Kajian Efisiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan … ke penulisan skripsi yang tidak dapat...

19
KAJIAN EFISIENSI ENERGI TUNGKU SEKAM BERDASARKAN JUMLAH, BENTUK, DAN UKURAN SIRIP YANG DIPASANG HARTIP SIMORANGKIR DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of Kajian Efisiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan … ke penulisan skripsi yang tidak dapat...

KAJIAN EFISIENSI ENERGI TUNGKU SEKAM

BERDASARKAN JUMLAH, BENTUK, DAN UKURAN

SIRIP YANG DIPASANG

HARTIP SIMORANGKIR

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

2011

ABSTRAK

HARTIP SIMORANGKIR. Kajian Efisiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah,

Bentuk, dan Ukuran Sirip yang Dipasang. Dibimbing oleh IRZAMAN dan HANEDI

DARMASETIAWAN

Penggunaan sekam sebagai energi alternatif memiliki potensi yang tinggi untuk

dikembangkan di Indonesia. Salah satu pemakaian sekam sebagai energi alternatif adalah

dengan menggunakan tungku. Pada penelitian ini dilakukan variasi jumlah sirip yang

dipasang pada tungku sekam IPB dengan bentuk dan ukuran sirip yang sama. Telah

dilakukan variasi jumlah sirip yang dipasang yaitu: tanpa sirip, 1 sirip, 2 sirip, dan 4 sirip,

masing-masing 3 kali ulangan pembakaran untuk mendidihkan air 50 liter. Dari hasil

penelitian didapatkan efisiensi energi sebesar 19,92% untuk tungku tanpa sirip, 19,15%

untuk tungku 1 sirip, 18,66% untuk tungku 2 sirip, 16,13% untuk tungku 4 sirip. Semakin

besar jumlah sirip yang dipasang pada tungku menyebabkan semakin kecil nilai efisiensi

energi tungku yang didapat, karena dengan adanya sirip mengakibatkan pembakaran yang

terjadi pada kerucut terbalik menjadi kurang sempurna, udara yang seharusnya digunakan

untuk proses pembakaran yang terperangkap pada kerucut terbalik mengalir keluar secara

alamiah.

Kata kunci : sekam, tungku sekam, efisiensi tungku sekam, energi elternatif.

KAJIAN EFISIENSI ENERGI TUNGKU SEKAM

BERDASARKAN JUMLAH, BENTUK, DAN UKURAN SIRIP

YANG DIPASANG

HARTIP SIMORANGKIR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada Departemen Fisika

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Judul : Kajian Efisiensi Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah, Bentuk, dan

Ukuran Sirip yang Dipasang

Nama : Hartip Simorangkir

NIM : G74052524

Menyetujui,

Dr. Ir Irzaman, MSi

Pembimbing I

Ir. Hanedi Darmasetiawan, MS

Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir Irzaman, MSi

Kepala Departemen Fisika

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala

bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Kajian Efisiensi

Energi Tungku Sekam Berdasarkan Jumlah, Bentuk, dan Ukuran Sirip yang Dipasang.

Kebutuhan bahan bakar semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk dunia umumnya dan Indonesia pada khususnya. Kebutuhan bahan bakar

semakin meningkat sehingga dibutuhkan sumber bahan bakar alternatif atau energi

alternatif yang murah, mudah didapat, dan dapat terbarukan yang sesuai dengan potensi

dan kebutuhan daerah tertentu. Sekam adalah salah satu sumber bahan bakar alternatif

yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya di daerah dengan

ketersediaan sekam yang cukup.

Pada penelitian ini penulis meneliti tentang optimasi tungku dengan bahan bakar

sekam. Tungku yang sudah ada sekarang sangat beragam, penulis menggunakan tungku

sekam IPB skala Industri kecil dengan melakukan variasi jumlah sirip yang dipasang

pada tungku sekam.

Dalam melaksanakan penelitian dari awal sampai penyusunan laporan penelitian ini,

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu

penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Kedua orang tua penulis, adik, kakak, dan saudara penulis yang selalu

memberikan doa, nasehat, dan semangat kepada penulis.

3. Bapak Irzaman dan Bapak Hanedi Darmasetiawan sebagai pembimbing skripsi

yang selalu memberikan bimbingan, motivasi dalam melaksanakan penelitian ini

mulai dari penyusunan usulan penelitian, pelaksannan penelitian, sampai pada

penyusunan laporan penelitian ini.

