kacang polong untuk dm
Click here to load reader
-
Upload
alifa-nasyahta-rosiana -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of kacang polong untuk dm
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diabetes Melitus DM Tipe 2 adalah gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemi yang penyebabnya diakibatkan karena gangguan
sekresi dan resistensi insulin.1 Secara umum DM tipe 2 dapat digolongkan
menjadi obese dan nonobese, dimana 85% penderita adalah obese dan
15% nonobese.2 Data WHO mengungkapkan, beban global diabetes
melitus pada tahun 2000 adalah 135 juta, di mana beban ini diperkirakan
akan meningkat terus menjadi 366 juta orang setelah 25 tahun.3 Menurut
data WHO, Indonesia saat ini menempati urutan ke-4 terbesar dalam
jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia dengan prevalensi 8,4 juta
jiwa.3 Organisasi yang peduli terhadap permasalahan Diabetes, Diabetic
Federation mengestimasi bahwa jumlah penderita DM di Indonesia pada
tahun 2008 mencapai 5,6 juta penderita Diabetes untuk usia diatas 20
tahun, akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila tidak
dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat pada penderita.4
Terapi DM tipe 2 yang paling disarankan yaitu diet diabtetik dengan
perubahan pola makan untuk menjaga kadar glukosa dan lipid darah,
mencapai berat badan ideal, dan keseimbangan antara pemakaian dan
asupan kalori.5 Perubahan sumber energi makanan, khususnya peningkatan
asupan lemak, penurunan asupan pati, peningkatan konsumsi karbohidrat
sederhana, dan penurunan asupan serat makanan menyebabkan angka
kejadian obesitas meningkat dan penurunan toleransi glukosa.5
Kacang polong (Pisum sativum) berasal dari sayuran ercis yang berupa biji
berwarna hijau.6 Kacang polong memiliki kandungan karbohidrat
kompleks, protein dan serat sehingga berpotensi dalam mendukung aspek
dietetik pada pasien DM tipe 2. Kacang polong merupakan salah satu
makanan dengan glycemic index yang rendah dengan kandungan serat
yang tinggi. Kacang polong juga mengandung antioksidan seperti vitamin
2
C, karotenoid, dan berbagai macam fenolik yang berpotensi untuk
mencegah terjadinya reaksi oksidasi lemak pada dinding pembuluh darah
sehingga dapat mencegah resiko komplikasi kardiovaskuler.7
Sereal merupakan salah satu bentuk makanan instan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai usia.8 Sereal kacang polong
merupakan salah satu inovasi dalam diet yang bertujuan untuk
meningkatkan potensi kacang polong dalam mendukung aspek terapi
dietetik pada penderita DM tipe 2 non komplikasi. Pembuatan sereal yang
mudah dan dapat dilakukan tanpa keterampilan maupun peralatan khusus
menjadi salah satu keunggulan dari produk ini.
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang angka mortalitasnya tinggi
sehingga perlu penanganan yang tepat dan optimal. Selama ini terapi yang
dilakukan adalah terapi obat hipoglikemik yang kurang efektif jika tidak
disertai perubahan gaya hidup yang sehat.5 Sereal kacang polong dapat
dijadikan sebagai terapi dietetik pada penderita DM tipe 2 karena
kandungan nutrisinya meliputi kadar karbohidrat komplek, serat, dan
antioksidan sehingga dapat mengontrol kadar gula darah dan kadar lipid
serta mencegah terjadinya komplikasi kardiovaskuler.
2. Gagasan
Pemanfaatan sereal kacang polong sebagai terapi dietetik pada penderita
DM tipe 2 non komplikasi karena kacang polong memilki kandungan
nutrisi yang tinggi karbohidrat komplek, serat serta antioksidan sehingga
mampu mengontrol kadar gula dan lipid dalam darah serta menurunkan
risiko komplikasi kardiovaskuler.
3
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan penulisan dalam karya
tulis ini adalah:
1. Mengetahui pemanfaatan sereal kacang polong sebagai terapi dietetik
pada DM tipe 2.
2. Mengetahui pemanfaatan sereal kacang polong dalam mengontrol
kadar gula dan lipid dalam darah serta pontensi dalam menurunkan
risiko komplikasi kardiovaskuler.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang bisa diambil dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Menjadi referensi lebih lanjut mengenai pemanfaatan kacang polong
sebagai terapi dietetik pada DM tipe 2.
2. Memberi informasi mengenai mekanisme mengenai pengontrolan kadar
gula dan lipid dalam darah serta potensi dalam menurunkan risiko
komplikasi kardiovaskuler oleh kacang polong.
