Kabar Indonesia Mengajar

download Kabar Indonesia Mengajar

of 36

description

Edisi V Semester I 2014

Transcript of Kabar Indonesia Mengajar

  • 1MERAJUT BERSAMAKEMAJUAN PENDIDIKAN

    Nomor 5/ Tahun IVSemester I 2014

  • 2(Sampul depan) Siswa-siswi SDN Nanga Lungu, Kabu-paten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

    KILAS KABAR

    TABIK

    KABAR UTAMA

    WAWANCARA

    DARI RUMAH INSPIRASI

    KABAR TERBARU

    OBITUARI

    RESONANSI

    CERITA SEMESTA

    KABAR MITRA

    GALERI

    KEMAS-KEMAS

    KABAR ALUMNI

    BLOG PENGAJAR MUDA

    RUANG BELAJAR

    03Salam Hangat dari Gerakan Indonesia Mengajar

    Pengelolaan Program Indonesia Mengajar: Bertumpu Kepada Keper-cayaan & Proses Belajar

    DEWAN REDAKSI

    EDITOR PELAKSANAShally Pristine

    EDITORFathania Queen GenisaNadia Rizqi CahyaniRizki Saputri

    REPORTERNur Amalia RizkitaShofi AwanisYunita Fransisca

    DESAIN DAN TATA LETAKKartika SariDiptanta Wahya

    KONTRIBUTORBeryl Masdiaryantika MarlangenMasyhur Azis HilmyMega Tala Harimukthi (Majene)Nani NurhasanahSani Novika (Tulang Bawang Barat)Satwika Citahariasmi Heniono

    KONTRIBUTOR FOTOAngga Putra (Fakfak)Erni Yunita Sari (Kapuas Hulu)Hidayatul Mabrur (Muara Enim)Iwan Budi Santoso (Rote Ndao)Masdar Fahmi (Fakfak)Trista Yudhitia Bintoro (Musi Banyuasin)

    Bermula dari Bakau, Berbakti untuk Pendidikan

    Apakah Iuran Publik itu Keren?

    Indonesia Mengajar Diapresiasi PemerintahNutrifood Beri Anugerah Gerakan Inspiratif

    Melanjutkan Tongkat Estafet

    Mitra Ikut Saksikan Dampak Indonesia Mengajar

    Melatih Diri Untuk persiapan Mengabdi

    04

    10

    12

    15

    Membangun Lingkar Kepemimpinan Masa Depan

    Membangun Lingkar Kepemimpinan Masa Depan

    16

    22

    24

    25

    28

    Menapaki Langkah Kerberlanjutan

    Mengenang Achmad Sjahid

    Kelas Inspirasi: Ruang Kelasku Seluas Semesta, Cita-Citaku Setinggi AngkasaKamp Pegiat Solidkan Langkah Para PenyalaBalikpapan Menyala Bawa Kabar Gembira

    29

    30

    32

    33

    UMPAN BALIK09

    PEMIMPINEvi Trisna

    PELINDUNGHikmat HardonoEko SuwardiyantoNia KurnianingtyasYundriati Erdani

    SEKRETARIAT REDAKSIKantor Indonesia MengajarJalan Galuh II nomor 4Kebayoran Baru, Jakarta SelatanTel: 021-7221570 | Fax: 021-7231430

    www.indonesiamengajar.org @Ind_Mengajar Indonesia Mengajar [email protected]

    MERAJUT BERSAMAKEMAJUAN PENDIDIKAN

    Nomor 5/ Tahun IVSemester I 2014

  • 3Kabar terbaru dari kami adalah Indo-nesia Mengajar sedang mempersiapkan pelatihan untuk 52 Calon Pengajar Muda angkatan IX yang akan berangkat mengabdi di akhir Desember 2014. Ada yang menarik dari angkatan ini, karena sebagian besar Pengajar Muda ini adalah mereka yang akan berangkat ke lima ka-bupaten yang paling awal diisi pada 2010. Dengan kata lain, mereka akan mengakhi-ri lima tahun kerja kita di daerah tersebut di akhir Desember 2015.

    Banyak hal yang sudah kita bangun bersama dengan anak-anak, sekolah, masyarakat maupun pemerintah di kabupaten-kabupaten tersebut. Banyak capaian luar biasa yang diperjuangkan bersama-sama. Banyak perubahan yang dapat dirasakan dan gerakan memban-gun pendidikan lebih baikpun tumbuh sampai ke tingkat desa. Gerakan ini sung-guh sedang tumbuh di 127 desa di 17 kabupaten di Indonesia.Inilah yang kami cita-citakan akan berlanjut ketika Penga-jar Muda mengakhiri masa tugasnya di akhir tahun kelima nanti.

    Tidak berhenti di sana, gerakan Indonesia Menyala terus tumbuh di berbagai kota besar. Memasuki akhir tahun 2014 ini, geliat Kelas Inspirasi juga makin meluas ke 72 kota/kabupaten di seluruh Indone-sia! Semua gerakan ini dikerjakan secara sukarela dan bersemangat.

    Di edisi kelima Kabar Indonesia Mengajar, kami ingin berbagi kerja kolektif yang luar biasa ini serta dampaknya. Selain itu,

    Kabar Indonesia Mengajar adalah buletin reguler yang diterbitkan Gerakan Indonesia Mengajar. Redak-si Kabar Indonesia Mengajar meneri-ma tulisan, tanggapan, dan masukan dari pembaca. Alamatkan kiriman Anda ke email info @indonesiamengajar.org dengan mencantumkan [Kabar IM] pada subjek email.

    TABIK

    Evi Trisna

    Tabik,

    kami juga ingin berbagi tentang kam-panye #IuranPublik yang dimulai perte ngahan tahun ini. Lewat #IuranPublik, Indonesia Mengajar mengajak kita semua untuk bersama-sama iuran menjaga keberlanjutan dampak ini.

    Semoga melalui buletin ini, kita semakin optimistis bahwa tidak ada cita-cita yang terlalu besar yang sulit diraih dan semakin bersemangat mengejarnya bersama-sama.

    SALAM HANGAT DARI GERAKAN INDONESIA MENGAJAR,

  • 4Indonesia Mengajar (IM) sebagai se-buah inisiatif sosial mencita-citakan suatu negara dengan keterlibatan masyarakat dalam memajukan pen-didikan. Khususnya pendidikan dasar, IM mencita-citakan masyarakat dan pemerintah saling mendukung untuk memajukan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Indonesia Mengajar sekaligus juga bercita-cita tumbuhnya jaringan pemimpin masa depan yang berkualitas dan memahami realitas akar rumput.

    Untuk menggapai cita-cita sedekat mungkin, IM menargetkan hasil yang lebih bersifat jangka pan-jang. Targetnya adalah perubahan perilaku para pelaku pendidikan di daerah sasaran yang kemudian saling berinteraksi positif dan menguatkan. Untuk mencapai target, IM memilih strategi mengirimkan Pengajar Muda

    PENGEL

    OLAAN

    PROGRA

    M INDON

    ESIA ME

    NGAJAR

    KABAR UTAMA

    (PM) yang berperan sebagai peng-gerak awal perubahan di sekolah, desa dan daerah kabupaten, dengan be kerja bersama para pelaku pendidikan (siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah daerah).

    Sampai dengan tahun ketiga, IM mulai menuai dampak keberadaanya di daerah sasaran dengan hasil-hasil perubahan perilaku para pelaku pen-didikan di daerah. Siswa adalah salah satu aktor yang mengalami perubahan paling menonjol. Bila sebelumnya ikut perlombaan menjadi hal yang di-hindari saat ini siswa SD penempatan selalu bersemangat dan telah terbiasa mengikuti kompetisi baik akademik, seni maupun olah raga dari tingkat ke-camatan hingga nasional. PM memu-lainya dengan memberikan informasi perlombaan, mendampingi pendafta-ran dan pelaksanaan serta membim bing. Namun selanjutnya dengan men-jalin hubungan baik dan melibatkan, baik kepala sekolah juga mendukung keikutsertaan anak didiknya dalam perlombaan dan guru-guru juga terlibat dalam pendampingan. Orang tua pun yang sebelumnya tidak peduli dengan pendidikan anaknya, menjadi bangga, memberi izin dan mendukung kegiatan anaknya. Perubahan-peruba-han lain dapat dilihat dalam ilustrasi berikut Bisa dengan ilustrasi diagram pie perubahan perilaku tiap aktor atau jejak perubahan aktor.

    Pertanyaan yang sering dilontar-kan adalah, apa sesungguhnya strategi yang dilakukan IM untuk mendorong perubahan-perubahan positif terse-but?

    Pada dasarnya pengelolaan program dilakukan seperti halnya program lainnya yaitu dengan peren-

    BERTUM

    PU KEPA

    DA

    & PROSE

    S BELAJA

    RKEPE

    RCAYAA

    N

  • 5canaan, pengawasan dan evaluasi yang baik. Perbedaan mendasarnya adalah saat IM membangun dan mengem-bangkan inisiatif dengan dua tumpuan yaitu kepercayaan dan proses belajar terus menerus.