4. Bapak Agus Kartono dan Bapak Ardian Arief sebagai dosen penguji pada

kolokium penulis yang telah memberikan banyak masukan terhadap penelitian

ini.

5. Bapak Muhammad Nur Indro sebagai dosen penguji sidang penulis, dan juga

memberikan masukan dan bimbingan.

6. Bapak laboran Bengkel Las dan Mekanik Departemen Fisika IPB, Bapak

Ahmad Yani, Bapak Musiran, Bapak Amas yang telah membantu penulis dalam

menyiapkan alat penelitian dan pengambilan data.

7. Teman-teman fisika angkatan 42, adik dan kakak kelas fisika yang telah banyak

membantu penulis dan kebersamaannya selama ini di fisika.

8. Program Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan/Penelitian Strategis Nasional

2010, DIPA IPB, Republik Indonesia dengan nomor kontrak

2/I3.24.4/SPK/PSN/2010 yang telah mendanai penelitian ini.

9. Keluarga Besar Asrama Mahasiswa IPB Sylvalestari, yang memberikan

dukungan, dan tempat belajar bersama selama ini.

10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari persiapan penelitian

sampai ke penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik penulisan dan isi, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat langsung terhadap

masayarakat dan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi masalah krisis energi dengan

penggunaan sekam sebaga bahan bakar alternatif.

Bogor, Mei 2011

Hartip Simorangkir

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Oktober 1987 di Muara, Tapanuli Utara, Sumatera

Utara, anak ke tiga dari empat bersaudara, pasangan dari Pidirman Simorangkir dengan

Rameuli Sibatuara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Muara dan pada tahun yang sama

penulis melanjutkan sekolah ke Institut Pertanian Bogor, masuk melalui jalur USMI

(Ujian Saringan Masuk IPB). Pada tahun pertama penulis berhasil lulus TPB (Tingkat

Persiapan Bersama), kemudian di tahun kedua penulis diterima di Mayor Fisika, yang

diampu oleh Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor.

Selama menjalani pendidikan di Departemen Fisika IPB, penulis aktif bergabung

dengan beberapa organisasi dan komunitas untuk pengembangan diri penulis, yaitu

HIMAFI (Himpunan Mahasiswa Fisika), PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IPB,

Paduan Suara Agriaswara IPB, dan Asrama Mahasiswa IPB Sylvalestari. Penulis juga

tertarik dengan dunia teknologi informasi, untuk mendukung hal tersebut penulis

mengambil beberapa mata kuliah di Departemen Ilmu Komputer dan Departemen Ilmu

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat sebagai mata kuliah supporting courses dan

aktif mengikuti seminar atau pelatihan yang berhubungan dengan dunia teknologi

informasi.

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... viii

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1 Perumusan Masalah ........................................................................................................ 1 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 1 Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 1 Sekam Padi...................................................................................................................... 1 Tungku sekam ................................................................................................................. 2 Sirip Tungku Sekam ....................................................................................................... 2 Perpindahan kalor ........................................................................................................... 2

BAHAN DAN METODE ................................................................................................... 3 Tempat dan waktu penelitian .......................................................................................... 3 Bahan dan alat ................................................................................................................. 3 Metode penelitian ............................................................................................................ 3

Pembuatan tungku sekam ...................................................................................... 3

Rancangan wadah air ............................................................................................. 4

Pengukuran lama pendidihan air ............................................................................ 4

Penghitungan efisiensi tungku sekam .................................................................... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 5 Hasil ................................................................................................................................ 5 Pembahasan..................................................................................................................... 5

Hubungan antara jumlah sirip dengan efisiensi tungku ......................................... 5

Hubungan antara jumlah sirip dan waktu pembakaran. ......................................... 5

Hubungan antara jumlah sirip dan massa sekam yang terpakai. ............................ 7

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 7 Kesimpulan ..................................................................................................................... 7 Saran ............................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 9

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi kimiawi sekam ..................................................................................... 2 Tabel 2. Data hasil mendidihkan air 50 liter menggunakan tungku sekam dengan variasi

jumlah sirip ............................................................................................................ 6

