KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra...

136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh DWI ARI SEPTYOWATI C 0106014 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra...

Page 1: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

DWI ARI SEPTYOWATI C 0106014

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS)

Disusun oleh

DWI ARI SEPTYOWATI C 0106014

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing I

Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum. NIP. 196205031988031002

Pembimbing II

Dra. Hartini, M.Hum NIP. 195001311978032001

Mengetahui, Ketua Jurusan Sastra Daerah

Drs. Imam Sutardjo, M.Hum. NIP. 196001011987031004

Page 3: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS)

Disusun oleh

DWI ARI SEPTYOWATI C 0106014

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni rupa

Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal....................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Drs. Imam Sutardjo, M.Hum. NIP. 196001011987031004

…………………

Sekretaris Drs. Suparjo, M.Hum. NIP. 195609211986011001

..………………..

Penguji I

Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum. NIP. 196205031988031002

…………………

Penguji II Dra. Hartini, M.Hum NIP. 195001311978032001

…………………

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A NIP. 195303141985061001

Page 4: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Dwi Ari Septyowati NIM : C 01046014 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih (Suatu Tinjauan Filologis)” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juli 2010 Yang membuat pernyataan Dwi Ari Septyowati

Page 5: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Alon-alon waton kelakon (pelan-pelan asal tercapai)”

”jangan takut, berusahalah, kamu pasti bisa!!!”

(Penulis)

PERSEMBAHAN

v Bapak dan Ibu.

v Kakak, kakak ipar dan adik-adik.

v Arka

v Sahabat-sahabatku di seluruh Indonesia.

Page 6: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini berjudul ”Kagungan Dalêm

Sêrat Ondhe Patih (Suatu Tinjauan Filologis)”. Penelitian ini diajukan

untuk memenuhi sebagian prasyaratan guna melengkapi gelar Sarjana

Sastra Jurusan Sastra Daerah untuk Daerah Jawa, Fakultas Sastra dan Seni

Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari semangat, doa, bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa,

Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Imam Sutardjo, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah,

Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

3. Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Sastra

Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum. selaku koordinator bidang

Filologi, Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa,

Universitas Sebelas Maret sekaligus pembimbing I yang selalu

memberikan motivasi, pengarahan, dan mendorong penulis hingga

terselesaikannya ini skripsi ini.

Page 7: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Dra. Hartini, M.Hum., selaku pembimbing II yang dengan sabar

memberikan pengarahan kepada penulis hingga penulis selesai dalam

menyusun skripsi.

6. Drs. Waridi Hendrosaputra, selaku Pembimbing Akademik yang

senantiasa memberikan pengarahan dari semester 1 hingga penulis

menyelesaikan studi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas maret Surakarta yang telah memberikan berbagai

macam ilmu pengetahuan yang sangat membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini dan bekal yang sangat bermanfaat untuk

nantinya.

8. Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan

Jurusan Sastra Daerah khususnya, atas bimbingan dan arahan selama

penyelesaian studi.

9. Kepala dan Staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan

Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak

membantu penulis memberikan kemudahan dalam pelayanan pada

penyelesaian skripsi ini.

10. Kepala Perpustakaan Sasanapustaka Keraton Kasunanan Surakarta

Hadiningrat, yang berkenan memberikan sebagian besar data

penelitian ini.

11. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, dan Arka, terima kasih atas cinta yang tulus

serta doanya.

Page 8: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Sahabat-sahabat satu angkatan Sastra Daerah 2006, terima kasih atas

dukungan dan semangatnya.

13. Teman-temanku bidang Filologi 2006, Ajik, Bangkit, Dhora, Erna,

Septi, Wini, Wakid, Inal, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan

kalian.

14. Jumpe, Tante, Simbok, Mamah, Sansan, Panut, Om, Enji, Bowo,

terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan kalian.

15. Teman-temanku kost Al Banat, mb’ Ina, mb’ Sarah, mb’ Dian, mb’

Inung, mb’ Yanti, Novika, Wiwik, Ryza, Ngacil, Erna, Jumpe, terima

kasih atas dukungan kalian.

16. Arka yang selalu memotifasi penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

17. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak membantu terhadap

terselesaikannya penulisan karya tulis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penelitian ini

masih banyak kekurangan karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan

kemampuan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak diharapkan

demi sempurnanya penelitian ini.

Surakarta, Juli 2010

Dwi Ari Septyowati

Page 9: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI .............................................................. iii

PERNYATAAN............................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN, TABEL, DAN GAMBAR .............................................. xii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................. xiv

ABSTRAK ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Batasan Masalah ...................................................................... 9

C. Rumusan Masalah ................................................................... 10

D. Tujuan Penulisan ..................................................................... 10

E. Manfaat Penulisan ................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan.............................................................. 12

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................ 14

A. Pengertian Filologi ................................................................... 14

B. Objek Filologi .......................................................................... 14

C. Langkah Kerja Penelitian Filologi ........................................... 15

Page 10: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

D. Teori Kepemimpinan ............................................................... 18

E. Kekuasaan dan Moral............................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 21

A. Bentuk dan Jenis Penelitian ..................................................... 21

B. Sumber Data dan Data ............................................................. 21

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 23

D. Teknik Analisis Data ................................................................ 23

BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................ 27

A. Analisis Filologis ..................................................................... 27

1. Deskripsi Naskah ............................................................... 27

2. Perbandingan Naskah ......................................................... 38

3. Dasar-dasar Penentuan Naskah yang akan Ditransliterasi . 56

4. Suntingan Teks dan Aparat Kritik... .................................. 57

5. Terjemahan......................................................................... 84

B. Analisis Isi................................................................................ 98

1. Ajaran Moral bagi Manusia sebagai Makhluk

Ciptaan Tuhan .................................................................... 100

2. Ajaran Moral bagi Manusia sebagai Makhluk Sosial ........ 103

3. Ajaran Moral bagi Manusia sebagai makhluk Posesi ........ 115

Page 11: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 118

1. Simpulan ............................................................................ 118

2. Saran................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120

LAMPIRAN I Foto Naskah A

LAMPIRAN II Foto Naskah B

Page 12: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN, TABEL, DAN GAMBAR

A. Daftar Bagan

Bagan 1. Model analisis interaktif ............................................................... 24

B. Daftar Tabel

Tabel 1. Perbedaan Jumlah dan Urutan Pupuh ............................................. 38

Tabel 2. Perbandingan Isi.............................................................................. 41

Tabel 3. Tabel perbandingan kata per kata ................................................... 44

Tabel 4. Tabel perbandingan kelompok kata ................................................ 46

Tabel 5. Tabel perbandingan kalimat ............................................................ 47

Tabel 6. Daftar varian lacuna ....................................................................... 50

Tabel 7. Daftar varian adisi ........................................................................... 51

Tabel 8. Daftar varian substitusi ................................................................... 52

Tabel 9. Daftar varian hipercorect ................................................................ 52

Tabel 10. Daftar varian perubahan atau kesalahan penyalinan yang

mengakibatkan perubahan makna .................................................. 55

C. Daftar Gambar

Gambar 1. Contoh varian lacuna pada naskah A .......................................... 5

Gambar 2. Contoh varian lacuna.pada naskah B .......................................... 5

Gambar 3. Contoh varian adisi pada naskah A ............................................. 6

Gambar 4. Contoh varian adisi pada naskah B. ............................................ 6

Gambar 5. Contoh varian substitusi pada naskah A ..................................... 6

Gambar 6. Contoh varian substitusi pada naskah B...................................... 6

Page 13: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Gambar 7. Contoh varian hipercoret pada naskah A .................................... 7

Gambar 8. Contoh varian hipercoret pada naskah B .................................... 7

Gambar 9. Perubahan atau kesalahan penyalinan yang mengakibatkan

perubahan makna pada naskah A ............................................... 7

Gambar 10. Contoh perubahan atau kesalahan penyalinan yang mengakibatkan

perubahan makna naskah B......................................................... 7

Gambar 11. Naskah A (halaman pertama) ...................................................... 28

Gambar 12. Naskah A pupuh II bait I baris I halaman 209 ........................... 28

Gambar 13. Naskah A(halaman pertama) ....................................................... 32

Gambar 14. Naskah B (judul cover luar) ........................................................ 33

Gambar 15. Naskah B (judul pada halaman kedua) ........................................ 33

Page 14: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

A. Daftar Singkatan

B/b : Bait/baris

No. : menunjukkan nomor urut

P : pupuh

SC : Sastra Cêtha

SOP : Sêrat Ondhe Patih

SWK : Sêrat Wicara Kêras

VOC : Vereniging Ost Company

B. Daftar Lambang

# : edisi teks berdasarkan interpretasi peneliti

$ : edisi teks didukung data sekunder

& : edisi teks yang menyesuaikan dengan kesamaan makna

(…^…) : Tanda diakritik yang menjelaskan vokal “e” pepet, contoh pada

kata lẽmẽs ‘lẽmas’.

(…̀̀ …) : Tanda diakritik yang menjelaskan vokal “e” pada kata akẻh

‘banyak’.

* : edisi teks menurut pertimbangan linguistik

- : pada naskah tidak terdapat teks tersebut

@ : edisi teks yang menyesuaikan dengan jumlah suku kata tiap

baris (guru wilangan) dan dhong dhing (guru lagu)

= : kata, kelompok kata, kalimat pada naskah itu sama

Page 15: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Dwi Ari Septyowati. C 0106014. 2010. Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih (Suatu Tinjauan Filologis). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Obyek penelitian ini adalah naskah berjudul Kagungan Dalêm Sêrat

Ondhe Patih (SOP). Naskah yang terdiri dari 2 naskah dengan nomor 40 La (katalog lokal), KS 337.11 uncat SMP 138/2 (Nancy K. Florida, 1993: 189) dan 77 Ca (katalog lokal), KS 206 77 Ca SMP 121/2 (Nancy K. Florida, 1993: 137) tersebut tersimpan di Perpustakaan Sasanapustaka Keraton Surakarta. Naskah tersebut berbentuk tembang. Varian di dalam naskah tersebut menguatkan latar belakang penelitian ini, yaitu filologi tradisional. Latar belakang lain adalah ajaran kepemimpinan yang terkandung di dalam teks mampu berperan sebagai pandangan hidup masyarakat, khususnya dalam hubungan pemerintahan (kaitannya dengan hubungan atasan dan bawahan). Melalui penelitian filologi, peneliti akan menentukan bentuk teks SOP yang mendekati asli dan bersih dari kesalahan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (i) bagaimanakah bentuk teks SOP yang mendekati asli dan bersih dari kesalahan? dan (ii) Apa isi dan ajaran kepemimpinan yang terkandung dalam SOP? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab kedua rumusan permasalahan.

Bentuk penelitian filologi ini bersifat kualitatif deskriptif. Jenis penelitian termasuk dalam penelitian pustaka (library research). Data penelitian adalah teks SOP, sedangkan teknik pengumpulan data dengan teknik fotografi digital. Analisis data menggunakan tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data yang meliputi deskripsi, perbandingan naskah, kritik teks, dan simpulan akhir berupa suntingan teks dilengkapi aparat kritik serta hasil telaah isi. Suntingan teks disesuaikan dengan cara kerja filologi melalui metode landasan (penanganan terhadap naskah jamak yang salah satunya dinilai memiliki kualitas yang lebih unggul dibandingkan naskah yang lain). Telaah isi dilakukan dengan mengungkapkan ajaran kepemimpinan yang terkandung di dalam SOP.

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa suntingan teks berlandaskan naskah A dengan nomor 40 La (katalog lokal), KS 337.11 uncat SMP 138/2 (Nancy K. Florida, 1993: 189) dan dilengkapi dengan aparat kritik, merupakan bentuk teks SOP yang mendekati asli dan bersih dari kesalahan. Isi dan ajaran dalam teks SOP terdiri dari ajaran kepemimpinan yang di dalamnya memuat ajaran moral, yaitu ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk sosial, dan ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk posesif.

Page 16: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai bentuk kebudayaan. Kebudayaan

terbentuk sebagai hasil sintesa dari pengalaman-pengalaman masa lalu.

Berdasar demikian, untuk memahami kebudayaan suatu bangsa dengan

baik, informasi-informasi dari masa lalu mutlak diperlukan. Informasi-

informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa hal yang masih tersisa

dari masa lalu seperti cerita lisan, benda-benda (artefak), dan tulisan-

tulisan (Bani Sudardi, 2003: 1). Salah satu sumber informasi penting

berupa tulisan adalah naskah-naskah klasik berisi sastra lama, sehingga

pemeliharaan terhadap naskah-naskah lama sangat perlu dilakukan.

Pemeliharaan naskah lama sangat penting karena sastra lama yang

ruang lingkupnya amat luas dapat merupakan sumber yang tak ternilai

bagi pengertian terhadap berbagai aspek kebudayaan yang pada

hakikatnya bersumber pada kebudayaan tradisional (Achadiati Ikram,

1997: 29).

Berdasarkan isinya, naskah-naskah Jawa dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:

a. Teks tentang Kronik, Legenda, Mite yang terdiri atas naskah-naskah: Babad, Pakem Wayang Purwa, Menak, Panji, Pustakaraja, Silsilah.

b. Teks tentang Agama, Filsafat, Etika, yang meliputi naskah-naskah yang mengandung unsur-unsur: Hinduisme, Budhisme, Islam, Mistik Jawa, Magis, Kristen, Ramalan, Sastra Wulang.

c. Teks tentang suatu peristiwa-peristiwa Kraton, Hukum, Risalah, Peraturan-peraturan.

Page 17: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

d. Adalah buku teks dan Penuntun, Kamus Ensiklopedia, tentang berbagai, hal: Linguistik, Masak-memasak, dan lain sebagainya (Girarded & Sutanto, 1983: 4). Pemahaman terhadap sastra lama tidak semudah memahami sastra

modern. Hal tersebut di antaranya dikarenakan aksara dan bahasa yang

digunakan tidak lagi dikenal oleh masyarakat modern. Hambatan lain

adalah pekerjaan salin menyalin naskah yang menjadi kebiasaan masa

lampau telah menimbulkan perbedaan (varian) baik disengaja maupun

tidak. Tidak ada penyalin yang bisa menyalin dengan tepat sama dengan

naskah aslinya. Perbedaan tersebut di antaranya karena kurangnya

pemahaman terhadap sastra lama, tujuan untuk memperindah kata sesuai

selera penyalin, bahkan bisa juga merupakan perubahan secara sengaja,

misalnya karena keadaan politik sudah berubah. Mengingat adanya varian-

varian tarsebut, diperlukan suatu penanganan terhadap naskah yang bukan

sekedar melestarikan naskah tetapi juga untuk mencari naskah yang

mendekati aslinya.

Berdasar fakta tersebut, penelitian dalam rangka penentuan naskah

asli perlu dilakukan sebagai upaya penyelamatan terhadap peninggalan

sejarah. Pengetahuan mengenai naskah dan seluk beluknya dipelajari

dalam ilmu filologi. Kegiatan filologi yang menitikberatkan kepada bacaan

yang rusak disebut dengan filologi tradisional (Waridi Hendrosaputra,

Sisyono Eko Widodo, 1997: 2).

Tugas utama dalam penelitian filologi, sebagaimana dikatakan

Haryati Soebadio dalam Edward Djamaris (2002: 7) ialah mendapatkan

kembali naskah yang bersih dari kesalahan, yang berarti memberikan

Page 18: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pengertian yang sebaik-baiknya dan bisa dipertanggungjawabkan, untuk

mengetahui naskah yang paling dekat dengan aslinya karena naskah

sebelumnya telah mengalami penyalinan untuk kesekian kali. Selain itu

untuk mencocokkan dengan kebudayaan yang melahirkannya, sehingga

perlu dibersihkan dari tambahan yang diterakan pada zaman kemudian

yang dilakukan waktu penyalinannya. Hal tersebut penting agar isi naskah

tidak diinterprestasikan secara salah.

Salah satu naskah yang mengalami penyalinan dan terjadi banyak

varian adalah Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih. Kagungan Dalêm

Sêrat Ondhe Patih yang selanjutnya disingkat SOP merupakan karya

sastra yang bisa diklasifikasikan dalam golongan kedua (klasifikasi

menurut Girarded & Sutanto), yaitu merupakan sastra wulang.

Inventarisasi naskah sebagai langkah awal penelitian filologi

dilakukan melalui penelusuran terhadap berbagai katalog yang menyimpan

naskah-naskah Jawa, di antaranya:

1. Descriptive Catalogus of the Javanese Manuscripts and Printed Book

in the Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta (Girardet-Sutanto,

1983)

2. Javanese Literature In Surakarta Manuscripts (Nancy K. Florida,

1993)

3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum Sonobudoyo

Yogyakarta (T.E. Behrend, 1990)

4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid III A dan B (T.E

Behrend dan Titik Pujiastuti, 1997)

Page 19: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

5. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia (T.E. Behrend, 1998)

6. Daftar Naskah Perpustakaan Museum Radyapustaka Surakarta dan

Daftar Naskah Perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Surakarta

Berdasar pada inventarisasi di berbagai katalog tersebut ditemukan

dua naskah SOP, yaitu:

1) Masuk dalam naskah bendel yang berjudul Kagungan Dalêm Sêrat

Bab Wulang Warni-warni dengan nomor 40 La (katalog lokal), KS

337.11 uncat SMP 138/2 (Nancy K. Florida, 1993: 189). Sêrat Ondhe

Patih merupakan teks kesebelas, ditulis mulai halaman 208-222.

Selanjutnya disebut dengan naskah A.

2) Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih dengan nomor 77 Ca (katalog

lokal), KS 206 77 Ca SMP 121/2 (Nancy K. Florida, 1993: 137).

Selanjutnya disebut dengan naskah B.

Kedua naskah tersebut tersimpan di Perpustakaan Sasanapustaka Keraton

Kasunanan Surakarta.

Menurut Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum

Sonobudoyo Yogyakarta (T.E. Behrend, 1990), terdapat Sêrat Ondhe.

Sêrat Ondhe yang dimaksud adalah sebutan lain dari Sêrat Wicarakêras

(SWK), yang sebagian isinya hampir sama dengan SOP. Untuk

selanjutnya, Sêrat Wicarakêras tidak dijadikan sebagai naskah jamak dari

SOP dan tidak akan dibandingkan dengan SOP, karena secara keseleruhan

isinya berbeda.

Page 20: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

SOP berisi teks yang berbentuk tembang. Naskah A (bendel

halaman 208-222) terdiri dari 4 pupuh, yaitu: a) Pangkur, b)

Dhandhanggula, c) Mijil, d) Dhandhanggula. Sedangkan naskah B terdiri

dari 3 pupuh, yaitu: a) Pangkur, b) Dhandhanggula, c) Mijil. Bahasa yang

digunakan dalam SOP adalah bahasa Jawa Baru ragam Krama dan disisipi

kata-kata Kawi.

SOP merupakan naskah jamak yang mengalami banyak varian atau

kelainan bacaan. Adapun pengelompokan kelainan bacaan yang terdapat

pada SOP adalah sebagai berikut:

1. Lacuna, bagian yang terlampaui atau kelewatan, baik suku kata,

kata, kelompok kata maupun kalimat.

Gambar 1 Naskah A pupuh I bait 12 baris 2 ‘mirêng warta lamun dènsarêngi’

Gambar 2 Naskah B pupuh I bait 12 baris 2 ‘mirêng warta lamun dènsarêngi’

Berdasarkan guru lagu dan guru wilangan, baris kedua tembang

Pangkur yaitu 11i. Pada teks hanya terdapat 10i.

2. Adisi, bagian yang kelebihan atau penambahan baik suku kata,

kata, kelompok kata maupun kalimat.

Page 21: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Gambar 3 Naskah A pupuh II bait 17 baris 10 ‘aja ngakèhkên rêncana’

Gambar 4 Naskah B pupuh II bait 17 baris 10 ‘aja ngakèhkên rêncana’

Berdasarkan guru lagu dan guru wilangan, baris 10 tembang

Dhandhanggula yaitu 7a. Pada teks terdapat 8a.

3. Substitusi, penggantian suku kata, kata, kelompok kata maupun

kalimat yang memiliki kesamaan makna.

Gambar 5 Naskah A pupuh II bait 1 baris 1 ‘iku ondhe-ondhening papatih’

Gambar 6 Naskah B pupuh II bait 1 baris 1 ‘yèku ondhe-ondhening papatih’

Pada naskah A terdapat kata iku ‘itu’ sedangkan naskah B yèku

‘yaitu’. Keduanya berarti sama.

Page 22: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Hipercorect, perubahan ejaan karena pergeseran lafal.

Gambar 7 Pupuh I bait 1 baris 7 ‘lir pêpatih Ngayogèki’

Gambar 8 Pupuh I bait 1 baris 7 ‘lir pêpatih Ngayoga ki’

Tembung garba, naskah A ‘Ngayogèki’ sedangkan naskah B

‘Ngayoga ki’

5. Perubahan atau kesalahan penyalinan yang mengakibatkan

perubahan makna.

Gambar 9 naskah A pupuh I bait 8 baris 7 ‘nulada ingkang utami’

Gambar 10 naskah B pupuh I bait 8 baris 7 ’ngulata ingkang utami’

Naskah A nulada berarti ‘contohlah’, sedangkan naskah B ngulata

berarti ‘lihatlah’.

Berdasar pada varian-varian di atas, SOP perlu diadakan edisi teks

dengan mengkritisi naskah secara ilmiah dan dapat

Page 23: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dipertanggungjawabkan, guna menentukan teks yang mendekati asli,

sesuai dengan tugas filologi.

