KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan...

130
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur

Transcript of KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan...

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

KAJIAN EKONOMI

DAN

KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA

FEBRUARI 2017

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Provinsi Kalimantan Timur

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

i

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

www.bi.go.id/web/id/publikasi

Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di:

Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Timur

Jl. Gajah Mada No. 1

Samarinda 75122, Kalimantan Timur

Telp: 0542 – 741 022, 741 023

Fax : 0542 – 732 644

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

ii

KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Timur dan

Kalimantan Utara (Kaltimra) merupakan hasil asesmen rutin yang dilakukan setiap triwulan oleh

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur. Kajian ini berisi tentang informasi

terkini mengenai kondisi ekonomi makro daerah, keuangan pemerintah, inflasi, stabilitas

keuangan dan pengembangan akses UMKM, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan

kesejahteraan dan prospek perekonomian kedepan. Kajian ini diharapakan dapat menjadi

bahan referensi bagi stakeholders di wilayah Kaltimra dalam melakukan penyusunan kebijakan.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) tahun 2016

tercatat 0,04% (ctc), lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang terkontraksi pada level -0,76%

(ctc). Secara triwulanan, ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016 tumbuh 0,16% (yoy), melambat

dibandingkan capaian triwulan sebelumnya sebesar 0,43% (yoy). Perlambatan ekonomi

Kaltimra triwulan IV 2016 terutama disebabkan kinerja industri pengolahan yang masih berada

dalam tren penurunan, khususnya pada sektor migas.

Analisa pada kajian ini menggunakan data primer dan informasi yang kami peroleh dari

kegiatan survei dan liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Timur. Kami juga memanfatkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai pihak,

baik dari kalangan pemerintah maupun swasta. Atas seluruh bantuan tersebut, kami

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan kajian ini.

Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa

yang akan datang. Kami juga senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk

lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di

masa yang akan datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi

semua kalangan dalam memahami perekonomian Kaltimra.

Samarinda, Februari 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Muhamad Nur Kepala Perwakilan

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

iii

VISI BANK INDONESIA

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-

nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

MISI BANK INDONESIA

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untukmendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter, dan stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola

(governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan

Undang-Undang.

NILAI-NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA

Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen, dan pegawai untuk

bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integrity – Professionalism –

Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork.

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................ii

VISI BANK INDONESIA .................................................................................................................. iii

MISI BANK INDONESIA ................................................................................................................. iii

NILAI-NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. vi

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... xi

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI .......................................................................................... xii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................... xv

I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH .................................................................... 1

Gambaran Umum ......................................................................................................... 1

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha ................................................ 4

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran .................................................... 18

BOKS I.1 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kaltimra Tahun 2015 dan 2016 ................. 31

BOKS I.2 Dinamika Harga Batubara dan Konsumsi Rumah Tangga Di Wilayah Kaltimra (Studi

Kasus Tahun 2015-2016) ........................................................................................................ 33

II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH.................................................................................... 38

APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ........................................................... 38

APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur .............................................................. 41

APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ............................................................ 43

APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara .............................................................. 46

Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat ................................................. 47

III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ................................................................................ 49

Gambaran Umum ....................................................................................................... 49

Inflasi Bulanan (mtm) ................................................................................................. 51

Inflasi Triwulanan (qtq) .............................................................................................. 54

Inflasi Tahunan (yoy) .................................................................................................. 55

Inflasi Kota .................................................................................................................. 56

Disagregasi Inflasi ....................................................................................................... 57

Inflasi Provinsi Kalimantan Utara ............................................................................... 60

Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah..................................................................... 62

BOKS III.1 Dinamika Persistensi Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Kaltim ........................ 64

BOKS III.2 BI Kaltim: Menjaga Inflasi dengan Kandang Sapi Terintegrasi .............................. 69

IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM . 71

Stabilitas Keuangan Daerah Kalimantan Timur .......................................................... 71

Stabilitas Keuangan Daerah Kalimantan Utara .......................................................... 80

V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............ 88

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai ....................................................... 88

Pengelolaan Uang Rupiah .......................................................................................... 90

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

v

VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ................................................................... 93

Ketenagakerjaan ........................................................................................................ 93

6.1.1 Ketenagakerjaan Kalimantan Timur ................................................................... 93

6.1.2 Upah Minimum Regional Kaltim ........................................................................ 94

6.1.3 Ketenagakerjaan Kalimantan Utara ................................................................... 95

Kesejahteraan ............................................................................................................ 96

6.2.1 Kesejahteraan Kalimantan Timur ....................................................................... 96

6.2.2 Kesejahteraan Kalimantan Utara ....................................................................... 98

6.2.3 Koefisien Gini...................................................................................................... 99

VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ............................................................................ 100

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra ................................................................ 100

Prospek Inflasi Kaltimra ............................................................................................ 103

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................................... 105

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

vi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Lapangan Usaha (yoy) ......................... 4

Tabel I.2 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Pengeluaran (yoy) .............................. 18

Tabel I.3 Perbandingan Perdagangan Internasional Kaltim dan Kaltara.................................... 20

Tabel I.4 Komoditas Utama Ekspor Kaltim dan Kaltara ............................................................. 22

Tabel I.5 Negara Tujuan Utama Ekspor Kaltim dan Kaltara ....................................................... 22

Tabel I.6 Komoditas Utama Impor Kaltim dan Kaltara ............................................................... 24

Tabel I.7 Negara Asal Utama Impor Kaltim dan Kaltara ............................................................. 25

Tabel I.8 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tahun 2015 dan 2016 ...................................... 31

Tabel I.9 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltara Tahun 2015 dan 2016 ..................................... 32

Tabel II.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

.................................................................................................................................................... 39

Tabe II.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ...... 40

Tabel II.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) .... 42

Tabel II.4 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)............ 43

Tabel II.5 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

.................................................................................................................................................... 44

Tabe II.6 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ..... 45

Tabel II.7 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ... 46

Tabel II.8 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) .......... 47

Tabel II.9 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltim TA 2016 dan Pagu 2017 ........................... 48

Tabel II.10 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltara TA 2016 dan Pagu 2017 ........................ 48

Tabel III.1 Perbandingan Inflasi Kaltim Triwulan IV 2015 dan 2016 (mtm)................................ 51

Tabel III.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Kaltim selama Triwulan IV 2016

(mtm) ......................................................................................................................................... 54

Tabel III.3 Inflasi Kaltim s.d. Triwulan IV 2016 (qtq)................................................................... 54

Tabel III.4 Inflasi Kaltim s.d. Triwulan IV 2016 (yoy) .................................................................. 55

Tabel III.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltim Triwulan IV 2016 (yoy) ..................... 56

Tabel III.6 Inflasi Kaltim dan Kota s.d. Triwulan IV 2016 (qtq & yoy) ......................................... 57

Tabel III.7 Inflasi Kaltim dan Kota Triwulan IV 2015 dan 2016 (yoy) .......................................... 57

Tabel III.8 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile food Kaltim Triwulan IV

2016 (yoy) .................................................................................................................................. 58

Tabel III.9 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Core inflation Kaltim Triwulan IV

2016 (yoy) .................................................................................................................................. 59

Tabel III.10 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Administered prices Kaltim

Triwulan IV 2016 (yoy) ............................................................................................................... 60

Tabel III.11 Inflasi Kaltara s.d. Triwulan IV 2016 (yoy) ............................................................... 61

Tabel III.12 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltara Triwulan IV 2016 (yoy) .................. 62

Tabel III.13 Kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Wilayah Kaltim dan Kaltara ............. 63

Tabel III.14 Hasil Regresi Persistensi Inflasi ................................................................................ 65

Tabel VI.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltim .................................................. 93

Tabel VI.2 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kaltim ................... 94

Tabel VI.3 Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltara ................................................. 95

Tabel VI.4 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kaltara .................. 96

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

vii

Tabel VI.5 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Kaltim ............................................. 97

Tabel VI.6 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Kaltara ............................................ 99

Tabel VII.1 Outlook Ekonomi Dunia dan Negara Mitra Dagang Utama Kalimantan Timur ...... 103

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra & Nasional ................................................................ 1

Grafik I.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Triwulan IV 2016 ...................... 1

Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertambangan ............................................ 5

Grafik I.4 Produksi Batubara Kaltimra .......................................................................................... 6

Grafik I.5 Indeks Manufaktur Tiongkok ........................................................................................ 6

Grafik I.6 DMO Batubara Kaltimra ............................................................................................... 7

Grafik I.7 Harga Batubara Internasional dan HBA ........................................................................ 7

Grafik I.8 Lifting Minyak Kaltimra ................................................................................................ 7

Grafik I.9 Lifting Gas Kaltimra ...................................................................................................... 7

Grafik I.10 Kredit dan NPL Sektor Pertambangan Kaltimra ......................................................... 8

Grafik I.11 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Industri Pengolahan ................................. 9

Grafik I.12 Indeks Produksi LNG Kaltimra .................................................................................. 10

Grafik I.13 Indeks Produksi Kilang Minyak Kaltimra .................................................................. 10

Grafik I.14 Indeks Produksi Pupuk Kaltimra ............................................................................... 10

Grafik I.15 Indeks Produksi Amoniak ......................................................................................... 10

Grafik I.16 Indeks Produksi CPO Kaltimra .................................................................................. 11

Grafik I.17 Harga CPO Kaltimra dan CPO Internasional ............................................................. 11

Grafik I.18 Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Kaltimra ............................................... 12

Grafik I.19 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertanian ................................................ 13

Grafik I.20 Indeks Produksi TBS Kaltimra ................................................................................... 13

Grafik I.21 Harga TBS Kaltimra dan CPO Internasional .............................................................. 13

Grafik I.22 Indeks Produksi Perairan Umum Kaltimra................................................................ 14

Grafik I.23 Indeks Produksi Perairan Tambak Kaltimra .............................................................. 14

Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Sawah Kaltimra ....................................................................... 15

Grafik I.25 Indeks Produksi Padi Ladang Kaltimra ...................................................................... 15

Grafik I.26 Indeks Produksi Kedelai Kaltimra ............................................................................. 15

Grafik I.27 Indeks Produksi Jagung Kaltimra .............................................................................. 15

Grafik I.28 Kredit dan NPL Sektor Pertanian Kaltimra................................................................ 16

Grafik I.29 Kredit dan NPL Sektor Perikanan Kaltimra ............................................................... 16

Grafik I.30 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Konstruksi ............................................... 17

Grafik I.31 Penjualan Semen Kaltimra ....................................................................................... 17

Grafik I.32 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Akomodasi dan Makan Minum .............. 17

Grafik I.33 Indeks Omzet Rumah Makan ................................................................................... 17

Grafik I.34 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Perdagangan........................................... 18

Grafik I.35 Indeks Harga Perdagangan Besar Kaltimra .............................................................. 18

Grafik I.36 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Ekspor Luar Negeri ............................................ 19

Grafik I.37 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kaltimra .............................................................. 20

Grafik I.38 Perkembangan Ekspor Migas Kaltimra ..................................................................... 20

Grafik I.39 Perkembangan Ekspor Nonmigas Kaltimra .............................................................. 20

Grafik I.40 Ekspor Batubara Kaltimra ......................................................................................... 21

Grafik I.41 Harga Batubara Acuan dan Batubara Internasional ................................................. 21

Grafik I.42 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Impor Luar Negeri ............................................. 23

Grafik I.43 Perkembangan Impor Migas Kaltimra ...................................................................... 23

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

ix

Grafik I.44 Perkembangan Impor Nonmigas Kaltimra ............................................................... 23

Grafik I.45 Impor Barang Modal dan Bahan Baku Kaltimra ....................................................... 24

Grafik I.46 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - PMTB ................................................................. 26

Grafik I.47 PMTB Kaltimra – Bangunan dan Non Bangunan ...................................................... 26

Grafik I.48 Penanaman Modal Asing Kaltimra ........................................................................... 26

Grafik I.49 Penanaman Modal Dalam Negeri Kaltimra .............................................................. 26

Grafik I.50 Kredit dan NPL Investasi Kaltimra ............................................................................ 27

Grafik I.51 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Konsumsi Rumah Tangga .................................. 28

Grafik I.52 Optimisme Konsumen Rumah Tangga Kaltimra ....................................................... 28

Grafik I.53 Kredit Konsumsi Kaltimra ......................................................................................... 29

Grafik I.54 Kredit Perumahan dan Ruko Kaltimra ...................................................................... 29

Grafik I.55 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Konsumsi Pemerintah ....................................... 30

Grafik I.56 Indeks Konsumsi Pemda (APBD) Katimra ................................................................. 30

Grafik I.57 Perbandingan Pertumbuhan Komponen Ekonomi Kaltim ....................................... 33

Grafik I.58 Perkembangan Harga Batubara Acuan (US$/Ton) ................................................... 33

Grafik I.59 Pertumbuhan Konsumsi RT dan Harga Batubara Acuan (HBA) ................................ 35

Grafik I.60 Pertumbuhan Kredit Konsumsi (Properti, Kendaraan Bermotor, Multiguna) ......... 35

Grafik I.61 Perkembangan Jumlah Nasabah Kredit Konsumsi ................................................... 35

Grafik I.62 Pertumbuhan Kredit Konsumsi (Properti, Kendaraan Bermotor, Multiguna) ......... 36

Grafik I.63 Perkembangan Jumlah Nasabah Kredit Konsumsi ................................................... 36

Grafik I.64 Kondisi Ekonomi Rumah Tangga dan Harga Batubara Acuan (HBA) ........................ 37

Grafik I.65 Ekspektasi Penghasilan dan Pekerjaan Rumah Tangga ............................................ 37

Grafik II.1 APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Tahun 2008-2017 ................................................ 38

Grafik II.2 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan TA

2015 dan 2016 ............................................................................................................................ 40

Grafik II.3 Komponen Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim TA 2015 dan 2016 . 41

Grafik II.4 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2015 dan

2016............................................................................................................................................ 44

Grafik II.5 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2016 ........ 45

Grafik III.1 Inflasi Kaltim & Nasional ........................................................................................... 50

Grafik III.2 Perbandingan Inflasi di Kalimantan .......................................................................... 50

Grafik III.3 Perbandingan Disagregasi Inflasi Kaltim .................................................................. 58

Grafik III.4 Perkembangan Disagregasi Inflasi Kaltim ................................................................. 58

Grafik III.5 Perbandingan Inflasi Kaltara dengan Inflasi Nasional dan Inflasi Kaltim .................. 61

Grafik III.6 Perkembangan Disagregasi Inflasi Kaltara ................................................................ 61

Grafik III.7 Produksi Bawang Merah Kaltim ............................................................................... 66

Grafik III.8 Produksi Daging Ayam Ras Kaltim ............................................................................ 66

Grafik III.9 Pergerakan Harga Bawang Merah ............................................................................ 67

Grafik III.10 Pergerakan Harga Daging Ayam Ras ...................................................................... 67

Grafik III.11 Mekanisme Penentuan Harga Jual Bawang Merah di Samarinda .......................... 68

Grafik III.12 Mekanisme Penentuan Harga Jual Bawang Merah di Balikpapan ......................... 68

Grafik III.13 Mekanisme Penentuan Harga Jual Daging Ayam Ras di Samarinda ...................... 68

Grafik III.14 Mekanisme Penentuan Harga Jual Daging Ayam Ras di Balikpapan ...................... 68

Grafik IV.1 Perkembangan DPK Kaltim dan Nasional ................................................................. 71

Grafik IV.2 Perkembangan Kredit Kaltim dan Nasional .............................................................. 71

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

x

Grafik IV.3 Komposisi Kredit Berdasarkan Penggunaan Kaltim ................................................. 72

Grafik IV.4 Komposisi Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltim ........................................... 72

Grafik IV.5 Perkembangan Kredit Spasial Kota/Kab Kaltim ....................................................... 73

Grafik IV.6 Komposisi Kredit Spasial Kota/Kab Kaltim ............................................................... 73

Grafik IV.7 Perkembangan Kredit Spasial Kota/Kab Kaltim ....................................................... 73

Grafik IV.8 Komposisi Kredit Spasial Kota/Kab Kaltim ............................................................... 73

Grafik IV.9 Perkembangan DPK Korporasi Kaltim ...................................................................... 74

Grafik IV.10 Komposisi DPK Korporasi Kaltim ............................................................................ 74

Grafik IV.11 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltim ................................................................. 74

Grafik IV.12 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltim................. 74

Grafik IV.13 Return on Asset dan Return on Equity Korporasi Sektor Pertambangan ............... 75

Grafik IV.14 Asset Turn Over Korporasi Sektor Pertambangan .................................................. 75

Grafik IV.15 Debt to Service Ratio dan Interest Coverage Ratio Korporasi Sektor Pertambangan

.................................................................................................................................................... 76

Grafik IV.16 Debt to Equity Ratio dan Solvability Korporasi Sektor Pertambangan .................. 76

Grafik IV.17 Perkembangan DPK Perorangan Kaltim ................................................................. 77

Grafik IV.18 Komposisi DPK Perorangan Kaltim ......................................................................... 77

Grafik IV.19 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Kaltim ......................................................... 78

Grafik IV.20 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Berdasarkan Jenisnya Kaltim ..................... 78

Grafik IV.21 Perkembangan Rasio Kredit UMKM Terhadap Total Kredit Kaltim ....................... 79

Grafik IV.22 Perkembangan Kredit UMKM Kaltim ..................................................................... 79

Grafik IV.23 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan Kaltim .......................... 79

Grafik IV.24 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltim ............................ 79

Grafik IV.25 Perkembangan DPK Kaltara dan Nasional .............................................................. 81

Grafik IV.26 Perkembangan Kredit Kaltara dan Nasional .......................................................... 81

Grafik IV.27 Komposisi Kredit Penggunaan Kaltara ................................................................... 81

Grafik IV.28 Komposisi Kredit Lapangan Usaha Kaltara ............................................................. 81

Grafik IV.29 Perkembangan Kredit Spasial Kaltara .................................................................... 82

Grafik IV.30 Komposisi Kredit Spasial Kota/Kab Kaltara ............................................................ 82

Grafik IV.31 Kualitas Kredit Spasial Kota/Kab Kaltara ................................................................ 82

Grafik IV.32 Andil Spasial Risiko Kredit Kaltara .......................................................................... 82

Grafik IV.33 Perkembangan DPK Korporasi Kaltara ................................................................... 83

Grafik IV.34 Komposisi DPK Korporasi Kaltara ........................................................................... 83

Grafik IV.35 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltara ................................................................ 84

Grafik IV.36 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltara ............... 84

Grafik IV.37 Perkembangan DPK Perorangan Kaltara ................................................................ 85

Grafik IV.38 Komposisi DPK Perorangan Kaltara ........................................................................ 85

Grafik IV.39 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Kaltara ....................................................... 86

Grafik IV.40 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Berdasarkan Jenisnya Kaltara .................... 86

Grafik IV.41 Perkembangan Rasio Kredit UMKM Terhadap Total Kredit Kaltara ...................... 87

Grafik IV.42 Perkembangan Kredit UMKM Kaltara .................................................................... 87

Grafik IV.43 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan Kaltara ......................... 87

Grafik IV.44 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltara ........................... 87

Grafik V.1 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Kaltimra .................................................. 88

Grafik V.2 Perkembangan Volume Transaksi Kliring Kaltimra ................................................... 88

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xi

Grafik V.3 Pengedaran Uang Kartal Kaltimra ............................................................................. 90

Grafik V.4 Pengedaran Uang Kartal Kaltimra – Spasial .............................................................. 90

Grafik V.5 Penarikan Uang Tidak Layak Edar Kaltimra ............................................................... 91

Grafik V.6 Rasio Penarikan Uang Tidak Layak Edar terhadap Inflow Kaltimra ........................... 91

Grafik VI.1 Upah Minimun Regional Kaltim ............................................................................... 95

Grafik VI.2 Upah Minimum Regional Kaltim Berdasarkan Kabupaten/Kota .............................. 95

Grafik VI.3 Jumlah Penduduk Miskin Kaltim .............................................................................. 97

Grafik VI.4 Persentase Penduduk Miskin Kaltim ........................................................................ 97

Grafik VI.5 Indeks Tendensi Konsumen Kaltim .......................................................................... 98

Grafik VI.6 Nilai Tukar Petani Provinsi Kaltim ............................................................................ 98

Grafik VI.7 Jumlah Penduduk Miskin Kaltara ............................................................................. 98

Grafik VI.8 Persentase Penduduk Miskin Kaltara ....................................................................... 98

Grafik VI.9 Rasio Gini Indonesia Berdasarkan Provinsi Tahun 2016 .......................................... 99

Grafik VII.1 Perkiraan Pertumbuhan Indeks Harga Ekspor Kalimantan Timur ......................... 102

Grafik VII.2 Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan ke depan ............................................................. 104

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan Regional ......................................... 2

Gambar V.1 Aliran Transaksi Non Tunai Jenis Kliring Kaltim Tahun 2016 ................................. 89

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xii

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

PDRB DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI KALTIMRA

2015

TOTAL I II III IV TOTAL IV TOTAL IV TOTAL

%ctc %yoy %yoy %yoy %yoy %ctc %yoy %ctc %yoy %ctc

PDRB Total -0.8 -0.2 -0.3 0.4 0.2 0.04 -0.3 -0.4 4.3 3.7

Berdasarkan Lapangan Usaha

Pertanian 0.4 -0.6 -0.2 2.7 4.4 0.1 4.2 0.5 4.9 5.2

Pertambangan -2.4 -4.9 -4.6 -2.9 -1.5 -1.7 -1.7 -3.5 0.2 -2.9

Industri Pengolahan 0.5 9.3 6.6 5.2 1.5 1.1 1.2 5.5 6.7 6.3

Listrik dan Gas 0.0 9.7 10.0 8.6 5.1 0.0 4.2 8.3 12.0 8.1

Air 0.0 4.9 5.9 7.4 7.8 0.0 8.0 6.6 6.8 6.2

Konstruksi 0.0 -2.8 -3.8 0.8 -0.4 -0.1 -2.1 -3.4 8.4 8.4

Perdagangan 0.1 4.6 4.3 2.8 2.4 0.2 1.7 2.7 5.5 6.8

Transportasi dan Pergudangan 0.1 3.9 2.3 3.6 4.5 0.1 3.6 3.1 8.2 5.8

Akomodasi dan Makan Minum 0.0 4.2 4.1 4.5 4.6 0.0 3.9 3.7 8.4 8.1

Informasi dan Komunikasi 0.1 7.4 7.2 7.7 7.9 0.1 7.6 7.5 9.1 7.9

Jasa Keuangan 0.0 1.7 7.8 0.1 -0.8 0.0 -1.5 1.8 7.2 5.4

Real Estate 0.0 0.7 -0.3 -1.5 -1.3 0.0 -1.7 -0.8 2.7 1.4

Jasa Perusahaan 0.0 -4.8 -5.7 -4.2 -2.3 0.0 -2.4 -4.2 -1.9 -4.4

Adm. Pemerintah 0.1 6.0 10.0 -4.2 -11.9 0.0 -15.1 -3.0 -1.6 7.8

Jasa Pendidikan 0.1 6.6 8.8 7.2 6.1 0.1 5.8 7.3 7.6 6.5

Jasa Kesehatan dan Keg. Sosial 0.1 10.8 10.6 9.8 8.8 0.1 8.7 9.3 9.1 12.7

Jasa lainnya 0.0 9.6 10.1 10.0 9.7 0.0 9.4 9.6 11.4 11.4

Berdasarkan Pengeluaran

Konsumsi RT 0.2 2.0 1.7 -1.3 0.8 0.1 0.5 0.6 2.7 2.3

Konsumsi LNPRT 0.0 5.5 -5.4 -5.3 -6.8 0.0 -8.2 -4.0 -0.2 0.0

Konsumsi Pemerintah -0.4 7.6 -1.2 -15.5 -13.7 -0.4 -14.5 -10.0 -10.6 -6.5

PMTB -0.1 -6.7 -11.3 -3.0 0.2 -1.4 -1.2 -6.9 10.1 7.0

Perubahan Inventori -0.4 -54.8 -77.8 -57.9 -40.6 -0.6 -42.5 -65.2 -32.1 -52.4

Ekspor LN -10.4 -12.9 -5.7 -12.0 -6.4 -5.0 -6.0 -9.9 -12.5 1.5

Impor LN 0.5 -15.9 -8.5 -14.4 -11.4 -2.2 -11.7 -12.7 17.9 -9.8

Net Ekspor AD 10.8 39.9 35.1 37.7 14.8 5.2 11.6 33.8 79.0 11.5

Perdagangan Luar Negeri

EKSPOR TOTAL -27.8 -33.2 -24.9 -21.0 -2.0 -21.1 -1.4 -20.5 -13.2 -29.4

Ekspor Migas -40.6 -46.3 -36.2 -45.7 -35.0 -41.4 -35.0 -41.4

Ekspor Nonmigas -18.4 -25.3 -19.7 -7.5 14.8 -10.2 17.4 -8.2

TOTAL IMPOR -34.6 -40.2 -30.9 -32.2 -27.0 -32.7 -26.8 -32.5 -79.2 -51.3

Impor Migas -40.2 -45.7 -36.5 -31.9 -32.8 -36.8 -32.8 -36.8

Impor Nonmigas -9.8 -20.9 -13.6 -33.1 -14.0 -20.4 -13.1 -19.6

2016

KALTIMRA KALTIM KALTARA

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xiii

INFLASI KALTIM DAN TARAKAN

*)Sejak tahun 2016, inflasi Kaltim tidak lagi memperhitungkan inflasi Kota Tarakan

**)Inflasi Kaltara dihitung menggunakan inflasi Kota Tarakan

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN KALTIM

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

INFLASI %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

IHK Kaltim 6.29 7.24 9.48 9.65 8.45 7.67 4.57 7.66 7.08 7.55 7.33 4.89 4.94 4.37 3.69 3.39

Core Inflation 4.89 5.46 7.63 7.57 7.79 6.58 4.06 5.53 5.64 5.94 5.86 4.29 3.62 3.73 3.54 3.03

Volatile Foods 11.16 11.42 11.35 11.81 5.38 8.03 5.78 6.81 8.57 8.62 8.24 9.33 8.00 5.58 2.42 1.48

Administered Prices 3.79 6.94 12.81 13.59 13.71 10.92 5.06 15.25 10.19 11.49 11.11 2.43 5.93 5.16 5.47 6.40

IHK Samarinda 5.61 6.64 10.17 10.37 8.81 7.78 3.02 6.74 5.65 6.48 6.87 4.24 5.09 4.24 3.53 2.83

IHK Balikpapan 6.84 7.03 7.95 8.56 7.32 7.31 5.70 7.43 8.12 8.18 8.12 6.26 4.75 4.55 3.90 4.13

IHK Kaltara** 6.98 9.80 11.50 10.35 9.88 8.29 7.29 11.91 9.52 9.79 6.76 3.42 4.71 6.16 4.56 4.31

2016*201520142013

I II III IV I II III IV I II III IV

Perbankan %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

Dana Pihak Ketiga (Bank Pelapor) -2.32 2.95 2.91 4.98 10.10 8.96 5.59 -2.88 -2.64 -5.25 -10.72 0.66

Giro -21.05 -9.15 -11.95 3.37 23.92 8.49 3.16 -20.29 -11.53 -11.42 -22.81 -1.30

Tabungan 10.13 7.47 8.55 2.32 -0.20 1.74 -1.98 2.90 4.81 9.74 4.71 2.28

Deposito -3.61 7.74 8.38 10.34 15.89 18.24 16.31 2.28 -5.70 -17.10 -19.18 -0.47

Aset -7.16 -1.73 -1.24 7.39 14.86 10.21 8.03 -7.18 -5.46 -10.78 -14.81 -0.97

Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) 23.24 12.07 4.20 5.10 1.69 3.22 4.70 -2.20 0.01 2.97 1.24 2.05

Non Performing Loans (Lokasi Proyek) 2.64 3.80 3.86 4.75 5.12 4.90 5.52 5.46 5.18 6.46 7.01 6.54

Berdasarkan Penggunaan

Modal Kerja 6.07 8.00 0.69 3.56 -5.16 2.60 2.33 -13.56 -3.24 0.99 -0.10 6.92

Investasi 45.04 16.10 5.97 5.46 4.90 2.20 5.55 4.28 0.94 4.50 2.18 -1.60

Konsumsi 15.94 10.44 6.23 6.90 5.76 6.26 6.58 2.65 2.69 2.83 1.28 3.16

Berdasarkan Sektor Ekonomi

Pertanian, Perburuan, Kehutanan 20.52 16.39 12.09 10.38 4.42 -1.90 2.36 1.86 6.18 8.75 13.16 9.90

Perikanan -4.03 42.81 51.71 47.75 61.54 0.35 1.91 0.49 -10.13 -4.87 -3.13 28.37

Pertambangan, Penggalian 14.57 -16.81 -3.36 30.05 3.28 29.16 6.13 -29.81 -23.89 -12.38 -14.90 -2.58

Industri Pengolahan 248.04 119.93 0.39 0.47 9.44 4.25 27.81 23.05 17.39 16.45 15.18 -1.22

LGA 36.50 16.16 10.36 -10.26 -4.66 44.96 49.79 73.83 53.09 11.97 6.34 -8.16

Konstruksi -0.92 -19.96 -8.69 -10.15 11.92 8.43 3.76 2.33 5.99 6.82 2.69 0.55

Perdagangan 10.45 13.19 9.37 5.48 9.48 5.39 8.83 4.63 2.37 6.96 1.11 5.02

Akomodasi, Mamin 48.61 39.23 24.04 38.47 11.99 17.15 26.55 21.98 47.59 40.33 25.41 -5.59

TransKomGud 24.18 17.66 6.65 -15.01 -16.61 -27.20 -22.33 -10.47 -9.76 -2.42 -3.90 -3.77

Keuangan -14.00 11.62 -2.43 4.62 -29.19 -21.87 -18.93 -28.33 4.73 -29.71 -31.88 -26.99

RE, Sewa, JU 21.67 -0.15 -5.56 -17.30 -18.81 -9.94 -8.66 -19.83 -21.08 -12.13 -17.00 1.71

Adm.Pemerintah 76.89 25.27 28.81 28.02 -0.28 -4.65 18.01 -18.47 9.77 -6.38 -12.68 -10.59

Jasa Pendidikan -14.19 60.63 92.79 58.69 106.89 63.76 66.32 100.00 90.10 63.52 56.77 42.01

Jasa KesSos -4.38 -4.03 -5.55 15.63 17.62 9.21 13.05 -1.54 -11.99 -4.63 -10.83 3.54

Jasa Masy 23.10 -11.44 -4.01 -9.19 -12.35 8.79 -10.54 -8.72 -11.39 -12.21 -5.64 19.28

Jasa Perorangan 121.62 71.78 56.50 33.06 21.46 15.28 25.29 37.56 43.39 35.38 21.44 6.95

RT. Total 15.94 10.44 6.23 6.90 5.76 6.26 6.58 2.65 2.69 2.83 1.28 3.16

Sistem Pembayaran %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

Inflow 22.17 31.16 4.57 30.32 28.27 0.52 8.17 -13.92 -3.42 16.37 27.07 -10.42

Outflow 24.01 1.39 2.38 -4.73 -17.02 19.71 -4.81 -12.30 -2.18 39.05 -32.22 -59.92

201620152014

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xiv

PERBANKAN KALTARA

I II III IV I II III IV I II III IV

Perbankan %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

Dana Pihak Ketiga (Bank Pelapor) -2.05 2.60 1.54 3.51 6.28 -6.08 -12.49 -27.39 -21.00 -21.31 -23.41 -5.40

Giro -23.99 -0.57 -11.90 -2.99 17.67 -13.27 -12.34 -42.28 -15.48 -28.20 -32.12 -20.69

Tabungan 17.13 14.60 10.54 4.05 2.12 0.64 -0.23 -3.35 -4.82 3.52 -1.66 0.56

Deposito 3.13 -3.50 8.17 10.34 2.05 -4.34 -22.61 -41.27 -41.55 -39.02 -38.03 -1.94

Aset -1.75 2.74 1.60 4.81 6.03 -6.15 -12.44 -27.12 -20.33 -20.08 -20.73 -4.95

Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) 20.32 16.17 8.50 13.36 12.72 14.04 11.23 3.54 5.11 3.80 9.18 14.16

Non Performing Loans (Lokasi Proyek) 0.94 1.13 1.17 3.96 4.56 4.50 1.90 1.74 1.64 1.52 1.19 0.98

Berdasarkan Penggunaan

Modal Kerja 7.02 5.96 -3.99 1.81 -0.50 11.87 7.29 4.28 9.01 6.01 9.29 30.38

Investasi 46.59 34.09 26.65 34.48 34.38 23.36 12.84 -4.26 -7.38 -10.16 6.81 -3.16

Konsumsi 18.85 14.73 10.38 9.94 9.75 9.48 13.49 9.16 11.99 12.61 10.60 13.39

Berdasarkan Sektor Ekonomi

Pertanian, Perburuan, Kehutanan 54.61 61.14 29.64 26.38 6.47 3.86 6.30 14.37 9.55 10.68 25.58 8.90

Perikanan 52.90 34.93 61.15 15.93 -6.15 -1.59 -3.48 35.37 50.42 53.40 37.28 23.34

Pertambangan, Penggalian 43.93 -27.74 -29.12 52.14 114.09 177.94 87.96 -31.84 -52.89 -54.03 -32.10 -35.00

Industri Pengolahan 156.82 168.70 52.03 118.58 -37.50 -34.27 -62.12 -17.29 72.19 50.16 160.54 251.72

LGA 493.44 184.31 -31.03 -57.76 -86.43 88.28 430.30 882.32 307.25 213.98 -4.17 -15.51

Konstruksi -13.61 -27.04 -15.23 -19.91 -9.92 25.22 7.32 -1.63 1.23 -16.46 -28.86 -30.47

Perdagangan 13.41 12.03 4.92 17.17 15.16 21.84 20.20 15.36 22.15 18.45 25.10 21.93

Akomodasi, Mamin 25.72 16.31 16.43 -1.95 0.32 -6.62 -9.98 11.16 21.31 58.56 53.39 34.18

TransKomGud 68.72 107.59 85.82 25.73 48.09 10.54 24.31 -0.52 -10.47 -10.56 -11.58 -11.31

Keuangan 1,277.96 3,036.49 3,555.44 73.99 30.71 -10.99 -1.58 -14.97 4.84 -15.25 -9.74 -15.17

RE, Sewa, JU -16.84 -19.86 -24.36 -22.84 -15.90 -13.00 -14.02 -19.48 -15.81 -28.71 -23.39 -25.36

Adm.Pemerintah -44.27 -57.97 -50.91 14.29 12.49 145.57 316.71 313.54 313.75 86.39 -7.71 -6.65

Jasa Pendidikan -13.60 31.64 11.38 10.97 -18.27 -9.41 19.47 22.98 57.28 65.35 12.68 -14.15

Jasa KesSos 52.10 117.96 272.57 186.58 233.45 101.52 -29.15 -12.17 -18.97 -14.72 -8.78 -8.56

Jasa Masy 29.78 -3.38 11.59 1.47 -1.32 27.35 10.14 7.81 -0.85 0.08 -10.57 -2.31

Jasa Perorangan 26.11 14.77 13.14 -4.58 -16.73 35.91 62.50 158.47 91.07 48.78 18.56 -24.71

RT. Total 18.85 14.73 10.38 9.94 9.75 9.48 13.49 9.16 11.99 12.61 10.60 13.39

2014 2015 2016

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xv

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA

FEBRUARI 2017

Perekonomian

Kalimantan Timur dan

Kalimantan Utara

(Kaltimra) mengalami

perlambatan pada

triwulan IV 2016 yang

disebabkan oleh kinerja

sektor industri

pengolahan yang masih

berada dalam tren

penurunan dan kontraksi

pertumbuhan pada

sektor konstruksi dan

administrasi pemerintah

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Ekonomi Kaltimra melambat pada triwulan IV 2016, tumbuh

lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan

ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016 tercatat 0,2% (yoy), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,4%

(yoy). Namun demikian, secara kumulatif tahunan

perekonomian Kaltim tumbuh 0,04% (ctc)1, lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi -0,8% (ctc).

Secara spasial, ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) tumbuh 4,3%

(yoy) pada triwulan IV 2016 atau secara kumulatif tahunan

tumbuh 3,7% (ctc). Sementara itu, ekonomi Kalimantan Timur

(Kaltim) masih terkontraksi -0,3% (yoy) pada triwulan IV 2016

atau selama tahun 2016 terkontraksi -0,4% (ctc), tidak sedalam

tahun 2015 yang terkontraksi -1,2% (ctc).

Berdasarkan lapangan usaha, sektor industri menjadi penyebab

utama melambatnya ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016. Sektor

industri pengolahan tumbuh melambat pada triwulan IV 2016

terutama disebabkan oleh penurunan kinerja industri di sektor

migas seiring dengan rendahnya realiasasi lifting migas.

Sementara itu, peningkatan kinerja industri pengolahan pada

sektor nonmigas masih belum mampu mendongkrak kinerja

industri pengolahan Kaltimra secara keseluruhan.

Dari sisi pengeluaran, penurunan konsumsi pemerintah dan

perlambatan kinerja net ekspor antar daerah menjadi penyebab

ekonomi Kaltimra tumbuh lebih rendah pada triwulan IV 2016.

Konsumsi pemerintah Kaltim pada triwulan IV terkontraksi pada

triwulan IV 2016 sehingga memberikan andil negatif terhadap

1 Cummulative to cummulative pada periode triwulan IV 2016 sama dengan year on year untuk keseluruhan/total tahun 2016

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xvi

pertumbuhan ekonomi Kaltimra. Sama halnya dengan sektor

administrasi pemerintahan, kebijakan efisiensi anggaran menjadi

penyebab utama menurunnya kinerja konsumsi pemerintah

pada triwulan IV 2016.

Pada triwulan I 2017, ekonomi Kaltimra diperkirakan akan

kembali mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi

Kaltimra triwulan I 2017 diperkirakan tumbuh 0,8% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan IV 2016. Berdasarkan

lapangan usaha, pemulihan sektor pertambangan diperkirakan

masih terus berlanjut seiring dengan harga komoditas yang

masih bertahan pada level yang cukup tinggi.

Kinerja fiskal pemerintah

daerah di wilayah

Kalimantan Timur

(Kaltim) mengalami

penurunan pada tahun

2016 pasca kebijakan

efisiensi anggaran yang

dilakukan oleh

pemerintah pusat.

