KAJI AN METODE PELAKSANAAN DAN BIAYA INSTALASI katan …eprints.ums.ac.id/40408/1/NASKAH...
Transcript of KAJI AN METODE PELAKSANAAN DAN BIAYA INSTALASI katan …eprints.ums.ac.id/40408/1/NASKAH...
KAJI
(Studi ka
Pr
IAN METPENGO
asus PeningPPL
rogram Pasuntuk M
G
U
TODE PELOLAHAN L
gkatan BanLP – AL.B
NA
DProgr
scasarjana emenuhi S
Gelar Magis
N
PROGRUNIVERS
LAKSANAALUMPURngunan Pen
BYL.01 di K
ASKAH PUB
Diajukan Kram Studi TUniversitaalah Satu Sster dalam
Oleh GUNAR
IM. S.100
RAM PASCITAS MUHSURAKA
2015
AN DAN TINJA Dngolah Lum
Kabupaten
BLIKASI
Kepada Teknik Sipas MuhammSyarat GunIlmu Tekn
: RSO
110 023
CA SARJAHAMMAD
ARTA 5
BIAYA INI BOYOLAmpur TinjaBoyolali)
il madiyah Suna Mempernik Sipil
ANA DIYAH
NSTALASIALI a Nomor Pa
urakarta roleh
I
aket
KAJIAN METODE PELAKSANAAN DAN BIAYA INSTALASI
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA DI BOYOLALI
(Studi kasus Peningkatan Bangunan Pengolah Lumpur Tinja Nomor Paket
PPLP – AL.BYL.01 di Kabupaten Boyolali)
oleh
Gunarso
Email : [email protected]
ABSTRAK
Setiap hari manusia membuang kotoran dari tubuhnya, dan setiap hari pula manusia mandi,mencuci dan sebagainya sehingga menghasilkan kotoran sisa2 makanan. Dengan kata lain limbah rumah tangga ( domestic waste waten ) Dengan membuang limbah secara langsung ke sungai/kali secara terus menerus maka akan mengganggu/ merusak laingkungan , maka perlu dibangunnya suatu IPLT ,dengan tujuan menurunkan kadar BOD, COD dan bakteri Coli serta sat tersuspensi lainnya. Sehingga masalah kebocoran yang sering timbul sebagai akibat dari tidak memenuhi kerapatan hubungan antara permukaan tahap pengecoran beton lama dengan pengecoran permukaan beton tahap berikutnya. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan menggunakan waterstop sebagai penyumbat air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menyusun metode evaluasi pelaksanaan pengolahan lumpur tinja di Boyolali.
Pendekatan dan metode pelaksanaan penelitian ini didukung oleh data kualitatif deskriptif kuantitatif. Metode sampling yang digunakan adalah cluster sampling dan purposive sampling gabungan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa pelaksanaan pembangunan IPLT di Boyolali terdiri dari beberapa tahapan termasuk Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Bangunan Bak Pengumpul, Kolam Anaerobik, Pekerjaan Bangunan kolam Fakultatif 1,2, Pekerjaan Bangunan kolam Maturasi, Pekerjaan Bangunan Slug drying bed, Bangunan kolam Wet Land , mecanikal elektrikal dan Jalan Lingkungan .
Dalam pelaksanaan proyek IPAL terjadi kendala seperti penambahan pekerjaan trucuk bambu dan Aerator yang tidak ada dalam RAB sehingga perlu adanya penambahan pekerjaan , dimana penambahkan aerator ini berdampak pada biaya . Fungsi aerator ini sangat penting untuk menurunkan kandungan BOD / COD ,E Coli dan zat tersuspensi lainnya. Evaluasi biaya dilakukan dengan dengan membandingkan dari perhitungan ACWP , BCWP , dan BCWS maka didapatkan hasil selisih perhitungan sebesar 9,863 % Kata kunci: Pengolahan lumpur Tinja, waterstop,Evaluasi biaya
KAJIAN METODE PELAKSANAAN DAN BIAYA INSTALASI
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA DI BOYOLALI
(Studi kasus Peningkatan Bangunan Pengolah Lumpur Tinja Nomor Paket
PPLP – AL.BYL.01 di Kabupaten Boyolali)
oleh
Gunarso
Email : [email protected]
ABSTRACT
Every day people throw dirt from her body, and every day do people bathe, wash and so forth so as to produce food sisa2 dirt. In other words, household waste (domestic waste water) with waste directly into the river / times continuously it will disturb / damage laingkungan, hence the need to build a waste treatment plant, with the aim to reduce levels of BOD, COD and bacteria Coli and sat other suspended , So that the leakage problems that often arise as a result of not fulfilling relationship between the density of the surface of old concrete casting stage to the next stage casting concrete surfaces. To resolve this issue done by using waterstop as a cap for water. This study aims to determine and develop methods of evaluating the implementation of sludge treatment in Boyolali.