Makna kata Ondhe Patih pada judul naskah Kagungan Dalêm

Sêrat Ondhe Patih dapat diperoleh dengan memisahkan dua kata tersebut,

yaitu kata ondhe dan kata patih. Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam

Kamus Baoesastra Djawa, 1939 ondhe berarti pêpindhan ‘gambaran’,

upama ‘bagaikan’, kaya ‘seperti’ (hal. 451), sedangkan patih berarti

pejabat yang melakukan perintah negara (hal. 476), atau dapat diartikan

pangkat di bawah bupati. Sehingga Ondhe Patih dapat diartikan gambaran

contoh-contoh para patih (dihubungkan dengan pemerintahan dapat

diartikan dengan pemimpin beserta perangkatnya).

Berdasarkan makna kata ondhe patih pada judul naskah, dapat

digambarkan bahwa SOP berisi tentang ajaran kepemimpinan. Ajaran

kepemimpinan di dalam SOP memuat beberapa ajaran moral. Hal tersebut

karena pada dasarnya seorang pemimpin memiliki pengaruh yang kuat

kepada orang lain, sehingga moralitas sangat diperlukan baik bagi seorang

pemimpin maupun bawahan guna terciptanya kesejahteraan suatu negara.

Moralitas terdiri dari moral baik dan moral buruk. Moralitas di

dalam ajaran kepemimpinan pada SOP memuat moral baik dan moral

buruk. Ajaran tersebut dengan tujuan agar seseorang bisa meniru moral

yang baik dan menjauhi moral yang buruk.

Moralitas dapat dilakukan atas dasar kesadaran seseorang dan

dapat dilakukan atas dasar hukum. Oleh karena itu, suatu negara

menciptakan hukum. Moralitas yang dilakukan atas dasar kesadaran,

Page 24: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berarti seseorang tersebut telah memahami dan membedakan antara

perbuatan buruk, sedang, dan baik, seperti ajaran di dalam SOP yaitu

nistha (buruk), madya (sedang), dan utama (baik). Sedangkan moralitas

yang dilakukan atas dasar hukum, berarti seseorang tersebut belum mampu

memahami membedakan perbuatan yang buruk, sedang, dan baik. Moral

yang dilakukan atas dasar takut pada hukum yang dijatuhkan kepadanya.

Seorang pemimpin yang memiliki moralitas secara baik, akan berpengaruh

kuat bagi kesejahteraan rakyatnya. Karena dengan demikian penegakkan

hukum dapat dilakukan dengan baik dan adil.

Ajaran kepemimpinan di dalam SOP adalah ajaran kepada

seseorang yang akan menjadi seorang pemimpin. Hal tersebut

hubungannya dengan keadaan zaman dahulu, yaitu pada masa kerajaan.

Seseorang hidup berdampingan dalam sebuah ikatan antara raja dan

bawahan. Seiring dengan berjalannya waktu, ajaran kepemimpinan di

dalam SOP ditujukan kepada seluruh kalangan.

Hakikat manusia adalah seorang pemimpin, minimal memimpin

dirinya sendiri. Sehingga ajaran mengenai kepemimpinan dan moralitas

tidak hanya diperlukan bagi seseorang yang akan menjadi pemimpin

negara. Moralitas dan kepemimpinan perlu ditanamkan sejak dini oleh

suatu keluarga. Hal tersebut untuk membentuk kepribadian seorang anak

menjadi pribadi yang berjiwa pemimpin dan bermoral baik.

Berdasarkan demikian, pengetahuan mengenai moralitas sangat

diperlukan guna terciptanya kesejahteraan hidup manusia. Ajaran

kepemimpinan tidak terlepas dengan ajaran moral, karena seorang

Page 25: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pemimpin yang baik harus memiliki moral yang baik pula. Dengan

demikian, penelitian terhadap SOP guna mengungkap isi dan ajaran

kepemimpin yang terkandung di dalamnya perlu dilakukan. Dengan

mengungkap isi dan ajaran kepemimpinan yang terkandung di dalam SOP

diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca terlebih bagi seseorang yang

berada di kalangan atas, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

bawahannya.

B. Batasan Masalah

Berbagai bentuk permasalahan dalam SOP memungkinan naskah

tersebut dapat diteliti dari berbagai sudut pandang. Untuk itu diperlukan

perbatasan masalah untuk mencegah melebarnya pembahasan. Batasan

masalah tersebut lebih ditekankan pada dua analisis, yakni analisis

filologis dan analisis isi. Analisis filologis digunakan untuk mengupas

permasalahan seputar uraian-uraian dalam naskah melalui cara kerja

filologis guna mendapatkan teks yang mendekati asli dan bersih dari

kesalahan, sedangkan analisis isi berfungsi untuk mengungkapkan isi dan

ajaran kepemimpinan yang terkandung dalam SOP.

Page 26: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

C. Rumusan Masalah

Berdasar pada permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk teks SOP yang mendekati asli dan bersih dari

kesalahan?

2. Bagaimana isi dan ajaran kepemimpinan yang terkandung dalam

SOP?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Menyajikan bentuk teks SOP yang mendekati asli dan bersih dari

kesalahan.

2. Mengungkapkan isi dan ajaran kepemimpinan yang terkandung

dalam SOP.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,

yakni manfaat praktis dan teoritis, sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Memperkaya penerapan teori filologi terhadap naskah.

b. Menambah kajian terhadap naskah Jawa lama yang belum

banyak terungkap isinya.

Page 27: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Memberikan kontribusi dan membantu peneliti selanjutnya yang

relevan untuk mengkaji lebih lanjut naskah SOP khususnya dan

naskah Jawa lama pada umumnya dari berbagai disiplin ilmu.

2. Manfaat Praktis

a. Menyelamatkan naskah SOP dari kerusakan dan hilangnya data

dalam naskah tersebut.

b. Mempermudah membaca naskah huruf Jawa bagi yang belum

bisa membaca sehingga mempermudah pemahaman isi yang

terkandung di dalam SOP, sekaligus memberikan informasi

kepada generasi penerus dan orang tua tentang ajaran

kepemimpinan yang terkandung di dalamnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang hendak dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Kajian Teori

Menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dan atau

yang digunakan untuk mengungkap kajian yang hendak dilakukan,

yaitu kajian filologi dan kajian isi. Teori-teori tersebut diantaranya;

pengertian filologi, objek filologi, dan cara kerja filologi dan teori-

Page 28: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

teori yang berhubungan dengan isi teks, yaitu teori kepemimpinan;

dan kekuasaan dan moral.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metode yang akan digunakan dalam

penelitian ini, diantaranya: bentuk dan jenis penelitian, sumber data

dan data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Analisis Data

Analisis data diawali dengan analisis filologi, yaitu

deskripsi naskah, perbandingan naskah, dasar-dasar penentuan

naskah yang akan ditranliterasi, suntingan teks dan aparat kritik,

dan terjemahan. Kemudian dilanjutkan dengan analisis isi, yaitu

menyajikan isi dan mengungkap ajaran kepemimpinan yang

memuat ajaran moral di dalam SOP.

Bab V Penutup

Berisi simpulan dan saran, sebagai bagian akhir

dicantumkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 29: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

KAJIAN TEORI

C. Pengertian Filologi

Filologi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani philologia

yang berasal dari dua kata yaitu Philos yang berarti “senang” dan Logos

yang berarti “pembicaraan” atau “ilmu”. Jadi filologi berarti “senang

berbicara”, yang kemudian berkembang menjadi “senang belajar”, “senang

kepada ilmu”, “senang kepada tulisan-tulisan”, dan kemudian “senang

kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi” seperti karya-karya sastra (Siti

Baroroh Baried, et. al. 1994 : 2).

Di Indonesia yang dalam sejarahnya telah banyak dipengaruhi oleh

bangsa Belanda, maka arti filologi mengikuti penyebutan yang ada di

negeri belanda, ialah suatu disiplin yang mendasarkan kerjanya pada

bahan tertulis dan bertujuan mengungkapkan makna teks tersebut dalam

segi kebudayaannya.

D. Objek Filologi

Objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan

berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa

lampau (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994: 55). Objek penelitian yang

konkret yaitu naskah, dan teks hasil dari tulisan tangan.

Page 30: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

E. Langkah Kerja Penelitian Filologi

Langkah kerja yang perlu dilakukan dalam penelitian filologi yaitu:

inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan naskah, dasar-dasar

penentuan naskah yang akan ditranseliterasi, singkatan naskah dan

transliterasi naskah (Edwar Djamaris, 2002: 10). Cara tersebut digunakan

apabila peneliti menemukan naskah jamak atau naskah yang lebih dari

satu. Kritik teks, suntingan teks, aparat kritik dan terjemahan digunakan

sebagai lanjutan dari langkah kerja dalam penelitian ini. Secara terperinci

langkah kerja penelitian filologi sebagai berikut:

1. Inventarisasi Naskah

Langkah awal dari penelitian suatu karya sastra sesuai cara

kerja filologi yaitu dengan mendaftar semua naskah yang ingin

diteliti di berbagai tempat-tempat penyimpanan naskah. Daftar

naskah dapat dilihat berdasar pada katalog-katalog naskah.

Naskah-naskah yang diperlukan didaftar untuk mengetahui jumlah

naskah, dimana naskah itu disimpan, serta penjelasan mengenai

nomor naskah, umur naskah, tulisan naskah, tempat dan tanggal

penyalisan naskah.keterangan-keterangan tersebut dapat dilihat

dalam katalog (Edwar Djamaris, 2002: 10).

2. Deskripsi Naskah

Daftar naskah yang hendak diteliti kemudian

dideskripsikan. Uraian deskripsi naskah memuat segala sesuatu

yang menjelaskan tentang keadaan naskah dalam daftar tersebut.

Uraian deskripsi tersebut selain memuat segala sesuatu yang

Page 31: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

terdapat dalam katalog diperlukan juga keterangan lain seperti

keadaan naskah, kertas, catatan lain mengenai isi naskah, serta isi

pokok yang terdapat dalam naskah tersebut. Hal ini penting

dilakukan untuk mengetahui keadaan naskah dan mengetahui

sejauhmana isi ringkas dari naskah yang hendak diteliti (Edwar

Djamaris, 2002:11).

3. Perbandingan Naskah

Suatu teks diwakili oleh lebih dari satu naskah yang tidak

selalu sama bacaannya atau yang berbeda dalam segala hal. Untuk

menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan

sebagai dasar suntingan naskah perlu diadakan perbandingan

naskah (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994: 64). Jadi perbandingan

naskah adalah membandingkan kedua naskah dan teks untuk

menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan.

4. Kritik Teks

Kritik teks adalah menempatkan teks pada tempat yang

sewajarnya, memberi evaluasi terhadap teks, meneliti atau

mengkaji lembaran naskah dan lembaran bacaan yang mengandung

kalimat-kalimat atau rangkaian kata-kata tertentu (Siti Baroroh

Baried, 1994: 61).

5. Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Suntingan teks adalah menyajikan teks dalam bentuk

aslinya, yang bersih dari kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang

terdapat dalam naskah yang dikritisi. Aparat kritik merupakan

Page 32: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

suatu pertanggungjawaban dalam penelitian naskah yang menyertai

suntingan teks dan merupakan kelengkapan kritik teks. Segala

kelainan bacaan yang ditampilkan merupakan kata-kata atau

bacaan salah yang terdapat dalam naskah tampak dalam aparat

kritik.

6. Transeliterasi Naskah

Transliterasi naskah ialah penggantian atau pengalihan

huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain.

Penyajian bahan transliterasi harus selengkap-lengkapnya dan

sebaik-baiknya, agar mudah dibaca dan dipahami. Transliterasi

dilakukan dengan menyusun kalimat yang jelas disertai tanda-tanda

baca yang teliti, pembagian alinea dan bab untuk memudahkan

konsentrasi pikiran (Edwar Djamaris, 2002: 19).

7. Terjemahan

Terjemahan adalah pemindahan makna atau transfer bahasa

dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pemindahan makna tersebut

harus lengkap dan terperinci. Salah satu tujuannya adalah untuk

memudahkan dalam hal memahami isi teks dari suatu naskah.

Terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai

berikut:

a) Terjemahan isi atau makna: kata-kata yang

diungkapkan dalam bahasa sumber diimbangi

salinannya dengan kata-kata bahasa sasaran yang

sepadan.

Page 33: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Terjemahan bebas: keseluruhan teks bahasa sumber

diganti dengan bahasa sasaran secara bebas

(Darusuprapta, 1984: 11).

F. Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal

pokok, yaitu pemimpin sebagai subyek dan yang dipimpin sebagai obyek.

Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau

mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi

(http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/teori-kepemimpinan/ diakses

pada tanggal 15 Juni 2010 pukul 11.59). Menurut Nanang Fattah (dalam

Imam Sutarjo, 2006: 114) kepemimpinan berkaitan dengan pemimpin,

yang pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan

untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan

menggunakan kekuasaan. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk

mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan berbagai

tugas yang harus dilaksanakan.

Ajaran kepemimpinan dapat kita lihat dalam pertunjukan wayang

purwa. Ajaran kepemimpinan pada pertunjukan wayang purwa dapat

dilihat dalam janturan dan lakon. Pada janturan memuat watak-watak

pemimpin, yaitu di antaranya (a) berbudi bawa lêksana ‘menepati janji’,

(b) satriya pinandhita ‘berjiwa prajurit’ (pemberani, tegas, tangkas, cepat

tanggap terhadap keadaan), (c) sama beda dana dhêndha ‘menegakkan

peraturan dan hukum negara dengan adil’, (d) sarahita, samahita,

Page 34: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

danahita, darmahita ‘berjiwa patriotik, adil, memikirkan dan membantu

rakyat, menegakkan keadilan dalam pengadilan’.

Ajaran kepemimpinan dalam pertunjukkan wayang purwa juga

tersirat dalam berbagai lakon ‘cerita’ wayang. Misalnya dalam Rama

Jarwa yang mengisahkan ajaran kepemimpinan yang diajarkan dari Prabu

Ramawijaya kepada Barata, sewaktu akan memerintah negara Ayodya

(Imam Sutarjo, 2006: 116-119). Ajaran tersebut dikenal dengan nama

ajaran Sastra Cêtha. Ajaran Sastra Cêtha terdapat pula dalam SOP, yang

menjadi obyek kajian penelitian ini.

G. Kekuasaan dan Moral

Kekuasaan adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak pada

orang lain, untuk membuat mereka melakukan tindakan-tindakan yang kita

kehendaki. Kekuasaan terdiri dalam hubungan tertentu antara orang-orang

ataupun kelompok orang di mana salah satu pihak dapat memenangkan

kehendaknya terhadap yang satunya (Franz Magnis Suseno, 2001: 98-99).

Kekuasaan berkaitan dengan moral. Dalam arti, bagaimana kekuasaan itu

dipergunakan. Kekuasaan bisa digunakan secara baik dan secara tidak

baik. Demikianlah moralitas sangat diperlukan di dalam suatu

pemerintahan.

Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang dengan

itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk.

Moralitas mencakup pengertian tentang baik-buruknya perbuatan manusia.

Moralitas terdiri dari intrinsik dan ekstrinsik. Moralitas intrinsik

Page 35: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

memandang perbuatan menurut hakikatnya bebas lepas dari setia bentuk

hukum positif. Jadi, yang dipandang adalah apakah perbuatan tersebut baik

atau buruk. Sedangkan moralitas ekstrinsik adalah moralitas yang

memandang perbuatan sebagai sesuatu yang diperintahkan atau dilarang

oleh seseorang yang kuasa, atau oleh hukum positif, baik dari manusia

asalanya maupun dari Tuhan (Poespoprodjo, 1986: 102-103). Dengan

demikian, dapat diketahui bahwa moralitas ekstrinsik berkaitan erat

dengan kekuasaan atau sesuai dengan isi ajaran yang terkandung di dalam

SOP yaitu tentang kepemimpinan.

Ajaran kepemimpinan di dalam SOP bersumber pada ajaran Sastra

Cetha, yaitu ajaran yang diberikan oleh Rama Wijaya kepada adiknya

Barata ketika akan memerintah Ayodya. Di dalam ajaran kepemimpinan

pada SOP tersebut dapat dilihat adanya moralitas secara intrinsik dan

ekstrinsik. Moralitas intrinsik diwujudkan dengan pengetahuan mengenai

nistha (buruk), madya (sedang), dan utama (baik). Dalam ajaran tersebut

diharapkan baik bagi seorang pemimpin maupun orang yang berada di

bawahnya memahami dan mampu membedakan mana yang buruk, sedang,

dan yang baik. Moralitas ekstrinsik dalam ajaran kepemimpinan pada SOP

dapat dilihat pada ajaran tentang kewajiban dan tanggung jawab. Jadi

seorang pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab dan menjalankan

kewajibannya sebagai seorag pemimpin.

Page 36: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk dan Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian filologi, yang objek

kajiannya mendasarkan pada manuskrip (naskah tulisan tangan). Penelitian

ini bersifat kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif yang bersifat

deskriptif ini mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai potret

kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di

lapangan studinya (Sutopo, 2002: 111).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka atau

library research yaitu penelitian yang menggunakan sumber-sumber

tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 1992:42).

B. Sumber Data dan Data

Inventarisasi naskah sebagai langkah awal penelitian filologi

dilakukan melalui penulusuran terhadap berbagai katalog di antaranya,

Deskriptive Catalogus of the Javanese manuscripts and Printed Book in

the Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta (Girarded-Sutanto, 1983),

katalog Javanese Language Manuscripts of Surakarta Central Java A

Preliminary Descriptive Catalogus Level I and II (Nancy K. Florida,

Page 37: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1993), Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid I Museum

Sanabudaya Yogyakarta (T.E. Behrend, 1990), dan katalog lain yang

terdapat di perpustakaan dan museum.

Berdasar pada inventarisasi yang telah dilakukan ditemukan dua

naskah yang berjudul Sêrat Ondhe Patih, terdapat pada Descriptive

Catalogus of the Javanese Manuscripts and Printed Book in the Main

Libraries of Surakarta and Yogyakarta (Girarded-Sutanto, 1983) dan

katalog Javanese Literature In Surakarta Manuscripts (Nancy K. Florida,

1993). Kedua naskah tersebut tersimpan pada Perpustakaan Sasana

Pustaka Karaton Kasunanan Surakarta.

Berdasarkan katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid I

Museum Sanabudaya Yogyakarta (T.E. Behrend, 1990) diinformasikan

bahwa SWK sering disebut pula dengan Sêrat Ondhe, yang memiliki

keterkaitan isi dengan SOP. Teks SWK dan SC yang juga memiliki

keterkaitan isi dengan SOP dijadikan sebagai data sekunder penelitian ini.

Berdasar hal tersebut dapat ditentukan bahwa sumber data adalah tempat

penyimpanan data, yaitu Perpustakaan Sasanapustaka Karaton Kasunanan

Surakarta, sedangkan data penelitian adalah naskah dan teks SOP sebagai

data primer dan naskah lain yang berkaitan dengan SOP, yaitu Sêrat

Wicara Kêras dan Sastra Cêtha di dalam Sêrat Rama sebagai data

sekunder.

Page 38: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode

studi pustaka (library reseach), yaitu katalogus naskah yang tersimpan di

berbagai perpustakaan, museum atau instansi lain yang menaruh perhatian

terhadap naskah dan buku-buku yang mendukung data penelitian.

Teknik berikutnya yaitu dengan teknik fotografi digital, yaitu

dengan memotret naskah dengan kamera digital yang kemudian ditransfer

dalam program Microsoft Office Picture Manager di komputer. Naskah

sebagai data utama yang telah terbaca kemudian dideskripsikan. Hal ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran wujud asli naskah.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan tiga komponen analisis yaitu reduksi

data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan

dengan menggunakan metode landasan. Metode landasan dipakai apabila

menurut tafsiran nilai naskah jelas berbeda, sehingga ada satu atau

kelompok naskah yang menonjol kualitasnya (Edwar Djamaris, 2002: 26).

Tiga komponen analisis tersebut saling berkaitan dan berinteraksi,

tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pengumpulan data. Oleh karena itu

sering dinyatakan bahwa proses analisis dilakukan di lapangan bersamaan

dengan proses pengumpulan data, sebelum peneliti meninggalkan

lapangan studinya (Sutopo, 2002: 94).

Page 39: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Bagan 1 model analisis interaktif

Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka (library

reseach), yaitu katalogus naskah yang tersimpan di berbagai perpustakaan,

museum atau instansi lain yang menaruh perhatian terhadap naskah dan

buku-buku yang mendukung data penelitian. Teknik berikutnya yaitu

dengan teknik fotografi digital, yaitu dengan memotret naskah dengan

kamera digital yang kemudian ditransfer dalam program Microsoft Office

Picture Manager di komputer. Naskah sebagai data utama yang telah

terbaca kemudian dideskripsikan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran wujud asli naskah.

Reduksi data (komponen pertama analisis) dirumuskan dalam

bentuk kalimat-kalimat pendek tetapi jelas yang berisi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan data. Reduksi data menyangkut keterangan-keterangan

yang merupakan kelengkapan dalam penyusunan deskripsi naskah.

Sajian data adalah komponen analisis kedua, yaitu menyimak

reduksi data dan mulai memikirkan urutan sistematikanya untuk disajikan

dalam bentuk cerita lengkap. Sajian data meliputi deskripsi naskah,

Pengumpulan data

Sajian data Reduksi data

Penarikan kesimpulan

Page 40: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

perbandingan naskah, kritik teks (menyajikan varian dan dilengkapi edisi

teks).

