KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon)...

169
i KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR AGUSTUS 2016 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

Transcript of KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon)...

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

i

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI JAWA TIMUR

AGUSTUS 2016

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAWA TIMUR

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

ii

Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah

Jl. Pahlawan No.105

Surabaya, 60175 Indonesia

(Telepon) 031-3520011 - 8301/8258

(Faksimili) 031-3554178

(Email) [email protected]

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

www.bi.go.id/id/Publikasi/kajian-ekonomi-regional/jatim/

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

iii

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

Misi Kantor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur :

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah,

stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan

sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun

nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur :

Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia

dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Visi Bank Indonesia :

penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah

Misi Bank Indonesia :

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung

tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola

(governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan

UU.

Nilai Nilai Strategis :

Trust and Integrity Professionalism Excellence Public Interest Coordination and

Teamwork

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

iv

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan

Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II 2016 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat

waktu. Kajian triwulanan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi stakeholders

eksternal maupun internal yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi makro daerah,

keuangan pemerintah, inflasi daerah, stabilitas keuangan dan pengembangan akses UMKM,

penyelenggaraan sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, serta

perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jawa Timur ke depan.

Pada triwulan II 2016, perekonomian Jawa Timur tumbuh 5,63% (yoy) meningkat

dibandingkan triwulan I 2016 yang mencatat pertumbuhan 5,47% (yoy). Sektor

perdagangan besar dan eceran serta sektor pertanian menjadi penggerak perekonomian

dari sisi penawaran, sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh

ekspor luar negeri dan konsumsi pemerintah.

Laju inflasi Jawa Timur pada triwulan II 2016 mencapai 2,93% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,71% (yoy) maupun inflasi nasional yang

mencapai 3,45% (yoy). Sementara itu stabilitas keuangan masih terjaga dengan tingkat

pertumbuhan kredit sebesar 7,99% (yoy) dengan rasio NPL yang masih terjaga sebesar

2,44%.

Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia banyak memanfaatkan data dan

informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan instansi di lingkungan

pemerintah daerah, BUMN maupun swasta, serta pihak-pihak lainnya. Atas seluruh bantuan

dan kerjasama tersebut, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin baik selama ini dapat

dijaga dan lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan

masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian agar dapat memberikan

kemanfaatan yang maksimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan

kepada kita semua dalam menjalankan tugas-tugas kita masing-masing untuk memberikan

kontribusi yang terbaik bagi Provinsi Jawa Timur, serta bangsa dan negara.

Surabaya, Agustus 2016

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jawa Timur

Benny Siswanto

Direktur Eksekutif

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL................................................................................................................ vii

DAFTAR GRAFIK.............................................................................................................. viii

RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................................... xii

TABEL INDIKATOR EKONOMI........................................................................................... xvi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ................................................................ 1

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan II 2016 ................................................... 1

1.2. PDRB Sisi Permintaan ................................................................................................. 3

a. Konsumsi .................................................................................................................................3

b. Investasi ...................................................................................................................................7

c. Ekspor Impor ...................................................................................................................... 10

1.3. PDRB Sisi Penawaran ................................................................................................ 16

a. Sektor Industri Pengolahan ................................................................................................... 17

b. Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ........................... 19

c. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan .......................................................................... 21

d. Sektor Konstruksi .................................................................................................................. 23

e. Sektor Pertambangan dan Penggalian ................................................................................... 25

f. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ................................................................ 26

g. Sektor Transportasi dan Pergudangan ................................................................................... 27

KEUANGAN PEMERINTAH ............................................................................................... 42

2.1. Gambaran Umum .................................................................................................... 42

2.2. APBD Provinsi Jawa Timur ........................................................................................ 42

2.2.1. Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur ..................................................................... 43

2.2.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Jawa Timur Triwulan II 2016 ............................................. 44

2.2.3. Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur ............................................................................ 45

2.2.3. Realisasi Belanja Provinsi Jawa Timur Triwulan II 2016 .................................................... 47

2.3. APBD 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur .................................................................. 49

2.3.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota ........................................... 49

2.3.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD kabupaten/kota Anggaran ................................... 51

2.4. Alokasi APBN di Jawa Timur ..................................................................................... 53

2.4.1. Anggaran Belanja APBN di Jawa Timur ........................................................................... 54

2.4.2. Realisasi Belanja APBN Jawa Timur .................................................................................. 55

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH.................................................................................. 58

3.1. Kondisi Umum ......................................................................................................... 58

3.2. Inflasi Bulanan (mtm) ............................................................................................... 59

3.3. Inflasi Triwulanan (qtq) ............................................................................................ 62

3.4. Inflasi Tahunan (yoy) ................................................................................................ 64

3.5. Inflasi Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ........................................................... 66

3.6. Disagregasi Inflasi .................................................................................................... 74

3.7. Aktivitas Pengendalian Inflasi Daerah ....................................................................... 78

STABILITAS KEUANGAN, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & UMKM ........................ 81

4.1. Kondisi Umum ......................................................................................................... 81

4.2. Kinerja Perbankan di Jawa Timur .............................................................................. 83

4.2.1 Kinerja Bank Umum ............................................................................................... 83

4.2.1.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) ..................................................................... 83

4.2.1.2. Kredit........................................................................................................................... 84

4.2.1.3. Kualitas Kredit dan Likuiditas Bank Umum ................................................................... 87

4.2.1.4. Penyaluran Kredit Secara Spasial Kabupaten/Kota ....................................................... 88

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

vi

4.2.1.5. Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) .............................................................. 89

4.2.1.6. Perkembangan Suku Bunga ......................................................................................... 92

4.2.2 Perbankan Syariah ................................................................................................. 92

4.2.2.1. Penghimpunan Dana Perbankan Syariah ...................................................................... 93

4.2.2.2. Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah .................................................................. 94

4.2.2.3. Kualitas Pembiayaan dan Likuiditas Bank Syariah ......................................................... 95

4.2.2.4. Bagi Hasil Perbankan Syariah ....................................................................................... 95

4.2.2.5. Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah Menurut Kabupaten/Kota ......................... 96

4.2.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ............................................................................... 97

4.2.4. Bank Berkantor Pusat di Surabaya ....................................................................... 100

4.3. Stabilitas Keuangan Daerah di Jawa Timur ............................................................. 102

4.3.1. Ketahanan Sektor Korporasi ................................................................................ 102

4.3.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi ........................................................... 102

4.3.1.2. Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko ........................................................................ 103

4.3.1.3 Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi ................................................................ 107

4.3.2. Ketahanan Sektor Rumah Tangga ....................................................................... 108

4.3.2.1 Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga ............................................. 108

4.3.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga .............................................................................. 110

4.3.2.3. Dana Pihak Ketiga Perseorangan di Perbankan .......................................................... 111

4.3.2.4. Kredit Perseorangan di Perbankan ............................................................................. 112

4.4. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ......................................................... 113

SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................................ 119

5.1. Kondisi Umum ....................................................................................................... 119

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran di Jawa Timur .................................................. 119

5.2.1. Transaksi Sistem Pembayaran Tunai .............................................................................. 119

5.2.2. Transaksi Sistem Pembayaran Non-Tunai ...................................................................... 121

5.3. Upaya Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran ..................................................... 122

KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN ....................................................................... 127

6.1. Kondisi Umum ....................................................................................................... 127

6.2. Ketenagakerjaan .................................................................................................... 127

6.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur ................................................................................ 127

6.2.2. Dunia Usaha dan Ketenagakerjaan ............................................................................... 131

6.3. Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan ...................................................................... 131

6.3.1. Kesejahteraan Petani..................................................................................................... 131

6.3.2. Kesejahteraan Nelayan ................................................................................................ 1314

6.3. Profil Kemiskinan Jawa Timur ................................................................................. 135

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .............................................................................. 139

7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV 2016 .............................. 139

7.1.1. Sisi Permintaan ............................................................................................................. 139

7.1.2. Sisi Penawaran .............................................................................................................. 141

7.2. Perkiraan Inflasi Jawa Timur Triwulan III 2016 ......................................................... 142

7.3. Prospek Ekonomi Jawa Timur Tahun 2016 .............................................................. 144

7.4. Prospek Inflasi Jawa Timur Tahun 2016 .................................................................. 145

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................................... 147

DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................... 150

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Permintaan .......................................................1 Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Penawaran ........................................................2

Tabel 2.1 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur 2015 dan 2016 ......................... 43 Tabel 2.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 ............................. 45 Tabel 2.3 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016 ...................... 46 Tabel 2.4 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016 .................... 48 Tabel 2.5 Anggaran & Realisasi Pendapatan Kab/Kota Jawa Timur Triwulan II 2016................. 50 Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan II 2016 ......... 52 Tabel 2.7 Anggaran Belanja APBN di Provinsi Jawa Timur ........................................................ 54 Tabel 2.8 Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja dan Fungsi ................. 55 Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Jawa Timur Tw I dan Tw II Tahun 2016 (mtm) .......................... 60 Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Jawa Timur Tw I 2016 (mtm) ........................ 61 Tabel 3.3 Inflasi Tw I dan Tw II 2016 Jawa Timur (qtq) ............................................................. 62 Tabel 3.4 Inflasi Tw I dan Tw II 2016 di Jawa Timur (yoy) ........................................................ 64 Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Jawa Timur Tw II 2016 (yoy) ........... 65 Tabel 3.6 Inflasi Tw I dan Tw II 2016 Jawa Timur (qtq dan yoy) ................................................ 66 Tabel 3.7 Inflasi 8 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang dan Jasa Tw II 2016 (% yoy) ....... 67 Tabel 3.8 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile food (yoy) Tw II 2016.................. 76 Tabel 3.9 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Core Inflation (yoy) Tw II 2016 ................ 77 Tabel 3.10 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Prices Tw II 2016 ............. 78

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum dan BPR) di Jawa Timur ............... 82 Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur ................................................ 83 Tabel 3.3 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah di Jawa Timur ....................................... 93 Tabel 3.4 Perkembangan Indikator BPR Jawa Timur ................................................................. 97 Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya ................................... 100 Tabel 3.6 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral ....................................................... 105 Tabel 3.7 Komposisi Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Pendapatan .................... 110 Tabel 3.8 Komposisi Debt Service Ratio (DSR) berdasarkan Pendapatan per Bulan ................. 111 Tabel 3.9 Komposisi Tabungan berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan .......................... 111 Tabel 3.1 Transaksi LKD Spasial Jawa Timur ........................................................................... 126

Tabel 6.1 Kondisi Ketenaga Kerjaan Jawa Timur (ribu orang) ................................................. 128 Tabel 6.2 Penggunaan Tenaga Kerja (Hasil SKDU KPw BI Jawa Timur) ................................... 131 Tabel 6.3 NTP Sub Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur ........................................................ 133 Tabel 6.4 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan di Jawa Timur ............. 138

Tabel 7.3 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jatim Tw III-2016 ....................................... 142 Tabel 7.4 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jatim Tahun 2016 ...................................... 145

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perekonomian Jatim dan Nasional ..............................................................................1 Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Jawa .....................................................................1 Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jawa Timur .............................................................3 Grafik 1.4 Indeks Konsumsi Kelompok Barang dan Jasa ITK Jawa Timur ..................................3 Grafik 1.5 Pertumbuhan IRPE SPE KPw BI Provinsi Jawa Timur .................................................4 Grafik 1.6 Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor Pribadi Jawa Timur ..............................4 Grafik 1.7 Impor Barang Konsumsi .............................................................................................4 Grafik 1.8 IKK, IKE, dan IEK Survei Konsumen KPw BI Provinsi Jawa Timur ..............................5 Grafik 1.9 Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja ................................................5 Grafik 1.10 Kinerja Kredit Konsumsi ...........................................................................................5 Grafik 1.11 Realisasi Belanja Operasional APBN Jatim .................................................................6 Grafik 1.12 Realisasi Belanja Operasional APBD Provinsi Jawa Timur ...........................................6 Grafik 1.13 Simpanan Pemda di Perbankan Jawa Timur .............................................................7 Grafik 1.14 Penjualan Semen Jawa Timur ..................................................................................8 Grafik 1.15Impor Barang Konstruksi ...........................................................................................8 Grafik 1.16 Impor Barang Modal ................................................................................................9 Grafik 1.17 Penjualan Truk di Jawa Timur ...................................................................................9 Grafik 1.18 Pertumbuhan Nilai Proyek Realisasi Investasi Langsung ......................................... 10 Grafik 1.19 Kinerja Kredit Investasi .......................................................................................... 10 Grafik 1.20 Volume Bongkar Muat Barang di Tanjung Perak ................................................... 11 Grafik 1.21 IKK Provinsi Mitra Dagang Jawa Timur SK Bank Indonesia .................................. 11 Grafik 1.22 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur ............................................................. 12 Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor ke Mitra Dagang Utama ...................................................... 12 Grafik 1.24 Indikator Perekonomian Negara Mitra Dagang Utama .......................................... 12 Grafik 1.25 Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur ....................................................... 13 Grafik 1.26 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur ................................. 13 Grafik 1.27 Nilai Ekspor Jawa Timur per Sektor Ekonomi ......................................................... 14 Grafik 1.28 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Timur per Sektor Ekonomi ................................... 14 Grafik 1.29Pangsa Komoditas Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ....................................... 15 Grafik 1.30Pertumbuhan Komoditas Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ............................. 15 Grafik 1.31 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama .......................................................................... 16 Grafik 1.32 Pertumbuhan Sektor Pendukung - 1 ..................................................................... 16 Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor Pendukung - 2 ..................................................................... 16 Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor Pendukung - 3 ..................................................................... 16 Grafik 1.35 Pertumbuhan Produksi Subsektor Industri Mikro Kecil Jawa Timur ........................ 17 Grafik 1.36 Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang Jawa Timur .............................. 17 Grafik 1.37 Produksi Industri Manufaktur Jawa Timur.............................................................. 17 Grafik 1.38 Nilai Ekspor Komoditas Industri Pengolahan .......................................................... 18 Grafik 1.39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Industri Unggulan (ISIC 2 Digit) .................................... 18 Grafik 1.40 Kredit Industri Pengolahan .................................................................................... 18 Grafik 1.41 Pertumbuhan Indeks Riil Penjualan Eceran SPE Bank Indoneisia .......................... 20 Grafik 1.42 Kredit Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ....................................................... 20 Grafik 1.43 Perkembangan Oceanic Nino Index (ONI) .............................................................. 21 Grafik 1.44 Perkembangan Southern Oscillation Index (SOI) .................................................... 21 Grafik 1.45 Realisasi Kegiatan Usaha SKDU KPw BI Provinsi Jawa Timur ............................... 21 Grafik 1.46 Produksi Padi di Sentra Produksi Jatim ................................................................... 22 Grafik 1.47 Produksi Cabai Rawit di Sentra Produksi Jatim ...................................................... 22 Grafik 1.48 Nilai Ekspor Komoditas Pertanian .......................................................................... 23 Grafik 1.49 Kredit Sektor Pertanian ......................................................................................... 23 Grafik 1.50 Indeks Riil Penjualan Eceran Material Konstruksi .................................................... 24 Grafik 1.51 Pertumbuhan Impor Material Konstruksi ............................................................... 24 Grafik 1.52 Kredit Sektor Konstruksi ........................................................................................ 24

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

ix

Grafik 1.53 Nilai Ekspor Pertambangan Non Migas .................................................................. 26 Grafik 1.54 Kredit Sektor Pertambangan ................................................................................. 26 Grafik 1.55 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman ............................................................ 27 Grafik 1.56 Pertumbuhan Indeks Riil Penjualan Makanan Jadi dan Minuman SPE BI I............ 27 Grafik 1.57 Kredit Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ..................................... 27 Grafik 1.58 Arus Keberangkatan Penumpang di Tanjung Perak ............................................... 28 Grafik 1.59 Arus Barang di Tanjung Perak ............................................................................... 28 Grafik 1.60 Arus Kedatangan Penumpang di Tanjung Perak .................................................... 29 Grafik 1.61 Penumpang Internasional di Bandara Juanda ........................................................ 29 Grafik 1.62 Penumpang Domestik di Bandara Juanda.............................................................. 29 Grafik 1.63 Volume Kredit Sektor Transportasi dan Pergudangan ............................................ 29

Grafik 2. 1 Perkembangan APBD Provinsi Jawa Timur .............................................................. 43 Grafik 2. 2 Proporsi Anggaran Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur ............................ 44 Grafik 2. 3 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur ................................. 44 Grafik 2. 4 Proporsi Anggaran Belanja APBD Provinsi Jawa Timur ............................................ 47 Grafik 2. 5 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Provinsi Jawa Timur .................... 47 Grafik 2. 6 Perkembangan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............................................ 49 Grafik 2. 7 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ........ 49 Grafik 2. 8 Proporsi Komponen Anggaran Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur . 49 Grafik 2. 9 Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur, 2016 .................................... 50 Grafik 2. 10 Realisasi Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan I 2016 ..... 51 Grafik 2. 11 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............. 51 Grafik 2. 12 Proporsi Komponen Anggaran Belanja APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ...... 51 Grafik 2. 13 Anggaran Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur 2016 ........................................... 52 Grafik 2. 14 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer APBD Kab/Kota Jawa Timur, 2016........ 53 Grafik 2. 15 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Jenis Belanja ..................... 54 Grafik 2. 16 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Fungsi ............................... 55 Grafik 2. 17 %Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja Per Triwulan....... 56 Grafik 2. 1 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (mtm) ........................................................ 60 Grafik 2. 2 Inflasi (qtq) Kelompok Bahan Makanan .................................................................. 62 Grafik 2. 3 Inflasi (qtq) Kelompok ............................................................................................ 62 Grafik 2. 6 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (qtq) .......................................................... 63 Grafik 2. 4 Inflasi Buah-Buahan (qtq) ....................................................................................... 63 Grafik 2. 4 Inflasi Subkelompok Minuman Tidak Beralkohol (qtq) ............................................ 63 Grafik 2. 7 Inflasi (yoy) Kelompok Transportasi ........................................................................ 65 Grafik 2. 8 Inflasi (yoy) Kelompok ............................................................................................ 65 Grafik 2. 9 Harga Komoditas Beras per Kab/Kota Jawa Timur .................................................. 68 Grafik 2. 10 Perubahan Harga Komoditas Beras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur ...................... 68 Grafik 2. 11 Harga Komoditas Bawang Merah per Kab/Kota Jawa Timur ................................ 69 Grafik 2. 12 Perubahan Harga Komoditas Bawang Merah (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur ...... 69 Grafik 2. 13 Harga Komoditas Cabai Rawit per Kab/Kota Jawa Timur...................................... 70 Grafik 2. 14 Perubahan Harga Komoditas Cabai Rawit (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur ............ 71 Grafik 2. 15 Harga Komoditas Cabai Merah per Kab/Kota Jawa Timur .................................... 71 Grafik 2. 16 Perubahan Harga Komoditas Cabai Merah (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur .......... 72 Grafik 2. 17 Harga Komoditas Daging Sapi per Kabupaten/Kota Jawa Timur........................... 72 Grafik 2. 18 Perubahan Harga Komoditas Daging Sapi (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur . 73 Grafik 2. 19 Harga Komoditas Daging Ayam Ras per Kabupaten/Kota Jawa Timur .................. 74 Grafik 2. 20 Perubahan Harga Komoditas Daging Ayam Ras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur .. 74 Grafik 2. 22 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (yoy) ........................................................ 75 Grafik 2. 21 Perbandingan Disagregasi Inflasi Jatim & Rata-Ratanya (yoy) ................................ 75 Grafik 2. 23 Inflasi Core Tradable dan Non Tradable (yoy) ....................................................... 76 Grafik 2. 24 Dekomposisi Core Inflation (yoy) .......................................................................... 76

Grafik 3. 1 Proporsi Kredit Bank Umum dan BPR Secara Spasial ............................................... 82 Grafik 3. 2 Rasio NPL Bank Umum dan BPR Spasial .................................................................. 82

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

x

Grafik 3. 1 Pertumbuhan Indikator Utama Bank Umum (yoy) .................................................. 83 Grafik 3. 4 Kredit Hapus Buku & Restrukturisasi ....................................................................... 83 Grafik 3. 4 Perkembangan DPK Bank Umum ........................................................................... 84 Grafik 3. 5 Proporsi DPK Bank Umum Berdasarkan Jenis Bank dan Jenis DPK .......................... 84 Grafik 3. 6 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank (yoy) ..................... 85 Grafik 3. 7 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Kredit (yoy) ............................ 85 Grafik 3. 8 Komposisi Kredit per Kelompok Bank dan Jenis Kredit ........................................... 86 Grafik 3. 9 Proporsi Kredit Sektoral .......................................................................................... 86 Grafik 3. 10 Pertumbuhan PDRB, Kredit dan Rasio NPL Sektor Industri Pengolahan ................. 87 Grafik 3. 11 Pertumbuhan PDRB, Kredit dan Rasio NPL Sektor Perdagangan ........................... 87 Grafik 3. 12 Undisbursed Loan Bank Umum ............................................................................ 87 Grafik 3. 13 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial...................................................................... 89 Grafik 3. 14 Pertumbuhan Kredit Lima Kab/Kot Pangsa Terbesar ............................................. 89 Grafik 3. 15 Lima Kab/Kot dengan Pertumbuhan Kredit Tertinggi ........................................... 89 Grafik 3. 16 Rasio NPL Bank Umum Spasial ............................................................................. 89 Grafik 3. 17 Pertumbuhan Kredit UMKM................................................................................. 90 Grafik 3. 18 Rasio NPL Kredit UMKM ....................................................................................... 90 Grafik 3. 19 Persentase Penyaluran Kredit UMKM di Jatim Berdasarkan Lokasi Proyek ............ 90 Grafik 3. 20 Share Kredit UMKM Kab/Kot ............................................................................... 91 Grafik 3. 21 Pertumbuhan Kredit UMKM Kab/Kot ................................................................... 91 Grafik 3. 22 Rasio NPL Kredit UMKM Kab/Kot ......................................................................... 91 Grafik 3. 23 Komposisi Penyaluran Kredit Kab/Kot .................................................................. 91 Grafik 3. 24 Pergerakan Suku Bunga DPK................................................................................ 92 Grafik 3. 25 Pergerakan Suku Bunga Kredit ............................................................................. 92 Grafik 3. 26 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) ................................................ 93 Grafik 3. 27 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah .................................................................. 94 Grafik 3. 28 Proporsi DPK Perbankan Syariah ........................................................................... 94 Grafik 3. 29 Proporsi Pembiayaan per Jenis Penggunaan Bank Syariah .................................... 94 Grafik 3. 30 Perkembangan Pembiayaan per Jenis Penggunaan (yoy) ...................................... 94 Grafik 3. 31 NPF dan FDR Perbankan Syariah ........................................................................... 95 Grafik 3. 32 NPF berdasarkan Jenis Pembiayaan ...................................................................... 95 Grafik 3. 33 Pergerakan Bagi Hasil DPK Bank Syariah .............................................................. 96 Grafik 3. 34 Pergerakan Bagi Hasil Pembiayaan Bank Syariah .................................................. 96 Grafik 3. 36 Proporsi Pembiayaan Syariah Spasial .................................................................... 97 Grafik 3. 37 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Spasial 5 Daerah dgn Share Terbesar .............. 97 Grafik 3. 38 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Spasial Tw II 2016 .......................................... 97 Grafik 3. 39 NPF Pembiayaan Syariah Spasial ........................................................................... 97 Grafik 3. 40 NPL dan LDR BPR ................................................................................................. 99 Grafik 3. 41 NPF Berdasarkan Jenis Penggunaan...................................................................... 99 Grafik 3. 42 Komposisi Jumlah BPR Kabupaten/Kota Jawa Timur............................................. 99 Grafik 3. 43 Komposisi Kredit BPR Kabupaten/Kota Jawa Timur .............................................. 99 Grafik 3. 44 Rasio NPL BPR Spasial ......................................................................................... 100 Grafik 3. 45 Pertumbuhan DPK per Jenis Simpanan Bank KP di Surabaya .............................. 101 Grafik 3. 46 Proporsi DPK per Jenis Simpanan Bank KP di Surabaya (yoy) .............................. 101 Grafik 3. 47 Perkembangan Kredit per Jenis Penggunaan ...................................................... 101 Grafik 3. 48 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan ................................................................ 101 Grafik 3. 49 Perkembangan LDR dan rasio NPL Bank KP di Surabaya ..................................... 102 Grafik 3. 50 NPL Berdasarkan Jenis Penggunaan.................................................................... 102 Grafik 3. 51 Harga dan Ekspor Komoditas Unggulan Jatim .................................................... 103 Grafik 3. 52 Komposisi Ekspor Komoditas Jawa Timur ........................................................... 103 Grafik 3. 53 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ............................................................. 103 Grafik 3. 54 Indeks Keyakinan Konsumen .............................................................................. 103 Grafik 3. 55 Perkembangan Kegiatan Usaha .......................................................................... 104 Grafik 3. 56 Kapasitas Produksi ............................................................................................. 104 Grafik 3. 57 Perkembangan Investasi ..................................................................................... 104

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xi

Grafik 3. 58 Impor Barang Modal .......................................................................................... 104 Grafik 3. 59 Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Korporasi Publik Non Keuangan ........... 105 Grafik 3. 60 Rasio ICR ............................................................................................................ 106 Grafik 3. 61 Rasio DSR ........................................................................................................... 106 Grafik 3. 62 Likert Scale Liaison Jawa Timur ........................................................................... 107 Grafik 3. 63 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi ...................................................................... 107 Grafik 3. 64 Proporsi Kredit Korporasi per Jenis Penggunaan ................................................. 107 Grafik 3. 65 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama Jawa Timur .................................. 108 Grafik 3. 66 Pertumbuhan NPL Kredit Korporasi Sektor Utama Jawa Timur ........................... 108 Grafik 3. 67 Indeks Keyakinan Konsumen .............................................................................. 109 Grafik 3. 68 Indeks Riil Penjualan Eceran ............................................................................... 109 Grafik 3. 69 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ......................................................................... 109 Grafik 3. 70 Indeks Ekspektasi Konsumen .............................................................................. 109 Grafik 3. 71 Indeks Ekspektasi Harga ..................................................................................... 110 Grafik 3. 72 Perkembangan NTP dan NTN ............................................................................. 110 Grafik 3. 73 Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga .................................................................. 110 Grafik 3. 74 Komposisi DPK Perbankan Jawa Timur ............................................................... 112 Grafik 3. 75 Pertumbuhan DPK Perbankan Jawa Timur.......................................................... 112 Grafik 3. 76 Komposisi DPK Perseorangan ............................................................................. 112 Grafik 3. 77 Pertumbuhan DPK Perseorangan........................................................................ 112 Grafik 3. 27 Pertumbuhan Pembiayaan Sektor Rumah Tangga per Jenis Penggunaan .......... 113 Grafik 3. 28 Pertumbuhan KPR per Tipe ................................................................................ 113 Grafik 3. 29 Posisi NPL Sektor Rumah Tangga per Jenis Penggunaan ..................................... 113 Grafik 3. 77 Rasio UTLE terhadap Inflow ................................................................................ 121 Grafik 3. 78 Statistik Uang yang Tidak Sesuai Ciri - ciri Keaslian Uang Rupiah ....................... 121 Grafik 3. 79 Proporsi Uang Tidak Sesuai Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah yang Ditemukan ....... 121 Grafik 3. 78 Kinerja Kliring Jawa Timur .................................................................................. 122 Grafik 3. 79 Transaksi Kliring Spasial Jawa Timur ................................................................... 122 Grafik 3. 78 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang Elektronik ................................................ 125 Grafik 3. 79 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang Elektronik Spasial Jawa Timur ................. 125 Grafik 3. 78 Frekuensi Transaksi LKD ..................................................................................... 125 Grafik 3. 79 Nominal Transaksi LKD ...................................................................................... 125

Grafik 3. 1 Pergerakan Inflow, Outflow, Netflow dan Inflasi .................................................. 120 Grafik 5. 1Jumlah Tenaga Kerja Sektor-sektor Utama ............................................................ 129 Grafik 5. 2ShareTenaga Kerja Sektoral ................................................................................... 129 Grafik 5. 3 Penyerapan Tenaga Kerja Formal-Informal ........................................................... 130 Grafik 5. 4Komposisi Tenaga Kerja Formal-Informal............................................................... 130 Grafik 5. 5Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................................... 130 Grafik 5. 6Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 130 Grafik 5. 7 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama ............................................................ 131 Grafik 5. 8 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Lainnya ............................................................. 131 Grafik 5. 9Perbandingan Nilai Tukar Petani Provinsi di Jawa ................................................... 132 Grafik 5. 10 NTP Jawa Timur, Indeks yang Diterima (IT) dan Indeks Harga yang Dibayar (IB) .. 133 Grafik 5. 11NTP Sub Sektor Pertanian Jawa Timur ................................................................. 133 Grafik 5. 12Inflasi Pedesaan dan Inflasi IHK (QTQ) ................................................................. 134 Grafik 5. 13Perbandingan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi di Jawa .................................... 135 Grafik 5. 14NTN, It dan Ib Nelayan Jawa Timur ...................................................................... 135 Grafik 5. 15 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Jawa .......................................................... 136 Grafik 5. 16Persentase Penduduk Miskin di Jawa................................................................... 136 Grafik 5. 17 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota ............................................................ 136 Grafik 5. 18Persentase Penduduk Miskin Desa dan Kota ....................................................... 136 Grafik 5. 19Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota ........................... 137

Grafik 6. 1 Indeks Ekspektasi Konsumen SK Bank Indonesia ............................................... 140 Grafik 6. 1. Proyeksi Oceanic Nino Index BOM ...................................................................... 143 Grafik 6. 2. Proyeksi Oceanic Nino Index IRI/CPC ................................................................... 143

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xii

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

RINGKASAN EKSEKUTIF

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2016 tumbuh 5,6% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan I 2016 (5,3%, yoy) dan lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan ekonomi nasional (5,2%, yoy).

Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

triwulan II 2016 terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekspor dan

konsumsi, baik konsumsi swasta maupun pemerintah. Peningkatan ekspor

terutama didorong oleh meningkatnya permintaan negara-negara mitra dagang

terhadap komoditas ekspor utama Jawa Timur seperti perhiasan dan produk hasil

pertanian, pertambangan dan industri pengolahan. Sementara itu, peningkatan

moderat pada konsumsi swasta, sebagai komponen penyumbang PDRB terbesar

Jatim, dipengaruhi oleh perayaan hari besar keagamaan dan periode liburan

sekolah. Adapun peningkatan konsumsi pemerintah terjadi seiring dengan realisasi

anggaran operasional pemerintah baik melalui APBD Provinsi, APBD Kab/Kota,

serta APBN yang dialokasikan di Jawa Timur, diantaranya yaitu pencairan gaji ke-

13 dan 14 untuk PNS, Polri, dan TNI, pencairan Tunjangan Hari Raya, serta

pengeluaran operasional untuk proyek pemerintah.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didukung oleh sektor pertanian dan

perdagangan. Pergeseran musin panen ke triwulan II 2016 menjadi penopang

pertumbuhan yang signifikan pada sektor pertanian. Sementara itu, berbagai

perayaan hari keagamaan pada triwulan II 2016 turut mengakselerasi

pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan sebagai sektor yang memiliki

pangsa terbesar terhadap perekonomian Jawa Timur.

Asesmen Inflasi Daerah

Inflasi Jawa Timur pada triwulan II 2016 tercatat sebesar 2,93% (yoy), lebih rendah

dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (3,71% yoy) dan terendah kedua di

Kawasan Jawa setelah setelah Provinsi DIY (2,77%, yoy), serta lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 3,45% (yoy). Kelompok inti

merupakan penyumbang utama inflasi yaitu sebesar 2,12%, disusul oleh volatile

food sebesar 1,31%, dan kelompok administered prices sebesar -0,50%.

Sementara tekanan inflasi terbesar berasal dari kelompok volatile food (7,16%,

yoy), disusul oleh kelompok inti (3,48%, yoy), sedangkan administered prices justru

meredakan tekanan inflasi pada periode ini (-2,86%, yoy) seiring dengan adanya

koreksi tarif administered, khususnya BBM dan tarif angkutan darat dan udara.

Tekanan inflasi kelompok volatile food didorong oleh tingginya permintaan akibat

faktor seasonal Ramadhan dan Lebaran. Sementara itu, tekanan pada komoditas

inti bersumber dari kenaikan biaya pendidikan seiring dengan dimulainya tahun

ajaran baru, dan kenaikan upah tukang bukan mandor. Adapun tekanan dari

kelompok adminitered prices bersumber dari komoditas rokok akibat kenaikan

tarif cukai rokok. Meskipun demikian, tekanan yang lebih tinggi dari komoditas ini

tertahan oleh koreksi harga BBM dan tarif listrik, serta turunnya tarif angkutan

udara dan kereta api.

Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah

Total anggaran belanja fiskal Jawa Timur tahun 2016 mencapai Rp148,30 triliun,

meliputi belanja APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp24,75 triliun (pangsa

16,69%), belanja APBD kabupaten/kota di Jawa Timur sebesar Rp83,78 triliun

(pangsa 56,49%) dan belanja APBN sebesar Rp39,77 triliun (pangsa 26,82%).

Realisasi pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur sampai dengan triwulan II 2016

mencapai 26,29%, sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya

Pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur

di triwulan II 2016

tercatat sebesar 5,6%

(yoy), meningkat

dibandingkan triwulan I

2016 (5,3%, yoy).

Pada triwulan II

2016, inflasi Jawa

Timur tercatat

sebesar 2,93% (yoy),

lebih rendah baik

dibandingkan

dengan triwulan

sebelumnya (3,71%

yoy), maupun

dibandingkan

dengan inflasi

nasional (3,45%

yoy).Tekanan inflasi

pada periode ini

terutama bersumber

dari kelompok

volatile food.

Sampai dengan

triwulan II 2016,

realisasi pendapatan

APBD provinsi

sebesar 26,29%

sedangkan realisasi

belanja mencapai

21,35%.

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xiii

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

yang sebesar 26,39%. Pencapaian realisasi pendapatan APBD tersebut didominasi

oleh realisasi penerimaan pajak daerah dan pendapatan transfer yang masing-

masing terealisasi sebesar 27,82% dan 23,76%. Sementara itu, realisasi

pendapatan APBD Kabupaten/Kota sebesar 46,69% sejalan dengan tingginya

realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan transfer yang masing-masing mencapai

49,27% dan 46,22%.

Sampai dengan triwulan II 2016, realisasi anggaran belanja APBD Provinsi Jawa

Timur mencapai 21,35%, dengan realisasi terbesar pada belanja operasi (22,22%).

Anggaran belanja APBD kabupaten/kota terealisasi sebesar 33,90%, sedangkan

belanja APBN terealisasi sebesar 38,56%. Kota Blitar menjadi Kapupaten/ Kota

dengan realisasi belanja terbesar di triwulan ini, yaitu 42,05%, sedangkan realisasi

terendah terjadi di Kota Mojokerto yaitu sebesar 7,59%.

Asesmen Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM

Aset perbankan tercatat sebesar Rp549,12 triliun atau tumbuh 7,13% (yoy),

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (8,64%, yoy). Meskipun demikian,

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit mengalami

peningkatan yang lebih tinggi dibanding triwulan I 2016. Kredit berdasarkan lokasi

bank meningkat sebesar 8,06% (yoy) di triwulan ini, lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya ( (7,40%, yoy), sedangkan DPK meningkat sebesar 8,72%

(yoy), dari 8,42%, yoy). Laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari

pertumbuhan DPK mendorong peningkatan LDR dari 86,44% menjadi 88,20%

atau masih memberikan ruang likuiditas yang memadai bagi perbankan untuk

melakukan ekspansi. Sementara itu, risiko kredit atau Non Performing Loan (NPL)

relatif stabil di level 2,32%. Adapun penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek

juga menunjukkan peningkatan sebesar 8,12% (yoy) dari 7,54% (yoy), dengan

NPL yang meningkat namun masih di bawah threshold yaitu dari 2,37% menjadi

2,50%.

Sejalan dengan peningkatan kredit pada triwulan II 2016, kredit korporasi turut

meningkat menjadi 7,82% (yoy) dari 7,01% (yoy) di triwulan sebelumnya.

Peningkatan kredit korporasi ini terutama didorong oleh peningkatan penyaluran

kredit kepada sektor transportasi dan sektor perdagangan. Namun demikian,

kredit ke sektor utama Jawa Timur yakni sektor industri pengolahan masih terus

melambat. Ditengah peningkatan kredit korporasi, kualitas kredit justru turun

tercermin melalui peningkatan rasio NPL dari 2,19% menjadi 2,31%, dengan NPL

tertinggi terjadi pada sektor konstruksi meskipun turun dibanding triwulan

sebelumnya (dari 7,19% menjadi 6,38%). Kinerja kredit sektor rumah tangga (RT)

pada triwulan II 2016 melambat dari 10,12% (yoy) menjadi 9,77% (yoy) terutama

didorong oleh perlambatan kredit pemilikan komputer dan alat komunikasi, kredit

pemilikan furniture dan peralatan RT, kredit kendaraan bermotor-KKB serta kredit

pemilikan rumah-KPR. Di tengah perlambatan penyaluran kredit RT tersebut, rasio

NPL RT masih terjaga di bawah 5% dan stabil dibanding triwulan I 2016 yaitu di

level 1,23%.

Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Nominal transaksi tunai Jawa Timur triwulan II 2016 turut meningkat dari 3,11%

(qtq) menjadi 45,20% (qtq), sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat

menghadapi momen lebaran dan libur sekolah. Secara spasial, peningkatan

nominal transaksi tunai terjadi pada seluruh wilayah kerja Bank Indonesia

khususnya Kota Kediri, yakni dari -3,37% (qtq) menjadi 70,04% (qtq). Sementara

itu, net outflow juga terjadi pada seluruh wilayah kerja dengan rasio outflow

terhadap inflow yang paling tinggi terjadi pada Kota Kediri (278,13%), sedangkan

rasio outflow terhadap inflow terendah terjadi di Kota Jember (143,10%).

Peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat triwulan II 2016 tidak diiringi dengan

peningkatan nominal dan volume transaksi Sistem Kliring nasional Bank Indonesia

Sementara realisasi

pendapatan APBD

Kab/Kot mencapai

46,69% dengan

realisasi belanja

mencapai 33,90%.

Sementara itu,

realisasi belanja

APBN mencapai

38,56%.

Stabilitas keuangan

Jawa Timur terkendali,

dengan risiko kredit

dan risiko likuiditas

perbankan yang masih

terjaga serta kinerja

korporasi yang masih

tumbuh meskipun

terbatas.

Pada triwulan II 2016,

transaksi tunai di Jawa

Timur mengalami

peningkatan dari

3,11% (qtq) menjadi

45,20% (qtq).

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xiv

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

(SKNBI). Transaksi SKNBI mengalami penurunan baik secara nominal (0,79%, qtq)

maupun volume (0,16%, qtq). Begitu pula jika dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya, kinerja kliring menurun cukup signifikan. Nominal kliring

mengalami penurunan sebesar 7,97% (yoy), sementara volume kliring turun

sebesar 8,35% (yoy). Secara spasial, Kota Surabaya memiliki transaksi kliring

terbesar di Jawa Timur dengan share nominal dan volume kliring mencapai 79%.

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Sesuai release data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, periode

data bulan Februari 2016, ketenagakerjaan di Jawa Timur sedikit membaik jika

dibandingkan periode sebelumnya (Agustus 2015). Perbaikan kondisi tersebut

tercermin pada beberapa angka yang menjadi indikatornya, diantaranya

peningkatan jumlah angkatan kerja sebesar 1,10% dari 20,3 juta orang menjadi

20,5 juta orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut diikuti dengan

peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,45% (dari 19,4 juta orang yang

bekerja menjadi 19,6 juta orang). Perbaikan angka penyerapan tenaga kerja diikuti

pula dengan penurunan angka pengangguran terbuka (TPT) sebesar 0,33 poin

persen dari 4,47% menjadi 4,14%.

Pada triwulan II 2016, indikator kesejahteraan masyarakat pedesaan baik NTP

maupun NTN di Jawa Timur masing-masing mengalami peningkatan. NTP

meningkat sebesar 0,8% dari 103,77 di triwulan I 2016 menjadi 104,59,

sedangkan NTN meningkat sebesar 4,7%, dari 107,61 menjadi 112,68.

Peningkatan NTP dan NTN tersebut didorong oleh peningkatan NTP dan NTN di

hampir semua subsektor, didorong peningkatan penerimaan karena faktor

Ramadhan dan Lebaran.

Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur periode data Maret 2016 (release BPS

Jawa Timur) sebesar 4,7 juta orang, turun 1,79% dibandingkan tahun 2015 yang

berjumlah 4,8 juta orang. Selain jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menurun masing-

masing sebesar 0,08 poin dan 0,05 poin. Penurunan kedua indeks tersebut

mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung

mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk

miskin juga semakin menyempit

Prospek Ekonomi dan Inflasi triwulan II 2016

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2016 diperkirakan terakselerasi

dibandingkan triwulan I 2016, yaitu tumbuh di kisaran 5,4%-5,8% (yoy). Dari sisi

permintaan, peningkatan pertumbuhan konsumsi swasta seiring peningkatan

consumer confidence beserta masih tingginya kinerja investasi diperkirakan

menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Tingginya kinerja investasi ini didasari

oleh dimulainya realisasi proyek infrastruktur pemerintah pada pertengahan tahun

sebagai dampak adanya lelang dini yang dilakukan di akhir tahun 2015.

Sementara itu dari sisi penawaran, peningkatan kinerja sektor pertanian, industri

pengolahan, dan konstruksi diperkirakan menjadi pendorong akselerasi

perekonomian Jawa Timur di triwulan II 2016.

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga,

inflasi Jawa Timur pada triwulan II 2016 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada

di kisaran 3,0% - 3,4%. Tekanan inflasi volatile food bersumber dari potensi

kenaikan harga pangan akibat peningkatan permintaan musiman pada periode

puasa dan Lebaran. Sementara, faktor penahan inflasi bersumber dari panen raya

padi yang berlangsung pada April-Mei. Tekanan inflasi pada kelompok

administered prices diperkirakan relatif stabil. Tekanan inflasi masih bersumber dari

penyesuaian tarif rokok sebagai respon atas kenaikan tarif cukai sebesar 11,69%

di awal 2016. Inflasi kelompok inti pada triwulan II 2016 diperkirakan meningkat,

namun pada tingkat yang moderat. Tekanan inflasi bersumber dari kenaikan harga

Sementara itu,

transaksi non tunai

berupa kliring

mengami penurunan

dari 0,79% (qtq)

menjadi 0,16% (qtq).

Ketenagakerjaan di

Jawa Timur membaik

tercermin dari

peningkatan jumlah

angkatan kerj dan

penyerapan tenaga

kerja, serta

penurunan angka

pengangguran

terbuka. Dari sisi

kesejahteraan,

jumlah penduduk

miskin menurun,

demikian pyla

dengan indeks

kedalaman dan

keparahan

kemiskinan.

Ekonomi Jatim pada

triwulan II 2016

diperkirakan

tumbuh pada

rentang 5,4% s.d

5,8% (yoy),

sementara inflasi

diperkirakan berada

di kisaran 3,0% -

3,4% (yoy).

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xv

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

gula pasir seiring menurunnya produktivitas akibat faktor cuaca dan meningkatnya

ekspektasi serta permintaan masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2016

Di sepanjang tahun 2016, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur akan

mencapai 5,5%-5,9% (yoy). Level pertumbuhan tersebut cenderung meningkat

dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 5,44% (yoy). Dari sisi permintaan,

perbaikan ekonomi Jawa Timur di tahun 2016 diperkirakan didorong oleh realisasi

investasi bangunan yang meningkat, seiring adanya komitmen pemerintah daerah

maupun pusat untuk terus mendorong pembangunan infrastruktur pendukung

transportasi, seperti pelabuhan, kereta api, serta angkutan darat dan udara. Di sisi

penawaran, kinerja sektor utama menunjukkan peningkatan yang relatif signifikan.

Di sektor pertanian, El Nino cukup berdampak terhadap kinerja sektor pertanian di

triwulan I 2016. Walaupun demikian, pola tanam dan pola panen sudah berjalan

sesuai dengan pola di tahun 2015, sehingga diharapkan tidak mengganggu

pertumbuhan di sektor ini secara keseluruhan tahun. Perbaikan consumer

confidence dibandingkan tahun 2015 diharapkan juga dapat mendorong

akselerasi produksi di sektor industri pengolahan. Sementara itu, kinerja sektor

perdagangan diharapkan dapat terdorong oleh subsektor perdagangan besar

akibat membaiknya permintaan mitra dagang utama internasional Jawa Timur.

Tekanan inflasi Jawa Timur di tahun 2016 diperkirakan sesuai dengan sasaran

inflasi nasional yaitu di kisaran 4% + 1%. Pendorong utama inflasi adalah

penyesuaian pada berbagai tarif administered. Dari kelompok administered prices,

tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat seiring berbagai kebijakan

penyesuaian kebijakan administered prices pemerintah, antara lain seperti

penyesuaian tarif listrik golongan rumah tangga 1.300 VA dan 2.200 VA sesuai

harga keekonomiannya yang telah terjadi di triwulan I 2016 dan kenaikan tarif

cukai rokok sebesar 11,69% pada awal tahun. Dari kelompok volatile food,

gangguan cuaca El Nino yang berdampak pada mundurnya panen raya padi di

triwulan I 2016, kemungkinan musim hujan yang berakhir lebih cepat, serta

musim kemarau di tahun 2016 lebih panjang dari pola normalnya, berpotensi

mengganggu produksi pertanian pangan Jawa Timur di tahun 2016 dan

meningkatkan inflasi volatile food. Dari sisi permintaan domestik (core inflation),

tekanan inflasi tahun 2016 diperkirakan meningkat pada level yang moderat.

Ekonomi Jatim

pada tahun

2016

diperkirakan

tumbuh pada

rentang 5,5%

s.d 5,9% (yoy),

meningkat

dibandingkan

tahun 2015

(5,4%, yoy).

Inflasi pada

akhir tahun

2016

diperkirakan

sesuai dengan

sasaran inflasi

nasional, yaitu

di kisaran 4% +

1%.

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xvi

TABEL INDIKATOR EKONOMI

A. PDRB

2016

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV I

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp Milliar)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 39.773 40.550 43.428 32.020 39.978 43.104 44.538 33.535 40.556

Pertambangan dan Penggalian 14.725 15.321 15.744 15.098 15.231 16.542 17.053 16.882 15.711

Industri Pengolahan 91.652 93.388 93.545 94.141 96.266 97.839 99.227 99.158 101.086

Pengadaan Listrik dan Gas 1.105 1.129 1.108 1.160 1.076 1.118 1.068 1.105 1.080

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 308 308 311 307 321 321 328 330 338

Konstruksi 26.190 28.474 30.205 31.629 27.602 28.519 31.104 33.463 29.199

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 54.570 56.230 59.254 59.671 57.877 59.837 63.055 62.729 61.611

Transportasi dan Pergudangan 8.857 8.909 9.218 9.469 9.395 9.492 9.783 10.174 10.058

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 14.813 15.202 16.285 16.508 15.872 16.290 17.563 18.048 17.485

Informasi dan Komunikasi 17.022 17.147 17.347 17.640 18.208 18.315 18.495 18.621 19.451

Jasa Keuangan dan Asuransi 7.757 8.099 8.190 8.354 8.467 8.253 8.826 9.184 9.046

Real Estate 5.349 5.462 5.568 5.620 5.700 5.681 5.803 5.909 5.986

Jasa Perusahaan 2.419 2.425 2.457 2.514 2.536 2.589 2.592 2.631 2.659

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.459 6.789 7.460 8.021 6.758 7.098 7.853 8.567 7.169

Jasa Pendidikan 7.696 7.921 8.388 9.301 8.358 8.484 8.824 9.727 8.990

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.928 2.063 2.066 2.155 2.094 2.151 2.218 2.280 2.211

Jasa lainnya 4.442 4.645 4.651 4.736 4.717 4.853 4.880 4.925 4.921

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp Milliar)

Konsumsi RT 191.673 193.156 200.949 200.592 199.603 201.942 206.187 205.030 206.956

Konsumsi LNPRT 3.466 3.570 3.221 3.317 3.199 3.240 3.323 3.514 3.402

Konsumsi Pemerintah 12.999 15.568 16.854 25.521 12.704 15.303 18.367 26.127 12.669

Pembentukan Modal Tetap Bruto 82.041 85.355 88.858 88.461 85.671 89.915 93.479 95.416 92.539

Ekspor Luar Negeri 51.488 50.595 43.891 48.662 50.562 48.445 44.583 44.856 58.051

Impor Luar Negeri 59.331 64.854 62.510 69.020 58.397 60.167 55.773 57.106 57.593

Net Ekspor Antar Daerah 12.521 15.671 23.228 20.486 17.587 21.893 22.940 19.092 17.704

PDRB Penawaran - (%, yoy)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,25 3,31 5,12 3,28 0,52 6,30 2,55 4,73 1,45

Pertambangan dan Penggalian 1,45 0,40 7,50 3,20 3,44 7,97 8,31 11,82 3,15

Industri Pengolahan 9,31 7,95 6,40 7,56 5,03 4,77 6,07 5,33 5,01

Pengadaan Listrik dan Gas 1,63 6,26 1,92 1,28 (2,66) (0,94) (3,66) (4,69) 0,40

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,04 0,15 0,05 (1,19) 4,10 4,32 5,39 7,30 5,33

Konstruksi 5,45 6,50 4,05 5,84 5,39 0,16 2,98 5,80 5,79

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,36 5,40 5,72 2,87 6,06 6,41 6,41 5,12 6,45

Transportasi dan Pergudangan 7,30 5,48 5,33 7,73 6,08 6,54 6,13 7,44 7,05

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,10 7,90 12,13 9,24 7,15 7,15 7,85 9,33 10,16

Informasi dan Komunikasi 7,10 5,73 5,48 5,26 6,97 6,82 6,62 5,56 6,82

Jasa Keuangan dan Asuransi 6,82 6,25 5,58 7,06 9,15 1,91 7,77 9,94 6,84

Real Estate 8,44 6,27 6,88 6,37 6,57 4,01 4,21 5,15 5,02

Jasa Perusahaan 10,52 10,67 5,57 7,58 4,84 6,79 5,51 4,65 4,84

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (3,18) (0,85) 0,42 5,31 4,63 4,54 5,26 6,80 6,08

Jasa Pendidikan 5,00 7,52 10,33 3,74 8,60 7,11 5,20 4,57 7,57

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,06 13,56 6,09 3,80 8,62 4,26 7,34 5,79 5,59

Jasa lainnya 5,80 5,65 5,61 4,80 6,19 4,47 4,91 4,00 4,33

PDRB Permintaan - (%, yoy)

Konsumsi RT 6,77 6,06 6,35 6,16 4,14 4,55 2,61 2,21 3,68

Konsumsi LNPRT 26,03 24,69 7,15 (1,30) (7,71) (9,25) 3,16 5,93 6,35

Konsumsi Pemerintah 4,81 2,38 (2,20) 5,84 (2,27) (1,71) 8,97 2,37 (0,27)

Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,28 3,87 5,55 3,77 4,42 5,34 5,20 7,86 8,02

Ekspor Luar Negeri 40,21 35,17 14,69 22,36 (1,80) (4,25) 1,58 (7,82) 14,81

Impor Luar Negeri 12,71 18,66 10,77 18,55 (1,58) (7,23) (10,78) (17,26) (1,38)

Net Ekspor Antar Daerah (45,64) (33,66) (21,51) 13,59 40,46 39,70 (1,24) (6,81) 0,66

Pertumbuhan PDRB (%; yoy) 6,03 5,88 6,02 5,49 5,05 5,23 5,53 5,94 5,34

2014 2015INDIKATOR

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xvii

B. INFLASI

C. SISTEM PEMBAYARAN

2016

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 111,29 111,93 113,26 118,07 118,05 119,52 120,85 121,71 122,43

- Kota Surabaya 110,97 111,76 113,25 117,81 118,21 119,79 121,14 121,85 122,67

- Kota Malang 111,85 112,46 113,83 119,16 118,93 120,51 121,79 123,12 123,69

- Kota Kediri 112,17 112,51 113,79 118,96 118,08 119,01 119,96 120,99 121,27

- Kab. Jember 110,73 111,35 112,20 117,52 116,79 117,69 119,52 120,24 120,99

- Kab. Sumenep 110,34 110,55 112,16 117,30 116,72 117,73 118,91 120,37 120,8

- Kota Probolinggo 112,43 112,94 114,19 118,72 118 119,50 120,64 121,23 121,54

- Kota Madiun 110,65 110,95 112,10 116,83 116,49 117,72 118,97 120,04 120,77

- Kab. Banyuwangi 112,39 112,59 112,84 117,67 116,68 118,05 119,45 120,20 121,19

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 6,59 6,66 4,13 7,77 6,07 6,78 6,70 3,08 3,71

- Kota Surabaya 6,36 6,57 4,38 7,90 6,52 7,19 6,97 3,43 3,77

- Kota Malang 7,19 6,91 4,57 8,14 6,33 7,16 6,99 3,32 4,00

- Kota Kediri 7,00 6,54 3,58 7,49 5,27 5,78 5,42 1,71 2,70

- Kab. Jember 6,50 6,53 3,22 7,52 5,47 5,69 6,52 2,31 3,60

- Kab. Sumenep 5,45 6,00 4,15 8,04 5,78 6,49 6,02 2,62 3,50

- Kota Probolinggo 7,22 7,04 3,60 6,79 4,95 5,81 5,65 2,11 3,00

- Kota Madiun 6,23 6,42 3,76 7,40 5,28 6,10 6,13 2,75 3,67

- Kab. Banyuwangi 6,71 7,17 2,45 6,59 3,82 4,85 5,86 2,15 3,87

2014 2015INDIKATOR

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

xviii

D. PERBANKAN

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

1

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan II 2016

Perekonomian Jawa Timur terakselerasi pada triwulan II 2016 dan tumbuh lebih tinggi

dari perekonomian nasional.

Pada triwulan II 2016 perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 5,6% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,5%. Akselerasi perekonomian

terjadi di seluruh provinsi di Pulau Jawa, dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di

Provinsi Jawa Barat. Seiring dengan besarnya kontribusi Jawa terhadap perekonomian

nasional, maka pesatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Jawa turut mengakselerasi

pertumbuhan ekonomi nasional.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 1 Perekonomian Jatim dan Nasional

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Jawa

Tabel 1. 1Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Permintaan

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Dari sisi permintaan, peningkatan konsumsi swasta dan pemerintah serta peningkatan ekspor

luar negeri menjadi komponen pendorong utama pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2016.

Konsumsi swasta tumbuh moderat namun memiliki pangsa terbesar terhadap PDRB Jawa

Timur, sehingga mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara

keseluruhan. Pertumbuhan konsumsi swasta tersebut terutama dipengaruhi oleh perayaan hari

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROREGIONAL

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

2

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

besar keagamaan dan periode libur sekolah. Sementara itu, konsumsi pemerintah juga

tumbuh signifikan didorong oleh pencairan Tunjangan Hari Raya, gaji ke 13 dan 14, serta

pengeluaran operasional untuk proyek pemerintah. Adapun ekspor luar negeri Jawa Timur

tumbuh tinggi seiring dengan besarnya permintaan komoditas perhiasan dari Swiss. Di sisi lain,

investasi mengalami sedikit perlambatan, sedangkan net ekspor dalam negeri Jawa Timur

mengalami perlambatan yang relatif dalam. Perlambatanpada net ekspor tersebut disebabkan

karena tingginya impor dalam negeri, yang ditengarai terjadi untuk menyokong akselerasi

konsumsi di tengah melambatnya kinerja industri pengolahan Jawa Timur.

Dari sisi penawaran, sektor pertanian dan sektor perdagangan merupakan sektor-sektor

utama perekonomian Jawa Timur yang menopang pertumbuhan ekonomi. Pergeseran musim

panen ke triwulan II 2016 telah mendorong akselerasi pertumbuhan sektor pertanian secara

signifikan. Sektor perdagangan yang memiliki pangsa terbesar terhadap perekonomian turut

terakselerasi dengan adanya berbagai perayaan hari keagamaan pada triwulan II 2016.

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur Sisi Penawaran

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Memasuki triwulan III 2016, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan sedikit lebih

tinggi dibandingkan dua triwulan sebelumnya. Indikator kinerja konsumsi terkini menunjukkan

tanda-tanda perbaikan pada consumer confidence, dan diperkirakan mampu menjadi

penopang utama perekonomian Jawa Timur pada triwulan III 2016. Walaupun terkendala

pemotongan anggaran, beberapa proyek infrastruktur strategis pemerintah diperkirakan akan

tetap berjalan di triwulan III 2016. Sektor industri pengolahan turut diperkirakan mengalami

peningkatan kinerja. Selain faktor pendukung berupa beroperasinya beberapa industri di

kawasan industri baru di Jawa Timur, akselerasi konsumsi diperkirakan turut mendorong

peningkatan kinerja industri pengolahan. Dengan demikian, secara keseluruhan pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur di triwulan III 2016 diprakirakan akan berada di kisaran 5,8% (yoy).

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

3

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

1.2. PDRB Sisi Permintaan

Akselerasi ekspor dan konsumsi, baik swasta maupun pemerintah, mendorong

peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan ini.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di triwulan II 2016 terutama didorong oleh ekspor luar

negeri. Selain itu, pertumbuhan moderat konsumsi swasta yang memiliki pangsa terbesar

terhadap PDRB Jawa Timur dan peningkatan konsumsi pemerintah seiring dengan

peningkatan penyerapan APBN, APBD provinsi, dan APBD kabupaten/kota di Jawa Timur, turut

mengakselerasi perekonomian Jawa Timur.

a. Konsumsi

Perayaan hari besar keagamaan mampu mendorong peningkatan konsumsi swasta dari

3,7% menjadi 4,1% meskipun consumer confidence masih cenderung rendah,

sedangkan akselerasi konsumsi pemerintah dari -0,3% menjadi 6,9% didorong oleh

peningkatan realisasi belanja operasional.

Konsumsi Swasta (Rumah Tangga & Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga)

Konsumsi swasta masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

triwulan II 2016, dengan pangsa 61,83% terhadap PDRB. Perayaan hari keagamaan

(Ramadhan dan Idul Fitri), serta libur sekolah merupakan pendorong pertumbuhan konsumsi

swasta tersebut. Selain itu, kondisi makroekonomi nasional dan Jawa Timur yang relatif

kondusif, ditandai dengan inflasi yang rendah dan stabil serta apresiasi nilai tukar rupiah sejak

awal tahun 2016, turut mendukung peningkatan aktivitas konsumsi. Bank Indonesia juga

mendorong peningkatan konsumsi dengan melakukan pelonggaran moneter dan

makroprudensial untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 3 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jawa

Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 4 Indeks Konsumsi Kelompok Barang dan Jasa

ITK Jawa Timur

Sejalan dengan akselerasi konsumsi di triwulan II 2016, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang

dirilis oleh BPS meningkat dari 108,42 menjadi 111,19. Pendorong peningkatan indeks

tersebut adalah meningkatnya indeks volume/frekuensi konsumsi rumah tangga (dari 104,35

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

4

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

menjadi 108,42), khususnya pada komoditas bahan makanan, makanan jadi, dan pakaian.

Peningkatan konsumsi swasta pada triwulan ini juga tercermin dari akselerasi penjualan retail

di Jawa Timur. Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE)1 mencapai 5,81% (yoy) pada triwulan II

2016, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,85%). Sejalan dengan ITK,

pertumbuhan tertinggi dicapai oleh penjualan retail makanan, minuman, dan tembakau yang

mencapai 11,50% (yoy), setelah hanya tumbuh 5,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Selain

itu, penjualan retail bahan bakar juga terakselerasi dari tumbuh 0,38% (yoy) menjadi 8,13%

(yoy). Salah satu faktor yang mendorong peningkatan tersebut adalah penurunan harga

bensin Premium RON 88 dan solar sebesar Rp500 pada bulan April 2016.

Grafik 1. 5 Pertumbuhan IRPE SPE KPw BI Provinsi

Jawa Timur

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

Grafik 1. 6 Pertumbuhan Penjualan Kendaraan

Bermotor Pribadi Jawa Timur

Peningkatan konsumsi swasta juga tercermin dari penjualan kendaraan bermotor pribadi. Di

triwulan II 2016, penjualan mobil pribadi di Jawa Timur tumbuh 5,69% (yoy), setelah sejak

tahun 2015 tumbuh negatif. Hasil liaison KPw BI di Jawa Timur menunjukkan adanya

peningkatan penjualan mobil yang signifikan di beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur, salah

satunya di Kota Malang. Pendorong utama tingginya penjualan di triwulan ini adalah

peningkatan penjualan low cost green car (LCGC). Sementara itu, walaupun masih tergolong

rendah, pertumbuhan penjualan motor juga meningkat, dari tumbuh -5,91% (yoy) menjadi -

3,50%.

Akselerasi kinerja konsumsi swasta terindikasi

didorong oleh komoditas-komoditas yang diimpor

dari provinsi lain. Hal tersebut tercermin dari

penurunan pertumbuhan net ekspor dalam negeri

Jawa Timur, disertai dengan perlambatan kinerja

industri pengolahan di Jawa Timur, serta

perlambatan impor barang konsumsi (dari 36,89%

di triwulan I 2016 menjadi 4,62% di triwulan ini).

1 Hasil Survei Penjualan Eceran KPw Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

Grafik 1. 7 Impor Barang Konsumsi

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

5

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Walaupun terakselerasi, pertumbuhan konsumsi swasta terutama konsumsi rumah tangga,

masih terbatas. Pada tahun 2013 dan 2014, rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga

mencapai 6,1% (yoy), sementara pada triwulan ini hanya tumbuh 4,1% (yoy). Salah satu

penyebab terbatasnya pertumbuhan konsumsi swasta adalah turunnya consumer confidence,

tercermin dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 116,75 ke 110,722.

Grafik 1. 8IKK, IKE, dan IEK Survei Konsumen KPw BI

Provinsi Jawa Timur

Grafik 1. 9 Indeks Penghasilan dan Ketersediaan

Lapangan Kerja Survei Konsumen KPw BI Provinsi

Jawa Timur

Belum membaiknya persepsi masyarakat terhadap perekonomian ditandai oleh Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini (IKE) yang hanya mencapai 98,39, didorong oleh penurunan indeks

ketersediaan lapangan kerja dan indeks penghasilan saat ini. Hal ini sejalan dengan penurunan

pendapatan rumah tangga saat ini hasil survei ITK BPS (dari 107,01 ke 106,32). Walaupun

pada triwulan ini terdapat pencairan gaji ke-13 dan 14 untuk TNI/Polri/PNS, serta tunjangan

hari raya (THR) bagi karyawan perusahaan, secara umum ditengarai masih cukup banyak

angkatan kerja yang tidak mengalami peningkatan pendapatan diantaranya karena tidak

tersedianya lapangan pekerjaan. Untuk itu, rancangan Peraturan Daerah terkait perlindungan

tenaga kerja di Jawa Timur yang diperkirakan akan disahkan pada triwulan III 2016 diharapkan

dapat mengakomodir kepentingan seluruh pihak, agar kontinuitas kesempatan kerja dapat

terjaga untuk mendukung penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Jawa Timur.

Pertumbuhan konsumsi swasta tidak terlalu

berdampak pada pertumbuhan kredit konsumsi,

yang masih tumbuh melambat dari 9,77% (yoy)

menjadi 9,30% di triwulan ini. Berdasarkan

komponennya, perlambatan kredit konsumsi

disebabkan oleh KPR (dari 10,77% menjadi 9,36%)

dan KKB (dari -21,44% menjadi -23,93%),

sedangkan kredit multiguna masih meningkat (dari

2Hasil Survei Konsumen KPw BI Provinsi Jawa Timur, yang terdiri dari Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 1. 10 Kinerja Kredit Konsumsi

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

6

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

11,21% menjadi 12,08%). Peningkatan pertumbuhan penjualan kendaraan pribadi tidak

disertai dengan peningkatan penyaluran KKB, sehingga terindikasi masyarakat menggunakan

sumber pembiayaan di luar perbankan.

Kinerja konsumsi swasta diperkirakan akan semakin membaik pada triwulan III 2016,

tercermin dari perbaikan consumer confidence pada paruh pertama triwulan III 2016.

Peningkatan pendapatan masyarakat, salah satunya yang bersumber dari pencairan gaji ke-13

dan 14 pada akhir triwulan sebelumnya, serta dimulainya tahun ajaran baru sekolah

diperkirakan mendorong peningkatan konsumsi di triwulan III 2016. Penjualan eceran sampai

dengan awal triwulan III 2016 juga mengalami peningkatan pertumbuhan, terutama untuk

komoditas makanan dan bahan bakar. Dengan perbaikan kinerja tersebut, konsumsi swasta

diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2016 dari sisi

permintaan.

Konsumsi Pemerintah

Akselerasi konsumsi pemerintah dari -0,3% menjadi 6,9% pada triwulan II 2016 didorong

oleh tingginya realisasi anggaran operasional pemerintah, baik melalui APBD Provinsi, APBD

Kab/Kota, serta APBN yang dialokasikan di Jawa Timur, diantaranya yaitu pencairan gaji ke-13

dan 14 untuk PNS, Polri, dan TNI.

Belanja operasional Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada triwulan II 2016 mencapai Rp3,4

triliun atau 22,22% terhadap pagu anggaran, meningkat cukup signifikan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp2,7 triliun atau 22,11% dari pagu anggaran.

Dibandingkan triwulan II 2015, nilai realisasi tersebut tumbuh 13,97% (yoy). Sementara itu,

belanja operasional pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur mencapai Rp15,6 triliun, lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya (Rp7,5 triliun), terealisasi 25,75% dari pagu anggaran, dan

secara kumulatif di semester I 2016 mencapai 38,09%. Hal yang sama juga terjadi pada APBN

Jawa Timur, dimana realisasi belanja operasional mencapai Rp9,4 triliun atau 28,5% dari

anggaran pada triwulan II 2016.

Sumber :Kanwi l Perbendaharaan Jat im

Grafik 1. 11 Realisasi Belanja Operasional APBN Jatim

Sumber :BPKAD Jawa T imur

Grafik 1. 12 Realisasi Belanja Operasional APBD Provinsi

Jawa Timur

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

7

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sejalan dengan peningkatan realisasi anggaran

tersebut, simpanan pemerintah daerah di

perbankan Jawa Timur juga mengalami

penurunan. Pada triwulan I 2016, nilai simpanan

pemerintah daerah mencapai Rp24,1 triliun,

sementara pada triwulan II 2016 turun menjadi

Rp21,67 triliun. Pertumbuhannya pun turut

melambat dari tumbuh -4% (yoy) menjadi -27%

(yoy). Secara umum, kinerja realisasi anggaran

pemerintah di Jawa Timur pada triwulan ini sudah sangat baik. Walaupun demkian,

pertumbuhan konsumsi pemerintah di Jawa Timur di sepanjang tahun 2016 ini perlu

mendapatkan perhatian khusus, terutama terkait pemotongan anggaran pemerintah. Untuk

itu, peningkatan peran swasta dalam pertumbuhan ekonomi perlu semakin ditingkatkan.

Pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan relatif stabil pada triwulan III 2016

dibandingkan triwulan sebelumnya. Penyerapan anggaran pemerintah akan meningkat sesuai

dengan pola seasonal tahunan. Selain itu, belanja operasional untuk proyek-proyek

infrastruktur strategis yang menjadi prioritas utama pemerintah juga akan terus meningkat.

Namun, peningkatan nominal realisasi anggaran diperkirakan akan sedikit tertahan sebagai

dampak dari penghematan-penghematan yang diakibatkan pemotongan anggaran

pemerintah, sehingga menghambat konsumsi pemerintah untuk tumbuh lebih tinggi.

b. Investasi

Walaupun tetap tumbuh tinggi, pertumbuhan investasi cenderung melambat karena

terhambatnya beberapa proyek pemerintah.

Investasi di Jawa Timur, yang digambarkan melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

relatif melambat pada triwulan II 2016, didorong baik oleh perlambatan investasi bangunan

maupun non bangunan. Walaupun melambat, namun pertumbuhan PMTB pada triwulan ini

masih relatif tinggi.

Investasi Bangunan

Perlambatan investasi bangunan antara lain dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan

penjualan semen dan bahan bangunan. Kinerja penjualan semen di Jawa Timur melambat,

dari tumbuh 9,86% (yoy) menjadi 7,48% (yoy), sejalan dengan penurunan pertumbuhan

impor semen yang cukup dalam (dari 17,06% (yoy) menjadi -48,81%). Di lain sisi, kinerja

impor besi dan baja sedikit meningkat, namun nilai impornya cenderung turun dibandingkan

tahun sebelumnya seiring dengan adanya himbauan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) Nasional untuk

menggunakan material baja yang diproduksi di Indonesia.

Grafik 1. 13 Simpanan Pemda di Perbankan

Jawa Timur

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

8

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber : Asos ias i Semen Indonesia (diolah)

Grafik 1. 14 Penjualan Semen Jawa Timur

Grafik 1. 15Impor Barang Konstruksi

Selain itu, perlambatan investasi bangunan juga dipengaruhi oleh perlambatan kinerja belanja

modal. Realisasi belanja modal APBD Provinsi Jawa Timur pada triwulan II 2016 tumbuh

21,89% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (64,67%). Selain itu,

penyerapan belanja modal APBN juga melambat, dari tumbuh 545,34% (yoy) menjadi

126,43% (yoy). Beberapa hal yang mengakibatkan melambatnya kinerja investasi bangunan

pemerintah diantaranya pemotongan anggaran yang berdampak pada terhambatnya

pengerjaan beberapa proyek di Jawa Timur, yaitu tol Solo-Kertosono (terdapat sisa 20% lahan

yang belum dibebaskan), pembangunan underpass Bundaran Satelit, serta proyek Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan. Proyek underpass Bundaran Satelit terkendala

beberapa hal, di antaranya adanya saluran utilitas PDAM di area underpass serta kendala

cashflow pengembang terkait pendanaan. Sementara itu, kendala pembangunan SPAM

Umbulan adalah belum adanya persetujuan dari DPRD Provinsi Jawa Timur, serta persetujuan

bantuan tunai infrastruktur (Viability Gap Fund-VGF) dari Kementerian Keuangan. Persetujuan

tersebut baru bisa didapatkan setelah ada persetujuan dari PDAM Pasuruan, yang merupakan

PDAM di lokasi pembangunan, terhadap studi kelayakan dan Detailed Engineering Design

yang telah dipersiapkan.

Di sisi lain, terdapat beberapa proyek infrastruktur yang mendukung masih tingginya

pertumbuhan investasi bangunan. Pada triwulan II 2016, dibangun pipa open access Porong-

Grati sepanjang 57 km yang akan menyuplai pembangkit listrik di Grati. Selain itu, dilakukan

pula konstruksi pipa gas Gresik-Semarang, yang sampai akhir triwulan mencapai progress

75%. Terdapat pula penyelesaian proyek pipa gas bumi Mojokerto-Jombang sepanjang 27

km, yang sudah beroperasi pada Mei 2016. Konstruksi pipa-pipa gas tersebut dilakukan oleh 2

perusahaan BUMN besar nasional.

Investasi Non Bangunan

Investasi non bangunan terindikasi turut melambat pada triwulan II 2016 ini. Impor barang

modal melambat cukup dalam, dari tumbuh -6,92% (yoy) menjadi -42,91% (yoy), yang

didorong penurunan tajam pertumbuhan impor kapal. Volume penjualan truk yang berfungsi

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

9

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

sebagai moda transportasi produk perusahaan di Jawa Timur pada triwulan ini juga melambat,

dari tumbuh -17,44% (yoy) menjadi -20,70% (yoy) atau sejumlah 6.687 truk.

Grafik 1. 16 Impor Barang Modal

Grafik 1. 17 Penjualan Truk di Jawa Timur

Investasi Langsung

Kinerja investasi langsung secara total di triwulan II 2016 ini melambat, dari tumbuh 25,27%

(yoy) menjadi -9,69%. Realisasi PMA dan PMDN terakselerasi dibandingkan triwulan

sebelumnya, namun realisasi PMDN non fasilitas melambat cukup dalam dari tumbuh 13,25%

(yoy) menjadi -50,00% (yoy). Nilai PMDN non fasilitas pada triwulan ini mencapai Rp12,82

triliun, lebih besar dari PMDN (Rp11,75 triliun) dan PMA (Rp9,13 triliun).

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendukung realisasi PMA dan PMDN di tahun 2016,

dan menargetkan realisasi sebesar Rp70 triliun. Untuk mengejar target tersebut, terus

dilakukan upaya untuk merealisasikan izin prinsip yang sejak tahun 2010 belum terealisasi

sebesar Rp304 triliun. Selain itu, untuk menarik investor untuk masuk ke Jawa Timur,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah menyediakan fasilitas KLIK (Kemudahan Investasi

Langsung Konstruksi) di kawasan industri di Jawa Timur.

Walaupun pertumbuhan PMTB melambat, kredit investasi di Jawa Timur justru meningkat dari

tumbuh 9,58% (yoy) menjadi 12,90% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit investasi ini

diharapkan terus berlanjut untuk mendukung pembiayaan investasi swasta, di tengah

terbatasnya pendanaan investasi pemerintah sebagai akibat dari pemotongan anggaran.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah senantiasa mendorong investasi dari

pihak swasta. Komitmen nyata pemerintah tersebut tercermin dari 12 paket kebijakan

ekonomi. Kebijakan ekonomi pada paket-paket tersebut pada dasarnya bertujuan

meningkatkan konsumsi, mendorong pembangunan infrastruktur, serta memperbaiki iklim

investasi. Sebagai contoh, pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II, terdapat kebijakan yang

mendukung pembangunan Fasilitas Kawasan Pusat Logistik Berikat. Pada Paket Kebijakan Jilid

VII, terdapat kebijakan terkait percepatan dan kemudahan dalam penerbitan sertifikat tanah.

Kedua kebijakan tersebut bersifat secara langsung mendorong pembangunan infrastruktur.

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

10

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Paket Kebijakan Jilid XII berfokus pada perbaikan kemudahan berbisnis untuk mencapai target

peringkat 40 Ease of Doing Business pada tahun 2017. Melalui 10 poin kebijakan, prosedur

untuk membuka usaha, waktu penyelesaian pendirian usaha, dan izin yang diperlukan

dipangkas sehingga memperbaiki iklim investasi.

Sumber : Badan Penanaman Modal Jatim

Grafik 1. 18 Pertumbuhan Nilai Proyek Realisasi

Investasi Langsung

Grafik 1. 19 Kinerja Kredit Investasi

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri juga telah membatalkan lebih dari 3.000 Peraturan

Daerah di Indonesia yang dinilai bermasalah karena bertentangan dengan undang-undang di

atasnya, dan/atau dinilai menghambat pertumbuhan investasi. Sampai dengan pertengahan

Juni 2016, Gubernur Jawa Timur telah menanda tangani pembatalan 105 Perda, serta

menolak 4 Raperda dari kabupaten/kota di Jawa Timur.

Kinerja investasi diperkirakan terakselerasi di triwulan III 2016, seiring dimulainya beberapa

proyek infrastruktur strategis pemerintah. Dengan komitmen pemerintah untuk terus

melakukan pembangunan infrastruktur di Jawa Timur, diperkirakan pemotongan anggaran

tidak akan terlalu berdampak pada proyek infrastruktur strategis pemerintah. Perkembangan

terkini proyek penyediaan air minum, infrastruktur gas nasional, serta infrastruktur konektivitas

di pusat pertumbuhan baru seperti Banyuwangi diperkirakan akan menjadi pendorong

investasi bangunan. Investasi di sektor properti juga diperkirakan meningkat seiring adanya

pelonggaran kebijakan makroprudensial terkait down payment pembayaran rumah. Ditambah

lagi, investasi non bangunan diperkirakan juga akan terakselerasi seiring dengan kebutuhan

perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka menyokong akselerasi konsumsi.

c. Ekspor – Impor

Melambatnya pertumbuhan net ekspor dalam negeri lebih didorong oleh meningkatnya

impor dari provinsi lain. Sementara itu, ekspor luar negeri terakselerasi cukup signifikan

dengan didorong ekspor menuju Swiss.

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

11

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

c.1. Ekspor-Impor Antardaerah

Walaupun masih mengalami surplus, pertumbuhan net ekspor antardaerah pada triwulan II

2016 relatif melambat. Kondisi tersebut terindikasi karena meningkatnya impor antar daerah,

sedangkan ekspor antar daerah relatif stabil. Di Pelabuhan Tanjung Perak, terjadi peningkatan

volume barang yang dibongkar sebesar 163 ribu ton, sementara volume barang yang dimuat

untuk ekspor ke provinsi lain relatif stabil. Kondisi tersebut, diikuti dengan melambatnya

kinerja industri pengolahan dan impor barang konsumsi, mengindikasikan bahwa akselerasi

konsumsi di triwulan II 2016 ini didorong oleh komoditas yang diimpor dari provinsi lain.

Sementara itu, ekspor antar daerah yang terindikasi stabil didukung oleh permintaan provinsi-

provinsi lain di Indonesia, terutama pada bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri di mana

permintaan komoditas bahan makanan secara umum meningkat. Pada awal tahun 2016,

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur untuk memasok daging dan beras asal Jawa Timur dalam rangka stabilisasi harga

pangan di DKI Jakarta. Selain itu, Provinsi Nusa Tenggara Timur juga melakukan impor beras

dari Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan sebesar 114 ribu ton di sepanjang tahun 2016.

Pada triwulan ini consumer confidence dari provinsi-provinsi di KTI cenderung meningkat.

Walaupun demikian, peningkatan pertumbuhan ekspor antar daerah terbatas oleh masih

rendahnya consumer confidence dari wilayah Kalimantan, terutama Kalimantan Barat dan

Timur. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur pada triwulan ini sebesar -1,30% (yoy),

didorong kontraksi di sektor pertambangan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Barat melambat dari tumbuh 5,93% (yoy) menjadi 4,21% (yoy).

Sumber : BPS (dio lah)

Grafik 1. 20 Volume Bongkar Muat Barang di Tanjung

Perak

Grafik 1. 21 IKK Provinsi Mitra Dagang Jawa Timur

SK Bank Indonesia

Net ekspor antar daerah diperkirakan terakselerasi pada triwulan III 2016. Jawa Timur masih

akan menyuplai komoditas-komoditas hasil pertanian dan industri untuk provinsi-provinsi lain,

terutama Kalimantan dan KTI. Di sisi lain, prospek sektor pertambangan masih belum terlalu

mendukung kinerja perekonomian nasional, terutama Kalimantan. Untuk itu, akselerasi kinerja

net ekspor antar daerah diperkirakan relatif terbatas.

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

12

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

c.2. Ekspor-Impor Luar Negeri

Ekspor Luar Negeri

Ekspor luar negeri Jawa Timur (ADHK 2010) terakselerasi secara signifikan pada triwulan ini,

dari 14,9% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi 24,2% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, nilai

ekspor (FOB) non migas juga terakselerasi dari 2,63% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi

11,75% (yoy) dengan total nilai mencapai US$4,73 milyar.

Sebagaimana halnya pada beberapa triwulan terakhir, peningkatan kinerja ekspor terutama

didorong oleh ekspor menuju Swiss (dari tumbuh 69,58% (yoy) ke 238,08%) dengan

komoditas ekspor utama berupa perhiasan. Pada triwulan ini, ekspor menuju Swiss mencapai

17% dari total ekspor Jawa Timur, dengan nilai US$801 juta

Grafik 1. 22 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur

Grafik 1. 23 Pertumbuhan Ekspor ke Mitra Dagang

Utama

Selain itu, pada triwulan ini pertumbuhan ekspor menuju Amerika Serikat yang merupakan

salah satu mitra dagang utama Jawa Timur meningkat cukup signifikan (dari 0,8% menjadi

1,2%). Peningkatan tersebut tercermin dari salah satu indikator perekonomian Amerika

Serikat, yakni Real Personal Consumption Expenditures Quantity Index, yang meningkat secara

signifikan. Dengan peningkatan konsumsi di Amerika Serikat, ekspor Jawa Timur menuju

negera tersebut yang terutama berupa barang konsumsi, turut terakselerasi dari tumbuh -

6,58% (yoy) menjadi 1,20% (yoy). Ekspor komoditas hasil laut, terutama udang, mengalami

peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan dari 6,82% (yoy) ke 11,82% (yoy).

Sebaliknya, dengan masih lemahnya kondisi

perekonomian Jepang dan Tiongkok,

permintaan kedua negara tersebut belum

mampu mendorong ekspor Jawa Timur untuk

tumbuh lebih tinggi. Ekspor menuju Jepang

didominasi oleh ekspor bahan baku yang

mencapai 77% dari total nilai ekspor. Pada

triwulan II 2016, perekonomian Jepang hanya Grafik 1. 24 Indikator Perekonomian Negara Mitra

Dagang Utama

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

13

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

tumbuh 0,2% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (2,0%). Namun, kinerja

industri Jepang sedikit membaik, di mana rata-rata bulanan Industrial Production Index Jepang

sedikit meningkat dari 96,07 di triwulan I 2016 menjadi 96,13. Mengingat bahwa sekitar 77%

dari total nilai ekspor Jawa Timur ke Jepang merupakan bahan baku industri, maka ekspor ke

Jepang secara keseluruhan relatif membaik, dari tumbuh -4,19% (yoy) menjadi -2,86% (yoy).

Di sisi lain, walaupun pertumbuhan ekonomi Tiongkok relatif stabil dibandingkan triwulan

sebelumnya, yakni 6,7% (yoy), namun ekspor Jawa Timur menuju Tiongkok melambat dari

tumbuh 0,29% (yoy) menjadi -14,85% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan menurunnya

Purchasing Tiongkok pada 3 bulan di triwulan ini setelah meningkat tajam

pada bulan Maret 2016. Minyak nabati, yang merupakan bahan baku industri minyak goreng

di Tiongkok dan memiliki pangsa sekitar 28% dari total ekspor Jatim ke Tiongkok, turun dari

tumbuh 24,48% (yoy) menjadi -27,66% (yoy). Stabilnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok

pada triwulan II 2016 ini lebih didorong oleh investasi aset tetap.

Grafik 1. 25 Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Jawa

Timur

Grafik 1. 26 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas

Unggulan Jawa Timur

Berdasarkan komoditas ekspor utama, sejak awal tahun 2014, perhiasan masih menjadi

komoditas utama ekspor Jawa Timur pada triwulan II 2016, dengan nilai ekspor mencapai

US$1.422 juta atau 30% dari total ekspor Jawa Timur. Pertumbuhan ekspor perhiasan juga

terakselerasi dari tumbuh 20,56% (yoy) menjadi 53,82% (yoy). Ekspor minyak nabati dan kayu

serta produk dari kayu, yang juga menjadi komoditas ekspor utama Jawa Timur melambat

seiring dengan perlambatan permintaan dari Tiongkok. Di sisi lain, ekspor komoditas

perikanan meningkat dari tumbuh 1,58% (yoy) menjadi 8,85% (yoy), didorong oleh

peningkatan permintaan dari Amerika Serikat.

Berdasarkan sektor ekonomi, komoditas hasil pertanian, pertambangan, dan industri

pengolahan mengalami akselerasi ekspor pada triwulan ini. Sektor industri pengolahan masih

menjadi sektor yang menopang ekspor Jawa Timur, dengan pangsa mencapai 95% dari total

ekspor. Dengan didorong oleh komoditas perhiasan, ekspor industri pengolahan terakselerasi

dari tumbuh 3,82% (yoy) menjadi 12,31% (yoy) pada triwulan II 2016. Sektor pertanian juga

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

14

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

terakselerasi dari tumbuh -18,88% (yoy) menjadi 1,18% (yoy). Walaupun nilainya masih turun

dari tahun 2015, pertumbuhan ekspor pertambangan membaik dari -16,66% (yoy) menjadi -

12,86% (yoy).

Grafik 1. 27 Nilai Ekspor Jawa Timur per Sektor

Ekonomi

Grafik 1. 28 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Timur per

Sektor Ekonomi

Pertumbuhan ekspor luar negeri pada triwulan III 2016 diperkirakan melambat, namun tetap

tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2015. Sampai dengan Juli 2016, pertumbuhan

ekspor luar negeri Jawa Timur mencapai 5,5% (yoy), didorong oleh ekspor perhiasan.

Perhiasan diperkirakan masih menjadi komoditas ekspor utama Jawa Timur dalam jangka

pendek, terutama menuju Swiss. Di lain pihak, permintaan dari mitra dagang utama, yakni

Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok diperkirakan masih relatif lemah seiring lambatnya

pemulihan perekonomian di negara-negara tersebut, sehingga menghambat ekspor untuk

tumbuh lebih tinggi.

Impor Luar Negeri

Kinerja impor luar negeri riil (ADHK 2010) Jawa Timur pada triwulan II 2016 turun dari -1,5%

menjadi -4,4%. Nilai impor CIF Jawa Timur juga melambat semakin dalam, dari -7,75% (yoy)

menjadi -12,27% (yoy) atau senilai US$3,69 miliar. Pendorong penurunan diindikasikan lebih

karena melambatnya permintaan barang konsumsi dan barang modal impor, sedangkan

faktor nilai tukar relatif rendah seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah sebesar 0,72% di

akhir triwulan II 2016.

Barang antara masih menjadi komoditas utama impor Jawa Timur, dengan pangsa 78%

terhadap total nilai impor (CIF) non migas Jawa Timur. Pada triwulan ini, pertumbuhan impor

barang antara sedikit meningkat dari -13,32% (yoy) menjadi -7,80% (yoy). Walaupun

demikian, nilai impor tersebut masih sangat rendah, seiring melambatnya kinerja industri

pengolahan pada triwulan ini. Upaya-upaya substitusi impor yang digalakkan oleh industri di

Jawa Timur juga turut berdampak pada penurunan impor bahan baku.

Impor barang konsumsi juga melambat dari tumbuh 36,89% (yoy) menjadi 4,62% (yoy).

Tingginya impor barang konsumsi pada triwulan sebelumnya didorong oleh impor beras yang

digunakan untuk menyuplai kebutuhan beras di provinsi-provinsi di Indonesia, di mana Jawa

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

15

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Timur berperan hanya sebagai pintu gerbang impor. Pada triwulan I 2016, impor beras

tumbuh 936,93% (yoy), sementara pada triwulan ini hanya tumbuh 29,61% (yoy). Selain itu,

impor buah-buahan juga melambat dari 17,18% (yoy) menjadi -52,74% (yoy).

Melambatnya investasi pada triwulan ini mengakibatkan permintaan barang modal yang

berasal dari luar negeri turut melambat. Impor barang modal turun 42,91% (yoy), melambat

semakin dalam dibandingkan triwulan sebelumnya (-6,92%). Salah satu komoditas yang

mengalami perlambatan paling dalam adalah impor kapal, seiring dengan upaya Pemerintah

untuk meningkatkan kinerja industri galangan kapal nasional. Salah satu kebijakan yang

dilakukan pemerintah adalah melakukan moratorium kapal eks asing atau kapal buatan asing

untuk beroperasi di wilayah perairan Indonesia. Selain itu, Kementerian Keuangan

menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 2015 tentang impor dan penyerahan alat

angkutan tertentu yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kebijakan tersebut

meringankan beban industri galangan kapal untuk melakukan impor bahan baku pembuatan

kapal. Dengan demikian, walaupun bahan baku kapal diimpor, namun harga kapal dalam

negeri berpotensi untuk mampu lebih bersaing dibandingkan kapal-kapal buatan asing,

sehingga mengurangi impor kapal dari luar negeri.

Grafik 1. 29Pangsa Komoditas Impor Berdasarkan Jenis

Penggunaan

Grafik 1. 30Pertumbuhan Komoditas Impor

Berdasarkan Jenis Penggunaan

Perkembangan terkini di awal triwulan III 2016 menunjukkan terjadinya akselerasi impor luar

negeri. Pada bulan Juli 2016, nilai impor (CIF) luar negeri Jawa Timur tumbuh 10,3% (yoy),

yang terutama didorong oleh akselerasi impor barang konsumsi dan bahan baku. Impor

barang modal juga mengalami perbaikan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Peningkatan impor tersebut sejalan dengan perkiraan adanya akselerasi permintaan domestik,

yakni investasi dan konsumsi, serta akselerasi sektor industri pengolahan.

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

16

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

1.3. PDRB Sisi Penawaran

Akselerasi perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2016 didorong oleh sektor

Pertanian dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sedangkan kinerja sektor Industri

Pengolahan cenderung melambat.

Struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2016 masih didominasi oleh tiga sektor

utama, yaitu Industri Pengolahan (pangsa 28,84%), Perdagangan Besar dan Eceran (pangsa

17,91%), serta Pertanian (pangsa) 14,43%.

Sumber: BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 31 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama

Sumber: BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 32 Pertumbuhan Sektor Pendukung - 1

Akselerasi perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2016 turut terkonfirmasi oleh hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur yang menunjukkan

peningkatan realisasi kegiatan usaha, dari 1,83% (Saldo Bersih Tertimbang, SBT) pada triwulan

I 2016 menjadi 20,90% (SBT). Penggunaan tenaga kerja secara total juga meningkat, dari -

3,78% (SBT) menjadi 3,83% (SBT) yang mengindikasikan peningkatan kegiatan usaha.

Sumber: BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 33 Pertumbuhan Sektor Pendukung - 2

Sumber: BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 34 Pertumbuhan Sektor Pendukung - 3

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

17

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

a. Sektor Industri Pengolahan

Perlambatan kinerja sektor industri pengolahan mendorong dipenuhinya permintaan

domestik dari persediaan dan produksi daerah lain. Di lain sisi, kinerja ekspor sektor ini

justru meningkat sebagai dampak membaiknya permintaan eksternal.

Pada triwulan II 2016, pertumbuhan sektor industri pengolahan melambat dari 5,0% (yoy) di

triwulan I menjadi 3,9% (yoy) di triwulan ini. Perlambatan ini sejalan dengan perlambatan

beberapa sektor industri manufaktur, baik skala mikro dan kecil maupun menengah besar,

sebagaimana dirilis oleh BPS. Perlambatan pada sektor ini juga tercermin dari perlambatan

impor bahan baku dan barang modal, yakni masing-masing sebesar -7,80% (yoy) dan -

42,91% (yoy).

Pada industri manufaktur berskala mikro dan

kecil, perlambatan kinerja terjadi pada sub

sektor makanan (dari 6,8%-yoy di triwulan I

2016 menjadi 5,3%), tekstil (dari 8,3% menjadi

5,4%), kendaraan bermotor (dari 11,8%

menjadi 10,3%), kulit (dari 13,1% menjadi

10,9%), kertas (dari -7,9% menjadi -8,8%), dan

farmasi (dari -7,0% menjadi -10,6%).

Berdasarkan APKI (Asosiasi Pulp dan Kertas

Indonesia) Jawa Timur, penurunan produksi

kertas didorong oleh moratorium kurikulum 2013 serta adanya pergeseran tren permintaan

kertas akibat kampanye pengurangan penggunaan kertas. Sementara itu, pertumbuhan

industri kayu sebagai bahan baku kertas di triwulan II 2016 juga turun, dari -14,31% (yoy)

menjadi -15,33% (yoy).

Pada industri manufaktur berskala menengah besar, perlambatan kinerja terjadi di sub sektor

mesin (dari 21,3% menjadi 15,14%), makanan (dari 12,5% menjadi 10,8%), dan percetakan

(dari -9,33% menjadi -10,74%).

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 36 Pertumbuhan Produksi Subsektor Industri

Mikro Kecil Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 37 Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan

Sedang Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 35 Produksi Industri Manufaktur Jawa Timur

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

18

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Dari sisi permintaan domestik, peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan ini ditengarai

dipenuhi dari persediaan serta produksi dari luar Jawa Timur. Hal ini tercermin dari

perlambatan kinerja sektor industri pengolahan di triwulan ini, yang diikuti dengan penurunan

persediaan (dari -60,5% (yoy) menjadi -61,7%). Selain itu, kinerja net ekspor antar daerah

juga turun (dari 2,9% menjadi -22,7%), yang mengindikasikan lebih tingginya impor dari

daerah lain.

Grafik 1. 38 Nilai Ekspor Komoditas Industri

Pengolahan

Grafik 1. 39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Industri

Unggulan (ISIC 2 Digit)

Meskipun pertumbuhan industri pengolahan melambat, kinerja ekspor sektor tersebut pada

triwulan ini meningkat, didorong oleh peningkatan permintaan eksternal. Ekspor luar negeri

Jawa Timur pada triwulan ini tumbuh sebesar 24,2% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I

2016 (14,9% yoy). Akselerasi kinerja ekspor tersebut salah satunya disumbang oleh nilai

ekspor industri pengolahan yang meningkat dari 3,82% (yoy) di triwulan I 2016 menjadi

12,31% (yoy). Berdasarkan klasifikasi ISIC (International Standard Industrial Classification),

industri furnitur dan industri lainnya (ISIC 2 Digit 36) berperan besar terhadap pertumbuhan

ekspor industri pengolahan pada triwulan ini. Pada kelompok industri tersebut, terdapat

kelompok industri pengolahan perhiasan yang saat ini menjadi komoditas andalan ekspor

Jawa Timur. Pada triwulan II 2016, industri ini tumbuh sebesar 41,94% (yoy) meningkat

dibandingkan triwulan lalu (16,48% yoy). Peningkatan nilai ekspor juga terjadi pada kelompok

pakaian jadi yakni dari tumbuh -0,25% (yoy) di triwulan I 2015 menjadi 6,0% (yoy) di triwulan

ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan volume industri pakaian jadi di Jawa Timur.

Sejalan dengan kinerja ekonomi sektoralnya,

penyaluran kredit ke sektor Industri

Pengolahan pada triwulan II 2016 juga

melambat. Penyaluran kredit ke sektor ini

sebesar Rp111,93 triliun pada triwulan II

2016, tumbuh 5,5% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya (5,8%).

Grafik 1. 40 Kredit Industri Pengolahan

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

19

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Di triwulan III 2016, kinerja industri pengolahan diperkirakan meningkat didorong oleh

permintaan domestik dan eksternal. Permintaan domestik antara lain bersumber dari : (i)

Dimulainya tahun ajaran baru untuk Perguruan Tinggi, yang berpotensi mendorong

peningkatan permintaan kertas dan sandang, (ii) Momen Idul Fitri dan libur sekolah yang

berlangsung di awal triwulan III berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat sehingga

mendorong produksi industri pengolahan, (iii) Perayaan Idul Adha di akhir triwulan III dapat

meningkatkan permintaan domestik, terutama pangan, yang harus dipenuhi oleh industri

pengolahan.

Sementara dari sisi eksternal, masih tingginya permintaan perhiasan dari Swiss akan

mendorong peningkatan kinerja pengolahan di triwulan III 2016. Peningkatan eksternal

terindikasi dari meningkatnya ekspor Jawa Timur pada periode Januari-Juli tahun ini

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan rilis BPS, kinerja ekspor Jatim

(Januari-Juli 2016) sebesar USD11,27 miliar atau naik 8,82% (yoy).

b. Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Peningkatan kinerja sektor ini sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta domestik dan

peningkatan permintaan eksternal dari mitra dagang utama Jawa Timur.

Pada triwulan II 2016, kinerja sektor ini meningkat dari 5,7% (yoy) di triwulan I 2016 menjadi

6,2%.3 Dari sisi domestik, peningkatan sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta serta ekspor

luar negeri di Jawa Timur. Libur sekolah, libur nasional, dan bulan Ramadhan mendorong

akselerasi konsumsi swasta Jawa Timur. Pencairan Gaji ke 13 serta Tunjangan Hari Raya pada

triwulan ini ditengarai turut mendorong peningkatan domestik. Sementara itu, dari sisi

eksternal masih tingginya permintaan perhiasan dari Swiss menopang peningkatan kinerja

sektor perdagangan besar di Jawa Timur. Lebih lanjut, stabilnya perekonomian mitra dagang

utama internasional Jawa Timur, terutama Amerika Serikat dengan

Index yang meningkat di triwulan ini mendorong tingginya permintaan.

Akselarasi kinerja sektor perdagangan eceran tercermin dari pertumbuhan Indeks Riil

Penjualan Eceran (IRPE)4 dari 2,85% (yoy)di triwulan I 2016 menjadi 5,81% (yoy) di triwulan

ini. Enam dari tujuh kelompok yang disurvei mengalami peningkatan penjualan eceran akibat

peningkatan konsumsi masyarakat, yaitu (i) makanan, minuman dan tembakau; (ii) bahan

bakar; (iii) barang budaya dan rekreasi; (iv) suku cadang dan aksesoris; (v) peralatan dan

komunikasi; serta (vii) perlengkapan rumah tangga.5 Sementara, pertumbuhan penjualan

3 Berdasarkan BPS Provinsi Jawa Timur Angka pertumbuhan sektor perdagangan pada triwulan I 2016 mengalami

koreksi dari 6,5% (yoy) menjadi 5,7% (yoy).

4 Hasil Survei Penjualan Eceran KPw Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

5 Kelompok makanan, minuman dan tembakau tumbuh dari 5,73% (yoy) di triwulan I 2016 menjadi 11,5% (yoy) di

triwulan II 2016. Kelompok bahan bakar meningkat dari 0,38% menjadi 8,13%. Kelompok barang budaya dan

rekreasi meningkat dari -10,56% menjadi 10,70%. Kelompok suku cadang dan aksesoris meningkat dari -19,09%

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

20

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

eceran untuk kelompok pakaian dan perlengkapannya masih melanjutkan tren perlambatan

sejak triwulan II 2015.6

Akselerasi kinerja sektor perdagangan ditengarai turut didorong oleh kinerja perdagangan

besar, terutama pada aktivitas ekspor luar negeri. Pada triwulan ini, nilai ekspor luar negeri

(ADHK 2010) terakselerasi dari 14,8% (yoy) menjadi 24,2%, didorong masih tingginya ekspor

perhiasan ke Swiss. Kinerja perdagangan besar juga turut didukung oleh perbaikan ekspor

menuju Amerika Serikat (tumbuh dari 0,8% menjadi 1,2%), seiring membaiknya Purchasing

Managers Index (PMI) Amerika Serikat dan Personal Consumption Expenditure (PCE) Index dari

dari 109,9 di triwulan I 2016 menjadi 110,6 di triwulan II 2016.

Peningkatan kinerja sektor perdagangan didukung oleh peningkatan penyaluran kredit

perbankan. Kredit di sektor ini meningkat dari 10,84% (yoy) di triwulan I 2016 menjadi 13,1%

(yoy), dengan volume kredit sebesar Rp106,43 triliun.

Pada triwulan III 2016, kinerja sektor Industri Perdagangan Besar dan Eceran diperkirakan

terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh tingginya permintaan, baik

domestik maupun eksternal. Dari sisi domestik, membaiknya consumer confidence,

peningkatan pendapatan pasca pencairan gaji ke-13 dan 14, tahun ajaran baru, serta

peringatan Idul Adha berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat yang selanjutnya

mendorong kinerja perdagangan. Sampai dengan Juli 2016, IRPE telah meningkat dari 5,8%

menjadi 8,5%, demikian pula dengan IKK (dari 110,7 menjadi 117,1) yang mencerminkan

bahwa memang terdapat peningkatan konsumsi swasta. Dari sisi eksternal, membaiknya

perekonomian negara mitra dagang Jawa Timur juga berpotensi mendorong kinerja

perdagangan besar Jawa Timur.

menjadi -3,17%. Kelompok peralatan dan komunikasi tumbuh dari 5,41% menjadi 9,87%. Kelompok

perlengkapan rumah tangga lainnya meningkat dari -4,67% menjadi 9,51%.

6 Penjualan kelompok pakaian dan perlengkapannya masih melanjutkan tren perlambatan sejak triwulan II 2015,

yakni dari 12,74% (yoy) di triwulan II 2015 menjadi 9,29% (yoy) di triwulan III 2015; 7,34% (yoy) di triwulan IV

2015; 4,83% (yoy) di triwulan I 2016 dan -8,40% (yoy) di triwulan II 2016.

Grafik 1. 41 Pertumbuhan Indeks Riil Penjualan Eceran

SPE Bank Indoneisia

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 42 Kredit Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

21

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

c. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan meningkat, didorong oleh panen raya

pada awal triwulan II 2016.

Kinerja Sektor Pertanian pada triwulan II

2016 meningkat dari 0,9% (yoy) di triwulan I

2016 menjadi 3,3% (yoy), didorong oleh

panen raya padi di awal triwulan ini akibat

bergesernya musim panen yang disebabkan

oleh El Nino tahun lalu.7 Peningkatan kinerja

ini turut terkonfirmasi oleh realisasi kegiatan

dunia usaha hasil SKDU, yang mencatat

kenaikan kinerja dari 1,83% (SBT)menjadi

20,90% (SBT).

Peningkatan produksi padi terjadi di beberapa sentra produksi di Jawa Timur di triwulan II

2016. Terjadinya El Nino di tahun 2015 yang terkonfirmasi oleh nilai Oceanic Nino Index (ONI)

dan Southern Oceanic Index (SOI),8 menyebabkan bergesernya musim tanam sehingga

mendorong mundurnya panen raya padi dari kondisi normalnya, yakni di triwulan I menjadi

triwulan II tahun ini. Produksi padi di sentra utama Jawa Timur meningkat dari 1,24 juta ton di

triwulan I 2016 menjadi 1,39 juta ton di triwulan II 2016.9 Secara spasial, produksi padi

tertinggi di triwulan II 2016 terjadi di Jember (301,8 ribu ton), disusul oleh Banyuwangi (284,9

ribu ton), dan Ponorogo (270 ribu ton).

Sumber: CPC-NOAA (diolah) Sumber: BOM (diolah)

Grafik 1. 44 Perkembangan Oceanic Nino Index (ONI) Grafik 1. 45 Perkembangan Southern Oscillation Index

7 BPS Provinsi Jawa Timur merevisi angka pertumbuhan sektor pertanian di triwulan I 2016, yakni dari 1,4% (yoy)

menjadi 0,9% (yoy).

8 Oceanic Nino Index (ONI) mencerminkan anomali suhu permukaan laut Pasifik dari kondisi normalnya. Nilai ONI ≥

0.5 menunjukkan terjadinya fenomena El Nino dimana kondisi cuaca menjadi lebih kering dibandingkan kondisi

normalnya. Nilai ONI ≤0.5 menunjukkan terjadinya fenomena La Nina dimana kondisi cuaca menjadi lebih basah

(lebih banyak hujan) dibandingkan kondisi normalnya. Sementara Southern Oceanic Index (SOI)mencerminkan

anomaly tekanan permukaan laut. Nilai SOI ≥ 8 menunjukkan terjadinya fenomena La Nina dimana kondisi cuaca

menjadi lebih basah dibandingkan kondisi normalnya. Nilai SOI ≤-8 menunjukkan terjadinya fenomena El Nino

dimana kondisi cuaca menjadi lebih kering dibandingkan kondisi normalnya.

9 Sentra produksi padi Jawa Timur, yakni Jember, Banyuwangi, Kab.Kediri, Kab.Blitar, Ngawi, Madiun, dan

Ponorogo

Grafik 1. 43 Realisasi Kegiatan Usaha SKDU KPw

BI Provinsi Jawa Timur

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

22

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

(SOI)

Dari sisi hortikultura, kinerja sektor pertanian pada triwulan ini didorong oleh peningkatan

produksi cabai rawit yang mengalami panen raya di beberapa daerah sentra. 10

Pada triwulan II

2016 produksi cabai rawit di sentra-sentra utama Jawa Timur sebesar 93,3 ribu ton,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (27,2 ribu ton). Secara spasial, produksi

tertinggi tercatat di Kab.Blitar (74,9 ribu ton), disusul oleh Banyuwangi (4,8 ribu ton).

Sumber : Dinas Pertanian Kab/Kota di Jatim (diolah)

Grafik 1. 46 Produksi Padi di Sentra Produksi Jatim

Sumber : Dinas Pertanian Jatim (diolah)

Grafik 1. 47 Produksi Cabai Rawit di Sentra Produksi

Jatim

Sebaliknya, produksi cabai merah justru turun dibandingkan triwulan lalu. Produksi cabai

merah di triwulan II 2016 di sentra produksi Jawa Timur sebesar 11,7 ribu ton, turun

dibandingkan triwulan lalu (12,4 ribu ton).11

Penurunan produksi cabai merah ditengarai

didorong oleh keterbatasan lahan sehingga penanaman beberapa komoditas hortikultura

dilakukan bergantian, disamping cuaca yang kurang mendukung.

Kinerja subsektor perikanan terindikasi membaik, tercermin dari peningkatan ekspor subsektor

perikanan dari -29,33% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi 22,01% (yoy) di triwulan II 2016.

Perbaikan pertumbuhan ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor menuju Amerika

Serikat yang tumbuh 111,03% (yoy) di triwulan II 2016, meningkat signifikan dibandingkan

triwulan I 2016 (0,08% yoy). Peningkatan ekspor juga terjadi di beberapa negara Asia, antara

lain Taiwan, India, dan Saudi Arabia. Lebih lanjut kinerja ekspor ke Eropa juga menunjukkan

perbaikan, yakni dari - 70,09% (yoy)di triwulan I 2016 menjadi -6,58% (yoy) di triwulan II

2016. Peningkatan minat ikan yang bersumber dari Jawa Timur ditengarai mendorong

peningkatan ekspor ikan.

10

Sentra produksi padi Jawa Timur, yakni Jember, Banyuwangi, Kab.Kediri, Kab.Blitar, Ngawi, Madiun, dan

Ponorogo.

11 Sentra produksi padi Jawa Timur, yakni Jember, Banyuwangi, Kab.Kediri, Kab.Blitar, Ngawi, Madiun, dan

Ponorogo

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

23

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sejalan dengan perbaikan kinerja sektor pertanian, nilai ekspor sektor pertanian secara total

mengalami peningkatan, yakni dari -18,88% (yoy) di triwulan I 2016, menjadi 1,18% (yoy) di

triwulan II 2016 dengan nilai sebesar USD210 juta USD.

Grafik 1. 48 Nilai Ekspor Komoditas Pertanian

Grafik 1. 49 Kredit Sektor Pertanian

Dari sisi pembiayaan, sejalan dengan peningkatan kinerja di sektor pertanian, penyaluran

kredit sektor pertanian juga meningkat. Pada triwulan II 2016, kredit sektor pertanian

mencapai Rp11,47 triliun atau tumbuh 9,64% (yoy), terakselerasi dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang sebesar 5,96% (yoy).

Pada triwulan III 2016, kinerja sektor pertanian diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya didorong oleh berlangsungnya panen komoditas pertanian, baik tanaman bahan

makanan maupun komoditas hortikultura. Peningkatan kinerja sektor ini pada triwulan ini

terindikasi oleh indeks kegiatan usaha serta panen yang tengah berlangsung di beberapa

wilayah. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, indeks

kegiatan usaha sektor pertanian diperkirakan meningkat dari 0,65% (SBT) di triwulan I 2016

menjadi 4,27% (SBT) di triwulan II 2016. Lebih lanjut, peningkatan kinerja di sektor pertanian

juga terindikasi oleh panen padi yang antara lain berlangsung di Lumajang, Banyuwangi,

Situbondo, dan Bangkalan. Panen tebu, sejumlah hortikultura, dan ikan jenis tuna juga tengah

berlangsung di triwulan ini. Selain itu, adanya perayaan Idul Adha juga diperkirakan

mendorong kinerja sub sektor peternakan.

d. Sektor Konstruksi

Sejalan dengan kinerja investasi, pertumbuhan sektor konstruksi juga melambat,

utamanya didorong oleh investasi bangunan swasta.

Sektor konstruksi tumbuh melambat, dari 5,6% (yoy) di triwulan I 2016 menjadi 5,2% (yoy) di

triwulan ini.12

Perlambatan tersebut tercermin dari perlambatan pertumbuhan penjualan

semen, impor material konstruksi, serta indeks riil penjualan eceran untuk material kontruksi.

12

Badan Pusat Statisik Provinsi Jawa Timur merevisi pertumbuhan sektor kontruksi Jawa Timur di triwulan I 2016 yakni dari 5,8%

(yoy) menjadi 5,6% (yoy).

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

24

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Pertumbuhan konsumsi semen pada triwulan II 2016 sebesar 7,8% (yoy), melambat

dibandingan triwulan sebelumnya (9,9% yoy). Demikian pula dengan pertumbuhan nilai

ekspor material konstruksi (ISIC 661 serta 67). Sementara itu, pertumbuhan impor sub sektor

lime, cement, and fabricated construction material (ISIC 661) juga melambat, dari 17,07%

(yoy) di triwulan I 2016 menjadi -48,81% (yoy) di triwulan ini. Impor besi dan baja juga masih

rendah yakni sebesar -13,16% (yoy) di triwulan II 2016. Lebih lanjut, indeks riil penjualan

eceran untuk material konstruksi juga melambat, antara lain untuk penjualan eceran logam

(dari 16,40% (yoy) menjadi -20,49%), penjualan kayu (dari -13,26% menjadi -21,95%), serta

penjualan perlengkapan kontruksi (dari 13,32% menjadi 8,01%).

Grafik 1. 50 Indeks Riil Penjualan Eceran Material

Konstruksi

Grafik 1. 51 Pertumbuhan Impor Material Konstruksi

Lebih lanjut, perlambatan kinerja sektor konstruksi pada triwulan ini ditengarai didorong oleh

perlambatan kinerja investasi bangunan, khususnya di sektor swasta. Perlambatan investasi

juga tercermin dari penurunan jumlah proyek PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), dari

116 proyek di triwulan sebelumnya menjadi 106 proyek di triwulan ini, dan terkonfirmasi oleh

Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia dimana investasi melambat dari 0,29% (SBT) I

triwulan I 2016 menjadi 0,00% (SBT) di triwulan II 2016.

Salah satu kendala pembangunan sektor

konstruksi antara lain pembebasan lahan

untuk jalan bebas hambatan. Terdapat total

519 kilometer ruas jalan yang rencananya

dijadikan jalan bebas hambatan dimana

sebagian besar masih terhambat masalah

pembebasan lahan. Penyelesaian

pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto

(Sumo) masih menyisakan persoalan

pembebasan lahan di wilayah Karangpilang, Sumur Welud dan Waru Gunung. Meskipun

demikian, sektor konstruksi ke depan diperkirakan terakselerasi didorong oleh peningkatan

Grafik 1. 52 Kredit Sektor Konstruksi

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

25

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

kredit di sektor tersebut, yang tumbuh 1,8% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (1,4% yoy).

Pada triwulan III 2016, kinerja sektor konstruksi diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya didorong berlangsungnya proyek-proyek pembangunan Pemerintah. Beberapa

proyek Pemerintah yang tengah berlangsung di antaranya : (i) pembangunan jembatan

Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Kota-Trucuk oleh Pemerintah

Kab.Bojonegoro, (ii)pembangunan kompleks wisata Boom Marina Banyuwangi, (iii)

Pembangunan Jembatan Suroboyo di kawasan Pantai Kenjeran, (iv) Pengembangan landasan

pacu Bandara Juanda Surabaya, (v) serta masih berlangsungnya pembangunan jalan tol ruas

Solo-Ngawi; Ngawi-Kertosono; Kertosono Mojokerto ; Mojokerto-Surabaya.

Peningkatan kinerja sektor konstruksi pada triwulan ini terindikasi oleh indeks kegiatan usaha

dan penjualan eceran. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia Provinsi Jawa

Timur, indeks kegiatan usaha di sektor tesebut diperkiran meningkat, yakni dari 0,86% (SBT)

di triwulan II 2016 menjadi 1,43% (SBT) di triwulan III 2016 yang diikuti dengan peningkatan

jumlah tenaga kerja dari -0,28% (SBT) menjadi 1,73% (SBT), demikian pula dengan

pertumbuhan penjualan eceran semen dan kayu13

. Pertumbuhan penjualan eceran semen

diperkirakan membaik, dari -21,06% (yoy) di triwulan II 2016 menjadi -16,96%, demikian pula

dengan penjualan kayu dari -21,99% (yoy) menjadi -21,88% di triwulan III 2016.

e. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Melambatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian diindikasikan didorong oleh

masih rendahnya harga komoditas global.

Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian melambat dari 10,7% (yoy) di triwulan I

2016 menjadi 9,7% (yoy) di triwulan ini. Perlambatan tersebut ditengarai didorong oleh harga

komoditas global yang masih rendah sehingga menjadi disinsentif bagi pengusaha.

Melambatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian sejalan dengan Survei

Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia yang turun dari 1,25% (SBT) di triwulan I 2016 menjadi

-0,75% (SBT) di triwulan II 2016. Sejalan dengan perlambatan di sektor tersebut,

pertumbuhan kredit sektor pertambangan turut melambat dari -19,92% (yoy) 2016 menjadi -

24,1% (yoy).

13

Hasil Survei Penjualan Eceran KPw Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

26

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 1. 53 Nilai Ekspor Pertambangan Non Migas

Grafik 1. 54 Kredit Sektor Pertambangan

Meskipun kinerja sektor ini melambat, ekspor komoditas pertambangan pada triwulan ini

mencapai USD2,47 juta, meningkat dibandingkan triwulan lalu yang hanya USD1,62 juta.

Pada triwulan III 2016, kinerja sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh harga komoditas dunia yang masih berada

di level rendah. Hal tersebut menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk berinvestasi di sektor

ini. Hal ini terindikasi oleh penurunan perkiraan realiasai investasi berdasakan Survei Kegiatan

Dunia Usaha Bank Indonesia Jawa Timur, yakni dari 0,39% (SBT) di triwulan II 2016 menjadi

0,04% (SBT) di triwulan III 2016.

f. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makan minum meningkat, didorong oleh

permintaan seasonal menjelang Idul Fitri.

Kinerja sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum pada triwulan II 2016 meningkat,

dari tumbuh 7,2% menjadi 9,0% (yoy). Peningkatan tersebut terindikasi didorong oleh adanya

libur nasional, libur sekolah, serta libur dalam rangka hari raya Idul Fitri yang terjadi sepanjang

triwulan II 2016 sehingga mendorong penggunaan akomodasi. Pencairan Gaji ke 13 serta

Tunjangan Hari Raya ditengarai turut mendorong akselerasi di sektor ini.

Peningkatan kinerja sektor akomodasi tercermin dari indikator Tingkat Penghunian Kamar

(TPK) hotel berbintang di Jawa Timur serta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia

melalui Bandara Juanda yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya dan periode yang

sama di tahun lalu. Pada triwulan II 2016, TPK hotel berbintang di Jawa Timur mencapai

60,46%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (57,35%) dan periode yang sama

tahun lalu (56,18%). Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui Bandara

Juanda juga meningkat di triwulan ini, dari 44.523 pengunjung di triwulan I 2016 menjadi

sebesar 51.327 pengunjung di triwulan ini.

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

27

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber: BPS Jatim (diolah)

Grafik 1. 55 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman

Grafik 1. 56 Pertumbuhan Indeks Riil Penjualan

Makanan Jadi dan Minuman SPE BI I

Kinerja subsektor penyediaan makanan dan minuman pada triwulan ini menunjukan

perbaikan. Pertumbuhan penjualan eceran komoditas makanan pada triwulan ini sebesar

32,68% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (18,14% yoy), demikian pula

dengan pertumbuhan penjualan eceran komoditas minuman yang meningkat dari -21,60%

(yoy) menjadi -0,81% (yoy).

Meskipun aktivitas ekonomi di sektor ini

terakselerasi, penyaluran kredit sektor ini

masih melambat. Volume kredit mencapai

Rp5,9 triliun atau tumbuh 14,4% (yoy),

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di

triwulan I 2016 (18,9%). Lebih lanjut,

volume kredit pada sektor ini masih sangat

kecil, yaitu sekitar 1,51% dari total

penyaluran kredit. Oleh sebab itu, masih

terdapat ruang bagi perbankan untuk

meningkatkan penyaluran kredit ke sektor ini sehingga dapat mendorong peningkatan

perannya pada perekonomian Jawa Timur.

Pada triwulan III 2016, kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makan minum diperkirakan

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama didorong oleh berlalunya momen

Ramadhan dan Lebaran.

g. Sektor Transportasi dan Pergudangan

Kinerja sektor ini meningkat, seiring dengan tingginya mobilitas masyarakat dan

pengiriman barang pada saat Ramadhan dan Idul Fitri.

Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan pada triwulan II 2016 sebesar 7,0% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan I 2016 (6,8% yoy) dan lebih tinggi dibandingkan periode

Grafik 1. 57 Kredit Sektor Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

28

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

yang sama di tahun lalu (6,5% yoy). Perbaikan kinerja di sektor ini tercermin melalui

peningkatan arus penumpang dan barang di Tanjung Perak serta arus penumpang

transportasi udara.

Arus kedatangan di Tanjung Perak sebesar 66,6 ribu penumpang, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya (47,8 ribu penumpang). Pertumbuhan arus keberangkatan di Tanjung

Perak juga mengalami perbaikan, yakni dari -27,45% (yoy) menjadi -10,14% (yoy).

Arus bongkar barang di Tanjung Perak pada triwulan II 2016 sebesar 1,26 juta ton, meningkat

dibandingkan triwulan lalu (1,09 juta ton). Arus muat barang juga relatif stabil dibandingkan

triwulan lalu, yakni sebesar 1,3 juta ton. Volume bongkar barang yang meningkat selain

meningkatkan kinerja sektor transportasi juga mempengaruhi kinerja sektor pergudangan

yang berperan sebagai tempat penyimpangan barang yang datang dari wilayah lain.

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 58 Arus Keberangkatan Penumpang di

Tanjung Perak

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 59 Arus Barang di Tanjung Perak

Arus penumpang transportasi udara yang melalui Bandara Juanda tumbuh positif. Pada

triwulan II 2016, jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Bandara Internasional

Juanda tercatat 1,79 juta atau meningkat 7,47% (yoy) dibandingkan tahun lalu, sedangkan

penumpang internasional tumbuh 12,27% (yoy). Pertumbuhan arus penumpang dan barang

tersebut ditengarai didorong oleh libur sekolah, libur nasional, serta periode Ramadhan dan

Idul Fitri yang berlangsung selama triwulan II 2016.

Seiring dengan peningkatan kinerja sektor ini, kredit yang disalurkan untuk Sektor Transportasi

dan Pergudangan juga meningkat. Setelah pada triwulan sebelumnya mencatat kontraksi -

3,0% (yoy), pada triwulan ini penyaluran kredit di sektor ini terakselerasi sebesar 1,4% (yoy).

Pada triwulan III 2016, kinerja sektor ini diperkirakan tumbuh terbatas dibandingkan triwulan

sebelumnya, terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan eksternal.

Peningkatan permintaan domestik didorong oleh momen Idul Fitri, libur sekolah, dan Idul

Adha yang berlangsung di triwulan III. Peningkatan aktivitas pergudangan ditengarai didorong

oleh revitalisasi berupa perluasan dan pendalaman dermaga di Terminal Peti Kemas yang

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

29

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

mendorong semakin banyak kapal besar yang masuk TPS untuk melakukan aktivitas bongkar

muat.

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 60 Arus Kedatangan Penumpang di Tanjung

Perak

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 61 Penumpang Internasional di Bandara

Juanda

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 62 Penumpang Domestik di Bandara Juanda

Grafik 1. 63 Volume Kredit Sektor Transportasi dan

Pergudangan

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

30

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

BOKS 1

Peran Tax Amnesty dalam Mendorong Perekonomian Nasional

Perlunya Tax Amnesty

Ketidakpastian kondisi perekonomian global telah memberikan spillover negatif terhadap

kinerja perekonomian dari jalur perdagangan dan memicu sentimen yang menurunkan

consumer confidence. Hal ini kemudian mendorong pemerintah untuk melakukan upaya

akselerasi pembangunan demi mengatasi perlambatan kinerja perekonomian, memperluas

kesempatan kerja, serta menyokong pertumbuhan ekonomi jangka menengah-panjang.

Namun demikian, upaya pembangunan berbagai proyek-proyek infrastruktur strategis seperti

jalan tol, waduk, bandara, serta pelabuhan tersebut tentunya membutuhkan sumber dana

yang besar terutama yang berasal dari APBN dan APBD.

Sementara itu, masih lemahnya kondisi ekonomi Indonesia turut berdampak pada pendapatan

pemerintah melalui pajak. Sebagai gambaran, sebelum terjadi pelemahan kondisi

perekonomian nasional (tahun 2013 dan 2014), penerimaan perpajakan APBN mencapai

93,81% dan 92,04% dari pagu anggaran. Sementara itu pada tahun 2015, penerimaan

perpajakan hanya 83,29% dari pagu anggaran. Bahkan, sampai dengan Juni 2016,

penerimaan perpajakan APBN hanya mencapai 33,6%. Menyikapi hal ini, pemerintah

memerlukan berbagai langkah untuk meningkatkan pendapatan negara dalam rangka

pembiayaan pembangunan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemberlakuan

Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty).

Pemberlakuan amnesti pajak diatur dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak. Amnesti pajak sendiri didefinisikan sebagai program pengampunan pajak

yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib pajak. Wajib pajak di dalam dan di luar negeri

dapat melaporkan harta kekayaannya yang belum menjadi objek pajak, kemudian

membayarkan tebusan yang bernilai cukup rendah, serta memperoleh fasilitas penghapusan

pajak terutang dan sanksi. Selain itu, dalam skema amnesti pajak, wajib pajak luar negeri yang

mendeklarasikan hartanya menjadi objek pajak baru memiliki opsi untuk tidak memindahkan

dananya atau dapat memindahkan dananya ke dalam negeri (repatriasi)

Pelaksanaan Tax Amnesty

Program amnesti pajak tersebut dilakukan mulai dari Juli 2016 s.d Maret 2017 yang dibagi

dalam tiga periode yaitu periode I Juli s.d September 2016, periode II Oktober s.d Desember

2016, dan periode III Januari s.d Maret 2017.

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

31

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tarif tebusan pajak bervariasi sesuai periode, dimana untuk wajib pajak dalam negeri dan

wajib pajak luar negeri yang bersedia merepatriasi asetnya ke dalam negeri dikenakan tarif

sebesar 2% apabila dilaporkan di periode I, 3% apabila dilaporkan di periode II, dan 5%

apabila dilaporkan di periode III. Sementara itu, untuk wajib pajak luar negeri yang

mendeklarasikan hartanya namun memilih untuk tidak menempatkan dananya ke dalam

negeri, akan dikenakan tarif 4% apabila dilaporkan di periode I, 6% apabila dilaporkan di

periode II, dan 10% apabila dilaporkan di periode III. Khusus untuk wajib pajak berupa

UMKM, dikenakan tarif sebesar 0,5% untuk UMKM dengan nilai aset <Rp10 Milyar, dan tarif

2% untuk UMKM dengan nilai aset >Rp10 Milyar.

Dampak Tax Amnesty terhadap Perekonomian Nasional

Gambar 1 Dampak Amnesti Pajak terhadap Perekonomian

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

32

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Pengampunan pajak diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian

nasional. Dana yang diperoleh dari pengampunan pajak ini akan menjadi sumber dari (i)

peningkatan pendapatan pemerintah melalui pembayaran tebusan oleh wajib pajak dan (ii)

peningkatan capital inflow yang berasal dari repatriasi dana wajib pajak ke dalam negeri.

Capital inflow dari dana repatriasi tersebut dapat turut mendorong penguatan nilai tukar

rupiah. Apresiasi nilai tukar tentunya berdampak pada inflasi melalui penurunan imported

inflation. Selain itu, dana repatriasi yang masuk juga akan meningkatkan Dana Pihak Ketiga

(DPK) perbankan, sehingga pada gilirannya meningkatkan potensi penyaluran kredit yang

memberikan stimulus positif terhadap perekonomian.

Di sisi lain, pendapatan pemerintah juga akan meningkat dalam jangka pendek melalui

pembayaran tebusan. Selain itu, basis pajak yang meningkat seiring bertambahnya jumlah

objek pajak, akan mendukung peningkatan pendapatan pemerintah dalam jangka panjang.

Dengan meningkatnya pendapatan, penyaluran belanja pemerintah menjadi lebih lancar dan

defisit APBN yang berkurang, sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Meskipun peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat berpengaruh negatif terhadap inflasi,

namun diperkirakan dampaknya masih relatif terbatas.

Pada dasarnya, amnesti pajak diharapkan akan mampu menjadi solusi terhadap kendala

pembiayaan pembangunan pemerintah. Di tahun 2016 ini, Pemerintah menargetkan

penerimaan pajak yang bersumber dari amnesti pajak sebesar Rp165 triliun. Diharapkan

antusiasme yang relatif besar dari para wajib pajak dalam mengikuti program ini, sehingga

target penerimaan amnesti pajak tersebut dapat tercapai. Mengingat pentingnya pembiayaan

pembangunan nasional untuk mendukung kinerja perekonomian, baik jangka pendek

maupun jangka panjang, diperlukan kerjasama antara berbagai instansi pemerintah dalam

mensukseskan implementasi amnesti pajak tersebut.

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

33

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

BOKS 2

Industri Pengolahan Hasil Laut Jawa Timur

Industri pengolahan hasil laut Jawa Timur berperan penting bagi perekonomian

Indonesia.

Kontribusi Jawa Timur terhadap total nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai

35,74% di 2015, meningkat dibandingkan 2013 (30,62%) dan menjadi kontributor tertinggi

di Indonesia (Grafik 1 dan 2).14

Keunggulan daya saing Jawa Timur di sektor perikanan

terkonfirmasi oleh nilai RSCA (Revealed Symmetric Comparative Advantage) yang mencapai

0,83 di 2014, paling tinggi diantara provinsi lain di Jawa (Grafik 3).15

Grafik 1. Kontribusi Nilai Ekspor Produk

Perikanan berdasarkan Provinsi, 2013

Grafik 2. Kontribusi Nilai Ekspor Produk

Perikanan berdasarkan Provinsi, 2015

Grafik 3. RSCA Komoditas Perikanan di Jawa

Berkembangnya industri pengolahan hasil laut Jawa Timur ditengarai didorong oleh

sektor perikanan, ditopang dengan daya dukung infrastruktur serta letak Jawa Timur

yang dekat dengan laut.

Sektor perikanan berperan penting bagi perekonomian Jawa Timur. Rata-rata kontribusi

sektor pertanian dan perikanan mencapai 13,7% terhadap PDRB Jawa Timur (2012-2016

triwulan I) (Grafik 4) dan merupakan tiga kontributor terbesar PDRB Jawa Timur. Pentingnya

sektor perikanan di Jawa Timur juga tercermin dari kontribusi sektor tersebut terhadap total

ekspor Jawa Timur yang mencapai kisaran 8% (2013-2016 triwulan I) (Grafik 5).

14

Total nilai ekspor produk perikanan Indonesia di 2013 dan 2015 masing-masing mencapai USD2,3 milliar dan USD3,6 milliar.

Setidaknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, neraca perdagangan produk perikanan Jawa Timur menunjukan surplus.

15 Nilai RSCA berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai RSCA diatas 0 dan semakin mendekati 1 mengindikasikan bahwa suatu

wilayah memiliki daya saing di sektor tertentu.

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

34

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 4. Kontribusi PDRB Jawa Timur Sisi Produksi Grafik 5. Kontribusi Ekspor Perikanan thd Total Ekspor Jatim

Perikanan laut mendominasi produksi perikanan di Jawa Timur.

Rata-rata produksi perikanan laut di Jawa Timur mencapai kisaran 387 ribu ton setiap tahun

atau 56% dari total produksi perikanan Jawa Timur (Grafik 6). Hal tersebut didukung oleh

letak geografis Jawa Timur di sisi Utara, Selatan, dan Timur yang berbatasan dengan laut.

Lebih lanjut, secara spasial, sentra produsen perikanan laut di Jawa Timur terpusat di daerah

pesisir pantai utara, yakni Lamongan, Banyuwangi, Probolinggo, dan Sumenep (Grafik 6).

Grafik 6. Komposisi Produksi Ikan Jawa Timur Grafik 7. Produksi Perikanan Laut Jawa Timur berdasarkan

Provinsi, 2014

Dari sisi eksternal, ekspor produk perikanan Jawa Timur masih terkonsentrasi ke benua

Amerika dan Asia, khususnya, Amerika Serikat dan Jepang, sejalan dengan tujuan ekspor

utama perikanan Indonesia.

Dalam kurun waktu 2013-2015, rata-rata kontribusi ekspor perikanan Jawa Timur ke Amerika

Serikat dan Jepang masing-masing mencapai 46,86% dan 19,80% terhadap total ekspor

perikanan. Konsentrasi ekspor ke kedua negara tersebut terkonfirmasi oleh cukup tingginya

nilai HHI (Herfindahl Hirschman Index) produk ekspor Jawa Timur, khususnya untuk komoditas

ikan olahan, krustasea, dan moluska.16

Tingginya ekspor ke kedua negara tersebut didorong

oleh konsumsi ikan yang tinggi di kedua negara tersebut.

16

Nilai HHI yang semakin mendekati 0 mengindikasikan bahwa ekspor komoditas di suatu negara tidak terkonsentrasi pada

negara tertentu.

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

35

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 8. Tujuan Ekspor Komoditas

Perikanan Jatim

Grafik 9. Negara Tujuan Ekspor

Komoditas Perikanan Jatim ke Asia

Grafik 10. Negara Tujuan Ekspor

Komoditas Perikanan Jatim ke AS dan

Lainnya

Dari sisi komoditas ekspor, kelompok moluska dan krustasea (a.l. udang dan kepiting)

merupakan komoditas ekspor utama Jawa Timur.

Kontribusi ekspor moluska dan krustasea terhadap total ekspor perikanan Jawa Timur

mencapai 45,83% di 2015, meningkat dibandingkan 2013. Sementara kelompok ikan segar

berkontribusi terendah terhadap total ekspor produk perikanan di Jawa Timur.

Grafik 11. Komposisi Ekspor Produk Perikanan Jawa Timur

(SITC Rev 3)

Grafik 12. HHI Komoditas Ekspor Produk Perikanan di Jawa

Keterangan: 034 (ikan segar); 035 (ikan olahan-a.l ikan asap, kering); 036 (moluska, krustasea); 037 (ikan, moluska, krustasea lainnya-diolah atau

diawetkan).

Secara umum, daya saing ekspor perikanan Indonesia, termasuk Jawa Timur, relatif lebih

rendah dibandingkan negara kawasan.

Meskipun termasuk dalam 10 besar eksportir produk ikan dunia (Grafik 13), nilai ekspor

produk perikanan Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain di kawasan

(Thailand dan Vietnam, Grafik 15). Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Jawa Timur, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, serta PT Kelola Mina Laut

(KML), hal tersebut disebabkan oleh: (i) Pengenaan bea ekspor atas produk perikanan

Indonesia di negara tujuan ekspor utama (Jepang) yang mencapai 3,5% s.d 15%, berbeda

dengan negara lain di kawasan (Thailand dan Vietnam) yang tidak dikenakan bea ekspor

(Tabel 1), (ii) hambatan akibat regulasi (perizinan yang sulit, zonasi, pelarangan alat tangkap

ikan tertentu (cantrang), pelarangan penangkapan kepiting/ rajungan jenis tertentu, kenaikan

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

36

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

PNPB di bidang perikanan) 17

(iii) biaya pelayaran domestik yang relatif tinggi, serta (iv) inflasi

kelompok ikan yang relatif lebih tinggi dibandingkan negara kawasan (Grafik 17) yang

didorong oleh belum efisiennya biaya pelayaran domestik.

Tabel 1. Bea Masuk Ekspor Produk

Perikanan ASEAN-3 ke Jepang dan

AS

Grafik 13. Komposisi Eksportir

Produk Perikanan Dunia, 2013

Grafik 14. Komposisi Importir

Produk Perikanan Dunia, 2013

Grafik 15. Komposisi Ekspor Produk

Perikanan ASEAN, 2013

Grafik 16. Komposisi Impor Produk

Perikanan ASEAN, 2013

Grafik 17. Perkembagan Inflasi

Produk Perikanan ASEAN-4, 2012-

2016

Penurunan atau penghapusan bea ekspor produk perikanan ke negara tujuan ekspor

utama, diversifikasi tujuan ekspor, regulasi yang lebih efektif dan efisien, peningkatan

infrastruktur pendukung pelayaran, serta upaya penurunan inflasi di kelompok perikanan

akan mampu meningkatkan daya saing dan mengoptimalkan kinerja industri pengolahan

hasil laut di Jawa Timur dan Indonesia.

Penurunan atau penghapusan bea masuk ekspor produk perikanan Indonesia ke Jepang

melalui mekanisme perjanjian perdagangan berpotensi meningkatkan kinerja ekspor produk

perikanan ke negara tersebut. Diversifikasi negara tujuan ekspor penting untuk dilakukan

mengingat lebih dari 50% nilai ekspor produk perikanan Jawa Timur masih terkonsentrasi ke

AS dan Jepang. Gangguan ekonomi yang terjadi di kedua negara tersebut berpotensi

mengganggu kinerja ekspor produk perikanan Jawa Timur. Lebih lanjut, share ekspor produk

perikanan Jawa Timur ke negara-negara konsumen ikan utama di dunia (di luar AS dan

17

(i) Terkait dengan perizinan: Pengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) bagi nelayan dengan kapal dengan kapasitas diatas

30 GT (gross ton) harus di Pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP); (ii) Larangan penggunaan 17 macam alat tangkap,

termasuk cantrang (alat tradisional) tercantum dalam Permen KP No.2 Tahun 2015; (iii) Pungutan di bidang perikanan naik 10

kali lipat berdasarkan PP No.75 tgl 7 Okt 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNPBP Beban pungutan di bidang perikanan

naik 10 kali lipat; (iv) Larangan Penangkapan Kepiting dan Rajungan Jenis Tertentu berdasarkan Permen KP RI No. 1 Tahun

2015; dan (v) Larangan Transhipment berdasarkan Permen KP No. 57 Tahun 2014.

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

37

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Jepang; Grafik 8) relatif masih rendah sehingga terdapat ruang pengembangan negara tujuan

ekspor (Grafik 14).

Berdasarkan hasil FGD, infrastruktur pelayaran domestik masih terbatas. Saat ini belum banyak

pelabuhan di Indonesia yang mampu menampung kapal yang berukuran besar. Selain itu,

biaya retribusi pelabuhan relatif tinggi. Hal tersebut mendorong tingginya biaya distribusi

produk perikanan sehingga menyebabkan inflasi kelompok ikan menjadi cukup tinggi.

Pengembangan infrastruktur pendukung industri pegolahan hasil laut diperkirakan dapat

meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan Jawa Timur dan Indonesia.

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

38

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

BOKS 3

PERKEMBANGAN INDUSTRI GALANGAN KAPAL JAWA TIMUR

Pemberlakuan azas cabotage18

berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 pada

dasarnya berhasil meningkatkan jumlah kapal berbendera Indonesia di pelayaran nasional

sejalan dengan peningkatan jumlah industri pelayaran dan galangan kapal dalam negeri.

Jumlah perusahaan pelayaran pada tahun 2014 sebanyak 2.718 atau tumbuh 44,2%

dibanding tahun 2010, begitu pula dengan jumlah armada kapal nasional tumbuh 42,3%

hingga mencapai angka 14.156. Sementara itu, jumlah industri galangan kapal nasional tahun

2015 mencapai 250 perusahaan dan mayoritas berada di Jawa (36,8%) khususnya DKI Jakarta

(35 perusahaan) dan Jawa Timur (30 perusahaan).

Sumber : IPERINDO

Grafik 18 Jumlah Perusahaan Pelayaran & Kapal Nasional

Sumber : IPERINDO

Grafik 19 Jumlah Galangan Kapal Jawa

Industri Galangan Kapal di JawaTimur

Industri galangan kapal menjadi salah satu industri strategis di Jawa Timur. Dengan banyaknya

industri galangan kapal Jawa Timur, proporsi jumlah pekerja di Jawa Timur yang lebih tinggi

dibanding provinsi lainnya di Jawa (38% dari total 18.180 pekerja) dengan rata-rata

pendapatan paling tinggi mencapai Rp 4,41 Juta. Industri galangan kapal Jawa Timur

didukung SDM berkualitas tercermin melalui jumlah lulusan SLTA (2.730) dan sarjana (4.085)

paling tinggi. Selain itu, proporsi penyaluran kredit juga cukup tinggi sebesar 49,6% se-Jawa

(Rp 1,79 Triliun), meskipun hanya mencapai 0,52% dari total kredit Jawa Timur pada

Desember 2015. Industri galangan kapal Jawa Timur juga cukup maju didukung keberadaan

PT. PAL yang dirancang sebagai Center of Excellence serta PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.

18

Azas cabotage adalah suatu prinsip yang memberikan hak untuk beroperasi secara komersial di dalam suatu

Negara hanya kepada perusahaan angkutan dari Negara tersebut

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

39

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber : SAKERNAS

Grafik 20 Jumlah Pekerja Industri Galangan Kapal Jawa

Sumber : LBU (diolah)

Grafik 21 Proporsi Kredit Industri Galangan

Kapal Jawa

Perkembangan Industri Galangan Kapal Nasional

Saat ini, pengembangan industri galangan kapal nasional masih dibayangi impor kapalyang

meningkat hingga mencapai level 19,8% (yoy) pada tahun 2015, begitu pula dengan impor

kapal Jawa Timur yang tumbuh sebesar 46,6% (yoy) meskipun turun dibanding tahun 2014

(78,3%). Informasi dari IPERINDO (Ikatan Perusahaan Industri Kapal Indonesia) yang

menyatakan bahwa kapasitas terpakai pembangunan kapal industri dalam negeri masih

mencapai 45% dari kapasitas 1 juta DWT per tahun turut mengkonfirmasi fenomena impor

kapal. Selain itu, meskipun 99,99% pelayaran dalam negeri telah menggunakan kapal

nasional, hanya 11,01% pelayaran luar negeri yang menggunakan armada kapal nasional.

Sumber : IPERINDO

Grafik 22KapasitasTerpakai Pembangunan Kapal

Sumber : BPS (dio lah)

Grafik 23 Impor Kapal Nasional

Keputusan perusahaan pelayaran dalam negeri untuk melakukan impor kapal dilatarbelakangi

rendahnya daya saing industri galangan kapal nasional. Beberapa hal yang mempengaruhi

rendahnya daya saing tersebut antara lain :

1. Industri galangan kapal nasional didominasi perusahaan dengan kemampuan membangun

kapal <500 DWT (99 perusahaan) dan 501-1000 DWT (27 perusahaan). Jumlah perusahaan

galangan kapal nasional yang telah mampu membangun kapal hingga ukuran 50.000 DWT

masih terbatas (6 perusahaan).

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

40

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

2. Aktivitas reparasi juga didominasi perusahaan dengan kemampuan reparasi <500 DWT

(121 perusahaan), 501-1000 DWT (45 perusahaan) dan 1001-3000 DWT (25 perusahaan),

meskipun industri galangan kapal nasional telah mampu melakukan reparasi hingga kapal

berukuran 150.000 DWT.

3. Jumlah pekerja yang bersertifikasi masih relatifterbatas, hanya mencapai 7,7% dari total

pekerja di sektor industri galangan kapal.

4. Suku bunga perbankan untuk industri galangan kapal nasional cukup tinggi yaiturata-rata

sebesar 14,2% di KawasanJawa, dan bahkan mencapai 26,1%di Jawa Timur. Sementara

itu, di negara lain seperti Tiongkok hanya sebesar 5-6%, begitu pula dengan Singapura

yang sebesar 3-5%.

5. Industri galangan kapal dalam negeri cenderung sulit memperoleh modal karena dianggap

berisiko tinggi.

6. Bahan baku pembuatan kapal didominasi impor (60-70%) yang berdampak pada waktu

produksi yang lebih lama serta harga kapal yang cenderung lebih tinggi dibanding kapal

impor. Kebijakan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk sektor industri

perkapalan juga mendorong harga komponen kapal impor menjadi lebih murah. Hal ini

mengakibatkan kecenderungan industri menggunakan komponen kapal impor dibanding

komponen kapal dalam negeri sehingga industri komponen kapal dalam negeri sulit

berkembang.

7. Harga kapal produksi dalam negeri diperkirakan 30% lebih mahal dibanding kapal impor

sejalan dengan tingginya kandungan impor bahan baku serta tingginya pungutan negara.

Pajak yang harus dibayarkan untuk produksi kapal dalam negeri mencapai 19-30,5% (PPN

10%, bea masuk komponen kapal 5-15%, PPh 1,5-3%, PPh Pasal 22 impor 2,5-7,5%),

sementara pajak impor kapal hanya 12,5-17,5% karena bebas PPh dan bea masuk impor

kapal. Selain itu, 80% industri galangan kapal masih berada di pelabuhan sehingga

dikenakan biaya sewa. Penetapan tarif sewa lahan pelabuhan dilakukan secara sepihak

oleh regulator pelabuhan dan seringkali dirasa kurang proporsional oleh industri galangan

kapal dalam negeri.

8. Waktu produksi/reparasi relatif lama karena didominasi bahan baku impor dan masih

menggunakan teknologi produksi konvensional. Selain itu, saat ini industri galangan kapal

nasional masih kekurangan dock space galangan kapal untuk reparasi sebesar 2.300.000

GT/tahun dan berakibat pada waktu tunggu hingga 3 bulan.

RekomendasiPengembanganIndustriGalanganKapal

Beberapa rekomendasi untuk mendorong pengembangan galangan kapal dalam negeri yaitu :

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

41

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

1. Law inforcement untuk mewajibkan semua instansi pemerintah memesan kapal ke

industri galangan kapal dalam negeri.

2. Terkait daya saing harga, perlu dilakukan langkah-langkah berupa akselerasi

implementasi UU No.17 Tahun 2008 agar fungsi regulator kepelabuhanandiserahkan ke

otoritas pelabuhan, pembangunan cluster perkapalan untuk menghemat waktu dan biaya

logistik transfer komponen pendukung, serta meninjau kembali kebijakan pembebasan

bea masuk impor kapal.

3. Terkait ketersediaan modal, perlu dilakukan implementasi holding BUMN untuk sektor

Industri Berat dan Perkapalan untuk meningkatkan skala usaha, kapasitas dan daya saing.

Selain itu, perlu dipertimbangkan pengalokasian dana pemerintah sebagai jaminan kredit

melalui skema asuransi.

4. Terkait pengembangan industri komponen dan industri galangan kapal dalam negeri,

perlu dilakukan alih teknologi bekerjasama dengan produsen kapal luar negeri, pemberian

insentif industri komponen dalam negeri, sertifikasi komponen kapal, dan

penyempurnaan aturan BMDTP impor komponen kapal agar hanya berlaku hingga

industri komponen dalam negeri mampu memproduksi.

5. Terkait pengembangan SDM, pelatihan dan sertifikasi SDM untuk pengelasan kapal perlu

ditingkatkan mengingat pekerjaan utama di galangan kapal adalah kegiatan pengelasan

tersebut. Selain itu, perlu ditambahjumlah sekolah maupun universitas yang memberikan

pendidikan di bidang perkapalan, meningkatkan penguasaan bahasa asing dan teknologi

informasi SDM perkapalan serta mengirim SDM perkapalan mengikuti pelatihan dan

magang di luar negeri (transfer teknologi).

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

42

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

2.1. Gambaran Umum

Anggaran belanja fiskal Jawa Timur tahun 2016 sebesar Rp148,30 triliun, dengan pangsa

terbesar pada belanja APBD kabupaten/kota yang mencapai Rp83,78 triliun. Demikian

pula anggaran pendapatan sebesar Rp109,53 triliun, sebagian besar juga ditopang oleh

APBD kabupaten/kota dengan nilai mencapai Rp85,16 triliun.

Total anggaran belanja fiskal Jawa Timur tahun 2016 mencapai Rp148,30 triliun, meliputi

belanja APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp24,75 triliun (pangsa 16,69%), belanja APBD

kabupaten/kota di Jawa Timur sebesar Rp83,78 triliun (pangsa 56,49%) dan belanja APBN

sebesar Rp39,77 triliun (pangsa 26,82%). Secara spasial, anggaran belanja APBD

kabupaten/kota tertinggi diraup oleh Kota Surabaya yang mencapai Rp7,94 triliun dan

terendah Kota Blitar yaitu sebesar Rp847 miliar.

Sampai dengan triwulan II 2016, realisasi belanja untuk ketiga anggaran belanja tersebut

relatif baik. Realisasi anggaran belanja APBD Provinsi Jawa Timur mencapai 21,35% dengan

realisasi terbesar pada belanja operasi (22,22%). Anggaran belanja APBD kabupaten/kota

terealisasi sebesar 33,90%, sedangkan belanja APBN terealisasi sebesar 38,56%. Kota Blitar

menjadi Kapupaten/Kota dengan realisasi belanja terbesar di triwulan ini, yaitu 42,05% seiring

dengan tingginya realisasi belanja operasi yang mencapai 45,14%. Sementara itu, realisasi

terendah terjadi di Kota Mojokerto yaitu sebesar 7,59% karena terbatasnya realisasi belanja

modal.

Dari sisi pendapatan, total anggaran pendapatan tahun 2016 sebesar Rp109,53 triliun, terdiri

dari APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp24,37 triliun (share 22,25%) dan APBD

kabupaten/kota sebesar Rp85,16 triliun (share 77,75%). Realisasi penerimaan APBD Provinsi

Jawa Timur sampai dengan triwulan II 2016 mencapai 26,29%, didorong oleh pendapatan

transfer dan PAD. Sementara itu, realisasi pendapatan APBD Kabupaten/Kota sebesar 46,69%

sejalan dengan tingginya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan transfer yang masing-

masing mencapai 49,27% dan 46,22%.

2.2. APBD Provinsi Jawa Timur

Anggaran pendapatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 meningkat 9,54% (yoy) didorong

oleh pendapatan transfer. Sementara itu, anggaran belanja meningkat 1,62% didorong

oleh belanja operasi dan belanja tak terduga.

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

43

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Anggaran pendapatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 sebesar Rp24,37 triliun, meningkat

9,54% dibandingkan tahun 2015. Sementara anggaran belanja dan transfer sebesar Rp24,75

triliun atau meningkat 1,62%.

Grafik 2. 1 Perkembangan APBD Provinsi Jawa Timur

2.2.1. Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Peningkatan terbesar anggaran pendapatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 terutama

bersumber dari pendapatan transfer yang naik 24,48% (Rp1,78 triliun), sedangkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang biasanya menjadi pendorong utama pertumbuhan, pada

tahun 2016 hanya tumbuh 2,32% (naik Rp345 miliar).

Tabel 2. 1 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur 2015 dan 2016

Rasio derajat otonomi fiskal (DOF) Provinsi Jawa Timur masih dalam kategori baik, tercermin

dari 62,56% anggaran pendapatan merupakan PAD. Pajak daerah masih menjadi komponen

terbesar PAD (pangsa 82,51% dari total PAD), namun pertumbuhannya melambat menjadi

2,03% setelah di tahun 2015 tumbuh 18,35%. Penurunan target pendapatan pajak antara

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Sumber : BPKAD Jawa Timur

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

44

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

lain diimplementasikan pada target pajak BBNKB (bea balik nama kendaraan bermotor) dan

PBBKB (pajak bahan bakar kendaraan bermotor). Penurunan target pendapatan pajak daerah

tersebut diindikasikan sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk

mendorong aktivitas ekonomi masyarakat yang mayoritas didominasi oleh konsumsi rumah

tangga.

Grafik 2. 2 Proporsi Anggaran Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur

2.2.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Jawa Timur Triwulan II 2016

Pada triwulan II 2016, realisasi pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur mencapai 26,29%,

sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 26,39%. Hal

tersebut didorong oleh realisasi pendapatan transfer yang hanya sebesar 23,76%, lebih

rendah dibandingkan triwulan II 2015 yang mencapai 25,46%.

Grafik 2. 3 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Sumber : BPKAD Jawa T imur

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

45

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 2 Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Pendapatan Asli Daerah

PAD terealisasi 27,77%, lebih tinggi dari triwulan II 2015 yang sebesar 26,86%, didorong oleh

pajak daerah yang pada triwulan ini terealisasi 27,82%, lebih tinggi dari periode yang sama di

tahun sebelumnya (24,55%). Tingginya realisasi penerimaan pajak daerah sejalan dengan

upaya Pemerintah Jawa Timur untuk meningkatkan wajib pajak serta upaya penegakan

hukum terkait perpajakan. Disamping itu, perekonomian Jawa Timur yang mulai terakselerasi

di triwulan II 2016 ini turut memberikan dampak positif pada penerimaan pajak.19

Peningkatan

penerimaan pajak daerah juga tercermin dari peningkatan penjualan mobil pribadi di Jawa

Timur yang tumbuh 5,7% (yoy) pada triwulan ini.

Pendapatan Transfer

Realisasi pendapatan transfer mencapai 23,76%, lebih rendah dari triwulan II 2015 yang

sebesar 25,46%. Belum tercapainya target penerimaan pajak pemerintah pusat diindikasikan

menjadi penyebabnya. Sampai dengan triwulan II 2016, realisasi penerimaan pajak nasional

baru mencapai Rp518,4 triliun atau 33,7% dari target penerimaan pajak tahun 2016. Realisasi

ini juga turun 3,3% dibandingkan triwulan II 2015.

2.2.3. Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur

Anggaran belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri dari anggaran belanja dan anggaran

transfer. Pada anggaran perubahan tahun 2016, keduanya mencapai Rp24,75 triliun atau naik

1,62% dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp24,36 triliun.20

Peningkatan terjadi pada

19

Pada triwulan II 2016, perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 5,62% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan

I 2016 (5,47% yoy).

20 Sebelumnya, pada 2016, anggaran belanja dan transfer APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp19,47 triliun.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

46

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

anggaran belanja operasi, sedangkan anggaran belanja modal dan transfer menurun.

Anggaran belanja operasi sebesar Rp15,53 triliun atau meningkat 12,96% dibandingkan

tahun 2015, dengan kenaikan terbesar pada belanja pegawai (30,95%), disusul oleh belanja

hibah (25,41%) dan belanja bantuan sosial (12,59%). Tingginya anggaran belanja hibah dan

bantuan sosial sejalan dengan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Timur tahun 2016

khususnya Prioritas Kegiatan Misi 1, yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang

Berkeadilan, sebagaimana dijabarkan dalam sejumlah program unggulan: (i) pengentasan

(Jalin Matra); (ii)

perluasan kesempatan belajar di SMK; (iii) BOS (bantuan operasional sekolah) SLTA; (iv) BOSDA

MADIN (bantuan operasional sekolah untuk madrasah dan diniyah); (v) penguatan dan

pengembangan Taman Posyandu; dan (vi) pelatihan berbasis kompetensi.

Tabel 2. 3 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016, Juta Rupiah

Sebaliknya, anggaran belanja modal justru turun dari Rp2,37 triliun menjadi Rp2,23 triliun

(-5,69%), dengan penurunan terbesar pada belanja jalan, irigasi dan jaringan. Telah selesainya

pembangunan waduk besar di Jawa Timur dan baru dimulainya pembangunan beberapa

waduk dengan skala sedang diindikasikan mengurangi kebutuhan anggaran untuk kelompok

tersebut. Lebih lanjut, pembangunan jalan tol yang telah mencapai lebih dari 50% (antara lain

Jalan Tol Jombang-Mojokerto) turut mengurangi kebutuhan anggaran untuk kelompok

tersebut.

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

47

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 2. 4 Proporsi Anggaran Belanja APBD Provinsi Jawa Timur

Meskipun demikian, terdapat peningkatan signifikan untuk belanja tanah dari Rp5,16 miliar

menjadi Rp78,98 miliar (naik 1.432%). Dimulainya beberapa pembangunan infrastruktur di

Jawa Timur di tahun 2016 meningkatkan kebutuhan akan pembebasan tanah, sehingga

dibutuhkan anggaran belanja tanah yang memadai untuk mendukung kelancaran

pembangunan infrastruktur tersebut.

2.2.3. Realisasi Belanja Provinsi Jawa Timur Triwulan II 2016

Realisasi belanja dan transfer APBD Provinsi Jawa Timur di triwulan II 2016 mencapai 25,09%,

lebih rendah dibandingkan triwulan II 2015 yang sebesar 26,50%. Lebih rendahnya realisasi

didorong oleh rendahnya realisasi transfer. Realisasi transfer di triwulan ini sebesar 34,79%,

sedangkan periode yang sama tahun lalu sebesar 38,07%. Meskipun lebih rendah, namun

realisasi belanja operasi dan belanja modal triwulan ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya, yakni masing-masing sebesar 22,22% dan 16,13%.

Grafik 2. 5 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Sumber : BPKAD Jawa T imur

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

48

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Belanja Operasi

Realisasi belanja operasi di triwulan II 2016 mencapai 22,22%, lebih tinggi dari triwulan II

2015 (22,11%). Realisasi tertinggi terjadi pada belanja barang (26,36%) dan belanja pegawai

(24,19%). Sementara, realisasi terendah terjadi pada belanja bunga (12,80%). Tingginya

realisasi belanja pegawai pada periode ini didorong oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya

(THR) dan gaji ke 13 seiring dengan berlangsungnya bulan Ramadhan di triwulan II 2016.

Tabel 2. 4 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016

Belanja Modal

Realisasi belanja modal mencapai 16,13% di triwulan II 2016, tertinggi dalam 3 (tiga) tahun

terakhir di triwulan yang sama. Realisasi tertinggi belanja modal terjadi pada belanja aset tetap

lainnya (25,17%) dan belanja jalan, irigasi, dan jaringan (17,67%). Tingginya realisasi belanja

modal pada periode ini sejalan dengan program pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Timur, antara lain pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS), pengembangan

pelabuhan, serta pembangunan bandara. Peningkatan kinerja belanja modal pada periode ini

tercermin pula dari realisasi komponen Penerimaan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada PDRB sisi

penerimaan yang pada triwulan II 2016 ini tumbuh 6,4% lebih tinggi dari triwulan II 2015

yang hanya tumbuh 5,3%. Sementara rendahnya realiasai belanja tanah ditengarai

disebabkan oleh kendala pembebasan lahan yang berlangsung pada beberapa ruas tol yang

sedang dibangun.

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

49

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

2.3. APBD 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Anggaran pendapatan meningkat 10,76% dibandingkan tahun 2015, sebaliknya

anggaran belanja justru turun 4,81%. Anggaran belanja terbesar dimiliki oleh Kota

Surabaya (Rp7,94 triliun), sedangkan Kota Blitar memiliki anggaran belanja terendah

yaitu Rp847,1 miliar.

Anggaran pendapatan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur pada tahun 2016 mengalami

perubahan, yakni dari Rp82,2 triliun menjadi Rp 85,2 triliun. Anggaran pendapatan perubahan

pada 2016 ini meningkat 10,76% dibandingkan tahun 2015. Sementara untuk anggaran

belanja juga mengalami perubahan, yakni dari Rp88,8 triliun menjadi Rp83,8 triliun.

Perubahan tersebut menyebabkan anggaran belanja tahun ini mengalami penurunan sebesar

4,81% dibandingkan anggaran belanja tahun 2015.

Grafik 2. 6 Perkembangan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur

2.3.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota

Dari total anggaran pendapatan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang mencapai Rp85,2

triliun, anggaran terbesar berada di Kota Surabaya (Rp6,98 triliun dengan share 8,19%)

sedangkan yang terkecil di Kota Mojokerto (Rp832 miliar dengan share 0,98%).

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 7 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD Spasial

Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 8 Proporsi Komponen Anggaran Pendapatan

APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Sumber : BPKAD Jawa T imur

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

50

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Secara kumulatif, sumber pendapatan terbesar anggaran pendapatan 38 kabupaten/kota di

Jawa Timur adalah pendapatan transfer, yang mencapai 79,67% dari total anggaran.

Tingginya komposisi pendapatan transfer menunjukkan ketergantungan daerah yang masih

tinggi terhadap Pemerintah Pusat.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 9 Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur, 2016

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencerminkan kemandirian fiskal daerah hanya mencapai

16,34%. Secara spasial, rasio desentralisasi fiskal tertinggi berada di Kota Surabaya yang

mencapai 55,02% dan terendah di Kabupaten Bondowoso (7,31%). Tingginya aktivitas

ekonomi Kota Surabaya yang merupakan hub dengan Kawasan Indonesia Timur diindikasikan

mendorong tingginya PAD. Sementara rendahnya desentralisasi fiskal Kabupaten Bondowoso

karena rendahnya komponen pajak daerah terhadap PAD yang hanya mencapai 15,69%.

Realisasi

Sampai dengan triwulan II 2016, pendapatan kabupaten/kota terealisasi sebesar 46,69%,

lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama di tahun lalu (25,84%). Realisasi

terbesar adalah komponen PAD yang meliputi pajak hotel, restoran dan reklame, seiring

dengan libur sekolah, libur nasional, serta periode Ramadhan-Idul Fitri yang berlangsung di

triwulan II 2016. Peningkatan realisasi pendapatan tersebut menunjukkan komitmen

Pemeirntah Kabupaten/Kota untuk memperkuat penerimaan daerah.

Tabel 2. 5 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan II 2016

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

51

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 10 Realisasi Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan I 2016

Secara spasial, realisasi pendapatan tertinggi terjadi di Kota Mojokerto, yaitu 60,37%,

didorong oleh realisasi Pendapatan Asli Daerah yang mencapai 67,90% dan transfer yang

terealisasi 59,08%. Sementara itu, Kabupaten Lumajang mencatat realisasi terendah yaitu

4,26% karena belum adanya realisasi pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat.

2.3.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD kabupaten/kota Anggaran

Anggaran belanja dan transfer kabupaten/kota di Jawa Timur di tahun 2016 mengalami

perubahan, yakni dari Rp88,85 triliun menjadi Rp83,78 triliun. Sebesar 72,48% atau Rp60,73

triliun merupakan belanja operasi, sedangkan belanja modal mencapai proporsi 21,52%

dengan anggaran sebesar Rp18,03 triliun.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 11 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial

Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 12 Proporsi Komponen Anggaran Belanja

APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Secara spasial, anggaran belanja terbesar dimiliki oleh Kota Surabaya yaitu Rp7,94 triliun

dengan share 9,48%. Sementara itu, Kota Blitar merupakan kota dengan anggaran belanja

terendah yaitu hanya sebesar Rp847,1 miliar dengan share 1,01%.

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

52

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 13 Anggaran Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur 2016

Rasio belanja modal tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Sampang dan Bojonegoro, masing-

masing sebesar 33,8% (Rp1,72 triliun) dan 31,86% (Rp3,86 triliun). Tingginya anggaran

belanja modal di Kabupaten Sampang sejalan dengan rencana pembangunan di daerah

tersebut, antara lain pembangunan jalan kabupaten, rumah sakit, pasar tradisonal, dan Balai

Latihan Kerja untuk pengembangan sumber daya manusia. Sementara tingginya anggaran

belanja modal di Kabupaten Bojonegoro seiring dengan rencana pembangunan kabupaten

tersebut di tahun 2016, diantaranya pembangunan infrastruktur jalan kabupaten, jembatan,

taman dan penyediaan air bersih. Sementara itu, rasio belanja modal terendah berada di

Kabupaten Magetan yaitu 13,38% atau Rp1,59 triliun.

Realisasi

Realisasi belanja dan transfer kabupaten/kota di Jawa Timur pada triwulan II 2016 mencapai

33,90% atau Rp28,40 triliun, dengan realisasi tertinggi masih terjadi pada belanja operasi

(38,09%). Sementara itu, realisasi belanja modal mencapai 19,69% sejalan dengan tingginya

dukungan pemerintah untuk mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur di Jawa

Timur.

Tabel 2. 6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan II 2016

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

53

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Secara spasial, Kota Blitar memiliki realisasi belanja dan transfer terbesar di antara seluruh

kabupaten/kota di Jawa Timur, yaitu 42,05%. Realisasi belanja operasi yang mencapai

45,14% menjadi pendorong utamanya. Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke 13

menjadi sumber utama tingginya realisasi belanja.

Grafik 2. 14 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer APBD Kab/Kota Jawa

Timur, 2016

Sementara itu, Kota Mojokerto membukukan realisasi belanja dan transfer yang terendah,

hanya mencapai 7,59% dari total anggaran. Rendahnya pencapaian tersebut karena masih

rendahnya realisasi belanja modal dan transfer, yakni masing-masing sebesar 7,30% dan

7,72%. Rendahnya realisasi belanja tersebut didorong oleh kendala pembebasan lahan pada

pembangunan ruas tol Jombang-Mojokerto.

2.4. Alokasi APBN di Jawa Timur

Anggaran belanja APBN di Jawa Timur tahun 2016 sebesar Rp39,77 triliun atau turun

6,38% dibandingkan tahun 2015, dengan penurunan terbesar pada belanja modal.

Dalam rangka membiayai belanjanya, pemerintah pusat mengalokasikan sejumlah anggaran

APBN untuk direalisasikan di Jawa Timur. Anggaran penerimaan APBN tersebut hanya berasal

dari penerimaan dalam negeri yang bersumber dari pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP), serta hibah. Tiga Kantor Wilayah DJP di Jawa Timur mengelola penerimaan pajak

tersebut. Di sisi lain, belanja APBN disalurkan dalam bentuk Belanja Pemerintah Pusat dan

Transfer Ke Daerah melalui Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Belanja Pemerintah Pusat digunakan untuk membiayai gaji pegawai Kementerian atau instansi

Pemerintah Pusat yang berada di Jawa Timur, seperti Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara

dan Kantor Wilayah Pajak. Selain itu, anggaran ini juga digunakan untuk membiayai proyek-

proyek infrastruktur strategis yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.

Sumber: BPKAD Jawa T imur

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

54

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 7 Anggaran Belanja APBN di Provinsi Jawa Timur

2.4.1. Anggaran Belanja APBN di Jawa Timur

Anggaran belanja APBN di Provinsi Jawa Timur tahun 2016 mengalami sedikit perubahan,

yakni dari Rp39,08 triliun di awal tahun 2016 menjadi Rp39,77 triliun. Jika dibandingkan

dengan tahun 2015, terdapat penurunan anggaran 6,4%. Penurunan anggaran terjadi pada

belanja modal (-25,3%), sedangkan belanja lainnya meningkat yaitu belanja bantuan sosial

meningkat 47,2%, disusul oleh belanja barang dan belanja pegawai masing-masing

meningkat 8,4% dan 1,4%.

Grafik 2. 15 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur

Menurut Jenis Belanja

Sumber: D it jen Perbendaharaan Jawa T i mur

Sumber : Dit jen Perbendaharaan Jawa T imur

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

55

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 2. 16 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Fungsi

Berdasarkan fungsi penyaluran belanja, APBN Jawa Timur masih terpusat pada fungsi

pendidikan (pangsa 33,62%), fungsi ekonomi (pangsa 19,35%) dan fungsi pertahanan

(pangsa 18,67%). Tingginya alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan menunjukkan besarnya

perhatian Pemerintah Pusat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Jawa

Timur. Hal ini juga sejalan dengan program kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

memang memprioritaskan peningkatan kesejahteraan rakyat dan pendidikan.

2.4.2. Realisasi Belanja APBN Jawa Timur

Realisasi belanja APBN pada triwulan II 2016 sebesar 38,56%, lebih tinggi dibandingkan

triwulan II 2015 yang hanya sebesar 24,22%. Berdasarkan jenisnya, belanja pegawai yang

merupakan belanja rutin mencatat realisasi terbesar yaitu 50%.

Tabel 2. 8 Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja dan Fungsi

Sumber: Di t jen Perbendaharaan Jawa T imur

Sumber: D it jen Perbendaharaan Jawa T imur

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

56

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan realisasi terjadi pada belanja

pegawai, belanja modal, dan belanja barang. Hal tersebut sejalan dengan pencairan

Tunjangan Hari Raya (THR), gaji ke 13, telah dimulainya lelang pembangunan infrastruktur

sejak akhir 2015, serta intensifnya pembangunan infastruktur di Jawa Timur (antara lain

pengembangan bandara, pembangunan pelabuhan, serta pembangunan jalan tol).

Grafik 2. 17 %Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja Per Triwulan

Realisasi tertinggi belanja modal ada pada program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di

Bidang Keuangan Negara

realisasi 95,27%,

program Pengembangan yang terealisasi 80,88%, program Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Transportasi Udara Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Transportasi Darat -masing terealisasi 49,93%. Tingginya realiasasi di bidang

pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia menunjukkan perhatian Pemerintah

Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sementara, tingginya

realisasi di sektor transportasi udara dan darat tercermin diantaranya dari berlanjutnya

pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono serta pengembangan Bandara

Internasional Juanda. Pengembangan Bandara Internasional Juanda diantaranya dilakukan

melalui pembangunan jalan penghubung antara terminal 1 dan 2.

Sumber: D it jen Perbendaharaan Jawa T imur (diolah)

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

57

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 4. 1 %Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Fungsi Per Triwulan

Berdasarkan fungsinya, realisasi terbesar belanja APBN ada pada fungsi ketertiban dan

keamanan (52,25%) dan fungsi pelayanan umum (47,72%) yang merupakan pengeluaran

rutin untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta pelayanan umum di masyarakat.

Dibandingkan pola historisnya, belanja untuk fungsi perlindungan sosial di triwulan II 2016 ini

mengalami peningkatan realisasi yang signifikan, yaitu mencapai 15,58%. Realisasi tersebut

lebih besar dibandingkan triwulan II tahun 2015 (realisasi: 1,96%). Bentuk penyaluran belanja

fungsi perlindungan sosial antara lain Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai

Bersyarat/Program Keluarga Harapan).

Sumber: D it jen Perbendaharaan Jawa T imur (diolah)

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

58

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

2.1. Kondisi Umum

Secara tahunan, inflasi Jawa Timur pada triwulan II 2016 sebesar 2,93% (yoy), terendah

kedua di kawasan Jawa, didorong oleh rendahnya inflasi kelompok administered price (-

2,86%) dan core inflation (3,48%).

Dibandingkan triwulan sebelumnya, inflasi tahunan Jawa Timur turun dari 3,71% (yoy)

menjadi 2,93%. Koreksi tarif administered, khususnya BBM dan tarif angkutan darat dan

udara sangat membantu meredakan tekanan inflasi pada periode ini.

Di kawasan Jawa, inflasi Jawa Timur mencatat pencapaian yang mengesankan dengan

menempati posisi kedua terendah setelah Provinsi DIY (2,77%). Sementara secara spasial

kabupaten/kota di Jawa Timur, Kabupaten Sumenep mengalami inflasi tahunan tertinggi

(3,19%), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Kediri (1,72%).

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

59

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Inflasi tahunan (yoy) Jawa Timur di triwulan III 2016 diperkirakan meningkat, dipicu adanya

Lebaran dan tahun ajaran baru di awal triwulan III 2016 yang mendorong konsumsi

masyarakat. Selain itu, kenaikan tarif transportasi (seasonal), penyesuaian tarif listrik dan

berakhirnya musim panen raya juga berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi. Meskipun

demikian, inflasi tahunan di triwulan III 2016 diperkirakan tetap berada dalam batas sasaran

inflasi 4% + 1%.

2.2. Inflasi Bulanan (mtm)

Secara bulanan, inflasi Jawa Timur selama triwulan II 2016 lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sementara itu, tekanan inflasi bulanan memasuki triwulan III 2016

relatif meningkat, sebagai dampak Lebaran dan tahun ajaran baru.

Inflasi Bulanan Triwulan II 2016

Walaupun terdapat peningkatan risiko inflasi periode ini, namun rata-rata inflasi bulanan

(mtm) Jawa Timur triwulan II 2016 (0,16%) lebih rendah dari triwulan I 2016 (0,20%). Hal ini

karena rendahnya inflasi kelompok bahan makanan di awal triwulan II 2016 (April dan Mei

2016) seiring adanya panen raya, serta berlanjutnya koreksi harga kelompok transportasi

karena penurunan BBM dan tarif angkutan darat.

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

60

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 9 Perbandingan Inflasi Jawa Timur Tw I dan Tw II Tahun 2016 (mtm)

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2. 18 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (mtm)

Inflasi kelompok volatile food pada bulan April dan Mei 2016 relatif rendah dan terjaga,

masing-masing sebesar 0,02% dan -0,55%, seiring dengan dimulainya musim panen raya. Hal

ini terkonfirmasi melalui koreksi harga komoditas beras, cabai merah, cabai rawit dan tomat

sayur. Pada Juni 2016, inflasi kelompok ini meningkat signifikan (menjadi 1,40%) dipicu oleh

kenaikan harga komoditas beras, telur dan daging ayam ras, seiring tingginya kebutuhan

masyarakat akan komoditas tersebut untuk persiapan Ramadhan dan Lebaran.

Sementara itu, kelompok administered price menjadi penahan inflasi selama triwulan II 2016.

Pada April 2016, kelompok ini mengalami deflasi 1,91% didorong oleh koreksi harga bensin

dan tarif listrik. Meskipun PT PLN (Persero) menaikkan tarif listrik non subsidi bagi 12 golongan

pelanggan antara Rp7 hingga Rp10 per kWh pada Mei 2016, tetapi kenaikan tersebut baru

dirasakan dampaknya oleh pelanggan pra bayar. Tekanan inflasi administered price mulai

meningkat pada Mei dan Juni 2016, seiring dengan mulai naiknya tarif angkutan udara akibat

dimulainya arus mudik Lebaran.

Jan Feb Mar Apr May Jun

Umum 0.65 -0.10 0.04 0.20 -0.25 0.14 0.60 0.16

Bahan Makanan 2.36 -0.21 0.09 0.75 0.02 -0.47 1.31 0.29

Mamin, Rokok & Tembakau 0.74 0.42 0.37 0.51 0.53 0.60 1.06 0.73

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.67 -0.38 -0.06 0.08 -0.15 -0.02 0.20 0.01

Sandang 0.67 0.88 0.68 0.74 0.12 0.94 0.52 0.53

Kesehatan 0.50 0.16 0.27 0.31 0.30 0.55 0.24 0.36

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.09 0.11 0.07 0.09 -0.09 0.10 0.12 0.04

Transpor, Komunikasi -1.03 -0.53 -0.44 -0.67 -1.73 0.21 0.21 -0.44

Kelompok BarangTw I 2016 Rata-

Rata

Tw II 2016 Rata-

Rata

Inflasi bulanan tertinggi di triwulan II 2016 terjadi pada Juni 2016 (0,60%) didorong oleh

faktor permintaan dan peningkatan konsumsi pada saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya

Idul Fitri. Berdasarkan disagregasi bulanan, tampak bahwa kelompok volatile food merupakan

pendorong inflasi terbesar di triwulan ini, sementara kelompok administered price dan core

inflation relatif terkendali.

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

61

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 10 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Jawa Timur Tw I 2016 (mtm)

Sumber: BPS (diolah)

Kelompok core inflation juga mengalami kenaikan inflasi secara bertahap di triwulan II 2016

dan mencapai puncaknya di Juni 2016 (0,43%-mtm). Core tradable merupakan pendorong

utama inflasi, yang mencerminkan tingginya permintaan masyarakat terhadap barang-barang

konsumsi. Berdasarkan komoditasnya, gula pasir dan upah tukang bukan mandor selalu

mengalami inflasi selama 3 (tiga) bulan terakhir. Beberapa faktor, seperti penurunan produksi

tebu karena faktor cuaca yang menyebabkan turunnya rata-rata rendemen tebu sekitar 15%

(sumber: PTPN XI) dan ekspektasi meningkatnya permintaan gula menjelang Ramadhan

diindikasikan mendorong peningkatan harga gula pasir.

Inflasi Bulanan Periode Berjalan

Tekanan inflasi bulanan pada triwulan III 2016 diperkirakan meningkat. Pada bulan Juli 2016

inflasi Jawa Timur mencapai 0,76% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya,

terutama berkaitan dengan meningkatnya tekanan harga pada kelompok volatile food dan

administered price. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 1,56% (mtm), meningkat

dibandingkan bulan sebelumnya (1,40%), didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras dan

bawang merah. Kenaikan harga daging ayam ras diindikasikan karena tingginya permintaan

bertepatan dengan perayaan Lebaran, sedangkan kenaikan harga bawang merah akibat

terkendalanya pasokan akibat gangguan cuaca.

Inflasi kelompok administered price juga meningkat dari 0,37% (Juni 2016) menjadi 0,81%

(Juli 2016) didorong kenaikan tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif listrik.

Meningkatnya permintaan jasa angkutan udara pada minggu pertama dan kedua di bulan Juli

2016 bertepatan dengan arus mudik Lebaran diindikasikan menjadi penyebabnya.

Peningkatan inflasi juga terjadi pada kelompok core inflation (dari 0,41% menjadi 0,53%),

terutama didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan dan teh manis. Kenaikan harga emas

perhiasan sejalan dengan kenaikan harga emas global yang disebabkan oleh kondisi geopolitik

dunia pasca kejadian kudeta di Turki yang mendorong investor beralih ke aset safe heaven.

Sementara itu, kenaikan harga teh manis merupakan dampak lanjutan masih relatif tingginya

harga gula pasir.

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil

Tomat Sayur 30.65 0.06 Gula Pasir 10.03 0.07 Telur Ayam Ras 7.92 0.06

Wortel 25.92 0.03 Emas Perhiasan 3.80 0.05 Daging Ayam Ras 5.08 0.06

Bawang Merah 4.36 0.03 Angkutan Udara 5.87 0.04 Angkutan Udara 2.55 0.04

Daging Ayam Ras 2.24 0.02 Wortel 17.79 0.03 Gula Pasir 5.13 0.04

Apel 7.67 0.02 Telur Ayam Ras 3.46 0.03 Beras 0.90 0.04

Minyak Goreng 2.57 0.02 Nasi Dengan Lauk 1.00 0.01 Tukang Bukan Mandor 2.02 0.04

Bawang Putih 5.37 0.02 Minyak Goreng 1.86 0.01 Apel 8.82 0.03

Pizza 11.93 0.02 Jamu 9.77 0.01 Kentang 15.35 0.03

Gula Pasir 2.09 0.01 Apel 3.25 0.01 Wortel 14.29 0.03

Pepaya 6.07 0.01 Tukang Bukan Mandor 0.51 0.01 Martabak 6.68 0.02

May-16 Jun-16

-0.25% 0.14% 0.60%

Apr-16

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

62

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

2.3. Inflasi Triwulanan (qtq)

Dibandingkan triwulan sebelumnya, inflasi triwulan II 2016 (qtq) lebih rendah karena

terkendalinya inflasi bahan makanan dan transportasi.

Inflasi Triwulan II 2016

Inflasi triwulanan periode ini sebesar 0,48% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan II 2016

yang mencapai 0,59% (qtq), didorong melandainya inflasi kelompok bahan makanan,

kelompok perumahan, dan kelompok transportasi.

Tabel 2. 11 Inflasi Tw IV 2015 dan Tw I 2016 Jawa Timur (qtq)

Sementara itu, penyumbang inflasi triwulanan terbesar periode ini adalah kelompok mamin,

rokok dan tembakau (khususnya subkelompok minuman yang tidak beralkohol) dan kelompok

bahan makanan (khususnya subkelompok buah-buahan).

Sumber: BPS (d iolah)

Grafik 2. 19 Inflasi (qtq) Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS (d iolah)

Grafik 2. 20 Inflasi (qtq) Kelompok

Mamin, Rokok dan Tembakau

Mencermati perkembangan yang terjadi pada triwulan II 2016, berikut analisis lebih lanjut

terhadap dua subkelompok yang menyumbang inflasi terbesar.

Sumber : BPS (diolah)

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Umum 1.11 0.71 0.59 0.48 1.11 0.71 0.59 0.48

Bahan Makanan 1.77 1.95 2.24 0.85 0.36 0.39 0.46 0.18

Mamin, Rokok & Tembakau 1.58 1.10 1.53 2.21 0.27 0.19 0.26 0.38

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.46 0.60 0.23 0.03 0.11 0.15 0.06 0.01

Sandang 1.24 -1.71 2.25 1.59 0.08 -0.11 0.14 0.10

Kesehatan 1.30 0.57 0.94 1.10 0.06 0.03 0.05 0.06

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 3.42 0.06 0.27 0.13 0.29 0.01 0.02 0.01

Transpor, Komunikasi -0.33 0.39 -1.99 -1.32 -0.06 0.07 -0.36 -0.23

Kelompok Barang 2015

Inflasi QTQ

2016

Sumbangan Inflasi QTQ

2016 2015

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

63

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Subkelompok Buah-Buahan

Inflasi subkelompok buah-buahan meningkat dari

1,36% (qtq) di triwulan sebelumnya menjadi 5,89%

(qtq). Tekanan terbesar inflasi berasal dari komoditas

apel (20,84%) dan alpukat (68,81%). Pendorong

utama inflasi diindikasikan karena tingginya

permintaan masyarakat akan komoditas tersebut,

yang digunakan sebagai bahan olahan makanan jadi

untuk memenuhi kebutuhan jelang Lebaran.

Subkelompok Minuman yang Tidak Beralkohol

Inflasi subkelompok ini meningkat dari 1,16% (qtq)

di triwulan I 2016 menjadi 4,54% (qtq) di triwulan

ini. Komoditas utama pendorong inflasi adalah gula

pasir (dari 3,04% menjadi 18,01%), yang

mendorong kenaikan harga komoditas turunan

lainnya, seperti kopi manis dan teh manis. Tingginya

harga gula pasir di Jawa Timur periode ini disebabkan

baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Sisi

permintaan disebabkan meningkatnya permintaan

untuk makanan olahan menjelang Lebaran. Sisi

penawaran disebabkan berkurangnya produksi tebu karena faktor cuaca. Selain itu, adanya

kelonggaran kebijakan Permendag No.74/M-Dag/Per/9/2015 terkait perdagangan antar pulau

Gula Kristal Putih (GKP), diindikasikan juga mendorong peningkatan harga gula pasir.

Grafik 2. 23 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (qtq)

Berdasarkan disagregasi triwulanan (qtq), melandainya inflasi didorong oleh turunnya inflasi

volatile food (dari 2,29% menjadi 0,82%) karena adanya panen raya komoditas padi di sentra

produksi utama Jawa Timur (a.l. Jember, Banyuwangi, Ngawi). Sementara itu, walaupun

kelompok administered price masih mengalami deflasi, namun lebih rendah dibandingkan

periode sebelumnya. Adanya kenaikan tarif angkutan udara di triwulan II 2016 serta

penyesuaian tarif listrik non subsidi bagi 12 golongan pelanggan antara Rp7 hingga Rp10 per

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2. 21 Inflasi Buah-Buahan (qtq)

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2. 22 Inflasi Subkelompok Minuman

Tidak Beralkohol (qtq)

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

64

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

kWh pada Mei 2016 mendorong tertahannya deflasi administered price yang lebih dalam.

Inflasi Triwulanan Periode Berjalan

Inflasi triwulanan (qtq) di triwulan III 2016 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan ini.

Adanya Lebaran di Juli 2016, tahun ajaran baru, serta berakhirnya musim panen raya

diperkirakan akan mendorong kenaikan inflasi, khususnya pada kelompok administered price

dan volatile food.

2.4. Inflasi Tahunan (yoy)

Inflasi tahunan (yoy) Jawa Timur di triwulan II 2016 juga lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya karena berbagai koreksi harga di kelompok administered price

selama 1 (satu) tahun terakhir.

Inflasi Tahunan Triwulan II 2016

Secara tahunan (yoy), inflasi Jawa Timur triwulan ini sebesar 2,93% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan lalu (3,71%). Tertahannya inflasi didorong oleh deflasi kelompok

transportasi (-3,23%) dan turunnya tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar (1,33%).

Tabel 2. 12 Inflasi Tw I dan Tw II 2016 di Jawa Timur (yoy)

Kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium (dari

Rp6.950,- menjadi Rp6.450,-), dan solar (dari Rp5.650,- menjadi Rp5.150,-) per 1 April 2016

mendorong berlanjutnya deflasi kelompok transportasi. Dari kelompok perumahan, PT PLN

(Persero) menurunkan tarif listrik untuk 12 golongan pelanggan dengan menggunakan skema

tarif penyesuaian (adjustment) di awal April 2016, sehingga menahan inflasi kelompok ini.

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Umum 6.70 3.08 3.71 2.93 6.70 3.08 3.71 2.93

Bahan Makanan 6.86 4.04 6.76 6.98 1.39 0.81 1.40 1.44

Mamin, Rokok & Tembakau 8.41 6.54 6.41 6.56 1.41 1.11 1.09 1.13

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 5.85 3.13 1.68 1.33 1.43 0.77 0.41 0.32

Sandang 5.20 2.42 2.84 3.36 0.34 0.16 0.18 0.22

Kesehatan 6.87 4.70 3.77 3.96 0.34 0.23 0.19 0.20

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 5.03 4.49 4.25 3.90 0.42 0.38 0.36 0.33

Transpor, Komunikasi 7.59 -1.46 0.86 -3.23 1.41 -0.27 0.16 -0.57

Kelompok Barang 20162015

Inflasi YOY

20162015

Sumbangan Inflasi YOY

Sumber: BPS (diolah)

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

65

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber: BPS (d iolah)

Grafik 2. 24 Inflasi (yoy) Kelompok Transportasi

Sumber: BPS (d iolah)

Grafik 2. 25 Inflasi (yoy) Kelompok

Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

Sementara itu, tekanan inflasi tahunan terbesar pada periode ini berasal dari kelompok bahan

makanan dan kelompok mamin, rokok, tembakau. Berdasarkan komoditasnya, subkelompok

hortikultura (bawang merah dan bawang putih) dan beras menjadi penyebab utamanya.

Kenaikan harga bawang merah dan beras secara tahunan lebih disebabkan oleh faktor

gangguan produksi akibat cuaca yang buruk di awal tahun 2016. Sedangkan kenaikan harga

bawang putih dipengaruhi oleh aspek pricing negara produsen karena mayoritas bawang

putih di Jawa Timur masih dipasok dari impor.

Tabel 2. 13 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Jawa Timur Tw II 2016 (yoy)

Kenaikan inflasi kelompok mamin, rokok dan tembakau didorong oleh komoditas rokok

kretek filter dan gula pasir. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif pita cukai rokok rata-

rata 11,69 persen mulai 1 Januari 2016 direspon oleh produsen rokok dengan menaikkan

harga rokok secara bertahap.21

Sedangkan kenaikan harga gula pasir selama 1 (satu) tahun

terakhir disebabkan oleh berkurangnya pasokan karena faktor produksi, disamping tingginya

permintaan masyarakat jelang Lebaran 2016.

21

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 198/PMK.10/2015 tentang Perubahan Kedua PMK 179/PMK.011/ 2012 tentang

Tarif Cukaiasil Tembakau yang memastikan tarif cukai rokok mengalami kenaikan rata-rata 11,19% mulai 1 Januari 2016.

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil

Bawang Merah 86.49 0.20 Bawang Putih 68.76 0.26

Bawang Putih 45.88 0.17 Beras 4.91 0.22

Rokok Kretek Filter 10.54 0.16 Wortel 108.10 0.21

Tarip Kereta Api 34.65 0.13 Rokok Kretek Filter 10.25 0.17

Akademi/Perguruan Tinggi 159.73 0.13 Gula Pasir 21.16 0.15

Daging Sapi 9.83 0.12 Daging Sapi 13.08 0.15

Pasir 11.14 0.11 Akademi/Perguruan Tinggi 9.83 0.14

Cabai Merah 18.70 0.10 Bawang Merah 19.83 0.13

Gula Pasir 53.80 0.09 Pasir 16.93 0.11

Rokok Kretek 15.17 0.08 Emas Perhiasan 7.06 0.10

Tw I 2016 Tw II 2016

3.71% 2.93%

Sumber: BPS (d iolah)

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

66

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Inflasi Tahunan Periode Berjalan

Inflasi tahunan (yoy) pada triwulan III 2016 diperkirakan meningkat dibandingkan periode ini.

Beberapa faktor pemicunya antara lain adanya Lebaran di awal bulan Juli 2016, disusul

dengan dimulainya tahun ajaran baru yang cukup mendorong meningkatnya konsumsi

masyarakat dan pengeluaran terkait biaya pendidikan. Selain itu, kenaikan tarif transportasi

(seasonal) dan penyesuaian tarif listrik juga berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi di

triwulan III 2016. Meskipun demikian, inflasi tahunan di triwulan III 2016 diperkirakan tetap

berada dalam batas sasaran inflasi 4% + 1%.

2.5. Inflasi Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Mayoritas kabupaten/kota mengalami inflasi yang lebih rendah dari Jawa Timur.

Pendorong inflasi terutama berasal dari kota-kota yang memiliki tingkat konsumsi dan

daya beli lebih tinggi.

Dari 8 (delapan) kabupaten/kota di Jawa Timur yang dihitung inflasinya oleh BPS, secara

tahunan (yoy) inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep (3,19% yoy) dan terendah di

Kota Kediri (1,72% yoy). Sementara secara triwulanan (qtq), tekanan inflasi terbesar terjadi di

Kota Surabaya (0,82%) dan terendah di Kota Kediri (-0,17%). Mayoritas inflasi yang lebih

tinggi terjadi di daerah perkotaan di Jawa Timur sebagai dampak lebih tingginya tingkat

konsumsi dan daya beli masyarakatnya.

Tabel 2. 14 Inflasi Tw I dan Tw II 2016 Jawa Timur (qtq dan yoy)

Sumber: BPS (d iolah)

Tw I Tw II Tw I Tw II

Jawa Timur 0.59 0.48 3.71 2.93

Surabaya 0.67 0.68 3.77 3.10

Malang 0.46 0.39 4.00 3.04

Kediri 0.23 -0.17 2.70 1.72

Jember 0.62 -0.03 3.60 2.77

Sumenep 0.36 0.57 3.50 3.19

Probolinggo 0.26 0.34 3.00 2.05

Madiun 0.61 0.25 3.67 2.85

Banyuwangi 0.82 0.23 3.87 2.90

Lebih Tinggi dari Inflas i Jawa Timur

Inflasi QTQ Inflasi YOY

2016 2016Wilayah

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

67

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 15 Inflasi 8 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang dan Jasa Tw I 2016 (% yoy)

Berdasarkan kelompok pengeluaran, mayoritas kabupaten/kota mengalami tekanan inflasi

yang tinggi untuk kelompok bahan makanan dan kelompok makanan, minuman, rokok &

tembakau. Tingginya inflasi kelompok bahan makanan didorong oleh peningkatan permintaan

dan konsumsi masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran, khususnya untuk komoditas

daging-dagingan dan beras. Kenaikan inflasi kelompok bahan makanan tersebut, mendorong

inflasi kelompok makanan jadi yang merupakan produk turunan bahan makanan. Selain itu,

berlanjutnya penyesuaian harga rokok sebagai dampak kenaikan cukai rokok di awal tahun

juga menjadi penyebab tingginya inflasi kelompok makanan, minuman, rokok & tembakau.

Asesmen Pergerakan Harga di 38 Kab/Kota di Jawa Timur

Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, hanya 8 (delapan) yang dihitung inflasinya secara

nasional. Untuk memberikan gambaran tentang tingkat harga di Jawa Timur, digunakan data

SISKAPERBAPO (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok) yang

tercantum dalam www.siskaperbapo.com22

. Perkembangan harga beberapa komoditas

strategis di 38 Kab/Kota di Jawa Timur pada triwulan-I 2016 adalah sebagai berikut :

Beras

Harga rata-rata beras jenis Bengawan dan Mentik di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur pada

triwulan II 2016 adalah Rp9.895 per kilogram, turun dibandingkan triwulan I 2016 yang

mencapai Rp10.346 per kilogram. Harga beras tertinggi terjadi di Kota Surabaya yaitu

Rp10.933/kg dan terendah di Kabupaten Kediri sebesar Rp9.000 per kilogram.

22

Website www.siskaperbapo.com merupakan website yang dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Timur, yang menyediakan data perkembangan harga bahan pokok di 38 kabupaten/kota di Jawa

Timur secara harian.

Sumber : BPS (dio lah)

Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun Banyuwangi

Umum 2.93 3.10 3.04 1.72 2.77 3.19 2.05 2.85 2.90

Bahan Makanan 6.98 7.29 9.18 4.52 6.83 6.53 3.47 4.16 3.62

Mamin, Rokok & Tembakau 6.56 7.39 5.39 5.00 6.65 4.38 3.99 5.77 6.42

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1.33 1.14 1.27 0.34 1.53 2.26 2.10 2.21 2.59

Sandang 3.36 3.07 3.26 2.42 3.31 3.50 4.87 3.95 6.04

Kesehatan 3.96 4.67 3.18 3.45 2.18 1.69 4.14 3.92 2.55

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 3.90 3.27 7.63 1.12 3.49 2.78 2.96 3.12 3.22

Transpor, Komunikasi -3.23 -3.29 -4.19 -2.58 -3.23 -0.96 -3.42 -1.60 -1.73

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

68

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (qtq), harga beras di Jawa Timur pada triwulan

II 2016 turun 4,36% karena adanya panen raya, dengan penurunan tertinggi terjadi di

Kabupaten Pacitan. Meskipun demikian, masih terdapat kenaikan harga di 17 kabupaten/kota

dan mayoritas terjadi di daerah sentra. Hal ini karena meningkatnya permintaan beras di akhir

triwulan II 2016, sehingga mendorong peningkatan harga di daerah sentra karena produksi

beras dikirim ke luar daerah.

Grafik 2. 27 Perubahan Harga Komoditas Beras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

Bumbu-bumbuan

Secara umum, harga bumbu-bumbuan di 38 kabupaten/kota melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya, sejalan dengan turunnya inflasi subkelompok bumbu-bumbuan dari

24,51% menjadi -8,52%.

Sumber : S iskaperbapo

Grafik 2. 26 Harga Komoditas Beras per Kab/Kota Jawa Timur

Sumber : S iskaperbapo

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

69

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

1. Bawang Merah

Harga rata-rata bawang merah di Jawa Timur sebesar Rp27.650 per kilogram. Harga

bawang merah tertinggi terjadi di Kabupaten Sampang, yakni Rp33.500 per kilogram,

sedangkan terendah di Kabupaten Mojokerto yang hanya Rp23.500 per kilogram.

Dibandingkan triwulan I 2016, mayoritas kabupaten/kota mengalami deflasi (qtq) kecuali

Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pamekasan. Turunnya harga bawang merah

karena dimulainya musim panen bawang merah di daerah sentra bawang merah, seperti

Nganjuk, Probolinggo dan Malang yang kemudian didistribusikan ke berbagai daerah di

Jawa Timur maupun dikirim ke luar provinsi. Pada bulan Mei 2016, Jatim memasok

kebutuhan bawang merah ke wilayah Jabodetabek sekitar 3.000 ton untuk membantu

menstabilkan harga bawang mreah yang sempat berada di atas Rp40.000 per kilogram.

Grafik 2. 29 Perubahan Harga Komoditas Bawang Merah (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 2. 28 Harga Komoditas Bawang Merah per Kab/Kota Jawa Timur

Sumber : S iskaperbapo

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

70

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

2. Cabai Rawit

Kabupaten Ngawi mencatat harga cabai rawit tertinggi yaitu Rp27.000 per kilogram,

sedangkan Kabupaten Bondowoso mencatat harga terendah yaitu Rp11.250 per kilogram.

Cabai rawit merupakan salah satu komoditas yang harganya cenderung fluktuatif.

Fluktuasi harga komoditas tersebut seringkali bukan karena kekurangan pasokan,

melainkan karena pengaturan kontinuitas pasokan antarwilayah sentra cabai.

Cabai rawit memiliki kontribusi 30% dari total produksi dengan karakteristik harga

berfluktuasi. Secara umum harga cabai cenderung rendah terjadi saat kemarau karena

terjadi panen cabai berbarengan. Kondisi ini telah menjadi perhatian Tim Pengendalian

Inflasi Daerah (TPID) di berbagai daerah yang diharapkan dapat diatasi dengan pengaturan

pola tanam, produksi, dan rantai pasoknya.

Dibandingkan dengan triwulan I 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami penurunan

harga (qtq). Penurunan terdalam terjadi di Kabupaten Lamongan (-61,14%) sedangkan

penurunan terkecil di Kabupaten Nganjuk (-9,33%). Beberapa daerah sentra seperti Kediri,

Malang justru mengalami penurunan harga yang lebih moderat dibandingkan daerah non

sentra. Sebagaimana halnya dengan beras, pemenuhan pasokan di daerah non sentra

melalui perdagangan antarwilayah menyebabkan tingginya permintaan di daerah sentra,

sehingga mendorong tertahannya koreksi harga yang lebih dalam.

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 2. 30 Harga Komoditas Cabai Rawit per Kab/Kota Jawa Timur

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

71

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 2. 31 Perubahan Harga Komoditas Cabai Rawit (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

3. Cabai Merah

Harga cabe merah tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep yaitu mencapai Rp25.500 per

kilogram dan terendah di Kota Batu, yakni sebesar Rp15.500 per kilogram. Tingginya

harga cabai merah di Kabupaten Sumenep didorong oleh kondisi geografis yang relatif

jauh dari daerah sentra. Rata-rata harga cabai merah di Jawa Timur sebesar Rp19.252 per

kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan triwulan I 2016 yang sebesar Rp39.977/kg.

Grafik 2. 32 Harga Komoditas Cabai Merah per Kab/Kota Jawa Timur

Pada triwulan II 2016, seluruh daerah mengalami penurunan harga cabai merah, sehingga

mendorong rata-rata penurunan harga cabe merah di Jawa Timur sebesar -51,84% (qtq).

Sumber: S iskaperbapo

Sumber: S iskaperbapo

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

72

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Adanya panen raya di daerah sentra (Malang, Jember dan Banyuwangi) mendorong

peningkatan pasokan di sejumlah daerah sehingga terjadi penurunan harga.

Grafik 2. 33 Perubahan Harga Komoditas Cabai Merah (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

Aneka Daging

1. Daging Sapi

Harga rata-rata daging sapi di Jawa Timur pada triwulan II 2016 sebesar Rp106.210 per

kilogram, dengan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Pacitan yaitu Rp123.333 per

kilogram.

Grafik 2. 34 Harga Komoditas Daging Sapi per Kabupaten/Kota Jawa Timur

Mayoritas daerah di Jawa Timur mengalami peningkatan harga daging sapi dan lonjakan

harga tertinggi terjadi di Kabupaten Lamongan yaitu 15,79% (qtq). Berdasarkan informasi

Sumber: S iskaperbapo

Sumber: S iskaperbapo

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

73

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

dari beberapa pedagang di pasar tradisional, kenaikan harga tersebut lebih disebabkan

oleh peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran di triwulan ini.

Sementara tingkat harga di daerah sentra, seperti Bojonegoro, Tuban dan Sumenep pada

akhir triwulan II 2016 mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya (qtq).

Meskipun demikian, harga daging sapi di Sumenep masih bertahan di atas harga rata-rata

provinsi, yakni pada kisaran Rp110.000 hingga Rp120.000 per kilogram. Hal ini

disebabkan karena Sumenep memasok kebutuhan sapi untuk daerah lain, seperti Jakarta

(Jabodetabek) dan Kalimantan. Preferensi konsumsi masyarakat Sumenep yang cenderung

mengkonsumsi daging sapi segar juga menyebabkan harga daging sapi di pasar bertahan

tinggi. Di sisi lain rantai pasokan daging sapi dari peternak hingga ke konsumen akhir yang

relatif panjang karena mekanisme penjualan sapi yang masih tradisional menyebabkan

tingginya harga karena banyaknya komponen biaya yang dibebankan.

Grafik 2. 35 Perubahan Harga Komoditas Daging Sapi (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur

2. Daging Ayam Ras

Harga daging ayam ras tertinggi terjadi di Kabupaten Pacitan yaitu Rp36.333 per kilogram

dan terendah di Kabupaten Trenggalek yaitu sebesar Rp27.500 per kilogram. Rata-rata

harga daging ayam ras juga meningkat dari Rp27.633 per kilogram menjadi Rp31.442 per

kilogram (naik 13,78%).

Sumber: S iskaperbapo

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

74

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 2. 36 Harga Komoditas Daging Ayam Ras per Kabupaten/Kota Jawa Timur

Secara spasial, semua daerah mengalami kenaikan harga daging ayam ras, tertinggi di

Kabupaten Lumajang (27,66%) dan terendah di Kabupaten Lamongan (5,79%) yang

merupakan salah satu sentra ayam ras. Sejalan dengan daging sapi, tingginya permintaan

seasonal jelang Ramadhan dan Lebaran diindikasikan menjadi penyebabnya.

Grafik 2. 37 Perubahan Harga Komoditas Daging Ayam Ras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

2.6. Disagregasi Inflasi

Pada triwulan II 2016, kelompok volatile food menjadi pendorong utama inflasi di Jawa

Timur dan diperkirakan masih berlanjut sampai dengan triwulan III 2016 seiring dengan

adanya Lebaran dan berakhirnya musim panen raya.

Sumber: S iskaperbapo

Sumber: S iskaperbapo

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

75

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Berdasarkan disagregasi secara tahunan (yoy), inflasi

kelompok volatile food dan core inflation meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya, sebaliknya

administered price justru menyumbang deflasi.

Meskipun meningkat, namun disagregasi inflasi

triwulan ini jauh lebih rendah dari rata-rata 5 (lima)

tahun terakhir. Hal ini menunjukkan terjaganya

inflasi di Jawa Timur.

Grafik 2. 39 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (yoy)

Volatile food

Secara tahunan, kelompok volatile food di triwulan II 2016 mengalami inflasi 7,16% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2016 (6,94%). Peningkatan tersebut didorong oleh

subkelompok padi-padian (terutama komoditas beras) dan subkelompok lemak dan minyak

(terutama komoditas kelapa). Walaupun komoditas beras mengalami panen raya pada awal

triwulan ini, namun tingginya permintaan akibat faktor seasonal Ramadhan dan Lebaran di

akhir triwulan II 2016 mendorong tingginya kenaikan harga komoditas tersebut (dari -0,88%

menjadi 4,91%-yoy). Selain kedua subkelompok tersebut, inflasi kelompok volatile food juga

didorong oleh kenaikan harga komoditas daging sapi dan daging ayam ras. Berdasarkan

informasi dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, tidak terdapat gangguan stok dan

pasokan untuk kedua komoditas tersebut, sehingga kenaikan harga diindikasikan lebih karena

faktor tingginya permintaan.

Memasuki triwulan III 2016, secara tahunan inflasi kelompok volatile food diperkirakan masih

meningkat. Sampai dengan Juli 2016, inflasi volatile food mencapai 7,85% (yoy) dengan

pendorong utama komoditas bumbu-bumbuan dan daging. Selain dampak lanjutan tingginya

permintaan pada saat Lebaran, adanya gangguan cuaca mendorong terganggunya pasokan

komoditas bumbu-bumbuan seperti bawang merah dan cabai rawit.

Grafik 2. 38 Perbandingan Disagregasi

Inflasi Jatim & Rata-Ratanya (yoy)

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

76

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 16 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile food (yoy) Tw II 2016

Core Inflation

Inflasi kelompok ini secara tahunan di triwulan II 2016 sedikit meningkat dari 3,41% menjadi

3,48% (yoy), utamanya didorong oleh inflasi kelompok core non tradable, antara lain biaya

pendidikan dan upah tukang bukan mandor. Dimulainya tahun ajaran baru mendorong

penyesuaian biaya pendidikan, sedangkan peningkatan upah bukan mandor diindikasikan

karena meningkatnya renovasi rumah jelang Lebaran.

Sementara itu, inflasi kelompok core tradable melambat (dari 3,83% menjadi 3,69%), dengan

tekanan utama pada komoditas gula pasir. Melambatnya inflasi kelompok core tradable juga

tercermin dari hasil Survei Konsumen KPw BI Provinsi Jawa Timur, yaitu Indeks Keyakinan

Konsumen yang turun dari 116,75 di triwulan I 2016 menjadi 110,72 di triwulan II 2016,

antara lain disebabkan turunnya ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

Inflasi Sumbangan Deflasi Sumbangan

Bawang Putih 68.76 0.26 Minyak Goreng (4.94) (0.04)

Beras 4.91 0.22 Cabai Merah (15.51) (0.01)

Wortel 108.10 0.21 Cabai Rawit (11.89) (0.01)

Daging Sapi 13.08 0.15 Pir (8.43) (0.01)

Bawang Merah 19.83 0.13 Melon (1.83) (0.00)

Tomat Sayur 35.60 0.08 Nangka Muda (2.47) (0.00)

Kelapa 33.21 0.08 Udang Basah (0.38) (0.00)

Kentang 38.67 0.07 Kembung/Gembung (2.80) (0.00)

Jeruk 11.82 0.04 Salak (0.95) (0.00)

Daging Ayam Ras 3.17 0.03 Layang/Benggol (17.40) (0.00)

DeflasiKomoditas Komoditas

Inflasi

Sumber: BPS (d iolah)

Sumber: BPS (d iolah)

Grafik 2. 40 Inflasi Core Tradable dan Non Tradable

(yoy)

Sumber: BPS (d iolah)

Grafik 2. 41 Dekomposisi Core Inflation (yoy)

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

77

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2. 17 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Core Inflation (yoy) Tw I 2016

Di awal triwulan III 2016, tekanan inflasi kelompok core inflation semakin meningkat. Pada Juli

2016, inflasi kelompok inti mencapai 3,80%. Kenaikan harga emas perhiasan dan teh manis

mendorong meningkatnya tekanan inflasi di kelompok core tradable pada Juli 2016. Kenaikan

harga emas perhiasan sejalan dengan kenaikan harga emas global yang disebabkan oleh

kondisi geopolitik dunia pasca kejadian kudeta di Turki yang mendorong investor beralih ke

aset safe haven. Sementara itu, kenaikan harga teh manis diindikasikan sebagai dampak

lanjutan masih relatif tingginya harga gula pasir.

Administered Prices

Pada triwulan II 2016, kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 2,86%

sehingga mendorong terjaganya inflasi Jawa Timur. Koreksi harga Bahan Bakar Minyak (bensin

dan solar)23

, tarif listrik24

, serta turunnya tarif angkutan udara dan kereta api menjadi

pendorong utamanya. Deflasi tarif kereta api selain karena hilangnya base effect kenaikan tarif

kereta api jarak menengah jauh di tahun lalu, juga karena kembali normalnya tarif kereta api

di Juni 2016 pasca sempat meningkat di Mei 2016 karena faktor seasonal libur panjang.

Penahan deflasi yang lebih dalam pada kelompok administered price adalah kenaikan harga

komoditas rokok yang disebabkan berlanjutnya penyesuaian harga oleh produsen rokok pasca

penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 198/PMK.10/2015 tentang Perubahan

Kedua PMK 179/PMK.011/ 2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, dimana sejak 1 Januari

2016 cukai rokok rata-rata naik sebesar 11,19%.

23

Per 1 April 2016 pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), jenis premium dari Rp 6.950/liter

menjadi Rp 6,450/liter.

24 PT. PLN (Persero) menurunkan tarif listrik untuk 12 golongan pelanggan yang menggunakan skema tarif

penyesuaian (adjustment) di awal April 2016.

Inflasi Sumbangan Deflasi Sumbangan

Gula Pasir 21.16 0.15 Telepon Seluler (11.33) (0.09)

Akademi/Perguruan Tinggi 9.83 0.14 Semen (6.47) (0.08)

Pasir 16.93 0.11 Laptop/Notebook (2.79) (0.01)

Emas Perhiasan 7.06 0.10 Batu Bata/Batu Tela (1.86) (0.01)

Nasi Dengan Lauk 5.76 0.08 Televisi Berwarna (2.96) (0.01)

Sekolah Dasar 9.40 0.08 Besi Beton (4.11) (0.01)

Tukang Bukan Mandor 4.32 0.08 Pampers (3.27) (0.01)

Soto 8.78 0.06 Gipsum (1.00) (0.01)

Mobil 3.21 0.06 Parfum (1.65) (0.00)

Sepeda Motor 3.05 0.06 Kamera (1.98) (0.00)

Inflasi DeflasiKomoditasKomoditas

Sumber BPS (d io lah)

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

78

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 2.18 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Prices (yoy) Tw I 2016

Memasuki triwulan III 2016, secara tahunan kelompok administered price masih mengalami

deflasi 3,11% di Juli 2016. Meskipun demikian, tekanan inflasi kelompok ini di Juli 2016 mulai

meningkat, antara lain tercermin dari kenaikan tarif angkutan udara dan angkutan antar kota

sebagai dampak seasonal tingginya permintaan saat Lebaran. Selain itu, pemerintah juga

menaikkan tarif listrik pada awal Juli 2016, yang dipicu oleh kenaikan harga minyak ICP (dari

USD37,2 di April 2016 menjadi USD44,7 di Mei 2016) serta depresiasi Rupiah (dari

Rp13.172/USD di April 2016 menjadi Rp13.434/USD di Mei 2016).

2.7. Aktivitas Pengendalian Inflasi Daerah

Dalam rangka mengupayakan tercapainya sasaran inflasi 4% ± 1% di tahun 2016, berbagai

upaya pengendalian inflasi telah dilakukan oleh TPID Provinsi dan Kab/Kota di Jawa Timur.

Selama triwulan II 2016 telah dilakukan berbagai aktivitas pengendalian inflasi daerah, yaitu :

Penguatan Kelembagaan

Untuk merespon berbagai tekanan inflasi yang muncul, koordinasi yang intensif seluruh

anggota TPID Jawa Timur menjadi sangat penting. Koordinasi yang telah dilakukan selama

triwulan II 2016, antara lain:

a. TPID Jawa Timur menyelenggarakan Rapat Teknis

Maskapai Garuda, DPP Organda dan PT.KAI. Pertemuan tersebut membahas perkiraan

tekanan inflasi dari tarif angkutan yang sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya dan antisipasi pemerintah provinsi Jawa Timur dalam meminimalisir

tekanan inflasi dari tarif angkutan melalui program Angkutan Mudik Gratis.

b. Rapat Koordinasi terkait perkembangan harga daging sapi bersama Disperindag Provinsi

Jawa Timur, Bulog Divre Jawa Timur, Dinas Peternakan, KADIN dan Paguyuban Daging Sapi

di Jawa Timur dalam rangka membahas perkembangan harga daging sapi, khususnya pada

saat Ramadhan dan Lebaran 2016, serta menindaklanjuti arahan Presiden untuk

menstabilkan harga daging sapi pada kisaran Rp80.000 per kilogram.

Inflasi Sumbangan Deflasi Sumbangan

Rokok Kretek Filter 10.25 0.17 Bensin (11.86) (0.47)

Rokok Kretek 9.99 0.09 Angkutan Udara (11.07) (0.10)

Rokok Putih 8.79 0.02 Tarip Listrik (2.90) (0.08)

Tarip Air Minum Pam 0.75 0.01 Solar (25.36) (0.05)

Bahan Bakar Rumah Tangga 0.05 0.00 Tarip Kereta Api (1.64) (0.01)

Angkutan Dalam Kota 0.04 0.00 Tarip Jalan Tol (2.06) (0.00)

Tarip Puskesmas 0.00 0.00 Angkutan Antar Kota (0.15) (0.00)

KomoditasDeflasi

KomoditasInflasi

Sumber : BPS (dio lah)

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

79

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Penguatan Produksi, Distribusi dan Konektivitas

Dilakukan beberapa kegiatan TPID Jawa Timur untuk mendorong aspek produksi, distribusi

dan konektivitas yaitu :

a. Pelaksanaan Pasar Murah Gula Pasir,

b. Pelaksanaan Operasi Pasar Bantuan Ongkos Angkut,

c. Pelaksanaan Operasi Pasar Kebutuhan Bahan Pokok oleh Bulog Divre Jawa Timur,

d. Sidak Pasar, serta

e. Membantu mengkoordinasikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara

Pemkab Lamongan dengan BUMD Provinsi di sektor agro (PT. Puspa Agro) sebagai bentuk

implementasi program kerjasama antardaerah yang telah digagas oleh TPID Jawa Timur.

Penguatan Regulasi dan Monitoring

Proses monitoring inflasi antara lain dilakukan dalam bentuk :

a. Penyusunan dan penyampaian laporan monitoring implementasi program kerjasama

antardaerah serta surat rekomendasi kebijakan kepada Gubernur Jawa Timur terkait

pentingnya mendorong percepatan implementasi kerjasama antardaerah.

b. Pelaksanaan rapat koordinasi antara BI dan Disperindag terkait monitoring progress

pengembangan mekanisme Early Warning System Siskaperbapo.

Penguatan Kajian dan Informasi

Sebagai bukti nyata implementasi pilar strategi Penguatan Kajian dan Informasi, telah

dilaksanakan Rapat Koordinasi dan Workshop dalam rangka peningkatan kapasitas petugas

surveyor pemantau data harian Siskaperbapo yang diselenggarakan oleh Disperindag Provinsi

Jawa Timur dan dihadiri oleh BI, BPS Jatim, dan seluruh petugas pasar Siskaperbapo dalam

rangka penguatan data Siskaperbapo. Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 180 petugas

pemantau data harga Siskaperbapo di 116 Pasar di seluruh kab/kota di Jawa Timur dan

menekankan pentingnya validitas dan kontinuitas updating data Siskaperbapo.

Selain itu, dalam rangka evaluasi metodologi survei saat ini dan meningkatkan kapasitas para

petugas pemantau data Siskaperbapo, dilaksanakan pula pemaparan dari BPS terkait

metodologi survei. Kedepan, akan disusun dan didiseminasikan buku panduan (SOP) survei

data Siskaperbapo kepada seluruh petugas pemantau harga.

Pengendalian Ekspektasi

Aktivitas pengendalian ekspektasi dilakukan melalui diseminasi aktif kepada masyarakat

mengenai upaya pemerintah dalam mengantisipasi tekanan inflasi, dalam rangka menjangkar

ekspektasi publik melalui berbagai media komunikasi yang tersedia. Beberapa kegiatan

pengendalian ekspektasi yang dilakukan anggota TPID Jawa Timur antara lain:

a. Talkshow terkait antisipasi gejolak harga menjelang Ramadhan dan Lebaran di TVRI, PAS

FM, JTV,

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

80

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

b. Penyampaian infografis antisipasi gejolak harga menjelang Ramadhan dan Lebaran ke 38

kab/kota di Jawa Timur,

c. Penyusunan advetorial terkait antisipasi gejolak harga menjelang Ramadhan dan Lebaran

di Media Cetak.

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

81

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

3.1. Kondisi Umum

Perbankan Jawa Timur

Secara umum, kinerja perbankan di Jawa Timur masih relatif baik, tercermin dari

pertumbuhan positif kredit dan dana pihak ketiga (DPK) meskipun kinerja aset sedikit

melambat. Rasio keuangan perbankan juga masih berada dalam threshold yang ditetapkan.

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja perbankan (bank umum dan BPR)

pada triwulan II 2016 melambat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebagai

dampak kondisi global dan domestik yang belum terlalu kondusif.

Perlambatan pertumbuhan aset dibandingkan triwulan sebelumnya dipengaruhi penurunan

penempatan perbankan pada bank lain, penempatan pada surat-surat berharga serta

penurunan aset antar kantor.

Risiko kredit (tercermin dari NPL) dan risiko likuiditas (tercermin dari LDR) masih terjaga.

Walaupun meningkat, NPL masih berada dalam batas toleransi (<5%). Sementara likuiditas

relatif baik dan masih memberikan ruang peningkatan kredit di masa mendatang.

PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL

Pemulihan lambat

KEBIJAKAN THE FED

Juni stay

Juli masih terbuka

HARGA KOMODITAS

Masih rendah, meski sedikit naik

PERTUMBUHAN EKONOMI DOMESTIK

Meningkat

PDRB JAWA TIMUR

Tumbuh belum setinggi history-nya

KINERJA PERBANKAN

Tumbuh belum setinggi history-nya

ASET Triliun Rp % (yoy)

Tw I'16 537 8,64

Tw II'16 549 7,13

KREDIT Triliun Rp % (yoy)

Tw I'16 375 7,35

Tw II'16 391 7,99

DPK Triliun Rp % (yoy)

Tw I'16 431 8,50

Tw II'16 440 8,76

NPL %

Tw I'16 2,4

Tw II'16 2,4

LDR %

Tw I'16 86,9

Tw II'16 88,8

BAB IV STABILITAS KEUANGAN, PENGEMBANGAN

AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Gambar 3. 1 Transmisi Kondisi Global dan Domestik terhadap Kinerja Perbankan Jawa Timur

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

82

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 3. 1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum dan BPR) di Jawa Timur

Berdasarkan jenis industrinya, Bank Umum dan BPR menunjukkan perbaikan kinerja

sedangkan kinerja Bank Syariah dan Bank Berkantor Pusat di Surabaya masih melambat.

Perbankan Spasial di Jawa Timur

Kinerja perbankan spasial membaik, dengan peningkatan kredit yang terjadi pada

beberapa wilayah utama didukung penurunan risiko kredit.

Kredit perbankan terkonsentrasi di 5 (lima) daerah, yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kab.

Gresik, Kota Kediri dan Kab. Jember (menguasai 77.82% pangsa kredit). Sementara itu,

pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di Kab. Gresik (87,29%) didorong peningkatan

penyaluran kredit bank umum untuk keperluan investasi di sektor jasa pertambangan minyak

dan gas bumi.

Risiko kredit tertinggi (rasio NPL) terjadi di Kab.Bojonegoro (8,01%) khususnya pada sektor

industri rokok serta industri pembuatan dan perbaikan kapal/perahu. Namun demikian, rasio

NPL membaik dibanding triwulan sebelumnya (8,20%), dipengaruhi penurunan nominal NPL

yang lebih dalam dibandingkan perlambatan penyaluran kredit baru.

Grafik 3. 1 Proporsi Kredit Bank Umum dan BPR

Secara Spasial

Grafik 3. 2 Rasio NPL Bank Umum dan BPR Spasial

I II III IV I II

493.921 512.553 530.188 541.950 536.588 549.124

15,80 13,38 11,64 11,70 8,64 7,13

397.173 404.832 419.286 429.630 430.941 440.296

17,48 13,56 11,09 10,29 8,50 8,76

349.028 362.371 370.619 383.606 374.672 391.339

11,99 11,05 10,69 8,93 7,35 7,99

399.827 408.567 421.433 436.522 424.878 441.759

15,97 12,52 10,98 10,41 6,27 8,12

2,15 2,31 2,29 1,92 2,44 2,44

2,38 2,65 2,43 2,14 2,37 2,50

87,88 89,51 88,39 89,29 86,94 88,88

100,67 100,92 100,51 101,60 98,59 100,33

Pertumbuhan (%yoy)

Total Aset

INDIKATOR BANK UMUM DAN

BPR (Miliar Rp)

2015 2016

Kredit Lokasi Bank (LB)

Kredit Lokasi Proyek (LP)

LDR LB (%)

NPL LB (%)

NPL LP (%)

Pertumbuhan (%yoy)

LDR LP (%)

Pertumbuhan (%yoy)

Pertumbuhan (%yoy)

Dana Pihak Ketiga

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

83

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

3.2. Kinerja Perbankan di Jawa Timur

3.2.1 Kinerja Bank Umum

Kinerja bank umum pada triwulan II 2016 membaik dibanding triwulan sebelumnya

tercermin melalui peningkatan kredit dan penghimpunan DPK.

Pertumbuhan aset masih melambat dipengaruhi penurunan penempatan perbankan pada

bank lain, penempatan pada surat-surat berharga serta penurunan aset antar kantor.

Meskipun demikian, kredit dan DPK mengalami peningkatan sejalan dengan tingginya

aktivitas ekonomi serta penerimaan masyarakat (THR) pada momen perayaan Idul Fitri.

Tabel 3. 2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur

Risiko kredit masih terjaga dibawah threshold dan relatif stabil dibanding triwulan I 2016.

Meskipun rasio NPL stabil, tren kredit restrukturisasi dan kredit hapus buku cenderung

meningkat dan memberikan potensi peningkatan risiko kredit.

Grafik 3. 3 Pertumbuhan Indikator Utama Bank

Umum (yoy)

Grafik 3. 4 Kredit Hapus Buku & Restrukturisasi

3.2.1.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Kinerja DPK bank umum sedikit meningkat (dari 8,42%-yoy menjadi 8,72%), didorong

peningkatan DPK bank pemerintah khususnya untuk jenis DPK berupa tabungan.

Peningkatan tabungan sejalan dengan naiknya penerimaan masyarakat serta tingginya

INDIKATOR BANK UMUM

(Miliar Rp) I II III IV I II

Total Aset 483.569 501.803 519.163 530.680 525.078 537.561

Growth Aset (%yoy) 15,86 13,37 11,62 11,73 8,58 7,13

Dana Pihak Ketiga 390.839 398.365 411.579 422.657 423.757 433.109

Growth DPK (%yoy) 17,56 13,58 10,80 10,27 8,42 8,72

Kredit Lokasi Bank 341.049 353.892 362.249 375.453 366.283 382.415

Growth Kredit (%yoy) 12,04 11,08 10,76 9,01 7,40 8,06

Kredit Lokasi Proyek 395.096 408.559 421.425 436.514 424.870 441.750

Growth Kredit (%yoy) 14,60 12,52 10,98 10,41 7,54 8,12

LDR Lokasi Bank (%) 87,26 88,84 88,01 88,83 86,44 88,30

LDR Lokasi Proyek (%) 101,09 102,56 102,39 103,28 100,26 102,00

NPL Lokasi Bank (%) 2,07 2,22 2,19 1,82 2,32 2,32

NPL Lokasi Proyek (%) 2,31 2,65 2,43 2,14 2,37 2,50

20162015

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

84

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

kebutuhan terhadap dana yang dapat diambil sewaktu-waktu untuk memenuhi konsumsi

selama momen lebaran.

Peningkatan DPK paling tinggi terjadi pada kelompok bank pemerintah, terutama pada jenis

simpanan tabungan (dari 12,13%-yoy menjadi 19,21%) disebabkan tabungan korporasi (dari

12,84%-yoy menjadi 32,54%). Peningkatan tabungan korporasi tersebut diperkirakan

dipengaruhi peningkatan penerimaan korporasi sejalan dengan tingginya aktivitas ekonomi

masyarakat pada periode laporan.

DPK bank swasta juga kembali meningkat (dari 7,49%-yoy menjadi 8,09%) didorong

peningkatan komponen tabungan perseorangan (dari 10,69%-yoy menjadi 14,71%) yang

diperkirakan dipengaruhi peningkatan pendapatan seiring pencairan gaji ke-13 serta THR.

Sementara itu, kinerja DPK bank asing turun signifikan (dari 19,37%-yoy menjadi -0,63%)

dipengaruhi penurunan deposito (dari 27,06%-yoy menjadi -9,70%), khususnya deposito

korporasi (dari 175,07%-yoy menjadi -1,18%). Hal ini dipengaruhi oleh penurunan suku

bunga deposito korporasi bank asing dari 6,16% menjadi 5,33%, bahkan lebih rendah

dibanding kelompok bank lainnya.

Grafik 3. 5 Perkembangan DPK Bank Umum

Grafik 3. 6 Proporsi DPK Bank Umum Berdasarkan Jenis

Bank dan Jenis DPK

3.2.1.2. Kredit

Kinerja kredit bank umum meningkat (dari 7,40%-yoy menjadi 8,06%) didorong

peningkatan kredit bank pemerintah dan jenis kredit investasi pada sektor perikanan.

DPK Bank Umum Triliun Rp % (yoy) Bank Pemerintah Rp 203 T 10,34% (yoy)

Tw I'16 424 8,42 Bank Swasta Rp 211 T 8,09% (yoy)

Tw II'16 433 8,72 Bank Asing Rp 19 T -0,63% (yoy)

Kredit Bank Umum Triliun Rp % (yoy) Bank Pemerintah Rp 200 T 11,94% (yoy)

Tw I'16 366 7,4 Bank Swasta Rp 163 T 6,49% (yoy)

Tw II'16 382 8,06 Bank Asing Rp 20 T -11,78% (yoy)

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

85

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Kredit Berdasarkan Golongan Bank

Peningkatan pertumbuhan kredit terjadi baik pada kredit berdasarkan lokasi bank maupun

lokasi proyek. Kredit berdasarkan lokasi proyek (sekitar 17% dibiayai oleh kantor pusat bank-

bank umum di Jakarta), meningkat lebih tinggi dari 7,54% (yoy) menjadi 8,12%.

Peningkatan kredit diperkirakan sejalan dengan ekspektasi masyarakat akan kondisi ekonomi

ke depan yang tercermin melalui peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 123,1

pada triwulan II 2016 menjadi 128 pada triwulan III 2016 berdasarkan hasil Survei Konsumen

yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia.

Grafik 3. 7 Pertumbuhan Kredit Bank Umum

Berdasarkan Kelompok Bank (yoy)

Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Berdasarkan

Jenis Kredit (yoy)

Peningkatan khususnya terjadi pada penyaluran kredit bank pemerintah (dari 10,22%-yoy

menjadi 11,94%) antara lain untuk kelompok nasabah korporasi untuk keperluan investasi

sektor perikanan. Kondisi ini diperkirakan sejalan dengan kinerja sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan yang meningkat pada triwulan II 2016 (dari 0,87%-yoy menjadi 3,31%) serta

sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor kelautan

dan perikanan melalui kredit program Jaring (Jangkau, Sinergi dan Guideline) yang ditargetkan

tumbuh 24,2% mencapai Rp 9,2 T dibanding tahun 2015 sebesar Rp 6,69 T.

Kredit bank asing turut meningkat meskipun masih tumbuh negatif (dari -13,14%-yoy

menjadi -11,78%) didorong peningkatan kredit pemerintah untuk keperluan modal kerja di

sektor industri pengolahan pupuk. Peningkatan kredit tersebut sejalan dengan tingginya

kebutuhan pupuk memasuki masa tanam yang berlangsung pada akhir Juni hingga Juli 2016.

Sementara itu, perlambatan kredit bank swasta (dari 7,23%-yoy menjadi 6,49%) dipengaruhi

perlambatan kredit perseorangan untuk keperluan investasi pada sektor listrik, gas dan air

(LGA).

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

86

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Kredit Berdasarkan Penggunaan

Berdasarkan penggunaan, peningkatan

kredit investasi (dari 9,59%-yoy menjadi

12,97%) serta kredit modal kerja (dari

5,80%-yoy menjadi 6,35%) menjadi

pendorong peningkatan kredit Jawa

Timur. Peningkatan kredit investasi

khususnya terjadi pada kelompok

nasabah pemerintah di sektor jasa

kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya serta sektor industri

pengolahan khususnya industri pupuk dan industri gula. Peningkatan kredit modal kerja juga

dipengaruhi ekspansi pemerintah khususnya pada sektor LGA serta sektor jasa kesehatan dan

kegiatan sosial. Peningkatan kredit di sektor LGA sejalan dengan pengerjaan beberapa proyek

pipa gas serta instalasi pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih ketika kemarau.

Peningkatan kredit debitur pemerintah turut mengkonfirmasi kenaikan konsumsi pemerintah

(dari -0,27%-yoy menjadi 6,95%) pada triwulan II 2016.

Penurunan suku bunga turut mempengaruhi peningkatan kinerja penyaluran kredit pada

periode laporan. Suku bunga kredit modal kerja turun dari 11,81% pada triwulan I 2016

menjadi 11,51%, begitu pula dengan suku bunga kredit investasi turun dari 11,81% menjadi

11,44%. Suku bunga kredit konsumsi sebaliknya meningkat dari 13,13% menjadi 13,16%

dan diperkirakan mempengaruhi perlambatan kredit (dari 9,82%-yoy menjadi 9,33%).

Kredit Berdasarkan Sektor Perekonomian Utama

Penyaluran kredit Bank Umum mayoritas disalurkan ke sektor perekonomian utama Jawa

Timur (59%), yaitu Sektor Industri Pengolahan (Rp111,78 triliun, share 29,2% total kredit) dan

Sektor Perdagangan (Rp103,40 triliun, share 27%). Sementara kredit untuk Sektor Pertanian

(sektor ekonomi utama ke-3) masih kecil, hanya Rp10,42 triliun (share 2,7%).

Grafik 3. 10 Proporsi Kredit Sektoral

Pertumbuhan kredit sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan umumnya sejalan

dengan kinerja perekonomian kedua sektor tersebut. Pada triwulan ini, pertumbuhan kredit

Grafik 3. 9 Komposisi Kredit per Kelompok Bank dan Jenis

Kredit

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

87

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

sektor Industri Pengolahan melambat (dari 5,76%-yoy menjadi 5,45%) sejalan dengan

pertumbuhan ekonominya. Sebaliknya, sektor Perdagangan (meningkat dari 11,05%-yoy

menjadi 13,44%), sejalan dengan peningkatan Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE) hasil survei

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (dari 2,85% (yoy) menjadi 5,81%).

Grafik 3. 11 Pertumbuhan PDRB, Kredit dan Rasio NPL

Sektor Industri Pengolahan

Grafik 3. 12 Pertumbuhan PDRB, Kredit dan Rasio NPL

Sektor Perdagangan

Kualitas kredit sektor perekonomian utama relatif menurun. Rasio NPL kredit sektor Industri

Pengolahan meningkat dari 1,64% menjadi 1,86%, sementara rasio NPL kredit sektor

perdagangan sedikit meningkat dari 3,14% menjadi 3,18%. Peningkatan NPL sektor industri

pengolahan disebabkan peningkatan nominal NPL yang lebih tinggi (17,48%) dibanding

peningkatan nominal kredit (3,48%) pada periode laporan.

Undisbursed Loan

Sejalan dengan peningkatan kredit, realisasi

pencairan kredit turut meningkat dibanding

triwulan I 2016 tercermin melalui penurunan

undisbursed loan (dari 7,06%-yoy menjadi

1,16%) bahkan lebih rendah dibanding periode

yang sama tahun sebelumnya (15,23%).

Kondisi ini mengindikasikan peningkatan

kebutuhan dana dan aktivitas masyarakat yang

sejalan dengan peningkatan pertumbuhan

ekonomi pada periode laporan.

3.2.1.3. Kualitas Kredit dan Likuiditas Bank Umum

Risiko kredit dan likuiditas bank umum cukup terjaga didorong perbaikan LDR serta rasio

NPL yang relatif stabil dibanding triwulan I 2016.

Grafik 3. 13 Undisbursed Loan Bank Umum

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

88

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Kualitas kredit relatif terjaga dengan rasio NPL yang stabil dibanding triwulan I 2016 dan

masih berada dibawah threshold. Bank pemerintah memiliki rasio NPL paling tinggi (2,79%),

meskipun membaik dibanding periode triwulan I 2016 (2,96%), didorong tingginya NPL pada

debitur korporasi (3,62%) untuk keperluan investasi (3,69%) dan modal kerja (3,63%).

Rendahnya kapasitas bayar debitur korporasi turut dipengaruhi pelemahan kinerja korporasi

khususnya sektor industri pengolahan pada periode laporan (dari 5,02%-yoy menjadi 3,86%).

Likuiditas Bank Umum (tercermin dari rasio LDR) relatif

baik. Risiko likuiditas terjaga dibawah threshold dan

menunjukkan perbaikan kinerja intermediasi perbankan,

tercermin melalui peningkatan LDR (dari 86,44%

menjadi 88,30%) disebabkan peningkatan kredit

(4,40%, qtq) yang lebih tinggi dibanding peningkatan DPK (2,21%, qtq). LDR tertinggi

terjadi pada kelompok bank pemerintah (97,82%), melebihi threshold LDR sebesar 93,5% (PBI

No.18/3/PBI/2016).

Meskipun LDR terjaga, potensi risiko likuiditas masih ada. Hal ini tercermin dari :

a. Komponen alat likuid yang didominasi dana jangka pendek (share 90,93%) yakni

tabungan (41,72%), deposito jangka waktu 1 bulan (16,08%), giro (16,76%), serta

deposito jangka waktu 3 bulan (16,36%).

b. Penurunan cadangan likuiditas perbankan, yaitu penempatan dana pada surat-surat

berharga (dari 27,95%-yoy menjadi -0,45%).

3.2.1.4. Penyaluran Kredit Secara Spasial Kabupaten/Kota

Penyaluran kredit secara spasial masih terkonsentrasi di 5 kabupaten/kota dengan

kualitas kredit yang baik.

Secara spasial penyaluran kredit bank umum terkonsentrasi di 5 (lima) kabupaten/kota di Jawa

Timur (share 62,01%), yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Jember, Kota Kediri dan

Kabupaten Sidoarjo. Dari 5 (lima) kabupaten/kota tersebut, Kota Kediri mengalami

pertumbuhan kredit tertinggi (dari -9,55%-yoy menjadi 15,31%).

KMK Rp 6,2 T 2,78% NPL Bank Umum Triliun Rp % Bank Pemerintah Rp 5,6 T 4,06%

KI Rp 1,4 T 2,45% Tw I'16 8,5 2,32 Bank Swasta Rp 3,1 T 3,10%

KK Rp 1,3 T 1,25% Tw II'16 8,9 2,32 Bank Asing Rp 0,2 T 2,42%

LDR Bank Umum Tw I'16 Tw II'16

Total 86,44% 88,30%

Bank Pemerintah 97,82% 98,28%

Bank Swasta 75,46% 76,98%

Bank Asing 90,41% 107,76%

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

89

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 14 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial

Grafik 3. 15 Pertumbuhan Kredit Lima Kab/Kot Pangsa

Terbesar

Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, pada triwulan ini pertumbuhan kredit tertinggi terjadi

di Kabupaten Gresik (90,78%), diikuti Kota Mojokerto (16,93%) dan Kabupaten Kediri

(14,59%). Peningkatan kredit di Kabupaten Gresik khususnya terjadi pada kredit investasi di

sektor jasa pertambangan minyak dan gas bumi.

Grafik 3. 16 Lima Kab/Kot dengan Pertumbuhan Kredit

Tertinggi

Grafik 3. 17 Rasio NPL Bank Umum Spasial

Kualitas penyaluran kredit juga masih baik, tercermin dari mayoritas kabupaten/kota memiliki

rasio NPL < 5%, kecuali Kabupaten Bojonegoro (dari 2,19% menjadi 8,01%) dan Kabupaten

Jombang (dari 5,70% menjadi 5,51%). Tingginya risiko kredit modal kerja sektor industri

pengolahan di Kabupaten Bojonegoro menjadi penyebab utamanya.

3.2.1.5. Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Kinerja kredit UMKM meningkat (dari 10,56%-yoy menjadi 11,95%) didorong

peningkatan kredit investasi serta kredit sektor pertanian.

Mikro Rp 26 T 14,49% Kredit UMKM Triliun Rp % (yoy) Bank Pemerintah Rp 66 T 16,22%

Kecil Rp 34 T 15,03% Tw I'16 104 10,56 Bank Swasta Rp 43 T 6,78%

Menengah Rp 51 T 8,79% Tw II'16 110 11,95 Bank Asing Rp 1,1 T -13,43%

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

90

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Kredit UMKM Secara Umum

Berdasarkan skala usahanya, kredit UMKM Jawa Timur didominasi oleh usaha menengah,

tetapi pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada usaha kecil (dari 11,02%-yoy menjadi

15,03%). Namun demikian, dari sisi jumlah debitur penerima kredit terbanyak adalah usaha

mikro (1,82 juta debitur, share 88,50%), diikuti usaha kecil (187,02 ribu debitur, share

9,07%), dan usaha menengah (50,19 ribu debitur, share 2,43%).

Upaya peningkatan kredit UMKM tercermin dari Peraturan Bank Indonesia No.14/12/PBI/2012,

dimana pada tahun 2015 target proporsi kredit UMKM perbankan adalah 5%, tahun 2016

sebesar 10%, tahun 2017 sebesar 15% dan minimal 20% di tahun 2018. Demikian halnya

dengan Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015, dimana batas LFR (Loan to Funding

Ratio) diperlonggar menjadi 94% per 1 Agustus 2015 bagi bank yang sudah memenuhi

pencapaian tertentu kredit UMKM dengan kualitas kredit yang baik.

Grafik 3. 18 Pertumbuhan Kredit UMKM

Grafik 3. 19 Rasio NPL Kredit UMKM

Kredit UMKM mayoritas ditujukan untuk tiga sektor ekonomi utama (share 77,86%) yakni

Sektor Perdagangan, sektor Industri Pengolahan, dan sektor Pertanian. Pertumbuhan kredit

UMKM ke sektor Industri Pengolahan melambat, sedangkan ke sektor pertanian meningkat

(dari 9,48%-yoy menjadi 14,01%), begitu pula dengan kredit sektor perdagangan (dari

14,16%-yoy menjadi 15,35%).

Grafik 3. 20 Persentase Penyaluran Kredit UMKM di Jatim Berdasarkan Lokasi Proyek

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

91

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Perlambatan kredit sektor industri pengolahan sejalan dengan perlambatan kinerja sektor

tersebut pada periode laporan. Sementara itu, peningkatan pada sektor pertanian dipengaruhi

kebutuhan dana petani memasuki masa tanam yang dimulai pada periode akhir Juni

khususnya untuk pembelian alat dan mesin pertanian. Penetrasi penyaluran kredit ke sektor

pertanian melalui model plasma inti juga mulai gencar dilakukan perbankan. Sedangkan

peningkatan di sektor perdagangan sejalan dengan tingginya aktivitas ekonomi masyarakat

menghadapi momen Idul Fitri dan libur sekolah.

Kredit UMKM Secara Spasial Kabupaten/Kota

Kredit UMKM secara spasial juga terkonsentrasi di 5 (lima) daerah (share 62,01%), meliputi

Kota Surabaya (40,60%), Kota Malang (8,37%), Kabupaten Jember (4,63%), Kota Kediri

(4,45%) dan Kabupaten Sidoarjo (3,96%).

Grafik 3. 21 Share Kredit UMKM Kab/Kot

Grafik 3. 22 Pertumbuhan Kredit UMKM Kab/Kot

Pertumbuhan kredit UMKM tertinggi terjadi di Kab. Gresik 47,55% (yoy), diikuti Kab. Sidoarjo

(21,85%) dan Kab. Mojokerto (17,68%). Kota Surabaya yang memiliki share kredit UMKM

terbesar hanya tumbuh 10,85% (yoy).

Grafik 3. 23 Rasio NPL Kredit UMKM Kab/Kot

Grafik 3. 24 Komposisi Penyaluran Kredit Kab/Kot

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

92

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Dari sisi kualitas kredit, mayoritas daerah memiliki rasio NPL kredit UMKM < 5%. Namun

terdapat 8 kabupaten/kota dengan rasio NPL diatas 5%, diantaranya yang tertinggi adalah

Kab. Bondowoso (10,52%), Kab. Pamekasan (8,65%) dan Kab. Jombang (8,56%).

3.2.1.6. Perkembangan Suku Bunga

Suku bunga bank umum turun baik suku bunga kredit maupun suku bunga DPK.

Sejalan dengan upaya pemerintah menerapkan single digit interest rate, perbankan Jawa

Timur terindikasi mulai menurunkan suku bunga kredit yang turut mempengaruhi kebijakan

penurunan suku bunga DPK untuk mengurangi cost of fund perbankan.

Suku bunga DPK turun dari 4,06% menjadi 3,88% dipengaruhi penurunan suku bunga ketiga

jenis DPK khususnya deposito diikuti giro dan tabungan. Suku bunga kredit juga turun dari

12,18% menjadi 11,94% dipengaruhi penurunan suku bunga kredit investasi dan modal

kerja, sedangkan suku bunga kredit konsumsi meningkat di level 13,16% dan diperkirakan

mempengaruhi perlambatan kredit konsumsi (dari 9,82%-yoy menjadi 9,33%) pada periode

laporan.

Grafik 3. 25 Pergerakan Suku Bunga DPK

Grafik 3. 26 Pergerakan Suku Bunga Kredit

3.2.2 Perbankan Syariah

Kinerja penyaluran pembiayaan bank syariah pada triwulan II 2016 melambat, namun

kinerja penghimpunan dana serta aset menunjukkan perbaikan.

Berbanding terbalik dengan perkembangan yang terjadi pada bank umum konvensional,

kinerja perbankan syariah, khususnya penyaluran pembiayaan melambat. Pembiayaan

perbankan syariah mencapai Rp21 triliun pada triwulan II 2016 atau hanya tumbuh 5,75%

(yoy). Namun demikian, melambatnya penyaluran pembiayaan tidak mempengaruhi kinerja

aset perbankan syariah yang justru meningkat (dari 3,48%-yoy menjadi 8,54%) didorong

peningkatan aset yang diambil alih, penempatan pada bank lain, penempatan pada Bank

Indonesia serta aset antar kantor.

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

93

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 3. 3 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah di Jawa Timur

Grafik 3. 27 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)

3.2.2.1. Penghimpunan Dana Perbankan Syariah

Kinerja penghimpunan dana bank syariah pada triwulan II 2016 meningkat didorong

peningkatan giro badan/lembaga pemerintah serta pemerintah pusat.

Peningkatan penghimpunan dana terjadi pada seluruh jenis simpanan khususnya giro (dari -

27,61%-yoy menjadi 17,05%) didorong giro badan/lembaga pemerintah serta giro

pemerintah pusat. Kondisi yang sama melatarbelakangi peningkatan deposito pada periode

laporan (dari -2,94%-yoy menjadi 53,59%). Sementara itu, peningkatan tabungan terutama

terjadi pada debitur perseorangan sejalan dengan tingginya penerimaan masyarakat serta

didorong equivalent rate bagi hasil perbankan syariah (2,58%) yang lebih tinggi dibanding

bank konvensional (1,46%).

I II III IV I II

Total Aset 24.057 24.037 24.253 26.148 24.894 26.089

18.984 19.854 19.936 20.576 20.226 20.997

Modal Kerja 7.731 8.243 8.370 8.976 8.501 9.224

Investasi 3.610 3.773 3.902 4.097 4.178 4.033

Konsumsi 7.644 7.838 7.664 7.502 7.548 7.739

4,63 4,47 4,22 3,19 3,33 3,34

Dana 18.728 16.941 17.852 19.754 19.011 18.963

Giro 1.898 1.319 1.311 1.375 1.374 1.543

Tabungan 7.386 7.249 7.719 8.223 8.112 8.212

Deposito 9.445 8.373 8.821 10.155 9.525 9.208

101,37 117,20 111,68 104,16 106,39 110,72 FDR (%)

INDIKATOR UTAMA

BANK SYARIAH

(Miliar Rp)

Pembiayaan

2016

NPF (%)

2015

DPK Bank Syariah Triliun Rp % (yoy) Giro Rp 1,5 T 17,05%

Tw I'16 19,01 1,51 Tabungan Rp 8,2 T 9,97%

Tw II'16 18,96 11,94 Deposito Rp 9,2 T 13,28%

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

94

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 28 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah

Grafik 3. 29 Proporsi DPK Perbankan Syariah

3.2.2.2. Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah

Kinerja penyaluran pembiayaan bank syariah pada triwulan II 2016 melambat didorong

perlambatan pembiayaan investasi perseorangan sektor LGA serta sektor real estate,

usaha persewaan dan jasa perusahaan.

Pendorong utama perlambatan adalah pembiayaan investasi, khususnya golongan debitur

perseorangan (dari -4,43%-yoy menjadi -17,94%). Kondisi ini diperkirakan karena

peningkatan equivalent rate bagi hasil25

pembiayaan investasi perseorangan (dari 15,30%

menjadi 16,22%) ditengah penurunan suku bunga kredit investasi perseorangan bank

konvensional (dari 13,82% menjadi 13,25%). Sementara itu, perlambatan pembiayaan

investasi perseorangan sektor LGA dan real estate sejalan dengan perlambatan kinerja kedua

sektor tersebut pada triwulan II 2016.

Grafik 3. 30 Proporsi Pembiayaan per Jenis Penggunaan

Bank Syariah

Grafik 3. 31 Perkembangan Pembiayaan per Jenis

Penggunaan (yoy)

25

Equivalent rate bagi hasil adalah konversi nominal bagi hasil yang dibayarkan oleh debitur kepada bank syariah

dalam bentuk persentase terhadap pokok pembiayaan.

Pembiayaan Bank Syariah Triliun Rp % (yoy) Modal Kerja Rp 9,2 T 11,91%

Tw I'16 20,2 6,54 Investasi Rp 4,0 T 6,90%

Tw II'16 21,0 5,75 Konsumsi Rp 7,7 T -1,27%

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

95

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Pembiayaan konsumsi sedikit turun dengan pertumbuhan -1,27% (yoy) didorong perlambatan

pembiayaan konsumsi korporasi. Kondisi ini dilatarbelakangi relatif tingginya equivalent rate

bagi hasil bank syariah (12,99%) dibanding bank konvensional (8,21%).

Sebaliknya, pembiayaan modal kerja membaik (dari 9,96%-yoy menjadi 11,91%) terutama

pada debitur korporasi (dari 13,11%-yoy menjadi 17,60%), khususnya korporasi sektor

administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sejalan dengan peningkatan

kinerja sektor tersebut (dari 6,1%-yoy menjadi 9,2%).

3.2.2.3. Kualitas Pembiayaan dan Likuiditas Bank Syariah

Risiko kredit terjaga dengan rasio NPL yang relatif stabil dan masih dibawah 5%,

sementara likuiditas menurun tercermin melalui rasio FDR yang meningkat dan melebihi

threshold.

Risiko kredit cenderung stabil di level 3,34% dan lebih baik dibanding periode yang sama

tahun sebelumnya dimana NPF mencapai 4,47%. NPF utamanya terjadi pada pembiayaan

modal kerja (dari 3,63% menjadi 3,89%) didorong tingkat equivalent rate bagi hasil yang jauh

lebih tinggi (18,43%) dibanding bank konvensional (11,24%)

Sementara itu, risiko likuiditas yang tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat

ke posisi 110,72% setelah pada triwulan sebelumnya mencapai 106,39%. Hal ini didorong

peningkatan penyaluran pembiayaan (3,81%, qtq) ditengah perlambatan penghimpunan dana

(-0,25%, qtq).

Grafik 3. 32 NPF dan FDR Perbankan Syariah

Grafik 3. 33 NPF berdasarkan Jenis Pembiayaan

3.2.2.4. Bagi Hasil Perbankan Syariah

Bagi hasil perbankan syariah turun baik pada pembiayaan maupun penghimpunan dana.

Secara umum, equivalent rate bagi hasil pembiayaan syariah lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya (dari 15,20% menjadi 15,10%), yang menunjukkan upaya perbankan

syariah untuk mendorong peningkatan pembiayaan. Jika dibandingkan dengan suku bunga

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

96

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

bank konvensional, bagi hasil pembiayaan modal kerja dan investasi perbankan syariah lebih

tinggi, sehingga berpotensi mengurangi competitiveness perbankan syariah.

Sejalan dengan upaya menurunkan bagi hasil pembiayaan, bagi hasil penghimpunan dana

perbankan syariah juga turun dibandingkan periode sebelumnya (dari 4,93% menjadi 4,52%)

didorong penurunan bagi hasil komponen tabungan (-0,46%), deposito (-0,30%) serta giro

(-0,24%). Dari ketiga jenis simpanan, hanya bagi hasil komponen tabungan perbankan syariah

yang lebih tinggi dibanding bank konvensional dan diperkirakan menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi peningkatan penghimpunan tabungan pada triwulan II 2016.

Grafik 3. 34 Pergerakan Bagi Hasil DPK Bank Syariah

Grafik 3. 35 Pergerakan Bagi Hasil Pembiayaan Bank

Syariah

3.2.2.5. Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah Menurut Kabupaten/Kota

Penyaluran kredit secara spasial masih terkonsentrasi di 5 kabupaten/kota dengan

kualitas kredit yang membaik.

Secara spasial, penyaluran pembiayaan perbankan syariah hanya terkonsentrasi pada 5 (lima)

kabupaten/kota (92,93%) yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kab. Sidoarjo, Kota Kediri, serta

Kab. Jember. Pertumbuhan pembiayaan tertinggi pada triwulan II 2016 terjadi di Kab. Jember

(511,04%, yoy) dan terendah di Kab. Blitar (-17,10%, yoy).

Kualitas pembiayaan syariah secara spasial membaik, tercermin dari penurunan jumlah

kabupaten/kota dengan NPF di atas 5%, yakni dari 5 kabupaten/kota (triwulan I 2016)

menjadi 4 kabupaten/kota. Kabupaten/kota yang berhasil menurunkan NPF di bawah batas

5% pada triwulan ini yakni Kab. Jember (dari 5,76% menjadi 4,92%). Rasio NPF tertinggi

terjadi di Kabupaten Bojonegoro meskipun turun (dari 22,24% menjadi 18,64%), sedangkan

NPF terendah adalah Kota Madiun (dari 0,39% menjadi 0,14%).

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

97

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 36 Proporsi Pembiayaan Syariah Spasial

Grafik 3. 37 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Spasial

5 Daerah dgn Share Terbesar

Grafik 3. 38 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Spasial

Tw II 2016

Grafik 3. 39 NPF Pembiayaan Syariah Spasial

3.2.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Secara umum, kinerja BPR pada triwulan ini memburuk tercermin melalui perlambatan

aset dan DPK, meskipun penyaluran kredit sedikit meningkat.

Aset BPR pada triwulan II 2016 melambat dipengaruhi perlambatan kas, ABA (antar bank

aktiva) serta penurunan CKPN sejalan dengan penurunan NPL.

Tabel 3. 4 Perkembangan Indikator BPR Jawa Timur

I II III IV I II

10.352 10.750 11.026 11.270 11.510 11.563

13,09 13,93 12,53 10,22 11,19 7,56

6.334 6.468 6.771 6.974 7.184 7.187

12,75 12,66 13,65 11,74 13,43 11,12

7.979 8.479 8.370 8.152 8.389 8.924

10,02 9,89 7,73 5,15 5,14 5,25

5,75 5,98 6,81 6,56 7,56 7,47

125,97 131,10 123,61 116,91 116,77 124,17

2016

LDR (%)

Dana (DPK)

NPL (%)

INDIKATOR

UTAMA BPR

(Miliar Rp)

Pertumbuhan (%yoy)

Kredit

Total Asset

2015

Pertumbuhan (%yoy)

Pertumbuhan (%yoy)

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

98

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Kinerja penghimpunan dana melambat, baik pada tabungan maupun deposito. Perlambatan

yang lebih dalam pada tabungan mempengaruhi penurunan proporsi tabungan (dari 31%

menjadi 30%) dan masih lebih rendah dibandingkan deposito (70%). Kondisi ini semakin

mendorong tingginya beban bunga BPR.

Penyaluran Kredit

Peningkatan penyaluran kredit didorong oleh kredit konsumsi dan modal kerja dipicu

meningkatnya kebutuhan masyarakat menghadapi momen lebaran dan libur sekolah.

Sementara itu, kinerja kredit investasi melambat cukup signifikan sejalan dengan perlambatan

kinerja investasi pada triwulan II 2016. Secara sektoral, peningkatan kredit khususnya terjadi

pada sektor jasa pendidikan (dari 46,02%-yoy menjadi 61,95%) dipengaruhi tingginya

kebutuhan dana masyarakat menghadapi tahun ajaran baru sekolah.

Kualitas Kredit dan Likuiditas

Kualitas kredit membaik tercermin dari rasio NPL yang turun dari 7,56% menjadi 7,47%,

utamanya didorong penurunan NPL kredit investasi dan konsumsi, sementara NPL kredit

modal kerja masih meningkat. Secara sektoral, kenaikan NPL tertinggi terjadi pada sektor

pertambangan dan penggalian (dari 7,23% menjadi 10,31%). Kualitas kredit untuk sektor

utama yakni sektor industri pengolahan (7,84%), sektor perdagangan besar dan eceran

(10,31%) serta sektor pertanian (7,47%) berada diatas threshold meskipun turun dibanding

triwulan I 2016.

Kondisi likuiditas BPR memburuk tercermin melalui peningkatan LDR bahkan berada diatas

threshold, disebabkan peningkatan nominal kredit (6,38%, qtq) yang lebih tinggi dibanding

DPK (0,04%, qtq). Rasio LDR yang di atas 100% menunjukkan bahwa BPR menggunakan

sumber dana lain selain DPK untuk membiayai kreditnya, antara lain modal sendiri.

Kredit BPR Triliun Rp % (yoy) Modal Kerja Rp 5,9 T 4,06%

Tw I'16 8,4 5,14 Investasi Rp 0,3 T 2,30%

Tw II'16 8,9 5,25 Konsumsi Rp 2,7 T 8,29%

DPK BPR Triliun Rp % (yoy)

Tw I'16 7,18 13,43 Tabungan Rp 2,1 T 10,74%

Tw II'16 7,19 11,12 Deposito Rp 5,1 T 11,28%

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

99

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 40 NPL dan LDR BPR

Grafik 3. 41 NPF Berdasarkan Jenis Penggunaan

Kinerja BPR Secara Spasial Kabupaten/Kota

Secara spasial, penyaluran kredit BPR lebih merata di seluruh kabupaten/kota Jawa Timur. Lima

daerah utama (34,42%) penyaluran kredit BPR yaitu Kab. Sidoarjo, Kab. Kediri, Kab. Malang,

Kab. Banyuwangi dan Kab. Lamongan. Hal ini berkorelasi dengan jumlah BPR di suatu daerah

serta volume usaha masing-masing BPR. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di Kota Kediri

(125,58%) sedangkan yang terendah di Kota Mojokerto (-68,31%).

Grafik 3. 42 Komposisi Jumlah BPR Kabupaten/Kota

Jawa Timur

Grafik 3. 43 Komposisi Kredit BPR Kabupaten/Kota

Jawa Timur

Kualitas kredit BPR membaik (dari 7,56% menjadi 7,47%) didorong oleh penurunan jumlah

kabupaten/kota yang memiliki NPL di atas 5% (dari 22 kab/kota menjadi 21 kab/kota). Kondisi

ini juga dipengaruhi oleh peningkatan nominal NPL sebesar 5,13% (qtq) yang lebih rendah

dibanding peningkatan kredit (6,38%, qtq).

Masih tingginya rasio NPL BPR disebabkan oleh faktor internal dan eksternal BPR. Secara

internal, keterbatasan kuantitas dan kapasitas sumber daya manusia di beberapa BPR untuk

melakukan monitoring kredit yang disalurkan menyebabkan proses identifikasi prospek

kelangsungan usaha debitur menjadi terhambat. Sementara dari sisi eksternal, mayoritas

nasabah BPR adalah UMKM dengan daya saing yang masih perlu ditingkatkan. Di sisi lain,

faktor persaingan dengan bank umum yang juga mengintensifkan penyaluran

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

100

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

kredit/pembiayaan untuk UMKM, termasuk Kredit Usaha Rakyat telah menyebabkan sulitnya

memperoleh debitur/ calon debitur yang berkualitas.

Grafik 3. 44 Rasio NPL BPR Spasial

3.2.4. Bank Berkantor Pusat di Surabaya

Kinerja 6 (enam)26

Bank Umum berkantor pusat di Surabaya pada triwulan II 2016 secara

keseluruhan melambat, tercermin melalui kinerja perlambatan aset, DPK dan kredit.

Selain karena kredit, perlambatan aset bank berkantor pusat juga disebabkan oleh penurunan

penempatan pada bank lain (dari 48,35%-yoy menjadi -39,58%), aset antar kantor (dari

22,23%-yoy menjadi -19,11%) serta penempatan pada surat-surat berharga (dari 39,67%-yoy

menjadi 3,13%).

Tabel 3. 5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

1)6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antar Daerah (Bank Anda), Bank

Amar, Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.

Bank Kantor

Pusat Jawa Timur

(Miliar Rp) I II III IV I IITotal Aset 61.137 69.411 71.983 55.555 67.788 64.024

Pertumbuhan (% yoy) 35,61 25,76 28,50 14,19 10,88 -7,76

Pertumbuhan (% qtq) 25,66 13,53 3,71 -22,82 22,02 -5,55

Dana Pihak Ketiga 43.152 48.032 48.353 39.122 46.757 45.502

Pertumbuhan (% yoy) 33,76 19,72 19,64 11,44 8,35 -5,27

Pertumbuhan (% qtq) 22,92 11,31 0,67 -19,09 19,52 -2,69

Kredit 28.962 30.820 31.836 31.289 31.249 32.237

Pertumbuhan (% yoy) 17,95 15,06 13,86 10,85 7,90 4,60

Pertumbuhan (% qtq) 2,60 6,42 3,30 -1,72 -0,13 3,16

LDR (%) 67,12 64,16 65,84 79,98 66,83 70,85

NPL (%) 3,14 3,48 3,89 3,59 3,82 3,72

20162015

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

101

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perlambatan pertumbuhan DPK didorong perlambatan giro (dari 14,76%-yoy menjadi -

23,66%) khususnya giro pemerintah kabupaten/kota sejalan dengan peningkatan konsumsi

pemerintah pada triwulan II 2016.

Grafik 3. 45 Pertumbuhan DPK per Jenis Simpanan Bank KP

di Surabaya

Grafik 3. 46 Proporsi DPK per Jenis Simpanan Bank

KP di Surabaya (yoy)

Sementara itu, meningkatnya pertumbuhan tabungan dan deposito dipengaruhi suku bunga

bank yang cenderung lebih tinggi dibanding suku bunga industri perbankan Jawa Timur. Suku

bunga tabungan dan deposito bank berkantor pusat di Surabaya masing-masing sebesar 1,8%

dan 7,15%, lebih tinggi dibanding suku bunga industri perbankan sebesar 1,58% dan 6,67%.

Penghimpunan Kredit

Perlambatan kredit terutama didorong oleh perlambatan kredit modal kerja (dari -1,76%-yoy

menjadi -7,69%) debitur pemerintah sektor real estate, usaha persewaan dan jasa

perusahaan. Kondisi ini turut mengkonfirmasi perlambatan kinerja investasi bangunan pada

triwulan II 2015.

Grafik 3. 47 Perkembangan Kredit per Jenis

Penggunaan

Grafik 3. 48 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

102

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Kualitas Kredit dan Risiko Likuiditas

Kualitas kredit membaik, tercermin dari penurunan rasio NPL (dari 3,82% menjadi 3,72%)

disebabkan peningkatan nominal NPL (0,59%, qtq) yang lebih rendah dibanding peningkatan

penyaluran kredit (3,16%, qtq). Penurunan NPL terutama terjadi pada kredit modal kerja,

namun demikian NPL masih diatas threshold dan lebih tinggi dibanding NPL jenis kredit

lainnya. Secara sektoral, penurunan NPL kredit modal kerja terutama didorong penurunan NPL

sektor konstruksi (dari 22,65% menjadi 17,03%).

Rasio LDR menunjukkan perbaikan (dari 66,83% menjadi 70,85%) disebabkan oleh

peningkatan kredit (3,16%, qtq) ditengah penurunan kinerja penghimpunan dana (-2,69%,

qtq). Kondisi likuiditas bank terjaga baik tercermin dari rasio LDR yang masih dibawah

threshold dan memberikan ruang untuk meningkatkan intermediasi.

Grafik 3. 49 Perkembangan LDR dan rasio NPL Bank KP di

Surabaya

Grafik 3. 50 NPL Berdasarkan Jenis Penggunaan

3.3. Stabilitas Keuangan Daerah di Jawa Timur

3.3.1. Ketahanan Sektor Korporasi

3.3.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Perlambatan ekonomi global turut mempengaruhi kondisi perekonomian domestik dan Jawa

Timur di triwulan II 2016, khususnya pada kinerja sektor industri pengolahan yang tumbuh

melambat dari 5,0% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi 3,9% (yoy) pada triwulan ini.

Beberapa faktor yang memberikan tekanan pada kinerja korporasi Jawa Timur, antara lain :

1. Perlambatan ekspor komoditas unggulan Jawa Timur

Pertumbuhan ekspor komoditas unggulan Jawa Timur yakni minyak kelapa sawit (share

7,1% dari total ekspor Jawa Timur) dan kayu (share 5,6%) masih melambat meskipun

harga komoditas mulai meningkat. Ekspor minyak kelapa sawit turun dari 3,8% (yoy)

pada triwulan I 2016 menjadi -12,6% (yoy) didorong penurunan ekspor ke negara utama

Page 121: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

103

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

yakni Tiongkok (dari 24,5% menjadi -27,7%). Sementara itu, ekspor komoditas kayu

melambat dari 13,5% (yoy) menjadi 7,3% didorong perlambatan ekspor ke Tiongkok

(negara terbesar kedua tujuan ekspor setelah Jepang) dari 51,3% (yoy) menjadi 1,2%.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 3. 51 Harga dan Ekspor Komoditas Unggulan

Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 3. 52 Komposisi Ekspor Komoditas Jawa Timur

2. Masih terbatasnya pertumbuhan konsumsi swasta

Konsumsi swasta periode ini meningkat dari 3,73% (yoy) di triwulan I 2016 menjadi

4,15% (yoy). Meskipun demikian, peningkatan tersebut belum mampu menyamai

pencapaian pertumbuhan pada periode tahun-tahun sebelumnya yang mencapai kisaran

5%-6%. Terbatasnya konsumsi swasta juga tercermin dari penurunan Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen

(IEK).

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Grafik 3. 53 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 3. 54 Indeks Keyakinan Konsumen

3.3.1.2. Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko

Kinerja Korporasi

Kinerja korporasi pada periode laporan diperkirakan meningkat namun masih terbatas, sejalan

dengan kinerja konsumsi masyarakat yang belum mampu tumbuh lebih tinggi serta masih

lemahnya permintaan negara mitra dagang sebagai dampak perlambatan ekonomi global.

Page 122: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

104

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Peningkatan kinerja korporasi terindikasi melalui peningkatan saldo bersih tertimbang (SBT)

kegiatan usaha berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia,

didorong oleh peningkatan kegiatan usaha seluruh sektor kecuali sektor pertambangan.

Namun demikian, peningkatan kegiatan usaha belum mampu mendorong peningkatan

kapasitas produksi dan investasi. Kapasitas produksi sedikit turun (dari 83,79% menjadi

82,73%), begitu pula dengan investasi (dari 6,17 menjadi 6,05). Penurunan kapasitas produksi

dipengaruhi penurunan di sektor pertanian dan sektor LGA (Listrik, Gas dan Air Bersih) serta

stabilnya kapasitas produksi sektor industri pengolahan. Sementara itu, penurunan investasi

terutama terjadi pada sektor industri pengolahan. Penurunan investasi tercermin pula melalui

impor barang modal yang turun dari -6,9% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi -42,9% (yoy).

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia

Grafik 3. 55 Perkembangan Kegiatan Usaha

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia

Grafik 3. 56 Kapasitas Produksi

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia

Grafik 3. 57 Perkembangan Investasi

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Grafik 3. 58 Impor Barang Modal

Perlambatan perekonomian global dan domestik juga berdampak terhadap penurunan kinerja

keuangan korporasi khususnya pada produktivitas dan profitabilitas, sementara indikator

solvabilitas, likuiditas serta Debt Equity Ratio (DER) masih menunjukkan perbaikan.

Penurunan produktivitas korporasi tercermin melalui indikator asset turnover yang sedikit

turun dari 0,88 menjadi 0,87, begitu pula dengan inventory turnover (dari 4,41 menjadi 4,29).

Turunnya produktivitas mendorong penurunan profitabilitas korporasi yang tercermin melalui

penurunan Return On Asset-ROA (dari 6,17% menjadi 5,28%) dan Return On Equity-ROE (dari

11,46% menjadi 9,92%). Secara sektoral, penurunan produktivitas dan profitabilitas

Page 123: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

105

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

khususnya terjadi pada sektor industri dasar dan kimia, serta sektor industri barang konsumsi

yang diperkirakan sejalan dengan terbatasnya kinerja konsumsi RT pada periode laporan.

Tingkat ketahanan korporasi secara keseluruhan cenderung stabil dibanding kondisi triwulan

IV 2015. Kondisi ini dipengaruhi penurunan proporsi utang pada korporasi sektor aneka

industri serta properti dan real estate. Namun demikian, peningkatan utang masih terjadi pada

sektor industri dasar dan kimia, sektor perkebunan dan sektor industri barang konsumsi.

Jika ditinjau lebih jauh, ketahanan likuiditas korporasi Jawa Timur dalam jangka panjang

(solvabilitas) maupun jangka pendek relatif membaik. Peningkatan kemampuan membayar

utang jangka panjang tercermin melalui peningkatan rasio TA/TL (Total Asset/Total Liability)

dari 2,70 menjadi 2,80 pada triwulan I 2016 didorong peningkatan sektor aneka industri serta

sektor properti dan real estate sejalan dengan peningkatan aset dan penjualan sektor tersebut.

Likuiditas korporasi juga sedikit membaik tercermin melalui peningkatan current ratio dari 2,13

menjadi 2,20 didorong peningkatan likuiditas sektor aneka industri, properti dan real estate

serta sektor industri barang konsumsi. Sektor lainnya yakni sektor perkebunan serta industri

dasar dan kimia masih menunjukkan penurunan likuiditas sejalan dengan peningkatan utang

pada periode laporan.

Sumber : Bloomberg(diolah dari 15 korporasi Tbk di Jawa Timur)

Grafik 3. 59 Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Korporasi

Publik Non Keuangan

Tabel 3. 6 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral

Kemampuan korporasi dalam membayar

2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016

Perkebunan 6,02 10,19 13,72 6,85 11,81 15,87 1,50 1,84 2,33 0,65 0,64 0,74

Industri Dasar dan Kimia 6,10 4,41 3,01 10,27 6,75 5,11 4,79 4,67 4,36 0,88 0,81 0,70

Industri Barang Konsumsi 7,78 6,71 3,41 13,87 12,38 7,97 4,82 5,08 5,09 1,40 1,40 1,33

Aneka Industri 5,38 4,84 5,10 11,90 12,98 16,00 5,29 4,72 4,90 1,07 1,00 1,01

Properti dan Real Estate 5,04 10,86 11,81 12,68 21,77 19,17 2,40 1,73 2,88 0,23 0,20 0,38

SektorInventory TOROEROA Asset TO

2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016

Perkebunan 0,14 0,13 0,16 8,13 8,46 7,34 8,98 8,64 7,27

Industri Dasar dan Kimia 1,11 1,10 1,25 2,12 2,25 2,09 1,49 1,51 1,44

Industri Barang Konsumsi 0,83 0,82 0,84 2,45 2,51 2,40 2,13 2,16 2,30

Aneka Industri 1,65 1,41 1,15 2,82 2,76 2,86 2,07 1,61 1,82

Properti dan Real Estate 0,85 0,89 0,59 2,33 2,15 3,41 1,31 1,36 2,15

SektorSolvability Ratio Current RatioDER

Sumber : Bloomberg(diolah dari 15 korporasi Tbk di Jawa Timur)

Page 124: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

106

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

utang jangka pendek menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal

ini tercermin melalui peningkatan Debt Service Ratio (DSR) dari 1,13 menjadi sebesar 1,9327

.

Namun demikian, kemampuan korporasi dalam membayar bunga yang dicerminkan melalui

rasio ICR (Interest Coverage Ratio) menunjukkan peningkatan dari 4,33 pada 2015, menjadi

sebesar 6,54 pada 201628

. Berdasarkan sebaran sektor ekonomi, peningkatan DSR paling

tinggi terjadi pada sektor industri dasar dan kimia diikuti industri barang konsumsi dan aneka

industri. Sementara itu, sektor ekonomi yang memiliki kemampuan membayar bunga paling

baik adalah sektor properti dan real estate, sedangkan sektor industri dasar dan kimia serta

industri barang konsumsi justru menurun.

Berdasarkan analisis kinerja korporasi diatas, secara sektoral dapat disimpulkan bahwa kinerja

industri dasar dan kimia serta industri barang konsumsi belum cukup baik pada tahun 2016

dilatarbelakangi penurunan produktivitas dan profitabilitas yang berdampak pada pelemahan

repayment capacity utang korporasi tersebut pada periode laporan.

Sumber : Bloomberg(diolah dari15 korporasi Tbk di Jawa

Timur)

Grafik 3. 60 Rasio ICR

Sumber : Bloomberg(diolah dari 15 korporasi Tbk di Jawa

Timur)

Grafik 3. 61 Rasio DSR

Penilaian Risiko Korporasi

Hasil liaison Jawa Timur triwulan II 2016 menunjukkan kinerja korporasi masih tumbuh

terbatas. Penjualan domestik dan ekspor sedikit meningkat sejalan dengan perbaikan

konsumsi swasta menghadapi momen lebaran dan Idul Fitri, diikuti peningkatan kapasitas

utilisasi perusahaan. Namun demikian, masih terbatasnya kinerja konsumsi swasta

mempengaruhi peningkatan inventory perusahaan pada periode laporan. Investasi tumbuh

melambat dipengaruhi sikap hati-hati pengusaha dalam pengambilan keputusan investasi

yang ekspansif menghadapi kondisi dunia usaha yang belum cukup kondusif. Beban biaya

khususnya biaya tenaga kerja turut meningkat dampak kenaikan UMK dan penerapan Upah

Minimum Sektoral Kabupaten/kota (UMSK) Tahun 2016 yang diteruskan pada kebijakan

peningkatan harga jual guna menjaga perolehan margin perusahaan. Margin yang tercatat

27

DSR: Cicilan pokok + bunga / EBITDA

28 ICR: EBIT / biaya bunga. Threshold ICR yang aman adalah di atas 1,5

Page 125: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

107

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

lebih tinggi diperkirakan dipengaruhi penurunan biaya energi yakni BBM solar pada awal

periode triwulan II 2016.

Grafik 3. 62 Likert Scale Liaison Jawa Timur

3.6.3 Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi

Sejalan dengan peningkatan kredit pada triwulan II 2016, kredit korporasi turut meningkat

dari 7,01% (yoy) menjadi 7,82% (yoy) didorong peningkatan kredit sektor transportasi dan

sektor perdagangan, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat menjelang

perayaan Idul Fitri. Namun demikian, kredit ke sektor utama Jawa Timur yakni sektor industri

pengolahan kembali melambat dan mengindikasikan pelemahan kinerja sektor industri

pengolahan pada periode laporan.

Grafik 3. 63 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi

Grafik 3. 64 Proporsi Kredit Korporasi per Jenis

Penggunaan

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan terjadi pada kredit investasi dari 7,40% (yoy)

menjadi 11,99% (yoy) sejalan dengan tren penurunan suku bunga (dari 10,56% menjadi

10,29%). Pertumbuhan kredit modal kerja stabil dari 7,03% (yoy) menjadi 7,05% (yoy),

sementara kredit konsumsi melambat dari 11,39% (yoy) menjadi 8,33% (yoy) meskipun suku

bunga kedua jenis kredit menurun. Suku bunga kredit modal kerja turun dari 10,62% menjadi

10,36%, begitu pula dengan kredit konsumsi (dari 11,39% menjadi 8,33%).

Page 126: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

108

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 65 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor

Utama Jawa Timur

Grafik 3. 66 Pertumbuhan NPL Kredit Korporasi Sektor Utama

Jawa Timur

Ditengah peningkatan kredit korporasi, kualitas kredit justru turun tercermin melalui

peningkatan rasio NPL dari 2,19% menjadi 2,31%. Dari 5 (lima) sektor utama penyaluran

kredit korporasi, peningkatan NPL terjadi pada sektor real estate dan industri pengolahan.

Sementara itu, NPL tertinggi terjadi pada sektor konstruksi meskipun turun dibanding triwulan

sebelumnya (dari 7,19% menjadi 6,38%). Meskipun meningkat, namun rasio NPL sektor

korporasi masih di bawah batas 5% sehingga stabilitas keuangan yang bersumber dari

korporasi masih terkendali.

3.3.2. Ketahanan Sektor Rumah Tangga

3.3.2.1 Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga

Kondisi sektor rumah tangga di Jawa Timur dipengaruhi antara lain oleh :

1. Kinerja konsumsi Rumah Tangga (RT) PDRB Jawa Timur

Meskipun konsumsi Rumah Tangga (RT) tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan I 2016,

peningkatan tersebut masih relatif terbatas dan belum dapat menyamai pertumbuhan di

periode-periode sebelumnya. Hasil Survei Konsumen KPw BI Provinsi Jawa Timur juga

mengkonfirmasi hal tersebut. IKK triwulan II 2016 hanya sebesar 111, turun dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 117, didorong penurunan IKE (dari 110 menjadi 98) dan IEK

(dari 124 menjadi 123). Penurunan IKE dipengaruhi penurunan indeks penghasilan saat

ini, indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama serta indeks ketersediaan

lapangan kerja. Sementara itu, penurunan IEK dipengaruhi penurunan ekspektasi

penghasilan dan ekspektasi kondisi ekonomi periode 6 bulan yang akan datang.

2. Tingkat Inflasi

Peningkatan inflasi dapat menahan laju konsumsi masyarakat. Namun, pada triwulan II

2016, tekanan harga di Jawa Timur cenderung turun tercermin dari inflasi yang hanya

sebesar 2,93% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya (3,71%). Pada triwulan III

2016, konsumsi masyarakat diperkirakan meningkat, sejalan dengan peningkatan IKK, IKE

dan IEK yang masing-masing sebesar 117, 106 dan 128 pada periode Juli 2016.

Page 127: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

109

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 3. 67 Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia

Grafik 3. 68 Indeks Riil Penjualan Eceran

Potensi peningkatan konsumsi rumah tangga juga terlihat dari pertumbuhan indeks riil

penjualan eceran (IRPE) yang meningkat dari 2,8% menjadi 5,8% didorong peningkatan

penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi, suku cadang serta perlengkapan rumah

tangga lainnya (mebel dan semen) yang diperkirakan sejalan dengan tingginya konsumsi

masyarakat menghadapi momen perayaan Idul Fitri.

Sumber : Surve i Konsumen Bank Indones ia

Grafik 3. 69 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber : Surve i Konsumen Bank Indones ia

Grafik 3. 70 Indeks Ekspektasi Konsumen

3. Terbatasnya kinerja sektor ekonomi utama Jawa Timur

Terbatasnya kinerja industri pengolahan sebagai salah satu sektor utama Jawa Timur

menjadi salah satu faktor penekan kondisi rumah tangga pada periode laporan. Hal ini

tercermin dari hasil liaison Jawa Timur yang menunjukkan penurunan jumlah tenaga kerja

pada triwulan II 2016 dan tentunya memberikan risiko bagi kondisi rumah tangga

kedepan. Sementara itu, sektor ekonomi utama lainnya yaitu sektor pertanian mengalami

peningkatan kinerja. Hal ini tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Nelayan-NTN (dari

107,6 pada triwulan I 2016 menjadi 112,7) dan Nilai Tukar Petani-NTP (dari 103,8

menjadi 104,6) sehingga diperkirakan mendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah

tangga petani dan nelayan. Meskipun demikian, peningkatan kinerja rumah tangga Jawa

Page 128: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

110

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Timur masih dapat dinyatakan relatif terbatas, mengingat hanya 36% penduduk Jawa

Timur yang bekerja di sektor pertanian.

Grafik 3. 71 Indeks Ekspektasi Harga

Grafik 3. 72 Perkembangan NTP dan NTN

3.3.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Hasil survei konsumen Bank Indonesia mengindikasikan peningkatan konsumsi RT dari

75,25% pada triwulan I 2016 menjadi 75,32% pada triwulan ini. Peningkatan konsumsi

tersebut mendorong penurunan alokasi

masyarakat untuk tabungan, yang

diperkirakan sejalan dengan peningkatan

kebutuhan menjelang Idul Fitri. Lebih lanjut,

alokasi pengeluaran untuk pembayaran

pinjaman menunjukkan sedikit peningkatan

yang mengindikasikan peningkatan

kebutuhan masyarakat akan dana tunai untuk

membiayai peningkatan konsumsi.

Hasil survei juga menggambarkan perilaku RT dalam berutang, dimana RT dengan pendapatan

yang semakin besar cenderung memiliki komposisi pinjaman yang lebih besar dengan alokasi

pengeluaran untuk konsumsi yang lebih rendah. Sebaliknya, RT dengan pendapatan rendah

memiliki porsi pengeluaran yang lebih tinggi besar untuk konsumsi dan lebih sedikit untuk

pinjaman.

Tabel 3. 7 Komposisi Tingkat Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan

Meskipun perilaku berutang RT berpendapatan tinggi lebih banyak, perlu diperhatikan

peningkatan risiko utang RT pendapatan rendah (Rp 2,1 3 Juta) yang tercermin melalui

Pengeluaran/Bulan Rp 1 - 2 Juta Rp 2,1 - 3 Juta Rp 3,1 - 4 Juta Rp 4,1 - 5 Juta > Rp 5 Juta Average

Konsumsi 77,47 75,52 73,02 70,47 65,95 75,32

Pinjaman 10,28 12,60 12,21 17,45 18,30 12,12

Tabungan 12,25 11,88 14,77 12,08 15,75 12,57

Grafik 3. 73 Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga

Page 129: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

111

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

peningkatan DSR > 30% dari 3,16% menjadi 3,99%. Peningkatan potensi risiko utang

tercermin pula melalui peningkatan ketidakmampuan menabung (TBM) yang terjadi pada RT

berpenghasilan rendah khususnya RT berpendapatan Rp 1 - 2 Juta dan Rp 2,1 3 Juta.

Tabel 3. 8 Komposisi Debt Service Ratio (DSR) berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan

Tabel 3. 9 Komposisi Tabungan berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan

3.3.2.3. Dana Pihak Ketiga Perseorangan di Perbankan

Meskipun preferensi masyarakat untuk menabung sedikit turun di triwulan II 2016, namun

DPK sektor rumah tangga (RT) Jawa Timur di perbankan meningkat dibanding triwulan

sebelumnya, terutama didorong oleh komponen giro, seiring dengan peningkatan suku bunga

giro dari 1,4% menjadi 1,8%. Peningkatan tersebut diindikasikan karena peningkatan nominal

pendapatan yang diterima masyarakat akibat adanya THR dan gaji ke-13, sehingga nominal

yang ditabung masih tetap tinggi.

Sektor RT masih mendominasi porsi DPK perbankan sejalan dengan peningkatan pertumbuhan

DPK perseorangan, sedangkan pertumbuhan DPK bukan perseorangan melambat dan

mempengaruhi penurunan porsinya pada DPK perbankan.

Pengeluaran/Bulan Total 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%

Rp 1 - 2 Juta 42,59 30,55 3,88 4,54 3,62

Rp 2,1 - 3 Juta 39,83 25,28 5,79 5,60 3,16

Rp 3,1 - 4 Juta 10,66 6,19 1,78 1,91 0,79

Rp 4,1 - 5 Juta 3,55 1,97 0,39 0,86 0,33

> Rp 5 Juta 3,36 1,51 0,46 0,72 0,66

Total 100,00 65,50 12,31 13,63 8,56

Triwulan I 2016

Pengeluaran/Bulan Total TBM 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%

Rp 1 - 2 Juta 42,59 9,22 19,29 7,18 4,54 2,37

Rp 2,1 - 3 Juta 39,83 7,57 16,79 7,50 5,60 2,37

Rp 3,1 - 4 Juta 10,66 2,04 5,46 1,91 0,86 0,39

Rp 4,1 - 5 Juta 3,55 0,79 1,45 0,66 0,53 0,13

> Rp 5 Juta 3,36 0,20 1,45 0,53 0,79 0,39

Total 100,00 19,82 44,44 17,77 12,31 5,66

Triwulan I 2016

Pengeluaran/Bulan Total TBM 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%

Rp 1 - 2 Juta 34,75 11,26 12,89 4,78 2,88 2,95

Rp 2,1 - 3 Juta 44,04 10,93 19,24 6,09 6,15 1,64

Rp 3,1 - 4 Juta 14,07 2,36 6,48 2,23 1,31 1,70

Rp 4,1 - 5 Juta 3,47 0,85 1,64 0,26 0,52 0,20

> Rp 5 Juta 3,66 0,39 1,57 0,65 0,85 0,20

Total 100,00 25,79 41,82 14,01 11,71 6,68

Triwulan II 2016

Pengeluaran/Bulan Total 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%

Rp 1 - 2 Juta 34,75 24,41 3,99 3,01 3,34

Rp 2,1 - 3 Juta 44,04 27,03 6,02 7,00 3,99

Rp 3,1 - 4 Juta 14,07 8,57 2,42 1,77 1,31

Rp 4,1 - 5 Juta 3,47 1,96 0,39 0,39 0,72

> Rp 5 Juta 3,66 1,57 0,65 0,85 0,59

Total 100,00 63,55 13,48 13,02 9,95

Triwulan II 2016

Page 130: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

112

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 74 Komposisi DPK Perbankan Jawa Timur

Grafik 3. 75 Pertumbuhan DPK Perbankan Jawa Timur

Preferensi RT dalam simpanan masih didominasi oleh tabungan dan deposito. Secara tahunan,

pertumbuhan tabungan meningkat dari 11,2 (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi 16,5% (yoy)

meskipun suku bunga sedikit turun dari 1,6% menjadi 1,5%. Kondisi ini mengindikasikan

peningkatan kebutuhan masyarakat akan dana yang dapat ditarik sewaktu-waktu pada

periode laporan. Sementara itu, deposito melambat dari 3,8% menjadi 3,7% sejalan dengan

penurunan suku bunga deposito dari 7% menjadi 6,6% pada triwulan II 2016.

Grafik 3. 76 Komposisi DPK Perseorangan

Grafik 3. 77 Pertumbuhan DPK Perseorangan

3.3.2.4. Kredit Perseorangan di Perbankan

Kinerja kredit sektor rumah tangga (RT) pada triwulan II 2016 melambat dari 10,12% (yoy)

menjadi 9,77% (yoy) terutama didorong oleh perlambatan kredit pemilikan komputer dan alat

komunikasi, kredit pemilikan furniture dan peralatan RT, kredit kendaraan bermotor-KKB serta

kredit pemilikan rumah-KPR. Namun demikian, kredit RT lainnya masih meningkat khususnya

yang terjadi pada kredit pemilikan TV, radio dan alat elektronik.

Perlambatan KPR didorong oleh KPR tipe 21 dari -5,54% (yoy) menjadi -11,56% (yoy) yang

diperkirakan dipengaruhi peningkatan suku bunga dari 11,3% menjadi 11,4% ditengah

tingginya kebutuhan dana masyarakat menjelang Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolah.

Sementara perlambatan KKB terutama dipengaruhi perlambatan kredit sepeda motor dari

5,03% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi -6,01% (yoy) sejalan dengan tren suku bunga yang

Page 131: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

113

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

sedikit meningkat dari 16,0% menjadi 16,1%. Hasil liaison yang dilakukan Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur ke beberapa perusahaan pembiayaan dan distributor

kendaraan bermotor turut mengkonfirmasi penurunan penjualan dibanding triwulan I 2016

khususnya sepeda motor.

Grafik 3. 78 Pertumbuhan Pembiayaan Sektor Rumah

Tangga per Jenis Penggunaan

Grafik 3. 79 Pertumbuhan KPR per Tipe

Di tengah perlambatan penyaluran kredit RT, rasio NPL RT masih terjaga di bawah 5% dan

stabil dibanding triwulan I 2016 yaitu di level 1,23%. Peningkatan NPL khususnya terjadi pada

kredit pemilikan Ruko atau Rukan dari 2,83% menjadi 3,76%, serta KKB dari 2,55% menjadi

3,41% didorong peningkatan NPL kredit sepeda motor dari 2,01% menjadi 2,39%.

Peningkatan NPL kredit sepeda motor diperkirakan mendorong kehatian-hatian perbankan

dan mempengaruhi perlambatan penyaluran kredit sepeda motor pada periode laporan.

Grafik 3. 80 Posisi NPL Sektor Rumah Tangga per Jenis Penggunaan

3.4. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Berlandaskan inisiatif Bank Indonesia dalam upaya memperkuat sinergi dan kolaborasi Bank

Indonesia dengan pihak terkait dalam rangka mengembangkan sektor riil, UMKM dan akses

keuangan, maka terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 telah dilaksanakan program kerja

inisiatif pengembangan klaster ketahanan pangan. Isu ketahanan pangan menjadi penting

untuk dikembangkan karena secara empiris komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi

Page 132: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

114

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

adalah komoditas pangan (volatile food) karena porsi sumbangannya yang cukup signifikan

terhadap inflasi dan responnya yang cepat terhadap berbagai shock/gangguan. Beberapa

komoditas pangan yang menjadi sumber tekanan inflasi antara lain beras, daging sapi,

bawang merah, bawang putih, dan cabe merah. Shock terhadap komoditas dimaksud

disebabkan karena kondisi permintaan dan penawaran yang tidak seimbang sehingga

diperlukan tindakan untuk mendukung ketersediaan dan keseimbangan pangan dalam rangka

memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional serta peningkatan pertumbuhan

ekonomi daerah.

Beberapa klaster ketahanan pangan yang dikembangkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jawa Timur, diantaranya :

1. Pengembangan Klaster Kedelai di Kabupaten Lamongan

Pengembangan klaster kedelai dilakukan di 2 (dua) desa di Kabupaten Lamongan yakni di

Desa Nglebur Kecamatan Kedungpring dan Desa Kedungbanjar Kecamatan Sugio dengan

menggunakan varietas Grobogan.

Bagan 1 Skema Pengembangan Klaster Kedelai Lamongan

Pengembangan klaster dilakukan dengan memberikan pendampingan budidaya serta

penguatan kelompok tani. Pendampingan budidaya dilakukan mulai dari masa tanam,

usia perkembangan bintil akar, pemeliharaan tanaman terhadap hama hingga persiapan

masa panen dan pasca panen. Sementara penguatan kelompok tani dilakukan dengan

memperbaiki sistem manajemen kelompok, mengadakan kegiatan simpan pinjam,

mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas kelompok serta pendampingan pemasaran.

Untuk mendukung pengembangan klaster, disalurkan bantuan 900 kilogram benih

kedelai varietas Grobogan untuk memulai demplot, kompos cair, pupuk bio cair, bakteri

rhizobium untuk media inokulum serta pestisida. Bantuan sarana produksi pertanian

Page 133: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

115

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

kedelai juga diberikan berupa 2 unit multi purpose thresher atau mesin perontok serba

guna dan 7 unit sprayer atau alat semprot pertanian elektrik.

Beberapa nilai tambah yang diperoleh melalui pengembangan klaster ini, antara lain :

a. Petani mulai memahami potensial tanaman kedelai sebagai tanaman yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi khususnya pemahaman terkait kedelai varietas grobogan yang dari

sisi umur lebih pendek, polong lebih besar dengan hasil panen yang lebih menjanjikan.

b. Hasil demplot telah menunjukan rata-rata hasil panen kedelai varietas Grobogan yang

lebih tinggi (2,1 ton/hektar) dibanding hasil kedelai Wilis (1,6 ton/hektar).

c. Terdapat peningkatan harga kedelai varietas Grobogan dibanding varietas lokal lain.

Untuk varietas lokal seperti Wilis Rp 6.100/Kg, kedelai impor Rp 6.500/Kg sedangkan

varietas Grobogan mencapai harga Rp 6.800-Rp 7.500/Kg dan untuk bibit dihargai Rp

8.000/Kg.

d. Fungsi kelompok tani telah berjalan, terindikasi melalui cukup banyaknya anggota

kelompok tani yang telah mempunyai komitmen untuk hadir di pertemuan kelompok

dan adanya kegiatan simpan pinjam. Pada kegiatan simpan pinjam, kelompok tani di

Desa Nglebur Kecamatan Kedungpring menyepakati simpanan pokok sebesar Rp

50.000 dan simpanan wajib sebesar Rp 5.000 setiap bulan. Sementara itu, kelompok

tani desa Kedungbanjar sepakat mengadakan simpanan pokok sebesar Rp.50.000 dan

simpanan wajib sebesar Rp 10.000 setiap bulan.

e. Aset dan kekayaan kelompok tani Mekar Lestari Desa Nglebur Kecamatan

Kedungpring dan Sumber Rejeki Desa Kedungbanjar Kecamatan Sugio menunjukan

perkembangan yang signifikan pasca klaster. Hal tersebut terlihat di dalam neraca

dimana untuk kelompok tani Mekar Lestari, aset tetap dan aset lancar mencapai Rp

21.770.000 sedangkan Kelompok tani Sumber Rejeki memperoleh aset teap dan aset

lancar mencapai Rp 28.070.000.

Sejauh ini, perkembangan kinerja klaster telah sesuai dengan target yaitu telah memenuhi

indikator peningkatan produktivitas, peningkatan akses pasar dan akses pembiayaan.

Proses pembenihan kedelai telah mulai dilakukan melalui pengambilan sampel oleh Balai

Pengawasan Sertifikasi Benih dalam rangka sertifikasi benih kedelai. Perkembangan

tanaman di Kecamatan Sugio tumbuh cukup baik meskipun terdapat gulma yang belum

ditangani dengan baik oleh para petani. Tim Pendamping telah mengatasi hal dimaksud

dengan memberikan penyuluhan terkait pemberian obat dan penyiangan sehingga saat

ini gulma telah diatasi dan tidak memberikan gangguan yang siginifikan pada kualitas

pertumbuhan kedelai. Sementara itu, para petani objek klaster di Kecamatan

Kedungpring mayoritas masih menanam padi karena curah hujan yang cenderung tinggi

dan mengganggu pola tanam. Dengan demikian, ke depan perlu dilakukan pengalihan

Page 134: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

116

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

kelompok petani desa lainnya di Kecamatan Kedungpring dari menanam padi menjadi

menanam kedelai.

Pelatihan pra koperasi untuk mendukung pembentukan koperasi klaster kedelai pada

telah dilaksanakan pada Juli 2016 dan dihadiri oleh sekitar 49 orang dari petani dan PPL.

Dalam pelatihan dimaksud, telah disepakati nama koperasi kedelai yakni

alankan beberapa unit bisnis rumah kedelai,

diantaranya unit produksi tepung limbah, unit produksi benih, unit produksi

tempe/keripik, learning center dan perdagangan/logistik. Sebagai kontribusi, Dinas

Pertanian menginformasikan adanya alokasi dana khusus untuk mendukung perbaikan

fasilitas rumah kedelai di Gedung UPT Kecamatan Tikung. Bappeda Lamongan juga

merencanakan adanya diskusi terkait sustainability dari Rumah Kedelai agar memiliki

keberlangsungan jangka panjang.

2. Pengembangan Klaster Sapi di Tuban

Pengembangan klaster sapi dilakukan di di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Kabupaten

Tuban. Pengembangan klaster sapi dirintis mulai tahun 2014 melalui penandatanganan

nota kesepahaman antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dengan

Pemerintah Kabupaten Tuban untuk secara bersama sama mengembangkan klaster sapi

potong. Pengembangan klaster selanjutnya di bagi dalam tiga tahap, dimana tahap

pertama tahun 2015 adalah tahap penumbuhan (start up), tahun 2016 merupakan tahap

penguatan dan tahun 2017 diharapkan telah mencapai tahap pengembangan.

Pada tahun 2015 atau tahap penumbuhan telah dilakukan kegiatan fasilitasi dan

koordinasi

fasilitasi perubahan anggaran dasar Koperasi Wahyu Mitra Utama, fasilitasi akses

keuangan melalui pendampingan pembiayaan sertifikasi dan usaha ternak, studi banding

ke peternakan besar dan modern, pembuatan sistem akutansi, pelatihan edukasi

keuangan dan kewirausahaan serta pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi

daging olahan.

Page 135: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

117

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Bagan 2 Skema Pengembangan Klaster Sapi Tuban

Berdasarkan kegiatan pengembangan yang telah dilakukan selama tahun 2015, beberapa

nilai tambah yang telah diperoleh antara lain :

Diterbitkannya SK Bupati terkait pembentukan Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja

Pengembangan Klaster

Dihasilkannya konsep final perubahan anggaran dasar Koperasi Wahyu Mitra Utama

Diaplikasikannya sistem akuntansi oleh Koperasi Wahyu Mitra Utama

Jumlah anggota koperasi bertambah dari sekitar 100 orang menjadi 300 orang

Bertambahnya kemitraan baru antara koperasi dengan kelompok peternak

15 peternak memperoleh pembiayaan sertifikasi

Satu kelompok ternak mitra koperasi memperoleh bantuan 11 ekor sapi betina dari

pemerintah

Koperasi mulai merintis penjualan produk daging olahan bakso

Untuk selanjutnya, program Bank Indonesia akan diarahkan pada penguatan

kelembagaan Koperasi Wahyu Mitra Utama, dukungan terhadap pengembangan

peternak dan kelompok ternak serta pengembangan hilirisasi klaster.

Page 136: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

118

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Saat ini, sebagai upaya meningkatkan akses keuangan peternak, 15 bidang tanah telah

memperoleh sertifikasi dan memungkinkan realisasi pinjaman sebesar 750 juta dari salah

satu bank di Jawa Timur. Pinjaman tersebut selanjutnya digunakan untuk membeli 31

ekor sapi dan bahan baku konsentrat untuk persediaan pakan selama 6 bulan. Target

produktivitas berat sapi per hari (average daily growth) sebesar 0,8-1 Kg/hari. Salah satu

peternak yang menjadi anggota binaan klaster juga memperoleh realisasi pembiayaan

KUR BRI sebesar Rp 3 Miliar dan 23 berkas bidang tanah baru telah didaftarkan di Badan

Pertanahan Nasional (BPN) Tuban. Sampai saat ini, Koperasi Wahyu Mitra Utama menjalin

kerjasama dengan 9 kelompok ternak mitra dengan total pengambilan sapi 300 ekor.

Dalam rangka mendukung operasional RPH di klaster sapi potong tuban, telah diajukan

Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sebagai bukti tertulis yang sah dan menandakan telah

dipenuhinya persyaratan higiene-sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan

pangan asal hewan pada unit usaha pangan asal hewan.

Page 137: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

119

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

5.1. Kondisi Umum

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 23 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan

Undang-Undang No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia adalah

mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank

Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas utama, salah satu diantaranya adalah mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Sistem pembayaran di Indonesia terdiri dari sistem pembayaran tunai dan non tunai.

Pengelolaan sistem pembayaran tunai ditujukan untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah di

masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan

dalam kondisi yang layak edar. Sementara sistem pembayaran non tunai bertujuan untuk

menyediakan infrastruktur pembayaran yang handal dan aman.

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran di Jawa Timur

5.2.1. Transaksi Sistem Pembayaran Tunai

Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia dapat dipantau melalui beberapa indikator

seperti jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow), jumlah aliran

uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan pemusnahan Uang

Tidak Layak Edar (UTLE) dan uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang Rupiah.

5.2.1.1. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat menghadapi momen lebaran dan libur

sekolah, nominal transaksi tunai Jawa Timur triwulan II 2016 turut meningkat dari 3,11% (qtq)

menjadi 45,20% (qtq). Secara spasial, peningkatan nominal transaksi tunai terjadi pada

seluruh wilayah kerja Bank Indonesia khususnya Kota Kediri, yakni dari -3,37% (qtq) menjadi

70,04% (qtq). Tingginya aktivitas ekonomi mempengaruhi peningkatan pengeluaran

masyarakat dan berdampak pada kondisi net outflow yang terjadi pada triwulan II 2016.

Secara spasial, net outflow terjadi pada seluruh wilayah kerja dengan rasio outflow terhadap

inflow yang paling tinggi terjadi pada Kota Kediri (278,13%), sementara itu Kota Jember

memiliki rasio outflow terhadap inflow yang paling rendah dibanding wilayah kerja Bank

Indonesia lainnya (143,10%).

BAB V SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Page 138: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

120

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 1 Pergerakan Inflow, Outflow, Netflow dan Inflasi

Tabel 3. 6 Perkembangan Inflow Outflow Jawa Timur (Miliar Rupiah)

5.2.1.2. Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

Selain pengelolaan aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia, salah satu tugas Bank

Indonesia dalam sistem pembayaran tunai adalah memelihara kualitas uang kartal yang

diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy), diantaranya melalui pemusnahan Uang

Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin.

Peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat menghadapi momen lebaran dan libur sekolah

mempengaruhi kondisi penurunan inflow pada triwulan II 2016 sebesar -29,42% (qtq) yang

diperkirakan turut mempengaruhi penurunan jumlah nominal UTLE yang diterima Bank

Indonesia sebesar -27,02% (qtq). Penurunan inflow yang lebih dalam dibanding penurunan

nominal UTLE mendorong peningkatan rasio UTLE terhadap inflow dari 38,46% pada triwulan

I 2016 menjadi 39,78% pada triwulan II 2016 yang terutama terjadi pada Kota Malang dari

33,47% menjadi 53,14%. Peningkatan rasio UTLE terhadap inflow diperkirakan juga sejalan

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 Tw I Tw II

SURABAYA

INFLOW 7.014 4.147 9.545 5.385 7.795 5.479 9.712 6.386 9.659 6.635 OUTFLOW 4.842 5.155 9.088 7.550 4.195 9.115 10.877 8.155 5.665 14.339 NETFLOW 2.171 -1.008 457 -2.165 3.599 -3.636 -1.166 -1.769 3.995 -7.704

MALANG

INFLOW 4.799 3.462 4.913 3.262 4.012 3.401 4.488 3.021 4.607 2.904

OUTFLOW 1.247 1.473 3.574 2.130 898 2.185 3.006 2.521 1.227 4.629

NETFLOW 3.551 1.989 1.339 1.131 3.114 1.215 1.482 499 3.380 -1.724

KEDIRI

INFLOW 3.814 2.702 4.085 2.286 3.618 2.296 4.357 2.234 4.007 2.754 OUTFLOW 1.915 2.944 4.452 3.626 1.868 3.478 5.088 4.104 2.117 7.659 NETFLOW 1.898 -242 -367 -1.340 1.750 -1.182 -731 -1.870 1.890 -4.905

JEMBER

INFLOW 2.395 1.770 2.570 2.131 3.016 2.939 3.600 2.669 3.760 3.257 OUTFLOW 966 1.121 2.258 1.590 674 2.727 2.523 2.194 1.215 4.661 NETFLOW 1.429 649 311 541 2.342 212 1.076 474 2.545 -1.404

JAWA TIMUR

INFLOW 18.022 12.081 21.113 13.063 18.441 14.114 22.155 14.309 22.033 15.551 OUTFLOW 8.971 10.693 19.373 14.896 7.636 17.505 21.494 16.975 10.224 31.289 NETFLOW 9.050 1.389 1.741 -1.832 10.806 -3.391 661 -2.666 11.809 -15.738

20162014KETERANGAN

2015

Page 139: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

121

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

dengan tingginya transaksi masyarakat Jawa

Timur dalam persiapan menghadapi

perayaan Idul Fitri dan libur sekolah yang

turut tercermin melalui kondisi net outflow

yang terjadi pada periode laporan.

Komitmen Bank Indonesia dalam

meningkatkan kualitas uang layak edar

(clean money policy) melalui kegiatan

penukaran uang dan kas keliling dalam

persiapan menghadapi Lebaran 2016 turut mempengaruhi peningkatan UTLE periode laporan.

5.2.1.3. Temuan Uang yang Tidak Sesuai dengan Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah

Selama triwulan IV 2015, penemuan uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang

Rupiah di Jawa Timur baik melalui perbankan maupun berdasarkan laporan masyarakat

menurun dibandingkan periode sebelumnya. Penemuan uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri

keaslian uang Rupiah sebanyak 8.208 lembar dalam berbagai pecahan, menurun -17,19%

(qtq) dibanding triwulan III 2015 (54,61%, qtq). Penurunan terutama terjadi di Kediri sebesar -

63,05% (qtq) yang mencapai 1.389 lembar dari 3.759 lembar pada periode sebelumnya,

disusul Jember dengan penurunan sebesar -3,35% (qtq) atau mencapai 893 lembar dari 924

lembar pada periode sebelumnya.

Grafik 3. 82 Statistik Uang yang Tidak Sesuai Ciri - ciri

Keaslian Uang Rupiah yang Ditemukan

Grafik 3. 83 Proporsi Uang Tidak Sesuai Ciri-ciri

Keaslian Uang Rupiah yang Ditemukan

5.2.2. Transaksi Sistem Pembayaran Non-Tunai

Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan nominal

transaksi yang lebih kecil. Di Jawa Timur, penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4

(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang,

Grafik 3. 81 Rasio UTLE terhadap Inflow

Page 140: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

122

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Kediri dan Jember. Untuk meningkatkan pelayanan transaksi kliring pada nasabah, Bank

Indonesia juga membuka kesempatan bagi institusi yang ingin menjadi Penyelenggara Kliring

Lokal (PKL). Saat ini, di Jawa Timur sudah ada 7 PKL di berbagai kota (Jombang, Mojokerto,

Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Pamekasan dan Sumenep).

Peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat triwulan II 2016 tidak diiringi dengan peningkatan

nominal dan volume transaksi SKNBI, yang justru sedikit turun dibanding periode sebelumnya.

Penurunan terjadi baik secara nominal (0,79%, qtq) maupun volume (0,16%, qtq). Begitu pula

jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja kliring menurun

cukup signifikan. Nominal kliring mengalami penurunan sebesar 7,97% (yoy), sementara

volume kliring turun sebesar 8,35% (yoy).

Secara spasial, Kota Surabaya memiliki transaksi kliring terbesar di Jawa Timur dengan share

nominal dan volume kliring mencapai 79%. Sejalan dengan kondisi kliring Jawa Timur,

dibandingkan periode sebelumnya, kliring Kota Surabaya turut mengalami penurunan dari sisi

nominal (-0,21%, qtq) meskipun secara volume sedikit meningkat namun cenderung stabil

(0,06, qtq). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kliring volume

turun 15,12% (yoy) begitu pula dengan kliring nominal turun 14,97% (yoy).

Grafik 3. 84 Kinerja Kliring Jawa Timur

Grafik 3. 85 Transaksi Kliring Spasial Jawa Timur

5.3. Upaya Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

5.3.1. Penanganan Uang Palsu

Menghadapi maraknya kasus penemuan uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang

Rupiah, Bank Indonesia bersama instansi terkait terus berupaya melakukan penanggulangan

yang bersifat preventif maupun represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui edukasi

kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman

pada uang baru, serta peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam maupun luar

negeri. Sementara itu upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian

dengan menangkap dan menghukum pembuat maupun pengedar uang yang tidak sesuai

Page 141: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

123

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

dengan ciri-ciri keaslian uang Rupiah sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang

berlaku.

5.3.2. Penyediaan Uang Rupiah

Dalam rangka mengendalikan jumlah uang kartal tidak layak edar yang dimusnahkan, Bank

Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya

perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet, serta edukasi

perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih panjang sehingga

mengurangi besarnya volume UTLE dan mengurangi biaya percetakan uang baru.

Selain itu, untuk memastikan ketersediaan ULE di masyarakat, beberapa upaya yang dilakukan

oleh KPw BI Provinsi Jawa Timur, yaitu dengan mengadakan kas keliling secara berkala di

kabupaten/kota di Jawa Timur khususnya di pusat-pusat keramaian masyarakat seperti pasar

dan pusat perbelanjaan. Kas keliling juga selalu ada di car free day yang disertai dengan

sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang dan kampanye 3D.

Selain kas keliling, penyediaan uang Rupiah juga dilakukan di pulau-pulau dan daerah

terpencil di Jawa Timur, seperti Pulau Bawean, Pulau Sapudi, Pulau Masalembo dan daerah

perbatasan lainnya. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan Kas Kapal yang bekerja sama

dengan TNI-Angkatan Laut.

5.3.3. Program Elektronifikasi

Elektronifikasi secara umum didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mengubah transaksi

masyarakat yang semula dilakukan secara manual menjadi elektronik, dari metode

pembayaran secara tunai menjadi non tunai, serta pelaku transaksi keuangan yang

sebelumnya bersifat eksklusif menjadi inklusif. Kaitannya dengan keuangan inklusif,

elektronifikasi membuka akses masyarakat untuk terhubung dengan layanan keuangan serta

mendekatkan lembaga keuangan kepada masyarakat hingga ke daerah terpencil (remote

area).

Bank Indonesia sebagai otoritas di bidang sistem pembayaran memiliki tugas dan peran yang

esensial dalam penggunaan layanan keuangan non tunai. Upaya dalam peningkatan angka

penggunaan layanan keuangan non tunai dituangkan dalam Pencanangan Gerakan Nasional

Non Tunai (GNNT) pada tanggal 14 Agustus 2014. Bank Indonesia telah menetapkan roadmap

elektronifikasi tahun 2014-2024 melalui 4 (empat) strategi utama diantaranya (1) upaya

perubahan perilaku masyarakat, (2) upaya perubahan perilaku pelaku industri sistem

pembayaran ritel, (3) perluasan penerimaan instrumen dan layanan non tunai serta (4)

koordinasi kelembagaan dan regulasi untuk tujuan elektronifikasi. Strategi ini dilakukan untuk

mencapai target 2024 antara lain peningkatan masyarakat banked dari 36% (2014) menjadi

Page 142: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

124

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

75%, peningkatan transaksi retail dari 1,68 kali GDP menjadi 4 kali GDP serta peningkatan

transaksi G2P dengan LKD dari 0,07% menjadi 50%.

Peningkatan implementasi elektronifikasi tahun 2016 dilakukan Kantor Perwakilan Bank

Indonesia melalui beberapa upaya diantaranya akselerasi program elektronifikasi transaksi

penerimaan daerah, edukasi instrumen non tunai dan keuangan inklusif kepada masyarakat

serta perluasan dan monitoring implementasi agen LKD. Sejauh ini, akselerasi program

elektronifikasi transaksi penerimaan daerah telah dilakukan dengan mendorong implementasi

penggunaan uang elektronik pada pembayaran tol seperti tol Surabaya-Gresik serta ruas jalan

tol Simpang Susun Waru-Bandara Juanda. Sementara itu, kegiatan edukasi telah dilakukan

beberapa kali dengan target peserta yang beragam dan lintas kabupaten/kota di Jawa Timur.

Beberapa edukasi/sosialisasi telah dilakukan kepada pelajar SMA, mahasiswa, tokoh

masyarakat, perangkat pemerintah, guru, pedagang, karyawan serta agen/calon agen individu

LKD. Pengembangan LKD dilakukan dalam bentuk edukasi/sosialisasi, kajian, monitoring

implementasi LKD serta inisiasi implementasi LKD di lingkungan pondok pesantren.

5.3.4. Layanan Keuangan Digital (LKD)

Definisi LKD sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia 16/8/PBI/2014 tentang

Uang Elektronik (Electronic Money) adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan

keuangan yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana

dan perangkat teknologi berbasis mobile/web dalam rangka keuangan inklusif. LKD akan

memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan resmi

perbankan seperti kantor cabang bank atau ATM (unbanked) untuk mendapatkan layanan

keuangan yang mudah, murah, terjangkau, nyaman, aman, terpercaya, serta proporsional.

Penyelenggaraan LKD dapat dilakukan bank dengan agen LKD badan hukum maupun agen

LKD individu. Khusus untuk implementasi LKD menggunakan agen LKD individu, saat ini

hanya diperuntukkan bagi bank BUKU 4. Sampai saat ini, baru 3 (tiga) bank yang memperoleh

izin dari Bank Indonesia antara lain Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri (keduanya telah

memiliki izin dari tahun 2014) disusul Bank Central Asia.

Jumlah agen LKD di Jawa Timur terus meningkat dan mencapai angka 17.158 agen pada Juni

2016 atau tumbuh 39,6% (ytd). Pertumbuhan jumlah agen ini diiringi pertumbuhan positif

jumlah pemegang uang elektronik (U-Nik) yang telah mencapai 196.712 pengguna, tumbuh

4,6% (ytd). Sementara itu, jumlah U-Nik tercatat lebih banyak dibanding jumlah pemegang U-

Nik sebanyak 197.738 pada Juni 2016 dengan nominal mencapai Rp 10,66 Juta. Daerah

dengan jumlah agen terbanyak berada di Kota Malang sebanyak 4.306, sementara daerah

dengan jumlah agen terendah berada di Kota Blitar sebanyak 28 agen. Jumlah pemegang U-

Nik terbanyak terdapat di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 122.344, sementara Kota Blitar

belum memiliki pemegang U-Nik.

Page 143: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

125

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 3. 86 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang

Elektronik

Grafik 3. 87 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang

Elektronik Spasial Jawa Timur

Transaksi LKD terdiri atas pengisian ulang (top up), tarik tunai, pembayaran atas tagihan

rutin/berkala, fasilitator registrasi pemegang, transfer person to person serta transfer person to

account. Berdasarkan frekuensi dan nominal, transaksi yang paling banyak dilakukan oleh

pemegang U-NIK adalah top up sebanyak 48.822 pada triwulan II 2016 (turun -48,8%, qtq)

dengan nominal mencapai Rp 2,11 miliar (naik 11,3%, qtq). Secara spasial berdasarkan

frekuensi, transaksi top up paling banyak dilakukan di Kab. Jember sebanyak 24.388 (1,4%,

qtq), sementara nominal tertinggi terjadi di Kota Malang mencapai Rp 632,85 juta (182,8%,

qtq).

Grafik 3. 88 Frekuensi Transaksi LKD

Grafik 3. 89 Nominal Transaksi LKD

Page 144: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

126

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 3. 10 Transaksi LKD Spasial Jawa Timur

Upaya pengembangan LKD terus dilakukan oleh Bank Indonesia, salah satunya dengan

senantiasa melakukan kajian untuk mendorong pengembangan LKD tersebut. Salah satu

kajian yang telah diselesaikan yaitu Kajian Identifikasi Potensi LKD di Jawa Timur. Output

kajian ini adalah rekomendasi daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan LKD

dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti akses, penggunaan, penyediaan layanan

keuangan, potensi pasar dan infrastruktur. Hasil kajian ini kemudian ditindaklanjuti dengan

kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilaksanakan di daerah yang direkomendasikan, seperti

Sumenep, Malang, Kediri dan Jember.

Sosialisasi kepada para agen dan calon agen juga tetap dilakukan untuk meningkatkan jumlah

dan kapasitas agen baru khususnya di daerah dengan tingkat penggunaan LKD yang masih

rendah. Selain itu, kegiatan monitoring juga rutin dilakukan untuk memantau daerah dengan

potensi pengembangan LKD yang tinggi namun memiliki tingkat penetrasi yang rendah.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur saat ini juga telah menginisiasi

implementasi lesh cash society melalui pengembangan LKD di lingkungan Pondok Pesantren

khususnya di area Jombang.

Kab/Kota Nilai Kab/Kota Nilai

Frekuensi Kab. Jember 24.388 Kota Probolinggo 1

Nominal (Rp) Kota Malang 632.850.000 Kab. Ngawi 21.000

Frekuensi Kab. Jember 789

Kab. Mojokerto, Kab. Jombang, Kab.

Bangkalan, Kab. Probolinggo, Kab. Tuban,

Kota Probolinggo, Kota Blitar, Kota Kediri

1

Nominal (Rp) Kab. Jember 235.451.651 Kab. Bangkalan 10.000

Frekuensi Kab. Jember 826 Kab. Ngawi 1

Nominal (Rp) Kab. Kediri 70.432.500 Kab. Sampang 50.000

Frekuensi Kab. Jember 268 Kab. Bangkalan, Kab. Nganjuk, Kab. Pacitan,

Kab. Bojonegoro, Kota Batu1

Nominal (Rp) Kab. Kediri 267.336.000 Kab. Nganjuk 1.000

Frekuensi Kab. Jember 1.596 Kab. Ngawi, Kab. Magetan, Kab. Pacitan, Kab.

Situbondo1

Nominal (Rp) Kab. Jember 137.878.212 Kab. Pacitan 1.000

Frekuensi Kab. Jember 1.306 Kab. Lumajang, Kab. Ponorogo 1

Nominal (Rp) Kab. Jember 444.880.802 Kab. Bojonegoro 244.000

Tertinggi TerendahTransaksi

Transfer P2A

Transfer P2P

Registrasi

Pembayaran Tagihan

Tarik Tunai

Top Up

Variabel

Page 145: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

127

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

6.1. Kondisi Umum

Kondisi ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator pengukur tingkat kesejahteraan

masyarakat di Jawa Timur. Selain ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat

pedesaan serta profil kemiskinan masyarakat juga dijadikan tolok ukur tingkat kesejahteraan

masyarakat di Jawa Timur.

Di triwulan II 2016 ini kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur cenderung tidak mengalami

perubahan jika dibandingkan triwulan I 2016. Sesuai release data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Jawa Timur, periode data bulan Februari 2016, ketenagakerjaan di Jawa Timur

sedikit membaik jika dibandingkan periode sebelumnya (Agustus 2015). Perbaikan kondisi

ketenagakerjaan tersebut tercermin dari penurunan angka tingkat pengangguran terbuka dari

4,47% menjadi 4,14%, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,45%.

Indikator berikutnya adalah kesejahteraan masyarakat pedesaan yang diukur dari Nilai Tukar

Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN). Pada triwulan II 2016, baik NTP maupun NTN di

Jawa Timur masing-masing mengalami peningkatan. NTP meningkat sebesar 0,8% dari

103,77 di triwulan I 2016 menjadi 104,59, sedangkan NTN meningkat sebesar 4,7%, dari

107,61 menjadi 112,68. Peningkatan NTP dan NTN tersebut didorong oleh peningkatan NTP

dan NTN di hampir semua subsektor, didorong peningkatan penerimaan karena faktor

Ramadhan dan Lebaran.

Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur periode data Maret 2016 (release BPS Jawa Timur)

sebesar 4,7 juta orang, turun 1,79% dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah 4,8 juta

orang. Selain jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) juga menurun masing-masing sebesar 0,08 poin dan 0,05 poin.

Penurunan kedua indeks tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk

miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara

penduduk miskin juga semakin menyempit.

6.2. Ketenagakerjaan

6.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Berdasarkan data yang telah di-release oleh BPS Provinsi Jawa Timur periode Februari 2016,

ketenagakerjaan di Jawa Timur mengalami sedikit perbaikan jika dibandingkan periode

sebelumnya (Agustus 2015). Perbaikan kondisi tersebut tercermin pada beberapa angka yang

menjadi indikatornya, diantaranya peningkatan jumlah angkatan kerja sebesar 1,10% dari

BAB VI KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN

Page 146: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

128

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

20,3 juta orang menjadi 20,5 juta orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut diikuti

dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,45% (dari 19,4 juta orang yang

bekerja menjadi 19,6 juta orang). Perbaikan angka penyerapan tenaga kerja diikuti pula

dengan penurunan angka pengangguran terbuka (TPT) sebesar 0,33 poin persen dari 4,47%

menjadi 4,14%. Penurunan angka TPT yang kontinyu, baik dibandingkan dengan periode

sebelumnya (Agustus 2015) maupun tahun sebelumnya (Februari 2015), diharapkan mampu

memenuhi target TPT yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 3%.

Pendorong perbaikan kondisi ketenagakaerjaan di Jawa Timur diantaranya adalah penetapan

Jawa Timur sebagai pilihan utama investor dalam negeri dalam menempatkan modalnya.

Capaian Jawa Timur ini mengungguli provinsi lainnya, dengan nilai investasi Rp13 triliun terdiri

dari 196 proyek dan menyerap 23.218 tenaga kerja. Dengan penyerapan tenaga kerja

sejumlah tersebut, Jawa Timur menyumbang 17% dari total penyerapan tenaga kerja

nasional. Kemampuan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar tersebut didukung dengan

adanya kawasan industri di Jawa Timur yang masuk dalam kategori kawasan industri yang

mengimplementasikan KLIK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi), sehingga komitmen

investasi yang masuk dapat segera direalisasikan.

Selain itu, sinergi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Tim Percepatan Akses Keuangan

Daerah (TPAKD) Jawa Timur dalam mendorong daerah untuk membuka ruang inklusi

keuangan dalam rangka menggenjot layanan perbankan ke daerah serta untuk memberikan

pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan industri kecil dan menengah

(IKM), diindikasikan juga menjadi pendorong penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.

Tabel 5. 1Kondisi Ketenaga Kerjaan Jawa Timur (ribu orang)

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang membaik di triwulan II 2016, baik dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya maupun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, juga menjadi

salah satu pemicu membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur. Pada triwulan II 2016,

ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,62%, masih lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

(5,47%). Di triwulan II 2016, ketiga sektor ekonomi utama penyumbang PDRB provinsi Jawa

Timur yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan masing-masing tumbuh sebesar -1,2%, 0,5% dan 2,4%.

Sumber : BPS Jat im (dio lah)

Page 147: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

129

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Pertumbuhan sektor pertanian tersebut mengindikasikan bahwa sektor tersebut masih cukup

dominan dalam menyerap tenaga kerja di Jawa Timur.

Selain ketiga sektor utama tersebut, sektor konstruksi PDRB juga tumbuh cukup signifikan

sebesar 5,01% jika dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 0,2% menjadi 5,23%,

sehingga turut membantu penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur. Pertumbuhan di sektor

konstruksi dipicu oleh banyaknya investor asing yang menjadikan Jawa Timur sebagai sasaran

investasinya. Saat ini sekurang-kurangnya sudah ada 71 investor dari Amerika Serikat serta

investor-investor dari Tiongkok, Jepang, Singapura dan Korea yang berinvestasi di Jawa Timur.

Banyaknya negara yang berinvestasi di Jawa Timur tidak terlepas dari kemudahan perizinan,

dan ditopang dengan keamanan daerah.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 2Jumlah Tenaga Kerja Sektor-sektor Utama

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 3ShareTenaga Kerja Sektoral

Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur pada periode data Februari 2016

masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 36%, sektor perdagangan (23%), dan

sektor industri pengolahan (15%). Di triwulan II 2016 penyerapan tenaga kerja secara sektoral

di Jawa Timur tersebut masih sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sektoralnya.

Pada periode kali ini, komposisi tenaga kerja di Jawa Timur berdasarkan status pekerjaan

utama masih sama dengan periode-periode sebelumnya yaitu sektor informal 63,1% atau

12,389 juta orang, lebih besar dibandingkan sektor formal 36,9% atau 259 juta orang.

Namun jika ditinjau dari pertumbuhannya yang negatif, penurunan sektor informal tercatat

sebesar 1,18% dari 12,537 juta orang di Februari 2015 menjadi 12,389 juta orang, lebih besar

dibandingkan penurunan di sektor formal yaitu dari 7,263 juta orang di Februari 2015 menjadi

7,259 juta orang atau sebesar 0,05%. Penurunan jumlah tenaga kerja informal tersebut dipicu

oleh penurunan pada kelompok p sebesar -11,43% dan

kelompok pekerja b sebesar -7,51%.

Kondisi penurunan tersebut menggambarkan pergeseran jumlah tenaga kerja di sektor

informal ke sektor formal, yaitu masuk dalam kelompok buruh/karyawan. Pertumbuhan

Page 148: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

130

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

ekonomi yang masih lebih tinggi dibandingkan triwulan dan tahun sebelumnya serta

kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan

menyambut bulan Ramadhan dan menyambut lebaran, serta persiapan musim panen

merupakan faktor pendorong pergeseran tenaga kerja tersebut. Secara sektoral, hal ini juga

terindikasi dari pertumbuhan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor

pertanian dan sektor jasa keuangan dan asuransi yang relatif baik.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 4 Penyerapan Tenaga Kerja Formal-Informal

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 5Komposisi Tenaga Kerja Formal-Informal

Pergeseran jumlah tenaga kerja di sektor informal ke sektor formal di periode Februari 2016

tersebut juga terkonfirmasi oleh adanya peningkatan tenaga kerja di kelompok pendidikan

menengah atas, serta adanya penurunan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan sekolah

dasar. Selain itu, tenaga kerja dengan pendidikan SMA dan SMK, yang masing-masing dengan

share 14,21% dan 10,32%, juga mencatat peningkatan jumlah tenaga kerja masing-masing

sebesar 1,86% (dari 2,7 juta orang menjadi 2,8 juta orang) dan 4,92% (dari 1,9 juta orang

menjadi 2 juta orang) dibandingkan Februari 2015. Meskipun demikian, jumlah tenaga kerja

dengan pendidikan SD kebawah masih di posisi teratas (share 49,8%). Sementara itu, tenaga

kerja dengan pendidikan universitas tidak mengalami perubahan proporsi yang signifikan

dibandingkan tahun sebelumnya.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 6Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 7Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

Page 149: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

131

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

6.2.2. Dunia Usaha dan Ketenagakerjaan

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa

Timur periode triwulan II 2016 menunjukkan telah terjadinya peningkatan penyerapan tenaga

kerja sebesar 7,5 SBT dibandingkan triwulan I 2016 (dari-3,7 SBT menjadi 3,8 SBT). Pendorong

peningkatan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur diindikasikan berasal dari sektor

pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Kondisi tersebut searah dengan

pertumbuhan ekonomi khususnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor

perdagangan besar dan eceran dimana masing tumbuh sebesar 2,4% dan 0,5%.

Tabel 5. 2 Penggunaan Tenaga Kerja (Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Jawa Timur)

Peningkatan penyerapan tenaga kerja di triwulan II 2016 di Jawa Timur diperkirakan

dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang mulai meningkat di pertengahan tahun dan

bertepatan dengan musim panen raya komoditas pertanian (tanaman pangan dan

hortikultura).

Grafik 5. 8 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama

Grafik 5. 9 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Lainnya

6.3. Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan

Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan indikator pengukur tingkat

kesejahteraan masyarakat di pedesaan. Di Jawa Timur, pada triwulan II 2016, NTP yang

Page 150: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

132

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

merupakan indeks kesejahteraan petani meningkat 0,8% dari 103,77 di triwulan I 2016

menjadi 104,59. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima (IT) petani meningkat 0,74%,

sedangkan indeks harga yang dibayar (IB) petani mengalami penurunan 0,05%. Peningkatan

NTP di triwulan II 2016 searah dengan peningkatan NTN yaitu sebesar 4,7%, dari 107,61

menjadi 112,68. Kondisi tersebut juga disebabkan oleh peningkatan nilai IT nelayan sebesar

3,25% dan di sisi lain terjadi penurunan nilai IB nelayan sebesar 1,40%.

6.3.1. Kesejahteraan Petani

Di periode ini NTP di Jawa Timur merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan provinsi

lain di kawasan pulau Jawa yaitu sebesar 104,59. Setelah Jawa Timur adalah Jawa Barat

dengan NTP sebesar 104,08, di posisi ketiga adalah D.I. Yogyakarta dengan NTP sebesar

103,84. NTP ketiga Provinsi tersebut lebih tinggi dibandingkan NTP nasional yang hanya

101,47. Perbaikan NTP Jawa Timur terjadi hampir di semua subsektor kecuali hortikultura yang

sedikit turun sebesar 0,92% dari 104,50 menjadi 103,54. Sementara itu kenaikan NTP

tertinggi terjadi di subsektor perikanan sebesar 2,07%, yaitu dari 104,48 menjadi 106,64.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 10Perbandingan Nilai Tukar Petani Provinsi di Jawa

Fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani atau disebut Indeks harga

yang diterima (IT) petani di Jawa Timur pada triwulan ini sebesar 131,18 atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya (130,22). IT petani pada semua subsektor pertanian

mengalami peningkatan, dengan peningkatan tertinggi adalah sub sektor perikanan,

kemudian sub sektor tanaman pangan. Hal ini sejalan dengan inflasi yang terjadi pada sub

kelompok ikan segar (0,54%), sub kelompok sayur-sayuran (3,22%), dan sub kelompok buah-

buahan (5,89%).

Sementara itu, penurunan nilai IB petani (0,05%) dari 125,49 menjadi 125,43 terjadi hampir

di semua sektor dengan penurunan tertinggi terjadi pada sektor perikanan (0,54%).

Komoditas utama yang menghambat kenaikan IB adalah bawang merah, cabai rawit dan

benih gurame masing-masing dengan andil sebesar -0,055, -0,013 dan 0,012. Hal ini sejalan

dengan harga ketiga komoditas tersebut yang mengalami deflasi di triwulan II 2016 masing-

Page 151: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

133

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

masing sebesar 9,44%, 35,63% dan 1,30% (qtq) yang diprediksi karena adanya pergeseran

masa panen ke triwulan II 2016.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 11 NTP Jawa Timur, Indeks yang

Diterima (IT) dan Indeks Harga yang Dibayar (IB)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 12NTP Sub Sektor Pertanian Jawa Timur

Tabel 5. 3NTP Sub Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Di sisi indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) di Jawa Timur di triwulan II

2016 sebesar -0,03% atau mengalami deflasi. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(2,72%), maka di triwulan ini terjadi pertumbuhan negatif sebesar (-) 2,75 poin persen.

Kondisi tersebut disebabkan oleh sedikit penurunan indeks harga konsumsi rumah tangga

Page 152: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

134

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

pedesaan dari 131,30 di triwulan I 2016 menjadi 131,26. Hal ini diperkirakan telah terjadi

masa panen di pedesaan yang menyebabkan para petani memiliki persediaan hasil panen yang

berlimpah, sehingga selain untuk dijual kepada pedagang juga dapat dimanfaatkan untuk

konsumsi pribadi. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan konsumsi petani menjadi lebih

rendah.

Di periode yang sama, secara qtq perkembangan indeks harga konsumen di Jawa Timur

mengalami penurunan sebesar 0,11 poin persen yaitu dari 0.59% menjadi 0,48%. Kondisi

tersebut diperkirakan karena memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran dimana

kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung meningkat yang diikuti meningkatnya harga

barang-barang. Peningkatan harga barang tersebut tercermin dari inflasi (qtq) komoditas gula

pasir (18,01%), emping mentah (12,45%), telur ayam ras (11,41%) dan kue kering (5,33%).

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 13Inflasi Pedesaan dan Inflasi IHK (QTQ)

6.3.2 Kesejahteraan Nelayan

Di periode triwulan II 2016 NTN Jawa Timur sebesar 112,68. NTN Jawa Timur tersebut

merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan 6 (enam) provinsi yang berada di

Pulau Jawa. NTN Jawa Timur tersebut masih lebih tinggi dibandingkan NTN nasional yaitu

sebesar 108,42. Dari sisi pertumbuhan, di Pulau Jawa, peningkatan NTN Jawa Timur juga

paling tinggi (4,71%) yaitu dari 107,6 menjadi 112,68, namun masih lebih tinggi

pertumbuhan NTN secara nasional yaitu sebesar 6,19%. Peningkatan NTN Jawa Timur

tersebut disebabkan oleh peningkatan IT nelayan sebesar 3,25% serta penurunan IB nelayan

sebesar -1,40%.

Page 153: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

135

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 14Perbandingan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi di Jawa

Beberapa komoditas pendorong kenaikan IT nelayan, dari 135,6 menjadi 140,0 adalah ikan

layang dengan andil 0,470, ikan kuniran dengan andil 0,301 dan ikan tenggiri dengan andil

0,285. Kenaikan harga ketiga komoditas tersebut searah dengan perubahan indeks harga

konsumen secara mtm, di akhir triwulan II 2016, komoditas ikan layang, ikan kuniran dan ikan

tenggiri juga mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 2,92%, 14,39% dan 5,02%.

Di sisi lain, IB nelayan di Jawa Timur turun dari 126,02 menjadi 124,25 atau sebesar -1,40%

dipicu oleh penurunan indeks komoditas bawang merah dan cabai rawit masing-masing

dengan andil -0,259 dan -0,061. Penurunan IB nelayan ini searah dengan deflasi kedua

komoditas tersebut yaitu bawang merah sebesar 9,44%, cabai rawit 35,63% dan bawang

putih (qtq).

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 15NTN, It dan Ib Nelayan Jawa Timur

5.4 Profil Kemiskinan Jawa Timur

Sesuai dengan release data BPS Jawa Timur periode Maret 2016, jumlah penduduk miskin di

Jawa Timur adalah 4,7 juta orang. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan sebesar 1,79%

dibandingkan Maret 2015 (4,8 juta orang). Seperti triwulan sebelumnya, di pulau Jawa,

Page 154: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

136

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

persentase penduduk miskin terhadap total jumlah penduduk di Jawa Timur adalah sebesar

12,25%, tetap berada di posisi ketiga setelah D.I Yogyakarta (13,34%) dan Jawa Tengah

(13,27%). Proporsi penduduk miskin di Jawa Timur tersebut menurun tipis 0,29 poin persen

dari dibandingkan tahun sebelumnya 12,34% menjadi 12,05%, dan masih lebih tinggi

dibandingkan nasional yang hanya sebesar 11,13%.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 16 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Jawa

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 17Persentase Penduduk Miskin di Jawa

Jika diperhatikan lebih lanjut, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur selalu diatas rata-rata

nasional dengan kinerja pembangunan yang juga meningkat. Di pihak lain, angka

pengangguran yang juga lebih rendah dari nasional. Dengan demikian, dalam rangka

pengentasan kemiskinan, diperlukan penyelesaian secara karikatif mengingat adanya

kemungkinan bahwa penduduk yang tergolong dalam penduduk miskin adalah penduduk

berusia lanjut, sehingga sudah tidak mampu untuk mengisi lapangan pekerjaan untuk proyek

padat karya.

Jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih besar dibandingkan di perkotaan. Dari 68% total

jumlah penduduk miskin di Jawa Timur atau sebanyak 3,2 juta orang berdomisili di desa,

sedangkan sisanya sebesar 32%, atau sebanyak 1,5 juta orang tinggal di perkotaan. Proporsi

penduduk miskin berdasarkan lokasi domisilinya tersebut relatif tidak mengalami perubahan

dari tahun ke tahun.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 18 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 19Persentase Penduduk Miskin Desa dan Kota

Page 155: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

137

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Garis kemiskinan merupakan cerminan dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan pokok minimum, baik untuk makanan maupun non makanan. Pada

periode data Maret 2016, garis kemiskinan wilayah pedesaan di Jawa Timur mencapai

Rp.319.662 atau meningkat dibanding periode September 2015 (Rp.318.443), sementara di

perkotaan sebesar Rp.323.779 atau meningkat lebih tajam dibandingkan periode September

2015 (Rp.314.320). Dengan demikian, biaya hidup minimum baik di kota maupun di desa di

Jawa Timur mengalami peningkatan dimana biaya hidup minimum di kota lebih tinggi

daripada di wilayah pedesaan.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 5. 20Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota

Persoalan kemiskinan tidak hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin,

namun juga terkait dengan seberapa besar jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin

terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman) yang disebut sebagai P1, dan keragaman

pengeluaran antar penduduk miskin (tingkat keparahan) atau disebut P2. Secara kumulatif,

penurunan P1 posisi Maret 2016 sebesar 6,63% (dari 2,903 menjadi 2,832), dengan

penurunan P1 di pedesaan sebesar 2,45% dan penurunan P1 di perkotaan sebesar 14,16.

Sementara itu, P2 juga mengalami penurunan secara total sebesar 22,68%, dengan

penurunan P2 di wilayah pedesaan sebesar 15,11%, lebih rendah daripada di wilayah

perkotaan sebesar 38,24%.

Penurunan kedua nilai (P1 dan P2) memberikan indikasi rata-rata pengeluaran penduduk

miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara

penduduk miskin juga semakin menyempit.

Page 156: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

138

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Tabel 5. 4Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan di Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Di triwulan II 2016, program pengentasan kemiskinan melalui Jalin Matra (Jalan Lain Menuju

Mandiri dan Sejahtera) kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) masih merupakan

prioritas pemerintah provinsi Jawa Timur. Upaya pemerintah Jawa Timut untuk

menggerakkan pembangunan Jalin Matra adalah dengan meningkatkan income keluarga

dengan menggandeng kaum perempuan. Target program Jalin Matra adalah perempuan

karena perempuan dinilai sangat cerdas dan pintar manajemen. Diharapkan dalam waktu

yang ditentukan 152 ribu KK di Jawa Timur kehidupannya terangkat mandiri dan sejahtera.

Contoh sukses program ini antara lain tercermin dari program Koperasi Wanita (Kopwan),

yang diselenggarakan sejak dua tahun lalu dengan nilai bantuan sebesar Rp 25 juta per

Kopwan, telah mampu memberikan hasil yang memuaskan.

Selain Jalin Matra, Pemerintah Povinsi Jawa Timur dalam menanggulangi kemiskinan juga

memiliki program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) yang merupakan salah satu program

unggulan bekerjasama dengan Kodam V/Brawijaya, sebagai bentuk kepedulian bahwa

pengentasan kemiskinan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan

tanggung jawab semua lapisan masyarakat. Renovasi RTLH bagi masyarakat miskin di Jawa

Timur akan terus digulirkan hingga di Jawa Timur tidak ada lagi rumah tinggal tidak layak

huni.

Page 157: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

139

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV 2016

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan IV 2016 diperkirakan terakselerasi dan tumbuh di

kisaran 5,7%-6,1% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan konsumsi swasta

diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Selain sebagai dampak dari

perayaan Natal dan tahun baru, diperkirakan peningkatan konsumsi turut didorong oleh

membaiknya persepsi konsumen terhadap kinerja perekonomian secara keseluruhan.

Sementara itu, kinerja investasi diperkirakan sedikit melambat pada akhir tahun 2016, sebagai

dampak komitmen pemerintah untuk segera merealisasikan proyek infrastruktur sejak awal

tahun. Kinerja industri pengolahan yang didominasi oleh industri consumer goods seperti

makanan dan minuman diperkirakan terakselerasi seiring dengan meningkatnya konsumsi.

Sektor perdagangan diperkirakan relatif stabil dan tetap tumbuh tinggi, didorong oleh

peningkatan konsumsi masyarakat.

7.1.1. Sisi Permintaan

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2016 diperkirakan ditopang oleh kinerja

konsumsi swasta yang membaik. Kondisi ekonomi secara keseluruhan yang menunjukkan

perbaikan, disertai dengan terjaganya stabilitas ekonomi diperkirakan menciptakan lingkungan

yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan konsumsi. Perayaan natal dan tahun baru di

akhir tahun 2016 diperkirakan akan mengakibatkan lonjakan pertumbuhan konsumsi yang

cukup signifikan. Pendapatan masyarakat pada umumnya juga mengalami peningkatan di

akhir tahun seiring dengan adanya bonus akhir tahun di beberapa korporasi. Pandangan

masyarakat Jawa Timur saat ini terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang atau untuk

posisi akhir tahun cenderung optimis dan lebih baik dibandingkan triwulan I dan II 2016.

Konsumen Jawa Timur juga meyakini akan semakin luasnya kesempatan kerja di Jawa Timur.

Sementara itu, kontribusi pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur

secara langsung diperkirakan cenderung terbatas. Pertumbuhan konsumsi pemerintah

diperkirakan sedikit menurun seiring dengan adanya pemotongan anggaran pemerintah, yang

mengakibatkan terjadi penghematan pada pos-pos belanja yang tidak bernilai tambah besar

bagi perekonomian.

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Page 158: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

140

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Grafik 6. 1 Indeks Ekspektasi Konsumen SK Bank Indonesia

Investasi pada triwulan IV 2016 diperkirakan sedikit melambat. Proyek-proyek infrastruktur

strategis pemerintah diperkirakan sudah dimulai di triwulan II dan III 2016, sehingga pada

akhir tahun diperkirakan tidak ada proyek-proyek infrastruktur baru yang dapat mendorong

kinerja investasi bangunan. Pemotongan anggaran pemerintah juga diperkirakan akan turut

berdampak pada realisasi proyek-proyek infrastruktur yang bukan merupakan prioritas utama.

Walaupun demikian, pelonggaran kebijakan makroprudensial diharapkan dapat mendorong

kinerja sektor properti sehingga masih terdapat dorongan investasi bangunan yang besar dari

sektor swasta.

Ekspor luar negeri Jawa Timur diperkirakan akan sedikit terakselerasi, ditopang oleh ekspor ke

Swiss yang secara jangka pendek masih mendominasi ekspor Jawa Timur. Permintaan dari

mitra dagang utama Jawa Timur yakni Jepang, Tiongkok, dan Amerika Serikat diperkirakan

juga akan sedikit membaik. Berdasarkan informasi anekdotal, peningkatan pajak konsumsi di

Jepang diperkirakan akan tertunda hingga awal triwulan II 2017, sehingga permintaan dari

Jepang di akhir tahun 2016 diperkirakan masih akan tumbuh walaupun relatif lemah.

Sementara itu, kinerja perekonomian Amerika Serikat hingga triwulan II 2016 relatif sudah

membaik. Beberapa lembaga multinasional memprediksikan perekonomian Amerika Serikat

pada triwulan III dan IV 2016 akan lebih baik dibandingkan pertumbuhan di triwulan II 2016

yang mencapai 1,2% (yoy), dengan didorong oleh peningkatan konsumsi. Sementara itu,

kondisi perekonomian di Tiongkok diperkirakan masih akan menunjukkan tren yang

melambat.

Dengan adanya peningkatan konsumsi dan ekspor Jawa Timur, impor diperkirakan akan

sedikit meningkat di akhir tahun. Permintaan domestik akan mendorong kinerja industri

pengolahan, dan akan meningkatkan impor bahan baku dan barang modal. Walaupun

demikian, peningkatan impor bahan baku diperkirakan tidak akan terlalu besar mengingat

Page 159: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

141

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

sudah adanya upaya-upaya dari pelaku usaha untuk melakukan substitusi bahan baku impor

dengan komoditas dari dalam negeri.

7.1.2. Sisi Penawaran

Kinerja 3 (tiga) sektor utama diperkirakan meningkat di triwulan IV 2016. Kinerja industri

pengolahan akan didorong oleh peningkatan permintaan dalam menyambut perayaan natal

dan tahun baru. Sebagai dampak dari pergeseran musim tanam, sektor pertanian

diperkirakan akan tumbuh meningkat di akhir tahun 2016 ini. Sektor perdagangan juga

turut terakselerasi untuk mendukung kinerja konsumsi di akhir tahun.

Peningkatan konsumsi di akhir tahun 2016 diperkirakan turut mendorong kinerja industri

pengolahan yang didominasi oleh industri makanan dan minuman. Beberapa kebijakan

pemerintah, seperti 12 paket kebijakan ekonomi serta instruksi presiden terkait percepatan

pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan dalam rangka mendukung kinerja

industri diperkirakan menjadi salah satu faktor pendukung yang cukup signifikan. Selain itu,

apresiasi nilai rupiah diperkirakan turut berperan dalam penurunan biaya bahan baku

industri pengolahan yang memiliki import content tinggi. Sementara itu, kinerja industri

rokok diperkirakan akan tertahan dengan adanya berbagai tekanan, termasuk maraknya

kampanye anti rokok beberapa waktu belakangan ini serta potensi kenaikan harga yang

signifikan.

Sektor pertanian diperkirakan terakselerasi pada akhir tahun 2016. Pergeseran musim tanam

di tahun 2015 turut berdampak pada kinerja sektor pertanian di akhir tahun 2016. Kinerja

sub sektor tabama diperkirakan meningkat, didorong oleh peningkatan panen padi dan

kedelai di akhir tahun. Di lain pihak, kinerja subsektor peternakan diperkirakan akan

melambat setelah tingginya kinerja subsektor tersebut pada triwulan III 2016 yang didorong

oleh perayaan Idul Adha. Kinerja sektor perdagangan pada triwulan IV 2016 diperkirakan

sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi akan

meningkatkan kinerja subsektor perdagangan eceran. Kinerja perdagangan besar juga

diperkirakan akan meningkat didorong oleh kinerja ekspor.

Page 160: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

142

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

7.2. Perkiraan Inflasi Jawa Timur Triwulan III 2016

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, inflasi Jawa

Timur pada triwulan III 2016 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada di kisaran 3,1% - 3,2%.

Tabel 6. 1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jatim Tw III-2016

Kelompok Tw II-2016

Tw III-2016

Faktor Risiko

Volatile Food

Tw III-2016

- - - - - -

Pendorong Kenaikan permintaan musiman bahan pangan pada periode Idul Fitri (Juli 2016) Potensi terjadinya La Nina (berdampak pada penurunan kualiatas dan kuantitas panen hortikultura) Kenaikan permintaan musiman bahan pangan pada periode Idul Adha (Sept 2016) Penahan Panen raya padi diperkirakan berlangsung awal triwulan III dan akhir triwulan III Panen hortikultura di akhir triwulan III Operasi pasar sebagai upaya stabilisasi harga pangan (Jul-16)

Administered Price

Tw III-2016

Pendorong

- - -

Berlanjutnya kenaikan tarif rokok merespon kenaikan cukai rokok di awal tahun 2016. Potensi kenaikan tarif listrik di 2016 Potensi kenaikan tarif angkutan pada periode Lebaran (Jul-16)

- Potensi kenaikan harga rokok dengan kisaran kenaikan mencapai

100% s

Core Inflation

Tw III-2016

Pendorong

- - - -

Meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang puasa dan Lebaran, serta Idul Adha Dampak lanjutan kenaikan inflasi bahan makanan terhadap harga makanan jadi Peningkatan tekanan eksternal sebagai dampak dari situasi geopolitik dunia (a.l Brexit dan kudeta yang terjadi di Turki) Kenaikan permintaan pada periode Tahun Ajaran Baru

Penahan

- Berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya pengendalian harga dan menjaga ekspektasi masyarakat

- Rendahnya cost-push harga energi terhadap komoditas inti

seiring dengan stabilnya harga BBM

- Mulai terkoreksinya harga gula pasir

Menurun Meningkat Stabil

Page 161: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

143

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Berdasarkan tabel di atas, tekanan inflasi pada triwulan III-2016 diperkirakan berasal dari

ketiga kelompok disagregasi inflasi, sebagai berikut :

1. Volatile Food

Tekanan inflasi kelompok ini pada triwulan III-2016 diperkirakan meningkat namun pada

tingkat yang moderat. Tekanan inflasi bersumber dari potensi kenaikan harga pangan

akibat peningkatan permintaan musiman pada periode Lebaran di awal triwulan II dan

Idul Adha di akhir triwulan III. Potensi terjadinya La Nina- sebagaimana prediksi Badan

Klimatologi Australia dan Amerika Serikat-, yang mendorong curah hujan lebih tinggi

dibandingkan kondisi normalnya turut memberikan potensi tekanan inflasi pada

komoditas hortikultura. Sementara, faktor penahan inflasi bersumber dari panen raya padi

yang berlangsung pada awal triwulan II serta akhir triwulan III akibat bergesernya musim

panen yang diakibatkan oleh gangguan cuaca El Nino; panen hortikultura yang

diperkirakan terjadi di triwulan III sebagaimana pola musimannya; serta pelaksanan

operasi pasar untuk stabilisasi harga periode menjelang Lebaran di Juli.

Sumber: Badan Klimatologi Australia (BOM) Sumber: IRI/CPC

Grafik 6. 2. Proyeksi Oceanic Nino Index BOM Grafik 6. 3. Proyeksi Oceanic Nino Index IRI/CPC

2. Administered Prices

Tekanan inflasi pada kelompok ini diperkirakan meningkat. Tekanan inflasi masih

bersumber dari penyesuaian tarif rokok sebagai respon atas kenaikan tarif cukai sebesar

11,69% di awal 2016. Lebih lanjut, momen Idul Fitri yang berlangsung pada awal

triwulan III 2016 berpotensi meningkatkan tekanan inflasi pada tarif angkutan (antara lain

angkutan udara, kereta api, dan angkutan antar kota) seiring dengan peningkatan

permintaan untuk mudik Lebaran.Potensi kenaikan tarif listrik sebagai dampak

mekanisme penyesuaian tarif listrik sesuai harga keekonomiaannya turut meningkatkan

tekanan inflasi pada kelompok ini.

3. Core Inflation

Inflasi kelompok inti pada triwulan III 2016 diperkirakan meningkat, namun pada tingkat

yang moderat. Tekanan inflasi bersumber dari kenaikan peningkatan permintaan

Page 162: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

144

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

musiman masyarakat, khususnya akan komoditas makanan jadi pada periode Lebaran dan

Idul Adha. Tahun Ajaran Baru untuk tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi di

triwulan III 2016 turut meningkatkan tekanan di kelompok ini. Lebih lanjut, dari sisi

eksternal, peningkatan tekanan eksternal diperkirakan terjadi sebagai dampak dari situasi

geopolitik dunia (antara lain Brexit dan kudeta yang terjadi di Turki). Sementara itu, faktor

penahan inflasi bersumber dari relatif rendahnya cost-push harga energi terhadap

komoditas inti seiring dengan stabilnya harga BBM serta berbagai kebijakan pemerintah

dalam upaya pengendalian harga dan menjaga ekspektasi masyarakat. Lebih lanjut, mulai

terkoreksinya harga gula pasir turut menahan eskalasi inflasi dari kelompok ini.

6.3. Prospek Ekonomi Jawa Timur Tahun 2016

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan mencapai 5,5%-5,9% (yoy) di

sepanjang tahun 2016. Tingkat pertumbuhan tersebut cenderung meningkat dibandingkan

pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 yang hanya 5,44% (yoy).

Dari sisi permintaan, kinerja permintaan domestik yang berkontribusi besar terhadap

perekonomian Jawa Timur diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Kinerja konsumsi swasta diperkirakan lebih tinggi daripada tahun 2015 yang hanya tumbuh

3,26%. Tanda-tanda perbaikan consumer confidence sudah terlihat pada semester I 2016,

yang didorong oleh inflasi yang rendah dan stabil, serta kebijakan pelonggaran moneter dan

makroprudensial. Kinerja investasi bangunan terutama didorong oleh proyek infrastruktur

pemerintah. Proyek-proyek tersebut di antaranya adalah pembangunan jalan tol dan pipa gas

yang dimulai sejak awal tahun, serta sistem penyediaan air minum yang akan dimulai di

semester II 2016. Kebijakan pemerintah, seperti 12 paket kebijakan ekonomi dan fasilitas KLIK

yang diimplementasikan di JIIPE juga turut mendorong kinerja investasi dari sektor swasta.

Permintaan eksternal diperkirakan juga akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,

didorong oleh upaya-upaya stabilisasi kondisi perekonomian tiga mitra dagang utama Jawa

Timur, serta tingginya permintaan dari Swiss.

Kinerja sektor-sektor utama di Jawa Timur pada umumnya diperkirakan terakselerasi

dibandingkan triwulan sebelumnya, kecuali sektor pertanian. Sektor pertanian pada semester I

2016 tidak tumbuh setinggi tahun 2015, walaupun diperkirakan masih akan membaik di

triwulan III dan IV 2016. Kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan meningkat, sebagai

dampak dari berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung kinerja industri, peningkatan

permintaan domestik, serta menurunnya tekanan biaya impor bahan baku akibat apresiasi nilai

rupiah. Sektor hilir, yakni sektor perdagangan diperkirakan juga turut terakselerasi dengan

adanya peningkatan permintaan domestik. Ditambah lagi, permintaan eksternal yang

meningkat juga turut mendukung kinerja sektor perdagangan besar.

Page 163: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

145

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

6.4. Prospek Inflasi Jawa Timur Tahun 2016

Tekanan inflasi Jawa Timur di tahun 2016 diperkirakan sesuai dengan sasaran inflasi nasional

yaitu di kisaran 4% + 1%. Pendorong utama inflasi adalah penyesuaian pada berbagai tarif

administered. Dari kelompok administered prices, tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat

seiring berbagai kebijakan penyesuaian kebijakan administred prices pemerintah, antara lain

seperti penyesuaian tarif listrik golongan rumah tangga 1.300 VA dan 2.200 VA sesuai harga

keekonomiannya yang telah terjadi di triwulan I 2016 dan kenaikan tarif cukai rokok sebesar

11,69% pada awal tahun. Lebih lanjut, rencana pengalihan pelanggan listrik dengan daya 900

VA ke daya 1.300 VA oleh Pemerintah, serta fluktuasi nilai tukar Rupiah dan harga minyak

dunia yang berdampak pada fluktuasi harga BBM dan TTL berpotensi meningkatkan tekanan

inflasi pada kelompok ini.

Dari kelompok volatile food, inflasi tahun 2016 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun

2015. Gangguan cuaca El Nino yang berdampak pada mundurnya panen raya padi di

triwulan I 2016 serta potensi terjadinya La Nina yang mendorong intensitas hujan yang lebih

tinggi dibandingkan kondisi normalnya berpotensi mengganggu produksi pertanian pangan

Jawa Timur di tahun 2016.

Tabel 6. 2 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jatim Tahun 2016

Kelompok Tahun

2015

Tahun

2016 Faktor Risiko

Volatile Food

Tahun 2016

- Dampak Lanjutan El Nino terhadap produksi pangan di tahun 2016.

- Potensi terjadinya La Nina pada Semester II 2016

- Regulasi pemerintah Jatim (Operasi Pasar dan Bantuan Ongkos Angkut)

meminimalkan dampak kenaikan harga pangan saat terjadi

shortage/kenaikan permintaan

- Produksi pertanian Jawa Timur surplus sehingga diperkirakan mampu

mencukupi kebutuhan masyarakat Jawa Timur

- Adanya berbagai upaya percepatan pembangunan infrastruktur

berpotensi mendorong peningkatan produksi pertanian (a.l. waduk dan

irigasi).

Administered

Price

Tahun 2016

- Penyesuaian tarif listrik golongan rumah tangga 1300VA dan 2200VA

sesuai harga keekonomiannya

- Pengalihan pelanggan listrik dengan daya 900VA ke daya 1300VA

- Berlanjutnya penyesuaian harga rokok

- Potensi penyesuaian harga rokok yang mencapai 100% sebagai upaya

Pemerintah meningkatkan kesehatan masyarakat

- Potensi kenaikan harga energi (TTL dan BBM) apabila terjadi kenaikan

harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar.

Page 164: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

146

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Core Inflation

Tahun 2016

- Dampak lanjutan berbagai kebijakan administered pada biaya dan

harga di kelompok core inflation (seperti tarif listrik terhadap sewa

rumah, BBM terhadap tarif angkutan)

- Fluktuasi nilai tukar Rupiah berpotensi mempengaruhi harga komoditas

yang terkait (imported inflation)sebagai respon atas kondisi domestik

dan geopolitik global.

- Meningkatnya daya beli masyarakat seiring kondisi ekonomi yang

diperkirakan membaik.

Dari sisi permintaan domestik (core inflation), tekanan inflasi tahun 2016 diperkirakan

meningkat namun pada level yang moderat. Peningkatan tersebut bersumber dari potensi

meningkatnya daya beli masyarakat seiring kondisi ekonomi yang diperkirakan membaik;

potensi peningkatan cost-push harga energi (BBM dan TTL) terhadap komoditas inti apabila

terjadi depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga minyak dunia, serta fluktuasi nilai tukar

Rupiah yang berpotensi mempengaruhi harga-harga dengan impor content yang tinggi. Dari

sisi volatile food, tekanan inflasi diperkirakan meningkat seiring dengan dampak lanjutan El

Nino serta La Nina yang mengganggu sektor pertanian Jawa Timur. Sementara, dari sisi

administered prices, peningkatan tekanan inflasi bersumber dari kenaikan harga rokok sebagai

respon atas kenaikan cukai rokok di awal tahun serta potensi kenaikan harga energi (TTL dan

BBM) apabila terjadi kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar sebagai dampak

mekanisme pnerapan harga energi sesuai harga keekonomiannya.

Menurun Meningkat Stabil

Page 165: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

147

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

DAFTAR ISTILAH

Administered price

Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif

dasar listrik.

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

peraturan daerah.

BI Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya.

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban

bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap

instruksi transfer dana.

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap

komoditas tersebut.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

(deposito).

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank

konvensional.

Imported inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di

luar negeri (eksternal).

Page 166: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

148

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 100.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi saa ini dengan skala 1 100.

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 100.

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk

Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement

(NPA)

Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Terminologi FDR

untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Loan to Funding Ratio (LFR)

Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga dan surat berharga yang diterbitkan bank.

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan.

Page 167: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

149

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan II 2016

mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh

bank, baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah,

sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang

lancar, (2) diragukan dan (3) macet.

Omset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,

restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

qtq

Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu

seketika.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas

nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu

tertentu.

Volatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat

bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Page 168: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

150

DAFTAR SINGKATAN

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBM

Bahan Bakar Minyak

BKPM

Badan Koordinasi Penanaman Modal

BPS

Badan Pusat Statistik

DISBUDPAR

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

DPK

Dana Pihak Ketiga

FGD

Focus Group Discussion

FTV

Financing to Value

IHK

Indeks Harga Konsumen

IKK

Indeks Keyakinan Konsumen

KPR

Kredit Pemilikan Rumah

LDR

Loan to Deposit Ratio

LFR

Loan to Funding Ratio

LNPRT

Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga

LTV

Loan to Value

mtm

Month to month

Page 169: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL · PDF fileSurabaya, 60175 Indonesia (Telepon) 031-3520011 - 8301/8258 ... Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan

151

NPF

Non Performing Financing

NPL

Non Performing Loan

PLN

Perusahaan Listrik Negara

PMA

Penanaman Modal Asing

PMDN

Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTB

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

qtq

Quarter to quarter

RTGS

Real Time Gross Settlement

SKDU

Survei Kegiatan Dunia Usaha

SKNBI

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

TPK

Tingkat Penghunian Kamar

UTLE

Uang Tidak Layak Edar

yoy

Year on year