Kabinet Pembangunan I

35
Kabinet Pembangunan I adalah nama kabinet pemerintahan di Indonesia pada tahun 1968-1973. Presiden pada Kabinet ini adalah Soeharto . Kabinet Pembangunan I terbentuk tanggal 6 Juni 1968 dan dilantik pada tanggal 10 Juni 1968 . Komposisi kabinet ini tidak jauh berbeda dengan komposisi menteri dalam Kabinet Ampera II . Tak lama setelah Pemilu 1971, pada 9 September 1971 , Presiden Soeharto mengumumkan perombakan Kabinet Pembangunan I dan melantik menteri-menteri reshuffle pada 11 September 1971 Pada 1 April 1969, dimulailah pelaksanaan Pelita I (1969 -1974 ). Tujuan diselenggarakan Pelita I adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya. Sedangkan sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita I adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian. Daftar isi [sembunyikan ] 1 Susunan Kabinet o 1.1 Menteri Koordinator o 1.2 Menteri Pemimpin Departemen o 1.3 Menteri Negara yang mempunyai bidang tugas tertentu o 1.4 Pejabat setingkat menteri 2 Catatan kaki dan referensi 3 Lihat pula Susunan Kabinet[sunting | sunting sumber ] Menteri Koordinator[sunting | sunting sumber ] No . Jabatan Nama

description

State Philoshopy

Transcript of Kabinet Pembangunan I

Kabinet Pembangunan Iadalah namakabinet pemerintahandi Indonesia pada tahun 1968-1973. Presiden pada Kabinet ini adalahSoeharto. Kabinet Pembangunan I terbentuk tanggal6 Juni1968dan dilantik pada tanggal10 Juni1968. Komposisi kabinet ini tidak jauh berbeda dengan komposisi menteri dalamKabinet Ampera II. Tak lama setelah Pemilu 1971, pada9 September1971, Presiden Soeharto mengumumkan perombakan Kabinet Pembangunan I dan melantik menteri-menteri reshuffle pada11 September1971Pada1 April1969, dimulailah pelaksanaan Pelita I (1969-1974). Tujuan diselenggarakan Pelita I adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya. Sedangkan sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita I adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.

Daftar isi[sembunyikan] 1Susunan Kabinet 1.1Menteri Koordinator 1.2Menteri Pemimpin Departemen 1.3Menteri Negara yang mempunyai bidang tugas tertentu 1.4Pejabat setingkat menteri 2Catatan kaki dan referensi 3Lihat pulaSusunan Kabinet[sunting|sunting sumber]Menteri Koordinator[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

1Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan IndustriSri Sultan Hamengkubuwono IX

2Menteri Koordinator Kesejahteraan RakyatKH. Dr. Idham Chalid

Menteri Pemimpin Departemen[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

3Menteri Dalam NegeriMayjen Basuki Rahmat(sampai dengan9 Januari1969)[1],Mayjen Amir Machmud(sejak28 Januari1969)

4Menteri Luar NegeriAdam Malik

5Menteri Pertahanan dan Keamanan(atauPanglima ABRIsejak9 September1971)Jenderal Soeharto(sampai dengan11 September1971)[2],Brigjen TNI Maraden Panggabean(sejak11 September1971)

6Menteri KehakimanProf. Oemar Senoadji, S.H

7Menteri PeneranganLaksda Boediardjo

8Menteri KeuanganProf Dr. Ali Wardhana

9Menteri Perindustrian dan PerdaganganProf Dr. Sumitro Djojohadikusumo

10Menteri PertanianProf Dr. Ir. Thoyib Hadiwidjaja

11Menteri PerindustrianLetjen M. Jusuf

12Menteri PertambanganProf. Dr. Ir. Sumantri Brodjonegoro

13Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga ListrikDr. Ir. Sutami

14Menteri PerhubunganDrs. Frans Seda

15Menteri Pendidikan & KebudayaanMashuri Saleh, SH

16Menteri KesehatanProf. Dr. G.A. Siwabessy

17Menteri AgamaKH Muhammad Dahlan(sampai dengan11 September1971)[2],Prof. Dr. HA Mukti Ali, MA(sejak11 September1971)

