55. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2009
Total Impor Provinsi Jambi
MACHINERY & TRANSPORT EQP CHEMICAL LAINNYA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
31
Grafik 1.56. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Ribu USD71 - POWER GENERATING MACH. & EQP 72 - MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS
74 - GENERAL INDUSTRIAL MACH.&EQP 59 - CHEM.MATERIALS& PRODUCTS,NES
LAINNYA
Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih
didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport (machinery&transport
equipment) yang menguasai 66,76% dari nilai impor. Selain itu, kelompok bahan
mentah juga memberikan kontribusi impor sebesar 10,71% dari total impor
Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah bubur kertas dan kertas
sebesar USD 2,92 juta.
Grafik 1.57. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Ribu USD
C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA C. HONGKONG C. TAIWAN C. R.R.C LAINNYA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
32
Grafik 1.58. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010LAINNYA C. R.R.C C. TAIWAN C. HONGKONG
MALAYSIA SINGAPORE C. CANADA
Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan
terutama berasal dari Hongkong sebesar USD 11,05 juta (40,53%), diikuti
dengan Singapura sebesar USD 8,46 juta (31,04%) dari total impor pada triwulan
laporan (s.d. bulan Agustus) sebesar USD 27,26 juta.
i
Boks 1.
SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI
A. Usaha Telur Ayam
Usaha ayam petelur berlokasi di Kota Sungai Penuh dan telah berjalan selama
hampir 30 tahun. Pada awalnya kegiatan ini hanya berorientasi untuk memenuhi
kebutuhan akan telur ayam di wilayahnya sendiri, dimana menurut hasil pengematan
sang pemilik, kebutuhan akan daging dan telur ayam di wilayahnya masih belum
tercukupi. Kegiatan usaha berkembang dalam skala mikro. Semakin lama kegiatan
usaha semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan
masyarakat. Meskipun saat ini kegiatan masih beorientasi pada pemenuhan kebutuhan
di wilayah Kerinci, namun skala usaha semakin oleh pemilik, dibantu oleh 10 orang
karyawan tetap, yang bertugas merawat ayam-ayam petelur tersebut, sampai dengan
distribusi produk (telur ayam) kepada para pelanggan. Saat ini jumlah ayam petelur
yang telah dikembangkan sekitar 1.700 ekor. Secara permodalan, saat ini struktur
modal hanya terdiri dari modal sendiri, tanpa menggunakan pinjaman dari
bank/lembaga pembiayaan lain. Pemilik usaha pernah memperoleh kredit lunak
ekonomi pedesaan (KLUEP) di tahun 2008, dimana kredit tersebut diperoleh untuk
kelompok (pengembang usaha telur ayam), yang terdiri dari 40 orang, dengan plafond
kredit Rp3,5 milyar, dan suku bunga 7,82%. Kredit tersebut hanya dimanfaatkan satu
kali karena dirasakan berat dan berisiko tinggi untuk kelancaran tingkat
pengembaliannya.
Sebagian anggota kelompok adalah pengusaha ayam pedaging, yang masa
panennya adalah 6 bulan, sementara untuk pengembalian kredit harus dilakukan
setiap bulan. Hal ini dianggap sulit bagi debitur. Dalam upaya pengembangan usaha
ini, pemilik usaha merasakan masih adanya kendala permodalan untuk terus
mengembangkan usahanya. Kredit yang ditawarkan pada umumnya bukan kredit
untuk pengembangan usaha, tetapi kredit komersial dengan suku bunga yang masih
cukup tinggi.
Secara umum, kegiatan usaha telur ayam ini dapat digolongkan sebagai
usaha potensial dimana usaha ini mampu menghasilkan keuntungan bersih sekitar
35% dari omset penjualan. Kegiatan usaha ini telah mampu menciptakan lapangan
kerja, dan mampu meningkatkan kesejahteraan pemiliik dan karyawannya.
ii
Kelengkapan ijin usaha telah dimiliki, hanya saja kegiatan usaha ini belum melakukan
pembukuan secara teratur.
B. Industri Jagung Goreng
Kegiatan usaha ini telah berjalan sekitar 5 tahun, sejak tahun 2005. Usaha ini
dijalankan secara individu oleh sejumlah rumah tangga di wilayah desa Sumurup,
Kabupaten Kerinci. Namun secara organisasi mereka memiliki kelompok usaha
bernama “SMOEHOET” . Usaha Jagung goreng dikembangkan dengan memanfaatkan
sumber bahan baku yang ada di wilayah Kerinci, berupa jagung khas yang dihasilkan
di wilayah Kayu Aro. Jenis jagung yang digunakan memiliki kriteria dan spesifikasi
khusus, jadi tidak semua jenis jagung dapat digunakan sebagai bahan baku. Kegiatan
usaha yang dijalankan ini masih bersifat manual, tanpa menggunakan mesin-mesin
modern. Namun demikian, usaha ini memberikan keuntungan yang cukup besar,
sekitar 35-40% dari omset penjualan.
Saat ini, industri makanan ringan berupa jagung goreng telah dipasarkan ke
wilayah Kerinci, Kota Jambi dan beberapa wilayah terdekat lainnya, seperti Padang,
Kabupaten Muko-Muko. Pangsa pasar produknya sudah tetap. Namun demikian,
usaha tersebut saat ini masih mengalami kendala dalam hal permodalan. Industri ini
belum memiliki akses permodalan kepada perbankan/lembaga keuangan lainnya. Ini
berarti industri tersebut masih mengandalkan modal sendiri untuk menjalankan dan
mengembangkan usahanya. Selain dari sisi permodalan, permasalahan yang sering
dihadapi adalah masih terbatasnya ketersediaan bahan baku. Dikarenakan bahan baku
yang diperlukan untuk industri ini jenisnya/sifatnya spesifik, maka apabila produksi dari
bahan baku itu mengalami penurunan atau kelangkaan, maka akan berpengaruh pada
harga bahan baku, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat keuntungan usaha.
Namun demikian, dalam skala usaha mikro, kegiatan industri ini cukup
menguntungkan, dan dapat digolongkan sebagai usaha mikro potensial.
Sebagai informasi, usaha ini pernah meperoleh bantuan dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan berupa alat-alat produksi, seperti gerobak dorong, wajan, dan tungku
untuk proses produksi. Kelengkapan perijinan/legalitas kegiatan usaha sebagian
sudah dimiliki, seperti Tanda Daftar Industri, ijin Usaha Industri Rumah Tangga dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kerinci.
C. Industri Makanan Ringan Dodol Kentang
Industri makanan ini berlokasi di wilayah Desa Lubuk Nagodang, Kabupaten
Kerinci dan telah berjalan sekitar 9 tahun, sejak tahun 2001. Di wilayah tersebut
iii
memang merupakan sentra industry dodol kentang wilayah Kerinci. Pemasaran produk
ini sekarang meliputi wilayah Kerinci, Kota Jambi, Padang, Bengkulu. Pada hari/musim-
musim tertentu, seringkali permintaan akan jenis makanan ini melebihi
kemamuan/kapasitas produksi, misalnya ada musim-musim menjelang lebaran.
Di lihat dari akses pembiayaan, usaha ini pernah memperoleh pinjaman dari
beberapa perbankan yang sebesar Rp.15 juta berupa kredit usaha pengembangan
ekonomi masyarakat (KUPEM). Selain itu, usaha ini juga memanfaatkan dana pinjaman
perbankan lainnya, namun bukan skim kredit program. Kelompok usaha ini juga
pernah memeroleh bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupa
peralatan misalnya kertas lilin, dan telah beberapa kali memperoleh pelatihan dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Dilihat dari nilai asetnya, skala usaha ini tergolong dalam skala usaha mikro.
Pengusaha yang bersangkutan juga belum memiliki jiwa wiraswasta yang baik.
Administrasi keuangan/pembukuan sederhana atas kegiatan usaha juga belum
dilakukan. Kelengkapan usaha berua Tanda Daftar Industri (TDI) sudah dimiliki, namun
untuk beberapa kelengkapan perijinan lain belum ada, misalnya Surat Ijin Usaha
Perusahaan (SIUP), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dll.
Berdasarkan hasil survei dan interview kepada pengusahanya, secara umum kegiatan
usaha ini belum dapat digolongkan sebagai jenis usaha potensial.
D. Usaha Makanan Ringan Keripik Kentang
Kegiatan usaha Keripik Kentang ini telah berjalan sekitar 4 tahun, dimulai dari
tahun 2006, dimana pemiliknya ingin memanfaatkan sumber bahan baku berupa
kentang yang dinilai cukup melimpah, dan dihasilkan di wilayah sendiri, yaitu daerah
Kayu Aro. Awalnya hasil produksi berupa keripik kentang ini hanya dipasarkan di
wilayah Kerinci. Untuk data memperoleh pangsa pasar tetap di daerah Kerinci inipun
dilakukan melalui upaya pemilik usaha untuk terus menerus menawarkan hasil
produksinya di beberapa toko makanan. Saat ini produk tersebut sudah dipasarkan
sampai di wilayah Kota Jambi dan beberapa wilayah Kabupaten terdekat lainnya.
Kegiatan usaha ini apabila ditinjau dari beberapa aspek cukup potensial. Dari
sisi pemasaran, usaha ini telah berkembang dan memiliki pangsa pasar yang sukup
pasti, misalnya misalnya beberapa took makanan dan supermarket yang ada di
Kabupaten Kerinci dan sekitarnya, sampai dengan di Kota Jambi. Dari sisi ketersediaan
bahan baku. Industri ini memanfaatkan bahan baku berupa tanaman pangan yang
produksi dan ketersediaannya mencukupi untuk proses produksi. Dari sisi keuntungan
iv
yang dihasilkan, industri ini mampu memberikan keuntungan bersih yang cukup tinggi,
sekitar 35-40% dari nilai penjualan. Pengusaha yang bersangkutan juga memiliki jiwa
wiraswasta yang tinggi, dan telah beberapa kali mengikuti pelatihan/pembinaan dari
dinas/instansi terkait. Selain itu, kegiatan usaha ini mampu membuka
peluang/kesempatan kerja bagi sejumlah orang. Secara umum, kegiatan usaha ini
potensial untuk dikembangkan.
Usaha keripik kentang ini dijalankan dengan modal sendiri dan juga pinjaman
dari bank, dengan suku bunga kredit komersial. Hal tersebut seringkali dirasakan
membebani pengusaha. Oleh sebab itu pengusaha mengharapkan adanya kredit
program/kredit pengembangan usaha dengan suku bunga yang lebih rendah. Kendala
lain yang dihadapi dalam upaya pengembangan produk ini adalah sarana penunjang
untuk memasarkan produk, berupa alat pengangkut/pengiriman yang sesuai dengan
jenis produknya. Saat ini pengiriman produk dilakukan dengan menggunakan jasa
pengiriman dan mobil pribadi. Namun dikarenakan bentuk produknya yang banyak
memerlukan tempat dan mudah rusak, seringkali terjadi kerugian dikarenakan barang
rusak pada saat sampai di tempat tujuan. Kendala ini dapat di atasi apabila pengusaha
memiliki sarana penunjang yang sesuai untuk mengirim hasil produknya. Pengusaha
mengharapkan adanya akses permodalan kepada bank ataupun lembaga pembiayaan
untuk mengembangkan usahanya.
E. Usaha Kerajinan Anyaman “Sukarsih”
Usaha ini didirikan tahun 1992, berlokasi di wilayah Desa Kuto Dian Bawah,
Kabupaten Kerinci. Daerah ini merupakan sentra industry kerajinan tangan. Produk
yang dihasilkan berupa kerajinan anyaman dan hiasan lainnya dengan memanfaatkan
bahan baku berupa daun pandan. Bahan baku ini diperoleh dengan cara membeli dari
petani dan penduduk sekitar.
Secara kelompok, usaha pengrajin anyaman di lingkungan tersebut pernah
memperoleh kredit usaha pengembangan ekonomi masyarakat (KUPEM) dari
perbankan sebesar Rp.15 juta, dimana masing-masing pengusaha memperoleh
pinjaman sebesar Rp.1 juta rupiah, pada tahun 2003. Pinjaman tersebut lunas di tahun
yang sama, dan sudah tidak mengajukan pinjaman lagi ke bank. Kelompok usaha ini
telah beberapa kali mengikuti pelatihan teknis yang dilaksankan oleh instansi/dinas
terkait.
Apabila diklasifikasikan menurut skala usahanya, industri ini termasuk dalam
kelompok usaha mikro. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi rata-rata
v
berjumlah 2-3 orang, dengan jumlah asset (di luar tanah dan bangunan) rata-rata di
bawah 50 juta rupiah. Tingakat keuntungan bersih yang dihasilkan dari kegiatan usaha
ini kurang lebih 20% dari omset penjualan. Struktur modal usaha saat ini hanya terdiri
dari modal sendiri, dikarenakan pengusaha merasa enggan/takut untuk meminjam ke
bank. Berdasrakan tinjauan atas beberapa aspek tersebut, usaha ini belum dapat
dikategorikan sebagai usaha/UMKM potensial.
F. Usaha Tungku
Kegiatan usaha ini dijalankan sejak tahun 2004 dan berlokasi di Desa Sri
Menanti, Kabupaten Kerinci. Usaha ini merupakan usaha keluarga, dengan
memanfaatkan bahan baku tanah liat. Bahan baku ini diperoleh di wilayah sekitar,
dengan membeli kepada penjual tanah liat. Proses produksi telah melibatkan tenaga
kerja kurang lebih 17 orang. Rata-rata produksi per bulan sebanyak 2600 buah
tungku. Harga produk bervariasi, tergantung pada jenisnya, berkisar antara
Rp.20.000,00 s.d Rp.30.000,00.
Ditinjau dari besaran aset/kekayaan bersih, usaha ini termasuk dalam skala
usaha kecil, dimana dalam kegiatannya telah ditunjang dengan sarana produksi yang
memadai, misalnya alat pembakaran, mobil untuk mengangkut hasil produksi.
Kendala yang masih dihadapi terkait dengan proses produksi adalah masih terbatasnya
tempat untuk menampung hasil produksi dan juga tempat pembakaran. Untuk proses
produksi berupa pembakaran, membutuhkan tempat yang lebih luas, dan sampai saat
ini hal tersebut masih menjadi kendala. Di sisi lain, tingkat keuntungan bersih yang
dihasilkan dari usaha ini cukup tinggi, sekitar 40% dari nilai penjualan. Dari sisi
pemasaran, usaha ini telah memiliki pangsa pasar tetap, tidak hanya di wilayah provinsi
Jambi, akan tetapi sudah menjangkau wilayah/propinsi lain di sekitarnya, seperti
Bengkulu, Palembang dan Padang. Dari sisi permodalan, usaha ini telah memiliki akses
pembiayaan kepada perbankan. Di tahun 2006 pernah memperoleh pinjaman dari
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri), secara bertahap, sebesar
Rp.10 juta, Rp.15 juta dan Rp.15 juta, dengan suku bunga 1,5% per bulan. Dari hasil
identifikasi tersebut, usaha tungku ini termasuk dalam kategori UMKM
potensial.
G. Industri Pengolahan Tahu
Industri pembuatan tahu ini sudah dikelola dan dijalankan sejak tahun 1998,.
Industri ini memanaatkan hasil pertanian berupa kedelai sebagai bahan bakunya.
Awalnya produk yang dihasilkan hanya dipasarkan di wilayah kabupaten Kerinci,
vi
dengan pangsa pasar yang masih sangat terbatas. Bahkan produksi harian tidak
semuanya laku terjual. Seiring dengan upaya pemasaran yang terus dilakukan oleh
pengusaha, pangsa pasar terus meningkat. Permintaan masyarakat Kerinci akan bahan
makanan ini semakin meningkat, dan saat ini kapasitas produksi seringkali tidak lagi
sesuai dengan jumlah permintaan.
Proses produksi industry bahan makanan ini memanfaatkan tenaga karyawaan
sekitar 15 orang, dengan volume produksi sebanyak 15 karung/hari. Hasil produksi
tersebut kemudian dijual dengan harga sekitar Rp.450.000/karung. Dengan demikian,
omset penjualannya mencapai Rp.6.750.000,00 per hari. Untuk kebutuhan bahan
baku, industri ini membeli dari pedagang ataupun langsung dari petani. Kebutuhan
akan bahan baku saat ini sekitar 21 ton kedelai per bulan. Kebutuhan yang cukup
besar selama ini dipenuhi dari pembelian di pasar lokal. Apabila ketersediaan bahan
baku di pasar lokal sedang mengalami penurunan (yang secara otomatis berpengaruh
pada harga bahan baku), pengusaha terkadang membeli dari daerah (provinsi) lain.
Dalam upaya mengembangkan usahanya ini, pemilik telah melakukan
melakukan akses pembiayaan kepada perbankan. Kredit tersebut digunakan untuk
mengembangkan usaha, antara lain untuk pembelian kendaraan/sarana transportasi
penunjang pemasaran. Berdasarkan hasil survei dan identiikasi langsung terhadap
kegiatan usaha, industri ini dapat digolongkan dalam kelompok usaha kecil
potensial.
H. Usaha Anyaman Bambu
Kegiatan usaha ini didirikan tahun 1991. Saat ini kegiatan usaha tersebut telah
berkembang, dengan jumlah karyawan mencapai 14 orang. Usaha ini menggunakan
bahan baku berupa bambu, yang diperoleh dari petani maupun pedagang yang
menjual bahan baku tersebut. Bahan baku yang diperlukan sampai saat ini dapat
diperoleh dengan cukup mudah.
Pemasaran produk saat ini menjangkau wilayah Jambi, Jakarta dan Padang.
Pemasaran produk, selain dari konsumen/pelanggan yang sudah ada, biasanya melalui
pameran yang diselenggarakan oleh Dinas. Pemilik dan karyawan di industri ini telah
beberapa kali mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas terkait untuk
peningkatan usaha. Penjualan meningkat pada umumnya pada musim-musim lebaran.
