KAJIAN EKONOMI REGIONAL -...

120
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Bank Indonesia Jambi Triwulan III - 2010

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL -...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Bank Indonesia Jambi

Triwulan III - 2010

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan III-2010 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Bank Indonesia Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun stakeholders eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan III-2010 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010. Dari sisi harga, laju inflasi Kota Jambi (y-o-y) pada triwulan laporan relatif tetap dari periode sebelumnya. Perkembangan perbankan dari sisi aset dan penghimpunan dana mengalami penurunan namun penyaluran kredit menunjukkan peningkatan. Dengan demikian, Loan to deposits ratio (LDR) perbankan meningkat menjadi 91,52%. Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,34%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga. Dalam penyusunan KER triwulan III-2010 ini, kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, November 2010

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

i

DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................... i Daftar Tabel .......................................................................................... ii Daftar Grafik .......................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ................................. 5 A. Umum ............................................................................. 5 B. PDRB Sisi Produksi.............................................................. 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran........................................................ 20 Boks 1 : SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI ...................... BAB II. Perkembangan Harga-Harga..................................................... 33

A. Kajian Umum ................................................................. 33 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 35

Boks 2 : KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI BESAR KEAGAMAAN BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah ............................................ 45 A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 45

B. Bank Umum ................................................................... 46 C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)............................................ 56

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 59 A. Realisasi Pendapatan Daerah Semester I Tahun 2010 .......... 60 B. Realisasi Belanja Daerah Semester I Tahun 2010 ................ 60 C. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 61 D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 64

BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran ....................................... 65 A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai .............................. 65 B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ..................... 67

BAB VI Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan ............................. 69 A. Keternagakerjaan Daerah................................................... 69 B. Kesejahteraan .................................................................... 71 C. Kemiskinanan .................................................................... 74 BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah....................................... 75 A. Pertumbuhan Ekonomi......................................................... 75 B. Proyeksi Inflasi ..................................................................... 81 Lampiran Glosary

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

ii

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi

Penggunaan 6

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 34

2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) Tahunan (y-o-y) serta tahunan

Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 36

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan III-2010 37

3.1 Perkembangan Jumlah kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 46

3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 47

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 48

3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank 49

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 50

3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 51

3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 52

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi

4.1 APBD-P Provinsi Jambi 59

4.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 62

4.3 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi 65

5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 68

6.1 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 73

7.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 77

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

iii

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q) 7 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan III Tahun 2010 8 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama triwulan II Tahun 2010 (ha) 8 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III Tahun 2010 (ha) 8 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Trwulan II Tahun 2010 (ha) 9 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III Tahun 2010 9 1.9 Perkembangan harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 10 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) 11 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%) 11 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 11 1.13 Distribusi Jenis Pupuk 12 1.14 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 12 1.15 Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR 13 1.16 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 13 1.17 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14 1.18 Lifting Minyak Bumi 14 1.19 Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) 15 1.20 Volume Penjualan Minyak Bakar 15 1.21 Volume Penjualan Minyak Diesel 15 1.22 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri 16 1.23 Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet , CPO, Makanan dan dan Minuman 16 1.24 Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata 16 1.25 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17 1.26 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17 1.27 Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi 18 1.28 Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 18 1.29 PPDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 19 1.30 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 20 1.31 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 20 1.32 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 20 1.33 Perkembangan Total Arus Peti Kemas 20

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

iv

1.34 Perkembangan Total Arus Barang 21 1.35 Distribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 22 1.36 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III Tahun 2010 22 1.37 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indek Ekspektasi Konsumen (IEK) 23 1.38 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 23 1.39 Perkembangan Penjualan Premium 24 1.40 Perkembangan Penjualan Solar 24 1.41 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 24 1.42 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi 24 1.43 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 24 1.44 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 24 1.45 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 25 1.46 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 25 1.47 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 25 1.48 Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan III-2010 26 1.49 Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan III-2010 26 1.50 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 27 1.51 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 28 1.52 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi 28 1.53 Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 29 1.54 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 29 1.55 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 30 1.56 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 30 1.57 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 31 1.58 Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 32 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 33 2.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi 34 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2010 35 2.4 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 38 2.5 Perkembangan Harga Jagung 39 2.6 Perkembangan Harga Daging 39 2.7 Perkembangan Harga Beras 39 2.8 Perkembangan Harga Terigu 40 2.9 Perkembangan Harga Cabe dan Bawang Merah 41 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 42 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 44 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 48 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

v

kabupaten/kota di Provinsi Jambi 53 3.5 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito

Bank Umum di Provinsi Jambi 55 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 55 3.7 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 56 4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi 60 4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi 61 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 62 4.4 Pangsa Realisasi Pendapatan Dalam Negeri di Provinsi Jambi 62 4.5 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63 4.6 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 64 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 66 5.2 Perkembangan Nominal Kliring 67 5.3 Perkembangan Volume Kliring 67 6.1 Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi 70 6.2 Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi 70 6.3 Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran 70 6.4 Perkembangan Harga Beras 71 6.5 Perkembangan Harga Tepung Terigu 71 6.6 Perkembangan Harga Minyak Goreng 71 6.7 Perkembangan Harga Komoditas Lainnya 71 6.8 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 74 7.1 Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan

Ekspektasi Penghasilan 76 7.2 Rencana Konsumsi dalam 6-12 Bulan yang akan datang 77 7.3 Saldo Bersih Ekspektasi Harga dalam 6-12 bulan yang akan datang 82 7.4 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2006 s.d Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d Desember 2010 82 7.5 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2006 s.d juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d Desember 2010 83

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.IIIMAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 114.98 114.15 116.86 117.54 119.34 123.18 126.1

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 9.16 1.10 1.71 2.49 3.79 7.91 7.91

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 3,965,750 4,027,901 4,111,755 4,166,853 4,210,450 4,305,367 4,408,953 - Pertanian 1,235,488 1,243,970 1,256,515 1,262,809 1,280,522 1,303,579 1,332,957 - Pertambangan dan Penggalian 461,554 466,949 469,120 467,021 468,083 471,815 480,110 - Industri Pengolahan 524,604 528,115 547,324 558,241 568,909 587,724 602,078 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 30,707 32,763 32,581 32,595 32,717 33,035 33,620 - Bangunan 191,514 193,824 197,188 199,949 201,493 205,272 209,594 - Perdagangan Hotel dan Restoran 657,881 679,789 702,015 716,906 723,882 743,831 768,098 - Pengangkutan dan Komunikasi 307,479 312,192 320,521 327,983 329,032 338,840 347,064 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 208,813 217,632 228,191 234,883 236,652 239,297 246,147

- Jasa 347,711 352,666 358,301 366,468 369,161 381,975 389,283

Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 2) 135,430 132,722 160,671 185,609 224,179 308,434 239,068 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 350,397 304,581 312,052 370,525 265,662 454,808 616,152

Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 3) 24,146 23,329 17,661 21,486 24,519 44,693 27,262 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 10,204 25,710 31,770 27,137 30,366 31,394 28,714

Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

2010INDIKATOR

2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.Data Trw.I-2010 s.d 3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data Trw.III-2010 s.d Bulan Agustus 2010

2009

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

b. Perbankan

Tw.III-09 Tw.IV-09 Tw.I-10 Tw.II-10 Tw.III-10PERBANKANA. Bank Umum 1):a. Bank Umum Konvensional:Total Aset (Rp Juta) 12,819,920 13,758,932 14,510,626 15,911,741 15,486,934 DPK(Rp Juta) 9,998,588 10,597,374 11,213,788 12,161,122 11,695,908

- Tabungan 5,002,675 5,904,495 5,494,397 6,096,903 6,111,412 - Giro 2,047,600 1,929,641 2,880,322 3,096,605 2,542,152 - Deposito 2,948,313 2,763,238 2,839,069 2,967,614 3,042,344

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek2) 11,450,631 11,835,042 11,814,907 12,664,086 13,318,940 - Modal Kerja 4,475,510 4,570,316 4,499,439 4,642,064 5,888,778 - Konsumsi 4,275,718 4,388,293 5,020,160 2,638,092 5,236,958 - Investasi 2,699,403 2,876,433 2,295,308 5,383,930 2,193,204 - Dana 10,200,831 10,269,077 10,424,654 11,495,198 11,165,540 - LDR 112.25 115.25 113 110 119

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 8,406,361 8,622,182 8,992,671 10,254,563 10,704,063 - Modal Kerja 3,237,796 3,379,032 3,387,678 3,733,927 4,531,325 - Konsumsi 3,577,231 3,549,838 4,013,665 2,004,096 1,580,426 - Investasi 1,591,334 1,693,312 1,591,328 4,516,540 4,592,312 - LDR (%) 84.08 81.36 80.19 84.32 91.52

b. Bank Umum Syariah:Total Aset (Rp Juta) 427,719 456,827 481,736 535,737 616,455 DPK(Rp Juta) 232,860 245,135 257,148 279,399 310,268

- Tabungan 117,482 131,172 138,017 151,990 164,775 - Giro 53,782 54,778 52,815 57,382 61,575 - Deposito 61,596 59,185 66,316 70,027 83,918

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 387,162 410,914 441,618 495,594 571,534 - Modal Kerja 223,425 244,584 259,507 276,205 302,848 - Konsumsi 85,803 91,418 107,134 140,411 183,883 - Investasi 77,934 74,912 74,977 78,978 84,803 - LDR 166.26 167.63 171.74 177.38 184

B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 233,877 244,249 270,288 285,696 295,892 DPK (Rp Juta) 177,803 49,487 208,402 224,555 227,761 - Tabungan (Rp Juta) 31,919 33,749 36,852 40,593 39,672 - Deposito (Rp Juta) 145,884 15,738 171,550 183,962 188,089

Kredit (Rp Juta) 177,708 183,445 191,507 204,073 209,135 - Modal Kerja 45,878 45,895 49,358 53,659 56,665 - Konsumsi 102,237 109,159 113,887 30,610 120,951 - Investasi 29,593 28,391 28,262 119,803 31,519

Kredit UMKM (Rp Juta) 177,708 183,445 191,507 204,073 209,135 Rasio NPL Gross (%) 8.54 7.88 7.38 7.26 6.83 - NPL Gross (Nominal) 15,184 14,454 14,136 14,816 14,287 - PPAP 4,607 4,757 7,677 8,082 5,524 Rasio NPL Net (%) 5.95 5.29 3.37 3.30 4.19 LDR (%) 99.95 370.69 92 91 92

Catatan :1) Data s.d Bulan Agustus 20102)Data s.d Bulan Agustus 2010, sudah termasuk bank syariah didalamnya.

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

TAHUN 2009INDIKATOR TAHUN 2010

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan III-2010 menunjukkan

pertumbuhan sebesar 2,41 %, meningkat dibandingkan dengan triwulan

II-2010 yang sebesar 2,25% (q-t-q). Sejalan dengan hal tersebut,

pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi Jambi meningkat menjadi

sebesar 7,23% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

sebesar 6,89% (y-o-y). Pada triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi

secara triwulanan (q-t-q) dipicu oleh sektor pertanian serta perdagangan,

hotel dan restoran (PHR).

Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan PDRB Provinsi Jambi pada

triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pengeluaran

konsumsi rumah tangga. Perayaan hari besar keagamaan Idul Fitri

memicu meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tanga.

II. Perkembangan Harga-Harga

Inflasi Kota Jambi pada triwulan III-2010 mencapai 2,37% (q-t-q),

menurun dibandingkan triwulan II-2010 yang mengalami inflasi sebesar

3,22% (q-t-q).

Pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan Juli, Agustus dan

September 2010 masing-masing sebesar 2,09% (m-t-m), minus 0,66%

(m-t-m) dan 0,94% (m-t-m). Sementara itu, secara tahunan, inflasi Kota

Jambi pada akhir periode triwulan III-2010 relatif stabil dibandingkan

triwulan sebelumnya, namun pada angka yang relatif tinggi yaitu sebesar

7,91% (y-o-y). Inflasi tahunan Kota Jambi ini lebih tinggi dibandingkan

inflasi nasional yang sebesar 5,80%.

Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama disumbangkan oleh

inflasi kelompok bahan makanan dan makanan jadi. Meningkatnya biaya

sub kelompok ikan segar serta sub kelompok sayur-sayuran selama

periode triwulan laporan memberikan sumbangan inflasi pada kelompok

bahan makanan.

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan III-

2010 ditandai tumbuhnya laju

pertumbuhan ekonomi sebesar 2,41% (q-t-q).....

Pada triwulan III-2010, Provinsi jambi mengalami

inflasi sebesar 7,91% (y-o-y) ..........

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

RINGKASAN EKSEKUTIF

2

III. Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan pada triwulan III-20101 menunjukkan penurunan dari

sisi aset dan penghimpunan dana sementara penyaluran kredit masih

meningkat. Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan

mengalami peningkatan 720 bps menjadi 91,52%. Dari sisi kualitas kredit

yang diberikan menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan

angka Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan.

Outstanding kredit bank umum meningkat sebesar 4,38% sehingga

menjadi sebesar Rp10,70 triliun sementara DPK turun 3,83% menjadi

sebesar Rp11,70 triliun. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar

Rp15,54 triliun.

IV. Perkembangan Keuangan Daerah

Belanja APBD pada semester I-2010 terealisasi 34,20% atau sebesar

Rp514,58 miliar dari anggaran sebesar Rp1.504,58 miliar. Berdasarkan

jenis belanjanya, belanja operasi terealisasi sebesar 33,97% sementara

belanja modal baru terealisasi sebesar 27,14% serta belanja jalan, irigasi

dan jaringan yang baru terealisasi sebesar 18,11%.

Pendapatan pemerintah provinsi Jambi pada semester I-2010 sudah

terealisasi 58,78%. Pendapatan Asli Daerah yang berhasil direalisasikan

sebesar Rp316,67 miliar (62,85%) sementara pendapatan transfer

terealisasi sebesar Rp450,43 miliar (56,23%).

V. Perkembangan Sistem Pembayaran

Pada periode triwulan III-2010, aktivitas pembayaran baik tunai maupun

non tunai mengalami peningkatan. Aktivitas pembayaran tunai

mengalami peningkatan net outflow sebesar Rp37,12 miliar meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp884,68 miliar. Seiring

dengan itu, nilai nominal kliring pada periode laporan mengalami juga

meningkat sebesar 26,21% menjadi Rp1.892,85 miliar.

VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 96,80

menjadi 95,89. Angka NTP tersebut juga masih berada di bawah 100

Kinerja perbankan menurun ditandai dengan menurunnya jumlah aset, penghimpunan dana serta meningkatnya NPL....

Realisasi belanja pemerintah daerah pada semeseter I-2010 sebesar 34,20%....

Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai dan non tunai mengalami peningkatan....

NTP Provinsi Jambi menurun.....

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

RINGKASAN EKSEKUTIF

3

yang mengindikasikan belum mencukupinya penerimaan petani

dibandingkan baiaya yang dikeluarkan.

Sementara itu, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) menunjukkan

ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih berada

pada level pesimis. Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang

pendidikan pada bulan triwulan III-2010 meningkat sebesar 53,53% jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah

Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan

IV-2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan

triwulan III-2010. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada

triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 7,00-8,00% (y-o-y).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang

didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah. Dari sisi

penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan mendatang

diperkirakan masih tumbuh positif. Semakin membaiknya harga

komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong

tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sektor industri

pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan

dengan pertumbuhan sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas

unggulan provinsi Jambi (sawit) diperkirakan akan mendukung

pertumbuhan sektor industri pengolahan.

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan

sedikit melambat dibandingkan triwulan III-2010, namun masih berada

pada level yang cukup tinggi. Dengan demikian, inflasi tahunan (y-o-y)

diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan laporan. Inflasi Kota Jambi

pada Triwulan IV-2010 diperkirakan sebesar sebesar 7±1% (y-o-y).

Faktor-faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama

triwulan mendatang antara lain: 1)Meningkatnya demand masyarakat

terhadap kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya

perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru

1 Data bulan Agustus 2010

Laju pertumbuhan PDRB triwulan IV-2010

diperkirakan berkisar 7,00-8,00% (y-o-y).....

Laju inflasi tahun 2010 diperkirakan berkisar

7±1% (y-o-y).....

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

RINGKASAN EKSEKUTIF

4

2011. 2) Menurunnya suku bunga perbankan dapat memicu

meningkatnya konsumsi masyarakat, 3) Akselerasi belanja pemerintah

daerah yang semakin cepat dapat memicu kenaikan harga barang-barang

material dan jasa tukang. 4) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang

masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi

barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat menjadi

ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta

6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan

harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung, gandum),

crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut

diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode

triwulan IV tahun 2010.

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

5

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan III-2010 menunjukkan

akselerasi pertumbuhan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi

Jambi triwulan laporan mencapai 2,41% (q-t-q) meningkat dibandingkan

triwulan II-2010 yang sebesar 2,25% (q-t-q).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)

1.55 1.32

1.79 1.64

2.68

0.77

1.43

0.96

1.27

3.01 3.04

1.18

0.55

1.57

2.08

1.34

1.05

2.25 2.41

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

PersenRp miliarNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

Perayaan hari besar keagamaan pada bulan September lalu memicu

meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sementara itu

terkaselerasinya pembangunan proyek menjelang akhir tahun memicu

meningkatnya nilai Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB).

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan

dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan

restoran. Membaiknya faktor cuaca pada triwulan laporan ikut memicu

meningkatnya produksi hasil perkebunan. Sementara itu, meningkatnya konsumsi

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

6

masyarakat di saat hari besar keagamaan meningkatkan aktivitas perdagangan di

provinsi Jambi.

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)

6.06 6.736.74

5.846.21 6.30

6.25

5.27

4.53

4.084.16

5.435.69

6.175.82

7.647.05 6.68

5.96

4.50

6.82

8.51 8.75

7.98

6.47

5.48

5.656.17

6.89

7.23

3.00

5.00

7.00

9.00

Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q1V-07

Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q1V-08

Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q1V-09

Q1-010

Q2-010

Q3-010

Sumber: BPS (diolah)

%

Indonesia Jambi

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi meningkat menjadi

sebesar 7,23% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 6,89%.

Pertumbuhan ekonomi Jambi juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka

nasional yang pada triwulan III-2010 yang sebesar 5,82%.

Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan

I II iii IV I II III0.76 0.21 0.31 0.15 0.43 0.55 0.68

Pertambangan dan Penggalian (1.06) 0.14 0.05 (0.05) 0.03 0.09 0.19 Industri Pengolahan 0.12 0.09 0.48 0.27 0.26 0.45 0.33 Listrik, Air dan Gas 0.01 0.05 (0.00) 0.00 0.00 0.01 0.01

0.16 0.06 0.08 0.07 0.04 0.09 0.10 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.07 0.55 0.55 0.36 0.17 0.47 0.56 Pengangkutan dan Komunikasi 0.04 0.12 0.21 0.18 0.03 0.23 0.19 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 0.31 0.22 0.26 0.16 0.04 0.06 0.16

0.15 0.12 0.14 0.20 0.06 0.30 0.17 0.55 1.57 2.08 1.34 1.05 2.25 2.41

I II iii IV I II IIIPengeluaran Konsumsi Rumahtangga (0.89) 0.84 2.68 0.67 0.30 0.39 3.14 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.74) 0.67 0.87 0.99 (0.38) 0.71 1.24 Lembaga Swasta Nirlaba 0.03 0.02 0.01 0.01 0.10 0.04 3.46 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (0.76) 0.17 0.27 0.76 (0.98) 0.14 2.40 Perubahan Stok 0.04 0.03 0.06 0.02 (0.08) 0.03 2.48

2.14 0.85 5.70 0.10 -3.13 4.12 1.11-0.74 1.01 7.51 1.21 -5.22 3.17 1.770.55 1.57 2.08 1.34 1.05 2.25 2.41

2.88 (0.16) (1.81) (1.12) 2.09 0.95 (0.66)

2009**

2009**

Ekspor

JENIS PENGELUARAN

Impor

Net Ekspor

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

2010***

2010***

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

7

B. PDRB Sisi Produksi

Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor

yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran (lihat grafik 1.3). Kontribusi terbesar

terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,68% (q-t-

q), diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,56%/q-t-q) dan sektor

industri pengolahan (0,33%/q-t-q).

Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan

menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu

44,47% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 38,06%

dan sektor sekunder sebesar 17,46%.

Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)

0.55 0.09

0.45

0.01

0.09

0.47

0.23

0.06

0.30

0.68

0.19

0.33

0.01

0.10

0.56

0.19

0.16

0.17

(0.40) (0.20) - 0.20 0.40 0.60 0.80

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Air dan Gas

bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa

Trw III-10

Trw II-10

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar

Rp13,00 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian

sebesar 26,09%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 18,38%, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,58%. Dengan demikian,

struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami

perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

8

Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2010

Pertanian, 26.09

Pertambangan dan Penggalian,

18.38Industri

Pengolahan, 11.95

Listrik, gas & air, 0.78

Bangunan, 4.74

Perdagangan, Hotel dan

restauran, 15.58

Pengangkutan dan Komunikasi,

6.85

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan, 5.01

Jasa-jasa, 10.62

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Pada triwulan laporan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan,

kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 2,25% (q-t-q), meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,80% (q-t-q).

Masih tumbuhnya sektor ini disumbangkan oleh masih terus meningkatnya

produksi tanaman perkebunan.

Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 (ha) Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan III tahun 2010 (ha)

32,420

1,431

5,947

2,904 515 140 887 521

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai

Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.5

20,818

15,155

3,212

1,626411103 669 476

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai

Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.6

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

9

Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2010 (ha) Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan III tahun 2010 (ha)

47,062

2,1451,2882,034468 147 780 538

Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.7

32,768

3,700

3,904

2,572 549164763 697

Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.8

Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010

Luas tanam sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) mengalami

penurunan sebesar 5,13% (q-t-q) yaitu dari 42,47 Kha menjadi 44,76 Kha.

Menurunnya luas tanam komoditi pertanian ini dialami oleh semua komoditi

kecuali untuk padi ladang yang masih meningkat.

Sementara itu, luas panen lahan pertanian mengalami penurunan sebesar

9,34 Kha pada triwulan laporan. Penurunan tersebut disebabkan oleh

menurunnya luas panen padi sawah hingga 30,37% yaitu dari 47,062 Kha

menjadi 32,77 Kha seiring dengan berakhirnya panen padi yang berlangsung dari

bulan Februari-Juni lalu (grafik 1.5-grafik 1.8).

Nilai Tukar Petani (NTP), mengalami sedikit penurunan dibandingkan

triwulan sebelumnya.1 NTP September 2010 dibandingkan NTP Juni 2010 turun

sebesar 0,11% menjadi 95,98. Menurunnya NTP disebabkan oleh peningkatan

indeks dibayarkan petani (2,54%) lebih tinggi dibandingkan indeks yang diterima

(2,42%) sehingga NTP petani pada triwulan laporan turun 11 bps (lihat grafik

1.12). Seiring dengan itu, Nilai Tukar Petani yang masih dibawah 100

menunjukkan bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding

harga-harga kebutuhan hidup dan biaya bertani.

1 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

10

Grafik 1.9. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

6,790.0 7,137

3,717.24,340

1,403.8 1,521

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi

Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN

Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 12,31% dari PDRB

mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,90% (q-t-q), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,01% (q-t-q). Kondisi cuaca yang cukup baik

pada triwulan laporan memicu terus meningkatnya hasil sadapan karet sehingga

produksi meningkat.

Namun demikian, produksi kelapa sawit kembali mengalami penurunan

pada bulan laporan meskipun harga TBS dan CPO mengalami peningkatan harga.

Pada bulan September 2010, Harga TBS 10 tahun meningkat 10,78% menjadi

Rp1.521/kg sementara harga CPO meningkat 9,70% menjadi 7.137/kg.