18Menteri Tenaga KerjaLaksdya Mursalin Daeng Mamangung(sampai dengan11 September1971)[2],M. Sadli(sejak11 September1971)

19Menteri Transmigrasi & KoperasiLetjen H. Sarbini(sampai dengan11 September1971)[2],Subroto(sejak11 September1971)

20Menteri SosialDr. AM Tambunan, SH(sampai dengan11 September1971)[2],H. M. S. Mintaredja, S.H.(sejak11 September1971)

Menteri Negara yang mempunyai bidang tugas tertentu[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

21Menteri Negara Bidang Pengawasan Proyek-proyek Pemerintah(bernamaMenteri Negara Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional / Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasionalsejak11 September1971)Prof. Dr. Sunawar Sukowati, SH(sampai dengan11 September1971)[2],Prof. Dr. Widjojo Nitisastro(sejak11 September1971)

22Menteri Negara Bidang Penyelenggaraan hukum pemerintah dengan MPR/DPRGR dan DPA(dihapuskan sejak11 September1971)H. MS Mintaredja, SH(sampai dengan11 September1971)[2]

23Menteri Negara Bidang Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur NegaraH. Harsono Tjokroaminoto(sampai dengan11 September1971)[2],Emil Salim(sejak11 September1971)

Pejabat setingkat menteri[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

24Jaksa AgungMayjen Soegiharto

25Gubernur Bank SentralDrs. Radius Prawiro

26Panglima Komando Operasi Keamanan dan KetertibanMayjen Maraden Panggabean(sampai dengan11 September1971)[3],Jenderal Soemitro(sejak11 September1971)

Kabinet Pembangunan IIadalah namakabinetpemerintahan diIndonesiapada tahun1973-1978. Presiden pada Kabinet ini adalahSoehartosedangkan wakil presiden adalahSri Sultan Hamengkubuwono IX.Pada masa kabinet ini, dimulailah Pelita II (1 April197431 Maret1979). Sasaran yang hendak dicapai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja. Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang direhabilitasi dan dibangun.Pada masa kabinet ini juga, terjadilahperistiwa Malari(Malapetaka Limabelas Januari) pada tanggal15-16 Januari1974yang bertepatan dengan kedatangan Perdana MenteriJepangTanaka Kakueike Indonesia.Daftar isi[sembunyikan] 1Susunan Kabinet 1.1Menteri Pemimpin Departemen 1.2Menteri Negara 1.3Pejabat Setingkat Menteri 2Catatan Kaki dan ReferensiSusunan Kabinet[sunting|sunting sumber]Menteri Pemimpin Departemen[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

1Menteri Dalam NegeriAmir Machmud

2Menteri Luar NegeriAdam Malik(sampai dengan1 Oktober1977)[1],Syarif Thayeb(ad-interim sejak1 Oktober1977)

3Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima ABRIMayjen Maraden Panggabean

4Menteri KehakimanOemar Senoadji(sampai dengan22 Januari1974)[2],Mochtar Kusumaatmadja(sejak22 Januari1974)

5Menteri PeneranganMashuri(sampai dengan1 Oktober1977)[1],Mayjen Sudharmono(ad-interim sejak1 Oktober1977)

6Menteri PerindustrianM. Jusuf

7Menteri PerdaganganRadius Prawiro

8Menteri AgamaAbdul Mukti Ali

9Menteri KeuanganAli Wardhana(sejak4 April1973)[3]

10Menteri PertanianThoyib Hadiwidjaja

11Menteri PertambanganMohammad Sadli

12Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga ListrikSutami

13Menteri PerhubunganEmil Salim

14Menteri Pendidikan dan KebudayaanSumantri Brodjonegoro(sampai dengan18 Desember1973)[4],Syarif Thayeb(sejak22 Januari1974)

15Menteri KesehatanGA Siwabessy

16Menteri SosialM. S. Mintaredja, S.H.

17Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan KoperasiMayjen Subroto

Menteri Negara[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

18Menteri Negara Ekonomi dan Keuangan/ Kepala BAPPENASWidjojo Nitisastro

19Menteri Negara Kesejahteraan RakyatSunawar Sukowati

20Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara/Wakil Ketua BAPPENASJ.B.Sumarlin

21Menteri Negara RisetSumitro Djojohadikusomo

22Menteri Negara Administrasi dan Keuangan/Sekretaris NegaraMayjen Sudharmono

Pejabat Setingkat Menteri[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

23Jaksa AgungAli Said(sejak4 April1973)

24Gubernur Bank SentralRachmat Saleh(sejak4 April1973)

25PangkopkamtibSumitro(sejak4 April1973-2 Maret1974)[5],Soeharto(sejak2 Maret1974, tetapi yang melaksanakan tugasnya adalahLaksamana Soedomo)

TheMalari incident([malari];Indonesian:Peristiwa Malari, short forMalapetaka Lima Belas Januari, "Fifteenth of January Disaster") was a student demonstration and riot that happened from 15 to 16 January 1974. In reaction to a state visit by the Japanese Prime Minister,Kakuei Tanaka, students held a demonstration protesting corruption, high prices, and inequality in foreign investments. After provocation by suspectedagent provocateurs, the demonstrations became riots, which eventually turned into apogrom. By the end of the incident, 11 protestors had been killed and hundreds of cars and buildings destroyed.The riots caused numerous changes.Suharto'sNew Ordergovernment enacted a series of economic reforms meant to improveNative Indonesianrepresentation in partnerships with foreign investors, GeneralSumitro(then Deputy Chief of the Armed Forces), was forced to retire, and numerous repressive measures were enforced by the government.Contents[hide] 1Background 2Riots 3Aftermath 4Reactions 5ReferencesBackground[edit]At the beginning ofSuharto'sNew Orderin 1966 the policies of economic development were popularly supported. However, dissent soon surfaced. The formerly-powerfulIndonesian NationalistandMasyumipolitical parties were pressured to replace their old leadership. Civilian politicians began to be considered untrustworthy, and all branches of the government (except theexecutive branch) steadily diminished in importance. Suharto'sGolkarparty won the1971 Indonesian legislative electionby forcing civil servants to vote for them and promising funds to supportive constituencies.[1]Disillusionment with the government continued to rise. The elimination of corruption, once hoped to be a priority of the New Order, was not worked towards; corruption instead became more institutionalized. Critics disagreed with the "financial generals", army staff who used their relationships with the ethnicChinese Indonesiansto become rich. One of them,Sujono Humardhani, was identified as the most prolific in convincing Japanese businesses to invest in Indonesia. When they did, they often took full ownership of the investments and partnered with Chinese Indonesians or seniormilitaryofficers instead of with native Indonesians.[2]The success of the1973 Thai student demonstrationsconvinced Indonesian students that they could change policy.[3]Riots[edit]

The incident started with a visit by Japanese Prime Minister Kakuei Tanaka.On 14 January 1974 Japanese Prime MinisterKakuei Tanakaarrived for a state visit.[3]Enraged by Japan's competitive pressures on local businesses,[4]students burnedeffigiesof Tanaka and Humardhani outside ofAli Murtopo's office. They faced no resistance from theIndonesian military.[3]The next morning, thousands of students demonstrated in the streets ofJakarta, calling for lower prices, an end to corruption, and the disbanding ofAspri, Suharto's clique of personal assistants.[5][3]Although the demonstrations began peacefully, by the afternoon suspected Special Forces'agent provocateurshad turned it into a full riot.[3][5]Hundreds of cars were burned, mainly of Japanese make.[3]More stores were looted, including "the most visible symbol of Japanese presence in Indonesia", an Astra dealership sellingToyota-brand cars on Sudirman Street.[5][3]By the evening, the riot had been diverted into an anti-Chinese Indonesianpogrom. Stores inGlodok, owned by ethnic Chinese, were looted and burned; the largest being the Senen shopping complex. The security forces did little to stop the looting, and it was reported that GeneralSumitrowas seen speaking with the demonstrators in a friendly manner.[6]However, some troops executed orders to shoot looters on sight.[7]Later that evening Hariman Siregar, president of the Student Body of theUniversity of Indonesiacalled for an end to the riots viaTelevisi Republik Indonesia, saying "this wasn't our intent". It was later reported that Siregar had made the plea under duress.[6]The riots were brought to an end the next day, whenKKO,RPKAD, andKostradforces fired upon the rioters. By then, Prime Minister Tanaka had already left Indonesia due to the riots.[6]During the three days of civil conflict 11 people were killed, 17 critically injured, 120 non-critically injured and roughly 770 arrested. Almost 1,000 motor vehicles were damaged and 144 buildings destroyed or burned.[8][9]Aftermath[edit]