4
TELAAH PUSTAKA
1. Diabetes Melitus Tipe II
1.1. Definisi
Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit di mana terjadi sekresi
insulin yang abnormal atau insulin tidak bekerja dengan benar
sehingga menyebabkan kenaikan glukosa darah.5 Diabetes Melitus
tipe 2 dapat berupa intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan
resistensi insulin.9 Pada sebagian besar kasus terjadi kelainan
sensitivitas jaringan terhadap insulin, berupa insensitivitas atau
persistensi.10
1.2. Etiologi
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan
faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang
olahraga, stres, rokok, alkohol serta penuaan yang berhubungan
dengan gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin. Jumlah
pasien diabetes meningkat dengan cepat mencerminkan perubahan
gaya hidup.1
Obesitas disebabkan karena kurangnya aktifitas fisik disertai
dengan penurunan massa otot yang menyebabkan resistensi
insulin.1 Perubahan sumber energi makanan, khususnya
peningkatan asupan lemak, penurunan asupan pati, peningkatan
konsumsi karbohidrat sederhana, serta penurunan asupan serat
makanan menyebabkan angka kejadian obesitas meningkat dan
berkurangnya toleransi glukosa.5 Bahkan obesitas ringan ( BMI <
25) menyebabkan 4-5 kali lipat peningkatan risiko diabetes, jika
disertai dengan peningkatan massa lemak viseral.1,5
5
1.3 Patofisiologi
1.3.1 Gangguan Sekresi Insulin
Gangguan sekresi insulin merupakan penurunan respon
glukosa, yang diamati sebelum onset klinis penyakit.10
Khususnya toleransi glukosa terganggu (TGT) yang
disebabkan oleh penurunan terhadap respons glukosa oleh
sekresi insulin fase awal, dan penurunan sekresi insulin
tambahan setelah makan menyebabkan hiperglikemia
postprandial. Pada tes toleransi glukosa oral (OGTT) dalam
kasus TGT umumnya respon pada orang dengan obesitas atau
faktor lain, menunjukkan penurunan pada awal-fase respon
sekretori.10,11
Penurunan pada awal-fase sekresi merupakan
bagian penting dari penyakit ini, dan sangat penting sebagai
perubahan patofisiologi dasar selama timbulnya penyakit.11
Gangguan sekresi insulin umumnya progresif, dan
perkembangannya melibatkan toksisitas glukosa dan lipo-
toksisitas. Bila tidak diobati, akan menyebabkan penurunan
fungsi sel pankreas.11,12
Perkembangan dari penurunan fungsi
sel pankreas sangat mempengaruhi kontrol glukosa darah
jangka panjang.12
Pasien dalam tahap awal setelah onset
penyakit menunjukkan peningkatan glukosa darah
postprandial sebagai akibat dari resistensi insulin yang
meningkat dan menurun pada awal-fase sekresi,
mengakibatkan perkembangan memburuknya fungsi sel
pankreas kemudian menyebabkan elevasi permanen glukosa
darah.12
6
1.3.2 Resistensi Insulin
Resistensi insulin merupakan suatu kondisi dimana aktifitas
insulin dalam tubuh menurun dan sebanding dengan
konsentrasi darah.11
Penurunan aksi insulin pada organ
target utama seperti hati dan otot adalah gambaran
patofisiologi umum dari diabetes tipe 2.11,12
Resistensi
insulin berkembang dan meluas sebelum onset penyakit.
