KABUPATEN SUKOHARJO

179
Kabupaten Sukoharjo IV-1 BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH 4.1 Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan Analisis aspek fisik dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo meliputi analisis geologi lingkungan, kelayakan dan kesesuaian lahan, analisis sumber daya tanah, analisis sumber daya air, hutan dan tambang serta pencemaran lingkungan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung aspek fisik wilayah Kabupaten Sukoharjo dalam mendukung kegiatan pembangunan dan pengembangan ruang. 4.1.1 Analisis Geologi Lingkungan Secara umum kondisi eksisting geologi lingkungan pada Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi 4 bagian, yaitu daerah bagian timur, tengah, selatan dan utara. Jenis Batuan yang tersebar pada keempat bagian tersebut memiliki 4 jenis batuan, yaitu batuan alluvium, batuan gunung api lawu, batuan gunung api merapi, dan formasi mandalika. Berdasarkan dari keempat bagian tersebut, pada bagian utara merupakan batuan dengan jenis dari sisa gunung api merapi yang meliputi Kecamatan Kartasura, Kecamatan Gatak, Kecamatan Baki, Kecamatan Grogol, serta sebagian dari Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban dan Polokarto. Pada bagian daerah selatan Kabupaten Sukoharjo, kondisi batuan yang terdapat di Kawasan tersebut mayoritas merupakan jenis batuan alluvium endapan dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan pasir) dengan sisipan lempung serta batuan jenis formasi mandalika. Daerah bagian selatan dengan jenis batuan alluvium terdapat pada Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Nguter, sedangkan daerah dengan batuan jenis formasi mandalika terdapat pada Kecamatan Weru. Daerah tengah secara umum mempunyai kondisi geologi dari endapan batuan alluvium (breksi, tufa dan lava). Bagian tengah dari Kabupaten Sukoharjo dengan keadaan geologis tersebut merupakan Kecamatan Sukoharjo, kecamatan Bendosari dan sebagian Kecamatan Polokarto. Bagian utara dari Kabupaten Sukoharjoo memiliki endapan vulkanik muda, terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal (batuan Gunung api Merapi). Kelulusan tinggi hingga sedang: berkelulusan tingi terutama

Transcript of KABUPATEN SUKOHARJO

Page 1: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-1

BAB IV

ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH

4.1 Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan

Analisis aspek fisik dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Sukoharjo meliputi analisis geologi lingkungan, kelayakan dan kesesuaian lahan,

analisis sumber daya tanah, analisis sumber daya air, hutan dan tambang serta

pencemaran lingkungan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung

aspek fisik wilayah Kabupaten Sukoharjo dalam mendukung kegiatan

pembangunan dan pengembangan ruang.

4.1.1 Analisis Geologi Lingkungan

Secara umum kondisi eksisting geologi lingkungan pada Kabupaten

Sukoharjo dibagi menjadi 4 bagian, yaitu daerah bagian timur, tengah, selatan

dan utara. Jenis Batuan yang tersebar pada keempat bagian tersebut memiliki 4

jenis batuan, yaitu batuan alluvium, batuan gunung api lawu, batuan gunung api

merapi, dan formasi mandalika. Berdasarkan dari keempat bagian tersebut, pada

bagian utara merupakan batuan dengan jenis dari sisa gunung api merapi yang

meliputi Kecamatan Kartasura, Kecamatan Gatak, Kecamatan Baki, Kecamatan

Grogol, serta sebagian dari Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban dan Polokarto.

Pada bagian daerah selatan Kabupaten Sukoharjo, kondisi batuan yang terdapat

di Kawasan tersebut mayoritas merupakan jenis batuan alluvium endapan

dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan pasir) dengan sisipan lempung

serta batuan jenis formasi mandalika. Daerah bagian selatan dengan jenis

batuan alluvium terdapat pada Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu dan

Kecamatan Nguter, sedangkan daerah dengan batuan jenis formasi mandalika

terdapat pada Kecamatan Weru. Daerah tengah secara umum mempunyai

kondisi geologi dari endapan batuan alluvium (breksi, tufa dan lava). Bagian

tengah dari Kabupaten Sukoharjo dengan keadaan geologis tersebut merupakan

Kecamatan Sukoharjo, kecamatan Bendosari dan sebagian Kecamatan

Polokarto. Bagian utara dari Kabupaten Sukoharjoo memiliki endapan vulkanik

muda, terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal (batuan

Gunung api Merapi). Kelulusan tinggi hingga sedang: berkelulusan tingi terutama

Page 2: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-2

pada lahar dan aliran lava vesikular. Daerah ini meliputi Kecamatan Mojolaban,

Grogol, Gatak, dan Kartasura. Terdapat sebagian kondisi geologis dengan

batuan jenis gunung api lawu pada Kecamatan Mojolaban.

Berdasarkan data ekisisting dari bentuk topografi dan kemiringan lereng

Kabupaten Sukoharjo, permukaan tanah pada wilayah tersebut sebagian besar

cendurung mendatar. Mayoritas wilayah pada Kabupaten Sukoharjo

kemiringannya hanya berkisar antara 0-2%, dari persentase tersebut

menunjukkan bahwa kondisi wilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah

datar yang tidak berpotensi terjadi longsor tanah, sedangkan bagian wilayah

yang lebih dari 40 % pada Kabupaten Sukoharjo dilihat dari alur konturnya hanya

terdapat di Desa Sanggang, bagian selatan Kabupaten Sukoharjo yaitu di

Kecamatan Bulu.

4.1.2 Analisis Arahan Fungsi Kawasan

Pengembangan wilayah tentu diperlukan dalam pembangunan suatu

wilayah. Hal ini dikarenakan banyaknya sarana dan prasarana yang dapat

dibangun dari suatu wilayah maka mempengaruhi pertumbuhan kota/kabupaten

tersebut. Analisis kelayakan lahan diperlukan untuk mengetahui arahan fungsi

kawasan. Apakah kawasan tersebut dapat dibudidayakan atau tidak. Faktor yang

mempengaruhi kelayakan lahan yaitu dilihat dari jenis tanah, kelerengan dan

curah hujan. Dari faktor tersebut kawasan budidaya, kawasan lindung dan

kawasan penyangga.

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya

alam dan sumber daya buatan.

Kawasan Penyangga adalah kawasan yang berfungsi menyangga

kawasan dibawahnya atau kawasan budidaya.

Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

4.1.2.1 Jenis Tanah

Tanah merupakan faktor penentu untuk menunetukan suatu lahan

yang dapat dibudidayakan. Jenis tanah memiliki tingkat kepekaan yang

berbeda hal ini dikarenakan tanah tersebut memiliki tingkat permeabilitas atau

daya resapan air yang berbeda. Pada umumnya jenis tanah alluvial, latosol,

Page 3: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-3

dan mediteran banyak menyebar di berbagai wilayah Pulau Jawa seperti salah

satunya di Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo mempunyai 6 jenis

tanah yang terdiri dari tanah alluvial, latosol, mediteran, gromosol, regosol dan

litosol. Tanah alluvial memiliki kepekaan tanah yang tidak peka dikarenakan

permeabilitas rendah sehingga memungkinkan beberapa daerah dengan jenis

tanah ini rawan terhadap banjir. Berikut data jenis tanah dengan nilai skor

sesuai dengan ketentuan kementrian kehutanan yang tersebar di Kabupaten

Sukoharjo.

Tabel IV.1 Kriteria Jenis Tanah

No Jenis Tanah Tingkat Kepekaan

Terhadap Erosi Skor

1 Aluvial, Tanah Clay, Planosol, Hodromorf Kelabu, Lateris Air Tanah

Tidak Peka 15

2 Latosol Kurang Peka 30

3 Brown forest soil, Non Calcic Brown dan Mediteran

Agak Peka 45

4 Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol dan Podsolik

Peka 60

5 Regosol, Litosol, Organosol dan Renzina Sangat Peka 75 Sumber: SK Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981

Tabel IV.2 Jenis Tanah yang terdapat Di Kabupaten Sukoharjo

No Jenis Tanah Lokasi Kepekaan Skor

1 Aluvial Kecamatan Baki, Kecamatan Grogol, dan kecamatan Kartasura

Tidak Peka 15

2 Latosol Sebagian wilayah Kecamatan Polokarto, Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Nguter.

Kurang Peka

30

3 Mediteran Sebagian Wilayah Kecamatan Sukoharjo

Agak Peka 45

4 Gromosol

Sebagian wilayah di Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Nguter, Sukoharjo dan Tawangsari.

Peka 60

5 Regosol, Litosol

Kecamatan Tawangsari, dan Kecamatan Weru.

Sangat Peka

75

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Page 4: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-4

4.1.2.2 Kelerengan

Bentuk muka bumi akan memperlihatkan perbedaan yang relatif tinggi,

adanya bukit, gunung, lembah, sungai dan lain-lain. Bentang alam sebagai

hasil pengukuran topografi menunjukkan dua unsur penting yaitu kemiringan

(lereng) dan ketinggian. Keadaan umum topografi suatu wilayah dapat menuju

pada karakteristik suatu wilayah yang terdiri dari daratan dan perairan.

Kelerengan di Kabupaten Sukoharjo didominasi dengan kelerengan datar dan

landau. Berikut kriteria kelerengan lahan di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.3 Kriteria Kelerengan Lahan

Kelas Lereng

Sudut Lereng (%)

Kriteria Skor

I 0-8 Datar 20

II 8-15 Landai 40

III 15-25 Agak Curam 60

IV 25-40 Curam 80

V >40 Sangat Curam 100 Sumber: SK Menteri Kehutanan No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981

Tabel IV.4 Pembagian Kelerengan Di Kabupaten Sukoharjo

Kelas Lereng

Sudut Lereng

(%) Kriteria Lokasi

Kesesuaian Penggunaan

Skor

I 0-2 Datar

Meliputi seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo

Cocok dikembangkan sebagai kawasan budidaya terutama sebagai kawasan permukiman, industri, petanian lahan basah, dan pertanian lahan kering.

20

II 2-5 Landai

Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, dan Kartasura.

Cocok dikembangkan sebagai kawasan budidaya

40

III 5-15 Agak

Curam

Wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian

Cocok dikembangkan sebagai kawasan budidaya perkebunan.

60

Page 5: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-5

Kelas Lereng

Sudut Lereng

(%) Kriteria Lokasi

Kesesuaian Penggunaan

Skor

Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari.

IV 15-40 Curam

Seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Grogol, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari.

Cocok dikembangkan sebagai kawasan penyangga

80

V >40 Sangat Curam

Seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang berada di sebagian Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari.

Cocok dikembangkan sebagai kawasan lindung seperti hutan

100

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

4.1.2.3 Intensitas Hujan

Hujan adalah sebuah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi

butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di permukaan.

Turunnya hujan tidak lepas dari pengaruh kelembaban udara yang memacu

jumlah titik-titik air yang terdapat pada udara. Indonesia memiliki daerah yang

dilalui garis khatulistiwa dan sebagian besar daerah di Indonesia merupakan

daerah tropis, seperti di Kabupaten Sukoharjo. Curah hujan di Kabupaten

Sukoharjo termasuk dalam curah hujan rendah dan sedang. Berikut

penjelasan kriteria curah hujan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.5 Kriteria Intensitas Curah Hujan

No Intensitas HUjan

(mm/hh) Deskripsi Skor

1 0-13,6 Sangat rendah 10

2 13,6-20,7 Rendah 20

3 20,7-27,7 Sedang 30

Page 6: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-6

No Intensitas HUjan

(mm/hh) Deskripsi Skor

4 27,7-34,8 Tinggi 40

5 >34,8 Sangat Tinggi 50

Sumber: SK Menteri Kehutanan No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981

Tabel IV.6

Curah Hujan Dan Intensitas Hujan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014

No Kecamatan Hari Hujan Rata-Rata

Curah Hujan Rata-Rata

Intensitas Hujan

1 Weru 6 322 53.7 2 Bulu 0 0 0.0 3 Tawangsari 8 169 21.1 4 Sukoharjo 10 182 18.2 5 Nguter 10 207 20.7 6 Bendosari 10 184 18.4 7 Polokarto 6 132 22.0 8 Mojolaban 9 170 18.9 9 Grogol 8 157 19.6

10 Baki 6 140 23.3 11 Gatak 6 96 16.0 12 Kartasura 8 137 17.1

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Tabel IV.7 Klasifikasi Intensitas Hujan Di Kabupaten Sukoharjo

No Intensitas HUjan

(mm/hh) Lokasi Skor

1 0-13,6 Sangat rendah 10

2 13,6-20,7 Rendah 20

3 20,7-27,7 Sedang 30

4 27,7-34,8 Tinggi 40

5 >34,8 Sangat Tinggi 50 Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

4.1.2.4 Kriteria Fungsi Kawasan

Tabel IV.8 Kriteria Penetapan Fungsi Kawasan

No Fungsi Kawasan Total Skor

1 Kawasan Lindung >175

2 Kawasan Penyangga 125-175

3 Kawasan Budidaya <125

Sumber: SK Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981, Tentang Kesesuaian Lahan

Page 7: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-7

Tabel IV.9 Penetapan Fungsi Kawasan Di Kabupaten Sukoharjo

No Jenis Tanah Kelerengan

Intensitas Curah Hujan

Total Skor

Kawasan

Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor

1 Aluvial 20 I 20 Rendah 20 60 Budidaya

2 Aluvial 20 II 40 Rendah 20 80 Budidaya

3 Aluvial 20 III 80 Rendah 20 120 Budidaya

4 Aluvial 20 IV 100 Rendah 20 140 Penyangga

5 Aluvial 20 I 20 Sedang 30 70 Budidaya

6 Aluvial 20 II 40 Sedang 30 90 Budidaya

7 Aluvial 20 III 80 Sedang 30 130 Penyangga

8 Aluvial 20 IV 100 Sedang 30 150 Penyangga

9 Latosol 40 I 20 Rendah 20 80 Budidaya

10 Latosol 40 II 40 Rendah 20 100 Budidaya

11 Latosol 40 III 80 Rendah 20 140 Penyangga

12 Latosol 40 IV 100 Rendah 20 160 Penyangga

13 Latosol 40 I 20 Sedang 30 90 Budidaya

14 Latosol 40 II 40 Sedang 30 110 Budidaya

15 Latosol 40 III 80 Sedang 30 150 Penyangga

16 Latosol 40 IV 100 Sedang 30 170 Penyangga

17 Mediteran 60 I 20 Rendah 20 100 Budidaya

18 Mediteran 60 II 40 Rendah 20 120 Budidaya

19 Mediteran 60 III 80 Rendah 20 160 Penyangga

20 Mediteran 60 IV 100 Rendah 20 180 Penyangga

21 Mediteran 60 I 20 Sedang 30 110 Budidaya

22 Mediteran 60 II 40 Sedang 30 130 Penyangga

23 Mediteran 60 III 80 Sedang 30 170 Penyangga

24 Mediteran 60 IV 100 Sedang 30 190 Lindung

25 Gromosol 80 I 20 Rendah 20 120 Budidaya

26 Gromosol 80 II 40 Rendah 20 140 Penyangga

27 Gromosol 80 III 80 Rendah 20 180 Lindung

28 Gromosol 80 IV 100 Rendah 20 200 Lindung

29 Gromosol 80 I 20 Sedang 30 130 Penyangga

30 Gromosol 80 II 40 Sedang 30 150 Penyangga

31 Gromosol 80 III 80 Sedang 30 190 Lindung

32 Gromosol 80 IV 100 Sedang 30 210 Lindung

33 Regosol 100 I 20 Rendah 20 140 Penyangga

34 Regosol 100 II 40 Rendah 20 160 Penyangga

35 Regosol 100 III 80 Rendah 20 200 Lindung

36 Regosol 100 IV 100 Rendah 20 220 Lindung

37 Regosol 100 I 20 Sedang 30 150 Penyangga

38 Regosol 100 II 40 Sedang 30 170 Penyangga

39 Regosol 100 III 80 Sedang 30 210 Lindung

40 Regosol 100 IV 100 Sedang 30 230 Lindung

41 Litosol 100 I 20 Rendah 20 140 Penyangga

42 Litosol 100 II 40 Rendah 20 160 Penyangga

43 Litosol 100 III 80 Rendah 20 200 Lindung

44 Litosol 100 IV 100 Rendah 20 220 Lindung

Page 8: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-8

No Jenis Tanah Kelerengan

Intensitas Curah Hujan

Total Skor

Kawasan

Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor

45 Litosol 100 I 20 Sedang 30 150 Penyangga

46 Litosol 100 II 40 Sedang 30 170 Penyangga

47 Litosol 100 III 80 Sedang 30 210 Lindung

48 Litosol 100 IV 100 Sedang 30 230 Lindung Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Tabel IV.10

Penetapan Fungsi Kawasan Di Kabupaten Sukoharjo

No Fungsi Kawasan Luas Lokasi

1 Kawasan Lindung Sebagian kecil wilayah Kecamatan Bulu, dan Kecamatan Weru

2 Kawasan Penyangga Sebagian besar wilayah Gatak, dan Kecamatan Kartasura

3 Kawasan Budidaya

Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Baki, Mojolaban, Grogol, Polokarto, Bendosari, Nguter dan sebagian kecil Kecamatan Tawangsari

Page 9: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-9

Page 10: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-10

Page 11: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-11

4.1.3 Analisis Kemampuan Lahan

Kondisi fisik, Sumber Daya Alam (SDA), dan lingkungan pada Kecamatan

Winong merupakan landasan dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan

sua tu analisis perencanaan kawasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

analisis fisik dan SDA untuk mengetahui kesesuaian lahan suatu kawasan yang

kemudian dapat diketahui arahan pemanfaatan lahan untuk pengembangan

kawasan yang ada. Perkembangan pemukiman di suatu kawasan memberikan

dampak langsung kepada penyediaan lahan pemukiman. Hal ini berakibat pada

pergeseran fungsi lahan yang terkadang tidak memperhatikan kondisi daya fisik

dan daya dukung lahan tersebut. Penentuan kesesuaian lahan pada Kabupaten

Sukoharjo mengacu pada Permen No. 20/PRT/M/2007 tentang Teknik Analisis

Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang. Berikut adalah hasil dari skoring kemampuan lahan yang

terdapat di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.11 Pembobotan Satuan Kemampuan Lahan

No. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Bobot

1 Morfologi 5

2 Kemudahan Dikerjakan 1

3 Kestabilan Lereng 5

4 Kestabilan Pondasi 3

5 Ketersediaan Air 5

6 Terhadap Erosi 3

7 Terhadap Drainase 5

8 Pembuangan Limbah 1

9 Terhadap Bencana Alam 5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

4.1.3.1 SKL Morfologi

Morfologi merupakan bentang alam yang berupa dataran maupun

perbukitan. Kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti kondisi morfologis

suatu kawasan kompleks yaitu bentang alam tersebut berupa gunung,

pegunungan, dan bergelombang. Sehingga, kemampuan

pengembangannnya sangat rendah dan sulit dikembangkan atau tidak layak

dikembangkan. Lahan seperti ini sebaiknya direkomendasikan sebagai

wilayah lindung atau budidaya yang tak berkaitan dengan manusia,

Page 12: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-12

contohnya untuk wisata alam. Morfologi tinggi tidak bisa digunakan untuk

peruntukan ladang dan sawah. Sedangkan kemampuan lahan dari morfologi

rendah berarti kondisi morfologis tidak kompleks. Ini berarti tanahnya datar

dan mudah dikembangkan sebagai tempat permukiman dan budidaya.

Tabel IV.12 SKL Morfologi

Morfologi Lereng

(%) SKL Morfologi Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Kemampuan lahan dari morfologi tinggi

1

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Kemampuan lahan dari morfologi cukup

2

Bukit/Perbukitan 5-15 Kemampuan lahan dari morfologi sedang

3

Datar 2-5 Kemampuan lahan dari morfologi kurang

4

Datar 0-2 Kemampuan lahan dari morfologi rendah

5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

4.1.3.2 SKL Kemudahan Dikerjakan

Kemudahan dikerjakan merupakan satuan kemampuan lahan

terhadap penggalian suatu daerah yang dilihat dari kelerengan serta jenis

tanah. Selain itu kemudahan penggalian ini dilihat dari tipe atau jenis batuan

yang terdapat di wilayah ini. Tingkat kemudahan penggalian yang terdapat di

Kabupaten Sukoharjo terdiri dari lima kelas kemampuan. Berikut tabel kelas

kemampuan lahan kemudahan dikerjakan.

Tabel IV.13 SKL Kemudahan Dikerjakan

Morfologi Lereng

(%) Geologi

Permukaan SKL Kemudahan

Dikerjakan Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Litosol, Regosol Kemudahan penggalian rendah

1

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Gromosol Kemudahan penggalian kurang

2

Bukit/Perbukitan 5-15 Mediteran Kemudahan penggalian sedang

3

Datar 2-5 Latosol Kemudahan penggalian cukup

4

Datar 0-2 Aluvial Kemudahan penggalian tinggi

5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

Page 13: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-13

Page 14: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-14

Page 15: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-15

4.1.3.3 SKL Kestabilan Lereng

Kestabilan lereng artinya wilayah tersebut dapat dikatakan stabil atau

tidak kondisi lahannya dengan melihat kemiringan lereng di lahan tersebut.

Bila suatu kawasan disebut kestabilan lerengnya rendah, maka kondisi

wilayahnya tidak stabil. Tidak stabil artinya mudah longsor, mudah bergerak

yang artinya tidak aman dikembangkan untuk bangunan atau permukiman

dan budidaya. Kawasan ini bisa digunakan untuk hutan, perkebunan dan

resapan air.

Tabel IV.14 SKL Kestabilan Lereng

Morfologi Lereng

(%) Ketinggian

Geologi Permukaan

SKL Kestabilan

Lereng Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Tinggi Litosol, Regosol

Kestabilan Lereng rendah

1

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Cukup Tinggi

Gromosol Kestabilan Lereng kurang

2

Bukit/Perbukitan 5-15 Sedang Mediteran Kestabilan Lereng sedang

3

Datar 2-5 Rendah Latosol Kestabilan Lereng tinggi

4

Datar 0-2 Sangat Rendah

Aluvial 5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

4.1.3.4 SKL Kestabilan Pondasi

Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah yang mendukung

stabil atau tidaknya suatu bangunan atau kawasan terbangun. SKL ini

diperlukan untuk memperkirakan jenis pondasi wilayah terbangun.

Kestabilan pondasi yang tinggi maka wilayah tersebut dapat dikembangan

sebagai wilayah perkotaan karena memiliki pondasi yang stabil sebaliknya

wilayah yang memiliki kestabilan pondasi rendah maka rawan untuk

pembangunan perkotaan.

Page 16: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-16

Tabel IV.15 SKL Kestabilan Pondasi

SKL Kestabilan Lereng

Geologi Permukaan

SKL Kestabilan Pondasi Nilai

Kestabilan Lereng rendah

Litosol, Regosol

Daya dukung dan Kestabilan pondasi rendah

1

Kestabilan Lereng kurang

Gromosol Daya Dukung dan Kestabilan pondasi kurang

2

Kestabilan Lereng sedang

Mediteran 3

Kestabilan Lereng tinggi Latosol Daya dukung dan

Kestabilan pondasi tinggi

4

Aluvial 5 Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

4.1.3.5 SKL Ketersediaan Air

Hidrogeologi merupakan data yang dapat melihat ketersediaan air di

suatu kawasan. Ketersediaan air sangat penting dalam kelangsungan hidup

maupun aktivitas manusia sehingga dapat menunjang kegiatan disuatu

kawasan. Hidrogeologi juga memiliki kelas yaitu tinggi, sedang, hingga

rendah. Ketersediaan air sangat tinggi artinya ketersediaan air tanah dalam

dan dangkal cukup banyak. Sementara ketersediaan air sedang artinya air

tanah dangkal tak cukup banyak, tapi air tanah dalamnya banyak. Di

Kabupaten Sukoharjo terdapat kemampuan ketersediaan air sangat rendah,

rendah, sedang dan ketersediaan air tinggi. Ketersediaan air tinggi terdapat

di daerah dengan morfologi datar dan akuifer produktif penyebaran luas

berikut penjelasan SKL ketersediaan air yang terdapat di Kabupaten

Sukoharjo.

Tabel IV.16 SKL Ketersediaan Air

Morfologi Lereng

(%) Hidrologi SKL Drainase Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Akuifer produktivitas sedang

Ketersediaan air sangat rendah

1

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Akuifer produktivitas sedang, penyebaran luas

Ketersediaan air rendah

2

Bukit/Perbukitan 5-15 Akuifer produktivitas sedang setempat

Ketersediaan air sedang

3

Datar 2-5 Akuifer produktivitas tinggi, penyebaran luas

Ketersediaan air tinggi

4

Datar 0-2 Akuifer produktif penyebaran luas

5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

Page 17: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-17

Page 18: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-18

Page 19: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-19

Page 20: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-20

4.1.3.6 SKL Drainase Tanah

Drainase tanah merupakan kemampuan lahan yang menentukan

daya serap tanah. Drainase berkaitan dengan aliran air, serta mudah

tidaknya air mengalir. Drainase tinggi artinya aliran air mudah mengalir atau

mengalir lancar. Drainase rendah berarti aliran air sulit dan mudah

tergenang.

Tabel IV.17 SKL Drainase

Morfologi Lereng

(%) Geologi

Permukaan Hidrologi

SKL Drainase

Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Litosol, Regosol

Akuifer produktivitas sedang

Drainase Tinggi

5

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Gromosol

Akuifer produktivitas sedang, penyebaran luas

4

Bukit/Perbukitan 5-15 Mediteran

Akuifer produktivitas sedang setempat

Drainase Cukup

3

Datar 2-5 Latosol

Akuifer produktivitas tinggi, penyebaran luas

Drainase Kurang

2

Datar 0-2 Aluvial Akuifer produktif penyebaran luas

1

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

4.1.3.7 SKL Kepekaan Terhadap Erosi

Erosi berkaitan dengan terkikisnya lapisan tanah. Erosi tinggi berarti

lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air. Erosi

rendah berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak ada

erosi berarti tidak ada pengelupasan lapisan tanah. Suatu kawasan yang

baik adalah kawasan dengan tingkat erosi yang rendah. Hal ini dikarenakan

kawasan yang memiliki tingkat erosi yang tinggi dapat menyebabkan

bencana alam seperti longsor. Kawasan yang memiliki tingkat erosi rendah

maka cocok dijadikan lahan budidaya. Di Kabupaten Sukoharjo tedapat

kelas kemampuan lahan erosi sebagai berikut.

Page 21: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-21

Tabel IV.18 SKL Erosi

Morfologi Lereng

(%) Geologi

Permukaan SKL Erosi Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Litosol, Regosol

Erosi Tinggi 1

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Gromosol Erosi Cukup Tinggi

2

Bukit/Perbukitan 5-15 Mediteran Erosi Sedang 3

Datar 2-5 Latosol Erosi Sangat Rendah 4

Datar 0-2 Aluvial Tidak ada Erosi 5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

4.1.3.8 SKL Pembuangan Limbah

SKL pembuangan limbah adalah tingkatan untuk memperlihatkan

wilayah tersebut cocok atau tidak sebagai lokasi pembuangan. Analisa ini

menggunakan peta hidrologi dan klimatologi. SKL pembuangan limbah

kurang berarti wilayah tersebut kurang/tidak mendukung sebagai tempat

pembuangan limbah.

Tabel IV.19 SKL Pembuangan Limbah

Morfologi Lereng

(%) Ketinggian

Geologi Permukaan

Hidrologi SKL

Pembuangan Limbah

Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Tinggi Litosol, Regosol

Akuifer produktivitas sedang

Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah kurang

1

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Cukup Tinggi

Gromosol

Akuifer produktivitas sedang, penyebaran luas

2

Bukit/Perbukitan 5-15 Sedang Mediteran

Akuifer produktivitas sedang setempat

Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah sedang

3

Datar 2-5 Rendah Latosol

Akuifer produktivitas tinggi, penyebaran luas

Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup

4

Datar 0-2 Sangat Rendah

Aluvial

Akuifer produktif penyebaran luas

5

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

Page 22: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-22

4.1.3.9 SKL Terhadap bencana Alam

Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten yang berpotensi rawan

bencana banjir. Hal ini dikarenakan jenis tanah yang terdapat di kabupaten

tersebut adalah tanah dengan jenis aluvial yang sulit meresap air. Daerah

rawan banjir yaitu terdapat dibeberapa wilayah yaitu hampir merata di

wilayah Kabupaten Sukoharjo. Selain rawan bajir daerah ini juga berpotensi

rawan gerakan tanah, terdapat beberapa wilayah yang rawan terhadap

gerakan tanah yaitu di bagian selatan Kecamatan Bulu, Kabupaten

Sukoharjo. Kemudian daerah rawan angin ribut yaitu berada di bagian

tengah kabupaten seperti Kecamatan Sukoharjo, Tawangsari dan

Kecamatan Nguter.

Tabel IV.20 SKL Terhadap Bencana Alam

Morfologi Lereng

(%) Ketinggian

Geologi Permukaan

SKL Bencana

Alam Nilai

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

>40 Tinggi Litosol, Regosol

Potensi Bencana Alam Tinggi

5

Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan

15-40 Cukup Tinggi

Gromosol 4

Bukit/Perbukitan 5-15 Sedang Mediteran Potensi bencana alam cukup

3

Datar 2-5 Rendah Latosol Potensi bencana alam kurang

2

Datar 0-2 Sangat Rendah

Aluvial 1

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

Page 23: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-23

Page 24: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-24

Page 25: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-25

Page 26: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-26

Page 27: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-27

Tabel IV.21 Kemampuan Lahan

SKL Morfologi

SKL Kemudahan Dikerjakan

SKL Kestabilan

Lereng

SKL Kestabilan

Pondasi

SKL Ketersediaan

Air

SKL Terhadap

Erosi

SKl Drainase

SKL Pembuangan

Limbah

SKL Bencana

Alam

5 1 5 3 5 3 5 1 5

5 1 5 3 5 3 25 1 25

10 2 10 6 10 6 20 2 20

15 3 15 9 15 9 15 3 15

20 4 20 12 20 12 10 4 10

25 5 25 15 25 15 5 1 5

Keterangan:

Nilai semakin rendah adalah tidak sesuai (1) Nilai semakin tinggi adalah sesuai (5) Penilaian pembobotan disesuaikan dengan Permen PU no.20/ PRT/ M/ 2007 Skor adalah hasil perkalian dari Nilai dan Bobot (NxB = S)

Setiap kelas lahan memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang

ditentukan dari total nilai, dibuat beberapa kelas yang memperhatikan nilai

minimum dan maksimum total nilai. Nilai minimum adalah 32, sedangkan nilai

maksimum yang mungkin didapat adalah 160. Dengan begitu, pengkelasan dari

total nilai atau skor yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo yaitu seperti pada

tabel berikut.

Kelas a dengan nilai 32-58

Kelas b dengan nilai 59-83

Kelas c dengan nilai 84-109

Kelas d dengan nilai 110-134

Kelas e dengan nilai 135-160

Tabel IV.22

Kelas Kemampuan Lahan

Total Nilai Kelas

Kemampuan Lahan Klasifikasi Pengembangan

32-58 Kelas a Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah

59-83 Kelas b Kemampuan Pengembangan Rendah

84-109 Kelas c Kemampuan Pengembangan Sedang

110-134 Kelas d Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi

135-160 Kelas e Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi

Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007

Page 28: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-28

Tabel IV.23 Klasifikasi Satuan Kemampuan Lahan Kabupaten Winong

Kelas Klasifikasi Pengembangan Luas (Ha)

A Kemampuan Pengembangan Rendah

23.659

B Kemampuan Pengembangan Sedang

25.554

C Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi

12

Sumber: Hasil Analisis dan Pengukuran Peta, 2013

4.1.4 Analisis Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah kesesuaian sebidang lahan untuk tujuan

penggunaan atau komoditas spesifik. Kesesuaian lahan fisik adalah kecocokkan

(adaptability) suatu lahan untuk penggunaan lahan tertentu yang didasarkan atas

faktor-faktor fisik, tanpa memperhatikan faktor ekonomi. Dalam penentuan kelas

kesesuaian lahan fisik dilakukan dengan mencocokkan karakteristik suatu lahan

dengan persyaratan tempat tumbuh suatu jenis tanaman tertentu. Untuk

menyesuaikan kriteria yang dinilai dalam penentuan masing-masing kelas dari

setiap karakteristik lahan maka dibuat suatu kriteria kelas kesesuaian lahan

sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi kesesuaian lahan.

4.1.5 Analisis Penggunaan Lahan

Kondisi eksisting lahan Kabupaten Sukoharjo berdasarkan fungsional

lahannya dari tahun 2006 sampai pada 2014 (jangka waktu 8 tahun) pada

dasarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis

dari peta guna lahan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 dengan Tahun 2014,

guna lahan saat ini yang banyak mengalami perubahan adalah terbangunnya

lahan permukiman, terutama pada bagian utara Kabupaten Sukoharjo, tepatnya

di Kecamatan Kartasura, Kecamatan Grogol, Kecamatan Mojolaban serta

Kecamatan Baki yang paling pesat mengalami perubahan lahan dari

persawahan menjadi permukiman, sedangkan perubahan guna lahan dari

persawahan menjadi permukiman juga terjadi di sebagian kecil kecamatan

Gatak, Kecamatan Polokarto serta bagian selatan Kabupaten Sukoharjo yaitu

Kecamatan Weru.

Page 29: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-29

Page 30: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-30

4.1.6 Analisis Persebaran Penggunaan Lahan

4.1.6.1 Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan kondisi eksisting lahan di Kabupaten Sukoharjo, dapat

dikategorikan penggunaan lahan di Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi dua

lahan, yaitu tanah sawah (lahan basah) dan lahan kering. Berdasarkan kondisi

guna lahan eksisting sebaran fungsi lahannya tersebar hampir merata di

seluruh kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah sawah,

pekarangan, tegalan, serta guna lahan lain-lain. Selanjutnya sebaran fungsi

lahan untuk hutan baik merupakan hutan rakyat maupun hutan negara hanya

ada di Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Polokarto.

Berdasarkan sebaran pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten

Sukoharjo dapat dilihat kecenderungan penggunaan lahan sebagai berikut:

Seluruh Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo penggunaan lahan

sawahnya didominasi oleh penggunaan lahan sawah irigasi teknis sekitar

70,17% lahan sawah yang ada di Kabupaten Sukoharjo merupakan

lahan sawah dengan irigasi teknis yang merata di seluruh kecamatan di

Kabupaten Sukoharjo. Di Kabupaten Sukoharjo tidak ada kecamatan

yang tidak memiliki sawah dengan irigasi teknis, hal ini sesuai dengan

kondisi Kabupaten Sukoharjo yang merupakan lumbung padi bagi daerah

selatan di Provinsi Jawa Tengah. Selain sawah dengan irigasi teknis di

Kabupaten Sukoharjo juga memiliki sawah irigasi setengah teknis, sawah

irigasi sederhana dan sawah tadah hujan di beberapa kecamatan.

Sebaran tanah pekarangan di Kabupaten Sukoharjo menjadi penggunaan

lahan yang dominan yaitu sekitar 62,90% dari seluruh luas lahan bukan

sawah di Kabupaten Sukoharjo. Luasan dari lahan pekarangan di

Kabupaten Sukoharjo tiap tahunnya terus meningkat baik sebaran

penggunaan maupun luas penggunaan lahannya. Penggunaan lahan

tertinggi untuk bangunan dan pekarangan terdapat di Kecamatan

Polokarto yaitu sekitar 11,08% dari seluruh luasan lahan pekarangan di

Kabupaten Sukoharjo. Hal ini disebabkan karena kecamatan tersebut

terletak di daerah dengan topografi sedang dan memiliki luasan yang

paling luas yaitu sekitar 13,32% dari luas Kabupaten Sukoharjo. Untuk

penggunaan lahan bangunan dan pekarangan terendah terdapat di

Kecamatan Gatak. Sebaran penggunaan lahan perkarangan dan

Page 31: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-31

bangunan ini meningkat seiring perkembangan penduduk, perkembangan

ekonomi wilayah, dan perkembangan fungsi kota-kota yang ada di

Kabupaten Sukoharjo. Untuk itu peningkatan sebaran penggunaan lahan

bangunan dan pekarangan perlu diarahkan pada pola pemanfaatan dan

pengelolaan yang sesuai tata aturan penggunaan lahan.

Hutan negara memiliki sebaran penggunaan lahan sebesar 1.021 Ha

yang tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bulu, Kecamatan

Tawangsari dan Kecamatan Polokarto. Sebaran hutan dari tahun ke

tahun cenderung tetap, namun mengalami peningkatan pada tahun-tahun

sekarang, hal tersebut dikarenakan penggunaan tanah hutan untuk

keperluan lain selalu mendapatkan ganti tanah yang selanjutnya dikelola

sebagai hutan lagi. Sebaran ini hendaknya dipertahankan karena hutan

memiliki fungsi yang sangat penting dalam hal konservasi sumber daya

alam baik tanah, air maupun sumber daya hutan itu sendiri.

Pengembangan hutan ini diharapkan pula berfungsi sebagai kawasan

resapan air yang mempertahankan intensitas air tanah di Kabupaten

Sukoharjo.

Sebaran lahan untuk perkebunan terutama terdapat di Kecamatan Weru,

bulu, Tawangsari, Sukoharjo, nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban

dan Grogoldengan prosentase terbesar terdapat di Kecamatan Polokarto

yaitu 20,64%.

Page 32: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-32

V

Page 33: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-33

4.1.6.2 Kecenderungan Perkembangan Lahan Terbangun

Perkembangan aktivitas, kebijakan pembangunan serta pertumbuhan

penduduk yang besar akan mempengaruhi kecenderungan perkembangan

penggunaan lahan terbangun. Berdasarkan hasil pengamatan yang mengacu

pada perkembangan guna lahan Kabupaten Sukoharjo pada peta guna lahan

2006-2012 dapat diketahui bahwa perkembangan paling pesat berasal dari

pembangunan permukiman. Bangunan-bangunan yang ada yaitu

perdagangan, pertokoan, sekolahan, jasa dan lain-lainnya, pada umumnya

berada di kanan kiri jalan poros baik pada kota-kota kecamatan maupun pada

desa-desa sehingga cenderung membentuk satu pola linier. Kecenderungan

perubahan guna lahan untuk lahan terbangun juga sangat dipengaruhi oleh

kebijakan pengembangan Kawasan Industri Nguter. Kegiatan-kegiatan yang

bersifat ekonomis seperti kegiatan perdagangan dan jasa, industri akan

cenderung bergeser posisinya mendekati lokasi tersebut karena kegiatan di

lokasi tersebut akan menarik kedatangan banyak orang. Dalam perkembangan

selanjutnya akan berkembang kegiatan perumahan yang mendukung kegiatan-

kegiatan ekonomi tersebut. Keberadaan Kawasan Nguter ini diharapkan

mampu memberikan nilai positif bagi perkembangan Kabupaten Sukoharjo

sebagai penarik investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Sukoharjo.

