KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH...

124
KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor ) Oleh : HAERUL ANWAR NIM: 204044103037 KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1430H/ 2009M

Transcript of KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH...

Page 1: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

KAFAAH DALAM PERKAWINAN

SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH

(Studi Kasus di Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor )

Oleh :

HAERUL ANWAR

NIM: 204044103037

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430H/ 2009M

Page 2: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

KAFAAH DALAM PERKAWINAN

SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH

(Studi Kasus di Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor )

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

HAERUL ANWAR

NIM: 204044103037

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Noryamin Aini, MA Sri Hidayati, M.Ag. Nip: 150 247 330 Nip: 150 282 403

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AKHWAL AL-SYKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1430H/2OO9M

Page 3: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN

KELUARGA SAKINAH( Studi Kasus di Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten

Bogor ) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Maret 2009.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum

Islam (SHI) pada Program Studi Ahwal Syakshiyyah (Peradilan Agama)

Jakarta, 4 Maret 2009

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA

(..............................)

NIP: 130 789 745

2. Sekertaris : Drs. Ahmad Yani, MA

(..............................)

NIP: 150 269 678

3. Pembimbing I : Drs. Noryamin Aini, MA

(..............................)

NIP: 150 247 330

4. Pembimbing II : Sri Hidayati, M.Ag.

(...................

...........)

NIP: 150 282 403

Page 4: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

5. Penguji I : Prof. DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,

MM(..............................)

NIP. 150 210 422

6. Penguji II : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA

(..............................)

NIP: 130 789 745

Page 5: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

hukuman dan sanksi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 20 Februari 2009

Haerul Anwar

Page 6: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

KATA PENGANTAR

��� ا ا�� �� ا�� ���

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain memanjatkan untaian puji dan

syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang senantiasa

berlimpah kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan, kekuatan serta

ketabahan hati dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis

haturkan kepada Revolusioner Besar junjungan Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa

membawa cahaya dan rahmat bagi seru sekalian alam.

Kini tiba saat dinanti-nantikan, sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan

perjuangan, walau dengan yang tertatih-tatih dan melelahkan akhirnya penulis mampu

menyelesaikan studi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali kesulitan dan

hambatan yang dihadapi, serta saat ini juga masih jauh dari kesempurnaan dalam hal ini

tidak terlepas dari sifat manusia yaitu tempatnya salah dan lupa.

Selanjutnya penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terima kasih tiada tara dan

tiada terhingga atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis, yaitu

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., M.M. dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pembantu Dekan I, II, dan

III yang telah membimbing dan memberikan ilmu serta waktunya di tengah-tengah

kesibukan beliau.

Page 7: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

2. Bapak Drs.H.A. Basiq Djalil, SH. MA. Ketua Program Studi Al-Ahwâl Al-

Syakhsiyyah fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Kamarusdiana S. Ag, MH. Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhsiyyah yang

telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

4. Bapak Drs. Noryamin Aini, MA. Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan kepada penulis, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik

5. Ibu Sri Hidayati, M.Ag. dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga,

dan pikiran selama membimbing penulis.

6. Seluruh Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif HIdayatullah Jakarta,

serta kepada karyawan dan Staf Perpustakaan yang telah memfasilitasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

7. Yang sangat teristimewa dan sangat penulis cintai orangtuaku yang setia dan sabar

memberikan motivasi dan doa yang tak henti-hentinya, karena kalianlah akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima Kasih atas cinta dan kasih sayangnya

dan segala bimbingan baik moril maupun materil

8. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada adik abang yang sabar mau

membantu proses penghitungan data kualitatif, yaitu Sari Wahyuni Nasution.

9. Kepada Ibu Dra.Budi Purwantini MH. Dan Dra. Istianah MH. Hakim Pengadilan

Agama Bogor yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

10. Untuk Sahabat-sahabatku (Soria Adi, Akhmad Nurkholis, Saipul Hadi, Katiran,

Melqy, Ion, Daulay, Beni Ferez, Eko Julianto, Endu, Martua Pulungan, Ranto

Hasibuan dan Azwar Nasution) terima kasih atas doa dan bantuan kalian semua.

11. Rekan-rekan SAS Non-Regular angkatan 2004, semoga kalian semua selalu dalam

kesuksesan.

12. Untuk teman-teman UMC (Uin Motor Club), Emir faisal, Iman Hendri, Bogel dan

Ote terima kasih sudah memberi semangat dan dorongan terhadap penulis

Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung, hingga terselesaikan skripsi ini, hanya ucapkan terima kasih yang penulis

haturkan. Semoga segala bantuan tersebut diterima sebagai amal baik disisi Allah SWT.

Dan memperoleh balasan pahala yang berlipat ganda (Amin). Maka akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat, bagi penulis khususnya dan pembaca umum.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta : 20 Februari 2009 M

Penulis

Page 9: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah.................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 6

D. Metode Penelitian........................................................................... 7

E. Review Studi Terdahulu................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan...................................................................... 12

BAB II KONSEP KAFAAH MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Kafaah.......................................................................... 13

B. Landasan Hukum dan Ukuran Kafaah ........................................... 23

C. Tujuan dan Pentingnya Kafaah dalam Perkawinan........................ 27

D. Kafaah Dalam Perspektif Imam Mazhab........................................ 29

BAB III GAMBARAN UMUM SERTA DEMOGRAFI DESA KEMANG

A. Letak Geografis Desa Kemang........................................................ 34

Page 10: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

B. Kondisi Demografis Desa Kemang ................................................ 35

C. Kondisi Sosiologi dan Kependudukan ........................................... 37

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

A. Profil Responden Masyarakat desa Kemang................................... 41

B. Sejarah Pernikahan Masyarakat Desa Kemang............................... 51

C. Pemahaman Kafaah Masyarakat Desa Kemang ........................... 53

D. Signifikasi Kafaah Dalam Pernikahan .......................................... 57

E. Praktek Kafaah Dalam Pernikahan................................................ 64

F. Suasana Keharmonisan Dalam Rumah Tangga.............................. 68

G. Analisis Data.................................................................................... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 95

B. Saran-saran...................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 97

LAMPIRAN

Page 11: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Defenisi dan Unsur Kafaah Perspektif Imam Mazhab …………. 33

Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah (Ha).................. 34

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................................. 35

Tabel 3.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin.................................................. 36

Tabel 3.4 Penduduk Menurut Jenis Profesi/ Pekerjaan.................................. 37

Tabel 3.5 Jumlah Pemeluk Agama di Desa Kemang..................................... 38

Tabel 3.6 Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Kemang................................. 38

Tabel 3.7 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Kemang.................................. 39

Tabel 3.8 Jumlah Tingkatan Sekolah Yang di Selsesaikan............................ 39

Tabel 3.9 Prasarana Keamanan di Desa Kemang........................................... 40

Tabel 4.1 Responden Menurut Usia................................................................ 41

Tabel 4.2 Responden Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan Terakhir......... 42

Tabel 4.3 Responden Menurut Status Perkawinan......................................... 42

Tabel 4.4 Responden Menurut Asal Daerah................................................... 43

Tabel 4.5 Responde Menurut Asal Daerah Sebagai Pendatang...................... 43

Tabel 4.6 Responden Menurut Lamanya bermukim...................................... 44

Tabel 4.7 Responden Menurut Status Bekerja................................................ 45

Tabel 4.8 Responden Menurut Jenis Pekerjaan Suami dan Istri..................... 46

Tabel 4.9 Responden Menurut Jabatan tetap.................................................. 47

Tabel 4.10 Responden Menurut Pekerjaan Sampingan.................................. 48

Tabel 4.11 Responden Menurut Penghasilan Perbulan................................... 49

Page 12: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.12 Responden Menurut Asal–Usul Suku Ayah Kandung.................. 49

Tabel 4.13 Responden Menurut Asal–Usul Suku Ibu Kandung..................... 50

Tabel 4.14 Status Responden Pada Saat Menikahan, .................................... 51

Tabel 4.15 Responden Menurut Proses Pernikahan Sekarang....................... 52

Tabel 4.16 Responden Menurut Status Administrasi Pernikahan.................. 52

Tabel 4.17 Pernah Tidaknya Responden Mendengar Istilah Kafaah............ 53

Tabel 4.18 Pemahaman Responden Dengan Istilah Kafaah.......................... 54

Tabel 4.19 Sumber Responden Mendapatkan Pengetahuan Kafaah............. 55

Tabel 4.20 Persepsi Responden Tentang Wajib Tidaknya Kafaah

Dalam Perkawinan......................................................................... 55

Tabel 4.21 Persepsi Responden Tentang Pernikahan Yang

Tidak Sekufu................................................................................. 56

Tabel 4.22 Persepsi Responden Tentang Pentingnya Persamaan

Tingkatan Pendidikan Dalam Pernikahan...................................... 57

Tabel 4.23 Persepsi Responden Tentang Pentingnya Persamaan Tingkatan

Agama Dalam Pernikahan.............................................................. 58

Tabel 4.24 Persepsi Responden Tentang Persamaan Ketaqwaan/ Kesalehan

Dalam Pernikahan........................................................................ 59

Tabel 4.25 Persepsi Responden Tentang Persamaan Suku............................ 60

Tabel 4.26 Persepsi Responden Tentang Persamaan Tingkat Status

Sosial dalam pernikahan............................................................... 61

Tabel 4.27 Persepsi Responden Tentang Persamaan Tingkat Ekonomi......... 61

Tabel 4.28 Persepsi Responden Tentang Persamaan Tampilan Wajah.......... 62

Page 13: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.29 Persepsi Responden Tentang Perbedaan Latar Belakang

Antara Suami Istri........................................................................... 63

Tabel 4.30 Latar Belakang Responden Menurut Tingkat Pendidikan............ 64

Tabel 4.31 Latar Belakang pasangan menurut Agama................................... 65

Tabel 4.32 Latar Belakang Ketaqwaan Pasangan........................................... 65

Tabel 4.33 Responden Menurut Latar Belakang Suku................................... 66

Tabel 4.34 Tingkatan Status Sosial Antara Suami atau Istri.......................... 66

Tabel 4.35 Latar Belakang Ekonomi Suami dan Istri..................................... 67

Tabel 4.36 Latar Belakang Tampilan Wajah Suami dan Istri......................... 68

Tabel 4.37 Tingkatan Keharmonisan Antra Suami/ Istri................................. 68

Tabel 4.38 Tingkatan Rasa Sayang Terhadap Pasangannya.......................... 69

Tabel 4.39 Tingkatan Rasa Cinta Terhadap Pasangannya.............................. 70

Tabel 4.40 Tingkatan Suasana Keceriaan Antara Suami dan Istri.................. 71

Tabel 4.41 Tingkatan Suasana Kehangatan Antara Suami dan Istri............... 71

Tabel 4.42 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Silang

Pendapat Menurut Persamaan Tingkatan Pendidikan.................. 72

Tabel 4.43 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Silang

Pendapat Menurut Persamaan Tingkatan Agama….................... 73

Tabel 4.44 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Silang

Pendapat Menurut Persamaan Tampilan Wajah…........................ 74

Tabel 4.45 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Silang

Pendapat Menurut persaman Suku................................................ 74

Tabel 4.6 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Silang

Page 14: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Pendapat Menurut Status Sosial.................................................... 75

Tabel 4.47 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Adu Mulut

Menurut Persamaan Tingkatan Pendidikan................................. 76

Tabel 4.48 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Adu Mulut

Menurut tingkatan Agama.......................................................... 77

Tabel 4.49 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Adu Mulut

Menurut Persamaan Tampilan Wajah…….................................. 77

Tabel 4.50 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Adu Mulut

Menurut Persamaan Tingkatan Suku……..................................... 78

Tabel 4.51 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Adu Mulut

Menurut persamaan Status Sosial.................................................. 79

Tabel 4.52 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Kekerasan

Fisik Menurut Persamaan Tingkatan Pendidikan......................... 80

Tabel 4.53 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Kekerasan

Fisik Menurut Persamaan Tingkatan Agama............................... 80

Tabel 4.54 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Kekerasan

Fisik Menurut Persamaan Tampilan Wajah……......................... 81

Tabel 4.55 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Kekerasan

Fisik Menurut Persamaan Suku.................................................... 82

Tabel 4.56 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Kekerasan

Fisik Menurut Persamaan Status Sosial........................................ 82

Tabel 4.57 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus pisah ranjang

Menurut Persamaan Tingkatan Pendidikan.................................. 83

Page 15: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.58 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus pisah ranjang

Menurut Persamaan Agama......................................................... 84

Tabel 4.59 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Ranjang

Menurut Persamaan Tampilan Wajah…….................................. 84

Tabel 4.60 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Ranjang

Menurut Persamaan Tingkatan Agama........................................ 85

Tabel 4.61 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Ranjang

Menurut Persamaan Status Sosial................................................ 86

Tabel 4.62 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Rumah

Menurut Persamaan Tingkatan Pendidikan................................. 86

Tabel 4.63 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Rumah

Menurut Persamaan Tingkatan Agama....................................... 87

Tabel 4.64 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Rumah

Menurut Persamaan Tampilan Wajah…….................................. 88

Tabel 4.65 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Rumah

Menurut Persamaan Suku............................................................ 88

Tabel 4.66 Keharmonisan Keluarga Responden dalam kasus Pisah Rumah

Menurut Persamaan Status Sosial................................................ 89

Tabel 4.67 Unsur kafaah yang paling berperan dalam pembentukan

Keluarga Sakinah ...................................................................... 90

Page 16: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengantar Kesediaan Menjadi Pembimbing

2. Surat Pengantar Permohonan Data dan Wawancara ke Pengadilan Agama

Bogor.

3. Surat Pengantar Permohonan Data dan Wawancara ke Kantor Urusan agama

(KUA) Kecamatan Kemang.

4. Surat Pengantar Permohonan Data dan Wawancara ke Desa Kemang

5. Hasil Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Bogor.

6. Hasil Wawancara dengan BP4 KUA Kemang.

7. Hasil Wawancara dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Desa Kemang.

8. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dan Wawancara dari Pengadilan

Agama Bogor.

9. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dan Wawancara dari Kantor

Urusan Agama Kecamatan Kemang.

10. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dan Wawancara dari kepala Desa

Kemang.

11. Surat Pernyataan Bahwa Responden yang bersangkutan telah diwawancarai

12. Sampel Quisioner yang disebar pada masyarakat Desa Kemang yang digunakan

sebagai instrumen penelitian kualitatif

13. Peta Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor

Page 17: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Islam, setiap akan memulai perkawinan dianjurkan untuk diadakan

pinangan terlebih dahulu. Peminangan ini bertujuan, salah satunya, untuk mengetahui

apakah calon suami dan calon istri mempunyai tingkatan keseimbangan atau kafa’ah

dalam bahasa Arab. Tinjauan kafaah ini selalu dilakukan agar perkawinan dapat

dilakukan secara baik dan dapat lestari. Kebiasaan yang terjadi dalam menilai kafaah ini

dalam praktek di masyarakat indonesia sangat relatif, karena dasar dan pedoman

peninjauan bukan berdasarkan Hukum Islam. Namun pada prakteknya, dasar

pedomannya adalah pertimbangan Hukum adat kebiasaan masyarakat setempat.

Sejak jaman dahulu hingga sekarang perkawinan merupakan kebutuhan manusia.

Oleh karena itu perkawinan, merupakan masalah yang selalu hangat dibicarakan di

kalangan masyarakat. Perkawinan juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan luas,

baik dalam hubungan kekeluargaan pada khususnya maupun dalam kehidupan

bermasyarakat pada umumnya. Adapun hikmah dari perkawinan adalah menghalangi

mata dari melihat kepada hal-hal yang tidak diizinkan syara’ dan menjaga kehormatan

diri dari terjatuh pada kerusakan seksual.1

Perkawinan yang dalam istilah Agama Islam disebut “Nikah” ialah: melakukan

suatu aqad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang pria dan wanita untuk

1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia : Antara Fiqih Munakahat dan Undang-

Undang Perkawinan, (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 48

Page 18: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar suka rela dan

keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga

yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang di ridhoi oleh

Allah.2

Sedangkan arti perkawinan itu sendiri menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974

tentang perkawinan adalah “ ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa”3

Dafinisi di atas terlihat sangat menghargai dimensi keagamaan untuk misi

perkawinan. Namun dengan berkembangnya zaman sekarang ini, nampaknya masih

banyak dari kalangan masyarakat kita yang terus mementingkan pada penilaian materi

saja dalam menempuh perkawinan. Mereka lupa bahwa ada aspek lain yang tidak dapat

dihargai dengan nilai materi. Karena pada umumnya mereka memandang pada aspek

yang nyata saja dalam kehidupan ini, maka akhirnya mereka lupa apa makna dan tujuan

perkawinan itu.

Ada beberapa motivasi yang mendorong seseorang laki-laki memilih seorang

perempuan untuk pasangan hidupnya dalam perkawinan. Demikian pula dorongan

seorang perempuan waktu memilih laki-laki menjadi pasangan hidupnya. Hal yang pokok

di antaranya adalah: karena penampilan fisik wanita/ pria, kekayaan, keturunan, agama

2 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, cet.II (yogyakarta: Liberty

1986), h.8

3 Ibid. h. 9

Page 19: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

dan kesuburan keduanya dalam mengharapkan keturunan, kebangsawanan dan karena

keberagaman.4

Pada zaman ini banyak dari kalangan masyarakat yang melupakan aspek rohaniah

dalam melakukan perkawinan. Mereka tidak lagi memandang aspek agama dan akhlak

sebagai modal utama dalam membina kehidupan rumah tangga. Bahkan di antara mereka

ada yang beranggapan bahwa kebahagiaan berumah tangga hanya dapat dicapai apabila

kedua belah pihak mempunyai status yang sama walaupun beda dalam hal keyakinan.

Untuk melestarikan kehidupan berumah tangga, ada aspek yang sangat

menentukan dan perlu diperhatikan serta dipahami, yaitu aspek yang di dalam ilmu fiqih

disebut dengan kafaah. Kafaah sendiri mempunyai arti kesamaan, serasi, seimbang.

Sedangkan arti luas yaitu keserasian antara calon suami dan istri, baik dalam agama,

ahlak kedudukan, keturunan, pendidikan dan lain-lain.

Dalam sebuah hadist diterangkan :

…ا���ب ����� اآـ��ء ���، وا�"�! ����� اآ��ء ���…… )روا� ا���آ�(

Artinya : (Bangsa Arab)’Arab, sebahagiannya sekufu bagi sebagian Orang Arab

lainnya dan Mawalli sekufu bagi mawalli lainnya (Riwayatkan oleh hakim) 5

Berdasarkan hadist tersebut suami istri yang sederajat, sepadan atau sebanding

dalam perkawinan yaitu laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama kedudukannya,

sebanding dengan tingkatan status sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan.

Tidaklah diragukan makna kesebandingan kedudukan antara laki-laki dan perempuan

menjaga keutuhan perkawinan

4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h.48 5 Alhafiz Ibn Mujar Asqolani Bulughul al-Maram, (Surabaya:T.tp, Indonsesia, T.th) h .215

Page 20: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Kafaah bisa menjadi faktor kebahagiaan hidup suami istri dan lebih menjamin

keselamatan perempuan dari kegagalan atau kegoncangan rumah tangga.6

Mengetahui calon sangat penting dan bisa dijadikan pertimbangan sebelum

melangsungkan pernikahan. Calon suami istri bisa melihat apakah ada kesekufuan atau

tidak di antara mereka, baik sekufu dari segi agama, akhlak, keturunan, kedudukan,

pendidikan dan lain-lain.

Memang Islam tidak mengenal perbedaan antara manusia dengan manusia

lainnya, asalkan mereka Islam dan bertaqwa. Ketentuan itu sudah menjadi ukuran kafaah

dalam perkawinan, dengan alasan bahwa setiap muslim itu bersaudara.

Untuk dapat terbina dan terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah, mawaddah

dan rohmah, Islam menganjurkan akan adanya kafaah atau keseimbangan antara calon

suami istri. Tetapi ini bukan sesuatu hal yang mutlaq, melainkan suatu hal yang perlu

diperhatikan guna terciptanya tujuan pernikahan yang bahagia dan abadi. Karena pada

prinsipnya Islam memandang sama kedudukan ummat manusia dengan manusia yang

lainnya.

Para imam mazhab di antaranya, Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Ahmad dan

Imam Hanafi, mereka banyak berbeda pandangan untuk menentukan ukuran kafaah

dalam perkawinan. Terdapat perbedaan di antara para Imam Mazhab pada waktu

menentukan apa saja yang menjadi ukuran standar kesamaan antara calon suami dan istri.

Oleh karena itu, menjadi hal yang menarik untuk penulis teliti faktor-faktor apa

yang termasuk kategori kafaah menurut masyarakat Desa Kemang dan apakah kafaah

dalam perkawinan dapat membentuk keluarga sakinah. Penulis tertarik untuk mengkaji

fenomena tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul :

6 Muhammad Thalib, Terjemah Fiqih sunnah Jilid 7, (Bandung: PT. Al-Ma’rif, 1987), h. 36

Page 21: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

“KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN

KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten

Bogor) ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan mengenai kafaah dalam pernikahan, maka pada

pembahasan skripsi ini penulis membatasi hanya menyangkut penerapan prinsip

kafaah dalam perkawinan di Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten

Bogor.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti dan diuraikan dalam skripsi ini

adalah :

1). Bagaimana peranan kafaah dalam membentuk keluarga yang sakinah ?

2). Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Kemang Kecamatan Kemang tentang

konsep kafaah dalam pernikahan ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu :

1) Untuk mengetahui peranan kafaah dalam pembentukan keluarga sakinah

Page 22: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

2) Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Desa Kemang tentang kafaah dalam

perkawinan

2. Kegunaan Penelitian

1) Pengembangan dan pengaktualisasian konsep kafaah dalam konteks hukum

perkawinan.

2) Sumbangsih kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman tentang

pentingnya mencari pasangan yang sekufu dalam perkawinan.

3) Memberikan gambaran terhadap praktek nikah secara kafaah dalam tarap

pelaksanaannya di masyarakat.

4) Kegunaan akademik, untuk memenuhi satu syarat guna memperoleh gelar S1

dalam bidang hukum Islam.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empirik. Studi diawali dengan

menelaah bahan pustaka. Hasil telaah pustaka dijadikan sebagai kerangka konsep dan

landasan teori dalam operasi penelitian ini. Studi kemudian menjadikan masyarakat

sebagai objek penelitian.

Untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah yang diangkat,

maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut

Bogdan dan Taylor seperti dikutip Moleong, metode kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang

dan prilaku yang diamati. 7

7 Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. XVII (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),

h.3

Page 23: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Di samping itu, penulis juga menggunakan data kuantitatif, untuk membuktikan

serta memperkuat hasil penelitian kualitatif. Data kuantitatif ini penulis memperoleh

dari hasil angket yang penulis sebarkan di Desa Kemang Kecamatan Kemang Bogor.

Dalam penelitian, penulis lebih mendahulukan pendekatan kualitatif.

2. Sumber Data

Data penelitian ini dua jenis data, yaitu :

a. Data Primer

Data penelitian ini terutama diperoleh dari hasil wawancara dan survei

yang dilakukan oleh penulis terhadap masyarakat Desa Kemang Kecamatan

Kemang Bogor

b. Data Skunder

Data sekunder yang dalam hal ini bersifat pelengkap diperoleh dari kantor

Desa Kemang, Pengadilan Agama Bogor, Kantor Urusan Agama Kemang,

buku, majalah, dan koran yang membahas tentang kafa’ah dalam perkawinan.

3. Populasi dan Sempel

Populasi studi ini adalah masyarakat Desa Kemang Kecamatan Kemang

Kabupaten Bogor yang telah menikah, penulis memilih responden yang sudah menikah

karena responden yang sudah menikah lebih memiliki pengalaman tentang kehidupan

berumah tangga dan berusia minimal tujuh belas sampai dengan tujuh puluh tahun

sesuai dengan daftar nama yang diperoleh dari kantor Desa Kemang terdaftar sebanyak

9.496 jiwa. Penulis mengalami kendala dalam pencarian daftar orang, dikarenakan data

yang diperoleh sudah banyak berubah disebabkan data Desa Kemang belum

diperbaharui yang ada data tahun 2007, penulis juga menemukan tidak sedikit

Page 24: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

responden yang tidak mengerti atau tidak peduli akan sampel yang disebarkan. Namun

pada akhirnya penulis dapat memperoleh 100 responden yang dapat ditemui dengan

cara exidentil.

Untuk sampel wawancara, penulis menggunakan pertimbangan yang matang guna

mendapatkan data yang akurat dan tepat. Sampel ini ditujukan kepada beberapa pihak

yang terkait diantaranya :

1. Dua orang tokoh Agama di Desa Kemang Kecamatan Kemang Bogor

yaitu H. Hanafi dan H. Dani Raharja

2. Satu orang tokoh masyarakat Desa Kemang yaitu : H. Soma Harja

3. BP4 Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kemang yaitu :

H. Istikhori. SAg

4. Dua orang hakim Pengadilan Agama (PA) Bogor yaitu : Dra Budi

Purwantini MH dan Dra Istianah MH

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik berupa wawancara dan

survei.

5. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu suatu

teknik analisis data dimana penulis menjabarkan data-data yang diperoleh dari hasil

penelitian.

6. Teknik Penulisan

Page 25: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Sedangkan dalam penyusunan secara teknik penulisan semuanya berpedoman

pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Review Studi Terdahulu

Dari beberapa literatur skripsi yang berada di perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum dan perpustakaan utama, penulis menemukan sejumlah skripsi yang

membahas masalah kafaah. Karena tema-tema skripsi itu terlalu luas, penulis hanya

akan mereview skripsi yang secara khusus terkait dengan bahasan skripsi penulis Daftar

skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Umar, Eksistensi Kafaah Merupakan Upaya Menjaga Kemuliaan Dzat Ahlul Bait.

Konsentrasi Peradilan Agama, Program Studi Ahwal Al-Syakshiyyah (SAS).

Fakultas Syariah dan Hukum 2004

Skripsi ini membahas tentang kemuliaan Ahlul bait, dari segi pernikahan

terhadap wanita-wanita keturunan mulia-Syarifah yang akan dinikahi oleh seorang

laki-laki yang bukan dari keturunan Syarif. Dari beberapa pendapat imam mazhab.

Hasilnya adalah keturunan mulia Syarifah harus menjaga keturunan Nabi Saw

karena silsilah ini merupakan anugrah ilahi yang tidak semua orang dapat

memilikinya.

2. Ilyas, Studi Kritis Tentang Konsep Kafaah Dalam Perspektif Liberalisme Hukum

Islam, Perbandingan Mazhab Hukum (PMH). Fakultas Syariah dan Hukum 2006

Skripsi ini membahas persepsi mahasiswa JABODETABEK tentang

kesamaan agama dalam perkawinan. Hasilnya adalah mahasiswa masih sangat

Page 26: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

konservatif dalam menyikapi perbedaan agama dalam perkawinan untuk memilih

pasangan

3. Aulia, Ulfah Asep. Kafaah Dalam Perkawinan Menurut Masyarakat Desa Sirna

Rasa Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Bogor. Konsentrasi Peradilan Agama,

Program Studi Ahwal Al-Syakshiyyah (SAS). Fakultas Syariah dan Hukum 2007

Skripsi ini membahas tradisi masyarakat Desa Sirna Rasa Kecamatan Tanjung

Sari Kabupaten Bogor, dalam hal perkawinan yang memiliki kesamaan dengan konsep

kafaah.

Dari beberapa judul skripsi di atas, sudah jelas berbeda pembahasannya dengan

skripsi yang akan dibahas oleh penulis. Penulis akan mencoba membahas perkawinan

dengan fokus kafaah dalam masyarakat Kemang Bogor dan bagaimana masyarakat

kemang mengetahui konsep kafaah, serta sejauh mana peranan kafaah dalam membentuk

keluarga yang sakinah. Dalam skripsi ini penulis akan mencoba melihat dari aspek

sosiologi hukum, yang terdapat dalam masyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulis menjadi lebih sistematis, maka tata uraian terbagi menjadi lima

bab dengan susunan sebagi berikut :

Page 27: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Bab I Pendahuluan yang didalamnya berisi latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian,

Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.

Bab II Menguraikan tentang Tujuan teoritis. Bab ini memuat: Pengertian kafaah,

Dasar Hukum Kafaah dalam Perkawinan, dan Pendapat Para Imam Mazhab

Tentang Konsep Kafaah.

Bab III Memaparkan gambaran umum lokasi penelitian. Bab ini meliputi: Kondisi

Umum Desa Kemang, serta kondisi sosiologis dan kependudukan.

Bab IV Bab ini berisi tentang: analisis hasil penelitian. Bab ini memuat: Profil

responden, Sejarah Perkawinan, Pemahaman masyarakat Desa Kemang

tentang kafaah, Signifikasi kafa’ah dalam pernikahan, Praktek kafaah dan

Suasana keharmonisan dalam rumah tangga responden.

Bab V Adalah bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Dalam bab ini,

penulis membuat kesimpulan atas masalah yang telah dibahas dan

mengemukakan saran-saran sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan

tersebut.

Page 28: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

BAB II

KONSEP KAFAAH MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Kafaah

Dari segi etimologi (bahasa) kafaah berasal dari bahasa Arab yaitu :

آ&ـ��ءة -آ&ـ��ء atau ء"� artinya: sama, semacam, sepadan. Jadi kafaah آ&ـ�) -آ&ـ�"ء -آ&ـ

atau sekufu itu artinya sepadan, sejodoh, seimbang sederajat.8 Dalam kamus Al-

munawwir kata kafaah disebutkan � ا�(�*" وا�(

artinya: yang sama.9

Disebutkan juga dalam Kamus Kontemporer Arab- Indonesia karangan Ahmad

Zuhdi Muhdor ءة��.artinya: sama, persamaan dan kesepadanan آـ�"ء، آ��ء، آـ10

Kafaah yang berasal dari bahasa Arab dari kata &� berarti sama atau ا�(�*&" وا�(

setara, kata ini kata yang terpakai dalam bahasa Arab dan terdapat dalam Al-Qur’an

dalam arti “sama”. Contoh dalam Al-Qur’an surat al-khlash Ayat 4:

”yang berarti “tidak satupun yang sama dengan-Nya و�ـ� ی(� �. آـ�"ا أ�+

Kata kufu atau kafaah dalam perkawinan mengandung arti bahwa perempuan

harus sama atau setara dengan laki-laki. Sifat kafaah mengandung arti sifat yang terdapat

pada perempuan yang dalam perkawinan sifat tersebut harus ada pada laki-laki yang

mengawininya.11

8 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Penafsiran

Al-Qur’an ), h. 378-379

9 Al-Munawwir, Kamus Arab indonesia (Jakarta, Pustaka Progresif, 2002) h. 1221 10 Ahmad Zuhdi Muhdor, Kamus Kontemporer Arab- Indonesia, Cet II ( Yogyakarta: Yayasan Ali

Maksum, 1996 ), h.1511 11 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia h.140

Page 29: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Kafaah dalam terminologi hukum Islam ialah mensyaratkan agar seorang suami

muslim mesti sederajat, sepadan atau lebih unggul dibandingkan dengan istrinya,

meskipun seorang perempuan boleh memilih pasangannya dalam perkawinan. Ini

bertujuan agar ia tidak kawin dengan laki-laki yang derajatnya berada dibawahnya.12

Hasbullah Bakry menjelaskan bahwa pengertian kafaah ialah kesepadanan di

antara calon suami dengan calon istrinya setidak-tidaknya dalam tiga perkara yaitu:

1. Agama (sama-sama Islam),

2. Harta (sama-sama berharta)

3. Kedudukan dalam masyarakat (sama-sama merdeka)13

Pengertian kafaah menurut istilah juga dikemukakan oleh M. Ali Hasan yang

mengartikan kafaah sebagai kesetaraan yang perlu dimiliki oleh calon sumi dan istri, agar

dihasilkan keserasian hubungan suami istri secara mantap dalam menghindari celaan di

dalam masalah-masalah tertentu.14

Di saat laki-laki hendak dipinang seorang gadis, maka

keluarganya pertama kali harus menyelidiki status sosial dan hartanya15

Kafaah atau kufu berarti sederajat, sepadan atau sebanding. Yang dimaksud

kufu dalam pernikahan adalah laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam

kedudukan, sebanding dalam tingkatan sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan.

Jadi, tekanan dalam hal kafaah adalah keseimbangan, keharmonisan dan keserasian,

terutama dalam hal agama, yaitu akhlak dan ibadah.16

12 Mona Siddiqui, Menyingkap Tabir Perempuan Islam, (Bandung: Nuansa, 2007), h 83

13 Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia, (Jakarta, UI PRESS, 1998), h. 159

14 M. Ali hasan , Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam.( Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 33

15 Zaid Husein Ahmad, Terjemah Fiqhul Mar’atil Muslimah, (Jakarta, T.tp, 1995), h. 267

16 Slamet Abidin, Fiqih Munakahat 1. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999) h. 50

Page 30: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Kafaah (persamaan atau derajat) itu adalah hak perempuan dan walinya. Wali

tidak bisa memaksa mengawinkan perempuan dengan orang yang tidak sekufu kecuali

yang bersangkutan ridha, demikian pula para walinya. Maka si perempuan tidak boleh

dikawinkan kecuali atas persetujuan dengan para wali. Apabila perempuan dan walinya

sudah ridha maka perkawinannya boleh dilaksanakan. Sebab, persetuju akan

menghilangkan halangan untuk kawin.17

Penentuan kafaah itu merupakan hak perempuan yang akan kawin sehingga bila

dia akan dikawinkan oleh walinya dengan orang yang tidak se-kufu dengannya, dia dapat

menolak atau tidak memberikan izin kepada walinya.18

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) hanya sekilas menyebutkan tentang

kafaah dalam bab 10 tentang pencegahan perkawinan yaitu pasal pasal 61: Tidak se-kufu

tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan kecuali tidak se-kufu karena

perbedaan Agama atau ikhtilaful al-dien. 19

Oleh karena itu, hendaklah pihak-pihak yang mempunyai hak se-kufu itu

menyatakan pendapatnya tentang calon mempelai keduanya. Sebaiknya persetujuan

tentang sekufu itu oleh pihak-pihak yang terkait berhak dicatat, sehingga dapat dijadikan

alat bukti, seandainya ada para pihak yang akan yang menggugat nanti.20

Kriteria kafaah masih menjadi bahan perbincangan di kalangan ahli hukum

Islam. Namun demikian ada beberapa aspek kafaah yang dianggap mendasar dalam

perkawinan diantaranya :

17 Ibid., h. 24-25,

18 Abd Rahman Ghazaliy, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 140

19 Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia, (Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 1992)

20 Kamal Muktar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974)., h.75

Page 31: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

1. Keturunan (Nasab)

Dalam menentapkan nasab sebagai kriteria kafaah ulama berbeda

pendapat. Jumhur ulama menempatkan nasab sebagai kriteria dalam kafaah.

Dalam pandangan ini orang non Arab tidak setara dengan orang Arab. Ketinggian

nasab orang Arab itu menurut mereka karena Nabi sendiri adalah orang Arab.

Bahkan di antara sesama orang Arab, kabilah Quraisy lebih utama dibandingkan

dengan non Quraisy. Alasannya karena Nabi sendiri orang Quraisy.” 21

Pada masa Nabi masih hidup banyak terjadi perkawinan antar bangsa

dan Nabi tidak mempersoalkannya. Di antaranya adalah hadist yang di riwayatkan

oleh imam nasa’i bunyinya :

أم� رس"ل ا A@ ا ?=�. وس=� >�;: �94 7�8 ان 45(3 )-٥٣٣٠4(��� �D م����أس� م: < �E"+ ا�و ر( زی+ مأ� (

Artinya :Nabi Muhammad SAW. menyuruh Fatimah binti Qais untuk kawin

dengan Usamah bin Zaid, hamba sahaya Nabi, maka Usamah mengawini

perempuan itu dengan suruhan Nabi tersebut (Riwayatkan oleh Ahmad).22

Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya berpendapat bahwa wanita

Quraisy tidak boleh kawin kecuali dengan laki- laki Quraisy, dan perempuan Arab

tidak boleh kawin kecuali dengan lelaki Arab.23

2. Merdeka

21 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h. 143 22 Imam Nasa’I, Al-Sunan Al-Kubro li Al-Nasa’i, Al-Maktabah Al-Syamilah, (http://. al-islam.com) juz

III, h. 266

23 Abd Rahman Ghazaliy, Fiqih Munakahat h. 99

Page 32: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Dalam hukum Islam, status budak hanya didapat melalui kelahiran atau

tawanan, yaitu apabila seorang non-Muslim yang tidak dilindungi oleh suatu

perjanjian atau akte jaminan yang jatuh ke tangan muslim akan dijadikan budak.

Sejak semula, perbudakan merupakan hukuman bagi orang yang tidak beriman

dan bagi yang tidak mau mengakui otoritas sang pemberi hukum. Perbudakan

akan membuat dirinya cacat dalam hal kapasitas hukum, setelah merdeka pun

statusnya tetap berbeda dengan perempuan yang merdeka sejak lahir.24

Perbudakan menjadikan perbedaan antara orang yang merdeka dengan

seorang budak. Berkenaan dengan perkawinan, tidak sama perempuan yang

merdeka dengan laki-laki yang dimerdekakan. Syarat kesederajatan dalam

kemerdekaan amat penting bagi kaum muslim.25

Laki-laki yang merdeka sejak dari bapaknya tidak sekufu dengan

perempuan yang merdeka sejak dari kakeknya, tetapi lelaki yang merdeka sejak

sepertiga generasi adalah sekufu dengan perempuan yang merdeka sejak dari

kakeknya, jika bisa membuktikan dan menyebutkan nama bapaknya sekaligus

nama kakeknya.26

Begitu juga perempuan yang merdeka sejak dari bapaknya dan

perempuan yang dimerdekakan tidak se-kufu dengan pria yang merdeka sejak dari

sepertiga generasi.27

3. Beragama Islam

24 Mona Siddiqui, Menyingkap Tabir, h. 87

25 Ibid., h. 88

26 Farhat J. Ziadeh, “Equality (Kafaah) in the Muslim law of Mariage” American Jurnal of

Comparative Law, (1957): h. 511

20 H.S.A Alhamdani, Risalah Nikah.( Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 21

Page 33: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Waktu keislaman leluhur atau penganutnya menjadi aspek yang

dibincangkan dalam kafaah. Orang yang baru memeluk Islam tidak sederajat

dengan seorang perempuan yang mempunyai dua-tiga generasi ke atas sudah

memeluk Islam. Ini hanya relevan bagi tempat yang Islam sudah ada dalam waktu

yang cukup lama. Jika keberadaan Islam datangnya belakang, maka tidak menjadi

aib.28

Menurut Farhat J. Ziadeh yang mengutip Saybani mengatakan, orang

yang sholeh tidak usah lagi diragukan keimanannya kecuali kalau menemukan

ketidak sesuaian dengan keimanannya.29

Maka dapat disimpulkan bahwa seorang laki-laki yang beragama Islam

dengan seorang perempuan non muslimah, maka dapat dikategorikan tidak

sekufu, yaitu tidak sepadan. Allah menerangkan di dalam Al-Qur’an :

���� ������ ���⌧������☺���� ����� !"�#%& � '()#*+�� ,(-.�#/# '�01�2 "�3# 4(⌧�����/#

0���� 056�7)8�9�%�: � �.....) ة ا�HI� / :٢٢١ای( Artinya :Janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka

beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita

musyrik, walaupun dia menarik hatimu….. (Al-Baqarah : 221)

4. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-

hari, khususnya untuk laki-laki. Karena dari sinilah dapat diketahui kesanggupan

seorang lelaki untuk membelanjai istrinya. Seorang perempuan yang

pekerjaannya terhormat, ia tidak kufu dengan laki-laki yang pekerjaannya kasar.

Akan tetapi, kalau pekerjaan itu hampir bersamaan tingkat antara satu dengan

28 Mona Siddiqui, Menyingkap Tabir, h. 86-87

29 Farhat J. h. 512

Page 34: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

yang lain, ini tidaklah dianggap ada perbedaan. Untuk mengetahui pekerjaan yang

terhormat atau kasar, ini dapat diukur dengan kebiasaan setempat. Adakalanya

pekerjaan terhormat di satu tempat kemungkinan dipandang tidak terhormat di

tempat lain, mereka menganggap ukuran kufu’ menurut pekerjaan adalah

berdasarkan hadist di bawah ini 30

١- (�� 8�ل رس"ل ا4? �� اآ��ء وا�"...........?� ا�� ?�رضM ا��� !� )روا� ا���آ� ( اP�� *E(� او �O�م� ���،

Artinya : Dari ibnu Umar ra, berkata : Mawalli sekufu bagi mawalli lainnya

kecuali tukang bekam. (Riwayatkan oleh hakim) 31

5. Kekayaan

Dalam kehidupan di masyarakat manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan

kesehariannya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka akan terlihat perbedaan

dalam segi harta untuk mencukupi kebutuhannya. Sehingga semakin besar

kebutuhan seseorang dapat menunjukkan kekayaannya

Kekayaan menjadi ukuran kafaah menurut Ulama Syafi’iyah karena

suami yang fakir tidak sama nafkahnya dengan orang kaya. Pendapat ini

dikuatkan oleh ulama Hanafiah yang mengatakan tentang kekayaan Sebagai

ukuran kafaah, maka yang dianggap sekufu ialah seorang laki-laki yang dianggap

sanggup membayar mas kawin dan uang belanja, apabila tidak sanggup

membayar mas kawin dan nafkah atau salah satunya maka tidak dianggap

sekufu.32

30 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah jilid 2, (Beirut, Dar El Fikri, 1983), h. 131 31 Assaidil Imam Muhammad Bin Ismail Al-Kahlani, Subulussalam juz 3, (Bandung: Dahlan, 1183), h.