    Tim IM memulai inisiatif dengan proses perencanaan yang disusun dari pengalaman terlibat dalam program-program pembangunan selama lebih dari 10 tahun dan pembelajaran dari pengalaman tersebut. Hasil belajar yang mendasar di antaranya:Target atau capaian yang dikejar haruslah di tingkat perubahan (out-come) karena target dengan hasil yang langsung nampak (output) saja seperti fasilitas atau kuantitas pelatihan tidak cukup untuk mendekati persoalan. Karenanya strategi pembangunan berupa pemberian fasilitas dan pelati-han selama ini kurang efektif mencapai sasaran.Upaya mencapai target outcome rumit dan sulit dilakukan sebagian juga karena tuntunan pemberi dana yang lebih menginginkan hasil yang langsung dapat dilihat sebagai bentuk akuntabilitas program. Biasanya inter-vensi pemberi dana juga cukup besar dalam alur pelaporan yang cenderung

    birokratis.Berbagai program atau inisiatif pembangunan selama ini seringkali seragam atau typical, tidak terlalu memperhatikan konteks di daerah, apalagi memahami esensi persoalan di tiap daerah yang tentunya berbeda. Kecenderungan program untuk men-capai target cepat dan tidak memper-hatikan konteks daerah menyumbang pada hasil yang tidak bertahan lama atau tidak berkelanjutan

    Hasil belajar tersebut menjadi bahan dasar para pengelola IM untuk menyusun pendekatan yang lebih efektif, yang bertumpu pada jalinan kepercayaan pihak-pihak yang terlibat. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pendekatan serta pengelo-laannya.

    Mengirimkan Penggerak

    Strategi IM adalah mengirim anak-anak muda terbaik bangsa - yang kami sebut Pengajar Muda- yang tinggal dekat bersama masyarakat. Pengajar Muda (PM) bertugas selama 1 tahun secara bergantian di satu SD/desa sampai dengan 5 tahun.

    PM berperan sebagai penggerak, bekerja mendorong para pelaku

    pendidikan memajukan pendidikan. Berikut adalah gambaran peran Pe ngajar Muda: Mulai dari menjadi contoh sebagai guru yang baik;Memberikan contoh inisiasi kegiatan yang baik dan memfasilitasi kegiatan bersama;Secara bertahap menemukan potensi penggerak lain dari masyarakat itu sendiri serta mengembangkan moti-vasi serta kemampuannya sehingga percaya diri dan mampu menjadi penggerak;Menguatkan kolaborasi di antara para penggerak lokal.

    IM tidak memberikan panduan teknis kepada PM selama bertugas karena keyakinan bahwa tiap tempat memiliki karakter dan problematika sendiri. Dengan demikian PM memiliki keleluasan dan kreativitas untuk menginisiasi tindakan atau kegiatan selama bertujuan mendorong terca-painya perubahan perilaku. Bahkan PM juga tidak mendapatkan alokasi dana untuk melaksanakan kegiatannya kecuali dana minimal untuk media belajar.

    Lalu bagaimana memastikan PM siap bertugas dengan peran di atas?

    KABAR UTAMA

    b.

    d.

    a.

    -

    -

    -

    -

    c.

    Proses Rekrutmen Indonesia Mengajar

    Indonesia Mengajar memberang-katkan 2 angkatan per tahun dengan jumlah setiap angkatan 50-75 orang. Kunci sukses adalah proses rekrutmen serta pen-gelolaan Pengajar Muda sebagai penggerak yang tergambar seperti di samping.

    REKRUTMENSosialisasi luas dan masif: total 49.453 aplikan dari 129 uni-versitas dalam negeri dan 33 universitas luar negeri, untuk memilih 419 Pengajar muda dengan ac-ceptance rate

  • 6Kuncinya adalah diawali dari proses Rekrutmen yang serius, pembekalan intensif serta pendampingan selama penugasan.

    Pasca-penugasan, PM menda-patkan orientasi kembali dalam forum OPP (Orientasi Pasca-Penugasan) dengan tujuan untuk refleksi individu, refleksi program, pengembangan kapasitas memasuki dunia kerja dan berjejaring.

    Melahirkan Penggerak: Menuju peru-bahan perilaku yang berkelanjutan

    IM meyakini bahwa naiknya kualitas pendidikan adalah konse- kuensi dari perubahan perilaku yang terus menerus tejadi. Karena itu, dampak lonjakan prestasi siswa yang selama ini terlihat adalah konsekuensi dari semakin banyaknya perilaku baik para aktor yang mendorong para siswa ini.

    Untuk itu, IM menggunakan pendekatan Outcome Mapping dalam merencanakan perubahan dan mendokumentasikan (outcome) yang ingin dicapai untuk tiap-tiap pelaku/

    KABAR UTAMA

    aktor pendidikan yang menjadi mitra IM berupa perilaku positif dari Penga-jar Muda, Siswa, Guru, Kepala Sekolah, dan Pemangku Kepentingan Pen-didikan (orang tua, masyarakat, peme rintah daerah). Contoh sederhananya siswa memiliki semangat belajar tinggi untuk meningkatkan prestasi dan po-tensinya (dan bukan target nilai siswa misalnya) atau guru aktif meningkat-kan kemampuan mengajarnya (dan bukan target mengikuti berapa kali pelatihan)

    Untuk memastikan dampak perubahan ini berkelanjutan, selain perilaku aktor berubah (secara positif menguat), maka interaksi positif di antara para aktor juga didorong de ngan harapan akan muncul kebutuhan dan kebiasaan yang berlanjut untuk berkolaborasi.

    IM juga mendukung pelibatan ak-tor di luar desa/SD dengan memfasili-tasi ruang-ruang interaksi baik untuk komunikasi maupun pengembangan kapasitas antar aktor di tingkat kabu-paten dan antar kabupaten sasaran. Sejak tahun 2012, IM mengadakan Fo-

    rum Mitra Daerah yang mengundang pemangku kepentingan pemerintah kabupaten penempatan PM yang bertujuan untuk membahas dampak serta pembelajaran selama penempa-tan PM di daerahnya, mendiskusikan tantangan yang dihadapi bersama serta prioritas yang akan dikejar serta memfasilitasi pertukaran model pengembangan masing-masing kabu-paten. Tim IM secara aktif kemudian mengembangkan komunikasi dengan pemerintah daerah dan aktor-aktor penggerak di daerah untuk kemudian menyusun strategi keberlanjutan bersama aktor-aktor tiap daerah.

    Dampak yang tercatat adalah tumbuhnya inisiatif yang dikerjakan secara mandiri oleh Dinas Pendidikan Kabupaten seperti program Pe-muda Penggerak Desa di Halmahera Selatan dan Bengkalis Mengajar yang programnya serupa dengan Pengajar Muda. Ada juga guru magang di TBB.

    Pendanaan serta pengelolaannya

    Tidak mudah tentunya bagi lembaga atau perusahaan untuk mendukung inisiatif yang hasilnya tidak langsung tampak dan jangka panjang. Pen-dekatan ini bekerja hanya dengan

  • 7kepercayaan dan keterbukaan dari para pemberi dana.

    IM tidak menggalang dana dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan tidak pula dari lembaga donor asing. Dan sejauh ini, kami ingin mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah, baik pusat maupun da erah, justru dengan prinsip kemandi-rian ini. Kami juga percaya bahwa dana pemerintah dapat digunakan untuk alokasi lain. Sedangkan kami yakin bahwa korporasi, perkumpulan dan perorangan Indonesia sanggup memi-kul tanggung jawab bersama ini secara gotong royong.

    Pendekatan IM yang terbuka seperti di atas seperti yang telah dijelaskan tentunya memerlukan dukungan dana yang juga terbuka atau fleksibel sebagai pilar utama keberhasi-lan inisiatif ini. Pendekatan funding IM yang unik ini dilakukan dengan pembiayaan untuk pengembangan per SD/Desa. Di dalamnya sudah termasuk proses mendapatkan, menyiapkan dan mendampingi PM serta target hasil berupa perubahan perilaku di SD/Desa dengan bentuk inisiatif PM yang beragam.

    Di luar pengelolaan program di atas, secara regular IM melakukan audit keuangan atas dana yang sudah diterima dan dikelola oleh PwC secara sukarela. Dukungan kerelawanan lainnya juga digalang oleh IM untuk mendukung gerakan IM secara umum.

    KABAR UTAMA

    Oleh: Nia Kurnianingtyas, Manajer Divisi Pengelo-laan Pengajar Muda dan Daerah (nia@indonesiame ngajar.org)

    Gerakan Indonesia Menga-jar mendapatkan laporan keuangan dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Kantor Akuntan Publik PwC Indonesia, pada akhir 2013 . De ngan diserahkannya hasil laporan ini, Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) resmi menyandang predikat WTP dari PwC selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2010 .

