Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

23
Samarinda 19 Oktober 2017 Kajian Aktualisasi Revolusi Mental Dalam Pelayanan Publik PKP2A III LAN

Transcript of Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Page 1: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Samarinda

19 Oktober 2017

Kajian AktualisasiRevolusi Mental

Dalam Pelayanan Publik

PKP2A III LAN

Page 2: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Latar Belakang

Berbagai permasalahan serius masih

dihadapi Indonesia yang sudah

merdeka 72 tahun.

▪ Kemiskinan

▪ Penyalahgunaan narkotika

▪ Korupsi

▪ Daya saing rendah

Upaya perbaikan birokrasi telah dilakukan

antara lain:

▪ Reformasi Birokrasi Perpes No. 81 Tahun

2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025

▪ Revolusi Mental Instruksi Presiden No. 12

Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional

Revolusi Mental (GNRM)

Page 3: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Penduduk Miskin Indonesia, 2002-2016

38,4037,30

36,1035,10

39,3037,17

34,96

32,5331,02

30,1229,25

28,17 28,28 28,59 28,01

18,20 17,42 16,66 15,9717,75

16,5815,42

14,15 13,33 12,49 11,96 11,36 11,25 11,22 10,86

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Penduduk Miskin (Juta) PersentaseSumber: BPS (2016 : 25)

Page 4: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Penyalahgunaan Narkotika

Sumber: Press Release BNN, 22 Desember 2016.

2017

?

2016

807 kasus

1.238 tersangka(1.217 WNI & 21

WNA)

2015

638 kasus

Page 5: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Perkara Korupsi di KPK

Tahapan 2012 2013 2014 2015

Penyelidikan 77 81 80 87

Penyidikan 72 (48 tahun

berjalan + 24 carry

over)

102 (70 tahun

berjalan + 32 carry

over)

95 (58 tahun

berjalan + 37 carry

over)

106 (57 tahun

berjalan + 49 carry

over)

Penuntutan 63 (36 tahun

berjalan + 27 carry

over)

73 (41 tahun

berjalan + 32 carry

over)

77 (45 tahun

berjalan + 32 carry

over)

95 (62 tahun

berjalan + 33 carry

over)

Proses Penanganan Perkara KPK, 2012-2015

Sumber: KPK (2016:55)

2012 2013 2014 2015

Jumlah Supervisi Lanjut Supervisi Lanjut Supervisi Lanjut Supervisi Lanjut

128 113 133 115 95 90 148 82

Perkara yang Disupervisi KPK dan yang Lanjut ke Tahap Berikutnya,

2012-2015

Sumber: KPK (2016:58)

Page 6: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Daya Saing Negara

Negara Peringkat Skor

Singapore 2 5,72

Malaysia 25 6,16

Thailand 34 4,64

INDONESIA 41 4,52

Phillipines 57 4,36

Brunei Darussalam 58 4,35

Vietnam 60 4,31

Cambodia 89 3,98

Lao PDR 93 3,93

Perbandingan Daya Saing Negara-Negara ASEAN, 2016-2017

Sumber: WEF (2016)

Page 7: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Gerakan Indonesia Melayani

Gerakan Indonesia Bersih

Gerakan Indonesia Tertib

Gerakan Indonesia Mandiri

Gerakan Indonesia Bersatu

5 Program GNRM(Inpres 12/2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental)

Page 8: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Permasalahan dan Tujuan

Tujuan

Mengeksplorasi langkah-langkah yang dilakukan oleh

organisasi pemerintah dalam mengoperasionalkan

pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai revolusi mental

didaerah serta berbagai faktor yang mempengaruhi

implementasinya.

Permasalahan

Bagaimanakah implementasi nilai-nilai revolusi mental di

lingkungan organisasi pemerintah (sektor publik) yang terkait

langsung dengan pelayanan publik?

