Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai...

133
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku Triwulan IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Transcript of Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai...

Page 1: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku

Triwulan IV 2014

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Page 2: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga Bank Sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-

nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola

(governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan

Undang-Undang.

Kami sangat mengharapkan komentar, saran dan kritik demi perbaikan buku ini

Alamat Redaksi :

Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Maluku

Jl. Raya Pattimura No. 7

AMBON, 97124

Telp : 0911-352762-63 ext. 8350

Fax : 0911-356517

e-mail : [email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Homepage : www.bi.go.id

Page 3: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global
Page 4: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KATA PENGANTAR

Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan

ekonomi global maupun nasional, pada tahun 2014 perekonomian Provinsi Maluku mampu tumbuh

6,7%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya (5,3%), ataupun pertumbuhan ekonomi

nasional (5,0%). Di sisi perkembangan harga, laju inflasi Provinsi Maluku cenderung membaik dan

terkendali meskipun harus menghadapi tekanan berbagai kebijakan harga yang diambil pemerintah seperti

kenaikan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik. Laju inflasi Provinsi Maluku tahun 2014 tercatat sebesar

7,2%, lebih rendah dibandingkan inflasi tahun sebelumnya (8,8%) ataupun inflasi nasional (8,4%). Bahkan

inflasi Kota Ambon tahun 2014 tercatat lebih rendah lagi, yaitu 6,8%. Hal ini tentu tidak terlepas dari

peran aktif Pemerintah Daerah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan pemangku kepentingan lainnya

dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi dengan tujuan akhir yaitu

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian yang baik di tahun 2014 tersebut diharapkan dapat

berlanjut dan lebih meningkat di tahun ini.

Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Maluku ini disusun secara rutin triwulanan

sebagai salah satu perwujudan pencapaian sasaran strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Maluku yaitu pengoptimalan hasil kajian dan penyediaan informasi ekonomi di wilayah kerja. Penyusunan

buku ini bertujuan untuk memberikan masukan mengenai perkembangan moneter, perbankan dan sistem

pembayaran regional di Provinsi Maluku yang diharapkan dapat berguna untuk perumusan kebijakan di

kantor pusat dan pihak terkait (stakeholders) di daerah.

Penyusunan buku ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik dengan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku,

Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, perbankan, responden survei, civitas akademika dan berbagai pihak

terutama masyarakat di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku. Dalam rangka

meningkatkan kualitas buku ini, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan sehingga dapat

memberikan manfaat yang lebih besar bagi kita semua khususnya masyarakat Maluku.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku

ini dan semoga Tuhan memberikan berkah-Nya kepada kita semua dalam mengupayakan kinerja yang

lebih baik.

Ambon, 24 Februari 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Wuryanto Kepala Perwakilan

Page 5: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global
Page 6: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................................................. vii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................................................. ix

DAFTAR SUPLEMEN ........................................................................................................................................... xv

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI MALUKU ............................................................................................. xvii

RINGKASAN UMUM .......................................................................................................................................... xix

1. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL ................................................................................ 1

1.1. Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku ................................................................................. 2

1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan .................................................................................................. 5

1.2.1. Konsumsi ............................................................................................................................................ 6

1.2.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga ................................................................................................ 6

1.2.1.2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT ............................................................................................................. 7

1.2.1.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ...................................................................................................... 8

1.2.2. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ........................................................................ 10

1.2.3. Ekspor dan Impor .............................................................................................................................. 13

1.2.3.2. Net Ekspor Antar Daerah ................................................................................................................... 16

1.3. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran ................................................................................................. 18

1.3.1. Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ................................................................................... 18

1.3.2. Kategori Jasa Keuangan .................................................................................................................... 23

1.3.3. Kategori Pertambangan dan Penggalian ............................................................................................ 25

1.3.4. Kategori Transportasi dan Pergudangan ............................................................................................ 26

1.3.5. Kategori Konstruksi ........................................................................................................................... 28

1.3.6. Kategori Industri Pengolahan ............................................................................................................ 31

1.3.7. Kategori Pengadaan Listrik, Gas ........................................................................................................ 33

1.3.8. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .............................. 35

1.3.9. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ......................................................................... 36

1.3.10. Kategori Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib .......................................... 38

2. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ............................................................................................ 42

2.1. Realisasi APBN Provinsi Maluku ......................................................................................................... 42

2.2. Realisasi APBD Provinsi Maluku ......................................................................................................... 44

3. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ................................................................................................... 50

3.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Maluku ............................................................................................... 50

3.1.1. Inflasi Tahunan dan Inflasi Kumulatif ................................................................................................. 52

3.1.2. Inflasi Triwulanan .............................................................................................................................. 53

3.1.3. Inflasi Bulanan ................................................................................................................................... 54

Page 7: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

iv

iv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

3.2. Inflasi Kota-Kota di Provinsi Maluku .................................................................................................. 55

3.2.1. Inflasi Kota Ambon............................................................................................................................ 56

3.2.1.1. Inflasi per Kelompok.......................................................................................................................... 56

3.2.1.1.1. Kelompok Bahan Makanan ............................................................................................................... 58

3.2.1.1.2 Kelompok Makanan Jadi ................................................................................................................... 59

3.2.1.1.3. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ................................................................... 60

3.2.1.1.4. Kelompok Lainnya ............................................................................................................................. 61

3.2.1.2. Disagregasi Inflasi .............................................................................................................................. 61

3.3. Kegiatan Pengendalian Inflasi ............................................................................................................ 63

4. PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN .......................................................................... 68

4.1. Perkembangan Perbankan Secara Umum .......................................................................................... 69

4.2. Perkembangan Bank Umum .............................................................................................................. 69

4.2.1. Perkembangan Aset Bank Umum ...................................................................................................... 69

4.2.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) ........................................................................................... 70

4.2.3 Perkembangan Kredit ........................................................................................................................ 71

4.2.4 Risiko Bank Umum Maluku ............................................................................................................... 73

4.2.4.1 Risiko Likuiditas ................................................................................................................................. 73

4.2.4.2 Risiko Kredit ...................................................................................................................................... 73

4.2.4.3. Risiko Pasar ....................................................................................................................................... 74

4.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................................................... 74

4.3.1. Aset dan DPK BPR ............................................................................................................................. 74

4.3.2. Penyaluran Kredit BPR ....................................................................................................................... 75

4.3.3. Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit BPR ............................................................................................... 75

4.4. Ketahanan Sektor Korporasi .............................................................................................................. 76

4.5. Ketahanan Sektor Rumah Tangga ..................................................................................................... 77

4.6. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ................................................................................... 78

4.6.1. Inklusivitas Akses Keuangan Maluku ................................................................................................. 78

4.6.2. Pembiayaan UMKM di Maluku .......................................................................................................... 80

5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG .............................................. 83

5.1. Perkembangan Kegiatan Perkasan ..................................................................................................... 83

5.1.1. Inflow (Uang Masuk) ......................................................................................................................... 84

5.1.2. Outflow (Uang Keluar) ...................................................................................................................... 85

5.1.3. Pengelolaan Uang ............................................................................................................................. 85

5.1.4. Penukaran Uang dan Pemusnahan Uang ........................................................................................... 85

5.1.5. Perkembangan Uang Palsu ................................................................................................................ 86

5.1.6. Kegiatan Kas Keliling dan Kegiatan Lainnya ...................................................................................... 86

5.2. Perkembangan Transaksi BI-RTGS ...................................................................................................... 87

5.3. Perkembangan Transaksi Kliring ........................................................................................................ 88

6. PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH .................................................................................... 90

Page 8: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

v

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Pengangguran ......................................................................... 90

6.2. Tingkat Kemiskinan ........................................................................................................................... 92

6.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani ...................................................................................................... 94

7. PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU ................................................................................. 93

7.1. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................................................... 93

7.2. Inflasi ................................................................................................................................................ 95

7.3. Stabilitas Sektor Keuangan ................................................................................................................ 96

Page 9: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

iv

iv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Page 10: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1-1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Sisi Permintaan ADHK tahun 2010 ............... 5

Tabel 1-2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Sisi Penawaran ADHK tahun 2010 .............. 18

Tabel 1-3 Bahan Mineral dan Wilayah di Provinsi Maluku .................................................................................. 25

Tabel 1-4 Daftar Proyek Masterplan Percepatan Pertumbuhan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) di Provinsi Maluku ................................................................................................................................. 30

Tabel 2-1Realisasi Belanja dari APBN Provinsi Maluku Triwulan IV-2014, dalam Rp juta ..................................... 43

Tabel 3-1 Series Inflasi Provinsi di Sulampua pada triwulan III-2014 (dalam % yoy) ............................................ 50

Tabel 3-2Perkembangan Inflasi Kota-kota di Provinsi Maluku ............................................................................ 55

Tabel 3-3 Inflasi Kota-Kota di Provinsi Maluku Per Kelompok ............................................................................. 56

Tabel 3-4Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Per Kelompok % (yoy) ................................................... 56

Tabel 3-5Perkembangan Inflasi Triwulanan Kota Ambon Per Kelompok % (qtq) ................................................ 57

Tabel 3-6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Kelompok Bahan Makanan (% yoy) .............................. 58

Tabel 3-7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Kelompok Makanan Jadi (% yoy) .................................. 59

Tabel 3-8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan (% yoy) ............................................................................................................................................. 60

Tabel 5-1 Kegiatan Kas Keliling Triwulan IV-2014 .............................................................................................. 87

Tabel 6-1Perkembangan Kondisi Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja di Provinsi Maluku .......................... 90

Tabel 6-2 Sebaran Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .............................. 91

Tabel 6-3Kedalaman & Keparahan Kemiskinan Provinsi Maluku ........................................................................ 93

Tabel 6-4 Nilai Tukar Petani Per Subsektor (%) .................................................................................................. 94

Tabel 6-5NIlai Tukar Petani per Sub Sektor (%) .................................................................................................. 94

Page 11: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

viii

viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Page 12: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1-1Struktur Perekonomian (PDRB Nominal) Provinsi Maluku Triwulanan, 2010-2014 ................................ 2

Grafik 1-2Struktur Perekonomian (PDRB Nominal) Provinsi Maluku, Triwulan IV-2014 ......................................... 2

Grafik 1-3Struktur Perekonomian Provinsi Maluku 2010-2014 ............................................................................ 3

Grafik 1-4Struktur Perekonomian Provinsi Maluku, .............................................................................................. 3

Grafik 1-5Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2014 antar-Provinsi ................................................ 3

Grafik 1-6Perkembangan PDRB Riil Provinsi Maluku............................................................................................. 4

Grafik 1-7Kapasitas Perekonomian Provinsi Maluku* ........................................................................................... 4

Grafik 1-8 Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Maluku .......................................................................................... 6

Grafik 1-9 Indeks Keyakinan Konsumen Provinsi Maluku* ................................................................................... 6

Grafik 1-10Konsumsi Listrik Rumah Tangga di Provinsi Maluku ........................................................................... 7

Grafik 1-11Kredit Konsumsi di Bank Umum Provinsi Maluku* ............................................................................. 7

Grafik 1-12Konsumsi LNPRT Provinsi Maluku ....................................................................................................... 8

Grafik 1-13Konsumsi Listrik Sosial di Provinsi Maluku .......................................................................................... 8

Grafik 1-14Konsumsi Pemerintah (Riil) Provinsi Maluku ....................................................................................... 8

Grafik 1-15Giro Pemerintah Daerah .................................................................................................................... 8

Grafik 1-16Belanja Barang dan Jasa dalam APBD Provinsi Maluku ....................................................................... 9

Grafik 1-17Belanja Barang dalam APBN Provinsi Maluku ..................................................................................... 9

Grafik 1-18Belanja APBD (tidak termasuk Belanja Modal) .................................................................................... 9

Grafik 1-19Belanja APBN (tidak termasuk Belanja Modal) .................................................................................... 9

Grafik 1-20Konsumsi Listrik Gedung Pemerintahan di Provinsi Maluku .............................................................. 10

Grafik 1-21Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ........................................................................................ 11

Grafik 1-22Penanaman Modal Asing di Provinsi Maluku ................................................................................... 11

Grafik 1-23Impor Barang Modal Provinsi Maluku*............................................................................................. 11

Grafik 1-24Belanja Modal dalam APBD Provinsi Maluku .................................................................................... 12

Grafik 1-25Belanja Modal dalam APBN Provinsi Maluku .................................................................................... 12

Grafik 1-26Kredit Investasi di Provinsi Maluku* ................................................................................................. 12

Grafik 1-27Kegiatan Usaha di Provinsi Maluku* ................................................................................................ 12

Grafik 1-28Ekspor (Riil) Provinsi Maluku ............................................................................................................. 13

Grafik 1-29Impor (Riil) Provinsi Maluku .............................................................................................................. 13

Grafik 1-30Neraca Perdagangan (Riil) Provinsi Maluku ....................................................................................... 13

Grafik 1-31Neraca Perdagangan Non-Migas Provinsi Maluku ............................................................................ 13

Grafik 1-32 (NIlai) Ekspor Non-Migas Provinsi Maluku ....................................................................................... 14

Grafik 1-33 (Volume) Ekspor Non-Migas Provinsi Maluku .................................................................................. 14

Grafik 1-34 (NIlai) Impor Non-Migas Provinsi Maluku ......................................................................................... 14

Grafik 1-35 (Volume) Impor Non-Migas Provinsi Maluku ................................................................................... 14

Grafik 1-36 (NIlai) Ekspor Non-Migas Provinsi Maluku ....................................................................................... 15

Grafik 1-37 (Nilai) Impor Non-Migas Provinsi Maluku ......................................................................................... 15

Page 13: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 1-38 Ekspor Non-MIgas Provinsi Maluku Menurut Pelabuhan/Bandara Muat ........................................... 15

Grafik 1-39 PDRB Net Ekspor Antar Daerah Provinsi Maluku ............................................................................. 16

Grafik 1-40Realisasi dan Target Produksi Komoditas Pangan Provinsi Maluku .................................................... 16

Grafik 1-41 Kapasitas Produksi Sektor Pertanian Provinsi Maluku* .................................................................... 19

Grafik 1-42PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ........................................................................ 19

Grafik 1-43 Kredit Sektor Pertanian di Provinsi Maluku* .................................................................................... 19

Grafik 1-44Produksi Ikan di Pelabuhan Kota Ambon dan Kota Tual ................................................................... 19

Grafik 1-45Ekspor Hasil Laut Provinsi Maluku .................................................................................................... 20

Grafik 1-46Harga Ekspor Hasil Laut Maluku* ..................................................................................................... 20

Grafik 1-47Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Maluku .............................................................................. 21

Grafik 1-48Nilai Tukar Petani (SBH 2012=100)* ................................................................................................ 21

Grafik 1-49Produksi Karet di PTPN Amahai, Maluku Tengah .............................................................................. 21

Grafik 1-50Produksi Kopra di PTPN XIV Amahai, Maluku Tengah ...................................................................... 21

.Grafik 1-51Ekspor Biji Pala & Bunganya dan Kapulaga ...................................................................................... 22

Grafik 1-52Harga Ekspor Biji Pala & Bunganya dan Kapulaga Provinsi Maluku* ................................................. 22

Grafik 1-53 Kredit Sektor Pertanian di Provinsi Maluku* .................................................................................... 22

Grafik 1-54PDRB Jasa Keuangan........................................................................................................................ 23

Grafik 1-55Nilai Tambah Bruto Bank Umum di Prov. Maluku* ........................................................................... 23

Grafik 1-56Kegiatan Usaha Sektor Keuangan, Persewaan ................................................................................. 23

Grafik 1-57Beban Operasional-Pendapatan Operasional .................................................................................... 24

Grafik 1-58Net Interest Margin Bank Umum di Provinsi Maluku ........................................................................ 24

Grafik 1-59Kredit Jasa Keuangan di Provinsi Maluku ......................................................................................... 24

Grafik 1-60PDRB Sektor Pertambangan & Penggalian Provinsi Maluku .............................................................. 25

Grafik 1-61Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian di Provinsi Maluku ...................................................... 25

Grafik 1-62PDRB Kategori Trasnportasi & Perdagangan ..................................................................................... 27

Grafik 1-63Kegiatan Usaha Sektor Jasa Angkutan Darat & Laut di Provinsi Maluku* ......................................... 27

Grafik 1-64Arus Penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso, ................................................................................... 27

Grafik 1-65 Trafik Kedatangan dan Keberangkatan Kapal di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon ................... 27

Grafik 1-66Arus Peti Kemas di Pelabuhan Yos Sudarso, ..................................................................................... 28

Grafik 1-67Arus Bongkar Muat di Pelabuhan Yos Sudarso, ................................................................................ 28

Grafik 1-68Kredit Kategori Transportasi dan Pergudangan di Bank Umum Maluku* ......................................... 28

Grafik 1-69PDRB Sektor Bangunan Provinsi Maluku........................................................................................... 29

Grafik 1-70Realisasi Pengadaan Semen ............................................................................................................. 29

Grafik 1-71Perubahan Inventori dalam Perekonomian ....................................................................................... 29

Grafik 1-72Kegiatan Usaha Sektor Bangunan Prov. Maluku* ............................................................................. 29

Grafik 1-73Kredit Sektor Bangunan di Bank Umum Provinsi Maluku*................................................................ 31

Grafik 1-74PDRB Sektor Industri Pengolahan Provinsi Maluku ............................................................................ 31

Grafik 1-75Kegiatan Usaha Kategori Industri Pengolahan di Prov. Maluku* ....................................................... 32

Grafik 1-76Kapasitas Produksi Terpakai Kategori Industri Pengolahan di Prov. Maluku* .................................... 32

Grafik 1-77Ekspor Komoditas Industri Provinsi Maluku ...................................................................................... 32

Page 14: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xi

Grafik 1-78Konsumsi Listrik Kelompok Industri Provinsi Maluku ........................................................................ 32

Grafik 1-79Kredit Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Maluku* ..................................................................... 33

Grafik 1-80PDRB Kategori Pengadaan Listrik, Gas Provinsi Maluku .................................................................... 33

Grafik 1-81Kapasitas Produksi Sektor LGA di Prov. Maluku* ............................................................................. 34

Grafik 1-82Kegiatan Usaha Sektor LGA di Prov. Maluku* .................................................................................. 34

Grafik 1-83Konsumsi Listrik di Provinsi Maluku .................................................................................................. 34

Grafik 1-84Kredit Sektor LGA di Perbankan Provinsi Maluku* ........................................................................... 34

Grafik 1-85Total Perdagangan Non-Migas Prov. Maluku ................................................................................... 35

Grafik 1-86Kegiatan Usaha Sektor Perdagangan di Prov. Maluku* .................................................................... 35

Grafik 1-87PDRB Kategori perdagangan dan reparasi Maluku ........................................................................... 35

Grafik 1-88Impor Barang Konsumsi di Provinsi Maluku* .................................................................................... 35

Grafik 1-89Kredit Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ................................................................................... 36

Grafik 1-90PDRB Kategori Penyediaan Akomodasi............................................................................................. 36

Grafik 1-91Kredit Kategori Penyediaan akomodasi ............................................................................................ 36

Grafik 1-92Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Prov. Maluku ........................................................................... 37

Grafik 1-93Konsumsi Listrik Kelompok Bisnis Provinsi Maluku ........................................................................... 37

Grafik 1-94PDRB Kategori Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib ............................... 38

Grafik 1-95Belanja Pegawai dan Bantuan Sosial APBN ....................................................................................... 38

Grafik 1-96 Belanja Pegawai-Tidak Langsung APBD ........................................................................................... 38

Grafik 1-97Kredit kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan ................................................................... 39

Grafik 1-98 Pangsa ekonomi 2014 berdasarkan TD 2000 .................................................................................. 40

Grafik 1-99 Pangsa ekonomi 2014 berdasarkan TD 2010 .................................................................................. 40

Grafik 1-100 Perbandingan pertumbuhan tahunan 2011-2014 ......................................................................... 40

Grafik 2-1Proporsi Realisasi Belanja APBN 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014 ................... 43

Grafik 2-2Realisasi Belanja APBN 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014, dalam

persen (%) ...................................................................................................................................................... 43

Grafik 2-3 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-

2014 ...................................................................................................................................................... 45

Grafik 2-4Perkembangan Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Maluku sampai dengan

Triwulan IV-2014 ............................................................................................................................................... 45

Grafik 2-5 Proporsi Realisasi Dana Perimbangan APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan

IV-2014 ...................................................................................................................................................... 46

Grafik 2-6Proporsi Realisasi Belanja Tidak Langsung APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan

Triwulan IV-2014 ............................................................................................................................................... 46

Grafik 2-7Proporsi Realisasi Belanja Langsung APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-

2014 ...................................................................................................................................................... 47

Grafik 2-8Realisasi Pendapatan dan Belanja dari APBD Provinsi Maluku (Rp juta) ............................................... 48

Grafik 3-1 Inflasi Maluku dan Inflasi Nasional .................................................................................................... 51

Grafik 3-2 Perkembangan Inflasi Provinsi Maluku & Event Analysis .................................................................... 52

Grafik 3-3Perbandingan Inflasi Tahunan Maluku tahun 2011-2014 ................................................................... 53

Grafik 3-4Perbandingan Inflasi Kumulatif Maluku tahun 2011-2014 ................................................................. 53

Page 15: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 3-5Perbandingan Inflasi Triwulanan Maluku tahun 2011-2014 ............................................................... 54

Grafik 3-6Perbandingan Inflasi BulananMaluku tahun 2011-2014 ..................................................................... 55

Grafik 3-7Pergerakan IHK Bahan Makanan Strategis Ambon ............................................................................. 59

Grafik 3-8Andil Inflasi Triwulanan dan Tahunan per Kelompok Triwulan III - 2014 ............................................. 61

Grafik 3-9Disagregasi Inflasi Bulanan ................................................................................................................. 61

Grafik 3-10Disagregasi Inflasi Tahunan .............................................................................................................. 61

Grafik 3-11 Struktur Organisasi APPS Provinsi Maluku ....................................................................................... 66

Grafik 3-12 Pasar Murah Menjelang Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 ............................................................. 66

Grafik 4-1 Perkembangan Komponen DPK Maluku ........................................................................................... 70

Grafik 4-2Perkembangan Komponen DPK Maluku ............................................................................................ 71

Grafik 4-3 Suku Bunga Dana Bank Umum di Provinsi Maluku Menurut Bentuk Simpanan ................................. 71

Grafik 4-4 Asal Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Maluku ......................................................................... 71

Grafik 4-5Pertumbuhan Kredit Maluku Berdasar Jenis Penggunaan ................................................................... 72

Grafik 4-6Distribusi Spasial Kredit Bank Umum Indonesia yang Disalurkan kepada Proyek Berlokasi di

Maluku ...................................................................................................................................................... 72

Grafik 4-7Suku Bunga Kredit Bank Umum di Provinsi Maluku Menurut Jenis Penggunaan................................. 73

Grafik 4-8Perkembangan DPK, kredit berlokasi bank di Maluku, dan LDR Provinsi Maluku ................................ 73

Grafik 4-9Perkembangan BI Rate, Loan Rate dan Deposit Rate .......................................................................... 74

Grafik 4-10 Aset BPR di Maluku......................................................................................................................... 74

Grafik 4-11 Dana Pihak Ketiga BPR di Maluku ................................................................................................... 74

Grafik 4-12 Perkembangan Kredit BPR Menurut Jenis Penggunaan ................................................................... 75

Grafik 4-13 Loan-to-Deposit Ratio (LDR) BPR di Maluku ..................................................................................... 76

Grafik 4-14 NPL BPR di Maluku.......................................................................................................................... 76

Grafik 4-15 Perkembangan Kredit Korporasi Kategori Utama ............................................................................ 76

Grafik 4-16Perkembangan NPL Kredit Sektor Korporasi Kategori Utama........................................................... 76

Grafik 4-17 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga ...................................................................................... 77

Grafik 4-18Distribusi Spasial Kantor Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Maluku .................... 78

Grafik 4-19Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Dana Perbankan* terhadap Jumlah Penduduk di

Provinsi Maluku ................................................................................................................................................. 79

Grafik 4-20Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Dana Perbankan* terhadap luas wilayah

(rekening/km) di Provinsi Maluku ....................................................................................................................... 79

Grafik 4-21Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Kredit Perbankan* terhadap Jumlah Penduduk di

Provinsi Maluku ................................................................................................................................................. 80

Grafik 4-22Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Kredit Perbankan* terhadap luas wilayah

(rekening/km) di Provinsi Maluku ....................................................................................................................... 80

Grafik 4-23Kredit UMKM Bank Umum di Maluku ............................................................................................. 80

Grafik 4-24 Kredit UMKM Maluku Menurut Kota/Kabupaten ........................................................................... 80

Grafik 4-25Perkembangan NPL Kredit UMKM Maluku ....................................................................................... 81

Grafik 4-26Perkembangan Suku Bunga Kredit UMKM Maluku .......................................................................... 81

Grafik 5-1 Perputaran Uang Kartal KPw BI Prov. Maluku ................................................................................... 84

Grafik 5-2 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) ...................................................................................... 86

Page 16: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xiii

Grafik 5-3 Kegiatan Kas Keliling dan Penukaran Uang ....................................................................................... 86

Grafik 5-4 Perkembangan Nominal BI-RTGS Maluku .......................................................................................... 87

Grafik 5-5 Perkembangan Volume BI-RTGS Maluku ........................................................................................... 87

Grafik 5-6 Perputaran Kliring di Provinsi Maluku ................................................................................................ 88

Grafik 6-1 Tenaga Kerja Menurut Wilayah Tempat Tinggal ................................................................................ 91

Grafik 6-2 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja ........................................................................................... 91

Grafik 6-3 Perkembangan Usaha dan Penggunaan Tenaga Kerja ....................................................................... 92

Grafik 6-4Perkembangan dan Perkiraan Penggunaan Tenaga Kerja ................................................................... 92

Grafik 6-5Tingkat Kemiskinan Provinsi Maluku .................................................................................................. 92

Grafik 6-6Sepuluh Provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia (Per September

2014) ...................................................................................................................................................... 92

Grafik 6-7 Indeks Gini Ratio ............................................................................................................................... 93

Grafik 6-8. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) ....................................................................................... 93

Grafik 6-9. Indeks Survei Konsumen .................................................................................................................. 93

Grafik 6-10 NIlai Tukar Petani (%) ..................................................................................................................... 94

Grafik 7-1Indeks Ekspektasi Konsumen* ........................................................................................................... 93

Grafik 7-2Perkiraan Curah Hujan pada Triwulan I-2015 ..................................................................................... 96

Grafik 7-3 Indeks Pengeluaran Konsumen 3 bulan yang akan datang ................................................................ 97

Page 17: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

xiv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Page 18: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xv

DAFTAR SUPLEMEN

BOKS 1 PERBANDINGAN PDRB PROVINSI MALUKU TD 2000 DAN 2010 .................................................. 40

BOKS 2 APPS (ASOSIASI PETANI DAN PEDAGANG SAYUR) PROVINSI MALUKU ....................................... 65

Page 19: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global
Page 20: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xvii

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI MALUKU

Uraian 2012

Total Total I II III IV Total

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga7.07 4.89 8.92 7.83

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT4.80 4.17 3.90 5.33

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah8.84 7.85 28.62 28.73

4 Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)21.40 10.93 3.49 6.87

5 Perubahan Inventori 7.34 11.05 2.93 6.65

6 Ekspor Luar Negeri 10.54 7.42 5.98 (43.69)

7 Dikurangi Impor Luar

Negeri15.38 (19.36) 7.82 (1.17)

8.00 Net Ekspor Antar Daerah

16.28 19.36 34.44 7.13

7.16 5.26 3.49 6.68

Uraian 2012

Total Total I II III IV Total

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga4.69 3.25 6.00 5.17

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT0.12 0.10 0.09 0.12

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah3.54 3.19 14.42 11.97

4 Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)5.65 3.27 1.10 2.16

5 Perubahan Inventori 0.07 0.10 0.03 0.06

6 Ekspor Luar Negeri 2.11 1.53 0.66 (9.20)

7 Dikurangi Impor Luar

Negeri2.06 (2.79) 0.77 (0.13)

8.00 Net Ekspor Antar Daerah

(6.95) (8.97) (18.35) (3.75)

7.16 5.26 3.49 6.68

Gro

wth

YoY

(%)

2013**) 2014**)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

And

il Yo

Y (%

)

2013**) 2014**)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

2011 2012

Kategori growth yoy (%) Uraian Total Total Total I II III IV Total

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.04 6.23 4.13 2.77 6.45

B Pertambangan dan Penggalian 11.16 2.77 4.60 7.93 10.29

C Industri Pengolahan 4.91 5.70 5.80 4.04 8.42

D Pengadaan Listrik, Gas 8.27 10.08 4.00 44.05 31.11

E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang 3.91 4.53 2.98 5.40 5.84

F Konstruksi 9.08 7.56 7.74 3.18 7.31

GPerdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor6.78 9.63 6.88 0.96 5.89

H Transportasi dan Pergudangan 6.24 6.55 6.55 7.19 8.77

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.74 8.28 8.21 2.80 4.68

J Informasi dan Komunikasi 7.40 7.55 9.16 5.53 7.62

K Jasa Keuangan 19.31 8.96 10.16 16.57 7.61

L Real Estate 3.35 4.27 2.72 3.24 7.10

M,N Jasa Perusahaan 5.63 5.99 5.74 4.39 4.83

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

9.15 9.38 4.12 0.79 5.35

P Jasa Pendidikan 2.26 3.53 3.47 7.27 9.52

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.31 6.12 0.24 2.76 2.63

R,S,T,U Jasa lainnya 0.36 1.52 0.40 0.89 5.50

6.34 7.16 5.26 3.49 6.70

2011 2012

Kategori andil yoy (%) Uraian Total Total Total I II III IV Total

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.80 1.58 1.04 0.68 1.60

B Pertambangan dan Penggalian 0.40 0.10 0.17 0.28 0.37

C Industri Pengolahan 0.27 0.31 0.31 0.22 0.45

D Pengadaan Listrik, Gas 0.01 0.01 0.00 0.04 0.03

E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03

F Konstruksi 0.59 0.50 0.52 0.22 0.50

GPerdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor0.90 1.29 0.94 0.13 0.82

H Transportasi dan Pergudangan 0.33 0.35 0.35 0.39 0.47

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.10 0.15 0.15 0.05 0.09

J Informasi dan Komunikasi 0.27 0.27 0.33 0.21 0.29

K Jasa Keuangan 0.59 0.31 0.36 0.58 0.28

L Real Estate 0.01 0.02 0.01 0.01 0.03

M,N Jasa Perusahaan 0.06 0.07 0.06 0.05 0.05

OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib1.71 1.80 0.81 0.16 1.04

P Jasa Pendidikan 0.13 0.20 0.19 0.37 0.50

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.13 0.15 0.01 0.06 0.06

R,S,T,U Jasa lainnya 0.01 0.03 0.01 0.02 0.10

6.34 7.16 5.26 0.00 0.00 3.49 6.70

2013**)

An

dil

Yo

y (

%)

2014**)

Gro

wth

Yo

Y (

%)

PDRB

PDRB

2014**)

2013**)

Page 21: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

xviii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN I-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVEkspor

- Nilai Ekspor Non Migas (USD juta) 19.92 80.35 18.75 45.83 66.29 25.60 27.52 32.69 24.64 38.96 30.36 31.39 29.51 26.61 30.76 27.74 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 32.40 46.77 20.43 173.28 426.25 43.98 44.48 52.86 37.93 55.13 46.07 52.32 82.74 39.62 43.76 35.89

Impor

- Nilai Impor Non Migas (USD juta) 5.80 4.39 0.10 7.31 3.85 0.18 0.22 5.52 0.21 0.87 3.69 0.95 3.40 2.54 1.17 0.21 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 11.93 31.85 0.04 12.38 6.08 0.08 0.08 1.31 0.04 0.29 1.10 0.13 7.22 5.54 0.64 0.08

Indeks Harga Konsumen

- Kota Ambon 126.62 133.69 132.65 131.87 137.57 142.05 142.03 140.74 141.12 144.46 156.03 153.14 110.20 111.85 111.86 115.04- Kota Tual 112.53 113.36 117.57 125.34- Provinsi Maluku 126.62 133.69 132.65 131.87 137.57 142.05 142.03 140.74 141.12 144.46 156.03 153.14 110.36 111.95 112.31 115.86

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

- Kota Ambon 4.45 10.00 4.24 2.85 8.65 6.25 7.07 6.73 2.58 1.70 9.86 8.81 9.12 9.14 2.27 6.81- Kota Tual 7.00 5.68 8.85 11.48- Provinsi Maluku 4.45 10.00 4.24 2.85 8.65 6.25 7.07 6.73 2.58 1.70 9.86 8.81 8.97 8.86 2.78 7.19

Perbankan

Aset Perbankan (Rp Triliun) 8.59 8.92 9.92 13.68 14.10 14.88 14.60 14.10 14.78 15.12 13.71 14.59 15.69 16.63 14.61 - Bank Pemerintah 6.28 6.43 7.08 10.00 10.41 10.77 9.97 9.49 10.25 10.57 9.19 10.18 11.02 11.70 9.42 - Bank Swasta 2.02 2.08 2.33 3.03 2.95 3.29 3.62 3.50 3.40 3.33 3.14 3.04 3.22 3.41 3.49 - BPR 0.29 0.41 0.52 0.65 0.74 0.83 1.01 1.11 1.13 1.21 1.38 1.37 1.46 1.52 1.70

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 5.79 6.27 6.50 7.08 7.46 7.82 8.09 8.61 8.71 8.95 9.29 9.59 9.50 10.19 10.73 10.74 - Giro 1.34 1.40 1.40 1.29 1.85 1.80 1.78 1.73 1.98 2.10 2.24 1.72 2.07 2.38 2.26 1.90 - Tabungan 2.68 2.96 3.02 3.82 3.33 3.65 3.81 4.69 4.25 4.28 4.46 5.25 4.60 4.62 5.04 5.58 - Deposito 1.77 1.90 2.09 1.97 2.28 2.37 2.50 2.19 2.48 2.57 2.59 2.63 2.84 3.19 3.43 3.25

Kredit (Rp Triliun)-Berdasarkan Jenis Penggunaan 4.11 4.55 4.77 4.96 5.32 5.66 5.91 6.16 6.41 6.80 3.08 8.35 8.40 8.64 8.86 9.05 - Modal Kerja 1.29 1.49 1.57 1.53 1.56 1.74 1.69 1.61 1.58 1.73 1.81 2.21 2.13 2.28 2.34 2.35 - Investasi 0.39 0.46 0.51 0.56 0.62 0.65 0.66 0.67 0.70 0.80 0.82 1.29 1.27 1.18 1.20 1.19 - Konsumsi 2.43 2.60 2.69 2.87 3.14 3.26 3.56 3.88 4.13 4.27 0.45 4.86 5.00 5.18 5.32 5.51

Kredit UMKM (Rp Triliun) 2.04 2.07 2.10 - Modal Kerja 1.41 1.62 1.73 1.79 1.92 1.98 2.02 2.01 1.96 3.73 1.24 1.34 1.34 1.44 1.52 1.60 - Investasi 0.20 0.40 0.43 0.51 0.89 0.91 0.91 0.53 0.52 1.65 0.59 0.65 0.68 0.66 0.62 0.63 - Konsumsi 1.68 3.65 2.29 2.36 2.35 2.61 2.62 2.72 2.70 0.12 0.04 0.05 0.05 - - -

Loan to Deposit Ratio*(%) 70.94 72.66 73.33 69.16 72.62 75.00 74.27 72.08 74.83 78.89 78.49 76.29 78.00 75.19 73.11 74.76 NPL Gros (%) 2.11 2.22 2.43 2.32 7.54 3.15 3.41 2.60 2.64 2.51 2.64 2.18 3.34 3.44 3.14 2.73

Sistem Pembayaran

Transaksi RTGS

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp miliar) 47.74 79.80 66.01 86.81 55.59 65.93 75.57 106.77 52.08 50.24 50.05 62.81 46.24 51.38 46.39 55.78 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (ribu lembar) 33.02 41.67 36.40 46.08 27.67 10.02 7.08 18.28 8.60 16.32 24.40 26.32 25.13 26.20 25.74 24.00

Transaksi Kliring

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp miliar) 320.03 323.14 394.01 467.56 357.44 358.06 383.44 383.82 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (ribu lembar) 0.71 0.80 0.97 1.25 1.58 3.57 2.39 4.21 0.69 0.60 0.61 0.51 0.60 0.59 0.57 0.55

2014201320122011Indikator

Page 22: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xix

Page 23: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global
Page 24: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xix

RINGKASAN UMUM

PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Maluku pada triwulan IV-2014 dengan menggunakan tahun dasar baru yaitu Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun dasar 2010 mencapai Rp6,06 triliun atau

tumbuh sebesar 3,49% (y.o.y), lebih rendah daripada rentang prakiraan Bank Indonesia yang sebesar 3,75-

4,75% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Maluku terutama ditopang oleh komponen konsumsi pemerintah,

konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (investasi), dengan andil/sumbangan

terhadap pertumbuhan ekonomi Maluku masing-masing sebesar 14,42%, 6,00% dan 1,10%. Sedangkan

komponen-komponen lain, yaitu Konsumsi Nirlaba (LNPRT), Ekspor Luar Negeri dan Impor Luar Negeri

memberikan andil sebesar/sumbangan sebesar 0,09%, 0,66% dan 0,77%.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Maluku ditopang oleh kinerja kategori Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan; Jasa Keuangan; dan Transportasi dan Pergudangan dengan andil/sumbangan berturut-turut sebesar

0,68%, 0,58% dan 0,39%, berbeda saat menggunakan PDRB dengan tahun dasar 2000 dimana pertumbuhan

ekonomi Maluku didorong oleh sektor utama Perdagangan, Hotel dan Perdagangan (PHR), sektor pertanian dan

sektor jasa-jasa.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV 2014 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebagai dampak dari high-base effect yang terjadi pada triwulan IV 2013 disertai dengan faktor-faktor downside

yang terjadi pada triwulan IV 2014. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku disebabkan dampak dari

high-base effect yang terjadi pada triwulan IV 2013, dimana pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV

2013 tercatat sebesar 9,81% (y.o.y), jauh meningkat dibanding triwulan III 2013 yang sebesar 5,43% (y.o.y) dan

triwulan II 2013 yang sebesar 2,03% (y.o.y), sehubungan dengan diselenggarakannya Pemilukada putaran

kedua di Desember 2013. Selain itu, faktor downside yang terjadi pada triwulan IV 2014 turut menarik ke

bawah perekonomian Maluku, antara lain: kenaikan TDL secara bertahap, kenaikan harga barang dan/jasa

sebagai dampak kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, serta faktor cuaca yang kurang

mendukung untuk aktivitas melaut disertai gelombang tinggi yang terjadi selama triwulan IV 2014.