Approaches and methods of implementation of this research is supported by quantitative descriptive qualitative data. The sampling method used was cluster sampling and purposive sampling combined.
Based on the results of the study can be summarized as follows that the implementation of development IPLT in Boyolali consists of several stages, including Preparation Work, Building Work Bak Gatherer, Swimming Anaerobic, Facultative pond Building Works 1.2, Works maturation pond Building, Building Work Slug drying bed, Building pool Wet Land, Mecanikal electrical and Environmental Way.
In the implementation of the WWTP project happen constraints such as the addition of bamboo and aerators Trucuk jobs that do not exist in the RAB so that the need for additional work, where every additional aerator has an impact on costs. Aerator function is very important to reduce the content of BOD / COD, E Coli and other suspended substances. Evaluation is done by comparing the cost of calculation ACWP, BCWP, and BCWS then obtained by calculating the difference between the results of 9.863% Keywords: Fecal sludge treatment, waterstop, Evaluation costs
A. PENDAHULUAN
Membuang limbah secara langsung ke badan air penerima dapat
menimbulkan pencemaran dan ancaman penyakit menular, karena alam tidak
dapat segera menyerap dan menetralkannya. Hal ini dikarenakan jumlah
limbah yang diserap dan dinetralkan lebih rendah dari pada jumlah yang
dibuang dalam kurun waktu yang sama. Lama kelamaan tingkat pencemaran
yang terjadi semakin tinggi, sedangkan untuk membangun instalasi
pengolahan air limbah diperlukan biaya yang besar.
Kota Boyolali berencana membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) berdasarkan instruksi dari Dinas Pekerjaan Umum Pusat dengan
payung hukum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Selain itu pembangunan IPLT bertujuan untuk
menampung dan mengolah hasil pengurasan lumpur tinja tersebut sebelum
dibuang ke badan air/sungai agar tidak menimbulkan masalah kesehatan dan
kenyamanan lingkungan kota, sehingga masyarakat yang ingin melakukan
pengurasan tangki septik tidak perlu lagi menggunakan jasa truk tinja.
Pengolahan lumpur tinja pada negara-negara berkembang harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: efektif, murah dan simpel dalam
konstruksi dan pengoperasiannya. Hanya sedikit membutuhkan perawatan
khusus. Pada prinsipnya, pengolahan septage ini adalah untuk menurunkan
kandungan BOD, COD dan baketri coli serta zat tersuspensi (SS), agar tidak
membahayakan lingkungan.
Masalah kebocoran yang sering timbul sebagai akibat tidak rapatnya
hubungan antara permukaan beton tahap pengecoran sebelumnya dengan
permukaan beton tahap pengecoran berikutnya. Semakin banyak tahapan
pengecorannya semakin banyak titik lemah terhadap lingkaran kebocoran.
Untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan penggunaan waterstop pada
sambungan tahap pengecoran.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Metode pelaksanaan Proyek IPLT
Dalam pelaksanaan pembangunan yang menerapkan metode konstruksi
dengan inovasi teknologi, meliputi rangkaian kegiatan dan urutan
kegiatan pembangunan yang dipadukan dengan persyaratan kontrak
(gambar, spesifikasi, jadwal penyelesaian), ketersediaan sumber daya
(tenaga kerja, material, peralatan) dan kondisi lingkungan seperti cuaca,
kondisi tanah, dan lainnya.
