KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ......

141
i KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN PADA MASA PEMERINTAHAN MANGKUNEGARA VII (1916-1944) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: BUDI DARMAWAN C0505015 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ......

Page 1: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

i

KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA

PEMBANGUNAN PADA MASA PEMERINTAHAN

MANGKUNEGARA VII (1916-1944)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

BUDI DARMAWAN

C0505015

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

ii

KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA

PEMBANGUNAN PADA MASA PEMERINTAHAN

MANGKUNEGARA VII (1916-1944)

Disusun oleh

BUDI DARMAWAN

C0505015

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum

NIP. 197306132000032002

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum

NIP. 195402231986012001

Page 3: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

iii

KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA

PEMBANGUNAN PADA MASA PEMERINTAHAN

MANGKUNEGARA VII

Disusun oleh

BUDI DARMAWAN

C05005015

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal.............................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Penguji Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum (………………)

NIP 195402231986012001

Sekretaris Penguji Insiwi Febriary Setiasih, S.S, MA (………………)

NIP 198002272005012001

Penguji I Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M. Hum (………………)

NIP 197306132000032002

Penguji II Drs. Soedarmono, SU (………………)

NIP 194908131980031001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs. Sudarno, MA

NIP. 195303141985061001

Page 4: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

iv

PERNYATAAN

Nama : Budi Darmawan

NIM : C0505015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Kabupaten Karti Praja Sebagai

Pelaksana Pembangunan Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII ( 1916-1944 ) adalah

betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juni 2010

Yang membuat pernyataan

Budi Darmawan

C0505015

Page 5: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

v

MOTTO

Kenyataan bahwa Sejarah terus ditulis orang di semua Peradaban dan di sepanjang waktu,

sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa Sejarah itu perlu.

(Prof. Dr. Kuntowijoyo)

Lakukanlah yang kita bisa.

(Penulis)

Sesungguhnya dalam Sejarah itu terdapat pesan-pesan penuh perlambang bagi orang-orang

yang dapat memahaminya.

(Q.S. Yusuf:112)

Page 6: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibunda tercinta

2. Kakak-Adikku tersayang

3. Lisa Retnaningsih

Page 7: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Kasih Karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada pelaksanaannya, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan fasilitas,

bimbingan maupun kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan

dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Sudarno, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan

Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum, selaku Pembimbing skripsi, yang memberikan

banyak dorongan, masukan, dan kritik yang membangun dalam proses penulisan skripsi

ini.

4. Ibu Umi Yuliati, S.S., M.Hum selaku pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

5. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan wacana

pengetahuan.

6. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Fakultas Sastra

dan Seni Rupa UNS, Perpustakaan Fakutas Ilmu Budaya UGM, dan Perpustakaan Pasca

Sarjana UGM.

7. Ibu Koestrini Soemardi (alm), Ibu Darweni, Bapak Basuki dan segenap staf perpustakaan

Reksopustoko Mangkunegaran yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis

dalam penyediaan data-data yang diperlukan.

Page 8: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

viii

8. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat dengan tulus ikhlas

serta doa yang tak pernah putus kepada penulis.

9. Lisa Retnaningsih yang telah memberikan dukungan, semangat, serta keceriaan di dalam

menyelesaikan skripsi dan dalam kehidupan penulis.

10. Teman-temanku angkatan 2005: Cahyo, Arie, Khanivan, Yuni, Metha, Wanto, dan

teman-teman yang lain tetap kompak dan tetap semangat.

11. Teman-teman angkatan 2004: Daryadi, Auditya, Desca, Sapto, semua kakak tingkat baik

yang telah menyandang gelar maupun yang masih berjuang, terimakasih atas

persahabatannya.

12. Sahabat-sahabatku Jarot, Anggar, Cahyu, Anto’, Zupy, Nita, Wahyu Lempok, Andri

Emont, Eka Bandeng, Afif Zuhdi, Arif, Eko, Aris, yang telah mendorong penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih untuk suka duka persahabatan yang indah

selama ini dan semoga persahabatan kita tetap abadi.

13. Segenap pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan skripsi ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis berharap akan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, agar

skripsi ini menjadi lebih baik.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Page 9: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO....................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi

KATA PENGANTAR....................................................................................... vii

DAFTAR ISI..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

DAFTAR BAGAN............................................................................................

xiii

xiv

DAFTAR ISTILAH.......................................................................................... xv

ABSTRAK........................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka........................................................................ 10

F. Metode Penelitian...................................................................... 14

1. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 15

2. Teknik Analisa Data............................................................. 17

G. Sistematika................................................................................ 17

BAB II GAMBARAN UMUM PRAJA MANGKUNEGARAN

A. Sejarah Praja Mangkunegaran................................................... 19

B. Kondisi Geografis Praja Mangkunegaran.................................

1. Wilayah Praja Mangkunegaran Pada Masa Mangkunegara

VII..........................................................................................

2. Struktur Penduduk di Praja Mangkunegaran Pada Masa

Mangkunegara VII................................................................

29

29

33

Page 10: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

x

C. Lingkungan Fisik Istana Mangkunegaran................................. 37

BAB III KABUPATEN KARTI PRAJA MASA MANGKUNEGARA VII

A. Riwayat Hidup Mangkunegara VII.....................................

1. Masa Kanak-kanak hingga Dewasa....................................

2. Sekilas Masa Pemerintahan Mangkunegara VII.................

40

40

43

B. Perkembangan Kabupaten Karti Praja....................................

1. Struktur Jabatan dalam Pemerintahan Praja

Mangkunegaran.....................................................................

a. Birokrasi berdasarkan Pangkat.....................................

b. Birokrasi Berdasarkan Jabatan (lembaga)....................

2. Struktur Organisasi Kabupaten Karti Praja.........................

a. Pendirian.......................................................................

b. Peralihan Organisasi Kabupaten Karti Praja...............

c. Struktur Pegawai Kabupaten Sindupraja…………….

47

48

48

51

54

54

55

57

BAB IV PERANAN KABUPATEN KARTI PRAJA BAGI

PERKEMBANGAN PRAJA MANGKUNEGARAN

A. Pembangunan Bidang Infrastruktur.......................................... 63

1. Pembangunan Jalan dan Jembatan.......................................

2. Pembangunan Irigasi...........................................................

a. Pembangunan Waduk...................................................

b. Pembangunan Saluran Pembuangan Air......................

63

68

68

72

B. Pembangunan Bidang Sosial....................................................

1. Pembangunan Taman Kota...................................................

a. Taman Tirtonadi...........................................................

b. Partimah Park...............................................................

c. Kusumawardhani Plein................................................

d. Partini Tuin dan partinah Bosch...................................

2. Pembangunan Gedung-Gedung............................................

a. Gedung Soos (Societeit)...............................................

b. Gedung Kelurahan / Bale Kampung.............................

c. Gedung-Gedung Sekolah..............................................

74

74

74

74

75

75

76

76

77

78

Page 11: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xi

C. Pembangunan Bidang Kesehatan.............................................

1. Pembangunan Kakus Umum / WC Umum..........................

2. Pembangunan Pancuran Umum...........................................

3. Pembangunan Rumah Sakit dan Poliklinik..........................

4. Perbaikan Rumah Kumuh.....................................................

80

80

81

82

83

D. Pembangunan Bidang Ekonomi (Pasar)................................... 85

BAB V KESIMPULAN............................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 90

LAMPIRAN........................................................................................................ 94

Page 12: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Desa Babok Mangkunegaran dalam Perjanjian Salatiga 1757........................22

Tabel 2 Perbandingan luas Swapraja ...........................................................................29

Tabel 3 Sensus penduduk wilayah Mangkunegaran (Kota Mangkunegaran, Wonogiri,

Ngawen) tahun 1930………………………………………………………....34

Tabel 4 Anggaran Pekerjaan Umum Praja Mangkunegaran tahun 1916-1933………67

Tabel 5 Waduk-waduk di Mangkunegaran…………………………………………...69

Tabel 6 Anggaran Irigasi Praja Mangkunegaran tahun 1916-1933…………………..71

Page 13: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Foto K.G.P.A.A Mangkunegara VII .......................................................... 94

Lampiran 2 Gambar-Gambar Hasil Pembangunan di Mangkunegaran.......................... 95

Lampiran 3 Rijksblad Mangkunegaran tahun 1917 No. 37............................................ 104

Lampiran 4 Surat tentang Pengairan di Mangkunegaran Selama 3 Minggu ................. 106

Lampiran 5 Anggaran Pembuatan Kakus Umum dan Pancuran Umum........................ 110

Lampiran 6 Anggaran Pembuatan Saluran Pembuangan Air......................................... 114

Lampiran 7 Anggaran Pembuatan Bale Kampung Punggawan..................................... 116

Lampiran 8 Acara Peresmian Kamar Mandi Umum Ngebrusan, tertera dalam

Acara Mangkunegara VII tertanggal 1 Januari 1939.................................. 121

Lampiran 9 Autorisatie Begrooting van Kosten 1941 ……………………………….. 122

Page 14: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan I Struktur Birokrasi berdasarkan Pangkat…………………………………… 48

Bagan II Struktur Pegawai Kabupaten Sindupraja………………………………...... 58

Bagan III Struktur Pegawai Kantor Kabupaten Sindupraja daerah Wonogiri……….. 60

Page 15: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xv

DAFTAR ISTILAH, SINGKATAN DAN UKURAN

Acte Van Verband : surat atau dasar pengangkatan raja

Assainering : bagian perbaikan

Balekambang : rumah yang mengapung

Barter : tukar menukar barang

Bekel : orang yang mengurus apanage, pemungut pajak,

kepala desa, petani penghubung antara pemilik

desa/penguasa desa dengan penggarap tanah

Budaya : hasil cipta, rasa dan karsa manusia

Chef : kepala yang bertugas mengurusi bidang pengairan

Cultuurstelsel : sistem tanam paksa

Demang : seseorang yang diberi tugas untuk memegang dan

menjalankan segala pekerjaan di pedesaan diatas bekel

Edukasi : pendidikan

Enclave : tanah yang terkurung oleh wilayah lain

Epidemi pest : wabah penyakit pes

Gerobak : alat angkutan tradisonal

Hygienitas : segi kebersihan

Jumbleng : tempat pembuangan hajat tradisional

Kapedhak : gedung pertemuan yang terletak di sebelah Dalem Ageng Pura

Mangkunegaran

Kavaleri : pasukan berkuda

Kopschool : sekolah gadis tingkat dasar

Legiun : pasukan bala tentara

Lurah : kepala kalurahan

Mandor : Orang yang mengepalai beberapa orang atau kelompok dan

bertugas mengawasi pekerjaan mereka

Mantri : Juru; nama pangkat atau jabatan tertentu untuk melaksanakan

suatu tugas atau keahlian khusus

Narapraja : birokrat kerajaan

Page 16: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xvi

Onderregentscap : se-tingkat kabupaten

Opperhoutvester : kepala hutan

Pamedan : halaman luar Pura Mangkunegaran, dahulunya digunakan

untuk tempat latihan Legiun Mangkunegaran

Panewu : kepala rendahan yang membawahi 1000 cacah

Rangga : Kepala desa yang berasal dari priyayi

Rijksblaad : undang-undang kerajaan

Rijkswaterstaat : dinas irigasi kerajaan

Societeit : kepanjangan dari Soos yang merupakan pusat pertemuan

yang bersifat informal dan eksklusif bagi kalangan elite

Eropa atau elite pribumi

Swapraja : kekuasaan pemerintah kerajaan

Tosan : besi

Vaccin otten : vaksin untuk penderita penyakit pes

Villa park : pemukiman orang-orang Eropa

Volksschool : sekolah desa

Vorstenlanden : Kerajaan Jawa

Wedana : kepala distrik

Zieken zorg : rumah sakit pusat

1. Singkatan

B.R.M : Bendara Raden Mas

H.I.S : Hollands Inlandshe School

K.G.P.A.A : Kangjeng Gusti Pangeran Ario Adipati

N.I.S : Nederlandsch Indische Spoorweg

R.M : Raden Mas

R.Tg : Raden Tumenggung

SS : Staats Spoorwegen

2. Ukuran

1 karya : 1 cacah

1 cacah : 1 bahu

1 bahu : 7000 m2

1 jung : 4 bahu

4 bahu : 2,8 ha

Page 17: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xvii

ABSTRAK

Budi Darmawan. C0505015. 2010. Kabupaten Karti Praja Sebagai Pelaksana Pembangunan

Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944). Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini berjudul Kabupaten Karti Praja Sebagai Pelaksana Pembangunan

Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944). Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui (1) Gambaran umum Praja Mangkunegaran masa pemerintahan Mangkunegara

VII, (2) Kegiatan yang dilaksanakan Kabupaten Karti Praja dalam pembangunan di Praja

Mangkunegaran, (3) Peranan Kabupaten Karti Praja bagi perkembangan Praja

Mangkunegaran.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dimulai dengan tahap heuristik

yaitu teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh selanjutnya dikritik secara intern dan

ekstern dengan dipadukan studi pustaka sehingga menghasilkan fakta-fakta historis. Fakta ini

lalu dianalisis dan disusun dalam sebuah historiografi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan masa pemerintahan

Mangkunegara VII mengalami perkembangan dan kemajuan kearah modernisasi. Jika dilihat

dari pemerintahan masa sebelumnya pelaksanaaan pembangunan di Praja Mangkunegaran

kurang intensif dilakukan. Pada masa pemerintahan Mangkunegara VII pembangunan dan

pembaharuan di segala bidang semakin ditingkatkan dengan tujuan untuk menyejahterakan

penduduknya. Pelaksanaan kegiatan pembangunan oleh Mangkunegara VII diserahkan

kepada Kabupaten Karti Praja. Kabupaten Karti Praja merupakan dinas yang mengurusi

segala kegiatan pembangunan di wilayah Praja Mangkunegaran. Pembangunan yang

dilakukan dinas ini antara lain: pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan waduk-

waduk, pembangunan saluran pembuangan air, pembangunan taman kota, pembangunan

gedung-gedung penting yang meliputi pembangunan gedung pertemuan (Soos),

pembangunan bale kampung, serta pembangunan gedung sekolah. Selain itu, juga

dilaksanakan pembangunan WC/kakus umum, pembangunan pancuran umum, pembangunan

rumah sakit dan poliklinik, pembangunan pasar, serta perbaikan rumah-rumah kumuh.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa adanya pembangunan di Praja Mangkunegaran

menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat. Seluruh masyarakat dapat menikmati hasil

modernisasi di daerahnya dengan dibangunnya fasilitas-fasilitas umum tersebut, sehingga

masyarakat dapat hidup dengan nyaman, bersih, sehat dan teratur, serta dapat dengan mudah

melakukan aktivitas dan mampu meningkatkan taraf hidupnya.

Page 18: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

xviii

ABSTRACT

Budi Darmawan. C0505015. 2010. Kabupaten Karti Praja Sebagai Pelaksana Pembangunan

Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944). Thesis: History Department.

Faculty of Letters and Fine Art. Sebelas Maret University. Surakarta

The title of this research is Kabupaten Karti Praja Sebagai Pelaksana Pembangunan

Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944) (Karti Praja Department as

Development Executor During the Reign of Mangkunegara VII (1916-1944) ). The objectives

of this research are to fine out (1) the general view of Mangkunegaran territory of jurisdiction

during the reignof Mangkunegara VII, (2) Karti Praja Department activities in developing

Mangkunegaran territory of jurisdiction, (3) the role of Karti Praja Department for

development of Mangkunegaran territory of jurisdiction.

This research used a history research which was started with heuristic steps including

the technique of collecting the data. The data which were obtained were then criticized both

internally and were combined with the literature review. Thus the data pointed out historical

facts. Those facts hence were analyzed and arranged in a histography.

The research points out that the development during the reign of Mangkunegara VII

was improved to the direction of modernization regarding the development of the previous

reign in Mangkunegaran territory of jurisdiction was not that intensive. The development

during the reign of Mangkunegara VII was improved in order to make the society wealthy.

Karti Praja Department was given an authority to execute all activities related to the

development. The development which was made by the regency included: the development

of streets and bridges, the development of reservoirs, sanitations, city parks, significant

buildings such as the building for meeting (Soos), public hall and schools. In addition, there

were also the development of public toilets, public showers, hospitals and policlinics, markets

and the improvement for vile houses.

It is finally concluded that the development in Mangkunegaran territory of jurisdiction

brought about positive effects. The society could enjoy the modernization built in their

regency. Since the public facilities were built, the society could live comfortably, cleanly,

healthily and regularly. Thy hence cuold do their activities easly and they could be wealthy.

Page 19: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan salah satu ciri dari perkembangan suatu wilayah.

Pembangunan membutuhkan suatu perencanaan, pengembangan secara khusus

tentang apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan tersebut.

Proses pembangunan juga melanda di daerah-daerah Swapraja. Pada era abad XX

dari dua kerajaan Swapraja, Kasunanan dan Mangkunegaran mulai tumbuh

budaya perkotaan. Sekalipun merupakan wilayah dari Hindia Belanda, tetapi

daerah ini memiliki status yang khusus yaitu mempunyai status otonomi dalam

mengatur rakyat dan wilayahnya sendiri dengan persetujuan dari Residen atau

Gubernur.1 Praja Mangkunegaran menjadi salah satu wilayah di Swapraja yang

proses pembangunannya dilaksanakan oleh pendiri sekaligus penguasa yang

pertama yaitu K.G.P.A.A. Mangkunegara I yang kemudian pembangunan itu

terus dilakukan oleh para calon putra mahkota ataupun penggantinya. Proses

pembangunan Praja Mangkunegaran dilaksanakan sesuai dengan kebijakan raja

pada masanya. Pembangunan tersebut merupakan pola dasar dan kerangka acuan

bagi perkembangan wilayah yang berada jauh diluar istana. Pembangunan

mempunyai tujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat yang lebih maju dan

sejahtera.

1 Sejak bulan Mei 1927, ketika Residen Van Der Jagt menjadi Residen di Surakarta,

pejabat tertinggi yang ditetapkan di Surakarta adalah Gubernur. Hal itu berlanjut sampai dengan

masa akhir pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Lihat juga, Wasino, 1996. “Politik Etis,

Pembangunan Sarana Irigasi dan Perkembangan Produksi Beras di Karesidenan Surakarta (1900 -

1942)”. Laporan penelitian Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang. halaman 15.

1

Page 20: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

2

Praja Mangkunegaran dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said

sebagai hasil perjuangannya melawan kompeni Belanda. R.M Said mulai tidak

senang kepada Belanda berawal dari peristiwa pembuangan ayahnya ke Srilangka

yang disebabkan oleh fitnah Paku Buwono II dan Patih Danurejo yang

mempunyai hubungan yang baik dengan Belanda.2 Raden Mas Said naik tahta

sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A) Mangkunegara I.

Beliau seorang Adipati yang mengepalai wilayah Kadipaten atau Praja. Pada masa

pemerintahannya (1757 – 1795) diusahakannya perbaikan dan peningkatan

kembali kehidupan rakyat. Perbaikan-perbaikan dilakukan salah satunya dalam

sektor pembangunan. Mangkunegara I mengusahakan pembuatan bendungan-

bendungan sehingga air sungai dapat mengairi sawah. Selain itu pembuatan

selokan di sepanjang tepi jalan untuk menampung air hujan yang menggenangi

jalan-jalan. Selain itu, juga dibangun beberapa tempat-tempat beribadah dan

rumah-rumah untuk tempat tinggal. Pembangunan rumah-rumah mewah untuk

putra putri Mangkunegaran dilakukan di Pasar Legi, Pasar Pon, dan beberapa

rumah kantor untuk para Punggawa di sekitar Pura Mangkunegaran.3 Proses

pembangunan sarana dan prasarana masa Mangkunegara I belum begitu nampak,

hal ini dikarenakan Mangkunegara I lebih cenderung mempunyai keahlian dalam

bidang seni karawitan, seni pertunjukan, dan pengembangan kesenian Jawa.

Masa pemerintahan K.G.P.A.A. Mangkunegara II (1796 – 1835).

Pemerintahan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan pendahulunya yaitu

2 Ismu Sadiyah, 1998. “Keraton Mangkunegaran Sebagai Objek Yang Menarik di Jawa

Tengah.” Karya Tulis Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yayasan Pariwisata-ABA Bandung. halaman

14. 3 Krisnina Maharani A. Tandjung. 2007. 250 tahun Pura Mangkunegaran. Jakarta:

Yayasan warna warni Indonesia. halaman 47.

Page 21: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

3

Mangkunegara I. K.G.P.A.A. Mangkunegara II hanya menginginkan perbaikan

ekonomi rakyat Mangkunegaran yang hancur akibat peperangan pada masa

Mangkunegara I. Pembangunan Praja masa Mangkunegara II tidak berjalan

dengan baik, akan tetapi sejak Mangkunegara II memegang pemerintahan,

wilayah Mangkunegaran semakin luas. Adanya hubungan dengan kompeni yang

semakin erat, ia diminta untuk membantu memadamkan pemberontakan-

pemberontakan seperti di Cirebon (1808), Dermayu (1812), Palembang (1812),

dan pemberontakan Diponegoro (1826) di Yogyakarta.4 Untuk memenuhi

kebutuhan hidup rakyatnya Mangkunegara II rela menyewakan wilayah Praja

kepada pemerintah Belanda sehingga uang sewa dapat disumbangkan untuk

rakyat. Jika Mangkunegara I bisa disebut sebagai pendiri dari Praja

Mangkunegaran, maka Mangkunegara II merupakan tokoh yang memperluas

wilayah Praja Mangkunegaran.

Raden Mas Sarengat sebagai penerus penguasa Praja Mangkunegaran

menggantikan kedudukan K.G.P.A.A Mangkunegara II. Mas Sarengat dinobatkan

dari Pangeran Harya Prangwedana menjadi Kangjeng Gusti Pangeran Adipati

Arya Mangkunegara III pada usia 40 tahun. K.G.P.A.A. Mangkunegara III di

dalam pemerintahannya sangat memperhatikan pada kesehatan dan keselamatan

keluarga Mangkunegaran. Mangkunegara III disamping berpangkat Adipati yang

mengelola ketataprajaan, juga berpangkat Kolonel Komandan Legiun

Mangkunegaran. Untuk kepentingan itu dibangun pesanggrahan di Wonogiri yang

terletak di antara hutan Selokethu dengan Jurang Gempol.5

4 Ibid. halaman 43.

5 Suwaji Bustomi, 1997. Karya-Karya Budaya KGPAA Mangkunegara I – VIII. IKIP

Semarang. halaman 51.

Page 22: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

4

Pembangunan itu dilakukan dengan tujuan untuk pembinaan mental dan

fisik para prajurit. Perhatian Mangkunegara III tepusat pada penertiban organisasi

ketataprajaan dan peningkatan kegiatan bekerja di kalangan masyarakat.6 Pada

masa pemerintahan Mangkunegara I sampai Mangkunegara III ini disebut sebagai

masa strukturisasi pemerintahan Praja Mangkunegaran.