Omset penjualan per bulan berkisar antara 3-4 juta rupiah per bulan. Sementara
tingkat keuntungan bersih yang diterima berkisar antara 60-70% dari omset
penjualan.
vii
Dari sisi akses permodalan, usaha ini secara individual belum pernah
memperoleh pinjaman dari bank. Di tahun 2004 pernah memperoleh pinjaman
kelompok sebesar Rp.8.000.000,00, yang dibagi untuk 8 anggota. Belum ada
pembukuan atas kegiatan keuangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan pengusaha terkait dengan administrasi dan tata buku yang baik.
Pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas produksi dan maupun penguatan
kelembagaan telah diberikan oleh dinas terkait. Berdasarkann identifikasi lapangan
yang dilakukan, dalam skala usaha mikro jenis usaha ini termasuk dalam
kelompok usaha potensial.
Dengan demikian, beberapa usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan
lebih lanjut di Kabupaten Kerinci adalah usaha telur ayam, industri jagung goreng,
usaha makanan ringan keripik kentang, usaha tungku, industri pengolahan tahu, dan
usaha anyaman bambu.
Halaman ini sengaja dikosongkan
33
BAB II PERKEMBANGAN HARGA-HARGA
A. Kajian Umum
Inflasi Kota Jambi pada triwulan III-2010 mencapai 2,37% (q-t-q),
melambat dibandingkan triwulan II-2010 yang mengalami inflasi sebesar 3,22%
(q-t-q). Inflasi yang terjadi di Kota Jambi berasal dari laju inflasi kelompok bahan
makanan dan kelompok makanan jadi.12
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
(5.00)
-
5.00
10.00
15.00
20.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100
Persen (%)
Bulanan (m-t-m) Triwulanan (q-t-q) Year to date (y-t-d) Year on year (y-o-y)
Secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan III-2010
relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pada angka yang relatif
tinggi yaitu sebesar 7,91% (y-o-y). Sementara, pergerakan inflasi bulanan yang
tercatat di bulan Juli, Agustus dan September 2010 masing-masing sebesar
2,09%(m-t-m), minus 0,66%(m-t-m) dan 0,94%(m-t-m).
12 Kendala pasokan bahan makanan dari luar daerah serta tingginya permintaan akan kebutuhan bahan makanan pada periode bulan Ramadhan cenderung dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mencari keuntungan sesaat dengan meningkatkan harga.
INFLASI
- 34 - 34
Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama masih disumbangkan
oleh inflasi kelompok bahan makanan serta kelompok makanan jadi. Kelompok
sandang, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi yang lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya. Sementara, kelompok kesehatan mengalami penurunan harga
(deflasi) (lihat tabel 2.1.).
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
qtq yoy qtq yoy qtq yoy
I Bahan Makanan 2.10 2.09 9.14 14.54 4.89 14.38
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 3.51 8.79 1.40 10.14 3.42 12.52
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.83 0.54 1.23 2.10 0.49 2.51
IV Sandang -0.10 1.62 1.45 3.00 1.58 4.57
V Kesehatan 1.08 8.26 0.67 7.67 -0.06 6.97
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.45 8.56 -0.02 8.65 0.43 2.18
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.34 3.93 -0.09 3.43 0.37 1.82
INFLASI 1.53 3.79 3.22 7.91 2.37 7.91
Sumber : BPS (diolah)
Triwulan III-2010Triwulan I-2010 Triwulan II-2010KELOMPOK
Perkembangan inflasi tahunan Kota Jambi relatif stabil dibandingkan
triwulan sebelumnya. Sementara, perkembangan inflasi nasional terus
menunjukkan peningkatan semenjak triwulan III-2009. Pada triwulan laporan
Inflasi Kota Jambi secara tahunan (y-o-y) sebesar 7,91% lebih tinggi
dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 5,80%.
Grafik 2.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi
8.437.66
8.468.96
7.25
9.65
16.35
10.66
12.62
10.96
3.79
7.91 7.91
5.124.674.49
6.677.52
16.50
15.1216.10
9.92
7.42
5.69
13.9913.68
11.57
9.16
1.101.71
2.49
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Persen
Kota Jambi
Nasional
INFLASI
35
Secara regional, tingkat inflasi di Jambi termasuk 10 besar inflasi tertinggi
di Indonesia. Inflasi Kota Jambi juga lebih tinggi dibandingkan dibandingkan
daerah sekitarnya, yaitu Kota Bengkulu (7,03%/y-o-y), kota Padang (4,83%/y-o-
y), Kota Pekanbaru (4,72%/y-o-y) serta Kota Palembang (4,57%/y-o-y).13
Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2010
------ Rata-rata Inflasi Nasional (%/yoy)
0
5
10
15
Am
bon
Kup
ang
Soro
ngP
alan
gkar
aya
Ban
jarm
asin
Bal
ikpa
pan
Tara
kan
Mau
mer
eJa
mbi
Mat
aram
Wat
ampo
neP
angk
al P
inan
gD
enpa
sar
Sin
gkaw
ang
Gor
onta
loS
ampi
tM
anad
oP
robo
lingg
oB
engk
ulu
Palu
Ban
dar L
ampu
ngM
akas
arB
ekas
iS
urab
aya
Sam
arin
daP
ontia
nak
Sum
enep
Sem
aran
gY
ogya
karta
Cire
bon
Nas
iona
lJe
mbe
rBi
ma
Dep
okK
ediri
Jaka
rtaM
alan
gP
urw
oker
toTe
gal
Mad
iun
Bog
orS
ibol
gaTa
njun
g P
inan
gTa
sikm
alay
aM
edan
Bat
amP
alop
oP
adan
gS
ukab
umi
Tang
eran
gP
akan
baru
Tern
ate
Pem
atan
g S
iant
arP
alem
bang
Jaya
pura
Cile
gon
Sur
akar
taM
anok
war
iP
are-
Par
eB
andu
ngK
enda
riD
umai
Pad
ang
Sid
empu
anSe
rang
Mam
uju
Lhok
seum
awe
Ban
da A
ceh
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Dilihat per sub kelompok, inflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah
sub kelompok ikan segar serta sub kelompok sayur-sayuran. Sementara, sub
kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi) terbesar adalah sub
kelompok bumbu-bumbuan.
13 Sumber: DSM, Bank Indonesia.
INFLASI
- 36 - 36
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
qtq yoy qtq yoy qtq yoyI. BAHAN MAKANAN 2.10 2.09 9.14 14.54 4.89 14.38a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 3.64 10.41 3.03 15.52 7.54 20.42b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 9.43 3.86 13.03 9.02 13.54 26.10c. IKAN SEGAR -11.44 -14.69 -2.25 -4.77 22.50 5.94d. IKAN DIAWETKAN -0.08 -1.59 -2.58 -1.31 -1.86 -2.81e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA -2.19 0.03 2.08 1.77 3.49 2.68f. SAYUR-SAYURAN 12.24 25.81 -3.11 17.94 15.54 36.41g. KACANG-KACANGAN 0.61 -6.38 -0.33 2.65 4.58 7.94h. BUAH-BUAHAN 3.33 17.84 8.76 20.71 1.10 9.40i. BUMBU-BUMBUAN 6.96 -2.06 87.46 116.68 -28.11 7.65j. LEMAK DAN MINYAK 3.25 -4.76 -3.24 -6.89 8.47 11.03k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 8.68 4.26 1.41 6.68 1.42 5.89II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 3.51 8.79 1.40 10.14 3.42 12.52a. MAKANAN JADI 4.49 9.59 1.52 11.21 4.11 15.34b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 2.79 13.04 0.43 13.44 1.73 8.98c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 1.72 4.63 1.69 5.89 2.82 8.40III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.83 0.54 1.23 2.10 0.49 2.51a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 1.36 1.46 2.02 4.13 -0.70 3.00b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 0.71 0.17 0.48 0.34 3.14 3.49c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA -0.98 -2.70 0.08 -0.87 0.09 0.34d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA -0.24 -0.76 -0.05 -1.44 -0.32 -1.46IV. SANDANG -0.10 1.62 1.45 3.00 1.58 4.57a. SANDANG LAKI-LAKI 2.06 3.13 0.69 3.84 1.14 3.85b. SANDANG WANITA -0.14 0.69 -0.21 0.94 2.32 1.92c. SANDANG ANAK-ANAK -0.44 0.86 -0.13 -0.41 4.53 3.88d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -1.63 1.72 4.79 6.68 -0.71 8.26V. KESEHATAN 1.08 8.26 0.67 7.67 -0.06 6.97a. JASA KESEHATAN 0.00 7.11 0.00 7.11 0.00 7.11b. OBAT-OBATAN 4.06 11.78 1.01 7.47 0.10 5.59c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.16 45.12 8.26 57.10 0.00 54.27d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 1.01 2.07 -0.45 0.72 -0.22 0.06VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.45 8.56 -0.02 8.65 0.43 2.18a. JASA PENDIDIKAN 0.00 11.53 0.00 11.53 0.00 0.00b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.00 1.69 0.00 1.69 0.00 0.00c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 3.85 4.16 0.30 3.83 3.10 7.36d. REKREASI -0.78 5.60 -0.40 6.40 -0.34 6.03e. OLAHRAGA -0.20 5.70 0.44 6.16 0.00 1.36VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.34 3.93 -0.09 3.43 0.37 1.82a. TRANSPOR 0.51 2.99 -0.70 1.92 -0.31 -0.78b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.02 21.27 3.49 23.32 5.35 25.43d. JASA KEUANGAN 0.00 0.22 0.00 0.22 0.00 0.00
INFLASI (UMUM) 1.53 3.79 3.22 7.91 2.37 7.91
Sumb Sumber: BPS (diolah)
Triwulan I-2010 Triwulan II-2010 Triwulan III-2010KELOMPOK/SUBKELOMPOK
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi
terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; beras (Juli 2010), beras; tarip
listrik; nasi (Agustus 2010) serta daging ayam ras; nila; kacang panjang
(September 2010). Sementara itu, deflasi yang dialami kota Jambi pada bulan
Agustus 2010 dipicu oleh menurunnya harga cabe merah; daging ayam ras; dan
bawang merah.
INFLASI
37
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode triwulan III-2010 TW III-2010 TW III-2010
Sumbangan Sumbangan
JULI JULI
1 CABE MERAH 0.3672 1 GABUS -0.0050
2 DAGING AYAM RAS 0.3064 2 TEPUNG TERIGU -0.0036
3 BERAS 0.2925 3 TEH -0.0033
4 NILA 0.1424 4 SABUN DETERGEN BUBUK -0.0032
5 TELUR AYAM RAS 0.1276 5 KAYU BALOKAN -0.0031
6 BAWANG MERAH 0.1256 6 CABE RAWIT -0.0029
7 BAWANG PUTIH 0.0880 7 VCD/DVD PLAYER -0.0024
8 LAMBAK 0.0756 8 SEPAT SIAM -0.0022
9 PATIN 0.0586 9 BESI BETON -0.0018
10 PETAI 0.0576 10 SABUN CREAM DETERGEN -0.0014
1.6415 -0.0289AGUSTUS AGUSTUS
1 BERAS 0.1753 1 CABE MERAH -0.9191
2 TARIP LISTRIK 0.1511 2 DAGING AYAM RAS -0.5003
3 NASI 0.1374 3 BAWANG MERAH -0.1347
4 MINYAK GORENG 0.1192 4 TOMAT SAYUR -0.0613
5 NILA 0.1060 5 TERI 0.0410
6 KETUPAT/LONTONG SAYUR 0.0929 6 KACANG PANJANG -0.0354
7 DENCIS 0.0790 7 BENSIN -0.0289
8 GULAI 0.0476 8 CABE RAWIT -0.0277
9 PISANG 0.0385 9 KOL PUTIH/KUBIS -0.0258
10 MIE KERING INSTANT 0.0287 10 PATIN -0.0177
0.9757 -1.7099SEPTEMBER SEPTEMBER
1 DAGING AYAM RAS 0.7042 1 CABE MERAH -0.5813
2 NILA 0.1179 2 BAWANG MERAH -0.0321
3 KACANG PANJANG 0.0835 3 PEPAYA -0.0186
4 SATE 0.0517 4 SENG -0.0185
5 PATIN 0.0489 5 TOMAT SAYUR -0.0169
6 KELAPA 0.0488 6 BENSIN -0.0145
7 BAYAM 0.0477 7 CABE HIJAU -0.0141
8 PERBAIKAN RINGAN KENDARAAN 0.0473 8 BATU BATA/BATU TELA -0.0137
9 ROKOK KRETEK FILTER 0.0443 9 KOL PUTIH/KUBIS -0.0120
10 PEMELIHARAAN/SERVICE 0.0424 10 BAWANG PUTIH -0.0115
1.2367 -0.7332Sumber : BPS (diolah)
10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
1. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada triwulan III-2010 mengalami inflasi
sebesar 4,89% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi
pada sub kelompok ikan segar sebesar 22,50% (q-t-q) serta sub kelompok sayur-
sayuran sebesar 15,54% (q-t-q).
INFLASI
- 38 - 38
Grafik 2.4. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng
(Ringgit/Ton)
2737
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
3500
4500
5500
6500
7500
8500
9500
10500
11500
12500(Rp/Kg)
CPO internasional (aksis kiri)Minyak goreng lokal (aksis kanan)
Pada triwulan laporan, harga rata-rata crude palm oil (CPO) internasional
mengalami peningkatan. Selama triwulan III-2010, harga CPO meningkat 7,27%.
Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan harga CPO diikuti dengan naiknya
harga minyak goreng lokal. Harga rata-rata minyak goreng lokal berdasarkan
data dari Disperindag naik 7,34% dibandingkan triwulan lalu. Meningkatnya
permintaan terhadap CPO menyebabkan harga minyak goreng dalam negeri
naik.
Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami inflasi sebesar
13,54% (q-t-q). Selama bulan Juli dan September 2010, daging ayam ras
merupakan tiga besar komoditi penyumbang inflasi terbesar. Kenaikan harga
daging ayam ras antara lain berasal dari naiknya harga pakan ternak dan harga
bibit ayam. Sementara pergerakan harga daging sapi cenderung sedikit
meningkat selama triwulan laporan. Peningkatan demand masyrakat terhadap
daging ayam ras dan daging sapi menjelang Idul Fitri 1431 H juga memicu
kenaikan harga.
Perkembangan harga beras (IR 64) menunjukkan peningkatan pada
triwulan laporan sebesar 6,41% dibandingkan triwulan II-2010. Hal ini juga
INFLASI
39
diikuti dengan kenaikan harga beras ukuran 20 kg (merek Anggur, King, Belida)
yang berkisar Rp11,650,20/20 kg s.d. Rp18.400,49/20 kg. Meningkatnya
distribusi beras dari sentra produksi di Sumatera Selatan dan Lampung ke
Jakarta memicu menurunnya pasokan beras untuk kota Jambi sehingga
berdampak pada naiknya harga beras Jambi.
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.8. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel)
495.75
0
100
200
300
400
500
600
700
800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500(Rp/Kg)
Jagung internasional (aksis kiri)Jagung pipilan kering (aksis kanan)
(Rp/Kg)
0
8000
16000
24000
32000
40000
48000
1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/Kg)
45000
50000
55000
60000
65000
70000
Ayam Kampung (aksis kiri)
Daging Ayam Broiler (aksis kiri)
Daging Sapi Murni (aksis kanan)
Grafik 2.9. Perkembangan Harga Beras14
(USD/CWT)
12.57
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
(Rp/Kg)
Beras internasional (aksis kiri)lokal IR 64 (aksis kanan)
Sub kelompok ikan segar mengalami kenaikan harga tertinggi pada
triwulan laporan sehingga mencapai 22,50% (q-t-q). Meningkatnya harga ikan
laut dipicu oleh berkurangnya frekuensi melaut nelayan tradisional karena
khawatir akan ombak besar.
14 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg.
INFLASI
- 40 - 40
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Tepung Terigu
(USD/Bushel)
674
0
200
400
600
800
1000
1200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
(Rp/Kg)
Wheat/Gandum (aksis kiri)
Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
Sementara, perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru relatif
stabil yaitu di harga Rp7.500/kg. Tren peningkatan rata-rata harga gandum, yang
merupakan bahan baku tepung terigu, di pasar internasional sebesar 40,57%
menjadi $663,67/bushel pada triwulan laporan belum diikuti dengan naiknya
harga tepung terigu di Jambi.15
Perkembangan harga sub kelompok bumbu-bumbuan pada triwulan
laporan mengalami penurunan sebesar 28,11% (q-t-q) terutama dipengaruhi
oleh turunnya harga cabe merah (keriting dan biasa) dan bawang merah yang
cukup signifikan sejak 2 bulan terakhir periode triwulan laporan. Lancarnya
pasokan juga menekan harga cabai kembali pada posisi normal setelah di bulan
Juni dan Juli 2010 mengalami kenaikan harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir.16
15 Satu bushel setara dengan 27 kg. 16 Pasokan cabai ke Kota jambi dipasok dari Kerinci, Sarolangun, Sumatra Barat serta Bengkulu (Curup)
INFLASI
41
Grafik 2.6. Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang
(Rp/kg)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa
Bawang Putih Bawang Merah
2. Kelompok Makanan Jadi
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan III-
2010 mengalami inflasi sebesar 12,52% (y-o-y) dengan laju inflasi triwulanan
sebesar 3,42% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi
tercatat pada sub kelompok makanan jadi sebesar 4,11% (q-t-q), diikuti sub
kelompok tembakau dan minuman beralkohol (2,82%/q-t-q) serta sub kelompok
minuman tidak beralkohol (1,73%/q-t-q).