Simpulan akhir merupakan jawaban atas tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini. Penarikan simpulan didasarkan pada analisis

data dengan menyajikan hasil suntingan teks yang bersih dari kesalahan

dan menelaah isi teks tersebut. Simpulan akhir meliputi suntingan teks

disertai dengan aparat kritik yang didasarkan pada metode landasan

(Edwar Djamaris, 2002: 26-27). Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengganti

Jika pada teks dasar (naskah A) terdapat bacaan yang tidak

jelas maknanya, walaupun bacaan itu didukung oleh teks lain,

bacaan teks dasar ini diganti dengan bacaan teks lain yang jelas

maknanya. Bacaan teks dasar dan varian kedua teks

dipindahkan dalam Apparatus Criticus.

2. Menambah

Cara kedua adalah menambah bacaan teks dasar dengan teks

lainnya bila teks lainnya itu terdapat bacaan yang memberikan

pengertian yang lebih lengkap dan kesesuaian dengan norma

bahasa lama atau gaya bahasa.

3. Mengurangi

Cara yang ketiga adalah mengurangi atau menghilangkan

bacaan yang tidak cocok dengan konteksnya atau bacaan yang

diduga ditulis dua kali (ditografi).

Page 41: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Telaah isi juga merupakan bagian dari simpulan akhir. Telaah isi diawali

dengan menerjemahkan bentuk teks Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih

kemudian menelaah isi teks dengan mengungkapkan ajaran di dalam

SOP.

Page 42: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Filologis

1. Deskripsi Naskah

Deskripsi naskah secara konkret terdapat dalam katalog. Setiap

katalog naskah memuat informasi yang bertalian dengan naskah, antara

lain identitas fisik naskah, judul, umur, corak atau bentuk, asal-usul,

rangkuman, hubungan antar naskah, dan fungsi naskah. Namun, tidak

semua katalog naskah memuat informasi naskah selengkap sebagaimana

tersebut di atas (Emuch Hermansoemantri, 1986: 1).

Pekerjaan deskripsi naskah sangat membantu dalam memilih

naskah yang paling baik untuk ditransliterasikan dan naskah yang

digunakan untuk pebandingan. Dalam penelitian ini akan dilakukan

deskripsi naskah SOP, yang terdiri dari 2 naskah, masing-masing disebut

naskah A dan naskah B. penyebutan ini didasarkan pada kualitas naskah

yang dapat dilihat pada keadaan naskah yang masih baik dan utuh serta

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Deskripsi naskah yang hendak dilakukan berpedoman pada

pendapat Emuch Hermansoemantri, meliputi:

Naskah A:

a. Judul naskah : Kagungan Dalêm Sêrat Bab

Wulang Warni-warni. Pengambilan judul didasarkan pada keterangan

halaman pertama.

Page 43: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 11 naskah A (halaman pertama)

Judul dalam naskah : Sêrat Ondhe Patih

Pada halaman kedua naskah terdapat daftar isi yang menunjukkan isi

bendel terdiri dari 14 teks. SOP merupakan teks kesebelas, yaitu pada

halaman 208-222. Judul dilihat pada pupuh II Dhandhanggula hal 209,

bertuliskan “iku ondhe-ondhening papatih”

Gambar 12 naskah A pupuh II bait 1 baris 1 halaman 209

b. Nomor naskah : 40 La (katalog lokal), KS 337.11

uncat SMP 138/2 (Nancy K. Florida, 1993: 189)

c. Tempat penyimpanan naskah : Perpustakaan Sasanapustaka

Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

d. Asal naskah : Asal naskah secara pasti tidak

diketahui. Akan tetapi pada halaman pertama pada naskah bendel

tersebut terdapat kalimat pengantar yang menyatakan bahwa naskah

tersebut telah dipinjamkan kepada para putra bergantian dan sering

ditulis ulang sehingga keadaan naskah menjadi rusak.

e. Keadaan naskah : Keadaan naskah sudah agak rusak

akan tetapi isi pada SOP masih utuh dan lengkap. Jilidan warna sampul

Page 44: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

hitam dalam keadaan yang sudah terlepas dengan bendel isinya.

Keadaan kertas sudah mulai lapuk. Dimungkinkan karena faktor usia.

f. Ukuran naskah : Ukuran naskah: 33,5 cm x 20 cm

(dluwang)

Ukuran teks : 27,5 cm x 15 cm

Margin Atas : 2,5 cm

Margin Kiri : 2,5 cm

Margin Bawah : 2,7 cm

Margin Kanan : 2 cm

g. Tebal naskah : Tebal naskah 3,5 cm. Naskah terdiri

dari 2 cover depan dan belakang. Teks dimulai pada halaman pertama,

yaitu berupa keterangan yang meliputi judul naskah, keadaan naskah,

tanggal, dan nama. Halaman berikutnya adalah daftar isi dari naskah

tersebut. Berdasarkan daftar isi, SOP merupakan teks kesebelas, ditulis

pada halaman 208-222. Tebal khusus SOP terdiri dari 14 lembar.

h. Jumlah baris per halaman : Jumlah baris per halaman 24 baris.

Pada halaman 222, teks SOP habis pada baris keenam dan dilanjutkan

teks berikutnya.

i. Huruf, aksara, tulisan : Huruf yang digunakan dalam

penulisan serat ini adalah huruf Jawa carik. Ukuran huruf kecil. Bentuk

tulisan miring ke kanan dan menggantung. Warna tinta yang

digunakan adalah hitam kecoklatan. Beberapa huruf luntur karena

bekas air, akan tetapi masih jelas untuk dibaca. Jarak antar huruf

sedang dan jarak antar baris juga renggang. Pemakaian tanda baca

Page 45: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menggunakan penanda pupuh dan penanda akhir baris pada bentuk

tembang macapat.

j. Cara penulisan : Penulisan judul pada lembar

pertama yang masuk pada sebuah kalimat pengantar. Penulisan isi

dimulai pada lembar kedua. Penulisan tiap lembar ditulis secara bolak-

balik atau sering disebut dengan recto dan verso. Teks ditulis dengan

arah menuju ke lebarnya, artinya teks itu ditulis sejajar dengan lebar

lembaran naskah. Penulisan larik-lariknya ditulis secara berdampingan

lurus ke samping dengan bertanda batas tertentu. Penomoran halaman

ditulis dengan menggunakan angka arab.

k. Bahan naskah : Bahan naskah yang digunakan

adalah kertas dluwang dengan warna kuning kecoklat-coklatan,

dimungkinkan karena faktor usia. Cover naskah depan dan belakang

menggunakan kertas yang melapisi benda tebal seperti bambu

sehingga cover menjadi tebal.

l. Bahasa naskah : Bahasa yang digunakan dalam

penulisan serat ini adalah bahasa Jawa Baru ragam krama dan disisipi

bahasa Kawi.

m. Bentuk teks : Naskah berbentuk puisi/tembang.

Secara keseluruhan, isi naskah terdiri dari beberapa serat, yaitu: Sêrat

Wulangrèh = Sêrat Wulang Sinuhun Bagus, Sêrat Basuki Raharja =

Suluk Hidayattolah, Sêrat Sèh Tekawêrdi, Sêrat Cabolèk, Sêrat Sipat

Kalihdasa, Nukil Kitab Bayan Mani, Suluk Joharmukin, Nukil Kitab

Bayan Maot, Sêrat Polah Muna-muni = Sêrat Wulang Dalêm I.S.K.S

Page 46: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pakubuwana IV, Sêrat [...[ja Wiradigdan, Sêrat Ondhe Patih, Sêrat

Kaol ing Musarar, Sêrat Sewaka, Sêrat Niti Sastra, Sêrat Wulang

Nglangkungan = Sêrat Wulang Dalêm I.S.K.S Pakubuwana II, Sêjarah

Dalêm Urut Saking Pangiwa Tuwin Panêngên, Sêrat Polah Muna-

muni = Sêrat Wulang Dalêm I.S.K.S Pakubuwana IV, Wulangipun

Raja Cina. Khusus Sêrat Ondhe Patih sebagai obyek kajian penelitian

ini, terdiri dari 4 pupuh, yaitu: pupuh I tembang Pangkur 13 bait,

pupuh II tembang Dhandhanggula 22 bait, pupuh III tembang Mijil 35

bait, dan pupuh IV tembang Dhandhanggula 17 bait. Penulisaan

diawali dengan madyapada dan diakhiri dengan madyapada karena

merupakan naskah bendel.

n. Umur naskah : umur naskah secara konkret tidak

terdapat pada teks. Menurut katalog Nancy, naskah di tulis di

Surakarta pada tahun 1841. Sedangkan pada halaman pertama terdapat

keterangan yang menyebutkan nama, tanggal, dan angka tahun. Pada

keterangan tersebut menunjukkan tanggal 7 bulan ketiga tahun 26, dan

terdapat nama Sastra Atmaja. Bentuk tulisan berbeda dengan bentuk

tulisan pada halaman berikutnya.. Dimungkinkan Sastra Atmaja adalah

orang yang menemukan naskah tersebut dalam keadaan bendel utuh,

kemudian dibuat keterangan yang menerangkan judul, keadaan naskah,

tanggal, bulan, tahun, dan nama. Kemungkinan tersebut diambil

berdasarkan bentuk tulisan yang berbeda dan bahan yang digunakan.

Kertas yang bertuliskan keterangan terlihat lebih muda dibandingkan

kertas pada isi.

Page 47: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 13 naskah A (halaman pertama)

o. Pengarang/penyalin : pengarang atau penyalin naskah

tidak diketahui secara pasti, tetapi dimungkinkan naskah tersebut

ditemukan oleh Sastra Atmaja.

p. Ikhtisar teks :

Pupuh I: menggambarkan Danureja dari Yogyakarta dan Sindureja

dari Surakarta sebagai comtoh patih yang baik. Patih yang buruk

digambarkan oleh Wiradigda dari Kanduruh. Sedangkan

Pringgalaya yang sebelumnya buruk, pada akhirnya mati dengan budi

yang baik. Pupuh I mengandung ajaran: a) selalu bicara dengan tepat

(jujur), b) sabar dan ikhlas menjalani hidup, c) mengayomi rakyat

kecil, d) rela berkorban demi negara (tidak takut mati karena imannya

kuat yaitu mati di tangan Tuhan SWT).

Pupuh II: menggambarkan Jang Rana dari Surabaya, Cakraningrat

dari Madura, Rangga Wirasentika di Jipang, Ranadiningrat, Surya

Nagara (Suwandi), dan Supama sebagai seorang prajurit yang berjiwa

ksatria, berani berperang, dan teguh pendirian. Watak buruk

digambarkan oleh Tirta Wiguna dan Mangun Oneng dari Pati. Pupuh

II mengandung ajaran keprajuritan, yaitu agar teguh dalam pendirian

dan berani berperang. Selain itu ajaran Sastra Cetha dari Rama

Wijaya, yaitu 5 hal yang membahayakan negara adalah pencuri,

pencuri wanita, penyamun/perampok, penjudi, dan penjilat.

Page 48: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pupuh III: mengandung ajaran Sastra Cetha yang diberikan oleh

Rama Wijaya kepada adiknya. Ajaran tersebut adalah, a) memahami

dan membedakan perbuatan nista, madya, dan utama dan b) ajaran

keprajuritan.

Pupuh IV: menggambarkan kekuasaan dan tanggung jawab seorang

raja. Raja ibarat bumi yang harus senantiasa menciptakan kenyamanan

pada rakyatnya. Raja ibarat gunung dan keraan adalah tumbuhan di

hutan. Raja ibarat singa dan hutan adalah bala tentara. Terdapat pula

ajaran Ketuhanan, yaitu harus berserah dan mendekatkan diri pada

Tuhan.

Naskah B

a. Judul naskah : Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe

Patih. Pengambilan judul berdasar pada tulisan yang terletak pada

cover depan dan lembar kedua.

Gambar 14 naskah B (judul pada cover luar)

Gambar 15 naskah B (judul pada halaman kedua)

Page 49: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Nomor naskah : 77 Ca (katalog lokal), KS 206 77

Ca SMP 121/2 (Nancy K. Florida, 1993: 137).

c. Tempat penyimpanan naskah : Perpustakaan Sasanapustaka

Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

d. Keadaan naskah : Naskah masih baik, utuh, namun

secara isi tidak lengkap. Dimungkinkan dalam menyalin kurang

lengkap. Hanya ada sedikit lubang pada halaman 4-5 dan halaman 6-7.

Jilidan warna sampul merah kecoklatan dengan kondisi masih baik.

e. Ukuran naskah : Ukuran naskah: 34 cm x 22 cm

(kertas)

Ukuran teks : 27 cm x 16 cm

Margin lembar kiri:

Atas : 4 cm

Kiri : 4 cm

Bawah :2,7 cm

Kanan : 2 cm

Margin lembar kanan:

Atas : 4 cm

Kiri : 2 cm

Bawah :2,7 cm

Kanan : 4 cm

f. Tebal naskah : Naskah terdiri dari 2 cover depan

dan belakang. Judul terdapat pada cover depan dan lembar kedua

naskah. Lembar pertama kosong dengan menggunakann kertas

Page 50: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

watermark yang bertuliskan ‘conqueror’. Penulisan mulai ditulis pada

lembar ketiga hingga lembar ke-19. Halaman isi mencakup 36

halaman. Pada halaman terakhir kosong dengan menggunakan kertas

watermark bertuliskan ‘conqueror’ dan terakhir terdapat cover

belakang.

g. Jumlah baris per halaman : Jumlah baris per halaman 19 baris

dan 15 baris pada halaman terakhir.

h. Huruf, aksara, tulisan : Huruf yang digunakan dalam

penulisan serat ini adalah huruf Jawa carik. Ukuran huruf agak besar.

Bentuk tulisan tegak agak miring ke kanan dan menggantung. Warna

tinta yang digunakan adalah hitam kecoklatan dan tajam. Beberapa

huruf luntur karena bekas air, akan tetapi masih jelas untuk dibaca.

Jarak antar huruf renggang dan jarak antar baris juga renggang.

Pemakaian tanda baca menggunakan penanda pupuh dan penanda

akhir baris pada bentuk tembang macapat.

i. Cara penulisan : Penulisan judul pada cover depan

dan pada lembar kedua. Penulisan isi dimulai pada lembar ketiga.

Penulisan tiap lembar ditulis secara bolak-balik atau sering disebut

dengan recto dan verso. Teks ditulis dengan arah menuju ke lebarnya,

artinya teks itu ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah. Penulisan

larik-lariknya ditulis secara berdampingan lurus ke samping dengan

bertanda batas tertentu. Tidak terdapat penomoran halaman.

j. Bahan naskah : Bahan naskah yang digunakan

adalah kertas warna putih kecoklat-coklatan, dimungkinkan karena

Page 51: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

faktor usia. Pada lembar pertama dan lembar terakhir menggunakan

kertas watermark bertuliskan ‘conqueror’.

k. Bahasa naskah : Bahasa yang digunakan dalam

penulisan naskah ini adalah bahasa Jawa Baru ragam krama dan

disisipi bahasa Kawi

l. Bentuk teks : Naskah berbentuk puisi/tembang.

Terdiri dari 3 pupuh, yaitu: pupuh I tembang Pangkur 13 bait, pupuh II

tembang Dhandhanggula 22 bait, dan pupuh III tembang Mijil 35 bait.

Penulisaan diawali dengan purwapada dan diakhiri dengan

mandrawapada yang menunjukkan bahwa penulisan teks tersebut

belum selesai.

m. Umur naskah : secara konkret umur naskah tidak

ditemukan di dalam naskah, tetapi berdasarkan pada katalog Nancy,

naskah ditulis sekitar abad 19.

n. Pengarang/penyalin : berdasarkan katalog Nancy, SOP

adalah anonim. Setelah dilihat langsung pada naskah, tidak ada

keterangan tempat, tanggal maupun nama pengarang atau penyalin.

o. Ikhtisar teks :

Pupuh I: menggambarkan Danureja dari Yogyakarta dan Sindureja

dari Surakarta sebagai comtoh patih yang baik. Patih yang buruk

digambarkan oleh Wiradigda dari Kaduruh. Sedangkan Pringgalaya

yang sebelumnya buruk, pada akhirnya mati dengan budi yang baik.

Pupuh I mengandung ajaran: a) selalu bicara dengan tepat (jujur), b)

sabar dan ikhlas menjalani hidup, c) mengayomi rakyat kecil, d) rela

Page 52: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berkorban demi negara (tidak takut mati karena imannya kuat yaitu

mati di tangan Tuhan SWT).

Pupuh II: menggambarkan Jang Rana dari Surabaya, Cakraningrat

dari Madura, Rangga Wirasentika di Jipang, Ranadiningrat, Surya

Nagara (Suwandi), dan Supama sebagai seorang prajurit yang berjiwa

ksatria, berani berperang, dan teguh pendirian. Watak buruk

digambarkan oleh Tirta Wiguna dan Mangun Oneng dari Pati. Pupuh

II mengandung ajaran keprajuritan, yaitu agar teguh dalam pendirian

dan berani berperang. Selain itu ajaran Sastra Cetha dari Rama

Wijaya, yaitu 5 hal yang membahayakan negara adalah pencuri,

pencuri wanita, penyamun/perampok, penjudi, dan penjilat.

Pupuh III: mengandung ajaran Sastra Cetha yang diberikan oleh

Rama Wijaya kepada adiknya. Ajaran tersebut adalah, a) memahami

dan membedakan perbuatan nista, madya, dan utama; dan b) ajaran

keprajuritan.

Page 53: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Perbandingan Naskah

Perbandingan naskah adalah langkah kerja filologi setelah

deskripsi naskah. Perbandingan dilakukan apabila sebuah cerita ditulis

dalam dua atau lebih dengan tujuan untuk membetulkan kata-kata yang

salah untuk menentukan silsilah naskah dan untuk mendapatkan naskah

yang paling baik.

Hasil deskripsi dapat diketahui sekilas tentang perbandingan

naskah A dan naskah B. Perbedaan yang terjadi pada kedua naskah

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perbedaan Jumlah dan Urutan Pupuh

Perbedaan yang mencolok pada perbandingan kedua naskah

tersebut adalah perbedaan jumlah pupuh. Agar lebih jelas, perbandingan

jumlah pupuh kedua naskah dibuat dalam bentuk tebel sebagai berikut:

Tabel 1 Perbedaan Jumlah dan Urutan Pupuh

Naskah A (bagian SOP) Naskah B

pupuh I Pangkur 13 bait

pupuh II Dhandhanggula 22 bait

pupuh III Mijil 35 bait

pupuh IV Dhandhanggula 17 bait

pupuh I Pangkur 13 bait

pupuh II Dhandhanggula 22 bait

pupuh III Mijil 35 bait

-

Berdasar pada keterangan tabel di atas, dapat diketahui bahwa

jumlah pupuh pada naskah B lebih sedikit dari pada naskah A. Hal tersebut

Page 54: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dimungkinkan, naskah B belum selesai dalam menyalin dikarenakan

penanda akhir teks adalah madyapada.

b. Perbandingan Umur Naskah

Perbandingan umur naskah dilakukan untuk menentukan naskah

yang lebih tua umurnya dan untuk mengetahui naskah yang lebih dahulu

disalin. Keterangan mengenai umur naskah dapat diketahui pada manggala

atau kolofon, atau bisa juga pada catatan-catatan lain yang terdapat pada

naskah, seperti yang terdapat pada naskah A.

Pada halaman pertama naskah A terdapat keterangan yang

menunjukkan judul naskah, keadaan naskah, tanggal, sekaligus tercantum

sebuah nama, sebagai berikut:

“Kagungan Dalêm Sêrat Bab Wulang Warni-warni Sarèhning kêrêp kaampil dhumatêng aputra dalêm gêntos-gêntos saha katêdhak dados risak, nanging sampun katêdhak. Taksih dipunrimati sampun ngantos ical. 7/3/26 Sastra Atmaja”

‘Kagungan Dalêm Sêrat Bab Wulang Warni-warni Karena sering dipinjam oleh para putra secara bergantian dan disalin menjadi rusak, tetapi sudah disalin. Harus dirawat dengan baik, jangan sampai hilang. 7/3/26. Sastra Atmaja’

Berdasarkan bentuk tulisan yang berbeda dengan teks berikutnya,

dimungkinkan bahwa Sastra Atmaja adalah orang yang menemukan

naskah tersebut. Keterangan tanggal, bulan, dan tahun dimungkinkan

waktu penemuan naskah tersebut. Jadi penemuan naskah tersebut adalah

tanggal 7 bulan 3 tahun 1926. Berdasar pada katalog Nancy, teks SOP

ditulis di Surakarta pada tahun 1841.

Page 55: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Naskah B tidak terdapat keterangan waktu penulisan naskah,

sehingga umur naskah secara konkret tidak diketahui. Akan tetapi

berdasarkan katalog Nancy, naskah tersebut ditulis sekitar abad 19.

Berdasarkan keterangan tersebut, dipastikan bahwa naskah A

umurnya lebih tua dibanding naskah B.

c. Perbandingan Bahan dan Keadaan Naskah

Berdasarkan deskripsi naskah, dapat diketahui perbedaan bahan

dan keadaan kedua naskah tersebut. Perbedaan kedua naskah tersebut

adalah:

Naskah A:

Bahan : Bahan naskah yang digunakan adalah kertas dluwang

dengan warna kuning kecoklat-coklatan, dimungkinkan

karena faktor usia. Cover naskah depan dan belakang

menggunakan kertas yang melapisi benda tebal seperti

bambu sehingga cover menjadi tebal.

Keadaan : Keadaan naskah sudah agak rusak akan tetapi isi pada

Sêrat Ondhe Patih masih utuh dan lengkap. Jilidan

warna sampul hitam dalam keadaan yang sudah terlepas

dengan bendel isinya. Keadaan kertas sudah mulai lapuk.

Dimungkinkan karena faktor usia.

Naskah B:

Bahan : Bahan naskah yang digunakan adalah kertas warna putih

kecoklat-coklatan, dimungkinkan karena faktor usia. Pada

lembar pertama dan lembar terakhir menggunakan kertas

Page 56: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

watermark bertuliskan ‘conqueror’. Menurut Emuch

Hermansoemantri, naskah yang menggunakan bahan dari

kertas Eropa dinilai relatif lebih muda.

Keadaan : Naskah masih baik, utuh, namun secara isi tidak

lengkap. Dimungkinkan dalam menyalin kurang lengkap.

Hanya ada sedikit lubang pada halaman 4-5 dan halaman

6-7. Jilidan warna sampul merah kecoklatan dengan

kondisi masih baik.

Berdasarkan perbandingan bahan naskah dapat diketahui bahwa

naskah A menggunakan bahan yang lebih tua dari naskah B. Sedangkan

berdasarkan perbandingan keadaan naskah dapat diketahui bahwa naskah

A keadaannya lebih rusak dimungkinkan faktor usia, akan tetai tidak

mengurangi kelengkapan isi.

c. Perbandingan Isi

Perbandingan isi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kelengkapan isi kedua naskah secara pasti. Pada dasarnya isi kedua naskah

tersebut sama, tetapi perbedaan jumlah pupuh mengakibatkan perbedaan

pada kelengkapan ajaran yang terkandung pada kedua naskah. Berikut

perbandingan isi kedua naskah:

Tabel 3

P Naskah A Naskah B

I mengandung ajaran:

a) selalu bicara dengan tepat

(jujur),

mengandung ajaran:

a) selalu bicara dengan tepat

(jujur),

Page 57: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b) sabar dan ikhlas menjalani

hidup,

c) mengayomi rakyat kecil,

d) rela berkorban demi negara

(tidak takut mati karena

imannya kuat yaitu mati di

tangan Tuhan SWT).

b) sabar dan ikhlas menjalani

hidup,

c) mengayomi rakyat kecil,

d) rela berkorban demi negara

(tidak takut mati karena

imannya kuat yaitu mati di

tangan Tuhan SWT).

II ajaran keprajuritan, yaitu agar

teguh dalam pendirian dan

berani berperang. Selain itu

ajaran Sastra Cetha dari Rama

Wijaya, yaitu 5 hal yang

membahayakan negara adalah

pencuri, pencuri wanita,

penyamun/perampok, penjudi,

dan penjilat.

ajaran keprajuritan, yaitu agar

teguh dalam pendirian dan

berani berperang. Selain itu

ajaran Sastra Cetha dari Rama

Wijaya, yaitu 5 hal yang

membahayakan negara adalah

pencuri, pencuri wanita,

penyamun/perampok, penjudi,

dan penjilat.

III mengandung ajaran Sastra

Cetha yang diberikan oleh

Rama Wijaya kepada adiknya.

Ajaran tersebut di antaranya

adalah seorang raja harus

memahami dan membedakan

prajurit yang baik dan buruk.

Ajaran lain adalah,

mengandung ajaran Sastra

Cetha yang diberikan oleh

Rama Wijaya kepada adiknya.

Ajaran tersebut di antaranya

adalah seorang raja harus

memahami dan membedakan

prajurit yang baik dan buruk.

Ajaran lain adalah,

Page 58: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a) memahami dan membedakan

perbuatan nistha, madya, dan

utama; dan

b) ajaran keprajuritan.

a) memahami dan membedakan

perbuatan nistha, madya,

dan utama; dan

b) ajaran keprajuritan.

IV Menggambarkan kekuasaan dan

tanggung jawab seorang raja.

Raja ibarat bumi yang harus

senantiasa menciptakan

kenyamanan pada rakyatnya.

Raja ibarat gunung dan kerajaan

adalah tumbuhan di hutan. Raja

ibarat singa dan hutan adalah

bala tentara. Terdapat pula

ajaran Ketuhanan, yaitu harus

berserah dan mendekatkan diri

pada Tuhan.

-

Berdasarkan perbandingan isi pada tabel di atas, dapat diketahui

bahwa naskah B mengalami kekurangan makna yaitu dari segi ajaran yang

terkandung. Pupuh I, II, dan III kedua naskah tersebut berisi sama,

sedangkan pupuh IV naskah A yang berisi tentang gambaran kekuasaan

seorang raja beserta tanggung jawabnya dan ajaran selalu berserah dan

mendekatkan diri pada Tuhan tidak dimiliki oleh naskah B. Dengan

Page 59: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

demikian naskah A dipilih sebagai naskah yang lengkap, lebih bersih dari

kealahan dan mendekati asli.

Page 60: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d. perbandingan Kata per Kata Tabel 4

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

I/1/7

I/5/2

I/5/7

I/8/7

I/9//6

I/11/5

I/12/2

II/1/1

II/4/1

II/7/1

II/8/1

II/8/9

II/9/5

II/10/4

II/10/7

II/10/8

II/11/1

II/11/3

II/12/8

II/13/10

Ngayogyèki

utama

bawaterèki

nulada

pêsinging

paronan

lamun

iku

pêpatiherèki

kawilanging

kaèni-èni

rokokerèki

dhêrakalan

kasub

dêbyanung

kapati-pati

wadyanerèki

jalêbud

kiwala

krêraman

Ngayogya ki

utamu

bawaterèki

ngulata

pêsinging

paronèn

lamun

yèku

pêpatiherèki

kawilinging

kaèni-èni

rokokerèki

dhrêrakalan

kasup

dêbyanung

kêpati-pati

wadyanirèki

jalêbut

kewala

kêraman

Ngayogyèki, A *

utama, A, &

bawatirèki, # *

nulada, A, &

pusinging, & #

paronan, A, &

kalamun, @, #

iku, A, $=SWK

pêpatihirèki, # *

kawilanging, A, &

kaèsi-èsi, &, #

rokokirèki, # *

dhrêrakalan, B *

kasub, A *

dibyanung, &,

$=SWK

kapati-pati, A *

wadyanirèki, B *

jalêbud, A *

kewala, B *

kêraman, B *

Page 61: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

II/14/2

II/17/9

II/17/10

II/19/4

II/20/6

II/21/5

II/22/2

III/3/3

III/5/1

III/6/1

III/6/5

III/7/4

III/9/2

III/10/6

III/14/1

III/14/4

III/17/2

III/17/4

III/20/4

III/21/1

apêparab

penginana

aja

patènipun

wadyèng

nêrpati

pasamoaning

bae kabèh

niswasi

darbenerèki

ping-ping

wineweka

gugunging

prajanerèku

anyêngkah

lampaherèki

anggègowok

kabakitan

angungkul-

ungkuli

bakit

apêparap

pinginana

aja

patènipun

wadyang

nrêpati

pasamoan

kabèh

niwasi

darbenirèki

pling mping

winaweka

gugunging

prajanerèku

anyêngkah

lampaherèki

anggêgowok

kabakitan

angungkul-

ungkuli

bangkit

apêparab, A *

penginana, A *

ywa, @, #

pètênipun, &, #

wadyèng, A *

nrêpati, B *

pasamoan, B, @

kabèh, &

niwasi, B, &

darbenirèki, B *

ping-ping, &, $

wineweka, A *

gunggunging, &,

$=SC

prajanirèku, * $=SC

anyênyêngkah,

@,$=SC

lampahirèki, # *

anggêgawok, &,

$=SC

kabangkitan, &, $=SC

ngungkul-ungkuli, @

$=SC

bangkit, B, &

Page 62: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

III/21/3

III/21/4

III/26/6

III/27/1

III/30/3

III/30/4

III/30/5

III/30/6

III/31/2

III/31/2

III/32/2

III/34/6

IV/2/8

IV/7/8

IV/9/2

IV/16/1

punika

pèngêting

prajanerèku

pamulanerèku

nyênyukêri

kêrêng

sêdhik

krondhannya

ngêrgêdi

paklugon

tinotor

sawadyanerèku

lan

jurjana

kang

keringanerèki

puniku

pêngiting

prajanerèku

pamulanerèku

nyênyukrêri

krêrêng

sêdhih

krondhannya

ngrêgêdi

paklugon

tinator

sawadyanerèku

-

-

-

-

punika, A, &

pèngêting, A, @

prajanirèku, * $=SC

pamulanirèku, # *

nyênyukêri, A *

kêrêng, A *

sêdhih, B, &

krodhannya, &, $=SC

ngrêgêdi, B *

palugon, &, $=SC

tinotor, &, A, $=SC

sawadyanirèku, *

$=SC

lawan, @, #

durjana, &, $=SC

ingkang, @, #

keringanirèki, * $=SC

Jumlah (yang benar) A=18 B=11

e. perbandingan kelompok kata

Tabel 5

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi

1

2

III/11/1

III/12/5

kaping pindho

pan samoan

kaping pindho

pan samoan

kapindho, @ $=SC

pasamuan, &, #

Page 63: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Jumlah (yang benar) A=0 B=0

f. Perbandingan Kalimat

Tabel 6

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi

1

2

3

II/12/5

III/3/6

III/33/4

Puspa Nagara

ing nguni

sêsêming dyah ayu

kêsêngsêm sang

prabu

ciptaa iku tata

aris

Puspa Nagara

ing nguni

kasêngsêm

sang prabu

ciptaa iku tata

aris

Puspa Nagara duk

ing nguni, @, #

sêngsêming dyah

ayu, &, $=SC

ciptaa ing iku tata

aris, @ #

Jumlah (yang benar) A=0 B=0

Berdasar pada perbandingan kata per kata, kelompok kata, dan

kalimat, dapat diketahui naskah mana yang lebih sedikit memiliki

kesalahan. Pada tabel perbandingan kata per kata diperoleh jumlah

kesalahan ada 56. Naskah A berjumlah 18 kata yang benar dan 38 kata

yang salah, sedangkan naskah B berjumlah 11 kata yang benar dan 45 kata

yang salah, serta 27 kata merupakan kesalahan yang sama-sama dialami

kedua naskah, sehingga edisi teks pada 27 kata tersebut menggunakan data

sekunder dan interpretasi peneliti.

Berdasarkan tabel perbandingan kelompok kata diperoleh jumlah

kesalahan ada 2. Naskah A dan B sama-sama memiliki kesalahan

Page 64: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sebanyak 2, sehingga edisi teks menggunakan data sekunder dan

interpretasi peneliti.

Tabel perbandingan kalimat di atas, dapat diketahui kedua naskah

sama-sama mengalami kesalahan yaitu sebanyak 3. Edisi teks

menggunakan data sekunder dan interpretasi peneliti.

Kata atau kelompok kata yang digaris bawah adalah kata yang di

dalam teks naskah ditulis ganda (doble). Hal teersebut dimungkinkan,

penyalin menyadari kesalahannya dalam menyalin kemudian dibenarkan

dengan meletakkannya di atasnya. Karena salah satu kata yang salah tidak

dicoret, hal tersebut merupakan tugas peneliti untuk menentukan kata

mana yang benar.

Berdasar pada hasil perbandingan naskah tersebut akan diketahui

naskah mana yang lebih unggul kualitasnya. Setelah naskah dibandingkan,

selanjutnya yaitu kritik teks. Kritik teks adalah memberikan evaluasi

terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat.

Tujuan kritik teks untuk mendapatkan bentuk teks asli, teks yang otentik

serta bebas dari kesalahan yang ditulis pengarangnya sendiri atau yang

mendekati aslinya.

Kritik teks merupakan pertanggungjawaban secara ilmiah dalam

penelitian naskah. Segala kelainan bacaan yang terdapat pada naskah

sejenis, diteliti dan diadakan pembetulan. Dari perbandingan kata per kata,

kelompok kata, dan kalimat telah diperoleh beberapa kelainan bacaan

dalam kritik teks yang akan dikelompokkan sesuai dengan jenis kesalahan.

Page 65: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Adapun pengelompokan kelainan bacaan yang terdapat pada SOP adalah

sebagai berikut:

Page 66: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1. Lacuna, bagian yang terlampaui atau kelewatan, baik suku kata,

kata, kelompok kata maupun kalimat.

2. Adisi, bagian yang kelebihan atau penambahan baik suku kata,

kata, kelompok kata maupun kalimat.

3. Substitusi, penggantian suku kata, kata, kelompok kata maupun

kalimat yang memiliki kesamaan makna.

4. hipercorect : perubahan ejaan karena pergeseran lafal.

5. Perubahan atau kesalahan penyalinan yang mengakibatkan

perubahan makna.

Pengelompokkan kelainan bacaan ini disusun dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Page 67: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Lacuna Tabel 6

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

I/12/2 II/12/5 III/9/2 III/14/1 III/17/4 III/21/1 III/33/4 IV/2/8 IV/9/2

Lamun

Puspa Nagara ing nguni

gugunging

Anyêngkah

Kabakitan

Bakit

Ciptaa iku tata aris

Lan

Kang

Lamun

Puspa Nagara ing nguni

Gugunging

Anyêngkah

Kabangkitan

Bangkit

Ciptaa iku tata aris

- -

kalamun, @, # Puspa Nagara duk ing nguni, @, # gunggunging, &, $=SC anyênyêngkah, @,$=SC kabangkitan, &, $=SC bangkit, B, & ciptaa ing iku tata aris, @ # lawan, @, # ingkang, @, #

Jumlah (yang benar) A=0 B=1

Page 68: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Adisi Tabel 7

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

II/4/4 II/17/10 II/22/2 III/5/1 III/11/1 III/12/5 III/20/4 III/30/6 III/31/2 IV/9/2

Kang duwung

Aja

Pasamoaning

Niswasi

Kaping pindho

Pan samoan

Angungkul-ungkuli

Krondhannya

Paklugon

Kang

kaduwung

Aja

Pasamoan

Niwasi

Kaping pindho

Pan samoan

Angungkul-ungkuli

Krodahannya

Paklugon

-

kaduwung, &, # ywa, @, # pasamoan, B, @ niwasi, B, & kapindho, @ $=SC pasamuan, &, # ngungkul-ungkuli, @ $=SC krodhannya, &, $=SC palugon, &, $=SC ingkang, @, #

Jumlah (yang benar) A=0 B=1

Page 69: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Substitusi Tabel 8

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi 1 II/1/1 iku

yèku

Iku, $=SWK

Jumlah (yang benar) A=1 B=0

Hipercorect

Tabel 9

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I/1/7 I/5/2 I/5/7 I/9/6 I/11/5 II/4/1 II/7/1 II/8/9 II/9/5 II/10/4

Ngayogyèki

Utama

Bawaterèki

Pêsinging

Paronan

Pêpatiherèki

Kawilanging

Rokokerèki

Dhêrakalan

Kasub

Ngayogya ki

Utamu

bawaterèki

Pêsinging

Paronèn

Pêpatiherèki

Kawilinging

Rokokerèki

Dhêrakalan

Kasup

Ngayogyèki, A * utama, A, & bawatirèki, # * pusinging, & # paronan, A, & pêpatihirèki, # * kawilanging, A, & rokokirèki, # * dhrêrakalan, B * kasub, A *

Page 70: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

II/10/7 II/10/8 II/11/1 II/11/3 II/12/8 II/13/10 II/14/2 II/17/9 II/20/6 II/21/5 III/6/1 III/6/5 III/7/4 III/10/6 III/14/4

Digbyanung

Kapati-pati

Wadyanerèki

Jalêbud

Kiwala

Krêraman

Apêparab

Penginana

Wadyèng

Nêrpati

Darbenerèki

Ping-ping

Wineweka

Prajanerèku

Lampaherèki

Debyanung

Kêpati-pati

Wadyanirèki

Jalêbut

Kewala

Kêraman

Apêparap

Pinginana

Wadyang

Nêrpati

darbenirèki

Pling-mping

Winaweka

prajanerèku

Lampahirèki

dibyanung, &, $=SWK kapati-pati, A * wadyanirèki, B * jalêbud, A * kewala, B * kêraman, B * apêparab, A * penginana, A * wadyèng, A * nrêpati, B * darbenirèki, B * ping-ping, &, $=SC wineweka, A * prajanirèku, * $=SC lampahirèki, #

Page 71: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

III/17/2 III/21/4 III/26/6 III/27/1 III/30/3 III/30/4 III/30/5 III/31/2 III/32/3 III/34/6 IV/7/8 IV/16/1

Anggêgowok

Pèngêting

Prajanerèku

Pamulanerèki

Nyênyukêri

Kêrêng

Sêdhik

Ngêrgêdi

Tinotor

Sawadyanerèku

Jurjana

Keringanerèki

Anggêgowok

Pèngiting

Prajanerèku

Pamulanerèki

Nyênyukrêri

Krêrêng

Sêdhih

Ngrêgêdi

Tinator

Sawadyanerèku

- -

* anggêgawok, &, $=SC pèngêting, A, @ prajanirèku, * $=SC pamulanirèku, # * nyênyukêri, A * kêrêng, A * sêdhih, B, & ngrêgêdi, B * tinotor, &, A, $=SC sawadyanirèku, * $=SC durjana, &, $=SC keringanirèki, * $=SC

Jumlah (yang benar) A=15 B=8

Page 72: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Perubahan atau kesalahan penyalinan yang mengakibatkan perubahan makna

Tabel 10

No P/B/b Naskah A Naskah B Edisi 1 2 3 4

I/8/7 II/8/1 II/19/4 III/21/3

Nulada

Kaèni-èni

Patènipun

Punika

Ngulata

Kaèni-èni

Patènipun

Puniku

nulada, A, & kaèsi-èsi, &, # pètênipun, &, # punika, A, &

Jumlah (yang benar) A=2 B=0

Varian pada tabel di atas adalah varian-varian yang terdapat pada

kedua naskah. Berdasar pada tabel tersebut dapat diketahui naskah mana

yang mengalami varian lebih banyak. Naskah yang mengalami varian

lebih banyak merupakan naskah yang lebih banyak mengalami kesalahan

dalam penyalinan. Berdasarkan tabel tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

· Lacuna: varian berupa lacuna yang terdapat pada kedua naskah

ada 9. Dari 9 lacuna tersebut, A mengalami kesalahan sebanyak

9 dan 0 yang benar, sedangkan B mengalami kesalahan

sebanyak 8 dan 1 yang benar.

· Adisi: varian berupa adisi yang terdapat pada kedua naskah ada

10. Dari 10 adisi tersebut A mengalami kesalahan sebanyak 10

Page 73: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dan 0 yang benar, sedangkan B mengalami kesalahan sebanyak

9 dan 1 yang benar.

· Substitusi: varian berupa substitusi yang terdapat pada kedua

naskah hanya ada 1. Dari varian ini, naskah A dipilih sebagai

teks yang benar.

· Hipercorect: varian berupa hipercorect yang terdapat pada

kedua naskah ada 37. Dari varian ini, nasah A mengalami

kesalahan sebanyak 22 dan 15 yang benar, sedangkan naskah B

mengalami kesalahan sebanyak 29 dan 8 yang benar.

· Perubahan atau kesalahan penyalinan yang mengakibatkan

perubahan makna: varian ini ada 4. Dari 4 tersebut A

mengalami kesalahan sebanyak 2 dan 2 yang benar, sedangkan

B mengalami kesalahan sebanyak 4.

Berdasar pada uraian di atas dapat diketahui naskah mana yang

mengalami banyak kesalahan. Jumlah keseluruhan kesalahan, naskah A

mengalami 43 kesalahan sedangkan naskah B mengalami 51 kesalahan.

Dengan demikian naskah A memiliki kesalahan yang lebih sedikit

dibanding naskah B.

3. Dasar-dasar Penentuan Naskah yang akan Ditransliterasi

Penelitian filologi bertujuan untuk mendapatkan naskah yang

bersih dari kesalahan, isinya lengkap dan mendekati aslinya. Sehingga

perlu dilakukan deskripsi naskah secara cermat untuk mengetahui

bagaimana keadaan tiap-tiap naskah. Perbandingan juga dilakukan untuk

mengetahui perbedaan yang terdapat pada masing-masing naskah yang

Page 74: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

akan dibandingkan sehingga dapat ditentukan naskah yang baik untuk

ditransliterasi. Setelah dilakukan deskripsi dan perbandingan naskah, maka

naskah A merupakan naskah yang paling unggul kualitasnya.

Kesimpulan tersebut berdasar pada naskah A yag memiliki cirri-

ciri sebagai berikut:

a. Isi lengkap dan tidak menyimpang dari naskah lain.

b. Tulisan jelas dan mudah dibaca.

c. Keadaan naskah baik dan utuh dibandingkan dengan naskah yang

lain.

d. Bahasa naskah lancar dan mudah dipahami.

e. Naskah A mempunyai kesalahan kata paling sedikit.

Pertimbangan juga didasarkan pada umur naskah. Naskah A dalam

keadaan (sudah agak rusak), akan tetapi isi bagian SOP masih utuh dan

lengkap. Bentuk tulisan bagus, rapi, jelas, dan mudah dibaca. Bahan yang

digunakan adalah kertas dluwang berwarna kuning kecoklatan

dimungkinkan karena faktor usia. Dengan demikian tujuan penelitian

filologi untuk mendapatkan naskah yang bersih dari kesalahan, isinya

lengkap, dan mendekati asli dapat terpenuhi.

4. Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Aparat kritik merupakan suatu pertanggungjawaban dalam

penelitian naskah yang menyertai suntingan teks dan merupakan

kelengkapan kritik teks. Segala kelainan bacaan yang ditampilkan

merupakan kata-kata atau bacaan salah yang terdapat dalam naskah

tampak dalam aparat kritik.

Page 75: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Suntingan teks adalah menyajikan teks dalam bentuk aslinya, yang

bersih dari kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam naskah

yang dkritisi.

Pengkajian secara filologis dalam naskah dengan judul Kagungan

Dalêm Bab Wulang Warni-warni khusus bagian Sêrat Ondhe Patih

dilakukan dengan pengerjaan antara kritik teks, aparat kritik, dan suntingan

teks dengan bersamaan. Kritik teks yang berupa interpretasi peneliti

terhadap teks yang dianggap kurang tepat langsung ditulis benar dalam

edisi teks, sedangkan kata atau kelompok kata yang dikritisi ditulis di

bagian bawah teks (semacam catatan kaki) sebagai bagian dari aparat

kritik. Edisi teks yang sudah mendapatkan berbagai pembenaran tersebut

yang merupakan suntingan teks dari SOP. Keseluruhan dari kritik teks,

aparat kritik, dan suntingan teks disajikan dalam sebuah transliterasi.

Acuan dalam transliterasi guna kepentingan edisi teks diperjelas

dengan berbagai lambang berikut:

Vokal “e” pêpêt, fonem yang dipakai memeakai tanda diakritik

(…^…) sebagai contoh pada kata lêmês yag berarti ‘lemas’.

Vokal “e” taling tetap ditulis dengan fonem “e”, sebagai contoh

fonem ini digunakan pada kata bukune ‘bukunya’. Dalam Bahasa

Indonesia fonem ini digunakan pada kata ‘merah’.

Vokal “e” taling pada kata akèh yang berarti ‘banyak’, fonem yang

dipakai memakai tanda diakritik (…`…). Sebagai contoh pada Bahasa

Indonesia fonem ini dipakai pada kata ‘kaleng’.

Page 76: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Teknik penulisan pada suntingan teks sesuai dengan ejaan

penulisan latin. Hal tersebut meliputi:

1. Penggunaan huruf dobel pada teks akan ditransliterasi sesuai dengan

ejaan penulisan latin. Contoh: kautamannipun ditulis

‘kautamanipun’

2. Penulisan dwipurwa. Contoh: papatih ditulis ‘pêpatih’. Pada kedua

naskah dwipurwa ada yang ditulis benar dan ada yang salah. Pada

suntingan teks akan ditulis sesuai ejaan penulisan latin, penulisan

yang tidak baku akan diberi tanda.

3. Huruf yang mengalami pelesapan ditulis sesuai ejaan penulisan latin.

Contoh: Kandhuruwan ditulis ‘Kandhuruan’

4. Penulisan kata kumpni, pada suntingan teks akan ditulis sesuai ejaan

penulisan latin, yaitu ‘kumpêni’, sekaligus karena mempengaruhi

jumlah suku kata tiap baris (guru wilangan) dan dhong dhing (guru

lagu).

5. Kata yang ditulis ganda akan dipilih satu kata yang disesuaikan

dengan makna kata, naskah B, dan data sekunder.

6. Pada teks tidak terdapat keterangan pupuh dan tembang, tetapi pada

suntingan teks akan disertakan keterangan pupuh dan nama tembang.

7. Kata yang digaris bawah merupakan bentuk sasmita têmbang, yaitu

menunjukkan nama têmbang.

Transliterasi sebagai edisi teks yang diikuti dengan kritik teks dan

aparat kritik, sebagai berikut:

Page 77: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pupuh I Pangkur

1. kawuri Srinatanira

pratikêle Suwanda Maèspati

bage sèwu bisa niru

ngêblêgi babar pisan

iya iku arane patih linuhung

yèn mungguh ing tanah Jawa

lir pêpatih Ngayogyèki1

2. lah tirunên Danurêja

pan sinêbut iku patih linuwih

madya kautamanipun

tan arsa ngambah nistha

yèn micara patitis pan ora gangsul

sabar tur lila ing donya

momot mêngku ing wadyalit

3. sadaya tan sinung rêngat

ing wêweka putus sampun undhagi

ganthêng kêkêncênganipun

pantês yèn wus prayoga

nora mingkêt ing wuwus sênadyan lampus

wani bicara lan jendral

lamun bênêr tan gumingsir

4. lah tirunên Danurêja

yèn ing tanah Jawa kawilang bêcik

wus kêna ingaran punjul

Dipati Danurêja

yèn ing Surakarta kang rada pinunjul

nênggih Dipati Sindurja

madya ingkang dènkarêmi

1 têmbung garba, b.d A, B=ngayogya ki

Page 78: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

5. sumingkir marang ing nistha

kang utama2 kang pinrih dènlêngkêti

angganthêng bicara putus

katari marang jendral

nuli cêkik nguntal upas têmah lampus

lumuh kalamun kongsia

rinucat bawatirèki3

6. sênadyan praptèng pralaya

lamun mêksih ngiringkên bawatnèki

tan saru tur malah bagus

ujare wus kinarya

punggawa gêng samya ngiringkên kang lampus

yèn kongsia nêmu nistha

ambêsêmakên nagari

7. pan wus adat kuna-kuna

yèn punggawa kasêndhu ing prakawis

samya amilalu lampus

wirang yèn cinêngkalak

kaya iku Wiradigda ing Kandhuruh

bêtah saèn doyan wirang

gawe sangaring nagari [209]

8. duk alame Brawijaya

kongsi prapta sêmene tan mênangi

lamun bupati angrikuk

lir inthuk cinêngkalak

kadi Wiradigda Kandhuruan iku

datan pantês tinirua

nulada4 ingkang utami

2 &, b.d A, B=utamu 3 tembung garba, #, A=B=bawaterèki 4 &, b.d A, B=ngulata

Page 79: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

9. Adipati Pringgalaya

nadyan kasap pikire nora bêcik

yèn nistha bangêt milalu

mati nguntal warangan

duk paroning nagara agawe kuwur

gawe pusinging5 kêpala

kumpêni kalangkung sêdhih

10. miwah Sultan Kabanaran

yèn bicara lawan Pringgalayèki

anggung binusuk biningung

datan nganggo ukara

mung pikire dhewe kang pinunjul-punjul

angilangakên pêsaja

salindhutan kaya dhêmit

11. lingnya Sultan Kabanaran

lamun isih ipe Pringgalayèki

pêpatihe anak prabu

mangsa silih sidaa

ya paronan6 nagara ingsun pilaur

omah saluhuring kuda

lalu saba ing wanadri

12. yata radèn Pringgalaya

mirêng warta kalamun7 dènsarêngi

mring kumpêni lan sinuhun

Sultan ing Kabanaran

nuli eling ciptane ingkang linuhung

lamun titahe Ywang Suksma

besuk mati mêngko mati

5 &. #, A=B=pêsinging 6 &, b.d A, B=paronèn 7 @ #, A=B=lamun

Page 80: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

13. andadak iku dadakan

wus pralaya Pringgalaya Dipati

yèku budi kang linuhung

tigas nora was-uwas

eling dadya wrêrangkanira sang prabu

lamun kongsia sru nistha

ilang manising nagari

Pupuh II Dhandhanggula

1. iku8 ondhe-ondhening pêpatih9

dene mungguh kang para punggawa

kang abêcik caritane

ing uni kang wus luhung

Surabaya kyai dipa-[210]ti

Jang Rana Cakraningrat

Madura prajèku

yèku tirunên prayoga

pawulane miwah kêndêling ajurit

wêweka tur santosa

2. bisa ngadêgakên Narapati

duk lolosa pangran Kapugêran

wong loro iku rowange

putus ambobot laku

yèn wus êning tan minggrang-minggring

kadya alame petar

tumênggung tatêlu

Jayaningrat Pakalongan

pan kabesan nênggih marang ki dipati

radèn Natakusuma

8 $=SWK, b.d A, B=yèku

9 dwipurwa, b.d A, B=tulisan jawa pêpatih

Page 81: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. yèn gugua katêlu bupati

mangsa sidaa aprang lan cina

nora bubrah nagarane

mung pikir ala nganggur

kang dènanggo marang nagari

wong wus padha kapenak

kudu-kudu kuwur

jumrunuh Tirta Wiguna 10nyênyetani wêwadul10 marang sang aji

akarya bumi rêngka

4. nganggo tombok pêpatihirèki11

kentar sangking ing nagara Jawa

prajane tulus bubrahe

lajêng darung kaduwung

katawêngan dening kumpêni

kalantur ing pratingkah

dhompo salang surup

kalunta kadawa-dawa

yèn najana têtumbaling kang pra mati

Sinuhun Kabanaran

5. dene katri punggawa anênggih

ingkang samya ngaturi prakara

luwih bêcik ing dadine

dènanggêpa nguniku

datan kongsi pating saluwir

rêmbuge tan dhinahar

myang pêpatihipun

sêdaya samya bêg pêjah

nguntal upas sadaya wus samya mati

tan kongsi milu aprang

6. yèku ambêke dipati nguni 10 #, penulisan dwipurwa seharusnya nyenyetani wawadul, A=B sesuai ejaan latin

11 #,tembung garbaA=B ditulis pêpatiherèki

Page 82: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

padha kandêl kumandêling suksma

lumrah tan etung patine

arang ingkang baludhus

bêtah wirang tan idhêp ngisin

akèh sugih wêwirang [211]

yèn sipat tumanggung

tuladên iku prayoga

apan nora angucêmakên nagari

malih ingkang winarna

7. punggawa kang kawilanging12 bêcik

Rangga Wirasêntika ing Jipang

Wong Sokawati wijile

iku budine punjul

kadya Ranadiningrat nênggih

lawan Surya Nagara

Suwandi puniku

yèku ambêke prawira

miwah Radèn Supama prajurit luwih

ladak ora cak-êncak

8. lamun aprang tan kaèsi-èsi13

sabukane cathokan sapisan

rasukan pranakan bae

yèn tinêmpuh ing mungsuh

dènrewangi sarwi malangkrik

apanggah nora endah

tur sinambi udut

apuse nèng asta kiwa

kang atêngên anyêkêl rokokirèki14

arang nyandhak gêgaman

12 b.d A, B=kawilinging

13 &, #, A=B=kaèni-èni

14 #, tembung garba, A=B=rokokerèki

Page 83: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

9. mungsuhira amung dèntudingi

ing rokoke pan sarwi angucap

sirèku nêmpuh marene

payo campuh lan ingsun

dhrêrakalan15 mungsuhe giris

mudhun jog sangking kuda

srah bongkokanipun

nadyan mungsuhira kathah

mung pinapag ing guyu atutup lathi

nora wurung kabandhang

10. iya sang aprabu Parikêsit

iku Radèn Supama Janjingrat

Pekalongan nagarine

praptèng sabrang wus kasub16

miwah rajèng Malawapati

prawira ing ayuda

prajurit dibyanung17

awantêr sugih prabawa

asêmbada cucude kêpati-pati18

sêmbrana tur warana

11. yèn tinangkil ing wadyanirèki19

pirang-pirang datan kaliwatan

jalêbud20 ginarab kabèh

akèh samya kapoyuh

yèn wong mêngi kumat kang mêngi

[212] kongsi dadi bayangan

wite mung gumuyu

nora bisa yèn mingkêma

15 b.d B, A=dhêrakalan 16 b.d A, B=kasup 17 &, $=SWK, A=digbyanung, B=debyanung

18 b.d A, B=êapati-pati 19 tembung garba, b.d B, A=wadyanerèki 20 b.d A, B=jalêbut

Page 84: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

wus têtela Pangran Nata Kusumèki

wong ladak kawarisan

12. dene punggawa Surakartèki

ingkang sampun prawira ngayuda

tur datan nistha budine

nênggih kyai tumênggung 21Puspa Nagara duk ing uni22

puniku wijilira

mula mulanipun

wong sudagaran kewala22

ing Garêsik anama juragan Bali

alame Ja Puspita

13. lolos sangking ing Kartasurèki

juragan Bali kang wus milu prang

Jaya Puspita akale

lami-lami angrungu

ki juragan Bali ambalik

milu ing Kartasura

yudanipun ampuh

katur marang Sri Narendra

lamun wonten juragan kêndêling jurit

purun mêngsah kêraman23

14. nuli ginanjar nama ngabèhi

apêparab24 Ngabèhi Tohjaya

ing Lamongan nagarane

panggawene wong sèwu

lami-lami ginanjar malih

sabubaring pacina

anama tumênggung

21 @ #, A=B=Puspa Nagara ing nguni 22 b.d B, A=kiwala 23 b.d B, A=krêraman 24 b.d A, B=apêparap

Page 85: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

tumênggung Puspa Nagara

turun anak putune dadi bupati

iku uwong prayoga

15. aja kaya Mangun Onèng Pathi

datan eling yèn wijiling kompra

anganggo karêpe dhewe

ambawur tanpa kusur

lêlabêtan sinêbit-sêbit

anggung rèh ngayawara

lali lor lan kidul

amumpung kawênang-wênang

puspita bra kompra bawa pinardingin

ngentar ukaring praja

16. rèhning Rama Wijaya kalaning

kêmanisan gyanira mêmulang

rahayu wit nang atine

iya wong adêg prabu

aja kêna owahing ati

u-[213]gêre Sastra Cêtha

omahna ing kalbu

wêwulanging Sastra Cêtha

awit sangking jalma tama nguni-uni

iya adeging praja

17. kanisthaning kawruhana dhingin

lawan madya utamane pisan

aja lali salawase

aja kêna katungkul

tindak nistha iku dènamrih

aja ta wani ngambah

madyane karêbut

sakèh tindak kang utama

Page 86: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

penginana25 dèn kadi nêmuning èstri

ywa26 ngakèhkên rêncana

18. nistha uning tindak walang ati

bela-bela ciptèng mring sêntana

warga punggawa mantrine

sanggarunggi ing kalbu

adêduga kang durung yêkti

atis praptèng têngahan

angingu pakewuh

pakewuh kèhing prakara

dipunkawrat pamêngkune sanggarunggi

manggona kautaman

19. ala ayunira dèn kaèsthi

yèn atanggon tan ana kang owah

kang ala prihên bêcike

ing suka pètênipun27

winarêgan dinulang krami

yèn wikan lêbêdana

jêjêlana wuruk

yèn wadya nora dèn wawrat

ing karyane dadi pakewuh ing ati

satêmah ambêbayang

20. kawruhana ingkang bêbayani

prajanira kang limang prakara

kawruhana ing tyas kabèh

solah tingkahing padu

sasat mungsuh angêpung puri

yèn ana wadyèng28 ngambah

bilahine dunung

25 b.d A, B=pinginana 26 @ #, A=B=aja 27 &, #, A=B=patènipun 28 tembung garba, b.d A, B=wadyang

Page 87: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

singkirna wong gung punika

aja ngambah ing praja limang prakawis

kang dhingin duratmaka

21. kapindhone iya maling èstri

kaping tiga iku wong bêbegal

maling juti ka-[214]ping pate

dene ping limanipun

wong kinanthi marang nrêpati29

mring awake priyangga

mrih kandêling ratu

lali lêlakoning praja

tan anganggo dugi-dugi lan prayogi

ratune wong akathah

22. kudu-kudu arêp andhèwèki

yèn ana ing pasamoan30 kathah

pan nora mêtu gunane

yèn wus bubar tumrutul

atur ingkang dhatêng nrêpati

mrih aja kawoworan

sih mula sang prabu

kang magkono singgahana

maring wana pan niku jêmbêri bumi

mijil tlutuh nagara

Pupuh III Mijil

1. lamun sira madêg narapati

yayi wêkasingong

apan ana ing prabu ugêre

Sastra Cêtha puniku ta yayi

omahna dènpêsthi

wulange Sang Prabu 29 b.d B, A=nêrpati 30 @, b.d B, A=pasamoaning

Page 88: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2. rèhning jalma tama nguni-uni

kang mêngku kaprabon

ingkang nistha kawruhana kabèh

miwah madya utama ywa lali

lire siji-siji

ywa sira katungkul

3. tindaking nistha mangka wêwadi

têmahan anggêpok

ingkang madya rêsêpana 32kabèh31

mring utama sira dikêpengin

dèn kadi sira mrih 32sêngsêming dyah ayu34

4. nistha iku tindak walang ati

saliring pakewoh

iya bela-bela ing ciptane

myang sêntana punggawa lan mantri

anggung sanggarunggi

andhêdhêr pakewuh

5. tan uning rèh ing done niwasi33

ambêk kang mangkono

ingkang madya iku ilang kabèh

dènpatitis awas sanggarunggi

utama-[215]ne yayi

kabèh dèn kacakup

6. ala ayu pan darbènirèki34

ing rat tan pakewoh

ingkang ala suprihên bêcike

pinèt ing suka tan ana ugi

warêgana ping-ping35

31 A=bae dan kabèh, B=kabèh 32 & $, A=kêsêngsêm sang prabu dan sèsèming dyah ayu, B=kasêngsêm sang prabu 33 &, b.d B,A=niswasi 34 .tembung garba. b.d B, A=darbenerèki 35 & $, b.d A, B=pling mping

Page 89: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

jêjêlana wuruk

7. ingkang darma wruh napakkên angin

pètên sukaning wong

sabarang karya ambabukane

wineweka36 ing rèh ingkang asih

ala lawan bêcik

tuwin gampang ewuh

8. yèn wadya kang binoting pinardi

tyas mêksih pakewoh

anggung babaya ing wêkasane

kang mangkono kêkêsên tumuli

iku tan winaris

ing gunêm rahayu

9. pan lêlima ingkang bêbayani

gunggunging37 pakewoh

dèn prayitna ing wadyanirakèh

sasat mungsuh angêpung ing puri

iku dèn pakeling

kang rayi wot santun

10. Rama Wijaya ngandika malih

dununge limang gon

kang mangkono singgahana age

marang wana aywa wor prajèki

yêkti bilahèni

ing prajanirèku38

36 dwipurwa. b.d A, B=winaweka 37 $=SC, A=B=gugunging 38 tembung garba. $ SC=prajanirèku, A=Bprajanerèku

Page 90: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

11. 40dhingin maling kapindho ya maling39

yayi maling wadon

ingkang kaping tri begal gawene

kang kaping pat yayi botoh juti

kaping lima nênggih

wong kinathik ratu

12. kudu kumrisik ing awak pribadi

daliling lêlakon

ratu iku ratune wong akèh

lamun gunêman lamun tinari

pasamuan40 sami

nora bisa mêtu

13. mêngkono lamun kabur tinari

dènira sang katong

tumarutul duwê atur dhewe

kang mangkono gêgêdhêging bumi

yèn anèng panangki-[216]l

nora bisa mêtu

14. 41anyênyêngkah43 iku rèh karonsih

amung awaking wong

arung irèn nora pati opèn

panastènan ing lampahirèki42

yèku kakêmbanging

prajanira kuwur

15. lah karone yayi wadyanèki

kang tuwa kang anom

panyaring kang wruh ring sêmudene

ing pasêmon aywa mikir sisip

lumakêting èstri

39 @, $=SC, A=B=dhingin maling kaping pindho ya maling

40 &, #, A=B=pan samoan 41 @ $=SC, A=B=anyêngkah 42 tembung garba. #, A=B=lampaherèki

Page 91: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

susila rahayu

16. nora arda yitnaning ing krami

andhêlêna kewoh

kang ora mrih ing awake dhewe

ing wêweka amingo ing sirik

yêkti ing rèh dadi

panasaring laku

17. lamun ana wadya barang kardi

rêmên anggêgawok43

kumawrêruhing pagunan kabèh

kabangkitan44 mung ngrungu nênêmpil

tan darbe pribadi

wagêd ngaku-aku

18. miwah kalamun aprang dhingini

sru polah lok alok

ing batine angêmpèk kuwanèn

iya dudu wanine pribadi

kang mangkono yayi

prênahna dèn gupuh

19. tunggu tamping ingkang têpis wiring

anggêpe sumagoh

anèng praja pan dudu gawene

angrèrèni wadya sru aniti

iku wong baribin

yèn kinon têtunggu

20. tan duraka wong atunggu tamping

sapatute linyok

amrih aja pinoring mungsuhe

45wênang mring mungsuh ngukul-ungkuli46

tan wruh siji-siji

43 &, $=SC, A=B=anggêgowok 44 &, b.d B, A=kabakitan

45 @ $=SC. A=B=wênang mring mungsuh angungkul-ungkuli

Page 92: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pakaryaning padu

21. yèn ana wadya bangkit46 sayêkti

wirutamèng kewoh

ta punika47 ing guna sêktine

angsring pèngêting48 wadya nrêpati

tuladan prayogi

myang sudira tangguh

22. iku pantês karya sênopati

uma-[217]ting palugon

tumutana wadya sakathahe

myang tibane têbane atêbih

kang liyan prajèki

prabune kang punjul

23. dene wadya wruh susila yêkti

prayitna tan asor

tyas patitis karahayon kabèh

konên wêruh larane prajèki

lan anaking alit

iku dèn kadulu

24. apan sampun ubayèng nrêpati

rumêksèng kaprabon

kang wus têtêp rumêksa wong akèh

kalarane praja dèn pakeling

larapana ing sih

wadya saprajèku

25. wadya ingkang samya alit-alit

sêdya ing pakewoh

bok tan asih sih sinimpên bae

ingkang satriya miwah bupati

46 &. b.d B, A=bakit 47 &, b.d A, B =puniku 48 @. B.d A, B=pêngiting

Page 93: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

sakathahe sami49

ing kararasipun

26. nora nganggo iya dèn wuwuhi

wus watêke grêro

iya-iya mung tuwane bae

ingkang dadi pasrahe sirèki

maring ala bêcik

ing prajanirèku50

27. dèn prayitna pamulanirèki51

mring wadya kang tanggon

mring ayuda titis ing yudane

iku luputêna barang kardi

kang kari samya mrih

susulna kadyèku

28. aywa dèn wor lan digbya sastrèki

ajanging kaprabon

ala ayu ing sastra tindake

ingugêman titi ingulati

ing rèh ingkang sisih

angiwakên iku

29. lawan sêngsêm ing wadya gung alit

prihên ing lêlakon

kapindhone ing ngucap ping akèh

rasanana wêkasing aurip

kang rayi nuwun sih

karuna wot santun

30. Rama Wijaya malih mè-[218]ngêti

yayi ana roro

luwih sangking nyênyukêri52 rame

49 @. b.d A, B=sakathahèsmi 50 tembung garba. $=SC. A=B=prajanerèku 51 tembung garba. #, A=B=pamulanerèki 52 b.d A. B=nyênyukrêri

