kacang polong untuk dm

19

Click here to load reader

description

intervensi diet untuk dm dengan kacang polong

Transcript of kacang polong untuk dm

Page 1: kacang polong untuk dm

1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diabetes Melitus DM Tipe 2 adalah gangguan metabolik yang ditandai

dengan hiperglikemi yang penyebabnya diakibatkan karena gangguan

sekresi dan resistensi insulin.1 Secara umum DM tipe 2 dapat digolongkan

menjadi obese dan nonobese, dimana 85% penderita adalah obese dan

15% nonobese.2 Data WHO mengungkapkan, beban global diabetes

melitus pada tahun 2000 adalah 135 juta, di mana beban ini diperkirakan

akan meningkat terus menjadi 366 juta orang setelah 25 tahun.3 Menurut

data WHO, Indonesia saat ini menempati urutan ke-4 terbesar dalam

jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia dengan prevalensi 8,4 juta

jiwa.3 Organisasi yang peduli terhadap permasalahan Diabetes, Diabetic

Federation mengestimasi bahwa jumlah penderita DM di Indonesia pada

tahun 2008 mencapai 5,6 juta penderita Diabetes untuk usia diatas 20

tahun, akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila tidak

dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat pada penderita.4

Terapi DM tipe 2 yang paling disarankan yaitu diet diabtetik dengan

perubahan pola makan untuk menjaga kadar glukosa dan lipid darah,

mencapai berat badan ideal, dan keseimbangan antara pemakaian dan

asupan kalori.5 Perubahan sumber energi makanan, khususnya peningkatan

asupan lemak, penurunan asupan pati, peningkatan konsumsi karbohidrat

sederhana, dan penurunan asupan serat makanan menyebabkan angka

kejadian obesitas meningkat dan penurunan toleransi glukosa.5

Kacang polong (Pisum sativum) berasal dari sayuran ercis yang berupa biji

berwarna hijau.6 Kacang polong memiliki kandungan karbohidrat

kompleks, protein dan serat sehingga berpotensi dalam mendukung aspek

dietetik pada pasien DM tipe 2. Kacang polong merupakan salah satu

makanan dengan glycemic index yang rendah dengan kandungan serat

yang tinggi. Kacang polong juga mengandung antioksidan seperti vitamin

Page 2: kacang polong untuk dm

2

C, karotenoid, dan berbagai macam fenolik yang berpotensi untuk

mencegah terjadinya reaksi oksidasi lemak pada dinding pembuluh darah

sehingga dapat mencegah resiko komplikasi kardiovaskuler.7

Sereal merupakan salah satu bentuk makanan instan yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai usia.8 Sereal kacang polong

merupakan salah satu inovasi dalam diet yang bertujuan untuk

meningkatkan potensi kacang polong dalam mendukung aspek terapi

dietetik pada penderita DM tipe 2 non komplikasi. Pembuatan sereal yang

mudah dan dapat dilakukan tanpa keterampilan maupun peralatan khusus

menjadi salah satu keunggulan dari produk ini.

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang angka mortalitasnya tinggi

sehingga perlu penanganan yang tepat dan optimal. Selama ini terapi yang

dilakukan adalah terapi obat hipoglikemik yang kurang efektif jika tidak

disertai perubahan gaya hidup yang sehat.5 Sereal kacang polong dapat

dijadikan sebagai terapi dietetik pada penderita DM tipe 2 karena

kandungan nutrisinya meliputi kadar karbohidrat komplek, serat, dan

antioksidan sehingga dapat mengontrol kadar gula darah dan kadar lipid

serta mencegah terjadinya komplikasi kardiovaskuler.

2. Gagasan

Pemanfaatan sereal kacang polong sebagai terapi dietetik pada penderita

DM tipe 2 non komplikasi karena kacang polong memilki kandungan

nutrisi yang tinggi karbohidrat komplek, serat serta antioksidan sehingga

mampu mengontrol kadar gula dan lipid dalam darah serta menurunkan

risiko komplikasi kardiovaskuler.