Page 9: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Metode

Teknik Analisa data Menurut Miles dan Hubermen ada tiga macam kegiatan dalam

analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

2. Model Data

3. Penaikan dan Verikasi Kesimpulan

Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, untuk memperoleh gambaran kualitas

pelaksanaan pelayanan publik di daerah lokus dan implementasi nilai-nilai revolusi mental dalam

pelayanan publik secara kontekstual. Hal ini mengingat bahwa gerakan revolusi mental mulai

diwacanakan sejak 2014 dan secara legal formal Inpres pelaksanaan gerakan tersebut baru terbit

tahun 2016

Pengumpulan data:

1.Penelusuran data kepustakaan

2.Observasi

3.Interview

Page 10: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Fokus & Lokus

Kota

2015 2016

Peringkat Nilai Zona Peringkat Nilai Zona

Pontianak 1 87,32 Hijau 1 98,36 Hijau

Yogyakarta

(Pembanding)

3 81,03 Hijau 12 85,46 Hijau

Samarinda 40 33,86 Merah 24 76,52 Kuning

Sumber: Ombudsman (2015; 2016)

Perwujudan nilai-nilai revolusi mental di unit-unit penyelenggara pelayanan

publik untuk mendukung Program Gerakan Indonesia Melayani, yang

merupakan salah satu dari lima program GNRM.

Page 11: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Page 12: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Revolusi Mental...(2)

Sumber:

http://nasional.kompas.com/read/2014/05/10/1603015/Revolusi.Mental

Menurut Joko Widodo (Kompas, 10 Mei 2014),

reformasi sejak 1998 hanyasebatas perombakan

institusional, belum menyentuhparadigma, mindset, atau

budaya politik dalam rangkapembangunan bangsa

(nation building), maka perlumelakukan revolusi mental

Dalam melaksanakan revolusimental, bisa menggunakankonsep Trisakti Bung Karno:

berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, danberkepribadian secara sosial-

budaya.

Dari mana memulai? Dari masing-masing diri sendiri, lingkungan keluarga, danlingkungan tempat tinggalserta meluas ke lingkungan

kota dan negara.

Page 13: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Revolusi Mental... (3)

1Suatu nilai yang mencerminkan kesamaan antara hati dan tindakan (Eko B Supriyanto dalam Huslina, 2015)

Integritas

2Merupakan seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang dipegang sekelompok manusia untuk menilai bekerja sebagai suatu hal positif bagi peningkatan kualitas kehidupan, sehingga mempengaruhi perilaku kerjanya(Tubagus Achmad Darodjat, 2015)

Etos Kerja

3Paham yang dinamis, lebih dinamis dari “Kekeluargaan“ (Yudi Latief, 2016)Gotong Royong

Nilai-Nilai Revolusi Mental

Page 14: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Revolusi Mental ... (4)

Stark dan Glock (dalam Clayton dan Glagdden, 1974) 5 dimensi dari komitmen religius:

Dimensi kepercayaan keyakinan akan kebenaran dari pokok-pokok ajaran imannya.

Tanpa keyakinan akan kebenaran dari pokok-pokok ajaran iman, tentu seseorang tidakakan menjadi bagian dari komunitas orang beriman.

Dimensi praktis terdiri dari dua aspek yaitu ritual dan devosional Ritual diuraikan

sebagai suatu ibadah yang formal. Devotional adalah ibadah yang dilakukan secara

pribadi dan informal, seperti misalnya berdoa, berpuasa.

Dimensi pengalaman mengalami kehadiran dan karya Tuhan dalam kehidupannya.

Pengalaman keagamaan ini (religious experience) bisa menjadi awal dari keimanan

seseorang, tetapi juga bisa terjadi setelah seseorang mengimani suatu agama tertentu.

Dimensi pengetahuan pengetahuan tentang elemen-elemen pokok dalam iman

keyakinannya, atau yang sering kita kenal dengan dogma, doktrin atau ajaran gereja.

Dimensi etis mencakup perilaku, tutur kata, sikap dan orientasi hidupnya.