Page 94: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

kêrêng53 drêngki singgahna tumuli

dosanya mrih sêdhih54

krodhannya55 winuwus

31. sasat mitra lawan mungsuh malih

ngrêgêdi56 palugon57

dèn kadêrêng amrih kinawêdèn

iku dosane ngimbuh-imbuhi

durung wruh ing sisip

kasusu angrawus

32. kadugane bata dènsandhingi

kayu wus tinotor58

tulus suta dumrajog mêmènèk

sung sangsaya ing kadhiri-dhiri

tarunya asêbit

cacad agung nêpsu

33. lawan ana cacadipun malih

wong agung kawuron

dhêmên nginum ala ngên-angêne 59ciptaa ing iku tata aris62

ing kuthila wêgig

sabarang kawêtu

53 b.d A. B=krêrêng 54 &. b.d B, A=sêdhik 55 8. & $=SC. A=B=krondhannya 56 b.d B, A=ngêrgêdi 57 &, $=SC, A=B=paklugon 58 & $=SC. b.d A, B=tinator 59 @ #, A=B=ciptaa iku tata aris

Page 95: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

34. ywa padudon sabaranging kardi

tatase angradon

liwat ala iya pakewuhe

tan wus sangking angungpêting ati

durna miktak pêksi

sawadyanirèku60

35. lan bala kang angsring anyidrani

satêdhaning uwong

nora kêna ing duta yêktine

nora antuk pangupaya bêcik

mundhak amuwuhi

tiwas tanpa madu

Pupuh IV Dhandhanggula

1. Rama Wijaya lingira aris

rumêksaa nagara mandhala

wawêngkon sapunggawane

aywa sah sabên dalu

wong dursila kinêkês sami

amrih lêstari samya

angolah panêkung

asêmadi puja mantra

aywa kongsi ngulari gunaning maling

kabèh kang ulah puja

2. pakolihe kang duwe sang aji

ambuboni karahayoning rat

lawa-[219]n ta yayi malihe

padha bêcikana lurung

lawan marga jaban kuthèki

rèhên gawèkna toya

sumbêr sêndhang iku

60 tembung garba. $=SC. A=B=sawadyanerèku

Page 96: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

61lawan pancuran têlaga62

urut marga wèhana bale sayêkti

wong santosèng lumampah

3. upamane raganira yayi

lawan dipangga wus cinêkêlan

winiyas sênjata dene

mundhak santosanipun

pasthi kaot lawan kang lagis

wong arèrèn upama

nèng têpining ranu

wus ayêm nuli wuwuha

ana ale sayêkti wuwuh aring

mrih sukaning lumampah

4. apan ratu iku tyasing bumi

wus jangjine ayêm amrih suka

mring isining praja kabèh

lawan ta malihipun

mêmulènên kang pindha rêsi

kang ulah kapandhitan

bojanên sakayun

srahêna wadya kang mudha

konên nuduhakên pakarti prayogi

tindak ukarèng praja

5. ulatana lirikên dènkêni

wadyanira kabèh kang sumewa

ana kang tawa watêke

ana watak nom iku

ingkang watak tuwa prayogi

karyanên tuwa-tuwa

aywa nora sinung

drêraponsihna gunanya

61 @. #. A=lan pancuran têlaga. B=-

Page 97: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

ta ajiwa sêcanana liring kardi

panggah liring wawêka

6. rèh sujalma ingkang nguni-uni

sayogyane aywa bên sadaya

tan wang-wang wèh kamulyane

sarewang-rewangipun

lakokêna saolèhnèki

malah ta dadi surat

surating krama wus

salire sumewa pasang

ing pasanganing payudan dènpalupi

rèhning aniti krama

7. sira yayi dè-[220]n mardi ing dasih

sihing wadya digbya kang sumbaga

lan purwa kaprawirane

yèn bala tan katantun

ing rowange arang prakawis

kumawa wus sabisa

ing pangrasanipun

punika watak durjana62

ywa grêrênga aywa liring dipunkêni

prihên mung musawara

8. lamun uwis ubayèng nrêpati

amaraskên dasih ingkang edan

amintêrakên bodhone

amintêrkên wong bingung

marèkakên wong salah kapti

ratu upama surya

surya mawangipun

mêratani sabuwana

nora pelag ing padhangira Ywang Rawi

62 &. $=SC. A=jurjana. B=-

Page 98: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

amung lawan kinarya

9. singgahêna durjana pan sami 63wèhêna jalma ingkang sêntika64

dur agêng jaga jagade

têtala yèn tiniru

kang durjana anêdya mari

yèn nora kêlakona

kênaning tumuwuh

rêmêkên padhang lan wisa

samangsane patènana rina wêngi

ulêr tan dadi dosa

10. upamane jênênging nrêpati

praja dhukup ingkang anèng wana

katon saparibawane

isine ngalas iku

kaungkulan marang ing ardi

sagunging wadyabala

alas pamènipun

prabunya minangka singa

singa iku apêtêng anèng wanadri

yèn alase apadhang

11. dadi singa nora dènkèringi

nadyan rosaa datan pakarya

budia aglis kênane

dadya wus jangjènipun

ratu iku asih ing dasih

padhane sihing alas

wus ubayanipun

marmane prihèn ubaya

punggawa gung têtêpe taune iki

kinênan sangkng [221] boga

63 @ #, A=wèhêna jalma kang sêntika. B=-

Page 99: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

12. singa-singa yèn wadya ta sakit

ya tulungên donya miwah tamba

dèn prapta ing salawase

yèn sira nêmu satru

mungsuh asor aywa patèni

kunjaranên kiwala

sêmbawa ranipun

anggèr nuli luwarana

ya rasukên saenggane kulit daging

walang ati ilangna

13. wèhên bawa dèn pracoyèng batin

kumandêla myang jagad pratingkah

sedyayu ora-orane

nêmu watak rahayu

lamun bumi mêksih dènciki

langit mêksih ngauban

sêksine tumuwuh

tyasira nora was-uwas

maring mungsuh kang asor ginawe bêcik

winalêsing jawata

14. kaluhuran kaprawiran sêkti

poma yayi musthikaning tekad

wong andêl marang satrune

winalêsing ywa guru

upamane tyasira rênggi

lang-alang aking ika

parêgèning satru

yèn sira kumandêl pasrah

kadya gêni tumèmpèl lang-alang aking

kobaran nuli sirna

Page 100: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

15. kirang bêktine lan asih wêdi

dènnya sangêt ing kumandêlira

Ywang Giri Nata walêse

tyas sanggarunggi iku

salah ciptaa walangati

kêkêmbanging niyaya

apês têmahipun

datan antuk kaluhuran

nistha bae nora tekad mungsuhnèki

yèn sira nganiaya

16. mung dhèwèke keringanirèki64

ing têmahan sira karusakan

yèn ora ngandêl ing tyase

kumandêl ing rahayu

kaluhuran wuwuh ngimbuhi

rinêksèng widhi dhustha

badanira iku

rèhning rèh legawa [222] marta

poma yayi nêtêpi luhur Ywang yêkti

mot marta palimarma

17. sira dhewe aywa sah sêmèdi

barang tindak awarêgika

anêdya rahayu bae

wong sanggarunggi iku

wong rêrêgêd apêsing bumi

wadhah guna sêntika

digbya miwah luhur

ngapura para marteka

yèn sira wit kumandêl marang Dewa Sih

kang sêdya tan tumama

64 tembung garba. $=SC. A=keringanerèki.B=-

Page 101: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

5. Terjemahan

Terjemahan adalah pemindahan makna atau transfer bahasa dari

bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pemindahan makna tersebut harus

lengkap dan terperinci. Salah satu tujuannya adalah untuk memudahkan

dalam hal memahami isi teks dari suatu naskah. Terjemahan akan

dilakukan secara bebas, yaitu: keseluruhan teks bahasa sumber diganti

dengan bahasa sasaran secara bebas (Darusuprapta, 1984: 11).

Pupuh I Pangkur

1. Sebelumnya adalah tembang Sinom, yang menggambarkan semangat

Suwanda dari Maespati. Akan lebih baik jika mampu menirunya sama

persis. Ialah seorang patih yang unggul. Jika diibaratkan di Jawa, seperti

patih di Yogyakarta.

2. Tirulah Danureja. Telah disebutkan bahwa ia adalah patih yang unggul.

Kelebihannya sedang, namun ia tidak ingin melakukan perbuatan nista.

Kalau bicara selalu tepat dan tidak salah. Seorang yang sabar dan ikhlas

menjalani hidup. Ialah seorang patih yang mampu memimpin

(mengayomi) rakyat kecil.

3. Semua benar dan tidak ada yang rusak. Selesai usaha dan tugasnya.

Seorang yang berpedoman bagus dan baik. Tidak takut bicara meskipun

akhirnya ia mati. Berani bicara dengan jendral (VOC), selama ia benar dan

tidak meleset.

4. Tirulah Danureja. Jika di Jawa yang terhitung baik dan disebut patih yang

unggul adalah Danureja, sedangkan jika di Surakarta yang terhitung

unggul adalah Dipati Sindurja. Hanya sewajarnya yang ia senangi.

Page 102: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

5. Menjauhi perbuatan nista, dan yang baik yang ia dekati. Menyenangkan

dalam berbicara. Mendapat tawaran dari jendral (VOC). lalu memakan

racun hingga mati. Menolak kesepakatan karena bisa hilang kekuasaannya.

6. Meskipun telah mati, kalau masih menganggap kekuasaannya, itu tidak

buruk melainkan bagus. Perkataannya telah dilakukan. Semua prajurit

masih menghormati yang mati. Jika sampai melakukan nistha, hal itu akan

menurunkan derajat negara.

7. Sudah menjadi kebiasaan zaman dahulu. Jika prajurit menghadapi suatu

masalah, mereka bersedia untuk mati. Malu jika menjadi tawanan. Seperti

patih Wiradigda di Kanduruh yang tidak punya malu, membuat negara

menjadi tidak tentram.

8. Ketika masa pemerintahan Brawijaya sampai sekarang tidak pernah terjadi

kalau seorang bupati kalah, meringkuk seperti tuyul dalam tawanan. Sama

seperti Wiradigda Kanduruh, yang tidak pantas ditiru. Contohlah

perbuatan yang utama.

9. Ialah Adipati Pringgalaya. Kasar dan tidak baik. Jika buruk sangat buruk.

Tetapi akhirnya mati memakan racun. Ketika perpecahan negara, membuat

banyak orang bingung. Kompeni (VOC) akhirnya ikut sedih.

10. Dan juga Sultan Kabanaran. Jika bicara dengan Pringgalaya, selalu dibuat

buruk dan dibuat bingung. Tanpa basa-basi. Hanya pendapatnya yang

dianggap benar. Tidak pernah jujur, dan sembunyi-sembunyi seperti hantu.

11. Ucapannya Sultan Kabanaran kalau masih iparnya Pringgalaya dan

seorang patih anak prabu, jika pembagian negara jadi dilakukan, ia lebih

memilih mengembara ke hutan dengan kudanya.

Page 103: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

12. Raden Pringgalaya mendengar berita kalau bersama dengan kompeni dan

sinuhun, yaitu Sultan Kabanaran. Kemudian ia ingat akan takdir Tuhan

bahwa semua ciptaan Hyang Suksma (Tuhan) pasti akan mati.

13. Kemudian mendadak, Adipati Pringgalaya mati dalam keadaan ia sudah

menjadi orang yang baik. Ia bunuh diri tanpa ragu-ragu, ingat bahwa ia

menjadi patihnya sang prabu. Jika sampai melakukan kenisthaan, maka

akan hilang indahnya negara.

Pupuh II Dhandhanggula

1. Itulah suatu contoh teladan para patih. Adapun punggawa yang baik

ceritanya, pada zaman dahulu yang disebut unggul adalah Jang Rana dari

Surabaya dan Cakraningrat dari Madura. Keduanya pantas dicontoh.

Merekalah prajurit pemberani, selalu berhati-hati dan teguh pendiriannya.

2. Bisa mengangkat raja. Ketika kepergiannya Pangeran Puger, kedua orang

itulah temannya. Tegas dan tidak ragu-ragu. Demikianlah ketiga

tumenggung. Akhirnya Jayaningrat Pekalongan diambil besan oleh Dipati

Natakusuma.

3. Seandainya mengikuti ketiga bupati, ketika perang melawan Cina,

negaranya tidak akan rusak. Hanya berfikir untuk diam. Orang yang sudah

merasa tentram pikirannya menjadi kacau. Selalu meminta Tirta Wiguna

untuk menghasut raja, sehingga membuat negara tidak tentram.

4. Patihnya menjadi korban, diasingkan dari Pulau Jawa. Negaranya semakin

rusak, kemudian menyesal karena tertipu oleh kompeni tetapi terlanjur

dilakukan, menjadikan salah paham. Tersesat dan menderita tiada

hentinya. Jika meskipun yang menjadi tumbal adalah Sinuhun Kabanaran

Page 104: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

5. Adapun maksud ketiga punggawa tersebut menyampaikan masalah, agar

menjadi lebih baik. Negara tidak menjadi kacau dan terpecah belah. Tetapi

petunjuk itu tidak dihiraukan oleh para patihnya. Akhirnya semua mati

meminum racun. Tidak bisa ikut berperang

6. Demikian sifat/perbuatan dipati/bupati zaman dahulu. Sangat besar

kepercayaannya terhadap Tuhan. Tidak memperhitungkan mati, jarang

yang tidak berterus terang. Tahan malu tetapi tidak suka membuat malu.

Kalau sifat tumenggung tirulah yang baik, agar tidak membuat negara

suram. Ada lagi yang diceritakan.

7. Punggawa yang dinilai baik ialah Rangga Wirasentika dari Jipang, berasal

dari Sokawati. Seseorang yang berbudi luhur. Seperti Ranadiningrat dan

Suryanegara, ialah Suwandi yang berjiwa ksatria serta Raden Supama

yaitu prajurit yang unggul. Angkuh dan teguh hati.

8. Kalau berperang tidak dicela. Berikat pinggang dan berbaju kurung saja.

Jika diserang musuh, hanya berkacak pinggang penuh keberanian, sambil

menghisap rokok. Daya tipunya pada tangan kiri, tangan kanan memegang

rokok. Jarang menggunakan senjata.

9. Musuhnya hanya ditunjuk dengan rokoknya sambil berkata, “Kamu datang

ke sini, ayo berperang denganku!”. Musuhnya takut dan lari tergopoh-

gopoh, turun dari jog kudanya dan menyerahkan diri. Meskipun musuhnya

banyak hanya dihadapi dengan senyum, tidak lain musuhnya pun lari.

10. Diceritakan Prabu Parikesit, ialah Raden Supama Janjingrat dari

Pekalongan. Datang ke seberang yang sudah termasyur. Serta Raja dari

Malawapati yaitu seorang panglima perang. Ialah seorang prajurit yang

Page 105: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

unggul dan sangat sakti. Tidak sesuai dengan karakternya yang lucu,

ceroboh dan apa adanya.

11. Jika didatangi oleh para prajuritnya, tidak ada yang tertinggal. Semua

dibuat tertawa sampai terkencing-kencing. Jika ada orang sakit nafas,

maka akan kambuh sakitnya. Hingga menjadi bayangan. Awalnya hanya

tertawa, tidak bisa diam. Sudah terlihat kalau Pangeran Nata Kusuma

adalah gila waris.

12. Adapun punggawa dari Surakarta yang sudah menjadi seorang perwira,

dan tidak buruk budinya adalah Kyai Tumenggung Puspa Nagara. Dulu,

asalnya adalah seorang saudagar dari Gresik yang bernama Juragan Bali.

Ketika masa pimpinan Ja Puspita.

13. Keluar dari Kartasura, juragan Bali kembali ikut berperang. Lama-lama

Jaya Puspita mendengar bahwa Ki Juragan Bali kembali ke Kartasura.

Kemudian disampaikan kepada raja, bahwa ada seseorang yang berani

berperang dan mau melawan musuh.

14. Kemudian ia diberi julukan Ngabèhi Tohjaya dan diberi tahta di

Lamongan. Pengikutnya sebanyak seribu orang, kemudian diberi julukan

lagi setelah perang Cina, dengan nama Tumenggung Puspa Nagara.

Hingga anak cucunya menjadi bupati. Demikianlah orang yang baik.

15. Jangan seperti Mangun Onèng dari Pati. Tidak ingat bahwa dulu ia adalah

seorang berandalan, yang suka mengikuti kehendaknya sendiri, tanpa

dibicarakan dahulu. Hal yang baik dirusak dan selalu mengunggulkan diri

sendiri. Lupa akan segalanya. Ketika mendapat wewenang,

menggemparkan kerajaan.

Page 106: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

16. Karena Rama Wijaya ketika berhasil mengajar, sangat senang hatinya.

Yaitu ajaran kepada seseorang yang akan menjadi raja, hatinya tidak boleh

tergoyah. Demikianlah ajaran Sastra Cetha, tanamkanlah di hatimu ajaran

tersebut mulai dari orang-orang pilihan yang memimpin suatu negara.

17. Perbuatan nista ketahuilah terlebih dahulu, kemudian perbuatan yang

sedang. Jangan sampai lupa, dan jangan sampai terjerumus. Perbuatan

nista itu jangan sampai berani melakukannya. Perbuatan yang sedang

hendak dilakukan. Terlebih lagi perbuatan yang utama. Inginkanlah seperti

engkau menemukan seorang wanita.

18. Nista adalah perbuatan yang mengkhawatirkan. Pikirannya selalu

mengikuti sanak keluarga bangsawan maupun kepada para punggawa dan

menteri. Selalu diselimuti rasa tidak percaya, dan suka mengira sesuatu hal

yang belum pasti, menyimpan rasa canggung/serba salah dalam hal

apapun. Dengan demikian, dekatilah yang utama.

19. Baik buruknya harus dipahami. kalau sudah menjadi orang kepercayaan

tidak boleh goyah. Perbuatan buruk hendaklah diusahakan agar menjadi

baik. Milikilah perbuatan yang baik itu. Jika ada prajurit yang tidak mau

mempelajarinya, maka hasilnya akan buruk.

20. Ketahuilah sesuatu hal yang membahayakan negara, ada lima hal.

Ketahuilah semua tingkah laku. Ketika terlihat ada musuh yang

mengepung, dan jika ada pasukan menyerbu, celakalah. Singkirkanlah

mereka. Di dalam memimpin negara jangan sampai melakukan lima hal.

Yang pertama yaitu pencuri.

Page 107: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

21. Keduanya yaitu pencuri wanita. Ketiga yaitu orang yang pekerjaannya

menyamun. Keempat adalah penjudi. Kelima yaitu seseorang yang

mendekati raja dan membuat hanya kepada dirinyalah raja percaya. Lupa

pada kenyataan bahwa rajanya adalah raja milik banyak orang.

22. Hanya ingin dirinya. Ketika di pertemuan agung, tidak ada gunanya.

Ketika pertemuan bubar, baru dia berani berkata kepada sang raja. Raja

hendaknya jangan mudah percaya. Orang yang demikian, bawalah ia ke

hutan karena bisa mengotori bumi.

Pupuh III Mijil

1. Jika engkau menjadi raja, dinda pesanku. Perhatikanlah pedoman sang

prabu, yaitu Sastra Cetha. Terapkanlah yang benar. Demikian ajaran

dari sang prabu.

2. Karena orang-orang pilihan zaman dahulu yang memegang

pemerintahan. Perbuatan buruk ketahuilah semua, dan perbuatan

sedang jangan dilupakan. Maksudnya satu per satu, jangan sampai

terlena.

3. Perbuatan yang hina akan membuat celaka jika seseorang

melakukannya. Perbuatan yang sedang pahamilah semua, sedangkan

yang utama inginkanlah ia seperti engkau menginginkan seorang

wanita.

4. Nista adalah perbuatan yang membuat seseorang menjadi serba

khawatir/tidak tenang. Dalam segala hal, pikirannya selalu bimbang.

Pikirannya selalu mengikuti sanak keluarga bangsawan, maupun pada

Page 108: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

para punggawa dan menteri. Hatinya selalu bingung dan diselimuti

kebimbangan.

5. Tidak mengetahui bahwa watak yang demikian jika diterapkan pada

suatu pemerintahan akan membahayakan. Perbuatan yang sedang

hilangkanlah. Perlu dijelaskan untuk selalu berhati-hati pada suatu hal

yang menyangsikan. Perbuatan yang utama itu hendaklah dikuasai

semua.

6. Baik dan buruk adalah tanggung jawabmu (raja). Maka di dunia ini

hendaknya jangan bimbang. Perbuatan buruk usahakanlah menjadi

baik. Milikilah itu untuk meraih kebahagiaan tak ada yang lain.

Pelajarilah hal itu terus menerus sampai tuntas.

7. Yang berkewajiban (raja) harus mampu mempelajari kesenangan orang

lain, karena semua hal pasti ada sebabnya. Pelajarilah tentang tata cara

yang buruk maupun baik, dan yang mudah maupun sulit demi

terciptanya keindahan.

8. Jika prajurit yang dinilai pada saat diberi pendidikan hatinya penuh

dengan kebimbangan, maka akhirnya akan membahayakan. Hal yang

demikian segeralah ditumpas, karena kalau demikian tidak akan

mampu menerima nasihat yang baik.

9. Adapun kebimbangan yang membahayakan itu ada lima hal.

Waspadailah hal itu pada prajuritmu yang banyak karena itu ibarat

musuh yang mengepung istana. Hendaklah hal itu diingat. Sang adik

menhaturkan sembah.

Page 109: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

10. Rama Wijaya berkata lagi, “maksud dari lima hal tersebut, barang

siapa yang melakukannya hendaklah segera bawa ia ke hutan dan

jangan disatukan di dalam istana, karena akan membahayakan istana.

11. Pertama pencuri, kedua juga pencuri yaitu pencuri wanita. Ketiga

adalah orang yang pekerjaannya menyamun. Keempat adalah penjudi,

dan kelima adalah penjilat raja.

12. Ingin melebih-lebihkan diri sendiri. Kenyataannya raja adalah milik

orang banyak. Kalau dimintai pendapat pada saat pertemuan umum

tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

13. Setelah pertemuan bubar dia menjilat. Lekas-lekas menghaturkan

pendapatnya sendiri. Orang yang demikian adalah merupakan

penjahat/sampah dunia. Padahal ketika berada di istana dan dihadiri

banyak orang sama sekali tidak bisa bicara.

14. Selalu mengahalangi perintah yang baik. Hanya memikirkan dirinya

sendiri, mudah iri, panas hati. Orang yang demikian akan

membahaykan negara.

15. Karena itulah dinda, prajuritmu baik yang tua maupun muda pilihlah

yang mengerti pada isyarat. Jangan sampai salah. Pilih yang memiliki

rasa kasih pada istrinya dan yang berjiwa susila dan sejahtera.

16. Tidak tamak dan selalu berhati-hati dalam bertindak. Andalkan dia,

yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Selalu berhati-hati dan

berpaling dari perbuatan sirik. Sungguh akan tercapai tujuan yang

dikehendaki.

Page 110: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

17. Kalau ada prajurit yang dalam segala hal suka dikagumi, merasa serba

tahu, walau tahunya hanya dari mencuri dengar, mengaku tahu padahal

sebenarnya tidak tahu.

18. Dan kalau berperang suka mendahului dengan bertingkah keras dan

berteriak, dalam hatinya menumpang keberanian tetapi bukan

sungguh-sungguh berani. Orang yang demikian dinda, tempatkanlah

segera.

19. Untuk menjaga batas negara, (dia) merasa sanggup melakukannya.

Istana bukanlah tempat yang tepat untuknya bekerja karena akan

mengganggu ketentraman dan suka membuat gaduh apabila disuruh

menjaga.

20. Tidak jahat orang yang menunggu batas negara berbohong sebagai

strategi mengalahkan musuhnya. Mengalahkan musuh satu per satu,

hal itu memang sudah menjadi pekerjaan prajurit.

21. Apabila ada prajurit yang sungguh-sungguh mampu, berani, dan

memiliki keahlian, sering memperingatkan para prajurit raja, mampu

memberi tauladan yang baik dan juga tangguh.

22. Ia pantas dijadikan panglima dari prajurit perang. Pimpinlah semua

prajurit yang berada di wilayah jajahan yang jauh. Kerajaan lain di luar

sana memiliki raja yang tangguh.

23. Semua prajurit hendaknya paham tentang kesusilaan, waspada tidak

dilupakan, dan peka terhadap kesejahteraan umum. Beritahulah

mengenai permasalahan negara dan rakyat kecil. Itulah yang harus

diperhatikan.

Page 111: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

24. Karena sudah menjadi tanggung jawab raja menjaga kerajaan, yaitu

menjaga seluruh rakyat. Permasalahan negara harus selalu

diperhatikan. Kasihilah seluruh rakyat.

25. Rakyat kecil yang yang sering digumul kesulitan, bantulah dan

kasihilah, serta para satria serta bupati, semua harus selaras.

26. Tidak terasa meskipun telah diberi tanda kasih karena sudah wataknya

suka bersuara keras. Tanggung jawabnya hanya mengenai baik

buruknya suatu negara.

27. Selalu waspada menjadi hal awal yang harus dimiliki oleh semua

prajurit yang tangguh dalam perang serta cermat dan pemberani.

Bebaskanlah dari pekerjaan agar yang lain mengikuti.

28. Mengenai tata negara janganlah dicampuradukkan dengan dunia sastra.

Tindakan buruk dan baik dalam sastra boleh dipegang dan diperhatikan

dengan cermat. Namun dalam memerintah suatu negara tidak boleh

mengabaikan sebagian pihak.

29. Pada keinginan warga baik pembesar maupun rakyat kecil, arahkanlah

mereka pada hal yang baik. Kedua, perbanyaklah pembicaraan

mengenai akhir kehidupan. Sang adik menghaturkan terima kasih

seraya menangis menghormati.

30. Rama Wijaya mengingatkan lagi, “adinda, ada dua hal yang sangat

mengotori kehidupan masyarakat, yaitu sifat dengki dan mudah marah.

Hendaklah segera disingkirkan karena akan menimbulkan kesedihan,

jika marah suka mencaci maki.

Page 112: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

31. Ibarat bersahabat dengan musuh dan akan mengacaukan peperangan.

Karena terdorong ingin ditakuti, belum jelas kesalahannya sudah

terburu marah. Itu akan menambah dosa.

32. Perkiraannya batu bata yang didekatkan dengan kayu api unggun.

Buru-buru naik. Menunjukkan bahwa tindakannya tergesa-gesa, tidak

meredakan maslah tetapi justru menambah marah dan ribut.

33. Serta ada suatu cela lagi, orang pembesar mabuk, suka minum

minuman keras dan buruk pemikirannya. Pikirannya menganggap itu

suatu hal yang baik dan benar. Itulah orang yang licik dan kurang ajar.

34. Jangan mempertengkarkan suatu masalah karena hasilnya tidak akan

baik. Lebih baik keinginan itu disimpan saja sebalatentaramu.

35. Jika ada prajurit yang membahayakan orang lain, jangan suruh ia untuk

sesuatu yang baik, karena akan sangat mencelakakan dan

menghilangkan kesejahteraan.

Pupuh IV Dhandhanggula

1. Rama Wijaya berkata agar menjaga seluruh wilayah beserta rakyatnya

dengan tanpa henti setiap malam. Seorang pencuri harus segera diringkus

agar semua aman. Demikian juga semua yang sedang berdoa dan memuja

jangan sampai dimasuki pencuri.

2. Apa yang dimiliki raja bisa menciptakan keselamatan di bumi, perbaikilah

jalan termasuk jalan di luar negara. Buatlah aliran air bersih dari mata iar

atau telaga. Setiap jalan dirikanlah rumah untuk singgah mereka yang

melakukan perjalanan.

Page 113: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

3. Bumi bagaikan seorang satria yang diberi senjata, dan semakin sentosa

jika ia selalu menang. Ibarat orang yang istirahat di tepi sungai merasa

nyaman karena ada tempat istirahat ketika dalam perjalanan.

4. Pada hakikatnya raja itu seperti bumi, maka sudah menjadi janji seorang

raja untuk membuat kenyamanan pada rakyatnya. Hormatilah para pendeta

resi dan serahkanlah pada generasi muda, dan bekali mereka dengan ilmu

dalam mengabdi negara.

5. Perhatikanlah semua prajurit yang menghadap, mana watak yang tua dan

muda agar bisa dimanfaatkan secara optimal.

6. Semua orang yang berkata dengarkanlah karena tidak akan mengurangi

kemuliaan, jalankanlah yang baik. Jadikanlah aturan yang dapat dicontoh.

7. Didiklah rakyat, kasihilah para prajurit yang memliki daya lebih. Tetapi

jika ada prajurit yang tidak bersedia membantu sedikitpun namun justru

merasa bisa maka prajurit yang demikian tidak baik. Karena tidak berbudi

luhur, maka ingatkanlah.

8. Karena sudah menjadi tanggung jawab seorang raja untuk menyembuhkan

yang sakit, membuat pandai yang bodoh, menunjukkan bagi yang bingung,

memberikan rasa aman. Seorang raja bagaikan matahari yang menyinari

bumi dan tidak ada yang bisa menolak sinarnya.

9. Jagalah semua orang yang jahat. Berilah pelajaran agar dapat meniru

orang-orang yang baik. Jika ia dapat meneladani dalam hidupnya tentu

sembuhlah ia dari tindakan yang jahat. Namun jika tidak mau menurut,

singkirkan dia atau bunuh. Kamu tidak salah jika melakukan hal itu.

Page 114: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

10. Kedudukan seorang raja adalah ibarat gunung. Adapun kerajaannya adalah

semua tumbuhan yang ada di hutan. Semua isi hutan tingginya terkalahkan

oleh gunung. Kalau semua bala tentara ibarat hutan, raja ibarat singa.

Terjaganya keselamatan singa adalah karena hutan yang lebat. Tetapi jika

hutannya terang benderang.

11. Singa tidak akan ditakuti. Walaupun dia kuat tapi tidak akan berguna,

meronta pun akan mudah tertangkap. Jadi sudah semestinya seorang raja

mengasihi warganya, seperti harimau yang mengasihi hutannya. Oleh

karena itu usahakan agar tetap mendapat kesetiaan para punggawa agung.

12. Siapapun rakyatmu jika ada yang sakit, tolonglah dan obatilah hingga

sembuh. Jika engkau mendapatkan musuh yang terkalahkan, jangan kau

bunuh. Cukup kau penjarakan dia sebentar kemudian bebaskan.

Perlakukan dia seperti saudara, dan hilangkan pikiran-pikiran jahat.

13. Percayalah dan serahkanlah semua kepada Tuhan, engkau akan mendapat

keselamatan selama di bumi. Kesaktianmu akan bertambah jika hatimu

mantap, selalu baik terhadap musuh, maka yang membalas semua adalah

Tuhan.

14. Prajurit yang berbudi luhur dan sakti, demikianlah orang yang sudah

bertekad. Orang yang percaya pada musuh akan mendapat balasan dari

Tuhan. Apabila dalam hatinya penuh dengan keraguan, ia ibarat ilalang

kering. Jika engkau pasrah pada Tuhan, seperti api yang diletakkan pada

ilalang kering, maka ilalang itu akan sirna terbakar.

Page 115: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

15. Kurang berbakti dan merasa takut terhadap Tuhan. Hati yang selalu curiga

akan membuat rugi karena akan selalu merasa khawatir dan tidak tenang.

Musuh-musuhmu tidak akan habis jika kau selalu menganiaya.

16. Hanya dirinya yang dihormati, namun akhirnya semua akan rusak dan kau

akan celaka jika jauh dari Tuhan. Tetapi kebaikan akan datang jika kamu

selalui menjauhi dosa, dengan musuh berdamai. Jika adinda demikian

maka akan baik pada akhirnya.

17. Engkau sendiri janganlah lupa untuk selalu bersemedi. Segala tindakan

jangan hanya menuruti kenyang, melainkan untuk mencapai keselamatan.

Orang yang penuh keraguan ibarat sampah yang mengotori bumi. Adapun

wadah dari kepandaian, kejayaan, kemasyuran, dan kemuliaan adalah

terletak pada sifat yang selalu memaafkan. Apabila engkau percaya pada

cinta kasih Tuhan, maka segala yang baik dan utama akan mendekatimu.

B. Analisis Isi

Analisis isi dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian yang

kedua, yaitu mengungkap isi dan ajaran kepemimpinan yang terkandung di

dalam SOP. Melalui sasmita tembang dapat diketahui bahwa SOP

merupakan teks lanjutan yang tergabung dengan teks lain menjadi satu

naskah bendel yang berjudul Kagungan Dalêm Sêrat Bab Wulang Warni-

warni. SOP terdiri dari 4 pupuh, yaitu: (a) Pangkur, (b) Dhandhanggula,

(c) Mijil, dan (d) Dhandhanggula. Berdasarkan terjemahan pada halaman

84-98 akan diungkapkan isi dan ajaran yang terkandung di dalam SOP.

Page 116: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

SOP berisi tentang ajaran kepemimpinan. Ajaran kepemimpinan di

dalam SOP bersumber pada ajaran Sastra Cetha. Menurut Unik Puji

Rahayu di dalam skripsinya yang berjudul Serat Rama Jarwa episode

Sastra Cetha (Suatu Tinjauan Filologis), 2000 mengungkapkan ajaran

Sastra Cetha yang terdiri dari:

a) Ajaran tentang nistha (hina), madya (sedang-sedang), dan

utama

b) Ajaran tentang baik dan buruk

c) Ajaran tentang darma

d) Ajaran tentang bala tentara

e) Ajaran tentang ketahaan dan keamanan negara

f) Ajaran tentang kesejahteraan rakyat dan moral

g) Ajaran tentang belas kasih dan wibawa raja

h) Ajaran berbakti kepada Tuhan

Ajaran Sastra Cetha di dalam SOP masuk pada pupuh III dan IV.

Sedangkan pupuh I dan II merupakan gambaran para patih di Jawa yang

memiliki sikap sesuai dengan ajaran Sastra Cetha dalam SOP. Ajaran

yang terkandung merupakan ajaran kepemimpinan yang memuat ajaran

moral. Moralitas dapat dilakukan berdasarkan intrinsik dan ekstrinsik.

Moralitas intrinsik memandang perbuatan menurut hakikatnya bebas lepas

dari setiap bentuk hukum positif. Jadi, yang dipandang adalah apakah

perbuatan tersebut baik atau buruk. Sedangkan moralitas ekstrinsik adalah

moralitas yang memandang perbuatan sebagai sesuatu yang diperintahkan

atau dilarang oleh seseorang yang kuasa, atau oleh hukum positif, baik dari

Page 117: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

manusia asalnya maupun dari Tuhan (Poespoprodjo, 1986: 103). Di sini,

yang termasuk moralitas intrinsik adalah ajaran mengenai nistha (buruk),

madya (sedang), dan utama (baik); dan ajaran berserah dan mendekatkan

diri kepada Tuhan. Moralitas ekstrinsik terdiri dari ajaran tentang

kewajiban dan tanggung jawab; dan ajaran keprajuritan.

Mengungkap ajaran moral di dalam SOP kaitannya dengan ajaran

kepemimpinan, perlu memahami mengenai hakikat manusia secara

keseluruhan. Hakikat manusia yaitu: (1) sebagai seorang makhluk yang

diciptakan, dalam hubungannya dengan Tuhan, (2) seorang makhluk

sosial, dalam hubungannya dengan sesama manusia, dan (3) seorang

makhluk yang posesif, dalam hubungannya dengan benda-benda di dunia.

Dengan demikian ajaran moral kaitannya dengan ajaran kepemimpinan di

dalam SOP dapat diungkapkan dengan menguraikan ajaran-ajaran tersebut

sesuai dengan peran manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk

sosial, dan makhluk posesif.

1) Ajaran Moral bagi Manusia sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan.

Ajaran ini termasuk moralitas secara intrinsik. Ajaran moral

bagi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan diwujudkan dengan

ajaran yang terkandung di dalam SOP yaitu ajaran tentang berserah

dan mendekatkan diri pada Tuhan. Ajaran ini meliputi:

a) Percaya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan

Orang yang percaya dan berserah diri kepada Tuhan, maka ia

akan mendapatkan keselamatan selama di bumi. Sebaliknya,

Page 118: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

jika ia kurang berbakti kepada Tuhan maka hatinya akan

dipenuhi rasa bimbang dan curiga.

b) Mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhi perbuatan dosa.

Tuhan akan memberikan kebaikan-Nya jika seseorang mau

mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari pesbuatan dosa.

Sebaliknya, seseorang akan celaka jika ia jauh dari Tuhan.

Hal ini tersurat pada bait 13, 15, 16, dan 17 tembang

Dhandhanggula, yaitu:

/wèhên bawa dèn pracoyèng batin kumandêla myang jagad pratingkah sedyayu ora-orane nêmu watak rahayu lamun bumi mêksih dènciki langit mêksih ngauban sêksine tumuwuh tyasira nora was-uwas maring mungsuh kang asor ginawe bêcik winalêsing jawata/

/kirang bêktine lan asih wêdi dènnya sangêt ing kumandêlira Ywang Giri Nata walêse tyas sanggarunggi iku salah ciptaa walangati kêkêmbanging niyaya apês têmahipun datan antuk kaluhuran ......./

/mung dhèwèke keringanirèki ing têmahan sira karusakan yèn ora ngandêl ing tyase kumandêl ing rahayu kaluhuran wuwuh ngimbuhi rinêksèng widhi dhustha badanira iku rèhning rèh legawa marta poma yayi nêtêpi luhur Hyang yêkti mot marta palimarma/

Page 119: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

/............... yèn sira wit kumandêl marang Dewa Sih kang sêdya tan tumama/

Artinya: “Percayalah dan serahkanlah semua kepada Tuhan,

engkau akan mendapat keselamatan selama di bumi. Kesaktianmu akan bertambah jika hatimu mantap, selalu baik terhadap musuh, maka yang membalas semua adalah Tuhan.” “Kurang berbakti dan merasa takut terhadap Tuhan. Hati yang selalu curiga akan membuat rugi karena akan selalu merasa khawatir dan tidak tenang.......”

“Hanya dirinya yang dihormati, namun akhirnya semua akan rusak dan kau akan celaka jika jauh dari Tuhan. Tetapi kebaikan akan datang jika kamu selalui menjauhi dosa, dengan musuh berdamai. Jika adinda demikian maka akan baik pada akhirnya.”

“.......... Apabila engkau percaya pada rahmat Tuhan, maka segala yang baik dan utama akan mendekatimu.” Ajaran mengenai berserah diri dan mendekatkan diri

kepada Tuhan, pada pupuh I digambarkan oleh Raden Pringgalaya

yang percaya pada takdir Tuhan bahwa semua makhluk hidup pasti

akan mati. Hal ini tersirat pada bait 12 tembang Pangkur:

/...... nuli eling ciptane ingkang linuhung lamun titahe hyang suksma besuk mati mengko mati/

Artinya: “... Kemudian ia ingat akan takdir Tuhan bahwa semua ciptaan Hyang Suksma (Tuhan) pasti akan mati.”

Sedangkan pada pupuh II digambarkan oleh para bupati zaman

dahulu, yang tidak pernah memperhitungkan mati. Hidup dan

matinya diserahkan kepada Tuhan. Sikap berserah diri kepada

Tuhan ini berkaitan erat dengan sifat prajurit yang rela berkorban.

Dengan menyerahkan hidup dan mati kepada Tuhan, seseorang

Page 120: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

tidak akan takut mati ketika sedang menghadapi musuh. Hal ini

tersirat pada bait 6 tembang Dhandhanggula:

/yèku ambêke dipati nguni padha kandêl kumandêling suksma lumrah tan etung patine ......./

Artinya: “Demikian sifat/perbuatan dipati/bupati zaman dahulu. Sangat besar kepercayaannya terhadap Tuhan. Tidak memperhitungkan mati,.....”

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat kita sadari bahwa

manusia bertindak di bawah tangan Tuhan. Jadi sudah kewajiban

bagi semua umat agar berserah diri kepada Tuhan dan senantiasa

mendekatkan diri kepadaNya. Jika diterapkan pada urusan

ketatanegaraan, ajaran ini sangat penting. Dalam pembuatan

sebuah hukum pasti tidak melupakan aturan agama. Bagi rakyat

kecil, prajurit atau perangkat negara, dan pemimpin hendaknya

mendekatkan diri kepada Tuhan agar tercipta keamanan pada suatu

negara.

2) Ajaran Moral bagi Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial berhubungan dengan

sesama manusia. Manusia lahir dalam masyarakat keluarga, dan

tercipta untuk menjadi mitra bagi manusia sesamanya, tempat ia

bergantung dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dan dalam

mengembangkan bakat-bakatnya. Maka yang menyebabkan

lancarnya kehidupan sosial adalah baik untuk manusia. Dan apa

yang mau menghancurkan masyarakat manusia dan apa yang

mengganggu manusia dalam tolong menolong dan dalam kerja

Page 121: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

sama, dalam kebersamaan sejati, adalah buruk bagi manusia

(Poespoprodjo, 1986: 126). Dengan demikian moralitas sangat

diperlukan di dalam hubungan sosial antar manusia.

Ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk sosial di

dalam SOP adalah sebagai berikut:

a) Ajaran mengenai nistha (hina), madya (sedang), dan utama

(baik)

Ajaran ini masuk dalam moralitas secara intrinsik. Nistha

adalah perbuatan yang hina, buruk, dan rendah. Madya adalah

perbuatan yang termasuk dalam kategori sedang. Utama adalah

perbuatan yang baik dan mulia, dalam arti seorang pemimpin

pantas dijadikan panutan oleh anak buahnya. Ajaran ini harus

dipahami, terlebih bagi seseorang yang hendak menjadi

pemimpin.