Namun, perlu dicermati pula agar pengembangan yang akan dilakukan tidak

memanfaatkan lahan produktif tetapi dialokasikan pada lahan non produktif

yang memiliki lokasi yang berdekatan dengan keberadaan Kawasan Industri

Nguter tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan penggunaan lahan

yang jelas di daerah-daerah yang diperkirakan akan terpengaruh dengan

keberadaan ketiga kegiatan tersebut. Keselarasan antara sektor utama yang

diprioritaskan untuk dikembangkan berupa sektor pertanian dan industri perlu

direncanakan sebaik mungkin guna tercapainya rencana pengembangan

kawasan berbasis agroindustri.

4.1.6.3 Kecenderungan Lahan Sawah

Berdasarkan kondisi eksisting lahan Kabupaten Sukoharjo, luas lahan

persawahan di Kabupaten Sukoharjo setiap tahun mengalami penyusutan.

Pada umumnya, lahan sawah yang hilang dikonversi menjadi lahan

permukiman dan industri. Berkurangnya lahan sawah ini mengakibatkan

berkurangnya produksi padi dan hasil pertanian lainnya. Pembangunan

Page 34: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-34

kawasan industri Nguter diharapkan tidak akan mengurangi lahan sawah yang

ada di Kecamatan Nguter karena lokasi untuk kawasan industri tersebut

diarahkan pada kawasan tegalan yang tidak terlalu produktif, sehingga

pembangunan kawasan industri Nguter ini tidak akan mempengaruhi secara

signifikan luasan lahan produktif di Kabupaten Sukoharjo. Untuk

mempertahankan ketahanan pangan khususnya tanaman padi di Kabupaten

Sukoharjo, maka formulasi dan implementasi kebijakan hendaknya mencakup

upaya antara lain:

Mengintensifkan upaya peningkatan produksi melalui perbaikan

produktivitas lahan.

Intensitas pertanaman.

Perluasan areal tanam.

Penurunan susut panen dan pasca panen.

Upaya peningkatan kualitas dan nilai tambah pengolahan padi.

Kebijakan pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan

diharapkan mampu mengurangi akibat dari adanya penggunaan lahan sawah

untuk permukiman dan industri. Lokasi lahan pertanian pangan berkelanjutan

diarahkan pada kawasan persawahan yang memiliki kesesuaian lahan S1 dan

secara ekonomi menguntungkan. Sedangkan untuk lahan persawahan yang

berada di sepanjang jalan yang potensial perkembangannya dapat

dialihfungsikan sebagai lahan terbangun kurang lebih 100 m kanan kiri jalan.

Penetapan lahan peratnian pangan berkelanjutan perlu didukung dengan

peraturan perundangan yang kuat serta pemecahan permasalahan sosial dan

ekonomi.

4.1.6.4 Kecenderungan Penggunaan Lahan Hutan

Untuk lahan hutan negara yang ada di Kabupaten Sukoharjo cenderung

tetap karena dalam pengelolaan Perum Perhutani BKPH Wonogiri. Sedangkan

untuk lahan hutan rakyat biasanya menjadi satu dengan lahan tegalan

masyarakat. Perkembangan hutan rakyat ini cenderung mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Perkembangan hutan rakyat ini diarahkan pada

kawasan-kawasan lahan kritis, kawasan resapan air, dan kawasan lindung

untuk mempertahankan fungsi lahan tersebut dan mengurangi tingkat

kekritisan lahan.

Page 35: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-35

4.1.6.5 Kecenderungan Perkembangan Pertanian Lahan Kering

Kabupaten Sukoharjo memiliki sektor pertanian yang cukup

berkembang akan hasil taninya. Pertanian lahan kering yang berupa lahan

perkebunan merupakan penggunaan lahan tertinggi kedua di Kabupaten

Sukoharjo setelah pekarangan. Kecenderungan perkembangan lahan kering ini

akan mengalami penurunan terutama untuk penggunaan lahan terbangun.

Perubahan ini terutama terjadi pada sepanjang jalan yang potensial.

4.1.7 Analisis Sumber Daya Air

Sumber daya air yang ada dan dimanfaatkan oleh Kabupaten

Sukoharjo terkait dengan beberapa hal, yaitu keadaan sungai, mata air, serta

waduk yang termasuk dalam bagian daerah Kabupaten Sukoharjo. Selain itu

juga berkaitan dengan keadaan hujan serta air bawah tanah. Potensi sumber

daya air di Kabupaten Sukoharjo meliputi:

4.1.7.1 Sungai

Keberadaan sungai di Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari

Daerah Pengembangan Sungai (DPS) Solo Hulu, Samin, dan Dengkeng yang

meliputi Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng, Sungai Brambang, Sungai

Jlantah, Sungai Samin, Sungai Ranjing, dan Sungai Walikan. Sungai-sungai

tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa anak sungai lainnya, sehingga di

Kabupaten Sukoharjo terdapat kurang lebih 31 sungai yang mengalir di daerah

ini, dengan panjang keseluruhan sungai tersebut sepanjang 292,05 km. Pada

umumnya aliran sungai dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu

1. Aliran langsung, yaitu air hujan langsung dibuang ke laut tanpa ada

yang meresap kedalam tanah.

2. Aliran dasar, yaitu air hujan sebagian meresap ke dalam tanah hingga

jenuh dan beberapa waktu kemudian ke luar sebagai aliran dasar yang

mengalir ke laut bersama-sama atau tidak bersama aliran langsung.

Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sukoharjo merupakan jenis sungai

aliran dasar, dimana air hujan meresap ke dalam tanah terlebih dahulu, baru

beberapa waktu kemudian ke luar sebagai aliran dasar yang mengalir ke laut.

Hal ini disebabkan karena wilayah Kabupaten Sukoharjo bukanlah daerah

yang berada dekat dengan daerah laut, sehingga dalam proses aliran

sungainya, melewati daerah-daerah lainnya baru kemudian bermuara ke laut.

Page 36: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-36

Aliran sungai di Kabupaten Sukoharjo dimanfaatkan untuk beberapa

keperluan antara lain untuk irigasi pertanian, baik itu irigasi teknis, irigasi

setengah teknis dan irigasi sederhana. Fungsi irigasi ini terbagi dalam

beberapa daerah irigasi (DI) yang terdapat di masing-masing kecamatan.

Untuk menjaga eksistensi daerah aliran sungai dalam mendukung fungsi

irigasi tersebut, maka perlu menjaga fungsi resapan pada Daerah Aliran

Sungai (DAS) dengan salah satu caranya mengembangkan kawasan hutan.

Beberapa potensi yang dapat dikembangkan dalam kerangka pengelolaan

DAS antara lain:

Pengembangan hutan/ kebun rakyat

Budidaya persuteraan alam

Pembangunan perkebunan terpadu melalui budidaya kopi arabica dan

tanaman aren

Budidaya tananam nilam sebagai penutup tanah

Potensi hutan negara berupa hutan produksi dan hutan lindung

4.1.7.2 Air Hujan

Kabupaten Sukoharjo termasuk daerah tipe hujan C atau agak basah,

dimana prosentase bulan basah dan bulan kering 33,3% - 60%. Curah hujan

rata-rata tahunan (Januari-Desember) sebesar 21.967 mm/ tahun. Curah

hujan terbesar berada pada bagian selatan wilayah Kabupaten Sukoharjo,

yaitu sebesar >1650 mm/ tahun yang meliputi Kecamatan Weru dan Bulu, dan

curah hujan terendah berada pada bagian utara Kabupaten Sukoharjo, yaitu

sebesar <1200 mm/ tahun yang meliputi Kecamatan Gatak dan Kecamatan

Baki. Sumber air hujan ini digunakan dan dimanfaatkan untuk sektor

pertanian, khususnya persawahan tadah hujan yang luasnya sekitar 2.464 Ha.

Namun pemanfaatan air hujan ini belum dilakukan secara optimal, karena

baru 11,6% dari seluruh luas lahan persawahan di Kabupaten Sukoharjo,

sehingga pada musim kemarau masih ada daerah yang mengalami

kekeringan, seperti Kecamatan Wulu, Tawangsari dan Weru. Kondisi yang

perlu diperhatikan adalah pelestarian daerah resapan dan tangkapan air dari

kerusakan lingkungan maupun pengembangan kawasan budidaya. Debit air

yang tinggi ini akan berakibat pada munculnya daerah rawan bencana tanah

longsor, erosi di bagian hulu dan sedimentasi di daerah hilir. Akibat

Page 37: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-37

sedimentasi maka sungai menjadi dangkal dan sempit, sehingga lebih lanjut

dapat mengakibatkan banjir.

4.1.7.3 Air Bawah Tanah

Berdasarkan data pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih oleh

PDAM belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, untuk

pemenuhan kebutuhan pengairan sawah, sistem saluran irigasi yang ada

belum menjangkau keseluruh areal sawah yang ada. Disamping itu kondisi

sumber daya air baik air tanah dan air permukaan belum dikelola sepenuhnya

dengan baik. Oleh karena itu, penggunaan air secara optimal perlu

ditingkatkan dan juga sumber-sumber mata air baru perlu dicari untuk

memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk dan aktivitasnya. Penggunaan air bawah tanah (ABT) di

Kabupaten Sukoharjo dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Air bawah

tanah di Kabupaten Sukoharjo telah dimanfaatkan sebagai sumber air minum/

air bersih, irigasi, industri dan keperluan lainnya. Penggunaan air bawah tanah

oleh industri ini harus diawasi dan dikendalikan karena penggunaan yang

berlebihan akan mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas air. Hal ini

disikapi dengan dengan pembatasan debit yang disesuaikan dengan kondisi

sumber ABT. Selain itu untuk sumber 5 (lima) sumur dalam luasan tertentu

harus dibuat sumur pantau untuk mengetahui tinggi permukaan air bawah

tanah. Penggunaan air bawah tanah yang digunakan oleh perusahaan diambil

dari sumur dalam yang dimiliki oleh perusahaan sendiri. Untuk mengantisipasi

rusaknya sumber daya air bawah tanah ini perlu ditata dan dipantau sehingga

tidak merusak sumber daya air bawah tanah di sekitar lokasi industri. Hal yang

sangat diperlukan adalah adanya pemantauan untuk air tanah. Sedangkan

dalam pengembangnnya nanti pengelolaan air di Kabupaten Sukoharjo harus

diarahkan pada pemenuhan kebutuhan sebagai berikut:

Pemenuhan kebutuhan air bersih

Pemenuhan kebutuhan irigasi

Pelestarian sumber daya air tanah

Pengaliran limpasan air yang dapat menimbulkan banjir

Kondisi air tanah di Kabupaten Sukoharjo dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian sebagai berikut :

Page 38: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-38

Daerah aquifer produksi dengan penyebaran luas. Aquifer dengan

keterusan sedang tinggi pisometri air tanah atau muka air tanah

diatas atau dekat dibawah muka tanah debit sumur umumnya 5-10

liter/ detik. Daerah ini meliputi kecamtan Mojolaban, Grogol, Baki,

Gatak, dan Kartasura.

Daerah aquifer dengan produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer

produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan

sedang sampai rendah muka air tanah beragam dari dekat muka

tanah sampai lebih dalam dari 10 m debit sumur umumnya kurang

dari 5 liter/ detik. Daerah ini meliputi Kecamatan Sukoharjo, Nguter,

Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura.

Aquifer dengan produktifitas sedang, terdapat setempat-setempat.

Aquifer tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur

umumnya kurang dari 5 liter/detik. Daerah ini meliputi: kecamatan

Weru, Bulu, Tawangsari dan Sukoharjo.

Aquifer dengan produktifitas tinggi, penyebaran luas. Aquifer dengan

keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam,

debit sumur umumnya lebih dari 5 liter/ detik. Daerah ini meliputi

Kecamatan Nguter, Bendosari, Polokarto dan Mojolaban.

4.1.7.4 Waduk/ Mata Air

Pada umumnya waduk yang ada di Kabupaten Sukoharjo digunakan

untuk pengairan sawah. Saat ini terdapat satu waduk yang ada di Kabupaten

Sukoharjo, yakni waduk Mulur, yang mampu menampung air sejumlah

3.435.000 m³ dan mengairi sawah seluas 4.787 Ha. Mengingat daerah

Kabupaten Sukoharjo masih dominan sebagai daerah pertanian, diperlukan

sumber-sumber pengairan lainnya untuk mengantisipasi kekurangan air pada

lahan pertanian, serta mengatasi kekeringan pad musim kemarau. Jumlah

mata air yang ada di Kabupaten Sukoharjo saat ini berjumlah 4 sumber mata

air, yang berlokasi di Banyubiru di Kecamatan Weru, Pecinan di Kecamatan

Bulu, Pundung Rejo di Kecamatan Tawangsari dan Ringin Pitu di Kecamatan

Nguter. Untuk air bersih di Kabupaten Sukoharjo, perlu dicari sumber-sumber

mata air lainnya, agar air bersih dapat dijangkau oleh masyarakat dengan

mudah.

Page 39: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-39

4.1.8 Analisis Sumber Daya Hutan

Hutan yang ada di Kabupaten Sukoharjo dapat dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu hutan rakyat, yang dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat,

serta hutan negara yang pengelolaannya dilakukan oleh negara. Pengelolaan

hutan rakyat lebih besar jumlahnya dari pada hutan negara. Pengelolaan hutan

rakyat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai budidaya tanaman,

seperti mahoni, jati, mangga, akasia, lamtoro, trembesi, sengon, durian,

rambutan serta jenis tanaman lainnya. Pemanfaatan hutan terus ditingkatkan

pada setiap tahunnya, terutama terhadap hutan rakyat. Selain itu,

keanekaragaman tumbuhan yang diusahakan juga bertambah. Hal itu tidak

lepas dari adanya program untuk penanaman hutan rakyat, yang telah

dilakukan semenjak tahun 2003 dan terus berlangsung sampai tahun 2007.

Gerakan rehabilitasi hutan terutama dilakukan terhadap hutan rakyat, yang

pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat, melalui pemantauan dari

instansi pemerintah yang terkait. Program rehabilitasi hutan tersebut

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo melalui Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GN-RHL). Program tersebut terus ditingkatkan pada setiap tahunnya, dimana

pada tahun 2003 diadakan rehabilitasi dan penanaman hutan rakyat seluas

1.089 Ha, pada tahun 2004 meningkat menjadi 3.600 Ha, tahun 2005 seluas

650 Ha, tahun 2006 100 Ha dan tahun 2007 seluas 750 Ha. Dengan

rehabilitasi hutan tersebut, jumlah pohon jati yang telah ditanam sejak tahun

2003 sampai dengan tahun 2007 adalah sebanyak 1.548.400 bibit, pohon

mahoni sebanyak 324.000 bibit, rambutan 70.800 bibit, mangga dan durian

sejumlah 237.600 bibit, mlinjo 20.550 bibit, nangka sejumlah 81.675 bibit, mete

sebanyak 61.125 bibit, dan pohon maglid sejumlah 17.600 bibit. Pengelolaan

bibit yang telah diusahakan melalui program GN-RHL selanjutnya diserahkan

kepada masyarakat, termasuk juga dalam pengelolaan hasil dari bibit yang

telah ditanam. Hal ini tentunya juga akan meningkatkan pendapatan

masyarakat terutama masyarakat desa hutan di masa yang akan datang.

Produksi kayu dari tanaman tersebut juga akan meningkat untuk 10 tahun

mendatang, karena usia tanaman sudah siap tebang, untuk pohon-pohon yang

bisa diambil hasil kayunya, seperti jati dan mahoni. Selain akan meningkatkan

pendapatan masyarakat hutan desa, pengelolaan hutan rakyat juga akan

Page 40: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-40

memberikan dampak lain terhadap keberlangsungan lingkungan. Dengan

semakin banyaknya hutan yang ditanami daerah-daerah yang menjadi resapan

air juga akan semakin luas, serta jumlah lahan hijau juga semakin bertambah

sehingga pembangunan yang berkelanjutan juga akan dapat dicapai. Selain itu,

diharapkan pengembangan yang dilakukan dapat meningkatkan produktifitas

hutan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat dan PAD serta

dapat pula menjadi fungsi lindung untuk mengurangi tingkat kekritisan lahan

dan menjadi kawasan resapan bagi cadangan air di Kabupaten Sukoharjo.

4.1.9 Analisis Sumber Daya Tambang

Kegiatan penambangan yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo lebih

banyak terhadap penambangan berupa tanah urug. Jenis bahan galian tanah

urug ini dilakukan di beberapa lokasi yang tersebar di Kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan penggalian tanah urug, diantaranya terdapat di beberapa tempat:

1. Menggung Mahjurug, Manisharjo, Kecamatan Bendosari. Di

Kecamatan Bendosari ini terdapat tiga titik lokasi penggalian tanah

urug, dua penggalian berlokasi di Manisharjo, sedangkan satu

kegiatan penambangan lainnya berada di Dk. Sawur, Desa Mertan.

2. Dk. Jayan, Desa Celep, Kecamatan Curug

3. Dk. Gunung Buthak Karang Mojo, Kecamatan Weru

4. Kedung Nongko, Sanggang, Kecamatan Bulu

Kegiatan penambangan tanah urug tersebut dilakukan secara tradisional

oleh masyarakat. Proses perijinan yang dilakukan atas nama perseorangan,

namun kegiatan penambangan dilakukan secara berkelompok. Kegiatan

penambangan jenis tanah urug ini telah lama berlangsung di Kabupaten

Sukoharjo, yang kegiatannya telah mendapat izin dari pemerintah terkait. Dalam

perkembangan lebih lanjut perlu diperhatikan pemantauan terhadap kegiatan

penambangan yang telah dilakukan, karena apabila tidak ada pemantauan,

dampak-dampak negatif dari penggalian tersebut dapat saja terjadi. Kegiatan

penambangan tersebut akan berpotensi untuk terjadinya banjir dan longsor

yang akan berdampak buruk bagi lingkungan dan merugikan masyarakat

sekitar. Selain itu, juga perlu diperhatikan rehabilitasi terhadap kawasan

pertambangan yang sudah tidak berproduksi. Rehabilitasi kawasan

pertambangan pasca penambangan ini juga hendaknya dijadikan sebagai

Page 41: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-41

landasan dalam pemberian ijin kegiatan pertambangan beserta syarat perijinan

lainnya. Sebaran penggunaan bahan tambang yang ada dapat diketahui dari

jenis bahan yang dimanfaatkan dan volume produksi bahan tambang. Sebaran

penggunaan sumber daya tambang masih terbilang kecil, hal ini didasarkan

pada sistem yang digunakan untuk pengelolaan dan pemanfaatan bahan-bahan

tambang yang tergolong tradisional. Kegiatan pertambangan yang ada sekarang

pada umumnya dalam skala kecil yang diusahakan oleh individu namun sudah

memiliki izin yang resmi. Oleh sebab itulah volume produksi bahan tambang

tersebut masih relatif kecil karena belum bisa memberikan dampak

pembangunan dan peningkatan ketenagakerjaan yang memadai dan dapat

diandalkan. Jika pengelolaan dan pengusahaan yang ada dikelola secara lebih

profesional dan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kadar dan volume

kandungan bahan tambang yang ada, maka dampak positif yang ada meliputi:

Berkurangnya pencemaran dan perusakan lingkungan akibat

pengetahuan masyarakat yang rendah dalam pengelolaan dan

pemanfaatan bahan tambang serta pengawasan pemerintah yang masing

kurang.

Potensi lanjutannya adalah bisa menjadi mata pencaharian baru dengan

menyerap tenaga kerja yang lebih besar.

Meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, perlu diperhatikan dalam

pengembangan kawasan pertambangan mengenai kelestarian lingkungan

terutama pada kawasan lindung. Kegiatan eksporasi maupun eksploitasi

hendaknya tidak dilakukan pada kawasan lindung karena dikhawatirkan

kegiatan pertambangan yang ada mengakibatkan kerusakan lingkungan.

4.1.10 Analisis Kawasan Rawan Bencana

4.1.10.1 Banjir

Berdasarkan pada PerMendagri Nomor 33 Tahun 2006 tentang

Pedoman Umum Mitigasi Bencana potensi bencana tersebut antara lain adalah

banjir. Banjir yang dimaksud disini adalah banjir yang berupa genangan atau

banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi

cepat dan bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan manusia dan binatang.

Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu menyeret

material berupa batuan yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan semakin

Page 42: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-42

tinggi. Banjir air pekat ini akan mampu merusakan fondasi bangunan yang

dilewatinya terutama fondasi jembatan sehingga menyebabkan kerusakan

yang parah pada bangunan tersebut, bahkan mampu merobohkan bangunan

dan menghanyutkannya. Pada saat air banjir telah surut, material yang terbawa

banjir akan diendapkan ditempat tersebut yang mengakibatkan kerusakan pada

tanaman, perumahan serta timbulnya wabah penyakit.

4.1.10.2 Tanah Longsor dan Erosi

Gerakan tanah atau tanah longsor merusakkan jalan, pipa dan kabel

sebagai akibat gerakan dibawahnya atau karena penimbunan material hasil

longsoran. Gerakan tanah yang berjalan lambat menyebabkan

penggelembungan (tilting) dan bangunan tidak dapat digunakan. Rekahan

pada tanah menyebabkan fondasi bangunan terpisah dan menghancurkan

utilitas lainnya di dalam tanah. Runtuhan lereng yang tiba-tiba dapat menyeret

permukiman turun jauh di bawah lereng. Runtuhan batuan (rockfalls) yang

berupa luncuran batuan dapat menerjang bangunan-bangunan atau

permukiman di bawahnya. Aliran butiran (debris flow) dalam tanah yang lebih

lunak, menyebabkan aliran lumpur yang dapat mengubur bangunan

permukiman, menutup aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, dan

menutup jalan. Liquefaction adalah proses terpisahnya air di dalam pori-pori

tanah akibat getaran sehingga tanah kehilangan daya dukung terhadap

bangunan yang ada diatasnya sebagai akibatnya bangunan akan amblas atau

terjungkal.

4.1.11 Arahan pengaturan dan pengelolaan Zona Rawan Bencana Alam di

Kabupaten Sukoharjo.

Pada zona-zona seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan

masyarakat dari ancaman bencana yang ada tersebut. Pengaturan:

1. Penetapan batas dataran banjir;

2. Perbaikan kualitas dan peningkatan fungsi sistem drainase;

3. Diizinkan untuk kegiatan budidaya dengan tetap memperhatikan

sistem drainase yang memadai, pembuatan sumur resapan,

pembuatan penampungan air, dan pembuatan tanggul pada sungai

yang berpotensi rawan banjir;

4. Pemanfaatan sempadan sungai sebagai kawasan hijau; dan

5. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk.

Page 43: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-43

4.1.12 Analisis Produktivitas Lahan

Produktivitas lahan di Kabupaten Sukoharjo dari komoditi tertentu

diperoleh dengan membagi jumlah total produksi (satuan berat ton/kwintal)

dengan luas panen (satuan Hektar) dalam satuan kecamatan. Luas panen ini

dapat saja berbeda dengan luas riil areal tanah pertanian di suatu desa.

Dengan demikian akan diperoleh gambaran penyebaran produktivitas yang

mengikuti batas kecamatan bukan batas penggunaan lahan. Secara

keseluruhan rata-rata produktivitas lahan di Kabupaten Sukoharjo dapat

diperinci menjadi 2 (dua) bagian yaitu produktivitas lahan untuk tanaman

pangan dan produktivitas untuk tanaman perkebunan.

4.1.12.1 Tanaman Padi

Perhitungan luasan Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Padi

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013, dapat diketahui bahwa jumlah luasan lahan

produktivitas bagi tanaman padi di Kabupaten Sukoharjo adalah rata-rata

seluas 63.39 ku/Ha, tingkat produktivitas terbesar terdapat pada Kecamatan

Mojolaban sebesar 65,10 ku/ha dengan panen seluas 60,56 ha dan jumlah

produksi sebanyak 39427 ton. Hal tersebut dikarenakan guna lahan

Kecamatan Mojolaban memang diperuntukkan untuk sektor pertanian dan

permukiman, sedangkan berdasarkan data hasil wawancara pada Kantor

Kecamatan, sistem produksi padi di kecamatan Mojolaban sudah mulai

beranjak membaik. Berdasarkan data dari peta Geologi Kabupaten Sukoharjo,

Kecamatan Mojoloban memang sesuai untuk pengembangan pertanian lahan

basah. Sedangkan kecamatan yang produktivitasnya rendah untuk tanaman

padi adalah Kecamatan Kartasura 59,41 ku/ha, hal tersebut dikarenakan

kesesuaian lahannya tidak sesuai untuk pengembangan pertanian lahan

basah. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten penyangga

pangan di Jawa Tengah, sehingga produktivitas pangan terutama padi perlu

dipacu. Berdasarkan pada hasil analisis di atas maka dapat diambil

kesimpulan, bahwa untuk tanaman padi sudah cukup optimal karena telah

memenuhi target renstra pertanian untuk tanaman padi yaitu 49,60 ku/ha.

Namun tetap perlu adanya peningkatan produksi tanaman padi yang dilakukan

dengan intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi pertanian dengan

pengembangan lahan yang sesuai untuk tanaman lahan basah yang didukung

dengan pengembangan jaringan irigasi.

Page 44: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-44

Tabel IV.24 Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Padi

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

No Kecamatan Padi Sawah

Panen Puso Produksi Produktivitas

1 Weru 4722 0 29867 63.25

2 Bulu 2240 0 14507 64.76

3 Tawangsari 4112 4 26342 64.06

4 Sukoharjo 5952 0 38127 64.06

5 Nguter 5512 0 34954 63.41

6 Bendosari 5193 0 32735 63.04

7 Polokarto 6401 0 40157 62.74

8 Mojolaban 6056 0 39427 65.10

9 Grogol 2197 0 13667 62.21

10 Baki 2667 0 16616 62.30

11 Gatak 2806 12 17421 62.08

12 Kartasura 1167 8 6933 59.41

JUMLAH 49025 24 310753 63.39

Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013

4.1.12.2 Tanaman Palawija

Kabupaten Sukoharjo cukup unggul pada sektor pertaniannya, salah

satu hasil panen unggulan adalah tanaman palawija. Tanaman palawija yang

terdapat di Kabupaten Sukoharjo meliputi jagung, ubi kayu, kacang tanah dan

kedelai. Untuk lebih jelas produktivitas lahan untuk palawija di Kabupaten

Sukoharjo dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.25 Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Palawija

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

No Kecamatan Jagung Kedelai

Panen Puso Produksi Produktivitas Panen Puso Produksi Produktivitas

1 Weru 168 0 1381 82.2 1130 0 2125 18.81

2 Bulu 70 0 584 83.43 0 0 0 0

3 Tawangsari 177 0 1453 82.09 313 0 543 17.35

4 Sukoharjo 30 0 240 80 0 0 0 0

5 Nguter 684 0 5797 84.75 29 0 53 18.28

6 Bendosari 222 0 1820 81.98 146 0 270 18.49

7 Polokarto 596 0 4958 83.19 7 0 13 18.57

8 Mojolaban 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Grogol 16 0 141 88.13 0 0 0 0

10 Baki 98 0 867 88.47 1 0 2 20

11 Gatak 94 0 836 88.94 0 0 0 0

12 Kartasura 55 0 479 87.09 0 0 0 0

JUMLAH 2210 0 18556 83.96 1626 0 3006 18.49 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013

Page 45: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-45

No Kecamatan Kedelai Kacang Tanah

Panen Puso Produksi Produktivitas Panen Puso Produksi Produktivitas

1 Weru 1130 0 2125 18.81 328 0 566 17.26

2 Bulu 0 0 0 0 1375 0 2453 17.84

3 Tawangsari 313 0 543 17.35 791 0 1374 17.37

4 Sukoharjo 0 0 0 0 30 0 53 17.67

5 Nguter 29 0 53 18.28 949 0 1709 18.01

6 Bendosari 146 0 270 18.49 1251 0 2250 17.99

7 Polokarto 7 0 13 18.57 1554 0 2828 18.2

8 Mojolaban 0 0 0 0 5 0 9 18

9 Grogol 0 0 0 0 146 0 248 16.99

10 Baki 1 0 2 20 0 0 0 0

11 Gatak 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kartasura 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 1626 0 3006 18.49 6429 0 11490 17.87 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013

Lanjutan……

No Kecamatan Ubi Kayu Ubi Jalar

Panen Puso Produksi Produktivitas Panen Puso Produksi Produktivitas

1 Weru 186 0 3218 173.01 0 0 0 0

2 Bulu 266 0 4581 172.22 0 0 0 0

3 Tawangsari 322 0 5545 172.2 0 0 0 0

4 Sukoharjo 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Nguter 297 0 5242 176.5 0 0 0 0

6 Bendosari 227 0 3981 175.37 0 0 0 0

7 Polokarto 302 0 5303 175.6 10 0 121 0

8 Mojolaban 0 0 0 0 2 0 24 0

9 Grogol 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Baki 0 0 0 0 1 0 12 12

11 Gatak 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kartasura 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 1600 0 27870 174.19 13 0 157 120.77

Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013

Berdasarkan pada data dari tabel-tabel diatas mengenai Produktivitas

Tanaman Palawija di Kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa produktivitas

lahan untuk tanaman jagung pada tahun 2013 memiliki rata-rata kabupaten 83,96

ku/ha, dengan produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Gatak yaitu 88,94

ku/ha. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki produksi tanaman jagung yaitu

Kecamatan Mojolaban, hal tersebut dikarenakan Kecamatan Mojolaban lebih

memprioritaskan dalam pengelolaan tanaman padi.

Produktivitas lahan untuk tanaman ubi kayu memiliki rata-rata kabupaten

sebesar 174,19 ku/ha, dengan produktivitas tertinggi di Kecamatan Nguter

sebesar 176,5 ku/ha. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki produksi

tanaman ubi kayu adalah Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban, Baki, Gatak dan

Page 46: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-46

Kartasura. Tingkat Produktivitas untuk Tanaman palawija jenis ubi jalar, rata-rata

sebesar 120,27 ku/ha. Berbeda dengan produktivitas jenis ubi kayu, produktivitas

ubi jalar sangat kecil, hal tersebut dikarenakan hanya beberapa kecamatan di

Kabupaten Sukoharjo yang menghasilkan produksi Ubi Jalar, yaitu Kecamatan

Polokarto dan Mojolaban. Produktivitas lahan untuk tanaman kacang tanah

memiliki rata-rata kabupaten sebesar 17,87 ku/ha, dengan produktivitas tertinggi

di Kecamatan Polokarto sebesar 18,2 ku/ha. Sedangkan daerah yang tidak

memiliki produksi tanaman kacang tanah adalah Kecamatan Baki, Gatak dan

Kartasura. Produktivitas lahan untuk tanaman kedelai memiliki rata-rata

kabupaten sebesar 18,49 ku/ha, dengan produktivitas tertinggi di Kecamatan

Baki sebesar 20 ku/ha. Sedangkan daerah yang tidak memiliki produksi tanaman

kacang tanah adalah Kecamatan Bulu, Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak dan

Kartasura. Produktivitas lahan palawija ini tersebar hampir di seluruh bagian

kecamatan di Kabupaten Sukoharjo kecuali jenis ubi kayu, kacang tanah dan

kedelai. Untuk palawija seperti jagung, dibandingkan tahun 2012 luas panen

mengalami penurunan sebesar 28,95 % dan produksinya pun turun sebesar

10,51 %. ubi kayu: luas panen turun 32,05 % dan produksi turun sebesar

34,25%, luas panen kacang tanah turun 0,37% dan jumlah produksi turun0,01%.

kedelai luas panen turun 31,69% dan produksi turun sebesar 29,64%, sementara

kacang hijau luas panen turun sebesar 57,27% dan produksi turun sebesar

54,29%. Sektor tanaman pangan yang menjadi andalan Kabupaten Sukoharjo

adalah padi dan jagung, sedangkan pengembangan dan pengelolaan tanaman

palawija ini diperlukan peningkatan produktivitas tanaman kacang-kacangan agar

dapat berkembang dan berkesesuaian dengan tujuan Kabupaten Sukoharjo

sebagai Kawasan Agroindustri.

4.1.12.3 Tanaman Sayuran

Kabupaten Sukoharjo memiliki hasil produksi berupa tanaman

sayuran disamping padi dan paliwija, tanaman sayuran yang terdapat di

Kabupaten Sukoharjo meliputi kacang panjang, cabe besar, tomat, terong, dan

ketimun. Produktivitas lahan untuk tanaman kacang panjang memiliki rata-rata

kabupaten sebesar 4611 kuintal, dengan produksi tertinggi terdapat di

Kecamatan Sukoharjo sebesar 1235 kuintal. Sedangkan daerah yang tidak

memiliki produksi tanaman kacang panjang adalah Kecamatan Weru dan Bulu.

Produktivitas lahan untuk tanaman cabe besar memiliki rata-rata kabupaten

Page 47: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-47

sebesar 2018 kuintal, dengan produktivitas tertinggi berada di Kecamatan Gatak

sebesar 960 kuintal. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki produksi

tanaman Cabe besar adalah Kecamatan Weru, Tawangsari, Sukoharjo,Bulu,

Bendosari, Polokarto, Grogol dan Kartasura. Produktivitas lahan untuk tanaman

tomat memiliki rata-rata kabupaten sebesar 567 kuintal. Hanya 3 kecamatan

yang menghasilkan tanaman tomat, yaitu Kecamatan Nguter, Baki dan Gatak.

Produktivitas lahan untuk tanaman terong memiliki rata-rata kabupaten sebesar

610 kuintal. Kecamatan yang memiliki produksi tanaman terong hanya

Kecamatan Nguter, Baki dan Gatak.

Tabel IV.26 Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Sayuran

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Kecamatan

Produksi(Kw)

Kacang Panjang

Cabe Besar

Tomat Terong Timun Kangkung Bayam

Weru 0 0 0 0 0 0 0

Bulu 0 230 0 0 0 0 0

Tawangsari 453 0 0 0 56 0 0

Sukoharjo 431 0 0 0 0 0 0

Nguter 345 223 246 94 471 0 0

Bendosari 129 0 0 0 0 0 0

Polokarto 129 0 0 0 241 0 0

Mojolaban 1235 308 19 0 301 0 0

Grogol 831 0 0 0 0 0 0

Baki 116 297 225 314 1206 0 0

Gatak 832 960 77 202 89 0 0

Kartasura 239 0 0 0 0 0 0

Jumlah 4611 2018 567 610 2364 0 0

2012 5422 2587 305 416 2357 0 0 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013

4.2 Analisis Kependudukan

4.2.1 Analisis Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data Kabupaten Sukoharjo tahun 2013,maka diketahui

jumlah penduduk sebesar 863.963 jiwa,dengan angka rata-rata jumlah

pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir sebesar 0,00604%. Hasil

rincian distribusi jumlah penduduk di setiap kecamatan,maka jumlah penduduk

terbesar terdapat di kecamatan Grogol sebesar 107.555 jiwa, sedangkan jumlah

Page 48: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-48

penduduk terkecil berada di kecamatan Gatak sebesar 50.347 jiwa. Hal ini terjadi

karena fasilitas yang dimiliki di Kecamatan Grogol lebih lengkap dibandingkan

dengan kecamatan lainnya, dan menjadi daya tarik penduduk untuk bertempat

tinggal karena fasilitas yang ada di Kecamatan Grogol. Kecamatan yang memiliki

persebaran penduduk paling sedikit adalah kecamatan Gatak, hal ini dikarenakan

Kecamatan Gatak berdasarkan penggunaan lahannya dari tahun 2006 – 2012

diprioritaskan sebagai lahan persawahan dan lahan kosong.

Mengingat semua rencana pembangunan baik sosial, ekonomi dan

kebutuhan dasar lainnya menyangkut dengan kelengkapan fasilitas dan

karakteristik penduduk di masa mendatang, maka dilakukan penghitungan

matematika untuk jumlah proyeksi penduduk. Metode yang dilakukan dalam

penghitungan proyeksi jumlah penduduk menggunakan metode geometri yaitu

pertumbuhan penduduk dengan menggunakan dasar bunga berbunga (bunga

berganda) yang berdasarkan rata-rata angka pertumbuhan penduduk selama 5

tahun terakhir yaitu antara tahun 2009-2013 dan proyeksi dilakukan sampai

penduduk di tahun 2032. Jadi, penghitungan proyeksi dengan metode Geometric

rate of Growth menggunakan rumus sebagai berikut.

Pn : Penduduk tahun proyeksi

Po : Penduduk tahun dasar

r : Laju pertumbuhan rata-rata

n : Selisih tahun

Selanjutnya, dengan melakukan penghitungan menggunakan rumus

Geometri, diketahui hasil proyeksi penduduk di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Sukoharjo memiliki jumlah pertumbuhan yang berbeda-beda. Akan

tetapi berdasarkan garis trend, pertumbuhan penduduk ini membentuk garis

linear yang artinya pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo tidak

menunjukkan peningkatan yang signifikan di setiap kecamatan. Secara

keseluruhan, proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo hingga tahun 2033

mencapai 976.886 jiwa dengan rata rata pertumbuhan penduduk setiap tahun

adalah 0,00587% setiap tahunnya. Oleh sebab itu, program Keluarga Berencana

(KB) harus tetap disosialisasikan dan diterapkan di masyarakat Kabupaten

Sukoharjo untuk menekan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk di

Page 49: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-49

Kabupaten Sukoharjo, disamping hanya melakukan upaya pemerataan

pertumbuhan di masing-masing wilayah. Untuk lebih jelasnya hasil proyeksi

jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo sampai tahun perencanaan dapat

dilihat di tabel berikut.