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

11

Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%)

Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%)

6.30

21.13

(0.96)

8.46

(20.16)(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Produksi Hortikultura Produksi Karet Produksi Kelapa Sawit

Produksi Kelapa Produksi Pinang

Grafik 1.10

15.11

7.00

(12.74)(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Produksi Telur Produksi Daging Produksi Perikanan

Grafik 1.11 Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

indeks terima indeks bayar NTP

Sumber: BPS Provinsi Jambi,2010.

Meningkatnya pertumbuhan sub sektor perkebunan disumbangkan oleh

meningkatnya hasil perkebunan karet dan kelapa. Berdasarkan data prompt

indikator sub sektor perkebunan selama periode triwulan laporan, produksi karet

meningkat 21,13%, sementara prouksi kelapa meningkat 8,46%. (lihat grafik

1.10).

Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor

tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan

laporan sebesar 14.871 ton.2 Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar

2 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

12

didominasi oleh pupuk Urea (47,95%), diikuti oleh pupuk NPK Phonska

(27,04%), SP-36 (15,52%), dan ZA (9,49%).

Grafik 1.13. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.14. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

2008

2009

2010

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

(Ton)

SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea

Grafik 1.13

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2008 2009 2010

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

Persen (%)Ton

Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Grafik 1.14

Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh

sebesar 2,38% (q-t-q) meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,77%

(q-t-q). Seiring dengan itu, berdasarkan data indikator produksi, baik produksi

daging maupun telur tetap meningkat pada triwulan laporan. Sementara sub

sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 12,74% (q-t-q).

Sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan sebesar 1,51% (q-t-q)

meningkat dari triwulan lalu yang sebesar 1,44% (q-t-q). Setelah selalu tumbuh

di bawah 1% sejak beberapa tahun terakhir pasca aktifnya pemberantasan

penebangan liar (illegal logging), pada dua triwulan terakhir ini perkembangan

sub sektor kehutanan menunjukkan angka yang cukup baik.

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan

mencapai 3,26% (q-t-q); meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 2,76% (q-t-q). Perayaan hari besar kegamaan yang biasanya

diikuti dengan tingginya aktivitas belanja menyebabkan meningkatnya kegiatan

perdagangan di provinsi Jambi serta meningkatnya penggunaan hotel dan

restoran.

Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran

tumbuh mencapai 3,28% (q-t-q) meningkat dari triwulan sebelumnya 2,85% (q-

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

13

t-q). Sementara itu, sub sektor hotel dan sub sektor restoran masing-masing

tumbuh sebesar 2,68% (q-t-q) serta 3,11% (q-t-q).

Grafik 1.15. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.16. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

4.66

16.71 10.53

(21.40)

(11.23)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

(%) Persen

Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi

Perdagangan Kendaraan Bermotor Perdagangan Pulsa

Tingkat Hunian Hotel Restorasi

* Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009

Grafik 1.15

(25.48)

5.61 4.88

22.41

(10.43)

4.43

(7.36)

8.99

(7.42)

19.27

(0.46)

12.96

(15.75)

11.94 12.31

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PLN Jambi, 2008 (diolah)

KWH (dalam Ribuan)

Bisnis Pertumbuhan Bisnis

Grafik 1.16

Masih tumbuhnya sektor PHR pada triwulan laporan dikonfirmasi dengan

meningkatnya indeks produksi baik sub sektor perdagangan, restorasi dan tingkat

hunian hotel. Peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh indeks

perdagangan kendaraan bermotor dengan tumbuh sebesar 16,71% (lihat grafik

1.16.).

Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran

berpengaruh pada meningkatnya konsumsi listrik untuk bisinis. Konsumsi listrik

bisnis yang sempat menurun pada triwulan lalu, saat ini mengalami peningkatan

sebesar 12,31%.

Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran

didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai

14,45% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel

masing-masing sebesar 0,92% dan 0,20%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 1,76% (q-t-q)

meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,80%

(q-t-q). Kondisi ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan hasil

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

14

pertambangan migas, non migas dan penggalian masing-masing sebesar 1,19%;

5,51%; 2,36%. Peningkatan produksi migas pada triwulan laporan diperkirakan

berasal dari meningkatnya lifting minyak bumi.

Grafik 1.17. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19. Lifting Minyak Bumi

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan September 2010

Barel

Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan

Grafik 1.18. Lifting Minyak Bumi

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III*

2007 2008 2009 2010

PErsentase

Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan SEptember 2010Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

ribu barel

Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB

Pada triwulan laporan, lifting minyak bumi mengalami peningkatan

sebesar 2,62% menjadi 1.556,62 Kbarrel dari triwulan sebelumnya yang sebesar

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

15

1.372,99 Kbarrel. Masih terus meningkatnya lifitng minyak bumi di Jambi

disebabkan oleh terdapatnya beberapa sumur minyak baru di Jambi.3

Meningkatnya hasil produksi penggalian salah satunya dipicu oleh

peningkatan produksi batu bara. Hal ini dikonfirmasi dari meningkatnya indeks

produksi batu bara sebesar 13,54% pada triwulan laporan. Sementara itu

perkembangan produksi bahan galian gol. C relatif melambat yaitu tumbuh

2,59% dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 27,24%.

Grafik 1.19. Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%)

13.54

2.59

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh mencapai 2,44% (q-t-q), melambat

bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 3,31% (q-t-q). Melambatnya

pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan sub sektor

industri tanpa migas sebesar 2,55 (q-t-q) dibandingkan triwulan lalu yang sebesar

3,44% (q-t-q).

Grafik 1.20. Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik 1.21. Volume Penjualan Minyak Diesel

(100.0)

(50.0)

-

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

M. Bakar g.Myk. Bakar

Grafik 1.20

(60.0)

(40.0)

(20.0)

-

20.0

40.0

60.0

80.0

-

200

400

600

800

1,000

1,200

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

M. Diesel g.Myk. Diesel

Grafik 1.21

3 Data bulan September 2010 merupakan perkiraan data Kantor Bank Indonesia Jambi

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

16

Grafik 1.22. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri

(1.48)3.86

6.88

(10.46)

(2.21)

4.69

(13.99)

(0.16)2.16

5.39

(3.61)

18.82

4.49

22.21

0.67

-20.0-15.0-10.0-5.00.05.010.015.020.025.0

-2,000 4,000 6,000 8,000

10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)

KWH (dalam Ribuan)

Industri Pertumbuhan Industri

Masih meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan tercermin dari

masih tumbuhnya konsumsi listrik untuk industri dan penjualan bahan bakar

minyak bakar. Konsumsi listrik untuk industri meningkat sebesar 0,67% (q-t-q)

sementara konsumsi bahan bakar meningkat signifikan mencapai 27,58% (q-t-q).

Grafik 1.23. Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan Minuman Grafik 1.24. Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata

8.77 12.80

22.03

(50)

-

50

100

150

200

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Industri Karet Industri CPO Industri Makanan Industri Minuman Grafik 1.23

0.49

53.24

(29.33)(100)

-

100

200

300

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Industri Barang dari Semen Industri Barang dari Kayu Industri Batu Bata Grafik 1.24

Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tanpa migas

tercermin dari meningkatnya pertumbuhan mayoritas komoditi industri. Komoditi

industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri

barang dari tekstil dan industri barang dari kayu yang masing-masing tumbuh

sebesar 56,68% dan 53,24%. Menjelang hari besar keagamaan yang biasanya

diikuti dengan akitvitas belanja termasuk untuk kebutuhan sandang sehingga

menyebabkan meningkatnya produksi industri tekstil. Sementara itu, industri

karet yang merupakan salah satu industri unggulan di Jambi mengalami

peningkatan sebesar 8,77%. Meningkatnya hasil perkebunan karet pada triwulan

laporan memicu meningkatnya hasil produksi industri karet.

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

17

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air (LGA) bersih tumbuh sebesar 1,77% (q-t-q)

pada triwulan laporan atau lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang sebesar 0,97% (q-t-q). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini

berasal dari tumbuhnya sub sektor listrik dan air bersih yaitu masing-masing

sebesar 1,91% (q-t-q) dan 0,99% (q-t-q).

Seiring dengan itu, jumlah konsumsi listrik pada triwulan laporan

mengalami peningkatan sebesar 5,33%. Peningkatan konsumsi listrik ini

terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga.

Sementara itu, jumlah pelanggan listrik juga meningkat sebesar 0,21%

dibandingkan triwulan lalu.

Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

(2.25)

4.68

6.77 6.77

(2.64)

7.05

(1.80)

8.02

(3.49)

6.99

1.45 3.60

(0.05)

9.20

5.33

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)

KWH (dalam Ribuan)

Total Pemakaian Pertumbuhan Total

Grafik 1.25

2.14

0.75

2.93

3.60 3.41

2.82

2.32

2.57

3.05

0.50 0.41

1.28

3.10

1.19

0.21

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)

Pelanggan

Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan

Grafik 1.26

Sementara, sub sektor air bersih tumbuh sebesar 0,99% (q-t-q).

Konsumsi air bersih melalu PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar

2,66juta M² meningkat sebesar 1,37% dari triwulan lalu. Peningkatan ini dipicu

oleh meningkatnya konsumsi air oleh rumah tangga sebesar 1,72%.

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

18

Grafik 1.27. Perkembangan Total Konsumsi Air Kota Jambi

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

400,000

450,000

500,000

550,000

600,000

650,000

700,000

750,000

800,000

850,000

900,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

m3

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2009

m3

Rumah Tangga

Industri

Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,11% (q-t-

q), meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,88% (q-t-q).

Meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan dikonfirmasi dengan masih

meningkatnya indeks industri barang dari semen sebesar 0,49%. Seiring dengan

itu, konsumsi semen juga mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan lalu

sebesar 4,92%.

Grafik 1.28. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2008 2009 2010

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Semen (ton), aksis kiri

Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan Pert. PDRB Bangunan (%), aksis kanan

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar

2,57% (q-t-q) pada triwulan laporan, melambat dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 2,98% (q-t-q). Masih meningkatnya pertumbuhan sektor ini

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

19

berasal dari meningkatnya pertumbuhan sub sektor pengangkutan maupun

komunikasi masing-masing sebesar 2,55% (q-t-q) dan 2,84% (q-t-q).

Pada triwulan lalu, berlangsungnya musim liburan sekolah yang diikuti

dengan PILKADA Provinsi Jambi memicu tingginya peningkatan aktivitas

transportasi baik udara maupun darat. Sementara itu, pada triwulan laporan

dimana terdapat perayaan hari besar keagamaan pada bulan September lalu ikut

memicu tingginya aktivitas pengangkutan baik angkutan udara yaitu sebesar

2,91% (q-t-q) serta angkutan jalan raya 3,02% (q-t-q) sedikit melambat dari

triwulan lalu yang tumbuh masing-masing sebesar 3,23% (q-t-q) dan 3,43% (q-t-

q).

Perlambatan laju pertumbuhan angkutan udara tersebut tercermin dari

menurunnya jumlah lalu lintas penumpang di Bandar Udara Sultan Thaha untuk

kedatangan dan keberangkatan masing-masing 13,57% dan 6,28%.

Grafik 1.29. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur

(20)

(15)

(10)

(5)

-

5

10

15

20

25

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2007 2008 2009 2010

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiriKonsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiriPert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

20

Grafik 1.30. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Grafik 1.31. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

(15)

(10)

(5)

-

5

10

15

20

-

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PT. Angkasa Pura II

ribu orang

Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri)

Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

Grafik 1.30

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PT.Angkasa Pura II

ton

Jumlah Bongkar (aksis kiri) Jumlah Muat (aksis kiri)

Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Pertumbuhan Muat (aksis kanan)

Grafik 1.31

Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 0,76%

melambat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 0,93%. Perlambatan tersebut

terkonfirmasi dari menurunnya jumlah kunjungan kapal, arus peti kemas dan arus

barang mengalami penurunan. Jumlah kunjungan kapal tercatat sebanyak 749

unit menurun 27,21% dari triwulan sebelumnya. Sementara itu, total arus barang

tercatat sebanyak 1,05 juta ton, menurun 8,76% dibandingkan triwulan

sebelumnya.4 Di sisi lain, jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di

Pelabuhan Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh sebesar 11.528 peti kemas,

menurun 21,05% dibandingkan triwulan sebelumnya.5

Grafik 1.32 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.33. Perkembangan Total Arus Peti Kemas

Grafik 1.34. Perkembangan Total Arus Barang

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Unit Pertumbuhan

Grafik 1.32

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

ribu unit

Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan

Grafik 1.33

4 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.. 5 Arus Peti kemas diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 20”, 40” serta diatas 40”. Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

21

-100

-50

0

50

100

150

200

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

ribu unit

Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan

Grafik 1.34

Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan

telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi masing-masing yang mengalami

pertumbuhan sebesar 2,86% (q-t-q) dan 1,72% (q-t-q), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 4,45% (q-t-q) dan 3,43% (q-t-q).

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

2,86% (q-t-q) pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 1,12% (q-t-q). Peningkatan tersebut terutama

disumbangkan oleh terakselerasinya pertumbuhan sub sektor bank sebesar

3,43% dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,68%. Sementara itu, laju

pertumbuhan tertinggi dialami oleh jasa penunjang keuangan yang tumbuh

sebesar 4,01%.

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 1,91% (q-t-q) melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 3,47% (q-t-q).

Pelambatan ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan jasa pemerintahan umum

yang tumbuh sebesar 1,76% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang sebesar

4,03% (q-t-q). Setelah pelaksanaan Pemilukada pada triwulan lalu, belanja

pemerintah mulai melambat.

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada

triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi

rumah tangga. Di samping itu, meningkatnya angka Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto juga turut memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi pada

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

22

triwulan laporan. Dari sisi perdagangan eksternal, lebih tingginya nilai impor (dari

luar daerah dan luar negeri) dari pada ekspor (ke luar daerah dan luar negeri)

menyebabkan Provinsi Jambi mengalami net impor pada triwulan laporan.

Grafik 1.35. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 6

0.39

0.71

0.04

0.14

0.03

0.95

2.22

0.24

0.02

0.36

0.07

(0.51)

-1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Lembaga Swasta Nirlaba

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Perubahan Stok

Net Ekspor/Impor

Trw III-10 Trw II-10

Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai

pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 63,89% dari PDRB Jambi pada triwulan

III-2010 (lihat grafik 1.34). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah dan

PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masing-masing sebesar

17,84% dan 17,41%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,55% dan

lembaga swasta nirlaba sebesar 0,67%.

Grafik 1.36. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III tahun 20107

Pengeluaran konsumsi

rumah tangga , 63.89

Lembaga Swasta Nirlaba,

0.67

Pengeluaran Konsumsi

pemerintah , 17.84

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto, 17.41

Perubahan Stok, 2.55 Net Impor, 2.36

6 Yang dimaksud kontribusi ’net ekspor’ adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7 Pangsa (share) net impor sebesar 2,36% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran.

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

23

1. Pengeluaran Konsumsi

Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga

konstan selama triwulan laporan sebesar 3,14% (q-t-q), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya 0,54% (q-t-q). Adanya pembagian Tunjangan Hari Raya

(THR) serta budaya meningkatnya aktivitas belanja menjelang hari besar

keagamaan memicu peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan.

Meningkatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat terlihat dari meningkatnya

konsumsi listrik rumah tangga sebesar 8,31%. Hal ini didukung juga dengan

meningkatnya indeks ekspektasi konsumen (IEK) dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Grafik 1.37. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Grafik 1.38. Konsumsi Listrik Rumah Tangga

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Indeks

Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.37

(0.55)1.75

7.87 6.51

(2.87)

6.73

0.64

8.29

(1.94)

4.98 4.25

0.40 1.15

8.51 8.31

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

-20,000 40,000 60,000 80,000

100,000 120,000 140,000 160,000 180,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen (%)

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)

KWH (dalam Ribuan)

Rumah Tangga Pertumbuhan RT

Grafik 1.38

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan yang terutama dipicu oleh

perayaan hari besar keagamaan namun tidak diikuti dengan meningkatnya

penjualan bermotor. Penjualan kendaraan bermotor yang sempat meningkat

cukup signifikan pada triwulan lalu kini mengalami penurunan 20,40% terutama

didorong oleh menurunnya penjualan sepeda motor (turun 7.339 unit).

Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar

1,24% (q-t-q) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,64% (q-t-q).

Pasca penpenyelenggaraan PILKADA Gubernur Jambi, pengeluaran pemerintah

relatif mengalami perlambatan namun masih tetap meningkat seiring dengan

semakin terakselerasinya proyek pemerintah jelang akhir tahun.

Di sisi lain, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh mencapai

3,46% (q-t-q), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,55% (q-t-

q).

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

24

Grafik 1.39. Perkembangan Penjualan Premium Grafik 1.40. Perkembangan Penjualan Solar

Grafik 1.41. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.42. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi

Grafik 1.43. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

(10.0)

(5.0)

-

5.0

10.0

15.0

20.0

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

Premium g.Premium

Grafik 1.39.

(30.0)

(20.0)

(10.0)

-

10.0

20.0

30.0

40.0

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

M. Solar g.M. Solar

Grafik 1.40.

(20.0)

(15.0)

(10.0)

(5.0)

-

5.0

10.0

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010

(%)

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

M.Tanah g.M.Tanah

Grafik 1.41.

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

2006 2007 2008 2009 2010

Rp m

iliar

Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri Grafik 1.42.

(14.21)

21.56 26.81

9.78

23.64

1.61 (1.58)

(32.52)

(33.43)

8.22

43.83

3.99 8.18

30.48

(20.40)

(50)(40)(30)(20)(10)-10 20 30 40 50

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan

Grafik 1.43.

(15.19)

21.26 26.81

10.01

23.49

1.05 (1.04)

(32.73)(34.04)

9.33

44.35

4.06

7.83

30.96

(20.44)

(50)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit SEPEDA MOTOR Pertumbuhan

Grafik 1.44.

2. Investasi

Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto

(PMTDB) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembentukan

modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat sebesar 2,40% (q-t-q) setelah

pada triwulan lalu tumbuh sebesar 0,95% (q-t-q). Mulai terakselerasinya

pembangunan fisik jelang akhir tahun, memicu meningkatnya angka investasi di

provinsi Jambi. Kondisi ini juga didukung dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

25

(SKDU) terlihat situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin

dari nilai saldo bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 28,00 meningkat dari

triwulan sebelumnya yang sebesar 22,92.

Grafik 1.45. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.46. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Grafik 1.47. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

TRUCK/PICK UP Pertumbuhan

Grafik 1.45.

0

1,000

2,000

3,000

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

TW IV

TW I TW II

TW III

2006 2007 2008 2009 2010

Rp m

iliar

Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri

Grafik 1.46.

(60.0)

(40.0)

(20.0)

-

20.0

40.0

60.0

80.0

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

Ton

Konsumsi Semen

Pertumbuhan

Grafik 1.47.

Perubahan stok pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan sebesar

2,48% (q-t-q) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,90% (q-t-q).

Meningkatnya hasil produksi sektoral pada triwulan laporan ikut memicu

meningkatnya perubahan stok. Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan

sebesar 2,55%.

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

26

3. Perdagangan Eksternal8

Perkembangan ekspor dan impor Provinsi Jambi (ke/dari luar daerah

maupun ke/dari luar negeri) mengalami peningkatan. Ekspor barang (dari luar

provinsi maupun luar negeri) meningkat sebesar 0,23% (q-t-q) melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,38% (q-t-q). Sementara

impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) meningkat 4,05% melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,39% (q-t-q). Pada

triwulan laporan, impor Provinsi Jambi mencapai Rp6,23 triliun, lebih tinggi

dibandingkan ekspor yang hanya mencapai Rp5,92 triliun.

3.1. Ekspor Impor Antar Daerah

Dilihat karakteristiknya, ketergantungan Provinsi Jambi dari daerah

(provinsi lain) cukuplah besar. Hal ini dapat dilihat dari pangsa impor yang relatif

lebih besar dibandingkan ekspor. Sekitar 95,17% impor Provinsi Jambi berasal

dari daerah lain, hanya sekitar 4,83% yang berasal dari luar negeri. Sejalan

dengan hal tersebut, perkembangan ekspor juga didominasi oleh ekspor ke luar

daerah (provinsi lain) yang mencapai 62,30% dari total ekspor Provinsi Jambi.

Grafik 1.48. Pangsa Ekspor Provinsi Jambi triwulan III-2010 Grafik 1.49. Pangsa Impor Provinsi Jambi triwulan III-2010

Ekspor LuaNegeri37.70%

Ekspor Antar

Daerah62.30%

Grafik 1.48

Impor Luar Negeri4.83%

Impor Antar Daerah95.17%

Grafik 1.49

Ekspor Provinsi Jambi ke luar daerah (provinsi lain) meningkat sebesar

3,11% (q-t-q) sementara ekspor ke luar negeri turun sebesar 4,19% (q-t-q). Di 8 Pembahasan dalam perdagangan eksternal dilihat dari ekspor impor Jambi secara keseluruhan yang dirinci menjadi a) ekspor impor antar daerah serta b) ekspor impor luar negeri berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) dengan sumber data berasal dari DSM, BI.

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

27

sisi lain, pertumbuhan impor Provinsi Jambi dari daerah (provinsi) lain sebesar

4,09% (q-t-q) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor ke

luar negeri yang sebesar 3,34% (q-t-q).

3.2. Ekspor Impor Luar Negeri

Perkembangan ekspor impor luar negeri Provinsi Jambi masih mengalami

perkembangan yang baik. Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang

(PEB), ekspor Provinsi Jambi sebesar USD 239,07 juta sedangkan impor sebesar

USD 27,26 juta pada triwulan laporan.9 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi

mengalami net ekspor sebesar USD 211,81 juta, meningkat sebesar 15,84%

dibandingkan posisi yang sama periode triwulan sebelumnya yang mencapai USD

183,25 juta.10 Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas karet dan

CPO.11 Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi

nilai impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan.

Grafik 1.50. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2008 2009 2010Sumber: DSM, Bank Indonesia

ribu USD

Impor Ekspor Net

9 Data Bulan Juli-Agustus2010 (Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia). 10 Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan dibandingkan net ekspor bulan Juli-Agustus 2010 dengan April-e2010. 11 Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification (SITC).

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

28

Grafik 1.51. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

CRUDE MATERIALS, INEDIBLE ANIMAL & VEGETABLE OILS&FATS LAINNYA

Grafik 1.52. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Ekspor Provinsi Jambi

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Ribu USD

23 - CRUDE RUBBER 25 - PULP AND WASTE PAPER 42 - FIXED VEGETABLE OILS & FATS 64 - PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF 32 - COAL, COKE AND BRIQUETTES LAINNYA

Pada triwulan laporan (Juli-Agustus 2010), ekspor ke luar negeri Provinsi

Jambi meningkat sebesar 11,88% dibandingkan periode yang sama triwulan

sebelumnya (Mei-April 2010), yaitu dari USD 213,68 juta menjadi USD 239,07

juta. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan ekspor pada triwulan laporan

dipicu oleh meningkatny ekspor minyak dan lemak sayur (fixed vegetables oil &

fat) sebesar USD 13,39 juta (44,18%). Peningkatan hasil produksi industri CPO

sebesar12,80% pada triwulan laporan ikut memicu meningkatnya ekspor

komoditi tersebut. Selain itu, terus meningkatnya harga jual CPO ikut

mendongkrak nilai ekspor di provinsi Jambi.

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

29

Grafik 1.53. Perkembangan Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Ribu USD

C. UNITED STATES OF AMERICA SINGAPORE MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C LAINNYA

Grafik 1.54. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010C. UNITED STATES OF AMERICA MALAYSIA C. JAPAN C. R.R.C #REF! LAINNYA

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi (Juli-Agustus 2010)

dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 156,85 juta

atau 65,61% dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati

dan minyak (fixed, vegetable oil and fats), serta batu bara dan briket (coal, coke

and briquettes) masing-masing mencapai USD 43,57 juta (18,22% dari total

ekspor non migas), dan USD 18,40 juta (7,70% dari total ekspor non migas).

Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk

primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, lemak nabati dan

minyak, disusul batu bara dan briket.