PERKEMBANGAN INFLASI

Laju inflasi Maluku pada triwulan IV-2014 mencapai 7,19% (yoy), lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya yang hanya sebesar 2,78% (yoy), searah dan berada di rentang yang diperkirakan yaitu

naik pada kisaran 6,50%-7,50% (yoy). Pencapaian inflasi Maluku pada triwulan laporan tercatat lebih rendah

dibanding inflasi nasional yang sebesar 8,36% (yoy). Inflasi Maluku pada triwulan IV-2014 didorong oleh

dampak dari kebijakan pemerintah di bidang energi (BBM dan TDL), faktor cuaca, pelemahan kurs, dan

Page 25: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

xx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

dinamika penawaran dan permintaan pada hari-hari besar nasional dan keagamaan (idul adha, natal, dan tahun

baru).

Inflasi tahunan Kota Ambon disumbang oleh kelompok komoditas bahan makanan, biaya tempat

tinggal (bahan bangunan), dan transportasi. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tahunan sebesar

1,29% (yoy), yang disumbang oleh beras, cabai merah, dan cabai rawit. Sementara itu komoditas transportasi

mengalami inflasi sebesar 17,91% (yoy), didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi. Passthrough-effect dari

kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada kenaikan harga komoditas bahan bangunan. Khusus untuk

komoditas semen, selain akibat kenaikan harga BBM, inflasi juga dipengaruhi oleh peningkatan TDL berkala dan

pelemahan kurs.

Peningkatan pasokan ikan segar dan sayur-sayuran berperan penting dalam perlambatan laju inflasi

tahunan komponen volatile food. Kondisi perairan yang cukup tenang pada triwulan laporan sangat

mendukung kegiatan penangkapan ikan segar yang menjadi favorit masyarakat. Program TPID Provinsi Maluku

untuk meningkatkan produksi dan menjaga kecukupan pasokan sayur lokal berhasil menekan inflasi volatile

foods di Provinsi Maluku khususnya Kota Ambon di tengah tekanan inflasi VF nasional. Hal ini juga terlihat pada

perbedaan volatilitas inflasi Kota Ambon dan Kota Tual pada Triwulan IV 2014, dimana inflasi Kota Tual yang

tergolong tinggi masih banyak dipengaruhi oleh inflasi sayur dan ikan..

PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Pada triwulan IV-2014, sektor perbankan regional Maluku menunjukkan perlambatan kinerja seiring

dengan perlambatan kinerja ekspor, tercermin pada indikator aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

kredit yang yang mengalami perlambatan pertumbuhan. Aset perbankan di Provinsi Maluku tercatat

Rp14,61 triliun atau tumbuh 6,53% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,34%

(yoy). Penghimpunan DPK mencapai Rp10,74 triliun atau hanya tumbuh 11,90% (yoy), melambat dibanding

triwulan III-2014 yang tumbuh 19,41% (yoy). Sedangkan, kredit mencapai Rp9,05 triliun atau mengalami

pertumbuhan sebesar 8,35% (yoy), melambat dibanding capaian triwulan sebelumnya sebesar 9,92% (yoy).

Tingkat intermediasi mengalami peningkatan namun masih kurang optimal, sedangkan risiko kredit

masih terjaga dan dalam tren menurun. LDR meningkat dari 73,11% pada triwulan sebelumnya menjadi

74,76% pada triwulan laporan. Sementara itu NPL turun hingga mencapai 2,73% pada triwulan laporan.

Kinerja kredit usaha sektor utama mengalami penurunan kinerja kecuali sektor pertanian, kehutanan,

dan perikanan. Kredit perdagangan besar dan eceran mengalami perlambatan pertumbuhan seiring dengan

melemahnya pertumbuhan konsumsi masyarakat dan turunnya impor akibat pelemahan kurs. Sementara itu,

kredit konstruksi terus terkontraksi seiring dengan bertambahnya kehati-hatian perbankan akibat tingginya NPL,

yang mencapai 11,76% pada triwulan laporan. Sementara itu, kredit sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan tetap tumbuh meningkat.

Page 26: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xxi

Risiko kredit pada sektor rumah tangga terjaga pada level yang aman seiring dengan tingginya porsi

kredit konsumsi. NPL pada kredit rumah tangga Maluku terjaga pada level 0,86%, turun dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 1,26%. Hal ini didorong oleh penurunan NPL kredit konsumsi yang turun dari

1,16% pada triwulan sebelumnya menjadi 0,84% pada triwulan laporan. Kredit konsumsi masih mendominasi

kredit Provinsi Maluku dengan porsi sebesar 56,34%.

Akses keuangan masyarakat Maluku meningkat. Rasio jumlah rekening dana terhadap jumlah penduduk

mencapai 56,11%, meningkat dari 54,09% pada triwulan sebelumnya. Rasio jumlah rekening kredit terhadap

jumlah penduduk juga mengalami peningkatan dari 7,11% menjadi 7,19%.

Pembiayaan UMKM tumbuh melambat namun porsinya terhadap total kredit naik. Pembiayaan UMKM

tumbuh 9,08% (yoy), melambat dari 11,52% pada triwulan sebelumnya. Namun demikian porsi kredit UMKM

menurun dari 26,86% pada triwulan-II 2014 menjadi 27,49% pada triwulan laporan.

OUTLOOK MAKRO EKONOMI REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan I 2015 diprakirakan tumbuh positif dan dalam tren

yang meningkat. Perekonomian Maluku pada triwulan mendatang diprakirakan tumbuh dalam rentang 4,00-

5,00% (y.o.y). Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Maluku sebagai dampak dari low-base effect yang

terjadi pada triwulan IV 2014, dimana pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV 2014 yang sebesar

3,49% (y.o.y), jauh menurun dibandingkan dengan triwulan IV 2013 yang sebesar 9,81% (y.o.y).

Meskipun secara tahunan terindikasi meningkat, jika ditinjau secara triwulanan, perekonomian

Maluku pada triwulan I 2015 diprakirakan mencatatkan tren yang melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Bank Indonesia memprakirakan baseline pertumbuhan triwulanan ekonomi Maluku triwulan IV

2014 sebesar -0,89% (q.t.q), menurun dibandingkan triwulan IV 2014 yang sebesar 2,15% (q.t.q). Menurunnya

pertumbuhan triwulan ekonomi Maluku pada triwulan depan seiring dengan ekspektasi konsumsi masyarakat

yang cenderung turun berdasarkan Survei Konsumen yang mencatat Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

terhadap triwulan I 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, konsumsi pemerintah

juga terindikasi melambat terkait dengan siklus belanja pemerintah yang relatif rendah memasuki periode awal

tahun. Di sisi lain, perayaan Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal 2014 dan persiapan Tahun Baru 2015 yang

terjadi pada triwulan IV 2014 turut mendorong tren perlambatan pada triwulan mendatang.

Pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan mendatang masih didorong oleh dominasi andil dari

konsumsi rumah tangga. Optimisme yang diperlihatkan oleh ekspektasi masyarakat terhadap kinerja kegiatan

konsumsi triwulan mendatang sehubungan dengan adanya perayaan hari besar, seperti: Maulid Nabi

Muhammad, Tahun Baru Imlek 2566 dan Hari Raya Nyepi. Risiko yang dapat menahan kinerja konsumsi rumah

tangga pada triwulan mendatang adalah kenaikan TDL tahap selanjutnya dan kenaikan harga barang dan/atau

jasa yang disebabkan terkendalanya distribusi pasokan bahan pangan masuk ke Maluku akibat bencana yang

menghampiri daerah-daerah pemasok bahan pangan, seperti: jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan,

serta angin musim barat yang mengakibatkan tingginya gelombang laut dan masuknya periode musim

penghujan yang menghambat kelancaran distribusi dengan kapal laut. Kenaikan suku bunga konsumsi yaitu dari

Page 27: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

xxii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

14,34% pada triwulan III 2014 menjadi 14,38% pada triwulan IV 2014 turut menarik kebawah kinerja konsumsi

rumah tangga.

Konsumsi dan investasi Pemerintah diprakirakan sedikit melambat terkait dengan siklus belanja

pemerintah yang relatif rendah memasuki periode awal tahun namun masih didukung oleh belanja

Pemerintah dalam pengerjaan pembangunan proyek-proyek multi-years, khususnya penyelesaian

proyek infrastruktur dasar yang ditargetkan selesai di tahun 2014. Dari segi belanja pegawai dan barang

dan/atau jasa, pertumbuhan komponen tersebut relatif stabil karena pengeluarannya bersifat rutin. Komponen

belanja modal dan investasi pemerintah diprakirakan melambat mengikuti pola musiman yang biasanya

penyerapannya akan dioptimalkan menjelang akhir tahun. Namun pengeluaran konsumsi pemerintah masih

didukung oleh belanja pemerintah dalam pengerjaan pembangunan proyek-proyek multi-years seperti: (1)

Pembangunan jalan lingkar Pulau Gorom di Kab. Seram Bagian Timur (Rp15 miliar); (2) Pembangunan Christian

Center di Kota Ambon (Rp24 miliar); (3) Pembangunan Catholic Center di Kota Ambon (Rp13 miliar); (4)

Pembangunan ruas jalan Ilngei Batu Putih di Kab. Maluku Tenggara Barat (Rp13 miliar); (5) Normalisasi Sungai

Waiapu di Pulau Buru (Rp10 miliar). Saat ini progress pembangunan Christian dan Catholic Center mencapai

10%, sedangkan proyek lainnya masih dalam tahap tender. Risiko yang dapat menghambat kinerja investasi

Pemerintah adalah permasalahan teknis, seperti: keterlambatan tibanya barang modal, kerusakan mesin,

permasalahan lahan dan mahalnya barang impor seperti mesin dan alat berat seiring dengan tren depresiasi nilai

tukar Rupiah.

Kinerja PMTB diprakirakan melambat seiring dengan menurunnya ekspektasi dunia usaha terhadap

realisasi kegiatan usahanya pada triwulan mendatang. Survei Kegiatan Dunia Usaha merekam

ekspektasi kegiatan dunia usaha yang menurun dibandingkan realisasi kegiatan usahanya pada triwulan

mendatang. Dunia usaha pada triwulan I 2015 diprakirakan akan secara optimal melakukan kegiatan produksi

dengan menggunakan persediaan stok yang ada dan akan melakukan pengadaan apabila stok telah habis

terpakai. Menurunnya laju pertumbuhan PMTB seiring dengan meningkatnya suku bunga invetasi yaitu dari

13,11% pada triwulan III 2014 menjadi 13,23% pada triwulan IV 2014. Di sisi lain, tertahannya investasi netto

akan terindikasi oleh tertahannya kinerja impor barang modal dan pembelian alat-alat berat seiring dengan

kenaikan harga ekspor dan bahan baku bangunan maupun nonbangunan di tengah tren depresiasi nilai tukar

rupiah.

Kinerja ekspor diprakirakan meningkat sedangkan kinerja impor diprakirakan melambat seiring

dengan nilai tukar Rupiah yang masih dalam tren depresiasi yang menyebabkan harga ekspor

cenderung murah dan harga impor cenderung mahal. Tren depresiasi nilai tukar Rupiah menyebabkan

meningkatnya permintaan eksternal terhadap komoditas unggulan Maluku. Meningkatnya laju pertumbuhan

ekspor Maluku pada triwulan mendatang diprakirakan berasal dari meningkatnya kinerja ekspor hasil laut,

seperti: udang segar/beku dan ikan dan lain-lain, dan ekspor hasil bumi, seperti: biji pada dan bunganya dan

kapulaga. Ekspor produk olahan, seperti: ikan olahan dan tembaga olahan, juga terindikasikan meningkat di

tengah kapasitas produksi tersedia yang masih dapat ditingkatkan dan permintaan ekspor yang masih tinggi.

Meningkatnya harga barang impor di tengah depresiasi nilai tukar Rupiah mendorong dunia usaha untuk

menahan keputusannya melakukan pengadaan barang-barang impor yang sebagian besar berwujud barang

modal dan alat-alat berat.

Page 28: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xxiii

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan I 2015 akan didorong oleh

kategori-kategori ekonomi dengan pertumbuhan tinggi, yakni Pengadaan Listrik, Gas; Transportasi

dan Pergudangan; Jasa Keuangan; dan Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda

motor. Kinerja kategori pengadaan listrik, gas sehubungan dengan ramainya pusat perbelanjaan di Maluku,

meningkatnya kegiatan MICE yang diselenggarakan di Maluku dan tumbuhnya produksi migas yang berasal dari

Citic Seram Energy Limited. Kategori transportasi dan pergudangan meningkat seiring dengan ramainya arus

penumpang dari dan ke luar Maluku dalam rangka MICE maupun perayaan hari-hari besar keagamaan, seperti:

masuknya musim liburan panjang Tahun Baru, Maulid Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru Imlek dan Hari Raya

Nyepi. Sementara itu, meningkatnya kategori jasa keuangan sejalan dengan konsumsi pemerintah. Kategori

perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor diprakirakan tumbuh sejalan dengan

pertumbuhan konsumsi rumah tangga di sisi permintaan. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha,

sektor yang mengalami ekspektasi kegiatan usahanya pada triwulan mendatang yang optimis dan cenderung

meningkat, antara lain: Pengadaan Listrik,Gas; dan Transportasi dan Pergudangan. Sementara itu, ekspektasi

dunia usaha pada kategori pertanian,kehutanan dan perikanan; industri pengolahan; perdagangan besar dan

eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; dan jasa keuangan Maluku pada triwulan I 2015 masih tertahan.

Inflasi pada triwulan I-2015 diperkirakan akan berada pada rentang 5,75% (yoy) 6,75% (yoy).

Mencermati faktor risiko inflasi saat musim angin barat yang masih menghampiri wilayah Maluku sehingga

menyebabkan terganggunya aktivitas melaut dan gelombang tinggi sehingga pasokan bahan pangan dari luar

daerah dapat terhambat. Faktor lainnya yang menjadi penyebab tertariknya inflasi ke atas adalah faktor cuaca

yang kurang mendukung di sebagian wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi

pangan sehingga produktivitasnya dapat menurun. Sementara itu, kenaikan UMP Provinsi Maluku sebesar

16,61% juga dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan/jasa secara umum. Di sisi lain, kenaikan harga

LPG 12 kg dan TDL secara bertahap juga dapat memicu kenaikan inflasi administered price di Maluku.

Dari sisi penawaran, meningkatnya tekanan inflasi terutama bersumber dari inflasi pangan terkait faktor cuaca

yang masih kurang bersahabat di Provinsi Maluku serta beberapa kebijakan administered prices, seperti

Berlanjutnya kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) serta potensi adjustment biaya produksi dan distribusi lainnya

akibat perubahan asumsi nilai tukar, harga minyak, dan inflasi; Potensi kenaikan tarif angkutan udara sebagai

dampak integrasi harga tiket dan Passenger Service Charge/ Airport Tax di tengah periode high season industri

penerbangan; serta kenaikan harga LPG 12 kg turut memberikan andil tekanan inflasi di triwulan mendatang.

Harga minyak di pasar inernasional sendiri dalam beberapa periode terakhir berada dalam tren penurunan dan

diperkirakan akan terus berlangsung hingga awal tahun 2015. Kondisi serupa juga terjadi pada harga komoditas

emas yang melanjutkan tren penurunan dalam jangka panjang akibat terus menguatnya nilai tukar USD. Kondisi

ini berdampak pada pelemahan nilai tukar yang semakin menekan imported inflation dan biaya produksi barang

dan jasa. Sementara itu, kenaikan UMP 2015 sebesar 16,61% juga perlu diwaspadai karena elastisitas inflasi

terhadap UMP cukup signifikan.

OUTLOOK INFLASI

Page 29: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

xxiv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Dari sisi permintaan, bervariasinya kebutuhan masyarakat pada triwulan mendatang berpotensi

menambah tekanan inflasi. Pada triwulan mendatang, perayaan Tahun Baru 2015, Maulid Nabi Muhammad,

Tahun Baru Imlek 2566 dan Hari Raya Nyepi berdampak pada peningkatan inflasi volatile food dan komoditas

inti di Maluku. Khusus ikan segar dan daging, meningkatnya kebutuhan selama triwulan mendatang

mendorong peningkatan harga daging sapi dan daging ayam di daerah produsen. Sementara untuk ikan segar,

pola konsumsi masyarakat Maluku yang cenderung lebih memilih komoditas ikan segar dibandingkan ikan beku

juga turut menjadi kendala dalam menjaga pasokan ikan segar. Kenaikan UMP Maluku tahun 2015 sebesar

16,61% juga berpotensi mendorong peningkatan ekspektasi pengeluaran masyarakat dan menambah tekanan

inflasi dari sisi permintaan. Beragamnya potensi kebutuhan masyarakat tersebut diperkirakan akan berdampak

pada peningkatan inflasi pada angkutan udara, sayuran segar, ikan segar, beras, makanan jadi dan ikan

diawetkan, sebagaimana juga terjadi pada tahun sebelumnya.

Curah hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi serta potensi angin musim barat yang menyebabkan

gelombang tinggi perlu diwaspadai demi menjaga pasokan bahan pangan khususnya ikan segar. Perkiraan

curah hujan yang berada pada kategori menengah hingga tinggi diperkirakan juga akan mengganggu pasokan

sayuran segar lokal di Maluku. Di sisi lain, faktor cuaca yang kurang mendukung juga masih menimpa di

beberapa wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan sehingga perlu mendapatkan perhatian ekstra demi

terjaganya pasokan bahan pangan

OUTLOO

K

OUTLOOK STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Kebijakan Bank Indonesia masih diarahkan untuk menahan laju inflasi dan memperbaiki defisit

transaksi berjalan. Oleh karena itu, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga kebijakan (BI

Rate) sebesar 25 bps menjadi 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility tetap pada level 8,00% dan suku

bunga Deposit Facility diturunkan 25 bps menjadi 5,50%. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran

kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan

sistem keuangan untuk mendukung kesinambungan perekonomian.

Kinerja bank pada triwulan I-2015 diprakirakan masih mencatatkan pertumbuhan positif namun

dalam tren melambat. Kinerja DPK perbankan Maluku diperkirakan melambat seiring dengan berbagai

kebijakan penghematan dari pemerintah, pola dropping dan realisasi anggaran pemerintah yang cenderung

lambat, perlambatan kinerja swasta (terutama kategori usaha perikanan), dan perlambatan pertumbuhan

deposito akibat penurunan suku bunga acuan. Kinerja kredit juga diperkirakan menurun seiring dengan

penurunan optimisme konsumen dan perlambatan kinerja sektor utama.

Risiko kredit dan risiko likuiditas diperkirakan akan tetap terjaga. Risiko kredit pada triwulan I-2015

masih akan terjaga, seiring dengan masih besarnya porsi kredit konsumsi berisiko rendah. Sementara itu, risiko

likuiditas diperkirakan akan tetap terjaga, dengan melihat potensi LDR yang masih tergolong rendah.

Page 30: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

xxv

Page 31: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global
Page 32: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

1

1. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 seperti yang diukur dengan menggunakan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dengan tahun dasar

baru yaitu tahun 2010 mencapai Rp6,06 triliun, atau tumbuh sebesar 3,49% (y.o.y), lebih rendah

daripada prakiraan (baseline) Bank Indonesia yang sebesar 3,97% (y.o.y) dan berada di bawah

rentang prakiraan Bank Indonesia yang sebesar 3,75-4,75% (y.o.y). Pertumbuhan ekonomi

Provinsi Maluku pada triwulan laporan tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi

nasional pada periode yang sama sebesar 5,01% (y.o.y), namun lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan PDRB ADHK berdasarkan tahun dasar 2000 yang sebesar 3,05% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Maluku pada Triwulan IV-2014 terutama ditopang

oleh komponen konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (investasi) dan Konsumsi Nirlaba (LNPRT) dengan andil/sumbangan masing-

masing sebesar 14,42%, 6,00%, 1,10% dan 0,09%. Sementara itu komponen lainnya, yaitu Net

Ekspor Antar Daerah dan Net Ekspor Luar Negeri memberikan andil negatif masing-masing

sebesar 18,35% dan 0,11%.

Sedangkan dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Maluku pada Triwulan IV-2014

berdasarkan tahun dasar 2010 ditopang oleh kinerja kategori Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan; Jasa Keuangan; dan Transportasi dan Pergudangan dengan andil/sumbangan berturut-

turut sebesar 0,68%, 0,58% dan 0,39%, berbeda saat menggunakan PDRB dengan tahun dasar

2000 dimana pertumbuhan ekonomi Maluku didorong oleh sektor utama Perdagangan, Hotel

dan Perdagangan (PHR), sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV-2014 merupakan dampak dari

high-base effect yang terjadi pada triwulan IV 2013 disertai dengan timbulnya faktor-faktor

penghambat yang terjadi pada triwulan laporan. Faktor high-base effect yang terjadi pada

triwulan IV 2013 tercermin dari tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan tersebut

yaitu 9,81% (y.o.y), jauh meningkat bila dibandingkan triwulan III dan II 2013 yang masing-

masing sebesar 5,43% (y.o.y) dan 2,03% (y.o.y). Hal ini terutama dipengaruhi oleh

penyelenggaraan Pemilukada putaran kedua di Desember 2013. Adapun faktor penghambat

pada triwulan laporan yang turut menarik ke bawah pertumbuhan ekonomi Maluku antara lain:

kenaikan TDL secara bertahap, kenaikan harga barang dan/jasa sebagai dampak kebijakan

Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, serta faktor cuaca yang kurang mendukung untuk

aktivitas melaut disertai gelombang tinggi.

Page 33: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

1.1. Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku

Pada triwulan IV-2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) tahun 2010 mencapai Rp6,06 triliun atau tumbuh sebesar 3,49% (y.o.y), lebih rendah daripada

prakiraan (baseline) Bank Indonesia yang sebesar 3,97% (y.o.y) dan berada di bawah rentang prakiraan Bank

Indonesia yang sebesar 3,75-4,75% (y.o.y). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku pada triwulan laporan lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01% (y.o.y) dan lebih tinggi dibandingkan

dengan PDRB tahun dasar 2000 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,05% (y.o.y). Sementara itu, PDRB

Provinsi Maluku Atas Dasar Harga Berlaku mencatatkan nominal Rp8,32 triliun pada triwulan laporan.

Grafik 1-1Struktur Perekonomian (PDRB Nominal) Provinsi Maluku Triwulanan, 2010-2014

Grafik 1-2Struktur Perekonomian (PDRB Nominal) Provinsi Maluku, Triwulan IV-2014

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Menurut sektor usahanya, perekonomian Provinsi Maluku didominasi oleh sektor tersier atau

berorientasi jasa, yang meliputi kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;

Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa

Keuangan dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya. Sektor tersier memiliki

pangsa 59% dari total PDRB Nominal Maluku triwulan IV-2014 dan mencatat pertumbuhan riil sebesar 2,67%

(q.t.q). Sementara itu, pada triwulan laporan, sektor primer dengan pangsa 28% mencatat pertumbuhan

sebesar 1,27% (q.t.q) sedangkan sektor sekunder dengan pangsa 13% tercatat tumbuh sebesar 1,68% (q.t.q).

0.00

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

25,000,000.00

30,000,000.00

35,000,000.00

2010 2011 2012 2013 2014

Rp Juta Primer Sekunder Tersier

primer28%

sekunder13%

tersier59%

Page 34: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

3

Grafik 1-3Struktur Perekonomian Provinsi Maluku 2010-2014 Grafik 1-4Struktur Perekonomian Provinsi Maluku, Triwulan I-IV 2014

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Secara keseluruhan selama tahun 2014, PDRB riil Provinsi Maluku mencapai Rp23,58 triliun atau

tumbuh sebesar 6,70% (y.o.y). Laju pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang

sebesar 5,26% (y.o.y), antara lain didukung oleh penyelenggaraan Pemilu Presiden pada bulan Juli 2014 lalu,

serta kelanjutan pengerjaan proyek-proyek Pemerintah multi-years dan infrastruktur dasar yang menjadi faktor

pendorong pertumbuhan di kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.

Grafik 1-5Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2014 antar-Provinsi di Wilayah Sulampua Balinusra

Sumber: BPS; diolah

Di antara 13 provinsi di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) dan Bali Nusa Tenggara (Bali Nusra), 10

provinsi mencetak pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi Maluku pada Triwulan IV 2014, kecuali

untuk Provinsi Papua Barat dan Papua yang mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 0,1% (y.o.y) dan

-7,4% (y.o.y). Provinsi yang mencatat pertumbuhan pada Triwulan IV-2014 di atas Maluku adalah Sulawesi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2010 2011 2012 2013*) 2014**)

26.19 25.03 24.86 25.01 25.03

13.34 13.31 13.09 13.24 12.89

18.71 20.29 21.13 21.13 20.98

Jasa lainnya

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Pendidikan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib

Jasa Perusahaan

Real Estate

Jasa Keuangan

Informasi dan Komunikasi

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Transportasi dan Pergudangan

Perdagangan Besar dan Eceran, dan ReparasiMobil dan Sepeda Motor

Konstruksi

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan DaurUlang

Pengadaan Listrik, Gas 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV

2014**)

25.46 25.41 24.80 24.49

12.94 12.87 12.86 12.89

20.74 20.68 21.27 21.19

Jasa lainnya

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Pendidikan

Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan SosialWajib

Jasa Perusahaan

Real Estate

Jasa Keuangan

Informasi dan Komunikasi

Page 35: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Tengah dengan pertumbuhan sebesar 9,5% (y.o.y), Sulawesi Utara 6,1%, Maluku Utara 5,2%, NTT 5,2%, NTB

10,9%, Bali 7,9%, Sulawesi Selatan 7,7%, Sulawesi Tenggara 7,7%, Sulawesi Barat 10,9%, dan Gorontalo

8,2%.

Grafik 1-6Perkembangan PDRB Riil Provinsi Maluku Grafik 1-7Kapasitas Perekonomian Provinsi Maluku*

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah * Survei Kegiatan Dunia Usaha

Meskipun sedikit mengalami moderasi, pertumbuhan ekonomi Maluku masih tergolong tinggi, yang didorong

oleh meningkatnya kapasitas produksi. Menurut hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia

Maluku, kapasitas produksi terpakai pada triwulan laporan tercatat sebesar 73,61%, di bawah kapasitas

produksi normal sebesar 76,02%. Dengan demikian, rasio pemakaian kapasitas (capacity utilisation)

perekonomian Maluku sebesar 0,97, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,94.

Meningkatnya kapasitas produksi perekonomian Maluku didukung oleh faktor-faktor pendukung antara lain

perayaan hari besar keagamaan maupun nasional, masuknya masa liburan sekolah, maraknya penyelenggaraan

kegiatan Meeting, Invention, Convention dan Exhibition (MICE) menjelang akhir tahun, kelanjutan pengerjaan

proyek-proyek pemerintah multi-years yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2014 dan meningkatnya

produksi industri pengolahan dalam rangka memenuhi permintaan ekspor maupun domestik.

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

0.00

1,000,000.00

2,000,000.00

3,000,000.00

4,000,000.00

5,000,000.00

6,000,000.00

7,000,000.00

8,000,000.00

9,000,000.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Juta Rupiah

PDRB riil PDRB nominal g.PDRB riil (qtq) g.PDRB nominal (qtq)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persem)

Kapasitas Produksi Terpakai Kapasitas Produksi Normal

Page 36: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

5

1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan

Tabel 1-1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Sisi Permintaan Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah, **Angka sangat sementara BPS

Pada triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku menurut sisi permintaan didorong oleh tingginya

laju pengeluaran konsumsi pemerintah, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB), masing-masing dengan andil sebesar 14,42% (y.o.y), 6,00% (y.o.y) dan 1,10% (y.o.y).

Komponen penarik ke atas pertumbuhan ekonomi Maluku yang lain berasal dari komponen pengeluaran

konsumsi LNPRT dan perubahan inventori. Sedangkan, komponen penarik ke bawah PDRB, yaitu net ekspor

impor luar negeri dengan andil negatif 0,11% (y.o.y) dan net ekspor antar daerah dengan andil 18,35% (y.o.y).

Uraian 2012

Total Total I II III IV Total

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga(10.48) 7.36 8.87 4.09

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT8.63 (6.03) (1.18) 3.00

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah(26.53) 25.05 16.94 19.73

4 Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)1.96 (5.29) 3.92 3.14

5 Perubahan Inventori 3.27 (6.79) 2.95 3.88

6 Ekspor Luar Negeri (3.10) 2.14 4.48 2.49

7 Dikurangi Impor Luar

Negeri0.52 2.66 2.41 2.03

8.00 Net Ekspor Antar Daerah

(33.34) 29.72 28.23 21.25

(1.88) 1.22 2.01 2.15

Uraian 2012

Total Total I II III IV Total

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga7.07 4.89 8.92 7.83

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT4.80 4.17 3.90 5.33

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah8.84 7.85 28.62 28.73

4 Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)21.40 10.93 3.49 6.87

5 Perubahan Inventori 7.34 11.05 2.93 6.65

6 Ekspor Luar Negeri 10.54 7.42 5.98 (43.69)

7 Dikurangi Impor Luar

Negeri15.38 (19.36) 7.82 (1.17)

8.00 Net Ekspor Antar Daerah

16.28 19.36 34.44 7.13

7.16 5.26 3.49 6.68

Uraian 2012

Total Total I II III IV Total

1 Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga4.69 3.25 6.00 5.17

2 Pengeluaran Konsumsi

LNPRT0.12 0.10 0.09 0.12

3 Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah3.54 3.19 14.42 11.97

4 Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTDB)5.65 3.27 1.10 2.16

5 Perubahan Inventori 0.07 0.10 0.03 0.06

6 Ekspor Luar Negeri 2.11 1.53 0.66 (9.20)

7 Dikurangi Impor Luar

Negeri2.06 (2.79) 0.77 (0.13)

8.00 Net Ekspor Antar Daerah

(6.95) (8.97) (18.35) (3.75)

7.16 5.26 3.49 6.68

Gro

wth

QT

Q (%

)

2013**) 2014**)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

Gro

wth

YoY

(%)

2013**) 2014**)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

And

il Y

oY (%

)

2013**) 2014**)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

Page 37: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

1.2.1. Konsumsi

1.2.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2014 mencatatkan laju pertumbuhan yang

positif. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 8,92% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan total Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) laporan triwulan IV-2014 sebesar 3,49% (y.o.y). Positifnya laju pertumbuhan

konsumsi rumah tangga didorong oleh pemenuhan kebutuhan konsumen menjelang Hari Raya Idul Adha,

Tahun Baru Hijriyah, Hari Raya Natal 2014 dan persiapan menyambut Tahun Baru 2015, momentum-

momentum khusus seperti liburan sekolah akhir tahun dan wisuda serta maraknya kegiatan-kegiatan MICE

lainnya yang diselenggarakan di Maluku menjelang akhir tahun 2014.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pada laju triwulannya. Pengeluaran

konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,09% (q.t.q) pada triwulan laporan, melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 8,87% (q.t.q). Melambatnya pertumbuhan triwulanan laporan merupakan faktor musiman

yaitu berlalunya periode hari raya Idul Fitri dan libur tahun ajaran baru sekolah pada triwulan sebelumnya, serta

meningkatnya harga bahan kebutuhan konsumsi rumah tangga sebagai dampak kebijakan pemerintah

menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada bulan November 2014.

Grafik 1-8 Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Maluku Grafik 1-9 Indeks Keyakinan Konsumen Provinsi Maluku*

*Survei Konsumen

Melambatnya laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga Maluku sejalan dengan menurunnya

optimisme masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumsi yang tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK) di dalam Survei Konsumen oleh Bank Indonesia Maluku. Pada triwulan laporan, optimisme masyarakat

melakukan konsumsi turun dari 133,75 pada triwulan III 2014 menjadi 120,75 pada triwulan IV 2014; namun

masih tetap berada pada tingkat yang optimis (angka IKK di atas 100). Menurunnya tingkat keyakinan

konsumen Maluku disebabkan oleh meningkatnya harga barang dan/atau jasa konsumsi rumah tangga dan

menurunnya tingkat penghasilan masyarakat secara umum. Secara keseluruhan faktor-faktor tersebut

mendorong menurunnya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Maluku dari 125,50 pada triwulan III 2014 menjadi

114,13 pada triwulan laporan. Meningkatnya laju inflasi dan menurunnya tingkat penghasilan masyarakat, pada

gilirannya, akan menahan keputusan masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumsi.

(15.00)

(10.00)

(5.00)

0.00

5.00

10.00

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

2500.00

3000.00

3500.00

4000.00

4500.00

5000.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Konsumsi RT g.QTQ

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

Indeks

IKK IKE IEK

Page 38: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

7

Grafik 1-10Konsumsi Listrik Rumah Tangga di Provinsi Maluku Grafik 1-11Kredit Konsumsi di Bank Umum Provinsi Maluku*

Sumber: PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara * Menurut Lokasi Proyek

Meskipun terjadi penurunan pada tingkat optimisme konsumen di Maluku, tingkat pertumbuhan konsumsi

listrik kelompok rumah tangga Maluku mengalami peningkatan. Konsumsi listrik rumah tangga Maluku pada

triwulan laporan mencapai 87,08 MWh atau tumbuh 23,34% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 1,19% (y.o.y). Meningkatnya pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga

tersebut berkaitan dengan perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru.

Sejalan dengan penurunan tingkat optimisme konsumen di Maluku, kredit konsumsi Maluku yang disalurkan

oleh bank umum juga mengalami penurunan pada triwulan laporan. Baki debet pembiayaan konsumsi Maluku

yang disalurkan oleh bank umum mencapai Rp4,55 triliun atau tumbuh 11,12% (y.o.y), sedikit melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,17% (y.o.y). Melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi

Maluku di bank umum dipicu oleh keputusan masyarakat untuk menahan kegiatan konsumsi di tengah

meningkatnya harga barang dan/atau jasa konsumsi rumah tangga dan menurunnya tingkat penghasilan

masyarakat. Pada gilirannya di tengah keputusan menahan konsumsi, masyarakat akan cenderung mengalihkan

pendapatannya ke dalam bentuk simpanan seiring dengan meningkatnya suku bunga dana sebesar 15 bsp

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada triwulan mendatang menunjukkan kondisi yang tetap optimis, namum

melemah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2015, IEK tercatat sebesar 142,00 atau menurun

dibandingkan IEK triwulan IV 2014 yang sebesar 162,83. Menurunnya IEK pada triwulan mendatang seiring

dengan kenaikan harga kebutuhan pokok dan sekunder di Maluku yang didatangkan dari luar daerah di tengah

faktor cuaca yang kurang mendukung dan tingginya gelombang laut yang menyebabkan terkendalanya

operasional distribusi dan logistik. Selain itu, meningkatnya harga barang dan jasa secara umum serta kenaikan

TDL yang masih terus berlanjut secara bertahap turut menarik ke bawah ekspektasi konsumen pada triwulan

mendatang.

1.2.1.2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

Pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) pada triwulan IV 2014

mencatatkan laju pertumbuhan yang positif. Pengeluaran konsumsi LNPRT pada triwulan laporan

mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,90% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan total Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) triwulan IV-2014 sebesar 3,49% (y.o.y).

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Per MWh Litrik Rumah Tangga g-y.o.y - sumbu kanan

0

10

20

30

40

50

60

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (persen)Rp Milyar

Kredit Konsumsi g-y.o.y - sumbu kanan

Page 39: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Pengeluaran konsumsi LNPRT mengalami peningkatan pada laju triwulannya. Pengeluaran konsumsi

LNPRT tumbuh sebesar 3,00% (q.t.q) pada triwulan laporan, lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 1,18% (q.t.q). Meningkatnya pertumbuhan triwulanan didorong oleh ramainya

kegiatan sosial, baik keagamaan maupun nasional.