Pada triwulan laporan, sumbangan nasi, ketupat/lontong sayur, gulai dan
sate memberikan sumbangan cukup berarti bagi kenaikan harga sub kelompok
makanan jadi. Naiknya harga bahan makanan selama periode bulan puasa dan
menjelang Lebaran diikuti dengan kenaikan harga makanan jadi, terutama
didorong oleh kenaikan harga beras dan harga ayam broiler. Disamping itu,
kenaikan cukai rokok yang mulai berlaku 1 Januari 2010 sesuai Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau
masih memberi dampak pada kenaikan harga rokok.17
17 Sumber: www.depkeu.go.id. Besaran kenaikan tarif cukai tahun 2010 untuk sigaret adalah, SKM (Sigaret Kretek Mesin) I rata-rata sebesar Rp 20, SKM II sebesar Rp 20, SPM (Sigaret Putih
INFLASI
- 42 - 42
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III-
2010 mengalami inflasi sebesar 0,49% (q-t-q) serta dengan laju inflasi tahunan
mencapai 2,51% (y-o-y). Berdasarkan sub kelompoknya, kelompok bahan bakar,
penerangan dan air mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 3,14% (q-t-q) diikuti
sub kelompok perlengkapan rumah tangga (0,09%/q-t-q). Sementara, sub
kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok penyelenggaraan rumah
tangga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,70% (q-t-q) dan 0,32% (q-t-
q).
4. Kelompok Sandang
Kelompok sandang pada triwulan III-2010 mengalami inflasi sebesar
1,58% (q-t-q). Inflasi kelompok sandang disumbangkan oleh sub kelompok anak-
anak, sub kelompok wanita serta sub kelompok sandang laki-laki yang masing-
masing mengalami inflasi sebesar 4,53% (q-t-q); 2,32% (q-t-q) dan 1,14% (q-t-
q). Sementara sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami
deflasi sebesar 0,71% (q-t-q).
Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional
(USD/troy ounce)
1308.35
352,702
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi
0
80000
160000
240000
320000
400000(Rp/gram)
Emas internasional (aksis kiri)Emas Lokal 24 karat (aksis kanan)
Mesin) I sebesar Rp 35, SPM II sebesar Rp 28, SKT I (Sigaret Kretek Tangan) sebesar Rp 15, SKT II sebesar Rp 15, SKT III sebesar Rp 25.
INFLASI
43
Harga rata-rata emas pada triwulan laporan kembali mengalami
peningkatan. Harga rata-rata emas (logam mulia) 24 karat di Jambi pada triwulan
III-2010 sebesar Rp344.520,00/gram meningkat 3,60% dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar Rp332.536,00/gram.18 Hal ini sejalan dengan peningkatan
harga emas internasional yang mampu mencapai 1.308,35/troy ounce pada akhir
September 2010.19
5. Kelompok Kesehatan
Kelompok kesehatan mengalami deflasi sebesar 0,06% (q-t-q) pada
triwulan III-2010. Penurunan harga pada kelompok kesehatan disumbangkan
oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi sebesar
0,22% (q-t-q). Sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub kelompok jasa
kesehatan relatif tidak mengalami perubahan harga. Sementara itu, sub
kelompok obat-obatan sebesar 0,10% (q-t-q).
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan III-2010
mengalami inflasi sebesar 0,43% (q-t-q). Peningkatan harga dimaksud
disumbangkan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan yang
mengalami inflasi sebesar 3,10% (q-t-q). Sub kelompok jasa pendidikan, sub
kelompok kursus-kursus/pelatihan serta sub kelompok olahraga relatif tidak
mengalami perubahan harga. Sementara itu, sub kelompok rekreasi mengalami
penurunan harga sebesar 0,34% (q-t-q) pada triwulan laporan.
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan III-2010 sebesar
0,37% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi pada sub
kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 5,35% (q-t-q). Sedangkan
sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami
18 Sumber: BPS Provinsi Jambi. 19 Sumber: Bloomberg. 1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)
INFLASI
- 44 - 44
perubahan harga. Namun demikian, sub kelompok transportasi mengalami
deflasi sebesar 0,31% (q-t-q).
Perkembangan harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami
penurunan periode triwulan III-2010. Periode triwulan III-2010, harga rata-rata
minyak sebesar USD 76,95/barrel, menurun 2,08% dari triwulan sebelumnya
yang mencapai USD 78,58/barrel. Penurunan harga minyak di pasar
internasional berdampak baik pada APBN sehingga subsidi bahan bakar tidak
melampaui target pemerintah. Implikasinya, pemerintah belum ada rencana
untuk menaikkan kembali harga BBM dalam negeri yang dapat memicu
kenaikan angka inflasi lebih tinggi lagi.
Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional
Harga Minyak (USD/Barrel)
79.97
0
25
50
75
100
125
150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 111 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 111 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 111 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bloomberg
i
Boks 2.
KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI BESAR KEAGAMAAN
Dalam rangka mengantisipasi gejolak harga jelang hari besar keagamaan telah
dilaksanakan rapat koordinasi untuk memantau pergerakan harga, faktor penyebab
kenaikan inflasi serta rencana penanganannya. Adapun kesiapan pasokan bahan
makanan untuk menghadapi hari besar keagamaan tergantung dari beberapa faktor
yaitu:
a) Aspek Suplai
Komoditi bahan makanan di Jambi berasal dari produksi Lokal maupun
luar provinsi Jambi (terutama bahan pokok dan barang kebutuhan lainya
untuk dikonsumsi selama bulan puasa dan lebaran) seperti : beras (jenis
dan merk tertentu), gula pasir, minyak goreng, daging, telur, mentega,
kacang tanah, dsb.
b) Sarana & Prasarana Distribusi
Sebagian besar (30% s/d 70%) bahan kebutuhan pokok tersebut dipasok
dari luar Provinsi Jambi sehingga kelancaran distribusi (sarana jalan dan
angkutan) mempengaruhi ketersediaan/ stok ditingkat distributor, grosir
dan pengecer dalam wilayah Provinsi Jambi.
c) Aspek Demand
Perilaku konsumen (kebiasaan masyarakat misal : menjelang bulan puasa
s/d pertengahan bulan puasa cenderung membeli bahan makanan
sedangkan pada Minggu ke III & ke IV cenderung membeli sandang/
pakaian dan H-3 s/d H-1 cenderung membeli daging.
Dengan demikian, dinas dan instansi telah menetapkan langkah antisipatif
yang dilakukan untuk mengahadapi bulan puasa dan lebaran:
a) Melakukan pemantauan stok ke gudang Distributor/Grosir (yang
memasok barang dari luar Provinsi memonitor distribusinya).
b) Memantau harga eceran di pasar tradisional dan pasar modern.
c) Berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota melalui Disperindag untuk
kelancaran Distribusi & Ketersediaan barang serta perkembangan harga
eceran di daerah guna mengatasi permasalahan dalam distribusi & stock
bahan kebutuhan masyarakat.
d) Berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota melalui Disperindagnya
e) Disperindag provinsi Jambi bekerjasama dengan Disperindag di sembilan
kabupaten dan kota mengadakan Pasar Murah pada bulan Agustus dan
awal September lalu. Pelaksanaan pasar murah tersebut bertujuan untuk
mengurangi hempasan masyarakat ke pasar jelang Lebaran. Beberapa
ii
komoditi yang dijual dalam pasar murah tersebut adalah beras, minyak
goreng, gula pasir, tepung terigu, mentega, kacang tanah, sirup dan susu.
f) Pelaksanaan operasi pasar untuk daging yang digelar oleh Disnakkeswan
untuk menjaga kestabilan harga daging-dagingan sejak H minus 3 lebaran
di kota Jambi dengan mempersiapkan stok sebanyak 306 ekor (milik
provinsi dan kota Jambi). Operasi Pasar daging sapi akan dilaksanakan di 8
titik yaitu pasar Angso Duo (2 titik), pasar Talang Banjar (2 titik), pasar
Kasang, pasar Keluarga, pasar Vila Kenali, dan pasar Simpang Pulai dengan
harga jual daging sebesar Rp75.000/kg yang dapat berubah tergantung
kondisi pasar.
g) Selain itu Disnakkeswan juga menghimbau kepada instansi pemerintah
untuk melakukan pemotongan sendiri sehingga menghindari penumpukan
pembeli di pasar, bekerja sama dengan pedagang di beberapa titik dalam
kota Jambi serta memberikan subsidi harga daing Rp5.000/kg kepada
pedagang yang bekerjasama sehingga para pedagang tersebut tidak
menjual lebih dari Rp75.000/kg.
h) Percepatan penyaluran raskin oleh BULOG menjadi menjadi tanggal 2-6
pada bulan September lalu dari biasanya tanggal 10-15 setiap bulannya.
Semenara itu, dari sisi transportasi, pencanangan masa angkutan lebaran telah
diselenggarakan pada tanggal 3 September 2010 oleh Gubernur Jambi di terminal
Alam Barajo Kota Jambi sebagai tanda dimulainya semua persiapan lebaran. Prediksi
Dishub Provinsi Jambi, jumlah penumpang pada lebaran tahun 2010 meningkat
berkisar 5-10% dari tahun lalu dengan kenaikan yang cukup tinggi di moda
transportasi udara.
Arus mudik dan balik lebaran diperkirakan akan dimulai dari H – 7 yaitu
tanggal 3 September 2010 sampai dengan H + 7 di tanggal 18 September 2010.
Adanya kebijakan cuti bersama menyebabkan relatif berkurangnya. Jumlah pemudik
provinsi Jambi tahun 2010:
Tabel 1. Periode Angkutan Lebaran
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 SEPT
J S M S S R K J S M S S R K J S HARI
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 H H H+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 PELAKS
iii
Tabel 2. Prediksi Jumlah Penumpang Angkutan Lebaran Provinsi Jambi 2010
(H -7 sampai dengan H+7 lebaran)
NO. MODA TH.2008 TH.2009 PREDIKSI TH.2010
DTG BRGKAT DTG BRGKAT DTG BRGKAT
1. Darat 115.475 152.738 153.834 133.216 169.217 146.538
2. Sungai 56.945 57.852 16.817 13.738 18.499 15.112
3. Laut 1.435 2.527 2.661 1.455 2.927 1.601
4. Udara 14.951 15.513 18.846 19.816 21.673 22.788
Kondisi saat ini permasalahan yang terdapat dalam transportasi darat adalah:
a) Kondisi cuaca yang kurang baik (kemarau basah)
b) Kondisi jalan (nasional dan provinsi) masih dalam keadaan rusak, potensi
rusak, rawan kecelakaan dan kemacetan
c) Potensi timbulnya calo tiket di bandara dan terminal
d) Pengguna sepeda motor yang cenderung meningkat
Oleh sebab itu Dinas Perhubungan Provinsi Jambi telah menetapkan beberapa
kebijakan untuk mengurangi kendala-kendala dimaksud, seperti:
a) Pembentukan Tim koordinasi Tingkat Provinsi dan Kebupaten Kota
Personil yang terlibat dalam Posko ini adalah:
Dishub provinsi Jambi
Dishub kota Jambi
Polda jambi
Dinas Kesehatan provinsi Jambi
Dinas Pekerjaan Umum provinsi Jambi
• PT Jasa Raharja (persero) cabang Jambi
DPD Organda provinsi Jambi
ORARI Jambi
RAPI Jambi
Personil posko di wilayah kabupaten
b) Penyiapan Sarana Angkutan Darat, Laut dan Udara
c) Pengendalian Tarif Angkutan Jalan, Sungai dan Udara
d) Pembentukan Posko
e) Pengendalian Angkutan Barang
f) Pengendalian Pasar Tumpah
Halaman ini sengaja dikosongkan
45
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Kinerja perbankan pada triwulan III-2010 menunjukkan penurunan dari sisi
aset dan penghimpunan dana sementara penyaluran kredit masih meningkat.
Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan mengalami
peningkatan 720 bps menjadi 91,52%. Dari sisi kualitas kredit yang diberikan
menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan angka Non Performing
Loan (NPL) mengalami peningkatan.
A. Perkembangan Kelembagaan20
Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor
Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan III - 2010 tercatat sebanyak 24
(dua puluh empat) bank umum dan 11 (sebelas) BPR, yang terdiri dari 218 kantor
bank umum dan 17 kantor BPR. Dari 24 (dua puluh tiga) bank umum yang
beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 20 (dua puluh) bank konvensional,
termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 4 (empat) bank
syariah.
Pada periode triwulan laporan tidak terdapat penambahan bank umum
namun terdapat penambahan 13 (tiga belas) kantor bank dimana seluruhnya
merupakan Kantor Cabang Pembantu. Sementara untuk BPR, tidak terdapat
penambahan kantor.
Berdasarkan sebarannya, jumlah kantor bank umum terbesar masih
terdapat di Kota Jambi, yaitu sebanyak 85 (delapan puluh lima) kantor atau
36,17% dari seluruh total kantor bank di Provinsi Jambi. Sementara, untuk
kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, yaitu sebanyak 5 (lima) kantor (2,13%).
20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
46
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw IIIKota Jambi 69 73 75 76 79 82 85 36.17Kerinci 19 20 20 21 21 21 21 8.94Bungo 14 15 16 18 20 21 22 9.36Muara Jambi 18 18 18 19 19 19 22 9.36Sarolangun 13 13 13 15 16 16 17 7.23Tebo 13 13 13 14 14 15 17 7.23Merangin 14 15 15 15 15 15 17 7.23Batanghari 12 12 12 14 14 14 15 6.38Tanjung Jabung Barat 13 13 13 13 14 14 14 5.96Tanjung Jabung Timur 5 5 5 5 5 5 5 2.13T O T A L 190 197 200 210 217 222 235 100.00
JUMLAH BANK2009 2010 Pangsa
(%)
B. Bank Umum21
1. Perkembangan Aset Bank
Total aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan turun
Rp86,09 miliar atau 0,55% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
mencapai 4,23%. Menurunnya aset perbankan dipicu oleh menurunnya aset
bank pemerintah sebesar Rp229,48 miliar (turun 2,15%). Sementara itu aset
bank swasta dan bank syariah meningkat masing-masing Rp62,67 miliar(1,42%)
dan Rp80,72 miliar (15,07%). Dengan demikian, total aset bank umum pada
triwulan laporan turun menjadi sebesar Rp15.539,95 miliar.22
Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi
-4.00
0.00
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
Q1-04
Q2-04
Q3-04
Q4-04
Q1-05
Q2-05
Q3-05
Q4-05
Q1-06
Q2-06
Q3-06
Q4-06
Q1-07
Q2-07
Q3-07
Q4-07
Q1-08
Q2-08
Q3-08
Q4-08
Q1-09
Q2-09
Q3-09
Q4-09
Q1-10
Q2-10
Q3-10
PersenRp miliar
Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%)
21 Posisi data bank umum diambil berdasarkan periode Laporan Bank Umum bulan Mei 2010. 22 Bank konvensional termasuk bank milik pemerintah dan bank swasta nasional.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
47
Dilihat dari total pangsa pasar aset bank umum, pangsa aset bank
konvensional tercatat sebesar 96,03% sementara aset bank syariah sebesar
3,97% pada triwulan laporan.
2. Perkembangan Dana Masyarakat
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan
laporan turun sebesar 3,83%, yaitu dari Rp12.161,12 miliar menjadi Rp11.695,91
miliar.
Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK bank umum dialami
oleh bank syariah sementara penghimpunan dana oleh bank konvensional
mengalami penurunan. DPK bank syariah meningkat sebesar Rp30,87 miliar atau
setara dengan 11,05% sementara DPK bank konvensional menurun sebesar
Rp496,08 miliar atau sebesar 4,18% dari triwulan sebelumnya. Dengan demikian
total DPK bank umum pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar
Rp465,21 miliar.
Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Nominal Persen9,998,588 10,597,374 11,213,788 11,881,723 11,385,640 (496,083) (4.18)
1 2,047,600 1,929,641 2,880,322 3,039,223 2,480,577 (558,646) (18.38) 2 5,002,675 5,904,495 5,494,397 5,944,913 5,946,637 1,724 0.03 3 Simpanan Berjangka 2,948,313 2,763,238 2,839,069 2,897,587 2,958,426 60,839 2.10
232,860 245,135 257,148 279,399 310,268 30,869 11.05 1 53,782 54,778 52,815 57,382 61,575 4,193 7.31 2 117,482 131,172 138,017 151,990 164,775 12,785 8.41 3 61,596 59,185 66,316 70,027 83,918 13,891 19.84
10,231,448 10,842,509 11,470,936 12,161,122 11,695,908 (465,214) (3.83) 1 2,101,382 1,984,419 2,933,137 3,096,605 2,542,152 (554,453) (17.91) 2 5,120,157 6,035,667 5,632,414 6,096,903 6,111,412 14,509 0.24 3 3,009,909 2,822,423 2,905,385 2,967,614 3,042,344 74,730 2.52
Pertumbuhan
Bank Konvensional
URAIAN2009 2010
GiroTabunganSimpanan Berjangka
GiroTabungan
Bank SyariahGiroTabungan Simpanan Berjangka
Jumlah
Berdasarkan jenis penghimpunan dana, menurunnya DPK pada
triwulan laporan dipicu oleh menurunnya penghimpunan giro masyarakat sebesar
Rp554,45 miliar (17,91%). Sementara, penghimpunan dana melalui tabungan
dan deposito meningkat masing-masing sebesar Rp14,51 miliar (0,24%) dan
Rp74,73 miliar (2,52%). Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar
masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 52,25%, diikuti oleh deposito 26,01%
dan giro 21,74%.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
48
Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
0 500
1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 5,500 6,000 6,500
Q1-03 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Rp miliarRp miliar
Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan)
Berdasarkan golongan pemilik, menurunnya nilai DPK terutama
berasal dari golongan pemerintah daerah sebesar Rp181,99 miliar, diikuti dengan
perorangan sebesar Rp168,70 miliar, serta pemerintah pusat sebesar Rp69,98
miliar. Dengan demikian, berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih dikuasai
oleh golongan pemilik perorangan yang mencapai 75,54%, diikuti oleh
pemerintah daerah (13,73%), dan perusahaan swasta (6,63%).
Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)
Nominal Share Nominal Share Nominal Share
1 Pemerintah Pusat 62,629 0.55 147,398 1.22 77,419 0.67
2 Pemerintah Daerah 1,796,811 15.66 1,756,391 14.48 1,574,403 13.73
3 Badan/lembaga pemerintah 78,112 0.68 77,750 0.64 73,509 0.64
4 Badan Usaha Milik Negara 112,636 0.98 116,547 0.96 110,195 0.96
5 Perusahaan asuransi 272,663 2.38 271,395 2.24 276,624 2.41
6 Perusahaan swasta 728,267 6.35 760,663 6.27 760,031 6.63
7 Yayasan dan Badan Sosial 93,097 0.81 98,176 0.81 103,245 0.90
8 Koperasi 34,019 0.30 29,876 0.25 29,485 0.26
9 Perorangan 8,266,470 72.07 8,833,850 72.84 8,665,153 75.54
10 Lainnya 25,530 0.22 35,298 0.29 24,885 0.22
Jumlah 11,470,234 100.00 12,127,344 100.00 11,694,949 101.96
Bukan Penduduk/Non-Residents 702 0 33,778 0 956 0
11,470,936 12,161,122 11,695,905
Penduduk/Residents
Trw.II-2010 Trw.III-2010Trw.I-2010
Penduduk dan bukan penduduk
No. Golongan Pemilik
Berdasarkan lokasi bank, penurunan jumlah penghimpunan dana
masyarakat dialami oleh semua kabupaten. Penurunan jumlah penghimpunan
dana ini dipicu oleh menurunnya penghimpunan giro di seluruh Kabupaten/Kota
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
49
di Jambi. Menurunnya jumlah giro tersebut dipicu oleh tingginya aktivitas
pembayaran oleh perusahaan-perusahaan setelah semester pertama berakhir.
Berdasarkan lokasinya, penurunan jumlah DPK terbesar dialami oleh kabupaten
Tanjung Jabung Barat diikuti oleh Merangin yang turun masing-masing sebesar
Rp95,70 miliar (14,94%) dan Rp88.11 miliar (14,90%).
Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank (dalam jutaan rupiah)
Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen
1 Kota Jambi 7,872,852 68.63 8,220,371 67.60 8,181,003 69.95 (39,368) (0.48)
2 Batanghari 454,127 3.96 549,271 4.52 473,650 4.05 (75,621) (13.77)
3 Tanjung Jabung Barat 677,151 5.90 640,468 5.27 544,771 4.66 (95,697) (14.94)
4 Merangin 528,091 4.60 591,481 4.86 503,372 4.30 (88,109) (14.90)
5 Kerinci 683,879 5.96 785,186 6.46 730,986 6.25 (54,200) (6.90)
6 Sarolangun 67,893 0.59 123,163 1.01 90,611 0.77 (32,552) (26.43)
7 Bungo 829,584 7.23 889,242 7.31 836,348 7.15 (52,894) (5.95)
8 Tebo 103,762 0.90 81,788 0.67 79,015 0.68 (2,773) (3.39)
9 Tanjung Jabung Timur 253,597 2.21 280,152 2.30 256,152 2.19 (24,000) (8.57)
11,470,936 100.00 12,161,122 100.00 11,695,908 100.00 (465,214) (3.83)
Trw.II-10 Trw.III-10Trw.I-10 Pertumbuhan
JUMLAH
Kota/KabupatenNo.
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana
Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan
meningkat Rp449,5 miliar (4,38%) namun lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,70%. Total penyaluran
kredit pada triwulan laporan sebesar Rp10.704,06 miliar meningkat dari triwulan
lalu yang sebesar Rp10.254,56 miliar.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
50
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal Persen
Kelompok Bank 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704,063 449,500 4.38 1 Bank Konvensional 8,482,025 8,705,998 8,992,671 9,758,969 10,132,529 373,560 3.83 2 Bank Syariah 387,162 410,914 441,618 495,594 571,534 75,940 15.32
Jenis Penggunaan 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704,063 449,500 4.38 1 Modal Kerja 3,508,606 3,672,737 3,647,185 3,733,927 4,531,325 797,398 21.36 2 Investasi 1,670,957 1,769,894 1,666,305 2,004,096 1,580,426 (423,670) (21.14) 3 Konsumsi 3,689,624 3,674,281 4,120,799 4,516,540 4,592,312 75,772 1.68
Sektor Ekonomi 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704,063 449,500 4.38 1 Pertanian 1,208,369 1,350,288 993,939 1,105,772 1,219,268 113,496 10.26 2 Pertambangan 29,409 25,941 28,484 23,480 32,550 9,070 38.63 3 Perindustrian 459,335 438,242 448,754 492,388 515,479 23,091 4.69 4 Listrik, Gas dan Air 26,852 26,852 27,073 27,051 26,994 (57) (0.21) 5 Konstruksi 252,991 250,442 238,904 287,507 432,841 145,334 50.55 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,628,817 2,740,329 2,149,003 2,316,973 2,611,653 294,680 12.72 7 Pengangkutan, Pergudangan dan
Komunikasi 98,848 109,939 127,354 121,817 133,715 11,898 9.77 8 Jasa-jasa Dunia Usaha 326,087 340,406 336,225 389,259 353,748 (35,511) (9.12) 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 138,022 148,433 126,424 177,790 205,845 28,055 15.78
10 Lain-lain 3,700,457 3,686,040 4,958,129 5,312,526 5,171,970 (140,556) (2.65)
URAIAN2009 Pertumbuhan2010
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik
oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank
konvensional tumbuh Rp373,56 miliar (3,83%) sementara kredit bank syariah
tumbuh Rp75,94 miliar (15,32%). Sementara, jika dilihat dari pangsa (share)
penyaluran kredit, kelompok bank pemerintah masih mendominasi dengan
pangsa sebesar 95,23%, diikuti dengan kelompok bank syariah sebesar 4,77%.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, peningkatan jumlah kredit dialami oleh
kredit konsumsi dan modal kerja sementara kredit investasi mengalami
penurunan. Kredit modal kerja meningkat Rp797,40 miliar (21,36%) dari triwulan
sebelumnya diikuti dengan kredit konsumsi yang tumbuh Rp75,77 miliar
(1,68%). Sementara itu, kredit investasi mengalami penurunan sebesar Rp423,67
miliar (21,14%).
Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar masih didominasi oleh kredit
konsumsi, yaitu sebesar 42,90% dari total kredit pada triwulan laporan.
Kemudian diikuti oleh kredit modal kerja sebesar 42,33%, dan kredit investasi
sebesar 14,76%.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, hampir semua sektor ekonomi
mengalami peningkatan jumlah penyaluran kreditnya, kecuali untuk sektor listrik
gas dan air, dunia usaha dan lain-lain. Secara nominal, peningkatan kredit
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
51
terbesar dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp294,68
miliar (12,72%), yang kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar Rp145,33
miliar (50,55%) dan sektor pertanian sebesar Rp113,50 miliar (10,26%).
Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit sektor lain-lain,
yaitu sebesar 48,32%, yang kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran,
dan hotel sebesar 24,40% dan sektor pertanian sebesar 11,39%. Dominasi
penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,11% dari total
outstanding kredit.
Berdasarkan lokasi Proyek23, jumlah kredit yang disalurkan oleh
perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan
sebesar 5,11%, yaitu dari total kredit sebesar Rp12.873,70 miliar menjadi sebesar
Rp13.532,66 miliar.24 Meningkatnya jumlah kredit ini hampir dialami oleh
beberapa sektor ekonomi seperti perindustrian, perdagangan , pertanian dan jasa
sosial masyarakat. Berdasarkan nominal kredit, peningkatan kredit lokasi proyek
pada triwulan laporan terutama dipicu oleh meningkatnya kredit perindustrian
sebesar Rp818,50 miliar (101,42%), diikuti dengan sektor perdagangan
Rp407,89 miliar (16,12%).
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
I II III IV I II IIIPertanian 1,959,270 2,026,202 2,077,761 2,218,021 1,831,035 1,856,467 2,008,480Pertambangan 97,700 105,661 158,199 218,987 170,809 248,011 103,887Perindustrian 824,440 831,221 810,173 960,764 872,224 807,006 1,625,504Perdagangan 2,234,779 2,457,387 2,682,693 2,800,588 2,149,467 2,529,964 2,937,854Jasa-jasa 1,203,112 1,519,917 1,521,339 1,485,762 1,111,385 1,309,235 1,243,354 - listrik, gas dan air 189,230 492,546 467,801 415,761 187,280 189,581 188,984 - konstruksi 295,102 298,423 312,752 278,993 259,019 297,980 268,264 - pengangkutan 120,743 114,564 104,524 117,160 156,118 181,795 171,260 - jasa dunia usaha 465,298 471,301 484,654 510,934 381,849 460,793 410,307 - jasa sosial masyarakat 132,739 143,083 151,608 162,914 127,119 178,906 204,539Lain-lain 4,085,517 4,301,199 4,380,585 4,582,113 5,876,199 6,123,015 5,613,577TOTAL 10,404,818 11,241,587 11,630,750 12,266,234 12,011,119 12,873,698 13,532,656
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi
2009Sektor Ekonomi2010
23 Data s.d. bulan Agustus 2010. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. 24 Data s.d. bulan Agustus 2010. Mulai Mei 2007, data dana/kredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia).
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
52
4. Undisbursed Loan
Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan
menunjukkan peningkatan sebesar 13,94%. Pada triwulan laporan, total
undisbursed loan sebesar Rp1.218,86 miliar atau lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencapai Rp1.069,75 miliar. Meningkatnya
undisbursed loan tersebut terutama dipicu oleh meningkatnya kelonggaran tarik
kredit investasi yang mencapai 53,97% (meningkat Rp95,78 miliar). Menurunnya
jumlah kredit investasi pada triwulan laporan memicu meningkatnya undisbursed
loan kredit tersebut.
Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar
terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 75,01% diikuti dengan kredit
investasi dan konsumsi masing-masing 22,42% dan 2,57%.
Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
1 investasi 64,087 87,355 111,783 101,832 253,640 177,474 273,257
2 konsumsi 3,744 1,183 472 77,946 66,682 45,807 31,317
3 modal kerja 678,555 567,845 578,390 560,970 850,532 846,466 914,285
746,386 656,383 690,645 740,748 1,170,854 1,069,747 1,218,859 * Perhitungan Undisbursed Loan Tahun 2010 berdasarkan laporan LBU Bassel
2010*
Jenis Penggunaan
Kategori
Total
2009
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)
gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Menurunnya penghimpunan dana pihak ketiga sementara penyaluran
kredit perbankan meningkat menyebabkan Loan to Deposits Ratio (LDR)25
berdasarkan wilayah pelapor dan lokasi proyek mengalami peningkatan. Loan to
Deposits Ratio (LDR) berdasarkan wilayah bank pelapor meningkat dari 84,32%
25 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
53
menjadi 91,52%, sedangkan LDR berdasarkan lokasi proyek26 meningkat dari
105,86% menjadi 115,70%.
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi
97.77% 101.97% 101.20%106.41%
113.68% 110.84%104.71% 105.86%
115.70%
72.65% 75.41% 75.36% 79.44%86.69% 84.08% 82.25% 84.32%
91.52%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
Rp triliun
Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta)DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen)LDR Perbankan Jambi (persen)
Grafik 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
743
493430
303 266
98 107 80 77 66
864
540
429320
268204
120 8378 69
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
Batanghari Muara Jambi Tebo Saro langun Merangin Tanjabbar Bungo Kota Jambi Tanjabtim Kerinci
Triwulan II-10Triwulan III-10
Berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Batanghari memiliki LDR
tertinggi di antara seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi, yaitu sebesar
863,67%, diikuti oleh Kabupaten Muara Jambi sebesar 540,33%. Sementara itu
terdapat tiga kabupaten/kota dengan tingkat LDR kurang dari 100% yaitu Kota
Jambi (83,26%), Tanjung Jabung Timur (78,31%), dan Kerinci (69,39%).
Kualitas kredit yang diberikan pada triwulan laporan menunjukkan
penurunan. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya rasio Non Performing Loan
22 LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank umum pada triwulan laporan. Data LDR berdasarkan lokasi proyek s.d Agustus 2010.
LDR < 100%
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
54
(NPL) gross bank umum, yaitu dari 2,21% pada triwulan sebelumnya menjadi
2,34%.
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor
perindustrian, yaitu sebesar 6,26% yang berarti di atas ketentuan Bank Indonesia
yang sebesar 5%. Sementara itu, NPL sektor-sektor ekonomi lainnya masih
berada dalam kategori baik (dibawah 5%).
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi
KreditNominal
NPL NPL (%) KreditNominal
NPL NPL (%) KreditNominal
NPL NPL (%)1. Pertanian 993,939 23,376 2.35 1,105,772 26,498 2.40 1,219,268 47,635 3.91 2. Pertambangan 28,484 285 1.00 23,480 272 1.16 32,550 211 0.65 3. Perindustrian 448,754 31,826 7.09 492,388 22,016 4.47 515,479 32,286 6.26 4. Listrik, Gas dan Air 27,073 460 1.70 27,051 501 1.85 26,994 497 1.84 5. Konstruksi 238,904 7,169 3.00 287,507 2,336 0.81 432,841 1,962 0.45
6.Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,149,003 55,291 2.57 2,316,973 52,339 2.26 2,611,653 77,490 2.97
7Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 127,354 2,776 2.18 121,817 4,112 3.38 133,715 3,176 2.38
8. Jasa-jasa Dunia Usaha 336,225 6,660 1.98 389,259 5,924 1.52 353,748 3,573 1.01 9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat 126,424 5,899 4.67 177,790 5,724 3.22 205,845 6,585 3.20
10. Lain-lain 4,958,129 90,872 1.83 5,312,526 107,153 2.02 5,171,970 76,692 1.48 9,434,289 224,614 2.38 10,254,563 226,875 2.21 10,704,063 250,107 2.34
Sektor EkonomiTW II-10TW I-10 TW III-10
J U M L A H
No
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.8), terlihat bahwa margin keuntungan
perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan kembali mengalami
penurunan. Margin rata-rata tertimbang27 antara suku bunga kredit dengan suku
bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,32% menjadi 8,21% pada triwulan
laporan. Peningkatan ini dipicu oleh lebih tingginya penurunan suku bunga kredit
sementara suku bunga deposito masih meningkat.
27 Data menggunakan suku bunga rata-rata tertimbang bank umum pemerintah s.d. bulan Mei 2010.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
55
Grafik 3.5 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
4.69 4.95 5.61 6.02 6.17 6.36 6.5 6.74 7.15 7.06 7.77 7.49 7.99 8.19 8.06 8.30 8.19 8.32 7.92 8.21
02468
101214161820
Jan
Feb
Mar Apr
Mei
Jun Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar Apr
Mei
Juni Juli
Agus
tus
2009 2010
Persen (%)
Margin Kredit Deposito SBI
Stabilnya angka BI Rate semenjak bulan Agustus 2009 diikuti dengan
penurunan suku bunga secara perlahan-lahan oleh perbankan. Suku bunga
deposito yang diberikan perbankan saat ini sudah berada di bawah angka BI-rate
yaitu sebesar 6,19%. Namun demikian, suku bunga kredit yang ditetapkan masih
tinggi yaitu pada kisaran 14% sejak awal tahun 2009.
6. Perkembangan Kredit MKM
Seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 4,3/% pada
triwulan laporan, kredit MKM juga mengalami pertumbuhan bahkan di atas
pertumbuhan total kredit yaitu sebesar 9,15%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kepercayaan perbankan akan kredit MKM masih cukup tinggi. Dengan demikian
pangsa kredit MKM terhadap total kredit terus mengalami peningkatan yaitu dari
sebesar 80,46% menjadi 84,13% pada triwulan laporan.
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi
012345678910
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10 TW III-10
p
Total Kredit - Bank Pelapor MikroKecil MenengahPertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor Pertumbuhan UMKM (%)
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
56
Dilihat dari distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa yang terbesar yaitu
40,86% lalu diikuti kredit mikro sebesar 26,43%, serta kredit menengah sebesar
16,84% dari total kredit perbankan.
Grafik 3.7 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
36.08 34.27 34.06 33.59 27.78 26.66 26.43
32.11 34.47 35.14 35.64 39.71 35.89 40.86
18.02 17.50 16.93 17.10 16.05 17.91 16.84
13.78 13.77 13.87 13.67 16.46 19.54 15.87
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10 TW III-10
Kredit Besar/Non-UMKM Menengah Kecil Mikro
Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan kredit UMKM ditopang oleh
meningkatnya pertumbuhan kredit kecil sebesar Rp694,11 miliar (18,86%) diikuti
dengan kredit mikro sebesar Rp94,54 miliar (3,46%) sementara kredit menengah
mengalami penurunan sebesar Rp34,03 miliar (1,85%).
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding
triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang
mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi
mencapai sebesar Rp295,89 miliar atau meningkat 3,57% dibanding pada
triwulan sebelumnya yang sebesar Rp285,70 miliar. Sementara itu, jumlah
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat
sebesar Rp3,21 miliar (1,43%), dan penyaluran kredit tumbuh sebesar Rp5,06
miliar (2,48%).
Lebih tingginya peningkatan jumlah penghimpunan kredit dibandingkan
penyaluran dana pada triwulan laporan menyebabkan Loan to Deposits Ratio
(LDR) mengalami peningkatan, yaitu menjadi sebesar 91,82% dari sebelumnya
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
57
sebesar 90,88%. Sementara itu, kualitas kredit menunjukkan perbaikan, yaitu
dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) menjadi 6,83%.
Halaman ini sengaja dikosongkan
59
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
APBD-P Provinsi Jambi (tidak termasuk anggaran pemerintah kota dan
kabupaten) tahun 2010 sebesar Rp1,60 triliun, meningkat 6,08% dari APBD awal
tahun 2010 yang sebesar Rp1,50 triliun. Dari sisi anggaran pendapatan, jumlah
anggaran pendapatan daerah dalam APBD-P tahun 2010 mencapai Rp1,40 triliun
atau meningkat 6,92% dibandingkan anggaran pendapatan di awal tahun yang
sebesar Rp1,30 triliun.28 Dari kondisi tersebut, jumlah defisit anggaran selama
tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp201,20 miliar yang akan dibiayai dari sisa
lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya.
Tabel 4.1. APBD-P Provinsi Jambi APBD APBD APBD APBD APBD APBD-P2006 2007 2008 2009 2010 2010
Pendapatan Daerah 336.59 364.93 406.31 480.31 503.81 535.75 6.34 Pajak Daerah 297.82 319.49 351.44 423.79 430.80 455.80 5.80 Retribusi Daerah 19.40 22.46 23.58 27.78 40.03 44.95 12.28 Hasil Pengelolaan Pajak daerah yang dipisahkan 4.03 4.03 2.96 4.73 11.06 11.16 0.91 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 15.34 18.95 28.33 24.01 21.92 23.85 8.80
Dana Perimbangan 532.04 591.03 713.83 776.58 801.12 838.31 4.64 Dana Bagi Hasil pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 157.67 156.02 220.57 267.95 292.32 329.21 12.62 Dana Alokasi Umum 374.36 415.02 468.80 473.51 488.51 489.07 0.12 Dana Alokasi Khusus 20.00 24.45 35.12 20.30 20.03 (1.33)
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 26.30 - 16.00 - - 21.13 Pendapatan HibahDana Darurat 5.00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda LainnyaDana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 11.00 21.13 Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda LainnyaBantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dr Pemerintah 26.30
Total Pendapatan 894.93 955.96 1,136.13 1,256.89 1,304.93 1,395.19 6.92 -
Belanja Tidak Langsung 356.56 404.20 522.38 685.67 707.11 716.79 1.37 Belanja Pegawai 179.31 219.38 354.30 355.25 400.80 368.95 (7.95) Belanja Subsidi - 0.36 Belanja Hibah 2.64 3.50 46.80 70.09 49.77 Belanja Bantuan Sosial 21.53 11.29 31.20 4.45 39.54 788.54 Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa 144.70 142.42 142.65 170.95 176.27 222.94 26.48 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa
20.10 15.88 6.50 114.77 58.79 9.90 (83.16)
Belanja Tidak Terduga 12.44 5.00 5.00 10.00 20.00 5.00 (75.00) Belanja Langsung 800.28 887.40 906.79 934.92 797.83 879.60 10.25
Belanja Pegawai 123.87 85.14 61.90 58.15 61.68 58.94 (4.45) Belanja Barang dan Jasa 265.26 338.22 335.68 424.68 341.77 324.55 (5.04) Belanja Modal 411.16 464.04 509.22 452.09 394.37 496.11 25.80
Total Belanja 1,156.84 1,291.60 1,429.18 1,620.59 1,504.93 1,596.39 6.08 -
Surplus/Defisit (261.92) (335.64) (293.04) (363.70) (200.00) (201.20) 0.60
Keterangan Perubahan (%)
28 APBD-P Provinsi Jambi tahun 2010 ini disahkan tanggal 5 Oktober 2010
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
60
A. REALISASI PENDAPATAN DAERAH SEMESTER I TAHUN 2010
Sampai dengan semester I tahun 2010, realisasi pendapatan Provinsi Jambi
telah mencapai 58,78% dari target penerimaan (Rp1,30 triliun) atau setara
dengan Rp767,10 miliar. Realisasi pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan
pencapaian realisasi pendapatan pada semester I tahun 2009 yang hanya
menyerap Rp506,80 miliar. Meningaktnya realisasi pendapatan terutama berasal
dari meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2010 yang sebesar
Rp113,69 miliar (22,11%). Peningkatan terbesar terutama disumbangkan oleh
realisasi pajak daerah yang meningkat sebesar Rp99,82 miliar (22,49%).
Grafik 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi
0
25
50
75
100
125
150
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
SMT I SMT II
SMT I SMT II
SMT I SMT II
SMT I
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2009
persen (%)miliar (Rp)
Sumber: Biro Keuangan (diolah)Mulai tahun 2007 laporan realisasi APBD dilakukan per-semester
Pendapatan (aksis kiri) Realisasi Pendapatan (aksis kiri) % Realisasi Pendapatan (aksis kanan)
Dari segi pencapaian realisasi pendapatan, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan memiliki realisasi tertinggi yang mencapai 109,74%,
diikuti oleh komponen dana bagi hasil bukan pajak (SDA) yang mencapai 75,14%
serta Dana Alokasi Umum yang mencapai 75,14% pada semester I tahun 2010.
B. REALISASI BELANJA DAERAH SEMESTER I TAHUN 2010
Belanja pemerintah Provinsi Jambi semester I tahun 2010 terdiri dari
belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga serta transfer yang secara
keseluruhan baru mencapai 34,20% (Rp514,63 miliar). Realisasi belanja semester
I tahun 2010 masih lebih tinggi dibandingkan realisasi posisi yang sama tahun
lalu yang hanya mencapai 23,33%.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
61
Grafik 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi
-25
0
25
50
75
100
125
150
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
TW I TW II TW III TW IV
SMT I SMT II
SMT I SMT II
SMT I SMT II
SMT I
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2009
persen (%)miliar (Rp)
Sumber: Biro KeuanganMulai tahun 2007, laporan realisasi APBD per-semester
Belanja (aksis kiri) Realisasi Belanja (aksis kiri) % Realisasi Belanja (aksis kanan)
Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja terbesar secara nominal adalah
untuk belanja operasi yaitu sebesar Rp308,58 miliar diikuti dengan belanja modal
sebesar Rp112,64 miliar. Belanja operasi terealisasi sebesar 33,97% dari
anggaran dengan komposisi biaya terbesar (secara nominal) untuk belanja
pegawai yaitu sebesar Rp159,58 miliar diikuti dengan belanja barang sebesar
Rp81,47 miliar. Dari sisi belanja modal, pengeluaran terbesar dari komponen
belanja ini adalah untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp43,29
miliar (terealisasi 18,11%). Sementara itu, anggaran transfer terealisasi sebesar
Rp92,66 miliar (52,57%) di semester pertama ini. Belanja transfer merupakan
transfer bagi hasil pajak ke kabupaten/kota/desa di Provinsi Jambi.
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah
Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan III - 2010
terealisasi sebesar Rp630,67 miliar, menurun sebesar 21,28% dibandingkan
triwulan sebelumnya dan menurun sebesar 0,13% dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun lalu. Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi dicapai
oleh jenis pajak bumi dan bangunan sebesar Rp194,77 miliar, diikuti jenis pajak
penghasilan sebesar Rp179,99 miliar.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
62
Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa
paling besar yaitu 88,11% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan.
Jika dirinci lagi dari pendapatan pajak dalam negeri, maka pendapatan pajak
bumi dan bangunan (35,05%) memiliki pangsa paling besar, diikuti pajak
penghasilan (32,30%), serta pajak pertambahan nilai (30,30%).
Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.4. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi
Pendapatan PPh32.39%
Pendapatan PPN30.30%
Pendapatan PBB35.05%
Pendapatan BPHTB0.95%
Pendapatan Cukai0.00% Pendapatan
Pajak Lainnya1.31%
Pendapatan Pajak Dalam
Negeri88.11%
Pendapatan Pajak
Perdagangan Int'l
3.16%
Penerimaan SDA
0.20%
Pendapatan PNPB Lainnya
8.53%
Grafik 4.3 Grafik 4.4
Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III-2010
terealisasi sebesar Rp764,00 miliar, meningkat sebesar 1,44% dibandingkan
triwulan sebelumnya. Namun demikian, belanja pemerintah pusat didaerah turun
0,51% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu. Secara
nominal, belanja pemerintah pusat tertinggi adalah untuk belanja gaji dan
Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)
Nominal (%)I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 309,825,440,340 766,844,431,227 555,662,022,398 (211,182,408,829) (27.54)
Pendapatan Pajak Penghasilan 149,463,488,691 204,450,473,043 179,988,342,117 (24,462,130,926) (11.96) Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 144,241,599,007 181,037,982,423 168,348,119,007 (12,689,863,416) (7.01) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 3,687,606,231 363,261,432,324 194,785,865,957 (168,475,566,367) (46.38) Pendapatan BPHTB 5,807,485,121 10,659,948,287 5,282,251,447 (5,377,696,840) (50.45) Pendapatan Cukai - - - - Pendapatan Pajak Lainnya 6,625,261,290 7,434,595,150 7,257,443,870 (177,151,280) (2.38) Pengembalian Pendapatan Pajak dan Cukai - - - -
II Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional
6,351,103,553 8,098,197,819 19,956,462,890 11,858,265,071 146.43
Pendapatan Bea Masuk 3,097,689,346 2,205,530,389 4,044,897,211 1,839,366,822 83.40 Pendapatan Bea Keluar 3,253,414,207 5,892,667,430 15,911,565,679 10,018,898,249 170.02 Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor - - - - #DIV/0!
III Penerimaan Sumber Daya Alam 557,233,933 718,380,526 1,279,779,850 561,399,324 78.15 Pendapatan Pertambangan Umum 557,233,933 718,380,526 1,018,479,850 300,099,324 41.77 Pendapatan kehutanan - - 261,300,000 261,300,000 #DIV/0!
IV Pendapatan PNPB Lainnya 52,487,470,452 25,477,171,121 53,766,986,500 28,289,815,379 111.04 V Pendapatan Hibah - - - -
369,221,248,278 801,138,180,693 630,665,251,638 (170,472,929,055) (21.28)
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAHPertumbuhan
REALISASI PENDAPATAN
Total Realisasi Pendapatan
Triwulan III 2010Triwulan I 2010 Triwulan II 2010
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
63
tunjangan yaitu sebesar Rp250,54 miliar (32,79%), diikuti dengan belanja
bantuan sosial lembaga pendidikan yang mencapai Rp136,44 miliar (17,86%).
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)
Nominal (%)
I Belanja Pegawai 205,004,864,088 276,662,079,996 255,246,595,028 (21,415,484,968) (7.74) Belanja Gaji dan Tunjangan 203,118,163,260 271,391,600,396 250,539,793,966 (20,851,806,430) (7.68) Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj 1,909,364,928 5,421,648,664 4,927,961,821 (493,686,843) (9.11) Belanja Kontribusi Sosial (22,664,100) (151,169,064) (221,160,759) (69,991,695) 46.30
II Belanja Barang 53,691,791,130 179,397,100,088 170,683,544,760 (8,713,555,328) (4.86) Belanja Barang 30,005,124,020 106,624,352,377 94,336,676,345 (12,287,676,032) (11.52) Belanja Jasa 6,288,401,684 15,664,863,345 17,556,272,492 1,891,409,147 12.07 Belanja Perjalanan 9,117,773,034 33,312,804,252 33,578,568,805 265,764,553 0.80 Belanja Pemeliharaan 8,280,492,392 23,795,080,114 22,562,608,593 (1,232,471,521) (5.18) Belanja Layanan Umum - - 2,649,418,525 2,649,418,525
III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaa 1,214,571 - 78,428,413 78,428,413 Belanja Denda 1,214,571 - 78,428,413 78,428,413 Belanja Subsidi Perusahaan Negara - - - -
IV Belanja Bantuan Sosial 72,653,304,750 158,548,016,170 196,045,959,162 37,497,942,992 23.65 Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan d 66,604,304,750 92,501,551,600 136,440,731,698 43,939,180,098 47.50 Belanja Lembaga Sosial Lainnya 6,049,000,000 66,046,464,570 59,605,227,464 (6,441,237,106) (9.75)
V Belanja Lain-Lain 2,035,022,998 3,918,468,518 4,530,765,819 612,297,301 15.63 Belanja Lain-Lain 2,035,022,998 3,918,468,518 4,530,765,819 612,297,301 15.63
VI Belanja Modal 47,700,740,640 134,617,868,400 137,409,904,816 2,792,036,416 2.07 Belanja Modal Tanah 506,440,000 1,623,822,400 512,672,544 (1,111,149,856) (68.43) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1,528,616,000 7,798,631,894 11,864,532,636 4,065,900,742 52.14 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1,204,303,184 7,179,100,915 24,517,440,410 17,338,339,495 241.51
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 44,193,696,936 117,584,089,391 96,353,103,696 (21,230,985,695) (18.06)
Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi - - - - Belanja Modal Fisik Lainnya 267,684,520 432,223,800 3,457,955,530 3,025,731,730 700.04 Belanja Modal Badan Layanan Umum - - 704,200,000 704,200,000
381,086,938,177 753,143,533,172 763,995,197,998 10,851,664,826 1.44
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
PertumbuhanREALISASI BELANJA
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Triwulan II 2010
Total Realisasi Belanja
Triwulan III 2010Triwulan I 2010
Meningkatnya belanja pemerintah pusat di Jambi terutama dipicu
penurunan belanja modal jalan, irigasi dan bangunan sebesar Rp21,23 miliar
(18,06%) sementara belanja bantuan sosial lembaga pendidikan meningkat
Rp43,94 miliar (47,50%). Adapun porsi belanja modal masih kecil yaitu hanya
17,99% yang menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk
meningkatkan pembangunan di daerah masih bisa dioptimalkan lagi.
Grafik 4.5. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
belanja pegawai33.41%
belanja barang22.34%
belanja bantuan sosial
25.66%
belanja lain-lain0.59%
belanja modal17.99%
belanja denda dan subsidi perusahaan
negara0.01%
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
64
D. Keuangan Pemerintah Daerah
Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi
mencapai Rp1,90 triliun pada triwulan laporan (posisi September 2010),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,74 triliun.
Berdasarkan jenisnya, simpanan pemerintah daerah paling besar dalam bentuk
giro (65,08%), diikuti dengan deposito (34,12%).
Grafik 4.6. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010
(dalam miliar Rupiah)
Deposito Giro
Pada triwulan III-2010 ini dimana belanja pemerintah mengalami
perlambatan pasca PILKADA pada triwulan lalu, berdampak pada meningkatnya
simpanan pemerintah daerah di perbankan yang meningkat 9,45%. Tingginya
simpanan perbankan terus menunjukkan bahwa transfer dana perimbangan
(khususnya dana alokasi umum/DAU) dari pemerintah pusat ke rekening
pemerintah daerah belum secara optimal direalisasikan.
65
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Pada periode triwulan III-2010, aktivitas pembayaran baik tunai maupun
non tunai mengalami peningkatan. Transaksi tunai yang tercatat melalui aliran
masuk dan keluar kas mengalami peningkatan dalam net outflow.29 Seiring
dengan itu, nilai nominal kliring serta volume lembar warkat pada periode
laporan juga meningkat.
Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi
Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III Nominal Persen
Nilai Kliring (juta Rp) 1,413,797 1,585,118 1,600,873 1,721,046 1,632,198 1,499,717 1,892,849 393,132 26.21 Volume Kliring (lembar warkat) 58,349 59,407 61,323 61,397 61,881 57,197 63,822 6,625 11.58 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 295,018 124,946 179,942.58 387,701 217,196 134,582 382,368 247,786 184.11 Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 263,397 923,429 930,375 1,205,071.09 396,030 1,019,262 1,304,163 284,901 27.95 Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) 31,621 (798,483) (750,433) (817,370) (178,834) (884,679) (921,795) (37,116) 4.20 RTGS dari jambi (miliar Rp) 5,511 6,168 6,554 8,032 9,259 12,437 14,675 2,238 17.99 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 18,792 19,149 13,348 17,998 30,773 30,963 22,828 (8,135) (26.27) Penemuan Uang Palsu - - Pecahan Rp100.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp50.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp20.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp10.000,00 - - - - - - - - Jumlah PTTB (juta Rp) 29,578 25,812 78,279 148,972 130,156 114,152 139,562 25,409 22.26 Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 10.03 20.66 43.50 38.42 59.93 84.82 36.50 (48.32) (56.97) Cek dan BG Kosong- Lembar 900 992 1,147 894 716 713 815 102 14.31 - Nominal (juta Rp) 27,286 34,355 29,945 24,805 19,222 17,737 19,087 1,350 7.61
2009 2010 Pertumbuhan (q-t-q)Uraian
A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai
A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi
Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan laporan di Provinsi Jambi
mengalami net outflow. Jika dibandingkan pada triwulan yang lalu (q-t-q),
outflow di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sebesar sebesar Rp284,90
miliar atau 27,95% (Grafik 5.1). Hal ini disebabkan oleh kebutuhan uang kartal
dalam rangka pembayaran THR serta tingginya transaksi jelang hari besar
keagamaan pada bulan September lalu.
29 Net outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran uang keluar (outflow) pada periode yang sama.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
66
Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi
-200
300
800
1,300
1,800
2,300
2,800
-200
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
Q1-05 Q2-05 Q3-05 Q4-05 Q1-06 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10
PersenRp miliar
Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)
Pada triwulan laporan, aliran kas keluar bersih (net cash outflow)
meningkat sebesar Rp37,12 miliar (394,70%). Arus kas masuk (cash inflow)
meningkat sebesar Rp247,79 miliar (184,11%) menjadi Rp382,37 miliar.
A.2. Penyediaan Uang Layak Edar
Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah
tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak
Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal yang tidak layak edar
(lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga kelayakan
uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, PTTB di provinsi
Jambi mengalami peningkatan sebesar Rp25,41 miliar (22,26%) menjadi
Rp139,56 miliar. Namun demikian rasio PTTB terhadap inflows mengalami
penurunan yaitu dari 84,82% menjadi 36,50%.