    Predikat Wajar Tanpa Penge cualian, yang saat ini penyebutan-nya berganti dengan Opini Tanpa Modifikasi, adalah hasil audit de ngan status paling maksimal dalam standar Kantor Akuntan Publik. Opini audit yang dikeluarkan PwC ini menegaskan operasional kegia-tan GIM, baik dari sisi manajemen maupun monitoring keuangan, su-dah memenuhi standar akuntansi

    GIM ini menjadi salah satu yang set example untuk

    organisasi nirlaba yang lain, bahwa akuntabilitas dan in-tegritas yang menjadi pilar dari good corporate gover

    nance benar-benar dijalan-kan. Itu bisa memberikan

    edukasi kepada entitas nirlaba yang lain, bahwa bukan berarti sbg entitas

    nirlaba, laporan keuangan itu tidak dipertanggung-

    jawaban,

    UNTUK KETIGA

    KALINYA

    INDONESIA MENDAPATKAN PREDIKAT AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DARI PwC

    Yusron Fauzan (kiri) dan Shirley Pranoto (kanan) dari PwC Indonesia. Kan-tor Akuntan Publik ini telah mendukung audit laporan keuangan Indone-sia Mengajar sejak tahun awal berdiri.

  • 8Menurut Pandu Djajanto, Staf Ahli Menteri Ne-gara BUMN Bidang Tata Kelola dan Sinergi Antar BUMN, keberlanjutan merupakan terben-tuknya proses dan sistem sehingga masyarakat dapat bergerak sendiri ketika program sudah selesai. Di level akar rumput, keberlanjutan yang baik adalah yang mengubah mindset, tanpa menghilangkan budaya masyarakat.

    Menurut Tri Mumpuni, pen-diri sekaligus CEO Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka), keberlanjutan adalah terjadinya program yang memberikan manfaat secara berkesinambun-gan. Sebuah institusi memberi-kan dampak jika keberhasilan aktivitasnya dapat dilihat, diukur, dan dirasakan. Kuncinya adalah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berpegang teguh pada nilai yang dipercayai institusi tersebut sejak awal.

    IBEKA memiliki nilai yang tetap sama sejak lembaga ini berdiri sampai detik ini, yaitu memberikan penerangan kepada masyarakat, memberikan kes-ejahteraan secara ekonomi dan sosial,memberikan kebahagiaan lahir, bathin, dan spiritual. Ke-berlanjutan dampak bagi IBEKA bukan hanya ketika sebuah desa terang, tapi juga terbangun secara ekonomi.

    Bila dirangkum, dalam per-spektif pengelolaan program IM cukup efektif mencapai

    target yang dikehendaki. Dari cita-cita yang besar, IM mer-

    aciknya menjadi capaian-capain perubahan perilaku para aktor pendidikan dan memastikan upaya keber-

    lanjutan perubahan dengan adanya komunikasi/interaksi

    di antara mereka. Tim IM sebagai pelaksana bermitra dengan PM untuk menca-pai perubahan tersebut.

    Dan tidak berlebihan bila dinyatakan dalam perspektif

    pembiayaan pengelolaan program IM dan hasil atau dampak yang dicapai juga

    efektif, karena hanya dengan membiayai pengembangan 1

    SD/Desa oleh 1 PM pen-dukung dana inisiatif IM tel-ah berkontribusi besar pada perubahan positif di SD/Desa tersebut dan bahkan sampai

    di tingkat kabupaten yang dapat dilanjutkan oleh aktor-aktor pendidikan di daerah,

    ditambah dengan kontri-busi memberikan pelatihan kepemimpinan yang efektif

    kepada calon pemimpin masa depan. - Tri Mumpuni,

    Penggerak Ekonomi Kerakyatan

    yang berlaku di Indonesia.Yusron Fauzan, Assurance

    Partner PwC Indonesia, memandang hasil opini audit yang didapatkan GIM selama tiga tahun berturut-turut seba-gai sebuah prestasi. Menurut Yusron, biasanya audit tidak menjadi prioritas utama bagi organisasi nirlaba. Tetapi, GIM sejak awal telah berinisiatif me ngajukan diri untuk diaudit sehingga laporan keuangannya dapat diper-tanggungjawabkan dengan transparan.

    Sejak Indonesia Mengajar didiri-kan pada tahun 2010, PwC mengaudit laporan keuangannya secara pro bono. Ini adalah bentuk dari CSR yang dilakukan PwC dengan sistem skill voluntary, yaitu memberikan bantuan dari segi kemampuan sumber daya manusia yang mereka punya.

    Walaupun memberikan audit secara pro-bono, PwC menjaga kemandirian dengan menerapkan prosedur yang sama seperti proses audit perusahaan. Ada penilaian yang meliputi pengecekan kesiapan data, ketersediaan kontrol internal, dan kelengkapan parameter lain yang mendukung seperti seleksi klien profe-sional lainnya.

    Menurut Yusron, tim audi-tor yang terlibat dalam proses pe ngauditan pun merasa senang dapat berkontribusi dalam gerakan yang berfokus pada pemberdayaan manusia dalam aktivitas utamanya. Sebagai perusahaan yang bergerak di industri ekonomi, keberlanjutan PwC berada di tangan aktor-aktor yang menjalankan roda pembangunan. Gerakan pendidi-kan yang dikerjakan IM dinilai sebagai akar yang menciptakan aktor yang mampu memajukan pembangunan dan perekonomian Indonesia.

    Yusron berharap kepercayaan tetap menjadi elemen utama IM dalam meneruskan keberlanjutan-nya. Kepercayaan tersebut tentu saja dimulai dan dipertahankan dengan transparansi dalam pengelolaan gera-kan. PwC berharap untuk terus men-jadi bagian dari gerakan IM dengan membantu apa yang bisa dilakukan.

    KABAR UTAMA

    KOMENTAR

    PAKAR

    Tri Mumpuni, penggerak ekonomi kerakyatan, saat menjadi pembawa obor Olimpiade 2008 dari Indonesia.

  • 9Adakah rencana untuk memperluas area penempatan Pengajar Muda dari yang sudah ada saat ini?

    Indonesia Mengajar kini fokus mendorong terjadinya perubahan perilaku para mitranya di daerah, yaitu siswa, guru, kepala sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah. Perubahan perilaku akan terjaga dengan komunikasi dan keterlibatan yang aktif dan positif antara mereka. Kami menyebut keterkaitan perilaku positif ini dengan entitas perilaku. Menyadari bahwa perubahan entitas perilaku adalah sebuah upaya yang memerlukan kerja jangka panjang, sehingga belum ada ren-cana memperluas area penempatan PM.

    Apa program jangka panjang Indonesia Mengajar dari misi penempatan Pengajar Muda di daerah?

    IM bekerja di sebuah daerah dalam jangka panjang (lima tahun) dengan me ngirimkan PM secara bergantian setiap tahunnya. Memasuki tahun keempat, IM secara khusus menyusun rencana keberlanjutan, mengacu pada pendekatan dasar IM tentang perubahan entitas perilaku. Hal ini ditandai dengan menguatnya perilaku aktor pendidikan dan adanya kolaborasi antar aktor pendidikan. Dalam pelaksanaannya, karena kondisi daerah penempatan setiap PM berbeda, maka rencana keberlanjutan tiap daerah akan berbeda.

    Beberapa strategi dalam menyiapkan keberlanjutan dan kemandirian daerah di antaranya adalah: 1) PM menemukan dan mengembangkan aktor lokal potensial (local champion); 2) PM mengembangkan kapasitas masyarakat dan melaku-kan pelibatan daerah uintuk kegiatan-kegiatan pendidikan; 3) IM menginisiasi tumbuhnya ruang interaksi positif di daerah yang menghubungkan antar aktor pendidikan.

    Apa tolak ukur dari seorang PM bahwa misi dia telah dikatakan sukses selama penugasannya?

    PM memiliki peran penting dalam mendorong keberlanjutan dampak di daerah, yang ditunjukkan dengan perilaku aktor-aktor pendidikan untuk terus saling berperilaku positif, sekaligus aktif mempengaruhi, menjangkau, dan menggerakkan aktor lainnya untuk berperilaku yang sama sehingga pada akhirnya entitas itu disebut mandiri. Dalam hal ini, PM bisa dikatakan sukses bila dengan kemampuan terbaiknya dapat berkontribusi pada pencapaian entitas perilaku tersebut, dan dilakukan secara kolaboratif oleh PM antar angkatan.

    Di sisi lain, upaya mendorong perubahan entitas perilaku menjadi sebuah sekolah kepemimpinan yang efektif bagi PM. Dalam hal ini, IM ingin memberikan kontri-busi pada lahirnya jejaring pemimpin muda yang peka realitas kehidupan bang-sanya, terlatih melakukan intervensi di tingkat akar rumput, serta menjembatani masyarakat dengan pusat-pusat kemajuan. Sehingga PM bisa dikatakan sukses bila semasa penempatannya menggunakan kesempatan seoptimal mungkin untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinannya dengan belajar langsung dari tan-tangan dan kesempatan yang ada.

    Pertanyaan oleh: Roni Firmansyah (dari Facebook)

    Jawaban oleh: Dimas Sandya, Senior Program Officer Sus-tainability Engagement Division. ([email protected])

    UMPAN BALIK

    UMPAN BALIK

  • 10

    Apa yang menggerakkan Papa Riri untuk ambil bagian dalam pelestarian lingkungan?

    Waktu saya pertama kali datang ke Majene, saya miris melihat kondisi pantai yang terkena abrasi. Bersama dengan pemuda-pemuda desa, saya mendirikan Klub Rimbawan untuk melakukan konservasi penanaman bakau di sekitar desa.