Meskipun terjadi pertumbuhan triwulanan pada pengeluaran konsumsi LNPRT, laju pertumbuhan konsumsi

listrik sosial di Maluku mencatatkan tren penurunan. Konsumsi listrik sosial di Maluku tercatat 5,27 MWh atau

tumbuh 6,14% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar

8,22% (y.o.y). Penurunan ini seiring dengan kenaikan TDL secara bertahap pada bulan November lalu.

Grafik 1-12Konsumsi LNPRT Provinsi Maluku Grafik 1-13Konsumsi Listrik Sosial di Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara

1.2.1.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Grafik 1-14Konsumsi Pemerintah (Riil) Provinsi Maluku Grafik 1-15Giro Pemerintah Daerah

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Konsumsi pemerintah masih menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi Provinsi

Maluku. Pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2014 mencatatkan laju pertumbuhan yang positif

yaitu sebesar 28,62% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan yang

sebesar 3,49% (y.o.y). Pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah yang cukup tinggi ini sehubungan

dengan terhambatnya pengerjaan beberapa proyek-proyek pemerintah di triwulan sebelumnya sehingga

pemerintah berusaha mengejar pengerjaan proyek-proyek tersebut di triwulan laporan.

(8.00)

(6.00)

(4.00)

(2.00)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

124126128130132134136138140142144

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Konsumsi Nirlaba g.QTQ

(10)

0

10

20

30

40

50

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Per MWh Listrik Sosial g-y.o.y - sumbu kanan

(30.00)

(20.00)

(10.00)

0.00

10.00

20.00

30.00

0.00

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

3,500.00

4,000.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Konsumsi Pemerintah g.QTQ

(100.00)

(50.00)

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

1400.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% PersenRp Miliar Giro Pemda di Bank g.q-t-q

Page 40: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

9

Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan pada laju triwulannya. Pengeluaran

konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 19,73% (q.t.q) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 16,94% (q.t.q). Meningkatnya laju pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan

IV 2014 sejalan dengan melambatnya laju pertumbuhan giro Pemerintah Daerah yang disimpan di bank, hingga

triwulan IV 2014 giro Pemda mencapai Rp786,99 miliar atau terkontraksi 34,24% (q.t.q), menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,06% (q.t.q). Melambatnya laju pertumbuhan giro Pemda

mencerminkan bahwa Pemda telah menarik giro di bank untuk mendanai program-program kerjanya.

Grafik 1-16Belanja Barang dan Jasa dalam APBD Provinsi Maluku Grafik 1-17Belanja Barang dalam APBN Provinsi Maluku

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Maluku; diolah

Grafik 1-18Belanja APBD (tidak termasuk Belanja Modal)

Provinsi Maluku

Grafik 1-19Belanja APBN (tidak termasuk Belanja Modal) Provinsi Maluku

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Maluku; diolah

Meningkatnya laju pertumbuhan konsumsi pemerintah Maluku dikonfirmasi secara positif oleh meningkatnya

konsumsi listrik gedung pemerintahan, dimana pada triwulan laporan konsumsi listrik untuk kantor gedung

pemerintahan mencapai 7,63 MWh atau terkontraksi sebesar 11,50% (y.o.y), meningkat dibanding triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 28,97% (y.o.y).

(80)

(60)

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

0

50000

100000

150000

200000

250000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Barang dan Jasa g-y.o.y - sumbu kanan

(10)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Barang g-y.o.y - sumbu kanan

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Tidak LangsungBelanja Langsung (tidak termasuk Belanja Modal)g Total-y.o.y - sumbu kanan

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja APBN (tidak termasuk Belanja Modal)

g-y.o.y - sumbu kanan

Page 41: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 1-20Konsumsi Listrik Gedung Pemerintahan di Provinsi Maluku

Sumber: PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara

Meningkatnya laju pertumbuhan konsumsi pemerintah Maluku sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan

belanja langsung dan tidak langsung APBD. Realisasi belanja Pemda yang berasal dari APBD, baik dalam bentuk

belanja langsung (tidak termasuk Belanja Modal) maupun tidak langsung, mencapai Rp620,58 miliar atau

mengalami pertumbuhan sebesar 51,54% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 41,34% (y.o.y). Namun, meningkatnya laju pertumbuhan belanja langsung dan tidak langsung APBD

tidak diikuti dengan pertumbuhan barang dan jasa APBD. Realisasi belanja barang dan jasa APBD tercatat

sebesar Rp212,27 miliar atau tumbuh 18,89% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 47,34% (y.o.y).

Meningkatnya laju pertumbuhan konsumsi pemerintah Maluku tidak dibarengi dengan pertumbuhan realisasi

belanja Pemda yang berasal dari APBN. Realisasi belanja APBN (tidak termasuk Belanja Modal) sebesar Rp1,36

triliun atau terkontraksi 9,45% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 17,64%

(y.o.y). Perlambatan ini sejalan dengan menurunnya laju pertumbuhan belanja barang APBN. Realisasi belanja

barang APBN pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp675,82 miliar atau tumbuh 0,94% (y.o.y), melambat

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,36% (y.o.y).

1.2.2. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Domestik Bruto (PMTDB) perekonomian Maluku pada triwulan IV 2014

mencatatkan laju pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 3,49% (y.o.y), sama dengan pertumbuhan ekonomi

triwulan laporan.

Pertumbuhan PMTDB tercatat mengalami perlambatan pada laju triwulanannya, dengan laju

pertumbuhan sebesar 3,14% (q.t.q) pada triwulan laporan, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 3,92% (q.t.q). Hal ini mengindikasikan nilai tambah investasi pada triwulan IV 2014 lebih rendah

daripada nilai tambah investasi pada triwulan sebelumnya.

(60)

(40)

(20)

0

20

40

60

80

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Per MWh Listrik Kantor g-y.o.y - sumbu kanan

Page 42: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

11

Grafik 1-21Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Provinsi Maluku

Grafik 1-22Penanaman Modal Asing di Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BKPM; diolah

Melambatnya pertumbuhan PMTDB Maluku disebabkan oleh kontraksi impor barang modal Maluku.

Impor barang modal Maluku pada triwulan IV 2014 tercatat sebesar USD 0,20 juta atau mencatatkan kontraksi

sebesar 76,59% (y.o.y), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga terkontraksi 68,26%%

(y.o.y). Melambatnya impor barang modal Maluku terjadi pada barang modal berwujud capital goods, yang

tercatat sebesar USD0,004 juta atau terkontraksi 99,27% (y.o.y), jauh menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 13,02% (y.o.y). Di sisi lain, kontraksi yang lebih kecil dibandingkan triwulan

sebelumnya pada intermediate goods, menahan perlambatan impor yang lebih dalam. Impor barang modal

berwujud intermediate goods selama triwulan laporan mencapai USD0,20 juta atau terkontraksi 33,74% (y.o.y),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 96,68% (y.o.y).

Grafik 1-23Impor Barang Modal Provinsi Maluku*

*Barang Modal kecuali perlengkapan transportasi

Melambatnya penyerapan belanja modal Pemerintah Daerah triwulan IV 2014 yang bersumber dari APBN dan

APBD ikut mempengaruhi tren perlambatan pada investasi bersih Maluku. Belanja modal APBD pada triwulan

laporan mencapai Rp182,49 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 66,85% (y.o.y), melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 192,51% (y.o.y). Sedangkan, belanja modal APBN yang

terserap selama periode laporan mencapai Rp1.467,57 miliar atau tumbuh 0,00% (y.o.y), menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 34,14% (y.o.y).

-6

-4

-2

0

2

4

6

0

500

1000

1500

2000

2500

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)

Rp Miliar

PMTB Perubahan inventori

Investasi netto g.Investasi bersih (qtq) sumbu kanan

g.PMTB (qtq)

(500)

0

500

1000

1500

2000

2500

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Ribu Penanaman Modal Asing (PMA) g-y.o.y - sumbu kanan

(500)

0

500

1000

1500

2000

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta Capital Goods Intermediate Goods g Total-y.o.y - sumbu kanan

Page 43: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 1-24Belanja Modal dalam APBD Provinsi Maluku Grafik 1-25Belanja Modal dalam APBN Provinsi Maluku

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Maluku; diolah

Sehubungan dengan terhambatnya pengerjaan beberapa proyek Pemerintah di triwulan sebelumnya,

Pemerintah berusaha mengejar pengerjaan proyek-proyek tersebut di triwulan laporan. Hal ini ditunjukkan

dengan meningkatnya laju pertumbuhan triwulanan dari belanja modal, baik yang berasal dari APBD maupun

APBN. Pertumbuhan triwulanan belanja modal dari APBD sebesar 82,71% (q.t.q), jauh meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,66% (q.t.q). Sedangkan, laju belanja modal dari APBN tumbuh

meningkat dari 19,17% (q.t.q) menjadi 103,87% (q.t.q) di triwulan laporan.

Keputusan dunia usaha Maluku menahan investasinya sejalan dengan arah menurunnya indeks

kegiatan usaha dari 1,67% pada triwulan III 2014 menjadi -28,58% pada triwulan IV 2014. Terkontraksinya

laju pertumbuhan kredit perbankan untuk jenis penggunaan investasi di Maluku mengonfirmasi lebih lanjut

tertahannya keputusan investasi dari dunia usaha. Baki debet pembiayaan investasi yang disalurkan oleh bank

umum nasional kepada proyek berlokasi di Maluku mencapai Rp1,18 triliun atau mencatatkan kontraksi sebesar

6,08% (y.o.y), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 4,28% (y.o.y).

Grafik 1-26Kredit Investasi di Provinsi Maluku* Grafik 1-27Kegiatan Usaha di Provinsi Maluku*

* Menurut Lokasi Proyek *Survei Kegiatan Dunia Usaha

(100)

(50)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

200000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Modal g-y.o.y - sumbu kanan

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

120

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

1800000

2000000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Modal g-y.o.y - sumbu kanan

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (persen)Rp Milyar

Kredit Investasi g-y.o.y - sumbu kanan

(40)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen) Realisasi Kegiatan Usaha Ekspektasi Kegiatan Usaha

Page 44: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

13

1.2.3. Ekspor dan Impor

1.2.3.1. Ekspor dan Impor Luar Negeri

Grafik 1-28Ekspor (Riil) Provinsi Maluku Grafik 1-29Impor (Riil) Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Komponen perdagangan eksternal Maluku mencatatkan laju pertumbuhan tahunan yang positif, sedangkan

tren sebaliknya menyertai pertumbuhan triwulanannya. Ekspor luar negeri tumbuh 5,98% (y.o.y), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan sebesar 3,49% (y.o.y). Meskipun demikian, laju

pertumbuhan triwulanan ekspor luar negeri mencatatkan tren perlambatan. Ekspor luar negeri tumbuh sebesar

2,49% (q.t.q) pada triwulan laporan, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,48% (q.t.q). Di sisi

lain, impor luar negeri tumbuh 7,82% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan ataupun ekspor. Sejalan dengan melambatnya ekspor luar negeri secara triwulanan, impor luar

negeri yang tumbuh sebesar 2,03% (q.t.q) pada triwulan laporan, juga tercatat melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 2,41% (q.t.q). Perlambatan yang terjadi pada ekspor dan impor ini seiring dengan

berkurangnya permintaan luar negeri di tengah tren depresiasi nilai tukar rupiah.

Grafik 1-30Neraca Perdagangan (Riil) Provinsi Maluku Grafik 1-31Neraca Perdagangan Non-Migas Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Laju yang melambat pada komponen perdagangan eksternal Maluku didukung dengan tren yang serupa pada

neraca perdagangan (ekspor impor luar negeri) non Migas Maluku. Neraca perdagangan (ekspor impor luar

negeri) nonmigas Maluku pada triwulan IV 2014 mencatatkan surplus sebesar USD18,75 juta atau terkontraksi

38,39% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,94% (y.o.y). Kontraksi

pada surplus perdagangan nonmigas Maluku disumbang oleh melambatnya laju pertumbuhan ekspor dan

impor. Nilai ekspor nonmigas Maluku pada triwulan laporan mencapai USD18,97 juta atau terkontraksi 39,56%

(y.o.y), turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,30% (y.o.y). Sedangkan, impor nonmigas

(4.00)

(3.00)

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

590

600

610

620

630

640

650

660

670

680

690

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Ekspor Luar negeri g.Ekspor (QTQ)

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

550

560

570

580

590

600

610

620

630

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Impor Luar negeri g.Impor (QTQ)

(4.00)

(3.00)

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

0

100

200

300

400

500

600

700

800

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)

Rp Miliar

Ekspor Luar negeri (riil) Impor Luar negeri (riil) g.Impor (QTQ)

neraca perdagangan riil g.Ekspor (QTQ)

(300)

(200)

(100)

0

100

200

300

400

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta Ekspor Nonmigas

Impor Nonmigas

Neraca Perdagangan Nonmigas

g Neraca Perdagangan Nonmigas-y.o.y -sumbu kanan

Page 45: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Maluku mencapai USD0,21 juta atau mengalami kontraksi sebesar 77,27% (y.o.y), lebih dalam dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi 77,27% (y.o.y).

Grafik 1-32 (NIlai) Ekspor Non-Migas Provinsi Maluku Grafik 1-33 (Volume) Ekspor Non-Migas Provinsi Maluku

Menurut struktur STIC 1-digit, ekspor nonmigas Maluku pada triwulan IV 2014 masih didominasi oleh kelompok

Makanan dan Hewani (SITC-0). Ekspor nonmigas Maluku pada triwulan laporan hanya terdiri dari kelompok

Makanan dan Hewani (SITC-0). Pertumbuhan ekspor Kelompok Makanan dan Hewani (SITC-0) sebagai

kelompok komoditas unggulan Maluku mengalami kontraksi 36,42% (y.o.y), lebih dalam dibandingkan

kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 10,73% (y.o.y).

Grafik 1-34 (NIlai) Impor Non-Migas Provinsi Maluku Grafik 1-35 (Volume) Impor Non-Migas Provinsi Maluku

Menurut struktur SITC 1-digit, impor nonmigas Maluku pada triwulan IV 2014 didominasi oleh

kelompok Barang Olahan (SITC-6) yang tumbuh hingga 52,81% (y.o.y). Impor nonmigas Maluku pada

triwulan laporan terdiri dari kelompok Barang Olahan (SITC-6) dengan pangsa 64,48% dari total nilai impor

nonmigas, Barang Lain-Lainnya (SITC-8) dengan pangsa 26,86% dan Mesin dan Alat Transportasi (SITC-7)

dengan pangsa 8,66%. Bobot/volume impor nonmigas Maluku pada periode triwulan laporan sebesar 0,08 ribu

ton atau terkontraksi 37,51% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar

41.35% (y.o.y).

100

50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta 7 - MACHINERY & TRANSPORT EQP8 - MISC. MANUFACTURED ARTICLES6 - MANUFACTURED GOODS2 - CRUDE MATERIALS, INEDIBLE0 - FOOD AND LIVE ANIMALSg Nilai SITC-y.o.y - sumbu kanan

500

0

500

1000

1500

2000

2500

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Ribu Ton 7 - MACHINERY & TRANSPORT EQP

8 - MISC. MANUFACTURED ARTICLES

6 - MANUFACTURED GOODS

5 - CHEMICAL

2 - CRUDE MATERIALS, INEDIBLE

0 - FOOD AND LIVE ANIMALS

g Volume SITC-y.o.y - sumbu kanan

500

0

500

1000

1500

2000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta 7 - MACHINERY & TRANSPORT EQP8 - MISC. MANUFACTURED ARTICLES6 - MANUFACTURED GOODS5 - CHEMICAL2 - CRUDE MATERIALS, INEDIBLE0 - FOOD AND LIVE ANIMALS

5000

0

5000

10000

15000

20000

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Ribu Ton 7 - MACHINERY & TRANSPORT EQP

8 - MISC. MANUFACTUREDARTICLES6 - MANUFACTURED GOODS

5 - CHEMICAL

2 - CRUDE MATERIALS, INEDIBLE

0 - FOOD AND LIVE ANIMALS

Page 46: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

15

Grafik 1-36 (NIlai) Ekspor Non-Migas Provinsi Maluku Triwulan IV-2014 Menurut Negara Tujuan

Grafik 1-37 (Nilai) Impor Non-Migas Provinsi Maluku Triwulan IV-2014 Menurut Negara Asal

Menurut negara tujuannya, ekspor nonmigas Maluku sebagian besar dikirim ke Thailand, Tiongkok, Jepang dan

HongKong dengan laju pertumbuhan yang negatif. Ekspor Maluku ke Thailand mencapai USD11,43 juta atau

mengalami kontraksi sebesar 42,72% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,93%

(y.o.y). Ekspor Maluku ke Cina sebesar USD3,53juta atau terkontraksi 0,0012% (y.o.y), jauh menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh hingga 103,96% (y.o.y). Demikian halnya dengan ekspor ke

Jepang dan Hongkong yang juga mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan IV 2014.

Menurut negara asalnya, impor nonmigas Maluku sebagian besar berasal dari Thailand, Korea

Selatan dan Cina. Volume impor Maluku dari Thailand mencapai 11,34 ton, diikuti oleh Korea Selatan sebesar

69.20 ton dan Cina sebesar 1,41 ton.

Grafik 1-38 Ekspor Non-MIgas Provinsi Maluku Menurut Pelabuhan/Bandara Muat

Pelambatan pada ekspor juga terkonfirmasi dari kontraksi pengiriman barang ke luar negeri melalui Pelabuhan

Ambon dan Pelabuhan Tual. Ekspor non-migas Maluku yang diberangkatkan melalui Pelabuhan Ambon

mencapai USD7,28 juta atau dengan pangsa sebesar 38,41%. Sedangkan untuk ekspor nonmigas yang

diberangkatkan melalui Pelabuhan Tual tercatat sebesar USD11,68 juta atau dengan pangsa sebesar 61,58%.

Ekspor Maluku yang diberangkatkan melalui Pelabuhan Ambon tercatat mengalami kontraksi sebesar 29,50%

(y.o.y), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 17,34% (y.o.y). Sementara itu,

ekspor melalui Pelabuhan Tual juga tercatat mengalami penurunan, yaitu dari 442,65% (y.o.y) pada triwulan

sebelumnya menjadi 230,45% (y.o.y) pada triwulan laporan.

Thailand60%

Tiongkok19%

Hong Kong5%

Viet Nam2%

Jepang7%

Taiwan5%

Amerika Serikat2%

Thailand46.38%Korea

Selatan51.22%

Cina2.40%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

USD Juta KPBC Soekarno Hatta KPBC Tanjung Perak

KPBC Ambon KPBC Ternate

KB Galela/Tobelo KPBC Tual

KP Dabo KP Benjina/P.Kei

Page 47: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

1.2.3.2. Net Ekspor Antar Daerah

Komponen perdagangan domestik Maluku mencatatkan laju pertumbuhan tahunan paling tinggi dari sisi

permintaan pada triwulan laporan, namun melambat secara triwulanannya. Kendatipun net ekspor antar daerah

mencatatkan nilai negatif (impor dari luar lebih besar daripada ekspor ke luar daerah) yaitu sebesar Rp4,19

triliun, laju pertumbuhan tahunan kinerjanya tumbuh sebesar 34,44% (y.o.y) dan merupakan laju pertumbuhan

tahunan paling tinggi dari sisi permintaan. Namun, pertumbuhan tahunan ini tidak diikuti dengan laju

pertumbuhan triwulanannya dimana kinerja net ekspor antar daerah tercatat tumbuh sebesar 21,25% (q.t.q),

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 28,23% (q.t.q). Hal ini disebabkan hampir seluruh

bahan pangan di Maluku disuplai dari luar daerah sehingga ketergantungan Maluku terhadap luar daerah cukup

tinggi.

Grafik 1-39 PDRB Net Ekspor Antar Daerah Provinsi Maluku

Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Prov. Maluku telah mengajukan usulan proyek

infrastruktur terkait dengan program swasembada pangan dan pengembangan wilayah perbatasan, yang

sumber pendanaannya berasal dari DAK pada APBD-P 2015 sebesar Rp1,19 triliun dengan rincian: (1)

Pembangunan saluran irigasi pertanian senilai Rp1,06 triliun; (2) Pembangunan ruas jalan strategis kawasan

perbatasan di Kab. Maluku Barat Daya (Rp33 miliar), Kab. Maluku Tenggara Barat (Rp83 miliar) dan Kab.

Kepulauan Aru (Rp16 miliar). Sejalan dengan hal di atas, Dinas Pertanian Provinsi Maluku juga telah

menargetkan peningkatan beberapa produksi bahan pangan lokal pada tahun 2015 dengan rincinan sebagai

berikut:

Grafik 1-40Realisasi dan Target Produksi Komoditas Pangan Provinsi Maluku

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Maluku

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

(6000.00)

(4000.00)

(2000.00)

0.00

2000.00

4000.00

6000.00

IV I II III IV

2013.00 2014.00

% PersenRp Miliar

Ekspor luar daerah impor luar daerah

net ekspor antar daerah g.net ekspor (q.t.q)

Page 48: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

17

Beberapa komoditas pangan dengan tingkat ketergantungan terbesar terhadap pasokan dari luar daerah adalah

daging dan telur ayam ras, yaitu mencapai 92,8% dari kebutuhan konsumsi di Maluku. Rendahnya produksi

daging ayam lokal dipengaruhi antara lain oleh tingginya harga pakan unggas yang masih harus dipasok dari

luar daerah. Komponen biaya pakan sendiri memiliki pangsa antara 60-65% dari total biaya produksi.

Kemudian, untuk mengatasi ketergantungan komoditas bawang merah, Pemerintah Provinsi juga memiliki

program terkait swasembada pangan yaitu pengembangan lahan perkebunan bawang merah di Pulau Buru

seluas 10 hektar dan cabai seluas 10 hektar di Pulau Ambon, 25 hektar di Kab. Maluku Tenggara dan 7 hektar

di daerah lainnya.

Page 49: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

1.3. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran

Pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV 2014 dicapai oleh kategori Pengadaan Listrik, Gas; Kategori Jasa

Keuangan dan Kategori Pertambangan dan Penggalian yang berturut-turut tumbuh 44,05% (y.o.y), 16,57%

(y.o.y) dan 7,93% (y.o.y). Sementara itu andil pertumbuhan terbesar disumbang oleh kategori Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan; kategori Jasa Keuangan; dan kategori Transportasi dan Pergudangan yang

mencatatkan andil sebesar 0,68% (y.o.y), 0,58% (y.o.y) dan 0,39% (y.o.y).

Tabel 1-2Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah **Angka sangat sementara BPS

1.3.1. Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan Maluku pada triwulan IV 2014 mengalami laju

pertumbuhan yang positif. Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mencapai pertumbuhan sebesar

2011 2012

Kategori Growth qtq (%) Uraian Total Total Total I II III IV Total

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0.03) 1.00 0.61 1.18

B Pertambangan dan Penggalian (0.37) 5.10 1.17 1.88

C Industri Pengolahan (1.37) 0.39 3.65 1.37

D Pengadaan Listrik, Gas 18.60 2.33 5.29 12.72

E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang 1.22 1.07 1.39 1.62

F Konstruksi (2.81) 2.05 2.22 1.78

GPerdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor(3.18) 0.48 2.21 1.54

H Transportasi dan Pergudangan (1.23) 0.76 4.05 3.52

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (3.37) 2.10 1.67 2.47

J Informasi dan Komunikasi 0.07 0.38 1.81 3.19

K Jasa Keuangan 1.80 2.63 1.17 10.28

L Real Estate (0.15) 0.85 1.58 0.92

M,N Jasa Perusahaan 0.09 1.02 1.98 1.24

OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib(5.83) 0.89 3.61 2.39

P Jasa Pendidikan 2.39 3.08 0.56 1.07

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (1.21) 0.19 2.36 1.43

R,S,T,U Jasa lainnya (2.83) 0.36 0.09 3.36

(1.89) 1.22 2.02 2.15

2011 2012

Kategori growth yoy (%) Uraian Total Total Total I II III IV Total

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.04 6.23 4.13 2.77 6.45

B Pertambangan dan Penggalian 11.16 2.77 4.60 7.93 10.29

C Industri Pengolahan 4.91 5.70 5.80 4.04 8.42

D Pengadaan Listrik, Gas 8.27 10.08 4.00 44.05 31.11

E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang 3.91 4.53 2.98 5.40 5.84

F Konstruksi 9.08 7.56 7.74 3.18 7.31

GPerdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor6.78 9.63 6.88 0.96 5.89

H Transportasi dan Pergudangan 6.24 6.55 6.55 7.19 8.77

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.74 8.28 8.21 2.80 4.68

J Informasi dan Komunikasi 7.40 7.55 9.16 5.53 7.62

K Jasa Keuangan 19.31 8.96 10.16 16.57 7.61

L Real Estate 3.35 4.27 2.72 3.24 7.10

M,N Jasa Perusahaan 5.63 5.99 5.74 4.39 4.83

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

9.15 9.38 4.12 0.79 5.35

P Jasa Pendidikan 2.26 3.53 3.47 7.27 9.52

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.31 6.12 0.24 2.76 2.63

R,S,T,U Jasa lainnya 0.36 1.52 0.40 0.89 5.50

6.34 7.16 5.26 3.49 6.70

2011 2012

Kategori andil yoy (%) Uraian Total Total Total I II III IV Total

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.80 1.58 1.04 0.68 1.60

B Pertambangan dan Penggalian 0.40 0.10 0.17 0.28 0.37

C Industri Pengolahan 0.27 0.31 0.31 0.22 0.45

D Pengadaan Listrik, Gas 0.01 0.01 0.00 0.04 0.03

E Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Daur Ulang 0.02 0.02 0.02 0.03 0.03

F Konstruksi 0.59 0.50 0.52 0.22 0.50

GPerdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor0.90 1.29 0.94 0.13 0.82

H Transportasi dan Pergudangan 0.33 0.35 0.35 0.39 0.47

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.10 0.15 0.15 0.05 0.09

J Informasi dan Komunikasi 0.27 0.27 0.33 0.21 0.29

K Jasa Keuangan 0.59 0.31 0.36 0.58 0.28

L Real Estate 0.01 0.02 0.01 0.01 0.03

M,N Jasa Perusahaan 0.06 0.07 0.06 0.05 0.05

OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib1.71 1.80 0.81 0.16 1.04

P Jasa Pendidikan 0.13 0.20 0.19 0.37 0.50

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.13 0.15 0.01 0.06 0.06

R,S,T,U Jasa lainnya 0.01 0.03 0.01 0.02 0.10

6.34 7.16 5.26 0.00 0.00 3.49 6.70

2014**)2013**)

2013**)

Gro

wth

QT

Q (

%)

An

dil

Yoy

(%

)

2014**)

Gro

wth

YoY

(%

)

PDRB

PDRB

PDRB

2014**)

2013**)

Page 50: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

19

2,77% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total PDRB triwulan laporan yang

tumbuh 3,49% (y.o.y). Kinerja kategori pertanian, kehutanan dan perikanan yang positif tersebut sejalan

dengan meningkatnya kapasitas terpakai sektor pertanian di Maluku. Menurut hasil SKDU BI Maluku, kapasitas

produksi terpakai pada sektor pertanian mencapai 68,54% dari kapasitas produksi normalnya yang sebesar

78,57%. Dengan demikian, rasio pemakaian kapasitas untuk kegiatan produksi pada sektor pertanian Maluku

sebesar 0,87, meningkat dibandingkan rasio triwulan sebelumnya yang sebesar 0,81. Meningkatnya pemakaian

kapasitas produksi sektor pertanian pada triwulan IV 2014 seiring dengan masuknya masa panen tanaman

perkebunan, seperti: cengkih, pala dan kopra, serta meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP), baik dari pada indeks

diterima maupun indeks dibayar.

Grafik 1-41 Kapasitas Produksi Sektor Pertanian Provinsi Maluku* Grafik 1-42PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

*Survei Kegiatan Dunia Usaha Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Meningkatnya laju pertumbuhan kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sejalan dengan

meningkatnya pembiayaan perbankan yang disalurkan kepada kategori seiring dengan naiknya

meningkatnya permintaan kredit dari dunia usaha pertanian. Baki debet bank umum yang disalurkan

kepada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan Maluku sampai dengan triwulan IV 2014 mencapai

Rp551,75 miliar atau tumbuh 9,06% (y.o.y), tumbuh moderat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

8,39% (y.o.y). Subsektor perikanan masih memiliki andil dominan terhadap pertumbuhan kredit sektor

pertanian sebesar 6,59% seiring dengan pangsanya yang sebesar 90,90% dari total baki debet sektor pertanian.

Sedangkan subsektor pertanian, perkebunan, perternakan dan kehutanan memberikan andil 2,46%.

Grafik 1-43 Kredit Sektor Pertanian di Provinsi Maluku* Grafik 1-44Produksi Ikan di Pelabuhan Kota Ambon dan Kota Tual

* Menurut lokasi proyek Sumber: PPN Kota Ambon dan Kota Tual, Provinsi Maluku; diolah

Sub kategori perikanan masih mendominasi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan di Maluku dengan

kinerja yang menurun pada triwulan IV 2014, seiring dengan faktor cuaca yang kurang mendukung untuk

aktivitas melaut dan gelombang tinggi di perairan Maluku akibat bertiupnya musim angin barat. Selama periode

triwulan IV 2014, produksi ikan tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ambon mengalami

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

Kapasitas Produksi Terpakai Kapasitas Produksi Normal

(0.20)

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1,420,000.00

1,430,000.00

1,440,000.00

1,450,000.00

1,460,000.00

1,470,000.00

1,480,000.00

1,490,000.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Juta Rupiah

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan g. q-t-q

(50)

0

50

100

150

200

250

300

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (persen)Rp Miliar

Perikanan

Pertanian, Perkebunan, Peternakan &Kehutanan

10

5

0

5

10

15

20

25

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV

2014

% (Persen)Ribu Ton Produksi Ikan di PPN Ambon Produksi Ikan di PPN Tual

g-y.o.y - sumbu kanan

Page 51: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

penurunan. Produksi ikan di PPN Ambon pada triwulan laporan mencapai 15,99 ribu ton atau tumbuh negatif

sebesar 15,38% (y.o.y), lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 9,94% (y.o.y). Tren

yang sama juga terjadi di PPN Tual yang mencatatkan pelambatan pertumbuhan, dimana produksinya mencapai

6,18 ribu ton atau mengalami pertumbuhan sebesar 81,66% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 160,06% (y.o.y). Secara keseluruhan, produksi ikan tangkap di Ambon dan Tual

menurun 0,58% (y.o.y), atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,76% (y.o.y).

Sejalan dengan turunnya produksi ikan tangkap di Maluku, nilai ekspor hasil laut Maluku menunjukkan kinerja

yang menurun di triwulan laporan namun tertahan oleh peningkatan harga komoditas utama ekspor. Ekspor

udang segar/beku Maluku mencapai nilai USD4,03 juta atau terkontraksi 2,89% (y.o.y), lebih rendah

dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 18,89% (y.o.y). Sedangkan, nilai ekspor ikan

dan lain-lain mencapai USD14,5 juta atau mengalami kontraksi sebesar 38,23% (y.o.y), lebih dalam

dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi sebesar 10,55% (y.o.y). Tertahannya

kontraksi ekspor yang lebih dalam disebabkan oleh pertumbuhan harga ekspor udang dan ikan yang meningkat

akibat berkurangnya pasokan ikan dunia. Harga ekspor udang segar/beku Maluku pada triwulan IV 2014

tertimbang sebesar USD8,35 per kilogram atau tumbuh sebesar 5,84% (y.o.y), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi 13,42% (y.o.y). Sementara itu, harga ekspor ikan dan lain-lain

tertimbang sebesar USD0,45 per kilogram atau terkontraksi 1,39% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 4,35% (y.o.y)

Grafik 1-45Ekspor Hasil Laut Provinsi Maluku Grafik 1-46Harga Ekspor Hasil Laut Maluku*

* Metode Tertimbang

Kinerja sub kategori tanaman bahan makanan (tabama) terindikasi menurun pada triwulan IV 2014 seiring

dengan masuknya masa tanam. Menurunnya kinerja sub kategori tabama diindikasikan oleh melambatnya laju

pertumbuhan luas panen dan produksi tanaman padi pada triwulan laporan. Menurunnya produksi tanaman

padi Maluku tersebut sesuai dengan pola subround padi ketiga (September-Desember) yang mengalami

pertumbuhan triwulanan negatif, karena memasuki masa tanam. Berbeda dengan kinerja sub kategori tabama,

NTP tanaman pangan dan hortikultura pada triwulan IV 2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya seiring dengan meningkatnya harga komoditas pangan khususnya beras yang dipengaruhi oleh

menurunnya produksi beras baik dari dalam daerah maupun luar daerah. NTP tanaman pangan pada triwulan IV

2014 tercatat sebesar 94,98, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 94,11 namun

masih di bawah 100. Sementara itu, NTP hortikultura pada triwulan IV 2014 tercatat sebesar 111,23, meningkat

dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 109,31.

(200)

(100)

0

100

200

300

400

500

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta Ikan dan Lain-Lain

Udang Segar/Beku

g Udang Segar/Beku-y.o.y - sumbukanang Ikan dan Lain-Lain-y.o.y - sumbukanan

100

50

0

50

100

150

200

250

300

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD/kg-USD/10kg

Harga Udang Segar/Beku (USD/kg)

Harga Ikan dan Lain-Lain (USD/10kg)

g Harga Udang Segar/beku-y.o.y - sumbu kanan

g Harga Ikan dan Lain-Lain-y.o.y - sumbu kanan

Page 52: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

21

Grafik 1-47Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Maluku Grafik 1-48Nilai Tukar Petani (SBH 2012=100)*

* Angka Ramalan (ARAM) II 2014 Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah * Metode Tertimbang Rata-Rata 3 Bulan

Secara keseluruhan pada tahun 2014, kinerja sub kategori tabama terindikasi melambat dibandingkan tahun

sebelumnya seiring dengan tertahannya pencetakan lahan sawah baru. Angka Ramalan yang dirilis oleh Dinas

Pertanian dan BPS Provinsi Maluku merevisi luas panen tanaman padi 2014 dari 25.860 Ha (ARAM I 2014)

menjadi 23.007 Ha (ARAM) II 2014 atau terkoreksi turun 11,03% (y.o.y). Sedangkan, produksi tanaman padi

juga terkoreksi turun 11,51% (y.o.y) dari 112.710 ton GKG (ARAM I 2014) menjadi 99.740 ton GKG (ARAM II

2014). Terkoreksi turunnya ARAM 2014 seiring dengan tertahannya pencetakan lahan sawah baru di beberapa

sentra produksi padi, seperti di Kab. Buru, Kab. Maluku Tengah dan Kab. Seram Bagian Timur (SBT) karena

terkendala kondisi jalan dan saluran irigasi yang masih dalam tahap rehabilitasi akibat bencana banjir tahun lalu.

Grafik 1-49Produksi Karet di PTPN Amahai, Maluku Tengah Grafik 1-50Produksi Kopra di PTPN XIV Amahai, Maluku Tengah

Sumber: PTPN XIV Amahai, Maluku Tengah; diolah Sumber: PTPN XIV Amahai, Maluku Tengah; diolah

Menurunnya kinerja kategori pertanian, kehutanan dan perikanan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

terkonfirmasi dengan melambatnya kinerja sub kategori tanaman perkebunan Maluku. Melambatnya kinerja sub

kategori tanaman perkebunan disebabkan telah berakhirnya puncak masa panen tanaman perkebunan di

Maluku. Volume produksi komoditas karet PTPN XIV Awaya di Amahai, Maluku Tengah, tercatat 160,72 ton

atau terkontraksi 30,42% (y.o.y), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 22,42%

(y.o.y). Sedangkan produksi komoditas kopra PTPN XIV Awaya di Amahai, Maluku Tengah, mencapai 20,78 ton

atau tumbuh terkontraksi 82,31% (y.o.y), relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi

83,27% (y.o.y). Tertahannya kinerja produksi karet dan kopra di PTPN XIV Awaya di Amahai, Maluku Tengah

tersebut terkait dengan berakhirnya masa panen tanaman perkebunan di Maluku dan belum optimalnya

kegiatan produksi akibat belum selesainya perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU) lahan perkebunan. Selain karet

100

50

0

50

100

150

200

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000Jan-A

pr

Mei-Agu

Sep-D

es

Jan-A

pr

Mei-Agu

Sep-D

es

Jan-A

pr

Mei-Agu

Sep-D

es

Jan-A

pr

Mei-Agu

Sep-D

es

2011 2012 2013 2014*

%(Persen)LuasPanenPadi(Ha) ProduksiPadi(TonGKG)

gLuasPanen-y.o.y-sumbukanan gProduksi-y.o.y-sumbukanan

99.6

99.8

100

100.2

100.4

100.6

100.8

101

101.2

85

90

95

100

105

110

115

I II III IV

2014

NTP Tabama NTP Hortikultura NTP Tanaman Perkebunan

NTP Peternakan NTP Perikanan NTP Gabungan

(40)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV

2014

% (Persen)Ton Produksi Karet g-y.o.y - sumbu kanan

(100)

(90)

(80)

(70)

(60)

(50)

(40)

(30)

(20)

(10)

0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV

2014

% (Persen)Ton Produksi Kopra g-y.o.y - sumbu kanan

Page 53: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

dan kopra, komoditas biji pala & bunganya serta kapulaga juga terindikasi mengalami penurunan produksi, yang

tercermin dari tidak adanya ekspor kedua komoditas tersebut pada periode laporan.