Page 3: kacang polong untuk dm

3

3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan penulisan dalam karya

tulis ini adalah:

1. Mengetahui pemanfaatan sereal kacang polong sebagai terapi dietetik

pada DM tipe 2.

2. Mengetahui pemanfaatan sereal kacang polong dalam mengontrol

kadar gula dan lipid dalam darah serta pontensi dalam menurunkan

risiko komplikasi kardiovaskuler.

4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang bisa diambil dari penulisan karya tulis ini adalah:

1. Menjadi referensi lebih lanjut mengenai pemanfaatan kacang polong

sebagai terapi dietetik pada DM tipe 2.

2. Memberi informasi mengenai mekanisme mengenai pengontrolan kadar

gula dan lipid dalam darah serta potensi dalam menurunkan risiko

komplikasi kardiovaskuler oleh kacang polong.

Page 4: kacang polong untuk dm

4

TELAAH PUSTAKA

1. Diabetes Melitus Tipe II

1.1. Definisi

Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit di mana terjadi sekresi

insulin yang abnormal atau insulin tidak bekerja dengan benar

sehingga menyebabkan kenaikan glukosa darah.5 Diabetes Melitus

tipe 2 dapat berupa intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan

resistensi insulin.9 Pada sebagian besar kasus terjadi kelainan

sensitivitas jaringan terhadap insulin, berupa insensitivitas atau

persistensi.10

1.2. Etiologi

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan

faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang

olahraga, stres, rokok, alkohol serta penuaan yang berhubungan

dengan gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin. Jumlah

pasien diabetes meningkat dengan cepat mencerminkan perubahan

gaya hidup.1

Obesitas disebabkan karena kurangnya aktifitas fisik disertai

dengan penurunan massa otot yang menyebabkan resistensi

insulin.1 Perubahan sumber energi makanan, khususnya

peningkatan asupan lemak, penurunan asupan pati, peningkatan

konsumsi karbohidrat sederhana, serta penurunan asupan serat

makanan menyebabkan angka kejadian obesitas meningkat dan

berkurangnya toleransi glukosa.5 Bahkan obesitas ringan ( BMI <

25) menyebabkan 4-5 kali lipat peningkatan risiko diabetes, jika

disertai dengan peningkatan massa lemak viseral.1,5

Page 5: kacang polong untuk dm

5

1.3 Patofisiologi

1.3.1 Gangguan Sekresi Insulin

Gangguan sekresi insulin merupakan penurunan respon

glukosa, yang diamati sebelum onset klinis penyakit.10

Khususnya toleransi glukosa terganggu (TGT) yang

disebabkan oleh penurunan terhadap respons glukosa oleh

sekresi insulin fase awal, dan penurunan sekresi insulin

tambahan setelah makan menyebabkan hiperglikemia

postprandial. Pada tes toleransi glukosa oral (OGTT) dalam

kasus TGT umumnya respon pada orang dengan obesitas atau

faktor lain, menunjukkan penurunan pada awal-fase respon

sekretori.10,11

Penurunan pada awal-fase sekresi merupakan

bagian penting dari penyakit ini, dan sangat penting sebagai

perubahan patofisiologi dasar selama timbulnya penyakit.11

Gangguan sekresi insulin umumnya progresif, dan

perkembangannya melibatkan toksisitas glukosa dan lipo-

toksisitas. Bila tidak diobati, akan menyebabkan penurunan

fungsi sel pankreas.11,12

Perkembangan dari penurunan fungsi

sel pankreas sangat mempengaruhi kontrol glukosa darah

jangka panjang.12

Pasien dalam tahap awal setelah onset

penyakit menunjukkan peningkatan glukosa darah

postprandial sebagai akibat dari resistensi insulin yang

meningkat dan menurun pada awal-fase sekresi,

mengakibatkan perkembangan memburuknya fungsi sel

pankreas kemudian menyebabkan elevasi permanen glukosa

darah.12

Page 6: kacang polong untuk dm

6

1.3.2 Resistensi Insulin

Resistensi insulin merupakan suatu kondisi dimana aktifitas

insulin dalam tubuh menurun dan sebanding dengan

konsentrasi darah.11

Penurunan aksi insulin pada organ

target utama seperti hati dan otot adalah gambaran

patofisiologi umum dari diabetes tipe 2.11,12

Resistensi

insulin berkembang dan meluas sebelum onset penyakit.