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Gambar 4.1 Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharjo

Tabel IV.27 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014-2024

Kecamatan Tahun

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Weru 67.581 67.732 67.883 68.034 68.186 68.338 68.491 68.643 68.796 68.950 69.103

Bulu 51.690 51.696 51.702 51.708 51.714 51.720 51.726 51.732 51.738 51.744 51.750

Tawangsari 59.743 59.935 60.128 60.321 60.515 60.709 60.905 61.100 61.297 61.494 61.691

Sukoharjo 87.315 87.839 88.366 88.896 89.429 89.966 90.506 91.049 91.595 92.144 92.697

Nguter 65.105 65.240 65.375 65.510 65.646 65.782 65.918 66.055 66.192 66.329 66.466

Bendosari 68.883 69.181 69.481 69.782 70.084 70.387 70.692 70.998 71.306 71.614 71.924

Polokarto 75.873 76.156 76.440 76.725 77.012 77.299 77.587 77.877 78.167 78.459 78.751

Mojolaban 82.401 83.090 83.786 84.487 85.194 85.906 86.625 87.350 88.081 88.818 89.561

Grogol 108.664 109.784 110.916 112.060 113.215 114.382 115.562 116.753 117.957 119.173 120.402

Baki 55.243 55.724 56.210 56.699 57.193 57.691 58.194 58.701 59.212 59.728 60.248

Gatak 50.810 51.278 51.749 52.225 52.706 53.191 53.680 54.174 54.672 55.175 55.683

Kartasura 95.630 96.569 97.517 98.475 99.442 100.419 101.405 102.401 103.406 104.422 105.447

Jumlah 868.938 874.224 879.552 884.922 890.335 895.791 901.289 906.832 912.418 918.049 923.725

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Page 50: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-50

Tabel IV.28 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2025-2035

Kecamatan Tahun

2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Weru 69.258 69.412 69.567 69.722 69.877 70.033 70.189 70.346 70.503 70.660 70.817

Bulu 51.756 51.762 51.768 51.774 51.780 51.786 51.792 51.798 51.804 51.810 51.816

Tawangsari 61.889 62.088 62.288 62.488 62.689 62.890 63.092 63.295 63.499 63.703 63.907

Sukoharjo 93.253 93.813 94.376 94.942 95.512 96.085 96.661 97.241 97.825 98.412 99.002

Nguter 66.604 66.742 66.880 67.019 67.158 67.297 67.436 67.576 67.716 67.856 67.997

Bendosari 72.236 72.549 72.863 73.178 73.495 73.813 74.133 74.454 74.776 75.100 75.425

Polokarto 79.045 79.340 79.636 79.933 80.231 80.531 80.831 81.133 81.435 81.739 82.044

Mojolaban 90.311 91.066 91.828 92.597 93.371 94.153 94.940 95.735 96.536 97.344 98.158

Grogol 121.643 122.897 124.164 125.444 126.738 128.045 129.365 130.698 132.046 133.407 134.783

Baki 60.773 61.302 61.836 62.374 62.918 63.466 64.019 64.576 65.139 65.706 66.278

Gatak 56.195 56.712 57.234 57.760 58.291 58.828 59.369 59.915 60.466 61.022 61.584

Kartasura 106.483 107.529 108.585 109.651 110.728 111.815 112.913 114.022 115.142 116.273 117.415

Jumlah 929.445 935.212 941.024 946.882 952.788 958.741 964.741 970.789 976885,8 983.031 989.226

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

4.2.2 Analisis Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun

2013 sebesar 863.893 jiwa dengan luas wilayah 466 km2, maka dapat diketahui

jumlah kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 sebesar 25.692

jiwa/km2. Jumlah kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Kartasura

yaitu 4.627 jiwa/km2 dan yang terendah berada di Kecamatan Bulu yaitu sebesar

1.178 jiwa/km2. Hal ini terjadi karena persebaran penduduk di Kabupaten

Sukoharjo masih terkonsentrasi pada wilayah dan kecamatan-kecamatan yang

dilalui jalur transportasi massal yang strategis dan terdapatnya kegiatan ekonomi

yang cukup untuk lapangan usaha penduduk serta kemudahan pelayanan-

pelayanan dan tersedianya sarana dan prasarana sosial, ekonomi yang

memadai. Disamping Itu, hal yang mendorong kegiatan migrasi penduduk adalah

adanya kepentingan untuk berdagang, bekerja maupun kegiatan sosial, ekonomi

lainnya. Sehingga perlu dilakukan antisipasi pada daerah-daerah yang

berkepadatan penduduk rendah agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial,

ekonomi, politik dan juga fisik dasarnya. Dengan dilengkapnya fasilitas-fasilitas

baik fasilitas sosial dan fasilitas umum di setiap kecamatan diharapkan dapat

menciptakan pemerataan kepadatan penduduk dan muncul pusat-pusat

pertumbuhan baru di setiap wilayah sehingga masyarakat memiliki beberapa

Page 51: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-51

pilihan untuk dijadikan tempat tinggal. Selanjutnya, berikut ini merupakan tabel

proyeksi kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.29 Proyeksi Distribusi Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014-2024

Kecamatan Luas (Km2)

Tahun

2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033

Weru 41,98 1.646 1.650 1.653 1.657 1.661 1.665 1.668 1.672 1.676 1.679

Bulu 43,86 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181

Tawangsari 39,98 1.543 1.548 1.553 1.558 1.563 1.568 1.573 1.578 1.583 1.588

Sukoharjo 44,58 2.079 2.092 2.104 2.117 2.130 2.142 2.155 2.168 2.181 2.194

Nguter 54,88 1.211 1.214 1.216 1.219 1.221 1.224 1.226 1.229 1.231 1.234

Bendosari 52,99 1.357 1.363 1.369 1.375 1.381 1.387 1.393 1.399 1.405 1.411

Polokarto 62,18 1.267 1.271 1.276 1.281 1.286 1.290 1.295 1.300 1.305 1.310

Mojolaban 35,54 2.520 2.541 2.562 2.584 2.605 2.627 2.649 2.671 2.694 2.716

Grogol 30,00 4.013 4.055 4.097 4.139 4.181 4.225 4.268 4.312 4.357 4.402

Baki 21,97 2.742 2.766 2.790 2.815 2.839 2.864 2.889 2.914 2.939 2.965

Gatak 19,47 2.860 2.886 2.913 2.940 2.967 2.994 3.021 3.049 3.077 3.106

Kartasura 19,23 5.483 5.537 5.592 5.647 5.702 5.758 5.815 5.872 5.929 5.988

Jumlah 466,66 27.902 28.103 28.306 28.510 28.716 28.924 29.134 29.345 29.559 29.774

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Tabel IV.30

Proyeksi Distribusi Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2025-2035

Kecamatan Luas

(Km2)

Tahun

2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035

Weru 41,98 1.650 1.653 1.657 1.661 1.665 1.668 1.672 1.676 1.679 1.683 1.687

Bulu 43,86 1.180 1.180 1.180 1.180 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181

Tawangsari 39,98 1.548 1.553 1.558 1.563 1.568 1.573 1.578 1.583 1.588 1.593 1.598

Sukoharjo 44,58 2.092 2.104 2.117 2.130 2.142 2.155 2.168 2.181 2.194 2.208 2.221

Nguter 54,88 1.214 1.216 1.219 1.221 1.224 1.226 1.229 1.231 1.234 1.236 1.239

Bendosari 52,99 1.363 1.369 1.375 1.381 1.387 1.393 1.399 1.405 1.411 1.417 1.423

Polokarto 62,18 1.271 1.276 1.281 1.286 1.290 1.295 1.300 1.305 1.310 1.315 1.319

Mojolaban 35,54 2.541 2.562 2.584 2.605 2.627 2.649 2.671 2.694 2.716 2.739 2.762

Grogol 30,00 4.055 4.097 4.139 4.181 4.225 4.268 4.312 4.357 4.402 4.447 4.493

Baki 21,97 2.766 2.790 2.815 2.839 2.864 2.889 2.914 2.939 2.965 2.991 3.017

Gatak 19,47 2.886 2.913 2.940 2.967 2.994 3.021 3.049 3.077 3.106 3.134 3.163

Kartasura 19,23 5.537 5.592 5.647 5.702 5.758 5.815 5.872 5.929 5.988 6.046 6.106

Jumlah 466,66 28.103 28.306 28.510 28.716 28.924 29.134 29.345 29.559 29.774 29.991 30.210

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Page 52: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-52

Page 53: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-53

4.2.3 Analisis Struktur dan Kualitas Penduduk

4.2.3.1 Penduduk Menurut Struktur Umur

Perkembangan penduduk di Kabupaten Sukoharjo tidak hanya

diurutkan berdasarkan persebaran penduduk di setiap kecamatan saja, tetapi

komposisi penduduk menurut usia juga berguna untuk pengembangan

perencanaan pembangunan di Kabupaten Sukohajo. Komposisi penduduk

menurut usia biasanya dikelompokkan pada jenjang tahunan misalnya 0-4, 5-9,

10-14 dan seterusnya sampai data jumlah penduduk berdasarkan usia yang

diketahui. Berdasarkan struktur umur, di Kabupaten Sukoharjo pada tahun

2013 tercatat bahwa angka tertinggi terdapat pada pada usia produktif (Usia

15-59 tahun) yaitu sebesar 554.476 jiwa (64,19%) kemudian usia tua sejumlah

101.620 jiwa (16,27%) dan usia anak-anak sebesar 207.597 jiwa (15,72%).

Penghitungan struktur penduduk menurut umur ini menyangkut tentang

ketenagakerjaan dan penduduk yang sedang sekolah lanjutan dan kegiatan

lainnya sebagai mengurus rumah tangga. Hal ini merupakan aspek yang

sangat mendasar dalam kependudukan di suatu wilayah karena menyangkut

kondisi sosial dan ekonomi dengan pengakuan masyarakat terhadap

kemampuan seseorang dan juga menjelaskan kebutuhan manusia akan

pekerjaan yang selalu berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dependency Ratio merupakan salah satu indikator demografi yang

penting dalam menentukan keadaan ekonomi suatu negara. Rasio

Ketergantungan menggambarkan berapa banyak penduduk usia non produktif

yang hidupnya harus ditanggung oleh penduduk usia produktif. Semakin

tingginya persentase dependency ratio, menunjukkan semakin tingginya beban

yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup

usia non produktif. Dibawah ini merupakan tabel penduduk menurut umur di

Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.31 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Sukoharjo

Kelompok Umur 2013

Laki-laki Perempuan Jumlah

0 s.d 4 34.090 32.295 66.385

5 s.d 9 35.529 33.898 69.427

Page 54: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-54

Kelompok Umur 2013

Laki-laki Perempuan Jumlah

10 s.d 14 36.769 35.016 71.785

15 s.d 19 34.431 35.265 69.696

20 s.d 24 29.459 32.195 61.654

25 s.d 29 34.771 36.752 71.523

30 s.d 34 35.077 36.788 71.865

35 s.d 39 32.482 33.354 65.836

40 s.d 44 32.928 33.044 65.972

45 s.d 49 29.352 29.215 58.567

50 s.d 54 25.778 24.601 50.379

55 s.d 59 20.377 18.607 38.984

60 s.d 64 14.165 15.781 29.946

65 s.d 69 12.544 13.748 26.292

70 s.d 74 9.196 11.105 20.301

75+ 11.211 13.870 25.081

Jumlah 428.159 435.534 863.693

Sumber: Sukoharjo Dalam Angka 2014

Adapun angka beban ketergantungan dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut.

Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya angka beban ketergantungan di

Kabupaten Sukoharjo adalah

Dari penghitungan diatas, dapat dilihat bahwa setiap 100 orang usia produktif di

Kabupaten Sukoharjo harus menanggung sebanyak 56 jiwa penduduk tidak

produktif. Dengan meningkatnya angka penduduk usia produktif dan beban

ketergantungan,maka dibutuhkan penambahan lapangan kerja dan kesempatan

kerja yang lebih besar di Kabupaten Sukoharjo untuk menampung pertambahan

Jumlah Usia <15 th + Jumlah Usia >60 th X 100

Jumlah Usia Produktif

DR = 207.597+ 101.620 X 100

554.476

= 56 Jiwa

Page 55: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-55

penduduk usia produktif yang akan datang melalui program wirausaha guna

meningkatkan lapangan pekerjaan.

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Dalam perencanaan pembangunan, pendidikan merupakan salah

satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan

masyarakat akan semakin cerdas dan selanjutnya akan dapat

membentuk SDM berkulitas tinggi.

Tingkat pendidikan pada umumnya menggambarkan tingkat

kualitas manusia di suatu daerah. Di Kabupaten Sukoharjo, penduduk

berdasarkan tingkat pendidikannya tahu 2013 secara proporsi yang

berpendidikan tamatan SLTA/MA tertinggi yaitu 173.857 jiwa, dan

program Diploma dan Sarjana menempati urutan terendah sebesar

33.647 jiwa dan 44.617 jiwa. Kondisi penduduk menurut tingkat

pendidikan ini sangat meningkat mengingat pada tahun 2007, penduduk

yang berpendidikan SD memegang angka yang paling tinggi sebesar

180.840 jiwa. Hal ini sangat menguntungkan karena terdapatnya

lapangan usaha di bidang industri yang memerlukan tenaga ahli dengan

kemampuan masyarakat Kabupaten Sukoharjo.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sebagian besar

masyarakat Kabupaten Sukoharjo memiliki kesadaran akan pentingnya

tingkat pendidikan. Akan tetapi, sebagian kecil masyarakat Kabupaten

Sukoharjo masih sulit untuk melanjutkan tingkat pendidikan ke yang

lebih tinggi dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi. Sebagai

upaya, saat ini pemerintah mulai merintis program pendidikan murah

melalui subsidi pendidikan mulai dari tingkat dasar maupun tingkat

menengah.

Penduduk Menurut Lapangan Usaha

Pekerjaan merupakan suatu upaya masyarakat untuk bisa

memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin banyak lapangan pekerjaan

yang disediakan suatu wilayah, semakin tinggi pula angka penduduk

yang bekerja/menetap di wilayah tersebut. Dari 10 sektor lapangan

usaha penduduk yang bekerja (Usia 15 tahun keatas) menurut

lapangan usaha tertinggi yaitu bekerja di sektor Industri sebanyak

126.778 jiwa, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 102.768 jiwa dan

Page 56: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-56

jumlah terendah berada di sektor pertambangan dan galian sebesar

675 jiwa. Dilihat dari lapangan usaha tersebut, kondisi kependudukan

menurut lapangan usaha di Kabupaten Sukoharjo sangat berpotensi

untuk mengembangkan konsep agroindustri dengan mengelola

lapangan usaha sektor industri dan mendayagunakan SDM Kabupaten

Sukoharjo.

4.2.4 Analisis Potensi Pengembangan SDM

Penggembangan Sumber Daya Manusia di Kabupaten jika dilihat dari

potensinya lebih diarahkan sebagian besar pada pendidikan formal sebesar 47%

dan pendidikan non formal di usia produktif maupun non produktif seperti

keterampilan untuk pengembangan usaha di Kabupaten Sukoharjo. SDM ini

nantinya akan membantu mengembangkan potensi agroindustri yang dimiliki

Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan ekonomi

masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

Potensi SDM ini dapat dilihat dari komposisi penduduk menurut usia yang

mana kelompok usia 5-19 tahun diharapkan mampu menjadi kelompok usia

produktif selama masa perencanaan, sehingga dapat menjadi kelompok

penduduk yang berkualitas dan mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

4.2.5 Analisis Daya Tampung Wilayah

Analisis daya tampung wilayah dilakukan untuk menghitung jumlah

kegiatan dan penduduk yang dapat ditampung dalam suatu wilayah. Semakin

berkembangnya pertumbuhan penduduk di suatu wilayah menyebabkan semakin

banyaknya jumlah lahan yang diperlukan untuk menampung kegiatan yang

dilakukan penduduk, salah satunya lahan pemukiman. Penduduk Kabupaten

Sukoharjo diperkirakan hingga tahun 2033 mencapai angka 976.886 jiwa.

Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tersebut maka diperlukan analisa daya

tampung lahan untuk mengetahui kemampuan daya tampung wilayah untuk

mewadahi penduduk secara layak.

Page 57: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-57

Dalam menghitung daya tampung wilayah ini, dengan mengacu pada

Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007, diasumsikan bahwa setiap penduduk

harus memiliki ruang untuk melakukan aktivitasnya sebesar 100 m2/jiwa atau

0,01 Ha/Jiwa dan untuk perumahan diasumsikan setiap rumah menampung

sebanyak 5 jiwa. Selanjutnya dapat dihitung daya tampung tersebut dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Daya Tampung = 50% x luas lahan (m2 )/100 x 5 (jiwa)

Menghitung daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan

asumsi masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan

anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas

lahan yang boleh tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta

utilitas lainnya). Kemudian dengan 2 asumsi 1KK yang terdiri dari 5 orang

memerlukan lahan seluas 100 m.

Dari hasil perhitungan rumus tersebut dapat diketahui bahwa luas wilayah

Kabupaten Sukoharjo sebesar 37.356,32 Ha untuk kawasan yang dapat

dikembangkan sebagai pemukiman dan kegiatan lainnya. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa daya tampung penduduk Kabupaten Sukoharjo hingga

tahun 2033 sebesar 18.678.158 jiwa dengan total jumlah penduduk sebesar

989.226 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapatnya lahan kosong di

Kabupaten Sukoharjo yang dapat memungkinkan untuk dilakukannya

pengembangan, baik pemukiman penduduk maupun kegiatan lainnya yang dapat

mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo.

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Gambar 4.1 Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharj

Page 58: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-58

Page 59: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-59

Tabel IV.32 Daya Tampung di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

4.3 Analisis Sarana

4.3.1 Indeks Pelayanan Sarana

4.3.1.1 Sarana Pendidikan

Kabupaten Sukoharjo merupakan suatu wilayah dengan tingkat

kebutuhan pendidikan yang cukup besar. Pendidikan merupakan bagian dari

integrasi pembangunan karena pendidikan dapat menjadi indikator kemajuan

suatu bangsa dan menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan sumber daya

manusia. Tabel-tabel dibawah merupakan tabel yang berisikan data tentang

Indeks Pelayanan sektor Pendidikan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2015.

dapat diketahui bahwa tingkat pelayan sarana pendidikan berjenjang sudah

dapat terpenuhi bagi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sukoharjo, hal tersebut

dapat terlihat pada kolom Indeks Pelayanan (IP) dimana semua kecamatan

pada masing-masing tingkat pendidikan tidak ada yang bernilai kurang dari 1.

Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kecamatan sudah terpenuhi

kebutuhannya dari sarana pendidikkan.

4.3.1.2 Sarana Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa jenis sarana kesehatan yang

difungsikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan.

Kecamatan Jumlah

Penduduk Luas Lahan

Daya

Tampung

Weru 70503 445,65 111.413

Bulu 51804 2.101,33 525.333

Tawangsari 63499 1.823,51 455.877

Sukoharjo 97825 4.666,54 1.166.635

Nguter 67716 5.502,16 1.375.540

Bendosari 74776 5.480,89 1.370.223

Polokarto 81435 6.265,16 1.566.291

Mojolaban 96536 3.823,13 955.782

Grogol 132046 3.140,40 785.099

Gatak 65139 109,47 27.366

Baki 60466 1.891,95 945.977

Kartasura 115142 2.106,12 526.531

Total 976886 37.356,32 9.812.067

Page 60: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-60

Adapun jenis sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sukoharjo meliputi

Rumah Sakit, Puskesmas Pembantu, Rumah bersalin, Puskesmas, Balai

Pengobatan dan Apotek. Jika dilihat secara garis besar tingkat pelayanan

sarana kesehatan di Kabupaten Sukoharjo dapat dikategorikan pada kategori

tingkat pelayanan yang kurang baik dan belum mencukupi, hal tersebut dapat

dilihat dari perbandingan standar yang telah ditetapkan dengan jumlah

penduduk, dimana nilai ip yang keluar banyak yang bernilai 0. Tingkat

pelayanan terburuk atau kurang dan tidak mencukupi terdapat pada jenis

sarana kesehatan RS, Rumah bersalin dan Balai pengobatan. Perlu adanya

pengoptimalan pelayanan sarana kesehatan karena hal tersebut sangat

berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

Page 61: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-61

Tabel IV.33

Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Kabupaten Sukoharjo 2013

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Kecamatan Jumlah Penduduk

Usia 5-6 Tahun

Jumlah Sarana SNI IP

Jumlah Penduduk Usia

7-12 Tahun

Jumlah Sarana SNI IP

Jumlah Penduduk Usia

13-15 Tahun

Jumlah Sarana SNI IP

TK SD SMP

Weru 1885.2 22 1250 14.587 6186 55 1600 14.226 2759.9 7 4800 12.174

Bulu 1513.6 21 1250 17.343 5086.2 35 1600 11.01 2306.1 3 4800 6.2443

Tawangsari 1791.6 27 1250 18.838 5644.2 41 1600 11.623 2449.7 6 4800 11.757

Sukoharjo 2960.4 29 1250 12.245 8664 55 1600 10.157 3480.3 9 4800 12.413

Nguter 1946 22 1250 14.132 6161.4 40 1600 10.387 2649.8 4 4800 7.2458

Bendosari 2085.6 20 1250 11.987 6531.6 48 1600 11.758 2794.2 5 4800 8.5892

Polokarto 2521.6 34 1250 16.854 7929.6 55 1600 11.098 3359 8 4800 11.432

Mojolaban 2835.2 37 1250 16.313 8137.8 51 1600 10.027 3217.9 8 4800 11.933

Grogol 3605.6 45 1250 15.601 10864.8 46 1600 6.7742 4588.2 7 4800 7.3231

Baki 1890.8 25 1250 16.527 5501.4 37 1600 10.761 2215.3 6 4800 13.001

Gatak 1624.4 25 1250 19.238 4875 36 1600 11.815 2012.5 5 4800 11.925

Kartasura 3110.8 53 1250 21.297 9145.2 55 1600 9.6225 3850.7 13 4800 16.205

Page 62: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-62

Tabel IV.34

Indeks Pelayanan Sarana Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2013

Kecamatan

Jenis Sarana

Jumlah Penduduk

SNI

IP

Jenis Sarana

Jumlah Penduduk

SNI

IP

Jenis Sarana

Jumlah Penduduk

SNI

IP

RS Puskesmas Pembantu

Rumah Bersalin

Weru 0 67.431 240000 0 5 67.431 30000 2,224,496 2 67.431 30000 0,889798

Bulu 0 51.684 240000 0 3 51.684 30000 1,741,351 0 51.684 30000 0

Tawangsari 0 59.552 240000 0 7 59.552 30000 352,633 1 59.552 30000 0,503761

Sukoharjo 2 66.794 240000 7,186,274 5 66.794 30000 2,245,711 1 66.794 30000 0,449142

Nguter 0 64.97 240000 0 3 64.97 30000 1,385,255 0 64.97 30000 0

Bendosari 2 68.586 240000 6,998,513 4 68.586 30000 1,749,628 2 68.586 30000 0,874814

Polokarto 0 75.591 240000 0 5 75.591 30000 1,984,363 1 75.591 30000 0,396873

Mojolaban 0 81.717 240000 0 3 81.717 30000 1,101,362 8 81.717 30000 2,936,965

Grogol 1 107.555 240000 2,231,416 3 107.555 30000 0,836781 2 107.555 30000 0,557854

Baki 0 54.766 240000 0 4 54.766 30000 219,114 1 54.766 30000 0,547785

Gatak 0 50.347 240000 0 3 50.347 30000 1,787,594 1 50.347 30000 0,595865

Kartasura 4 94.7 240000 1,013,728 4 94.7 30000 1,267,159 3 94.7 30000 0,95037

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 63: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-63

Tabel IV.35

Indeks Pelayanan Sarana Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2013

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Kecamatan

Jenis Sarana Jumlah

Penduduk SNI IP

Jenis Sarana Jumlah

Penduduk SNI IP

Jenis Sarana Jumlah

Penduduk SNI IP

Puskesmas Balai

Pengobatan Apotek

Weru 1 67.431 120000 1,779,597 1 67.431 2500 0,037075 3 67.431 30000 1,334,698

Bulu 1 51.684 120000 2,321,802 1 51.684 2500 0,048371 2 51.684 30000 1,160,901

Tawangsari 1 59.552 120000 2,015,046 1 59.552 2500 0,04198 2 59.552 30000 1,007,523

Sukoharjo 1 66.794 120000 1,796,569 6 66.794 2500 0,224571 19 66.794 30000 8,533,701

Nguter 1 64.97 120000 1,847,006 1 64.97 2500 0,038479 3 64.97 30000 1,385,255

Bendosari 1 68.586 120000 1,749,628 2 68.586 2500 0,072901 2 68.586 30000 0,874814

Polokarto 1 75.591 120000 1,587,491 3 75.591 2500 0,099218 5 75.591 30000 1,984,363

Mojolaban 1 81.717 120000 1,468,483 4 81.717 2500 0,122374 14 81.717 30000 5,139,689

Grogol 1 107.555 120000 1,115,708 6 107.555 2500 0,139464 22 107.555 30000 6,136,395

Baki 1 54.766 120000 219,114 4 54.766 2500 0,182595 11 54.766 30000 6,025,636

Gatak 1 50.347 120000 2,383,459 2 50.347 2500 0,099311 5 50.347 30000 2,979,323

Kartasura 1 94.7 120000 1,267,159 9 94.7 2500 0,237592 30 94.7 30000 9,503,696

Page 64: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-64

4.3.1.3 Sarana Peribadatan

Kabupaten Sukoharjo meerupakan wilayah yang mayoritas

penduduknya beragama islam dengan kebutuhan sarana peribadatan yang

cukup besar. Tabel dibawah merupakan tabel yang berisikan data atau

keterangan mengenai indeks pelayan sarana peribatan di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun 2015, dapat diketahui bahwa pemenuhan pelayanan

sarana kegiatan jenis mesjid sudah terlayani dengan baik, hanya saja jenis

mushola masih sangat kurang, hal tersebut dapat terlihat dari nilai ip pada jenis

musola dimana nilai dari setiap kecamatan adalah 0 yang menunjukkan tingkat

pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masih kurang. Perlu adanya

penambahan mushola di Kabupaten Sukoharjo pada lingkup-lingkup kecil

masyarakat.

Tabel IV.36

Indeks Pelayanan Sarana Peribadatan Kabupaten Sukoharjo 2013

Kecamatan

Jenis Sarana

Jumlah Penduduk

SNI IP

Jenis Sarana SNI IP

Mesjid Mushola

Weru 114 67.431 2500 4,226,543 184 250 0,682179

Bulu 101 51.684 2500 4,885,458 53 250 0,256366

Tawangsari 139 59.552 2500 5,835,236 37 250 0,155326

Sukoharjo 210 66.794 2500 7,859,987 95 250 0,355571

Nguter 130 64.97 2500 5,002,309 66 250 0,253963

Bendosari 158 68.586 2500 5,759,193 71 250 0,258799

Polokarto 213 75.591 2500 7,044,489 74 250 0,244738

Mojolaban 151 81.717 2500 4,619,602 58 250 0,177442

Grogol 186 107.555 2500 4,323,369 72 250 0,167356

Baki 162 54.766 2500 7,395,099 50 250 0,228244

Gatak 106 50.347 2500 5,263,472 62 250 0,307863

Kartasura 185 94.7 2500 4,883,844 139 250 0,366948

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

4.3.1.4 Indeks Pelayanan Sarana RTH

Tabel dibawah merupakan tabel yang berisikan data atau keterangan

mengenai indeks pelayan sarana RTH di Kabupaten Sukoharjo pada tahun

2013, dapat diketahui bahwa pemenuhan pelayanan sarana kegiatan jenis

RTH masih sangat kurang pengadaannya, terutama pada Kecamatan weru,

bulu, tawangsari, bendosari, polokarto, mojolaban, baki dan gatak. Mengacu

Page 65: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-65

pada permasalahan tersebut maka perlu adanya pembebasan lahan untuk

RTH agar dapat memenuhi standar RTH publik sebesar 20%.

Tabel IV.37

Indeks Pelayanan Sarana RTH Kabupaten Sukoharjo 2013

Kecamatan Jenis

Sarana Jumlah

Penduduk SNI IP

Weru 0 67,431 120000 0

Bulu 0 51,684 120000 0

Tawangsari 0 59,552 120000 0

Sukoharjo 9 66,794 120000 16.16912

Nguter 1 64,970 120000 1.847006

Bendosari 0 68,586 120000 0

Polokarto 0 75,591 120000 0

Mojolaban 0 81,717 120000 0

Grogol 1 107,555 120000 1.115708

Baki 0 54,766 120000 0

Gatak 0 50,347 120000 0

Kartasura 1 94,700 120000 1.267159 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

4.3.1.5 Sarana Olahraga

Berdasarkan hasil perhitungan indeks pelayanan sarana olahraga

Kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa area yang tersedia untuk

olahraga sudah cukup baik dimana setiap kecamatan hampir memiliki

walaupun jumlah dan persebarannya kurang merata. nilai IP secara rata-rata

sudah cukup baik dimana hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan

kebutuhan sarana jenis olahraga sudah terlayani dengan cukup baik, hanya

saja pada kecamatan baki tidak tersedia sarana olahraga, selain itu

persebarannya juga tidak merata, dimana kecamatan tawangsari 57 area,

gatak 39 area dan kartasura 33 area, sedangakan di kecamatan lain hanya

sedikit area atau lahan yang tersedia.

Tabel IV.38

Indeks Pelayanan Olaharaga Kabupaten Sukoharjo 2013

Kecamatan Jenis Sarana Jumlah

Penduduk SNI IP

Olahraga

Weru 8 67.431 30000 3,559194

Bulu 6 51.684 30000 3,482703

Tawangsari 57 59.552 30000 28,7144

Sukoharjo 16 66.794 30000 7,186274

Page 66: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-66

Kecamatan Jenis Sarana Jumlah

Penduduk SNI IP

Olahraga

Nguter 6 64.970 30000 2,770509

Bendosari 11 68.586 30000 4,811478

Polokarto 2 75.591 30000 0,793745

Mojolaban 15 81.717 30000 5,50681

Grogol 9 107.555 30000 2,510344

Baki 0 54.766 30000 0

Gatak 39 50.347 30000 23,23872

Kartasura 33 94.700 30000 10,45407 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

4.3.2 Analisis Kebutuhan Sarana

4.3.2.1 Kebutuhan Sarana Pendidikan

Dalam menunjang dan memacu perkembangan Kabupaten Sukoharjo

maka yang harus direncanakan dengan baik adalah jumlah fasilitas pendidikan

yang tentunya sangat berkaitan erat dengan jumlah penduduk yang

memerlukan sarana pendidikan. Standar kebutuhan tersebut merupakan

kebutuhan ideal kuantitas pendidikan, disamping masih perlu pemikiran

penyediaan fasilitas-fasilitas lain yang memadai sehingga dapat mendukung

kegiatan belajar mengajar. Usaha peningkatan mutu pendidikan dan perluasan

kesempatan kerja dengan penyediaan fasilitas pendidikan adalah dalam

rangka mempersiapkan tenaga kerja dan penduduk yang berkualitas. Hal ini

dimaksudkan agar potensi pembangunan khususnya sumber daya manusia

dapat dimanfaatkan pada tiap-tiap kecamatan. Standart kebutuhan fasilitas

pendidikan:

TK setiap 1250 jiwa memerlukan 1 unit gedung

SD/MI setiap 1.600 jiwa memerlukan 1 unit gedung.

SMP/MTs setiap 4.800 jiwa memerlukan 1 unit gedung.

SMU/SMK setiap 4.800 jiwa memerlukan 1 unit gedung.

Pada hirarki penyusunan tata ruang wilayah kabupaten akan

ditindaklanjuti pada penyusunan rencana tata ruang kota pada setiap kecamatan

yang dalam RUTRK tersebut sudah terhitung fasilitas pendidikan berdasarkan

standart maupun asumsi yang telah disepakati. Sehingga dalam penyusunan

RTRW ini jumlah fasilitas pendidikan diperoleh dari kondisi yang ada dan

diproyeksikan sesuai standart dan asumsi maka akan terdapat penambahan

Page 67: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-67

dengan memperhatikan hasil perhitungan pada setiap RUTRK yang disusun.

Dari hasil analisis diketahui bahwa di Kabupaten Sukoharjo, jumlah ketersediaan

sarana pendidikan sudah mencukupi namun perlu adanya penambahan jumlah

sarana pendidikan tk, sd, smp, dan sma sesuai dengan pertambahan jumlah

penduduk dan kebutuhan penduduk. Untuk mengetahui proyeksi kebutuhan

fasilitas pendidikan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel dibawah.

Page 68: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-68

Tabel IV.39

Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat TK Kabupaten Sukoharjo 2020-2035

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2020 2025 2030 2035

Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

TK

1250 500 68,491 55 27396.4 69,258 55 27703.2 70,033 56 28013.2 70659.85 57 28263.94

Bulu 1250 500 51,726 41 20690.34 51,756 41 20702.3 51,786 41 20714.27 51809.62 41 20723.85

Tawangsari 1250 500 60,905 49 24361.83 61,889 50 24755.79 62,890 50 25156.12 63702.6 51 25481.04

Sukoharjo 1250 500 90,506 72 36202.22 93,253 75 37301.37 96,085 77 38433.9 98411.57 79 39364.63

Nguter 1250 500 65918.21 53 26367.28 66603.96 53 26641.58 67296.85 54 26918.74 67856.34 54 27142.54

Bendosari 1250 500 70692.05 57 28276.82 72235.86 58 28894.34 73813.37 59 29525.35 75100.16 60 30040.06

Polokarto 1250 500 77587.15 62 31034.86 79045.16 63 31618.06 80530.57 64 32212.23 81738.97 65 32695.59

Mojolaban 1250 500 86625.2 69 34650.08 90310.53 72 36124.21 94152.65 75 37661.06 97343.71 78 38937.48

Grogol 1250 500 115561.6 92 46224.66 121643.1 97 48657.22 128044.5 102 51217.81 133407.4 107 53362.96

Baki 1250 500 58193.68 47 23277.47 60772.61 49 24309.04 63465.82 51 25386.33 65706.07 53 26282.43

Gatak 1250 500 53679.98 43 21471.99 56194.93 45 22477.97 58827.72 47 23531.09 61022.48 49 24408.99

Kartasura 1250 500 101405 81 40561.98 106483 85 42593.18 111815.2 89 44726.09 116272.7 93 46509.07

Page 69: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-69

Tabel IV.40

Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat SD Kabupaten Sukoharjo 2020-2035

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2020 2025 2030 2035

Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

SD

1600 2000 68,491 43 85613.75 69,258 43 86572.5 70,033 44 87541.25 70659.85 44 88324.82

Bulu 1600 2000 51,726 32 64657.3 51,756 32 64694.68 51,786 32 64732.09 51809.62 32 64762.03

Tawangsari 1600 2000 60,905 38 76130.73 61,889 39 77361.85 62,890 39 78612.88 63702.6 40 79628.25

Sukoharjo 1600 2000 90,506 57 113131.9 93,253 58 116566.8 96,085 60 120105.9 98411.57 62 123014.5

Nguter 1600 2000 65918.21 41 82397.76 66603.96 42 83254.95 67296.85 42 84121.06 67856.34 42 84820.43

Bendosari 1600 2000 70692.05 44 88365.07 72235.86 45 90294.82 73813.37 46 92266.72 75100.16 47 93875.19

Polokarto 1600 2000 77587.15 48 96983.93 79045.16 49 98806.45 80530.57 50 100663.2 81738.97 51 102173.7

Mojolaban 1600 2000 86625.2 54 108281.5 90310.53 56 112888.2 94152.65 59 117690.8 97343.71 61 121679.6

Grogol 1600 2000 115561.6 72 144452.1 121643.1 76 152053.8 128044.5 80 160055.6 133407.4 83 166759.2

Baki 1600 2000 58193.68 36 72742.1 60772.61 38 75965.76 63465.82 40 79332.27 65706.07 41 82132.59

Gatak 1600 2000 53679.98 34 67099.98 56194.93 35 70243.67 58827.72 37 73534.64 61022.48 38 76278.1

Kartasura 1600 2000 101405 63 126756.2 106483 67 133103.7 111815.2 70 139769 116272.7 73 145340.8

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 70: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-70

Tabel IV.41

Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Sukoharjo 2020-2035

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

Min

Tahun 2020 2025 2030 2035

Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

SMP

4800 9000 68,491 14 128420.6 69,258 14 129858.8 70,033 15 131311.9 70659.85 15 132487.2

Bulu 4800 9000 51,726 11 96985.95 51,756 11 97042.02 51,786 11 97098.13 51809.62 11 97143.04

Tawangsari 4800 9000 60,905 13 114196.1 61,889 13 116042.8 62,890 13 117919.3 63702.6 13 119442.4

Sukoharjo 4800 9000 90,506 19 169697.9 93,253 19 174850.2 96,085 20 180158.9 98411.57 21 184521.7

Nguter 4800 9000 65918.21 14 123596.6 66603.96 14 124882.4 67296.85 14 126181.6 67856.34 14 127230.6

Bendosari 4800 9000 70692.05 15 132547.6 72235.86 15 135442.2 73813.37 15 138400.1 75100.16 16 140812.8

Polokarto 4800 9000 77587.15 16 145475.9 79045.16 16 148209.7 80530.57 17 150994.8 81738.97 17 153260.6

Mojolaban 4800 9000 86625.2 18 162422.2 90310.53 19 169332.2 94152.65 20 176536.2 97343.71 20 182519.5

Grogol 4800 9000 115561.6 24 216678.1 121643.1 25 228080.7 128044.5 27 240083.5 133407.4 28 250138.9

Baki 4800 9000 58193.68 12 109113.2 60772.61 13 113948.6 63465.82 13 118998.4 65706.07 14 123198.9

Gatak 4800 9000 53679.98 11 100650 56194.93 12 105365.5 58827.72 12 110302 61022.48 13 114417.1

Kartasura 4800 9000 101405 21 190134.3 106483 22 199655.5 111815.2 23 209653.6 116272.7 24 218011.3

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 71: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-71

Tabel IV.42

Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat SMA Kabupaten Sukoharjo 2020-2035

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2020 2025 2030 2035

Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

SMA

4800 12500 68,491 14 178362 69,258 14 180359.4 70,033 15 182377.6 70659.85 15 184010

Bulu 4800 12500 51,726 11 134702.7 51,756 11 134780.6 51,786 11 134858.5 51809.62 11 134920.9

Tawangsari 4800 12500 60,905 13 158605.7 61,889 13 161170.5 62,890 13 163776.8 63702.6 13 165892.2

Sukoharjo 4800 12500 90,506 19 235691.5 93,253 19 242847.5 96,085 20 250220.7 98411.57 21 256280.1

Nguter 4800 12500 65918.21 14 171662 66603.96 14 173447.8 67296.85 14 175252.2 67856.34 14 176709.2

Bendosari 4800 12500 70692.05 15 184093.9 72235.86 15 188114.2 73813.37 15 192222.3 75100.16 16 195573.3

Polokarto 4800 12500 77587.15 16 202049.9 79045.16 16 205846.8 80530.57 17 209715 81738.97 17 212861.9

Mojolaban 4800 12500 86625.2 18 225586.5 90310.53 19 235183.7 94152.65 20 245189.2 97343.71 20 253499.2

Grogol 4800 12500 115561.6 24 300941.8 121643.1 25 316778.8 128044.5 27 333449.3 133407.4 28 347415.1

Baki 4800 12500 58193.68 12 151546 60772.61 13 158262 63465.82 13 165275.6 65706.07 14 171109.6

Gatak 4800 12500 53679.98 11 139791.6 56194.93 12 146341 58827.72 12 153197.2 61022.48 13 158912.7

Kartasura 4800 12500 101405 21 264075.4 106483 22 277299.4 111815.2 23 291185.5 116272.7 24 302793.4

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 72: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-72

4.3.2.2 Analisis Kebutuhan Sarana Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan masyarakat diarahkan untuk

meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, termasuk gizi

masyarakat dan gizi lingkungan, baik masyarakat pedesaan maupun di

perkotaan. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo telah memiliki

beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas, serta ditunjang oleh Tenaga Medis

dan Paramedis. Dari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo dapat

diperhitungkan kebutuhan fasilitas kesehatan sebagai berikut

- 1 RS type D, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 240.000 jiwa.

- 1 Puskesmas, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 120.000 jiwa.

- 1 Puskesmas Pembantu, minimal penduduk pendukungnya sebanyak

30.000 jiwa.