128 32Muhammad Thalib, Terjemah Fiqih Sunnah, h. 22

Page 35: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Hal ini sebagaimana riwayat Imam At-Tirmidzi bahwa Rasulullah

bersabda :

ا���T ا��ل: "ل ا A= ا ?=�. وس=*� 8�ل ?� س"رة ان* رس )-١٩٢٤٣ )روا� ا��V م�Yي ( وا�(�م اHV�"ي

Artinya :Dari samarah bahwa Rasulullah SAW “berkata kebangsawanan adalah

pada kekayaan dan kemuliaan pada takwa (Riwayatkan oleh Tirmizi)”.33

Seorang laki-laki dianggap mampu memberikan nafkah dengan melihat

kekayaan ayahnya. Sehingga harta merupakan ukuran kufu’ dikarenakan kalau

perempuan yang kaya bila berada di tangan suami yang melarat akan mengalami

bahaya. Sebab suami menjadi susah dalam memenuhi nafkahnya dan jaminan

anak-anaknya.34

6. Tidak Cacat

Dengan cacatnya suami, istri dapat menuntut fasakh karena dianggap

tidak sekufu. Meskipun cacatnya tidak menyebabkan fasakh, tetapi hal itu akan

membuat orang tidak senang mendekatinya, seperti buta, terpotong atau rusak

anggota tubuhnya. Ulama Hanafiah dan Hanabilah berpendapat cacat fisik tidak

dapat dijadikan sebagai ukuran kafaah dalam perkawinan 35

Ibnu Qadamah sebagaimana di kutip oleh Hamdani berpendapat, syarat

tidak cacat itu bukan faktor kafaah, karena tidak ada pendapat yang menyatakan

bahwa perkawinan akan batal dengan tidak adanya kafaah, tetapi siperempuan

serta walinya berhak meminta khiyar (pilihan) untuk meneruskan atau

membatalkan perkawinan, karena kerugian akan diterima pihak perempuan,

33 Imam At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Al-Maktabah Al-Syamilah (http://www. al-islam.com) juz, II,

h. 73

34 Ibid, h. 48 35 H. S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, h. 104

Page 36: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

sehingga wali boleh mencegah apabila seorang perempuan kawin dengan laki-laki

yang berpenyakit kusta, supak atau gila.36

Perempuan mempunyai hak untuk menerima atau menolaknya, karena

resiko tentu akan dirasakan oleh pihak perempuan. Adapun bagi wali perempuan

boleh mencegah untuk kawin denga laki-laki gila, tangannya buntung atau

kehilangan jari-jari.37

B. Landasan Hukum dan Ukuran Kafaah

1. Landasan hukum

Konsep kafaah merupakan perwujudan dari kehidupan sosial dalam

berinteraksi di masyarakat, ketika akan memilih pasangan untuk dinikahi. Pada

dasarnya kafaah sudah diterapkan di masyarakat namun dalam kafaah tidak diatur

secara jelas mengenai batasan dan ukuran ke-sekufuan seseorang. Namun

demikian, kafaah tetap menjadi bahan pertimbangan, sebab perkawinan

merupakan penggabungan dua keluarga.38

Sebelum melangsungkan perkawinan seseorang perlu mempertimbangkan :

a. Adanya kesamaan status sosial, sehingga pada ahirnya perbedaan dalam

jenjang sosial dapat dijadikan aturan hukum.

Tetapi Farhat J Ziadeh, berpendapat bahwa kafaah tidak cukup kuat untuk

dijadikan aturan hukum.

36 Ibid

37 Muhammad Thalib, h. 49 38 Farhat J. Ziadeh, h.503

Page 37: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

b. Sumber-sumber kafaah berasal dari Imam-imam mazhab, yang memunculkan

kafaah dari kemapanan seseorang dalam masyarakat. Para imam mazhab

berpendapat bahwa kemapanan diukur dari status sosial.39

Tidak ada dalil yang secara jelas menyatakan bahwa kafaah menjadi syarat

yang wajib dalam perkawinan. Imam mazhab yang empat (Hanafi, Syafi’i,

Hambali, dan Malik) mempunyai kesamaan pendapat bahwa kafaah tidaklah

wajib. Namun dalam penyampaian kafaah terdapat perbedaan dalam menjelaskan

secara rinci. Rasul bersabda :

اذا ا5�آ� م� : 8�ل رس"ل ا A= ا ?=�. وس=� : ?� ا�M ه�ی�ة �8ل )-١٩٥٧=H. >� دی4. 5�ض"ن ��="ا ا4V< �)5: > اEرض و>��دا و5 *Eا�� روا... (ن(�"� ا �

.Oم(

Artinya : Dari Abu Hurairah, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda “Apabila

datang kepadamu orang yang kamu sukai agama dan ahlaknya, maka nikahkan dia

kalau tidak kamu lakukan maka nanti akan menimbulkan fitnah dan kerusakan

didunia…”. (Riwayatkan oleh Ibnu Majah ).40

Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam

Bukhari dan Muslim :

45(3 :?� ا�M ه�ی�ة رMA ا ?4. ?� ا�A I4= ا ?=�. وس=� �8ل )-٤٧٧١b�رc �أةا� :����O�و ،��I���،�����Yات دی� 5��9 ی+اك���f< ،��روا� ( ، و�+ی4

)ا��hIرى وم�=�

Artinya : Dari Abu Hurairah R.A berkata Rasul SAW “perempuan itu dinikahi

karena empat perkara : karena hartanya, karena keturunannya, karena

kecantikannya dan karena agamanya. Jatuhkanlah pilihanmu karena agamanya,

maka kamu akan mendapatkan keberuntungan. (HR Al Bukhari dan Muslim)41

39 Ibid 40 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah Al-Syamilah (http://www. al-islam.com) juz, VI, h.

105

41 Sahih, Bukhari, (Beirut, Dar El Fikr, 1991), jilid 9, h. 72

Page 38: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

2. Ukuran Kafaah

Ulama berpendapat ukuran kafaah yaitu sikap hidup yang lurus dan sopan

bukan dari segi keturunan, pekerjaan, kekayaan, dan lain sebagainya. Jadi bagi

laki-laki yang soleh, walaupun bukan keturunan yang terpandang, maka ia boleh

menikahi wanita manapun. Seorang laki-laki pekerja rendah, boleh kawin dengan

wanita kaya, asalkan pihak perempuan rela.42

Kafaah dipertimbangkan hanya pada pelaksanaan perkawinan dan ketidak

sederajatan yang terjadi kemudian tidak dapat mempengaruhi kualitas perkawinan

yang sudah terjadi. Maka jika seorang pria kawin dengan seorang wanita dan

kedua pasangan tersebut se-kufu namun ternyata pria tersebut seorang pezina, ini

tidak bisa menjadi alasan bagi bubarnya perkawinan.43

Anshori Umar dalam bukunya Fiqih Wanita mengatakan "Tak ada

perbedaan pendapat dalam mazhab Maliki, bahwa perawan yang dipaksa

ayahnya untuk kawin dengan laki-laki peminum khamar, atau orang fasik, maka

ia berhak menolak. Hakim perlu meninjau perkawinan itu, lalu menceraikan

kedua suami istri tersebut." 44

Alasan dari mazhab ini adalah terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Hujuraat

ayat 13 :

�;<�=.. >6��-.�=?@�2 "�3# �1⌧�A ��B<C:�� 056��-.D@�E�F�� �B>�%E6G

�HJK�)4L�� ��M�ED�N��E)7�� � � )١٣ای: / ا���Oات(..

42 Muhammad Thalib,h. 38 43 Mona Siddiqui, Menyingkap Tabir Perempuan Islam, h. 84

44 Anshori Umar, Fiqih Wanita. (Semarang: As Syfa 1981), h. 371

Page 39: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Artinya :...Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal ........ (Al-Hujuraat : 13)

Ayat tersebut mengakui bahwa manusia adalah sama dan tidak seorangpun

yang paling mulia dari pada-Nya selain dengan taqwa kepada Allah SWT.

Dengan menunaikan kewajiban kepada Allah dan kewajibannya kepada sesama

manusia45

Pemikiran di atas diperkuat oleh hadist Rasullullah SAW yang diriwayatkan

oleh Ibn Laal :

c @�<E jkس4�ن ا� Dى ا�4�س آ"H*V��� *Eل( ا�+ ?= أ�+ اE ��روة ا(

Artinya :“Manusia itu adalah seperti gigi-gigi sisir, tidak ada keutamaan atas satu

dengan yang lainnya kecuali karena ketakwaan ” (HR. Ibn Laal)46

Hadist ini menyatakan manusia itu diibaratkan gigi sikat yang sebaris

dan sama panjang, tidak ada perbedaan antara satu suku bangsa dengan suku lain,

letak geografis dan tradisi. Akan tetapi faktor yang membedakan antara manusia

adalah ketaqwaan. 47

Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip dalam

ukuran kafaah itu adalah dilihat dari keteguhan agama dan ahlak yang luhur,

bukan dilihat dari segi kedudukan, harta, keturunan, atau lainnya karena dalam

syariat Islam pada dasarnya semua manusia adalah sama.

45 Muhammad Thalib, h 38

46 Subulussalam, Bab kafaah dan khiyar dalam pernikahan, (http:// www. al-islam.com), juz III, h. 494

47 Abdul Ghoffar, Fiqih Keluarga, Cet. V, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 36

Page 40: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Para Imam Mazhab telah berbeda pendapat dalam menetapkan aspek apa

saja yang menjadi ukuran kafaah, adapun yang menjadi persaman dan perbedaan

di kalangan Imam Mazhab tentang kafaah sebagai berikut :

a. Aspek kafaah yang telah disepakati para ulama yaitu :

1). Agama, Para Imam Mazhab mensyaratkan agama sebagai unsur

yang mesti ada.

2). Kemerdekaan, Merupakan unsur yang mesti ada dan ini tidak

diperselisihkan lagi.

b. Sedangkan dari segi unsur kafaah yang masih diperselisihkan yaitu :

1). Nasab, Terdapat perbedaan dalam menentukan perlu tidaknya faktor

nasab

2). Pekerjaan, Faktor penunjang dalam keseharian, masih

diperselisihkan perlu tidaknya

3). Harta, Harta merupakan cerminan dari kemapanan ekonomi sebuah

keluarga.

C. Tujuan dan Pentingnya Kafaah dalam Perkawinan

1. Tujuan kafaah

Kafaah berperan membentuk keluarga yang sakinah sesuai dengan

ajaran Islam. Dengan dipahami substansi kafaah merupakan langkah

awal untuk menciptakan keluarga yang sakinah.48

Kafaah juga bertujuan menyelamatkan perkawinan dari kegagalan

yang disebabkan perbedaan di antara dua pasangan. Pada akhirnya

dapat menimbulkan ketidak harmonisan dalam berumah tangga.49

48 Abd Rahman Ghazaliy, Fiqih Munakahat. h. 97 49 Ibid

Page 41: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Kafaah sangat berperan sebagai penetralisasi kesenjangan, sebab

perbedaan berasal dari kehidupan manusia yang syarat dengan

kesenjangan status yang beragam. Keberadaan manusia yang hidup

berkelompok-kelompok dan bersuku-suku telah menelurkan butir-butir

perbedaan status dan martabat. 50

2. Pentingnya kafaah

Kiki Sakinatul Fuad dalam tesis berjudul “Posisi Perempuan Keturunan

Arab Dalam Budaya Perjodohan”, yang mengutip dari Zainal Abidin Al-Alawy

berpandangan bahwa kafaah ini perlu mendapat perhatian dalam pernikahan

sebagaimana para ulama mengatakan untuk menolak datangnya aib juga untuk

meneliti sesuatu yang lima yakni Agama, peribadi, ketelitian, harta, dan

akalnya.51

Farhat J. Ziadeh dalam artikelnya Equality in The Muslim Law Of Mariage,

menyatakan konsep kafaah bertujuan melindungi wanita dari pernikahan yang

singkat dan menjaga wanita dari rasa malu karena perbedaan. Kafaah akan

meredam gejala perceraian dan mewujudkan kebahagiaan rumah tangga.

Kafaah dianjurkan oleh Islam dalam memilih calon suami-istri, tetapi tidak

menentukan sah atau tidaknya dalam pernikahan. Karena jika perkawinan tidak

seimbang antara suami dan istri akan menimbulkan problem berkelanjutan dan

besar kemungkinan menyebabkan terjadinya perceraian.. 52

D. Kafaah Dalam Perspektif Imam Mazhab

1. Pendapat Imam Hanafi

50 Hasyim Assegaf, Derita Putri-Putri Nabi Studi Historis Kafaah Syarifah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 27 51 Kiki Sakinatul Fuad, “Posisi Perempuan Keturunan Arab Dalam Budaya Perjodohan”, (Tesis, S 2

Universitas Indonesia, Depok, 2005), h.44 52 M. Abdul Mujib, Kamus Istilah Fiqih, Cet. II (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995 ), h. 147

Page 42: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Kafaah diartikan sebagai kesepadanan antara laki-laki dan

perempuan dalam lima kriteria :

1) Nasab, Nasab dibagi menjadi dua golongan Arab dan Ajam,

sementara Arab terbagi kembali dalam dua golongan yaitu:

Quraisy dan non Quraisy. Seperti laki-laki Quraisy sekufu dengan

perempuan Qurasiy walupun berbeda kabilah,. Sementara

perempuan Arab non-Quraisy sekufu dengan laki-laki Arab dari

kabilah manapun dan laki-laki Ajam tidak sekufu bagi perempuan

Quraisy. 53

2) Islam, Orang Quraisy sekufu dengan sesamanya, agama tidak

menjadi masalah bagi orang Quraisy, seperti: orang tua seorang

lelaki muslim tidak beragama Islam, sedangkan orang tua

perempuan muslimah beragama Islam masih dikategorikan sekufu.

3) Kemerdekaan, Tidak ada masalah dalam hal kemerdekaan,

karena orang arab tidak boleh diperbudak. Sedangkan bagi

orang ajam, nasab yang berlaku hanya kemerdekaan dan

keislamannya saja. Lelaki yang merdeka dan memiliki ayah budak,

tidak sekufu dengan perempuan merdeka.54

4) Pekerjaan, Seorang laki-laki sepadan dalam hal pekerjaan dengan

keluarga perempuan dan ukuran kesepadananya adalah adat

dan tradisi yang berlaku di masyarakat.

53 Hasyim Assegaf, h. 46

54 Ibid, h. 47

Page 43: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

5) Keagamaan, Keagamaan ini hanya berlaku bagi orang Ajam dan

Arab. Seperti orang fasik tidak sekufu dengan perempuan saleh

yang memiliki ayah saleh.

2. Pendapat Imam Syafi’i

Kafaah menurut mazhab syafi’i seperti di kutip Assegaf,55 adalah

persamaan dan kesempurnaan, persamaan ini terbagi kepada empat

kriteria :

1) Nasab, Orang ajam hanya berhak menikah dengan orang ajam,

orang Quraisy hanya berhak menikah dengan orang Quraisy.

Mazhab Syafi’i memiliki persepsi yang sama dengan mazhab

Hanafi tentang golongan tertinggi di masyarakat Arab.

2) Agama, Laki-laki harus sama dalam hal istiqamah dan kesucian.

Laki-laki yang fasik tidak sekufu dengan perempuan yang

istiqamah kecuali telah bertaubat, sementara laki-laki pezina tidak

kufu dengan perempuan yang suci meskipun laki-laki tersebut

telah bertaubat.

55 Ibid, h. 49

Page 44: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

3) Kemerdekaan, Hanya berlaku pada pihak laki-laki dan tidak pada

perempuan, karena laki-laki dapat menikah dengan siapa saja

baik hamba atau sederajad.

4) Profesi, Laki-laki miskin yang pekerjaannya tergolong rendah tidak

sekufu dengan perempuan yang kaya, namun laki-laki yang miskin

dapat sekufu dengan perempuan yang kaya dengan syarat

kerelaan orang tua.

3. Pendapat Imam Hambali

Mendefenisikan kafaah dengan kesamaan dalam lima hal56 :

1) Keagamaan, Laki-laki fasik tidak sekufu dengan perempuan suci

dan saleh

2) Pekerjaan, Laki-laki yang memiliki pekerjaan yang dianggap

rendah, dan hina tidak kufu dengan perempuan yang memiliki

pekerjaan yang mulia.

3) Harta, Laki-laki yang miskin tidak kufu dengan perempuan yang

kaya, karena berhubungan dengan mahar dan nafkah.

4) Kemerdekaan, Dalam hal kemerdekaan dibedakan antara budak

laki-laki dan perempuan, Karena laki-laki budak dianggap tidak

sekufu dengan perempuan merdeka.

5) Nasab, Laki-laki Ajam tidak sekufu dengan perempuan Arab.

4. Pendapat Imam Malik

56

Ibid. h. 53

Page 45: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Mazhab Maliki tidak mengakui kafaah dalam nasab kemerdekaan dan harta,

karena masalah kafaah dalam perkawinan hanya berhubungan dengan dua hal yang

menjadi hak bagi perempuan bukan walinya yaitu :

1) Keagamaan : yakni muslim bukan fasik

2) Bebas dari aib : yang dapat membahayakan pihak perempuan.

Untuk lebih mudah memahami pandangan tentang definisi dan unsur kafaah

berdasarkan mazhab secara singkat dapat dilihat dalam tabel57

2.1

Tabel 2.1

Ringkasan Defenisi dan Unsur Kafaah Perspektif Imam Mazhab

MAZHAB DEFINISI KRITERIA

Imam Hanafi

Kesamaan, kesepadanan dan

kecocokan antara laki-laki dan

perempuan

Keturunan, Islam,

Merdeka, Kesalehan,

Perkerjaan

Imam Syafi’i

Kesamaan dan kesepadanan dalam

perkawinan yang menjadi aib

apabila tidak menjalankan

Nasab

Agama

Kemerdekaan

Pekerjaan

Imam Hambali Kesepadanan antara laki-laki dan

perempuan dalam lima hal

Keagamaan, pekerjaan,

harta, kemerdekaan, dan

nasab

Imam Malik

Kesepadanan dan kesamaan yang

menjadi hak perempuan bukan

walinya

Keagamaan,

Tidak Memiliki aib yang

Membahayakan

Bagi pihak perempuan.

Data bersumber dari : Tesis Kiki Sakinatul Fuad

57 Kiki Sakinatul Fuad, h.33

Page 46: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Data dari tabel di atas menunjukkan bahwa di antara para imam mazhab

yang empat banyak yang memiliki kesamaan pada definisi dan unsur kafaah. ini

semua bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sakinah.

Page 47: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

BAB III

GAMBARAN UMUM SERTA DEMOGRAFI DESA KEMANG

A. Letak Geografis

Desa Kemang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan

Kemang Kabupaten Bogor. Desa Kemang adalah daerah yang terdiri dari lima dusun.

Desa Kemang berada pada 175m di atas Permukaan Air Laut dan mempunyai curah

hujan rata-rata 2500-3000 Milimeter/ Tahun. Sedangkan suhu kelembapan udara rata-

rata 26,5 °Celcius

Desa Kemang merupakan Desa yang menjadi pusat Kecamatan Kemang

jumlah penduduk pada akhir bulan Desember 2007 sebanyak 9.496 jiwa dengan

jumlah Kepala Keluarga 2.281. Luas wilayah Desa Kemang adalah 270.694 ha,

saling berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Pondok Udik,

Sebelah Timur : Berbatasan dengan PTPN XI Cimulang,

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Tonjong/ Cimanggis,

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Parakan Jaya.

Tabel 3.1.

Luas Wilayah Desa Kemang Menurut Jenis

Penggunaan Tanah (Ha)

Tanah Sawah Tanah

Perkebunan

Bangunan/

Pekarangan

Hutan

Negara

Lain- lain Jumlah

179,2 56,9 16,5 -------- 35.5 288.1

Sumber data : Kantor Desa Kemang

Page 48: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Data dari tabel di atas, menjelaskan bahwa di Desa Kemang wilayah yang

lebih luas adalah tanah persawahan dibandingkan dengan tanah perkebunan seluas 56,

9 ha.

B. Kondisi Demografis

Pemerintahan kantor Desa Kemang dipimpin oleh seorang Kepala Desa

dibantu oleh beberapa stafnya dan dibantu oleh 10 Kepala Rukun Warga atau 46

Rukun Warga. Berikut tabel penduduk Desa Kemang berdasarkan usia:

Tabel 3.2.

Jumlah Penduduk Menurut Umur

No. Umur/ Usia

Laki-laki dan Perempuan Jumlah Persentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

49-49

50-54

55-59

> 60

761

1.025

845

768

724

890

855

847

808

616

520

506

331

8.01 %

10.79 %

8.90 %

8.09 %

7.62 %

9.37 %

9.00 %

8.92 %

8.51 %

6.49 %

5.48 %

5.33 %

3.49 %

Jumlah 9496 100 %

Sumber data : Kantor Desa Kemang

Pencatatan atau pendataan penduduk di kantor Desa Kemang berpedoman

pada register yang telah ada antara lain register datang, pindah, lahir, meninggal

Page 49: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

dunia sehingga untuk pencatatan atau pendaftaran selalau mengacu kepada register

yang berlaku. Sedangkan penduduk Desa Kemang menurut jenis kelamin

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.3.

Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah Orang Persentase

1

2

Laki-laki

Perempuan

4.861

4.635

51.29 %

48.81 %

Jumlah seluruh jiwa 9.496 100 %

Sumber data : Kantor Desa Kemang

Masyarakat Desa Kemang Kecamatan Kemang memiliki kepadatan

penduduk yaitu 0,35 jiwa/ km2 dari segi tingkat pertumbuhan penduduk: 1, 55%

pertahun, berdasarkan data kependudukan Desa Kemang tahun 2007.