Penyelidikan tentang mekanisme molekuler untuk aktifitas

insulin telah menjelaskan bagaimana resistensi insulin

berkaitan dengan faktor genetik dan faktor lingkungan

(hiperglikemia, asam lemak bebas, mekanisme inflamasi,

dll).12

Glucolipotoxicity dan mediator inflamasi juga

penting sebagai mekanisme untuk gangguan sekresi insulin

dan gangguan sinyal insulin.13

Sumber : JMAJ, 2010 Jan; (53); 41-46

Gambar 1. Etiologi dan Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2

Konsumsi lemak meningkat dan

kurang beraktifitas

Obesitas

Resistensi Insulin

Relative insufficiency of insulin action

Diabetes Melitus Tipe II

Penurunan sekresi

insulin

Faktor lingkungan

Perubahan Gaya Hidup

Interaksi

Faktor genetik

Page 7: kacang polong untuk dm

7

1.4 Insidensi dan Prevalensi.

Prevalensi di Inggris sebesar 2 %, Amerika Serikat 6%-7% pada

orang berusia 45 sampai 65 tahun dan 10% terdiagnosis diabetes, 90%

diantaranya menderita diabetes melitus tipe 2.14

Diabetes melitus tipe

2 ini merupakan peneyebab kematian ke-7 di Amerika Serikat,

menyebabkan 17% kematian pada orang berusia lebih dari 25 tahun,

dan bertanggungjawab terhadap 300.000 kematian per tahun. 14

Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam

jumlah penderita DM di dunia dengan prevalensi 8,4 juta jiwa.3 Pada

tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang

mengidap diabetes. Data WHO mengungkapkan, beban global

diabetes melitus pada 2000 adalah 135 juta, di mana beban ini

diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366 juta orang setelah 25

tahun. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah

penderita diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan

dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu

akan membengkak menjadi 300 juta orang.3

Organisasi yang peduli terhadap permasalahan Diabetes, Diabetic

Federation mengestimasi bahwa jumlah penderita DM di Indonesia

pada tahun 2008, terdapat 5,6 juta penderita Diabetes untuk usia diatas

20 tahun, yang akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila

tidak dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat pada penderita.4 Di

Indonesia pada tahun 1982 dan 1992 tercatat crude prevalence rates

meningkat dari 1,7% hingga 5,7% dan pada tahun 2000 tercatat 8,4

ribu orang terkena diabetes melitus tipe 2 dimana estimasi ini akan

meningkat pada tahun 2030 sebesar 21,3 ribu orang. 4

Page 8: kacang polong untuk dm

8

2. Kacang Polong (Pisum sativum)

Di Indonesia, kacang polong merupakan salah satu makanan yang mudah

dijumpai. Kacang polong (Pisum sativum) berasal dari sayuran yang

berupa biji berwarna hijau.6 Tingginya kadar karbohidrat kompleks serta

protein dalam kacang polong cepat menimbulkan rasa kenyang ketika

dimakan.7 Dalam penyajiannya, kacang polong seringkali dihidangkan

dalam bentuk pelengkap atau hiasan berbagai masakan maupun sebagai

cemilan. Harga kacang polong yang murah dan relatif stabil yakni berkisar

antara Rp 6.200-7.000/kg.8 Cita rasa yang sesuai dengan selera masyarakat

Indonesia merupakan salah satu alasan kacang polong dipilih sebagai

pilihan makanan masyarakat.