- 1 Balai Pengobatan, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 2.500 jiwa

- 1 Rumah bersalin , minimal penduduk pendukungnya sebanyak 30.000 jiwa

- 1 Apotik, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 30.000 jiwa

Kesehatan merupakan aspek penting untuk menciptakan sumber daya

manusia yang berkualiatas. Sarana kesehatan merupakan elemen penting

dalam hal menjaga kesehatan masyarakat agar memungkinkan bagi setiap

orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis. Untuk pelayanan

fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo, tidak perlu adanya penambahan

rumah sakit untuk setiap kecamatan, namun perlu adanya penambahan sarana

puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah bersalin, dan apotek bagi

seluruh kecamatan yang ada di kabupaten sukoharjo. Untuk mengetahui

jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun perencanaan

dapat dilihat pada tabel proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan sebagai berikut.

Page 73: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-73

Tabel IV.43

Kebutuhan Sarana Kesehatan RS Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

RS

240000 86400 67732 0 24383.52 68491 0 24656.76 69258 0 24932.88 70033 0 25211.88 70659.85 0 25437.55

Bulu 240000 86400 51696 0 18610.54 51726 0 18621.3 51756 0 18632.07 51786 0 18642.84 51809.62 0 18651.46

Tawangsari 240000 86400 59935 0 21576.73 60905 0 21925.65 61889 0 22280.21 62890 0 22640.51 63702.6 0 22932.94

Sukoharjo 240000 86400 87839 0 31621.91 90506 0 32582 93253 0 33571.23 96085 0 34590.51 98411.57 0 35428.16

Nguter 240000 86400 65240 0 23486.23 65918 0 23730.55 66604 0 23977.43 67297 0 24226.86 67856.34 0 24428.28

Bendosari 240000 86400 69181 0 24905.25 70692 0 25449.14 72236 0 26004.91 73813 0 26572.81 75100.16 0 27036.06

Polokarto 240000 86400 76156 0 27416.17 77587 0 27931.37 79045 0 28456.26 80531 0 28991.01 81738.97 0 29426.03

Mojolaban 240000 86400 83090 0 29912.49 86625 0 31185.07 90311 0 32511.79 94153 0 33894.96 97343.71 0 35043.74

Grogol 240000 86400 109784 0 39522.33 115562 0 41602.19 121643 1 43791.5 128045 1 46096.03 133407.4 1 48026.66

Baki 240000 86400 55724 0 20060.71 58194 0 20949.73 60773 0 21878.14 63466 0 22847.69 65706.07 0 23654.18

Gatak 240000 86400 51278 0 18459.93 53680 0 19324.79 56195 0 20230.18 58828 0 21177.98 61022.48 0 21968.09

Kartasura 240000 86400 96569 0 34764.89 101405 0 36505.79 106483 0 38333.86 111815 0 40253.48 116272.7 0 41858.16

Page 74: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-74

Tabel IV.44

Kebutuhan Sarana Kesehatan Puskesmas Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Puskesmas

120000 1000 67732 1 564.4 68491 1 570.8 69258 1 577.2 70033 1 583.6 70660 1 588.8

Bulu 120000 1000 51696 0 430.8 51726 0 431.0 51756 0 431.3 51786 0 431.5 51810 0 431.7

Tawangsari 120000 1000 59935 0 499.5 60905 1 507.5 61889 1 515.7 62890 1 524.1 63703 1 530.9

Sukoharjo 120000 1000 87839 1 732.0 90506 1 754.2 93253 1 777.1 96085 1 800.7 98412 1 820.1

Nguter 120000 1000 65240 1 543.7 65918 1 549.3 66604 1 555.0 67297 1 560.8 67856 1 565.5

Bendosari 120000 1000 69181 1 576.5 70692 1 589.1 72236 1 602.0 73813 1 615.1 75100 1 625.8

Polokarto 120000 1000 76156 1 634.6 77587 1 646.6 79045 1 658.7 80531 1 671.1 81739 1 681.2

Mojolaban 120000 1000 83090 1 692.4 86625 1 721.9 90311 1 752.6 94153 1 784.6 97344 1 811.2

Grogol 120000 1000 109784 1 914.9 115562 1 963.0 121643 1 1013.7 128045 1 1067.0 133407 1 1111.7

Baki 120000 1000 55724 0 464.4 58194 0 484.9 60773 1 506.4 63466 1 528.9 65706 1 547.6

Gatak 120000 1000 51278 0 427.3 53680 0 447.3 56195 0 468.3 58828 0 490.2 61022 1 508.5

Kartasura 120000 1000 96569 1 804.7 101405 1 845.0 106483 1 887.4 111815 1 931.8 116273 1 968.9

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 75: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-75

Tabel IV.45

Kebutuhan Sarana Kesehatan Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

puskesmaspembantu

30000 300 67732 2 677.3 68491 2 684.9 69258 2 692.6 70033 2 700.3 70659.85 2 706.6

Bulu 30000 300 51696 2 517.0 51726 2 517.3 51756 2 517.6 51786 2 517.9 51809.62 2 518.1

Tawangsari 30000 300 59935 2 599.4 60905 2 609.0 61889 2 618.9 62890 2 628.9 63702.6 2 637.0

Sukoharjo 30000 300 87839 3 878.4 90506 3 905.1 93253 3 932.5 96085 3 960.8 98411.57 3 984.1

Nguter 30000 300 65240 2 652.4 65918 2 659.2 66604 2 666.0 67297 2 673.0 67856.34 2 678.6

Bendosari 30000 300 69181 2 691.8 70692 2 706.9 72236 2 722.4 73813 2 738.1 75100.16 3 751.0

Polokarto 30000 300 76156 3 761.6 77587 3 775.9 79045 3 790.5 80531 3 805.3 81738.97 3 817.4

Mojolaban 30000 300 83090 3 830.9 86625 3 866.3 90311 3 903.1 94153 3 941.5 97343.71 3 973.4

Grogol 30000 300 109784 4 1097.

8 115562 4 1155.6

121643

4 1216.4 12804

5 4 1280.4 133407.4 4 1334.1

Baki 30000 300 55724 2 557.2 58194 2 581.9 60773 2 607.7 63466 2 634.7 65706.07 2 657.1

Gatak 30000 300 51278 2 512.8 53680 2 536.8 56195 2 561.9493 58828 2 588.3 61022.48 2 610.2

Kartasura 30000 300 96569 3 965.7 101405 3 1014.0 10648

3 4 1064.83

111815

4 1118.2 116272.7 4 1162.7

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 76: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-76

Tabel IV.46

Kebutuhan Sarana Kesehatan Balai Pengobatan Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

balai pengobatan

2500 300 67732 27 8128 68491 27 8219 69258 28 8311 70033 28 8404 70660 28 8479

Bulu 2500 300 51696 21 6204 51726 21 6207 51756 21 6211 51786 21 6214 51810 21 6217

Tawangsari 2500 300 59935 24 7192 60905 24 7309 61889 25 7427 62890 25 7547 63703 25 7644

Sukoharjo 2500 300 87839 35 10541 90506 36 10861 93253 37 11190 96085 38 11530 98412 39 11809

Nguter 2500 300 65240 26 7829 65918 26 7910 66604 27 7992 67297 27 8076 67856 27 8143

Bendosari 2500 300 69181 28 8302 70692 28 8483 72236 29 8668 73813 30 8858 75100 30 9012

Polokarto 2500 300 76156 30 9139 77587 31 9310 79045 32 9485 80531 32 9664 81739 33 9809

Mojolaban 2500 300 83090 33 9971 86625 35 10395 90311 36 10837 94153 38 11298 97344 39 11681

Grogol 2500 300 109784 44 13174 115562 46 13867 121643 49 14597 128045 51 15365 133407 53 16009

Baki 2500 300 55724 22 6687 58194 23 6983 60773 24 7293 63466 25 7616 65706 26 7885

Gatak 2500 300 51278 21 6153 53680 21 6442 56195 22 6743 58828 24 7059 61022 24 7323

Kartasura 2500 300 96569 39 11588 101405 41 12169 106483 43 12778 111815 45 13418 116273 47 13953

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 77: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-77

Tabel IV.47

Kebutuhan Sarana Kesehatan Rumah Bersalin Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Rumah Bersalin

30000 3000 67732 2 6773 68491 2 6849 69258 2 6926 70033 2 7003 70660 2 7066

Bulu 30000 3000 51696 2 5170 51726 2 5173 51756 2 5176 51786 2 5179 51810 2 5181

Tawangsari 30000 3000 59935 2 5994 60905 2 6090 61889 2 6189 62890 2 6289 63703 2 6370

Sukoharjo 30000 3000 87839 3 8784 90506 3 9051 93253 3 9325 96085 3 9608 98412 3 9841

Nguter 30000 3000 65240 2 6524 65918 2 6592 66604 2 6660 67297 2 6730 67856 2 6786

Bendosari 30000 3000 69181 2 6918 70692 2 7069 72236 2 7224 73813 2 7381 75100 3 7510

Polokarto 30000 3000 76156 3 7616 77587 3 7759 79045 3 7905 80531 3 8053 81739 3 8174

Mojolaban 30000 3000 83090 3 8309 86625 3 8663 90311 3 9031 94153 3 9415 97344 3 9734

Grogol 30000 3000 109784 4 10978 115562 4 11556 121643 4 12164 128045 4 12804 133407 4 13341

Baki 30000 3000 55724 2 5572 58194 2 5819 60773 2 6077 63466 2 6347 65706 2 6571

Gatak 30000 3000 51278 2 5128 53680 2 5368 56195 2 5619 58828 2 5883 61022 2 6102

Kartasura 30000 3000 96569 3 9657 101405 3 10140 106483 4 10648 111815 4 11182 116273 4 11627

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 78: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-78

Tabel IV.48

Kebutuhan Sarana Kesehatan Apotek Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Apotek

30000 250 67732 2 564.4333 68491 2 570.7583 69258 2 577.15 70033 2 583.6083 70659.85 2 588.8321

Bulu 30000 250 51696 2 430.7996 51726 2 431.0487 51756 2 431.2979 51786 2 431.5472 51809.62 2 431.7468

Tawangsari 30000 250 59935 2 499.4613 60905 2 507.5382 61889 2 515.7456 62890 2 524.0858 63702.6 2 530.855

Sukoharjo 30000 250 87839 3 731.9886 90506 3 754.2129 93253 3 777.1119 96085 3 800.7062 98411.57 3 820.0964

Nguter 30000 250 65240 2 543.6626 65918 2 549.3184 66604 2 555.033 67297 2 560.8071 67856.34 2 565.4695

Bendosari 30000 250 69181 2 576.5104 70692 2 589.1004 72236 2 601.9655 73813 2 615.1114 75100.16 3 625.8346

Polokarto 30000 250 76156 3 634.6336 77587 3 646.5596 79045 3 658.7097 80531 3 671.0881 81738.97 3 681.1581

Mojolaban 30000 250 83090 3 692.4188 86625 3 721.8767 90311 3 752.5878 94153 3 784.6055 97343.71 3 811.1976

Grogol 30000 250 109784 4 914.8688 115562 4 963.0137 121643 4 1013.692 128045 4 1067.038 133407.4 4 1111.728

Baki 30000 250 55724 2 464.3683 58194 2 484.9474 60773 2 506.4384 63466 2 528.8818 65706.07 2 547.5506

Gatak 30000 250 51278 2 427.3132 53680 2 447.3332 56195 2 468.2911 58828 2 490.231 61022.48 2 508.5207

Kartasura 30000 250 96569 3 804.7428 101405 3 845.0413 106483 4 887.3579 111815 4 931.7936 116272.7 4 968.9389

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 79: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-79

Dalam hirarki penyusunan tata ruang wilayah kabupaten akan

ditindaklanjuti pada penyusunan rencana tata ruang kota di setiap kecamatan

yang dalam RUTRK tersebut sudah terhitung fasilitas kesehatan berdasarkan

standart maupun asumsi yang telah disepakati. Sehingga dalam penyusunan

RTRW ini jumlah fasilitas kesehatan diperoleh dari kondisi yang ada dan

diproyeksikan sesuai standart dan asumsi maka akan terdapat penambahan

dengan memperhatikan hasil perhitungan pada setiap RUTRK yang disusun.

Kelebihan fasilitas kesehatan tersebut berada pada lokasi-lokasi di luar RUTRK

tetapi masih dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan.

4.3.2.3 Analisis Kebutuhan Sarana Peribadatan

Jenis dan besaran kebutuhan akan sarana peribadatan sangat

tergantung pada kondisi kehidupan beragama masyarakat setempat.

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2013 Kabupaten Sukoharjo telah

memiliki sarana peribadatan berupa masjid, mushola/masjid lingkungan,

gereja, kuil dan vihara. Untuk memperkirakan kebutuhan sarana peribadatan ini

akan digunakan standar rasio yang dihitung dari rasio pelayanan sarana

peribadatan sampai tahun 2030 serta dikaitkan dengan struktur penduduk pada

masing masing agama. Dari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo

dapat diperhitungkan kebutuhan fasilitas kesehatan. Dari perkiraan jumlah

penduduk Kabupaten Sukoharjo dapat diperhitungkan kebutuhan fasilitas

peribadatan.

- 1 Masjid, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 2500 jiwa.

- 1 Musholla, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 250 jiwa.

- 1 Sarana ibadah lain, minimal penduduk pendukungnya tergantung

pada hirarki lembaga.

Page 80: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-80

Tabel IV.49

Kebutuhan Sarana Peribadatan Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Mesjid

2500 600 67732 27 16256 68491 27 16438 69258 28 16622 70033 28 16808 70660 28 16958

Bulu 2500 600 51696 21 12407 51726 21 12414 51756 21 12421 51786 21 12429 51810 21 12434

Tawangsari 2500 600 59935 24 14384 60905 24 14617 61889 25 14853 62890 25 15094 63703 25 15289

Sukoharjo 2500 600 87839 35 21081 90506 36 21721 93253 37 22381 96085 38 23060 98412 39 23619

Nguter 2500 600 65240 26 15657 65918 26 15820 66604 27 15985 67297 27 16151 67856 27 16286

Bendosari 2500 600 69181 28 16603 70692 28 16966 72236 29 17337 73813 30 17715 75100 30 18024

Polokarto 2500 600 76156 30 18277 77587 31 18621 79045 32 18971 80531 32 19327 81739 33 19617

Mojolaban 2500 600 83090 33 19942 86625 35 20790 90311 36 21675 94153 38 22597 97344 39 23362

Grogol 2500 600 109784 44 26348 115562 46 27735 121643 49 29194 128045 51 30731 133407 53 32018

Baki 2500 600 55724 22 13374 58194 23 13966 60773 24 14585 63466 25 15232 65706 26 15769

Gatak 2500 600 51278 21 12307 53680 21 12883 56195 22 13487 58828 24 14119 61022 24 14645

Kartasura 2500 600 96569 39 23177 101405 41 24337 106483 43 25556 111815 45 26836 116273 47 27905

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Mushala

250 100 67732 271 27093 68491 274 27396 69258 277 27703 70033 280 28013 70660 283 28264

Bulu 250 100 51696 207 20678 51726 207 20690 51756 207 20702 51786 207 20714 51810 207 20724

Tawangsari 250 100 59935 240 23974 60905 244 24362 61889 248 24756 62890 252 25156 63703 255 25481

Sukoharjo 250 100 87839 351 35135 90506 362 36202 93253 373 37301 96085 384 38434 98412 394 39365

Nguter 250 100 65240 261 26096 65918 264 26367 66604 266 26642 67297 269 26919 67856 271 27143

Bendosari 250 100 69181 277 27672 70692 283 28277 72236 289 28894 73813 295 29525 75100 300 30040

Polokarto 250 100 76156 305 30462 77587 310 31035 79045 316 31618 80531 322 32212 81739 327 32696

Mojolaban 250 100 83090 332 33236 86625 347 34650 90311 361 36124 94153 377 37661 97344 389 38937

Grogol 250 100 109784 439 43914 115562 462 46225 121643 487 48657 128045 512 51218 133407 534 53363

Baki 250 100 55724 223 22290 58194 233 23277 60773 243 24309 63466 254 25386 65706 263 26282

Gatak 250 100 51278 205 20511 53680 215 21472 56195 225 22478 58828 235 23531 61022 244 24409

Kartasura 250 100 96569 386 38628 101405 406 40562 106483 426 42593 111815 447 44726 116273 465 46509

Page 81: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-81

Dalam hirarki penyusunan tata ruang wilayah kabupaten akan

ditindaklanjuti pada penyusunan rencana tata ruang kota pada setiap

kecamatan yang dalam RUTRK tersebut sudah terhitung fasilitas peribadatan

berdasarkan standart maupun asumsi yang telah disepakati. Sehingga dalam

penyusunan RTRW ini jumlah fasilitas peribadatan dari kondisi yang ada dan

diproyeksikan sesuai standart dan asumsi maka akan terlihat jumlah

kebutuhan sarana peribadatan. Kebutuhan akan sarana peribadatan (masjid)

tersebut sampai akhir tahun perencanaan masih mencukupi, sedangakan

mushola dan sarana fasilitas peribadatan lain masih kurang. Untuk proyeksi

kebutuhan sarana peribadatan tahun mendatang, diperlukan hanya

penambahan serta peningkatan kulitas sarana peribadatan yang ada untuk

menunjang kegiatan masyarakat seiring pertambahan jumlah penduduk.

4.3.2.4 Analisis Kebutuhan Sarana Perekonomian

Fasilitas ekonomi di Kabupaten Sukoharjo untuk kegiatan

perdagangan dapat dikatakan sudah merata. Ini dapat dilihat pada

penyebaran fasilitas perekonomian yang dapat dikatakan sudah merata di

setiap kecamatan. Secara garis besar perhitungan fasilitas ekonomi dengan

menggunakan standard.

- 1 Toko/warung, dengan penduduk pendukung minimum 250 jiwa

- 1 Pusat perbelanjaan dan niaga, dengan penduduk pendukung

minimum 120.000 jiwa

Untuk mengetahui jumlah fasilitas ekonomi di Kabupaten Sukoharjo pada

tahun perencanaan tahun 2020-2035 dapat dilihat pada tabel proyeksi

kebutuhan fasilitas.

Page 82: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-82

Tabel IV.50

Kebutuhan Sarana Perdagangan Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

toko/ warung

250 100 67732 271 27093 68491 274 27396 69258 277 27703 70033 280 28013 70660 283 28264

Bulu 250 100 51696 207 20678 51726 207 20690 51756 207 20702 51786 207 20714 51810 207 20724

Tawangsari 250 100 59935 240 23974 60905 244 24362 61889 248 24756 62890 252 25156 63703 255 25481

Sukoharjo 250 100 87839 351 35135 90506 362 36202 93253 373 37301 96085 384 38434 98412 394 39365

Nguter 250 100 65240 261 26096 65918 264 26367 66604 266 26642 67297 269 26919 67856 271 27143

Bendosari 250 100 69181 277 27672 70692 283 28277 72236 289 28894 73813 295 29525 75100 300 30040

Polokarto 250 100 76156 305 30462 77587 310 31035 79045 316 31618 80531 322 32212 81739 327 32696

Mojolaban 250 100 83090 332 33236 86625 347 34650 90311 361 36124 94153 377 37661 97344 389 38937

Grogol 250 100 109784 439 43914 115562 462 46225 121643 487 48657 128045 512 51218 133407 534 53363

Baki 250 100 55724 223 22290 58194 233 23277 60773 243 24309 63466 254 25386 65706 263 26282

Gatak 250 100 51278 205 20511 53680 215 21472 56195 225 22478 58828 235 23531 61022 244 24409

Kartasura 250 100 96569 386 38628 101405 406 40562 106483 426 42593 111815 447 44726 116273 465 46509

Kecamatan Jenis Fas. Standar

Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

pusat perbelanjaan

dan niaga

120000 36000 67732 1 20320 68491 1 20547 69258 1 20777 70033 1 21010 70660 1 21198

Bulu 120000 36000 51696 0 15509 51726 0 15518 51756 0 15527 51786 0 15536 51810 0 15543

Tawangsari 120000 36000 59935 0 17981 60905 1 18271 61889 1 18567 62890 1 18867 63703 1 19111

Sukoharjo 120000 36000 87839 1 26352 90506 1 27152 93253 1 27976 96085 1 28825 98412 1 29523

Nguter 120000 36000 65240 1 19572 65918 1 19775 66604 1 19981 67297 1 20189 67856 1 20357

Bendosari 120000 36000 69181 1 20754 70692 1 21208 72236 1 21671 73813 1 22144 75100 1 22530

Polokarto 120000 36000 76156 1 22847 77587 1 23276 79045 1 23714 80531 1 24159 81739 1 24522

Mojolaban 120000 36000 83090 1 24927 86625 1 25988 90311 1 27093 94153 1 28246 97344 1 29203

Grogol 120000 36000 109784 1 32935 115562 1 34668 121643 1 36493 128045 1 38413 133407 1 40022

Baki 120000 36000 55724 0 16717 58194 0 17458 60773 1 18232 63466 1 19040 65706 1 19712

Gatak 120000 36000 51278 0 15383 53680 0 16104 56195 0 16858 58828 0 17648 61022 1 18307

Kartasura 120000 36000 96569 1 28971 101405 1 30421 106483 1 31945 111815 1 33545 116273 1 34882

Page 83: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-83

4.3.2.5 Analisis Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau atau disingkat RTH merupakan suatu bentuk

pemanfaatan lahan pada satu kawasan yang diperuntukan untuk

penghijauan tanaman. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 40% dari luas

wilayah, selain sebagai sarana lingkungan juga dapat berfungsi untuk

perlindungan habitat tertentu atau budidaya pertanian dan juga untuk

meningkatkan kualitas atmosfer serta menunjang kelestarian air dan tanah.

Dari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo dapat diperhitungkan

kebutuhan fasilitas sarana Ruang terbuka Hijau, yaitu sebagai berikut:

- Setiap Kecamatan dengan jumalah penduduk pendukung 120.000

jiwa, harus memiliki sekurang kurangnya 1 unit taman

4.3.2.6 Analisis Kebutuhan Sarana Olahraga

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam

mencapai makana dan tujuan. Sarana olahraga adalah suatu bentuk

permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Sarana olahraga meliputi

semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perkengkapannya untuk

melaksanakan program kegiatan olahraga. Untuk pelayanan fasilitas olahraga

di kabupaten sukoharjo perlu ditambahkannya beberapa unit fasilitas di setiap

kecamatan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan masyarakat. Untuk

mengetahui jumlah fasilitas olahraga di Kabupaten Sukoharjo pada tahun

perencanaan tahun 2020-2035 dapat dilihat pada tabel proyeksi kebutuhan

fasilitas.

Page 84: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-84

Tabel IV.51

Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Taman

120000 24000 67732 1 13546 68491 1 13698 69258 1 13852 70033 1 14007 70660 1 14132

Bulu 120000 24000 51696 0 10339 51726 0 10345 51756 0 10351 51786 0 10357 51810 0 10362

Tawangsari 120000 24000 59935 0 11987 60905 1 12181 61889 1 12378 62890 1 12578 63703 1 12741

Sukoharjo 120000 24000 87839 1 17568 90506 1 18101 93253 1 18651 96085 1 19217 98412 1 19682

Nguter 120000 24000 65240 1 13048 65918 1 13184 66604 1 13321 67297 1 13459 67856 1 13571

Bendosari 120000 24000 69181 1 13836 70692 1 14138 72236 1 14447 73813 1 14763 75100 1 15020

Polokarto 120000 24000 76156 1 15231 77587 1 15517 79045 1 15809 80531 1 16106 81739 1 16348

Mojolaban 120000 24000 83090 1 16618 86625 1 17325 90311 1 18062 94153 1 18831 97344 1 19469

Grogol 120000 24000 109784 1 21957 115562 1 23112 121643 1 24329 128045 1 25609 133407 1 26681

Baki 120000 24000 55724 0 11145 58194 0 11639 60773 1 12155 63466 1 12693 65706 1 13141

Gatak 120000 24000 51278 0 10256 53680 0 10736 56195 0 11239 58828 0 11766 61022 1 12204

Kartasura 120000 24000 96569 1 19314 101405 1 20281 106483 1 21297 111815 1 22363 116273 1 23255

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 85: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-85

Tabel IV.52

Kebutuhan Sarana Olahraga Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Kecamatan Jenis Fas.

Standar Penduduk

Luas Lahan

min

Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035

Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas

Weru

Olahraga

30000 9000 67732 2 20320 68491 2 20547 69258 2 20777 70033 2 21010 70660 2 21198

Bulu 30000 9000 51696 2 15509 51726 2 15518 51756 2 15527 51786 2 15536 51810 2 15543

Tawangsari 30000 9000 59935 2 17981 60905 2 18271 61889 2 18567 62890 2 18867 63703 2 19111

Sukoharjo 30000 9000 87839 3 26352 90506 3 27152 93253 3 27976 96085 3 28825 98412 3 29523

Nguter 30000 9000 65240 2 19572 65918 2 19775 66604 2 19981 67297 2 20189 67856 2 20357

Bendosari 30000 9000 69181 2 20754 70692 2 21208 72236 2 21671 73813 2 22144 75100 3 22530

Polokarto 30000 9000 76156 3 22847 77587 3 23276 79045 3 23714 80531 3 24159 81739 3 24522

Mojolaban 30000 9000 83090 3 24927 86625 3 25988 90311 3 27093 94153 3 28246 97344 3 29203

Grogol 30000 9000 109784 4 32935 115562 4 34668 121643 4 36493 128045 4 38413 133407 4 40022

Baki 30000 9000 55724 2 16717 58194 2 17458 60773 2 18232 63466 2 19040 65706 2 19712

Gatak 30000 9000 51278 2 15383 53680 2 16104 56195 2 16858 58828 2 17648 61022 2 18307

Kartasura 30000 9000 96569 3 28971 101405 3 30421 106483 4 31945 111815 4 33545 116273 4 34882

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 86: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-86

4.3.3 Analisis Pusat Pelayanan

Alat analisis skalogram dilakukan untuk mengetahui pusat pelayanan

berdasarkan jumlah dan jenis unit fasilitas pelayanan yang ada di dalam setiap

daerah. Asumsi yang dipakai adalah bahwa wilayah yang memiliki ranking

tertinggi adalah lokasi yang dapat ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan. Dalam

analisis skalogram ini subjek diganti dengan pusat permukiman, sedangkan

objek diganti dengan fungsi atau kegiatan. Indikator yang digunakan adalah

jumlah penduduk dan jumlah unit serta kualitas fungsi pelayanan yang dimiliki

masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Tahapan-tahapan yang

dilakukan dalam metode skalogram adalah:

a. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sukoharjo disusun berdasarkan

peringkat jumlah penduduk.

b. Kecamatan-kecamatan tersebut disusun urutannya berdasarkan jumlah

dan jenis fasilitas yang dimiliki.

c. Fasilitas-fasilitas disusun urutannya berdasarkan jumlah wilayah yang

memiliki fasilitas tersebut.

d. Peringkat jenis fasilitas tersebut disusun urutannya berdasarkan jumlah

total unit fasilitas.

Data yang digunakan untuk menganalisis meliputi data jumlah sarana

pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, RTH, dan olahraga. Teknik

analisis yang digunakan dalam analisis skalogram ini dengan cara membuat

sesuatu tabel yang mengurutkan ketersediaan fasilitas suatu wilayah yang

diidentifikasi sebagai pusat pelayanan. Analisis Skalogram digunakan untuk

menganalisis pusat-pusat permukiman, khususnya hirarki atau orde pusat-pusat

permukiman. Subyek dalam hal ini diganti dengan pusat permukiman, sedangkan

obyek diganti dengan fungsi pelayanan atau kegiatan yang sifatnya juga

mempunyai tingkatan (hierarki). Dari tabel hirarki tersebut dapat disimpulkan

bahwa Kecamatan dengan tingkat pelayanan sarana paling baik atau mencukupi

adalah Kecamatan Sukoharjo dengan kategori hierarki I, sedangkan Kategori

yang kurang baik atau tidak mencukupi tingkat pelayanannya adalah Kecamatan

Baki. Kecamatan Sukoharjo dapat dikategorikan sebagai Kecamatan hierarki I

dikarenakan Kecamatan Sukoharjo merupakan pusat pemerintahan Kabupaten

Sukoharjo, hal tersebut menjadi tuntutan dalam penyediaan sarana yang baik

dan mencukupi. Dari tabel skalogram tersebut, dapat terlihat bahwa hasil

Page 87: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-87

perhitungan Skalogram menunjukkan hierarki di Kabupaten Sukoharjo terdiri

sebagai berikut.

Tabel IV.54

Analisis Skalogram di Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Jumlah Penduduk

Fasilitas

TK

SD

SMP

SMA

RS

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Balai Pengobatan

Rumah Bersalin

Apotek

Mesjid

Mushola

Toko /

Warung

P.Perbelanj

aan Dan

Niaga

Olahraga

RTH Jumlah

67.431 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

51.684 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

59.552 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

66.794 I I I I I I I 0 0 I I 0 I I I I 13

64.97 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

68.586 I I I I I I I 0 0 0 I 0 I I I 0 11

75.591 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

81.717 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

107.555 I I I I I I 0 0 0 I I 0 I I I 0 11

54.766 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I 0 0 10

50.347 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11

94.7 I I I I I I I 0 0 I I 0 I I I 0 12

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Tabel IV.55

Hirarki Pusat Pelayanan di Kabupaten Sukoharjo 2015-2035

Hierarki Kecamatan

I Sukoharjo

II Kartasura

III Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, Gatak

IV Baki

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 88: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-88

4.4 Kondisi Prasarana

4.4.1 Analisis Kebutuhan Telekomunikasi

Dalam penyusunan laporan dan perhitungan kebutuhan telekomunikasi

ini mengacu dalam beberapa Landasan antara lain:

- SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Perumahan

- Petunjuk Teknis dari Kmentrian Pekerjaan Umum mengenai Kriteria

Lokasi Menara Telekomunikasi

Pelayanan fasilitas telepon di Kabupaten Sukoharjo sudah cukup baik di

setiap kecamatannya yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Dalam perhitungannya

untuk menghitung kebutuhan telepon itu dengan menggunakan asumsi rumah

yaitu 1:3:6 yang dijelaskan di dalam pedoman atau SNI, yaitu kebutuhan

telekomunikasi tetap di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan tipe rumah.

- Rumah kecil sambungan telepon 0-1 sambungan telepon ,

- Rumah type sedang1-2 sambungan telepon dan

- Rumah type besar lebih dari 2 sambungan telepon.

Berikut perhitungan proyeksi tabel kebutuhan telekomunikasi di Kabupaten

Sukoharjo berdasarkan type rumah yang telah di asumsikan berdasarkan SNI

atau pedoman yang telah di cantumkan sebelumnya:

Page 89: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-89

Tabel IV.56 Proyeksi Kebutuhan Telekomunikasi Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Total Rumah Tangga

Pembagian Tipe Rumah Kebutuhan Telekomunikasi Tetap

Berdasarkan Tipe Rumah Total

Telekomunikasi Tetap

Kecil (1) Sedang (2) Besar (3) Kecil (1) Sedang (2) Besar (3)

2015

Weru 67,732 13,546 1,355 4,064 8,128 1,355 8,128 24,384 33,866

Bulu 51,696 10,339 1,034 3,102 6,204 1,034 6,204 18,611 25,848

Tawangsari 59,935 11,987 1,199 3,596 7,192 1,199 7,192 21,577 29,968

Sukoharjo 87,839 17,568 1,757 5,270 10,541 1,757 10,541 31,622 43,919

Nguter 65,240 13,048 1,305 3,914 7,829 1,305 7,829 23,486 32,620

Bendosari 69,181 13,836 1,384 4,151 8,302 1,384 8,302 24,905 34,591

Polokarto 76,156 15,231 1,523 4,569 9,139 1,523 9,139 27,416 38,078

Mojolaban 83,090 16,618 1,662 4,985 9,971 1,662 9,971 29,912 41,545

Grogol 109,784 21,957 2,196 6,587 13,174 2,196 13,174 39,522 54,892

Baki 55,724 11,145 1,114 3,343 6,687 1,114 6,687 20,061 27,862

Gatak 51,278 10,256 1,026 3,077 6,153 1,026 6,153 18,460 25,639

Kartasura 96,569 19,314 1,931 5,794 11,588 1,931 11,588 34,765 48,285

Jumlah 874,224 174,845 17,484 52,453 104,907 17,484 104,907 314,721 437,112

2020

Weru 68,491 13,698 1,370 4,109 8,219 1,370 8,219 24,657 34,245

Bulu 51,726 10,345 1,035 3,104 6,207 1,035 6,207 18,621 25,863

Tawangsari 60,905 12,181 1,218 3,654 7,309 1,218 7,309 21,926 30,452

Sukoharjo 90,506 18,101 1,810 5,430 10,861 1,810 10,861 32,582 45,253

Nguter 65,918 13,184 1,318 3,955 7,910 1,318 7,910 23,731 32,959

Bendosari 70,692 14,138 1,414 4,242 8,483 1,414 8,483 25,449 35,346

Polokarto 77,587 15,517 1,552 4,655 9,310 1,552 9,310 27,931 38,794

Mojolaban 86,625 17,325 1,733 5,198 10,395 1,733 10,395 31,185 43,313

Grogol 115,562 23,112 2,311 6,934 13,867 2,311 13,867 41,602 57,781

Baki 58,194 11,639 1,164 3,492 6,983 1,164 6,983 20,950 29,097

Gatak 53,680 10,736 1,074 3,221 6,442 1,074 6,442 19,325 26,840

Kartasura 101,405 20,281 2,028 6,084 12,169 2,028 12,169 36,506 50,702

Jumlah 901,289 180,258 18,026 54,077 108,155 18,026 108,155 324,464 450,645

Page 90: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-90

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Total Rumah Tangga

Pembagian Tipe Rumah Kebutuhan Telekomunikasi Tetap

Berdasarkan Tipe Rumah Total

Telekomunikasi Tetap

Kecil (1) Sedang (2) Besar (3) Kecil (1) Sedang (2) Besar (3)

2025

Weru 69,258 13,852 1,385 4,155 8,311 1,385 8,311 24,933 34,629

Bulu 51,756 10,351 1,035 3,105 6,211 1,035 6,211 18,632 25,878

Tawangsari 61,889 12,378 1,238 3,713 7,427 1,238 7,427 22,280 30,945

Sukoharjo 93,253 18,651 1,865 5,595 11,190 1,865 11,190 33,571 46,627

Nguter 66,604 13,321 1,332 3,996 7,992 1,332 7,992 23,977 33,302

Bendosari 72,236 14,447 1,445 4,334 8,668 1,445 8,668 26,005 36,118

Polokarto 79,045 15,809 1,581 4,743 9,485 1,581 9,485 28,456 39,523

Mojolaban 90,311 18,062 1,806 5,419 10,837 1,806 10,837 32,512 45,155

Grogol 121,643 24,329 2,433 7,299 14,597 2,433 14,597 43,792 60,822

Baki 60,773 12,155 1,215 3,646 7,293 1,215 7,293 21,878 30,386

Gatak 56,195 11,239 1,124 3,372 6,743 1,124 6,743 20,230 28,097

Kartasura 106,483 21,297 2,130 6,389 12,778 2,130 12,778 38,334 53,241

Jumlah 929,445 185,889 18,589 55,767 98,755 18,589 111,533 334,600 464,723

2030

Weru 70,033 14,007 1,401 4,202 8,404 1,401 8,404 25,212 35,017

Bulu 51,786 10,357 1,036 3,107 6,214 1,036 6,214 18,643 25,893

Tawangsari 62,890 12,578 1,258 3,773 7,547 1,258 7,547 22,641 31,445

Sukoharjo 96,085 19,217 1,922 5,765 11,530 1,922 11,530 34,591 48,042

Nguter 67,297 13,459 1,346 4,038 8,076 1,346 8,076 24,227 33,648

Bendosari 73,813 14,763 1,476 4,429 8,858 1,476 8,858 26,573 36,907

Polokarto 80,531 16,106 1,611 4,832 9,664 1,611 9,664 28,991 40,265

Mojolaban 94,153 18,831 1,883 5,649 11,298 1,883 11,298 33,895 47,076

Grogol 128,045 25,609 2,561 7,683 15,365 2,561 15,365 46,096 64,022

Baki 63,466 12,693 1,269 3,808 7,616 1,269 7,616 22,848 31,733

Gatak 58,828 11,766 1,177 3,530 7,059 1,177 7,059 21,178 29,414

Kartasura 111,815 22,363 2,236 6,709 13,418 2,236 13,418 40,253 55,908

Jumlah 958,741 191,748 19,175 50,816 115,049 19,175 115,049 345,147 479,370

2035 Weru 70,817 14,163 1,416 4,249 8,498 1,416 8,498 25,494 35,409

Bulu 51,816 10,363 1,036 3,109 6,218 1,036 6,218 18,654 25,908

Page 91: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-91

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Total Rumah Tangga

Pembagian Tipe Rumah Kebutuhan Telekomunikasi Tetap

Berdasarkan Tipe Rumah Total

Telekomunikasi Tetap

Kecil (1) Sedang (2) Besar (3) Kecil (1) Sedang (2) Besar (3)

Tawangsari 63,907 12,781 1,278 3,834 7,669 1,278 7,669 23,007 31,954

Sukoharjo 99,002 19,800 1,980 5,940 11,880 1,980 11,880 35,641 49,501

Nguter 67,997 13,599 1,360 4,080 8,160 1,360 8,160 24,479 33,998

Bendosari 75,425 15,085 1,509 4,526 9,051 1,509 9,051 27,153 37,713

Polokarto 82,044 16,409 1,641 4,923 9,845 1,641 9,845 29,536 41,022

Mojolaban 98,158 19,632 1,963 5,889 11,779 1,963 11,779 35,337 49,079

Grogol 134,783 26,957 2,696 8,087 16,174 2,696 16,174 48,522 67,391

Baki 66,278 13,256 1,326 3,977 7,953 1,326 7,953 23,860 33,139

Gatak 61,584 12,317 1,232 3,695 7,390 1,232 7,390 22,170 30,792

Kartasura 117,415 23,483 2,348 7,045 14,090 2,348 14,090 42,269 58,707

Jumlah 989,226 197,845 19,785 59,354 104,617 19,785 104,617 313,852 494,613 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 92: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-92

Berdasarkan data dari tabel kebutuhan telekomunikasi kabupaten

sukoharjo, dapat diketahui bahwa penyediaan jaringan telekomunikasi di tiap

kecamatan sudah cukup merata. Namun, disisi lain dari aspek penyediaan atau

pemenuhan kebutuhan prasarana telekomunikasi, pembangunan BTS pada

kenyataannya tidak memiliki izin yang sah dari pemerintah, oleh karena itu

jumlah BTS yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo tergolong banyak jumlahnya.