Page 15: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Studi Empiris dan Studi Pustaka

Beberapa hasil penelitian atau tulisan tentang revolusi mental dari beberapa jurnal

Indonesia antara lain ditulis oleh Indriyanto (2014), Muhlizi (2014), Maragustam (2015),

Kristiawan (2015), Nainggolan (2015), Noor (2016), Kadarmanto (2016), Anugrah dan

Prasetya (2015), Sudarmawan dan Prasetia (2015). Sedangkan dalam jurnal berbahasa

Inggris terdapat tulisan yang berkaitan dengan revolusi mental ditulis oleh Wijiastuti(2016). Berbagai tulisan tersebut mengaitkan revolusi mental dengan berbagai aspek

yaitu pendidikan, adat budaya, serta hukum.

Maragustam (2015) dan Kadarmanto (2016) mengaitkan revolusi mental dengan

pendidikan agama, masing-masing pendidikan agama Islam dan Kristen. Pada

dasarnya, pendidikan agama telah mengajarkan nilai-nilai yang membentuk sikap danperilaku masyarakat penganutnya. Nilai-nilai tersebut tertuang dalam berbagai

pedoman dan praktek yang dimiliki masing-masing agama, misalnya Alqur’an, Sunah

dan Hadis (untuk pendidikan Islam) dan kitab Injil (untuk pendidikan Kristen), dan Glock

dan Stark (1965) religion and society in tension.

Page 16: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Kerangka Kebijakan Revolusi Mental

01

02

03

04

05

06

07

UU 28/ 1999

UU 31/ 1999

PP 71/ 2000

UU 20/ 2001

UU 30/ 2002

UU 46/ 2009

INPRES 12/ 2016

Tentang Penyelenggaraan Negera yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan PemberianPenghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi

Tentang Perubahan atas UU Nomor 31 tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental

Page 17: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Kerangka Pikir

RevolusiMental

Integritas

Gotong royong

EtosKerja

Prasyarat OptimalisasiAktualisasi Revolusi Mental

di Lingkungan Birokrasi

Inpres 12/2016

Studi Empiris Studi Pustaka

FenomenaRevolusi

Mental di Daerah

FenomenaRevolusi

Mental di Daerah

Page 18: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Pembahasan... (1)

NoNilai-Nilai

HarapanKota Pontianak Kota Samarinda Kota Jogjakarta

1 Integritas

• (Meniadakan

kendaraan dinas)

• (Pengembangan

budaya kerja)

• (Memasang plang

komitmen WBK dan

WBBM)

• (Memasang spanduk

dan banner integritas)

• (Jilbab bagi muslimah)

• (CCTV)

• (Komitmen pelayanan di luar

jam kerja (semangat pagi)

• (Pertemuan rutin membahas

kinerja instansi)

• (Pelatihan soft-skill)

• (Bermain teater)

• (Mendorong pemimpin

menjadi contoh/ tauladan

bagi aparaturnya)

(kedisiplinan masuk kerja

dengan dicontohkan oleh

pimpinan)

• (SATRIYA)

• (Menanamkan nilai ibadah

dalam bekerja)

• (Transparansi birokrasi)

• (Adil dalam memberikan

pelayanan)

• (Dispensasi/ keringanan

persyaratan pelayanan

secara objektif)

• (Pelayanan di luar jam

kerja)

• (Telah ditetapkan Tata

Tertib Pegawai Instansi)

• (Penandatanganan pakta

integritas)

Page 19: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Pembahasan... (2)

NoNilai-Nilai

HarapanKota Pontianak Kota Samarinda Kota Jogjakarta

2 Etos Kerja• (Pelatihan pegawai)

• (Menuntaskan pelayanan)

• (Efisiensi/pemangkasan waktu

pelayanan)

• (Implementasi e-government

untuk mempercepat dan

mempermudah pelayanan

public)

• (Menghentikan kebiasaan

merokok aparatur)

• (Menciptakan lingkungan

pelayanan yang bersih)

• (Mendapatkan penghargaan

predikat kepatuhan)