Budidaya kacang polong di Indonesia berlangsung baik pada dataran

tinggi maupun daerah pegunungan dengan ketinggian 700 meter diatas

permukaan laut.8 Suhu daerah tersebut merupakan suhu optimal dimana

kacang polong mampu tumbuh secara baik.8 Peluang budidaya kacang

polong di Indonesia berpotensi besar dalam meningkatkan pendapatan per

kapita masyarakat. Harga kacang polong yang relatif stabil cukup aman

untuk diandalkan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat.8 Selain itu,

konsumen kacang polong berasal dari bebagai kalangan sehingga produk

kacang polong mudah dijumpai baik pada pasar tradisional maupun pasar

swalayan.8

Sumber : www.infomedfarmers.com

Gambar 2. Kacang Polong (Pivum sativum)

Page 9: kacang polong untuk dm

9

3. Kandungan Nutrisi Kacang Polong

Kacang polong memiliki kandungan nutrisi kompleks baik mikronutrien

maupun makronutrien.7 Komposisi makronutrien yang terkandung dalam

setengah cup atau 80 gram kacang polong terkandung 11 gram kabrohidrat

kompleks, 4 gram serat dan tidak dijumpai kolesterol maupun lemak

didalamnya.7 Tingginya karbohidrat yang terkandung dalam kacang

polong merupakan salah satu aspek positif sehingga mampu mengkonversi

kacang polong sebagai makanan pokok. Kacang polong dapat menjadi

sumber energi utama mengingat kalori yang dihasilkan dari setengah

takaran saji yakni 62 kalori.7

Kacang polong merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan

mampu menurunkan angka penyakit kardiovaskuler dengan mencegah

terjadinya aterosklerosis. Aktivitas antioksidan mampu melawan proses

oksidasi lemak dalam darah yang merupakan faktor predisposisi kejadian

aterosklerosis dengan cara membentuk plak pada pembuluh darah.

Beberapa komponen utama antioksidan pada kacang polong yakni vitamin

C, karotenoid, dan berbagai macam fenolik.7

Dalam upaya memonitoring gula darah maupun berat badan pada pasien

DM tipe II, kacang polong memiliki Glycemic Index (GI) yang rendah

serta cepat menimbulkan rasa kenyang.7 Hal ini disebabkan kacang polong

memiliki karbohidrat kompleks, protein dan serat yang tinggi. Ketiganya

diabsorbsi secara lambat pada saluran cerna sehingga tidak menimbulkan

fluktuasi gula darah serta mampu mengoptimalkan kerja insulin lebih

lama. Kacang polong merupakan salah satu makanan dengan kandungan

serat yang tinggi. Serat yang terkandung dalam kacang polong yakni serat

larut air dan tidak larut air. Keduanya berperan besar dalam menurunkan

kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat membantu penderita DM tipe

II dalam mengontrol berat badan.

Page 10: kacang polong untuk dm

10

Kacang polong merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan

pada kacang polong mampu menurunkan angka penyakit kardiovaskuler

dengan mencegah terjadinya aterosklerosis.7 Aktivitas antioksidan mampu

melawan proses oksidasi lemak dalam darah yang merupakan faktor

predisposisi kejadian aterosklerosis dengan cara membentuk plak pada

pembuluh darah.15

Beberapa komponen utama antioksidan pada kacang

polong yakni vitamin C, karotenoid, dan berbegai macam fenolik.16

Kacang Polong

Ukuran penyajian : ½ mangkok yang telah

termasak (80 gram)

