KABOHIDRAT

8
KABOHIDRAT A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan : a. isolasi amilum dari umbi/biji-bijian b. hidrolisis amilum dengan menggunakan asam c. identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) dengan cara mengetahui sifat-sifat reaksi dan perubahan warnanya 2. Waktu : 3. Tempat :Laboratorium Kimia Dasar FMIPA Universitas Mataram B. Landasan Teori Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH 2 O, misalnya rumus molekul glukosa, C 6 H 12 O 6 ( 6 kali CH 2 O). Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat. Monosakarida adalah satuan karboidrat yang sederhana, mereka tak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimern dan sebagainya, dan akhirnya polimer. Dimer- dimer disebut disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu glukosa dan satu satuan fruktosa. Monosakarida dan disakarida

Transcript of KABOHIDRAT

Page 1: KABOHIDRAT

KABOHIDRATA. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan : a. isolasi amilum dari umbi/biji-bijian b. hidrolisis amilum dengan menggunakan asam c. identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida,

dan polisakarida) dengan cara mengetahui sifat-sifat reaksi dan perubahan warnanya

2. Waktu :3. Tempat :Laboratorium Kimia Dasar FMIPA Universitas

Mataram

B. Landasan TeoriKarbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang

terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul glukosa, C6H12O6( 6 kali CH2O). Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat. Monosakarida adalah satuan karboidrat yang sederhana, mereka tak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimern dan sebagainya, dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu glukosa dan satu satuan fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis. Glukosa, monosakarida yang terpenting kadang-kadang disebut gula darah, gula anggur, atau dextrose. Binatang menyusui yang dapat mengubah sukrosa, laktosa, maltose, dan pati menjadi glukosa, yang kemudian dapat digunakan sebagai energy yang digunakan oleh organisme itu, atau didimpan dalam glikogen (Fessenden dan Fessenden, 1986: 319-320).

Amilum merupakan polisakarida. Polisakarida ini terdapat banyak dialam., yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau bahasa sehari-harinya disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan rakyat didaerah Maluku. Umbi yang terdapat pada umbi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioca. Amilum terdiri atas dua

Page 2: KABOHIDRAT

macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin (Poedjadi, 2007:36).

Salah satu tanaman yang kaya akan kandungan karbohidrat adalah tanaman singkong (Manihot utilissima Pohl) termasuk family Euphorbaceae, berupa tanaman menahun. Singkong berasal dari Amerika Selatan yang tumbuh subur pada daerah tropis dan subtropis. Singkong merupakan tanaman pangan yang sangat penting diantara tanaman pertanian lainnya karena dalam pemeliharaannya mudah dan produktif. Bagian dari tanaman singkong yang dapat dimanfaatkan adalah daun dan akar-akar yang menebak membentuk umbi. Bagian umbi iuni banyak mengandung zat tepung atau pati (Ben, dkk, 2007, 1).

G. PEMBAHASANPada percobaan pertama, bertujuan untuk isolasi amilum dari umbi/biji-

bijian. Pengisolasian amilum yang digunakan pada percobaan ini adalah yang berasal dari singkong. Singkong atau ubi kayu menghasilkan umbi yang mengandung pati. Zat gizi yang terkandung dalam 100 gr singkong adalah 154 kalori, 36,8 gr karbohidrat, 1 gr protein, dan 0,3 gr lemak (DKBM, 2000:Dyah, 2000). Pati yang diperoleh dari cairan yang berasal dari singkongyang sudah dihaluskan, disuspensi dengan etanol 95%. Sebelum disuspensi, campuran singkong dan air, didekantasi terlebih dahulu. Air dan singkong membentuk suatu koloid reversible, yaitu suatu koloid yang dapat berubah menjadi tak koloid, dan kemudian menjadi koloid kembali, sehingga hanya dengan proses sederhana, yaitu dekantasi, bisa mengendapkan pati pada singkong (Syukri, 1999: 455).Proses dekantasi dilakukan sebanyak 2 kali untuk memaksimalkan pati yang didapatkan. Pati setelah proses suspense dengan etanol dan disaring menggunakan Buchner , didapatkan serbuk yang berwarna putih. Amilum merupakan polisakarida. Umbi yang terdapat pada singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab singkong selain digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioca. Alasan tersebut yang mendasari praktikum ini menggunakan singkong, dikarenakan kandungan pati yang banyak (Poedjadi, 2007: 35).