Crowds on the streets during the 15 January 1974 "Malari" riotsGeneral Sumitro, then Deputy Chief of the Armed Forces, was blamed for inciting the rioters, and forced to resign. His supporters were removed from command positions, being made ambassadors or receiving staff jobs.[10]This move was supported by the "Ramadi Document" presented to President Suharto by GeneralAli Murtopo, a rival of Sumitro's. It hinted that a general with the initial S would attempt a coup d'tat between April and June 1974.[6]After the Malari incident, the New Order became more repressive and quicker to act when citizens expressed dissent, including through demonstrations[11]and the media, abandoning the fragile "partnership" they once had. Twelve newspapers and magazines had their printing and publishing permits revoked, includingIndonesia Raya. Journalists, such asMochtar Lubis, were detained without trial. Offending journalists began to beblacklisted, losing nearly all job opportunities.[12]Within a week of the Malari incident, the New Order presented a package of regulations meant to promote the economic interests ofNative Indonesians. The plan, mandating partnerships between foreign investors and Native Indonesians as well as the use of the plannedIndonesia Stock Exchange, and requiring potential investors submit a plan for future majority Native Indonesian ownership, was well received by the public and silenced critics.[13]In practice, however, this was not strictly enforced.[14]TheAspriwere officially disbanded. However, formerAspriAli Murtopo was later promoted to head of theIndonesian State Intelligence Agency[8]and all of them stayed on as trusted advisers.[11]Reactions[edit]The New Order government was "shocked to its very roots" by its inability to handle the riots during Tanaka's visit.[5]Jeffrey Winters notes that the greatest fear of the Indonesian politicians at the time was an uprising of the millions of urban and rural poor.[7]

Kabinet Pembangunan IIIadalah kabinet yang dibentuk pada masa pemerintahanPresidenSoehartodenganWakil PresidenH. Adam Malik. Kabinet ini diumumkan secara langaung pada29 Maret1978dan kemudian, dilantik secara langsung pada31 Maret1978. Adapun susunan kabinetnya adalah sebagai berikut.Kabinet menyelenggarakan Pelita III (1 April197931 Maret1984). Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalahTrilogi PembangunandanDelapan Jalur Pemerataan.Isi Trilogi pembangunan terdiri dari: Stabilitas nasional yang dinamis Pertumbuhan ekonomi tinggi, dan Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.Isi Delapan Jalur Pemerataan: Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan papan ( perumahan ). Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan keselamatan. Pemerataan pembagian pendapatan. Pemerataan kesempatan kerja. Pemerataan kesempatan berusaha. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembagunan khurusnya bagi generasi muda dan jaum wanita. Pemerataan penyebaran pembangunan di wilayah tanah air. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.Daftar isi[sembunyikan] 1Susunan Kabinet 1.1Menteri Koordinator 1.2Menteri Pemimpin Departemen 1.3Menteri Negara 1.4Menteri Muda 1.5Pejabat Tinggi Negara Setingkat Menteri 2Catatan Kaki dan Referensi 3Lihat pulaSusunan Kabinet[sunting|sunting sumber]Menteri Koordinator[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

1Menteri Koordinator Bidang Politik dan KeamananMaraden Panggabean

2Menteri Koordinator Ekonomi dan Keuangan/ Kepala BAPPENASWidjojo Nitisastro

3Menteri Koordinator Kesejahteraan RakyatSurono Reksodimedjo

Menteri Pemimpin Departemen[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

4Menteri Dalam NegeriAmir Machmud(sampai dengan1 Oktober1982)[1],Sudharmono(ad-interim sejak1 Oktober1982)