Penyelidikan tentang mekanisme molekuler untuk aktifitas
insulin telah menjelaskan bagaimana resistensi insulin
berkaitan dengan faktor genetik dan faktor lingkungan
(hiperglikemia, asam lemak bebas, mekanisme inflamasi,
dll).12
Glucolipotoxicity dan mediator inflamasi juga
penting sebagai mekanisme untuk gangguan sekresi insulin
dan gangguan sinyal insulin.13
Sumber : JMAJ, 2010 Jan; (53); 41-46
Gambar 1. Etiologi dan Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2
Konsumsi lemak meningkat dan
kurang beraktifitas
Obesitas
Resistensi Insulin
Relative insufficiency of insulin action
Diabetes Melitus Tipe II
Penurunan sekresi
insulin
Faktor lingkungan
Perubahan Gaya Hidup
Interaksi
Faktor genetik
7
1.4 Insidensi dan Prevalensi.
Prevalensi di Inggris sebesar 2 %, Amerika Serikat 6%-7% pada
orang berusia 45 sampai 65 tahun dan 10% terdiagnosis diabetes, 90%
diantaranya menderita diabetes melitus tipe 2.14
Diabetes melitus tipe
2 ini merupakan peneyebab kematian ke-7 di Amerika Serikat,
menyebabkan 17% kematian pada orang berusia lebih dari 25 tahun,
dan bertanggungjawab terhadap 300.000 kematian per tahun. 14
Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam
jumlah penderita DM di dunia dengan prevalensi 8,4 juta jiwa.3 Pada
tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang
mengidap diabetes. Data WHO mengungkapkan, beban global
diabetes melitus pada 2000 adalah 135 juta, di mana beban ini
diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366 juta orang setelah 25
tahun. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah
penderita diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan
dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu
akan membengkak menjadi 300 juta orang.3
Organisasi yang peduli terhadap permasalahan Diabetes, Diabetic
Federation mengestimasi bahwa jumlah penderita DM di Indonesia
pada tahun 2008, terdapat 5,6 juta penderita Diabetes untuk usia diatas
20 tahun, yang akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila
tidak dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat pada penderita.4 Di
Indonesia pada tahun 1982 dan 1992 tercatat crude prevalence rates
meningkat dari 1,7% hingga 5,7% dan pada tahun 2000 tercatat 8,4
ribu orang terkena diabetes melitus tipe 2 dimana estimasi ini akan
meningkat pada tahun 2030 sebesar 21,3 ribu orang. 4
8
2. Kacang Polong (Pisum sativum)
Di Indonesia, kacang polong merupakan salah satu makanan yang mudah
dijumpai. Kacang polong (Pisum sativum) berasal dari sayuran yang
berupa biji berwarna hijau.6 Tingginya kadar karbohidrat kompleks serta
protein dalam kacang polong cepat menimbulkan rasa kenyang ketika
dimakan.7 Dalam penyajiannya, kacang polong seringkali dihidangkan
dalam bentuk pelengkap atau hiasan berbagai masakan maupun sebagai
cemilan. Harga kacang polong yang murah dan relatif stabil yakni berkisar
antara Rp 6.200-7.000/kg.8 Cita rasa yang sesuai dengan selera masyarakat
Indonesia merupakan salah satu alasan kacang polong dipilih sebagai
pilihan makanan masyarakat.
Budidaya kacang polong di Indonesia berlangsung baik pada dataran
tinggi maupun daerah pegunungan dengan ketinggian 700 meter diatas
permukaan laut.8 Suhu daerah tersebut merupakan suhu optimal dimana
kacang polong mampu tumbuh secara baik.8 Peluang budidaya kacang
polong di Indonesia berpotensi besar dalam meningkatkan pendapatan per
kapita masyarakat. Harga kacang polong yang relatif stabil cukup aman
untuk diandalkan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat.8 Selain itu,
konsumen kacang polong berasal dari bebagai kalangan sehingga produk
kacang polong mudah dijumpai baik pada pasar tradisional maupun pasar
swalayan.8
Sumber : www.infomedfarmers.com
Gambar 2. Kacang Polong (Pivum sativum)
9
3. Kandungan Nutrisi Kacang Polong
Kacang polong memiliki kandungan nutrisi kompleks baik mikronutrien
maupun makronutrien.7 Komposisi makronutrien yang terkandung dalam
setengah cup atau 80 gram kacang polong terkandung 11 gram kabrohidrat
kompleks, 4 gram serat dan tidak dijumpai kolesterol maupun lemak
didalamnya.7 Tingginya karbohidrat yang terkandung dalam kacang
polong merupakan salah satu aspek positif sehingga mampu mengkonversi
kacang polong sebagai makanan pokok. Kacang polong dapat menjadi
sumber energi utama mengingat kalori yang dihasilkan dari setengah
takaran saji yakni 62 kalori.7
Kacang polong merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan
mampu menurunkan angka penyakit kardiovaskuler dengan mencegah
terjadinya aterosklerosis. Aktivitas antioksidan mampu melawan proses
oksidasi lemak dalam darah yang merupakan faktor predisposisi kejadian
aterosklerosis dengan cara membentuk plak pada pembuluh darah.