2. Pelaksanaan pembangunan
IPLT terdiri dari gabungan seluruhnya atau sebagian dari unit-unit yang
terdiri dari : a. Bak pengumpul, b. Kolam anaerobik 1dan 2 , c. Kolam
fakultatif, d. Kolam maturasi, f. Bak pengering lumpur, g. Kolam Wet
Land . h. Kantor, pagar keliling, jalan masuk dan rumah jaga, dibangunan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Uji Coba Hidrolis
Lakukan uji hidrolis yaitu kebocoran, yang meliputi menentukan besarnya
kebocoran, menentukan letak titik bocor pada unit atau kolam dan aliran.
4. Pengertian WaterStop
Water stop adalah material pengisi celah pada rongga sambungan beton.
Pemasangan waterstop dilaksanakan pada setiap joint, baik pada
construction ataupun expansion joint. Pada kesempatan ini akan kami
bahas jenis-jenis water stop dan karakteristiknya, antara lain PVC
Waterstop adalah bahan khusus yang terbuat dari PVC yang memiliki
kelenturan bahan yang baik seperti karet dan dipasang pada sambungan
beton yang rapat atau mempunyai celah dan berfungsi untuk menahan
aliran air yang masuk kedalam bangunan melalui sambungan beton
tersebut, Swellable Waterstop adalah bahan khusus yang terbuat dari
bahan komposisi bentonite dengan butyl rubber compound yang akan
mengembang beberapa hari setelah bersentuhan dengan air dengan
maksimum pemuaian 300 persen dari volume/bentuk semula.
5. Pengertian Waktu
Adapun pengertian manajemen waktu proyek adalah proses
merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek.
Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk
memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu
berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan
proyek. Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh
tahapan kegiatan proyek beserta durasi dan penggunaan sumber daya.
Dari semua informasi dan data yang telah diperoleh dilakukan proses
penjadwalan sehingga akan ada output berupa format-format laporan
lengkap mengenai indikator progress waktu, sebagai berikut (Husen,
2010:152) : Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat
menunjukkan informasi rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu
dibandingkan dengan progress actual sehingga diketahui apakah proyek
terlambat atau tidak, Network Planning sebagai jaringan kerja berbagai
kegiatan dapat menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkan
pengawasan ketat agar pelaksanaannya tidak keterlambatan, Kurva S yang
berguna dalam pengendalian kinerja waktu, Kurva Earned Value yang
dapat menyatakan progress waktu berdasarkan baseline yang telah
ditentukan untuk periode tertentu sesuai dengan kemajuan actual proyek.
Bila ada indikasi waktu terlambat dari yang direncanakan, maka hal itu
dapat dikoreksi dengan menjadwal ulang proyek dan meramalkan
seberapa lama durasi yang diperlukan untuk penyelesaian proyek karena
penyimpangan tersebut, serta dengan menambah jumlah tenaga kerja
waktu bergantian.
6. Optimalisasi
Waktu dalam hal ini adalah lamanya suatu rangkaian ketika proses
berlangsung, yang merupakan penjabaran perencanaan proyek menjadi
urutan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai sasaran. Sedangkan
pengertian biaya adalah anggaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
proyek, dalam hal ini merupakan penggunaan dana untuk melaksanakan
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Jadi optimalisasi waktu dan biaya
adalah usaha pemanfaatan waktu yang relatif singkat dengan biaya yang
minimum untuk mencapai suatu pekerjaan dengan hasil dan keuntungan
yang baik dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas suatu proyek,
sehingga proyek tersebut mampu bersaing dengan proyek lain.
Dalam penelitian ini, analisis optimalisasi diartikan sebagai suatu proses
penguraian durasi proyek untuk mendapatkan percepatan durasi yang
paling baik (optimal) dengan menggunakan berbagai alternatif ditinjau
dari segi biaya.
Biaya optimal adalah biaya total minimum proyek. Biaya total adalah
jumlah biaya langsung dan biaya tak langsung. Besarnya biaya ini
sangat tergantung dari lamanya waktu (durasi) penyelesaian proyek
keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Untuk
menganalisis lebih lanjut hubungan antara biaya dan waktu suatu
kegiatan.