1) Kondisi ekonomi masyarakat Desa Kemang

Perkembangan perekonomian di wilayah Desa Kemang. Masyarakat banyak

yang berprofesi di luar sektor pertanian ini dapat diketahui melalui tabel berikut :

Page 50: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 3.4.

Penduduk Menurut Jenis Profesi/ Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase

1

2

3.

4.

5.

6

Sektor Jasa

Pegawai Swasta

Petani/ peternak

Pegawai Negeri Sipil

TNI/ POLRI

Lain-lain

1.316

1.312

310

55

31

3024

21.75 %

21.70 %

5.13 %

0.91 %

0.51 %

50 %

Jumlah 6048 100 %

Sumber data : Kantor Desa Kemang

C. Kondisi Sosiologi dan Kependudukan

1. Bidang Keagamaan.

Warga Desa Kemang merupakan penduduk yang terdiri dari beragam

Agama. Namun mayoritas penduduknya beragama Islam dari jumlah keseluruhan

penduduk Desa Kemang, 88% adalah beragama Islam. Ini dapat dilihat dari data

Statistik Kependudukan Desa Kemang adapun rincian para pemeluk agama sebagai

berikut :

Page 51: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 3.5.

Jumlah Pemeluk Agama menurut keyakinan masyarakat Desa Kemang

No. Agama Jumlah Orang Persentase

1

2

3

4

5

6

Islam

Khatolik

Protestan

Hindu

Budha

Konghucu

8. 368

123

361

29

358

257

88,12 %

1,30 %

3,80 %

3,77 %

3,77 %

257 %

Jumlah 9496 100 %

Sumber data : Kantor Desa Kemang

Untuk mendukung pelaksanaan ibadah di Desa Kemang tersedia tempat-

tempat ibadah sebagai berikut :

Tabel 3.6.

Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Kemang menurut jenis tempatnya

No. Sarana peribadatan Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

Masjid

Musholla/ Surau

Majlis Taklim

Gereja

Wihara

9

17

25

-

1

Sumber data : Kantor Desa Kemang

2. Bidang Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Desa Kemang, khususnya pendidikan dasar cukup

memadai.

Page 52: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Adapun sarana pendidikan yang ada sebagai berikut :

Tabel 3.7.

Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Kemang

SD/MI SMP/MTS SMA/ ALIYAH KETERANGAN

No.

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 3 3 --- 2 --- 2

Sumber data : Kantor Desa Kemang

Dari hasil laporan bulan Desember 2007, diketahui bahwa di samping

pendidikan formal, di Desa Kemang terdapat pendidikan non formal yaitu satu

Pondok pesantren. Warga Desa Kemang kebanyakan hanya menyelesaikan Sekolah

Dasar. Ini terbukti dari data yang di peroleh di Desa Kemang sebagai berikut :

Tabel 3.8.

Jumlah Tingkatan Sekolah Yang di Selsesaikan

No. Pendidikan Jumlah Orang Persentase

1

2

3.

4.

5.

6

Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

Sekolah Menengah Pertama

SMU/ SMK/ MA

Sarjana D-1 D-3

Sarjana S1- S3

Tidak Sekolah

3.235

1.272

815

74

45

935

50.73 %

19.94 %

12.79 %

1.17 %

0.71 %

14.66 %

Jumlah 6376 100 %

Sumber data : Kantor Desa Kemang

3. Bidang kesehatan

Page 53: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Dari hasil laporan bulan Desember 2007, dalam meningkatkan pengetahuan

dan kehidupan masyarakat di bidang kesehatan telah dilaksanakan hal-hal sebagai

sebagai berikut :

a. Mengadakan kegiatan kerja bakti dalam rangka meningkatkan kesehatan

lingkungan.

b. Membentuk POSYANDU untuk meningkatkan gizi dan pemeliharaan

kesehatan anak.

4. Bidang Keamanan

Desa Kemang memiliki sistem keamanan yang cukup memadai. Sarana dan

fasilitas keamanan di Desa Kemang adalah :

Tabel 3.9.

Prasarana Keamanan Desa Kemang

No. Jenis Jumlah

1

2

3

Pos Kamling

Bapak Bimbingan Desa

Bapak Bimbingan Masyarakat

30 Unit

1 Orang

1 Orang

Sumber data : Kantor Desa Kemang

Page 54: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

H. Profil Responden Masyarakat Desa Kemang

Pada sub bagian ini penulis mencoba mendeskripsikan profil responden dari

beberapa aspek berikut : usia, jenjang pendidikan, status perkawinan, asal daerah, asal

daerah suami atau istri dan pekerjaan. Penyajian dan uraian identitas responden

diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang karakter responden

dan kaitannya dengan masalah-masalah tujuan penelitian. Berikut ini tabel-tabel tentang

profil responden.

Tabel 4.1.

Responden menurut Usia

No Alternatif Jawaban F %

1

2

17 s/d 40

41 s/d 50

85

15

85

15

Jumlah 100 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa 65% responden berusia 17 s/d 40 tahun,

dan sisanya responden berusia 40 s/d 50 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian

besar responden berusia 17 s/d 40 tahun. Tabel selanjutnya penulis mencoba untuk

memperlihatkan jenjang pendidikan responden.

Page 55: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.2.

Responden menurut Jenjang Dan Jenis Pendidikan Terakhir

No Alternatif Jawaban F % Umum Agama

1

2

3

4

5

SD/ MI

SMP/ MTS

SMA/ MA

Pesantren

S1/ D2

35

29

24

5

7

35

29

24

5

7

32

22

18

0

6

3

7

6

5

1

Jumlah 100 100 78 22

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa mayoritas (35%) responden lulusan pendidikan

sekolah dasar, sedangkan responden menyelesaikan pendidikan sekolah menengah

pertama hanya 29% dan yang paling sedikit pendidikan responden yang sampai

perguruan tinggi mencapai 7%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden lebih

didominasi oleh tamatan sekolah dasar. Ini dikuatkan oleh pendapat tokoh masyarakat

Desa Kemang: “masyarakat hanya mampu menyelesaikan Sekolah Dasar”58

. Tabel

selanjutnya menyajikan tentang status perkawinan responden.

Tabel 4.3.

Respoden menurut Status Perkawinan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Menikah

Janda/ duda cerai hidup

Janda/ duda cerai mati

92

2

6

92

2

6

Jumlah 100 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

58 H.Soma Harja. Tokoh Masyarakat Desa Kemang, Wawancara Pribadi, (Bogor, 25 januari 2009)

Page 56: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, 92% responden berstatus masih menikah, 8%

respoden berstatus duda atau janda pada saat menikah. Dari data ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden masih mempertahankan status perkawinannya.

Dalam tabel berikutnya penulis akan memperlihatkan Asal Daerah suami atau istri

responden

Tabel 4.4.

Responden menurut Asal Daerah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Penduduk asli

Warga pendatang

59

39

60.2

39.8

Jumlah 98 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.4 di atas memperlihatkan, bahwa 60.2% responden adalah penduduk

asli Desa Kemang dimana penelitian dilakukan. 39.8% responden yang berasal dari luar

desa. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kemang lebih didominasi oleh

penduduk asli.

Tabel selanjutnya disajikan guna mendapatkan informasi tentang asal daerah

responden yang pendatang.

Tabel 4.5.

Responden menurut Asal Daerah Sebagai Pendatang

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

Dari asal kecamatan yang sama (Kemang)

Dari asal kabupaten/kodya yang sama (Bogor)

Dari asal provinsi yang sama (Jawa Barat)

Dari asal provinsi yang berbeda

12

14

5

8

30.8

35.9

12.8

20.5

Jumlah 39 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa 35.1% responden adalah pendatang di Desa Kemang

kebanyakan berasal dari propinsi yang berbeda, sedangkan yang berasal dari kecamatan

Page 57: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

yang sama hanya 24.6% responden. Data ini menunjukkan para pendatang di Desa

Kemang didominasi oleh luar Provinsi.

Dalam tabel berikutnya akan diketahui berapa lama responden pendatang

bermukim di Desa Kemang

Tabel 4.6.

Responden menurut Lamanya Bermukim

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

5

1 s/d 5

6 s/d 10

11 s/d 20

21 s/d 30

31 s/d 40

9

10

11

7

5

21.4

23.8

36.2

16.7

11.9

Jumlah 42 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.6 di atas bisa diketahui, bahwa 36.2% responden yang pendatang baru

bermukim sekitar 10 sampai 20 tahun. Sedangkan pendatang yang sudah lama menetap

berjumlah 11.9% responden. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa para pendatang

kebanyakan baru bermukim sepuluh sampai dengan dua puluh tahun.

Data selanjutnya disajikan untuk mengetahui seberapa banyak responden yang

memiliki pekerjaan tetap.

Page 58: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.7.

Responden menurut Status Bekerja

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

Memiliki pekerjaan tetap

Baru memiliki pekerjaan tidak tetap

Ibu Rumah Tangga

Tidak bekerja

46

19

29

6

46

19

29

6

Jumlah 100 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, 46% responden memiliki pekerjaan tetap,

sedangkan responden yang tidak memiliki pekerjaan minim sekitar 6%. Dari data di atas

penulis dapat menyimpulkan bahwa responden atau masyarakat Desa Kemang memiliki

pekerjaan tetap. Dari data statistik di atas diakui oleh salah satu tokoh masyarakat Desa

Kemang: “Masyarakat kebanyakan bekerja tetap dibandingkan dengan pekerja yang

tidak tetap seperti halnya pertanian dan perdagangan, sedangkan pekerja yang sifatnya

sementara sering berganti pekerjaan seperti buruh bangunan disaat bangunan selesai

maka pekerjaan kemungkinan bisa berganti”59

. Keterangan ini senada dengan pengasuh

yayasan Nurul Iman Desa Kemang : “Masyarakat sudah banyak yang memiliki

pekerjaan tetap karena mereka sudah banyak yang mempunyai usaha sendiri”60

.Tabel

berikutnya penulis mencoba untuk memperlihatkan jenis pekerjaan responden.

59 Ibid

60 H. Hanafi, Pengasuh Yayasan Nurul Iman, Wawancara Pribadi, ( Bogor, 25 Januari 2009)

Page 59: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.8.

Responden menurut Jenis Pekerjaan Suami dan Istri

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Perdagangan

Pertanian

Bangunan

Jasa Angkutan

Admin TU

Peternakan

Jasa elektronik

Pendidikan

Karyawan

Kesehatan

Hiburan

23

12

6

7

6

2

1

7

2

1

4

32.4

16.9

8.4

9.9

8.4

2.8

1.4

9.9

2.8

1.4

5.7

Jumlah 71 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Berdasarkan jenis pekerjaan responden, ternyata responden lebih banyak (32.4%)

bekerja sebagai pedagang, dan 16.9% responden berprofesi sebagai petani. Sementara itu

sangat sedikit jumlah responden yang bekerja untuk sektor formal (PNS). Data ini

menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kemang mayoritas bekerja di sektor informal yang

dekat dengan tradisi masyarakat desa.

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang status jabatan responden dalam

pekerjaannya.

Page 60: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.9

Responden menurut Jabatan Pekerjaan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Pedagang di warung

Pedagang keliling

Buruh bangunan

Karyawan

Pegawai TU

Guru TK

Gurur SMU

Pedagang di toko

Perawat

Penjahit

Gurur ngaji

Konsultan Hukum

Lurah

Supir

Manggung/ Penyanyi

Tukang Ojek

11

6

6

6

5

4

2

3

1

1

1

1

1

1

1

3

20.7

11.3

11.3

11.3

9.4

7.5

3.8

5.7

1.9

1.9

1.9

1.9

1.9

1.9

1.9

5.7

Jumlah 53 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel ini terlihat bahwa 20.7% responden sebagai pedagang di warung, dan

(11.3%) karyawan dan (11.3%) buruh bangunan. Data di atas menjelaskan sebagian besar

responden bergerak pada sektor informal.

Tabel selanjutnya masih ada kaitannya dengan pekerjaan yaitu, pekerjaan

sampingan.

Page 61: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.10

Responden menurut Pekerjaan Sampingan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Tidak memiliki pekerjaan sampingan

Bisnis

3

4

5

6

7

8

9

10

Bertani

Pedagang di toko

Guru SMP

Pengerajin Kayu

P3N

Tukang Ojek

Supir

Pedagang keliling

49

3

3

2

1

1

1

1

1

1

77.8

4.7

4.7

3.2

1.6

1.6

1.6

1.6

1.6

1.6

Jumlah 63 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 77.8% responden tidak memiliki pekerjaan

sampingan sedangkan yang memiliki pekerjaan sampingan 9.4% responden lebih banyak

memiliki pekerjaan sampingan pada sektor pertanian dan berbisnis. Dari data di atas

dapat diketahui hampir seluruh responden tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Maka

dapat disimpulkan yang memiliki pekerjaan sampingan dari seluruh responden berjumlah

22.2% responden.

Tabel berikutnya penulis mencoba menyajikan informasi tentang penghasilan

responden dalam satu bulan.

Page 62: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.11.

Responden menurut Penghasilan Perbulan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Kurang dari Rp. 500.000

Rp. 500.001–1.000.000

3

4

5

6

Rp. 1.000.001–2.000.000

Rp. 2.000.001–4.000.000

Rp. 4.000.001–6.000.000

Rp. 6.000.001–10.000.000

20

31

8

4

2

1

30.3

47

12.1

6.1

3

1.5

Jumlah 66 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel di atas bisa diketahui, bahwa rata-rata penghasilan responden Desa

Kemang dalam sebulan lima ratus sampai satu juta rupiah atau berjumlah 47% responden.

Tabel berikutnya memberikan informasi tentang suku dari ayah kandung responden

Tabel 4.12.

Responden menurut Asal–Usul Suku Ayah Kandung

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

5

6

7

Tidak jelas, suku campuran

Sunda

Jawa

Padang

Melayu

Mandailing

Betawi

6

72

5

1

3

12

1

6

72

5

1

3

12

1

Jumlah 100 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.12 ini dapat diketahui bahwa 72% responden berasal dari suku sunda,

sedangkan 28% responden berasal dari suku di luar sunda. Dari sini dapat diketahui

masyarakat Desa Kemang masih didiami oleh suku asli Desa Kemang.

Page 63: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang asal suku dari ibu kandung

responden

Tabel 4.13

Responden menurut Asal–Usul Suku Ibu Kandung

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

5

6

7

Tidak jelas, suku campuran

Sunda

Jawa

Padang

Melayu

Mandailing

Betawi

7

70

5

1

4

12

1

7

70

5

1

4

12

1

Jumlah 100 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.13 menunjukkan, bahwa 70% responden berasal dari suku sunda,

sedangkan 30% responden berasal dari luar suku sunda. Maka dapat diketahui bahwa

suku sunda menjadi suku yang mayoritas di Desa Kemang.

I. Sejarah Pernikahan

Beberapa tebel berikut menyajikan informasi mengenai sejarah perkawinan

responden.

Tabel 4.14

Status Responden Pada Saat Pernikahan Yang Sekarang

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Gadis/ Perjaka

Janda cerai mati/ Duda cerai mati

Janda cerai hidup/ Duda cerai hidup

88

8

3

88

8

3

Jumlah 99 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Page 64: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.14 menunjukkan, bahwa 88% responden pada saat pernikahan yang

sekarang berstatus gadis atau perjaka, sedangkan 12% responden telah menikah atau

sudah tidak gadis atau perjaka. Dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat Desa

Kemang menikah pada saat masih gadis atau perjaka.

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang sejarah pernikahan dari segi

dijodohkan atau pilihan sendiri dalam memilih pasangan hidup.

Tabel 4.15

Status Responden Pada saat Pernikahan yang sekarang

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Dipilihkah/dijodohkan

Memilih sendiri

7

93

7

93

Jumlah 100 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa 93% responden memililih sendiri dalam

menentukan pasangan hidupnya, dan 7% responden pasangannya sudah dijodohkan oleh

orangtua atau keluarganya. Dari tabel ini dapat diketahui bahwa kebanyakan responden

menetukan pasangan hidupnya sendiri. Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang

status administrasi pernikahan

Tabel 4.16

Responden menurut Status Administrasi Pernikahan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Dicatatkan di (KUA)

Nikah sirri (menurut agama saja)

97

1

99

1

Jumlah 98 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa, 99% responden menikah secara resmi dan

tercatat di KUA, sedangkan 1% responden menikah melalui jalur agama saja. Dari sini

Page 65: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

dapat diketahui bahwa pada umumnya masyarakat Desa Kemang melakukan pernikahan

di Kantor Urusan Agama (KUA). Ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kemang

sadar akan akan pentingnya pencatatan perkawinan. Sebagaimana hasil wawancara

dengan Pegawai BP4 KUA Kemang “ Masyarakat Desa Kemang pada umumnya

melakukan pernikahan di Kantor Urusan Agama, karna masyarakat sadar akan

pentingnya pencatatan pernikahan dan lebih mendapat kepastian hukum”.61

J. Pemahaman Masyarakat Desa Kemang Tentang Kafaah/ Sekufu

Beberapa tabel berikut menyajikan informasi tentang pengetahuan responden

tentang perkawinan yang sekufu’.

Tabel 4.17

Pernah Tidaknya Responden Mendengar Istilah Kafaah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Pernah

Tidak pernah

34

54

38.6

61.4

Jumlah 88 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas memperlihatkan pengetahuan responden tentang pernah tidaknya

mendengar kata kafaah. Mayoritas (61.4%) responden menyatakan tidak pernah

mendengar kata kafaah. Sedangkan sebaliknya, 38.6% responden pernah mendengar

istilah kafaah dan kafaah ini tentang kesetaraan dalam perkawinan. Data ini

menunjukkan bahwa responden cukup banyak yang pernah mendengar.

Fenomena ini dikuatkan oleh pendapat penghulu BP4 KUA Kecamatan Kemang:

“Masyarakat Desa Kemang cukup banyak yang pernah mendengar tentang masalah ke

61 Istikhori. penghulu KUA Kecamatan Kemang, Wawancara Pribadi, (Bogor, 18 Desember 2009)

Page 66: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

se-kufuan dalam pernikahan, masyarakat mengetahuinya melalui pengajian-pengajian

dimajlis taklim, atau masjid yang diadakan setiap seminggu sekali dan pada waktu

penyuluhan pernikahan kami juga sampaikan tentang pentingnya kesekufuan dalam

pernikahan.” 62

Tabel selanjutnya menyajikan penilaian responden tentang apa saja yang

dipahami responden dari istilah sekufu’/ kafaah.

Tabel 4.18

Pemahaman Responden Dengan Istilah Kafaah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

4

5

Kesamaan latar belakang antara calon suami dan istri

Kesetaraan latar belakang antara calon suami dan istri

Kesepahaman antara calon suami dan istri

Kecintaan antara calon suami dan istri

Pernikahan yang direstui oleh calon orangtua

13

8

2

5

6

38.2

23.5

5.9

14.7

17.7

Jumlah 34 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas mengisyaratkan beberapa kategori pengertian tentang apa yang

dipamai responden tentang ajaran kese-kufuan dalam pernikahan. 38.2% responden

berpendapat kafaah adalah kesamaan latar belakang antara calon suami dan istri. Dan

23.5% responden menilai kafaah adalah kesetaraan latar belakang antara calon suami

istri. Berdasarkan informasi pada Tabel 4.18 bisa ditarik satu kesimpulan bahwa

responden yang pernah mendengar kata kafaah, menyimpulkan kafaah adalah kesamaan

dan kesetaraan latar belakang antara calon suami dan istri. Bedasarkan pengamatan

penulis ada sesuatu yang melatar belakangi pemahaman responden, yaitu pernikahan

62 Istikhori. penghulu KUA Kecamatan Kemang, Wawancara Pribadi, (Bogor, 18 Desember 2009)

Page 67: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

yang memiliki kesamaan latar belakang dan kesetaraan latar belakang dapat membentuk

keluarga yang harmonis.

Selanjutnya dalam tabel berikut penulis akan menyajikan mengenai dari mana

mereka mengetahui tentang Ajaran ke-sekufuan.

Tabel 4.19

Sumber Responden Mendapatkan Pengetahuan Kafaah

No Alternatif Jawaban F %

2.6

56.4

1

2

3

Keluarga (Kerabat)

Tokoh Agama (Kiai/Ustazd)

Media (Buku/koran/TV)

1

22

16 41

Jumlah 39 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas merupakan jawaban dari pertanyaan penulis “dari manakah

Ibu/bapak mengetahui tentang ajaran kesekufuan/kafaah dalam pernikahan.” 41%

responden mengetahui pernikahan secara kafaah dari media (Buku/koran/TV). 56.4%

responden mengetaui istilah kafaah dari pengajian majlis taklim yang disampaikan oleh

Ustazd, 2.6% responden mendapatkan informasi kafaah dari keluarga. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar informasi tentang kafaah yang diperoleh masyarakat

Desa Kemang berasal dari ceramah ustadz di majlis taklim’. Tabel berikutnya

menyajikan informasi pemahaman responden tentang wajib tidaknya kafaah dalam

perkawinan.

Page 68: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.20

Persepsi Responden tentang wajib tidaknya Kafaah Dalam Perkawinan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Wajib menurut adat, dan harus dipenuhi

Tidak wajib, tapi ia baik bagi calon pasangan

Hanya anjuran agama

27

9

37

37

12.3

50.7

Jumlah 73 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.20 dapat dilihat, bahwa 12.3% responden menjawab bahwa kafaah

tidak wajib dalam pernikahan namun ia baik bagi calon pasangan yang akan

melangsungkan pernikana, 50.7% responden menjawab bahwa kafaah dalam pernikahan

tidak wajib melainkan hanya dianjuran agama bagi orang yang sedang mencari calon

pasangan.

Data di atas mengambarkan bahwa sebagian besar responden banyak yang tahu,

bahwa kafaah dalam agama Islam sifatnya dianjurkan untuk memilih pasangan yang

sekufu agar lebih mempermudah dalam membentuk keluarga yang harmonis.

Tabel selanjutnya menginformasikan pemahaman responden tentang pernikahan

yang tidak sekufu.’

Tabel 4.21

Persepsi Responden Tentang pernikahan yang tidak sekufu’

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak perlu dibatalkan

Perlu diingatkan

Harus dibatalkan

47

17

4

69.1

25

5.9

Jumlah 68 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Page 69: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Menurut tabel 4.21 dapat diketahui, bahwa 69.1% responden berpendapat, bahwa

perkawinan yang tidak memiliki ke-sekufuan tidak perlu dibatalkan, dan 25% responden

menyatakan pasangan yang memiliki banyak perbedaan atau tidak sekufu perlu untuk

diingatkan. Namun ada beberapa responden yang menyatakan pernikahan yang tidak

sekufu perlu dibatalkan (5.9%)

Hal ini menggambarkan bahwa 69.1% responden mengatakan tidak perlu dibatalkan.

Hal ini disetujui oleh pengasuh yayasan Nurul Iman Desa Kemang: “Perkawinan

yang di dalamnya terdapat banyak perbedaan, sebanyak apapun perbedaan itu tidak

dapat membatalkan perkawinan selama satu agama dan satu akidah”63

. Keterangan

ini selaras dengan hasil wawancara dengan salah satu tokoh agama Desa Kemang:

“Perkawinan yang banyak perbedaan dibandingkan dengan persamaanya tidaklah

dapat dijadikan alasan untuk membatalkan perkawinan, terlebih perbedaan itu lebih

disebabkab perbedaan lahiriah,”64

K. Signifikasi Kesamaan [Kafaah] dalam Pernikahan

Beberapa tabel berikut menyajikan informasi tentang signifikasi kesamaan sesuai

dengan apa yang dialami oleh responden untuk terbentuknya keluarga yang sakinah.

Tabel 4.22

Persepsi Responden Tentang Kesetaraan

Tingkatan Pendidikan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

26

28

39

28

30.1

41.9

63 H. Hanafi, Pengasuh yayasan Nurul Iman, Wawancara Pribadi, (Bogor, 25 Januari 2009)

64 H. Dani Raharja, Tokoh Agama Desa Kemang, Wawancara Pribadi, (Bogor, 25 Januari 2009)

Page 70: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Jumlah 93 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel 4.22 dapat diketahui, bahwa 41.9% responden berpendapat, bahwa

kesetaraan dalam tingkatan pendidikan tergolong penting untuk keharmonisan dalam

rumah tangga, 28% responden mengatakan kesetaraan pada tingkat pendidikan dalam

pernikahan tidak penting. Dari data di atas terlihat bahwa kebanyakan responden

mengatakan kesetaraan tingkatan pendidikan penting untuk terwujudnya keluarga yang

sakinah.

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang pentingnya persamaan agama

demi terwujudnya keluarga yang harmonis.

Tabel 4.23

Persepsi Responden Tentang Pentingnya Kesetaraan Agama

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

3

6

46

5.5

10.9

83.6

Jumlah 55 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel di atas terlihat bahwa 83.6% responden menyatakan pentingnya

kesetaraan agama dalam berumah tangga untuk mewujudkan keluarga yang harmonis

sedangkan 5.5% responden berpendapat kesetaraan dalam hal agama tidak penting.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masarakat menyatakan agama masih

penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan agar lebih mudah untuk

terbentuknya keluarga yang harmonis, apabila tidak dipertimbangkan, hal ini dapat

mengakibatkan pertengkaran, sebagaimana pendapat hakim Pengadilan Agama Bogor:

“faktor agama sering menjadi masalah antara suami istri, perkaranya di pengadilan

Page 71: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

agama adalah karena ketidak se-kufuan pada masalah agama, karena akan

menimbulkan masalah antara kedua belah pihak”.65

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang persamaan organisasi ke-

agamaan demi terbentuknya keluarga yang harmonis.

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang pentingnya kesetaraan ketaqwaan

bagi calon pasangan pada saat menikah untuk tujuan keharmonisan dalam berumah

tangga

Tabel 4.24

Persepsi Responden Tentang Kesetaraan

Ketaqwaan dalam Pernikahan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

8

24

56

9.1

27.3

63.6

Jumlah 88 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.24 memperlihatkan variasi jawaban yang diberikan responden, data tabel

di atas menunjukkan 27.3% responden mengatakannya kesetaraan ketaqwaan antara

suami dan istri penting untuk keharmonisan berumah tangga. Data ini mudah untuk

dipahami bahwa mayoritas masyarakat Desa Kemang sangat mempertimbangkan faktor

ketaqwaan atau kesalehan dalam pernikahan. Hal ini sejalan dengan informasi dari

seorang hakim Pengadilan Agama Bogor : “Kalau tidak terdapat kesekufuan pada

masalah agama (ketaqwaan atau kesalehan) hal itu dapat mengakibatkan

pertengkaran.” 66

65 Budi Purwantini, Hakim Pengadilan Agama Bogor , Wawancara Pribadi (Bogor, 12

Desemeber 2008) 66 Istianah. Hakim Pengadilan Agama Bogor, Wawancara Pribadi, (Bogor 12 Desember 2008).

Page 72: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang perlu tidaknya kesamaan suku

dalam pernikahan, agar dapat menciptakan keluarga yang harmonis

Tabel 4.25

Persepsi Responden Tentang Kesetaraan

Suku dalam Perkawinan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

48

27

15

53.3

30

16.7

Jumlah 90 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.25 menunjukkan, bahwa 53.3% respon berpendapat kesetaraan suku bagi

calon pasangan tidak penting dalam perkawinan, 16.7% responden berpendapat

kesetaraan suku dalam berumah tangga penting dalam membentuk keluarga yang

sakinah. Dari data tabel 4.25 dapat di ketahui bahwa responden tidak bergitu

mempertimbangkan kesetaraan suku dalam memilih pasangan.

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang kesetaraan status sosial dalam

pernikahan untuk membina kehidupan berumah tangga yang harmonis.

Tabel 4.26

Persepsi Responden Tentang Kesetaraan Tingkat

Status Sosial dalam perkawinan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

34

27

21

41.5

32.9

25.6

Jumlah 82 100

Page 73: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.26 memperlihatkan bahwa 41.5% responden mengatakan kesetaraan

pada status sosial tidak penting dalam pernikahan. Hanya 32.9% responden mengatakan

kesamaan status sosial terbilang cukup penting, sebagai bahan pertimbangan mancari

calon pasangan. Namun ada beberapa responden yang berpendapat kesetaraan status

sosial dengan pasangannya penting untuk terbentuknya keluarga yang harmonis (25.6%).

Dari sini dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang menyatakan kesetaraan

status sosial dalam perkawian tergolonga penting berjumlah (58.5%). Tabel selanjutnya

menunjukkan persepi responden tentang kesetaraan tingkatan ekonomi dalam

menciptakan keluarga yang sakinah.

Tabel 4.27

Persepsi Responden tentang kesetaraan Tingkat Ekonomi

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

48

22

15

56.5

25.9

17.6

Jumlah 85 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.27 menjelaskan bahwa, 56.5% responden menganggap bahwa

kesetaraan tingkatan ekonomi tidak penting dalam pernikahan. 25.9% responden

menyatakan kesetaraan tingkatan ekomomi cukup penting untuk terciptanya suasana

keluarga yang harmonis. Dan 17.6% responden berpendapat penting kesetaraan ekonomi

dalam memilih calon pasangan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan, kebanyakan

responden beranggapan kesamaan tingkatan ekonomi tidak menjadi bahan pertimbangan

dalam memilih pasangan.

Page 74: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel berikutnya memperlihatkan persepsi responden tentang persamaan

tampilan wajah demi terwujudnya keharmonisan dalam berumah tangga.

Tabel 4.28

Persepsi Responden tentang Kesetaraan Tampilan wajah

(Kecantikan/ Ketampanan)

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak penting

Cukup penting

Penting

45

27

12

53.6

32.1

14.3

Jumlah 84 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.28 memperlihatkan 53.6% responden menyatakan kesetaraan tampilan

wajah tidak penting untuk memilih calon pasangan. Sedangkan 32.1% responden

berpendapat kesetaraan tampilan wajah cukup penting dalam pernikahan dan dapat

membentuk keharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini menggambarkan bahwa

masyarakat Desa Kemang menganggap kecantikan atau ketampanan tidak begitu penting

dalam pernikahan. Namun responden yang menyatakan pentinganya kesetaraan pada

tampilan wajah dalam pernikahan tergolong banyak ( 46.4%)

Tabel selanjutnya menggambarkan persepsi responden tentang batal tidaknya

sebuah perkawinan yang memiliki perbedaan latar belakang dalam pernikahan

Tabel 4.29

Persepsi Responden tentang Perbedaan Latar Belakang

Antar Suami Istri dalam pernikahan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Dapat membatakan

Tidak dapat membatalkan

7

55

11.3

88.7

Jumlah 62 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Page 75: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Dari tabel di atas diketahui bahwa 88.7% responden berpendapat perbedaan

latar belakang dalam perkawinan tidak dapat membatalkan perkawinan. Sedangkan

11.3% responden berpendapat perbedaan latar belakang antara suami dan istri dalam

perkawinan dapat membatalkan perkawinan. Dari sini sudah jelas dapat diketahui

bahwa mayoritas responden sudah cukup mengerti bahwa perbedaan latar belakang

dalam perkawinan tidak dapat membatalkan pernikahan. Data ini diperkuat oleh

pendapat seorang tokoh agama sekaligus P3N dan merangkap guru madrasah

Tarbiyatul Islamiah: “Perkawinan yang banyak perbedaan dibandingkan dengan segi

kesamaanya tidaklah dapat dijadikan alasan untuk membatalkan perkawinan,

terlebih perbedaan itu lebih disebabkan perbedaan lahiriah, perbedaan latar

belakang antara suami istri tidak dapat membatalkan perkawinan kalaupun terjadi

pembatalan bukan karena perbedaannya melainkan karena keperibadiannya” 67

L. Praktek Nikah Kafaah Masarakat Desa Kemang

Beberapa tabel berikut menyajikan informasi tentang kesetaraan tingkatatan

pendidikan pasangan responden.

Tabel 4.30

Latar Belakang Pasangan Responden Menurut

kesamaan Tingkat Pendidikan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Pendidikannya lebih tinggi

Pendidikan Suami dan Istri Sama

Pendidikannya lebih rendah

21

36

12

30.4

52.2

17.4

Jumlah 69 100

67 H. Soma Harja, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, (Bogor 25 Januari 2009)

Page 76: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa 52.2% responden menyatakan memiliki

kesamaan tingkatan pendidikan dengan pasangannya. 30.4% responden menyatakan

berbeda tingkatan pendidikan dengan pasangannya dan tingkatan pendidikan

pasangannya lebih tinggi. Data ini menunjukkan bahwa cukup banyak masyarakat Desa

Kemang yang memiliki kesamaan tingkatan pendidikan dengan pasangannya.

Tabel berikutnya menggambarkan kesamaan latar belakang agama yang dipeluk

oleh responden.

Tabel 4.31

Latar Belakang Pasangan Responden Menurut kesamaan Agama

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Dulu beda agama, baru masuk Islam

Seagama

8

83

8.8

91.2

Jumlah 91 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.31 memperlihatkan, bahwa 91.2% respoden memiliki kesamaan agama

dengan pasangannya. 8.8% responden memiliki perbedaan agama dengan pasangannya,

baru masuk Islam. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas masyarakat Desa Kemang

cukup selektif dalam memilih pasangan yang seagama.

Tabel selanjutnya menyajikan kesamaan tingkat ketaqwaan responden denga

pasangannya.

Page 77: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.32

Latar Belakang Pasangan Responden Menurut kesamaan Ketaqwaan

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Pendidikannya lebih tinggi

Ketaqwaan Suami dan Istri Sama

Pendidikannya lebih rendah

12

32

17

19.7

52.4

27.9

Jumlah 61 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.32 memperlihatkan, 52.4% responden memililki tingkatan ketaqwaan

yang sama dengan pasangannya. 27.9% responden menyatakan berbeda tingkatan

ketaqwaan dengan pasangannya, yang tingkatan ketaqwaan pasangannya lebih rendah.

Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki ketaqwaan yang sama

dengan pasangannya

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang kesamaan latar belakang suku

responden.

Tabel 4.33

Latar Belakang Pasangan Responden Menurut kesamaan Suku

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Sama suku

Beda suku

80

15

84.2

15.8

Jumlah 95 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas memperlihatkan, bahwa 84.2% responden mengatakan bahwa

mereka memiliki kesamaan suku dengan pasangan mereka. 15.8% responden berbeda

suku dengan pasangan mereka. Berdasarkan informasi dari tabel 4.33 bahwa masyarakat

Desa Kemang mayoritas memiliki kesamaan suku dengan pasangannya.

Page 78: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang kesamaan latar belakang status

sosial responden

Tabel 4.34

Latar belakang Pasangan Responden menurut Kesamaan

Tingkatan Status Sosial

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Status Sosialnya Lebih Tinggi

Status Sosial Suami dan Istri Sama

Status Sosialnya Lebih Rendah

15

30

6

29.4

58.8

11.8

Jumlah 51 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.34 dapat diketahui, bahwa 58.8% responden memiliki status sosial

yang sama denga pasangannya. 29.4% responden memiliki status sosial yang berbeda

dengan pasangannya dimana, status sosial pasangannya lebih tinggi. Maka dapat

diketahui bahwa status sosial yang dimiliki oleh masyarakat Desa Kemang banyak yang

memiliki tingkatan status sosial yang sama dengan pasangannya. Tabel berikutnya

menyajikan informasi tentang kesamaan tingkatan ekonomi responden

Tabel 4.35

Latar Belakang Pasangan Responden menurut Kesamaan Ekonomi

No Alternatif Jawaban F %

1

3

4

Ekonominya lebih tinggi

Ekonomi Suami dan Istri Sama

Ekonominya lebih rendah

18

31

2

35.3

60.8

3.9

Jumlah 51 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.35 memperlihatkan bahwa, 60.8% responden memiliki kesaman

Tingkatan ekonomi dengan pasangannya. Dan sebagian responden menjawab memiliki

latar belakang ekonomi yang berbeda dengan pasangannya, sedangkan ekonomi

Page 79: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

pasangannya lebih tinggi (35.3%). Dari data tabel 4.35 dapat diketahui bahwa pada

umumnya responden memiliki tingkatan ekonomi yang sama dengan pasangannya. Tabel

selanjutnya menyajikan kesamaan latar belakang tampilan wajah pasangan responden

Tabel 4.36

Kesamaan Latar Belakang Tampilan Wajah Pasangan Responden

No Alternatif Jawaban F %

1

2

Suami/ istri lebih jelek

Suami/ istri lebih tampan/ cantik

21

52

28.8

71.2

Jumlah 73 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Data dari tabel 4.36 menunjukkan 71.2% responden menyatakan pasangan

mereka lebih tampan atau cantik. Sedangkan 28.8% responden menyatakan tampilan

wajah pasangan mereka tidak begitu menarik untuk dilihat. Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa kebanyakan responden memiliki kesamaan tampilan wajah dengan

pasangan mereka.

M. Suasana Keharmonisan Dalam Rumah Tangga

Beberapa tabel berikut mendeskripsikan tentang suasana keharmonisan keluarga

responden.

Page 80: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.37

Tingkatan Keharmonisan Antara Suami/ Istri

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Tidak harmonis

Cukup harmonis

Harmonis

17

28

53

17.3

28.6

54.1

Jumlah 98 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel di atas terlihat bahwa 54.1% responden menyatakan bahwa

pernikahan mereka tergolong keluarga yang harmonis, sedangkan 17.3% responden

mengalami ketidak harmonisan dalam keluarganya. Data ini menunjukkan bahwa

sebagian besar keluarga responden berada dalam suasana keharmonisan. Hal ini seperti

yang dituturkan oleh tokoh masyrakat Desa Kemang : “Sebagian besar masyarakat desa

kemang hidup dengan rukun dan harmonis. Indikasi dari ketidak harmonisan dapat

mudah diketahui melalui pemberitaan yang mudah menyebar jika sebuah keluarga

mengalami pertengkaran.”.68

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang suasana rasa sayang responden

terhadap pasanganya.

Tabel 4.38

Tingkatan Rasa Sayang Responden Terhadap

Pasangannya Setelah Menikah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Berkurang, memudar

Masih seperti dulu

Semakin sayang

23

35

35

24.8

37.6

37.6

Jumlah 93 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

68 Ibid

Page 81: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.38 menjelaskan bahwa, 37.6% responden menyatakan semakin sayang

terhadap pasangannya setelah menikah. 37.6% responden mengatakan suasana rasa

sayang terhadap pasangannya masih seperti dulu, tidak mengalami perubahan. 24.8%

responden mengatakan rasa sayang mereka berkurang atau memudar setelah menikah.

Dari data ini dapat diketahui bahwa responden yang keluarganya berada pada situasi rasa

sayangnya semakin bertambah cukup banyak.

Tabel selanjutnya memberikan informasi tentang suasana rasa cinta responden

terhadapa pasangannya.

Tabel 4.39

Tingkatan Rasa Cinta Responden Terhadap

Pasangannya Setelah Menikah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Berkurang, memudar

Masih seperti dulu

Semakin cinta

17

38

27

20.7

46.3

33

Jumlah 82 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas memberikan informasi tentang rasa cinta yang dialami responden

setelah menikah. 46.3% responden merasakan suasana rasa cinta terhadap pasangannya

masih seperti dulu sejak dari awal mula pernikahan. 33% responden mengatakan semakin

cinta terhadap pasangannya setelah menikah. Dari data ini terlihat bahwa responden yang

mempunyai rasa cinta tehadap pasangannya, merasakan cintanya masih seperti dulu

cukup signifikan.

Tabel berikutnya menggambarkan tentang keadaan keceriaan di antara pasangan

responden.

Page 82: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.40

Rasa Keceriaan Responden dengan Pasangannya Setelah Menikah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Berkurang, memudar

Masih seperti dulu

Semakin ceria

28

25

33

32.5

29.1

38.4

Jumlah 86 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas memperlihatkan 38.4% responden menyatakan bahwa mereka

merasakan adanya pertambahan rasa keceriaan setelah menikah. Ini terbukti dari semakin

hari semakin ceria pada keluarga mereka sesuai dengan apa yang dirasakan oleh

responden. 32.5% responden mengalami berkurangnya keceriaan ditengah-tengah

keluarga mereka setelah menikah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kemang

yang keluarganya mengalami keceriaan setelah menikah cukup banyak. Tabel selanjutnya

menerangkan suasana kehangatan responden dengan pasanagannya.

Tabel 4.41

Suasana Kehangatan/ Keintiman Antara Suami dan Istri

Setelah Menikah

No Alternatif Jawaban F %

1

2

3

Berkurang, memudar

Masih seperti dulu

Semakin hangat/ intim

38

19

22

48.1

24.1

27.8

Jumlah 79 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.41 memperlihatkan bahwa, 48.1% responden menyatakan kehangatan

pada keluarga mereka berkurang atau memudar setelah menikah. Sedangkan 27.8%

Page 83: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

responden mengalami adanya pertambahan kehangatan pada keluarga responden dengan

pasanganya setelah menikah. Dari sini dapat di ketahui bahwa keluarga responden yang

mengalami pertambahan kehangatan terbilang banyak.

Beberapa tabel berikut mendeskripsikan tentang suasana keharmonisan keluarga

responden dan seberapa efektif kafaah dapat menjaga keharmonisan keluarga. Dalam

tabel berikut akan disampaikan suasana keharmonisan keluarga responden dalam kasus

silang pendapat menurut latar belakang pendidikan.

Tabel 4.42

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan tingkatan Pendidikan

No. Pendidikan Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

4

1

11.1

1.9

24

37

66.7

71.1

8

14

22.2

27

36

52

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari sini dapat diketahui bahwa perbedaan tingkatan pendidikan dalam

pernikahan dapat mempengaruhi suasana keharmonisan dalam rumah tangga dan

dampaknya akan mengakibatkan terjadi silang pendapat (98.1%), sedangkan yang

memiliki kesaman tingkatan pendidikan dengan pasangannya cukup banyak juga yang

mengalami silang pendapat (88.9%). Ini berarti kesamaan dalam tingkatan pendidikan

tidak begitu berperan dalam menjaga keharmonisan dalam keluarga.

Tabel selanjutnya menampilkan informasi tentang keluarga responden dalam

kasus silang pendapat menurut latar belakang agama

Page 84: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel 4.43

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan tingkatan Agama

No. Agama Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

79

1

95.2

33.3

2

1

2.4

33.3

2

1

2.4

33.4

83

3

100

100

Jumlah 86

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.43 memperlihatkan bahwa 95.2% responden berpendapat kesamaan

tingkatan agama dalam pernikahan cukup berperan dalam menjaga suasana keharmonisan

dalam rumah tangga. 66.7% responden memiliki perbedaan tingkatan agama dengan

pasangannya dan pernah mengalami silang pendapat. Perbedaan tingkatan agama di

antara pasangan dapat mengakibatkan terjadinya silang pendapat yang pada akhirnya

dapat mengganggu keharmonisan sebuah keluarga.

Tabel berikutnya penulis menyajikan suasana keharmonisan keluarga responden

dalam kasus silang pendapat menurut latar belakang tampilan wajah

Tabel 4.44

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tampilan Wajah

No. Tampilan

Wajah

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

19

2

36.5

5.5

31

30

59.6

83.3

2

4

3.9

11.1

52

36

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Page 85: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Dari tabel ini terlihat bahwa 36.5% responden yang memilki kesamaan tampilan

wajah tidak pernah mengalami pertengkaran silang pendapat dengan pasangan dan

keharmonisan keluarga tetap terjaga. Dan responden yang tidak memiliki kesetaraan

tampilan wajah dengan pasangannya pada umumnya mengalami pertengkaran silang

pendapat (94.4%). Data di atas menjelaskan persamaan dalam tampilan wajah dalam

perkawinan dapat memperkecil terjadinya silang pendapat dalam kehidupan berumah

tangga. Tabel selanjutnya memaparkan keharmonisan keluarga responden dalam kasus

adu mulut menurut latar belakang suku

Tabel 4.45

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Suku

No. Suku Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

63

9

78.8

60

8

5

10

33.3

9

1

11.2

6.7

80

15

100

100

Jumlah 95

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel 4.45 dapat diketahui, bahwa 78.8% responden yang memiliki

kesamaan suku dengan pasangan tidak pernah mengalami silang pendapat dalam

perkawinan. Sedangkan responden yang berbeda suku dengan pasangannya pernah

mengalami silang pendapat (40%). Hal ini menggambarkan walaupun memiliki

kesamaan suku dengan pasangannya tidak bisa terlepas dari silang pendapat yang

sewaktu-waktu dapat mengganggu keharmonisan dalam berkeluarga. Dari sini sudah

jelas dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden yang sekufu pada suku tidak

pernah mengalami silang pendapat pada keluarga mereka.

Page 86: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang perselisihan paham

dikarenakna status sosial

Tabel 4.46

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkat Status Sosial

No. Status

Sosial

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

26

31

86.6

57.4

2

18

6.7

33.3

2

5

6.7

9.3

30

54

100

100

Jumlah 84

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel 4.46 dapat diketahui, bahwa 86.6% responden yang memiliki

kesetaraan status sosial dengan pasangan, tidak pernah mengalami silang pendapat

dengan pasangannya, sehingga dapat menjaga keharmonisan keluarga. 42.6% responden

yang berbeda status sosial dengan pasangan, pernah mengalami silang pendapat. Data ini

memperlihatkan hampir seluruh responden yang memiliki kesetaraan status sosial dengan

pasangannya tidak pernah mengalami silang pendapat dan keharmonisan dalam keluarga

dapat terjaga.

Tabel selanjutnya memaparkan informasi tentang keluarga responden dalam

kasus pertengkaran adu mulut menurut latar belakang pendidikan.

Tabel 4.47

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut Tingkatan Pendidikan

No. Pendidikan Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

25

22

69.4

42.3

6

19

16.7

36.5

5

11

13.9

21.2

36

52

100

100

Jumlah 88

Page 87: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.47 di atas mengisyaratkan bahwa 57.7% responden yang berbeda

tingkatan pendidikan dengan pasangannya pernah mengalami pertengkaran adu mulut

sehingga dapat mengganggu keharmonisan keluarga. 69.4% responden yang memiliki

kesamaan tingkatan pendidikan dengan pasangan tidak pernah mengalami pertengkaran

adumulut dan kualitas keharmonisan keluarga tetap terjaga. Data di atas menggambarkan

bahwa perbedaan tingkat pendidikan dapat mengganggu keharmonisan keluarga.

Tabel selanjutnya memberikan informasi pertengkaran adu mulut pada keluarga

responden disebabkan tingkatan agama.

Tabel 4.48

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan tingkatan Agama

No. Agama Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

80

1

96.4

33.3

3

-

3.6

-

-

2

-

66.7

83

3

100

100

Jumlah 86

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.48 menunjukkan 96.4% responden yang memiliki kesamaan agama

tidak pernah terjadi pertengkaran adumulut dengan pasangannya dan keharmonisan

keluarga mereka tidak terganggu. 66.7% responden tidak memiliki kesetaraan tingkatan

agama dengan pasangannya dan pernah mengalami pertengkaran adumulut. Dari data ini

terlihat bahwa mayoritas responden yang memiliki kesetaraan pada tingkatan agama tidak

Page 88: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

pernah mengalami pertengkaran adu mulut dan keharmonisan keluarga mereka dapat

terjaga.

Tabel selanjutnya menyajikan pertengkaran adu mulut pada keluarga responden

menurut latar belakang tampilan wajah

Tebel 4.49

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut Tampilan Wajah

No. Tampilan

Wajah

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

33

9

63.5

25

19

26

36.5

72.2

-

1

-

2.8

52

36

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas memperlihatkan, bahwa 63.5% responden yang memiliki

kesetaraan pada tampilan wajah tidak pernah merasakan pertengkaran adu mulut dan

keharmonisan pada keluarga mereka terjaga. Dan responden yang tidak memiliki

kesetaraan pada tampilan wajah cukup banyak yang mengalami petengkaran adu mulut

(75%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas pasangan yang tidak memiliki kesetaraan

pada tampilan wajah dapat mengganggu keharmonisan keluarga.

Tabel selanjutnya menyajikan Keharmonisan keluarga responden dalam kasus

pertengkaran adu mulut menurut latar belakang suku

Tabel 4.50

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Suku

No. Suku Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

74

12

92.5

80

6

2

7.5

13.3

-

1

-

6.7

80

15

100

100

Page 89: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Jumlah 95

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.50 memperlihatkan, 92.5% responden yang memiliki kesamaan suku

dengan pasangannya tidak pernah mengalami pertengkaran adu mulut. Sedangkan

responden yang berbeda suku dengan pasangannya pernah mengalami pertengkaran adu

mulut (20%). Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perbedaan suku tidak begitu

berpengaruh pada keharmonisan berkeluarga ini terlihat dari sedikitnya angka

pertengkaran adu mulut yang dialami oleh responden yang memiki perbedaan suku

dengan pasangnnya.

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang pertengkaran adu mulut

menurut latar belakang status sosial

Tabel 4.51

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Status Sosial

No. Status

Sosial

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

28

16

93.4

29.6

1

32

3.3

59.3

1

6

3.3

11.1

30

54

100

100

Jumlah 84

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel di atas memperlihatkan, bahwa 93.4% responden yang memiliki

kesetaraan pada status sosial dengan pasangan tidak pernah mengalami pertengkaran adu

mulut dan suasana keharmonisan dalam keluarga mereka terjaga. 70.4% responden

pernah mengalami pertengkaran adu mulut dengan pasangannya. Berdasarkan informasi

dari tabel 4.51 bahwa faktor kesetaraan status sosial, dalam kehidupan berkeluarga sangat

besar perannya menjaga keharmonisan rumah tangga.

Page 90: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel selanjutnya memaparkan informasi tentang keluarga responden dalam

kasus kekerasan fisik menurut latar belakang tingkatan pendidikan responden

Tabel 4.52

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Pendidikan

No. Pendidikan Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

35

50

97.2

96.2

1

-

2.8

-

-

2

-

3.8

36

52

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel 4.52 dapat diketahui, bahwa 97.2% responden memiliki kesetaran

pada tingkatan pendidikan dengan pasangannya dan tidak pernah mengalami kekerasan

fisik dan 96.2% responden yang memiliki perbedaan tingkatan pendidikan dengan

pasangannya tidak pernah mengalami kekerasan fisik. Dari data tabel 4.52 dapat

diketahui bahwa kesamaan atau perbedaan tingkatan pendidikan tidak menjadi penyebab

timbulnya kekerasan fisik, ini dapat dilihat dari sedikitnya angka kekerasan fisik pada

responden yang berbeda tingkatan pendidikan dengan pasangnnya. Tabel berikutnya

menyajikan informasi tentang kekerasan fisik yang dialami responden menurut latar

belakang Agama

Tabel 4.53

Page 91: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan tingkatan Agama

No. Agama Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

81

1

97.6

33.3

1

2

1.2

66.7

1

-

1.2

-

83

3

100

100

Jumlah 86

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.53 dapat diketahui, bahwa 97.6% responden yang memiliki

kesamaan agama dengan pasangnnya tidak pernah mengalami kekerasan fisik pada

keluarganya dan tidak mengganggu keharmonisan keluarganya. 66.7% responden yang

memilki perbedaan agama dengan pasangannya pernah terjadi kekerasan fisik pada

keluarga mereka. Maka dapat diketahui bahwa kesetaraan pada tingkatan agama dapat

mencegah terjadinya kekerasan fisik dan dapat mewujudkan keluarga yang harmonis.

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang kekerasan fisik yang dialami responden

menurut latar belakang tampilan wajah.

Tabel 4.54

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tampilan Wajah

No. Tampilan

Wajah

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

44

25

84.6

69.5

8

7

15.4

19.4

-

4

-

11.1

52

36

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.54 mempelihatkan bahwa, 84.6 responden yang memiki kesetaraan

pada tampilan wajah tidak pernah mengalami kekerasan fisik pada keluarga mereka.

30.5% responden pernah mengalami kekerasan fisik dan mengakibatkan terganngunya

Page 92: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

keharmonisan keluarga mereka. Dapat diketahui bahwa kesamaan tampilan wajah dengan

pasangannya dapat menjaga suasana keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga. Tabel

selanjutnya memperlihatkan Keharmonisan keluarga responden dalam kasus kekerasan

fisik menurut latar belakang suku

Tabel 4.55

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Suku

No. Suku Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

76

13

95

86.6

4

1

5

6.7

-

1

-

6.7

80

15

100

100

Jumlah 95

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut data di atas dapat diketahui, bahwa, 95% responden yang memiliki

kesetaraan pada suku dengan pasangnnya tidak pernah mengalami kekerasan fisik dan

keharmonisan keluarga mereka dapat terjaga. Sedangkan responden yang berbeda suku

dengan pasangannya pernah mengalami kekerasan fisik (13.4%). Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa kesamaan atau perbedaan pada suku tidak dapat dikategorikan menjadi

penyebab terjadinya kekerasan fisik,. Tabel selanjutnya menyajikan latar belakang

keharmonisan keluarga responden dalam kasus kekerasan fisik menurut latar belakang

status sosial

Tabel 4.56

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan tingkat Statu Sosial

No. Status

Sosial

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

26

8

86.7

14.8

3

30

10

55.6

1

16

3.3

29.6

30

54

100

100

Page 93: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Jumlah 84

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Data dari tabel 4.56 menunjukkan 86.7% responden yang memiliki kesetaraan

status sosial dengan pasangnnya tidak pernah terjadi kekerasan fisik pada keluarganya

dan keharmonisan dalam keluarganya terjaga. 85.2% responden terganggu keharmonisan

keluarganya karena perbedaan status sosial dengan pasangnnya dan pernah mengalami

kekerasan fisik. Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan pada status sosial sangat

berperan dalam menjaga keharmonisan keluarga dan dapat mencegah terjadinya kekrasan

fisik

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang keluarga responden dalam

kasus pisah ranjang menurut latar belakang tingkatan pendidikan responden

Tabel 4.57

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Pendidikan

No. Pendidikan Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

35

49

97.2

94.2

1

2

2.8

3.9

-

1

-

1.9

36

52

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa 97.2% responden yang memiliki kesetaraan

tingkatan pendidikan dengan pasangannya tidak pernah mengalami pisah ranjang dan

keharmonisan keluarga mereka dapat terjaga. Sedangkan 5.8% responden yang berbeda

tingkatan pendidikan dengan pasangannya pernah mengalami pisah ranjang dengan

pasangannya. Data ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkatan pendidikan dalam

pernikahan kecil kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya pisah ranjang.

Page 94: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel selanjutnya menyajikan informasi pisah ranjang menurut tingkatan agama

Tabel 4.58

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Agama

No. Agama Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

83

2

100

66.7

-

1

-

33.3

-

-

-

-

83

3

100

100

Jumlah 86

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.58 menjelaskan bahwa, 100% responden yang memiliki kesetaraan

dalam hal agama tidak pernah mengalami pisah ranjang dengan pasangannya. 33.3%

responden yang memiliki perbedaan agama dengan pasangannya, pernah mengalami

pisah ranjang. Dari data ini dapat diketahui bahwa seluruh masyarakat Desa Kemang

yang memiliki kesetaraan agama tidak pernah mengalami pisah ranjang. Ini menunjukkan

bahwa kestaraan dalam hal agama sangat berperan dalam membentuk keluarga yang

harmonis. Tabel berikutnya tentang Keharmonisan keluarga responden dalam kasus pisah

ranjang menurut latar belakang tampilan wajah

Tabel 4.59

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tampilan Wajah

No. Tampilan

Wajah

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

49

24

94.2

66.7

3

12

5.8

33.3

-

-

-

-

52

36

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.59 menunjukkan, bahwa 94.2% responden yang memiliki kesetaraan

pada tampilan wajah tidak pernah mengalami pisah ranjang, dan 33.3% responden yang

Page 95: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

tidak memiliki kesetaraan pada tampilan wajah pernah mengalami pisah ranjang dengan

pasangannya. Dari data tabel 4.59 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden yang

memiliki kesetaraan pada tampilan wajah tidak pernah mengalami pisah ranjang dan

mengindikasikan bahwa keluarga mereka harmonis.

Tabel selanjutnya menyajikan informasi tentang keharmonisan keluarga

responden dalam kasus pisah ranjang menurut latar belakang suku

Tabel 4.60

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Suku

No. Suku Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

78

15

97.5

100

2

-

2.5

-

-

-

-

-

80

15

100

100

Jumlah 95

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel di atas, 2.5% responden memiliki kesamaan suku dengan

pasangannya pernah mengalami pisah ranjang. Sedangan responden yang tidak memiliki

kesamaan suku dengan pasangannya tidak pernah mengalami pisah ranjang (100%). Dari

tabel ini dapat diketahui bahwa kesetaraan dalam suku tidak bisa menjadi guaranti akan

terhindar dari pisah ranjang. Tabel berikutnya memaparkan keluarga responden pada

kasus pisah ranjang menurut latar belakang status sosial

Tabel 4.61

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Status Sosial

No. Status

Sosial

Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

29

41

96.7

75.9

1

7

3.3

13

-

6

-

11.1

30

54

100

100

Page 96: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Jumlah 84

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel 4.61 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki

kesetaranan status sosial dengan pasangnnya tidak pernah mengalami pisah ranjang

(96.7%). Namun 24.1% responden yang tidak memiliki kesamaan status sosial dengan

pasangannya pernah mengalami pisah ranjang. Informasi ini menjelaskan bahwa

kesetaraan dalam hal status sosial sangat membantu dalam pembentukan keluarga yang

harmonis.

Tabel selanjutnya menjelaskan tentang suasana keharmonisan keluarga

responden dalam kasus pisah rumah menurut latar belakang pendidikan

Tebel 4.62

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Pendidikan

No. Pendidikan Tidak

Pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

36

51

100

98.1

-

1

-

1.9

-

-

-

-

36

52

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel di atas terlihat bahwa, 100% responden yang memiliki kesetaraan

tingkatan pendidikan dengan pasangannya tidak pernah mengalami pisah rumah dan

1.9% responden yang berbeda tingkatan pendidikan dengan pasangannya pernah

mengalami pisah rumah. Data ini menunjukkan bahwa seluruh masyarakat Desa Kemang

yang memiliki kesetaraan tingkat pendidikan dengan pasangannya tidak pernah

mengalami pisah rumah dan kesetaraan pada tingkatan pendidikan penting untuk menjaga

keharmonisan keluarga.

Page 97: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tabel berikutnya menyajikan informasi keharmonisan keluarga responden

dalam kasus pisah rumah karna belakang Agama

Tabel 4.63

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Agama

No. Agama Tidak

pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

81

1

97.6

33.3

2

2

2.4

66.7

-

-

-

-

83

3

100

100

Jumlah 86

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.63 memperlihatkan 97.6% responden yang memiliki kesetaraan

tingkatan agama tidak pernah mengalami pisah rumah dan keharmonisan keluarga dapat

terjaga. Sedangkan 66.7% responden yang bebeda tingkatan agama dengan pasangannya

pernah mengalami pisah rumah. Hal ini menggambarka bahwa masyarakat Desa Kemang

yang memiliki kesamaan tingkatan agama tidak pernah mengalami pisah rumah. Tabel

selanjutnya akan memaparkan keharmonisan keluarga dalam kasus pisah rumah menurut

latar belakang tampilan wajah

Tabel 4.64

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tampilan Wajah

No. Tampilan

Wajah

Tidak

pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

52

35

100

97.2

-

1

-

2.8

-

-

-

-

52

36

100

100

Jumlah 88

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Dari tabel di atas diketahui bahwa seluruh responden yang memiliki kesetaraan

dalam tampilan wajah tidak pernah mengalami pisah rumah dengan pasangannya

Page 98: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

(100%). Sedangkan responden yang tidak memiliki kesamaan tampilan wajah dengan

pasangannya, pernah mengalami pisah rumah (2.8%). Dari sini sudah jelas dapat

diketahui bahwa seluruh responden yang setara pada tampilan wajah hidup dengan

harmonis. Tabel berikutnya menggambarkan keharmonisan keluarga responden dalam

kasus pisah rumah menurut latar belakang suku

Tabel 4.65

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Suku

No. Suku Tidak

pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

79

13

98.8

86.7

1

2

1.2

13.3

-

-

-

-

80

15

100

100

Jumlah 95

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.65 menunjukkan bahwa 98.8% responden yang memiliki kesamaan

suku dengan pasangannya tidak pernah mengalami pisah rumah. 13.3% responden yang

bebeda suku dengan pasangannya pernah mengalami pisah rumah. Hal ini

menggambarkan bahwa hampir seluruh responden yang memiliki kesamaan suku dengan

pasangannya tidak pernah mengalami pisah rumah. Tabel selanjutnya menyajikan

suasana keharmonisan keluarga responden dalam kasus pisah rumah menurut latar

belakang status sosial

Tabel 4.66

Pengalaman responden tentang keharmonisan keluarga

menurut persamaan Tingkatan Status Sosial

No. Status

Sosial

Tidak

pernah %

Pernah

1-4 % > 5 % F %

1

2

Sama

Beda

30

49

100

90.7

-

5

-

9.3

-

-

-

-

30

54

100

100

Page 99: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Jumlah 84

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Tabel 4.66 memperlihatkan bahwa, 9.3% responden yang tidak memiliki

kesetaraan pada status sosial, menyatakan pernah mengalami pisah rumah dengan

pasangannya. Sedangkan seluruh responden yang memiliki kesetaraan status sosial

dengan pasangannya tidak pernah mengalami pisah rumah dan keharmonisan pada

keluarganya dapat terjaga. Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan pada status sosial

mutlak tidak dapat mengakibatkan terjadinya pisah rumah.

Tabel berikutnya menyajikan informasi tentang unsur kafaah yang paling

berperan dalam pembentukan keluarga yang harmonis menurut pengalaman keluarga

responden.

Tabel 4.67

Unsur kafaah yang paling berperan dalam pembentukan

Keluarga Sakinah

No. Unsur Kafaah F %

1

2

3

4

5

Pendidikan

Agama

Tampilan Wajah

Suku

Status Sosial

7

62

8

13

8

7.2

63.3

8.1

13.3

8.1

Jumlah 98 100

Keterangan: Data diolah dari hasil survei lapangan

Menurut tabel 4.67 dapat diketahui, bahwa 63.3% responden menyatakan

kesetaraan pada tingkatan agama dengan pasangannya akan lebih mempermudah dalam

membentuk keluarga yang harmonis. Responden yang memiliki kesekufuan pada

Page 100: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

masalah agama tidak pernah mengalami komflik dalam berumah tangga. Sedangkan

13.3% responden berpendapat kesekufuan pada unsur kesuku-an juga berperan dalam

menciptakan keluarga yang harmonis. Dari data 4.67 dapat diketahui bahwa kebanyakan

responden menyatakan faktor kesamaan agama sangat berperan dalam membentuk

keluarga yang harmonis dibandingkan dengan unsur kafaah yang lainnya.

N. Analisis Data

Mengacu pada beberapa inti permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian

terdahulu ada beberapa butir temuan penelitian yang perlu dielaborasi secara lebih

mendetail. Permasalahan tersebut adalah: (1). Peranan kafaah dalam membentuk

keluarga yang sakinah. (2). Pemahaman dan pengetahuan masyarakat Desa Kemang

terhadap pernikahan yang sekufu.

1. Peranan kafaah dalam membentuk keluarga yang sakinah

Pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemang adalah pernikahan

yang tergolong kepada keluarga harmonis. Keharmonisan yang terdapat di masyarakat

Desa Kemang dikarenakan adanya kesamaan latar belakang diantara para pasangan.

Kafaah membawa pengaruh yang positif dalam membentuk keluarga yang sakinah dan

dapat menjaga agar tidak terjadi keretakan dalam keluarga. Selain itu ke se-kufuan juga

dapat mencegah terjadinya pertengkaran disebakan perbedaan latar belakang yang sudah

ada. Ini terbukti dari tingginya angka keharmonisan yang terdapat pada Desa Kemang

hal itu dapat dilihat dari keluarga yang mengalami pertengkaran adu mulut dengan

pasangannya tergolong sedikit dan indikasinya adalah rasa sayang, cinta, keceriaan dan

suasana kehangatan dengan pasangannya masih tetap ada didalam diri masyarakat

setempat.

Page 101: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pasangan akan mengalami pertengkaran

karena perkawinan merupakan pertemuan dua insan yang belum pernah hidup bersama,

maka apabila seseorang menikah dengan orang lain yang memiliki latar belakang yang

berbeda sedikit banyaknya akan mengakibatkan gesekan-gesekan yang mengakibatkan

perceraian. Meskipun pertengkaran sering terjadi di dalam keluarga itu merupakan

bumbu dari kehidupan berkeluarga, pertengkaran yang paling memuncak dalam rumah

tangga responden hanya sampai kepada kekerasan fisik, namun pertengkaran tersebut

masih dapat diatasi atau dimediasi oleh tokoh agama setempat, sehingga tidak sampai

kepada penjatuhan talak yang mengakibatkan putusnya ikatan perkawinan.

2. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat Desa Kemang terhadap konsep kafaah

dalam perkawinan.

a. Pemahaman

Dalam pemahaman tentang pernikahan sekufu’ yang dilakukan di masyarakat

Desa Kemang, bahwa banyak masyarakat Desa Kemang yang sudah cukup memahami

tentang pernikahan yang sekufu’. Pernikahan yang sekufu’ adalah pernikahan yang

memiliki kesamaan latar belakang antara calon suami dan istri. Kesaman latar belakang

diantaranya: pendidikan, agama, mazhab, organisasi keagama-an, ketaqwaan, suku, status

sosial, tingkatan ekonomi dan tampilan wajah. Ini terbukti dengan banyaknya responden

yang menjawab bahwa konsep kafaah dianjurkan dalam Islam ini dapat dilihat ditabel

4.22. Pada prakteknya di masyarakat sudah menjalankan konsep kafaah dalam

perkawinan. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kemang menjalankan

konsep kafaah, indikasinya adalah bahwa masyarakat Desa Kemang pada saat menikah

memiliki latar belakang yang sama dengan pasangannya.

Page 102: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

b. Pengetahuan pernikahan yang sekufu’

Mengenai pengetahuan pernikahan yang sekufu’, mayoritas masyarakat Desa

Kemang cukup mengerti dan cukup mengetahui bahwa pernikahan yang memiliki

kesamaan latar belakang dapat membentuk keluarga yang sakinah, masyarakat mendapat

pengetahuan tentang ajaran kafaah dari membaca buku hukum Islam dan mendengarkan

ceramah ustazd dimajlis taklim atau mushola. Selain itu masyarakat menganggap

pernikahan yang memiliki kesamaan latar belakang penting untuk diterapkan, terutama

bagi masyarakat yang akan memilih calon pasangan, terlebih lagi bagi yang hendak

melangsungkan pernikahan agar pada nantinya lebih mudah untuk mewujudkan keluarga

yang harmonis. Namun terkadang ada masyarakat yang beranggapan bahwa kafaah ini

tidak perlu, sehingga mereka lebih memilih mencari pasangan dengan cara sendiri,

terlepas dari mereka sudah melakukan pemilihan pasangan dengan mempacarinya

terlebih dahulu

Page 103: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dari hasil wawancara penulis dengan hakim

Pengadilan Agama Bogor, BP4 KUA Kemang dan tokoh agama beserta tokoh

masyarakat, survei lapangan serta dilengkapi dengan tabel yang memuat data-data

tentang pengetahuan, pemahaman masyarakat tentang nikah secara kafaah dan peran

kafaah dalam perkawinan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Kafaah diperuntukan bagi calon suami agar sederajat dengan calon istrinya ini

disyaratkan agar dapat menghasilkan keserasian dalam hubungan suami-istri,

kafaah disini mengandung arti bahwa laki-laki harus sama atau setara dalam

tingkatan ekonomi, pendidikan, ahlak dan tampilan wajah dan terutama dalam hal

agama pada saat memilih calon pasangan yang akan dilamarnya. Kafaah

merupakan hak perempuan dan walinya. Wali tidak bisa memaksa mengawinkan

perempuan dengan orang yang tidak sekufu kecuali yang bersangkutan ridha.

2. Kafaah dalam perkawinan berperan dalam pembentukan keluarga yang sakinah,

kafaah juga dapat menyelamatkan perkawinan dari kegagalan disebabkan

perbedaan di antara dua pasangan. dari beberapa perkawinan yang ada

dimasyarakat banyak memiliki kesamaan dengan pasangannya. Banyak keluarga

yang ada dimasyarakat hidup dengan harmonis, jika terjadi pertengkaran karna

perselisihan paham sehingga terjadi pertengkaran dan kalaupun pertengkaran itu

tidak dapat teratasi tidak sampai kepada penjatuhan talak.

Page 104: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

3. Masyarakat Desa Kemang sudah cukup mengetahui mengenai ajaran kesamaan

dalam pernikahan, Namun masyarakat kurang terbiasa dengan istilah kafaah atau

sekufu

4. Dalam pemahaman pernikahan yang sekufu masyarakat sudah cukup memahami

tentang pernikahan yang sekufu namun masyarakat Desa Kemang memahami

secara substansi, yaitu: pernikahan yang memiliki kesamaan latar belakang antara

calon suami dan istri.

B. Saran

1. Orang tua harus mampu memberikan pemahaman tentang kafaah, kepada

anaknya agar menikah dengan yang sekufu, demi tercapainya tujuan pernikahan

yang sakinah mawaddah warohmah.

2. Bagi pasangan yang hendak melangsungkan perkawinan hendaknya

mempertimbangkan terlebih dahulu persamaan dan perberdaan yang terdapat di

antara keduanya.

3. Diharapkan kepada tokoh agama dan masyarakat supaya lebih memperhatikan

dan mensosialisasikan pentingnya kafaah, bagi para pemuda agar menjadikan ke-

sekufu-an sebagai pertimbanagn dalam memilih pasangan.

Page 105: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al- Karim

Assegaf, M.Hasyim Derita Putrid-Putri Nabi Studi Historis Kafa’ah Syarifah, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2000

Alhamdani, H.S.A Risalah Nikah. Jakarta: Pustaka Amani, 2002.

Abidin, Slamet Drs. Fiqih Munakahat 1. Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Ahmad, Zaid Husein Terjemah Fiqhul Mar’atil Muslimah, Jakarta: T.tp, 1995

Al-Munawwir, Kamus Arab- Indonesia Jakarta: Pustaka Progresseif, 2002

Al-Asqolani, Ibn Hajar Bulughul al-Maram, T.tp, Surabaya, t.th.

At-Tirmidzi, Imam, Sunan At-Tirmidzi Al-Maktabah Al-Syamilah http://www. al-

islam.com juz, II. t.th.

Bakry, Hasbullah Pedoman Islam di Indonesia, Jakarta: UI Press, 1998.

Daly, Peunoh Dr. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1988

Depag, Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia, jakarta: Dirjen Bimas Islam, 1992

Fuad, Kiki Sakinatul “Posisi Perempuan Keturunan Arab Dalam Budaya Perjodohan”,

Tesis, S 2 Universitas Indonesia, Depok, 2005

Ghazaliy, Abd Rahman Prof. Dr. Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003.

Ghoffar, Abdul Fiqih Keluarga. Jakarta: Pustaka Al-kautsar, t.th

Hasan, M. Ali Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, Jakarta: Prenada Media,

2003.

Ismail Al-Kahlani, Assaidil Imam Muhammad Bin Subulussalam juz 3, Bandung:

Dahlan, 1183.

J, Moleong, Lexy Dr. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. XVII Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002.

Mujib, M. Abdul Kamus Istilah Fiqih, Cet. II, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995.

Page 106: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Muktar, Kamal Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan. Jakarta: Bulan Bintang,

1974.

Muhdor, Ahmad Zuhdi Kamus Kontemporer Arab- Indonesia, Cet II Yogyakarta:

Yayasan Ali Maksum, 1996

Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, http://www. al-islam.com juz, VI. t.th.

Nasa’i, Imam Al-Sunan Al-Kubro li Al-Nasa’I, Al-Maktabah Al-Syamilah, (http://. al-

islam.com) juz III, t.th.

Syarifuddin, Amir Prof. Dr., Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqih

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2006.

Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, cet.II

Yogyakarta: Liberty, 1986.

Sabiq, Sayyid Fiqh as-sunnah Jilid 2, Beirut: Dar El Fikri, 1983

Siddiqui, Mona Menyingkap Tabir Perempuan Islam, perspektif kaum peminis Bandung:

Nuansa, 2007

Subulussalam, Bab kafa’ah dan Khiyar dalam pernikahan, Al-Maktabah Al-Syamilah

(http:// www. al-islam.com), juz III, t.th.

Thalib, Muhammad Drs. Terjemah Fiqih Sunnah jilid 7, Bandung: PT. Al-Ma’rif, 1987.

Umar, Anshori fiqih Wanita. Semarang: As Syfa, 1981

Yunus, Mahmud Prof. H. Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an, t.th.

Ziadeh, Farhat J. “Equality(Kafa’ah) in The Muslim Law Of Mariage” American Jurnal

of Comparative Law, 1957.

Zomeno, Amalia Kafa’ah In The Maliki School: Fatwa From Fifteenth-Century Fez. t.th.

Page 107: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Angket Penelitian untuk Penulisan Skripsi

AJARAN KAFA’AH/KESETARAAN DALAM PERNIKAHAN

(STUDI PERILAKU PERNIKAHAN MASYARAKAT ISLAM)

Assalamu’alaukim wr.wb.

Yth. Ibu Responden

Berikut adalah angket untuk penelitian tentang

Ajaran Kafa’ah/Kesetaraan dalam Pernikahan (Studi Perilaku Penikahan Masyarakat Islam.) Kami sangat mengharapkan kesediaan Ibu untuk mengisi angket.

Seluruh identitas dan informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya.

Terimakasih atas bantuan Ibu dan semoga Allah mencatat bantuan tersebut sebagai amal-ibadah.

Nama Mahasiswa : Haerul Anwar

Dosen Pembimbing

1. Drs. Noryamin Aini, MA

2. Sri Hidayati, M.Ag.

PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SHAKHSHIYYAH (SAS)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM,

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 108: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

PETUNJUK PENGISIAN

.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Berapa usia Ibu sekarang? tahun

2. Latar belakang pendidikan yang pernah Ibu tamatkan?

Jenjang pendidikan Apa Jenis sekolah yang Ibu tamatkan*

a). Sekolah Dasar 1. Sekolah Umum (SD)

2. Sekolah Agama (MI)

b). SLTP 1. Sekolah Umum (SMP) 2. Sekolah Agama (M.Ts)

c). SLTA 1. Sekolah Umum (SMU/SMK/SMEA)

2. Sekolah Agama (M. Aliyah)

3. Pondok Pesantren

d). Pendidikan Tinggi 1. Perguruan Tinggi Umum

2. Perguruan Tinggi Agama

* Lingkari pilihan jenis pendidikan Ibu

3. Apa status perkawinan Ibu saat ini? [1] Menikah [3] Janda cerai hidup

[2] Janda cerai mati

4. Apakah Ibu sebagai penduduk asli (sejak lahir) yang menetap di daerah ini?

[1] Penduduk asli (langsung ke No.A–7) [2] Warga pendatang

5. Jika sebagai PENDATANG, dari mana asal daerah Ibu?

[1] Dari asal kecamatan yang sama [3] Dari asal provinsi yang sama [2] Dari asal kabupaten/kodya yang sama [4] Dari asal provinsi yang berbeda

6. Sudah BERAPA LAMA Ibu menetap di tempat sekarang? [....... tahun]

7. Apakah Ibu memiliki pekerjaan tetap/tidak tetap?

[1] Memiliki pekerjaan tetap [3] Tidak bekerja (langsung ke No A-13) [2] Baru memiliki pekerjaan tidak tetap [4] Ibu Rumah Tangga (langsung ke No A-

13)

8. PEKERJAAN Ibu bergerak di BIDANG apa.?

Angket diisi sendiri oleh responden. Jika ada pertanyaan yang tidak jelas, Ibu bisa menanyakan kepada peneliti. Teknik memberi jawaban dengan cara melingkari nomor

pilihan yang tersedia, atau mengisi tempat kosong yang tersedia

Page 109: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[1] Pendidikan [ 7 ] Jasa layanan hukum [13] Jasa kebersihan

[2] Layanan administrasi/TU [ 8 ] Jasa layanan kesehatan [14] Jasa layanan elektronik

[3] Jasa layanan angkutan [ 9 ] Jasa konsultasi [15] Pertanian

[4] Jasa telekomunikasi [10] Jasa kecantikan [16] Peternakan–perikanan

[5] Jasa hiburan [11] Jasa pengiriman–ekspedisi [17] Perdagangan

[6] Jasa percetakan [12] Jasa bangunan/konstruksi [18] ____________________

9. Apa JABATAN Ibu di pekerjaan tersebut.

[1] Pejabat eselon 1 [10] Pengusaha besar [19] Guru SLTP/SMU [28] Pedagang keliling

[2] Pejabat eselon 2 [11] Manajer [20] Guru TK/SD [29] Pedagang di warung

[3] Direktur [12] Pejabat eselon 3 [21] Guru ngaji [30] Montir

[4] Anggota DPR/D [13] Dosen [22] Penceramah [31] Tukang ojek

[5] Akuntan/auditor [14] Apotiker [23] Artis/seniman [32] Penjahit

[6] Hakim [15] Camat [24] Pegawai TU [33] Sopir

[7] Konsultan hukum [16] Pejabat eselon 4 [25] Dagang di toko [34] Buruh bangunan

[8] Jaksa [17] Lurah [26] Perawat [35] Buruh kebersihan

[9] Dokter [18] Bidan [27] Satpam [36]

________________

10. Selain pekerjaan di atas, apakah Ibu mempunyai pekerjaan sampingan/tambahan?

[1] Ya,sebutkan ______________________ 2. Tidak

11. Berapa RATA–RATA PENGHASILAN bulanan Ibu?

[1] Kurang dari Rp. 500.000 [4] Rp. 2.000.001–4.000.000 [7] Rp. 10.000.001–15.000.000

[2] Rp. 500.001–1.000.000 [5] Rp. 4.000.001–6.000.000 [8] Rp. 15.000.001–20.000.000

[3] Rp. 1.000.001–2.000.000 [6] Rp. 6.000.001–10.000.000 [9] > Rp. 20.000.000

12. Bagaimana asal–usul suku AYAH kandung Ibu?

[1] Tidak jelas, suku campuran [2] Jelas, sebutkan [...................................................]

13 Bagaimana asal–usul suku IBU kandung Ibu

[1] Tidak jelas, suku campuran [2] Jelas, sebutkan [..................................................]

B. SEJARAH PERNIKAHAN

1. Bagaimana status pernikahan Ibu pada saat menikahi suami sekarang?

[1] Gadis [2] janda cerai mati [3] Janda cerai hidup

2. Bagaimana status suami saat menikah dengan Ibu?

[1] Perjaka [2] Duda cerai mati [3] Duda cerai hidup [4] Beristri

3. Bagaimana proses Ibu menikahi suami sekarang?

[1] Dipilihkah/dijodohkan oleh orangtua [3] Memilih sendiri

[2] Dipilihkan/dijodohkan keluarga [4]

____________________________________

Page 110: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

4. Bagaimana status administrasi pernikahan Ibu dengan suami sekarang?

[1] Dicatatkan di (KUA) [2] Nikah sirri (menurut agama saja)

5. Selama ini, sudah berapa Ibu menikah? ____ kali

6. Pada saat memilih suami yang ada sekarang, sebutkan 3 (tiga) faktor yang paling menjadi dasar pertimbangan pemilihan tersebut?

[1] Dasar pertimbangan cinta [6] Dasar pertimbangan keturunan/ningrat [2] Dasar pertimbangan materi [7] Dasar pertimbangan kesukuan

[3] Dasar pertimbangan ketampana [8] Dasar pertimbangan kedaerahan

[4] Dasar pertimbangan status sosial [9] Dasar pertimbangan akhlak/kesopanan [5] Dasar pertimbangan kesalehan [0] _________________________________

C. PEMAHAMAN KAFA’AH/SEKUFU

1. Apakah Ibu pernah mendengar ajaran tentang sekufu/setara dalam pernikahan.?

[1] Pernah [2] Tidak pernah [langsung ke Nomor C-4]

2. Jika pernah mendengar, apa yang Ibu pahami dengan istilah tersebut?

[Tandai semua pilihan yang benar menurut pilihan Ibu]

[1] Kesamaan latar belakang antara calon suami dan istri

[2] Kesetaraan latar belakang antara calon suami dan istri [3] Kecocokan antara calon suami dan istri

[4] Kecintaan antara calon suami dan istri

[5] Pernikahan yang direstui oleh calon orangtua suami dan orangtua istri [6] Kesepahaman antara calon suami dan istri

[7] Kesepakatan antara calon suami dan istri

3. Dari manakah Ibu mengetahui tentang ajaran kesekufuan/kafa’ah dalam pernikahan?

[Tandai semua pilihan yang benar menurut pilihan Ibu]

[1] Membaca dari buku hukum Islam

[2] Mendengar ceramah ustadz di mejlis taklim [3] Mendengar ceraman ustdaz di pengajian mesjid/mushoka

[4] Mendengar ceramah ustadz di TV/radio

[5] Mendengar pembicaraan teman-teman dekat

[6] Mendengar materi/isi penyuluhan hukum Islam [7] Membaca majalah/surat kabar Islam

[8] ______________________________________________________

4. Apakah kafa’ah antara calon suami dan istri menjadi suatu kewajiban dalam pernikahan?

[1] Wajib menurut agama, harus dipenuhi [4] Hanya anjuran agama

[2] Wajib menurut adat, harus dipenuhi [5] Hanya ajaran adat/kebiasaan

[3] Tidak wajib, tapi ia baik bagi calon pasangan [6] Tidak tahu

5. Apakah pernikahan yang tidak sekufu antara calon suami dan istri perlu dibatalkan?

[1] Tidak perlu dibatalkan [4] Harus dibatalkan

[2] Perlu diingatkan [5] Tidak tahu

D. SIGNIFIKANSI KESAMAAN [KAFA’AH] DALAM PERNIKAHAN

Page 111: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Pertanyaan Sangat

Tdk Penting

Tidak Penting

Kurang Penting

Sedikit Penting

Cukup Penting

Penting Sangat Penting

Tidak Tahu

1. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT

PENDIDIKAN dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

2. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan AGAMA

YANG DIPELUK dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

3. Seberapa penting calon suami-istri

memiliki kesamaan

ALIRAN/MAZHAB keagamaan dlm

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

4. Seberapa penting calon suami-istri

memiliki kesamaan ORGANISASI SO-

SIAL-KEAGAMAAN dlm pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

5. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki ke-samaan TINGKAT KETAQWAAN/ KESALEHAN dalam

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

6. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan SUKU dlm

pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

7. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan ASAL

DAERAH dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

8. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan PILIHAN

PARTAI POLITIK dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

9. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT

KENINGRATAN/KETURUN-AN dalam

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

10. Seberapa penting calon suami dan istri memiliki kesamaan TINGKAT

STATUS SOSIAL dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

11. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT

KEKAYAAN dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

12. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan KETAM-

PANAN dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

13. Menurut PENGALAMAN Ibu, apakah banyak perbedaan latar belakang antara suami dan istri dapat membatalkan sebuah pernikahan?

[1] Dapat membatalkan [2] Tidak dapat membatalkan [3] Tidak tahu

E. PRAKTEK KESAMAAN [KAFA’AH] DALAM PERNIKAHAN

1. Pada saat menikah, bagaimana TINGKAT PENDIDIKAN suami Ibu?

[1] Pendidikan suami dua tingkat lebih tinggi [4] Pendidikan suami dua tingkat lebih rendah

Page 112: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[2] Pendidikan suami satu tingkat lebih tinggi [5] Pendidikan suami satu tingkat lebih

rendah

[3] Pendidikan suami sama dengan pendidikanku [6] Tidak tahu

2. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang AGAMA suami Ibu?

[1] Dulu beda agama, tapi sudah lama Islam [3] Tetap beda agama [5] Tidak tahu

[2] Dulu beda agama, baru masuk Islam [4] Seagama

3. Pada saat menikah, bagaimana latar belakang ALIRAN/MAZHAB suami Ibu?

[1] Beda mazhab [2] Sama mazhab

4. Pada saat menikah, bagaimana latar belakang ORGANISASI SOSIAL-KEAGAMAAN suami Ibu?

[1] Sama organisasi [2] Beda organisasi [3] Tidak tahu

5. Pada saat menikah, bagaimana latar belakang TINGKAT KETAQWAAN/KESALEHAN suami Ibu?

[1] Ketakwaan suami dua tingkat lebih tinggi [4] Ketakwaan suami satu tingkat lebih rendah

[2] Ketakwaan suami satu tingkat lebih tinggi [5] Ketakwaan suami satu tingkat lebih

rendah

[3] Ketakwaan suami sama dengan ketakwaanku [6] Tidak tahu

6. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang SUKU suami Ibu?