Beberapa komponen utama antioksidan pada kacang polong yakni vitamin
C, karotenoid, dan berbagai macam fenolik.7
Dalam upaya memonitoring gula darah maupun berat badan pada pasien
DM tipe II, kacang polong memiliki Glycemic Index (GI) yang rendah
serta cepat menimbulkan rasa kenyang.7 Hal ini disebabkan kacang polong
memiliki karbohidrat kompleks, protein dan serat yang tinggi. Ketiganya
diabsorbsi secara lambat pada saluran cerna sehingga tidak menimbulkan
fluktuasi gula darah serta mampu mengoptimalkan kerja insulin lebih
lama. Kacang polong merupakan salah satu makanan dengan kandungan
serat yang tinggi. Serat yang terkandung dalam kacang polong yakni serat
larut air dan tidak larut air. Keduanya berperan besar dalam menurunkan
kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat membantu penderita DM tipe
II dalam mengontrol berat badan.
10
Kacang polong merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan
pada kacang polong mampu menurunkan angka penyakit kardiovaskuler
dengan mencegah terjadinya aterosklerosis.7 Aktivitas antioksidan mampu
melawan proses oksidasi lemak dalam darah yang merupakan faktor
predisposisi kejadian aterosklerosis dengan cara membentuk plak pada
pembuluh darah.15
Beberapa komponen utama antioksidan pada kacang
polong yakni vitamin C, karotenoid, dan berbegai macam fenolik.16
Kacang Polong
Ukuran penyajian : ½ mangkok yang telah
termasak (80 gram)
Kalori 62
% kebutuhan perhari
Total lemak 0gram 0%
Lemak jenuh 0gram 0%
Lemak Trans 0gram
Kolesterol 0mg 0%
Natrium 58mg 2%
Total karbohidrat 11gram 4%
Serat 4 gram 18%
Gula 4 gram
Protein
Vitamin A 34% Kalsium 2%
Vitamin C 13% Besi 7%
Sumber : Nutritiondata.com
Gambar 3. Kandungan Kacang Polong
11
4. Sereal Kacang Polong
Sereal merupakan salah satu bentuk makanan instan yang banyak di
konsumsi oleh masyarakat dari berbagai usia. Kemudahan dalam
penyajian serta bobot nutrisi yang dirasa cukup seringkali membuat
masyarakat menjadikan sereal sebagai menu makanan pokok dalam diet
sehari-hari. Kacang polong (Pisum sativum) selama ini dikonsumsi sebagai
hiasan maupun pendamping makanan pokok. Sereal kacang polong
merupakan salah satu invovasi dalam diet yang bertujuan untuk
meningkatkan potensi kacang polong dalam mendukung aspek terapi
dietetik pada penderita DM tipe II non komplikasi. Produk sereal kacang
polong mampu menggeser daftar makanan pokok yang selama ini
dikonsumsi seperti nasi dalam hal kandungan nutrisi serta manfaatnya
dalam menjaga kadar gula darah. Pembuatan sereal yang mudah dan dapat
dilakukan tanpa keterampilan maupun peralatan khusus menjadi salah satu
keunggulan dari produk ini.
Pembuatan sereal kacang polong tergolong relatif mudah karena tidak
membutuhkan keterampilan maupun peralatan khusus. Pembekuan,
pemanasan, maupun proses lainnya akan memiliki dampak positif dan
negatif pada kacang polong. Proses pemasakan menggunakan suhu yang
tinggi akan menurunkan kadar vitamin C dalam kacang polong namun
bioavabilitas karotenoid semakin meningkat.17
Karbohidrat dan serat yang
terkandung dalam kacang polong tetap dalam bentuk semula.17
Penggunaan kacang polong yang paling baik yakni kacang polong segar
yang disimpan pada suhu 0oC dan dengan relatif sekitar kelembapan 90-
100%. 8
Langkah-langkah Pembuatan Sereal Kacang Polong dalam aplikasi terapi
dietetik pada Pasien DM tipe II non komplikasi. Dalam pembuatan sereal
kacang polong ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum
pembuatan.
12
Alat dan Bahan :
1. Panci
2. Blender
3. Saringan
4. Kompor
5. Setengah cup kacang polong atau 80gram
6. Air
Cara pembuatan :
1. Mencuci kacang polong hingga bersih dengan air lalu ditiriskan,
2. Sangrai dengan api kecil selama 5-10 menit. Matikan api lalu
didinginkan,
3. Blender/giling hingga halus sesuai selera
4. Ayak kacang polong dengan saringan lalu masukan ditoples atau
langsung disajikan.
Saran penyajian
Penyajian sereal kacang polong dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya dengan menambah potongan-potongan sayur, taburan abon,
maupun bawang goreng. Rasa gurih yang berasal dari kacang polong
sesuai dengan selera makanan masyarakat Indonesia pada umumnya.