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

30

Berdasarkan negara tujuan, meningkatnya ekspor provinsi Jambi pada

triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya ekspor ke China dan Jepang yang

masing-masing meningkat USD 18,32 juta (96,64%) dan USD 9,51 juta

(41,03%). Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor utama provinsi Jambi

berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan 66,06% total ekspor Provinsi

Jambi. Penyumbang utama ekspor ke negara Asia adalah China yang mencapai

USD 37,29 juta (15,60%), diikuti Malaysia sebesar USD 37,27 juta (15,59%), dan

Jepang sebesar USD 32,68 juta (13,67%). Sementara ekspor ke negara Amerika

Serikat sebesar USD 42,00 juta (17,57%) pada triwulan laporan.

Dari sisi impor (April-Mei 2010), impor non migas mengalami penurunan

sebesar 10,42% (USD 3,17 juta) jika dibandingkan periode yang sama triwulan

sebelumnya (April-Mei2010) sehingga menjadi sebesar USD 27,26 juta.

Menurunnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh menurunnya impor besi dan

baja (iron and steel) sebesar USD 6,21 juta (87,12%) diikuti dengan penurunan

barang manufaktur (manufactured goods) sebesar USD 5,82 juta (71,81%).

Sementara itu, peningkatan impor terbesar dialami oleh peralatan kantor dan

pengolahan data (office machine & auto data processing) sebesar 2,18 juta diikuti

dengan mesin khusus industri (machine special for particulr industries) sebesar

USD 1,51 juta.

Grafik 1.55. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2009

Total Impor Provinsi Jambi

MACHINERY & TRANSPORT EQP CHEMICAL LAINNYA

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

31

Grafik 1.56. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Ribu USD71 - POWER GENERATING MACH. & EQP 72 - MACH.SPECIAL FOR PARTIC.INDS

74 - GENERAL INDUSTRIAL MACH.&EQP 59 - CHEM.MATERIALS& PRODUCTS,NES

LAINNYA

Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih

didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport (machinery&transport

equipment) yang menguasai 66,76% dari nilai impor. Selain itu, kelompok bahan

mentah juga memberikan kontribusi impor sebesar 10,71% dari total impor

Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah bubur kertas dan kertas

sebesar USD 2,92 juta.

Grafik 1.57. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Ribu USD

C. CANADA SINGAPORE MALAYSIA C. HONGKONG C. TAIWAN C. R.R.C LAINNYA

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

32

Grafik 1.58. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010LAINNYA C. R.R.C C. TAIWAN C. HONGKONG

MALAYSIA SINGAPORE C. CANADA

Berdasarkan negara penjual, impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan

terutama berasal dari Hongkong sebesar USD 11,05 juta (40,53%), diikuti

dengan Singapura sebesar USD 8,46 juta (31,04%) dari total impor pada triwulan

laporan (s.d. bulan Agustus) sebesar USD 27,26 juta.

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

i

Boks 1.

SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI

A. Usaha Telur Ayam

Usaha ayam petelur berlokasi di Kota Sungai Penuh dan telah berjalan selama

hampir 30 tahun. Pada awalnya kegiatan ini hanya berorientasi untuk memenuhi

kebutuhan akan telur ayam di wilayahnya sendiri, dimana menurut hasil pengematan

sang pemilik, kebutuhan akan daging dan telur ayam di wilayahnya masih belum

tercukupi. Kegiatan usaha berkembang dalam skala mikro. Semakin lama kegiatan

usaha semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan

masyarakat. Meskipun saat ini kegiatan masih beorientasi pada pemenuhan kebutuhan

di wilayah Kerinci, namun skala usaha semakin oleh pemilik, dibantu oleh 10 orang

karyawan tetap, yang bertugas merawat ayam-ayam petelur tersebut, sampai dengan

distribusi produk (telur ayam) kepada para pelanggan. Saat ini jumlah ayam petelur

yang telah dikembangkan sekitar 1.700 ekor. Secara permodalan, saat ini struktur

modal hanya terdiri dari modal sendiri, tanpa menggunakan pinjaman dari

bank/lembaga pembiayaan lain. Pemilik usaha pernah memperoleh kredit lunak

ekonomi pedesaan (KLUEP) di tahun 2008, dimana kredit tersebut diperoleh untuk

kelompok (pengembang usaha telur ayam), yang terdiri dari 40 orang, dengan plafond

kredit Rp3,5 milyar, dan suku bunga 7,82%. Kredit tersebut hanya dimanfaatkan satu

kali karena dirasakan berat dan berisiko tinggi untuk kelancaran tingkat

pengembaliannya.

Sebagian anggota kelompok adalah pengusaha ayam pedaging, yang masa

panennya adalah 6 bulan, sementara untuk pengembalian kredit harus dilakukan

setiap bulan. Hal ini dianggap sulit bagi debitur. Dalam upaya pengembangan usaha

ini, pemilik usaha merasakan masih adanya kendala permodalan untuk terus

mengembangkan usahanya. Kredit yang ditawarkan pada umumnya bukan kredit

untuk pengembangan usaha, tetapi kredit komersial dengan suku bunga yang masih

cukup tinggi.

Secara umum, kegiatan usaha telur ayam ini dapat digolongkan sebagai

usaha potensial dimana usaha ini mampu menghasilkan keuntungan bersih sekitar

35% dari omset penjualan. Kegiatan usaha ini telah mampu menciptakan lapangan

kerja, dan mampu meningkatkan kesejahteraan pemiliik dan karyawannya.

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

ii

Kelengkapan ijin usaha telah dimiliki, hanya saja kegiatan usaha ini belum melakukan

pembukuan secara teratur.

B. Industri Jagung Goreng

Kegiatan usaha ini telah berjalan sekitar 5 tahun, sejak tahun 2005. Usaha ini

dijalankan secara individu oleh sejumlah rumah tangga di wilayah desa Sumurup,

Kabupaten Kerinci. Namun secara organisasi mereka memiliki kelompok usaha

bernama “SMOEHOET” . Usaha Jagung goreng dikembangkan dengan memanfaatkan

sumber bahan baku yang ada di wilayah Kerinci, berupa jagung khas yang dihasilkan

di wilayah Kayu Aro. Jenis jagung yang digunakan memiliki kriteria dan spesifikasi

khusus, jadi tidak semua jenis jagung dapat digunakan sebagai bahan baku. Kegiatan

usaha yang dijalankan ini masih bersifat manual, tanpa menggunakan mesin-mesin

modern. Namun demikian, usaha ini memberikan keuntungan yang cukup besar,

sekitar 35-40% dari omset penjualan.

Saat ini, industri makanan ringan berupa jagung goreng telah dipasarkan ke

wilayah Kerinci, Kota Jambi dan beberapa wilayah terdekat lainnya, seperti Padang,

Kabupaten Muko-Muko. Pangsa pasar produknya sudah tetap. Namun demikian,

usaha tersebut saat ini masih mengalami kendala dalam hal permodalan. Industri ini

belum memiliki akses permodalan kepada perbankan/lembaga keuangan lainnya. Ini

berarti industri tersebut masih mengandalkan modal sendiri untuk menjalankan dan

mengembangkan usahanya. Selain dari sisi permodalan, permasalahan yang sering

dihadapi adalah masih terbatasnya ketersediaan bahan baku. Dikarenakan bahan baku

yang diperlukan untuk industri ini jenisnya/sifatnya spesifik, maka apabila produksi dari

bahan baku itu mengalami penurunan atau kelangkaan, maka akan berpengaruh pada

harga bahan baku, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat keuntungan usaha.

Namun demikian, dalam skala usaha mikro, kegiatan industri ini cukup

menguntungkan, dan dapat digolongkan sebagai usaha mikro potensial.

Sebagai informasi, usaha ini pernah meperoleh bantuan dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan berupa alat-alat produksi, seperti gerobak dorong, wajan, dan tungku

untuk proses produksi. Kelengkapan perijinan/legalitas kegiatan usaha sebagian

sudah dimiliki, seperti Tanda Daftar Industri, ijin Usaha Industri Rumah Tangga dari

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kerinci.

C. Industri Makanan Ringan Dodol Kentang

Industri makanan ini berlokasi di wilayah Desa Lubuk Nagodang, Kabupaten

Kerinci dan telah berjalan sekitar 9 tahun, sejak tahun 2001. Di wilayah tersebut

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

iii

memang merupakan sentra industry dodol kentang wilayah Kerinci. Pemasaran produk

ini sekarang meliputi wilayah Kerinci, Kota Jambi, Padang, Bengkulu. Pada hari/musim-

musim tertentu, seringkali permintaan akan jenis makanan ini melebihi

kemamuan/kapasitas produksi, misalnya ada musim-musim menjelang lebaran.

Di lihat dari akses pembiayaan, usaha ini pernah memperoleh pinjaman dari

beberapa perbankan yang sebesar Rp.15 juta berupa kredit usaha pengembangan

ekonomi masyarakat (KUPEM). Selain itu, usaha ini juga memanfaatkan dana pinjaman

perbankan lainnya, namun bukan skim kredit program. Kelompok usaha ini juga

pernah memeroleh bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupa

peralatan misalnya kertas lilin, dan telah beberapa kali memperoleh pelatihan dari

Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Dilihat dari nilai asetnya, skala usaha ini tergolong dalam skala usaha mikro.

Pengusaha yang bersangkutan juga belum memiliki jiwa wiraswasta yang baik.

Administrasi keuangan/pembukuan sederhana atas kegiatan usaha juga belum

dilakukan. Kelengkapan usaha berua Tanda Daftar Industri (TDI) sudah dimiliki, namun

untuk beberapa kelengkapan perijinan lain belum ada, misalnya Surat Ijin Usaha

Perusahaan (SIUP), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dll.

Berdasarkan hasil survei dan interview kepada pengusahanya, secara umum kegiatan

usaha ini belum dapat digolongkan sebagai jenis usaha potensial.

D. Usaha Makanan Ringan Keripik Kentang

Kegiatan usaha Keripik Kentang ini telah berjalan sekitar 4 tahun, dimulai dari

tahun 2006, dimana pemiliknya ingin memanfaatkan sumber bahan baku berupa

kentang yang dinilai cukup melimpah, dan dihasilkan di wilayah sendiri, yaitu daerah

Kayu Aro. Awalnya hasil produksi berupa keripik kentang ini hanya dipasarkan di

wilayah Kerinci. Untuk data memperoleh pangsa pasar tetap di daerah Kerinci inipun

dilakukan melalui upaya pemilik usaha untuk terus menerus menawarkan hasil

produksinya di beberapa toko makanan. Saat ini produk tersebut sudah dipasarkan

sampai di wilayah Kota Jambi dan beberapa wilayah Kabupaten terdekat lainnya.

Kegiatan usaha ini apabila ditinjau dari beberapa aspek cukup potensial. Dari

sisi pemasaran, usaha ini telah berkembang dan memiliki pangsa pasar yang sukup

pasti, misalnya misalnya beberapa took makanan dan supermarket yang ada di

Kabupaten Kerinci dan sekitarnya, sampai dengan di Kota Jambi. Dari sisi ketersediaan

bahan baku. Industri ini memanfaatkan bahan baku berupa tanaman pangan yang

produksi dan ketersediaannya mencukupi untuk proses produksi. Dari sisi keuntungan

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

iv

yang dihasilkan, industri ini mampu memberikan keuntungan bersih yang cukup tinggi,

sekitar 35-40% dari nilai penjualan. Pengusaha yang bersangkutan juga memiliki jiwa

wiraswasta yang tinggi, dan telah beberapa kali mengikuti pelatihan/pembinaan dari

dinas/instansi terkait. Selain itu, kegiatan usaha ini mampu membuka

peluang/kesempatan kerja bagi sejumlah orang. Secara umum, kegiatan usaha ini

potensial untuk dikembangkan.

Usaha keripik kentang ini dijalankan dengan modal sendiri dan juga pinjaman

dari bank, dengan suku bunga kredit komersial. Hal tersebut seringkali dirasakan

membebani pengusaha. Oleh sebab itu pengusaha mengharapkan adanya kredit

program/kredit pengembangan usaha dengan suku bunga yang lebih rendah. Kendala

lain yang dihadapi dalam upaya pengembangan produk ini adalah sarana penunjang

untuk memasarkan produk, berupa alat pengangkut/pengiriman yang sesuai dengan

jenis produknya. Saat ini pengiriman produk dilakukan dengan menggunakan jasa

pengiriman dan mobil pribadi. Namun dikarenakan bentuk produknya yang banyak

memerlukan tempat dan mudah rusak, seringkali terjadi kerugian dikarenakan barang

rusak pada saat sampai di tempat tujuan. Kendala ini dapat di atasi apabila pengusaha

memiliki sarana penunjang yang sesuai untuk mengirim hasil produknya. Pengusaha

mengharapkan adanya akses permodalan kepada bank ataupun lembaga pembiayaan

untuk mengembangkan usahanya.

E. Usaha Kerajinan Anyaman “Sukarsih”

Usaha ini didirikan tahun 1992, berlokasi di wilayah Desa Kuto Dian Bawah,

Kabupaten Kerinci. Daerah ini merupakan sentra industry kerajinan tangan. Produk

yang dihasilkan berupa kerajinan anyaman dan hiasan lainnya dengan memanfaatkan

bahan baku berupa daun pandan. Bahan baku ini diperoleh dengan cara membeli dari

petani dan penduduk sekitar.

Secara kelompok, usaha pengrajin anyaman di lingkungan tersebut pernah

memperoleh kredit usaha pengembangan ekonomi masyarakat (KUPEM) dari

perbankan sebesar Rp.15 juta, dimana masing-masing pengusaha memperoleh

pinjaman sebesar Rp.1 juta rupiah, pada tahun 2003. Pinjaman tersebut lunas di tahun

yang sama, dan sudah tidak mengajukan pinjaman lagi ke bank. Kelompok usaha ini

telah beberapa kali mengikuti pelatihan teknis yang dilaksankan oleh instansi/dinas

terkait.

Apabila diklasifikasikan menurut skala usahanya, industri ini termasuk dalam

kelompok usaha mikro. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi rata-rata

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

v

berjumlah 2-3 orang, dengan jumlah asset (di luar tanah dan bangunan) rata-rata di

bawah 50 juta rupiah. Tingakat keuntungan bersih yang dihasilkan dari kegiatan usaha

ini kurang lebih 20% dari omset penjualan. Struktur modal usaha saat ini hanya terdiri

dari modal sendiri, dikarenakan pengusaha merasa enggan/takut untuk meminjam ke

bank. Berdasrakan tinjauan atas beberapa aspek tersebut, usaha ini belum dapat

dikategorikan sebagai usaha/UMKM potensial.

F. Usaha Tungku

Kegiatan usaha ini dijalankan sejak tahun 2004 dan berlokasi di Desa Sri

Menanti, Kabupaten Kerinci. Usaha ini merupakan usaha keluarga, dengan

memanfaatkan bahan baku tanah liat. Bahan baku ini diperoleh di wilayah sekitar,

dengan membeli kepada penjual tanah liat. Proses produksi telah melibatkan tenaga

kerja kurang lebih 17 orang. Rata-rata produksi per bulan sebanyak 2600 buah

tungku. Harga produk bervariasi, tergantung pada jenisnya, berkisar antara

Rp.20.000,00 s.d Rp.30.000,00.

Ditinjau dari besaran aset/kekayaan bersih, usaha ini termasuk dalam skala

usaha kecil, dimana dalam kegiatannya telah ditunjang dengan sarana produksi yang

memadai, misalnya alat pembakaran, mobil untuk mengangkut hasil produksi.

Kendala yang masih dihadapi terkait dengan proses produksi adalah masih terbatasnya

tempat untuk menampung hasil produksi dan juga tempat pembakaran. Untuk proses

produksi berupa pembakaran, membutuhkan tempat yang lebih luas, dan sampai saat

ini hal tersebut masih menjadi kendala. Di sisi lain, tingkat keuntungan bersih yang

dihasilkan dari usaha ini cukup tinggi, sekitar 40% dari nilai penjualan. Dari sisi

pemasaran, usaha ini telah memiliki pangsa pasar tetap, tidak hanya di wilayah provinsi

Jambi, akan tetapi sudah menjangkau wilayah/propinsi lain di sekitarnya, seperti

Bengkulu, Palembang dan Padang. Dari sisi permodalan, usaha ini telah memiliki akses

pembiayaan kepada perbankan. Di tahun 2006 pernah memperoleh pinjaman dari

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri), secara bertahap, sebesar

Rp.10 juta, Rp.15 juta dan Rp.15 juta, dengan suku bunga 1,5% per bulan. Dari hasil

identifikasi tersebut, usaha tungku ini termasuk dalam kategori UMKM

potensial.

G. Industri Pengolahan Tahu

Industri pembuatan tahu ini sudah dikelola dan dijalankan sejak tahun 1998,.

Industri ini memanaatkan hasil pertanian berupa kedelai sebagai bahan bakunya.

Awalnya produk yang dihasilkan hanya dipasarkan di wilayah kabupaten Kerinci,

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

vi

dengan pangsa pasar yang masih sangat terbatas. Bahkan produksi harian tidak

semuanya laku terjual. Seiring dengan upaya pemasaran yang terus dilakukan oleh

pengusaha, pangsa pasar terus meningkat. Permintaan masyarakat Kerinci akan bahan

makanan ini semakin meningkat, dan saat ini kapasitas produksi seringkali tidak lagi

sesuai dengan jumlah permintaan.

Proses produksi industry bahan makanan ini memanfaatkan tenaga karyawaan

sekitar 15 orang, dengan volume produksi sebanyak 15 karung/hari. Hasil produksi

tersebut kemudian dijual dengan harga sekitar Rp.450.000/karung. Dengan demikian,

omset penjualannya mencapai Rp.6.750.000,00 per hari. Untuk kebutuhan bahan

baku, industri ini membeli dari pedagang ataupun langsung dari petani. Kebutuhan

akan bahan baku saat ini sekitar 21 ton kedelai per bulan. Kebutuhan yang cukup

besar selama ini dipenuhi dari pembelian di pasar lokal. Apabila ketersediaan bahan

baku di pasar lokal sedang mengalami penurunan (yang secara otomatis berpengaruh

pada harga bahan baku), pengusaha terkadang membeli dari daerah (provinsi) lain.

Dalam upaya mengembangkan usahanya ini, pemilik telah melakukan

melakukan akses pembiayaan kepada perbankan. Kredit tersebut digunakan untuk

mengembangkan usaha, antara lain untuk pembelian kendaraan/sarana transportasi

penunjang pemasaran. Berdasarkan hasil survei dan identiikasi langsung terhadap

kegiatan usaha, industri ini dapat digolongkan dalam kelompok usaha kecil

potensial.

H. Usaha Anyaman Bambu

Kegiatan usaha ini didirikan tahun 1991. Saat ini kegiatan usaha tersebut telah

berkembang, dengan jumlah karyawan mencapai 14 orang. Usaha ini menggunakan

bahan baku berupa bambu, yang diperoleh dari petani maupun pedagang yang

menjual bahan baku tersebut. Bahan baku yang diperlukan sampai saat ini dapat

diperoleh dengan cukup mudah.

Pemasaran produk saat ini menjangkau wilayah Jambi, Jakarta dan Padang.

Pemasaran produk, selain dari konsumen/pelanggan yang sudah ada, biasanya melalui

pameran yang diselenggarakan oleh Dinas. Pemilik dan karyawan di industri ini telah

beberapa kali mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas terkait untuk

peningkatan usaha. Penjualan meningkat pada umumnya pada musim-musim lebaran.

Omset penjualan per bulan berkisar antara 3-4 juta rupiah per bulan. Sementara

tingkat keuntungan bersih yang diterima berkisar antara 60-70% dari omset

penjualan.

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

vii

Dari sisi akses permodalan, usaha ini secara individual belum pernah

memperoleh pinjaman dari bank. Di tahun 2004 pernah memperoleh pinjaman

kelompok sebesar Rp.8.000.000,00, yang dibagi untuk 8 anggota. Belum ada

pembukuan atas kegiatan keuangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

pengetahuan pengusaha terkait dengan administrasi dan tata buku yang baik.

Pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas produksi dan maupun penguatan

kelembagaan telah diberikan oleh dinas terkait. Berdasarkann identifikasi lapangan

yang dilakukan, dalam skala usaha mikro jenis usaha ini termasuk dalam

kelompok usaha potensial.

Dengan demikian, beberapa usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan

lebih lanjut di Kabupaten Kerinci adalah usaha telur ayam, industri jagung goreng,

usaha makanan ringan keripik kentang, usaha tungku, industri pengolahan tahu, dan

usaha anyaman bambu.

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

33

BAB II PERKEMBANGAN HARGA-HARGA

A. Kajian Umum

Inflasi Kota Jambi pada triwulan III-2010 mencapai 2,37% (q-t-q),

melambat dibandingkan triwulan II-2010 yang mengalami inflasi sebesar 3,22%

(q-t-q). Inflasi yang terjadi di Kota Jambi berasal dari laju inflasi kelompok bahan

makanan dan kelompok makanan jadi.12

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: BPS Provinsi Jambi. Sejak Januari 2008 menggunakan IHK tahun dasar 2007=100

Persen (%)

Bulanan (m-t-m) Triwulanan (q-t-q) Year to date (y-t-d) Year on year (y-o-y)

Secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada akhir periode triwulan III-2010

relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pada angka yang relatif

tinggi yaitu sebesar 7,91% (y-o-y). Sementara, pergerakan inflasi bulanan yang

tercatat di bulan Juli, Agustus dan September 2010 masing-masing sebesar

2,09%(m-t-m), minus 0,66%(m-t-m) dan 0,94%(m-t-m).

12 Kendala pasokan bahan makanan dari luar daerah serta tingginya permintaan akan kebutuhan bahan makanan pada periode bulan Ramadhan cenderung dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mencari keuntungan sesaat dengan meningkatkan harga.

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

- 34 - 34

Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama masih disumbangkan

oleh inflasi kelompok bahan makanan serta kelompok makanan jadi. Kelompok

sandang, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi yang lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya. Sementara, kelompok kesehatan mengalami penurunan harga

(deflasi) (lihat tabel 2.1.).

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I Bahan Makanan 2.10 2.09 9.14 14.54 4.89 14.38

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 3.51 8.79 1.40 10.14 3.42 12.52

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.83 0.54 1.23 2.10 0.49 2.51

IV Sandang -0.10 1.62 1.45 3.00 1.58 4.57

V Kesehatan 1.08 8.26 0.67 7.67 -0.06 6.97

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.45 8.56 -0.02 8.65 0.43 2.18

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.34 3.93 -0.09 3.43 0.37 1.82

INFLASI 1.53 3.79 3.22 7.91 2.37 7.91

Sumber : BPS (diolah)

Triwulan III-2010Triwulan I-2010 Triwulan II-2010KELOMPOK

Perkembangan inflasi tahunan Kota Jambi relatif stabil dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sementara, perkembangan inflasi nasional terus

menunjukkan peningkatan semenjak triwulan III-2009. Pada triwulan laporan

Inflasi Kota Jambi secara tahunan (y-o-y) sebesar 7,91% lebih tinggi

dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 5,80%.