A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan
Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada pecahan
berapapun. Untuk menjaga tidak beredarnya uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor
Bank Indonesia Jambi masih terus melakukan kegiatan Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian
Uang Rupiah kepada masyarakat.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
67
B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai
B.1. Perkembangan Kliring Lokal
Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan
laporan tercatat sebesar Rp1.892,85 miliar atau meningkat sebesar26,21%
dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah
warkat kliring yang meningkat sebesar 11,58%, yaitu dari 57.197 lembar menjadi
63.822 lembar.
Di sisi lain, jumlah cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan
sebesar 14,31%, yaitu dari 713 lembar menjadi 815 lembar. Kenaikan tersebut
diikuti juga dengan peningkatan secara nominal jumlah penolakan sebesar
7,61%, yaitu dari Rp17,74 miliar menjadi Rp19,09 miliar.
B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)30
Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar dan
masuk/dari dan ke) menurun yaitu sebesar 13,59% sehingga menjadi sebesar
Rp37,50 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp43,40 triliun.
Transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp2,24 triliun (17,99%) dan
30 Sistem BI-RTGS adalah suatu system transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).
Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring
1,585 1,601 1,721 1,632
1,500
1,893
12.12
0.99 7.51
(5.16)(8.12)
26.21
(25)
(15)
(5)
5
15
25
35
-
500
1,000
1,500
2,000
Trw.II Trw.III Trw.IV Trw. I Trw. II Trw. III
2010
Persendalam miliar Rupiah
Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring
Grafik 5.2
59,407 61,323
61,397 61,881 57,197
63,822
1.81 2,89 0.12 0.79
(7.57)
11.58
(15)
-
15
-
40,000
80,000
120,000
Trw.II Trw.III Trw.IV Trw. I Trw. II Trw. III
2010
Persenlembar warkat
Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring
Grafik 5.3
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
68
transfer keluar dari Provinsi Jambi menurun sebesar Rp8,14 triliun (26,27%) pada
triwulan III tahun 2010.
Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)
Dari Ke Dari KeTW I-07 5,552.37 4,540.66 89.55 73.24 (28.00) (33.72) (31.48) (36.93) TW II-07 5,469.05 11,659.81 88.21 188.06 (1.50) 156.79 (1.50) 156.79 TW III-07 6,683.00 15,264.37 102.82 234.84 22.20 30.91 16.56 24.87 TW IV-07 6,789.21 14,003.22 113.15 233.39 1.59 (8.26) 10.06 (0.62) TW I-08 5,620.00 16,025.00 93.67 267.08 (17.22) 14.44 (17.22) 14.44 TW II-08 6,351.75 16,874.15 100.82 267.84 13.02 5.30 7.64 0.28 TW III-08 7,204.01 19,314.53 114.35 306.58 13.42 14.46 13.42 14.46 TW IV-08 7,384.30 19,030.05 121.05 311.97 2.50 (1.47) 5.86 1.76 TW I-09 5,511.05 18,792.30 93.41 318.51 (25.37) (1.25) (22.84) 2.10 TW II-09 6,168.31 19,149.01 99.49 308.86 11.93 1.90 6.51 (3.03) TW III-09 6,554.08 13,347.82 107.44 218.82 6.25 (30.29) 8.00 (29.15) TW IV-09 8,031.94 17,997.98 127.49 285.68 22.55 34.84 18.66 30.56 TW I-10 9,259.26 30,772.72 151.79 504.47 15.28 70.98 19.06 76.58 TW II-10 12,437.08 30,962.79 207.28 516.05 34.32 0.62 36.56 2.29 TW III-10 14,675.00 22,828.00 236.69 368.19 17.99 (26.27) 14.19 (28.65) Sumber: www.bi.go.id & KBI Jambi
Kumulatif triwulananPertumbuhan
Rata-rata harianKeteranganDari Ke Dari Ke
Kumulatif Triwulanan Rata-Rata Harian
69
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Pada periode triwulan laporan, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK)
menunjukkan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih
berada pada level pesimis.31 Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang
pendidikan pada bulan triwulan III-2010 meningkat sebesar 53,53% jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.32
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi
bulan September 2010) mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan
sebelumnya (posisi Juni 2010). Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi
(UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan III tahun 2010
meningkat sebesar 387 bps jika dibandingkan triwulan II tahun 2010.33
A. Ketenagakerjaan Daerah
Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, pada 2 bulan awal triwulan III-2010,
jumlah pencari kerja meningkat sebesar 53,53% jika dibandingkan dengan bulan
April dan Mei 2010 (2 bulan awal triwulan II-2010).
Terselenggaranya kegiatan penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) untuk
ditempatkan dilingkungan pemerintah daerah seluruh kabupaten/kota di Provinsi
Jambi serta beberapa BUMN memicu peningkatan angka pencari kerja.34
Penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) merupakan salah satu momentum
31 Nilai saldo dibawah 100 artinya berada pada level pesimis. Jika nilai saldo meningkat, berarti masyarakat memandang kondisi pengangguran membaik. 32 Data perbandingan 2 bulan awal per triwulan, yaitu data Juli-Agustus 2010 dibandingkan data April-mei 2010. 33 Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%). 34 Penerimaan pegawai terutama untuk Kementrian Kehakiman, Bank Indonesia, Pertamina, PLN dsb.
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
70
yang mampu mendorong peningkatan pencari kerja terutama tingkat pendidikan
Sarjana.
Grafik 6.1. Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi Grafik 6.2. Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi
(orang)
( 10 .56 )
( 55.6 3 )
2 1.13
( 50 .2 6 )
10 7.0 1
( 8 .2 8 )( 2 .3 3 )
9 2 .8 6
16 7.9 7
( 55.6 4 )
6 4 .2 6
( 6 5.9 0 )
( 2 8 .14 )
14 .11
( 17.6 9 )
4 9 .2 7
( 3 1.8 2 )( 11.11)
2 2 3 .0 4
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Sumber: Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2010
(100)
(50)
-
50
100
150
200
250(%)
Total Pencari Kerjag.pencari kerja
Grafik 6.1
orang
-200400600800
1,0001,2001,4001,6001,8002,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 2010
Sumber:Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2009
SD SLTPSLTA DI/DIID III/Sarjana Muda Sarjana
Grafik 6.2
Secara nominal, jumlah pencari kerja didominasi oleh tingkat pendidikan
dari SLTA sebanyak 1.640 orang, diikuti dengan sarjana sebesar 537 orang pada
bulan Juli-Agustus 2010. Berdasarkan distribusinya (share), pencari kerja dengan
jenjang pendidikan SLTA merupakan bagian terbesar pencari kerja (69,23%)
diikuti oleh lulusan sarjana (S1&S2) sebesar 22,67%.
Grafik 6.3. Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran
Indeks
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Ekspektasi pengangguran Kondisi pengangguran
Sumber: Bank Indoneisa (diolah)
Berdasarkan survei ekspektasi konsumen, jumlah penganguran saat ini
dibandingkan 6 s.d 12 bulan yang lalu masih belum menunjukkan perbaikan.
Kondisi ini tercermin dari nilai saldo kondisi pengangguran yang masih berada
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
71
pada level pesimis (66,00) pada triwulan laporan. Sejalan dengan hal tersebut,
nilai saldo ekspektasi konsumen terhadap kondisi pengangguran juga belum
menunjukkan perbaikan yang berarti yaitu dari sebesar 68,67 menjadi 75,33.
Nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi terhadap pengangguran masih
berada pada level pesimis menunjukkan bahwa masyarakat memandang kondisi
ketenagakerjaan masih kurang kondusif.
B. Kesejahteraan
Pergerakan inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 2,37%/q-t-q
dibandingkan triwulan sebelumnya. Meningkatnya harga-harga beberapa
kebutuhan pokok tersebut pada akhirnya menyebabkan rata-rata triwulanan
kebutuhan hidup layak (KHL) di Provinsi Jambi cukup tinggi, yaitu mencapai
Rp1.128.383,44 pada triwulan III-2010.
Grafik 6.4-6.7. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok
Rp
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
160,000
180,000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
Rp
4,000
4,500
5,000
5,500
6,000
6,500
7,000
7,500
Merk Anggur Merk King Merk Belida IR 64 (aksis kanan) IR 42 (aksis kanan)
Perkembangan Harga Beras
Grafik 6.4
Rp
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
Segi Tiga Biru Merk Lencana
Perkembangan Harga Tepung Terigu
Grafik 6.5
Rp
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
Bimoli Botol Special Tanpa Merk
Perkembangan Harga Minyak Goreng
Grafik 6.6
Rp
-
9,000
18,000
27,000
36,000
45,000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
Rp
-
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
Ayam Kampung (aksis kiri) Susu Merk Dancow (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Bawang Merah
Perkembangan Harga Komoditas lainnya
Grafik 6.7
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 2010.
Perkembangan harga rata-rata beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat
Grafik 6.4-6.7) sebagian besar menunjukkan tren peningkatan. Harga rata-rata
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
72
beras ukuran 20 kg (Merek Anggur, King, Belida) mengalami peningkatan harga
sebesar Rp11.650,00-Rp18.400,00/20kg selama periode triwulan laporan, begitu
juga dengan beras jenis IR 64 dan IR 42 yang naik mencapai Rp422/kg.35
Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan harga terjadi pada komoditas
daging ayam (broiler dan kampung) dan daging sapi, bawang merah, cabe merah
(keriting dan biasa), bawang (putih dan merah). Pada periode triwulan laporan,
harga rata-rata cabe (merah dan keriting) mengalami peningkatan pada kisaran
Rp4.611-Rp4.717/kg. Sejalan dengan hal tersebut, kelompok harga daging ayam,
yaitu daging ayam broiler dan daging ayam kampung naik secara rata-rata
masing-masing sebesar Rp6.290,00/kg dan Rp3.752,00/kg. Harga rata-rata
daging sapi juga turut melonjak sebesar Rp1.371/kg menjadi Rp71.371,00/kg.
Pada triwulan laporan, tantangan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya semakin berat. Hal ini tercermin dari rasio Upah Minimum
Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL). Sebagaimana diketahui,
Upah Minimum Provinsi (UMP)36 Provinsi Jambi tahun 2010 yang telah ditetapkan
sebesar Rp900.000 per bulan, meningkat 12,50% dibandingkan tahun 2009
sebesar Rp800.000,00. Rasio UMP terhadap rata-rata KHL pada triwulan laporan
sebesar 79,76%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UMP dalam menutupi
KHM/KHL masih terbatas. Bagi para pekerja yang mendapatkan upah sesuai
dengan UMP atau bahkan dibawah UMP tentunya sangat berat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara
lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi pada bulan
September 2010. Pada bulan September 2010, NTP sebesar 95,98 atau sedikit
menurun 0,11% dibandingkan bulan Juni 2010 (96,09).37 NTP yang masih
berada dibawah 100 menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga hasil produksi
35 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, 2010. 36 Biasanya Upah Minimun Provinsi disesuaikan 1 (satu) tahun sekali. 37 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
73
pertanian relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi
pertanian.
Indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 sub sektor menunjukkan
fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan
September 2010, It mengalami peningkatan sebesar 2,42% dibandingkan bulan
Juni 2010. Sementara, indeks yang dibayar (Ib) petani juga meningkat sebesar
2,54% dibandingkan bulan Juni 2010. Namun demikian, peningkatan indeks
yang dibayar (Ib) yang lebih besar dibandingkan peningkatan indeks yang
diterima (It) menyebabkan NTP pada bulan September 2010 menurun
dibandingkan NTP bulan Juni 2010.
Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus September
1 Tanaman Padi Palawijaa Indeks Diterima Petani 115.63 117.58 119.30 118.84 119.21 120.01 120.69 120.59 120.76 0.62
- Padi 109.09 112.04 113.35 113.30 113.30 113.30 113.76 113.76 113.76 0.41- Palawija 141.09 139.17 142.49 140.44 142.22 146.17 147.73 147.22 148.07 1.30
b Indeks Dibayar Petani 119.21 119.75 119.75 120.07 120.02 120.96 122.64 123.19 124.12 2.61- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.23 118.80 118.76 118.94 118.92 119.98 122.04 122.75 123.89 3.26- Indeks BPPBM 123.29 123.71 123.91 124.85 124.63 125.05 125.15 125.07 125.08 0.02Nilai Tukar Petani (NTP-P) 97.00 98.19 99.63 98.97 99.32 99.22 98.41 97.89 97.30 -1.94
2 Hortikulturaa Indeks Diterima Petani 111.58 111.59 111.56 112.69 111.96 113.71 122.98 122.80 120.46 5.94
- Sayur-sayuran 114.35 116.01 114.16 116.96 113.93 114.94 131.56 127.90 123.07 7.07- Buah-buahan 108.23 106.24 108.41 107.53 109.57 112.23 112.59 116.61 117.31 4.53
b Indeks Dibayar Petani 118.91 119.31 119.26 119.44 119.48 120.35 122.06 122.66 123.57 2.68- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.89 118.47 118.43 118.59 118.58 119.65 121.72 122.44 123.57 3.28- Indeks BPPBM 122.79 122.49 122.43 122.64 122.88 123.01 123.36 123.48 123.57 0.46Nilai Tukar Petani (NTP-H) 93.84 93.53 93.54 94.35 93.71 94.49 100.76 100.11 97.49 3.17
3 Tanaman Perkebunan Rakyata Indeks Diterima Petani 111.53 112.24 113.63 117.34 116.14 114.86 116.15 115.81 116.57 1.49
- Tanaman Perkebunan Rakyat 111.53 112.24 113.63 117.34 116.14 114.86 116.15 115.81 116.57 1.49b Indeks Dibayar Petani 119.93 120.45 120.43 120.88 120.82 121.87 123.69 123.99 124.91 2.49
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.80 120.36 120.30 120.59 120.61 121.75 124.00 124.34 125.52 3.10- Indeks BPPBM 120.42 120.81 120.89 122.01 121.64 122.31 122.51 122.61 122.54 0.19Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 93.00 93.18 94.36 97.07 96.13 94.25 93.90 93.41 93.32 -0.99
4 Peternakana Indeks Diterima Petani 114.56 116.01 117.18 117.41 117.41 117.61 119.14 121.23 124.25 5.65
- Ternak Besar 108.66 110.19 111.94 112.66 112.66 112.66 114.15 116.45 119.61 6.17- Ternak Kecil 112.47 112.47 112.47 115.11 115.11 115.11 115.11 117.20 119.48 3.80- Unggas 126.85 129.10 129.51 127.38 127.38 128.23 130.29 132.08 135.75 5.86- Hasil Ternak 134.45 134.45 134.45 134.45 134.45 134.45 137.18 138.11 138.11 2.72
b Indeks Dibayar Petani 117.49 118.28 118.62 118.63 118.63 119.15 120.37 121.19 121.98 2.38- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.18 118.97 119.15 119.07 119.08 119.87 121.81 122.67 123.86 3.33- Indeks BPPBM 116.53 117.34 117.88 118.01 118.01 118.15 118.39 119.13 119.86 1.45Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 97.51 98.08 98.79 98.98 98.97 98.71 98.97 100.03 101.87 3.20
5 Perikanana Indeks Diterima Petani 107.69 107.56 107.87 107.87 107.87 107.87 108.60 109.48 110.17 2.13
- Penangkapan 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 0.00- Budidaya 121.48 121.10 121.99 121.99 121.99 121.99 124.13 126.70 128.72 5.52
b Indeks Dibayar Petani 117.19 117.75 117.58 117.54 117.51 118.16 119.64 120.06 120.74 2.18- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.65 118.45 118.31 118.24 118.20 119.15 121.29 121.87 122.69 2.97- Indeks BPPBM 116.22 116.26 116.05 116.07 116.07 116.07 116.16 116.23 116.62 0.47Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 91.90 91.35 91.74 91.77 91.79 91.29 90.77 91.19 91.25 -0.04
a INDEKS YANG DITERIMA (It) 112.92 113.92 115.1 116.67 116.17 116.22 118.71 118.75 119.03 2.42b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 119.21 119.74 119.75 120.06 120.03 120.94 122.64 123.11 124.01 2.54c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 94.72 95.14 96.12 97.18 96.79 96.09 96.80 96.46 95.98 -0.11
KELOMPOK DAN SUB KELOMPOKPERSENTASE
PERUBAHAN (%) (Sep ke Jun)
PROVINSI JAMBI
2010
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
74
C. Kemiskinan
Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal
penanggulangan kemiskinan, pemerintah Jambi (melalui Bulog Divre Jambi)
secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak.
Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 6.110 ton, meningkat
3,73% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5.890 ton.38
Grafik 6.8. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi
-
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
TWII
TWIII
TWIV
TW I TWII
TWIII
TWIV
TW I TWII
TWIII
TWIV
TW I TWII
TWIII
TRWIV
TW I TWII
TWIII
TRWIV
TW I TWII
TWIII
2005 2006 2007 2008 2009 2010
(100)
(50)
-
50
100
150
200
250
Sumber: Bulog Prov. Jambi
Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan
Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)
38 Provinsi Jambi pada 2010 mendapat jatah Raskin sekitar 20.000 ton untuk penyaluran selama 10 bulan bagi 133.137 RTS tersebar di dua kota dan sembilan kabupaten dengan harga Rp1.600/Kg.
75
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan IV-
2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan III-2010.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor
utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang
didukung oleh pengeluaran konsumsi pemerintah. Dari sisi penawaran, kontribusi
pertumbuhan ekonomi Jambi masih dominan oleh sektor pertanian, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian.
Disamping itu, akselerasi belanja pemerintah daerah di triwulan IV-2010
diperkirakan mampu mendorong sektor bangunan tumbuh lebih baik.
Sementara, sektor pengangkutan dan komunikasi akan terakselerasi dengan
datangnya hari besar keagamaan.
Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih
cukup tinggi. Namun demikian, inflasi tahunan (y-o-y) diperkirakan relatif
melambat dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi permintaan, datangnya Hari
Raya Idul Adha dan serta perayaan Natal dan tahun baru 2011 akan
meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap bahan pokok sehingga dapat
memicu angka inflasi Kota Jambi pada triwulan IV-2010. Disamping itu, masih
adanya kendala jalur distribusi akibat kondisi jalan yang belum baik serta kondisi
cuaca dapat mengganggu kelancaran arus distribusi barang sehingga berpotensi
meningkatkan angka inflasi.
A. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang
diperkirakan pada kisaran 7,0-8,0% (y-o-y). Pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada
triwulan mendatang yang didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi
pemerintah. Meningkatnya pengeluaran konsumsi RT tercermin dari nilai indeks
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
76
ekspektasi ekonomi sebesar 124,67 yang masih berada pada level optimis (nilai
indeks diatas 100).
Sejalan dengan hal tersebut, indeks ekspektasi penghasilan masyarakat
juga masih berada pada level yang optimis (145,33) setelah terus tumbuh secara
optimis.39 Semakin membaiknya perekonomian di Jambi serta rencana kenaikan
gaji pegawai negeri sipil (PNS), TNI, POLRI tahun 2011 memberikan harapan akan
penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat pada triwulan mendatang.
Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan
Indeks
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Ekspektasi ekonomi Ekspektasi pengangguran Ekspektasi penghasilan
Hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan laporan
menggambarkan rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang
sebagian besar berada pada level pesimis, kecuali nilai saldo bersih rencana
konsumsi barang sandang tercatat sebesar 142,67. Sedangkan indikator lainnya
masih bertengger pada level pesimis yaitu: pembelian/perbaikan rumah (47,33);
peralatan rumah tangga (50,67); perabotan rumah tangga (39,33); kendaraan
bermotor (24,00); serta rekreasi/tamasya (94,00). Hal ini menunjukkan bahwa
kecenderungan belanja masyarakat di triwulan IV-2010 masih diutamakan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
39 Setelah triwulan II-2008 yang tumbuh pesimis (60,67), indeks ekspektasi penghasilan terus tumbuh pada level optimis.
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
77
Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 6-12 bulan yang akan datang
Indeks
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor
Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya
Berdasarkan hasil SKDU triwulan III-2010, optimisme responden pada
triwulan mendatang diyakini oleh pelaku usaha hampir terjadi pada sebagian
sektor usaha. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
untuk sektor-sektor tersebut yang masih tumbuh positif dibandingkan triwulan
sebelumnya (Tabel 7.1), kecuali untuk sektor bangunan.
Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha
Triwulan III-2010
Triwulan IV-2010*
1 Pertanian 9.65 3.51
2 Pertambangan dan Penggalian (3.82) 3.82
3 Industri Pengolahan 2.21 1.11
4 Listrik dan Air Minum 0.20 0.20
5 Bangunan (1.37) (0.69)
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.42 0.42
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.38 2.44
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.73 2.73
9 Jasa-jasa - 2.50
14.41 16.04
Saldo Bersih Tertimbang = Saldo Bersih dikalikan bobot Bobot didasarkan pada Distribusi PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000
Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor
Total
Keterangan : Saldo Bersih = % naik dikurangi turun
Keterangan : *) Angka perkiraan
Sementara itu, pengeluaran konsumsi Pemerintah Daerah pada triwulan
mendatang diperkirakan mulai terakselerasi lebih cepat sehingga mampu
memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
78
Jambi. Di akhir periode anggaran, realisasi untuk proyek-proyek fisik Pemerintah
Daerah diperkirakan akan semakin meningkat yang tentunya berdampak pada
meningkatnya aktivitas perekonomian serta penyerapan tenaga kerja sehingga
mampu mendorong perekonomian.
Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan
mendatang diperkirakan masih tumbuh positif. Semakin membaiknya harga
komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong
tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sub sektor tanaman
bahan makanan juga diperkirakan tumbuh positif yang didorong membaiknya
hasil panen tanaman bahan makanan (tabama). Sektor industri pengolahan
diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan
sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas unggulan provinsi Jambi (sawit)
diperkirakan akan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan. Namun
demikian, potensi kondisi cuaca yang cukup ekstrem juga menjadi ancaman bagi
produktivitas beberapa hasil pertanian.
Pergerakan sektor penggalian dan sektor bangunan diperkirakan
pertumbuhannya meningkat sejalan dengan akselerasi realisasi APBD Pemerintah
Jambi pada periode triwulan IV-2010. Hal ini didorong juga oleh masih
meningkatnya permintaan pembangunan properti residensial (perumahan) oleh
perusahaan pengembang (developer) dan masyarakat umum serta pembangunan
properti komersial seperti hotel dan ruko (rumah toko) serta perkiraan
meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah, terutama untuk belanja modal.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan masih tumbuh
positif seiring dengan pertumbuhan sektor pertanian dan industri pengolahan
serta dipicu oleh perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru 2011. Perayaan
tersebut akan memicu aktivitas perdagangan, tingkat kunjungan restoran serta
kapasitas hunian hotel. Sektor pengangkutan dan komunikasi juga diprakirakan
masih tumbuh positif terutama didorong oleh aktivitas sub sektor angkutan.
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi
tahunan (y-o-y) Provinsi Jambi pada triwulan IV-2010 diperkirakan pada kisaran
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
79
7,00%-8,00%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2010
diperkirakan pada kisaran 6,50-7,50%.
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
pasca krisis ekonomi dunia, diperlukan langkah nyata dan effort yang lebih besar
dari Pemerintah Daerah Jambi untuk memacu pertumbuhan ekonominya.
Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih
baik, antara lain melalui:
1. Percepatan realisasi APBD terutama proyek-proyek fisik yang
berorientasi memacu perekonomian.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur merupakan kunci
pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dengan optimal. Pemerintah daerah
diharapkan dapat menyegerakan realisasi belanja modal APBD 2010 sehingga
mampu mempercepat stimulus pembangunan ekonomi di Jambi yang tinggal
tersisa 1 triwulan lagi. Pembangunan Infrastruktur bidang transportasi
(terutama jalan dan jembatan) harus dipercepat dalam rangka meningkatkan
pelayanan bagi aktivitas perdagangan serta mengurangi biaya distribusi akibat
kurang kondusifnya sarana jalan dan jembatan.
2. Peningkatan koordinasi antar kabupaten/kota.
Koordinasi pembangunan antar kabupaten/kota diharapkan dapat lebih
ditingkatkan. Setiap daerah diharapkan dapat fokus dalam mencapai target
pembangunan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh daerah-daerah di
sekitarnya. Pengembangan yang bersifat one village one product ini
diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber
pendanaan yang ada.
3. Pengendalian Inflasi yang Forward Looking.
Inflasi pada triwulan III-2010 masih cukup tinggi. Diperlukan keberlangsungan
kebijakan penanganan inflasi (pengendalian harga-harga) yang koordinatif
antar dinas/instansi terkait secara berkesinambungan sehingga dapat
mendukung terciptanya inflasi yang relatif rendah dan stabil melalui
pengendalian inflasi yang forward looking diantaranya melalui:
a. Koordinasi antara FKPI Provinsi Jambi dengan Tim Pengendalian Inflasi di
level pusat yang lebih intensif.
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
80
b. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan
resiko tekanan inflasi.
c. Pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada komoditas
bahan makanan utama yang masih didatangkan dari luar daerah
sehingga harganya berpotensi untuk bergejolak.
4. Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja Daerah.
Peningkatan program padat karya (misal: revitalisasi pertanian, perikanan dan
peternakan, program pengembangan jalan lingkungan) dapat menjadi solusi
untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, percepatan
realisasi APBD pemerintah daerah untuk proyek-proyek fisik (jalan, jembatan
dll) diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal di Jambi untuk
mengurangi pengangguran.
5. Kebijakan Agrobisnis yang menguntungkan bagi petani dan
pengusaha.
Beberapa hal yang bisa dilaksanakan adalah:
- Percepatan realisasi tersedianya industri hilir (misal industri minyak
goreng, sabun dll) yang dapat menopang supply sawit dan karet untuk
dioptimalkan menjadi komoditas yang memiliki value added labih baik
sehingga dapat meningkatkan daya saing Provinsi Jambi dalam sektor
perkebunan.
- Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti
serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses
produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk
yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi.
- Pengawasan distribusi pupuk yang komprehensif sehingga tidak terjadi
kelangkaan di tingkat petani yang dapat mendorong peningkatan harga
pupuk yang sangat memberatkan petani.
- Penentuan tingkat harga yang saling menguntungkan antara petani
dengan pengusaha sehingga terjadi hubungan bisnis yang kondusif. Oleh
karena itu, perusahaan harus menghindari pembelian komoditas tersebut
melalui toke.40 Hal ini dikarenakan toke membeli harga komoditas
unggulan Jambi (sawit dan karet) ke petani dibawah harga pasar/harga
yang telah ditetapkan sehingga merugikan petani. 40 Toke adalah sebutan bagi tengkulak atau cukong.
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
81
6. Penguatan ekspor barang dan jasa.
Penguatan ekspor di Jambi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas dan
produktivitas komoditas utama ekspor (seperti karet dan kelapa sawit)
sehingga dapat tetap menjaga daya saing di pasar internasional yang
didukung dengan ketersediaan industri hilir.
7. Pertumbuhan kredit perbankan
Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan IV-2010
berkisar 15-20% (y-o-y) melalui program-program pendampingan kepada
usaha mikro dan kecil.
B. Proyeksi Inflasi
Secara tahunan (y-o-y), perkembangan harga-harga pada triwulan IV-2010
diperkirakan sedikit melambat dibandingkan triwulan III-2010, namun masih
berada pada level yang cukup tinggi. Kondisi ini tercermin dari hasil Survei
Ekspektasi Konsumen (SEK) yang menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat
terhadap perbaikan harga-harga masih berada pada level pesimis. Hal tersebut
tercermin dari seluruh indikator ekspektasi harga yang memiliki nilai dibawah
100 atau berada dalam level pesimis (lihat Grafik 7.3). Sedangkan nilai saldo
bersih (SB) untuk indikator kenaikan harga umum sebesar 30,00 sedikit lebih
baik dibandingkan triwulan sebelumnya (20,67).41
Grafik 7.3. Saldo Bersih Ekspektasi harga dalam 6-12 bulan yang akan datang
41 SB (Saldo Bersih) = (%baik-%buruk)+100%. Nilai dibawah 100% berarti pesimis. Nilai diatas 100% berarti optimis. Saldo Bersih ekspektasi harga merupakan hasil survey dari jawaban pertanyaan ekspektasi terhadap harga barang/jasa pada 6-12 bulan mendatang.
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
82
Indeks
-
20
40
60
80
100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010
Bahan sandang Perumahan & bahan bangunan Transportasi & komunikasi Harga Umum Bahan makanan
Inflasi Kota Jambi pada Triwulan IV-2010 diperkirakan sebesar 7,00% ± 1
(y-o-y). Datangnya hari besar keagamaan (Idul adha dan Natal) serta tahun baru
2011 memicu meningkatnya angka inflasi dari sisi permintaan akibat
meningkatnya konsumsi masyarakat. Dari sisi penawaran, rencana kenaikan tarif
dasar listrik serta adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang
diikuti pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung,
gandum), crude palm oil (CPO), di pasar internasional disertai dengan belum
membaiknya kondisi jalan dapat memicu meningkatnya angka inflasi Kota Jambi.
Grafik 7.4. Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi periode tahun 2006 s.d. Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d. Desember 2010
m-t-m (%)
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi bulan Oktober-Desember 2010 adalah angka perkiraan
2006 2007 2008
2010 2009
Grafik 7.5. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
83
periode tahun 2006 s.d. Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d. Desember 2010
y-o-y (%)
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Bulan Oktober-Desember 2010 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
2006 2007 2008 2009 2010
Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan
tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi
keluar dari sasaran antara lain 1)Meningkatnya demand masyarakat terhadap
kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya perayaan hari
besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru 2011. 2) Menurunnya
suku bunga perbankan dapat memicu meningkatnya konsumsi masyarakat, 3)
Akselerasi belanja pemerintah daerah yang semakin cepat dapat memicu
kenaikan harga barang-barang material dan jasa tukang. 4) Kondisi infrastruktur
(jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan
transportasi barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat
menjadi ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta
6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan harga-
harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil
(CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu
meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2010.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok
diprakirakan cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-
waktu akibat kemungkinan shock di sisi penawaran. Stok beras di Bulog Divre
Jambi diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras.