    Aktivitas klub ini pada awalnya didominasi olahraga voli karena disenangi oleh kebanyakan ang-gota. Pada saat-saat tertentu, secara perlahan saya masukkan ide menjaga kelestarian pantai dan menanggulangi kerusakan pantai. Dimulai dengan melakukan rekreasi ke daerah yang masih bagus vegetasi bakaunya, pu-langnya membawa bibit. Pada tahun ketiga terbentuknya organisasi ini, 90 persen kegiatan pelestarian alam mulai jalan secara teratur, semuanya kami

    kemas dalam bentuk perkemahan pemuda. Biayanya hasil swadaya saya dan teman-teman.

    Bagaimana respon masyarakat terha-dap ajakan Papa Riri?

    Pada awalnya kegiatan pena-naman bakau adalah sesuatu yang tidak masuk akal bagi mereka, karena tidak memberikan manfaat langsung. Kenapa tidak tanam coklat atau cengkeh saja? Lebih menguntung-kan karena hasilnya bisa dijual, kata beberapa orang.

    Apa yang Papa Riri lakukan untuk meyakinkan penduduk agar men-dukung?

    Butuh waktu yang lama untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan fungsi tanaman bakau, demikian juga dengan kebiasaan membom dan meracun ikan, yang

    Selain mengajar di sekolah, para Pengajar Muda juga men-dorong keterlibatan aktif masyarakat dalam memajukan pendidikan di daerah. Dalam perjalanan selama tiga tahun terakhir, Pengajar Muda menemukan banyak tokoh lokal yang peduli pendidikan dan aktif menggerakkan masyarakat. Salah satunya adalah Aziil Anwar, yang akrab disapa Papa Riri, dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Melalui gerakan pelestarian lingkungan yang dia gagas sejak 1983, Papa Riri mengajak para pemuda Desa Binanga untuk bermimpi besar. Kepada Kabar Indonesia Mengajar, Papa Riri berbagi cerita tentang karya dan harapannya bagi pendidikan di Majene.

    BERMULA DARI BAKAU, BERBAKTI UNTUK PENDIDIKAN

    WAWANCARA

    Papa Riri (kiri) saat menerima anugerah Pelita Nusantara 2014 dari Presiden RI.

  • 11

    sangat merusak biota laut dan te rumbu karang. Seiring dengan semakin meluasnya vegetasi bakau yang kami tanam, hasil lain yang mulai nampak adalah munculnya udang dan kepiting yang dulunya tidak ada, dan kini men-jadi sumber protein tambahan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat sudah mulai sadar dan mulai menjaga serta merawat tanaman yang kami tanam, bahkan membantu kami menanam. Sejak tahun 2011 juga kami mulai merintis pembangunan Mangrove Learning Center dengan kekuatan masyarakat lokal. Keberhasilan Papa Riri menggerakkan masyarakat untuk peduli kelestarian lingkungan banyak diapresiasi pemerintah. Terakhir, Kan-tor Utusan Khusus Presiden bidang MDGs menganugerahkan penghar-gaan Pelita Nusantara kepada Papa Riri, bulan Maret lalu.

    Selain bergerak di bidang pelestarian lingkungan, Papa Riri juga mengadakan pelatihan komputer dan internet gratis kepada masyarakat. Mengapa Papa Riri berinisiatif untuk melakukan hal itu?

    Sebenarnya ini adalah salah satu strategi untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melakukannya langsung kepada masyarakat yang notabene para orang-orang tua sangatlah sulit. Mungkin satu-satunya jalan adalah pendekatan panjang melalui anak-anak mereka. Mengajak langsung anak-anak juga tidaklah mungkin, maka cara kami adalah dengan membuka kursus gratis komputer. Pada tahun 2000, komputer di Majene masih termasuk barang langka. Berbekal komputer yang masih menggunakan disket untuk mengope-rasikannya, kami membuka kursus.

    Pesertanya membludak, mulai dari anak-anak SD hingga mahasiswa. Nah, pada saat kursus sudah mulai

    berjalan, kami mengajak mereka untuk sesekali berekreasi ke lokasi penanaman bakau dan mengajak setiap orang untuk menanam pohon. Ketika internet mulai diperkenalkan di Majene pada tahun 2010, berun-tunglah kita yang mendapat bantuan internet pedesaan dari Kemkominfo. Kami memberikan pelatihan cara penggunaan internet dan akses inter-net gratis bagi masyarakat. Kami juga memberikan pelatihan bahasa Inggris karena untuk mengerti internet perlu bahasa Inggris.

    Ketokohan Papa Riri telah men-jadikannya sosok yang berpengaruh di kalangan warga Kecamatan Sendana maupun Kabupaten Majene. Pengajar Muda pun kerap berkonsultasi dan berkolaborasi dengannya dalam ber-bagai kegiatan peningkatan kesadaran pendidikan masyarakat.

    Bagaimana Papa Riri memandang hubungan pendidikan dan kelestarian lingkungan?

    Masyarakat pedesaan adalah orang yang sangat berterima kasih. Jika kita membantu memberikan pen-didikan dan keterampilan untuk anak-anak mereka, mereka akan bersedia untuk membantu program-program kelompok kami, terutama program-program rehabilitasi dan konservasi.

    Jadi sebenarnya tidak gratis-gratis amat, mereka membayar dengan ikut melestarikan lingkungan. Sekarang para orangtua merekalah yang ber-peran serta aktif dalam kegiatan yang dilakukan lembaga kami, merekalah yang membibitkan bakau sampai memelihara bakau yang mereka tanam secara swadaya.Kami percaya bahwa pelestarian sumber daya alam hanya dapat diwujudkan apabila kesadaran sosial telah dibangun, namun tidak dapat dihindari bahwa kesadaran sosial ini hanya bisa bekerja ketika kesejahteraan sosial tercapai.

    WAWANCARA

  • 12

    Indonesia Mengajar didirikan bukan untuk sekadar jadi lembaga pengiri-man guru semata. Sedari awal, kita menamai diri sebagai gerakan karena nama akan selalu mengingatkan kita kepada maknanya. Kita tempelkan cita-cita itu pada nama diri: Gerakan Indonesia Mengajar.

    Kami percaya bahwa gerakan so-sial itu keren, gerakan sosial itu hebat. Indonesia Mengajar ingin menjadi bagian yang ikut merintis tumbuhnya gerakan yang luas dalam memba ngun pendidikan bersama.

    Esensi gerakan sosial adalah kesadaran. Perilaku yang berlanjut selalu ditopang adanya kesadaran. Kesadaran adalah kebun yang di atasnya tumbuh tindakan, perilaku dan tentu sajaribuan kegiatan umat manusia, khu-susnya sebagai pelaku pendidikan.

    Karena itu pula maka gera-kan ini tidak bercita-cita sekalipun hanya sekadar jadi kontraktor projek. Menerima dana dari lembaga lain lalu mengerjakan program dan menuliskan laporannya. Pekerjaan selesai ketika

    laporan dikirimkan.Kami tidak pernah percaya hidup

    sesederhana itu.***Sebagian orang barangkali

    percaya bahwa keren adalah ketika sebuah lembaga mampu mendapat-kan dana dari sponsor besar. Bisa jadi, imajinasi seperti itu lahir karena donor besar umumnya memiliki standar akuntabilitas dan pengorganisasian yang ketat. Ketika sebuah organisasi

    dapat dana dari donor tertentu,

    ia telah melewati seleksi akuntabilitas dan kredibilitas lalu kemudian berarti pula memenang-kan kompetisi dari proposal lainnya.

    Uniknya, Indonesia Menga-jar percaya bahwa keren itu ketika orga nisasi sosial mampu

    menggalang dana publik bagi kelangsungan kegiatannya. Sedari awal pula, IM memaksa diri untuk diaudit dan sejak berdiri selalu mendapatkan opini tertinggi (Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP) dari PwC Indonesia. Karena itu, kriteria akuntabilitas serta kredibilitas sesung-guhnya bukan melulu harus dikejar

    DARI RUMAH INSPIRASI

    Oleh: Hikmat Hartono, Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar ([email protected])

    Apakah Iuran Publik itu Keren?

    Hikmat Hartono

    Padahal, ketika sebuah organisasi ingin mendapat-kan pendanaan dari publik

    sesungguhnya ia malah sedang mempersulit dirinya. Meminta dana dari publik

    berarti mengundang sorotan luas atas banyak hal, tidak

    hanya akuntabilitas dan kredibilitas tetapi praktis

    seluruh aspek organisasi dan performanya.

  • 13

    karena tuntutan pihak luar tetapi bisa sajaatau tepatnya seharusnyadari keputusan organisasi itu sendiri.

    Padahal, ketika sebuah organisasi ingin mendapatkan pendanaan dari publik sesungguhnya ia malah sedang mempersulit dirinya. Meminta dana dari publik berarti mengundang soro-tan luas atas banyak hal, tidak hanya akuntabilitas dan kredibilitas tetapi praktis seluruh aspek organisasi dan performanya. Pertanyaan-pertanyaan seperti, Memang kamu bisa dipercaya pegang uang? Memang pendeka-tanmu ada dampaknya? Sebagian umpan balik seperti ini akan diterima sepanjang pengelolaannya.