.Grafik 1-51Ekspor Biji Pala & Bunganya dan Kapulaga Provinsi Maluku

Grafik 1-52Harga Ekspor Biji Pala & Bunganya dan Kapulaga Provinsi Maluku*

* Metode Tertimbang

Di tengah meningkatnya laju pertumbuhan kategori pertanian, pembiayaan perbankan yang

disalurkan kepada sektor ini mengalami kinerja yang melambat seiring dengan menurunnya

permintaan kredit dari dunia usaha pertanian. Baki debet bank umum yang disalurkan kepada kategori

pertanian, kehutanan dan perikanan Maluku sampai dengan triwulan IV 2014 mencapai Rp551,75 miliar atau

tumbuh 9,06% (y.o.y), tumbuh moderat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,39% (y.o.y).

Subsektor perikanan masih memiliki andil dominan terhadap pertumbuhan kredit sektor pertanian sebesar

6,59% seiring dengan pangsanya yang sebesar 90,90% dari total baki debet sektor pertanian. Sedangkan

subsektor pertanian, perkebunan, perternakan dan kehutanan memberikan andil 2,46%.

Grafik 1-53 Kredit Sektor Pertanian di Provinsi Maluku*

* Menurut Lokasi Proyek

150

100

50

0

50

100

150

200

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta Biji Pala & Bunganya dan Kapulaga g-y.o.y - sumbu kanan

(100)

(50)

0

50

100

150

200

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD/kg Harga Ekspor Biji Pala & Bunganya dan Kapulaga

g-y.o.y - sumbu kanan

(50)

0

50

100

150

200

250

300

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (persen)Rp Miliar

Perikanan

Pertanian, Perkebunan, Peternakan &Kehutanan

Page 54: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

23

1.3.2. Kategori Jasa Keuangan

Grafik 1-54PDRB Jasa Keuangan

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Kategori Jasa Keuangan Maluku pada triwulan IV 2014 mengalami laju pertumbuhan yang positif dan

meningkat secara triwulanan. Kategori Jasa Keuangan mencapai pertumbuhan sebesar 16,57% (y.o.y) pada

triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total PDRB triwulan laporan yang tumbuh 3,49%

(y.o.y). Sementara itu, pertumbuhan triwulanan kinerja kategori jasa keuangan juga mencatatkan laju yang

meningkat, yaitu 1,17% (q.t.q) pada triwulan III 2014 menjadi 10,28% (q.t.q) pada triwulan IV 2014.

Meningkatnya laju pertumbuhan kategori jasa keuangan terkonfirmasi oleh hasil SKDU dimana realisasi

kegiatan usaha naik 2,24% dari triwulan sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan

sebelumnya yang naik 1,56%.

Sementara itu, kinerja kategori jasa keuangan pada triwulan IV diprakirakan melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya seiring dengan melambatnya laju pertumbuhan nilai tambah bank umum di Maluku yang pada

triwulan IV 2014 mencapai Rp219,38 triliun atau tumbuh 1,51% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,05% (y.o.y).

Grafik 1-55Nilai Tambah Bruto Bank Umum di Prov. Maluku*

Grafik 1-56Kegiatan Usaha Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan di Prov. Maluku*

*Survei Kegiatan Dunia Usaha

Melambatnya laju pertumbuhan tahunan kategori ini sejalan dengan melambatnya kinerja pendapatan

operasional bank umum di Maluku. Pendapatan operasional bersih bank umum yang ada di Maluku pada

triwulan laporan mencapai Rp307,34 miliar atau terkontraksi 34,98% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 16,53 (y.o.y). Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

180.00

190.00

200.00

210.00

220.00

230.00

240.00

250.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Jasa Keuangan g. q-t-q

10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar NTB BU g-y.o.y - sumbu kanan

(10)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

Page 55: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

pendapatan operasional bersihnya, rasio Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) bank umum di

Maluku tercatat meningkat dari 66,81% pada triwulan III 2014 menjadi 81,23% pada triwulan IV 2014.

Grafik 1-57Beban Operasional-Pendapatan Operasional Bank Umum di Provinsi Maluku Grafik 1-58Net Interest Margin Bank Umum di Provinsi Maluku

Meski kinerja kategori jasa keuangan secara umum melambat tapi NIM perbankan masih meningkat.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang lebih besar dari

pertumbuhan aktiva produktif. Neraca laba rugi laporan bank umum yang ada di Maluku mencatatkan

pendapatan bunga bersih sebesar Rp944,14 miliar atau tumbuh 13,08% (y.o.y), menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 17,78% (y.o.y). Sedangkan aktiva produktifnya mencapai Rp8.861,07 miliar

atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,76% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

9,54% (y.o.y). Dengan demikian, rasio NIM bank umum di Maluku pada triwulan IV 2014 sebesar 10,65%,

tumbuh moderat dibandingkan triwulan III 2014 yang sebesar 10,62%.

Grafik 1-59Kredit Jasa Keuangan di Provinsi Maluku

* Kredit Bank Umum Menurut Lokasi Proyek

Menurunnya pertumbuhan penyaluran kredit perbankan untuk sektor jasa keuangan mengindikasikan

melambatnya perkembangan kategori jasa keuangan. Baki debet kredit bank umum yang disalurkan kepada

kategori jasa keuangan Maluku mencapai Rp9,05 miliar atau tumbuh 12,04% (y.o.y), menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 33,10% (y.o.y). Melambatnya kinerja pembiayaan kepada kategori

jasa keuangan seiring dengan tingginya risiko pada kategori ini, yang tercermin pada tingginya NPL subsektor

jasa-jasa perusahaan lainnya.

60

40

20

0

20

40

60

80

100

120

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Pendapatan Operasional Beban Operasional

Pendapatan Operasional Bersih Rasio BOPO - sumbu kanan

0

20

40

60

80

100

120

140

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Pendapatan Bunga Bersih

Pendapatan Bunga Bersih (Annualised)

Aktiva Produktif

40.00

20.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Persen (%)Rp MiliarJasa Keuangan g.y-o-y

Page 56: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

25

1.3.3. Kategori Pertambangan dan Penggalian

Grafik 1-60PDRB Sektor Pertambangan & Penggalian Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Sektor pertambangan dan penggalian Maluku pada triwulan laporan mencatatkan pertumbuhan positif dengan

laju triwulanan yang meningkat. Pertumbuhan kategori pertambangan dan penggalian mencapai 7,93% (y.o.y),

atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan secara umum sebesar 3,49 (y.o.y). Sementara itu, pertumbuhan

secara triwulanan kategori ini tercatat sebesar 1,88% (q.t.q), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 1,17% (q.t.q). Faktor yang berpotensi menghambat kinerja kategori pertambangan dan

penggalian ke depan diantaranya adalah tidak bertambahnya jumlah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) tahap

operasional produksi, sehingga produksi sektor ini hanya mengandalkan pada operasional produksi yang sudah

ada.

Tabel 1-3Bahan Mineral dan Wilayah di Provinsi Maluku

Bahan Tambang

Luas Wilayah

(Ha) Lokasi

Jumlah IUP Menurut Tahapan Kegiatan

Eksplorasi Operasi Produksi

Nikel 112.076 Seram Bagian Barat 13 2 Emas 170.774 Maluku Tengah, Maluku Barat Daya, Buru Selatan 30 -- Tembaga 86.201 Maluku Barat Daya 18 1 Besi 14.592 Maluku Barat Daya, Buru Selatan 2 -- Mangaan 9.990 Maluku Barat Daya 1 -- Batubara 25.660 Seram Bagian Barat, Maluku Barat Daya 2 --

Sumber : Dinas Pertambangan, Sumber Daya Energi dan Mineral Prov. Maluku

Grafik 1-61Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian di Provinsi Maluku

* Kredit Bank Umum Menurut Lokasi Proyek

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

200.00

205.00

210.00

215.00

220.00

225.00

230.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Pertambangan dan Penggalian g. q-t-q

200

0

200

400

600

800

1000

1200

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Pertambangan & Penggalian

g-y.o.y - sumbu kanan

Page 57: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Kinerja kategori pertambangan dan penggalian Maluku pada triwulan mendatang diprakirakan meningkat

seiring dengan faktor cuaca yang mendukung dan pembiayaan perbankan yang masih dalam tren

pertumbuhan. Wilayah Maluku yang sebagian besar telah mengakhiri musim penghujannya akan mendukung

kegiatan eksplorasi bahan tambang dan galian. Dari sisi pembiayaan, baki debet bank umum yang disalurkan

kepada usaha pertambangan dan penggalian mencapai Rp165,59 miliar atau tumbuh negatif 1,03% (y.o.y),

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 15,59% (y.o.y).

Sektor pertambangan dan penggalian Maluku masih sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat memacu

pertumbuhan sektor ini ke depannya. Kepulauan Maluku yang secara geografis terletak di pertemuan 3 (tiga)

lempeng benua, yaitu: Eurasia (utara), Indo-Australia (Selatan) dan Pasifik (Barat) memberikan potensi tersendiri

karena mengandung berbagai jenis bahan galian mineral, panas bumi dan cekungan hidrokarbon. Untuk bahan

galian golongan A, minyak bumi telah diproduksi di Seram bagian Timur (Cekungan Seram), sedangkan Blok

Masela direncanakan eksploitasi pada tahun 2017 dengan nilai yang diperkirakan sebesar Rp400 triliun dan PI

(Participating Interest/PI) Pemda Maluku sebesar 10% atau bernilai Rp40 triliun. Pemprov Maluku telah

membentuk BUMD PT. Maluku Energi dan bersama dengan PT. Masela Energi membentuk PT. Maluku Energi

Nusantara untuk menyetor kepesertaan saham ke Inpex Corporation sebagai pemegang saham utama pengelola

Blok Masela. Menurut hasil studi dan eksplorasi Inpex Corporation, ditemukan cadangan gas di wilayah Blok

Masela yang diperkirakan terbesar di Indonesia Timur hingga saat ini sebesar 14 triliun kaki kubik (TCF).

Cekungan-cekungan hidrokarbon yang masih dapat dieksplorasi, antara lain: cekungan di sekitaran Buru, Buru

Barat, Buru Selatan, Palung Aru, Banda dan Banda Barat, Moa, Seram Utara dan Selatan, Weber, Selaru Selatan,

Wokam, Misol dan Arafura Barat. Sedangkan untuk bahan galian golongan B, contohnya adalah: logam dasar

(emas, perak dan tembaga) di Pulau Wetar, Romang dan Babar (Maluku Barat Daya); pasir besi di Pulau Luang,

Sermatang dan Romang (Maluku Barat Daya). Sementara untuk bahan galian golongan C, contohnya adalah

berbagai jenis batu dan pasir yang juga banyak terkandung di pulau-pulau di Maluku.

1.3.4. Kategori Transportasi dan Pergudangan

Kategori Transportasi dan Pergudangan pada triwulan IV 2014 mengalami laju pertumbuhan yang positif,

namun melambat secara triwulanan. Kategori transportasi dan pergudangan mencapai pertumbuhan sebesar

7,19% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total PDRB triwulan laporan yang

tumbuh 3,49% (y.o.y). Namun, pertumbuhan triwulanan kategori transportasi dan pergudangan mencatatkan

laju yang menurun, yaitu 4,05% (q.t.q) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,52% (q.t.q) pada triwulan laporan.

Perlambatan secara triwulanan ini diakibatkan oleh kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada

bulan November lalu yang berdampak pada meningkatnya laju inflasi harga barang dan/atau jasa angkutan,

khususnya angkutan laut dan udara.

Dunia usaha transportasi dan pergudangan masih mempersepsikan realisasi kegiatan usaha kategori ini dalam

kondisi yang tertahan di tengah melambatnya investasi angkutan, faktor cuaca yang kurang mendukung pada

bulan November dan Desember lalu, serta kenaikan tarif angkutan darat dan laut sebagai dampak kebijakan

Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Berdasarkan hasil SKDU Bank Indonesia Maluku, realisasi kegiatan

Page 58: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

27

usaha angkutan dan komunikasi Maluku mengalami penurunan sebesar 0,60% dari triwulan sebelumnya,

sedikit lebih rendah dibanding triwulan III 2014 yang juga mengalami penurunan sebesar 1,47%.

Grafik 1-62PDRB Kategori Trasnportasi & Perdagangan Provinsi Maluku

Grafik 1-63Kegiatan Usaha Sektor Jasa Angkutan Darat & Laut di Provinsi Maluku*

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah * Survei Kegiatan Dunia Usaha

Di sisi lain, menurunnya kinerja angkutan laut dan udara akibat meningktnya tarif angkutan darat dan laut

paska kenaikan harga BBM bersubsidi dan depresiasi nilai tukar rupiah mengkonfirmasi perlambatan kinerja

kategori transportasi dan pergudangan. Menurunnya permintaan masyarakat Maluku terhadap jasa angkutan

laut ditunjukkan oleh arus penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, yang selama periode laporan

mencapai 52.255 orang atau mencatatkan kontraksi sebesar 58,38% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 21,45% (y.o.y). Jumlah penumpang yang naik pada triwulan IV 2014 mencapai

28.101 orang dan yang turun mencapai 24.154 orang, masing-masing terkontraksi 53,74% (y.o.y) dan 62,73%

(y.o.y). Arus kapal yang berangkat maupun yang datang dari dan ke Pelabuhan Yos Sudaro juga menunjukkan

tren yang melambat. Traffic kedatangan dan keberangkatan kapal di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon,

mencapai 1.452 kapal atau terkontraksi 0,41% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 15,40% (y.o.y).

Grafik 1-64Arus Penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon

Grafik 1-65 Trafik Kedatangan dan Keberangkatan Kapal di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon

Sumber: Pelindo IV, Cabang Ambon

Sumber: Pelindo IV, Cabang Ambon

Sub kategori jasa logistik menunjukkan kecenderungan yang melambat seiring dengan menurunnya permintaan

jasa bongkar muat barang di tengah perekonomian Maluku yang tumbuh moderat. Hal ini dikonfirmasi dengan

arus bongkar muat barang di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, pada triwulan IV 2014 yang mencapai

243,92 ribu ton atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,27% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 5,48% (y.o.y). Lebih lanjut, menurunnya kinerja sub kategori jasa logistik sejalan

dengan menurunnya laju pertumbuhan arus bongkar muat di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, yang

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

295.00300.00305.00310.00315.00320.00325.00330.00335.00340.00345.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Trasnportasi dan Pergudangan g. q-t-q

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

80

60

40

20

0

20

40

60

80

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

200000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Orang Penumpang Naik Penumpang Turun g Total-y.o.y - sumbu kanan

15

10

5

0

5

10

15

20

25

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Kapal Kapal Datang Kapal Berangkat g Total-y.o.y - sumbu kanan

Page 59: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

selama periode laporan mencapai 19.547 peti kemas atau tumbuh 4,28% (y.o.y), menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,13% (y.o.y).

Grafik 1-66Arus Peti Kemas di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon

Grafik 1-67Arus Bongkar Muat di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon

Sumber: Pelindo IV, Cabang Ambon

Sumber: Pelindo IV, Cabang Ambon

Menurunnya kinerja kategori transportasi dan pergudangan pada triwulan Iaporan sejalan dengan kredit

perbankan yang disalurkan kepada kategori ini yang melambat seiring dengan keputusan dunia usaha untuk

menahan investasi. Di tengah tingginya harga barang modal dan mesin-mesin/suku cadang yang masih diimpor

dan mengantisipasi kebijakan Pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi, dunia usaha sektor angkutan

dan komunikasi cenderung menahan kredit jenis penggunaan investasi. Baki debet bank umum yang disalurkan

kepada kategori ini pada posisi akhir triwulan IV 2014 mencapai Rp115,43 miliar atau tumbuh 18,14% (y.o.y),

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 34,41% (y.o.y).

Grafik 1-68Kredit Kategori Transportasi dan Pergudangan di Bank Umum Maluku*

* Menurut Lokasi Proyek

1.3.5. Kategori Konstruksi

Kategori konstruksi pada triwulan IV 2014 mengalami laju pertumbuhan yang positif, namun

melambat secara triwulanan. Kategori konstruksi mencapai pertumbuhan sebesar 3,18% (y.o.y) pada

triwulan laporan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total PDRB triwulan laporan yang tumbuh 3,49%

(y.o.y). Sementara itu, pertumbuhan triwulanan kinerja kategori konstruksi juga mencatatkan laju yang

menurun, yaitu 2,22% (q.t.q) pada triwulan III 2014 menjadi 1,78% (q.t.q) pada triwulan IV 2014. Hal ini searah

dengan realisasi kegiatan usaha konstruksi yang tertahan selama periode laporan. Sesuai dengan hasil SKDU

Bank Indonesia Maluku, realisasi kegiatan usaha cenderung stagnan dibanding triwulan sebelumnya.

20

10

0

10

20

30

40

50

0

5000

10000

15000

20000

25000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Peti Kemas Bongkar Muat g Total-y.o.y - sumbu kanan

80

60

40

20

0

20

40

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Ton Bongkar Muat g Total-y.o.y

0

20

40

60

80

100

120

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Angkutan, Pergudangan & Komunikasi g-y.o.y - sumbu kanan

Page 60: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

29

Tertahannya realisasi kegiatan usaha bangunan Maluku seiring dengan melambatnya investasi bangunan

sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bangunan dan faktor musim hujan pada triwulan IV 2014.

Meningkatnya laju inflasi pada barang-barang konstruksi didorong oleh kenaikan harga bahan baku bangunan,

seperti: pasir, semen, kayu balok, kayu lapis, kaca, cat dan batako, kenaikan harga impor alat-alat konstruksi

berat akibat depresiasi nilai tukar Rupiah, serta faktor musim hujan yang menghambat penyelesaian proyek-

proyek pembangunan pemerintah maupun swasta.

Grafik 1-69PDRB Sektor Bangunan Provinsi Maluku Grafik 1-70Realisasi Pengadaan Semen di Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia; diolah

Grafik 1-71Perubahan Inventori dalam Perekonomian Provinsi Maluku

Grafik 1-72Kegiatan Usaha Sektor Bangunan Prov. Maluku*

Investasi bangunan Maluku terindikasi tertahan pada triwulan laporan seiring dengan tren yang meningkat pada

harga-harga bahan bangunan. Hal ini dikonfirmasi oleh terkontraksinya jumlah realisasi pengadaan semen di

Maluku yang selama triwulan IV 2014 mencapai 87,14 ribu ton atau mengalami kontraksi sebesar 4,10%

(y.o.y), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,45% (y.o.y). Melambatnya kinerja

pengadaan semen di Maluku antara lain disebabkan oleh kenaikan harga bahan konstruksi secara umum dan

tertahannya ekspektasi dunia usaha konstruksi di tengah musim penghujan.

Peningkatan inventori pada triwulan laporan mengindikasikan kinerja sektor konstruksi akan tumbuh pada

periode mendatang seiring dengan pengerjaan pembangunan beberapa proyek infrastruktur yang akan/sedang

dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku berdasarkan APBD 2015, diantaranya adalah (1)

Pembangunan jalan lingkar Pulau Gorom di Kab. Seram Bagian Timur (Rp15 miliar); (2) Pembangunan Christian

Center di Kota Ambon (Rp24 miliar); (3) Pembangunan Catholic Center di Kota Ambon (Rp13 miliar); (4)

(4.00)

(3.00)

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

380.00

385.00

390.00

395.00

400.00

405.00

410.00

415.00

420.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Konstruksi g. q-t-q

40

30

20

10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Ton Pengadaan Semen g-y.o.y - sumbu kanan

(8.00)

(6.00)

(4.00)

(2.00)

0.00

2.00

4.00

6.00

52

53

54

55

56

57

58

59

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Perubahan inventori g. q-t-q

(40)

(20)

0

20

40

60

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

Page 61: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Pembangunan ruas jalan Ilngei Batu Putih di Kab. Maluku Tenggara Barat (Rp13 miliar); dan (5) Normalisasi

Sungai Waiapu di Pulau Buru (Rp10 miliar). Selain itu, terkait dengan tambahan anggaran pengalihan subsidi,

Dinas PU Prov. Maluku juga telah mengajukan usulan proyek infrastruktur terkait dengan program swasembada

pangan dan pengembangan wilayah perbatasan, yang sumber pendanaannya berasal dari DAK pada APBD-P

2015 sebesar Rp1,19 triliun dengan rincian: (1) Pembangunan saluran irigasi pertanian senilai Rp1,06 triliun; (2)

Pembangunan ruas jalan strategis kawasan perbatasan di Kab. Maluku Barat Daya (Rp33 miliar), Kab. Maluku

Tenggara Barat (Rp83 miliar) dan Kab. Kepulauan Aru (Rp16 miliar)

Pembangunan proyek-proyek MP3EI masih terus berlanjut selama triwulan IV 2014. Hal ini ditunjukkan

oleh perkembangan belanja modal sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan proyek-proyek MP3EI

yang tumbuh selama triwulan laporan. Nilai investasi proyek MP3Ei di Maluku mencapai Rp4 triliun yang

pengerjaannya dimulai pada 2011 dan sebagian besar dijadwalkan selesai pada tahun 2014. Salah satu proyek

MP3EI yang tengah dikerjakan pembangunannya adalah Jembatan Merah Putih (JMP) yang nilai investasinya

diprakirakan sekitar Rp700 miliar. Kementerian Pekerjaan Umum memprakirakan penyelesaian proyek ini pada

pertengahan 2015 atau lebih lambat dari target yang telah dijadwalkan sebelumnya. Kendala yang dihadapi

oleh pengerjaan proyek ini adalah adanya permasalahan terkait tinggi jembatan yang tidak dapat dilewati 4

(empat) jenis kapal sekelas kapal latih Dewa Ruci.

Tabel 1-4 Daftar Proyek Masterplan Percepatan Pertumbuhan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Provinsi Maluku

Sumber: BAPPEDA Provinsi Maluku

Terkontraksinya pertumbuhan pembiayaan bank umum kepada sektor konstruksi Maluku

mengonfirmasi berlanjutnya perlambatan kinerja sektor bangunan seiring dengan kenaikan harga

bahan baku bangunan. Baki debet bank umum yang disalurkan kepada sektor bangunan Maluku sampai

dengan posisi akhir triwulan IV 2014 mencapai Rp364,57 miliar atau tumbuh terkontraksi 15,90% (y.o.y),

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 11,43% (y.o.y).

Proyek MP3EI Nilai Investasi (Rp miliar)

Tahun Mulai

Tahun Selesai

Keterangan

Pembangunan Sarana Irigasi di P. Buru dan Seram Timur

1,111 2011 2014 Pemerintah

Pembangunan Jalan Raya Trans Maluku 937 2011 2014 PemerintahPembangunan infrastruktur jalan dan jembatan pendukung Trans Maluku

784 2011 2014 Pemerintah

Pembangunan prasarana Air Baku di Pulau Ambon dan Lease, serta pulau di wilayah selatan Maluku

760 2011 2014 Pemerintah

Administrasi Pelayaran Ambon 363 2011 2014 PemerintahPembangkit Listrik 2,073 2011 2015 Campuran

Total 3,955

Page 62: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

31

Grafik 1-73Kredit Sektor Bangunan di Bank Umum Provinsi Maluku*

* Kredit Bank Umum Menurut Lokasi Proyek

1.3.6. Kategori Industri Pengolahan

Grafik 1-74PDRB Sektor Industri Pengolahan Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Kategori industri pengolahan pada triwulan IV 2014 mengalami laju pertumbuhan yang positif,

namun melambat secara triwulanan. Kategori industri pengolahan mencapai pertumbuhan sebesar 4,04%

(y.o.y) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan secara umum (3,49% y.o.y). Namun,

pertumbuhan triwulanan kinerja kategori industri pengolahan mencatatkan laju triwulanan yang menurun, yaitu

3,65% (q.t.q) pada triwulan III 2014 menjadi 1,37% (q.t.q) pada triwulan IV 2014. Penurunan ini seiring dengan

kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) golongan industri yang mendorong kenaikan biaya produksi. Menurunnya

andil/sumbangan Pemilu 2014 juga ikut mempengaruhi kinerja sektor industri pengolahan Maluku sebab

berkurangnya produksi atribut partai dan kampanye lainnya serta makanan dan minuman olahan.

20

10

0

10

20

30

40

50

60

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Bangunan g Total-y.o.y - sumbu kanan

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

305.00

310.00

315.00

320.00

325.00

330.00

335.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar

Industri pengolahan g. q-t-q

Page 63: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 1-75Kegiatan Usaha Kategori Industri Pengolahan di Prov. Maluku*

Grafik 1-76Kapasitas Produksi Terpakai Kategori Industri Pengolahan di Prov. Maluku*

* Survei Kegiatan Dunia Usaha * Survei Kegiatan Dunia Usaha

Perlambatan pada kinerja kategori industri pengolahan Maluku juga dirasakan oleh dunia usaha industri

pengolahan seiring dengan realisasi kegiatan usahanya yang menurun selama triwulan laporan. Dunia usaha

industri pengolahan memperhitungkan realisasi kegiatan usahanya selama triwulan IV 2014 menurun 21,15%

dari triwulan sebelumnya, lebih rendah daripada realisasi kegiatan usahanya pada triwulan III 2014 yang stabil

terhadap triwulan II 2014. Rendahnya realisasi kegiatan usaha industri pengolahan disebabkan oleh faktor

kenaikan harga TDL golongan industri sehingga menekan konsumsi listrik golongan tersebut. Pada triwulan IV

2014, kelompok industri Maluku mengonsumsi listrik sebesar 8,25 MWh atau tumbuh 295,31% (y.o.y),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,72% (y.o.y).

Grafik 1-77Ekspor Komoditas Industri Provinsi Maluku Grafik 1-78Konsumsi Listrik Kelompok Industri Provinsi Maluku

Sumber: PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara; diolah

Meskipun tumbuh melambat, sektor industri pengolahan Maluku masih merupakan salah satu pangsa

pertumbuhan tertinggi di antara sektor-sektor ekonomi lainnya. Tingginya pangsa pertumbuhan sektor industri

pengolahan Maluku pada triwulan IV 2014 searah dengan tingginya kapasitas produksi terpakai dunia usaha

industri pengolahan yang mencapai 75,50% dari kapasitas produksi normalnya 67,50%, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang kapasitas produksi terpakainya sebesar 66,00% dari kapasitas produksi

normalnya 61,88%. Rasio pemakaian kapasitas mencapai 1,11, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang rasionya sebesar 1,06.

Perlambatan pada kinerja kategori industri pengolahan Maluku sejalan dengan menurunnya produksi

industri berorientasi ekspor. Ekspor komoditas industri Maluku pada triwulan IV 2014 mencapai nilai

USD0,43 juta atau terkontraksi 65,36% (y.o.y), jauh menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

(40)

(20)

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

Kapasitas Produksi Terpakai Kapasitas Produksi Normal

2000

1000

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta -Juta Ton

Nilai Ekspor Komoditas IndustriVolume Ekspor Komoditas Industrig Nilai-y.o.y - sumbu kanang Volume-y.o.y - sumbu kanan

(50)

0

50

100

150

200

250

300

350

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Per MWh Listrik Industri g-y.o.y - sumbu kanan

Page 64: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

33

228,55% (y.o.y). Melambatnya nilai ekspor komoditas industri Maluku seiring dengan meningkatnya laju

pertumbuhan harga ekspor makanan olahan. Sedangkan dari sisi bobot, ekspor komoditas industri Maluku

mencapai 0,04 ribu ton atau terkontraksi 76,25% (y.o.y), jauh menurun dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 799,73% (y.o.y). Plat tembaga yang diproduksi oleh perusahaan

pengolahan tembaga di Pulau Wetar (Maluku Barat Daya) masuk kategorisasi standarisasi London Methalic

Exchange (LME) grade A sehingga dijual dengan menggunakan harga internasional. Sementara itu, baki debet

bank umum yang disalurkan kepada dunia usaha industri pengolahan Maluku mencapai Rp66,01 miliar atau

tumbuh 31,32% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 20,47% (y.o.y).

Grafik 1-79Kredit Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Maluku*

* Kredit Bank Umum Menurut Lokasi Proyek

1.3.7. Kategori Pengadaan Listrik, Gas

Grafik 1-80PDRB Kategori Pengadaan Listrik, Gas Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Kategori pengadaan listrik, gas pada triwulan IV 2014 mengalami laju pertumbuhan paling tinggi dibanding

kategori-kategori lain, baik secara tahunan maupun triwulanan. Kategori pengadaan listrik, gas mencapai

pertumbuhan sebesar 44,05% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total PDRB

triwulan laporan yang tumbuh 3,49% (y.o.y) dan merupakan pertumbuhan paling tinggi diantara kategori yang

lain. Pertumbuhan triwulanan kinerja kategori ini juga mencatatkan laju yang tertinggi, yaitu 5,29% (q.t.q) pada

triwulan III 2014 menjadi 12,72% (q.t.q) pada triwulan laporan. Pertumbuhan yang tinggi ini didorong oleh

meningkatnya kapasitas produksi terpakai usaha Listrik dan Gas Maluku, dimana pada triwulan IV 2014 sebesar

76,70% dari kapasitas produksi normalnya sebesar 82,00%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

40

20

0

20

40

60

80

100

120

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Industri Pengolahan

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

0

1

2

3

4

5

6

7

8

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Pengadaan Listik, Gas g. q-t-q

Page 65: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

dengan kapasitas produksi terpakai sebesar 62,94% dari kapasitas produksi normalnya 64,33%. Meningkatnya

kapasitas produksi tersebut seiring dengan adanya perayaan hari-hari besar keagamaan dan tahun baru yang

menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. Indeks realisasi kegiatan usaha LGA Maluku juga memperlihatkan

kenaikan sebesar 0,51% dari triwulan sebelumnya, sedikit meningkat dibandingkan realisasi kegiatan usaha

LGA pada triwulan II 2014 yang naik 0,50% (y.o.y) dari triwulan sebelumnya.

Grafik 1-81Kapasitas Produksi Sektor LGA di Prov. Maluku* Grafik 1-82Kegiatan Usaha Sektor LGA di Prov. Maluku*

* Survei Kegiatan Dunia Usaha * Survei Kegiatan Dunia Usaha

Peningkatan konsumsi listrik di Maluku pada triwulan IV 2014 mengkonfirmasi kenaikan kapasitas produksi

kategori pengadaan listrik, gas dimana konsumsi listrik mencapai 131,91 MWh atau tumbuh 16,35% (y.o.y),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,47% (y.o.y). Dukungan pembiayaan

perbankan kepada kategori ini juga mengindikasikan naiknya laju pertumbuhan kategori pengadaan listrik, gas

dimana baki debet bank umum yang disalurkan kepada dunia usaha LGA Maluku mencapai Rp13,92 miliar atau

tumbuh 5,23% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 24,05% (y.o.y).

Grafik 1-83Konsumsi Listrik di Provinsi Maluku Grafik 1-84Kredit Sektor LGA di Perbankan Provinsi Maluku*

Sumber: PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara; diolah * Kredit Bank Umum Menurut Lokasi Proyek

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

Kapasitas Produksi Terpakai Kapasitas Produksi Normal

(20)

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

(10)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Per MWh Listrik Total g-y.o.y - sumbu kanan

100

50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Miliar Listrik, Gas dan Air Bersih

g-y.o.y - sumbu kanan

Page 66: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

35

1.3.8. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Grafik 1-85Total Perdagangan Non-Migas Prov. Maluku Grafik 1-86Kegiatan Usaha Sektor Perdagangan di Prov. Maluku*

* Survei Kegiatan Dunia Usaha

Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor memiliki pangsa

ekonomi Maluku terbesar ketiga (13,74%) pada triwulan IV 2014, setelah kategori pertanian,kehutanan

dan perikanan; dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, namun mengalami

perlambatan pada laju pertumbuhan triwulanan. Kategori ini mengalami laju pertumbuhan tahunan sebesar

0,96% (y.o.y), lebih rendah dibanding laju pertumbuhan secara umum yaitu 3,49% (y.o.y) serta mengalami

penurunan pada laju pertumbuhan triwulanannya yaitu dari 2,21% (q.t.q) pada triwulan sebelumnya menjadi

1,54% (q.t.q). Melambatnya kategori ini seiring dengan tertahannya kinerja sub kategori perdagangan yang

disebabkan dengan menurunnya andil/sumbangan Pemilu 2014 serta dampak kebijakan pemerintah menaikkan

harga BBM bersubsidi yang memberikan efek tertahannya konsumsi masyarakat. Namun sub kategori ini masih

dapat tumbuh tinggi seiring dengan pola konsumsi masyarakat yang cukup tinggi pada hari Raya Idul Adha, Hari

Raya Natal 2014 dan persiapan Tahun Baru 2015. Melambatnya sektor ini sejalan dengan realisasi kegiatan

usaha perdagangan yang melambat pada triwulan laporan. Hasil SKDU Bank Indonesia Maluku menunjukkan

realisasi kegiatan usaha PHR triwulan IV 2014 mengalami kontraksi 4,67% (q.t.q), menurun dibandingkan

realisasi pada triwulan III 2014 yang meningkat 1,40% (q.t.q).

Grafik 1-87PDRB Kategori perdagangan dan reparasi Maluku Grafik 1-88Impor Barang Konsumsi di Provinsi Maluku*

Sumber: BPS Provinsi Maluku, diolah * Termasuk Barang Konsumsi Tahan Lama, Semi Tahan Lama maupun Tidak Tahan Lama

Tertahannya kinerja kategori ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan perdagangan eskternal (ekspor dan

impor) sebagai dampak menurunnya sumbangan Pemilu 2014 dan menurunnya pola konsumsi masyarakat

paska kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan November 2014. Kinerja perdagangan besar yang tercermin

pada pertumbuhan total perdagangan eksternal nonmigas menunjukkan kondisi yang terkontraksi. Total

(100)

(50)

0

50

100

150

200

250

300

350

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta Total Perdagangan (Eks-Im) Non-Migas

g-y.o.y - sumbu kanan

(20)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)

(4.00)

(3.00)

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

780.00

790.00

800.00

810.00

820.00

830.00

840.00

IV I II III IV

2013 2014

Persen (%)Rp Miliarperdagangan dan reparasi g. q-t-q

(150)

(100)

(50)

0

50

100

150

200

250

300

350

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)USD Juta Barang Konsumsi Tahan Lama

Barang Konsumsi Semi Tahan Lama

Barang Konsumsi Tidak Tahan Lama

g Total-y.o.y - sumbu kanan

Page 67: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

perdagangan nonmigas Maluku pada triwulan laporan mencapai USD19,18 juta atau terkontraksi 40,66%

(y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 6,24% (y.o.y).

Tertahannya perdagangan nonmigas Maluku didorong oleh kontraksi pada kinerja impor akibat naiknya harga

komoditas impor pada triwulan laporan di tengah tren depresiasi nilai tukar Rupiah.

Lebih lanjut, tren melambat pada laju pertumbuhan kategori perdagangan ditunjukkan oleh

melambatnya impor barang konsumsi. Barang konsumsi yang diimpor oleh Maluku pada triwulan IV 2014

terdiri dari barang konsumsi semi tahan lama dan konsumsi tidak tahan lama. Keseluruhannya, impor barang

konsumsi Maluku mencapai USD0,009 juta atau mencatatkan kontraksi sebesar 86,24% (y.o.y), lebih dalam

dibandingkan triwulan sebelumnya yang telah terkontraksi 70,41% (y.o.y).

Dukungan dunia perbankan terhadap kategori perdagangan besar dan eceran tercatat mengalami

perlambatan seiring dengan menurunnya kinerja kategori ini pada triwulan laporan. Posisi pada akhir

triwulan IV 2014, baki debet bank umum yang disalurkan kepada dunia usaha PHR Maluku mencapai Rp1,76

triliun atau tumbuh 7,67% (y.o.y), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,42% (y.o.y).

Grafik 1-89Kredit Sektor Perdagangan Besar dan Eceran di Bank Umum Provinsi Maluku*

* Menurut Lokasi Proyek

1.3.9. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Grafik 1-90PDRB Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Grafik 1-91Kredit Kategori Penyediaan akomodasi dan makan minum*

*Menurut Lokasi Proyek

Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami pertumbuhan positif pada

triwulan laporan serta mengalami peningkatan pada laju triwulanannya. Kategori ini mengalami

0

10

20

30

40

50

60

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Rp MiliarPerdagangan Besar & Eceran g Total-y.o.y - sumbu kanan

(4.00)

(3.00)

(2.00)

(1.00)

0.00

1.00

2.00

3.00

98.00

100.00

102.00

104.00

106.00

108.00

110.00

IV I II III IV

2013 2014

Rp Miliar

Penyediaan akomodasi dan makan minum g. q-t-q

-10

0

10

20

30

40

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Persen (%)

Rp MiliarPenyediaan akomodasi dan makan minum g.y-o-y

Page 68: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

37

laju pertumbuhan tahunan sebesar 2,80% (y.o.y), lebih rendah dibanding total pertumbuhan secara

umum sebesar 3,49% (y.o.y) serta mengalami peningkatan pada laju triwulanannya yaitu dari 1,67%

(q.t.q) pada triwulan III 2014 menjadi 2,47% (q.t.q) pada triwulan laporan. Meningkatnya kategori ini

sehubungan dengan adanya libur akhir pekan yang panjang menjelang Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru

Hijriah, Hari Raya Natal 2014 dan perayaan Tahun Baru 2015 serta momentum khusus, seperti liburan

akhir tahun dan wisuda di beberapa perguruan tinggi di Maluku.