Grafik 2.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi

8.437.66

8.468.96

7.25

9.65

16.35

10.66

12.62

10.96

3.79

7.91 7.91

5.124.674.49

6.677.52

16.50

15.1216.10

9.92

7.42

5.69

13.9913.68

11.57

9.16

1.101.71

2.49

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Persen

Kota Jambi

Nasional

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

35

Secara regional, tingkat inflasi di Jambi termasuk 10 besar inflasi tertinggi

di Indonesia. Inflasi Kota Jambi juga lebih tinggi dibandingkan dibandingkan

daerah sekitarnya, yaitu Kota Bengkulu (7,03%/y-o-y), kota Padang (4,83%/y-o-

y), Kota Pekanbaru (4,72%/y-o-y) serta Kota Palembang (4,57%/y-o-y).13

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2010

------ Rata-rata Inflasi Nasional (%/yoy)

0

5

10

15

Am

bon

Kup

ang

Soro

ngP

alan

gkar

aya

Ban

jarm

asin

Bal

ikpa

pan

Tara

kan

Mau

mer

eJa

mbi

Mat

aram

Wat

ampo

neP

angk

al P

inan

gD

enpa

sar

Sin

gkaw

ang

Gor

onta

loS

ampi

tM

anad

oP

robo

lingg

oB

engk

ulu

Palu

Ban

dar L

ampu

ngM

akas

arB

ekas

iS

urab

aya

Sam

arin

daP

ontia

nak

Sum

enep

Sem

aran

gY

ogya

karta

Cire

bon

Nas

iona

lJe

mbe

rBi

ma

Dep

okK

ediri

Jaka

rtaM

alan

gP

urw

oker

toTe

gal

Mad

iun

Bog

orS

ibol

gaTa

njun

g P

inan

gTa

sikm

alay

aM

edan

Bat

amP

alop

oP

adan

gS

ukab

umi

Tang

eran

gP

akan

baru

Tern

ate

Pem

atan

g S

iant

arP

alem

bang

Jaya

pura

Cile

gon

Sur

akar

taM

anok

war

iP

are-

Par

eB

andu

ngK

enda

riD

umai

Pad

ang

Sid

empu

anSe

rang

Mam

uju

Lhok

seum

awe

Ban

da A

ceh

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Dilihat per sub kelompok, inflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah

sub kelompok ikan segar serta sub kelompok sayur-sayuran. Sementara, sub

kelompok yang mengalami penurunan harga (deflasi) terbesar adalah sub

kelompok bumbu-bumbuan.

13 Sumber: DSM, Bank Indonesia.

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

- 36 - 36

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

qtq yoy qtq yoy qtq yoyI. BAHAN MAKANAN 2.10 2.09 9.14 14.54 4.89 14.38a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 3.64 10.41 3.03 15.52 7.54 20.42b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 9.43 3.86 13.03 9.02 13.54 26.10c. IKAN SEGAR -11.44 -14.69 -2.25 -4.77 22.50 5.94d. IKAN DIAWETKAN -0.08 -1.59 -2.58 -1.31 -1.86 -2.81e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA -2.19 0.03 2.08 1.77 3.49 2.68f. SAYUR-SAYURAN 12.24 25.81 -3.11 17.94 15.54 36.41g. KACANG-KACANGAN 0.61 -6.38 -0.33 2.65 4.58 7.94h. BUAH-BUAHAN 3.33 17.84 8.76 20.71 1.10 9.40i. BUMBU-BUMBUAN 6.96 -2.06 87.46 116.68 -28.11 7.65j. LEMAK DAN MINYAK 3.25 -4.76 -3.24 -6.89 8.47 11.03k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 8.68 4.26 1.41 6.68 1.42 5.89II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 3.51 8.79 1.40 10.14 3.42 12.52a. MAKANAN JADI 4.49 9.59 1.52 11.21 4.11 15.34b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 2.79 13.04 0.43 13.44 1.73 8.98c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 1.72 4.63 1.69 5.89 2.82 8.40III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.83 0.54 1.23 2.10 0.49 2.51a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 1.36 1.46 2.02 4.13 -0.70 3.00b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 0.71 0.17 0.48 0.34 3.14 3.49c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA -0.98 -2.70 0.08 -0.87 0.09 0.34d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA -0.24 -0.76 -0.05 -1.44 -0.32 -1.46IV. SANDANG -0.10 1.62 1.45 3.00 1.58 4.57a. SANDANG LAKI-LAKI 2.06 3.13 0.69 3.84 1.14 3.85b. SANDANG WANITA -0.14 0.69 -0.21 0.94 2.32 1.92c. SANDANG ANAK-ANAK -0.44 0.86 -0.13 -0.41 4.53 3.88d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -1.63 1.72 4.79 6.68 -0.71 8.26V. KESEHATAN 1.08 8.26 0.67 7.67 -0.06 6.97a. JASA KESEHATAN 0.00 7.11 0.00 7.11 0.00 7.11b. OBAT-OBATAN 4.06 11.78 1.01 7.47 0.10 5.59c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.16 45.12 8.26 57.10 0.00 54.27d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 1.01 2.07 -0.45 0.72 -0.22 0.06VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.45 8.56 -0.02 8.65 0.43 2.18a. JASA PENDIDIKAN 0.00 11.53 0.00 11.53 0.00 0.00b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.00 1.69 0.00 1.69 0.00 0.00c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 3.85 4.16 0.30 3.83 3.10 7.36d. REKREASI -0.78 5.60 -0.40 6.40 -0.34 6.03e. OLAHRAGA -0.20 5.70 0.44 6.16 0.00 1.36VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.34 3.93 -0.09 3.43 0.37 1.82a. TRANSPOR 0.51 2.99 -0.70 1.92 -0.31 -0.78b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.02 21.27 3.49 23.32 5.35 25.43d. JASA KEUANGAN 0.00 0.22 0.00 0.22 0.00 0.00

INFLASI (UMUM) 1.53 3.79 3.22 7.91 2.37 7.91

Sumb Sumber: BPS (diolah)

Triwulan I-2010 Triwulan II-2010 Triwulan III-2010KELOMPOK/SUBKELOMPOK

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi

terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; beras (Juli 2010), beras; tarip

listrik; nasi (Agustus 2010) serta daging ayam ras; nila; kacang panjang

(September 2010). Sementara itu, deflasi yang dialami kota Jambi pada bulan

Agustus 2010 dipicu oleh menurunnya harga cabe merah; daging ayam ras; dan

bawang merah.

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

37

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode triwulan III-2010 TW III-2010 TW III-2010

Sumbangan Sumbangan

JULI JULI

1 CABE MERAH 0.3672 1 GABUS -0.0050

2 DAGING AYAM RAS 0.3064 2 TEPUNG TERIGU -0.0036

3 BERAS 0.2925 3 TEH -0.0033

4 NILA 0.1424 4 SABUN DETERGEN BUBUK -0.0032

5 TELUR AYAM RAS 0.1276 5 KAYU BALOKAN -0.0031

6 BAWANG MERAH 0.1256 6 CABE RAWIT -0.0029

7 BAWANG PUTIH 0.0880 7 VCD/DVD PLAYER -0.0024

8 LAMBAK 0.0756 8 SEPAT SIAM -0.0022

9 PATIN 0.0586 9 BESI BETON -0.0018

10 PETAI 0.0576 10 SABUN CREAM DETERGEN -0.0014

1.6415 -0.0289AGUSTUS AGUSTUS

1 BERAS 0.1753 1 CABE MERAH -0.9191

2 TARIP LISTRIK 0.1511 2 DAGING AYAM RAS -0.5003

3 NASI 0.1374 3 BAWANG MERAH -0.1347

4 MINYAK GORENG 0.1192 4 TOMAT SAYUR -0.0613

5 NILA 0.1060 5 TERI 0.0410

6 KETUPAT/LONTONG SAYUR 0.0929 6 KACANG PANJANG -0.0354

7 DENCIS 0.0790 7 BENSIN -0.0289

8 GULAI 0.0476 8 CABE RAWIT -0.0277

9 PISANG 0.0385 9 KOL PUTIH/KUBIS -0.0258

10 MIE KERING INSTANT 0.0287 10 PATIN -0.0177

0.9757 -1.7099SEPTEMBER SEPTEMBER

1 DAGING AYAM RAS 0.7042 1 CABE MERAH -0.5813

2 NILA 0.1179 2 BAWANG MERAH -0.0321

3 KACANG PANJANG 0.0835 3 PEPAYA -0.0186

4 SATE 0.0517 4 SENG -0.0185

5 PATIN 0.0489 5 TOMAT SAYUR -0.0169

6 KELAPA 0.0488 6 BENSIN -0.0145

7 BAYAM 0.0477 7 CABE HIJAU -0.0141

8 PERBAIKAN RINGAN KENDARAAN 0.0473 8 BATU BATA/BATU TELA -0.0137

9 ROKOK KRETEK FILTER 0.0443 9 KOL PUTIH/KUBIS -0.0120

10 PEMELIHARAAN/SERVICE 0.0424 10 BAWANG PUTIH -0.0115

1.2367 -0.7332Sumber : BPS (diolah)

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan III-2010 mengalami inflasi

sebesar 4,89% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi

pada sub kelompok ikan segar sebesar 22,50% (q-t-q) serta sub kelompok sayur-

sayuran sebesar 15,54% (q-t-q).

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

- 38 - 38

Grafik 2.4. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

(Ringgit/Ton)

2737

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3500

4500

5500

6500

7500

8500

9500

10500

11500

12500(Rp/Kg)

CPO internasional (aksis kiri)Minyak goreng lokal (aksis kanan)

Pada triwulan laporan, harga rata-rata crude palm oil (CPO) internasional

mengalami peningkatan. Selama triwulan III-2010, harga CPO meningkat 7,27%.

Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan harga CPO diikuti dengan naiknya

harga minyak goreng lokal. Harga rata-rata minyak goreng lokal berdasarkan

data dari Disperindag naik 7,34% dibandingkan triwulan lalu. Meningkatnya

permintaan terhadap CPO menyebabkan harga minyak goreng dalam negeri

naik.

Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami inflasi sebesar

13,54% (q-t-q). Selama bulan Juli dan September 2010, daging ayam ras

merupakan tiga besar komoditi penyumbang inflasi terbesar. Kenaikan harga

daging ayam ras antara lain berasal dari naiknya harga pakan ternak dan harga

bibit ayam. Sementara pergerakan harga daging sapi cenderung sedikit

meningkat selama triwulan laporan. Peningkatan demand masyrakat terhadap

daging ayam ras dan daging sapi menjelang Idul Fitri 1431 H juga memicu

kenaikan harga.

Perkembangan harga beras (IR 64) menunjukkan peningkatan pada

triwulan laporan sebesar 6,41% dibandingkan triwulan II-2010. Hal ini juga

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

39

diikuti dengan kenaikan harga beras ukuran 20 kg (merek Anggur, King, Belida)

yang berkisar Rp11,650,20/20 kg s.d. Rp18.400,49/20 kg. Meningkatnya

distribusi beras dari sentra produksi di Sumatera Selatan dan Lampung ke

Jakarta memicu menurunnya pasokan beras untuk kota Jambi sehingga

berdampak pada naiknya harga beras Jambi.

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.8. Perkembangan Harga Daging (USD/Bushel)

495.75

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500(Rp/Kg)

Jagung internasional (aksis kiri)Jagung pipilan kering (aksis kanan)

(Rp/Kg)

0

8000

16000

24000

32000

40000

48000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

45000

50000

55000

60000

65000

70000

Ayam Kampung (aksis kiri)

Daging Ayam Broiler (aksis kiri)

Daging Sapi Murni (aksis kanan)

Grafik 2.9. Perkembangan Harga Beras14

(USD/CWT)

12.57

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

(Rp/Kg)

Beras internasional (aksis kiri)lokal IR 64 (aksis kanan)

Sub kelompok ikan segar mengalami kenaikan harga tertinggi pada

triwulan laporan sehingga mencapai 22,50% (q-t-q). Meningkatnya harga ikan

laut dipicu oleh berkurangnya frekuensi melaut nelayan tradisional karena

khawatir akan ombak besar.

14 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg.

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

- 40 - 40

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Tepung Terigu

(USD/Bushel)

674

0

200

400

600

800

1000

1200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

(Rp/Kg)

Wheat/Gandum (aksis kiri)

Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

Sementara, perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru relatif

stabil yaitu di harga Rp7.500/kg. Tren peningkatan rata-rata harga gandum, yang

merupakan bahan baku tepung terigu, di pasar internasional sebesar 40,57%

menjadi $663,67/bushel pada triwulan laporan belum diikuti dengan naiknya

harga tepung terigu di Jambi.15

Perkembangan harga sub kelompok bumbu-bumbuan pada triwulan

laporan mengalami penurunan sebesar 28,11% (q-t-q) terutama dipengaruhi

oleh turunnya harga cabe merah (keriting dan biasa) dan bawang merah yang

cukup signifikan sejak 2 bulan terakhir periode triwulan laporan. Lancarnya

pasokan juga menekan harga cabai kembali pada posisi normal setelah di bulan

Juni dan Juli 2010 mengalami kenaikan harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir.16

15 Satu bushel setara dengan 27 kg. 16 Pasokan cabai ke Kota jambi dipasok dari Kerinci, Sarolangun, Sumatra Barat serta Bengkulu (Curup)

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

41

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang

(Rp/kg)

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa

Bawang Putih Bawang Merah

2. Kelompok Makanan Jadi

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan III-

2010 mengalami inflasi sebesar 12,52% (y-o-y) dengan laju inflasi triwulanan

sebesar 3,42% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi

tercatat pada sub kelompok makanan jadi sebesar 4,11% (q-t-q), diikuti sub

kelompok tembakau dan minuman beralkohol (2,82%/q-t-q) serta sub kelompok

minuman tidak beralkohol (1,73%/q-t-q).

Pada triwulan laporan, sumbangan nasi, ketupat/lontong sayur, gulai dan

sate memberikan sumbangan cukup berarti bagi kenaikan harga sub kelompok

makanan jadi. Naiknya harga bahan makanan selama periode bulan puasa dan

menjelang Lebaran diikuti dengan kenaikan harga makanan jadi, terutama

didorong oleh kenaikan harga beras dan harga ayam broiler. Disamping itu,

kenaikan cukai rokok yang mulai berlaku 1 Januari 2010 sesuai Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau

masih memberi dampak pada kenaikan harga rokok.17

17 Sumber: www.depkeu.go.id. Besaran kenaikan tarif cukai tahun 2010 untuk sigaret adalah, SKM (Sigaret Kretek Mesin) I rata-rata sebesar Rp 20, SKM II sebesar Rp 20, SPM (Sigaret Putih

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

- 42 - 42

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III-

2010 mengalami inflasi sebesar 0,49% (q-t-q) serta dengan laju inflasi tahunan

mencapai 2,51% (y-o-y). Berdasarkan sub kelompoknya, kelompok bahan bakar,

penerangan dan air mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 3,14% (q-t-q) diikuti

sub kelompok perlengkapan rumah tangga (0,09%/q-t-q). Sementara, sub

kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok penyelenggaraan rumah

tangga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,70% (q-t-q) dan 0,32% (q-t-

q).

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan III-2010 mengalami inflasi sebesar

1,58% (q-t-q). Inflasi kelompok sandang disumbangkan oleh sub kelompok anak-

anak, sub kelompok wanita serta sub kelompok sandang laki-laki yang masing-

masing mengalami inflasi sebesar 4,53% (q-t-q); 2,32% (q-t-q) dan 1,14% (q-t-

q). Sementara sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami

deflasi sebesar 0,71% (q-t-q).

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

(USD/troy ounce)

1308.35

352,702

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi

0

80000

160000

240000

320000

400000(Rp/gram)

Emas internasional (aksis kiri)Emas Lokal 24 karat (aksis kanan)

Mesin) I sebesar Rp 35, SPM II sebesar Rp 28, SKT I (Sigaret Kretek Tangan) sebesar Rp 15, SKT II sebesar Rp 15, SKT III sebesar Rp 25.

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

43

Harga rata-rata emas pada triwulan laporan kembali mengalami

peningkatan. Harga rata-rata emas (logam mulia) 24 karat di Jambi pada triwulan

III-2010 sebesar Rp344.520,00/gram meningkat 3,60% dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar Rp332.536,00/gram.18 Hal ini sejalan dengan peningkatan

harga emas internasional yang mampu mencapai 1.308,35/troy ounce pada akhir

September 2010.19

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan mengalami deflasi sebesar 0,06% (q-t-q) pada

triwulan III-2010. Penurunan harga pada kelompok kesehatan disumbangkan

oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi sebesar

0,22% (q-t-q). Sub kelompok jasa perawatan jasmani serta sub kelompok jasa

kesehatan relatif tidak mengalami perubahan harga. Sementara itu, sub

kelompok obat-obatan sebesar 0,10% (q-t-q).

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan III-2010

mengalami inflasi sebesar 0,43% (q-t-q). Peningkatan harga dimaksud

disumbangkan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan yang

mengalami inflasi sebesar 3,10% (q-t-q). Sub kelompok jasa pendidikan, sub

kelompok kursus-kursus/pelatihan serta sub kelompok olahraga relatif tidak

mengalami perubahan harga. Sementara itu, sub kelompok rekreasi mengalami

penurunan harga sebesar 0,34% (q-t-q) pada triwulan laporan.

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan III-2010 sebesar

0,37% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi pada sub

kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 5,35% (q-t-q). Sedangkan

sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami

18 Sumber: BPS Provinsi Jambi. 19 Sumber: Bloomberg. 1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

INFLASI

- 44 - 44

perubahan harga. Namun demikian, sub kelompok transportasi mengalami

deflasi sebesar 0,31% (q-t-q).

Perkembangan harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami

penurunan periode triwulan III-2010. Periode triwulan III-2010, harga rata-rata

minyak sebesar USD 76,95/barrel, menurun 2,08% dari triwulan sebelumnya

yang mencapai USD 78,58/barrel. Penurunan harga minyak di pasar

internasional berdampak baik pada APBN sehingga subsidi bahan bakar tidak

melampaui target pemerintah. Implikasinya, pemerintah belum ada rencana

untuk menaikkan kembali harga BBM dalam negeri yang dapat memicu

kenaikan angka inflasi lebih tinggi lagi.

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

Harga Minyak (USD/Barrel)

79.97

0

25

50

75

100

125

150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 111 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 111 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 111 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

i

Boks 2.

KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI JELANG HARI BESAR KEAGAMAAN

Dalam rangka mengantisipasi gejolak harga jelang hari besar keagamaan telah

dilaksanakan rapat koordinasi untuk memantau pergerakan harga, faktor penyebab

kenaikan inflasi serta rencana penanganannya. Adapun kesiapan pasokan bahan

makanan untuk menghadapi hari besar keagamaan tergantung dari beberapa faktor

yaitu:

a) Aspek Suplai

Komoditi bahan makanan di Jambi berasal dari produksi Lokal maupun

luar provinsi Jambi (terutama bahan pokok dan barang kebutuhan lainya

untuk dikonsumsi selama bulan puasa dan lebaran) seperti : beras (jenis

dan merk tertentu), gula pasir, minyak goreng, daging, telur, mentega,

kacang tanah, dsb.

b) Sarana & Prasarana Distribusi

Sebagian besar (30% s/d 70%) bahan kebutuhan pokok tersebut dipasok

dari luar Provinsi Jambi sehingga kelancaran distribusi (sarana jalan dan

angkutan) mempengaruhi ketersediaan/ stok ditingkat distributor, grosir

dan pengecer dalam wilayah Provinsi Jambi.

c) Aspek Demand

Perilaku konsumen (kebiasaan masyarakat misal : menjelang bulan puasa

s/d pertengahan bulan puasa cenderung membeli bahan makanan

sedangkan pada Minggu ke III & ke IV cenderung membeli sandang/

pakaian dan H-3 s/d H-1 cenderung membeli daging.

Dengan demikian, dinas dan instansi telah menetapkan langkah antisipatif

yang dilakukan untuk mengahadapi bulan puasa dan lebaran:

a) Melakukan pemantauan stok ke gudang Distributor/Grosir (yang

memasok barang dari luar Provinsi memonitor distribusinya).

b) Memantau harga eceran di pasar tradisional dan pasar modern.

c) Berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota melalui Disperindag untuk

kelancaran Distribusi & Ketersediaan barang serta perkembangan harga

eceran di daerah guna mengatasi permasalahan dalam distribusi & stock

bahan kebutuhan masyarakat.

d) Berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota melalui Disperindagnya

e) Disperindag provinsi Jambi bekerjasama dengan Disperindag di sembilan

kabupaten dan kota mengadakan Pasar Murah pada bulan Agustus dan

awal September lalu. Pelaksanaan pasar murah tersebut bertujuan untuk

mengurangi hempasan masyarakat ke pasar jelang Lebaran. Beberapa

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

ii

komoditi yang dijual dalam pasar murah tersebut adalah beras, minyak

goreng, gula pasir, tepung terigu, mentega, kacang tanah, sirup dan susu.

f) Pelaksanaan operasi pasar untuk daging yang digelar oleh Disnakkeswan

untuk menjaga kestabilan harga daging-dagingan sejak H minus 3 lebaran

di kota Jambi dengan mempersiapkan stok sebanyak 306 ekor (milik

provinsi dan kota Jambi). Operasi Pasar daging sapi akan dilaksanakan di 8

titik yaitu pasar Angso Duo (2 titik), pasar Talang Banjar (2 titik), pasar

Kasang, pasar Keluarga, pasar Vila Kenali, dan pasar Simpang Pulai dengan

harga jual daging sebesar Rp75.000/kg yang dapat berubah tergantung

kondisi pasar.

g) Selain itu Disnakkeswan juga menghimbau kepada instansi pemerintah

untuk melakukan pemotongan sendiri sehingga menghindari penumpukan

pembeli di pasar, bekerja sama dengan pedagang di beberapa titik dalam

kota Jambi serta memberikan subsidi harga daing Rp5.000/kg kepada

pedagang yang bekerjasama sehingga para pedagang tersebut tidak

menjual lebih dari Rp75.000/kg.

h) Percepatan penyaluran raskin oleh BULOG menjadi menjadi tanggal 2-6

pada bulan September lalu dari biasanya tanggal 10-15 setiap bulannya.

Semenara itu, dari sisi transportasi, pencanangan masa angkutan lebaran telah

diselenggarakan pada tanggal 3 September 2010 oleh Gubernur Jambi di terminal

Alam Barajo Kota Jambi sebagai tanda dimulainya semua persiapan lebaran. Prediksi

Dishub Provinsi Jambi, jumlah penumpang pada lebaran tahun 2010 meningkat

berkisar 5-10% dari tahun lalu dengan kenaikan yang cukup tinggi di moda

transportasi udara.

Arus mudik dan balik lebaran diperkirakan akan dimulai dari H – 7 yaitu

tanggal 3 September 2010 sampai dengan H + 7 di tanggal 18 September 2010.

Adanya kebijakan cuti bersama menyebabkan relatif berkurangnya. Jumlah pemudik

provinsi Jambi tahun 2010:

Tabel 1. Periode Angkutan Lebaran

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 SEPT

J S M S S R K J S M S S R K J S HARI

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 H H H+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 PELAKS

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

iii

Tabel 2. Prediksi Jumlah Penumpang Angkutan Lebaran Provinsi Jambi 2010

(H -7 sampai dengan H+7 lebaran)

NO. MODA TH.2008 TH.2009 PREDIKSI TH.2010

DTG BRGKAT DTG BRGKAT DTG BRGKAT

1. Darat 115.475 152.738 153.834 133.216 169.217 146.538

2. Sungai 56.945 57.852 16.817 13.738 18.499 15.112

3. Laut 1.435 2.527 2.661 1.455 2.927 1.601

4. Udara 14.951 15.513 18.846 19.816 21.673 22.788

Kondisi saat ini permasalahan yang terdapat dalam transportasi darat adalah:

a) Kondisi cuaca yang kurang baik (kemarau basah)

b) Kondisi jalan (nasional dan provinsi) masih dalam keadaan rusak, potensi

rusak, rawan kecelakaan dan kemacetan

c) Potensi timbulnya calo tiket di bandara dan terminal

d) Pengguna sepeda motor yang cenderung meningkat

Oleh sebab itu Dinas Perhubungan Provinsi Jambi telah menetapkan beberapa

kebijakan untuk mengurangi kendala-kendala dimaksud, seperti:

a) Pembentukan Tim koordinasi Tingkat Provinsi dan Kebupaten Kota

Personil yang terlibat dalam Posko ini adalah:

Dishub provinsi Jambi

Dishub kota Jambi

Polda jambi

Dinas Kesehatan provinsi Jambi

Dinas Pekerjaan Umum provinsi Jambi

• PT Jasa Raharja (persero) cabang Jambi

DPD Organda provinsi Jambi

ORARI Jambi

RAPI Jambi

Personil posko di wilayah kabupaten

b) Penyiapan Sarana Angkutan Darat, Laut dan Udara

c) Pengendalian Tarif Angkutan Jalan, Sungai dan Udara

d) Pembentukan Posko

e) Pengendalian Angkutan Barang

f) Pengendalian Pasar Tumpah

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

45

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan pada triwulan III-2010 menunjukkan penurunan dari sisi

aset dan penghimpunan dana sementara penyaluran kredit masih meningkat.

Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan mengalami

peningkatan 720 bps menjadi 91,52%. Dari sisi kualitas kredit yang diberikan

menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan angka Non Performing

Loan (NPL) mengalami peningkatan.

A. Perkembangan Kelembagaan20

Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor

Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan III - 2010 tercatat sebanyak 24

(dua puluh empat) bank umum dan 11 (sebelas) BPR, yang terdiri dari 218 kantor

bank umum dan 17 kantor BPR. Dari 24 (dua puluh tiga) bank umum yang

beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 20 (dua puluh) bank konvensional,

termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 4 (empat) bank

syariah.

Pada periode triwulan laporan tidak terdapat penambahan bank umum

namun terdapat penambahan 13 (tiga belas) kantor bank dimana seluruhnya

merupakan Kantor Cabang Pembantu. Sementara untuk BPR, tidak terdapat

penambahan kantor.

Berdasarkan sebarannya, jumlah kantor bank umum terbesar masih

terdapat di Kota Jambi, yaitu sebanyak 85 (delapan puluh lima) kantor atau

36,17% dari seluruh total kantor bank di Provinsi Jambi. Sementara, untuk

kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, yaitu sebanyak 5 (lima) kantor (2,13%).

20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

46

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw IIIKota Jambi 69 73 75 76 79 82 85 36.17Kerinci 19 20 20 21 21 21 21 8.94Bungo 14 15 16 18 20 21 22 9.36Muara Jambi 18 18 18 19 19 19 22 9.36Sarolangun 13 13 13 15 16 16 17 7.23Tebo 13 13 13 14 14 15 17 7.23Merangin 14 15 15 15 15 15 17 7.23Batanghari 12 12 12 14 14 14 15 6.38Tanjung Jabung Barat 13 13 13 13 14 14 14 5.96Tanjung Jabung Timur 5 5 5 5 5 5 5 2.13T O T A L 190 197 200 210 217 222 235 100.00

JUMLAH BANK2009 2010 Pangsa

(%)

B. Bank Umum21

1. Perkembangan Aset Bank

Total aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan turun

Rp86,09 miliar atau 0,55% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

mencapai 4,23%. Menurunnya aset perbankan dipicu oleh menurunnya aset

bank pemerintah sebesar Rp229,48 miliar (turun 2,15%). Sementara itu aset

bank swasta dan bank syariah meningkat masing-masing Rp62,67 miliar(1,42%)

dan Rp80,72 miliar (15,07%). Dengan demikian, total aset bank umum pada

triwulan laporan turun menjadi sebesar Rp15.539,95 miliar.22

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

-4.00

0.00

4.00

8.00

12.00

16.00

20.00

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

Q3-08

Q4-08

Q1-09

Q2-09

Q3-09

Q4-09

Q1-10

Q2-10

Q3-10

PersenRp miliar

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%)

21 Posisi data bank umum diambil berdasarkan periode Laporan Bank Umum bulan Mei 2010. 22 Bank konvensional termasuk bank milik pemerintah dan bank swasta nasional.

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

47

Dilihat dari total pangsa pasar aset bank umum, pangsa aset bank

konvensional tercatat sebesar 96,03% sementara aset bank syariah sebesar

3,97% pada triwulan laporan.

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan

laporan turun sebesar 3,83%, yaitu dari Rp12.161,12 miliar menjadi Rp11.695,91

miliar.

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK bank umum dialami

oleh bank syariah sementara penghimpunan dana oleh bank konvensional

mengalami penurunan. DPK bank syariah meningkat sebesar Rp30,87 miliar atau

setara dengan 11,05% sementara DPK bank konvensional menurun sebesar

Rp496,08 miliar atau sebesar 4,18% dari triwulan sebelumnya. Dengan demikian

total DPK bank umum pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar

Rp465,21 miliar.

Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Nominal Persen9,998,588 10,597,374 11,213,788 11,881,723 11,385,640 (496,083) (4.18)

1 2,047,600 1,929,641 2,880,322 3,039,223 2,480,577 (558,646) (18.38) 2 5,002,675 5,904,495 5,494,397 5,944,913 5,946,637 1,724 0.03 3 Simpanan Berjangka 2,948,313 2,763,238 2,839,069 2,897,587 2,958,426 60,839 2.10

232,860 245,135 257,148 279,399 310,268 30,869 11.05 1 53,782 54,778 52,815 57,382 61,575 4,193 7.31 2 117,482 131,172 138,017 151,990 164,775 12,785 8.41 3 61,596 59,185 66,316 70,027 83,918 13,891 19.84

10,231,448 10,842,509 11,470,936 12,161,122 11,695,908 (465,214) (3.83) 1 2,101,382 1,984,419 2,933,137 3,096,605 2,542,152 (554,453) (17.91) 2 5,120,157 6,035,667 5,632,414 6,096,903 6,111,412 14,509 0.24 3 3,009,909 2,822,423 2,905,385 2,967,614 3,042,344 74,730 2.52

Pertumbuhan

Bank Konvensional

URAIAN2009 2010

GiroTabunganSimpanan Berjangka

GiroTabungan

Bank SyariahGiroTabungan Simpanan Berjangka

Jumlah

Berdasarkan jenis penghimpunan dana, menurunnya DPK pada

triwulan laporan dipicu oleh menurunnya penghimpunan giro masyarakat sebesar

Rp554,45 miliar (17,91%). Sementara, penghimpunan dana melalui tabungan

dan deposito meningkat masing-masing sebesar Rp14,51 miliar (0,24%) dan

Rp74,73 miliar (2,52%). Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar

masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 52,25%, diikuti oleh deposito 26,01%

dan giro 21,74%.

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

48

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

0 500

1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 5,500 6,000 6,500

Q1-03 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Rp miliarRp miliar

Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan)

Berdasarkan golongan pemilik, menurunnya nilai DPK terutama

berasal dari golongan pemerintah daerah sebesar Rp181,99 miliar, diikuti dengan

perorangan sebesar Rp168,70 miliar, serta pemerintah pusat sebesar Rp69,98

miliar. Dengan demikian, berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih dikuasai

oleh golongan pemilik perorangan yang mencapai 75,54%, diikuti oleh

pemerintah daerah (13,73%), dan perusahaan swasta (6,63%).

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share

1 Pemerintah Pusat 62,629 0.55 147,398 1.22 77,419 0.67

2 Pemerintah Daerah 1,796,811 15.66 1,756,391 14.48 1,574,403 13.73

3 Badan/lembaga pemerintah 78,112 0.68 77,750 0.64 73,509 0.64

4 Badan Usaha Milik Negara 112,636 0.98 116,547 0.96 110,195 0.96

5 Perusahaan asuransi 272,663 2.38 271,395 2.24 276,624 2.41

6 Perusahaan swasta 728,267 6.35 760,663 6.27 760,031 6.63

7 Yayasan dan Badan Sosial 93,097 0.81 98,176 0.81 103,245 0.90

8 Koperasi 34,019 0.30 29,876 0.25 29,485 0.26

9 Perorangan 8,266,470 72.07 8,833,850 72.84 8,665,153 75.54

10 Lainnya 25,530 0.22 35,298 0.29 24,885 0.22

Jumlah 11,470,234 100.00 12,127,344 100.00 11,694,949 101.96

Bukan Penduduk/Non-Residents 702 0 33,778 0 956 0

11,470,936 12,161,122 11,695,905

Penduduk/Residents

Trw.II-2010 Trw.III-2010Trw.I-2010

Penduduk dan bukan penduduk

No. Golongan Pemilik

Berdasarkan lokasi bank, penurunan jumlah penghimpunan dana

masyarakat dialami oleh semua kabupaten. Penurunan jumlah penghimpunan

dana ini dipicu oleh menurunnya penghimpunan giro di seluruh Kabupaten/Kota

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

49

di Jambi. Menurunnya jumlah giro tersebut dipicu oleh tingginya aktivitas

pembayaran oleh perusahaan-perusahaan setelah semester pertama berakhir.

Berdasarkan lokasinya, penurunan jumlah DPK terbesar dialami oleh kabupaten

Tanjung Jabung Barat diikuti oleh Merangin yang turun masing-masing sebesar

Rp95,70 miliar (14,94%) dan Rp88.11 miliar (14,90%).

Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Bank (dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen

1 Kota Jambi 7,872,852 68.63 8,220,371 67.60 8,181,003 69.95 (39,368) (0.48)

2 Batanghari 454,127 3.96 549,271 4.52 473,650 4.05 (75,621) (13.77)

3 Tanjung Jabung Barat 677,151 5.90 640,468 5.27 544,771 4.66 (95,697) (14.94)

4 Merangin 528,091 4.60 591,481 4.86 503,372 4.30 (88,109) (14.90)

5 Kerinci 683,879 5.96 785,186 6.46 730,986 6.25 (54,200) (6.90)

6 Sarolangun 67,893 0.59 123,163 1.01 90,611 0.77 (32,552) (26.43)

7 Bungo 829,584 7.23 889,242 7.31 836,348 7.15 (52,894) (5.95)

8 Tebo 103,762 0.90 81,788 0.67 79,015 0.68 (2,773) (3.39)

9 Tanjung Jabung Timur 253,597 2.21 280,152 2.30 256,152 2.19 (24,000) (8.57)

11,470,936 100.00 12,161,122 100.00 11,695,908 100.00 (465,214) (3.83)

Trw.II-10 Trw.III-10Trw.I-10 Pertumbuhan

JUMLAH

Kota/KabupatenNo.

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan

meningkat Rp449,5 miliar (4,38%) namun lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,70%. Total penyaluran

kredit pada triwulan laporan sebesar Rp10.704,06 miliar meningkat dari triwulan

lalu yang sebesar Rp10.254,56 miliar.

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

50

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal Persen

Kelompok Bank 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704,063 449,500 4.38 1 Bank Konvensional 8,482,025 8,705,998 8,992,671 9,758,969 10,132,529 373,560 3.83 2 Bank Syariah 387,162 410,914 441,618 495,594 571,534 75,940 15.32

Jenis Penggunaan 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704,063 449,500 4.38 1 Modal Kerja 3,508,606 3,672,737 3,647,185 3,733,927 4,531,325 797,398 21.36 2 Investasi 1,670,957 1,769,894 1,666,305 2,004,096 1,580,426 (423,670) (21.14) 3 Konsumsi 3,689,624 3,674,281 4,120,799 4,516,540 4,592,312 75,772 1.68

Sektor Ekonomi 8,869,187 9,116,912 9,434,289 10,254,563 10,704,063 449,500 4.38 1 Pertanian 1,208,369 1,350,288 993,939 1,105,772 1,219,268 113,496 10.26 2 Pertambangan 29,409 25,941 28,484 23,480 32,550 9,070 38.63 3 Perindustrian 459,335 438,242 448,754 492,388 515,479 23,091 4.69 4 Listrik, Gas dan Air 26,852 26,852 27,073 27,051 26,994 (57) (0.21) 5 Konstruksi 252,991 250,442 238,904 287,507 432,841 145,334 50.55 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,628,817 2,740,329 2,149,003 2,316,973 2,611,653 294,680 12.72 7 Pengangkutan, Pergudangan dan

Komunikasi 98,848 109,939 127,354 121,817 133,715 11,898 9.77 8 Jasa-jasa Dunia Usaha 326,087 340,406 336,225 389,259 353,748 (35,511) (9.12) 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 138,022 148,433 126,424 177,790 205,845 28,055 15.78

10 Lain-lain 3,700,457 3,686,040 4,958,129 5,312,526 5,171,970 (140,556) (2.65)

URAIAN2009 Pertumbuhan2010

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik

oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank

konvensional tumbuh Rp373,56 miliar (3,83%) sementara kredit bank syariah

tumbuh Rp75,94 miliar (15,32%). Sementara, jika dilihat dari pangsa (share)

penyaluran kredit, kelompok bank pemerintah masih mendominasi dengan

pangsa sebesar 95,23%, diikuti dengan kelompok bank syariah sebesar 4,77%.

Berdasarkan Jenis Penggunaan, peningkatan jumlah kredit dialami oleh

kredit konsumsi dan modal kerja sementara kredit investasi mengalami

penurunan. Kredit modal kerja meningkat Rp797,40 miliar (21,36%) dari triwulan

sebelumnya diikuti dengan kredit konsumsi yang tumbuh Rp75,77 miliar

(1,68%). Sementara itu, kredit investasi mengalami penurunan sebesar Rp423,67

miliar (21,14%).

Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar masih didominasi oleh kredit

konsumsi, yaitu sebesar 42,90% dari total kredit pada triwulan laporan.

Kemudian diikuti oleh kredit modal kerja sebesar 42,33%, dan kredit investasi

sebesar 14,76%.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, hampir semua sektor ekonomi

mengalami peningkatan jumlah penyaluran kreditnya, kecuali untuk sektor listrik

gas dan air, dunia usaha dan lain-lain. Secara nominal, peningkatan kredit

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

51

terbesar dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp294,68

miliar (12,72%), yang kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar Rp145,33

miliar (50,55%) dan sektor pertanian sebesar Rp113,50 miliar (10,26%).

Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit sektor lain-lain,

yaitu sebesar 48,32%, yang kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran,

dan hotel sebesar 24,40% dan sektor pertanian sebesar 11,39%. Dominasi

penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,11% dari total

outstanding kredit.

Berdasarkan lokasi Proyek23, jumlah kredit yang disalurkan oleh

perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan

sebesar 5,11%, yaitu dari total kredit sebesar Rp12.873,70 miliar menjadi sebesar

Rp13.532,66 miliar.24 Meningkatnya jumlah kredit ini hampir dialami oleh

beberapa sektor ekonomi seperti perindustrian, perdagangan , pertanian dan jasa

sosial masyarakat. Berdasarkan nominal kredit, peningkatan kredit lokasi proyek

pada triwulan laporan terutama dipicu oleh meningkatnya kredit perindustrian

sebesar Rp818,50 miliar (101,42%), diikuti dengan sektor perdagangan

Rp407,89 miliar (16,12%).

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

I II III IV I II IIIPertanian 1,959,270 2,026,202 2,077,761 2,218,021 1,831,035 1,856,467 2,008,480Pertambangan 97,700 105,661 158,199 218,987 170,809 248,011 103,887Perindustrian 824,440 831,221 810,173 960,764 872,224 807,006 1,625,504Perdagangan 2,234,779 2,457,387 2,682,693 2,800,588 2,149,467 2,529,964 2,937,854Jasa-jasa 1,203,112 1,519,917 1,521,339 1,485,762 1,111,385 1,309,235 1,243,354 - listrik, gas dan air 189,230 492,546 467,801 415,761 187,280 189,581 188,984 - konstruksi 295,102 298,423 312,752 278,993 259,019 297,980 268,264 - pengangkutan 120,743 114,564 104,524 117,160 156,118 181,795 171,260 - jasa dunia usaha 465,298 471,301 484,654 510,934 381,849 460,793 410,307 - jasa sosial masyarakat 132,739 143,083 151,608 162,914 127,119 178,906 204,539Lain-lain 4,085,517 4,301,199 4,380,585 4,582,113 5,876,199 6,123,015 5,613,577TOTAL 10,404,818 11,241,587 11,630,750 12,266,234 12,011,119 12,873,698 13,532,656

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi

2009Sektor Ekonomi2010

23 Data s.d. bulan Agustus 2010. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. 24 Data s.d. bulan Agustus 2010. Mulai Mei 2007, data dana/kredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia).

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

52

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan

menunjukkan peningkatan sebesar 13,94%. Pada triwulan laporan, total

undisbursed loan sebesar Rp1.218,86 miliar atau lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai Rp1.069,75 miliar. Meningkatnya

undisbursed loan tersebut terutama dipicu oleh meningkatnya kelonggaran tarik

kredit investasi yang mencapai 53,97% (meningkat Rp95,78 miliar). Menurunnya

jumlah kredit investasi pada triwulan laporan memicu meningkatnya undisbursed

loan kredit tersebut.

Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar

terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 75,01% diikuti dengan kredit

investasi dan konsumsi masing-masing 22,42% dan 2,57%.

Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

1 investasi 64,087 87,355 111,783 101,832 253,640 177,474 273,257

2 konsumsi 3,744 1,183 472 77,946 66,682 45,807 31,317

3 modal kerja 678,555 567,845 578,390 560,970 850,532 846,466 914,285

746,386 656,383 690,645 740,748 1,170,854 1,069,747 1,218,859 * Perhitungan Undisbursed Loan Tahun 2010 berdasarkan laporan LBU Bassel

2010*

Jenis Penggunaan

Kategori

Total

2009

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Menurunnya penghimpunan dana pihak ketiga sementara penyaluran

kredit perbankan meningkat menyebabkan Loan to Deposits Ratio (LDR)25

berdasarkan wilayah pelapor dan lokasi proyek mengalami peningkatan. Loan to

Deposits Ratio (LDR) berdasarkan wilayah bank pelapor meningkat dari 84,32%

25 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

53

menjadi 91,52%, sedangkan LDR berdasarkan lokasi proyek26 meningkat dari

105,86% menjadi 115,70%.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

97.77% 101.97% 101.20%106.41%

113.68% 110.84%104.71% 105.86%

115.70%

72.65% 75.41% 75.36% 79.44%86.69% 84.08% 82.25% 84.32%

91.52%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

Rp triliun

Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta)DPK Perbankan (Rp juta) LDR Lokasi Proyek (persen)LDR Perbankan Jambi (persen)

Grafik 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi

743

493430

303 266

98 107 80 77 66

864

540

429320

268204

120 8378 69

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Batanghari Muara Jambi Tebo Saro langun Merangin Tanjabbar Bungo Kota Jambi Tanjabtim Kerinci

Triwulan II-10Triwulan III-10

Berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Batanghari memiliki LDR

tertinggi di antara seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi, yaitu sebesar

863,67%, diikuti oleh Kabupaten Muara Jambi sebesar 540,33%. Sementara itu

terdapat tiga kabupaten/kota dengan tingkat LDR kurang dari 100% yaitu Kota

Jambi (83,26%), Tanjung Jabung Timur (78,31%), dan Kerinci (69,39%).

Kualitas kredit yang diberikan pada triwulan laporan menunjukkan

penurunan. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya rasio Non Performing Loan

22 LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank umum pada triwulan laporan. Data LDR berdasarkan lokasi proyek s.d Agustus 2010.

LDR < 100%

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

54

(NPL) gross bank umum, yaitu dari 2,21% pada triwulan sebelumnya menjadi

2,34%.

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor

perindustrian, yaitu sebesar 6,26% yang berarti di atas ketentuan Bank Indonesia

yang sebesar 5%. Sementara itu, NPL sektor-sektor ekonomi lainnya masih

berada dalam kategori baik (dibawah 5%).

Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi

KreditNominal

NPL NPL (%) KreditNominal

NPL NPL (%) KreditNominal

NPL NPL (%)1. Pertanian 993,939 23,376 2.35 1,105,772 26,498 2.40 1,219,268 47,635 3.91 2. Pertambangan 28,484 285 1.00 23,480 272 1.16 32,550 211 0.65 3. Perindustrian 448,754 31,826 7.09 492,388 22,016 4.47 515,479 32,286 6.26 4. Listrik, Gas dan Air 27,073 460 1.70 27,051 501 1.85 26,994 497 1.84 5. Konstruksi 238,904 7,169 3.00 287,507 2,336 0.81 432,841 1,962 0.45

6.Perdagangan, Restoran dan Hotel 2,149,003 55,291 2.57 2,316,973 52,339 2.26 2,611,653 77,490 2.97

7Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 127,354 2,776 2.18 121,817 4,112 3.38 133,715 3,176 2.38

8. Jasa-jasa Dunia Usaha 336,225 6,660 1.98 389,259 5,924 1.52 353,748 3,573 1.01 9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat 126,424 5,899 4.67 177,790 5,724 3.22 205,845 6,585 3.20

10. Lain-lain 4,958,129 90,872 1.83 5,312,526 107,153 2.02 5,171,970 76,692 1.48 9,434,289 224,614 2.38 10,254,563 226,875 2.21 10,704,063 250,107 2.34

Sektor EkonomiTW II-10TW I-10 TW III-10

J U M L A H

No

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.8), terlihat bahwa margin keuntungan

perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan kembali mengalami

penurunan. Margin rata-rata tertimbang27 antara suku bunga kredit dengan suku

bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,32% menjadi 8,21% pada triwulan

laporan. Peningkatan ini dipicu oleh lebih tingginya penurunan suku bunga kredit

sementara suku bunga deposito masih meningkat.

27 Data menggunakan suku bunga rata-rata tertimbang bank umum pemerintah s.d. bulan Mei 2010.

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

55

Grafik 3.5 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

4.69 4.95 5.61 6.02 6.17 6.36 6.5 6.74 7.15 7.06 7.77 7.49 7.99 8.19 8.06 8.30 8.19 8.32 7.92 8.21

02468

101214161820

Jan

Feb

Mar Apr

Mei

Jun Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar Apr

Mei

Juni Juli

Agus

tus

2009 2010

Persen (%)

Margin Kredit Deposito SBI

Stabilnya angka BI Rate semenjak bulan Agustus 2009 diikuti dengan

penurunan suku bunga secara perlahan-lahan oleh perbankan. Suku bunga

deposito yang diberikan perbankan saat ini sudah berada di bawah angka BI-rate

yaitu sebesar 6,19%. Namun demikian, suku bunga kredit yang ditetapkan masih

tinggi yaitu pada kisaran 14% sejak awal tahun 2009.

6. Perkembangan Kredit MKM

Seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 4,3/% pada

triwulan laporan, kredit MKM juga mengalami pertumbuhan bahkan di atas

pertumbuhan total kredit yaitu sebesar 9,15%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kepercayaan perbankan akan kredit MKM masih cukup tinggi. Dengan demikian

pangsa kredit MKM terhadap total kredit terus mengalami peningkatan yaitu dari

sebesar 80,46% menjadi 84,13% pada triwulan laporan.

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

012345678910

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10 TW III-10

p

Total Kredit - Bank Pelapor MikroKecil MenengahPertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor Pertumbuhan UMKM (%)

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

56

Dilihat dari distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa yang terbesar yaitu

40,86% lalu diikuti kredit mikro sebesar 26,43%, serta kredit menengah sebesar

16,84% dari total kredit perbankan.

Grafik 3.7 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

36.08 34.27 34.06 33.59 27.78 26.66 26.43

32.11 34.47 35.14 35.64 39.71 35.89 40.86

18.02 17.50 16.93 17.10 16.05 17.91 16.84

13.78 13.77 13.87 13.67 16.46 19.54 15.87

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10 TW III-10

Kredit Besar/Non-UMKM Menengah Kecil Mikro

Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan kredit UMKM ditopang oleh

meningkatnya pertumbuhan kredit kecil sebesar Rp694,11 miliar (18,86%) diikuti

dengan kredit mikro sebesar Rp94,54 miliar (3,46%) sementara kredit menengah

mengalami penurunan sebesar Rp34,03 miliar (1,85%).

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding

triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang

mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi

mencapai sebesar Rp295,89 miliar atau meningkat 3,57% dibanding pada

triwulan sebelumnya yang sebesar Rp285,70 miliar. Sementara itu, jumlah

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat

sebesar Rp3,21 miliar (1,43%), dan penyaluran kredit tumbuh sebesar Rp5,06

miliar (2,48%).

