KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh...

160
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA Agustus 2018

Transcript of KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh...

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

REGIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA

Agustus 2018

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera
Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

VISI DAN MISI

i

VISI DAN MISI

Visi Bank Indonesia

-

nilai strategis yang

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance)

yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-nilai Strategis

Trust and Integrity - Professionalism Excellence Public Interest Coordination & Teamwork

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan

kontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

VISI DAN MISI

ii

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas

sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran

untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang

inklusif dan berkesinambungan.

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

VISI DAN MISI

iii

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KATA PENGANTAR

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

(KEKR) Provinsi Sumatera Utara Agustus 2018. Laporan ini disusun untuk memenuhi

kebutuhan stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi

perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan dan sistem pembayaran di Provinsi

Sumatera Utara.

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II 2018 tumbuh meningkat di level 5,3%

(yoy) dari 4,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Pencapaian ini diatas pertumbuhan ekonomi

nasional (5,27%, yoy) dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis periode yang sama

dalam tiga tahun terakhir yaitu 5,26% (yoy). Akselerasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan

II 2018 bersumber dari permintaan domestik, terutama konsumsi swasta dan investasi. Namun

demikian, kinerja eksternal yang cenderung terkontraksi menahan laju perekonomian lebih

lanjut.

Secara sektoral, kinerja sektor utama pada triwulan II 2018 mengalami perbaikan,

terutama untuk sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan. Perbaikan di sektor

pertanian ditopang oleh peningkatan kinerja sektor tanaman pangan dan perkebunan

tahunan. Lebih lanjut, kinerja industri pengolahan meningkat didorong oleh peningkatan

utilisasi kapasitas dengan tercukupinya bahan baku. Sektor perdagangan tumbuh meningkat

sejalan dengan tingginya antusiasme belanja menjelang lebaran.

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2018 diperkirakan tetap tumbuh

ditopang oleh permintaan domestik, terutama investasi dan belanja pemerintah. Memasuki

semester kedua, realisasi belanja Pemda dan Swasta diprediksi akan meningkat. Realisasi

investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang

dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera Utara. Konsumsi pemerintah berpotensi

meningkat dengan kenaikan realisasi belanja modal setelah proses pengadaan dan pelelangan

yang berjalan sesuai dengan rencana. Peningkatan investasi dan konsumsi pemerintah ini

diperkirakan akan tercermin pada perbaikan kinerja sektor konstruksi.

Gejolak ekonomi dunia yang sedang berlangsung serta diikuti dengan potensi

penurunan harga komoditas diperkirakan akan memberikan dampak terhadap perekonomian

Sumatera Utara. Dengan demikian, diperlukan strategi untuk memperkuat sektor eksternal

ditengah tantangan depresiasi nilai tukar rupiah dan kebijakan proteksionisme Negara mitra

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KATA PENGANTAR

v

dagang. Di sisi lain, upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif tetap perlu menjadi

perhatian agar tercipta perbaikan ekonomi domestik yang berkelanjutan.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi,

dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam KEKR

masih belum sepenuhnya sempurna sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari

pembaca sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut. Akhir

kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Utara

ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2018

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SUMATERA UTARA

Hilman Tisnawan

Direktur

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISI

vi

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR ISI

VISI DAN MISI ............................................................................................................ I

KATA PENGANTAR .................................................................................................. IV

DAFTAR ISI .............................................................................................................. VI

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... X

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... XV

RINGKASAN UMUM ............................................................................................... XIX

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH ................................................ 1

1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum ................................................ 2

1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan.......................................................................... 4

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha ................................................................ 13

Mendorong Pengembangan Pariwisata Daerah melalui Akselerasi Pengembangan

Destinasi Pariwisata Prioritas: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba .......... 20

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH ............................................................................ 25

2.1 Gambaran Umum .................................................................................................................. 26

2.2 APBD Provinsi Sumatera Utara ........................................................................................... 26

2.2.1 ANGGARAN PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2018 ................................... 28

2.2.2 REALISASI PENDAPATAN PROVINSI SUMUT ............................................................................... 29

2.2.3 ANGGARAN BELANJA PROVINSI SUMATERA UTARA ................................................................. 32

2.2.4 REALISASI BELANJA PROVINSI SUMATERA UTARA .................................................................... 33

2.3 APBN Provinsi Sumatera Utara ........................................................................................... 34

2.3.1 ANGGARAN BELANJA APBN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II 2018 ................... 35

2.3.2 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI SUMATERA UTARA ..................................................... 36

2.4 Realisasi APBD Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara ............................................ 38

2.4.1. ANGGARAN PENDAPATAN APBD KABUPATEN/KOTA ............................................................ 38

2.4.2. REALISASI PENDAPATAN APBD KABUPATEN/KOTA ............................................................... 39

2.4.3. ANGGARAN BELANJA APBD KABUPATEN/KOTA ................................................................... 40

2.4.4. REALISASI BELANJA APBD KABUPATEN/KOTA ...................................................................... 41

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISI

viii

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ............................................................... 43

3.1 Kondisi Umum ....................................................................................................................... 44

3.2 Inflasi menurut Kelompok Barang dan Jasa ..................................................................... 48

3.3.1. KELOMPOK BAHAN MAKANAN ............................................................................................. 49

3.3.2. KELOMPOK MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU ....................................... 50

3.3.3. KELOMPOK PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR ........................................ 51

3.3.4. KELOMPOK SANDANG ........................................................................................................... 51

3.3.5. KELOMPOK KESEHATAN ........................................................................................................ 52

3.3.6. KELOMPOK PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA ........................................................... 52

3.3.7. KELOMPOK TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN .......................................... 53

3.3 Tekanan Inflasi Sisi Penawaran ........................................................................................... 53

3.4 Tekanan Inflasi Sisi Permintaan .......................................................................................... 54

3.5 Upaya Pengendalian Inflasi ................................................................................................. 55

3.5.1. PENGUATAN KELEMBAGAAN ................................................................................................. 55

3.5.2. PENGUATAN PENGENDALIAN EKSPEKTASI .............................................................................. 55

3.5.3. PENGUATAN MONITORING .................................................................................................... 56

Peningkatan Harga Telur Dan Daging Ayam Ras di Sumatera Utara ................................... 57

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN

UMKM 61

4.1 Kondisi Umum ....................................................................................................................... 62

4.2 Stabilitas Sistem Keuangan Daerah Di Sumatera Utara ................................................. 63

4.2.1 ASESMEN SEKTOR KORPORASI ................................................................................................. 63

4.2.2 EKSPOSUR PERBANKAN PADA SEKTOR KORPORASI .................................................................. 67

4.2.3 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ........................................................................................ 67

4.3 Perkembangan Perbankan Sumatera Utara ..................................................................... 72

4.3.1 ASESMEN KINERJA PERBANKAN ............................................................................................... 72

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

88

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai ........................................................................ 89

5.2 Sistem Pembayaran Non Tunai ........................................................................................... 89

5.2.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)................................... 89

5.2.2. PERKEMBANGAN TRANSAKSI SKNBI ..................................................................................... 90

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISI

ix

5.3 Pengelolaan Kelancaran Sistem Pembayaran ................................................................... 91

5.3.1. PENANGANAN UANG TIDAK ASLI .......................................................................................... 91

5.3.2. PENYEDIAAN UANG RUPIAH .................................................................................................. 92

5.4 Pengawasan Kegiatan Penukaran Valuta Asing .............................................................. 93

5.5 Pengawasan Penyelenggaraan Transfer Dana (PTD) ...................................................... 94

5.6 Program Elektronifikasi ........................................................................................................ 95

5.7 Layanan Keuangan Digital (LKD) ........................................................................................ 97

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ................................................ 101

6.1 Ketenagakerjaan ................................................................................................................. 102

6.2 Pengangguran...................................................................................................................... 107

6.3 Kesejahteraan ...................................................................................................................... 108

6.4 Tingkat Kemiskinan ............................................................................................................ 111

6.5 Ketimpangan Pendapatan ................................................................................................. 113

GRAN FONDO NEW YORK (GFNY) SAMOSIR CHAMPIONSHIP 2018: BUKTIKAN SAMOSIR

SEBAGAI DESTINASI SPORT-TOURISM ...................................................................................... 117

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ........................................................... 120

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................................... 121

7.2 Prospek Inflasi ...................................................................................................................... 123

7.3 Rekomendasi kepada Pemerintah Daerah ...................................................................... 125

LAMPIRAN ........................................................................................................... 127

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................... 128

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR GRAFIK

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan PDB ...................................................................................... 2

Grafik 1.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha ......................................................................................... 3

Grafik 1.3 Andil Perekonomian Domestik dan Eksternal .............................................................. 5

Grafik 1.4 Andil Perekonomian dari Sisi Penggunaan ................................................................... 5

Grafik 1.5 Indeks SPE ...................................................................................................................... 5

Grafik 1.6 Likert Scale Permintaan Domestik ................................................................................ 6

Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Kendaraan Bermotor ............................................................... 6

Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi Penjualan 6 Bulan Kedepan ........................................................... 6

Grafik 1.9 Persentase Realisasi Belanja APBN ................................................................................. 7

Grafik 1.10 Rekening Pemda ........................................................................................................... 7

Grafik 1.11 Impor Barang Modal .................................................................................................... 8

Grafik 1.12 Kredit Investasi dan Modal Kerja ................................................................................. 8

Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Sumatera Utara ...................................................................... 9

Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Sumatera Utara ................................................. 9

Grafik 1.15 Likert Scale Permintaan Ekspor ................................................................................. 10

Grafik 1.16 Pangsa Komoditas Ekspor Utama ............................................................................. 10

Grafik 1.17 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Utama ....................................................................... 10

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor CPO ....................................................................................... 10

Grafik 1.19 Perkembangan Harga CPO Internasional ................................................................. 11

Grafik 1.20 Perkembangan Harga CPO Lokal .............................................................................. 11

Grafik 1.21 Perkembangan Ekspor Karet ..................................................................................... 11

Grafik 1.22 Perkembangan Harga Karet Internasional ................................................................ 11

Grafik 1.23 Manufacturing PMI Negara Mitra Dagang ............................................................... 12

Grafik 1.24 Perkembangan Impor ................................................................................................. 12

Grafik 1.25 Perkembangan Impor (Jenis Barang) ........................................................................ 12

Grafik 1.26 Nilai Tukar Petani ........................................................................................................ 14

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR GRAFIK

xi

Grafik 1.27 Kapasitas Produksi Terpakai ...................................................................................... 15

Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Pertanian................................................................................ 15

Grafik 1.29 Perkembangan Kredit Perkebunan Sawit dan Karet ............................................... 15

Grafik 1.30 SKDU Industri Pengolahan ......................................................................................... 16

Grafik 1.31 Likert Scale Kapasitas Utilisasi dan Investasi ............................................................. 16

Grafik 1.32 Perubahan Inventory .................................................................................................. 16

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Industri Pengolahan .............................................................. 16

Grafik 1.34 Penyaluran Kredit Konstruksi ..................................................................................... 17

Grafik 1.35 Penjualan Semen ........................................................................................................ 17

Grafik 1.36 SKDU Kegiatan Usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran ...................................... 18

Grafik 1.37 Penyaluran Kredit Perdagangan ................................................................................ 18

Grafik 1.38 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara (Berangkat) ..................................... 19

Grafik 1.39 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara (Datang) ......................................... 19

Grafik 1.40 Perkembangan Bongkar Muat Barang ..................................................................... 19

Grafik 1.41 Perkembangan Kredit Transportasi ........................................................................... 19

Grafik 2.1 Perkembangan APBD Provinsi Sumatera Utara (dalam Miliar Rp) ........................... 27

Grafik 2.2 Perkembangan DOF APBD Provinsi Sumatera Utara ........................................... 28

Grafik 2.3 Proporsi Anggaran PAD ............................................................................................ 29

Grafik 2.4 Persentase Realisasi Pendapatan pada APBD Provinsi Sumatera Utara ........... 29

Grafik 2.5 Pangsa Realisasi Pendapatan pada APBD Provinsi Sumatera Utara .................. 29

Grafik 2.6 % Realisasi Komponen PAD Triwulan II 2018 ...................................................... 30

Grafik 2.7 Persentase Realisasi Komponen Pendapatan Transfer Pemerintah .................. 31

Grafik 2.8 Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Transfer Pemerintah Tahun 2018 31

Grafik 2.9 Proporsi Anggaran Belanja pada APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018

.......................................................................................................................................................... 32

Grafik 2.10 Persentase Realisasi Komponen Belanja Operasi Triwulan II 2018 ................. 33

Grafik 2.11 Proporsi Realisasi Komponen Belanja Triwulan II 2018 .................................... 34

Grafik 2.12 Perkembangan APBD Kabupaten/Kota Sumut ........................................................ 38

Grafik 2.13 Derajat Ekonomi Fiskal Kabupaten/Kota Sumut 2018 ...................................... 38

Grafik 2.14 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD ................................................................. 39

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR GRAFIK

xii

Grafik 2.15 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD ................................................................. 39

Grafik 3.1 Inflasi Sumut dan Nasional ......................................................................................... 44

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Sumatera .......................................................................................... 44

Grafik 3.3 Inflasi Kota IHK Di Sumatera Utara (%yoy) ............................................................... 44

Grafik 3.4 Nilai Tukar Rupiah ......................................................................................................... 54

Grafik 3.5 Prakiraan Curah Hujan Sumatera Utara bulan Juni 2018 ......................................... 54

Grafik 3.6 Prakiraan Sifat Hujan Sumatera Utara bulan Juni 2018 ............................................ 54

Grafik 3.7 Prakiraan Sifat Hujan Sumatera Utara bulan Juni 2018 ............................................ 55

Grafik 4.1 Perkembangan Dunia Usaha ...................................................................................... 63

Grafik 4.2 Pergerakan PDRB Ekspor dan Hasil LS Permintaan Ekspor ........................................ 63

Grafik 4.3 LS Tenaga Kerja & Harga Jual ..................................................................................... 65

Grafik 4.4 LS Penjualan Domestik & Ekspor .............................................................................. 66

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama Sumatera Utara ............................... 66

Grafik 4.6 Rasio NPL Kredit Korporasi Sektor Utama Sumatera Utara ....................................... 66

Grafik 4.7 Alokasi pengeluaran Rumah Tangga ..................................................................... 68

Grafik 4.8 Perkembangan Pangsa DPK RT Provinsi Sumatera Utara ......................................... 69

Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah ................................................................... 70

Grafik 4.10 Perkembangan Suku Bunga Kredit Rumah Tangga ................................................ 70

Grafik 4.11 Perkembangan Suku Bunga Kredit Rumah Tangga ............................................... 71

Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Kendaraan Bermotor ............................................................ 72

Grafik 4.13 Perkembangan Kredit, DPK dan NPL Bank Umum .................................................. 72

Grafik 4.14 Pertumbuhan Aset Bank Umum Menurut Kelompok Bank................................... 73

Grafik 4.15 Perkembangan dan Laju DPK di Sumut ................................................................... 73

Grafik 4.16 Perkembangan Giro .................................................................................................. 74

Grafik 4.17 Laju DPK dan Konsumsi di Sumut ............................................................................. 74

Grafik 4.18 Proporsi DPK di Sumatera Utara .............................................................................. 74

Grafik 4.19 Pertumbuhan Tabungan ............................................................................................ 75

Grafik 4.20 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaan ......................................... 76

Grafik 4.21 Perkembangan Kredit Investasi ................................................................................. 76

Grafik 4.22 Pangsa Kredit Sektoral Bank Umum ........................................................................ 76

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR GRAFIK

xiii

Grafik 4.23 Pertumbuhan Kredit Sektor Utama ........................................................................... 76

Grafik 4.24 Perkembangan Kredit PBE & Konsumsi PDRB .......................................................... 77

Grafik 4.25 Perkembangan Kredit Industri Pengolahan & Realisasi SKDU Industri

Pengolahan ..................................................................................................................................... 77

Grafik 4.26 DPK Menurut Kabupaten/Kota di Sumut Tahun 2010 .......................................... 78

Grafik 4.27 DPK Menurut Kabupaten/Kota di Sumut Tahun 2018 ..................................... 78

Grafik 4.28 Rasio NPL/NPF Menurut Kelompok Bank ........................................................... 79

Grafik 4.29 Rasio NPL/NPF Menurut Jenis Penggunaan ......................................................... 80

Grafik 4.30 Komposisi Deposito Berdasarkan Jangka Waktu .............................................. 81

Grafik 4.31 Komposisi Kredit UMKM .......................................................................................... 82

Grafik 4.32 Perkembangan Aset Perbankan Syariah .................................................................. 85

Grafik 4.33 Perkembangan Penyaluran Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan .............. 85

Grafik 4.34 Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Lapangan Usaha ................................... 85

Grafik 4.35 Perkembangan NPF Bank Syariah Per Jenis Penggunaan ....................................... 86

Grafik 4.36 Perkembangan NPF Bank Syariah Per Sektor Utama ............................................... 86

Grafik 5.1 Perkembangan Inflow/Outflow ................................................................................... 89

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS ................................................................................... 90

Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi SKNBI .................................................................................. 90

Grafik 5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing ............................................................................... 94

Grafik 5.5 Jumlah Agen LKD dan Pemegang U-Nik di Sumatera Utara .................................... 98

Grafik 6.1 Proporsi Pekerja Bebas ............................................................................................... 103

Grafik 6.2 NTP Sumatera Utara ................................................................................................... 105

Grafik 6.3 Proporsi Penyerapan TK Menurut Sektor.................................................................. 105

Grafik 6.4 Proporsi TK Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................................... 106

Grafik 6.5 Lapangan Pekerjaan Utama ....................................................................................... 106

Grafik 6.6 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat Ini ..................................... 107

Grafik 6.7 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini ................................................... 107

Grafik 6.8 TPT Sumut Menurut Pendidikan ................................................................................ 108

Grafik 6.9 NTP Sumatera dan Nasional ....................................................................................... 109

Grafik 6.10 Pertumbuhan Harga Gabah Kering Panen ............................................................. 110

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR GRAFIK

xiv

Grafik 6.11 NTP Sumatera Utara Berdasarkan Subsektor ......................................................... 111

Grafik 6.12 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara ............................................................. 111

Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara ............................................................. 112

Grafik 6.14 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan ..................................................... 112

Grafik 6.15 Perkembangan Koefisien Gini Sumatera Utara ...................................................... 113

Grafik 6.16 Distribusi Pendapatan Pedesaan.............................................................................. 114

Grafik 6.17 Distribusi Pendapatan Perkotaan ............................................................................ 114

Grafik 6.18 IPM Sumut dan Nasional .......................................................................................... 116

Grafik 6.19 IPM 33 Kabupaten/Kota Sumut .............................................................................. 116

Grafik 7.1 Outlook PDRB Sumatera Utara 2018 ........................................................................ 122

Grafik 7.2 Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen ................................................................. 122

Grafik 7.3 PMI Negara-Negara Partner Dagang ......................................................................... 123

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR TABEL

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penggunaan .......................................................... 4

Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN Sumatera Utara .................................................................... 9

Tabel 1.3 Pangsa Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penawaran ............................................. 13

Tabel 1.4 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penawaran .......................................................... 14

Tabel 2.1 Rincian Anggaran & Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sumatera Triwulan II 2018

.......................................................................................................................................................... 27

Tabel 2.2 Rincian Anggaran & Realisasi Belanja pada APBD Provinsi Sumatera Tahun 2018 .. 32

Tabel 2.3 Realisasi APBN Tahun 2018 ........................................................................................... 35

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Modal berdasarkan Subfungsi .................................................... 37

Tabel 3.1 Inflasi Sumut Bulanan (%mtm) ..................................................................................... 45

Tabel 3.2 Inflasi Sumut Tahunan (%yoy) ...................................................................................... 45

Tabel 3.3 Komoditas Penyumbang Inflasi Sumatera Utara Periode April 2018 ........................ 45

Tabel 3.4 Tabel Laju Inflasi Bulan April 2018 Sumatera Utara .................................................... 46

Tabel 3.5 Komoditas Penyumbang Inflasi Sumatera Utara Periode Mei 2018 .......................... 47

Tabel 3.6 Tabel Laju Inflasi Bulan Mei 2018 ................................................................................. 47

Tabel 3.7 Komoditas Penyumbang Inflasi Sumatera Utara Periode Juni 2018 ......................... 47

Tabel 3.8 Tabel Laju Inflasi Bulan Juni 2018 Sumatera Utara ..................................................... 48

Tabel 3.9 Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa ................................................................ 49

Tabel 3.10 Inflasi Kelompok Bahan Makanan .............................................................................. 50

Tabel 3.11 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau ....................... 51

Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ............................. 51

Tabel 3.13 Inflasi Kelompok Sandang ........................................................................................... 52

Tabel 3.14 Inflasi Kelompok Kesehatan ........................................................................................ 52

Tabel 3.15 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............................................... 52

Tabel 3.16 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ............................. 53

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral ..................................................... 63

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR TABEL

xvi

Tabel 4.3 Pengelompokan Tabungan Perseorangan Berdasarkan Nilai .............................. 69

Tabel 4.4 Perkembangan Risiko Kredit Rumah Tangga per Kategori ................................ 72

Tabel 4.5 Klaster Ketahanan Pangan Sumut ............................................................................... 83

Tabel 5.1 Transaksi RTGS Spasial Triwulan II 2018 ...................................................................... 90

Tabel 5.2 Transaksi Penyelenggaraan Transfer Dana Triwulan IV 2017 dan Triwulan I 2018 . 95

Tabel 5.3 Inflow PTD Sumatera Utara ........................................................................................... 95

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas di Sumatera Utara Menurut Jenis Kegiatan

Utara (Ribu Orang) ...................................................................................................................... 103

Tabel 6.2 Tabel IPM Menurut Komponen .................................................................................. 115

Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Unggulan .................................................................. 122

Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Negara-Negara Utama ................ 123

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR TABEL

xvii

TABEL INDIKATOR

I II III IV Total I II III IV Total I II IIIP

PDRB (%,yoy) 4.66 5.49 5.28 5.25 5.18 4.53 5.14 5.24 5.56 5.12 4.73 5.30 5 - 5.4

Sisi Permintaan

Konsumsi 4.57 4.80 3.83 4.10 4.32 5.50 5.37 4.94 4.89 5.16 5.14 6.56 4.9 - 5.3

Konsumsi Swasta 4.60 4.85 4.84 5.50 4.95 5.60 5.47 4.63 4.69 5.09 5.02 6.72 4.9 - 5.3

Konsumsi Rumah Tangga 4.61 4.85 4.87 5.56 4.98 5.63 5.51 4.66 4.73 5.12 4.98 6.64 4.9 - 5.3

Konsumsi Rumah LNPRT 4.00 4.70 3.33 2.96 3.73 3.96 3.70 2.76 2.63 3.26 7.06 11.10 3.7 - 4.1

Konsumsi Pemerintah 4.31 4.46 -3.53 -4.83 -0.38 4.63 4.54 7.41 6.29 5.77 6.26 5.25 5.2 - 5.6

Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.25 5.67 4.42 4.11 4.85 4.02 4.73 6.09 8.71 5.91 6.96 7.37 7.2 - 7.6

Ekspor 3.34 3.58 0.01 3.82 2.68 1.32 -2.74 15.54 11.08 6.34 -0.08 5.38 1 - 1.4

Impor -4.44 -2.69 -3.40 1.49 -2.23 2.01 -4.92 16.67 12.75 6.65 0.88 9.95 1.5 - 1.9

Sisi Produksi

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.77 7.81 5.16 2.38 4.74 2.22 3.97 7.17 7.93 5.31 3.25 5.02 4.9 - 5.3

Pertambangan dan Penggalian 1.71 6.72 8.22 6.12 5.68 4.78 4.56 4.44 5.20 4.75 4.65 5.56 3.1 - 3.5

Industri Pengolahan 10.04 3.06 3.12 5.53 5.34 3.34 4.11 1.53 0.41 2.31 2.52 3.50 4.1 - 4.5

Pengadaan Listrik, Gas 3.49 10.98 7.13 -1.30 4.85 11.10 7.80 7.97 8.18 8.72 4.52 3.21 2.5 - 2.9

Pengadaan Air 3.12 3.07 8.74 7.90 5.71 9.18 6.67 4.96 6.04 6.67 3.14 2.23 4.8 - 5.2

Konstruksi 3.47 5.99 5.48 7.37 5.60 5.21 5.88 7.36 8.55 6.79 6.87 5.95 6 - 6.4

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor0.94 3.98 6.81 7.31 4.76 7.16 6.44 4.80 5.17 5.87 5.66 6.02 5.3 - 5.7

Transportasi dan Pergudangan 3.35 6.17 7.46 7.22 6.07 7.79 7.78 6.31 7.56 7.35 7.48 6.78 6.4 - 6.8

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.25 5.70 7.66 8.50 6.54 6.71 7.04 7.72 7.79 7.32 7.48 7.70 5.7 - 6.1

Informasi dan Komunikasi 5.78 6.89 8.60 9.65 7.76 9.26 8.73 8.04 8.31 8.57 8.20 8.38 5.7 - 6.1

Jasa Keuangan 7.54 6.17 3.69 -0.57 4.11 -0.47 2.50 -1.13 1.07 0.49 1.91 0.66 3.7 - 4.1

Real Estate 4.55 5.25 6.79 6.92 5.90 9.41 8.69 7.01 5.32 7.56 5.31 5.09 5.3 - 5.7

Jasa Perusahaan 5.67 5.94 5.95 6.23 5.95 6.94 7.02 8.03 7.81 7.46 7.75 8.27 4.8 - 5.2

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib2.81 5.05 2.15 2.12 3.02 1.21 0.67 3.35 4.73 2.52 5.86 6.01 2 - 2.4

Jasa Pendidikan 7.39 7.00 2.88 2.71 4.90 2.73 2.69 5.93 8.22 4.93 8.09 9.79 6.7 - 7.1

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.92 5.24 8.55 7.74 7.37 6.88 7.35 7.83 8.46 7.64 6.61 6.27 6.1 - 6.5

Jasa lainnya 6.96 6.30 6.42 6.35 6.50 8.33 7.71 7.31 6.93 7.56 6.06 6.24 6.6 - 7

Inflasi IHK (%,yoy) 7.2 4.3 6.0 6.3 6.3 3.9 3.8 3.9 3.2 3.2 3.9 3.4

Inti 4.4 5.7 5.8 4.5 4.5 4.8 3.6 2.4 2.3 2.3 1.7 2.2

Volatile Foods 4.5 5.6 11.2 13.1 13.1 3.1 -0.2 3.9 2.4 2.4 7.1 6.7

Administered Prices 1.0 1.3 1.6 1.8 1.8 3.6 8.5 7.0 6.7 6.7 4.7 3.1

Berbagai sumber, diolah

p : angka proyeksi

Indikator Makro2016 2017

3.5±1

2018

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR TABEL

xviii

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

RINGKASAN UMUM

xix

RINGKASAN UMUM

ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II 2018 tumbuh meningkat di level 5,30 % (yoy),

dari 4,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya bersumber dari permintaan domestik, terutama

konsumsi swasta.

Aktivitas konsumsi rumah tangga meningkat menjelang periode Ramadhan dan Idul Fitri,

didukung oleh pencairan Tunjangan Hari Raya (THR). Lebih lanjut, pelaksanaan PILKADA 2018

pada 27 Juni 2018 juga turut mengakselerasi konsumsi LPNRT.

Kenaikan konsumsi juga dibarengi oleh kenaikan investasi ditopang oleh optimisme perbaikan

ekonomi yang tetap terjaga dan konsistensi Pemerintah untuk membangun infrastruktur.

Kinerja sisi eksternal relatif melambat didorong oleh peningkatan impor yang tinggi ditengah

perbaikan ekspor.

Akselerasi ekonomi tercermin oleh perbaikan kinerja sektor sektor utama, terutama untuk

sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2018 diperkirakan tetap tumbuh didorong oleh

permintaan domestik seiring dengan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama

bersumber dari permintaan domestik seiring dengan realisasi belanja Pemerintah Daerah dan

kegiatan investasi yang terus meningkat di paruh kedua tahun 2018.

ASESMEN KEUANGAN DAERAH

Anggaran Belanja dan Transfer pemerintah di Sumatera Utara secara total mencapai Rp81,1

triliun pada tahun 2018. APBD Kabupaten/Kota merupakan kontributor terbesar dengan

pangsa 48,18%.

Pada semester I tahun 2018, realisasi anggaran pemerintah di Sumatera Utara mencapai 30,6%

dari pagu anggaran.

ASESMEN INFLASI

Inflasi Sumatera Utara pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 3,36% (yoy) menurun dari triwulan

sebelumnya 3,91% (yoy) seiring dengan terjaganya pasokan bahan makanan.

Tekanan inflasi kelompok sandang meningkat dari 2,3% (yoy) menjadi 2,9% (yoy) juga turut

mendorong kenaikan tekanan inflasi pada triwulan II 2018.

Tekanan inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan meningkat dari 1,3% (yoy)

menjadi 2,8% (yoy) turut mendorong kenaikan tekanan inflasi umum.

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

RINGKASAN UMUM

xx

Secara umum inflasi pada triwulan III 2018 diperkirakan relatif stabil cenderung menurun dan

masih dalam kisaran sasaran inflasi 3,5±1%. Penurunan inflasi diperkirakan didorong oleh

penurunan pada kelompok pangan seiring dengan kecukupan pasokan dan upaya

pengendalian inflasi yang intensif oleh TPID Kota dan Kabupaten di Sumatera Utara.

ASESMEN STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN

UMKM

Stabilitas sistem keuangan Provinsi Sumatera Utara triwulan II tahun 2018 diindikasikan

meningkat.

Kondisi tersebut didukung oleh peningkatan ketahanan sektor korporasi dan sektor rumah

tangga, serta kinerja perbankan yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ketahanan sektor korporasi tetap terjaga sejalan dengan peningkatan laju ekonomi pada

periode laporan.

Kondisi tersebut juga sejalan dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur serta

penyerapan anggaran pemerintah pada awal tahun yang lebih tinggi dibandingkan periode

yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal ini memberikan iklim yang kondusif bagi perbaikan kinerja korporasi maupun keuangan RT.

ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN

UANG RUPIAH

Akselerasi konsumsi jelang lebaran yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara

pada triwulan II 2018 tercermin oleh net outflow yang tercatat 1,86 triliun.

Pada periode HBKN Idul Fitri, total transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem

Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan dipengaruhi oleh berkurangnya

jumlah hari kerja.

Namun demikian, akselerasi perekonomian tetap tercermin oleh peningkatan rata-rata volume

RTGS harian serta rata-rata nilai dan volume SKNBI harian.

Selain itu, peningkatan jumlah agen Layanan Keuangan Digital pada triwulan II 2018 juga

diprediksi mendorong peningkatan konsumsi melalui kelancaran penyaluran bantuan non tunai.

Peningkatan jumlah Uang Elektronik juga mengindikasikan Gerakan Nasional Non Tunai telah

berkembang secara spasial di seluruh Sumatera Utara.

ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan Provinsi Sumatera Utara pada semester 1

mengalami perbaikan, tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk bekerja, meningkatnya

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), meningkatnya penduduk yang bekerja diatas jam

kerja normal (full time worker) dan menurunnya pekerja bebas di sektor pertanian.

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

RINGKASAN UMUM

xxi

Sejalan dengan hal tersebut, tingkat kemiskinan dan ketimpangan yang dicerminkan melalui

gini ratio juga menunjukkan tren yang menurun. Namun demikian Nilai Tukar Petani (NTP)

sebagai cerminan kesejahteraan petani menunjukkan penurunan pada triwulan laporan seiring

dengan penurunan NTP di subsektor tanaman pangan dan hortikultura.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Sumatera Utara di penghujung tahun berpotensi tumbuh meningkat di rentang

5,1 5,5% (yoy) didorong oleh puncak realisasi belanja Pemerintah di akhir tahun. Konsumsi

rumah tangga diperkirakan juga kembali meningkat menjelang perayaan HBKN Natal dan

Tahun Baru. Dari sisi eksternal, ekspor diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan perbaikan

sektor pertanian dan industri pengolahan sementara impor disinyalir meningkat sejalan dengan

peningkatan investasi ditengah penguatan nilai tukar Amerika Serikat terhadap mata uang

negara lain secara global. Secara keseluruhan tahun 2018, perekonomian Sumatera Utara

secara diperkirakan akan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, terutama bersumber dari

perekonomian domestik. Perbaikan daya beli masyarakat mendorong kegiatan konsumsi rumah

tangga, sementara Pelaksanaan Pilkada 2018 menjadi motor penggerak konsumsi pemerintah

serta konsumsi LPNRT.

Tekanan inflasi diperkirakan meningkat di akhir tahun namun masih berada pada rentang

sasaran nasional yang telah ditetapkan, yaitu 3,5±1%. Peningkatan tekanan inflasi terutama

didorong oleh kenaikan tekanan inflasi bahan makanan. Meski demikian, aktivitas panen raya

komoditas padi yang terjadi pada triwulan III hingga jelang triwulan IV diperkirakan akan

menahan tekanan inflasi lebih lanjut.

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

RINGKASAN UMUM

xxii

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

RINGKASAN UMUM

xxiii

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

1

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO DAERAH

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II 2018 tumbuh meningkat di level 5,30 % (yoy), dari

4,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya bersumber dari permintaan domestik, terutama konsumsi

swasta.

Aktivitas konsumsi rumah tangga meningkat menjelang periode Ramadhan dan Idul Fitri, didukung

oleh pencairan Tunjangan Hari Raya (THR). Lebih lanjut, pelaksanaan PILKADA 2018 pada 27 Juni

2018 juga turut mengakselerasi konsumsi LPNRT.

Kenaikan konsumsi juga dibarengi oleh kenaikan investasi ditopang oleh optimisme perbaikan

ekonomi yang tetap terjaga dan konsistensi Pemerintah untuk membangun infrastruktur.

Kinerja sisi eksternal relatif melambat didorong oleh peningkatan impor yang tinggi ditengah

perbaikan ekspor.

Akselerasi ekonomi tercermin oleh perbaikan kinerja sektor sektor utama, terutama untuk sektor

pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.

Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2018 diperkirakan tetap tumbuh didorong oleh

permintaan domestik seiring dengan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama

bersumber dari permintaan domestik seiring dengan realisasi belanja Pemerintah Daerah dan

kegiatan investasi yang terus meningkat di paruh kedua tahun 2018.

TUK TUK, PULAU SAMOSIR

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

2

1.1 Perkembangan Ekonomi

Makro Regional Secara

Umum

Perekonomian Sumatera Utara pada

triwulan II 2018 tumbuh meningkat di level

5,30 % (yoy), dari 4,73% (yoy) pada

triwulan sebelumnya. Pencapaian ini diatas

pertumbuhan ekonomi nasional (5,27%, yoy)

dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata

historis periode yang sama dalam tiga tahun

terakhir yaitu 5,26% (yoy). Akselerasi

pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2018

bersumber dari permintaan domestik,

terutama konsumsi swasta. Kondisi tersebut

mencerminkan masih terjaganya daya beli

masyarakat ditengah tren perkembangan

harga komoditas yang kurang stabil.

Konsumsi rumah tangga dan konsumsi

lembaga keuangan non profit meningkat

cukup signifikan. Konsumsi rumah tangga

meningkat tajam didorong oleh tingginya

antusiasme belanja masyarakat pada periode

Ramadhan dan Idul Fitri. Hal ini didukung juga

oleh adanya pencairan Tunjangan Hari Raya

(THR). Selain itu, pelaksanaan PILKADA 2018

pada 27 Juni 2018 juga turut menggerakkan

permintaan domestik lebih lanjut, tercermin

dari pertumbuhan konsumsi LPNRT yang

meningkat tajam dari 7,06% (yoy) menjadi

11,10% (yoy).

Kenaikan konsumsi juga dibarengi oleh

kenaikan investasi sehingga sumber

pertumbuhan menjadi lebih berimbang.

Optimisme perbaikan ekonomi yang tetap

terjaga dan konsistensi Pemerintah untuk

membangun infrastruktur mendorong

kegiatan investasi lebih lanjut. Sejalan dengan

hasil liaision, pelaku usaha melakukan

peningkatan investasi terutama untuk

maintenance produksi dari sisi non bangunan.

Percepatan proyek-proyek infrastruktur

nasional juga mendukung perbaikan investasi

lebih lanjut.

Di sisi lain, konsumsi pemerintah tumbuh

melambat, sejalan dengan realisasi belanja

modal Pemerintah Daerah yang masih

terbatas akibat proses administrasi dan

pelelangan yang masih berlangsung.

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan PDB

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Peningkatan permintaan domestik tersebut

tercermin pada peningkatan impor. Impor

yang tinggi bersumber dari kenaikan impor

barang konsumsi dan impor barang modal.

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

3

Peningkatan impor barang konsumsi sejalan

dengan tingginya aktivitas belanja menjelang

HBKN Idul Fitri sementara impor bahan modal

mengalami kenaikan didorong oleh akselerasi

investasi untuk mengoptimalisasi permintaan

yang tinggi. Nilai mata uang Amerika Serikat

yang menguat secara global juga

mempengaruhi posisi impor di triwulan II

2018.

Ekspor tumbuh membaik meski lebih

lambat dibanding impor sehingga kinerja

sektor eksternal melambat. Perbaikan kinerja

ekspor luar negeri didorong oleh optimalnya

kinerja industri pengolahan kelapa sawit.

Pertumbuhan harga CPO dan karet

internasional yang lebih baik dari triwulan

sebelumnya juga menjaga momentum

perbaikan ekspor. Hal ini didukung juga oleh

depresiasi nilai tukar rupiah. Searah dengan

ekspor luar negeri, ekspor dalam negeri juga

meningkat ditopang oleh peningkatan sektor

tanaman pangan yang mengalami pergeseran

panen raya dari Maret ke April.

Secara sektoral, kinerja sektor utama pada

triwulan II 2018 mengalami perbaikan,

terutama untuk sektor pertanian, industri

pengolahan, dan perdagangan. Perbaikan di

sektor pertanian ditopang oleh peningkatan

kinerja sektor tanaman pangan dan

perkebunan tahunan. Lebih lanjut, kinerja

industri pengolahan meningkat didorong oleh

peningkatan utilisasi kapasitas dengan

tercukupinya bahan baku. Sektor

perdagangan tumbuh meningkat sejalan

dengan tingginya antusiasme belanja

menjelang lebaran. Akselerasi laju

perekonomian juga dikonfirmasi oleh Survei

Kegiatan Dunia Usaha terkait perkembangan

dunia usaha di triwulan II 2018 yang naik dari

-0,50% menjadi 14,89%.

Grafik 1.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia, diolah

Kegiatan Ekonomi Sumatera Utara pada

triwulan III 2018 diperkirakan tetap kuat,

utamanya tetap ditopang oleh permintaan

domestik. Memasuki semester kedua, realisasi

belanja Pemda sesuai polanya diperkirakan

semakin meningkat dengan puncaknya di

triwulan IV. Demikian halnya dengan kegiatan

investasi yang diprediksi akan meningkat di

paruh kedua tahun 2018. Sementara itu,

dukungan konsumsi yang tetap kuat menjadi

faktor pendorong pertumbuhan ekonomi

hingga akhir tahun.

Realisasi investasi diperkirakan meningkat

didukung oleh Percepatan Proyek Strategis

Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat

di Sumatera Utara, diantaranya Kawasan

Strategis Pariwisata Danau Toba dan Tol Trans

Sumatera serta pengembangan infrastruktur

konektivitas seperti Pelabuhan Belawan Phase

II dan Kereta Api Kuala Tanjung KEK Sei

Mangkei. Konsumsi pemerintah berpotensi

meningkat dengan kenaikan realisasi belanja

modal setelah proses pengadaan dan

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

4

pelelangan berjalan. Peningkatan investasi

dan konsumsi pemerintah ini diperkirakan

akan tercermin pada perbaikan kinerja sektor

konstruksi.

Dari sisi eksternal, impor dan ekspor

diperkirakan akan tetap tumbuh.

Pertumbuhan impor ditopang oleh kebutuhan

untuk investasi. Ekspor luar negeri

diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan

kinerja industri pengolahan yang tetap terjaga

ditengah depresiasi nilai tukar.

Risiko pertumbuhan ekonomi Sumatera

Utara terutama terkait dengan dinamika

ekonomi global yang dapat mempengaruhi

harga komoditas dan stabilitas nilai tukar.

Perbaikan ekonomi global diperkirakan dapat

mendorong ekspor Sumatera Utara. Di sisi

lain, kebijakan Amerika Serikat yang

cenderung mendorong terjadinya perang

dagang, terutama dengan Tiongkok, dapat

mengganggu kinerja ekspor. Sementara itu,

perbaikan ekonomi Amerika Serikat yang

tercermin oleh menguatnya nilai US Dollar

terhadap mata uang secara global

memberikan risiko terhadap kinerja sektor

eksternal. Secara keseluruhan dampak

penguatan nilai tukar Amerika Serikat

tersebut memberikan dampak positif terhadap

ekspor meski memberikan gangguan

terhadap impor khususnya barang modal

yang diperlukan untuk kegiatan ekspor.

Kebijakan proteksionisme juga perlu menjadi

perhatian yang dapat memperlambat kinerja

ekspor Sumatera Utara.

Tabel 1.1 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penggunaan

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi

Penggunaan

Dari sisi penggunaan, ekonomi Sumatera

Utara pada triwulan II 2018 ditopang

oleh konsumsi swasta yang tumbuh

tinggi. Konsumsi rumah tangga meningkat

didorong oleh menggeliatnya aktivitas

belanja jelang lebaran yang juga didukung

dengan kenaikan pendapatan melalui

pembagian THR. Lebih lanjut, pelaksanaan

Pilkada 2018 menopang konsumsi LPNRT

yang terakselerasi. Investasi mengalami

perbaikan sejalan dengan perecepatan

pembangunan PSN serta perbaikan

kapasitas industri pengolahan untuk

mendorong pemenuhan permintaan yang

tinggi menjelang lebaran. Disisi lain,

I II III IV Total I II III IV Total I II

PDRB (%,yoy) 4.66 5.49 5.28 5.25 5.18 4.53 5.14 5.24 5.56 5.12 4.73 5.30 0.6

Sisi Permintaan

Konsumsi 4.57 4.80 3.83 4.10 4.32 5.50 5.37 4.94 4.89 5.16 5.14 6.56 1.4

Konsumsi Swasta 4.60 4.85 4.84 5.50 4.95 5.60 5.47 4.63 4.69 5.09 5.02 6.72 1.7

Konsumsi Rumah Tangga 4.61 4.85 4.87 5.56 4.98 5.63 5.51 4.66 4.73 5.12 4.98 6.64 1.7

Konsumsi Rumah LNPRT 4.00 4.70 3.33 2.96 3.73 3.96 3.70 2.76 2.63 3.26 7.06 11.10 4.0

Konsumsi Pemerintah 4.31 4.46 -3.53 -4.83 -0.38 4.63 4.54 7.41 6.29 5.77 6.26 5.25 -1.0

Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.25 5.67 4.42 4.11 4.85 4.02 4.73 6.09 8.71 5.91 6.96 7.37 0.4

Ekspor 3.34 3.58 0.01 3.82 2.68 1.32 -2.74 15.54 11.08 6.34 -0.08 5.38 5.5

Impor -4.44 -2.69 -3.40 1.49 -2.23 2.01 -4.92 16.67 12.75 6.65 0.88 9.95 9.1

Indikator Makro2016 2017

Arah2018

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

5

konsumsi pemerintah tumbuh melambat

dipengaruhi oleh realisasi belanja yang

belum optimal pada triwulan II 2018.

Kinerja sektor eksternal terbatas karena

impor yang tinggi ditengah ekspor yang

membaik. Peningkatan impor ditopang oleh

tingginya impor barang konsumsi dan

barang modal pada Periode Ramadhan dan

HBKN Idul Fitri. Ekspor membaik didukung

oleh perbaikan industri pengolahan dan

perbaikan pertumbuhan harga internasional

komoditas CPO dan karet.

Grafik 1.3 Andil Perekonomian Domestik

dan Eksternal

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.4 Andil Perekonomian dari Sisi

Penggunaan

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

1 Berdasarkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan

Republik Indonesia No. 2 tahun 2018, THR Keagamaan

wajib dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum

hari raya keagamaan. Lebih lanjut, aktivitas belanja

juga didukung oleh keputusan Pemerintah

menetapkan Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri dari

Di sisi permintaan domestik, konsumsi

rumah tangga terakselerasi tinggi dari

4,98% (yoy) menjadi 6,64% (yoy).

Pencapaian ini merupakan yang tertinggi

dalam tiga tahun terakhir pada periode

yang sama. Percepatan terutama didorong

oleh konsumsi transportasi dan komunikasi

yang naik dari 5,14% (yoy) menjadi 7,60%

(yoy) dan konsumsi makanan dan minuman

yang tumbuh dari 5,14% (yoy) menjadi

7,33% (yoy). Daya beli masyarakat

membaik dengan adanya kenaikan upah

minimum di awal tahun serta pembagian

THR, sehingga mendorong tingginya

aktivitas konsumsi masyarakat pada periode

Ramadhan dan HBKN Idul Fitri1.

Grafik 1.5 Indeks SPE

Sumber: Survei Pedagang Eceran , diolah

selama 10 hari, yaitu dari 11 20 Juni 2018 melalui

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri

Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Regormasi Birokrasi Republik

Indonesia.

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

6

Antusiasme konsumsi masyarakat

tercermin oleh peningkatan di sektor

Perdagangan Besar Eceran dan

Penyediaan Akomodasi Makan dan

Minum. Hal ini juga dapat terlihat dari

indeks Survei Penjualan Eceran Kota Medan

pada triwulan II 2018 yang mengalami

peningkatan menjadi 218,03 dari 214,82

dari triwulan sebelumnya. Selain itu,

kenaikan juga ditunjukkan oleh hasil Likert

Scale permintaan domestik Liasion Kantor

Perwakilan Bank Indonesia wilayah

Sumatera Utara yang meningkat dari 0,13

menjadi 0,48 pada triwulan II 2018.

Berdasarkan hasil liaison, periode HBKN

merupakan puncak penjualan ritel. Harga

yang kompetitif di tingkat penjualan ritel

melalui promo dan kerjasama dengan

perbankan diperkirakan mendorong

aktivitas konsumsi di triwulan II 2018.

Grafik 1.6 Likert Scale Permintaan Domestik

Sumber: Liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia , diolah

Dari sisi pembiayaan, akselerasi konsumsi

tercermin oleh peningkatan kredit

kendaraan bermotor, kredit peralatan

rumah tangga, dan kredit alat elektronik.

Kredit Kendaraan Bermotor yang meningkat

dari 16,69% (yoy) pada triwulan I 2018

menjadi 17,15% (yoy) pada triwulan

berjalan.

Grafik 1.7 Perkembangan Kredit

Kendaraan Bermotor

Sumber: Laporan Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek, diolah

Memasuki awal triwulan III 2018,

konsumsi rumah tangga diprediksi

terbatas pasca HBKN. Aktivitas belanja

masyarakat diperkirakan telah melewati

puncaknya setelah perayaan Idul Fitri. Hal

tersebut didukung oleh penurunan Indeks

Ekspektasi Penjualan 3 bulan kedepan pada

Survei Penjualan Eceran Kota Medan, yaitu

dari 144 menjadi 100 untuk tiga bulan

kedepan.

Grafik 1.8 Indeks Ekspektasi

Penjualan 6 Bulan Kedepan

Sumber: Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia, diolah

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

7

Pada triwulan II 2018, pertumbuhan

konsumsi pemerintah menurun di level

5,25% (yoy), dari triwulan sebelumnya

6,26% (yoy). Konsumsi pemerintah

tumbuh lebih lambat karena realisasi APBN

dan APBD Provinsi yang masih terbatas.

Nominal realisasi belanja APBD Provinsi

Sumatera Utara pada triwulan II 2018

mencapai Rp4,32 triliun, atau 35,3% dari

pagu anggaran. Belanja pegawai di triwulan

berjalan belum optilam karena penyaluran

gaji ke 13 akan jatuh pada bulan Juli 2018.

Selain itu, berdasarkan hasil Focus Group

Discussion, realisasi belanja modal tercatat

masih rendah dipengaruhi oleh proses

penyelenggaraan lelang yang masih

berjalan.

Grafik 1.9 Persentase Realisasi Belanja APBN

Sumber: DJBPN, diolah

Sementara itu, realisasi APBN di Sumatera

Utara di triwulan II 2018 menurun menjadi

2 DAK Fisik merupakan dana yang dialokasikan kepada

daerah untuk pendanaan kegiatan khusus fisik yang

merupakan urusan daerah, seperti pendidikan,

Rp9,68 triliun dari Rp10,23 triliun pada

periode yang sama di tahun 2017.

Penurunan realisasi APBN dipengaruhi oleh

belum maksimalnya penyerapan Dana

Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik)2 pada

triwulan berjalan, terkait dengan kebijakan

anggaran tahun 2018 yang mengalokasikan

waktu penyerapan DAK Fisik Tahap I paling

lambat bulan Juli 2018.

Grafik 1.10 Rekening Pemda

Sumber: Laporan Bank Umum (LBU), diolah

Pada triwulan III 2018, kinerja konsumsi

pemerintah diperkirakan akan meningkat.

Peningkatan diperkirakan bersumber dari

realisasi belanja modal Pemerintah Provinsi

karena proses pelelangan yang cukup

panjang dan kontrak pelaksanaan proyek

proyek pembangunan atau pemeliharaan

infrastruktur atau bangunan akan mulai

pada bulan Juli 2018. Selain itu, penyaluran

gaji ke 13 juga berpotensi mendorong

kenaikan belanja pemerintah lebih lanjut.

kesehatan, Pasar, Industri Kecil dan Menengah,

Pertanian, Pariwisata, Jalan, dan lainnya.

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

8

Pada triwulan II 2018, investasi

terakselerasi dari 6,96% (yoy) menjadi

7,37% (yoy). Perbaikan kinerja investasi

bersumber dari investasi bangunan dan non

bangunan yang masing masing tercatat

7,50% (yoy) dan 6,75% (yoy), meningkat

dari 7,02% (yoy) dan 6,67% (yoy) pada

triwulan sebelumnya. Peningkatan investasi

tercermin oleh Likert Scale Investasi hasil

Liasion Kantor Perwakilan Bank Indonesia

wilayah Sumatera Utara yang meningkat

dari 0,24 menjadi 0,36. Investasi bangunan

tumbuh meningkat didorong oleh terus

berlanjutnya proyek-proyek strategis

nasional di Sumatera Utara, seperti Jalan Tol

Trans Sumatera dan Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Selain itu, perbaikan infrastruktur

konektivitas pendukung KSPN Danau Toba

dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei

Mangkei juga terus berlanjut. Selain itu,

peningkatan investasi non bangunan

diperkirakan bersumber dari maintenance

mesin dan peralatan produksi industri

pengolahan ditengah tingginya permintaan.

Hal ini tercermin oleh kenaikan impor

barang modal di triwulan II 2018.

Grafik 1.11 Impor Barang Modal

Sumber: Bea Cukai, diolah

Peningkatan investasi tercermin oleh

perbaikan pertumbuhan kredit investasi dan

modal kerja. Kredit investasi tumbuh dari

3,30%% (yoy) menjadi 6,12% (yoy)

sementara kredit modal kerja meningkat

dari 9.80% (yoy) menjadi 10,43% (yoy).

Nilai investasi PMA tercatat sebesar

US$153,38 juta meningkat dari triwulan

sebelumnya US$134,98 juta, didukung oleh

tingginya realisasi investasi pada sektor

primer. Nilai PMDN pada triwulan tercatat

sebesar Rp1,31 triliun, khususnya untuk

pembiayaan industri pengolahan, seperti

industri karet, kimia, dan kertas.

Grafik 1.12 Kredit Investasi dan Modal Kerja

Sumber: Laporan Bank Umum Lokasi Proyek, diolah

Pada triwulan III 2018, investasi

diperkirakan akan tetap solid sejalan

dengan percepatan pembangunan Proyek

Strategis Nasional yang terus berlanjut.

Pelaku usaha industri pengolahan

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

9

diperkirakan akan terus melakukan investasi

non bangunan terkait aktivitas maintenance

peralatan produksi. Meskipun demikian,

penguatan nilai tukar Amerika Serikat

terhadap mata uang negara-negara lain

secara global diperkirakan berpotensi

memperlambat investasi. Pemerintah

berisiko menahan keberlangsungan

beberapa proyek yang tidak mendesak dan

memiliki komponen impor yang tinggi

untuk memperkecil current account deficit.

Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN Sumatera

Utara

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, diolah

Kinerja ekspor pada triwulan II 2018

mengalami perbaikan dari -0,08% (yoy)

menjadi 5,38% (yoy). Ekspor luar negeri

dan ekspor antar daerah masing masing

meningkat dari -0,05% (yoy) dan -0,12%

(yoy) menjadi 7,93% (yoy) dan 2,92% (yoy)

(Grafik 1.13). Perbaikan ekspor luar negeri

(Grafik 1.14) dipengaruhi oleh perbaikan

penjualan industri pengolahan kelapa sawit

yang didukung oleh terpenuhinya pasokan

bahan baku. Selain itu, kinerja industri

pengolahan produk perikanan juga mulai

mengalami pemulihan didorong oleh inovasi

produk yang terus dilakukan. Kinerja ekspor

pada triwulan ini juga didukung oleh

depresiasi nilai rupiah. Lebih lanjut, ekspor

antar daerah dipengaruhi oleh perbaikan

kinerja subsektor tanaman pangan ditengah

permintaan yang tinggi menjelang lebaran.

Percepatan ekspor tercermin oleh Likert

Scale permintaan ekspor Liaison Kantor

Perwakilan Bank Indonesia wilayah

Sumatera Utara yang tercatat meningkat

dari -0,38 menjadi 0,13 (Grafik 1.15).

Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Sumatera

Utara

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Luar Negeri

Sumatera Utara

Sumber: Bea Cukai, diolah

Proyek (juta USD) Proyek (Rp miliar)

I 123 308.12 53 905.06

II 74 323.63 44 2110.11

III 101 308.22 24 82.76

IV 140 306.13 48 1189.49

I 28 18.08 11 161.31

II 227 320.01 87 888.18

III 179 283.09 39 1129.53

IV 254 393.48 91 2685.23

I 52 195.31 24 4311.50

II 92 397.34 40 1440.30

III 53 332.31 33 2573.79

IV 329 423.42 187 3358.05

I 148 134.50 95 1531.74

II 148 153.38 95 1309.14

P: jumlah proyek; I: Ni lai Investasi

Periode

2015

2017

PMA PMDN

2016

2018

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

10

Grafik 1.15 Likert Scale Permintaan Ekspor

Sumber: Liaison Bank Indonesia, diolah

Ekspor luar negeri Sumatera Utara masih

didominasi oleh ekspor berbasis komoditas,

terutama perkebunan. CPO memiliki pangsa

terbesar yaitu 29,15% dari total nilai

ekspor, disusul oleh komoditas karet

dengan pangsa 7,90% dan kopi 4,45%

(Gambar 1.16). Kinerja ekspor Sumatera

Utara masih bergantung pada kinerja

perekonomian beberapa mitra dagang

utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat,

Euro Area dan India (Gambar 1.17).

Grafik 1.16 Pangsa Komoditas Ekspor Utama

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.17 Pangsa Negara Tujuan Ekspor

Utama

Sumber: Bea Cukai, diolah

Ekspor komoditas CPO secara nominal dan

volume terakselerasi dari triwulan

sebelumnya (Grafik 1.18). Produksi kelapa

sawit sebagai bahan baku utama CPO

meningkat dengan selesainya siklus trek.

Berdasarkan hasil liaison pada triwulan

sebelumnya, siklus trek terjadi pada periode

Januari Maret 2018.

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor CPO

Sumber: Bea Cukai, diolah

Hal ini juga didukung oleh harga CPO di

pasar global yang tumbuh lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik

1.19). Perkembangan ekspor CPO relatif

dipengaruhi oleh harga komoditas di pasar

internasional yang tergantung pada

sentimen permintaan dunia. Kedepan,

Pemerintah akan menerapkan campuran

biodiesel sebanyak 30% dalam bahan bakar

minyak jenis solar di tahun 2019. Penerapan

ini diharapkan menjadi pasar baru untuk

penyerapan CPO ditengah ketidakpastian

global dan kebijakan proteksionisme

negara-negara mitra dagang.

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

11

Grafik 1.19 Perkembangan Harga CPO

Internasional

Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 1.20 Perkembangan Harga CPO Lokal

Sumber: Bappebti, diolah

Pertumbuhan ekspor karet mengalami

perbaikan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hal ini ditopang oleh akselerasi

pertumbuhan harga komoditas karet

dibandingkan triwulan I 2018 yang

diperkirakan dipengaruhi oleh penurunan

suplai karet secara global, bertepatan

dengan gugur daun. Di Sumatera Utara

sendiri telah terjadi siklus gugur daun

pohon karet sebanyak dua kali di tahun

2018. Kedepan, Dinas Bina Marga dan Bina

Konstruksi akan bekerjasama dengan

stakeholders terkait dalam rangka persiapan

penggunaan aspal karet di salah satu ruas

jalan. Hal ini diharapkan dapat menyerap

produksi karet domestik ditengah

perkembangan harga karet yang terbatas.

Grafik 1.21 Perkembangan Ekspor Karet

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.22 Perkembangan Harga Karet

Internasional

Sumber: Bloomberg, diolah

Pada triwulan III 2018, ekspor Sumatera

Utara diperkirakan tetap tumbuh. Ekspor

luar negeri di triwulan III 2018 diperkirakan

tetap tumbuh sejalan dengan tercukupinya

pasokan bahan baku. Namun demikian,

industri manufaktur di beberapa mitra

dagang, seperti Amerika Serikat, Tiongkok,

dan Jepang diperkirakan melambat

tercermin oleh penurunan Manufacturing

PMI negara-negara tersebut di awal

triwulan III 2018. Pertumbuhan harga CPO

dan karet di pasar global yang masih

tertahan berisiko menghambat kinerja

ekspor. Selain itu, tendensi negara mitra

untuk melakukan kebijakan proteksionisme

juga dapat menahan pertumbuhan kinerja

ekspor lebih lanjut. Kedepannya, kebijakan

kenaikan bea masuk impor CPO dan

turunannya oleh India berisiko

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

12

menimbulkan potential loss permintaan

CPO hingga 23 ribu metric ton per bulan3.

Grafik 1.23 Manufacturing PMI Negara Mitra

Dagang

Sumber: Ieconomics, diolah

Di triwulan II 2018, pertumbuhan impor

tumbuh di level 9,95% (yoy) dari 0,88%

(yoy) pada triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan tersebut terutama didorong

oleh impor antardaerah -5,77% (yoy)

menjadi 6,16% (yoy) (Grafik 1.24).

Akselerasi impor dalam negeri diperkirakan

berkaitan dengan kebutuhan proyek-proyek

infrastruktur yang terus berjalan. Impor luar

negeri juga mengalami peningkatan dari

15,09% (yoy) menjadi 16,88% (yoy).

3 Asumsi pertumbuhan potensial 50% dari rata-rata

pertumbuhan tahunan Januari Agustus 2017,

Grafik 1.24 Perkembangan Impor

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.25 Perkembangan Impor (Jenis

Barang)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Impor luar negeri tumbuh positif terutama

berkaitan dengan impor bahan modal dan

bahan konsumsi (Grafik 1.25). Impor bahan

modal dan bahan konsumsi tumbuh

masing-masing dari 1,65% (yoy) dan

36,47% (yoy) menjadi 24,80% (yoy) dan

64,68% (yoy). Impor bahan modal tumbuh

sejalan dengan peningkatan investasi non

bangunan untuk menjaga momentum

perbaikan industri pengolahan. Sementara

itu, impor bahan konsumsi terakselerasi

sejalan dengan tingginya antusiasme

masyarakat untuk berbelanja menjelang

lebaran.

dimana belum ada kebijakan kenaikan tarif bea masuk

India, yaitu 5,67% (yoy).

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

13

Akselerasi impor ini juga dipengaruhi oleh

apresiasi nilai tukar Amerika Serikat

terhadap seluruh mata uang secara global.

Ekonomi Amerika Serikat tumbuh kuat

ditopang oleh kegiatan investasi dan

konsumsi. Ditengah penguatan ekonomi

Amerika Serikat, perekonomian Eropa,

Jepang, dan Tiongkok masih menurun.

Ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi

dunia ditambah ketegangan politik dan

perang dagang meningkatkan risiko

ketidakpastian ekonomi.

Memasuki awal triwulan III tahun 2018,

kinerja impor diprediksi tetap tumbuh

sejalan dengan pertumbuhan investasi dan

konsumsi pemerintah yang mulai meningkat

di semester II. Kebutuhan impor bahan baku

dan barang modal diperkirakan tumbuh

kuat didorong oleh realisasi belanja

pemerintah khususnya untuk

pembangunan.

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi

Lapangan Usaha

Dari sisi Lapangan Usaha, sektor utama

yang menjadi penopang pertumbuhan

ekonomi pada triwulan II 2018 adalah

pertanian, perdagangan, konstruksi, dan

industri pengolahan dengan kontribusi

masing-masing 1,24%, 1,06%, 0,74%, dan

0,67%. Kinerja sektor pertanian

terkaselerasi didorong oleh sektor tanaman

pangan dan perkebunan. Tercukupinya

bahan baku dari hasil produksi sektor

pertanian dan peningkatan kegiatan

investasi menopang perbaikan kinerja

industri pengolahan. Sektor perdagangan

meningkat sejalan dengan tingginya

antusiasme konsumsi masyarakat menjelang

lebaran. Sementara itu, pertumbuhan sektor

konstruksi relatif melambat sejalan dengan

realisasi belanja modal pemerintah yang

belum optimal.

Tabel 1.3 Pangsa Perekonomian Sumatera Utara

Sisi Penawaran

Sektor Pangsa

Pertanian, Perkebunan dan Perikanan 24.58%

Industri Pengolahan 18.81%

Perdagangan 17.81%

Konstruksi 12.51%

Jasa-Jasa 9.90%

Transportasi dan Pergudangan 4.81%

Real Estate 1.98%

Jasa Keuangan dan Asuransi 2.93%

Informasi dan Komunikasi 2.74%

Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 2.37%

Pertambangan dan Penggalian 1.33%

Pengadaan Listrik, Gas 0.14%

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.09%

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

14

Tabel 1.4 Perekonomian Sumatera Utara Sisi Penawaran

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Pada triwulan II 2018, kinerja sektor

pertanian mengalami perbaikan dari

4,31% (yoy) menjadi 5,02% (yoy).

Perbaikan terutama didorong oleh subsektor

tanaman pangan, peternakan, dan

perkebunan tahunan. Pergerseran musim

panen padi dari bulan Maret ke April

meningkatkan pertumbuhan subsektor

tanaman pangan dari -2,77% (yoy) menjadi

5,01% (yoy). Masuknya periode Ramadhan

dan Idul Fitri mendorong peningkatan

permintaan untuk subsektor peternakan.

Perbaikan subsektor perkebunan tahunan

terutama dipengaruhi oleh kenaikan produksi

komoditas kelapa sawit setelah musim trek

berakhir. Sementara itu, kinerja komoditas

karet relatif menurun karena musim gugur

daun yang terjadi akibat pergantian cuaca

yang ekstrem pada musim pancaroba.

Perbaikan kinerja sektor pertanian

terkonfirmasi oleh indikator Kapasitas

Produksi Terpakai dari Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) dari 61% menjadi 72%. Selain

itu, peningkatan sektor pertanian juga

dirasakan oleh petani di Sumatera Utara

tercermin oleh indikator kesejahteraan petani

pada triwulan II 2018. Nilai Tukar Petani pada

triwulan laporan meningkat 0,5 (qtq), dari

98,1 menjadi 98,6.

Grafik 1.26 Nilai Tukar Petani

Sumber: SKDU Bank Indonesia, diolah

I II III IV Total I II III IV Total I II

PDRB (%,yoy) 4.66 5.49 5.28 5.25 5.18 4.53 5.14 5.24 5.56 5.12 4.73 5.30 0.6

Sisi Produksi

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.77 7.81 5.16 2.38 4.74 2.22 3.97 7.17 7.93 5.31 3.25 5.02 1.8

Pertambangan dan Penggalian 1.71 6.72 8.22 6.12 5.68 4.78 4.56 4.44 5.20 4.75 4.65 5.56 0.9

Industri Pengolahan 10.04 3.06 3.12 5.53 5.34 3.34 4.11 1.53 0.41 2.31 2.52 3.50 1.0

Pengadaan Listrik, Gas 3.49 10.98 7.13 -1.30 4.85 11.10 7.80 7.97 8.18 8.72 4.52 3.21 -1.3

Pengadaan Air 3.12 3.07 8.74 7.90 5.71 9.18 6.67 4.96 6.04 6.67 3.14 2.23 -0.9

Konstruksi 3.47 5.99 5.48 7.37 5.60 5.21 5.88 7.36 8.55 6.79 6.87 5.95 -0.9

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor0.94 3.98 6.81 7.31 4.76 7.16 6.44 4.80 5.17 5.87 5.66 6.02 0.4

Transportasi dan Pergudangan 3.35 6.17 7.46 7.22 6.07 7.79 7.78 6.31 7.56 7.35 7.48 6.78 -0.7

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.25 5.70 7.66 8.50 6.54 6.71 7.04 7.72 7.79 7.32 7.48 7.70 0.2

Informasi dan Komunikasi 5.78 6.89 8.60 9.65 7.76 9.26 8.73 8.04 8.31 8.57 8.20 8.38 0.2

Jasa Keuangan 7.54 6.17 3.69 -0.57 4.11 -0.47 2.50 -1.13 1.07 0.49 1.91 0.66 -1.2

Real Estate 4.55 5.25 6.79 6.92 5.90 9.41 8.69 7.01 5.32 7.56 5.31 5.09 -0.2

Jasa Perusahaan 5.67 5.94 5.95 6.23 5.95 6.94 7.02 8.03 7.81 7.46 7.75 8.27 0.5

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib2.81 5.05 2.15 2.12 3.02 1.21 0.67 3.35 4.73 2.52 5.86 6.01 0.2

Jasa Pendidikan 7.39 7.00 2.88 2.71 4.90 2.73 2.69 5.93 8.22 4.93 8.09 9.79 1.7

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.92 5.24 8.55 7.74 7.37 6.88 7.35 7.83 8.46 7.64 6.61 6.27 -0.3

Jasa lainnya 6.96 6.30 6.42 6.35 6.50 8.33 7.71 7.31 6.93 7.56 6.06 6.24 0.2

Indikator Makro2016 2017

Arah2018

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

15

Grafik 1.27 Kapasitas Produksi Terpakai

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit

pertanian masih berjalan dengan baik.

Pertumbuhan kredit pertanian tumbuh sedikit

melambat dari 9,38% (yoy) menjadi 5,23%

(yoy). Penyaluran kredit kelapa sawit

menurun dari 8,94% (yoy) menjadi 3,01%

(yoy). Sementara itu, penyaluran kredit untuk

komoditas karet meningkat dari 53,82%

(yoy) menjadi 55,53% (yoy).

Grafik 1.28 Perkembangan Kredit

Pertanian

Sumber: Laporan Bank Umum per Lokasi Proyek, diolah

Grafik 1.29 Perkembangan Kredit

Perkebunan Sawit dan Karet

Sumber: Laporan Bank Umum per Lokasi Proyek, diolah

Pada triwulan III 2018, pertumbuhan

sektor pertanian secara keseluruhan

diperkirakan akan meningkat seiring

dengan cuaca yang kondusif untuk panen

tanaman pangan dan perkebunan tahunan.

Faktor tren harga komoditas CPO yang terus

menurun juga diperkirakan dapat

meningkatkan permintaan sektor Pertanian.

Optimisme ini juga terindikasikan oleh

penyaluran kredit sektor pertanian dan

komoditas perkebunan (sawit dan karet) yang

mengalami peningkatan pada awal triwulan

III 2018.

Pada triwulan II 2018, pertumbuhan

industri pengolahan meningkat dari 2,31%

(yoy) menjadi 3,50% (yoy). Berdasarkan

subsektornya, pertumbuhan industri

pengolahan terutama bersumber dari

aktivitas industri makanan dan minuman dan

industri kimia. Industri makanan dan

minuman salah satunya dipengaruhi oleh

peningkatan produksi CPO. Sementara itu,

industri kima didorong oleh subusaha pupuk

yang permintaannya meningkat sejalan

dengan perbaikan pertanian. Percepatan

pertumbuhan di sektor ini tercermin oleh

SKDU terkait Kegiatan Usaha Industri

Pengolahan yang meningkat dari -3%

menjadi 5%.

Pertumbuhan diperkirakan disebabkan oleh

terpenuhinya pasokan bahan baku yang

sejalan dengan perbaikan kinerja pertanian.

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

16

Intensnya aktivitas investasi pelaku usaha

dalam rangka menjaga peralatan/mesin

produksi ditengah peningkatan permintaan

menjelang lebaran diperkirakan menopang

akselerasi industri pengolahan lebih lanjut.

Kenaikan utilitasi kapasitas serta investasi di

industri pengolahan tercermin oleh

peningkatan likert scale hasil liaison Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera

Utara untuk indikator kapasitas utilitasi dan

investasi.

Grafik 1.30 SKDU Industri Pengolahan

Sumber: Likert Scale Liasion Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.31 Likert Scale Kapasitas Utilisasi

dan Investasi

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.32 Perubahan Inventory

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Pertumbuhan industri pengolahan juga

didukung oleh penggunaan stok/inventori

perusahaan. Pembiayaan industri pengolahan

di Sumatera Utara pada triwulan II 2018

bersumber dari PMDN. Total realisasi PMDN

industri karet dan industri kimia dasar pada

triwulan berjalan tercatat sebesar Rp520

triliun, atau 43,5% dari total realisasi PMDN

di triwulan berjalan. Selanjutnya, penyaluran

kredit industri pengolahan relatif tumbuh

melambat dari 10,02% (yoy) menjadi 7,90%

(yoy).

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Industri

Pengolahan

Sumber: Laporan Bank Umum per Lokasi Proyek, diolah

Memasuki triwulan III 2018, kinerja

industri pengolahan diperkirakan akan

meningkat seiring dengan peningkatan

bahan baku, terutama untuk kelapa sawit

dan karet dengan cuaca yang mendukung.

Namun demikian, permintaan dari pasar

global diperkirakan lebih terbatas

dipengaruhi oleh perlambatan industri

manufaktur di beberapa negara mitra

dagang. Hal ini tercermin oleh indeks

Manufacturing PMI Tiongkok, Jepang, dan

Amerika Serikat yang turun pada awal

triwulan III 2018.

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

17

Sektor konstruksi di triwulan II 2018

mengalami perlambatan dari 6,87% (yoy)

menjadi 5,95% (yoy). Hal ini diperkirakan

dipengaruhi oleh penyerapan belanja modal

pemerintah daerah yang belum optimal.

Belum optimalnya belanja modal ini terkait

dengan proses pelelangan yang cukup

panjang dan konstruksi pembangunan atau

perbaikan jalan dan jembatan yang akan

mulai pada Juli 20184. Selain itu,

berkurangnya hari jam kerja sepanjang

periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri

mengakibatkan pertumbuhan sektor

konstruksi melambat. Perlambatan kinerja

konstruksi tercermin oleh penyaluran kredit

yang turun dari 31,18% (yoy) menjadi

14,69% (yoy). Selain itu, rata-rata penjualan

semen juga terkontraksi dari 4,62% (yoy)

menjadi 1,13% (yoy).

Grafik 1.34 Penyaluran Kredit Konstruksi

Sumber: Laporan Bank Umum per Lokasi Proyek, diolah

4 Hasil Focus Group Discussion dengan OPD OPD

terkait.

Grafik 1.35 Penjualan Semen

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Pada triwulan III 2018, kinerja sektor

konstruksi diprediksi akan meningkat

seiring beberapa kontrak pengerjaan

pembangunan Pemerintah Daerah yang

mulai berjalan di semester ke II. Perbaikan ini

diperkirakan juga diduk oleh peningkatan

penyerapan DAK Fisik dari Pemerintah Pusat

dan terus berlanjutnya proyek strategis

nasional di Sumatera Utara

Di triwulan II 2018, kinerja sektor

perdagangan tumbuh pesat dari 4,44%

(yoy) menjadi 6,02% (yoy) ditopang oleh

tingginya konsumsi rumah tangga.

Kenaikan upah minimum di awal tahun serta

pembagian THR mendorong geliat aktivitas

konsumsi masyarakat menjelang lebaran.

Peningkatan kinerja sektor pertanian dan

industri pengolahan dipekirakan juga

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

18

mendorong aktivitas perdagangan lebih

lanjut lagi. Akselerasi sektor perdagangan

tercermin oleh SKDU yang menyatakan

realisasi kegiatan usaha perdagangan, hotel,

dan restoran pada triwulan II 2018

mengalami akselerasi menjadi 2% dari 0%

pada triwulan sebelumnya.

Grafik 1.36 SKDU Kegiatan Usaha

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sumber: SKDU Bank Indonesia, diolah

Pembiayaan untuk sektor perdagangan juga

tumbuh membaik dari -1,2% (yoy) menjadi

6,04% (yoy). Hal ini mengindikasikan

kedepannya sektor perdagangan akan

semakin aktif.

Grafik 1.37 Penyaluran Kredit Perdagangan

Sumber: Laporan Bank Umum per Lokasi Proyek, diolah

Memasuki triwulan III 2018, aktivitas

perdagangan diperkirakan akan terbatas

setelah periode Ramadhan dan HBKN Idul

Fitri. Namun demikian, pengoperasian Seksi I

Jalan Tol Medan Kualaanamu Tebing

Tinggi serta rencana peresmian Pelabuhan

Kuala Tanjung diharapkan dapat

meningkatkan konektivitas sehingga

memperlancar arus distribusi barang dan jasa.

Ditengah perbaikan kinerja industri

pengolahan dan perdagangan, kinerja sektor

transportasi dan pergudangan mengalami

perlambatan dari 7,31% (yoy) menjadi

6,78% (yoy). Perlambatan pertumbuhan

tersebut bersumber dari subsektor angkutan

darat dan pergudangan serta jasa penunjang

angkutan, pos, dan kurir. Sektor transportasi

dan pergudangan kurang optimal

dipengaruhi oleh berkurangnya hari kerja

pada periode Ramadhan dan Idul Fitri.

Kenaikan biaya logistik pada angkutan darat

serta murahnya biaya tiket pesawat disinyalir

memperlambat pertumbuhan sektor

subsektor angkutan darat.

Pariwisata di Sumatera Utara diperkirakan

meningkat pada triwulan II 2018. Hal ini

terindikasi dari jumlah penumpang angkutan

udara domestik dan mancanegara yang

datang ke Bandara di Sumatera Utara yang

meningkat di triwulan II 2018 (Gambar 1.38).

Selain itu, penumpang angkutan udara yang

berangkat dari Bandara di Sumatera Utara

mengalami penurunan pada periode Lebaran

dan Idul Fitri (Gambar 1.39).

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

19

Grafik 1.38 Perkembangan Penumpang

Angkutan Udara (Berangkat)

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.39 Perkembangan Penumpang

Angkutan Udara (Datang)

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Pada triwulan III 2018, sektor transportasi

dan pergudangan diperkirakan tetap tumbuh

meski terbatas. Pertumbuhan diprakirakan

melambat pasca lebaran. Hal ini juga sejalan

dengan kredit transportasi yang mengalami

perlambatan di awal triwulan III 2018.

Grafik 1.40 Perkembangan Bongkar Muat Barang

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah

Grafik 1.41 Perkembangan Kredit

Transportasi

Sumber: Laporan Bank Umum Lokasi Proyek, diolah

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

20

Mendorong Pengembangan Pariwisata Daerah melalui Akselerasi

Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas: Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional Danau Toba

Di era globalisasi, Indonesia dihadapkan oleh beberapa tantangan perekonomian, terutama

dari sisi eksternal. Ketidakpastian ekonomi dunia yang tinggi akibat divergensi pertumbuhan

ekonomi global dan eskalasi perang dagang mengakibatkan penurunan perdagangan dunia.

Ditengah itu, harga komoditas ekspor unggulan Indonesia mengalami penurunan di pasar

internasional, kecuali minyak yang yang memiliki kecenderungan meningkat disebabkan masalah

pasokan. Berdasarkan perkembangan tersebut, tren penguatan dollar AS masih berlanjut dan

mendorong modal keluar dari Emerging Market. Tekanan tekanan ini mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi dan defisit transaksi berjalan Indonesia ditengah struktur perekonomian

domestik yang belum kuat.

Di Sumatera Utara sendiri, pertumbuhan ekonomi serta kinerja transaksi berjalan

bergantung kepada komoditas utama, yaitu kelapa sawit dan karet. Sejalan dengan

penurunan harga komoditas di pasar global, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mengalami

perlambatan. Tren harga komoditas ini juga mempengaruhi kinerja ekspor meskipun transaksi

berjalan masih mengalami surplus. Permintaan juga berisiko menurun seiring dengan kebijakan

kebijakan proteksionisme yang diambil negara mitra dagang serta meningkatnya produk

substitusi, seperti karet sintesis dan minyak kedelai. Untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi

dan kinerja neraca transaksi berjalan, diperlukan sumber sumber pertumbuhan ekonomi baru

yang kuat secara fundamental dan memiliki penciptaan nilai tambah yang besar.

Pemerintah telah menetapkan untuk mendorong sektor Pariwisata sebagai sektor unggulan

dalam RPJMN 2015 2019 untuk menjaga pertumbuhan ekonomi serta mengurangi defisit

pada neraca transaksi berjalan. Untuk menstimulus pengembangan sektor Pariwisata,

Pemerintah menetapkan empat destinasi yang menjadi prioritas pembangunan, salah satunya

adalah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, di Sumatera Utara.

Saat ini, sektor pariwisata di Sumatera Utara terus tumbuh. Pada tahun 2017, jumlah

kunjungan wisman ke Sumatera Utara mencapai 261 ribu orang dengan total belanja wisman

Suplemen 1

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

21

US$631 per kunjungan5. Rata rata lama durasi tinggal (length of stay) adalah 6,01 hari,

sehingga total devisa yang diperoleh Sumatera Utara diperkirakan mencapai US$231 juta di tahun

2017. Berdasarkan data BPS, 53,7% wisman masih berasal dari negara tetangga, Malaysia dan

Singapura.

Gambar 1. Statistik Pariwisata Sumatera Utara

Berdasarkan simulasi yang dilakukan, pembangunan sektor pariwisata mampu memperkuat

perekonomian domestik. Total dari Backward Linkage Forward Linkage (IRIO 2015) mencapai

3,21 menunjukkan pengembangan sektor pariwisata6 dapat memberikan multiplier effect yang

besar bagi perekonomian. Hasil estmasi simulasi menggunakan model Vector Auto Regresif (VAR)

dengan variabel variabel yaitu PDRB akomodasi, makan & minum, Penumpang Pesawat, PDB

Indonesia, dan PDB Dunia menunjukkan bahwa peningkatan jumlah penumpang pesawat

sebesar 1 standar deviasi akan meningkatkan PDRB Sumatera Utara sebesar 0,4%.

Secara garis besar, kondisi akses, atraksi, dan amenitas KSPN Danau Toba masih dalam

tahap pengembangan. Aksesibilitas KSPN Danau Toba terus diperluas melalui percepatan

pembangunan infrastruktur konektivitas. Wisman dapat mencapai Danau Toba melalui Bandara

Internasional Kualanamu dan Bandara Internasional Silangit di Sumatera Utara. Kemudian,

dilanjutkan dengan perjalanan darat melalui Jalur Kualanamu Tebing Tinggi Pematangsiantar

Parapat ataupun Jalur Silangit Parapat. Saat ini, Pemerintah tengah mempercepat

penyelesaian pembangunan Ruas Jalan Tol Sei Rampah Tebing Tinggi, yang merupakan bagian

dari Ruas Jalan Tol Medan Kualanamu Tebing Tinggi, dan ditargetkan mulai beroperasi di

5 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

6 Pendekatan sektor hotel dan restoran sebagai sektor pariwisata.

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

22

awal 2019. Selain itu, Pemerintah juga sedang melakukan feasibility study untuk Ruas Jalan Tol

Tebing Tinggi Pematangsiantar Parapat, berencana memperbaiki jalan lingkar luar dan lingkar

dalam area Danau Toba serta melakukan perbaikan Pelabuhan Penyeberangan Utama di Danau

Toba.

Pemerintah dan stakeholders juga terus mendukung pengembangan KSPN Danau Toba,

melalui peningkatan jumlah maupun kualitas atraksi dalam bentuk objek wisata maupun

event event berskala internasional. Atraksi wisata di Kawasan Danau Toba berfokus pada

wisata alam dan wisata budaya di tiga lokasi utama, yaitu Parapat (Kab. Simalungun), Balige (Kab.

Tobasa), dan Pulau Samosir (Kab. Samsosir). Disamping itu, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba

(BPODT) sebagai perpanjangan tangan Pemerintah tengah mengembangkan dua kawasan

Flower Garden

selain atraksi, telah banyak event berskala internasional yang secara rutin dilakukan di kawasan

sekitar Danau Toba seperti Samosir Music International dan Grand Fondo New York. Dalam

mendukung atraksi tersebut, amenitas berupa hotel, restoran, dan kafe telah tersebar di lokasi

lokasi utama tempat wisata. Namun saat ini, hanya 10% dari 277 hotel di kawasan Danau Toba

yang merupakan hotel berbintang.

Melihat kondisi saat ini, masih terdapat ruang untuk mengembangkan KSPN Danau Toba

menjadi salah satu dari 10 Bali Baru di Indonesia. Percepatan pembangunan untuk

meningkatkan aksesibilitas belum diimbangi dengan dukungan transportasi yang memadai.

Untuk itu, diperlukan alternatif moda transportasi umum yang tersertifikasi untuk menuju

ataupun di dalam kawasan Danau Toba. Atraksi wisata dan event internasional belum memiliki

impact signifikan dalam mendatangkan wisatawan mancanegara karena kurangnya promosi dan

amenitas yang mendukung. Kualitas dan kuantitas dari fasilitas pendukung, baik soft

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

23

infrastructure maupun hard infrastructure, juga masih perlu ditingkatkan. Selain jumlah hotel

berbintang yang masih minim, salah satu yang perlu mendapatkan perhatian adalah keterbatasan

restoran halal dan ibadah muslim di kawasan ini. Hal ini menjadi penting karena pangsa terbesar

wisman yang datang ke Sumatera Utara berasal dari Malaysia yang mayoritas penduduknya

adalah muslim. Untuk mendukung kemajuan pariwisata Kawasan Danau Toba juga dibutuhkan

tenaga kerja yang lebih berdaya saing. Sementara, ketersediaan sekolah dan akademi pariwisata

di Sumatera Utara belum diimbangi oleh kualitas tenaga kerja yang merata.

Kedepan, diperlukan upaya upaya pengembangan pariwisata dari sisi penguatan

Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas (3A) serta peningkatan jumlah kunjungan dan belanja

wisatawan mancanegara (wisman). Salah satu quick win yang dapat dilakukan adalah

mengikuti bidding untuk menjadi penyelenggara event event internasional. Selain itu, dalam

jangka pendek, atraksi atraksi dari setiap kabupaten di Kawasan Danau Toba dapat direvitalisasi

dan diintegrasikan untuk memperpanjang length of stay wisatawan. Lebih lanjut, wisata di

Kawasan Danau Toba juga dapat dikonsolidasikan dengan beberapa tempat wisata lain di

Sumatera Utara seperti Tangkahan, Bukit Lawang, dan lainnya. Integrasi ini tentunya perlu

didukung dengan kualitas dan kuantitas transportasi umum yang terstandarisasi serta

peningkatan dari sisi fasilitas pendukung, seperti restoran dan sarana prasana umum. Dalam

jangka dekat, beberapa langkah yang telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

untuk mendorong daya tarik wisatawan diantaranya melalui (i) memperbanyak kegiatan family

trip untuk mendorong jumlah wisatawan mancanegara yang sebagian besar berasal dari Malaysia

dan Tiongkok; (ii) Melakukan promosi aktif luar negeri; (iii) Kerjasama dengan industri pariwisata

lokal; dan (iv) Asistensi kesiapan pelaksanaan event di 8 kabupaten dengan APPARA (Asosiasi

Penyelenggara Acara/asosiasi EO).

Selanjutnya, pariwisata dapat dipromosikan melalui jaringan diaspora Indonesia maupun jaringan

berbasis teknologi yang lebih beragam dan efektif. Rencana pengembangan yang dimiliki BPODT

perlu didukung dengan meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat. Pemerintah dan

stakeholders perlu terus menanamkan pemahaman budaya sadar wisata kepada masyarakat

tanpa merubah local wisdom. Lebih lanjut, diperlukan pelatihan vokasi atau training dengan

orientasi pariwisata yang bekerjasama dengan pelaku usaha, sehingga kualitas tenaga kerja

sesuai dengan ekspektasi industri. Selain sebagai tenaga kerja, keterlibatan masyarakat dapat

dilakukan melalui pemberdayaan UMKM. Dengan demikian, pengembangan KSPN Danau Toba

tidak hanya menjawab tantangan perekonomian, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

24

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

25

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

Anggaran Belanja dan Transfer pemerintah di Sumatera Utara secara total mencapai Rp81,1 triliun

pada tahun 2018. APBD Kabupaten/Kota merupakan kontributor terbesar dengan pangsa 48,18%.

Pada semester I tahun 2018, realisasi anggaran pemerintah di Sumatera Utara mencapai 30,6%

dari pagu anggaran.

TAMAN BUNGA, SIMALEM RESORT

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

26

2.1 Gambaran Umum

Anggaran Belanja dan Transfer pemerintah di

Sumatera Utara secara total mencapai Rp81,1

triliun pada tahun 2018. APBD

Kabupaten/Kota merupakan kontributor

terbesar dengan pangsa 48,18%. Pada

semester I tahun 2018, realisasi anggaran

pemerintah di Sumatera Utara mencapai

30,6% dari pagu anggaran.

Pada tahun 2018, pagu anggaran belanja

daerah Sumatera Utara secara agregat7

mengalami penurunan menjadi sebesar

Rp81,19 triliun, atau turun (3,64%)

dibandingkan pagu anggaran tahun 2017

yaitu sebesar Rp84,27 triliun. Pagu anggaran

belanja daerah paling besar didominasi oleh

anggaran belanja 31 kabupaten/kota dengan

pangsa 48,18% atau sebesar Rp38,36 triliun.

Kemudian disusul oleh pagu APBN dengan

pangsa 36,38% atau sebesar Rp28,96 triliun,

serta pagu anggaran belanja provinsi dengan

pangsa 15,44% atau sebesar Rp12,29 triliun.

Dari sisi realisasi, pada triwulan II 2018 belanja

daerah Sumatera Utara secara agregat sebesar

30,6% dari pagu.

2.2 APBD Provinsi Sumatera

Utara

Pagu anggaran pendapatan pada APBD

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 sejak

7 Belanja daerah agregat mencakup belanja provinsi,

belanja kabupaten/kota, dan APBN

tiga tahun terakhir terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2018, pagu

anggaran pendapatan meningkat 7,1%

dibandingkan tahun 2017 menjadi sebesar

Rp13,03 triliun yang didorong oleh

peningkatan pagu anggaran pendapatan asli

daerah sebesar 16,4% menjadi sebesar

Rp5,73 triliun. Adapun pagu anggaran

pendapatan APBD Provinsi Sumatera Utara

tahun 2018 didominasi oleh pagu anggaran

pendapatan transfer sebesar 59,5%.

Sejalan dengan peningkatan pagu anggaran

pendapatan, pagu anggaran belanja pada

APBD Provinsi Sumatera Utara mengalami

peningkatan sebesar 11,2% dibanding tahun

2017 menjadi sebesar Rp12,29 triliun.

Kelompok pagu anggaran belanja yang

mengalami peningkatan paling tinggi yaitu

belanja operasi sebesar 15,5%. Peningkatan

ini didorong oleh peningkatan belanja barang

dan jasa sebesar 16,9% yang merupakan

pangsa ketiga terbesar dalam belanja operasi

(24,4%). Belanja operasi masih menjadi

pangsa terbesar anggaran belanja Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara sebesar 84,0%.

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

27

Grafik 2.1 Perkembangan APBD Provinsi Sumatera Utara (dalam Miliar Rp)

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Tabel 2.1 Rincian Anggaran & Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sumatera Triwulan II

2018

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

PENDAPATAN 12,170.6 4,395.3 36.1% 13,037.5 6,458.6 49.5%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 4,925.6 2,347.6 47.7% 5,732.4 2,565.1 44.7%

Pendapatan Pajak Daerah 4,486.8 2,034.4 45.3% 5,214.9 2,268.4 43.5%

Pendapatan Retribusi Daerah 34.0 15.0 44.2% 37.6 43.4 115.4%

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan277.5 178.7 64.4% 318.4 185.4 58.2%

Lain-lain PAD yang Sah 127.4 119.5 93.8% 161.5 68.0 42.1%

PENDAPATAN TRANSFER 7,235.4 1,783.0 24.6% 7,295.6 3,888.9 53.3%

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 7,235.4 1,783.0 24.6% 7,295.6 3,888.9 53.3%

- Dana Bagi Hasil Pajak 543.0 298.1 54.9% 530.3 190.0 35.8%

- Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 24.9 9.1 36.5% 53.9 19.9 36.9%

- Dana Alokasi Umum 2,638.7 1,454.5 55.1% 2,629.2 1,533.7 58.3%

- Dana Alokasi Khusus 4,028.8 21.3 0.5% 4,082.1 2,145.2 52.6%

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 0.0 - 0.0 0.0 -

- Dana Penyesuaian 0.0 0.0 - 0.0 0.0 -

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 9.5 264.7 2776.4% 9.5 4.6 48.4%

- Pendapatan Hibah 9.5 254.9 2674.0% 9.5 4.6 48.4%

- Pendapatan Lainnya 0.0 9.8 - 0.0 0.0 -

APBD

(miliar Rp)

URAIAN

2017 2018

Realisasi Tw II

(miliar Rp) % Realisasi

APBD

(miliar Rp)

Realisasi Tw II

(miliar Rp) % Realisasi

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

28

2.2.1 Anggaran Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah

yang telah berjalan dengan baik, maka pagu

anggaran pendapatan pada APBD Provinsi

Sumatera Utara tahun 2018 juga mengalami

peningkatan sebesar 7,1%. Dari beberapa

tahun terakhir, peningkatan pagu anggaran

paling tinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu

sebesar 23,4% dibandingkan peningkatan

rata-rata 5 tahun terakhir sebesar 10,1%.

Peningkatan pagu anggaran pendapatan

utamanya bersumber dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD) sebesar 16,4% dari Rp4,92

triliun menjadi sebesar Rp5,73 triliun.

Sementara kenaikan pendapatan asli daerah

bersumber dari pendapatan pajak daerah dan

pendapatan hasil pengelolaan kekayaan

daerah, yang merupakan kontributor utama

pendapatan asli daerah dengan total pangsa

sebesar 96,5% dari pagu pendapatan daerah.

Disaat target PAD oleh Pemerintah Provinsi

meningkat, sumber pendapatan dari transfer

Pemerintah Pusat pada tahun 2018 hanya

tumbuh 0,5% dibandingkan tahun

sebelumnya. Komponen yang mengalami

peningkatan adalah Dana Bagi Hasil SDA yang

meningkat 116,3% (yoy) dari tahun 2017.

Sementara komponen Dana Bagi Hasil Pajak

dan Dana Alokasi Umum tercatat menurun

8 DOF merupakan skala interval derajat desentralisasi fiscal untuk menunjukkan

kemampuan keuangan daerah yang dihitung berdasarkan perbandingan PAD

terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD).

masing-masing sebesar -2,3% (yoy) dan -

0,4% (yoy).

Peningkatan target PAD mendorong

meningkatnya Derajat Otonomi Fiskal (DOF)8

Provinsi Sumatera Utara (Pagu) yang

mengalami peningkatan dari tahun 2017

sebesar 40,5% menjadi 44,0% pada pagu

APBD Provinsi tahun 2018. Hal ini merupakan

pertama kalinya DOF meningkat sejak 5 tahun

terakhir yang selalu turun. Hal ini sejalan

dengan optimisme pemerintah daerah akan

penerimaan pajak daerah sehubungan

dengan pelaksanaan Pilkada serentak pada

tahun 2018, terutama terkait pendapatan

pajak daerah dari sektor jasa.

Grafik 2.2 Perkembangan DOF APBD

Provinsi Sumatera Utara

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

29

Sumber utama PAD di Provinsi Sumatera

Utara berasal dari pendapatan pajak daerah

dengan pangsa 91,0% terhadap PAD dan

40,0% terhadap total target pendapatan

Provinsi Sumatera Utara. Target pendapatan

pajak daerah untuk Provinsi Sumatera Utara

berangsur-angsur meningkat seiring dengan

optimisme terhadap perekonomian daerah

dan kooperasi pelaku usaha untuk membayar

pajak.

2.2.2 Realisasi Pendapatan Provinsi

Sumut

Realisasi pendapatan APBD Provinsi

Sumatera Utara pada semester pertama

2018 meningkat signifikan dibandingkan

tahun sebelumnya. Sampai dengan semester

I 2018, realisasi pendapatan Provinsi Sumut

mencapai 49,5% dari pagu, meningkat dari

tahun sebelumnya yang baru mencapai

36,1%. Peningkatan penerimaan pemerintah

diperkirakan dampak pelaksanaan Pilkada

yang telah berlangsung pada bulan Juni yang

menyumbang cukup banyak pajak dan

retribusi khususnya dari sektor LNPRT.

Realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi

pada triwulan laporan didorong oleh

peningkatan realisasi Pendapatan Transfer

Pemerintah Pusat sebesar 53,3% (Rp3,88

triliun), sementara realisasi pada periode yang

sama di tahun sebelumnya mencapai 24,6%

(Rp1,78 triliun). Selanjutnya realisasi PAD

tercatat sedikit lebih rendah dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2017

Grafik 2.4 Persentase Realisasi Pendapatan

pada APBD Provinsi Sumatera Utara

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

Grafik 2.5 Pangsa Realisasi Pendapatan

pada APBD Provinsi Sumatera Utara

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

Pendapatan Asli Daerah

Realisasi PAD di triwulan II 2018 melambat

dibandingkan periode yang sama pada

Grafik 2.3 Proporsi Anggaran PAD

Provinsi Sumatera Utara

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

30

tahun sebelumnya. Pada triwulan II 2018

realisasi PAD mencapai 44,7% dari target

atau sebesar Rp2,56 triliun, sedikit lebih

rendah dibandingkan realisasi periode yang

sama pada tahun sebelumnya yang mencapai

47,7% dari target. Meskipun demikian, secara

nominal realisasi PAD triwulan laporan lebih

tinggi dibandingkan nominal realisasi tahun

sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun.

Pendapatan pajak daerah merupakan

penyumbang utama PAD Provinsi Sumatera

Utara (pangsa sebesar 91,0%) pada tahun ini.

Realisasi pendapatan pajak daerah sedikit

melambat dari 45,3% pada triwulan II

2017 menjadi 43,5% pada triwulan II

2018. Perlambatan disebabkan melambatnya

pemasukan pajak reklame karena banyak

objek reklame yang sudah tidak berlaku masa

izinnya (tidak diperpanjang) sehingga tidak

dapat dipungut pajaknya. Realisasi

pendapatan pajak daerah Provinsi Sumatera

Utara utamanya masih ditopang oleh Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB), dan Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air

Permukaan Umum (APU), pajak Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Beberapa strategi yang diterapkan untuk

meningkatkan pendapatan pajak daerah yaitu

sensus kendaraan bermotor, peningkatan

layanan pembayaran PKB melalui

implementasi e-Samsat, Samsat Masuk

Kampung, serta insentif berupa diskon denda

untuk menarik minat masyarakat membayar

pajak.

Perlambatan realisasi pendapatan yang

signifikan juga terjadi pada lain-lain PAD yang

Sah yaitu melambat menjadi sebesar 42,1%

lebih disebabkan realisasi penerimaan

komponen lain-lain PAD yang Sah melampaui

target yang ditetapkan Pemda. Pada triwulan

II 2017 realisasi penerimaan jasa giro, denda

pajak kendaraan bermotor, dan pendapatan

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) telah

hampir mencapai target Pemerintah sebesar

93,8%.

Grafik 2.6 % Realisasi Komponen PAD

Triwulan II 2018

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

Pendapatan Transfer

Pendapatan Transfer terdiri atas pendapatan

transfer pemerintah pusat dan pendapatan

transfer pemerintah pusat lainnya (dana

penyesuaian). Pada tahun 2018, Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara hanya

mengalokasikan anggaran pendapatan

transfer untuk transfer pemerintah pusat.

Berbeda dengan realisasi PAD, realisasi

pendapatan transfer pada semester pertama

2018 meningkat signifikan dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2017. Realisasi

pendapatan transfer mencapai 53,3%

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

31

didorong oleh realisasi Dana Alokasi Khusus

(DAK) yang terealisasi 52,5% dari pagu atau

55,2% dari total realisasi pendapatan transfer

Pemerintah Pusat pada triwulan II 2018.

Realisasi DAK pada triwulan laporan jauh lebih

tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan II

2017 yang hanya mencapai 0,5% dari pagu.

DAK merupakan komponen pendapatan

transfer terbesar dengan pangsa sebesar

55,6%. Salah satu hal yang menyebabkan

peningkatan realisasi DAK adalah realisasi

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

yang terjadwal. Sesuai UU No 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah, beberapa urusan

pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan

dasar meliputi pendidikan, kesehatan,

pekerjaan umum dan tata ruang, perumahan

rakyat dan kawasan pemukiman,

perlindungan masyarakat dan dana sosial,

beralih kewenangannya pada pemerintah

pusat. Berdasarkan hal tersebut, DAK Provinsi

Sumatera Utara mayoritas dialokasikan

sebagai Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS)-DAK Non Fisik. Sementara realisasi

Dana Alokasi Umum (DAU) pada triwulan II

2018 sedikit meningkat dibandingkan dengan

periode yang sama pada tahun sebelumnya

dari 55,1% menjadi 58,3%.

Grafik 2.7 Persentase Realisasi Komponen

Pendapatan Transfer Pemerintah

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Selanjutnya, Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang Sah berkontribusi terhadap realisasi

pendapatan daerah triwulan II 2018 sebesar

0,1% atau Rp4,6 miliar. Realisasi pos Lain-Lain

Pendapatan Daerah yang Sah pada triwulan

laporan masih merupakan realisasi

pendapatan hibah.

Grafik 2.8 Proporsi Realisasi Komponen

Pendapatan Transfer Pemerintah Tahun

2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

32

Tabel 2.2 Rincian Anggaran & Realisasi Belanja pada APBD Provinsi Sumatera Tahun 2018

Sumber : BPKAD Sumatera Utara

2.2.3 Anggaran Belanja Provinsi Sumatera Utara

Pagu anggaran belanja dan transfer pada

APBD Provinsi Sumatera Utara tahun 2018

mencapai Rp12,29 triliun, meningkat

11,2% (yoy) dari tahun 2017. Peningkatan

ini utamanya bersumber dari peningkatan

pagu anggaran belanja operasi mencapai

15,5% (yoy). Selanjutnya disusul oleh

peningkatan pagu anggaran belanja tak

terduga sebesar 241,3% (yoy). Sementara,

pagu anggaran belanja modal dan transfer

mengalami penurunan dibandingkan periode

yang sama di tahun sebelumnya. Anggaran

belanja modal turun 9,5% dibandingkan

tahun sebelumnya sementara anggaran

transfer turun 20,4%.

Komponen terbesar pagu anggaran belanja

pada APBD Provinsi Sumatera Utara berasal

dari belanja operasi yang mencapai pangsa

84,02% atau sebesar Rp10,32 triliun dari

total anggaran belanja dan tumbuh 15,5%

dibandingkan tahun 2017. Kenaikan tertinggi

komponen anggaran belanja operasi

disebabkan oleh peningkatan yang cukup

signifikan pada belanja pegawai yang

mencapai Rp3,59 triliun atau meningkat

13,80% dari tahun 2017. Peningkatan

tersebut didorong oleh peningkatan

komponen tunjangan kesejahteraan pegawai

disamping merupakan penyesuaian belanja

pegawai terhadap tingkat inflasi tahunan.

Grafik 2.9 Proporsi Anggaran Belanja pada

APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

BELANJA 11,055.30 3,204.42 28.99% 12,290.33 4,342.76 35.33%

BELANJA OPERASI 8,937.36 3,180.50 35.59% 10,325.90 4,316.27 41.80%

-Belanja Pegawai 3,159.24 1,437.00 45.49% 3,594.92 1,612.55 44.86%

-Belanja Barang dan Jasa 2,155.46 281.60 13.06% 2,520.52 335.07 13.29%

-Belanja Hibah 3,620.21 1,461.90 40.38% 3,621.01 2,368.66 65.41%

-Belanja Bantuan Sosial 0.00 0.00 0.00% 589.44 0.00 0.00%

-Bantuan Keuangan 2.44 0.00 0.00% 0.00 0.00 0.00%

BELANJA MODAL 2,099.19 23.32 1.11% 1,900.43 26.22 1.38%

-Belanja Modal Tanah 12.61 0.00 0.00% 36.35 0.00 0.00%

-Belanja Modal Peralatan dan Mesin 348.42 21.00 6.03% 322.41 13.67 4.24%

-Belanja Modal Gedung dan Bangunan 545.88 0.02 0.00% 305.69 11.53 3.77%

-Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 1,165.79 1.70 0.15% 1,117.33 0.00 0.00%

-Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 26.48 0.60 2.27% 118.65 1.02 0.86%

BELANJA TAK TERDUGA 18.75 0.60 3.20% 64.00 0.27 0.42%

-Belanja Tak Terduga 18.75 0.60 3.20% 64.00 0.27 0.42%

TRANSFER 1,982.46 1,190.60 60.06% 1,577.21 1,037.33 65.77%

TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 1,982.46 1,190.60 60.06% 1,577.21 1,037.33 65.77%

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 13,037.76 4,395.02 33.71% 13,867.54 5,380.09 38.80%

APBD

(miliar Rp)

URAIAN

2017

Realisasi Tw II

(miliar Rp) % Realisasi

2018

APBD

(miliar Rp)

Realisasi Tw II

(miliar Rp) % Realisasi

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

33

2.2.4 Realisasi Belanja Provinsi Sumatera

Utara

Realisasi belanja dan transfer Provinsi

Sumatera Utara sampai dengan Semester I

2018 mencapai Rp 5,38 triliun atau 38,8%

dari pagu anggaran. Realisasi anggaran

belanja dan transfer Provinsi Sumatera Utara

meningkat dibandingkan periode yang sama

tahun 2017 yang mencapai 5,1%. Secara

nominal realisasi belanja pemerintah provinsi

meningkat 35,5% (yoy) dibandingkan tahun

sebelumnya yang disebabkan realisasi belanja

hibah yang meningkat 62,0% (yoy) dimana

sebagian besar merupakan dana pelaksanaan

Pilkada serentak yang khususnya yang

diberikan kepada KPUD. Selanjutnya realisasi

belanja modal aset tetap lainnya tumbuh

70,5% (yoy) dari realisasi tahun sebelumnya

dari Rp0,6 miliar menjadi Rp1,0 miliar pada

semester I 2018. Namun demikian realisasi

belanja modal dan aset tetap lainnya pada

triwulan II 2018 baru mencapai 0,86% dari

pagu anggaran belanja.

Belanja Operasi

Belanja Operasi merupakan komponen

yang paling besar menyerap anggaran

belanja pada APBD Provinsi Sumatera

Utara. Pada triwulan II tahun 2018, porsi

realisasi belanja operasi mencapai 99,3%

terhadap anggaran belanja yang telah

terserap sebanyak Rp4,3 triliun atau 41,8%

terhadap pagu anggaran belanja. Kontributor

utama dari belanja operasi merupakan belanja

hibah dan belanja pegawai. Porsi realisasi

belanja hibah mencapai 54,8% sementara

belanja pegawai memiliki pangsa 37,3%

terhadap total realisasi belanja operasi pada

triwulan II 2018. Belanja pegawai berhasil

direalisasikan sebesar Rp1,6 triliun atau

44,8% pada triwulan II 2018. Selanjutnya,

realisasi belanja hibah pada triwulan II 2018

sebesar Rp2,3 triliun atau 65,4% dari pagu

yang sebagian besar merupakan dana

pelaksanaan Pilkada serentak pada bulan Juni

yang dikucurkan untuk KPUD (Komisi

Pemilihan Umum Daerah).

Komponen belanja operasi dengan realisasi

paling rendah sepanjang triwulan II 2018

yaitu belanja barang dan jasa dengan

realisasi Rp335 miliar atau 13,2% terhadap

pagu anggaran. Namun demikian secara

nominal realisasi belanja barang dan jasa

meningkat sebesar 19,0% dibanding periode

yang sama pada tahun 2017 (Rp281,6 miliar).

Realisasi belanja barang dan jasa belum

mencapai target antara lain akibat adanya

penyiapan administrasi dokumen,

pelaksanaan tender tidak tepat waktu, serta

pekerjaan yang tidak selesai pada waktunya.

Grafik 2.10 Persentase Realisasi Komponen

Belanja Operasi Triwulan II 2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

34

Grafik 2.11 Proporsi Realisasi Komponen

Belanja Triwulan II 2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Belanja Modal

Pada triwulan II 2018, realisasi belanja

modal dan belanja tak terduga Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara masih sangat

rendah, masing-masing sebesar 1,4% dan

0,4%. Secara umum hal ini disebabkan proses

pengadaan yang membutuhkan waktu

persiapan administrasi yang cukup serta

anggaran belanja modal umumnya baru dapat

direalisasikan jika pelaksanaan proyek telah

diselesaikan hingga batasan tertentu,

sehingga pada triwulan laporan belum

terdapat realisasi anggaran belanja modal.

2.3 APBN Provinsi Sumatera

Utara

Alokasi belanja APBN di Provinsi Sumatera

Utara pada tahun 2018 relatif sama

dibandingkan anggaran tahun sebelumnya.

Alokasi APBN untuk Provinsi Sumatera Utara

pada tahun 2018 sebesar Rp29,48 triliun,

relatif sama dengan pagu alokasi APBN di

tahun 2017 sebesar Rp29,40 triliun.

Peningkatan pagu terjadi pada anggaran

belanja pegawai dan belanja barang

sementara pagu anggaran lainnya seperti

Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana

Desa menurun pada tahun 2018. Berdasarkan

fungsinya, anggaran belanja APBN

berdasarkan fungsi Ekonomi menurun dari

awalnya sejumlah Rp7,89 triliun menjadi

Rp7,43 triliun pada tahun 2018. Sementara di

sisi lain anggaran belanja untuk fungsi

Keamanan dan Ketertiban meningkat 7,7%

(yoy) yang merupakan langkah pemerintah

untuk mengamankan jalannya Pilkada

serentak pada Juni 2018.

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

35

Tabel 2.3 Realisasi APBN Tahun 2018

Sumber : DJPbN Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara

2.3.1 Anggaran Belanja APBN di Provinsi Sumatera Utara Triwulan II 2018

Grafik 2.12 Pangsa APBN 2017 & 2018 Berdasarkan

Jenis Belanja

Sumber : DJPbN Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Pada tahun 2018, anggaran belanja

APBN di Provinsi Sumatera Utara relatif

tidak berubah dibandingkan anggaran

tahun 2017. Pos anggaran yang

mengalami peningkatan adalah anggaran

belanja pegawai dan barang dengan

mengkompensasi anggaran belanja lainnya

yakni anggaran belanja modal, bantuan

sosial, DAK fisik dan dana desa.

Pagu anggaran belanja modal yang

merupakan pangsa terbesar ketiga (21,2%)

dari anggaran belanja APBN tercatat

menurun dari Rp6,98 triliun pada tahun

2017 menjadi Rp6,25 triliun pada tahun

Pagu Pagu

Miliar Rp Miliar Rp % Pagu Miliar Rp Miliar Rp % Pagu

Belanja Pegawai 8,041 3,410 42.4% 8,107 3,740 46.1%

Belanja Barang 6,287 1,966 31.3% 7,976 2,217 27.8%

Belanja Modal 6,989 1,537 22.0% 6,250 1,377 22.0%

Belanja Bantuan Sosial 69 9 13.6% 21 6 29.2%

Dana Alokasi Khusus Fisik 3,825 1,002 26.2% 3,252 79 2.4%

Dana Desa 4,198 2,311 55.0% 3,880 2,264 58.4%

Total 29,408 10,235 34.8% 29,486 9,684 32.8%

Pelayanan Umum 9,185 3,671 40.0% 9,250 2,822 30.5%

Pertahanan 2,413 1,073 44.5% 2,348 1,182 50.3%

Ketertiban dan Keamanan 3,120 1,398 44.8% 3,363 1,620 48.2%

Ekonomi 7,895 1,882 23.8% 7,439 1,838 24.7%

Lingkungan Hidup 452 107 23.5% 557 155 27.9%

Perumahan dan Fasilitas Umum 547 94 17.2% 676 121 17.9%

Kesehatan 1,069 371 34.7% 1,153 286 24.8%

Pariwisata dan Budaya 13 3 24.2% 76 8 10.5%

Agama 448 151 33.7% 361 158 43.8%

Pendidikan 4,221 1,477 35.0% 4,218 1,485 35.2%

Perlindungan Sosial 45 8 17.4% 44 9 20.1%

Total 29,408 10,235 34.8% 29,486 9,684 32.8%

Kantor Pusat 6,323 1,515 24.0% 6,557 1,591 24.3%

Kantor Daerah 13,389 3,174 23.7% 15,018 5,581 37.2%

Dekonsentrasi 356 73 20.5% 313 93 29.7%

Tugas Pembantuan 493 134 0 467 75 0

Desentralisasi 8,023 1,240 0 7,131 2,343 0

Total 28,583 6,136 21.5% 29,486 9,684 32.8%

Realisasi Tw IIUraian

Berdasarkan Wewenang

2018

Realisasi Tw II

Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan Fungsi

2017

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

36

2018. Selain itu DAK Fisik yang disalurkan

di Sumatera Utara juga mengalami

penurunan -15% (yoy) dari Rp3,82 triliun

menjadi Rp3,25 triliun. Selanjutnya,

anggaran Dana Desa juga tercatat

mengalami penurunan sebesar 7,65% (yoy)

dibandingkan anggaran tahun 2017.

Berdasarkan fungsinya, fokus belanja

APBN Sumatera Utara juga mengalami

perubahan dalam rangka peningkatan

ketertiban dan keamanan menjelang

Pilkada serentak. Pada tahun 2018,

anggaran ketertiban dan keamanan

mengalami kenaikan tertinggi sebesar 7,8%

(yoy) dibandingkan pagu tahun 2017 atau

naik dari Rp3,12 triliun menjadi Rp3,36

triliun. Hal ini dinilai sebagai langkah

Pemerintah untuk menjaga kelancaran

jalannya Pilkada serentak yang akan

dilaksanakan pada Juni 2018 di 9 wilayah di

Sumatera Utara. Khusus untuk pelaksanaan

Pilkada serentak di Sumut, dana yang

dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi

sebesar Rp1,27 triliun dengan alokasi

Rp855 miliar sebagai dana pelaksaaan oleh

KPUD dan Rp273 miliar merupakan dana

pengawasan oleh Bawaslu serta Rp149

Miliar merupakan dana pengamanan.

Grafik 2.13 Pangsa APBN 2017 & 2018 di Daerah

Berdasarkan Jenis Fungsi

Sumber : DJPbN Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara

2.3.2 Realisasi Belanja APBN di Provinsi

Sumatera Utara

Secara kumulatif, realisasi belanja APBN

Sumatera Utara sampai Semester I 2018

mencapai 32,8% atau Rp9,68 triliun dari

total pagu anggaran sebesar Rp29,40

triliun. Realisasi ini sedikit lebih rendah

dibandingkan realisasi belanja APBN

triwulan II tahun 2017 yang mencapai

34,8% dari total pagu 29,40 triliun.

Berdasarkan jenis belanja, realisasi

anggaran belanja pada semester pertama

2018 didorong oleh peningkatan realisasi

dana desa dan belanja pegawai. Pada

triwulan II tahun 2017, realisasi belanja

dana desa mencapai 55,0%, namun pada

triwulan II tahun 2018 realisasi belanja dana

desa mencapai 58,1% (Rp2,26 triliun)

terhadap pagu anggaran. Hal ini

menunjukkan pelaporan

pertanggungjawaban dana desa di

beberapa daerah dapat diselesaikan sesuai

jadwal sehingga dana desa dapat

direalisasikan lebih cepat.

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

37

Sementara realisasi belanja pegawai pada

triwulan II 2018 mencapai 46,1% (Rp3,74

triliun) lebih tinggi dibandingkan periode

yang sama pada tahun sebelumnya yang

mencapai 42,4%. Peningkatan ini

dipengaruhi realisasi Tunjangan Hari Raya

PNS yang direalisasikan pada bulan Juni

lebih awal dari realisasi tahun sebelumnya.

Peningkatan realisasi belanja pegawai juga

disebabkan oleh reorganisasi dan

pemenuhan beberapa fungsi jabatan pada

struktur kementerian di daerah.

Di sisi lain, pos belanja yang memberikan

dampak penurunan realisasi triwulan II

2018 adalah DAK Fisik. Realisasi DAK Fisik

pada triwulan II 2018 baru mencapai 2,4%

dari pagu sebesar Rp3,25 triliun. Sementara

pada periode yang sama pada tahun

sebelumnya, realisasi DAK Fisik mencapai

26,2% dari pagu sebesar Rp3,82 triliun.

Namun demikian hal tersebut masih on

track mengingat sesuai ketentuan,

penyaluran DAK Fisik tahap I (25% pagu)

paling lambat dicairkan pada bulan Juli

2018. Adapun pencairan DAK Fisik baru

dapat dilaksanakan jika Pemerintah Daerah

telah melengkapi dokumen persayaratan

pencairan.

Berdasarkan fungsinya, realisasi alokasi

APBN terbesar adalah pada belanja pada

fungsi pertahanan sebesar 50,3% dari

pagu atau sebesar Rp1,18 triliun. Realisasi

ini meningkat dibandingkan periode yang

sama tahun lalu yang hanya mencapai

Rp1,07 triliun atau 44,5% dari pagu.

Realisasi anggaran terbesar selanjutnya

adalah di fungsi ketertiban dan keamanan

sebesar 48,2% dari pagu atau sebesar

Rp1,62 triliun, meningkat dibandingkan

tahun 2017 sebesar 44,8% atau Rp1,39

triliun. Hal ini sejalan dengan upaya

pemerintah mengamankan jalannya pesta

demokrasi di Sumatera Utara pada tahun

2018, khususnya pada masa kampanye

Pilkada serentak yang telah berjalan sejak

Februari 2018.

Berdasarkan pemetaan realisasi belanja

berdasarkan sub fungsi pada triwulan II

2018, maka realisasi anggaran belanja

paling banyak ditujukan untuk

pembangunan daerah (pangsa 24,2%),

pertahanan negara (pangsa 12,1%) dan

kepolisian (pangsa 11,7%).

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Modal berdasarkan

Subfungsi

Sub Fungsi Pangsa

Pembangunan Daerah 24.2%

Pertahanan Negara 12.1%

Kepolisian 11.7%

Transportasi 11.8%

Pendidikan Tinggi 4.9%

Pendidikan Lainnya 4.9%

Lainnya 30.5%

Sumber : DJPbN Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

38

2.4 Realisasi APBD

Kabupaten/ Kota

Provinsi Sumatera Utara

Grafik 2.12 Perkembangan APBD

Kabupaten/Kota Sumut

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Utara, diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari 31

Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, pagu

anggaran pendapatan Pemerintah

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Utara tahun 2018 sebesar Rp39,1 triliun.

Sementara anggaran belanja tercatat sebesar

38,3 triliun. Sampai dengan 30 Juni 2018,

realisasi pendapatan APBD Kabupaten/Kota

di Provinsi Sumatera Utara9 tercatat sebesar

37,88% dari pagu ABPD tahun 2018 atau

mencapai Rp14,8 triliun. Selanjutnya realisasi

belanja APBD Kabupaten/Kota hingga

triwulan II 2018 mencapai 25,7% dari pagu

atau senilai Rp9,8 triliun.

9 per 24 Agustus 2018 data yang tersedia sejumlah 29

kabupaten/kota belum termasuk kota Medan

2.4.1. Anggaran Pendapatan APBD

Kabupaten/Kota

APBD Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera

Utara masih bergantung kepada

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

Hal ini tercermin dari anggaran pendapatan

transfer yang mendominasi proporsi

anggaran pendapatan APBD 31

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

sebesar 76,1% pada tahun 2018. Seluruh

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

kecuali kota Medan, memiliki Derajat

Otonomi Fiskal (DOF) dibawah 40%.

Apabila dinilai secara kumulatif, DOF 31

Kabupaten/Kota sebesar 15,91%.

Grafik 2.13 Derajat Ekonomi Fiskal Kabupaten/Kota

Sumut 2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

39

Grafik 2.14 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Secara spasial, Kota Medan memiliki

proporsi anggaran pendapatan terbesar

yaitu sebesar 12,8% terhadap 31 anggaran

pendapatan Kabupaten/Kota Provinsi

Sumatera Utara. Sebagai pusat

pemerintahan dan pusat ekonomi Provinsi

Sumatera Utara, Kota Medan mendapatkan

anggaran pendapatan transfer dari

pemerintah pusat sebesar 58,88% terhadap

anggaran pendapatan Kota Medan tahun

2018 atau mencapai Rp3,02 triliun.

Sementara itu, target anggaran

pendapatan pajak daerah berkontribusi

sebesar 29,40% terhadap total target

anggaran pendapatan Kota Medan

tahun 2017. Disamping itu, Kota Medan

merupakan wilayah dengan DOF

tertinggi di wilayah Sumatera Utara

dengan nilai 41,11%, yang berarti Kota

Medan cukup sanggup memenuhi

kebutuhan keuangan wilayahnya.

Selanjutnya, Kabupaten Deli Serdang

sebagai wilayah yang mengitari Ibu Kota

Provinsi Sumatera Utara juga

memperoleh anggaran pendapatan

transfer dari pemerintah pusat sebesar

68,60% sedikit lebih tinggi secara

persentase dibandingkan kota Medan.

Hal ini dalam rangka langkah

pengembangan Kabupaten Deli

Serdang sebagai penyangga (kota

satelit) kota Medan, salah satunya

melalui perbaikan dan pengembangan

akses masuk kota Medan, termasuk

akses jalan ke bandara Kualanamu.

Grafik 2.15 Proporsi Anggaran Pendapatan

APBD

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera

Utara

2.4.2. Realisasi Pendapatan APBD

Kabupaten/Kota

Secara kumulatif, total realisasi pendapatan

29 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

hingga triwulan II 2018 mencapai 37,8%

atau sebesar Rp14,8 triliun. Tingginya

pertumbuhan realisasi pajak daerah

disebabkan oleh upaya pemerintah daerah

dalam memperluas basis data dengan

kerjasama pihak-pihak terkait, peningkatan

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

40

layanan pembayaran pajak, serta insentif

berupa diskon denda untuk menarik minat

masyarakat membayar pajak.

Tingginya realisasi pendapatan APBD

Kabupaten/Kota terutama didorong oleh

tingginya realisasi pendapatan transfer

sebesar 42,0% atau senilai Rp12,5 triliun.

Sementara itu, realisasi pendapatan transfer

pemerintah pusat mencapai 46,8% pada

triwulan laporan. Hal ini didorong oleh

realisasi DAU yang sebesar 57,0% pada

triwulan laporan. Peningkatan realisasi DAU

sebagai indikasi beberapa tahapan realisasi

program Pemerintah Pusat dapat selesai

sesuai jadwal.

Secara spasial, 3 kabupaten/kota yang

paling optimal dalam melakukan realisasi

anggaran pendapatan pada triwulan II 2018

yaitu Kabupaten Nias dengan realisasi

sebesar 56%, Kabupaten Tapanuli Selatan

dengan realisasi 55% dan Kabupaten

Langkat dengan realisasi 54%

dibandingkan pagu anggaran pendapatan.

2.4.3. Anggaran Belanja APBD

Kabupaten/Kota

Total anggaran belanja dari 31

Kabupaten/Kota se Provinsi Sumatera

Utara pada tahun 2018 sebesar Rp39,10

triliun. Dari nilai pagu tersebut, 79,08%

merupakan anggaran belanja operasi,

sisanya merupakan anggaran belanja modal

serta anggaran belanja tak terduga dengan

pangsa masing-masing sebesar 20,74%

dan 0,18%. Selain secara pangsa pagu

anggaran belanja modal lebih kecil

dibandingkan belanja operasi, secara

nominal pagu anggaran belanja modal di

31 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Utara juga tercatat menurun 22,18%

dibandingkan pagu tahun sebelumnya dari

Rp9,2 triliun menjadi Rp7,1 triliun.

Penurunan terbesar terdapat pada pos

belanja modal tanah yang turun sebesar

92,49% (yoy) dari Rp1,8 triliun menjadi

Rp140,15 miliar.

Secara spasial, Kota Medan juga memiliki

anggaran belanja terbesar se-

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Utara. Total anggaran belanja kota Medan

mencapai 14,22% dari pagu anggaran

belanja dari 31 Kabupaten/Kota di Provinsi

Sumatera Utara. Sejalan dengan penurunan

pagu anggaran belanja modal secara

keseluruhan, anggaran belanja modal Kota

Medan juga tercatat turun 13,63% dari

anggaran belanja Kota Medan pada tahun

2017.

Grafik 2.20 Proporsi Anggaran Belanja APBD 31

Kabupaten/Kota di Sumut 2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

41

Grafik 2.21 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial

31 Kabupaten/Kota di Sumut 2018

Sumber : BPKAD Provinsi Sumatera Utara

2.4.4. Realisasi Belanja APBD

Kabupaten/Kota

Sampai dengan triwulan II 2018, secara

umum realisasi anggaran belanja di 2910

Kabupaten/Kota mencapai 25,7% dari

pagu anggaran. Realisasi belanja APBD

Kab/Kot didorong realisasi belanja operasi

dengan realisasi mencapai 33,0% dari

pagu. Realisasi terbesar pada pos belanja

operasi adalah pos belanja subsidi yang

mencapai 57,7% dari pagu, disusul realisasi

belanja hibah yang mencapai 55,3% dari

pagu atau mencapai Rp408,5 miliar.

Realisasi belanja hibah didorong realisasi

anggaran pelaksanaan Pilkada serentak di 8

Kab/kota di Provinsi Sumatera Utara yang

berlangsung pada bulan Juni 2018.

Berbeda dengan realisasi belanja APBD

Kab/kot secara umum, realisasi belanja

modal pada triwulan laporan masih

relatif kecil. Realisasi belanja modal pada

triwulan II 2018 masih relatif terbatas

sebesar 10,6% dari pagu disebabkan masa

persiapan pengadaan yang membutuhkan

waktu beberapa bulan.

Secara spasial, Kabupaten Langkat memiliki

realisasi anggaran belanja dan transfer

terbesar pada triwulan II 2018 yaitu 45,6%

dari total pagu. Selanjutnya, Kabupaten

Batubara dan Kota Pematangsiantar juga

telah mendorong konsumsi pemerintah

secara optimal dengan realisasi belanja

sebesar 38,0% dan 35,2%.

10 data per 24 Agustus 2018 dari BPKAD Sumatera

Utara

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KEUANGAN PEMERINTAH

42

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

43

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI

DAERAH

Inflasi Sumatera Utara pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 3,36% (yoy) menurun dari

triwulan sebelumnya 3,91% (yoy) seiring dengan terjaganya pasokan bahan makanan.

Tekanan inflasi kelompok sandang meningkat dari 2,3% (yoy) menjadi 2,9% (yoy) juga turut

mendorong kenaikan tekanan inflasi pada triwulan II 2018.

Tekanan inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan meningkat dari 1,3% (yoy)

menjadi 2,8% (yoy) turut mendorong kenaikan tekanan inflasi umum.

Secara umum inflasi pada triwulan III 2018 diperkirakan relatif stabil cenderung menurun dan

masih dalam kisaran sasaran inflasi 3,5±1%. Penurunan inflasi diperkirakan didorong oleh

penurunan pada kelompok pangan seiring dengan kecukupan pasokan dan upaya

pengendalian inflasi yang intensif oleh TPID Kota dan Kabupaten di Sumatera Utara.

Pulau Mursala

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

44

3.1 Kondisi Umum

Secara tahunan, inflasi Sumatera Utara

pada triwulan II 2018 tercatat sebesar

3,36% (yoy) menurun dari triwulan

sebelumnya 3,91% (yoy). Realisasi inflasi

Lebaran (TW II 2018) merupakan yang

terendah dalam sepuluh tahun terakhir.

Secara keseluruhan, realisasi inflasi Sumatera

Utara masih berada dalam kisaran target

inflasi nasional tahun 2018 yaitu 3,5±1%

(yoy). Penurunan tekanan inflasi secara

tahunan didorong oleh berakhirnya dampak

penyesuaian tarif listrik non subsidi dan tarif

air minum PAM di tahun 2017. Rendahnya

laju inflasi juga dipengaruhi oleh pasokan

bahan makanan relatif terjaga ditengah

peningkatan permintaan pada periode

Ramadhan dan HBKN Idul Fitri.

Grafik 3.1 Inflasi Sumut dan Nasional

Sumber: BPS diolah

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Sumatera

Sumber: BPS diolah

Di Regional Sumatera, Inflasi Sumatera Utara

periode triwulan II 2018 merupakan

terendah ke-5 berada di bawah Provinsi

Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu dan Aceh

(Grafik 3.2). Sejalan dengan hal tersebut,

berdasarkan 4 kota sampel inflasi Sumatera

Utara, kota Medan, Padangsidimpuan dan

Sibolga mencatatkan inflasi yang lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yaitu 3,3% (yoy), 2,6% (yoy) dan 4,7%

(yoy). Sementara inflasi kota

Pematangsiantar triwulan II 2018 tercatat

2,6% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya (Grafitk 3.3).

Pada triwulan III 2018, tekanan inflasi

diperkirakan kembali menurun sejalan

dengan terjaganya pasokan bahan

makanan. Aktivitas panen komoditas

tanaman pangan maupun hortikultura

diperkirakan berlangsung normal sejalan

dengan cuaca yang kondusif. Selain itu,

keputusan Pemerintah untuk tidak

melakukan penyesuaian harga listrik atau

BBM Subsidi di sisa tahun 2018 diperkirakan

dapat menjaga tekanan inflasi lebih lanjut.

Grafik 3.3 Inflasi Kota IHK Di Sumatera

Utara (%yoy)

Sumber: BPS diolah

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

45

Tabel 3.1 Inflasi Sumut Bulanan

(%mtm)

Sumber: BPS, diolah

Tabel 3.2 Inflasi Sumut Tahunan (%yoy)

Sumber: BPS, diolah

Mengawali kuartal II 2018, tekanan inflasi

April Sumatera Utara mereda dari 0,56%

(mtm) bulan sebelumnya menjadi 0,06%

(mtm). Laju inflasi Sumatera Utara pada

April 2018 tercatat 0,06% (mtm), lebih

rendah dari bulan sebelumnya yang

mengalami inflasi 0,56%. Realisasi ini lebih

rendah dibandingkan inflasi nasional

(0,10%, mtm) dan lebih rendah

dibandingkan historis inflasi pada bulan April

selama 3 tahun terakhir yang tercatat

sebesar 0,51% (mtm). Tekanan terhadap

inflasi Sumatera Utara terutama bersumber

dari kenaikan harga BBM Non Subsidi yang

ditetapkan akhir Maret 2018. Sejalan

dengan hal tersebut, sub kelompok Transpor

dan Komunikasi, dan Jasa Keuangan

memiliki andil inflasi paling besar yaitu

0,12%.

Sementara itu, komoditas bahan makanan

mengalami deflasi -0,68% (mtm) dan

memberikan andil -0,17%terhadap inflasi

umum. Meredanya tekanan inflasi sub

kelompok bahan makanan didorong oleh

harga komoditas hortikultura yang stabil,

khususnya komoditas cabai merah. Selain

itu, komoditas cabai rawit, tomat buah,

beras, dencis dan ikan kembung juga turut

meredam laju inflasi. Penurunan harga

komoditas-komoditas tersebut didorong

oleh melimpahnya pasokan serta pengaruh

faktor cuaca.

Tabel 3.3 Komoditas Penyumbang Inflasi Sumatera

Utara Periode April 2018

Sumber: BPS

Secara tahunan, inflasi April 2018 Utara

meningkat dari 3,91% (yoy) menjadi

4,43% (yoy). Peningkatan bersumber dari

komponen inflasi sub kelompok Bahan

Makanan (10,23%,yoy), Perumahan, Air,

Listrik, Gas dan Bahan Bakar (3,64%, yoy)

serta sub kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

(2,91%,yoy). Meskipun pasokan relatif

terjaga sehingga bulan April mengalami

deflasi, namun diperkirakan ketersediaan

pasokan relatif turun dibandingkan dengan

periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sementara secara tahunan inflasi pada

kedua subkelompok lainnya diperkirakan

Apr

2018

Mei

2018

Juni

2018

Juli

2018

0.06% -0.74% 0.04% 0.48%

Apr 2018 Mei

2018

Juni

2018Juli 2018

4,42% 3,58% 3,35% 3,59%

No. Komoditas (%, mtm) Andil (%, mtm) (%, yoy) Andil (%, yoy) No. Komoditas (%, mtm) Andil (%, mtm) (%, yoy) Andil (%, yoy)

1 Bawang Merah 43,20 0,24 4,43 4,43 1 Cabai Merah -10,75 -0,37 4,43 4,43

2 Angkutan Udara 8,31 0,07 12,16 0,00 2 Cabai Rawit -17,49 -0,04 2,13 0,00

3 Bawang Putih 21,35 0,05 7,54 0,00 3 Tomat Buah -20,24 -0,03 10,57 0,03

4 Bensin 1,19 0,05 -4,88 0,00 4 Dencis -2,67 -0,03 7,54 0,00

5 Rokok Kretek Filter 1,51 0,04 4,87 0,00 5 Kembung/Gembung/Banyar/G

embolo/Aso-Aso

-3,08 -0,02 -4,88 0,00

6 Jeruk 6,56 0,03 6,66 0,00 6 Beras -0,52 -0,02 4,87 0,00

7 Teri 4,45 0,03 5,18 0,00 7 Celana Panjang Jeans -14,80 -0,02 4,09 0,09

8 Sabun Cuci Batangan 4,10 0,02 1,65 0,00 8 Celana Panjang Jeans -7,88 -0,02 1,19 0,00

9 Shampo 5,35 0,01 2,52 0,02 9 Kentang -4,36 -0,02 4,86 0,05

10 Upah Pembantu RT 0,62 0,01 3,29 0,00 10 Tongkol/Ambu-ambu -2,22 -0,01 10,60 0,01

Apr-18

INFLASI DEFLASI

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

46

didorong oleh kenaikan harga bahan bakar

non subsidi serta dampak dari penyesuaian

tarif listrik tahun sebelumnya dengan

kecenderungan tekanan yang menurun.

Tabel 3.4 Tabel Laju Inflasi Bulan April 2018

Sumatera Utara

Sumber: BPS

Secara spasial, inflasi terjadi di kota

sampel IHK di Sumatera Utara bervariasi.

Kota Padangsidimpuan menjadi kota dengan

inflasi tertinggi yaitu mencapai 0,76%

(mtm), sedangkan Sibolga menjadi kota

dengan deflasi terendah -0,64% (mtm).

Sementara kota Medan tercatat deflasi -

0,01% (mtm) dan Pematangsiantar tercatat

inflasi 0,56% (mtm).

Memasuki bulan Mei, inflasi Sumatera

Utara bulan Mei 2018 mengalami deflasi

cukup dalam yaitu sebesar -0,74% (mtm).

Realisasi ini tercatat lebih rendah

dibandingkan historis inflasi pada bulan Mei

selama 3 tahun terakhir yang tercatat

sebesar 0,51% (mtm) dan lebih rendah

dibandingkan realisasi inflasi Nasional

sebesar 0,10% (mtm). Secara tahunan,

inflasi Sumatera Utara pada Mei tercatat

sebesar 3,59% (yoy).

Deflasi yang dalam terutama bersumber

dari kelompok bahan makanan yang

memberikan andil deflasi -0,81% pada

periode laporan. Penurunan harga tersebut

diperkirakan karena pasokan bahan

makanan yang melimpah terutama

komoditas bumbu-bumbuan seperti cabai

merah, bawang putih dan bawang merah.

Berdasarkan pantauan harga melalui web

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis

(PIHPS), harga cabai merah di pasar

tradisional Sumatera Utara pada Mei senilai

Rp20.400 jauh lebih rendah dibandingkan

bulan sebelumnya Rp20.450. Melimpahnya

pasokan di beberapa sentra penghasil seperti

Karo, Simalungun dan Aceh memicu

turunnya harga di pasaran. Di sisi lain,

realisasi impor bawang putih juga turut

mendorong pasokan bawang putih

membanjiri pasar dan mengakibatkan harga

turun

Sejalan dengan hal tersebut, laju inflasi

komoditas perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar juga mencatatkan

penurunan. Penurunan inflasi tersebut

bersumber dari tarif angkutan udara yang

diprediksi karena koreksi harga tiket terkait

perayaan Cheng Beng di bulan April 2018.

Selain itu, pembelian tiket diindikasikan

banyak dilakukan di awal Juni menyusul

pembagian Tunjangan Hari Raya yang baru

dilaksanakan Juni 2018. Sementara itu,

tekanan inflasi pada komoditas bensin akibat

dampak penyesuaian harga bahan bakar

non subsidi menahan deflasi lebih dalam.

No Kelompok/SubkelompokAndil

Inflasi

Inflasi/Deflasi

April 2018

Laju Inflasi

Tahun Kalender

2018

Inflasi

(YoY)

0,06 0,06 0,43 4,43

1 Bahan Makanan -0,17 -0,68 -1,09 10,23

2Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau0,08 0,46 1,32 2,91

3Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar0,05 0,21 0,48 3,64

4 Sandang -0,04 -0,73 0,41 1,31

5 Kesehatan 0,03 0,70 2,78 3,47

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,00 -0,02 0,18 0,50

7Transpor dan Komunikasi, dan Jasa

Keuangan0,12 0,65 1,24 1,98

U m u m

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

47

Tabel 3.5 Komoditas Penyumbang Inflasi

Sumatera Utara Periode Mei 2018

Sumber: BPS

Secara tahunan, inflasi Sumatera Utara

bulan Mei turun dari 4,43% (yoy) menjadi

3,59% (yoy). Penurunan ini bersumber dari

komponen bahan makanan dan komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa. Tekanan

inflasi bahan makanan dari 10,23% (yoy) pada

April menjadi 7,21% (yoy) di Mei. Pasokan

bahan makanan, khususnya bumbu-bumbuan

di bulan Mei relatif lebih meningkat

dibandingkan periode yang sama pada tahun

sebelumnya. Inflasi tahunan kelompok

perumahan dan transportasi menurun seiring

dengan meredanya tekanan akibat

penyesuaian harga angkutan dalam kota dan

bahan bakar rumah tangga.

Tabel 3.6 Tabel Laju Inflasi Bulan Mei 2018

Sumatera Utara

Sumber: BPS

Pada akhir triwulan II 2018 (Juni 2018),

Sumatera Utara mencatatkan inflasi

sebesar 0,04% (mtm), lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional (0,59%,

mtm) dan rata-rata inflasi lebaran 3 tahun

terakhir 0,41% (mtm). Tekanan inflasi pada

periode laporan terutama bersumber dari

kelompok komoditas transportasi, makanan

jadi dan kelompok sandang. Seiring dengan

perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional

(HBKN) yang jatuh pada Juni 2018,

mayoritas masyarakat melakukan aktivitas

mudik, kenaikan harga komoditas tarif

angkutan udara memberikan andil paling

besar terhadap inflasi bulan berjalan.

Sementara itu, kelompok bahan makanan

memberikan andil negatif 0,45%

sehingga menahan kenaikan inflasi lebih

lanjut. Penurunan harga beberapa

komoditas pangan utama seperti cabai

merah, bawang merah, dan daging ayam ras

mencatatkan koreksi harga kelompok bahan

makanan yang cukup dalam dengan

kontribusi -0,45% terhadap inflasi

keseluruhan.

Tabel 3.7 Komoditas Penyumbang Inflasi Sumatera

Utara Periode Juni 2018

Sumber: BPS

No. Komoditas (%, mtm) Andil (%, mtm) (%, yoy) Andil (%, yoy) No. Komoditas (%, mtm) Andil (%, mtm) (%, yoy) Andil (%, yoy)

1 Daging Ayam Ras 10,47 0,11 17,80 0,18 1 Cabai Merah -27,06 -0,84 38,77 0,66

2 Kain Gorden 9,31 0,02 11,41 0,03 2 Bawang Putih -35,04 -0,10 -47,88 -0,17

3 Telur Ayam Ras 3,41 0,02 6,97 0,04 3 Angkutan Udara -5,81 -0,05 1,05 0,01

4 Kembung/Gembung/Banyar/G

embolo/Aso-Aso

2,41 0,02 9,08 0,07 4

Bawang Merah

-5,85 -0,05 25,03 0,16

5 Udang Basah 2,22 0,01 4,29 0,03 5 Cabai Rawit -26,44 -0,05 32,19 0,03

6 Cat Tembok 2,63 0,01 9,13 0,04 6 Minyak Goreng -1,65 -0,02 -1,81 -0,02

7 Kacang Panjang 6,98 0,01 9,19 0,01 7 Cabe Hijau -14,97 -0,02 42,54 0,03

8 Bayam 3,63 0,01 23,79 0,06 8 Cumi-cumi -3,67 -0,01 4,89 0,01

9 Tomat Buah 7,53 0,01 -33,85 -0,07 9 Baju Kaos Berkerah -2,15 -0,01 0,13 0,00

10 Pisang 1,71 0,01 5,25 0,03 10 Beras -0,15 -0,01 6,84 0,30

May-18

INFLASI DEFLASI

No Kelompok/SubkelompokAndil

Inflasi

Inflasi/Deflasi

April 2018

Laju Inflasi

Tahun Kalender

2018

Inflasi

(YoY)

-0,74 -0,74 -0,31 3,59

1 Bahan Makanan -0,81 -3,23 -4,28 7,21

2Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau0,01 0,04 1,36 2,49

3Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar0,08 0,35 0,83 3,79

4 Sandang 0,02 0,28 0,69 1,73

5 Kesehatan 0,01 0,11 2,90 3,31

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,00 0,05 0,22 0,57

7Transpor dan Komunikasi, dan Jasa

Keuangan-0,05 -0,23 1,01 1,49

U m u m

No. Komoditas (%, mtm) Andil (%, mtm) (%, yoy) Andil (%, yoy) No. Komoditas (%, mtm) Andil (%, mtm) (%, yoy) Andil (%, yoy)

Angkutan Udara 30,44 0,24 30,50 0,25 Cabai Merah -16,43 -0,37 63,84 0,76

Tomat Buah 56,00 0,08 -3,10 -0,01 Bawang Merah -8,88 -0,07 14,26 0,09

Angkutan Antar Kota 12,09 0,04 3,16 0,01 Daging Ayam Ras -4,23 -0,05 10,36 0,11

Angkutan Dalam Kota 1,14 0,04 0,44 0,01 Dencis -2,38 -0,02 1,92 0,02

Cabai Rawit 26,08 0,03 78,86 0,07 Jeruk -5,43 -0,02 1,39 0,01

Upah Pembantu RT 1,20 0,03 6,21 0,14 Bawang Putih -10,91 -0,02 -40,98 -0,11

Telur Ayam Ras 3,03 0,02 11,37 0,07 Kentang -4,48 -0,02 -20,98 -0,10

Kue Basah 8,19 0,02 8,19 0,02 Teri -1,98 -0,01 -0,58 0,00

Rokok Kretek Filter 0,64 0,02 4,03 0,11 Pisang -1,12 -0,01 0,77 0,00

Baju Muslim 7,90 0,02 5,98 0,01 Sabun Detergen Bubuk/Cair -1,37 -0,01 0,67 0,00

Jun-18

INFLASI DEFLASI

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

48

Tabel 3.8 Tabel Laju Inflasi Bulan Juni 2018

Sumatera Utara

Sumber: BPS

Secara tahunan, inflasi Sumatera Utara pada

Juni turun dari 3,58% (yoy) pada bulan Mei

menjadi 3,36% (yoy). Penurunan ini

terutama didorong oleh kelompok bahan

makanan. Tekanan inflasi kelompok bahan

makanan turun dari 7,21% ke 6,66%. Hal ini

terkonfirmasi oleh pasokan bahan makanan,

khususnya sayur-sayuran serta daging dan

hasil-hasilnya di bulan Juni, yang tersedia lebih

banyak dibandingkan periode yang sama pada

tahun sebelumnya. Ketersediaan cabai merah

yang melimpah pada juni 2018, yaitu

mencapai 41,2 ribu ton sementara

kebutuhan berkisar 16,5 ribu ton

mendorong penurunan harga di pasar.

Secara umum inflasi Sumatera Utara di

triwulan III 2018 diperkirakan cenderung

menurun dan masih berada dalam target

inflasi tahunan yaitu 3,5±1%, terutama

didorong oleh penurunan inflasi pada

komoditas bahan pangan yang memiliki

andil terhadap inflasi cukup besar. Faktor

penahan inflasi pada kelompok bahan

pangan antara lain penurunan permintaan

bahan pangan pasca Idul Fitri, kecukupan

stock bahan pangan dan berbagai upaya

TPID Kota dan Kabupaten dalam

melaksanakan kegiatan pengendalian inflasi.

Sementara itu, pada kelompok komoditas

transportasi terdapat potensi kenaikan tarif

seiring dengan banyaknya event Nasional

maupun Internasional. Lebih lanjut fluktuasi

nilai tukar rupiah berpotensi mempengaruhi

harga komoditas yang terkait (imported

inflation) sebagai respon atas kondisi

domestik dan geopolitik global. Lebih lanjut,

peningkatan daya beli masyarakat sejalan

dengan prosek pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara juga dapat menjadi faktor

pendorong inflasi.

3.2 Inflasi menurut Kelompok

Barang dan Jasa

Berdasarkan kelompok barang dan jasa,

penurunan tekanan inflasi pada triwulan II

2018 didorong oleh penurunan kelompok

bahan makanan dan kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar. Laju inflasi kelompok bahan

makanan pada triwulan II 2018 tercatat di

level 6,6% (yoy), menurun dari 7,8% (yoy)

pada triwulan sebelumnya. Sementara itu,

laju inflasi kelompok perumahan, air, listrik,

gas, dan bahan bakar tercatat menurun dari

4,58% (yoy) 2,14% (yoy). Kedua kelompok

tersebut berkontribusi dalam inflasi umum

Sumatera Utara dengan andil mencapai

2,07%, menurun dari triwulan sebelumnya

yang tercatat 2,99% terhadap inflasi umum

tahunan.

No Kelompok/SubkelompokAndil

Inflasi

Inflasi/Deflasi

April 2018

Laju Inflasi

Tahun Kalender

2018

Inflasi

(YoY)

0,04 0,04 -0,27 3,36

1 Bahan Makanan -0,45 -1,81 -6,01 6,66

2Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau0,09 0,54 1,90 2,35

3Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar0,05 0,22 1,06 2,14

4 Sandang 0,04 0,70 1,39 2,86

5 Kesehatan 0,01 0,18 3,09 3,20

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,00 0,00 0,22 0,54

7Transpor dan Komunikasi, dan Jasa

Keuangan0,29 1,55 2,58 2,76

U m u m

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

49

Tabel 3.9 Inflasi Menurut Kelompok Barang

dan Jasa

Sumber: BPS, diolah

3.3.1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan merupakan

kelompok dengan penurunan tekanan

harga terdalam pada triwulan II 2018,

yaitu dari 7,8% (yoy) menjadi 6,6% (yoy).

Penurunan tekanan harga paling dalam

terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan

yang turun signifikan dari 39,6% (yoy) pada

triwulan I 2018 menjadi 31,7% (yoy) pada

periode berjalan disusul oleh subkelompok

padi-padian, umbi-umbuan dan hasilnya

yang turun dari 7,6% (yoy) menjadi 6,8%

(yoy).

Laju inflasi pada kelompok bumbu-bumbuan

mengalami kontraksi terutama didorong

oleh pasokan cabai merah dan bawang

putih yang melimpah. Laju inflasi cabai

merah tercatat menurun dari 81,51%

menjadi 63,83% (yoy) dengan andil sebesar

0,76% (yoy). Rendahnya harga cabai merah

di tingkat konsumen disebabkan oleh

melimpahnya pasokan di pasaran akibat

panen yang merata di sejumlah sentra

produksi cabai merah di Sumatera Utara

yaitu di Kabupaten Karo dan Simalungun

dan sentra produksi di Aceh. Berdasarkan

pemantauan harga rata-rata cabai merah di

pasar tradisional Sumatera Utara

berdasarkan PIHPS pada bulan April, Mei

dan Juni secara berurutan Rp37.200,- ,

Rp28.000, Rp21.650,-Sejalan dengan

komoditas cabai merah, pasokan bawang

putih di pasar juga mengalami peningkatan.

Laju inflasi bawang putih tercatat -16,75%

(yoy) menjadi -40,98% (yoy) dengan andil

sebesar -0,11% (yoy) di triwulan II 2018.

Produksi bawang putih di Sumatera Utara

belum dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat, sehingga dibutuhkan pasokan

dari luar seperti Jawa Tengah dan India.

Realiasi impor yang tinggi, yaitu secara

Nasional sebanyak 94.529 ton dari total

kuota impor sebanyak 296 ton kepada 26

perusahaan menyebabkan komoditas

bawang putih melimpah.

Senada dengan subkelompok bumbu-

bumbuan, penurunan tekanan inflasi juga

terlihat pada subkelompok padi-padian yaitu

dari 7,6% (yoy) pada triwulan I 2018

menjadi 6,8% (yoy) dengan andil 0,3% (yoy)

pada periode berjalan. Penurunan tekanan

inflasi subkelompok ini terutama disebabkan

oleh inflasi pada komoditas beras yang

turun dari 7,6% (yoy) menjadi 6,7% (yoy)

dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,29%

serta mie kering instant yang turun dari

10,6% (yoy) menjadi 8,17% (yoy) dengan

andil terhadap inflasi sebesar 0,02% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi pada komoditas

beras di triwulan II 2018 disebabkan oleh

meningkatnya pasokan pasca bergesarnya

masa panen raya tanam utama.

KELOMPOK BARANG DAN JASA

2015

IV I II III IV I II III IV I II

BAHAN MAKANAN 4,1 14,8 5,4 12,5 14,9 3,5 0,2 4,6 2,4 7,8 6,6 1,6

MAKANAN JADI 6,3 10,8 11,9 13,5 11,9 6,9 5,5 3,6 2,3 2,3 2,3 0,4

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BB 4,1 3,0 1,6 1,9 2,5 4,4 7,6 6,8 6,5 4,6 2,1 0,5

SANDANG 3,9 4,8 6,3 7,2 2,8 1,3 -1,1 -2,0 1,7 2,3 2,9 0,2

KESEHATAN 6,1 4,9 4,7 4,5 4,8 5,0 3,8 3,0 1,8 3,2 3,2 0,1

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 6,2 6,0 6,5 4,5 4,1 4,1 3,6 0,3 0,4 0,6 0,6 0,0

TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -2,8 1,8 -1,1 -2,0 -1,8 1,9 3,8 3,1 3,0 1,3 2,8 0,5

2018Kelompok

2016 2017Arah

Andil

(yoy)

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

50

Lebih lanjut tertahannya laju inflasi

disebabkan juga oleh deflasi pada sub

kelompok sayur-sayuran yang tercatat

sebesar -0,2% (yoy) menjadi -1,4% (yoy)

dengan andil sebesar -0,03%. Deflasi pada

subkelompok ini terutama disebabkan oleh

penurunan pada komoditas kentang dan

nangka muda yang disebabkan oleh

melimpahnya pasokan.

Tabel 3.10 Inflasi Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS, diolah

Sementara itu, pergerakan harga pada sub

kelompok ikan segar berkontribusi terhadap

tekanan inflasi kelompok bahan makanan.

Inflasi subkelompok ini tercatat meningkat

menjadi -0,7% (yoy) menjadi 6,3% (yoy)

dengan andil sebesar 0,2%. Cuaca yang

kurang baik yang menyebabkan nelayan

tidak melaut dan menyebabkan pasokan

ikan menurun turut mendorong kenaikan

harga ikan.

Sesuai dengan pola historisnya, pada

periode Ramadhan dan Idul Fitri, terjadi

peningkatan harga telur ayam, daging ayam

dan daging sapi. Peningkatan harga terlihat

cukup signifikan pada harga daging ayam,

sementara pada daging sapi kenaikan harga

relatif terkendali. Hal ini salah satunya

disebabkan oleh peran aktif TPID Provinsi

Sumatera Utara mengambil langkah strategis

dalam menstabilkan harga daging sapi

antara lain sidak pasar dan monitoring

perusahaan feed lotter.

Memasuki bulan Juli 2018, tekanan inflasi

relatif meningkat didorong oleh kenaikan

harga beberapa komoditas seperti daging

ayam dan telur ayam. Hal ini disinyalir

disebabkan oleh permasalahan jalur

distribusi ditengah kenaikan harga bahan

baku pakan ternak dan keterbatasan

produksi.

3.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau

Realisasi inflasi kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau stabil pada

level 2,3% (yoy). Subkelompok makanan jadi

menunjukkan adanya penurunan tekanan

inflasi dibandingkan triwulan sebelumnya

yaitu dari 4,0% (yoy) menjadi 2,8% (yoy).

Adanya penurunan tekanan inflasi pada

makanan jadi diperkirakan didorong oleh

penurunan permintaan. Penurunan yang

lebih dalam tertahan oleh inflasi pada

subkelompok Minuman yang tidak

Beralkohol serta sub kelompok Tembakau

dan Minuman Beralkohol menunjukkan

peningkatan yaitu masing-masing -1,9%

(yoy) dan 3,6% (yoy). Peningkatan pada

subkelompok minuman yang tidak

beralkohol karena faktor tingginya animo

masyarakat untuk mengkonsumsi lebih

banyak gula serta membuat penganan

berbahan dasar tepung dan gula

menyambut Ramadhan dan hari raya Idul

2015

IV I II III IV I II III IV I II

BAHAN MAKANAN 4,1 14,8 5,4 12,5 14,9 3,5 0,2 4,6 2,4 7,8 6,6 1,6

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 10,3 7,7 6,3 1,7 -1,5 -0,2 0,6 0,5 3,4 7,6 6,8 0,3

Daging dan Hasil-hasilnya 10,5 12,3 9,8 -0,5 4,6 4,6 -3,4 8,0 2,8 -0,7 6,3 0,1

Ikan Segar 1,5 0,3 -0,9 3,0 4,2 12,8 11,8 10,7 14,7 0,7 3,5 0,2

Ikan Diawetkan 4,3 2,7 0,7 0,7 10,1 24,6 29,1 27,3 15,7 2,4 2,5 0,0

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 7,5 7,9 4,6 3,1 3,7 2,6 1,3 1,0 3,1 2,2 5,8 0,1

Sayur-sayuran 0,9 9,8 15,0 17,6 16,0 5,5 -2,1 -3,9 -3,3 -0,2 -1,4 0,0

Kacang-kacangan 3,8 8,9 11,1 8,8 8,2 2,2 0,7 0,7 0,1 -0,5 -0,4 0,0

Buah-buahan 7,7 5,1 1,8 -0,7 -1,1 1,8 4,0 6,9 0,1 1,8 0,4 0,0

Bumbu-bumbuan -5,4 100,4 9,0 83,6 88,7 -7,8 -23,2 2,2 -7,5 39,6 31,7 0,8

Lemak dan Minyak -2,5 -2,6 -1,5 5,0 6,1 6,3 7,0 4,9 3,2 1,2 -0,2 0,0

Bahan Makanan Lainnya 4,2 6,3 9,4 9,8 10,1 11,2 5,8 5,9 5,4 2,5 5,4 0,0

2018Kelompok

2016Arah

Andil

(yoy)2017

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

51

Fitri, sehingga turut mendorong kenaikan

permintaan pada sub kelompok ini.

Sementara capaian inflasi subkelompok

tembakau dan minuman beralkohol

terutama didorong peningkatan harga

komoditas rokok yang diperkirakan

disebabkan oleh dampak lanjutan dari

kenaikan cukai rokok pada akhir 2017.

Tabel 3.11 Inflasi Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok, dan Tembakau

Sumber: BPS, diolah

Pada awal triwulan III 2018, tekanan pada

subkelompok ini diperkirakan akan

cenderung melandai mengingat permintaan

telah mencapai puncaknya pada triwulan II

2018 yaitu pada periode Ramadhan dan Idul

Fitri.

3.3.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

Tekanan inflasi kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar menurun dari

4,6% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi

2,1% (yoy) pada triwulan II 2018. Hal ini

terutama didorong oleh penurunan tekanan

inflasi subkelompok bahan bakar,

penerangan dan air. Penurunan tekanan

inflasi yang lebih dalam tertahan oleh

peningkatan inflasi subkelompok lain.

Menurunnya tekanan inflasi subkelompok

bahan bakar, penerangan dan air dari

12,8% (yoy) menjadi 1,2% (yoy), hal ini

diperkirakan didorong oleh berakhirnya

dampak penyesuaian tarif listrik non subsidi

yang ditetapkan pada tahun 2017 serta

Penurunan tarif air minum PAM.

Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perumahan,

Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Sumber: BPS, diolah

Pada bulan Juli 2018, tekanan inflasi

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar relatif stabil yaitu dari 1,2%

(yoy) menjadi 1,1% (yoy). Berdasarkan

pemantauan terhadap komoditas pada sub

kelompok ini tidak terdapat kenaikan yang

berarti.

3.3.4. Kelompok Sandang

Tekanan inflasi kelompok sandang

meningkat dari 2,3% (yoy) menjadi 2,9%

(yoy) juga turut mendorong kenaikan

tekanan inflasi pada triwulan II 2018.

Kenaikan tekanan inflasi kelompok ini

terutama didorong kebiasaan masyarakat

untuk menggunakan baju baru di hari raya

Idul Fitri yang terjadi pada bulan akhir

triwulan II 2018 yang juga didukung oleh

pembayaran THR oleh pemerintah yang

dilakukan pada bulan Juni 2018 mendekati

hari raya.

2015

IV I II III IV I II III IV I IIMAKANAN JADI 6,3 10,8 11,9 13,5 11,9 6,9 5,5 3,6 2,3 2,3 2,3 0,4

Makanan Jadi 3,2 7,1 7,9 9,4 9,5 5,0 5,6 4,0 3,5 4,0 2,8 0,2

Minuman yang Tidak Beralkohol 8,9 8,8 12,8 12,1 12,2 9,3 -0,7 -0,9 -3,6 -4,3 -1,9 -0,1

Tembakau dan Minuman Beralkohol 10,9 18,6 18,6 21,5 15,3 8,4 8,5 5,2 3,4 2,6 3,6 0,2

Andil

(yoy)2017

Kelompok2016

Arah 2018

2015

IV I II III IV I II III IV I II

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BB 4,1 3,0 1,6 1,9 2,5 4,4 7,6 6,8 6,5 4,6 2,1 0,5

Biaya Tempat Tinggal 3,8 4,3 3,5 3,2 3,0 2,6 2,4 1,6 1,6 1,1 1,5 0,2

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 5,2 -0,6 -3,7 -2,1 -0,6 8,3 22,2 20,2 20,1 12,8 1,2 0,1

Perlengkapan Rumah Tangga 3,6 6,4 8,4 8,7 7,0 4,9 3,0 2,7 3,1 3,0 5,6 0,1

Penyelenggaraan Rumah Tangga 3,7 3,9 2,3 2,4 3,8 4,0 3,5 3,7 2,8 2,8 4,2 0,2

KelompokAndil

(yoy)20172016 Arah 2018

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

52

Tabel 3.13 Inflasi Kelompok Sandang

Sumber: BPS, diolah

Memasuki bulan Juli 2018, tekanan inflasi

kelompok sandang cenderung meningkat

yaitu dari 2,9% (yoy) menjadi 3,3% (yoy).

Peningkatan tekanan pada subkelompok ini

terjadi pada semua subsubkelompok, yang

diperkirakan terjadi karena permintaan

kebutuhan sandang terutama menjelang

tahun ajaran baru anak sekolah.

3.3.5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada triwulan II 2018

stabil dari 3,2% (yoy) menjadi 3,2% (yoy).

Peningkatan tekanan inflasi terjadi pada

subkelompok jasa perawatan jasmani dan

kosmektika, sementara subkelompok lain

cenderung menurun. Hal ini terutama masih

didorong oleh peningkatan tekanan inflasi

subkelompok perawatan jasmani dan

kosmetika, sementara subkelompok lainnya

terlihat menurun.

Tabel 3.14 Inflasi Kelompok Kesehatan

Sumber: BPS, diolah

Pada bulan Juli 2018, tekanan inflasi

kelompok kesehatan sedikit meningkat dari

3,2% (yoy) menjadi 3,3% (yoy) terutama

didorong oleh subkelompok jasmani dan

kosmetika yang disinyalir disebabkan oleh

sebagian bahan baku pendukung kosmetika

merupakan barang impor. Dengan demikian,

masih terdapat potensi risiko kenaikan

tekanan inflasi pada kelompok kesehatan

pada triwulan III 2018.

3.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan

Olah Raga

Tekanan inflasi pada kelompok pendidikan,

rekreasi dan olahraga yang stabil mampu

menahan peningkatan tekanan inflasi lebih

jauh. Meski masih ada tekanan inflasi sub

kelompok rekreasi, namun inflasi

subkelompok lainnya relatif menurun.

Sehingga kontribusi kelompok ini terhadap

inflasi keseluruhan sangat rendah. Kenaikan

tekanan inflasi pada subkelompok rekreasi

diperkirakan didorong oleh libur panjang

lebaran dan anak sekolah.

Tabel 3.15 Inflasi Kelompok Pendidikan,

Rekreasi dan Olahraga

Sumber: BPS, diolah

Memasuki Juli 2018, tekanan inflasi

kelompok pendidikan, kursus, perlengkapan

pendidikan dan rekreasi cenderung

meningkat dengan peningkatan tertinggi

2015

IV I II III IV I II III IV I II

SANDANG 3,9 4,8 6,3 7,2 2,8 1,3 -1,1 -2,0 1,7 2,3 2,9 0,2

Sandang Laki-Laki 3,7 2,5 2,4 4,3 -2,0 -1,3 -4,2 -5,0 -0,8 -1,2 0,9 0,0

Sandang Wanita 6,8 10,1 11,0 8,8 5,1 -0,1 -1,4 -0,6 1,7 2,3 1,2 0,0

Sandang Anak-Anak 3,0 3,3 5,1 5,5 1,9 2,1 -0,5 -1,3 0,6 0,0 1,9 0,0

Barang Pribadi dan Sandang Lain 2,0 3,4 7,3 10,4 6,6 5,0 1,9 -0,9 5,2 7,2 6,9 0,1

2017Kelompok

2016Arah

Andil

(yoy)2018

2015

IV I II III IV I II III IV I II

KESEHATAN 6,1 4,9 4,7 4,5 4,8 5,0 3,8 3,0 1,8 3,2 3,2 0,1

Jasa Kesehatan 1,7 0,8 3,1 5,4 5,3 5,2 4,6 2,1 1,9 3,0 1,5 0,0

Obat-obatan 1,4 2,1 2,8 2,6 3,1 2,7 2,4 2,7 2,8 2,6 1,8 0,0

Jasa Perawatan Jasmani 8,7 2,5 6,0 6,2 6,3 8,9 6,8 5,6 5,9 15,1 12,9 0,1

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 10,4 9,4 6,1 4,1 4,7 5,0 3,1 3,3 0,5 0,8 2,6 0,0

2017Kelompok

2016Arah

Andil

(yoy)2018

2015 2018

IV I II III IV I II III IV I II

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 6,2 6,0 6,5 4,5 4,1 4,1 3,6 0,3 0,4 0,6 0,6 0,0Pendidikan 9,3 9,2 10,1 7,0 6,9 6,9 6,1 0,2 0,2 0,4 0,4 0,0

Kursus-Kursus / Pelatihan 0,7 0,7 0,7 0,4 0,3 0,4 0,7 0,4 0,4 0,4 0,1 0,0

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 3,9 4,3 4,2 1,6 1,2 0,0 0,2 1,2 1,6 2,1 1,9 0,0

Rekreasi 2,5 1,7 2,1 1,4 -0,1 0,5 0,0 0,1 0,4 0,2 0,4 0,0

Olahraga 4,1 0,8 0,8 0,9 0,5 0,3 1,0 0,7 0,7 1,3 0,8 0,0

Andil

(yoy)2017

Kelompok2016

Arah

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

53

pada kelompok perlengkapan/peralatan

sekolah dari 1,9% menjadi 2,5% (yoy).

Peningkatan pada subkelompok ini terutama

disebabkan mulai masuknya tahun ajaran

baru anak sekolah. Namun demikian,

tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan

akan cenderung mereda seiring dengan

stabilnya permintaan pada kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga jelang

akhir triwulan III 2018.

3.3.7. Kelompok Transportasi, Komunikasi

dan Jasa Keuangan

Tekanan inflasi kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan meningkat

dari 1,3% (yoy) menjadi 2,8% (yoy) turut

mendorong kenaikan tekanan inflasi umum.

Peningkatan tekanan inflasi didukung oleh

subkelompok seperti transport, sementara

sub kelompok lainnya komunikasi dan

pengiriman serta jasa keuangan cenderung

stabil.

Peningkatan tekanan inflasi pada

subkelompok transportasi terutama

didorong oleh peningkatan tarif angkutan

udara dan angkutan dalam kota seiring

dengan masa liburan lebaran dan budaya

mudik masyarakat serta liburan akhir tahun

ajaran sekolah.

Tabel 3.16 Inflasi Kelompok Transportasi,

Komunikasi dan Jasa Keuangan

Sumber: BPS, diolah

Pada bulan Juli 2018, tekanan inflasi

kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan cenderung melambat dari 2,8%

(yoy) menjadi 1,9% (yoy). Penurunan

tekanan inflasi disebabkan oleh penurunan

harga angkutan udara yang kembali normal

pasca berakhirnya libur lebaran dan sekolah.

Namun demikian, penurunan tekanan inflasi

lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga

BBM Non Subsidi yaitu harga Pertamax dan

Pertamax turbo yang mengalami

peningkatan sebesar Rp600,- dan Rp500,-.

3.3 Tekanan Inflasi Sisi

Penawaran

Tekanan inflasi dari sisi penawaran masih

relatif stabil terkendali dibandingkan

triwulan sebelumnya, terutama disebabkan

oleh panen raya yang merata sehingga

pasokan bahan pangan melimpah dan

strategi antisipatif dari TIPD dalam

mengelola dan mengendalikan peningkatan

harga komoditas pangan menghadapi

perayaan HBKN yaitu Ramadhan dan Idul

Fitri. Kondisi ekonomi dan perkembangan

global mendorong peningkatan inflasi

terutama pada komoditas yang terimbas

langsung maupun tidak langsung dengan

2015

IV I II III IV I II III IV I II

TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -2,8 1,8 -1,1 -2,0 -1,8 1,9 3,8 3,1 3,0 1,3 2,8 0,5

Transpor -4,5 2,0 -2,1 -3,3 -3,3 -0,3 2,4 1,7 1,9 1,6 3,7 0,5

Komunikasi dan Pengiriman 0,1 0,1 0,1 0,6 2,1 4,1 4,0 3,8 2,2 0,2 0,3 0,0

Sarana dan Penunjang Transpor 7,9 3,5 3,8 4,1 3,5 19,0 17,6 15,3 15,5 0,8 0,6 0,0

Jasa Keuangan 0,0 1,5 1,5 1,5 1,5 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0

2017Kelompok

2016Arah

Andil

(yoy)2018

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

54

bahan baku import sebagai contoh

peningkatan harga pakan yang bahan

bakunya sebagian besar merupakan bahan

baku impor turut mendorong kenaikan

harga daging ayam dan telur ayam.

Meskipun kenaikan tersebut, dapat ditekan

dengan peran dan strategi antisipatif dari

TPID.

Sementara itu, sesuai dengan pola

historisnya, terjadi peningkatan harga tiket

angkutan udara yang disebabkan

peningkatan permintaan menghadapi libur

panjang Idul Fitri dan libur sekolah yang

berada pada periode bulan yang sama.

Grafik 3.4 Nilai Tukar Rupiah

Sumber: Bank Indonesia

Kondisi cuaca di triwulan II 2018 cukup

memadai dengan prakiraan curah hujan di

Sumatera Utara periode bulan Juni pada

level menengah dengan sifat hujan Atas

Normal dan potensi banjir pada level non

banjir dan aman pada sebagian besar daerah

di Sumatera. (Grafik 3.7 dan grafik 3.8)

Grafik 3.5 Prakiraan Curah Hujan Sumatera

Utara bulan Juni 2018

Sumber: BMKG

Grafik 3.6 Prakiraan Sifat Hujan Sumatera

Utara bulan Juni 2018

Sumber: BMKG

3.4 Tekanan Inflasi Sisi

Permintaan

Tekanan inflasi pada triwulan II 2018 dari sisi

permintaan menunjukan peningkatan.

Kondisi ini tercermin dari peningkatan indeks

Kondisi Ekonomi (IKE) saat Ini dari 87,0 pada

tw I 2018 menjadi 97,5. Peningkatan IKE

antara lain disebabkan oleh peningkatan

ekspektasi pengeluaran konsumen yang

diperkirakan merupakan pengeluaran dalam

menyambut HBKN Idul Fitri dan libur

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

55

sekolah. Sementara itu, dilihat dari

ekspektasi masyarakat terhadap kondisi

perekonomian Sumatera Utara terlihat

sedikit meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terlihat dari pencapaian

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar

111,0 meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 100,5. Sejalan

dengan peningkatan IKE, peningkatan IEK

salah satunya disebabkan oleh peningkatan

konsumsi terhadap barang tahan lama.

Dengan demikian, agregasi dari kedua

indeks tersebut yaitu Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) juga menunjukan

peningkatan yaitu dari 93,8 menjadi 104,2.

Hal ini merepresentasikan optimisme

konsumen yang meningkat seiring dengan

momentum hari raya Idul Fitri yang jatuh

pada kuartal II.

Grafik 3.7 Prakiraan Sifat Hujan Sumatera

Utara bulan Juni 2018

Sumber: Bank Indonesia

3.5 Upaya Pengendalian Inflasi

Dalam rangka pengendalian inflasi, TPID

Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumatera

Utara senantiasa melakukan upaya

pengendalian inflasi, terutama memantau

dan mengelola harga komoditas strategis

guna mencapai sasaran inflasi 3,5±1% di

akhir tahun. Terkait hal tersebut, kegiatan

yang telah dilakukan selama triwulan II 2018

adalah:

3.5.1. Penguatan Kelembagaan

Dalam rangka melakukan penguatan

kelembagaan, telah dilakukan rapat

koordinasi TPID di tingkat Provinsi maupun

TPID di tingkat Kota/Kabupaten di Sumatera

Utara dengan output strategi pengendalian

inflasi jelang Ramadhan dan Idul Fitri yaitu:

a. TPID dan Satgas Pangan akan

melaksanakan pengawasan distribusi

bahan pangan;

b. Melaksanakan operasi pasar dan pasar

murah di bulan Ramadhan;

c. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha

(KPPU) mengawasi mata rantai cabai

merah yang menjadi penggerak utama

inflasi Sumatera Utara; dan

d. Melakukan edukasi kepada masyarakan

melalui ceramah dan dakwah para

ulama maupun TV dan Radio. Selama

triwulan II 2018, TPID telah melakukan

enam kali talkshow di TV maupun radio

yaitu dengan menghimbau masyarakat

untuk berbenja dengan cermat.

3.5.2. Penguatan Pengendalian

Ekspektasi

Guna meminalisir terjadinya lonjakan harga

akibat kenaikan permintaan, TPID Kota

Medan, Bulog dan Bank Indonesia

Pusat Pasar Medan. Kedai Kita dibuka juga

dalam upaya stabilitasi harga pangan

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

56

khususnya komoditas strategis melalui

pembentukan ekspektasi masyarakat di

Medan yaitu menjadi tempat rujukan harga

bahan pangan terutama bagi masyarakat di

sekitar Pusat Pasar. Adapun bahan pangan

yang dijual di gerai ini diantaranya beras

medium dan premium, minyak goreng,

tepung terigu dan daging sapi.

Selain Kedai Kita, Dinas Perindustrian

Provinsi Sumatera Utara sebagai anggota

TPID juga menginisiasi Pasar Murah di

sembilan kota di Sumatera Utara yaitu Kota

Tebing Tinggi, Kota Labuhan Ruku, Kota

Medan, Kota Gunung Tua, Kota Pinang,

Kota Rantau Prapat, Lubuk Pakam, Stabat

dan Binjai. Pasar murah tersebut

dilaksanakan pada tanggal 1-15 Mei 2018.

Bahan pokok yang dijual dalam pasar

murah tersebut adalah beras sebanyak 750

kg/kota, gula pasir sebanyak 1 ton/kota,

minyak goreng 1.000 liter/kota, sirup

sebanyal 30 lusin/kota, tepung terigu

sebanyak 500 kg/kota dan produk UKM

Kabupaten/Kota yang dijual dengan harga

distributor.

3.5.3. Penguatan Monitoring

Dalam rangka mendalami mekanisme

perdagangan komoditas cabai merah yang

merupakan komoditas yang relatif

fluktuatif, telah dilaksanakan rapat bersama

KPPU Kota Medan. Berdasarkan penelitian

KPPU ditemukan bahwa Pasar Roga,

Berastagi merupakan pusat distribusi cabai

merah terbesar di Sumatera Utara. Namun

demikian, dalam penentuan harga cabai

merah banyak ditentukan oleh pembeli dari

Padang, Sumatera Barat. Secara umum,

rantai pasokan pada komoditas cabai

cenderung cukup panjang yaitu dari petani

selanjutnya dijual ke bakul yang kemudian

dibeli oleh pengepul dan selanjutnya

diteruskan kepada pengepul besar.

Pengepul besar akan mendistribusikan

kepada bandar cabai yang selanjutnya

diteruskan ke rantai pasok menuju asar

induk dan dilanjutkan ke pedangan eceran.

Konsumen sendiri akan membeli cabai

merah dari pedagang eceran. Dengan

demikian, terdapat enam rantai distribusi

dari petani hingga ke konsumen. Harga

cabai merah di tingkat petani cenderung

rendah karena tidak memiliki akses

langsung ke pasar. KPPU juga menemukan

bahwa harga cabai merah di Sumatera

Utara juga ditentukan oleh pasokan cabai

dari pulau Jawa.

Lebih lanjut, monitoring juga dilaksanakan

melalui operasi pasar sebanyak 8 kali guna

memastikan ketersediaan pasokan dan

langka-langkah korektif atas ketidakwajaran

kenaikan harga. Selain itu, TPID juga

melakukan pengawasan ke feed lotter dan

pemotongan hewan. Hal ini dilakukan

dalam rangka memastikan pasokan daging

yang berdasarkan data historis turut

menjadi penyumbang inflasi pada saat

lebaran.

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

57

Peningkatan Harga Telur Dan Daging Ayam Ras di Sumatera Utara

Paska lebaran, kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras yang cukup signifikan

menjadi isu nasional. Di Kota Medan sendiri, rata rata harga telur ayam pada bulan Juli 2018

mencapai Rp 24.030,00, meningkat 11,50% dari bulan Lebaran. Disisi lain, rata rata harga

daging ayam pada bulan Juli 2018 tercatat Rp30.190,00 atau 12,72% diatas rata rata bulan

Lebaran yang hanya Rp26.780,00. Daging ayam ras tercatat mencapai puncaknya di akhir bulan

Juli pada harga Rp34,380,00.

Gambar 1. Perkembangan harga daging ayam ras dan telur ayam ras di Kota Medan (PIHPS Nasional)

Terdapat beberapa hal yang secara simultan mempengaruhi kenaikan harga daging ayam

dan telur ayam. Harga daging ayam dan telur ayam diperkirakan meningkat dikarenakan supply

ayam Indukan (parent stock) yang dimiliki oleh produsen ayam mengalami penurunan. Hal ini

diperkirakan terkait dengan pembatasan impor grandparent yang pernah diberlakukan satu

tahun silam. Penurunan supply ayam indukan ini tentu saja berpengaruh lebih lanjut, yaitu

produksi day old chick (DOC) yang menurun. Dampaknya tentu saja terasa pada pasokan daging

ayam yang lebih sedikit sementara permintaan daging ayam tetap. Sesuai dengan teori supply

dan demand, hal ini mendorong peningkatan harga baik di tingkat produsen (day old chick)

maupun di tingkat konsumen (daging ayam).

Di sisi lain, peningkatan harga akhir juga dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan ternak yang

sekitar 40-45% nya berbahan baku impor, seperti Bongkol Kacang Kedelai, Dedak, dan lainnya.

Hasil FGD menyebutkan pakan ternak memiliki porsi 60% terhadap biaya produksi keseluruhan.

Untuk itu, kenaikan harga pakan tentu mendorong kenaikan harga ayam. Meski demikian,

pelemahan nilai tukar tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan harga pakan, diperkirakan

hanya meningkatkan Rp100 Rp200/kg.

Suplemen 2

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

58

Sementara itu, berdasarkan FGD dengan salah satu kontak liaison KPw BI Provinsi Sumatera

Utara, pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dan pengawasan pemerintah

terhadap obat-obatan bagi ternak sebagaimana tertuang dalam Pasal 16 Permentan No.14/207

tentang Klasifikasi Obat Hewan dan berlaku efektif mulai 1 Januari 2018, turut mendorong

penurunan produksi daging ayam dan telur ayam ras. Pelarangan AGP ini tidak berimbas secara

langsung namun secara bertahap pada produksi daging dan telur ayam. AGP yang biasanya

dicampur dalam pakan ayam, selain membantu pertumbuhan ayam juga membantu daya tahan

ayam terhadap perubahan cuaca dan penyakit. Larangan ini diperkirakan turut mendorong

penurunan produksi daging ayam sekitar 30 - 40% dari berat maksimal dan menyebabkan

tingkat kematian populasi anak ayam mencapai 30%, sehingga secara tidak langsung turut juga

mengurangi jumlah produksi telur ayam11

.

Selain itu, supply komoditas telur ayam pada masa Ramadhan dan masa Idul Fitri di pasaran juga

menurun. Hal ini disebabkan beberapa bulan yang lalu harga telur mengalami penurunan,

sehingga modal yang digunakan peternak untuk regenerasi ayam petelur menipis. Sejalan

dengan hal tersebut, usia produktif ayam petelur (1,5 tahun) pada masa Ramadhan dan Idul Fitri

juga telah mencapai masa afkir, sebagai akibatnya peternak melakukan afkir dini pada ayam-

ayam tersebut. Hal ini juga berdampak pada total jumlah ayam petelur juga mengalami

penurunan dan secara langsung berakibat pada jumlah produksi telur ayam.

Kenaikan harga daging ayam dan telur ayam semakin tinggi ditengarai akibat permasalahan

pada jalur distribusi yang memanfaatkan momen ini. Panjangnya jalur distribusi juga menjadi

masalah dalam mencari akar permasalahan dalam jalur distribusi pada kedua komoditas tersebut.

Jalur perdagangan dari produsen daging ayam hingga ke konsumen akhir berpotensi menjadi

enam mata rantai. Sementara itu, rantai distribusi perdagangan dapat mencapai lima mata rantai.

11 Hasil Focus Group Discussion yang diinisasi oleh Komisi Pengawasan Pelaku Usaha

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

59

Gambar 2. Distribusi Perdagangan Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara (BPS)

Melihat permasalahan tersebut, Pemerintah Daerah serta Bank Indonesia yang tergabung

di dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah berkoordinasi dan berperan aktif dalam menjaga

kestabilan harga bahan pangan, khususnya daging ayam dan telur ayam. KPPU terus

mengawasi perilaku pelaku pelaku usaha di bidang peternakan dalam bermitra. Pemerintah

Daerah juga melakukan Operasi Pasar demi menjaga ketersediaan pasokan di tingkat pedagang

eceran. Bank Indonesia juga terus berupaya menjaga kestabilan nilai tukar rupiah tetap berada

pada level fundamentalnya, ditengah penguatan dollar Amerika Serikat dalam skala global. Lebih

lanjut, agar kondisi harga kedua komoditas tersebut dapat lebih terjaga, pemerintah dapat

menggunakan alternatif kebijakan yang mengatur pola penjualan/pembelian bahan baku berupa

anakan parent stock agar tidak terjadi over atau undersupply (sebagai contoh di Negara Malaysia).

Dengan teratasinya supply DOC, maka diharapkan tidak terjadi pola pergerakan harga yang

cenderung fluktuatif dan frekuensi pergolakan harga juga berkurang, khususnya komoditas ayam

ras (produknya daging dan telur ayam ras).

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAh

60

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

61

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN

DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES

KEUANGAN DAN UMKM

Stabilitas sistem keuangan Provinsi Sumatera Utara triwulan II tahun 2018 diindikasikan meningkat.

Kondisi tersebut didukung oleh peningkatan ketahanan sektor korporasi dan sektor rumah tangga,

serta kinerja perbankan yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ketahanan sektor korporasi tetap terjaga sejalan dengan peningkatan laju ekonomi pada periode

laporan.

Kondisi tersebut juga sejalan dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur serta

penyerapan anggaran pemerintah pada awal tahun yang lebih tinggi dibandingkan periode yang

sama pada tahun sebelumnya.

Hal ini memberikan iklim yang kondusif bagi perbaikan kinerja korporasi maupun keuangan RT.

INNA PARAPAT

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 62

4.1 Kondisi Umum

Stabilitas sistem keuangan Provinsi

Sumatera Utara triwulan II tahun 2018

diindikasikan meningkat. Kondisi tersebut

didukung oleh peningkatan ketahanan sektor

korporasi dan sektor rumah tangga, serta

kinerja perbankan yang meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ketahanan sektor korporasi tetap terjaga

sejalan dengan peningkatan laju ekonomi

pada periode laporan. Kondisi tersebut juga

sejalan dengan masih berlanjutnya

pembangunan infrastruktur serta penyerapan

anggaran pemerintah pada awal tahun yang

lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

pada tahun sebelumnya. Hal ini memberikan

iklim yang kondusif bagi perbaikan kinerja

korporasi maupun keuangan RT.

Ketahanan sektor korporasi juga tercermin

pada kinerja keuangan yang membaik.

Kinerja keuangan korporasi pada periode

laporan membaik sejalan dengan

meningkatnya ekspor yang didorong oleh

perbaikan ekonomi mitra dagang yang terus

berlanjut ditengah harga komoditas

cenderung melambat. Produktivitas sektor

korporasi tercatat meningkat, dengan tingkat

profitabilitas yang membaik dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Kemampuan membayar hutang korporasi

juga diindikasikan relatif stabil dengan kondisi

likuiditas yang cukup optimal.

Pada periode laporan, kerentanan sektor

rumah tangga (RT) membaik ditandainya

dengan membaiknya konsumsi rumah

tangga yang merupakan pangsa terbesar

PDRB Sumatera Utara pada triwulan II

2018. Perbaikan tersebut juga didukung oleh

tingkat inflasi pada semester I tahun 2018

yang masih dalam kisaran target dengan

capaian yang relatif rendah dibandingkan

historinya. Hal tersebut didukung oleh

meningkatnya alokasi pengeluaran RT untuk

konsumsi sebagaimana indikator Survei

Konsumen Bank Indonesia (IKK) yang

meningkat dari 93,8% pada triwulan I 2018

menjadi 104,2 pada triwulan II 2018.

Sementara itu, pertumbuhan kredit rumah

tangga yang tumbuh positif dengan tingkat

NPL yang membaik memperkuat indikasi

terjaganya ketahanan rumah tangga.

Stabilitas sistem keuangan juga didukung

oleh kinerja perbankan yang tumbuh

meningkat, baik penghimpunan Dana

Pihak Ketiga maupun penyaluran

pembiayaan. Peningkatan perekonomian

Sumatera Utara pada triwulan II 2018 sesuai

dengan pola seasonalnya tercemin oleh

meningkatnya penyaluran kredit perbankan.

Sejalan dengan kredit, di awal tahun 2018

pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga

(DPK) meningkat dibanding triwulan

sebelumnya. Secara umum intermediasi

perbankan berjalan dengan baik seiring yang

diindikasikan pada tingkat Loan to Funding

Ratio (LFR) sebesar 93,8%. Kondisi tersebut

juga didukung oleh risiko kredit yang masih

terjaga di bawah level indikatifnya.

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 63

Tabel 4.1 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral

4.2 Stabilitas Sistem

Keuangan Daerah Di

Sumatera Utara

4.2.1 Asesmen Sektor Korporasi

Secara umum kinerja korporasi pada

triwulan II 2018 meningkat. Ketahanan

sektor korporasi pada triwulan laporan

meningkat seiring dengan peningkatan yang

terjadi pada sektor utama, yaitu pertanian,

meningkat dari 3,25% (yoy) pada triwulan I

2018 menjadi 5,02% (yoy) dan industri

pengolahan yang tumbuh dari 2,52% (yoy)

pada triwulan sebelumnya menjadi 3,50%

(yoy) pada triwulan laporan. Berdasarkan hasil

liaison, peningkatan kinerja sektor utama

dipengaruhi meningkatnya produktifitas

tanaman perkebunan terutama kelapa sawit

paska berakhirnya musim trek. Dari sisi

permintaan, sebagian besar pelaku usaha

yang bergerak di bidang perkebunan sawit

juga menyatakan bahwa tingkat permintaan

kelapa sawit domestik masih cukup tinggi

yang terutama berasal dari pabrik refinery.

Grafik 4.1 Perkembangan Dunia Usaha

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI

Grafik 4.2 Pergerakan PDRB Ekspor dan

Hasil LS Permintaan Ekspor

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI

Q1 2017 Q1 2018 Q1 2017 Q1 2018

Perkebunan 1.3 0.8 1.8 2.2

Industri Dasar dan Kimia 0.9 0.9 2.1 2.1

Industri Barang Konsumsi 1.0 0.9 2.0 2.1

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 0.7 0.7 2.4 2.4

Pertambangan 0.7 1.0 2.4 2.0

Properti dan Real Estate 1.6 2.0 1.6 1.5

Perdagangan, Service dan Investasi 1.0 0.9 2.1 2.1

SUMUT 1.4 1.2 1.7 1.8

Sektor

Solvability Ratio

DER TL/TA

Q1 2017 Q1 2018 Q1 2017 Q1 2018

Perkebunan 0.6 0.7 10.7 12.7

Industri Dasar dan Kimia 1.4 1.5 0.1 0.1

Industri Barang Konsumsi 1.2 1.0 1.4 1.4

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 0.7 0.7 0.0 0.0

Pertambangan 0.9 0.7 3.8 4.1

Properti dan Real Estate 0.4 0.5 0.0 0.0

Perdagangan, Service dan Investasi 1.2 1.2 0.2 0.2

SUMUT 0.7 0.8 0.1 0.0

Sektor

Productivity

Asset T/O Inventory T/O

Q1 2017 Q1 2018 Q1 2017 Q1 2018

Perkebunan 0.9 1.3 0.2 0.3

Industri Dasar dan Kimia 2.0 1.9 0.4 0.3

Industri Barang Konsumsi 1.9 2.1 0.4 0.7

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 1.3 1.2 0.8 0.6

Aneka Industri 2.2 1.8 0.0 0.0

Properti dan Real Estate 1.6 1.6 0.3 0.3

Perdagangan, Service dan Investasi 1.6 1.6 0.4 0.4

SUMUT 1.5 1.5 0.4 0.4

Sektor Current Ratio

Liquidity Ratio

Quick Ratio

Q1 2017 Q1 2018 Q1 2017 Q1 2018

Perkebunan 3.8 (4.7) 5.2 2.3

Industri Dasar dan Kimia 14.9 15.4 3.5 6.7

Industri Barang Konsumsi 13.3 12.5 3.8 5.4

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 19.1 17.5 20.0 16.6

Aneka Industri 22.5 21.4 18.2 15.5

Properti dan Real Estate 8.3 10.9 5.9 7.2

Perdagangan, Service dan Investasi 6.4 9.9 3.2 6.0

SUMUT 12.0 12.2 8.3 8.4

Sektor

Rentability/Profitability Ratio

ROE Profit Margin

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

64

Indikator lain yang turut mengkonfirmasi

adanya penurunan kinerja dunia usaha

adalah dari hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) Bank Indonesia. Nilai Saldo

Bersih Tertimbang (SBT) SKDU Bank

Indonesia pada triwulan II 2018 meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yakni

dari -1% menjadi 15%, terutama didorong

peningkatan pada sektor industri

pengolahan dari -3% menjadi 5% (Grafik

4.1).

Berdasarkan hasil liason, pada triwulan II

2018, penguatan permintaan domestik

terutama didorong oleh perbaikan kinerja

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

seiring dengan periode Ramadhan dan Idul

Fitri sebagai periode puncak penjualan pada

industri ritel. Selain itu, mulai kembali

diselenggarakannya Meeting, Incentive,

Exhibition and Conference (MICE) juga

mendorong kinerja subsektor perhotelan.

Meskipun demikian, permintaan domestik

masih belum optimal seiring dengan tingkat

produksi produk perkebunan yang masih

relatif terbatas. Selain itu, daya saing produk

dalam negeri yang relatif lebih rendah

dibandingkan dengan produk impor juga

menyebabkan tertahannya perbaikan

permintaan domestik pada triwulan II 2018.

12 Asesmen kinerja keuangan korporasi dilakukan

dengan menggunakan data posisi triwulan I 2018

sesuai ketersediaan data.

Kinerja Korporasi Keuangan

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara pada triwulan laporan

mendorong kinerja keuangan korporasi

yang tercermin pada indikator

profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan

repayment capacity yang menunjukkan

perbaikan. 12

Produktivitas

Dibandingkan tahun sebelumnya (triwulan I

2017), produktivitas korporasi di Sumatera

Utara yang tercermin pada indikator asset

turnover, meningkat dari level 0,7 menjadi

0,8 pada triwulan I 2018. Hal ini

mengindikasikan bahwa korporasi semakin

efisien dalam menggunakan asetnya untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan.

Sementara indikator inventory turnover

menurun dari 0,1 pada triwulan IV 2016

menjadi 0,05 pada triwulan I 2018. Hal ini

mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk mengoptimalkan penggunaan

inventory menurun dibandingkan periode

sebelumnya. Kondisi ini terkait dengan

tingkat permintaan domestik yang

meningkat sehubungan dengan

berlangsungnya HBKN.

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 65

Profitabilitas

Seiring dengan kinerja ekspor triwulan II

2018 yang tumbuh tinggi (5,38%, yoy)

terutama karena didorong oleh peningkatan

produktifitas tanaman perkebunan, kinerja

korporasi juga membaik. Perbaikan tersebut

juga kemudian mendorong perbaikan

profitablitas perusahaan. Return On Equity

(ROE) meningkat dari 12,0% pada triwulan I

2017 menjadi 12,2% pada triwulan I 2018.

Secara sektoral, peningkatan profitabilitas

khususnya terjadi pada sektor perdagangan

seiring dengan peningkatan konsumsi

masyarakat menyambut HBKN. Selain itu,

profit margin korporasi meningkat dari 8,3

pada triwulan I tahun 2017 menjadi 8,4

pada triwulan I 2018, mengindikasikan

korporasi masih cukup efisien dalam

mengelola perusahaannya dan cukup kuat

menghadapi tantangan permintaan global

yang belum pulih optimal.

Grafik 4.3 LS Tenaga Kerja & Harga Jual

Sumber : Liaison Bank Indonesia

Solvabilitas

Tingkat ketahanan korporasi pada triwulan I

2018 secara keseluruhan cenderung lebih

baik dibanding kondisi triwulan I tahun

sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh

penurunan komposisi hutang (leverage),

yang tercermin melalui penurunan indikator

Debt to Equity Ratio (DER) dari 1,4 pada

triwulan I 2017 menjadi 1,2 pada triwulan I

2018. Penurunan hutang khususnya terjadi

pada perusahaan di sektor perkebunan &

perdagangan. Ketahanan likuiditas korporasi

Sumatera Utara dalam jangka panjang

(solvabilitas) juga cukup terjaga. Kondisi ini

tercermin pada peningkatan kemampuan

membayar utang jangka panjang,

sebagaimana terlihat dari rasio TL/TA (Total

Liability/Total Asset) yang naik dari 1,7 pada

triwulan I 2017 menjadi 1,8 pada triwulan I

2018. Hal ini dialami oleh sektor perkebunan

& industri barang konsumsi.

Likuiditas

Likuiditas korporasi stabil dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya,

tercermin nilai current ratio yang stabil 1,5

dibandingkan triwulan I 2018. Nilai current

ratio yang melebihi 1,0 juga

mengindikasikan tingkat kesehatan

korporasi masih cukup baik. Sektor yang

cenderung stabil adalah perdagangan dan

properti. Selain itu indikator quick ratio

(membandingkan dengan aset yang lebih

likuid) juga stabil di angka 0,4.

Risiko Korporasi

Rasio Non Performing Loan korporasi

membaik dibandingkan periode

sebelumnya, mengindikasikan risiko

korporasi pada semester I tahun 2018

masih terjaga. NPL korporasi pada triwulan

II 2018 sebesar 3,07% masih dibawah batas

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 66

indikatif 5%, nilai ini sedikit menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya 3,13%

(yoy). Lebih lanjut, NPL korporasi

perkebunan sawit relatif terjaga dari 0,79%

menjadi 0,73% yang dipengaruhi dari

peningkatan produktifitas perkebunan sawit

sejalan dengan pola seasonal (berakhirnya

musim trek). Sementara tingkat NPL

korporasi pada perkebunan karet juga masih

relatif terjaga di angka 3,32%, menurun

dibandingkan periode sebelumnya sebesar

3,43%.

Grafik 4.4 LS Penjualan Domestik & Ekspor

Sumber : Liaison Bank Indonesia

Membaiknya risiko korporasi juga terlihat

dari hasil liaison yang mengindikasikan

kinerja penjualan korporasi yang

meningkat pada triwulan II 2018. Hal ini

terkonfirmasi dari perkembangan Likert

Scale (LS) penjualan domestik yang

meningkat dari 0,13 menjadi 0,48 dan LS

penjualan ekspor yang meningkat dari -0,38

menjadi 0,13. Selain itu harga jual dan

marjin keuntungan yang meningkat turut

memperkuat ketahanan risiko korporasi. LS

harga jual meningkat dari 0,06 menjadi 0,13

sementara LS marjin keuntungan meningkat

dari 0,12 menjadi 0.

Di sisi lain, kenaikan biaya bahan baku

dan energi sejalan dengan depresiasi nilai

tukar serta kebijakan pemerintah menjadi

faktor pendorong risiko korporasi pada

periode laporan. Hal ini tercermin dari LS

biaya bahan baku yang meningkat dari 0,47

pada triwulan I 2018 menjadi 0,64 pada

periode laporan. Sementara LS biaya energi

meningkat dari 0,41 pada triwulan

sebelumnya menjadi 0,56 pada triwulan II

2018.

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Korporasi

Sektor Utama Sumatera Utara

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.6 Rasio NPL Kredit Korporasi Sektor

Utama Sumatera Utara

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 67

4.2.2 Eksposur Perbankan pada Sektor

Korporasi

Eksposur perbankan pada sektor korporasi

di triwulan laporan meningkat.

Pertumbuhan kredit korporasi meningkat

dari 7,5% (yoy) pada triwulan I 2018

menjadi 8,9% pada triwulan II 2018,

dengan pangsa kredit korporasi terhadap

total kredit Sumatera Utara mencapai

74,9%. Di sisi lain, peningkatan kualitas

kredit korporasi pada triwulan laporan juga

menjadi salah satu indikator yang

mengkonfirmasi meningkatnya kinerja

korporasi pada triwulan laporan.

Penyaluran kredit korporasi masih

didominasi oleh penyaluran kredit modal

kerja dengan pangsa 64,0% diikuti dengan

kredit investasi dengan pangsa 35,7% dari

total kredit korporasi. Meningkatnya kinerja

kredit korporasi bersumber dari akselerasi

kredit modal kerja dari 9,8% pada triwulan I

2018 menjadi 10,4% pada triwulan laporan.

Hal ini sejalan dengan hasil liaison bahwa

kinerja penjualan domsetik dan ekspor

korporasi meningkat pada triwulan laporan.

Berdasarkan kategori lapangan usaha,

penyaluran kredit korporasi masih

didominasi oleh penyaluran kredit pada

kategori industri pengolahan (pangsa

30,1%), perdagangan besar dan eceran

(pangsa 27,9%), dan pertanian (pangsa

24,4%) yang telah mencapai 82,5% dari

total kredit tersalur. Secara sektoral,

peningkatan laju pertumbuhan kredit

bersumber dari sektor PBE didorong

meningkatnya konsumsi menyambut

perayaah HBKN. Sementara industri

pengolahan, pertanian dan konstruksi

cenderung melambat meskipun masih

mengalami pertumbuhan.

Sejalan dengan peningkatan kinerja sektor

pertanian pada triwulan laporan, kinerja

kredit sektor perkebunan karet mengalami

peningkatan, dari 53,8% (yoy) pada triwulan

I 2018 menjadi 55,5% pada triwulan

laporan.

4.2.3 Asesmen Sektor Rumah Tangga

Konsumsi swasta terdiri dari konsumsi

Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga

Non Profit (LNPRT), yang merupakan

komponen utama penopang perekonomian

Sumatera Utara dengan nilai mencapai

Rp67,2 triliun atau sebesar 53,5% dari PDRB

Sumatera Utara di triwulan II 2018.

Konsumsi Rumah Tangga mendominasi

komponen konsumsi swasta yaitu mencapai

98% dari total konsumsi swasta, sementara

sisanya merupakan konsumsi LNPRT.

4.2.1.1 Sumber Kerentanan dan Kondisi

Sektor Rumah Tangga

Pada Triwulan II Tahun 2018, ketahanan

sektor rumah tangga Sumatera Utara

diindikasikan menguat sejalan dengan

penguatan konsumsi rumah tangga.

Kondisi tersebut tercermin dari konsumsi

masyarakat yang masih cukup kuat pada

semester I 2018 yang diukung oleh tingkat

inflasi yang relatif terkendali. Secara umum,

sumber kerentanan RT Sumatera Utara

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 68

dipengaruhi oleh kinerja konsumsi dan

kinerja sektor utama.

Kinerja Konsumsi Rumah Tangga (RT)

Sejalan dengan kinerja perekonomian

Sumut secara keseluruhan yang tercatat

meningkat, kinerja konsumsi RT pada

triwulan II 2018 kembali menguat

dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni

dari 4,98% (yoy) menjadi 6,64% (yoy).

Kondisi ini diperkuat oleh Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) dan likert scale (LS)

permintaan domestik yang meningkat pada

periode laporan. IKK meningkat dari 93,8

pada triwulan I 2018 menjadi 104,2 pada

triwulan laporan. Sementara LS permintaan

domestik meningkat dari 0,13 menjadi 0,48

pada triwulan II 2018. Sementara indikator

Survei Konsumen lainnya yakni Indeks

Kondisi Ekonomi (IKE) juga megalami

peningkatan dari 87,0 pada periode

sebelumnya menjadi 97,5 pada triwulan II

2018.

Kinerja Sektor Utama

Pada triwulan II 2018 kinerja sektor utama

Sumut meningkat dibandingkan periode

sebelumnya. Peningkatan terjadi pada

seluruh sektor utama yakni pertanian,

industri pengolahan, konstruksi dan PBE.

Kontribusi PDRB sektor utama sejalan

dengan kontribusi penyerapan tenaga kerja,

sehingga secara tidak langsung pendapatan

masyarakat dipengaruhi kinerja sektor

utama. Pada periode laporan, sektor

pertanian meningkat dari 3,25% (yoy)

menjadi 5,02%(yoy). Sementara sektor

industri pengolahan meningkat dari 2,52%

(yoy) menjadi 3,50% (yoy). Meningkatnya

kinerja sektor pertanian dan pengolahan

dipengaruhi oleh peningkatan produktifitas

perkebunan sejalan dengan berakhirnya

musim trek pada komoditas kelapa sawit.

4.2.1.2 Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Kinerja keuangan rumah tangga pada

triwulan laporan relatif menurun.

Penurunan kinerja keuangan RT tercermin

dari melambatnya kredit RT dan DPK RT

pada periode laporan, namun demikian

risiko NPL relatif terjaga di bawah level

indikatifnya.

Grafik 4.7 Alokasi pengeluaran Rumah

Tangga

Sumber : Survei Konsumen, BI

Melambatnya eksposur RT di perbankan

terkonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen

Bank Indonesia, yakni tercermin dari

peningkatan alokasi pengeluaran RT untuk

konsumsi dibandingkan alokasi untuk

tabungan dan cicilan (Grafik 4.7). Lebih rinci,

alokasi pengeluaran untuk konsumsi

menunjukkan peningkatan dari 71,3% pada

triwulan I 2018 menjadi 73,1% pada

triwulan laporan. Selain itu, terdapat indikasi

bahwa masyarakat juga membiayai

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 69

konsumsinya dari simpanan yang dimiliki,

tidak hanya dari pinjaman perbankan. Hal ini

tercermin dari melambatnya DPK

perseorangan dari 7,4% (yoy) menjadi 5,7%

(yoy) pada periode laporan.

Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di

Perbankan

Secara umum, RT berperan sebagai surplus

unit (net saving), yang secara agregat

memiliki jumlah simpanan lebih besar

dibanding kredit. Pada triwulan II 2018,

dana pihak ketiga (DPK) perseorangan di

perbankan Sumatera Utara mencapai

Rp158,7 triliun. Sementara kredit

perseorangan di perbankan tercatat sebesar

Rp53,0 triliun. Dengan demikian, penduduk

perseorangan di Sumatera Utara memiliki

net saving di perbankan sebesar Rp105,7

triliun.

Komposisi DPK perbankan di Sumatera Utara

yang bersumber dari sektor rumah tangga

mencapai sekitar 70,2% relatif stabil

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 70,6%. DPK rumah tangga ini

secara umum terdiri atas tabungan dengan

pangsa 52,9%, disusul dengan deposito

yang mencapai 42,8%. Sementara itu giro

perseorangan di Sumatera Utara relatif

minim. Secara umum pertumbuhan DPK RT

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya

dari 7,4% (yoy) menjadi 5,8% (yoy).

Ditinjau berdasarkan kelompok nilainya,

terlihat ketergantungan perbankan

Sumatera Utara terhadap deposan

perseorangan tertentu dengan nilai besar

masih tinggi pada triwulan II 2018. Hal

tersebut tercermin dari komposisi DPK

dimana 0,2% deposan perseorangan

dengan nilai tabungan di atas Rp.1 Miliar

menguasai hingga 50,4% tabungan

perseorangan di Sumatera Utara.

Grafik 4.8 Perkembangan Pangsa DPK RT

Provinsi Sumatera Utara

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Tabel 4.2 Pengelompokan Tabungan

Perseorangan Berdasarkan Nilai

Pengelompokan

Nominal

Pangsa

Nominal

Pangsa Deposan

0 100 Juta 17.72% 97.75%

100 500 Juta 23.19% 1.85%

500 Juta 1 Miliar 8.60% 0.21%

>1 Miliar 50% 0.19%

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Kredit Sektor Rumah Tangga di Perbankan

Penyaluran kredit sektor Rumah Tangga

(RT) oleh perbankan di Provinsi Sumatera

Utara pada triwulan II 2018 melambat.

Pada Triwulan II 2018, penyaluran kredit ke

sektor rumah tangga tercatat sebesar

Rp49,6 triliun, mencapai 23,4% dari total

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 70

kredit perbankan dan tumbuh 11,9% (yoy)

melambat dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh 13,8% (yoy). Perlambatan kinerja

kredit RT bersumber dari menurunnya

pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR),

Kredit Multiguna, dan Kredit Perlengkapan

Rumah Tangga ditengah Kredit Kendaraan

Bermotor (KKB) yang meningkat.

Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Rumah

Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Berdasarkan jenis kredit yang disalurkan,

kredit multiguna memiliki share terbesar

mencapai 49,5%, diikuti oleh Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 29,5%, dan

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) 11,2%.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Kinerja KPR pada triwulan II 2018 sedikit

melambat, tercatat tumbuh 11,8% (yoy)

lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya 12,9% (yoy). Namun demikian

pertumbuhan tersebut lebih baik

dibandingkan rata-rata pertumbuhan

triwulan II dalam 3 tahun terakhir yang

tumbuh 4,6% (yoy). Hal ini mengkonfirmasi

bahwa secara umum kinerja Rumah Tangga

pada periode laporan masih cukup baik.

Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Pemilikan

Rumah

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.10 Perkembangan Suku Bunga

Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Keseluruhan jenis KPR yang disalurkan

mencatatkan perlambatan. Kredit untuk

Rumah Tinggal Tipe 22 s/d 70 melambat dari

21,4% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi 16,6% (yoy) pada triwulan II 2018.

Kredit untuk Rumah Tinggal Tipe sd. 21 juga

melambat dari 3,4% (yoy) pada triwulan I

2018 menjadi 0,43% (yoy) pada triwulan

laporan. Selanjutnya kredit Pemilikan Ruko

terkontraksi semakin dalam dari -1,1% (yoy)

menjadi -6,3% (yoy).

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

71

Perlambatan kredit KPR tersebut

kemungkinan dipengaruhi shifting

consumption pada periode laporan kepada

kebutuhan konsumsi lainnya, mengingat

pada periode laporan terdapat HBKN dimana

prioritas masyarakat cenderung untuk

memenuhi kebutuhan HBKN. Pada triwulan

II 2018, suku bunga tertimbang (SBT) kredit

KPR realatif stabil dibandingkan triwulan

sebelumnya. Suku bunga tertimbang

pinjaman Kredit Pemilikan Rumah mencapai

9,3%, paling rendah dibandingkan kedua

jenis kredit lainnya yakni KKB dan Multiguna

masing-masing sebesar 10,3% dan 12,4%.

Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tumbuh

meningkat pada Triwulan II 2018.

Meningkat dari 16,6% (yoy) pada triwulan I

2018 menjadi 17,1% (yoy) pada triwulan II

2018. Pangsa KKB didominasi oleh kredit

mobil roda empat yang memiliki pangsa

76% diikuti oleh kredit sepeda motor yang

memiliki pangsa 22,2%. Pertumbuhan KKB

didorong oleh meningkatkan pertumbuhan

kredit mobil roda empat ditengah kredit

sepeda motor yang masih mengalami

kontraksi.

Pertumbuhan kredit mobil roda empat

tumbuh 25,2% (yoy) meningkat dari

triwulan sebelumnya sebesar 24,4% (yoy),

13Hasil Focus Group Discussion Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sumatera Utara

bahkan per Juli 2018 mampu tumbuh

27,4% (yoy). Pertumbuhan kredit untuk jenis

ini didorong oleh naiknya permintaan

sehubungan dengan kebutuhan pada

HBKN13

. Peningkatan jumlah kendaraan

berbasis online yang beroperasi di Sumatera

Utara terutama Medan ditengarai juga

mengakselerasi kredit KKB lebih lanjut.

Sementara itu penyaluran kredit untuk jenis

kendaraan sepeda motor pada triwulan

laporan masih mengalami kontraksi sebesar -

4,7% (yoy) lebih dalam dari triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 3,7% (yoy).

Ke depan, pertumbuhan kredit KKB untuk

jenis kendaraan sepeda motor diperkirakan

akan meningkat sejalan dengan perbaikan

ekonomi pada riwulan

III menyusul masa panen raya kedua.

Grafik 4.11 Perkembangan Suku Bunga

Kredit Rumah Tangga

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 72

Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Kendaraan

Bermotor

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Risiko Ketahanan Sektor Rumah Tangga

Risiko kredit Rumah Tangga pada triwulan

laporan masih terjaga di level 2,30% (yoy)

dibawah level indikatif 5%. Namun kondisi

ini perlu mendapat perhatian mengingat

tren risiko yang meningkat dari 2,2% (yoy)

pada Triwulan I 2018 menjadi 2,3% (yoy)

pada triwulan laporan. Secara umum, risiko

seluruh jenis kredit rumah tangga terpantau

meningkat, namun masih berada dibawah

level indikatif 5%. Sementara risiko KPR

pada triwulan laporan perlu menjadi

perhatian dengan rasio NPL mencapai

4,44%. Hal ini terutama didorong kredit

Rumah tinggal Tipe >22 yang memiliki

pangsa kredit mencapai 80,8%.

Sementara tren NPL kredit Multiguna

sebagai pangsa terbesar kredit RT juga

meningkat dari 1,0% pada triwulan I 2018

menjadi 1,2% pada triwulan laporan.

Namun demikian rasio NPL ini masih cukup

rendah karena masih berada dibawah rasio

NPL kredit RT secara keseluruhan.

Tabel 4.3 Perkembangan Risiko Kredit Rumah

Tangga per Kategori

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

4.3 Perkembangan

Perbankan Sumatera

Utara

4.3.1 Asesmen Kinerja Perbankan

Peningkatan laju perekonomian Sumatera

Utara pada triwulan laporan tercermin

dari meningkatnya penyaluran kredit

perbankan. Sejalan dengan kredit, di awal

tahun 2018 pertumbuhan aset dan dana

pihak ketiga (DPK) tumbuh meningkat

dibanding triwulan sebelumnya. Namun

demikian, secara umum intermediasi

perbankan berjalan dengan baik seiring yang

diindikasikan pada tingkat Loan to Funding

Ratio (LFR) sebesar 93,8%. Kondisi tersebut

juga didukung oleh risiko kredit yang masih

terjaga di bawah level indikatifnya.

Grafik 4.13 Perkembangan Kredit, DPK dan

NPL Bank Umum

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

I II III IV I II Jul

Kredit RT 2.54% 2.60% 2.55% 2.17% 2.24% 2.34% 2.30%

KPR 5.37% 5.59% 5.31% 4.45% 4.52% 4.44% 4.45%

KKB 2.32% 2.38% 1.36% 1.24% 1.22% 1.39% 1.45%

Perlengkapan RT 1.11% 1.50% 1.66% 1.47% 1.58% 1.61% 1.69%

Multiguna 1.02% 1.03% 1.05% 0.96% 1.05% 1.21% 1.15%

2017NPL

2018

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 73

Secara tahunan aset bank umum Sumatera

Utara pada triwulan II 2018 mencapai

Rp313,5 triliun, meningkat dibandingkan

triwulan I 2018 yang tercatat Rp298,2

triliun. Secara tahunan, pertumbuhan aset

bank umum periode tersebut mengalami

peningkatan menjadi 10,4% (yoy), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh 6,8% (yoy). Peningkatan

terjadi pada bank umum konvensional

maupun syariah.

Pertumbuhan aset kelompok bank umum

konvensional meningkat dari 6,5% (yoy)

menjadi 10,3% (yoy) pada triwulan laporan.

Dominasi aset bank konvensional yang

mencapai 95,4% mendorong perlambatan

total aset bank umum secara keseluruhan

pada triwulan laporan. Di sisi lain, aset

kelompok bank umum syariah juga tumbuh

lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya dari 14,4% (yoy) menjadi

12,8%.

Grafik 4.14 Pertumbuhan Aset Bank Umum

Menurut Kelompok Bank

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.19 Intermediasi Bank Umum Sumut

4.3.1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

(DPK)

Grafik 4.15 Perkembangan dan Laju DPK di

Sumut

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

pada triwulan II 2018 relatif stabil

dibandingkan periode sebelumnya, dari

6,7% (yoy) menjadi 6,9% (yoy) pada periode

laporan. Komponen tabungan dan deposito

mencatatkan pertumbuhan ditengah

simpanan berbentuk giro yang masih

mengalami kontraksi sejak triwulan

sebelumnya. Tabungan dan deposito

masing-masing tumbuh sebesar 12,1% (yoy)

dan 6,0% (yoy).

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 74

Stabilnya DPK ditengah konsumsi

masyarakat yang meningkat pada perayaan

HBKN mengindikasikan daya beli masih

terjaga, didukung adanya pendapatan

tambahan gaji ke 13 PNS dan THR bagi

pekerja di sektor swasta. Hal ini tercermin

dari DPK milik masyarakat yang mengalami

peningkatan dari 8,4% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 9,3% (yoy) pada

triwulan II 2018.

Pertumbuhan giro yang mengalami kontraksi

bersumber dari giro milik pemerintah yang

mengalami kontraksi lebih dalam pada

periode laporan, dari -17,7% (yoy) menjadi -

22,0% (yoy). Penurunan ini dapat menjadi

salah satu indikator realisasi belanja

pemerintah yang lebih baik dibandingkan

tahun sebelumnya. Hal ini juga terkonfirmasi

pada konsumsi pemerintah/realisasi belanja

APBD.

Grafik 4.16 Perkembangan Giro

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.17 Laju DPK dan Konsumsi di

Sumut

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Sementara itu, deposito tumbuh sebesar

6,0% (yoy) melambat dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 7,7% (yoy).

Sumber perlambatan berasal dari deposito

milik perseorangan yang memiliki pangsa

mencapai 68,4% dari seluruh nilai deposito

perbankan Sumatera Utara. Deposito

perseorangan menurun dari triwulan I 2018

sebesar 5,5% (yoy) menjadi 0,2% (yoy) pada

triwulan laporan. Penurunan tersebut

diperkirakan adanya pengaruh tren suku

bunga tertimbang dalam bentuk deposito

yang terus mengalami penurunan sejak akhir

2016 hingga triwulan laporan yang tercatat

sebesar 5,2%.

Grafik 4.18 Proporsi DPK di Sumatera

Utara

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 75

Di sisi lain, pertumbuhan tabungan tercatat

meningkat dari triwulan sebelumnya dari

9,7% (yoy) menjadi 12,1% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan tabungan

didorong oleh peningkatan tabungan milik

perseorangan yang merupakan pangsa

terbesar tabungan mencapai 94%.

Tabungan perseorangan meningkat dari

9,3% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi

10,4% (yoy) di triwulan laporan.

Peningkatan tabungan persediperkirakan

dipengaruhi meningkatnya pendapatan

masyarakat (THR dan gaji ke 13 bagi PNS)

yang masih lebih tinggi dibandingkan

peningkatan kebutuhan seasonal pada

periode HBKN.

Grafik 4.19 Pertumbuhan Tabungan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

4.3.1.2 Perkembangan Kredit

Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Pada triwulan II 2018, kredit yang disalurkan

di provinsi Sumatera Utara berdasarkan

lokasi proyek mencapai Rp212 triliun,

tumbuh meningkat dari 8,8% (yoy) dari

triwulan sebelumnya menjadi 9,5% (yoy).

Dapat diinformasikan bahwa penyaluran

kredit berdasarkan lokasi bank mencapai

Rp208,7 triliun. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar kredit

yang disalurkan di Sumatera Utara berasal

dari bank yang berada di Provinsi Sumatera

Utara. Hal ini menjadi hal yang positif karena

sumber pendanaan kredit sebagian besar

masih berasal dari Sumatera Utara sehingga

suku bunga kredit dapat lebih kompetitif.

Pertumbuhan kredit produktif (kredit modal

kerja dan investasi) pada triwulan II 2018

meningkat dari 3,3% (yoy) menjadi 6,1%

(yoy) sejalan dengan meningkatnya investasi

perusahaan yang ditunjukkan oleh Likert

Scale investasi yang meningkat pada

triwulan II 2018. Selain itu progress

pembangunan infrastruktur pemerintah

pusat yang masih berjalan serta proses

pengerjaan proyek pemerintah daerah yang

diperkirakan meningkat pada triwulan III

sesuai dengan pola seasonalnya menjadi

faktor pendorong meningkatnya

pertumbuhan kredit produktif pada triwulan

laporan.

Di sisi lain pertumbuhan kredit konsumsi

sedikit melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan krkonsumsi di

Sumatera Utara pada triwulan II 2018

sebesar 11,3% (yoy), melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

12,8% (yoy). Stabilnya pertumbuhan kredit

konsumsi sejalan dengan peningkatan

kebutuhan masyarakat menjelang HBKN.

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 76

Grafik 4.20 Pertumbuhan Kredit Berdasarkan

Tujuan Penggunaan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.21 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Berdasarkan sektor ekonomi, mayoritas

kredit disalurkan pada sektor utama

penopang perekonomian Sumatera Utara,

yakni sektor industri pengolahan, sektor

pertanian, sektor perdagangan besar dan

eceran (PBE) serta sektor konstruksi.

Dominasi keempat sektor tersebut mencapai

65,4% dari total kredit tersalur. Sejalan

dengan peningkatan laju pertumbuhan

ekonomi Sumut di triwulan II 2018,

pertumbuhan kredit sektor utama

meningkat tercermin dari pertumbuhan

kredit yang meningkat terutama pada sektor

konstruksi.

Grafik 4.22 Pangsa Kredit Sektoral

Bank Umum

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.23 Pertumbuhan Kredit Sektor

Utama

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Kredit dengan pangsa terbesar, yaitu kredit

sektor pengolahan (22,6%) tercatat tumbuh

stabil dari 1,76% (yoy) menjadi 1,63% (yoy).

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

77

Namun demikian berdasarkan hasil SKDU14,

realisasi kegiatan usaha pada sektor industri

pengolahan tercatat meningkat dengan

SBT15 sebesar 5%. Periode panen raya yang

masih berlangsung pada triwulan II 2018

turut mendorong kinerja sektor PBE, hal ini

tercermin dari pertumbuhan kredit sektor

PBE yang mampu tumbuh stabil pada

triwulan II 2018 sebesar 5,41% (yoy) dari

triwulan sebelumnya sebesar 5,35% (yoy).

Selain itu, masih berlanjutnya proyek

strategis pemerintah turut mendorong

tumbuh positifnya sektor konstruksi pada

triwulan II 2018 sebesar 7,64% (yoy)

meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 5,83% (yoy). Sementara

itu, kredit sektor pengolahan sebagai sektor

dengan pangsa kredit terbesar (22,6%)

tumbuh stabil 1,63% (yoy) dari triwulan

sebelumnya 1,76% (yoy).

Grafik 4.24 Perkembangan Kredit PBE &

Konsumsi PDRB

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

14 Survei Kondisi Dunia Usaha, Bank Indonesia

Grafik 4.25 Perkembangan Kredit Industri

Pengolahan & Realisasi SKDU Industri

Pengolahan

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

4.3.1.3 Kinerja Secara Spasial

Penghimpunan Dana

Dilihat secara spasial, mayoritas

penghimpunan DPK perbankan di Sumatera

Utara bersumber dari Kota Medan dengan

pangsa 71,3%, disusul dengan

Pematangsiantar 5,5% dan Asahan 4,6%.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2010,

dominasi komposisi penghimpunan DPK

tidak berubah. Namun demikian, secara

porsi telah terlihat adanya geliat

perkembangan ekonomi di daerah tercermin

dari meningkatnya pangsa DPK di Kab/Kota

di Sumatera Utara diiringi penurunan pangsa

DPK di kota Medan. Peningkatan pangsa

yang lebih besar pada tahun 2018 seperti

yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang (dari

0,8% menjadi 1,4%) dan Kab. Asahan (dari

3,2% menjadi 4,6%). Hal ini diperkirakan

15 Saldo Bersih Tertimbang, indeks yang digunakan

dalam SKDU

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 78

terkait kegiatan pembangunan di daerah

yang lebih agresif sejalan dengan

pembangunan infrastruktur yang

menghubungkan berbagai daerah baik di

Sumatera Utara maupun provinsi lainnya.

Tantangan ke depan adalah mengurangi

dominasi penghimpunan dana yang

berpusat di pantai timur dan mendorong

potensi penghimpunan dana di

kabupaten/kota lainnya.

Grafik 4.26 DPK Menurut Kabupaten/Kota

di Sumut Tahun 2010

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Grafik 4.27 DPK Menurut Kabupaten/Kota

di Sumut Tahun 2018

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Secara spasial perlambatan DPK terjadi di

kota Medan. Sementara Kabupaten/Kota

dengan pangsa DPK terbesar selain Medan,

justru mencatatkan peningkatan DPK seperti

di Kota Pematangsiantar, Kab. Asahan dan

Kab. Labuhan Batu. Mayoritas daerah yang

mengalami peningkatan DPK adalah

Kabupaten/Kota berbasis pertanian.

Perlambatan DPK di Kabupaten/Kota seperti

di Medan diperkirakan dipengaruhi

peningkatan konsumsi pada perayaan

HBKN. Perlambatan yang terjadi di kota

Medan dari 6,09% (yoy) pada triwulan I

2018 menjadi 3,13% (yoy) pada triwulan

laporan. Sementara peningkatan DPK

tertinggi terjadi di Kab. Asahan dari 2,5%

(yoy) menjadi 26,3% (yoy). Namun

demikian, secara keseluruhan pertumbuhan

DPK pada triwulan berjalan tersebut masih

relatif stabil (6,8%, yoy).

Di sisi lain, gencarnya aktivitas perbankan

dalam menjaring nasabah dana maupun

kredit melalui berbagai program seperti Laku

Pandai serta program Keuangan Inklusif

yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan

Pemerintah, diharapkan dapat

mengoptimalkan penetrasi akses layanan

keuangan hingga daerah tertinggal.

Penyaluran Kredit

Secara spasial penyaluran kredit bank umum

di Sumatera Utara hingga triwulan II 2018

masih terkonsentrasi di 5 kabupaten/kota di

Sumatera Utara, seperti Medan, Deli

Serdang, Asahan, Labuhan Batu dan

Pematang Siantar yang mendominasi pangsa

kredit sebesar 78,3%, relatif stabil

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 78,5%. Kabupaten/Kota yang

mencatatkan peningkatan pertumbuhan

kredit tertinggi, yakni Kabupaten Serdang

Berdagai (68,9%,yoy), Mandailing Natal

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 79

(43%, yoy), Sibolga (33,3%, yoy) dan Binjai

(21,5%, yoy). Tingginya pertumbuhan kredit

di daerah tersebut ditengarai terkait dengan

aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat

seiring dengan proyek infrastruktur serta

komitmen pemerintah untuk

mengembangkan daerah tertinggal.

Grafik 4.34 Pertumbuhan Kredit Menurut

Kabupaten/Kota di Sumut

Sumber : Laporan Bank Umum, diolah

Kualitas kredit yang disalurkan oleh

perbankan di berbagai kabupaten/kota di

Sumatera Utara umumnya masih terjaga

sesuai target indikatif, yakni dengan rasio

NPL dibawah 5%. Mayoritas kabupaten/kota

juga mengalami perbaikan rasio NPL dengan

NPL terendah tercatat di Kota Tebing Tinggi

sebesar 0,5%, kecuali Kabupaten Tapanuli

Selatan yang pada triwulan laporan masih

mencatatkan rasio NPL diatas 5%.

4.3.1.4 Risiko Perbankan

Risiko Kredit

Mengakhiri semester pertama tahun

2018, risiko perbankan di Sumatera Utara

menurun. Penurunan risiko perbankan yang

tercermin dari NPL (Non Performing Loan)

bahkan jauh dibawah level indikatifnya. Tren

NPL menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya dari 2,8% menjadi 2,7%. Tren

penurunan non performing financing (NPF)

yang signifikan terjadi pada bank umum

syariah, yakni dari 6,6% pada triwulan I

2018 menjadi 5,8% pada triwulan laporan.

Sementara NPL bank umum konvensional

cenderung stabil di level 2,6%. Apabila

dilihat berdasarkan jenis penggunaannya,

perbaikan kualitas kredit terjadi pada jenis

kredit modal kerja dari 3,4% menjadi 3,3%,

dan kredit investasi dari 2,2% menjadi

2,1%. Sementara NPL kredit konsumsi

tercatat meningkat dari 2,2 menjadi 2,3%.

Namun demikian, tingginya jumlah kredit

modal kerja bermasalah pada perbankan

syariah yang jauh diatas level indikatifnya,

yakni mencapai 9,8% patut mendapat

perhatian khusus.

Grafik 4.28 Rasio NPL/NPF Menurut

Kelompok Bank

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

80

Grafik 4.29 Rasio NPL/NPF Menurut Jenis

Penggunaan

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Dilihat berdasarkan sektor ekonomi, risiko

kredit sektor utama relatif meningkat.

Peningkatan NPL terjadi pada sektor

pertanian, kontruksi dan PBE. Sementara

sektor industri pengolahan tercatat

membaik.

Grafik 4.36 Rasio NPL/NPF Menurut Sektoral

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

16 perbedaan jangka waktu penempatan dana dengan

jangka waktu penyaluran kredit

Grafik 4.37 NPL Kontruksi & Pertumbuhan

PMTB

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Rasio NPL pada sektor kontruksi perlu

dicermati karena berada di atas level

indikatif, yakni mencapai 6,2%. Kondisi

tersebut terkait kebutuhan akan pendanaan

di sektor kontruksi yang meningkat seiring

dengan percepatan pembangunan

infrastruktur strategis yang mendorong

investasi swasta di bidang kontruksi.

Percepatan realisasi belanja infrastruktur

yang merata sejak awal tahun, sindikasi

kredit, serta penguatan proses monitoring

penyaluran kredit, diharapkan dapat

menekan risiko penyaluran kredit di sektor

konstruksi.

Risiko Likuiditas

Pada triwulan II 2018, risiko likuiditas16

perbankan di Sumatera Utara

diindikasikan masih cukup tinggi. Hal ini

terlihat dari pangsa penempatan DPK untuk

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

81

jangka pendek masih sangat tinggi

sementara penyaluran kredit sebagai besar

untuk jangka panjang.

Penghimpunan DPK di Sumatera Utara

didominasi oleh deposito (share 44%),

disusul oleh tabungan (39,5%) dan giro

(16,5%). Berdasarkan jangka waktunya,

komposisi deposito tersebut 89,6%

didominasi oleh deposito berjangka waktu

pendek, mayoritas 1 bulan dengan pangsa

43,9%, disusul oleh deposito berjangka

waktu 3 bulan dan 6 bulan masing-masing

dengan pangsa 30,0% dan 15,7%.

Sementara berdasarkan jenis

penggunaannya, mayoritas kredit diberikan

dengan jangka waktu 12 bulan 5 tahun

untuk kredit modal kerja dan lebih dari 5

tahun untuk kredit investasi.

Grafik 4.30 Komposisi Deposito

Berdasarkan Jangka Waktu

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

17 - Kredit kepada UMKM adalah kredit yang diberikan

kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah

Untuk mengurangi dampak risiko likuiditas,

perbankan melakukan penempatan dana

dalam bentuk selain kredit. Selain dalam

bentuk kredit, penempatan dana perbankan

di Sumatera Utara juga dalam bentuk aset

antar kantor (42,25%), kepemilikan surat

berharga (0,73%) dan penempatan pada

Bank Indonesia (0,42%), yang diharapkan

dapat mengurangi risiko mismatch.

4.3.1.5 Akses Keuangan Kepada UMKM

Kredit UMKM Secara Umum

Peran perbankan dalam pembiayaan

UMKM17

di Sumatera Utara mencapai

pangsa 25,5% dari total kredit tersalur atau

sebesar Rp54,2 triliun. Kredit UMKM

didominasi oleh kredit skala usaha

menengah (share 43,3%), disusul dengan

kredit skala kecil (share 29,7%) dan kredit

mikro (share 27,0%). Seiring dengan

peningkatan laju ekonomi pada periode

laporan, pertumbuhan kredit UMKM juga

mengalami peningkatan signifikan dari -

7,8% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi

7,2% (yoy) pada triwulan laporan.

Meningkatnya laju pertumbuhan kredit

UMKM didorong pertumbuhan kredit

skala menengah yang mengalami

pertumbuhan sebesar 6,4% (yoy) pada

triwulan II 2018, meningkat dibandingkan

sebagaimana diatur dalam UU No.20 Tahun 2008

tentang UMKM.

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 82

periode sebelumnya yang mengalami

kontraksi -22,8% (yoy). Peningkatan kredit

skala menengah terdampak langsung dari

peningkatan laju ekonomi Sumut pada

periode laporan yang didorong oleh

konsumsi rumah tangga. Selanjutnya

pertumbuhan kredit kecil mengalami

peningkatan dari 0,6% (yoy) pada triwulan I

2018 menjadi 2,4% (yoy) pada triwulan

laporan. Pertumbuhan kredit kecil salah

satunya didorong oleh gencarnya program

kredit usaha rakyat (KUR) pemerintah. Di sisi

lain, berlakunya Peraturan Bank Indonesia

(PBI) No.14/22/2012 tentang kewajiban

minimal penyaluran Kredit UMKM sebesar

15% dari total kredit pada tahun 2017 juga

mendukung percepatan realisasi kredit

UMKM. Sementara kredit skala mikro

tercatat tumbuh melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya namun masih mampu

tumbuh tinggi mencapai 14,4% (yoy).

Grafik 4.31 Komposisi Kredit UMKM

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4.36 Pertumbuhan Kredit

UMKM Berdasarkan Tujuan

Penggunaan

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit

UMKM Sumatera Utara didominasi oleh

kredit modal kerja, dengan pangsa 69,8%

dari total kredit UMKM. Pertumbuhan

kredit modal kerja dan investasi UMKM

mengalami peningkatan pada triwulan

laporan. Peningkatan paling signifikan terjadi

pada kredit investasi dari terkontraksi -

19,0% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi tumbuh 12,0% (yoy) pada triwulan I

2018. Meningkatnya pertumbuhan kredit

investasi sejalan dengan optimisme pelaku

usaha terhadap perkembangan permintaan

kedepan sejalan dengan hasil SKDU investasi

pada triwulan II 2018. Selanjutnya kredit

modal kerja juga tercatat meningkat dari -

2,0% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi

5,0% (yoy) pada periode laporan, sejalan

dengan peningkatan.

Dilihat berdasarkan lapangan usahanya,

peningkatan kredit UMKM didorong oleh

meningkatnya penyaluran kredit di

seluruh sektor utama. Porsi penyaluran

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 83

kredit UMKM terbesar terkonsentrasi pada 3

subsektor utama, yaitu PBE sebesar 50,5%,

Pertanian 19,2% dan Industri Pengolahan

sebesar 8,9%. Penyaluran kredit sektor

pertanian mengalami pertumbuhan 7,8%

(yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi -32,0% (yoy).

Selanjutnya, kredit subsektor industri

pengolahan juga tumbuh 1,3% (yoy)

meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar -9,7% (yoy). Sementara

sektor PBE sebagai pangsa kredit UMKM

terbesar mengalami peningkatan dari 1,3%

(yoy) menjadi sebesar 4,2% (yoy).

Peningkatan kinerja kredit Lapangan Usaha

(LU) industri pengolahan merupakan

dampak peningkatan produktifitas

komoditas CPO sejalan dengan pasokan

bahan baku (TBS) yang meningkat pasca

berakhirnya musim trek.

Grafik 4.37 NPL Kredit UMKM

Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Tabel 4.4 Klaster Ketahanan Pangan Sumut

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 4.38 Kredit UMKM Berdasarkan

Sektor Ekonomi

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Tren risiko kredit UMKM pada triwulan II

2018 membaik. Perbaikan NPL bersumber

dari penurunan NPL mikro dan menengah,

sementara NPL relatif stabil dibandingkan

triwulan sebelumnya. Secara sektoral,

sumber penurunan risiko kredit UMKM

terdapat pada sektor industri pengolahan,

PBE dan konstruksi. Secara umum

penurunan risiko dipengaruhi peningkatan

kinerja sektoral didukung oleh tren suku

bunga kredit UMKM yang relatif menurun

dibandingkan periode sebelumnya.

No Wilayah Kerja Klaster Lokasi

1 Bawang Merah Dairi dan Karo

2 Padi Organik Serdang Bedagai

3 Padi Pulau Kampai

4 Desa Pesisir Serdang Bedagai

5 Kopi Karo

6 Integrasi Padi Sapi Langkat

7 Sapi Potong Labuhan Batu

8

Bawang Merah

Simalungun,

Baru Bara dan

Asahan

9 Cabai Merah Pematangsiantar

10 LED Songket Batu Bara

11 Cabai Merah Tapanuli Utara

12

Pertanian

TerintegrasiMandailing Natal

13 Padi Tapanuli Selatan

14 Bawang Merah Samosir

Kantor Perwakilan

Bank Indonesia

Provinsi Sumatera

Utara

Kantor Perwakilan

Bank Indonesia

Pematangsiantar

Kantor Perwakilan

Bank Indonesia

Sibolga

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 84

Program Pengembangan Akses Keuangan

dan UMKM oleh Bank Indonesia

Selanjutnya, dalam rangka menjaga stabilitas

sistem keuangan dan mencapai

pertumbuhan ekonomi yang stabil dan

berkelanjutan, Bank Indonesia senantiasa

mendorong peningkatan akses keuangan

diantaranya kepala pelaku usaha UMKM.

Peningkatan akses keuangan UMKM

terhadap layanan jasa keuangan perbankan

ditujukan untuk mengatasi kesenjangan

informasi diantara kedua institusi tersebut.

Perbankan memiliki keterbatasan informasi

mengenai kelayakan UMKM, sementara

pelaku UMKM memiliki keterbatasan

informasi mengenai produk bank, prosedur

serta persyaratan yang harus dipenuhi

sebagai bagian dari upaya percepatan

pertumbuhan kredit UMKM.

Upaya peningkatan akses keuangan dan

daya saing UMKM di Sumatera Utara

ditempuh berbagai cara, diantaranya melalui

edukasi keuangan, program pengendalian

inflasi melalui pembentukan klaster,

monitoring rasio kredit UMKM, memfasilitasi

lahirnya program penjaringan Wirausaha

Baru Indonesia (WUBI), fasilitasi UMKM

binaan pada berbagai pamerah, dan

implementasi program kemandirian

pesantren. Beberapa klaster ketahanan

pangan dan lainnya terdiri dari 14 pelaku

usaha.

4.2.2 Perkembangan Bank Syariah

Aset Perbankan Syariah

Pada triwulan II 2018, aset perbankan

syariah di Sumatera Utara tercatat sebesar

Rp14,1 triliun, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yaitu mencapai

Rp13,5 triliun. Meskipun secara nominal

meningkat, namun aset perbankan syariah

pada triwulan laporan tumbuh melambat

dari 14,4% (yoy) menjadi 12,8% (yoy).

Namun demikian, pertumbuhan tersebut

lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan aset

pada semester pertama dalam 5 tahun

terakhir, ditopang oleh pertumbuhan kredit

yang cukup tinggi. Meskipun demikian,

market share perbankan syariah masih relatif

kecil dan tidak berubah, yakni dibawah 5%.

Perkembangan Kredit dan Risiko Kredit

Kinerja intermediasi perbankan syariah

pada triwulan II 2018 relatif lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya,

tercemin dari tingkat LFR dari 86,5%

menjadi 90.3% pada periode laporan dan

berada di bawah batas atas yang ditetapkan

Bank Indonesia (92%). Meningkatnya LFR

perbankan syariah di Provinsi Sumatera

Utara terutama disebabkan oleh

peningkatan aktifitas perekonomian yang

mendorong penyaluran kredit pada periode

laporan.

Penyaluran pembiayaan di perbankan syariah

pada triwulan II 2018 relatif stabil dari 7,8%

(yoy) di triwulan I 2018 menjadi 7,7% (yoy)

pada periode laporan. Perlambatan

penyaluran pembiayaan konsumsi dari

triwulan I 2018 sebesar 24,1% (yoy) menjadi

20,3% (yoy) ditahan oleh perbaikan kinerja

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 85

pembiyaan modal kerja dan investasi yang

mengalami peningkatan. Pembiayaan modal

kerja syariah tercatat membaik dari -8,3%

(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi -

4,2% (yoy) pada triwulan II 2018, meskipun

masih terkontraksi. Sementara pembiayaan

investasi syariah tercatat membaik dari -

2,7% (yoy) menjadi -1,6% (yoy) pada

triwulan laporan.

Grafik 4.33 Perkembangan Penyaluran

Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4.34 Perkembangan Pembiayaan

Berdasarkan Lapangan Usaha

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Berdasarkan lapangan usaha, pembiayaan

sektor utama Sumatera Utara mengalami

peningkatan dibandingkan Triwulan I

Tahun 2018. Pembiayaan perbankan syariah

terkonsentrasi pada sektor PBE (13,7%),

pertanian (9,5%) dan industri pengolahan

(4,7%). Pada triwulan laporan, kredit sektor

pertanian meningkat dari 11,9% (yoy) pada

triwulan I 2018 menjadi 29,9% (yoy) pada

periode laporan. Sementara kredit sektor

industri pengolahan juga meningkat dari

16,3% (yoy) menjadi 17,2% (yoy).

Selanjutnya kredit sektor PBE tercatat

meningkat dari -3,9% (yoy) menjadi -0,7

(yoy).

Sementara itu, risiko pembiayaan

perbankan syariah Triwulan I Tahun 2018

meembaik dibandingkan triwulan

sebelumnya. NPF perbankan syariah

menurun dari periode sebelumnya dari 6,5%

menjadi 5,8%, meskipun masih berada

diatas level indikatifnya. Hal ini perlu menjadi

concern bagi perbankan syariah untuk

melakukan perbaikan kualitas yang

Grafik 4.32 Perkembangan Aset

Perbankan Syariah

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 86

mendorong penurunan agresifitas

penyaluran pembiayaan pada periode

laporan. Penurunan risiko kredit terlihat di

keseluruhan jenis pembiayaan berdasarkan

jenis penggunaan dan hampir di seluruh

sektor lapangan usaha. Risiko tertinggi

terdapat di pembiayaan modal kerja yang

mencapai 11,3% (yoy) sementara risiko

pembiayaan konsumsi dan investasi sebesar

4,1% (yoy) dan 3,6% (yoy), terjaga dibawah

batasan 5%. Sementara berdasarkan

lapangan usaha, pembiayaan dengan risiko

tertinggi terjadi pada sektor konstruksi dan

PBE.

Grafik 4.35 Perkembangan NPF Bank

Syariah Per Jenis Penggunaan

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah

Grafik 4.36 Perkembangan NPF Bank Syariah

Per Sektor Utama

Sumber: Laporan Bank Umum (diolah)

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 87

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

88

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM

PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN

UANG RUPIAH

Akselerasi konsumsi jelang lebaran yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada

triwulan II 2018 tercermin oleh net outflow yang tercatat 1,86 triliun.

Pada periode HBKN Idul Fitri, total transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah

hari kerja.

Namun demikian, akselerasi perekonomian tetap tercermin oleh peningkatan rata-rata volume

RTGS harian serta rata-rata nilai dan volume SKNBI harian.

Selain itu, peningkatan jumlah agen Layanan Keuangan Digital pada triwulan II 2018 juga

diprediksi mendorong peningkatan konsumsi melalui kelancaran penyaluran bantuan non tunai.

Peningkatan jumlah Uang Elektronik juga mengindikasikan Gerakan Nasional Non Tunai telah

berkembang secara spasial di seluruh Sumatera Utara.

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

89

5.1 Perkembangan Sistem

Pembayaran Tunai

Perputaran aliran uang masuk dan keluar

cukup tinggi di triwulan II 2018. Nominal

inflow pada triwulan berjalan tercatat Rp11,

48 triliun, lebih tinggi 6,61% (qtq) dari

triwulan sebelumnya. Secara tahunan,

pertumbuhan nominal inflow juga meningkat

menjadi 64,08% (yoy) dari 8,27% (yoy) pada

triwulan I 2018. Nominal outflow di triwulan

berjalan tercatat Rp11,34 triliun, meningkat

tajam hingga 149,53% (qtq) dari triwulan

sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan

nominal outflow melambat dari 18,27% (yoy)

menjadi 10,69% (yoy). Dengan demikian

kondisi aliran uang secara keseluruhan di

triwulan II 2018 tercatat net outflow sebesar

Rp1,86 triliun18

.

Net outflow ini juga juga sejalan dengan

tingginya antusiasime belanja masyarakat

menjelang lebaran. Kebutuhan uang di

masyarakat dalam rangka pemenuhan

konsumsi di periode Ramadhan dan HBKN

Idul Fitri mengalami kenaikan, sehingga dana

pihak ketiga yang disimpan perbankan

menurun.

18 Aliran uang masuk/keluar (inflow /outflow) melalui

Bank Indonesia dapat menjadi salah satu indikator untuk

melihat perkembangan perekonomian suatu daerah.

Aliran uang masuk (inflow) adalah aliran uang yang

masuk ke Bank Indonesia dari perbankan. Sedangkan,

Grafik 5.1 Perkembangan Inflow/Outflow

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

5.2 Sistem Pembayaran Non Tunai

5.2.1. Perkembangan Transaksi Real

Time Gross Settlement (RTGS)

Real Time Gross Settlement (RTGS)

merupakan fasilitas sistem transfer dana

elektronik yang dapat digunakan oleh seluruh

bank dan lembaga selain bank. RTGS dapat

memproses transaksi pembayaran dengan

nilai transaksi Rp100 juta keatas dalam

jangka waktu yang sangat singkat. Dalam hal

ini, Bank Indonesia berperan sebagai

pembuat ketentuan, pengawas, serta

penyelenggara sistem BI-RTGS. Volume dan

nominal transaksi pada sistem ini dapat

menjadi salah satu indikator pertumbuhan

ekonomi.

aliran uang keluar (outflow) adalah aliran yang keluar

dari Bank Indonesia kepada perbankan. Net outflow

adalah kondisi ketika aliran uang keluar dari Bank

Indonesia ke perbankan lebih banyak dibandingkan

dengan uang yang masuk.

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 90

Transaksi pembayaran dalam jumlah besar

RTGS Sumatera Utara pada triwulan II 2018

secara total mengalami penurunan baik

dalam nominal maupun volume. Total nilai

transaksi tercatat Rp83,66 triliun menurun

dari triwulan sebelumnya Rp102,71 triliun,

sementara total volume transaksi tercatat

23.789 transaksi lebih rendah triwulan

sebelumnya 25.343 transaksi. Penurunan

secara total diperkirakan dipengaruhi oleh

penetapan cuti bersama pada periode

Lebaran yang berdampak pada penyesuaian

hari kerja. Pemerintah menetapkan jumlah

hari cuti bersama dan libur lebaran selama 10

hari, 11 20 Juni 2018 sehingga hari kerja

untuk melakukan transaksi RTGS pada

triwulan II 2018 adalah 55 hari, menurun dari

triwulan sebelumnya (62 hari). Hal ini juga

terkonfirmasi oleh rata rata volume

transaksi harian yang meningkat dari 409

transaksi menjadi 433 transaksi pada triwulan

II 2018.

Secara spasial, transaksi RTGS di Sumatera

Utara masih berpusat di Kawasan Pantai

Timur. Di Kota Medan, total nilai transaksi

RTGS pada triwulan II 2018 mencapai

Rp80,76 triliun dengan volume mencapai

22.674 transaksi. Nilai transaksi Kota Tebing

Tinggi tercatat Rp2,15 triliun, kedua tertinggi

di Sumatera Utara. Volume transaksi di Kota

Tebing Tinggi pada triwulan berjalan

mencapai 169 transaksi. Kota Kisaran,

Kabupaten Asahan memiliki nilai transaksi

Rp394,70 miliar dengan 320 jumlah

transaksi.

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Tabel 5.1 Transaksi RTGS Spasial Triwulan II 2018

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

5.2.2. Perkembangan Transaksi SKNBI

Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi SKNBI

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Selain BI-RTGS, sistem transaksi non tunai

yang diselenggarakan Bank Indonesia adalah

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI). SKNBI berperan untuk memproses

aktivitas kliring kredit dan kliring debet

dengan nilai transaksi dibawah Rp500 juta. Di

Sumatera Utara, Penyelenggara Kliring Lokal

terdapat di beberapa kota, diantaranya Kota

Kabupaten/Kota Nilai (Rp Miliar) Volume

12.81 31.00

30.95 68.00

394.70 320.00

80,764.04 22,674.00

94.90 138.00

173.45 245.00

24.25 76.00

24.19 68.00

2,146.47 169.00

SUMATERA UTARA 83,665.76 23,789.00

DELI SERDANG

TEBING TINGGI

MEDAN

PADANG SIDEMPUAN

PEMATANG SIANTAR

KARO

KISARAN

RANTAU PRAPAT

SIBOLGA

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

91

Medan, Tebing Tinggi dan Kabanjahe.

Transaksi yang diproses oleh SKNBI meliputi

akumulasi data keuangan elektronik transaksi

card based melalui mesin EDC (kartu kredit

dan kartu debet) dan transaksi paper based

(cek, bilyet giro dan nota debet). Seperti

halnya dengan RTGS, SKNBI juga dapat

menjadi salah satu indikator untuk melihat

perkembangan ekonomi pada suatu daerah.

Sejalan dengan transaksi RTGS, nominal dan

volume transaksi SKNBI mengalami

penurunan. Transaksi SKNBI pada triwulan II

2018 tercatat Rp34,04 triliun dengan total

volume 843860 transaksi, menurun dari

triwulan sebelumnya yang total nominalnya

tercatat Rp35,53 triliun dengan total volume

848.992 transaksi. Namun demikian, rata-

rata volume dan nominal harian di triwulan

berjalan mengalami peningkatan dari

triwulan I 2018. Pada triwulan II 2018, rata-

rata nominal harian tercatat Rp618,84 miliar,

lebih tinggi 8,00% (qtq) dari triwulan

sebelumnya yang tercatat Rp573,01 miliar.

Lebih lanjut, rata-rata volume harian sebesar

15.342 transaksi, lebih tinggi 12,05% (qtq)

dari triwulan sebelumnya. Hal ini

mengkonfirmasi dugaan penurunan total

transaksi SKNBI baik secara nilai maupun

volume disebabkan oleh penurunan jumlah

hari kerja. Giatnya aktivitas ekonomi

19 Surat Edaran No. 18/28/DPU tahun 2016 perihal Tata

Cara Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan

Keasliannya.

tertangkap oleh peningkatan rata-rata

volume dan nominal harian transaksi SKNBI.

5.3 Pengelolaan Kelancaran

Sistem Pembayaran

Dalam menjaga kelancaran sistem

pembayaran di Sumatera Utara, Bank

Indonesia senantiasa melakukan berbagai

tindakan yang bersifat preventif maupun

represif, agar sistem pembayaran berjalan

lancar, aman, efektif dan efisien.

5.3.1. Penanganan Uang Tidak Asli

Dalam menjaga kelancaran sistem

pembayaran dan pengelolaan uang rupiah,

Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk

mengklarifikasi keaslian uang rupiah yang

diragukan keasliannya19. Bank Indonesia akan

menindaklanjuti permintaan klarifikasi perihal

uang rupiah yang diragukan. Hal ini tentunya

dapat menahan peredaran uang palsu di

Indonesia. Di Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sumatera Utara terdapat

1442 lembar rupiah yang diragukan

keasliannya pada triwulan II 2018, menurun

5,13% (qtq) dari triwulan sebelumnya.

Temuan uang palsu didominasi oleh Uang

Pecahan Besar (UPB), khususnya uang

pecahan Rp50.000,00 dan Rp100.000,00.

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 92

5.3.2. Penyediaan Uang Rupiah

Sebagaimana amanat Undang-Undang Mata

Uang Nomor 11 Tahun 2011 bahwa Bank

Indonesia merupakan satu-satunya lembaga

di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

diberikan wewenang untuk mengedarkan

uang Rupiah kepada masyarakat.

Sehubungan dengan kewenangan tersebut,

Bank Indonesia selalu berupaya untuk dapat

memenuhi kebutuhan uang kartal di

masyarakat, baik dalam jumlah nominal yang

cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat

waktu, dan dalam kondisi yang layak edar

(clean money policy).

Kegiatan pelayanan penukaran uang kepada

masyarakat dan perbankan dilakukan melalui

layanan kas dalam kantor, layanan kas

keliling, serta layanan kas titipan. Di Sumatera

Utara, Layanan Kas Dalam Kantor dapat

dilakukan di tiga Kantor Perwakilan Bank

Indonesia di wilayah Sumatera Utara. Disaat

yang bersamaan, kantor-kantor perwakilan

Bank Indonesia juga berupaya melakukan

pelayanan kas keliling untuk mendistribusikan

uang dengan kondisi layak edar ke seluruh

daerah, bahkan yang terpencil.

Selama triwulan II 2018, Kantor Perwakilan

Bank Indonesia di Provinsi Sumatera Utara

telah melakukan kas keliling ke beberapa

daerah wilayah kerja, seperti Kabupaten

Pakpak Bharat, Kabupaten Serdang Bedagai

dan Kabupaten Langkat. Selain itu, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera

Utara juga meningkatkan pelayanan kas

keliling di Kota Medan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan uang pecahan pada

periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri.

Layanan kas keliling mobile dipusatkan di

pasar-pasar tradisional serta di beberapa

instansi, seperti TVRI, OJK, Bulog, MUI, dan

Pemko Medan. BI dan Perbankan juga

membuka layanan penukaran di Lapangan

Benteng sejak tanggal 28 Mei 7 Juni 2018.

Bank Indonesia juga berupaya memenuhi

kebutuhan uang masyarakat melalui kegiatan

layanan kas luar kantor yaitu kas titipan. Kas

titipan adalah kegiatan penyediaan uang

Rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan

kepada salah satu bank untuk mencukupi

persediaan kas bank-bank dalam rangka

memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu

wilayah/daerah tertentu. Pada kegiatan kas

titipan terdapat 2 (dua) pihak yang

bekerjasama dengan Bank Indonesia yaitu

Bank Pengelola dan Bank Peserta. Bank

Pengelola adalah kantor bank yang disetujui

oleh Bank Indonesia sebagai pengelola kas

titipan di suatu wilayah dan yang

menggunakan kas titipan. Bank Peserta

adalah bank yang menggunakan kas titipan.

Bank Pengelola melakukan pengelolaan kas

titipan untuk dan atas nama Bank Indonesia

dengan memenuhi persyaratan layanan

antara lain memenuhi kebutuhan jumlah

nominal penarikan uang dari Bank Peserta,

melakukan penukaran uang kepada

masyarakat, dan melakukan kas keliling.

Terdapat delapan kas titipan di Provinsi

Sumatera Utara, antara lain Pangkalan

Brandan, Kabanjahe, Tebingtinggi,

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 93

Rantauparapat, Kisaran, Sibolga, Gunung

Sitoli, Balige, dan Padangsidempuan.

5.4 Pengawasan Kegiatan

Penukaran Valuta Asing

Dalam rangka mencapai dan memelihara

kestabilan nilai Rupiah serta menjaga

kelangsungan ekonomi nasional, dibutuhkan

dukungan pasar keuangan termasuk pasar

valuta asing domestik yang sehat. Untuk

mewujudkan pasar valuta asing domestik

yang sehat, perlu dilakukan penyelarasan

pengaturan transaksi valuta asing terhadap

Rupiah antara penyelenggara kegiatan usaha

penukaran valuta asing bukan bank (KUPVA

BB) dengan pihak lain dengan ketentuan

Bank Indonesia. Bank Indonesia mengatur

mengenai transaksi valuta asing terhadap

Rupiah antara bank dengan pihak domestik

dan transaksi valuta asing terhadap Rupiah

antara bank dengan pihak asing. Hal ini

dilakukan untuk mencegah KUPVA BB

dimanfaatkan untuk pencucian uang,

pendanaan terorisme, atau kejahatan lainnya.

Selain itu, pengaturan KUPVA BB diharapkan

dapat meningkatkan profesionalisme

penyelenggara KUPVA BB dalam memberikan

pelayanan terhadap masyarakat serta

mendukung perkembangan kegiatan usaha

penukaran valuta asing bukan bank menjadi

lebih sehat dan efisien.

Dalam PBI No. 18/20/PBI/2016 perihal KUPVA

BB, Bank Indonesia memiliki kewenangan

untuk menerbitkan izin kepada

Penyelenggara KUPVA BB. Untuk

mendapatkan izin, KUPVA BB harus melalui

beberapa tahapan, diantaranya: 1)

pemenuhan persyaratan kelembagaan; 2)

penelitian pemenuhan persyaratan sebagai

anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris,

dan pemegang saham; 3) pemeriksaan lokasi

tempat usaha calon Penyelenggara KUPVA

BB; dan 4) penyuluhan ketentuan. Hingga

triwulan I 2018, terdapat 55 KUPVA BB di

wilayah Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sumatera Utara dan 3 KUPVA BB di

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kota

Pematangsiantar.

Bank Indonesia selanjutnya melakukan

pengawasan terhadap Penyelenggara KUPVA

BB yang telah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia. Pengawasan terhadap

Penyelenggara mencakup pengawasan

langsung dan pengawasan tidak langsung.

Pengawasan langsung antara lain dilakukan

melalui pemeriksaan secara umum dan/atau

khusus terhadap Penyelenggara. Pengawasan

tidak langsung antara lain dilakukan melaui

kegiatan analisis terhadap laporan,

keterangan, dan penjelasan yang

disampaikan oleh Penyelenggara dan/atau

sumber atau pihak lain. Pada triwulan II 2018,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Utara telah melaksanakan fungsi

pengawasan terhadap tiga KUPVA BB di

wilayah kerja. Kedepannya, Bank Indonesia

akan terus melakukan pengawasan dan

pembinaan sehingga kegiatan penukaran

valuta asing lebih aman bagi masyarakat.

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 94

Komitmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sumatera Utara dalam menjaga

profesionalisme pelayanan KUPVA BB juga

didukung secara penuh oleh Kepolisian

Daerah Sumatera Utara. Pada tanggal 2 3

Juli 2018, Polda Sumut (Ditpamobvit dan

Direskrimsus) bersama Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Sumatera Utara

melaksanakan rapat koordinasi terkait tata

cara penanganan dugaan Tindak Pidana

KUPVA BB. Pada kesempatan ini diurai juga

perihal tata cara penanganan dugaan

pelanggaran kewajiban penggunaan uang

Rupiah di wilayah NKRI dan tata cara

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

terhadap Badan Usaha Jasa Pengamanan

(BUJP) dalam rangka kegiatan kawal angkut

pengelolaan uang Rupiah.

Nominal transaksi beli pada triwulan II 2018

senilai Rp337,88 miliar, meningkat 13,75%

(qtq) dari triwulan sebelumnya. Secara

tahunan, nominal ini tumbuh 5,31% (yoy).

Transaksi jual pada triwulan II 2018 juga naik

menjadi Rp381,83 miliar dari Rp331,62 miliar

pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan,

nominal ini tumbuh 5,61% (yoy).

Grafik 5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

5.5 Pengawasan

Penyelenggaraan Transfer

Dana (PTD)

Transfer Dana merupakan rangkaian kegiatan

yang dimulai dengan perintah dari pengirim

asal yang bertujuan memindahkan sejumlah

dana kepada penerima yang disebutkan

dalam perintah transfer dana sampai dengan

diterimanya dana oleh penerima. Dalam

rangka mendukung keamanan dan

kelancaran transaksi transfer dana serta

memberikan kejelasan pengaturan hak dan

keawajiban bagi pihak yang terkait dalam

penyelenggaraan kegiatan transfer dana,

Bank Indonesia mengatur lebih lanjut dalam

peraturan pelaksanaan antara lain meliputi

ketentuan mengenai tata cara dan proses

perizinan, penyelenggaraan transfer dana,

dan penyampaian laporan oleh

penyelenggara. Badan usaha yang berbadan

hukum Indonesia bukan bank yang

melakukan penyelenggaraan kegiatan

transfer dana wajib memperoleh izin dari

Bank Indonesia.

Pada triwulan II 2018, kegiatan transaksi PTD

menurun dari triwulan sebelumnya, baik

untuk dana yang masuk maupun dana yang

keluar. Dana yang masuk ke PTD di Sumatera

Utara (incoming) senilai Rp546,11 miliar lebih

tinggi dari dana yang keluar (outgoing) yang

tercatat Rp79,93 miliar sehingga terjadi net

inflow pada triwulan laporan. Aliran dana

yang masuk (incoming) masih di dominasi

dari Malaysia.

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 95

Tabel 5.2 Transaksi Penyelenggaraan Transfer

Dana Triwulan IV 2017 dan Triwulan I 2018

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Tabel 5.3 Inflow PTD Sumatera Utara

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

5.6 Program Elektronifikasi

Dalam rangka mewujudkan sistem

pembayaran yang aman, lancar, dan efisien,

dan mendorong sistem keuangan nasional

yang bekerja secara efektif dan efisien, Bank

Indonesia mencanangkan program

elektronifikasi, atau mengubah cara

pembayaran dari tunai menjadi non tunai.

Program elektronifikasi ini merupakan salah

satu bentuk Gerakan Nasional Non Tunai

(GNNT) yang ditandai dengan

penandatanganan Nota Kesempahaman

antara Bank Indonesia dengan Kemeterian

Bidang Perekonomian, Kementerian

Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi

Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia pada

tanggal 14 Agustus 2014.

Gerakan Nasional Non Tunai memberikan

kemudahan untuk masyarakat dalam

bertransaksi dengan tidak perlu membawa

banyak uang tunai, meningkatkan akses

masyarakat ke sistem pembayaran,

membantu usaha pencegahan dan

identifikasi kejahatan kriminal, menekan

biaya pengelolaan uang Rupiah dan cash

handling, dan transaksi tercatat secara lebih

lengkap sehingga perencanaan lebih akurat.

GNNT sebagai bagian dari Strategi Nasional

Keuangan Inklusif, memiliki 3 (tiga) program

prioritas Bank Indonesia yaitu elektronifikasi

penyaluran bantuan sosial, perluasan

elektronifikasi transaksi penerimaan dan

pembayaran Pemerintah Daerah, serta

pengembangan ekosistem pembayaran ritel

secara non tunai seperti elektronifikasi

pembayaran jalan tol, Railink, dsb. Secara

khusus, Bank Indonesia Provinsi Sumatera

Utara sedang bekerjasama dengan pihak-

pihak terkait dalam pelaksanaan program

elektronifikasi penyaluran bantuan sosial,

program elektronifikasi transaksi non tunai di

Pemerintah Daerah, dan program

elektronifikasi jalan tol.

Program elektronifikasi penyaluran bantuan

sosial merupakan tranformasi bentuk

penyaluran bantuan sosial dari tunai ke non

tunai melalui sistem perbankan dan

diintegrasikan dalam satu kartu (Kartu

Kombo/Kartu Keluarga Sejahtera). Dengan

perubahan sistem ini, diharapkan bantuan

sosial lebih tepat waktu dan tepat sasaran.

Dalam program ini, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sumatera Utara ikut andil

TW I 2018 TW II 2018

595,777,479,811 546,105,430,324

84,995,610,653 79,934,030,347

510,781,869,158 466,171,399,977

INCOMING

OUTGOING

NET

Page 121: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 96

dalam edukasi dan monitoring penyaluran

bantuan sosial non tunai Program Keluarga

Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT). Pada triwulan II 2018, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara

telah melaksanakan edukasi terkait transaksi

non tunai kepada KPM, e-Waroeng, dan

TKSK di Kota Medan pada 26 April 2018.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Utara juga telah melakukan survei

dalam rangka monitoring dan evaluasi bansos

non tunai pada 28 29 Juni 2018.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Utara juga mendukung program

implementasi transaksi non tunai di

Pemerintah Daerah tingkat I dan II. Program

ini diinisiasi oleh Menteri Dalam Negeri

dengan menerbitkan Surat Edaran Menteri

Dalam Negeri masing-masing No.

910/1866/SJ dan 910/1867/SJ tanggal 17

April 2017 tentang Implementasi Transaksi

Non Tunai pada Pemerintah Daerah, dan

mulai diberlakukan per tanggal 1 Januari

2018 yang pelaksanaannya dapat dilakukan

secara bertahap. Dengan adanya program ini,

diharapkan transaksi yang dilakukan oleh

pemerintah lebih aman dan efisien. Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera

Utara bersama dengan Perbankan khususnya

PT BPD Sumatera Utara telah aktif melakukan

sosialisasi kepada pemerintah daerah tingkat I

dan II sejak triwulan III-2017. Pada triwulan II

2018, KPw BI Provinsi Sumatera Utara

berkoordinasi dengan PT BPD Sumatera Utara

dan Pemerintah Kabupaten Phakpak Bharat

terkait penerapan non tunai di Kabupaten

Phakpak Bharat. Sehingga, pada tanggal 6

Agustus telah dilaksanakan Penandatanganan

MoU Bank Sumut dengan Pemkab. Phakpak

Bharat.

Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

juga bekerjasama dengan pengelola jalan tol

dan perbankan dalam rangka program

elektronifikasi jalan tol. Program ini

mengharuskan pengendara menggunakan

uang elektronik untuk dapat masuk dan

keluar dari jalan tol. Program elektronifikasi

jalan tol ini telah diimplementasikan sejak

Oktober 2017 di seluruh ruas jalan tol, yaitu

Ruas Tol Belawan Medan Tanjong

Merawa yang dikelola Jasa Marga Belmera,

Ruas Tol Medan Binjai yang dikelola

Hutama Karya, dan Ruas Tol Kualanamu

Tebing Tinggi yang dikelola oleh Jasa Marga

Kualanamu Tol. Pada triwulan II 2018, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera

Utara melakukan rapat koordinasi terkait isu-

isu penetrasi non tunai di jalan tol menjelang

lebaran.

Untuk memperkuat kedaulatan sistem

pembayaran dan mendorong GNNT, Bank

Indonesia telah meluncurkan program

Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang

mulai berlaku di Indonesia sejak 4 Desember

2017. Launching GPN ini sebagai wujud

interkoneksi atau saling terkoneksi,

interoperabilitas dan kapabilitas transaksi

yang mencakup otorisasi, kliring, dan

setelmen secara domestik. Implementasi GPN

dapat menghemat devisa, menciptakan

efisiensi, dan meningkatkan perlindungan

Page 122: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 97

konsumen, dan meyakinkan integritas data

transaksi guna mendukung efektivitas

transmisis kebijakan moneter, efisiensi

intermediasi, dan resiliensi sistem keuangan.

GPN juga bisa menekan biaya operasional

yang dikeluarkan bank dan lembaga penerbit

serta pengelola transaksi karena routing atau

penerusan data transaksi pemrosesan

pembayaran tidak lagi dilakukan di luar

negeri. Dengan penghematan pada pelaku

industri alat pembayaran itu, maka komsisi

transaksi yang dibebabnkan kepada

masyarakat seperti untuk transfer dana,

penarikan, tunai, maupun komisi pembelian

melalui dari bisa berkurang. GPN di Indonesia

juga tidak langsung diterapkan namun

dilakukan dengan kajian best practices

tentang sistem pembayaran yang sudah

diberlakukan di negara-negara seperti

Tiongkok dengan Union Pay, Jepang dengan

JCB, Malayisa dengan My Card dan

Singapura dengan Nets.

Per Juni 2018, sudah ada 95 bank yang

sudah terhubung dengan GPN secara

nasional. Fitur layanan GPN yang diatur

adalah fitur layanan yang memang disediakan

oleh penyelenggara GPN dan pihak yang

trehubung dengan GPN. Biasanya fitur

tersebut adalah pembayaran transfer, tarik

tunai, cek saldo atau fitur layanan lainnya

yang disesuaikan untuk masing-masing

instrumen. Dan sesuai dengan

perkembangannya dan inovasi, transaksi

pembayaran yang diproses melalui GPN bisa

ditambahkan melalui fitur layanan lainnya.

GPN diimplementasikan dalam beberapa fase,

dimulai dari kartu ATM debet. Bank Indonesia

melaksanakan kampanye yang dilanjutkan

dengan kegiatan penukaran kartu secara

bertahap di berbagai kota di Indonesia. Di

Sumatera Utara sendiri, kampanye dilakukan

pada bulan Oktober 2018, secara serentak di

3 kota, Medan, Pematangsiantar, dan

Sibolga. Rangkaian kegiatan kampanye

diantaranya fun walk/fun bike, senam,

talkshow, dan penukaran kartu di tiga lokasi,

yaitu pusat keramaian, komplek kantor

pemerintah, dan Kantor BI selama 5 hari.

5.7 Layanan Keuangan Digital

(LKD)

Layanan Keuangan Digital merupakan

layanan keuangan berbasis uang elektronik

dimana masyarakat dapat menikmati layanan

seperti tarik tunai, transfer, menabung dan

sejumlah layanan pembayaran tanpa harus

datang ke kantor bank. Menurut Peraturan

Bank Indonesia (PBI) Nomor 16/8/PBI/2014

tentang Uang Elektronik (Electronic Money),

yang dimaksud dengan Layanan Keuangan

Digital adalah kegiatan layanan jasa sistem

pembayaran dan keuangan yang dilakukan

melalui kerjasama dengan pihak ketiga, serta

menggunakan sarana dan perangkat

teknologi berbasis mobile/web dalam rangka

keuangan inklusif. Program LKD dilaksanakan

Bank Indonesia bekerjasama dengan

perbankan agar masyarakat yang bermukim

jauh dari kantor bank tetap dapat menikmati

layanan keuangan tanpa harus mendatangi

Page 123: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 98

kantor bank yang menyita waktu, tenaga dan

biaya.

Penyelenggaraan LKD melihat adanya

kebutuhan masyarakat akan layanan

keuangan seperti tabungan, layanan transfer,

pembayaran online kebutuhan sehari-hari

serta pembayaran tagihan. Masyarakat juga

membutuhkan jaminan keamanan atas dana

yang disimpan sebagaimana ditawarkan oleh

perbankan. Melalui LKD, diharapkan

masyarakat memperoleh keuntungan seperti

menghemat biaya perjalanan ke kantor bank

terdekat, transaksi lebih cepat dan mudah

tidak bergantung pada kantor bank maupun

mesin ATM (dapat dilakukan dimana saja

kapan saja), keamanan dalam bertransaksi,

sarana alternatif tabungan masyarakat,

membantu pengelolaan keuangan rumah

tangga sekaligus membantu peningkatan

taraf hidup atau kondisi ekonomi, jalur

penyaluran bantuan dari pemerintah

(Program Simpanan Keluarga Sejahtera),

resiko kehilangan uang terbilang kecil, dan

memberikan kemudahan dalam transfer dana

tanpa harus memiliki rekening bank.

Pada triwulan laporan, terdapat tiga

perbankan dan dua perusahaan yang telah

memperoleh izin untuk melaksanakan LKD.

Dua perusahaan yang baru mendapatkan izin

di tahun 2017 tersebut lebih berfokus kepada

Uang Elektronik.

Jumlah agen LKD meningkat pada triwulan

laporan meningkat dari 6.332 menjadi 7.084

agen, atau meningkat 5.979 menjadi 6.332,

atau meningkat 11,88% dari triwulan

sebelumnya. Agen LKD sudah tersebar di

seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara,

dan jumlahnya meningkat di hampir seluruh

daerah. Peningkatan ini sejalan dengan

penyaluran bantuan non tunai yang terus

berjalan. Transaksi LKD tercatat mencapai

Rp21,78 miliar, mencakup pengisian ulang

atau top up (35,32%), tarik tunai (1,60%),

pembayaran atas tagihan yang bersifat rutin

atau berkala (29,07%), fasilitator registrasi

pemegang (12,87%), transfer person to

person (15,09%), dan transfer person to

account (6,06%).

Jumlah pemegang Uang Elektronik (U-Nik)

tercatat 45.102, meningkat 5,42% (qtq) dari

triwulan sebelumnya. Kenaikan terbesar

terjadi di Kabupaten Nias Barat, Kota Sibolga,

dan Kota Mandailing datal, mengindikasikan

GNNT telah berkembang di seluruh

kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Grafik 5.5 Jumlah Agen LKD dan Pemegang U-

Nik di Sumatera Utara

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Page 124: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 99

Suplemen 3

Page 125: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 100

Page 126: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 101

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan Provinsi Sumatera Utara pada semester 1 mengalami perbaikan,

tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk bekerja, meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK), meningkatnya penduduk yang bekerja diatas jam kerja normal (full time worker) dan menurunnya

pekerja bebas di sektor pertanian.

Sejalan dengan hal tersebut, tingkat kemiskinan dan ketimpangan yang dicerminkan melalui gini ratio juga

menunjukkan tren yang menurun. Namun demikian Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai cerminan kesejahteraan

petani menunjukkan penurunan pada triwulan laporan seiring dengan penurunan NTP di subsektor tanaman

pangan dan hortikultura.

Page 127: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

102

6.1 Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk usia produktif (diatas

15 tahun) sebagai angkatan kerja

meningkat dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Pada Februari

2018, jumlah angkatan kerja meningkat

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya, yaitu dari 6,7 juta orang

menjadi 7,2 juta orang atau tumbuh 7,5%

(yoy). Realisasi ini lebih baik dibandingkan

dengan pertumbuhan angkatan kerja tahun

2017 yang hanya mencapai 1,85% (yoy),

mengindikasikan potensi terlibatnya

penduduk usia produktif pada

perekonomian di tahun 2018 lebih besar

sehingga memberikan optimisme perbaikan

ekonomi ke depan yang didorong dari

tersedianya pasokan tenaga kerja untuk

terlibat dalam aktivitas perekonomian.

Dari keseluruhan angkatan kerja

tersebut, jumlah penduduk yang

bekerja20

pada Februari 2018 juga

meningkat. Pekerja tercatat sebanyak 6,8

20 Penduduk bekerja merupakan seseorang yang

memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling

sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang

lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja

juta orang (94,4% dari total angkatan kerja)

atau tumbuh 8,5% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya tumbuh 1,9% (yoy). Sisanya,

yaitu sebesar 5,6% atau 403 ribu orang

merupakan angkatan kerja yang

menganggur. Persentase ini tidak jauh

berbeda dibandingkan nasional, dimana

95% angkatan kerja tergolong bekerja

sementara 5% merupakan pengangguran.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah

pekerja, Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) pada Februari 2018 juga

mengalami peningkatan dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Realisasi TPAK Februari 2018 sebesar

73,3%, meningkat 4,2 persen poin dari

tahun sebelumnya yang mencapai

69,13%. Meningkatnya TPAK

mengindikasikan adanya tambahan

penduduk usia kerja yang aktif dalam

perekonomian. Realisasi TPAK periode ini

merupakan yang tertinggi selama 5

tahun terakhir (periode data Februari)

dan lebih baik dibandingkan dengan

TPAK nasional sebesar 69,02%.

Struktur lapangan pekerjaan Sumatera

Utara relatif tidak banyak mengalami

perubahan meski terlihat adanya

tak dibayar yang membantu dalam suatu

usaha/kegiatan ekonomi

Page 128: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

103

peningkatan di sektor jasa. Sesuai

dengan karakteristik daerah, sektor

pertanian masih menjadi andalan dalam

penyerapan tenaga kerja di Sumatera

Utara dengan pangsa 38,9% (2,6 juta

orang). Meskipun demikian, sektor ini

mengalami penurunan jumlah pekerja

dari tahun sebelumnya yang memiliki

pangsa 42,5%. Hal ini juga terkonfirmasi

melalui penurunan tenaga kerja bebas di

sektor pertanian21 yang beralih ke

sektor non pertanian.

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas di Sumatera Utara Menurut Jenis Kegiatan Utara (Ribu Orang)

Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.1 Proporsi Pekerja Bebas

Sumber: BPS, Diolah

Fenomena penurunan jumlah tenaga

kerja di sektor pertanian juga dirasakan

secara nasional. Di Sumatera Utara, hal ini

21 Pekerja bebas di pertanian, adalah seseoran yang

bekerja pada orang lain/instansi/majikan yang tidak

tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan), di usaha

pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan,

kehutanan, peternakan, perikanandan perburuan,

termasuk jasa pertanian.

sejalan dengan indeks Nilai Tukar Petani

(NTP) yang masih berada dibawah 10022

,

serta dalam tren menurun untuk NTP

subsektor tanaman pangan dan

perkebunan. Imbal hasil yang rendah di

sektor pertanian dan korekasi harga

komoditas menyebabkan penduduk beralih

ke lapangan usaha lainnya yang

memberikan pendapatan lebih baik. Di sisi

lain, peralihan tersebut juga diperkirakan

terkait dengan faktor demografi dimana

sebagian besar negara mengarah ke

22 Nilai indeks dibawah 100 merepresentasikan indeks

yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan

dengan indeks yang dibayar petani (Ib)

2018

Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb

PENDUDUK USIA PRODUKTIF 8,953 9,205 9,264 9,351 9,432 9,499 9,575 9,642 9,716 9,789 9,850

ANGKATAN KERJA 6,452 6,501 6,766 6,272 6,593 6,391 6,594 6,363 6,716 6,743 7,227

BEKERJA 6,241 6,081 6,364 5,881 6,171 5,962 6,166 5,991 6,286 6,366 6,823

PENGANGGURAN 401 420 402 391 421 429 427 372 430 377 403

BUKAN ANGKATAN KERJA 2,501 2,704 2,498 3,079 2,839 3,108 2,981 3,279 3,000 3,046 2623

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) % 72.10 70.60 73.00 67.07 69.90 67.28 68.87 65.99 69.13 68.88 73.36

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) % 6.20 6.50 5.90 6.23 6.39 6.71 6.49 5.84 6.41 5.59 5.57

STATUS PEKERJAAN UTAMA2013 2014 2015 2016 2017

Page 129: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

104

perkotaan. Fenomena perpindahan tersebut

biasanya ditandai

Page 130: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

105

dengan beberapa karakteristik yaitu penduduk

berusia produktif lebih banyak, berjenis

kelamin laki-laki dan statusnya belum

menikah.23

Grafik 6.2 NTP Sumatera Utara

Sumber: BPS, Diolah

Lebih jauh, lapangan usaha perdagangan

menempati posisi kedua, menyerap tenaga

kerja 1,3 juta orang atau 19,3% penduduk

bekerja di Sumatera Utara. Namun demikian

secara persentase, serapan tenaga kerja di

sektor ini juga terlihat menurun. Sementara

serapan tenaga kerja yang meningkat

tercermin di sektor industri pengolahan dan

transportasi, mengindikasikan adanya

fenomena migrasi tenaga kerja dari yang

bekerja di sektor pertanian ke sektor sekunder

dan tersier. Terlebih, sifat dari tenaga kerja di

23 Analisis dan Proyeksi Tenaga Kerja Sektor Pertanian

2013 2019, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian 2013

sektor pertanian yang berhubungan erat

dengan pola tanam dan musim.

Grafik 6.3 Proporsi Penyerapan TK

Menurut Sektor

Sumber: BPS, Diolah

Berdasarkan tingkat pendidikannya, tenaga

kerja di Sumut masih didominasi oleh

tenaga kerja berpendidikan rendah (SMP

kebawah) dengan porsi 52,8%. Rendahnya

pendidikan penduduk usia kerja tersebut juga

menyebabkan serapan tenaga kerja masih

terkonsentrasi pada lapangan kerja unskilled

seperti sektor pertanian dan sektor informal.

Di sisi lain, jumlah tenaga kerja berpendidikan

diploma dan universitas juga sedikit

mengalami penurunan yaitu dari 12,3% (feb

2017) menjadi 11,8% (feb 2018). Meski

Page 131: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

106

demikian, secara absolut masih tercatat

meningkat dari 771 ribu

menjadi 804 ribu orang. Kenaikan jumlah

tenaga kerja berpendidikan tinggi diharapkan

dapat menjadi faktor pendorong perbaikan

ekonomi Sumut ke depan. Secara rinci, jumlah

tenaga kerja yang berpendidikan SMP ke

bawah tercatat sebanyak 3,6 juta orang

(52,8%), SMA sebanyak 1,5 juta orang

(22,6%), SMK sebanyak 872 ribu orang

(12,8%), dan Diploma-Universitas sebanyak

804 ribu orang (11,8%).

Grafik 6.4 Proporsi TK Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

Sumber : BPS (diolah)

Sejalan dengan latar belakang pendidikan

yang masih rendah, peran sektor informal24

masih mendominasi struktur

24 Berdasarkan klasifikasi pekerjaannya, status pekerjaan

utama dibagi menjadi dua, yaitu formal dan informal.

Pekerja formal merupakan pekerjaan yang mencakup

kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan

ketenagakerjaan di Sumut. Proporsi tenaga

kerja informal di Sumut mencapai 62,2% atau

sebanyak 4,2 juta orang terdiri dari tenaga

kerja yang berusaha sendiri (17,05%),

berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,75%),

pekerja bebas (7,24%) dan pekerja keluarga

(19,14%). Tingginya serapan tenaga kerja

pada sektor informal diperkirakan sebagai

akibat dari rendahnya tingkat pendidikan

tenaga kerja di Sumut.

Grafik 6.5 Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS (diolah)

Jumlah pekerja waktu penuh Sumatera

Utara mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun lalu. Jumlah pekerja waktu penuh

Sumatera Utara per Februari 2018 tercatat

sebanyak 4,45 juta orang atau meningkat

kategori buruh/karyawan. Sementara, pekerjaan informal

terdiri dari buruh, pekerja bebas pertanian, pekerja bebas

non pertanian dan pekerja keluarga/tidak dibayar.

Page 132: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

107

3,73% dibandingkan Februari 2017 yang

mencapai 4,2 juta orang. Kondisi ini sejalan

dengan kinerja ekonomi Sumatera Utara

triwulan I 2017 yang tumbuh 4,73% (yoy),

lebih baik dibandingkan periode yang sama

tahun 2017 4,5% (yoy).

6.2 Pengangguran

Grafik 6.6 Indeks Kondisi

Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat Ini

Sumber : Survey Konsumen, Bank Indonesia

Angka pengangguran mengalami

penurunan pada Februari 2018

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Jumlah pengangguran per

Februari 2018 sebanyak 403 ribu, lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 430

ribu orang. Namun demikian, jumlah tersebut

menyumbang 6,3% angka pengangguran

nasional.25

Jumlah penganggur Nasional

tercatat sebanyak 6,8 juta orang per Februari

2018.

25 Jumlah pengangguran nasional Februari 2018 sebanyak

1,05 juta orang, BPS Nasional

Sejalan dengan penurunan angka

pengangguran, indikator Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) Sumatera

Utara mengalami penurunan. TPT Februari

2018 sebesar 5,58% menurun dari tahun

sebelumnya 6,41%. Besaran TPT 5,58%

tersebut dapat diartikan dari 100 orang

angkatan kerja terdapat sekitar 5 orang yang

tidak bekerja / sedang mencari pekerjaan/

sedang mempersiapkan usaha. Realisasi TPT

periode ini terendah selama 5 tahun (bulan

data Februari), mengindikasikan adanya

perbaikan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Namun demikian, apabila dibandingkan

dengan daerah lainnya, TPT Sumatera Utara

masih berada diatas nasional yang sebesar

5,13%, bahkan berada di urutan ke-4

tertinggi dibandingkan provinsi di Sumatera

lainnya.

Grafik 6.7 Indeks Ketenagakerjaan dan

Penghasilan Saat ini

Sumber : BPS (diolah)

Page 133: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

108

Secara spasial, Tingkat Pengangguran

Terbuka26

(TPT) perkotaan cenderung lebih

tinggi dibandingkan pedesaan. TPT di

perkotaan sebesar 5,35 persen sedangkan TPT

di pedesaan sebesar 3,57 persen. Tingginya

tingkat pengangguran di perkotaan tersebut

disinyalir karena pertumbuhan ekonomi yang

belum optimal dan belum diimbangi dengan

peningkatan kesempatan kerja. Tenaga kerja

yang berpendidikan tinggi tumbuh lebih cepat

dibandingkan pertumbuhan lapangan kerja

sehingga menyebabkan peningkatan rasio

pengangguran di beberapa kota besar

dimaksud.

Grafik 6.8 TPT Sumut Menurut

Pendidikan

Sumber : BPS (diolah)

26 Tingkat pengangguran merupakan persentasi dari

jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Penganggur terbuka terdiri dari Penduduk berusia 15

tahun keatas yang : 1) Tidak memiliki dan mencari

pekerjaan; 2)tidak memiliki dan mempersiapkan usaha;

Menurut tingkat pendidikannya, TPT

tertinggi bergelar pendidikan menengah ke

atas. TPT berjenjang Universitas tercatat paling

tinggi sebesar 8,35% , SMA sebesar 8,11%,

dan Diploma 7,02%. Hal ini

merepresentasikan daya serap tenaga kerja

berpendidikan tinggi di Sumut masih relatif

rendah atau lapangan kerja yang tersedia

tidak sesuai dengan kompetensi lulusan

menengah ke atas. Meski demikian,

peningkatan serapan tenaga kerja terlihat

pada tenaga kerja lulusan SMK, yang

ditunjukkan dari penurunan TPT semula

7,91% (Feb 2017) menjadi 4,96% (Feb 2018)

yang mengindikasikan kondisi industri relatif

membaik di Sumatera Utara.

6.3 Kesejahteraan

6.2.1. NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Pada triwulan II 2018, kesejahteraan petani

di Sumatera Utara mengalami penurunan

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP)

Sumatera Utara masih berada dibawah batas

100 dan mengalami penurunan dibandingkan

triwulan II 2017. NTP triwulan laporan sebesar

3)tidak memiliki pekerjaan dan mencari pekerjaan karena

merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan; 4) sudah

memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja

UNIVERSITAS

DIPLOMA

SMK

SMA

FEB 17 FEB 18

5,65

5,89

7,91

7,55

5,34

5,97

8,35

7,02

4,96

8,11

5,29

3,27 SD

SMP

Page 134: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

109

98,60%, lebih rendah dibanding periode

sebelumnya 99,39%. Apabila dilihat secara

spasial, realisasi NTP Sumut juga termasuk

tertinggi ke-4 di Sumatera setelah Lampung,

Riau dan Jambi dan lebih rendah

dibandingkan NTP nasional sebesar 101.9

Grafik 6.9 NTP Sumatera dan Nasional

Sumber : BPS (diolah)

Penurunan NTP Sumatera Utara didorong oleh

peningkatan pengeluaran petani tercermin

dalam Indeks yang dibayar (Ib)27

yang lebih

tinggi dibandingkan penerimaan (It)28

.

Pengeluaran tercermin historis dari indeks yang

dibayarkan (Ib) petani meningkat 4,8% dari

tahun sebelumnya 128.12 menjadi 134.31 pada

triwulan II 2018. Sementara indeks penerimaan

(It) naik 4% dari 127.34 menjadi 132.43.

Peningkatan Ib terutama didorong oleh kenaikan

27 Indeks yang dibayar mencerminkan fluktuasi harga

barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan

bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan (Indeks

IKRT), serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk

memproduksi hasil pertanian (indeks BPPBM).

Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan

perkembangan inflasi pedesaan.

Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang

terjadi karena adanya peningkatan pengeluaran

untuk konsumsi, diperkirakan terkait momen

lebaran yang terjadi pada triwulan II 2018, dari

131,46 poin menjadi 138,80 poin atau

meningkat 5,8%. Peningkatan IKRT diperkirakan

terutama didorong oleh pengeluaran untuk

sandang dan bahan makanan. Sejalan dengan

hal tersebut, biaya produksi dan penambahan

barang modal yang dicerminkan dari Indeks

BPPBM juga meningkat 2,6%.

Di sisi lain, penerimaan petani yang tercermin

dari Indeks yang diterima (IT) pada triwulan

laporan menunjukkan peningkatan, sehingga

mampu menahan penurunan NTP lebih dalam.

Indeks yang diterima petani triwulan laporan

naik 4% dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Kenaikan penerimaan petani

diperkirakan terkait dengan penyesuaian pola

tanam sehingga mendorong pergeseran siklus

panen raya tanaman pangan yang semula terjadi

pada triwulan I bergeser ke triwulan II, yang

kemudian mempengaruhi pendapatan petani

secara umum. Selain itu, peningkatan harga

Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering

28 Indeks harga yang diterima (It), mencerminkan fluktuasi

harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini

digunakan sebagai data penunjang dalam perhitungan

pendapatan sektor pertanian.

Page 135: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

110

Giling (GKG) juga menjadi faktor pendorong

kenaikan penerimaan petani.

Penurunan NTP ini sejalan dengan

perlambatan harga gabah kering panen (GKP)

dan harga komoditas pada triwulan II 2018

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Harga gabah dan harga

komoditas utama (sawit dan karet) disinyalir

mempengaruhi penerimaan di tingkat petani

secara umum. Hal ini diduga karena mayoritas

petani masih menjual hasil panennya tanpa

melakukan proses penggilingan terlebih dahulu.

Sehingga penerimaan petani cenderung kecil

dibandingkan dengan pengusaha/tengkulak

yang meneruskan melakukan proses

penggilingan. Pada triwulan II 2018 grafik

menunjukan pertumbuhan harga gabah kering

panen di tingkat petani mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya (porsi penjualan di tingkat petani

lebih antara 60%-70%) sehingga diperkirakan

mempengaruhi NTP secara total. Di sisi lain, hal

ini juga terkait dengan kenaikan Indeks yang

diterima (It) yang lebih kecil dibandingkan

dengan Indeks yang dibayar (Ib).

29 Cakupan komoditas subsektor tanaman pangan: padi,

palawija. Cakupan komoditas subsektor hortikultura:

sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias&tanaman

obat-obatan. Sub sektor perkebunan: kelapa, kopi dan

Grafik 6.10 Pertumbuhan Harga Gabah

Kering Panen

Sumber : BPS (diolah)

Berdasarkan sektornya, penurunan NTP

khususnya didorong oleh penurunan NTP

dari subsektor tanaman pangan dan

hortikultura. Penurunan NTP tanaman

pangan sejalan dengan koreksi harga tanaman

pangan dan hortikultura yang bergerak turun

di kuartal II 2018 dibandingkan tahun

sebelumnya. Sementara NTP subsektor

perkebunan, peternakan dan nelayan

mengalami peningkatan.29

Berdasarkan harga

pangan strategis pada web

www.hargapangan.id diketahui pergerakan

harga beberapa komoditas searah dengan NTP

subsektor tanaman pangan, hortikultura dan

peternakan.

serta komoditas lainnya, bervariasi antara daerah. Sub

sektor peternakan: ternak besar (sapi, kerbau), ternak

kecil (kambing, domba, babi)

Page 136: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

111

Grafik 6.11 NTP Sumatera Utara

Berdasarkan Subsektor

Sumber : BPS (diolah)

6.4 Tingkat Kemiskinan

Perbaikan sektor tenaga kerja disertai

dengan inflasi yang relatif rendah

berdampak pada tingkat kemiskinan yang

menurun. Angka kemiskinan30

Sumatera

Utara pada Maret 2018 mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun lalu dan memperlihatkan

kecenderungan tren yang menurun sejak 3

tahun terakhir. Pada bulan Maret 2018,

jumlah penduduk miskin mencapai 1.324,980

jiwa atau 9,2% dari total penduduk di

Sumatera Utara. Angka ini menurun 9% atau

sebanyak 128,8 ribu orang dibandingkan

Maret 2017.

30 Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata

pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis

Grafik 6.12 Jumlah Penduduk Miskin

Sumatera Utara

Sumber : BPS (diolah)

Perbaikan tingkat kemiskinan terjadi baik di

perkotaan maupun pedesaan. Jumlah

penduduk miskin di daerah perdesaan

umumnya selalu lebih tinggi dibandingkan

perkotaan. Namun demikian, pada periode

Maret 2018, jumlah penduduk miskin di

daerah pedesaan menurun signifikan 15,2%

(113,04 ribu jiwa) menjadi sebanyak 630,1

ribu jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk

miskin di kota juga menurun sebanyak

2,2%(15,8 ribu jiwa) menjadi sebanyak 694,8

ribu jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin

di desa diindikasikan terkait dengan

keberhasilan program Dana Desa yang sedang

bergulir saat ini. Program Dana Desa yang

digunakan untuk pembangunan infrastruktur

desa serta program produktif disinyalir

kemiskinan. Pada September 2017 garis kemiskinan

Sumatera Utara sebesar Rp423.696 per kapita/bulan

Page 137: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

112

memberikan dampak positif dalam

pembangunan desa serta pengentasan

kemiskinan.

Grafik 6.13 Jumlah Penduduk Miskin

Sumatera Utara

Sumber : BPS (diolah)

Selain itu, penurunan jumlah penduduk miskin

di Sumatera Utara secara umum disinyalir

didorong oleh beberapa faktor salah satunya

laju inflasi yang relatif terkendali dan pada

tren yang menurun di 2018. Inflasi yang

terkendali ini kemudian berdampak pada

stabilitas harga komoditas. Selanjutnya,

kesuksesan penyaluran beras sejahtera (rastra)

dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada

rumah tangga uga turut berkontribusi pada

penurunan jumlah penduduk miskin di

Sumatera Utara.

Perbaikan tingkat kemiskinan juga

ditunjukkan dengan Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) yang menunjukkan

kecenderungan menurun. Selama Maret

2017-Maret 2018, Indeks P1 turun dari 1.7

menjadi 1.6. Sejalan dengan hal tersebut

indeks P2 juga menurun dari 0.44 menjadi

0.41. Hal ini mengindikasikan rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung

semakin mendekati garis kemiskinan dan

tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

miskin semakin menurun.

Grafik 6.14 Indeks Kedalaman dan

Keparahan Kemiskinan

Sumber : BPS (diolah)

Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di

Sumatera, maka Provinsi Sumatera Utara

merupakan provinsi dengan peringkat 4

dengan tingkat kemiskinan tertinggi pada

Maret 2018 yang memiliki 9,2% penduduk

miskin. Adapun persentase jumlah penduduk

miskin paling tinggi adalah Provinsi Aceh

sebesar 15,9% dan terendah adalah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung sebesar 5,3%.

Namun, persentase penduduk miskin

Sumatera Utara masih di bawah nasional yang

mencapai 9,8%.

Page 138: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

113

6.5 Ketimpangan Pendapatan

Berbeda dengan tingkat kemiskinan yang

membaik, kondisi ketimpangan pendapatan

Sumatera Utara menunjukkan angka yang

stabil. Ketimpangan pendapatan yang

tercermin dari rasio gini yang mengukur

ketimpangan distribusi pendapatan melalui

pengukuran yang berkisar antara 0 sampai 1.

Apabila koefisien gini bernilai 0 berarti terjadi

pemerataan sempurna di suatu daerah,

sementara apabila bernilai 1 maka terjadi

ketimpangan sempurna.

Pada Maret 2017 , koefisien Gini Sumatera

Utara tercatat sebesar 0,32 sama dengan

periode yang sama tahun sebelumnya. Hal

ini mengindikasikan kondisi ketimpangan yang

masih sama di Sumatera Utara. Namun

demikian, realisasi gini ratio ini masih lebih

rendah dibandingkan nasional sebesar 0,38.

Dengan kata lain, tingkat pemerataan

pendapatan di Sumatera Utara relatif lebih

baik dibandingkan nasional.

Grafik 6.15 Perkembangan Koefisien Gini

Sumatera Utara

Sumber : BPS (diolah)

Ditinjau dari wilayahnya, tingkat

ketimpangan di kawasan perkotaan tercatat

lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Pada

September 2017, koefisien gini perkotaan

Sumatera Utara tercatat sebesar 0,33, lebih

tinggi dibandingkan dengan pedesaan yang

mencapai 0,25. Tingkat ketimpangan yang

lebih tinggi di daerah perkotaan sejalan

dengan nasional. Koefisien gini perkotaan

nasional tercatat sebesar 0,40 sementara

pedesaan 0,32.

Di daerah pedesaan Sumatera Utara,

ketimpangan pendapatan pada Maret 2018

sedikit meningkat dibandingkan periode

yang sama tahun 2017. Pada Maret 2018,

rasio mencapai 0,27 sedikit meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya 0,26.

Berdasarkan distribusinya, meningkatnya gini

ratio pedesaan didorong oleh realisasi

pendapatan kelompok 20% masyarakat tinggi

yang sedikit meningkat yaitu dari 35,57

menjadi 37,11. Sementara pendapatan

penduduk golongan 40% pendapatan

menengah dan rendah, justru menunjukkan

penurunan. Dengan kata lain, ketimpangan

didorong oleh kenaikan rata-rata pengeluaran

per kapita per bulan pada kelompok 20%

teratas. Dampaknya tingkat ketimpangan di

desa terpengaruh. Ketimpangan di desa dapat

ditekan melalui peningkatan pengeluaran per

kapita kelompok 40% terendah yang lebih

cepat dari sebelumnya.

Page 139: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

114

Grafik 6.16 Distribusi Pendapatan

Pedesaan

Sumber : BPS (diolah)

Sementara di daerah perkotaan,

ketimpangan pendapatan pada tahun 2018

relatif sama dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Distribusi pendapatan

20% penduduk berpendapatan tinggi

menurun dari semula 42,35 menjadi 41,39.

Sementara penguasaan pendapatan oleh 40%

penduduk menengah dan rendah meningkat.

Hal ini sejalan dengan penurunan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) dan tren

penurunan tingkat kemiskinan di Sumatera

Utara yang mendorong distribusi pendapatan

pada kelompok 40% terbawah dan 40%

menengah lebih cepat.

Grafik 6.17 Distribusi Pendapatan Perkotaan

Sumber : BPS (diolah)

Ketimpangan distribusi pendapatan masih

sangat terlihat khususnya daerah perkotaan.

Hal tersebut tercermin dari distribusi

pendapatan yang tidak merata dimana sekitar

80% distribusi pendapatan dinikmati oleh

masyarakat berpendapatan menengah dan

kelompok teratas atau sekitar 60% total

penduduk. Sementara masyarakat

berpendapatan rendah atau 40% dari total

penduduk hanya mendapatkan share 20%

pendapatan perkotaan. Hal ini

mengindikasikan masih adanya kendala yang

belum teratasi antara lain 1) perbedaan

konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah.

Dimana Sumatera Utara bagian timur memiliki

pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan

bagian barat; 2) alokasi investasi yang belum

merata. Pembangunan infrastruktur strategis

seperti jalan tol dan bandara masih

terkonsentrasi di wilayah timur, serta beberapa

pembangunan yang masih dalam proses

Page 140: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

115

belum memberikan dampak yang siginifikan;

3) tingkat mobilitas faktor produksi yang

rendah seperti tenaga kerja atau modal yang

belum merata menyebabkan ketimpangan di

level regional; serta 4) ketersediaan

infrastruktur yang belum mengakomodir

seluruh daerah hingga pelosok Sumatera

Utara.

Terkait dengan distribusi pendapatan

sebagaimana diulas diatas, perbaikan aspek

pemerataan (equity) dalam distribusi

pendapatan juga dapat dilakukan melalui

pembangunan modal manusia. Salah satu

upaya dalam menekan tingkat ketimpangan

adalah mengupayakan agar penduduk

mendapatkan kemudahan dalam mengakses

kebutuhan dasar untuk mengembangkan

potensinya yang kemudian akan tercermin

dalam Indeks Pembangunan Manusia. IPM

merupakan indikator penting untuk mengukur

keberhasilan dalam membangun kualitas

hidup manusia. IPM juga menjelaskan

bagaimana penduduk dapat mengakses hasil

pembangunan untuk memperoleh

pendapatan, kesehatan, dan dan pendidikan.

31 IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan

sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan

standar hidup (decent standar of living).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Sumatera Utara terus mengalami

peningkatan.31

IPM Sumatera Utara tahun

2017 mencapai 70,57 meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya meski masih

sedikit berada dibawah IPM nasional.

Peningkatan IPM tersebut didorong oleh

peningkatan pada 3 aspek esensial, yaitu

aspek umur panjang dan hidup sehat,

pengetahuan dan standar hidup layak. Ketiga

aspek tersebut dijabarkan ke dalam 3 indeks

yaitu Indeks Harapan Hidup Saat Lahir (UHH),

Indeks Harapan Lama Sekolah (HLS) dan

Indeks Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) serta

Indeks Pengeluaran Per Kapita, yang

keseluruhannya menunjukkan peningkatan di

tahun 2017.

Tabel 6.2 Tabel IPM Menurut Komponen

Dibandingkan provinsi lain di Sumatera, IPM

Provinsi Sumatera Utara tahun 2017

menempati peringkat ke 5 setelah IPM

tertinggi dibawah Kepulauan Riau (74,5), Riau

Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Umur Harapan Hidup saat Lahir

(UHH)Tahun 67.46 67.63 67.81 67.94 68.04 68.29 68.33 68.37

Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 11.82 11.83 11.97 12.41 12.61 12.82 13.00 13.1

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 8.51 8.61 8.72 8.79 8.93 9.03 9.12 9.25

Pengeluaran per Kapita Rp 000 9,196 9,231 9,266 9,309 9,391 9,563 9,744 10,036

IPM 67.09 67.34 67.74 68.38 68.87 69.51 70 70.57

Pertumbuhan IPM % - 0.37 0.59 0.94 0.72 0.93 0.7 0.81

Page 141: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

116

(71,8), Sumatera Barat (71,2), dan Aceh

(70,6).

Grafik 6.18 IPM Sumut dan Nasional

Sumber : BPS (diolah)

Secara spasial, dari 33 Kabupaten/Kota di

Sumatera Utara, yang menyandang IPM status

32 sebanyak 14 kabupaten/kota atau

sebesar 42,4%, dengan 3 kabupaten/kota

dengan IPM tertinggi adalah Kota Medan

(79,3); Kota Pematangsiantar (76,9) dan Kota

Binjai (74,1). Sementara itu IPM status

sebesar 48,5%. Sementara itu, masih terdapat

3 kabupaten yaitu Nias, Nias Selatan dan Nias

Barat yang masih berstat

angka IPM masing-masing sebesar 59,8; 59,1;

dan 59,0. Selaras dengan pembangunan yang

lebih banyak dilakukan di Pantai Timur,

32 Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah dapat

IPM≥ ≤ IPM

sehingga tingkat kesejahteraan dan

pembangunan manusia di Sumatera Utara

juga relatif lebih baik di wilayah Pantai Timur

(Grafik 6.20).

Grafik 6.19 IPM 33 Kabupaten/Kota Sumut

Sumber : BPS (diolah)

≤80;3)Kelompok sedang : 60 ≤ IPM ≤70; 4) Kelompok

Page 142: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

117

GRAN FONDO NEW YORK (GFNY) SAMOSIR CHAMPIONSHIP 2018:

BUKTIKAN SAMOSIR SEBAGAI DESTINASI SPORT-TOURISM

Apa itu Grand Fondo New York (GFNY)? Gran Fondo merupakan event cycling marathon yang

pertama kalinya berkembang di Italia pada tahun 1970. Dalam perkembangannya United States

juga melaksanakan hal yang sama dengan sebutan Gran Fondo New York sejak 2009 dan

menjadi salah satu yang paling terkenal di dunia disamping Gran Fondo Itali. Dalam Bahasa Italia,

Bersepeda Jarak Jauh

yang pesertanya bukanlah atlet professional. Balap sepeda jalanan ini telah digelar di 11 negara

di Benua Eropa, Amerika, dan Asia. Kini, GFNY Championship Asia 2018 telah dilaksanakan di

Pulau Samosir pada 2 September 2018.

Pulau Samosir terpilih menjadi locus

keempat GFNY setelah Nusa Tenggara

Barat, Malang dan Bali sejak 2016 silam.

Penyelenggaraan ini juga sekaligus

menjadikan Samosir sebagai tempat

penyelenggaraan GFNY Championship

Asia, dimana pemenangnya akan

diikutsertakan dalam kejuaran GFNY di New

York. Menurut Badan Pelaksana Otorita

Suplemen 4

Page 143: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

118

Danau Toba (BPODT), peserta GFNY Samosir mencapai 800

orang peserta berasal dari 24 negara. Ajang ini dibagi

menjadi dua kategori yaitu kategori long distance berjarak

152 km (gran fondo) dan 106 km (medio fondo) dengan

lintasan eksotis ala Toba.

Tentu menjadi suatu kebanggan apabila perhelatan berkelas internasional ini dapat dilaksanakan

di Pulau Samosir, Negeri Indah Kepingan Surga. Selain menjadi ajang pembuktian bahwa

Pemerintah Daerah beserta seluruh jajarannya mampu melaksanakan event besar, kedatangan

ratusan peserta jelas akan memberikan manfaat ekonomi, komersil dan sosial. Secara ekonomi,

kedatangan peserta akan memberikan nilai tambah di berbagai sektor mulai dari sektor

transportasi (udara, air, dan darat), hotel, akomodasi hingga jasa travel. Di sisi lain, manfaat

komersil juga akan dirasakan bahkan dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu seluruh

peserta yang turut menikmati keindahan lintasan Danau Toba akan kembali ke negaranya dengan

membawa kesan baik yang kemudian diharapkan dapat menjadi duta pariwisata Toba. Dari segi

sosial, event ini akan menjadi pembelajaran alamiah bagi penduduk sekitar, mereka akan

menangkap peluang dari kedatangan para pedalis.

Sumber Gambar: BPODT

Page 144: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

119

Page 145: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

120

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN

DAERAH

Perekonomian Sumatera Utara di penghujung tahun berpotensi tumbuh meningkat di rentang 5,1

5,5% (yoy) didorong oleh puncak realisasi belanja Pemerintah di akhir tahun. Konsumsi rumah tangga

diperkirakan juga kembali meningkat menjelang perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru. Dari sisi

eksternal, ekspor diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan perbaikan sektor pertanian dan industri

pengolahan sementara impor disinyalir meningkat sejalan dengan peningkatan investasi ditengah

penguatan nilai tukar Amerika Serikat terhadap mata uang negara lain secara global. Secara keseluruhan

tahun 2018, perekonomian Sumatera Utara secara diperkirakan akan tumbuh lebih baik dari tahun

sebelumnya, terutama bersumber dari perekonomian domestik. Perbaikan daya beli masyarakat

mendorong kegiatan konsumsi rumah tangga, sementara Pelaksanaan Pilkada 2018 menjadi motor

penggerak konsumsi pemerintah serta konsumsi LPNRT.

Tekanan inflasi diperkirakan meningkat di akhir tahun namun masih berada pada rentang sasaran

nasional yang telah ditetapkan, yaitu 3,5±1%. Peningkatan tekanan inflasi terutama didorong oleh

kenaikan tekanan inflasi bahan makanan. Meski demikian, aktivitas panen raya komoditas padi yang

terjadi pada triwulan III hingga jelang triwulan IV diperkirakan akan menahan tekanan inflasi lebih lanjut.

DANAU TOBA

Page 146: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 121

7.1 Prospek Pertumbuhan

Ekonomi

Perekonomian Provinsi Sumatera Utara pada

triwulan IV 2018 diprediksi terakselerasi di level

5,1% 5,5% (yoy). Pertumbuhan diperkirakan

bersumber dari permintaan domestik, terutama

didorong oleh puncak realisasi belanja

Pemerintah. Sisi eksternal diperkirakan tetap

tumbuh didorong oleh kinerja ekspor yang solid

ditengah impor yang tinggi.

Pertumbuhan konsumsi swasta diprediksi

bersumber dari konsumsi rumah tangga

sementara konsumsi LPNRT diperkirakan akan

tumbuh terbatas. Konsumsi rumah tangga

disinyalir kembali bergairah seiring dengan

perayaan HBKN Natal dan tahun baru. Kenaikan

UMP di awal tahun ditengah ketidakstabilan

harga komoditas disinyalir dapat menjaga daya

beli masyarakat. Stimulus fiskal Pemerintah dalam

bentuk penyaluran bantuan sosial yang terus

dilakukan secara berkala juga diharapkan dapat

menjaga momentum perbaikan konsumsi rumah

tangga, terutama dari kalangan bawah.

Lebih lanjut, optimisme perbaikan ekonomi di

akhir tahun juga tercermin oleh hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan

peningkatan indeks terkait perbaikan penghasilan

di enam bulan yang akan datang. Sementara itu,

konsumsi LPNRT diperkirakan mulai meningkat

menyambut Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu

Presiden (Pilpres) 2019.

Konsumsi pemerintah diperkirakan meningkat di

triwulan IV 2018. Realisasi belanja Pemerintah

diprediksi akan mencapai puncaknya di akhir

tahun, sesuai dengan pola historisnya.

Pelaksanaan proyek proyek pembangungan

serta pemeliharaan infrastruktur akan terus

berlanjut dan puncak pembiayaan dari kontrak

diperkirakan terjadi di penghujung semester ke-II.

Sejalan dengan peningkatan realisasi belanja

Pemerintah, investasi disinyalir juga akan tumbuh

positif. Realisasi investasi untuk investasi

bangunan diperkirakan akan tumbuh positif

sejalan dengan percepatan proyek proyek

infrastruktur yang diharapkan dapat beroperasi di

tahun 2018/2019. Pelaku usaha industri

pengolahan juga diprediksi akan tetap melakukan

investasi terkait dengan pemeliharaan barang

modal. Produksi kelapa sawit disinyalir tetap kuat

diakhir tahun mendorong pelaku melakukan

maintenance untuk mengoptimalisasi kapasitas

pengolahan.

Pengembangan Kawasan Industri Kualatanjung

serta pembangunan infrastruktur pendukung KEK

Sei Mangkei, seperti Kereta Api KEK Sei Mangkei

Kuala Tanjung diharapkan dapat mendorong

masuknya investasi swasta. Program Online Single

Submission yang saat ini di dalam tahap

percobaan berpotensi menambah kekondusifan

iklim investasi sehingga dapat merangsang

investasi swasta. Selain itu, Pemerintah Daerah,

Bank Indonesia, dan instansi terkait terus

melakukan promosi proyek proyek strategis

yang sudah clean and clear melalui Regional

Investment Relation Unit (RIRU).

Dari sisi eksternal, perdagangan antardaerah

diperkirakan dapat terakselerasi seiring dengan

perbaikan kinerja sektor pertanian. Ekspor luar

negeri diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan

perbaikan sektor industri pengolahan. Depresiasi

nilai tukar disinyalir dapat mendorong harga

barang ekspor menjadi lebih kompetitif. Disisi lain,

harga komoditas yang relatif tumbuh terbatas

berpotensi menahan pertumbuhan ekspor.

Kebijakan kebijakan proteksionisme negara

mitra dan ketegangan hubungan dagang Amerika

Page 147: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 122

Serikat dengan negara lainnya diperkirakan dapat

mempengaruhi harga komoditas di pasar

internasional. Sementara itu, impor disinyalir akan

meningkat sejalan dengan peningkatan investasi

ditengah penguatan nilai tukar Amerika Serikat

terhadap mata uang negara lain secara global.

Dari sisi lapangan usaha, perekonomian di

triwulan IV 2018 diperkirakan akan bersumber

oleh perbaikan kinerja sektor utama. Puncak

realisasi belanja Pemerintah dan kegiatan

percepatan pembangunan infrastruktur yang terus

berjalan diperkirakan dapat mengakselerasi kinerja

sektor konstruksi. Kembali menggeliatnya

konsumsi rumah tangga menjelang HBKN Natal

dan Tahun Baru diprediksi turut tercermin pada

sektor Perdagangan dan juga Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum. Pengoperasian

Pelabuhan Kuala Tanjung serta beberapa seksi Tol

Trans Sumatera di Sumatera Utara diharapkan

dapat memperlancar arus distribusi perdagangan

barang dan jasa. Cuaca yang kondusif diharapkan

dapat mendukung proses panen, sehingga dapat

meningkatkan sektor pertanian. Tercukupinya

bahan baku dan optimalisasi kapasitas melalui

investasi non bangun berpotensi mendorong

kinerja industri pengolahan.

Grafik 7.1 Outlook PDRB Sumatera

Utara 2018

Grafik 7.2 Komponen Indeks Ekspektasi

Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Tabel 7.1 Perkiraan Harga Komoditas Unggulan

Sumber: IMF Edisi April 2018, diolah

Secara keseluruhan tahun 2018, perekonomian

Sumatera Utara diperkirakan akan lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya, ditopang oleh

perbaikan permintaan domestik. Stimulus fiskal

berupa kenaikan UMP dan peningkatan alokasi

bantuan sosial dapat meningkatkan daya beli

masyarakat. Pelaksanaan Pilkada 2018 juga

memperkuat permintaan domestik melalui

konsumsi LPNRT dan konsumsi Pemerintah.

Komitmen pemerintah dalam mendukung

percepatan pembangunan infrastruktur di

Sumatera Utara juga turut menopang

pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, sisi

eksternal diperkirakan tumbuh melambat sejalan

dengan perkembangan harga komoditas yang

relatif terbatas. Secara sektoral, kinerja

Perdagangan dan Penyedia Akomodasi dan

Makan Minum diprediksi meningkat searah

dengan tingginya aktivitas konsumsi masyarakat.

Kinerja perdagangan juga didukung oleh

kelancaran arus distribusi barang dan jasa seiring

dengan telah selesainya beberapa infrastruktur

konektivitas.

Pertumbuhan Harga Komoditas (%yoy) 2017 2018 2019

Minyak Dunia 23.29 17.99 -6.54

Minyak Kelapa Sawit 1.24 -2.57 0.20

Kopi -7.35 -5.33 10.08

Karet 21.89 -14.14 0.28

Page 148: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 123

Kedepan, perekonomian Sumatera Utara masih

dihadapkan beberapa risiko, terutama dari sisi

eksternal. The Fed diperkirakan akan tetap

melanjutkan rencana kenaikan suku bunga Fed

Fund Rate (FFR) secara bertahap, seiring dengan

perekonomian Amerika Serikat yang tumbuh

kuat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi

Eropa, Jepang, dan Tiongkok relatif terbatas.

Kenaikan FFR ditengah pertumbuhan ekonomi

global yang tidak merata dapat memperbesar

tekanan terhadap nilai tukar negara negara lain

secara global, termasuk Rupiah. Untuk itu, Bank

Indonesia secara konsisten mengambil langkah

preemptive, front loading, dan ahead the curve

untuk mempertahankan daya tarik pasar

keuangan domestik dan memperbaiki defisit

transaksi berjalan. Sejalan dengan hal tersebut,

Pemerintah juga melakukan langkah konkrit

dengan mendorong kinerja ekspor dan menunda

proyek proyek nasional dengan komponen

impor yang tinggi.

Selain itu, ketegangan perdagangan antara

Amerika Serikat dan sejumlah negara serta

potensi kebijakan proteksionisme negara - negara

parter dagang juga perlu menjadi perhatian

bersama. India masih memiliki ruang untuk

meningkatkan bea masuk CPO dan turunannya

hingga 300% sesuai dengan bound tariff di WTO.

Selain itu, Amerika Serikat juga sedang mengkaji

ulang fasilitas Generalized System of Preference

(GSP) yang didapatkan Indonesia. Untuk itu,

Pemerintah terus berupaya membuka pintu

kerjasama perdagangan dengan negara negara

lain, sehingga dapat mendiversifikasi negara mitra

dagang.

Grafik 7.3 PMI Negara-Negara Partner

Dagang

Sumber: tradingeconomics.com, diolah

Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan

Negara-Negara Utama

Sumber: IMF Juli 2018, diolah

7.2 Prospek Inflasi

Laju inflasi Sumatera Utara pada

keseluruhan tahun 2018 diperkirakan akan

terkendali pada kisaran sasaran inflasi

nasional 3,5%±1%. Tekanan inflasi pada

semester II 2018 diperkirakan tidak signifikan.

Kenaikan harga secara umum diperkirakan

terutama bersumber dari beberapa komoditas

di kelompok bahan makanan, kelompok

transportasi, dan kelompok makanan jadi.

Adanya gangguan pasokan di triwulan III dan

faktor musiman kenaikan permintaan di

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi (%yoy) 2017 2018 2019

PDB Dunia 3.7 3.9 3.9

PDB Amerika Serikat 2.3 2.9 2.7

PDB Euro Area 2.4 2.2 1.9

PDB Jepang 1.7 1.0 0.9

PDB Tiongkok 6.9 6.6 6.4

PDB India 6.7 7.3 7.5

Inflasi KELOMPOK MAKANAN

JADI

Inflasi BAHAN

MAKANAN

Inflasi KELOMPOK

TRANSPORTASI, KOMIKASI DAN

JASA KEUANGAN

Page 149: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 124

triwulan terakhir 2018 menjadi penyebab

inflasi.

Pada kelompok bahan makanan, sesuai pola

musimannya pasokan beberapa komoditas

utama sedikit menurun dibandingkan tahun

sebelumnya terkait dengan faktor cuaca yang

cenderung lebih kering. Namun demikian

secara umum siklus panen komoditas padi

yang jatuh pada akhir triwulan II hingga

jelang triwulan IV masih cukup baik sehingga

kenaikan harga diperkirakan masih terjaga.

Secara historis, komoditas penyumbang

inflasi di semester II terutama beras, cabe

merah, daging ayam ras, serta bawang

merah.

Sementara itu, tekanan inflasi juga

diperkirakan bersumber dari kelompok

Transportasi, Komunikasi dan Jasa

Keuangan serta Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau. Ditengah

isu daya beli yang menurun, konsumsi

masyarakat di Sumatera Utara diindikasikan

masih kuat. Dengan kondisi tersebut, aktivitas

perayaan Hari Natal dan Tahun baru

diperkirakan akan mendorong kenaikan

permintaan masyarakat. Hal tersebut

diindikasikan pada masih tingginya aktivitas

jumlah penumpang yang menggunakan

angkutan udara sehingga diperkirakan akan

meningkatkan inflasi kelompok Transportasi,

Komunikasi dan Jasa Keuangan. Sejalan

dengan hal tersebut, inflasi pada kelompok

ini diperkirakan didorong oleh kenaikan tarif

angkutan udara yang secara historis cukup

signifikan menjadi penyumbang inflasi. Selain

itu, penyesuaian harga bahan bakar yang

terjadi pada semester I juga diperkirakan akan

meningkatkan harga komoditas turunan,

meski dampak penyesuaian harga

diperkirakan tidak signifikan menyumbang

inflasi

Demikian pula dengan kenaikan cukai rokok

yang dilakukan di semester I sesuai dengan

polanya akan secara gradual ditransmisikan

pada kenaikan harga rokok yang menjadi

komponen pada Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau. Secara

historis, kenaikan harga rokok pada semester

II diperkirakan sebesar 0,05%.

Bank Indonesia bersama TPID Provinsi

Sumatera Utara terus melakukan

koordinasi langkah pengendalian inflasi.

Menjaga stabilitas inflasi senantiasa menjadi

komitmen Pemerintah Daerah dan Bank

Indonesia dalam rangka mendukung

optimisme masyarakat dan pelaku ekonomi

untuk melakukan kegiatan ekonomi di

Sumatera Utara, Dalam rangka meredam

tekanan inflasi, TPID Provinsi Sumatera Utara

terus melaksanakan koordinasi serta

mengimplementasikan poin-poin rumusan

hasil Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil)

Sumatera secara konsisten dan terukur.

Beberapa langkah strategis yang diharapkan

dapat menjaga stabilitas inflasi antara lain 1)

mempercepat pembentukan BUMD Pangan;

2) meningkatkan kerjasama antar daerah; 3)

pembuatan sistem informasi neraca pangan

Page 150: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 125

yang terintegrasi dari tingkat desa hingga

provinsi (data produksi dan data pasar); dan

4) perluasan informasi komoditas.

Sejalan dengan hal tersebut untuk

mendukung upaya meredam inflasi bahan

makanan, Bank Indonesia senantiasa

melakukan pengembangan klaster

komoditas pangan strategis di beberapa

Kabupaten di Sumatera Utara. Tersedianya

pasokan barang khususnya bahan pangan

menjadi kunci penting dalam mendukung

stabilitas harga. Dalam kaitan tersebut, Bank

Indonesia bersama pemerintah daerah

melakukan pengembangan klaster komoditas

pangan utama seperti klaster padi di Serdang

Bedagai dan Langkat serta klaster cabai

merah di Deli Serdang. Pengembangan

klaster secara umum bertujuan untuk

meningkatkan produksi ini diharapkan dapat

mendorong peningkatan pasokan sehingga

dapat menekan laju inflasi bahan makanan.

Selain itu, pengawasan dan distribusi juga

menjadi dua hal yang selalu menjadi

perhatian TPID Provinsi Sumatera Utara.

Untuk memperlancar distribusi, TPID Kota

Medan belum lama ini meresmikan Kedai Kita

di Pusat Pasar yang ditujukan memonitor dan

menajaga pasokan dan sebagai pusat

referensi harga pangan. Keberadaan Kedai

Kita akan memperkuat Toko Tani Indonesia

yang saat ini telah memiliki cabang sebanyak

95 unit di Sumatera Utara.

7.3 Rekomendasi kepada

Pemerintah Daerah

Pertumbuhan Ekonomi

Perbaikan ekonomi Sumatera Utara

diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Namun demikian, kedepannya masih

diperlukan penguatan dari sisi domestik

seiring dengan tingginya risiko dari eksternal.

Pemerintah Daerah memiliki peran besar

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ini

dari sisi domestik, sehingga beberapa langkah

dan rekomendasi, diantaranya adalah:

1. Optimalisasi realisasi APBD untuk proyek

infrastruktur serta mempercepat

pembangunan dan perbaikan

infrastruktur jalan, rel kereta api, dan

jembatan yang dapat mendukung

insfrastuktur strategis, seperti pelabuhan,

kawasan pariwisata, dan kawasan

industri.

2. Mendorong pembangunan industri

subtitusi impor serta mengurangi impor

barang konsumsi yang diiringi dengan

peningkatan kualitas produk dalam

negeri dalam rangka meminimalisir

defisit transaksi berjalan;

3. Meningkatkan alokasi dana desa untuk

hal yang bersifat lebih produktif

berlandaskan kearifan lokal, seperti

mewujudkan sentra usaha baru bagi

terwujudnya kedaulatan pangan;

4. Mempersiapkan infrastruktur fisik

termasuk meningkatkan daya tarik

daerah wisata dan infrastruktur lunak

khususnya SDM yang berkualitas serta

Page 151: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 126

menyelenggarakan event-event berskala

nasional dan internasional di daerah;

5. Harmonisasi peraturan pemerintah

kabupaten/kota, provinsi, dan pusat

untuk mendukung kelancaran proses

integrasi perizinan;

6. Mengupayakan peningkatan penyerapan

tenaga kerja sektor formal serta

menciptakan program padat karya dalam

pembangunan desa;

7. Meningkatkan alokasi program

pemerintah yang dapat mengakselerasi

pertumbuhan ekonomi dan pada

akhirnya meningkatkan daya beli

masyarakat seperti Program Keluarga

Harapan; Bantuan Pangan Non Tunai;

Rastra, dll.

Pengendalian Inflasi

Inflasi Sumatera Utara diperkirakan masih

akan terjaga pada kisaran sasaran inflasi

3,5±1%, namun demikian untuk meredam

risiko tekanan inflasi , beberapa langka yang

perlu dilakukan antara lain:

8. Perluasan peran dan bidang usaha

BUMD yang telah ada (exist) untuk

melakukan pengendalian harga.

9. Memperkuat basis data yang terintegrasi

guna mendukung kebijakan yang terarah

dan tepat sasaran, salah satunya melalui

pembuatan sistem informasi neraca

pangan terintegrasi dari tingkat desa

hingga provinsi (data produksi dan data

pasar);

10. Memperkuat pengawasan serta

memastikan penyaluran Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) agar berjalan dengan

baik sehingga dapat mengantisipasi

terjadinya kenaikan harga pangan

utama.

11. Memperbaiki pengelolaan paska panen,

seperti dengan menggunakan Controlled

Atmosphere Storage (CAS) untuk

menyimpan produk hortikultura dalam

waktu yang lebih panjang.

12. Mengintensifkan dan melakukan

penguatan strategis komunikasi untuk

mempengaruhi perilaku serta ekspektasi

masyarakat terhadap inflasi melalui

berbagai program.

Page 152: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

LAMPIRAN

127

LAMPIRAN

INDIKATOR PERBANKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2018

I II III IV I II III IV I II III IV I II III - Jul

Umum 93.6% 93.8% 94.5% 96.7% 92.5% 92.6% 93.2% 93.5% 92.6% 92.2% 90.2% 93.7% 91.7% 92.4% 93.7%

Konvensional 93.1% 93.1% 94.0% 96.5% 92.0% 92.2% 93.1% 93.4% 92.5% 92.0% 90.2% 94.1% 91.9% 92.4% 94.0%

Syariah 105.8% 110.9% 107.3% 100.8% 104.6% 101.3% 96.0% 94.9% 95.1% 96.4% 91.1% 86.7% 87.4% 90.9% 89.5%

Umum 233,130 239,942 254,331 245,167 242,350 256,941 262,606 266,165 279,298 283,951 291,184 290,581 298,285 313,549 302,903

Konvensional 223,879 230,548 244,212 234,210 231,776 245,817 251,060 253,767 267,457 271,421 278,172 276,518 284,739 299,418 288,529

Syariah 9,251 9,395 10,119 10,958 10,574 11,123 11,547 12,398 11,841 12,530 13,012 14,063 13,546 14,131 14,374

Umum 7.1% 7.7% 13.4% 7.4% 3.5% 5.2% 2.4% 5.3% 11.7% 8.2% 6.6% 8.5% 5.6% 7.1% 9.3%

Konvensional 7.6% 8.2% 13.7% 7.4% 3.0% 4.7% 1.9% 5.0% 11.8% 8.2% 6.6% 8.6% 5.4% 7.0% 9.3%

Syariah -1.9% -2.0% 5.8% 8.1% 14.0% 17.4% 12.9% 13.2% 9.4% 8.8% 8.2% 7.8% 8.2% 8.1% 8.9%

Umum 10.4% 8.7% 9.7% 6.6% 3.3% 5.4% 5.8% 6.5% 12.4% 9.2% 6.0% 10.8% 8.8% 9.5% 12.3%

Konvensional 11.5% 10.0% 11.4% 7.5% 3.8% 5.7% 5.5% 6.1% 12.1% 8.7% 5.6% 10.8% 8.8% 9.6% 12.5%

Syariah -7.5% -11.8% -17.3% -9.5% -5.9% -1.0% 12.6% 15.7% 18.7% 19.3% 13.2% 11.7% 7.8% 7.7% 7.2%

Umum 2.7% 3.0% 3.1% 2.7% 3.1% 3.1% 3.1% 2.5% 2.8% 2.8% 2.9% 2.6% 2.8% 2.8% 2.9%

Konvensional 2.4% 2.7% 2.8% 2.4% 2.8% 2.8% 2.9% 2.3% 2.5% 2.6% 2.7% 2.4% 2.6% 2.6% 2.7%

Syariah 10.1% 10.4% 9.8% 8.2% 8.6% 8.5% 7.5% 6.4% 7.0% 6.7% 6.2% 6.1% 6.6% 5.8% 6.1%

Umum 2.78% 3.10% 3.28% 2.85% 3.22% 3.20% 3.08% 2.52% 2.74% 2.77% 3.04% 2.77% 2.90% 2.9% 3.0%

Konvensional 2.44% 2.77% 2.91% 2.52% 2.90% 2.89% 2.81% 2.27% 2.51% 2.54% 2.86% 2.60% 2.72% 2.7% 2.8%

Syariah 9.31% 9.79% 11.35% 9.82% 9.98% 9.88% 8.60% 7.34% 7.50% 7.24% 6.54% 6.07% 6.58% 5.8% 6.0%

Umum 12.82% 9.60% 9.33% 3.24% 4.67% 6.53% 3.78% 8.98% 11.54% 8.72% 10.21% 8.25% 6.66% 6.88% 5.40%

Konvensional 12.84% 9.75% 9.25% 2.84% 4.24% 5.69% 2.89% 8.47% 11.15% 8.47% 10.02% 7.75% 6.13% 6.50% 5.06%

Syariah 12.19% 5.83% 11.23% 12.59% 15.32% 28.51% 26.22% 20.19% 20.42% 14.27% 14.08% 18.06% 17.70% 14.70% 12.11%

7.2% 7.6% 7.8% 7.9% 7.9% 7.9% 8.0% 8.1% 7.7% 7.9% 7.8% 7.8% 7.8% 7.3% 7.3%

4.3% 4.2% 4.2% 4.3% 4.4% 4.1% 4.1% 4.2% 4.1% 4.0% 4.1% 4.1% 4.4% 3.8% 4.0%

6.7% 7.0% 4.7% 3.6% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 10.0% 8.3%

2015 2016 2017

LDR (%)

Aset (Rp Miliar)

Kredit

(YoY)

Lokasi

Bank

Lokasi

Proyek

NPL (%)

Lokasi

Bank

Lokasi

Proyek

DPK (%, YoY)

Rasio

NIM (%)

ROA (%)

BOPO (%)

Page 153: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

128

DAFTAR ISTILAH

Administered Price

Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air serta

transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah misalnya

tembakau dan minuman beralkohol.

Base Effect

Efek kenaikan/penurunannilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level

variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup

rendah/tinggi.

BEC

Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan

utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

Barang Modal (Capital Goods)

Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1

tahun.

Bahan Baku (Raw Material)

Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.

BI Rate

Suku bunga referensi yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan moneter yang ditetapkan

dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan diumumkan kepada publik.

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)

pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time

(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari

sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Ceteris paribus

Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.

Page 154: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

129

CPO (Crude Palm Oil)

Minyak nabati yang dihasilkan oleh buah-buahan dari kelapa sawit.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka

(deposito).

Disposable income

Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak

penghasilan.

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

daerah.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank

konvensional.

Harga Minyak WTI

Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas

Intermediate atau Texas light sweet.

Indeks Penjualan Barang Konstruksi

Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat

keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan

persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.

Inflasi IHK

Page 155: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

130

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks harga

konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit Investasi

Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan pabrik

dan pembelian mesin.

Kredit Modal Kerja

Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku

produksi.

Kredit Konsumsi

Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit

Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit

tanpa agunan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik (feasible)

tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari bank

pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.

Leading Indicators

Page 156: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

131

Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.

Liaison

Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik

melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha.

Loan to Value (LTV)

Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang

dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)

Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet

terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank

syariah

NTP (Nilai Tukar Petani)

Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang

dinyatakan dalam persentase.

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

Passthrough effect

Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan

berdampak pada harga retail suatu produk.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja

(yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan) dengan

pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat

kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Quarter on Quarter (qtq)

Page 157: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

132

Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan

sebelumnya.

PDRB Riil

Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk

menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.

Seasonal event

Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan

cenderung terjadi berulang antar tahun.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank

Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi

pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value

Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.

SurveI Konsumen

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui

persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.

Survei Penjualan Eceran

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan eceran

dan dilakukan secara bulanan.

Uang Kartal

Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa kertas

maupun logam.

Volatile Foods

Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan

bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).

Page 158: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

133

Year on year (yoy)

Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)

terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya. Pembandingan ini dilakukan untuk

menghilangkan efek seasonal yang biasanya terjadi di titik waktu tertentu (misal bulan

Ramadhan, tahun ajaran baru, dsb).

Page 159: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

134

Editor

Departemen Regional 1

Divisi Asesmen dan Advisory: Yura A. Djalins

Kontributor

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Tim Asesmen dan Advisory:

Citra Agustina

Rukmi Gayatri

Muhammad Fajar Andrianto

Shofi Aulia Riza Harahap

Kontributor: Nur Fikriyah Dzakiyah

Elian Ciptono

Rizki Rahmawati

Yudha Wastu Prawira

Tim Data dan SEKDA: Fransiska O.S

Nur Fikriyah Dzakiyah

Henni Monika

Suriana

Purnama Lubis

Fadli Putra

Page 160: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · investasi diperkirakan meningkat didukung oleh Percepatan Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Sumatera

DAFTAR ISTILAH

135

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Tim Asesmen dan Advisory

Telp. 061-4150500

Fax. 061-4534760