Tren pertumbuhan pada kategori ini sejalan dengan meningkatnya tingkat okupansi hotel bintang di

Maluku. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Maluku selama periode triwulan IV 2014 mencapai

42,01%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 33,08%. Meningkatnya tingkat okupansi

hotel di Maluku terkait dengan pola musiman meningkatnya tingkat kunjungan ke Maluku saat menjelang akhir

tahun serta perayaan hari besar seperti Hari Raya Natal dan perayaan Tahun Baru serta didorong oleh maraknya

kegiatan Meeting, Invention, Convention and Exhibition (MICE) menjelang akhir tahun. Hal ini lebih lanjut

dikonfirmasi oleh meningkatnya jumlah tamu yang menginap di hotel bintang di Maluku, dimana selama

triwulan laporan jumlah tamu mencapai 22.846 orang atau mengalami kontraksi sebesar 14,93% (y.o.y),

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 20,90% (y.o.y).

Kendatipun kinerja kategori penyediaan akomodasi dan makan minum menunjukkan tren

peningkatan, laju pertumbuhan konsumsi listrik kelompok bisnis di Maluku tercatat mengalami

penurunan. Data dari PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara memperlihatkan konsumsi listrik kelompok

bisnis di Maluku mencapai 27,20 MWh atau tumbuh 8,70% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 15,16% (y.o.y). Meskipun terjadi tren penurunan pada konsumsi listrik kelompok

bisnis, level pertumbuhan ini tergolong cukup tinggi seiring dengan ramainya kegiatan pusat perbelanjaan, hotel

dan restoran, serta didorong oleh kegiatan Meeting, Invention, Convention and Exhibition (MICE). Sementara

itu, dukungan dunia perbankan terhadap kategori ini tercatat mengalami perlambatan seiring dengan

menurunnya kinerja kategori ini pada triwulan laporan. Posisi pada akhir triwulan IV 2014, baki debet bank

umum yang disalurkan kepada dunia usaha kategori ini mencapai Rp106,14 miliar atau tumbuh negatif 4,56%

(y.o.y), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif 0,47% (y.o.y).

Grafik 1-92Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Prov. Maluku Grafik 1-93Konsumsi Listrik Kelompok Bisnis Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara

30

20

10

0

10

20

30

40

50

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Orang Jumlah Tamu g-Tamu-y.o.y - sumbu kanan

TPK (Tertimbang Rata-Rata)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Per MWh Listrik Bisnis g-y.o.y - sumbu kanan

Page 69: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

1.3.10. Kategori Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Grafik 1-94PDRB Kategori Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Kategori Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib merupakan pangsa

perekonomian Maluku terbesar kedua (19,31%) pada triwulan IV 2014, setelah kategori pertanian,

kehutanan dan perikanan, namun mengalami perlambatan pada laju pertumbuhan triwulanan. Kategori ini

mengalami laju pertumbuhan tahunan sebesar 0,79% (y.o.y), lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi

secara umum yaitu 3,49% (y.o.y) serta mengalami penurunan pada laju triwulanannya yaitu dari 3,61% (q.t.q)

pada triwulan III 2014 menjadi 2,39% (q.t.q). Perlambatan ini seiring dengan menghilangnya andil/ sumbangan

Pemilu 2014 dan melambatnya laju pertumbuhan belanja pegawai serta belanja rutin yang berasal dari APBD

Provinsi Maluku.

Melambatnya kinerja pada kategori ini sejalan dengan menurunnya kinerja penyerapan belanja

pegawai dan bantuan sosial yang berasal dari APBN Provinsi Maluku. Pada triwulan IV 2014, belanja

pegawai dan belanja bantuan sosial masing-masing mencapai Rp427,73 miliar dan Rp219,60 miliar, atau

masing-masing tumbuh 14,91% (y.o.y) dan 6,15% (y.o.y), keduanya menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang berturut-turut tumbuh 39,39% (y.o.y) dan 42,46% (y.o.y). Pada triwulan laporan, belanja

pegawai-tidak langsung yang berasal dari APBD mencapai Rp132,89 miliar atau tumbuh 24,61% (y.o.y),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan kontraksi 3,14% (y.o.y).

Grafik 1-95Belanja Pegawai dan Bantuan Sosial APBN Provinsi Maluku

Grafik 1-96 Belanja Pegawai-Tidak Langsung APBD Provinsi Maluku

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Maluku; diolah

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

(8.00)

(6.00)

(4.00)

(2.00)

0.00

2.00

4.00

6.00

1040

1060

1080

1100

1120

1140

1160

1180

IV I II III IV

2013 2014

Rp Miliar

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial wajib g. q-t-q

(200)

(100)

0

100

200

300

400

500

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Pegawai

Belanja Bantuan Sosial

g Belanja Pegawai-y.o.y - sumbu kanan

g Belanja Bantuan Sosial-y.o.y - sumbukanan

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2011 2012 2013 2014

% (Persen)Rp Juta Belanja Pegawai-Tidak Langsung g-y.o.y - sumbu kanan

Page 70: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

39

Terkontraksinya pertumbuhan pembiayaan perbankan yang disalurkan kepada kategori ini mengonfirmasi

melambatnya kinerja kategori administrasi pemerintahan, pertahanan & jaminan sosial wajib pada triwulan IV

2014. Baki debet pembiayaan bank umum kepada kategori ini sampai dengan akhir triwulan IV 2014 mencapai

Rp324,47 juta atau mengalami kontraksi sebesar 38,42% (y.o.y), termoderasi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang telah terkontraksi 45,19% (y.o.y).

Grafik 1-97Kredit kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Provinsi Maluku*

* Menurut Lokasi Proyek

(200.00)

(100.00)

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

0.00

2000.00

4000.00

6000.00

8000.00

10000.00

12000.00

14000.00

16000.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Rp juta

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib g.y-o-y

Page 71: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

BOKS 1 PERBANDINGAN PDRB PROVINSI MALUKU TD 2000 DAN 2010

Sejak triwulan IV-2014, BPS merilis PDRB dengan menggunakan tahun dasar baru yaitu tahun dasar 2010, di

samping masih merilis data dengan tahun dasar lama yaitu tahun dasar 2000. Perubahan tahun dasar tersebut

menyebabkan adanya penyesuaian pada pengelompokan PDRB menurut lapangan usaha maupun menurut

pengeluaran. Dari sisi PDRB menurut kelompok lapangan usaha, jumlah kelompok berubah dari 9 kelompok

menjadi 17 kelompok. Sementara dari sisi PDRB menurut kelompok pengeluaran, terdapat tambahan komponen

baru yaitu net ekspor antar daerah.

Pangsa terbesar sektor ekonomi berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun dasar 2010 adalah sektor

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (25%), sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib (21%) dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (13%).

Grafik 1-98 Pangsa ekonomi 2014 berdasarkan TD 2000

Grafik 1-99 Pangsa ekonomi 2014 berdasarkan TD 2010

Grafik 1-100 Perbandingan pertumbuhan tahunan 2011-2014

Apabila dibandingkan antara laju pertumbuhan

ekonomi tahunan (year on year) Provinsi Maluku

berdasarkan tahun dasar 2000 dan tahun dasar 2010,

maka terdapat sedikit perbedaan sebagaimana pada

Grafik 3-3.

Perbedaan signifikan juga tampak dari besaran PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), di mana

berdasarkan tahun dasar 2000 mencapai Rp15,29

triliun, sementara berdasarkan tahun dasar 2010

sebesar Rp31,73 triliun, atau terdapat kenaikan

sebesar 107,6%. Apabila dibandingkan dengan PDRB ADHB Nasional tahun 2014 yang hanya naik 4,44% dari

Rp10.094,9 triliun (TD 2000) menjadi Rp10.542,7 triliun (TD 2010), maka penyesuaian PDRB Provinsi Maluku

jauh lebih besar. Hal ini menyebabkan pangsa perekonomian Maluku terhadap perekonomian nasional untuk

tahun 2014 juga meningkat, yaitu dari 0,15% berdasarkan tahun dasar 2000, menjadi 0,30% berdasarkan

tahun dasar 2010.

Perdagangan, Hotel &

Restoran29.7%

Pertanian27.6%

Jasa-jasa20.8%

Pengangkutan & Komunikasi

10.2%

Industri Pengolahan

4.7%

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

3.8%

Bangunan2.0%

Pertambangan & Penggalian

0.7%Listrik, Gas &

Air Bersih0.4%

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan, 25.03%

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, 20.98%

Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

12.89%Konstruksi, 7.41%

Jasa Pendidikan, 5.52%

Transportasi dan Pergudangan ,

5.37%

Industri Pengolahan, 5.18%

Pertambangan dan Penggalian , 3.71%

Jasa Keuangan , 3.56%

Informasi dan Komunikasi, 2.85%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,

2.15%

Lainnya, 5.36%

6.34

7.16

5.26

6.70 6.06

7.81

5.14

6.93

2011 2012 2013*) 2014**)

Pertumbuhan TD 2000 Pertumbuhan TD 2010

Page 72: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB I PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

41

Page 73: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

42

2. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi penggunaan APBN 2014 Provinsi Maluku di triwulan IV 2014 memiliki kinerja yang baik

dengan realisasi sebesar 93,51% dari pagu Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA-Revisi)

2014. Realisasi ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan yang sama tahun 2013 dengan

realisasi sebesar 94,46% dan diharapkan dapat lebih dioptimalkan pada triwulan selanjutnya.

Belanja modal APBN triwulan IV 2014 mengalami realisasi sebesar 95,12% seiring dengan

penyerapan yang tinggi pada pembangunan proyek-proyek infrastruktur, proyek-proyek

pengadaan berbagai macam sektor, jamkesmas, PNPM, dan program sosial lainnya. Namun,

realisasi ini lebih rendah dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar 99,30%.

Sisi pendapatan APBD 2014 Provinsi Maluku pada triwulan IV 2014 mengalami level realisasi

anggaran sebesar 97,12%, sedangkan realisasi belanja APBD 2014 sebesar 88,50% dari pagu

APBD 2014. Penyerapan pendapatan maupun belanja APBD sangat dipengaruhi oleh kinerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sehingga peningkatan kinerja SKPD diharapkan dapat

mengoptimalkan realisasi APBD pada triwulan selanjutnya.

Sedangkan pada APBD triwulan IV 2014 Provinsi Maluku, penyerapan pendapatan sebesar

Rp1,82 triliun, atau mengalami surplus anggaran sebesar Rp100,51 miliar, dengan penyerapan

anggaran sebesar Rp1,11 triliun.

2.1. Realisasi APBN Provinsi Maluku

Daftar Isian Penggunaan Anggaran Revisi (DIPA Revisi) Provinsi Maluku tercatat kembali

mengalami peningkatan di triwulan IV 2014 ini dibandingkan DIPA yang telah ditetapkan

sebelumnya, dengan perubahan terbesar tercatat pada belanja modal. Perubahan Daftar Isian

Penggunaan Anggaran Revisi (DIPA Revisi) Provinsi Maluku triwulan IV 2014 untuk Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) tercatat sebesar Rp7,43 triliun, meningkat 3,64% dari DIPA yang ditetapkan

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,17 triliun. Dari DIPA Revisi tersebut semua pos yang terdapat di

dalamnya mengalami peningkatan, kecuali untuk pos Belanja Bantuan Sosial yang mengalami penurunan

pagu. Belanja modal merupakan pos yang mengalami peningkatan pagu terbesar, yaitu sebesar 5,66%.

Sedangkan pos belanja pegawai meningkat sebesar 4,50%, pos belanja barang meningkat sebesar 1,61%.

Untuk pos Belanja Bantuan Sosial, penurunan pagu tercatat sebesar 3,22%. Pos Belanja Lain-lain tidak

mengalami perubahan karena sejak awal memang tidak dianggarkan.

Page 74: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

43

Sumber : Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku,diolah

Grafik 2-1Proporsi Realisasi Belanja APBN 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014

Grafik 2-2Realisasi Belanja APBN 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014, dalam persen (%)

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Maluku; diolah Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Maluku; diolah

Belanja modal masih menjadi pos dengan pagu DIPA terbesar dengan nilai mencapai Rp3,10 triliun

dengan perubahan DIPA sebesar 5,66%. Perubahan DIPA tersebut masih lebih rendah daripada triwulan yang

sama tahun lalu yang mengalami perubahan sebesar 26,13%, namun nilai pagu DIPA Revisi belanja modal

triwulan IV 2014 lebih besar daripada triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,74 triliun. Hal ini

seiring dengan pengejaran target penyelesaaian proyek-proyek multi-years Pemerintah yang dijadwalkan selesai

pada akhir tahun 2014, terutama proyek pembangunan Jembatan Merah Putih, pembangunan jalan raya dan

jembatan pendukung Trans-Maluku.

Perubahan kenaikan anggaran pada pos Belanja Modal pada triwulan IV 2014 merupakan yang

terbesar dibandingkan pos lainnya dengan perubahan sebesar 5,66%, namun turun dibandingkan triwulan

yang sama tahun sebelumnya sebesar 26,13%. Perubahan pada pos ini disebabkan pengejaran target proyek-

proyek multi-years Pemerintah yang dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2014. Sementara itu, perubahan pada

pos Belanja Pegawai menempati peringkat ke-2 setelah belanja Modal, yaitu sebesar 4,50%, meningkat

dibanding triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang mengalami perubahan sebesar 3,09%. Hal ini

disebabkan terjadi kegiatan-kegiatan yang bersifat musiman, seperti pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR)

dan turunnya gaji-13 PNS/TNI/POLRI. Di sisi lain, pos Belanja Bantuan Sosial mengalami penurunan anggaran

sebesar 3,22% yang kemungkinan besar disebabkan belum maksimalnya program-program sosial yang selama

ini telah dijalankan oleh SKPD terkait. Sementara itu, pos Belanja lain-lain adalah pengeluaran yang sifatnya

tidak biasa dan tidak berulang sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam pos-pos pengeluaran di atas.

Pengeluaran yang termasuk belanja lain-lain, antara lain: bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak

terduga lainnya.

Tabel 2-1Realisasi Belanja dari APBN Provinsi Maluku Triwulan IV-2014, dalam Rp juta

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Belanja Pegawai Belanja BarangBelanja Modal Belanja Bantuan SosialBelanja Lain-Lainnya Total Belanja

No Jenis Belanja DIPA DIPA Revisi %

Perubahan

Realisasi s/d

Tw IV-2014

Pengembalian

s/d Tw IV-2014

% Realisasi

s/d Tw IV-

2014

Sisa

Anggaran

1 Belanja Pegawai 1,791,536 1,872,189 4.50 1,752,964 2,336 93.51 119,225

2 Belanja Barang 1,925,579 1,956,645 1.61 1,777,990 11,896 90.26 178,655

3 Belanja Modal 2,937,226 3,103,472 5.66 2,952,623 513 95.12 150,849

4 Belanja Bantuan Sosial 516,181 499,556 -3.22 481,517 852 96.22 18,039

5 Belanja Lain-Lain 0 0 0.00 0 0 0.00 0

6 Jumlah 7,170,522 7,431,861 3.64 6,965,094 15,597 93.51 466,767

Belanja Pegawai

25%

Belanja Barang

27%

Belanja Modal

41%

Belanja Bantuan

Sosial7%

Page 75: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

44

Realisasi APBN Provinsi Maluku sampai dengan triwulan IV 2014 secara keseluruhan memiliki kinerja

yang cukup baik dengan realisasi penggunaan anggaran sebesar 93,51%, namun sedikit mengalami

penurunan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 94,46%. Beberapa

pos belanja APBN yang mengalami peningkatan realisasi penggunaan anggaran dibandingkan triwulan yang

sama tahun sebelumnya adalah pos Belanja Pegawai dengan realisasi sebesar 93,51% dan pos Belanja Barang

dengan realisasi sebesar 90,26%. Di sisi lain, pos Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami

penurunan realisasi penggunaan anggaran dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar

95,12% dan 96,22%.

Peningkatan realisasi pada triwulan laporan dibandingkan dengan triwulan IV 2013 yang dicatatkan oleh pos

Belanja Pegawai adalah suatu hal yang wajar karena pos tersebut merupakan pos anggaran yang bersifat rutin,

terarah, dan terkendali sesuai dengan perencanaan kegiatannya, yaitu pembiayaan pegawai. Sementara itu,

realisasi Belanja Barang tercatat meningkat pada triwulan IV 2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama di

tahun sebelumnya, dari 88,58% menjadi 90,26%, sehubungan dengan pengadaan barang dan jasa yang masih

cukup tinggi di triwulan laporan, khususnya pengadaan barang cepat habis dan pemeliharaan gedung dan

mesin kantor.

Realisasi pada pos Belanja Modal tercatat mengalami peningkatan terbesar pada triwulan laporan

dibandingkan dengan triwulan III 2014, yang meningkat dari 49,61% pada triwulan III 2014 menjadi

95,12% pada triwulan laporan, sehubungan dengan peningkatan penyaluran anggaran pada proyek-proyek

MP3EI dan proyek-proyek infrastruktur lainnya yang diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.

Peningkatan realisasi pada pos Belanja Modal ini disebabkan adanya optimalisasi penyerapan untuk pembiayaan

program-program infrastruktur dasar dan program bantuan sosial. Realisasi pos Belanja Modal mencapai Rp2,95

triliun atau meningkat sebesar Rp229,62 miliar dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya,

sehubungan dengan penyelesaian beberapa kendala teknis di lapangan sehingga pembangunan proyek dapat

dilanjutkan.

2.2. Realisasi APBD Provinsi Maluku

Realisasi pendapatan daerah masih mencatatkan peningkatan dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan IV 2014, realisasi pendapatan daerah Provinsi Maluku tercatat

sebesar Rp1,82 triliun atau sebesar 97,12%, dengan pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

sebesar Rp1,88 triliun. Realisasi pendapatan daerah triwulan IV 2014 lebih tinggi dibanding realisasi periode

yang sama tahun sebelumnya yang memiliki realisasi sebesar 94,88%. Realisasi pendapatan daerah

menunjukkan kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Maluku yang b aik pada triwulan IV-2014 dalamm rangka

mengejar target realisasi pendapatan pada APBD 2014.

Page 76: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

45

Grafik 2-3 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014

Grafik 2-4Perkembangan Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Maluku meningkat dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan triwulan laporan mencapai realisasi sebesar

Rp421,69 miliar atau 85,19%, meningkat dibandingkan realisasi triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar

79,44%. Menurut komponen penyusun PAD, realisasi pendapatan asli daerah diperoleh dari pendapatan pajak

daerah sebesar Rp271,67 miliar atau dengan realisasi sebesar 84,48%, menurun dibandingkan realisasi triwulan

yang sama tahun sebelumnya sebesar 97,23%; hasil retribusi daerah Rp70,26 miliar dengan realisasi 108,01%,

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 95,86%; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dengan realisasi sebesar 54,46% dengan nilai Rp31,317 miliar; dan lain-lain PAD yang sah sebesar

Rp48,43 miliar (95,23%), lebih tinggi daripada realisasi pada triwulan IV-2013 sebesar 29,79%.

Dana Perimbangan mencatatkan realisasi di triwulan IV 2014 lebih tinggi dibanding realisasi di triwulan yang

sama tahun sebelumnya. Pada Dana Perimbangan, realisasi pendapatan pos tersebut mencapai nilai Rp1,17

triliun atau telah terealisasi sebesar 101,28%, lebih tinggi daripada realisasi triwulan yang sama tahun

sebelumnya sebesar 99,94%. Menurut komponen penyusun Dana Perimbangan, subpos Dana Alokasi Umum

(DAU) menunjukkan realisasi pendapatan sebesar Rp1,02 triliun atau 100,00%, sama dengan periode yang

sama dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi sebesar Rp897,66 miliar atau 100,00%.

Selanjutnya, subpos Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak mencatatkan realisasi sebesar Rp 82,91 miliar atau

121,80%, meningkat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 75,85 miliar atau 99,25%.

Sementara itu, subpos Dana Alokasi Khusus (DAK) juga menunjukkan kinerja yang cukup baik, dengan realisasi

sebesar Rp 70,13 miliar atau 100,00%, sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan

realisasi sebesar Rp53,42 miliar atau 100,00%.

Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah tercatat meningkat dibandingkan triwulan yang

sama tahun sebelumnya. Pos Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah mencatatkan realisasi pendapatan

sebesar Rp232,13 miliar atau 101,84% dari pagu pendapatan yang ditetapkan, meningkat dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 97,78%. Menurut komponen penyusun pos Lain-Lain

Pendapatan Daerah yang Sah, realisasi pendapatan dari hibah mencapai Rp219,00 juta atau 72,88%, menurun

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 137,97%, sedangkan dana penyesuaian dan

Pendapatan Asli Daerah

23%

Dana Perimbangan

64%

Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah13%

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

% (persen)

Pendapatan Asli DaerahDana PerimbanganLain-Lain Pendapatan Daerah yang SahBelanja Tidak LangsungBelanja LangsungPendapatan

Page 77: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

46

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

otonomi khusus sebesar Rp231,914 miliar atau 101,88%, lebih tinggi daripada realisasi triwulan IV 2013

sebesar 97,73%.

Realisasi belanja Pemerintah Daerah menunjukkan kinerja yang cukup baik namun sedikit menurun

dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun sebelumnya. Realiasi belanja sampai dengan triwulan IV-

2014 mencapai Rp1,72 triliun atau 88,50% dari pagu belanja yang ditetapkan sebesar Rp1,95 triliun pada APBD

Provinsi Maluku tahun 2014. Realisasi triwulan laporan lebih rendah daripada triwulan yang sama tahun

sebelumnya sebesar 89,88%.

Grafik 2-5 Proporsi Realisasi Dana Perimbangan APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014

Grafik 2-6Proporsi Realisasi Belanja Tidak Langsung APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014

Pos Belanja Tidak Langsung mencatatkan realisasi yang lebih kecil daripada pos Belanja Langsung,

dimana pos belanja tidak langsung mencapai penyerapan sebesar Rp831,058 miliar atau 87,58%, menurun

dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 91,74%, sedangkan pos belanja langsung

mencetak angka penyerapan sebesar Rp895,39 miliar atau 89,37%, lebih tinggi daripada realisasi triwulan yang

sama tahun sebelumnya sebesar 87,26%.

Belanja bunga mencatatkan realisasi tertinggi di antara subpos-subpos dari Belanja Tidak Langsung.

Realisasi belanja bunga sebesar Rp1,19 miliar atau 100,00% dari pagu belanja yang ditetapkan. Selanjutnya,

diikuti dengan belanja hibah sebesar Rp306,10 miliar atau 99,19%, belanja pegawai sebesar Rp392,84 miliar

(90,08%), belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemdes sebesar Rp102,84 miliar (73,76%),

belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota, Pemdes % parpol sebesar Rp24,21 miliar (46,26%),

belanja tidak terduga Rp1,84 miliar (34,62%), dan belanja bantuan sosial sebesar Rp2,01 miliar (34,20%).

Realisasi belanja tidak langsung dinilai berkinerja baik karena pos ini sebagian besar mencakup belanja rutin

Pemerintah Daerah, seperti gaji pegawai dan tunjangan-tunjangan yang termasuk dalam subpos belanja

pegawai dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang termasuk dalam subpos belanja modal.

Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak7%

Dana Alokasi Umum (DAU)87%

Dana Alokasi Khusus (DAK)

6%Belanja Pegawai

47%Belanja Subsidi

37%

Belanja Bagi Hasil kpd

Prov/Kab/Kota, Pemdes

13%

Belanja Bantuan Keuangan kpd

Prov/Kab/Kota, Pemdes &

parpol3%

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

Page 78: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

47

Grafik 2-7Proporsi Realisasi Belanja Langsung APBD 2014 Provinsi Maluku sampai dengan Triwulan IV-2014

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

Realisasi tertinggi di dalam pos Belanja Langsung dialami oleh subpos Belanja Modal. Belanja modal

sebesar Rp369,33 miliar atau 95,92% dari pagu belanja yang ditetapkan. Kemudian, diikuti oleh belanja barang

dan jasa sebesar Rp495,45 miliar atau 85,41% dan belanja pegawai sebesar Rp30,60 miliar atau 83,19%.

Realisasi belanja langsung pada triwulan laporan menunjukkan pencapaian penyerapan anggaran yang cukup

optimal. Hal ini mengindikasikan kinerja dan daya upaya satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang telah

melakukan optimalisasi daya serap terhadap anggaran belanja langsung.

Pada triwulan IV 2014, APBD Provinsi Maluku dilaporkan memiliki kinerja realisasi yang cukup baik.

Hal ini ditunjukkan dengan realisasi pendapatan sebesar Rp1,88 triliun, sedikit lebih rendah daripada

penyerapan anggaran sebesar Rp1,95 triliun. Dengan demikian, APBD Provinsi Maluku triwulan IV 2014

mencatatkan defisit anggaran sebesar Rp69,96 miliar.

Belanja Pegawai

4%

Belanja Barang

dan Jasa55%

Belanja Modal

41%

Page 79: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

48

Grafik 2-8Realisasi Pendapatan dan Belanja dari APBD Provinsi Maluku (Rp juta)

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Maluku; diolah

PENDAPATAN 1,880,828 1,360,361 1,826,567 97.12

1 Pendapatan Asli Daerah 494,993 272,149 421,686 85.19

1 Pendapatan Pajak Daerah 321,575 168,778 271,668 84.48

2 Hasil Retribusi Daerah 65,056 38,829 70,265 108.01

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 57,502 30,467 31,317 54.46

4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 50,860 34,075 48,435 95.23

2 Dana Perimbangan 1,157,907 865,407 1,172,749 101.28

1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 68,069 48,029 82,910 121.80

2 Dana Alokasi Umum (DAU) 1,019,704 764,778 1,019,704 100.00

3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 70,134 52,601 70,134 100.00

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 227,928 222,805 232,132 101.84

1 Pendapatan Hibah 300 4 219 72.88

2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 227,628 222,800 231,914 101.88

BELANJA 1,950,790 1,105,863 1,726,449 88.50

1 Belanja Tidak Langsung 948,910 613,076 831,058 87.58

1 Belanja Pegawai 436,107 259,944 392,841 90.08

2 Belanja Bunga 1,193 631 1,193 100.00

3 Belanja Subsidi 0 0 0

4 Belanja Hibah 308,602 266,389 306,102 99.19

5 Belanja Bantuan Sosial 5,896 0 2,016 34.20

6 Belanja Bagi Hasil kpd Prov/Kab/Kota, Pemdes 139,445 80,089 102,848 73.76

7Belanja Bantuan Keuangan kpd Prov/Kab/Kota, Pemdes

& parpol52,349 4,729 24,216 46.26

8 Belanja Tidak Terduga 5,320 1,293 1,842 34.62

2 Belanja Langsung 1,001,879 492,787 895,392 89.37

1 Belanja Pegawai 36,793 22,766 30,607 83.19

2 Belanja Barang dan Jasa 580,058 283,184 495,455 85.41

3 Belanja Modal 385,028 186,837 369,330 95.92

SURPLUS / (DEFISIT) (69,962) 254,499 100,117

PEMBIAYAAN

1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 89,548 87,016 87,016 97.17

1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 89,548 87,016 87,016 97.17

0 0

2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19,586 1,368 17,736 90.55

1 Pembentukan Dana Cadangan 15,000 0.00

2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 1,850 0 0 0.00

3 Pembayaran Pokok Utang 2,736 1,368 2,736 100.00

4 Pembentukan Dana Bergulir Pemda 0 0 0

PEMBIAYAAN NETTO 69,962 85,648 69,280 99.03

SISA LEBIH/KURANG PEMBIAAYAAN 0 340,146 169,397

% Realisasi Tw IV-

2014Uraian PAGU APBD 2014 Realisasi Tw III-2014 Realisasi Tw IV-2014

Page 80: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB II PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

49

Page 81: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

3. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Laju inflasi Maluku pada triwulan IV-2014 berada pada level 7,19% (yoy), searah namun berada di

bawah perkiraan sebelumnya yang diperkirakan meningkat pada kisaran 6,50%-7,50% (yoy)

dalam skenario kenaikan harga BBM. Pencapaian inflasi Maluku pada triwulan laporan tercatat

lebih rendah dibanding inflasi nasional yang sebesar 8,36% (yoy). Inflasi Maluku pada triwulan IV-

2014 didorong oleh inflasi pada komoditas beras, cabai merah, cabai rawit, bahan bangunan, dan

kelompok transportasi, sebagai dampak dari kebijakan pemerintah di bidang energi, faktor cuaca,

pelemahan kurs, serta dinamika penawaran dan permintaan di hari-hari besar nasional dan

keagamaan.

Peningkatan pasokan ikan segar dan terjaganya pasokan sayuran berperan penting dalam

perlambatan laju inflasi tahunan komponen volatile food. Kondisi perairan yang cukup tenang

pada triwulan laporan sangat mendukung kegiatan penangkapan ikan segar yang menjadi favorit

masyarakat.

Perkembangan inflasi kota-kota di Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 secara rata-rata lebih

tinggi dibanding periode sebelumnya. Pencapaian inflasi bulanan tertinggi pada triwulan IV-2014

terjadi pada bulan November 2014, yaitu di Kota Tual dengan inflasi bulanan sebesar 2,86%

(mtm). Sementara inflasi bulanan terendah terjadi pada bulan Oktober 2014 di Kota Ambon,

dengan inflasi sebesar 0,15% (mtm). Perkembangan inflasi Tual masih diwarnai volatilitas harga

komoditas ikan segar dan sayur-sayuran, sedangkan Kota Ambon lebih dipengaruhi oleh dampak

kebijakan administered prices dan cuaca.

3.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Maluku

Tabel 3-1 Series Inflasi Provinsi di Sulampua pada triwulan III-2014 (dalam % yoy)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Page 82: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

51

Perkembangan inflasi Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 menunjukkan perkembangan yang

kurang menggembirakan, sebagai dampak dari kebijakan administered prices, pelemahan kurs,

musim kering yang berkepanjangan, dan hari-hari besar nasional dan keagamaan. Pencapaian inflasi

Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 adalah 7,19% (yoy), lebih tinggi dari inflasi pada triwulan sebelumnya

yang sebesar 2,79% (yoy). Kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir November berdampak pada kenaikan

harga komoditas sub kelompok transportasi dan komoditas sub kelompok biaya tempat tinggal, sebagai

passthrough-effect dari meningkatnya biaya angkut bahan bangunan. Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik (TDL)

dan pelemahan kurs mendorong harga bahan bangunan, khususnya semen. Pada kelompok bahan makanan,

tekanan inflasi datang dari komoditas beras dan cabai akibat panjangnya musim kemarau yang berdampak pada

mundurnya musim tanam. Dari sisi demand, perayaan hari raya idul adha, natal, dan tahun baru ikut

memberikan tekanan inflasi, terutama pada kelompok bahan makanan dan sub kelompok transportasi,

khususnya angkutan udara.

Dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Sulampua, inflasi Provinsi Maluku termasuk tiga

terendah. Secara umum, inflasi di provinsi dalam wilayah Sulampua mengalami peningkatan. Beberapa provinsi

dengan pencapaian inflasi di bawah nasional diantaranya adalah Provinsi Papua Barat, Provinsi Gorontalo,

Provinsi Sulawesi Barat, dan Provinsi Maluku. Provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi dengan inflasi tahunan

tertinggi di wilayah Sulampua pada triwulan laporan dengan inflasi sebesar 9,67% (yoy), sementara inflasi

terendah di Sulampua pada triwulan laporan adalah Provinsi Gorontalo, dengan inflasi sebesar 6,14% (yoy)

(lihat tabel 3-1).

Grafik 3-1 Inflasi Maluku dan Inflasi Nasional

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Dari sisi penawaran, inflasi pada triwulan laporan disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi,

kenaikan TDL, cuaca, dan pelemahan kurs. Kenaikan harga BBM bersubsidi mendorong kenaikan tarif

angkutan umum, baik dalam kota dan antar kota. Passthrough-effect dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga

ikut menyebabkan kenaikan harga komoditas biaya tempat tinggal, melalui naiknya biaya transportasi. Khusus

pada komoditas semen, kenaikan harga juga dipengaruhi oleh tergerusnya margin perusahaan akibat kenaikan

biaya bahan baku impor akibat kurs, dan kenaikan conversion cost akibat kenaikan berkala TDL industri. Di sisi

lain, panjangnya musim kemarau membuat jadwal musim tanam komoditas beras dan cabai mundur.

Page 83: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Mundurnya musim tanam mengganggu kecukupan pasokan kedua komoditas tersebut, yang kemudian

memberikan tekanan pada stabilitas harga.

Grafik 3-2 Perkembangan Inflasi Provinsi Maluku & Event Analysis

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Dari sisi permintaan, kenaikan inflasi dipengaruhi oleh hari-hari besar nasional dan keagamaan. Pada

triwulan laporan, inflasi pada sub-kelompok transportasi dipengaruhi oleh faktor memuncaknya demand atas

angkutan udara. Peningkatan permintaan ini terkait dengan banyaknya perayaan hari besar nasional dan

keagamaan, seperti hari raya idul adha, hari raya natal, dan tahun baru. Perayaan hari-hari besar ini juga

memberikan tekanan inflasi pada beberapa komoditas bahan makanan, terutama pada sub-kelompok padi-

padian, umbi-umbian dan hasilnya, sub-kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya serta sub-kelompok bumbu-

bumbuan.

3.1.1. Inflasi Tahunan dan Inflasi Kumulatif

Inflasi Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 menunjukan kenaikan dibanding triwulan sebelumnya.

Sebagaimana terlihat dalam grafik 3-3 di bawah, Inflasi tahunan Maluku pada triwulan laporan adalah sebesar

7,19% (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,78% (yoy), namun lebih

rendah dari inflasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,82% (yoy). Secara umum inflasi tahunan

Maluku mengalami kenaikan pada triwulan IV 2014, terlihat lebih tinggi dari pola historisnya, akibat kenaikan

harga BBM bersubsidi.

Page 84: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

53

Grafik 3-3Perbandingan Inflasi Tahunan Maluku tahun 2011-2014 Grafik 3-4Perbandingan Inflasi Kumulatif Maluku tahun 2011-2014

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Tingginya laju inflasi pada triwulan laporan merupakan akibat dari kenaikan harga BBM dan faktor

cuaca, yang mendorong kenaikan harga-harga komoditas transportasi, bahan bangunan, dan volatile

foods. Kenaikan harga BBM meningkatkan ongkos transportasi, terutama untuk bahan bangunan yang

diangkut oleh truk-truk yang membutuhkan bahan bakar dalam jumlah yang besar. Namun demikian,

passthrough-effect dari kenaikan harga BBM pada komoditas bahan makanan tidak sebesar tahun 2013. Hal ini

tidak lepas dari peran aktif TPID Maluku dalam menjaga kecukupan bahan makanan dan ekspektasi masyarakat

di Kota Ambon. Komoditas yang selama ini persisten menjadi penyebab inflasi, yaitu sayur-sayuran dan ikan

segar, smengalami inflasi rendah, bahkan ikan segar mengalami deflasi. Tekanan inflasi justru datang dari

komoditas padi-padian dan bumbu-bumbuan, yaitu beras, cabai merah, dan cabai rawit. Mundurnya musim

tanam di sentra-sentra produksi akibat kemarau yang berkepanjangan membuat kecukupan pasokan beberapa

komoditas volatile foods tersebut.

Inflasi kumulatif Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 sebesar 7,19% (ytd), lebih rendah dibanding

inflasi kumulatif triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,91% (ytd). Dibandingkan

dengan nasional, laju inflasi kumulatif Provinsi Maluku pada triwulan laporan lebih rendah dari inflasi kumulatif

nasional yang sebesar 8,36% (ytd). Laju inflasi kumulatif Maluku yang pada triwulan laporan berada di bawah

inflasi kumulatif nasional disebabkan tingginya tekanan inflasi nasional dari kelompok bahan makanan. Andil

komoditas bahan makanan dalam inflasi nasional mencapai 2,06%, didorong oleh inflasi beras, cabai merah,

dan cabai rawit. Sedangkan tekanan inflasi bahan makanan Provinsi Maluku lebih terkendali, dengan andil

hanya sebesar 0,3972% untuk Kota Ambon dan 0,5328% untuk Kota Tual.

3.1.2. Inflasi Triwulanan

Inflasi triwulanan Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 menunjukan kenaikan dibanding triwulan

sebelumnya, namun volatilitasnya paling rendah. Inflasi triwulanan Maluku pada triwulan laporan adalah

sebesar 3,16% (qtq), lebih tinggi dibanding inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 0,31% (qtq) maupun

inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar -0,91% (qtq). Namun demikian, volatilitas inflasi pada

tahun 2014 jauh lebih rendah daripada tahun 2013, terlihat dari standar deviasi inflasi qtq 2014 sebesar 1,20%,

Page 85: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

lebih rendah dari tahun 2013 yang sebesar 4,24%. Volatilitas inflasi Maluku tahun 2014 merupakan volatilitas

terendah selama empat tahun terakhir.