Pelajaran mengenai nistha, madya, dan utama hendaknya

dipahami baik bagi seseorang yang akan menjadi pemimpin

maupun bawahan. Berdasarkan teks, perbuatan nistha adalah

perbuatan yang mampu membuat seseorang menjadi serba

khawatir, tidak tenang, dan selalu bimbang. Sikap yang

demikian akan berdampak buruk baik bagi dirinya sendiri

maupun orang lain. Terlebih jika diterapkan dalam urusan

ketatanegaraan akan membahayakan bagi kesejahteraan rakyat.

Ajaran mengenai nistha, madya, dan utama di dalam SOP

mengatakan bahwa perbuatan nistha (buruk) hendaknya jangan

Page 122: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

sampai mendekati apalagi melakukan. Perbuatan yang sedang

harus dihilangkan sedangkan perbuatan utama harus dikuasai

dan diinginkan seperti seorang laki-laki yang menginginkan

seorang wanita untuk menjadi istrinya, karena baik buruk yang

terjadi pada suatu negara merupakam tanggung jawab seorang

raja (pemimpin). Ajaran ini tersirat pada pupuh III bait 2 dan 3

tembang Mijil:

/rèhning jalma tama nguni-uni kang mêngku kaprabon ingkang nistha kawruhana kabèh miwah madya utama ywa lali lire siji-siji ywa sira katungkul/ /tindaking nistha mangka wêwadi têmahan anggêpok ingkang madya rêsêpana kabèh mring utama sira dikêpengin dèn kadi sira mrih sêngsêming dyah ayu/

Artinya: “Karena orang-orang pilihan zaman dahulu yang memegang

pemerintahan. Perbuatan buruk ketahuilah semua, dan perbuatan sedang jangan dilupakan. Maksudnya satu per satu, jangan sampai terlena.”

“Perbuatan yang hina akan membuat celaka jika seseorang melakukannya. Perbuatan yang sedang pahamilah semua, sedangkan yang utama inginkanlah ia seperti engkau menginginkan seorang wanita.” Ajaran mengenai nistha, madya, dan utama di dalam SOP

dilengkapi dengan menguraikan contoh-contoh perbuatan yang

tergolong nistha (buruk), dengan tujuan agar perbuatan tersebut

dapat dihindari. Berikut contoh-contoh perbuatan nistha yang

terdapat di dalam SOP:

Page 123: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

· Pencuri, yaitu perbuatan buruk yang suka mengambil

barang bukan miliknya, tanpa izin pemilik.

· Pencuri wanita, yaitu perbuatan nista yang suka

mencuri atau menculik seorang wanita untuk

dipermainkan bahkan mungkin dihilangkan harga

dirinya.

· Penyamun (begal) atau perampok.

· Penjudi, yaitu perbuatan nista yang menggunakan uang

sebagai taruhan.

· Penjilat, yaitu penghasut (menghasut seorang raja atau

pemimpin). Seseorang yang suka mendekati raja atau

pemimpin dan membuat hanya dia yang dapat

dipercaya. Ketika berada dalam pertemuan agung selalu

diam dan tidak mengeluarkan pendapat sedikit pun.

Tetapi ketika pertemuan tersebut selesai, ia mulai

beraksi dengan memberikan hasutan kepada raja atau

pemimpinnya, menjadikan hanya dia yang benar dan

dapat dipercaya.

Hal-hal di atas tersirat pada pupuh III bait 11 dan 12 tembang

Mijil:

/dhingin maling kapindho ya maling yayi maling wadon ingkang kaping tri begal gawene kang kaping pat yayi botoh juti kaping lima nênggih wong kinathik ratu/ /kudu kumrisik ing awak pribadi

Page 124: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

daliling lêlakon ratu iku ratune wong akèh lamun gunêman lamun tinari pasamuan sami nora bisa mêtu/

Artinya: “Pertama pencuri, kedua juga pencuri yaitu pencuri wanita.

Ketiga adalah orang yang pekerjaannya menyamun. Keempat adalah penjudi, dan kelima adalah penjilat raja.”

“Ingin melebih-lebihkan diri sendiri. Kenyataannya raja adalah milik orang banyak. Kalau dimintai pendapat pada saat pertemuan umum tidak bisa mengeluarkan kata-kata.” Perbuatan buruk lain yang sangat mengotori kehidupan

masyarakat dan membahayakan bagi keamanan negara adalah sifat

dengki, mudah marah, dan pemabuk. Yang dimaksud pemabuk di

sini adalah ditekankan bagi seorang pembesar atau orang yang

memiliki kedudukan lebih tinggi. Hal tersebut akan sangat

berdampak buruk bagi kenyamanan negara, karena seseorang yang

demikian menganggap perbuatan yang demikian adalah baik dan

benar. Ketiga perbuatan tersebut tersirat pupuh III bait 30 dan 33

tembang Mijil:

/Rama Wijaya malih mèngêti

yayi ana roro luwih sangking nyênyukêri rame

kêrêng drêngki singgahna tumuli dosanya mrih sêdhih

krodhannya winuwus /lamun ana cacadipun malih wong agung kawuron dhêmên nginum ala ngên-angêne ........../

Artinya: “Rama Wijaya mengingatkan lagi, “adinda, ada dua hal yang sangat mengotori kehidupan masyarakat, yaitu sifat dengki dan mudah marah....”

Page 125: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

“Serta ada suatu cela lagi, orang pembesar mabuk, suka minum minuman keras dan buruk pemikirannya. .......”

Melalui ajaran tersebut diharapkan seseorang yang hendak

menjadi pemimpin (minimal memimpin dirinya sendiri), harus

mampu membedakan dan memilih perbuatan yang pantas

dilakukan dan perbuatan yang tidak pantas dilakukan. Contoh-

contoh perbuatan buruk beserta dampak negatif yang diuraikan

pada teks dengan tujuan agar pembaca lebih mudah memahami

guna menjauhinya.

b) Ajaran tentang Kewajiban dan Tanggung Jawab

Ajaran ini masuk dalam moralitas secara ekstrinsik, tetapi

bisa juga terjadi karena adanya unsur intrinsik, yaitu adanya

kesadaran mengenai baik buruknya suatu perbuatan, tidak sekedar

melakukan kewajiban dan tanggung jawab karena hukum

kekuasaan.

Kewajiban dan tanggung jawab harus dimiliki oleh setiap

orang, baik ia berada di kalangan rendah terlebih lagi bagi

seseorang yang berada di kalangan tinggi (pemimpin atau petinggi

negara). Seseorang yang hendak menjadi seorang pemimpin harus

menguasai pengetahuan mengenai kewajiban dan tanggung jawab

seorang pemimpin kepada dirinya, orang lain, dan negara. Pada

teks SOP menguraikan mengenai kewajiban dan tanggung jawab

seorang pemimpin dan perangkatnya sebagai berikut:

Page 126: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

· Mengayomi rakyat kecil. Seorang pemimpin harus

memperhatikan rakyatnya, terlebih lagi rakyat kecil

yang sering digumul kesulitan.

· Memenuhi kebutuhan rakyat, seperti yang tercantum

pada SOP yaitu membuat saluran air bersih dari mata

air atau telaga, membangun rumah di pinggir jalan

untuk tempat singgah bagi orang melakukan perjalanan.

· Menciptakan kenyamanan bagi rakyat dan membekali

generasi muda dengan ilmu pengabdian kepada negara.

· Mau mendengarkan dan menerima saran dari orag lain.

· Menyembuhkan rakyatnya jika ada yang sakit,

memandaikan rakyatnya yang bodoh, memberikan

pengarahan bagi rakyatnya yang bingung, dan

menciptakan keamanan.

Ajaran mengenai kewajiban dan tanggung jawab seorang

pemimpin tersirat pada pupuh III bait 24 tembang Mijil:

/apan sampun ubayèng nrêpati rumêksèng kaprabon kang wus têtêp rumêksa wong akèh kalarane praja dènpakeling larapana ing sih wadya saprajèku/

Artinya: ”Karena sudah menjadi tanggung jawab raja menjaga kerajaan, yaitu menjaga seluruh rakyat. Permasalahan negara harus selalu diperhatikan. Kasihilah seluruh rakyat.”

Selain itu, ajaran ini juga terdapat pada pupuh IV bait 2, 4,

dan 8 tembang Dhandhanggula:

Page 127: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

/.......... padha bêcikana lurung lawan marga jaban kuthèki rèhên gawekna toya sumbêr sêndhang iku lan pancuran têlaga urut marga wèhana bale sayêkti wong santosèng lumampah/ /apan ratu iku tyasing bumi wus jangjine ayêm amrih suka mring isining praja kabèh lawan ta malihipun mêmulènên kang pindha rêsi kang ulah kapandhitan bojanên sakayun srahêna wadya kang mudha konên nuduhakên pakarti prayogi tindak ukarèng praja/

/lamun uwis ubayèng nrêpati amaraskên dasih ingkang edan amintêrakên bodhone amintêrkên wong bingung marèkakên wong salah kapti .............../

Artinya: “Apa yang dimiliki raja bisa menciptakan keselamatan di bumi, perbaikilah jalan termasuk jalan di luar negara. Buatlah aliran air bersih dari mata iar atau telaga. Setiap jalan dirikanlah rumah untuk singgah mereka yang melakukan perjalanan.”

“Pada hakikatnya raja itu seperti bumi, maka sudah menjadi janji seorang raja untuk membuat kenyamanan pada rakyatnya. Hormatilah para pendeta resi dan serahkanlah pada generasi muda, dan bekali mereka dengan ilmu dalam mengabdi negara.” “Karena sudah menjadi tanggung jawab seorang raja untuk menyembuhkan yang sakit, membuat pandai yang bodoh, menunjukkan bagi yang bingung, memberikan rasa aman. ...........”

Page 128: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Ajaran mengenai kewajiban dan tanggung jawab pada

pupuh I digambarkan oleh Patih Danureja dari Yogyakarta dan

Patih Sindureja dari Surakarta.

a. Patih Danureja dari Yogyakarta, seorang patih yang

unggul, tidak ingin melakukan perbuatan nista, dan

mampu menjaga atau mengayomi rakyat kecil. Berani

berbicara selama dia benar dan selalu berkata jujur.

b. Patih Sindureja dari Surakarta, seorang patih unggul

yang bersedia mati demi negaranya.

Hal ini dapat dilihat pada pupuh I bait 2, 4,dan 5 tembang

Pangkur:

/lah tirunên Danurêja pan sinêbut iku patih linuwih madya kautamanipun tan arsa ngambah nistha yèn micara patitis pan ora gangsul sabar tur lila ing donya momot mêngku ing wadyalit/ /lah tirunên Danurêja yèn ing tanah Jawa kawilang bêcik wus kêna ingaran punjul Dipati Danurêja yèn ing Surakarta kang rada pinunjul nênggih Dipati Sindurja madya ingkang dènkarêmi/ /sumingkir marang ing nistha kang utama kang pinrih dènlêngkêti angganthêng bicara putus katari marang jendral nuli cêkik nguntal upas têmah lampus lumuh kalamun kongsia rinucat bawatirèki/

Page 129: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Artinya: “Tirulah Danureja. Telah disebutkan bahwa ia adalah patih yang unggul. Kelebihannya sedang, namun ia tidak ingin melakukan perbuatan nista. Kalau bicara selalu tepat dan tidak salah. Seorang yang sabar dan ikhlas menjalani hidup. Ialah seorang patih yang mampu memimpin (mengayomi) rakyat kecil.” “Tirulah Danureja. Jika di Jawa yang terhitung baik dan disebut patih yang unggul adalah Danureja, sedangkan jika di Surakarta yang terhitung unggul adalah Dipati Sindurja. Hanya sewajarnya yang ia senangi.” “Menjauhi perbuatan nista, dan yang baik yang ia dekati. Menyenangkan dalam berbicara. Mendapat tawaran dari jendral (VOC). lalu memakan racun hingga mati. Menolak kesepakatan karena bisa hilang kekuasaannya.”

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa seorang

pemimpin maupun perangkatnya memegang suatu kewajiban dan

tanggung jawab yang besar baik bagi dirinya, orang lain, maupun

negaranya. Seorang pemimpin yang di dalam hidupnya tidak ingin

melakukan bahkan mendekati perbuatan nista merupakan wujud

tanggung jawabnya kepada dirinya sendiri. Karena telah

disebutkan di atas bahwa perbuatan nista akan membuat hidup

seseorang menjadi tidak tenang, selalu merasa khawatir, dan

dipenuhi dengan kebimbangan. Seorang pemimpin harus mampu

mengayomi rakyatnya sebagai wujud tanggung jawabnya kepada

orang lain. Selain itu, seorang pemimpin juga harus rela berkorban

demi negaranya sebagai wujud tanggung jawab kepada negara.

c) Ajaran tentang Keprajuritan

Ajaran ini merupakan moralitas secara ekstrinsik, yaitu

dilakukan karena adanya pengaruh kekuasaan. Ajaran mengenai

keprajuritan sangat diperlukan guna menciptakan keamanan dan

Page 130: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kenyamanan pada suatu negara. Ajaran ini tidak hanya penting

diketahui oleh para prajurit atau bawahan pemimpin (polisi, ABRI,

TNI AD, TNI AL, TNI AU, dll) tetapi juga harus dikuasai oleh

pemimpin itu sendiri. Seorang pemimpin harus paham mengenai

keprajuritan dengan tujuan mampu memberikan arahan bagi

bawahannya dalam hal keprajuritan guna terciptanya negara yang

aman, nyaman, dan tentram.

Ajaran mengenai keprajuritan yang terdapat teks SOP

adalah sebagai berikut:

· Berani berperang, yaitu seorang prajurit harus memiliki

keberanian dalam berperang untuk menjaga negara dari

musuh.

· Cerdik, yaitu pandai dalam berstrategi. Seorang prajurit

boleh berbohong sebagai bentuk strategi dalam

menghadapi musuh.

· Seseorang yang dinilai kuat dan tangguh hendaknya

dijadikan sebagai penglima perang dan mampu

memberikan teladan yang baik bagi pengikutnya.

· Rela berkorban, yaitu semua orang baik rakyat kecil,

prajurit, maupun pemimpin hendaknya rela berkorban

demi terciptanya suatu negara yang merdeka

sebagaimana diserukan pra pahlawan pada zaman

dahulu, yaitu “MERDEKA ATAU MATI....!!!!”

Page 131: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Ajaran-ajaran tersebut di atas tersurat pada setiap pupuh

teks SOP. Pada pupuh I digambarkan dengan tokoh patih Danureja

yang berani berbicara selama dia benar, patih Sindureja yang rela

mati demi negaranya ketika berunding dengan musuh. Hal tersebut

dapat dilihat pada bait 3 dan 4 tembang Pangkur:

/.......... wani bicara lan jendral lamun bênêr tan gumingsir/ /........ katari marang jendral nuli cêkik nguntal upas têmah lampus lumuh kalamun kongsia rinucat bawatirèki/

Artinya: “........ Berani bericara dengan jendral (VOC), selama ia

benar dan tidak meleset.”

“..... Mendapat tawaran (diajak berunding) oleh jendral (VOC), kemudian meminum racun dan mati. Menolak kesepakatan karena bisa hilang kekuasaannya.” Pada pupuh II digambarkan patih yang memiliki jiwa

pemberani atau berani berperang, yaitu Raden Supama. Ialah

seorang panglima pemberani yang cerdik. Menghadapi musuh

dengan tenang, bahkan sambil merokok. Menggunakan

kecerdasannya untuk membuat strategi guna mengalakan musuh.

Jadi bagi para prajurit negara, selain harus memiliki keberanian

dalam berperang juga harus memiliki kecerdikan dalam membuat

strategi. Hal ini tidak hanya harus dimiliki oleh seorang prajurit

tetapi juga harus dipahami oleh seorang pemimpin. Gambaran

mengenai keberanian dan kecerdikan Raden Supama dapat dilihat

pada bait 8 dan 9 tembang Dhandhanggula:

Page 132: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

/........ yèn tinêmpuh ing mungsuh dènrewangi sarwi malangkrik apanggah nora endah tur sinambi udut apuse nèng asta kiwa kang atêngên nyêkêl rokokirèki arang nyandhak gêgaman/ /mungsuhira amung dèntudingi ing rokoke pan sarwi angucap sirèku nêmpuh marene payo campuh lan ingsun dhêrakalan mungsuhe giris mudhun jog sangking kuda srah bongkokanipun nadyang mungsuhira kathah mung pinapag ingguyu atutup lathi nora wurung kabandhang/

Artinya: “.... Jika diserang musuh, hanya berkacak pinggang penuh keberanian, sambil menghisap rokok. Daya tipunya pada tangan kiri, tangan kanan memegang rokok. Jarang menggunakan senjata.”

“Musuhnya hanya ditunjuk dengan rokoknya sambik

berkata, ‘Kamu datang kesini, ayo berperang denganku!’Musuhnya tergopoh-gopoh, turun dari jog kudanya dan menyerahkan diri. Meskipun musuhnya banyak hanya dihadapi dengan senyum, tidak lain musuhnya pun lari.”

Berdasarkan bait-bait di atas, dapat diambil ajaran-ajaran

kepemimpinan yang di antaranya seorang prajurit harus berjiwa

ksatria, pemberani, tangguh, tidak takut mati, pandai dalam

berstrategi (cerdik), cermat dalam peperangan, dan mampu

memberikan contoh teladan yang baik.

3) Ajaran Moral bagi Manusia sebagai Makhluk Posesif

Ajaran ini termasuk dalam moralitas secara ekstrinsik.

Ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk posesif berkaitan

dengan benda-benda di bumi yang dibutuhkan oleh manusia.

Page 133: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Menurut kodratnya manusia membutuhkan, memakai barang-

barang material seperti air, makanan, udara, sinar matahari utnuk

mempertahankan hidupnya. Di dalam SOP, ajaran ini dapat dilihat

pada kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang raja atau

pemimpin, yaitu:

a. pemimpin harus memenuhi kebutuhan rakyatnya yaitu

membuat saluran air bersih dari mata air atau telaga

b. membangun rumah di pinggir jalan untuk tempat

singgah bagi orang yang sedang melakukan perjalanan.

c. Memperbaiki jalan baik di dalam maupun di luar

negara.

Hal tersebut tersirat pada pupuh IV bait 2 tembang

Dhandhanggula:

/.......... padha bêcikana lurung lawan marga jaban kuthèki rèhên gawekna toya sumbêr sêndhang iku lan pancuran têlaga urut marga wèhana bale sayêkti wong santosèng lumampah/

Artinya: “Apa yang dimiliki raja bisa menciptakan keselamatan di bumi, perbaikilah jalan termasuk jalan di luar negara. Buatlah aliran air bersih dari mata iar atau telaga. Setiap jalan dirikanlah rumah untuk singgah mereka yang melakukan perjalanan.”

Berdasar pada pembahasan isi di atas, dapat kita peroleh

tujuan penelitian yang kedua yaitu mengungkapkan isi dan ajaran

kepemimpinan yang terkandung dalam SOP. Pada dasarnya SOP

Page 134: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

berisi tentang ajaran kepemimpinan, yang mana di dalam ajaran

kepemimpinan tersebut memuat ajaran moral. Ajaran moral dalam

SOP diungkapkan dengan menguraikan ajaran tersebut satu per

satu dalam peranannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan,

makhluk sosial, dan makhluk posesif. Selain itu, moralitas

seseorang dapat dilakukan berdasarkan 2 hal, yaitu intrinsik dan

ekstrinsik. Dengan demikian tujuan penelitian yang kedua, yaitu

mengungkapkan isi dan ajaran kepemimpinan yang terdapat dalam

SOP dapat dipenuhi.

Page 135: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

BAB V

PENUTUP

1. SIMPULAN

Berdasar pada hasil analisis data dapat disimpulkan sesuai dengan

rumusan masalah bahwa:

1) Suntingan teks dalam penelitian ini merupakan bentuk teks

Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih yang mendekati asli dan

bersih dari kesalahan.

2) Isi dan ajaran dalam teks Kagungan Dalêm Sêrat Ondhe Patih

diwujudkan dengan menguraikan ajaran kepemimpinan yang

memuat ajaran moral. Ajaran moral kaitannya dengan ajaran

kepemimpinan di dalam SOP diungkapkan dengan menguraikan

ajaran-ajaran tersebut sesuai dengan peran manusia sebagai

makhluk ciptaan Tuhan, makhluk sosial, dan makhluk posesif.

Ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan terdiri

dari ajaran percaya dan menyerahkan semua kepada Tuhan; dan

ajaran berserah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Ajaran moral

bagi manusia sebagai makhluk sosial terdiri dari ajaran mengenai

nistha (buruk), madya (sedang), dan utama (baik); ajaran tentang

kewajiban dan tanggung jawab; dan ajaran keprajuritan. Ajaran

moral bagi manusia sebagai makhluk posesif digambarkan dengan

Page 136: KAGUNGAN DALÊM SÊRAT ONDHE PATIH (SUATU …/Kagungan... · Staf dan Karyawan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa umumnya dan ... Contoh varian lacuna pada naskah A..... 5 Gambar 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

kewajiban seorang pemimpin yang wajib memenuhi kebutuhan

rakyatnya, yaitu jalan, air, dan membangun rumah.

2. SARAN

Pengkajian terhadap naskah yang berjudul Kagungan Dalêm Sêrat

Ondhe Patih ini bersifat sementara, karena baru ditemukan dua naskah.

Hal tersebut tidak menutup kemungkinan pada suatu saat ditemukannya

lagi naskah Sêrat Ondhe Patih yang lain. Sehingga diharapkan penelitian

ini dapat dilanjutkan untuk menyempurnakan hasil penelitian.