Kaca Dan Keramik

4
FATIMATUZ ZAHROH 4211411035 KACA DAN KERAMIK Kaca Kaca termasuk jenis material yang getas. Sebagai material yang getas, sifat ketermesinan (machinability) kaca sangat rendah karena nilai fracture toughness- nya yang rendah. Kekuatan fracture (fracture strength) kaca lebih rendah dari kekuatan luluhnya (yield strength). Ketika kaca diberi beban tarik atau tekuk pada suhu kamar, maka kaca akan hancur sebelum terjadi deformasi plastis. Itu sebabnya maka proses pemesinan jarang diterapkan pada kaca. Permasalahan utama proses pemesinan material getas seperti kaca adalah proses pembentukan geram dapat menimbulkan kerusakan yang cukup parah di permukaan dan di bawah permukaan (subsurface). Kerusakan seperti ini jelas menurunkan kualitas hasil proses pemesinan. Untuk menghasilkan permukaan yang halus pada material getas, adalah sangat penting jika material getas dilakukan proses pemesinan dalam kondisi ulet (ductile cutting mode). Untuk itu maka serangkaian eksperimen proses pemesinan bubut pada kaca telah dilakukan untuk mencari parameter optimum dari proses pemesinan kaca. Selain itu juga diteliti umur pahat yang digunakan dan proses pendinginan apa yang mampu untuk memperpanjang umur pahat. Sehingga nantinya akan berdampak pada nilai ekonomi proses pemesinan kaca jika nanti dapat diterapkan di masyarakat. Dari hasil yang didapatkan ternyata proses bubut pada kaca dapat dilakukan. Kondisi permukaan paling baik didapatkan ketika proses bubut dilakukan pada radius nose 5 mm, depth of cut 0,5 mm, feed rate 0,045 mm/rev, kecepatan spindel 30 rpm dan kondisi permesinan menggunakan cairan pendingin dromus. Dari hasil ini juga terlihat bahwa Laju keausan tepi pahat HSS pada proses permesinan kaca sangat tinggi, sehingga dengan pertimbangan ekonomis pahat HSS tidak dapat digunakan Kaca adalah material yang dapat dibentuk pada temperatur di atas 2300 °F atau 1261 °C. Untuk menghindari pengkristalan harus melewati proses pengkristalan secepat mungkin. Komposisi kaca adalah sebagai berikut pasir silika sodium oksida kalsium oksida / kapur

description

physic depaertmen

Transcript of Kaca Dan Keramik

FATIMATUZ ZAHROH 4211411035

KACA DAN KERAMIKKacaKaca termasuk jenis material yang getas. Sebagai material yang getas, sifat ketermesinan(machinability) kaca sangat rendah karena nilai fracture toughness-nya yang rendah. Kekuatan fracture (fracture strength) kaca lebih rendah dari kekuatan luluhnya (yield strength). Ketika kaca diberi beban tarik atau tekuk pada suhu kamar, maka kaca akan hancur sebelum terjadi deformasi plastis. Itu sebabnya maka proses pemesinan jarang diterapkan pada kaca. Permasalahan utama proses pemesinan material getas seperti kaca adalah proses pembentukan geram dapat menimbulkan kerusakan yang cukup parah di permukaan dan di bawah permukaan (subsurface). Kerusakan seperti ini jelas menurunkan kualitas hasil proses pemesinan. Untuk menghasilkan permukaan yang halus pada material getas, adalah sangat penting jika material getas dilakukan proses pemesinan dalam kondisi ulet (ductile cutting mode). Untuk itu maka serangkaian eksperimen proses pemesinan bubut pada kaca telah dilakukan untuk mencari parameter optimum dari proses pemesinan kaca. Selain itu juga diteliti umur pahat yang digunakan dan proses pendinginan apa yang mampu untuk memperpanjang umur pahat. Sehingga nantinya akan berdampak pada nilai ekonomi proses pemesinan kaca jika nanti dapat diterapkan di masyarakat. Dari hasil yang didapatkan ternyata proses bubut pada kaca dapat dilakukan. Kondisi permukaan paling baik didapatkan ketika proses bubut dilakukan pada radius nose 5 mm, depth of cut 0,5 mm, feed rate 0,045 mm/rev, kecepatan spindel 30 rpm dan kondisi permesinan menggunakan cairan pendingin dromus. Dari hasil ini juga terlihat bahwa Laju keausan tepi pahat HSS pada proses permesinan kaca sangat tinggi, sehingga dengan pertimbangan ekonomis pahat HSS tidak dapat digunakan

Kaca adalah material yang dapat dibentuk pada temperatur di atas 2300 F atau 1261 C. Untuk menghindari pengkristalan harus melewati proses pengkristalan secepat mungkin.

Komposisi kaca adalah sebagai berikut

pasir silika sodium oksida kalsium oksida / kapur

Namun ribuan campuran kimia yang berbeda dapat digunakan untuk membuat kaca.

Kaca, umumnya, mengandung: formers, fluxes, dan stabilizers.

Formers merupakan persentase terbesar dari campuran. Untuk kaca sodakapur-silika, former-nya adalah silika dalam bentuk pasir.

Flux menurunkan temperatur hingga suhu di mana former akan mencair.Soda dan Kalium (Kalium karbonat), keduanya adalah alkali, merupakan flux yang umum dipakai. Kaca Kalium sedikit lebih rapat daripada Kaca Soda.Stabilizers membuat kaca kuat dan tahan air. Kalsium karbonat, sering disebut calcined limestone, adalah suatu stabilizer. Tanpa stabilizer, air dan kelembaban menyerang dan melarutkan kaca. Kaca yang kekurangan kapur biasa disebut waterglass.

Dari hasil pengolahan tersebut terdapat beberapa jenis kaca yang dapat dibuat dan telah banyak beredar di pasaran.

Jenis-jenis kaca yang ada di pasaran antara lain kaca polos, kaca darkgrey, kaca esta, kaca cermin dan kaca sunblast pada umumnya. Dari berbagai jenis tersebut dapat digunakan pada beberapa fungsi dalam arsitektur rumah.

Kaca polos dapat digunakan untuk kaca jendela untuk mendapatkan cahaya yang cukup dan menghemat energi.

Kaca darkgrey dapat digunakan untuk kamar yang membutuhkan privacy, dapat divariasikan dengan cermin brown atau black maupun cermin grey.

Kaca esta dapat digunakan untuk kamar mandi atau kitchen set untuk lemari piring dan gelas. atau dapat menggunakan kaca sunblast sebagai penggati kaca esta.

Kaca cermin dapat digunakan untuk kamar mandi atau meja rias. dapat ditambahkan dengan lampu untuk mempercantik serta memberi kesan luas terhadap ruangan sempit.

KeramikUmumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron elektron bebas.Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.Keramik tradisionalKeramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).Keramik halusFine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)Sifat KeramikSifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.