5. Terapi Diabetes Melitus Tipe II
Terapi pada DM Tipe 2 diberikan dengan tujuan untuk optimalisasi
pengontrolan glukosa darah, penurunan berat badan, meningkatkan
aktivitas fisik, normalisasi gangguan lipid, dan penurunan tekanan darah.5
Terapi diabetes melitus tipe 2 yang paling disarankan yaitu diet diabtetik
dengan perubahan pola makan untuk menormalkan kadar glukosa dan lipid
13
darah, untuk mencapai berat badan ideal, dan keseimbangan antara
pemakaian dan asupan kalori.5
Obat hipoglikemik yang diindikasikan pada DM tipe 2 antara lain,
sulfonilurea, biguanid, inhibitor α-glukosidase, regulator glukosa setelah
makan, tiazolidinedion, dan insulin yang diberikan melalui subkutan.18
Terapi dengan obat kurang berarti jika tidak disertai dengan perubahan
gaya hidup yang sehat.5,18
Perlu diperhatikan bahwa berbagai jenis obat
tersebut dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak diinginkan,
seperti kenaikan berat badan, gangguan saluran pencernaan dan asidosis
laktat, kembung, diare, disfungsi hati, hepatotoksisitas, serta lipohipertrofi
pada tempat-tempat injeksi insulin secara subkutan.18
14
METODE PENULISAN
1. Jenis Penulisan
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan dengan pendekatan
kualitatif. Data dan informasi diperoleh melalui buku, jurnal, dan literatur lain
yang sesuai.
2. Fokus Penulisan
Menjelaskan mekanisme pemanfaatan kacang polong (Pisum sativum) sebagai
terapi dietetik pada DM tipe II non komplikasi.
3. Sumber Data
Sumber data penulisan karya tulis ini adalah data sekunder yang bersumber
dari jurnal, literatur buku, situs internet, dan dokumen lain yang relevan
dengan obyek penulisan bersangkutan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan ini adalah
dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari dokumen, literatur atau arsip
termasuk internet sesuai dengan masalah yang ditulis.
5. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan penafsiran berdasarkan fokus kajian,
kemudian diseleksi dan diklasifikasikan menurut fokus penulisan, sehingga
mampu menjelaskan dan menjawab permasalahan. Informasi dari data tersebut
digunakan untuk penyusunan ulang materi kajian di dalam pembahasan.
Secara garis besar, bahan-bahan kepustakaan yang diperoleh diolah
dengan cara :
1. Menentukan tema : pemanfaatan pemanfaatan kacang polong (Pisum
sativum) sebagai terapi dietetik pada diabetes melitus tipe II non
komplikasi.
2. Menentukan jenis bahan kepustakaan yang dikumpulkan. Bahan-bahan
yang dikumpulkan menjelaskan tentang Diabetes Melitus tipe II, kacang
polong, dan terapi diabetes melitus tipe II
15
3. Menentukan kerangka penulisan : kerangka penulisan disusun berdasarkan
tema yang kemudian dijadikan beberapa sub bab.
4. Menyusun analisis dan sintesis : analisis dan sintesis disusun berdasarkan
kerangka yang telah dibuat dan bahan kepustakaan yang diperoleh.
5. Menarik kesimpulan berdasarkan analisis dan sintesis.
6. Merekomendasikan untuk dilakukannya penelitian selanjutnya.
16
ANALISIS DAN SINTESIS
1. DM tipe II dengan Obesitas
Diabetes melitus tipe II memiliki hubungan erat terhadap angka
kejadian obesitas. Sebagian besar penderita DM tipe II adalah pasien
dengan obesitas dari berbagai tingkatan. DM tipe II merupakan tipe
Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yakni tipe diabetes
yang tidak membutuhkan terapi insulin namun membutuhkan terapi
obat anti diabetes dalam upaya mengontrol gula darah.
Obesitas merupakan salah satu manifestasi dari sindroma metabolik.
Banyak faktor yang berperan dalam kejadian obesitas diantarnya
kurangnya aktivitas fisik yang berhubungan dengan penurunan masa
otot, adanya resistensi insulin, dan usia penderita. Aktivitas fisik
memegang peranan penting mengingat pola kebiasaan diet yang
identik dengan makanan padat energi dan rendah serat. Perubahan
tersebut berkorelasi erat terhadap peningkatan asupan lemak dan gula
sederhana sehingga berkontribusi besar terhadap angka kejadian
obesitas serta penurunan toleransi glukosa.