5Menteri Luar NegeriMochtar Kusumaatmadja

6Menteri Pertahanan dan Keamanan/ Panglima ABRIMayjen M.Yusuf

7Menteri KehakimanMoedjono, SH

8Menteri PeneranganAli Moertopo

9Menteri KeuanganAli Wardhana

10Menteri Perdagangan dan KoperasiRadius Prawiro

11Menteri PertanianSoedarsono Hadisapoetro

12Menteri PerindustrianA.R. Soehoed

13Menteri Pertambangan dan EnergiMayjen Subroto

14Menteri Pekerjaan UmumPurnomosidi Hadisaroso

15Menteri PerhubunganRusmin Nurjadin

16Menteri Pendidikan dan KebudayaanDr. Daoed Joesoef

17Menteri KesehatanSoewardjono Surjaningrat

18Menteri AgamaAlamsyah Ratu Perwiranegara

19Menteri SosialSupardjo

20Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiProf. Drs. Harun Zain

Menteri Negara[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

21Menteri Negara Penertiban Aparatur NegaraJ.B. Sumarlin

22[Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan HidupEmil Salim

23Menteri Negara Riset dan TeknologiBJ Habibie

24Menteri Sekretaris NegaraSudharmono

Menteri Muda[sunting|sunting sumber]Pada tanggal29 April1978, Presiden Soeharto melantik 6 menteri muda[2]. Pembagiannya seperti berikut ini: Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat akan diperbantukan pada Menteri Pekerjaan Umum Menteri Muda Urusan Koperasi akan diperbantukan pada Menteri Perdagangan dan Koperasi Menteri Muda Urusan Pemuda akan diperbantukan pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Menteri Muda Urusan Produksi Pangan akan diperbantukan pada Menteri Pertanian Menteri Muda urusan Peranan Wanita akan diperbantukan pada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Menteri Muda urusan Transmigrasi akan diperbantukan pada Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiNo.JabatanNama

25Menteri Muda Urusan Perumahan RakyatCosmas Batubara

26Menteri Muda Urusan KoperasiBustanil Arifin

27Menteri Muda Urusan PemudaAbdul Gafur

28Menteri Muda Urusan Produksi PanganAchmad Affandi

29Menteri Muda Urusan Peranan WanitaK Lasiyah Sutanto

30Menteri Muda Urusan TransmigrasiMartono

Pejabat Tinggi Negara Setingkat Menteri[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

31Jaksa AgungAli Said

32Gubernur Bank SentralRachmat Saleh

33PangkopkamtibSudomo

Kabinet Pembangunan IV(19 Maret1983-22 Maret1988) adalahkabinetyang dibentuk pada masa pemerintahanPresidenSoehartodenganWakil PresidenUmar Wirahadikusumah.Pada masa itu, diselenggarakan Pelita IV (1 April198431 Maret1989). Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dariFAO(Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan ProgramKBdan Rumah untuk keluarga.Daftar isi[sembunyikan] 1Susunan Kabinet 1.1Menteri Koordinator 1.2Menteri Departemen 1.3Menteri Negara 1.4Menteri Muda 1.5Pejabat Setingkat Menteri 2Catatan Kaki dan Referensi 3Lihat pulaSusunan Kabinet[sunting|sunting sumber]Menteri Koordinator[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

1Menteri Koordinator Bidang Politik dan KeamananMayjen Surono Reksodimedjo

2Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan PembangunanProf. Dr. Ali Wardhana