Halaman ini sengaja dikosongkan
LAMPIRAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Halaman ini sengaja dikosongkan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
I II III IV I II III(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. PERTANIAN 2,697,692.70 2,816,726.34 2,888,832.44 2,947,155.23 3,032,702.90 3,205,751.63 3,390,805.97 a. Tanaman Bahan Makanan 920,059.35 987,506.80 1,002,255.43 1,003,865.16 1,030,273.94 1,078,111.48 1,153,242.86 b. Tanaman Perkebunan 1,255,285.44 1,279,405.27 1,322,145.34 1,371,807.24 1,417,308.24 1,523,270.21 1,599,163.44 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 148,622.58 155,852.41 159,827.17 164,253.66 167,894.86 173,532.69 185,751.17 d. Kehutanan 216,967.74 234,889.11 239,958.33 242,005.27 247,458.46 254,209.79 265,048.94 e. Perikanan 156,757.59 159,072.74 164,646.16 165,223.89 169,767.39 176,627.46 187,599.56 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,615,029.73 1,828,851.06 2,067,178.10 2,261,571.09 2,309,793.36 2,457,201.69 2,388,889.04 a. Minyak dan Gas Bumi 1,336,814.01 1,532,097.69 1,761,428.45 1,971,062.47 2,014,372.87 2,149,121.87 2,052,324.32 b. Pertambangan tanpa Migas 172,445.40 187,467.98 192,573.43 177,589.09 179,908.99 186,755.66 209,164.14 c. Penggalian 105,770.32 109,285.39 113,176.22 112,919.53 115,511.51 121,324.16 127,400.57 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,203,091.13 1,236,200.31 1,296,004.16 1,337,478.39 1,393,504.56 1,465,937.28 1,552,569.81 a. Industri Migas 114,034.83 114,948.29 117,112.58 118,415.22 120,394.09 122,995.14 126,267.63 1. Pengilangan Minyak Bumi 114,034.83 114,948.29 117,112.58 118,415.22 120,394.09 122,995.14 126,267.63 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 1,089,056.30 1,121,252.02 1,178,891.58 1,219,063.18 1,273,110.47 1,342,942.14 1,426,302.18 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 87,294.61 93,306.14 93,695.18 93,746.83 94,707.37 95,725.40 100,878.32 a. Listrik 71,056.60 77,013.53 76,913.13 76,933.25 77,676.56 78,599.20 82,982.91 b. Gas c. Air Bersih 16,238.01 16,292.61 16,782.05 16,813.58 17,030.81 17,126.20 17,895.41 5. BANGUNAN 493,113.64 506,913.35 524,079.68 539,131.19 551,398.94 586,038.07 615,742.44 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,494,477.94 1,591,195.93 1,680,254.97 1,736,845.63 1,804,028.25 1,879,874.16 2,024,408.14 a. Perdagangan Besar & Eceran 1,374,992.62 1,469,259.46 1,553,974.97 1,607,473.94 1,672,212.46 1,743,448.01 1,878,499.61 b. Hotel 21,508.28 21,960.56 22,573.73 23,380.09 23,655.32 24,294.21 25,866.76 c. Restoran 97,977.04 99,975.91 103,706.27 105,991.60 108,160.47 112,131.93 120,041.76 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 715,779.03 740,847.70 776,000.05 798,781.23 809,175.69 835,344.67 890,845.00 a. Pengangkutan 659,885.17 683,992.44 716,408.82 737,664.67 746,281.14 769,505.17 821,225.41 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 465,406.90 476,048.14 499,729.05 516,023.38 521,082.60 539,621.34 578,938.59 3. Angkutan Laut 80,671.26 82,189.64 83,447.37 84,249.14 85,740.90 86,560.83 89,803.75 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 32,197.45 33,212.14 33,818.58 34,265.54 35,195.88 35,227.13 36,348.17 5. Angkutan Udara 46,592.19 56,847.00 61,934.04 64,380.99 64,975.66 67,456.55 72,987.20 6. Jasa Penunjang Angkutan 35,017.37 35,695.53 37,479.77 38,745.62 39,286.09 40,639.31 43,147.70 b. Komunikasi 55,893.87 56,855.26 59,591.23 61,116.56 62,894.55 65,839.50 69,619.58 1. Pos dan Telekomunikasi 55,015.82 55,960.06 58,660.98 60,162.76 61,916.67 64,825.78 68,552.42 2. Jasa Penunjang Komunikasi 878.05 895.20 930.25 953.80 977.88 1,013.73 1,067.17 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH 522,531.95 547,770.21 576,594.69 597,181.68 607,241.80 616,592.53 651,669.22 a. Bank 212,093.81 227,748.97 246,505.29 258,177.46 264,661.01 267,073.86 284,394.31 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 34,987.26 35,930.47 36,658.47 37,463.81 38,272.60 39,073.93 41,901.04 c. Jasa Penunjang Keuangan 2,341.56 2,387.91 2,498.91 2,586.78 2,623.25 2,807.32 2,989.92 d. Sewa Bangunan 265,053.92 273,495.31 282,443.12 290,215.99 292,784.08 298,654.05 312,859.26 e. Jasa Perusahaan 8,055.40 8,207.55 8,488.89 8,737.64 8,900.87 8,983.37 9,524.70 9. JASA-JASA 1,061,354.04 1,085,949.30 1,112,711.30 1,150,555.88 1,173,890.66 1,319,561.58 1,379,849.30 a. Pemerintahan Umum 912,522.22 933,904.32 954,152.66 985,673.80 1,004,684.34 1,148,128.94 1,199,771.57 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 628,028.66 641,648.75 654,863.52 677,639.15 690,105.51 788,668.78 819,400.41 2. Jasa Pemerintah lainnya 284,493.56 292,255.57 299,289.14 308,034.64 314,578.83 359,460.16 380,371.16 b. Swasta 148,831.82 152,044.98 158,558.64 164,882.08 169,206.32 171,432.64 180,077.73 1. Sosial Kemasyarakatan 101,573.42 103,955.92 109,268.72 113,820.51 116,936.67 118,474.63 124,261.82 2. Hiburan & Rekreasi 7,496.30 7,619.00 7,819.86 8,168.90 8,263.76 8,329.99 8,954.40 3. Perorangan & Rumahtangga 39,762.10 40,470.06 41,470.06 42,892.68 44,005.88 44,628.03 46,861.52PDRB Migas 9,890,364.78 10,447,760.33 11,015,350.57 11,462,447.17 11,776,443.53 12,462,027.01 12,995,657.22 PDRB Tanpa Migas 8,439,515.94 8,800,714.36 9,136,809.55 9,372,969.48 9,641,676.58 10,189,910.00 10,817,065.28
2010*LAPANGAN USAHA
2009
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
I II III IV I II III
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. PERTANIAN 1,235,487.70 1,243,970.45 1,256,514.56 1,262,808.61 1,280,521.91 1,303,579.13 1,332,957.45 a. Tanaman Bahan Makanan 466,009.83 470,041.38 470,484.01 457,546.65 467,342.53 475,505.52 482,183.31 b. Tanaman Perkebunan 576,519.49 580,081.59 588,790.11 606,358.89 613,318.28 625,622.56 643,776.12 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 78,063.18 78,144.42 79,812.89 81,686.80 82,370.35 83,000.87 84,975.18 d. Kehutanan 65,683.37 65,803.52 66,410.54 66,488.67 66,583.93 67,545.76 68,565.85 e. Perikanan 49,211.83 49,899.54 51,017.01 50,727.59 50,906.81 51,904.42 53,456.99 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 461,553.56 466,948.56 469,120.23 467,020.54 468,082.62 471,814.69 480,110.23 a. Minyak dan Gas Bumi 367,608.26 368,316.08 368,528.26 371,467.84 372,129.93 373,527.83 377,972.81 b. Pertambangan tanpa Migas 47,215.02 50,772.11 51,458.00 46,952.15 47,015.89 48,647.51 51,326.61 c. Penggalian 46,730.29 47,860.38 49,133.97 48,600.55 48,936.80 49,639.35 50,810.81 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 524,604.28 528,114.89 547,323.88 558,240.57 568,908.89 587,723.57 602,078.15 a. Industri Migas 33,032.28 33,180.59 33,747.74 34,015.21 34,227.42 34,643.01 34,901.21 1. Pengilangan Minyak Bumi 33,032.28 33,180.59 33,747.74 34,015.21 34,227.42 34,643.01 34,901.21 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 491,572.01 494,934.30 513,576.14 530,364.78 534,681.47 553,080.55 567,176.94 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 30,706.63 32,763.31 32,580.63 32,595.21 32,716.82 33,034.55 33,620.36 a. Listrik 25,998.33 28,080.85 27,790.86 27,796.80 27,891.69 28,183.04 28,720.62 b. Gas c. Air Bersih 4,708.29 4,682.47 4,789.77 4,798.41 4,825.13 4,851.51 4,899.74 5. BANGUNAN 191,514.20 193,824.13 197,187.75 199,948.62 201,492.90 205,271.84 209,594.26 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 657,880.69 679,789.26 702,014.83 716,906.02 723,881.69 743,830.99 768,098.21 a. Perdagangan Besar & Eceran 599,302.58 621,003.96 642,873.07 656,895.70 663,633.98 682,565.63 704,979.95 b. Hotel 10,904.55 11,022.09 11,066.68 11,287.72 11,335.09 11,638.62 11,950.12 c. Restoran 47,673.56 47,763.21 48,075.08 48,722.60 48,912.62 49,626.74 51,168.14 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 307,479.24 312,192.03 320,521.06 327,982.64 329,031.77 338,840.19 347,063.71 a. Pengangkutan 280,036.94 284,368.60 291,723.18 298,517.10 298,925.82 307,396.48 314,725.60 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 182,466.58 183,308.35 187,526.48 192,764.61 193,216.77 199,846.01 205,889.02 3. Angkutan Laut 39,042.73 39,122.67 39,401.84 39,687.40 39,757.03 40,127.37 40,432.50 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 16,601.76 16,655.35 16,700.28 16,869.50 16,890.33 16,899.88 17,040.44 5. Angkutan Udara 24,713.12 27,935.14 30,320.51 30,999.28 30,862.93 31,861.17 32,287.38 6. Jasa Penunjang Angkutan 17,212.75 17,347.10 17,774.07 18,196.30 18,198.77 18,662.05 19,076.26 b. Komunikasi 27,442.30 27,823.43 28,797.87 29,465.54 30,105.95 31,443.71 32,338.11 1. Pos dan Telekomunikasi 27,141.53 27,517.22 28,483.59 29,144.76 29,779.44 31,105.99 31,994.58 2. Jasa Penunjang Komunikasi 300.77 306.21 314.28 320.78 326.51 337.72 343.53 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH 208,813.16 217,632.43 228,190.80 234,882.66 236,652.20 239,297.42 246,147.19 a. Bank 100,831.08 108,016.90 116,691.28 121,985.70 122,975.22 123,806.11 128,053.09 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 12,014.13 12,061.11 12,185.54 12,444.81 12,559.74 12,713.54 13,075.49 c. Jasa Penunjang Keuangan 1,189.68 1,207.83 1,236.88 1,279.65 1,283.55 1,326.46 1,379.66 d. Sewa Bangunan 91,169.85 92,719.97 94,422.75 95,449.63 96,094.53 97,683.52 99,731.87 e. Jasa Perusahaan 3,608.42 3,626.61 3,654.33 3,722.87 3,739.16 3,767.79 3,907.07 9. JASA-JASA 347,710.56 352,666.34 358,301.15 366,467.92 369,161.34 381,974.52 389,283.22 a. Pemerintahan Umum 288,597.60 293,009.38 296,930.46 303,627.72 306,155.58 318,489.40 324,104.70 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 185,191.79 187,548.93 189,747.65 194,097.33 195,798.72 203,722.72 207,303.02 2. Jasa Pemerintah lainnya 103,405.81 105,460.45 107,182.80 109,530.39 110,356.87 114,766.68 116,801.68 b. Swasta 59,112.96 59,656.96 61,370.69 62,840.21 63,005.75 63,485.11 65,178.52 1. Sosial Kemasyarakatan 37,742.32 38,201.80 39,685.49 40,748.48 40,847.90 41,107.48 42,174.88 2. Hiburan & Rekreasi 3,415.84 3,424.93 3,453.13 3,560.10 3,566.95 3,568.22 3,642.93 3. Perorangan & Rumahtangga 17,954.79 18,030.23 18,232.07 18,531.62 18,590.89 18,809.42 19,360.71PDRB Migas 3,965,750.03 4,027,901.41 4,111,754.89 4,166,852.79 4,210,450.13 4,305,366.88 4,408,952.78 PDRB Tanpa Migas 3,565,109.50 3,626,404.74 3,709,478.88 3,761,369.74 3,804,092.79 3,897,196.04 3,996,078.76
2010*LAPANGAN USAHA
2009
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-2010 II-2010 III-2010
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,519,395.74 6,696,182.38 7,138,285.29 7,290,867.80 7,512,375.46 7,810,027.97 8,302,593.75 1.1. Makanan 4,163,239.89 4,267,389.59 4,523,366.58 4,581,517.82 4,718,559.86 4,919,181.43 5,215,824.75 1.2. Non Makanan 2,356,155.86 2,428,792.79 2,614,918.71 2,709,349.98 2,793,815.61 2,890,846.54 3,086,769.00
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 54,993.08 59,328.75 61,988.31 63,942.59 76,712.09 83,535.86 87,647.75 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,610,379.42 1,728,185.63 1,838,599.51 2,114,472.58 2,099,584.27 2,211,200.71 2,318,564.01 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,687,308.54 1,796,877.85 1,905,115.63 2,012,663.91 2,008,190.45 2,120,245.26 2,262,832.90 5. Perubahan Stok 272,397.07 284,620.36 298,961.19 302,154.03 304,591.08 315,072.98 331,184.09 6. Ekspor Barang dan Jasa 3,989,331.98 4,896,090.27 5,014,368.76 5,769,824.07 5,402,135.35 5,908,894.62 5,922,352.17
6.1. Ekspor Luar Negeri 1,601,416.43 1,782,012.03 1,806,180.58 2,020,033.06 2,153,025.14 2,330,630.02 2,232,924.53 6.2. Ekspor Antar Daerah 2,387,915.55 3,114,078.24 3,208,188.18 3,749,791.01 3,249,110.21 3,578,264.60 3,689,427.64
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 4,243,441.06 5,013,524.90 5,241,968.12 6,091,477.80 5,627,149.00 5,986,950.39 6,229,517.46 7.1. Impor Luar Negeri 305,557.04 301,416.48 201,231.67 232,649.10 267,811.36 290,946.54 300,673.53 7.2. Impor Antar Daerah 3,937,884.02 4,712,108.41 5,040,736.45 5,858,828.71 5,359,337.64 5,696,003.85 5,928,843.93
PDRB 9,890,364.78 10,447,760.33 11,015,350.57 11,462,447.17 11,776,439.70 12,462,027.01 12,995,657.22
Komponen
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Komponen I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-2010 II-2010 III-2010
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2,845,831.60 2,879,304.21 2,987,170.93 3,014,851.75 3,027,397.18 3,043,767.19 3,139,256.73 1.1. Makanan 1,850,342.93 1,886,717.98 1,961,312.69 1,968,423.29 1,979,229.12 1,991,060.16 2,055,805.78 1.2. Non Makanan 995,488.66 992,586.23 1,025,858.24 1,046,428.46 1,048,168.06 1,052,707.03 1,083,450.94
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 21,920.77 22,674.49 23,107.77 23,557.74 27,567.24 29,096.94 30,104.28 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 730,776.04 757,456.68 792,630.38 833,262.97 817,296.04 847,013.59 857,553.75 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 632,388.71 638,963.91 649,984.06 681,290.96 640,483.40 646,567.99 662,072.69 5. Perubahan Stok 123,445.30 124,473.89 126,879.44 127,821.34 124,451.34 125,571.40 128,682.61 6. Ekspor Barang dan Jasa 2,000,919.73 2,034,808.71 2,264,203.78 2,268,206.23 2,137,948.04 2,311,342.65 2,336,973.48
6.1. Ekspor Luar Negeri 1,067,400.68 1,080,161.26 1,282,745.51 1,131,881.09 1,164,202.42 1,247,522.65 1,256,643.07 6.2. Ekspor Antar Daerah 933,519.05 954,647.46 981,458.27 1,136,325.14 973,745.63 1,063,820.00 1,080,330.41
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2,389,532.12 2,429,780.48 2,732,221.46 2,782,138.20 2,564,694.80 2,697,992.88 2,745,690.75 7.1. Impor Luar Negeri 132,875.92 130,231.51 85,118.58 98,511.25 112,261.64 121,238.84 122,146.15 7.2. Impor Antar Daerah 2,256,656.20 2,299,548.97 2,647,102.88 2,683,626.95 2,452,433.17 2,576,754.05 2,623,544.61
PDRB 3,965,750.03 4,027,901.41 4,111,754.89 4,166,852.79 4,210,448.45 4,305,366.89 4,408,952.78
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Jumlah Bank Provinsi Jambi (Bank Umum dan BPR)
KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total
Kota Jambi 1 24 42 6 73 1 25 44 6 76 1 25 47 6 79Kerinci 0 3 15 2 20 0 3 15 2 20 0 3 15 2 20Bungo 0 4 14 0 18 0 4 14 1 19 0 4 15 1 20Muara Jambi 0 0 12 3 15 0 0 12 3 15 0 0 15 3 18Sarolangun 0 2 12 0 14 0 2 12 0 14 0 2 13 0 15Tebo 0 1 11 2 14 0 1 12 2 15 0 1 14 2 17Merangin 0 3 11 0 14 0 3 11 0 14 0 3 13 0 16Batanghari 0 2 11 1 14 0 2 11 1 14 0 2 12 1 15Tanjung Jabung Barat 0 3 10 0 13 0 3 10 0 13 0 3 10 0 13Tanjung Jabung Timur 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5T O T A L 1 43 141 15 200 1 44 144 16 205 1 44 157 16 218
KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK TotalKota Jambi 6 0 0 0 6 6 0 0 0 6 6 0 0 0 6Kerinci 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1Bungo 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2Muara Jambi 2 0 0 2 4 2 0 0 2 4 2 0 0 2 4Sarolangun 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2Tebo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Merangin 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1Batanghari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Tanjung Jabung Barat 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1Tanjung Jabung Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0T O T A L 11 4 0 2 17 11 4 0 2 17 11 4 0 2 17
KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK TotalKota Jambi 7 24 42 6 79 7 25 44 6 82 7 25 47 6 85Kerinci 1 3 15 2 21 1 3 15 2 21 1 3 15 2 21Bungo 1 5 14 0 20 1 5 14 1 21 1 5 15 1 22Muara Jambi 2 0 12 5 19 2 0 12 5 19 2 0 15 5 22Sarolangun 0 4 12 0 16 0 4 12 0 16 0 4 13 0 17Tebo 0 1 11 2 14 0 1 12 2 15 0 1 14 2 17Merangin 0 4 11 0 15 0 4 11 0 15 0 4 13 0 17Batanghari 0 2 11 1 14 0 2 11 1 14 0 2 12 1 15Tanjung Jabung Barat 1 3 10 0 14 1 3 10 0 14 1 3 10 0 14Tanjung Jabung Timur 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5T O T A L 12 47 141 17 217 12 48 144 18 222 12 48 157 18 235
Bank Umum
BPRTrw I-2010 Trw II-2010
T O T A LTrw I-2010 Trw II-2010
Trw III-2010
Trw II-2010
Trw II-2010
Trw I-2010 Trw II-2010
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus SeptUMUM 119.83 119.40 119.34 119.32 119.33 123.18 125.76 124.93 126.10BAHAN MAKANAN 131.12 129.27 126.86 126.41 126.07 138.45 147.73 142.53 145.22MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKA 128.92 129.30 131.64 131.73 131.90 133.48 134.43 136.73 138.04PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 113.93 113.83 114.32 114.49 114.50 115.73 115.39 116.36 116.30SANDANG 115.08 114.73 115.09 115.37 116.00 116.76 116.56 116.71 118.61KESEHATAN 116.63 116.79 117.21 117.81 118.01 117.99 118.01 117.92 117.92PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 115.50 115.87 115.83 115.61 115.53 115.81 115.89 115.89 116.31TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 105.72 105.84 106.08 106.15 106.30 105.98 106.04 105.85 106.37
KOMODITI2010
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Halaman ini sengaja dikosongkan
Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.
Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.
PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.
Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.
Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.
Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.
Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.
Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.
Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.
Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Aktiva Produktif adalah penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh
bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank,
seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah pembobotan terhadap
aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari masing-masing
aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya.
Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot
yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada
perorangan.
Kualitas Kredit adalah penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja
debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit
digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus
(DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio antara modal (modal inti dan modal
pelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diterima perbankan dari
masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara pembiayaan yang
diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama
dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.
Inflasi adalah Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus
(persistent).
Inflasi Administered Price adalah Inflasi yang terjadi pergerakan harga barang-
barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya diatur oleh
pemerintah (misalnya bahan bakar).
Inflasi Inti adalah Inflasi yang terjadi karena adanya gap penawaran aggregat
and permintaan agregrat dalam perekonomian, serta kenaikan harga
barang impor dan ekspektasi masyarakat.
Inflasi Volatile Food adalah Inflasi yang terjadi karena pergerakan harga
barang-barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya
bergerak sangat volatile (misalnya beras).
Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar
peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta
yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Kliring Debet adalah kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang
disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro,
nota debet kepada penyelenggaran kliring lokal (unit kerja di Bank
Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia
sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring
debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menangani SKNBI
di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional.
Kliring Kredit adalah kegiatan kliring untuk transfer kredit antar bank yang
dikirim langsung oleh bank peserta ke Sistem Sentral Kliring di KP Bank
Indonesia tanpa menyampaikan fisik warkat (paperless).
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan
terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).
Net Interest Income (NII) adalah antara pendapatan bunga dikurangi dengan
beban bunga.
Non Core Deposit (NCD) adalah dana masyarakat yang sensitif terhadap
pergerakan suku bunga. Dalam laporan ini, NCD diasumsikan terdiri dari
30% giro, 30% tabungan dan 10% deposito berjangka waktu 1-3 bulan.
Non Performing Loans/Financing (NLPs/Ls) adalah kredit/pembiayaan yang
termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
Penyisihan Pengghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah suatu
pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari
tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP
ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin
besar PPAP yang dibentuk. Misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong
Kurang Lancar adalah 15% dari jumlah kredit Kurang Lancar (setelah
dikurangi agunan), sedangkan untuk kredit Macet, PPAP yang harus
dibentuk adalah 100% dari total kredit macet (setelah dikurangi agunan).
Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) adalah rasio
kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total
kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs gross.
Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ysb.
Rasio Non Performing Loans (NPLs) – Net adalah rasio kredit yang tergolong
NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Pengghapusan Aktiva
Produktif (PPAP), terhadap total kredit
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses
penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real
time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat
bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) adalah sistem kliring Bank
Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian
akhirnya dilakukan secara nasional.