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Sekam padi yang sudah siap digunakan untuk pembakaran .............................. 2 Gambar 2 Rancangan tungku sekam IPB skala rumah tangga (Irzaman et al, 2008) ....... 2 Gambar 3 Sketsa sirip pada lempengan seng yang sudah digunting................................... 2 Gambar 4 Posisi sirip yang telah dipasang pada kerucut terbalik tungku sekam ............... 2 Gambar 5 Drum sebagai wadah air, dengan menggunakan pipa aliran udara ditengahnya 4 Gambar 6 Saluran pengeluaran air setelah mendidih .......................................................... 4 Gambar 7 Hubungan antara jumlah sirip dan nilai efisiensi tungku sekam ........................ 4 Gambar 8 Hubungan antara jumlah sirip dan waktu pembakaran ...................................... 7 Gambar 9 Hubungan antara jumlah sirip dan massa sekam yang terpakai ......................... 7

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupannya, manusia

membutuhkan energi. Energi yang

digunakan dapat dibedakan menjadi dua

berdasarkan sumbernya, yaitu energi yang

dapat diperbaharui (renewable energy) dan

tidak dapat diperbaharui (unrenewable

energy).

Dalam perkembangannya kebutuhan

energi sangat besar, dan kebanyakan

sumber energi yang digunakan oleh

manusia pada zaman sekarang adalah

berasal dari sumber energi yang tidak

terbarukan, seperti minyak bumi, batu

bara, gas alam, dan lain-lain, Ketersedian

energi yang tidak terbarukan semakin lama

semakin menipis karena terus

dimanfaatkan dalam jumlah yang besar

untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Pemanfaatan energi alternatif adalah salah

satu langkah untuk mengatasi masalah

krisis energi.

Beberapa contoh energi terbarukan

yang dapat digunakan sebagai energi

alternatif adalah : energi surya, energi

angin , energi air, energi biomassa, energi

hidrogen, energi panas bumi, sel surya

dan energi gelombang lautan.

Pemanfaatan sekam padi sebagai

energi alternatif terbarukan mempunyai

potensi yang sangat tinggi untuk

diterapkan di Indonesia karena Indonesia

merupakan negara agraris (pertanian)

yang makanan pokoknya berasal dari padi

sehingga ketersedian sekam sangat

melimpah.

Menurut data BPS, Indonesia

mempunyai jumlah produksi gabah kering

giling (GKG) sebanyak 53,7 juta ton atau

setara dengan 33,92 juta ton beras dan

sekitar 10,7 juta ton sekam (Warta

Penelitian dan Pengembangan Pertanian

2006), yang merupakan jumlah yang

sangat besar.

Dalam penggunaan sekam sebagai

bahan bakar dibutuhkan media, yaitu

tungku untuk proses pembakaran sekam.

Sampai saat ini bentuk tungku sekam

sudah banyak berkembang, salah satunya

adalah tungku sekam IPB, yang

dikembangkan di Departemen Fisika IPB.

Peneliti menggunakan rancangan tungku

sekam IPB yang sudah ada dengan kajian

optimasi tungku sekam berdasarkan

jumlah, bentuk, dan ukuran sirip yang

dipasang.

Perumusan Masalah

Bagaimana mendapatkan tungku

sekam yang mempunyai nilai efisiensi

yang lebih tinggi?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

mempelajari hubungan antara jumlah sirip

dan nilai efisiensi tungku sekam, dengan

bentuk dan ukuran sirip yang dipasang

adalah sama.

Manfaat Penelitian

Dapat diterapkan langsung oleh

masyarakat dan menjadi referensi untuk

pengembangan tungku sekam pada masa

yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

Sekam Padi

Sekam padi adalah lapisan padi yang

meliputi kariopsis, terdiri dari dua belahan

(disebut lemma dan palea) yang saling

bertautan. Pada penggilingan padi akan

didapatkan beras, dedak, dan sekam atau

limbah penggilingan. Dari proses

penggilingan padi biasanya diperoleh

sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8-

12% dan beras giling antara 50-63,5% dari

bobot awal gabah. Persentase ini berbeda-

beda untuk setiap varietas padi. (Andriati,

2007).

Ditinjau data komposisi kimiawi,

sekam mengandung beberapa unsur kimia

penting seperti dapat dilihat pada Tabel 1.