Lebih tingginya peningkatan jumlah penghimpunan kredit dibandingkan

penyaluran dana pada triwulan laporan menyebabkan Loan to Deposits Ratio

(LDR) mengalami peningkatan, yaitu menjadi sebesar 91,82% dari sebelumnya

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

57

sebesar 90,88%. Sementara itu, kualitas kredit menunjukkan perbaikan, yaitu

dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) menjadi 6,83%.

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

59

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

APBD-P Provinsi Jambi (tidak termasuk anggaran pemerintah kota dan

kabupaten) tahun 2010 sebesar Rp1,60 triliun, meningkat 6,08% dari APBD awal

tahun 2010 yang sebesar Rp1,50 triliun. Dari sisi anggaran pendapatan, jumlah

anggaran pendapatan daerah dalam APBD-P tahun 2010 mencapai Rp1,40 triliun

atau meningkat 6,92% dibandingkan anggaran pendapatan di awal tahun yang

sebesar Rp1,30 triliun.28 Dari kondisi tersebut, jumlah defisit anggaran selama

tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp201,20 miliar yang akan dibiayai dari sisa

lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya.

Tabel 4.1. APBD-P Provinsi Jambi APBD APBD APBD APBD APBD APBD-P2006 2007 2008 2009 2010 2010

Pendapatan Daerah 336.59 364.93 406.31 480.31 503.81 535.75 6.34 Pajak Daerah 297.82 319.49 351.44 423.79 430.80 455.80 5.80 Retribusi Daerah 19.40 22.46 23.58 27.78 40.03 44.95 12.28 Hasil Pengelolaan Pajak daerah yang dipisahkan 4.03 4.03 2.96 4.73 11.06 11.16 0.91 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 15.34 18.95 28.33 24.01 21.92 23.85 8.80

Dana Perimbangan 532.04 591.03 713.83 776.58 801.12 838.31 4.64 Dana Bagi Hasil pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 157.67 156.02 220.57 267.95 292.32 329.21 12.62 Dana Alokasi Umum 374.36 415.02 468.80 473.51 488.51 489.07 0.12 Dana Alokasi Khusus 20.00 24.45 35.12 20.30 20.03 (1.33)

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 26.30 - 16.00 - - 21.13 Pendapatan HibahDana Darurat 5.00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda LainnyaDana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 11.00 21.13 Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda LainnyaBantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dr Pemerintah 26.30

Total Pendapatan 894.93 955.96 1,136.13 1,256.89 1,304.93 1,395.19 6.92 -

Belanja Tidak Langsung 356.56 404.20 522.38 685.67 707.11 716.79 1.37 Belanja Pegawai 179.31 219.38 354.30 355.25 400.80 368.95 (7.95) Belanja Subsidi - 0.36 Belanja Hibah 2.64 3.50 46.80 70.09 49.77 Belanja Bantuan Sosial 21.53 11.29 31.20 4.45 39.54 788.54 Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa 144.70 142.42 142.65 170.95 176.27 222.94 26.48 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Provinsi/Kab/Kota dan Desa

20.10 15.88 6.50 114.77 58.79 9.90 (83.16)

Belanja Tidak Terduga 12.44 5.00 5.00 10.00 20.00 5.00 (75.00) Belanja Langsung 800.28 887.40 906.79 934.92 797.83 879.60 10.25

Belanja Pegawai 123.87 85.14 61.90 58.15 61.68 58.94 (4.45) Belanja Barang dan Jasa 265.26 338.22 335.68 424.68 341.77 324.55 (5.04) Belanja Modal 411.16 464.04 509.22 452.09 394.37 496.11 25.80

Total Belanja 1,156.84 1,291.60 1,429.18 1,620.59 1,504.93 1,596.39 6.08 -

Surplus/Defisit (261.92) (335.64) (293.04) (363.70) (200.00) (201.20) 0.60

Keterangan Perubahan (%)

28 APBD-P Provinsi Jambi tahun 2010 ini disahkan tanggal 5 Oktober 2010

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

60

A. REALISASI PENDAPATAN DAERAH SEMESTER I TAHUN 2010

Sampai dengan semester I tahun 2010, realisasi pendapatan Provinsi Jambi

telah mencapai 58,78% dari target penerimaan (Rp1,30 triliun) atau setara

dengan Rp767,10 miliar. Realisasi pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan

pencapaian realisasi pendapatan pada semester I tahun 2009 yang hanya

menyerap Rp506,80 miliar. Meningaktnya realisasi pendapatan terutama berasal

dari meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2010 yang sebesar

Rp113,69 miliar (22,11%). Peningkatan terbesar terutama disumbangkan oleh

realisasi pajak daerah yang meningkat sebesar Rp99,82 miliar (22,49%).

Grafik 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi

0

25

50

75

100

125

150

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

SMT I SMT II

SMT I SMT II

SMT I SMT II

SMT I

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2009

persen (%)miliar (Rp)

Sumber: Biro Keuangan (diolah)Mulai tahun 2007 laporan realisasi APBD dilakukan per-semester

Pendapatan (aksis kiri) Realisasi Pendapatan (aksis kiri) % Realisasi Pendapatan (aksis kanan)

Dari segi pencapaian realisasi pendapatan, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan memiliki realisasi tertinggi yang mencapai 109,74%,

diikuti oleh komponen dana bagi hasil bukan pajak (SDA) yang mencapai 75,14%

serta Dana Alokasi Umum yang mencapai 75,14% pada semester I tahun 2010.

B. REALISASI BELANJA DAERAH SEMESTER I TAHUN 2010

Belanja pemerintah Provinsi Jambi semester I tahun 2010 terdiri dari

belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga serta transfer yang secara

keseluruhan baru mencapai 34,20% (Rp514,63 miliar). Realisasi belanja semester

I tahun 2010 masih lebih tinggi dibandingkan realisasi posisi yang sama tahun

lalu yang hanya mencapai 23,33%.

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

61

Grafik 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi

-25

0

25

50

75

100

125

150

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

TW I TW II TW III TW IV

SMT I SMT II

SMT I SMT II

SMT I SMT II

SMT I

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2009

persen (%)miliar (Rp)

Sumber: Biro KeuanganMulai tahun 2007, laporan realisasi APBD per-semester

Belanja (aksis kiri) Realisasi Belanja (aksis kiri) % Realisasi Belanja (aksis kanan)

Berdasarkan jenis belanja, realisasi belanja terbesar secara nominal adalah

untuk belanja operasi yaitu sebesar Rp308,58 miliar diikuti dengan belanja modal

sebesar Rp112,64 miliar. Belanja operasi terealisasi sebesar 33,97% dari

anggaran dengan komposisi biaya terbesar (secara nominal) untuk belanja

pegawai yaitu sebesar Rp159,58 miliar diikuti dengan belanja barang sebesar

Rp81,47 miliar. Dari sisi belanja modal, pengeluaran terbesar dari komponen

belanja ini adalah untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp43,29

miliar (terealisasi 18,11%). Sementara itu, anggaran transfer terealisasi sebesar

Rp92,66 miliar (52,57%) di semester pertama ini. Belanja transfer merupakan

transfer bagi hasil pajak ke kabupaten/kota/desa di Provinsi Jambi.

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan III - 2010

terealisasi sebesar Rp630,67 miliar, menurun sebesar 21,28% dibandingkan

triwulan sebelumnya dan menurun sebesar 0,13% dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun lalu. Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi dicapai

oleh jenis pajak bumi dan bangunan sebesar Rp194,77 miliar, diikuti jenis pajak

penghasilan sebesar Rp179,99 miliar.

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

62

Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa

paling besar yaitu 88,11% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan.

Jika dirinci lagi dari pendapatan pajak dalam negeri, maka pendapatan pajak

bumi dan bangunan (35,05%) memiliki pangsa paling besar, diikuti pajak

penghasilan (32,30%), serta pajak pertambahan nilai (30,30%).

Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.4. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi

Pendapatan PPh32.39%

Pendapatan PPN30.30%

Pendapatan PBB35.05%

Pendapatan BPHTB0.95%

Pendapatan Cukai0.00% Pendapatan

Pajak Lainnya1.31%

Pendapatan Pajak Dalam

Negeri88.11%

Pendapatan Pajak

Perdagangan Int'l

3.16%

Penerimaan SDA

0.20%

Pendapatan PNPB Lainnya

8.53%

Grafik 4.3 Grafik 4.4

Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III-2010

terealisasi sebesar Rp764,00 miliar, meningkat sebesar 1,44% dibandingkan

triwulan sebelumnya. Namun demikian, belanja pemerintah pusat didaerah turun

0,51% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu. Secara

nominal, belanja pemerintah pusat tertinggi adalah untuk belanja gaji dan

Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)

Nominal (%)I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 309,825,440,340 766,844,431,227 555,662,022,398 (211,182,408,829) (27.54)

Pendapatan Pajak Penghasilan 149,463,488,691 204,450,473,043 179,988,342,117 (24,462,130,926) (11.96) Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 144,241,599,007 181,037,982,423 168,348,119,007 (12,689,863,416) (7.01) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 3,687,606,231 363,261,432,324 194,785,865,957 (168,475,566,367) (46.38) Pendapatan BPHTB 5,807,485,121 10,659,948,287 5,282,251,447 (5,377,696,840) (50.45) Pendapatan Cukai - - - - Pendapatan Pajak Lainnya 6,625,261,290 7,434,595,150 7,257,443,870 (177,151,280) (2.38) Pengembalian Pendapatan Pajak dan Cukai - - - -

II Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

6,351,103,553 8,098,197,819 19,956,462,890 11,858,265,071 146.43

Pendapatan Bea Masuk 3,097,689,346 2,205,530,389 4,044,897,211 1,839,366,822 83.40 Pendapatan Bea Keluar 3,253,414,207 5,892,667,430 15,911,565,679 10,018,898,249 170.02 Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor - - - - #DIV/0!

III Penerimaan Sumber Daya Alam 557,233,933 718,380,526 1,279,779,850 561,399,324 78.15 Pendapatan Pertambangan Umum 557,233,933 718,380,526 1,018,479,850 300,099,324 41.77 Pendapatan kehutanan - - 261,300,000 261,300,000 #DIV/0!

IV Pendapatan PNPB Lainnya 52,487,470,452 25,477,171,121 53,766,986,500 28,289,815,379 111.04 V Pendapatan Hibah - - - -

369,221,248,278 801,138,180,693 630,665,251,638 (170,472,929,055) (21.28)

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAHPertumbuhan

REALISASI PENDAPATAN

Total Realisasi Pendapatan

Triwulan III 2010Triwulan I 2010 Triwulan II 2010

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

63

tunjangan yaitu sebesar Rp250,54 miliar (32,79%), diikuti dengan belanja

bantuan sosial lembaga pendidikan yang mencapai Rp136,44 miliar (17,86%).

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 205,004,864,088 276,662,079,996 255,246,595,028 (21,415,484,968) (7.74) Belanja Gaji dan Tunjangan 203,118,163,260 271,391,600,396 250,539,793,966 (20,851,806,430) (7.68) Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj 1,909,364,928 5,421,648,664 4,927,961,821 (493,686,843) (9.11) Belanja Kontribusi Sosial (22,664,100) (151,169,064) (221,160,759) (69,991,695) 46.30

II Belanja Barang 53,691,791,130 179,397,100,088 170,683,544,760 (8,713,555,328) (4.86) Belanja Barang 30,005,124,020 106,624,352,377 94,336,676,345 (12,287,676,032) (11.52) Belanja Jasa 6,288,401,684 15,664,863,345 17,556,272,492 1,891,409,147 12.07 Belanja Perjalanan 9,117,773,034 33,312,804,252 33,578,568,805 265,764,553 0.80 Belanja Pemeliharaan 8,280,492,392 23,795,080,114 22,562,608,593 (1,232,471,521) (5.18) Belanja Layanan Umum - - 2,649,418,525 2,649,418,525

III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaa 1,214,571 - 78,428,413 78,428,413 Belanja Denda 1,214,571 - 78,428,413 78,428,413 Belanja Subsidi Perusahaan Negara - - - -

IV Belanja Bantuan Sosial 72,653,304,750 158,548,016,170 196,045,959,162 37,497,942,992 23.65 Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan d 66,604,304,750 92,501,551,600 136,440,731,698 43,939,180,098 47.50 Belanja Lembaga Sosial Lainnya 6,049,000,000 66,046,464,570 59,605,227,464 (6,441,237,106) (9.75)

V Belanja Lain-Lain 2,035,022,998 3,918,468,518 4,530,765,819 612,297,301 15.63 Belanja Lain-Lain 2,035,022,998 3,918,468,518 4,530,765,819 612,297,301 15.63

VI Belanja Modal 47,700,740,640 134,617,868,400 137,409,904,816 2,792,036,416 2.07 Belanja Modal Tanah 506,440,000 1,623,822,400 512,672,544 (1,111,149,856) (68.43) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1,528,616,000 7,798,631,894 11,864,532,636 4,065,900,742 52.14 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1,204,303,184 7,179,100,915 24,517,440,410 17,338,339,495 241.51

Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 44,193,696,936 117,584,089,391 96,353,103,696 (21,230,985,695) (18.06)

Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi - - - - Belanja Modal Fisik Lainnya 267,684,520 432,223,800 3,457,955,530 3,025,731,730 700.04 Belanja Modal Badan Layanan Umum - - 704,200,000 704,200,000

381,086,938,177 753,143,533,172 763,995,197,998 10,851,664,826 1.44

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

PertumbuhanREALISASI BELANJA

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Triwulan II 2010

Total Realisasi Belanja

Triwulan III 2010Triwulan I 2010

Meningkatnya belanja pemerintah pusat di Jambi terutama dipicu

penurunan belanja modal jalan, irigasi dan bangunan sebesar Rp21,23 miliar

(18,06%) sementara belanja bantuan sosial lembaga pendidikan meningkat

Rp43,94 miliar (47,50%). Adapun porsi belanja modal masih kecil yaitu hanya

17,99% yang menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk

meningkatkan pembangunan di daerah masih bisa dioptimalkan lagi.

Grafik 4.5. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

belanja pegawai33.41%

belanja barang22.34%

belanja bantuan sosial

25.66%

belanja lain-lain0.59%

belanja modal17.99%

belanja denda dan subsidi perusahaan

negara0.01%

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

64

D. Keuangan Pemerintah Daerah

Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi

mencapai Rp1,90 triliun pada triwulan laporan (posisi September 2010),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,74 triliun.

Berdasarkan jenisnya, simpanan pemerintah daerah paling besar dalam bentuk

giro (65,08%), diikuti dengan deposito (34,12%).

Grafik 4.6. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

(dalam miliar Rupiah)

Deposito Giro

Pada triwulan III-2010 ini dimana belanja pemerintah mengalami

perlambatan pasca PILKADA pada triwulan lalu, berdampak pada meningkatnya

simpanan pemerintah daerah di perbankan yang meningkat 9,45%. Tingginya

simpanan perbankan terus menunjukkan bahwa transfer dana perimbangan

(khususnya dana alokasi umum/DAU) dari pemerintah pusat ke rekening

pemerintah daerah belum secara optimal direalisasikan.

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

65

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Pada periode triwulan III-2010, aktivitas pembayaran baik tunai maupun

non tunai mengalami peningkatan. Transaksi tunai yang tercatat melalui aliran

masuk dan keluar kas mengalami peningkatan dalam net outflow.29 Seiring

dengan itu, nilai nominal kliring serta volume lembar warkat pada periode

laporan juga meningkat.

Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi

Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III Nominal Persen

Nilai Kliring (juta Rp) 1,413,797 1,585,118 1,600,873 1,721,046 1,632,198 1,499,717 1,892,849 393,132 26.21 Volume Kliring (lembar warkat) 58,349 59,407 61,323 61,397 61,881 57,197 63,822 6,625 11.58 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 295,018 124,946 179,942.58 387,701 217,196 134,582 382,368 247,786 184.11 Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 263,397 923,429 930,375 1,205,071.09 396,030 1,019,262 1,304,163 284,901 27.95 Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) 31,621 (798,483) (750,433) (817,370) (178,834) (884,679) (921,795) (37,116) 4.20 RTGS dari jambi (miliar Rp) 5,511 6,168 6,554 8,032 9,259 12,437 14,675 2,238 17.99 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 18,792 19,149 13,348 17,998 30,773 30,963 22,828 (8,135) (26.27) Penemuan Uang Palsu - - Pecahan Rp100.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp50.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp20.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp10.000,00 - - - - - - - - Jumlah PTTB (juta Rp) 29,578 25,812 78,279 148,972 130,156 114,152 139,562 25,409 22.26 Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 10.03 20.66 43.50 38.42 59.93 84.82 36.50 (48.32) (56.97) Cek dan BG Kosong- Lembar 900 992 1,147 894 716 713 815 102 14.31 - Nominal (juta Rp) 27,286 34,355 29,945 24,805 19,222 17,737 19,087 1,350 7.61

2009 2010 Pertumbuhan (q-t-q)Uraian

A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai

A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan laporan di Provinsi Jambi

mengalami net outflow. Jika dibandingkan pada triwulan yang lalu (q-t-q),

outflow di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sebesar sebesar Rp284,90

miliar atau 27,95% (Grafik 5.1). Hal ini disebabkan oleh kebutuhan uang kartal

dalam rangka pembayaran THR serta tingginya transaksi jelang hari besar

keagamaan pada bulan September lalu.

29 Net outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran uang keluar (outflow) pada periode yang sama.

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

66

Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi

-200

300

800

1,300

1,800

2,300

2,800

-200

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Q1-05 Q2-05 Q3-05 Q4-05 Q1-06 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08 Q3-08 Q4-08 Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10

PersenRp miliar

Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)

Pada triwulan laporan, aliran kas keluar bersih (net cash outflow)

meningkat sebesar Rp37,12 miliar (394,70%). Arus kas masuk (cash inflow)

meningkat sebesar Rp247,79 miliar (184,11%) menjadi Rp382,37 miliar.

A.2. Penyediaan Uang Layak Edar

Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah

tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak

Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal yang tidak layak edar

(lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga kelayakan

uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, PTTB di provinsi

Jambi mengalami peningkatan sebesar Rp25,41 miliar (22,26%) menjadi

Rp139,56 miliar. Namun demikian rasio PTTB terhadap inflows mengalami

penurunan yaitu dari 84,82% menjadi 36,50%.

A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada pecahan

berapapun. Untuk menjaga tidak beredarnya uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor

Bank Indonesia Jambi masih terus melakukan kegiatan Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian

Uang Rupiah kepada masyarakat.

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

67

B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai

B.1. Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan

laporan tercatat sebesar Rp1.892,85 miliar atau meningkat sebesar26,21%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah

warkat kliring yang meningkat sebesar 11,58%, yaitu dari 57.197 lembar menjadi

63.822 lembar.

Di sisi lain, jumlah cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan

sebesar 14,31%, yaitu dari 713 lembar menjadi 815 lembar. Kenaikan tersebut

diikuti juga dengan peningkatan secara nominal jumlah penolakan sebesar

7,61%, yaitu dari Rp17,74 miliar menjadi Rp19,09 miliar.

B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)30

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar dan

masuk/dari dan ke) menurun yaitu sebesar 13,59% sehingga menjadi sebesar

Rp37,50 triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp43,40 triliun.

Transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp2,24 triliun (17,99%) dan

30 Sistem BI-RTGS adalah suatu system transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).

Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring

1,585 1,601 1,721 1,632

1,500

1,893

12.12

0.99 7.51

(5.16)(8.12)

26.21

(25)

(15)

(5)

5

15

25

35

-

500

1,000

1,500

2,000

Trw.II Trw.III Trw.IV Trw. I Trw. II Trw. III

2010

Persendalam miliar Rupiah

Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring

Grafik 5.2

59,407 61,323

61,397 61,881 57,197

63,822

1.81 2,89 0.12 0.79

(7.57)

11.58

(15)

-

15

-

40,000

80,000

120,000

Trw.II Trw.III Trw.IV Trw. I Trw. II Trw. III

2010

Persenlembar warkat

Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring

Grafik 5.3

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

68

transfer keluar dari Provinsi Jambi menurun sebesar Rp8,14 triliun (26,27%) pada

triwulan III tahun 2010.

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

Dari Ke Dari KeTW I-07 5,552.37 4,540.66 89.55 73.24 (28.00) (33.72) (31.48) (36.93) TW II-07 5,469.05 11,659.81 88.21 188.06 (1.50) 156.79 (1.50) 156.79 TW III-07 6,683.00 15,264.37 102.82 234.84 22.20 30.91 16.56 24.87 TW IV-07 6,789.21 14,003.22 113.15 233.39 1.59 (8.26) 10.06 (0.62) TW I-08 5,620.00 16,025.00 93.67 267.08 (17.22) 14.44 (17.22) 14.44 TW II-08 6,351.75 16,874.15 100.82 267.84 13.02 5.30 7.64 0.28 TW III-08 7,204.01 19,314.53 114.35 306.58 13.42 14.46 13.42 14.46 TW IV-08 7,384.30 19,030.05 121.05 311.97 2.50 (1.47) 5.86 1.76 TW I-09 5,511.05 18,792.30 93.41 318.51 (25.37) (1.25) (22.84) 2.10 TW II-09 6,168.31 19,149.01 99.49 308.86 11.93 1.90 6.51 (3.03) TW III-09 6,554.08 13,347.82 107.44 218.82 6.25 (30.29) 8.00 (29.15) TW IV-09 8,031.94 17,997.98 127.49 285.68 22.55 34.84 18.66 30.56 TW I-10 9,259.26 30,772.72 151.79 504.47 15.28 70.98 19.06 76.58 TW II-10 12,437.08 30,962.79 207.28 516.05 34.32 0.62 36.56 2.29 TW III-10 14,675.00 22,828.00 236.69 368.19 17.99 (26.27) 14.19 (28.65) Sumber: www.bi.go.id & KBI Jambi

Kumulatif triwulananPertumbuhan

Rata-rata harianKeteranganDari Ke Dari Ke

Kumulatif Triwulanan Rata-Rata Harian

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

69

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Pada periode triwulan laporan, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK)

menunjukkan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran masih

berada pada level pesimis.31 Sementara, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang

pendidikan pada bulan triwulan III-2010 meningkat sebesar 53,53% jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.32

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan (posisi

bulan September 2010) mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan

sebelumnya (posisi Juni 2010). Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi

(UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) pada triwulan III tahun 2010

meningkat sebesar 387 bps jika dibandingkan triwulan II tahun 2010.33

A. Ketenagakerjaan Daerah

Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, pada 2 bulan awal triwulan III-2010,

jumlah pencari kerja meningkat sebesar 53,53% jika dibandingkan dengan bulan

April dan Mei 2010 (2 bulan awal triwulan II-2010).

Terselenggaranya kegiatan penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) untuk

ditempatkan dilingkungan pemerintah daerah seluruh kabupaten/kota di Provinsi

Jambi serta beberapa BUMN memicu peningkatan angka pencari kerja.34

Penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) merupakan salah satu momentum

31 Nilai saldo dibawah 100 artinya berada pada level pesimis. Jika nilai saldo meningkat, berarti masyarakat memandang kondisi pengangguran membaik. 32 Data perbandingan 2 bulan awal per triwulan, yaitu data Juli-Agustus 2010 dibandingkan data April-mei 2010. 33 Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%). 34 Penerimaan pegawai terutama untuk Kementrian Kehakiman, Bank Indonesia, Pertamina, PLN dsb.

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

70

yang mampu mendorong peningkatan pencari kerja terutama tingkat pendidikan

Sarjana.

Grafik 6.1. Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi Grafik 6.2. Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi

(orang)

( 10 .56 )

( 55.6 3 )

2 1.13

( 50 .2 6 )

10 7.0 1

( 8 .2 8 )( 2 .3 3 )

9 2 .8 6

16 7.9 7

( 55.6 4 )

6 4 .2 6

( 6 5.9 0 )

( 2 8 .14 )

14 .11

( 17.6 9 )

4 9 .2 7

( 3 1.8 2 )( 11.11)

2 2 3 .0 4

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Sumber: Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2010

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250(%)

Total Pencari Kerjag.pencari kerja

Grafik 6.1

orang

-200400600800

1,0001,2001,4001,6001,8002,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Sumber:Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi, 2009

SD SLTPSLTA DI/DIID III/Sarjana Muda Sarjana

Grafik 6.2

Secara nominal, jumlah pencari kerja didominasi oleh tingkat pendidikan

dari SLTA sebanyak 1.640 orang, diikuti dengan sarjana sebesar 537 orang pada

bulan Juli-Agustus 2010. Berdasarkan distribusinya (share), pencari kerja dengan

jenjang pendidikan SLTA merupakan bagian terbesar pencari kerja (69,23%)

diikuti oleh lulusan sarjana (S1&S2) sebesar 22,67%.

Grafik 6.3. Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran

Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspektasi pengangguran Kondisi pengangguran

Sumber: Bank Indoneisa (diolah)

Berdasarkan survei ekspektasi konsumen, jumlah penganguran saat ini

dibandingkan 6 s.d 12 bulan yang lalu masih belum menunjukkan perbaikan.

Kondisi ini tercermin dari nilai saldo kondisi pengangguran yang masih berada

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

71

pada level pesimis (66,00) pada triwulan laporan. Sejalan dengan hal tersebut,

nilai saldo ekspektasi konsumen terhadap kondisi pengangguran juga belum

menunjukkan perbaikan yang berarti yaitu dari sebesar 68,67 menjadi 75,33.

Nilai saldo kondisi pengangguran serta ekspektasi terhadap pengangguran masih

berada pada level pesimis menunjukkan bahwa masyarakat memandang kondisi

ketenagakerjaan masih kurang kondusif.

B. Kesejahteraan

Pergerakan inflasi Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 2,37%/q-t-q

dibandingkan triwulan sebelumnya. Meningkatnya harga-harga beberapa

kebutuhan pokok tersebut pada akhirnya menyebabkan rata-rata triwulanan

kebutuhan hidup layak (KHL) di Provinsi Jambi cukup tinggi, yaitu mencapai

Rp1.128.383,44 pada triwulan III-2010.

Grafik 6.4-6.7. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok

Rp

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Rp

4,000

4,500

5,000

5,500

6,000

6,500

7,000

7,500

Merk Anggur Merk King Merk Belida IR 64 (aksis kanan) IR 42 (aksis kanan)

Perkembangan Harga Beras

Grafik 6.4

Rp

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Segi Tiga Biru Merk Lencana

Perkembangan Harga Tepung Terigu

Grafik 6.5

Rp

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Bimoli Botol Special Tanpa Merk

Perkembangan Harga Minyak Goreng

Grafik 6.6

Rp

-

9,000

18,000

27,000

36,000

45,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Rp

-

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

Ayam Kampung (aksis kiri) Susu Merk Dancow (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Daging Ayam Broiler (aksis kiri) Bawang Merah

Perkembangan Harga Komoditas lainnya

Grafik 6.7

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 2010.

Perkembangan harga rata-rata beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat

Grafik 6.4-6.7) sebagian besar menunjukkan tren peningkatan. Harga rata-rata

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

72

beras ukuran 20 kg (Merek Anggur, King, Belida) mengalami peningkatan harga

sebesar Rp11.650,00-Rp18.400,00/20kg selama periode triwulan laporan, begitu

juga dengan beras jenis IR 64 dan IR 42 yang naik mencapai Rp422/kg.35

Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan harga terjadi pada komoditas

daging ayam (broiler dan kampung) dan daging sapi, bawang merah, cabe merah

(keriting dan biasa), bawang (putih dan merah). Pada periode triwulan laporan,

harga rata-rata cabe (merah dan keriting) mengalami peningkatan pada kisaran

Rp4.611-Rp4.717/kg. Sejalan dengan hal tersebut, kelompok harga daging ayam,

yaitu daging ayam broiler dan daging ayam kampung naik secara rata-rata

masing-masing sebesar Rp6.290,00/kg dan Rp3.752,00/kg. Harga rata-rata

daging sapi juga turut melonjak sebesar Rp1.371/kg menjadi Rp71.371,00/kg.

Pada triwulan laporan, tantangan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya semakin berat. Hal ini tercermin dari rasio Upah Minimum

Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup layak (KHL). Sebagaimana diketahui,

Upah Minimum Provinsi (UMP)36 Provinsi Jambi tahun 2010 yang telah ditetapkan

sebesar Rp900.000 per bulan, meningkat 12,50% dibandingkan tahun 2009

sebesar Rp800.000,00. Rasio UMP terhadap rata-rata KHL pada triwulan laporan

sebesar 79,76%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UMP dalam menutupi

KHM/KHL masih terbatas. Bagi para pekerja yang mendapatkan upah sesuai

dengan UMP atau bahkan dibawah UMP tentunya sangat berat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara

lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi pada bulan

September 2010. Pada bulan September 2010, NTP sebesar 95,98 atau sedikit

menurun 0,11% dibandingkan bulan Juni 2010 (96,09).37 NTP yang masih

berada dibawah 100 menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga hasil produksi

35 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, 2010. 36 Biasanya Upah Minimun Provinsi disesuaikan 1 (satu) tahun sekali. 37 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

73

pertanian relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan

jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi

pertanian.

Indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 sub sektor menunjukkan

fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan

September 2010, It mengalami peningkatan sebesar 2,42% dibandingkan bulan

Juni 2010. Sementara, indeks yang dibayar (Ib) petani juga meningkat sebesar

2,54% dibandingkan bulan Juni 2010. Namun demikian, peningkatan indeks

yang dibayar (Ib) yang lebih besar dibandingkan peningkatan indeks yang

diterima (It) menyebabkan NTP pada bulan September 2010 menurun

dibandingkan NTP bulan Juni 2010.

Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus September

1 Tanaman Padi Palawijaa Indeks Diterima Petani 115.63 117.58 119.30 118.84 119.21 120.01 120.69 120.59 120.76 0.62

- Padi 109.09 112.04 113.35 113.30 113.30 113.30 113.76 113.76 113.76 0.41- Palawija 141.09 139.17 142.49 140.44 142.22 146.17 147.73 147.22 148.07 1.30

b Indeks Dibayar Petani 119.21 119.75 119.75 120.07 120.02 120.96 122.64 123.19 124.12 2.61- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.23 118.80 118.76 118.94 118.92 119.98 122.04 122.75 123.89 3.26- Indeks BPPBM 123.29 123.71 123.91 124.85 124.63 125.05 125.15 125.07 125.08 0.02Nilai Tukar Petani (NTP-P) 97.00 98.19 99.63 98.97 99.32 99.22 98.41 97.89 97.30 -1.94

2 Hortikulturaa Indeks Diterima Petani 111.58 111.59 111.56 112.69 111.96 113.71 122.98 122.80 120.46 5.94

- Sayur-sayuran 114.35 116.01 114.16 116.96 113.93 114.94 131.56 127.90 123.07 7.07- Buah-buahan 108.23 106.24 108.41 107.53 109.57 112.23 112.59 116.61 117.31 4.53

b Indeks Dibayar Petani 118.91 119.31 119.26 119.44 119.48 120.35 122.06 122.66 123.57 2.68- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.89 118.47 118.43 118.59 118.58 119.65 121.72 122.44 123.57 3.28- Indeks BPPBM 122.79 122.49 122.43 122.64 122.88 123.01 123.36 123.48 123.57 0.46Nilai Tukar Petani (NTP-H) 93.84 93.53 93.54 94.35 93.71 94.49 100.76 100.11 97.49 3.17

3 Tanaman Perkebunan Rakyata Indeks Diterima Petani 111.53 112.24 113.63 117.34 116.14 114.86 116.15 115.81 116.57 1.49

- Tanaman Perkebunan Rakyat 111.53 112.24 113.63 117.34 116.14 114.86 116.15 115.81 116.57 1.49b Indeks Dibayar Petani 119.93 120.45 120.43 120.88 120.82 121.87 123.69 123.99 124.91 2.49

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.80 120.36 120.30 120.59 120.61 121.75 124.00 124.34 125.52 3.10- Indeks BPPBM 120.42 120.81 120.89 122.01 121.64 122.31 122.51 122.61 122.54 0.19Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 93.00 93.18 94.36 97.07 96.13 94.25 93.90 93.41 93.32 -0.99

4 Peternakana Indeks Diterima Petani 114.56 116.01 117.18 117.41 117.41 117.61 119.14 121.23 124.25 5.65

- Ternak Besar 108.66 110.19 111.94 112.66 112.66 112.66 114.15 116.45 119.61 6.17- Ternak Kecil 112.47 112.47 112.47 115.11 115.11 115.11 115.11 117.20 119.48 3.80- Unggas 126.85 129.10 129.51 127.38 127.38 128.23 130.29 132.08 135.75 5.86- Hasil Ternak 134.45 134.45 134.45 134.45 134.45 134.45 137.18 138.11 138.11 2.72

b Indeks Dibayar Petani 117.49 118.28 118.62 118.63 118.63 119.15 120.37 121.19 121.98 2.38- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.18 118.97 119.15 119.07 119.08 119.87 121.81 122.67 123.86 3.33- Indeks BPPBM 116.53 117.34 117.88 118.01 118.01 118.15 118.39 119.13 119.86 1.45Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 97.51 98.08 98.79 98.98 98.97 98.71 98.97 100.03 101.87 3.20

5 Perikanana Indeks Diterima Petani 107.69 107.56 107.87 107.87 107.87 107.87 108.60 109.48 110.17 2.13

- Penangkapan 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 100.52 0.00- Budidaya 121.48 121.10 121.99 121.99 121.99 121.99 124.13 126.70 128.72 5.52

b Indeks Dibayar Petani 117.19 117.75 117.58 117.54 117.51 118.16 119.64 120.06 120.74 2.18- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.65 118.45 118.31 118.24 118.20 119.15 121.29 121.87 122.69 2.97- Indeks BPPBM 116.22 116.26 116.05 116.07 116.07 116.07 116.16 116.23 116.62 0.47Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 91.90 91.35 91.74 91.77 91.79 91.29 90.77 91.19 91.25 -0.04

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 112.92 113.92 115.1 116.67 116.17 116.22 118.71 118.75 119.03 2.42b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 119.21 119.74 119.75 120.06 120.03 120.94 122.64 123.11 124.01 2.54c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 94.72 95.14 96.12 97.18 96.79 96.09 96.80 96.46 95.98 -0.11

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOKPERSENTASE

PERUBAHAN (%) (Sep ke Jun)

PROVINSI JAMBI

2010

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

74

C. Kemiskinan

Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan, pemerintah Jambi (melalui Bulog Divre Jambi)

secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak.

Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 6.110 ton, meningkat

3,73% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5.890 ton.38

Grafik 6.8. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

TWII

TWIII

TWIV

TW I TWII

TWIII

TWIV

TW I TWII

TWIII

TWIV

TW I TWII

TWIII

TRWIV

TW I TWII

TWIII

TRWIV

TW I TWII

TWIII

2005 2006 2007 2008 2009 2010

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

Sumber: Bulog Prov. Jambi

Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

38 Provinsi Jambi pada 2010 mendapat jatah Raskin sekitar 20.000 ton untuk penyaluran selama 10 bulan bagi 133.137 RTS tersebar di dua kota dan sembilan kabupaten dengan harga Rp1.600/Kg.

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

75

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan IV-

2010 diperkirakan masih mampu tumbuh positif dibandingkan triwulan III-2010.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor

utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang yang

didukung oleh pengeluaran konsumsi pemerintah. Dari sisi penawaran, kontribusi

pertumbuhan ekonomi Jambi masih dominan oleh sektor pertanian, sektor

perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertambangan dan penggalian.

Disamping itu, akselerasi belanja pemerintah daerah di triwulan IV-2010

diperkirakan mampu mendorong sektor bangunan tumbuh lebih baik.

Sementara, sektor pengangkutan dan komunikasi akan terakselerasi dengan

datangnya hari besar keagamaan.

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih

cukup tinggi. Namun demikian, inflasi tahunan (y-o-y) diperkirakan relatif

melambat dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi permintaan, datangnya Hari

Raya Idul Adha dan serta perayaan Natal dan tahun baru 2011 akan

meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap bahan pokok sehingga dapat

memicu angka inflasi Kota Jambi pada triwulan IV-2010. Disamping itu, masih

adanya kendala jalur distribusi akibat kondisi jalan yang belum baik serta kondisi

cuaca dapat mengganggu kelancaran arus distribusi barang sehingga berpotensi

meningkatkan angka inflasi.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang

diperkirakan pada kisaran 7,0-8,0% (y-o-y). Pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada

triwulan mendatang yang didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi

pemerintah. Meningkatnya pengeluaran konsumsi RT tercermin dari nilai indeks

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

76

ekspektasi ekonomi sebesar 124,67 yang masih berada pada level optimis (nilai

indeks diatas 100).

Sejalan dengan hal tersebut, indeks ekspektasi penghasilan masyarakat

juga masih berada pada level yang optimis (145,33) setelah terus tumbuh secara

optimis.39 Semakin membaiknya perekonomian di Jambi serta rencana kenaikan

gaji pegawai negeri sipil (PNS), TNI, POLRI tahun 2011 memberikan harapan akan

penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat pada triwulan mendatang.

Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan

Indeks

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi ekonomi Ekspektasi pengangguran Ekspektasi penghasilan

Hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan laporan

menggambarkan rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang

sebagian besar berada pada level pesimis, kecuali nilai saldo bersih rencana

konsumsi barang sandang tercatat sebesar 142,67. Sedangkan indikator lainnya

masih bertengger pada level pesimis yaitu: pembelian/perbaikan rumah (47,33);

peralatan rumah tangga (50,67); perabotan rumah tangga (39,33); kendaraan

bermotor (24,00); serta rekreasi/tamasya (94,00). Hal ini menunjukkan bahwa

kecenderungan belanja masyarakat di triwulan IV-2010 masih diutamakan untuk

memenuhi kebutuhan pokok, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan

lainnya.

39 Setelah triwulan II-2008 yang tumbuh pesimis (60,67), indeks ekspektasi penghasilan terus tumbuh pada level optimis.

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

77

Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 6-12 bulan yang akan datang

Indeks

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor

Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya

Berdasarkan hasil SKDU triwulan III-2010, optimisme responden pada

triwulan mendatang diyakini oleh pelaku usaha hampir terjadi pada sebagian

sektor usaha. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

untuk sektor-sektor tersebut yang masih tumbuh positif dibandingkan triwulan

sebelumnya (Tabel 7.1), kecuali untuk sektor bangunan.

Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Triwulan III-2010

Triwulan IV-2010*

1 Pertanian 9.65 3.51

2 Pertambangan dan Penggalian (3.82) 3.82

3 Industri Pengolahan 2.21 1.11

4 Listrik dan Air Minum 0.20 0.20

5 Bangunan (1.37) (0.69)

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.42 0.42

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.38 2.44

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.73 2.73

9 Jasa-jasa - 2.50

14.41 16.04

Saldo Bersih Tertimbang = Saldo Bersih dikalikan bobot Bobot didasarkan pada Distribusi PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000

Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor

Total

Keterangan : Saldo Bersih = % naik dikurangi turun

Keterangan : *) Angka perkiraan

Sementara itu, pengeluaran konsumsi Pemerintah Daerah pada triwulan

mendatang diperkirakan mulai terakselerasi lebih cepat sehingga mampu

memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

78

Jambi. Di akhir periode anggaran, realisasi untuk proyek-proyek fisik Pemerintah

Daerah diperkirakan akan semakin meningkat yang tentunya berdampak pada

meningkatnya aktivitas perekonomian serta penyerapan tenaga kerja sehingga

mampu mendorong perekonomian.

Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian pada triwulan

mendatang diperkirakan masih tumbuh positif. Semakin membaiknya harga

komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet menjadi pendorong

tumbuhnya sektor pertanian pada triwulan mendatang. Sub sektor tanaman

bahan makanan juga diperkirakan tumbuh positif yang didorong membaiknya

hasil panen tanaman bahan makanan (tabama). Sektor industri pengolahan

diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan

sektor pertanian. Membaiknya harga komoditas unggulan provinsi Jambi (sawit)

diperkirakan akan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan. Namun

demikian, potensi kondisi cuaca yang cukup ekstrem juga menjadi ancaman bagi

produktivitas beberapa hasil pertanian.

Pergerakan sektor penggalian dan sektor bangunan diperkirakan

pertumbuhannya meningkat sejalan dengan akselerasi realisasi APBD Pemerintah

Jambi pada periode triwulan IV-2010. Hal ini didorong juga oleh masih

meningkatnya permintaan pembangunan properti residensial (perumahan) oleh

perusahaan pengembang (developer) dan masyarakat umum serta pembangunan

properti komersial seperti hotel dan ruko (rumah toko) serta perkiraan

meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah, terutama untuk belanja modal.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan masih tumbuh

positif seiring dengan pertumbuhan sektor pertanian dan industri pengolahan

serta dipicu oleh perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru 2011. Perayaan

tersebut akan memicu aktivitas perdagangan, tingkat kunjungan restoran serta

kapasitas hunian hotel. Sektor pengangkutan dan komunikasi juga diprakirakan

masih tumbuh positif terutama didorong oleh aktivitas sub sektor angkutan.

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi

tahunan (y-o-y) Provinsi Jambi pada triwulan IV-2010 diperkirakan pada kisaran

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

79

7,00%-8,00%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2010

diperkirakan pada kisaran 6,50-7,50%.

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

pasca krisis ekonomi dunia, diperlukan langkah nyata dan effort yang lebih besar

dari Pemerintah Daerah Jambi untuk memacu pertumbuhan ekonominya.

Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih

baik, antara lain melalui:

1. Percepatan realisasi APBD terutama proyek-proyek fisik yang

berorientasi memacu perekonomian.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur merupakan kunci

pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dengan optimal. Pemerintah daerah

diharapkan dapat menyegerakan realisasi belanja modal APBD 2010 sehingga

mampu mempercepat stimulus pembangunan ekonomi di Jambi yang tinggal

tersisa 1 triwulan lagi. Pembangunan Infrastruktur bidang transportasi

(terutama jalan dan jembatan) harus dipercepat dalam rangka meningkatkan

pelayanan bagi aktivitas perdagangan serta mengurangi biaya distribusi akibat

kurang kondusifnya sarana jalan dan jembatan.

2. Peningkatan koordinasi antar kabupaten/kota.

Koordinasi pembangunan antar kabupaten/kota diharapkan dapat lebih

ditingkatkan. Setiap daerah diharapkan dapat fokus dalam mencapai target

pembangunan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh daerah-daerah di

sekitarnya. Pengembangan yang bersifat one village one product ini

diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber

pendanaan yang ada.

3. Pengendalian Inflasi yang Forward Looking.

Inflasi pada triwulan III-2010 masih cukup tinggi. Diperlukan keberlangsungan

kebijakan penanganan inflasi (pengendalian harga-harga) yang koordinatif

antar dinas/instansi terkait secara berkesinambungan sehingga dapat

mendukung terciptanya inflasi yang relatif rendah dan stabil melalui

pengendalian inflasi yang forward looking diantaranya melalui:

a. Koordinasi antara FKPI Provinsi Jambi dengan Tim Pengendalian Inflasi di

level pusat yang lebih intensif.

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

80

b. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan

resiko tekanan inflasi.

c. Pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada komoditas

bahan makanan utama yang masih didatangkan dari luar daerah

sehingga harganya berpotensi untuk bergejolak.

4. Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja Daerah.

Peningkatan program padat karya (misal: revitalisasi pertanian, perikanan dan

peternakan, program pengembangan jalan lingkungan) dapat menjadi solusi

untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, percepatan

realisasi APBD pemerintah daerah untuk proyek-proyek fisik (jalan, jembatan

dll) diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal di Jambi untuk

mengurangi pengangguran.

5. Kebijakan Agrobisnis yang menguntungkan bagi petani dan

pengusaha.

Beberapa hal yang bisa dilaksanakan adalah:

- Percepatan realisasi tersedianya industri hilir (misal industri minyak

goreng, sabun dll) yang dapat menopang supply sawit dan karet untuk

dioptimalkan menjadi komoditas yang memiliki value added labih baik

sehingga dapat meningkatkan daya saing Provinsi Jambi dalam sektor

perkebunan.

- Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti

serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses

produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk

yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi.

- Pengawasan distribusi pupuk yang komprehensif sehingga tidak terjadi

kelangkaan di tingkat petani yang dapat mendorong peningkatan harga

pupuk yang sangat memberatkan petani.

- Penentuan tingkat harga yang saling menguntungkan antara petani

dengan pengusaha sehingga terjadi hubungan bisnis yang kondusif. Oleh

karena itu, perusahaan harus menghindari pembelian komoditas tersebut

melalui toke.40 Hal ini dikarenakan toke membeli harga komoditas

unggulan Jambi (sawit dan karet) ke petani dibawah harga pasar/harga

yang telah ditetapkan sehingga merugikan petani. 40 Toke adalah sebutan bagi tengkulak atau cukong.

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

81

6. Penguatan ekspor barang dan jasa.

Penguatan ekspor di Jambi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas dan

produktivitas komoditas utama ekspor (seperti karet dan kelapa sawit)

sehingga dapat tetap menjaga daya saing di pasar internasional yang

didukung dengan ketersediaan industri hilir.

7. Pertumbuhan kredit perbankan

Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan IV-2010

berkisar 15-20% (y-o-y) melalui program-program pendampingan kepada

usaha mikro dan kecil.

B. Proyeksi Inflasi

Secara tahunan (y-o-y), perkembangan harga-harga pada triwulan IV-2010

diperkirakan sedikit melambat dibandingkan triwulan III-2010, namun masih

berada pada level yang cukup tinggi. Kondisi ini tercermin dari hasil Survei

Ekspektasi Konsumen (SEK) yang menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat

terhadap perbaikan harga-harga masih berada pada level pesimis. Hal tersebut

tercermin dari seluruh indikator ekspektasi harga yang memiliki nilai dibawah

100 atau berada dalam level pesimis (lihat Grafik 7.3). Sedangkan nilai saldo

bersih (SB) untuk indikator kenaikan harga umum sebesar 30,00 sedikit lebih

baik dibandingkan triwulan sebelumnya (20,67).41

Grafik 7.3. Saldo Bersih Ekspektasi harga dalam 6-12 bulan yang akan datang

41 SB (Saldo Bersih) = (%baik-%buruk)+100%. Nilai dibawah 100% berarti pesimis. Nilai diatas 100% berarti optimis. Saldo Bersih ekspektasi harga merupakan hasil survey dari jawaban pertanyaan ekspektasi terhadap harga barang/jasa pada 6-12 bulan mendatang.

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

82

Indeks

-

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Bahan sandang Perumahan & bahan bangunan Transportasi & komunikasi Harga Umum Bahan makanan

Inflasi Kota Jambi pada Triwulan IV-2010 diperkirakan sebesar 7,00% ± 1

(y-o-y). Datangnya hari besar keagamaan (Idul adha dan Natal) serta tahun baru

2011 memicu meningkatnya angka inflasi dari sisi permintaan akibat

meningkatnya konsumsi masyarakat. Dari sisi penawaran, rencana kenaikan tarif

dasar listrik serta adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang

diikuti pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung,

gandum), crude palm oil (CPO), di pasar internasional disertai dengan belum

membaiknya kondisi jalan dapat memicu meningkatnya angka inflasi Kota Jambi.