[1] Sama suku [2] Beda suku

7. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang asal kedaerahan suami Ibu?

[1] Sama asal daerah [2] Beda asal daerah

8. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang pilihan PARTAI POLITIK suami Ibu?

[1] Sama partai politik [2] Beda partai politik [3] Tidak tahu

9. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang KENINGRATAN/KETURUNAN suami Ibu?

[1] Keturunan suami dua tingkat lebih tinggi [4] Keturunan suami dua tingkat lebih

rendah

[2] Keturunan suami satu tingkat lebih tinggi [5] Keturunan suami satu tingkat lebih rendah

[3] Keturunan suami sama dengan keturunanku [6] Tidak tahu

10. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang TINGKAT STATUS SOSIAL suami Ibu?

[1] Status sosial suami dua tingkat lebih tinggi [4] Status sosial suami dua tingkat lebih

rendah

[2] Status sosial suami satu tingkat lebih tinggi [5] Status sosial suami satu tingkat lebih rendah

[3] Status sosial suami sama dengan Status sosialku [6] Tidak tahu

11. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang KEKAYAAN suami Ibu?

[1] Kekayaan suami dua tingkat lebih tinggi [4] Kekayaan suami dua tingkat lebih rendah

[2] Kekayaan suami satu tingkat lebih tinggi [5] Kekayaan suami satu tingkat lebih rendah

[3] Kekayaan suami sama dengan kekayaanku [6] Tidak tahu

Page 113: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

12. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang KETAMPANAN suami Ibu?

[1] Suami lebih jelek [2] Suami lebih tampan [3] Tidak tahu

13. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang AGAMA suami Ibu?

[1] Sama-sama Islam [2] Beda agama

F. SUASANA KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA

1. Menurut penilaian Ibu, seberapa harmonis kehidupan pernikahan yang dijalani sekarang?

[1] Sangat tidak harmonis [5] Cukup harmonis

[2] Tidak harmonis [6] Harmonis [3] Kurang harmomis [7] Sangat harmonis

[4] Agak harmonis [8] Tidak tahu

2. Setelah menikah, bagaimana RASA SAYANG Ibu terhadap suami selama ini?

[1] Berkurang, memudar [3] Semakin sayang

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

3. Setelah menikah, bagaimana RASA CINTA Ibu terhadap suami selama ini?

[1] Berkurang, memudar [3] Semakin cinta

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

4. Setelah menikah, bagaimana RASA KEAKRABAN Ibu terhadap suami selama ini?

[1] Berkurang [3] Semakin akrab

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

5. Setelah menikah, bagaimana SUASANA KECERIAAN Ibu dengan suami selama ini?

[1] Berkurang [3] Semakin ceria

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

6. Setelah menikah, bagaimana RASA KEHANGATAN/KEINTIMAN Ibu dengan suami selama ini?

[1] Berkurang [3] Semakin hangat/intim

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

7. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi SILANG PENDAPAT yang Ibu alami dengan suami dalam pernikahan?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

8. Selama pernikahan yang ada, apakah pernah terjadi PERTENGKARAN ADU MULUT dengan

suami?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

Page 114: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

9. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi KEKERASAN FISIK terhadap ibu

yang dilakukan suami dalam rumah tangga?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

10. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi PISAH RANJANG dengan suami?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

11. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi PISAH RUMAH dengan suami?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

12. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi TALAK 1-2 dengan suami?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah 13. JIKA PERNAH terjadi SILANG PENDAPAT dengan suami, apa faktor PALING utama yang

menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6] ____________________________________

14. JIKA PERNAH terjadi PERTENGKARAN ADU MULUT dengan suami, apa faktor PALING utama

yang menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

15. JIKA PERNAH terjadi KEKERASAN FISIK terhadap suami, apa faktor PALING utama yang

menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6] ____________________________________

16. JIKA PERNAH terjadi PISAH RANJANG dengan suami, apa faktor PALING utama yang menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

Page 115: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

17. JIKA PERNAH terjadi PISAH RUMAH dengan suami, apa faktor PALING utama yang menjadi

penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat [3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

18. JIKA PERNAH terjadi TALAK 1-2- oleh suami, apa faktor PALING utama yang menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

Terima kasih. Semoga amal baik Ibu dicatat sebagai pahala oleh Allah Swt.

Page 116: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Angket Penelitian Untuk Penulisan Skripsi

AJARAN KAFA’AH/KESETARAAN DALAM PERNIKAHAN

(STUDI PERILAKU PERNIKAHAN MASYARAKAT ISLAM)

Yth. Bapak Responden

Berikut adalah angket untuk penelitian tentang Ajaran Kafa’ah/Kesetaraan dalam Pernikahan (Studi Perilaku Penikahan Masyarakat

Islam. Kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak untuk mengisi angket.

Seluruh identitas dan informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya. Terimakasih atas bantuan Bapak dan semoga Allah

mencatat bantuan tersebut sebagai amal-ibadah.

Nama Mahasiswa : Haerul Anwar

Dosen Pembimbing

1. Drs. Noryamin Aini, MA

2. Sri Hidayati, M.Ag.

PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SHAKHSHIYYAH (SAS)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM,

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 117: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

PETUNJUK PENGISIAN

.

D. IDENTITAS RESPONDEN

1. Berapa usia Bapak sekarang? tahun

2. Latar belakang pendidikan yang pernah Bapak tamatkan?

Jenjang pendidikan Apa Jenis sekolah yang Bapak tamatkan*

a). Sekolah Dasar 1. Sekolah Umum (SD)

2. Sekolah Agama (MI)

b). SLTP 1. Sekolah Umum (SMP) 2. Sekolah Agama (M.Ts)

c). SLTA 1. Sekolah Umum (SMU/SMK/SMEA)

2. Sekolah Agama (M. Aliyah)

3. Pondok Pesantren

d). Pendidikan Tinggi 1. Perguruan Tinggi Umum

2. Perguruan Tinggi Agama

* Lingkari pilihan jenis pendidikan Bapak

3. Apa status perkawinan Bapak saat ini? [1] Menikah [3] Duda cerai hidup

[2] Duda cerai mati

4. Apakah Bapak sebagai penduduk asli (sejak lahir) yang menetap di daerah ini?

[1] Penduduk asli (langsung ke No.A–7) [2] Warga pendatang

5. Jika sebagai PENDATANG, dari mana asal daerah Bapak?

[1] Dari asal kecamatan yang sama [3] Dari asal provinsi yang sama [2] Dari asal kabupaten/kodya yang sama [4] Dari asal provinsi yang berbeda

6. Sudah BERAPA LAMA Bapak menetap di tempat sekarang? [....... tahun]

7. Apakah Bapak memiliki pekerjaan tetap/tidak tetap?

[1] Memiliki pekerjaan tetap [3] Tidak bekerja (langsung ke No A-13)

[2] Baru memiliki pekerjaan tidak tetap [4] ______________________________

8. PEKERJAAN Bapak bergerak di BIDANG apa.?

[1] Pendidikan [ 7 ] Jasa layanan hukum [13] Jasa kebersihan

[2] Layanan administrasi/TU [ 8 ] Jasa layanan kesehatan [14] Jasa layanan elektronik

Angket diisi sendiri oleh responden. Jika ada pertanyaan yang tidak jelas, Bapak bisa menanyakan kepada peneliti. Teknik memberi jawaban dengan cara melingkari

nomor pilihan yang tersedia, atau mengisi tempat kosong yang tersedia

Page 118: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[3] Jasa layanan angkutan [ 9 ] Jasa konsultasi [15] Pertanian

[4] Jasa telekomunikasi [10] Jasa kecantikan [16] Peternakan–perikanan

[5] Jasa hiburan [11] Jasa pengiriman–ekspedisi [17] Perdagangan

[6] Jasa percetakan [12] Jasa bangunan/konstruksi [18] ____________________

9. Apa JABATAN Bapak di pekerjaan tersebut.

[1] Pejabat eselon 1 [10] Pengusaha besar [19] Guru SLTP/SMU [28] Pedagang keliling

[2] Pejabat eselon 2 [11] Manajer [20] Guru TK/SD [29] Pedagang di warung

[3] Direktur [12] Pejabat eselon 3 [21] Guru ngaji [30] Montir

[4] Anggota DPR/D [13] Dosen [22] Penceramah [31] Tukang ojek

[5] Akuntan/auditor [14] Apotiker [23] Artis/seniman [32] Penjahit

[6] Hakim [15] Camat [24] Pegawai TU [33] Sopir

[7] Konsultan hukum [16] Pejabat eselon 4 [25] Dagang di toko [34] Buruh bangunan

[8] Jaksa [17] Lurah [26] Perawat [35] Buruh kebersihan

[9] Dokter [18] Bidan [27] Satpam [36]

________________

10. Selain pekerjaan di atas, apakah Bapak mempunyai pekerjaan sampingan/tambahan?

[1] Ya,sebutkan ______________________ 2. Tidak

11 Berapa RATA–RATA PENGHASILAN bulanan Bapak?

[1] Kurang dari Rp. 500.000 [4] Rp. 2.000.001–4.000.000 [7] Rp. 10.000.001–15.000.000

[2] Rp. 500.001–1.000.000 [5] Rp. 4.000.001–6.000.000 [8] Rp. 15.000.001–20.000.000

[3] Rp. 1.000.001–2.000.000 [6] Rp. 6.000.001–10.000.000 [9] > Rp. 20.000.000

12. Bagaimana asal–usul suku AYAH kandung Bapak?

[1] Tidak jelas, suku campuran [2] Jelas, sebutkan [...................................................]

13 Bagaimana asal–usul suku IBU kandung Bapak

[1] Tidak jelas, suku campuran [2] Jelas, sebutkan [..................................................]

E. SEJARAH PERNIKAHAN

1. Bagaimana status pernikahan Bapak pada saat menikahi istri sekarang?

[1] Perjaka [2] Duda cerai mati [3] Duda cerai hidup [4] Beristri

2. Bagaimana status istri saat menikah dengan Bapak?

[1] Gadis [2] Janda cerai mati [3] Janda cerai hidup

3. Bagaimana proses Bapak menikahi istri sekarang?

[1] Dipilihkah/dijodohkan oleh orangtua [3] Memilih sendiri [2] Dipilihkan/dijodohkan keluarga [4]

____________________________________

4. Bagaimana status administrasi pernikahan Bapak dengan istri sekarang?

Page 119: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[1] Dicatatkan di (KUA) [2] Nikah sirri (menurut agama saja)

5. Selama ini, sudah berapa Bapak menikah? ____ kali

6. Pada saat memilih istri yang ada sekarang, sebutkan 3 (tiga) faktor yang paling menjadi dasar

pertimbangan pemilihan tersebut?

[1] Dasar pertimbangan cinta [6] Dasar pertimbangan keturunan/ningrat [2] Dasar pertimbangan materi [7] Dasar pertimbangan kesukuan

[3] Dasar pertimbangan kecantikan [8] Dasar pertimbangan kedaerahan

[4] Dasar pertimbangan status sosial [9] Dasar pertimbangan akhlak/kesopanan [5] Dasar pertimbangan kesalehan [0] _________________________________

F. PEMAHAMAN KAFA’AH/SEKUFU

1. Apakah Bapak pernah mendengar ajaran tentang sekufu/setara dalam pernikahan.?

[1] Pernah [2] Tidak pernah [langsung ke Nomor C-4]

2. Jika pernah mendengar, apa yang Bapak pahami dengan istilah tersebut?

[Tandai semua pilihan yang benar menurut pilihan Bapak]

[1] Kesamaan latar belakang antara calon suami dan istri [2] Kesetaraan latar belakang antara calon suami dan istri

[3] Kecocokan antara calon suami dan istri

[4] Kecintaan antara calon suami dan istri [5] Pernikahan yang direstui oleh calon orangtua suami dan orangtua istri

[6] Kesepahaman antara calon suami dan istri

[7] Kesepakatan antara calon suami dan istri

3. Dari manakah Bapak mengetahui tentang ajaran kesekufuan/kafa’ah dalam pernikahan?

[Tandai semua pilihan yang benar menurut pilihan Bapak]

[1] Membaca dari buku hukum Islam [2] Mendengar ceramah ustadz di mejlis taklim

[3] Mendengar ceraman ustdaz di pengajian mesjid/mushoka

[4] Mendengar ceramah ustadz di TV/radio

[5] Mendengar pembicaraan teman-teman dekat [6] Mendengar materi/isi penyuluhan hukum Islam

[7] Membaca majalah/surat kabar Islam

[8] ______________________________________________________

4. Apakah kafa’ah antara calon suami dan istri menjadi suatu kewajiban dalam pernikahan?

[1] Wajib menurut agama, harus dipenuhi [4] Hanya anjuran agama [2] Wajib menurut adat, harus dipenuhi [5] Hanya ajaran adat/kebiasaan

[3] Tidak wajib, tapi ia baik bagi calon pasangan [6] Tidak tahu

5. Apakah pernikahan yang tidak sekufu antara calon suami dan istri perlu dibatalkan?

[1] Tidak perlu dibatalkan [4] Harus dibatalkan [2] Perlu diingatkan [5] Tidak tahu

D. SIGNIFIKANSI KESAMAAN [KAFA’AH] DALAM PERNIKAHAN

Page 120: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

Pertanyaan Sangat

Tdk Penting

Tidak Penting

Kurang Penting

Sedikit Penting

Cukup Penting

Penting Sangat Penting

Tidak Tahu

13. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT

PENDIDIKAN dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

14. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan AGAMA

YANG DIPELUK dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

15. Seberapa penting calon suami-

istri memiliki kesamaan

ALIRAN/MAZHAB keagamaan dlm

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

16. Seberapa penting calon suami-

istri memiliki kesamaan

ORGANISASI SO-SIAL-KEAGAMAAN

dlm pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

17. Seberapa penting calon suami dan istri memiliki ke-samaan TINGKAT

KETAQWAAN/ KESALEHAN dalam

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

18. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan SUKU dlm

pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

19. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan ASAL

DAERAH dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

20. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan PILIHAN

PARTAI POLITIK dalam

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

21. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT KENINGRATAN/KETURUN-AN

dalam pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

22. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT

STATUS SOSIAL dalam

pernikahan?

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

23. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan TINGKAT

KEKAYAAN dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

24. Seberapa penting calon suami dan

istri memiliki kesamaan KETAM-

PANAN dalam pernikahan? [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [0]

13. Menurut PENGALAMAN Bapak, apakah banyak perbedaan latar belakang antara suami dan istri dapat membatalkan sebuah pernikahan?

[1] Dapat membatalkan [2] Tidak dapat membatalkan [3] Tidak tahu

E. PRAKTEK KESAMAAN [KAFA’AH] DALAM PERNIKAHAN

1. Pada saat menikah, bagaimana TINGKAT PENDIDIKAN istri Bapak?

Page 121: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[1] Pendidikan istri dua tingkat lebih tinggi [4] Pendidikan istri dua tingkat lebih rendah

[2] Pendidikan istri satu tingkat lebih tinggi [5] Pendidikan istri satu tingkat lebih rendah

[3] Pendidikan istri sama dengan pendidikanku [6] Tidak tahu

2. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang AGAMA istri Bapak?

[1] Dulu beda agama, tapi sudah lama Islam [3] Tetap beda agama [5] Tidak tahu

[2] Dulu beda agama, baru masuk Islam [4] Seagama

3. Pada saat menikah, bagaimana latar belakang ALIRAN/MAZHAB istri Bapak?

[1] Beda mazhab [2] Sama mazhab

4. Pada saat menikah, bagaimana latar belakang ORGANISASI SOSIAL-KEAGAMAAN istri Bapak?

[1] Sama organisasi [2] Beda organisasi [3] Tidak tahu

5. Pada saat menikah, bagaimana latar belakang TINGKAT KETAQWAAN/KESALEHAN istri Bapak?

[1] Ketakwaan istri dua tingkat lebih tinggi [4] Ketakwaan istri satu tingkat lebih rendah [2] Ketakwaan istri satu tingkat lebih tinggi [5] Ketakwaan istri satu tingkat lebih rendah

[3] Ketakwaan istri sama dengan ketakwaanku [6] Tidak tahu

6. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang SUKU istri Bapak?

[1] Sama suku [2] Beda suku

7. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang asal kedaerahan istri Bapak?

[1] Sama asal daerah [2] Beda asal daerah

8. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang pilihan PARTAI POLITIK istri Bapak?

[1] Sama partai politik [2] Beda partai politik [3] Tidak tahu

9. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang KENINGRATAN/KETURUNAN istri Bapak?

[1] Keturunan istri dua tingkat lebih tinggi [4] Keturunan istri dua tingkat lebih rendah [2] Keturunan istri satu tingkat lebih tinggi [5] Keturunan istri satu tingkat lebih rendah

[3] Keturunan istri sama dengan keturunanku [6] Tidak tahu

10. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang TINGKAT STATUS SOSIAL istri Bapak?

[1] Status sosial istri dua tingkat lebih tinggi [4] Status sosial istri dua tingkat lebih

rendah

[2] Status sosial istri satu tingkat lebih tinggi [5] Status sosial istri satu tingkat lebih rendah

[3] Status sosial istri sama dengan Status sosial ku [6] Tidak tahu

11. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang KEKAYAAN istri Bapak?

[1] Kekayaan istri dua tingkat lebih tinggi [4] Kekayaan istri dua tingkat lebih rendah

[2] Kekayaan istri satu tingkat lebih tinggi [5] Kekayaan istri satu tingkat lebih rendah

[3] Kekayaan istri sama dengan kekayaanku [6] Tidak tahu

12. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang KECANTIKAN istri Bapak?

[1] Istri lebih jelek [2] Istri lebih cantik [3] Tidak tahu

13. Pada saat mau menikah, bagaimana latar belakang AGAMA istri Bapak?

Page 122: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[1] Sama-sama Islam [2] Beda agama

F. SUASANA KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA

19. Menurut penilaian Bapak, seberapa harmonis kehidupan pernikahan yang dijalani sekarang?

[1] Sangat tidak harmonis [5] Cukup harmonis

[2] Tidak harmonis [6] Harmonis

[3] Kurang harmomis [7] Sangat harmonis

[4] Agak harmonis [8] Tidak tahu

20. Setelah menikah, bagaimana RASA SAYANG Bapak terhadap istri selama ini?

[1] Berkurang, memudar [3] Semakin sayang

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

21. Setelah menikah, bagaimana RASA CINTA Bapak terhadap istri selama ini?

[1] Berkurang, memudar [3] Semakin cinta

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

22. Setelah menikah, bagaimana RASA KEAKRABAN Bapak terhadap istri selama ini?

[1] Berkurang [3] Semakin akrab

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

23. Setelah menikah, bagaimana SUASANA KECERIAAN Bapak dengan istri selama ini?

[1] Berkurang [3] Semakin ceria

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

24. Setelah menikah, bagaimana RASA KEHANGATAN/KEINTIMAN Bapak dengan istri selama ini?

[1] Berkurang [3] Semakin hangat/intim

[2] Masih seperti dulu [4] Tidak tahu

25. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi SILANG PENDAPAT yang bapak

alami dengan istri dalam pernikahan?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14 [2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

26. Selama pernikahan yang ada, apakah pernah terjadi PERTENGKARAN ADU MULUT dengan

istri?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14 [2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

27. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi KEKERASAN FISIK yang Bapak

lakukan terhadap istri dalam rumah tangga?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

Page 123: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

28. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi PISAH RANJANG dengan istri?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

29. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi PISAH RUMAH dengan istri?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14 [2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

30. Selama pernikahan yang sekarang, apakah pernah terjadi TALAK 1-2 dengan istri?

[1] Ya, pernah 1-2 kali [4] Ya, pernah 7-8 kali [7] Ya, pernah kali 13-14

[2] Ya, pernah 3-4 kali [5] Ya, pernah 9-10 kali [8] Ya, tidak kehitungan

[3] Ya, pernah 5-6 kali [6] Ya, pernah 11-12 kali [9] Tidak pernah

31. JIKA PERNAH terjadi SILANG PENDAPAT dengan istri, apa faktor PALING utama yang menjadi

penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6] ____________________________________

32. JIKA PERNAH terjadi PERTENGKARAN ADU MULUT dengan istri, apa faktor PALING utama yang menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

33. JIKA PERNAH terjadi KEKERASAN FISIK terhadap istri, apa faktor PALING utama yang menjadi

penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat [3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

34. JIKA PERNAH terjadi PISAH RANJANG dengan istri, apa faktor PALING utama yang menjadi penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

35. JIKA PERNAH terjadi PISAH RUMAH dengan istri, apa faktor PALING utama yang menjadi

penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi

Page 124: KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18430...KAFAAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus di Desa Kemang

[2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6] ____________________________________

36. JIKA PERNAH terjadi TALAK 1-2- oleh Bapak, apa faktor PALING utama yang menjadi

penyebabnya?

[1] Kecemburuan [4] Kekurangan ekonomi [2] Kehadiran orang ketiga [5] Perbedaan pendapat

[3] Tidak punya keturunan [6]

____________________________________

Terima kasih. Semoga amal baik Bapak dicatat sebagai pahala oleh Allah Swt