Pembangunan BTS seharusnya dapat dimonitor dan dikontrol oleh pemerintah

setempat agar tidak terjadi pembangunan BTS liar yang akan merugikan di

Kabupaten Sukoharjo. Dalam pembangunan BTS sesuai dengan ketentuan

tersebut mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri

Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika, dan Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009, No.07/PRT/M/2009,

No.19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan

dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi, dalam pembangunan

penentuan menara sebelumnya ada beberapa yang harus diperhatikan terlebih

dahulu misalnya kesesuaian fungsi lahan kawasan yang akan di bangun menara

tersebut agar kita mengetahui kawasan mana yang diperbolehkan dan kawasan

mana yang tidak diperbolehkan adanya bangunan menara tersebut. Setelah

selesai tahap ksesuaian lahan kawasan nya, lalu dapat di tetapkan zona-zona

terdiri dari zona bebas menara dan zona menara .Adapun kriteria lokasi menara

pada beberapa kawasan yang telah diatur di dalam Pedoman kementrian

Pekerjaan Umum ini antara lain :

Kawasan Lindung

- Pada kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan

air, diperbolehkan adanya menara.

- Pada kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, dan juga kawasan

sekitar danau ataupun waduk itu tidak di perbolehkan adanya menara.

- Kawasan RTH kota itu di perbolehkan adanya menara, sedangkan RTH

yang berskala RT, RW Kecamatan dan Keluruhan itu tidak diperbolehkan

adanya menara.

- Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya yang

mencakup suaka margasatwa, cagar alam, kawasan pantai berhutan

bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam,serta

kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan itu tidak diperbolehkan

Page 93: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-93

adanya menara kecuali jika untuk mendukung kelangsungan fungsi

kawasan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan sektor

terkait itu di perbolehkan.

Kawasan Budidaya

- Pada kawasan untuk hutan produksi, apakah hutah hutan produksi

terbatas atau tetap dan hutan yang dapat di konservasi itu diperbolehkan

adanya menara.

- pada kawasan lahan pertanian, apakah itu lahan pertanian basah atau

laha pertanian keringkawasan perkebunan dan kawasan peternakan, itu

di perbolehkan adanya menara.

- Pada kawasan perikanan , kawasan industri dan kawasan pertambangan

juga diperbolehkana adanya menara

- Pada kawasan pariwisata yang mencangkup kawasan wisata buatan

ataupun kawasan wisata alam itu diperbolehkan adanya menara.

- Pada kawasan permukiman perkotaan ataupun permukiman di pedesaan

itu di perbolehkan adanya menara.

- Pada kawasan peruntukkan laiinya terdiri dari kawasan pertahanan dan

keamanan itu di perbolehkan adanya menara tetapi disesuaikan dengan

ketentuan-ketentuanyang terkait sesuai kawasan tersebut

- Kawasan Bandar udara dan kawasan Pelabuhanjuga di perbolehkan

adanya menara, tetapi disesuiaikan dengan ketentuan terkait kawasan

tersebut.

- Kawasan jalan jalan bebas hambatan/jalan layang/jalur kendaraan di

perbolehkan adanya menara

- Kawasan jalan kereta api juga di perbolehkan adanya menara.

- Kawasan istana kepresidenan dan kawasan kerahasiaan sangat tinggi

diperbolehkan adanya menara, tetapi disesuaikan dengan ketentuan

kawasan tersebut.

Radius keselamatan ruang disekitar menara dihitung 125 % dari tinggi

menara, ini berfungsi untuk menjamin keselamatan yang sering diakibatkan dari

kecelakaan menara.

Page 94: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-94

4.4.2 Analisis Kebutuhan Jaringan Listrik

Dalam perhitungan kebutuhan listrik dengan asumsi rumah 1:3:6 dan

kebutuhan listrik berdasarkan tipe rumah yaitu rumah kecil itu kebutuhan

rumahnya sebesar 900 Va, kebutuhan listrik rumah tipe sedang sebesar 1300 Va

sedangkan rumah tipe besar kebutuhan listriknya sebesar 2200 Va. Dengan

begitu diketahui kebutuhan listriknya bersadarkan type rumah yang ada di

Kabupaten Sukoharjo.Gardu Induk Solo Baru melayani daerah bagian Utara

yaitu Kartasura,Gatak,Baki,Grogol dan Mojolaban pada Gardu Induk Wonosari

melayani daerah bagian selatan yaitu kecamatan Tawangsari,Bulu dan Weru

sedangkan Gardu Induk Palur melayani daerah bagian timur yaitu kecamatan

Polokarto,Bendosari dan Nguter. Dalam Perhitungan proyeksi jaringan listrik

menggunakan acuan antara lain:

- SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Perumahan

Berdasarkan dari ketetapan kebutuhan dan penyediaan kebutuhan listrik

pada suatu kawasan berdasarkan unit gardu induk, maka Kabupaten Sukoharjo

yang memiliki 5 unit Gardu Induk memiliki kapasitas penyediaan listrik sebesar

630 KVA atau sebesar 630.000 watt/hari, maka kapasitas penyediaan listrik

dalam sehari dari 5 Gardu Induk sebesar 3.500.000 watt/hari. Penyediaan listrik

tersebut didistribusikan pada pemenuhan berbagai sektor yaitu kebutuhan listrik

domestik dan nondomestik, lebih rincinya terdapat pada tabel berikut:

Page 95: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-95

Tabel IV.57 Proyeksi Kebutuhan Listrik Pada Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah (Asumsi 1 rumah

5 orang )

Pembagian Rumah Kebutuhan Listrik berdasarkan tipe Rumah Total

Kebutuhan Besar (1)

Sedang (3)

Kecil (6)

Besar (2200 va) Sedang

(1300 va) Kecil (900 va)

2015

Weru 67,732 13,546 1,355 4,064 8,128 2,980,210 5,283,099 7,315,061 15,578,370

Bulu 51,696 10,339 1,034 3,102 6,204 2,274,622 4,032,284 5,583,163 11,890,069

Tawangsari 59,935 11,987 1,199 3,596 7,192 2,637,156 4,674,958 6,473,019 13,785,132

Sukoharjo 87,839 17,568 1,757 5,270 10,541 3,864,900 6,851,413 9,486,572 20,202,885

Nguter 65,240 13,048 1,305 3,914 7,829 2,870,539 5,088,682 7,045,868 15,005,089

Bendosari 69,181 13,836 1,384 4,151 8,302 3,043,975 5,396,137 7,471,574 15,911,686

Polokarto 76,156 15,231 1,523 4,569 9,139 3,350,865 5,940,170 8,224,851 17,515,887

Mojolaban 83,090 16,618 1,662 4,985 9,971 3,655,971 6,481,040 8,973,747 19,110,758

Grogol 109,784 21,957 2,196 6,587 13,174 4,830,507 8,563,172 11,856,700 25,250,379

Baki 55,724 11,145 1,114 3,343 6,687 2,451,865 4,346,487 6,018,213 12,816,566

Gatak 51,278 10,256 1,026 3,077 6,153 2,256,214 3,999,651 5,537,979 11,793,844

Kartasura 96,569 19,314 1,931 5,794 11,588 4,249,042 7,532,392 10,429,466 22,210,900

Jumlah 874,224 174,845 17,484 52,453 104,907 38,465,864 60,657,095 94,416,213 193,539,171

2020

Weru 68,491 13,698 1,370 4,109 8,219 3,013,584 5,342,263 7,396,979 15,752,826

Bulu 51,726 10,345 1,035 3,104 6,207 2,275,937 4,034,615 5,586,391 11,896,943

Tawangsari 60,905 12,181 1,218 3,654 7,309 2,679,802 4,750,557 6,577,695 14,008,053

Sukoharjo 90,506 18,101 1,810 5,430 10,861 3,982,244 7,059,432 9,774,599 20,816,275

Nguter 65,918 13,184 1,318 3,955 7,910 2,900,401 5,141,620 7,119,166 15,161,188

Bendosari 70,692 14,138 1,414 4,242 8,483 3,110,450 5,513,980 7,634,742 16,259,172

Polokarto 77,587 15,517 1,552 4,655 9,310 3,413,835 6,051,798 8,379,412 17,845,044

Mojolaban 86,625 17,325 1,733 5,198 10,395 3,811,509 6,756,765 9,355,521 19,923,796

Page 96: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-96

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah (Asumsi 1 rumah

5 orang )

Pembagian Rumah Kebutuhan Listrik berdasarkan tipe Rumah Total

Kebutuhan Besar (1)

Sedang (3)

Kecil (6)

Besar (2200 va) Sedang

(1300 va) Kecil (900 va)

Grogol 115,562 23,112 2,311 6,934 13,867 5,084,712 9,013,808 12,480,657 26,579,177

Baki 58,194 11,639 1,164 3,492 6,983 2,560,522 4,539,107 6,284,918 13,384,547

Gatak 53,680 10,736 1,074 3,221 6,442 2,361,919 4,187,038 5,797,438 12,346,395

Kartasura 101,405 20,281 2,028 6,084 12,169 4,461,818 7,909,587 10,951,736 23,323,141

Jumlah 901,289 180,258 15,998 54,077 108,155 39,656,733 70,300,572 97,339,254 207,296,559

2025

Weru 69,258 13,852 1,385 4,155 8,311 3,047,332 5,402,089 7,479,815 15,929,236

Bulu 51,756 10,351 1,035 3,105 6,211 2,277,253 4,036,948 5,589,621 11,903,822

Tawangsari 61,889 12,378 1,238 3,713 7,427 2,723,137 4,827,379 6,684,064 14,234,580

Sukoharjo 93,253 18,651 1,865 5,595 11,190 4,103,151 7,273,767 10,071,370 21,448,289

Nguter 66,604 13,321 1,332 3,996 7,992 2,930,574 5,195,109 7,193,228 15,318,911

Bendosari 72,236 14,447 1,445 4,334 8,668 3,178,378 5,634,397 7,801,472 16,614,247

Polokarto 79,045 15,809 1,581 4,743 9,485 3,477,987 6,165,522 8,536,877 18,180,387

Mojolaban 90,311 18,062 1,806 5,419 10,837 3,973,663 7,044,222 9,753,538 20,771,423

Grogol 121,643 24,329 2,433 7,299 14,597 5,352,295 9,488,159 13,137,451 27,977,904

Baki 60,773 12,155 1,215 3,646 7,293 2,673,995 4,740,263 6,563,441 13,977,699

Gatak 56,195 11,239 1,124 3,372 6,743 2,472,577 4,383,205 6,069,053 12,924,835

Kartasura 106,483 21,297 2,130 6,389 12,778 4,685,250 8,305,670 11,500,159 24,491,079

Jumlah 929,445 185,889 18,589 55,767 98,755 40,895,591 72,496,730 100,380,088 213,772,410

2030

Weru 70,033 14,007 1,401 4,202 8,404 3,081,458 5,462,585 7,563,579 16,107,621

Bulu 51,786 10,357 1,036 3,107 6,214 2,278,569 4,039,282 5,592,852 11,910,704

Tawangsari 62,890 12,578 1,258 3,773 7,547 2,767,173 4,905,443 6,792,152 14,464,769

Sukoharjo 96,085 19,217 1,922 5,765 11,530 4,227,729 7,494,610 10,377,152 22,099,491

Nguter 67,297 13,459 1,346 4,038 8,076 2,961,061 5,249,154 7,268,059 15,478,275

Page 97: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-97

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah (Asumsi 1 rumah

5 orang )

Pembagian Rumah Kebutuhan Listrik berdasarkan tipe Rumah Total

Kebutuhan Besar (1)

Sedang (3)

Kecil (6)

Besar (2200 va) Sedang

(1300 va) Kecil (900 va)

Bendosari 73,813 14,763 1,476 4,429 8,858 3,247,788 5,757,443 7,971,844 16,977,076

Polokarto 80,531 16,106 1,611 4,832 9,664 3,543,345 6,281,385 8,697,302 18,522,031

Mojolaban 94,153 18,831 1,883 5,649 11,298 4,142,717 7,343,907 10,168,487 21,655,110

Grogol 128,045 25,609 2,561 7,683 15,365 5,633,959 9,987,472 13,828,808 29,450,238

Baki 63,466 12,693 1,269 3,808 7,616 2,792,496 4,950,334 6,854,308 14,597,138

Gatak 58,828 11,766 1,177 3,530 7,059 2,588,419 4,588,562 6,353,393 13,530,375

Kartasura 111,815 22,363 2,236 6,709 13,418 4,919,870 8,721,588 12,076,045 25,717,503

Jumlah 958,741 191,748 19,175 50,816 115,049 42,184,585 74,781,764 103,543,982 220,510,331

2035

Weru 70,817 14,163 1,416 4,249 8,498 3,115,966 5,523,758 7,648,280 16,288,004

Bulu 51,816 10,363 1,036 3,109 6,218 2,279,887 4,041,618 5,596,086 11,917,590

Tawangsari 63,907 12,781 1,278 3,834 7,669 2,811,922 4,984,770 6,901,989 14,698,681

Sukoharjo 99,002 19,800 1,980 5,940 11,880 4,356,089 7,722,158 10,692,218 22,770,465

Nguter 67,997 13,599 1,360 4,080 8,160 2,991,865 5,303,761 7,343,670 15,639,296

Bendosari 75,425 15,085 1,509 4,526 9,051 3,318,715 5,883,177 8,145,937 17,347,828

Polokarto 82,044 16,409 1,641 4,923 9,845 3,609,931 6,399,424 8,860,741 18,870,096

Mojolaban 98,158 19,632 1,963 5,889 11,779 4,318,962 7,656,342 10,601,089 22,576,393

Grogol 134,783 26,957 2,696 8,087 16,174 5,930,445 10,513,062 14,556,547 31,000,054

Baki 66,278 13,256 1,326 3,977 7,953 2,916,249 5,169,714 7,158,065 15,244,028

Gatak 61,584 12,317 1,232 3,695 7,390 2,709,689 4,803,540 6,651,055 14,164,285

Kartasura 117,415 23,483 2,348 7,045 14,090 5,166,239 9,158,333 12,680,769 27,005,341

Jumlah 989,226 197,845 19,785 59,354 118,707 43,525,960 77,159,656 106,836,447 227,522,062

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 98: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-98

Tabel IV.58 Proyeksi Rumah Yang Terlayani Pada Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan Rumah yang terlayani Kapasitas Listrik

(5 Gardu) Keterangan

Non Domestik (0.25 % dari kebutuhan Domestik)

Besar (2200 va) Sedang (1300 va) Kecil (900 va)

2015

Weru 1,591 2,692 3,889

3,500,000 tidak

tercukupi 49,662,348

Bulu 1,591 2,692 3,889

Tawangsari 1,591 2,692 3,889

Sukoharjo 1,591 2,692 3,889

Nguter 1,591 2,692 3,889

Bendosari 1,591 2,692 3,889

Polokarto 1,591 2,692 3,889

Mojolaban 1,591 2,692 3,889

Grogol 1,591 2,692 3,889

Baki 1,591 2,692 3,889

Gatak 1,591 2,692 3,889

Kartasura 1,591 2,692 3,889

Jumlah 1,591 2,692 3,889

2020

Weru 1,591 2,692 3,889

3,500,000 tidak

tercukupi 48,911,999

Bulu 1,591 2,692 3,889

Tawangsari 1,591 2,692 3,889

Sukoharjo 1,591 2,692 3,889

Nguter 1,591 2,692 3,889

Bendosari 1,591 2,692 3,889

Polokarto 1,591 2,692 3,889

Mojolaban 1,591 2,692 3,889

Grogol 1,591 2,692 3,889

Baki 1,591 2,692 3,889

Gatak 1,591 2,692 3,889

Kartasura 1,591 2,692 3,889

Jumlah 1,591 2,692 3,889

Page 99: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-99

Tahun Kecamatan Rumah yang terlayani Kapasitas Listrik

(5 Gardu) Keterangan

Non Domestik (0.25 % dari kebutuhan Domestik)

Besar (2200 va) Sedang (1300 va) Kecil (900 va)

2025

Weru 1,591 2,692 3,889

3,500,001 tidak

tercukupi 50,267,891

Bulu 1,591 2,692 3,889

Tawangsari 1,591 2,692 3,889

Sukoharjo 1,591 2,692 3,889

Nguter 1,591 2,692 3,889

Bendosari 1,591 2,692 3,889

Polokarto 1,591 2,692 3,889

Mojolaban 1,591 2,692 3,889

Grogol 1,591 2,692 3,889

Baki 1,591 2,692 3,889

Gatak 1,591 2,692 3,889

Kartasura 1,591 2,692 3,889

Jumlah 1,591 2,692 3,889

2030

Weru 1,591 2,692 3,889

3,500,002 tidak

tercukupi 50,574,254

Bulu 1,591 2,692 3,889

Tawangsari 1,591 2,692 3,889

Sukoharjo 1,591 2,692 3,889

Nguter 1,591 2,692 3,889

Bendosari 1,591 2,692 3,889

Polokarto 1,591 2,692 3,889

Mojolaban 1,591 2,692 3,889

Grogol 1,591 2,692 3,889

Baki 1,591 2,692 3,889

Gatak 1,591 2,692 3,889

Kartasura 1,591 2,692 3,889

Jumlah 1,591 2,692 3,889

2035 Weru 1,591 2,692 3,889

3,500,003 tidak

tercukupi 50,883,039

Bulu 1,591 2,692 3,889

Page 100: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-100

Tahun Kecamatan Rumah yang terlayani Kapasitas Listrik

(5 Gardu) Keterangan

Non Domestik (0.25 % dari kebutuhan Domestik)

Besar (2200 va) Sedang (1300 va) Kecil (900 va)

Tawangsari 1,591 2,692 3,889

Sukoharjo 1,591 2,692 3,889

Nguter 1,591 2,692 3,889

Bendosari 1,591 2,692 3,889

Polokarto 1,591 2,692 3,889

Mojolaban 1,591 2,692 3,889

Grogol 1,591 2,692 3,889

Baki 1,591 2,692 3,889

Gatak 1,591 2,692 3,889

Kartasura 1,591 2,692 3,889

Jumlah 1,591 2,692 3,889 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 101: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-101

4.4.3 Analisis Kebutuhan Jaringan Persampahan

Dalam pengelolaan persampahan ini mengacu dalam beberapa landasan

yaitu antara lain:

- SNI 19-3983-1995 tentang spesifikasi timbunanan sampah,

- SK SNI 91dan SNI 19-3241-1999 tentang cara pemilihan lokasi tempat

pembuangan akhir sampah,

- Dept. Pekerjaan Umum SNI-19-2454-2002 tentang Sistem Pengelolaan

sampah.

- Pengimplikasian dari PP nomer 65 tahun2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal.

Persampahan merupakan hasil sisa atas suatu pemanfaatan dari suatu

barang yang terbagi pada 2 kategori berdasarkan dari jenis penggunaannya,

yaitu sampah domestik yang merupakan hasil sisa dari rumah tangga dan

sampah nondomestik yang berasal dari limbah atau hasil sisa penggunaan dari

industri, perkantoran dan pasar pada umumnya. Kabupaten Sukoharjo

merupakan Wilayah padat yang termasuk pada kategori kota besar dilihat dari

jumlah penduduknya, hal tersebut menjadikan produksi sampah yang dihasilkan

perharinya baik dari domestik dan nondomestik lumayan besar, sekitar 3.322.052

liter/orang/hari. Berdasarkan pada data dari tabel proyeksi sampah yang

dihasilkan tahun 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035 di Kabupaten Sukoharjo

dapat diketahui bahwa produksi sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun

cenderung naik turun volumenya. Volume sampah pada eksisting saat ini adalah

sebesar 3,788,433 liter/orang/hari, sedangkan diestimasikan pada tahun 2035

sebesar 3,444,536 liter/orang/hari. Pada saat ini, volume sampah yang

dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Sujoharjo baik itu domestic maupun

nondomestic dapat ditampung pada TPS Kontainer dan berakhir di TPA. Adapun

rumus perhitungan kebutuhan TPA yaitu

Pada kebutuhan TPA untuk 5 tahun kedepan dengan luas nya sebesar

2.8 ha setelah di proyeksikan itu TPA di butuhkan sebanyak 4 TPA di Kabupaten

Sukoharjo, tetapi lahan yang terpakai sebesar 2 ha. Dan system pengelolaan

sampahnya dengan menggunakan controlling landfill dan jarak TPA terhadap

= (1+0,3) x Luas TPA

Page 102: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-102

permukiman itu jarak terdekatnya itu 1 km , dan jarak dengan sungai itujaraknya

terdekatnya itu harus 0,5 km, dan dengan pantai jarak terdekatnya itu 60 km.

Adapun beberapa komposisi sampah yang ada di Kabupaten Sukoharjo

diantaranya:

Kertas

Kayu

Kain

Karet/kulit dan plastic

Gelas kaca

Sampah organic

Bahan batu pasir

logam

Dengan perhitungan yang telah di proyeksikan bahwa sampah yang dihasil

dari beberapa komposisi sampah tersebut produksinya itu bertambah setiap

tahun nya. Pada tahun eksisting yaitu tahun 2015 ini dari komposisi sampah

paling banyak yang dihasilkan itu yaitu sampah kertas sebanyak 2.371.938, dan

pada tahun 2035 yaitu sebanyak 2.156.624. Dan jumlah komposisi sampah yang

paling sedikit yaitu dari bahan batu dan pasir pada tahun eksisting yitu pada

tahun 2015 yaitu sebanyak 2.652, pada tahun 2035 yaitu sebanyak 2.411. Lebih

rincinya terdapat pada tabel berikut ini

Page 103: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-103

Tabel IV.59 Proyeksi Sampah Yang Dihasilkan Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah

(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)

Non-Domestik

Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)

Kebutuhan TPS

Kontainer

Kebutuhan TPA Domestik (2.5

Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60

Liter/Orang/Hari)

Perkantoran (0.75

Liter/Orang/Hari

2015

Weru 67,732 13,546 169,330 40,639 50,799 260,768 26

4

Bulu 51,696 10,339 129,240 31,018 38,772 199,029 20

Tawangsari 59,935 11,987 149,838 35,961 44,952 230,751 23

Sukoharjo 87,839 17,568 219,597 52,703 65,879 338,179 34

Nguter 65,240 13,048 163,099 39,144 48,930 251,172 25

Bendosari 69,181 13,836 172,953 41,509 51,886 266,348 27

Polokarto 76,156 15,231 190,390 45,694 57,117 293,201 29

Mojolaban 83,090 16,618 207,726 49,854 62,318 742,567 74

Grogol 109,784 21,957 274,461 65,871 82,338 422,669 42

Baki 55,724 11,145 139,310 33,435 41,793 214,538 21

Gatak 51,278 10,256 128,194 30,767 38,458 197,419 20

Kartasura 96,569 19,314 241,423 57,941 72,427 371,791 37

Jumlah 874,224 174,845 2,185,560 524,535 655,668 3,788,433 379

2020

Weru 68,491 13,698 171,226 41,094 51,368 263,689 26

4

Bulu 51,726 10,345 129,315 31,036 38,794 199,144 20

Tawangsari 60,905 12,181 152,261 36,543 45,678 234,483 23

Sukoharjo 90,506 18,101 226,264 54,303 67,879 348,446 35

Nguter 65,918 13,184 164,796 39,551 49,439 253,785 25

Page 104: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-104

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah

(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)

Non-Domestik

Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)

Kebutuhan TPS

Kontainer

Kebutuhan TPA Domestik (2.5

Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60

Liter/Orang/Hari)

Perkantoran (0.75

Liter/Orang/Hari

Bendosari 70,692 14,138 176,730 42,415 53,019 272,164 27

Polokarto 77,587 15,517 193,968 46,552 58,190 298,711 30

Mojolaban 86,625 17,325 216,563 51,975 64,969 333,507 33

Grogol 115,562 23,112 288,904 69,337 86,671 444,912 44

Baki 58,194 11,639 145,484 34,916 43,645 224,046 22

Gatak 53,680 10,736 134,200 32,208 40,260 206,668 21

Kartasura 101,405 20,281 253,512 60,843 76,054 390,409 39

Jumlah 901,289 180,258 2,253,223 540,774 675,967 3,469,964 347

2025

Weru 69,258 13,852 173,144 41,555 51,943 266,642 27

4

Bulu 51,756 10,351 129,389 31,053 38,817 199,260 20

Tawangsari 61,889 12,378 154,724 37,134 46,417 238,274 24

Sukoharjo 93,253 18,651 233,134 55,952 69,940 359,026 36

Nguter 66,604 13,321 166,510 39,962 49,953 256,425 26

Bendosari 72,236 14,447 180,590 43,342 54,177 278,108 28

Polokarto 79,045 15,809 197,613 47,427 59,284 304,324 30

Mojolaban 90,311 18,062 225,776 54,186 67,733 347,696 35

Grogol 121,643 24,329 304,108 72,986 91,232 468,326 47

Baki 60,773 12,155 151,932 36,464 45,579 233,975 23

Gatak 56,195 11,239 140,487 33,717 42,146 216,350 22

Page 105: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-105

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah

(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)

Non-Domestik

Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)

Kebutuhan TPS

Kontainer

Kebutuhan TPA Domestik (2.5

Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60

Liter/Orang/Hari)

Perkantoran (0.75

Liter/Orang/Hari

Kartasura 106,483 21,297 266,207 63,890 79,862 409,959 41

Jumlah 929,445 185,889 2,323,613 557,667 697,084 3,578,364 358

2030

Weru 70,033 14,007 175,083 42,020 52,525 269,628 27

4

Bulu 51,786 10,357 129,464 31,071 38,839 199,375 20

Tawangsari 62,890 12,578 157,226 37,734 47,168 242,128 24

Sukoharjo 96,085 19,217 240,212 57,651 72,064 369,926 37

Nguter 67,297 13,459 168,242 40,378 50,473 259,093 26

Bendosari 73,813 14,763 184,533 44,288 55,360 284,181 28

Polokarto 80,531 16,106 201,326 48,318 60,398 310,043 31

Mojolaban 94,153 18,831 235,382 56,492 70,614 362,488 36

Grogol 128,045 25,609 320,111 76,827 96,033 492,971 49

Baki 63,466 12,693 158,665 38,079 47,599 244,343 24

Gatak 58,828 11,766 147,069 35,297 44,121 226,487 23

Kartasura 111,815 22,363 279,538 67,089 83,861 430,489 43

Jumlah 958,741 191,748 2,396,851 575,244 719,055 3,691,151 369

2035

Weru 70,817 14,163 177,044 42,490 53,113 272,647 27

4 Bulu 51,816 10,363 129,539 31,089 38,862 199,490 20

Tawangsari 63,907 12,781 159,768 38,344 47,930 246,043 25

Sukoharjo 99,002 19,800 247,505 59,401 74,252 381,158 38

Page 106: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-106

Tahun Kecamatan Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Rumah

(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)

Non-Domestik

Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)

Kebutuhan TPS

Kontainer

Kebutuhan TPA Domestik (2.5

Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60

Liter/Orang/Hari)

Perkantoran (0.75

Liter/Orang/Hari

Nguter 67,997 13,599 169,992 40,798 50,998 261,788 26

Bendosari 75,425 15,085 188,563 45,255 56,569 290,388 29

Polokarto 82,044 16,409 205,110 49,226 61,533 315,869 32

Mojolaban 98,158 19,632 245,396 58,895 73,619 377,909 38

Grogol 134,783 26,957 336,957 80,870 101,087 518,914 52

Baki 66,278 13,256 165,696 39,767 49,709 255,172 26

Gatak 61,584 12,317 153,960 36,950 46,188 237,098 24

Kartasura 117,415 23,483 293,536 70,449 88,061 452,046 45

Jumlah 989,226 197,845 2,179,530 523,087 741,920 3,444,536 381

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Tabel IV.60

Page 107: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-107

Proyeksi Komposisi Sampah Pada Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan

Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)

Kertas (62.61%)

Kayu (0.15%)

Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik

(9.06%) Gelas/Kaca

(5.31%) Sampah Organik

(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)

Logam (9.12 %)

2015

Weru

163,267

391

13,299 23,626 13,847 22,270 183 24,017

Bulu

124,612

299

10,150 18,032 10,568 16,997 139 18,331

Tawangsari

144,473

346

11,768 20,906 12,253 19,706 162 21,252

Sukoharjo

211,734

507

17,247 30,639 17,957 28,880 237 31,146

Nguter

157,259

377

12,810 22,756 13,337 21,450 176 23,133

Bendosari

166,760

400

13,584 24,131 14,143 22,746 186 24,531

Polokarto

183,573

440

14,953 26,564 15,569 25,039 205 27,004

Mojolaban

464,921

1,114

37,871 67,277 39,430 63,415 520 68,390

Grogol

264,633

634

21,556 38,294 22,444 36,096 296 38,928

Baki

134,322

322

10,941 19,437 11,392 18,322 150 19,759

Gatak

123,604

296

10,068 17,886 10,483 16,860 138 18,182

Kartasura

232,778

558

18,961 33,684 19,742 31,751 260 34,242

Jumlah

2,371,938

5,683

193,210 343,232 201,166 323,532 2,652 348,915

2020

Weru

165,095

396

13,448 23,890 14,002 22,519 185 24,286

Bulu

124,684

299

10,156 18,042 10,575 17,007 139 18,341

Tawangsari

146,810

352

11,959 21,244 12,451 20,025 164 21,596

Page 108: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-108

Tahun Kecamatan

Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)

Kertas (62.61%)

Kayu (0.15%)

Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik

(9.06%) Gelas/Kaca

(5.31%) Sampah Organik

(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)

Logam (9.12 %)

Sukoharjo

218,162

523

17,771 31,569 18,503 29,757 244 32,092

Nguter

158,895

381

12,943 22,993 13,476 21,673 178 23,374

Bendosari

170,402

408

13,880 24,658 14,452 23,243 191 25,066

Polokarto

187,023

448

15,234 27,063 15,862 25,510 209 27,511

Mojolaban

208,809

500

17,009 30,216 17,709 28,481 233 30,716

Grogol

278,560

667

22,691 40,309 23,625 37,996 311 40,976

Baki

140,275

336

11,426 20,299 11,897 19,134 157 20,635

Gatak

129,395

310

10,540 18,724 10,974 17,649 145 19,034

Kartasura

244,435

586

19,911 35,371 20,731 33,341 273 35,957

Jumlah

2,172,545

5,205

176,968 314,379 184,255 296,335 2,429 319,584

2025

Weru

166,944

400

13,599 24,158 14,159 22,771 187 24,558

Bulu

124,756

299

10,162 18,053 10,581 17,017 139 18,352

Tawangsari

149,184

357

12,152 21,588 12,652 20,349 167 21,945

Sukoharjo

224,786

539

18,310 32,528 19,064 30,661 251 33,066

Nguter

160,548

385

13,078 23,232 13,616 21,899 179 23,617

Bendosari

174,123

417

14,184 25,197 14,768 23,750 195 25,614

Polokarto

190,537

456

15,521 27,572 16,160 25,989 213 28,028

Page 109: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-109

Tahun Kecamatan

Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)

Kertas (62.61%)

Kayu (0.15%)

Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik

(9.06%) Gelas/Kaca

(5.31%) Sampah Organik

(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)

Logam (9.12 %)

Mojolaban

217,692

522

17,732 31,501 18,463 29,693 243 32,023

Grogol

293,219

702

23,885 42,430 24,868 39,995 328 43,133

Baki

146,491

351

11,933 21,198 12,424 19,981 164 21,549

Gatak

135,457

325

11,034 19,601 11,488 18,476 151 19,926

Kartasura

256,676

615

20,908 37,142 21,769 35,011 287 37,757

Jumlah

2,240,414

5,368

182,497 324,200 190,011 305,592 2,505 329,567

2030

Weru

168,814

404

13,751 24,428 14,317 23,026 189 24,833

Bulu

124,829

299

10,168 18,063 10,587 17,027 140 18,362

Tawangsari

151,596

363

12,349 21,937 12,857 20,678 169 22,300

Sukoharjo

231,611

555

18,866 33,515 19,643 31,592 259 34,070

Nguter

162,218

389

13,214 23,474 13,758 22,127 181 23,862

Bendosari

177,926

426

14,493 25,747 15,090 24,269 199 26,173

Polokarto

194,118

465

15,812 28,090 16,463 26,478 217 28,555

Mojolaban

226,954

544

18,487 32,841 19,248 30,956 254 33,385

Grogol

308,649

739

25,142 44,663 26,177 42,100 345 45,403

Baki

152,983

367

12,462 22,138 12,975 20,867 171 22,504

Gatak

141,803

340

11,551 20,520 12,026 19,342 159 20,859

Page 110: KABUPATEN SUKOHARJO

Kabupaten Sukoharjo IV-110

Tahun Kecamatan

Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)

Kertas (62.61%)

Kayu (0.15%)

Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik

(9.06%) Gelas/Kaca

(5.31%) Sampah Organik

(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)

Logam (9.12 %)

Kartasura

269,529

646

21,955 39,002 22,859 36,764 301 39,648

Jumlah

2,311,030

5,537

188,249 334,418 196,000 315,224 2,584 339,955

2035

Weru

170,704

409

13,905 24,702 14,478 23,284 191 25,111

Bulu

124,901

299

10,174 18,074 10,593 17,036 140 18,373

Tawangsari

154,048

369

12,548 22,292 13,065 21,012 172 22,661

Sukoharjo

238,643

572

19,439 34,533 20,239 32,551 267 35,105

Nguter

163,906

393

13,351 23,718 13,901 22,357 183 24,111

Bendosari

181,812

436

14,810 26,309 15,420 24,799 203 26,745

Polokarto

197,766

474

16,109 28,618 16,773 26,975 221 29,092

Mojolaban

236,609

567

19,273 34,239 20,067 32,273 265 34,805

Grogol

324,892

778

26,465 47,014 27,554 44,315 363 47,792

Baki

159,763

383

13,014 23,119 13,550 21,792 179 23,501

Gatak

148,447

356

12,092 21,481 12,590 20,248 166 21,837

Kartasura

283,026

678

23,054 40,955 24,004 38,605 316 41,633

Jumlah

2,156,624

5,167

175,671 312,075 182,905 294,163 2,411 317,242

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 111: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-111

4.4.4 Analisis Kebutuhan Jaringan Irigasi

4.4.5 Analisis Kebutuhan Jaringan Air Limbah

Air limbah dibagi menjadi limbah domestik dan non domestik. Limbah

domestik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Black Water, yaitu air

limbah manusia (human waste) yang berasal dari toilet/jamban; Grey Water,

yaitu air buangan rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan

tempat cuci (sullage).

4.4.5.1 Limbah Black Water Tahun 2013

Perhitungan timbulan limbah black water, atau dapat disebut juga

dengan timbulan limbah tinja, didasari oleh banyaknya jumlah penduduk

yang ada. Menurut pedoman teknis pengelolaan air limbah domestik,

standar truk tinja, diasumsikan 1 buah truck tinja dapat menampung air

limbah yang dihasilkan dari 50000 jiwa penduduk. Berikut ini adalah hasil

perhitungan timbulan limbah black water dengan kebutuhan truknya:

Tabel IV.61 Jumlah Timbulan Limbah & Truk Tinja

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Kebutuhan

Air Bersih Domestik Kebutuhan

IPLT

2013

Weru 67,431 8,091,720 1

Bulu 51,684 6,202,080 1

Tawangsari 59,552 7,146,240 1

Sukoharjo 86,794 10,415,280 2

Nguter 64,970 7,796,400 1

Bendosari 68,586 8,230,320 1

Polokarto 75,591 9,070,920 2

Mojolaban 81,717 9,806,040 2

Grogol 107,555 12,906,600 2

Baki 54,766 6,571,920 1

Gatak 50,347 6,041,640 1

Kartasura 94,700 11,364,000 2

Jumlah 863,693 103,643,160 17 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Kebutuhan jumlah truk tinja diasumsikan bahwa 1 buah truk tinja dapat

menampung air limbah yang dihasilkan dari 50000 jiwa penduduk, maka

jumlah truk tinja yang dibutuhkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 17 buah,

merupakan total untuk seluruh kecamatan. Peningkatan jumlah penduduk

sangat mempengaruhi peningkatan timbulan limbah yang dihasilkan.

Page 112: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-112

4.4.5.2 Timbulan Limbah Black Water Tahun Perencanaan 2015-2035

Menghitung timbulan limbah tahun perencanaan sama dengan saat

menghitung timbulan limbah tahun 2013. Variabel yang mempengaruhi

timbulan limbah yang dihasilkan adalah peningkatan jumlah penduduk.

Timbulan limbah yang terus menerus meningkat mengharuskan untuk

meningkatkan sistem pengolahan dan pengelolaan limbah terpadu dan

berkelanjutan. Berikut ini adalah hasil perhitungan timbulan limbah dengan

kebutuhan truknya:

Tabel Iv.62 Jumlah Timbulan Limbah & Truk Tinja

Kabupaten Sukoharjo 2020-2035

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jumlah Kebutuhan Air Bersih Domestik

Perkiraan Volume Air

Limbah Domestik

Kebutuhan IPLT

Black Water 5%

2020

Weru 68,491 8,218,866 410,943 1

Bulu 51,726 6,207,101 310,355 1

Tawangsari 60,905 7,308,550 365,427 1

Sukoharjo 90,506 10,860,665 543,033 2

Nguter 65,918 7,910,185 395,509 1

Bendosari 70,692 8,483,046 424,152 1

Polokarto 77,587 9,310,458 465,523 2

Mojolaban 86,625 10,395,024 519,751 2

Grogol 115,562 13,867,397 693,370 2

Baki 58,194 6,983,242 349,162 1

Gatak 53,680 6,441,598 322,080 1

Kartasura 101,405 12,168,595 608,430 2

Jumlah 901,289 108,154,726 5,407,736 18

2025

Weru 69,258 8,310,906 415,545 1

Bulu 51,756 6,210,690 310,534 1

Tawangsari 61,889 7,426,737 371,337 1

Sukoharjo 93,253 11,190,411 559,521 2

Nguter 66,604 7,992,475 399,624 1

Bendosari 72,236 8,668,303 433,415 1

Polokarto 79,045 9,485,419 474,271 2

Mojolaban 90,311 10,837,264 541,863 2

Grogol 121,643 14,597,167 729,858 2

Baki 60,773 7,292,713 364,636 1

Page 113: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-113

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jumlah Kebutuhan Air Bersih Domestik

Perkiraan Volume Air

Limbah Domestik

Kebutuhan IPLT

Black Water 5%

Gatak 56,195 6,743,392 337,170 1

Kartasura 106,483 12,777,954 638,898 2

Jumlah 929,445 111,533,431 5,576,672 19

2030

Weru 70,033 8,403,976 420,199 1

Bulu 51,786 6,214,280 310,714 1

Tawangsari 62,890 7,546,836 377,342 1

Sukoharjo 96,085 11,530,169 576,508 2

Nguter 67,297 8,075,622 403,781 1

Bendosari 73,813 8,857,605 442,880 1

Polokarto 80,531 9,663,669 483,183 2

Mojolaban 94,153 11,298,318 564,916 2

Grogol 128,045 15,365,342 768,267 3

Baki 63,466 7,615,898 380,795 1

Gatak 58,828 7,059,326 352,966 1

Kartasura 111,815 13,417,827 670,891 2

Jumlah 958,741 115,048,868 5,752,443 19

2035

Weru 70,817 8,498,089 424,904 1

Bulu 51,816 6,217,873 310,894 1

Tawangsari 63,907 7,668,877 383,444 1

Sukoharjo 99,002 11,880,243 594,012 2

Nguter 67,997 8,159,633 407,982 1

Bendosari 75,425 9,051,041 452,552 2

Polokarto 82,044 9,845,268 492,263 2

Mojolaban 98,158 11,778,988 588,949 2

Grogol 134,783 16,173,941 808,697 3

Baki 66,278 7,953,406 397,670 1

Gatak 61,584 7,390,061 369,503 1

Kartasura 117,415 14,089,743 704,487 2

Jumlah 989,226 118,707,163 5,935,358 20

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Pada tahun 2020 jumlah truk tinja yang dibutuhkan sebanyak 18

buah, meningkat sebanyak 1 buah dari tahun 2013 yang hanya

membutuhkan sebanyak 17 buah.