Penurunan toleransi glukosa yang tidak diberengi dengan perbaikan
pola diet akan semakin memperburuk peran insulin. Resistensi pada
insulin merupakan episode kelanjutan dari penurunan toleransi glukosa
tanpa perbaikan. Akibat yang ditimbulkan utamanya adalah
berkurangnya secara drastis aktivitas insulin dalam menurunkan kadar
glukosa darah. Pada kondisi ini, uptake glukosa menuju berbagai
jaringan mengalami penurunan, terjadi peningkatan lipolisis dan
produksi glukosa oleh hepar untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Akibatnya terjadi peningkatan gula darah yang cukup signifikan.
17
2. Kacang Polong dan DM tipe II
Aspek dietetik berkaitan erat terhadap kadar gula darah sehingga dapat
menjadi acuan terpenting dalam memonitoring pasien DM tipe II.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, DM tipe II identik dengan
resistensi insulin yang mengakibatkan kegagalan insulin dalam
menurunkan maupun mengedarkan glukosa ke berbagai jaringan
tubuh.
Kacang polong merupakan sumber tanaman yang kaya akan serat dan
karbohidrat kompleks. Terapi dietetik dengan kacang polong dapat
ditujukan pada pasien DM tipe II. Kacang polong berpotensi dalam
memerangi DM tipe II dari berbagai aspek. Aspek pertama adalah
menstabilkan kadar glukosa darah, hal ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan karbohidrat kompleks pada kacang polong.
Karbohidrat kompleks cepat menimbulkan rasa kenyang walaupun
tidak dikonsumsi dalam jumlah besar. Berbeda dengan karbohidrat
simpleks, karbohidrat kompleks terdiri dari beberapa molekul
karbohidrat simpleks yang saling terikat atau satu molekul besar. Pada
proses digesti, karbohidrat kompleks tidak dapat diserap jika ikatan
antar molekul masih utuh. Tidak semua enzim pencernaan mampu
memecah ikatan pada karbohidrat kompleks. Hal inilah yang membuat
karbohidrat kompleks dicerna dengan lambat. Karbohidrat yang telah
terlepas dari ikatannya akan diabsorbsi oleh intestinal selanjutnya
masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan peningkatan kadar
glukosa darah.
Aspek kedua dari mekanisme terapi dietetik pada DM tipe II yakni
menurunkan kolesterol yang bertujuan untuk menjaga berat badan
pasien DM tipe II. Karbohidrat kompleks yang tidak tercerna atau
bagian kasar yang sering disebut dengan serat memiliki manfaat yang
baik pada kesehatan saluran cerna. Serat ini memiliki peran yang
18
signifikan dalam menarik dan mengikat air hingga berbentuk seperti
spons yang mampu membentuk massa dan mempermudah
pengeluaran feses. Selain itu, kacang polong juga menghasilkan serat
yang tidak larut air. Kedua serat ini berperan dalam pengikatan
terhadap kolesterol untuk membentuk garam empedu sehingga terjadi
penurunan kadar kolesterol dalam darah.
3. Antioksidan pada Kacang Polong dan Penurunan Risiko Penyakit
Kardiovaskuler
Aspek ketiga pada kacang polong dalam upaya memerangi komplikasi
DM tipe II yakni dengan memanfaatkan antioksidan yang terkandung
didalamnya. Di dalam kacang polong terdapat vitamin C, karotenoid,
dan berbagai macam fenolik. Ketiganya bertindak sebagai antioksidan
yang secara aktif mencegah terjadinya oksidasi lemak terutama pada
dinding pembuluh darah sehingga mampu menghindari terbentuknya
plak atau aterosklerosis.
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sereal kacang polong dapat dijadikan sebagai terapi dietetik pada
penderita Diabetes Melitus tipe II non komplikasi karena memilki
kandungan nutrisi yang tinggi karbohidrat kompleks, serat dan antioksidan
sehingga mampu mengontrol kadar gula dan lipid dalam darah serta
mencegah terjadinya resiko gangguan kardiovaskuler.
Saran
1. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai efek sereal kacang polong pada
penderita Diabetes Melitus tipe II non komplikasi.
2. Diperlukan adanya penelitian mengenai dosis sereal kacang polong agar
efektif pada penderita Diabetes Melitus tipe II non komplikasi.
3. Perlu adanya publikasi, penyuluhan, dan pengembangan pemanfaatan
kacang polong kepada masyarakat sehingga menjadi salah satu komoditas
dalam usaha produksi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat Indonesia.