Kalori 62

% kebutuhan perhari

Total lemak 0gram 0%

Lemak jenuh 0gram 0%

Lemak Trans 0gram

Kolesterol 0mg 0%

Natrium 58mg 2%

Total karbohidrat 11gram 4%

Serat 4 gram 18%

Gula 4 gram

Protein

Vitamin A 34% Kalsium 2%

Vitamin C 13% Besi 7%

Sumber : Nutritiondata.com

Gambar 3. Kandungan Kacang Polong

Page 11: kacang polong untuk dm

11

4. Sereal Kacang Polong

Sereal merupakan salah satu bentuk makanan instan yang banyak di

konsumsi oleh masyarakat dari berbagai usia. Kemudahan dalam

penyajian serta bobot nutrisi yang dirasa cukup seringkali membuat

masyarakat menjadikan sereal sebagai menu makanan pokok dalam diet

sehari-hari. Kacang polong (Pisum sativum) selama ini dikonsumsi sebagai

hiasan maupun pendamping makanan pokok. Sereal kacang polong

merupakan salah satu invovasi dalam diet yang bertujuan untuk

meningkatkan potensi kacang polong dalam mendukung aspek terapi

dietetik pada penderita DM tipe II non komplikasi. Produk sereal kacang

polong mampu menggeser daftar makanan pokok yang selama ini

dikonsumsi seperti nasi dalam hal kandungan nutrisi serta manfaatnya

dalam menjaga kadar gula darah. Pembuatan sereal yang mudah dan dapat

dilakukan tanpa keterampilan maupun peralatan khusus menjadi salah satu

keunggulan dari produk ini.

Pembuatan sereal kacang polong tergolong relatif mudah karena tidak

membutuhkan keterampilan maupun peralatan khusus. Pembekuan,

pemanasan, maupun proses lainnya akan memiliki dampak positif dan

negatif pada kacang polong. Proses pemasakan menggunakan suhu yang

tinggi akan menurunkan kadar vitamin C dalam kacang polong namun

bioavabilitas karotenoid semakin meningkat.17

Karbohidrat dan serat yang

terkandung dalam kacang polong tetap dalam bentuk semula.17

Penggunaan kacang polong yang paling baik yakni kacang polong segar

yang disimpan pada suhu 0oC dan dengan relatif sekitar kelembapan 90-

100%. 8

Langkah-langkah Pembuatan Sereal Kacang Polong dalam aplikasi terapi

dietetik pada Pasien DM tipe II non komplikasi. Dalam pembuatan sereal

kacang polong ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum

pembuatan.

Page 12: kacang polong untuk dm

12

Alat dan Bahan :

1. Panci

2. Blender

3. Saringan

4. Kompor

5. Setengah cup kacang polong atau 80gram

6. Air

Cara pembuatan :

1. Mencuci kacang polong hingga bersih dengan air lalu ditiriskan,

2. Sangrai dengan api kecil selama 5-10 menit. Matikan api lalu

didinginkan,

3. Blender/giling hingga halus sesuai selera

4. Ayak kacang polong dengan saringan lalu masukan ditoples atau

langsung disajikan.

Saran penyajian

Penyajian sereal kacang polong dapat dilakukan dengan berbagai cara

salah satunya dengan menambah potongan-potongan sayur, taburan abon,

maupun bawang goreng. Rasa gurih yang berasal dari kacang polong

sesuai dengan selera makanan masyarakat Indonesia pada umumnya.

5. Terapi Diabetes Melitus Tipe II

Terapi pada DM Tipe 2 diberikan dengan tujuan untuk optimalisasi

pengontrolan glukosa darah, penurunan berat badan, meningkatkan

aktivitas fisik, normalisasi gangguan lipid, dan penurunan tekanan darah.5

Terapi diabetes melitus tipe 2 yang paling disarankan yaitu diet diabtetik

dengan perubahan pola makan untuk menormalkan kadar glukosa dan lipid

Page 13: kacang polong untuk dm

13

darah, untuk mencapai berat badan ideal, dan keseimbangan antara

pemakaian dan asupan kalori.5

Obat hipoglikemik yang diindikasikan pada DM tipe 2 antara lain,

sulfonilurea, biguanid, inhibitor α-glukosidase, regulator glukosa setelah

makan, tiazolidinedion, dan insulin yang diberikan melalui subkutan.18

Terapi dengan obat kurang berarti jika tidak disertai dengan perubahan

gaya hidup yang sehat.5,18

Perlu diperhatikan bahwa berbagai jenis obat

tersebut dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak diinginkan,

seperti kenaikan berat badan, gangguan saluran pencernaan dan asidosis

laktat, kembung, diare, disfungsi hati, hepatotoksisitas, serta lipohipertrofi

pada tempat-tempat injeksi insulin secara subkutan.18

Page 14: kacang polong untuk dm

14

METODE PENULISAN

1. Jenis Penulisan

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan dengan pendekatan

kualitatif. Data dan informasi diperoleh melalui buku, jurnal, dan literatur lain

yang sesuai.