Dengan komposisi kandungan kimia

seperti tersebut pada Tabel 1, sekam dapat

dimanfaatkan untuk berbagai: sebagai

bahan baku pada industri kimia, bahan

baku pada industri bahan bangunan,

terutama kandungan silika, dan sumber

energi panas pada berbagai keperluan

manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi

dapat memberikan pembakaran yang

merata dan stabil.

Tabel 1 Komposisi kimiawi sekam

No Komponen Kandungan

(%)

1 Kadar air 9,02

2 Protein kasar 3,03

3 Lemak 1,18

4 Serat kasar 35,68

5 Abu 17,71

6 Karbohidrat kasar 33,71

Sumber: (Suharno 1979)

Gambar 1 Sekam padi yang sudah siap

digunakan untuk pembakaran

Pada Gambar 1 dapat dilihat sekam

yang sudah siap digunakan untuk bahan

bakar, sekam yang digunakan harus

kering, mempunyai kadar air yang rendah

(kurang dari 10 %), karena sangat

berpengaruh dalam proses pembakaran

yang membutuhkan udara.

Tungku sekam

Sekam padi yang dibakar secara

langsung akan membara secara perlahan

dan menghasilkan asap. Oleh karena itu

dibutuhkan tungku untuk mengurangi

dampak tersebut. Tungku adalah sebuah

peralatan yang digunakan untuk

memanaskan bahan serta mengubah

bentuknya, karena bahan bakar yang

digunakan berupa sekam maka tungku

untuk pembakaran sekam disebut tungku

sekam (United Nations Environment

Programme, 2006).

Di beberapa negara berbasis pertanian

seperti Indonesia, Thailand dan Filipina,

telah memaksimalkan penggunaan sekam

sebagai bahan bakar. Untuk dapat

menghasilkan nyala yang bersih dan

panas, tungku sekam harus dibuat

sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

aliran udara secara alamiah yang

dibutuhkan untuk proses pembakaran.

Cara-cara yang digunakan untuk

menggunakan sekam padi sebagai bahan

bakar dapat dibagi dalam tiga golongan :

1. Dengan cara memadatkan arang

sekam, atau disebut dengan briket.

Sekamnya terlebih dahulu

diarangkan kemudian direkatkan

dengan tepung tapioka atau bahan

perekat yang lain.

2. Dengan menggunakan tungku

dengan aliran udara secara

alamiah. Tungku ini biasanya

menggunakan sebuah pintu atau

kotak pemasukan bahan bakar,

tabung pembakaran, ventilasi

udara, dan cerobong.

3. Membarakannya secara langsung,

tanpa menggunakan media.

Biasanya ini digunakan pada

pembakaran batu bata.

Sirip Tungku Sekam

Kata “sirip” dalam tulisan ini adalah

rongga udara yang dibentuk menggunakan

lempengan seng yang dipasang pada

bagian tungku.

Perpindahan kalor

Sistem perpindahan kalor dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu konduksi, konveksi,

dan radiasi. Secara umum, ketiga jenis

tersebut dibedakan berdasarkan media

dalam upaya memindahkan kalor.

Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa

disertai perpindahan partikel perantaranya.

Konveksi adalah perpindahan kalor

melalui medium dan disertai perpindahan

molekul penyusun material tersebut.

Radiasi adalah perpindahan kalor melalui

medium pancaran gelombang

elektromagnetik.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel

Las dan Bengkel Mekanik Departemen

Fisika FMIPA IPB. Penelitian ini

dilakukan mulai bulan Agustus 2009

sampai dengan Juli 2011.

Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sekam padi, air,

kardus bekas yang kering. Peralatan yang

digunakan adalah tungku sekam, palu,

gunting, Infrared thermometer, drum

besar, gunting kawat, meteran, timbangan,

ember, stop watch, korek api, dan

peralatan tulis.

Metode penelitian

Penelitian dilakukan dengan beberapa

tahap yaitu :

Pembuatan tungku sekam

Keterangan :

(A) Wadah sekam dalam bentuk kerucut

terbalik

(B) Tabung yang dibuat berlubang-lubang

untuk memfokuskan api yang keluar

(C) Isolator tungku

(D) Badan tungku

(E) Ventilasi udara

(F) Penampung arang sekam sementara

Dalam tungku sekam ada beberapa

model yang berbeda pada jumlah sirip

(terletak pada bagian A), yaitu tanpa

menggunakan sirip, satu buah sirip, dua

buah sirip, empat buah sirip, dan enam

buah sirip.