K.G.P.A.A. Mangkunegara IV sebagai penerus kekuasaan dari

Mangkunegara III. Beliau sangat rajin dalam usaha perbaikan ekonomi dan

hasilnya mengangkat Praja Mangkunegaran menjadi sejahtera. Kekayaan

Mangkunegaran berlimpah ruah meliputi kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

K.G.P.A.A. Mangkunegara IV mendapat keuntungan besar pada saat dirinya

mendirikan dua pabrik gula yaitu pabrik gula Colomadu dan pabrik gula

Tasikmadu. Selain itu keuntungan juga diperoleh dari penjualan hasil di sektor

perkebunan. Dari hasil keuntungan itu salah satunya dimanfaatkan untuk

memperindah dan memperbesar Pendopo Agung dan untuk membangun gedung-

gedung di sekitar Pura Mangkunegaran termasuk membangun bangsal tosan

(besi) yang dipesannya dari negeri Jerman pada tahun 1875.7

Raden Mas Sunito sebagai pengganti K.G.P.A.A. Mangkunegara IV, pada

usia 16 tahun mendapat gelar dengan sebutan Pangeran Adipati Arya

Prangwedana. K.G.P.A.A. Mangkunegara V hidup sangat sederhana dan banyak

berbuat baik bahkan sistem ketataprajaan masih mengikuti cara-cara yang

dilakukan oleh K.G.P.A.A. Mangkunegara IV.8 Pada awal pemerintahan

6 ibid. halaman 52.

7 ibid. halaman 65.

8 ibid. halaman 70.

Page 23: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

5

Mangkunegara V, penghasilan Praja masih cukup baik. Akan tetapi, terbawa usia

yang masih sangat muda K.G.P.A.A. Mangkunegara V banyak mengikuti

kehendak pribadinya sehingga penghasilan itu kurang dimanfaatkan secara

sungguh-sungguh. Adapun konsekuensinya, Praja Mangkunegaran mengalami

kerugian karena timbul persaingan bisnis antara pengusaha asing dengan Praja

Mangkunegaran. Akibatnya hasil perkebunan menjadi merosot bahkan banyak

perkebunan yang gulung tikar. Pada masa K.G.P.A.A. Mangkunegara V Praja

Mangkunegaran mengalami kemiskinan.

Pembangunan yang dilakukan K.G.P.A.A. Mangkunegara V berupa dua

buah gedung yang terletak di sebelah timur gedung Prangwadana yang dinamakan

gedung Pantipurna dan gedung Pantiwarna. Selain itu juga dibangun gedung

Balewarni, gedung Pracimasana, dan gedung Kapedhak (gedung pertemuan) yang

terletak di sebelah gedung induk (dalem Ageng). Semua bangunan gedung

tersebut didirikan atas saran kakak dari K.G.P.A.A. Mangkunegara V yaitu

Pangeran Harya Gandasewaya yang ahli dalam bidang bangunan gedung.9

Setelah K.G.P.A.A. Mangkunegara V wafat, digantikan oleh adiknya yang

bernama Raden Mas Suyitno atau Pangeran Harya Dayaningrat diangkat dengan

sebutan Pangeran Adipati Arya Prangwedana. Pada tahun 1896 mendapat gelar

K.G.P.A.A. Mangkunegara VI. Beliau mempunyai sifat hemat dan sederhana.

Dengan sifatnya tersebut K.G.P.A.A. Mangkunegara VI mengelola Praja dengan

sangat berhati-hati dan dirinya melakukan penghematan dalam bidang apa saja

untuk memperbaiki perekonomian Praja Mangkunegaran. Pada pemerintahan

masa Mangkunegara VI, dengan penghematan pembangunan fisik dilakukan tidak

9 Krisnina Maharani A. Tandjung. Op.cit. halaman 72.

Page 24: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

6

hanya di dalam Pura Mangkunegaran melainkan juga sampai di daerah-daerah.

Pembangunan jalan umum mendapat perhatian penuh. Semua jalan-jalan

dilebarkan dengan sepanjang jalan diterangi lampu listrik dan selalu dijaga

kebersihannya.10

Jalan dan jembatan dibangun sebagai sarana dasar yang

digunakan untuk menghubungkan antara wilayah satu dengan wilayah yang lain.

Jalan merupakan prasarana yang sangat penting dan berpengaruh dan jalan

mempunyai fungsi sebagai penunjang kelancaran pembangunan. Selain itu,

sejalan dengan dikeluarkannya politik kolonial baru yaitu politik Etis dengan

slogan Irigasi, Edukasi, dan Emigrasi. Mangkunegara VI melakukan terobosan

besar dalam pembangunan sarana pendidikan (edukasi). Salah satu usahanya

adalah mendirikan sekolah ”Siswo” bagi kaum kerabat dan hamba di lingkungan

Praja Mangkunegaran. Pada perkembangannya sekolah tersebut tidak hanya

terbatas bagi kaum kerabat dan hamba tetapi juga terbuka untuk masyarakat

umum dengan memenuhi persyararatan yang sudah ada.

Setelah Mangkunegara VI turun tahta pada tahun 1916, penggantinya

Mangkunegara VII melanjutkan roda pemerintahan dari penguasa sebelumnya.

Adapun langkah kebijakan Mangkunegara VII adalah memisahkan antara

keuangan keluarga dengan keuangan Praja, dan memisahkan keuangan Praja

dengan keuangan perusahaan-perusahaan Praja. Kebijakan ini dilakukan dengan

maksud untuk menghindari percampuran urusan masalah keuangan demi

kelancaran pembangunan didalam ataupun diluar Praja. Pembangunan-

pembangunan yang diadakan di Praja Mangkunegaran ditujukan untuk kemajuan

dan kesejahteraan rakyatnya. Langkah awal kebijakan Mangkunegara VII yaitu

10

ibid. halaman 88.

Page 25: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

7

menambah sarana perhubungan dengan menambah jumlah jalan. Jalan-jalan yang

melintasi sungai sekaligus dibuatkan jembatan sehingga pembangunan jalan juga

bertambah banyak. Terbukti periode tahun 1916-1931, sekitar 24% dari semua

pengeluaran Praja digunakan untuk pembangunan jalan-jalan. Pembuatan jalan

besar dikerjakan oleh Praja dan pembuatan jalan kecil-kecil, baik jalan atau

jembatan dibangun oleh desa-desa dengan subsidi dari Praja. Pada tahun 1931 di

Praja Mangkunegaran telah ada 530 km jalan yang bisa dilalui kendaraan

bermotor.11

Pembangunan jalan dan jembatan selain untuk kepentingan istana juga

ditujukan untuk menembus daerah-daerah yang terisolasi. Dari sejumlah daerah di

Mangkunegaran, daerah Wonogiri yang mendapatkan perhatian khusus dalam

pembangunan jalan dan jembatan. Hal itu disebabkan daerah-daerah ini masih

banyak yang terisolir dengan dunia luar. Pemerintah Praja juga mengadakan

pembangunan jalan-jalan yang menuju jalan kereta api NIS. Jalan ini diperlukan

untuk mempermudah pengangkutan barang dari pedalaman ke stasiun kereta api.

Usaha-usaha pembangunan jalan dan jembatan di Mangkunegaran telah

membawa hasil yang memuaskan.12

Kondisi keuangan Praja yang semakin

membaik, maka dilakukan pembaharuan atau pembangunan yang meliputi

pembangunan bidang infrastruktur (irigasi, jalan, jembatan, dan sarana-sarana

lainnya). Selain itu juga pembangunan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan,

11

Th. M. Metz, 1939. Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Surakarta:

Reksa Pustaka. halaman 68-69.

12

Daryadi, 2009, “Pembangunan Perkampungan di Kota Mangkunegaran Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII”, Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta. halaman 63.

Page 26: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

8

sosial, kesehatan, ekonomi, serta pembangunan pertanian dan pembangunan

kehutanan.

Dari pembangunan-pembangunan di bidang infrastruktur itulah Praja

Mangkunegaran menyerahkan segala pembangunan jalan, jembatan dan sarana

umum lainnya kepada Kabupaten Karti Praja (Dinas Pekerjaan Umum). Dinas ini

sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan Mangkunegara IV yang dulu disebut

Kawedanan Karti Praja dengan pimpinan seorang Wedana. Kawedanan ini

membawahi sebuah kemantren, yakni Kemantren Kartipura, yang mempunyai

tugas mengadakan perbaikan-perbaikan di dalam kota dan di luar kota. Kemantren

ini juga bertugas sebagai pemadam kebakaran dan untuk mempermudah

pengawasan dan pekerjaan terhadap keadaan kota, dibantu oleh beberapa pekerja,

antara lain: bramataka (petugas pemadam kebakaran), tukang batu (pegawai

bangunan), juru taman (pegawai taman), undagi (tukang kayu), pande besi

(pegawai pembuat besi), pengangsu (pegawai urusan air), jagapiyara (pegawai

urusan ternak), narajomba, serta pekerja tidak tetap seperti jagahastana (penjaga

makam raja) dan wiratana.13

Pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII terjadi sedikit perubahan di

Dinas Pekerjaan Umum, yakni jabatan dari Kawedanan Karti Praja diubah

menjadi Kabupaten Karti Praja. Kabupaten ini dipimpin oleh seorang yang

berkebangsaan Belanda yang berpangkat direktur. Pada masa Mangkunegoro VII

tugas dari Dinas Pekerjaan Umum masih sama seperti pada masa pemerintahan

sebelumnya.14

Dinas ini mempunyai tugas melakukan pekerjaan-pekerjaan yang

berkaitan dengan sarana-sarana umum untuk kemajuan pembangunan di Praja

13

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1917. No. 37

14

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1923. No. 10.

Page 27: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

9

Mangkunegaran dan secara tidak langsung menjadi Praja yang semakin diakui

keberadaannya di masyarakat luas.

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas digunakan judul

“Kabupaten Karti Praja sebagai Pelaksana Pembangunan Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII ”, karena pada masa tersebut banyak dilakukan

kegiatan pembangunan-pembangunan penting yang hasilnya dapat dinikmati oleh

seluruh rakyat Praja Mangkunegaran.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka pokok

permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum Praja Mangkunegaran masa pemerintahan

Mangkunegara VII?

2. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan Kabupaten Karti Praja dalam

pembangunan di Praja Mangkunegaran?

3. Bagaimana peranan Kabupaten Karti Praja bagi perkembangan Praja

Mangkunegaran?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan permasalahan diharapakan kajian tentang pembangunan

sarana dan prasarana di Praja Mangkunegaran mampu memberikan jawaban atas

beberapa permasalahan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran umum Praja Mangkunegaran masa

pemerintahan Mangkunegara VII.

Page 28: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

10

2. Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan Kabupaten Karti Praja

dalam pembangunan di Praja Mangkunegaran.

3. Untuk mengetahui peranan Kabupaten Karti Praja bagi perkembangan

Praja Mangkunegaran.

C. Manfaat penelitian

Penulian ini mempunyai dua manfaat yang ingin dicapai, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan baru yang bermanfaat

bagi perkembangan pembangunan secara historis maupun kebudayaan yang

dihasilkan Praja Mangkunegaran.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini juga diharapkan mampu menjawab masalah dan memberikan

manfaat yang berhubungan dengan masalah perkembangan dalam pembangunan

sarana dan prasarana yang dilakukan oleh Mangkunegara VII.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini menggunakan beberapa literatur dan referensi yang relevan

dan menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan bahan acuan

untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan. Literatur yang

digunakan antara lain:

Mengenang BRM. Soerya Soeparto merupakan buku yang ditulis oleh

Bernardial Hilmiyah M.D, (1985). Buku ini membahas mengenai kehidupan

Soerya Soeparto sampai menjadi Mangkunegoro VII. Buku ini juga menceritakan

Page 29: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

11

bahwa ketika naik tahta, Mangkunegara VII dihadapkan pada banyak kesulitan,

sebab dalam lingkungan masyarakatnya telah muncul kelompok baru yang

bercita-cita memperjuangkan nasib serta penghidupan rakyat. Oleh karena itu

tugas Mangkunegoro VII adalah membawa kemajuan duniawi dan kemajuan

spiritual rakyatnya. Namun demikian, buku ini sebagian besar sumber acuannya

berasal dari sumber sekunder. Buku ini memberikan relevansi terhadap skripsi ini

bahwa tulisan Bernardial Hilmiyah sangat berguna sekali untuk mendapatkan

beberapa informasi awal tentang modernisasi di Praja Mangkunegaran.

Buku berjudul Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa yang

ditulis oleh Th. M. Metz, dan telah diterjemahkan oleh RTg. Muhammad Husodo

Pringgokusumo, (1987). Buku ini berisi mengenai Praja Mangkunegaran pada

masa pemerintahan Mangkunegoro VII. Buku ini membahas mengenai

perkembangan dan kemajuan yang pesat di Praja Mangkunegaran di bidang

ekonomi yang terdiri dari masalah agraria, irigasi, perusahaan-perusahaan dana

milik, pekerjaan umum, kehutanan, kredit rakyat, pasar, penyediaan pangan pada

masa paceklik, kebudayaan dan kesenian, dan keuangan Mangkunegaran. Buku

ini menyajikan sejumlah data tentang Mangkunegaran pada masa Mangkunegoro

VII. Data-data itu sangat berguna untuk merekonstruksikan modernisasi,

khususnya bagi pembangunan insfrastruktur yang dilakukan Kabupaten Karti

Praja di Praja Mangkunegaran.

Buku berjudul 250 Tahun Pura Mangkunegaran, karangan Krisnina

Maharani A. Tandjung, (2007). Buku ini memberikan penjelasan dan informasi

secara garis besar berdasarkan latar belakang berdirinya Pura Mangkunegaran

dengan melihat silsilah raja-raja Mataram. Buku ini menceritakan bahwa Mataram

Page 30: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

12

merupakan cikal bakal dari berdirinya Kerajaan Mangkunegaran. Adanya

perjanjian Salatiga tahun 1757 mengawali berdirinya Praja Mangkunegaran, juga

membahas mengenai masa pemerintahan dan hasil pembangunan, peninggalan

budaya dari raja pertama yakni Mangkunegara I sampai Mangkunegara IX. Buku

ini memberikan relevansi terhadap skripsi ini yaitu menyajikan dan menjelaskan

sejarah berdirinya Praja Mangkunagaran.

Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintah Praja Mangkunegaran (Akhir

Abad XIX – Pertengahan Abad XX), (1994) merupakan tesis dari Wasino. Karya

ilmiah ini membahas mengenai pembaharuan pemerintahan di Praja

Mangkunegaran di masa pemerintahan Mangkunegoro VI-VII. Karya ilmiah ini

membahas pembaharuan di bidang keuangan dan perekonomian serta

pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh Mangkunegoro VI-VII. Karya

ilmiah ini memang menarik karena banyak menampilkan peranan-peranan yang

dilakukan oleh Mangkunegoro VI dan Mangkunegoro VII bagi kemajuan yang

pesat di Praja Mangkunegaran. Karya ilmiah ini juga menggunakan sumber-

sumber primer yang berupa arsip dari Mangkunegaran, surat kabar, dan majalah.

Karya ilmiah ini membantu untuk mengetahui hal-hal apa yang telah dilakukan

oleh Mangkunegoro VII salah satunya terhadap perkembangan di Praja

Mangkunegaran. Buku yang berjudul Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan

Masyarakat Mangkunegaran, (2008) pada halaman 263-264 Wasino menjelaskan

pembangunan dan pengembangan jalan di sekitar wilayah Praja Mangkunegaran

menjadi pusat perhatian penuh, hal ini dikarenakan semenjak kebangkrutan

ekonomi pada akhir abad XIX kondisi jalan di wilayah Mangkunegaran

mengalami banyak kerusakan. Kondisi jalan yang seperti inilah muncul keluhan-

Page 31: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

13

keluhan diantaranya dari Residen Surakarta Sollewijn Gelpke, dengan perintahnya

mengharuskan pabrik gula Mangkunegaran menyediakan dana pada awal musim

giling kepada kas Praja Mangkunegaran dengan tujuan untuk pemeliharaan jalan-

jalan tersebut. Pada pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944), pembangunan

dan perawatan jalan menjadi meningkat dan berkembang.

Skripsi karya Daryadi, (2009) yang berjudul “Pembangunan

Perkampungan di Kota Mangkunegaran Pada Masa Pemerintahan Mangkunegara

VII”. Karya ilmiah ini menjelaskan pembangunan-pembangunan yang dilakukan

Mangkunegara VII, yang meliputi pembangunan perkampungan baru dengan

tujuan mengurangi lingkungan dan rumah-rumah kumuh serta tidak teraturnya

pola perkampungan di kota Mangkunegaran. Karya ilmiah ini juga menjelaskan

proses pembangunan sarana dan prasarana baru dengan tujuan kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat Praja Mangkunegaran.

“Kebijakan Mangkunegara VII Dalam Pembangunan Perkotaan Di Praja

Mangkunegaran Tahun 1916-1944”, skripsi (2006) karya Nina Astiningrum.

Skripsi ini menjelaskan bahwa pembaharuan dalam segala bidang khususnya

pembangunan sarana perkotaan bagi Mangkunegara VII menjadi kebutuhan

penting sebab perkembangan dunia menuntut masyarakat untuk mengikuti

perkembangan zaman. Karya ilmiah ini membahas Mangkunegara VII dengan

konsep Tri Dharma menjadi dasar dalam pembangunan perkembangan kota.

Karya ilmiah ini memfokuskan dan membantu memberikan informasi pada

pelaksanakan kebijakan-kebijakan yang dilakukan Mangkunegara VII dalam

pembangunan sarana umum dan sarana perkotaan.

Page 32: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

14

E. Metode penelitian

Suatu penelitian ilmiah perlu didukung dengan metode, karena peranan

sebuah metode dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting, karena berhasil atau

tidaknya tujuan yang dicapai tergantung dari metode yang digunakan. Sesuai

dengan permasalahan yang dibahas, maka metode yang digunakan adalah metode

historis.

Memahami peristiwa-peristiwa pada masa lampau sebagai fakta sejarah

yang masih memerlukan tahapan proses. Penelitian sejarah dalam studi ini

menggunakan pandangan yang didasarkan pada metode historis. Metode historis

merupakan metode kegiatan mungumpulkan, menguji, dan menganalisis secara

kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, kemudian diadakan rekonstruksi

dari data yang diperoleh sehingga menghasilkan historiografi (penulisan sejarah).

Metode sejarah mempunyai empat tahapan proses penelitian, yang pertama

adalah Heuristik yang menjadi langkah awal dalam penelitiaan sejarah. Langkah

heuristik yang diambil adalah mencari dan menemukan sumber-sumber atau data-

data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen seperti arsip-arsip

seperti anggaran pembangunan wc umum dan pancuran umum kode L. 436,

berkas Anggaran pembiayaan bangunan-bangunan urusan Pekerjaan Umum kode

K.121, K.326, K.130. Anggaran pembangunan saluran pembuangan air kode H.

204, Rijksblad Tahun 1939. No. 23, Peta Kota Mangkunegaran, dan Berkas

Anggaran untuk pembangunan (jalan, jembatan, rumah dan lain-lain) kode K.77,

H.155 yang semuanya tersimpan di perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran.

Perpustakaan ini terdapat banyak sumber-sumber primer yang membantu dan

mempermudah dalam penelitian ini.

Page 33: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

15

Tahap kedua adalah Kritik sumber, dalam langkah ini bertujuan untuk

mencari keaslian sumber yang diperoleh melalui kritik intern dan ekstern.15

Kritik

intern bertujuan untuk mencari keaslian isi sumber atau data. Dari melihat dan

membaca arsip-arsip dapat disimpulkan bahwa semua kalimat didalamnya sudah

membuktikan validitas atau keaslian sumber. Kritik ekstern bertujuan untuk

mencari keabsahan arsip dan keaslian sumber. Hal ini meliputi materiil yang

digunakan seperti dokumen asli dengan bahasa kuno atau Belanda, kondisi data

dengan jenis kertas yang sudah rusak dan sangat tua, tinta yang luntur, semuanya

dipilah dan dipilih untuk dijadikan sumber karena tidak semua arsip dapat dijadikan

data. Penelitian ini mencari data-data yang berhubungan dengan Kabupaten Karti

Praja dalam pembangunan sarana dan prasarana di sekitar Praja Mangkunegaran.

Tahap ketiga adalah Interpretasi, yaitu penafsiran terhadap data-data yang

dimunculkan dari data yang sudah terseleksi. Tujuan dari interpretasi adalah

menyatukan sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan

bersama teori disusunlah fakta tersebut ke dalam interpretasi yang menyeluruh.16

Tahap keempat adalah Historiografi, merupakan penulisan sejarah dengan

mengkaitkan fakta-fakta yang telah dicari dan ditemukan dalam arsip-arsip yang

semuanya disusun menjadi kisah sejarah menurut teknik penulisan sejarah.

1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data atau sumber berupa

studi dokumen dan studi pustaka.

15

Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta : Logos Wacana

Ilmu, halaman 58.

16

ibid, halaman 64.

Page 34: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

16

a. Studi Dokumen

Studi tentang dokumen bertujuan untuk menguji dan memberi

gambaran tentang teori sehingga memberi fakta dalam mendapat

pengertian historis tentang fenomena yang unik.17

Dokumen yang

berhasil penulis kumpulkan untuk penelitian ini antara lain: Arsip-arsip

dari Kabupaten Karti Praja: Anggaran pembangunan wc umum dan

pancuran umum kode L. 436, Berkas Anggaran pembiayaan bangunan-

bangunan urusan Pekerjaan Umum kode K.121, K.326, K.30.

Anggaran pembangunan saluran pembuangan air kode H. 204,

Rijksblad Tahun 1939. No. 23, Peta Kota Mangkunegaran, Berkas

Anggaran untuk pembangunan (jalan, jembatan, rumah dan lain-lain)

kode K.77, H.155 dan sebagainya.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan sebagai bahan pelengkap dalam sebuah

penelitian. Tujuan dari studi pustaka adalah untuk menambah

pemahaman teori dan konsep yang diperlukan dalam penelitian.

Sumber pustaka yang digunakan antara lain: buku, majalah, surat

kabar, artikel dan sumber lain yang memberikan informasi tentang

tema yang diteliti. Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan di

perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran, Perpustakaan

Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa, Perpustakaan Fakutas Ilmu Budaya UGM, Perpustakaan Pasca

Sarjana UGM, dan Perpustakaan Sono Pustoko Kasunanan.

17

Sartono Kartodirdjo. 1983. Metode Penggunaan Bahan Dokumen dalam

“Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. halaman 47.

Page 35: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

17

2. Teknik Analisa Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analisis.

Deskripsi analisis artinya menggambarkan suatu fenomena beserta ciri-

cirinya yang terdapat dalam fenomena tersebut berdasarkan fakta-fakta

yang tersedia. Setelah itu dari sumber bahan dokumen dan studi

kepustakaan, tahap selanjutnya adalah diadakan analitis, diinterpretasikan,

dan ditafsirkan isinya. Data-data yang telah diseleksi dan diuji

kebenarannya itu adalah fakta-fakta yang akan diuraikan dan dihubungkan

sehingga menjadi kesatuan yang harmonis, berupa kisah sejarah yang

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.18

G. Sistematika Skripsi

Untuk memberikan gambaran terperinci, skripsi ini disusun bab demi bab.

Penyusunan ini dilandasi keinginan agar skripsi ini dapat menyajikan gambaran

yang menunjukkan suatu kontinuitas perkembangan kejadian yang beruntun

Bab I, dalam bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II, dalam bab ini menguraikan gambaran umum Praja Mangkunegaran

yang mencakup sejarah, kondisi geografis yang meliputi wilayah, penduduk, dan

lingkungan fisik dari Praja Mangkunegaran.

Bab III, dalam bab ini membahas mengenai Kabupaten Karti Praja masa

Mangkunegara VII yang mencakup riwayat hidup Mangkunegara VII, dan

18

Nugroho Notosusanto. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta: Yayasan

Indayu. halaman 36.

Page 36: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

18

perkembangan struktur organisasi Kabupaten Karti Praja meliputi stuktur jabatan

dalam pemerintahan Praja (mencakup birokrasi berdasarkan pangkat dan birokrasi

berdasarkan lembaga), struktur organisasi Kabupaten Kartipraja (pendirian,

peralihan organisasi, dan struktur pegawai Kabupaten Sindupraja).

Bab IV, dalam bab ini membahas mengenai peranan Kabupaten Karti

Praja bagi perkembangan Praja Mangkunegaran yang mencakup pembangunan

bidang infrastruktur, sosial, kesehatan, ekonomi yang berupa pembangunan jalan,

jembatan, sarana irigasi, taman kota, gedung-gedung, rumah sakit/poliklinik,

pasar, pancuran dan wc/kakus umum.

Bab V, dalam bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan.

Page 37: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

BAB II

GAMBARAN UMUM PRAJA MANGKUNEGARAN

A. Sejarah Mangkunegaran

Kekacauan politik yang melanda kerajaan Mataram pada pertengahan abad

18 menimbulkan banyak pemberontakan dan peperangan yang terjadi di pusat-

pusat pemerintahan ataupun di daerah-daerah. Persaingan politik antar kerabat

kerajaan dan adanya dominasi kekuatan asing (VOC) menjadi penyebab

keruntuhan Mataram dan munculnya kerajaan-kerajaan baru yang saling

memperebutkan hak waris Mataram.1

Perlawanan R.M Said merupakan perlawanan terbesar dan penyebab

lahirnya kerajaan Mangkunegaran. Perlawanannya ini merupakan wujud dari rasa

kecewa dalam dirinya karena merasa diberlakukan tidak adil sebagai putra tertua

dari seorang Pangeran yang seharusnya dapat menggantikan kedudukan ayahnya.

Perlawananya tidak dapat diatasi oleh Kasunanan, Kasultanan, maupun pihak

kompeni. Pada tanggal 17 Maret 1757 membuahkan perjanjian yang dikenal

dengan perjanjian Salatiga. Perjanjian ini mengatur pembentukan wilayah otonom

baru yang bernama Mangkunegaran. Adapun isi perjanjian tersebut adalah:

1. R.M Said diangkat menjadi Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Haryo

Mangkunegaran yang kedudukannya dibawah Sunan Paku Buwono III

di Surakarta.

1 G. Moedjanto, 1987. Konsep Kekuasaan Jawa, Penerapannya Oleh Raja-raja Mataram.

Yogyakarta: Kanisius, halaman 28.

19

Page 38: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

20

2. Kangjeng Pangeran Adipati Haryo Mangkunegaran berkedudukan

setingkat dibawah Putra Mahkota dan berhak mengadakan upacara

maupun pengenaan atribut kebesaran yang lebih mewah dibanding

prajurit lainnya.

3. Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkunegara berhak atas wilayah

sebesar 4000 karya yang meliputi Nglaroh, Keduwang, Matesih, dan

Gunung Kidul.

4. Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkunegara berkedudukan di

Surakarta.2

R.M Said diangkat menjadi Pangeran Miji (terpilih) dengan gelar

Pangeran Adipati Mangkunegara dengan hak-hak istimewa yang kedudukannya

dekat dengan raja dan sedikit lebih rendah dari putra mahkota. Mangkunegaran

merupakan wilayah otonom yang pengakuannya berada dibawah kekuasaan

Kasunanan. Kasunanan tidak dapat mencampuri urusan dalam Praja

Mangkunegaran dan Kasunanan hanya berwenang ketika Mangkunegaran

mempunyai hubungan atau kepentingan di wilayah Kasunanan dan Kasunananlah

yang berhak menentukan keputusan dalam hubungannya dengan Mangkunegaran.

Hubungan Mangkunegaran terhadap Sunan sebagai Pangeran Miji

sementara hubungan Mangkunegaran dengan kompeni sebagai Pangeran

Amardika yang berarti terlepas dari urusan campur tangan Belanda. Untuk

memperkokoh kedudukan R.M Said, Susuhunan menyerahkan kompleks

bangunan milik bekas patih dan memberikan wilayah kekuasaan yang sebagian

besar merupakan daerah rampasan R.M Said pada masa perjuangannya.

2 Krisnina Maharani A. Tandjung. 2007. 250 tahun Pura Mangkunegaran. Jakarta:

Yayasan Warna warni Indonesia. halaman 21.

Page 39: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

21

Praja Mangkunegaran merupakan salah satu bagian dari empat swapraja

yang ada di Jawa Tengah. Wilayah Mangkunegaran terletak dibagian timur dan

utara Surakarta, juga sebagian terletak di wilayah Kasunanan dan Kasultanan.

Wilayah Mangkunegaran disebut sebagai desa Babok. Desa Babok merupakan

tanah-tanah atau wilayah permulaan dari Praja Mangkunegaran. 3

Luas wilayah

Mangkunegaran ketika berdiri sebesar 4000 cacah yang terdiri dari 2000 cacah di

Keduwang dan 2000 cacah lainya terletak di Nglaroh (Wonogiri), Matesih, dan

Gunung Kidul.4 Wilayah Praja Mangkunegaran terus mengalami perubahan dan

perkembangan sejak berdirinya kerajaan itu. Dengan berdirinya Mangkunegaran

dan diberikannya tanah Kasunanan kepada Pangeran Mangkunegara, maka dapat

dikatakan bahwa politik memecah belah yang dilakukan oleh Belanda cukup

mempersempit kekuasaan kerajaan. Politik ini mempersulit perorganisasian

kekuatan kerajaan-kerajaan di Swapraja, politik ini menguntungkan Belanda

karena kekuatan kerajaan di Swapraja dapat dikendaliakan.

3 Sutrisno Adiwardoyo, 1974. ”Pertumbuhan Kadipaten Mangkunegaran Sampai

Masuknya Ke Provinsi Jawa Tengah”. Skripsi IKIP Surakarta. halaman 28.

4 G.P. Rouffaer Vorstenlanden. Terjemahan: R.Tg. Muhammad Pringgokusumo. 1979.

Swapraja. Surakarta: Reksa Pustaka. halaman 6

Page 40: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

22

Tabel I.

Desa Babok Mangkunegaran dalam Perjanjian Salatiga 1757

Nama Daerah Jumlah (Jung)

Keduwang

Laroh

Matesih

Wiraka

Haribaya

Hanggabayan

Sembuyan

Gunung Kidul

Pajang (sebelah selatan jalan besar Surakarta-Kartosura)

Pajang (sebelah utara jalan besar Surakarta-Kartosura)

Mataram (pertengahan Yogyakarta)

Kedu

141

115,5

218

60,5

82,5

25

133

71,5

58,5

64,5

1

8,5

Jumlah 975,5

Sumber: Pringgodigdo, op.cit. hal 10 dan Rouffaer, op.cit. halaman 6.

Menurut Wasino, wilayah dan batas-batas Praja Mangkunegaran yang

didasarkan perjanjian Salatiga (tabel I) di atas itu memang kurang jelas. Hal ini

dikarenakan, surat perjanjiannya sendiri hilang dan tidak dapat ditemukan. Jadi,

data-data mengenai wilayah Mangkunegaran yang dikemukakan oleh Rouffaer

dan Pringgadigdo di atas hanyalah perkiraan saja.5

Hubungan kerjasama dengan kekuatan asing memberikan keuntungan

lebih bagi Mangkunegaran. Daerah Mangkunegaran diperluas dan Pangeran

Mangkunegara memperoleh kebebasan lebih. Bertambahnya wilayah

5 Wasino, 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran

(Akhir Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. halaman

51.

Page 41: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

23

Mangkunegaran pada tahun 1813 atas usaha dan dukungannya terhadap

kekuasaan asing dalam perang melawan Kasultanan di bawah Hamengkubuwono

II dan Perang Diponegoro memberikan wilayah tambahan sebesar 1000 cacah dan

untuk mengatasi persekutuan antara Sunan dan Sultan melawan kekuasaan asing

(Inggris)6 didirikanlah kerajaan Pakualaman pada 7 Maret 1813 dengan

mengambil tanah dari Kasultanan dengan menunjuk Yogyakarta sebagai tempat

istananya sebagaimana kerajaan Mangkunegaran di Surakarta.7 Tahun 1830

mendapat tambahan 500 cacah, itu juga mengambil wilayah Yogyakarta, karena

Mangkunegara II pada waktu perang Diponegoro telah menduduki daerah

Sukowati yang masuk daerah Kasultanan.8 Wilayah Mangkunegaran seluruhnya

5500 cacah dalam hal ini mendekati luas wilayah Kasunanan dan Kasultanan dan

terlaksananya rencana pemerintah kolonial dalam mencegah terjadinya konflik

besar di Jawa yang hampir seluruhnya disebabkan oleh keterlibatan para

bangsawan Jawa.9 Pada tahun 1830 itu pula ditetapkannya batas-batas dari

keempat kerajaan itu. Wilayah Mangkunegaran pada tahun 1900 mengalami

perubahan yaitu penukaran tanah Mangkunegaran dengan tanah Kasunanan,

dengan tujuan untuk menghindari adanya enclave.10

6 Kekuasaan Inggris dari tahun 1811 – 1816.

7 Th. M. Metz, 1939. Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Surakarta: Reksa

Pustaka. halaman 1.

8 G.P. Rouffaer, Op.cit. halaman 9.

9 Vincent J. Houben. Keraton dan Kompeni, Surakarta dan Yogyakarta 1830 – 1870.

Terjemahan: E. Setyowati Alkhatab. 2002. Yogyakarta: Bentang Budaya. halaman 184 .

10

Enclave adalah tanah yang terkurung oleh wilayah lain. Lihat juga Th. M. Metz, Op.cit.

halaman 2.

Page 42: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

24

Berakhirnya perang Diponegoro memberikan masa damai yang panjang

dan meluasnya pengaruh kapitalisasi pertanian di wilayah kerajaan yang memberi

pengaruh yang mendalam dalam kelanjutan politik Mangkunegaran. Kekuatan

modal swasta dan sistem sewa di tanah kerajaan sangat mempengaruhi kehidupan

kaum bangsawan di wilayah kerajaan.

Para penguasa Mangkunegaran berhasil mendirikan kerajaan yang kuat

karena kemampuannya dengan dibuktikan adanya penerus-penerus kekuasaan

yang mampu melanjutkan eksistensi pemerintahan kerajaan Mangkunegaran.

Adapun raja-raja yang ikut andil dalam pembentukan pemerintahan

Mangkunegaran:

1. Masa Strukturisasi Praja Mangkunegaran

Strukturisasi berasal dari kata dasar struktur. Istilah struktur berasal dari

bahasa Latin struere yang berarti mendirikan atau membangun. Oleh karena itu,

masa strukturisasi Praja Mangkunegaran merupakan proses pembentukan Praja

Mangkunegaran dari urusan berdirinya Praja, pembangunan sampai penataan

struktur-struktur intern di kerajaan. Adapun penguasa yang kedudukannya sangat

penting pada masa ini adalah Mangkunegara I sebagai penguasa pertama

sekaligus pendiri dari Praja Mangkunegaran sebagai hasil dari perjuangannya

selama 16 tahun. Mangkunegara I sebelum dinobatkan bernama Raden Mas Said.

Ia merupakan cucu dari Sunan Amangkurat IV dari Mataram. Acte Van Verband

merupakan dasar pengangkatan raja yang didalamnya berisi hak-hak yang

diberikan oleh Sunan Pakubuwono III kepada Mangkunegara I. Sebelum

Mangkunegara I wafat, dirinya meninggalkan pesan bahwa calon penggantinya

harus berasal dari keturunannya.

Page 43: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

25

Mangkunegara II (1796-1835), menjadi penguasa dengan gelar Kangjeng

Gusti Pangeran Adipati Haryo Mangkunegara II menggantikan Mangkunegara I.

Pada masa pemerintahannya, disamping mengelola di bidang ketataprajaan, beliau

menjalin hubungan erat dengan kekuasaan asing yang dibuktikan adanya

kerjasama Mangkunegara II dalam memadamkan pemberontakan-pemberontakan

di daerah ataupun diluar daerah. Hasilnya wilayah kerajaan Mangkunegaran

diperluas lagi yang semula luasnya 4000 cacah menjadi 5500 cacah.11

Mangkunegara III ( 1835-1853) adalah seorang putera dari seorang puteri

Mangkunegara II, dengan gelar jabatan Pangeran Adipati Ario Prangwedana dan

tahun 1842 memperoleh gelar Mangkunegara. Acte Van Verband pada

penobatannya tidak disebutkan lagi adanya upacara tertentu hanya memuat bahwa

penobatannya diberikan atas kebaikan dari pemerintah Hindia Belanda dan hanya

sepengetahuan Sunan. Mangkunegara III diangkat dan dinobatkan sebagai

pengganti Mangkunegara II dan mendapatkan hak untuk menguasai wilayah

seluas 5500 cacah dan siap melayani pemerintah Hindia Belanda.12

Pemerintahan

masa Mangkunegara III tepusat pada penertiban organisasi ketataprajaan dan

peningkatan kegiatan bekerja di kalangan masyarakat.

2. Masa Modernisasi Praja Mangkunegaran

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang

bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju

kepada suatu masyarakat yang modern. Jadi masa modernisasi Praja

Mangkunegaran merupakan suatu proses perubahan sosial dimana seluruh

11

G.P. Rouffaer, Op.cit. halaman 28.

12

Th. M. Metz, Op.cit. halaman 5.

Page 44: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

26

masyarakat Praja yang sedang memperbaharui identitasnya dengan berusaha

mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat modern

dengan tujuan mewujudkan masyarakat Praja yang maju atau modern sesuai

dengan situasi dan kondisi.

Modernisasi sebenarnya identik dengan menghasilkan sesuatu yang lebih

baik dari kondisi sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh penguasa selanjutnya, yakni

Mangkunegara IV (1853-1881), putera dari Mangkunegara II yang lebih muda.

Mangkunegara IV membuat terobosan yang mengindikasikan adanya kemajuan

Praja. Usaha yang dilakukannya adalah pendirian pabrik Gula Tasikmadu dan

Colomadu serta usaha pengadaan usaha mendirikan perkebunan-perkebunan di

Praja Mangkunegaran. Mangkunegara IV melakukan terobosan modern dengan

tujuan ingin memperkuat ekonomi Praja dan mengharapkan suatu acuan baru

untuk perusahaan yang didirikannya.13

Kebijakannya ini sebagai tindak lanjut atas

kebijakan dari pemerintah dan sebagai pandangan ekonomis sekaligus cikal bakal

kerajaan bisnis Pura Mangkunegaran, hal ini sehubungan dengan adanya

kebijakan politik dari pemerintah Kolonial tentang Cultuurstelsel dan penanaman

perkebunan tebu yang ada di Jawa. Kesempatan peluang bisnis inipun tidak disia-

siakan Mangkunegara IV.

Kegemilangan Praja Mangkunegaran dalam pertumbuhan ekonomi

tersendat oleh kematian Mangkunegara IV. Mangkunegara V (1881-1896),

sebagai pengganti penguasa wilayah Praja merupakan putra dari Mangkunegara

IV. Mangkunegara V merupakan pemimpin yang kurang cakap sehingga nyaris

membawa Praja Mangkunegaran jatuh dalam kebangkrutan dan menyebabkan

13

G. P. Rouffaer, Op. Cit, halaman 29.

Page 45: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

27

intervensi keuangan oleh kolonial. Hal itu membuat kondisi keuangan Praja

sangat menderita dan adanya krisis ekonomi (1875-1890) yang diikuti dengan

penurunan harga-harga hasil perkebunan menambah semakin terpuruknya Praja

Mangkunegaran pada saat itu.14

Usaha untuk mengatasi kondisi tersebut

Mangkunegara V terpaksa menggadaikan tanah tambak Terbaya dan persil

Pindrikan, di Semarang.15

Hasil penggadaian tanah-tanah itu pun juga belum

dapat merubah keadaan para pegawai ataupun keluarga Mangkunegaran. Usaha

lain adalah dilakukannya pengurangan jumlah pegawai, dengan harapan untuk

meringankan beban penggajian para pegawai lainnya.

Ketika awal tahun 1888 Gubernur Jenderal Mr. Cornelius Peinekar

Herdeik berkunjung ke Mangkunegaran, beliau mengetahui benar kerusakan Praja

Mangkunegaran dan selanjutnya memerintahkan Asisten Residen di Surakarta

yang bernama Lange beserta Sekretaris bernama Rosenayer dengan surat

keputusan tanggal 4 Maret 1888 untuk membenahi perekonomian Praja

Mangkunegaran. Selain itu, pemerintah Belanda memberikan pinjaman uang

sebesar dua juta rupiah yang digunakan untuk gaji para keluarga

Mangkunegaran.16

Mangkunegara VI (1896-1916) sebagai penguasa pengganti merupakan

saudara dari Mangkunegara V. Pada masa pemerintahannya, Praja

Mangkunegaran sudah berdiri lepas dari Kraton dan Susuhunan Surakarta dan

hilang pula kewajiban Pangeran untuk mengabdi kepada keraton yang dimuat di

14

Ibid. halaman 6.

15

Suwaji Bustomi, 1997. Karya-Karya Budaya KGPAA Mangkunegara I – VIII. IKIP

Semarang. halaman. 72

16

Ibid. halaman 72-73.

Page 46: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

28

dalam Acte van Verband. Usaha Mangkunegara VI di dalam perbaikan ekonomi

Praja Mangkunegaran mengalami keberhasilan. Beliau dengan sifat hemat dan

hidup sederhananya mampu mebereskan keuangan Praja dan mampu

mengembalikan pinjaman kepada pemerintah Belanda. Keuangan Praja

mengalami kemajuan sehingga penghasilan bisa dinaikkan. Mangkunegara VI

lebih memilih segala macam kelebihan uang dikembalikan ke Kas Praja dan pada

tahun 1916 raja turun tahta atas kemauannya sendiri.17

Raden Mas Soeparto putera ketiga Raja Mangkunegara V, melanjutkan

masa pemerintahan yang ditinggalkan. Raden Mas Soeparto lahir tahun 1885 naik

tahta sebagai Pangeran Adipati Ario Prabu Prangwedana dan tahun 1924

dinobatkan dengan gelar Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII. Pada saat

acara penobatan Mangkunegara VII, Residen Nieuwenhuys selaku wakil

pemerintahan pada waktu itu, menekankan dengan penobatan itu ingin

membuktikan betapa baiknya pemerintahan Mangkunegara VII. Seorang Adipati

yang harus menjadi teladan baik bagi rakyatnya.18

Mangkunegara VII

memusatkan perhatian pada kehidupan dan kesejahteraan rakyat kecil. Adanya

perubahan tradisi membuktikan modernitas kepemimpinan Praja Mangkunegaran

yang berlanjut dan memasuki masa keemasan oleh kepemimpinan Mangkunegara

VII dengan masa pemerintahannya yang spektakuler.

17

Th. M. Metz, Op.cit. halaman 7.

18

Ibid. hal 8. lihat juga Suwaji Bustomi, Op.cit. halaman 93.

Page 47: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

29

B. Kondisi Geografis Praja Mangkunegaran

1. Wilayah Praja Mangkunegaran Pada Masa Mangkunegara VII

Wilayah Mangkunegaran terletak di tanah Swapraja, yang dahulu

merupakan bagian dari kerajaan Mataram bersama-sama dengan Kasunanan

Surakarta, Kasultanan dan Pakualaman Yogyakarta.19

Mangkunegaran merupakan

sebuah kerajaan kecil yang terletak di Karesidenan Surakarta.Praja

Mangkunegaran menempati wilayah bagian utara dan timur Karesidenan

Surakarta. Secara keseluruhan luas wilayah Mangkunegaran adalah kurang lebih

2.815,14 km². Perbandingan luas wilayah dari keempat Swapraja di Jawa Tengah

itu dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel II.

Perbandingan Luas Wilayah Swapraja

No Nama Swapraja Luas Wilayah

1

2

3

4

Kasunanan Surakarta

Kasultanan Yogyakarta

Pura Mangkunegaran

Pura Paku Alaman

3.237.50 Km²

3.049.81 Km²

2.815.14 Km²

122.50 Km²

Sumber: T.H. M. Metz, 1939. “Mangkoe-nagaran: Analyse van een Javaanasch

Vorstendom”.Terjemahan: R. Tg. Muhammad Husodo Pringgokusumo, 1987. “Mangkunegaran:

Analisis Sebuah Kerajaan Di Jawa”. Mangkunegaran: Reksa Pustaka, halaman 15.

Berdasarkan tabel II di atas, ibukota Mangkunegaran tidak terlalu luas jika

dibandingkan dengan Kasunanan Surakarta. Ibukota Mangkunegaran hanya

19

Darsiti Soeratman,1989. Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830 – 1939. Yogyakarta:

Taman Siswa. halaman. 1.

Page 48: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

30

seperlima dari Karesidenan Surakarta, sedangkan empat perlimanya merupakan

ibukota Kasunanan Surakarta.20

Di Karesidenan Yogyakarta, sebagian besar

wilayahnya milik Kasultanan Yogyakarta hanya sebuah wilayah kecil yang

terletak disebelah barat daya dan sebuah enclave disekitar istananya merupakan

wilayah Paku Alaman.21

Jika dibandingkan dengan wilayah Paku Alaman,

wilayah Mangkunegaran lebih luas. Apabila dilihat dari kesuburan tanahnya, Praja

Mangkunegaran memiliki tingkat kesuburan tanah yang buruk.

Wilayah Mangkunegaran meliputi lereng barat dan selatan Gunung Lawu,

dan meluas sampai daerah hulu Sungai Bengawan Solo menuju Gunung Kidul.

Bagian selatan dari wilayah Mangkunegaran ini membentang pada bagian timur

Gunung Lawu yang tandus hingga Samudra Hindia.22

Di sebelah barat laut

wilayah Praja Mangkunegaran membentang dari dataran rendah Bengawan Solo

sampai pada ujung kaki gunung Merapi dan Merbabu yang keduanya memiliki

tanah yang sangat subur.

Istana atau Pura Mangkunegaran dikelilingi oleh bangunan tembok seluas

± 10.000 m², terletak di sebelah barat laut Keraton Surakarta. Di dalamnya

terdapat halaman untuk tempat latihan Legiun (pamedan) dan sebuah kompleks

yang terdiri dari bangunan yang menarik dan terpelihara dengan baik berupa

kantor, pendopo untuk pertemuan umum, dan tempat kediaman Pangeran beserta

20

Darsiti Soeratman, Op.cit., halaman 2.

21

G.D Larson, 1990. Masa Menjelang Revolusi, Kraton dan Kehidupan Politik di

Surakarta 1912-1942. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. halaman 1.

22

Wasino,1996. “Politik Etis dan Modernisasi Pendidikan di Mangkunegaran (1900-

1945)”. Laporan Penelitian Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Institut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Semarang. halaman 30.

Page 49: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

31

keluarganya. Di luar kompleks adalah perkampungan dan rumah-rumah pegawai

termasuk anggota Legiun.23

Letak antara keraton Surakarta, Istana Mangkunegaran, rumah Residen,

dan kepatihan tidak berjauhan. Benteng Vastenburg dibangun berdekatan dengan

keraton dan rumah Residen. Jarak antara Keraton dan Istana Mangkunegaran tidak

berjauhan keduanya hanya dibatasi dengan jalan raya Slamet Riyadi (sekarang)

dan jalan kereta api pada waktu itu. Praja Mangkunegaran terletak di sebelah utara

jalan kereta api dan Kasunanan Surakarta terletak di sebelah selatannya.24

Perkembangan suatu wilayah biasanya mencakup unsur-unsur seperti keluasan,

kepadatan, heterogenitas, sosial, pasar, fungsi administratif, sumber kehidupan,

dan unsur budaya yang membedakan kelompok sosial yang lain. Karakteristik

wilayah dapat dilihat dari komunikasi yang cepat, transportasi yang efisien,

persedian fasilitas sanitasi yang memadai, juga tingkat pendidikan dan aktivitas

ekonomi yang berjalan baik dan lancar.

Wilayah administrasi merupakan wilayah yang menjadi pusat kegiatan

dalam mengatur pemerintahan. Pembagian wilayah administrasi Praja

Mangkunegaran mengalami beberapa perubahan, hal ini dilakukan untuk

mempermudah dalam pengelolaan wilayah tersebut untuk kemajuan dan

kemakmuran Praja Mangkunegaran. Pada masa pemerintahan Mangkunegoro III

perubahan terjadi untuk pertama kalinya, pada tahun 1847 Praja Mangkunegaran

dibagi atas tiga daerah Onderregentschap, yaitu: Wonogiri (meliputi Laroh,

Hanggabayan, dan Keduwang), Karanganyar (meliputi Sukawati, Matesih, dan

23

Dwi Ratna Nurhajarini, dkk. 1999. Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. halaman 10.

24

Darsiti Soeratman, Op.cit. halaman 3.

Page 50: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

32

Haribaya), dan Malangjiwan.25

Di tahun 1875, perubahan kembali dilakukan

untuk yang kedua kalinya, yaitu dengan penghapusan Onderregentschap

Malangjiwan dan kemudian dibentuk Onderregentschap Baturetno yang

wilayahnya meliputi tanah Wiraka dan Sembuyan. Dengan demikian pada masa

pemerintahan Mangkunegoro IV, Praja Mangkunegaran dibagi menjadi tiga

wilayah admistrasi yaitu: Wonogiri, Karanganyar, dan Baturetno.26

Perubahan pembagian wilayah dilakukan lagi pada tahun 1891 masa

pemerintahan Mangkunegoro V. Onderregentschap Baturetno dihapuskan dan

wilayahnya digabungkan dengan Onderregentschap Wonogiri.27

Pada tahun 1903

di bawah pemerintahan Mangkunegoro VI terjadi perubahan wilayah yang

keempat kalinya, yaitu dibentuk Onderregentschap Kota Mangkunegaran. Dengan

demikian daerah Praja Mangkunegaran terbagi menjadi tiga wilayah administrasi

yaitu: Kota Mangkunegaran, Wonogiri, Karanganyar, dan ditambah Enclave

Ngawen.28

Pada masa awal pemerintahan Mangkunegoro VII wilayah administrasi

Praja Mangkunegaran tetap menjadi tiga wilayah, tetapi di tahun 1929 terjadi

perubahan wilayah administrasi lagi yang dilakukan dalam rangka penghematan.

Hal itu dilakukan oleh Mangkunegoro VII dikarenakan pada saat itu dampak-

dampak krisis ekonomi yang terjadi di seluruh penjuru dunia sudah mulai

25

Sutrisno Adiwardoyo, op.cit. halaman 30

26

Daryadi, 2009, “Pembangunan Perkampungan di Kota Mangkunegaran Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII”, Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta. halaman 25.

27

Wasino, 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran

(Akhir Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis Universitas Gajah Mada Yogyakarta. halaman

54 28

Daerah Onderregentschap disebut daerah Kabupaten. Rijksblad Mangkunegaran Tahun

1917 No. 331.

Page 51: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

33

dirasakan oleh Praja Mangkunegaran. Oleh karena itu Mangkunegoro VII

menghapus Kabupaten Kota Mangkunegaran, dan wilayahnya dimasukkan ke

wilayah Kabupaten Karanganyar. Perubahan itu tidak berlangsung lama, setahun

kemudian diadakan perubahan lagi yaitu penghidupan lagi Kabupaten Kota

Mangkunegaran. Bekas daerah Kabupaten Karanganyar menjadi daerah

Kabupaten Kota Mangkunegaran.29

Pada tahun 1930 wilayah administrasi Praja Mangkunegaran menjadi dua

wilayah yaitu: Kabupaten Kota Mangkunegaran (meliputi Kawedanan Kota

Mangkunegaran, Kawedanan Karanganyar, Kawedanan Karang Pandan,

Kawedanan Jumapolo) dan Kabupaten Wonogiri (meliputi Kawedanan Wonogiri,

Kawedanan Jatisrono, Kawedanan Wuryantoro, Kawedanan Baturetno).

Istana Mangkunegaran sebagai pusat bagi berkembangnya Praja. Daerah

yang berada diluar istana dalam perkembangannya secara konsentris harus

mengikuti seperti yang ada di pusat yaitu istana. Jadi Praja Mangkunegaran

merupakan pola dasar dan kerangka acuan bagi wilayah yang berada jauh di luar

istana.

2. Struktur Penduduk di Praja Mangkunegaran Pada Masa

Mangkunegara VII

Raffles dalam pemerintahannya (1811-1816), memperhitungkan bahwa

penduduk pulau Jawa sebanyak 4,5 juta jiwa. Menurut sensus penduduk sekitar

tahun 1930 pertambahan penduduk pulau Jawa telah berjumlah 40 juta jiwa.30

Pertumbuhan penduduk tidak semata-mata tergantung pada masalah ekologis dan

29

Sutrisno Adiwardoyo, op.cit. halaman 31.

30

Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia V.

Jakarta: Balai Pustaka. halaman 97.

Page 52: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

34

alamiah serta perkembangan teknologi saja, terlibat pula faktor-faktor sosial-

ekonomi lainnya seperti kesehatan, keamanan, dan sebagainya. Semua ini

tentunya terpusat pada masalah perbandingan antara kematian dan kelahiran.

Tabel III. Sensus penduduk wilayah Mangkunegaran (Kota

Mangkunegaran, Wonogiri, Ngawen) tahun 1930

No. Golongan / Etnik

(laki-laki dan perempuan)

Jumlah Penduduk

1.

2.

3.

Golongan Bumi Putera

Golongan Eropa

Golongan Asia

902.780 jiwa

1.270 jiwa

4.268 jiwa

Jumlah 908.318 jiwa

Sumber: T.H. M. Metz, 1939. “Mangkoe-nagaran: Analyse van een Javaanasch Vorstendom”.

Terjemahan: R. Tg. Muhammad Husodo Pringgokusumo, 1987. Mangkunegaran: Reksa Pustaka,

halaman 15.

Pertumbuhan penduduk juga terjadi di daerah Mangkunegaran salah satu

daerah Swapraja yang wilayahnya tergolong cukup luas diantara daerah Swapraja

lainnya. Berdasarkan sensus tahun 1930 (tabel III), menjelaskan jumlah penduduk

Mangkunegaran secara keseluruhan adalah 908.318 jiwa.31

Jumlah penduduk

tersebut tersebar di seluruh wilayah Praja Mangkunegaran. Awal abad XX,

tercatat Praja Mangkunegaran mempunyai wilayah dari arah utara ke selatan.

Bagian tengah merupakan kota lama yang didiami oleh beberapa etnik yang

tinggal di wilayah tersebut antara lain etnik Jawa, Arab, Cina, dan Eropa yang

semuanya menempati daerah secara terpisah.32

31

Wasino.1996. op.cit. halaman 31.

32

Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Op.cit.halaman 25.

Page 53: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

35

Perkampungan orang-orang Eropa yang meliputi rumah Residen, kantor-

kantor, gereja, gedung pertunjukan, gedung-gedung sekolah, toko-toko dan

benteng Vastenburg berkedudukan sebagai pusatnya. Perkampungan orang Eropa

atau Belanda di sekitar benteng terletak di daerah Loji Wetan, dengan ditandai

bangunan yang berbentuk Loji dan menggunakan batu bata. Istana Mangkunegara

terletak di sebelah selatan Kali Pepe. Perkampungan orang-orang Eropa atau

Belanda di kota Mangkunegaran didaerah sebelah utara Pamedan dinamakan

Villapark. Villapark merupakan kampung Belanda yang didalamnya memiliki

perencanaan infrastruktur yang baik, sehingga kampung tersebut mempunyai

sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduknya.

Perkampungan antar etnik lain dipisahkan berdasarkan diskriminasi ras.

Namun pada perkembangan berikutnya kota tidak lagi membagi berdasarkan ras

(etnis). Dengan adanya pembangunan perumahan, perbaikan ekonomi, mobilitas

sosial masyarakat pribumi, telah menjurus pada pemisahan pemukiman

berdasarkan kelas sosial. Daerah etnik diurus oleh orang yang di ambil dari ras

yang sama. Penunjukan kampung Pecinan untuk orang-orang Cina yang terletak

di sekitar Pasar Gedhe. Demikian pula halnya dengan orang-orang Arab, mereka

diberi wilayah di sekitar Pasar Kliwon dengan pengurus seorang Arab dengan

pangkat Kapten. Perkampungan untuk penduduk pribumi berpencar diseluruh

kota. Selama pemerintahan Kolonial Belanda struktur sosial dari orang-orang

Eropa (terutama orang Belanda) merupakan status teratas dalam masyarakat.

Orang-orang Indo dan Timur Asing menduduki status menengah, dan orang-orang

Pribumi (bangsawan maupun rakyat kebanyakan) merupakan kelas terbawah.

Page 54: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

36

Stuktur sosial ini juga berlaku di seluruh daerah kekuasaan Kolonial Belanda,

termasuk daerah Praja Mangkunegaran.

Penduduk Praja Mangkunegaran seperti halnya dengan penduduk Jawa

Tengah dan sebagian besar Jawa Timur mayoritas berasal dari suku Jawa, dan

beragama Islam hal ini sesuai dengan corak kerajaan yang ada di Jawa yaitu

kerajaan Islam. Stratifikasi sosial masyarakat Surakarta secara hierarki terbagi

dalam tiga kelompok sosial yaitu:

1. Sentana Dalem, meliputi raja dan keluarga raja.

2. Abdi Dalem, meliputi pegawai dan pejabat kerajaan.

3. Kawula Dalem, meliputi rakyat biasa.33

Untuk menentukan posisi seseorang berada dalam kelompok sosial

tertentu diperlukan dua kriteria. Pertama, prinsip kebangsawanan yang ditentukan

oleh hubungan darah seorang dengan penguasa. Kedua, posisi seseorang dalam

hirarki birokrasi. Seseorang yang mempunyai kriteria-kriteria tersebut dianggap

termasuk golongan elit. Mereka yang diluar golongan itu dianggap sebagai rakyat

kebanyakan.34

Struktur penduduk di wilayah kota Mangkunegaran di bagi menjadi

empat golongan dan memiliki peranan masing-masing, yakni: (1) Golongan

Bangsawan (Kasatriyan) terdiri dari Adipati Mangkunegoro, putera, menantu,

dan ipar Mangkunegoro, serta Sentana Dalem, (2) Golongan Pegawai Sipil

(Narapraja) terdiri dari Patih, para wedana dari berbagai departeman, para mantri

dari berbagai kemantren, dan para pegawai rendahan atau priyayi rendahan, (3)

Golongan Militer (Wirapraja) berdasarkan atas tingkat kepangkatan seseorang

33

Dwi Ratna Nurhajarini, dkk. Op.Cit. halaman 28.

34

Ibid.

Page 55: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

37

yaitu opsir dan bawahan. Opsir terdiri dari seseorang yang berpangkat mayor

sampai kolonel, dan letnan sampai kapten. Bawahan meliputi sersan sampai

ajudan opsir bawah, dan fusiler sampai dengan kopral atau anak buah, dan (4)

Rakyat (Kawula) terdiri dari tukang-tukang, buruh industri perkebunan, tukang

cukur, pedagang, dan sebagian besar adalah petani .35

Struktur penduduk itu juga

terdapat di daerah-daerah lain di Praja Mangkunegaran.

C. Lingkungan Fisik Istana Mangkunegaran

Praja Mangkunegaran dibangun pada masa Mangkunegara I, sebagai

wujud hasil perjuangannya melawan pemerintah Kompeni Belanda. Pendirian

keraton Mangkunegaran merupakan konsep mengenai pusat kekuatan kosmis

yang dikelilingi oleh kekuatan makhluk hidup dan unsur alam semesta. Keraton

didirikan berdasarkan “pangolahing budi”, yaitu pakarti lahiriyah dan pakarti

batiniyah. Pakarti lahiriyah mengandung tuntunan bahwa manusia hidup dalam

tingkah laku serta ucapan yang tidak menyimpang dari budi luhur. Pakarti

batiniyah yakni dengan cara semedi, meditasi, atau bertapa untuk mendekatkan

diri dengan Tuhan. Hasil dari pangolahing budi disebut dengan budaya. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa budaya keraton merupakan tuntunan hidup

berdasarkan pangolahing budi.36

Filsafat politik Jawa menjelaskan bahwa negara

paling padat di pusat ibukota dan kekuatan raja memancar sampai ke desa-desa.

Kekuatan itu ada karena seluruh kekuatan menjaga keraton dan kekuatan

memberikan perlindungan serta memberi keselamatan pada para penghuninya.

35 Th. M. Metz, op.cit. halaman 17.

36

Daryadi, Op.Cit. halaman 65, lihat juga, Yosodipuro, 1994. Keraton Surakarta

Hadiningrat. Surakarta: Makradata. halaman 2.

Page 56: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

38

Pura Mangkunegaran memiliki dua bangunan, yaitu bangunan utama

berupa joglo atau limasan dan bangunan disekelilingnya didirikan berdasarkan

arsitektur Belanda. Bangunan kedua digunakan sebagai asrama tentara kavaleri.

Bangunan yang ada di Pura Mangkunegaran, antara lain:

1. Pamedan yaitu halaman luas yang berfungsi sebagi tempat latihan militer

legiun Mangkunegaran.

2. Reksa Wahana yaitu sebagai tempat menyimpan kereta-kereta dan

memelihara kuda, terletak di sebelah kanan pamedan.

3. Pendopo Ageng yang terletak di tengah-tengah bangunan utama dan

merupakan tempat pertunjukan kesenian, menyimpan gamelan, dan

terutama sebagai tempat jamuan dan upacara-upacara resmi.

4. Pringgitan yang disebut juga sebagai beranda dalem, yang letaknya lebih

tinggi dari pendopo. Pringgitan ini berbentuk kutuk ngambang dan sering

dipakai untuk pertunjukan wayang, tetapi fungsi utamanya sebagai tempat

menerima tamu.

5. Panetan merupakan jalan bagi kereta tamu dan terletak diantara pendopo

dengan pringgitan.

6. Dalem Ageng yaitu bangunan yang terletak di sebelah dalam pringgitan,

merupakan tempat diadakannya upacara-upacara resmi.

7. Dimpil merupakan tempat pemujaan nenek moyang dan menyimpan

pusaka.

8. Bale Warni merupakan tempat tinggal permaisuri dan putri-putrinya.

9. Pracimasana merupakan tempat untuk menerima tamu sehari-hari dan

tempat tinggal keluarga Pura Mangkunegaran.

Page 57: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

39

10. Bale Peni merupakan tempat tinggal Mangkunegoro dan menerima tamu

laki-laki.

11. Purwosana yang terletak diseputar bale warni dan bale peni merupakan

tempat tinggal para wanita yang mempunyai hubungan keluarga dengan

Mangkunegoro yang sudah memerintah.

12. Panti Putra yaitu tempat tinggal putra-putra yang masih ada hubungan

keluarga dengan Mangkunegoro.

13. Prangwedanan merupakan tempat tinggal putra mahkota calon pengganti

Mangkunegoro yang sedang memerintah. Letaknya diantara perkantoran

mandrapura dan panti putra.

14. Mandrapura merupakan perkantoran dimana semua pekerjaan yang

berhubungan dengan penataan dan pengaturan administrasi. Letaknya

diantara timur dan barat pendopo.

15. Reksa Pustaka yaitu perpustakaan yang terletak di sebelah timur pendopo.

Page 58: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

BAB III

KABUPATEN KARTI PRAJA MASA MANGKUNEGARA VII

A. Riwayat Hidup Mangkunegara VII

1. Masa Kanak-kanak hingga Dewasa

Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A) Mangkunegara VII

yang pada masa kecilnya bernama Bendara Raden Mas (B.R.M) Soeryo Soeparto

adalah anak yang ketujuh dan putra yang ketiga dari Mangkunegara V. BRM

Soeryo Soeparto dilahirkan dari rahim seorang garwa ampil yang bernama R.R

Poernamaningrum pada tanggal 12 November 1885.1 Ia dilahirkan didalam

lingkungan bangunan Istana Mangkunegaran yang besar dan megah.

Sewaktu kecil perlu diketahui bahwa ketika B.R.M Soeryo Soeparto

statusnya sudah diberikan kepada pamannya yaitu adik dari Mangkunegara V

yang bernama R.M. Soenito.2 RM Soenito ini kemudian menggantikan kedudukan

kakaknya menjadi Mangkunegara VI. Pada masa ini Praja Mangkunegaran dapat

dikembangkan mengikuti gaya dan cara yang baru serta pribadi Mangkunegara VI

yang tidak meninggalkan pola hidup yang lama. Masa ini pula keadaan Praja

mengalami kecerahan sehingga Mangkunegaran tidak hanya dikenal oleh kerabat

Mangkunegaran saja melainkan juga banyak dikenal dikalangan masyarakat luas.

1 Bernardial Hilmiyah M.D, 1985. Mengenang BRM. Soerya Soeparto. Surakarta: Rekso

Pustoko. halaman 5.

2 Theresia Suharti, 1990. ”Tari di Mangkunegaran ( Suatu Pengaruh Bentuk dan Gaya

Dimensi kultural 1910-1988)”. Tesis Universitas Gajah Mada Yogyakarta, halaman 35.

40

Page 59: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

41

Soeparto dibawah asuhan pamannya tumbuh menjadi orang yang rajin,

tidak pernah manja, bahkan menunjukan sifat yang mandiri. Hal ini tampak pada

penampilannya serta pola hidup sehari-hari yang senantiasa bersahaja dan tidak

pernah menunjukkan kesombongan, lebih-lebih yang berkaitan dengan status

dirinya sebagai putra seorang Pangeran atau penguasa sebuah pemerintahan.

Sepeninggal ayahnya sendiri yaitu Mangkunegara V, muncul keprihatinan dalam

dirinya untuk lebih mendorng semangat belajar, sehingga dalam usia 15 tahun

studi Europe Lagere School berhasil dijalani dengan hasil yang menggembirakan.3

Dengan keberhasilannya itu Soeparto kemudian mengajukan permohonan kepada

pamannya, meminta izin untuk melanjutkan belajar akan tetapi permohonannya

tidak dipenuhi pamannya dengan anggapan bahwa seorang Pangeran tidak perlu

berbuat seperti itu.4 Hal inilah yang menjadi dasar bahwa pendidikan dan ilmu

pengetahuan sebagai modal kesiapan dalam menghadapi perjuangan hidup. Suatu

masa depan yang yang lebih baik sangat didambakannya daripada suatu

kehidupan kehidupan santai dan tak bermakna.

Permohonan Soeparto yang tidak dipenuhi pamannya membuat Soeparto

meninggalkan kehidupan Istana dengan maksud untuk mencari pengalaman.

Tindakan itu dilakukannya atas rasa tanggung jawab untuk menentukan sendiri

jalan hidupnya. Bermula dari sebagai pegawai magang, kemudian dalam waktu

yang tidak begitu lama Soeparto bisa menjadi mantri di Kabupaten Demak5,

3 Ibid. halaman 35.

4 Th. M. Metz, 1939. Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Surakarta: Reksa

Pustaka. halaman 9.

5 Ringkesan Riwayat Dalem Suwarga Sampeyan Dalem K.G.P.A.A Mangkunegoro VII,

2007. Surakarta: Reksa Pustaka. halaman 1.

Page 60: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

42

dengan usahanya yang keras Soeparto mendapat kesempatan memperdalam ilmu

pengetahuan yang ditekuninya secara sungguh-sungguh. Merasakan penderitaan

dan pengalaman hidup diluar istana menimbulkan kepekaan terhadap lingkungan

sosial yang tentu saja akan mempengaruhi pandangan hidup dan sikapnya

dikemudian hari.

Pengalaman bekerja Soeparto berkelanjutan ketika dirinya menjadi

pembantu Residen Surakarta, yang pada saat itu sebagai penterjemah dari bahasa

Jawa ke dalam bahasa Belanda.6 Pekerjaan itu nampaknya memberikan harapan

akan kehidupan masa depan yang lebih baik serta lebih banyak mengetahui dan

mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi pada bangsanya. Soeparto

adalah orang yang tak dapat berpangku tangan, ia masih sempat memberi

perhatian terhadap kesadaran rakyat yaitu dengan jalan membantu dan

mendukung Boedi Oetomo cabang Solo (Jawa Tengah) dalam wujud propaganda

yang dituangkannya dalam harian berbahasa Jawa Darma Kandha, bahkan

Soeparto pernah menjadi ketua pengurus Boedi Oetomo pusat sehingga ia dikenal

sebagai propagandis yang rajin, bermutu dan patut dipuji.7

Berkat ketekunannya, Soeparto bisa mendapatkan kesempatan untuk

melanjutkan kesempatan pendidikan ke Universitas Leiden di negeri Belanda

dengan maksud untuk menambah pengalaman serta memperluas pandangan-

pandangan dengan mengikuti kuliah bidang Sastra Timur. Soeparto juga

mengikuti latihan kemiliteran sebagai pasukan cadangan. Ketekunannya dalam

melaksanakan tugas serta menunjukkan kerajinan selama pendidikan maka dalam

6 Theresia Suharti, op. cit., halaman 37.

7 Bernardial Hilmiyah M.D, op. cit., halaman 20.

Page 61: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

43

waktu beberapa bulan saja Soeryo Soeparto sudah mendapatkan pangkat Letnan

Dua.8 Sekembalinya dari negeri Belanda, Soeparto tidak lagi bekerja sebagai

penterjemah pribumi, melainkan diberi kedudukan yang mempunyai nilai

tanggung jawab tinggi yaitu sebagai ajudan kontelir untuk urusan agraria dibawah

naungan Residen Sollewijn Gelpke (1914-1918).9 Soeparto tetap selalu

menunjukkan sifat kesederhanaan dalam hidupnya. Kehidupannya memberi kesan

bersahaja dan menunjukkan kemauan yang keras dalam bekerja. Beliau

bersungguh-sungguh memikirkan pekerjaan demi kepentingan umum dan bukan

untuk kepentingan dirinya sendiri dan kehidupan seperti ini sangat berbeda sekali

dengan kehidupan didalam istana yang bersifat mewah, enak, santai, dan

sebagainya.

2. Sekilas Masa Pemerintahan Mangkunegara VII

Pada tahun 1916 ketika Soeryo Soeparto berusia 31 tahun diangkat sebagai

Pangeran Adipati Arya Prabu Prangwedana VII di Istana Mangkunegaran

Surakarta. Jabatan Prangwedana merupakan jabatan sebagai calon pemimpin

pemerintahan istana Mangkunegaran yang biasa dipakai sebelum menggunakan

sebutan Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A) Mangkunegara VII

karena usia untuk memegang jabatan itu beliau harus berusia 40 tahun.10

Sejak

Mangkunegara VII bertahta yang perlu diperhatikan diperhatkan bahwa pada

waktu itu penguasa sebelumnya, Mangkunegara VI belum wafat. Hal ini perlu

8 Ibid, halaman 19.

9 G.D. Larson, 1990. Masa Menjelang Revolusi: Keraton dan Kehidupan Politik di

Surakarta, 1912-1942. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. halaman 92.

10

G.P. Rouffaer, Vorstenlanden. Terjemahan R. Tg. Muhammad Husodo

Pringgokusumo, 1979. Swapraja. Surakarta: Reksa Pustaka Mangkunegaran. halaman 24

Page 62: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

44

diketahui bahwa oleh karena suatu alasan yang tidak pasti Mangkunegara VI

mengundurkan diri dari kursi tahta penguasa dan beliau menjalani masa tua yang

tentram di Surabaya.11

Naiknya tahta menjadi Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Harya

Mangkunegara VII tampaknya menjadi suatu kenyataan dari harapan teman-

teman dekatnya waktu beliau masih menyandang nama Soeryo Soeparto. Salah

satu bukti dari kenyataan itu adalah bahwa dirinya banyak disebut sebagai raja

Jawa yang modern, demokratis, berpendirian kuat, serta suka berbuat untuk

rakyat. Pendirian yang kuat pada kenyataannya memang sudah dilatihnya melalui

beberapa pengalaman dalam perjalanan hidupnya sehingga bisa membentuk

kepribadian yang kuat. Mangkunegara VII selama hidupnya dan selama menjadi

raja senantiasa bertindak sesuai dengan semboyan mengabdi, sehingga menjadi

contoh yang nyata bagi seluruh rakyatnya dan bagi siapa saja yang mengenalnya.

Setelah penobatannya, wakil pemerintah Belanda menekankan kepada

Mangkunegara VII untuk memperhatikan dan memperbaiki nasib petani atau

rakyat kecil, hal ini karena keadaan kehidupan rakyat kecil pada zamannya sangat

memprihatinkan.12

Mangkunegara VII dengan kecermelangan pemikirannya

maupun kebesaran hatinya diharapkan mampu melakukan tindakan-tindakan yang

bijaksana. Mangkunegara VII tidak saja memperhatikan nasib orang kecil tetapi

juga kemakmuran rakyat pada umumnya yang merupakan dasar yang nyata untuk

dapat membuat hidup senang bersama-sama dengan golongan-golongan rakyat

yang lebih tinggi tingkatannya.

11

Bernardial Hilmiyah M.D, op. cit., halaman 28.

12

A.K. Pringgodigdo, 1987, Sejarah Perusahaan-perusahaan Kerajaan Mangkunegaran,

Surakarta: Reksa Poestaka Mangkunegaran. halaman 286.

Page 63: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

45

Pada tanggal 6 September 1920, Mangkunegoro VII menikah dengan

putri Hamengkubuwono VII, yang bernama Gusti Kangjeng Ratu Timur.13

Perkawinan ini dilakukan sebagai gagasan untuk memulihkan keretakan historis

dan membawa dampak positif serta memperkuat stabilitas politik antara kedua

Swapraja yang dimulai sejak perselisihan antara Mangkubumi (Kasultanan

Yogyakarta) dan R.M Said (Pura Mangkunegaran).

Selama pemerintahan Mangkunegara VII selalu menunjukkan hal-hal yang

positif dan melakukan kewajiban dengan penuh dedikasi. Dalam memerintah

Praja, dianggapnya sebagai tugas yang luhur dengan harus mengerahkan semua

pengetahuan dan ketrampilan. Soeryo Soeparto mempunyai pandangan

mensejahterakan Praja merupakan tugas suci karena tidak saja menyangkut

kesejahteraan jasmani melainkan juga kesejahteraan rohani serta kesejahteraan

moral. Beliau merasa pemerintahannya harus dapat dipertanggungjawabkan pada

Tuhan Yang Maha Esa. Ketika di masa pemerintahnnya terjadi adanya perubahan

sosial politik dan sosial budaya di Hindia Belanda bahkan di Praja

Mangkunegaran, beliau bertindak dan selalu berfikir secara bijak terhadap apa

yang akan dilakukannya. Perubahan sosial politik menyangkut kebijaksanaan

negeri Belanda terhadap daerah jajahan, munculnya organisasi-organisasi

kebangsaan dan sikap Sunan terhadap keberadaan Mangkunegaran. Selain itu,

perubahan sosial budaya ditandai dengan semakin meresapnya faham dan

gagasan-gagasan barat dalam masyarakat Jawa.14

13

Ringkasan Riwayat Dalem Suwarga Sampeyan Dalem K.G.P.A.A. Mangkunegoro VII,

op.cit. halaman 4.

14

Wasino, 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran

(Akhir Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis Universitas Gajah Mada Yogyakarta. halaman

95.

Page 64: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

46

Hubungan Mangkunegara VII dengan pemerintah Hindia Belanda bersifat

kooperatif, dengan hubungan yang baik itulah dapat membantu dan

mempermudah pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan di dalam Praja dengan

tujuan mensejahterakan rakyatnya. Tampak jelas bahwa di dalam dirinya berjiwa

kerakyatan dan terbukti Mangkunegara VII telah mempelajari, merasakan

kehidupan rakyat jelata dalam masa pengembaraannya.

Kesejahteraan penduduk Praja Mangkunegaran mendapat perhatian penuh

dari Mangkunegara VII yaitu dengan cara memajukan negara, meningkatkan

derajat bangsa, dan meningkatkan taraf hidup rakyat kecil. Pada masa

pemerintahnnya diadakan pengeluaran untuk pembaharuan membangun jembatan,

jalan, bangunan irigasi, memberantas penyakit pes, mendirikan rumah pegawai,

mengadakan perbaikan peternakan, pembangunan proyek air minum untuk

ibukota, pendirian sekolah-sekolah dan penyelenggaraan kursus pertanian,

perluasan perpustakaan kerajaan dan sebagainya. Setiap tahun pada hari

peringatan pelantikannya beliau mengumpulkan anggota keluarganya, pegawai,

perwira, dan tamu dari kalangan rakyat dan memberikan wejangan kepada mereka

sambil menguraikan rencana kerja untuk mengadakan perbaikan lanjutan pada

tahun selanjutnya.15

Mangkunegara VII lebih memusatkan perhatian pada

beberapa hal seperi pembangunan jalan-jalan baru dan jembatan, membuka tanah

dan daerah-daerah yang masih terpencil agar ikut serta dalam lalu lintas ekonomi.

Mangkunegoro VII menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam

penggunaan keuangan Praja. Pemerintah Praja menyerahkan segala pembaharuan

15

G.D. Larson, op.cit., halaman 102.

Page 65: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

47

dalam bidang pembangunan jalan, jembatan dan sarana umum lainnya kepada

Kabupaten Karti Praja (Dinas Pekerjaan Umum), meskipun dalam

perkembangannya dinas ini pada tahun 1934 dilakukan penggabungan dengan

dinas lainnya (dinas irigasi atau kabupaten Sindumarta) dengan tujuan

penghematan anggaran akibat dari terjadinya krisis ekonomi dunia. Pada masa

pemerintahannya, Mangkunegara VII melakukan pembaharuan meliputi segala

bidang dan tidak lupa dirinya juga melakukan pembaharuan di bidang Birokrasi

Pemerintahan. Pembaharuan-pembaharuan ini dilakukannya hanya karena

Mangkunegara VII menginginkan seluruh rakyat Praja Mangkunegaran bisa

menikmati modernisasi yang dilakukan.

B. Perkembangan Kabupaten Karti Praja

Struktur organisasi atau birokrasi merupakan sistem untuk mengatur

jalannya pemerintahan dengan salah satu ciri adanya hierarki jabatan antara atasan

dan bawahan yang diatur dalam undang-undang. Pembentukan struktur organisasi

atau birokrasi merupakan sistem untuk melaksanakan keputusan dan kebijakan.

Struktur birokrasi di Praja Mangkunegaran terdiri atas birokrasi yang berdasarkan

pangkat (kekuasaan) dan birokrasi yang bedasarkan jabatan (lembaga). Bentuk

birokrasi tersebut mempunyai unsur-unsur yang berakar pada budaya politik

kejawen yang diwarnai dengan sifat-sifat yang masih tradisional. Hubungan

atasan dan bawahan bersifat paternalistik yang dikenal dengan patron dan klien,

hubungan antara pejabat dengan rakyat yang dipimpinnya. Patron adalah gusti dan

klien adalah kawula. Penggolongan tersebut didasarkan dari segi pertuanan dan

penghambaan dari kawula terhadap gusti dan tidak didasarkan pada segi ekonomis

Page 66: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

48

atau keunggulan kelahiran. Adanya konsep golongan ini hak dan kewajiban antar

kedudukan telah ditakdirkan.

1. Struktur Jabatan dalam Pemerintahan Praja Mangkunegaran

a. Birokrasi berdasarkan Pangkat (Kekuasaan)16

Birokrasi di Praja Mangkunegaran berdasar pangkat atau kekuasaan

merupakan susunan kepangkatan mulai pangkat tertinggi sampai terendah dari

kekuasaan yang dipegangnya.

Bagan I. Struktur Birokrasi Berdasarkan Pangkat

Adipati

(Kepala Trah Mangkunegaran)

Bupati Patih

Bupati

Wedana

Kaliwon

Panewu

Mantri

Lurah

Bekel

Jajar

16

Serat Wewatoning Para Abdi dalem ageng Alit Ing Nagari Jawi, tanpa tahun,

Surakarta: Reksa Puataka Mangkunegaran. Lihat juga, Hari Nur Prasinta, 2009, “Kabupaten

Martanimpoena Di Praja Mangkunegaran Tahun 1942-1947”. Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah

Universitas Sebelas Maret Surakarta, halaman 41.

Page 67: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

49

1). Adipati (Kepala Trah Mangkunegaran)

Jabatan ini merupakan jabatan penguasa Praja dan menduduki

puncak hierarki dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya

(K.G.P.A.A).

2). Bupati Patih

Jabatan Patih di Mangkunegaran dipegang oleh seorang Bupati yang

langsung dibawah dan diangkat oleh Adipati Mangkunegaran. Bupati

Patih merupakan pelaksana pertama perintah dari penguasa atau Adipati.

3). Bupati

Bupati adalah jabatan yang menguasai Kadipaten. Kedudukannya di

bawah kontrol penguasa Bupati Patih Mangkunegaran.

4). Wedana

Wedana bertugas melaksanakan perintah dari Bupati secara

operasional. Kawedanan merupakan wilayah kekuasaannya.

5). Kaliwon

Kaliwon mempunyai tugas meneruskan perintah dari wedana kepada

pejabat dibawahnya. Kedudukan Kaliwon dibawah wedana dan diangkat

langsung oleh bupati.

6). Panewu

Panewu adalah jabatan dibawah kaliwon dan harus bertanggung

jawab kepada jabatan diatasnya. Wilayahnya disebut Kapanewon.

7). Mantri

Mantri mempunyai tugas menyampaikan perintah dari Panewu

kepada pejabat dibawahnya.

Page 68: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

50

8). Lurah

Lurah bertugas menerima perintah dari Kadipaten yang diterima dari

mantri untuk diteruskan kepada pejabat dibawahnya. Di Praja

Mangkunegaran pangkat lurah dijabat oleh Demang dan Rangga.

Demang mempunyai tugas mengurusi pekerjaan di tingkat desa

bawahannya. Rangga mempunyai tanggung jawab pada baik buruknya

wilayah bawahannya.

9). Bekel

Bekel bertugas sebagai penerus perintah dari Lurah kepada pejabat di

bawahnya dan bekel bertanggung jawab pada pelaksanaan tugas-tugas di

desa.

10). Jajar

Jajar adalah jabatan paling rendah dalam birokrasi dan pelaksana

perintah dari jabatan di atasnya yaitu dari Bekel.

Para pegawai tersebut ada yang bertempat di dalam kota Mangkunegaran

dan pegawai lainnya ada yang berada di daerah atau desa. Adipati dan Bupati

patih bertempat di dalam istana. Bupati ditempatkan di Kabupaten, sedangkan

yang lainnya seperti Wedana, Kaliwon, Mantri, Lurah, Bekel, dan Jajar berada di

daerah-daerah atau kelurahan, mereka merupakan pegawai yang tugasnya

berdekatan dengan rakyat.

Page 69: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

51

b. Birokrasi Berdasarkan Jabatan (lembaga)17

Birokrasi berdasarkan jabatan (lembaga) adalah susunan jabatan dalam

pemerintahan Praja Mangkunegaran dan susunan dinas-dinas perkantoran di Praja

Mangkunegaran. Pada masa Mangkunegara VII dilakukan pembaharuan-

pembaharuan dalam organisasi pemerintahan yang dimuat dalam Rijksblad no.37

tahun 1917 kemudian disusul dengan Rijksblad no.10 tahun 1923. Di dalam

Rijksblad dengan kedua Pranatan itu telah terjadi perubahan dalam struktur

birokrasi dan jabatan-jabatan yang ada di dalamnya. Perubahan-perubahan itu

antara lain: Pertama, pembagian birokrasi reh jaba dan reh jero pada struktur

birokrasi dari masa pemerintahan Mangkunegoro IV dihapuskan. Kedua, beberapa

jabatan yang semula bernama Kawedanan yang dipimpin oleh seorang wedana

kini diubah menjadi Kabupaten yang dipimpin seorang Bupati. Jabatan-jabatan

yang diubah meliputi Kawedanan Hamong Praja diubah menjadi Kabupaten

Hamong Praja, Kawedanan Mandrapura diubah menjadi Kabupaten Mandrapura,

Kawedanan Karti Praja diubah menjadi Kabupaten Karti Praja, Kawedanan

Yogiswara diubah menjadi Kabupaten Yogiswara. Naiknya jabatan wedana

menjadi bupati membawa konsekuensi naiknya jabatan-jabatan dibawahnya, serta

pembentukan jabatan-jabatan baru pada tingkat yang paling bawah. Jabatan yang

dulunya hanya kapenewon meningkat menjadi kawedanan, jabatan mantri tingkat

I menjadi penewu, dan seterusnya.18

Ketiga, adanya penghapusan beberapa Kawedanan lama yang diganti

dengan jabatan-jabatan baru yang fungsinya mirip. Kawedanan yang dihapus

17

Honggopati Tjitrohoepojo, 1930, Serat Najakatama, Surakarta: Reksa Pustaka

Mangkunegaran, halaman 58-61 dan Wasino, op.cit. hal 11

18

Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1923 No. 10.

Page 70: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

52

yakni: Reksa Praja, Reksa Wibowo, Mandrapura, Martapraja dan Purabaksana.

Keempat, jabatan-jabatan baru dibentuk sesuai dengan kebutuhan Praja

Mangunegaran yang telah mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan

masyarakat. Jabatan-jabatan baru itu yakni: Kabupaten Pangreh Praja, Parimpuna,

Sindumarto, Wanamarta, Kawedanan Sinatriyo, Paprentahan Pajeg Siti,

Martanimpuna, dan Pasianoan Dusun.19

Adapun struktur birokrasi berdasarkan jabatan di Praja Mangkunegaran

dan tugas-tugasnya yang telah mengalami pembaharuan pada masa pemerintahan

Mangkunegoro VII adalah sebagai berikut:

1). Kabupaten Hamong Praja (Pemerintahan Pusat)

Dinas ini dibawah pejabat Bupati Patih. Kedudukan dinas ini sebagai

pemerintah pusat yang mengawasi segala kegiatan praja.

2). Kabupaten Pangreh Praja (Pemerintah Dalam Negeri)

Dinas ini dibawah pejabat Bupati pangreh Praja yang mengurusi

kepangreh-prajaan dan kepolisian.

3). Kabupaten Mandrapura (Dinas Istana)

Dibawah pejabat Kaliwon, yang berugas menangani segala masalah

didalam istana.

4). Kabupaten Parimpoena (Dinas Pasar)

19

Wasino, op.cit. halaman 113-114.

Page 71: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

53

Dinas ini di bawah pejabat seorang Kaliwon, yang tugasnya menangani masalah

pasar. Didirikan tahun 1917, dinas ini pembentukannya berada dibawah

Kabupaten Marta Praja sejajar dengan Kabupaten Martanimpoena.

5). Kabupaten Karti Praja (Dinas Pekerjaan Umum)

Dinas ini dikepalai oleh orang Belanda berpangkat Direktur, dengan

tugasnya mengurusi bidang pekerjaan umum atau sebagai pelaksana

pembangunan di Praja Mangkunegaran.

6). Kabupaten Sindumarta (Dinas Irigasi Mangkunegaran)

Dinas ini dipimpin seorang inspektur dengan pangkat chef yang tugasnya

mengurusi bidang pengairan di Praja Mangkunegaran

7). Kabupaten Wanamarta (Dinas Kehutanan Mangkunegaran)

Dinas ini dikepalai oleh orang Belanda berpangkat Opperhoutvester

(kepala hutan) yang tugasnya mengurusi masalah hutan dan seorang pegawai yang

bertugas sebagai pengawas (controleur).

8). Kabupaten Jogiswara (Keagamaan)

Dinas ini dikepalai seorang Wedana (pegulu), yang tugasnya mengurusi

bidang keagamaan.

9). Kabupaten Kartahusada (Perusahaan Mangkunegaran)

Dinas ini dikepalai oleh orang Belanda berpangkat superintendent yang

mempunyai tugas mengurusi perusahaan milik Praja Mangkunegaran.

10). Kabupaten Sinatriya

Dinas ini dibawahi seorang Wedana yang bertugas mengurusi putra

sentana.

11). Pemerintahan Bidang pertanahan

Page 72: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

54

Dikepalai seorang Kaliwon yang tugasnya mengatur masalah tanah.

12). Pemerintahan Kedokteran

Dikepalai seorang Dokter dengan sebutan Arts, yang bertugas menjaga

kesehatan bagi para putra maupun para narapraja.

13). Pemerintah Martanimpoena

Dinas ini dikepalai serang Kaliwon yang bertugas memeriksa dan

meningkatkan pemasukan uang Praja.

14). Pemerintah Legiun

Dinas ini dikepalai seirang Letnan Kolonel kebangsaaan Belanda yang

bertugas mengurusi bidang keprajuritan.

15). Paprentahan Pasinaoan Dusun

Dikepalai seorang pejabat utusan Gupremen sebagai pengawas sekolah

yang tugasnya mengatur dan memajukan sekolah-sekolah desa.

2. Struktur Organisasi Kabupaten Karti Praja

a. Pendirian

Praja Mangkunegaran sebagai daerah swapraja yang mempunyai

kewenangan untuk mengurus sendiri administrasi pemerintahannya diluar bidang

hukum dan kepolisian maka di daerah ini tidak terdapat Departemen Pekerjaan

Umum pemerintah Hindia Belanda ( Departemen van Burgerlijke Openbare

Werken/BOW ) sebagai departemen teknis pemerintah bagian pengairan dan sipil

pekerjaan umum.

Pemerintah Praja Mangkunegaran mempunyai departemen atau dinas

pekerjaan umum Karti Praja. Karti berarti pekerjaan, Praja berarti negara. Dinas

Page 73: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

55

pekerjaan umum Karti Praja mempunyai tugas untuk mengelola dan membangun

proyek pekerjaan berkaitan dengan sarana irigasi, jembatan, jalan, bangunan

pasar, dan taman di seluruh wilayah Praja terutama di negara atau ibukota

Mangkunegaran dan daerah-daerah sekitarnya. Dinas Pekerjaan Umum

Mangkunegaran sudah ada sejak masa pemerintahan Mangkunegara IV, yang

pada mulanya bernama Kawedanan Karti Praja yang mempunyai tugas

mengadakan perbaikan di dalam kota dan di luar kota. Akan tetapi, Kawedanan

ini terjadi perubahan nama menjadi Kabupaten Karti Praja. Hal ini berkaitan

dengan perubahan pada tahun 1917 yaitu status kawedanan-kawedanan yang

merupakan lembaga-lembaga pemerintahan yang penting milik Mangkunegaran

menjadi bentuk kabupaten atau dinas. Dinas Pekerjaan Umum Mangkunegaran

yang disebut Kabupaten ini khusus menangani dan melakukan pekerjaan dibidang

sarana-sarana umum di Praja Mangkunegaran.

b. Peralihan Organisasi Kabupaten Karti Praja

Dinas Pekerjaan Umum Mangkunegaran atau Kabupaten Karti Praja telah

melakukan berbagai pembangunan yang digunakan untuk kepentingan umum.

Pada masa Mangkunegoro VII, dinas ini telah banyak mengerjakan beberapa

fasilitas-fasilitas umum yang bermanfaat bagi rakyat Mangkunegaran. Menurut

perkembangannya, mulai tahun 1934 terjadi penggabungan antara Dinas Irigasi

(Kabupaten Sindumarta) dengan Dinas Pekerjaan Umum (Kabupaten Karti

Praja) menjadi sebuah lembaga pemerintahan baru yang disebut Kabupaten

Sindupraja (Rijkswaterstaat).20

Penggabungan ini ada kaitanya dengan makin

20

Muzaini, 1996. “Pembangunan Irigasi Di Praja Mangkunegaran (1916-1942)” Skripsi

Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. halaman 65.

Page 74: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

56

menipisnya keuangan Praja sebagai akibat krisis ekonomi dunia yang sangat

memukul dari sektor perkebunan pada fluktuasi harga komoditi di pasar dunia dan

mempengaruhi sumber pendapatan Praja yang pada waktu sebelumnya merupakan

keuntungan dari operasi perkebunan milik Praja Mangkunegaran.

Pemerintah Praja Mangkunegaran lebih bersikap realistis terhadap kondisi

yang seperti itu, dengan mengurangi pembangunan-pembangunan yang berskala

besar sehingga pemerintah Praja mampu melakukan penghematan anggaran dari

penggabungan kedua dinas tersebut. Mulai saat itu Praja Mangkunegaran lebih

banyak melakukan kegiatan pemeliharaan dan pemanfaatan jika dibandingkan

dengan mengadakan proyek pembangunan baru.

Kabupaten Sindupraja mempunyai beberapa tugas yang berkaitan dengan

urusan pekerjaan umum dan irigasi. Tugas-tugas itu sebagai berikut:

1. Pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan dan pelurusan jalan,

jembatan, dan pembelian material yang digunakan.

2. Assainering atau perbaikan di bidang kesehatan umum, baik di ibukota

atau di daerah-daerah lainnya.

3. Irigasi (pengairan) yang meliputi sawah-sawah dan pengeringan tanah

dalam arti urusan pembuangan airnya dan penanggulangan banjir, terutama di

kota Mangkunegaran.

4. Pembangunan dan pemeliharaan gedung-gedung pemerintah.

5. Pemadam kebakaran.

6. Penerangan untuk jalan-jalan di kota dan perkampungan.

7. Pemasangan air leiding atau air minum di Wonogiri, Jatisrono, dan

Tawangmangu.

Page 75: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

57

8. Perikanan.

9. Urusan lain-lain.21

c. Struktur Pegawai Kabupaten Sindupraja

Struktur kepegawaian Kabupaten Sindupraja disesuaikan dengan tugas-

tugas yang harus dilaksanakan. Proses pengangkatan dan penggajian, para

pegawai diangkat dan diberhentikan oleh pihak pemerintah Praja. Para pegawai

dan petugas di dalam kantor dinas pemerintahan ini dikelompokkan sesuai dengan

tugasnya masing-masing. Mereka ditempatkan berada di kantor pusat yaitu Kota

Mangkunegaran dan ada yang bertugas di kantor daerah yaitu di wilayah

Wonogiri dan Karanganyar.

Bagan II. Struktur Pegawai Kabupaten Sindupraja

21

Th. M. Metz, 1939. op.cit., halaman 56.

Page 76: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

58

Sumber: Uitgewerkte en Toelichtende Staat der Begrooting van Uitgaven en Ontvangsten van het

Mangkoenagorosche Rijk voor het Dienstjaar 1934. Mangkunegaran: Reksa Pustaka, halaman

246-248. Lihat juga Muzaini, 1996. “Pembangunan Irigasi di Praja Mangkunegaran (1916-1942)”

Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. halaman 66-68.

Berdasarkan bagan I di atas, di kantor pusat terdapat Direktur Sindupraja

atau Rijkswaterstats. Pegawai ini mempunyai tugas melakukan koordinasi dalam

urusan pekerjaan umum dan irigasi. Dibawah Direktur Sindupraja terdapat

pegawai dan beberapa petugas antara lain: (1) Para Teknisi yang bertugas

Direktur Sindupraja

Pegawai Urusan Pembukunan

Urusan Pembukuan

Daerah

Urusan Pembukuan Pusat

1 Orang Pegawai

Pembukuan 2 Orang Juru Tulis

1 Orang Mantri Juru Borong

2 Orang Juru Borong-Juru

Gambar

2 Orang Juru Borong

Teknisi

Pengawas Dinas Umum

1 Orang Pembantu

Pengawas Pekerjaan

3 Orang Pembantu

Juru Tulis

1 Orang Mantri Pembukuan

2 Orang Juru Ketik

4 Orang Juru Tulis

Petugas Keamanan

Penjaga Malam

Page 77: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

59

melakukan perencanaan dan pembangunan proyek-proyek pekerjaan umum dan

irigasi. Selain juga juga terdapat pegawai yaitu seorang Pengawas Dinas Umum,

seorang Pembantu Pengawas Pekerjaan, seorang Mantri Juru Borong, 2 orang

Juru Borong-Juru Gambar, dan 2 orang Juru Borong. Para pegawai ini banyak

melakukan persiapan-persiapan pembangunan proyek-proyek pekerjaan umum

dan pada tahun-tahun itu persiapan untuk proyek-proyek irigasi hanya sedikit

sekali jumlahnya.

(2) Para pegawai dan petugas urusan pembukuan, dibagi dua kelompok kerja yaitu

urusan pembukuan pusat dan urusan pembukuan daerah. Petugas di kantor pusat

terdapat seorang Pegawai Pembukuan, sorang Mantri Pembukuan, 2 orang Juru

Ketik, dan 4 orang Juru Tulis. Di samping itu, di kantor pusat terdapat seorang

Petugas Keamanan dan seorang Penjaga Malam. Adapun para pegawai dan

petugas urusan pembukuan di kantor daerah adalah 2 orang Juru Tulis, dan 3

orang Pembantu Juru Tulis.

Bagan III. Struktur Pegawai kantor Kabupaten Sindupraja Daerah

Wonogiri

Page 78: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

60

Sumber: Uitgewerkte en Toelichtende Staat der Begrooting van Uitgaven en Ontvangsten van

het Mangkoenagorosche Rijk voor het Dienstjaar 1934. Mangkunegaran: Reksa Pustaka, halaman

246-248. Lihat juga Muzaini, 1996. “Pembangunan Irigasi di Praja Mangkunegaran (1916-1942)”

Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. halaman 66-68.

Para pegawai Kabupaten Sindupraja dikelompokkan sesuai dengan tugas

di kantornya. Kantor daerah Wonogiri juga terdapat para pegawai dan petugas

untuk Kabupaten Sindupraja yang mengurusi pekerjaan umum dan irigasi.

Berbeda dengan yang terdapat di Kota Mangkunegaran atau pusat para pegawai

dan petugas hanya menangani urusan pekerjaan umum. Berdasarkan bagan II,

susunan pegawai daerah Wonogiri terdapat seorang Kepala Bagian Pegawas

Wonogiri, dan Kepala Seksi Pengawas Wonogiri. Pegawai tersebut bertugas

melakukan koordinasi dalam urusan pekerjaan umum dan irigasi. Pegawai kepala

1 Orang Juru Borong-Juru

Gambar

1 Orang Mantri Pengairan

3 Orang Pembantu

Pengawas

5 Orang Mandor Kepala

Kepala Seksi

Pengawas

Wonogiri

Urusan Pembukuan

Daerah

Urusan Pengelolaan

dan Pemeliharaan

Kepala Bagian

Pengawas

23 Orang Mandor

Page 79: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

61

ini dalam melaksanakan tugasnya dibantu beberapa teknisi yaitu 3 orang

Pembantu Pengawas, dan seorang Juru Borong-Juru Gambar, yang bertugas

melaksanakan perencanaan dan pembangunan proyek-proyek pekerjaan umum

dan irigasi, dibantu oleh para pegawai dan petugas dalam urusan pembukuan

daerah. Selain itu juga terdapat pegawai dan tenaga yang menangani pengelolaan

dan pemeliharaan irigasi didaerah khusus Wonogiri yaitu terdapat seorang Mantri

Pengairan, 5 orang Mandor Kepala, dan 23 orang Mandor.

Page 80: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

BAB IV

PERANAN KABUPATEN KARTI PRAJA BAGI

PERKEMBANGAN PRAJA MANGKUNEGARAN

Setelah Mangkunegara VII berhasil menduduki kursi penguasa dan

berhasil melakukan pembenahan birokrasi pemerintahan dan pengelolaan

keuangan Praja, kondisi pemerintahan Praja menjadi lebih baik. Kondisi yang

demikian membuat pemerintah Praja Mangkunegaran berusaha untuk melakukan

pembangunan-pembangunan dalam bidang lainnya di luar sektor pemerintahan.

Adapun pembangunan-pembangunan itu dilaksanakan antara lain pembangunan

dalam bidang infrastruktur, pembangunan bidang sosial, pembangunan bidang

kesehatan, dan pembangunan dalam bidang ekonomi. Pelaksanaan pembangunan

dibeberapa bidang tersebut pelaksanaannya diatur oleh Dinas Pekerjaan Umum

Mangkunegaran.

Praja Mangkunegaran telah berusaha sendiri dalam mengadakan

pembaharuan dan pembangunan di wilayahnya, namun para penguasa

Mangkunegaran masih terikat oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sehubungan hal

itu, banyak pembangunan yang dilaksanakan di Praja Mangkunegaran masih

mendapat bantuan atau bimbingan dari Pemerintah Kolonial. Hal semacam ini

sejalan dengan strategi politik dari pengageng Mangkunegaran yang memilih jalan

menganut politik dekat dengan Belanda yang tujuannya untuk kelangsungan

kerajaannya. Terbukti dengan strategi itu Praja Mangkunegaran mampu bertahan

sampai runtuhnya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.

62

Page 81: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

63

A. Pembangunan Bidang Infrastruktur

1. Pembangunan Jalan dan Jembatan

Pembangunan sarana dan infrastruktur menjadi langkah awal

Mangkunegara VII melaksanakan kebijakan pembangunan dengan menambah

sarana perhubungan yang berupa pembangunan jalan dan jembatan. Pembangunan

ini dilakukan karena Praja Mangkunegaran jika ditinjau dari segi teknik lalu lintas

terletak pada kondisi yang kurang baik dengan ibukotanya menjadi salah satu titik

persilangan jalur-jalur kereta api terpenting di pulau Jawa. Jalur kereta api SS

( Staats Spoorwegen ) dari Jakarta, Bandung ke Surabaya lewat Yogyakarta dan

Surakarta, dan NIS ( Nederlandsch Indische Spoorweg ) dari Semarang ke

Yogyakarta melalui Surakarta.1 Keadaan lalu lintas yang kurang menguntungkan,

mengharuskan Praja untuk memusatkan perhatiannya pada pembaharuan jaringan

jalan raya dengan maksud membuka daerah demi kelancaran lalu lintas, karena

dengan lalu lintas yang lancar membawa proses pembangunan di Praja

Mangkunegaran menjadi lebih cepat. Pelaksanaan pembangunan jalan dan

jembatan oleh pemerintahan Praja diserahkan seluruhnya kepada Kabupaten Karti

Praja (Dinas Pekerjaan Umum Kerajaan).

Pada tradisi pemerintahan sebelum masa Mangkunegara VII, raja kurang

memperhatikan kesejahteraan dan kepentingan umum seperti pembangunan jalan.

Jalan-jalan dibuat dan dikerjakan hanya ala kadarnya dengan pemanfaatan tenaga

kerja rodi. Masa Mangkunegara IV sekalipun kondisi ekonomi Praja mengalami

surplus, kebijakan raja lebih mengalokasikannya untuk kepentingan istana.

1 Th. M. Metz, 1939. Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Surakarta: Reksa

Pustaka. halaman 68.

Page 82: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

64

Bersamaan dengan munculnya Politik Etis pada awal abad XX mengharuskan

pemerintah Praja Mangkunegaran memperhatikan kepentingan rakyatnya. Pada

tahun 1912 pemeliharaan jalan dari Nambangan-Wonogiri-Kakap sampai

perbatasan Pacitan yang semula pengerjaannya menggunakan tenaga rodi diganti

dengan tenaga bayaran. Setelah Praja Mangkunegaran mempunyai dana yang

cukup, kemudian melakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan dari Palur-

Karanganyar-Karangpandan. Jalan-jalan tersebut diperbaiki karena dipergunakan

untuk lalu lintas pengangkutan menuju Pabrik Gula Tasik Madu.2

Pembangunan jalan dan jembatan semakin intensif dilakukan ketika

Mangkunegara VII berkuasa. Pembangunan jalan dan jembatan yang dilaksanakan

di daerah Wonogiri, mendapat perhatian penuh jika dibandingkan dengan daerah-

daerah lain. Hal itu disebabkan di daerah Wonogiri masih banyak daerah yang

terisolir dengan dunia luar. Pembangunan jalan yang terpenting adalah jalan dari

Wonogiri ke Jatisrono kemudian ke perbatasan Praja Mangkunegaran dengan

Madiun.3

Di daerah Karanganyar, jalan yang melewati Jumapolo dan jalan dari

Mojogedang ke Batujamus lewat Kemuning diperbaiki. Pembangunan jalan baru

ke Tawangmangu juga dilakukan sehingga daerah ini menjadi sangat populer

dengan pariwisatanya.4 Pada tahun 1922-1924 dibangun jalan dari Jurug-Palur

dan tahun 1924-1927 dilakukan proyek pengaspalan jalan kota. Selain itu,

perbaikan jalan dilaksanakan di daerah-daerah yang meliputi jalan di sepanjang

2 Wasino, 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran

(Akhir Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis Universitas Gajah Mada Yogyakarta. halaman

208. 3 Wasino, ibid.,halaman 209.

4 Th. M. Metz, op.cit., halaman 70.

Page 83: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

65

ibukota distrik Simo menuju Salam-Karanggede dengan membangun jembatan

melalui Kali Butak dan Kali Cemoro. Perbaikan jalan kemudian dilanjutkan dari

Karanggagede melalui Wonosegoro sampai distrik Telawah (distrik Juwangi) dan

pembangunan jembatan besar melalui Kali Serang.5

Pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII pembangunan jalan dan

jembatan tidak hanya di jalan-jalan utama (protokol) dan jembatan-jembatan besar

saja, tetapi juga dilakukan daerah-daerah perkampungan, seperti mengadakan

pelebaran jalan dan pengerasan jalan serta pembangunan jembatan yang

menghubungkan antara kampung satu dengan kampung yang lainnya.6 Jalan

perkampungan yang diperbaiki antara lain jalan di kampung Nayu, Bibis, dan

Gilingan. Perbaikan jembatan dilakukan di kampong Gondang dan Pringgading.

Pembangunan jalan dan jembatan merupakan hasil inspeksi berkuda

Mangkunegoro VII beserta perwira dan keluarga serta abdi dalem yang dilakukan

secar teratur, sehingga ia mengetahui bagaimana keadaan jalan dan jembatan yang

ada di kampung-kampung di kota Mangkunegaran.7

Usaha-usaha Mangkunegara VII dalam pembangunan jalan dan jembatan

telah membawa hasil yang memuaskan. Sebelum tahun 1916 daerah

Mangkunegaran terdapat 433 km jalan kuda yang diperlebar, 60 km jalan yang

tidak dikeraskan, dan 7 km jalan makadam (masih berbatu terjal). Kondisi ini

5 Nina Astiningrum, 2006. “Kebijakan Mangkunegoro VII Dalam Pembangunan

Perkotaan di Praja Mangkunegaran”. Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas

Maret.halaman 89.

6 Sejarah Perjuangan K.G.P.A.A. Prabu Prangwedana ke VII, 1993. Surakarta: Reksa

Pustaka. Halaman 294.

7 Pernyataan R.M. Gondosubariyo, 1939. Tri Windu Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa

Pustaka. Halaman 56.

Page 84: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

66

mengalami perubahan ketika tahun 1931, terdapat 530 km jalan yang dapat dilalui

kendaraan bermotor.8 Pada tahun 1931, Mangkunegara VII merencanakan

pembangunan jalan aspal sepanjang 70 km, sehingga Praja untuk 20 tahun yang

akan datang tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk pemeliharaan jalan

tersebut. Akan tetapi karena waktu itu terjadi krisis, Praja melakukan

penghematan anggaran keuangan sehingga pelaksanaan pembangunan itu menjadi

terlambat. Pada tahun 1940, ketika situasi menjadi panas menjelang PD II,

pembangunan jalan yang berskala besar sudah tidak dilakukan lagi di Praja

Mangkunegaran. Pembangunan jalan dan jembatan yang dilaksanakan oleh

Kabupaten Karti Praja pada pemerintahan Mangkunegara VII sangat besar

pengaruhnya bagi kepentingan dan kemajuan Praja. Pembangunan infrastruktur

ini ditujukan untuk menciptakan transportasi yang lancar dan untuk

mempermudah masyarakat untuk bisa saling berinteraksi.

Pembangunan infrastruktur di Praja Mangkunegaran telah mengeluarkan

anggaran yang cukup besar yang semuanya disediakan untuk pembangunan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana. Anggaran untuk pembangunan infrastruktur

baru dimulai tahun 1918 (lihat tabel IV di bawah) dan terus mengalami perubahan

dari tahun ke tahun sesuai dengan banyak sedikitnya pembangunan yang

dilakukan.

8 Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran,

Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, halaman 264

Page 85: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

67

Tabel IV. Anggaran Pekerjaan Umum

Praja Mangkunegaran 1916 – 1933

Tahun

Seluruh

Anggaran

(f)

Anggaran Pekerjaan Umum

Rutin

(f)

Prosen

(%)

Luar Biasa

(f)

Prosen

(%)

1916

1917

1918

1919

1920

1921

1922

1923

1924

1925

1926

1927

1928

1929

1930

1931

1932

1933

4.251.573

5.558.264

2.917.022

1.718.053

2.275.889

2.665.154

2.419.294

2.518.046

2.514.353

2.334.864

2.542.837

2.458.313

3.745.767

3.422.700

2.910.000

2.506.083

2.218.446

1.914.634

-

-

462.056

327.977

417.853

733.717

389.990

431.845

458.115

490.259

489.242

511.329

550.628

540.787

723.350

519.511

435.481

367.993

-

-

15,84

19,09

18,36

27,53

16,12

17,15

18,22

19,28

19,24

20,80

14,70

15,8

18,5

20,73

19,63

19,22

-

-

662.820

87.964

117.208

0

151.931

359.577

275.070

180.485

171.896

199.123

179.797

184.826

336.260

125.304

59.454

4.404

-

-

15,59

5,12

5,15

0

6,28

14,28

10,94

7,73

6,76

8,10

4,8

5,4

8,6

5,0

2,68

0,23

Sumber: Wasino, 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran (Akhir

Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis Jurusan Humaniora Universitas Gajah Mada

Yogyakarta. halaman 213.

Berdasarkan tabel IV dapat dilihat bahwa anggaran luar biasa dari

pekerjaan umum yang paling besar pada tahun 1918 yaitu sebesar 662.820 gulden,

kemudian tahun 1923 dengan 359.577 gulden, dan tahun 1924 sebesar 275.070

gulden. Pada tahun-tahun itu anggaran luar biasa menjadi sangat besar

dikarenakan tahun tersebut Praja Mangkunegaran sedang dilakukan

pembangunan-pembangunan proyek besar yang berupa bangunan irigasi.

Anggaran mengalami penurunan sangat drastis setelah tahun 1932, hal ini sebagai

Page 86: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

68

akibat terjadinya depresi ekonomi tahun 1933 yang memaksa pemerintahan Praja

untuk melakukan penghematan penggunaan anggaran.

2. Pembangunan Irigasi

a. Pembangunan Waduk

Sejak pertengahan abad 19, di wilayah Praja Mangkunegaran mempunyai

bangunan irigasi dalam hal ini adalah waduk. Pembangunan sarana irigasi ini

hanya untuk kepentingan pengairan sawah-sawah di daerah perkebunan tebu

untuk bahan dasar bagi pengolahan di pabrik Gula Colomadu dan pabrik Gula

Tasikmadu. Tujuan pembangunan waduk semata-mata untuk kepentingan pabrik

gula dan sedikit bermanfaat bagi keperluan rakyat Mangkunegaran. Setelah

Mangkunegara VII memegang pemerintahan, pembangunan irigasi menjadi

perhatian penuh dan merupakan kebutuhan yang penting bagi rakyatnya. Pada

tahun pertama memegang jabatan, Mangkunegara VII mengemukakan bahwa

pembangunan sarana irigasi menjadi prioritas utama yang akan dilaksanakan

didalam pemerintahannya.9

Pembangunan-pembangunan irigasi ini memaksa Praja Mangkunegaran

untuk mengeluarkan sejumlah uang yang dibiayai melalui anggaran Praja maupun

bantuan langsung dari pabrik gula. Sejak tahun 1916 hingga tahun 1939

dikeluarkan sejumlah f .2.222.228,71 dan berhasil mengairi 20.446 ha. sawah,

yakni 10.447 ha sawah di Kabupaten Wonogiri, 4.800 ha sawah di Kabupaten

Karang Anyar, dan 5.619 ha di areal Pabrik Gula Mangkunegaran.10

Pada Masa

9 Wasino, op.cit., halaman 199.

10

ibid., halaman 203.

Page 87: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

69

Mangkunegoro VII telah dibangun lima buah waduk yang berfungsi sebagai

saluran irigasi. Waduk-waduk tersebut, antara lain:

Tabel V. Waduk-Waduk di Mangkunegaran

Nama

Waduk

Isi

(m³)

Luas

(ha)

Dalam

(m)

Areal

yang diairi

(ha)

Keterangan

Kedung

Uling

712.500 15,40 9,70 800 Dibangun th. 1917

selesai th. 1918

Biaya

pembangunan:

f.142.650

Biaya Perbaikan:

f.169.430

Plumbon 1.200.000 12,5 15 815 Dibangun th.

(1918 – 1919),

(1924 – 1929)

Biaya

Pembangunan:

f. 93.500 + f.

271.500 =

f. 365.000

Tirto

Marto

4.000.000 56,50 16 12.700 Dibangun 1920 –

1924, biaya: f.

64.400

Cengklik 11.000.000 301,20 9 950 Dibangun 1930 –

1932, biaya f.

425.600

Jombor 400.000 16 4,50 2.300 Dibangun 1925 –

1926, biaya: f.

116.000

Sumber : R.M. Notodhiningrat, 1939. Pengairan Di Mangkunegaran Selama Tiga Windu. dalam

Supplement Triwindoe GedenkboekMangkunegara VII. Surakarta; Rekso Pustaka.halaman 226.

Berdasarkan tabel V di atas dapat dilihat bahwa waduk-waduk dibangun

pada masa pemerintahan Mangkunegara VII. (1) Waduk Kedung Uling yang

dibangun pada tahun 1918 dengan biaya pembangunan sebesar f 142.650,

kemudian diperbaiki pada masa selanjutnya dengan biaya f 169.430. Waduk ini

mempunyai luas 15,40 hektar dengan kedalaman rata-rata 9,70 m berisi 712.500

m³ air dan dapat mengaliri 800 hektar sawah. (2) Waduk Plumbon dibangun

Page 88: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

70

dalam dua tahap, yaitu tahun 1918-1919 dan tahun 1924-1929. Waduk ini

mempunyai luas 12,50 hektar dengan kedalam rata-rata 15 m ini berisi 1.200.000

m³ air yang dapat mengairi 815 hektar sawah dengan biaya keseluruhan f 365.000.

(3) Waduk Tirtomarto dibangun pada tahun 1920-1924 dengan biaya f 64.400.

Waduk ini luasnya 56,50 hektar dengan kedalaman rata-rata 16 m ini berisi

4.000.000 m³ air yang dapat mengairi 12.700 hektar sawah. (4) Waduk Cengklik

dibangun pada tahun 1930-1932 dengan biaya f 425.600. Waduk ini luasnya 301,

20 hektar dengan kedalaman rata-rata 9 m ini berisi 11.000.000 m³ air yang dapat

mengairi 950 hektar sawah. (5) Waduk Jombor dibangun pada tahun 1925-1926

dengan biaya f 116.000. Waduk ini luasnya hanya 16 hektar dengan kedalaman

4,50 m berisi 400.000 m³ air yang dapat mengairi 2,300 hektar sawah.

Mangkunegara VII menunjuk F.E. Wolf, seorang arsitek berkebangsaan

Belanda yang sebelumnya telah banyak merencanakan pembangunan bangunan-

bangunan irigasi di Begelen untuk menata irigasi di wilayah Praja.11

Wolf melalui

penyelidikannya berhasil memulai pembangunan-pembangunan proyek besar di

Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Kota Mangkunegaran dan Karanganyar.

Pada tahun 1926 Wolf berhenti dari jabatannya sebagai Pimpinan Dinas Irigasi

Kerajaan (Rijkswaterstaat) digantikan Ir. Sarsito Mangoenkoesoemo. Ir. Sarsito

lebih banyak menyelesaikan bangunan-bangunan lama, karena setelah krisis tahun

1930-an pendapatan Praja mengalami penurunan sehingga sudah tidak ada lagi

pembangunan bendungan baru.

Untuk menopang biaya pembangunan irigasi dan sarana-sarana

pendukungnya, telah dianggarkan dalam anggaran Praja Mangkunegaran setiap

11

Ibid., halaman 201.

Page 89: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

71

tahunnya semenjak Mangkunegara VII memegang pemerintahan. Anggaran yang

digunakan dalam pengelolaan urusan irigasi antara tahun 1916 - 1933 dapat dilihat

pada tabel VI.

Tabel VI. Anggaran Irigasi Praja Mangkunegaran 1916 – 1933

Tahun

Seluruh

Anggaran

(f)

Anggaran Irigasi

Rutin

(f)

Prosen

(%)

Luar Biasa

(f)

Prosen

(%)

1916

1917

1918

1919

1920

1921

1922

1923

1924

1925

1926

1927

1928

1929

1930

1931

1932

1933

4.251.573

5.558.264

2.917.022

1.718.053

2.275.889

2.665.154

2.419.294

2.518.046

2.514.353

2.334.864

2.542.837

2.458.313

3.745.767

3.422.700

2.910.000

2.506.083

2.218.446

1.914.634

580.764

779.824

83.426

80.748

86.938

493.053

123.626

128.924

139.547

120.712

139.602

117.999

142.339

123.937

142.590

148.861

154.182

104.922

13,66

14,03

2,86

4,70

3,82

18,5

5,11

5,12

5,55

5,17

5,49

4,80

3,80

3,60

4,90

5,94

6,95

5,48

0

52.804

322.331

87.964

153.623

0

291.767

218.497

210.703

100.866

133.499

73.749

52.441

61.609

61.110

20.800

21.741

1.149

0,00

0,95

11,05

5,12

6,75

0,00

12,06

8,69

8,38

4,32

5,25

3,00

1,40

1,80

2,10

0,83

0,98

0,06

Sumber: Wasino, 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran (Akhir

Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis Jurusan Humaniora Universitas Gajah Mada

Yogyakarta. halaman 205.

Berdasarkan tabel VI dapat dilihat bahwa selain anggaran biasa atau

anggaran rutin dari Dinas Irigasi Mangkunegaran, juga terdapat anggaran luar

biasa atau anggaran pembangunan dan perbaikan. Anggaran luar biasa baru

diadakan pada tahun 1917. Anggran luar biasa dibuat berdasarkan kemampuan

keuangan Praja dan ada tidaknya pembangunan-pembangunan sarana irigasi di

wilayah Praja Mangkunegaran. Ketika ada pembangunan irigasi dengan biaya

Page 90: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

72

besar, maka anggaran luar biasa juga menjadi besar dan ketika ada pembangunan

yang berskala kecil, anggaran luar biasa juga bernilai kecil. Pada tahun 1918

anggaran luar biasa menunjukkan nilai yang sangat besar sekali karena pada tahun

itu sedang diadakan pembanguan Waduk Kedung Uling dan Waduk Plumbon.

Pada tahun 1921 anggaran luar biasa menunjukkan nilai terkecil karena di tahun

tersebut tidak dilaksanakan pembangunan dalam bidang irigasi.

Anggaran luar biasa mengalami fluktuasi pada tahun 1922 sampai dengan

1926, dalam tahun-tahun tersebut dilaksanakan pembangunan waduk-waduk

seperti Jombor, Plumbon, dan Tirtomarto. Anggaran luar biasa mengalami

penurunan tahun 1931, dan akibatnya banyak rencana pembangunan sarana-sarana

irigasi yang baru dimulai tidak dapat dilaksanakan. Penurunan ini sebagai dampak

terjadinya depresi ekonomi tahun 1930 yang mempengaruhi kondisi keuangan

Praja Mangkunegaran. Pembangunan waduk-waduk dilaksanakan pemerintah

dengan tujuan menyimpan air dan mengalirkannya untuk kepentingan pertanian

basah. Irigasi ini sekaligus berguna sebagai pemupukan, karena air yang mengalir

itu membawa lumpur yang subur. Hal semacam ini membawa pengaruh kepada

semakin meningkatnya hasil dibidang pertanian.

b. Pembangunan Saluran Pembuangan Air

Wilayah Surakarta secara geografis merupakan wilayah yang rawan dari

bencana banjir. Mangkunegara VII menyadari bahwa saluran pembuangan air di

Praja Mangkunegaran perlu adanya perbaikan. Saluran pembuangan air

merupakan salah satu komponen infrastruktur yang sangat penting karena

kemajuan sebuah kota dinilai dari kondisi sistem pembuangan airnya. Adanya

limbah cair rumah tangga baik dari hasil cucian ataupun cairan limbah yang

Page 91: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

73

dimasukkan ke satu saluran menyebabkan kondisi pada musim kemarau terjadi

penumpukkan sampah dan menyebabkan menyumbatnya aliran air. Akibat saluran

tersumbat, limbah ini berbau busuk dan menyengat sehingga menimbulkan sarang

penyakit.

Mengingat kondisi yang seperti itu, langkah Mangkunegara VII yaitu

melakukan pembangunan saluran-saluran khusus untuk mengatur pembuangan

limbah di sekeliling Pura Mangkunegaran. Saluran air ini digunakan untuk

menyerap air kotor agar tidak mengenang di daerah permukiman perkampungan

di kota Mangkunegaran. Pemerintah Praja kemudian membangun saluran

pembuangan air dari Pura Mangkunegaran yang dialirkan ke sungai Toklo yang

dibuka pukul 8.30 pagi sampai 6.30 sore. Pembangunan saluran dilanjutkan di

daerah Gilingan yang setiap musim penghujan sering digenangi air. Selain itu,

dibangun saluran induk dengan pintu-pintu air yang sewaktu-waktu bisa dibuka

dan ditutup. Pembuatan saluran air hujan juga dilakukan di kampung Stabelan

yang menghabiskan dana sekitar f 8000.12

Saluran air tersebut dibuat untuk

menghindari luapan serta genangan air hujan dan limbah rumah tangga, sehingga

air kotor dapat mengalir dengan lancar dan tidak menyebabkan munculnya bibit

penyakit sehingga menciptakan kondisi masyarakat yang bersih dan sehat.13

12

“Anggaran Pembuatan Saluran Air”. Arsip Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa

Pustaka. Kode H. 204.

Page 92: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

74

B. Pembangunan Bidang Sosial

1. Pembangunan Taman Kota

a. Taman Tirtonadi

Taman yang dibangun pada masa Mangkunegara VII dengan latar

belakang pembangunannya untuk memanfaatkan air kali Pepe yang terjun melalui

pintu air Kali Anyar atau banjir kanal. Taman Tirtonadi dibuat dengan

menggunakan konsep taman air (water castle) dengan memanfaatkan air dari

banjir kanal. Pemanfaatan air ini dilakukan karena sebelum tanggul dibangun,

pada musim hujan air dari kali Pepe sering meluap sehingga menyebabkan banjir.

Untuk mengatasi banjir tersebut, pada tahun 1903 diadakan proyek pembangunan

banjir kanal dengan rute pengerjaan langsung mengarah ke Bengawan Solo.

Bersamaan dengan proyek tersebut juga dibangun sebuah tanggul dari utara

Balekambang menuju daerah Kandangsapi. Pembangunan-pembangunan tersebut

diselesaikan pada tahun 1911.14

Selain terdapat taman air, Taman Tirtonadi juga

tersedia obyek wisata lainnya yaitu Partimah Park dan telaga yang diberi nama

Minopadi.15

b. Partimah Park

Partimah Park dibangun pada zaman Mangkunegara VII yang merupakan

taman rekreasi untuk anak-anak dan terletak satu komplek dengan Taman

Tirtonadi. Pemberian nama ini disesuaikan dengan nama puteri bungsu dari

Mangkunegara VII yaitu B.R.A. Partimah. Partimah Park terdapat sarana

14

Suryadu. 1983. “Kota Solo Masa Silam “Tirtonadi dan Minopadi” Obyek Wisata Yang

Kian Merana”, dalam Suara Merdeka edisi Sabtu 19 Maret 1983, halaman III.

15

Minopadi merupakan telaga buatan di komplek Taman Tirtonadi yang fungsinya

sebagai sarana bersampan dan memancing ikan.

Page 93: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

75

permainan yang berupa kolam renang, jungkat-jungkit/timbangan, ayunan dan

lapangan terbuka sebagai tempat anak-anak bermain. 16

Selain itu, kawasan ini

semakin lengkap dengan didirikanya restaurant yang pembangunannya

menghabiskan biaya sekitar f. 500.17

Hal yang semacam ini dimaksudkan agar

kawasan Partimah Park bisa lebih dinikmati oleh masyarakat Praja

Mangkunegaran.

c. Kusumawardhani Plein

Kusumawardhani Plein merupakan sebuah lapangan yang dibangun

Mangkunegara VII untuk memperingati kelahiran putrinya, yaitu B.R.A. Siti

Nurul Kamaril Ngarasati Retno Kusumawardhani atau disebut Gusti Nurul.

Lapangan ini berfungsi sebagai sarana olahraga bagi anggota Legiun

Mangkunegaran.

d. Partini Tuin dan Partinah Bosch

Partini Tuin atau taman Partini dibangun Mangkunegara VII sebagai

hadiah untuk putrinya, B.R.A. Partini ketika menikah dengan Prof. Husein

Joyoningrat.18

B.R.A. Partini adalah putri tertua Kangjeng Gusti Adipati

Mangkunegara VII. Taman Partini adalah area taman dengan koleksi bermacam

tanaman langka dan juga merupakan sarana rekreasi yang dilengkapi dengan

lapangan olahraga dan pemandian. Tempat ini sekarang lebih dikenal oleh

masyarakat dengan sebutan Bale Kambang (rumah yang mengapung di tengah

telaga buatan) dan telah selesai direnovasi dan semakin menjadi lebih menarik.

16

Nina Astiningrum, op.cit., halaman 86.

17

Autorisatie begrooting van kosten 1941. Arsip Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa

Pustaka.

18

Nina Astiningrum, loc. Cit.

Page 94: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

76

Partinah Bosch atau Taman Air Partinah, dibangun sesuai dengan nama

puterinya B.R.A. Partinah. Partinah Bosch merupakan hutan kecil yang terdiri dari

berbagai macam pepohonan. Hutan ini memiliki keistimewaan tersendiri jika

dilihat dari fungsinya, yaitu setiap nama-nama ilmiah pohon yang ditanam di

taman Partinah dapat dijadikan sebagai media pengenalan dan pendidikan bagi

anak-anak dengan tujuan merangsang pertumbuhan kecerdasan anak. Tempat ini

masih tetap ada dan berfungsi sebagai hutan kota dan daerah resapan air hujan.

Konsep pembangunan taman kota oleh Mangkunegara VII difungsikan

sebagai sarana public space sekaligus sebagai jantung kota yang pengaruhnya

dapat langsung dinikmati oleh masyarakat umum. Selain itu, pembangunan

taman-taman ini juga bertujuan untuk memperindah wajah kota Mangkunegaran.

2. Pembangunan Gedung-Gedung

a. Pembangunan Gedung SOOS (Societed)

Perkembangan politik di Hindia Belanda mendorong perubahan dalam

berbagai bidang di kehidupan masyarakat. Perubahan ditandai dengan munculnya

organisasi modern, para priyayi yang tergabung dalam organisasi-organisasi yang

sering berkumpul di suatu tempat pertemuan tertentu. Tempat pertemuan ini oleh

orang Belanda lebih dikenal dengan nama Soos, kata yang diambil dari Societeit

yang berarti tempat pertemuan bagi bangsa Belanda yang bersifat eksklusif. Soos

selain dipakai untuk kepentingan rapat, juga digunakan sebagai tempat pertemuan

publik seperti keperluan pesta, tempat hiburan, dan lain sebagainya. Selain itu,

bangunan Soos menjadi sangat penting bagi perkembangan budaya, karena di

tempat inilah timbul kontak antara kebudayaan orang pribumi dengan kebudayaan

orang Belanda.

Page 95: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

77

Bangunan Soos merupakan pencerminan dari kebutuhan ruang yang

mendukung bagi kegiatan yang dilakukan oleh para pendukung kebudayaan.

Dengan keadaaan yang seperti itu, mengharuskan Mangkunegara VII membangun

sebuah gedung Soos (societeit) di wilayah Mangkunegaran. Pada tahun 1918,

pembangunan gedung Soos mulai diadakan, pertama dibangun gedung Soos

Mangkunegaran (sekarang gedung Monumen Pers), pembangunan gedung ini

diserahkan pada arsitek pribumi bernama Aboekasan Atmodirono yang berasal

dari Semarang.19

Soos Mangkunegaran digunakan untuk pertemuan para pegawai

sipil selain itu, juga dibangun gedung Soos Militer (sekarang menjadi kantor

Pramuka Surakarta) yang digunakan untuk petemuan bagi para bintara.

Pembangunan gedung Soos oleh Mangkunegara VII dimaksudkan sebagai

perwujudan kebutuhan tempat untuk berbagai macam kegiatan dan aktifitas

pertemuan di wilayah Mangkunegaran. Selain itu, pembangunan Soos membawa

dampak pada peralihan gaya hidup dari tradisional menjadi modern mengikuti

budaya Eropa sejalan dengan lahirnya budaya perkotaan di Surakarta.

b. Pembangunan Bale Kampung/Gedung Kelurahan

Bale Kampung adalah kantor dinas dari Lurah dan para Punggawa

Kampung. Bale kampung digunakan sebagai tempat untuk mengurusi masalah

intern yang ada dikampung, seperti: masalah administrasi, perpajakan, pengadilan,

dan lain sebagainya. Pada masa Mangkunegoro VII melakukakan pembangunan

bale kampung yang dianggap tidak layak sebagai tempat kerja. Pada pemerintahan

Mangkunegoro VII telah dibangun tiga buah bale kampung, yang antara lain: Bale

19

Monument Pers Nasional Ing Sala, dalam Harian Jayabaya, halaman 9, edisi 8

Februari 1987. halaman 9. Surakarta: Reksa Pustaka. Kode MN 872.

Page 96: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

78

Kampung Kestalan, Punggawan, dan Manahan.20

Tanah beserta bangunan yang

digunakan untuk pembangunan bale kampung adalah tanah milik rakyat, yang

telah mendapatkan ganti rugi yang berupa komisi dari pemerintah Praja

Mangkunegaran. Pembangunan bale kampung ini berpengaruh terhadap

kehidupan rakyat yaitu semakin intensifnya pelayanan dalam mengurusi masalah-

masalah intern di masyarakat.

c. Pembangunan Gedung-Gedung Sekolah

Pembaharuan dalam bidang pendidikan oleh penguasa Mangkunegaran

terutama Mangkunegara VII dipandang sebagai kebutuhan yang penting karena,

perkembangan dunia menuntut masyarakat mengikuti perkembangan zaman.

Dalam hal ini pembangunan dalam bidang pendidikan sangat diperlukan jika

didukung dengan adanya pemberian motivasi untuk bersekolah dan penyediaan

sarana dan prasarana sekolah. Mangkunegara VII sangat memperhatikan kwalitas

pendidikan rakyatnya dengan membangun tiga gedung sekolah yang besar yaitu

gedung sekolah HIS Siswo (sekarang telah menjadi SMP Negeri 5 Surakarta),

gedung sekolah HIS Sisworini (sekarang tidak digunakan lagi dan tempatnya

berada di sebelah timur Akademi Seni Mangkunegaran) dan sebuah gedung

sekolah gadis tingkat SD (kopschool)21

. Selain sekolah untuk kalangan elite

tersebut, pemerintah Praja juga mendirikan sekolah untuk rakyat atau Sekolah

Desa (Volksschool) yang mana penyelenggaraan sekolah ini ditanggung

sepenuhnya oleh Praja Mangkunegaran.

20 “Pembangunan Bale Kampung Kestalan, Punggawan, dan Manahan”. Arsip

Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa Pustaka. Kode H. 159, P. 2607, dan P. 258

21

Th. M. Metz, op.cit., halaman 71.

Page 97: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

79

Berkat perhatian Mangkunegara VII terhadap pendidikan, secara

kwantitatif jumlah sekolah di Praja Mangkunegaran mengalami peningkatan.

Pendirian sekolah desa dimulai dari tahun 1918 dengan jumlah sekolah 19 buah,

pada tahun 1927 jumlahnya meningkat menjadi 53 buah dan pada tahun 1930

jumlahnya menjadi 79 buah naik empat kali lipat dari pendirian awalnya. Setahun

kemudian jumlah tersebut meningkat lagi menjadi 81 sekolah, 30 sekolah berada

di kota Mangkunegaran dan sisanya berada di daerah Wonogiri. Pada masa

depresi ekonomi dunia tahun 1930 pembangunan sekolah desa mengalami

goncangan akan tetapi sekolah desa tersebut bisa bertahan dan pada tahun 1935

jumlah sekolah desa milik Mangkunegaran menjadi 103 buah, 81 sekolahan milik

Praja Mangkunegaran dan 22 lainnya merupakan pelimpahan dari sekolah-sekolah

Gubermen.22

Mangkunegara VII melaksanakan modernisasi pendidikan dengan

memperjuangkan bangsa dan rakyatnya agar menjadi pandai dan mempunyai

keahlian sebagai modal persiapan di kemudian hari. Modernisasi pendidikan yang

dilakukan Mangkunegara VII sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan

terciptanya pendidikan maju di Mangkunegaran. Hal yang semacam ini sekaligus

dijadikan wujud strategi dalam perjuangan bangsa dengan tersedianya sumber

daya manusia yang handal bagi Praja Mangkunegaran dan juga memungkinkan

rakyatnya mampu melakukan mobilitasi dalam jenjang sosial diseluruh Hindia

Belanda.

22

Wasino, 1996. “Politik Etis Dan Modernisasi Pendidikan di Mangkunegaran 1900-

1945” Laporan Penelitian Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Institut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Semarang. Halaman 43-44.

Page 98: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

80

C. Pembangunan Bidang Kesehatan

1. Pembangunan Kakus Umum/WC Umum

Pembangunan sarana umum ini salah satu kebijakan di masa

Mangkunegara VII yang ditujukan kepada penduduk di perkampungan agar tidak

membuang hajat disembarang tempat yang dapat menggangu kesehatan maupun

kebersihan lingkungan. Pembangunan juga dimaksudkan untuk menghilangkan

jumbleng.23

Pembangunan kakus umum diletakkan di tempat-tempat yang

strategis dan bersifat umum.

Lahan yang digunakan untuk membangun kakus umum ini merupakan

lahan milik rakyat tanpa diberikan ganti rugi, kemudian dibuatkan kakus pribadi

untuk rakyat. Pembangunan sarana umum ini dikerjakan dengan biaya f. 3000,

dilakukan di kampung-kampung di Kota Mangkunegaran, seperti: kampung

Ngebrusan, Grogolan, Ngentak, Manahan, Stabelan, dan Cinderejo.24

Sebagai

contoh proyek penanganan dari pembangunan kakus umum di kampung

Ngebrusan dipercayaakan Mangkunegara VII kepada Ir. Thomas Karsten.

Bangunan kakus umum ini dibuat sangat indah dengan bahan bangunan pilihan

dan perencanaan kerja yang matang.25

Model dari bangunannya sendiri bergaya

tradisional, yang terinspirasi dari bentuk miniatur candi sementara dengan

kontruksi bangunan yang kokoh dan tegas menggunakan kontruksi beton. Selain

23

Jumbleng yaitu tempat pembuangan hajat tradisional dengan menggali tanah dan telah

dipakai secara turun-temurun.

24

“Anggaran Untuk Membuat Kakus Umum dan Pancuran di Mangkunegaran. Arsip

Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa Pustaka. Kode L. 436

25

Lantai dan dindingnya terbuat dari beton sehingga keadaannya masih utuh sampai

sekarang. Instalasi listrik juga dialirkan untuk tempat ini serta pembagian kamar mandi

berdasarkan jenis kelamin (ada di dua sisi belakang kanan dan kiri). Arsip kode H. 257, namun

tempat ini sekarang kurang terawat sehingga kondisinya sangat memprihatinkan.

Page 99: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

81

itu, pembangunan tetap mengadaptasi gagasan-gagasan modern untuk segi

hygienitas dan privasi. Peresmian terhadap berdirinya bangunan ini terjadi pada

tanggal 1 Januari 1939 bersamaan dengan peresmian Rukun Kampung Manahan

dan pemasangan batu pertama Pasar Legi.26

Pembangunan kakus umum ini

berdampak pada perubahan pola hidup masyarakat Mangkunegaran yang rapi,

sehat dan bersih.

2. Pembangunan Pancuran Umum

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sehari-harinya, baik

sebagai air minum maupun untuk kepentingan lainnya, yakni mandi dan mencuci.

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting diperlukan dan harus

dipenuhi secara mutlak. Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh pemerintah Praja

Mangkunegaran membagun pancuran umum disetiap kalurahan yang ada di Kota

Mangkunegaran. Pembangunan pancuran ini dilaksanakan di kampung Cinderejo,

Kusumodiningratan, Manahan, Kestalan, Stabelan, Grogolan, dan Turisari.27

Pembangunan pancuran umum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air

bersih bagi masyarakat. Usaha ini agak mengalami hambatan karena penduduk

diperkampungan kurang membutuhkan air pancuran, hal ini dikarenakan mereka

telah memiliki sumur sendiri.28

Pemenuhan air bersih di Surakarta semakin

intensif bersamaan dengan didirikannya perusahaan air minum pada tahun 1931,

26

Acara Mangkunegara VII tertanggal 1 Januari 1939, Surakarta: Reksopustoko

Mangkunegaran, Arsip Mangkunegara VII kode P. 2589.

27

Anggaran Untuk Membuat Kakus Umum dan Pancuran di Mangkunegaran. Op. cit.

Kode L. 436

28

Daryadi, 2009, “Pembangunan Perkampungan di Kota Mangkunegaran Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII”, Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta. halaman 73.

Page 100: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

82

yang merupakan inisiatif dari Residen Surakarta. Perusahaan air minum ini diberi

nama N.V. Hoodgruk Water Leiding Hoofdplaats Surakarta en Omstreken (PT Air

Minum Bertekanan Tinggi di Ibukota Surakarta dan Sekitarnya). Sumber air

bersih yang digunakan oleh perusahaan air minum ini berasal dari daerah

Cakratulung.29

Pembangunan perusahaan minum ini berpengaruh pada

masyarakat Mangkunegaran yang telah diperkenalkan pada penggunaan air

minum yang hiegenis dan menciptakan kesadaran akan kesehatan.

3. Pembangunan Rumah Sakit Dan Poliklinik

Untuk keperluan kesehatan masyarakat dibangun beberapa rumah sakit.

Pada tahun 1921 dibangun rumah sakit pusat Ziekenzorg di Mangkubumen,

merupakan rumah sakit yang pertama di Surakarta. Rumah sakit yang

pembangunannya mendapat subsidi dari Pemerintah Swapraja dan mendapat

subsidi setiap tahunnya sebesar f. 5.000. Rumah sakit ini yang pada awalnya

dipimpin oleh tiga orang dokter, mantri, pembantu mantra, bidan, dan juru

rawat.30

Selain itu, pada tahun 1924 juga dibangun poliklinik sebanyak 8 buah dan

tahun 1939 pembangunan poliklinik bertambah menjadi 19 buah.31

Peningkatan kualitas tenaga medis merupakan salah satu syarat

berhasilnya pembangunan kesehatan. Untuk meningkatkan kualitas dokter maka

Bupati Anom Dokter Mangkunegaran menetapkan kunjungan dokter setiap

seminggu sekali ke poliklinik daerah. Kunjungan ini mampu memantau baik

buruknya kesehatan rakyat di Praja Mangkunegaran. Selain itu ahli-ahli medis

29

Heri Dwiyanto, 1995. “Pembangunan Bidang Kesehatan Di Praja Mangkunegaran Pada

Masa Mangkunegoro VII”. Skripsi Jurusan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. halaman

79. 30

Ibid.

31

Wasino, op.cit., halaman 212

Page 101: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

83

terutama dokter pada masa Mangkunegoro VII, merupakan sesuatu yang langka

dan sulit untuk mencukupi kebutuhan dokter di Mangkunegaran sampai pada

tahun 1938 di Praja Mangkunegaran telah ada enam dokter yaitu: dr. R.M.

Marmohoesadha, dr. RM. Tjakrahoesadha, dr. RM. Martohoesadha, dr. R.P.

Soejoedhana, dr. RM. Soekasno dan dr R. Soewarso.32

Pemerintah Praja juga berusaha memperbanyak jumlah perawat, bidan

maupun penyuluh kesehatan di setiap poliklinik paling sedikit dua orang perawat.

Begitu juga dengan penyuluh kesehatan, di setiap kawedanan ditugaskan seorang

penyuluh kesehatan yang bertugas memberi penyuluhan di desa-desa.33

Adanya

peningkatan jumlah pembangunan rumah sakit dan tenaga medis ini dimaksudkan

agar masyarakat di seluruh daerah Mangkunegaran dapat menikmati pelayanan

kesehatan.

4. Perbaikan Rumah Kumuh

Adanya wabah pest yang melanda di seluruh Jawa Tengah ternyata juga

sampai menyebar ke daerah Praja Mangkunegaran. Penyakit pest yang disebabkan

oleh kutu yang dibawa oleh tikus dan kemudian menyerang manusia lewat baju

atau barang yang ada di dalam rumah, dimana kondisi kebersihannya masih

sangat memprihatinkan. Rumah-rumah yang rata-rata terbuat dari alang-alang dan

kayu sederhana serta berlantai tanah sangat mendukung untuk berkembangnya

penyakit yang dibawa oleh binatang tersebut. Melalui Dinas Kesehatan

Mangkunegaran, pemerintah menganjurkan kepada rakyatnya untuk menciptakan

perumahan yang sehat sesuai dengan kriteria rumah sehat antara lain kondisi

32

Heri Dwiyanto, 1995, op.cit. halaman. 83.

33

Ibid. halaman 84.

Page 102: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

84

lantai yang kering, pintu dan jendela, ventilasi, di sekitar rumah tidak ada air yang

mengenang, sumur dibuat penghalang di setiap pinggirnya agar tidak tercemari air

kotor, dan bagi masyarakat yang mampu dianjurkan untuk membuat kakus di

setiap rumahnya.34

Pemerintah Praja juga memberikan bantuan berupa pinjaman uang bagi

rakyat yang ingin memperbaiki rumahnya. Dalam anggaran belanja praja tahun

1918, disediakan dana sebesar f. 66.000 untuk perbaikan rumah rakyat dan f.

25.000 untuk biaya pembangunan kampung-kampung.35

Selain memberikan

bantuan berupa pinjaman uang untuk perbaikan rumah dan kampung, pemerintah

juga memberikan vaccin otten yang telah ditemukan pada tahun 1935, untuk

penderita penyakit pes dan juga melakukan penyemprotan obat serta pembasmian

tikus.36

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Mangkunegoro VII tersebut

sangat berpengaruh dalam membantu program pemberantasan penyakit menular,

khususnya penyakit pes di Praja Mangkunegaran. Program itu juga diharapkan

menciptakan masyarakat yang sehat. Usaha-usaha pemberantasan penyakit

menular merupakan suatu bukti bahwa pemerintah tidak menginginkan rakyatnya

menderita akibat adanya penyakit menular yang mengancam jiwa mereka.

Mangkunegoro VII juga menyadari bahwa keselamatan dan kelangsungan hidup

rakyat menjadi tanggung jawabnya.

34

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1925. No. 11. Bab 24. Surakarta: Reksa Pustaka

35

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1918. No.3. Bab 55,56. Surakarta: Reksa Pustaka.

36

Ratih Widayati, 1998. “Yatna Nirmala: Dinas Kesehatan Praja Mangkunegaran Tahun

1943-1953”. Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret. halaman 87.

Page 103: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

85

D. Pembangunan Bidang Ekonomi (Pasar)

Pasar merupakan suatu simbol yang menandai kemajuan perekonomian

masyarakat pada daerah tertentu. Munculnya pasar karena bersamaan dengan

adanya kegiatan dan kebutuhan yang dilakukan manusia. Dengan demikian, pasar

merupakan tempat untuk melakukan kegiatan tukar menukar barang dan jasa

sebagai pemenuh kebutuhan bagi masyarakat yang lebih dikenal dengan sistem

jual-beli yang dilakukan antara penjual dan pembeli. Sebelum pasar terbentuk,

kegiatan tukar menukar sudah lama dilakukan masyarakat yang lebih dikenal

dengan barter. Kegiatan ini dilakukan karena adanya rasa saling membutuhkan

barang atau jasa antara anggota masyarakat. Naik turunnya pendapatan pasar

ditentukan oleh jumlah pelaku transaksi di pasar. Banyaknya transaksi

dipengaruhi oleh daya beli masyarakat sedangkan daya beli dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan setiap orang. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan mareka

maka diperlukan suatu tempat tertentu untuk bertemu antara penjual dan pembeli

barang mereka, maka kemudian terjadilah suatu pasar.37

Wilayah Mangkunegaran terdapat beberapa pasar tradisional. Pasar

tersebut antara lain Pasar Legi, Pasar Pon, dan Pasar Triwindu.

1. Pasar Legi

Pasar Legi merupakan pasar tradisional hasil gagasan pemerintahan

Mangkunegara. Sesuai dengan namanya, pasar ini ramai pada hari pasaran Legi.

Banyak pedagang berdatangan dari desa-desa. Pada tahun 1930 pasar legi masih

merupakan pasar dengan wujud los sederhana dengan komoditi yang beragam dan

pasar ini juga diibaratkan sebagai tempat pemenuhan kebutuhan duniawi dalam

37

Soetardjo Kartohadikusumo, 1965, Desa, Jakarta: PN. Sumur Bandung, halaman 6.

Page 104: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

86

hal ini pasar Legi mampu mendukung mobilisasi kehidupan di masyarakat. Pasar

ini memiliki pendapatan besar di antara pasar-pasar yang ada di Praja

Mangkunegaran. Pada tahun 1936 Mangkunegaran VII merenovasi pasar secara

modern sehingga pasar menjadi lebih rapi, indah dan tertib.

2. Pasar Pon

Pasar Pon juga berada di wilayah Mangkunegaran. Sesuai dengan

namanya, pasar ini ramai pengunjung setiap pasaran Pon. Untuk menuju ke Pasar

Pon, kebanyakan para pedagang yang berasal dari dalamkota menggunakan alat

transportasi tradisional berupa Gerobak atau Andong. Bagi pedagang yang berasal

dari luardesa atau luarkota, mereka bisa menggunakan Kereta Api Kluthuk turun

di depan Pasar Pon, karena Kereta Api Kluthuk jurusan Boyolali - Wonogiri

melewati depan Pasar Pon. Barang-barang yang diperdagangkan di Pasar Pon

adalah berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti: sayuran, buah-buahan,

bumbon dan lain-lain.

Sejak tahun 1929, keadaaan pasar berubah menjadi pertokoan dan kios-

kios kecil yang berjualan kelontong (barang-barang rumah tangga) dan terletak di

tepi jalan depan Pura Mangkunegaran. Para pedagang pasar ini kebanyakan adalah

pengusaha dari Etnis Thionghoa.

3. Pasar Triwindu

Pasar Triwindu terletak di sebelah selatan Pura Mangkunegaran.

Menurut namanya Tri berarti tiga dan Windu berarti delapan. Triwindu berarti dua

puluh empat. Jadi, pasar ini dibangun untuk memperingati 24 tahun kenaikan tahta

Mangkunegoro VII dan pasar ini diresmikan pada tahun 1939. Barang yang

Page 105: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

87

diperdagangkan di pasar ini hanya barang yang terbuat dari logam, antara lain:

besi, tembaga, emas, dan perak.38

Pasar ini sekarang masih berdiri dan telah

selesai direnovasi dan berganti nama menjadi Pasar Windu Jenar.

Di kota Mangkunegara selain pasar-pasar yang disebutkan di atas masih

ada beberapa pasar kecil yang tersebar di seluruh kalurahan, antara lain: Pasar

Ngapeman, Pasar Nongko, Pasar Nusukan, Pasar Umbul, Pasar Joglo, dan Pasar

Ngemplak.

Pasar yang berada di wilayah Mangkunegaran merupakan salah satu

perusahaan milik Praja Mangkunegaran, Praja membangun gedung-gedungnya

dan menyewakan petak-petaknya.39

Munculnya pasar-pasar di Praja

Mangkunegaran berpengaruh pada terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Mereka memperoleh pekerjaan dari pasar sebagai pedagang,

pembantu pedagang (membantu melayani pembeli), dan kuli atau buruh gendong.

Pasar-pasar yang ada di Praja Mangkunegaran sangat memungkinkan menjadi

media alternatif penurunan angka pengangguran dan keberadaan pasar tradisional

berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi yang memberikan lapangan pekerjaan

yang layak serta mampu meningkatkan taraf ekonomi bagi masyarakat Praja

Mangkunegaran.

38

Nina Astiningrum, Op.Cit. halaman. 101.

39

Th. M. Metz, 1939. Op.cit. halaman 80.

Page 106: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

BAB V

KESIMPULAN

Mangkunegoro VII menggantikan kedudukan Mangkunegoro VI pada

tahun 1916. Keberhasilan yang diraih Mangkunegoro VI salah satunya adalah

mampu memperbaiki kondisi keuangan Praja yang kembali menjadi baik setelah

adanya kemunduran kondisi keuangan pada masa Mangkunegara V.

Mangkunegara VII menjadi penguasa pada tahun 1916, ternyata memiliki

keunggulan dalam memerintah jika dibandingkan dengan para pendahulunya.

Segala keunggulannya dimanfaatkan untuk mengantarkan Praja Mangkunegaran

menuju masa depan. Keunggulan itu tentu saja tidak dapat dilepaskan dari

peranan para pendahulunya yang memerintah sesuai dengan zamannya.

Pembangunan merupakan usaha yang secara sadar dilakukan untuk

meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Pembangunan yang dilakukan oleh

Mangkunegara VII memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat Praja

Mangkunegaran. Berkat inovasi dan kreativitasnya, Mangkunegara VII mampu

membuat kondisi keuangan Praja mengalami surplus sehingga melakukan

pembaharuan adalah kunci untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya.

Keberadaan Kabupaten Karti Praja sebagai dinas pelaksana pembangunan

di Praja Mangkunegaran mempunyai peranan besar terhadap masyarakat

Mangkunegaran. Beberapa peranannya dalam pembangunan antara lain

pembangunan bidang sarana dan infrastruktur yang ditandai dengan adanya

pembangunan jalan dan jembatan yang memberikan manfaat bagi masyarakat

untuk saling berinteraksi. Selain itu, juga dilaksanakan pembangunan irigasi serta

88

Page 107: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

89

pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang semuanya dilakukan untuk

mendukung kemajuan pembangunan demi kemakmuran rakyat dan perkembangan

Praja Mangkunegara. Segala pembaharuan-pembaharuan dilakukan hanya karena

Mangkunegara VII menginginkan seluruh rakyat di Praja Mangkunegaran bisa

menikmati modernisasi yang dilakukannya. Mangkunegara VII selama hidupnya

dan selama menjadi raja senantiasa bertindak sesuai dengan semboyan mengabdi

sehingga menjadi contoh yang nyata bagi seluruh rakyatnya dan bagi siapa saja

yang mengenalnya.

Page 108: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

90

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsip-Arsip

Anggaran Untuk Membuat Kakus Umum dan Pancuran Umum Di Mangkunegaran.

Arsip Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa Pustaka.

Anggaran Pembuatan Saluran Air. Arsip Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa Pustaka

Anggaran Pembangunan Bale Kampung Punggawan. Arsip Mangkunegoro VII.

Surakarta: Reksa Pustaka

Pembukaan Bale Kampung Manahan. Arsip Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa

Pustaka

Perumahan Yang Akan Dibuat Bale Kampung Kestalan. Arsip Mangkunegoro VII.

Surakarta: Reksa Pustaka..

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1917. No. 23 (Bab Mengenai Pasar) dan No. 331 (Bab

Mengenai Perubahan wilayah Administrasi Mangkunegaran).

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1917. No. 37 (Bab Mengenai Perubahan Pangkat dan

Perubahan Kawedanan menjadi Kabupaten).

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1918. No. 2 (Bab Mengenai Dana Untuk Perbaikan

Rumah dan Kampung).

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1923. No 10 (Bab Mengenai Perubahan Struktur

Birokrasi Mangkunegaran).

Rijksblad Mangkunegaran. Tahun 1925. No. 11 (Bab Mengenai Kriteria Rumah Sehat).

2. Buku-Buku

Bernardinal Hilmiyah M.D. 1985. Mengenang Soerya Soeparto. Surakarta: Reksa

Pustaka.

Darsiti Soeratman. 1989. Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830 – 1939. Yogyakarta:

Taman Siswa.

Dudung Abdurrrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Page 109: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

91

Dwi Ratna Nurhajarini, dkk. 1999. Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Gondosubariyo R.M. 1939. Tri Windu Mangkunegoro VII. Surakarta: Reksa Pustaka

Gottshalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Honggopati Tjitrohoepojo. 1930. Serat Najakatama, Surakarta: Reksa Pustaka

Mangkunegaran

Houben, V.J.H. 2002. Keraton dan Kompeni: Surakarta dan Yogyakarta, 1830-1870,

Yogyakarta: Bentang Budaya.

Krisnina Maharani A. Tandjung. 2007. 250 Tahun Pura Mangkunegaran. Jakarta:

Yayasan Warna Warni Indonesia.

Larson G.D. 1990. Masa Menjelang Revolusi, Kraton dan Kehidupan Politik di

Surakarta 1912-1942. Yogyakarta: Gajah Mada University Perss.

Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia V.

Jakarta: Balai Pustaka.

Metz Th.M. 1939. Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa. Rotterdam: NV

Nijgh dan Van Ditmar.

Moedjanto G. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa, Penerapannya Oleh Raja-raja Mataram .

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Muhammad Husodo Pringgokusumo. 1987. Pidato Gubernur Surakarta M.J.J. Treur

Pada Pesta Peringatan Penobatan Sri Paduka pangeran Adipati Ario

Mangkunegara VII. Surakarta: Reksa Pustaka.

Muhlenfeld A. 1916. Buku Kenang-Kenangan Pada Jumenengan R.M Soeparto.

Surakarta: Reksa Pustaka.

Nugroho Notosusanto. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, Jakarta: yayasan

Indayu.

Pringgodigdo. 1987. Sejarah Perusahaan-Perusahaan Kerajaan Mangkunegaran.

Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Ringkasan Riwayat Dalen Suwarga Sampeyan Dalen K.G.P.A.A Mangkunegoro ke VII,

2007. Surakarta: Reksa Pustaka

Rouffer G.P. Vorstenlanden. Terjemahan: R.Tg. Muhammad Pringgokusumo. 1979.

Swapraja. Surakarta: Reksa Pustaka.

Page 110: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

92

Sartono Kartodirjo. 1983. Metode Penggunaan Bahan Dokumen dalam

“Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat”, Jakarta: PT.

Gramedia.

Sejarah Perjuangan K.G.P.A.A Prabu Prangwedana VII, 1993. Surakarta: Reksa

Pustaka.

Soetardjo Kartohadikusumo. 1965. Desa, Jakarta: PN. Sumur Bandung.

Suwaji Bustomi, 1997. Karya-Karya Budaya KGPAA Mangkunegara I – VIII. IKIP

Semarang.

Uitgewerkte en Toelichtende Staat der Begrooting van Uitgaven en Ontvangsten van het

Mangkoenagorosche Rijk voor het Dienstjaar. 1934. Mangkunegaran: Reksa

Pustaka.

Wasino. 2008. Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran,

Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Yosodipuro. 1994. Keraton Surakarta Hadiningrat. Surakarta: Makradata

3. Karya-Karya Ilmiah

Daryadi. 2009. “Pembangunan Perkampungan Di Kota Mangkunegaran Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII”. Skripsi. Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra

dan Seni Rupa. UNS.

Hari Nur Prasinta. 2009. “Kabupaten Martanimpoena Di Praja Mangkunegaran Tahun

1942-1947”. Skripsi. Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. UNS.

Heri Dwiyanto. 1995. “Pembangunan Bidang Kesehatan Di Praja Mangkunegaran Pada

Masa Mangkunegoro VII”. Skripsi. Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra dan

Seni Rupa. UNS.

Himawan Prasetyo. 2001. “Wajah Kauman Surakarta 1910-1930”. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada.

Ismu Sadiyah. 1998. ”Keraton Mangkunegaran Sebagai Obyek Wisata Yang Menarik di

Jawa Tengah”. Karya Tulis. Bandung: ABA Bandung.

Muzaini. 1996. “Pembangunan Irigasi Di Praja mangkunegaran (1916-1942)”. Skripsi.

Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. UNS.

Page 111: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

93

Nina Astiningrum. 2006. “Kebijakan Mangkunegoro VII Dalam Pembangunan Perkotaan

Di Praja Mangkunegaran”. Skripsi. Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra dan

Seni Rupa. UNS.

Ratih Widayati. 1998. “Yatma Nirmala: Dinas Kesehatan Praja Mangkunegaran Tahun

1943-1953”. Skripsi. Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. UNS.

Sutrisno Adiwardoyo. 1974. ”Pertumbuhan Kadipaten Mangkunegaran Sampai

Masuknya Ke Provinsi Jawa Tengah”. Skripsi. Surakarta: IKIP Surakarta.

Theresia Suharti. 1990.”Tari di Mangkunegaran ( Suatu Pengaruh Bentuk dan Gaya

Dimensi kultural 1910-1988)”. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Wasino. 1994. “Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintah Praja Mangkunegaran (Akhir

Abad XIX-Pertengahan Abad XX)”. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

. 1996. “Politik Etis dan Modernisasi Pendidikan di Mangkunegaran (1900-

1945)”. Laporan Penelitian. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang.

.1996. “Politik Etis, Pembangunan Sarana Irigasi dan Perkembangan Produksi

Beras di Karesidenan Surakarta (1900-1942)”. Laporan penelitian Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang.

4. Majalah dan Artikel

“Monumen Pers Nasional Ing Sala”, dalam Harian Jayabaya, halaman 9, edisi 8 Februari

1987.

Notodhiningrat. 1939. “Pengairan Di Mangkunegaran Selama Tiga Windu” Supllement

Triwindoe Gedenkboek Mangkunegara VII. Surakarta: Reksa Pustaka.

Suryadu. 1983. “Kota Solo Masa Silam “Tirtonadi dan Minopadi” Obyek Wisata Yang

Kian Merana”, dalam Suara Merdeka edisi Sabtu 19 Maret 1983.

Page 112: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi
Page 113: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

94

LAMPIRAN 1 Foto K.G.P.A.A Mangkunegoro VII

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Page 114: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

95

LAMPIRAN 2 Gambar-Gambar Hasil Pembangunan di Mangkunegaran

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 1

WC Umum dan Pemandian Umum, di kampung Ngebrusan.

Sekarang di kenal dengan nama Monumen Jamban

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 2

Pancuran di daerah Villa Park (sekarang telah berubah menjadi

Monumen 45 Banjarsari)

Page 115: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

96

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 3

Bale Kampung Manahan

Sumber: Arsip Foto Rekso Pustoko

Gambar 4

Pembangunan Jalan di Gilingan

Sumber: Arsip Foto Rekso Pustoko

Page 116: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

97

Gambar 5

Perkampungan Sebelum Adanya Pembangunan

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 6

Perkampungan Setelah Adanya Pembangunan

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Page 117: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

98

Gambar 7

Pasar Legi Pada Tahun 1930

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 8

Pasar Legi 1935

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Page 118: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

99

Gambar 9

Gedung Pertemuan (SOOS) Tahun 1920

(sekarang Gedung Monumen Pers)

Gambar 10

Pasar Pon 1935

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Page 119: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

100

Gambar 11

Gedung sekolah HIS Sisworini

(sekarang tidak digunakan lagi)

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 12

Gedung sekolah HIS Siswo

(sekarang SMP Negeri 5 Surakarta)

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Page 120: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

101

Gambar 13

Jalan Tawangmangu – Karangpandan

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 14

Page 121: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

102

Jembatan Penghubung Antara Kampung Gondang dan Kampung Gumunggung

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 15

Kawasan Kusumawrdhani Plein

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 16

Kawasan Partini Tuin

Page 122: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

103

(sekarang Pemandian Balekambang)

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 17

Poliklinik di Kota Mangkunegaran

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Gambar 18

Peresmian Waduk Tirtomarto

Sumber: Arsip Foto Reksa Pustaka

Page 123: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

104

LAMPIRAN 3

Rijksblad Mangkunegaran tahun 1917 No. 37

Sumber: Reksa Pustaka Mangkunegaran

Page 124: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

105

Page 125: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

106

LAMPIRAN 4

Surat tentang Pengairan di Mangkunegaran Selama 3 Minggu

Sumber: Reksa Pustaka Mangkunegaran

Page 126: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

107

Page 127: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

108

Page 128: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

109

Page 129: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

110

LAMPIRAN 5 Anggaran Pembuatan Kakus Umum dan Pancuran Umum

Arsip Reksa Pustaka Mangkunegaran kode L. 436

Page 130: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

111

Page 131: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

112

Page 132: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

113

Page 133: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

114

LAMPIRAN 6

Anggaran Pembuatan Saluran Pembuangan Air

Arsip Reksa Pustaka Mangkunegaran Kode H. 204

Page 134: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

115

Page 135: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

116

LAMPIRAN 7 Anggaran Pembuatan Bale Kampung Punggawan

Arsip Reksa Pustaka Mangkunegaran kode P. 2607

Page 136: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

117

Page 137: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

118

Page 138: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

119

Page 139: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

120

Page 140: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

121

LAMPIRAN 8 Acara Peresmian Kamar Mandi Umum Ngebrusan, tertera dalam Acara Mangkunegara VII tertanggal 1

Januari 1939, Surakarta: Reksopustoko Mangkunegaran, Arsip Mangkunegara VII kode P. 2589

Page 141: KABUPATEN KARTI PRAJA SEBAGAI PELAKSANA PEMBANGUNAN …/Kabu... · Ka kak -Adik ku tersayang 3. ... C. Lingkungan Fisik Istana Mangk unegaran ... gedung -gedung penting yang meliputi

122

LAMPIRAN 9 Autorisatie Begrooting van Kosten 1941

Arsip Reksa Pustaka Mangkunegaran