Percobaan selanjutnya yaitu uji kualitatif karbohidrat. Dari sekian banyak uji kualitatif pada praktikum ini, yang dilakukan hanya reaksi peragian, reaksi Molisch, dan reaksi Benedick

a. Reaksi Peragian

Page 3: KABOHIDRAT

Percobaan peragian dilakukan untuk menentukan gula yang dapat difermentasikan. Larutan karbohidrat ditambahkan dengan suspense ragi dan didiamkan selama 20 menit-1 jam dalam tabung fermentasi, maka akan muncul gelembung-gelembung CO2 dari larutan tersebut. Selain muncul gelembung-gelembung CO2, dari larutan tersebut dapat dicium bau alcohol. Keadaan ini menunjukkan bahwa karbohidrat dapat mengandung gugus gula yang dapat difermentasikan (http://ajo-lapbiokimia.blogspot.com/). Pada percobaan reaksi peragian ini, dilakukan pada dua larutan, yaitu larutan glukosa dan laktosa. Pada larutan glukosa dan laktosa sama-sama menghasilkan gelembung-gelembung CO2, hanya saja gelembung CO2 pada laktosa berlangsung lebih lambat.b. Reaksi Molisch

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat.Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat. Karbohidrat dengan penambahan asam pekat mengalami dehidrasi menjadi furfural. Jika furfural ditambahkan Molisch (α-naphto) akan mengalami kondensasi yang membentuk cincin ungu. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka yang digunakan (Harper, 1980) yang menyatakan bahwa uji Molisch memberikan reaksi warna jika direaksikan dengan protein yag mengandung gugus sakarida.Reaksi Molisch dilakukan juga terhadap 2 larutan, yaitu untuk glukosa yang memperlihatkan terbentuknya cincin ungu, begitu juga dengan larutan laktosa, juga tabung reaksi yang panas karena bahan yang digunakan adalah asam sulfat pekat yang akan menghasilkan reaksi eksoterm.c. Reaksi Benedick

Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan.

Page 4: KABOHIDRAT

Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (http://ajo-lapbiokimia.blogspot.com/).Pada larutan laktosa terbentuk 3 lapisan warna, yang dari atas secara berurutan yaitu orange, hijau, dan biru. Laktosa adalah suatu disakarida. Molekul laktosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik . dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi (Poedjadi, 2007: 32). Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Sebenarnya laktosa mengandung gula pereduksi, hanya saja sangat sedikit karena pada tingkatan rasa manis beberapa jenis karbohidrat, laktosa berada pada tingkat terbawah (Poedjadi, 2007: 33). Sedangkan pada glukosa terbentuk endapan merah bata, dan glukosa merupakan urutan keempat dari 8 jenis karbohidrat yang mengandung rasa manis ( Poedjadi, 2007: 33).

H. KESIMPULANa. Dalam pengisolasian amilum atau pati, dapat digunakan etanol untuk mensuspensikan campurannya air dan singkong.b. Air dan singkong membentuk suatu koloid reversible, yaitu suatu koloid yang dapat berubah menjadi tak koloid, dan kemudian menjadi koloid kembalic. Laktosa dan glukosa sama-sama mengandung gugus gula yang dapat difermentasikand. Adanya gugus gula yang difermentasikan dapat diketahui dengan reaksi peragiane. Glukosa dan laktosa merupakan salah satu contoh karbohidrat yang dapat dibuktikan dengan reaksi Mlisch, dengan ditandai adanya cincin unguf. Laktosa dan glukosa sama-sama mengandung gula pereduksi, hanya saja pada laktosa lebih sedikit

Page 5: KABOHIDRAT

DAFTAR PUSTAKAFessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid II. Jakarta: Erlangga.Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Suprayanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.Ben, Elfi Sahlan, dkk. 2007. Studi Awal Pemisahan Amilosa dan Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi Butanol-Air. Jurnal Sains dan Teknologi farmasi: 13(1): 1.Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. Jakarta: EGC

Syukri. 1999. Kimia Dasar 2.Bandung: ITB.