Sementara itu,

kemampuan fiskal

Kalimantan Utara

(Kaltara) tahun 2016

lebih baik dibandingkan

tahun sebelumnya

Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan Pemprov Kaltim tahun 2016 mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data

yang diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan Pemprov Kaltim

tahun 2016 sebesar Rp7,86 triliun atau 101,26% dari total APBD-

P TA 2016. Namun demikian, realisasi ini lebih rendah

dibandingkan tahun 2015 yang mencapai Rp9,09 triliun.

Penurunan anggaran pada APBD-P sebesar -24,61% dari APBD

murni menjadi penyebab utama rendahnya realisasi pendapatan

Pemprov Kaltim TA 2016.

Sementara itu, realisasi belanja Pemprov Kaltim tahun 2016 juga

mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi belanja Pemprov Kaltim tahun 2016 sebesar Rp7,28

triliun atau 91,20% dari total pagu APBD-P TA 2016. Capaian

realisasi belanja Pemprov Kaltim tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar Rp2,85 triliun atau -28,16% dibandingkan

realisasi belanja tahun sebelumnya.

Sementara itu, realisasi pendapatan Pemprov Kaltara tahun 2016

mencapai Rp2,33 triliun atau 100,73% dari total APBD-P TA 2016.

Realisasi pendapatan Pemprov Kaltara tahun 2016 mengalami

peningkatan sebesar Rp888,48 miliar dibandingkan tahun

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xvii

sebelumnya yang tercatat Rp1,44 triliun. Seiring dengan

penambahan usia daerah yang hampir mencapai 4 tahun,

kemampuan fiskal Pemprov Kaltara terus mengalami

peningkatan.

Realisasi belanja Pemprov Kaltara tahun 2016 mencapai Rp2,56

triliun atau 88,11% dari APBD-P TA 2016. Capaian ini mengalami

peningkatan sebesar Rp662,89 miliar dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,89 triliun.

Peningkatan realisasi belanja Pemprov Kaltara tahun 2016

mengindikasikan bahwa Pemprov Kaltara tengah mengupayakan

akselerasi pembangunan ekonomi di wilayah Kaltara.

Inflasi Kalimantan Timur

(Kaltim) tahun 2016

lebih rendah

dibandingkan capaian

tahun sebelumnya,

sesuai dengan target

inflasi nasional yang

didukung oleh terjaganya

harga pada kelompok

volatile food dan

kelompok inti

Perkembangan Inflasi Daerah

Perkembangan inflasi Kaltim tetap stabil pada triwulan IV 2016,

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan

IV 2016, inflasi Kaltim triwulan IV 2016 sebesar 3,39% (yoy), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,69% (yoy).

Penurunan inflasi Kaltim triwulan IV 2016 sejalan dengan

pergerakan inflasi nasional yang turun dari 3,07% (yoy) pada

triwulan III 2016 menjadi 3,02% (yoy) pada triwulan IV 2016.

Secara kumulatif tahunan, inflasi Kaltim tahun 2016 tercatat

lebih rendah dibandingkandingkan inflasi tahun 2015 yang

mencapai 4,89% (yoy).

Berdasarkan disagregasinya, pergerakan kelompok core inflation

dan volatile food mengalami penurunan pada triwulan IV 2016

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Core inflation atau

inflasi kelompok inti Kaltim pada triwulan IV 2016 tercatat 3,03%

(yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,54%

(yoy). Turunnya inflasi kelompok inti pada triwulan IV 2016

disebabkan oleh meredanya harga pada subkelompok makanan

jadi menyusul normalisasi harga bahan makanan. Kondisi serupa

juga dialami kelompok volatile food yang tingkat inflasinya turun

dari 2,42% (yoy) pada triwulan III 2016 menjadi 1,48% (yoy) pada

triwulan IV 2016. Terjaganya pasokan bahan makanan dan

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xviii

kelancaran distribusi menjadi faktor utama meredanya tekanan

harga pada kelompok volatile food. Sementara itu, inflasi

kelompok administered prices tercatat 6,40% (yoy) pada triwulan

IV 2016, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

5,47% (yoy). Naiknya tekanan inflasi pada kelompok

administered prices disebabkan terutama oleh kenaikan tarif

angkutan udara dan rokok kretek filter.

Inflasi Provinsi Kaltara triwulan IV 2016 lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya. Provinsi Kaltara mengalami

inflasi 4,31% (yoy) pada triwulan IV 2016, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,56% (yoy). Capaian

inflasi Kaltara triwulan IV 2016 merupakan yang terendah selama

tahun 2016. Dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,07% (yoy),

inflasi tahunan Kaltara masih berada di atas level inflasi nasional

maupun inflasi Kaltim.

Berdasarkan disagregasinya, inflasi kelompok inti (core inflation)

tercatat 5,00% (yoy) pada triwulan IV 2016, lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya sebesar 5,22% (yoy).

Sementara itu, inflasi kelompok volatile food turun dari 7,24%

(yoy) menjadi 6,27% (yoy) pada triwulan IV 2016. Di sisi lain,

kelompok administered prices mengalami deflasi -0,54% (yoy),

tidak sedalam periode sebelumnya yang terdeflasi -1,17% (yoy).

Stabilitas keuangan

daerah Provinsi Kaltim

dan Kaltara mengalami

peningkatan pada tahun

2016 yang diindikasi dari

naiknya pertumbuhan

Kredit Kaltim dan

Kaltara. Sejalan dengan

kondisi tersebut,

Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses

Keuangan dan UMKM

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Kaltim mulai menunjukkan

tren perbaikan dan mencatat pertumbuhan positif di triwulan IV

2016. Penghimpunan dana dari masyarakat oleh perbankan

meraih perbaikan yang signifikan dan mencatat angka

pertumbuhan positif setelah terkontraksi sejak akhir tahun 2015.

Andil positif pertumbuhan DPK terutama didorong oleh saldo

dana pemerintah di perbankan Kaltim khususnya dalam bentuk

giro yang relatif lebih besar dibandingkan periode akhir tahun

2015. Hal tersebut ditengarai sebagai cermin kehati-hatian

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xix

penghimpunan dana

perbankan dari pihak

ketiga juga meningkat

pemerintah daerah dalam mencairkan dana karena efisiensi

anggaran. Sedangkan dana dari korporasi dan perseorangan di

perbankan Kaltim mengalami penurunan dibandingkan periode

sebelumnya.

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Kaltara di triwulan IV 2016

menunjukkan arah yang positif. Walaupun masih terkontraksi,

pertumbuhan dana yang dihimpun oleh perbankan di Kaltara

lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi

lebih dalam. Andil angka pertumbuhan tersebut terutama

berasal dari turunnya dana pemerintah yang disimpan di

perbankan Kaltara di akhir tahun 2016. Selanjutnya, dana yang

dihimpun dari korporasi di wilayah Kaltara juga tercatat

terkontraksi sedangkan dana dari nasabah perorangan

mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi 3,89% (yoy) yang

bersumber dari tabungan dan deposito.

Transaksi keuangan di

Kaltim dan Kaltara

(Kaltimra) yang dikelola

oleh Bank Indonesia

Provinsi Kaltim dan Bank

Indonesia Balikpapan

pada triwulan IV 2016

mengalami penurunan

baik tunai maupun

nontunai

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah

Pada triwulan IV 2016, jumlah transaksi yang menggunakan

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami

penurunan. Nominal transaksi SKNBI triwulan IV 2016 tercatat

Rp7,28 triliun atau terkontraksi sebesar -28,39% (yoy),

sedangkan pada triwulan III 2016 masih tumbuh 39,01% (yoy)

dengan nominal sebesar Rp9,64 triliun. Penurunan juga terjadi

secara volume transaksi, dimana transaksi via SKNBI di Kaltimra

tercatat sebanyak 236,70 ribu transaksi, terkontraksi 17,64%

(yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang masih mencatat

jumlah transaksi sebanyak 314,09 ribu.

Jumlah uang kartal yang beredar di Kaltimra selama triwulan IV

2016 mengalami penurunan. Secara nominal, nilai transaksi

outflow mencapai Rp2,23 triliun, lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar Rp5,71 triliun, atau

mengalami kontraksi -59,92% (yoy). Sementara itu, nilai

transaksi inflow tercatat Rp1,27 triliun dengan pertumbuhan -

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xx

10,42% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar Rp3,28 triliun.

Perbaikan kondisi

perekonomian Kaltimra

tahun 2016 belum

memberikan dampak

positif terhadap kondisi

ketenagakerjaan dan

kesejahteraan di Kaltim

dan Kaltara

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kondisi ketenagakerjaan Kaltim mengalami perbaikan pada

tahun 2016, sejalan dengan kondisi perekonomian yang mulai

pulih. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2016

meningkat dari 62,39% pada tahun 2015 menjadi 67,79%.

Peningkatan TPAK tahun 2016 disebabkan oleh peningkatan

jumlah angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas.

Berbeda dengan Kaltim, kondisi ketenagakerjaan Kaltara lebih

rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2016 turun dari 63,45% pada

tahun 2015 menjadi 62,40%. Menurunnya TPAK tahun 2016

disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk usia 15 tahun

keatas lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah

angkatan kerja.

Jumlah penduduk miskin Kaltim tahun 2016 mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk

miskin Kaltim tahun 2016 tercatat 211,24 ribu jiwa, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 209,99 ribu jiwa.

Secara persentase, tingkat kemiskinan Kaltim tahun 2016 turun

dari 6,10% pada tahun 2015 menjadi 6,00%.

Jumlah penduduk miskin Kaltara tahun 2016 meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin

Kaltara tahun 2016 tercatat 47,03 ribu jiwa, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 40,93 ribu jiwa.

Secara persentase, tingkat kemiskinan Kaltara tahun 2016 naik

dari 6,32% pada tahun 2015 menjadi 6,99%.

Ekonomi Kaltimra tahun

2017 diperkirakan

Prospek Perekonomian Daerah

Ekonomi Kaltimra triwulan II 2017 diperkirakan masih tumbuh

positif, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xxi

mengalami perbaikan

namun masih berada

dalam fase kontraksi.

Perbaikan ekonomi

didorong oleh

peningkatan konsumsi

rumah tangga dan

kinerja investasi

langsung

Dari sisi lapangan usaha, perbaikan ekonomi Kaltimra

diperkirakan akan didorong oleh peningkatan kinerja sektor

pertanian dan perdagangan. Di sektor pertanian, permintaan

Tandan Buah Segar (TBS) diperkirakan akan mengalami

peningkatan pasca beroperasinya 20 pabrik CPO baru pada awal

2017. Perbaikan kinerja sektor pertanian juga didukung oleh

harga komoditas yang terus mengalami peningkatan hingga

menyentuh level tertinggi pada Februari 2017 sejak lima tahun

terakhir.

Secara kumulatif tahunan, ekonomi Kaltimra tahun 2017

diperkirakan akan mengalami peningkatan namun masih

terbatas. Dari dalam negeri, Refinery Development Masterplan

Program (RDMP) yang saat ini tengah dilakukan oleh PT

Pertamina (Persero) diperkirakan akan menjadi salah satu faktor

pendorong peningkatan perekonomian Kaltimra tahun 2017,

khususnya pada sektor konstruksi dan PMTB. Sementara itu,

pembangunan Tol Balikpapan-Samarinda sebagai salah satu

proyek infrastruktur utama yang dimiliki oleh Kaltimra

dikukuhkan sebagai salah satu proyek strategis nasional yang

dimonitor secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia.

Berdasarkan asesmen di atas, pertumbuhan ekonomi Kaltimra

triwulan II 2017 diperkirakan berada pada kisaran 0,4 – 0,8%

(yoy) sementara untuk keseluruhan tahun 2017 diperkirakan

pada kisaran 0,5% s.d 0,9% (yoy).

Pada tahun 2017, risiko tekanan inflasi Kaltim diperkirakan

mengalami peningkatan terutama pada kelompok administered

prices. Berdasarkan realisasi Januari 2017, komoditas

penyumbang inflasi utama adalah kenaikan tarif listrik dan

penyesuaian tarif Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). PT PLN

(Persero) akan melakukan penyesuaian tarif listrik untuk

pelanggan 900VA bertahap setiap dua bulan sekali, yaitu 1

Januari 2017, 1 Maret 2017, 1 Mei 2017. Kenaikan harga minyak

dunia pasca pemotongan produksi yang dilakukan oleh negara-

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

xxii

negara produsen minyak juga menjadi risiko bagi harga energi

domestik tahun 2017.

Dari kelompok volatile food, tekanan inflasi tahun 2017

diperkirakan mengalami peningkatan. Tekanan inflasi kelompok

volatile food diperkirakan akan didorong dari subkelompok

bumbu-bumbuan. Tingginya curah hujan pada awal tahun 2017

menyebabkan bencana banjir di beberapa daerah, termasuk di

beberapa sentra produksi.

Pergerakan inflasi core inflation diperkirakan juga mengalami

peningkatan pada tahun 2017. Tarif sewa rumah diperkirakan

akan mengalami peningkatan pasca kebijakan penghapusan

subsidi listrik kepada golongan pelanggan 900VA yang dilakukan

PT PLN (Persero) pada awal tahun 2017.

Berdasarkan asesmen diatas, inflasi Kaltim triwulan II 2017

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

pada level 4,78% (yoy) namun inflasi Kaltim tahun 2017

diperkirakan tetap berada dalam target nasional, yaitu pada

kisaran 4+1% (yoy).

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

1

I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) mengalami

perlambatan pada triwulan IV 2016 yang disebabkan oleh kinerja sektor industri

pengolahan yang masih berada dalam tren penurunan dan kontraksi pertumbuhan

pada sektor konstruksi dan administrasi pemerintah

Gambaran Umum

Ekonomi Kaltimra2 melambat pada triwulan IV 2016, tumbuh lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016 tercatat

0,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,4% (yoy). Namun

demikian, secara kumulatif tahunan perekonomian Kaltim tumbuh 0,0% (ctc)3, lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi -0,8% (ctc). Capaian ekonomi Kaltim tahun

2016 masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat 4,9% (yoy) pada

triwulan IV atau tumbuh 5,0% (ctc) pada tahun 2016. Secara spasial, ekonomi Kalimantan Utara

(Kaltara) tumbuh 4,3% (yoy) pada triwulan IV 2016 atau secara kumulatif tahunan tumbuh 3,7%

(ctc). Sementara itu, ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) masih terkontraksi -0,3% (yoy) pada

triwulan IV 2016 atau selama tahun 2016 terkontraksi -0,4% (ctc), tidak sedalam tahun 2015

yang terkontraksi -1,2% (ctc) (Grafik I.1).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra & Nasional

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Triwulan IV 2016

Capaian pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016 masih berada dibawah

wilayah lainnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Rendahnya capaian pertumbuhan ekonomi

2 BPS Provinsi Kaltim telah merilis angka PDRB Provinsi Kaltim yang terpisah dengan Kaltara. Namun demikian, analisis pada bab ini masih menggunakan PDRB Kaltimra karena masih terbatasnya periode data PDRB Provinsi Kaltim. 3 Cummulative to cummulative pada periode triwulan IV 2016 sama dengan year on year untuk keseluruhan/total tahun 2016

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Nasional Kaltimra Kaltim Kaltara

%yoyWilayah

Tw-IV

(%yoy)

2016

(%ctc)

Kaltim -0.3 -0.4

Kaltara 4.3 3.7

Kaltimra 0.2 0.0

Nasional 4.9 5.0

0.2

-0.3

4.3

2.2

4.9

6.8

14.7

5.5

%yoy

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

2

WilayahPangsa thdp

Nasional

Pangsa thdp

KTI

Kaltim 4.0% 20.6%

Kaltara 0.5% 2.7%

Kaltimra 4.5% 23.3%

Kalimantan 7.9% 40.3%

Bali + Nustra 3.1% 16.1%

Sulawesi 6.0% 31.0%

Maluku + Papua 2.5% 12.6%

Kaltimra disebabkan karena ekonomi Kaltim yang masih terkontraksi pada triwulan IV 2016

(Grafik I.2). Ekonomi Kaltimra memiliki pangsa sebesar 23,3% terhadap wilayah KTI dan

merupakan yang terbesar dibandingkan provinsi lainnya. Dengan demikian, pergerakan

ekonomi Kaltimra secara signifikan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi wilayah KTI.

Pada triwulan IV 2016, ekonomi KTI tumbuh 5,5% (yoy) atau secara kumulatif tahunan tumbuh

4,8% (ctc), melambat dibandingkan tahun 2015 yang tumbuh mencapai 5,2% (ctc). Wilayah

dengan tingkat pertumbuhan tertinggi adalah wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)

yang tumbuh 7,4% (ctc) pada tahun 2016. Sementara wilayah dengan pertumbuhan terendah

adalah Kalimantan dengan capaian sebesar 2,0% (ctc) pada tahun 2016 (Gambar I.1).

Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan Regional4

Sumber: BPS, diolah

Berdasarkan lapangan usaha, sektor industri menjadi penyebab utama melambatnya

ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016. Sektor industri pengolahan tumbuh melambat pada

triwulan IV 2016 terutama disebabkan oleh penurunan kinerja industri di sektor migas seiring

dengan rendahnya realiasasi lifting migas. Sementara itu, peningkatan kinerja industri

pengolahan pada sektor nonmigas masih belum mampu mendongkrak kinerja industri

pengolahan Kaltimra secara keseluruhan. Sektor lainnya yang menjadi penyebab perlambatan

ekonomi Kaltimra adalah sektor konstruksi dan administrasi pemerintahan. Implemtasi

kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah berdampak cukup besar terhadap

kinerja kedua sektor ini. Kemampuan fiskal Kaltimra yang tercermin dari Perubahan Anggaran

4 Gambar I.1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan regional, sedangkan tabel menunjukkan pangsa perekonomian regional terhadap ekonomi Nasional dan Kawasan Timur Indonesia.

KALIMANTAN

Tw-IV ►2,2% (yoy)

2016 ▲2,0% (ctc)SUMATERA

Tw-IV ▲4,5% (yoy)

2016 ▲4,3% (ctc)

JAWA

Tw-IV 5,5% (yoy)

2016 ▲5,6% (ctc)

BALI + NUSA TENGGARA

Tw-IV 4,9% (yoy)

2016 5,9% (ctc)

SULAWESI

Tw-IV ▲6,8% (yoy)

2016 7,4% (ctc)

MALUKU + PAPUA

Tw-IV ▲14,7% (yoy)

2016 ▲7,4% (ctc)

NASIONAL

Tw-IV 4,9% (yoy)

2016 ▲5,0% (ctc)

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

3

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD-P) Pemerintah Provinsi Kaltim dikoreksi kebawah hingga

-28% pada tahun 2016.

Dari sisi pengeluaran, penurunan konsumsi pemerintah dan perlambatan kinerja net

ekspor antar daerah menjadi penyebab ekonomi Kaltimra tumbuh lebih rendah pada

triwulan IV 2016. Konsumsi pemerintah Kaltim pada triwulan IV terkontraksi pada triwulan IV

2016 sehingga memberikan andil negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra. Sama

halnya dengan sektor administrasi pemerintahan, kebijakan efisiensi anggaran menjadi

penyebab utama menurunnya kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2016. Sementara

itu, net ekspor antar daerah mengalami perlambatan pada triwulan IV 2016 yang didorong oleh

peningkatan impor antar daerah lebih tinggi dibandingkan ekspornya.

Secara kumulatif tahunan, perbaikan ekonomi Kaltimra ditopang oleh perbaikan

kinerja ekspor luar negeri seiring dengan pemulihan harga komoditas. Kinerja ekspor luar

negeri pada tahun 2016 masih terkontraksi -5,0% (ctc), namun tidak sedalam tahun 2015 yang

terkontraksi hingga mencapai -10,4% (ctc). Pada tahun 2016, harga komoditas secara umum

mengalami perbaikan terutama pada komoditas batubara yang menembus level US$100/mt

pada Desember 2016. Perbaikan kinerja ekspor luar negeri tercermin dari berkurangnya

kontraksi pertumbuhan pada sektor pertambangan yang didorong oleh peningkatan kinerja

pada sektor nonmigas (batubara).

Pada triwulan I 2017, ekonomi Kaltimra diperkirakan akan kembali mengalami

peningkatan. Pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan I 2017 diperkirakan tumbuh 0,8% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan IV 2016. Berdasarkan lapangan usaha, pemulihan sektor

pertambangan diperkirakan masih terus berlanjut seiring dengan harga komoditas yang masih

bertahan pada level yang cukup tinggi. Perbaikan sektor administrasi pemerintah diperkirakan

juga menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kaltimra

triwulan I 2017 seiring dengan pencaiaran Dana Alokasi Umum (DAU) dibeberapa

kabupaten/kota diwilayah Kaltimra yang sempat mengalami penundaan pada tahun 2016. Dari

sisi permintaan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) diperkirakan akan mendorong

pertumbuhan ekonomi Kaltim. Peningkatan PMTB bersumber dari pembangunan proyek

peningkatan kapasitas industri pengolahan di sektor migas yang terus berlanjut di tahun 2017.

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

4

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha

Penurunan kinerja sektor industri menjadi penyebab utama melambatnya

perekonomian Kaltimra triwulan IV 2016. Rendahnya realisasi lifting migas pada tahun 2016

berdampak pada turunnya kinerja sektor industri pengolahan, khususnya sektor migas. Survei

Prompt Indikator Ekonomi (SPIE) Bank Indonesia Provinsi Kaltim mengkonfirmasi adanya

perlambatan kinerja pada sektor industri pengolahan. Sektor lainnya yang turut menahan laju

pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016 adalah sektor konstruksi dan administrasi

pemerintahan. Penundaan sementara pembangunan proyek-proyek infrastruktur utama di

wilayah Kaltimra seiring dengan implementasi kebijakan efisiensi anggaran menjadi penyebab

utama turunnya kinerja sektor konstruksi (Tabel I.1).

Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Lapangan Usaha (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Sektor pertambangan kembali menyumbang pangsa terbesar terhadap

perekonomian Kaltimra tahun 2016. Pangsa sektor pertambangan Kaltimra tahun 2016

mencapai 46,3% terhadap total perekonomian, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang

mencapai 48,0%. Sementara itu, pangsa sektor industri pengolahan tahun 2016 meningkat dari

19,1% pada tahun 2015 menjadi 20,2%. Sektor pertanian memiliki pangsa terbesar ketiga

sebesar 7,7%, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 7,6%.

Penurunan pangsa sektor pertambangan dan peningkatan pangsa sektor nonpertambangan

merupakan dampak dari penurunan kinerja perekonomian Kaltimra secara menyeluruh. Namun

demikian, pergeseran (shifting) aktivitas perekonomian Kaltimra dari sektor pertambangan ke

sektor ekonomi lainnya masih terus berlanjut walaupun masih terbatas.

I II III IV TOTAL I II III

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

andil

(%)

yoy

(%)

andil

(%)

share

(%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.2 8.3 3.5 0.7 5.1 -0.6 -0.2 2.7 4.4 0.3 1.6 0.1 7.7

Pertambangan dan Penggalian -1.5 -3.5 -7.2 -6.7 -4.7 -4.9 -4.6 -2.9 -1.5 -0.7 -3.5 -1.7 46.3

Industri Pengolahan -4.2 -0.3 2.1 14.2 2.8 9.3 6.6 5.2 1.5 0.3 5.5 1.1 20.2

Pengadaan Listrik, Gas 47.4 44.5 45.3 0.3 30.1 9.7 10.0 8.6 5.1 0.0 8.3 0.0 0.1

Pengadaan Air -0.1 3.1 2.6 4.6 2.5 4.9 5.9 7.4 7.8 0.0 6.5 0.0 0.0

Konstruksi 2.0 1.9 -0.1 -4.4 -0.2 -2.8 -3.8 0.8 -0.4 0.0 -1.6 -0.1 7.3

Perdagangan Besar & Eceran 1.7 1.2 0.1 3.8 1.7 4.6 4.3 2.8 2.4 0.1 3.5 0.2 5.6

Transportasi dan Pergudangan 5.2 5.4 3.2 1.6 3.8 3.9 2.3 3.6 4.5 0.1 3.6 0.1 3.2

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.6 6.8 5.0 4.0 5.6 4.2 4.1 4.5 4.6 0.0 4.4 0.0 0.8

Informasi dan Komunikasi 9.9 9.3 8.4 7.4 8.7 7.4 7.2 7.7 7.9 0.1 7.5 0.1 1.6

Jasa Keuangan 4.0 -1.1 5.0 2.1 2.5 1.7 7.8 0.1 -0.8 0.0 2.1 0.0 1.5

Real Estate 6.3 4.5 2.7 1.4 3.7 0.7 -0.3 -1.5 -1.3 0.0 -0.6 0.0 0.9

Jasa Perusahaan 0.3 -2.3 -4.9 -6.7 -3.5 -4.8 -5.7 -4.2 -2.3 0.0 -4.3 0.0 0.2

Administrasi Pemerintahan 2.1 5.9 3.6 6.8 4.6 6.0 10.0 -4.2 -11.9 -0.3 -0.6 0.0 2.1

Jasa Pendidikan 10.9 13.8 10.8 5.0 9.9 6.6 8.8 7.2 6.1 0.1 7.2 0.1 1.5

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12.5 12.6 12.6 10.3 12.0 10.8 10.6 9.8 8.8 0.0 10.0 0.1 0.6

Jasa lainnya 10.0 9.2 9.2 10.4 9.7 9.6 10.1 10.0 9.7 0.0 9.9 0.0 0.5

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 0.0 -0.3 -2.3 -0.4 -0.8 -0.2 -0.3 0.4 0.2 0.2 0.0 0.0 100.0

PDRB Provinsi Kaltim -0.7 -0.6 -2.7 -0.8 -1.2 -0.5 -0.7 0.0 -0.3 -0.3 -0.4 -0.4 100.0

PDRB Provinsi Kaltara 6.0 3.1 1.8 2.9 3.4 3.0 3.4 4.3 4.3 4.3 3.7 3.7 100.0

Berdasarkan Lapangan Usaha

2015 2016

TOTALIV

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

5

Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kontraksi sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV 2016 terus

menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan sektor pertambangan pada triwulan IV 2016 tercatat -

1,5% (yoy), tidak sedalam triwulan III 2016 yang terkontraksi -2,9% (yoy) (Grafik I.3). Sektor

pertambangan menyumbang andil pertumbuhan negatif terhadap perekonomian Kaltim

sebesar -0,7% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara kumulatif

tahunan, sektor pertambangan terkontraksi -3,5% (ctc) pada tahun 2016, lebih baik

dibandingkan kontraksi pada tahun 2015 yang tercatat -4,7% (ctc).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertambangan

Berdasarkan volumenya, produksi batubara Kaltimra mengalami penurunan pada

triwulan IV 2016. Berdasarkan data yang diperoleh dari IHS Energy Indonesian Monthly Coal

Data periode Januari 2017, volume produksi batubara Kaltimra triwulan IV 2016 mencapai 48,8

juta ton atau terkontraksi -3,6% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

(Grafik I.4). Dibandingkan triwulan sebelumnya, volume produksi batubara Kaltimra

terkontraksi -4,0% (qtq) pada triwulan IV 2016. Penurunan volume produksi batubara Kaltimra

merupakan dampak dari relaksasi kebijakan pengetatan produksi batubara yang dilakukan oleh

Tiongkok. Pemerintah Tiongkok pada April 2016 mengeluarkan kebijakan pengetatan produksi

batubara domestik dengan mengurangi jumlah hari kerja di sektor pertambangan dari 330

hari/tahun menjadi 276 hari/tahun. Namun demikian, Pemerintah Tiongkok merelaksasi

kebijakan tersebut dengan memberi izin kepada lebih dari 800 pengusaha batubara domestik

untuk kembali beroperasi normal, 330 hari/tahun. Relaksasi kebijakan ini dilakukan sebagai

respon dari tingginya kebutuhan batubara Tiongkok selama musim dingin berlangsung.

-1.5

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Pertambangan dan Penggalian

%yoy 2016 : -3,5% (ctc)2015 : -4,7% (ctc)

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

6

Sumber: Mc Closkey-Indonesian Coal Report, diolah

Grafik I.4 Produksi Batubara Kaltimra

Sumber: National Bureau of Statistics of China, diolah

Grafik I.5 Indeks Manufaktur Tiongkok

Walaupun demikian, nilai dari produksi batubara Kaltimra yang tercermin dari kinerja

ekspor batubara Kaltimra mengalami peningkatan pada triwulan IV 2016. Peningkatan nilai

produksi batubara Kaltimra seiring dengan Harga Batubara Acuan (HBA) yang terus menanjak

hingga ke level US$101,69/mt pada Desember 2016 (Grafik I.7). Sejalan dengan kondisi

tersebut, ekspor batubara Kaltimra mengalami peningkatan ke negara mitra dagang utama,

khususnya Tiongkok. Ekspor batubara Kaltimra ke Tiongkok tumbuh 70,0% (yoy) pada triwulan

IV 2016 atau secara kumulatif tahunan tumbuh 24,3% (ctc) pada tahun 2016, meningkat

signifikan dibandingkan tahun 2015 yang terkontraksi -50,2% (ctc). Meningkatnya permintaan

batubara Tiongkok terkonfirmasi dari tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok yang tercermin

pada Purchasing Manager Index (PMI) Tiongkok. PMI Tiongkok kembali mengalami peningkatan

pada triwulan IV 2016 mencapai 51,43, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar

50,23 (Grafik I.5).

Sementara itu, rasio konsumsi batubara domestik pada triwulan IV 2016 mengalami

penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan data Oktober 2016, rasio

penggunaan batubara domestik terhadap total produksi (Domestic Market Obligation) hanya

sebesar 11,8%, lebih rendah dibandingkan rasio DMO triwulan III 2016 yang tercatat 13,3%

(Grafik I.6). Proyek pembangunan listrik 35.000MW yang dicanangkan oleh pemerintah menjadi

peluang bagi perkembangan DMO Kaltimra maupun nasional. Berdasarkan data yang dihimpun

dari situs PT PLN (Persero) per Januari 2017, progress pembangunan transmisi saat ini telah

mencapai 54,58% atau sebanyak 21.368kms, sementara itu progress pembangunan gardu induk

telah mencapai 39,30% atau sebanyak 39.365MVA dan progress pembangunan pembangkit

mencapai 47,30% atau 29.884MW dengan berbagai status pengadaan.

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Produksi g.Produksi (Rhs)

Juta ton %yoy

47

48

49

50

51

52

53

54

55

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Manuf. PMI Production index

Indeks

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

7

Sumber: Mc Closkey-Indonesian Coal Report, diolah

Grafik I.6 DMO Batubara Kaltimra

Sumber: Worldbank dan ESDM, diolah

Grafik I.7 Harga Batubara Internasional dan HBA

Peningkatan sektor batubara Kaltimra triwulan IV 2016 didukung oleh perbaikan

harga batubara internasional. Pada triwulan IV 2016, harga rata-rata batubara internasional

mencapai US$87,78/mt, meningkat signifikan dibandingkan rata-rata harga pada triwulan III

2016 yang tercatat US$63,63/mt. Sejalan dengan peningkatan harga batubara internasional,

HBA juga meningkat dari US$58,43/mt pada triwulan III 2016 menjadi US$85,22/mt pada

triwulan IV 2016. Peningkatan harga batubara merupakan dampak dari tingginya permintaan

selama musim dingin, sementara stok batubara internasional dalam kondisi yang terbatas.

Dari pertambangan migas, realisasi lifting minyak dan gas melanjutkan tren

penurunannya pada triwulan IV 2016. Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Pertambangan dan Energi

Mineral (Distamben) Provinsi Kaltim, realisasi lifting minyak Kaltimra triwulan IV 2016

terkontraksi -19,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -

7,9% (yoy) (Grafik I.8). Sementara itu, lifting gas masih terkontraksi pada level -12,0% (yoy)

(Grafik I.9).

Sumber: Kementerian ESDM, diolah

Grafik I.8 Lifting Minyak Kaltimra

Sumber: Kementerian ESDM, diolah

Grafik I.9 Lifting Gas Kaltimra

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III Okt

2013 2014 2015 2016

DMO g.DMO (Rhs)

Juta ton %yoy

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Coal, International HBA

US$/mt

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVp

2012 2013 2014 2015 2016

Lifting Minyak g.Lifting Minyak (Rhs)

Juta barel %,yoy

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVp

2012 2013 2014 2015 2016

Lifting Gas g.Lifting Gas (Rhs)

Juta mmbtu %,yoy

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

8

Sementara itu, penyaluran kredit sektor pertambangan masih terkontraksi pada

triwulan IV 2016 disertai dengan risiko yang tinggi. Pertumbuhan kredit sektor pertambangan

triwulan IV 2016 masih terkontraksi sebesar -3,50% (yoy), namun tidak sedalam triwulan III

2016 yang terkontraksi -15,38% (yoy). Sementara itu, risiko kredit sektor pertambangan yang

tercermin dari Non Performing Loans (NPL) masih berada pada level 22,68% pada triwulan IV

2016, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016 yang mencapai 23,03% (Grafik I.10).

Tingginya risiko di sektor ini direspon perbankan dengan semakin berhati-hati dalam

menyalurkan kredit ke sektor tambang dan mendorong penyaluran kredit ke sektor potensial

lainnya. Berdasarkan data statistik perbankan Bank Indonesia, jumlah rekening debitur di sektor

pertambangan terus mengalami penurunan sejak triwulan III 2014.

Grafik I.10 Kredit dan NPL Sektor Pertambangan Kaltimra

Sektor pertambangan diperkirakan masih terkontraksi pada triwulan I 2017, namun

tidak sedalam triwulan IV 2016. Sampai dengan Februari 2017, HBA masih berada pada level

US$83,32/mt, jauh diatas level pada Februari 2016 sebesar US$50,92/mt. Masih tingginya level

harga batubara diperkirakan akan dimanfaatkan oleh produsen domestik untuk mengejar

ketertinggalan di tahun 2016. Lebih lanjut, kondisi cuaca yang baik pada triwulan I 2017

diperkirakan akan mendukung proses produksi dan memperlancar pengiriman batubara. Afrika

Selatan sebagai salah satu kompetitior Indonesia dalam perdagangan batubara internasional

saat ini tengah disibukkan dengan tingginya kebutuhan batubara domestik sehingga

diperkirakan akan menahan laju ekspor batubara Afrika Selatan. Kondisi ini menjadi peluang

bagi Indonesia untuk mengekspor batubaranya ke India yang selama ini banyak mengimpor

batubara dari Afrika Selatan. Pelaku usaha pertambangan domestik juga mengusulkan agar

pemerintah merevisi target produksi batubara 2017 dari sebelumnya 413 juta ton menjadi 493

juta ton seiring dengan perbaikan harga komoditas.

0

5

10

15

20

25

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Pertambangan NPL (Rhs)

%yoy %

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

9

Sektor Industri Pengolahan

Perlambatan pertumbuhan sektor industri pengolahan Kaltimra masih berlanjut pada

triwulan IV 2016. Pertumbuhan industri pengolahan pada triwulan IV 2016 tercatat 1,5% (yoy),

melambat dibandingkan triwulan III 2016 sebesar 5,2% (yoy) (Grafik I.11). Dengan pangsa

sebesar 20,4% pada triwulan IV 2016, sektor industri pengolahan menyumbang andil

pertumbuhan sebesar 0,3% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016,

lebih rendah dibandingkan andil pada triwulan sebelumnya. Secara kumulatif tahunan, sektor

industri pengolahan tumbuh 5,5% (ctc) pada tahun 2016, meningkat dibandingkan tahun 2015

yang tumbuh 2,8% (ctc).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.11 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Industri Pengolahan

Industri pengolahan migas mendominasi sektor industri pengolahan Kaltimra dengan

pangsa sebesar 64,2%. Penurunan kinerja industri pengolahan migas menjadi penyebab utama

melambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan Kaltimra triwulan IV 2016. Berdasarkan

hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim, indeks produksi industri Liquefied Natural Gas (LNG)

pada triwulan IV 2016 tercatat 69,02, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

67,87 (Grafik I.12). Namun demikian, peningkatan produksi LNG tidak diikuti dengan kondisi

harga yang baik. Berdasarkan data Commodity Market World Bank, harga impor LNG dari

Jepang pada triwulan IV 2016 tercatat US$6,89/mmbtu (million metric british thermal unit),

turun 22,9% dibandingkan harga triwulan IV 2015 sebesar US$8,94/mmbtu. Di sisi lain, indeks

produksi industri pengolahan minyak juga mengalami peningkatan dari 85,31 pada triwulan III

2016 menjadi 87,57 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.13).

1.5

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Industri Pengolahan

%yoy 2016 : 5,5% (ctc)2015 : 2,8% (ctc)

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

10

Grafik I.12 Indeks Produksi LNG Kaltimra

Grafik I.13 Indeks Produksi Kilang Minyak Kaltimra

Industri pupuk sebagai salah satu industri utama di sektor nonmigas juga mengalami

perlambatan pada triwulan IV 2016. Hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim mengkofirmasi

adanya perlambatan produksi pada industri pupuk. Indeks produksi industri pupuk turun dari

45,69 pada triwulan III 2016 menjadi 42,59 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.14). Berdasarkan

hasil liasion ke produsen utama pupuk di Kaltimra, diperoleh informasi bahwa saat ini contact

mengalami kesulitan dalam bersaing harga dengan produsen pupuk di negara lain. Perbedaan

biaya produksi akibat tingginya harga gas industri dalam negeri menjadi kendala utama bagi

produsen domestik untuk bersaing dengan produsen pupuk di negara lain. Saat ini harga rata-

rata gas industri dalam negeri berkisara antara US$8,0-10,0/mmbtu. Pemerintah telah

melakukan relaksasi terhadap harga gas industri dalam negeri menjadi paling tinggi

US$6,0/mmbtu untuk industri pupuk, baja dan petrokimia. Namun demikian menurut beberapa

contact, harga tersebut masih belum memiliki tingkat keefisienan. Sementara itu, produksi

amoniak Kaltimra kembali meningkat yang tercermin dari indeks produksi yang naik dari 551,55

pada triwulan III 2016 menjadi 623,49 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.15).

Grafik I.14 Indeks Produksi Pupuk Kaltimra

Grafik I.15 Indeks Produksi Amoniak

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

70

75

80

85

90

95

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

11

Di sisi lain, industri Crude Palm Oil (CPO) Kaltimra mengalami peningkatan pada

triwulan IV 2016. Hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim mengkonfirmasi adanya

peningkatan pada produksi CPO Kaltimra triwulan IV 2016. Indeks produksi CPO meningkat dari

200.64 pada triwulan III 2016 menjadi 206.63 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.16). Peningkatan

produksi Kaltim didukung dengan perbaikan harga CPO internasional yang terus berlanjut sejak

awal tahun 2016. Harga CPO Internasional periode triwulan IV 2016 sebesar US$749.92/mt,

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat US$714.42/mt (Grafik I.18).

Grafik I.16 Indeks Produksi CPO Kaltimra

Sumber: Worldbank dan Dinas Perkebunan Kaltim, diolah

Grafik I.17 Harga CPO Kaltimra dan CPO Internasional

Penyaluran kredit di sektor industri pengolahan Kaltimra melanjutkan tren

perlambatannya pada triwulan IV 2016. Pertumbuhan penyaluran kredit sektor industri

pengolahan tumbuh 3,4% (yoy) pada triwulan IV 2016, melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 16,4% (yoy) (Grafik I.18). Perlambatan kredit industri pengolahan

diikuti dengan peningkatan risiko kredit walaupun masih jauh dibawah treshold-nya. NPL sektor

industri pengolahan meningkat dari 2,04% pada triwulan III 2016 menjadi 2,27% pada triwulan

IV 2016. Perlambatan kredit di sektor industri pengolahan terkonfirmasi dari hasil liaison pada

sektor industri pengolahan yang sebagian besar masih menunggu kepastian kondisi ekonomi

Kaltimra sebelum melakukan ekspansi usaha.

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

0

200

400

600

800

1,000

1,200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

CPO International CPO Kaltim (Rhs)

US$/mt Rp/Kg

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

12

Grafik I.18 Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Kaltimra

Pada triwulan I 2017, perlambatan kinerja industri pengolahan Kaltimra diperkirakan

masih terus berlanjut. Dari sektor industri migas, khususnya industri gas diperkirakan menjadi

penyebab utama melambatnya kinerja industri pengolahan pada triwulan I 2017. Penurunan

input industri yang berasal dari aktivitas lifting akibat natural declining menjadi penghambat

utama bagi perbaikan kinerja industri gas Kaltimra. Penurunan kinerja industri migas juga

terkonfirmasi dari contact liaison di sektor industri pengolahan migas yang memperkirakan

produksi tahun 2017 tidak akan mengalami peningkatan, bahkan terdapat kecenderungan

adanya penurunan. Di sisi lain, peningkatan kinerja industri nomigas Kaltimra triwulan I 2017

diperkirakan akan terus berlanjut. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Perkebunan

Provinsi Kaltim, terdapat 20 pabrik CPO baru yang akan beroperasi pada tahun 2017 dengan

kapasitas total sebesar 885 ton/jam. Sementara itu, harga CPO Kaltim sampai dengan Februari

2017 masih terus mengalami peningkatan hingga ke level Rp8.689,15/Kg.

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan meningkat pada triwulan

IV 2016, lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor pertanian tumbuh 4,4% (yoy)

pada triwulan IV 2016, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2016 yang

tercatat 2,7% (yoy) (Grafik I.19). Pada triwulan IV 2016, sektor pertanian mampu memberikan

andil positif sebesar 0,3% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra. Secara kumulatif

tahunan, pertumbuhan ekonomi Kaltimra tercatat 1,6% (ctc) pada tahun 2016, melambat

dibandingkan tahun 2015 sebesar 5,1% (ctc).

0

1

1

2

2

3

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Industri Pengolahan NPL (Rhs)

%yoy %

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

13

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.19 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertanian

Subsektor pekebunan menjadi pendorong utama meningkatnya pertumbuhan sektor

pertanian pada triwulan IV 2016. Berdasarkan data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Kaltimra tahun 2015, pangsa subsektor perkebunan mencapai 45,1%, disusul oleh subsektor

perikanan dan subsektor kehutanan yang masing-masing menyumbang 22,8% dan 19,6%. Di

subsektor perkebunan, kelapa sawit merupakan komoditas utama dengan luas lahan total

mencapai 1.090.106 Ha yang terdiri dari 811.788 Ha perkebunan swasta 255.976 Ha

perkebunan plasma/rakyat dan 22.342 perkebunan yang dimiliki oleh BUMN. Adapun produksi

kelapa sawit Kaltimra tahun 2015 mencapai 10.812.893 ton dengan produktivitas sebesar

17.390 Kg/Ha.

Grafik I.20 Indeks Produksi TBS Kaltimra

Sumber: Worldbank dan Dinas Perkebunan Kaltim, diolah

Grafik I.21 Harga TBS Kaltimra dan CPO Internasional

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kaltimra triwulan IV 2016 lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya. Berdasarkan hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim, indeks produksi

TBS pada triwulan IV 2016 tercatat 327,40, meningkat dibandingkan triwulan III 2016 yang

tercatat 314,75 (Grafik I.20). Peningkatan produksi TBS Kaltimra didukung juga oleh harga

komoditas yang terus mengalami perbaikan hingga mencapai level Rp1.598,75/Kg pada

triwulan IV 2016, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2016 sebesar Rp1.524,67/Kg (Grafik I.21).

4.4

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

%yoy 2016 : 1,6% (ctc)2015 : 5,1% (ctc)

0

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

0

200

400

600

800

1,000

1,200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

CPO International TBS Kaltim (Rhs)

US$/mt Rp/Kg

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

14

Subsektor lainnya yang mengalami peningkatan kinerja pada triwulan IV 2016 adalah

subsektor perikanan. Indeks produksi perairan umum meningkat dari 118, 1 pada triwulan III

2016 menjadi 119, 1 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.22). Sementara itu, peningkatan juga terjadi

pada produksi tambak yang naik dari 139,00 pada triwulan III 2016 menjadi 142,4 pada triwulan

IV 2016 (Grafik I.23). Peningkatan produksi subsektor perikanan terkonfirmasi dari hasil

kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim

dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili di Samarinda.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim mengestimasi jumlah produksi perikanan tambak

tahun 2016 mencapai 161 ribu ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 109

ribu ton.

Grafik I.22 Indeks Produksi Perairan Umum Kaltimra

Grafik I.23 Indeks Produksi Perairan Tambak Kaltimra

Sementara itu, subsektor tanaman pangan mengalami penurunan kinerja pada

triwulan IV 2016 sesuai dengan pola historisnya. Hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim

menyatakan bahwa indeks produksi padi sawah mengalami penurunan dari 120,7 pada triwulan

III 2016 menjadi 103,7 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.24). Kondisi serupa juga terjadi pada padi

ladang yang indeks produksinya turun dari 76,04 pada triwulan III 2016 menjadi 70,5 pada

triwulan IV 2016 (Grafik I.25). Sama dengan tahun sebelumnya, produksi tanaman bahan

makanan cenderung mengalami penurunan pada akhir tahun karena musim panen telah

berakhir. Secara kumulatif tahunan, produksi padi secara total mengalami penurunan pada

tahun 2016. Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kaltim menyatakan

bahwa penurunan produksi padi tahun 2016 juga merupakan dampak dari anomali cuaca yang

terjadi pada akhir tahun 2015 hingga pertengahan 2016 serta pergesaran musim hujan di tahun

2016.

104

106

108

110

112

114

116

118

120

122

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

105

110

115

120

125

130

135

140

145

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

15

Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Sawah Kaltimra

Grafik I.25 Indeks Produksi Padi Ladang Kaltimra

Kondisi serupa juga terjadi pada produksi tanaman kedelai pada triwulan IV 2016.

Hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim menyatakan bahwa indeks produksi kedelai triwulan

IV 2016 turun hingga mencapai level 197,7, turun dibandingkan triwulan III 2016 sebesar 200,0

(Grafik I.26). Berbeda hal dengan produksi jagung yang justru meningkat pada triwulan IV 2016

sebesar 142,3, sedikit lebih tinggi 142,1 pada triwulan III 2016.

Grafik I.26 Indeks Produksi Kedelai Kaltimra

Grafik I.27 Indeks Produksi Jagung Kaltimra

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit sektor pertanian mengalami perlambatan

pada triwulan IV 2016 sementara kredit perikanan tumbuh lebih baik. Pertumbuhan kredit

sektor pertanian tumbuh 9,9% (yoy) pada triwulan IV 2016 dengan tingkat risiko yang masih

terjaga pada level 0,5% (Grafik I.28). Capaian ini lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016

yang tumbuh 13,6% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit sektor perikanan tumbuh 27,0%

(yoy) dengan tingkat risiko yang cukup tinggi namun masih dibawah treshold sebesar 4,1%

(Grafik I.29).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

192

194

196

198

200

202

204

206

208

210

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

139

140

141

142

143

144

145

146

147

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

16

Grafik I.28 Kredit dan NPL Sektor Pertanian Kaltimra

Grafik I.29 Kredit dan NPL Sektor Perikanan Kaltimra

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan akan tumbuh meningkat

pada triwulan I 2017. Produksi subsektor perkebunan dengan komoditas utama TBS

diperkirakan masih terus menjadi motor penggerak sektor pertanian Kaltimra pada triwulan I

2017. Berlanjutnya peningkatan produksi TBS juga didukung dengan harga komoditas yang

terus menanjak hingga level Rp1.833,0/Kg pada Februari 2017. Level harga TBS saat ini

merupakan puncak tertinggi sejak tahun 2012. Lebih lanjut, beroperasinya 17 dari 20 pabrik

kelapa sawit baru pada awal tahun 2017 diperkirakan menjadi stimulus tersendiri bagi

subsektor perkebunan. Dari subsektor tabama dan perikanan, BMKG memperkirakan anomali

cuaca tidak lagi terjadi pada tahun 2017 sehingga produksi subsektor ini diperkirakan akan

mengalami perbaikan pada tahun 2017.

Sektor Ekonomi Lainnya

Sektor konstruksi Kaltimra kembali terkontraksi pada triwulan IV 2016 setelah

sebelumnya sempat tumbuh positif pada triwulan III 2016. Pada triwulan IV 2016, sektor

konstruksi terkontraksi -0,4% (yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

0,8% (yoy) (Grafik I.30). Secara kumulatif tahunan, sektor konstruksi mengalami kontraksi -1,6%

(ctc) pada tahun 2016, lebih dalam dibandingkan kontraksi pada tahun 2015 sebesar -0,2% (ctc).

Penurunan kinerja konstruksi Kaltimra terkonfirmasi dari penjualan semen Kaltimra yang

mengalami penurunan pada triwulan IV 2016, terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan

sebelumnya (Grafik I.31). Sejalan dengan kondisi tersebut, indeks belanja modal pemda pada

APBD juga mengalami penurunan dari 262,0 pada triwulan III 2016 menjadi 233,7 pada triwulan

IV 2016.

0

1

1

2

2

3

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian dan Kehutanan NPL (Rhs)

%yoy %

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

-60

-40

-20

0

20

40

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Perikanan NPL (Rhs)

%yoy %

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

17

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.30 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Konstruksi

Grafik I.31 Penjualan Semen Kaltimra

Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum Kaltimra tumbuh positif pada

triwulan IV 2016. Pada triwulan IV 2016, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum

tumbuh 4,6% (yoy), tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,5%

(yoy) (Grafik I.32). Secara kumulatif tahunan, pertumbuhan sektor penyediaan akomodasi dan

makan minum tahun 2016 tumbuh 4,4% (ctc), melambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makan minum terkonfirmasi dari hasil

SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim yang menyatakan adanya peningkatan pada indeks omzet

rumah makan Kaltimra triwulan IV 2016 (Grafik I.33).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.32 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Akomodasi dan Makan Minum

Grafik I.33 Indeks Omzet Rumah Makan

Sektor perdagangan besar dan eceran Kaltimra melanjutkan tren perlambatannya

pada triwulan IV 2016. Pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran triwulan IV 2016

tumbuh 2,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,8% (yoy) (Grafik

I.34). Secara kumulatif tahunan, sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh 3,5% (ctc),

meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 1,7% (ctc). Sektor perdagangan mampu

menyumbang andil sebesar 0,1% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV

2016. Perlambatan ini terkonfirmasi dari hasil liaison pada salah satu contact di sektor

-0.4

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Konstruksi

%yoy 2016 : -1,6% (ctc)2015 : -0,2% (ctc)

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Penjualan Semen g.Penjualan Semen (Rhs)

Ribu ton %yoy

4.6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

%yoy 2016 : 4,4% (ctc)2015 : 5,6% (ctc)

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

18

perdagangan yang menyatakan adanya penurunan penjualan sampai dengan November 2016

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan kinerja sektor

pertambangan disebabkan oleh masih lemahnya daya beli masyarakat pasca penurunan kinerja

perekonomian Kaltimra sejak awal tahun 2015. Dari perdagangan besar, Indeks Harga

Perdagangan Besar (IHPB) Kaltimra mengalami peningkatan dari 172,1 pada triwulan III 2016

menjadi 173,4 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.35).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.34 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Perdagangan

Grafik I.35 Indeks Harga Perdagangan Besar Kaltimra

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran

Peningkatan konsumsi rumah tangga, kinerja investasi dan perbaikan ekspor luar

negeri menjadi sumber utama perbaikan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016 dari sisi

pengeluaran. Konsumsi rumah tangga tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya

yang disebabkan oleh peningkatan daya beli masyarakat pasca perbaikan kinerja di sektor

pertambangan. Sementara itu, peningkatan kinerja investasi terutama terjadi pada investasi

swasta terutama pada sektor tersier. Di sisi lain, perbaikan ekspor luar negeri Kaltimra triwulan

IV 2016 merupakan dampak langsung dari harga komoditas yang naik signifikan pada akhir

tahun 2016 (Tabel I.2).

Tabel I.2 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Pengeluaran (yoy)

Sumber: BPS, diolah

2.4

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Perdagangan Besar & Eceran

%yoy 2016 : 3,5% (ctc)2015 : 1,7% (ctc)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

I II III IV TOTAL I II III

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

yoy

(%)

andil

(%)

yoy

(%)

andil

(%)

share

(%)

Konsumsi RT 1.1 1.6 2.7 0.6 1.5 2.0 1.7 -1.3 0.8 0.1 0.8 0.1 14.9

Konsumsi LNPRT -8.6 8.4 16.8 17.5 8.1 5.5 -5.4 -5.3 -6.8 0.0 -3.4 0.0 0.4

Konsumsi Pemerintah 17.8 8.3 -2.1 -20.7 -8.3 7.6 -1.2 -15.5 -13.7 -1.0 -9.3 -0.4 3.8

PMTDB 0.8 0.1 4.9 -7.1 -0.4 -6.7 -11.3 -3.0 0.2 0.0 -5.3 -1.4 25.2

Perubahan Inventori -48.4 -17.1 -49.5 70.7 -30.4 -54.8 -77.8 -57.9 -40.6 -0.2 -63.0 -0.6 0.3

Ekspor LN -13.0 -19.9 -16.9 -15.4 -16.3 -12.9 -5.7 -12.0 -6.4 -3.3 -9.3 -5.0 48.8

Impor LN 12.0 -7.0 15.9 -6.0 3.1 -15.9 -8.5 -14.4 -11.4 -2.0 -12.7 -2.2 15.0

Net Ekspor Antar Daerah 210.6 247.6 157.9 183.1 195.0 39.9 35.1 37.7 14.8 2.6 31.4 5.2 21.6

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 0.0 -0.3 -2.3 -0.4 -0.8 -0.2 -0.3 0.4 0.2 0.2 0.0 0.0 100.0

PDRB Provinsi Kaltim -0.7 -0.6 -2.7 -0.8 -1.2 -0.5 -0.7 0.0 -0.3 -0.3 -0.4 -0.4 100.0

PDRB Provinsi Kaltara 6.0 3.1 1.8 2.9 3.4 3.0 3.4 4.3 4.3 4.3 3.7 3.7 100.0

TOTALIV

20162015

Berdasarkan Pengeluaran

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

19

Berdasarkan pangsanya, perdagangan luar negeri mendominasi ekonomi Kaltimra

tahun 2016 dari sisi pengeluaran. Net perdagangan luar negeri (ekspor luar negeri – impor luar

negeri) menyumbang 33,1%, disusul oleh PMTB sebesar 25,7% dan net perdagangan antar

daerah sebesar 21,8% terhadap total perekonomian Kaltimra tahun 2016.

Ekspor Luar Negeri

Kinerja ekspor luar negeri Kaltimra (ADHK TD 2010) masih terkontraksi pada triwulan

IV 2016 namun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekspor luar negeri Kaltimra

terkontraksi pada level -6,4% (yoy), tidak sedalam triwulan III 2016 yang terkontraksi -12,0%

(yoy) (Grafik I.36). Dengan pangsa sebesar 48,4% terhadap perekonomian Kaltimra, kontraksi

pertumbuhan ekspor luar negeri Kaltimra menyumbang andil negatif sebesar -3,3% (yoy)

terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016. Secara kumulatif tahunan, kinerja

ekspor luar negeri Kaltimra masih terkontraksi pada tahun 2016 sebesar -9,3% (ctc), tidak

sedalam tahun 2015 yang terkontraksi -16,3% (ctc).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.36 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Ekspor Luar Negeri

Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) yang dikeluarkan oleh BPS Kaltim, neraca

perdagangan luar negeri Kaltimra triwulan IV 2016 masih mengalami surplus. Secara nominal,

ekspor luar negeri Kaltimra tercatat US$4,2 miliar, meningkat dibandingkan triwulan III 2016

sebesar US$3,5 miliar. Sementara itu, impor luar negeri nominal Kaltimra turun dari US$1,0

miliar pada triwulan III 2016 menjadi US$0,9 miliar pada triwulan IV 2016. Dengan demikian,

neraca perdagangan luar negeri Kaltimra triwulan IV 2016 surplus sebesar US$3,2 miliar,

meningkat dibandingkan surplus triwulan III 2016 sebesar US$2,5 miliar (Grafik I.37). Secara

spasial, peningkatan surplus perdagangan luar negeri dialami oleh Kaltim, sementara surplurs

perdagangan Kaltara mengalami penurunan (Tabel I.3).

-6.4

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Ekspor LN

%yoy 2016 : -9,3% (ctc)2015 : -16,3% (ctc)

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

20

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.37 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kaltimra

Tabel I.3 Perbandingan Perdagangan Internasional Kaltim dan Kaltara

Sumber: BPS, diolah

Secara nominal5, ekspor luar negeri di sektor migas relatif stabil sementara ekspor

luar negeri nonmigas mengalami peningkatan pada triwulan IV 2016. Ekspor migas Kaltimra

triwulan IV 2016 tercatat US$0,9 juta, relatif sama dengan triwulan sebelumnya (Grafik I.38).

Kondisi pasokan minyak yang berlebihan (excessive supply) selama tahun 2016 yang

mengakibatkan jatuhnya harga minyak mentah dunia menjadi tekanan yang berat bagi ekspor

migas Kaltimra. Sementara itu, ekspor nonmigas Kaltimra tercatat US$3,2 miliar pada triwulan

IV 2016, meningkat dibandingkan triwulan III 2016 sebesar US$2,7 miliar (Grafik I.39). Perbaikan

ekspor nonmigas didukung oleh perbaikan harga komoditas mineral, khususnya komoditas

batubara.

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.38 Perkembangan Ekspor Migas Kaltimra

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.39 Perkembangan Ekspor Nonmigas Kaltimra

Ekspor batubara sebagai komoditas utama ekspor luar negeri Kaltimra mengalami

peningkatan kinerja pada triwulan IV 2016. Pada triwulan IV 2016, ekspor batubara Kaltimra

tumbuh 0,6% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2016 yang terkontraksi -8,0% (yoy)

(Grafik I.40). Berdasarkan negara tujuannya, peningkatan ekspor batubara Kaltimra terbesar

5 Menggunakan angka nominal pada Berita Resmi Statistik Ekspor dan Impor yang dirilis oleh BPS Provinsi Kaltim

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Ekspor Impor Net Ekspor

US$ miliar

I II III IV

Ekspor 3,331.0 3,235.1 3,294.0 3,982.2

Impor 819.3 936.7 1,011.8 947.7

Net Ekspor 2,511.7 2,298.4 2,282.3 3,034.5

Ekspor 184.7 188.6 235.0 207.8

Impor 4.0 4.0 8.1 1.0

Net Ekspor 180.7 184.6 227.0 206.8

Kaltim (US$ Juta)

Kaltara (US$ Juta)

Wilayah2016

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Ekspor Migas Pertumbuhan (Rhs)

US$ miliar % yoy

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Ekspor Nonmigas Pertumbuhan (Rhs)

US$ miliar % yoy

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

21

bersumber dari Tiongkok yang tumbuh hingga 70,0% (yoy), diikuti oleh Korea Selatan sebesar

45,7% (yoy) dan Jepang sebesar 3,0% (yoy). Kebijakan pengurangan hari kerja di sektor

pertambangan dari 330 hari/tahun menjadi 276 hari/tahun yang diberlakukan oleh Pemerintah

Tiongkok menjadi sumber peningkatan ekspor batubara Kaltimra ke Tiongkok. Pada Oktober

2017, kebijakan tersebut kemudian direlaksasi oleh Tiongkok dalam rangka menahan laju impor

batubara Tiongkok yang terlalu tinggi. Namun demikian, ketidakmampuan Tiongkok dalam

memenuhi kebutuhan batubara domestik selama musim dingin kembali membawa pengaruh

positif terhadap kinerja ekspor batubara Kaltimra. Kinerja ekspor batubara Kaltimra didukung

oleh peningkatan harga batubara yang tejadi sejak pertengahan tahun 2016. Rata-rata Harga

Batubara Acuan (HBA) triwulan IV 2016 mencapai US$85,2/mt, meningkat signifikan

dibandingkan rata-rata harga pada triwulan III 2016 yang tercatat US$58,4/mt (Grafik I.41).

Dibandingkan tahun triwulan IV 2015, HBA triwulan IV 2016 meningkat 54,6% (yoy).

Grafik I.40 Ekspor Batubara Kaltimra

Sumber: Worldbank dan ESDM, diolah

Grafik I.41 Harga Batubara Acuan dan Batubara Internasional

Berdasarkan komoditasnya, ekspor Kaltim kumulatif sampai dengan triwulan IV 2016

masih didominasi oleh komoditas mineral nonmigas. Komoditas mineral-nonmigas (batubara)

mendominasi 63,7% dari total ekspor luar negeri Kaltim, disusul oleh minyak mentah dan gas

(migas) sebesar 27,3% dan komoditas nonmigas lainnya, seperti kayu, kimia anorganik dan

pupuk. Sementara itu di Kaltara, komoditas mineral-nonmigas (batubara) juga mendominasi

pangsa komoditas ekspor luar negeri mencapai 68,2% dan sisanya merupakan komoditas

nonmigas seperti biji dan buah, ikan, kayu dan CPO (Tabel I.4). Berdasarkan negara tujuannya

sampai dengan triwulan IV 2016, Jepang merupakan negara tujuan utama ekspor luar negeri

Kaltim yang berkontribusi sebesar 21,4%, disusul oleh India, Tiongkok, Republik Korea dan

Taiwan. Sementara itu di Kaltara, negara tujuan utama ekspor luar negeri adalah Malaysia

dengan pangsa sebesar 26,2%, disusul oleh India, Jepang, Tiongkok dan Republik Korea (Tabel

I.5).

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Ekspor Batubara Pertumbuhan (Rhs)

US$ Juta %yoy

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Coal, International HBA

US$/mt

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

22

Tabel I.4 Komoditas Utama Ekspor Kaltim dan Kaltara

Sumber: BPS, diolah

Tabel I.5 Negara Tujuan Utama Ekspor Kaltim dan Kaltara

Sumber: BPS, diolah

Ekspor luar negeri Kaltimra triwulan I 2017 diperkirakan masih terkontraksi, sedikit

lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada ekspor nonmigas, seiring dengan

relaksasi kebijakan pengurangan hari kerja di sektor pertambangan yang dilakukan Tiongkok,

impor batubara Tiongkok berangsur normal. Kondisi tersebut tercermin dari pergerakan harga

batubara internasional yang mulai mengalami penurunan. HBA Februari 2017 tercatat

US$83,3/mt, lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2016 yang mencapai US$101,7/mt. Kondisi

ini kembali menjadi tantangan bagi kinerja ekspor luar negeri Kaltimra triwulan I 2017. Dari

ekspor migas, kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam The Organisation of the

Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk menurunkan produksinya diperkirakan akan

menjadi peluang bagi kinerja ekspor luar negeri migas Kaltimra.

Impor Luar Negeri

Impor luar negeri Kaltimra (ADHK TD 2010) masih terkontraksi pada triwulan IV 2016,

namun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Pertumbuhan impor luar negeri Kaltimra triwulan

IV 2016 terkontraksi -11,4% (yoy), tidak sedalam triwulan III 2016 yang terkontraksi -14,4% (yoy)

(Grafik I.42). Dengan pangsa 15,3% terhadap ekonomi Kaltimra, impor luar negeri menyumbang

andil sebesar 2,0% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra. Korelasi impor luar negeri

dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang terbalik atau negatif. Dengan

demikian, kontraksi impor luar negeri menyumbang andil positif terhadap pertumbuhan

Kaltim % Kaltara %

1 Mineral - Nonmigas (27) 63.7 Mineral - Nonmigas (27) 68.2

2 Mineral - Migas 27.3 Biji dan Buah (12) 9.1

3 Kayu (44) 2.1 Ikan (3) 8.5

4 Kimia Anorganik (28) 2.2 Kayu (44) 8.0

5 Pupuk (31) 2.0 CPO (15) 3.1

NOKOMODITAS EKSPOR

Kaltim % Kaltara %

1 Jepang 21.4 Malaysia 26.2

2 India 15.8 India 21.2

3 Tiongkok 15.4 Jepang 18.5

4 Rep. Korea 11.5 Tiongkok 13.5

5 Taiwan 10.7 Rep. Korea 5.6

NEGARA TUJUAN EKSPORNO

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

23

ekonomi Kaltimra. Secara kumulatif tahunan, impor luar negeri Kaltimra terkontraksi -12,7%

(ctc), turun dibandingkan tahun sebelumnya ayng tumbuh 3,1% (ctc).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.42 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Impor Luar Negeri

Secara nominal6, impor luar negeri nonmigas Kaltimra meningkat pada triwulan IV

2016, sementara impor luar negeri migas Kaltimra mengalami penurunan. Impor nonmigas

Kaltimra meningkat dari US$0,2 miliar pada triwulan III 2016 menjadi US$0,3 miliar pada

triwulan IV 2016 (Grafik I.43). Peningkatan impor nonmigas Kaltimra didorong oleh perbaikan

impor bahan baku industri baik bahan baku mentah maupun bahan baku setengah jadi.

Sementara itu, impor migas Kaltimra triwulan IV 2016 tercatat US$0,6 miliar, turun

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$0,8 miliar (Grafik I.44).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.43 Perkembangan Impor Migas Kaltimra

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.44 Perkembangan Impor Nonmigas Kaltimra

Peningkatan impor bahan baku menjadi penyebab utama membaiknya kinerja impor

luar negeri nonmigas Kaltimra triwulan IV 2016. Berdasarkan klasifikasi Broad Economic

Categories (BEC), impor bahan baku Kaltimra triwulan IV 2016 tumbuh 30,7% (yoy), meningkat

6 Menggunakan angka nominal pada Berita Resmi Statistik Ekspor dan Impor yang dirilis oleh BPS Provinsi Kaltim

-11.4

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Impor LN

%yoy 2016 : -12,7% (ctc)2015 : 3,1% (ctc)

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Impor Migas Pertumbuhan (Rhs)

US$ miliar % yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Impor Nonmigas Pertumbuhan (Rhs)

US$ miliar % yoy

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

24

dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -19,1% (yoy) (Grafik I.45). Peningkatan

impor bahan baku terutama pada komoditas bahan baku primer (BEC-210) dan bahan baku

yang telah diproses (BEC-220). Sementara itu, impor barang konsumsi tumbuh positif pada

triwulan IV namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, impor barang

modal masih terkontraksi namun tidak sedalam triwulan sebelumnya.

Grafik I.45 Impor Barang Modal dan Bahan Baku Kaltimra

Berdasarkan komoditasnya, impor luar negeri Kaltim sampai dengan triwulan IV 2016

didominasi oleh komoditas mineral migas sementara impor luar negeri Kaltara didominasi

oleh komoditas garam dan mineral nonmigas. Di Kaltim, komoditas mineral-migas (minyak

mentah dan hasil minyak) mendominasi 70,4% dari total impor luar negeri, disusul oleh mesin

dan peralatannya sebesar 14,5% serta komoditas nonmigas lainnya seperti barang dari

besi/baja, mesin dan alat listrik dan kendaraan bermotor. Sementara itu di Kaltara, komoditas

yang mendominasi impor luar negeri adalah komoditas garam dan belerang sebesar 18,8%

disusul oleh mineral nonmigas sebesar 3,2% (Tabel I.6). Berdasarkan negara asalnya, Malaysia

merupakan negara utama asal impor Kaltim yang memiliki pangsa 24,6%, disusul oleh Nigeria,

Republik Korea, Singapura dan Amerika. Sementara di Kaltara, Malaysia merupakan negara

utama asal impor Kaltara dengan pangsa mencapai 100,0% (Tabel I.7).

Tabel I.6 Komoditas Utama Impor Kaltim dan Kaltara

Sumber: BPS, diolah

-60

-40

-20

0

20

40

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Impor Non Migas Barang Modal Bahan Baku

%yoy

Kaltim % Kaltara %

1 Mineral - Migas 70.4 Garam, Belerang (25) 18.8

2 Mesin dan Mekanik (84) 14.5 Mineral - Nonmigas (27) 3.2

3 Barang dari Besi/Baja (73) 2.7

4 Mesin dan Alat Listrik (85) 2.4

5 Kendaraan Bermotor (87) 2.1

NOKOMODITAS IMPOR

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

25

Tabel I.7 Negara Asal Utama Impor Kaltim dan Kaltara

Sumber: BPS, diolah

Impor luar negeri Kaltimra diperkirakan masih terkontraksi pada triwulan I 2017

namun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Perbaikan kinerja impor luar negeri Kaltimra

triwulan I 2017 diperkirakan bersumber dari impor barang modal. Membaiknya sektor

pertambangan seiring dengan peningkatan harga diperkirakan akan berdampak pada kinerja

impor barang modal Kaltimra, terutama jenis suku cadang dan aksesoris. Kondisi ini

terkonfirmasi dari hasil liaison dengan contact dari sektor perdagangan berbasis impor yang

menyatakan adanya peningkatan penjualan pada akhir tahun 2016.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) - Investasi

Peningkatan kinerja PMTB Kaltimra triwulan IV 2016 menjadi salah satu pendorong

utama perbaikan kondisi perekonomian Kaltimra. Pertumbuhan PMTB triwulan IV 2016

tumbuh 0,2% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2016 sebesar -3,0% (yoy) (Grafik I.46).

Dengan pangsa 25,2%, PMTB menyumbang andil sebesar 0,04% (yoy) terhadap pertumbuhan

ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016. Namun demikian, secara kumulatif tahunan PMTB

terkontraksi sebesar -5,3% (ctc), lebih dalam dibandingkan tahun 2015 yang terkontraksi -0,4%

(ctc). Perbaikan kinerja investasi Kaltimra triwulan IV 2016 didorong oleh komponen investasi

nonbangunan. Investasi nonbangunan tumbuh 11,4% (yoy) pada triwulan IV 2016, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -4,3% (yoy) (Grafik I.47). Sementara itu,

investasi bangunan terkontraksi lebih dalam pada triwulan IV 2016. Penurunan kinerja investasi

bangunan sejalan dengan penjualan Kaltimra yang juga mengalami kontraksi pertumbuhan

pada triwulan IV 2016. Lebih lanjut, penurunan kinerja investasi bangunan terkonfirmasi

dengan perkembangan kinerja sektor konstruksi yang juga terkontraksi pada triwulan IV 2016.

Kaltim % Kaltara %

1 Malaysia 24.6 Malaysia 100.0

2 Nigeria 18.6

3 Rep. Korea 8.0

4 Singapura 7.0

5 Amerika 3.9

NONEGARA ASAL IMPOR

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

26

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.46 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - PMTB

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.47 PMTB Kaltimra – Bangunan dan Non Bangunan

Investasi langsung Kaltimra yang berasal dari dalam negeri mengalami peningkatan

pada triwulan IV 2016. Realisasi Penamanan Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan IV 2016

mencapai Rp1,5 triliun atau tumbuh 25,0% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2015 sebesar Rp1,2

triliun (Grafik I.48). Peningkatan realisasi PMDN triwulan IV 2016 terutama didorong oleh

peningkatan investasi pada sektor tersier. Sektor yang mengalami peningkatan realisasi PMDN

terbesar adalah sektor jasa lainnya dengan penambahan sebesar Rp359,7 miliar, disusul oleh

sektor listrik, gas dan air sebesar Rp235,3 miliar dan sektor transportasi, gudang dan komunikasi

sebesar Rp359,7 miliar. Di sisi lain, realisasi Penamanan Modal Asing (PMA) tercatat sebesar

US$334,8 juta pada triwulan IV 2016 atau terkontrasi lebih dalam dibandingkan triwulan IV

2015 sebesar -48,4% (yoy). Penurunan realisasi investasi paling besar terjadi pada sektor primer

yaitu sektor pertambangan dengan nilai penurunan mencapai US$155,4 juta dan sektor

tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$123,5 juta.

Sumber: BPPMD Kaltim, diolah

Grafik I.48 Penanaman Modal Asing Kaltimra

Sumber: BPPMD Kaltim, diolah

Grafik I.49 Penanaman Modal Dalam Negeri Kaltimra

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit investasi yang berlokasi di Kaltimra

mengalami penurunan pada triwulan IV 2016. Pertumbuhan kredit investasi pada triwulan IV

2016 terkontraksi sebesar -1,7% (yoy), turun dibandingkan triwulan III 2016 yang tumbuh 2,3%

0.2

-15

-10

-5

0

5

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB PMTDB

%yoy 2016 : -5,3% (ctc)2015 : -0,4% (ctc)

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016

PMTDB Bangunan Non Bangunan

%yoy

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

PMA g.PMA (Rhs)

US$ juta %yoy

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

PMDN g.PMDN (Rhs)

Rp miliar %yoy

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

27

(yoy) (Grafik I.50). Penurunan pertumbuhan kredit investasi Kaltimra triwulan IV 2016 disertai

dengan tingkat risiko yang tinggi mencapai 6,1%, namun lebih rendah dibandingkan triwulan III

2016 yang tercatat 6,4% (yoy). Sumber penurunan kredit investasi triwulan IV 2016 terutama

berasal dari sektor pertanian dan industri pengolahan. Peningkatan kinerja investasi

nonbangunan berupa bahan baku industri memberikan dampak lebih tinggi terhadap

perkembangan kredit modal kerja dibandingkan terhadap kredit investasi.

Grafik I.50 Kredit dan NPL Investasi Kaltimra

Pada triwulan I 2017, kinerja PMTB Kaltimra diperkirakan terus mengalami

peningkatan. Perbaikan kinerja investasi diperkirakan bersumber dari investasi bangunan dan

nonbangunan. Dari investasi bangunan, rencana peningkatan kapasitas industri pengolahan

minyak di Kaltimantan Timur sesuai dengan Refinery Development Masterplan Program

(RDMP) yang disusun oleh pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) diperkirakan akan

menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kinerja investasi bangunan Kaltimra.

Sementara itu dari investasi nonbangunan, perbaikan harga komoditas internasional

diperkirakan akan direspon secara positif oleh pelaku usaha di sektor utama. Pembelian bahan

baku dan barang modal diperkirakan akan meningkat seiring dengan perbaikan kinerja di sektor

utama. Lebih lanjut, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM)

Nomor 30 Tahun 2016 sebagai revisi atas Permen ESDM Nomor 15 Tahun 2015 tentang

Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Yang Akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya

diperkirakan mulai diimplementasikan pada awal tahun 2017 ini. Permen ESDM ini memberi

kewenangan terhadap pengelola baru untuk dapat melakukan pembiayaan atas kegiatan

operasi yang diperlukan sebelum tanggal efektif kontrak kerja baru dan pembiayaan tersebut

dapat dikembalikan sebagai cost recovery kepada pemerintah.

0

1

2

3

4

5

6

7

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Investasi NPL (Rhs)

%yoy %

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

28

Konsumsi Rumah Tangga

Sejalan dengan perbaikan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016, konsumsi rumah

tangga mengalami peningkatan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2016

tercatat 0,8% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2016 yang terkontraksi -1,3% (yoy)

(Grafik I.51). Dengan pangsa sebesar 14,7%, konsumsi rumah tangga mampu menyumbang

andil sebesar 0,1% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan IV 2016. Namun

demikian, secara kumulatif tahunan kinerja konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan

dari 1,5% (ctc) pada tahun 2015 menjadi 0,8% (ctc) pada tahun 2016.

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.51 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Konsumsi Rumah Tangga

Grafik I.52 Optimisme Konsumen Rumah Tangga

Kaltimra

Tingkat optimisme masyarakat Kaltimra triwulan IV 2016 mengalami perbaikan

namun masih berada dibawah batas normalnya. Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank

Indonesia Provinsi Kaltim, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) triwulan IV 2016 tercatat 96,3,

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 95,2 (Grafik I.52). Namun demikian, IKK

Kaltimra triwulan IV 2016 masih berada dibawah batas normalnya sehingga dapat diartikan

bahwa saat ini masyarakat Kaltimra masih belum merasa optimis terhadap kondisi

perekonomian Kaltimra namun tidak seburuk periode sebelumnya. Peningkatan IKK triwulan IV

2016 didiorong oleh peningkatan ekspektasi masyarakat Kaltimra terhadap kondisi

perekonomian kedepan. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) triwulan IV 2016 naik dari 105,7

pada triwulan III 2016 menjadi 107,9 pada triwulan IV 2016 (Grafik I.52). Meningkatnya tingkat

optimisme masyarakat Kaltimra terhadap kondisi perekonomian Kaltimra kedepan, terutama

pada komponen kondisi penghasilan dan kondisi ekonomi secara umum. Sementara itu, Indeks

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) cenderung tetap pada level 84,7.