    Indonesia Mengajar justru per-caya bahwa gerakan yang sehat harus berani meminum umpan balik sepahit apapun dari publik. Justru juga karena kami percaya pemilik saham sekaligus penerima manfaat dari sebuah gera-kan sosial ya publik itu sendiri. Umpan balik malah melahirkan standar pen-gorganisasian internal yang lebih ketat;

    dan mendidik inisiatif sosial jadi lebih efisien dan tetap efektif.

    Pengalaman lapangan juga mengajarkan bahwa dampak gerakan akan lebih kuat justru ketika masyarakat di daerah mafhum bila gerakan kita ini didanai saudara-sau-dara sebangsa di belahan lain Indone-sia, bukan oleh pemerintah dan donor asing tetapi. Partisipasi masyarakat daerah semakin kuat ketika tahu bahwa yang membiayai kehadiran Pengajar Muda (sebagian) berasal dari pendanaan publik.

    Tak heran sebagai salah satu contohpelatihan guru dapat di selenggarakan dengan biaya nol-rupiah dari kantor Indonesia Mengajar dan diorganisasi secara gotong-royong oleh para guru dan kepala sekolah di sana. Di Kabupaten Paser misalnya, pada tahun 2013 terseleng-gara 50 kali pelatihan dua-hari di 50 sekolah dasar yang sepenuhnya swadaya sekolah dan masyarakat.

    Dampak lain yang langsung terasa adalah dalam pengelolaan program. Staf dan para Pengajar Muda selalu mengeksekusi program secara efisien yang bila dibandingkan dengan standar pasar dicatat lebih hemat sam-pai 60% (Laporan Dampak Indonesia Mengajar, 2014). Yang lebih memba-hagiakan, kesederhanaan pengelolaan program itu menular dalam cara pemerintah kabupaten menyelengga-rakan pelatihan dan berbagai kegiatan yang melibatkan Pengajar Muda.

    Di Maluku Tenggara Barat misalnya, tahun 2013 juga terseleng-gara sebuah pelatihan guru untuk 112 orang selama satu bulan. Penginapan

    mereka bertempat di sebuah gedung sederhana yang disulap menjadi barak. Sekadar gambaran, standar akomodasi pelatihan Pengajar Muda memang menggunakan barak dan makan seder-hana selama dua bulan penuh. Alhasil bahkan dana pemerintah dibelanjakan dengan cara yang lebih efisien karena praktik-praktik yang tertular ke berba-gai tempat.

    Itu pula mengapa Indonesia Mengajar terus mengembangkan pilar pendanaan publik dalam mengelola gerakan ini. Sejak 2012 kami terus mengembangkan berbagai model dan pendekatan, baik melalui skema virtual account dan kartu kredit yang sekarang telah disatukan dengan vo lunteers management system kami.

    Sampai akhir tahun ini ditar-getkan ada 3.000 orang

    yang ikut iuran dalam pendanaan IM. Akhir tahun depan, ditar-getkan 10 ribu orang terlibat di dalamnya. Cita-citanya seluruh pendanaan Indonesia Mengajar didanai dari iuran publik, baik dari perorangan maupun institusi, yang secara

    reguler ikut iuran dalam nominal yang secara relatif tidak besar.

    Keren adalah ketika kita bisa mengaku bahwa selalu ada inisiatif sosial di Indonesia yang amanah dalam memegang uang. Keren adalah ketika iuran kecil-kecil dari banyak warga ternyata mampu membiayai berbagai urusan bersama. Keren adalah ketika kita bisa bangga mengatakan bahwa yang membiayai pengiriman Pengajar Muda ke daerah jauh di sana adalah saudara-saudara sebangsa di bagian lain negeri ini.

    DARI RUMAH INSPIRASI

    Sejak 2012 kami terus mengembangkan ber-bagai model dan pen-dekatan, baik melalui skema virtual account dan kartu kredit yang sekarang telah disatu-kan dengan volunteers management system

    kami.

  • 14

    Mulai Maret 2014, cerita pilihan dari Pengajar Muda dapat dibaca di laman berita Yahoo! Indonesia. Pembaca dapat mengikuti cerita-cerita tentang geliat kemajuan pendidikan di daerah, aktivitas Pengajar Muda, foto-foto daerah penempatan Pengajar Muda, sampai

    artikel yang mengulas kegiatan Indonesia Mengajar.

    LENTERA INDONESIASabtu dan Minggu Pukul 15.30 WIB

    Tayangan ini juga dapat dinikmati melalui kanal YouTube di tautan tinyurl.com/LenteraIndonesia.

    Sebuah cerita dokumenter yang diangkat dari pengalaman Pengajar Muda yang mendedikasikan ilmu mereka untuk mengajar murid-murid di ujung republik.

  • 15

    Kerja dan dampak Gerakan Indonesia Mengajar diapre-siasi tinggi oleh sejumlah pihak. Apresiasi ini mengonfirmasi efektivitas dan efisiensi pilihan pendekatan yang digunakan oleh Gerakan Indonesia Mengajar.

    Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mem-berikan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) 2013 bagi Indonesia Mengajar. Gerakan Indonesia Mengajar diakui se-bagai salah satu kelompok masyarakat yang sejalan dengan kebijakan Kem-dikbud yakni meningkatkan kualitas peserta didik di seluruh Indonesia agar terlayani di bidang pendidikan.

    Dalam sambutan di Malam Penganugerahan APP 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moham-mad Nuh menyampaikan bahwa mela-lui kesempatan ini pihaknya mengajak semua kalangan untuk membangun tradisi apresiasi konstruktif. Dengan memberikan apresiasi maka akan semakin menjadi daya dorong dan berlomba-lomba untuk bisa berpresta-si, katanya, akhir tahun lalu. Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Me

    ngajar, Hikmat Hardono mengatakan pihaknya sebagai bagian dari inisiatif gerakan masyarakat merasa bangga dan terhormat atas penghargaan ini. Sedari awal, sikap Indonesia Mengajar memang percaya bahwa tantangan pendidikan tidak akan sanggup diha-dapi hanya oleh pemerintah semata, betapapun efektifnya.

    Hikmat menyatakan, untuk menaklukkan tantangan pendidikan yang ada dibutuhkan keterlibatan masyarakat yang lebih dari sekadar mencaci maki tanpa ikut bekerja bersama dan saling mendukung satu sama lain. Negara harus efektif namun masyarakat juga harus jadi warga negara yang aktif.

    Anugerah yang pada tahun 2013 mengangkat tema Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan ini diberikan kepada Gerakan Indonesia Mengajar dan 28 penerima lainnya. Mereka berasal dari berbagai kategori yakni Perusahaan/BUMN, Kabupaten/Kota, Yayasan Nirlaba/Kelompok Masyarakat, Individual/Inovator Pen-didikan, dan kategori Program Acara Televisi.

    Oleh: Shally Pristine, Public Engagement Officer Gerakan Indonesia Mengajar (@shallypristine)

    INDONESIA MENGAJAR DIAPRESIASI PEMERINTAH

    Awal tahun ini, PT Nutrifood Indonesia memberikan Special Award: Inspiring Movement for Education untuk Gerakan Indonesia Mengajar.

    CEO Nutrifood, Mardi Wu me ngatakan, penghargaan ini adalah ben-tuk apresiasi mereka kepada sejumlah organisasi yang giat menggerakkan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Enam organisasi ini telah berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik, katanya,

    awal tahun ini. Selain kepada Gera-kan Indonesia Mengajar, produsen makanan olahan ini juga memberikan penghargaan Inspiring Movement for Green kepada Indonesia Berkebun dan Greeneration Indonesia, serta penghargaan Inspiring Movement for Health kepada Indo Runners dan Komisi Nasional Pengendalian

    Tembakau. Nutrifood juga mem-berikan penghargaan Inspiring Move-ment for Education kepada Akademi Berbagi.

    NUTRIFOOD BERI ANUGERAH GERAKAN INSPIRATIF

    Dengan memberikan apre-siasi maka akan semakin menjadi daya dorong dan

    berlomba-lomba untuk bisa berprestasi,

    KABAR TERBARU

    Hikmat Hardono mewakili Indonesia Mengajar mener-ima penghargaan dari Nutrifood

  • 16

    CERITA SEMESTA

    Memasuki tahun keempat, 367 Pengajar Muda telah mengabdi dan mengestafet-kan pengetahuan kepada 23.166 siswa serta menyemai benih-benih kepedulian pendidikan di kalangan masyarakat yang tersebar di 17 kabu-paten di Indonesia.

    Hampir 12 jam sehari, Pengajar Muda berinteraksi langsung dengan para siswa. Tak hanya melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah, kegiatan ekstra kurikuler pun menjadi media pembelajaran yang efektif antara keduanya.

    CAPAIA

    N TAHUN

    KETIG

    A

    Melalui peran Pengajar Muda sebagai penggerak dan fasilitator pem belajaran kreatif, siswa didorong untuk memiliki semangat belajar yang tinggi. Hal ini ditandai dengan perilaku positif seperti beraktif dalam kegiatan belajar di kelas, ekstrakurikuler, kegiatan pengembangan potensi dan prestasi, minat baca yang tinggi, hadir di kelas secara penuh, serta kebiasaan belajar mandiri di dalam dan luar kelas.