3Menteri Koordinator Kesejahteraan RakyatAlamsyah Ratu Perwiranegara

Menteri Departemen[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

4Menteri Dalam NegeriSoepardjo Roestam

5Menteri Luar NegeriProf. Dr. Mochtar Kusumaatmadja

6Menteri Pertahanan/KeamananMayjen S. Poniman

7Menteri KehakimanAli Said, SH,

8Menteri PeneranganHarmoko

9Menteri KeuanganDrs. Radius Prawiro

10Menteri PerdaganganRachmat Saleh, SE

11Menteri KoperasiBustanil Arifin, SH

12Menteri PertanianIr. Achmad Affandi

13Menteri KehutananSoedjarwo

14Menteri PerindustrianIr. Hartarto

15Menteri Pertambangan dan EnergiProf. Dr. Subroto

16Menteri Pekerjaan UmumIr. Suyono Sosrodarsono

17Menteri PerhubunganRusmin Nuryadin

18Menteri Pariwisata, Pos, dan TelekomunikasiMayjen Achmad Tahir

19Menteri Tenaga KerjaLaksamana Sudomo

20Menteri TransmigrasiMartono

21Menteri Pendidikan dan KebudayaanProf. Dr. Nugroho Notosusanto(sampai dengan3 Juni1985)[1],Prof. Dr. Fuad Hassan(sejak30 Juli1985)

22Menteri KesehatanDr. Suwardjono Surjaningrat

23Menteri AgamaH. Munawir Sjadzali, MA

24Menteri SosialNy. Nani Soedarsono, SH

Menteri Negara[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

25Menteri Sekretaris NegaraSudharmono SH

26Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENASProf. Dr. J.B. Sumarlin

27Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPTProf. Dr .Ing. B.J. Habibie

28Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan HidupProf. Dr. Emil Salim

29Menteri Negara Perumahan RakyatDrs. Cosmas Batubara

30Menteri Negara Pemuda dan Olah Ragadr. Abdul Gafur

31Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur NegaraDr. Saleh Aliff

32Menteri Negara Peranan WanitaNy. L. Soetanto, SH(sampai dengan2 November1987)[2],Ny. A.S. Murpratomo(sejak20 November1987)

Menteri Muda[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

33Menteri Muda/Sekretaris KabinetDrs. Moerdiono

34Menteri Muda Urusan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam NegeriIr. Drs. Ginandjar Kartasasmita

35Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi PanganIr. Wardojo

36Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman KerasIr. Hasjrul Harahap

37Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan PerikananProf. Dr. J.H.Hutasoit

Pejabat Setingkat Menteri[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

38Panglima ABRIMayjen L.B. Moerdani(sampai dengan24 Februari1988)[3],Try Sutrisno(sejak27 Februari1988)

39Jaksa AgungIsmail Saleh, SH

40Gubernur Bank IndonesiaDr. Arifin M Siregar

Kabinet Pembangunan Vadalahkabinetyang dibentuk pada masa pemerintahanPresidenSoehartodenganWakil PresidenSudharmono. Kabinet ini dibentuk pada tahun 1988 dan berakhir pada tahun 1993.Daftar isi[sembunyikan] 1Susunan 1.1Menteri departemen 1.2Menteri koordinator 1.3Menteri negara 1.4Menteri muda 1.5Pejabat setingkat menteri 2Catatan kaki dan referensi 3Lihat pulaSusunan[sunting|sunting sumber]Susunan Kabinet Pembangunan V adalah sebagai berikut:[1]Menteri departemen[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

1Menteri Dalam NegeriRudini

2Menteri Luar NegeriAli Alatas

3Menteri Pertahanan KeamananL. B. Moerdani

4Menteri KehakimanIsmail Saleh

5Menteri PeneranganHarmoko

6Menteri KeuanganJ. B. Sumarlin

7Menteri PerdaganganArifin Siregar

8Menteri PerindustrianHartarto Sastrosoenarto

9Menteri PertanianWardojo

10Menteri Pertambangan dan EnergiGinandjar Kartasasmita

11Menteri KehutananHasjrul Harahap

12Menteri Pekerjaan UmumRadinal Mochtar

13Menteri PerhubunganAzwar Anas

14Menteri KoperasiBustanil Arifin

15Menteri Tenaga KerjaCosmas Batubara

16Menteri TransmigrasiSoegiarto

17Menteri Pariwisata, Pos dan TelekomunikasiSoesilo Soedarman

18Menteri Pendidikan dan KebudayaanFuad Hassan

19Menteri KesehatanAdhyatma

20Menteri AgamaMunawir Sjadzali

21Menteri SosialHaryati Soebadio

Menteri koordinator[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

22Menteri Koordinator Bidang Politik dan KeamananSudomo

23Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan PembangunanRadius Prawiro

24Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan RakyatSoepardjo Rustam

Menteri negara[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

25Menteri Negara/Sekretaris NegaraMoerdiono

26Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/KetuaBappenasSaleh Afiff

27Menteri Negara Riset dan Teknologi/KetuaBPPTBaharuddin Jusuf Habibie

28Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan HidupEmil Salim

29Menteri Negara Perumahan RakyatSiswono Yudo Husodo

30Menteri Negara Pemuda dan Olah RagaAkbar Tanjung

31Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur NegaraSarwono Kusumaatmadja

32Menteri Negara Urusan Peranan WanitaA. Sulasikin Murpratomo

Menteri muda[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

33Menteri Muda/Sekretaris KabinetSaadillah Mursjid

34Menteri Muda KeuanganNasrudin Sumintapura

35Menteri Muda PerdaganganSoedradjad Djiwandono

36Menteri Muda PerindustrianTungki Ariwibowo

37Menteri Muda PertanianSjarifuddin Baharsjah

38Menteri Muda Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil KetuaBappenasB. S. Muljana

Pejabat setingkat menteri[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

39Panglima ABRITry Sutrisno(sampai19 Februari1993)[2],Edi Sudradjat(sejak19 Februari1993)

40Jaksa AgungSukarton Marmosujono(sejak19 Maret198829 Juni1990)[3],Singgih(sejak3 Agustus1990)

41Gubernur Bank IndonesiaAdrianus Mooy

Kabinet Pembangunan VIIadalahkabinet pemerintahan Indonesiayang dibentuk pada masa pemerintahanPresidenSoehartodan Wakil PresidenBaharuddin Jusuf Habibieyang masa jabatannya paling singkat (16 Maret1998-21 Mei1998). Masa bakti kabinet ini seharusnya berakhir pada tahun2003, namun karena terjadi demonstrasi mahasiswa dankerusuhan massal 1998akibatkrisis ekonomiyang melandaIndonesiayang berujung pada pengunduran diri Soeharto dari jabatannya pada tanggal21 Mei1998dan diangkatnya B.J. Habibie sebagai pejabat presiden dalam situasi darurat, mengakibatkan kabinet ini menjadi demisioner. Sebagai penggantinya, pemerintahan Indonesia dilanjutkan olehKabinet Reformasi Pembangunan.AdapunCatur Krida Kabinet Pembangunan VIIadalah sebagai berikut: Pertama, trilogi pembangunan. Yakni stabilitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan, sebagai landasan kebijaksanaan pembangunan yang sudah teruji selama ini dan telah kita laksanakan. Kedua, kemandirian. Yakni melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain dan percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup menghadapi segala gejolak yang timbul akibatglobalisasi. Ketiga, ketahanan nasional. Dari kemandirian, kebersamaan, dan kekeluargaan itulah tumbuh ketahanan nasional. Yaitu keuletan dan ketangguhan bangsa kita menghadapi berbagai tantangan dan ancaman. Keempat, persatuan dan kesatuan. Keduanya akan memperkokoh ketahanan nasional dalam menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila danUUD 1945.Daftar isi[sembunyikan] 1Susunan 1.1Menteri departemen 1.2Menteri negara 1.3Menteri negara koordinator 1.4Pejabat setingkat menteri 2Pengunduran diri massal 3Catatan kaki dan referensi 4Lihat pulaSusunan[sunting|sunting sumber]Susunan Kabinet Pembangunan VII adalah sebagai berikut:[1]Menteri departemen[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

1Menteri Dalam NegeriR. Hartono

2Menteri Luar NegeriAli Alatas, SH

3Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRIWiranto

4Menteri KehakimanMuladi

5Menteri PeneranganMuhammad Alwi Dahlan

6Menteri KeuanganFuad Bawazier

7Menteri Perindustrian dan PerdaganganMohammad Hasan

8Menteri PertanianJustika Baharsjah

9Menteri Pertambangan dan EnergiKuntoro Mangkusubroto

10Menteri Kehutanan dan PerkebunanSumahadi

11Menteri Pekerjaan UmumRachmadi Bambang Sumadhijo

12Menteri PerhubunganGiri Suseno Hadihardjono

13Menteri Pariwisata, Seni, dan BudayaAbdul Latief

14Menteri Koperasi dan Pengusaha KecilSubiakto Tjakrawerdaya

15Menteri Tenaga KerjaTheo L. Sambuaga

16Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah HutanAM Hendropriyono

17Menteri Pendidikan dan KebudayaanWiranto Arismunandar

18Menteri KesehatanFaried Anfasa Moeloek

19Menteri AgamaMuhammad Quraish Shihab

20Menteri SosialSiti Hardijanti Rukmana

Menteri negara[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

21Menteri Negara Sekretaris NegaraSaadillah Mursjid

22Menteri Negara Riset dan Teknologi/KepalaBPPTRahardi Ramelan

23Menteri Negara Investasi/KepalaBKPMSanyoto Sastrowardoyo

24Menteri Negara Agraria/KepalaBPNAry Mardjono

25Menteri Negara Perumahan Rakyat dan PemukimanAkbar Tanjung

26Menteri Negara Lingkungan Hidup/KepalaBapedalJuwono Sudarsono

27Menteri Negara Pangan, Hortikultura dan Obat-obatanHaryanto Dhanutirto

28Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik NegaraTanri Abeng

29Menteri Negara Peranan WanitaTuty Alawiyah

30Menteri Negara Pemuda dan Olah RagaAgung Laksono

Menteri negara koordinator[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

31Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan KeamananFeisal Tanjung

32Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri/KepalaBappenasGinandjar Kartasasmita

33Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur NegaraHartarto Sastrosoenarto

34Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan/KepalaBKKBNHaryono Suyono

Pejabat setingkat menteri[sunting|sunting sumber]No.JabatanNama

35Jaksa AgungSoedjono C. Atmonegoro

36Gubernur Bank IndonesiaSyahril Sabirin

Pengunduran diri massal[sunting|sunting sumber]Selain tekanan demonstrasi massa, juga akibat mundurnya 14 menteri menyusulAbdul Latiefdari jabatannya sebagai menteri Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya. Menteri-menteri tersebut mengundurkan diri pada malam hari20 Mei1998, pukul 20.00 WIB melalui surat yang diterimaYusril Ihza Mahendrayang diteruskan kepada Mensesneg saat itu, Saadilah Mursyid. Surat tersebut berbunyi:Hal: Pembentukan Kabinet Baru Jakarta 20 Mei 1998 Kepada Yth. Bapak Presiden RIDengan hormatBersama surat ini dengan hormat kami laporkan bahwa setelah melakukan evaluasi terhadap situasi akhir-akhir ini terutama di bidang ekonomi, kami berkesimpulan bahwa situasi ekonomi kita tidak akan mampu bertahan lebih dari 1 (satu) minggu apabila tidak diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya mengenai reformasi di segala bidang, seperti antara lain yang direkomendasi oleh DPR-RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada hari selasa, 19 Mei 1998.Dalam hubungan itu kami bersepakat bahwa langkah pembentukan kabinet baru sebagaimana yang bapak rencanakan tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami secara pribadi-pribadi menyatakan tidak bersedia diikutsertakan dalam kabinet baru tersebut.Sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII kami akan tetap membantu sepenuhnya pelaksanaan tugas yang Bapak emban dalam menyukseskan Catur krida Kabinet Pembangunan VII. Atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan terima kasih.Hormat kami,1. Ir. Akbar Tanjung2. Ir. Drs. AM. Hendropriyono, SH, SE, MBA3. Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita4. Ir. Giri Suseno Hadihardjono, MSME5. Dr. Haryanto Dhanutirto6. Prof. Dr. Ir. Justika S. Baharsjah, M.Sc7. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc8. Ir. Rachmadi Bambang Sumadhijo9. Prof. Dr. Ir. Rahadi Ramelan, M.Sc10. Subiakto Tjakrawedaya, SE11. Sanyoto Sastrowardoyo, M.Sc12. Ir. Sumahadi, MBA13. Drs. Theo L. Sambuaga14. Tanri Abeng, MBA.