Page 114: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-114

Pada tahun 2025-2030 jumlah truk tinja yang dibutuhkan meningkat

lagi dari 5 tahun sebelumnya sebanyak 1 buah sehingga total yang

dibutuhkan menjadi 19 buah truk tinja.

Pada tahun 2035 jumlah truk tinja yang dibutuhkan juga mengalami

peningkatan, sehingga membutuhkan 20 truk tinja. Penambahan jumlah

kebutuhan truk tinja berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk.

4.4.5.3 Timbulan Limbah Grey Water Tahun Perencanaan (2020-2035)

Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi untuk perhitungan

timbulan limbah grey water, pengolahan air limbah domestik dilakukan

melalui sistem pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) yaitu

pembuangan air limbah yang dilakukan secara individual pada tahun 2013.

Berikut ini adalah hasil perhitungan mengenai limbah grey water di

Kabupaten Sukoharjo tahun 2020 -2035:

Tabel IV.63 Timbulan Limbah Grey Water

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2035

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Kebutuhan Air

Bersih Domestik Perkiraan Volume Air Limbah Grey Water

2020

Weru 68,491 8,218,866 6,164,149

Bulu 51,726 6,207,101 4,655,326

Tawangsari 60,905 7,308,550 5,481,412

Sukoharjo 90,506 10,860,665 8,145,499

Nguter 65,918 7,910,185 5,932,639

Bendosari 70,692 8,483,046 6,362,285

Polokarto 77,587 9,310,458 6,982,843

Mojolaban 86,625 10,395,024 7,796,268

Grogol 115,562 13,867,397 10,400,548

Baki 58,194 6,983,242 5,237,431

Gatak 53,680 6,441,598 4,831,198

Kartasura 101,405 12,168,595 9,126,447

Jumlah 901,289 108,154,726 81,116,045

2025

Weru 69,258 8,310,906 6,233,179

Bulu 51,756 6,210,690 4,658,017

Tawangsari 61,889 7,426,737 5,570,053

Sukoharjo 93,253 11,190,411 8,392,809

Nguter 66,604 7,992,475 5,994,356

Bendosari 72,236 8,668,303 6,501,227

Polokarto 79,045 9,485,419 7,114,064

Page 115: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-115

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Kebutuhan Air

Bersih Domestik Perkiraan Volume Air Limbah Grey Water

Mojolaban 90,311 10,837,264 8,127,948

Grogol 121,643 14,597,167 10,947,875

Baki 60,773 7,292,713 5,469,535

Gatak 56,195 6,743,392 5,057,544

Kartasura 106,483 12,777,954 9,583,466

Jumlah 929,445 111,533,431 83,650,073

2030

Weru 70,033 8,403,976 6,302,982

Bulu 51,786 6,214,280 4,660,710

Tawangsari 62,890 7,546,836 5,660,127

Sukoharjo 96,085 11,530,169 8,647,627

Nguter 67,297 8,075,622 6,056,716

Bendosari 73,813 8,857,605 6,643,204

Polokarto 80,531 9,663,669 7,247,751

Mojolaban 94,153 11,298,318 8,473,739

Grogol 128,045 15,365,342 11,524,006

Baki 63,466 7,615,898 5,711,924

Gatak 58,828 7,059,326 5,294,494

Kartasura 111,815 13,417,827 10,063,371

Jumlah 958,741 115,048,868 86,286,651

2035

Weru 70,817 8,498,089 6,373,567

Bulu 51,816 6,217,873 4,663,405

Tawangsari 63,907 7,668,877 5,751,658

Sukoharjo 99,002 11,880,243 8,910,182

Nguter 67,997 8,159,633 6,119,725

Bendosari 75,425 9,051,041 6,788,281

Polokarto 82,044 9,845,268 7,383,951

Mojolaban 98,158 11,778,988 8,834,241

Grogol 134,783 16,173,941 12,130,456

Baki 66,278 7,953,406 5,965,054

Gatak 61,584 7,390,061 5,542,546

Kartasura 117,415 14,089,743 10,567,307

Jumlah 989,226 118,707,163 89,030,372

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Pada tahun 2020 volume limbah grey water yaitu sebesar

81,116,045 liter. Pada tahun 2025 timbulan yang dihasilkan adalah

83,650,073 liter, pada tahun 2030 dan 2035 masing-masing menghasilkan

timbulan limbah sebesar 86,286,651 liter dan 89,030,372 liter. Volume yang

dihasilkan meningkat dan dipengaruhi oleh jumlah penduduk.

Page 116: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-116

£n = 0.2x

4.4.5.4 Pengelolaan Limbah

a. Pengolahan Limbah Black Water

Tinja dan urin manusia tergolong bahan organik merupakan hasil

sisa perombakkan dan penyerapan dari sistem pencernaan.

Berdasarkan kapasitas manusia dewasa rataan hasil tinja 0,20

kg/hari/jiwa (Sugiharto 1987). Sama halnya dengan limbah organik lain,

limbah manusia dapat digunakan sebagai sumberdaya yang masih

jarang diungkapkan. Nutrisi kotoran manusia tidak jauh berbeda

dibanding kotoran ternak. Kotoran manusia memiliki keunggulan dari

segi nutrisi, dimana nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) jauh lebih

rendah dari kotoran ternak (Sihombing 1988).

Tinja yang terakumulasi setiap harinya dapat dihitung dengan

mengkalikan jumlah penghuni/penduduk terhadap limbah kotoran yang

dihasilkanya perhari. Menurut lokakarya agenda riset bidang pangan

dan energi Institut Pertanian Bogor.

£n = Jumlah limbah manusia yang dihasilkan perhari

X = Jumlah penghuni/ Jumlah penduduk

Tabel IV.64

Jumlah Timbulan Tinja yang dihasilkan di Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Tinja Yang

dihasilkan

2013

Weru 67,431 13,486.20

Bulu 51,684 10,336.80

Tawangsari 59,552 11,910.40

Sukoharjo 86,794 17,358.80

Nguter 64,970 12,994.00

Bendosari 68,586 13,717.20

Polokarto 75,591 15,118.20

Mojolaban 81,717 16,343.40

Grogol 107,555 21,511.00

Baki 54,766 10,953.20

Gatak 50,347 10,069.40

Kartasura 94,700 18,940.00

Jumlah 863,693 172,738.60

Page 117: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-117

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Tinja Yang

dihasilkan

2020

Weru 68,491 13,698.11

Bulu 51,726 10,345.17

Tawangsari 60,905 12,180.92

Sukoharjo 90,506 18,101.11

Nguter 65,918 13,183.64

Bendosari 70,692 14,138.41

Polokarto 77,587 15,517.43

Mojolaban 86,625 17,325.04

Grogol 115,562 23,112.33

Baki 58,194 11,638.74

Gatak 53,680 10,736.00

Kartasura 101,405 20,280.99

Jumlah 901,289 180,257.88

2025

Weru 69,258 13,851.51

Bulu 51,756 10,351.15

Tawangsari 61,889 12,377.90

Sukoharjo 93,253 18,650.69

Nguter 66,604 13,320.79

Bendosari 72,236 14,447.17

Polokarto 79,045 15,809.03

Mojolaban 90,311 18,062.11

Grogol 121,643 24,328.61

Baki 60,773 12,154.52

Gatak 56,195 11,238.99

Kartasura 106,483 21,296.59

Jumlah 929,445 185,889.05

2030

Weru 70,033 14,006.63

Bulu 51,786 10,357.13

Tawangsari 62,890 12,578.06

Sukoharjo 96,085 19,216.95

Nguter 67,297 13,459.37

Bendosari 73,813 14,762.67

Polokarto 80,531 16,106.11

Mojolaban 94,153 18,830.53

Grogol 128,045 25,608.90

Baki 63,466 12,693.16

Gatak 58,828 11,765.54

Kartasura 111,815 22,363.05

Jumlah 958,741 191,748.11

Page 118: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-118

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Tinja Yang

dihasilkan

2035

Weru 70,817 14,163.48

Bulu 51,816 10,363.12

Tawangsari 63,907 12,781.46

Sukoharjo 99,002 19,800.40

Nguter 67,997 13,599.39

Bendosari 75,425 15,085.07

Polokarto 82,044 16,408.78

Mojolaban 98,158 19,631.65

Grogol 134,783 26,956.57

Baki 66,278 13,255.68

Gatak 61,584 12,316.77

Kartasura 117,415 23,482.91

Jumlah 989,226 197,845.27

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2013 jumlah tinja yang

dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Sukoharjo yaitu 172,738.60 kg.

1. Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif

Setelah didapatkan jumlah tinja yang dihasilkan oleh manusia

perharinya maka dapat diketahui jumlah potensi biogas yang dapat

dihasilkan oleh limbah kotoran manusia. Berdasarkan sumber dari dinas

pertanian, banyaknya tinja perhari yaitu 0,25-0,4 kg dengan kandungan

bahan kering dari kotoran manusia yaitu 23% yang dapat menghasilkan

biogas sebesar 0,020-0,028 m3/kg. Untuk lebih jelas dapat dilihat

melalui perhitungan sebagai berikut:

Tabel IV.65

Hasil Pengolahan Limbah Black Water

Tahun Jumlah

Penduduk Jumlah Tinja

Yang dihasilkan

Kandungan Bahan

Kering BK (%)

Biogas yang

Dihasilkan (Kwh/hari)

2013 863,693 172,738.60 39,729.88 11,124.37

2020 901,289 180,257.88 41,459.31 11,608.61

2025 929,445 185,889.05 42,754.48 11,971.25

2030 958,741 191,748.11 44,102.07 12,348.58

2035 989,226 197,845.27 45,504.41 12,741.24 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 119: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-119

Berdasarkan perhitungan, jumlah lumpur tinja yang menghasilkan

biogas sebesar 11.127,37 Kwh/hari tahun 2013 dan berkontribusi

sampai tahun 2035 sebesar 12.741,24 Kwh/hari. Limbah biogas ini bisa

di manfaatkan untuk prasarana listrik.

b. Pengelolaan Limbah Grey Water

Perhitungan berdasarkan mutu standar effluen (hasil pengolahan

limbah cair domestik di Indonesia) dan PP No. 82 Tahun 2001, hasil

dari pengolahan limbah grey water ini 94% bisa menjadi air bersih.

Adapun hasil perhitungan pengolahan air limbah grey water yang bisa

dimanfaatkan menjadi air bersih adalah sebagai berikut.

Tabel IV.66

Hasil pengelolaan Limbah Grey Water menjadi Air Bersih

Tahun Jumlah

Penduduk Perkiraan Volume Air Limbah Grey Water

Hasil Pengolahan (liter)

2013 863,693 77,732,370 73,068,427

2020 901,289 81,116,045 76,249,081

2025 929,445 83,650,073 78,631,069

2030 958,741 86,286,651 81,109,452

2035 989,226 89,030,372 83,688,549

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Perhitungan jumlah hasil pengolahan limbah dihitung berdasarkan

asumsi efesiensi yang dibutuhkan 94% dari jumlah timbulan limbah

yang yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan dari tabel diatas, dari

timbulan limbah grey water yang dikontribusikan untuk pemanfaatan air

bersih pada tahun 2013 sebesar 73.068.427 liter/tahun dan

diproyeksikan sampai dengan 2035 dapat memberikan kontribusi

sebesar 83,688,549 liter/tahun.

4.4.6 Analisis Kebutuhan Jaringan Air Bersih

Sumber untuk pemenuhan jaringan air bersih di Kabupaten Sukoharjo

yaitu melalui PDAM dan melalui swadaya masyarakat. Kebutuhan air bersih

Kabupaten Sukoharjo dihitung untuk jangka waktu sampai 20 tahun ke depan.

Untuk menghitung kebutuhan air bersih, tidak hanya menghitung kebutuhan

penduduk atau domestiknya saja, tetapi juga menghitung kebutuhan non-

domestik (fasilitas umum, perkantoran, komersial dan industri), kebutuhan untuk

Page 120: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-120

hidran, kebutuhan untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan juga memperhitungkan

kemungkinan adanya kebocoran. Standar Kebutuhan Air Menurut Ditjen Cipta

Karya (2000) yaitu:

1. Standar kebutuhan air domestik

Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada

tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari

seperti: memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.

Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari.

Tabel IV.67 Kriteria Perencanaan Air Baku

No Uraian

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

> 1.000.000

500.000 s.d

1.000.000

100.000 s.d

500.000

20.000 s.d

100.000 < 20.000

Metro Besar Sedang Kecil Desa

1 Konsumsi Unit Smabungan Rumah (SR) [liter/orang/hari]

> 150 120 - 150 90 - 120 80 - 120

60 - 80

2 Konsumsi Unit Hidran Umum (HU) [liter/orang/hari]

20 - 40 20 - 40 20 - 40 20 - 40 20 - 40

3 Kehilangan Air (%) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 Sumber: Dirjen Cipta Karya, Tahun 2000

2. Standar kebutuhan air non domestik

Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar

keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik terdiri dari

penggunaan komersil dan industri, yaitu penggunaan air oleh badan-

badan komersil dan industri. Dan penggunaan umum, yaitu penggunaan

air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah-sekolah

dan tempat-tempat ibadah.

Tabel IV.68

Kebutuhan Air Non Domestik

No Sektor Nilai Satuan

1 Sekolah 10 Liter/murid/hari

2 Rumah sakit 200 Liter/bed/hari

3 Puskesmas 2000 Liter/unit/hari

4 Masjid 3000 Liter/unit/hari

5 Mushola 2000 Liter/unit/hari

6 Kantor 10 Liter/pegawai/hari

Page 121: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-121

No Sektor Nilai Satuan

7 Pasar 12000 12000 Liter/hektar/hari

8 Hotel 150 Liter/bed/hari

9 Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari

10 Komplek Militer 60 Liter/orang/hari

11 Kawasan industri 0,2-0,8 Liter/detik/hektar

12 Kawasan pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/hektar

Sumber: Dirjen Cipta Karya Dep PU, Tahun 1996

Perhitungan air bersih di Kabupaten Sukoharjo menggunakan standar dari

Dirjen Cipta Karya. Untuk kebutuhan penduduk (kebutuhan domestik),

diasumsikan sebesar 120 liter/orang/hari. Untuk kebutuhan non-domestik, yaitu

kebutuhan untuk fasilitas umum sebesar 15% dari kebutuhan domestik, untuk

perkantoran sebesar 5% dari kebutuhan domestik dan kebutuhan untuk

komersial sebesar 20% dari kebutuhan domestik dan untuk industri yaitu 10%

dari kebutuhan domestik. Asumsi untuk kebutuhan Hidran adalah sebesar 10%

dari kebutuhan air total (kebutuhan air domestik ditambah dengan kebutuhan air

non-domestik). Untuk kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH), asumsi adalah 5%

dari kebutuhan air total. Sedangkan untuk kemungkinan adanya kebocoran,

diasumsikan sebesar 10% dari kebutuhan air total. Ketersediaan air bersih hanya

mampu melayani sekitar 120,781 jiwa dari total jumlah penduduk 863,693.

Artinya PDAM hanya mampu melayani 14% dari target nasional untuk

pemenuhan air bersih yaitu 100%. Berikut ini adalah hasil perhitungan mengenai

kebutuhan air bersih di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013.

Page 122: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-122

Tabel IV.69 Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Kebutuhan Air

Domestik (liter)

Kebutuhan Air Non-Domestik (liter) Domestik + Non

Domestik

Hidran (liter)

RTH (liter)

Kebutuhan Rata-Rata

Harian (liter)

Kebocoran (liter) Fasilitas

Umum Kantor Komersial Industri Total

2013

Weru 67,431 8,091,720 1,213,758 404,586 1,618,344 809,172 4,045,860 12,137,580 1,213,758 606,879 13,958,217 1,213,758

Bulu 51,684 6,202,080 930,312 310,104 1,240,416 620,208 3,101,040 9,303,120 930,312 465,156 10,698,588 930,312

Tawangsari 59,552 7,146,240 1,071,936 357,312 1,429,248 714,624 3,573,120 10,719,360 1,071,936 535,968 12,327,264 1,071,936

Sukoharjo 86,794 10,415,280 1,562,292 520,764 2,083,056 1,041,528 5,207,640 15,622,920 1,562,292 781,146 17,966,358 1,562,292

Nguter 64,970 7,796,400 1,169,460 389,820 1,559,280 779,640 3,898,200 11,694,600 1,169,460 584,730 13,448,790 1,169,460

Bendosari 68,586 8,230,320 1,234,548 411,516 1,646,064 823,032 4,115,160 12,345,480 1,234,548 617,274 14,197,302 1,234,548

Polokarto 75,591 9,070,920 1,360,638 453,546 1,814,184 907,092 4,535,460 13,606,380 1,360,638 680,319 15,647,337 1,360,638

Mojolaban 81,717 9,806,040 1,470,906 490,302 1,961,208 980,604 4,903,020 14,709,060 1,470,906 735,453 16,915,419 1,470,906

Grogol 107,555 12,906,600 1,935,990 645,330 2,581,320 1,290,660 6,453,300 19,359,900 1,935,990 967,995 22,263,885 1,935,990

Baki 54,766 6,571,920 985,788 328,596 1,314,384 657,192 3,285,960 9,857,880 985,788 492,894 11,336,562 985,788

Gatak 50,347 6,041,640 906,246 302,082 1,208,328 604,164 3,020,820 9,062,460 906,246 453,123 10,421,829 906,246

Kartasura 94,700 11,364,000 1,704,600 568,200 2,272,800 1,136,400 5,682,000 17,046,000 1,704,600 852,300 19,602,900 1,704,600

Jumlah 863,693 103,643,160 15,546,474 5,182,158 20,728,632 10,364,316 51,821,580 155,464,740 15,546,474 7,773,237 178,784,451 15,546,474

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 123: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-123

Kebutuhan air bersih pada tahun 2013 mencapai 13,958,217 liter dalam

satu hari. Berdasarkan kondisi pemenuhan air bersih tahun 2013 di Kabupaten

Sukoharjo, hanya 14% kebutuhan air bersih yang terpenuhi. Maka, supply air

bersih yang diberikan PDAM untuk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 hanya

25,029,823 liter dalam satu hari. Kekurangan air bersih di Kecamatan Sukoharjo

mencapai 153,754,628 liter dalam satu hari. Untul lebih jelas dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel IV.70

Supply PDAM untuk Kabupaten Sukoharjo

Tahun Kecamatan Supply

PDAM (liter)

Kebutuhan Rata-Rata

Harian (liter) Kekurangan

2013

Weru 1,954,150.38 13,958,217 12,004,067

Bulu 1,497,802.32 10,698,588 9,200,786

Tawangsari 1,725,816.96 12,327,264 10,601,447

Sukoharjo 2,515,290.12 17,966,358 15,451,068

Nguter 1,882,830.60 13,448,790 11,565,959

Bendosari 1,987,622.28 14,197,302 12,209,680

Polokarto 2,190,627.18 15,647,337 13,456,710

Mojolaban 2,368,158.66 16,915,419 14,547,260

Grogol 3,116,943.90 22,263,885 19,146,941

Baki 1,587,118.68 11,336,562 9,749,443

Gatak 1,459,056.06 10,421,829 8,962,773

Kartasura 2,744,406.00 19,602,900 16,858,494

Jumlah 25,029,823.14 178,784,451 153,754,628

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Selain dari PDAM untuk pemenuhan air bersih yaitu melalui swadaya

masyarakat tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yaitu

berupa sumur. Adapun beberapa wilayah rawan kekurangan air bersih di

antaranya Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, Tawangsari dan Bendosari.

Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun menyebabkan pemenuhan

akan kebutuhan air bersih bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

dilakukan perhitungan kembali dengan asumsi untuk menghitung kebutuhan air

bersih rencana sama dengan asumsi menghitung kebutuhan air bersih eksisting.

Berikut ini adalah hasil perhitungan mengenai kebutuhan air bersih di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun perencanaan:

Page 124: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-124

Tabel IV.71 Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015-2020

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Kebutuhan Air

Domestik (liter)

Kebutuhan Air Non-Domestik (liter) Domestik + Non

Domestik

Hidran (liter)

RTH (liter)

Kebutuhan Rata-Rata

Harian (liter)

Kebocoran (liter) Fasilitas

Umum Kantor Komersial Industri Total

2020

Weru 68,491 8,218,866 1,232,830 410,943 1,643,773 821,887 4,109,433 12,328,299 1,232,830 616,415 14,177,544 1,232,830

Bulu 51,726 6,207,101 931,065 310,355 1,241,420 620,710 3,103,550 9,310,651 931,065 465,533 10,707,249 931,065

Tawangsari 60,905 7,308,550 1,096,282 365,427 1,461,710 730,855 3,654,275 10,962,824 1,096,282 548,141 12,607,248 1,096,282

Sukoharjo 90,506 10,860,665 1,629,100 543,033 2,172,133 1,086,067 5,430,333 16,290,998 1,629,100 814,550 18,734,648 1,629,100

Nguter 65,918 7,910,185 1,186,528 395,509 1,582,037 791,018 3,955,092 11,865,277 1,186,528 593,264 13,645,069 1,186,528

Bendosari 70,692 8,483,046 1,272,457 424,152 1,696,609 848,305 4,241,523 12,724,570 1,272,457 636,228 14,633,255 1,272,457

Polokarto 77,587 9,310,458 1,396,569 465,523 1,862,092 931,046 4,655,229 13,965,687 1,396,569 698,284 16,060,540 1,396,569

Mojolaban 86,625 10,395,024 1,559,254 519,751 2,079,005 1,039,502 5,197,512 15,592,536 1,559,254 779,627 17,931,416 1,559,254

Grogol 115,562 13,867,397 2,080,110 693,370 2,773,479 1,386,740 6,933,698 20,801,095 2,080,110 1,040,055 23,921,260 2,080,110

Baki 58,194 6,983,242 1,047,486 349,162 1,396,648 698,324 3,491,621 10,474,863 1,047,486 523,743 12,046,092 1,047,486

Gatak 53,680 6,441,598 966,240 322,080 1,288,320 644,160 3,220,799 9,662,396 966,240 483,120 11,111,756 966,240

Kartasura 101,405 12,168,595 1,825,289 608,430 2,433,719 1,216,860 6,084,298 18,252,893 1,825,289 912,645 20,990,827 1,825,289

Jumlah 901,289 108,154,726 16,223,209 5,407,736 21,630,945 10,815,473 54,077,363 162,232,089 16,223,209 8,111,604 186,566,903 16,223,209

2025

Weru 69,258 8,310,906 1,246,636 415,545 1,662,181 831,091 4,155,453 12,466,359 1,246,636 623,318 14,336,312 1,246,636

Bulu 51,756 6,210,690 931,603 310,534 1,242,138 621,069 3,105,345 9,316,034 931,603 465,802 10,713,439 931,603

Tawangsari 61,889 7,426,737 1,114,011 371,337 1,485,347 742,674 3,713,369 11,140,106 1,114,011 557,005 12,811,122 1,114,011

Sukoharjo 93,253 11,190,411 1,678,562 559,521 2,238,082 1,119,041 5,595,206 16,785,617 1,678,562 839,281 19,303,460 1,678,562

Nguter 66,604 7,992,475 1,198,871 399,624 1,598,495 799,248 3,996,238 11,988,713 1,198,871 599,436 13,787,020 1,198,871

Bendosari 72,236 8,668,303 1,300,245 433,415 1,733,661 866,830 4,334,151 13,002,454 1,300,245 650,123 14,952,822 1,300,245

Polokarto 79,045 9,485,419 1,422,813 474,271 1,897,084 948,542 4,742,710 14,228,129 1,422,813 711,406 16,362,348 1,422,813

Mojolaban 90,311 10,837,264 1,625,590 541,863 2,167,453 1,083,726 5,418,632 16,255,896 1,625,590 812,795 18,694,280 1,625,590

Grogol 121,643 14,597,167 2,189,575 729,858 2,919,433 1,459,717 7,298,584 21,895,751 2,189,575 1,094,788 25,180,114 2,189,575

Baki 60,773 7,292,713 1,093,907 364,636 1,458,543 729,271 3,646,356 10,939,069 1,093,907 546,953 12,579,929 1,093,907

Gatak 56,195 6,743,392 1,011,509 337,170 1,348,678 674,339 3,371,696 10,115,088 1,011,509 505,754 11,632,351 1,011,509

Kartasura 106,483 12,777,954 1,916,693 638,898 2,555,591 1,277,795 6,388,977 19,166,931 1,916,693 958,347 22,041,971 1,916,693

Jumlah 929,445 111,533,431 16,730,015 5,576,672 22,306,686 11,153,343 55,766,716 167,300,147 16,730,015 8,365,007 192,395,169 16,730,015

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 125: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-125

Lanjutan…

Tahun Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Kebutuhan Air

Domestik (liter)

Kebutuhan Air Non-Domestik (liter) Domestik +

Non Domestik

Hidran (liter)

RTH (liter)

Kebutuhan Rata-Rata

Harian (liter)

Kebocoran (liter) Fasilitas

Umum Kantor Komersial Industri Total

2030

Weru 70,033 8,403,976 1,260,596 420,199 1,680,795 840,398 4,201,988 12,605,964 1,260,596 630,298 14,496,859 1,260,596

Bulu 51,786 6,214,280 932,142 310,714 1,242,856 621,428 3,107,140 9,321,420 932,142 466,071 10,719,634 932,142

Tawangsari 62,890 7,546,836 1,132,025 377,342 1,509,367 754,684 3,773,418 11,320,254 1,132,025 566,013 13,018,292 1,132,025

Sukoharjo 96,085 11,530,169 1,729,525 576,508 2,306,034 1,153,017 5,765,085 17,295,254 1,729,525 864,763 19,889,542 1,729,525

Nguter 67,297 8,075,622 1,211,343 403,781 1,615,124 807,562 4,037,811 12,113,432 1,211,343 605,672 13,930,447 1,211,343

Bendosari 73,813 8,857,605 1,328,641 442,880 1,771,521 885,760 4,428,802 13,286,407 1,328,641 664,320 15,279,368 1,328,641

Polokarto 80,531 9,663,669 1,449,550 483,183 1,932,734 966,367 4,831,834 14,495,503 1,449,550 724,775 16,669,828 1,449,550

Mojolaban 94,153 11,298,318 1,694,748 564,916 2,259,664 1,129,832 5,649,159 16,947,478 1,694,748 847,374 19,489,599 1,694,748

Grogol 128,045 15,365,342 2,304,801 768,267 3,073,068 1,536,534 7,682,671 23,048,013 2,304,801 1,152,401 26,505,215 2,304,801

Baki 63,466 7,615,898 1,142,385 380,795 1,523,180 761,590 3,807,949 11,423,847 1,142,385 571,192 13,137,424 1,142,385

Gatak 58,828 7,059,326 1,058,899 352,966 1,411,865 705,933 3,529,663 10,588,989 1,058,899 529,449 12,177,337 1,058,899

Kartasura 111,815 13,417,827 2,012,674 670,891 2,683,565 1,341,783 6,708,914 20,126,741 2,012,674 1,006,337 23,145,752 2,012,674

Jumlah 958,741 115,048,868 17,257,330 5,752,443 23,009,774 11,504,887 57,524,434 172,573,303 17,257,330 8,628,665 198,459,298 17,257,330

2035

Weru 70,817 8,498,089 1,274,713 424,904 1,699,618 849,809 4,249,045 12,747,134 1,274,713 637,357 14,659,204 1,274,713

Bulu 51,816 6,217,873 932,681 310,894 1,243,575 621,787 3,108,937 9,326,810 932,681 466,340 10,725,831 932,681

Tawangsari 63,907 7,668,877 1,150,332 383,444 1,533,775 766,888 3,834,439 11,503,316 1,150,332 575,166 13,228,813 1,150,332

Sukoharjo 99,002 11,880,243 1,782,036 594,012 2,376,049 1,188,024 5,940,121 17,820,364 1,782,036 891,018 20,493,419 1,782,036

Nguter 67,997 8,159,633 1,223,945 407,982 1,631,927 815,963 4,079,816 12,239,449 1,223,945 611,972 14,075,367 1,223,945

Bendosari 75,425 9,051,041 1,357,656 452,552 1,810,208 905,104 4,525,520 13,576,561 1,357,656 678,828 15,613,046 1,357,656

Polokarto 82,044 9,845,268 1,476,790 492,263 1,969,054 984,527 4,922,634 14,767,901 1,476,790 738,395 16,983,087 1,476,790

Mojolaban 98,158 11,778,988 1,766,848 588,949 2,355,798 1,177,899 5,889,494 17,668,482 1,766,848 883,424 20,318,754 1,766,848

Grogol 134,783 16,173,941 2,426,091 808,697 3,234,788 1,617,394 8,086,971 24,260,912 2,426,091 1,213,046 27,900,049 2,426,091

Baki 66,278 7,953,406 1,193,011 397,670 1,590,681 795,341 3,976,703 11,930,108 1,193,011 596,505 13,719,625 1,193,011

Gatak 61,584 7,390,061 1,108,509 369,503 1,478,012 739,006 3,695,031 11,085,092 1,108,509 554,255 12,747,856 1,108,509

Kartasura 117,415 14,089,743 2,113,461 704,487 2,817,949 1,408,974 7,044,872 21,134,615 2,113,461 1,056,731 24,304,807 2,113,461

Jumlah 989,226 118,707,163 17,806,074 5,935,358 23,741,433 11,870,716 59,353,581 178,060,744 17,806,074 8,903,037 204,769,856 17,806,074

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Page 126: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-126

Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015

Gambar 4.1 Grafik Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Sukoharjo

Setiap tahun kebutuhan air bersih terus meningkat, tetapi berdasarkan

rencana yang dilakukan terhadap Kabupaten Sukoharjo pemenuhan kebutuhan

akan air bersih tetap 60% sampai dengan tahun 2035.

Pada tahun 2020 kebutuhan air bersih mencapai 186.566.903 liter per

harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar 26.119.366 liter

per harinya. Kekurangan pada tahun 2020 mencapai 160.447.536 liter.

Pada tahun 2025 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 192.395.169

liter per harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar

26.935.324 liter per harinya. Kekurangan pada tahun 2025 mencapai

165.456.485 liter per harinya.

Pada tahun 2030 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 198.459.298

liter per harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar

27.784.302 liter per harinya. Kekurangan pada tahun 2030 mencapai

170.674,996 liter per harinya.

Pada tahun 2035 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 204.769.856

liter per harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar

28.667.780 liter per harinya. Kekurangan pada tahun 2035 mencapai

176.102.076 liter per harinya.

Page 127: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-127

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya mengenai air

bersih, pemenuhan kebutuhan air bersih sebesar 60% termasuk pelayanan air

bersih yang baik, sedangkan supply yang diberikan oleh PDAM belum bisa

memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo akan air bersih.

Pengelolaan air bersih dilakukan untuk menutupi kekurangan air bersih

yang mencapai 48% dari kebutuhan air bersih. Salah satu solusi untuk dapat

bertahan dalam keadaan tersebut adalah dengan mulai melakukan pengelolaan

dengan menggunakan konsep sustainable. Salah satu cara yang efektif untuk

persoalan air bersih adalah dengan mengolah air yang telah digunakan atau

disebut juga dengan air limbah rumah tangga dan memanfaatkan air hujan.

4.4.7 Analisis Kebutuhan Jaringan Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai

sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen

penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).

Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini adalah untuk mengeringkan

daerah genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah, menurunkan

permukaan air tanah pada tingkat yang ideal, mengendalikan erosi tanah,

kerusakan jalan dan bangunan yang ada, mengendalikan air hujan yang

berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir. Sedangkan yang terjadi di

Kabupaten Sukoharjo kondisi jaringan drainasenya belum berfungsi dengan baik

karena terdapat beberapa daerah yang banjir dan adanya genangan air ketika

hari hujan, sedangkan untuk pengelolaannya belum dilakukan, maka perlu

dilakukan analisis ketersediaan drainase dan cara pengelolaannya.

Fungsi mengetahui curah hujan di Kabupaten Sukoharjo adalah untuk

memberikan informasi debit aliran air atau besaran air yang mengalir, maka

dengan mengetahui curah hujan dan debit aliran akan mempermudah dalam

pembangunan dan pengelolaannya yang berkait degan air seperti drainase dan

air bersih. Besarnya intensitas curah hujan dihitung dengan persamaan berikut

(Ziliwu (2002) dalam Purnamasari (2011)):

𝐈 = 𝐂𝐇/𝐭

Page 128: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-128

Keterangan:

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

CH = Curah hujan harian (mm)

T = Durasi curah hujan (menit)

4.5 Analisis Prasarana Jalan

4.5.1 Analisis Karakteristik Jalan Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo memiliki jaringan transportasi jalan keseluruhan

mencapai 436.263 kilometer. Jaringan jalan yang dianalisis ini memiliki

karakteristik jalan yaitu panjang dan lebar jalan serta fungsi jalan menurut

kelasnya, analisis ini dilakukan untuk mengtahui apakah ruas jalan dikabupaten

sukoharjo ini sudah memenuhi standar perencanaan geometric bina marga atau

belum dilihat dari lebar jalan dan fungsi jalan yang ada dikabupaten sukoharjo.