2. Fokus Penulisan

Menjelaskan mekanisme pemanfaatan kacang polong (Pisum sativum) sebagai

terapi dietetik pada DM tipe II non komplikasi.

3. Sumber Data

Sumber data penulisan karya tulis ini adalah data sekunder yang bersumber

dari jurnal, literatur buku, situs internet, dan dokumen lain yang relevan

dengan obyek penulisan bersangkutan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan ini adalah

dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari dokumen, literatur atau arsip

termasuk internet sesuai dengan masalah yang ditulis.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan penafsiran berdasarkan fokus kajian,

kemudian diseleksi dan diklasifikasikan menurut fokus penulisan, sehingga

mampu menjelaskan dan menjawab permasalahan. Informasi dari data tersebut

digunakan untuk penyusunan ulang materi kajian di dalam pembahasan.

Secara garis besar, bahan-bahan kepustakaan yang diperoleh diolah

dengan cara :

1. Menentukan tema : pemanfaatan pemanfaatan kacang polong (Pisum

sativum) sebagai terapi dietetik pada diabetes melitus tipe II non

komplikasi.

2. Menentukan jenis bahan kepustakaan yang dikumpulkan. Bahan-bahan

yang dikumpulkan menjelaskan tentang Diabetes Melitus tipe II, kacang

polong, dan terapi diabetes melitus tipe II

Page 15: kacang polong untuk dm

15

3. Menentukan kerangka penulisan : kerangka penulisan disusun berdasarkan

tema yang kemudian dijadikan beberapa sub bab.

4. Menyusun analisis dan sintesis : analisis dan sintesis disusun berdasarkan

kerangka yang telah dibuat dan bahan kepustakaan yang diperoleh.

5. Menarik kesimpulan berdasarkan analisis dan sintesis.

6. Merekomendasikan untuk dilakukannya penelitian selanjutnya.

Page 16: kacang polong untuk dm

16

ANALISIS DAN SINTESIS

1. DM tipe II dengan Obesitas

Diabetes melitus tipe II memiliki hubungan erat terhadap angka

kejadian obesitas. Sebagian besar penderita DM tipe II adalah pasien

dengan obesitas dari berbagai tingkatan. DM tipe II merupakan tipe

Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yakni tipe diabetes

yang tidak membutuhkan terapi insulin namun membutuhkan terapi

obat anti diabetes dalam upaya mengontrol gula darah.

Obesitas merupakan salah satu manifestasi dari sindroma metabolik.

Banyak faktor yang berperan dalam kejadian obesitas diantarnya

kurangnya aktivitas fisik yang berhubungan dengan penurunan masa

otot, adanya resistensi insulin, dan usia penderita. Aktivitas fisik

memegang peranan penting mengingat pola kebiasaan diet yang

identik dengan makanan padat energi dan rendah serat. Perubahan

tersebut berkorelasi erat terhadap peningkatan asupan lemak dan gula

sederhana sehingga berkontribusi besar terhadap angka kejadian

obesitas serta penurunan toleransi glukosa.

Penurunan toleransi glukosa yang tidak diberengi dengan perbaikan

pola diet akan semakin memperburuk peran insulin. Resistensi pada

insulin merupakan episode kelanjutan dari penurunan toleransi glukosa

tanpa perbaikan. Akibat yang ditimbulkan utamanya adalah

berkurangnya secara drastis aktivitas insulin dalam menurunkan kadar

glukosa darah. Pada kondisi ini, uptake glukosa menuju berbagai

jaringan mengalami penurunan, terjadi peningkatan lipolisis dan

produksi glukosa oleh hepar untuk memenuhi kebutuhan jaringan.

Akibatnya terjadi peningkatan gula darah yang cukup signifikan.