Grafik 7.4. Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi periode tahun 2006 s.d. Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d. Desember 2010

m-t-m (%)

-2

-1

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi bulan Oktober-Desember 2010 adalah angka perkiraan

2006 2007 2008

2010 2009

Grafik 7.5. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

83

periode tahun 2006 s.d. Juni 2010 serta Perkiraan Oktober s.d. Desember 2010

y-o-y (%)

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Bulan Oktober-Desember 2010 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

2006 2007 2008 2009 2010

Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan

tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi

keluar dari sasaran antara lain 1)Meningkatnya demand masyarakat terhadap

kebutuhan barang dan jasa terutama terkait dengan datangnya perayaan hari

besar keagamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru 2011. 2) Menurunnya

suku bunga perbankan dapat memicu meningkatnya konsumsi masyarakat, 3)

Akselerasi belanja pemerintah daerah yang semakin cepat dapat memicu

kenaikan harga barang-barang material dan jasa tukang. 4) Kondisi infrastruktur

(jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan

transportasi barang dan jasa, 5) Kondisi cuaca di musim pancaroba ini dapat

menjadi ancaman dalam produksi pertanian dan pendistribusian barang, serta

6)Potensi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti pergerakan harga-

harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung, gandum), crude palm oil

(CPO) di pasar internasional. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu

meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2010.

Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok

diprakirakan cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-

waktu akibat kemungkinan shock di sisi penawaran. Stok beras di Bulog Divre

Jambi diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras.

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 109: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

Page 110: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 111: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

I II III IV I II III(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. PERTANIAN 2,697,692.70 2,816,726.34 2,888,832.44 2,947,155.23 3,032,702.90 3,205,751.63 3,390,805.97 a. Tanaman Bahan Makanan 920,059.35 987,506.80 1,002,255.43 1,003,865.16 1,030,273.94 1,078,111.48 1,153,242.86 b. Tanaman Perkebunan 1,255,285.44 1,279,405.27 1,322,145.34 1,371,807.24 1,417,308.24 1,523,270.21 1,599,163.44 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 148,622.58 155,852.41 159,827.17 164,253.66 167,894.86 173,532.69 185,751.17 d. Kehutanan 216,967.74 234,889.11 239,958.33 242,005.27 247,458.46 254,209.79 265,048.94 e. Perikanan 156,757.59 159,072.74 164,646.16 165,223.89 169,767.39 176,627.46 187,599.56 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,615,029.73 1,828,851.06 2,067,178.10 2,261,571.09 2,309,793.36 2,457,201.69 2,388,889.04 a. Minyak dan Gas Bumi 1,336,814.01 1,532,097.69 1,761,428.45 1,971,062.47 2,014,372.87 2,149,121.87 2,052,324.32 b. Pertambangan tanpa Migas 172,445.40 187,467.98 192,573.43 177,589.09 179,908.99 186,755.66 209,164.14 c. Penggalian 105,770.32 109,285.39 113,176.22 112,919.53 115,511.51 121,324.16 127,400.57 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,203,091.13 1,236,200.31 1,296,004.16 1,337,478.39 1,393,504.56 1,465,937.28 1,552,569.81 a. Industri Migas 114,034.83 114,948.29 117,112.58 118,415.22 120,394.09 122,995.14 126,267.63 1. Pengilangan Minyak Bumi 114,034.83 114,948.29 117,112.58 118,415.22 120,394.09 122,995.14 126,267.63 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 1,089,056.30 1,121,252.02 1,178,891.58 1,219,063.18 1,273,110.47 1,342,942.14 1,426,302.18 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 87,294.61 93,306.14 93,695.18 93,746.83 94,707.37 95,725.40 100,878.32 a. Listrik 71,056.60 77,013.53 76,913.13 76,933.25 77,676.56 78,599.20 82,982.91 b. Gas c. Air Bersih 16,238.01 16,292.61 16,782.05 16,813.58 17,030.81 17,126.20 17,895.41 5. BANGUNAN 493,113.64 506,913.35 524,079.68 539,131.19 551,398.94 586,038.07 615,742.44 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,494,477.94 1,591,195.93 1,680,254.97 1,736,845.63 1,804,028.25 1,879,874.16 2,024,408.14 a. Perdagangan Besar & Eceran 1,374,992.62 1,469,259.46 1,553,974.97 1,607,473.94 1,672,212.46 1,743,448.01 1,878,499.61 b. Hotel 21,508.28 21,960.56 22,573.73 23,380.09 23,655.32 24,294.21 25,866.76 c. Restoran 97,977.04 99,975.91 103,706.27 105,991.60 108,160.47 112,131.93 120,041.76 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 715,779.03 740,847.70 776,000.05 798,781.23 809,175.69 835,344.67 890,845.00 a. Pengangkutan 659,885.17 683,992.44 716,408.82 737,664.67 746,281.14 769,505.17 821,225.41 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 465,406.90 476,048.14 499,729.05 516,023.38 521,082.60 539,621.34 578,938.59 3. Angkutan Laut 80,671.26 82,189.64 83,447.37 84,249.14 85,740.90 86,560.83 89,803.75 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 32,197.45 33,212.14 33,818.58 34,265.54 35,195.88 35,227.13 36,348.17 5. Angkutan Udara 46,592.19 56,847.00 61,934.04 64,380.99 64,975.66 67,456.55 72,987.20 6. Jasa Penunjang Angkutan 35,017.37 35,695.53 37,479.77 38,745.62 39,286.09 40,639.31 43,147.70 b. Komunikasi 55,893.87 56,855.26 59,591.23 61,116.56 62,894.55 65,839.50 69,619.58 1. Pos dan Telekomunikasi 55,015.82 55,960.06 58,660.98 60,162.76 61,916.67 64,825.78 68,552.42 2. Jasa Penunjang Komunikasi 878.05 895.20 930.25 953.80 977.88 1,013.73 1,067.17 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH 522,531.95 547,770.21 576,594.69 597,181.68 607,241.80 616,592.53 651,669.22 a. Bank 212,093.81 227,748.97 246,505.29 258,177.46 264,661.01 267,073.86 284,394.31 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 34,987.26 35,930.47 36,658.47 37,463.81 38,272.60 39,073.93 41,901.04 c. Jasa Penunjang Keuangan 2,341.56 2,387.91 2,498.91 2,586.78 2,623.25 2,807.32 2,989.92 d. Sewa Bangunan 265,053.92 273,495.31 282,443.12 290,215.99 292,784.08 298,654.05 312,859.26 e. Jasa Perusahaan 8,055.40 8,207.55 8,488.89 8,737.64 8,900.87 8,983.37 9,524.70 9. JASA-JASA 1,061,354.04 1,085,949.30 1,112,711.30 1,150,555.88 1,173,890.66 1,319,561.58 1,379,849.30 a. Pemerintahan Umum 912,522.22 933,904.32 954,152.66 985,673.80 1,004,684.34 1,148,128.94 1,199,771.57 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 628,028.66 641,648.75 654,863.52 677,639.15 690,105.51 788,668.78 819,400.41 2. Jasa Pemerintah lainnya 284,493.56 292,255.57 299,289.14 308,034.64 314,578.83 359,460.16 380,371.16 b. Swasta 148,831.82 152,044.98 158,558.64 164,882.08 169,206.32 171,432.64 180,077.73 1. Sosial Kemasyarakatan 101,573.42 103,955.92 109,268.72 113,820.51 116,936.67 118,474.63 124,261.82 2. Hiburan & Rekreasi 7,496.30 7,619.00 7,819.86 8,168.90 8,263.76 8,329.99 8,954.40 3. Perorangan & Rumahtangga 39,762.10 40,470.06 41,470.06 42,892.68 44,005.88 44,628.03 46,861.52PDRB Migas 9,890,364.78 10,447,760.33 11,015,350.57 11,462,447.17 11,776,443.53 12,462,027.01 12,995,657.22 PDRB Tanpa Migas 8,439,515.94 8,800,714.36 9,136,809.55 9,372,969.48 9,641,676.58 10,189,910.00 10,817,065.28

2010*LAPANGAN USAHA

2009

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Page 112: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

I II III IV I II III

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. PERTANIAN 1,235,487.70 1,243,970.45 1,256,514.56 1,262,808.61 1,280,521.91 1,303,579.13 1,332,957.45 a. Tanaman Bahan Makanan 466,009.83 470,041.38 470,484.01 457,546.65 467,342.53 475,505.52 482,183.31 b. Tanaman Perkebunan 576,519.49 580,081.59 588,790.11 606,358.89 613,318.28 625,622.56 643,776.12 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 78,063.18 78,144.42 79,812.89 81,686.80 82,370.35 83,000.87 84,975.18 d. Kehutanan 65,683.37 65,803.52 66,410.54 66,488.67 66,583.93 67,545.76 68,565.85 e. Perikanan 49,211.83 49,899.54 51,017.01 50,727.59 50,906.81 51,904.42 53,456.99 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 461,553.56 466,948.56 469,120.23 467,020.54 468,082.62 471,814.69 480,110.23 a. Minyak dan Gas Bumi 367,608.26 368,316.08 368,528.26 371,467.84 372,129.93 373,527.83 377,972.81 b. Pertambangan tanpa Migas 47,215.02 50,772.11 51,458.00 46,952.15 47,015.89 48,647.51 51,326.61 c. Penggalian 46,730.29 47,860.38 49,133.97 48,600.55 48,936.80 49,639.35 50,810.81 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 524,604.28 528,114.89 547,323.88 558,240.57 568,908.89 587,723.57 602,078.15 a. Industri Migas 33,032.28 33,180.59 33,747.74 34,015.21 34,227.42 34,643.01 34,901.21 1. Pengilangan Minyak Bumi 33,032.28 33,180.59 33,747.74 34,015.21 34,227.42 34,643.01 34,901.21 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 491,572.01 494,934.30 513,576.14 530,364.78 534,681.47 553,080.55 567,176.94 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 30,706.63 32,763.31 32,580.63 32,595.21 32,716.82 33,034.55 33,620.36 a. Listrik 25,998.33 28,080.85 27,790.86 27,796.80 27,891.69 28,183.04 28,720.62 b. Gas c. Air Bersih 4,708.29 4,682.47 4,789.77 4,798.41 4,825.13 4,851.51 4,899.74 5. BANGUNAN 191,514.20 193,824.13 197,187.75 199,948.62 201,492.90 205,271.84 209,594.26 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 657,880.69 679,789.26 702,014.83 716,906.02 723,881.69 743,830.99 768,098.21 a. Perdagangan Besar & Eceran 599,302.58 621,003.96 642,873.07 656,895.70 663,633.98 682,565.63 704,979.95 b. Hotel 10,904.55 11,022.09 11,066.68 11,287.72 11,335.09 11,638.62 11,950.12 c. Restoran 47,673.56 47,763.21 48,075.08 48,722.60 48,912.62 49,626.74 51,168.14 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 307,479.24 312,192.03 320,521.06 327,982.64 329,031.77 338,840.19 347,063.71 a. Pengangkutan 280,036.94 284,368.60 291,723.18 298,517.10 298,925.82 307,396.48 314,725.60 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 182,466.58 183,308.35 187,526.48 192,764.61 193,216.77 199,846.01 205,889.02 3. Angkutan Laut 39,042.73 39,122.67 39,401.84 39,687.40 39,757.03 40,127.37 40,432.50 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 16,601.76 16,655.35 16,700.28 16,869.50 16,890.33 16,899.88 17,040.44 5. Angkutan Udara 24,713.12 27,935.14 30,320.51 30,999.28 30,862.93 31,861.17 32,287.38 6. Jasa Penunjang Angkutan 17,212.75 17,347.10 17,774.07 18,196.30 18,198.77 18,662.05 19,076.26 b. Komunikasi 27,442.30 27,823.43 28,797.87 29,465.54 30,105.95 31,443.71 32,338.11 1. Pos dan Telekomunikasi 27,141.53 27,517.22 28,483.59 29,144.76 29,779.44 31,105.99 31,994.58 2. Jasa Penunjang Komunikasi 300.77 306.21 314.28 320.78 326.51 337.72 343.53 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH 208,813.16 217,632.43 228,190.80 234,882.66 236,652.20 239,297.42 246,147.19 a. Bank 100,831.08 108,016.90 116,691.28 121,985.70 122,975.22 123,806.11 128,053.09 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 12,014.13 12,061.11 12,185.54 12,444.81 12,559.74 12,713.54 13,075.49 c. Jasa Penunjang Keuangan 1,189.68 1,207.83 1,236.88 1,279.65 1,283.55 1,326.46 1,379.66 d. Sewa Bangunan 91,169.85 92,719.97 94,422.75 95,449.63 96,094.53 97,683.52 99,731.87 e. Jasa Perusahaan 3,608.42 3,626.61 3,654.33 3,722.87 3,739.16 3,767.79 3,907.07 9. JASA-JASA 347,710.56 352,666.34 358,301.15 366,467.92 369,161.34 381,974.52 389,283.22 a. Pemerintahan Umum 288,597.60 293,009.38 296,930.46 303,627.72 306,155.58 318,489.40 324,104.70 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 185,191.79 187,548.93 189,747.65 194,097.33 195,798.72 203,722.72 207,303.02 2. Jasa Pemerintah lainnya 103,405.81 105,460.45 107,182.80 109,530.39 110,356.87 114,766.68 116,801.68 b. Swasta 59,112.96 59,656.96 61,370.69 62,840.21 63,005.75 63,485.11 65,178.52 1. Sosial Kemasyarakatan 37,742.32 38,201.80 39,685.49 40,748.48 40,847.90 41,107.48 42,174.88 2. Hiburan & Rekreasi 3,415.84 3,424.93 3,453.13 3,560.10 3,566.95 3,568.22 3,642.93 3. Perorangan & Rumahtangga 17,954.79 18,030.23 18,232.07 18,531.62 18,590.89 18,809.42 19,360.71PDRB Migas 3,965,750.03 4,027,901.41 4,111,754.89 4,166,852.79 4,210,450.13 4,305,366.88 4,408,952.78 PDRB Tanpa Migas 3,565,109.50 3,626,404.74 3,709,478.88 3,761,369.74 3,804,092.79 3,897,196.04 3,996,078.76

2010*LAPANGAN USAHA

2009

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Page 113: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-2010 II-2010 III-2010

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,519,395.74 6,696,182.38 7,138,285.29 7,290,867.80 7,512,375.46 7,810,027.97 8,302,593.75 1.1. Makanan 4,163,239.89 4,267,389.59 4,523,366.58 4,581,517.82 4,718,559.86 4,919,181.43 5,215,824.75 1.2. Non Makanan 2,356,155.86 2,428,792.79 2,614,918.71 2,709,349.98 2,793,815.61 2,890,846.54 3,086,769.00

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 54,993.08 59,328.75 61,988.31 63,942.59 76,712.09 83,535.86 87,647.75 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,610,379.42 1,728,185.63 1,838,599.51 2,114,472.58 2,099,584.27 2,211,200.71 2,318,564.01 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,687,308.54 1,796,877.85 1,905,115.63 2,012,663.91 2,008,190.45 2,120,245.26 2,262,832.90 5. Perubahan Stok 272,397.07 284,620.36 298,961.19 302,154.03 304,591.08 315,072.98 331,184.09 6. Ekspor Barang dan Jasa 3,989,331.98 4,896,090.27 5,014,368.76 5,769,824.07 5,402,135.35 5,908,894.62 5,922,352.17

6.1. Ekspor Luar Negeri 1,601,416.43 1,782,012.03 1,806,180.58 2,020,033.06 2,153,025.14 2,330,630.02 2,232,924.53 6.2. Ekspor Antar Daerah 2,387,915.55 3,114,078.24 3,208,188.18 3,749,791.01 3,249,110.21 3,578,264.60 3,689,427.64

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 4,243,441.06 5,013,524.90 5,241,968.12 6,091,477.80 5,627,149.00 5,986,950.39 6,229,517.46 7.1. Impor Luar Negeri 305,557.04 301,416.48 201,231.67 232,649.10 267,811.36 290,946.54 300,673.53 7.2. Impor Antar Daerah 3,937,884.02 4,712,108.41 5,040,736.45 5,858,828.71 5,359,337.64 5,696,003.85 5,928,843.93

PDRB 9,890,364.78 10,447,760.33 11,015,350.57 11,462,447.17 11,776,439.70 12,462,027.01 12,995,657.22

Komponen

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Komponen I-2009 II-2009 III-2009 IV-2009 I-2010 II-2010 III-2010

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2,845,831.60 2,879,304.21 2,987,170.93 3,014,851.75 3,027,397.18 3,043,767.19 3,139,256.73 1.1. Makanan 1,850,342.93 1,886,717.98 1,961,312.69 1,968,423.29 1,979,229.12 1,991,060.16 2,055,805.78 1.2. Non Makanan 995,488.66 992,586.23 1,025,858.24 1,046,428.46 1,048,168.06 1,052,707.03 1,083,450.94

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 21,920.77 22,674.49 23,107.77 23,557.74 27,567.24 29,096.94 30,104.28 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 730,776.04 757,456.68 792,630.38 833,262.97 817,296.04 847,013.59 857,553.75 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 632,388.71 638,963.91 649,984.06 681,290.96 640,483.40 646,567.99 662,072.69 5. Perubahan Stok 123,445.30 124,473.89 126,879.44 127,821.34 124,451.34 125,571.40 128,682.61 6. Ekspor Barang dan Jasa 2,000,919.73 2,034,808.71 2,264,203.78 2,268,206.23 2,137,948.04 2,311,342.65 2,336,973.48

6.1. Ekspor Luar Negeri 1,067,400.68 1,080,161.26 1,282,745.51 1,131,881.09 1,164,202.42 1,247,522.65 1,256,643.07 6.2. Ekspor Antar Daerah 933,519.05 954,647.46 981,458.27 1,136,325.14 973,745.63 1,063,820.00 1,080,330.41

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2,389,532.12 2,429,780.48 2,732,221.46 2,782,138.20 2,564,694.80 2,697,992.88 2,745,690.75 7.1. Impor Luar Negeri 132,875.92 130,231.51 85,118.58 98,511.25 112,261.64 121,238.84 122,146.15 7.2. Impor Antar Daerah 2,256,656.20 2,299,548.97 2,647,102.88 2,683,626.95 2,452,433.17 2,576,754.05 2,623,544.61

PDRB 3,965,750.03 4,027,901.41 4,111,754.89 4,166,852.79 4,210,448.45 4,305,366.89 4,408,952.78

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Page 114: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Jumlah Bank Provinsi Jambi (Bank Umum dan BPR)

KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total

Kota Jambi 1 24 42 6 73 1 25 44 6 76 1 25 47 6 79Kerinci 0 3 15 2 20 0 3 15 2 20 0 3 15 2 20Bungo 0 4 14 0 18 0 4 14 1 19 0 4 15 1 20Muara Jambi 0 0 12 3 15 0 0 12 3 15 0 0 15 3 18Sarolangun 0 2 12 0 14 0 2 12 0 14 0 2 13 0 15Tebo 0 1 11 2 14 0 1 12 2 15 0 1 14 2 17Merangin 0 3 11 0 14 0 3 11 0 14 0 3 13 0 16Batanghari 0 2 11 1 14 0 2 11 1 14 0 2 12 1 15Tanjung Jabung Barat 0 3 10 0 13 0 3 10 0 13 0 3 10 0 13Tanjung Jabung Timur 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5T O T A L 1 43 141 15 200 1 44 144 16 205 1 44 157 16 218

KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK TotalKota Jambi 6 0 0 0 6 6 0 0 0 6 6 0 0 0 6Kerinci 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1Bungo 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2Muara Jambi 2 0 0 2 4 2 0 0 2 4 2 0 0 2 4Sarolangun 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2Tebo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Merangin 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1Batanghari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Tanjung Jabung Barat 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1Tanjung Jabung Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0T O T A L 11 4 0 2 17 11 4 0 2 17 11 4 0 2 17

KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK TotalKota Jambi 7 24 42 6 79 7 25 44 6 82 7 25 47 6 85Kerinci 1 3 15 2 21 1 3 15 2 21 1 3 15 2 21Bungo 1 5 14 0 20 1 5 14 1 21 1 5 15 1 22Muara Jambi 2 0 12 5 19 2 0 12 5 19 2 0 15 5 22Sarolangun 0 4 12 0 16 0 4 12 0 16 0 4 13 0 17Tebo 0 1 11 2 14 0 1 12 2 15 0 1 14 2 17Merangin 0 4 11 0 15 0 4 11 0 15 0 4 13 0 17Batanghari 0 2 11 1 14 0 2 11 1 14 0 2 12 1 15Tanjung Jabung Barat 1 3 10 0 14 1 3 10 0 14 1 3 10 0 14Tanjung Jabung Timur 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5 0 1 3 1 5T O T A L 12 47 141 17 217 12 48 144 18 222 12 48 157 18 235

Bank Umum

BPRTrw I-2010 Trw II-2010

T O T A LTrw I-2010 Trw II-2010

Trw III-2010

Trw II-2010

Trw II-2010

Trw I-2010 Trw II-2010

Page 115: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus SeptUMUM 119.83 119.40 119.34 119.32 119.33 123.18 125.76 124.93 126.10BAHAN MAKANAN 131.12 129.27 126.86 126.41 126.07 138.45 147.73 142.53 145.22MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKA 128.92 129.30 131.64 131.73 131.90 133.48 134.43 136.73 138.04PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 113.93 113.83 114.32 114.49 114.50 115.73 115.39 116.36 116.30SANDANG 115.08 114.73 115.09 115.37 116.00 116.76 116.56 116.71 118.61KESEHATAN 116.63 116.79 117.21 117.81 118.01 117.99 118.01 117.92 117.92PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 115.50 115.87 115.83 115.61 115.53 115.81 115.89 115.89 116.31TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 105.72 105.84 106.08 106.15 106.30 105.98 106.04 105.85 106.37

KOMODITI2010

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Page 116: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 117: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Page 118: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Aktiva Produktif adalah penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh

bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank,

seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah pembobotan terhadap

aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari masing-masing

aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya.

Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot

yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada

perorangan.

Kualitas Kredit adalah penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja

debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit

digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus

(DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio antara modal (modal inti dan modal

pelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diterima perbankan dari

masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara pembiayaan yang

diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama

dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.

Inflasi adalah Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus

(persistent).

Inflasi Administered Price adalah Inflasi yang terjadi pergerakan harga barang-

barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya diatur oleh

pemerintah (misalnya bahan bakar).

Inflasi Inti adalah Inflasi yang terjadi karena adanya gap penawaran aggregat

and permintaan agregrat dalam perekonomian, serta kenaikan harga

barang impor dan ekspektasi masyarakat.

Inflasi Volatile Food adalah Inflasi yang terjadi karena pergerakan harga

barang-barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya

bergerak sangat volatile (misalnya beras).

Page 119: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar

peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta

yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kliring Debet adalah kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang

disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro,

nota debet kepada penyelenggaran kliring lokal (unit kerja di Bank

Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia

sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring

debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menangani SKNBI

di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional.

Kliring Kredit adalah kegiatan kliring untuk transfer kredit antar bank yang

dikirim langsung oleh bank peserta ke Sistem Sentral Kliring di KP Bank

Indonesia tanpa menyampaikan fisik warkat (paperless).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan

terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).

Net Interest Income (NII) adalah antara pendapatan bunga dikurangi dengan

beban bunga.

Non Core Deposit (NCD) adalah dana masyarakat yang sensitif terhadap

pergerakan suku bunga. Dalam laporan ini, NCD diasumsikan terdiri dari

30% giro, 30% tabungan dan 10% deposito berjangka waktu 1-3 bulan.

Non Performing Loans/Financing (NLPs/Ls) adalah kredit/pembiayaan yang

termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Penyisihan Pengghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah suatu

pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari

tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP

ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin

besar PPAP yang dibentuk. Misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong

Kurang Lancar adalah 15% dari jumlah kredit Kurang Lancar (setelah

dikurangi agunan), sedangkan untuk kredit Macet, PPAP yang harus

dibentuk adalah 100% dari total kredit macet (setelah dikurangi agunan).

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) adalah rasio

kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total

Page 120: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/Kajianekonomi...1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs gross.

Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ysb.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – Net adalah rasio kredit yang tergolong

NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Pengghapusan Aktiva

Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses

penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real

time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat

bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) adalah sistem kliring Bank

Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian

akhirnya dilakukan secara nasional.