Berikut ini, adalah tabel Karakteristik jalan di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.72 Karakteristik jalan Kabupaten Sukoharjo tahun 2009

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

1 Mulur-Bancakan 9723 5,00 Arteri Primer IIIC 8 Belum Memenuhi

2 Weru-Tegalsari 4085 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

3 Pajang-Parngtejo 5590 6,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

4 Pabelan-Gonilan 1835 6,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

5 Stasiun Gawok-Sraten 3850 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

6 Blimbing-Makamhaji 5740 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

7 Ngemplak-Kartasura 2240 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

8 Baki-Pajang 4270 5,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

9 Bekonang-Mojo 4280 4,50 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

10 Wirun-Palur 4200 5,40 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

11 Kemasan-Bulu 6983 3,40 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

12 Dalang-Majesto 5420 5,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

13 Ngreco-Karangwuni 3603 3,10 Kolektor Primer IIIB 7 Belum Memenuhi

14 Tengklik-Jarum 1800 5,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

15 Tegalsari-Karang Tengah 2614 3,20 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

16 Tegalsari-Grogol 2249 3,60 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

17 Tawangsari-Pojok 2630 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

18 Kemasan-Bulu 6983 3,40 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

Page 129: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-129

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

19 Langkap-Sanggang 5520 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

20 Bulu-Pangkah 4440 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

21 Bulu-Lengking 5220 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

22 Pondok-Parangwojo 1430 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

23 Sonorejo-Sidowarno 1590 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

24 Kriwen-Pojok 4300 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

25 Songgorunggi-Malangsari 9700 4,70 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

26 Ambilambil-Kedungwinong 1170 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

27 Ambil Ambil-Tanjung 4830 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

28 Gupit-Serut 4700 4,40 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

29 Juron-Cabean 970 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

30 Mulur-Sidan 9400 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

31 Sukoharjo-Mulur 2740 9,00 Kolektor Primer IIIC 7 Sudah Memenuhi

32 Mulur-Cabean 7900 4,20 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

33 Sugihan-Paluhombo 8880 2,80 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

34 Gentan-Beledu 4380 5,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

35 Bulakrejo-Gentan 3780 5,51 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

36 Jombor-Ngemul 2430 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

37 Dompilan-Cendono 2950 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

38 Ngadirejo-Klampisrejo 535 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

39 Glondongan-Tugu 6700 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

40 Bekonang-Kayuapak 4280 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

41 Bakalan-Godok 2640 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

42 Telukan-Ngombakan 5950 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

43 Plumbon-Beton 2300 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

44 Sidan-Triyangan 4580 3,40 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

45 Tegalmade-Plumbon 3550 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

46 Telukan-Cuplik 7500 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

47 Langenharjo-Pondok 5548 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

48 Pondok-Ngrombo 7976 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

49 Bahu-Dlopo 2590 5,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

50 Bacem-Tanjunganom 5890 5,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

51 Tanjunganom-Daleman 6940 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

52 Kaliwingko-Kwarsan 1735 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

53 Grogol-Gedangan 2082 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

54 Tanjunganom-Manang 385 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

55 Kepuh-Pondok 3410 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

56 Bakipandeyan-Jati 3510 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

Page 130: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-130

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

57 Bok Polisi-Blimbing 4840 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

58 Manang-Mayang 2715 3,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

59 Ngabeyan-Mangkuyuban 1420 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

60 Carikan-Blukan 6170 5,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

61 Ngaglik-Sonorejo 3800 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

62 Sukoharjo-Pondok 2685 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

63 Calen-Sonorejo 4800 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

64 Sukoharjo-Pondok 2685 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

65 Calen-Sonorejo 4800 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

66 Krajan-Gudang Dolog 2216 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

67 Bledu-Bulakrejo 2250 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

68 Begajah-Mandan 3140 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

69 Mandan-Bedingin 4250 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

70 Mandan-Tanjung 1756 3,70 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

71 Gawanan-Klasmen 3185 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

72 Ngaglik-Sidorejo 678 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

73 Puhgogor-Cabean 780 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi

74 Jl. Kasuari 530 6,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

75 Jl. Cendrawasih 300 7,50 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

76 Jl. Merak 300 8,80 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

77 Jl. Merpati Raya 750 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

78 Jl. Gelatik 280 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

79 Jl. Merak 1 130 5,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

80 Jl. Gelatik Raya 180 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

81 Jl. Kutilang 350 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

82 Jl. Anggrek Raya 580 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

83 Jl. Plamboyan 180 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

84 Jl. Nusa Indah 500 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

85 Jl. Melati Raya 350 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

86 Jl. Sakura 400 7,40 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

87 Jl. Mawar Raya 300 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

88 Jl. Seroja 450 4,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

89 Jl. Kanguru 250 8,80 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

90 Jl. Kanguru Ii 250 8,40 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

91 Jl. Panda 450 4,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

92 Jl.Beruang 450 6,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

93 Jl. Kelinci 450 6,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

94 Jl. Adi Sumarno 1300 13,40 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

Page 131: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-131

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

95 Kranggan-Jagalan 252 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

96 Tegalan-Mangkuyudan 3500 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

97 Gembongan-Jagalan 900 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

98 Jagalan-Pondok 1200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

99 Assalam JL. Rajawali 1250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

100 Mendungan-Pondok Assalam 1200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

101 Gumpang-Mayang 1400 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

102 Brontowiryan-Indronation 1100 6,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

103 Windan-Nggandekan 1600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

104 Pabelan-Windan 925 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

105 Kabalan-Soditan 1200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

106 Terminal-Mangkuyudan 1000 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

107 Jl. Benowo 1300 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

108 Titisan-Tegalan 820 2,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

109 Jl. Purboyo 1250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

110 Jl. Wirakarta 1300 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

111 Pabelan-Gumpang 583 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

112 Jl. Kontesa 519 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

113 Jl. Pkk 263 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

114 Ngabean-Singopuran 985 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

115 Jl. Tiga Negeri 820 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

116 Mendungan-Jagalan 2576 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

117 Candibaru-Gajahan 997 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

118 Jl. Merak 677 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

119 Jl. Kyai Mawardi 520 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

120 Jl. Abu Tholib 562 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

121 Jl. Tentremiga Negeri 200 2,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

122 Jl. Calen 347 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

123 Jl. Calen Ii 438 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

124 Jl. Calen Iii 556 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

125 Jl. Sumatra 130 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

126 Jl. Irian 100 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

127 Jl. Jawa 220 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

128 Jl. Bali 120 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

129 Jl. Sumba 200 4,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

130 Jl.Madura 120 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

131 Jl. Sulawesi 340 3,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

332 Jl. Kalimantan 400 4,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

Page 132: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-132

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

133 Jl. Timor 200 4,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

134 Jl. Lombok 240 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

135 Jl. Prof.Dr Supomo 502 5,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

136 Jl. Flores 200 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

137 Jl. Seram 190 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

138 Jl. Nias 200 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

139 Jl. Bawean 290 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

140 Jl. Mayor Sunaryo 628 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

141 Jl. Lawu 490 2,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

142 Jl. Pasar 143 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

143 Jl. Pasar 208 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

144 Jl. Lettu Ismail 759 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

145 Jl. Pemuda 830 8,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

146 Jl. Pemuda I 450 5,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

147 Jl. Semeru 210 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

148 Jl.Krakatau 193 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

149 Jl. Agung 288 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

150 Jl. Ki Hajar 430 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

151 Jl. Harsodiningrat 430 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

152 Jl. Kartini 414 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

153 Jl. Merapi 426 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

154 Assalam JL. Rajawali 520 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

155 Jl. Projosanto 210 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

156 Jl. Veteran 489 1500 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

157 Jl.Gawan Ii 200 2,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

158 Jl. Gawan I 120 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

159 Jl. Musi 270 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

160 Jl. Taman Siswa I 190 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

161 Jl. Taman Siswa Ii 190 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

162 Jl. Brantas 500 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

163 Jl. Kijilan I 150 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

164 Jl. Kijilan Ii 150 3,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

165 Jl. Bengawan Solo 900 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

166 Jl. Mangun Negoro 640 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

167 Jl. Citarum 640 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

168 Jl. Barito 150 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

169 Jl. Karyono 140 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

170 Jl. Serayu 260 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

Page 133: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-133

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

171 Jl.Kapuas 250 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

172 Jl. Kenanga 640 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

173 Jl. Regulo 260 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

174 Jl. Cempaka 390 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

175 Jl. Anggrek 259 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

176 Jl. Seruni 110 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

177 Jl. Kantil 600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

178 Jl. Melati 536 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

179 Jl. Mawar Raya 350 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

180 Jl. Wijaya Kusuma 382 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

181 Jl. Teratai 800 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

182 Jl. Brigjen Katamso 2172 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

183 Jl. Bakung 130 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

184 Jl. Menur 320 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

185 Jl. Pudak 320 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

186 Jl. Mayang 320 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

187 Jl. Bangah 320 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

188 Jl. Dahlia 335 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

189 Jl. Karuk 310 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

190 Jl.Nusa Indah 300 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

191 Jl. Manggar 300 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

192 Jl. Letjend Sudjono 880 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

193 Jl. Tentara Pelajar 1640 5,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

194 Jl. Bregulo 120 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

195 Jl. Tentara Pelajar 200 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

196 Jl. Bregulo 120 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

197 Jl. Abiyoso 200 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

198 Jl. Ismoyo 200 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

199 Jl. Wiratsongko 550 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

200 Jl. Pandu 240 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

201 Jl. Noyorono 100 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

202 Jl. Bismo 100 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

203 Jl. Bima 400 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

204 Jl. Puntodewo 270 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

205 Jl. Basudewo 150 4,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

206 Jl. Kresno 400 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

207 Jl. Seta 550 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

208 Jl. Srikandi 280 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

Page 134: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-134

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

209 Jl. Nakulo 330 3,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

210 Jl. Kokrosono 280 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

211 Jl. Larasati 130 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

212 Jl. Kunti 400 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

213 Jl. Untari 120 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

214 Jl. Sadewo 400 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

215 Jl. Harjuno 130 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

216 Jl. Brotojoyo 130 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

217 Jl. R.A.Serang 500 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

218 Jl. Gurami 150 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

219 Jl. Baratu Samiran 450 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

220 Jl. Mujair 500 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

221 Jl. Lumba-Lumba 400 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

222 Jl. Tombro 140 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

223 Jl. Sili 140 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

224 Jl. Kakap 350 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

225 Jl. Pahlawan 2460 7,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

226 Jl. Dr. Muwardi 800 9,00 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

227 Jl. Delima 300 2,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

228 Jl. Gringsing 2000 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

229 Jl. Tawes 300 7,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

230 Jl. Tanto Pranoto 380 9,00 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

231 Jl. Nangka 550 2,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

232 Jl. Durian 500 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

233 Jl. Nanas 550 5,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

234 Jl. Durian 1190 5,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

235 Jl. Nanas 550 5,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

236 Jl. Dr. Sutomo 1190 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

237 Jl. Pepaya 250 5,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

238 Jl. Mangga 250 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

239 Jl. Pisang 250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

240 Jl. Jambu 250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

241 Jl. Jeruk 250 2,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

242 Jl. Kawung 850 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

243 Jl. R.Suwarno 900 4,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

244 Jl. Parang Kusumo 30 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

245 Jl. Sidomulyo 480 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

246 Jl. Truntum 370 1,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

Page 135: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-135

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

247 Jl. Bledak 480 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

248 Jl. Lereng 220 2,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

249 Jl. Sidoluhur 380 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

250 Jl. Sidomukti 300 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

251 Jl. G.Slamet 950 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

252 Jl. G.Galunggung 590 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

253 Jl. Kapten Patimura 550 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

254 Jl. Wandyo Pranoto 785 7,00 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi

255 Jl. H.Agus Salim 800 5,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

256 Jl. P.Diponegoro 1130 5,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

257 Jl. Rajawali 2200 5,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

258 Jl. Glatik 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

259 Jl. Kasuari 130 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

260 Jl. Merpat 300 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

261 Jl. Prenjak 580 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

262 Jl. Kutilang 330 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

263 Jl. Perkutut 200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

264 Jl. Manyar 533 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

265 Jl. Sriti 340 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

266 Jl. Nuri 533 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

267 Jl. Miwis 340 2,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

268 Jl. Parkit 220 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

269 Jl. Merak 600 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

270 Jl. Cendrawasih 300 2,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

271 Jl. Kepodang 130 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

272 Jl. Kacer 100 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

273 Jl. Tetengket 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

274 Jl. Pentet 380 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

275 Jl. Beo 340 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

276 Jl. Camar 190 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

277 Jl. Jalak 760 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

278 Jl. Puyuh 430 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

279 Jl. Derkulu 460 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

280 Jl. Bangau 190 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

281 Jl. Elang 480 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

282 Jl. Srigunting 830 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

283 Jl. Blekok 630 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

284 Jl. Walet 260 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

Page 136: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-136

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

285 Jl. Kalkun 640 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

286 Jl. Emprit 1 150 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

287 Jl. Emprit 2 150 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

288 Jl. Madu 290 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

289 Jl. Murai 790 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

290 Jl. Srikatan 450 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

291 Jl. Belibis 230 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

292 Jl. G Gede 240 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

293 Jl. G Batur 220 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

294 Jl. G Bromo 120 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

295 Jl. Sawo 310 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

296 Jl. G Wilis 200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

297 Jl. Kelud 230 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

298 Jl. G. Kerinci 160 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

299 Jl. G Sumbing 140 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

300 Jl. G Rinjani 170 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

301 Jl. Kawi 180 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

302 Jl. Muria 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

303 Jl. Blimbing 260 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

304 Jl. Jeruk 210 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

305 Jl. Alpukat 180 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

306 Jl. Pokakan I 230 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

307 Jl. Pokakan Ii 210 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

308 Jl. Pokakan Iii 200 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

309 Jl. Celengan I 300 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

310 Jl. Celengan Ii 390 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

311 Jl. Celengan Iii 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

312 Jl. Laos 290 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

313 Jl. Kunir 600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

314 Jl. Temulawak 530 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

315 Jl. Jahe 600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

316 Jl. Kencur 670 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

317 Jl. Wotgaleh 765 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi

318 Jl. Bhayangkara 252 4,50 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

319 Kantor Pos-Sanggrahan 1000 4,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

320 Sayuran-Pelembatok 665 2,50 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

321 Kandang-Menjangan-Kebon 715 4,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

322 Jl. Wimboharsono 286 5,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

Page 137: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-137

No Nama Ruas Panjang Jalan (m)

Lebar Jalan (m)

Fungsi Jalan Kelas Jalan

Standar Geometrik Bina Marga

Lebar (M)

Keterangan

323 Jl. Kyai Ageng 252 5,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

324 Jegongan-Betengsari 2500 3,50 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

325 Jl.Surakarta 300 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

326 Jl. Demak 300 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

327 Jl. Yogyakarta 330 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

328 Jl. Bumi Putera 332 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

329 Jl. Malowopati 360 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

330 Krangan-Mangkuyudan 420 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

331 Masjid-Kraton Kartasura 760 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi

332 Papungan-Gerjen 1200 3,00 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

333 Jl. Giren 218 4,50 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

334 Langkap-Tengklik 4540 4,40 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

335 Jayan-Juron 3700 3,30 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

336 Tinggen-At.Gawok 1810 3,00 Kolektor sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

337 Gentan-Pacinan 2117 4,00 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

338 Jl. Kenari Raya 400 3,50 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

339 Gembongan-Keden 260 6,00 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi

340 Kertonatan-Sambon 650 2,00 Kolektor Sekunder IIID 7 Belum Memenuhi

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Kabupaten Sukoharjo memiliki 340 ruas jalan, yang terdiri dari jalan arteri

primer terdapat 1 ruas jalan, jalan arteri sekunder sebanyak 11 ruas jalan, jalan

kolektor primer sebanyak 61 ruas jalan dan untuk jalan arteri sekunder sebanyak

267 ruas jalan. Ruas jalan arteri primer dengan panjang jalan keseluruhan 9.723

meter dilihat dari lebar jalannya belum memenuhi standar perencanaan

geometrik Bina Marga, Ruas jalan arteri sekunder dengan panjang jalan

keseluruhan 48.493 meter dilihat lebar jalannya belum memenuhi standar

perencanaan geometric bina marga, Ruas jalan Kolektor primer dengan panjang

jalan keseluruhan 236.480 meter dilihat dari lebar jalannya belum memenuhi

standar perencanaan geometric bina marga, Ruas jalan Kolektor sekunder

dengan panjang keseluruhan 141.567 meter lebar jalannya belum memenuhi

standar perencanaan geometric bina marga.

Page 138: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-138

4.5.2 Analisis Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan

Jalan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo menurut Statusnya terdiri

dari Jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten. Kabupaten Sukoharjo

memiliki beberapa jenis permukaan jalan yaitu terdiri dari jenis permukaan aspal,

krikil, dan tanah. Berikut Tabel analisis panjang jalan menurut jenis permukaan

dan status jalan di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.73 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan

di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

Status Jalan Jenis Permukaan

Aspal Krikil Tanah

Jalan Nasional 14.59 - -

Jalan Provinsi 53.41 - -

Jalan Kabupaten 595.28 1.4 8.44

Total 663.28 1.4 8.44

Sumber: Dishub Kabupaten Sukoharjo 2009

Berdasarkan kondisi eksisting dari hasil pengamatan serta pengumpulan

data, panjang jalan di Kabupaten Sukoharjo menurut kondisi jenis Permukaan

sepanjang 663,28 Km adalah aspal, panjang jalan 1,4 Km adalah krikil pada jalan

Kabupaten, Panjang jalan 8,44 Km adalah Tanah pada jalan Kabupaten. Untuk

jalan dengan jenis perkerasan aspal umumnya mempunyai kondisi yang baik.

Untuk jalan yang menjadi penghubung Kabupaten Sukoharjo dengan daerah

lainnya memiliki kondisi jalan baik dan rapi.

4.5.3 Analisis Kondisi Jalan

Berdasarkan kondisi jalan yang ada di Kabupaten Sukoharjo menurut

status jalan Nasional, Provinsi dan kabupaten terdapat kondisi jalan Baik,

sedang, rusak dan rusak berat. Berikut tabel kondisi jalan di Kabupaten

Sukoharjo.

Tabel IV.74 Kondisi Jalan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

Status Jalan

Kondisi Jalan

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

Jalan Nasional 11.89 2.7 - -

Jalan Provinsi 41.2 6.01 6.2 -

Jalan Kabupaten 291.33 110.45 108.84 94.5

Total 344.42 119.16 115.04 94.5 Sumber: Dishub Kabupaten Sukoharjo 2009

Page 139: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-139

Berdasarkan kondisi eksisting dari hasil pengamatan serta pengumpulan

data, kondisi Jalan Kabupaten Sukoharjo sepanjang 344.42 km dalam kondisi

baik, sepanjang 119,16 km dalam kondisi sedang, sepanjang 115,04 dalam

kondisi rusak dan sepanjang 94.5 kondisi rusak berat. Sebagian besar jalan yang

memiliki kondisi rusak merupakan jalan kabupaten sehingga jalan Kabupaten

perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah kabupaten sukoharjo agar

aktifitas transportasi di Kabupaten Sukoharjo dapat berjalan dengan lancar dan

aman.

4.5.4 Analisis Daya Dukung Jaringan Jalan

Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.

534 Tahun 2001 Tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman

Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan

dan Permukiman dan Pekerjaan Umum dapat dihitung jumlah penduduk yang

dapat dilayani oleh panjang jalan eksisting. Berikut ini, adalah tabel daya

tampung jaringan jalan terhadap jumlah penduduk tahun 2013.

Tabel IV.75 Total Kebutuhan Jaringan Jalan Perkotaan

di Kabupaten SukoharjoTahun 2013

Panjang Jalan Eksisting (Km)

Panjang Jalan menurut Standar (Km)

Jumlah penduduk (Jiwa)

436.253 518.381 863.969

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Berdasarkan standar pelayanan minimal jaringan jalan, kebutuhan

panjang jalan per 1000 penduduk adalah 0,6 Km. dari tabel diatas diketahui total

panjang jalan eksisting dikabupaten sukoharjo adalah 436.253 Km. panjang jalan

ini belum memenuhi standar kebutuhan penduduk kabupaten sukoharjo, yang

mana jumlah penduduk kabupaten sukoharjo pada tahun 2013 adalah 863.969

Jiwa yang berarti kebutuhan jalan di kabupaten sukoharjo agar dapat melayani

kebutuhan penduduk harus 518.381 Km. Berdasarkan pada hasil observasi serta

mengacu pada standar panjang jalan, kondisi eksisting panjang jalan di

Kabupaten Sukoharjo masih belum sesuai, hal tersebut mengakibatkan

kepadatan lalu lintas pada hari-hari tertentu, meskipun pada hari biasa jalanan di

Kabupaten Sukoharjo tidak terlalu padat. Selain itu, panjang jalan yang tidak

sesuai mengakibatkan persebaran jaringan jalan di Kabupaten Sukoharjo masih

Page 140: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-140

belum merata, hal tersebut juga dapat dilihat pada peta jaringan jalan eksisting

Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.76

Proyeksi Kebutuhan Jalan Tahun 2018-2033

Panjang Jalan

Eksisting (Km)

Proyeksi Kebutuhan Jalan

2018 2023 2028 2033

Jumlah Pendud

uk (Jiwa)

Kebutuhan Jalan

(km)

Jumlah Pendud

uk (Jiwa)

Kebutuhan

Jalan (km)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan

Jalan (km)

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kebutuhan

Jalan (km)

436.253 890.335 534.201 918.049 550.829 946.788 568.072 976.8

8 586.131

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Berdasarkan jumlah penduduk pada hasil proyeksi penduduk tahun 2018,

Kabupaten Sukoharjo membutuhkan jalan sepanjang 534.201 km, Pada tahun

2023 penduduk Kabupaten Sukoharjo membutuhkan jalan sepanjang 550.829

km, pada tahun 2028 penduduk Kabupaten Sukoharjo membutuhkan jalan

sepanjang 568.072 km, dan pada tahun 2033 penduduk Kabupaten Sukoharjo

membutuhkan jalan sepanjang 586.131 km. Pada Tahun 2009 Panjang jalan di

Kabupaten Sukoharjo yaitu 436.253 km sehingga diperlukan pembangunan jalan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kaupaten Sukoharjo guna meminimalisir

hambatan-hambatan pada sistem lalu lintas di Kabupaten Sukoharjo serta

memeratakan persebaran jaringan jalan pada Kabupaten Sukoharjo. Pemerataan

jaringan jalan dengan pembangunan jalan tersebut bertujuan untuk memudahkan

atau melayani penduduk dalam hal mobilitas dan aksesibilitas pergerakkan

penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Sisi lain, jika mobilitas dan aksesibilitas

penduduk baik maka akan menunjang sector pertumbuhan perekonomian.

Pembangunan atau penambahan jalan juga dapat menumbuhkan efek multiplier

pada kawasan jalan terbangun yang dapat menumbuhkan sektor perekonomian

baru di Kabupaten Sukoharjo.

4.5.5 Analisis Sarana Kereta Api

Untuk pertumbuhan sarana kereta api yang ada lebih kecenderungan

berkembang pada jalur lintas utama saja. Perkembangan ini mengikuti

perkembangan perkertaapian itu sendiri dengan penambahan jumlah kereta api,

frekuensi dan sebagainya. Untuk lintas cabang Surakarta-Wonogiri yang melintas

pada Kabupaten Sukoharjo ini relatif hampir tidak memiliki perkembangan yang

Page 141: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-141

cukup signifikan apabila ditinjau pada kondisi saat ini, namun kedepannya relatif

memiliki potensi untuk dikembangkan relatif tinggi.

4.5.6 Analisis Terminal

Secara umum pengertian terminal merupakan suatu wadah aktivitas yang

merupakan sarana prasarana transportasi jalan untuk keperluan masuk/keluar,

menaikkan/menurunkan penumpang, perpindahan intra atau antar moda

transportasi, juga mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,

ini terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang dari suatu

tempat ke tempat lainnya. Selain itu terminal juga merupakan tempat pengemudi

dan kendaraanya melakukan istirahat sejenak sebelum melakukan perjalanan

berikutnya.

Berdasarkan UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta

mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan

satu wujud simpul jaringan transportasi. senada UU No 22 Tahun 2009 tentang

lalu lintas dan angkutan jalan, dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993

Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk

keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur

kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul

jaringan transportasi.

Kabupaten Sukoharjo memiliki terminal bus yang terletak di Kecamatan

Sukoharjo dan Kecamatan Kartasura yang merupakan terminal tipe B yang

berfungsi melayani angkutan kota dalam provinsi. Terminal Kartasura berlokasi di

jalan Jendral Ahmad Yani Kecamatan Kartasura sedangkan Terminal Sukoharjo

berlokasi di jalan Slamet Riyadi Kecamatan sukoharjo Terminal penumpang di

Kabupaten Sukoharjo sebagai prasarana pendukung angkutan umum memiliki

satu terminal dan beberapa sub terminal (terminal tipe C) yaitu Sub terminal

Welir, Sub terminal Tawangsari, Sub terminal Sukoharjo dan Sub Terminal

Kartasura yang melayani jaringan trayek angkutan umum dalam kota.

Tabel IV.77 Ketersediaan Fasilitas Terminal di Kabupaen SukoharjoTahun 2009

Jenis Terminal

Standar Fasilitas Utama Terminal

Terminal Sukoharjo

Terminal Kartasura Keterangan

Eksisting Eksisting

Terminal Luas lahan 3 hektar 6,8 Hektar 0,5 Hektar Tidak Memenuhi

Page 142: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-142

Jenis Terminal

Standar Fasilitas Utama Terminal

Terminal Sukoharjo

Terminal Kartasura Keterangan

Eksisting Eksisting

Tipe B Jalur Berangkat Ada Ada Sudah Memenuhi

Jalur Kedatangan Ada Ada Sudah Memenuhi

Kantor Terminal Ada Ada Sudah Memenuhi

Tempat Tunggu Ada Ada Sudah Memenuhi

Papan Informasi Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Tempat Parkir Angk. Umum Tidak ada Tidak ada

Tidak Memenuhi

Loket Penjualan Tiket Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Tempat Parkir Tidak ada Ada

Sudah Memenuhi Terminal Kartasura

Rambu-Rambu Ada Ada Sudah Memenuhi

Tower Ada Ada Sudah Memenuhi

Fasilitas Penunjang

Toilet (Kamar kecil) Ada Ada Sudah Memenuhi

Mushola Ada Ada Sudah Memenuhi

Toko/Kios/Kantin Ada Ada Sudah Memenuhi

Ruang Pengobatan Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Ruang Informasi Ada Ada Sudah Memenuhi

Tempat penitipan barang Tidak ada Tidak ada

Tidak Memenuhi

Taman Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Berdasarkan tabel diatas,terminal tipe B di kabupaten sukoharjo terdapat

2 terminal yaitu terminal Sukoharjo dan terminal Kartasura. Terminal Sukoharjo

dilihat dari luas lahannya sebesar 6,8 hektar sudah memenuhi standart dari

Mentri Perhubungan No.31 tahun 1995 yaitu sebesar 3 hektar, untuk fasilitas

utamanya yang sudah tersedia memenuhi standar yaitu jalur keberangkatan,

jalur kedatangan, Kantor terminal, ruang tunggu, tempat parkir, rambu-rambu dan

tower. terdapat 3 fasilitas yang belum tersedia yaitu fasilitas papan informasi,

tempat parkir angkutan umum, loket penjualan tiket untuk fasilitas penunjangnya

yang sudah tersedia memenuhi standar yaitu toilet, mushola, kios, ruang

informasi, dan fasilitas yang belum tersedia yaitu ruang pengobatan, tempat

penitipan barang dan taman. Sedangkan untuk terminal kartasura tipe B luas

lahan eksisting sebesar 0,5 hektar belum memenuhi standar yang seharusnya

luas lahan terminal tipe B sebesar 3 hektar. Fasilitas utama di terminal kartasura

juga terdapat 3 fasilitas yang belum tersedia yaitu papan informasi, tempat parkir

angkutan umum, dan loket penjualan tiket. Sedangkan fasilitas penunjangnya

yang belum tersedia menurut standart dari Mentri Perhubungan No.31 tahun

1995 pasal 5 tentang fasilitas penunjang yaitu ruang pengobatan, tempat

penitipan barang dan taman. Maka dilihat secara keseluruhan dari ketersediaan

Page 143: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-143

fasilitas utama dan fasilitas penunjang di terminal sukoharjo dan terminal

kartasura belum bisa dikatakan memenuhi standart fasilitas yang ada.

Tabel IV.78 Ketersediaan Fasilitas Terminal di Kabupaen SukoharjoTahun 2009

Jenis Terminal

Standar Fasilitas Terminal

Sub Terminal Watukelir

Sub Terminal

Tawangsari

Sub Terminal

Pasar Sukoharjo

Keterangan

Eksisting Eksisting Eksisting

Terminal Tipe C

Luas lahan tergantung permintaan angkutan

3.500 m2 2.800 m2 1.220 m2 Sudah

Memenuhi

Jalur Berangkat Tidak ada Ada Ada

Sudah memenuhi

kecuali terminal watukelir

Jalur Kedatangan Tidak ada Ada Ada

Sudah memenuhi

kecuali terminal watukelir

Kantor Terminal Ada Tidak ada Tidak ada Tidak memenuhi kecuali terminal

watukelir

Tempat Tunggu Ada Tidak ada Tidak ada Tidak memenuhi kecuali terminal

watukelir

Papan Informasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Tempat Parkir Angk. Umum

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Loket Penjualan Tiket

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Tempat Parkir Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Rambu-Rambu Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Tower Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Fasilitas Penunjang

Toilet (Kamar kecil)

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Mushola Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Toko/Kios/Kantin Ada Ada Ada Sudah

Memenuhi

Ruang Pengobatan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Ruang Informasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Tempat penitipan barang

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Taman Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Berdasarkan tabel diatas, terminal tipe C di Kabupaten Sukoharjo

memiliki tiga sub terminal yaitu sub terminal watukelir, sub terminal tawangsari,

sub terminal Pasar Sukoharjo, terminal tipe C dikabupaten sukoharjo dilihat luas

lahannya sudah memenuhi standar menteri perhubungan no 31 tahun 1995

Page 144: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-144

tergantung tersedianya lahan sesuai dengan permintaan angkutan. Terminal tipe

C dikabupaten sukoharjo terdapat fasilitas utama dan fasilitas penunjang,

terdapat banyak fasilitas yang belum tersedia hanya beberapa fasilitas yang

tersedia yaitu jalur keberangkatan, jalur kedatangan, dan kios atau kantin.

Terminal tipe C diKabupaten sukoharjo belum bisa dikatakan memenuhi standar

yang ada.

4.5.7 Analisis Sarana Angkutan dalam Kota dan Rute Angkutan dalam

Kota

Sarana transportasi yang menjadi keunggulan di Kabupaten Sukoharjo

adalah Sarana transportasi darat. Kemampuan sistem angkutan umum untuk

memindahkan sejumlah penumpang pada suatu jalur angkutan umum pada

kondisi tertentu, merupakan kemampuan yang diharapkan agar sarana angkutan

umum perkotaan dapat melayani kebutuhan masyarakat.

a. Angkutan kota

Jaringan Trayek angkutan kota yang melayani Kawasan Kabupaten

Sukoharjo dan sekitarnya sebanyak 14 (empat belas) trayek dengan jumlah

kendaraan angkutan umum sebanyak 232 unit.

Tabel IV.79 Aktivitas Kegiatan Transportasi Berdasarkan Trayek

di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009

No Jalur Angkutan Kota Jumlah Armada

MPU

Waktu Tempuh (menit)

Headway(menit)

Jumlah Armada Menurut

Rit

1 Ter. Sukoharjo – Tawangsari 40 120 5.9 20

2 Pasar Mulur - Solo Baru 12 120 5.9 20

3 Ter. Sukoharjo - Bekonang – Palur

21 70 5.9 12

4 Ter. Kartasura - Solo Baru – Baki

26 50 5.9 8

5 Sukoharjo – Pacitan 20 120 5.9 20

6 Pasar Sukoharjo - Pasar Mojo

10 80 5.9 14

7 Pasar Sukoharjo – Cabeyan 19 80 5.9 14

8 Ter. Sukoharjo - Kepuh – Lawu

8 70 5.9 12

9 Pasar Sukoharjo - Nguter – Tunjungrejo

15 180 5.9 31

10 Pasar Sukoharjo - Lawu – Nguter

11 60 5.9 10

11 Pasar Sukoharjo - Majasto - Keung Gudel

16 120 5.9 20

12 Pasar Nguter – Kamal 2 50 5.9 8

13 Ter. Kartasura - Gatak - Solo 18 180 5.9 31

Page 145: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-145

No Jalur Angkutan Kota Jumlah Armada

MPU

Waktu Tempuh (menit)

Headway(menit)

Jumlah Armada Menurut

Rit

Baru - Ngrombo – Baki

14 Pasar Sukoharjo - Bekonang – Triyagan

14 80 5.9 14

Rata-Rata 232 98.6 5.9 17

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Berdasarkan tabel diatas, trayek Angkutan dalam kota terdapat 7 trayek

dengan jumlah armada yang sudah mencukupi dilihat dari jumlah armada yang

beroperasi diatas jumlah armada menurut rit, trayek yang sudah mencukupi yaitu

Trayek Ter. Sukoharjo – Tawangsari, Trayek Ter. Sukoharjo - Bekonang – Palur ,

Trayek Ter. Kartasura - Solo Baru – Baki , Trayek Sukoharjo – Pacitan, Trayek

Pasar Sukoharjo – Cabeyan, Trayek Pasar Sukoharjo - Lawu – Nguter,Trayek

Pasar Sukoharjo - Bekonang – Triyagan. Sedangkan Trayek angkutan yang

belum mencukupi jumlah armadanya terdapat 7 trayek agar dapat mencukupi,

jumlah armada yang beroperasi harus diatas jumlah armada menurut rit, dapat

dilakukan dengan menaikkan headway sampai 20 menit menurut (wordbank).

Adapun hasil perhitungan berdasarkan analisis mengenai pelayanan transportasi

di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:

Load Factor

Rumus :

LF =

Ket :

Lf = Faktor muatan (%)

Jp = Jumlah penumpang dalam kendaraan (orang)

C = Kapasitas kendaraan

Ideal jumlah penumpang perhari = 250 orang, jam padat 3 waktu (pagi siang sore

masing-masing 1 jam) = 250/3 = 83 orang

Kapasitas kendaraan umum = 12 orang, maka

Load Factor sudah sesuai dengan standar sebesar 70%

Waktu Antara

Page 146: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-146

Ket :

H = Waktu Antara (menit)

P = Jumlah penumpang perjam pada seksi terpadat

C = Kapasitas Kendaraan

Lf = Factor muat, diambil 70 % (pada kondisi teknis)

Waktu antara tersebut sudah termasuk pada standar ideal, dimana H ideal =

5 – 10 menit. Maka kebutuhan Penduduk yang Terlayani

- Jumlah penduduk 2015 = 874.279

- Angkutan Pribadi = 0,60 x 874.279 = 524.569 orang

- Angkutan Umum = 0,40 x 874.279 = 349.710 orang

Berdasarkan pada perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa Load Factor

transportasi di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 69%, yang sudah

mendekati sesuai dengan standar sebesar 70%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa muatan atau daya tampung angkutan umum di Kabupaten Sukoharjo

relatif baik. Sedangkan Headway kendaraan umum di Kabupaten Sukoharjo

adalah sebesar 5,9 menit yang juga masih termasuk pada standar ideal dimana

range 5 sampai dengan 10 menit.

Page 147: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-147

Page 148: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-148

4.6 Analisis Perekonomian

4.6.1 Analisis Struktur Perekonomian Wilayah

Data PDRB digunakan untuk melihat gambaran perkonomian dan

perkembangan ekonomi Kabupaten Sukoharjo, baik secara makro maupun sektoral.

Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar

harga konstan dapat diketahui besarnya peran masing-masing sektor ekonomi.

Apabila diurutkan, maka sektor unggulan yang pertama adalah industri pengolahan,

perdagangan, hotel dan restoran dan, dan jasa-jasa. Keempat sektor tersebut

merupakan sektor andalan karena memiliki kontribusi yang besar terhadap

perkonomian di Kabupaten Sukoharjo baik dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku maupun dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada rentang waktu

2010-2013. Untuk lebih jelas mengenai konstribusi masing-masing sektor yang ada,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel IV.80 Konstribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013*

1. Pertanian 1,931,942.74 2,111,865.93 2,331,096.83 2,567,675.26

2. Pertambangan & Penggalian 72,960.96 77,928.54 80,976.26 90,501.69

3. Industri Pengolahan 2,820,906.01 3,155,736.28 3,494,161.52 3,897,989.19

4. Listrik,Gas & Air Bersih 178,469.33 193,861.80 220,981.73 255,654.11

5. Bangunan 526,482.84 578,666.85 655,787.29 732,411.53

6. Perdagangan,Hotel & Restoran 2,560,270.40 2,849,024.02 3,196,055.37 3,623,688.58

7. Pengangkutan & Komunikasi 565,850.49 612,745.51 684,175.18 784,836.52

8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 367,282.61 408,808.34 456,510.28 520,403.55

9. Jasa - jasa 887,343.80 1,015,912.97 1,142,430.65 1,287,596.19

PDRB 9,911,509.18 11,004,550.24 12,262,175.11 13,760,756.62

Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Page 149: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-149

Tabel IV.81 Konstribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013*

1. Pertanian 984,814.90 993,208.78 1,035,023.34 1,060,291.90

2. Pertambangan & Penggalian

36,474.68 36,894.16 37,443.80 38,995.26

3. Industri Pengolahan 1,480,402.65 1,568,341.15 1,636,744.39 1,723,155.68

4. Listrik,Gas & Air Bersih 53,427.81 56,542.72 6,114.42 66,177.02

5. Bangunan 214,766.54 228,472.85 243,338.80 259,516.69

6. Perdagangan,Hotel & Restoran

1,392,283.86 1,460,757.80 1,539,172.65 1,624,500.62

7. Pengangkutan & Komunikasi

221,825.63 234,225.89 247,554.73 262,353.38

8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan

177,255.49 184,379.33 196,098.23 211,339.91

9. Jasa - jasa 417,011.78 443,865.01 472,218.60 496,546.46

PDRB 4,978,263.34 5,206,687.69 5,413,708.96 5,742,876.92 Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Kontribusi sektor PDRB berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2010 untuk

sektor industri pengolahan sebesar 28,46%, kemudian tahun 2011 naik menjadi

sebesar 28,68%, sedangkan tahun 2012 turun 0,18% menjadi 28.50 % kemudian

tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,17% dari tahun lalu menjadi 28.33%,

terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kondisi ini antara lain banyaknya

permintaan konsumen serta munculnya industri-industri kecil rumah tangga yang

bisa menimbulkan persaingan yang ketat serta kebijakan pemerintah menaikkan

harga BBM yang mengakibatkan melonjakknya harga bahan baku dan harga

pengiriman barang.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2010 memberikan

kontribusi sebesar 25.83%, pada tahun 2011 naik menjadi 25,89%, selanjutnya pada

tahun 2012-2013 juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 26.06 % untuk

tahun 2012 dan 26.33% untuk tahun 2013.

Sedangkan sektor ketiga yaitu sektor pertanian dimana kontribusi untuk

tahun 2010 mencapai 19.49%, kemudian tahun 2011-2013 mengalami penururan

menjadi 19,19% tahun 2011, 19.01% pada tahun 2012 dan menjadi 18.66%

Page 150: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-150

selanjutnya pada tahun 2013, hal ini disebabkan karena perubahan penggunaan

lahan untuk mendukung sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Sektor keempat yaitu jasa-jasa dimana kontribusi untuk tahun 2010-2013

meningkat setiap tahunnya, yaitu 8.95% pada tahun 2010, menjadi 9.23% pada

tahun 2011, menjadi 9.32% pada tahun 2012 dan 9.36% selanjutnya pada tahun

2013. Untuk lebih jelas dan rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel IV.82 Distribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013*

1. Pertanian 19.49 19.19 19.01 18.66

2. Pertambangan & Penggalian 0.74 0.71 0.66 0.66

3. Industri Pengolahan 28.46 28.68 28.50 28.33

4. Listrik,Gas & Air Bersih 1.80 1.76 1.80 1.86

5. Bangunan 5.31 5.26 5.35 5.32

6. Perdagangan,Hotel & Restoran 25.83 25.89 26.06 26.33

7. Pengangkutan & Komunikasi 5.71 5.57 5.58 5.70

8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 3.71 3.71 3.72 3.78

9. Jasa - jasa 8.95 9.23 9.32 9.36

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Kontribusi sektor PDRB berdasarkan harga konstan, pada tahun 2010 untuk

sektor industri pengolahan sebesar 29,47%, kemudian tahun 2011 naik menjadi

sebesar 30.12%, pada tahun 2012 naik 0,11% menjadi 30.23% kemudian tahun

2013 mengalami penurunan sebesar 0,22% dari tahun lalu menjadi 30.01%,

terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kondisi ini antara lain banyaknya

permintaan konsumen serta munculnya industri-industri kecil rumah tangga yang

bisa menimbulkan persaingan yang ketat serta kebijakan pemerintah menaikkan

harga BBM yang mengakibatkan melonjakknya harga bahan baku dan harga

pengiriman barang. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2010

memberikan kontribusi sebesar 27.97%, pada tahun 2011-2012 naik masing-masing

menjadi 28.06% dan 28.43% selanjutnya pada tahun 2013 mengalami penurunan

Page 151: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-151

menjadi 28.29%. Sedangkan sektor ketiga yaitu sektor pertanian dimana kontribusi

untuk tahun 2010 mencapai 19.78%, kemudian tahun 2011 mengalami penururan

menjadi 19,08%, naik lagi pada tahun 2012 sebesar 0.04% menjadi 19.12% dan

pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 18.46%, hal ini disebabkan karena

perubahan penggunaan lahan untuk mendukung sektor perdagangan, hotel dan

restoran. Sektor keempat yaitu jasa-jasa dimana kontribusi untuk tahun 2010-2012

meningkat setiap tahunnya, yaitu 8.38% pada tahun 2010, menjadi 8.52% pada

tahun 2011, menjadi 8.72% pada tahun 2012 dan menurun menjadi 8.65%

selanjutnya pada tahun 2013. Untuk lebih jelas dan rinci dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel IV.83 Distribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013

Lapangan Usaha Tahun

2010 2011 2012 2013*

1. Pertanian 19.78 19.08 19.12 18.46

2. Pertambangan & Penggalian 0.73 0.71 0.69 0.68

3. Industri Pengolahan 29.74 30.12 30.23 30.01

4. Listrik,Gas & Air Bersih 1.07 1.09 0.11 1.15

5. Bangunan 4.31 4.39 4.49 4.52

6. Perdagangan,Hotel & Restoran 27.97 28.06 28.43 28.29

7. Pengangkutan & Komunikasi 4.46 4.50 4.57 4.57

8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 3.56 3.54 3.62 3.68

9. Jasa - jasa 8.38 8.52 8.72 8.65

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

4.6.2 Analisis Kontribusi Sektoral Berdasarkan PDRB dan Perkembangan per

Sektor Ekonomi

Analisis kontribusi sektoral diarahkan untuk mengetahui proporsi sektoral

pada PDRB Kabupaten Sukoharjo dan melihat pertumbuhan per tahunnya sebagai

salah satu cara melihat potensi sektor-sektor yang ada dimasa yang akan datang.

Besarnya kontribusi sektor-sektor pada PDRB dapat dilihat dalam besarnya proporsi

sektor-sektor terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo, sebagai berikut:

Page 152: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-152

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian dimana kontribusi untuk tahun 2010-2013 menempati

urutan ketiga setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana pada

tahun 2013, untuk harga berlaku memberikan konstribusi sebesar 18.66%

atau senilai Rp.2.567.675,26 sedangkan untuk harga konstan memberikan

konstribusi sebesar 18.46% atau senilai Rp.1.060.291,90 Kontribusi terbesar

sektor pertanian adalah pada sub sektor tanaman bahan makanan, baik

tanaman pangan lahan basah maupun tanaman pangan lahan kering, yaitu

mencapai 13.58% untuk harga berlaku dan 13.75% untuk harga konstan. Hal

ini menunjukkan bahwa pertanian tanaman pangan cukup potensial untuk

dikembangkan.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang paling

kecil dari tahun 2010-2013, baik harga berlaku maupun harga konstan yaitu

sebesar Rp.90.501,69 (0.66%) untuk harga berlaku tahun 2007 dan sebesar

Rp.38.995,26 (0.68%) untuk harga konstan tahun 2007. Pertambangan

hanya terdapat di Kecamatan Mojolaban, sektor ini tidak memberikan

kontribusi yang besar karena potensi Kabupaten Sukoharjo bukan pada

sektor pertambangan.

c. Sektor Industri Pengolahan

Tahun 2013 Kontribusi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan,

untuk harga berlaku yaitu sebesar Rp.3.897.989,19 sekitar 28.33% dan

untuk harga konstan sebesar Rp.1.723.155,68 sekitar 30,09%. Sektor ini

memberikan sumbangan terbesar pertama dalam PDRB. Sektor ini cukup

potensial untuk ditingkatkan, terutama pada sub industri non migas.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor listrik, gas dan air bersih pada tahun 2013 memberikan kontribusi

sebesar Rp.255.654,11 (1.86%) untuk harga berlaku dan sebesar

Rp.66.172,02 (1.15%) untuk harga konstan. Untuk sektor listrik dilayani oleh

PLN, dan semua kecamatan telah dialiri listrik. Sedangkan untuk air bersih

perlu pelayanan dari PDAM masih belum optimal, karena belum seluruh

Page 153: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-153

kecamatan dapat dialiri air bersih. Hal ini menandakan bahwa dalam hal

pengelolaan dan pengadaan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan

sehingga pada akhirnya dapat tercapai pemerataan pelayanan bagi seluruh

penduduk Kabupaten Sukoharjo. Kekurangan energi juga menjadi

penghambat pembangunan, padahal tingkat kebutuhan akan listrik dan air

bersih masih cukup besar untuk dikembangkan.

e. Sektor Bangunan

Pada tahun 2013 sektor bangunan memiliki konstribusi sebesar 5.32% atau

senilai Rp.732.411,53 untuk harga berlaku dan sebesar 4.52% atau senilai

dengan Rp259.516,69 untuk harga konstan. Mengalami kenaikan setiap

tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di wilayah ini cukup

besar seiring bertambahnya jumlah penduduk dan adanya perubahan

penggunaan lahan. Sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah

maupun dalam rangka meningkatkan kontribusinya perlu pengawasan dalam

melakukan pembangunan bertujuan untuk tetap menjaga lahan

pertaniannya.

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi cukup tinggi

kedua setelah sektor industri pengolahan pada tahun 2013 yaitu sebesar

26.33% atau senilai Rp.3.623.688,58 untuk harga berlaku dan sebesar

28.29% atau senilai Rp.1.624.500,62 untuk harga konstan, terutama pada

sub sektor perdagangan sedangkan sisanya merupakan kontribusi dari

restoran dan hotel. Kondisi ini menunjukkan potensi perdagangan

merupakan salah satu kegiatan utama selain kegiatan pertanian tanaman

pangan, sedangkan restoran dan hotel masih harus dikembangkan seiring

perkembangan aktivitas ekonomi dan pariwisata.

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada tahun 2013 sektor pengangkutan dan komunikasi dengan konstribusi

dominan pada sektor pengangkutan dengan sub sektor angkutan rel dan

angkutan jalan raya sedangkan kontribusi sektor komunikasi diperoleh dari

sub sektor pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi yaitu

Page 154: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-154

mencapai Rp.784.386,52 atau sebesar 5.70% untuk PDRB harga berlaku

dan untuk harga konstan mencapai Rp.262.353,38 atau sebesar 4,57%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa jalur transportasi sebagai sarana

penghubung antar kegiatan cukup potensial sedangkan sektor komunikasi

masih perlu peningkatan.

h. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Pada tahun 2013 sektor ini memiliki kontribusi sebesar 3.78% atau senilai

Rp.520.403,55 untuk harga berlaku dan sebesar 3.68% atau senilai

Rp.211.339,91 untuk harga konstan, dengan kontribusi utama pada sub

sektor sewa bangunan dan sub sektor lembaga keuangan non-bank, serta

kontribusi paling kecil adalah subsektor bank. Kondisi ini menunjukkan

bahwa arus uang di wilayah ini masih cukup berpotensial untuk

dikembangkan, hal ini didasarkan pada jasa sewa bangunan yang cukup

tinggi dari sektor perbankan yang memiliki prospek bagus seiring

perkembangan ekonomi.

i. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa menempati posisi keempat dalam memberikan kontribusi.

Pada tahun 2013 sektor ini berkontribusi sebesar 9.36% atau senilai

Rp.1.287.596,19 untuk harga berlaku dan sebesar 8.65% atau senilai

Rp.496.546,46 untuk harga konstan. Kontribusi utama yaitu pada subsektor

pemerintahan umum, dengan adanya potensi ini maka harus ditingkatkan

mutu pelayanan dan sistem kerja yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan kinerja dan pada akhirnya memperoleh pendapatan yang lebih

besar.

Analisis Kontribusi Sektoral digunakan untuk mengetahui

kontribusi/sumbangan masing-masing sektor terhadap total pembentukan PDRB.

Analisis Kontribusi Sektoral dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing

sektor dengan total PDRB kemudian dikalikan 100%. Untu lebih jelas dan rinci

tentang kontribusi sektoral di Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 dilihat pada tabel

berikut.

Page 155: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-155

Tabel IV.84 Kontribusi Prosentase PDRB Kabupaten Sukoharjo

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013

Lapangan Usaha PDRB Tahun

2013 Kontribusi

(%)

1. Pertanian 1,060,291.90 18.66

2. Pertambangan & Penggalian 38,995.26 0.66

3. Industri Pengolahan 1,723,155.68 28.33

4. Listrik,Gas & Air Bersih 66,177.02 1.86

5. Bangunan 259,516.69 5.32

6. Perdagangan,Hotel & Restoran 1,624,500.62 26.33

7. Pengangkutan & Komunikasi 262,353.38 5.70

8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 211,339.91 3.78

9. Jasa - jasa 496,546.46 9.36

PDRB 5,742,876.92 100.00

Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2013 kontribusi sektoral

Kabupaten Sukoharjo, yang pertama adalah sektor industri pengolahan memberikan

kontribusi paling besar yaitu sebesar 28.33%, disusul sektor pedagangan, hotel dan

restoran sebesar 26.33% kemudian sektor pertanian sebesar 18.66% serta sektor

jasa-jasa sebsar 9.36%. Sedangkan sumbangan paling kecil diberikan oleh sektor

pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0.66%.

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa mulai terjadinya

peralihan kegiatan dari kegiatan pertanian menuju kegiatan non-pertanian. Hal ini

ditandai dengan struktur perekonomian Kabupaten Sukoharjo yang bertumpu pada

sektor industri pengolahan dan kemudian didukung oleh sektor pertanian dan sektor

perdagangan, restoran dan hotel.

4.6.3 Analisis Sektor Ekonomi Basis

4.6.3.1 Analisis LQ

Analisis sektor basis merupakan analisis untuk mengetahui sektor-sektor

yang berpengaruh kuat terhadap perekonomian di wilayah ini. Sektor yang

berpengaruh kuat ini adalah sektor basis (base sector). Dalam penentuan basis

ekonomi ini digunakan Metode Location Quotient (LQ). Tujuan dari penggunaan

metode ini adalah untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor

Page 156: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-156

kegiatan tertentu. Adapun dalam perhitungan yang dilakukan, basis ekonomi ini

berdasarkan atas nilai PDRB dengan perhitungan yang menggunakan rumus:

Keterangan:

Xr : Nilai sektor x dalam sub region

Xn : Nilai sektor x dalam region

Rr : Total nilai sektor x dalam sub region

Rn : Total nilai sektor x dalam region

Nilai dari LQ akan menunjukan kemampuan dari suatu daerah dalam sektor

tertentu, yaitu apabila:

LQ > 1 : suatu wilayah yang diselidiki memliliki potensi ekspor

dalam kegiatan tertentu (memiiki sektor basis)

LQ < 1 : suatu wilayah yang diselidiki memiliki kecenderungan

impor dari daerah lain dalam kegiatan tertentu (memiliki

sektor non basis)

LQ = 1 : wilayah yang diselidiki telah mencukupi dalam kegiatan

tertentu (seimbang)

Kabupaten Sukoharjo terbagi kedalam 12 kecamatan, melalui perhitungan LQ,

untuk masing-masing kecamatan didapatkan sektor basis, sektor basis tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Weru terdapat 3 sektor basis, sektor basis paling tinggi yaitu

sektor pertanian dengan nilai LQ sebesar 2.732 artinya sektor paling

berpotensi dikecamatan ini adalah sektor pertanian dan masih tersedia

lahan yang cukup luas untuk pertanian. Kecamatan Weru telah mampu

memenuhi kebutuhan wilayahnya dan berpotensi untuk ekspor terhadap

wilayah lain. Sedangkan sektor basis paling rendah yaitu perdagangan,

hotel dan restoran.

Page 157: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-157

2. Kecamatan Bulu memiliki 3 sektor basis, dimana sektor pertanian

merupakan sektor basis dengan nilai LQ paling tinggi yaitu 2.745, artinya

sektor pertanian mampu memenuhi kebutuhan Kecamatan Bulu dan

berpotensi ekspor.untuk basis paling rendah adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran.

3. Kecamatan Tawangsari memiliki 4 sektor basis dengan sektor

pertanianmemiliki LQ paling tinggi dan sektor jasa memiliki nilai LQ paling

rendah.

4. Kecamatan Sukoharjo memiliki 2 sektor basis, yaitu sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai LQ paling tinggi sebesar

2.767 dan sektor industri pengolahan memiliki nilai LQ 1.430 artinya

kedua sektor tersebut memiliki kontribusi yang besar dalam masyarakat.

5. Kecamatan Nguter memiliki 4 sektor basis, dengan sektor pertanian

memiliki nilai LQ paling tinggi dan sektor dan sektor jasa-jasa memiliki

nilai LQ paling rendah.

6. Kecamatan Bendosari memilik 4 sektor basis yang artinya keempat

sektor tersebut memilki konstribusi yang besar alam masyarakat, untuk

sektor yang memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu pertanian.

7. Kecamatan Polokarto memiliki 4 sektor basis, dengan sektor konstruksi

dan bangunan memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu 2.944 artinya

pertumbuhan sektor ini sangat berkembang dan memiliki kontribusi yang

besar.

8. Kecamatan Mojolaban memiliki 4 sektor basis, untuk sektor

pertambangan memiliki kontribusi paling tinggi dengan nilai LQ mencapai

13.406 artinya sektor tersebut sangat potensial karena sektor

pertambangan hanya terdapat di Kecamatan Mojolaban.

9. Kecamatan Grogol memiliki 4 sektor basis, dengan sektor listrik, gas dan

air bersih memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu 1.809. Dilihat pada seluruh

kecamatan, Kecamatan Grogol memberikan kontribusi yang besar pada

sektor tersebut dan mampu ekspor ke kecamatan sekitarnya.

Page 158: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-158

10. Kecamatan Baki memiliki 4 sektor basis, untuk sektor pertanian

merupakan paling tinggi kontribusinya.

11. Kecamatan Gatak memiliki 4 sektor basis dan sktor pertanian juga

merupakan sektor yang memiliki nilai LQ paling tinggi yang memberikan

kontibusi paling besar.

12. Kecamatan Kartasura memiliki 5 sektor basis, dengan sektor listrik, gas

dan air bersih memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu 1.712. Dilihat pada

seluruh kecamatan, selain Kecamatan Grogol, Kecamatan Kartasura juga

memberikan kontribusi yang besar pada sektor tersebut dan berpotensi

ekspor ke kecamatan sekitarnya.

Dilihat dari seluruh kecamatan, rata-rata sektor pertanian merupakan sektor

basis paling tinggi dan hampir merata merupakan sektor basis untuk seluruh

kecamatan, selanjutnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor

jasa-jasa hampir merata di seluruh kecamatan sebagai sektor basis dan sektor

pengangkutan dan komunikasi juga hampir merata di seluruh kecamatan,

sedangkan untuk industri pengolahan hanya basis pada tiga kecamatan.

Perhitungan nilai LQ untuk sektor ekonomi basis berdasarkan PDRB tahun 2013

atas dasar harga konstan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.85 Sektor Basis Tahun 2013

Kecamatan Sektor Basis

Weru Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Jasa-jasa

Bulu Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Keuangan, sewa dan jasa perusahaan

Tawangsari Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Sukoharjo Industri Pengolahan, Keuangan, sewa dan jasa perusahaan

Nguter Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Bendosari Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Keuangan, sewa dan jasa perusahaan, Jasa-jasa

Polokarto Pertanian, Konstruksi dan bangunan, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Mojolaban Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Grogol Industri Pengolahan, Listrik, gas dan air bersih, Konstruksi dan bangunan, Pengangkutan dan komunikasi

Baki Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Gatak Pertanian, Konstruksi dan bangunan, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Kartasura Industri pengolahan, Listrik, gas dan air bersih, Perdagangan, hotel dan restauran, pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa

Page 159: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-159

Tabel IV.86 Nilai LQ Tahun 2013

No Lapangan Usaha Kecamatan

Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura

1 Pertanian 2.732 2.745 2.453 0.446 2.105 2.463 1.922 1.560 0.194 1.786 1.870 0.426

2 Pertambangan & Penggalian

0.032 0.031 0.058 0.002 0.017 0.273 0.311 13.406 0.001 0.000 0.013 0.000

3 Industri Pengolahan 0.083 0.010 0.204 1.430 0.125 0.063 0.033 0.442 1.656 0.233 0.519 1.242

4 Litsrik, Gas & Air Bersih 0.066 0.085 0.141 0.937 0.129 0.060 0.147 0.242 1.809 0.186 0.265 1.712

5 Konstruksi dan Bangunan

0.405 0.186 0.494 0.936 0.321 0.904 2.944 0.682 1.186 0.427 1.630 0.934

6 Perdagangan, Hotel & Restoran

1.047 1.197 1.051 0.921 1.281 1.023 0.971 0.946 0.979 1.100 0.721 1.063

7 Pengangkutan & Komunikasi

0.775 0.513 1.067 0.623 1.239 0.708 1.082 1.423 1.114 1.805 1.396 1.002

8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan

0.453 1.493 0.774 2.767 0.868 1.069 0.691 0.450 0.281 0.971 0.946 0.401

9 Jasa-jasa 1.193 0.734 1.003 0.516 1.237 1.412 1.722 1.219 0.632 1.729 1.385 1.452

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Page 160: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-160

4.6.3.2 Analisis Shift Share

Analisis Shift and Share membandingkan perbedaan laju pertumbuhan

berbagai sektor di region dengan wilayah orientasi. Metode ini lebih tajam

dibandingkan dengan metode LQ. Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas

faktor penyebab perubahan , sedangkan metode Shift and Share memperinci

penyebab perubahan atas beberapa variabel. Analisis ini menggunakan metode

pengisolasian berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industri

suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu

berikutnya. Analisis Shift and Share merupakan salah satu model kegiatan

eekonomi untuk mengetahui sumber-sumber penyebab pertumbuhan suatu

region/wilayah. Komponen Pertumbuhan Ekonomi Region (R) :

1. N (National Growth Effect)

Dampak perubahan kegiatan ekonomi

2. M (Industry Mix Effect)

Komposisi kegiatan ekonomi/sektor regional

3. S (Regional Share Effect)

Share/ kontribusi masing-masing kegiatan ekonomi/sektor di region terhadap

kegiatan ekonomi/sektor sejenis dalam skala nasional dalam satu periode.

Kegunaan analisis Shift and Share:

- Untuk mengetahui sumber-sumber penyebab pertumbuhan ekonomi suatu

region/wilayah

- Untuk melihat komponen-komponen apa yang membuat perekonomian suatu

region berkembang atau menurun.

Tabel IV.87 Shift Share Kecamatan Weru Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Weru Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

99,006.86 101,845.57 2838.71 42,622.45 400.36 -40,184.11

Pertambangan dan penggalian

31 43.64 12.64 13.35 0 -0.71

Page 161: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-161

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Weru Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut N M S

Industri pengolahan 4,870.47 5,055.53 185.06 2,096.74 1.28 -1,912.96

Listrik, gas, dan air bersih 143.98 153.64 9.66 61.98 0 -52.33

Bangunan 3,471.61 3,691.81 220.2 1,494.53 1.09 -1,275.42

Perdagangan, hotel, dan restoran

57,133.83 59,796.66 2662.83 24,596.11 216.72 -22,150.01

Pengangkutan dan komunikasi

6,712.16 7,144.86 432.7 2,889.58 4.14 -2,461.02

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

3,481.33 3,368.56 -112.77 1,498.71 -0.56 -1,610.92

Jasa-jasa 20,049.29 20,820.19 770.9 8,631.22 22.02 -7,882.34

Total 194,900.53 201,920.46 7019.93 83,904.68 645.06 -77,529.80

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Weru Sebesar 101,845.57 dengan

distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari

pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 645.06

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (7,019.93) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (83,904.68). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 22.59, ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif 0,02. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan

Page 162: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-162

sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.88 Shift Share Kecamatan Bulu Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Bulu Sebesar 146,641.52 dengan

distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari

pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 350.03

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (91.35) sektor Pertanian masih kurang

dari nilai idealnya (N) (31,958.09). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional meskipun

kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 22.59, ini dikarenakan

pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya

sudah cukup baik namun tidak didukung dengan pengadaan alat atau

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Bulu Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012 Tahun 2013 R-

Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

74,234.83 74,326.18 91.35 31,958.09 22.59 -31889.34

Pertambangan dan penggalian 21.88 30.77 8.89 9.42 0.00 -0.53

Industri pengolahan 422.71 437.09 14.38 181.98 0.02 -167.62

Listrik, gas, dan air bersih 140.66 143.94 3.28 60.55 0.00 -57.28

Bangunan 1,163.43 1,231.46 68.03 500.86 0.26 -433.09

Perdagangan, hotel, dan restoran 47,743.67 49,668.66 1924.99 20,553.65 306.22 -18934.88

Pengangkutan dan komunikasi 3,238.53 3,439.85 201.32 1,394.19 2.17 -1195.04

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

7,629.88 8,055.22 425.34 3,284.66 10.81 -2870.14

Jasa-jasa 9,044.59 9,308.35 263.76 3,893.70 7.95 -3637.88

Total 143,640.18 146,641.52 3001.34 61,837.10 350.03 -59185.79

Page 163: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-163

teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S) sektor Pertanian dapat

memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri masih belum memenuhi nilai idealnya

(N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat dari nilai

(M) bernilai positif 0.02. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah

cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.90 Shift Share Kecamatan Tawangsari Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Tawangsari Sebesar 2735,832.12

dengan distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi

Kabupaten Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor

unggulan dari pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 629,39

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Tawangsari

Komposisi Perubahan Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut

N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

104,767.94 106,825.56 2057.62 45,102.60 261.78 -43306.76

Pertambangan dan penggalian 65.42 92.78 27.36 28.16 0.00 -0.81

Industri pengolahan 13,498.42 14,457.69 959.27 5,811.07 15.72 -4867.52

Listrik, gas, dan air bersih 354.39 382.61 28.22 152.56 0.01 -124.36

Bangunan 4,933.94 5,263.27 329.33 2,124.06 1.97 -1796.70

Perdagangan, hotel, dan restoran 65,824.02 70,140.95 4316.93 28,337.24 345.07 -24365.38

Pengangkutan dan komunikasi 11,163.25 11,498.05 334.80 4,805.78 4.54 -4475.52

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

6,467.83 6,715.53 247.70 2,784.40 1.95 -2538.65

Jasa-jasa 20,522.14 20,455.68 -66.46 8,834.78 -1.66 -8899.58

Total 227,597.35 235,832.12 8234.77 97,980.66 629.39 -90375.28

Page 164: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-164

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (2057.62) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (45,102.60). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 261.78, ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri masih belum memenuhi nilai idealnya

(N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat dari nilai

(M) bernilai positif 15.72. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah

cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.91 Shift Share Kecamatan Tawangsari Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Tawangsari

Komposisi Perubahan Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut

N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

104,767.94 106,825.56 2057.62 45,102.60 261.78 -43306.76

Pertambangan dan penggalian 65.42 92.78 27.36 28.16 0.00 -0.81

Industri pengolahan 13,498.42 14,457.69 959.27 5,811.07 15.72 -4867.52

Listrik, gas, dan air bersih 354.39 382.61 28.22 152.56 0.01 -124.36

Bangunan 4,933.94 5,263.27 329.33 2,124.06 1.97 -1796.70

Perdagangan, hotel, dan restoran 65,824.02 70,140.95 4316.93 28,337.24 345.07 -24365.38

Pengangkutan dan komunikasi 11,163.25 11,498.05 334.80 4,805.78 4.54 -4475.52

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

6,467.83 6,715.53 247.70 2,784.40 1.95 -2538.65

Page 165: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-165

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Sukoharjo Sebesar 1,168,760.58 dengan

distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari

pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 2939.94

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (1,369.67) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (40,835.53). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 20.04, ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif 2,099.09. Ini dikarenakan sektor Industri

pengolahan sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga

sudah mulai diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup

baik dan jika dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan

Share effect untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Jasa-jasa 20,522.14 20,455.68 -66.46 8,834.78 -1.66 -8899.58

Total 227,597.35 235,832.12 8234.77 97,980.66 629.39 -90375.28

Page 166: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-166

Tabel IV.92 Shift Share Kecamatan Nguter Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Nguter Sebesar 212,215.85 dengan distribusi

terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Sukoharjo

sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari pertanian

agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 545.67 mengindikasikan

bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (1,150.09) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (35,014.82). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 165.76 ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Nguter Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut

N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

81,335.23 82,485.32 1150.09 35,014.82 165.76 -34030.49

Pertambangan dan penggalian 17.59 24.73 7.14 7.57 0.00 -0.43

Industri pengolahan 7,399.59 7,936.01 536.42 3,185.52 7.03 -2656.14

Listrik, gas, dan air bersih 296.92 314.57 17.65 127.82 0.01 -110.18

Bangunan 2,913.80 3,074.24 160.44 1,254.39 0.83 -1094.78

Perdagangan, hotel, dan restoran 74,424.43 76,889.15 2464.72 32,039.72 325.06 -29900.05

Pengangkutan dan komunikasi 11,690.31 12,007.25 316.94 5,032.68 6.57 -4722.30

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

6,876.44 6,780.76 -95.68 2,960.31 -1.17 -3054.82

Jasa-jasa 21,618.33 22,703.82 1085.49 9,306.69 41.58 -8262.78

Total 206,572.64 212,215.85 5643.21 88,929.52 545.67 -83831.98

Page 167: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-167

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif 7.03. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan

sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.93 Shift Share Kecamatan Bendosari Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Bendosari Sebesar 298,993.06 dengan

distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari

pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 832.06

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Bendosari

Komposisi Perubahan Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut

N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

131,989.59 135,937.21 3947.62 56,821.52 503.46 -53377.36

Pertambangan dan penggalian 345.90 553.73 207.83 148.91 0.07 58.85

Industri pengolahan 5,466.34 5,653.52 187.18 2,353.26 0.99 -2167.07

Listrik, gas, dan air bersih 196.94 207.56 10.62 84.78 0.00 -74.16

Bangunan 11,513.32 12,210.58 697.26 4,956.48 7.76 -4266.98

Perdagangan, hotel, dan restoran

83,428.47 86,496.74 3068.27 35,915.96 247.34 -33095.03

Pengangkutan dan komunikasi 9,647.41 9,667.55 20.14 4,153.21 0.19 -4133.26

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

11,717.89 11,767.51 49.62 5,044.55 0.56 -4995.49

Jasa-jasa 34,337.88 36,498.66 2160.78 14,782.46 71.69 -12693.37

Total 288,643.74 298,993.06 10349.32 124,261.13 832.06 -114743.87

Page 168: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-168

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (3,947.62) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (56,821.52). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 503.46, ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif 0,99. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan

sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.94 Shift Share Kecamatan Polokarto Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Polokarto

Komposisi Perubahan Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut

N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

97,542.68 97,820.00 277.32 2,870.69 34.32 -

2,627.69

Pertambangan dan penggalian 418.86 581.35 162.49 17.11 0.09 145.29

Industri pengolahan 2,611.72 2,744.98 133.26 80.78 0.44 52.03

Listrik, gas, dan air bersih 436.39 466.88 30.49 13.74 0.02 16.73

Bangunan 34,176.34 36,674.64 2,498.30 1,079.34 108.34 1,310.63

Perdagangan, hotel, dan restoran 73,222.82 75,691.59 2,468.77 2,227.61 229.37 11.79

Pengangkutan dan komunikasi 12,938.67 13,632.72 694.05 401.21 11.39 281.44

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

7,138.86 7,014.24 -124.62 206.43 -1.13 -329.92

Jasa-jasa 39,307.75 41,048.89 1,741.14 1,208.07 86.84 446.23

Total 267,794.09 275,675.29 7,881.20 8,104.98 469.68 -693.46

Page 169: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-169

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Polokarto Sebesar 275.675,29 dengan

distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari

pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 469,68

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (277,32) sektor Pertanian masih kurang

dari nilai idealnya (N) (2.870,69). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional meskipun

kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai -34,32, ini dikarenakan

pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya

sudah cukup baik namun tidak didukung dengan pengadaan alat atau

teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S) sektor Pertanian dapat

memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif 0,44. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan

sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.95 Shift Share Kecamatan Mojolaban Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Mojolaban Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

115,069.52 119,050.97 3,981.45 4,173.82 316.61 -508.98

Pertambangan dan penggalian 36,517.03 37,631.15 1,114.12 1,364.96 28.12 -278.96

Industri pengolahan 52,658.30 54,850.20 2,191.90 1,989.54 79.76 122.6

Listrik, gas, dan air bersih 1,031.29 1,152.04 120.75 41.79 0.09 78.88

Page 170: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-170

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Mojolaban Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut N M S

Bangunan 12,015.58 12,748.60 733.02 462.42 6.09 264.51

Perdagangan, hotel, dan restoran 105,790.48 110,670.10 4,879.62 4,014.24 356.74 508.64

Pengangkutan dan komunikasi 26,258.48 26,881.85 623.37 975.06 11.31 -363

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

7,237.95 6,852.38 -385.57 248.55 -1.93 -632.19

Jasa-jasa 42,362.01 43,573.79 1,211.78 1,580.52 35.47 -404.21

Total 398,940.64 413,411.08 14,470.44 14,850.90 832.26 -1,212.71 Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Mojolaban Sebesar 413.411,08 dengan

distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari

pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 832,26

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (120,75) sektor Pertanian sudah

melebihi dari nilai idealnya (N) (41,79). Hal tersebut dikarenakan

ketersediaan tenaga kerja yang cukup baik, dapat dilihat (M) bernilai 316,61,

hal tersebut menunjukkan kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik. Berdasarkan dari segi (S) sektor

Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten

Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif 79,76. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan

sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Page 171: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-171

Tabel IV.96 Shift Share Kecamatan Grogol Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Grogol Sebesar 1.462.359,86 dengan distribusi

terbesar dari sektor industri, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Sukoharjo

sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari industri agar

bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 4447,73 mengindikasikan bahwa

kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (200,57) sektor Pertanian masih kurang

dari nilai idealnya (N) (3.162,48). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional meskipun

kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 1,25, ini dikarenakan

pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya

sudah cukup baik namun tidak didukung dengan pengadaan alat atau

teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S) sektor Pertanian dapat

memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Grogol Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012 Tahun 2013 R-

Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

52,075.80 52,276.37 200.57 3,162.48 1.25 -2,963.17

Pertambangan dan penggalian 7.25 10.12 2.87 0.61 0.00 2.26

Industri pengolahan 689,842.33 726,594.12 36,751.79 43,955.67 3039.20 -

10,243.08

Listrik, gas, dan air bersih 27,993.76 30,479.45 2,485.69 1,843.87 8.34 633.48

Bangunan 74,010.36 78,348.81 4,338.45 4,739.75 38.49 -439.79

Perdagangan, hotel, dan restoran 377,182.45 405,157.45 27,975.00 24,510.20 1264.89 2,199.91

Pengangkutan dan komunikasi 67,172.53 74,439.14 7,266.61 4,503.23 58.51 2,704.86

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

14,706.12 15,116.25 410.13 914.46 0.72 -505.06

Jasa-jasa 75,949.60 79,938.15 3,988.55 4,835.90 36.31 -883.66

Total 1,378,940.20 1,462,359.86 83,419.66 88,466.17 4447.73 -9,494.24

Page 172: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-172

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif, Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah

cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.97

Shift Share Kecamatan Baki Berdasarkan PDRB Tahun 2013 Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Baki Sebesar 184.099,10 dengan distribusi

terbesar dari sektor perdagangan. Nilai M sebesar 418,62 mengindikasikan bahwa

kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Perdagangan

Kecamatan Baki memiliki PDRB sektor perdagangan yang paling besar pada

tahun 2013 kebelakang, selain itu R absolut Kecamatan Baki sudah sesuai

dengan idealnya. Tingkat kinerja di Kecamatan Baki dari sektor perdagangan

juga sudah cukup baik, dapat dilihat dari nilai M yang positif 213,75.

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Baki Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012 Tahun 2013 R-

Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

58,697.50 60,706.09 2,008.59 2,683.51 146.48 -821.40

Pertambangan dan penggalian 0.02 0.60 0.58 0.03 0.00 0.55

Industri pengolahan 11,952.67 12,897.25 944.58 589.63 14.03 340.92

Listrik, gas, dan air bersih 350.59 395.24 44.65 18.07 0.02 26.56

Bangunan 3,365.60 3,549.54 183.94 162.28 0.77 20.89

Perdagangan, hotel, dan restoran 54,090.42 57,270.97 3,180.55 2,618.29 213.75 348.51

Pengangkutan dan komunikasi 14,298.21 15,182.22 884.01 694.09 15.70 174.21

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

6,629.72 6,577.06 -52.66 300.69 -0.43 -352.91

Jasa-jasa 26,665.77 27,520.13 854.36 1,258.15 28.31 -432.10

Total 176,050.50 184,099.10 8,048.60 8,416.56 418.62 -694.76

Page 173: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-173

.Berdasarkan dari segi (S) sektor Perdagangan dapat memberikan Share

effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (2.008,59) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (2.683,51). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 146,48, ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif, Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah

cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Tabel IV.98 Shift Share Kecamatan Gatak Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Gatak Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012 Tahun 2013 R-

Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

54,115.54 55,450.42 1,334.88 1,463.47 174.94 -303.53

Pertambangan dan penggalian 9.96 13.92 3.96 0.37 0 3.59

Industri pengolahan 23,984.51 24,984.21 999.7 659.39 58.07 282.24

Listrik, gas, dan air bersih 483.92 490.68 6.76 12.95 0.01 -6.2

Bangunan 11,069.52 11,831.14 761.62 312.25 20.42 428.95

Perdagangan, hotel, dan restoran 32,250.15 32,756.44 506.29 864.52 39.54 -397.77

Pengangkutan dan komunikasi 9,817.48 10,238.66 421.18 270.22 10.01 140.94

Page 174: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-174

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Gatak Komposisi Perubahan

Perekonomian

Tahun 2012 Tahun 2013 R-

Absolut N M S

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

5,568.65 5,592.53 23.88 147.6 0.32 -124.04

Jasa-jasa 19,159.08 19,230.14 71.06 507.53 3.3 -439.77

Total 156,458.81 160,588.14 4,129.33 4,238.31 306.6 -415.59 Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Gatak Sebesar 160.588,14 dengan distribusi

terbesar dari sektor industri, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Sukoharjo

sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari industri agar

bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 306,60 mengindikasikan bahwa

kinerja dari setiap sektor sudah baik.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (1.334,88) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (1.463,47). Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional

meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 306,60, ini

dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor

pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan

pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai

idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat

dari nilai (M) bernilai positif, Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah

cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika

dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect

untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Page 175: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-175

Tabel IV.99 Shift Share Kecamatan Kartasura Berdasarkan PDRB Tahun 2013

Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Kartasura sebesar 982.379,86 dengan

distribusi terbesar dari sektor industri, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten

Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan

dari industri agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 2197,83

mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik. Selain itu tingkat

pendapan dari PDRB sektor Perdagangan juga sudah cukup baik pada

Kecamatan Kartasura.

Sektor Perdagangan

Kecamatan Kartasura memiliki PDRB sektor perdagangan yang cukup

besar pada tahun 2013 kebelakang, selain itu R absolut Kecamatan

Kartasura sudah sesuai dengan idealnya. Tingkat kinerja di Kecamatan

Baki dari sektor perdagangan juga sudah cukup baik, dapat dilihat dari

nilai M yang positif 2197,83. . Berdasarkan dari segi (S) sektor

Perdagangan dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Pertanian

Jika melihat pertumbuhan R-absolut (6.010,68) sektor Pertanian masih

kurang dari nilai idealnya (N) (4.776,15). Hal tersebut dikarenakan

ketersediaan tenaga kerja yang cukup baik, dapat dilihat (M) bernilai

2197,83, hal tersebut menunjukkan kinerja dari para petani dan pelaku

Sektor

Jumlah PDRB Kecamatan Kartasura

Komposisi Perubahan Perekonomian

Tahun 2012

Tahun 2013

R-Absolut N M S

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

71,331.81 77,342.49 6,010.68 4,776.15 75.04 1,159.49

Pertambangan dan penggalian - - 0.00 - 0.00 0.00

Industri pengolahan 351,317.20 366,035.96 14,718.76 22,603.92 905.01 -8,790.18

Listrik, gas, dan air bersih 17,951.92 19,377.12 1,425.20 1,196.60 4.48 224.12

Bangunan 39,252.89 41,466.58 2,213.69 2,560.70 15.21 -362.22

Perdagangan, hotel, dan restoran 275,139.12 295,397.54 20,258.42 18,241.77 975.53 1,041.12

Pengangkutan dan komunikasi 42,070.21 44,949.61 2,879.40 2,775.79 21.20 82.41

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan

15,132.73 14,502.04 -630.69 895.55 -1.67 -1,524.57

Jasa-jasa 113,047.18 123,308.52 10,261.34 7,614.71 203.02 2,443.61

Total 925,243.06 982,379.86 57,136.80 60,665.19 2197.83 -5,726.21

Page 176: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-176

sektor pertanian lainnya sudah cukup baik. Berdasarkan dari segi (S)

sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah

Kabupaten Sukoharjo.

Sektor Industri

Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan tidak mencapai nilai

idealnya (N), meskipun tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai

diberdayakan dan sudah cukup baik dilihat dari nilai (M) bernilai positif

905,01, jika dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan

Share effect untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Diketahui ranking kecamatan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan

Pendapatan Per Kapita masing-masing kecamatan. Kecamatan Grogol

menempati ranking 1 dengan nilai Pendapatan Per Kapita sebesar

13,674,710.44, Kecamatan Sukoharjo menempati ranking 2 dengan nilai

Pendapatan Per Kapita sebesar 13,502,161.25 dan Kecamatan Kartasura

menempati ranking 3 dengan nilai Pendapatan Per Kapita sebesar

10,415,613.82. Kecamatan Grogol menempati ranking 1 berdasarkan

Pendapatan Per Kapita penduduknya, hal ini dikarenakan Kecamatan Grogol

memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan nilai 107,555 jiwa pada

tahun 2013 dan terdapat banyaknya lapangan pekerjaan, baik itu sektor

pertanian maupun industri pengolahan. Dilihat dari sektor industri pengolahan di

Kecamatan Grogol terdapat 11 Industri Pengolahan yaitu :

1. Mahkota Lestari Abadi; Jl. Salak Block Gk-3, Solo Baru – Sukoharjo,

Solo

2. Gloria Repro Furniture; Jl. Kana No. 9 Grogol, Sukoharjo, 57552

3. Konimex; Desa Sanggrahan,kec. Grogol (po Box 233 Solo - 57102),

Sukoharjo, 57192

4. Nilas Wahana Antika; Jl. Sidoluhur 78 Waringin Rejo, Sukoharjo

5. Rudjito Glass & Craft; Jl. Songgobumi No. 10-12, Ds. Manang, Kec.

Grogol, Sukoharjo, Solo

6. Cahyo Nugroho Jati; Jl. Solo - Baki Km. 3 Gedangan Solo Baru

Sektor 10, Sukoharjo, Solo

7. Medulia Perkasa Indonesia; Jl. Bayu No.9 Parangjoro, Sukoharjo

8. Mitra Jati Mandiri, Cv; Jl.Raya Solo Sukoharjo Km.7 Pandean

9. Sinar Surya Indah; Jl. Raya Solo-sukoharjo Km 7,6

Page 177: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-177

10. Centrum Furniture; Jl. Raya Solo - Baki km 3

11. Roti Langgeng; Jl. Semenromo 121, Waringinrejo RT 05/22 Cemani

Grogol Sukoharjo

Selain memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi, sektor pertanian

yang luas dan sektor industri yang banyak, Kecamatan Grogol juga memiliki

jumlah penduduk usia produktif yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan

yang lainnya. Jumlah penduduk usia produktif di Kecamatan Grogol sebanyak

73,429 jiwa yang terdiri dari laki-laki (36,459 jiwa usia produktif) dan perempuan

(36,970 jiwa usia produktif).

Page 178: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-178

Tabel IV.100

Rank Size Rule menurut Pendapatan Per Kapita Penduduk di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

No Kecamatan Pendapatan Per Kapita

( Pn ) Ranking ( R ) X=LogR Y=LogPn X.Y

1 Kecamatan Weru 2,999,056.26 11 1.041 6.4769 6.7425 1.0837

2 Kecamatan Bulu 2,841,889.92 12 1.079 6.4536 6.9634 1.1642

3 Kecamatan Tawangsari 3,968,033.25 6 0.778 6.5985 5.1336 0.6053

4 Kecamatan Sukoharjo 13,502,161.25 2 0.301 7.1304 2.1463 0.0906

5 Kecamatan Nguter 3,271,603.77 9 0.954 6.5147 6.2150 0.9101

6 Kecamatan Bendosari 4,371,179.66 5 0.698 6.6405 4.6351 0.4872

7 Kecamatan Polokarto 3,656,025.49 7 0.845 6.5630 5.5457 0.7140

8 Kecamatan Mojolaban 5,077,325.57 4 0.602 6.7056 4.0368 0.3624

9 Kecamatan Grogol 13,674,710.44 1 0 7.1359 0 0

10 Kecamatan Baki 3,372,457.82 8 0.903 6.5279 5.8947 0.8154

11 Kecamatan Gatak 3,206,568.24 10 1 6.5060 6.5060 1.0000

12 Kecamatan Kartasura 10,415,613.82 3 0.477 7.0176 3.3474 0.2275

Total 70,356,625.49 78 8.678 80.2706 57.1665 7.4605

Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015

Keterangan :

: Kecamatan Ranking 1

: Kecamatan Ranking 2

: Kecamatan Ranking 3

Page 179: KABUPATEN SUKOHARJO

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-179