Grafik 3-5Perbandingan Inflasi Triwulanan Maluku tahun 2011-2014

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Volatilitas inflasi triwulanan yang rendah didorong oleh pengendalian inflasi volatile food, terutama

sayur-sayuran, oleh TPID Provinsi Maluku. Program-program TPID untuk menambah pasokan sayuran,

seperti program bantuan screenhouse, penambahan lahan pertanian sayur yang baru, dan pasar murah akhir

tahun, berhasil mengendalikan inflasi sayuran yang selama ini menjadi momok inflasi Kota Ambon.

3.1.3. Inflasi Bulanan

Inflasi bulanan Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 lebih tinggi dan meningkat dibanding tahun-

tahun sebelumnya. Secara rata-rata inflasi bulanan Maluku pada triwulan laporan adalah sebesar 3,13%, lebih

tinggi dibanding rata-rata inflasi bulanan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,31%. Kenaikan laju inflasi

bulanan Maluku didorong oleh kenaikan tarif angkutan antar kota dan dalam kota seiring kenaikan harga BBM,

serta kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan high season. Faktor cuaca yang minim hujan membuat

pasokan beras dan cabai dari daerah sentra produksi, khususnya Surabaya terganggu dan memberi tekanan

pada kenaikan harga secara nasional. Sementara itu, komoditas biaya tempat tinggal seperti besi beton, batu

bata, batu, seng, semen, dan lain-lain juga mendorong inflasi di triwulan laporan seiring dengan kenaikan biaya

angkut material akibat naiknya harga BBM bersubsidi. Khusus harga semen, kenaikan juga disebabkan oleh

pelemahan kurs dan kenaikan TDL.

Page 86: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

55

Grafik 3-6Perbandingan Inflasi BulananMaluku tahun 2011-2014

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

3.2. Inflasi Kota-Kota di Provinsi Maluku

Tabel 3-2Perkembangan Inflasi Kota-kota di Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Inflasi bulanan kota kota di Provinsi Maluku pada triwulan IV 2014 menunjukkan peningkatan

hingga akhir triwulan laporan. Secara rata-rata, inflasi bulanan Kota Ambon pada triwulan laporan adalah

sebesar 0,94%, lebih tinggi dibanding rata-rata inflasi bulanan tahun sebelumnya yang sebesar 0,003%. Kondisi

yang sama terjadi di Kota Tual dengan rata-rata inflasi bulanan pada triwulan laporan sebesar 2,16%, atau lebih

tinggi dibanding rata-rata inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 1,24%. Sementara itu, dilihat dari volatilitas

inflasi, Kota Ambon mengalami peningkatan volatilitas pada triwulan laporan, yaitu sebesar 0,86% dibanding

triwulan sebelumnya yang hanya 0,23%. Sebaliknya, inflasi Kota Tual lebih stabil di triwulan laporan, yaitu

sebesar 0,71% dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 1,24%.

Secara tahunan, laju inflasi di Kota Ambon dan Kota Tual menunjukan peningkatan pada triwulan IV-

2014, dengan rata-rata inflasi Kota Tual melebihi rata-rata inflasi tahunan Maluku. Inflasi tahunan Kota

Tual yang sebesar 11,48% (yoy) lebih tinggi dibanding inflasi Maluku pada triwulan laporan yang sebesar

7,19% (yoy). Sementara pencapaian inflasi Kota Ambon yang sebesar 6,81% (yoy) masih berada di bawah

inflasi Kota Tual maupun inflasi Maluku. Secara umum laju inflasi tahunan Kota Ambon dan Kota Tual berada

Page 87: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

dalam tren meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang masing-masing hanya 2,27% (yoy) dan 8,85% (yoy)

pada triwulan III-2014.

Tabel 3-3 Inflasi Kota-Kota di Provinsi Maluku Per Kelompok

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Secara triwulanan, kenaikan inflasi di Kota Tual pada triwulan laporan dipicu oleh inflasi bahan

makanan, terutama ikan segar dan sayur-sayuran. Komoditas ikan cakalang, ikan ekor kuning, dan ikan

kakap putih mengalami inflasi (qtq) masing-masing sebesar 64,5%, 109,02%, dan 22,37%. Pada komoditas

sayur-sayuran, inflasi (qtq) Kota Tual tertinggi terjadi pada komoditas daun singkong, bayam, dan sawi hijau,

masing-masing sebesar 23,1%, 34,12%, dan 63,86%. Sementara itu, tekanan inflasi bahan makanan di Kota

Ambon pada triwulan IV-2014 justru cenderung rendah, terlihat dari inflasi triwulanan yang hanya sebesar

0,32% dan inflasi tahunan yang hanya sebesar 1,29%. Hal ini tidak lepas dari peran TPID Provinsi Maluku dalam

pengendalian inflasi, khususnya pada komoditas volatile foods (terutama sayuran) dan komoditas administered

prices.

3.2.1. Inflasi Kota Ambon

3.2.1.1. Inflasi per Kelompok

Tabel 3-4Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Per Kelompok % (yoy)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah melalui pendekatan subkelompok

Peningkatan laju inflasi tahunan terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan, komoditas

kesehatan, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Inflasi tahunan pada komoditas

bahan makanan pada triwulan laporan adalah sebesar 1,29%, yang didorong oleh naiknya harga beras, cabai

merah, dan cabai rawit. Kenaikan harga beras terjadi seiring dengan terlambatnya musim tanam di sentra-sentra

produksi beras di Pulau Jawa akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Sementara itu, inflasi pada

komoditas cabai terjadi akibat berkurangya hasil panen di sentra produksi seiring keengganan petani untuk

menanam pasca anjloknya harga di bulan Juni dan berjangkitnya penyakit kuning pada tanaman cabai. Selain

Page 88: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

57

itu, kenaikan harga BBM bersubsidi juga ikut berperan dalam kenaikan harga cabai melalui passthrough-effect

biaya transportasi. Sementara itu, kenaikan laju inflasi pada kelompok kesehatan didorong oleh naiknya tarif

dokter.

Kenaikan inflasi tahunan tertinggi Kota Ambon pada triwulan IV-2014 terjadi di kelompok komoditas

transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Inflasi tahunan kelompok komoditas transportasi, komunikasi,

dan jasa keuangan untuk triwulan laporan adalah 17,91% (yoy). Kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir

November 2014 menyebabkan kenaikan tarif angkutan dalam kota, antar kota, dan angkutan penyeberangan di

Kota Ambon. Angkutan dalam kota mengalami kenaikan tarif sebesar 20-30% pasca kenaikan harga BBM.

Sementara itu, angkutan udara mengalami kenaikan tarif seiring dengan meningkatnya permintaan terkait

banyaknya hari-hari besar nasional dan keagamaan, antara lain idul adha, natal, dan tahun baru. Sub-kelompok

jasa keuangan juga mengalami inflasi, akibat kenaikan biaya administrasi ATM.

Inflasi tahunan Kota Ambon juga didorong oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan

bakar. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi yang cukup tinggi,

yaitu 7,12% (yoy), yang disebabkan oleh inflasi pada komoditas batako, batu, batu bata, besi beton, seng, dan

semen. Kenaikan harga BBM bersubsidi mengakibatkan kenaikan harga bahan-bahan bangunan, melalui

passthrough-effect kenaikan biaya angkut. Selain itu, tergerusnya margin perusahaan semen akibat pelemahan

kurs dan kenaikan TDL turut memicu kenaikan harga semen.

Tabel 3-5Perkembangan Inflasi Triwulanan Kota Ambon Per Kelompok % (qtq)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah melalui pendekatan subkelompok

Secara umum laju inflasi triwulanan Kota Ambon cenderung meningkat dibanding triwulan

sebelumnya dengan inflasi sebesar 2,84 % (qtq). Inflasi terjadi pada seluruh kelompok komoditas kecuali

kelompok sandang yang mengalami deflasi triwulanan sebesar -0,07% (qtq). Kelompok makanan jadi tercatat

mengalami inflasi triwulanan sebesar 0,32% (qtq); kelompok perumahan 1,73% (qtq); kelompok makanan jadi

1,31% (qtq); kelompok kesehatan 2,67% (qtq); kelompok pendidikan 0,99% (yoy); dan kelompok transportasi

9,33% (qtq).

Page 89: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

3.2.1.1.1. Kelompok Bahan Makanan

Tabel 3-6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Kelompok Bahan Makanan (% yoy)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Inflasi bahan makanan Kota Ambon pada triwulan laporan didorong oleh inflasi pada sub-kelompok

padi-padian dan bumbu-bumbuan. Inflasi bahan makanan pada triwulan laporan adalah sebesar 0,32%

(yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, yang mengalami deflasi -9,74% (yoy). Inflasi bahan makanan

didorong oleh kenaikan sub-kelompok padi-padian (sebesar 7,95% yoy), khususnya komoditas beras, dan sub-

kelompok bumbu-bumbuan (sebesar 7,39% yoy), terutama cabai merah dan cabai rawit.

Inflasi pada komoditas beras terjadi seiring dengan mundurnya musim tanam di sentra produksi padi.

Inflasi tahunan komoditas beras Kota Ambon mencapai 7,37% (yoy). Inflasi pada komoditas beras disebabkan

oleh mundurnya musim tanam di sentra-sentra produksi padi. Kemunduran musim tanam ini terkait dengan

musim kemarau yang berlangsung lebih panjang dari perkiraan. Sampai dengan bulan November, curah hujan

di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama Jawa Timur, masih tergolong ke rendah menengah (100-200

mm),. Keterlambatan musim tanam menyebabkan pasokan beras secara nasional di akhir tahun, yang kemudian

mendorong inflasi di berbagai daerah.

Inflasi pada komoditas cabai terjadi seiring dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, berjangkitnya

penyakit kuning, dan lesunya produksi cabai pasca anjloknya harga. Kenaikan harga BBM bersubsidi

memiliki passthrough-effect pada komoditas bahan makanan, khususnya pada cabai merah dan cabai rawit,

melalui kenaikan biaya transportasi. Selain itu, menurut Ketua Agribisnis Cabai Jawa Timur, petani cabai di

sentra-sentra produksi di Pulau Jawa juga enggan untuk menanam kembali setelah harga cabai anjlok pada

bulan Juni 2014. Di sisi lain, produksi cabai juga berkurang akibat serangan penyakit kuning yang menjangkiti

tanaman cabai.

Komoditas ikan segar mengalami deflasi seiring dengan kondusifnya cuaca untuk melaut. Rendahnya

curah hujan dan musim kemarau yang panjang memudahkan nelayan Provinsi Maluku untuk melaut. Cuaca

yang kondusif hingga pertengahan bulan Desember ini mendorong tingkat penangkapan ikan sehingga

menjamin ketersediaan ikan segar untuk pasar Kota Ambon.

Komoditas sayuran mengalami inflasi yang relatif rendah. Komoditas ikan segar dan sayuran selama ini

merupakan komoditas penyumbang inflasi yang persisten di Kota Ambon. Program pengendalian inflasi dari

TPID Provinsi Maluku berhasil menjaga inflasi kedua kelompok komoditas tersebut tetap rendah, dengan

Page 90: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

59

menjagga ketersediaan pasokan dan pengendalian ekspektasi masyarakat. Ketersediaan pasokan dijaga melalui

program-program peningkatan kapasitas produksi seperti penambahan lahan pertanian hortikultura baru dan

pemberian bantuan screenhouse, serta operasi pasar murah di akhir tahun. Sedangkan pengendalian ekspektasi

dilakukan melalui gencarnya siaran pers tentang program-program TPID dan kegiatan inspeksi mendadak pada

distributor-distributor besar yang berpotensi melakukan penimbunan bahan pangan strategis.

Grafik 3-7Pergerakan IHK Bahan Makanan Strategis Ambon

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Seluruh IHK komoditas strategis menunjukkan fluktuasi yang stabil, kecuali IHK pada komoditas cabai

merah.Dibandingkan dengan fluktuasi IHK pada triwulan yang sama tahun sebelumnya, fluktuasi IHK pada

triwulan laporan yang bersamaan dengan hari raya Idul Adha, Natal, dan tahun baru, serta kenaikan TDL dan

kenaikan harga BBM bersubsidi. Di tengah berbagai tekanan tersebut, inflasi tahunan Kota Ambon mengalami

kenaikan dibanding triwulan sebelumnya, namun berhasil menjaga tingkat inflasinya di bawah inflasi nasional.

3.2.1.1.2 Kelompok Makanan Jadi

Tabel 3-7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Kelompok Makanan Jadi (% yoy)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Secara umum inflasi pada sub kelompok makanan jadi didorong oleh inflasi pada tembakau dan

minuman beralkohol serta inflasi pada makanan jadi. Kenaikan biaya produksi (bahan baku) dan

penerapan Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT) pada triwulan laporan menyebabkan kenaikan harga

pada rokok kretek maupun rokok kretek filter pada kisaran Rp1.000,00. Kebijakan pemerintah dalam menekan

konsumsi rokok melalui kenaikan cukai rokok tahun 2015 secara rata-rata sebesar 8,72% diperkirakan akan

terus mendorong inflasi pada komoditas tersebut. Sementara inflasi yang terjadi pada makanan jadi didorong

Page 91: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

oleh inflasi pada mesis juga merupakan dampak dari meningkatnya harga produksi dan harga jual di level

produsen.

Deflasi tahunan terjadi pada minuman yang tidak beralkohol sebagai dampak daripenurunan harga

gula pasir dan kopi bubuk. Menurunnya harga gula pasir di tingkat produsen dan distributor merupakan

dampak dari kelebihan stok pasca impor gula rafinasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat pada awal triwulan

laporan.Sementara sedikit koreksi harga pada kopi bubuk sejalan dengan tren penurunan harga komoditas kopi

di pasar internasional.

3.2.1.1.3. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Tabel 3-8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Ambon Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (% yoy)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami peningkatan inflasi yang cukup

tajam dan merupakan komoditas dengan andil terbesar di Kota Ambon pada triwulan laporan. Inflasi

tahunan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan pada triwulan IV-2014 adalah sebesar 17,91%

(yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 8,25% (yoy). Kelompok ini merupakan

kelompok dengan andil inflasi tahunan terbesar di Kota Ambon pada triwulan laporan, yaitu sebesar 4,06%

(yoy). Inflasi kelompok tersebut didorong oleh sub-kelompok transportasi (bensin, angkutan dalam kota,

angkutan antar kota, angkutan penyeberangan, dan angkutan udara) dan sub kelompok jasa keuangan (biaya

transfer ATM).

Tarif angkutan dalam kota dan antar kota mengalami inflasi seiring dengan naiknya harga BBM

bersubsidi. Kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir November memicu kenaikan tarif angkutan umum, baik

antar kota maupun dalam kota. Rata-rata kenaikan tarif angkutan umum Kota Ambon berkisar antara 20-30%.

Tarif angkutan udara mengalami kenaikan seiring dengan masuknya high season. Triwulan IV-2014

dilalui banyak hari besar nasional dan keagamaan, seperti hari raya idul adha, hari raya natal, dan tahun baru.

Pada hari-hari besar tersebut, permintaan atas jasa angkutan udara mengalami lonjakan. Lonjakan permintaan

jasa angkutan udara mengerek tarif angkutan udara ke atas.

Page 92: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

61

3.2.1.1.4. Kelompok Lainnya

Grafik 3-8Andil Inflasi Triwulanan dan Tahunan per Kelompok Triwulan III - 2014

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah melalui pendekatan sub kelompok

Secara tahunan, realisasi inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar merupakan

yang terbesar dalam realisasi inflasi kelompok lainnya yaitu 7,12% (yoy), dengan andil terbesar

disumbang oleh biaya tempat tinggal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Komoditas

dengan peyumbang andil inflasi tertinggi dari kelompok tersebut adalah komoditas seng, besi beton, semen,

dan batu bata. Keputusan pencabutan subsidi BBM oleh pemerintah merupakan salah satu hal yang

menyebabkan harga komoditas-komoditas tersebut merangkak naik. Khusus untuk komoditas semen, juga

dipengaruhi oleh pelemahan kurs rupiah karena proses produksi semen memerlukan beberapa komponen

penyusun yang harus diimpor dari luar negeri.

Realisasi inflasi kelompok kesehatan pada triwulan IV-2014 sebesar 6,09% (yoy) lebih tinggi daripada

realisasi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,58% (yoy). Andil inflasi secara tahunan paling tinggi

disumbang oleh komoditas pelembab. Kemudian realisasi inflasi kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

pada triwulan IV-2014 tercatat menurun dibandingkan triwulan III-2014, dari 9,08% (yoy) menjadi 4,08% (yoy),

dengan andil terbesar disumbang oleh komoditas buku pelajaran SMP. Sedangkan realisasi inflasi kelompok

sandang pada triwulan IV-2014 tercatat 2,33% (yoy) atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

3,41% (yoy), dengan andil inflasi terbesar berasal dari komoditas celana pendek laki-laki, sepatu, dan celana

panjang jeans.

3.2.1.2. Disagregasi Inflasi

Grafik 3-9Disagregasi Inflasi Bulanan Grafik 3-10Disagregasi Inflasi Tahunan

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah melalui pendekatan sub kelompok

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah melalui pendekatan sub kelompok

Page 93: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Inflasi Kota Ambon pada bulan Desember 2014 mencapai 1,85% (mtm) atau meningkat bila

dibandingkan dengan bulan November 2014 yang hanya mencapai 0,82% (mtm). Inflasi inti (core)

menjadi faktor pendorong utama kenaikan inflasi bulanan tersebut dengan laju kenaikan mencapai 5,5%

(mtm), sedangkan Inflasi Administred Prices sebesar 2,03% (mtm) dan Inflasi volatile foods sebesar 0.36%

(mtm).

Laju Inflasi Kota Ambon periode triwulan IV-2014 mencapai 6,8% (yoy) atau meningkat bila

dibandingkan dengan laju inflasi triwulan III-2014 yang mencapai 2,27% (yoy). Bila dilihat secara

tahunan, inflasi inti (core) yang mencapai 20,82% (yoy) juga menjadi faktor pendorong utama kenaikan inflasi

triwulanan IV-2014. Sedangkan laju Inflasi administred price sebesar 1,68% (yoy) dan Inflasi Volatile Food (VF)

sebesar 3.88% (yoy).

3.2.1.2.1. Kelompok Volatile Foods (VF)

Laju inflasi tahunan Volatile Food pada triwulan IV-2014 adalah 3,88% (y.o.y), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu 4,01% (yoy). Rendahnya laju inflasi tahunan Volatile

Food pada triwulan-IV 2014 didorong oleh deflasi ikan segar. Curah hujan yang rendah mendukung kegiatan

penangkapan ikan segar, sehingga persediaan ikan segar terjaga dengan baik. Ikan segar dan sayur-sayuran

yang biasa menjadi penyumbang inflasi Provinsi Maluku dapat dikendalikan di triwulan IV-2014. Beberapa

langkah TPID Provinsi Maluku dalam mengendalikan inflasi melalui pengendalian pasokan telah terlihat dengan

tingkat inflasi dari ikan segar dan sayur-sayuran yang stabil.

Inflasi volatile foods didorong oleh komoditas padi dan bumbu. Komoditas padi mengalami penurunan

pasokan karena adanya penurunan luas panen seluas 1.392 hektar (5,71%) pada subround III (September

Desember) dibandingkan dengan subround yang sama tahun 2013. Sedangkan komoditas bumbu seperti cabai

merah dan cabai rawit mengalami inflasi akibat gangguan pasokan dari Jawa. Beberapa faktor penyebab

gangguan pasokan tersebut menurut Kementrian Perdagangan antara lain: (i) sentra produksi cabai, seperti

Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, terkena penyakit kuning, mengakibatkan penurunan produksi

hingga 60%, (ii) anjloknya harga cabai dari periode Juni hingga September yang berakibat pada turunnya minat

petani dalam menanam cabai, (iii) adanya musim kering yang berkepanjangan antara Juni dan Oktober (BMKG).

3.2.1.2.2. Kelompok Administred Prices

Laju inflasi administred price pada triwulan IV-2014 adalah 1,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, yaitu 4,34% (yoy). Rendahnya laju inflasi tahunan Administered Price

didorong oleh komoditas transportasi dan bahan bakar. Inflasi komoditas bahan bakar didorong oleh kenaikan

Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dilakukan PT. PLN pada bulan November 2014, baik untuk rumah tangga maupun

industri.

Inflasi komoditi transportasi didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan November

2014. Kenaikan BBM tersebut berdampak pada kenaikan biaya angkutan dalam kota hingga 30% dengan andil

yang lebih tinggi daripada kenaikan BBM itu sendiri. Selain itu, tarif angkutan udara dipicu oleh kenaikan harga

Page 94: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

63

tiket pada triwulan IV-2014 seiring dengan masuknya periode high season, dengan banyaknya hari besar

nasional dan keagamaan seperti Idul Adha, Natal, dan tahun baru.

3.2.1.2.3. Kelompok Inflasi Inti (Core)

Laju inflasi inti pada triwulan IV-2014 adalah 20,82% (yoy), meningkat tajam dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, yaitu 11,03% (yoy). Peningkatan ini didorong oleh biaya pendidikan dan biaya tempat

tinggal. Biaya pendidikan di beberapa universitas di Kota Ambon mengalami kenaikan tarif sehubungan dengan

penyesuaian dengan kenaikan BBM pada November 2014 yang pada akhirnya memicu kenaikan Upah Minimum

Provinsi (UMP).

Selain itu, kenaikan harga BBM menyebabkan kenaikan biaya transportasi sehingga berimbas pada biaya angkut

material, yang memicu kenaikan harga material seperti besi beton, seng, batu bata, batu, batako dan semen.

Khusus material semen, kenaikan harga juga dipengaruhi oleh kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) industri pada

bulan November 2014, serta pelemahan kurs Rupiah terhadap USD akibat import content dalam proses produksi

semen.

Secara tahunan, kenaikan laju inflasi pada komponen volatile foods (beras, cabai), inti (bahan

bangunan), dan administered price (kelompok transportasi) menjadi faktor utama yang mendorong

kenaikan laju inflasi Kota Ambon. Pada triwulan IV 2014, laju inflasi tahunan komponen volatile food

sebesar 3,88% (yoy), atau lebih rendah dibanding inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,48%

(yoy). Pada triwulan laporan, curah hujan yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya serta perluasan lahan

perkebunan sayuran di Kota Ambon mampu menjaga kestabilan pasokan dan kestabilan inflasi sayur-sayuran

lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

3.3. Kegiatan Pengendalian Inflasi

Triwulan IV-2014 dapat dikatakan sebagai periode yang cukup berhasil dalam hal pengendalian

inflasi di Provinsi Maluku. Hal tersebut dapat dilihat dari realisasi inflasi Kota Ambon yang mencapai 6,81%

(yoy) pada triwulan IV-2014 atau lebih rendah daripada nasional dengan realisasi sebesar 8,37% (yoy).

Program kerja TPID Provinsi Maluku pada tahun 2014 yang fokus pada pengendalian harga komoditas

sayuran segar berdampak signifikan pada realisasi inflasi komoditas tersebut. Perluasan lahan

perkebunan sayuran di Kota Ambon, pelaksanaan pasar murah menjelang hari-hari raya keagamaan, pemberian

screen field pada lahan tanam, merupakan beberapa program kerja yang dijalankan untuk mengendalikan

pasokan sekaligus harga komoditas sayuran agar tetap stabil. Pada triwulan IV-2014, realisasi inflasi komoditas

sayuran adalah sebesar 0,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi pada triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang sebesar 8,5% (yoy).

Untuk menjaga kesinambungan pengendalian inflasi tersebut, atas rekomendasi TPID Provinsi

Maluku, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku bersama dengan Disperindag Provinsi

Maluku dan Dinas Pertanian Provinsi Maluku, bekerjasama untuk menginisiasi pasar penyeimbang

melalui pembentukan Asosiasi Petani dan Pedagang Sayur (APPS) Provinsi Maluku. Secara resmi pada

akhir tahun 2014, APPS Provinsi Maluku telah diresmikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Maluku. Ke depan

Page 95: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

asosiasi tersebut diharapkan dapat didirikan di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Maluku serta

menjadi perpanjangan tangan TPID Provinsi Maluku dalam rangka mengendalikan inflasi komoditas sayuran

sekaligus sebagai wadah yang tepat bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Page 96: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

65

BOKS 2 APPS (ASOSIASI PETANI DAN PEDAGANG SAYUR) PROVINSI MALUKU

Salah satu komoditas yang secara rutin memberikan andil yang cukup signifikan terhadap inflasi di Kota

Ambon adalah sayuran segar. Ketidakstabilan pasokan dan harga sayuran di Kota Ambon akan mempengaruhi tingkat

inflasi Kota Ambon. Menindaklanjuti permasalahan tersebut, TPID Provinsi Maluku mengeluarkan rekomendasi

pengendalian inflasi sayuran segar melalui pembentukan pasar penyeimbang untuk menciptakan kestabilan harga

secara berkesinambungan. Oleh karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku bersama dengan

Disperindag Provinsi Maluku dan Kota Ambon, serta Dinas Pertanian Provinsi Maluku, berinisiatif untuk melakukan

pembentukan asosiasi petani dan pedagang komoditas sayuran di Kota Ambon dalam rangka melaksanakan pasar

penyeimbang.

Asosiasi Petani dan Pedagang Sayur (APPS) ini terdiri dari para petani dan pedagang sayuran beberapa pasar Kota

Ambon. Diharapkan dengan pembentukan APPS, dapat mengurangi asymmetric information mengenai struktur biaya

pembentuk harga komoditas yang terjadi antara petani dan pedagang sehingga

petani dan pedagang saling mendapatkan untung dari kerjasama tersebut. APPS

Provinsi Maluku telah diresmikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Maluku pada

tanggal 17 Desember 2014 dengan dokumen pendirian berupa akta notaris. Ke

depan diharapkan APPS ini dapat dibentuk dan diresmikan di seluruh Provinsi

Maluku. Melalui APPS ini pertukaran informasi stok komoditas / informasi

surplus dan defisit suatu komoditas strategis di daerah dapat lebih cepat

didistribusikan sehingga antisipasi lebih lanjut dapat segera dilakukan.

Organisasi APPS dibentuk dalam lingkup Daerah Tingkat I Provinsi Maluku, dibawah Gubernur Provinsi Maluku sebagai

pelindung organisasi. Komunitas APPS diketuai oleh seorang ketua umum yang disepakati oleh seluruh anggota yang

berasal dari perwakilan petani sayur dan pedagang sayur. Dalam pembagian area kerja, ketua umum dibantu oleh dua

orang Wakil Ketua. Wakil Ketua I dengan area koordinasi pengendalian harga pada sektor produksi dan distribusi

tanaman sayur serta pengembangan usaha kedua sektor tersebut. Wakil ketua I akan mendapatkan arahan secara

langsung di bawah Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku. Di sisi lain, Wakil Ketua II yang merupakan perwakilan

pedagang / papalele akan menitikberatkan koordinasi pengendalian harga pada sektor pemasaran dan humas,

dengan arahan secara langsung dari Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Maluku. Sementara itu, Bank Indonesia

sebagai inisiator bersama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan memiliki fungsi sebagai koordinator antar

elemen yang masuk dalam struktur organisasi.

Melalui APPS, para anggotanya dapat berperan secara aktif dalam program-program yang dijalankan pemerintah,

salah satunya adalah program pengendalian inflasi, sehingga para petani dan pedagang sayuran yang tergabung

dalam APPS memiliki semangat dan antusiasme yang positif terhadap peran dan tanggung jawab APPS ke depan.

Antusiasme tersebut ditunjukkan dari kesadaran anggotanya untuk melakukan pembiayaan mandiri terhadap

program-program kerja yang disusun, selain dari donasi dan hibah lembaga-lembaga pendukung.

Page 97: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 3-11 Struktur Organisasi APPS Provinsi Maluku

Grafik 3-12 Pasar Murah Menjelang Natal 2014 dan Tahun Baru 2015

Sebagai program inisiasi APPS Provinsi Maluku, sekaligus

sebagai pelaksanaan pasar penyeimbang dalam rangka

pengendalian inflasi menjelang Natal 2014 dan Tahun Baru

2015, APPS menyelenggarakan Pasar Murah pada saat acara

peresmiannya. Kemudian program kerja di tahun 2015 yang

akan segera direalisasikan adalah pelaksanaan pasar sayur

setiap hari Minggu pada saat Car Free Day di Kota Ambon

dengan nama Pasar Sayur Minggu. Program ini akan

dijalankan secara rutin setiap minggu dengan harga komoditas

sayuran yang lebih terkendali daripada pasar yang sudah ada karena pasokan sayuran didapatkan dari para petani

anggota APPS dan dipasarkan oleh pedagang yang juga merupakan anggota APPS. Diharapkan dengan begitu akan

terbuka akses pasar baru kepada masyarakat serta turut mengendalikan harga komoditas sayuran di pasar-pasar

lainnya yang sekaligus sebagai transmisi TPID dalam usahanya mengendalikan inflasi.

Page 98: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN III-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

67

Page 99: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

4. PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

Perkembangan Stabilitas Sistem Keuangan Maluku pada triwulan IV-2014 bila dibandingkan

triwulan sebelumnya diwarnai dengan perlambatan kinerja perbankan akibat melemahnya

performa ekonomi. Pertumbuhan aset melambat dari 14,34% (yoy) menjadi 6,53% (yoy).

Pertumbuhan DPK juga melambat dari 19,41% (yoy) menjadi 11,90% (yoy), sedangkan

pertumbuhan kredit melambat dari 9,92% (yoy) menjadi 8,35% (yoy).

Fungsi intermediasi perbankan Maluku mengalami peningkatan, sebagaimana ditunjukkan oleh

peningkatan LDR dari 66,07% menjadi 67,95%. Tingkat intermediasi ini masih perlu ditingkatkan

hingga mencapai level optimal Bank Indonesia, yaitu 78-92%. Sementara itu, NPL berada pada

tingkat aman 2,46%, menurun dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 3,01%.

Kredit pada kategori usaha konstruksi mengalami kontraksi dan masih memiliki NPL yang tinggi,

yaitu 11,76%. Sementara itu, kredit pada kategori usaha perdagangan besar dan eceran

mengalami perlambatan seiring dengan lemahnya konsumsi rumah tangga dan tekanan kurs. Di

sisi lain kredit pertanian, kehutanan, dan perikanan kembali mengalami pertumbuhan yang

meningkat.

Risiko kredit sektor rumah tangga Provinsi Maluku masih terjaga pada tingkat yang aman. NPL

gross sektor rumah tangga pada triwulan laporan adalah sebesar 0,86%, menurun dibanding

triwulan sebelumnya yang sebesar 1,26%.

Akses masyarakat Maluku terhadap layanan perbankan meningkat. Rasio jumlah rekening dana

terhadap jumlah penduduk Maluku meningkat dari 54,09% menjadi 56,11%, sedangkan rasio

rekening dana terhadap luas wilayah meningkat dari 16,26 rekening/km2 menjadi 16,87

rekening/km2. Rasio rekening kredit terhadap jumlah penduduk naik dari 7,11% menjadi 7,19%,

sedangkan rasio rekening kredit terhadap luas wilayah naik dari 2,14 rekening/km2 menjadi 2,16

rekening/km2.

Kredit UMKM tumbuh melambat namun porsi pembiayaannya mengalami peningkatan. Kredit

UMKM tumbuh 9,08% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,52%.

Namun demikian, porsinya terhadap total kredit naik dari 26,86% pada triwulan sebelumnya

menjadi 27,49% pada triwulan laporan.

Page 100: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

69

4.1. Perkembangan Perbankan Secara Umum

Tabel 4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Maluku

Sumber: Laporan Bank Umum (LBU) dan Laporan Berkala BPR (LBBPR), Bank Indonesia

Triwulan IV-2014 diwarnai dengan perlambatan kinerja perbankan sebagai dampak dari perlambatan

kinerja ekonomi. Hal ini tercermin dari perlambatan growth aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga

(DPK), dan kredit. Namun demikian, fungsi intermediasi perbankan mulai menunjukkan peningkatan,

sebagaimana ditunjukkan oleh meningkatnya LDR. Risiko kredit yang dialami perbankan juga

mengalami penurunan. Aset perbankan Maluku pada triwulan IV-2014 mencapai Rp14,61 triliun atau

tumbuh sebesar 6,53% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,34% (yoy). Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan Maluku pada triwulan IV-2014 mencapai Rp10,74 triliun atau tumbuh

11,90% (yoy), melambat dibanding triwulan III-2014 yang tumbuh sebesar 19.41% (yoy). Sementara itu, baki

debet pembiayaan di Maluku pada akhir triwulan laporan mencapai Rp9,05 triliun, tumbuh melambat dari

9,92% (yoy) menjadi 8,35% (yoy). Perlambatan yang lebih tajam pada penghimpunan DPK mendorong naiknya

Loan-to-Deposit Ratio (LDR) perbankan Maluku dari 73,11% pada triwulan III-2014 menjadi 74,75% pada

triwulan laporan. Risiko kredit terus berada dalam tren penurunan, sebagaimana tercermin dari menurunnya

tingkat Non-Performing Loan (NPL) dari 3,14% pada triwulan III-2014 menjadi 2,73% pada triwulan laporan.

4.2. Perkembangan Bank Umum

4.2.1. Perkembangan Aset Bank Umum

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Maluku

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Sejalan dengan melambatnya penghimpunan DPK dan penyaluran kredit, aset bank umum Maluku

pada triwulan III-2014 tumbuh melambat. Aset bank umum di Maluku mencapai Rp12,9 triliun atau tumbuh

4,7% (yoy), melambat tajam dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,32% (yoy). Perlambatan

ini dirasakan pada semua kelompok bank, baik Bank Persero, Bank Swasta, maupun Bank Pembangunan Daerah

(BPD). Pertumbuhan Bank Swasta melambat dari 14,48% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi 11,18% (yoy)

Page 101: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

pada triwulan laporan, sedangkan Bank Persero melambat dari 11,13% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi

6,56% (yoy) pada triwulan laporan. Aset BPD bahkan mengalami kontraksi 3,58% (yoy) pada triwulan IV-2014,

turun tajam dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 15,12% (yoy).

4.2.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Deselerasi laju perekonomian pada triwulan-IV 2014 berdampak pada perlambatan laju pertumbuhan

Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Maluku. DPK bank umum Maluku pada triwulan IV-2014 mencapai

Rp10,4 triliun, atau tumbuh 12,19% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 19,99%

(yoy).

Grafik 4-1 Perkembangan Komponen DPK Maluku

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Perlambatan pertumbuhan terjadi pada semua komponen DPK Bank Umum. Komponen DPK bank

umum Maluku pada akhir triwulan IV-2014 terdiri dari 18,30% giro, 53,01% tabungan, dan 28,69% deposito.

Giro mengalami perlambatan pertumbuhan dari 16,23% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi 10,81% (yoy)

pada triwulan IV-2014. Sementara itu, pertumbuhan tabungan melambat dari 13,05% (yoy) pada triwulan III-

2014 menjadi 6,44% (yoy) pada triwulan laporan. Komponen dana mahal perbankan, yaitu deposito, kendati

mengalami pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 25,76% (yoy), juga mengalami perlambatan dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 35,78% (yoy). Di tengah kenaikan suku bunga acuan, pertumbuhan

DPK justru melambat, seiring dengan memburuknya kinerja ekonomi Maluku, terutama pada penurunan ekspor

migas, tembaga, dan komoditas perikanan. Selain itu, dari sisi deposan individu, jumlah penghasilan yang

ditabung terhadap total pendapatan terus mengalami penurunan. Pada triwulan IV-2014, porsi tabungan

terhadap total pendapatan hanya sebesar 27,8%, turun dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 28,8%.

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Giro Tabungan Deposito Total DPK

Page 102: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

71

Grafik 4-2Perkembangan Komponen DPK Maluku Grafik 4-3 Suku Bunga Dana Bank Umum di Provinsi Maluku Menurut Bentuk Simpanan

Sumber: Survei Konsumen (Bank Indonesia) Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Di tengah kenaikan BI rate, justru suku bunga DPK bank umum Maluku mengalami penurunan pada

triwulan laporan, kecuali pada komponen deposito. Suku bunga simpanan (DPK agregat) pada triwulan IV-

2014 mencapai 3,70%, turun dibanding triwulan sebelumnya yang berada pada tingkat 3,88%. Suku bunga

giro turun dari 1,97% pada triwulan III-2014 menjadi 1,89% pada triwulan laporan. Suku bunga tabungan juga

mengalami penurunan dari 1,89% pada triwulan III-2014 menjadi 1,86% pada triwulan laporan. Sementara itu,

suku bunga deposito mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan BI rate, yaitu dari 8,01% pada

triwulan III-2014 menjadi 8,04% pada triwulan laporan.

4.2.3 Perkembangan Kredit

Grafik 4-4 Asal Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Maluku

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Penyaluran kredit oleh bank umum di Maluku mengalami pertumbuhan dengan laju yang melambat

di tengah lesunya permintaan kredit dunia usaha. Baki debet pembiayaan bank umum yang disalurkan

pada proyek yang berlokasi di Maluku mencapai Rp8,09 triliun atau tumbuh sebesar 6,83% (yoy), melambat

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,30% (yoy). Sebagian besar kredit tersebut disalurkan

oleh bank umum di Maluku, yaitu sebesar 7,01 triliun atau 86,68%, diikuti oleh DKI Jakarta (Rp969 miliar atau

11,49%), Sulawesi Selatan (Rp79,1 miliar atau 0,98%) dan Jawa Timur (Rp28,02 miliar atau 0,35%).

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Giro Tabungan Deposito

Total DPK BI Rate

Page 103: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 4-5Pertumbuhan Kredit Maluku Berdasar Jenis Penggunaan Grafik 4-6Distribusi Spasial Kredit Bank Umum Indonesia yang Disalurkan kepada Proyek Berlokasi di Maluku

Sumber: LBU (Bank Indonesia) Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Perlambatan pertumbuhan kredit terjadi di seluruh jenis penggunaan. Kredit Bank Umum di Provinsi

Maluku didominasi oleh kredit konsumsi (56,34%), diikuti dengan kredit modal kerja (28,97%) dan kredit

investasi (14,69%). Pada triwulan IV-2014, pertumbuhan kredit modal kerja melambat dari 10,32% (yoy) pada

triwulan III-2014 menjadi 6,24% pada triwulan laporan. Di sisi lain, kredit investasi terus mengalami kontraksi,

yaitu sebesar 6,08% (yoy) pada triwulan laporan, lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang hanya terkontraksi

sebesar 4,29%. Pertumbuhan kredit Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 ditopang oleh masih kuatnya

pertumbuhan kredit konsumsi, yang tumbuh 11,12% (yoy), sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 11,17% (yoy).

Perlambatan penyaluran kredit terjadi di hampir semua daerah utama, kecuali Kab. Buru. Menurut

lokasi penyaluran kredit, sebagian besar pembiayaan bank umum disalurkan pada proyek di Kota Ambon

(50,30%), diikuti oleh Maluku Tenggara (16,75%), Maluku Tengah (13,59%), Maluku Tenggara Barat (6,29%),

dan Kab. Buru (4,31%). Kredit yang disalurkan pada Kota Ambon melambat dari 4,36% (yoy) menjadi 3,65%

(yoy), sementara kredit untuk Maluku Tenggara melambat dari 8,23% (yoy) menjadi 3,49% (yoy). Kredit Maluku

Tenggara Barat juga mengalami perlambatan dari 21,62% (yoy) menjadi 18,48% (yoy). Di sisi lain, kredit di Kab.

Buru mengalami peningkatan pertumbuhan, dari 11,30% (yoy) menjadi 13,46% (yoy).

Suku bunga kredit terpantau mengalami kenaikan dari 13,87% pada triwulan III-2014 menjadi 13,9%

pada triwulan laporan seiring dengan peningkatan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga kredit di

Provinsi Maluku didorong oleh kenaikan suku bunga kredit konsumsi dan kredit investasi, sementara suku

bunga kredit modal kerja mengalami penurunan. Suku bunga kredit konsumsi naik dari 14,384 pada triwulan III-

2014 menjadi 14,38% pada triwulan laporan, sementara suku bunga kredit investasi naik dari 13,11% menjadi

13,23%. Di sisi lain, suku bunga kredit modal kerja turun dari 13,36% menjadi 13,31%. Kenaikan suku bunga

kredit ini terjadi seiring dengan naiknya suku bunga acuan yang mengerek cost-of-funds ke atas, sebagaimana

terlihat dari kenaikan deposito yang cukup tinggi dibanding komponen DPK lainnya.

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Kredit Modal Kerja Kredit InvestasiKredit Konsumsi Total Kredit

Page 104: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

73

Grafik 4-7Suku Bunga Kredit Bank Umum di Provinsi Maluku Menurut Jenis Penggunaan

Grafik 4-8Perkembangan DPK, kredit berlokasi bank di Maluku, dan LDR Provinsi Maluku

Sumber: LBU (Bank Indonesia) Sumber: LBU (Bank Indonesia)

4.2.4 Risiko Bank Umum Maluku

4.2.4.1 Risiko Likuiditas

LDR perbankan Maluku meningkat seiring dengan pertumbuhan DPK yang lebih lambat dari

pertumbuhan kredit, namun risiko likuiditas masih dalam level yang aman. Loan-to-Deposit Ratio (LDR)

bank umum di Maluku pada triwulan IV-2014 adalah sebesar 67,95%, naik dibanding triwulan sebelumnya

yang hanya mencapai 66,07%. Level LDR ini masih di bawah level optimal yang ditentukan Bank Indonesia,

yaitu pada 78-92%. Fungsi intermediasi masih perlu ditingkatkan untuk mewujudkan optimalisasi fungsi

intermediasi perbankan, mengingat masih terdapat kelebihan likuiditas bagi perbankan yang dapat disalurkan

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku.

4.2.4.2 Risiko Kredit

Tabel 4.3NPL Kredit Bank Umum Maluku Berdasar Jenis Penggunaan

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Secara umum, risiko kredit bank umum di Maluku masih terjaga di bawah batas aman dan terus

menunjukkan tren penurunan, namun kredit modal kerja masih perlu mendapat perhatian. Pada

triwulan IV-2014, NPL untuk kredit bank umum yang berlokasi proyek di Maluku berada pada tingkat 2,46%,

di bawah batas aman 5% dan mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yang berada pada tingkat

3,01%. Rendahnya risiko ini ditopang oleh tingginya proporsi kredit konsumsi (56,34%), yang memiliki risiko

cukup rendah, yaitu sebesar 0,86%. Risiko ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,26%. Di

sisi lain, penurunan risiko juga terlihat pada jenis penggunaan kredit lainnya. NPL Kredit Investasi turun dari

12

12.5

13

13.5

14

14.5

15

15.5

16

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Kredit Modal Kerja Kredit InvestasiKredit Konsumsi Total Kredit

67.95

78

92

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

LDR BU Batas Bawah BI Batas Atas BI

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

NPL KMK 9.05 7.96 8.00 4.65 4.06 3.88 3.83 5.00 6.61 6.49 7.02 3.82 4.25 4.02 3.83 3.34 7.35 7.29 6.30 5.47

NPL K. Investasi 3.21 2.82 2.06 1.84 1.89 1.45 1.66 1.09 31.47 2.14 2.84 3.41 3.38 2.96 3.25 2.90 2.97 3.11 3.04 2.62

NPL K. Konsumsi 0.80 0.98 1.02 0.90 1.03 1.08 1.33 1.13 1.26 1.37 1.59 1.75 1.84 1.70 1.62 1.30 1.42 1.39 1.26 0.86

NPL Kredit Maluku 3.17 3.54 3.41 2.31 2.11 2.05 2.21 2.35 7.98 3.14 3.44 2.60 2.75 2.58 2.53 2.16 3.35 3.38 3.01 2.46

NPL Kredit Maluku2010 2011 2012 2013 2014

Page 105: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

3,04% menjadi 2,62%, sedangkan NPL Kredit Modal Kerja turun dari 6,30% menjadi 5,47%. Namun demikian,

tingkat NPL Kredit Modal Kerja Provinsi Maluku masih perlu diwaspadai, karena masih berada di atas ambang

batas aman BI.

4.2.4.3. Risiko Pasar

Seiring dengan peningkatan suku bunga kredit di tengah menurunnya suku bunga DPK, risiko pasar

yang dihadapi Bank Umum Maluku relatif mengalami penurunan. Kenaikan suku bunga acuan (BI Rate)

memang mendorong pertumbuhan komponen dana mahal, yaitu deposito, di tengah tren perlambatan

penghimpunan DPK. Hal ini mendorong bank umum untuk meningkatkan suku bunga kreditnya untuk

mengurangi dampak negatif kenaikan cost-of-funds tersebut terhadap margin. Namun demikian, suku bunga

DPK secara umum mengalami penurunan, sehingga spread keuntungan suku bunga perbankan Maluku secara

umum mengalami kenaikan. Hal ini didorong oleh peningkatan proporsi tabungan sebagai komponen DPK,

yaitu dari 47,4% pada triwulan III-2014 menjadi 53,01% pada triwulan laporan, sedangkan porsi deposito justru

mengalami penurunan dari 31,05% menjadi 28,69%.

Grafik 4-9Perkembangan BI Rate, Loan Rate dan Deposit Rate

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

4.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

4.3.1. Aset dan DPK BPR

Grafik 4-10 Aset BPR di Maluku Grafik 4-11 Dana Pihak Ketiga BPR di Maluku

Sumber: LBBPR (Bank Indonesia) Sumber: LBBPR (Bank Indonesia)

Pertumbuhan aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami perlambatan seiring dengan lemahnya

pertumbuhan kredit. Aset BPR di Maluku pada triwulan IV-2014 adalah sebesar Rp1,7 triliun atau tumbuh

22,87% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 25,61% (yoy). Perlambatan

pertumbuhan ini terjadi seiring dengan melemahnya pertumbuhan kredit, terutama dari dunia usaha.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Loan Rate Deposit Rate BI Rate

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

-

200.00

400.00

600.00

800.00

1,000.00

1,200.00

1,400.00

1,600.00

1,800.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

Persen (%)Rp Miliar Aset BPR (size kiri) Growth (% yoy, sisi kanan)

-50.00%

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

g-Tabungan g-Deposito g-Total DPK

Page 106: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

75

DPK BPR kembali tumbuh seiring tumbuhnya deposito. Dana yang dihimpun oleh BPR di Maluku mencapai

Rp329 miliar atau naik 3,45% (yoy), sementara pada triwulan sebelumnya DPK terkontraksi sebesar 2,11%

(yoy). Sebagian besar dari DPK yang dihimpun oleh BPR berbentuk deposito, yaitu 79,78%, sedangkan porsi

tabungan hanya sebesar 20,22%. Pertumbuhan DPK BPR pada triwulan laporan didorong oleh kembali

tumbuhnya deposito sebesar 4,29% (yoy) setelah terkontraksi 7,68% pada triwulan sebelumnya. Sementara itu,

komponen tabungan justru mengalami perlambatan dari 16,47% (yoy) pada triwulan III-2014 menjadi 0,27%

(yoy) pada triwulan laporan.

4.3.2. Penyaluran Kredit BPR

Grafik 4-12 Perkembangan Kredit BPR Menurut Jenis Penggunaan

Sumber: LBBPR (Bank Indonesia)

Kredit yang disalurkan oleh BPR tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya, dengan

kontraksi tajam pada kredit dunia usaha. Baki debet pembiayaan yang disalurkan BPR pada triwulan IV-

2014 adalah sebesar Rp954,46 miliar atau tumbuh 23,23% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya

yang tumbuh 26,59% (yoy). Sebagian besar dari kredit yang disalurkan oleh BPR adalah kredit konsumsi, yaitu

99,75%, sementara kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing sebesar 0,02% dan 0,23%. Kredit

konsumsi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 26,28% (yoy) atau melambat dibanding triwulan sebelumnya

yang tumbuh 27,02% (yoy). Sementara kredit modal kerja dan investasi terus mengalami tren kontraksi, yaitu

masing-masing sebesar -89,22% (yoy) dan -49,37%, lebih tajam dari triwulan sebelumnya yang hanya

terkontraksi masing-masing sebesar -40,29% (yoy) dan -30,58% (yoy). Hal ini menunjukkan semakin lemahnya

peran BPR dalam mendorong pertumbuhan dunia usaha Provinsi Maluku.

4.3.3. Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit BPR

LDR BPR Provinsi Maluku tercatat mengalami penurunan pada triwulan laporan. BPR Provinsi Maluku

mengandalkan pembiayaan non-DPK dalam pendanaan asetnya, seperti pinjaman antar bank. Oleh karena itu,

tingkat LDR historis BPR Provinsi Maluku berada pada tingkat yang cukup tinggi. Pada triwulan laporan, tingkat

LDR BPR Provinsi Maluku mencapai 290,42%, turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 393,77%. Hal ini

-150.00%

-100.00%

-50.00%

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

300.00%

350.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Total Kredit

Page 107: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

berarti risiko likuiditas BPR sedikit berkurang, namun tingkat LDR yang masih tinggi ini masih perlu diwaspadai,

mengingat adanya potensi missmatch jatuh tempo antara DPK dan aset kredit yang cukup tinggi.

Grafik 4-13 Loan-to-Deposit Ratio (LDR) BPR di Maluku Grafik 4-14 NPL BPR di Maluku

Sumber: LBBPR (Bank Indonesia) Sumber: LBBPR (Bank Indonesia)

Risiko kredit BPR di Maluku berada dalam tren meningkat dan telah menembus batas aman BI. NPL

(gross) BPR di Maluku adalah sebesar Rp48,48 miliar atau 5,08%, meningkat dibanding triwulan sebelumnya

yang berada pada tingkat 4,33%. Tingkat NPL ini perlu diwaspadai karena sudah menembus ambang batas

aman yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu sebesar 5%. Mencermati bahwa sebagian besar kredit yang

disalurkan BPR adalah kredit konsumsi, tingkat kehati-hatian BPR dalam penyaluran kredit nampak perlu

ditingkatkan, mengingat risiko kredit konsumsi pada bank umum justru berada dalam kondisi menurun.

4.4. Ketahanan Sektor Korporasi

Grafik 4-15 Perkembangan Kredit Korporasi Kategori Utama Grafik 4-16Perkembangan NPL Kredit Sektor Korporasi Kategori Utama

Sumber: LBU (Bank Indonesia) Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Pertumbuhan kredit pada 3 kategori usaha utama mengalami pelemahan, kecuali pada kategori

pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kinerja kredit korporasi kategori konstruksi terus mengalami tren

pelemahan sejak awal 2013, dengan kontraksi tercatat sebesar -15,90% (yoy) pada triwulan laporan. Kontraksi

ini lebih tajam dari triwulan sebelumnya yang hanya mencapai -11,43% (yoy). Hal ini sejalan dengan

peningkatan kehati-hatian bank umum terhadap tingginya risiko kredit di kategori usaha tersebut. Sementara

itu, kategori usaha Perdagangan Besar dan Eceran mencatatkan perlambatan pertumbuhan sebesar 8,51% (yoy)

pada triwulan laporan, dibanding 12,22% (yoy) seiring dengan lemahnya konsumsi rumah tangga dan

penurunan impor akibat tingginya kurs dollar. Di sisi lain, kategori usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan

mengalami kenaikan pertumbuhan kredit, dari 8,40% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 9,07% (yoy)

pada triwulan laporan.

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

350.00

400.00

450.00

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

persen (%)Rp Miliar

Kredit BPR (sisi kiri) DPK BPR (sisi kiri) LDR BPR (sisi kanan)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

persen (%)Rp Miliar NPL Nominal NPL (%)

9.07%

-15.90%

8.51%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran

1.04

11.76

2.31

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran Batas Aman BI

Page 108: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

77

Risiko kredit kategori usaha konstruksi masih berada di atas batas aman BI. NPL kredit konstruksi

Provinsi Maluku berada pada tingkat 11,76%, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang hanya sebesar

11,36%. Tingkat NPL ini perlu diwaspadai, karena berada di atas ambang batas aman 5% Bank Indonesia.

Lambatnya realisasi proyek pemerintah dan permasalahan kualitas agunan masih menjadi masalah utama dalam

usaha konstruksi. Di sisi lain, NPL kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan serta kategori perdagangan

besar dan eceran masih terjaga pada tingkat di bawah 5%.

4.5. Ketahanan Sektor Rumah Tangga

Tabel 4.4Perkembangan Kredit Rumah Tangga Bank Umum Maluku

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Kredit pada rumah tangga mengalami relatif mengalami pertumbuhan yang stabil pada triwulan IV-

2014. Kredit sektor rumah tangga masih mendominasi kredit bank umum di Maluku, dengan pangsa sebesar

56,34%. Pada triwulan IV-2014, kredit rumah tangga tumbuh sebesar 11,12% (yoy), relatif stabil dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,17% (yoy).

Sebagian besar dari kredit sektor rumah tangga Provinsi Maluku berbentuk kredit mulltiguna, sebesar

52,35%, diikuti dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 10,64%, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

sebesar 3,03%, Kredit Rumah Tangga Lainnya (Peralatan. Apartemen, dll) sebesar 3,97% serta Kredit Bukan

Lapangan Usaha Lainnya (masih belum jelas batasannya) sebesar 30%. Pada triwulan IV-2014, KPR, KKB, dan

Kredit Multiguna mengalami pertumbuhan positif, sedangkan Kredit RT lainnya dan Kredit Bukan Lapangan

Usaha Lainnya mengalami pertumbuhan negatif.

Grafik 4-17 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

KPR 213 393 431 429 483 504 485 485 -83.05% -4.83% 131.35% 137.58% 126.99% 28.15% 12.58% 13.21%

KKB 115 126 128 132 137 145 139 138 10.73% 16.31% 13.17% 12.77% 19.30% 14.36% 8.82% 4.47%

Kredit Multiguna 1,913 1,595 1,548 1,511 1,482 1,473 1,452 2,386 664.86% 435.88% -10.97% -17.95% -22.56% -7.63% -6.21% 57.94%

Kredit RT Lainnya 173 194 202 203 200 235 233 181 73.28% 13.72% 56.06% 40.35% 15.44% 21.20% 15.63% -10.64%

Kredit Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1,238 1,511 1,668 1,828 1,895 1,965 2,111 1,368 2.24% -23.80% 57.50% 47.51% 53.07% 30.09% 26.58% -25.18%

Total Kredit RT 3,652 3,819 3,976 4,102 4,197 4,321 4,420 4,559 25.08% 28.48% 23.25% 16.45% 14.91% 13.17% 11.17% 11.12%

2013 2014 2013 2014

Nominal (Rp Miliar) Growth (%)

Jenis Kredit Rumah Tangga

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Total Kredit RT KPR

KKB Kredit Multiguna

Kredit RT Lain (Kredit Apartemen, Peralatan, dll) Kredit Bukan Lapangan Usaha Lainnya

Page 109: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Risiko kredit dari rumah tangga di Maluku masih terjaga dalam batas aman dan dalam tren menurun.

NPL kredit rumah tangga di Maluku pada triwulan IV-2014 terjaga pada tingkat 0,86%, menurun dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 1,26%. Tren penurunan NPL terjadi di semua jenis kredit rumah tangga. NPL KPR,

KKB, Multiguna, Kredit RT Lain, dan Kredit Bukan Lapangan Usaha Lainnya masing-masing sebesar 0,82%,

0,44%, 0,84%, 1,89%, dan 0,84%, turun dari triwulan sebelumnya yang masing-masing mencapai 0,96%,

0,26%, 1,43%, 2,26%, dan 1,16%

4.6. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

4.6.1. Inklusivitas Akses Keuangan Maluku

Akses perbankan di Maluku belum optimal sehubungan dengan sebaran kantor bank, baik Bank

Umum (BU) maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang tidak merata di seluruh daerah Maluku.

Sampai dengan triwulan IV-2014, jaringan kantor di Provinsi Maluku mencapai 176 kantor yang tersebut di

seluruh daerah Maluku. Jumlah kantor bank terbanyak berada di Kota Ambon mencapai 62 kantor bank, terdiri

dari 60 kantor BU dan 2 kantor BPR. Selanjutnya, diikuti oleh Maluku Tengah sebanyak 21 BU dan 1 BPR, Buru

sebanyak 14 BU dan 1 BPR dan Maluku Tenggara sebanyak 13 BU dan 1 BPR serta Kota Tual 16 BU dan 2 BPR.

Sedangkan, hanya terdapat 1 bank di daerah Maluku Barat Daya. Dengan mencermati kondisi geografis Maluku

yang merupakan daerah kepulauan yang tersebut, perlu ada penambahan jumlah jaringan kantor bank di

daerah-daerah terluar dengan tujuan untuk meningkatkan akses keuangan dan literasi keuangan. Penambahan

jumlah jaringan kantor bank harus memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat perekonomian

daerah yang bersangkutan.

Grafik 4-18Distribusi Spasial Kantor Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Maluku

Sumber: Kantor OJK Provinsi Maluku

Indikator keuangan inklusif daerah Maluku menunjukkan adanya peningkatan akses keuangan

masyarakat terhadap perbankan. Rasio jumlah rekening dana perbankan terhadap jumlah penduduk Maluku

mencapai 56,11%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (54,09%). Rasio tersebut berarti bahwa dari

100 jiwa penduduk Maluku, 56 jiwa memiliki akses untuk menyimpan dana di perbankan Maluku. Rasio

Page 110: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

79

tertingginya tercatat di Kota Ambon sebesar 115,7%,meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (111,55%).

Sedangkan, rasio terendahnya berada di Maluku Barat Daya sebesar 0,33%. Sedangkan, rasio jumlah rekening

dana perbankan terhadap luas wilayah Maluku (kepadatan rekening) mencapai 16,87 rekening/km, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (16,26 rekening/km). Rasio tertingginya terdapat di Kota Ambon sebesar

1.165,04 rekening/km, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya 1.123,29 rekening/km. Sementara itu, rasio

terendahnya terpantau di Maluku Barat Daya sebesar 0,05 rekening/km.

Grafik 4-19Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Dana Perbankan* terhadap Jumlah Penduduk di Provinsi Maluku

Grafik 4-20Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Dana Perbankan* terhadap luas wilayah (rekening/km) di Provinsi

Maluku

* termasuk Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Sumber: LBU dan LBBPR (Bank Indonesia)

* termasuk Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Sumber: LBU dan LBBPR (Bank Indonesia)

Aksesibilitas terhadap pembiayaan perbankan di Maluku meningkat. Rasio jumlah rekening kredit

perbankan terhadap jumlah penduduk Maluku mencapai 7,19%,meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 7,11%. Rasio tersebut berarti bahwa dari 100 jiwa penduduk Maluku, sebanyak 7 jiwa memiliki

akses terhadap pembiayaan bank umum. Rasio tertingginya tercatat di Kota Ambon sebesar 12,99%,

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,80%. Sedangkan, rasio terendahnya

berada di Kab. Buru Selatan sebesar 0,0017%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

0,0035%. Sedangkan, rasio jumlah rekening dana perbankan terhadap luas wilayah Maluku mencapai 2,16

rekening/km, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 2,14 rekening/km. Rasio tertingginya terdapat di

Kota Ambon sebesar 130,78 rekening/km, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya 128,91 rekening/km.

Sementara itu, rasio terendahnya terpantau di Buru sebesar 0,0003 rekening/km, menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya 0,001 rekening/km.

Page 111: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 4-21Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Kredit Perbankan* terhadap Jumlah Penduduk di Provinsi Maluku

Grafik 4-22Distribusi Spasial Rasio Jumlah Rekening Kredit Perbankan* terhadap luas wilayah (rekening/km) di Provinsi Maluku

* hanya Bank Umum

Sumber: LBU (Bank Indonesia) *hanya Bank Umum

Sumber: LBU (Bank Indonesia)

4.6.2. Pembiayaan UMKM di Maluku

Akses pembiayaan bank umum terhadap UMKM mengalami perlambatan pertumbuhan, namun porsi

terhadap total kredit meningkat. Baki debet pembiayaan bank umum terhadap UMKM Provinsi Maluku pada

triwulan IV-2014 mencapai Rp2,24 triliun atau tumbuh 9,08% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya

yang tumbuh 11,52% (yoy). Namun demikian, porsi kredit bank umum terhadap UMKM menurun, dari 26,86%

pada triwulan III-2014 menjadi 27,49% pada triwulan laporan.

Menurut jenis penggunaannya, kredit bank umum Indonesia yang disalurkan kepada UMKM

berlokasi di Maluku didominasi bentuk modal kerja. Menurut jenis penggunaannya, kredit UMKM yang

berlokasi proyek di Maluku disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja sebesar 71,89% dari total kredit UMKM

tersebut, kemudian kredit investasi dengan pangsa sebesar 28,11%. Kredit modal kerja mengalami

pertumbuhan dengan kecenderungan melambat dari tumbuh 21,64% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi

tumbuh 19,37% (yoy) pada triwulan laporan. Sementara itu, baki debet kredit investasi mengalami kontraksi

sebesar -4,22% (yoy), lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya yang hanya terkontraksi sebesar -0,42%

(yoy).

Grafik 4-23Kredit UMKM Bank Umum di Maluku Grafik 4-24 Kredit UMKM Maluku Menurut Kota/Kabupaten

* hanya Bank Umum Sumber: LBU (Bank Indonesia)

*hanya Bank Umum Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Sementara itu, menurut kota/kabupaten, kredit UMKM bank umum menurut lokasi proyek terbesar disalurkan

kepada usaha di Kota Ambon dengan pangsa sebesar 56,44%, diikuti oleh Maluku Tengah dengan pangsa

sebesar 13,48%, kemudian Maluku Tenggara sebesar 12,44%, Buru sebesar 6,14% dan Maluku Tenggara

19.37%

-4.22%

9.08%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Total Kredit

Page 112: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

81

Barat 4,04%. Pertumbuhan kredit dengan laju meningkat berada di Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur,

dan Kota Ambon. Perlambatan penyaluran kredit UMKM dialami oleh hampir semua daerah, kecuali Seram

Bagian Barat.

Risiko kredit UMKM yang berlokasi proyek di Maluku cenderung menurun dan berada pada kondisi

terjaga (5,00%). Non-Performing Loan (NPL) kredit UMKM di Maluku mencapai Rp105,14 miliar atau dengan

rasio NPL sebesar 3,71%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,92%. Rasio NPL UMKM

Maluku tercatat masih lebih tinggi daripada Rasio NPL gross bank umum yang disalurkan kepada proyek yang

berlokasi di Maluku (2,46%).

Grafik 4-25Perkembangan NPL Kredit UMKM Maluku Grafik 4-26Perkembangan Suku Bunga Kredit UMKM Maluku

* hanya Bank Umum Sumber: LBU (Bank Indonesia)

*hanya Bank Umum Sumber: LBU (Bank Indonesia)

Suku bunga kredit UMKM di Maluku pada triwulan laporan tercatat menurun. Suku bunga kredit

UMKM di Maluku dilaporkan sebesar 15,01%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

15,18%. Suku bunga kredit UMKM jenis penggunaan modal kerja menurun dari 14,3% pada triwulan III-

2014 menjadi 14,5% pada triwulan laporan. Sementara itu suku bunga kredit investasi mengalami

peningkatan dari 16,96% pada triwulan III-2014 menjadi 16,72% pada triwulan laporan.

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

-

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

persen (%)Rp Miliar

NPL Nominal UMKM (Rp Miliar) NPL UMKM (%)

NPL Total Kredit (%)

14.3

16.72

15.01

12.0

13.0

14.0

15.0

16.0

17.0

18.0

19.0

20.0

21.0

22.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014

Suku Bunga UMKM KMK Suku Bunga Kredit UMKM Investasi

Suku Bunga Kredit UMKM Total

Page 113: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB IV PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN

82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Page 114: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

83

5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG

Perkembangan sistem pembayaran tunai hingga akhir triwulan IV-2014 di Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Maluku menunjukkan kondisi net outflow sebesar Rp1,13 triliun.

Pertumbuhan net outflow tersebut meningkat sebesar 4,01% (yoy), serta mengalami

peningkatan drastis sebesar 366% (qtq) dibanding triwulan III-2014. Peningkatan net outflow

pada setiap triwulan akhir merupakan siklus tahunan yang disumbang oleh realisasi pengeluaran

pemerintah daerah dan peningkatan konsumsi masyarakat Maluku menjelang Natal dan

pergantian tahun.

Pada triwulan IV-2014, perkembangan sistem pembayaran non tunai melalui Real Time Gross

Settlement (RTGS) mencatatkan kondisi net incoming sebesar Rp3,15 triliun. Secara triwulanan,

pertumbuhan nominal transaksi melalui RTGS meningkat sebesar 53,43% (qtq) dibanding

triwulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan dengan kondisi triwulan III-2013,

pertumbuhan nominal RTGS melambat sebesar 16,51% (yoy).

Perputaran kliring debet cek dan BG di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku selama

triwulan IV-2014 mencapai 15.067 lembar warkat penyerahan/penerimaan dengan nominal

sebesar Rp1,11 triliun dan 252 lembar warkat pengembalian dengan nominal sebesar Rp16,02

miliar sehingga mencatatkan net kliring debet cek dan BG sebesar Rp1,09 triliun. Sementara itu,

rata-rata nominal harian perputaran kliring mencapai Rp383,82 miliar per hari, atau mengalami

perlambatan sebesar 17,91% (y.o.y) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang

mencapai Rp467,56 miliar per hari. Melambatnya nominal kliring ini sejalan dengan melambatnya

pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan

laporan.

5.1. Perkembangan Kegiatan Perkasan

Tabel 5-1 Rekapitulasi Kegiatan Perkasan KPw BI Prov. Maluku

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Kegiatan

(Rp miliar) Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Inflow 580,39 182,62 279,73 104,32 661,62 201,03 408,99 117,36 721,01 329,36 521,72 208,90

Outflow 304,39 701,29 641,49 1.042,54 188,94 521,46 818,11 1.204,89 161,06 595,06 764,67 1.340,19

Net Inflow (Outflow) 276,01 (518,68) (361,76) (938,22) 472,68 (320,43) (409,11) (1.087,53) 559,95 (265,70) (242,95) (1.131,29)

Kas Keliling 4,99 2,20 2,02 5,98 4,36 5,82 3,51 7,79 6,78 5,73 9,48 12,85

Remise 415,00 310,75 488,90 874,91 219,45 186,44 407,18 1.166,71 0,00 523,86 107,48 877,01

Inflow/hari 9,21 2,77 4,52 1,66 10,69 3,05 6,97 1,95 12,02 4,99 8,90 3,48

Outflow/hari 4,83 10,63 10,44 16,75 3,28 7,90 13,27 20,48 2,68 9,02 12,11 22,34

Setoran/hari 8,97 2,52 4,25 1,32 10,48 2,82 6,68 1,61 11,76 5,30 8,06 3,01

Penarikan/hari 4,59 10,38 10,17 16,41 3,08 7,67 12,98 20,14 2,43 9,82 13,07 21,87

Penukaran/hari 0,20 0,26 0,30 0,28 0,17 0,17 0,29 0,26 0,18 0,23 0,39 0,26

2012 2013 2014

Page 115: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Kegiatan sistem pembayaran tunai di KPw BI Provinsi Maluku pada triwulan IV-2014 membukukan net outflow

sebesar Rp1,13 triliun, atau mencatatkan jumlah uang keluar dari kas KPw BI Provinsi Maluku yang lebih besar

dibanding jumlah uang yang kembali ke kas KPw BI Provinsi Maluku. Pertumbuhan net outflow tersebut

meningkat sebesar 4,01% (yoy) dibanding triwulan IV-2014, secara triwulanan juga mengalami peningkatan

yang signifikan sebesar 366% (qtq). Peningkatan net outflow uang kartal dari KPw BI Provinsi Maluku secara

triwulanan disumbangkan oleh pertumbuhan uang keluar (outflow) yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan

uang masuk (inflow).

Grafik 5-1 Perputaran Uang Kartal KPw BI Prov. Maluku

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Meningkatnya pertumbuhan net outflow secara tahunan di Maluku mengindikasikan kebutuhan uang kartal di

Maluku pada triwulan IV-2014 cenderung meningkat menjelang akhir tahun. Kondisi ini sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi Maluku yang mengalami peningkatan sebesar 6,7% (yoy) atau lebih tinggi dibanding

pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 5,26 (yoy).

5.1.1. Inflow (Uang Masuk)

Jumlah uang kartal yang masuk ke khazanah KPw BI Provinsi Maluku (inflow) pada triwulan IV-2014 tercatat

sebesar Rp208,90 miliar, lebih rendah dibanding inflow pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp521,72 miliar

maupun triwulan IV-2013 yang sebesar Rp117,36 miliar. Secara tahunan, inflow mengalami pertumbuhan

sebesar 78,01% (yoy), sementara secara triwulanan inflow pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan

sebesar 58,40% (qtq). Secara umum pola penurunan inflow pada triwulan laporan masih sejalan dengan pola

historis yang mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya.

Pada triwulan IV-2014 yang dipenuhi oleh berbagai peristiwa kenaikan harga-harga barang pokok sebagai

akibat dari kebijakan penyesuaian subsidi BBM, melambatnya jumlah inflow mengindikasikan adanya

kecenderungan peningkatan pengeluaran masyarakat sehingga memerlukan uang kartal yang lebih banyak.

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014

Inflow - Rp miliar 339 313 433 189 580 183 280 104 662 201 408,99 117 721 329,36 521,72 208,91

Outflow - Rp miliar 151 496 679 1.026 304 701 641 1.043 189 521 818,11 1.205 161 595,06 764,67 1340,19

Net - Rp miliar -187 183 247 837 -276 519 362 938 -473 320 409 1.088 -560 266 243 1.131

-1.000

-500

0

500

1.000

1.500Rp Miliar

Page 116: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

85

5.1.2. Outflow (Uang Keluar)

Pada triwulan IV-2014, peningkatan outflow dari kas KPw BI Prov. Maluku (inflow) yang sebesar Rp1,34 triliun

masih sejalan dengan pola historis pada triwulan IV. Pencapaian outflow tersebut lebih tinggi dibanding outflow

pada triwulan sebelumnya yang sebesar Rp764,67 miliar, serta lebih tinggi dibanding outflow pada triwulan III-

2013 yang sebesar Rp1,08 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan outflow pada triwulan laporan mengalami

peningkatan sebesar 11,23% (yoy), sementara secara triwulanan pertumbuhan outflow pada triwulan laporan

mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 75,26% (qtq).

Pertumbuhan outflow pada triwulan laporan merupakan pola rutin pada triwulan IV, sebagai dampak peristiwa

musiman berupa perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru. Selain itu, terdapat kencenderungan realisasi

anggaran pemerintah yang terakumulasi di triwulan akhir juga ikut serta mendorong peningkatan kebutuhan

uang kartal. Sebagaimana yang telah disinggung di atas, dampak turunan dari kebijakan penyesuaian harga

BBM bersubsidi telah mendorong kenaikan harga pada sektor transportasi dan harga-harga barang kebutuhan

pokok secara umum. Peningkatan inflasi tersebut telah mendorong kenaikan pengeluaran masyarakat yang

terindikasi dari meningkatnya kebutuhan uang kartal.

5.1.3. Pengelolaan Uang

Sampai dengan akhir triwulan IV-2014, persediaan kas di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Maluku mengalami peningkatan sebesar 16,16% (yoy) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Secara triwulanan, pertumbuhan persediaan kas pada triwulan laporan melambat sebesar -26,71% (qtq)

dibanding triwulan sebelumnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan uang kartal di Provinsi Maluku,

kegiatan pengiriman uang atau remise yang dilakukan pada triwulan laporan sebesar Rp877,01 miliar.

Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah melakukan antisipasi meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan uang kartal menjelang pergantian tahun.

Posisi net outflow pada triwulan IV-2014 masih seiring dengan pola siklikal yang terjadi setiap akhir tahun,

sebagai dampak meningkatnya kebutuhan uang kartal masyarakat untuk keperluan konsumsi atau

pengeluaran seperti perayaan hari besar keagamaan, pergantian tahun ajaran baru, realisasi proyek

pemerintah, dan berbagai kegiatan lainnya merupakan faktor yang mendorong peningkatan net outflow.

Adanya pola konsumsi masyarakat yang meningkat menjelang pergantian tahun telah diantisipasi dengan

kegiatan remise kas, sehingga persediaan kas KPw BI Provinsi Maluku meningkat secara tahunan.

5.1.4. Penukaran Uang dan Pemusnahan Uang

Salah satu kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Maluku adalah menjaga kualitas uang kartal yang beredar dalam kondisi layak edar, melalui

kegiatan penukaran dan pemusnahan uang. Pada triwulan IV-2014, penukaran uang di KPw BI Prov.

Maluku melalui layanan penukaran uang di KPw BI Prov. Maluku maupun melalui kegiatan kas

keliling mengalami perlambatan secara triwulanan sebesar -17,36% (qtq), namun meningkat secara

tahunan sebesar 23,47% (yoy).

Page 117: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

86 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 5-2 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) Grafik 5-3 Kegiatan Kas Keliling dan Penukaran Uang

Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang dilakukan selama triwulan laporan mencapai Rp122,05

miliar atau sebanyak 58,42% dari jumlah uang masuk ke kas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Maluku. Jumlah ini lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai Rp156,4 miliar, sebagai

dampak penurunan inflow dari setoran perbankan maupun penukaran uang. Sebagaimana diketahui

bahwa total setoran perbankan pada triwulan laporan adalah sebesar Rp180,67 miliar. Sementara total

kegiatan penukaran uang di KPw BI Provinsi Maluku sebesar Rp15,38 miliar pada triwulan laporan.

5.1.5. Perkembangan Uang Palsu

Pada triwulan laporan, jumlah temuan uang palsu sampai dengan triwulan IV-2014 adalah sebanyak 29

lembar, dengan rincian pecahan Rp100.000,00 sebanyak 27 lembar, pecahan Rp50.000,00 sebanyak satu

lembar, pecahan Rp20.000,00 sebanyak satu lembar. Jumlah temuan uang palsu tersebut jauh lebih

rendah dibanding temuan uang palsu pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2013,

jumlah temuan uang palsu mencapai 2.170 lembar.

Dalam rangka membantu mengurangi peredaran uang palsu di masyarakat, Kantor Perwakilan Bank

Indonesa Provinsi Maluku meningkatkan intensitas kegiatan sosialisasi mengenai ciri -ciri keaslian uang

rupiah agar masyarakat menjadi paham serta cepat tanggap terhadap ciri-ciri uang palsu yang diedarkan

oknum yang tidak bertanggungjawab.

5.1.6. Kegiatan Kas Keliling dan Kegiatan Lainnya

Kegiatan kas keliling pada triwulan IV-2014 mengalami sedikit penurunan frekuensi dibanding triwulan

sebelumnya yaitu sebanyak 16 kali. Kegiatan kas keliling ini merupakan upaya Bank Indonesia untuk

senantiasa menyediakan uang layak edar di masyarakat khususnya di pulau-pulau di luar Ambon,

mengingat kondisi geografis Provinsi Maluku yang terdiri dari kepulauan dan di dominasi oleh wilayah

perairan menjadi tantangan tersendiri bagi Bank Indonesia. Selain menerapkan clean money policy

(kebijakan untuk menyediakan uang layak edar), kegiatan kas keliling juga bertujuan untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan pecahan kecil tanpa harus datang ke Kantor Perwakilan

Bank Indonesia.

Page 118: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

87

Tabel 5-2 Kegiatan Kas Keliling Triwulan IV-2014

Tujuan Frekuensi

Ambon 7 Kali

Saumlaki 1 kali

Bula 1 Kali

Kisar 1 kali

Dakota 1 kali

Langgur 1 kali

Piru 1 Kali

Saparua 1 kali

Tual 1 Kali

Simultan 1 kali

Total 16 Kali

Selama triwulan laporan, untuk memenuhi kebutuhan uang kartal di Provinsi Maluku, kegiatan kas keliling

dilakukan di 10 kabupaten/ kota di Provinsi Maluku. Frekuensi kegiatan kas keliling tertinggi dilakukan di

Kota Ambon sebanyak 8 kali. Melalui kegiatan kas keliling, masyarakat dapat menukarkan uang yang

lusuh/tidak layak edar dengan uang baru dari berbagai pecahan yang masih berlaku.

5.2. Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Perkembangan nominal transaksi melalui Real Time Gross Setllement (RTGS) pada triwulan IV-2014 mencatatkan

kondisi net incoming sebesar Rp3,15 triliun. Dengan kata lain, pada triwulan laporan jumlah dana yang masuk

ke Maluku melalui RTGS lebih besar dibanding jumlah dana yang keluar dari Maluku. Secara triwulanan,

pertumbuhan nominal transaksi melalui RTGS meningkat sebesar 53,43% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya.

Sementara jika dibandingkan dengan kondisi triwulan yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan nominal

RTGS meningkat sebesar 16,51% (yoy).

Grafik 5-4 Perkembangan Nominal BI-RTGS Maluku Grafik 5-5 Perkembangan Volume BI-RTGS Maluku

Meningkatnya pertumbuhan nominal transaksi RTGS, sebagaimana juga terjadi pada nominal outflow uang

kartal dan kliring sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV-2014. Transfer

dana ke Maluku melalui RTGS (incoming) yang sebesar Rp7,39 triliun lebih tinggi dibanding jumlah dana masuk

melalui RTGS pada triwulan III-2014 yang sebesar Rp5,23 triliun. Peningkatan pertumbuhan incoming RTGS

masih sejalan dengan pola historis di tahun-tahun sebelumnya.

Di sisi lain, jumlah dana yang keluar dari Maluku melalui RTGS (outgoing) yang sebesar Rp4,23 triliun lebh tinggi

dibanding nominal outgoing triwulan sebelumnya yang sebesar Rp2,35 triliun. Pertumbuhan outgoing yang

Page 119: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

88 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

sebesar 80,22% (qtq) dibanding triwulan sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga

menjelang perayaan natal dan tahun baru, serta peningkatan pengeluaran pemerintah di akhir tahun anggaran.

5.3. Perkembangan Transaksi Kliring

Perputaran kliring debet cek dan BG di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku selama triwulan IV-

2014 mencapai 15.067 lembar warkat penyerahan/penerimaan dengan nominal sebesar Rp1,11 triliun dan 252

lembar warkat pengembalian dengan nominal sebesar Rp16,02 miliar sehingga mencatatkan net kliring debet

cek dan BG sebesar Rp1,09 triliun.

Grafik 5-6 Perputaran Kliring di Provinsi Maluku

Selama triwulan laporan, rata-rata nominal harian perputaran kliring mencapai Rp383,82 miliar per hari, atau

mengalami perlambatan sebesar 17,91% (y.o.y) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang

mencapai Rp467,56 miliar per hari. Melambatnya nominal kliring ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan

konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan laporan.

-

20

40

60

80

100

120

140

160

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II III IV I II III IV(Nov)

2013 2014

Lembar(ribu)Rp MiliarNominal - Rp miliar Warkat Kliring - ribu

Page 120: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB V PERKEMBANGAN SP DAN PENGELOLAAN UANG

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

89

Page 121: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

90 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

6. PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

Data ketenagakerjaan pada bulan Agustus 2014 menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka

mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

mengalami penurunan dari 66,84% pada bulan Februari 2014 menjadi 60,92% pada bulan Agustus

2014. Hal tersebut disinyalir merupakan imbas dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku yang

mengalami perlambatan akibat penurunan kegiatan ekonomi pada sektor pertanian dan perikanan

karena musim hujan dan musim angin timur.

Berdasarkan data BPS Pusat, per September 2014 Provinsi Maluku menempati peringkat keempat

Provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Persentase penduduk miskin pada

periode tersebut adalah sebesar 18,44% dari total penduduk Maluku, atau terdapat sekitar 307 ribu

jiwa penduduk Maluku yang tergolong miskin.

Tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan IV-

2014 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari level 100,43 ke level

100,88. Peningkatan NTP pada triwulan laporan ini disebabkan oleh perubahan indeks harga yang

diterima petani (It) yang meningkat sebesar 3,69% menjadi 119,2, sementara untuk indeks harga

yang dibayar petani (Ib) tercatat hanya mengalami peningkatan sebesar 3,23% menjadi 118,16..

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Tabel 6-1Perkembangan Kondisi Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja di Provinsi Maluku

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Data ketenagakerjaan pada bulan Agustus 2014 menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka

mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Jumlah penduduk usia produktif tercatat meningkat

sebesar 1,33% dari periode semester sebelumnya, menjadi 1,103 juta jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk usia

produktif tersebut tidak sejalan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang mengalami penurunan

dari 66,84% pada bulan Februari 2014 menjadi 60,92% pada bulan Agustus 2014. Hal tersebut disinyalir

merupakan imbas dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku yang mengalami perlambatan akibat penurunan

kegiatan ekonomi pada sektor pertanian dan perikanan karena musim hujan dan musim angin timur. Kenaikan

tingkat pengangguran yang terjadi cukup signifikan yaitu sebesar 3,92% jika dibandingkan dengan rasio TPT

periode sebelumnya.

2011 2012 2013

Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags

Penduduk Usia 15+ (Orang) 997.690 1.010.287 1.022.967 1.035.915 1.070.153 1.079.849 1.089.204 1.103.643

Angkatan Kerja (Orang) 692.672 701.893 685.134 659.953 723.107 668.721 728.078 672.304

Bekerja (Org) 639.182 650.112 636.423 610.362 673.138 602.429 680.075 601.651

Pengangguran (Org) 53.490 51.781 48.711 49.591 49.969 66.292 48.003 70.653

Bukan Angkatan Kerja (Org) 305.018 308.394 337.833 375.962 347.046 411.128 361.126 431.339

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,43% 69,47% 66,98% 63,71% 67,57% 61,92% 66,84% 60,92%

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,72% 7,38% 7,11% 7,51% 6,91% 9,91% 6,59% 10,51%

Ketenagakerjaan2014

Page 122: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

91

Kondisi sebaran tenaga kerja di Provinsi Maluku mayoritas masih terpusat pada tiga sektor ekonomi andalan

Maluku, antara lain Sektor Pertanian, perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa-jasa dengan proporsi

masing-masing yaitu sektor pertanian sebesar 48,09%, sektor jasa-jasa 20,43%, serta sektor perdagangan,

hotel, dan restoran sebesar 13,36%.

Tabel 6-2 Sebaran Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Peningkatan jumlah tenaga kerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama terjadi pada kelompok Perdagangan,

Hotel, dan Restoran, kelompok jasa-jasa, serta kelompok sektor lainnya. Sektor perdagangan, hotel, dan

restoran mengalami peningkatan sebesar 0,27% menjadi 13,36%, sektor jasa-jasa mengalami peningkatan

sebesar 1,16% menjadi 20,43% dan sektor lainnya secara agregat mengalami kenaikan pangsa sebesar 3,00%

menjadi 14,75% Di sisi lain, tenaga kerja pada sektor pertanian dan industri pengolahan menurun masing-

masing sebesar 2,46% dan 1,97%. Perlambatan pertumbuhan tenaga kerja yang terjadi pada sektor pertanian

disinyalir akibat adanya perlambatan pada sub kategori perikanan yang bersifat seasonal karena pengaruh faktor

cuaca dan musim angin timur yang menyebabkan gelombang tinggi yang menghambat aktivitas nelayan.

Grafik 6-1 Tenaga Kerja Menurut Wilayah Tempat Tinggal Grafik 6-2 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Menilik perkembangan angkatan kerja menurut wilayah tempat tinggal, penurunan jumlah angkatan kerja yang

cukup tinggi terjadi di wilayah pedesaan, dimana sebagian besar aktifitas perekonomiannya bergerak di sektor

pertanian, perkebunan, dan perikanan. Pada periode Agustus 2014, angkatan kerja di wilayah desa menurun

sebesar 10,86%, sementara tingkat pengangguran mengalami peningkatan sebesar 3,83% ke angka 9,32%

dari total jumlah penduduk usia produktif di wilayah desa di Provinsi Maluku.

Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags

Sektor Pertanian 50.43% 49.45% 52.25% 48.99% 49.14% 48.26% 50.55% 48.09%

Sektor Industri 9.05% 6.97% 4.74% 6.12% 5.72% 3.35% 5.34% 3.37%

Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 14.26% 14.30% 13.03% 15.36% 16.19% 14.03% 13.09% 13.36%

Sektor Jasa-Jasa 16.38% 17.50% 18.54% 17.19% 18.04% 20.07% 19.27% 20.43%

Lainnya* 9.88% 11.77% 11.44% 12.34% 10.92% 14.30% 11.75% 14.75%

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

*) Sektor lainnya terdiri atas Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas dan Air Minum; Sektor Konstruksi; Sektor Transportasi,

Pergudangan dan Komunikasi; dan sektor Lembaga Keuangan

Lapangan Pekerjaan Utama

Total

2011 2012 2013 2014

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

2011 2012 2013 2014

% Pengangguran

Angkatan Kerja

Angkatan Kerja Kota Angkatan Kerja Desa

Pengangguran Kota (%) Pengangguran Desa (%)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

% Indeks Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Ketersediaan Lapangan KerjaIndeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Page 123: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

92 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Grafik 6-3 Perkembangan Usaha dan Penggunaan Tenaga Kerja Grafik 6-4Perkembangan dan Perkiraan Penggunaan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), penggunaan tenaga kerja pada periode triwulan IV-2014

mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh dampak kebijakan kenaikan harga BBM dan perlambatan

kegiatan usaha di Maluku. Trend penurunan tersebut diperkirakan akan membaik pada triwulan I-2014,

merespon kebijakan penurunan harga BBM pada Januari 2015 dan prakiraan membaiknya pertumbuhan

ekonomi. Hal ini dikonfirmasi oleh membaiknya ekspektasi penggunaan tenaga kerja oleh pelaku usaha pada

triwulan I-2015, meskipun masih dalam kategori negatif.

6.2. Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan data BPS Pusat per September 2014, jumlah penduduk miskin Provinsi Maluku menurun

2,88% dari periode Maret 2014. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Maluku pada September 2014 mencapai

307.020 jiwa atau mengalami penurunan dibanding periode Maret 2014 sebesar 316.110 jiwa. Searah dengan

penurunan tersebut, persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk, pada September 2014 menurun

menjadi 18,44% dari periode sebelumnya yaitu Maret 2014 yang mencapai 19,13%. Menurunnya jumlah

penduduk miskin merupakan imbas dari meningkatnya kondisi ekonomi Maluku pada tahun 2014. Jumlah

penduduk miskin di kota per September 2014 menurun 2.250 orang atau 4,52% menjadi 47.580 orang

dibandingkan dengan periode Maret 2014. Sedangkan jumlah penduduk miskin di desa per September 2014

menurun 6.840 orang atau 2,57% menjadi 259.440 orang dibandingkan dengan periode Maret 2014.

Grafik 6-5Tingkat Kemiskinan Provinsi Maluku Grafik 6-6Sepuluh Provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia (Per September 2014)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Pusat; diolah

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4

2011 2012 2013 2014

% Tenaga Kerja % Keg. Usaha

Kegiatan Usaha

Penggunaan Tenaga Kerja

(20)

(10)

-

10

20

30

40

Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 1

2010 2011 2012 2013 2014 2015

% SBT Penggunaan Tenaga Kerja

Ekspektasi Penggunaan Tenaga Kerja

0

5

10

15

20

25

30

35

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

Mar Sept Mar Sept Mar Sept

2012 2013 2014

% Penduduk MiskinJumlah Penduduk

Miskin

Jumlah Penduduk Miskin Kota Jumlah Penduduk Miskin Desa

Persentase Penduduk Miskin Kota Persentase Penduduk Miskin Desa

Persentase Penduduk Miskin Kota+Desa

14.21

14.55

16.98

17.05

17.09

17.41

18.44

19.60

26.26

27.80

Lampung

DI Yogyakarta

Aceh

NTB

Bengkulu

Gorontalo

Maluku

NTT

Papua Barat

Papua

Persentase penduduk miskin

Page 124: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

93

Provinsi Maluku merupakan Provinsi dengan persentase penduduk miskin terbesar ketiga di wilayah Sulampua

(Sulawesi, Maluku dan Papua) setelah Papua dan Papua Barat. Perlu dicermati bahwa jumlah penduduk miskin

Maluku ternyata masih lebih tinggi dibanding Provinsi Papua Barat, meskipun secara persentase terhadap total

jumlah penduduk lebih kecil.

Tabel 6-3Kedalaman & Keparahan Kemiskinan Provinsi Maluku Grafik 6-7 Indeks Gini Ratio

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Pusat; diolah

Mencermati Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang mengalami peningkatan 3,80 pada Maret 2014 menjadi

4,11 pada September 2014, mengindikasikan adanya perlambatan pertumbuhan kemampuan penduduk miskin

untuk memenuhi kebutuhan. Meningkatnya Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi baik di kota maupun di desa.

Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin jauh (lebih rendah)

dari Garis Kemiskinan.

Selain itu, hal yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang merupakan

ukuran ketimpangan/ disparitas pengeluaran penduduk miskin. Indeks keparahan kemiskinan tercatat

meningkat dari 1,11 pada Maret 2014 menjadi 1,37 pada September 2014, atau merupakan yang tertinggi

dalam tiga tahun terakhir. Peningkatan Indeks Keparahan Kemiskinan terjadi khususnya di desa, yang

meningkat dari 1,49 pada semester sebelumnya menjadi 2,08 pada September 2014.

Memasuki triwulan I-2015 diperkirakan tingkat kemiskinan Maluku akan meningkat. Berdasarkan hasil

Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Maluku hingga Februari 2015, Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK) cenderung melemah. Di samping itu, optimisme konsumen terhadap peningkatan penghasilan,

kesempatan kerja, dan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 cenderung menurun, antara lain dipengaruhi oleh

kenaikan harga komoditas strategis seperti BBM, TTL dan tarif angkutan.

Grafik 6-8. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Grafik 6-9. Indeks Survei Konsumen

Sumber: KPw BI Prov. Maluku Sumber: KPw BI Prov. Maluku

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), ekspektasi terhadap kegiatan usaha menunjukan trend

melemah hingga Triwulan I-2015, meskipun masih dalam kategori positif (SBT 4,36%).

Mar Sept Mar Sept Mar Sept

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Kota 1.74 1.61 1.49 1.13 1.53 1.14

Desa 6.24 6.03 5.30 5.00 5.22 5.99

Kota+Desa 4.56 4.38 3.88 3.52 3.80 4.11

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Kota 0.42 0.46 0.41 0.24 0.52 0.26

Desa 1.91 1.81 1.61 1.36 1.49 2.08

Kota+Desa 1.36 1.31 1.16 0.93 1.11 1.37

Indikator2012 2013 2014

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

2009 2010 2011 2012 2013

PDRB Per KapitaIndeks Gini Ratio

Maluku Nasional PDRB Per Kapita

0,410,37

1.67

(28.58)

18.95

4.36

(40)

(20)

0

20

40

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

% SBT Realisasi Kegiatan Usaha

Ekspektasi Kegiatan Usaha

0

50

100

150

200

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2014 2015

Indeks

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Ekspektasi Penghasilan

Page 125: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

94 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

6.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Tabel 6-4 Nilai Tukar Petani Per Subsektor (%)

SEKTOR 2012 2013 2014

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

NTP Tanaman Pangan

90,67 89,05 88,63 90,25 88,93 88,73 85,71 95,28 93.86 93.90 93.52 95.39

NTP Hortikultura 114,96 118,20 118,15 117,37 114,88 114,81 116,74 108,29 108.33 108.12 109.75 111.26

NTP Tanaman Perkebunan Rakyat

97,21 95,82 97,89 98,98 103,47 104,51 102,59 96,55 96.93 96.85 95.81 95.39

NTP Peternakan 84,68 84,02 84,03 83,70 84,88 85,10 84,19 103,85 103.36 103.53 104.19 102.74

NTP Perikanan 123,65 125,30 126,94 127,77 126,13 125,36 128,83 105,52 105.63 106.90 107.28 105.97

NTP 104,04 104,14 104,92 105,70 105,64 105,64 105,44 100,57 100.29 100.39 100.43 100.88

SBH 2012 = 100

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Tingkat kesejahteraan petani pada triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dibandingkan periode

sebelumnya. Pergerakan NTP dari triwulan III-2014 ke triwulan IV-2014 mengalami peningkatan dari level

100,43 ke level 100,88. Peningkatan NTP pada triwulan laporan ini disebabkan oleh perubahan indeks harga

yang diterima petani (It) yang meningkat sebesar 3,69% menjadi 119,2, sementara untuk indeks harga yang

dibayar petani (Ib) tercatat hanya mengalami peningkatan sebesar 3,23% menjadi 118,2 dibandingkan posisi

triwulan sebelumnya.

Grafik 6-10 NIlai Tukar Petani (%) Tabel 6-5NIlai Tukar Petani per Sub Sektor (%)

Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah Sumber: BPS Provinsi Maluku; diolah

Peningkatan NTP pada sub sektor tanaman pangan dan hortikultura mendorong peningkatan NTP

secara keseluruhan. Pada triwulan laporan, sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan NTP sebesar

2% dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan Indeks Dibayar Petani sebesar 2,99% akibat inflasi dapat

diatasi dengan peningkatan harga jual yang tercermin pada Indeks yang Diterima Petani yang meningkat 5,04%

dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada sub sektor hortikultura dengan NTP

yang meningkat sebesar 1,38% dibanding triwulan sebelumnya, didukung oleh peningkatan Indeks Diterima

Petani sebesar 4,32% yang melampaui meningkatnya biaya produksi yang tercermin dari peningkatan Indeks

Dibayar Petani sebesar 2,91%. Peningkatan Indeks Diterima Petani pada kedua sektor tersebut didorong oleh

membaiknya harga jual produk seiring dengan peningkatan permintaan menjelang hari raya Natal dan tahun

baru.

Sub Sektor Perikanan, Peternakan dan Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat mengalami

pertumbuhan NTP negatif. Sub sektor perikanan tercatat mengalami penurunan NTP sebesar -1,22% seiring

SBH 2007 = 100 SBH 2012 = 100

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013 2014

NTP

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013 2014

Indeks

NTP perikanan NTP hortikultura

NTP tanaman perkebunan rakyat NTP tanaman pangan

NTP peternakan NTP tanaman perkebunan rakyat

Page 126: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

95

peningkatan biaya produksi, sebagaimana tercermin dari meningkatnya Indeks Dibayar Petani sebesar 4,64%,

sementara peningkatan Indeks Diterima Petani hanya meningkat 3,37%. Sementara itu sub sektor peternakan

tercatat mengalami penurunan NTP sebesar -1,39% seiring peningkatan biaya produksi, sebagaimana tercermin

dari meningkatnya Indeks Dibayar Petani sebesar 2,86%, sementara peningkatan Indeks Diterima Petani hanya

meningkat 1,44%. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan NTP

sebesar -0,44% seiring peningkatan biaya produksi yang tercermin dari peningkatan Indeks Dibayar Petani

sebesar 3,31%, sementara Indeks Diterima Petani mengalami kenaikan sebesar 3,32%. Peningkatan biaya

produksi pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh kebijakan kenaikan biaya bakar bakar minyak

bersubsidi.

Page 127: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN DAERAH

96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Page 128: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

93

7. PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

7.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan I 2015 diprakirakan tumbuh positif dan dalam tren

yang meningkat. Perekonomian Maluku pada triwulan mendatang diprakirakan tumbuh dalam rentang 4,00-

5,00% (y.o.y). Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Maluku sebagai dampak dari low-base effect yang

terjadi pada triwulan IV 2014, dimana pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV 2014 yang sebesar

3,49% (y.o.y), jauh menurun dibandingkan dengan triwulan IV 2013 yang sebesar 9,81% (y.o.y).

Meskipun secara tahunan terindikasi meningkat, jika ditinjau secara triwulanan, perekonomian

Maluku pada triwulan I 2015 diprakirakan mencatatkan tren yang melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Bank Indonesia memprakirakan baseline pertumbuhan triwulanan ekonomi Maluku triwulan IV

2014 sebesar -0,89% (q.t.q), menurun dibandingkan triwulan IV 2014 yang sebesar 2,15% (q.t.q). Menurunnya

pertumbuhan triwulan ekonomi Maluku pada triwulan depan seiring dengan ekspektasi konsumsi masyarakat

yang cenderung turun berdasarkan Survei Konsumen yang mencatat Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

terhadap triwulan I 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Menurunnya ekspektasi masyarakat

terhadap konsumsi triwulan mendatang disebabkan para konsumen masih merasakan mahalnya harga barang

dan/atau jasa di Maluku akibat terkendalanya pasokan bahan pangan masuk ke Maluku dan berkurangnya

ketersediaan ikan segar sebagai dampak dari buruknya cuaca di Maluku dan tingginya gelombang laut di

tengah berhembusnya angin musim barat yang diprakirakan akan terjadi hingga bulan Maret. Sementara itu,

konsumsi pemerintah juga terindikasi melambat terkait dengan siklus belanja pemerintah yang relatif rendah

memasuki periode awal tahun. Di sisi lain, perayaan Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal 2014 dan persiapan

Tahun Baru 2015 yang terjadi pada triwulan IV 2014 turut mendorong tren perlambatan pada triwulan

mendatang.

Grafik 7-1Indeks Ekspektasi Konsumen*

*Survei Konsumen

Pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan mendatang masih didorong oleh dominasi andil dari

konsumsi rumah tangga. Optimisme yang diperlihatkan oleh ekspektasi masyarakat terhadap kinerja kegiatan

konsumsi triwulan mendatang sehubungan dengan adanya perayaan hari besar, seperti: Maulid Nabi

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013 2014 2015

Indeks

IKK IKE IEK

Page 129: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

94 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

Muhammad, Tahun Baru Imlek 2566 dan Hari Raya Nyepi. Risiko yang dapat menahan kinerja konsumsi rumah

tangga pada triwulan mendatang adalah kenaikan TDL tahap selanjutnya dan kenaikan harga barang dan/atau

jasa yang disebabkan terkendalanya distribusi pasokan bahan pangan masuk ke Maluku akibat bencana yang

menghampiri daerah-daerah pemasok bahan pangan, seperti: jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan,

serta angin musim barat yang mengakibatkan tingginya gelombang laut dan masuknya periode musim

penghujan yang menghambat kelancaran distribusi dengan kapal laut. Kenaikan suku bunga konsumsi yaitu dari

14,34% pada triwulan III 2014 menjadi 14,38% pada triwulan IV 2014 turut menarik kebawah kinerja konsumsi

rumah tangga.

Konsumsi dan investasi Pemerintah diprakirakan sedikit melambat terkait dengan siklus belanja

pemerintah yang relatif rendah memasuki periode awal tahun namun masih didukung oleh belanja

Pemerintah dalam pengerjaan pembangunan proyek-proyek multi-years, khususnya penyelesaian

proyek infrastruktur dasar yang ditargetkan selesai di tahun 2014. Dari segi belanja pegawai dan barang

dan/atau jasa, pertumbuhan komponen tersebut relatif stabil karena pengeluarannya bersifat rutin. Komponen

belanja modal dan investasi pemerintah diprakirakan melambat mengikuti pola musiman yang biasanya

penyerapannya akan dioptimalkan menjelang akhir tahun. Namun pengeluaran konsumsi pemerintah masih

didukung oleh belanja pemerintah dalam pengerjaan pembangunan proyek-proyek multi-years di tahun 2015

seperti: (1) Pembangunan jalan lingkar Pulau Gorong di Kab. Seram Bagian Timur (Rp15 miliar); (2)

Pembangunan Christian Center di Kota Ambon (Rp24 miliar); (3) Pembangunan Catholic Center di Kota Ambon

(Rp13 miliar); (4) Pembangunan ruas jalan Ilngei Batu Putih di Kab. Maluku Tenggara Barat (Rp13 miliar); (5)

Normalisasi Sungai Waiapu di Pulau Buru (Rp10 miliar). Saat ini progress pembangunan Christian dan Catholic

Center mencapai 10%, sedangkan proyek lainnya masih dalam tahap tender. Risiko yang dapat menghambat

kinerja investasi Pemerintah adalah permasalahan teknis, seperti: keterlambatan tibanya barang modal,

kerusakan mesin, permasalahan lahan dan mahalnya barang impor seperti mesin dan alat berat seiring dengan

tren depresiasi nilai tukar Rupiah.

Kinerja PMTB diprakirakan melambat seiring dengan menurunnya ekspektasi dunia usaha terhadap

realisasi kegiatan usahanya pada triwulan mendatang. Survei Kegiatan Dunia Usaha merekam

ekspektasi kegiatan dunia usaha yang menurun dibandingkan realisasi kegiatan usahanya pada triwulan

mendatang. Dunia usaha pada triwulan I 2015 diprakirakan akan secara optimal melakukan kegiatan produksi

dengan menggunakan persediaan stok yang ada dan akan melakukan pengadaan apabila stok telah habis

terpakai. Menurunnya laju pertumbuhan PMTB seiring dengan meningkatnya suku bunga invetasi yaitu dari

13,11% pada triwulan III 2014 menjadi 13,23% pada triwulan IV 2014. Di sisi lain, tertahannya investasi netto

akan terindikasi oleh tertahannya kinerja impor barang modal dan pembelian alat-alat berat seiring dengan

kenaikan harga ekspor dan bahan baku bangunan maupun nonbangunan di tengah tren depresiasi nilai tukar

rupiah.

Kinerja ekspor diprakirakan meningkat sedangkan kinerja impor diprakirakan melambat seiring

dengan nilai tukar Rupiah yang masih dalam tren depresiasi yang menyebabkan harga ekspor

cenderung murah dan harga impor cenderung mahal. Tren depresiasi nilai tukar Rupiah menyebabkan

meningkatnya permintaan eksternal terhadap komoditas unggulan Maluku. Meningkatnya laju pertumbuhan

ekspor Maluku pada triwulan mendatang diprakirakan berasal dari meningkatnya kinerja ekspor hasil laut,

Page 130: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

95

seperti: udang segar/beku dan ikan dan lain-lain, dan ekspor hasil bumi, seperti: biji pada dan bunganya dan

kapulaga. Ekspor produk olahan, seperti: ikan olahan dan tembaga olahan, juga terindikasikan meningkat di

tengah kapasitas produksi tersedia yang masih dapat ditingkatkan dan permintaan ekspor yang masih tinggi.

Meningkatnya harga barang impor di tengah depresiasi nilai tukar Rupiah mendorong dunia usaha untuk

menahan keputusannya melakukan pengadaan barang-barang impor yang sebagian besar berwujud barang

modal dan alat-alat berat.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan I 2015 akan didorong oleh

kategori-kategori ekonomi dengan pertumbuhan tinggi, yakni Pengadaan Listrik, Gas; Transportasi

dan Pergudangan; Jasa Keuangan; dan Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda

motor. Kinerja kategori pengadaan listrik, gas sehubungan dengan ramainya pusat perbelanjaan di Maluku,

meningkatnya kegiatan MICE yang diselenggarakan di Maluku dan tumbuhnya produksi migas yang berasal dari

Citic Seram Energy Limited. Kategori transportasi dan pergudangan meningkat seiring dengan ramainya arus

penumpang dari dan ke luar Maluku dalam rangka MICE maupun perayaan hari-hari besar keagamaan, seperti:

masuknya musim liburan panjang Tahun Baru, Maulid Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru Imlek dan Hari Raya

Nyepi. Sementara itu, meningkatnya kategori jasa keuangan sejalan dengan konsumsi pemerintah. Kategori

perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor diprakirakan tumbuh sejalan dengan

pertumbuhan konsumsi rumah tangga di sisi permintaan. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha,

sektor yang mengalami ekspektasi kegiatan usahanya pada triwulan mendatang yang optimis dan cenderung

meningkat, antara lain: Pengadaan Listrik,Gas; dan Transportasi dan Pergudangan. Sementara itu, ekspektasi

dunia usaha pada kategori pertanian,kehutanan dan perikanan; industri pengolahan; perdagangan besar dan

eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; dan jasa keuangan Maluku pada triwulan I 2015 masih tertahan.

7.2. Inflasi

Inflasi pada triwulan I-2015 diperkirakan akan berada pada rentang 5,75% (yoy) 6,75% (yoy).

Mencermati faktor risiko inflasi saat musim angin barat yang masih menghampiri wilayah Maluku sehingga

menyebabkan terganggunya aktivitas melaut dan gelombang tinggi sehingga pasokan bahan pangan dari luar

daerah dapat terhambat. Faktor lainnya yang menjadi penyebab tertariknya inflasi ke atas adalah faktor cuaca

yang kurang mendukung di sebagian wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi

pangan sehingga produktivitasnya dapat menurun. Sementara itu, kenaikan UMP Provinsi Maluku sebesar

16,61% juga dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan/jasa secara umum. Di sisi lain, kenaikan harga

LPG 12 kg dan TDL secara bertahap juga dapat memicu kenaikan inflasi administered price di Maluku.

Dari sisi penawaran, meningkatnya tekanan inflasi terutama bersumber dari inflasi pangan terkait faktor cuaca

yang masih kurang bersahabat di Provinsi Maluku serta beberapa kebijakan administered prices, seperti

Berlanjutnya kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) serta potensi adjustment biaya produksi dan distribusi lainnya

akibat perubahan asumsi nilai tukar, harga minyak, dan inflasi; Potensi kenaikan tarif angkutan udara sebagai

dampak integrasi harga tiket dan Passenger Service Charge/ Airport Tax di tengah periode high season industri

penerbangan; serta kenaikan harga LPG 12 kg turut memberikan andil tekanan inflasi di triwulan mendatang.

Harga minyak di pasar inernasional sendiri dalam beberapa periode terakhir berada dalam tren penurunan dan

diperkirakan akan terus berlangsung hingga awal tahun 2015. Kondisi serupa juga terjadi pada harga komoditas

Page 131: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

emas yang melanjutkan tren penurunan dalam jangka panjang akibat terus menguatnya nilai tukar USD. Kondisi

ini berdampak pada pelemahan nilai tukar yang semakin menekan imported inflation dan biaya produksi barang

dan jasa. Sementara itu, kenaikan UMP 2015 sebesar 16,61% juga perlu diwaspadai karena elastisitas inflasi

terhadap UMP cukup signifikan.

Dari sisi permintaan, bervariasinya kebutuhan masyarakat pada triwulan mendatang berpotensi

menambah tekanan inflasi. Pada triwulan mendatang, perayaan Tahun Baru 2015, Maulid Nabi Muhammad,

Tahun Baru Imlek 2566 dan Hari Raya Nyepi berdampak pada peningkatan inflasi volatile food dan komoditas

inti di Maluku. Khusus ikan segar dan daging, meningkatnya kebutuhan selama triwulan mendatang

mendorong peningkatan harga daging sapi dan daging ayam di daerah produsen. Sementara untuk ikan segar,

pola konsumsi masyarakat Maluku yang cenderung lebih memilih komoditas ikan segar dibandingkan ikan beku

juga turut menjadi kendala dalam menjaga pasokan ikan segar. Kenaikan UMP Maluku tahun 2015 sebesar

16,61% juga berpotensi mendorong peningkatan ekspektasi pengeluaran masyarakat dan menambah tekanan

inflasi dari sisi permintaan. Beragamnya potensi kebutuhan masyarakat tersebut diperkirakan akan berdampak

pada peningkatan inflasi pada angkutan udara, sayuran segar, ikan segar, beras, makanan jadi dan ikan

diawetkan, sebagaimana juga terjadi pada tahun sebelumnya.

Grafik 7-2Perkiraan Curah Hujan pada Triwulan I-2015 Oktober November Desember

Sumber : http://www.bmkg.go.id

Curah hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi serta potensi angin musim barat yang menyebabkan

gelombang tinggi perlu diwaspadai demi menjaga pasokan bahan pangan khususnya ikan segar. Perkiraan

curah hujan yang berada pada kategori menengah hingga tinggi diperkirakan juga akan mengganggu pasokan

sayuran segar lokal di Maluku. Di sisi lain, faktor cuaca yang kurang mendukung juga masih menimpa di

beberapa wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan sehingga perlu mendapatkan perhatian ekstra demi

terjaganya pasokan bahan pangan

7.3. Stabilitas Sektor Keuangan

Kebijakan Bank Indonesia masih diarahkan untuk mengarahkan inflasi nasional menuju ke sasaran 4,001,00%

(y.o.y) pada tahun 2015 & 2016, mendorong defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Demikian

juga arah kebijakan Bank Indonesia yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga kebijakan (BI Rate)

sebesar 25 bps menjadi 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility tetap pada level 8,00% dan suku bunga

Page 132: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU

97

Deposit Facility diturunkan 25 bps menjadi 5,50%. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan

moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem

keuangan untuk mendukung kesinambungan perekonomian.

Kinerja penghimpunan DPK pada triwulan I-2015 diprakirakan masih mencatatkan pertumbuhan

positif namun dalam tren melambat. Dengan berbagai kebijakan penghematan yang dilakukan pemerintah

dan pola realisasi belanja pemerintah daerah yang cenderung rendah, serta perlambatan kategori usaha

perikanan akibat faktor cuaca dan berbagai kebijakan pembatasan usaha penangkapan ikan, diperkirakan

pertumbuhan DPK pada triwulan I-2015 akan sedikit melambat. Selain itu, penurunan suku bunga acuan,

diperkirakan akan memengaruhi pertumbuhan deposito yang menjadi andalan perbankan dalam pertumbuhan

DPK pada triwulan IV-2014.

Kinerja penyaluran kredit perbankan Maluku pada triwulan I-2015 diprakirakan akan tumbuh positif

dengan tren melambat. Penurunan BI Rate sebagai suku bunga acuan berpotensi dapat mendorong

pertumbuhan kredit pada triwulan I-2015. Namun demikian, permintaan kredit dari sektor rumah tangga dan

sektor korporasi diperkirakan masih lemah. Dari sektor rumah tangga, optimisme belanja konsumen selama

triwulan I-2015 menurun, sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Perkiraan Pengeluaran 3 bulan mendatang

yang mengalami penurunan. Dari sektor korporasi kategori utama, diperkirakan permintaan kredit dari usaha

konstruksi belum menguat seiring dengan potensi belanja pemerintah daerah yang masih minim di awal tahun.

Sementara itu, Permintaan dari usaha perdagangan juga tidak sebesar triwulan IV-2014, mengingat demand

dari masyarakat tidak sekuat pada hari raya natal dan tahun baru. Di sisi lain, usaha perikanan juga masih

mengalami berbagai hambatan usaha seperti faktor cuaca dan regulasi.

Grafik 7-3 Indeks Pengeluaran Konsumen 3 bulan yang akan datang

Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia

Risiko kredit dan risiko likuiditas diperkirakan akan tetap terjaga. Risiko kredit pada triwulan I-2015

masih akan terjaga, seiring dengan masih besarnya porsi kredit konsumsi berisiko rendah, terutama kredit

multiguna, dalam portofolio perbankan Maluku. Sementara itu, risiko likuiditas diperkirakan akan tetap terjaga,

dengan melihat potensi LDR yang masih tergolong rendah. Melihat potensi likuiditas bank umum yang masih

cukup tinggi, pemerintah perlu mendorong perbankan untuk meningkatkan fungsi intermediasinya melalui

pemberian insentif untuk pembiayaan pada usaha-usaha produktif yang memiliki nilai tambah perekonomian

yang besar.

Page 133: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku · KATA PENGANTAR Akhir tahun 2014 ditandai dengan pencapaian yang baik bagi Provinsi Maluku. Di tengah perlambatan ekonomi global

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU

98 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI MALUKU TRIWULAN IV-2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU