KABUPATEN SUKOHARJO
-
Upload
nur-hilaliyah -
Category
Engineering
-
view
1.272 -
download
59
Transcript of KABUPATEN SUKOHARJO
Kabupaten Sukoharjo IV-1
BAB IV
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
4.1 Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan
Analisis aspek fisik dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sukoharjo meliputi analisis geologi lingkungan, kelayakan dan kesesuaian lahan,
analisis sumber daya tanah, analisis sumber daya air, hutan dan tambang serta
pencemaran lingkungan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung
aspek fisik wilayah Kabupaten Sukoharjo dalam mendukung kegiatan
pembangunan dan pengembangan ruang.
4.1.1 Analisis Geologi Lingkungan
Secara umum kondisi eksisting geologi lingkungan pada Kabupaten
Sukoharjo dibagi menjadi 4 bagian, yaitu daerah bagian timur, tengah, selatan
dan utara. Jenis Batuan yang tersebar pada keempat bagian tersebut memiliki 4
jenis batuan, yaitu batuan alluvium, batuan gunung api lawu, batuan gunung api
merapi, dan formasi mandalika. Berdasarkan dari keempat bagian tersebut, pada
bagian utara merupakan batuan dengan jenis dari sisa gunung api merapi yang
meliputi Kecamatan Kartasura, Kecamatan Gatak, Kecamatan Baki, Kecamatan
Grogol, serta sebagian dari Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban dan Polokarto.
Pada bagian daerah selatan Kabupaten Sukoharjo, kondisi batuan yang terdapat
di Kawasan tersebut mayoritas merupakan jenis batuan alluvium endapan
dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan pasir) dengan sisipan lempung
serta batuan jenis formasi mandalika. Daerah bagian selatan dengan jenis
batuan alluvium terdapat pada Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu dan
Kecamatan Nguter, sedangkan daerah dengan batuan jenis formasi mandalika
terdapat pada Kecamatan Weru. Daerah tengah secara umum mempunyai
kondisi geologi dari endapan batuan alluvium (breksi, tufa dan lava). Bagian
tengah dari Kabupaten Sukoharjo dengan keadaan geologis tersebut merupakan
Kecamatan Sukoharjo, kecamatan Bendosari dan sebagian Kecamatan
Polokarto. Bagian utara dari Kabupaten Sukoharjoo memiliki endapan vulkanik
muda, terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal (batuan
Gunung api Merapi). Kelulusan tinggi hingga sedang: berkelulusan tingi terutama
Kabupaten Sukoharjo IV-2
pada lahar dan aliran lava vesikular. Daerah ini meliputi Kecamatan Mojolaban,
Grogol, Gatak, dan Kartasura. Terdapat sebagian kondisi geologis dengan
batuan jenis gunung api lawu pada Kecamatan Mojolaban.
Berdasarkan data ekisisting dari bentuk topografi dan kemiringan lereng
Kabupaten Sukoharjo, permukaan tanah pada wilayah tersebut sebagian besar
cendurung mendatar. Mayoritas wilayah pada Kabupaten Sukoharjo
kemiringannya hanya berkisar antara 0-2%, dari persentase tersebut
menunjukkan bahwa kondisi wilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah
datar yang tidak berpotensi terjadi longsor tanah, sedangkan bagian wilayah
yang lebih dari 40 % pada Kabupaten Sukoharjo dilihat dari alur konturnya hanya
terdapat di Desa Sanggang, bagian selatan Kabupaten Sukoharjo yaitu di
Kecamatan Bulu.
4.1.2 Analisis Arahan Fungsi Kawasan
Pengembangan wilayah tentu diperlukan dalam pembangunan suatu
wilayah. Hal ini dikarenakan banyaknya sarana dan prasarana yang dapat
dibangun dari suatu wilayah maka mempengaruhi pertumbuhan kota/kabupaten
tersebut. Analisis kelayakan lahan diperlukan untuk mengetahui arahan fungsi
kawasan. Apakah kawasan tersebut dapat dibudidayakan atau tidak. Faktor yang
mempengaruhi kelayakan lahan yaitu dilihat dari jenis tanah, kelerengan dan
curah hujan. Dari faktor tersebut kawasan budidaya, kawasan lindung dan
kawasan penyangga.
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan.
Kawasan Penyangga adalah kawasan yang berfungsi menyangga
kawasan dibawahnya atau kawasan budidaya.
Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
4.1.2.1 Jenis Tanah
Tanah merupakan faktor penentu untuk menunetukan suatu lahan
yang dapat dibudidayakan. Jenis tanah memiliki tingkat kepekaan yang
berbeda hal ini dikarenakan tanah tersebut memiliki tingkat permeabilitas atau
daya resapan air yang berbeda. Pada umumnya jenis tanah alluvial, latosol,
Kabupaten Sukoharjo IV-3
dan mediteran banyak menyebar di berbagai wilayah Pulau Jawa seperti salah
satunya di Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo mempunyai 6 jenis
tanah yang terdiri dari tanah alluvial, latosol, mediteran, gromosol, regosol dan
litosol. Tanah alluvial memiliki kepekaan tanah yang tidak peka dikarenakan
permeabilitas rendah sehingga memungkinkan beberapa daerah dengan jenis
tanah ini rawan terhadap banjir. Berikut data jenis tanah dengan nilai skor
sesuai dengan ketentuan kementrian kehutanan yang tersebar di Kabupaten
Sukoharjo.
Tabel IV.1 Kriteria Jenis Tanah
No Jenis Tanah Tingkat Kepekaan
Terhadap Erosi Skor
1 Aluvial, Tanah Clay, Planosol, Hodromorf Kelabu, Lateris Air Tanah
Tidak Peka 15
2 Latosol Kurang Peka 30
3 Brown forest soil, Non Calcic Brown dan Mediteran
Agak Peka 45
4 Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol dan Podsolik
Peka 60
5 Regosol, Litosol, Organosol dan Renzina Sangat Peka 75 Sumber: SK Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981
Tabel IV.2 Jenis Tanah yang terdapat Di Kabupaten Sukoharjo
No Jenis Tanah Lokasi Kepekaan Skor
1 Aluvial Kecamatan Baki, Kecamatan Grogol, dan kecamatan Kartasura
Tidak Peka 15
2 Latosol Sebagian wilayah Kecamatan Polokarto, Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Nguter.
Kurang Peka
30
3 Mediteran Sebagian Wilayah Kecamatan Sukoharjo
Agak Peka 45
4 Gromosol
Sebagian wilayah di Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Nguter, Sukoharjo dan Tawangsari.
Peka 60
5 Regosol, Litosol
Kecamatan Tawangsari, dan Kecamatan Weru.
Sangat Peka
75
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-4
4.1.2.2 Kelerengan
Bentuk muka bumi akan memperlihatkan perbedaan yang relatif tinggi,
adanya bukit, gunung, lembah, sungai dan lain-lain. Bentang alam sebagai
hasil pengukuran topografi menunjukkan dua unsur penting yaitu kemiringan
(lereng) dan ketinggian. Keadaan umum topografi suatu wilayah dapat menuju
pada karakteristik suatu wilayah yang terdiri dari daratan dan perairan.
Kelerengan di Kabupaten Sukoharjo didominasi dengan kelerengan datar dan
landau. Berikut kriteria kelerengan lahan di Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.3 Kriteria Kelerengan Lahan
Kelas Lereng
Sudut Lereng (%)
Kriteria Skor
I 0-8 Datar 20
II 8-15 Landai 40
III 15-25 Agak Curam 60
IV 25-40 Curam 80
V >40 Sangat Curam 100 Sumber: SK Menteri Kehutanan No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981
Tabel IV.4 Pembagian Kelerengan Di Kabupaten Sukoharjo
Kelas Lereng
Sudut Lereng
(%) Kriteria Lokasi
Kesesuaian Penggunaan
Skor
I 0-2 Datar
Meliputi seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Cocok dikembangkan sebagai kawasan budidaya terutama sebagai kawasan permukiman, industri, petanian lahan basah, dan pertanian lahan kering.
20
II 2-5 Landai
Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, dan Kartasura.
Cocok dikembangkan sebagai kawasan budidaya
40
III 5-15 Agak
Curam
Wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian
Cocok dikembangkan sebagai kawasan budidaya perkebunan.
60
Kabupaten Sukoharjo IV-5
Kelas Lereng
Sudut Lereng
(%) Kriteria Lokasi
Kesesuaian Penggunaan
Skor
Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari.
IV 15-40 Curam
Seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Grogol, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari.
Cocok dikembangkan sebagai kawasan penyangga
80
V >40 Sangat Curam
Seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang berada di sebagian Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari.
Cocok dikembangkan sebagai kawasan lindung seperti hutan
100
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
4.1.2.3 Intensitas Hujan
Hujan adalah sebuah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi
butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di permukaan.
Turunnya hujan tidak lepas dari pengaruh kelembaban udara yang memacu
jumlah titik-titik air yang terdapat pada udara. Indonesia memiliki daerah yang
dilalui garis khatulistiwa dan sebagian besar daerah di Indonesia merupakan
daerah tropis, seperti di Kabupaten Sukoharjo. Curah hujan di Kabupaten
Sukoharjo termasuk dalam curah hujan rendah dan sedang. Berikut
penjelasan kriteria curah hujan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.5 Kriteria Intensitas Curah Hujan
No Intensitas HUjan
(mm/hh) Deskripsi Skor
1 0-13,6 Sangat rendah 10
2 13,6-20,7 Rendah 20
3 20,7-27,7 Sedang 30
Kabupaten Sukoharjo IV-6
No Intensitas HUjan
(mm/hh) Deskripsi Skor
4 27,7-34,8 Tinggi 40
5 >34,8 Sangat Tinggi 50
Sumber: SK Menteri Kehutanan No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981
Tabel IV.6
Curah Hujan Dan Intensitas Hujan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
No Kecamatan Hari Hujan Rata-Rata
Curah Hujan Rata-Rata
Intensitas Hujan
1 Weru 6 322 53.7 2 Bulu 0 0 0.0 3 Tawangsari 8 169 21.1 4 Sukoharjo 10 182 18.2 5 Nguter 10 207 20.7 6 Bendosari 10 184 18.4 7 Polokarto 6 132 22.0 8 Mojolaban 9 170 18.9 9 Grogol 8 157 19.6
10 Baki 6 140 23.3 11 Gatak 6 96 16.0 12 Kartasura 8 137 17.1
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Tabel IV.7 Klasifikasi Intensitas Hujan Di Kabupaten Sukoharjo
No Intensitas HUjan
(mm/hh) Lokasi Skor
1 0-13,6 Sangat rendah 10
2 13,6-20,7 Rendah 20
3 20,7-27,7 Sedang 30
4 27,7-34,8 Tinggi 40
5 >34,8 Sangat Tinggi 50 Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
4.1.2.4 Kriteria Fungsi Kawasan
Tabel IV.8 Kriteria Penetapan Fungsi Kawasan
No Fungsi Kawasan Total Skor
1 Kawasan Lindung >175
2 Kawasan Penyangga 125-175
3 Kawasan Budidaya <125
Sumber: SK Menteri No. 837/KPTS/11/UM/VIII/1981, Tentang Kesesuaian Lahan
Kabupaten Sukoharjo IV-7
Tabel IV.9 Penetapan Fungsi Kawasan Di Kabupaten Sukoharjo
No Jenis Tanah Kelerengan
Intensitas Curah Hujan
Total Skor
Kawasan
Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor
1 Aluvial 20 I 20 Rendah 20 60 Budidaya
2 Aluvial 20 II 40 Rendah 20 80 Budidaya
3 Aluvial 20 III 80 Rendah 20 120 Budidaya
4 Aluvial 20 IV 100 Rendah 20 140 Penyangga
5 Aluvial 20 I 20 Sedang 30 70 Budidaya
6 Aluvial 20 II 40 Sedang 30 90 Budidaya
7 Aluvial 20 III 80 Sedang 30 130 Penyangga
8 Aluvial 20 IV 100 Sedang 30 150 Penyangga
9 Latosol 40 I 20 Rendah 20 80 Budidaya
10 Latosol 40 II 40 Rendah 20 100 Budidaya
11 Latosol 40 III 80 Rendah 20 140 Penyangga
12 Latosol 40 IV 100 Rendah 20 160 Penyangga
13 Latosol 40 I 20 Sedang 30 90 Budidaya
14 Latosol 40 II 40 Sedang 30 110 Budidaya
15 Latosol 40 III 80 Sedang 30 150 Penyangga
16 Latosol 40 IV 100 Sedang 30 170 Penyangga
17 Mediteran 60 I 20 Rendah 20 100 Budidaya
18 Mediteran 60 II 40 Rendah 20 120 Budidaya
19 Mediteran 60 III 80 Rendah 20 160 Penyangga
20 Mediteran 60 IV 100 Rendah 20 180 Penyangga
21 Mediteran 60 I 20 Sedang 30 110 Budidaya
22 Mediteran 60 II 40 Sedang 30 130 Penyangga
23 Mediteran 60 III 80 Sedang 30 170 Penyangga
24 Mediteran 60 IV 100 Sedang 30 190 Lindung
25 Gromosol 80 I 20 Rendah 20 120 Budidaya
26 Gromosol 80 II 40 Rendah 20 140 Penyangga
27 Gromosol 80 III 80 Rendah 20 180 Lindung
28 Gromosol 80 IV 100 Rendah 20 200 Lindung
29 Gromosol 80 I 20 Sedang 30 130 Penyangga
30 Gromosol 80 II 40 Sedang 30 150 Penyangga
31 Gromosol 80 III 80 Sedang 30 190 Lindung
32 Gromosol 80 IV 100 Sedang 30 210 Lindung
33 Regosol 100 I 20 Rendah 20 140 Penyangga
34 Regosol 100 II 40 Rendah 20 160 Penyangga
35 Regosol 100 III 80 Rendah 20 200 Lindung
36 Regosol 100 IV 100 Rendah 20 220 Lindung
37 Regosol 100 I 20 Sedang 30 150 Penyangga
38 Regosol 100 II 40 Sedang 30 170 Penyangga
39 Regosol 100 III 80 Sedang 30 210 Lindung
40 Regosol 100 IV 100 Sedang 30 230 Lindung
41 Litosol 100 I 20 Rendah 20 140 Penyangga
42 Litosol 100 II 40 Rendah 20 160 Penyangga
43 Litosol 100 III 80 Rendah 20 200 Lindung
44 Litosol 100 IV 100 Rendah 20 220 Lindung
Kabupaten Sukoharjo IV-8
No Jenis Tanah Kelerengan
Intensitas Curah Hujan
Total Skor
Kawasan
Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor
45 Litosol 100 I 20 Sedang 30 150 Penyangga
46 Litosol 100 II 40 Sedang 30 170 Penyangga
47 Litosol 100 III 80 Sedang 30 210 Lindung
48 Litosol 100 IV 100 Sedang 30 230 Lindung Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Tabel IV.10
Penetapan Fungsi Kawasan Di Kabupaten Sukoharjo
No Fungsi Kawasan Luas Lokasi
1 Kawasan Lindung Sebagian kecil wilayah Kecamatan Bulu, dan Kecamatan Weru
2 Kawasan Penyangga Sebagian besar wilayah Gatak, dan Kecamatan Kartasura
3 Kawasan Budidaya
Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Baki, Mojolaban, Grogol, Polokarto, Bendosari, Nguter dan sebagian kecil Kecamatan Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo IV-9
Kabupaten Sukoharjo IV-10
Kabupaten Sukoharjo IV-11
4.1.3 Analisis Kemampuan Lahan
Kondisi fisik, Sumber Daya Alam (SDA), dan lingkungan pada Kecamatan
Winong merupakan landasan dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan
sua tu analisis perencanaan kawasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis fisik dan SDA untuk mengetahui kesesuaian lahan suatu kawasan yang
kemudian dapat diketahui arahan pemanfaatan lahan untuk pengembangan
kawasan yang ada. Perkembangan pemukiman di suatu kawasan memberikan
dampak langsung kepada penyediaan lahan pemukiman. Hal ini berakibat pada
pergeseran fungsi lahan yang terkadang tidak memperhatikan kondisi daya fisik
dan daya dukung lahan tersebut. Penentuan kesesuaian lahan pada Kabupaten
Sukoharjo mengacu pada Permen No. 20/PRT/M/2007 tentang Teknik Analisis
Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang. Berikut adalah hasil dari skoring kemampuan lahan yang
terdapat di Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.11 Pembobotan Satuan Kemampuan Lahan
No. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Bobot
1 Morfologi 5
2 Kemudahan Dikerjakan 1
3 Kestabilan Lereng 5
4 Kestabilan Pondasi 3
5 Ketersediaan Air 5
6 Terhadap Erosi 3
7 Terhadap Drainase 5
8 Pembuangan Limbah 1
9 Terhadap Bencana Alam 5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
4.1.3.1 SKL Morfologi
Morfologi merupakan bentang alam yang berupa dataran maupun
perbukitan. Kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti kondisi morfologis
suatu kawasan kompleks yaitu bentang alam tersebut berupa gunung,
pegunungan, dan bergelombang. Sehingga, kemampuan
pengembangannnya sangat rendah dan sulit dikembangkan atau tidak layak
dikembangkan. Lahan seperti ini sebaiknya direkomendasikan sebagai
wilayah lindung atau budidaya yang tak berkaitan dengan manusia,
Kabupaten Sukoharjo IV-12
contohnya untuk wisata alam. Morfologi tinggi tidak bisa digunakan untuk
peruntukan ladang dan sawah. Sedangkan kemampuan lahan dari morfologi
rendah berarti kondisi morfologis tidak kompleks. Ini berarti tanahnya datar
dan mudah dikembangkan sebagai tempat permukiman dan budidaya.
Tabel IV.12 SKL Morfologi
Morfologi Lereng
(%) SKL Morfologi Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Kemampuan lahan dari morfologi tinggi
1
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Kemampuan lahan dari morfologi cukup
2
Bukit/Perbukitan 5-15 Kemampuan lahan dari morfologi sedang
3
Datar 2-5 Kemampuan lahan dari morfologi kurang
4
Datar 0-2 Kemampuan lahan dari morfologi rendah
5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
4.1.3.2 SKL Kemudahan Dikerjakan
Kemudahan dikerjakan merupakan satuan kemampuan lahan
terhadap penggalian suatu daerah yang dilihat dari kelerengan serta jenis
tanah. Selain itu kemudahan penggalian ini dilihat dari tipe atau jenis batuan
yang terdapat di wilayah ini. Tingkat kemudahan penggalian yang terdapat di
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari lima kelas kemampuan. Berikut tabel kelas
kemampuan lahan kemudahan dikerjakan.
Tabel IV.13 SKL Kemudahan Dikerjakan
Morfologi Lereng
(%) Geologi
Permukaan SKL Kemudahan
Dikerjakan Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Litosol, Regosol Kemudahan penggalian rendah
1
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Gromosol Kemudahan penggalian kurang
2
Bukit/Perbukitan 5-15 Mediteran Kemudahan penggalian sedang
3
Datar 2-5 Latosol Kemudahan penggalian cukup
4
Datar 0-2 Aluvial Kemudahan penggalian tinggi
5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
Kabupaten Sukoharjo IV-13
Kabupaten Sukoharjo IV-14
Kabupaten Sukoharjo IV-15
4.1.3.3 SKL Kestabilan Lereng
Kestabilan lereng artinya wilayah tersebut dapat dikatakan stabil atau
tidak kondisi lahannya dengan melihat kemiringan lereng di lahan tersebut.
Bila suatu kawasan disebut kestabilan lerengnya rendah, maka kondisi
wilayahnya tidak stabil. Tidak stabil artinya mudah longsor, mudah bergerak
yang artinya tidak aman dikembangkan untuk bangunan atau permukiman
dan budidaya. Kawasan ini bisa digunakan untuk hutan, perkebunan dan
resapan air.
Tabel IV.14 SKL Kestabilan Lereng
Morfologi Lereng
(%) Ketinggian
Geologi Permukaan
SKL Kestabilan
Lereng Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Tinggi Litosol, Regosol
Kestabilan Lereng rendah
1
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Cukup Tinggi
Gromosol Kestabilan Lereng kurang
2
Bukit/Perbukitan 5-15 Sedang Mediteran Kestabilan Lereng sedang
3
Datar 2-5 Rendah Latosol Kestabilan Lereng tinggi
4
Datar 0-2 Sangat Rendah
Aluvial 5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
4.1.3.4 SKL Kestabilan Pondasi
Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah yang mendukung
stabil atau tidaknya suatu bangunan atau kawasan terbangun. SKL ini
diperlukan untuk memperkirakan jenis pondasi wilayah terbangun.
Kestabilan pondasi yang tinggi maka wilayah tersebut dapat dikembangan
sebagai wilayah perkotaan karena memiliki pondasi yang stabil sebaliknya
wilayah yang memiliki kestabilan pondasi rendah maka rawan untuk
pembangunan perkotaan.
Kabupaten Sukoharjo IV-16
Tabel IV.15 SKL Kestabilan Pondasi
SKL Kestabilan Lereng
Geologi Permukaan
SKL Kestabilan Pondasi Nilai
Kestabilan Lereng rendah
Litosol, Regosol
Daya dukung dan Kestabilan pondasi rendah
1
Kestabilan Lereng kurang
Gromosol Daya Dukung dan Kestabilan pondasi kurang
2
Kestabilan Lereng sedang
Mediteran 3
Kestabilan Lereng tinggi Latosol Daya dukung dan
Kestabilan pondasi tinggi
4
Aluvial 5 Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
4.1.3.5 SKL Ketersediaan Air
Hidrogeologi merupakan data yang dapat melihat ketersediaan air di
suatu kawasan. Ketersediaan air sangat penting dalam kelangsungan hidup
maupun aktivitas manusia sehingga dapat menunjang kegiatan disuatu
kawasan. Hidrogeologi juga memiliki kelas yaitu tinggi, sedang, hingga
rendah. Ketersediaan air sangat tinggi artinya ketersediaan air tanah dalam
dan dangkal cukup banyak. Sementara ketersediaan air sedang artinya air
tanah dangkal tak cukup banyak, tapi air tanah dalamnya banyak. Di
Kabupaten Sukoharjo terdapat kemampuan ketersediaan air sangat rendah,
rendah, sedang dan ketersediaan air tinggi. Ketersediaan air tinggi terdapat
di daerah dengan morfologi datar dan akuifer produktif penyebaran luas
berikut penjelasan SKL ketersediaan air yang terdapat di Kabupaten
Sukoharjo.
Tabel IV.16 SKL Ketersediaan Air
Morfologi Lereng
(%) Hidrologi SKL Drainase Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Akuifer produktivitas sedang
Ketersediaan air sangat rendah
1
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Akuifer produktivitas sedang, penyebaran luas
Ketersediaan air rendah
2
Bukit/Perbukitan 5-15 Akuifer produktivitas sedang setempat
Ketersediaan air sedang
3
Datar 2-5 Akuifer produktivitas tinggi, penyebaran luas
Ketersediaan air tinggi
4
Datar 0-2 Akuifer produktif penyebaran luas
5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
Kabupaten Sukoharjo IV-17
Kabupaten Sukoharjo IV-18
Kabupaten Sukoharjo IV-19
Kabupaten Sukoharjo IV-20
4.1.3.6 SKL Drainase Tanah
Drainase tanah merupakan kemampuan lahan yang menentukan
daya serap tanah. Drainase berkaitan dengan aliran air, serta mudah
tidaknya air mengalir. Drainase tinggi artinya aliran air mudah mengalir atau
mengalir lancar. Drainase rendah berarti aliran air sulit dan mudah
tergenang.
Tabel IV.17 SKL Drainase
Morfologi Lereng
(%) Geologi
Permukaan Hidrologi
SKL Drainase
Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Litosol, Regosol
Akuifer produktivitas sedang
Drainase Tinggi
5
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Gromosol
Akuifer produktivitas sedang, penyebaran luas
4
Bukit/Perbukitan 5-15 Mediteran
Akuifer produktivitas sedang setempat
Drainase Cukup
3
Datar 2-5 Latosol
Akuifer produktivitas tinggi, penyebaran luas
Drainase Kurang
2
Datar 0-2 Aluvial Akuifer produktif penyebaran luas
1
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
4.1.3.7 SKL Kepekaan Terhadap Erosi
Erosi berkaitan dengan terkikisnya lapisan tanah. Erosi tinggi berarti
lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air. Erosi
rendah berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak ada
erosi berarti tidak ada pengelupasan lapisan tanah. Suatu kawasan yang
baik adalah kawasan dengan tingkat erosi yang rendah. Hal ini dikarenakan
kawasan yang memiliki tingkat erosi yang tinggi dapat menyebabkan
bencana alam seperti longsor. Kawasan yang memiliki tingkat erosi rendah
maka cocok dijadikan lahan budidaya. Di Kabupaten Sukoharjo tedapat
kelas kemampuan lahan erosi sebagai berikut.
Kabupaten Sukoharjo IV-21
Tabel IV.18 SKL Erosi
Morfologi Lereng
(%) Geologi
Permukaan SKL Erosi Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Litosol, Regosol
Erosi Tinggi 1
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Gromosol Erosi Cukup Tinggi
2
Bukit/Perbukitan 5-15 Mediteran Erosi Sedang 3
Datar 2-5 Latosol Erosi Sangat Rendah 4
Datar 0-2 Aluvial Tidak ada Erosi 5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
4.1.3.8 SKL Pembuangan Limbah
SKL pembuangan limbah adalah tingkatan untuk memperlihatkan
wilayah tersebut cocok atau tidak sebagai lokasi pembuangan. Analisa ini
menggunakan peta hidrologi dan klimatologi. SKL pembuangan limbah
kurang berarti wilayah tersebut kurang/tidak mendukung sebagai tempat
pembuangan limbah.
Tabel IV.19 SKL Pembuangan Limbah
Morfologi Lereng
(%) Ketinggian
Geologi Permukaan
Hidrologi SKL
Pembuangan Limbah
Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Tinggi Litosol, Regosol
Akuifer produktivitas sedang
Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah kurang
1
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Cukup Tinggi
Gromosol
Akuifer produktivitas sedang, penyebaran luas
2
Bukit/Perbukitan 5-15 Sedang Mediteran
Akuifer produktivitas sedang setempat
Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah sedang
3
Datar 2-5 Rendah Latosol
Akuifer produktivitas tinggi, penyebaran luas
Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup
4
Datar 0-2 Sangat Rendah
Aluvial
Akuifer produktif penyebaran luas
5
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
Kabupaten Sukoharjo IV-22
4.1.3.9 SKL Terhadap bencana Alam
Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten yang berpotensi rawan
bencana banjir. Hal ini dikarenakan jenis tanah yang terdapat di kabupaten
tersebut adalah tanah dengan jenis aluvial yang sulit meresap air. Daerah
rawan banjir yaitu terdapat dibeberapa wilayah yaitu hampir merata di
wilayah Kabupaten Sukoharjo. Selain rawan bajir daerah ini juga berpotensi
rawan gerakan tanah, terdapat beberapa wilayah yang rawan terhadap
gerakan tanah yaitu di bagian selatan Kecamatan Bulu, Kabupaten
Sukoharjo. Kemudian daerah rawan angin ribut yaitu berada di bagian
tengah kabupaten seperti Kecamatan Sukoharjo, Tawangsari dan
Kecamatan Nguter.
Tabel IV.20 SKL Terhadap Bencana Alam
Morfologi Lereng
(%) Ketinggian
Geologi Permukaan
SKL Bencana
Alam Nilai
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
>40 Tinggi Litosol, Regosol
Potensi Bencana Alam Tinggi
5
Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan
15-40 Cukup Tinggi
Gromosol 4
Bukit/Perbukitan 5-15 Sedang Mediteran Potensi bencana alam cukup
3
Datar 2-5 Rendah Latosol Potensi bencana alam kurang
2
Datar 0-2 Sangat Rendah
Aluvial 1
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
Kabupaten Sukoharjo IV-23
Kabupaten Sukoharjo IV-24
Kabupaten Sukoharjo IV-25
Kabupaten Sukoharjo IV-26
Kabupaten Sukoharjo IV-27
Tabel IV.21 Kemampuan Lahan
SKL Morfologi
SKL Kemudahan Dikerjakan
SKL Kestabilan
Lereng
SKL Kestabilan
Pondasi
SKL Ketersediaan
Air
SKL Terhadap
Erosi
SKl Drainase
SKL Pembuangan
Limbah
SKL Bencana
Alam
5 1 5 3 5 3 5 1 5
5 1 5 3 5 3 25 1 25
10 2 10 6 10 6 20 2 20
15 3 15 9 15 9 15 3 15
20 4 20 12 20 12 10 4 10
25 5 25 15 25 15 5 1 5
Keterangan:
Nilai semakin rendah adalah tidak sesuai (1) Nilai semakin tinggi adalah sesuai (5) Penilaian pembobotan disesuaikan dengan Permen PU no.20/ PRT/ M/ 2007 Skor adalah hasil perkalian dari Nilai dan Bobot (NxB = S)
Setiap kelas lahan memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang
ditentukan dari total nilai, dibuat beberapa kelas yang memperhatikan nilai
minimum dan maksimum total nilai. Nilai minimum adalah 32, sedangkan nilai
maksimum yang mungkin didapat adalah 160. Dengan begitu, pengkelasan dari
total nilai atau skor yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo yaitu seperti pada
tabel berikut.
Kelas a dengan nilai 32-58
Kelas b dengan nilai 59-83
Kelas c dengan nilai 84-109
Kelas d dengan nilai 110-134
Kelas e dengan nilai 135-160
Tabel IV.22
Kelas Kemampuan Lahan
Total Nilai Kelas
Kemampuan Lahan Klasifikasi Pengembangan
32-58 Kelas a Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah
59-83 Kelas b Kemampuan Pengembangan Rendah
84-109 Kelas c Kemampuan Pengembangan Sedang
110-134 Kelas d Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi
135-160 Kelas e Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi
Sumber: Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007
Kabupaten Sukoharjo IV-28
Tabel IV.23 Klasifikasi Satuan Kemampuan Lahan Kabupaten Winong
Kelas Klasifikasi Pengembangan Luas (Ha)
A Kemampuan Pengembangan Rendah
23.659
B Kemampuan Pengembangan Sedang
25.554
C Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi
12
Sumber: Hasil Analisis dan Pengukuran Peta, 2013
4.1.4 Analisis Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah kesesuaian sebidang lahan untuk tujuan
penggunaan atau komoditas spesifik. Kesesuaian lahan fisik adalah kecocokkan
(adaptability) suatu lahan untuk penggunaan lahan tertentu yang didasarkan atas
faktor-faktor fisik, tanpa memperhatikan faktor ekonomi. Dalam penentuan kelas
kesesuaian lahan fisik dilakukan dengan mencocokkan karakteristik suatu lahan
dengan persyaratan tempat tumbuh suatu jenis tanaman tertentu. Untuk
menyesuaikan kriteria yang dinilai dalam penentuan masing-masing kelas dari
setiap karakteristik lahan maka dibuat suatu kriteria kelas kesesuaian lahan
sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi kesesuaian lahan.
4.1.5 Analisis Penggunaan Lahan
Kondisi eksisting lahan Kabupaten Sukoharjo berdasarkan fungsional
lahannya dari tahun 2006 sampai pada 2014 (jangka waktu 8 tahun) pada
dasarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis
dari peta guna lahan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 dengan Tahun 2014,
guna lahan saat ini yang banyak mengalami perubahan adalah terbangunnya
lahan permukiman, terutama pada bagian utara Kabupaten Sukoharjo, tepatnya
di Kecamatan Kartasura, Kecamatan Grogol, Kecamatan Mojolaban serta
Kecamatan Baki yang paling pesat mengalami perubahan lahan dari
persawahan menjadi permukiman, sedangkan perubahan guna lahan dari
persawahan menjadi permukiman juga terjadi di sebagian kecil kecamatan
Gatak, Kecamatan Polokarto serta bagian selatan Kabupaten Sukoharjo yaitu
Kecamatan Weru.
Kabupaten Sukoharjo IV-29
Kabupaten Sukoharjo IV-30
4.1.6 Analisis Persebaran Penggunaan Lahan
4.1.6.1 Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan kondisi eksisting lahan di Kabupaten Sukoharjo, dapat
dikategorikan penggunaan lahan di Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi dua
lahan, yaitu tanah sawah (lahan basah) dan lahan kering. Berdasarkan kondisi
guna lahan eksisting sebaran fungsi lahannya tersebar hampir merata di
seluruh kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah sawah,
pekarangan, tegalan, serta guna lahan lain-lain. Selanjutnya sebaran fungsi
lahan untuk hutan baik merupakan hutan rakyat maupun hutan negara hanya
ada di Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Polokarto.
Berdasarkan sebaran pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten
Sukoharjo dapat dilihat kecenderungan penggunaan lahan sebagai berikut:
Seluruh Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo penggunaan lahan
sawahnya didominasi oleh penggunaan lahan sawah irigasi teknis sekitar
70,17% lahan sawah yang ada di Kabupaten Sukoharjo merupakan
lahan sawah dengan irigasi teknis yang merata di seluruh kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo. Di Kabupaten Sukoharjo tidak ada kecamatan
yang tidak memiliki sawah dengan irigasi teknis, hal ini sesuai dengan
kondisi Kabupaten Sukoharjo yang merupakan lumbung padi bagi daerah
selatan di Provinsi Jawa Tengah. Selain sawah dengan irigasi teknis di
Kabupaten Sukoharjo juga memiliki sawah irigasi setengah teknis, sawah
irigasi sederhana dan sawah tadah hujan di beberapa kecamatan.
Sebaran tanah pekarangan di Kabupaten Sukoharjo menjadi penggunaan
lahan yang dominan yaitu sekitar 62,90% dari seluruh luas lahan bukan
sawah di Kabupaten Sukoharjo. Luasan dari lahan pekarangan di
Kabupaten Sukoharjo tiap tahunnya terus meningkat baik sebaran
penggunaan maupun luas penggunaan lahannya. Penggunaan lahan
tertinggi untuk bangunan dan pekarangan terdapat di Kecamatan
Polokarto yaitu sekitar 11,08% dari seluruh luasan lahan pekarangan di
Kabupaten Sukoharjo. Hal ini disebabkan karena kecamatan tersebut
terletak di daerah dengan topografi sedang dan memiliki luasan yang
paling luas yaitu sekitar 13,32% dari luas Kabupaten Sukoharjo. Untuk
penggunaan lahan bangunan dan pekarangan terendah terdapat di
Kecamatan Gatak. Sebaran penggunaan lahan perkarangan dan
Kabupaten Sukoharjo IV-31
bangunan ini meningkat seiring perkembangan penduduk, perkembangan
ekonomi wilayah, dan perkembangan fungsi kota-kota yang ada di
Kabupaten Sukoharjo. Untuk itu peningkatan sebaran penggunaan lahan
bangunan dan pekarangan perlu diarahkan pada pola pemanfaatan dan
pengelolaan yang sesuai tata aturan penggunaan lahan.
Hutan negara memiliki sebaran penggunaan lahan sebesar 1.021 Ha
yang tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bulu, Kecamatan
Tawangsari dan Kecamatan Polokarto. Sebaran hutan dari tahun ke
tahun cenderung tetap, namun mengalami peningkatan pada tahun-tahun
sekarang, hal tersebut dikarenakan penggunaan tanah hutan untuk
keperluan lain selalu mendapatkan ganti tanah yang selanjutnya dikelola
sebagai hutan lagi. Sebaran ini hendaknya dipertahankan karena hutan
memiliki fungsi yang sangat penting dalam hal konservasi sumber daya
alam baik tanah, air maupun sumber daya hutan itu sendiri.
Pengembangan hutan ini diharapkan pula berfungsi sebagai kawasan
resapan air yang mempertahankan intensitas air tanah di Kabupaten
Sukoharjo.
Sebaran lahan untuk perkebunan terutama terdapat di Kecamatan Weru,
bulu, Tawangsari, Sukoharjo, nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban
dan Grogoldengan prosentase terbesar terdapat di Kecamatan Polokarto
yaitu 20,64%.
Kabupaten Sukoharjo IV-32
V
Kabupaten Sukoharjo IV-33
4.1.6.2 Kecenderungan Perkembangan Lahan Terbangun
Perkembangan aktivitas, kebijakan pembangunan serta pertumbuhan
penduduk yang besar akan mempengaruhi kecenderungan perkembangan
penggunaan lahan terbangun. Berdasarkan hasil pengamatan yang mengacu
pada perkembangan guna lahan Kabupaten Sukoharjo pada peta guna lahan
2006-2012 dapat diketahui bahwa perkembangan paling pesat berasal dari
pembangunan permukiman. Bangunan-bangunan yang ada yaitu
perdagangan, pertokoan, sekolahan, jasa dan lain-lainnya, pada umumnya
berada di kanan kiri jalan poros baik pada kota-kota kecamatan maupun pada
desa-desa sehingga cenderung membentuk satu pola linier. Kecenderungan
perubahan guna lahan untuk lahan terbangun juga sangat dipengaruhi oleh
kebijakan pengembangan Kawasan Industri Nguter. Kegiatan-kegiatan yang
bersifat ekonomis seperti kegiatan perdagangan dan jasa, industri akan
cenderung bergeser posisinya mendekati lokasi tersebut karena kegiatan di
lokasi tersebut akan menarik kedatangan banyak orang. Dalam perkembangan
selanjutnya akan berkembang kegiatan perumahan yang mendukung kegiatan-
kegiatan ekonomi tersebut. Keberadaan Kawasan Nguter ini diharapkan
mampu memberikan nilai positif bagi perkembangan Kabupaten Sukoharjo
sebagai penarik investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Sukoharjo.
Namun, perlu dicermati pula agar pengembangan yang akan dilakukan tidak
memanfaatkan lahan produktif tetapi dialokasikan pada lahan non produktif
yang memiliki lokasi yang berdekatan dengan keberadaan Kawasan Industri
Nguter tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan penggunaan lahan
yang jelas di daerah-daerah yang diperkirakan akan terpengaruh dengan
keberadaan ketiga kegiatan tersebut. Keselarasan antara sektor utama yang
diprioritaskan untuk dikembangkan berupa sektor pertanian dan industri perlu
direncanakan sebaik mungkin guna tercapainya rencana pengembangan
kawasan berbasis agroindustri.
4.1.6.3 Kecenderungan Lahan Sawah
Berdasarkan kondisi eksisting lahan Kabupaten Sukoharjo, luas lahan
persawahan di Kabupaten Sukoharjo setiap tahun mengalami penyusutan.
Pada umumnya, lahan sawah yang hilang dikonversi menjadi lahan
permukiman dan industri. Berkurangnya lahan sawah ini mengakibatkan
berkurangnya produksi padi dan hasil pertanian lainnya. Pembangunan
Kabupaten Sukoharjo IV-34
kawasan industri Nguter diharapkan tidak akan mengurangi lahan sawah yang
ada di Kecamatan Nguter karena lokasi untuk kawasan industri tersebut
diarahkan pada kawasan tegalan yang tidak terlalu produktif, sehingga
pembangunan kawasan industri Nguter ini tidak akan mempengaruhi secara
signifikan luasan lahan produktif di Kabupaten Sukoharjo. Untuk
mempertahankan ketahanan pangan khususnya tanaman padi di Kabupaten
Sukoharjo, maka formulasi dan implementasi kebijakan hendaknya mencakup
upaya antara lain:
Mengintensifkan upaya peningkatan produksi melalui perbaikan
produktivitas lahan.
Intensitas pertanaman.
Perluasan areal tanam.
Penurunan susut panen dan pasca panen.
Upaya peningkatan kualitas dan nilai tambah pengolahan padi.
Kebijakan pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan
diharapkan mampu mengurangi akibat dari adanya penggunaan lahan sawah
untuk permukiman dan industri. Lokasi lahan pertanian pangan berkelanjutan
diarahkan pada kawasan persawahan yang memiliki kesesuaian lahan S1 dan
secara ekonomi menguntungkan. Sedangkan untuk lahan persawahan yang
berada di sepanjang jalan yang potensial perkembangannya dapat
dialihfungsikan sebagai lahan terbangun kurang lebih 100 m kanan kiri jalan.
Penetapan lahan peratnian pangan berkelanjutan perlu didukung dengan
peraturan perundangan yang kuat serta pemecahan permasalahan sosial dan
ekonomi.
4.1.6.4 Kecenderungan Penggunaan Lahan Hutan
Untuk lahan hutan negara yang ada di Kabupaten Sukoharjo cenderung
tetap karena dalam pengelolaan Perum Perhutani BKPH Wonogiri. Sedangkan
untuk lahan hutan rakyat biasanya menjadi satu dengan lahan tegalan
masyarakat. Perkembangan hutan rakyat ini cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Perkembangan hutan rakyat ini diarahkan pada
kawasan-kawasan lahan kritis, kawasan resapan air, dan kawasan lindung
untuk mempertahankan fungsi lahan tersebut dan mengurangi tingkat
kekritisan lahan.
Kabupaten Sukoharjo IV-35
4.1.6.5 Kecenderungan Perkembangan Pertanian Lahan Kering
Kabupaten Sukoharjo memiliki sektor pertanian yang cukup
berkembang akan hasil taninya. Pertanian lahan kering yang berupa lahan
perkebunan merupakan penggunaan lahan tertinggi kedua di Kabupaten
Sukoharjo setelah pekarangan. Kecenderungan perkembangan lahan kering ini
akan mengalami penurunan terutama untuk penggunaan lahan terbangun.
Perubahan ini terutama terjadi pada sepanjang jalan yang potensial.
4.1.7 Analisis Sumber Daya Air
Sumber daya air yang ada dan dimanfaatkan oleh Kabupaten
Sukoharjo terkait dengan beberapa hal, yaitu keadaan sungai, mata air, serta
waduk yang termasuk dalam bagian daerah Kabupaten Sukoharjo. Selain itu
juga berkaitan dengan keadaan hujan serta air bawah tanah. Potensi sumber
daya air di Kabupaten Sukoharjo meliputi:
4.1.7.1 Sungai
Keberadaan sungai di Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari
Daerah Pengembangan Sungai (DPS) Solo Hulu, Samin, dan Dengkeng yang
meliputi Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng, Sungai Brambang, Sungai
Jlantah, Sungai Samin, Sungai Ranjing, dan Sungai Walikan. Sungai-sungai
tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa anak sungai lainnya, sehingga di
Kabupaten Sukoharjo terdapat kurang lebih 31 sungai yang mengalir di daerah
ini, dengan panjang keseluruhan sungai tersebut sepanjang 292,05 km. Pada
umumnya aliran sungai dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Aliran langsung, yaitu air hujan langsung dibuang ke laut tanpa ada
yang meresap kedalam tanah.
2. Aliran dasar, yaitu air hujan sebagian meresap ke dalam tanah hingga
jenuh dan beberapa waktu kemudian ke luar sebagai aliran dasar yang
mengalir ke laut bersama-sama atau tidak bersama aliran langsung.
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sukoharjo merupakan jenis sungai
aliran dasar, dimana air hujan meresap ke dalam tanah terlebih dahulu, baru
beberapa waktu kemudian ke luar sebagai aliran dasar yang mengalir ke laut.
Hal ini disebabkan karena wilayah Kabupaten Sukoharjo bukanlah daerah
yang berada dekat dengan daerah laut, sehingga dalam proses aliran
sungainya, melewati daerah-daerah lainnya baru kemudian bermuara ke laut.
Kabupaten Sukoharjo IV-36
Aliran sungai di Kabupaten Sukoharjo dimanfaatkan untuk beberapa
keperluan antara lain untuk irigasi pertanian, baik itu irigasi teknis, irigasi
setengah teknis dan irigasi sederhana. Fungsi irigasi ini terbagi dalam
beberapa daerah irigasi (DI) yang terdapat di masing-masing kecamatan.
Untuk menjaga eksistensi daerah aliran sungai dalam mendukung fungsi
irigasi tersebut, maka perlu menjaga fungsi resapan pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) dengan salah satu caranya mengembangkan kawasan hutan.
Beberapa potensi yang dapat dikembangkan dalam kerangka pengelolaan
DAS antara lain:
Pengembangan hutan/ kebun rakyat
Budidaya persuteraan alam
Pembangunan perkebunan terpadu melalui budidaya kopi arabica dan
tanaman aren
Budidaya tananam nilam sebagai penutup tanah
Potensi hutan negara berupa hutan produksi dan hutan lindung
4.1.7.2 Air Hujan
Kabupaten Sukoharjo termasuk daerah tipe hujan C atau agak basah,
dimana prosentase bulan basah dan bulan kering 33,3% - 60%. Curah hujan
rata-rata tahunan (Januari-Desember) sebesar 21.967 mm/ tahun. Curah
hujan terbesar berada pada bagian selatan wilayah Kabupaten Sukoharjo,
yaitu sebesar >1650 mm/ tahun yang meliputi Kecamatan Weru dan Bulu, dan
curah hujan terendah berada pada bagian utara Kabupaten Sukoharjo, yaitu
sebesar <1200 mm/ tahun yang meliputi Kecamatan Gatak dan Kecamatan
Baki. Sumber air hujan ini digunakan dan dimanfaatkan untuk sektor
pertanian, khususnya persawahan tadah hujan yang luasnya sekitar 2.464 Ha.
Namun pemanfaatan air hujan ini belum dilakukan secara optimal, karena
baru 11,6% dari seluruh luas lahan persawahan di Kabupaten Sukoharjo,
sehingga pada musim kemarau masih ada daerah yang mengalami
kekeringan, seperti Kecamatan Wulu, Tawangsari dan Weru. Kondisi yang
perlu diperhatikan adalah pelestarian daerah resapan dan tangkapan air dari
kerusakan lingkungan maupun pengembangan kawasan budidaya. Debit air
yang tinggi ini akan berakibat pada munculnya daerah rawan bencana tanah
longsor, erosi di bagian hulu dan sedimentasi di daerah hilir. Akibat
Kabupaten Sukoharjo IV-37
sedimentasi maka sungai menjadi dangkal dan sempit, sehingga lebih lanjut
dapat mengakibatkan banjir.
4.1.7.3 Air Bawah Tanah
Berdasarkan data pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih oleh
PDAM belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, untuk
pemenuhan kebutuhan pengairan sawah, sistem saluran irigasi yang ada
belum menjangkau keseluruh areal sawah yang ada. Disamping itu kondisi
sumber daya air baik air tanah dan air permukaan belum dikelola sepenuhnya
dengan baik. Oleh karena itu, penggunaan air secara optimal perlu
ditingkatkan dan juga sumber-sumber mata air baru perlu dicari untuk
memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan aktivitasnya. Penggunaan air bawah tanah (ABT) di
Kabupaten Sukoharjo dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Air bawah
tanah di Kabupaten Sukoharjo telah dimanfaatkan sebagai sumber air minum/
air bersih, irigasi, industri dan keperluan lainnya. Penggunaan air bawah tanah
oleh industri ini harus diawasi dan dikendalikan karena penggunaan yang
berlebihan akan mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas air. Hal ini
disikapi dengan dengan pembatasan debit yang disesuaikan dengan kondisi
sumber ABT. Selain itu untuk sumber 5 (lima) sumur dalam luasan tertentu
harus dibuat sumur pantau untuk mengetahui tinggi permukaan air bawah
tanah. Penggunaan air bawah tanah yang digunakan oleh perusahaan diambil
dari sumur dalam yang dimiliki oleh perusahaan sendiri. Untuk mengantisipasi
rusaknya sumber daya air bawah tanah ini perlu ditata dan dipantau sehingga
tidak merusak sumber daya air bawah tanah di sekitar lokasi industri. Hal yang
sangat diperlukan adalah adanya pemantauan untuk air tanah. Sedangkan
dalam pengembangnnya nanti pengelolaan air di Kabupaten Sukoharjo harus
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan sebagai berikut:
Pemenuhan kebutuhan air bersih
Pemenuhan kebutuhan irigasi
Pelestarian sumber daya air tanah
Pengaliran limpasan air yang dapat menimbulkan banjir
Kondisi air tanah di Kabupaten Sukoharjo dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian sebagai berikut :
Kabupaten Sukoharjo IV-38
Daerah aquifer produksi dengan penyebaran luas. Aquifer dengan
keterusan sedang tinggi pisometri air tanah atau muka air tanah
diatas atau dekat dibawah muka tanah debit sumur umumnya 5-10
liter/ detik. Daerah ini meliputi kecamtan Mojolaban, Grogol, Baki,
Gatak, dan Kartasura.
Daerah aquifer dengan produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer
produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan
sedang sampai rendah muka air tanah beragam dari dekat muka
tanah sampai lebih dalam dari 10 m debit sumur umumnya kurang
dari 5 liter/ detik. Daerah ini meliputi Kecamatan Sukoharjo, Nguter,
Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura.
Aquifer dengan produktifitas sedang, terdapat setempat-setempat.
Aquifer tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur
umumnya kurang dari 5 liter/detik. Daerah ini meliputi: kecamatan
Weru, Bulu, Tawangsari dan Sukoharjo.
Aquifer dengan produktifitas tinggi, penyebaran luas. Aquifer dengan
keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam,
debit sumur umumnya lebih dari 5 liter/ detik. Daerah ini meliputi
Kecamatan Nguter, Bendosari, Polokarto dan Mojolaban.
4.1.7.4 Waduk/ Mata Air
Pada umumnya waduk yang ada di Kabupaten Sukoharjo digunakan
untuk pengairan sawah. Saat ini terdapat satu waduk yang ada di Kabupaten
Sukoharjo, yakni waduk Mulur, yang mampu menampung air sejumlah
3.435.000 m³ dan mengairi sawah seluas 4.787 Ha. Mengingat daerah
Kabupaten Sukoharjo masih dominan sebagai daerah pertanian, diperlukan
sumber-sumber pengairan lainnya untuk mengantisipasi kekurangan air pada
lahan pertanian, serta mengatasi kekeringan pad musim kemarau. Jumlah
mata air yang ada di Kabupaten Sukoharjo saat ini berjumlah 4 sumber mata
air, yang berlokasi di Banyubiru di Kecamatan Weru, Pecinan di Kecamatan
Bulu, Pundung Rejo di Kecamatan Tawangsari dan Ringin Pitu di Kecamatan
Nguter. Untuk air bersih di Kabupaten Sukoharjo, perlu dicari sumber-sumber
mata air lainnya, agar air bersih dapat dijangkau oleh masyarakat dengan
mudah.
Kabupaten Sukoharjo IV-39
4.1.8 Analisis Sumber Daya Hutan
Hutan yang ada di Kabupaten Sukoharjo dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu hutan rakyat, yang dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat,
serta hutan negara yang pengelolaannya dilakukan oleh negara. Pengelolaan
hutan rakyat lebih besar jumlahnya dari pada hutan negara. Pengelolaan hutan
rakyat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai budidaya tanaman,
seperti mahoni, jati, mangga, akasia, lamtoro, trembesi, sengon, durian,
rambutan serta jenis tanaman lainnya. Pemanfaatan hutan terus ditingkatkan
pada setiap tahunnya, terutama terhadap hutan rakyat. Selain itu,
keanekaragaman tumbuhan yang diusahakan juga bertambah. Hal itu tidak
lepas dari adanya program untuk penanaman hutan rakyat, yang telah
dilakukan semenjak tahun 2003 dan terus berlangsung sampai tahun 2007.
Gerakan rehabilitasi hutan terutama dilakukan terhadap hutan rakyat, yang
pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat, melalui pemantauan dari
instansi pemerintah yang terkait. Program rehabilitasi hutan tersebut
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Sukoharjo melalui Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(GN-RHL). Program tersebut terus ditingkatkan pada setiap tahunnya, dimana
pada tahun 2003 diadakan rehabilitasi dan penanaman hutan rakyat seluas
1.089 Ha, pada tahun 2004 meningkat menjadi 3.600 Ha, tahun 2005 seluas
650 Ha, tahun 2006 100 Ha dan tahun 2007 seluas 750 Ha. Dengan
rehabilitasi hutan tersebut, jumlah pohon jati yang telah ditanam sejak tahun
2003 sampai dengan tahun 2007 adalah sebanyak 1.548.400 bibit, pohon
mahoni sebanyak 324.000 bibit, rambutan 70.800 bibit, mangga dan durian
sejumlah 237.600 bibit, mlinjo 20.550 bibit, nangka sejumlah 81.675 bibit, mete
sebanyak 61.125 bibit, dan pohon maglid sejumlah 17.600 bibit. Pengelolaan
bibit yang telah diusahakan melalui program GN-RHL selanjutnya diserahkan
kepada masyarakat, termasuk juga dalam pengelolaan hasil dari bibit yang
telah ditanam. Hal ini tentunya juga akan meningkatkan pendapatan
masyarakat terutama masyarakat desa hutan di masa yang akan datang.
Produksi kayu dari tanaman tersebut juga akan meningkat untuk 10 tahun
mendatang, karena usia tanaman sudah siap tebang, untuk pohon-pohon yang
bisa diambil hasil kayunya, seperti jati dan mahoni. Selain akan meningkatkan
pendapatan masyarakat hutan desa, pengelolaan hutan rakyat juga akan
Kabupaten Sukoharjo IV-40
memberikan dampak lain terhadap keberlangsungan lingkungan. Dengan
semakin banyaknya hutan yang ditanami daerah-daerah yang menjadi resapan
air juga akan semakin luas, serta jumlah lahan hijau juga semakin bertambah
sehingga pembangunan yang berkelanjutan juga akan dapat dicapai. Selain itu,
diharapkan pengembangan yang dilakukan dapat meningkatkan produktifitas
hutan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat dan PAD serta
dapat pula menjadi fungsi lindung untuk mengurangi tingkat kekritisan lahan
dan menjadi kawasan resapan bagi cadangan air di Kabupaten Sukoharjo.
4.1.9 Analisis Sumber Daya Tambang
Kegiatan penambangan yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo lebih
banyak terhadap penambangan berupa tanah urug. Jenis bahan galian tanah
urug ini dilakukan di beberapa lokasi yang tersebar di Kabupaten Sukoharjo.
Kegiatan penggalian tanah urug, diantaranya terdapat di beberapa tempat:
1. Menggung Mahjurug, Manisharjo, Kecamatan Bendosari. Di
Kecamatan Bendosari ini terdapat tiga titik lokasi penggalian tanah
urug, dua penggalian berlokasi di Manisharjo, sedangkan satu
kegiatan penambangan lainnya berada di Dk. Sawur, Desa Mertan.
2. Dk. Jayan, Desa Celep, Kecamatan Curug
3. Dk. Gunung Buthak Karang Mojo, Kecamatan Weru
4. Kedung Nongko, Sanggang, Kecamatan Bulu
Kegiatan penambangan tanah urug tersebut dilakukan secara tradisional
oleh masyarakat. Proses perijinan yang dilakukan atas nama perseorangan,
namun kegiatan penambangan dilakukan secara berkelompok. Kegiatan
penambangan jenis tanah urug ini telah lama berlangsung di Kabupaten
Sukoharjo, yang kegiatannya telah mendapat izin dari pemerintah terkait. Dalam
perkembangan lebih lanjut perlu diperhatikan pemantauan terhadap kegiatan
penambangan yang telah dilakukan, karena apabila tidak ada pemantauan,
dampak-dampak negatif dari penggalian tersebut dapat saja terjadi. Kegiatan
penambangan tersebut akan berpotensi untuk terjadinya banjir dan longsor
yang akan berdampak buruk bagi lingkungan dan merugikan masyarakat
sekitar. Selain itu, juga perlu diperhatikan rehabilitasi terhadap kawasan
pertambangan yang sudah tidak berproduksi. Rehabilitasi kawasan
pertambangan pasca penambangan ini juga hendaknya dijadikan sebagai
Kabupaten Sukoharjo IV-41
landasan dalam pemberian ijin kegiatan pertambangan beserta syarat perijinan
lainnya. Sebaran penggunaan bahan tambang yang ada dapat diketahui dari
jenis bahan yang dimanfaatkan dan volume produksi bahan tambang. Sebaran
penggunaan sumber daya tambang masih terbilang kecil, hal ini didasarkan
pada sistem yang digunakan untuk pengelolaan dan pemanfaatan bahan-bahan
tambang yang tergolong tradisional. Kegiatan pertambangan yang ada sekarang
pada umumnya dalam skala kecil yang diusahakan oleh individu namun sudah
memiliki izin yang resmi. Oleh sebab itulah volume produksi bahan tambang
tersebut masih relatif kecil karena belum bisa memberikan dampak
pembangunan dan peningkatan ketenagakerjaan yang memadai dan dapat
diandalkan. Jika pengelolaan dan pengusahaan yang ada dikelola secara lebih
profesional dan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kadar dan volume
kandungan bahan tambang yang ada, maka dampak positif yang ada meliputi:
Berkurangnya pencemaran dan perusakan lingkungan akibat
pengetahuan masyarakat yang rendah dalam pengelolaan dan
pemanfaatan bahan tambang serta pengawasan pemerintah yang masing
kurang.
Potensi lanjutannya adalah bisa menjadi mata pencaharian baru dengan
menyerap tenaga kerja yang lebih besar.
Meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, perlu diperhatikan dalam
pengembangan kawasan pertambangan mengenai kelestarian lingkungan
terutama pada kawasan lindung. Kegiatan eksporasi maupun eksploitasi
hendaknya tidak dilakukan pada kawasan lindung karena dikhawatirkan
kegiatan pertambangan yang ada mengakibatkan kerusakan lingkungan.
4.1.10 Analisis Kawasan Rawan Bencana
4.1.10.1 Banjir
Berdasarkan pada PerMendagri Nomor 33 Tahun 2006 tentang
Pedoman Umum Mitigasi Bencana potensi bencana tersebut antara lain adalah
banjir. Banjir yang dimaksud disini adalah banjir yang berupa genangan atau
banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi
cepat dan bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan manusia dan binatang.
Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu menyeret
material berupa batuan yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan semakin
Kabupaten Sukoharjo IV-42
tinggi. Banjir air pekat ini akan mampu merusakan fondasi bangunan yang
dilewatinya terutama fondasi jembatan sehingga menyebabkan kerusakan
yang parah pada bangunan tersebut, bahkan mampu merobohkan bangunan
dan menghanyutkannya. Pada saat air banjir telah surut, material yang terbawa
banjir akan diendapkan ditempat tersebut yang mengakibatkan kerusakan pada
tanaman, perumahan serta timbulnya wabah penyakit.
4.1.10.2 Tanah Longsor dan Erosi
Gerakan tanah atau tanah longsor merusakkan jalan, pipa dan kabel
sebagai akibat gerakan dibawahnya atau karena penimbunan material hasil
longsoran. Gerakan tanah yang berjalan lambat menyebabkan
penggelembungan (tilting) dan bangunan tidak dapat digunakan. Rekahan
pada tanah menyebabkan fondasi bangunan terpisah dan menghancurkan
utilitas lainnya di dalam tanah. Runtuhan lereng yang tiba-tiba dapat menyeret
permukiman turun jauh di bawah lereng. Runtuhan batuan (rockfalls) yang
berupa luncuran batuan dapat menerjang bangunan-bangunan atau
permukiman di bawahnya. Aliran butiran (debris flow) dalam tanah yang lebih
lunak, menyebabkan aliran lumpur yang dapat mengubur bangunan
permukiman, menutup aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, dan
menutup jalan. Liquefaction adalah proses terpisahnya air di dalam pori-pori
tanah akibat getaran sehingga tanah kehilangan daya dukung terhadap
bangunan yang ada diatasnya sebagai akibatnya bangunan akan amblas atau
terjungkal.
4.1.11 Arahan pengaturan dan pengelolaan Zona Rawan Bencana Alam di
Kabupaten Sukoharjo.
Pada zona-zona seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan
masyarakat dari ancaman bencana yang ada tersebut. Pengaturan:
1. Penetapan batas dataran banjir;
2. Perbaikan kualitas dan peningkatan fungsi sistem drainase;
3. Diizinkan untuk kegiatan budidaya dengan tetap memperhatikan
sistem drainase yang memadai, pembuatan sumur resapan,
pembuatan penampungan air, dan pembuatan tanggul pada sungai
yang berpotensi rawan banjir;
4. Pemanfaatan sempadan sungai sebagai kawasan hijau; dan
5. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk.
Kabupaten Sukoharjo IV-43
4.1.12 Analisis Produktivitas Lahan
Produktivitas lahan di Kabupaten Sukoharjo dari komoditi tertentu
diperoleh dengan membagi jumlah total produksi (satuan berat ton/kwintal)
dengan luas panen (satuan Hektar) dalam satuan kecamatan. Luas panen ini
dapat saja berbeda dengan luas riil areal tanah pertanian di suatu desa.
Dengan demikian akan diperoleh gambaran penyebaran produktivitas yang
mengikuti batas kecamatan bukan batas penggunaan lahan. Secara
keseluruhan rata-rata produktivitas lahan di Kabupaten Sukoharjo dapat
diperinci menjadi 2 (dua) bagian yaitu produktivitas lahan untuk tanaman
pangan dan produktivitas untuk tanaman perkebunan.
4.1.12.1 Tanaman Padi
Perhitungan luasan Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Padi
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013, dapat diketahui bahwa jumlah luasan lahan
produktivitas bagi tanaman padi di Kabupaten Sukoharjo adalah rata-rata
seluas 63.39 ku/Ha, tingkat produktivitas terbesar terdapat pada Kecamatan
Mojolaban sebesar 65,10 ku/ha dengan panen seluas 60,56 ha dan jumlah
produksi sebanyak 39427 ton. Hal tersebut dikarenakan guna lahan
Kecamatan Mojolaban memang diperuntukkan untuk sektor pertanian dan
permukiman, sedangkan berdasarkan data hasil wawancara pada Kantor
Kecamatan, sistem produksi padi di kecamatan Mojolaban sudah mulai
beranjak membaik. Berdasarkan data dari peta Geologi Kabupaten Sukoharjo,
Kecamatan Mojoloban memang sesuai untuk pengembangan pertanian lahan
basah. Sedangkan kecamatan yang produktivitasnya rendah untuk tanaman
padi adalah Kecamatan Kartasura 59,41 ku/ha, hal tersebut dikarenakan
kesesuaian lahannya tidak sesuai untuk pengembangan pertanian lahan
basah. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten penyangga
pangan di Jawa Tengah, sehingga produktivitas pangan terutama padi perlu
dipacu. Berdasarkan pada hasil analisis di atas maka dapat diambil
kesimpulan, bahwa untuk tanaman padi sudah cukup optimal karena telah
memenuhi target renstra pertanian untuk tanaman padi yaitu 49,60 ku/ha.
Namun tetap perlu adanya peningkatan produksi tanaman padi yang dilakukan
dengan intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi pertanian dengan
pengembangan lahan yang sesuai untuk tanaman lahan basah yang didukung
dengan pengembangan jaringan irigasi.
Kabupaten Sukoharjo IV-44
Tabel IV.24 Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Padi
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
No Kecamatan Padi Sawah
Panen Puso Produksi Produktivitas
1 Weru 4722 0 29867 63.25
2 Bulu 2240 0 14507 64.76
3 Tawangsari 4112 4 26342 64.06
4 Sukoharjo 5952 0 38127 64.06
5 Nguter 5512 0 34954 63.41
6 Bendosari 5193 0 32735 63.04
7 Polokarto 6401 0 40157 62.74
8 Mojolaban 6056 0 39427 65.10
9 Grogol 2197 0 13667 62.21
10 Baki 2667 0 16616 62.30
11 Gatak 2806 12 17421 62.08
12 Kartasura 1167 8 6933 59.41
JUMLAH 49025 24 310753 63.39
Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013
4.1.12.2 Tanaman Palawija
Kabupaten Sukoharjo cukup unggul pada sektor pertaniannya, salah
satu hasil panen unggulan adalah tanaman palawija. Tanaman palawija yang
terdapat di Kabupaten Sukoharjo meliputi jagung, ubi kayu, kacang tanah dan
kedelai. Untuk lebih jelas produktivitas lahan untuk palawija di Kabupaten
Sukoharjo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.25 Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Palawija
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
No Kecamatan Jagung Kedelai
Panen Puso Produksi Produktivitas Panen Puso Produksi Produktivitas
1 Weru 168 0 1381 82.2 1130 0 2125 18.81
2 Bulu 70 0 584 83.43 0 0 0 0
3 Tawangsari 177 0 1453 82.09 313 0 543 17.35
4 Sukoharjo 30 0 240 80 0 0 0 0
5 Nguter 684 0 5797 84.75 29 0 53 18.28
6 Bendosari 222 0 1820 81.98 146 0 270 18.49
7 Polokarto 596 0 4958 83.19 7 0 13 18.57
8 Mojolaban 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Grogol 16 0 141 88.13 0 0 0 0
10 Baki 98 0 867 88.47 1 0 2 20
11 Gatak 94 0 836 88.94 0 0 0 0
12 Kartasura 55 0 479 87.09 0 0 0 0
JUMLAH 2210 0 18556 83.96 1626 0 3006 18.49 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013
Kabupaten Sukoharjo IV-45
No Kecamatan Kedelai Kacang Tanah
Panen Puso Produksi Produktivitas Panen Puso Produksi Produktivitas
1 Weru 1130 0 2125 18.81 328 0 566 17.26
2 Bulu 0 0 0 0 1375 0 2453 17.84
3 Tawangsari 313 0 543 17.35 791 0 1374 17.37
4 Sukoharjo 0 0 0 0 30 0 53 17.67
5 Nguter 29 0 53 18.28 949 0 1709 18.01
6 Bendosari 146 0 270 18.49 1251 0 2250 17.99
7 Polokarto 7 0 13 18.57 1554 0 2828 18.2
8 Mojolaban 0 0 0 0 5 0 9 18
9 Grogol 0 0 0 0 146 0 248 16.99
10 Baki 1 0 2 20 0 0 0 0
11 Gatak 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kartasura 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1626 0 3006 18.49 6429 0 11490 17.87 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013
Lanjutan……
No Kecamatan Ubi Kayu Ubi Jalar
Panen Puso Produksi Produktivitas Panen Puso Produksi Produktivitas
1 Weru 186 0 3218 173.01 0 0 0 0
2 Bulu 266 0 4581 172.22 0 0 0 0
3 Tawangsari 322 0 5545 172.2 0 0 0 0
4 Sukoharjo 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Nguter 297 0 5242 176.5 0 0 0 0
6 Bendosari 227 0 3981 175.37 0 0 0 0
7 Polokarto 302 0 5303 175.6 10 0 121 0
8 Mojolaban 0 0 0 0 2 0 24 0
9 Grogol 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Baki 0 0 0 0 1 0 12 12
11 Gatak 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kartasura 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1600 0 27870 174.19 13 0 157 120.77
Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013
Berdasarkan pada data dari tabel-tabel diatas mengenai Produktivitas
Tanaman Palawija di Kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa produktivitas
lahan untuk tanaman jagung pada tahun 2013 memiliki rata-rata kabupaten 83,96
ku/ha, dengan produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Gatak yaitu 88,94
ku/ha. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki produksi tanaman jagung yaitu
Kecamatan Mojolaban, hal tersebut dikarenakan Kecamatan Mojolaban lebih
memprioritaskan dalam pengelolaan tanaman padi.
Produktivitas lahan untuk tanaman ubi kayu memiliki rata-rata kabupaten
sebesar 174,19 ku/ha, dengan produktivitas tertinggi di Kecamatan Nguter
sebesar 176,5 ku/ha. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki produksi
tanaman ubi kayu adalah Kecamatan Sukoharjo, Mojolaban, Baki, Gatak dan
Kabupaten Sukoharjo IV-46
Kartasura. Tingkat Produktivitas untuk Tanaman palawija jenis ubi jalar, rata-rata
sebesar 120,27 ku/ha. Berbeda dengan produktivitas jenis ubi kayu, produktivitas
ubi jalar sangat kecil, hal tersebut dikarenakan hanya beberapa kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo yang menghasilkan produksi Ubi Jalar, yaitu Kecamatan
Polokarto dan Mojolaban. Produktivitas lahan untuk tanaman kacang tanah
memiliki rata-rata kabupaten sebesar 17,87 ku/ha, dengan produktivitas tertinggi
di Kecamatan Polokarto sebesar 18,2 ku/ha. Sedangkan daerah yang tidak
memiliki produksi tanaman kacang tanah adalah Kecamatan Baki, Gatak dan
Kartasura. Produktivitas lahan untuk tanaman kedelai memiliki rata-rata
kabupaten sebesar 18,49 ku/ha, dengan produktivitas tertinggi di Kecamatan
Baki sebesar 20 ku/ha. Sedangkan daerah yang tidak memiliki produksi tanaman
kacang tanah adalah Kecamatan Bulu, Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak dan
Kartasura. Produktivitas lahan palawija ini tersebar hampir di seluruh bagian
kecamatan di Kabupaten Sukoharjo kecuali jenis ubi kayu, kacang tanah dan
kedelai. Untuk palawija seperti jagung, dibandingkan tahun 2012 luas panen
mengalami penurunan sebesar 28,95 % dan produksinya pun turun sebesar
10,51 %. ubi kayu: luas panen turun 32,05 % dan produksi turun sebesar
34,25%, luas panen kacang tanah turun 0,37% dan jumlah produksi turun0,01%.
kedelai luas panen turun 31,69% dan produksi turun sebesar 29,64%, sementara
kacang hijau luas panen turun sebesar 57,27% dan produksi turun sebesar
54,29%. Sektor tanaman pangan yang menjadi andalan Kabupaten Sukoharjo
adalah padi dan jagung, sedangkan pengembangan dan pengelolaan tanaman
palawija ini diperlukan peningkatan produktivitas tanaman kacang-kacangan agar
dapat berkembang dan berkesesuaian dengan tujuan Kabupaten Sukoharjo
sebagai Kawasan Agroindustri.
4.1.12.3 Tanaman Sayuran
Kabupaten Sukoharjo memiliki hasil produksi berupa tanaman
sayuran disamping padi dan paliwija, tanaman sayuran yang terdapat di
Kabupaten Sukoharjo meliputi kacang panjang, cabe besar, tomat, terong, dan
ketimun. Produktivitas lahan untuk tanaman kacang panjang memiliki rata-rata
kabupaten sebesar 4611 kuintal, dengan produksi tertinggi terdapat di
Kecamatan Sukoharjo sebesar 1235 kuintal. Sedangkan daerah yang tidak
memiliki produksi tanaman kacang panjang adalah Kecamatan Weru dan Bulu.
Produktivitas lahan untuk tanaman cabe besar memiliki rata-rata kabupaten
Kabupaten Sukoharjo IV-47
sebesar 2018 kuintal, dengan produktivitas tertinggi berada di Kecamatan Gatak
sebesar 960 kuintal. Sedangkan kecamatan yang tidak memiliki produksi
tanaman Cabe besar adalah Kecamatan Weru, Tawangsari, Sukoharjo,Bulu,
Bendosari, Polokarto, Grogol dan Kartasura. Produktivitas lahan untuk tanaman
tomat memiliki rata-rata kabupaten sebesar 567 kuintal. Hanya 3 kecamatan
yang menghasilkan tanaman tomat, yaitu Kecamatan Nguter, Baki dan Gatak.
Produktivitas lahan untuk tanaman terong memiliki rata-rata kabupaten sebesar
610 kuintal. Kecamatan yang memiliki produksi tanaman terong hanya
Kecamatan Nguter, Baki dan Gatak.
Tabel IV.26 Produktivitas Lahan Untuk Tanaman Sayuran
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Kecamatan
Produksi(Kw)
Kacang Panjang
Cabe Besar
Tomat Terong Timun Kangkung Bayam
Weru 0 0 0 0 0 0 0
Bulu 0 230 0 0 0 0 0
Tawangsari 453 0 0 0 56 0 0
Sukoharjo 431 0 0 0 0 0 0
Nguter 345 223 246 94 471 0 0
Bendosari 129 0 0 0 0 0 0
Polokarto 129 0 0 0 241 0 0
Mojolaban 1235 308 19 0 301 0 0
Grogol 831 0 0 0 0 0 0
Baki 116 297 225 314 1206 0 0
Gatak 832 960 77 202 89 0 0
Kartasura 239 0 0 0 0 0 0
Jumlah 4611 2018 567 610 2364 0 0
2012 5422 2587 305 416 2357 0 0 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka 2013
4.2 Analisis Kependudukan
4.2.1 Analisis Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data Kabupaten Sukoharjo tahun 2013,maka diketahui
jumlah penduduk sebesar 863.963 jiwa,dengan angka rata-rata jumlah
pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir sebesar 0,00604%. Hasil
rincian distribusi jumlah penduduk di setiap kecamatan,maka jumlah penduduk
terbesar terdapat di kecamatan Grogol sebesar 107.555 jiwa, sedangkan jumlah
Kabupaten Sukoharjo IV-48
penduduk terkecil berada di kecamatan Gatak sebesar 50.347 jiwa. Hal ini terjadi
karena fasilitas yang dimiliki di Kecamatan Grogol lebih lengkap dibandingkan
dengan kecamatan lainnya, dan menjadi daya tarik penduduk untuk bertempat
tinggal karena fasilitas yang ada di Kecamatan Grogol. Kecamatan yang memiliki
persebaran penduduk paling sedikit adalah kecamatan Gatak, hal ini dikarenakan
Kecamatan Gatak berdasarkan penggunaan lahannya dari tahun 2006 – 2012
diprioritaskan sebagai lahan persawahan dan lahan kosong.
Mengingat semua rencana pembangunan baik sosial, ekonomi dan
kebutuhan dasar lainnya menyangkut dengan kelengkapan fasilitas dan
karakteristik penduduk di masa mendatang, maka dilakukan penghitungan
matematika untuk jumlah proyeksi penduduk. Metode yang dilakukan dalam
penghitungan proyeksi jumlah penduduk menggunakan metode geometri yaitu
pertumbuhan penduduk dengan menggunakan dasar bunga berbunga (bunga
berganda) yang berdasarkan rata-rata angka pertumbuhan penduduk selama 5
tahun terakhir yaitu antara tahun 2009-2013 dan proyeksi dilakukan sampai
penduduk di tahun 2032. Jadi, penghitungan proyeksi dengan metode Geometric
rate of Growth menggunakan rumus sebagai berikut.
Pn : Penduduk tahun proyeksi
Po : Penduduk tahun dasar
r : Laju pertumbuhan rata-rata
n : Selisih tahun
Selanjutnya, dengan melakukan penghitungan menggunakan rumus
Geometri, diketahui hasil proyeksi penduduk di masing-masing kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo memiliki jumlah pertumbuhan yang berbeda-beda. Akan
tetapi berdasarkan garis trend, pertumbuhan penduduk ini membentuk garis
linear yang artinya pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo tidak
menunjukkan peningkatan yang signifikan di setiap kecamatan. Secara
keseluruhan, proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo hingga tahun 2033
mencapai 976.886 jiwa dengan rata rata pertumbuhan penduduk setiap tahun
adalah 0,00587% setiap tahunnya. Oleh sebab itu, program Keluarga Berencana
(KB) harus tetap disosialisasikan dan diterapkan di masyarakat Kabupaten
Sukoharjo untuk menekan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk di
Kabupaten Sukoharjo IV-49
Kabupaten Sukoharjo, disamping hanya melakukan upaya pemerataan
pertumbuhan di masing-masing wilayah. Untuk lebih jelasnya hasil proyeksi
jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo sampai tahun perencanaan dapat
dilihat di tabel berikut.
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Gambar 4.1 Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharjo
Tabel IV.27 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014-2024
Kecamatan Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Weru 67.581 67.732 67.883 68.034 68.186 68.338 68.491 68.643 68.796 68.950 69.103
Bulu 51.690 51.696 51.702 51.708 51.714 51.720 51.726 51.732 51.738 51.744 51.750
Tawangsari 59.743 59.935 60.128 60.321 60.515 60.709 60.905 61.100 61.297 61.494 61.691
Sukoharjo 87.315 87.839 88.366 88.896 89.429 89.966 90.506 91.049 91.595 92.144 92.697
Nguter 65.105 65.240 65.375 65.510 65.646 65.782 65.918 66.055 66.192 66.329 66.466
Bendosari 68.883 69.181 69.481 69.782 70.084 70.387 70.692 70.998 71.306 71.614 71.924
Polokarto 75.873 76.156 76.440 76.725 77.012 77.299 77.587 77.877 78.167 78.459 78.751
Mojolaban 82.401 83.090 83.786 84.487 85.194 85.906 86.625 87.350 88.081 88.818 89.561
Grogol 108.664 109.784 110.916 112.060 113.215 114.382 115.562 116.753 117.957 119.173 120.402
Baki 55.243 55.724 56.210 56.699 57.193 57.691 58.194 58.701 59.212 59.728 60.248
Gatak 50.810 51.278 51.749 52.225 52.706 53.191 53.680 54.174 54.672 55.175 55.683
Kartasura 95.630 96.569 97.517 98.475 99.442 100.419 101.405 102.401 103.406 104.422 105.447
Jumlah 868.938 874.224 879.552 884.922 890.335 895.791 901.289 906.832 912.418 918.049 923.725
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-50
Tabel IV.28 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2025-2035
Kecamatan Tahun
2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Weru 69.258 69.412 69.567 69.722 69.877 70.033 70.189 70.346 70.503 70.660 70.817
Bulu 51.756 51.762 51.768 51.774 51.780 51.786 51.792 51.798 51.804 51.810 51.816
Tawangsari 61.889 62.088 62.288 62.488 62.689 62.890 63.092 63.295 63.499 63.703 63.907
Sukoharjo 93.253 93.813 94.376 94.942 95.512 96.085 96.661 97.241 97.825 98.412 99.002
Nguter 66.604 66.742 66.880 67.019 67.158 67.297 67.436 67.576 67.716 67.856 67.997
Bendosari 72.236 72.549 72.863 73.178 73.495 73.813 74.133 74.454 74.776 75.100 75.425
Polokarto 79.045 79.340 79.636 79.933 80.231 80.531 80.831 81.133 81.435 81.739 82.044
Mojolaban 90.311 91.066 91.828 92.597 93.371 94.153 94.940 95.735 96.536 97.344 98.158
Grogol 121.643 122.897 124.164 125.444 126.738 128.045 129.365 130.698 132.046 133.407 134.783
Baki 60.773 61.302 61.836 62.374 62.918 63.466 64.019 64.576 65.139 65.706 66.278
Gatak 56.195 56.712 57.234 57.760 58.291 58.828 59.369 59.915 60.466 61.022 61.584
Kartasura 106.483 107.529 108.585 109.651 110.728 111.815 112.913 114.022 115.142 116.273 117.415
Jumlah 929.445 935.212 941.024 946.882 952.788 958.741 964.741 970.789 976885,8 983.031 989.226
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
4.2.2 Analisis Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2013 sebesar 863.893 jiwa dengan luas wilayah 466 km2, maka dapat diketahui
jumlah kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 sebesar 25.692
jiwa/km2. Jumlah kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Kartasura
yaitu 4.627 jiwa/km2 dan yang terendah berada di Kecamatan Bulu yaitu sebesar
1.178 jiwa/km2. Hal ini terjadi karena persebaran penduduk di Kabupaten
Sukoharjo masih terkonsentrasi pada wilayah dan kecamatan-kecamatan yang
dilalui jalur transportasi massal yang strategis dan terdapatnya kegiatan ekonomi
yang cukup untuk lapangan usaha penduduk serta kemudahan pelayanan-
pelayanan dan tersedianya sarana dan prasarana sosial, ekonomi yang
memadai. Disamping Itu, hal yang mendorong kegiatan migrasi penduduk adalah
adanya kepentingan untuk berdagang, bekerja maupun kegiatan sosial, ekonomi
lainnya. Sehingga perlu dilakukan antisipasi pada daerah-daerah yang
berkepadatan penduduk rendah agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial,
ekonomi, politik dan juga fisik dasarnya. Dengan dilengkapnya fasilitas-fasilitas
baik fasilitas sosial dan fasilitas umum di setiap kecamatan diharapkan dapat
menciptakan pemerataan kepadatan penduduk dan muncul pusat-pusat
pertumbuhan baru di setiap wilayah sehingga masyarakat memiliki beberapa
Kabupaten Sukoharjo IV-51
pilihan untuk dijadikan tempat tinggal. Selanjutnya, berikut ini merupakan tabel
proyeksi kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.29 Proyeksi Distribusi Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014-2024
Kecamatan Luas (Km2)
Tahun
2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033
Weru 41,98 1.646 1.650 1.653 1.657 1.661 1.665 1.668 1.672 1.676 1.679
Bulu 43,86 1.180 1.180 1.180 1.180 1.180 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181
Tawangsari 39,98 1.543 1.548 1.553 1.558 1.563 1.568 1.573 1.578 1.583 1.588
Sukoharjo 44,58 2.079 2.092 2.104 2.117 2.130 2.142 2.155 2.168 2.181 2.194
Nguter 54,88 1.211 1.214 1.216 1.219 1.221 1.224 1.226 1.229 1.231 1.234
Bendosari 52,99 1.357 1.363 1.369 1.375 1.381 1.387 1.393 1.399 1.405 1.411
Polokarto 62,18 1.267 1.271 1.276 1.281 1.286 1.290 1.295 1.300 1.305 1.310
Mojolaban 35,54 2.520 2.541 2.562 2.584 2.605 2.627 2.649 2.671 2.694 2.716
Grogol 30,00 4.013 4.055 4.097 4.139 4.181 4.225 4.268 4.312 4.357 4.402
Baki 21,97 2.742 2.766 2.790 2.815 2.839 2.864 2.889 2.914 2.939 2.965
Gatak 19,47 2.860 2.886 2.913 2.940 2.967 2.994 3.021 3.049 3.077 3.106
Kartasura 19,23 5.483 5.537 5.592 5.647 5.702 5.758 5.815 5.872 5.929 5.988
Jumlah 466,66 27.902 28.103 28.306 28.510 28.716 28.924 29.134 29.345 29.559 29.774
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Tabel IV.30
Proyeksi Distribusi Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2025-2035
Kecamatan Luas
(Km2)
Tahun
2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Weru 41,98 1.650 1.653 1.657 1.661 1.665 1.668 1.672 1.676 1.679 1.683 1.687
Bulu 43,86 1.180 1.180 1.180 1.180 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181 1.181
Tawangsari 39,98 1.548 1.553 1.558 1.563 1.568 1.573 1.578 1.583 1.588 1.593 1.598
Sukoharjo 44,58 2.092 2.104 2.117 2.130 2.142 2.155 2.168 2.181 2.194 2.208 2.221
Nguter 54,88 1.214 1.216 1.219 1.221 1.224 1.226 1.229 1.231 1.234 1.236 1.239
Bendosari 52,99 1.363 1.369 1.375 1.381 1.387 1.393 1.399 1.405 1.411 1.417 1.423
Polokarto 62,18 1.271 1.276 1.281 1.286 1.290 1.295 1.300 1.305 1.310 1.315 1.319
Mojolaban 35,54 2.541 2.562 2.584 2.605 2.627 2.649 2.671 2.694 2.716 2.739 2.762
Grogol 30,00 4.055 4.097 4.139 4.181 4.225 4.268 4.312 4.357 4.402 4.447 4.493
Baki 21,97 2.766 2.790 2.815 2.839 2.864 2.889 2.914 2.939 2.965 2.991 3.017
Gatak 19,47 2.886 2.913 2.940 2.967 2.994 3.021 3.049 3.077 3.106 3.134 3.163
Kartasura 19,23 5.537 5.592 5.647 5.702 5.758 5.815 5.872 5.929 5.988 6.046 6.106
Jumlah 466,66 28.103 28.306 28.510 28.716 28.924 29.134 29.345 29.559 29.774 29.991 30.210
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-52
Kabupaten Sukoharjo IV-53
4.2.3 Analisis Struktur dan Kualitas Penduduk
4.2.3.1 Penduduk Menurut Struktur Umur
Perkembangan penduduk di Kabupaten Sukoharjo tidak hanya
diurutkan berdasarkan persebaran penduduk di setiap kecamatan saja, tetapi
komposisi penduduk menurut usia juga berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan di Kabupaten Sukohajo. Komposisi penduduk
menurut usia biasanya dikelompokkan pada jenjang tahunan misalnya 0-4, 5-9,
10-14 dan seterusnya sampai data jumlah penduduk berdasarkan usia yang
diketahui. Berdasarkan struktur umur, di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2013 tercatat bahwa angka tertinggi terdapat pada pada usia produktif (Usia
15-59 tahun) yaitu sebesar 554.476 jiwa (64,19%) kemudian usia tua sejumlah
101.620 jiwa (16,27%) dan usia anak-anak sebesar 207.597 jiwa (15,72%).
Penghitungan struktur penduduk menurut umur ini menyangkut tentang
ketenagakerjaan dan penduduk yang sedang sekolah lanjutan dan kegiatan
lainnya sebagai mengurus rumah tangga. Hal ini merupakan aspek yang
sangat mendasar dalam kependudukan di suatu wilayah karena menyangkut
kondisi sosial dan ekonomi dengan pengakuan masyarakat terhadap
kemampuan seseorang dan juga menjelaskan kebutuhan manusia akan
pekerjaan yang selalu berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dependency Ratio merupakan salah satu indikator demografi yang
penting dalam menentukan keadaan ekonomi suatu negara. Rasio
Ketergantungan menggambarkan berapa banyak penduduk usia non produktif
yang hidupnya harus ditanggung oleh penduduk usia produktif. Semakin
tingginya persentase dependency ratio, menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup
usia non produktif. Dibawah ini merupakan tabel penduduk menurut umur di
Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.31 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Sukoharjo
Kelompok Umur 2013
Laki-laki Perempuan Jumlah
0 s.d 4 34.090 32.295 66.385
5 s.d 9 35.529 33.898 69.427
Kabupaten Sukoharjo IV-54
Kelompok Umur 2013
Laki-laki Perempuan Jumlah
10 s.d 14 36.769 35.016 71.785
15 s.d 19 34.431 35.265 69.696
20 s.d 24 29.459 32.195 61.654
25 s.d 29 34.771 36.752 71.523
30 s.d 34 35.077 36.788 71.865
35 s.d 39 32.482 33.354 65.836
40 s.d 44 32.928 33.044 65.972
45 s.d 49 29.352 29.215 58.567
50 s.d 54 25.778 24.601 50.379
55 s.d 59 20.377 18.607 38.984
60 s.d 64 14.165 15.781 29.946
65 s.d 69 12.544 13.748 26.292
70 s.d 74 9.196 11.105 20.301
75+ 11.211 13.870 25.081
Jumlah 428.159 435.534 863.693
Sumber: Sukoharjo Dalam Angka 2014
Adapun angka beban ketergantungan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
Berdasarkan rumus diatas, maka besarnya angka beban ketergantungan di
Kabupaten Sukoharjo adalah
Dari penghitungan diatas, dapat dilihat bahwa setiap 100 orang usia produktif di
Kabupaten Sukoharjo harus menanggung sebanyak 56 jiwa penduduk tidak
produktif. Dengan meningkatnya angka penduduk usia produktif dan beban
ketergantungan,maka dibutuhkan penambahan lapangan kerja dan kesempatan
kerja yang lebih besar di Kabupaten Sukoharjo untuk menampung pertambahan
Jumlah Usia <15 th + Jumlah Usia >60 th X 100
Jumlah Usia Produktif
DR = 207.597+ 101.620 X 100
554.476
= 56 Jiwa
Kabupaten Sukoharjo IV-55
penduduk usia produktif yang akan datang melalui program wirausaha guna
meningkatkan lapangan pekerjaan.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Dalam perencanaan pembangunan, pendidikan merupakan salah
satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan
masyarakat akan semakin cerdas dan selanjutnya akan dapat
membentuk SDM berkulitas tinggi.
Tingkat pendidikan pada umumnya menggambarkan tingkat
kualitas manusia di suatu daerah. Di Kabupaten Sukoharjo, penduduk
berdasarkan tingkat pendidikannya tahu 2013 secara proporsi yang
berpendidikan tamatan SLTA/MA tertinggi yaitu 173.857 jiwa, dan
program Diploma dan Sarjana menempati urutan terendah sebesar
33.647 jiwa dan 44.617 jiwa. Kondisi penduduk menurut tingkat
pendidikan ini sangat meningkat mengingat pada tahun 2007, penduduk
yang berpendidikan SD memegang angka yang paling tinggi sebesar
180.840 jiwa. Hal ini sangat menguntungkan karena terdapatnya
lapangan usaha di bidang industri yang memerlukan tenaga ahli dengan
kemampuan masyarakat Kabupaten Sukoharjo.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat Kabupaten Sukoharjo memiliki kesadaran akan pentingnya
tingkat pendidikan. Akan tetapi, sebagian kecil masyarakat Kabupaten
Sukoharjo masih sulit untuk melanjutkan tingkat pendidikan ke yang
lebih tinggi dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi. Sebagai
upaya, saat ini pemerintah mulai merintis program pendidikan murah
melalui subsidi pendidikan mulai dari tingkat dasar maupun tingkat
menengah.
Penduduk Menurut Lapangan Usaha
Pekerjaan merupakan suatu upaya masyarakat untuk bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin banyak lapangan pekerjaan
yang disediakan suatu wilayah, semakin tinggi pula angka penduduk
yang bekerja/menetap di wilayah tersebut. Dari 10 sektor lapangan
usaha penduduk yang bekerja (Usia 15 tahun keatas) menurut
lapangan usaha tertinggi yaitu bekerja di sektor Industri sebanyak
126.778 jiwa, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 102.768 jiwa dan
Kabupaten Sukoharjo IV-56
jumlah terendah berada di sektor pertambangan dan galian sebesar
675 jiwa. Dilihat dari lapangan usaha tersebut, kondisi kependudukan
menurut lapangan usaha di Kabupaten Sukoharjo sangat berpotensi
untuk mengembangkan konsep agroindustri dengan mengelola
lapangan usaha sektor industri dan mendayagunakan SDM Kabupaten
Sukoharjo.
4.2.4 Analisis Potensi Pengembangan SDM
Penggembangan Sumber Daya Manusia di Kabupaten jika dilihat dari
potensinya lebih diarahkan sebagian besar pada pendidikan formal sebesar 47%
dan pendidikan non formal di usia produktif maupun non produktif seperti
keterampilan untuk pengembangan usaha di Kabupaten Sukoharjo. SDM ini
nantinya akan membantu mengembangkan potensi agroindustri yang dimiliki
Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan ekonomi
masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas hidup.
Potensi SDM ini dapat dilihat dari komposisi penduduk menurut usia yang
mana kelompok usia 5-19 tahun diharapkan mampu menjadi kelompok usia
produktif selama masa perencanaan, sehingga dapat menjadi kelompok
penduduk yang berkualitas dan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4.2.5 Analisis Daya Tampung Wilayah
Analisis daya tampung wilayah dilakukan untuk menghitung jumlah
kegiatan dan penduduk yang dapat ditampung dalam suatu wilayah. Semakin
berkembangnya pertumbuhan penduduk di suatu wilayah menyebabkan semakin
banyaknya jumlah lahan yang diperlukan untuk menampung kegiatan yang
dilakukan penduduk, salah satunya lahan pemukiman. Penduduk Kabupaten
Sukoharjo diperkirakan hingga tahun 2033 mencapai angka 976.886 jiwa.
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tersebut maka diperlukan analisa daya
tampung lahan untuk mengetahui kemampuan daya tampung wilayah untuk
mewadahi penduduk secara layak.
Kabupaten Sukoharjo IV-57
Dalam menghitung daya tampung wilayah ini, dengan mengacu pada
Modul Terapan PU No.20 Tahun 2007, diasumsikan bahwa setiap penduduk
harus memiliki ruang untuk melakukan aktivitasnya sebesar 100 m2/jiwa atau
0,01 Ha/Jiwa dan untuk perumahan diasumsikan setiap rumah menampung
sebanyak 5 jiwa. Selanjutnya dapat dihitung daya tampung tersebut dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Daya Tampung = 50% x luas lahan (m2 )/100 x 5 (jiwa)
Menghitung daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan
asumsi masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan
anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas
lahan yang boleh tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta
utilitas lainnya). Kemudian dengan 2 asumsi 1KK yang terdiri dari 5 orang
memerlukan lahan seluas 100 m.
Dari hasil perhitungan rumus tersebut dapat diketahui bahwa luas wilayah
Kabupaten Sukoharjo sebesar 37.356,32 Ha untuk kawasan yang dapat
dikembangkan sebagai pemukiman dan kegiatan lainnya. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa daya tampung penduduk Kabupaten Sukoharjo hingga
tahun 2033 sebesar 18.678.158 jiwa dengan total jumlah penduduk sebesar
989.226 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapatnya lahan kosong di
Kabupaten Sukoharjo yang dapat memungkinkan untuk dilakukannya
pengembangan, baik pemukiman penduduk maupun kegiatan lainnya yang dapat
mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo.
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Gambar 4.1 Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sukoharj
Kabupaten Sukoharjo IV-58
Kabupaten Sukoharjo IV-59
Tabel IV.32 Daya Tampung di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
4.3 Analisis Sarana
4.3.1 Indeks Pelayanan Sarana
4.3.1.1 Sarana Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo merupakan suatu wilayah dengan tingkat
kebutuhan pendidikan yang cukup besar. Pendidikan merupakan bagian dari
integrasi pembangunan karena pendidikan dapat menjadi indikator kemajuan
suatu bangsa dan menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Tabel-tabel dibawah merupakan tabel yang berisikan data tentang
Indeks Pelayanan sektor Pendidikan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2015.
dapat diketahui bahwa tingkat pelayan sarana pendidikan berjenjang sudah
dapat terpenuhi bagi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sukoharjo, hal tersebut
dapat terlihat pada kolom Indeks Pelayanan (IP) dimana semua kecamatan
pada masing-masing tingkat pendidikan tidak ada yang bernilai kurang dari 1.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kecamatan sudah terpenuhi
kebutuhannya dari sarana pendidikkan.
4.3.1.2 Sarana Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa jenis sarana kesehatan yang
difungsikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan.
Kecamatan Jumlah
Penduduk Luas Lahan
Daya
Tampung
Weru 70503 445,65 111.413
Bulu 51804 2.101,33 525.333
Tawangsari 63499 1.823,51 455.877
Sukoharjo 97825 4.666,54 1.166.635
Nguter 67716 5.502,16 1.375.540
Bendosari 74776 5.480,89 1.370.223
Polokarto 81435 6.265,16 1.566.291
Mojolaban 96536 3.823,13 955.782
Grogol 132046 3.140,40 785.099
Gatak 65139 109,47 27.366
Baki 60466 1.891,95 945.977
Kartasura 115142 2.106,12 526.531
Total 976886 37.356,32 9.812.067
Kabupaten Sukoharjo IV-60
Adapun jenis sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sukoharjo meliputi
Rumah Sakit, Puskesmas Pembantu, Rumah bersalin, Puskesmas, Balai
Pengobatan dan Apotek. Jika dilihat secara garis besar tingkat pelayanan
sarana kesehatan di Kabupaten Sukoharjo dapat dikategorikan pada kategori
tingkat pelayanan yang kurang baik dan belum mencukupi, hal tersebut dapat
dilihat dari perbandingan standar yang telah ditetapkan dengan jumlah
penduduk, dimana nilai ip yang keluar banyak yang bernilai 0. Tingkat
pelayanan terburuk atau kurang dan tidak mencukupi terdapat pada jenis
sarana kesehatan RS, Rumah bersalin dan Balai pengobatan. Perlu adanya
pengoptimalan pelayanan sarana kesehatan karena hal tersebut sangat
berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
Kabupaten Sukoharjo IV-61
Tabel IV.33
Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Kabupaten Sukoharjo 2013
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kecamatan Jumlah Penduduk
Usia 5-6 Tahun
Jumlah Sarana SNI IP
Jumlah Penduduk Usia
7-12 Tahun
Jumlah Sarana SNI IP
Jumlah Penduduk Usia
13-15 Tahun
Jumlah Sarana SNI IP
TK SD SMP
Weru 1885.2 22 1250 14.587 6186 55 1600 14.226 2759.9 7 4800 12.174
Bulu 1513.6 21 1250 17.343 5086.2 35 1600 11.01 2306.1 3 4800 6.2443
Tawangsari 1791.6 27 1250 18.838 5644.2 41 1600 11.623 2449.7 6 4800 11.757
Sukoharjo 2960.4 29 1250 12.245 8664 55 1600 10.157 3480.3 9 4800 12.413
Nguter 1946 22 1250 14.132 6161.4 40 1600 10.387 2649.8 4 4800 7.2458
Bendosari 2085.6 20 1250 11.987 6531.6 48 1600 11.758 2794.2 5 4800 8.5892
Polokarto 2521.6 34 1250 16.854 7929.6 55 1600 11.098 3359 8 4800 11.432
Mojolaban 2835.2 37 1250 16.313 8137.8 51 1600 10.027 3217.9 8 4800 11.933
Grogol 3605.6 45 1250 15.601 10864.8 46 1600 6.7742 4588.2 7 4800 7.3231
Baki 1890.8 25 1250 16.527 5501.4 37 1600 10.761 2215.3 6 4800 13.001
Gatak 1624.4 25 1250 19.238 4875 36 1600 11.815 2012.5 5 4800 11.925
Kartasura 3110.8 53 1250 21.297 9145.2 55 1600 9.6225 3850.7 13 4800 16.205
Kabupaten Sukoharjo IV-62
Tabel IV.34
Indeks Pelayanan Sarana Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2013
Kecamatan
Jenis Sarana
Jumlah Penduduk
SNI
IP
Jenis Sarana
Jumlah Penduduk
SNI
IP
Jenis Sarana
Jumlah Penduduk
SNI
IP
RS Puskesmas Pembantu
Rumah Bersalin
Weru 0 67.431 240000 0 5 67.431 30000 2,224,496 2 67.431 30000 0,889798
Bulu 0 51.684 240000 0 3 51.684 30000 1,741,351 0 51.684 30000 0
Tawangsari 0 59.552 240000 0 7 59.552 30000 352,633 1 59.552 30000 0,503761
Sukoharjo 2 66.794 240000 7,186,274 5 66.794 30000 2,245,711 1 66.794 30000 0,449142
Nguter 0 64.97 240000 0 3 64.97 30000 1,385,255 0 64.97 30000 0
Bendosari 2 68.586 240000 6,998,513 4 68.586 30000 1,749,628 2 68.586 30000 0,874814
Polokarto 0 75.591 240000 0 5 75.591 30000 1,984,363 1 75.591 30000 0,396873
Mojolaban 0 81.717 240000 0 3 81.717 30000 1,101,362 8 81.717 30000 2,936,965
Grogol 1 107.555 240000 2,231,416 3 107.555 30000 0,836781 2 107.555 30000 0,557854
Baki 0 54.766 240000 0 4 54.766 30000 219,114 1 54.766 30000 0,547785
Gatak 0 50.347 240000 0 3 50.347 30000 1,787,594 1 50.347 30000 0,595865
Kartasura 4 94.7 240000 1,013,728 4 94.7 30000 1,267,159 3 94.7 30000 0,95037
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-63
Tabel IV.35
Indeks Pelayanan Sarana Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2013
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kecamatan
Jenis Sarana Jumlah
Penduduk SNI IP
Jenis Sarana Jumlah
Penduduk SNI IP
Jenis Sarana Jumlah
Penduduk SNI IP
Puskesmas Balai
Pengobatan Apotek
Weru 1 67.431 120000 1,779,597 1 67.431 2500 0,037075 3 67.431 30000 1,334,698
Bulu 1 51.684 120000 2,321,802 1 51.684 2500 0,048371 2 51.684 30000 1,160,901
Tawangsari 1 59.552 120000 2,015,046 1 59.552 2500 0,04198 2 59.552 30000 1,007,523
Sukoharjo 1 66.794 120000 1,796,569 6 66.794 2500 0,224571 19 66.794 30000 8,533,701
Nguter 1 64.97 120000 1,847,006 1 64.97 2500 0,038479 3 64.97 30000 1,385,255
Bendosari 1 68.586 120000 1,749,628 2 68.586 2500 0,072901 2 68.586 30000 0,874814
Polokarto 1 75.591 120000 1,587,491 3 75.591 2500 0,099218 5 75.591 30000 1,984,363
Mojolaban 1 81.717 120000 1,468,483 4 81.717 2500 0,122374 14 81.717 30000 5,139,689
Grogol 1 107.555 120000 1,115,708 6 107.555 2500 0,139464 22 107.555 30000 6,136,395
Baki 1 54.766 120000 219,114 4 54.766 2500 0,182595 11 54.766 30000 6,025,636
Gatak 1 50.347 120000 2,383,459 2 50.347 2500 0,099311 5 50.347 30000 2,979,323
Kartasura 1 94.7 120000 1,267,159 9 94.7 2500 0,237592 30 94.7 30000 9,503,696
Kabupaten Sukoharjo IV-64
4.3.1.3 Sarana Peribadatan
Kabupaten Sukoharjo meerupakan wilayah yang mayoritas
penduduknya beragama islam dengan kebutuhan sarana peribadatan yang
cukup besar. Tabel dibawah merupakan tabel yang berisikan data atau
keterangan mengenai indeks pelayan sarana peribatan di Kabupaten
Sukoharjo pada tahun 2015, dapat diketahui bahwa pemenuhan pelayanan
sarana kegiatan jenis mesjid sudah terlayani dengan baik, hanya saja jenis
mushola masih sangat kurang, hal tersebut dapat terlihat dari nilai ip pada jenis
musola dimana nilai dari setiap kecamatan adalah 0 yang menunjukkan tingkat
pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masih kurang. Perlu adanya
penambahan mushola di Kabupaten Sukoharjo pada lingkup-lingkup kecil
masyarakat.
Tabel IV.36
Indeks Pelayanan Sarana Peribadatan Kabupaten Sukoharjo 2013
Kecamatan
Jenis Sarana
Jumlah Penduduk
SNI IP
Jenis Sarana SNI IP
Mesjid Mushola
Weru 114 67.431 2500 4,226,543 184 250 0,682179
Bulu 101 51.684 2500 4,885,458 53 250 0,256366
Tawangsari 139 59.552 2500 5,835,236 37 250 0,155326
Sukoharjo 210 66.794 2500 7,859,987 95 250 0,355571
Nguter 130 64.97 2500 5,002,309 66 250 0,253963
Bendosari 158 68.586 2500 5,759,193 71 250 0,258799
Polokarto 213 75.591 2500 7,044,489 74 250 0,244738
Mojolaban 151 81.717 2500 4,619,602 58 250 0,177442
Grogol 186 107.555 2500 4,323,369 72 250 0,167356
Baki 162 54.766 2500 7,395,099 50 250 0,228244
Gatak 106 50.347 2500 5,263,472 62 250 0,307863
Kartasura 185 94.7 2500 4,883,844 139 250 0,366948
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
4.3.1.4 Indeks Pelayanan Sarana RTH
Tabel dibawah merupakan tabel yang berisikan data atau keterangan
mengenai indeks pelayan sarana RTH di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2013, dapat diketahui bahwa pemenuhan pelayanan sarana kegiatan jenis
RTH masih sangat kurang pengadaannya, terutama pada Kecamatan weru,
bulu, tawangsari, bendosari, polokarto, mojolaban, baki dan gatak. Mengacu
Kabupaten Sukoharjo IV-65
pada permasalahan tersebut maka perlu adanya pembebasan lahan untuk
RTH agar dapat memenuhi standar RTH publik sebesar 20%.
Tabel IV.37
Indeks Pelayanan Sarana RTH Kabupaten Sukoharjo 2013
Kecamatan Jenis
Sarana Jumlah
Penduduk SNI IP
Weru 0 67,431 120000 0
Bulu 0 51,684 120000 0
Tawangsari 0 59,552 120000 0
Sukoharjo 9 66,794 120000 16.16912
Nguter 1 64,970 120000 1.847006
Bendosari 0 68,586 120000 0
Polokarto 0 75,591 120000 0
Mojolaban 0 81,717 120000 0
Grogol 1 107,555 120000 1.115708
Baki 0 54,766 120000 0
Gatak 0 50,347 120000 0
Kartasura 1 94,700 120000 1.267159 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
4.3.1.5 Sarana Olahraga
Berdasarkan hasil perhitungan indeks pelayanan sarana olahraga
Kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa area yang tersedia untuk
olahraga sudah cukup baik dimana setiap kecamatan hampir memiliki
walaupun jumlah dan persebarannya kurang merata. nilai IP secara rata-rata
sudah cukup baik dimana hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan
kebutuhan sarana jenis olahraga sudah terlayani dengan cukup baik, hanya
saja pada kecamatan baki tidak tersedia sarana olahraga, selain itu
persebarannya juga tidak merata, dimana kecamatan tawangsari 57 area,
gatak 39 area dan kartasura 33 area, sedangakan di kecamatan lain hanya
sedikit area atau lahan yang tersedia.
Tabel IV.38
Indeks Pelayanan Olaharaga Kabupaten Sukoharjo 2013
Kecamatan Jenis Sarana Jumlah
Penduduk SNI IP
Olahraga
Weru 8 67.431 30000 3,559194
Bulu 6 51.684 30000 3,482703
Tawangsari 57 59.552 30000 28,7144
Sukoharjo 16 66.794 30000 7,186274
Kabupaten Sukoharjo IV-66
Kecamatan Jenis Sarana Jumlah
Penduduk SNI IP
Olahraga
Nguter 6 64.970 30000 2,770509
Bendosari 11 68.586 30000 4,811478
Polokarto 2 75.591 30000 0,793745
Mojolaban 15 81.717 30000 5,50681
Grogol 9 107.555 30000 2,510344
Baki 0 54.766 30000 0
Gatak 39 50.347 30000 23,23872
Kartasura 33 94.700 30000 10,45407 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
4.3.2 Analisis Kebutuhan Sarana
4.3.2.1 Kebutuhan Sarana Pendidikan
Dalam menunjang dan memacu perkembangan Kabupaten Sukoharjo
maka yang harus direncanakan dengan baik adalah jumlah fasilitas pendidikan
yang tentunya sangat berkaitan erat dengan jumlah penduduk yang
memerlukan sarana pendidikan. Standar kebutuhan tersebut merupakan
kebutuhan ideal kuantitas pendidikan, disamping masih perlu pemikiran
penyediaan fasilitas-fasilitas lain yang memadai sehingga dapat mendukung
kegiatan belajar mengajar. Usaha peningkatan mutu pendidikan dan perluasan
kesempatan kerja dengan penyediaan fasilitas pendidikan adalah dalam
rangka mempersiapkan tenaga kerja dan penduduk yang berkualitas. Hal ini
dimaksudkan agar potensi pembangunan khususnya sumber daya manusia
dapat dimanfaatkan pada tiap-tiap kecamatan. Standart kebutuhan fasilitas
pendidikan:
TK setiap 1250 jiwa memerlukan 1 unit gedung
SD/MI setiap 1.600 jiwa memerlukan 1 unit gedung.
SMP/MTs setiap 4.800 jiwa memerlukan 1 unit gedung.
SMU/SMK setiap 4.800 jiwa memerlukan 1 unit gedung.
Pada hirarki penyusunan tata ruang wilayah kabupaten akan
ditindaklanjuti pada penyusunan rencana tata ruang kota pada setiap kecamatan
yang dalam RUTRK tersebut sudah terhitung fasilitas pendidikan berdasarkan
standart maupun asumsi yang telah disepakati. Sehingga dalam penyusunan
RTRW ini jumlah fasilitas pendidikan diperoleh dari kondisi yang ada dan
diproyeksikan sesuai standart dan asumsi maka akan terdapat penambahan
Kabupaten Sukoharjo IV-67
dengan memperhatikan hasil perhitungan pada setiap RUTRK yang disusun.
Dari hasil analisis diketahui bahwa di Kabupaten Sukoharjo, jumlah ketersediaan
sarana pendidikan sudah mencukupi namun perlu adanya penambahan jumlah
sarana pendidikan tk, sd, smp, dan sma sesuai dengan pertambahan jumlah
penduduk dan kebutuhan penduduk. Untuk mengetahui proyeksi kebutuhan
fasilitas pendidikan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel dibawah.
Kabupaten Sukoharjo IV-68
Tabel IV.39
Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat TK Kabupaten Sukoharjo 2020-2035
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2020 2025 2030 2035
Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
TK
1250 500 68,491 55 27396.4 69,258 55 27703.2 70,033 56 28013.2 70659.85 57 28263.94
Bulu 1250 500 51,726 41 20690.34 51,756 41 20702.3 51,786 41 20714.27 51809.62 41 20723.85
Tawangsari 1250 500 60,905 49 24361.83 61,889 50 24755.79 62,890 50 25156.12 63702.6 51 25481.04
Sukoharjo 1250 500 90,506 72 36202.22 93,253 75 37301.37 96,085 77 38433.9 98411.57 79 39364.63
Nguter 1250 500 65918.21 53 26367.28 66603.96 53 26641.58 67296.85 54 26918.74 67856.34 54 27142.54
Bendosari 1250 500 70692.05 57 28276.82 72235.86 58 28894.34 73813.37 59 29525.35 75100.16 60 30040.06
Polokarto 1250 500 77587.15 62 31034.86 79045.16 63 31618.06 80530.57 64 32212.23 81738.97 65 32695.59
Mojolaban 1250 500 86625.2 69 34650.08 90310.53 72 36124.21 94152.65 75 37661.06 97343.71 78 38937.48
Grogol 1250 500 115561.6 92 46224.66 121643.1 97 48657.22 128044.5 102 51217.81 133407.4 107 53362.96
Baki 1250 500 58193.68 47 23277.47 60772.61 49 24309.04 63465.82 51 25386.33 65706.07 53 26282.43
Gatak 1250 500 53679.98 43 21471.99 56194.93 45 22477.97 58827.72 47 23531.09 61022.48 49 24408.99
Kartasura 1250 500 101405 81 40561.98 106483 85 42593.18 111815.2 89 44726.09 116272.7 93 46509.07
Kabupaten Sukoharjo IV-69
Tabel IV.40
Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat SD Kabupaten Sukoharjo 2020-2035
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2020 2025 2030 2035
Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
SD
1600 2000 68,491 43 85613.75 69,258 43 86572.5 70,033 44 87541.25 70659.85 44 88324.82
Bulu 1600 2000 51,726 32 64657.3 51,756 32 64694.68 51,786 32 64732.09 51809.62 32 64762.03
Tawangsari 1600 2000 60,905 38 76130.73 61,889 39 77361.85 62,890 39 78612.88 63702.6 40 79628.25
Sukoharjo 1600 2000 90,506 57 113131.9 93,253 58 116566.8 96,085 60 120105.9 98411.57 62 123014.5
Nguter 1600 2000 65918.21 41 82397.76 66603.96 42 83254.95 67296.85 42 84121.06 67856.34 42 84820.43
Bendosari 1600 2000 70692.05 44 88365.07 72235.86 45 90294.82 73813.37 46 92266.72 75100.16 47 93875.19
Polokarto 1600 2000 77587.15 48 96983.93 79045.16 49 98806.45 80530.57 50 100663.2 81738.97 51 102173.7
Mojolaban 1600 2000 86625.2 54 108281.5 90310.53 56 112888.2 94152.65 59 117690.8 97343.71 61 121679.6
Grogol 1600 2000 115561.6 72 144452.1 121643.1 76 152053.8 128044.5 80 160055.6 133407.4 83 166759.2
Baki 1600 2000 58193.68 36 72742.1 60772.61 38 75965.76 63465.82 40 79332.27 65706.07 41 82132.59
Gatak 1600 2000 53679.98 34 67099.98 56194.93 35 70243.67 58827.72 37 73534.64 61022.48 38 76278.1
Kartasura 1600 2000 101405 63 126756.2 106483 67 133103.7 111815.2 70 139769 116272.7 73 145340.8
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-70
Tabel IV.41
Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Sukoharjo 2020-2035
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
Min
Tahun 2020 2025 2030 2035
Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
SMP
4800 9000 68,491 14 128420.6 69,258 14 129858.8 70,033 15 131311.9 70659.85 15 132487.2
Bulu 4800 9000 51,726 11 96985.95 51,756 11 97042.02 51,786 11 97098.13 51809.62 11 97143.04
Tawangsari 4800 9000 60,905 13 114196.1 61,889 13 116042.8 62,890 13 117919.3 63702.6 13 119442.4
Sukoharjo 4800 9000 90,506 19 169697.9 93,253 19 174850.2 96,085 20 180158.9 98411.57 21 184521.7
Nguter 4800 9000 65918.21 14 123596.6 66603.96 14 124882.4 67296.85 14 126181.6 67856.34 14 127230.6
Bendosari 4800 9000 70692.05 15 132547.6 72235.86 15 135442.2 73813.37 15 138400.1 75100.16 16 140812.8
Polokarto 4800 9000 77587.15 16 145475.9 79045.16 16 148209.7 80530.57 17 150994.8 81738.97 17 153260.6
Mojolaban 4800 9000 86625.2 18 162422.2 90310.53 19 169332.2 94152.65 20 176536.2 97343.71 20 182519.5
Grogol 4800 9000 115561.6 24 216678.1 121643.1 25 228080.7 128044.5 27 240083.5 133407.4 28 250138.9
Baki 4800 9000 58193.68 12 109113.2 60772.61 13 113948.6 63465.82 13 118998.4 65706.07 14 123198.9
Gatak 4800 9000 53679.98 11 100650 56194.93 12 105365.5 58827.72 12 110302 61022.48 13 114417.1
Kartasura 4800 9000 101405 21 190134.3 106483 22 199655.5 111815.2 23 209653.6 116272.7 24 218011.3
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-71
Tabel IV.42
Indeks Pelayanan Sarana Pendidikan Tingkat SMA Kabupaten Sukoharjo 2020-2035
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2020 2025 2030 2035
Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
SMA
4800 12500 68,491 14 178362 69,258 14 180359.4 70,033 15 182377.6 70659.85 15 184010
Bulu 4800 12500 51,726 11 134702.7 51,756 11 134780.6 51,786 11 134858.5 51809.62 11 134920.9
Tawangsari 4800 12500 60,905 13 158605.7 61,889 13 161170.5 62,890 13 163776.8 63702.6 13 165892.2
Sukoharjo 4800 12500 90,506 19 235691.5 93,253 19 242847.5 96,085 20 250220.7 98411.57 21 256280.1
Nguter 4800 12500 65918.21 14 171662 66603.96 14 173447.8 67296.85 14 175252.2 67856.34 14 176709.2
Bendosari 4800 12500 70692.05 15 184093.9 72235.86 15 188114.2 73813.37 15 192222.3 75100.16 16 195573.3
Polokarto 4800 12500 77587.15 16 202049.9 79045.16 16 205846.8 80530.57 17 209715 81738.97 17 212861.9
Mojolaban 4800 12500 86625.2 18 225586.5 90310.53 19 235183.7 94152.65 20 245189.2 97343.71 20 253499.2
Grogol 4800 12500 115561.6 24 300941.8 121643.1 25 316778.8 128044.5 27 333449.3 133407.4 28 347415.1
Baki 4800 12500 58193.68 12 151546 60772.61 13 158262 63465.82 13 165275.6 65706.07 14 171109.6
Gatak 4800 12500 53679.98 11 139791.6 56194.93 12 146341 58827.72 12 153197.2 61022.48 13 158912.7
Kartasura 4800 12500 101405 21 264075.4 106483 22 277299.4 111815.2 23 291185.5 116272.7 24 302793.4
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-72
4.3.2.2 Analisis Kebutuhan Sarana Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan masyarakat diarahkan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, termasuk gizi
masyarakat dan gizi lingkungan, baik masyarakat pedesaan maupun di
perkotaan. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo telah memiliki
beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas, serta ditunjang oleh Tenaga Medis
dan Paramedis. Dari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo dapat
diperhitungkan kebutuhan fasilitas kesehatan sebagai berikut
- 1 RS type D, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 240.000 jiwa.
- 1 Puskesmas, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 120.000 jiwa.
- 1 Puskesmas Pembantu, minimal penduduk pendukungnya sebanyak
30.000 jiwa.
- 1 Balai Pengobatan, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 2.500 jiwa
- 1 Rumah bersalin , minimal penduduk pendukungnya sebanyak 30.000 jiwa
- 1 Apotik, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 30.000 jiwa
Kesehatan merupakan aspek penting untuk menciptakan sumber daya
manusia yang berkualiatas. Sarana kesehatan merupakan elemen penting
dalam hal menjaga kesehatan masyarakat agar memungkinkan bagi setiap
orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis. Untuk pelayanan
fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo, tidak perlu adanya penambahan
rumah sakit untuk setiap kecamatan, namun perlu adanya penambahan sarana
puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah bersalin, dan apotek bagi
seluruh kecamatan yang ada di kabupaten sukoharjo. Untuk mengetahui
jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun perencanaan
dapat dilihat pada tabel proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan sebagai berikut.
Kabupaten Sukoharjo IV-73
Tabel IV.43
Kebutuhan Sarana Kesehatan RS Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
RS
240000 86400 67732 0 24383.52 68491 0 24656.76 69258 0 24932.88 70033 0 25211.88 70659.85 0 25437.55
Bulu 240000 86400 51696 0 18610.54 51726 0 18621.3 51756 0 18632.07 51786 0 18642.84 51809.62 0 18651.46
Tawangsari 240000 86400 59935 0 21576.73 60905 0 21925.65 61889 0 22280.21 62890 0 22640.51 63702.6 0 22932.94
Sukoharjo 240000 86400 87839 0 31621.91 90506 0 32582 93253 0 33571.23 96085 0 34590.51 98411.57 0 35428.16
Nguter 240000 86400 65240 0 23486.23 65918 0 23730.55 66604 0 23977.43 67297 0 24226.86 67856.34 0 24428.28
Bendosari 240000 86400 69181 0 24905.25 70692 0 25449.14 72236 0 26004.91 73813 0 26572.81 75100.16 0 27036.06
Polokarto 240000 86400 76156 0 27416.17 77587 0 27931.37 79045 0 28456.26 80531 0 28991.01 81738.97 0 29426.03
Mojolaban 240000 86400 83090 0 29912.49 86625 0 31185.07 90311 0 32511.79 94153 0 33894.96 97343.71 0 35043.74
Grogol 240000 86400 109784 0 39522.33 115562 0 41602.19 121643 1 43791.5 128045 1 46096.03 133407.4 1 48026.66
Baki 240000 86400 55724 0 20060.71 58194 0 20949.73 60773 0 21878.14 63466 0 22847.69 65706.07 0 23654.18
Gatak 240000 86400 51278 0 18459.93 53680 0 19324.79 56195 0 20230.18 58828 0 21177.98 61022.48 0 21968.09
Kartasura 240000 86400 96569 0 34764.89 101405 0 36505.79 106483 0 38333.86 111815 0 40253.48 116272.7 0 41858.16
Kabupaten Sukoharjo IV-74
Tabel IV.44
Kebutuhan Sarana Kesehatan Puskesmas Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Puskesmas
120000 1000 67732 1 564.4 68491 1 570.8 69258 1 577.2 70033 1 583.6 70660 1 588.8
Bulu 120000 1000 51696 0 430.8 51726 0 431.0 51756 0 431.3 51786 0 431.5 51810 0 431.7
Tawangsari 120000 1000 59935 0 499.5 60905 1 507.5 61889 1 515.7 62890 1 524.1 63703 1 530.9
Sukoharjo 120000 1000 87839 1 732.0 90506 1 754.2 93253 1 777.1 96085 1 800.7 98412 1 820.1
Nguter 120000 1000 65240 1 543.7 65918 1 549.3 66604 1 555.0 67297 1 560.8 67856 1 565.5
Bendosari 120000 1000 69181 1 576.5 70692 1 589.1 72236 1 602.0 73813 1 615.1 75100 1 625.8
Polokarto 120000 1000 76156 1 634.6 77587 1 646.6 79045 1 658.7 80531 1 671.1 81739 1 681.2
Mojolaban 120000 1000 83090 1 692.4 86625 1 721.9 90311 1 752.6 94153 1 784.6 97344 1 811.2
Grogol 120000 1000 109784 1 914.9 115562 1 963.0 121643 1 1013.7 128045 1 1067.0 133407 1 1111.7
Baki 120000 1000 55724 0 464.4 58194 0 484.9 60773 1 506.4 63466 1 528.9 65706 1 547.6
Gatak 120000 1000 51278 0 427.3 53680 0 447.3 56195 0 468.3 58828 0 490.2 61022 1 508.5
Kartasura 120000 1000 96569 1 804.7 101405 1 845.0 106483 1 887.4 111815 1 931.8 116273 1 968.9
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-75
Tabel IV.45
Kebutuhan Sarana Kesehatan Puskesmas Pembantu Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
puskesmaspembantu
30000 300 67732 2 677.3 68491 2 684.9 69258 2 692.6 70033 2 700.3 70659.85 2 706.6
Bulu 30000 300 51696 2 517.0 51726 2 517.3 51756 2 517.6 51786 2 517.9 51809.62 2 518.1
Tawangsari 30000 300 59935 2 599.4 60905 2 609.0 61889 2 618.9 62890 2 628.9 63702.6 2 637.0
Sukoharjo 30000 300 87839 3 878.4 90506 3 905.1 93253 3 932.5 96085 3 960.8 98411.57 3 984.1
Nguter 30000 300 65240 2 652.4 65918 2 659.2 66604 2 666.0 67297 2 673.0 67856.34 2 678.6
Bendosari 30000 300 69181 2 691.8 70692 2 706.9 72236 2 722.4 73813 2 738.1 75100.16 3 751.0
Polokarto 30000 300 76156 3 761.6 77587 3 775.9 79045 3 790.5 80531 3 805.3 81738.97 3 817.4
Mojolaban 30000 300 83090 3 830.9 86625 3 866.3 90311 3 903.1 94153 3 941.5 97343.71 3 973.4
Grogol 30000 300 109784 4 1097.
8 115562 4 1155.6
121643
4 1216.4 12804
5 4 1280.4 133407.4 4 1334.1
Baki 30000 300 55724 2 557.2 58194 2 581.9 60773 2 607.7 63466 2 634.7 65706.07 2 657.1
Gatak 30000 300 51278 2 512.8 53680 2 536.8 56195 2 561.9493 58828 2 588.3 61022.48 2 610.2
Kartasura 30000 300 96569 3 965.7 101405 3 1014.0 10648
3 4 1064.83
111815
4 1118.2 116272.7 4 1162.7
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-76
Tabel IV.46
Kebutuhan Sarana Kesehatan Balai Pengobatan Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
balai pengobatan
2500 300 67732 27 8128 68491 27 8219 69258 28 8311 70033 28 8404 70660 28 8479
Bulu 2500 300 51696 21 6204 51726 21 6207 51756 21 6211 51786 21 6214 51810 21 6217
Tawangsari 2500 300 59935 24 7192 60905 24 7309 61889 25 7427 62890 25 7547 63703 25 7644
Sukoharjo 2500 300 87839 35 10541 90506 36 10861 93253 37 11190 96085 38 11530 98412 39 11809
Nguter 2500 300 65240 26 7829 65918 26 7910 66604 27 7992 67297 27 8076 67856 27 8143
Bendosari 2500 300 69181 28 8302 70692 28 8483 72236 29 8668 73813 30 8858 75100 30 9012
Polokarto 2500 300 76156 30 9139 77587 31 9310 79045 32 9485 80531 32 9664 81739 33 9809
Mojolaban 2500 300 83090 33 9971 86625 35 10395 90311 36 10837 94153 38 11298 97344 39 11681
Grogol 2500 300 109784 44 13174 115562 46 13867 121643 49 14597 128045 51 15365 133407 53 16009
Baki 2500 300 55724 22 6687 58194 23 6983 60773 24 7293 63466 25 7616 65706 26 7885
Gatak 2500 300 51278 21 6153 53680 21 6442 56195 22 6743 58828 24 7059 61022 24 7323
Kartasura 2500 300 96569 39 11588 101405 41 12169 106483 43 12778 111815 45 13418 116273 47 13953
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-77
Tabel IV.47
Kebutuhan Sarana Kesehatan Rumah Bersalin Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Rumah Bersalin
30000 3000 67732 2 6773 68491 2 6849 69258 2 6926 70033 2 7003 70660 2 7066
Bulu 30000 3000 51696 2 5170 51726 2 5173 51756 2 5176 51786 2 5179 51810 2 5181
Tawangsari 30000 3000 59935 2 5994 60905 2 6090 61889 2 6189 62890 2 6289 63703 2 6370
Sukoharjo 30000 3000 87839 3 8784 90506 3 9051 93253 3 9325 96085 3 9608 98412 3 9841
Nguter 30000 3000 65240 2 6524 65918 2 6592 66604 2 6660 67297 2 6730 67856 2 6786
Bendosari 30000 3000 69181 2 6918 70692 2 7069 72236 2 7224 73813 2 7381 75100 3 7510
Polokarto 30000 3000 76156 3 7616 77587 3 7759 79045 3 7905 80531 3 8053 81739 3 8174
Mojolaban 30000 3000 83090 3 8309 86625 3 8663 90311 3 9031 94153 3 9415 97344 3 9734
Grogol 30000 3000 109784 4 10978 115562 4 11556 121643 4 12164 128045 4 12804 133407 4 13341
Baki 30000 3000 55724 2 5572 58194 2 5819 60773 2 6077 63466 2 6347 65706 2 6571
Gatak 30000 3000 51278 2 5128 53680 2 5368 56195 2 5619 58828 2 5883 61022 2 6102
Kartasura 30000 3000 96569 3 9657 101405 3 10140 106483 4 10648 111815 4 11182 116273 4 11627
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-78
Tabel IV.48
Kebutuhan Sarana Kesehatan Apotek Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Apotek
30000 250 67732 2 564.4333 68491 2 570.7583 69258 2 577.15 70033 2 583.6083 70659.85 2 588.8321
Bulu 30000 250 51696 2 430.7996 51726 2 431.0487 51756 2 431.2979 51786 2 431.5472 51809.62 2 431.7468
Tawangsari 30000 250 59935 2 499.4613 60905 2 507.5382 61889 2 515.7456 62890 2 524.0858 63702.6 2 530.855
Sukoharjo 30000 250 87839 3 731.9886 90506 3 754.2129 93253 3 777.1119 96085 3 800.7062 98411.57 3 820.0964
Nguter 30000 250 65240 2 543.6626 65918 2 549.3184 66604 2 555.033 67297 2 560.8071 67856.34 2 565.4695
Bendosari 30000 250 69181 2 576.5104 70692 2 589.1004 72236 2 601.9655 73813 2 615.1114 75100.16 3 625.8346
Polokarto 30000 250 76156 3 634.6336 77587 3 646.5596 79045 3 658.7097 80531 3 671.0881 81738.97 3 681.1581
Mojolaban 30000 250 83090 3 692.4188 86625 3 721.8767 90311 3 752.5878 94153 3 784.6055 97343.71 3 811.1976
Grogol 30000 250 109784 4 914.8688 115562 4 963.0137 121643 4 1013.692 128045 4 1067.038 133407.4 4 1111.728
Baki 30000 250 55724 2 464.3683 58194 2 484.9474 60773 2 506.4384 63466 2 528.8818 65706.07 2 547.5506
Gatak 30000 250 51278 2 427.3132 53680 2 447.3332 56195 2 468.2911 58828 2 490.231 61022.48 2 508.5207
Kartasura 30000 250 96569 3 804.7428 101405 3 845.0413 106483 4 887.3579 111815 4 931.7936 116272.7 4 968.9389
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-79
Dalam hirarki penyusunan tata ruang wilayah kabupaten akan
ditindaklanjuti pada penyusunan rencana tata ruang kota di setiap kecamatan
yang dalam RUTRK tersebut sudah terhitung fasilitas kesehatan berdasarkan
standart maupun asumsi yang telah disepakati. Sehingga dalam penyusunan
RTRW ini jumlah fasilitas kesehatan diperoleh dari kondisi yang ada dan
diproyeksikan sesuai standart dan asumsi maka akan terdapat penambahan
dengan memperhatikan hasil perhitungan pada setiap RUTRK yang disusun.
Kelebihan fasilitas kesehatan tersebut berada pada lokasi-lokasi di luar RUTRK
tetapi masih dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan.
4.3.2.3 Analisis Kebutuhan Sarana Peribadatan
Jenis dan besaran kebutuhan akan sarana peribadatan sangat
tergantung pada kondisi kehidupan beragama masyarakat setempat.
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2013 Kabupaten Sukoharjo telah
memiliki sarana peribadatan berupa masjid, mushola/masjid lingkungan,
gereja, kuil dan vihara. Untuk memperkirakan kebutuhan sarana peribadatan ini
akan digunakan standar rasio yang dihitung dari rasio pelayanan sarana
peribadatan sampai tahun 2030 serta dikaitkan dengan struktur penduduk pada
masing masing agama. Dari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo
dapat diperhitungkan kebutuhan fasilitas kesehatan. Dari perkiraan jumlah
penduduk Kabupaten Sukoharjo dapat diperhitungkan kebutuhan fasilitas
peribadatan.
- 1 Masjid, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 2500 jiwa.
- 1 Musholla, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 250 jiwa.
- 1 Sarana ibadah lain, minimal penduduk pendukungnya tergantung
pada hirarki lembaga.
Kabupaten Sukoharjo IV-80
Tabel IV.49
Kebutuhan Sarana Peribadatan Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Mesjid
2500 600 67732 27 16256 68491 27 16438 69258 28 16622 70033 28 16808 70660 28 16958
Bulu 2500 600 51696 21 12407 51726 21 12414 51756 21 12421 51786 21 12429 51810 21 12434
Tawangsari 2500 600 59935 24 14384 60905 24 14617 61889 25 14853 62890 25 15094 63703 25 15289
Sukoharjo 2500 600 87839 35 21081 90506 36 21721 93253 37 22381 96085 38 23060 98412 39 23619
Nguter 2500 600 65240 26 15657 65918 26 15820 66604 27 15985 67297 27 16151 67856 27 16286
Bendosari 2500 600 69181 28 16603 70692 28 16966 72236 29 17337 73813 30 17715 75100 30 18024
Polokarto 2500 600 76156 30 18277 77587 31 18621 79045 32 18971 80531 32 19327 81739 33 19617
Mojolaban 2500 600 83090 33 19942 86625 35 20790 90311 36 21675 94153 38 22597 97344 39 23362
Grogol 2500 600 109784 44 26348 115562 46 27735 121643 49 29194 128045 51 30731 133407 53 32018
Baki 2500 600 55724 22 13374 58194 23 13966 60773 24 14585 63466 25 15232 65706 26 15769
Gatak 2500 600 51278 21 12307 53680 21 12883 56195 22 13487 58828 24 14119 61022 24 14645
Kartasura 2500 600 96569 39 23177 101405 41 24337 106483 43 25556 111815 45 26836 116273 47 27905
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Mushala
250 100 67732 271 27093 68491 274 27396 69258 277 27703 70033 280 28013 70660 283 28264
Bulu 250 100 51696 207 20678 51726 207 20690 51756 207 20702 51786 207 20714 51810 207 20724
Tawangsari 250 100 59935 240 23974 60905 244 24362 61889 248 24756 62890 252 25156 63703 255 25481
Sukoharjo 250 100 87839 351 35135 90506 362 36202 93253 373 37301 96085 384 38434 98412 394 39365
Nguter 250 100 65240 261 26096 65918 264 26367 66604 266 26642 67297 269 26919 67856 271 27143
Bendosari 250 100 69181 277 27672 70692 283 28277 72236 289 28894 73813 295 29525 75100 300 30040
Polokarto 250 100 76156 305 30462 77587 310 31035 79045 316 31618 80531 322 32212 81739 327 32696
Mojolaban 250 100 83090 332 33236 86625 347 34650 90311 361 36124 94153 377 37661 97344 389 38937
Grogol 250 100 109784 439 43914 115562 462 46225 121643 487 48657 128045 512 51218 133407 534 53363
Baki 250 100 55724 223 22290 58194 233 23277 60773 243 24309 63466 254 25386 65706 263 26282
Gatak 250 100 51278 205 20511 53680 215 21472 56195 225 22478 58828 235 23531 61022 244 24409
Kartasura 250 100 96569 386 38628 101405 406 40562 106483 426 42593 111815 447 44726 116273 465 46509
Kabupaten Sukoharjo IV-81
Dalam hirarki penyusunan tata ruang wilayah kabupaten akan
ditindaklanjuti pada penyusunan rencana tata ruang kota pada setiap
kecamatan yang dalam RUTRK tersebut sudah terhitung fasilitas peribadatan
berdasarkan standart maupun asumsi yang telah disepakati. Sehingga dalam
penyusunan RTRW ini jumlah fasilitas peribadatan dari kondisi yang ada dan
diproyeksikan sesuai standart dan asumsi maka akan terlihat jumlah
kebutuhan sarana peribadatan. Kebutuhan akan sarana peribadatan (masjid)
tersebut sampai akhir tahun perencanaan masih mencukupi, sedangakan
mushola dan sarana fasilitas peribadatan lain masih kurang. Untuk proyeksi
kebutuhan sarana peribadatan tahun mendatang, diperlukan hanya
penambahan serta peningkatan kulitas sarana peribadatan yang ada untuk
menunjang kegiatan masyarakat seiring pertambahan jumlah penduduk.
4.3.2.4 Analisis Kebutuhan Sarana Perekonomian
Fasilitas ekonomi di Kabupaten Sukoharjo untuk kegiatan
perdagangan dapat dikatakan sudah merata. Ini dapat dilihat pada
penyebaran fasilitas perekonomian yang dapat dikatakan sudah merata di
setiap kecamatan. Secara garis besar perhitungan fasilitas ekonomi dengan
menggunakan standard.
- 1 Toko/warung, dengan penduduk pendukung minimum 250 jiwa
- 1 Pusat perbelanjaan dan niaga, dengan penduduk pendukung
minimum 120.000 jiwa
Untuk mengetahui jumlah fasilitas ekonomi di Kabupaten Sukoharjo pada
tahun perencanaan tahun 2020-2035 dapat dilihat pada tabel proyeksi
kebutuhan fasilitas.
Kabupaten Sukoharjo IV-82
Tabel IV.50
Kebutuhan Sarana Perdagangan Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
toko/ warung
250 100 67732 271 27093 68491 274 27396 69258 277 27703 70033 280 28013 70660 283 28264
Bulu 250 100 51696 207 20678 51726 207 20690 51756 207 20702 51786 207 20714 51810 207 20724
Tawangsari 250 100 59935 240 23974 60905 244 24362 61889 248 24756 62890 252 25156 63703 255 25481
Sukoharjo 250 100 87839 351 35135 90506 362 36202 93253 373 37301 96085 384 38434 98412 394 39365
Nguter 250 100 65240 261 26096 65918 264 26367 66604 266 26642 67297 269 26919 67856 271 27143
Bendosari 250 100 69181 277 27672 70692 283 28277 72236 289 28894 73813 295 29525 75100 300 30040
Polokarto 250 100 76156 305 30462 77587 310 31035 79045 316 31618 80531 322 32212 81739 327 32696
Mojolaban 250 100 83090 332 33236 86625 347 34650 90311 361 36124 94153 377 37661 97344 389 38937
Grogol 250 100 109784 439 43914 115562 462 46225 121643 487 48657 128045 512 51218 133407 534 53363
Baki 250 100 55724 223 22290 58194 233 23277 60773 243 24309 63466 254 25386 65706 263 26282
Gatak 250 100 51278 205 20511 53680 215 21472 56195 225 22478 58828 235 23531 61022 244 24409
Kartasura 250 100 96569 386 38628 101405 406 40562 106483 426 42593 111815 447 44726 116273 465 46509
Kecamatan Jenis Fas. Standar
Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
pusat perbelanjaan
dan niaga
120000 36000 67732 1 20320 68491 1 20547 69258 1 20777 70033 1 21010 70660 1 21198
Bulu 120000 36000 51696 0 15509 51726 0 15518 51756 0 15527 51786 0 15536 51810 0 15543
Tawangsari 120000 36000 59935 0 17981 60905 1 18271 61889 1 18567 62890 1 18867 63703 1 19111
Sukoharjo 120000 36000 87839 1 26352 90506 1 27152 93253 1 27976 96085 1 28825 98412 1 29523
Nguter 120000 36000 65240 1 19572 65918 1 19775 66604 1 19981 67297 1 20189 67856 1 20357
Bendosari 120000 36000 69181 1 20754 70692 1 21208 72236 1 21671 73813 1 22144 75100 1 22530
Polokarto 120000 36000 76156 1 22847 77587 1 23276 79045 1 23714 80531 1 24159 81739 1 24522
Mojolaban 120000 36000 83090 1 24927 86625 1 25988 90311 1 27093 94153 1 28246 97344 1 29203
Grogol 120000 36000 109784 1 32935 115562 1 34668 121643 1 36493 128045 1 38413 133407 1 40022
Baki 120000 36000 55724 0 16717 58194 0 17458 60773 1 18232 63466 1 19040 65706 1 19712
Gatak 120000 36000 51278 0 15383 53680 0 16104 56195 0 16858 58828 0 17648 61022 1 18307
Kartasura 120000 36000 96569 1 28971 101405 1 30421 106483 1 31945 111815 1 33545 116273 1 34882
Kabupaten Sukoharjo IV-83
4.3.2.5 Analisis Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau atau disingkat RTH merupakan suatu bentuk
pemanfaatan lahan pada satu kawasan yang diperuntukan untuk
penghijauan tanaman. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 40% dari luas
wilayah, selain sebagai sarana lingkungan juga dapat berfungsi untuk
perlindungan habitat tertentu atau budidaya pertanian dan juga untuk
meningkatkan kualitas atmosfer serta menunjang kelestarian air dan tanah.
Dari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo dapat diperhitungkan
kebutuhan fasilitas sarana Ruang terbuka Hijau, yaitu sebagai berikut:
- Setiap Kecamatan dengan jumalah penduduk pendukung 120.000
jiwa, harus memiliki sekurang kurangnya 1 unit taman
4.3.2.6 Analisis Kebutuhan Sarana Olahraga
Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai makana dan tujuan. Sarana olahraga adalah suatu bentuk
permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Sarana olahraga meliputi
semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perkengkapannya untuk
melaksanakan program kegiatan olahraga. Untuk pelayanan fasilitas olahraga
di kabupaten sukoharjo perlu ditambahkannya beberapa unit fasilitas di setiap
kecamatan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan masyarakat. Untuk
mengetahui jumlah fasilitas olahraga di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
perencanaan tahun 2020-2035 dapat dilihat pada tabel proyeksi kebutuhan
fasilitas.
Kabupaten Sukoharjo IV-84
Tabel IV.51
Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Taman
120000 24000 67732 1 13546 68491 1 13698 69258 1 13852 70033 1 14007 70660 1 14132
Bulu 120000 24000 51696 0 10339 51726 0 10345 51756 0 10351 51786 0 10357 51810 0 10362
Tawangsari 120000 24000 59935 0 11987 60905 1 12181 61889 1 12378 62890 1 12578 63703 1 12741
Sukoharjo 120000 24000 87839 1 17568 90506 1 18101 93253 1 18651 96085 1 19217 98412 1 19682
Nguter 120000 24000 65240 1 13048 65918 1 13184 66604 1 13321 67297 1 13459 67856 1 13571
Bendosari 120000 24000 69181 1 13836 70692 1 14138 72236 1 14447 73813 1 14763 75100 1 15020
Polokarto 120000 24000 76156 1 15231 77587 1 15517 79045 1 15809 80531 1 16106 81739 1 16348
Mojolaban 120000 24000 83090 1 16618 86625 1 17325 90311 1 18062 94153 1 18831 97344 1 19469
Grogol 120000 24000 109784 1 21957 115562 1 23112 121643 1 24329 128045 1 25609 133407 1 26681
Baki 120000 24000 55724 0 11145 58194 0 11639 60773 1 12155 63466 1 12693 65706 1 13141
Gatak 120000 24000 51278 0 10256 53680 0 10736 56195 0 11239 58828 0 11766 61022 1 12204
Kartasura 120000 24000 96569 1 19314 101405 1 20281 106483 1 21297 111815 1 22363 116273 1 23255
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-85
Tabel IV.52
Kebutuhan Sarana Olahraga Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Kecamatan Jenis Fas.
Standar Penduduk
Luas Lahan
min
Tahun 2015 Tahun 2020 2025 2030 2035
Penduduk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas Pddk Unit Luas
Weru
Olahraga
30000 9000 67732 2 20320 68491 2 20547 69258 2 20777 70033 2 21010 70660 2 21198
Bulu 30000 9000 51696 2 15509 51726 2 15518 51756 2 15527 51786 2 15536 51810 2 15543
Tawangsari 30000 9000 59935 2 17981 60905 2 18271 61889 2 18567 62890 2 18867 63703 2 19111
Sukoharjo 30000 9000 87839 3 26352 90506 3 27152 93253 3 27976 96085 3 28825 98412 3 29523
Nguter 30000 9000 65240 2 19572 65918 2 19775 66604 2 19981 67297 2 20189 67856 2 20357
Bendosari 30000 9000 69181 2 20754 70692 2 21208 72236 2 21671 73813 2 22144 75100 3 22530
Polokarto 30000 9000 76156 3 22847 77587 3 23276 79045 3 23714 80531 3 24159 81739 3 24522
Mojolaban 30000 9000 83090 3 24927 86625 3 25988 90311 3 27093 94153 3 28246 97344 3 29203
Grogol 30000 9000 109784 4 32935 115562 4 34668 121643 4 36493 128045 4 38413 133407 4 40022
Baki 30000 9000 55724 2 16717 58194 2 17458 60773 2 18232 63466 2 19040 65706 2 19712
Gatak 30000 9000 51278 2 15383 53680 2 16104 56195 2 16858 58828 2 17648 61022 2 18307
Kartasura 30000 9000 96569 3 28971 101405 3 30421 106483 4 31945 111815 4 33545 116273 4 34882
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-86
4.3.3 Analisis Pusat Pelayanan
Alat analisis skalogram dilakukan untuk mengetahui pusat pelayanan
berdasarkan jumlah dan jenis unit fasilitas pelayanan yang ada di dalam setiap
daerah. Asumsi yang dipakai adalah bahwa wilayah yang memiliki ranking
tertinggi adalah lokasi yang dapat ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan. Dalam
analisis skalogram ini subjek diganti dengan pusat permukiman, sedangkan
objek diganti dengan fungsi atau kegiatan. Indikator yang digunakan adalah
jumlah penduduk dan jumlah unit serta kualitas fungsi pelayanan yang dimiliki
masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam metode skalogram adalah:
a. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sukoharjo disusun berdasarkan
peringkat jumlah penduduk.
b. Kecamatan-kecamatan tersebut disusun urutannya berdasarkan jumlah
dan jenis fasilitas yang dimiliki.
c. Fasilitas-fasilitas disusun urutannya berdasarkan jumlah wilayah yang
memiliki fasilitas tersebut.
d. Peringkat jenis fasilitas tersebut disusun urutannya berdasarkan jumlah
total unit fasilitas.
Data yang digunakan untuk menganalisis meliputi data jumlah sarana
pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, RTH, dan olahraga. Teknik
analisis yang digunakan dalam analisis skalogram ini dengan cara membuat
sesuatu tabel yang mengurutkan ketersediaan fasilitas suatu wilayah yang
diidentifikasi sebagai pusat pelayanan. Analisis Skalogram digunakan untuk
menganalisis pusat-pusat permukiman, khususnya hirarki atau orde pusat-pusat
permukiman. Subyek dalam hal ini diganti dengan pusat permukiman, sedangkan
obyek diganti dengan fungsi pelayanan atau kegiatan yang sifatnya juga
mempunyai tingkatan (hierarki). Dari tabel hirarki tersebut dapat disimpulkan
bahwa Kecamatan dengan tingkat pelayanan sarana paling baik atau mencukupi
adalah Kecamatan Sukoharjo dengan kategori hierarki I, sedangkan Kategori
yang kurang baik atau tidak mencukupi tingkat pelayanannya adalah Kecamatan
Baki. Kecamatan Sukoharjo dapat dikategorikan sebagai Kecamatan hierarki I
dikarenakan Kecamatan Sukoharjo merupakan pusat pemerintahan Kabupaten
Sukoharjo, hal tersebut menjadi tuntutan dalam penyediaan sarana yang baik
dan mencukupi. Dari tabel skalogram tersebut, dapat terlihat bahwa hasil
Kabupaten Sukoharjo IV-87
perhitungan Skalogram menunjukkan hierarki di Kabupaten Sukoharjo terdiri
sebagai berikut.
Tabel IV.54
Analisis Skalogram di Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Jumlah Penduduk
Fasilitas
TK
SD
SMP
SMA
RS
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Balai Pengobatan
Rumah Bersalin
Apotek
Mesjid
Mushola
Toko /
Warung
P.Perbelanj
aan Dan
Niaga
Olahraga
RTH Jumlah
67.431 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
51.684 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
59.552 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
66.794 I I I I I I I 0 0 I I 0 I I I I 13
64.97 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
68.586 I I I I I I I 0 0 0 I 0 I I I 0 11
75.591 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
81.717 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
107.555 I I I I I I 0 0 0 I I 0 I I I 0 11
54.766 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I 0 0 10
50.347 I I I I 0 I I 0 0 I I 0 I I I 0 11
94.7 I I I I I I I 0 0 I I 0 I I I 0 12
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Tabel IV.55
Hirarki Pusat Pelayanan di Kabupaten Sukoharjo 2015-2035
Hierarki Kecamatan
I Sukoharjo
II Kartasura
III Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, Gatak
IV Baki
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-88
4.4 Kondisi Prasarana
4.4.1 Analisis Kebutuhan Telekomunikasi
Dalam penyusunan laporan dan perhitungan kebutuhan telekomunikasi
ini mengacu dalam beberapa Landasan antara lain:
- SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Perumahan
- Petunjuk Teknis dari Kmentrian Pekerjaan Umum mengenai Kriteria
Lokasi Menara Telekomunikasi
Pelayanan fasilitas telepon di Kabupaten Sukoharjo sudah cukup baik di
setiap kecamatannya yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Dalam perhitungannya
untuk menghitung kebutuhan telepon itu dengan menggunakan asumsi rumah
yaitu 1:3:6 yang dijelaskan di dalam pedoman atau SNI, yaitu kebutuhan
telekomunikasi tetap di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan tipe rumah.
- Rumah kecil sambungan telepon 0-1 sambungan telepon ,
- Rumah type sedang1-2 sambungan telepon dan
- Rumah type besar lebih dari 2 sambungan telepon.
Berikut perhitungan proyeksi tabel kebutuhan telekomunikasi di Kabupaten
Sukoharjo berdasarkan type rumah yang telah di asumsikan berdasarkan SNI
atau pedoman yang telah di cantumkan sebelumnya:
Kabupaten Sukoharjo IV-89
Tabel IV.56 Proyeksi Kebutuhan Telekomunikasi Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Total Rumah Tangga
Pembagian Tipe Rumah Kebutuhan Telekomunikasi Tetap
Berdasarkan Tipe Rumah Total
Telekomunikasi Tetap
Kecil (1) Sedang (2) Besar (3) Kecil (1) Sedang (2) Besar (3)
2015
Weru 67,732 13,546 1,355 4,064 8,128 1,355 8,128 24,384 33,866
Bulu 51,696 10,339 1,034 3,102 6,204 1,034 6,204 18,611 25,848
Tawangsari 59,935 11,987 1,199 3,596 7,192 1,199 7,192 21,577 29,968
Sukoharjo 87,839 17,568 1,757 5,270 10,541 1,757 10,541 31,622 43,919
Nguter 65,240 13,048 1,305 3,914 7,829 1,305 7,829 23,486 32,620
Bendosari 69,181 13,836 1,384 4,151 8,302 1,384 8,302 24,905 34,591
Polokarto 76,156 15,231 1,523 4,569 9,139 1,523 9,139 27,416 38,078
Mojolaban 83,090 16,618 1,662 4,985 9,971 1,662 9,971 29,912 41,545
Grogol 109,784 21,957 2,196 6,587 13,174 2,196 13,174 39,522 54,892
Baki 55,724 11,145 1,114 3,343 6,687 1,114 6,687 20,061 27,862
Gatak 51,278 10,256 1,026 3,077 6,153 1,026 6,153 18,460 25,639
Kartasura 96,569 19,314 1,931 5,794 11,588 1,931 11,588 34,765 48,285
Jumlah 874,224 174,845 17,484 52,453 104,907 17,484 104,907 314,721 437,112
2020
Weru 68,491 13,698 1,370 4,109 8,219 1,370 8,219 24,657 34,245
Bulu 51,726 10,345 1,035 3,104 6,207 1,035 6,207 18,621 25,863
Tawangsari 60,905 12,181 1,218 3,654 7,309 1,218 7,309 21,926 30,452
Sukoharjo 90,506 18,101 1,810 5,430 10,861 1,810 10,861 32,582 45,253
Nguter 65,918 13,184 1,318 3,955 7,910 1,318 7,910 23,731 32,959
Bendosari 70,692 14,138 1,414 4,242 8,483 1,414 8,483 25,449 35,346
Polokarto 77,587 15,517 1,552 4,655 9,310 1,552 9,310 27,931 38,794
Mojolaban 86,625 17,325 1,733 5,198 10,395 1,733 10,395 31,185 43,313
Grogol 115,562 23,112 2,311 6,934 13,867 2,311 13,867 41,602 57,781
Baki 58,194 11,639 1,164 3,492 6,983 1,164 6,983 20,950 29,097
Gatak 53,680 10,736 1,074 3,221 6,442 1,074 6,442 19,325 26,840
Kartasura 101,405 20,281 2,028 6,084 12,169 2,028 12,169 36,506 50,702
Jumlah 901,289 180,258 18,026 54,077 108,155 18,026 108,155 324,464 450,645
Kabupaten Sukoharjo IV-90
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Total Rumah Tangga
Pembagian Tipe Rumah Kebutuhan Telekomunikasi Tetap
Berdasarkan Tipe Rumah Total
Telekomunikasi Tetap
Kecil (1) Sedang (2) Besar (3) Kecil (1) Sedang (2) Besar (3)
2025
Weru 69,258 13,852 1,385 4,155 8,311 1,385 8,311 24,933 34,629
Bulu 51,756 10,351 1,035 3,105 6,211 1,035 6,211 18,632 25,878
Tawangsari 61,889 12,378 1,238 3,713 7,427 1,238 7,427 22,280 30,945
Sukoharjo 93,253 18,651 1,865 5,595 11,190 1,865 11,190 33,571 46,627
Nguter 66,604 13,321 1,332 3,996 7,992 1,332 7,992 23,977 33,302
Bendosari 72,236 14,447 1,445 4,334 8,668 1,445 8,668 26,005 36,118
Polokarto 79,045 15,809 1,581 4,743 9,485 1,581 9,485 28,456 39,523
Mojolaban 90,311 18,062 1,806 5,419 10,837 1,806 10,837 32,512 45,155
Grogol 121,643 24,329 2,433 7,299 14,597 2,433 14,597 43,792 60,822
Baki 60,773 12,155 1,215 3,646 7,293 1,215 7,293 21,878 30,386
Gatak 56,195 11,239 1,124 3,372 6,743 1,124 6,743 20,230 28,097
Kartasura 106,483 21,297 2,130 6,389 12,778 2,130 12,778 38,334 53,241
Jumlah 929,445 185,889 18,589 55,767 98,755 18,589 111,533 334,600 464,723
2030
Weru 70,033 14,007 1,401 4,202 8,404 1,401 8,404 25,212 35,017
Bulu 51,786 10,357 1,036 3,107 6,214 1,036 6,214 18,643 25,893
Tawangsari 62,890 12,578 1,258 3,773 7,547 1,258 7,547 22,641 31,445
Sukoharjo 96,085 19,217 1,922 5,765 11,530 1,922 11,530 34,591 48,042
Nguter 67,297 13,459 1,346 4,038 8,076 1,346 8,076 24,227 33,648
Bendosari 73,813 14,763 1,476 4,429 8,858 1,476 8,858 26,573 36,907
Polokarto 80,531 16,106 1,611 4,832 9,664 1,611 9,664 28,991 40,265
Mojolaban 94,153 18,831 1,883 5,649 11,298 1,883 11,298 33,895 47,076
Grogol 128,045 25,609 2,561 7,683 15,365 2,561 15,365 46,096 64,022
Baki 63,466 12,693 1,269 3,808 7,616 1,269 7,616 22,848 31,733
Gatak 58,828 11,766 1,177 3,530 7,059 1,177 7,059 21,178 29,414
Kartasura 111,815 22,363 2,236 6,709 13,418 2,236 13,418 40,253 55,908
Jumlah 958,741 191,748 19,175 50,816 115,049 19,175 115,049 345,147 479,370
2035 Weru 70,817 14,163 1,416 4,249 8,498 1,416 8,498 25,494 35,409
Bulu 51,816 10,363 1,036 3,109 6,218 1,036 6,218 18,654 25,908
Kabupaten Sukoharjo IV-91
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Total Rumah Tangga
Pembagian Tipe Rumah Kebutuhan Telekomunikasi Tetap
Berdasarkan Tipe Rumah Total
Telekomunikasi Tetap
Kecil (1) Sedang (2) Besar (3) Kecil (1) Sedang (2) Besar (3)
Tawangsari 63,907 12,781 1,278 3,834 7,669 1,278 7,669 23,007 31,954
Sukoharjo 99,002 19,800 1,980 5,940 11,880 1,980 11,880 35,641 49,501
Nguter 67,997 13,599 1,360 4,080 8,160 1,360 8,160 24,479 33,998
Bendosari 75,425 15,085 1,509 4,526 9,051 1,509 9,051 27,153 37,713
Polokarto 82,044 16,409 1,641 4,923 9,845 1,641 9,845 29,536 41,022
Mojolaban 98,158 19,632 1,963 5,889 11,779 1,963 11,779 35,337 49,079
Grogol 134,783 26,957 2,696 8,087 16,174 2,696 16,174 48,522 67,391
Baki 66,278 13,256 1,326 3,977 7,953 1,326 7,953 23,860 33,139
Gatak 61,584 12,317 1,232 3,695 7,390 1,232 7,390 22,170 30,792
Kartasura 117,415 23,483 2,348 7,045 14,090 2,348 14,090 42,269 58,707
Jumlah 989,226 197,845 19,785 59,354 104,617 19,785 104,617 313,852 494,613 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-92
Berdasarkan data dari tabel kebutuhan telekomunikasi kabupaten
sukoharjo, dapat diketahui bahwa penyediaan jaringan telekomunikasi di tiap
kecamatan sudah cukup merata. Namun, disisi lain dari aspek penyediaan atau
pemenuhan kebutuhan prasarana telekomunikasi, pembangunan BTS pada
kenyataannya tidak memiliki izin yang sah dari pemerintah, oleh karena itu
jumlah BTS yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo tergolong banyak jumlahnya.
Pembangunan BTS seharusnya dapat dimonitor dan dikontrol oleh pemerintah
setempat agar tidak terjadi pembangunan BTS liar yang akan merugikan di
Kabupaten Sukoharjo. Dalam pembangunan BTS sesuai dengan ketentuan
tersebut mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika, dan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009, No.07/PRT/M/2009,
No.19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan
dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi, dalam pembangunan
penentuan menara sebelumnya ada beberapa yang harus diperhatikan terlebih
dahulu misalnya kesesuaian fungsi lahan kawasan yang akan di bangun menara
tersebut agar kita mengetahui kawasan mana yang diperbolehkan dan kawasan
mana yang tidak diperbolehkan adanya bangunan menara tersebut. Setelah
selesai tahap ksesuaian lahan kawasan nya, lalu dapat di tetapkan zona-zona
terdiri dari zona bebas menara dan zona menara .Adapun kriteria lokasi menara
pada beberapa kawasan yang telah diatur di dalam Pedoman kementrian
Pekerjaan Umum ini antara lain :
Kawasan Lindung
- Pada kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan
air, diperbolehkan adanya menara.
- Pada kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, dan juga kawasan
sekitar danau ataupun waduk itu tidak di perbolehkan adanya menara.
- Kawasan RTH kota itu di perbolehkan adanya menara, sedangkan RTH
yang berskala RT, RW Kecamatan dan Keluruhan itu tidak diperbolehkan
adanya menara.
- Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya yang
mencakup suaka margasatwa, cagar alam, kawasan pantai berhutan
bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam,serta
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan itu tidak diperbolehkan
Kabupaten Sukoharjo IV-93
adanya menara kecuali jika untuk mendukung kelangsungan fungsi
kawasan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan sektor
terkait itu di perbolehkan.
Kawasan Budidaya
- Pada kawasan untuk hutan produksi, apakah hutah hutan produksi
terbatas atau tetap dan hutan yang dapat di konservasi itu diperbolehkan
adanya menara.
- pada kawasan lahan pertanian, apakah itu lahan pertanian basah atau
laha pertanian keringkawasan perkebunan dan kawasan peternakan, itu
di perbolehkan adanya menara.
- Pada kawasan perikanan , kawasan industri dan kawasan pertambangan
juga diperbolehkana adanya menara
- Pada kawasan pariwisata yang mencangkup kawasan wisata buatan
ataupun kawasan wisata alam itu diperbolehkan adanya menara.
- Pada kawasan permukiman perkotaan ataupun permukiman di pedesaan
itu di perbolehkan adanya menara.
- Pada kawasan peruntukkan laiinya terdiri dari kawasan pertahanan dan
keamanan itu di perbolehkan adanya menara tetapi disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuanyang terkait sesuai kawasan tersebut
- Kawasan Bandar udara dan kawasan Pelabuhanjuga di perbolehkan
adanya menara, tetapi disesuiaikan dengan ketentuan terkait kawasan
tersebut.
- Kawasan jalan jalan bebas hambatan/jalan layang/jalur kendaraan di
perbolehkan adanya menara
- Kawasan jalan kereta api juga di perbolehkan adanya menara.
- Kawasan istana kepresidenan dan kawasan kerahasiaan sangat tinggi
diperbolehkan adanya menara, tetapi disesuaikan dengan ketentuan
kawasan tersebut.
Radius keselamatan ruang disekitar menara dihitung 125 % dari tinggi
menara, ini berfungsi untuk menjamin keselamatan yang sering diakibatkan dari
kecelakaan menara.
Kabupaten Sukoharjo IV-94
4.4.2 Analisis Kebutuhan Jaringan Listrik
Dalam perhitungan kebutuhan listrik dengan asumsi rumah 1:3:6 dan
kebutuhan listrik berdasarkan tipe rumah yaitu rumah kecil itu kebutuhan
rumahnya sebesar 900 Va, kebutuhan listrik rumah tipe sedang sebesar 1300 Va
sedangkan rumah tipe besar kebutuhan listriknya sebesar 2200 Va. Dengan
begitu diketahui kebutuhan listriknya bersadarkan type rumah yang ada di
Kabupaten Sukoharjo.Gardu Induk Solo Baru melayani daerah bagian Utara
yaitu Kartasura,Gatak,Baki,Grogol dan Mojolaban pada Gardu Induk Wonosari
melayani daerah bagian selatan yaitu kecamatan Tawangsari,Bulu dan Weru
sedangkan Gardu Induk Palur melayani daerah bagian timur yaitu kecamatan
Polokarto,Bendosari dan Nguter. Dalam Perhitungan proyeksi jaringan listrik
menggunakan acuan antara lain:
- SNI 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Perumahan
Berdasarkan dari ketetapan kebutuhan dan penyediaan kebutuhan listrik
pada suatu kawasan berdasarkan unit gardu induk, maka Kabupaten Sukoharjo
yang memiliki 5 unit Gardu Induk memiliki kapasitas penyediaan listrik sebesar
630 KVA atau sebesar 630.000 watt/hari, maka kapasitas penyediaan listrik
dalam sehari dari 5 Gardu Induk sebesar 3.500.000 watt/hari. Penyediaan listrik
tersebut didistribusikan pada pemenuhan berbagai sektor yaitu kebutuhan listrik
domestik dan nondomestik, lebih rincinya terdapat pada tabel berikut:
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-95
Tabel IV.57 Proyeksi Kebutuhan Listrik Pada Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah (Asumsi 1 rumah
5 orang )
Pembagian Rumah Kebutuhan Listrik berdasarkan tipe Rumah Total
Kebutuhan Besar (1)
Sedang (3)
Kecil (6)
Besar (2200 va) Sedang
(1300 va) Kecil (900 va)
2015
Weru 67,732 13,546 1,355 4,064 8,128 2,980,210 5,283,099 7,315,061 15,578,370
Bulu 51,696 10,339 1,034 3,102 6,204 2,274,622 4,032,284 5,583,163 11,890,069
Tawangsari 59,935 11,987 1,199 3,596 7,192 2,637,156 4,674,958 6,473,019 13,785,132
Sukoharjo 87,839 17,568 1,757 5,270 10,541 3,864,900 6,851,413 9,486,572 20,202,885
Nguter 65,240 13,048 1,305 3,914 7,829 2,870,539 5,088,682 7,045,868 15,005,089
Bendosari 69,181 13,836 1,384 4,151 8,302 3,043,975 5,396,137 7,471,574 15,911,686
Polokarto 76,156 15,231 1,523 4,569 9,139 3,350,865 5,940,170 8,224,851 17,515,887
Mojolaban 83,090 16,618 1,662 4,985 9,971 3,655,971 6,481,040 8,973,747 19,110,758
Grogol 109,784 21,957 2,196 6,587 13,174 4,830,507 8,563,172 11,856,700 25,250,379
Baki 55,724 11,145 1,114 3,343 6,687 2,451,865 4,346,487 6,018,213 12,816,566
Gatak 51,278 10,256 1,026 3,077 6,153 2,256,214 3,999,651 5,537,979 11,793,844
Kartasura 96,569 19,314 1,931 5,794 11,588 4,249,042 7,532,392 10,429,466 22,210,900
Jumlah 874,224 174,845 17,484 52,453 104,907 38,465,864 60,657,095 94,416,213 193,539,171
2020
Weru 68,491 13,698 1,370 4,109 8,219 3,013,584 5,342,263 7,396,979 15,752,826
Bulu 51,726 10,345 1,035 3,104 6,207 2,275,937 4,034,615 5,586,391 11,896,943
Tawangsari 60,905 12,181 1,218 3,654 7,309 2,679,802 4,750,557 6,577,695 14,008,053
Sukoharjo 90,506 18,101 1,810 5,430 10,861 3,982,244 7,059,432 9,774,599 20,816,275
Nguter 65,918 13,184 1,318 3,955 7,910 2,900,401 5,141,620 7,119,166 15,161,188
Bendosari 70,692 14,138 1,414 4,242 8,483 3,110,450 5,513,980 7,634,742 16,259,172
Polokarto 77,587 15,517 1,552 4,655 9,310 3,413,835 6,051,798 8,379,412 17,845,044
Mojolaban 86,625 17,325 1,733 5,198 10,395 3,811,509 6,756,765 9,355,521 19,923,796
Kabupaten Sukoharjo IV-96
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah (Asumsi 1 rumah
5 orang )
Pembagian Rumah Kebutuhan Listrik berdasarkan tipe Rumah Total
Kebutuhan Besar (1)
Sedang (3)
Kecil (6)
Besar (2200 va) Sedang
(1300 va) Kecil (900 va)
Grogol 115,562 23,112 2,311 6,934 13,867 5,084,712 9,013,808 12,480,657 26,579,177
Baki 58,194 11,639 1,164 3,492 6,983 2,560,522 4,539,107 6,284,918 13,384,547
Gatak 53,680 10,736 1,074 3,221 6,442 2,361,919 4,187,038 5,797,438 12,346,395
Kartasura 101,405 20,281 2,028 6,084 12,169 4,461,818 7,909,587 10,951,736 23,323,141
Jumlah 901,289 180,258 15,998 54,077 108,155 39,656,733 70,300,572 97,339,254 207,296,559
2025
Weru 69,258 13,852 1,385 4,155 8,311 3,047,332 5,402,089 7,479,815 15,929,236
Bulu 51,756 10,351 1,035 3,105 6,211 2,277,253 4,036,948 5,589,621 11,903,822
Tawangsari 61,889 12,378 1,238 3,713 7,427 2,723,137 4,827,379 6,684,064 14,234,580
Sukoharjo 93,253 18,651 1,865 5,595 11,190 4,103,151 7,273,767 10,071,370 21,448,289
Nguter 66,604 13,321 1,332 3,996 7,992 2,930,574 5,195,109 7,193,228 15,318,911
Bendosari 72,236 14,447 1,445 4,334 8,668 3,178,378 5,634,397 7,801,472 16,614,247
Polokarto 79,045 15,809 1,581 4,743 9,485 3,477,987 6,165,522 8,536,877 18,180,387
Mojolaban 90,311 18,062 1,806 5,419 10,837 3,973,663 7,044,222 9,753,538 20,771,423
Grogol 121,643 24,329 2,433 7,299 14,597 5,352,295 9,488,159 13,137,451 27,977,904
Baki 60,773 12,155 1,215 3,646 7,293 2,673,995 4,740,263 6,563,441 13,977,699
Gatak 56,195 11,239 1,124 3,372 6,743 2,472,577 4,383,205 6,069,053 12,924,835
Kartasura 106,483 21,297 2,130 6,389 12,778 4,685,250 8,305,670 11,500,159 24,491,079
Jumlah 929,445 185,889 18,589 55,767 98,755 40,895,591 72,496,730 100,380,088 213,772,410
2030
Weru 70,033 14,007 1,401 4,202 8,404 3,081,458 5,462,585 7,563,579 16,107,621
Bulu 51,786 10,357 1,036 3,107 6,214 2,278,569 4,039,282 5,592,852 11,910,704
Tawangsari 62,890 12,578 1,258 3,773 7,547 2,767,173 4,905,443 6,792,152 14,464,769
Sukoharjo 96,085 19,217 1,922 5,765 11,530 4,227,729 7,494,610 10,377,152 22,099,491
Nguter 67,297 13,459 1,346 4,038 8,076 2,961,061 5,249,154 7,268,059 15,478,275
Kabupaten Sukoharjo IV-97
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah (Asumsi 1 rumah
5 orang )
Pembagian Rumah Kebutuhan Listrik berdasarkan tipe Rumah Total
Kebutuhan Besar (1)
Sedang (3)
Kecil (6)
Besar (2200 va) Sedang
(1300 va) Kecil (900 va)
Bendosari 73,813 14,763 1,476 4,429 8,858 3,247,788 5,757,443 7,971,844 16,977,076
Polokarto 80,531 16,106 1,611 4,832 9,664 3,543,345 6,281,385 8,697,302 18,522,031
Mojolaban 94,153 18,831 1,883 5,649 11,298 4,142,717 7,343,907 10,168,487 21,655,110
Grogol 128,045 25,609 2,561 7,683 15,365 5,633,959 9,987,472 13,828,808 29,450,238
Baki 63,466 12,693 1,269 3,808 7,616 2,792,496 4,950,334 6,854,308 14,597,138
Gatak 58,828 11,766 1,177 3,530 7,059 2,588,419 4,588,562 6,353,393 13,530,375
Kartasura 111,815 22,363 2,236 6,709 13,418 4,919,870 8,721,588 12,076,045 25,717,503
Jumlah 958,741 191,748 19,175 50,816 115,049 42,184,585 74,781,764 103,543,982 220,510,331
2035
Weru 70,817 14,163 1,416 4,249 8,498 3,115,966 5,523,758 7,648,280 16,288,004
Bulu 51,816 10,363 1,036 3,109 6,218 2,279,887 4,041,618 5,596,086 11,917,590
Tawangsari 63,907 12,781 1,278 3,834 7,669 2,811,922 4,984,770 6,901,989 14,698,681
Sukoharjo 99,002 19,800 1,980 5,940 11,880 4,356,089 7,722,158 10,692,218 22,770,465
Nguter 67,997 13,599 1,360 4,080 8,160 2,991,865 5,303,761 7,343,670 15,639,296
Bendosari 75,425 15,085 1,509 4,526 9,051 3,318,715 5,883,177 8,145,937 17,347,828
Polokarto 82,044 16,409 1,641 4,923 9,845 3,609,931 6,399,424 8,860,741 18,870,096
Mojolaban 98,158 19,632 1,963 5,889 11,779 4,318,962 7,656,342 10,601,089 22,576,393
Grogol 134,783 26,957 2,696 8,087 16,174 5,930,445 10,513,062 14,556,547 31,000,054
Baki 66,278 13,256 1,326 3,977 7,953 2,916,249 5,169,714 7,158,065 15,244,028
Gatak 61,584 12,317 1,232 3,695 7,390 2,709,689 4,803,540 6,651,055 14,164,285
Kartasura 117,415 23,483 2,348 7,045 14,090 5,166,239 9,158,333 12,680,769 27,005,341
Jumlah 989,226 197,845 19,785 59,354 118,707 43,525,960 77,159,656 106,836,447 227,522,062
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kabupaten Sukoharjo IV-98
Tabel IV.58 Proyeksi Rumah Yang Terlayani Pada Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan Rumah yang terlayani Kapasitas Listrik
(5 Gardu) Keterangan
Non Domestik (0.25 % dari kebutuhan Domestik)
Besar (2200 va) Sedang (1300 va) Kecil (900 va)
2015
Weru 1,591 2,692 3,889
3,500,000 tidak
tercukupi 49,662,348
Bulu 1,591 2,692 3,889
Tawangsari 1,591 2,692 3,889
Sukoharjo 1,591 2,692 3,889
Nguter 1,591 2,692 3,889
Bendosari 1,591 2,692 3,889
Polokarto 1,591 2,692 3,889
Mojolaban 1,591 2,692 3,889
Grogol 1,591 2,692 3,889
Baki 1,591 2,692 3,889
Gatak 1,591 2,692 3,889
Kartasura 1,591 2,692 3,889
Jumlah 1,591 2,692 3,889
2020
Weru 1,591 2,692 3,889
3,500,000 tidak
tercukupi 48,911,999
Bulu 1,591 2,692 3,889
Tawangsari 1,591 2,692 3,889
Sukoharjo 1,591 2,692 3,889
Nguter 1,591 2,692 3,889
Bendosari 1,591 2,692 3,889
Polokarto 1,591 2,692 3,889
Mojolaban 1,591 2,692 3,889
Grogol 1,591 2,692 3,889
Baki 1,591 2,692 3,889
Gatak 1,591 2,692 3,889
Kartasura 1,591 2,692 3,889
Jumlah 1,591 2,692 3,889
Kabupaten Sukoharjo IV-99
Tahun Kecamatan Rumah yang terlayani Kapasitas Listrik
(5 Gardu) Keterangan
Non Domestik (0.25 % dari kebutuhan Domestik)
Besar (2200 va) Sedang (1300 va) Kecil (900 va)
2025
Weru 1,591 2,692 3,889
3,500,001 tidak
tercukupi 50,267,891
Bulu 1,591 2,692 3,889
Tawangsari 1,591 2,692 3,889
Sukoharjo 1,591 2,692 3,889
Nguter 1,591 2,692 3,889
Bendosari 1,591 2,692 3,889
Polokarto 1,591 2,692 3,889
Mojolaban 1,591 2,692 3,889
Grogol 1,591 2,692 3,889
Baki 1,591 2,692 3,889
Gatak 1,591 2,692 3,889
Kartasura 1,591 2,692 3,889
Jumlah 1,591 2,692 3,889
2030
Weru 1,591 2,692 3,889
3,500,002 tidak
tercukupi 50,574,254
Bulu 1,591 2,692 3,889
Tawangsari 1,591 2,692 3,889
Sukoharjo 1,591 2,692 3,889
Nguter 1,591 2,692 3,889
Bendosari 1,591 2,692 3,889
Polokarto 1,591 2,692 3,889
Mojolaban 1,591 2,692 3,889
Grogol 1,591 2,692 3,889
Baki 1,591 2,692 3,889
Gatak 1,591 2,692 3,889
Kartasura 1,591 2,692 3,889
Jumlah 1,591 2,692 3,889
2035 Weru 1,591 2,692 3,889
3,500,003 tidak
tercukupi 50,883,039
Bulu 1,591 2,692 3,889
Kabupaten Sukoharjo IV-100
Tahun Kecamatan Rumah yang terlayani Kapasitas Listrik
(5 Gardu) Keterangan
Non Domestik (0.25 % dari kebutuhan Domestik)
Besar (2200 va) Sedang (1300 va) Kecil (900 va)
Tawangsari 1,591 2,692 3,889
Sukoharjo 1,591 2,692 3,889
Nguter 1,591 2,692 3,889
Bendosari 1,591 2,692 3,889
Polokarto 1,591 2,692 3,889
Mojolaban 1,591 2,692 3,889
Grogol 1,591 2,692 3,889
Baki 1,591 2,692 3,889
Gatak 1,591 2,692 3,889
Kartasura 1,591 2,692 3,889
Jumlah 1,591 2,692 3,889 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-101
4.4.3 Analisis Kebutuhan Jaringan Persampahan
Dalam pengelolaan persampahan ini mengacu dalam beberapa landasan
yaitu antara lain:
- SNI 19-3983-1995 tentang spesifikasi timbunanan sampah,
- SK SNI 91dan SNI 19-3241-1999 tentang cara pemilihan lokasi tempat
pembuangan akhir sampah,
- Dept. Pekerjaan Umum SNI-19-2454-2002 tentang Sistem Pengelolaan
sampah.
- Pengimplikasian dari PP nomer 65 tahun2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal.
Persampahan merupakan hasil sisa atas suatu pemanfaatan dari suatu
barang yang terbagi pada 2 kategori berdasarkan dari jenis penggunaannya,
yaitu sampah domestik yang merupakan hasil sisa dari rumah tangga dan
sampah nondomestik yang berasal dari limbah atau hasil sisa penggunaan dari
industri, perkantoran dan pasar pada umumnya. Kabupaten Sukoharjo
merupakan Wilayah padat yang termasuk pada kategori kota besar dilihat dari
jumlah penduduknya, hal tersebut menjadikan produksi sampah yang dihasilkan
perharinya baik dari domestik dan nondomestik lumayan besar, sekitar 3.322.052
liter/orang/hari. Berdasarkan pada data dari tabel proyeksi sampah yang
dihasilkan tahun 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035 di Kabupaten Sukoharjo
dapat diketahui bahwa produksi sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun
cenderung naik turun volumenya. Volume sampah pada eksisting saat ini adalah
sebesar 3,788,433 liter/orang/hari, sedangkan diestimasikan pada tahun 2035
sebesar 3,444,536 liter/orang/hari. Pada saat ini, volume sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Sujoharjo baik itu domestic maupun
nondomestic dapat ditampung pada TPS Kontainer dan berakhir di TPA. Adapun
rumus perhitungan kebutuhan TPA yaitu
Pada kebutuhan TPA untuk 5 tahun kedepan dengan luas nya sebesar
2.8 ha setelah di proyeksikan itu TPA di butuhkan sebanyak 4 TPA di Kabupaten
Sukoharjo, tetapi lahan yang terpakai sebesar 2 ha. Dan system pengelolaan
sampahnya dengan menggunakan controlling landfill dan jarak TPA terhadap
= (1+0,3) x Luas TPA
Kabupaten Sukoharjo IV-102
permukiman itu jarak terdekatnya itu 1 km , dan jarak dengan sungai itujaraknya
terdekatnya itu harus 0,5 km, dan dengan pantai jarak terdekatnya itu 60 km.
Adapun beberapa komposisi sampah yang ada di Kabupaten Sukoharjo
diantaranya:
Kertas
Kayu
Kain
Karet/kulit dan plastic
Gelas kaca
Sampah organic
Bahan batu pasir
logam
Dengan perhitungan yang telah di proyeksikan bahwa sampah yang dihasil
dari beberapa komposisi sampah tersebut produksinya itu bertambah setiap
tahun nya. Pada tahun eksisting yaitu tahun 2015 ini dari komposisi sampah
paling banyak yang dihasilkan itu yaitu sampah kertas sebanyak 2.371.938, dan
pada tahun 2035 yaitu sebanyak 2.156.624. Dan jumlah komposisi sampah yang
paling sedikit yaitu dari bahan batu dan pasir pada tahun eksisting yitu pada
tahun 2015 yaitu sebanyak 2.652, pada tahun 2035 yaitu sebanyak 2.411. Lebih
rincinya terdapat pada tabel berikut ini
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-103
Tabel IV.59 Proyeksi Sampah Yang Dihasilkan Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah
(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)
Non-Domestik
Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)
Kebutuhan TPS
Kontainer
Kebutuhan TPA Domestik (2.5
Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60
Liter/Orang/Hari)
Perkantoran (0.75
Liter/Orang/Hari
2015
Weru 67,732 13,546 169,330 40,639 50,799 260,768 26
4
Bulu 51,696 10,339 129,240 31,018 38,772 199,029 20
Tawangsari 59,935 11,987 149,838 35,961 44,952 230,751 23
Sukoharjo 87,839 17,568 219,597 52,703 65,879 338,179 34
Nguter 65,240 13,048 163,099 39,144 48,930 251,172 25
Bendosari 69,181 13,836 172,953 41,509 51,886 266,348 27
Polokarto 76,156 15,231 190,390 45,694 57,117 293,201 29
Mojolaban 83,090 16,618 207,726 49,854 62,318 742,567 74
Grogol 109,784 21,957 274,461 65,871 82,338 422,669 42
Baki 55,724 11,145 139,310 33,435 41,793 214,538 21
Gatak 51,278 10,256 128,194 30,767 38,458 197,419 20
Kartasura 96,569 19,314 241,423 57,941 72,427 371,791 37
Jumlah 874,224 174,845 2,185,560 524,535 655,668 3,788,433 379
2020
Weru 68,491 13,698 171,226 41,094 51,368 263,689 26
4
Bulu 51,726 10,345 129,315 31,036 38,794 199,144 20
Tawangsari 60,905 12,181 152,261 36,543 45,678 234,483 23
Sukoharjo 90,506 18,101 226,264 54,303 67,879 348,446 35
Nguter 65,918 13,184 164,796 39,551 49,439 253,785 25
Kabupaten Sukoharjo IV-104
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah
(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)
Non-Domestik
Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)
Kebutuhan TPS
Kontainer
Kebutuhan TPA Domestik (2.5
Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60
Liter/Orang/Hari)
Perkantoran (0.75
Liter/Orang/Hari
Bendosari 70,692 14,138 176,730 42,415 53,019 272,164 27
Polokarto 77,587 15,517 193,968 46,552 58,190 298,711 30
Mojolaban 86,625 17,325 216,563 51,975 64,969 333,507 33
Grogol 115,562 23,112 288,904 69,337 86,671 444,912 44
Baki 58,194 11,639 145,484 34,916 43,645 224,046 22
Gatak 53,680 10,736 134,200 32,208 40,260 206,668 21
Kartasura 101,405 20,281 253,512 60,843 76,054 390,409 39
Jumlah 901,289 180,258 2,253,223 540,774 675,967 3,469,964 347
2025
Weru 69,258 13,852 173,144 41,555 51,943 266,642 27
4
Bulu 51,756 10,351 129,389 31,053 38,817 199,260 20
Tawangsari 61,889 12,378 154,724 37,134 46,417 238,274 24
Sukoharjo 93,253 18,651 233,134 55,952 69,940 359,026 36
Nguter 66,604 13,321 166,510 39,962 49,953 256,425 26
Bendosari 72,236 14,447 180,590 43,342 54,177 278,108 28
Polokarto 79,045 15,809 197,613 47,427 59,284 304,324 30
Mojolaban 90,311 18,062 225,776 54,186 67,733 347,696 35
Grogol 121,643 24,329 304,108 72,986 91,232 468,326 47
Baki 60,773 12,155 151,932 36,464 45,579 233,975 23
Gatak 56,195 11,239 140,487 33,717 42,146 216,350 22
Kabupaten Sukoharjo IV-105
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah
(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)
Non-Domestik
Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)
Kebutuhan TPS
Kontainer
Kebutuhan TPA Domestik (2.5
Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60
Liter/Orang/Hari)
Perkantoran (0.75
Liter/Orang/Hari
Kartasura 106,483 21,297 266,207 63,890 79,862 409,959 41
Jumlah 929,445 185,889 2,323,613 557,667 697,084 3,578,364 358
2030
Weru 70,033 14,007 175,083 42,020 52,525 269,628 27
4
Bulu 51,786 10,357 129,464 31,071 38,839 199,375 20
Tawangsari 62,890 12,578 157,226 37,734 47,168 242,128 24
Sukoharjo 96,085 19,217 240,212 57,651 72,064 369,926 37
Nguter 67,297 13,459 168,242 40,378 50,473 259,093 26
Bendosari 73,813 14,763 184,533 44,288 55,360 284,181 28
Polokarto 80,531 16,106 201,326 48,318 60,398 310,043 31
Mojolaban 94,153 18,831 235,382 56,492 70,614 362,488 36
Grogol 128,045 25,609 320,111 76,827 96,033 492,971 49
Baki 63,466 12,693 158,665 38,079 47,599 244,343 24
Gatak 58,828 11,766 147,069 35,297 44,121 226,487 23
Kartasura 111,815 22,363 279,538 67,089 83,861 430,489 43
Jumlah 958,741 191,748 2,396,851 575,244 719,055 3,691,151 369
2035
Weru 70,817 14,163 177,044 42,490 53,113 272,647 27
4 Bulu 51,816 10,363 129,539 31,089 38,862 199,490 20
Tawangsari 63,907 12,781 159,768 38,344 47,930 246,043 25
Sukoharjo 99,002 19,800 247,505 59,401 74,252 381,158 38
Kabupaten Sukoharjo IV-106
Tahun Kecamatan Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Rumah
(Asumsi 1 Rumah 5 Orang)
Non-Domestik
Produksi Timbulan Sampah(Liter/Orang/Hari)
Kebutuhan TPS
Kontainer
Kebutuhan TPA Domestik (2.5
Liter/Orang/Hari) Pasar ( 0.60
Liter/Orang/Hari)
Perkantoran (0.75
Liter/Orang/Hari
Nguter 67,997 13,599 169,992 40,798 50,998 261,788 26
Bendosari 75,425 15,085 188,563 45,255 56,569 290,388 29
Polokarto 82,044 16,409 205,110 49,226 61,533 315,869 32
Mojolaban 98,158 19,632 245,396 58,895 73,619 377,909 38
Grogol 134,783 26,957 336,957 80,870 101,087 518,914 52
Baki 66,278 13,256 165,696 39,767 49,709 255,172 26
Gatak 61,584 12,317 153,960 36,950 46,188 237,098 24
Kartasura 117,415 23,483 293,536 70,449 88,061 452,046 45
Jumlah 989,226 197,845 2,179,530 523,087 741,920 3,444,536 381
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Tabel IV.60
Kabupaten Sukoharjo IV-107
Proyeksi Komposisi Sampah Pada Tahun 2015-2035 Di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan
Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)
Kertas (62.61%)
Kayu (0.15%)
Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik
(9.06%) Gelas/Kaca
(5.31%) Sampah Organik
(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)
Logam (9.12 %)
2015
Weru
163,267
391
13,299 23,626 13,847 22,270 183 24,017
Bulu
124,612
299
10,150 18,032 10,568 16,997 139 18,331
Tawangsari
144,473
346
11,768 20,906 12,253 19,706 162 21,252
Sukoharjo
211,734
507
17,247 30,639 17,957 28,880 237 31,146
Nguter
157,259
377
12,810 22,756 13,337 21,450 176 23,133
Bendosari
166,760
400
13,584 24,131 14,143 22,746 186 24,531
Polokarto
183,573
440
14,953 26,564 15,569 25,039 205 27,004
Mojolaban
464,921
1,114
37,871 67,277 39,430 63,415 520 68,390
Grogol
264,633
634
21,556 38,294 22,444 36,096 296 38,928
Baki
134,322
322
10,941 19,437 11,392 18,322 150 19,759
Gatak
123,604
296
10,068 17,886 10,483 16,860 138 18,182
Kartasura
232,778
558
18,961 33,684 19,742 31,751 260 34,242
Jumlah
2,371,938
5,683
193,210 343,232 201,166 323,532 2,652 348,915
2020
Weru
165,095
396
13,448 23,890 14,002 22,519 185 24,286
Bulu
124,684
299
10,156 18,042 10,575 17,007 139 18,341
Tawangsari
146,810
352
11,959 21,244 12,451 20,025 164 21,596
Kabupaten Sukoharjo IV-108
Tahun Kecamatan
Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)
Kertas (62.61%)
Kayu (0.15%)
Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik
(9.06%) Gelas/Kaca
(5.31%) Sampah Organik
(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)
Logam (9.12 %)
Sukoharjo
218,162
523
17,771 31,569 18,503 29,757 244 32,092
Nguter
158,895
381
12,943 22,993 13,476 21,673 178 23,374
Bendosari
170,402
408
13,880 24,658 14,452 23,243 191 25,066
Polokarto
187,023
448
15,234 27,063 15,862 25,510 209 27,511
Mojolaban
208,809
500
17,009 30,216 17,709 28,481 233 30,716
Grogol
278,560
667
22,691 40,309 23,625 37,996 311 40,976
Baki
140,275
336
11,426 20,299 11,897 19,134 157 20,635
Gatak
129,395
310
10,540 18,724 10,974 17,649 145 19,034
Kartasura
244,435
586
19,911 35,371 20,731 33,341 273 35,957
Jumlah
2,172,545
5,205
176,968 314,379 184,255 296,335 2,429 319,584
2025
Weru
166,944
400
13,599 24,158 14,159 22,771 187 24,558
Bulu
124,756
299
10,162 18,053 10,581 17,017 139 18,352
Tawangsari
149,184
357
12,152 21,588 12,652 20,349 167 21,945
Sukoharjo
224,786
539
18,310 32,528 19,064 30,661 251 33,066
Nguter
160,548
385
13,078 23,232 13,616 21,899 179 23,617
Bendosari
174,123
417
14,184 25,197 14,768 23,750 195 25,614
Polokarto
190,537
456
15,521 27,572 16,160 25,989 213 28,028
Kabupaten Sukoharjo IV-109
Tahun Kecamatan
Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)
Kertas (62.61%)
Kayu (0.15%)
Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik
(9.06%) Gelas/Kaca
(5.31%) Sampah Organik
(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)
Logam (9.12 %)
Mojolaban
217,692
522
17,732 31,501 18,463 29,693 243 32,023
Grogol
293,219
702
23,885 42,430 24,868 39,995 328 43,133
Baki
146,491
351
11,933 21,198 12,424 19,981 164 21,549
Gatak
135,457
325
11,034 19,601 11,488 18,476 151 19,926
Kartasura
256,676
615
20,908 37,142 21,769 35,011 287 37,757
Jumlah
2,240,414
5,368
182,497 324,200 190,011 305,592 2,505 329,567
2030
Weru
168,814
404
13,751 24,428 14,317 23,026 189 24,833
Bulu
124,829
299
10,168 18,063 10,587 17,027 140 18,362
Tawangsari
151,596
363
12,349 21,937 12,857 20,678 169 22,300
Sukoharjo
231,611
555
18,866 33,515 19,643 31,592 259 34,070
Nguter
162,218
389
13,214 23,474 13,758 22,127 181 23,862
Bendosari
177,926
426
14,493 25,747 15,090 24,269 199 26,173
Polokarto
194,118
465
15,812 28,090 16,463 26,478 217 28,555
Mojolaban
226,954
544
18,487 32,841 19,248 30,956 254 33,385
Grogol
308,649
739
25,142 44,663 26,177 42,100 345 45,403
Baki
152,983
367
12,462 22,138 12,975 20,867 171 22,504
Gatak
141,803
340
11,551 20,520 12,026 19,342 159 20,859
Kabupaten Sukoharjo IV-110
Tahun Kecamatan
Komposisi Sampah(Liter/orang/hari)
Kertas (62.61%)
Kayu (0.15%)
Kain (5.1%) Karet/Kulit dan Plastik
(9.06%) Gelas/Kaca
(5.31%) Sampah Organik
(8.58%) Bahan Batu, pasir (0.07%)
Logam (9.12 %)
Kartasura
269,529
646
21,955 39,002 22,859 36,764 301 39,648
Jumlah
2,311,030
5,537
188,249 334,418 196,000 315,224 2,584 339,955
2035
Weru
170,704
409
13,905 24,702 14,478 23,284 191 25,111
Bulu
124,901
299
10,174 18,074 10,593 17,036 140 18,373
Tawangsari
154,048
369
12,548 22,292 13,065 21,012 172 22,661
Sukoharjo
238,643
572
19,439 34,533 20,239 32,551 267 35,105
Nguter
163,906
393
13,351 23,718 13,901 22,357 183 24,111
Bendosari
181,812
436
14,810 26,309 15,420 24,799 203 26,745
Polokarto
197,766
474
16,109 28,618 16,773 26,975 221 29,092
Mojolaban
236,609
567
19,273 34,239 20,067 32,273 265 34,805
Grogol
324,892
778
26,465 47,014 27,554 44,315 363 47,792
Baki
159,763
383
13,014 23,119 13,550 21,792 179 23,501
Gatak
148,447
356
12,092 21,481 12,590 20,248 166 21,837
Kartasura
283,026
678
23,054 40,955 24,004 38,605 316 41,633
Jumlah
2,156,624
5,167
175,671 312,075 182,905 294,163 2,411 317,242
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-111
4.4.4 Analisis Kebutuhan Jaringan Irigasi
4.4.5 Analisis Kebutuhan Jaringan Air Limbah
Air limbah dibagi menjadi limbah domestik dan non domestik. Limbah
domestik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Black Water, yaitu air
limbah manusia (human waste) yang berasal dari toilet/jamban; Grey Water,
yaitu air buangan rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan
tempat cuci (sullage).
4.4.5.1 Limbah Black Water Tahun 2013
Perhitungan timbulan limbah black water, atau dapat disebut juga
dengan timbulan limbah tinja, didasari oleh banyaknya jumlah penduduk
yang ada. Menurut pedoman teknis pengelolaan air limbah domestik,
standar truk tinja, diasumsikan 1 buah truck tinja dapat menampung air
limbah yang dihasilkan dari 50000 jiwa penduduk. Berikut ini adalah hasil
perhitungan timbulan limbah black water dengan kebutuhan truknya:
Tabel IV.61 Jumlah Timbulan Limbah & Truk Tinja
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk Jumlah Kebutuhan
Air Bersih Domestik Kebutuhan
IPLT
2013
Weru 67,431 8,091,720 1
Bulu 51,684 6,202,080 1
Tawangsari 59,552 7,146,240 1
Sukoharjo 86,794 10,415,280 2
Nguter 64,970 7,796,400 1
Bendosari 68,586 8,230,320 1
Polokarto 75,591 9,070,920 2
Mojolaban 81,717 9,806,040 2
Grogol 107,555 12,906,600 2
Baki 54,766 6,571,920 1
Gatak 50,347 6,041,640 1
Kartasura 94,700 11,364,000 2
Jumlah 863,693 103,643,160 17 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Kebutuhan jumlah truk tinja diasumsikan bahwa 1 buah truk tinja dapat
menampung air limbah yang dihasilkan dari 50000 jiwa penduduk, maka
jumlah truk tinja yang dibutuhkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 17 buah,
merupakan total untuk seluruh kecamatan. Peningkatan jumlah penduduk
sangat mempengaruhi peningkatan timbulan limbah yang dihasilkan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-112
4.4.5.2 Timbulan Limbah Black Water Tahun Perencanaan 2015-2035
Menghitung timbulan limbah tahun perencanaan sama dengan saat
menghitung timbulan limbah tahun 2013. Variabel yang mempengaruhi
timbulan limbah yang dihasilkan adalah peningkatan jumlah penduduk.
Timbulan limbah yang terus menerus meningkat mengharuskan untuk
meningkatkan sistem pengolahan dan pengelolaan limbah terpadu dan
berkelanjutan. Berikut ini adalah hasil perhitungan timbulan limbah dengan
kebutuhan truknya:
Tabel Iv.62 Jumlah Timbulan Limbah & Truk Tinja
Kabupaten Sukoharjo 2020-2035
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jumlah Kebutuhan Air Bersih Domestik
Perkiraan Volume Air
Limbah Domestik
Kebutuhan IPLT
Black Water 5%
2020
Weru 68,491 8,218,866 410,943 1
Bulu 51,726 6,207,101 310,355 1
Tawangsari 60,905 7,308,550 365,427 1
Sukoharjo 90,506 10,860,665 543,033 2
Nguter 65,918 7,910,185 395,509 1
Bendosari 70,692 8,483,046 424,152 1
Polokarto 77,587 9,310,458 465,523 2
Mojolaban 86,625 10,395,024 519,751 2
Grogol 115,562 13,867,397 693,370 2
Baki 58,194 6,983,242 349,162 1
Gatak 53,680 6,441,598 322,080 1
Kartasura 101,405 12,168,595 608,430 2
Jumlah 901,289 108,154,726 5,407,736 18
2025
Weru 69,258 8,310,906 415,545 1
Bulu 51,756 6,210,690 310,534 1
Tawangsari 61,889 7,426,737 371,337 1
Sukoharjo 93,253 11,190,411 559,521 2
Nguter 66,604 7,992,475 399,624 1
Bendosari 72,236 8,668,303 433,415 1
Polokarto 79,045 9,485,419 474,271 2
Mojolaban 90,311 10,837,264 541,863 2
Grogol 121,643 14,597,167 729,858 2
Baki 60,773 7,292,713 364,636 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-113
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jumlah Kebutuhan Air Bersih Domestik
Perkiraan Volume Air
Limbah Domestik
Kebutuhan IPLT
Black Water 5%
Gatak 56,195 6,743,392 337,170 1
Kartasura 106,483 12,777,954 638,898 2
Jumlah 929,445 111,533,431 5,576,672 19
2030
Weru 70,033 8,403,976 420,199 1
Bulu 51,786 6,214,280 310,714 1
Tawangsari 62,890 7,546,836 377,342 1
Sukoharjo 96,085 11,530,169 576,508 2
Nguter 67,297 8,075,622 403,781 1
Bendosari 73,813 8,857,605 442,880 1
Polokarto 80,531 9,663,669 483,183 2
Mojolaban 94,153 11,298,318 564,916 2
Grogol 128,045 15,365,342 768,267 3
Baki 63,466 7,615,898 380,795 1
Gatak 58,828 7,059,326 352,966 1
Kartasura 111,815 13,417,827 670,891 2
Jumlah 958,741 115,048,868 5,752,443 19
2035
Weru 70,817 8,498,089 424,904 1
Bulu 51,816 6,217,873 310,894 1
Tawangsari 63,907 7,668,877 383,444 1
Sukoharjo 99,002 11,880,243 594,012 2
Nguter 67,997 8,159,633 407,982 1
Bendosari 75,425 9,051,041 452,552 2
Polokarto 82,044 9,845,268 492,263 2
Mojolaban 98,158 11,778,988 588,949 2
Grogol 134,783 16,173,941 808,697 3
Baki 66,278 7,953,406 397,670 1
Gatak 61,584 7,390,061 369,503 1
Kartasura 117,415 14,089,743 704,487 2
Jumlah 989,226 118,707,163 5,935,358 20
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Pada tahun 2020 jumlah truk tinja yang dibutuhkan sebanyak 18
buah, meningkat sebanyak 1 buah dari tahun 2013 yang hanya
membutuhkan sebanyak 17 buah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-114
Pada tahun 2025-2030 jumlah truk tinja yang dibutuhkan meningkat
lagi dari 5 tahun sebelumnya sebanyak 1 buah sehingga total yang
dibutuhkan menjadi 19 buah truk tinja.
Pada tahun 2035 jumlah truk tinja yang dibutuhkan juga mengalami
peningkatan, sehingga membutuhkan 20 truk tinja. Penambahan jumlah
kebutuhan truk tinja berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk.
4.4.5.3 Timbulan Limbah Grey Water Tahun Perencanaan (2020-2035)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi untuk perhitungan
timbulan limbah grey water, pengolahan air limbah domestik dilakukan
melalui sistem pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) yaitu
pembuangan air limbah yang dilakukan secara individual pada tahun 2013.
Berikut ini adalah hasil perhitungan mengenai limbah grey water di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2020 -2035:
Tabel IV.63 Timbulan Limbah Grey Water
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020-2035
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk Jumlah Kebutuhan Air
Bersih Domestik Perkiraan Volume Air Limbah Grey Water
2020
Weru 68,491 8,218,866 6,164,149
Bulu 51,726 6,207,101 4,655,326
Tawangsari 60,905 7,308,550 5,481,412
Sukoharjo 90,506 10,860,665 8,145,499
Nguter 65,918 7,910,185 5,932,639
Bendosari 70,692 8,483,046 6,362,285
Polokarto 77,587 9,310,458 6,982,843
Mojolaban 86,625 10,395,024 7,796,268
Grogol 115,562 13,867,397 10,400,548
Baki 58,194 6,983,242 5,237,431
Gatak 53,680 6,441,598 4,831,198
Kartasura 101,405 12,168,595 9,126,447
Jumlah 901,289 108,154,726 81,116,045
2025
Weru 69,258 8,310,906 6,233,179
Bulu 51,756 6,210,690 4,658,017
Tawangsari 61,889 7,426,737 5,570,053
Sukoharjo 93,253 11,190,411 8,392,809
Nguter 66,604 7,992,475 5,994,356
Bendosari 72,236 8,668,303 6,501,227
Polokarto 79,045 9,485,419 7,114,064
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-115
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk Jumlah Kebutuhan Air
Bersih Domestik Perkiraan Volume Air Limbah Grey Water
Mojolaban 90,311 10,837,264 8,127,948
Grogol 121,643 14,597,167 10,947,875
Baki 60,773 7,292,713 5,469,535
Gatak 56,195 6,743,392 5,057,544
Kartasura 106,483 12,777,954 9,583,466
Jumlah 929,445 111,533,431 83,650,073
2030
Weru 70,033 8,403,976 6,302,982
Bulu 51,786 6,214,280 4,660,710
Tawangsari 62,890 7,546,836 5,660,127
Sukoharjo 96,085 11,530,169 8,647,627
Nguter 67,297 8,075,622 6,056,716
Bendosari 73,813 8,857,605 6,643,204
Polokarto 80,531 9,663,669 7,247,751
Mojolaban 94,153 11,298,318 8,473,739
Grogol 128,045 15,365,342 11,524,006
Baki 63,466 7,615,898 5,711,924
Gatak 58,828 7,059,326 5,294,494
Kartasura 111,815 13,417,827 10,063,371
Jumlah 958,741 115,048,868 86,286,651
2035
Weru 70,817 8,498,089 6,373,567
Bulu 51,816 6,217,873 4,663,405
Tawangsari 63,907 7,668,877 5,751,658
Sukoharjo 99,002 11,880,243 8,910,182
Nguter 67,997 8,159,633 6,119,725
Bendosari 75,425 9,051,041 6,788,281
Polokarto 82,044 9,845,268 7,383,951
Mojolaban 98,158 11,778,988 8,834,241
Grogol 134,783 16,173,941 12,130,456
Baki 66,278 7,953,406 5,965,054
Gatak 61,584 7,390,061 5,542,546
Kartasura 117,415 14,089,743 10,567,307
Jumlah 989,226 118,707,163 89,030,372
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Pada tahun 2020 volume limbah grey water yaitu sebesar
81,116,045 liter. Pada tahun 2025 timbulan yang dihasilkan adalah
83,650,073 liter, pada tahun 2030 dan 2035 masing-masing menghasilkan
timbulan limbah sebesar 86,286,651 liter dan 89,030,372 liter. Volume yang
dihasilkan meningkat dan dipengaruhi oleh jumlah penduduk.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-116
£n = 0.2x
4.4.5.4 Pengelolaan Limbah
a. Pengolahan Limbah Black Water
Tinja dan urin manusia tergolong bahan organik merupakan hasil
sisa perombakkan dan penyerapan dari sistem pencernaan.
Berdasarkan kapasitas manusia dewasa rataan hasil tinja 0,20
kg/hari/jiwa (Sugiharto 1987). Sama halnya dengan limbah organik lain,
limbah manusia dapat digunakan sebagai sumberdaya yang masih
jarang diungkapkan. Nutrisi kotoran manusia tidak jauh berbeda
dibanding kotoran ternak. Kotoran manusia memiliki keunggulan dari
segi nutrisi, dimana nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) jauh lebih
rendah dari kotoran ternak (Sihombing 1988).
Tinja yang terakumulasi setiap harinya dapat dihitung dengan
mengkalikan jumlah penghuni/penduduk terhadap limbah kotoran yang
dihasilkanya perhari. Menurut lokakarya agenda riset bidang pangan
dan energi Institut Pertanian Bogor.
£n = Jumlah limbah manusia yang dihasilkan perhari
X = Jumlah penghuni/ Jumlah penduduk
Tabel IV.64
Jumlah Timbulan Tinja yang dihasilkan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk Jumlah Tinja Yang
dihasilkan
2013
Weru 67,431 13,486.20
Bulu 51,684 10,336.80
Tawangsari 59,552 11,910.40
Sukoharjo 86,794 17,358.80
Nguter 64,970 12,994.00
Bendosari 68,586 13,717.20
Polokarto 75,591 15,118.20
Mojolaban 81,717 16,343.40
Grogol 107,555 21,511.00
Baki 54,766 10,953.20
Gatak 50,347 10,069.40
Kartasura 94,700 18,940.00
Jumlah 863,693 172,738.60
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-117
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk Jumlah Tinja Yang
dihasilkan
2020
Weru 68,491 13,698.11
Bulu 51,726 10,345.17
Tawangsari 60,905 12,180.92
Sukoharjo 90,506 18,101.11
Nguter 65,918 13,183.64
Bendosari 70,692 14,138.41
Polokarto 77,587 15,517.43
Mojolaban 86,625 17,325.04
Grogol 115,562 23,112.33
Baki 58,194 11,638.74
Gatak 53,680 10,736.00
Kartasura 101,405 20,280.99
Jumlah 901,289 180,257.88
2025
Weru 69,258 13,851.51
Bulu 51,756 10,351.15
Tawangsari 61,889 12,377.90
Sukoharjo 93,253 18,650.69
Nguter 66,604 13,320.79
Bendosari 72,236 14,447.17
Polokarto 79,045 15,809.03
Mojolaban 90,311 18,062.11
Grogol 121,643 24,328.61
Baki 60,773 12,154.52
Gatak 56,195 11,238.99
Kartasura 106,483 21,296.59
Jumlah 929,445 185,889.05
2030
Weru 70,033 14,006.63
Bulu 51,786 10,357.13
Tawangsari 62,890 12,578.06
Sukoharjo 96,085 19,216.95
Nguter 67,297 13,459.37
Bendosari 73,813 14,762.67
Polokarto 80,531 16,106.11
Mojolaban 94,153 18,830.53
Grogol 128,045 25,608.90
Baki 63,466 12,693.16
Gatak 58,828 11,765.54
Kartasura 111,815 22,363.05
Jumlah 958,741 191,748.11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-118
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk Jumlah Tinja Yang
dihasilkan
2035
Weru 70,817 14,163.48
Bulu 51,816 10,363.12
Tawangsari 63,907 12,781.46
Sukoharjo 99,002 19,800.40
Nguter 67,997 13,599.39
Bendosari 75,425 15,085.07
Polokarto 82,044 16,408.78
Mojolaban 98,158 19,631.65
Grogol 134,783 26,956.57
Baki 66,278 13,255.68
Gatak 61,584 12,316.77
Kartasura 117,415 23,482.91
Jumlah 989,226 197,845.27
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2013 jumlah tinja yang
dihasilkan oleh penduduk Kabupaten Sukoharjo yaitu 172,738.60 kg.
1. Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif
Setelah didapatkan jumlah tinja yang dihasilkan oleh manusia
perharinya maka dapat diketahui jumlah potensi biogas yang dapat
dihasilkan oleh limbah kotoran manusia. Berdasarkan sumber dari dinas
pertanian, banyaknya tinja perhari yaitu 0,25-0,4 kg dengan kandungan
bahan kering dari kotoran manusia yaitu 23% yang dapat menghasilkan
biogas sebesar 0,020-0,028 m3/kg. Untuk lebih jelas dapat dilihat
melalui perhitungan sebagai berikut:
Tabel IV.65
Hasil Pengolahan Limbah Black Water
Tahun Jumlah
Penduduk Jumlah Tinja
Yang dihasilkan
Kandungan Bahan
Kering BK (%)
Biogas yang
Dihasilkan (Kwh/hari)
2013 863,693 172,738.60 39,729.88 11,124.37
2020 901,289 180,257.88 41,459.31 11,608.61
2025 929,445 185,889.05 42,754.48 11,971.25
2030 958,741 191,748.11 44,102.07 12,348.58
2035 989,226 197,845.27 45,504.41 12,741.24 Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-119
Berdasarkan perhitungan, jumlah lumpur tinja yang menghasilkan
biogas sebesar 11.127,37 Kwh/hari tahun 2013 dan berkontribusi
sampai tahun 2035 sebesar 12.741,24 Kwh/hari. Limbah biogas ini bisa
di manfaatkan untuk prasarana listrik.
b. Pengelolaan Limbah Grey Water
Perhitungan berdasarkan mutu standar effluen (hasil pengolahan
limbah cair domestik di Indonesia) dan PP No. 82 Tahun 2001, hasil
dari pengolahan limbah grey water ini 94% bisa menjadi air bersih.
Adapun hasil perhitungan pengolahan air limbah grey water yang bisa
dimanfaatkan menjadi air bersih adalah sebagai berikut.
Tabel IV.66
Hasil pengelolaan Limbah Grey Water menjadi Air Bersih
Tahun Jumlah
Penduduk Perkiraan Volume Air Limbah Grey Water
Hasil Pengolahan (liter)
2013 863,693 77,732,370 73,068,427
2020 901,289 81,116,045 76,249,081
2025 929,445 83,650,073 78,631,069
2030 958,741 86,286,651 81,109,452
2035 989,226 89,030,372 83,688,549
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Perhitungan jumlah hasil pengolahan limbah dihitung berdasarkan
asumsi efesiensi yang dibutuhkan 94% dari jumlah timbulan limbah
yang yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan dari tabel diatas, dari
timbulan limbah grey water yang dikontribusikan untuk pemanfaatan air
bersih pada tahun 2013 sebesar 73.068.427 liter/tahun dan
diproyeksikan sampai dengan 2035 dapat memberikan kontribusi
sebesar 83,688,549 liter/tahun.
4.4.6 Analisis Kebutuhan Jaringan Air Bersih
Sumber untuk pemenuhan jaringan air bersih di Kabupaten Sukoharjo
yaitu melalui PDAM dan melalui swadaya masyarakat. Kebutuhan air bersih
Kabupaten Sukoharjo dihitung untuk jangka waktu sampai 20 tahun ke depan.
Untuk menghitung kebutuhan air bersih, tidak hanya menghitung kebutuhan
penduduk atau domestiknya saja, tetapi juga menghitung kebutuhan non-
domestik (fasilitas umum, perkantoran, komersial dan industri), kebutuhan untuk
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-120
hidran, kebutuhan untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan juga memperhitungkan
kemungkinan adanya kebocoran. Standar Kebutuhan Air Menurut Ditjen Cipta
Karya (2000) yaitu:
1. Standar kebutuhan air domestik
Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada
tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari
seperti: memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.
Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari.
Tabel IV.67 Kriteria Perencanaan Air Baku
No Uraian
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
> 1.000.000
500.000 s.d
1.000.000
100.000 s.d
500.000
20.000 s.d
100.000 < 20.000
Metro Besar Sedang Kecil Desa
1 Konsumsi Unit Smabungan Rumah (SR) [liter/orang/hari]
> 150 120 - 150 90 - 120 80 - 120
60 - 80
2 Konsumsi Unit Hidran Umum (HU) [liter/orang/hari]
20 - 40 20 - 40 20 - 40 20 - 40 20 - 40
3 Kehilangan Air (%) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 Sumber: Dirjen Cipta Karya, Tahun 2000
2. Standar kebutuhan air non domestik
Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik terdiri dari
penggunaan komersil dan industri, yaitu penggunaan air oleh badan-
badan komersil dan industri. Dan penggunaan umum, yaitu penggunaan
air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah-sekolah
dan tempat-tempat ibadah.
Tabel IV.68
Kebutuhan Air Non Domestik
No Sektor Nilai Satuan
1 Sekolah 10 Liter/murid/hari
2 Rumah sakit 200 Liter/bed/hari
3 Puskesmas 2000 Liter/unit/hari
4 Masjid 3000 Liter/unit/hari
5 Mushola 2000 Liter/unit/hari
6 Kantor 10 Liter/pegawai/hari
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-121
No Sektor Nilai Satuan
7 Pasar 12000 12000 Liter/hektar/hari
8 Hotel 150 Liter/bed/hari
9 Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
10 Komplek Militer 60 Liter/orang/hari
11 Kawasan industri 0,2-0,8 Liter/detik/hektar
12 Kawasan pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/hektar
Sumber: Dirjen Cipta Karya Dep PU, Tahun 1996
Perhitungan air bersih di Kabupaten Sukoharjo menggunakan standar dari
Dirjen Cipta Karya. Untuk kebutuhan penduduk (kebutuhan domestik),
diasumsikan sebesar 120 liter/orang/hari. Untuk kebutuhan non-domestik, yaitu
kebutuhan untuk fasilitas umum sebesar 15% dari kebutuhan domestik, untuk
perkantoran sebesar 5% dari kebutuhan domestik dan kebutuhan untuk
komersial sebesar 20% dari kebutuhan domestik dan untuk industri yaitu 10%
dari kebutuhan domestik. Asumsi untuk kebutuhan Hidran adalah sebesar 10%
dari kebutuhan air total (kebutuhan air domestik ditambah dengan kebutuhan air
non-domestik). Untuk kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH), asumsi adalah 5%
dari kebutuhan air total. Sedangkan untuk kemungkinan adanya kebocoran,
diasumsikan sebesar 10% dari kebutuhan air total. Ketersediaan air bersih hanya
mampu melayani sekitar 120,781 jiwa dari total jumlah penduduk 863,693.
Artinya PDAM hanya mampu melayani 14% dari target nasional untuk
pemenuhan air bersih yaitu 100%. Berikut ini adalah hasil perhitungan mengenai
kebutuhan air bersih di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-122
Tabel IV.69 Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk (jiwa)
Kebutuhan Air
Domestik (liter)
Kebutuhan Air Non-Domestik (liter) Domestik + Non
Domestik
Hidran (liter)
RTH (liter)
Kebutuhan Rata-Rata
Harian (liter)
Kebocoran (liter) Fasilitas
Umum Kantor Komersial Industri Total
2013
Weru 67,431 8,091,720 1,213,758 404,586 1,618,344 809,172 4,045,860 12,137,580 1,213,758 606,879 13,958,217 1,213,758
Bulu 51,684 6,202,080 930,312 310,104 1,240,416 620,208 3,101,040 9,303,120 930,312 465,156 10,698,588 930,312
Tawangsari 59,552 7,146,240 1,071,936 357,312 1,429,248 714,624 3,573,120 10,719,360 1,071,936 535,968 12,327,264 1,071,936
Sukoharjo 86,794 10,415,280 1,562,292 520,764 2,083,056 1,041,528 5,207,640 15,622,920 1,562,292 781,146 17,966,358 1,562,292
Nguter 64,970 7,796,400 1,169,460 389,820 1,559,280 779,640 3,898,200 11,694,600 1,169,460 584,730 13,448,790 1,169,460
Bendosari 68,586 8,230,320 1,234,548 411,516 1,646,064 823,032 4,115,160 12,345,480 1,234,548 617,274 14,197,302 1,234,548
Polokarto 75,591 9,070,920 1,360,638 453,546 1,814,184 907,092 4,535,460 13,606,380 1,360,638 680,319 15,647,337 1,360,638
Mojolaban 81,717 9,806,040 1,470,906 490,302 1,961,208 980,604 4,903,020 14,709,060 1,470,906 735,453 16,915,419 1,470,906
Grogol 107,555 12,906,600 1,935,990 645,330 2,581,320 1,290,660 6,453,300 19,359,900 1,935,990 967,995 22,263,885 1,935,990
Baki 54,766 6,571,920 985,788 328,596 1,314,384 657,192 3,285,960 9,857,880 985,788 492,894 11,336,562 985,788
Gatak 50,347 6,041,640 906,246 302,082 1,208,328 604,164 3,020,820 9,062,460 906,246 453,123 10,421,829 906,246
Kartasura 94,700 11,364,000 1,704,600 568,200 2,272,800 1,136,400 5,682,000 17,046,000 1,704,600 852,300 19,602,900 1,704,600
Jumlah 863,693 103,643,160 15,546,474 5,182,158 20,728,632 10,364,316 51,821,580 155,464,740 15,546,474 7,773,237 178,784,451 15,546,474
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-123
Kebutuhan air bersih pada tahun 2013 mencapai 13,958,217 liter dalam
satu hari. Berdasarkan kondisi pemenuhan air bersih tahun 2013 di Kabupaten
Sukoharjo, hanya 14% kebutuhan air bersih yang terpenuhi. Maka, supply air
bersih yang diberikan PDAM untuk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 hanya
25,029,823 liter dalam satu hari. Kekurangan air bersih di Kecamatan Sukoharjo
mencapai 153,754,628 liter dalam satu hari. Untul lebih jelas dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel IV.70
Supply PDAM untuk Kabupaten Sukoharjo
Tahun Kecamatan Supply
PDAM (liter)
Kebutuhan Rata-Rata
Harian (liter) Kekurangan
2013
Weru 1,954,150.38 13,958,217 12,004,067
Bulu 1,497,802.32 10,698,588 9,200,786
Tawangsari 1,725,816.96 12,327,264 10,601,447
Sukoharjo 2,515,290.12 17,966,358 15,451,068
Nguter 1,882,830.60 13,448,790 11,565,959
Bendosari 1,987,622.28 14,197,302 12,209,680
Polokarto 2,190,627.18 15,647,337 13,456,710
Mojolaban 2,368,158.66 16,915,419 14,547,260
Grogol 3,116,943.90 22,263,885 19,146,941
Baki 1,587,118.68 11,336,562 9,749,443
Gatak 1,459,056.06 10,421,829 8,962,773
Kartasura 2,744,406.00 19,602,900 16,858,494
Jumlah 25,029,823.14 178,784,451 153,754,628
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Selain dari PDAM untuk pemenuhan air bersih yaitu melalui swadaya
masyarakat tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yaitu
berupa sumur. Adapun beberapa wilayah rawan kekurangan air bersih di
antaranya Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, Tawangsari dan Bendosari.
Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun menyebabkan pemenuhan
akan kebutuhan air bersih bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dilakukan perhitungan kembali dengan asumsi untuk menghitung kebutuhan air
bersih rencana sama dengan asumsi menghitung kebutuhan air bersih eksisting.
Berikut ini adalah hasil perhitungan mengenai kebutuhan air bersih di Kabupaten
Sukoharjo pada tahun perencanaan:
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-124
Tabel IV.71 Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015-2020
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk (jiwa)
Kebutuhan Air
Domestik (liter)
Kebutuhan Air Non-Domestik (liter) Domestik + Non
Domestik
Hidran (liter)
RTH (liter)
Kebutuhan Rata-Rata
Harian (liter)
Kebocoran (liter) Fasilitas
Umum Kantor Komersial Industri Total
2020
Weru 68,491 8,218,866 1,232,830 410,943 1,643,773 821,887 4,109,433 12,328,299 1,232,830 616,415 14,177,544 1,232,830
Bulu 51,726 6,207,101 931,065 310,355 1,241,420 620,710 3,103,550 9,310,651 931,065 465,533 10,707,249 931,065
Tawangsari 60,905 7,308,550 1,096,282 365,427 1,461,710 730,855 3,654,275 10,962,824 1,096,282 548,141 12,607,248 1,096,282
Sukoharjo 90,506 10,860,665 1,629,100 543,033 2,172,133 1,086,067 5,430,333 16,290,998 1,629,100 814,550 18,734,648 1,629,100
Nguter 65,918 7,910,185 1,186,528 395,509 1,582,037 791,018 3,955,092 11,865,277 1,186,528 593,264 13,645,069 1,186,528
Bendosari 70,692 8,483,046 1,272,457 424,152 1,696,609 848,305 4,241,523 12,724,570 1,272,457 636,228 14,633,255 1,272,457
Polokarto 77,587 9,310,458 1,396,569 465,523 1,862,092 931,046 4,655,229 13,965,687 1,396,569 698,284 16,060,540 1,396,569
Mojolaban 86,625 10,395,024 1,559,254 519,751 2,079,005 1,039,502 5,197,512 15,592,536 1,559,254 779,627 17,931,416 1,559,254
Grogol 115,562 13,867,397 2,080,110 693,370 2,773,479 1,386,740 6,933,698 20,801,095 2,080,110 1,040,055 23,921,260 2,080,110
Baki 58,194 6,983,242 1,047,486 349,162 1,396,648 698,324 3,491,621 10,474,863 1,047,486 523,743 12,046,092 1,047,486
Gatak 53,680 6,441,598 966,240 322,080 1,288,320 644,160 3,220,799 9,662,396 966,240 483,120 11,111,756 966,240
Kartasura 101,405 12,168,595 1,825,289 608,430 2,433,719 1,216,860 6,084,298 18,252,893 1,825,289 912,645 20,990,827 1,825,289
Jumlah 901,289 108,154,726 16,223,209 5,407,736 21,630,945 10,815,473 54,077,363 162,232,089 16,223,209 8,111,604 186,566,903 16,223,209
2025
Weru 69,258 8,310,906 1,246,636 415,545 1,662,181 831,091 4,155,453 12,466,359 1,246,636 623,318 14,336,312 1,246,636
Bulu 51,756 6,210,690 931,603 310,534 1,242,138 621,069 3,105,345 9,316,034 931,603 465,802 10,713,439 931,603
Tawangsari 61,889 7,426,737 1,114,011 371,337 1,485,347 742,674 3,713,369 11,140,106 1,114,011 557,005 12,811,122 1,114,011
Sukoharjo 93,253 11,190,411 1,678,562 559,521 2,238,082 1,119,041 5,595,206 16,785,617 1,678,562 839,281 19,303,460 1,678,562
Nguter 66,604 7,992,475 1,198,871 399,624 1,598,495 799,248 3,996,238 11,988,713 1,198,871 599,436 13,787,020 1,198,871
Bendosari 72,236 8,668,303 1,300,245 433,415 1,733,661 866,830 4,334,151 13,002,454 1,300,245 650,123 14,952,822 1,300,245
Polokarto 79,045 9,485,419 1,422,813 474,271 1,897,084 948,542 4,742,710 14,228,129 1,422,813 711,406 16,362,348 1,422,813
Mojolaban 90,311 10,837,264 1,625,590 541,863 2,167,453 1,083,726 5,418,632 16,255,896 1,625,590 812,795 18,694,280 1,625,590
Grogol 121,643 14,597,167 2,189,575 729,858 2,919,433 1,459,717 7,298,584 21,895,751 2,189,575 1,094,788 25,180,114 2,189,575
Baki 60,773 7,292,713 1,093,907 364,636 1,458,543 729,271 3,646,356 10,939,069 1,093,907 546,953 12,579,929 1,093,907
Gatak 56,195 6,743,392 1,011,509 337,170 1,348,678 674,339 3,371,696 10,115,088 1,011,509 505,754 11,632,351 1,011,509
Kartasura 106,483 12,777,954 1,916,693 638,898 2,555,591 1,277,795 6,388,977 19,166,931 1,916,693 958,347 22,041,971 1,916,693
Jumlah 929,445 111,533,431 16,730,015 5,576,672 22,306,686 11,153,343 55,766,716 167,300,147 16,730,015 8,365,007 192,395,169 16,730,015
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-125
Lanjutan…
Tahun Kecamatan Jumlah
Penduduk (jiwa)
Kebutuhan Air
Domestik (liter)
Kebutuhan Air Non-Domestik (liter) Domestik +
Non Domestik
Hidran (liter)
RTH (liter)
Kebutuhan Rata-Rata
Harian (liter)
Kebocoran (liter) Fasilitas
Umum Kantor Komersial Industri Total
2030
Weru 70,033 8,403,976 1,260,596 420,199 1,680,795 840,398 4,201,988 12,605,964 1,260,596 630,298 14,496,859 1,260,596
Bulu 51,786 6,214,280 932,142 310,714 1,242,856 621,428 3,107,140 9,321,420 932,142 466,071 10,719,634 932,142
Tawangsari 62,890 7,546,836 1,132,025 377,342 1,509,367 754,684 3,773,418 11,320,254 1,132,025 566,013 13,018,292 1,132,025
Sukoharjo 96,085 11,530,169 1,729,525 576,508 2,306,034 1,153,017 5,765,085 17,295,254 1,729,525 864,763 19,889,542 1,729,525
Nguter 67,297 8,075,622 1,211,343 403,781 1,615,124 807,562 4,037,811 12,113,432 1,211,343 605,672 13,930,447 1,211,343
Bendosari 73,813 8,857,605 1,328,641 442,880 1,771,521 885,760 4,428,802 13,286,407 1,328,641 664,320 15,279,368 1,328,641
Polokarto 80,531 9,663,669 1,449,550 483,183 1,932,734 966,367 4,831,834 14,495,503 1,449,550 724,775 16,669,828 1,449,550
Mojolaban 94,153 11,298,318 1,694,748 564,916 2,259,664 1,129,832 5,649,159 16,947,478 1,694,748 847,374 19,489,599 1,694,748
Grogol 128,045 15,365,342 2,304,801 768,267 3,073,068 1,536,534 7,682,671 23,048,013 2,304,801 1,152,401 26,505,215 2,304,801
Baki 63,466 7,615,898 1,142,385 380,795 1,523,180 761,590 3,807,949 11,423,847 1,142,385 571,192 13,137,424 1,142,385
Gatak 58,828 7,059,326 1,058,899 352,966 1,411,865 705,933 3,529,663 10,588,989 1,058,899 529,449 12,177,337 1,058,899
Kartasura 111,815 13,417,827 2,012,674 670,891 2,683,565 1,341,783 6,708,914 20,126,741 2,012,674 1,006,337 23,145,752 2,012,674
Jumlah 958,741 115,048,868 17,257,330 5,752,443 23,009,774 11,504,887 57,524,434 172,573,303 17,257,330 8,628,665 198,459,298 17,257,330
2035
Weru 70,817 8,498,089 1,274,713 424,904 1,699,618 849,809 4,249,045 12,747,134 1,274,713 637,357 14,659,204 1,274,713
Bulu 51,816 6,217,873 932,681 310,894 1,243,575 621,787 3,108,937 9,326,810 932,681 466,340 10,725,831 932,681
Tawangsari 63,907 7,668,877 1,150,332 383,444 1,533,775 766,888 3,834,439 11,503,316 1,150,332 575,166 13,228,813 1,150,332
Sukoharjo 99,002 11,880,243 1,782,036 594,012 2,376,049 1,188,024 5,940,121 17,820,364 1,782,036 891,018 20,493,419 1,782,036
Nguter 67,997 8,159,633 1,223,945 407,982 1,631,927 815,963 4,079,816 12,239,449 1,223,945 611,972 14,075,367 1,223,945
Bendosari 75,425 9,051,041 1,357,656 452,552 1,810,208 905,104 4,525,520 13,576,561 1,357,656 678,828 15,613,046 1,357,656
Polokarto 82,044 9,845,268 1,476,790 492,263 1,969,054 984,527 4,922,634 14,767,901 1,476,790 738,395 16,983,087 1,476,790
Mojolaban 98,158 11,778,988 1,766,848 588,949 2,355,798 1,177,899 5,889,494 17,668,482 1,766,848 883,424 20,318,754 1,766,848
Grogol 134,783 16,173,941 2,426,091 808,697 3,234,788 1,617,394 8,086,971 24,260,912 2,426,091 1,213,046 27,900,049 2,426,091
Baki 66,278 7,953,406 1,193,011 397,670 1,590,681 795,341 3,976,703 11,930,108 1,193,011 596,505 13,719,625 1,193,011
Gatak 61,584 7,390,061 1,108,509 369,503 1,478,012 739,006 3,695,031 11,085,092 1,108,509 554,255 12,747,856 1,108,509
Kartasura 117,415 14,089,743 2,113,461 704,487 2,817,949 1,408,974 7,044,872 21,134,615 2,113,461 1,056,731 24,304,807 2,113,461
Jumlah 989,226 118,707,163 17,806,074 5,935,358 23,741,433 11,870,716 59,353,581 178,060,744 17,806,074 8,903,037 204,769,856 17,806,074
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-126
Sumber: Hasil Analisis Studio Perencanaan, 2015
Gambar 4.1 Grafik Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Sukoharjo
Setiap tahun kebutuhan air bersih terus meningkat, tetapi berdasarkan
rencana yang dilakukan terhadap Kabupaten Sukoharjo pemenuhan kebutuhan
akan air bersih tetap 60% sampai dengan tahun 2035.
Pada tahun 2020 kebutuhan air bersih mencapai 186.566.903 liter per
harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar 26.119.366 liter
per harinya. Kekurangan pada tahun 2020 mencapai 160.447.536 liter.
Pada tahun 2025 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 192.395.169
liter per harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar
26.935.324 liter per harinya. Kekurangan pada tahun 2025 mencapai
165.456.485 liter per harinya.
Pada tahun 2030 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 198.459.298
liter per harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar
27.784.302 liter per harinya. Kekurangan pada tahun 2030 mencapai
170.674,996 liter per harinya.
Pada tahun 2035 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 204.769.856
liter per harinya, sedangkan supply air bersih dari PDAM hanya sebesar
28.667.780 liter per harinya. Kekurangan pada tahun 2035 mencapai
176.102.076 liter per harinya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-127
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya mengenai air
bersih, pemenuhan kebutuhan air bersih sebesar 60% termasuk pelayanan air
bersih yang baik, sedangkan supply yang diberikan oleh PDAM belum bisa
memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo akan air bersih.
Pengelolaan air bersih dilakukan untuk menutupi kekurangan air bersih
yang mencapai 48% dari kebutuhan air bersih. Salah satu solusi untuk dapat
bertahan dalam keadaan tersebut adalah dengan mulai melakukan pengelolaan
dengan menggunakan konsep sustainable. Salah satu cara yang efektif untuk
persoalan air bersih adalah dengan mengolah air yang telah digunakan atau
disebut juga dengan air limbah rumah tangga dan memanfaatkan air hujan.
4.4.7 Analisis Kebutuhan Jaringan Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini adalah untuk mengeringkan
daerah genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah, menurunkan
permukaan air tanah pada tingkat yang ideal, mengendalikan erosi tanah,
kerusakan jalan dan bangunan yang ada, mengendalikan air hujan yang
berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir. Sedangkan yang terjadi di
Kabupaten Sukoharjo kondisi jaringan drainasenya belum berfungsi dengan baik
karena terdapat beberapa daerah yang banjir dan adanya genangan air ketika
hari hujan, sedangkan untuk pengelolaannya belum dilakukan, maka perlu
dilakukan analisis ketersediaan drainase dan cara pengelolaannya.
Fungsi mengetahui curah hujan di Kabupaten Sukoharjo adalah untuk
memberikan informasi debit aliran air atau besaran air yang mengalir, maka
dengan mengetahui curah hujan dan debit aliran akan mempermudah dalam
pembangunan dan pengelolaannya yang berkait degan air seperti drainase dan
air bersih. Besarnya intensitas curah hujan dihitung dengan persamaan berikut
(Ziliwu (2002) dalam Purnamasari (2011)):
𝐈 = 𝐂𝐇/𝐭
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-128
Keterangan:
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
CH = Curah hujan harian (mm)
T = Durasi curah hujan (menit)
4.5 Analisis Prasarana Jalan
4.5.1 Analisis Karakteristik Jalan Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo memiliki jaringan transportasi jalan keseluruhan
mencapai 436.263 kilometer. Jaringan jalan yang dianalisis ini memiliki
karakteristik jalan yaitu panjang dan lebar jalan serta fungsi jalan menurut
kelasnya, analisis ini dilakukan untuk mengtahui apakah ruas jalan dikabupaten
sukoharjo ini sudah memenuhi standar perencanaan geometric bina marga atau
belum dilihat dari lebar jalan dan fungsi jalan yang ada dikabupaten sukoharjo.
Berikut ini, adalah tabel Karakteristik jalan di Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.72 Karakteristik jalan Kabupaten Sukoharjo tahun 2009
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
1 Mulur-Bancakan 9723 5,00 Arteri Primer IIIC 8 Belum Memenuhi
2 Weru-Tegalsari 4085 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
3 Pajang-Parngtejo 5590 6,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
4 Pabelan-Gonilan 1835 6,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
5 Stasiun Gawok-Sraten 3850 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
6 Blimbing-Makamhaji 5740 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
7 Ngemplak-Kartasura 2240 4,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
8 Baki-Pajang 4270 5,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
9 Bekonang-Mojo 4280 4,50 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
10 Wirun-Palur 4200 5,40 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
11 Kemasan-Bulu 6983 3,40 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
12 Dalang-Majesto 5420 5,00 Arteri Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
13 Ngreco-Karangwuni 3603 3,10 Kolektor Primer IIIB 7 Belum Memenuhi
14 Tengklik-Jarum 1800 5,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
15 Tegalsari-Karang Tengah 2614 3,20 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
16 Tegalsari-Grogol 2249 3,60 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
17 Tawangsari-Pojok 2630 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
18 Kemasan-Bulu 6983 3,40 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-129
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
19 Langkap-Sanggang 5520 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
20 Bulu-Pangkah 4440 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
21 Bulu-Lengking 5220 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
22 Pondok-Parangwojo 1430 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
23 Sonorejo-Sidowarno 1590 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
24 Kriwen-Pojok 4300 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
25 Songgorunggi-Malangsari 9700 4,70 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
26 Ambilambil-Kedungwinong 1170 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
27 Ambil Ambil-Tanjung 4830 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
28 Gupit-Serut 4700 4,40 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
29 Juron-Cabean 970 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
30 Mulur-Sidan 9400 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
31 Sukoharjo-Mulur 2740 9,00 Kolektor Primer IIIC 7 Sudah Memenuhi
32 Mulur-Cabean 7900 4,20 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
33 Sugihan-Paluhombo 8880 2,80 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
34 Gentan-Beledu 4380 5,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
35 Bulakrejo-Gentan 3780 5,51 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
36 Jombor-Ngemul 2430 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
37 Dompilan-Cendono 2950 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
38 Ngadirejo-Klampisrejo 535 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
39 Glondongan-Tugu 6700 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
40 Bekonang-Kayuapak 4280 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
41 Bakalan-Godok 2640 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
42 Telukan-Ngombakan 5950 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
43 Plumbon-Beton 2300 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
44 Sidan-Triyangan 4580 3,40 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
45 Tegalmade-Plumbon 3550 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
46 Telukan-Cuplik 7500 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
47 Langenharjo-Pondok 5548 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
48 Pondok-Ngrombo 7976 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
49 Bahu-Dlopo 2590 5,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
50 Bacem-Tanjunganom 5890 5,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
51 Tanjunganom-Daleman 6940 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
52 Kaliwingko-Kwarsan 1735 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
53 Grogol-Gedangan 2082 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
54 Tanjunganom-Manang 385 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
55 Kepuh-Pondok 3410 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
56 Bakipandeyan-Jati 3510 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-130
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
57 Bok Polisi-Blimbing 4840 4,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
58 Manang-Mayang 2715 3,50 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
59 Ngabeyan-Mangkuyuban 1420 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
60 Carikan-Blukan 6170 5,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
61 Ngaglik-Sonorejo 3800 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
62 Sukoharjo-Pondok 2685 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
63 Calen-Sonorejo 4800 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
64 Sukoharjo-Pondok 2685 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
65 Calen-Sonorejo 4800 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
66 Krajan-Gudang Dolog 2216 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
67 Bledu-Bulakrejo 2250 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
68 Begajah-Mandan 3140 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
69 Mandan-Bedingin 4250 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
70 Mandan-Tanjung 1756 3,70 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
71 Gawanan-Klasmen 3185 3,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
72 Ngaglik-Sidorejo 678 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
73 Puhgogor-Cabean 780 4,00 Kolektor Primer IIIC 7 Belum Memenuhi
74 Jl. Kasuari 530 6,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
75 Jl. Cendrawasih 300 7,50 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
76 Jl. Merak 300 8,80 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
77 Jl. Merpati Raya 750 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
78 Jl. Gelatik 280 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
79 Jl. Merak 1 130 5,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
80 Jl. Gelatik Raya 180 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
81 Jl. Kutilang 350 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
82 Jl. Anggrek Raya 580 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
83 Jl. Plamboyan 180 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
84 Jl. Nusa Indah 500 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
85 Jl. Melati Raya 350 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
86 Jl. Sakura 400 7,40 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
87 Jl. Mawar Raya 300 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
88 Jl. Seroja 450 4,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
89 Jl. Kanguru 250 8,80 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
90 Jl. Kanguru Ii 250 8,40 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
91 Jl. Panda 450 4,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
92 Jl.Beruang 450 6,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
93 Jl. Kelinci 450 6,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
94 Jl. Adi Sumarno 1300 13,40 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-131
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
95 Kranggan-Jagalan 252 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
96 Tegalan-Mangkuyudan 3500 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
97 Gembongan-Jagalan 900 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
98 Jagalan-Pondok 1200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
99 Assalam JL. Rajawali 1250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
100 Mendungan-Pondok Assalam 1200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
101 Gumpang-Mayang 1400 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
102 Brontowiryan-Indronation 1100 6,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
103 Windan-Nggandekan 1600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
104 Pabelan-Windan 925 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
105 Kabalan-Soditan 1200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
106 Terminal-Mangkuyudan 1000 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
107 Jl. Benowo 1300 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
108 Titisan-Tegalan 820 2,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
109 Jl. Purboyo 1250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
110 Jl. Wirakarta 1300 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
111 Pabelan-Gumpang 583 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
112 Jl. Kontesa 519 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
113 Jl. Pkk 263 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
114 Ngabean-Singopuran 985 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
115 Jl. Tiga Negeri 820 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
116 Mendungan-Jagalan 2576 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
117 Candibaru-Gajahan 997 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
118 Jl. Merak 677 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
119 Jl. Kyai Mawardi 520 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
120 Jl. Abu Tholib 562 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
121 Jl. Tentremiga Negeri 200 2,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
122 Jl. Calen 347 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
123 Jl. Calen Ii 438 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
124 Jl. Calen Iii 556 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
125 Jl. Sumatra 130 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
126 Jl. Irian 100 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
127 Jl. Jawa 220 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
128 Jl. Bali 120 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
129 Jl. Sumba 200 4,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
130 Jl.Madura 120 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
131 Jl. Sulawesi 340 3,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
332 Jl. Kalimantan 400 4,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-132
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
133 Jl. Timor 200 4,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
134 Jl. Lombok 240 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
135 Jl. Prof.Dr Supomo 502 5,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
136 Jl. Flores 200 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
137 Jl. Seram 190 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
138 Jl. Nias 200 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
139 Jl. Bawean 290 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
140 Jl. Mayor Sunaryo 628 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
141 Jl. Lawu 490 2,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
142 Jl. Pasar 143 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
143 Jl. Pasar 208 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
144 Jl. Lettu Ismail 759 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
145 Jl. Pemuda 830 8,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
146 Jl. Pemuda I 450 5,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
147 Jl. Semeru 210 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
148 Jl.Krakatau 193 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
149 Jl. Agung 288 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
150 Jl. Ki Hajar 430 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
151 Jl. Harsodiningrat 430 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
152 Jl. Kartini 414 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
153 Jl. Merapi 426 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
154 Assalam JL. Rajawali 520 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
155 Jl. Projosanto 210 5,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
156 Jl. Veteran 489 1500 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
157 Jl.Gawan Ii 200 2,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
158 Jl. Gawan I 120 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
159 Jl. Musi 270 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
160 Jl. Taman Siswa I 190 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
161 Jl. Taman Siswa Ii 190 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
162 Jl. Brantas 500 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
163 Jl. Kijilan I 150 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
164 Jl. Kijilan Ii 150 3,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
165 Jl. Bengawan Solo 900 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
166 Jl. Mangun Negoro 640 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
167 Jl. Citarum 640 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
168 Jl. Barito 150 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
169 Jl. Karyono 140 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
170 Jl. Serayu 260 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-133
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
171 Jl.Kapuas 250 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
172 Jl. Kenanga 640 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
173 Jl. Regulo 260 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
174 Jl. Cempaka 390 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
175 Jl. Anggrek 259 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
176 Jl. Seruni 110 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
177 Jl. Kantil 600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
178 Jl. Melati 536 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
179 Jl. Mawar Raya 350 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
180 Jl. Wijaya Kusuma 382 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
181 Jl. Teratai 800 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
182 Jl. Brigjen Katamso 2172 4,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
183 Jl. Bakung 130 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
184 Jl. Menur 320 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
185 Jl. Pudak 320 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
186 Jl. Mayang 320 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
187 Jl. Bangah 320 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
188 Jl. Dahlia 335 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
189 Jl. Karuk 310 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
190 Jl.Nusa Indah 300 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
191 Jl. Manggar 300 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
192 Jl. Letjend Sudjono 880 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
193 Jl. Tentara Pelajar 1640 5,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
194 Jl. Bregulo 120 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
195 Jl. Tentara Pelajar 200 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
196 Jl. Bregulo 120 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
197 Jl. Abiyoso 200 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
198 Jl. Ismoyo 200 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
199 Jl. Wiratsongko 550 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
200 Jl. Pandu 240 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
201 Jl. Noyorono 100 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
202 Jl. Bismo 100 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
203 Jl. Bima 400 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
204 Jl. Puntodewo 270 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
205 Jl. Basudewo 150 4,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
206 Jl. Kresno 400 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
207 Jl. Seta 550 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
208 Jl. Srikandi 280 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-134
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
209 Jl. Nakulo 330 3,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
210 Jl. Kokrosono 280 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
211 Jl. Larasati 130 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
212 Jl. Kunti 400 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
213 Jl. Untari 120 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
214 Jl. Sadewo 400 2,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
215 Jl. Harjuno 130 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
216 Jl. Brotojoyo 130 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
217 Jl. R.A.Serang 500 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
218 Jl. Gurami 150 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
219 Jl. Baratu Samiran 450 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
220 Jl. Mujair 500 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
221 Jl. Lumba-Lumba 400 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
222 Jl. Tombro 140 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
223 Jl. Sili 140 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
224 Jl. Kakap 350 4,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
225 Jl. Pahlawan 2460 7,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
226 Jl. Dr. Muwardi 800 9,00 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
227 Jl. Delima 300 2,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
228 Jl. Gringsing 2000 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
229 Jl. Tawes 300 7,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
230 Jl. Tanto Pranoto 380 9,00 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
231 Jl. Nangka 550 2,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
232 Jl. Durian 500 4,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
233 Jl. Nanas 550 5,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
234 Jl. Durian 1190 5,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
235 Jl. Nanas 550 5,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
236 Jl. Dr. Sutomo 1190 4,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
237 Jl. Pepaya 250 5,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
238 Jl. Mangga 250 3,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
239 Jl. Pisang 250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
240 Jl. Jambu 250 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
241 Jl. Jeruk 250 2,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
242 Jl. Kawung 850 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
243 Jl. R.Suwarno 900 4,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
244 Jl. Parang Kusumo 30 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
245 Jl. Sidomulyo 480 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
246 Jl. Truntum 370 1,90 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-135
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
247 Jl. Bledak 480 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
248 Jl. Lereng 220 2,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
249 Jl. Sidoluhur 380 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
250 Jl. Sidomukti 300 2,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
251 Jl. G.Slamet 950 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
252 Jl. G.Galunggung 590 4,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
253 Jl. Kapten Patimura 550 6,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
254 Jl. Wandyo Pranoto 785 7,00 Kolektor Sekunder III 7 Sudah Memenuhi
255 Jl. H.Agus Salim 800 5,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
256 Jl. P.Diponegoro 1130 5,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
257 Jl. Rajawali 2200 5,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
258 Jl. Glatik 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
259 Jl. Kasuari 130 3,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
260 Jl. Merpat 300 3,10 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
261 Jl. Prenjak 580 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
262 Jl. Kutilang 330 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
263 Jl. Perkutut 200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
264 Jl. Manyar 533 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
265 Jl. Sriti 340 2,80 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
266 Jl. Nuri 533 3,70 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
267 Jl. Miwis 340 2,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
268 Jl. Parkit 220 2,60 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
269 Jl. Merak 600 3,40 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
270 Jl. Cendrawasih 300 2,30 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
271 Jl. Kepodang 130 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
272 Jl. Kacer 100 3,20 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
273 Jl. Tetengket 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
274 Jl. Pentet 380 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
275 Jl. Beo 340 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
276 Jl. Camar 190 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
277 Jl. Jalak 760 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
278 Jl. Puyuh 430 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
279 Jl. Derkulu 460 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
280 Jl. Bangau 190 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
281 Jl. Elang 480 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
282 Jl. Srigunting 830 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
283 Jl. Blekok 630 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
284 Jl. Walet 260 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-136
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
285 Jl. Kalkun 640 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
286 Jl. Emprit 1 150 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
287 Jl. Emprit 2 150 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
288 Jl. Madu 290 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
289 Jl. Murai 790 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
290 Jl. Srikatan 450 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
291 Jl. Belibis 230 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
292 Jl. G Gede 240 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
293 Jl. G Batur 220 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
294 Jl. G Bromo 120 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
295 Jl. Sawo 310 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
296 Jl. G Wilis 200 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
297 Jl. Kelud 230 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
298 Jl. G. Kerinci 160 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
299 Jl. G Sumbing 140 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
300 Jl. G Rinjani 170 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
301 Jl. Kawi 180 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
302 Jl. Muria 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
303 Jl. Blimbing 260 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
304 Jl. Jeruk 210 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
305 Jl. Alpukat 180 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
306 Jl. Pokakan I 230 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
307 Jl. Pokakan Ii 210 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
308 Jl. Pokakan Iii 200 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
309 Jl. Celengan I 300 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
310 Jl. Celengan Ii 390 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
311 Jl. Celengan Iii 270 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
312 Jl. Laos 290 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
313 Jl. Kunir 600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
314 Jl. Temulawak 530 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
315 Jl. Jahe 600 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
316 Jl. Kencur 670 3,50 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
317 Jl. Wotgaleh 765 3,00 Kolektor Sekunder III 7 Belum Memenuhi
318 Jl. Bhayangkara 252 4,50 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
319 Kantor Pos-Sanggrahan 1000 4,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
320 Sayuran-Pelembatok 665 2,50 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
321 Kandang-Menjangan-Kebon 715 4,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
322 Jl. Wimboharsono 286 5,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-137
No Nama Ruas Panjang Jalan (m)
Lebar Jalan (m)
Fungsi Jalan Kelas Jalan
Standar Geometrik Bina Marga
Lebar (M)
Keterangan
323 Jl. Kyai Ageng 252 5,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
324 Jegongan-Betengsari 2500 3,50 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
325 Jl.Surakarta 300 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
326 Jl. Demak 300 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
327 Jl. Yogyakarta 330 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
328 Jl. Bumi Putera 332 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
329 Jl. Malowopati 360 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
330 Krangan-Mangkuyudan 420 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
331 Masjid-Kraton Kartasura 760 3,00 Kolektor Sekunder IIIB 7 Belum Memenuhi
332 Papungan-Gerjen 1200 3,00 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
333 Jl. Giren 218 4,50 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
334 Langkap-Tengklik 4540 4,40 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
335 Jayan-Juron 3700 3,30 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
336 Tinggen-At.Gawok 1810 3,00 Kolektor sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
337 Gentan-Pacinan 2117 4,00 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
338 Jl. Kenari Raya 400 3,50 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
339 Gembongan-Keden 260 6,00 Kolektor Sekunder IIIC 7 Belum Memenuhi
340 Kertonatan-Sambon 650 2,00 Kolektor Sekunder IIID 7 Belum Memenuhi
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Kabupaten Sukoharjo memiliki 340 ruas jalan, yang terdiri dari jalan arteri
primer terdapat 1 ruas jalan, jalan arteri sekunder sebanyak 11 ruas jalan, jalan
kolektor primer sebanyak 61 ruas jalan dan untuk jalan arteri sekunder sebanyak
267 ruas jalan. Ruas jalan arteri primer dengan panjang jalan keseluruhan 9.723
meter dilihat dari lebar jalannya belum memenuhi standar perencanaan
geometrik Bina Marga, Ruas jalan arteri sekunder dengan panjang jalan
keseluruhan 48.493 meter dilihat lebar jalannya belum memenuhi standar
perencanaan geometric bina marga, Ruas jalan Kolektor primer dengan panjang
jalan keseluruhan 236.480 meter dilihat dari lebar jalannya belum memenuhi
standar perencanaan geometric bina marga, Ruas jalan Kolektor sekunder
dengan panjang keseluruhan 141.567 meter lebar jalannya belum memenuhi
standar perencanaan geometric bina marga.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-138
4.5.2 Analisis Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan
Jalan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo menurut Statusnya terdiri
dari Jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten. Kabupaten Sukoharjo
memiliki beberapa jenis permukaan jalan yaitu terdiri dari jenis permukaan aspal,
krikil, dan tanah. Berikut Tabel analisis panjang jalan menurut jenis permukaan
dan status jalan di Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.73 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan
di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009
Status Jalan Jenis Permukaan
Aspal Krikil Tanah
Jalan Nasional 14.59 - -
Jalan Provinsi 53.41 - -
Jalan Kabupaten 595.28 1.4 8.44
Total 663.28 1.4 8.44
Sumber: Dishub Kabupaten Sukoharjo 2009
Berdasarkan kondisi eksisting dari hasil pengamatan serta pengumpulan
data, panjang jalan di Kabupaten Sukoharjo menurut kondisi jenis Permukaan
sepanjang 663,28 Km adalah aspal, panjang jalan 1,4 Km adalah krikil pada jalan
Kabupaten, Panjang jalan 8,44 Km adalah Tanah pada jalan Kabupaten. Untuk
jalan dengan jenis perkerasan aspal umumnya mempunyai kondisi yang baik.
Untuk jalan yang menjadi penghubung Kabupaten Sukoharjo dengan daerah
lainnya memiliki kondisi jalan baik dan rapi.
4.5.3 Analisis Kondisi Jalan
Berdasarkan kondisi jalan yang ada di Kabupaten Sukoharjo menurut
status jalan Nasional, Provinsi dan kabupaten terdapat kondisi jalan Baik,
sedang, rusak dan rusak berat. Berikut tabel kondisi jalan di Kabupaten
Sukoharjo.
Tabel IV.74 Kondisi Jalan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009
Status Jalan
Kondisi Jalan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
Jalan Nasional 11.89 2.7 - -
Jalan Provinsi 41.2 6.01 6.2 -
Jalan Kabupaten 291.33 110.45 108.84 94.5
Total 344.42 119.16 115.04 94.5 Sumber: Dishub Kabupaten Sukoharjo 2009
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-139
Berdasarkan kondisi eksisting dari hasil pengamatan serta pengumpulan
data, kondisi Jalan Kabupaten Sukoharjo sepanjang 344.42 km dalam kondisi
baik, sepanjang 119,16 km dalam kondisi sedang, sepanjang 115,04 dalam
kondisi rusak dan sepanjang 94.5 kondisi rusak berat. Sebagian besar jalan yang
memiliki kondisi rusak merupakan jalan kabupaten sehingga jalan Kabupaten
perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah kabupaten sukoharjo agar
aktifitas transportasi di Kabupaten Sukoharjo dapat berjalan dengan lancar dan
aman.
4.5.4 Analisis Daya Dukung Jaringan Jalan
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
534 Tahun 2001 Tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman
Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan
dan Permukiman dan Pekerjaan Umum dapat dihitung jumlah penduduk yang
dapat dilayani oleh panjang jalan eksisting. Berikut ini, adalah tabel daya
tampung jaringan jalan terhadap jumlah penduduk tahun 2013.
Tabel IV.75 Total Kebutuhan Jaringan Jalan Perkotaan
di Kabupaten SukoharjoTahun 2013
Panjang Jalan Eksisting (Km)
Panjang Jalan menurut Standar (Km)
Jumlah penduduk (Jiwa)
436.253 518.381 863.969
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Berdasarkan standar pelayanan minimal jaringan jalan, kebutuhan
panjang jalan per 1000 penduduk adalah 0,6 Km. dari tabel diatas diketahui total
panjang jalan eksisting dikabupaten sukoharjo adalah 436.253 Km. panjang jalan
ini belum memenuhi standar kebutuhan penduduk kabupaten sukoharjo, yang
mana jumlah penduduk kabupaten sukoharjo pada tahun 2013 adalah 863.969
Jiwa yang berarti kebutuhan jalan di kabupaten sukoharjo agar dapat melayani
kebutuhan penduduk harus 518.381 Km. Berdasarkan pada hasil observasi serta
mengacu pada standar panjang jalan, kondisi eksisting panjang jalan di
Kabupaten Sukoharjo masih belum sesuai, hal tersebut mengakibatkan
kepadatan lalu lintas pada hari-hari tertentu, meskipun pada hari biasa jalanan di
Kabupaten Sukoharjo tidak terlalu padat. Selain itu, panjang jalan yang tidak
sesuai mengakibatkan persebaran jaringan jalan di Kabupaten Sukoharjo masih
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-140
belum merata, hal tersebut juga dapat dilihat pada peta jaringan jalan eksisting
Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.76
Proyeksi Kebutuhan Jalan Tahun 2018-2033
Panjang Jalan
Eksisting (Km)
Proyeksi Kebutuhan Jalan
2018 2023 2028 2033
Jumlah Pendud
uk (Jiwa)
Kebutuhan Jalan
(km)
Jumlah Pendud
uk (Jiwa)
Kebutuhan
Jalan (km)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kebutuhan
Jalan (km)
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kebutuhan
Jalan (km)
436.253 890.335 534.201 918.049 550.829 946.788 568.072 976.8
8 586.131
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Berdasarkan jumlah penduduk pada hasil proyeksi penduduk tahun 2018,
Kabupaten Sukoharjo membutuhkan jalan sepanjang 534.201 km, Pada tahun
2023 penduduk Kabupaten Sukoharjo membutuhkan jalan sepanjang 550.829
km, pada tahun 2028 penduduk Kabupaten Sukoharjo membutuhkan jalan
sepanjang 568.072 km, dan pada tahun 2033 penduduk Kabupaten Sukoharjo
membutuhkan jalan sepanjang 586.131 km. Pada Tahun 2009 Panjang jalan di
Kabupaten Sukoharjo yaitu 436.253 km sehingga diperlukan pembangunan jalan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kaupaten Sukoharjo guna meminimalisir
hambatan-hambatan pada sistem lalu lintas di Kabupaten Sukoharjo serta
memeratakan persebaran jaringan jalan pada Kabupaten Sukoharjo. Pemerataan
jaringan jalan dengan pembangunan jalan tersebut bertujuan untuk memudahkan
atau melayani penduduk dalam hal mobilitas dan aksesibilitas pergerakkan
penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Sisi lain, jika mobilitas dan aksesibilitas
penduduk baik maka akan menunjang sector pertumbuhan perekonomian.
Pembangunan atau penambahan jalan juga dapat menumbuhkan efek multiplier
pada kawasan jalan terbangun yang dapat menumbuhkan sektor perekonomian
baru di Kabupaten Sukoharjo.
4.5.5 Analisis Sarana Kereta Api
Untuk pertumbuhan sarana kereta api yang ada lebih kecenderungan
berkembang pada jalur lintas utama saja. Perkembangan ini mengikuti
perkembangan perkertaapian itu sendiri dengan penambahan jumlah kereta api,
frekuensi dan sebagainya. Untuk lintas cabang Surakarta-Wonogiri yang melintas
pada Kabupaten Sukoharjo ini relatif hampir tidak memiliki perkembangan yang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-141
cukup signifikan apabila ditinjau pada kondisi saat ini, namun kedepannya relatif
memiliki potensi untuk dikembangkan relatif tinggi.
4.5.6 Analisis Terminal
Secara umum pengertian terminal merupakan suatu wadah aktivitas yang
merupakan sarana prasarana transportasi jalan untuk keperluan masuk/keluar,
menaikkan/menurunkan penumpang, perpindahan intra atau antar moda
transportasi, juga mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum,
ini terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Selain itu terminal juga merupakan tempat pengemudi
dan kendaraanya melakukan istirahat sejenak sebelum melakukan perjalanan
berikutnya.
Berdasarkan UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta
mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan
satu wujud simpul jaringan transportasi. senada UU No 22 Tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan, dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993
Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk
keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul
jaringan transportasi.
Kabupaten Sukoharjo memiliki terminal bus yang terletak di Kecamatan
Sukoharjo dan Kecamatan Kartasura yang merupakan terminal tipe B yang
berfungsi melayani angkutan kota dalam provinsi. Terminal Kartasura berlokasi di
jalan Jendral Ahmad Yani Kecamatan Kartasura sedangkan Terminal Sukoharjo
berlokasi di jalan Slamet Riyadi Kecamatan sukoharjo Terminal penumpang di
Kabupaten Sukoharjo sebagai prasarana pendukung angkutan umum memiliki
satu terminal dan beberapa sub terminal (terminal tipe C) yaitu Sub terminal
Welir, Sub terminal Tawangsari, Sub terminal Sukoharjo dan Sub Terminal
Kartasura yang melayani jaringan trayek angkutan umum dalam kota.
Tabel IV.77 Ketersediaan Fasilitas Terminal di Kabupaen SukoharjoTahun 2009
Jenis Terminal
Standar Fasilitas Utama Terminal
Terminal Sukoharjo
Terminal Kartasura Keterangan
Eksisting Eksisting
Terminal Luas lahan 3 hektar 6,8 Hektar 0,5 Hektar Tidak Memenuhi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-142
Jenis Terminal
Standar Fasilitas Utama Terminal
Terminal Sukoharjo
Terminal Kartasura Keterangan
Eksisting Eksisting
Tipe B Jalur Berangkat Ada Ada Sudah Memenuhi
Jalur Kedatangan Ada Ada Sudah Memenuhi
Kantor Terminal Ada Ada Sudah Memenuhi
Tempat Tunggu Ada Ada Sudah Memenuhi
Papan Informasi Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Tempat Parkir Angk. Umum Tidak ada Tidak ada
Tidak Memenuhi
Loket Penjualan Tiket Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Tempat Parkir Tidak ada Ada
Sudah Memenuhi Terminal Kartasura
Rambu-Rambu Ada Ada Sudah Memenuhi
Tower Ada Ada Sudah Memenuhi
Fasilitas Penunjang
Toilet (Kamar kecil) Ada Ada Sudah Memenuhi
Mushola Ada Ada Sudah Memenuhi
Toko/Kios/Kantin Ada Ada Sudah Memenuhi
Ruang Pengobatan Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Ruang Informasi Ada Ada Sudah Memenuhi
Tempat penitipan barang Tidak ada Tidak ada
Tidak Memenuhi
Taman Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Berdasarkan tabel diatas,terminal tipe B di kabupaten sukoharjo terdapat
2 terminal yaitu terminal Sukoharjo dan terminal Kartasura. Terminal Sukoharjo
dilihat dari luas lahannya sebesar 6,8 hektar sudah memenuhi standart dari
Mentri Perhubungan No.31 tahun 1995 yaitu sebesar 3 hektar, untuk fasilitas
utamanya yang sudah tersedia memenuhi standar yaitu jalur keberangkatan,
jalur kedatangan, Kantor terminal, ruang tunggu, tempat parkir, rambu-rambu dan
tower. terdapat 3 fasilitas yang belum tersedia yaitu fasilitas papan informasi,
tempat parkir angkutan umum, loket penjualan tiket untuk fasilitas penunjangnya
yang sudah tersedia memenuhi standar yaitu toilet, mushola, kios, ruang
informasi, dan fasilitas yang belum tersedia yaitu ruang pengobatan, tempat
penitipan barang dan taman. Sedangkan untuk terminal kartasura tipe B luas
lahan eksisting sebesar 0,5 hektar belum memenuhi standar yang seharusnya
luas lahan terminal tipe B sebesar 3 hektar. Fasilitas utama di terminal kartasura
juga terdapat 3 fasilitas yang belum tersedia yaitu papan informasi, tempat parkir
angkutan umum, dan loket penjualan tiket. Sedangkan fasilitas penunjangnya
yang belum tersedia menurut standart dari Mentri Perhubungan No.31 tahun
1995 pasal 5 tentang fasilitas penunjang yaitu ruang pengobatan, tempat
penitipan barang dan taman. Maka dilihat secara keseluruhan dari ketersediaan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-143
fasilitas utama dan fasilitas penunjang di terminal sukoharjo dan terminal
kartasura belum bisa dikatakan memenuhi standart fasilitas yang ada.
Tabel IV.78 Ketersediaan Fasilitas Terminal di Kabupaen SukoharjoTahun 2009
Jenis Terminal
Standar Fasilitas Terminal
Sub Terminal Watukelir
Sub Terminal
Tawangsari
Sub Terminal
Pasar Sukoharjo
Keterangan
Eksisting Eksisting Eksisting
Terminal Tipe C
Luas lahan tergantung permintaan angkutan
3.500 m2 2.800 m2 1.220 m2 Sudah
Memenuhi
Jalur Berangkat Tidak ada Ada Ada
Sudah memenuhi
kecuali terminal watukelir
Jalur Kedatangan Tidak ada Ada Ada
Sudah memenuhi
kecuali terminal watukelir
Kantor Terminal Ada Tidak ada Tidak ada Tidak memenuhi kecuali terminal
watukelir
Tempat Tunggu Ada Tidak ada Tidak ada Tidak memenuhi kecuali terminal
watukelir
Papan Informasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Tempat Parkir Angk. Umum
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Loket Penjualan Tiket
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Tempat Parkir Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Rambu-Rambu Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Tower Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Fasilitas Penunjang
Toilet (Kamar kecil)
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Mushola Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Toko/Kios/Kantin Ada Ada Ada Sudah
Memenuhi
Ruang Pengobatan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Ruang Informasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Tempat penitipan barang
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Taman Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Berdasarkan tabel diatas, terminal tipe C di Kabupaten Sukoharjo
memiliki tiga sub terminal yaitu sub terminal watukelir, sub terminal tawangsari,
sub terminal Pasar Sukoharjo, terminal tipe C dikabupaten sukoharjo dilihat luas
lahannya sudah memenuhi standar menteri perhubungan no 31 tahun 1995
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-144
tergantung tersedianya lahan sesuai dengan permintaan angkutan. Terminal tipe
C dikabupaten sukoharjo terdapat fasilitas utama dan fasilitas penunjang,
terdapat banyak fasilitas yang belum tersedia hanya beberapa fasilitas yang
tersedia yaitu jalur keberangkatan, jalur kedatangan, dan kios atau kantin.
Terminal tipe C diKabupaten sukoharjo belum bisa dikatakan memenuhi standar
yang ada.
4.5.7 Analisis Sarana Angkutan dalam Kota dan Rute Angkutan dalam
Kota
Sarana transportasi yang menjadi keunggulan di Kabupaten Sukoharjo
adalah Sarana transportasi darat. Kemampuan sistem angkutan umum untuk
memindahkan sejumlah penumpang pada suatu jalur angkutan umum pada
kondisi tertentu, merupakan kemampuan yang diharapkan agar sarana angkutan
umum perkotaan dapat melayani kebutuhan masyarakat.
a. Angkutan kota
Jaringan Trayek angkutan kota yang melayani Kawasan Kabupaten
Sukoharjo dan sekitarnya sebanyak 14 (empat belas) trayek dengan jumlah
kendaraan angkutan umum sebanyak 232 unit.
Tabel IV.79 Aktivitas Kegiatan Transportasi Berdasarkan Trayek
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009
No Jalur Angkutan Kota Jumlah Armada
MPU
Waktu Tempuh (menit)
Headway(menit)
Jumlah Armada Menurut
Rit
1 Ter. Sukoharjo – Tawangsari 40 120 5.9 20
2 Pasar Mulur - Solo Baru 12 120 5.9 20
3 Ter. Sukoharjo - Bekonang – Palur
21 70 5.9 12
4 Ter. Kartasura - Solo Baru – Baki
26 50 5.9 8
5 Sukoharjo – Pacitan 20 120 5.9 20
6 Pasar Sukoharjo - Pasar Mojo
10 80 5.9 14
7 Pasar Sukoharjo – Cabeyan 19 80 5.9 14
8 Ter. Sukoharjo - Kepuh – Lawu
8 70 5.9 12
9 Pasar Sukoharjo - Nguter – Tunjungrejo
15 180 5.9 31
10 Pasar Sukoharjo - Lawu – Nguter
11 60 5.9 10
11 Pasar Sukoharjo - Majasto - Keung Gudel
16 120 5.9 20
12 Pasar Nguter – Kamal 2 50 5.9 8
13 Ter. Kartasura - Gatak - Solo 18 180 5.9 31
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-145
No Jalur Angkutan Kota Jumlah Armada
MPU
Waktu Tempuh (menit)
Headway(menit)
Jumlah Armada Menurut
Rit
Baru - Ngrombo – Baki
14 Pasar Sukoharjo - Bekonang – Triyagan
14 80 5.9 14
Rata-Rata 232 98.6 5.9 17
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Berdasarkan tabel diatas, trayek Angkutan dalam kota terdapat 7 trayek
dengan jumlah armada yang sudah mencukupi dilihat dari jumlah armada yang
beroperasi diatas jumlah armada menurut rit, trayek yang sudah mencukupi yaitu
Trayek Ter. Sukoharjo – Tawangsari, Trayek Ter. Sukoharjo - Bekonang – Palur ,
Trayek Ter. Kartasura - Solo Baru – Baki , Trayek Sukoharjo – Pacitan, Trayek
Pasar Sukoharjo – Cabeyan, Trayek Pasar Sukoharjo - Lawu – Nguter,Trayek
Pasar Sukoharjo - Bekonang – Triyagan. Sedangkan Trayek angkutan yang
belum mencukupi jumlah armadanya terdapat 7 trayek agar dapat mencukupi,
jumlah armada yang beroperasi harus diatas jumlah armada menurut rit, dapat
dilakukan dengan menaikkan headway sampai 20 menit menurut (wordbank).
Adapun hasil perhitungan berdasarkan analisis mengenai pelayanan transportasi
di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut:
Load Factor
Rumus :
LF =
Ket :
Lf = Faktor muatan (%)
Jp = Jumlah penumpang dalam kendaraan (orang)
C = Kapasitas kendaraan
Ideal jumlah penumpang perhari = 250 orang, jam padat 3 waktu (pagi siang sore
masing-masing 1 jam) = 250/3 = 83 orang
Kapasitas kendaraan umum = 12 orang, maka
Load Factor sudah sesuai dengan standar sebesar 70%
Waktu Antara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-146
Ket :
H = Waktu Antara (menit)
P = Jumlah penumpang perjam pada seksi terpadat
C = Kapasitas Kendaraan
Lf = Factor muat, diambil 70 % (pada kondisi teknis)
Waktu antara tersebut sudah termasuk pada standar ideal, dimana H ideal =
5 – 10 menit. Maka kebutuhan Penduduk yang Terlayani
- Jumlah penduduk 2015 = 874.279
- Angkutan Pribadi = 0,60 x 874.279 = 524.569 orang
- Angkutan Umum = 0,40 x 874.279 = 349.710 orang
Berdasarkan pada perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa Load Factor
transportasi di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 69%, yang sudah
mendekati sesuai dengan standar sebesar 70%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa muatan atau daya tampung angkutan umum di Kabupaten Sukoharjo
relatif baik. Sedangkan Headway kendaraan umum di Kabupaten Sukoharjo
adalah sebesar 5,9 menit yang juga masih termasuk pada standar ideal dimana
range 5 sampai dengan 10 menit.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-147
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-148
4.6 Analisis Perekonomian
4.6.1 Analisis Struktur Perekonomian Wilayah
Data PDRB digunakan untuk melihat gambaran perkonomian dan
perkembangan ekonomi Kabupaten Sukoharjo, baik secara makro maupun sektoral.
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan dapat diketahui besarnya peran masing-masing sektor ekonomi.
Apabila diurutkan, maka sektor unggulan yang pertama adalah industri pengolahan,
perdagangan, hotel dan restoran dan, dan jasa-jasa. Keempat sektor tersebut
merupakan sektor andalan karena memiliki kontribusi yang besar terhadap
perkonomian di Kabupaten Sukoharjo baik dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku maupun dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada rentang waktu
2010-2013. Untuk lebih jelas mengenai konstribusi masing-masing sektor yang ada,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.80 Konstribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah)
Lapangan Usaha Tahun
2010 2011 2012 2013*
1. Pertanian 1,931,942.74 2,111,865.93 2,331,096.83 2,567,675.26
2. Pertambangan & Penggalian 72,960.96 77,928.54 80,976.26 90,501.69
3. Industri Pengolahan 2,820,906.01 3,155,736.28 3,494,161.52 3,897,989.19
4. Listrik,Gas & Air Bersih 178,469.33 193,861.80 220,981.73 255,654.11
5. Bangunan 526,482.84 578,666.85 655,787.29 732,411.53
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 2,560,270.40 2,849,024.02 3,196,055.37 3,623,688.58
7. Pengangkutan & Komunikasi 565,850.49 612,745.51 684,175.18 784,836.52
8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 367,282.61 408,808.34 456,510.28 520,403.55
9. Jasa - jasa 887,343.80 1,015,912.97 1,142,430.65 1,287,596.19
PDRB 9,911,509.18 11,004,550.24 12,262,175.11 13,760,756.62
Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-149
Tabel IV.81 Konstribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah)
Lapangan Usaha Tahun
2010 2011 2012 2013*
1. Pertanian 984,814.90 993,208.78 1,035,023.34 1,060,291.90
2. Pertambangan & Penggalian
36,474.68 36,894.16 37,443.80 38,995.26
3. Industri Pengolahan 1,480,402.65 1,568,341.15 1,636,744.39 1,723,155.68
4. Listrik,Gas & Air Bersih 53,427.81 56,542.72 6,114.42 66,177.02
5. Bangunan 214,766.54 228,472.85 243,338.80 259,516.69
6. Perdagangan,Hotel & Restoran
1,392,283.86 1,460,757.80 1,539,172.65 1,624,500.62
7. Pengangkutan & Komunikasi
221,825.63 234,225.89 247,554.73 262,353.38
8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan
177,255.49 184,379.33 196,098.23 211,339.91
9. Jasa - jasa 417,011.78 443,865.01 472,218.60 496,546.46
PDRB 4,978,263.34 5,206,687.69 5,413,708.96 5,742,876.92 Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Kontribusi sektor PDRB berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2010 untuk
sektor industri pengolahan sebesar 28,46%, kemudian tahun 2011 naik menjadi
sebesar 28,68%, sedangkan tahun 2012 turun 0,18% menjadi 28.50 % kemudian
tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,17% dari tahun lalu menjadi 28.33%,
terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kondisi ini antara lain banyaknya
permintaan konsumen serta munculnya industri-industri kecil rumah tangga yang
bisa menimbulkan persaingan yang ketat serta kebijakan pemerintah menaikkan
harga BBM yang mengakibatkan melonjakknya harga bahan baku dan harga
pengiriman barang.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2010 memberikan
kontribusi sebesar 25.83%, pada tahun 2011 naik menjadi 25,89%, selanjutnya pada
tahun 2012-2013 juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 26.06 % untuk
tahun 2012 dan 26.33% untuk tahun 2013.
Sedangkan sektor ketiga yaitu sektor pertanian dimana kontribusi untuk
tahun 2010 mencapai 19.49%, kemudian tahun 2011-2013 mengalami penururan
menjadi 19,19% tahun 2011, 19.01% pada tahun 2012 dan menjadi 18.66%
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-150
selanjutnya pada tahun 2013, hal ini disebabkan karena perubahan penggunaan
lahan untuk mendukung sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Sektor keempat yaitu jasa-jasa dimana kontribusi untuk tahun 2010-2013
meningkat setiap tahunnya, yaitu 8.95% pada tahun 2010, menjadi 9.23% pada
tahun 2011, menjadi 9.32% pada tahun 2012 dan 9.36% selanjutnya pada tahun
2013. Untuk lebih jelas dan rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.82 Distribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013
Lapangan Usaha Tahun
2010 2011 2012 2013*
1. Pertanian 19.49 19.19 19.01 18.66
2. Pertambangan & Penggalian 0.74 0.71 0.66 0.66
3. Industri Pengolahan 28.46 28.68 28.50 28.33
4. Listrik,Gas & Air Bersih 1.80 1.76 1.80 1.86
5. Bangunan 5.31 5.26 5.35 5.32
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 25.83 25.89 26.06 26.33
7. Pengangkutan & Komunikasi 5.71 5.57 5.58 5.70
8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 3.71 3.71 3.72 3.78
9. Jasa - jasa 8.95 9.23 9.32 9.36
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Kontribusi sektor PDRB berdasarkan harga konstan, pada tahun 2010 untuk
sektor industri pengolahan sebesar 29,47%, kemudian tahun 2011 naik menjadi
sebesar 30.12%, pada tahun 2012 naik 0,11% menjadi 30.23% kemudian tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 0,22% dari tahun lalu menjadi 30.01%,
terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kondisi ini antara lain banyaknya
permintaan konsumen serta munculnya industri-industri kecil rumah tangga yang
bisa menimbulkan persaingan yang ketat serta kebijakan pemerintah menaikkan
harga BBM yang mengakibatkan melonjakknya harga bahan baku dan harga
pengiriman barang. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2010
memberikan kontribusi sebesar 27.97%, pada tahun 2011-2012 naik masing-masing
menjadi 28.06% dan 28.43% selanjutnya pada tahun 2013 mengalami penurunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-151
menjadi 28.29%. Sedangkan sektor ketiga yaitu sektor pertanian dimana kontribusi
untuk tahun 2010 mencapai 19.78%, kemudian tahun 2011 mengalami penururan
menjadi 19,08%, naik lagi pada tahun 2012 sebesar 0.04% menjadi 19.12% dan
pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 18.46%, hal ini disebabkan karena
perubahan penggunaan lahan untuk mendukung sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor keempat yaitu jasa-jasa dimana kontribusi untuk tahun 2010-2012
meningkat setiap tahunnya, yaitu 8.38% pada tahun 2010, menjadi 8.52% pada
tahun 2011, menjadi 8.72% pada tahun 2012 dan menurun menjadi 8.65%
selanjutnya pada tahun 2013. Untuk lebih jelas dan rinci dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel IV.83 Distribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013
Lapangan Usaha Tahun
2010 2011 2012 2013*
1. Pertanian 19.78 19.08 19.12 18.46
2. Pertambangan & Penggalian 0.73 0.71 0.69 0.68
3. Industri Pengolahan 29.74 30.12 30.23 30.01
4. Listrik,Gas & Air Bersih 1.07 1.09 0.11 1.15
5. Bangunan 4.31 4.39 4.49 4.52
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 27.97 28.06 28.43 28.29
7. Pengangkutan & Komunikasi 4.46 4.50 4.57 4.57
8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 3.56 3.54 3.62 3.68
9. Jasa - jasa 8.38 8.52 8.72 8.65
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
4.6.2 Analisis Kontribusi Sektoral Berdasarkan PDRB dan Perkembangan per
Sektor Ekonomi
Analisis kontribusi sektoral diarahkan untuk mengetahui proporsi sektoral
pada PDRB Kabupaten Sukoharjo dan melihat pertumbuhan per tahunnya sebagai
salah satu cara melihat potensi sektor-sektor yang ada dimasa yang akan datang.
Besarnya kontribusi sektor-sektor pada PDRB dapat dilihat dalam besarnya proporsi
sektor-sektor terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo, sebagai berikut:
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-152
a. Sektor Pertanian
Sektor pertanian dimana kontribusi untuk tahun 2010-2013 menempati
urutan ketiga setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana pada
tahun 2013, untuk harga berlaku memberikan konstribusi sebesar 18.66%
atau senilai Rp.2.567.675,26 sedangkan untuk harga konstan memberikan
konstribusi sebesar 18.46% atau senilai Rp.1.060.291,90 Kontribusi terbesar
sektor pertanian adalah pada sub sektor tanaman bahan makanan, baik
tanaman pangan lahan basah maupun tanaman pangan lahan kering, yaitu
mencapai 13.58% untuk harga berlaku dan 13.75% untuk harga konstan. Hal
ini menunjukkan bahwa pertanian tanaman pangan cukup potensial untuk
dikembangkan.
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang paling
kecil dari tahun 2010-2013, baik harga berlaku maupun harga konstan yaitu
sebesar Rp.90.501,69 (0.66%) untuk harga berlaku tahun 2007 dan sebesar
Rp.38.995,26 (0.68%) untuk harga konstan tahun 2007. Pertambangan
hanya terdapat di Kecamatan Mojolaban, sektor ini tidak memberikan
kontribusi yang besar karena potensi Kabupaten Sukoharjo bukan pada
sektor pertambangan.
c. Sektor Industri Pengolahan
Tahun 2013 Kontribusi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan,
untuk harga berlaku yaitu sebesar Rp.3.897.989,19 sekitar 28.33% dan
untuk harga konstan sebesar Rp.1.723.155,68 sekitar 30,09%. Sektor ini
memberikan sumbangan terbesar pertama dalam PDRB. Sektor ini cukup
potensial untuk ditingkatkan, terutama pada sub industri non migas.
d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor listrik, gas dan air bersih pada tahun 2013 memberikan kontribusi
sebesar Rp.255.654,11 (1.86%) untuk harga berlaku dan sebesar
Rp.66.172,02 (1.15%) untuk harga konstan. Untuk sektor listrik dilayani oleh
PLN, dan semua kecamatan telah dialiri listrik. Sedangkan untuk air bersih
perlu pelayanan dari PDAM masih belum optimal, karena belum seluruh
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-153
kecamatan dapat dialiri air bersih. Hal ini menandakan bahwa dalam hal
pengelolaan dan pengadaan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan
sehingga pada akhirnya dapat tercapai pemerataan pelayanan bagi seluruh
penduduk Kabupaten Sukoharjo. Kekurangan energi juga menjadi
penghambat pembangunan, padahal tingkat kebutuhan akan listrik dan air
bersih masih cukup besar untuk dikembangkan.
e. Sektor Bangunan
Pada tahun 2013 sektor bangunan memiliki konstribusi sebesar 5.32% atau
senilai Rp.732.411,53 untuk harga berlaku dan sebesar 4.52% atau senilai
dengan Rp259.516,69 untuk harga konstan. Mengalami kenaikan setiap
tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di wilayah ini cukup
besar seiring bertambahnya jumlah penduduk dan adanya perubahan
penggunaan lahan. Sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah
maupun dalam rangka meningkatkan kontribusinya perlu pengawasan dalam
melakukan pembangunan bertujuan untuk tetap menjaga lahan
pertaniannya.
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi cukup tinggi
kedua setelah sektor industri pengolahan pada tahun 2013 yaitu sebesar
26.33% atau senilai Rp.3.623.688,58 untuk harga berlaku dan sebesar
28.29% atau senilai Rp.1.624.500,62 untuk harga konstan, terutama pada
sub sektor perdagangan sedangkan sisanya merupakan kontribusi dari
restoran dan hotel. Kondisi ini menunjukkan potensi perdagangan
merupakan salah satu kegiatan utama selain kegiatan pertanian tanaman
pangan, sedangkan restoran dan hotel masih harus dikembangkan seiring
perkembangan aktivitas ekonomi dan pariwisata.
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Pada tahun 2013 sektor pengangkutan dan komunikasi dengan konstribusi
dominan pada sektor pengangkutan dengan sub sektor angkutan rel dan
angkutan jalan raya sedangkan kontribusi sektor komunikasi diperoleh dari
sub sektor pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang komunikasi yaitu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-154
mencapai Rp.784.386,52 atau sebesar 5.70% untuk PDRB harga berlaku
dan untuk harga konstan mencapai Rp.262.353,38 atau sebesar 4,57%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa jalur transportasi sebagai sarana
penghubung antar kegiatan cukup potensial sedangkan sektor komunikasi
masih perlu peningkatan.
h. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
Pada tahun 2013 sektor ini memiliki kontribusi sebesar 3.78% atau senilai
Rp.520.403,55 untuk harga berlaku dan sebesar 3.68% atau senilai
Rp.211.339,91 untuk harga konstan, dengan kontribusi utama pada sub
sektor sewa bangunan dan sub sektor lembaga keuangan non-bank, serta
kontribusi paling kecil adalah subsektor bank. Kondisi ini menunjukkan
bahwa arus uang di wilayah ini masih cukup berpotensial untuk
dikembangkan, hal ini didasarkan pada jasa sewa bangunan yang cukup
tinggi dari sektor perbankan yang memiliki prospek bagus seiring
perkembangan ekonomi.
i. Sektor Jasa-jasa
Sektor jasa-jasa menempati posisi keempat dalam memberikan kontribusi.
Pada tahun 2013 sektor ini berkontribusi sebesar 9.36% atau senilai
Rp.1.287.596,19 untuk harga berlaku dan sebesar 8.65% atau senilai
Rp.496.546,46 untuk harga konstan. Kontribusi utama yaitu pada subsektor
pemerintahan umum, dengan adanya potensi ini maka harus ditingkatkan
mutu pelayanan dan sistem kerja yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja dan pada akhirnya memperoleh pendapatan yang lebih
besar.
Analisis Kontribusi Sektoral digunakan untuk mengetahui
kontribusi/sumbangan masing-masing sektor terhadap total pembentukan PDRB.
Analisis Kontribusi Sektoral dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing
sektor dengan total PDRB kemudian dikalikan 100%. Untu lebih jelas dan rinci
tentang kontribusi sektoral di Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 dilihat pada tabel
berikut.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-155
Tabel IV.84 Kontribusi Prosentase PDRB Kabupaten Sukoharjo
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013
Lapangan Usaha PDRB Tahun
2013 Kontribusi
(%)
1. Pertanian 1,060,291.90 18.66
2. Pertambangan & Penggalian 38,995.26 0.66
3. Industri Pengolahan 1,723,155.68 28.33
4. Listrik,Gas & Air Bersih 66,177.02 1.86
5. Bangunan 259,516.69 5.32
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 1,624,500.62 26.33
7. Pengangkutan & Komunikasi 262,353.38 5.70
8. Keuangan,Sewa & Jasa Perusahaan 211,339.91 3.78
9. Jasa - jasa 496,546.46 9.36
PDRB 5,742,876.92 100.00
Sumber: PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2013 kontribusi sektoral
Kabupaten Sukoharjo, yang pertama adalah sektor industri pengolahan memberikan
kontribusi paling besar yaitu sebesar 28.33%, disusul sektor pedagangan, hotel dan
restoran sebesar 26.33% kemudian sektor pertanian sebesar 18.66% serta sektor
jasa-jasa sebsar 9.36%. Sedangkan sumbangan paling kecil diberikan oleh sektor
pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0.66%.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa mulai terjadinya
peralihan kegiatan dari kegiatan pertanian menuju kegiatan non-pertanian. Hal ini
ditandai dengan struktur perekonomian Kabupaten Sukoharjo yang bertumpu pada
sektor industri pengolahan dan kemudian didukung oleh sektor pertanian dan sektor
perdagangan, restoran dan hotel.
4.6.3 Analisis Sektor Ekonomi Basis
4.6.3.1 Analisis LQ
Analisis sektor basis merupakan analisis untuk mengetahui sektor-sektor
yang berpengaruh kuat terhadap perekonomian di wilayah ini. Sektor yang
berpengaruh kuat ini adalah sektor basis (base sector). Dalam penentuan basis
ekonomi ini digunakan Metode Location Quotient (LQ). Tujuan dari penggunaan
metode ini adalah untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-156
kegiatan tertentu. Adapun dalam perhitungan yang dilakukan, basis ekonomi ini
berdasarkan atas nilai PDRB dengan perhitungan yang menggunakan rumus:
Keterangan:
Xr : Nilai sektor x dalam sub region
Xn : Nilai sektor x dalam region
Rr : Total nilai sektor x dalam sub region
Rn : Total nilai sektor x dalam region
Nilai dari LQ akan menunjukan kemampuan dari suatu daerah dalam sektor
tertentu, yaitu apabila:
LQ > 1 : suatu wilayah yang diselidiki memliliki potensi ekspor
dalam kegiatan tertentu (memiiki sektor basis)
LQ < 1 : suatu wilayah yang diselidiki memiliki kecenderungan
impor dari daerah lain dalam kegiatan tertentu (memiliki
sektor non basis)
LQ = 1 : wilayah yang diselidiki telah mencukupi dalam kegiatan
tertentu (seimbang)
Kabupaten Sukoharjo terbagi kedalam 12 kecamatan, melalui perhitungan LQ,
untuk masing-masing kecamatan didapatkan sektor basis, sektor basis tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Weru terdapat 3 sektor basis, sektor basis paling tinggi yaitu
sektor pertanian dengan nilai LQ sebesar 2.732 artinya sektor paling
berpotensi dikecamatan ini adalah sektor pertanian dan masih tersedia
lahan yang cukup luas untuk pertanian. Kecamatan Weru telah mampu
memenuhi kebutuhan wilayahnya dan berpotensi untuk ekspor terhadap
wilayah lain. Sedangkan sektor basis paling rendah yaitu perdagangan,
hotel dan restoran.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-157
2. Kecamatan Bulu memiliki 3 sektor basis, dimana sektor pertanian
merupakan sektor basis dengan nilai LQ paling tinggi yaitu 2.745, artinya
sektor pertanian mampu memenuhi kebutuhan Kecamatan Bulu dan
berpotensi ekspor.untuk basis paling rendah adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran.
3. Kecamatan Tawangsari memiliki 4 sektor basis dengan sektor
pertanianmemiliki LQ paling tinggi dan sektor jasa memiliki nilai LQ paling
rendah.
4. Kecamatan Sukoharjo memiliki 2 sektor basis, yaitu sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai LQ paling tinggi sebesar
2.767 dan sektor industri pengolahan memiliki nilai LQ 1.430 artinya
kedua sektor tersebut memiliki kontribusi yang besar dalam masyarakat.
5. Kecamatan Nguter memiliki 4 sektor basis, dengan sektor pertanian
memiliki nilai LQ paling tinggi dan sektor dan sektor jasa-jasa memiliki
nilai LQ paling rendah.
6. Kecamatan Bendosari memilik 4 sektor basis yang artinya keempat
sektor tersebut memilki konstribusi yang besar alam masyarakat, untuk
sektor yang memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu pertanian.
7. Kecamatan Polokarto memiliki 4 sektor basis, dengan sektor konstruksi
dan bangunan memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu 2.944 artinya
pertumbuhan sektor ini sangat berkembang dan memiliki kontribusi yang
besar.
8. Kecamatan Mojolaban memiliki 4 sektor basis, untuk sektor
pertambangan memiliki kontribusi paling tinggi dengan nilai LQ mencapai
13.406 artinya sektor tersebut sangat potensial karena sektor
pertambangan hanya terdapat di Kecamatan Mojolaban.
9. Kecamatan Grogol memiliki 4 sektor basis, dengan sektor listrik, gas dan
air bersih memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu 1.809. Dilihat pada seluruh
kecamatan, Kecamatan Grogol memberikan kontribusi yang besar pada
sektor tersebut dan mampu ekspor ke kecamatan sekitarnya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-158
10. Kecamatan Baki memiliki 4 sektor basis, untuk sektor pertanian
merupakan paling tinggi kontribusinya.
11. Kecamatan Gatak memiliki 4 sektor basis dan sktor pertanian juga
merupakan sektor yang memiliki nilai LQ paling tinggi yang memberikan
kontibusi paling besar.
12. Kecamatan Kartasura memiliki 5 sektor basis, dengan sektor listrik, gas
dan air bersih memiliki nilai LQ paling tinggi yaitu 1.712. Dilihat pada
seluruh kecamatan, selain Kecamatan Grogol, Kecamatan Kartasura juga
memberikan kontribusi yang besar pada sektor tersebut dan berpotensi
ekspor ke kecamatan sekitarnya.
Dilihat dari seluruh kecamatan, rata-rata sektor pertanian merupakan sektor
basis paling tinggi dan hampir merata merupakan sektor basis untuk seluruh
kecamatan, selanjutnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor
jasa-jasa hampir merata di seluruh kecamatan sebagai sektor basis dan sektor
pengangkutan dan komunikasi juga hampir merata di seluruh kecamatan,
sedangkan untuk industri pengolahan hanya basis pada tiga kecamatan.
Perhitungan nilai LQ untuk sektor ekonomi basis berdasarkan PDRB tahun 2013
atas dasar harga konstan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.85 Sektor Basis Tahun 2013
Kecamatan Sektor Basis
Weru Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Jasa-jasa
Bulu Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
Tawangsari Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Sukoharjo Industri Pengolahan, Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
Nguter Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Bendosari Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Keuangan, sewa dan jasa perusahaan, Jasa-jasa
Polokarto Pertanian, Konstruksi dan bangunan, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Mojolaban Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Grogol Industri Pengolahan, Listrik, gas dan air bersih, Konstruksi dan bangunan, Pengangkutan dan komunikasi
Baki Pertanian, Perdagangan, hotel dan restauran, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Gatak Pertanian, Konstruksi dan bangunan, Pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Kartasura Industri pengolahan, Listrik, gas dan air bersih, Perdagangan, hotel dan restauran, pengangkutan dan komunikasi, Jasa-jasa
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-159
Tabel IV.86 Nilai LQ Tahun 2013
No Lapangan Usaha Kecamatan
Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura
1 Pertanian 2.732 2.745 2.453 0.446 2.105 2.463 1.922 1.560 0.194 1.786 1.870 0.426
2 Pertambangan & Penggalian
0.032 0.031 0.058 0.002 0.017 0.273 0.311 13.406 0.001 0.000 0.013 0.000
3 Industri Pengolahan 0.083 0.010 0.204 1.430 0.125 0.063 0.033 0.442 1.656 0.233 0.519 1.242
4 Litsrik, Gas & Air Bersih 0.066 0.085 0.141 0.937 0.129 0.060 0.147 0.242 1.809 0.186 0.265 1.712
5 Konstruksi dan Bangunan
0.405 0.186 0.494 0.936 0.321 0.904 2.944 0.682 1.186 0.427 1.630 0.934
6 Perdagangan, Hotel & Restoran
1.047 1.197 1.051 0.921 1.281 1.023 0.971 0.946 0.979 1.100 0.721 1.063
7 Pengangkutan & Komunikasi
0.775 0.513 1.067 0.623 1.239 0.708 1.082 1.423 1.114 1.805 1.396 1.002
8 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan
0.453 1.493 0.774 2.767 0.868 1.069 0.691 0.450 0.281 0.971 0.946 0.401
9 Jasa-jasa 1.193 0.734 1.003 0.516 1.237 1.412 1.722 1.219 0.632 1.729 1.385 1.452
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-160
4.6.3.2 Analisis Shift Share
Analisis Shift and Share membandingkan perbedaan laju pertumbuhan
berbagai sektor di region dengan wilayah orientasi. Metode ini lebih tajam
dibandingkan dengan metode LQ. Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas
faktor penyebab perubahan , sedangkan metode Shift and Share memperinci
penyebab perubahan atas beberapa variabel. Analisis ini menggunakan metode
pengisolasian berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industri
suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu
berikutnya. Analisis Shift and Share merupakan salah satu model kegiatan
eekonomi untuk mengetahui sumber-sumber penyebab pertumbuhan suatu
region/wilayah. Komponen Pertumbuhan Ekonomi Region (R) :
1. N (National Growth Effect)
Dampak perubahan kegiatan ekonomi
2. M (Industry Mix Effect)
Komposisi kegiatan ekonomi/sektor regional
3. S (Regional Share Effect)
Share/ kontribusi masing-masing kegiatan ekonomi/sektor di region terhadap
kegiatan ekonomi/sektor sejenis dalam skala nasional dalam satu periode.
Kegunaan analisis Shift and Share:
- Untuk mengetahui sumber-sumber penyebab pertumbuhan ekonomi suatu
region/wilayah
- Untuk melihat komponen-komponen apa yang membuat perekonomian suatu
region berkembang atau menurun.
Tabel IV.87 Shift Share Kecamatan Weru Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Weru Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
99,006.86 101,845.57 2838.71 42,622.45 400.36 -40,184.11
Pertambangan dan penggalian
31 43.64 12.64 13.35 0 -0.71
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-161
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Weru Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut N M S
Industri pengolahan 4,870.47 5,055.53 185.06 2,096.74 1.28 -1,912.96
Listrik, gas, dan air bersih 143.98 153.64 9.66 61.98 0 -52.33
Bangunan 3,471.61 3,691.81 220.2 1,494.53 1.09 -1,275.42
Perdagangan, hotel, dan restoran
57,133.83 59,796.66 2662.83 24,596.11 216.72 -22,150.01
Pengangkutan dan komunikasi
6,712.16 7,144.86 432.7 2,889.58 4.14 -2,461.02
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
3,481.33 3,368.56 -112.77 1,498.71 -0.56 -1,610.92
Jasa-jasa 20,049.29 20,820.19 770.9 8,631.22 22.02 -7,882.34
Total 194,900.53 201,920.46 7019.93 83,904.68 645.06 -77,529.80
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Weru Sebesar 101,845.57 dengan
distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari
pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 645.06
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (7,019.93) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (83,904.68). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 22.59, ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif 0,02. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-162
sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.88 Shift Share Kecamatan Bulu Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Bulu Sebesar 146,641.52 dengan
distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari
pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 350.03
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (91.35) sektor Pertanian masih kurang
dari nilai idealnya (N) (31,958.09). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional meskipun
kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 22.59, ini dikarenakan
pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya
sudah cukup baik namun tidak didukung dengan pengadaan alat atau
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Bulu Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012 Tahun 2013 R-
Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
74,234.83 74,326.18 91.35 31,958.09 22.59 -31889.34
Pertambangan dan penggalian 21.88 30.77 8.89 9.42 0.00 -0.53
Industri pengolahan 422.71 437.09 14.38 181.98 0.02 -167.62
Listrik, gas, dan air bersih 140.66 143.94 3.28 60.55 0.00 -57.28
Bangunan 1,163.43 1,231.46 68.03 500.86 0.26 -433.09
Perdagangan, hotel, dan restoran 47,743.67 49,668.66 1924.99 20,553.65 306.22 -18934.88
Pengangkutan dan komunikasi 3,238.53 3,439.85 201.32 1,394.19 2.17 -1195.04
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
7,629.88 8,055.22 425.34 3,284.66 10.81 -2870.14
Jasa-jasa 9,044.59 9,308.35 263.76 3,893.70 7.95 -3637.88
Total 143,640.18 146,641.52 3001.34 61,837.10 350.03 -59185.79
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-163
teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S) sektor Pertanian dapat
memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri masih belum memenuhi nilai idealnya
(N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat dari nilai
(M) bernilai positif 0.02. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah
cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.90 Shift Share Kecamatan Tawangsari Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Tawangsari Sebesar 2735,832.12
dengan distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi
Kabupaten Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor
unggulan dari pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 629,39
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Tawangsari
Komposisi Perubahan Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut
N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
104,767.94 106,825.56 2057.62 45,102.60 261.78 -43306.76
Pertambangan dan penggalian 65.42 92.78 27.36 28.16 0.00 -0.81
Industri pengolahan 13,498.42 14,457.69 959.27 5,811.07 15.72 -4867.52
Listrik, gas, dan air bersih 354.39 382.61 28.22 152.56 0.01 -124.36
Bangunan 4,933.94 5,263.27 329.33 2,124.06 1.97 -1796.70
Perdagangan, hotel, dan restoran 65,824.02 70,140.95 4316.93 28,337.24 345.07 -24365.38
Pengangkutan dan komunikasi 11,163.25 11,498.05 334.80 4,805.78 4.54 -4475.52
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
6,467.83 6,715.53 247.70 2,784.40 1.95 -2538.65
Jasa-jasa 20,522.14 20,455.68 -66.46 8,834.78 -1.66 -8899.58
Total 227,597.35 235,832.12 8234.77 97,980.66 629.39 -90375.28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-164
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (2057.62) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (45,102.60). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 261.78, ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri masih belum memenuhi nilai idealnya
(N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat dari nilai
(M) bernilai positif 15.72. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah
cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.91 Shift Share Kecamatan Tawangsari Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Tawangsari
Komposisi Perubahan Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut
N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
104,767.94 106,825.56 2057.62 45,102.60 261.78 -43306.76
Pertambangan dan penggalian 65.42 92.78 27.36 28.16 0.00 -0.81
Industri pengolahan 13,498.42 14,457.69 959.27 5,811.07 15.72 -4867.52
Listrik, gas, dan air bersih 354.39 382.61 28.22 152.56 0.01 -124.36
Bangunan 4,933.94 5,263.27 329.33 2,124.06 1.97 -1796.70
Perdagangan, hotel, dan restoran 65,824.02 70,140.95 4316.93 28,337.24 345.07 -24365.38
Pengangkutan dan komunikasi 11,163.25 11,498.05 334.80 4,805.78 4.54 -4475.52
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
6,467.83 6,715.53 247.70 2,784.40 1.95 -2538.65
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-165
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Sukoharjo Sebesar 1,168,760.58 dengan
distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari
pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 2939.94
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (1,369.67) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (40,835.53). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 20.04, ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif 2,099.09. Ini dikarenakan sektor Industri
pengolahan sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga
sudah mulai diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup
baik dan jika dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan
Share effect untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Jasa-jasa 20,522.14 20,455.68 -66.46 8,834.78 -1.66 -8899.58
Total 227,597.35 235,832.12 8234.77 97,980.66 629.39 -90375.28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-166
Tabel IV.92 Shift Share Kecamatan Nguter Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Nguter Sebesar 212,215.85 dengan distribusi
terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Sukoharjo
sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari pertanian
agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 545.67 mengindikasikan
bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (1,150.09) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (35,014.82). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 165.76 ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Nguter Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut
N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
81,335.23 82,485.32 1150.09 35,014.82 165.76 -34030.49
Pertambangan dan penggalian 17.59 24.73 7.14 7.57 0.00 -0.43
Industri pengolahan 7,399.59 7,936.01 536.42 3,185.52 7.03 -2656.14
Listrik, gas, dan air bersih 296.92 314.57 17.65 127.82 0.01 -110.18
Bangunan 2,913.80 3,074.24 160.44 1,254.39 0.83 -1094.78
Perdagangan, hotel, dan restoran 74,424.43 76,889.15 2464.72 32,039.72 325.06 -29900.05
Pengangkutan dan komunikasi 11,690.31 12,007.25 316.94 5,032.68 6.57 -4722.30
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
6,876.44 6,780.76 -95.68 2,960.31 -1.17 -3054.82
Jasa-jasa 21,618.33 22,703.82 1085.49 9,306.69 41.58 -8262.78
Total 206,572.64 212,215.85 5643.21 88,929.52 545.67 -83831.98
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-167
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif 7.03. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan
sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.93 Shift Share Kecamatan Bendosari Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Bendosari Sebesar 298,993.06 dengan
distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari
pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 832.06
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Bendosari
Komposisi Perubahan Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut
N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
131,989.59 135,937.21 3947.62 56,821.52 503.46 -53377.36
Pertambangan dan penggalian 345.90 553.73 207.83 148.91 0.07 58.85
Industri pengolahan 5,466.34 5,653.52 187.18 2,353.26 0.99 -2167.07
Listrik, gas, dan air bersih 196.94 207.56 10.62 84.78 0.00 -74.16
Bangunan 11,513.32 12,210.58 697.26 4,956.48 7.76 -4266.98
Perdagangan, hotel, dan restoran
83,428.47 86,496.74 3068.27 35,915.96 247.34 -33095.03
Pengangkutan dan komunikasi 9,647.41 9,667.55 20.14 4,153.21 0.19 -4133.26
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
11,717.89 11,767.51 49.62 5,044.55 0.56 -4995.49
Jasa-jasa 34,337.88 36,498.66 2160.78 14,782.46 71.69 -12693.37
Total 288,643.74 298,993.06 10349.32 124,261.13 832.06 -114743.87
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-168
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (3,947.62) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (56,821.52). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 503.46, ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif 0,99. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan
sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.94 Shift Share Kecamatan Polokarto Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Polokarto
Komposisi Perubahan Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut
N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
97,542.68 97,820.00 277.32 2,870.69 34.32 -
2,627.69
Pertambangan dan penggalian 418.86 581.35 162.49 17.11 0.09 145.29
Industri pengolahan 2,611.72 2,744.98 133.26 80.78 0.44 52.03
Listrik, gas, dan air bersih 436.39 466.88 30.49 13.74 0.02 16.73
Bangunan 34,176.34 36,674.64 2,498.30 1,079.34 108.34 1,310.63
Perdagangan, hotel, dan restoran 73,222.82 75,691.59 2,468.77 2,227.61 229.37 11.79
Pengangkutan dan komunikasi 12,938.67 13,632.72 694.05 401.21 11.39 281.44
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
7,138.86 7,014.24 -124.62 206.43 -1.13 -329.92
Jasa-jasa 39,307.75 41,048.89 1,741.14 1,208.07 86.84 446.23
Total 267,794.09 275,675.29 7,881.20 8,104.98 469.68 -693.46
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-169
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Polokarto Sebesar 275.675,29 dengan
distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari
pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 469,68
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (277,32) sektor Pertanian masih kurang
dari nilai idealnya (N) (2.870,69). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional meskipun
kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai -34,32, ini dikarenakan
pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya
sudah cukup baik namun tidak didukung dengan pengadaan alat atau
teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S) sektor Pertanian dapat
memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif 0,44. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan
sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.95 Shift Share Kecamatan Mojolaban Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Mojolaban Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
115,069.52 119,050.97 3,981.45 4,173.82 316.61 -508.98
Pertambangan dan penggalian 36,517.03 37,631.15 1,114.12 1,364.96 28.12 -278.96
Industri pengolahan 52,658.30 54,850.20 2,191.90 1,989.54 79.76 122.6
Listrik, gas, dan air bersih 1,031.29 1,152.04 120.75 41.79 0.09 78.88
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-170
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Mojolaban Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut N M S
Bangunan 12,015.58 12,748.60 733.02 462.42 6.09 264.51
Perdagangan, hotel, dan restoran 105,790.48 110,670.10 4,879.62 4,014.24 356.74 508.64
Pengangkutan dan komunikasi 26,258.48 26,881.85 623.37 975.06 11.31 -363
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
7,237.95 6,852.38 -385.57 248.55 -1.93 -632.19
Jasa-jasa 42,362.01 43,573.79 1,211.78 1,580.52 35.47 -404.21
Total 398,940.64 413,411.08 14,470.44 14,850.90 832.26 -1,212.71 Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Mojolaban Sebesar 413.411,08 dengan
distribusi terbesar dari sektor pertanian, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari
pertanian agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 832,26
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (120,75) sektor Pertanian sudah
melebihi dari nilai idealnya (N) (41,79). Hal tersebut dikarenakan
ketersediaan tenaga kerja yang cukup baik, dapat dilihat (M) bernilai 316,61,
hal tersebut menunjukkan kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik. Berdasarkan dari segi (S) sektor
Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten
Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif 79,76. Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan
sudah cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-171
Tabel IV.96 Shift Share Kecamatan Grogol Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Grogol Sebesar 1.462.359,86 dengan distribusi
terbesar dari sektor industri, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Sukoharjo
sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari industri agar
bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 4447,73 mengindikasikan bahwa
kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (200,57) sektor Pertanian masih kurang
dari nilai idealnya (N) (3.162,48). Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional meskipun
kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 1,25, ini dikarenakan
pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya
sudah cukup baik namun tidak didukung dengan pengadaan alat atau
teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S) sektor Pertanian dapat
memberikan Share effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Grogol Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012 Tahun 2013 R-
Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
52,075.80 52,276.37 200.57 3,162.48 1.25 -2,963.17
Pertambangan dan penggalian 7.25 10.12 2.87 0.61 0.00 2.26
Industri pengolahan 689,842.33 726,594.12 36,751.79 43,955.67 3039.20 -
10,243.08
Listrik, gas, dan air bersih 27,993.76 30,479.45 2,485.69 1,843.87 8.34 633.48
Bangunan 74,010.36 78,348.81 4,338.45 4,739.75 38.49 -439.79
Perdagangan, hotel, dan restoran 377,182.45 405,157.45 27,975.00 24,510.20 1264.89 2,199.91
Pengangkutan dan komunikasi 67,172.53 74,439.14 7,266.61 4,503.23 58.51 2,704.86
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
14,706.12 15,116.25 410.13 914.46 0.72 -505.06
Jasa-jasa 75,949.60 79,938.15 3,988.55 4,835.90 36.31 -883.66
Total 1,378,940.20 1,462,359.86 83,419.66 88,466.17 4447.73 -9,494.24
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-172
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif, Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah
cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.97
Shift Share Kecamatan Baki Berdasarkan PDRB Tahun 2013 Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Baki Sebesar 184.099,10 dengan distribusi
terbesar dari sektor perdagangan. Nilai M sebesar 418,62 mengindikasikan bahwa
kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Perdagangan
Kecamatan Baki memiliki PDRB sektor perdagangan yang paling besar pada
tahun 2013 kebelakang, selain itu R absolut Kecamatan Baki sudah sesuai
dengan idealnya. Tingkat kinerja di Kecamatan Baki dari sektor perdagangan
juga sudah cukup baik, dapat dilihat dari nilai M yang positif 213,75.
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Baki Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012 Tahun 2013 R-
Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
58,697.50 60,706.09 2,008.59 2,683.51 146.48 -821.40
Pertambangan dan penggalian 0.02 0.60 0.58 0.03 0.00 0.55
Industri pengolahan 11,952.67 12,897.25 944.58 589.63 14.03 340.92
Listrik, gas, dan air bersih 350.59 395.24 44.65 18.07 0.02 26.56
Bangunan 3,365.60 3,549.54 183.94 162.28 0.77 20.89
Perdagangan, hotel, dan restoran 54,090.42 57,270.97 3,180.55 2,618.29 213.75 348.51
Pengangkutan dan komunikasi 14,298.21 15,182.22 884.01 694.09 15.70 174.21
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
6,629.72 6,577.06 -52.66 300.69 -0.43 -352.91
Jasa-jasa 26,665.77 27,520.13 854.36 1,258.15 28.31 -432.10
Total 176,050.50 184,099.10 8,048.60 8,416.56 418.62 -694.76
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-173
.Berdasarkan dari segi (S) sektor Perdagangan dapat memberikan Share
effect terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (2.008,59) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (2.683,51). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 146,48, ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif, Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah
cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Tabel IV.98 Shift Share Kecamatan Gatak Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Gatak Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012 Tahun 2013 R-
Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
54,115.54 55,450.42 1,334.88 1,463.47 174.94 -303.53
Pertambangan dan penggalian 9.96 13.92 3.96 0.37 0 3.59
Industri pengolahan 23,984.51 24,984.21 999.7 659.39 58.07 282.24
Listrik, gas, dan air bersih 483.92 490.68 6.76 12.95 0.01 -6.2
Bangunan 11,069.52 11,831.14 761.62 312.25 20.42 428.95
Perdagangan, hotel, dan restoran 32,250.15 32,756.44 506.29 864.52 39.54 -397.77
Pengangkutan dan komunikasi 9,817.48 10,238.66 421.18 270.22 10.01 140.94
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-174
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Gatak Komposisi Perubahan
Perekonomian
Tahun 2012 Tahun 2013 R-
Absolut N M S
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
5,568.65 5,592.53 23.88 147.6 0.32 -124.04
Jasa-jasa 19,159.08 19,230.14 71.06 507.53 3.3 -439.77
Total 156,458.81 160,588.14 4,129.33 4,238.31 306.6 -415.59 Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Gatak Sebesar 160.588,14 dengan distribusi
terbesar dari sektor industri, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten Sukoharjo
sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan dari industri agar
bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 306,60 mengindikasikan bahwa
kinerja dari setiap sektor sudah baik.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (1.334,88) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (1.463,47). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya teknologi alat yang masih bersifat tradisional
meskipun kinerja sektor Pertanian yang dapat dilihat (M) bernilai 306,60, ini
dikarenakan pada sektor ini kinerja dari para petani dan pelaku sektor
pertanian lainnya sudah cukup baik namun tidak didukung dengan
pengadaan alat atau teknologi yang modern. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan sudah memenuhi nilai
idealnya (N). Kinerja sektor industri sampai saat ini sudah cukup baik dilihat
dari nilai (M) bernilai positif, Ini dikarenakan sektor Industri pengolahan sudah
cukup berkembang, tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan sehingga kinerja sektor dikatakan sudah cukup baik dan jika
dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan Share effect
untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-175
Tabel IV.99 Shift Share Kecamatan Kartasura Berdasarkan PDRB Tahun 2013
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Pada tahun 2013 PDRB Kecamatan Kartasura sebesar 982.379,86 dengan
distribusi terbesar dari sektor industri, hal tersebut sesuai dengan visi Kabupaten
Sukoharjo sebagai kawasan agroindustri yang membutuhkan sektor unggulan
dari industri agar bisa didistribusikan atau diolah. Nilai M sebesar 2197,83
mengindikasikan bahwa kinerja dari setiap sektor sudah baik. Selain itu tingkat
pendapan dari PDRB sektor Perdagangan juga sudah cukup baik pada
Kecamatan Kartasura.
Sektor Perdagangan
Kecamatan Kartasura memiliki PDRB sektor perdagangan yang cukup
besar pada tahun 2013 kebelakang, selain itu R absolut Kecamatan
Kartasura sudah sesuai dengan idealnya. Tingkat kinerja di Kecamatan
Baki dari sektor perdagangan juga sudah cukup baik, dapat dilihat dari
nilai M yang positif 2197,83. . Berdasarkan dari segi (S) sektor
Perdagangan dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Pertanian
Jika melihat pertumbuhan R-absolut (6.010,68) sektor Pertanian masih
kurang dari nilai idealnya (N) (4.776,15). Hal tersebut dikarenakan
ketersediaan tenaga kerja yang cukup baik, dapat dilihat (M) bernilai
2197,83, hal tersebut menunjukkan kinerja dari para petani dan pelaku
Sektor
Jumlah PDRB Kecamatan Kartasura
Komposisi Perubahan Perekonomian
Tahun 2012
Tahun 2013
R-Absolut N M S
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
71,331.81 77,342.49 6,010.68 4,776.15 75.04 1,159.49
Pertambangan dan penggalian - - 0.00 - 0.00 0.00
Industri pengolahan 351,317.20 366,035.96 14,718.76 22,603.92 905.01 -8,790.18
Listrik, gas, dan air bersih 17,951.92 19,377.12 1,425.20 1,196.60 4.48 224.12
Bangunan 39,252.89 41,466.58 2,213.69 2,560.70 15.21 -362.22
Perdagangan, hotel, dan restoran 275,139.12 295,397.54 20,258.42 18,241.77 975.53 1,041.12
Pengangkutan dan komunikasi 42,070.21 44,949.61 2,879.40 2,775.79 21.20 82.41
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
15,132.73 14,502.04 -630.69 895.55 -1.67 -1,524.57
Jasa-jasa 113,047.18 123,308.52 10,261.34 7,614.71 203.02 2,443.61
Total 925,243.06 982,379.86 57,136.80 60,665.19 2197.83 -5,726.21
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-176
sektor pertanian lainnya sudah cukup baik. Berdasarkan dari segi (S)
sektor Pertanian dapat memberikan Share effect terhadap wilayah
Kabupaten Sukoharjo.
Sektor Industri
Pertumbuhan R-absolut sektor Industri pengolahan tidak mencapai nilai
idealnya (N), meskipun tenaga kerja atau tenaga ahli juga sudah mulai
diberdayakan dan sudah cukup baik dilihat dari nilai (M) bernilai positif
905,01, jika dilihat dari Share Effect sektor ini sudah mampu memberikan
Share effect untuk Wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Diketahui ranking kecamatan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan
Pendapatan Per Kapita masing-masing kecamatan. Kecamatan Grogol
menempati ranking 1 dengan nilai Pendapatan Per Kapita sebesar
13,674,710.44, Kecamatan Sukoharjo menempati ranking 2 dengan nilai
Pendapatan Per Kapita sebesar 13,502,161.25 dan Kecamatan Kartasura
menempati ranking 3 dengan nilai Pendapatan Per Kapita sebesar
10,415,613.82. Kecamatan Grogol menempati ranking 1 berdasarkan
Pendapatan Per Kapita penduduknya, hal ini dikarenakan Kecamatan Grogol
memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan nilai 107,555 jiwa pada
tahun 2013 dan terdapat banyaknya lapangan pekerjaan, baik itu sektor
pertanian maupun industri pengolahan. Dilihat dari sektor industri pengolahan di
Kecamatan Grogol terdapat 11 Industri Pengolahan yaitu :
1. Mahkota Lestari Abadi; Jl. Salak Block Gk-3, Solo Baru – Sukoharjo,
Solo
2. Gloria Repro Furniture; Jl. Kana No. 9 Grogol, Sukoharjo, 57552
3. Konimex; Desa Sanggrahan,kec. Grogol (po Box 233 Solo - 57102),
Sukoharjo, 57192
4. Nilas Wahana Antika; Jl. Sidoluhur 78 Waringin Rejo, Sukoharjo
5. Rudjito Glass & Craft; Jl. Songgobumi No. 10-12, Ds. Manang, Kec.
Grogol, Sukoharjo, Solo
6. Cahyo Nugroho Jati; Jl. Solo - Baki Km. 3 Gedangan Solo Baru
Sektor 10, Sukoharjo, Solo
7. Medulia Perkasa Indonesia; Jl. Bayu No.9 Parangjoro, Sukoharjo
8. Mitra Jati Mandiri, Cv; Jl.Raya Solo Sukoharjo Km.7 Pandean
9. Sinar Surya Indah; Jl. Raya Solo-sukoharjo Km 7,6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-177
10. Centrum Furniture; Jl. Raya Solo - Baki km 3
11. Roti Langgeng; Jl. Semenromo 121, Waringinrejo RT 05/22 Cemani
Grogol Sukoharjo
Selain memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi, sektor pertanian
yang luas dan sektor industri yang banyak, Kecamatan Grogol juga memiliki
jumlah penduduk usia produktif yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan
yang lainnya. Jumlah penduduk usia produktif di Kecamatan Grogol sebanyak
73,429 jiwa yang terdiri dari laki-laki (36,459 jiwa usia produktif) dan perempuan
(36,970 jiwa usia produktif).
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-178
Tabel IV.100
Rank Size Rule menurut Pendapatan Per Kapita Penduduk di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
No Kecamatan Pendapatan Per Kapita
( Pn ) Ranking ( R ) X=LogR Y=LogPn X.Y
1 Kecamatan Weru 2,999,056.26 11 1.041 6.4769 6.7425 1.0837
2 Kecamatan Bulu 2,841,889.92 12 1.079 6.4536 6.9634 1.1642
3 Kecamatan Tawangsari 3,968,033.25 6 0.778 6.5985 5.1336 0.6053
4 Kecamatan Sukoharjo 13,502,161.25 2 0.301 7.1304 2.1463 0.0906
5 Kecamatan Nguter 3,271,603.77 9 0.954 6.5147 6.2150 0.9101
6 Kecamatan Bendosari 4,371,179.66 5 0.698 6.6405 4.6351 0.4872
7 Kecamatan Polokarto 3,656,025.49 7 0.845 6.5630 5.5457 0.7140
8 Kecamatan Mojolaban 5,077,325.57 4 0.602 6.7056 4.0368 0.3624
9 Kecamatan Grogol 13,674,710.44 1 0 7.1359 0 0
10 Kecamatan Baki 3,372,457.82 8 0.903 6.5279 5.8947 0.8154
11 Kecamatan Gatak 3,206,568.24 10 1 6.5060 6.5060 1.0000
12 Kecamatan Kartasura 10,415,613.82 3 0.477 7.0176 3.3474 0.2275
Total 70,356,625.49 78 8.678 80.2706 57.1665 7.4605
Sumber: Hasil Analisis, Studio Perencanaan 2015
Keterangan :
: Kecamatan Ranking 1
: Kecamatan Ranking 2
: Kecamatan Ranking 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo IV-179