Dari sisi pembiayaan, kredit konsumsi rumah tangga meningkat pada triwulan IV 2016

sejalan dengan perbaikan konsumsi rumah tangga. Kredit konsumsi rumah tangga triwulan IV

2016 tumbuh 4,2% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 2,3%

0.8

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Konsumsi RT

%yoy 2016 : 0,8% (ctc)2015 : 1,5% (ctc)

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016

IKK IKE IEK

Indeks

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

29

(yoy) (Grafik I.53). Risiko kredit konsumsi rumah tangga masih tetap terjaga pada level 3,1% pda

triwulan IV 2016, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2016 sebesar 3,3%. Peningkatan kredit

konsumsi rumah tangga terutama berasal dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tipe

menengah (22-70m2) dan tipe besar (>70m2) (Grafik I.54). Meningkatnya kinerja KPR di wilayah

Kaltimra merupakan dampak dari relaksasi kebijakan Loan to Value (LTV) untuk kredit properti

yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada Agustus 2016 yang lalu. Kebijakan baru ini memberi

kelonggaran uang muka (down payment) dari rata-rata 20% menjadi 15% untuk bank

konvensional dan untuk bank syariah dari rata-rata 15% menjadi 10%. Sementara itu dari sisi

supply, perbankan di wilayah Kaltimra merespon kebijakan tersebut dengan menurunkan suku

bunga properti, khususnya untuk tipe menengah dan besar.

Grafik I.53 Kredit Konsumsi Kaltimra

Grafik I.54 Kredit Perumahan dan Ruko Kaltimra

Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh melambat pada triwulan I 2017, sedikit

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan BRS Indeks Tendensi Konsumen

(ITK) yang di rilis oleh BPS Provinsi Kaltim, ITK triwulan I 2017 diperkirakan sebesar 100,6 atau

mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2016 yang tercatat 101,2. Capaian ini dapat

diartikan bahwa konsumsi masyarakat di triwulan I 2017 tetap mengalami peningkatan, namun

tingkat optimismenya lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Lebih lanjut,

penyaluran kredit konsumsi periode Januari 2017 kembali meningkat pada level 4,6% (yoy).

Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah terkontraksi pada triwulan IV 2016 namun tidak sedalam

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi pemerintah triwulan IV 2016 terkontraksi -

13,7% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi -15,5% (yoy). Kontraksi pada

kinerja konsumsi pemerintah triwulan IV 2016 menjadi salah satu penahan perbaikan ekonomi

Kaltimra dengan andil sebesar -0,1% (yoy). Secara kumulatif tahunan, kinerja konsumsi

0

1

1

2

2

3

3

4

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Konsumsi NPL (Rhs)

%yoy %

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Properti Kendaraan Bermotor Multiguna

%yoy

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

30

pemerintah terkontraksi -9,3% (ctc) pada tahun 2016, lebih dalam dibandingkan tahun 2015

yang terkontraksi -8,3% (ctc).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.55 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Konsumsi Pemerintah

Grafik I.56 Indeks Konsumsi Pemda (APBD) Katimra

Penurunan kinerja konsumsi pemerintah Kaltimra telah terjadi sejak jatuhnya harga

komoditas yang menyebabkan terbatasnya kemampuan fiskal. Pada tahun 2016, APBD murni

ditetapkan sebesar Rp51,2 triliun untuk Daerah Tingkat (DATI) I dan II di wilayah Kaltimra, lebih

rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp56,2 triliun. Penurunan anggaran

pemerintah tahun 2016 terutama disebabkan oleh rendahnya pendapatan transfer yang

diterima dari pemerintah pusat, khususnya Dana Bagi Hasil (DBH) akibat penurunan kinerja di

sektor pertambangan. Lebih lanjut, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat pada

tahun 2016 guna meminimalisir defisit APBN tahun 2016 semakin membatasi ruang gerak

pemerintah daerah untuk menggunakan anggarannya. Perubahan APBD DATI I dan II di wilayah

Kaltimra tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp40,7 triliun atau mengalami penurunanan -21%

dibandingkan anggaran murninya.

Penurunan kinerja konsumsi pemerintah triwulan I 2017 diperkirakan terkontraksi

lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. APBD 2017 untuk DATI I dan II di wilayah

Kaltimra diperkirakan tidak lebih dari Rp40 triiliun, atau lebih rendah dibandingkan APBD-P

2016. Kondisi ini mengakibatkan kemampuan fiskal pemerintah daerah di wilayah Kaltimra

menjadi sangat terbatas. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur pemerintah yang

menggunakan dana APBN diharapkan dapat menjadi penahan laju penurunan konsumsi

pemerintah Kaltimra pada triwulan I 2017.

-13.7

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Konsumsi Pemerintah

%yoy 2016 : -9,3% (ctc)2015 : -8,3% (ctc)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

Indeks

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

31

BOKS I.1

Revisi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kaltimra Tahun 2015 dan 2016

Pada tanggal 7 Februari 2017, BPS di seluruh Indonesia secara serentak merilis angka

pertumbuhan ekonomi triwulan IV dan kumulatif tahun 2016. Pada saat yang bersamaan BPS

di seluruh Indonesia dapat melakukan revisi angka pertumbuhan dari triwulan I 2014 hingga

triwulan III 2016 dengan tujuan menyesuaikan dengan perkembangan data dan indikator

ekonomi terkini.

Secara umum, BPS merevisi keatas angka pertumbuhan ekonomi Kaltim pada selama

tahun 2015 dan 2016. Revisi pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2015 dilakukan pada

sebagian besar sektor ekonomi utama seperti pertanian, pertambangan, industri

pengolahan, konstruksi dan perdagangan. Dari sisi pengeluaran, revisi dilakukan pada

komponen konsumsi pemerintah, ekspor impor luar negeri dan net ekspor antar daerah (AD).

Tabel I.8 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tahun 2015 dan 2016

Sumber : BPS Prov Kaltim (diolah)

Hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi Kaltara selama tahun 2015 dan

2016 yang secara umum mengalami perubahan. Berdasarkan lapangan usaha, kelima sektor

ekonomi utama Kaltara mengalami revisi pada rilis BPS terkahir. Sementara itu, dari sisi

pengeluaran, konsumsi pemerintah dan net ekspor antar daerah yang mengalami revisi

paling besar diantara komponen lainnya.

I II III IV TOTAL I II III I II III IV TOTAL I II III

PDRB -0.9 -0.7 -2.7 -0.9 -1.3 -1.0 -1.3 -0.1 -0.7 -0.6 -2.7 -0.8 -1.2 -0.5 -0.7 0.0

Berdasarkan Lapangan Usaha

Pertanian 7.4 7.8 3.6 -0.2 4.6 -2.3 -1.6 2.5 7.4 7.8 3.5 -0.3 4.5 -2.3 -1.5 1.6

Pertambangan -1.9 -3.4 -7.2 -6.6 -4.8 -5.3 -5.1 -2.9 -1.8 -3.3 -7.4 -6.9 -4.9 -4.9 -4.6 -2.9

Industri Pengolahan -5.3 -0.7 1.9 13.7 2.3 8.2 4.9 3.7 -4.8 -0.6 2.0 14.7 2.7 9.5 6.6 5.2

Konstruksi 0.7 0.6 -0.5 -5.2 -1.2 -5.3 -6.1 0.2 1.3 1.0 -0.5 -5.2 -0.9 -4.9 -5.5 -1.2

Perdagangan 0.7 0.2 -1.5 2.0 0.3 3.4 2.4 0.8 2.2 1.4 -0.4 2.5 1.4 3.7 3.6 2.0

Berdasarkan Pengeluaran

Konsumsi RT 0.9 1.3 2.5 0.4 1.3 1.9 1.6 -1.5 0.9 1.3 2.5 0.4 1.3 1.9 1.6 -1.5

Konsumsi Pemerintah 17.0 7.7 -2.5 -26.8 -11.6 5.7 -11.1 -28.2 17.0 7.7 -2.5 -19.3 -7.8 5.7 -2.0 -15.4

PMTDB -0.1 -1.1 3.8 -8.2 -1.5 -9.0 -12.8 -4.3 -0.1 -1.0 3.8 -8.2 -1.5 -9.0 -12.9 -4.3

Ekspor Luar Negeri -9.1 -14.9 -12.2 -15.5 -12.9 -11.0 -6.8 -15.3 -15.6 -18.7 -14.5 -15.5 -16.1 -11.0 -6.8 -15.3

Impor Luar Negeri 11.4 -6.6 17.3 -5.6 3.5 -15.5 -8.5 -14.6 11.4 -6.6 17.3 -5.6 3.5 -15.5 -8.5 -14.6

Net Ekspor AD 85.9 116.5 112.6 178.1 120.9 30.2 38.6 58.7 346.0 284.2 183.0 163.0 225.5 33.0 40.5 56.0

2015 2016 2015 2016Komponen PDRB

Rilis BRS November 2016* Rilis BRS Februari 2017**

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

32

Tabel I.9 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltara Tahun 2015 dan 2016

Sumber : BPS Prov Kaltim (diolah)

*Rilis November berdasarkan BRS No.093/11/64/Th.XIX tanggal 7 November 2016 tentang Pertumbuhan Ekonomi

Kaltim Triwulan III 2016 dan BRS No.094/11/64/Th.XIX tanggal 7 November 2016 tentang Pertumbuhan Ekonomi

Kaltara Triwulan III 2016.

**Rilis November berdasarkan BRS No.016/02/64/Th.XX tanggal 6 Februari 2017 tentang Pertumbuhan Ekonomi

Kaltim Triwulan IV 2016 dan BRS No.017/02/64/Th.XX tanggal 6 Februari 2017 tentang Pertumbuhan Ekonomi

Kaltara Triwulan IV 2016.

I II III IV TOTAL I II III I II III IV TOTAL I II III

PDRB 6.0 2.8 1.6 2.3 3.1 1.7 2.4 3.3 6.0 3.1 1.8 2.9 3.4 3.0 3.4 4.3

Berdasarkan Lapangan Usaha

Pertanian 10.9 10.0 3.1 4.1 6.9 5.1 4.5 6.8 10.8 9.8 3.2 4.1 6.9 5.4 4.4 6.3

Pertambangan 4.4 -5.9 -4.2 -4.6 -2.7 -8.8 -6.0 -5.6 3.3 -6.1 -4.1 -3.3 -2.6 -5.6 -3.3 -2.6

Industri Pengolahan 7.2 4.9 4.9 5.8 5.7 4.9 7.1 6.2 7.8 5.6 5.3 5.8 6.1 5.1 7.1 6.1

Konstruksi 4.3 4.3 3.2 -0.2 2.9 6.3 3.3 9.6 6.4 6.8 2.0 -0.1 3.7 8.4 5.1 11.7

Perdagangan -1.8 -0.5 1.0 7.8 1.6 6.5 5.5 5.3 -0.7 0.5 2.3 9.8 2.9 8.3 7.3 6.1

Berdasarkan Pengeluaran

Konsumsi RT 2.0 3.6 4.3 2.1 3.0 2.9 2.8 0.8 2.0 3.6 4.3 2.1 3.0 2.9 2.8 0.8

Konsumsi Pemerintah 20.6 10.4 -0.9 -25.7 -10.1 14.6 6.1 -15.5 20.6 10.4 -0.9 -25.7 -10.1 14.6 1.7 -15.8

PMTDB 8.2 9.9 14.3 1.5 8.3 11.2 0.7 6.7 8.2 9.9 14.4 2.2 8.6 11.2 0.6 6.6

Ekspor Luar Negeri 43.0 -41.0 -68.5 -12.9 -20.4 -37.9 23.0 183.1 43.0 -41.0 -68.5 -12.9 -20.4 -37.9 22.0 180.9

Impor Luar Negeri 77.2 -40.4 -51.5 -33.9 -24.6 -42.3 -3.3 18.3 77.2 -40.4 -51.5 -33.9 -24.6 -42.3 -3.3 10.3

Net Ekspor AD -49.7 124.8 93.2 -534.2 70.0 148.0 -5.9 -40.5 -50.4 114.6 89.1 -645.8 65.8 159.9 -0.2 -37.7

Rilis BRS Februari 2017**

2015 2016 2015 2016Komponen PDRB

Rilis BRS November 2016*

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

33

BOKS I.2

Dinamika Harga Batubara dan Konsumsi Rumah Tangga

Di Wilayah Kaltimra

(Studi Kasus Tahun 2015-2016)

Tren penurunan harga batubara memberikan dampak yang besar terhadap

perekonomian Kaltim yang masih mengandalkan pertambangan batubara sebagai mesin

utama penggerak ekonomi daerah. Secara sektoral, sektor pertambangan terkena dampak

langsung yang sangat besar berupa penurunan pertumbuhan sehingga merembet ke sektor-

sektor terkait lainnya seperti transportasi, akomodasi, perdagangan dan jasa perusahaan.

Akibatnya, perekonomian Kaltim pada 2015 mengalami kontraksi yang cukup dalam

dibandingkan dengan tahun 2014 yakni dari 2,3% (yoy) menjadi -0,8% (yoy). Pendapatan

daerah menurun drastis sebagai dampak penerimaan bagi hasil yang menurun. Pendapatan

RT juga terkena dampaknya secara tidak langsung akibat adanya beberapa tenaga kerja yang

diberhentikan sementara atau diputus hubungan kerja. Akibatnya daya beli melemah

sehingga kinerja konsumsi RT tumbuh melambat dari 3,6% (yoy) pada 2014 menjadi 1,5%

(yoy) di tahun 2015 (Grafik I.57 dan 58).

Sumber: BPS Prov Kaltim, Kementerian ESDM (diolah)

Grafik I.57 Perbandingan Pertumbuhan Komponen Ekonomi Kaltim

Sumber: Kementerian ESDM (diolah)

Grafik I.58 Perkembangan Harga Batubara Acuan (US$/Ton)

Memasuki tahun 2016, harga harga batubara masih cenderung melemah di awal

tahun. Tetapi, dalam beberapa bulan di akhir tahun 2016, harga batubara kembali meningkat

tajam sehingga berdampak langsung pada perbaikan perekonomian terutama dari kinerja

ekspor luar negeri dan perbaikan kinerja sektor tambang. Secara konseptual, perbaikan harga

batubara akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Faktanya, kinerja

konsumsi RT pada tahun 2016 justru masih dalam tren perlambatan yakni dari 1,5% (yoy) di

-20

-15

-10

-5

0

5

2014 2015 2016

g.PDRB g.Sektor Tambang g.Konsumsi RT

g.Ekspor LN g.HBA

%yoy

0

20

40

60

80

100

120

Jan

Ma

r

Ma

y

Jul

Sep

No

v

Jan

Ma

r

Ma

y

Jul

Sep

No

v

Jan

Ma

r

Ma

y

Jul

Sep

No

v

2014 2015 2016

HBA Rata2 Setahun

US$/mt

72,62

60,13 61,84

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

34

tahun 2015 menjadi 0,8% (yoy) di tahun 2016. Oleh karena itu, analisis ini bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang hubungan antara perbaikan harga batubara acuan terhadap

kinerja konsumsi RT di Kaltimra pada akhir tahun 2016. Secara teoritis, tingkat konsumsi

seseorang sejalan dengan tingkat pendapatannya (Keynes). Hal tersebut dapat dituliskan

dalam persamaan Keynesian sebagai berikut:

𝐶 = 𝐶0 + 𝑏𝑌𝐷

C : Konsumsi C0 : Konsumsi Otonomus b : Marginal Propensity to Consume (MPC) YD : Disposable Income (Pendapatan yang dapat dibelanjakan setelah dikurangi pajak) 0 ≤ b ≤ 1

Dari persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa semakin tinggi pendapatan

masyarakat maka tingkat konsumsinya pun semakin besar. Hal ini dikarenakan ketika

pendapatan meningkat, maka kemampuan masyarakat untuk membeli beraneka ragam

kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar.

Dengan kerangka berpikir yang sejalan dengan persamaaan di atas, analisis ini

memberikan gambaran tentang hubungan antara peningkatan pendapatan masyarakat yang

diperoleh dari perbaikan harga batubara pada tahun 2016 terhadap konsumsi rumah tangga

di Kaltimra dengan menggunakan beberapa indikator utama sebagai berikut :

1. Tingkat konsumsi pada PDRB

Sebagaimana diketahui, PDRB sepanjang 2015-2016 mengalami kontraksi. Berarti, secara

umum pendapatan agregat mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Dampaknya, pendapatan pemerintah mengalami penurunan drastis sehingga belanja

daerah dipangkas. Akibatnya, multiplier effect tidak muncul, sehingga pada gilirannya

pendapatan masyarakat menjadi menurun. Berdasarkan Grafik I.59, terlihat bahwa

Harga Batubara Acuan (HBA) mengalami kontraksi yang lebih dalam dari 2014 ke 2015.

Namun pada 2015 ke 2016, HBA sudah dapat tumbuh positif. Akan tetapi, kinerja

konsumsi RT menunjukkan tren perlambatan secara gradual sejak 2014 hingga 2016 yaitu

dari 3,6% menjadi 1,5% dan pada tahun 2016 menjadi 0,8%. Ini menunjukkan bahwa

kenaikan HBA pada 2016 belum mampu mendorong peningkatan konsumsi RT pada saat

yang sama. Dengan kata lain, tidak serta merta kenaikan HBA akan diikuti secara langsung

dengan meningkatnya kinerja konsumsi RT.

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

35

Sumber : BPS dan Kementerian ESDM, diolah

Grafik I.59 Pertumbuhan Konsumsi RT dan Harga Batubara Acuan (HBA)

2. Kredit Konsumsi Rumah Tangga

Di sisi lain, penurunan harga batubara menyebabkan beberapa perusahaan batubara

berhenti melakukan kegiatan operasional atau mengurangi produksinya. Bahkan ada

yang menutup usahanya. Akibatnya beberapa karyawan diberhentikan baik untuk

sementara waktu maupun sepanjang waktu. Hal ini menyebabkan masyarakat

kehilangan pendapatannya sehingga daya belinya berkurang. Masyarakat cenderung

untuk menahan pembelian barang-barang tahan lama seperti properti, kendaraan

bermotor, maupun untuk kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting. Kondisi tersebut

tercermin melalui pertumbuhan kredit konsumsi RT yang stagnan, bahkan pertumbuhan

kredit properti dan kredit multiguna melambat, sedangkan kredit kendaraan bermotor

mengalami kontraksi (Grafik I.60). Meskipun ada kelonggaran kebijakan LTV untuk

properti maupun penyesuian Down Payment (DP) untuk pembiayaan kendaraan

bermotor, namun hal itu belum cukup untuk mendorong peningkatan kredit secara

signifikan. Selain itu, penurunan jumlah nasabah kredit konsumsi RT juga menunjukkan

demand kredit yang menurun. Penurunan jumlah nasabah kredit konsumsi RT terutama

terjadi untuk kredit kendaraan bermotor dan kredit multiguna (Grafik I.61).

Grafik I.60 Pertumbuhan Kredit Konsumsi (Properti, Kendaraan Bermotor, Multiguna)

Grafik I.61 Perkembangan Jumlah Nasabah Kredit Konsumsi

3.6

-12.4

1.5

-17.2

0.8

2.8

-20

-15

-10

-5

0

5

Konsumsi RT Harga Batubara Acuan

2014 2015 2016

%yoy

8.3

18.2

24.1

4.6

-16.7

10.7

4.7

-18.2

9.4

K.Properti K.Kend.Bermotor K.Multiguna

2014 2015 2016

%yoy

34

106

155

35

93

151

37

83

146

K.Properti K.Kend.Bermotor K.Multiguna

2014 2015 2016

Ribu nasabah

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

36

3. Penjualan Kendaraan dan Perkembangan Harga Properti

Seperti halnya yang terjadi pada kredit konsumsi RT, penjulan kendaraan roda 4 ke atas

di wilayah Kaltimra juga menunjukkan adanya penurunan. Penurunan terjadi pada

kendaraan tipe passenger dan tipe commercial (Grafik I.62). Sementara itu, perlambatan

indeks harga properti residensial menunjukkan perkembangan harga properti yang

cenderung stagnan, hal ini dikarenakan permintaan properti dari masyarakat yang

menurun karena pendapatannya menurun (Grafik I.63).

Sumber: Berbagai sumber (diolah)

Grafik I.62 Pertumbuhan Kredit Konsumsi (Properti, Kendaraan Bermotor, Multiguna)

Grafik I.63 Perkembangan Jumlah Nasabah Kredit Konsumsi

4. Survei Konsumen

Hasil survei konsumen Bank Indonesia mengkonfirmasi bahwa sejak semester II 2015

hingga akihr tahun 2016, mayoritas rumah tangga merasa pesimis dengan kondisi

ekonomi yang terjadi pada periode tersebut seiring dengan memburuknya harga

batubara. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan lapangan

pekerjaan yang menurun (Grafik I.64 dan 65). Sementara itu, rumah tangga masih

pesimis terhadap kondisi lapangan pekerjaan pada 2017 meskipun sikap pesimis tersebut

sudah mulai mereda sejak akhir tahun 2016 seiring dengan adanya perbaikan harga

komoditas batubara.

0

5

10

15

20

25

30

35

TOTAL Commercial Passenger

2014 2015 2016

Ribu unit

0

2

4

6

8

10

12

14

112

113

114

115

116

117

118

119

120

I II III IV I II III IV

2015 2016

Indeks Growth (Rhs)

Indeks %yoy

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

37

Sumber: Kementerian ESDM dan Bank Indonesia (diolah)

Grafik I.64 Kondisi Ekonomi Rumah Tangga dan Harga Batubara Acuan (HBA)

Grafik I.65 Ekspektasi Penghasilan dan Pekerjaan Rumah Tangga

Kenaikan harga batubara yang terjadi pada akhir tahun 2016 secara umum belum

signifikan untuk mendongkrak kinerja konsumsi rumah tangga. Rumah tangga cenderung

melakukan konsolidasi dan lebih waspada untuk melakukan konsumsi mengingat rumah

tangga belum terlalu optimis terhadap keberlanjutan perbaikan harga batubara ke depan.

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

2015 2016

Optimisme Kondisi Ekonomi HBA

Indeks

OPTIMISPESIMIS

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay

2015 2016 2017*

Tingkat Optimisme Penghasilan Ketersediaan pekerjaan

Indeks

OPTIMISPESIMIS

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

38

II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Kinerja fiskal pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami

penurunan pada tahun 2016 pasca kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh

pemerintah pusat. Sementara itu, kemampuan fiskal Kalimantan Utara (Kaltara) tahun

2016 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya

APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

APBD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim Tahun Anggaran (TA) 2017 mengalami

sedikit peningkatan dibandingkan APBD-P TA 2016. Sejak tahun 2013, APBD Pemprov Kaltim

terus mengalami penurunan seiring dengan rendahnya kinerja sektor pertambangan. Dana Bagi

Hasil (DBH) memiliki pangsa yang cukup besar terhadap total pendapatan Pemprov Kaltim

sehingga penurunan kinerja sektor pertambangan pasca jatuhnya harga komoditas berdampak

signifikan terhadap pendapatan fiskal Pemprov Kaltim. Pada Desember 2016, Rancangan

Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Pemprov Kaltim TA 2017 sebesar Rp8,10 triliun. APBD TA 2017 bertambah Rp336,23 miliar atau

4,33% dibandingkan dengan APBD-P TA 2016 Pemprov Kaltim yang tercatat Rp7,76 triliun

(Grafik II.1). Terbatasnya kemampuan fiskal Pemprov Kaltim tahun 2017 mengakibatkan

Pemprov Kaltim perlu mengoptimalkan anggaran yang tersedia dalam program-program

strategis yang mampu memberikan multiplier effect terhadap perkembangan ekonomi daerah

serta mencari sumber-sumber pembiayaan baru melalui kegiatan investasi.

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Grafik II.1 APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Tahun 2008-2017

Realisasi Pendapatan

Realisasi pendapatan Pemprov Kaltim tahun 2016 mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan Pemprov Kaltim

-

2

4

6

8

10

12

14

16

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2016P 2017

PENDAPATAN BELANJA

Rp tril iun

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

39

tahun 2016 sebesar Rp7,86 triliun atau 101,26% dari total APBD-P TA 2016. Namun demikian,

realisasi ini lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang mencapai Rp9,09 triliun (Tabel II.1).

Penurunan anggaran pada APBD-P sebesar -24,61% dari APBD murni menjadi penyebab utama

rendahnya realisasi pendapatan Pemprov Kaltim TA 2016.

Tabel II.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Penurunan realisasi pendapatan Pemprov Kaltim terutama pada komponen

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Realisasi PAD tahun 2016 sebesar Rp3,90 triliun, turun

Rp668,08 miliar dibandingkan realisasi PAD tahun 2015 yang tercatat Rp4,57 triliun. Kondisi

sektor ekonomi utama Kaltim yang belum pulih sepenuhnya berdampak pada menurunnya

aktivitas perekonomian pada sektor lainnya. Hal tersebut pada akhirnya menurunkan potensi

penerimaan dari komponen PAD. Sementara itu, komponen pendapatan transfer mengalami

penurunan realisasi terbesar kedua pada tahun 2016. Realisasi pendapatan transfer tahun 2016

tercatat Rp3,95 triliun, turun Rp556,73 miliar dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar Rp4,50

triliun. Realisasi subkomponen Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak/Bukan Pajak mengalami penurunan

mencapai Rp960,55 miliar pada tahun 2016. Penurunan DBH terkompensasi oleh kenaikan

Dana Alokasi Khusus yang meningkat Rp797,75 miliar.

Berdasarkan pangsanya, komponen yang menyumbang realisasi terbesar adalah PAD

dengan persentase sebesar 50,21%, disusul oleh pendapatan transfer sebesar 49,67% dan

terakhir komponen lain-lain pendapatan yang sah sebesar 0,12% (Grafik II.2). Pangsa komponen

PAD yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan transfer menunjukkan bahwa saat ini

kemandirian fiskal Pemprov Kaltim telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

AnggaranAnggaran

Murni

Anggaran

Perubahan

PENDAPATAN 10,497,632 9,087,008 86.56 10,296,924 7,762,674 7,860,525 101.26

PAD 5,095,146 4,572,242 89.74 5,089,508 3,921,365 3,904,162 99.56

Pajak daerah 3,934,352 3,753,719 95.41 4,012,255 2,942,500 3,127,267 106.28

Retribusi daerah 13,145 14,723 112.01 12,996 16,454 19,436 118.12

Hasil pengelolaan kekayaan daerah 285,307 230,816 80.90 289,251 168,328 167,052 99.24

Lain-lain PAD yang sah 862,342 572,984 66.45 775,005 794,082 590,407 74.35

Pendapatan Transfer 5,387,932 4,503,361 83.58 5,191,846 3,818,128 3,946,627 103.37

Transfer Pemerintah Pusat 4,918,901 4,024,025 81.81 5,186,846 3,813,128 3,941,627 103.37

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 4,700,248 3,805,374 80.96 4,095,361 2,700,201 2,844,821 105.36

Dana alokasi umum 1 80,402 65,298 80,402 123.13

Dana alokasi khusus 218,651 218,651 100.00 1,011,083 1,047,628 1,016,403 97.02

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 469,031 479,336 102.20 5,000 5,000 5,000 100.00

Dana Penyesuaian 469,031 479,336 102.20 5,000 5,000 5,000 100.00

Lain-lain Pendapatan yang sah 14,555 11,405 78.36 15,570 23,182 9,736 42.00

Pendapatan Hibah 14,555 11,405 78.36 15,570 7,978 3,004 37.66

Pendapatan Lainnya 15,204 6,732 44.28

2015 2016

Realisasi Realisasi

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

40

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Grafik II.2 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan TA 2015 dan

2016

Realisasi Belanja

Sementara itu, realisasi belanja Pemprov Kaltim tahun 2016 juga mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi belanja Pemprov Kaltim tahun 2016

sebesar Rp7,28 triliun atau 91,20% dari total pagu APBD-P TA 2016. Capaian realisasi belanja

Pemprov Kaltim tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp2,85 triliun atau -28,16%

dibandingkan realisasi belanja tahun sebelumnya (Tabel II.2).

Tabe II.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Penurunan komponen belanja terbesar terdapat pada Transfer yang turun Rp1,51

triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Revisi anggaran belanja Pemprov Kaltim

tahun 2016 berdampak pada transfer Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan kepada

Pemerintah Daerah Tingkat II di wilayah Kaltimra. Subkomponen Bagi Hasil Pajak ke

50.32% 49.67%

49.56% 50.21%

0.13% 0.12%

2015 2016

PAD Pendapatan Transfer Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Pagu Pagu MurniPagu

Perubahan

BELANJA 11,484,260 10,141,808 88.31 11,096,924 7,989,359 7,286,216 91.20

Belanja Operasional 4,687,141 4,323,835 92.25 4,826,307 3,990,432 3,419,109 85.68

Belanja Pegawai 1,545,990 1,451,554 93.89 1,460,878 992,500 875,391 88.20

Belanja Barang 2,158,118 1,901,060 88.09 2,188,351 2,144,941 1,695,571 79.05

Belanja Hibah 977,533 966,801 98.90 1,171,123 849,121 844,687 99.48

Belanja Bantuan sosial 5,500 4,420 80.35 5,954 3,870 3,460 89.40

Belanja Modal 2,347,393 1,997,304 85.09 2,690,596 1,646,255 1,559,606 94.74

Belanja Tanah 70,884 63,470 37,280 58.74

Belanja Peralatan Mesin 156,390 158,948 112,874 71.01

Belanja Bangunan dan Gedung 285,052 143,029 139,358 97.43

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 2,144,940 1,263,028 1,251,513 99.09

Belanja Aset Tetap Lainnya 33,331 17,782 12,072 67.89

Belanja Modal BLUD 6,509 100.00

Belanja tidak terduga 18,000 3,434 19.08 20,000 13,000

Belanja tidak terduga 18,000 3,434 19.08 20,000 13,000

Transfer 4,431,726 3,817,235 86.13 3,560,021 2,339,672 2,307,501 98.62

Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa 2,874,913 2,440,676 84.90 2,098,380 1,478,523 1,446,352 97.82

Bantuan Keuangan ke Pemda Lainnya 1,556,813 1,376,558 88.42 1,461,641 859,596 859,596 100.00

Bantuan Keuangan Lainnya 1,553 1,552 99.95

2015 2016

Realisasi Realisasi

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

41

Kab/Kota/Desa turun Rp994,32 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu,

subkomponen Bantuan Keuangan ke Pemda Lainnya turun Rp516,96 miliar dibandingkan tahun

2015. Lebih lanjut, komponen Belanja Operasional juga mengalami penurunan sebesar

Rp904,73 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan Belanja Pegawai sebesar Rp576,16

miliar. Lebih lanjut, komponen Belanja Modal turun sebesar Rp437,70 miliar pada tahun 2016.

Turunnya kemampuan fiskal Pemprov Kaltim tahun 2016 disebabkan salah satunya karena

kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat guna meminimalisir defisit

APBN.

Belanja Operasional mendominasi komponen belanja dengan pangsa mencapai

46,93% pada tahun 2016. Secara nominal, realisasi belanja operasional tahun 2016 mencapai

Rp3,42 triliun, lebih rendah dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp4,32 triliun.

Pangsa kedua tertinggi dimiliki oleh Belanja Transfer sebesar 31,67% dan terakhir Belanja Modal

sebesar 21,40% (Grafik II.3).

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Grafik II.3 Komponen Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim TA 2015 dan 2016

APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur

Realisasi Pendapatan

Realisasi pendapatan di 10 kabupaten/kota di Kaltim tahun 2016 mencapai Rp20,74

triliun atau 96,34% dari total APBD-P TA 2016 kabupaten/kota di Kaltim. Capaian ini lebih

rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp23,22 triliun atau turun

Rp2,48 triliun. Kondisi ini sejalan dengan penurunan komponen transfer pada realisasi belanja

Pemprov Kaltim tahun 2016. Penurunan realisasi pendapatan tertinggi dialami oleh Pemerintah

Kota (Pemkot) Bontang sebesar -25,19% dibandingkan realisasi pendapatan tahun sebelumnya

atau sebesar Rp339,43 miliar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara menempati

42.63%46.93%

19.69%

21.40%

0.03%

31.67%

2015 2016

Belanja Operasional Belanja Modal Transfer

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

42

urutan kedua dengan tingkat penurunan sebesar -22,94% atau sebesar Rp1,22 triliun

dibandingkan tahun sebelumnya.

Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan sumbangan terbesar terhadap realisasi

pendapatan kabupaten/kota di Kaltim. Realisasi pendapatan Pemkab Kutai Kartanegara

sebesar Rp4,10 triliun atau 19,76% dari total pendapatan kabupaten/kota di Kaltim tahun 2016.

Besarnya pangsa sektor pertambangan terhadap ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara

menjadikan daerah ini sebagai penerima DBH Sumber Daya Alam terbesar dibandingkan

wilayah lainnya di Kaltim. Urutan kedua ditempati oleh Pemkab Kutai Timur dengan realisasi

pendapatan mencapai Rp3,12 triliun atau 15,06%, diikuti oleh Pemkot Samarinda sebesar

Rp2,41 triliun atau 11,63% dari total realisasi pendapatan kabupaten/kota di Kaltim tahun 2016

(Grafik II.4).

Tabel II.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Realisasi Belanja

Realisasi belanja di 10 kabupaten/kota di Kaltim tahun 2016 mencapai Rp20,43 triliun

atau 86,13% dari total pagu APBD-P TA 2016 kabupaten/kota di Kaltim. Capaian ini mengalami

penurunan sebesar Rp7,09 triliun dibandingkan tahun 2015 yang tercatat Rp27,52 triliun.

Penurunan realisasi belanja tertinggi dialami oleh Pemkab Kutai Kartanegara sebesar -41,77%

atau Rp2,81 triliun dibandingkan realisasi belanja tahun sebelumnya. Pemkab Paser berada di

posisi kedua dengan tingkat penurunan sebesar -31,81% atau Rp707,65 miliar, disusul oleh

Pemkot Bontang sebesar -31,67% atau Rp526,76 miliar. Penurunan kinerja fiskal pemerintah

kabupaten/kota di Kaltim sejalan dengan rendahnya realisasi pendapatan pasca implementasi

kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat.

AnggaranAnggaran

Murni

Anggaran

Perubahan

Kota Samarinda 3,615,372 2,831,568 78.32 3,145,286 2,613,862 2,410,683 92.23

Kota Balikpapan 2,529,002 2,199,233 86.96 2,542,121 2,234,751 1,912,418 85.58

Kota Bontang 1,613,505 1,347,526 83.52 1,324,555 1,143,716 1,008,093 88.14

Kab. Kutai Kartanegara 6,468,594 5,318,455 82.22 5,795,371 4,378,245 4,098,404 93.61

Kab. Kutai Barat 2,561,839 2,060,501 80.43 2,477,971 2,051,096 1,847,073 90.05

Kab. Kutai Timur 3,497,381 3,184,196 91.05 3,488,878 2,812,044 3,122,653 111.05

Kab. Paser 2,358,881 1,902,668 80.66 2,253,148 1,819,348 1,835,915 100.91

Kab. Penajam Paser Utara 1,578,177 1,229,099 77.88 1,425,617 1,426,858 1,338,439 93.80

Kab. Berau 2,287,983 2,202,408 96.26 2,353,638 1,927,800 2,036,454 105.64

Kab. Mahakam Ulu 1,271,335 946,224 74.43 1,454,295 1,117,063 1,126,388 100.83

Total Kab/Kota Kaltim 27,782,069 23,221,879 83.59 26,260,881 21,524,782 20,736,520 96.34

Realisasi Realisasi

2015 2016

PENDAPATAN

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

43

Sama halnya dengan realisasi pendapatan, Pemkab Kutai Kartanegara menempati

urutan terbesar sebagai penyumbang realisasi belanja tertinggi di Kaltim. Realisasi belanja

Pemkab Kutai Kartanegara tercatat sebesar Rp3,92 triliun atau 19,20% dari total realisasi

bealnja kabupaten/kota di Kaltim. Di posisi kedua terdapat Pemkab Kutai Timur sebesar Rp3,12

triliun, disusul oleh Pemkot Samarinda sebesar Rp2,30 triliun. Di sisi lain, Pemkab Mahakam Ulu

menyumbang realisasi belanja terendah sebesar Rp964,75 miliar. Rendahnya tingkat

aksesibilitas di Kabupaten Mahakam Ulu menjadi berdampak pada terbatasnya kemampuan

fiskal di wilayah tersebut (Grafik II.5).

Tabel II.4 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Kaltim TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Timur

APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara

APBD TA 2017 Pemprov Kaltara relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Pada

akhir Desember 2017, APBD TA 2017 Pemprov Kaltara ditetapkan sebesar Rp2,3 triliun, tidak

mengalami banyak perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. APBD tersebut terdiri dari PAD

sebesar Rp419 miliar, Dana Perimbangan/Pendapatan Transfer sebesar Rp1,8 triliun dan

pendapatan lainnya sebesar Rp114 miliar.

Realisasi Pendapatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Pemprov Kaltara, realisasi pendapatan Pemprov Kaltara tahun 2016 mencapai Rp2,33 triliun

atau 100,73% dari total APBD-P TA 2016. Realisasi pendapatan Pemprov Kaltara tahun 2016

mengalami peningkatan sebesar Rp888,48 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat

Rp1,44 triliun (Tabel II.3). Seiring dengan penambahan usia daerah yang hampir mencapai 4

tahun, kemampuan fiskal Pemprov Kaltara terus mengalami peningkatan.

Pagu Pagu MurniPagu

Perubahan

Kota Samarinda 4,065,191 3,211,959 79.01 3,201,522 2,642,919 2,300,716 87.05

Kota Balikpapan 3,431,638 2,890,006 84.22 3,112,335 2,459,642 2,060,662 83.78

Kota Bontang 1,952,027 1,663,290 85.21 1,355,171 1,347,204 1,136,527 84.36

Kab. Kutai Kartanegara 8,381,631 6,738,011 80.39 6,980,371 4,580,444 3,923,292 85.65

Kab. Kutai Barat 2,692,624 2,143,590 79.61 2,606,441 2,104,509 1,808,270 85.92

Kab. Kutai Timur 3,911,381 3,607,030 92.22 3,960,455 3,178,823 3,123,178 98.25

Kab. Paser 2,681,810 2,224,556 82.95 2,542,198 1,835,879 1,516,909 82.63

Kab. Penajam Paser Utara 1,609,775 1,204,942 74.85 1,493,319 1,451,460 1,307,231 90.06

Kab. Berau 3,796,225 2,735,787 72.07 2,793,638 2,867,552 2,291,236 79.90

Kab. Mahakam Ulu 1,665,497 1,103,284 66.24 1,592,754 1,253,467 964,748 76.97

Total Kab/Kota Kaltim 34,187,800 27,522,455 80.50 29,638,204 23,721,899 20,432,769 86.13

Realisasi Realisasi

BELANJA

2015 2016

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

44

Peningkatan realisasi pendapatan Pemprov Kaltara berasal dari seluruh komponen

pendapatan. Komponen Pendapatan Transfer mengalami peningkatan sebesar Rp581,77

miliar, terutama pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang

meningkat masing-masing sebesar Rp381,21 miliar dan Rp317,65 miliar pada tahun 2016.

Peningkatan realisasi pendapatan juga didorong oleh naiknya Komponen Lain-Lain Pendapatan

Yang Sah sebesar Rp168,93 miliar, disusul oleh komponen PAD sebesar Rp137,78 miliar.

Tabel II.5 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Berdasarkan pangsanya, komponen pendapatan transfer mendominasi sebesar

67,92% dari realisasi pendapatan Pemprov Kaltara tahun 2016. Sementara itu, komponen PAD

berkontribusi 21,77% terhadap total realisasi pendapatan sementara komponen pendapatan

lainnya yang sah menyumbang 10,31%.

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Grafik II.4 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2015 dan 2016

AnggaranAnggaran

Murni

Anggaran

Perubahan

PENDAPATAN 1,514,973 1,444,521 95.35 1,978,280 2,316,135 2,332,997 100.73

PAD 308,207 370,186 120.11 320,047 512,366 507,966 99.14

Pajak daerah 305,207 305,687 100.16 309,797 267,309 249,930 93.50

Retribusi daerah 142 100.00 130 100.00

Lain-lain PAD yang sah 3,000 64,357 2,145.25 10,250 245,057 257,906 105.24

Pendapatan Transfer 1,086,767 1,002,771 92.27 1,658,232 1,664,438 1,584,538 95.20

Transfer Pemerintah Pusat 993,967 910,439 91.60 1,653,232 1,659,438 1,579,538 95.19

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 282,772 199,244 70.46 309,443 185,748 169,484 91.24

Dana Alokasi Umum 651,247 651,247 100.00 1,032,459 1,032,459 1,032,459 100.00

Dana Alokasi Khusus 59,948 59,948 100.00 311,331 441,231 377,595 85.58

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 92,800 92,331 99.50 5,000 5,000 5,000 100.00

Dana Penyesuaian 92,800 92,331 99.50 5,000 5,000 5,000 100.00

Lain-lain Pendapatan yang sah 120,000 71,564 59.64 139,331 240,493 172.61

Pendapatan Hibah 71,539 100.00 747 1,103 147.73

Pendapatan Lainnya 120,000 26 0.02 138,584 239,390 172.74

2015 2016

Realisasi Realisasi

25.63% 21.77%

69.42% 67.92%

4.95% 10.31%

2015 2016

PAD Pendapatan Transfer Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

45

Realisasi Belanja

Realisasi belanja Pemprov Kaltara tahun 2016 mencapai Rp2,56 triliun atau 88,11%

dari APBD-P TA 2016. Capaian ini mengalami peningkatan sebesar Rp662,89 miliar

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,89 triliun (Tabel II.4).

Peningkatan realisasi belanja Pemprov Kaltara tahun 2016 mengindikasikan bahwa Pemprov

Kaltara tengah mengupayakan akselerasi pembangunan ekonomi di wilayah Kaltara.

Tabe II.6 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Berdasarkan pangsanya, komponen belanja operasional merupakan yang terbesar

mencapai 61,42% dari total realisasi belanja Pemprov Kaltara tahun 2016. Secara nominal,

realisasi belanja operasional Pemprov Kaltara tahun 2016 mencapai Rp2,33 triliun, meningkat

dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp1,44 triliun. Komponen belanja modal

berkontribusi 31,19% terhadap total realisasi belanja sementara komponen transfer

menyumbang 7,39%.

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Grafik II.5 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara TA 2016

Pagu Pagu MurniPagu

Perubahan

BELANJA 2,364,624 1,893,417 80.07 2,728,280 2,901,370 2,556,312 88.11

Belanja Operasional 1,529,219 1,825,397 1,848,293 1,570,178 84.95

Belanja Pegawai 331,712 456,156 442,064 294,004 66.51

Belanja Barang 771,948 708,272 764,941 650,436 85.03

Belanja Subsidi 18,000 18,000 11,796 65.53

Belanja Hibah 261,148 231,935 210,155 203,188 96.68

Belanja Bantuan sosial 5,000 5,000 4,600 2,400 52.17

Belanja Bantuan Keuangan 159,412 406,034 408,534 408,354 99.96

Belanja Modal 653,278 735,505 827,973 797,282 96.29

Belanja tidak terduga 10,000 10,000 10,000

Belanja tidak terduga 10,000 10,000 10,000

Transfer 172,126 157,378 215,104 188,852 87.80

Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa 172,126 157,378 215,104 188,852 87.80

2015 2016

Realisasi Realisasi

61.42%

31.19%

7.39%

2016

Belanja Operasional Belanja Modal Transfer

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

46

APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara

Realisasi Pendapatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kaltara, realisasi pendapatan kabupaten/kota di Kaltara tahun 2016 mencapai

Rp5,49 triliun atau 94,96% dari total APBD-P TA 2016 kabupaten/kota di Kaltara. Realisasi

pendapatan ini lebih tinggi Rp 1,02 triliun dibandingkan realisasi pendapatan kabupaten/kota

di Kaltara tahun 2015 yang tercatat Rp4,47 triliun. Berdasarkan nilai nominalnya, realisasi

pendapatan kabupaten/kota tertinggi dimiliki oleh Pemkab Malinau sebesar Rp1,42 triliun atau

25,91% dari total pendapatan kabupaten/kota di Kaltara. Sementara itu, Pemkab Tana Tidung

merupakan kabupaten dengan nominal realisasi pendapatan terendah sebesar Rp663,0 miliar

atau 12,07% dari total realisasi pendapatan kabupaten/kota di kaltara tahun 2016 (Grafik II.6).

Tabel II.7 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Realisasi Belanja

Realisasi belanja kabupaten/kota di Kaltara tahun 2016 tercatat Rp5,34 triliun atau

79,18% dari total APBD-P TA 2016 kabupaten/kota di Kaltara. Realisasi belanja

kabupaten/kota di Kaltara tahun 2016 lebih rendah Rp1,29 triliun dibandingkan dengan realisasi

belanja tahun 2015. Penurunan realisasi belanja tertinggi dialami oleh Pemkab Bulungan

sebesar Rp498,06 miliar atau turun -28,0% dibandingkan realisasi tahun 2015. Sementara itu,

Pemkot Tarakan dan Pemkab Tana Tidung mengalami peningkatan realisasi belanja walaupun

tidak signifikan, masing-masing sebesar Rp24,29 miliar dan Rp22,94 miliar (Grafik II.7).

Penurunan realisasi belanja tahun 2016 merupakan bentuk efisiensi yang dilakukan untuk

membentuk cadangan anggaran tahun 2017. Pemerintah daerah di Kaltara memilih untuk

menggunakan anggaran yang dimiliki secara optimal dan tidak melakukan belanja yang bukan

merupakan program prioritas.

AnggaranAnggaran

Murni

Anggaran

Perubahan

Kota Tarakan 770,299 676,740 87.85 1,012,238 1,035,838 977,664 94.38

Kab. Bulungan 1,062,915 989,969 93.14 1,214,646 1,184,675 1,186,074 100.12

Kab. Malinau 1,459,851 1,254,528 85.94 1,311,045 1,505,440 1,422,839 94.51

Kab. Nunukan 1,242,987 1,054,581 84.84 1,176,733 1,432,505 1,241,883 86.69

Kab. Tana Tidung 460,698 492,083 106.81 715,646 624,657 663,002 106.14

Total Kab/Kota Kaltara 4,996,749 4,467,901 89.42 5,430,308 5,783,115 5,491,461 94.96

2015 2016

Realisasi Realisasi

PENDAPATAN

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

47

Tabel II.8 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Kaltara TA 2015 dan 2016 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat

Dana K/L di Kalimantan Timur

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan

Provinsi Kalimantan Timur, pagu belanja APBN yang dialokasikan di wilayah Kaltim untuk TA

2016 sebesar Rp7,95 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2016, realisasi belanja APBN di wilayah

Kaltim sebesar Rp6,82 triliun atau 85,85% dari total pagu belanja TA 2016. Pagu belanja APBD

di wilayah Kaltim tahun 2017 mengalami penurunan sebesar Rp438,66 miliar dibandingkan

tahun 2016.

Secara spasial, Pemprov Kaltim mendapat pagu belanja sebesar Rp1,32 triliun dari

total pagu belanja APBN di wilayah Kaltim. Realisasi belanja APBN Pemprov Kaltim sampai

dengan akhir tahun 2016 mencapai Rp1,14 triliun atau 86,42% dari pagu belanjanya. Di tingkat

kabupaten/kota, Kota Samarinda memiliki pagu belanja APBN tertinggi dengan realisasi belanja

tahun 2016 sebesar Rp2,79 triliun atau 89,26% dari total pagu belanja TA 2016. Pagu belanja

APBN tertinggi kedua adalah Kota Balikpapan dengan realisasi sebesar Rp1,81 triliun atau

79,20% dari total pagu belanja TA 2016. Sementara itu, kabupaten/kota yang mencatat realisasi

belanja terendah adalah Kabupaten Mahakam Ulu dengan nominal sebesar Rp7,69 miliar atau

64,31% dari total pagu belanja TA 2016 (Grafik II.8).

Pagu Pagu MurniPagu

Perubahan

BELANJA

Kota Tarakan 1,135,777 864,796 76.14 1,207,725 1,345,776 889,084 66.06

Kab. Bulungan 2,205,146 1,778,639 80.66 1,345,030 1,512,389 1,280,575 84.67

Kab. Malinau 1,834,093 1,628,397 88.78 1,621,851 1,443,890 1,136,528 78.71

Kab. Nunukan 1,773,515 1,551,734 87.49 1,527,091 1,462,777 1,206,564 82.48

Kab. Tana Tidung 1,191,540 806,024 67.65 1,179,947 981,621 828,962 84.45

Total Kab/Kota Kaltara 8,140,070 6,629,590 81.44 6,881,643 6,746,452 5,341,714 79.18

2015 2016

Realisasi Realisasi

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

48

Tabel II.9 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltim TA 2016 dan Pagu 2017

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur

Dana K/L di Kalimantan Utara

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan

Provinsi Kalimantan Timur, pagu belanja APBN yang dialokasikan di wilayah Kaltara untuk TA

2016 sebesar Rp2,48 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2016, realisasi belanja APBN di wilayah

Kaltara mencapai Rp2,12 triliun atau 85,48% dari total pagu belanja TA 2016. Di tahun 2017,

pagu belanja APBD di wilayah Kaltara meningkat Rp221,37 miliar dibandingkan pagu belanja

tahun 2016.

Dilihat secara spasial, Pemprov Kaltara mendapat pagu belanja sebesar Rp557,92

miliar dari total pagu belanja APBN di wilayah Kaltara. Sampai dengan akhir tahun 2016,

realisasi belanja Pemprov Kaltara mencapai Rp482,42 miliar atau 86,47% dari pagu belanja TA

2016. Di tingkat kabupaten/kota, realisasi belanja Kota Tarakan sebesar Rp795,21 miliar atau

91,24% dari total pagu belanja TA 2016 dan merupakan yang tertinggi di wilayah Kaltara, diikuti

oleh Kabupaten Bulungan sebesar Rp494,53 miliar atau 74,43% dari total pagu belanja TA 2016.

Kabupaten Tana Tidung merupakan kabupaten dengan realisasi belanja terendah sebesar

Rp15,84 miliar atau 78,36% dari total pagu belanja TA 2016 (Grafik II.9).

Tabel II.10 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltara TA 2016 dan Pagu 2017

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur

2017

Pagu

(Rp Miliar)

Realisasi

(Rp Miliar)%

Pagu

(Rp Miliar)

Realisasi

(Rp Miliar)%

Pagu

(Rp Miliar)

Kota Samarinda 2,866.28 2,194.68 76.57 3,129.37 2,793.33 89.26 2,563.41

Kota Bal ikpapan 2,441.47 1,965.92 80.52 2,281.09 1,806.59 79.20 1,916.82

Kota Bontang 156.12 123.66 79.21 159.58 135.53 84.93 141.42

Kab. Kutai Kartanegara 402.63 257.11 63.86 251.97 229.12 90.93 216.17

Kab. Paser 225.72 187.11 82.90 175.74 149.84 85.26 146.78

Kab. Penajam Paser Utara 82.94 79.00 95.26 95.49 88.03 92.19 87.36

Kab. Berau 369.12 273.64 74.13 235.06 219.26 93.28 208.83

Kab. Kutai Barat 145.68 119.32 81.91 145.25 131.39 90.46 170.05

Kab. Kutai Timur 219.66 110.46 50.29 144.40 123.22 85.33 119.07

Kab. Mahakam Ulu 39.39 5.07 12.87 11.95 7.69 64.31 4.63

Prov. Kal imantan Timur 2,707.06 2,372.03 87.62 1,316.04 1,137.35 86.42 1,932.73

Total Kalimantan Timur 9,656.05 7,688.01 79.62 7,945.94 6,821.34 85.85 7,507.29

2015 2016Daerah

2017

Pagu

(Rp Miliar)

Realisasi

(Rp Miliar)%

Pagu

(Rp Miliar)

Realisasi

(Rp Miliar)%

Pagu

(Rp Miliar)

Kota Tarakan 918.18 665.32 72.46 871.60 795.21 91.24 953.66

Kab. Bulungan 1,050.55 864.57 82.30 664.45 494.52 74.43 1,005.02

Kab. Mal inau 149.57 97.87 65.43 104.86 88.66 84.55 121.80

Kab. Tana Tidung 37.47 13.48 35.99 20.21 15.83 78.36 8.97

Kab. Nunukan 305.33 208.89 68.41 265.46 247.21 93.13 261.78

Prov. Kal imantan Utara 920.70 804.82 87.41 557.92 482.42 86.47 354.65

Total Kalimantan Utara 3,381.80 2,654.95 78.51 2,484.50 2,123.87 85.48 2,705.87

Daerah

2015 2016

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

49

III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Inflasi Kalimantan Timur (Kaltim)7 tahun 2016 lebih rendah dibandingkan capaian tahun

sebelumnya, sesuai dengan target inflasi nasional yang didukung oleh terjaganya harga

pada kelompok volatile food dan kelompok inti

Gambaran Umum

Perkembangan inflasi Kaltim tetap stabil pada triwulan IV 2016, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2016, inflasi Kaltim triwulan IV 2016

sebesar 3,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,69% (yoy).

Penurunan inflasi Kaltim triwulan IV 2016 sejalan dengan pergerakan inflasi nasional yang turun

dari 3,07% (yoy) pada triwulan III 2016 menjadi 3,02% (yoy) pada triwulan IV 2016 (Grafik III.1).

Secara kumulatif tahunan, inflasi Kaltim tahun 2016 tercatat lebih rendah dibandingkandingkan

inflasi tahun 2015 yang mencapai 4,89% (yoy). Inflasi Kaltim triwulan IV 2016 sedikit lebih

rendah dibandingkan dengan inflasi di regional Kalimantan sebesar 3,40% (yoy), namun lebih

tinggi dibandingkan inflasi di regional Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang tercatat sebesar

2,90% (yoy) (Grafik III.2). Serupa dengan inflasi Nasional, meredanya inflasi Kaltim tahun 2016

lebih disebabkan karena terjaganya harga-harga pada kelompok bahan makanan.

Berdasarkan disagregasinya, pergerakan kelompok core inflation dan volatile food

mengalami penurunan pada triwulan IV 2016 dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Core inflation atau inflasi kelompok inti Kaltim pada triwulan IV 2016 tercatat 3,03% (yoy), turun

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,54% (yoy). Turunnya inflasi kelompok inti pada

triwulan IV 2016 disebabkan oleh meredanya harga pada subkelompok makanan jadi menyusul

normalisasi harga bahan makanan. Kondisi serupa juga dialami kelompok volatile food yang

tingkat inflasinya turun dari 2,42% (yoy) pada triwulan III 2016 menjadi 1,48% (yoy) pada

triwulan IV 2016. Terjaganya pasokan bahan makanan dan kelancaran distribusi menjadi faktor

utama meredanya tekanan harga pada kelompok volatile food. Sementara itu, inflasi kelompok

administered prices tercatat 6,40% (yoy) pada triwulan IV 2016, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 5,47% (yoy). Naiknya tekanan inflasi pada kelompok administered

prices disebabkan terutama oleh kenaikan tarif angkutan udara dan rokok kretek filter.

7 Sejak tahun 2016, BPS Kaltim telah memisahkan Kota Tarakan dalam rilis inflasi Provinsi Kaltim. Dengan demikian asesmen inflasi yang dilakukan dalam kajian ini sepenuhnya telah memisahkan Kota Tarakan. Kota Tarakan akan dianalisis secara terpisah pada sub-bab tersendiri.

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

50

Sumber: BPS, diolah

Grafik III.1 Inflasi Kaltim & Nasional

Sumber: BPS, diolah

Grafik III.2 Perbandingan Inflasi di Kalimantan

Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi Kota Samarinda triwulan IV 2016 mengalami

penurunan dibandingkan periode sebelumnya, sementara itu inflasi Kota Balikpapan

meningkat. Inflasi Kota Samarinda tercatat 2,83% (yoy) pada triwulan IV 2016, lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2016 sebesar 3,53% (yoy). Di sisi lain, inflasi Kota Balikpapan

meningkat dari 3,90% (yoy) pada triwulan III 2016 menjadi 4,13% (yoy) pada triwulan IV 2016.

Tingginya tekanan inflasi di Kota Balikpapan disebabkan terutama karena naiknya tarif angkutan

udara selama periode liburan Natal dan akhir tahun. Namun demikian, secara tahunan inflasi

Kota Samarinda dan Kota Balikpapan sama-sama mengalami penurunan dibandingkan tahun

2015.

Di triwulan I 2017, inflasi Kaltim diperkirakan meningkat lebih tinggi dibandingkan

triwulan IV 2016. Inflasi tahun kalender Kaltim sampai dengan Januari 2017, tercatat 1,04%

(ytd), lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 0,16% (ytd). Meningkatnya tekanan inflasi Kaltim triwulan I 2017 diperkirakan

bersumber dari penyesuaian tarip listrik bersubsidi untuk pelanggan 900VA. Pemerintah

melalui PLN telah menetapkan penghapusan subsidi listrik untuk sebagian pelanggan 900VA

karena dinilai tidak tepat sasaran. Rencana penghapusan subsidi listrik untuk sebagian

pelanggan 900VA akan dilakukan secara bertahap pada Januari, Maret dan Mei. Selain itu,

pemerintah juga menetapkan tarif baru penerbitan dan pengurusan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) terhitung mulai tanggal 6

Januari 2017. Adapun kenaikan tarif penerbitan dan pengurusan STNK dan BPKB berkisar antara

2 hingga 3 kali lipat dari tarip sebelumnya.

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kaltim Nasional

%yoy 2016-IVKaltim 3,39%

Nasional 3,02%

0

2

4

6

8

10

12

14

Nasional Kaltim Kaltara Kalimantan KTI

2013 2014 2015 2016

%yoy

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

51

Inflasi Bulanan (mtm)

Rata-rata inflasi bulanan Kaltim triwulan IV 2016 lebih rendah dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan Kaltim triwulan IV 2016 sebesar 0,39%

(mtm), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2015 yang tercatat 0,48% (mtm). Meredanya

rata-rata inflasi bulanan Kaltim triwulan IV 2016 terutama disebakan oleh rendahnya harga

kelompok bahan makanan, makanan & minuman, rokok dan tembakau dan kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga. Terjaganya pasokan bahan makan selama triwulan IV 2016

menjadi faktor utama terjaganya harga pada kelompok bahan makanan. Sejalan dengan kondisi

tersebut, harga kelompok bahan makanan, makanan & minuman, rokok dan tembakau

bergerak stabil selama triwulan IV 2016. Namun demikian, masih terdapat tekanan dari

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan dan

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang rata-rata inflasinya lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyesuaian tarif listrik, tarif PDAM, tarif

cukai rokok dan tarif angkutan udara yang terjadi selama triwulan IV 2016 menjadi pendorong

utama naiknya rata-rata inflasi bulanan Kaltim pada periode tersebut (Tabel III.1).

Tabel III.1 Perbandingan Inflasi Kaltim Triwulan IV 2015 dan 2016 (mtm)

Sumber: BPS, diolah

Oktober 2016

Pada Oktober 2016, Kaltim mengalami deflasi -0,09% (mtm), lebih dalam dibandingkan

periode sebelumnya sebesar -0,02% (mtm). Capaian inflasi Kaltim lebih rendah

dibandingkan inflasi Nasional sebesar 0,14% (mtm).

Tekanan kelompok volatile food berangsur mereda didukung oleh terjaganya pasokan

daging ayam ras, bawang merah, kembung, layang dan tongkol. Komoditas-komoditas

tersebut menyumbang andil deflasi sebesar -0,26% (mtm). Rendahnya harga

komoditas-komoditas ini disebabkan terutama karena arus distribusi barang yang

semakin baik serta intensitas curah hujan yang tidak setinggi perkiraannya.

Okt Nov DesRata-

RataOkt Nov Des

U M U M / T O T A L 0.46 -0.07 1.05 0.48 -0.09 0.21 1.04 0.39 ↘

1 Bahan Makanan 0.45 -1.22 3.18 0.80 -1.92 0.25 3.07 0.47 ↘

2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 0.57 0.55 1.04 0.72 0.13 0.10 0.43 0.22 ↘

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 0.16 0.11 0.30 0.19 0.20 0.49 0.29 0.33 ↗

4 Sandang 0.45 -0.05 -0.14 0.09 -0.14 0.18 -0.03 0.00 ↘

5 Kesehatan 0.07 0.22 0.36 0.22 0.07 0.31 0.40 0.26 ↗

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0.51 0.11 0.11 0.24 0.14 -0.05 0.06 0.05 ↘

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.85 0.12 0.78 0.58 1.16 -0.08 1.51 0.86 ↗

No Kelompok Barang

Triwulan IV-2016

Rata-

Rata

Triwulan IV-2015

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

52

Tekanan inflasi kelompok administered prices mengalami peningkatan, didorong oleh

kenaikan tarif angkutan udara. Kenaikan tarif terjadi akibat meningkatnya permintaan

menjelang Natal dan akhir tahun serta terdapatnya penyesuaian tarif Passenger Service

Charge (PSC) di Bandara Sepinggan, Balikpapan sebesar Rp25.000 atau naik 33% pada

penerbangan domestik (domestic flight) dan naik 12,5% pada penerbangan

internasional (international flight). Di sisi lain, kenaikan cukai rokok yang ditetapkan

oleh pemerintah direspon oleh pelaku usaha dengan melakukan penyesuai harga rokok

secara bertahap. Lebih lanjut, tarif listrik non-subsidi juga mengalami peningkatan

seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia.

Perkembangan inflasi kelompok inti (core inflation) cenderung meningkat. Beberapa

komoditas kelompok inti yang menjadi pendorong laju inflasi adalah upah pembantu

RT dan sekolah dasar yang masing-masing memberikan andil inflasi bulanan sebesar

0,01% (mtm). Kenaikan biaya kebutuhan sekolah dasar menjelang Ujian Akhir Sekolah

(UAS) menjadi faktor pendorong tekanan inflasi pada komoditas sekolah dasar.

Komoditas lainnya yang juga menjadi penyebab inflasi pada kelompok ini adalah jasa

pembuangan sampah dan jasa cuci kendaraan.

November 2016

Pada November 2016, Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm), meningkat jika

dibandingkan bulan sebelumnya yang terdeflasi -0,09% (mtm). Inflasi bulanan Kaltim

pada November 2016 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional

sebesar 0,47% (mtm).

Tekanan kelompok volatile food meningkat yang disumbang oleh komoditas daging

ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan bawang merah. Komoditas-komoditas tersebut

menyumbang andil inflasi sebesar 0,12% (mtm). Kenaikan harga daging ayam ras

disebabkan oleh harga pakan ayam yang meningkat. Sementara itu kenaikan harga

cabai rawit dan cabai merah dipengaruhi oleh tingginya curah hujan yang menyebabkan

penurunan tingkat produksi serta virus kuning (Gemini) yang merusak tanaman pada

daerah pemasok utama. Pada komoditas bawang merah, kenaikan harga disebabkan

berkurangnya pasokan seiring dengan masuknya musim tanam. Di sisi lain,

melimpahnya pasokan komoditas kelompok ikan segar terutama komoditas ikan

layang, udang basah dan ikan kembung, mampu menahan terjadinya laju inflasi

kelompok volatile food lebih tinggi.

Tekanan inflasi kelompok administered prices meningkat pada November 2016, seiring

dengan adanya penyesuaian tarif air PDAM. Tarif air PDAM Kota Samarinda mengalami

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

53

kenaikan sebesar 30% atau naik dari Rp1.799/m3 menjadi Rp2.339/m3 sehingga

menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada November 2016 dengan andil inflasi sebesar

0,09% (mtm). Sementara itu, tarif angkutan udara mulai berangsur normal pasca HBKN

pada periode sebelumnya.

Tekanan inflasi kelompok inti relatif stabil. Beberapa komoditas kelompok inti yang

memberi tekanan inflasi adalah tarif sewa rumah dan shampo yang memberikan andil

inflasi bulanan sebesar 0,03% (mtm). Kenaikan tarif sewa rumah merupakan dampak

dari adanya penyesuaian tarif listrik pada periode sebelumnya.

Desember 2016

Pada Desember 2016, Kaltim mengalami inflasi sebesar 1,04% (mtm), meningkat

dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,21% (mtm). Dibandingkan dengan inflasi

nasional sebesar 0,42% (mtm), inflasi Kaltim tercatat lebih tinggi.

Tekanan inflasi kelompok volatile food mengalami peningkatan yang disebabkan oleh

meningkatnya permintaan menjelang Natal dan tahun baru. Peningkatan tekanan

inflasi terutama disumbang oleh komoditas daging ayam ras, ikan layang, bawang

merah, tongkol, telur ayam ras dan kacang panjang dengan andil sebesar 0,47% (mtm).

Pada Desember 2016, harga komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras meningkat

masing-masing sebesar 0,19% (mtm) dan 0,03% (mtm). Sementara itu, komoditas ikan

layang/benggol mencatat inflasi sebesar 0,11% (mtm) yang didorong oleh tingginya

permintaan di tengah keterbatasan pasokan ikan sebagai dampak dari kondisi cuaca

yang buruk selama bulan Desember 2016. Komoditas bawang merah juga mengalami

kenaikan 0,07% (mtm) akibat curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan terbatasnya

pasokan.

Tekanan inflasi pada kelompok administered prices mengalami peningkatan yang

didorong oleh tarif angkutan udara dan harga rokok kretek. Kenaikan tarif angkutan

udara terjadi seiring dengan peningkatan permintaan menjelang Natal dan tahun baru

momen libur panjang sehingga memberikan andil sebesar 0,17% (mtm). Sementara itu,

penyesuaian harga secara bertahap oleh pedagang rokok ikut menjadi penyumbang

inflasi utama pada Desember 2016 dengan andil sebesar 0,05% (mtm).

Pergerakan inflasi kelompok inti relatif stabil. Beberapa komoditas yang menjadi

penyumbang inflasi terbesar adalah tarif pulsa ponsel dan papan (bahan bangunan)

dengan total andil sebesar 0,13% (mtm). Kenaikan tarif pulsa ponsel disebabkan karena

adanya penyesuaian tarif rata-rata telpon dan SMS. Sementara itu, kenaikan harga

papan dipicu oleh penyelesaian proyek-proyek pembangunan di akhir tahun.

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

54

Secara ringkas, komoditas-komoditas penyumbang inflasi bulanan Kaltim selama

triwulan IV 2016 adalah sebagai berikut (Tabel III.2):

Tabel III.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Kaltim selama Triwulan IV 2016 (mtm)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Triwulanan (qtq)

Secara triwulanan, inflasi Kaltim triwulan IV 2016 mengalami peningkatan

dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi Kaltim triwulan IV 2016 tercatat 1,17% (qtq), lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV 2016 sebesar 0,67% (qtq). Namun demikian, inflasi Kaltim

triwulan IV 2016 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi triwulan IV 2015.

Peningkatan inflasi Kaltim pada triwulan IV 2016 terutama didorong oleh kelompok bahan

makanan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan (Tabel III.3).

Tabel III.3 Inflasi Kaltim s.d. Triwulan IV 2016 (qtq)

Sumber: BPS, diolah

Berdasarkan andilnya, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan merupakan

penyumbang utama naiknya inflasi Kaltim triwulan IV 2016. Kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan menyumbang andil inflasi sebesar 0,45% (qtq) pada triwulan IV 2016.

Komoditas mtm andil Komoditas mtm andil Komoditas mtm andil

Angkutan Udara 10.83 0.26 Tarip PAM 7.47 0.09 Daging Ayam Ras 15.48 0.19

Tarip Listrik 1.63 0.05 Daging Ayam Ras 3.65 0.04 Angkutan Udara 6.45 0.17

Rokok Kretek Filter 1.13 0.02 Cabai Rawit 16.98 0.04 Layang/Benggol 15.92 0.11

Bayam 9.80 0.01 Cabai Merah 11.01 0.02 Tarip Pulsa Ponsel 3.11 0.07

Upah Pembantu RT 1.31 0.01 Sewa Rumah 0.29 0.02 Bawang Merah 10.27 0.07

Rokok Putih 1.23 0.01 Bawang Merah 1.84 0.01 Papan 8.37 0.06

Tomat Sayur 3.20 0.01 Tongkol 3.13 0.01 Rokok Kretek 5.91 0.05

Sekolah Dasar 0.53 0.01 Jeruk 3.45 0.01 Tongkol 10.60 0.04

Jasa Buang Sampah 8.31 0.01 Shampo 2.59 0.01 Telur Ayam Ras 5.36 0.03

Cuci Kendaraan 2.53 0.01 Selar/Tude 6.63 0.01 Kacang Panjang 7.04 0.02

Oktober 2016 November 2016 Desember 2016

2015

I II III IV I II III IV

U M U M / T O T A L 0.71 1.37 1.28 1.44 0.13 0.85 0.67 1.17 ↗ 1.44 1.17 ↘

1 Bahan Makanan 2.06 2.62 1.91 2.38 0.24 0.53 -0.95 1.35 ↗ 0.47 0.26 ↘

2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 2.72 1.31 2.03 2.17 2.12 1.60 0.96 0.65 ↘ 0.42 0.13 ↘

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 1.62 0.41 0.45 0.57 0.16 0.21 0.67 0.99 ↗ 0.15 0.25 ↗

4 Sandang -0.33 0.96 0.55 0.27 -0.94 1.37 0.50 0.01 ↘ 0.01 0.00 ↘

5 Kesehatan 2.22 0.88 1.95 0.65 0.26 1.21 1.56 0.79 ↘ 0.03 0.04 ↗

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1.60 0.24 2.39 0.73 -0.66 0.25 1.86 0.14 ↘ 0.05 0.01 ↘

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -4.67 2.22 0.54 1.77 -1.75 1.25 1.67 2.61 ↗ 0.30 0.45 ↗

No Kelompok Barang

Inflasi QTQ Andil

2015 2016

IV IV

2016

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

55

Kenaikan tarif angkutan udara menjadi pendorong utama meningkatnya inflasi pada triwulan

IV 2016. Sementara itu, kelompok bahan makanan menjadi penyumbang andil inflasi terbesar

kedua dengan andil sebesar 0,26% (qtq) disusul oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar rumah tangga sebesar 0,25% (qtq). Naiknya tekanan inflasi pada kelompok bahan

makanan disebabkan oleh terganggunya pasokan beberapa komoditas, terutama komoditas

holtikultura akibat tingginya curah hujan selama akhir tahun. Sementara itu, penyesuaian tarif

listrik dan PDAM menjadi penyebab utama naiknya inflasi pada kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga.

Inflasi Tahunan (yoy)

Secara tahunan, inflasi Kaltim triwulan IV 2016 mengalami penurunan dibandingkan

periode sebelumnya. Inflasi tahunan Kaltim terus mengalami penurunan sepanjang tahun 2016

mencapai 3,39% (yoy) pada triwulan IV 2016. Capaian ini juga tercatat lebih rendah

dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,89% (yoy). Capaian

ini juga masih berada dalam rentang target inflasi nasional sebesar 4% ± 1% (yoy) (Tabel III.4).

Meredanya inflasi tahunan Kaltim triwulan IV 2016 terutama disebabkan oleh

turunnya kelompok bahan makanan dan kelompok makanan & minuman, rokok dan

tembakau. Terjaganya inflasi kelompok bahan makanan disebabkan terutama oleh terjaganya

pasokan bahan pangan, kegiatan operasi pasar, sidak pasar, distributor dan kawasan

pergudangan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) terkait bersama dengan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur. Meredanya harga bahan makanan diikuti dengan

berkurangnya tekanan harga kelompok makananan & minuman, rokok dan tembakau terutama

pada komoditas nasi dengan lauk. Di sisi lain, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan masih memberi tekanan

terhadap pembentukan inflasi Kaltim triwulan IV 2016.

Tabel III.4 Inflasi Kaltim s.d. Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

2015

I II III IV I II III IV

U M U M / T O T A L 7.08 7.55 7.33 4.89 4.94 4.37 3.69 3.39 ↘ 4.89 3.39 ↘

1 Bahan Makanan 8.56 8.53 8.11 9.28 8.00 5.60 2.51 1.50 ↘ 1.78 0.30 ↘

2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 8.62 9.50 10.92 8.48 8.00 8.31 7.00 5.31 ↘ 1.62 1.05 ↘

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 7.24 7.55 5.45 3.09 1.70 1.46 1.77 2.18 ↗ 0.81 0.56 ↘

4 Sandang 1.57 3.49 1.94 1.45 2.07 2.61 2.70 2.63 ↘ 0.08 0.14 ↗

5 Kesehatan 7.16 5.86 7.46 5.82 4.93 5.31 4.83 5.10 ↗ 0.30 0.26 ↘

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 6.25 5.94 5.32 5.04 3.82 3.79 3.42 2.71 ↘ 0.34 0.18 ↘

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 5.59 6.74 8.16 -0.30 4.35 3.58 4.52 5.29 ↗ -0.05 0.91 ↗

No Kelompok Barang

Inflasi YOY Andil

2015 2016

IV IV

2016

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

56

Angkutan udara merupakan komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim tertinggi

selama tahun 2016. Tarif angkutan udara mengalami kenaikan sebesar 60,74% (yoy) pada

tahun 2016 dengan andil inflasi sebesar 1,08% (yoy). Kenaikan tarif angkutan udara didorong

oleh meningkatnya jumlah penumpang angkutan udara baik domestik maupun mancanegara

selama tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditas penyumbang inflasi tertinggi

kedua adalah rokok kretek filter pasca kenaikan cukai rokok yang dilakukan oleh pemerintah.

Di sisi lain, komoditas bensin menjadi komoditas dengan andil deflasi tertinggi pada

tahun 2016. Komoditas bensin menyumbang andil sebesar -0,40% (yoy) terhadap

pembentukan inflasi Kaltim tahun 2016. Selama tahun 2016, pemerintah beberapa kali

melakukan koreksi kebawah harga BBM bersubsidi maupun BBM khusus. Rendahnya harga

minyak dunia akibat pasokan yang berlimpah pada tahun 2016 menjadi penyebab utama

terjaganya harga energi nasional. Sementara itu, daging ayam ras juga menjadi komoditas

penyumbang deflasi tertinggi kedua pada tahun 2016. Setelah sempat mengalami kekurangan

pasokan akibat tingginya harga pakan dan Day Old Chick (DOC), daging ayam ras Kaltim selama

tahun 2016 sempat mengalami kelebihan pasokan yang menyebabkan turunnya harga

komoditas ini (Tabel III.5).

Tabel III.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltim Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kota

Sejalan dengan pergerakan inflasi Kaltim, inflasi di 2 (dua) kota sampling Kaltim juga

mengalami penurunan. Inflasi Kota Samarinda triwulan IV 2016 tercatat 2,83% (yoy), turun

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,53% (yoy). Capaian inflasi Kota Samarinda

triwulan IV 2016 juga lebih rendah dibandingkan inflasi periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, inflasi Kota Balikpapan triwulan IV 2016 sebesar 4,13% (yoy), meningkat

Komoditas yoy andil Komoditas yoy andil

Angkutan Udara 60.74 1.08 Bensin -11.32 -0.40

Rokok Kretek Filter 12.91 0.26 Daging Ayam Ras -9.57 -0.15

Bawang Merah 43.32 0.22 Kacang Panjang -25.05 -0.12

Tarip Pulsa Ponsel 6.09 0.14 Tomat Sayur -19.35 -0.08

Layang/Benggol 18.35 0.13 Semen -12.40 -0.06

Sewa Rumah 2.11 0.13 Solar -22.96 -0.04

Nasi dengan Lauk 2.94 0.11 Jagung Manis -11.40 -0.03

Rokok Putih 13.28 0.11 Bandeng/Bolu -10.18 -0.03

Rokok Kretek 14.13 0.10 Bahan Bakar Rumah Tangga -1.83 -0.03

Sekolah Dasar 9.73 0.10 Buncis -19.47 -0.03

Andil Inflasi Andil Deflasi

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

57

dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat 3,90% (yoy). Namun demikian

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, inflasi Kota Balikpapan juga mengalami

penurunan. Secara historis, inflasi Kota Balikapapn relatif lebih tinggi dibandingkan Kota

Samarinda yang dipicu oleh banyaknya ekspatriat (tenaga kerja asing) yang bekerja di Kota

Balikpapan (Tabel III.6).

Tabel III.6 Inflasi Kaltim dan Kota s.d. Triwulan IV 2016 (qtq & yoy)

Sumber: BPS, diolah

Tabel III.7 Inflasi Kaltim dan Kota Triwulan IV 2015 dan 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Kelompok bahan makanan, kelompok makanan & minuman, rokok dan tembakau

dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyebab

utama turunnya inflasi di 2 (dua) kota samping Kaltim. Di Kota Samarinda, penurunan inflasi

kelompok bahan makanan merupakan yang tertinggi, turun dari 8,69% (yoy) pada triwulan IV

2015 menjadi 3,10%. Kondisi serupa terjadi pada inflasi kelompok bahan makanan di Kota

Balikapapan yang turun dari 11,90% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi -0,47% (yoy) pada

triwulan IV 2016. Di sisi lain, inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan masih

memberi tekanan terhadap inflasi Kota Samarinda dan Kota Balikpapan (Tabel III.7).

Disagregasi Inflasi

Berdasarkan disagregasinya, kelompok volatile food dan kelompok inti menjadi

penyebab utama meredanya inflasi tahunan Kaltim triwulan IV 2016. Kelompok volatile food

I II III IV I II III I II III IV I II III

Kaltim 0.71 1.37 1.28 1.44 0.13 0.85 0.67 1.17 ↗ 7.08 7.55 7.33 4.89 4.94 4.37 3.69 3.39 ↘

Samarinda 0.18 1.18 1.08 1.75 1.00 0.36 0.39 1.05 ↗ 5.65 6.48 6.87 4.24 5.09 4.24 3.53 2.83 ↘

Balikpapan 1.69 1.66 1.68 1.09 0.25 1.47 1.05 1.31 ↗ 8.12 8.18 8.12 6.26 4.75 4.55 3.90 4.13 ↗

2016Wilayah

Inflasi QTQ Inflasi YOY

2015 2015

IV IV

2016

2015 2015 2015

IV IV IV

U M U M / T O T A L 4.89 3.39 ↘ 4.24 2.83 ↘ 6.26 4.13 ↘

1 Bahan Makanan 1.78 0.30 ↘ 8.69 3.10 ↘ 11.90 -0.47 ↘

2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 1.62 1.05 ↘ 10.27 5.19 ↘ 6.40 5.50 ↘

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 0.81 0.56 ↘ 1.86 1.48 ↘ 5.03 3.09 ↘

4 Sandang 0.08 0.14 ↗ -0.09 2.40 ↗ 3.02 2.94 ↘

5 Kesehatan 0.30 0.26 ↘ 3.93 4.85 ↗ 7.92 5.42 ↘

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0.34 0.18 ↘ 4.56 3.25 ↘ 6.11 1.98 ↘

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0.05 0.91 ↗ -1.98 0.98 ↗ 1.97 10.58 ↗

IV

No Kelompok Barang

Inflasi Kaltim Inflasi Samarinda Inflasi Balikpapan

2016 2016 2016

IV IV

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

58

merupakan kelompok dengan penurunan inflasi terbesar dari 2,42% (yoy) pada triwulan III 2016

menjadi 1,48% (yoy) pada triwulan IV 2016 (Grafik III.7 dan III.8).

Sumber: BPS, diolah

Grafik III.3 Perbandingan Disagregasi Inflasi Kaltim

Sumber: PIHPS Nasional, diolah

Grafik III.4 Perkembangan Disagregasi Inflasi Kaltim

Volatile food

Inflasi tahunan kelompok volatile food triwulan IV 2016 tercatat 1,48% (yoy), lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya sebesar 2,42% (yoy) (Grafik III.8). Penurunan inflasi

kelompok ini merupakan yang paling dalam dibandingkan kelompok lainnya. Penurunan

kelompok volatile food disebabkan terutama oleh koreksi harga pada subkelompok daging-

dagingan, sayur-sayuran dan ikan-ikanan (Tabel III.8). Komoditas daging ayam ras memberikan

andil deflasi tertinggi sebesar -0,15% (yoy) terhadap pembentukan inflasi Kaltim triwulan IV

2016. Selain itu terdapat komoditas kacang panjang, tomat sayur dan jagung manis yang

memberikan andil masing-masing -0,12, -0,08 dan -0,03% (yoy) terhadap pembentukan inflasi

Kaltim. Dari subkelompok ikan segar, komoditas bandeng dan kembung memberikan andil

deflasi masing-masing sebesar -0,03% dan -0,02% (yoy) terhadap inflasi Kaltim triwulan IV 2016.

Tabel III.8 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile food Kaltim Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

6.455.88

7.636.92

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Umum Core Vol Food Adm Prices

2015 IV 2016 IV Rata-Rata 5 Tahun

%yoy

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Umum Core Vol Food Adm Prices

%yoy 2016-IVUmum 3,39%

Core 3,03%

Vol. Food 1,48%Adm. Price 6,40%

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil

Bawang Merah 43.32 0.22 Daging Ayam Ras -9.57 -0.15

Layang/Benggol 18.35 0.13 Kacang Panjang -25.05 -0.12

Beras 2.81 0.10 Tomat Sayur -19.35 -0.08

Cabai Merah 57.90 0.09 Jagung Manis -11.40 -0.03

Bawang Putih 37.52 0.07 Bandeng/Bolu -10.18 -0.03

Cabai Rawit 20.92 0.06 Buncis -19.47 -0.03

Minyak Goreng 6.19 0.05 Kol Putih/Kubis -28.83 -0.02

Pisang 9.69 0.04 Sawi Hijau -18.52 -0.02

Kelapa 30.40 0.03 Wortel -17.75 -0.02

Mie Kering Instant 7.46 0.03 Kembung/Gembung -6.02 -0.02

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

59

Namun demikian, terdapat beberapa komoditas yang memberi tekanan terhadap inflasi

kelompok volatile food pada triwulan IV 2016. Komoditas bawang merah memberikan andil

0,22% (yoy) terhadap pembentukan inflasi Kaltim triwulan IV 2016 disusul oleh komoditas ikan

layang dan beras yang masing-masing menyumbang andil sebesar 0,13 dan 0,10% (yoy).

Core inflation

Pada triwulan III 2016, kelompok core inflation mengalami inflasi 3,03% (yoy), turun

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 3,54% (yoy) (Grafik III.8). Pergerakan inflasi

kelompok core inflation Kaltim relatif stabil sejak tahun 2010. Komoditas utama penyumbang

deflasi kelompok ini adalah semen dengan andil sebesar -0,06% (yoy) terhadap pembentukan

inflasi Kaltim triwulan IV 2016 (Tabel III.10). Komoditas lainnya yang turut menyumbang andil

deflasi adalah telepon seluler, ikan biawan dan labu parang yang masing-masing menyumbang

andil sebesar -0,02%, -0,01% dan -0,01% (yoy). Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang

masih memberi tekanan inflasi terhadap kelompok core inflation, antara lain tarif pulsa ponsel,

sewa rumah dan nasi dengan lauk.

Tabel III.9 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Core inflation Kaltim Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Administered prices

Berbeda dengan dua kelompok lainnya, kelompok administered prices tercatat mengalami

inflasi sebesar 6,40% (yoy) pada triwulan IV 2016, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 5,47% (yoy) (Grafik III.8). Penyebab utama tingginya inflasi kelompok ini

adalah kenaikan tarif angkutan udara dengan andil sebesar 1,08% (yoy). Komoditas lainnya yang

turut menyumbang inflasi pada triwulan IV 2016 adalah komoditas rokok kretek filter, rokok

putih dan rokok kretek dengan andil masing-masing sebesar 0,26%, 0,11% dan 0,10% (yoy)

(Tabel III.9).

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil

Tarip Pulsa Ponsel 6.09 0.14 Semen -12.40 -0.06

Sewa Rumah 2.11 0.13 Telepon Seluler -2.28 -0.02

Nasi dengan Lauk 2.94 0.11 Biawan -28.07 -0.01

Sekolah Dasar 9.73 0.10 Labu Parang/Manis -9.76 -0.01

Mie 5.69 0.08 Seng -1.13 -0.01

Papan 11.12 0.08 Laptop/Notebook -2.74 -0.01

Mobil 3.42 0.07 Televisi Berwarna -2.03 -0.01

Gula Pasir 10.74 0.06 Trakulu -7.95 -0.01

Upah Pembantu RT 6.30 0.05 Pasir -1.30 -0.01

Shampo 13.63 0.05 Komputer Tablet -10.19 0.00

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

60

Tabel III.10 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Administered prices Kaltim Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Pada tanggal 30 September 2016, pemerintah mengumumkan kenaikan cukai rokok untuk

tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan No 147/PMK.010/2016. Dalam kebijakan baru

ini, kenaikan tarif tertinggi sebesar 13,46% untuk jenis hasil tembakau Sigaret Putih Mesin

(SPM) dan terendah sebesar 0% untuk hasil tembakau Sigaret Kretek Tangan (SKT) golongan

IIIB, dengan kenaikan rata-rata tertimbang sebesar 10,54%. Selain kenaikan tarif, juga kenaikan

harga jual eceran (HJE) dengan rata-rata sebesar 12,26%. Pelaku usaha rokok kretek filter

merespon kebijakan ini dengan melakukan penyesuaian harga secara bertahap sehingga

mengakibatkan rokok kretek filter secara konsisten menjadi penyumbang inflasi Kaltim selama

triwulan IV 2016.

Inflasi Provinsi Kalimantan Utara8

Inflasi Provinsi Kaltara triwulan IV 2016 lebih rendah dibandingkan periode

sebelumnya. Provinsi Kaltara mengalami inflasi 4,31% (yoy) pada triwulan IV 2016, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,56% (yoy). Capaian inflasi Kaltara triwulan IV 2016

merupakan yang terendah selama tahun 2016. Dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,07%

(yoy), inflasi tahunan Kaltara masih berada di atas level inflasi nasional maupun inflasi Kaltim

(Grafik III.9).

Inflasi Kaltara triwulan I 2017 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Inflasi tahun kalender Kaltara sampai dengan Januari 2017 tercatat 0,69% (ytd),

lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

8 Kota Tarakan menjadi satu-satunya kota sampling perhitungan inflasi di Kalimantan Utara dan sekaligus menjadi parameter infasi Provinsi Kalimantan Utara.

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil

Angkutan Udara 60.74 1.08 Bensin -11.32 -0.40

Rokok Kretek Filter 12.91 0.26 Solar -22.96 -0.04

Rokok Putih 13.28 0.11 Bahan Bakar RT -1.83 -0.03

Rokok Kretek 14.13 0.10 Angkutan Laut -7.02 0.00

Tarip Air Minum PAM 7.47 0.09

Tarip Listrik 2.00 0.06

Angkutan Antar Kota 0.92 0.00

Tarip Taksi 1.92 0.00

Angkutan SDP 0.78 0.00

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

61

0,82% (ytd). Sama halnya dengan inflasi Kaltim, inflasi Kaltara triwulan I 2017 diperkirakan

bersumber dari kelompok administered prices, terutama pada tarip listrik dan biaya STNK.

Berdasarkan disagregasinya, inflasi kelompok inti (core inflation) tercatat 5,00% (yoy)

pada triwulan IV 2016, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 5,22% (yoy).

Sementara itu, inflasi kelompok volatile food turun dari 7,24% (yoy) menjadi 6,27% (yoy) pada

triwulan IV 2016. Di sisi lain, kelompok administered prices mengalami deflasi -0,54% (yoy),

tidak sedalam periode sebelumnya yang terdeflasi -1,17% (yoy) (Grafik III.10).

Sumber: BPS, diolah

Grafik III.5 Perbandingan Inflasi Kaltara dengan Inflasi Nasional dan Inflasi Kaltim

Sumber: BPS, diolah

Grafik III.6 Perkembangan Disagregasi Inflasi Kaltara

Dilihat berdasarkan kelompoknya, inflasi seluruh kelompok pembentuk inflasi Kaltara

mengalami penurunan pada triwulan IV 2016. Berdasarkan andil kelompoknya, kelompok

bahan makanan menyumbang andil tertinggi sebesar 1,61% (yoy) namun andil triwulan IV 2016

tercatat lebih rendah dibandingkan andil triwulan IV 2015 yang tercatat 1,86% (yoy) (Tabel

III.11).

Tabel III.11 Inflasi Kaltara s.d. Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Komoditas utama penyumbang deflasi Kaltara pada triwulan IV 2016 adalah bensin

dengan andil sebesar -0,31% (yoy). Komoditas lainnya yang menjadi penyumbang deflasi adalah

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kaltara Kaltim Nasional

%yoy 2016-IVKaltara 4,31%Kaltim 3,39%

Nasional 3,02%

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Umum Core Vol Foods Adm Prices

%yoy 2016-IVUmum 4,31%

Core 5,00%

Vol. Food 6,27%Adm. Price -0,54%

2015

I II III IV I II III IV

U M U M / T O T A L 9.52 9.79 6.76 3.42 4.71 6.16 4.56 4.31 ↘ 4.56 4.31 ↘

1 Bahan Makanan 9.37 10.41 6.95 3.99 8.46 10.53 7.20 6.25 ↘ 1.86 1.61 ↘

2 Makanan & Minuman, Rokok dan Tembakau 13.20 13.15 10.26 7.25 5.75 9.58 8.64 8.50 ↘ 1.50 1.48 ↘

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan BB 6.96 7.19 3.24 2.23 2.18 3.10 2.03 1.66 ↘ 0.57 0.47 ↘

4 Sandang 8.67 11.92 2.70 2.59 6.14 11.14 9.01 6.90 ↘ 0.46 0.35 ↘

5 Kesehatan 13.49 10.11 8.84 6.85 8.61 10.10 8.00 9.40 ↘ 0.36 0.42 ↗

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 9.66 7.88 5.43 3.92 4.15 4.31 2.50 2.35 ↘ 0.14 0.13 ↘

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 9.78 9.85 11.27 -0.68 0.10 5.64 -2.26 -1.13 ↘ -0.31 -0.16 ↗

No Kelompok Barang

Inflasi YOY Andil

2015 2016

IV IV

2016

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

62

bahan bakar rumah tangga, ikan bawal dan jagung manis yang masing-masing menyumbang

andil deflasi sebesar -0,18%, -0,08% dan -0,06%.Di sisi lain, beberapa komoditas masih

memberikan tekanan terhadap inflasi Kaltara seperti bawang merah yang menyumbang 0,54%

(yoy) terhadap pembentukan inflasi Kaltara triwulan IV 2016. Komoditas sewa rumah, bawang

putih dan rokok kretek filter juga turut memberi tekanan inflasi Kaltara dengan andil masing-

masing sebesar 0,49%, 0,24% dan 0,23% (yoy) (Tabel III.12).

Tabel III.12 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltara Triwulan IV 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota terus meningkatkan koordinasi secara

intensif dalam rangka pengendalian inflasi di Kaltim dan Kaltara. Sampai dengan Desember

2016, sejumlah kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka penguatan koordinasi serta

rekomendasi di wilayah kerja TPID Kaltim dan TPID Kaltara. Pada triwulan IV tahun 2016,

sejumlah program kerja strategis telah dilakukan oleh TPID Kaltim dan TPID Kaltara dalam

rangka menjaga tekanan inflasi. Pada tanggal 10-11 Oktober 2016 TPID Kaltim melakukan

kegiatan Capacity Building berupa studi banding kepada TPID Jateng untuk memperoleh

overview best practice pengelolaan PIHPS sebagai acuan dalam penyusunan PIHPS Kaltim di

tahun 2017. Di samping itu, anggota TPID juga memperoleh peluang kerjasama antar daerah

khususnya pada komoditas bawang merah melalui kunjungan studi ke Learning Center Bawang

merah di Brebes.

Selanjutnya pada tanggal 20 Oktober 2016 dilakukan Rapat Koordinasi Wilayah TPID

Kaltim dan seluruh kota/kabupaten dalam rangka tindak lanjut hasil kegiatan capacity building

sebelumnya serta evaluasi program kerja tahun 2016. Rapat ini menyepakati urgensi

Komoditas yoy andil Komoditas yoy andil

Bawang Merah 45.77 0.54 Bensin -11.79 -0.31

Sewa Rumah 6.90 0.49 Bahan Bakar Rumah Tangga -14.82 -0.18

Bawang Putih 54.77 0.24 Bawal -18.81 -0.08

Rokok Kretek Filter 15.07 0.23 Jagung Manis -22.90 -0.06

Udang Basah 21.33 0.18 Angkutan Udara -1.64 -0.05

Air Kemasan 12.27 0.17 Semen -8.22 -0.05

Cabai Rawit 22.79 0.16 Layang/Benggol -3.40 -0.05

Mie 13.78 0.15 Bayam -11.09 -0.04

Kue Basah 21.19 0.13 Pisang -8.37 -0.03

Kangkung 34.16 0.12 Solar -23.13 -0.03

Andil Inflasi Andil Deflasi

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

63

ketersediaan PIHPS serta informasi stok komoditas pokok di masing-masing kota/ kabupaten

agar pemenuhan pasokan dapat dilakukan terlebih dahulu intra-daerah.

Pada tanggal 7 November 2016, dilakukan rapat teknis dalam rangka penyusunan

konsep awal pengelolaan PIHPS Kaltim yang diikuti oleh SKPD terkait pemilik informasi data

harga dan produksi. pada tanggal 17 November 2016 TPID Kaltara melakukan kegiatan Capacity

Building ke TPID Sulsel sekaligus sebagai bentuk peningkatan kerjasama antar daerah. Selanjut

sebagai tindak lanjut kegiatan tersebut maka dilaksanakan Rapat Koordinasi Antar Wilayah se-

Kalimantan Utara pada tanggal 8 Desember 2016 serta dalam rangka koordinasi persiapan

menjelang akhir tahun dan tahun baru.

Tabel III.13 Kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Wilayah Kaltim dan Kaltara

Sumber: Biro Perekonomian Kaltim dan Kota Balikpapan (diolah)

No TPID TEMPAT TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN PIMPINAN KEGIATAN

1 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 20 Januari Rapat Koordinasi Evaluasi Program Kerja TPID Tahun 2015 dan

Penyusunan Program Kerja TPID 2016

Kepala Perwakilan BI

Balikpapan

2 Provinsi Kalimantan Timur Medan, Sumut 18 Februari Capacity Building Capacity building program unggulan

pengendalian inflasi TPID Sumut

Kepala Perwakilan BI

Kaltim

3 Kota Samarinda Samarinda, Kaltim 2 Maret Rapat Koordinasi Evaluasi Program Kerja TPID Tahun 2015 dan

Penyusunan Program Kerja TPID 2016

Plh. Asisten Ekonomi

Kota

4 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 6 April Rapat Koordinasi Pembahasan Isu Terkini dan Tindak Lanjut

Program Kerja TPID Kota Balikpapan Tahun 2016

Kepala Perwakilan BI

Balikpapan

5 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 3 Mei Rapat Koordinasi Koordinasi Penyempurnaan Sistem PIHPS Kepala Perwakilan BI

Balikpapan

6 Kota Tarakan Kantor Pemkot,

Tarakan

10 Mei Rapat Koordinasi Evaluasi Program Kerja TPID Tahun 2015 dan

Penyusunan Program Kerja TPID Tw I-2016

Sekretaris Kota

7 Provinsi Kalimantan Timur Samarinda, Kaltim 12 Mei High Level Meeting Rapat Koordinasi antar wilayah Kaltim periode

Tw I-2016 dan pembahasan Roadmap

Pengendalian Inflasi Kaltim

Asisten II Pemprov

Kaltim

8 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 2 Juni Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi menjelang Ramadhan dan Idul

Fitri dalam rangka pengendalian inflasi daerah

Asisten Ekbangkesra

Sekdakot Balikpapan

9 Kabupaten Paser Paser, Kaltim 13 Juni Rapat Koordinasi Keterjangkauan harga bahan kebutuhan pokok

menjelang Ramadhan

Plt. Kabag

Perekonomian Pemkab

Paser10 Provinsi Kalimantan Timur Balikpapan, Kaltim 2 Agustus Rapat Koordinasi Rapat teknis dalam rangka persiapan Rakornas

TPID VII 2016

Kepala Perwakilan BI

Kaltim

11 Kota Bontang Bontang, Kaltim 20 September Rapat Koordinasi Rapat Perdana TPID Kota Bontang Sekretaris Daerah

12 Kota Balikpapan, Kab.

Penajam Paser Utara, Kab.

Paser

Surabaya, Jatim 29 September Capacity Building Capacity building program unggulan

pengendalian inflasi TPID Sumut

Kepala Perwakilan BI

Balikpapan

13 Provinsi Kalimantan Timur Semarang & Tegal,

Jateng

10 Oktober Capacity Building Capacity building program unggulan

pengendalian inflasi TPID Jateng

Kepala Tim

Pengembangan

Ekonomi BI Kaltim

14 Provinsi Kalimantan Timur Samarinda, Kaltim 20 Oktober Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi antar wilayah periode Tw III-

2016

Kepala Biro

Perekonomian Pemprov

Kaltim15 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 20 Oktober Capacity Building Kunjungan Kerja TPID Kota Salatiga Asisten Ekbangkesra

Sekdakot Balikpapan

16 Provinsi Kalimantan Timur Samarinda, Kaltim 7 November Rapat Koordinasi Rapat teknis pembahasan kerangka kerja PIHPS

Kaltim

Kepala Bagian Ekonomi

Pemprov Kaltim

17 Provinsi Kalimantan Utara Makassar, Sulsel 17 November Capacity Building Studi Banding TPID Kaltara ke TPID Sulsel Kepala Perwakilan BI

Kaltara

18 Kota Samarinda Samarinda, Kaltim 30 November Capacity Building Kunjungan Kerja TPID DI Yogyakarta Kepala Biro

Perekonomian Pemprov

Kaltim19 Provinsi Kalimantan Utara Tanjung Selor, Kaltara 8 Desember Rapat Koordinasi Persiapan menjelang akhir tahun dan evaluasi

inflasi Semester II 2016

Asisten II Pemprov

Kaltara

20 Kota Samarinda Samarinda, Kaltim 14 Desember Rapat Koordinasi Rapat persiapan menjelang akhir tahun dan

tahun baru dilanjutkan sidak ke Pasar Segiri dan

distributor

Wakil Walikota

21 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 9 November Capacity Building Kunjungan Kerja TPID Kota Malang Asisten Ekbangkesra

Sekdakot Balikpapan

22 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 28 November Capacity Building Kunjungan Kerja TPID Kabupaten Semarang Sekretaris Daerah Kota

Balikpapan

23 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 1 Desember Capacity Building Kunjungan Kerja TPID DIY Jogjakarta Kepala Perwakilan BI

Balikpapan

24 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 7 Desember Capacity Building Kunjungan Kerja TPID Kota Cimahi Asisten Ekbangkesra

Sekdakot Balikpapan

25 Kota Balikpapan Balikpapan, Kaltim 16 Desember Capacity Building Kunjungan Kerja TPID Kota Probolinggo Asisten Ekbangkesra

Sekdakot Balikpapan

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

64

BOKS III.1

Dinamika Persistensi Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Kaltim

Pada kurun sepuluh tahun terakhir, rata-rata tingkat inflasi di Kalimantan Timur

(Kaltim) berada di kisaran 7,31%. Tingkat inflasi ini juga rata-rata berada diatas tingkat inflasi

nasional yang mencapai 6,22% dan lebih fluktuatif dibandingkan nasional. Lebih lanjut,

tingkat inflasi yang tinggi berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat dan secara

agregat berdampak pada inefisiensi perekonomian. Fluktuasi tingkat inflasi Kaltim terutama

dipengaruhi oleh berbagai faktor administered prices yang berdampak pada kenaikan harga

kelompok-kelompok konsumsi penyumbang inflasi utama. Periode inflasi tinggi di Kaltim

yaitu di tahun 2008, 2010, 2011, 2013, dan 2014 terutama disumbang oleh kelompok bahan

makanan. Bahkan, meskipun inflasi IHK Kaltim pada tahun 2015 mencapai 4,89% tetapi inflasi

bahan makanan tercatat lebih tinggi yaitu 9,28% (yoy). Produksi bahan makanan yang

sebagian besar didatangkan dari luar daerah menyebabkan tingkat harga yang tinggi serta

inflasi yang cukup tinggi.

Dua diantara beberapa komoditas yang menyumbang inflasi bahan makanan di

Kaltim adalah bawang merah dan daging ayam ras. Uniknya, tingginya inflasi pada komoditas

bawang merah lebih disebabkan karena produksi yang terbatas di Kaltim, sedangkan

tingginya inflasi pada komoditas daging ayam ras bukan disebabkan karena produksi yang

terbatas, tetapi lebih dikarenakan faktor rantai distribusi, ini mengingat produksi daging atam

ras di Kaltim tercatat mengalami surplus dalam tiga tahun terakhir.

Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya kajian yang komprehensif yang

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persistensi inflasi

komoditas bahan makanan khususnya komoditas bawang merah dan daging ayam ras di

Kaltim. Selain itu, kajian ini juga menganalisis perilaku pembentukan harga kedua komoditas

tersebut sehingga dapat dirumuskan suatu rekomendasi kebijakan. Adapun ruang lingkup

kajian ini didasarkan pada roadmap pengendalian inflasi Kaltim yang telah disusun oleh Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim dan terbatas pada komoditas bawang merah dan

daging ayam ras. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desk study, field

survey, dan focus group discussion untuk menggali lebih dalam terkait pola produksi dan

distribusi komoditas tersebut dengan narasumber dari pemerintah daerah, pelaku usaha,

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

65

dan pihak-pihak terkait lainnya. Pengolahan data hasil survei yang bersifat kuantitatif

menggunakan metode simple average dan pooling. Sementara untuk menganalisis

persistensi inflasi dan rigiditas harga mengacu pada persamaan new keynesian philips curve.

Data yang digunakan dalam kajian ini berasal dari data sekunder (BPS) dan data primer

melalui survei dengan metode snowball sampling yang terdiri dari produsen, pengepul,

distributor, pedagang besar, grosir dan pengecer.

Sebagai daerah defisit pangan, Provinsi Kaltim mengalami pergerakan harga pangan

yang fluktuatif, sehingga berdampak pada tingginya tingkat persistensi inflasi. Tingkat

persistensi inflasi umum di Kaltim tergolong tinggi, dengan nilai ρ = 0,90 dan paling tinggi

dibandingkan rata-rata persistensi inflasi di wilayah Kalimantan yang tercatat 0,85.

Komoditas bawang merah dan daging aram ras di Kaltim juga memiliki tingkat persistensi

yang tergolong tinggi. Tingkat persistensi inflasi daging ayam ras sedikit lebih tinggi (ρ = 0,92)

dibandingkan bawang merah (ρ = 0,86). Nilai persistensi inflasi daging ayam ras tersebut juga

lebih tinggi daripada peristensi inflasi umum Kaltim (ρ = 0,90) dan persistensi inflasi bahan

makanan (ρ = 0,85). Meskipun persistensi inflasi daging ayam ras dan bawang merah

tergolong tinggi, namun trend peristensinya cenderung menurun. Sementara itu, tingkat

Half-Life9 cenderung mengikuti tingkat perisistensi, dimana semakin tinggi nilai persistensi

suatu komoditas, maka nilai Half-Life nya akan mengalami peningkatan

Tabel III.14 Hasil Regresi Persistensi Inflasi

Dilihat dari aspek produksi berdasarkan data BPS, produksi bawang merah di Kaltim

secara umum menunjukkan peningkatan dalam sepuluh tahun terakhir. Meskipun demikian,

total produksi lokal hanya mampu menutupi sebagian kecil konsumsi bawang merah di

Kaltim. Sebagian besar masih didatangkan dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Jawa

9 Half life adalah salah satu metode untuk mengukur persistensi inflasi, satuan yang digunakan adalah bulan.

ρ Half-Life ρ Half-Life ρ Half-Life ρ Half-Life

Umum 0.90 6.6 0.95 14.7 0.95 13.4 0.86 4.7

Bahan Makanan 0.85 4.4 0.93 9.8 0.93 10.2 0.73 2.2

Makanan Jadi 0.90 6.7 0.97 23.7 0.87 4.8 0.85 4.3

Bawang Merah 0.86 6.1 0.90 7.3 0.88 6.9 0.84 3.1

Daging Ayam Ras 0.92 5.0 0.92 4.5 0.96 6.4 0.90 3.6

KomoditasFull Sample 2003 - 2006 2007 - 2010 2011 - 2015

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

66

Tengah. Peningkatan produksi bawang merah terutama didorong oleh pembukaan lahan

produksi bawang merah yang diiringi dengan adanya kegiatan upaya khusus (upsus

pertanian) dalam dua tahun terakhir. Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 388 ton,

mengalami peningkatan sebanyak 342 ton (750,48 persen) dibandingkan produksi pada

tahun 2013. Peningkatan produksi tersebut disebabkan meningkatnya luas panen sebesar

39,00 hektar atau sebesar 433,33 persen. Sementara itu produksi pada tahun 2015 kembali

mengalami penurunan menjadi 254 ton akibat adanya bencana kabut asap kebakaran hutan.

Jika diperhatikan menurut pola produksinya secara triwulanan, perkembangan

produksi bawang merah Kaltim yang tinggi terjadi pada triwulan I atau triwulan III, sedangkan

yang rendah terjadi pada triwulan II atau triwulan IV. Produksi yang tinggi yang terjadi pada

triwulan I atau triwulan III didukung oleh iklim dan cuaca yang mendukung untuk budidaya

bawang merah.

Sumber: BPS (diolah)

Grafik III.7 Produksi Bawang Merah Kaltim

Sumber: BPS (diolah)

Grafik III.8 Produksi Daging Ayam Ras Kaltim

Produksi daging ayam ras Kaltim sejak sepuluh tahun terakhir juga berada pada tren

yang meningkat. Meskipun sempat mengalami penurunan produksi pada tahun 2011, namun

produksi terus meningkat hingga tahun 2015. Pada tahun 2015 produksi daging ayam ras

mencapai 53,86 ribu ton, atau meningkat 23,42% dibandingkan dengan produksinya pada

tahun 2014 yang hanya mencapai 43,64 ribu ton. Sementara itu, populasi ayam ras

(pedaging) pada tahun 2015 mencapai 55,78 juta ekor, mengalami peningkatan 19,83%

dibandingkan dengan populasi ayam ras tahun 2014 yang mencapai 46,55 juta ekor.

Sementara itu, pasokan day old chick (DOC) selain diperoleh dari lokal Kaltim juga ada yang

didatangkan dari luar Kaltim. Jumlah rata-rata DOC yang didatangkan dari luar Kaltim

mencapai 3,92 juta ekor. Sisanya diproduksi dari luar Kaltim. Peningkatan populasi dan

produksi ayam ras tersebut menunjukkan permintaan terhadap komoditas daging ayam ras

-200

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

800

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Produksi Growth (Rhs)

Ton %yoy

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Produksi Growth (Rhs)

Ton %yoy

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

67

yang terus meningkat terutama di Kaltim. Secara umum, Kaltim mengalami surplus

komoditas daging ayam ras.

Pergerakan harga komoditas bawang merah cenderung mengikuti siklus produksi,

dimana harga cukup tinggi pada masa paceklik, dan mulai menurun di pertengahan tahun

seiring dengan melimpahnya pasokan. Pergerakan harga di tahun 2015 terlihat meningkat

cukup tinggi pada saat menjelang momentum puasa dan menjelang akhir tahun. Hal itu

sesuai dengan pola produksi bawang merah Kaltim yang cenderung mengalami panen pada

triwulan I atau triwulan III. Selain itu, harga di pasar modern relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan harga di pasar tradisional. Meskipun demikian, harga bawang merah di pasar modern

tidak terlalu fluktuatif seperti halnya harga bawang merah di pasar tradisional. Berdasarkan

hasil focus group discussion diperoleh informasi bahwa persaingan harga terjadi antar level

distribusi. Ini menandakan bahwa harga antar pedagang akan mempengaruhi harga

pedagang yang lain. Sementara itu, penentu harga jual adalah masing-masing rantai yang

dipengaruhi oleh harga dari pedagang lain dan berdasarkan supply-demand.

Grafik III.9 Pergerakan Harga Bawang Merah

Grafik III.10 Pergerakan Harga Daging Ayam Ras

Hasil estimasi data sekunder tersebut terkonfirmasi dari hasil survei10, dimana

sebagian besar pelaku usaha menentukan harga jual mengacu pada harga pesaing atau

mengacu pada harga pasar tertinggi. Hanya sebagian kecil dari pelaku usaha yang

menentukan harga jual berdasarkan biaya produksi ditambah margin. Hal ini berlaku untuk

komoditas bawang merah maupun komoditas daging ayam ras baik di Samarinda maupun di

Balikpapan.

10 Survei dilakukan di Samarinda dan Balikpapan dengan menyebar kuesioner kepada kelompok pedagang di sektor hilir (daerah konsumen) dan kelompok pedagang di sektor hulu (daerah produsen). Responden suvei diidentifikasi dengan metode snowball sampling. Hasil survei diolah dengan menggunakan metode simple average.

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Trad 2014 Trad 2015 Mod 2014

Mod 2015 Rata-Rata

Rp/Kg

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

P.Trad 2014 P.Trad 2015 P.Mod 2014

P.Mod 2015 rata-rata

Rp/Kg

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

68

Grafik III.11 Mekanisme Penentuan Harga Jual

Bawang Merah di Samarinda

Grafik III.12 Mekanisme Penentuan Harga Jual

Bawang Merah di Balikpapan

Grafik III.13 Mekanisme Penentuan Harga Jual Daging Ayam Ras di Samarinda

Grafik III.14 Mekanisme Penentuan Harga Jual Daging Ayam Ras di Balikpapan

Melihat tingginya arus komoditas yang masuk ke Kaltim, perlu adanya upaya

pemerintah daerah dalam mengatur ketersediaan pasokan untuk memenuhi kebutuhan

daerah, termasuk meningkatkan dan mengoptimalkan produksi lokal khususnya untuk

komoditas bawang merah. Selain itu, pemerintah daerah perlu untuk memelihara dan

meningkatkan kualitas infrastruktur dasar khususnya yang mendukung rantai pasok

komoditas pangan. Informasi pembentukan harga umumnya dikuasai oleh pengepul atau

suplier/distributor utama sehingga perubahan harga sering dikendalikan oleh mereka. Oleh

karena itu, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap pelaku usaha tersebut

agar tidak terjadi oligopoli. Terkait dengan rigiditas harga, pemerintah perlu memelihara dan

meningkatkan sistem informasi harga yang saat ini sudah tersedia, termasuk penyediaan

informasi harga dari produsen dan konsumen serta early warning system.

68

100

41

5

32

59

5 5

MENGIKUTI HARGAPASAR TERTINGGI

MENGIKUTI HARGAPESAING LAIN

BIAYA PRODUKSIDITAMBAH DENGAN

MARGIN

DARI PERSENPEMBELIAN

Angka dalam %

Samarinda

BIASANYA PALING SERING

6569

80

42

54

40

MENGIKUTI HARGAPASAR TERTINGGI

MENGIKUTI HARGAPESAING LAIN

BIAYA PRODUKSIDITAMBAH DENGAN

MARGIN

DARI PERSENPEMBELIAN

Angka dalam %

Balikpapan

BIASANYA PALING SERING

88

63

38

63

19 19

MENGIKUTI HARGA PASARTERTINGGI

MENGIKUTI HARGA PESAINGLAIN

BIAYA PRODUKSI DITAMBAHDENGAN MARGIN

Angka dalam %

Samarinda

BIASANYA PALING SERING

92

31

0

85

15

0

MENGIKUTI HARGA PASARTERTINGGI

MENGIKUTI HARGA PESAINGLAIN

BIAYA PRODUKSI DITAMBAHDENGAN MARGIN

Angka dalam %

Balikpapan

BIASANYA PALING SERING

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

69

BOKS III.2

BI Kaltim: Menjaga Inflasi dengan Kandang Sapi Terintegrasi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Kalimantan Timur terus menjalankan peran sebagai

strategic advisor pemerintah daerah, salah satunya

melalui upaya-upaya kegiatan yang berdampak

langsung di masyarakat. Pada tanggal 16 Mei 2016,

telah diselenggarakan penandatanganan kerjasama

pengembangan klaster Sapi di Kota Samarinda

antara Bank Indonesia dengan Walikota Samarinda.

Program pengembangan Klaster Sapi, diharapkan

dapat membantu memenuhi kebutuhan daging sapi di Kota Samarinda dan mendukung

ketersediaan pupuk yang murah bagi petani di Kota Samarinda. Selain dihadiri oleh Walikota

Samarinda, acara penandatangan Kerjasama dan peresmian Kandang Sapi Terintegrasi PSBI

Tematik ini juga dihadiri oleh Muspida dan SKPD terkait, anggota DPRD Kota Samarinda, Staf

Ahli DPD RI Bapak Luther Kombong dan kalangan perbankan.

Dalam sambutannya, Bapak Walikota Samarinda, Syaharie Jaang kembali mengapresiasi atas

peran Bank Indonesia yang telah banyak men-create program untuk mendukung

pemberdayaan petani dalam mewujudkan Ketahanan Pangan di Kota Samarinda. Dengan

banyak program yang sudah digulirkan, Inflasi di Kota Sawarinda dapat terjaga. Beliau

berharap agar program bantuan maupun bimbingan teknis dalam bentuk program Klaster

jangan sampai disia siakan oleh petani. Harapannya setelah program klaster berjalan, akses

peternak terhadap perbankan dapat teratasi dan problem pemasaran hasil ternak sapi juga

dapat terurai.

Secara terpisah Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda, bantuan sarana dan

prasarana yang diberikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur

berupa Kandang Komunal atau Kandang Sapi Terintegrasi sangat menunjang sekali bagi

pelaksanaan program peternakan di Kota Samarinda. Dengan adanya PSBI Kandang Sapi

Terintegrasi dan penetapan Klaster Sapi di desa Lubuk Sawah, dapat menjadi program

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

70

percontohan bagi peternak lainnya bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan peternak

melalui manajemen kandang, manajemen pakan, dan manajemen limbah sapi.

“Penandatangan Kerjasama Pengembangan

Klaster Sapi di Kota Samarinda adalah upaya

pemenuhan kebutuhan sapi di daerah dan

pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani secara

mandiri. Program-program dukungan terhadap

petani di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh

Bank Indonesia merupakan kepedulian Bank

Sentral sekaligus otoritas moneter untuk ikut

berperan serta membenahi sisi suplai di dalam

negeri. Ketika sisi suply bisa terjaga stabilitasnya akan ikut meredam gejolak angka inflasi

yang merupakan tugas pokok bank sentral untuk mengawalnya. Namun bukanlah itu yang

sejatinya menjadi kepedulian Bank Indonesia ketika ikut terjun membenahi kandang-

kandang sapi didaerah, tapi lebih didorong ingin melihat keluarga petani tersenyum karena

kesejahteraan mereka meningkat, demikian yang disampaikan oleh Bapak Mawardi BH.

Ritonga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur.