Apabila waktu penyelesaian suatu aktivitas dipercepat, maka biaya
langsung akan bertambah besar sedangkan biaya tak langsung akan
berkurang. Besarnya nilai crash cost dan crash duration diperoleh dari
perhitungan yang tergantung dari produktivitas crash. Produktivitas
crash diperoleh dari besarnya volume pekerjaan dibagi produktifitas alat
atau tenaga kerja yang digunakan.
C. METODE PENELITIAN
1. Tahap I
Studi Literatur dimaksukan untuk mempersiapkan bahan-bahan
kepustakaan, diantaranya : dokumen, buku teks, artikel jurnal elektronik
maupun cetak, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Sehingga, dapat
diharapkan studi literature yang digunakan relevan dengan pokok masalah
yang dibahas.
2. Tahap II
Survai pendahuluan dimaksudkan untuk mengumpulkan dokumen-
dokumen pendukung (gambar, RKS, Laporan Progres,foto kegiatan dsb)
3. Tahap III
Pengamatan langsung (observasi) dengan melakukan kegiatan interview
untuk mendapatkan ketepatan antara dokumen dan pelaku kegiatan, serta
mengkoreksi data-data dilapangan serta melakukan pemotretan lokasi.
4. Tahap IV
Pada tahap ini data yang telah diperoleh akan dianalisis dan dibahas
sesuai dengan konsep dan rumus yang akan digunakan, sehingga akan
diperoleh hasil analisa berupa Grafik, Tabel, Kalkulasi, dan Gambar.
5. Tahap V
Pada tahap ini dilakukan pengambilan kesimpulan dari hasil analisis yang
telah dilakukan dan juga memberikan saran-saran yang diharapkan dapat
menanggulangi permasalahan yang ada.
D. PEMBAHASAN DAN HASIL
1. Penjelasan Pelaksanaan Pemasangan Waterstop
Waterstop ada dua jenis yaitu di pasang di tengah ketebatalan beton
(central) dan dipasang rata dengan pemukaan beton. Material waterstop
terbuat dari karet/PVC dan mudah disambung dilapangan dengan alat
pemanas saja.
Fungsi waterstop ada dua yaitu untuk expantion joint dan construction
joint. Sistem pemasangan waterstop harus direncanakan dengan baik agar
berfungsi sebagaimana yang di harapkan.
Waterstop harus di pasang pada tempat yang direncanakan sebelum
proses pengecoran dimulai, letak waterstop harus di kaitkan dengan
kemampuan pengecoran yang ada dan selama proses pengecoran letak
waterstop harus di jaga.
Swellable waterstop adalah bahan flexible dengan bentuk persegi yang
terbuat dari polymer modified rubber (bahan rubber yang dimodifikasi
dengan polymer khusus) yang akan mengembang setelah bersentuhan
dengan air. Pengembangan terjadi di dalam celah sambungan akan
menutup semua celah yang tertinggal dan secara sempurna menjadi
sumbat air.
U 205 waterstop digunakan pada lantai dan dinding basement, panel
dinding pre-casted, sambungan pipa, box culverts, utility and wet wells
and potable water tanks.
Waterstop RX 101 adalah bahan waterproofing yang digunakan untuk
sambungan stopcor (pemberhentian cor) dan berfungsi mencegah
infiltration/kebocoran pada sambungan tersebut dengan kandungan bahan
sodium bentonit tinggi yang dapat mengembang/ekspansi untuk menutup
celah dan retakan pada beton.
2. Metode Pelaksanaan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja ( IPLT )
Metode Kerja Pelaksanaan ini bertujuan agar didapat metodologi
pendekatan Pelaksanaan yang sesuai dengan kebutuhannya. Keseluruhan
metode kerja ini mempunyai tujuan dan sasaran agar dalam setiap proses,
mulai dari proses administrasi/pra konstruksi, konstruksi/tahap
pelaksanaan pembangunan sampai dengan tahap pasca
konstruksi/pemeliharaan bangunan dapat berjalan lancar, tepat guna, tepat
waktu dan tepat sasaran.