Pada Gambar 3 dapat dilihat sketsa

sirip yang akan di pasang pada tungku.

Ukuran sirip yang dipasang disesuaikan

dengan bagian tungku yang akan dipasangi

sirip.

Pada Gambar 4 dapat dilihat sirip

yang sudah terpasang pada tungku

(tampak atas). Pemasangan sirip dirancang

sesederhana mungkin, dapat dengan

mudah dipasang dan dilepas, sehingga

pada saat melakukan variasi banyak sirip

tidak menjadi masalah.

Gambar 3 Sketsa sirip pada lempengan seng

yang sudah digunting

Gambar 4 Posisi sirip yang telah dipasang pada

kerucut terbalik tungku sekam

Gambar 2 Rancangan tungku sekam IPB

skala rumah tangga (Irzaman et al,

2008)

Rancangan wadah air

Wadah air yang digunakan adalah

drum dengan menggunakan pipa aliran

udara di bagian tengah drum. Pada

penelitian sebelumnya didapatkan bahwa

penggunaan drum dengan menggunakan

pipa aliran udara di bagian tengah lebih

efisien dibandingkan dengan drum yang

tidak menggunakan pipa aliran udara

seperti terlihat pada Gambar 5.

Untuk volum air yang dididihkan

sebesar 50 liter, dengan asumsi volum ini

sudah sebanding atau sesuai dengan volum

wadah air dan dapat mewakili

pengambilan data.

Gambar 5 Drum sebagai wadah air, dengan

menggunakan pipa aliran udara

ditengahnya

Gambar 6 Saluran pengeluaran air setelah

mendidih

Pada Gambar 6 dapat dilihat pada

dasar drum terdapat sebuah lubang saluran

air yang berfungsi sebagai saluran

pembuangan air setelah air mendidih.

Pengukuran lama pendidihan air

Pengukuran lama pendidihan air

dilakukan dengan mendidihkan air

sebanyak 50 liter dengan tiga kali

pengulangan untuk setiap variasi jumlah

sirip yang dipasang pada tungku sekam.

Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran

suhu bagian-bagian tungku sekam, yaitu:

badan tungku sekam, penampung sekam

sementara, kerucut terbalik, isolator

tungku, dan silinder pusat tungku.

Penghitungan efisiensi tungku sekam

Dalam penghitungan efisiensi tungku

sekam dapat dihitung jumlah energi yang

dibutuhkan untuk mendidihkan air 50 liter

dengan wadah drum, menggunakan

persamaan sebagai berikut:

t

TCm

t

TCmQ dddaaa

t

................(1)

Keterangan :

: laju energi yang dibutuhkan untuk

mendidihkan air dan drum

(kcal/jam)

: massa air (kg)

: massa drum (kg)

: kalor jenis air (kcal/kg o C)

: kalor jenis drum (kcal/kg o C)

: perubahan suhu air yang dididihkan

(o C)

: perubahan suhu wadah drum

(o C)

t : waktu untuk mendidihkan air (jam)

Laju konsumsi energi bahan bakar

dapat dihitung menggunakan persamaan

berikut, (Belonio1985):

gHVF

QFCR t

.........................(2)

Keterangan :

FCR : Fuel consumption rate, bahan

bakar yang dibutuhkan (kg/jam

: laju energi yang dibutuhkan untuk

mendidihkan air (kcal/jam)

HVF : Heat value fuel, energi yang

terkandung dalam sekam (kcal/kg)

ξg : Efisiensi tungku sekam (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Telah dilakukan variasi jumlah sirip

yang dipasang pada tungku sekam IPB

skala industri yaitu: tanpa sirip, 1 sirip, 2

sirip, dan 4 sirip. Bentuk dan ukuran sirip

yang dipasang adalah sama. Untuk setiap

variasi dilakukan 3 kali ulangan. Untuk

mengukur efisienesi setiap tungku sekam,

dilakukan dengan mendidihkan air 50 liter

menggunakan wadah drum dengan pipa

aliran udara pada bagian tengah drum.

Dari hasil penelitian didapatkan

efisiensi energi sebesar 19,92% untuk

tungku tanpa sirip, 19,15% untuk tungku 1

sirip, 18,66% untuk tungku 2 sirip,

16,13% untuk tungku 4 sirip. Data

lengkapnya seperti terlihat pada Tabel 2,

bahwa semakin banyak jumlah sirip

tungku sekam maka nilai efisiensi tungku

sekam semakin kecil, dan sebaliknya

semakin sedikit jumlah sirip yang

dipasang pada tungku sekam, maka nilai

efisiensi tungku sekam semakin besar.

Pembahasan

Hubungan antara jumlah sirip dengan

efisiensi tungku

Pada Gambar 7 dapat dilihat

hubungan antar jumlah sirip dengan nilai

efisiensi tungku sekam. Didapatkan

efisiensi paling tinggi untuk tungku tanpa

menggunakan sirip dan yang paling rendah

adalah tungku dengan 4 buah sirip.

Terlihat hubungan berbanding terbalik

antara jumlah sirip yang dipasang dan

efisiensi energi tungku. Dan untuk

memastikan juga, penulis melakukan

percobaan dengan pemasangan 6 sirip, dan

efisiensi yang didapat adalah 13,33%,

(semakin kecil juga)

Hal ini berhubungan dengan sistem

pembakaran yang terjadi dalam tungku

sekam setelah diberikan perubahan jumlah

sirip. Pembakaran membutuhkan udara,

sehingga terdapat hubungan antara jumlah

aliran udara dan jumlah sirip yang

dipasang. Dengan penambahan jumlah

sirip akan menyebabkan:

1. Volume sekam yang tertampung dalam

kerucut terbalik berkurang dengan

adanya penambahan sirip, sehingga

suplay sekam untuk pembakaran

menjadi berkurang.

2. Dengan adanya penambahan sirip,

akan menyebabkan turunnya sekam ke

dasar kerucut terbalik semakin

melambat, karena terjadi gesekan

antara sekam yang terdapat pada

kerucut terbalik dengan sisi sirip yang

dipasang.

3. Dengan penambahan sirip,

pembakaran yang dihasilkan semakin

kurang sempurna. Terlihat dari asap

yang semakin banyak saat

pembakaran, udara yang terdapat

dalam dasar kerucut terbalik yang

seharusnya digunakan pada

pembakaran menjadi terbuang keluar

melalui sirip yang dipasang.

Gambar 7 Hubungan antara jumlah sirip dan

nilai efisiensi tungku sekam

Hubungan antara jumlah sirip dan

waktu pembakaran.

Hubungan yang terjadi antara jumlah

sirip yang dipasang dan efisiensi energi

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

0 1 2 4

Efi

sien

si t

un

gk

u s

ekam

(%

)

Jumlah sirip (buah)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Tabel 2. Data hasil mendidihkan air 50 liter menggunakan tungku sekam dengan variasi jumlah sirip

Sirip Ulangan Waktu

(jam)

Sekam

awal (kg)

Sekam sisa

(kg)

Arang

(kg)

Terpa-

kai (kg)

Q Drum

(kcal/jam)

Q Air

(kcal/jam)

Q Total

(kcal/jam)

Efisiensi

(%)

Rata-rata

(%)

0

1 1,03 14,00 5,25 2,40 6,35 162,12 3398,06 3560,17 19,25%

19,92% 2 1,06 8,30 0,00 2,40 5,90 162,09 3301,89 3463,98 20,74%

3 1,00 13,20 4,00 3,00 6,20 174,24 3500,00 3674,24 19,75%

1

1 1,08 8,80 0,50 2,00 6,30 161,33 3240,74 3402,07 19,44%

19,15% 2 1,25 10,50 2,10 2,15 6,25 135,52 2800,00 2935,52 19,57%

3 1,20 9,00 0,55 1,80 6,65 147,22 2916,67 3063,88 18,43%

2

1 0,89 9,50 1,50 1,95 6,05 190,34 3932,58 4122,92 20,22%

18,66% 2 1,03 9,50 0,50 2,20 6,80 166,82 3398,06 3564,87 18,00%

3 1,30 11,20 2,30 2,00 6,90 135,89 2692,31 2828,20 17,76%

4

1 1,73 12,00 1,55 2,50 7,95 102,12 2023,12 2125,24 15,42%

16,13% 2 1,65 12,00 1,55 3,10 7,35 102,67 2121,21 2223,88 16,64%

3 1,80 11,80 2,30 2,00 7,50 96,80 1944,44 2041,24 16,33%

FCR : Fuel consumption rate, bahan bakar yang dibutuhkan (kg/jam)

, massa air = 50 kg

, massa drum = 22 kg

, kalor jenis air = 1 kcal/kg o C

, kalor jenis drum = 0,11 kcal/kg o C

tungku sekam adalah berbanding lurus

seperti terlihat pada Gambar 8. Semakin

besar jumlah sirip yang dipasang maka

semakin lama waktu pembakaran yang

dibutuhkan untuk mendidihkan air 50 liter.

Hal ini berhubungan dengan volume

sekam dan kecepatan turunnya sekam

secara alamiah ke dasar kerucut terbalik

semakin kecil dengan penambahan sirip,

sehingga waktu yang dibutuhkan juga

semakin lama.

Gambar 8 Hubungan antara jumlah sirip dan

waktu pembakaran

Hubungan antara jumlah sirip dan

massa sekam yang terpakai.

Hubungan antara jumlah sirip dan

efisiensi energi tungku sekam berbanding

lurus, seperti terlihat pada Gambar 9. Hal

ini berhubungan dengan waktu

pembakaran dan kualitas pembakaran

sekam yang terjadi.

Gambar 9 Hubungan antara jumlah sirip dan

massa sekam yang terpakai

Dengan penambahan sirip waktu yang

dibutuhkan untuk mendidihkan air 50 liter

menjadi semakin lama. Semakin lama

waktu pembakaran akan menyebabkan

jumlah sekam yang terpakai semakin besar

juga.

Dengan penambahan sirip, kualitas

pembakaran semakin berkurang karena

terjadi proses heat lost melalui sirip, udara

yang terperangkap dalam dasar kerucut

terbalik bocor keluar melalui sirip. Hal ini

disebabkan karena secara alamiah udara

bergerak dari suhu yang lebih tinggi ke

suhu yang lebih rendah dan pada

penelitian ini tidak dilakukan force

convection supaya udara dari luar masuk

ke dalam tungku, aliran udara pada proses

pembakaran terjadi secara alamiah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan

hubungan antara jumlah sirip tungku

sekam dan nilai efisiensi tungku sekam,

hubungan antara keduanya adalah

berbanding terbalik, semakin banyak

jumlah sirip yang dipasang maka semakin

kecil nilai efisiensi tungku sekam dan

sebaliknya.

Dari hasil penelitian didapatkan

efisiensi energi sebesar 19,92% untuk

tungku tanpa sirip, 19,15% untuk tungku

1 sirip, 18,66% untuk tungku 2 sirip,

16,13% untuk tungku 4 sirip.

Saran

1. Perlu dikaji ulang perlu atau tidaknya

penggunaan sirip dengan

memperhatikan penelitian yang telah

dilakukan.

2. Sebaiknya untuk mempermudah

pembuangan air setelah mendidih

menggunakan kran.

3. Sebelum proses pembakaran

dilakukan, kadar air sekam padi

diupayakan kurang dari 10 %.

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

0 1 2 4

Wak

tu P

emb

akar

am

Jumlah Sirip (buah)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

0 1 2 4

Sek

am T

erp

akai

(k

g)

Jumlah Sirip (buah)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

DAFTAR PUSTAKA

Andriati, 2007. Pemanfaatan Sekam Padi dan

Abu Sekam Padi untuk Pembuatan Bata

Beton Berlubang. e- jurnal Balitbang PU.

Pusat litbang pemukiman. Bandung.

www.pu.go.id/balitbang (27 Agustus

2008)

Belonio, 2005. Rice Husk Gas Stove

Handbook. Appropriate Techonology

Center. Department of Agricultural

Engineering and Environmental

Management. College of Agriculture

Central Philippine University Iloilo City,

Philippines.

Irzaman, Alatas H, Darmasetiawan H, Yani A

dan Musiran, 2008. Development of

Cooking Stove from Waste (Rice Husk).

Institut Pertanian Bogor, Department of

Physics, FMIPA IPB, Kampus IPB

Dramaga.

United Nations Environment Programme,

2006. Peralatan Energi Panas: Tungku

dan Refraktori. Pedoman Efisiensi Energi

untuk Industri.

www.energyefficiencyasia.org (27

agustus 2008)

Warta Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, 2006. Giliran Sekam untuk

Bahan Bakar Alternatif.

LAMPIRAN

9

Peralatan yang digunakan

Gambar. Infrared thermometer

Gambar. Timbangan

Gambar. Stopwatch