Page 17: kacang polong untuk dm

17

2. Kacang Polong dan DM tipe II

Aspek dietetik berkaitan erat terhadap kadar gula darah sehingga dapat

menjadi acuan terpenting dalam memonitoring pasien DM tipe II.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, DM tipe II identik dengan

resistensi insulin yang mengakibatkan kegagalan insulin dalam

menurunkan maupun mengedarkan glukosa ke berbagai jaringan

tubuh.

Kacang polong merupakan sumber tanaman yang kaya akan serat dan

karbohidrat kompleks. Terapi dietetik dengan kacang polong dapat

ditujukan pada pasien DM tipe II. Kacang polong berpotensi dalam

memerangi DM tipe II dari berbagai aspek. Aspek pertama adalah

menstabilkan kadar glukosa darah, hal ini dapat dilakukan dengan

memanfaatkan karbohidrat kompleks pada kacang polong.

Karbohidrat kompleks cepat menimbulkan rasa kenyang walaupun

tidak dikonsumsi dalam jumlah besar. Berbeda dengan karbohidrat

simpleks, karbohidrat kompleks terdiri dari beberapa molekul

karbohidrat simpleks yang saling terikat atau satu molekul besar. Pada

proses digesti, karbohidrat kompleks tidak dapat diserap jika ikatan

antar molekul masih utuh. Tidak semua enzim pencernaan mampu

memecah ikatan pada karbohidrat kompleks. Hal inilah yang membuat

karbohidrat kompleks dicerna dengan lambat. Karbohidrat yang telah

terlepas dari ikatannya akan diabsorbsi oleh intestinal selanjutnya

masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan peningkatan kadar

glukosa darah.

Aspek kedua dari mekanisme terapi dietetik pada DM tipe II yakni

menurunkan kolesterol yang bertujuan untuk menjaga berat badan

pasien DM tipe II. Karbohidrat kompleks yang tidak tercerna atau

bagian kasar yang sering disebut dengan serat memiliki manfaat yang

baik pada kesehatan saluran cerna. Serat ini memiliki peran yang

Page 18: kacang polong untuk dm

18

signifikan dalam menarik dan mengikat air hingga berbentuk seperti

spons yang mampu membentuk massa dan mempermudah

pengeluaran feses. Selain itu, kacang polong juga menghasilkan serat

yang tidak larut air. Kedua serat ini berperan dalam pengikatan

terhadap kolesterol untuk membentuk garam empedu sehingga terjadi

penurunan kadar kolesterol dalam darah.

3. Antioksidan pada Kacang Polong dan Penurunan Risiko Penyakit

Kardiovaskuler

Aspek ketiga pada kacang polong dalam upaya memerangi komplikasi

DM tipe II yakni dengan memanfaatkan antioksidan yang terkandung

didalamnya. Di dalam kacang polong terdapat vitamin C, karotenoid,

dan berbagai macam fenolik. Ketiganya bertindak sebagai antioksidan

yang secara aktif mencegah terjadinya oksidasi lemak terutama pada

dinding pembuluh darah sehingga mampu menghindari terbentuknya

plak atau aterosklerosis.

Page 19: kacang polong untuk dm

19

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sereal kacang polong dapat dijadikan sebagai terapi dietetik pada

penderita Diabetes Melitus tipe II non komplikasi karena memilki

kandungan nutrisi yang tinggi karbohidrat kompleks, serat dan antioksidan

sehingga mampu mengontrol kadar gula dan lipid dalam darah serta

mencegah terjadinya resiko gangguan kardiovaskuler.

Saran

1. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai efek sereal kacang polong pada

penderita Diabetes Melitus tipe II non komplikasi.

2. Diperlukan adanya penelitian mengenai dosis sereal kacang polong agar

efektif pada penderita Diabetes Melitus tipe II non komplikasi.

3. Perlu adanya publikasi, penyuluhan, dan pengembangan pemanfaatan

kacang polong kepada masyarakat sehingga menjadi salah satu komoditas

dalam usaha produksi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi

masyarakat Indonesia.