    Selain berinteraksi dengan siswa, Pengajar Muda juga bekerja intensif dengan guru, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Kami menyaksikan ber-bagai cetusan kabar baik dari berbagai penjuru. Berikut ini nukilannya.

    MELANJ

    UTKAN

    TONGKAT

    ESTAFET

    PERUBAHA

    N

  • 17

    CERITA SEMESTA

    Orang Tua/ Masyarakat di

    151 desa dan 85 kecamatan

    1.759 guru

    17 Dinas Pendidikan di

    16 Propinsi161 kepala sekolah

    23.166 siswa 494 Pengajar MudaInisiator dan

    penggerak perubahan berkelanjutan

    Pemerintah

    Gerakan Relawan

    Komunitas Pendidikan

    Media

    Komunitas Pendukung di perkotaan

    CAKUPAN DAMPAK GERAKAN INDONESIA MENGAJAR

    TAHUN 2010-2014

  • 18

    CERITA SEMESTA

    Pengajar Muda menginisiasi ekstrakurikuler Sanggar Minat (Samin) untuk meningkatkan kemampuan calistung murid-mu-rid di SDN 2 Pasirhaur Kabupaten Lebak. Salah satunya Akbar, siswa kelas VI yang suka membaca dan menulis puisi. Akbar selalu diajari membaca puisi oleh Pengajar Muda hampir setiap sore. Kemampuan-nya semakin terasah terutama di

    bidang baca dan cipta puisi. Sampai suatu saat datang undangan Lomba Bulan Bahasa tingkat kecamatan. Ketika diumumkan lomba tersebut pada upacara bendera, Akbar de ngan berani langsung mendaftarkan diri. Selama dua minggu menuju hari-H pelaksanaan lomba, Akbar selalu rajin dan semangat berlatih.

    Hasilnya, keluarlah Akbar dari SDN 2 Pasirhaur sebagai juara per-tama. Inilah piala pertama tingkat kecamatan yang Akbar persembah-kan untuk orang tua, sekolah dan desanya.

    Akbar Juarai Lomba Baca Puisi Bulan Bahasa

    Mengikuti Kegiatan Pengembangan Potensi dan Pen-ingkatan Prestasi

  • 19

    CERITA SEMESTA

    Kemampuan membaca siswa SDN Inpres Ondo-ondolu SPC di Kabupaten Banggai masih perlu ditingkatkan. Masih banyak siswa yang sudah bisa membaca namun belum da-pat memahami isi bacaan. Perpustakaan SDN Inpres Ondo-ondolu SPC memiliki koleksi buku yang sebenarnya cukup me-narik dan berkualitas namun sayangnya siswa hanya senang meminjam buku bergambar dan melihat gambar-gambar yang ada di dalamnya. Buku-buku bergambar menjadi rusak karena banyak yang meminjam sedangkan buku novel masih dalam kondisi baik dan terjaga. Siswa enggan membaca novel karena gambar di dalamnya sedikit yang menu-rut mereka jadi tidak menarik.

    Pengajar Muda lalu menawarkan beberapa novel milik perpustakaan yang dianggap bagus dan menarik tetapi banyak siswa yang enggan membacanya. Menurut mereka buku tersebut sangat tebal. Suatu hari, Pengajar Muda memin-jamkan novel yang cukup tebal kepada salah satu murid bernama Anisa yang sangat gemar membaca. Anisa paling senang membaca novel tersebut ketika jam istirahat, ketika menunggu guru

    Buku Tebal Tak Lagi Menakutkan

    masuk kelas atau di sela-sela waktu ketika dia sudah menyelesaikan tugas dari gurunya.

    Melihat Anisa yang sangat menikmati membaca buku novel tebal, teman-teman sekelas lainnya menjadi penasaran dan jadi ingin ikut membaca juga.

    Kenapa sekarang kalian suka buku tebal? Padahal kan tidak ada gambarnya. tanya Pengajar Muda kepada murid-murid.

    Iya Bu. Bagus. Kalau ada gam-barnya kitorang malah lihat gam-barnya, tidak jadi membaca. jawab mereka.

    Sekarang membaca buku novel tebal menjadi salah satu kegiatan yang disukai murid-murid. Menyenangkan sekali melihat mereka asyik membaca di sela-sela istirahat, saling pamer tentang isi buku yang selesai dibaca, berebut meminjam ketika yang lain sudah selesai, bertanya buku yang ini sedang ada di siapa, dan kapan bisa ganti mereka pinjam. Buku novel tebal tak lagi menakutkan.

    Minat Baca yang Tinggi pada Murid

  • 20

    CERITA SEMESTA

    Jumlah guru di SDN 38 Sekodi, Kabupaten Bengkalis terbatas, sehingga tidak ada guru yang hadir untuk mengajar kelas I, II, dan III. Un-tuk mengatasi hal tersebut, Pengajar Muda mengajak murid-murid kelas IV, V, dan VI untuk turut serta menemani dan membantunya mengajar adik-adik kelas mereka melalui Kelas Profesi.

    Dalam Kelas Profesi ini murid-murid kelas IV, V, dan VI dilibatkan secara langsung menjadi seorang guru. Bagi mereka, pengalaman ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena

    Sepuluh orang Pengajar Muda Kabupaten Paser menginisiasi sebuah roadshow dengan tema Jaring Kreativitas: Belajar, Berbagi, Menginspirasi ke 50 SD, di 50 desa, di 10 Kecamatan se-Paser yang yang melibatkan berbagai stakeholder.

    Kegiatan roadshow diseleng-garakan sejak bulan September - Desember 2013 yang dikemas dengan metode pembelajaran kreatif untuk tingkatan sekolah dasar. Para guru di sekolah mendapatkan materi untuk melatih kreativitas dalam penyam-paian materi di kelas. Termasuk di antaranya pemanfaatan alat peraga, interaksi dalam pengajaran, dan juga eksplorasi kemampuan siswa di kelas. Sebagai bentuk kreativitas, kegiatan ini juga memanfaatkan barang bekas yang didapat di sekitar sekolah.

    Sepuluh Pengajar Muda yang dibagi ke dalam lima kelompok ber-pencar ke lima sekolah berbeda. Pada hari berikutnya, mereka mengajar di lima sekolah yang lainnya. Estafet ini dilanjutkan ke kecamatan berikutnya sehingga para Pengajar Muda yang berperan sebagai fasilitator berhasil mengajar di 50 sekolah.

    Uniknya, masing-masing perangkat desa juga terlibat dalam proses estafet ini. Dengan iuran tenaga dan waktu, mereka pun ikut estafet menjemput fasilitator dari desa yang sudah selesai melaksanakan pelatihan ke desa mereka. Begitu seterusnya sampai 50 desa tuntas melaksanakan pelatihan. Selain itu, masyarakat di tiap desa juga membuka rumah mereka untuk tempat tinggal fasilitator selama roadshow berjalan. Dana yang dikeluarkan Indonesia Mengajar untuk program ini adalah nol rupiah. Hal ini terjadi karena untuk transportasi, akomodasi, biaya gedung, dan lainnya semua ikut iuran.

    Temanku, Guru Inspirasiku

    dapat meningkatkan kepercayaan diri, khususnya saat berbicara di depan umum. Selain itu, mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki. Dan Di sisi lain, murid-murid kelas I, II, dan III merasa senang karena mendapatkan pengalaman diajar oleh kakak kelasnya langsung.

    Semua Ikut Iuran di Jaring Kreativitas

    Murid-murid Memiliki Kebiasaan Belajar Mandiri di Dalam dan Luar Kelas

    Para pemangku kepentingan di daerah bersama-sama merencanakan dan menjalan-kan program dan kegiatan peningkatan pendidikan di daerahnya

  • 21

    CERITA SEMESTA

    Di salah satu desa di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis salah satu desa di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, yang merupakan daerah penempatan Pengajar Muda, terdapat sebuah rumah pondok yang oleh warga se-tempat diberi nama Rumah Wayang. Cerita di balik nama ini adalah pondok tersebut dijadikan sebagai tempat untuk pagelaran wayang pada masa lampau. Namun, selama beberapa tahun terakhir, pondok tersebut

    Pondok Wayang

    Pada awalnya guru guru di SDN Bajo Pulo, Kabupaten Bima, terbiasa membawa bambu dan menggunakannya untuk menertibkan murid-murid di sekolah. Melihat hal tersebut Pengajar Muda mencoba un-tuk berdiskusi dengan salah satu guru yang ada di sana. Setelah beberapa kali berdiskusi, guru tersebut akhirnya terbuka pemikirannya dan merubah perilakunya. Beliau pun secara aktif menyampaikan soal dampak dari kekerasan kepada guru-guru lain dan mengajak guru-guru lain untuk meru-bah perilakunya.

    Kini, sebagian besar guru sudah tidak melakukan tindak kekerasan pada siswa. Anak-anak lebih ceria keti-ka datang ke sekolah karena beberapa guru sudah menggunakan metode menyanyi atau yel-yel dalam mengajar dan anak-anak. Syukurlah, sudah tidak ada lagi murid yang dihukum dengan bambu ketika mereka melakukan kesalahan.

    dibiarkan kosong. Pengajar Muda lalu mengusulkan kepada Kepala Desa dan tokoh adat setempat untuk memin-jam pondok tersebut untuk dijadikan pustaka desa.