Lingkup pembahasan dari pembuatan Metode Kerja Pelaksanaan ini
diawali dengan penelaahan terhadap Rencana Kerja dan Syarat-syarat,
gambar Bestek beserta Bill of Item (BI), pendekatan lokasi yang akan
dibangun serta penganalisaan untuk mendapatkan konsep metode kerja
yang tepat serta tenaga yang sesuai dengan disiplin ilmu.
Pekerjaan persiapan disini adalah pekerjaan pertama dari suatu kegiatan
yang harus dilakukan oleh kontaktor. Pekerjaan persiapan lapangan,
persiapan pekerjaan laboraturium, pekerjaan pengukuran, pekerja galian
tanah, pekerja pengecoran dan lain sebagainya.
3. Analisa Biaya Pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja
Analisa biaya pada pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja
dengan menggunakan data
a. ACWP ( Actual Cost of Work Performance )
Yaitu suatu data pengeluaran keuangan secara actual dilapangan.
b. BCWS ( Budgeted Cost of Work Schedule )
Didapat dari pengeluaran cost sesuai schedule
( bobot schedule x nilai pekerjaan / 100 )
c. BCWP ( Budgeted Cost of Work Performance )
Nilai ini didapat dari bobot aktual terhadap seluruh pekerjaan tiap
minggunya dikali dengan besarnya nilai kontrak / 100
Dari melihat analisa ketiga variabel tersebut diatas penyedia jasa
mendapatkan keuntungan sebesar 9,863 %.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan pelaksanaan Instalasi Pengolah Lumpur
Tinja di Desa Winong , kecamatan Musuk kabupaten Boyolali adalah
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja di
Boyolali terjadi penambahan pekerjaan trucuk bambu , sehingga
terjadi perubahan gambar rencana dan akan menjadi gambar
pelaksanaan
b. Perencanaan waktu pelaksanaan yang terbuat pada diagram kurve “
S “ adalah sangat idial ,karena dengan penambahan pekerjaan tidak
terjadi keterlambatan untuk penyelesaian proyek.
c. Biaya proyek Instalasi Pengolah Lumpur Tinja di Boyolali didalam
pelaksanaannya mengalami penambahan biaya akibat dari
penambahan trucuk bambu dan penambahan aerator.Perubahan
penambahan biaya tersebut sudah terdapat dalam Addendum pada
awal pekerjaan dengan Nomor Addendum
No.HK.02.03.CL.II/12396. Tanggal 09 April 2012.
d. Dari melihat perhitungan dan melihat grafis ketiga variabel BCWP,
ACWP , dan BCWS, pelaksanaan pekerjaan Instalasi Pengolah
Lumpur Tinja ( IPLT ) di Boyolali penyedia jasa mendapatkan
selisih keuntungan sebesar 9,863 %.
2. Saran
a. Pentingnya perhitungan secara detail terhadap fungsi kegiatan dan
material yang akan digunakan dalam pembangunan IPLT
b. Perlunya analisis biaya secara teliti supaya dilapangan tidak terjadi
penambahan pekerjaan yang melebihi RAB
DAFTAR PUSTAKA
Darmasetiawan,martin. 2004, Sarana sanitasi Perkotaan. Ekamitra
Engineering. Jakarta
Diana, Anastasia, Akt, SE & Sariawati, Lilis 2003. Perpajakan Indonesia
Konsep . Aplikasi dan Penuntun Praktis. Andi Yogyakarta.
Hindarko, S., Santika, Sri S., 2003. Mengolah air Limbah : Supaya Tidak
mencemari Orang Lain. Penerbit Esha. Jakarta
Husnan, Suad & Muhammad, Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek
Edisi Keempat. UUP AMP YKPN. Yogyakarta.
Kodoaite, Robert J. 2001. Analisis Ekonomi Teknik. Andi. Yogyakarta
Mara, Ducan. 2001. Pengolahan Air Limbah di Daerah Iklim Panas
(Terjemahan). ITB. Bandung
Nitisemito, Alex S, Drs. Ec & Burhan, Umar, M, Drs, M.S.2004. Wawasan
Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. P.T.Bhumi Aksara. Jakarta
Soeharto, Imam. Ir. 1995. Management Proyek Dari Konseptual sampai
Operasional. Erlangga. Jakarta