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

71

IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN

AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Kaltim dan Kaltara mengalami peningkatan pada

tahun 2016 yang diindikasi dari naiknya pertumbuhan Kredit Kaltim dan Kaltara.

Sejalan dengan kondisi tersebut, penghimpunan dana perbankan dari pihak ketiga juga

meningkat

Stabilitas Keuangan Daerah Kalimantan Timur

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Kaltim mulai menunjukkan tren perbaikan dan

mencatat pertumbuhan positif di triwulan IV 2016. Penghimpunan dana dari masyarakat oleh

perbankan meraih perbaikan yang signifikan dan mencatat angka pertumbuhan positif setelah

terkontraksi sejak akhir tahun 2015. Andil positif pertumbuhan DPK terutama didorong oleh

saldo dana pemerintah di perbankan Kaltim khususnya dalam bentuk giro yang relatif lebih

besar dibandingkan periode akhir tahun 2015. Hal tersebut ditengarai sebagai cermin kehati-

hatian pemerintah daerah dalam mencairkan dana karena efisiensi anggaran. Sedangkan dana

dari korporasi dan perseorangan di perbankan Kaltim mengalami penurunan dibandingkan

periode sebelumnya. Kondisi tersebut tergambar dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia

Provinsi Kaltim dimana masyarakat menjawab kondisi ketersediaan lapangan kerja dan

penghasilan yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan DPK di

wilayah Kaltim pada triwulan IV 2016 tumbuh 0,66% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi hingga -10,72% (yoy). Sedangkan pertumbuhan DPK Nasional

tercatat lebih tinggi yaitu sebesar 9,60% (yoy) pada triwulan IV 2016 (Grafik IV.1).

Grafik IV.1 Perkembangan DPK Kaltim dan Nasional

Grafik IV.2 Perkembangan Kredit Kaltim dan Nasional

Penyaluran kredit yang berlokasi proyek di wilayah Kaltim pada triwulan IV 2016 juga

mencatat peningkatan pertumbuhan. Penyaluran kredit di wilayah Kaltim pada triwulan IV

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltim Nasional

%yoy Triwulan IV-2016Kaltim 0,66%

Nasional 9,60%

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltim Nasional

%yoy Triwulan IV-2016Kaltim 2,05%

Nasional 7,85%

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

72

2016 tumbuh 2,05% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat

pertumbuhan 1,24% (yoy). Tetapi bila disandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional, maka

angka tersebut relatif cukup jauh di bawah kredit nasional yang tumbuh 7,85% (yoy) (Grafik

IV.2). Peningkatan pertumbuhan kredit secara umum merupakan andil dari pertumbuhan kredit

perseorangan dan kredit korporasi yang sama-sama mengalami peningkatan, disertai dengan

risiko kredit yang juga relatif lebih baik. Pada triwulan IV 2016, risiko kredit di wilayah Kaltim

mencapai 6,54%, masih berada di atas batas wajar pada level 5%, tetapi relatif lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tercatat sebesar 7,01%. Berdasarkan jenis

penggunaannya, kredit di wilayah Kaltim masih didominasi oleh kredit investasi sebesar 45,60%,

disusul oleh kredit modal kerja 31,84% dan kredit konsumsi sebesar 22,56% (Grafik IV.3). Kredit

investasi dengan komposisi terbesar memang masih mencatat kontraksi sebesar -1,60%, tetapi

pertumbuhan positif dari kredit modal kerja yang cukup signifikan hingga 6,92% (yoy)

memberikan andil bersih yang positif pada pertumbuhan kredit secara umum. Selanjutnya,

berdasarkan lapangan usaha, kredit di Kaltim masih didominasi oleh sektor pertanian dalam arti

luas sebesar 24,79%, disusul sektor perdagangan sebesar 21,53% dan sektor industri sebesar

15,62% (Grafik IV.4).

Grafik IV.3 Komposisi Kredit Berdasarkan Penggunaan

Kaltim

Grafik IV.4 Komposisi Kredit Berdasarkan Lapangan

Usaha Kaltim

Secara spasial, hanya sebagian Kota/Kab yang mengalami pertumbuhan kredit secara

positif. Kab. Kutai Timur mencatat pertumbuhan kredit tertinggi hingga 33,22% (yoy) diikuti

oleh Kab. Paser sebesar 18,44% (yoy), sedangkan beberapa kabupaten mengalami kontraksi

pertumbuhan kredit dimana Kab. Penajam Paser Utara mencatat kontraksi terdalam sebesar -

24,51% (yoy) (Grafik IV.5). Selanjutnya, tidak ada perubahan yang signifikan pada struktur

penyaluran kredit secara spasial dimana sebagian besar kredit disalurkan di Kota Balikpapan

dan Samarinda masing-masing sebesar29,3% dan 25,9% (Grafik IV.6).

31.8%

45.6%

22.6%

Modal Kerja Investasi Konsumsi 0.0

2.5

3.6

5.9

7.6

7.6

14.6

14.7

20.3

23.3

Lainnya

Jasa Lainnya

LGA

Kons

TransKom

JaKeu RE

Tambang

Industri

PHR

Tani

%

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

73

Grafik IV.5 Perkembangan Kredit Spasial Kota/Kab

Kaltim

Grafik IV.6 Komposisi Kredit Spasial Kota/Kab Kaltim

Daerah yang memiliki risiko kredit paling tinggi pada triwulan IV 2016 adalah Kab. Paser

dengan rasio NPL sebesar 11,3%, diikuti oleh Balikpapan, Berau dan Samarinda yang masing-

masing memiliki rasio NPL sudah di atas batas normal 5% (Grafik IV.7). Dan dengan pangsa

kredit yang cukup signifikan, maka rasio NPL Kota Balikpapan dan Samarinda yang tinggi

menjadi andil pendorong utama rasio NPL Kaltim secara keseluruhan sebesar 6,54% (Grafik

IV.8).

Grafik IV.7 Perkembangan Kredit Spasial Kota/Kab

Kaltim

Grafik IV.8 Komposisi Kredit Spasial Kota/Kab Kaltim

Perkembangan Stabilitas Keuangan Daerah Kaltim - Korporasi

Dana pihak ketiga perbankan dari korporasi mengalami kontraksi pada triwulan IV

2016. DPK korporasi turun sebesar -2,92% (yoy), terkontraksi dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 3,38% (yoy) (Grafik IV.9). Berdasarkan komponennya, penurunan saldo giro

dan tabungan masing-masing sebesar -8,89% (yoy) dan -5,25% (yoy) menjadi andil utama

turunnya DPK korporasi. Sedangkan deposito masih mencatat pertumbuhan positif sebesar

13,58% (yoy) walaupun melambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sempat

tumbuh 24,13% (yoy).

-24.5

-20.4

-3.4

-1.7

1.1

1.2

4.3

18.4

33.2

Ppu

Kbr

Btg

Kkr

Bpn

Smr

Ber

Psr

Ktm

IV 2016

III 2016

%yoy 1.6

1.9

3.2

5.9

9.0

10.3

12.8

25.9

29.3

Ppu

Kbr

Psr

Ber

Ktm

Btg

Kkr

Smr

Bpn

%

0.7

0.9

1.2

3.1

4.6

8.3

9.3

9.5

11.3

Kbr

Ktm

Btg

Kkr

Ppu

Smr

Ber

Bpn

Psr

%

Samarinda

8,3%

Balikpapan9,5%

6,5%

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

74

DPK perbankan yang bersumber dari korporasi masih didominasi oleh giro.

Karakteristik DPK korporasi yang selalu didominasi oleh giro masih terjadi di Kaltim dengan

komposisi hingga 62,4%. Komponen berikutnya adalah deposito dengan pangsa 29,5% dari

total DPK, disusul tabungan sebesar 8,1%. (Grafik IV.10).

Grafik IV.9 Perkembangan DPK Korporasi Kaltim

Grafik IV.10 Komposisi DPK Korporasi Kaltim

Di sisi pembiayaan, perkembangan kredit korporasi pada triwulan IV 2016 masih

mengalami fase kontraksi. Pertumbuhan kredit korporasi triwulan IV 2016 terkontraksi -1,44%

(yoy), tetapi tidak sedalam triwulan sebelumnya yang tercatat -1,95% (yoy) (Grafik IV.11).

Berdasarkan jenis lapangan usaha, perbaikan yang paling signifikan adalah pertumbuhan kredit

di sektor pertambangan yang meningkat walaupun masih terkontraksi sebesar -2,58% (yoy),

sedangkan sektor utama lainnya relatif sedikit mengalami perubahan (Grafik IV.12). Dari hasil

liaison Bank Indonesia Provinsi Kaltim dan Kota Balikpapan, diperoleh informasi volume

transaksi yang meningkat dari sektor yang mendukung secara langsung sektor pertambangan

terutama pada triwulan IV 2016. Selain itu, langkah sebagian kontak liaison yang tidak

melakukan atau menunda realisasi investasi yang signifikan, mengkonfirmasi kredit investasi

yang juga mengalami kontraksi.

Grafik IV.11 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltim

Grafik IV.12 Perkembangan Kredit Korporasi

Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltim

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Korporasi Pertumbuhan (Rhs)

%yoyRp Miliar

62.4%8.1%

29.5%

Giro Tabungan Deposito

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Korporasi NPL (Rhs)

%yoy %

-50

0

50

100

150

200

250

300

-40-30-20-10

0102030405060

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltim Pertanian Pertambangan

PHR Industri (Rhs)

%yoy %yoy

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

75

Selanjutnya, penyaluran kredit yang membaik tetapi masih terkontraksi, juga disinyalir

sebagai cerminan kehati-hatian perbankan dalam melakukan ekspansi kredit sembari

mengurangi risiko kredit. Hal ini terlihat dari berkurangnya risiko kredit korporasi dengan rasio

NPL menjadi sebesar 8,90%, walaupun berada masih di atas batas wajar. Kredit korporasi yang

mencatat risiko paling besar adalah kredit yang disalurkan kepada sektor pertambangan yang

tercatat memiliki rasio NPL sebesar 23,12%. Kemudian, berikutnya adalah kredit pada sektor

transportasi dan komunikasi yang mencatat rasion NPL sebesar 12,27%. Kredit pada sektor

perdagangan (PHR) pun perlu mendapat perhatian walaupun masih memiliki rasio NPL sebesar

6,71%, tetapi pangsa kredit yang dominan menjadikan kredit pada sektor ini memberikan andil

risiko signifikan setelah risiko kredit sektor pertambangan.

Tren harga komoditas yang terus meningkat mendorong kinerja sektor korporasi di

sektor ekonomi utama Kaltim. Rasio rentabilitas atau profitabilitas korporasi di sektor

pertambangan yang tercermin dari Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masih

mencatat tren peningkatan walaupun masih berada pada level negatif. Hal tersebut seiring

perbaikan harga batubara acuan (HBA) sejak awal tahun 2016, yang disebabkan excess supply

yang mengecil karena produksi batu bara Tiongkok yang menurun (Grafik IV.13). Namun,

pergerakan harga komoditas yang belum kembali pada level normal berdampak pada Asset

Turn Over (ATO) korporasi pertambangan yang masih dalam tren menurun. (Grafik IV.14).

Grafik IV.13 Return on Asset dan Return on Equity

Korporasi Sektor Pertambangan

Grafik IV.14 Asset Turn Over Korporasi Sektor

Pertambangan

Lebih lanjut, kemampuan korporasi sektor pertambangan untuk membayar

hutangnya sedikit mengalami perbaikan. Debt to Service Ratio (DSR) korporasi pertambangan

Kaltim yang menurun dan Interest Coverage Ratio yang meningkat mencerminkan beban utang

yang ditanggung korporasi sedikit berkurang (Grafik IV.15). Namun, hal ini belum memberi

dampak yang signifikan terhadap perbaikan rasio NPL korporasi pertambangan yang hanya

sedikit membaik . Indikator berikutnya terkait kemampuan pembayaran utang juga

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014 2015 2016

ROA ROE (Rhs)

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

76

menunjukkan perbaikan yaitu, solvability korporasi yang mulai meningkat dan Debt to Equity

Ratio (DER) yang mulai turun (Grafik IV.16).

Grafik IV.15 Debt to Service Ratio dan Interest

Coverage Ratio Korporasi Sektor Pertambangan

Grafik IV.16 Debt to Equity Ratio dan Solvability

Korporasi Sektor Pertambangan

Sedangkan dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi

Kaltim, kondisi usaha sektor pertambangan relatif stabil. Realisasi perkembangan kondisi

usaha sektor pertambangan yang terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan

IV 2016 membukukan hasil yang relatif stabil sebesar 0,00%. Faktor yang mendorong stabilnya

kondisi usaha sektor pertambangan terlihat pada parameter pengukuran harga jual,

penyerapan tenaga kerja, dan investasi yang relatif stabil. Kondisi ini masih lebih baik dari

perkembangan sektor ekonomi lain seperti Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, serta Sektor

Bangunan yang masing-masing masih membukukan hasil negatif yaitu -4,85% dan -2,76% pada

triwulan laporan.

Stabilitas Keuangan Daerah Kaltim – Sektor Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga (RT) di Kaltim mencatat pertumbuhan pada triwulan IV 2016

setelah sempat terkontraksi pada periode sebelumnya. Berdasarkan rilis BPS Provinsi Kaltim

pada tanggal 6 Februari 2017, konsumsi RT mencatat pertumbuhan 0,53% (yoy) sehingga

memberikan andil pertumbuhan 0,08% (yoy) terhadap pertumbuhan perekonomian Kaltim

pada triwulan IV 2016. Konsumsi RT yang meningkat setelah sempat terkontraksi hingga -1,52%

(yoy) pada triwulan sebelumnya, juga terlihat dari meningkatnya kredit konsumsi serta

berkurangnya simpanan nasabah perorangan yang diindikasikan terpakai untuk konsumsi.

Meningkatnya konsumsi RT juga terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia

Provinsi Kaltim dengan meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di triwulan IV 2016

menjadi sebesar 96,28 setelah pada triwulan lalu tercatat sebesar 95,17. Para responden SK BI

Provinsi Kaltim pun menginformasikan peningkatan pembelian barang tahan lama dengan

0

1

2

3

4

5

6

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014 2015 2016

DSR ICR (Rhs)

1.2

1.4

1.6

1.8

2.0

2.2

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014 2015 2016

DER SOL (Rhs)

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

77

indeks pada triwulan IV 2016 sebesar 98,50, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang

tercatat sebesar 96,17.

DPK perbankan yang dihimpun dari RT di Kaltim mengalami kontraksi pada triwulan

IV 2016. DPK perseorangan triwulan IV 2016 terkontraksi sebesar -0,56% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2016 yang masih tumbuh sebesar 1,37% (Grafik IV.17). Andil

menurunnya pertumbuhan DPK perseorangan terutama berasal dari kontraksi deposito yang

lebih dalam sebesar -2,60% (yoy) dan perlambatan pertumbuhan saldo tabungan masyarakat

menjadi sebesar 2,80% (yoy). Sedangkan giro yang dimiliki oleh masyarakat masih terkontraksi

tetapi tidak sedalam periode sebelumnya yaitu sebesar -6,76% (yoy). Berdasarkan

komponennya, masyarakat masih dominan menyimpan dana di perbankan dalam bentuk

tabungan dengan komposisi tabungan pada DPK perseorangan sebesar 62,58%. Komponen

berikutnya adalah simpanan berbentuk deposito dengan pangsa 34,21% dan giro yang tercatat

sebesar 3,22% (Grafik IV.18). Melambatnya pertumbuhan DPK perseorangan tersebut juga

dapat mengindikasikan meningkatnya berkurangnya penghasilan masyarakat di wilayah Kaltim

sehingga menggunakan simpanannya untuk konsumsi. Hal tersebut didukung dari Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) hasil Survei Konsumen, dimana Kondisi Ketersediaan Lapangan Kerja

dan Penghasilan di triwulan IV 2016 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik IV.17 Perkembangan DPK Perorangan Kaltim

Grafik IV.18 Komposisi DPK Perorangan Kaltim

Peningkatan konsumsi RT juga dapat terlihat dari meningkatnya pembiayaan

perbankan untuk konsumsi kepada RT di wilayah Kaltim. Penyaluran kredit RT di wilayah

Kaltim pada triwulan IV 2016 tumbuh 3,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 1,28% (yoy) (Grafik IV.19). Meningkatnya pertumbuhan kredit RT di Kaltim

terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan kredit properti menjadi sebesar 4,34%

(yoy). Kemudian, kredit kendaraan bermotor juga mengalami perbaikan walaupun masih

terkontraksi sebesar -18,73% (yoy) tetapi tidak sedalam triwulan sebelumnya yang mencapai -

0

5

10

15

20

25

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga Pertumbuhan (Rhs)

%yoyRp Miliar

3.22%

62.58%

34.21%

Giro Tabungan Deposito

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

78

24,90% (yoy). Relaksasi kebijakan Loan to Value (LTV) ditengarai memberikan andil

pertumbuhan tersebut. Sedangkan kredit multiguna masih menjadi favorit masyarakat untuk

berbagai kebutuhan konsumsi dengan pertumbuhan yang relatif tidak banyak berubah sebesar

8,27% (yoy) (Grafik IV.20). Berdasarkan komposisinya, kredit multiguna mencatat pangsa yang

paling besar mencapai 45,09% , disusul oleh kredit properti yang tercatat sebesar 35,53%

dimana KPR tipe menengah (22-70) merupakan kredit yang paling banyak dipilih oleh

masyarakat Kaltim dengan pangsa hingga 19,99% dari total kredit konsumsi. Kredit konsumsi

berikutnya yang cukup besar adalah kredit kendaraan bermotor dengan total pangsa sebesar

9,44% dimana KKB R4 atau mobil mencatat komposisi terbesar yaitu sebesar 7,58% dari total

kredit konsumsi di Kaltim.

Grafik IV.19 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

Kaltim

Grafik IV.20 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

Berdasarkan Jenisnya Kaltim

Risiko kredit RT masih terjaga pada level yang rendah, dan lebih baik bila

dibandingkan dengan triwulan III 2016. Tingkat NPL kredit RT pada triwulan IV 2016 tercatat

3,41%, sedikit lebih rendah dibandingkan risiko pada triwulan sebelumnya sebesar 3,65%.

Kredit properti memiliki risiko yang paling besar dan telah berada di atas batas normal yaitu

sebesar 6,45% (yoy). Sedangkan kredit multiguna di Kaltim masih mencatat kualitas yang baik

dengan rasio NPL sebesar 1,30%.

Stabilitas Keuangan Daerah Kaltim - Kredit UMKM

Rasio kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap total pembiayaan

di wilayah Kaltim meningkat pada triwulan IV 2016. Kredit UMKM di wilayah Kaltim

menyumbang 20,74% dari total kredit pada triwulan IV 2016, lebih tinggi dibandingkan rasio

triwulan sebelumnya sebesar 20,20% (Grafik IV.21). Capaian rasio tersebut merupakan

komitmen perbankan di Kaltim untuk memenuhi kewajiban rasio kredit atau pembiayaan

UMUMK terhadap total portfolio kredit perbankan minimal sebesar 10% pada tahun 2016

(Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015).

0

1

1

2

2

3

3

4

4

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga NPL (Rhs)

%yoy %

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga Properti (rhs) Kend. Bermotor (rhs) Multiguna (Rhs)

%yoy %yoy

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

79

Kredit UMKM di Kaltim pada triwulan IV 2016 terkontraksi -0,32% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,91% (yoy) (Grafik IV.22). Andil penurunan

pertumbuhan kredit UMKM paling besar didorong oleh komponen kredit investasi yang

terkontraksi sebesar -3,71% (yoy), setelah sempat mencatatkan pertumbuhan pada triwuan

sebelumnya sebesar 5,685 (yoy). Sementara, kredit modal kerja menjadi faktor penahan

kontraksi dengan tumbuh 1,73% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi

sebesar -0,18% (yoy).

Grafik IV.21 Perkembangan Rasio Kredit UMKM

Terhadap Total Kredit Kaltim

Grafik IV.22 Perkembangan Kredit UMKM Kaltim

Berdasarkan penggunaannya, kredit UMKM di Kaltimra masih didominasi oleh jenis

kredit modal kerja dengan pangsa sebesar 63,61% dari total kredit UMKM disusul oleh kredit

investasi sebesar 36,39% (Grafik IV.23). Berdasarkan lapangan usahanya, penyaluran kredit

UMKM di Kaltimra didominasi oleh sektor perdagangan dengan pangsa 45,13%, disusul oleh

kredit sektor pertanian sebesar 15,32%, dan kredit konstruksi sebesar 11,37% (Grafik IV.24).

Grafik IV.23 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan

Jenis Penggunaan Kaltim

Grafik IV.24 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan

Lapangan Usaha Kaltim

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kredit UMKM Kredit NonUMKM

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltim UMKM NPL (Rhs)

%yoy %

63.6%

36.4%

Modal Kerja Investasi 0.1

0.5

2.4

3.4

6.2

6.2

9.4

11.4

15.3

45.1

Lainnya

LGA

Tambang

Industri

Jasa Lainnya

TransKom

JaKeu RE

Kons

Tani

PHR

%

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

80

Risiko kredit UMKM triwulan IV 2016 masih berada diatas batas normal dengan tingkat

NPL sebesar 7,26%, namun lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 8,23%.

Kredit yang disalurkan ke UMKM sektor kontruksi mencatat rasio NPL yang paling tinggi yaitu

sebesar 15,58%, tetapi lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 16,84%.

Sedangkan kredit yang disalurkan kepada UMKM sektor pertambangan mencatat perbaikan

risiko yang cukup signifikan yaitu menjadi sebesar 6,93%, lebih baik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sempat tercatat sebesar 16,14%.

Stabilitas Keuangan Daerah Kalimantan Utara

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Kaltara di triwulan IV 2016 menunjukkan arah

yang positif. Walaupun masih terkontraksi, pertumbuhan dana yang dihimpun oleh perbankan

di Kaltara lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam. Andil

angka pertumbuhan tersebut terutama berasal dari turunnya dana pemerintah yang disimpan

di perbankan Kaltara di akhir tahun 2016 dan lebih rendah dibandingkan saldo di akhir tahun

sebelumnya hingga -43,10% (yoy). Hal tersebut masih wajar mengingat Kaltara sebagai provinsi

dengan umur yang relatif masih muda, membutuhkan realisasi anggaran dengan segera untuk

mempercepat pembangunan. Selanjutnya, dana yang dihimpun dari korporasi di wilayah

Kaltara juga tercatat terkontraksi sedangkan dana dari nasabah perorangan mengalami

peningkatan pertumbuhan menjadi 3,89% (yoy) yang bersumber dari tabungan dan deposito.

Kondisi tersebut lumrah terjadi di akhir tahun ketika korporasi biasanya melakukan pembayaran

gaji beserta bonus/tunjangan tahunan kepada pekerjanya.

Secara umum, dana yang dihimpun di wilayah Kaltara pada triwulan IV 2016

terkontraksi -5,40% (yoy). Walaupun masih negatif, angka tersebut masih lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam hingga -23,41% (yoy).

Sedangkan pertumbuhan DPK Nasional tercatat lebih tinggi yaitu sebesar 9,60% (yoy) pada

triwulan IV 2016 (Grafik IV.25).

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

81

Grafik IV.25 Perkembangan DPK Kaltara dan Nasional

Grafik IV.26 Perkembangan Kredit Kaltara dan

Nasional

Kredit yang disalurkan perbankan di lokasi proyek Kaltara pada triwulan IV 2016

kembali mencatat peningkatan. Ekspansi kredit di wilayah Kaltara masih dilakukan perbankan

secara aktif pada triwulan IV 2016 dengan catatan pertumbuhan hingga 14,06% (yoy). Angka

tersebut meningkat signifikan dari triwulan sebelumnya yang juga telah tumbuh positif sebesar

9,18% (yoy). Apabila dibandingkan dengan kredit nasional yang tumbuh 7,85% (yoy), maka

pertumbuhan kredit di Kaltara tergolong sangat signifikan (Grafik IV.26). Penyaluran kredit di

wilayah Kaltara ini juga memiliki kualitas yang baik dengan rasio NPL hanya sebesar 0,98%.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit di wilayah Kaltara didominasi oleh kredit konsumsi

sebesar 39,81%, disusul oleh kredit modal kerja 36,37% dan kredit investasi sebesar 23,82%

(Grafik IV.27). Penyaluran kredit modal kerja yang tumbuh hingga 30,38% (yoy) memberikan

andil pertumbuhan terbesar, diikuti oleh pertumbuhan kredit konsumsi yang tercatat sebesar

13,39% (yoy). Di Kaltara, sektor ekonomi yang paling banyak mendapat penyaluran kredit

adalah sektor perdagangan diikuti oleh pertanian dan industri (Grafik IV.28). Sedangkan andil

pertumbuhan paling besar pada triwulan IV 2016 berasal dari pertumbuhan kredit di sektor

industri yang tumbuh signifikan sebesar 251,72% (yoy) diikuti oleh kredit pada sektor

perdagangan dengan pertumbuhan 22,43% (yoy).

Grafik IV.27 Komposisi Kredit Penggunaan Kaltara

Grafik IV.28 Komposisi Kredit Lapangan Usaha Kaltara

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltara Nasional

%yoy Triwulan IV-2016Kaltara -5,40%

Nasional 9,60%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltara Nasional

%yoy Triwulan IV-2016Kaltara 14,15%Nasional 7,85%

36.4%

23.8%

39.8%

Modal Kerja Investasi Konsumsi 0.0

0.2

1.7

5.0

6.0

6.2

6.5

17.0

18.6

38.9

Lainnya

LGA

Jasa Lainnya

Tambang

Kons

JaKeu RE

TransKom

Industri

Tani

PHR

%

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

82

Secara spasial, seluruh Kota/Kab yang mengalami pertumbuhan kredit secara positif.

Kab. Tana Tidung mencatat pertumbuhan kredit tertinggi hingga 19,70% (yoy) diikuti oleh Kota

Tarakan sebesar 15,17% (yoy)(Grafik IV.29). Selanjutnya, Kota tarakan sebagai pusat bisnis di

Kaltara masih mendominasi penyaluran kredit dengan pangsa hingga 49,2%, diikuti oleh Kab.

Bulungan sebagai ibu kota provinsi yang baru dengan pangsa 20,6% (Grafik IV.30).

Grafik IV.29 Perkembangan Kredit Spasial Kaltara

Grafik IV.30 Komposisi Kredit Spasial Kota/Kab Kaltara

Daerah yang memiliki risiko kredit paling tinggi pada triwulan IV 2016 di Kaltara adalah

Kota Tarakan tetapi masih berada pada level yang cukup rendah yaitu sebesar 1,3%, sehingga

tidak ada daerah kota/kab di Kaltara yang memiliki risiko kredit di atas batas normal (Grafik

IV.31). Selanjutnya, dengan mempertimbangkan bobot komposisi kredit serta tingkat risiko

secara spasial, maka andil utama rasio NPL Kaltara adalah Kota Tarakan dan Nunukan yang

secara keseluruhan masih berada pada level yang rendah yaitu 0,98% (Grafik IV.32).

Grafik IV.31 Kualitas Kredit Spasial Kota/Kab Kaltara

Grafik IV.32 Andil Spasial Risiko Kredit Kaltara

Stabilitas Keuangan Daerah Kaltara – Sektor Korporasi

Dana pihak ketiga korporasi yang dihimpun perbankan Kaltara mengalami penurunan

pada triwulan IV 2016. DPK korporasi terkontraksi sebesar -1,27% (yoy), sedangkan triwulan

4.1

5.7

12.8

15.2

19.7

Nun

Bul

Mal

Trk

Ktt

IV 2016

III 2016

%yoy2.8

9.8

17.6

20.6

49.2

Ktt

Mal

Nun

Bul

Trk

%

0.4

0.5

1.0

1.0

1.3

Bul

Mal

Ktt

Nun

Trk

%

Nunukan1,0%

Tarakan

1,3%

0,9%

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

83

sebelumnya masih mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,66% (yoy) (Grafik IV.33). Saldo

simpanan berbentuk giro terkontraksi hingga -10,33% (yoy), sedangkan tabungan yang dimiliki

korporasi juga melambat sehingga tumbuh sebesar 2,78% (yoy). Pola transaksi korporasi yang

terjadi di akhir tahun biasanya korporasi menggunakan likuiditas yang dimiliki untuk

pembayaran kewajibannya seperti hutang atau gaji & bonus pegawai.

DPK perbankan yang bersumber dari korporasi di Kaltara juga didominasi oleh

simpanan berbentuk giro. DPK korporasi di Kaltara juga memiliki karakteristik yang selalu

didominasi oleh giro dengan pangsa hingga 71,0%. Komponen berikutnya adalah deposito

sebesar 20,2%, diikuti oleh simpanan tabungan dengan komposisi 8,8%. (Grafik IV.34).

Grafik IV.33 Perkembangan DPK Korporasi Kaltara

Grafik IV.34 Komposisi DPK Korporasi

Kaltara

Di sisi lain, perkembangan penyaluran kredit korporasi di Kaltara pada triwulan IV

2016 membaik. Kredit yang disalurkan kepada korporasi di Kaltara tumbuh 8,33% pada

triwulan IV 2016, lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sempat terkontraksi -

6,08% (yoy) (Grafik IV.35). Risiko kredit korporasi di Kaltara pun relatif tidak berubah dengan

rasio NPL yang masih terjaga baik sebesar 0,98% (yoy).

Berdasarkan jenis lapangan usaha, andil pertumbuhan paling besar berasal dari

pertumbuhan kredit pada sektor industri pengolahan hingga mencapai 251,72% (yoy).

Pertumbuhan kredit cukup signifikan tersebut merupakan realisasi investasi yang cukup besar

di sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan di kota Tarakan pada triwulan IV 2016.

Sektor berikutnya yang mencatat pertumbuhan penyaluran kredit cukup besar adalah sektor

perdagangan, hotel & restoran dengan kredit yang tumbuh 22,43% (yoy). Sedangkan kredit

pada sektor utama lainnya di Kaltara yaitu pertambangan masih mencatat kontraksi

pertumbuhan sebesar -35,00% (yoy) sebagai cerminan tidak ada ekspansi usaha yang signifikan

pada sektor ini di triwulan IV 2016 (Grafik IV.36).

-40

-20

0

20

40

60

80

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

DPK Korporasi Pertumbuhan (Rhs)

%yoyRp Miliar

71.0%

8.8%

20.2%

Giro Tabungan Deposito

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

84

Grafik IV.35 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltara

Grafik IV.36 Perkembangan Kredit Korporasi

Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltara

Stabilitas Keuangan Daerah Kaltara – Sektor Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga (RT) di Kaltara mengalami peningkatan pertumbuhan pada

triwulan IV 2016. BPS Provinsi Kaltara merilis peningkatan pertumbuhan perekonomian Kaltara

pada tanggal 6 Februari 2017. Salah satu komponen pengeluaran pada PDRB Kaltara yaitu

konsumsi RT mencatat pertumbuhan 2,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pada triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 0,77% (yoy). Indikator perbankan yang secara langsung dapat

menggambarkan perkembangan konsumsi RT di Kaltara juga mencatat peningkatan dimana

kredit konsumsi yang tetap tumbuh dan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Untuk

mendukung tingkat konsumsi yang meningkat, ketahanan RT di Kaltara juga cukup terjaga

dengan tingkat DPK yang juga tumbuh positif.

DPK perseorangan yang dihimpun oleh perbankan di Kaltara mengalami peningkatan

pertumbuhan pada triwulan IV 2016. DPK perseorangan di Kaltara pada triwulan IV 2016

tumbuh sebesar 3,89% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan III 2016 yang sempat

terkontraksi sebesar -2,41% (Grafik IV.37). Simpanan berbentuk deposito dan tabungan yang

dimiliki oleh nasabah perseorangan di Kaltara mencatat peningkatan pertumbuhan masing-

masing sebesar 8,38% (yoy) dan 2,12% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya keduanya

sempat terkontraksi. Sedangkan giro yang dimiliki oleh rumah tangga juga mencatat

pertumbuhan positif sebesar 3,99% (yoy), tetapi melambat bila dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang sempat tumbuh hingga 11,55% (yoy). Berdasarkan komponennya, simpanan

dalam bentuk tabungan masih mendominasi struktur DPK perseorangan di Kaltara dengan

komposisi sebesar 69,17%. Komponen berikutnya adalah simpanan berbentuk deposito dengan

pangsa 28,74% dan giro sebesar 2,09% (Grafik IV.38).

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Korporasi NPL (Rhs)

%yoy %

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

-100

-50

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltara Pertanian Pertambangan PHR Industri

%yoy %yoy

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

85

Grafik IV.37 Perkembangan DPK Perorangan Kaltara

Grafik IV.38 Komposisi DPK Perorangan Kaltara

Meningkatnya penyaluran kredit perbankan untuk konsumsi kepada RT di wilayah

Kaltara menjadi indikasi peningkatan konsumsi masyarakat. Penyaluran kredit RT di wilayah

Kaltim pada triwulan IV 2016 tumbuh 13,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 10,60% (yoy) (Grafik IV.39). Andil peningkatan pertumbuhan paling besar

berasal dari kredit kendaraan bermotor yang meskipun masih terkontraksi sebesar -10,61%

(yoy) tetapi lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang lebih dalam yaitu sebesar -

34,68% (yoy). Kemudahan pembayaran uang muka dari relaksasi kebijakan Loan to Value

ditengarai turut memberi andil pertumbuhan kredit tersebut. Sementara itu, kredit properti

dan kredit multiguna masih mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi masing-masing sebesar

17,90% (yoy) dan 14,96% (yoy), walaupun pertumbuhan pada triwulan ini masih lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 20,17% (yoy)

dan 16,16% (yoy) (Grafik IV.40). Berdasarkan komposisinya, kredit RT masih didominasi oleh

kredit multiguna yang mencapai 79,43% karena flesibilitas penggunaan, disusul oleh kredit

properti yang mencakup KPR, KPA, serta kredit pemilikan ruko dengan total komposisi sebesar

8,19%. Kebutuhan masyarakat berikutnya yang mendapat pembiayaan perbankan cukup besar

adalah untuk pembelian kendaraan bermotor dengan pangsa kredit sebesar 5,87% dari total

kredit konsumsi di Kaltara.

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

DPK Perorangan Pertumbuhan (Rhs)

%yoyRp Miliar

2.1%

69.2%

28.7%

Giro Tabungan Deposito

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

86

Grafik IV.39 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

Kaltara

Grafik IV.40 Perkembangan Kredit Rumah Tangga

Berdasarkan Jenisnya Kaltara

Risiko kredit RT di Kaltara masih berada pada level yang rendah, sejalan dengan cukup

baiknya kualitas kredit secara umum di Kaltara. Tingkat NPL kredit RT pada triwulan IV 2016

tercatat 0,55%, sedikit lebih rendah dibandingkan risiko pada triwulan sebelumnya sebesar

0,62%. Kredit kendaraan bermotor mencatat risiko yang paling tinggi yaitu dengan rasio NPL

sebesar 2,27(yoy) seiring kemudahan pembayaran uang muka bagi para debitur perseorangan.

Sedangkan kredit multiguna yang mendominasi penyaluran kredit RT di Kaltim masih mencatat

kualitas yang baik dengan rasio NPL sebesar 0,28%.

Stabilitas Keuangan Daerah Kaltara – Kredit UMKM

Rasio kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap total pembiayaan

di wilayah Kaltara sedikit menurun pada triwulan IV 2016. Kredit yang disalurkan kepada

UMKM di wilayah Kaltara memiliki rasio sebesar 30,6% dari total kredit di Kaltara pada triwulan

IV 2016. Walaupun sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sempat

mencapai rasio 32,6%, pangsa kredit UMKM di Kaltara sudah berada pada level yang cukup

signifikan dan di atas ketentuan rasio kredit atau pembiayaan UMKM minimal terhadap total

portfolio kredit perbankan (Grafik IV.41).

Penyaluran kredit kepada UMKM di Kaltara pada triwulan IV 2016 masih

menunjukkan pertumbuhan positif. Kredit UMKM di Kaltara tumbuh sebesar 9,94% (yoy),

walaupun lebih lambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 20,10%

(yoy) (Grafik IV.42). Perlambatan pertumbuhan kredit investasi dari sebesar 39,02% (yoy) pada

triwulan lalu menjadi sebesar 3,49% (yoy) pada periode ini menjadi andil utama. Komponen

kredit penggunaan berikutnya yaitu kredit modal kerja juga mengalami perlambatan tetapi

relatif masih berada pada level pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 12,94% (yoy).

0

0

0

1

1

1

1

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga NPL (Rhs)

%yoy %

0

20

40

60

80

100

120

140

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga Properti Kend. Bermotor Multiguna

%yoy %yoy

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

87

Grafik IV.41 Perkembangan Rasio Kredit UMKM

Terhadap Total Kredit Kaltara

Grafik IV.42 Perkembangan Kredit UMKM Kaltara

Dilihat dari komposisinya, kredit UMKM yang digunakan untuk modal kerja jauh lebih

besar dibandingkan kredit untuk investasi dengan perbandingan 70,1 : 29,9 (Grafik IV.43).

Sedangkan bila diklasifikasikan menurut lapangan usahanya, kredit UMKM paling besar

disalurkan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran hingga mencapai 63,1% dari total kredit

UMKM (Grafik IV.44). Pertumbuhan kredit pada UMKM sektor PHR sebesar 24,50% (yoy)

memberikan andil paling besar pada pertumbuhan kredit UMKM secara umum.

Grafik IV.43 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan

Jenis Penggunaan Kaltara

Grafik IV.44 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan

Lapangan Usaha Kaltara

Sedangkan risiko kredit UMKM di Kaltara masih pada batas wajar, tetapi lebih besar

dibandingkan risiko kredit secara umum yaitu sebesar 2,46%. Namun, rasio NPL kredit UMKM

di Kaltara tersebut relatif membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tercatat

sebesar 2,69%. Risiko kredit paling besar dicatat oleh kredit UMKM kepada sektor kontruksi

yaitu sebesar 18,20%, meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 14,29%.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Ratio Kredit UMKM Kredit NonUMKM

0

1

2

3

4

5

6

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kaltim UMKM NPL(Rhs)

%yoy %

70.1%

29.9%

Modal Kerja Investasi 0.0

0.3

1.2

3.3

4.0

4.2

5.0

5.4

13.4

63.1

Lainnya

LGA

Tambang

Jasa Lainnya

TransKom

Kons

JaKeu RE

Industri

Tani

PHR

%

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

88

V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi keuangan di Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) yang dikelola oleh Bank Indonesia

Provinsi Kaltim dan Bank Indonesia Balikpapan pada triwulan IV 2016 mengalami

penurunan baik tunai maupun nontunai

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai

Pada triwulan IV 2016, jumlah transaksi yang menggunakan Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan. Nominal transaksi SKNBI triwulan IV 2016

tercatat Rp7,28 triliun atau terkontraksi sebesar -28,39% (yoy), sedangkan pada triwulan III

2016 masih tumbuh 39,01% (yoy) dengan nominal sebesar Rp9,64 triliun (Grafik V.1).

Penurunan juga terjadi secara volume transaksi, dimana transaksi via SKNBI di Kaltimra tercatat

sebanyak 236,70 ribu transaksi, terkontraksi 17,64% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya

yang masih mencatat jumlah transaksi sebanyak 314,09 ribu (Grafik V.2).

Grafik V.1 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring

Kaltimra

Grafik V.2 Perkembangan Volume Transaksi Kliring

Kaltimra

Berakhirnya masa peralihan BI-RTGS kepada BI-RTGS generasi ke II mengakibatkan

transaksi yang menggunakan SKNBI kembali pada level normal. Masa peralihan sistem BI-

RTGS kepada BI-RTGS generasi ke II telah selesai per 1 Juli 2016. Sehingga, nilai nominal transfer

di atas Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) per transaksi telah kembali menggunakan sistem BI-

RTGS generasi ke II. Hal tersebut mengakibatkan transaksi SKNBI menurun sejak triwulan III

2016. Sebelumnya, melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 17/753/DPSP, terhitung sejak

tanggal 16 November 2015 sampai dengan 30 Juni 2016, nilai nominal transfer untuk transaksi

RTGS hanya diperkenankan untuk transaksi di atas Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kliring Nominal g.Nominal (Rhs)

Rp miliar %yoy

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Kliring Volume g.Volume (Rhs)

transaksi %yoy

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

89

Sehingga transaksi di bawah nominal tersebut harus beralih menggunakan SKNBI yang

berdampak peningkatan arus transaksi SKNBI pada periode dimaksud.

Sepanjang tahun 2016, dana sebesar Rp35,0 triliun ditransaksikan melalui Sistem

Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dari dan ke wilayah Kaltim. Lebih detail, transaksi ke

luar wilayah Kaltim (outflow) mencapai Rp18,12 triliun, transaksi dari luar wilayah Kaltim

(inflow) sebesar Rp8,40 Triliun dan transaksi antar nasabah di dalam wilayah Kaltim sendiri

sebesar Rp8,43 triliun. Dengan demikian, transaksi SKNBI di wilayah Kaltim mengalami net

outflow sebesar Rp9,72 triliun. Aliran kliring terbesar dari wilayah Kaltim terjadi ke wilayah Jawa

dengan nominal net ouflow sebesar Rp10,02 miliar, diikuti oleh wilayah Balinustra sebesar

Rp0,48 miliar. Sementara itu, Kaltim mengalami net inflow dari wilayah Kalimantan sebesar

Rp267,01 miliar, diikuti oleh wilayah Sulampua sebesar Rp45,28 miliar dan wilayah Sumatera

sebesar Rp10,37 miliar.

Gambar V.1 Aliran Transaksi Non Tunai Jenis Kliring Kaltim Tahun 2016

Berbagai program kerjasama telah dilakukan antara Bank Indonesia Provinsi Kaltim

dengan Pemerintah Daerah dan Perbankan untuk meningkatkan program elektronifikasi -

Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di wilayah Kaltimra. Bank Indonesia Provinsi Kaltim

bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Perbankan meningkatkan pemanfaatan

elektronifikasi keuangan melalui layanan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang saat

ini pembayarannya telah dapat dilakukan melalui ATM. Selain itu, berbagai layanan

2.197 T

86 T

Rp18 T

: From-to: Net flow

24 T

14 T

33.877 M

931 M

8 T

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

90

elektronifikasi yang merupakan produk-produk atau program perbankan secara nasional juga

mulai berkembang terutama di Samarinda dan Balikpapan seperti e-tax hingga uang elektronik.

Salah satu indikator elektronifikasi yang dapat diukur adalah jumlah uang elektronik yang

beredar di Kalimantan Timur yang pada triwulan IV 2016 tercatat sebanyak 16.378. Kemudian,

jumlah agen Layanan Keuangan Digital (LKD) yang ada di Kaltim pun mengalami peningkatan

menjadi sebanyak 1.847 agen atau hampir 2,5 kali jumlah agen LKD di triwulan IV 2015 yang

masih tercatat sebanyak 743 agen.

Pengelolaan Uang Rupiah

Jumlah uang kartal yang beredar di Kaltimra selama triwulan IV 2016 mengalami

penurunan. Secara nominal, nilai transaksi outflow mencapai Rp2,23 triliun, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp5,71 triliun, atau mengalami kontraksi -

59,92% (yoy). Sementara itu, nilai transaksi inflow tercatat Rp1,27 triliun dengan pertumbuhan

-10,42% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp3,28 triliun

(Grafik V.3).

Grafik V.3 Pengedaran Uang Kartal Kaltimra

Grafik V.4 Pengedaran Uang Kartal Kaltimra – Spasial

Secara spasial, penurunan jumlah transaksi di triwulan IV 2016 terjadi di seluruh Bank

Indonesia di wilayah Kaltimra. Bank Indonesia Provinsi Kaltim mencatat penurunan transaksi

outflow hingga -49,94% (yoy), namun, jumlah uang kartal yang keluar masih lebih besar

dibandingan transaksi inflow sehingga di wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Kaltim masih

mencatat net ouflow sebesar Rp 0,84 triliun. Lebih lanjut, outflow uang kartal di Bank Indonesia

Balikpapan juga mengalami kontraksi hingga -76,55% (yoy), begitu pula dengan transaksi inflow

yang terkontraksi -4,22% (yoy) namun dengan nominal yang lebih rendah dibanding outflow

sehingga tercatat net outflow sebesar Rp.0,12 triliun (Grafik V.4).

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

Inflow Outflow Netflow

INFLOW

OUTFLOW

Rp tril iun

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

SMR-Inflow SMR-Outflow BPP-Inflow

BPP-Outflow SMR-Netflow BPP-Netflow

INFLOW

OUTFLOW

Rp tril iun

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

91

Sementara itu, dalam rangka menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat,

Bank Indonesia secara berkala melakukan penarikan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau

disebut juga Clean Money Policy (CMP). Selama triwulan IV 2016, pemusnahan UTLE yang

dilakukan Bank Indonesia di Kaltimra menurun hingga -35,11% (yoy) (Grafik V.5). Namun, rasio

pemusnahan UTLE terhadap inflow pada triwulan laporan meningkat sebesar 45,73%, lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 24,10% (Grafik V.6). Secara spasial, Bank

Indonesia Provinsi Kaltim masih melakukan penarikan UTLE yang lebih besar dibandingkan Bank

Indonesia Balikpapan. Kondisi ini disebabkan karena wilayah kerja yang lebih luas hingga

mencapai wilayah perbatasan di Kalimantan Utara (Kaltara).

Grafik V.5 Penarikan Uang Tidak Layak Edar Kaltimra

Grafik V.6 Rasio Penarikan Uang Tidak Layak Edar

terhadap Inflow Kaltimra

Bank Indonesia di wilayah Kaltimra selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas

uang layak edar di masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan adalah kas keliling yang

dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim dan Balikpapan hingga ke wilayah terpencil di

Kaltim dan Kaltara. Kas keliling dilakukan di dalam kota yaitu Samarinda dan Balikpapan, serta

ke luar kota hingga ke Tarakan, Melak, Malinau, Penajam Paser Utara, Paser dan Nunukan yang

selama tahun 2016 telah dilakukan sebanyak 87 kali oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim dan

169 kali oleh Bank Indonesia Balikpapan. Selain itu, selama periode triwulan IV 2016, Bank

Indonesia Provinsi Kaltim telah melakukan peredaran uang kartal sebanyak Rp1,38 triliun di 3

(tiga) lokasi kas titipan yaitu di wilayah Sangatta, Tanjung Redeb, dan Tanjung Selor. Jumlah

tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp977

miliar.

Dalam rangka terus meningkatkan kualitas uang layak edar di masyarakat, jumlah lokasi

kas titipan pun berubah dengan bertambahnya lokasi kas titipan di tahun 2016 yaitu di Melak,

Kab. Kutai Barat yang berada di wilayah kerja Bank Indonesia Provinsi Kaltim dan di Kabupaten

Paser yang berada di wilayah kerja Bank Indonesia Balikpapan. Kemudian, Bank Indonesia

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016

Kaltim Samarinda Balikpapan g.Kaltim (Rhs)

Rp miliar %yoy

0

10

20

30

40

50

60

70

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016

Inflow CMP Rasio CMP to Inflow (Rhs)

%Rp miliar

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

92

Provinsi Kaltim juga telah berencana untuk membuka lokasi kas titipan baru di Malinau yang

rencananya akan mulai beroperasi di tahun 2017.

Jumlah uang palsu yang ditemukan di wilayah Kaltim meningkat dibandingkan

periode sebelumnya. Pada triwulan IV 2016, uang palsu yang ditemukan oleh Bank Indonesia

Provinsi Kaltim dan Bank Indonesia Balikpapan mencapai 295 bilyet, meningkat dibandingkan

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 158 bilyet. Bank Indonesia Provinsi Kaltim

dan Bank Indonesia Balikpapan secara rutin terus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Ciri-

Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR) di wilayah Kaltim dan Kaltara dengan peserta mulai dari siswa

sekolah, mahasiswa, pelaku usaha maupun SKPD. Selain itu, Bank Indonesia secara serentak

bersama seluruh kantor perwakilan di setiap daerah termasuk di kota Samarinda dan

Balikpapan meluncurkan uang Rupiah Emisi 2016 seluruh nominal dan memperkenalkannya

kepada masyarakat pada 19 Desember 2016.

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

93

VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Perbaikan kondisi perekonomian Kaltimra tahun 2016 belum memberikan dampak

positif terhadap kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Kaltim dan Kaltara

Ketenagakerjaan

6.1.1 Ketenagakerjaan Kalimantan Timur

Kondisi ketenagakerjaan Kaltim mengalami perbaikan pada tahun 2016, sejalan

dengan kondisi perekonomian yang mulai pulih. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

pada tahun 2016 meningkat dari 62,39% pada tahun 2015 menjadi 67,79%. Peningkatan TPAK

tahun 2016 disebabkan oleh peningkatan jumlah angkatan kerja lebih besar dibandingkan

dengan peningkatan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas. Jumlah angkatan kerja tahun 2016

sebesar 1,72 juta jiwa, meningkat 11,59% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu,

jumalh penduduk usia 15 tahun keatas sebanyak 2,53 juta jiwa atau tumbuh 2,70%

dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, tingkat pengangguran Kaltim tahun 2016 juga mengalami peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2016

meningkat dari 7,50% pada tahun 2015 menjadi 7,95%. Sama halnya dengan TPAK, peningkatan

TPT disebabkan karena pertambahan jumlah penganggur lebih tinggi dibandingkan

pertambahan jumlah angkatan kerja. Jumlah penganggur tahun 2016 sebanyak 136,65 jiwa,

meningkat 18,28% dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel VI.1).

Tabel VI.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltim

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah.

Sektor perdagangan menyerap tenaga kerja paling banyak di Kaltim tahun 2016.

Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 418,75

ribu jiwa atau 26,48% dari total penduduk yang bekerja di Kaltim, disusul oleh sektor pertanian

Indikator 2015 2016 SelisihPertumbuhan

(%)

Jumlah Penduduk 15+ 2,467,511 2,534,113 66,602 2.70

Jumlah Angkatan Kerja 1,539,491 1,717,892 178,401 11.59

Jumlah Bekerja 1,423,957 1,581,239 157,282 11.05

Jumlah Penganggur 115,534 136,653 21,119 18.28

Bukan Angkatan Kerja 928,020 816,221 (111,799) (12.05)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 62.39 67.79

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7.50 7.95

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

94

sebanyak 345,52 ribu jiwa (21,85%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebanyak 332,32 ribu jiwa

(21,02%). Sektor yang mengalami penambahan tenaga kerja paling banyak adalah sektor

perdagangan yang bertambah 71,93 ribu jiwa atau naik 20,74% disusul oleh sektor pertanian

sebanyak 25,18 ribu jiwa atau naik 7,86% dan sektor industri pengolahan sebanyak 21,39 ribu

jiwa atau naik 27,11% dibandingkan tahun 2015 (Tabel VI.2).

Tabel VI.2 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kaltim

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah.

Peningkatan kondisi ketenagakerjaan Kaltim terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha KPw BI Provinsi Kaltim. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pengunaan tenaga kerja

Kaltim triwulan IV 2016 meningkat 10,71% dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan

SBT penggunaan tenaga kerja terutama berasal dari sektor industri pengolahan yang meningkat

sebesar 13,46% dari triwulan sebelumnya.

6.1.2 Upah Minimum Regional Kaltim

Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Kaltim mengalami peningkatan pada tahun

2017. UMR tahun 2017 Provinsi Kaltim tercatat Rp2,34 juta, meningkat dibandingkan tahun

2016 sebesar Rp2,16 juta (Grafik VI.1). Secara spasial, Kabupaten Berau memiliki UMR tertinggi

tahun 2017 sebesar Rp2,66 juta, disusul oleh Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar Rp2,57

dan Kota Bontang sebesar Rp2,50 juta (Grafik VI.2).

Indikator 2015 2016 SelisihPertumbuhan

(%)

Pangsa

(%)

Pertanian 320,344 345,522 25,178 7.86 21.85

Pertambangan 135,417 130,114 (5,303) (3.92) 8.23

Industri Pengolahan 78,920 100,317 21,397 27.11 6.34

Listrik, gas dan air 9,902 2,121 (7,781) (78.58) 0.13

Bangunan 101,207 92,860 (8,347) (8.25) 5.87

Perdagangan, Hotel dan Restaurant 346,821 418,754 71,933 20.74 26.48

Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 87,618 85,829 (1,789) (2.04) 5.43

Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 58,055 73,397 15,342 26.43 4.64

Jasa kemasyarakatan 285,673 332,325 46,652 16.33 21.02

TOTAL 1,423,957 1,581,239 157,282 11.05 100.00

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

95

Sumber : JDIH Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.1 Upah Minimun Regional Kaltim

Sumber : JDIH Kaltim, diolah

Grafik VI.2 Upah Minimum Regional Kaltim

Berdasarkan Kabupaten/Kota

6.1.3 Ketenagakerjaan Kalimantan Utara

Berbeda dengan Kaltim, kondisi ketenagakerjaan Kaltara lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2016 turun dari

63,45% pada tahun 2015 menjadi 62,40%. Menurunnya TPAK tahun 2016 disebabkan oleh

peningkatan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan jumlah angkatan kerja. Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas sebanyak 462,35

ribu jiwa, meningkat 3,63% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, tingkat pengangguran Kaltara tahun 2016 lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2016 turun dari 5,68%

pada tahun 2015 menjadi 5,23%. Turunnya TPT Kaltara disebabkan karena jumlah penganggur

tahun 2016 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penganggur Kaltara

sebanyak 15,10 ribu jiwa, turun -6,09% dibandingkan tahun 2015 (Tabel VI.3).

Tabel VI.3 Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltara

Sumber : BPS Prov. Kaltara, diolah.

Sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak di Kaltim tahun 2016.

Berdasarkan pangsanya, sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 85,93 ribu

jiwa atau 31,43% dari total penduduk yang bekerja di Kaltim, disusul oleh sektor jasa

Rp2,03Juta

Rp2,16Juta

Rp2,34Juta

2015 2016 2017

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

Ber Ppu Btg Kkr Ktm Smr Bpn Psr Kaltim Kbr Mhl

Rp Juta

Indikator 2015 2016 SelisihPertumbuhan

(%)

Pangsa

(%)

Jumlah Penduduk 15+ 446,170 462,351 16,181 3.63

Jumlah Angkatan Kerja 283,102 288,522 5,420 1.91

Jumlah Bekerja 267,023 273,423 6,400 2.40

Jumlah Penganggur 16,079 15,099 (980) -6.09

Bukan Angkatan Kerja 163,068 173,829 10,761 6.60

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63.45 62.40

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5.68 5.23

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

96

kemasyarakatan sebanyak 62,22 ribu jiwa (22,76%) dan sektor perdagangan sebanyak 52,54

ribu jiwa (19,21%). Sektor yang mengalami penambahan tenaga kerja paling banyak adalah

sektor industri pengolahan yang bertambah 13,63 ribu jiwa atau naik 110,36% disusul oleh

sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi sebanyak 6,11ribu jiwa atau naik 46,72%

dibandingkan tahun 2015 (Tabel VI.4).

Tabel VI.4 Penduduk Yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kaltara

Sumber : BPS Prov. Kaltara, diolah.

Kesejahteraan

6.2.1 Kesejahteraan Kalimantan Timur

Jumlah penduduk miskin Kaltim tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan

tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin Kaltim tahun 2016 tercatat 211,24 ribu jiwa,

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 209,99 ribu jiwa (Grafik VI.3). Secara

persentase, tingkat kemiskinan Kaltim tahun 2016 turun dari 6,10% pada tahun 2015 menjadi

6,00% (Grafik VI.4). Kenaikan jumlah penduduk miskin Kaltim tahun 2016 didorong oleh

peningkatan penduduk miskin di kawasan perkotaan. Jumlah penduduk miskin di kawasan

perkotaan naik dari 80,82 ribu jiwa pada tahun 2015 menjadi 89,64 ribu jiwa. Di sisi lain, jumlah

penduduk miskin di kawasan pedesaan turun dari 129,16 ribu jiwa pada tahun 2015 menjadi

121,60 ribu jiwa di tahun 2016. Fenomena ini mengindikasikan adanya migrasi penduduk miskin

dari kawasan pedesaan menuju kawasan perkotaan untuk mencari pekerjaan. Namun,

ketersediaan lapangan pekerjaan masih terbatas di kawasan perkotaan sehingga tidak mampu

menyerap pencari kerja secara menyeluruh.

Indikator 2015 2016 SelisihPertumbuhan

(%)

Pangsa

(%)

Pertanian 92,531 85,929 (6,602) -7.13 31.43

Pertambangan 10,352 7,954 (2,398) -23.16 2.91

Industri Pengolahan 12,352 25,984 13,632 110.36 9.50

Listrik, gas dan air 1,771 2,691 920 51.95 0.98

Bangunan 16,062 13,042 (3,020) -18.80 4.77

Perdagangan, Hotel dan Restaurant 53,008 52,536 (472) -0.89 19.21

Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 13,074 19,182 6,108 46.72 7.02

Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 4,820 3,886 (934) -19.38 1.42

Jasa kemasyarakatan 63,053 62,219 (834) -1.32 22.76

TOTAL 267,023 273,423 6,400 2.40 100.00

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

97

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.3 Jumlah Penduduk Miskin Kaltim

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.4 Persentase Penduduk Miskin Kaltim

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) Kaltim mengalami peningkatan dari 0,69 pada tahun

2015 menjadi 0,81 di tahun 2016. Peningkatan ini didorong oleh naiknya indeks kedalaman

kemiskinan di kawasan pedesaaan. Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan (P2) pada

tahun 2016 sebesar 0,17, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel VI.9).

Tabel VI.5 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Kaltim

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Sementara itu, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Kaltim triwulan IV lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya. ITK Kaltim triwulan IV 2016 tercatat 101,23, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 105,79. Angka ini menunjukkan bahwa konsumsi

masyarakat Kaltim mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun

demikian, tingkat optimisme masyarakat Kaltim lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya (Grafik VI.5). Sementara itu, kesejahteraan petani triwulan IV 2016 tidak

mengalami perubahan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP)

triwulan IV 2016 tercatat 98,47, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2016 sebesar 98,31

(Grafik VI.6).

80.82 89.64129.16 121.60

209.99 211.24

2015 2016

Kota Desa Total

Ribu jiwa

3.73 3.86

10.13 10.15

6.10 6.00

2015 2016

Kota Desa Total

%%

Desa Kota Total Desa Kota Total

Kedalaman Kemiskinan (P1) 0.294 1.373 0.693 0.591 1.228 0.808

Keparahan Kemiskinan (P2) 0.078 0.318 0.167 0.126 0.251 0.168

20162015Indeks

Page 121: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

98

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.5 Indeks Tendensi Konsumen Kaltim

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.6 Nilai Tukar Petani Provinsi Kaltim

6.2.2 Kesejahteraan Kalimantan Utara

Jumlah penduduk miskin Kaltara tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya. Jumlah penduduk miskin Kaltara tahun 2016 tercatat 47,03 ribu jiwa, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 40,93 ribu jiwa (Grafik VI.7). Secara persentase,

tingkat kemiskinan Kaltara tahun 2016 naik dari 6,32% pada tahun 2015 menjadi 6,99% (Grafik

VI.8). Kenaikan jumlah penduduk miskin Kaltara tahun 2016 didorong oleh peningkatan

penduduk miskin di kawasan perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk miskin di kawasan

perkotaan naik dari 13,32 ribu jiwa pada tahun 2015 menjadi 17,25 ribu jiwa. Lebih lanjut,

jumlah penduduk miskin di kawasan pedesaan meningkat dari 27,61 ribu jiwa pada tahun 2015

menjadi 29,78 ribu jiwa di tahun 2016.

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.7 Jumlah Penduduk Miskin Kaltara

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

Grafik VI.8 Persentase Penduduk Miskin Kaltara

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) Kaltara mengalami peningkatan dari 0,70 pada tahun

2015 menjadi 0,88 di tahun 2016. Peningkatan ini didorong oleh naiknya indeks kedalaman

kemiskinan di kawasan pedesaaan. Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan (P2) pada

tahun 2016 sebesar 0,21, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,17 (Tabel VI.6).

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

IV I II III IV I II III IV I II III IV

2013 2014 2015 2016

ITK Pendapatan Tingkat Konsumsi

Indeks

70

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 2015 2016

IT IB NTP

Indeks

13.32 17.2527.61 29.78

40.9347.03

2015 2016

Kota Desa Total

Ribu jiwa

3.68 4.50

9.67 10.29

6.32 6.99

2015 2016

Kota Desa Total

%%%

Page 122: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

99

Tabel VI.6 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Kaltara

Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah

6.2.3 Koefisien Gini

Pemerataan tingkat pendapatan di wilayah Kaltim dan Kaltara relatif lebih baik

dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Koefisien gini digunakan untuk mengukur

ketimpangan pendapatan secara menyeluruh dengan kisaran angka dari 0 hingga 1. Apabila

koefisien gini bernilai 0 berarti terdapat pemerataan sempurna sementara jika bernilai 1

terdapat ketimpangan sempurna. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, koefisien gini

Kaltim dan Kaltara tahun 2016 masing-masing sebesar 0,33 dan 0,31, lebih rendah dibandingkan

koefisien gini nasional sebesar 0,39 (Grafik VI.9).

Sumber : BPS, diolah

Grafik VI.9 Rasio Gini Indonesia Berdasarkan Provinsi Tahun 2016

Desa Kota Total Desa Kota Total

Kedalaman Kemiskinan (P1) 0.408 1.076 0.703 0.742 1.059 0.879

Keparahan Kemiskinan (P2) 0.091 0.266 0.168 0.225 0.199 0.214

2016Indeks

2015

0.25

0.27

0.29

0.31

0.33

0.35

0.37

0.39

0.41

0.43

0.45

Ba

bel

Kal

tara

Ma

lut

Sum

ur

Sum

bar

Kal

tim

Kal

ba

r

Ace

h

Ma

luku

Jam

bi

Ria

u

Sult

eng

Kal

ten

g

Kal

sel

Ke

pri

Be

ngk

ulu

Jate

ng

Lam

pu

ng

Sum

sel

NTT

NTB

Sulb

ar

Ba

li

Sulu

t

Sult

ra

Ba

nte

n

Ind

on

esi

a

DK

I

Pap

ua

Suls

el

Pap

ba

r

Jab

ar

Jati

m

Go

ron

talo

DIY

Page 123: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

100

VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Ekonomi Kaltimra diperkirakan masih tumbuh positif pada triwulan II 2017 yang

didorong oleh pertumbuhan di sektor pertanian dan perdagangan. Secara tahunan,

ekonomi Kaltimra tahun 2017 diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun

sebelumnya.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra11

Ekonomi Kaltimra triwulan II 2017 diperkirakan masih tumbuh positif, sedikit lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi lapangan usaha, perbaikan ekonomi

Kaltimra diperkirakan akan didorong oleh peningkatan kinerja sektor pertanian dan

perdagangan. Di sektor pertanian, permintaan Tandan Buah Segar (TBS) diperkirakan akan

mengalami peningkatan pasca beroperasinya 20 pabrik CPO baru pada awal 2017. Perbaikan

kinerja sektor pertanian juga didukung oleh harga komoditas yang terus mengalami

peningkatan hingga menyentuh level tertinggi pada Februari 2017 sejak lima tahun terakhir.

Pada tahun 2016, produksi kelapa sawit Kaltimra mencapai 14 juta ton TBS atau setara dengan

3,2 juta ton CPO. Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim memperkirakan hingga tahun 2018,

produksi kelapa sawit Kaltimra akan mencapai angka 18 juta ton TBS. Di tahun 2017, Disbun

Provinsi Kaltim menerima dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

bersumber dari Kementerian Pertanian mencapai Rp4,0 miliar. Anggaran tersebut

diperuntukkan untuk peningkatan produksi komoditas perkebunan berkelanjutan berupa

kegiatan peremajaan tanaman dan intensifikasi lahan. Sementara itu, peningkatan kinerja

sektor perdagangan diperkirakan bersumber dari naiknya konsumsi masyarakat selama Hari

Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga Kaltimra diperkirakan menjadi faktor

pendorong utama perbaikan ekonomi Kaltimra triwulan II 2017. Konsumsi rumah tangga

triwulan II 2017 diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Provinsi Kaltim, rata-rata ekspektasi

masyarakat periode Januari-Februari 2017 sebesar 117,73, lebih tinggi dibandingkan periode

sebelumnya. Kondisi ini menggambarkan bahwa tingkat optimisme masyarakat Kaltim terhadap

kondisi perekonomian kedepan mengalami peningkatan. Pada triwulan II 2017, daya beli

masyarakat diperkirakan akan meningkat seiring dengan pembayaran gaji ke-13 bagi pegawai

11 Asesmen prospek perekonomian daerah dalam kajian ini masih menggabungkan data Kaltim dan Kaltara

Page 124: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

101

pemerintah dan bonus tahunan bagi pegawai swasta yang diperkirakan jatuh pada periode

tersebut. Sementara itu, PMTB diperkirakan tumbuh positif pada triwulan II 2017 yang didorong

oleh berlanjutnya kegiatan Refinery Development Masterplan Program (RDMP) di Balikpapan

yang saat ini tengah dilakukan proses pekerjaan Front End Engineering Design (FEED). Adapun

untuk pekerjaan fisik rencanya akan dimulai pada pertengahan tahun 2017. Berdasarkan

asesmen terhadap indikator-indikator makroekonomi diatas, pertumbuhan ekonomi Kaltimra

triwulan II 2017 diperkirakan berada pada kisaran 0,4 – 0,8% (yoy).

Secara kumulatif tahunan, ekonomi Kaltimra tahun 2017 diperkirakan akan

mengalami peningkatan namun masih terbatas. Dari dalam negeri, RDMP yang saat ini tengah

dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) diperkirakan akan menjadi salah satu faktor pendorong

peningkatan perekonomian Kaltimra tahun 2017, khususnya pada sektor konstruksi dan PMTB.

RDMP yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas industri pengolahan minyak yang

dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) rencananya akan dilakukan secara bertahap hingga

tahun 2019. Pada tahun 2019, kapasitas pengolahan minyak di kilang Refinery Unit (RU) V

Balikpapan ditargetkan meningkat dari 260 ribu barel/hari menjadi 360 ribu barel/hari.

Sementara itu, pembangunan Tol Balikpapan-Samarinda sebagai salah satu proyek infrastruktur

utama yang dimiliki oleh Kaltimra dikukuhkan sebagai salah satu proyek strategis nasional yang

dimonitor secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Dalam kunjungannya ke

Balikpapan pada akhir Desember yang lalu, Presiden memastikan bahwa proyek pembangunan

jalan tol ini akan berjalan sesuai rencana dan selesai pada akhir 2018. Adapun jalan tol ini

direncanakan bisa dilanjutkan pembangunannya hingga menghubungkan Samarinda dan

Bontang. Di sisi lain, APBD TA 2017 Pemprov Kaltim dan Kaltara tidak mengalami banyak

perubahan dibandingkan anggaran tahun sebelumnya sehingga kemampuan fiskal Kaltimra

tahun 2017 diperkirakan sangat terbatas. Peran Regional Investor Relation Unit yang telah

dibentuk sejak akhir tahun 2015, diharapkan dapat menciptakan persepsi positif bagi calon

investor untuk selanjutnya dapat menjadi sumber pembiayaan alternatif bagi pembangunan

ekonomi Kaltm.

Dari sisi eksternal, ekspor luar negeri diperkirakan mengalami perbaikan pada tahun

2017 namun masih berada dalam fase kontraksi. Relaksasi kebijakan pengurangan hari kerja

di sektor pertambangan kembali menjadi 330 hari/tahun ditargetkan berakhir pada akhir Maret

2017 oleh Pemerintah Tiongkok. Dengan demikian, impor batubara Tiongkok diperkirakan akan

kembali mengalami peningkatan pasca berakhirnya relaksasi kebijakan. Sementara itu ekspor

batubara ke India diperkirakan mengalami hambatan menyusul komitmen Pemerintah India

Page 125: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

102

untuk mengurangi impor batubara dan beralih menggunakan batubara domestik. Kebijakan ini

ditempuh oleh Pemerintah India karena kondisi saat ini terjadi surplus pasokan yang cukup

tinggi. Saat ini India memiliki surplus pasokan batubara untuk kebutuhan 20 hari kalender.

Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Harga Ekspor (IHEx) Kaltimra yang dilakukan

oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim, harga komoditas ekspor tahun 2017 akan meningkat.

IHEx Kaltim tumbuh diperkirakan tumbuh positif pada tahun 2017 yang diorong oleh perbaikan

harga komoditas migas. Pada akhir tahun 2016, negara-negara produsen minyak yang

tergabung dalam The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) sepakat untuk

mengurangi produksinya sekitar 1,2 juta barel/hari (mmbpd) yang efektif diberlakukan pada

Januari 2017. Tidak lama setelah itu, OPEC juga berhasil meyakinkan 11 negara produsen

minyak dunia yang tidak tergabung dalam OPEC untuk melakukan hal yang sama. Kesepakatan

ini diyakini dapat menjadi solusi terhadap pasokan minyak dunia yang saat ini lebih besar

dibandingkan dengan permintaannya (excessive supply) yang pada akhirnya akan berpengaruh

terhadap perbaikan harga komoditas. Sementara itu, harga batubara diperkirakan masih

tumbuh positif pada tahun 2017 namun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Beberapa pengamat ekonomi memperkirakan bahwa perbaikan harga batubara internasional

setelah diberlakukannya kebijakan restriksi produksi batubara domestik hanya temporer, tidak

bersifat fundamental.

Grafik VII.1 Perkiraan Pertumbuhan Indeks Harga Ekspor Kalimantan Timur

p : perkiraan

Kinerja perekonomian beberapa negara mitra dagang utama Kaltimra diperkirakan

mengalami peningkatan pada tahun 2017. Berdasarkan rilis pertumbuhan ekonomi oleh

International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook periode Januari 2017,

pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2017 diperkirakan pada level 3,4% (ctc), tidak mengalami

perubahan dibandingkan proyeksi Oktober 2016. Sementara itu proyeksi pertumbuhan Jepang

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I III I III I III I III I III I III Ip IIIp Ip IIIp

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

%, yoy

Page 126: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

103

tahun 2017 direvisi keatas dari semula 0,6% (ctc) menjadi 0,8% (ctc) pada Januari 2017.

Perbaikan proyeksi juga dialami oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2017 yang direvisi

dari 6,2% (ctc) menjadi 6,5% (ctc). Perbaikan ekonomi negara Jepang dan Tiongkok tahun 2017

terkonfirmasi dari rilis Consensus Forecast pada periode Januari 2017. Berdasarkan hasil

asesmen terhadap beberapa indikator makro dan perekembangan ekonomi terkini, ekonomi

Kaltimra tahun 2017 diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Kaltimra untuk keseluruhan tahun 2017 diperkirakan pada kisaran 0,5%

s.d 0,9% (yoy).

Tabel VII.1 Outlook Ekonomi Dunia dan Negara Mitra Dagang Utama Kalimantan Timur

Sumber : IMF dan Consensus Forecast

Prospek Inflasi Kaltimra

Pada tahun 2017, risiko tekanan inflasi Kaltimra diperkirakan mengalami peningkatan

terutama pada kelompok administered prices. Berdasarkan realisasi Januari 2017, komoditas

penyumbang inflasi utama adalah kenaikan tarif listrik dan penyesuaian tarif Surat Tanda

Nomor Kendaraan (STNK). PT PLN (Persero) akan melakukan penyesuaian tarif listrik untuk

pelanggan 900VA bertahap setiap dua bulan sekali, yaitu 1 Januari 2017, 1 Maret 2017, 1 Mei

2017 dan terhitung 1 Juli 2017 tarif pelanggan 900VA akan mengikuti penyesuaian seperti 12

golongan pelanggan lainnya. Adapun penyesuaian tarif listrik direncanakan rata-rata sekitar

30% untuk sekali kenaikan. Kenaikan harga minyak dunia pasca pemotongan produksi yang

dilakukan oleh negara-negara produsen minyak juga menjadi risiko bagi harga energi domestik

tahun 2017. Kenaikan tarip listrik diperkirakan akan berdampak pada kelompok inti (core

inflation), terutama pada tarif sewa rumah.

2014 2015 2016 2017 2016 2017 2018 2016 2017 2016 2017 2018

World 3.4 3.1 3.1 3.4 3.1 3.4 3.6 2.5 2.8 2.5 2.8 2.9

Jepang 0.0 0.6 0.5 0.6 0.9 0.8 0.5 0.6 0.9 0.9 1.1 0.9

Tiongkok 7.3 6.9 6.6 6.2 6.7 6.5 6.0 6.6 6.3 6.7 6.4 6.1

India 7.3 7.3 7.6 7.6 6.6 7.2 7.7 7.6 7.7 6.8 7.5 7.7

ASEAN-5 4.6 4.7 4.8 5.1 4.8 4.9 5.2 4.5 4.6 4.5 4.5 4.6

naik proyeksi meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya

stabil proyeksi tidak berubah dibandingkan dengan periode sebelumnya

turun proyeksi menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya

Jan-17

Consensus Forecast

Negara Oct-16 Oct-16Realisasi

Jan-17

WEO IMF

Page 127: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

104

Dari kelompok volatile food, tekanan inflasi tahun 2017 diperkirakan mengalami

peningkatan. BMKG memperikirakan bahwa pada periode Desember 2016 hingga Januari 2017

masih terjadi fenomena La Nina lemah. Tekanan inflasi kelompok volatile food diperkirakan

akan didorong dari subkelompok bumbu-bumbuan. Tingginya curah hujan pada awal tahun

2017 menyebabkan bencana banjir di beberapa daerah, termasuk di beberapa sentra produksi.

Bencana banjir yang malanda Brebes disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Pemali

merendam ratusan hektar tanaman bawang merah yang sudah hampir memasuki masa panen.

Sebagai salah satu sentra produksi bawang merah nasional, banjir Brebes diperkirakan akan

memberi tekanan terhadap harga komoditas bawang merah.

Naiknya tekanan inflasi pada tahun 2017 terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen

Bank Indonesia Provinsi Kaltim. Ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga 3 bulan dan 6

bulan yang akan datang relatif meningkat pada(Grafik VII.2). Berdasarkan asesmen terhadap

risiko-risiko selama tahun 2017, inflasi Kaltim dan Kaltara triwulan II 2017 diperkirakan masing

masing sebesar 4,78% dan 3,34% (yoy). Untuk keseluruhan tahun 2017, inflasi Kaltim dan

Kaltara diperkirakan tetap berada dalam target nasional, yaitu pada kisaran 4+1% (yoy).

Grafik VII.2 Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan ke depan

p : perkiraan

154.3

159.9

80

100

120

140

160

180

200

I III I III I III I III I III I III Jan

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ekspektasi Harga 3bln yad Ekspektasi Harga 6bln yad

Indeks

Page 128: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

105

DAFTAR ISTILAH

Administered Price

Kelompok komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Clean Money Policy

Kebijakan Bank Indonesia untuk menarik uang tidak layak edar dan memusnahkannya serta

menyediakan uang layak edar bagi masyarakat.

Cummulative to Cummulative

Perbandingan antara data kumulatif satu tahun dengan kumulatif satu tahun sebelumnya.

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu

dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah

dan sesuai dengan prioritas nasional.

Dana Alokasi Umum (DAU)

Merupakan salah satu transfer dana Pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan

antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan

memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana yang dihimpun perbankan dari masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Ekspor-Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi.

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang

dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Page 129: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

106

Imported inflation

Kelompok komoditas yang harganya dipengaruhi perkembangan harga di luar negeri.

Indeks Ekspektasi Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6

bulan mendatang dengan skala 1-100.

Inflasi

Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent).

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif

yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi

mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana yang dihimpun (giro,

tabungan dan deposito).

Loan to Value Ratio (LTV)

Adalah rasio dalam analisis kredit yang mengukur cakupan jaminan melalui perbandingan

jumlah total kewajiban peminjam kepada bank terhadap nilai agunan total.

Month to month (mtm)

Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Non Performing Loan (NPL)

Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan klasifikasi

kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas

aktiva produktif.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,

retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Kegiatan pemusnahan uang bagi uang yang sudah tidak layak edar.

Pertumbuhan Ekonomi

Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan atau

tahunan).

Page 130: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang

107

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu

wilayah tertentu.

Purchasing Managers Index (PMI)

Merupakan indeks gabungan dari berbagai indikator bertujuan untuk mengukur tingkat

produksi, mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.

Quarter to quarter (qtq)

Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Volatile food

Kelompok barang konsumsi masyarakat yang pergerakan harganya harganya bergerak sangat

volatile (misalnya bahan makanan / beras).

Year on year (yoy)

Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.