    Tak disangka, Kepala Desa mendukung ide yang diajukan oleh Pengajar Muda. Beliau pun ikut mem-beri semangat dengan membuatkan 10 meja kecil yang dapat digunakan untuk anak-anak belajar. Selain itu, pemilik genset desa juga mendukung ide tersebut dengan memasang listrik di Pondok Wayang.

    Sejak Pondok Wayang dapat digunakan untuk berkumpul dan belajar bersama, anak-anak desa yang

    Masyarakat secara aktif meningkatkan kemajuan pendidikan di daerahnya dengan inisiasi dan sum-ber daya yang mereka miliki

    Gerakan Anti-Kekerasan di Sekolah

    Guru menunjukkan perilaku positif di depan siswa

    awalnya pada sore hari sepulang sekolah menghabiskan waktu dengan bermain, sekarang mereka mulai sering datang untuk membaca dan belajar menggambar. Melihat keaktifan murid-murid Sekolah Dasar belajar di Pondok Wayang, murid-murid SMP pun menjadi tergerak untuk turut aktif mengelola Pondok Wayang dan men-jadi kakak yang mengajarkan adik-adik SD untuk belajar bersama.

    Oleh: Nur Amalia Rizkita, Internee di Divisi Public Engagment (@lia_lyea) dan Fathania Queen Genisa, Public Engagment Officer ([email protected])

  • 22

    Kita tidak perlu memedulikan siapa yang harus bertanggung jawab, siapa yang harus mengurusi. Kita lebih berpikir untuk bangsa saja. Kata kuncinya adalah kepedulian, maka ini harus dijalankan, dan tentunya ini harus menggandeng mitra. Alham-dulilah kami bersyukur diajak bermitra oleh Indonesia Mengajar . BNI sendiri punya program-program pendidikan,

    Sejak Desember 2012, BNI berkomitmen untuk memaju-kan pendidikan di Indonesia dengan keterlibatannya men-jadi mitra Gerakan Indonesia Mengajar.

    KABAR MITRA

    BNI bersama SDN 04 Kepala Gurung ketika site visit

    MITRA IKUT SAKSIKAN DAMPAK INDONESIA MENGAJAR

  • 23

    tapi kami melihat IM punya konsep yang bagus, menyentuh ke akar-akarnya sehingga kami BNI sangat mendukung program IM ini, demikian yang disampaikan Gatoet Gembiro Noegroho, CEO BNI Wilayah Kali mantan, ketika bersilaturahim dengan guru-guru, kepala sekolah, dan komite sekolah SDN 04 Kepala Gurung, Desa Kepala Gurung, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu.

    Pada 3-8 Maret 2014, Indonesia Mengajar (IM) mengadakan refleksi program ke Kabupaten Kapuas Hulu sebagai bagian dari kegiatan reguler monitoring dan evaluasi program. Pada kegiatan tersebut, BNI sebagai salah satu mitra Indonesia Mengajar berkesempatan untuk ikut serta dalam site visit. BNI diwakili oleh Gatoet dan Mahendraningrat, salah satu manajer di divisi Corporate Commu-nity Responsibility (CCR) BNI. Tujuan keikutsertaan BNI dalam site visit tersebut adalah untuk bersilaturahmi dengan para pemangku kepentingan program, sekaligus melihat dampak dari pelaksanaan program di daerah. BNI merupakan mitra Indonesia Mengajar dalam program Pendam pingan SD oleh Pengajar Muda (PM) di 46 SD di enam kabupaten, termasuk di Kapuas Hulu.

    Selama di Kapuas Hulu, tim IM dan BNI bersilaturahmi ke beberapa pemangku kepentingan, antara lain Wakil Bupati, Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, serta sekolah dan masyarakat di tiga desa yang menjadi tempat penugasan Pengajar Muda. Tim BNI berkesempatan untuk

    berinteraksi langsung dengan para murid, guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan kepala UPTD, serta berkunjung ke beberapa rumah warga.

    Menurut Gatoet ada dua sisi yang dilihatnya selama kunjungan tersebut. Pertama, dari dampak program ke masyarakat. Kedua, dari generasi muda yang dikirim sebagai PM. Sebelum ke lapangan saya sudah menduga secara positif karena IM adalah organisasi non-profit. Dan kenyataannya setelah ke lapangan hal ini terkonfirmasi, baik di masyarakat, guru, dan stakeholders yang ada di lapangan. Apa yang mereka sampaikan menunjukkan dampak program IM buat mereka itu sangat positif.

    Gatoet memperhatikan bahwa orang yang dikirim IM sebagai PM ada-lah orang-orang pilihan. Strategi IM jujur sangat bagus, karena mengirim orang pilihan, tidak asal-asalan. Lalu jangka waktunya juga mungkin yang membuat mereka termotivasi. Coba kalau tanpa batas waktu, mungkin juga motivasi itu tidak ada.

    Ketika dimintai komentar terha-dap IM setelah kunjungan tersebut, Gatoet mengatakan Kalau saya simpulkan dari mengikuti pendapat masyarakat, ini luar biasa. Dan hara-pan saya ini berlanjut terus. Terhadap generasi muda, saya juga berharap dengan adanya PM masuk ke pelosok-pelosok akan membuka mata mereka lebih lebar lagi bahwa banyak saudara kita yang perlu perhatian lebih. Saya berharap mereka kelak dapat menjadi pemimpin yang memahami problem Indonesia secara menyeluruh.

    Oleh: Yundriati Erdani, Manajer Divisi Partner Engagement Indonesia Mengajar ([email protected])

    Gerakan Indonesia Mengajar mengucapkan terima kasih kepada para mitra yang telah percaya dan mendukung gera-kan ini.PT Bank Negara Indonesia (Persero) TbkPT Perusahaan Gas Negara (Persero) TbkPT Bank Permata TbkPT Donggi Senoro LNGPT Medco Energi Internasional TbkPT Nutrifood IndonesiaPwC IndonesiaShafira FoundationPT Pertamina (Persero)Kompas GramediaChevron & SKK Migas

    KABAR MITRA

  • 24

    TENUN DAUN PISANGSawaluddin RioKelas VI - SDN 09 Semende Darat Ulu, Muara Enim. SumselCita-cita menjadi pemain bola tradisional

    BEL LISTRIKIndrajit SubaktiarKelas VI - SDN Bandar Agung, Musi BanyuasinCita-cita menjadi tentara

    SAYANGI PENYU KITA YANG LUCUKelas III - SD Inpres Batulai, Kab. Rote Ndao, Nusa Tenggara TimurSebagian besar cita-cita mereka adalah menjadi guru

    GALERI

    MEWARNAIIsmawati Kelas III - SD INPRES URAT FAK-FAK, Papua Barat Cita-cita menjadi polwan

    SENI KRIYA BESEKAyu SafitriKelas VI - SDN Bandar Agung, Musi BanyuasinCita-cita menjadi Ilmuwan

    Murid-murid didik Pengajar Muda berkreasi dan membuat karya kerajinan tangan secara individu maupun berkelom-pok. Mereka sangat bersemangat dalam membuat kerajinan tangan seperti semangat mereka untuk meraih cita-cita.

  • 25

    Sebanyak 75 orang Penga-jar Muda Angkatan VIII di berangkatkan pada pertenga-han tahun ini. Mereka terpilih dari 9.359 aplikan yang disaring lewat empat tahap rekrutmen. Agar siap menjadi guru di Sekolah Dasar (SD) dan penggerak di masyarakat, mereka telah melalui tahap Pelati-han Intensif yang dirancang oleh Indonesia Mengajar.

    Dalam pelatihan yang juga menjadi salah satu tahap seleksi ini, para Calon Pengajar Muda (CPM) digembleng di tiga bidang: ilmu kepengajaran atau pedagogi, kepemimpinan, dan seputar pen-dekatan program Indonesia Me ngajar. Pelatihan untuk Angkatan VIII diadakan di Gayatri Villages,

    Cisarua, Kabupaten Bogor pada bulan April-Juni 2014.

    Poin yang cukup berbeda dari Pelatihan Intensif ini adalah meng-gunakan pendekatan andragogi atau pendidikan orang dewasa. Artinya, CPM dipandang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk merefleksikan setiap infor-masi yang diberikan. Sebagai orang dewasa, mereka juga dipercaya mampu bertanggung jawab dan memiliki integritas.

    Pelatihan Intensif ini juga dirancang sebagai simulasi tan-tangan yang akan mereka hadapi di daerah, karenanya ada pem biasaan berupa pembatasan listrik dan sinyal telepon juga jadwal yang dirancang padat. Pendek kata, para CPM dituntut untuk melatih diri mereka sebelum diberangkatkan ke daerah.

    Minggu pertama pelatihan merupakan masa adaptasi bagi CPM dengan lingkungan baru di kamp pelatihan. Mereka belajar tentang pendekatan Indonesia Mengajar, visi dan misi, juga filosofi pelatihan. Selain materi-materi tersebut, di minggu ini juga mereka dibekali pelatihan fisik dan mental

    MELATIH DIRI UNTUK PERSIAPAN MENGABDI

    Porsi Kurikulum Pelatihan Intensif

    PendekatanProgram

    Kepemimpinan

    40%

    40%

    Pedagogi

    20%

    KEMAS-KEMAS

  • 26

    di Gunung Kencana, Kabupaten Bogor, oleh National Tropical Outdoor Trai ning Center (NTOTC) dari Wanadri, kelompok penempuh rimba dan pendaki gunung.