• (Melayani dengan cepat,

ramah, pasti dan akuntabel)

• (Mendorong Inovasi)

• (Mengacu SKP)

• (Menyelesaikan pekerjaan sebelum deadline yang

ditetapkan)• (Mendahulukan pelayanan

kepada masyarakat saat sedang jam istirahat)

• (Pegawai diharuskan mengisi log-book)

• (Pemasangan spanduk dan banner pelayanan serta target kinerja aparatur)

• (Berkoordinasi dengan Ombudsman)

• (Minim maladministrasi)

• (Pelayanan jemput bola)• (Sosialisasi dengan

banner komitmen

pelayanan)• (Motto pelayanan)• (Mengadakan In House

Training 2 bulan sekali)• (Penuntasan pengaduan

public)• (Patungan outbond

instansi secara mandiri)

Page 20: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Pembahasan...(3)

NoNilai-Nilai

HarapanKota Pontianak Kota Samarinda Kota Jogjakarta

3 Gotong

Royong • (Menyediakan

sarana pengaduan)

• (Mengadakan forum

pertemuan rutin

dengan pimpinan

SKPD)

• (Kunjungan ke panti jompo)

• (Jumat Makan Bersama)

• (Saling membantu pekerjaan)

• (Pengajian)

• (Mengundang masyarakat

dalam pertemuan

membahas standar

pelayanan instansi)

• (Melibatkan publik dalam

penilaian survey kepuasan

pelayanan)

• (Membuat grup whatsapp

untuk ajang silaturahmi

warga dan penyampaian

keluhan)

• (Segoro Amarto)

• (Manajemen football)

• (Kanal partisipasi

masyarakat tersedia

melimpah)

• (Evaluasi bersama

terhadap kepuasan

masyarakat)

• (Komunikasi, musyawarah,

dan koordinasi efektif

kepada public)

• (Memberikan kemudahan

untuk masyarakat dalam

menggunakan aula kelurahan/kecamatan)

Page 21: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Prasyarat

utama

dalam

optimalisasi

revolusi

mental di

lingkungan

birokrasi

Page 22: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

Penutup

Rekomendasi

Diperlukan panduan teknis yang applicable, mampu diimplementasikan dengan mudah, serta dalampenilaian, monitoring, dan pengawasannya dapat dilaksanakan dengan optimal.

Masyarakat perlu menunjukkan respon positifnya dalam menunjang birokrasi yang secara umum dapatdicirikan pada masyarakat yang taat pada aturan, disiplin, berkontribusi nyata dan aktif dalamkegiatan pemerintah, serta kritis dalam menilai kinerja pemerintah Publik Melakukan Revolusi Mental

Diperlukan pemenuhan atas dua prasyarat utama, yaitu penguatan pengenalan akan jati diri aparaturserta menciptakan keadaan/ lingkungan positif yang dibingkai dengan nilai-nilai agama/ religiusitasmeliputi, lingkungan kerja yang produktif; organisasi yang harmonis dengan publik; apresiasi terhadap pencapaian kinerja aparatur; simbolisasi situasi positif; serta menyelaraskan kebijakan dengan lokal wisdom.

Diperlukan kajian observasi yang lebih mendalam untuk dapat mengetahui level atau tingkat realisasiatau aktualisasi revolusi mental pada masing-masing pemerintah daerah tersebut apakah telah secaranyata diaktualisasikan dalam bentuk aksi oleh seluruh aparaturnya, atau masih belum diaktualisasikansecara nyata.

KesimpulanRevolusi mental di daerah masih belum banyak dimengerti secara jelas oleh sebagian besar aparatur,tetapi tidak disadari telah banyak kegiatan-kegiatan yang mencerminkan dan mengarah ke nilai-nilai revolusi mental. Belum adanya kesatuan pemahaman akan revolusi mental tersebut membuat daerahmasih menjalankan dengan cara dan persepsi sendiri-sendiri.

Page 23: Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017

TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT