KABUPATEN J Mf

36
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON Menimbang Mengingat J Mf NOMOR 65 TAHUN 2016, SERI D. 14 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 65 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI , TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, a. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cirebon, salah satu satuan keija perangkat daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Kesehatan yang diwadahi dalam bentuk dinas daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon; b. bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Bupati Cirebon Nomor 61 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Keija Dinas Daerah Kabupaten Cirebon , maka dipandang perlu untuk mengatur Fungsi, Tugas Pokok dan Tata Keija pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dimaksud; c . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka Fungsi, Tugas Pokok dan Tata Keija Dinas Kesehatan , perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati . 1 . Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten Dedam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) ; Sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat ( Lembaran Negara Republik Indonesia

Transcript of KABUPATEN J Mf

Page 1: KABUPATEN J Mf

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

Menimbang

Mengingat

J M f

NOMOR 65 TAHUN 2016, SERI D. 14

PERATURAN BUPATI CIREBONNOMOR : 65 Tahun 2016

TENTANGFUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA

DINAS KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI CIREBON,

a. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12Tahun 2016 tentang Pembentukan dan SusunanPerangkat Daerah Kabupaten Cirebon, salah satusatuan keija perangkat daerah untukmenyelenggarakan urusan pemerintahan bidangKesehatan yang diwadahi dalam bentuk dinas daerahadalah Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon;

b. bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannyaPeraturan Bupati Cirebon Nomor 61 Tahun 2016tentang Organisasi dan Tata Keija Dinas DaerahKabupaten Cirebon, maka dipandang perlu untukmengatur Fungsi, Tugas Pokok dan Tata Keija padaDinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dimaksud;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b, maka Fungsi,Tugas Pokok dan Tata Keija Dinas Kesehatan, perluditetapkan dengan Peraturan Bupati.

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerah Kabupaten DedamLingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita NegaraTahun 1950); Sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentangPembentukan Kabupaten Purwakarta dan KabupatenSubang dengan Mengubah Undang-UndangNomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi DjawaBarat (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 2: KABUPATEN J Mf

Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentangAparatur Sipil Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5494);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),sebagaimana telah beberapakali diubah, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2014Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4890);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

Page 3: KABUPATEN J Mf

Menetapkan

10. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5165);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentangPerangkat Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2016 Nomor 114, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2016tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian DinasKesehatan Provinsi dan Kabupaten /Kota (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1506);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 9Tahun 2016 tentang Penetapan Urusan PemerintahanKonkuren Yang Menjadi Kewenangan PemerintahKabupaten Cirebon (Lembaran Daerah KabupatenCirebon Tahun 2016 Nomor 9, Seri D.6);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 10Tahun 2016 tentang Tata Cara PembentukanPeraturan Daerah (Lembaran Daerah KabupatenCirebon Tahun 2016 Nomor 10, Seri E.3, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 46);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12Tahun 2016 tentang Pembentukan dan SusunanPerangkat Daerah Kabupaten Cirebon (LembaranDaerah Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Nomor 16,Seri D.7);

17. Peraturan Bupati Cirebon Nomor 61 Tahun 2016tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas DaerahKabupaten Cirebon (Berita Daerah Kabupaten CirebonTahun 2016 Nomor 61, Seri D.10).

MEMUTUSKAN :

PERATURAN BUPATI TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOKDAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATENCIREBON.

Page 4: KABUPATEN J Mf

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Cirebon;

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan daerah oleh Pemerintah Daerah danDewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asasotonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksudUndang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah KabupatenCirebon;

4. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Cirebontentang Fungsi, Tugas Pokok dan Tata Keija DinasKesehatan Kabupaten Cirebon;

5. Bupati adalah Bupati Cirebon;

6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat DaerahKabupaten Cirebon;

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah KabupatenCirebon;

8. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon;

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas KesehatanKabupaten Cirebon;

10. Sekretariat adalah Sekretariat pada Dinas KesehatanKabupaten Cirebon;

11. Sekretaris adalah Sekretaris pada Dinas KesehatanKabupaten Cirebon;

12. Bidang adalah Bidang pada Dinas KesehatanKabupaten Cirebon;

13. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada DinasKesehatan Kabupaten Cirebon;

14. Subbagian adalah Subbagian pada Dinas KesehatanKabupaten Cirebon;

Page 5: KABUPATEN J Mf

15. Kepala Subbagian adalah Kepala Subbagian pada DinasKesehatan Kabupaten Cirebon;

16. Seksi adalah Seksi pada Dinas Kesehatan KabupatenCirebon;

17. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada DinasKesehatan Kabupaten Cirebon;

18. Unit Pelaksana Teknis selanjutnya disingkat UPTadalah Unit Pelaksana Teknis pada Dinas KesehatanKabupaten Cirebon;

19. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spritual maupun sosial yang memungkinkansetiap orang untuk hidup produktif secara sosial danekonomis;

20. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatanyang diperlukan untuk menyelenggarakan upayakesehatan;

21. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obattradisional, dan kosmetika;

22. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesindan/atau implan yang tidak mengandung obat yangdigunakan untuk mencegah, mendiagnosis,menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawatorang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsitubuh;

23. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikandiri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuandan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidangkesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukankewenangan untuk melakukan upaya kesehatan;

24. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatansecara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakitatau masalah-masalah kesehatan, serta kondisi yangmempengaruhi resiko teijadinya penyakit ataumasalah-masalah kesehatan tersebut agar dapatmelakukan tindakan penanggulangan secara efektif danefisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data,dan penyebaran informasi epidemiologi kepadapenyelenggara program kesehatan;

Page 6: KABUPATEN J Mf

25. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasukproduk biologi yang digunakan untuk mempengaruhiatau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologidalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dankontrasepsi, untuk manusia;

26. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahanyang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahanmineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran daribahan tersebut yang secara turun temurun telahdigunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkansesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat;

27. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atauserangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memeliharadan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalambentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan olehpemerintah dan/atau masyarakat;

28. Penyakit menular langsung adalah penyakitTuberkulosis (TB), Kusta, Frambusia, Infeksi MenularSeksual (IMS), Human Imonudeficiency Virus (HIV),Acuired Imuno Deficiency Syndrom (AIDS), Diare danInfeksi saluran Pencemaan, Pneumonia, Hepatitis,Typoid, dan penyakit tropis menular langsung.Sedangkan penyakit bersumber binatang adalahDemam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya,Malaria, Rabies, Filariasis dan Kecacingan,Pes/Leptosirosis, dan Antrax;

29. Penyakit tidak menular sebagaimana dimaksud ayat (4)diktum a adalah penyakit paru kronik dan gangguanimunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dankelainan darah, Diabetes Militus, gangguan metabolik,gangguan indra dan fungsional;

30. Kesehatan keija adalah suatu layanan untukpeningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik,mental dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi pekeijadi semua jabatan, pencegahan penyimpangankesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekeijaan,perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yangmerugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaanpekeija dalam suatu lingkungan keija yang adaptasiantara pekeijaan dengan manusia dan manusia denganjabatannya;

Page 7: KABUPATEN J Mf

31. Kesehatan Olah Raga adalah upaya kesehatan yangmemanfaatkan olah raga atau latihan fisik untukmeningkatkan derajat kesehatan;

32. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan dalambentuk khusus yang diselenggarakan untukmeningkatkan kemampuan fisik dan mental gunamenyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serbaberubah secara bermakna, baik di lingkungan darat,laut, maupun udara;

33. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahterayang memungkinkan hidup harmonis dan produktifsebagai bagian yang utuh dari kualitas hidupseseorang, dengan memperhatikan semua segikehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnyakemampuan dirinya, mampu menghadapi streskehidupan yang wajar, mampu keija produktif danmemenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan sertadalam lingkungan hidup, menerima baik dengan apayang ada pada dirinya, merasa nyaman bersamadengan orang lain;

34. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatandan/atau perawatan dengan cara dan obat yangmengacu pada pengalaman dan keterampilan turuntemurun secara empiris yang dapatdipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengannorma yang berlaku di masyarakat;

35. Tim Pendamping adalah Tim yang ditetapkan olehKepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untukmelakukan pendampingan dan penilaian praakreditasiserta pendampingan pasca akreditasi;dan

36. Kelompok Jabatan Fungsional adalah KelompokJabatan Fungsional pada Dinas Kesehatan KabupatenCirebon.

BAB IITUGAS UMUM JABATAN STRUKTURAL

Pasal 2

(1) Setiap jabatan struktural pada Dinas Kesehatanmempunyai tugas umum :

(2) Tugas umum jabatan struktural sesuai denganruang lingkup dinas/sekretariat/ bidang/subbagian/

Page 8: KABUPATEN J Mf

seksi/ UPT/ sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi:a. memimpin dan mempertanggungjawabkan

kegiatan;b. merencanakan kegiatan dan anggaran;c. menyusun standar teknis dan standar operasional

prosedur;d. mengkoordinasikan kegiatan dengan unit keija lain;e. memberi petunjuk, mendistribusikan tugas kepada

pegawai;f. mengevaluasi dan menganalisis kegiatan dan

program sebagai bahan perencanaan danpengendalian;

g. mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan,penyelenggaraan program, kegiatan, tugas dankineija pegawai;

h. membina, menilai dan mengevaluasi tugas dankineija pegawai;

i. memberikan saran, masukan dan bahanpertimbangan kepada pimpinan; dan

j. melaporkan kegiatan kepada pimpinan.

BAB IIIKEPALA DINAS

Pasal 3

(1) Kepala Dinas mempunyai fungsi:a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevaluasian

rencana strategis dan rencana keija bidang kesehatandan Puskesmas;

b. perumusan dan penetapan Standar OperasionalProsedur (SOP), target capaian Standar PelayananMinimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP),Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), bidangkesehatan dan Puskemas;

c. perencanaan, pembinaan, dan pendayagunaantenaga pelayanan kesehatan;

d. perencanaan dan pengendalian anggaran;e. pengendalian urusan administrasi Dinas;f. pengendalian dan pembinaan teknis pelayanan

kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, danpelayanan kesehatan penunjang;

g. pelaksanaan koordinasi dan keijasama bidangpelayanan kesehatan di antara Satuan Keija PerangkatDaerah di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansiterkait;

Page 9: KABUPATEN J Mf

h. pemantauan dan evaluasi kinerja bidang urusanpelayanan kesehatan pada Unit Pelaksana TeknisDinas (UPTD) sesuai dengan lingkup tugas;

i. penetapan pedoman teknis pengaturan Norma,Standar, Prosedur dan Kriteria (NPSK) bidangKesehatan dan Puskesmas;

j. penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaanprogram kegiatan; dan

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupatisesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Kepala Dinas adalah pimpinan Dinas yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

(3) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok mengatur,membina, mengendalikan dan mengkoordinasikanpenyelenggaraan tugas pokok Dinas meliputi urusankesekretariatan, merencanakan, merumuskan kebijakan,membina administrasi dan teknis, mengkoordinasikan,mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraanprogram dan kegiatan di bidang Kesehatan Masyarakat,Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, PelayananKesehatan dan Sumber Daya Kesehatan.

BAB IVSEKRETARIATBagian KesatuSekretariat

Pasal 4

(1) Sekretariat mempunyai fungsi :a. Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi

pelaksanaan kegiatan Dinas;b. pengoordinasian dan penyusunan rencana dan

program Dinas;c. pembinaan dan pemberian layanan administrasi yang

meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Dinas;

d. pengelolaan pengaduan dan pelayanan informasi;e. penyelenggaraan koordinasi dan penyusunan laporan

Dinas;f. pembinaan penyelenggaraan organisasi dan tata

laksana, keijasama dan hubungan masyarakat;g. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/ kekayaan

negara;h. penyelenggaraan tugas lain sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Page 10: KABUPATEN J Mf

(2) Secretariat dipimpin oleh seorang sekretaris (unsur staf)yang melaksanakan tugas di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(3) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakankoordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan danpemberian layanan administrasi kepada seluruh unitkeija di lingkungan Dinas.

Bagian KeduaSubbagian Umum dan Kepegawaian

Pasal 5

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:a. penyusunan rencana kegiatan Subbagian Umum dan

Kepegawaian;b. penyusunan rencana kebutuhan sarana dan

prasarana kantor;c. pengelolaan urusan rumah tangga, pemeliharaan

sarana dan prasarana kantor, penggandaan dankeamanan dalam;

d. pengelolaan penyimpanan barang milik negara;e. pengelolaan arsip, penataan dokumen, surat

menyurat dan ekspedisi dinas;f. pengelolaan layanan informasi, aspirasi dan

pengaduan Dinas;g. penyiapan bahan pembinaan Standar Operasional

Prosedur (SOP) tiap-tiap unit kerja;h. pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas;i. penyiapan bahan kebutuhan pegawai, rencana

pendidikan dan pelatihan, pengembangan karir,pembinaan dan disiplin pegawai serta pemberiansanksi dan penghargaan pegawai;

j. penyiapan bahan pembinaan penilaian kineijapegawai;

k. pengelolaan administrasi peijalanan dinas;l. pengaturan acara rapat Dinas, keprotokolan dan

hubungan masyarakat;m. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan tugas;n. pelaksanaan koordinasi dengan unit keija terkait; dano. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin olehKepala Subbagian Umum dan Kepegawaian (unsur staf)yang melaksanakan tugas langsung di bawah danbertanggungjawab kepada Sekretaris.

Page 11: KABUPATEN J Mf

(3) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyaitugas pokok melaksanakan pengelolaan ketatausahaan,ketatalaksanaan, kehumasan, perlengkapan, rumahtangga serta administrasi kepegawaian di lingkunganDinas.

Bagian KetigaSubbagian Keuangan dan Aset

Pasal 6

(1) Subbagian Keuangan dan Aset mempunyai fungsi:a. penyusunan rencana kegiatan Subbagian Keuangan

dan Aset;b. penyiapan bahan rencana anggaran dinas;c. penatausahaan keuangan Dinas;d. pemberian layanan administrasi bidang keuangan;e. pelaksanaan verifikasi dokumen dan rencana

pelaksanaan anggaran Dinas;f. penyiapan bahan pertanggungjawaban dan pelaporan

keuangan Dinas;g. pelaksanaan pencatatan barang milik daerah/ aset;h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan tugas;i. pelaksanaan koordinasi dengan unit keija terkait; danj. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

(2) Subbagian Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorangKepala Subbagian Keuangan dan Aset (unsur staf) yangmelaksanakan tugas langsung di bawah danbertanggungjawab kepada Sekretaris.

(3) Kepala Subbagian Keuangan dan Aset mempunyai tugaspokok penyiapan bahan penyusunan anggaran,penatausahaan keuangan, pencatatan aset danpenyusunan bahan laporan pertanggungjawabankeuangan.

Bagian KelimaSubbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Pasal 7

(1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporanmempunyai fungsi:a. penyusunan rencana kegiatan Subbagian

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;b. penyusunan bahan rencana dan program Dinas;c. pelaksanaan koordinasi dan pengukuran kineija tiap

unit keija di Dinas;

Page 12: KABUPATEN J Mf

d. pelaksanaan koordinasi dan evaluasi pelaksanaanteknis kegiatan tiap-tiap unit keija;

e. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan bahanlaporan dan evaluasi kineija Dinas;

g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan SubBagian Perencanaan, Evaluai dan Pelaporan; dan

h. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas danfungsinya.

(2) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporandipimpin oleh Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasidan Pelaporan (unsur staf) yang melaksanakan tugaslangsung di bawah dan bertanggungjawab kepadaSekretaris.

(3) Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporanmempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunanbahan perencanaan, evaluasi, pengukuran kinerja danpelaporan Dinas.

BAB VBIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Bagian KesatuBidang Kesehatan Masyarakat

Pasal 8

(1) Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:a. perumusan rencana keija Bidang;b. penyusunan pedoman kebijakan teknis Norma,

Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) tata laksanakesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan;

c. penyusunan petunjuk teknis operasional kegiatanBidang Kesehatan Masyarakat;

d. pengendalian pembinaan teknis tenaga kesehatandalam peningkatan kesehatan keluarga dan gizimasyarakat, Promosi kesehatan dan pemberdayaanmasyarakat, Kesehatan Lingkungan, KesehatanKeija dan Kesehatan Olahraga;

e. pengendalian sistem rujukan dan informasi diniuntuk kasus resiko tinggi baik pada ibu hamil, bayidan balita;

f. pengendalian sistem kewaspadaan pangan dan gizi;g. pengkajian hasil analisis peningkatan Kesehatan Ibu

dan Anak, Kesehatan Reproduksi, Anak Remaja danUsia Lanjut; dan

h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan UPTDPuskesmas, pelayanan kesehatan swasta dankegiatan Bidang; dan

Page 13: KABUPATEN J Mf

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaDinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorangKepala Bidang Kesehatan Masyarakat (unsurpelaksana) yang melaksanakan tugas langsung dibawahdan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melaluiSekretaris Dinas.

(3) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugaspokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaankebijakan operasional di bidang kesehatan keluarga,gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaanmasyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan keijadan olah raga.

Bagian KeduaSeksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat

Pasal 9

(1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakatmempunyai fungsi;a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;b. pendataan dan pemetaandata informasi Kesehatan

Ibu dan Anak, Kesehatan Reproduksi, Anak Remaja,Usia Lanjutdan cakupan gizi keluarga di masyarakat;

c. pelaksanaan sistem rujukan dan informasi diniterhadap ibu hamil, bayi, dan balita Kurang EnergiKronis/Kurang Energi Protein (KEK/KEP);

d. pelaksanaan analisis data informasi pencapaiantingkat Kesehatan Ibu dan Anak, Kesehatanreproduksi, Anak Remaja, Usia Lanjutdan cakupangizi keluarga dalam rangka pengembangan programperbaikan gizi sebagai akibat Prevalensi KekuranganEnergi Protein (KEP) di masyarakat;

e. pelaksanaan fasilitasi pembinaan Kesehatan Ibu danAnak, Kesehatan Reproduksi, Anak Remaja, UsiaLanjut dankewaspadaan pangan dan surveilans gizimasyarakat bagi tenaga kesehatan dan kadermasyarakat;

f. pelaksanaan fasilitasi kegiatan Pemantauan WilayahSetempat-Gizi, Sistim Kewaspadaan Dini Pangan danGizi - KLB, Standar Kecukupan Gizi (SKG), PenilaianStatus Gizi (PSG) di Rumah Sakit, Puskesmas, UnitPelayanan Kesehatan Swasta, perorangan, danPeran Serta Masyarakat melalui Posyandu;

g. pelaksanaan fasilitasi kegiatan pengendalianKesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan Reproduksi,Anak Remaja dan Usia Lanjut di masyarakat;

Page 14: KABUPATEN J Mf

h. pelaksanaan monitoring perkembangan KesehatanIbu dan Anak, Kesehatan reproduksi, Anak Remaja,dan Usia Lanjut di masyarakat bulanan, triwulan,semester dan tahunan;

i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang Kesehatan Masyarakat sesuai dengan tugasdan fungsi.

(2) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakatdipimpin oleh seorang Kepala Seksi Kesehatan Keluargadan Gizi Masyarakat (unsur pelaksana) yangmelaksanakan tugas langsung dibawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat,mempunyai tugas pokok menyusun rencana, membina,mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan programKesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan reproduksi, AnakRemaja, Usia Lanjutdan perbaikan gizi masyarakat.

Bagian KetigaSeksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 10

(1) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakatmempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana program kegiatan seksi;b. pendataan dan pemetaan data informasi masalah

kesehatan dan cakupan wilayah pelayanankesehatan;

c. pelaksanaan analisis data informasi permasalahankesehatan di masyarakat dalam rangkapengembangan program promosi kesehatan;

d. pelaksanan fasilitasi pembinaan teknis kegiatanpromosi kesehatan bagi tenaga kesehatan dan kadermasyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS) dan Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat (UKBM) di masyarakat;

e. pelaksanaan fasilitasi teknis kegiatan promosikesehatan dan pemberdayaan masyarakat diPuskesmas, sekolah dan Posyandu mengenaiNarkoba, kepesertaan Jaminan KesehatanMasyarakat serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) dan Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat (UKBM) di masyarakat;

Page 15: KABUPATEN J Mf

f. pelaksanaan fasilitasi kegiatan advokasi programkesehatan dan kampanye program prioritas antaralain upaya peningkatan kesehatan ibu, bayi barulahir, balita, pencegahan dan pengendalian penyakitmenular dan penyakit tidak menular, pemberdayaanmasyarakat dan jaminan kesehatan nasional;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang Kesehatan Masyarakat sesuai dengan tugasdan fungsinya.

(2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpinoleh seorang Kepala Seksi Promosi dan PemberdayaanMasyarakat (unsur pelaksana) yang melaksanakantugas langsung dibawah dan bertanggungjawab kepadaKepala Bidang;

(3) Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakatmempunyai tugas pokok menyusun rencana, mengolah,membina dan mengevaluasi pelaksanaan promosikesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Bagian Keempat

Seksi Kesehatan Lingkungan, Kerja dan Olah Raga

Pasal 11

(1) Seksi Kesehatan Lingkungan, Keija dan Olah Ragamempunyai fungsi :a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;

b. pengumpulan, pengolahan dan penganalisaan dataprogram kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatankeija dan kesehatan olah raga;

c. pelaksanaan upaya penyehatan lingkunganpemukiman yang meliputi Sarana Air Bersih (SAB),Jamban Keluarga, Sarana Pembuangan Air Limbah(SPAL), Pengelolaan sampah Rumah Tangga, danrumah sehat;

d. pelaksanaan kegiatan dan pengembangan SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM);

e. pelaksanaan kegiatan dan Pengembangan KlinikPelayanan Kesehatan Lingkungan;

Page 16: KABUPATEN J Mf

f. Pengawasan Kualitas Air Bersih dan Air Minum;

g. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan danmenganalisis data TTU, pengolahan makanan danindustri;

h. pelaksanaan kursus penjamah dan pengelolamakanan dan minuman serta pemberian/penerbitan Sertifikasi Penyuluhan Industri RumahTangga (SP/ P-IRT);

i. pemberian keterangan laik sehat Tempat-TempatUmum dan industri serta TPM siap saji antara lainrestoran, jasa boga, depot air minum, dan sentramakanan jajanan lainnya;

j. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadapTempat-Tempat Umum (TTU), Tempat PengolahanMakanan (TPM), makanan jajanan, industri dan jasaboga, termasuk pengambilan sampelnya;

k. pengawasan dan pemeriksaan kualitas lingkunganserta dampak penggunaan pestisida terhadapkesehatan;

l. pelaksanaan koordinasi dengan pihak terkait dalampelaksanaan pemeriksaan kualitas badan air dambuangan limbah industri;

m. pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan limbahBeihan Berbahaya dan Beracun (B3)yang dihasilkanoleh fasilitas pelayaman kesehatan;

n. pendataan dam pembinaan pekeija formal dannonformal, serta pembentukan dan pembinaan posUKK;

o. pelaksanaam sosialiasi, pendataan dan pembinaankesehatan olahraga, tes kebugaran pada anaksekolah di institusi pendidikan dan kelompokmasyarakat;

p. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

q. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Page 17: KABUPATEN J Mf

(2) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kerja dan Olah Ragadipimpin oleh seorang Kepala Seksi KesehatanLingkungan, Keija dan Olahraga (unsur pelaksana)yang melaksanakan tugas langsung dibawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang;

(3) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kerja dan OlahRaga mempunyai tugas pokok melaksanakan urusanpemerintahan daerah di bidang kesehatan lingkungan,kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.

BAB VIBIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALLAN PENYAKIT

Bagian KesatuBidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pasal 12

(1) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakitmempunyai fungsi :a. perumusan rencana kerja Bidang;

b. penyelenggaraan penyiapan bahan kebijakan teknisdan program pembinaan pencegahan danpengendalian penyakit;

c. penyelenggaraan penyusunan bahan penyelidikankejadian luar biasa penyakit menular;

d. perumusan kebijakan teknis penyelenggaraanpencegahan dan pengendalian penyakit;

e. penyelenggaraan kebijakan teknis pelaksanaanpencegahan dan pengendalian penyakit;

f. penyelenggaraan penyusunan bahan penanggulanganKejadian Luar Biasa (KLB) dan wabah;

g. penyelenggaraan upaya pengendalian vektor penyakitmenular bersama-sama dengan program dan sektorterkait;

h. penyelenggaraan penyusunan bahan pengamatan(surveilans) penyakit untuk menunjang kelembagaanpelaksanaan sistem kewaspadaan dini Kejadian LuarBiasa (KLB)/wabah penyakit menular dan tidakmenular;

Page 18: KABUPATEN J Mf

i. penyelenggaraan penyusunan bahan pemerataanimunisasi yang aman dan efektif dalam rangkapencegahan Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I);

j. penyelenggaraan penyusunan bahan untukpembinaan, peningkatan dan pengembangankemampuan teknis pelaksana program, sarana danfasilitas, serta metode/pendekatan program untukmendukung efektifitas penanggulangan penyakit;

k. penyelenggaraan penyiapan bahan pembinaan teknispengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaanpengamatan, pencegahan dan pengendalianpenyakit;

l. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi danpelaporan hasil pelaksanaan tugas BidangPencegahan dan Pengendalian Penyakit;

m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaDinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakitdipimpinoleh Kepala Bidang Pencegahan dan PengendalianPenyakit(unsur pelaksana) yang melaksanakan tugaslangsung dibawah dan bertanggungjawab kepada KepalaDinas melalui Sekretaris Dinas.

(3) Kepala Bidang Pencegahan dan PengendalianPenyakitmempunyai tugas pokok menyelenggaurakanpenyusunan bahan perumusan kebijakan teknispembinaan, pengembangan, pengendalian danpengelolaan perdagangan meliputi Surveilans danImunisasi, Pencegahan dan Pengendalian PenyakitMenular dan Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

Bagian KeduaSeksi Surveilans dan Imunisasi

Pasal 13

(1) Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai fungsi :a. penyusunan rencana program kegiatanSeksi;

b. pengelolaan program upaya pencegahan Penyakityang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yangmeliputi imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dankhusus;

Page 19: KABUPATEN J Mf

c. pengelolaan program Surveilans Epidemiologipenyakit yang dapat menimbulkan wabah dankeracunan makanan;

d. pelaksanaan bimbingan teknis pelaksanaanSurveilans Epidemiologi dan Imunisasi ke Puskesmasdan Rumah Sakit;

e. penyusunan bahan analisis dan rencana kebutuhanvaksin dan logistik imunisasi di tingkat kabupaten;

f. pelaksanaan pengamatan dan pemantauan terhadapKejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI);

g. penyiapan dan pelaksanaan pelayanan imunisasipada calon jemaah haji;

h. pelaksanaan pembinaan ke Puskesmas dan RumahSakit meliputi ketersediaan vaksin, pengelolaanvaksin, peralatan rantai dingin, peralatan imunisasi,peralatan penyimpanan vaksin dan logistik imunisasiserta pencatatan dan pelaporan pelayanan imunisasi;

i. pelaksanaan Surveilans Epidemiologi upayapencegahan Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImunisasi;

j. pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan responkejadian luar biasa penyakit menular dan keracunanmakanan;

k. pelaksanaan investigasi dan penanggulangankejadian luar biasa penyakit menular dan keracunanmakanan;

l. pelaksanaan Surveilans Epidemiologi penyakit infeksidan penyakit infeksi yang baru muncul ( emerging dannew emerging deseasses);

m. penyusunan rencana kontingensi penyakit yangdapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa(KLB) /Wabah atau Epidemi yang menjadi perhatiandunia;

n. pelaksanaan Surveilans Epidemiologi penyakitmenular dan penyakit tidak menular yangkemungkinan terbawa oleh jemaah haji, melaluiaplikasi Sistem Komputerisasi Haji Terpadu

Page 20: KABUPATEN J Mf

Kesehatan (SISKOHATKES) sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

o. penyusunan dan pendistribusian media informasiSurveilans Epidemiologi penyakit menular yang dapatmenimbulkan wabah dan Imunisasi;

p. pelaksanaan koordinasi dengan unit/satuan keijalain yang terkait dengan pencegahan penyakitmenular yang dapat dicegah dengan Imunisasi dandalam pelaksanaan kewaspadaan dini danpenanggulangan KLB penyakit menular dankeracunan makanan;

q. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

r. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Surveilans dan Imunisasi dipimpin oleh seorangKepala Seksi Surveilans dan Imunisasi (unsur pelaksana)yang melaksanakan tugas langsung dibawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugaspokok melaksanakan penyiapan bahan perumusankebijakan, pelaksanaan program serta pembinaan teknislingkup surveilans penyakit dan imunisasi.

Bagian KetigaSeksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

Pasal 14

(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menularmempunyai fungsi:a. penyusunan rencana kegiatan Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menular;

b. pengumpulan data, pengolahan data, dan analisisdata yang berkaitan dengan upaya pengendalianpenyakit menular langsung dan penyakit bersumberbinatang;

c. perencanaan kebutuhan peralatan, reagensia, danobat-obatan serta petunjuk teknis yang berkaitandengan pengendalian penyakit menular langsung danpenyakit bersumber binatang;

Page 21: KABUPATEN J Mf

d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektorterkait dalam rangka pencegahan,pengobatan dan pengendalian penyakit menular;

e. pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalianvektor penular penyakit;

f. pemeliharaan dan penyimpanan peralatanpengendalian penyakit menular;

g. pemantauan, pembinaan dan bimbingan tekniskepada pelaksana program di unit keija terkait dalamupaya pengendalian penyakit menular langsung danpenyakit bersumber binatang;

h. pembuatan inovasi dalam upaya Pencegahan danpengendalian penyakit menular langsung danpenyakit bersumber binatang;

i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatanSeksiPencegahan dan Pengendalian PenyakitMenular; dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menulardipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit Menular (unsur pelaksana) yangmelaksanakan tugas langsung dibawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian PenyakitMenular mempunyai tugas pokok melaksanakan danmengkoordinasikan upaya pencegahan dan pengendalianpenyakit yang menjadi prioritas masalah kesehatan yangmeliputi penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)wabah dan penyakit menular.

Bagian KeempatSeksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular dan Kesehatan Jiwa

Pasal 15

(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit TidakMenular dan Kesehatan Jiwa mempunyai fungsi:a. pemantauan, pembinaan dan bimbingan teknis

kepada pelaksana program di unit keija terkait dalam

Page 22: KABUPATEN J Mf

upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidakmenular dan kesehatan jiwa;

b. penyusunan rencana kegiatan Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit Tidak Menular dan KesehatanJiwa;

c. penyusunan bahan dan penelaahan peraturanperundang-undangan di bidang pencegahandan pengendalian penyakit tidak menular dankesehatan jiwa;

d. pengumpulan data, pengolahan data, dan analisisdata yang berkaitan dengan upaya pencegahan danpengendalian penyakit tidak menular dan kesehatanjiwa;

e. pelaksanaan analisa dan perencanaan kebutuhanperalatan, reagensia, dan obat-obatan serta petunjukteknis yang berkaitan dengan pencegahan danpengendalian penyakit tidak menular dan kesehatanjiwa serta pengukuran faktor risiko penyakit tidakmenular;

f. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektor yang berkaitan dalam rangkapencegahan dan pengendalian penyakit tidakmenular dan kesehatan jiwa;

g. pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidakmenular dan kesehatan jiwa di masyarakat;

h. Membuat inovasi dalam upaya Pencegahan danpengendalian penyakit tidak menular dan kesehatanjiwa;

i. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporankegiatan Seksi Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit TidakMenular dan Kesehatan Jiwa dipimpin oleh seorangKepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular dan Kesehatan Jiwa (unsur pelaksana)yang melaksanakan tugas langsung dibawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

Page 23: KABUPATEN J Mf

(3) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugaspokok melaksanakan dan mengkoordinasikan upayapencegahan dan pengendalian penyakit yang menjadiprioritas masalah kesehatan yang meliputi pencegahandan penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.

BAB VIIBIDANG PELAYANAN KESEHATAN

Bagian KesatuBidang Pelayanan Kesehatan

Pasal 16

(1) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:a. penyusunan rencana program kegiatan Bidang;

b. penyusunan bahan dan menelaah peraturanperundang-undangan daerah di bidang PelayananKesehatan;

c. pengumpulan, pengolahan dan pelaksanaan analisisdata serta penyusunan dan penyajian laporan bidangPelayanan Kesehatan;

d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektor terkait dalam menyusun perencanaandan pemenuhan kebutuhan fasilitas pelayanankesehatan primer serta pemanfaatannya baik RawatJalan maupun Rawat Inap;

e. penyelenggaraan penyusunan bahan penanggulanganmasalah kesehatan akibat bencana dan kesehatanmatra;

f. penyusunan bahan dan perencanaan kesiapan akseslayanan gawat darurat melalui SistemPenanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT);

g. pengelolaan sistem rujukan beijenjang danterstruktur;

h. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalammerencanakan kegiatan yang berkaitan denganpelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatanrujukan dan peningkatan mutu pelayanankesehatan;

Page 24: KABUPATEN J Mf

i. pelaksanaan bimbingan teknis dan pemantauankegiatan pelayanan kesehatan primer, pelayanankesehatan rujukan, dan peningkatan mutupelayanan kesehatan;

j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang;dan

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaDinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorangKepala Bidang Pelayanan Kesehatan (unsur pelaksana)yang melaksanakan tugas langsung di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Dinas melaluiSekretaris Dinas.

(3) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugaspokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaankebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatanprimer, pelayanan kesehatan rujukan dan peningkatanmutu pelayanan kesehatan.

Bagian KeduaSeksi Pelayanan Kesehatan Primer

Pasal 17

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai fungsi :a. penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi

Pelayanan Kesehatan Primer, sebagai pedomanpelaksanaan tugas;

b. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalammerencanakan program dan kegiatan pelayanankesehatan primerbaik pemerintah (Puskesmas danjaringannya) maupun swasta yang meliputipelayanan perorangan Rawat Inap, Rawat Jalanantara lain pelayanan : Pengobatan Umum, KIA,Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium sederhana,pengobatan rasional, Kesehatan Matra, kesehatancalon jemaah haji, kesehatan indra, Keperawatankomunitas, Pelayanan kesehatan tradisional,Pelayanan Kegawatdaruratan, dan programpengembangan lainnya;

c. pelaksanaan pembinaan, penggerakan dan pelayanankesehatan primer di fasilitas pelayanan kesehatanbaik pemerintah (Puskesmas dan jaringannya)maupun swasta sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

Page 25: KABUPATEN J Mf

d. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektor terkait dalam menyusun perencanaanpemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan primerbaik Rawat Jalan maupun Rawat Inap;

e. perencanaan dan peningkatan akses pelayanankesehatan primer, serta pemanfaatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP) baik Rawat Jalanmaupun Rawat Inap;

f. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalammelaksanakan pemantauan, pengawasan danpenilaian penyelenggaraan pelayanan kesehatanprimer di Puskesmas dan fasilitas pelayanankesehatan swasta, serta pelayanan kesehatantradisional;

g. penyusunan/ menginventarisir permaseilahan hasilpemantauan dan pengawasan untuk perbaikanpelayanan di fasilitas pelayanan kesehatanprimerbaik pemerintah (Puskesmas) maupun swasta,serta pelayanan kesehatan tradisional;

h. penyelenggaraan keijasama dengan unit/ sektorterkait dalam rangka pelayanan kesehatan padadaerah rawan, terpencil dan daerah perbatasanprovinsi/ kabupaten;

i. pelaksanaan pembinaan, bimbingan danpengendalian pelaksanaan program-program UpayaKesehatan Perorangan ke Puskesmas secara terpaduyang meliputi pelayanan perorangan Rawat Inap,Rawat Jalan antara lain pelayanan PengobatanUmum, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KesehatanGigi dan Mulut, Laboratorium sederhana,pengobatan rasional, Kesehatan Matra, kesehatancalon jemaah haji, kesehatan indra, Keperawatankomunitas, Pelayanan kesehatan tradisional,Pelayanan Kegawatdaruratan, dan programpengembangan lainnya;

j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaBidang Pelayanan Kesehatan, sesuai dengan tugasdan fungsinya.

(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dipimpin oleh seorangKepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer (unsurpelaksana) yang melaksanakan tugas langsung di bawahdan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyaitugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusankebijakan, pelaksanaan kegiatan serta pembinaan teknislingkup pelayanan kesehatan primer.

Page 26: KABUPATEN J Mf

Bagian KetigaSeksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

Pasal 18

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana program dan kegiatan SeksiPelayanan Kesehatan Rujukan, sebagai pedomanpelaksanaan tugas;

b. pelaksanaan fasilitasi keijasama dengan unit/ sektorterkait dalam rangka penyelenggaraan pelayanankesehatan rujukan pada daerah rawan, terpencil dandaerah perbatasan provinsi/ kabupaten;

c. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan penilaianpenyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan baikRumah Sakit pemerintah maupun swasta;

d. pengumpulan data permasalahan hasil pemantauanpengawasan dan penilaian menyusun rencana tindaklanjut untuk perbaikan pelayanan di fasilitaspelayanan kesehatan rujukan baik Rumah Sakitpemerintah maupun swasta;

e. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalammerencanakan, membimbing dan mengendalikanterhadap pelayanan kesehatan rujukan baik RumahSakit pemerintah (Puskesmas) maupun swasta;

f. penyiapan bahan, sarana dalam rangka pembinaanpelayanan kesehatan rujukan baik Rumah Sakitpemerintah maupun swasta;

g. pengelolaan sistem rujukan beijenjang danterstruktur;

h. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektor terkait dalam penanggulangankegawatdaruratan dan bencana melalui SistemPenanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT);

i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepalabidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dipimpin olehKepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan (unsurpelaksana) yang melaksanakan tugas langsung di bawahdan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyaitugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusankebijakan, pelaksanaan kegiatan serta pembinaan teknislingkup pelayanan kesehatan primer.

Page 27: KABUPATEN J Mf

Bagian KeempatSeksi Mutu Pelayanan Kesehatan

Pasal 19

(1) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :a. penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi

Mutu Pelayanan Kesehatan, sebagai pedomanpelaksanaan tugas;

b. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalammerencanakan, membimbing dan mengendalikanterhadap mutu pelayanan kesehatan melaluiakreditasi;

c. pengumpulan data permasalahan hasil pemantauan,pengawasan dan penilaian terhadap mutu pelayanankesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. pelaksanaan bimbingan, pengawasan danpengendalian terhadap mutu pelayanan kesehatansesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

e. penyiapan bahan, sarana dalam rangka pembinaandan peningkatan mutu pelayanan kesehatan melaluiakreditasi;

f. pelaksanaan perencanaan akreditasi Puskesmas,Rumah Sakit dan klinik swasta;

g. pelaksanaan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatanprimer baik pemerintah (Puskesmas) maupun swastabersama Tim Pendamping Akreditasi;

h. pelaksanaan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatanrujukan (Rumah Sakit) baik pemerintah maupunswasta;

i. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait danpendampingan dalam rangka akreditasi Puskesmasdan FKTP/ Klinik swasta;

j. penyiapan bahan, sarana dalam rangka pembinaanpeningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukantermasuk akreditasi Rumah Sakit, sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 28: KABUPATEN J Mf

k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepalabidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh KepalaSeksi Mutu Pelayanan Kesehatan (unsur pelaksana) yangmelaksanakan tugas langsung di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan mempunyaitugas pokok melaksanakan penyiapan bahanperumusan kebijakan teknis, pembinaan, supervisi,evaluasi mutu pelayanan kesehatan.

BAB VIIIBIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN

Bagian KesatuBidang Sumber Daya Kesehatan

Pasal 20

(1) Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi:a. perumusan rencana program dan kegiatan bidang

Sumber Daya Kesehatan;

b. perumusan kebijakan operasional penyelenggaraankegiatan lingkup kefarmasian dan alat kesehatan,jaminan kesehatan dan sumber daya manusiakesehatan;

c. perumusan bahan pelaksanaan kegiatan lingkupkefarmasian dan alat kesehatan, jaminan kesehatandan sumber daya manusia kesehatan;

d. penyiapan perumusan bimbingan teknis kegiatanlingkup kefarmasian dan alat kesehatan, jaminankesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;

e. penyelenggaraan pemberian rekomendasi perizinan;

f. penyelenggaraan koordinasi dengan unit terkait;

g. penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang Sumber Daya Kesehatan;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh KepalaDinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Page 29: KABUPATEN J Mf

(2) Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorangKepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (unsurpelaksana) yang melaksanakan tugas langsung di bawahdan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melaluiSekretaris Dinas.

(3) Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyaitugas pokok menyelenggarakan penyiapan bahanperumusan kebijakan operasional danmengkoordinasikan segala kegiatan yang meliputikefarmasian dan alat kesehatan, jaminan kesehatanserta sumber daya manusia kesehatan.

Bagian KeduaSeksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Pasal 21

(1) Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyaifungsi :a. penyusunan rencana program dan kegiatan Seksi

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagai pedomanpelaksanaan tugas;

b. pengumpulan, pengolahan dan analisis data dalammenyusun rencana kebutuhan kefarmasian dan alatkesehatan di Puskesmas dan jaringannya sesuaidengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

c. pelaksanaan pemeriksaan terhadap jumlah, jenis,kemasan, mutu obat, BMHP, vaksin dan reagensia/kadaluwarsa yang dikirim dari rekanan;

d. pelaksanaan pengkajian/analisis terhadap LPLPOuntuk Puskesmas;

e. pelaksanaan pembinaan, bimbingan teknis danpengawasan pelayanan kefarmasian di Puskesmasdan jaringannya;

f. penerimaan, pemeriksaan, penyimpanan danpemeliharaan obat termasuk obat-obat program,BMHP, vaksin, reagensia dan alat kesehatan sesuaidenganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

g. pengelolaan dan pendistribusian obat, BMHP, vaksin,reagensia dan alat kesehatan sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 30: KABUPATEN J Mf

h. pengelolaan alat kesehatan yang meliputiperencanaan, pengadaan, pendistribusian,pendayagunaan, pemeliharaan termasuk kalibrasisesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

i. pengelolaan ASPAK (Aplikasi Sarana, Prasarana danAlat Kesehatan);

j. pelaksanaan inventarisasi/ kajian/ memprediksikeperluan kefarmasian (obat,BMHP, vaksin,reagensia) untuk Puskesmas secara rutinberdasarkan metode yang berlaku;

k. pelaksanaan analisis kebutuhan obat, BMHP, vaksin,reagensia dan kompilasi data realisasi obat, BMHP,vaksin dan reagensia sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

l. pemeriksaan secara rutin terhadap gedungpenyimpanan dan alat penyimpanan kefarmasianuntuk menjamin keberadaan dan mutu obat denganbaik;

m. pencatatan stok dan pendistribusian obat, BMHP,vaksin dan reagensia yang ada dalam persediaan;

n. pengumpulan data tentang kerusakan ataukadaluwarsa obat, BMHP, vaksin dan reagensia;

o. pemantauan kecukupan persediaan obat, BMHP,vaksin dan reagensia sehingga ketersediaannya diunit pelayanan kesehatan dapat terjamin;

p. pelaksanaan persiapan administrasi dalam rangkapengadaan obat, BMHP, vaksin dan reagensia sesuaiketentuan yang berlaku;

q. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program dalamrangka perencanaan kebutuhan obat, reagensiauntuk penyelenggaraan program seperti programTB, kusta, HIV, gizi, KIA, imunisasi, dll;

r. pelaksanaan pengadaan obat termasuk obat-obatprogram, BMHP, reagensia dan alat kesehatan Dinas,UPT dan jaringannya sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

Page 31: KABUPATEN J Mf

s. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

t. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepalabidang, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan dipimpin olehseorang Kepala Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan(unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatanmempunyai tugas pokok melaksanakan urusanpemerintahan daerah di bidang kefarmasian dan alatkesehatan.

Bagian KetigaSeksi Jaminan Kesehatan

Pasal 22

(1) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai fungsi :a. penyusunan rencana dan program kerja Seksi

Jaminan Kesehatan;

b. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektor terkait dalam rangka perencanaanpenyelenggaraan jaminan kesehatan sesuaiperaturan perundangan-undangan yang berlaku;

c. pengumpulan, pengolahan dan analisis data jaminankesehatan yang meliputi penyelenggaraan di FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan FasilitasKesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan(FKRTL) sesuaidengan peraturan perundangan-undangan yangberlaku;

d. pelaksanaan kerja sama dengan Fasilitas KesehatanRujukan Tingkat Lanjutan(FKRTL) dalampenyelenggaraan pelayanan peserta jamkesda;

e. pelaksanaan koordinasi dengan lintas program danlintas sektor terkait dalam pelaksanaan pemantauan,pengawasan dan penilaian terhadap penyelenggaraanjaminan kesehatan baik di Fasilitas KesehatanTingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas KesehatanRujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL);

Page 32: KABUPATEN J Mf

f. pelaksanaan inventarisasi permasalahan hasilpemantauan, pengawasan dan penilaian terhadappenyelenggaraan jaminan kesehatan dan menyusunrencana upaya perbaikannya,sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

g. pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan jaminankesehatan;

h. pemberian rekomendasi administratif berupa SuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi masyarakatmiskin/ tidak mampu yang belum terdaftar sebagaipeserta jaminan kesehatan nasional baik peserta PBIpusat maupun daerah untuk mendapatkanpelayanan kesehatan sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

i. pelaksanaan bimbingan, pengawasan danpengendalian terhadap penyelenggaraan jaminankesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepalabidang, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Jaminan Kesehatan dipimpin oleh seorang KepalaSeksi Jaminan Kesehatan (unsur pelaksana) yangmelaksanakan tugas langsung di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugaspokok melaksanakan penyiapan bahan perencanaan,pembinaan teknis pengelolaan dan pengembanganprogram Layanan jaminan kesehatan.

Bagian KeempatSeksi SDM Kesehatan

Pasal 23

(1) Seksi SDM Kesehatan mempunyai fungsi :a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi;

b. pemberian peringatan/ rekomendasi pencabutan izinterhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi

Page 33: KABUPATEN J Mf

Rumah Sakit, klinik, pedagang besar farmasi,penyalur alat kesehatan, apotik, toko obat, optikal,toko alat kesehatan, dan lain-lain sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

c. pelaksanaan fasilitasi pendampingan dokterintemsip;

d. penerbitan rekomendasi izin pendirian danoperasional fasilitas pelayanan kesehatan yangmeliputi Rumah Sakit, klinik, pedagang besarfarmasi, penyalur alat kesehatan, apotik, toko obat,optikal, toko alat kesehatan, dan lain-lain sesuaidengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

e. pelaksanaan fasilitas pelayanan kesehatan yangmeliputi Rumah Sakit, klinik, pedagang besarfarmasi, penyalur alat kesehatan, apotik, toko obat,optikal, toko alat kesehatan, dan lain-lain sesuaidengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

f. pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalammerencanakan standarisasi SDM Kesehatan,kebutuhan SDM Kesehatan, dan pengelolaan SDMKesehatan berupa Renstra SDM Kesehatan danrencana tahunan SDM Kesehatan;

g. perencanaan dan pengembangan SDM Kesehatanmelalui pendidikan dan pelatihan di lingkup Dinasdan UPT sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

h. pengumpulan, pengolahan dan analisis datakebutuhan SDM Kesehatan di lingkup Dinas, UPTdan jaringannya berbasis teknologi informasi;

i. pemberian rekomendasi penempatan SDM Kesehatandi Daerah;

j. penerbitan izin praktek dan ijin keija tenagakesehatan sesuai peraturan perundangan yangberlaku;

k. pelaksanaan layanan tanda daftar penyehattradisional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 34: KABUPATEN J Mf

l. pelaksanaan layanan penetapan Tim Pendampingterlatih untuk peningkatan mutu melalui akreditasiFKTP;

m. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan SDMKesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

n. pengelolaan, pencatatan dan pelaporan SDMKesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

o. pelaksanaan pembentukan Tim Penilai Angka Kreditjabatan fungsional SDM Kesehatan di lingkup Dinasdan UPT sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku;

p. pengelolaan dan penilaian kineija SDM Kesehatandengan penilaian angka kredit jabatan fungsionalsesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

q. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;dan

r. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepalabidang, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi SDM Kesehatan dipimpin oleh seorang KepalaSeksi SDM Kesehatan (unsur pelaksana) yangmelaksanakan tugas langsung di bawah danbertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

(3) Kepala Seksi SDM Kesehatan mempunyai tugas pokokmelaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,pelaksanaan program serta pembinaan teknis lingkupsumber daya manusia kesehatan.

BAB IXTATA KERJA

Umum

Pasal 24

(1) Hal-hal yang menjadi tugas dan urusan dinasmerupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan.

(2) Pelaksanaan fungsi dinas sebagai pelaksanaan tugaspemerintah daerah, kegiatan operasionalnya

Page 35: KABUPATEN J Mf

diselenggarakan oleh Sekretariat, Subbagian, Bidang danSeksi serta kelompok jabatan fungsional menurut bidangtugasnya.

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkup dinasbertanggung jawab secara beijenjang kepada atasanlangsung masing-masing dan wajib melaksanakanprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simflikasi.

(4) Kepala dinas dalam tugasnya melaksanakan koordinasidengan instansi terkait lainnya.

BAB XPELAPORAN

Pasal 25

(1) Kepala Dinas wajib memberikan laporan pelaksanaantugasnya secara berkala kepada Bupati melaluiSekretaris Daerah.

(2) Pengaturan mengenai laporan dan cara penyampaiannyaberpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIHAL MEWAKILI

Pasal 26

(1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, Kepala Dinasdapat menunjuk Sekretaris.

(2) Dalam hal Sekretaris berhalangan, Kepala Dinas dapatmenunjuk Kepala Bidang, sesuai Bidang fungsi dantugas pokoknya dan atau berdasarkan senioritas.

BAB XIIKEPEGAWAIAN

Pasal 27

(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupatiatas usul Sekretaris Daerah setelah memenuhi syaratadministrasi dan kualifikasi berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Page 36: KABUPATEN J Mf

V2) Kcpaia Dmas bertanggungjawab dalam. pelaksanaanpembinaan kepegawaian di lingkup Dinas.

BAB XIIIKETENTUAN LAIN

Pasal 28

( 1 ) Uraian tugas jabatan struktural, ditetapkan lebih lanjutoleh Bupati.

(2) Penetapan dan uraian tugas jabatan fungsional umum,ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka PeraturanBupati Cirebon 47 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas,Fungsi, Dan Tata Kerja Dinas Kesehatan (Berita DaerahKabupaten Cirebon Tahun 2008 Nomor 47 Seri D.5) , dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 30

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannyadalam Berita Daerah Kabupaten Cirebon.

Ditetapkan di SumberPada tanggal 8 Desember 2016

BUPATI CIREBON

ttd

SUNJAYA PURWADISASTRADiundangkan di SumberPada tanggal 13 Desember 2016SEKRETARIS 1UPATEN CIREBON

YAYAT RUHYAT

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2016 NOMOR 65, SERI D. 14