    Memasuki minggu kedua, CPM didorong untuk melatih namun juga dengan masyarakat desa di sekitar kamp pelatihan melalui acara Silatu-rahmi Warga. Di Forum Kepemimpi-nan, para CPM belajar tentang sema ngat dan konsistensi dalam merintis perubahan dari Amilia Agustin, remaja berusia 18 tahun yang mendapat penghargaan Young Changemakers dari Ashoka karena kiprahnya dalam menjadikan lingkungan sekolahnya bebas sampah.

    Di minggu ini, beragam materi pedagogis juga dimulai diberikan. Para CPM memulainya dengan melakukan observasi ke 10 SD di sekitar kamp pelatihan dan berinteraksi langsung dengan semua warga sekolah. Di minggu ini, para CPM juga belajar soal kecerdasan majemuk (multiple intel-ligence) bersama Munif Chatib dan pengajaran berbasis kinerja otak (brain based teaching) oleh Bobby Hartanto dari FLIP Consulting.

    Di minggu ketiga, para CPM mulai dikelompokkan berdasarkan kabupaten penempatan yang akan menjadi tempat mereka mengabdi. Setelah pengumuman penempatan, mereka mendapatkan materi sesi adaptasi budaya ala Suku Albatross yang diadaptasi dari metode Donald Batchelder dan Elisabeth Warner.

    Sebagian besar pelatihan di min-ggu ketiga diisi dengan materi-materi pedagogi. Beragam metode belajar kreatif disampaikan dengan cara yang menyenangkan oleh para pemateri, yaitu Weilin Han dari 3T4C juga Ruth Solaiman dan Maryana dari Laudate Education Learning Center. Di minggu ini juga disampaikan materi penanga-nan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari Yayasan Masyarakat Peduli Autis

    Indonesia.Materi pedagogi di Pelatihan

    Intensif berlanjut di sesi Kegiatan Be-lajar dan Bermain (KBB) bersama 200 anak yang berasal dari SD di sekitar kamp, yakni SDS Al Fajri dan SDN Kopo 2. Dengan mengusung tema Hari Cita-cita, penyelenggaran KBB ini terkenang manis di hati anak-anak. Bahkan perwakilan SDS Al Fajri mem-berikan sebuah parsel hasil karya daur ulang mereka untuk mengapresiasi kerja keras CPM.

    Di minggu keempat, CPM diha-dapkan pada pelajaran baru yakni pe ngenalan kurikulum bersama Zulkifri Anas dari Pusat Kurikulum, Kemen terian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk menambah pengetahuan mereka tentang penerapan kurikulum, mereka berkunjung ke SD Batutis di Bekasi dan SD Semipalar di Bandung yang menyajikan kurikulum alternatif.

    Pada sesi Forum Kepemimpinan, para CPM menimba ilmu dari Ahmad Fuadi, penulis novel laris Negeri 5 Menara, yang membagikan inspirasi melalui tulisan yang menggerakkan. Di luar itu, Fuadi juga menyampaikan cara meraih mimpi lewat konsistensi dan keyakinan.

    Di minggu kelima, mereka harus mengimplementasikan berbagai materi yang telah mereka dapatkan dalam sesi microteaching. Pada sesi ini, pemahaman konten dan pengelo-laan kelas mereka dinilai oleh para asesor. Di minggu ini juga ada materi kepemimpinan yaitu sesi Stakeholder Communications and Engagement yang dibawakan praktisi pendidikan senior, Itje Chodidjah.

    Kepenatan para peserta diim-bangi dengan aktivitas hiburan berupa rafting di Kalibaru, Bogor. Melengkapi kegembiraan, di penghujung minggu ini para CPM menggelar pentas seni yang mereka garap dengan serius sejak dua pekan sebelum acara.

    Setelah menjajal kesempatan

    MicroteachingPraktik Pengalaman Me ngajar dan Klinik Kete rampilan MengajarKegiatan Belajar BermainPramukaKunjungan SekolahLokakarya

    Filosofi pendidikanKurikulum dan Perenca-naan PembelajaranMultiple IntelligenceBrain Based Teaching and Quantum TeachingBelajar Kreatif IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Tematik, CalistungPengelolaan Kelas Rang-kapPenanganan Anak Berke-butuhan KhususPsikologi Perkembangan Anak dan Komunikasi kepada AnakPossitive Discipline Penanganan Kekerasan Terhadap AnakPendidikan Seks Usia Dini

    KURIKULUM PEDAGOGI

    MATERI

    PRAKTIK

    KEMAS-KEMAS

  • 27

    microteaching, di pekan keenam para CPM berdiri di depan kelas sung-guhan. Sepuluh SD yang tersebar di Kecamatan Cisarua jadi tempat Praktik Pengalaman Mengajar (PPM) para CPM VIII di bawah bimbingan 13 Ase-sor Pedagogis yang diseleksi dari 167 pendaftar.

    Di tahun keempat kerja IM di daerah, urgensi mengembangkan kapasitas aktor-aktor di masyarakat semakin besar. Untuk itu, di minggu ini CPM dibekali dengan dua keterampi-lan yaitu melatih dan membangun ke-mampuan masyarakat. Kedua materi ini dibawakan dalam sesi How to Train Others oleh Fay Irvanto dari Life After School dan sesi How to Deliver Capa city Building to Society oleh fasilitator utama Rahmi Yunita.

    Minggu terakhir Pelatihan Intensif diisi dengan maraton sesi tentang pendekatan program. Di minggu ini, para CPM juga melakukan Lokakarya Pembelajaran Kreatif yang menjadi ajang mereka untuk mengaplikasikan semua ilmu pedagogi dan pengem-bangan kapasitas yang didapat selama pelatihan.

    Minggu ini ditutup dengan latihan bertahan hidup dalam kondisi terbatas (survival) selama empat hari di bawah binaan NTOTC. Para CPM diterjunkan di kawasan Gunung Luhur dalam kelompok daerah penempatan untuk menguatkan kerja tim di antara mereka.

    Dengan tuntasnya Pelatihan Intensif, para CPM siap diberang-katkan ke 10 kabupaten, yaitu Musi Banyu asin, Muara Enim, Lebak, Pulau Bawean di Gresik, Kapuas Hulu, Sangihe, Maluku Tenggara Barat, Bima, Rote Ndao, dan Fakfak.

    Silaturahmi WargaKegiatan bersama MasyarakatPelatihan Fisik bersama WanadriTugas angkatan

    Forum KepemimpinanHow To Train OthersHow to Deliver Capacity Building to SocietyFacilitating for ChangeAdaptasi BudayaWorkshop menulisStakeholder and commu-nication engagment

    MATERI

    PRAKTIK

    LEADERSHIP

    DisiplinMenjaga kesehatan dan kebugaranKeterbatasan sinyal telepon, internet, listrik, fasilitasMenjaga kesopanan dan perilakuBersikap positif dan re-flektifKerja sama dalam tim dan saling menjagaKeluwesan berkomunikasi dengan anak kecil

    PEMBIASAAN

    KEMAS-KEMAS

    Oleh: Nani Nurhasanah, Training Officer Pelatihan Intensif CPM VIII ([email protected]) dan Shally Pristine, Senior Public Engagement Officer ([email protected])

  • 28

    i bulan Juni 2014, total sudah ada 367 orang Korps Alumni Penga-jar Muda yang telah merampungkan penugasan satu tahun. Para anggota Korps Alumni Pengajar Muda kini bekerja baik di sektor

    publik, swasta ataupun sektor ketiga dan tidak sedikit juga yang melan-jutkan studi ke jenjang pascasarjana baik di dalam maupun luar negeri.

    Setelah penugasan satu tahun, para Pengajar Muda wajib mengi-kuti Orientasi Pasca Penugasan (OPP) yang berlangsung selama tujuh hari. Rangkaian kegiatan OPP tersebut memiliki dua tujuan besar, yaitu untuk merekam perkembangan perubahan yang terjadi di setiap daerah serta mengkristalisasi pengalaman satu tahun pengabdian menjadi bekal pengembangan diri yang berkelanjutan.

    Setelah OPP, Korps Alumni Pengajar Muda juga terus aktif berjeja ring. Beberapa kegiatannya adalah mengadakan kelas-kelas pengem-bangan alumni di berbagai kota serta mengembangkan berbagai inisiatif sosial baru.

    Bagi Fauzan Tegar Andika (Pengajar Muda Kabupaten Majene tahun 2010-2011), pembelajaran berharga dari masa penugasan adalah berani mengambil keputusan serta menggerakkan orang lain yang sangat relevan dengan pekerjaannya sekarang sebagai Asisten Manajer di PT Unilever Tbk yang sehari-hari memimpin tiga tim yang masing-masing beranggotakan hingga belasan orang.

    Selain itu, keterampilan yang juga cocok diterapkan sekarang adalah manajemen stres. Saya selalu bilang ke diri saya sendiri saat penempatan, selama saya bisa tertawa, saya bisa menaklukkan dunia. Ternyata, ini ada gunanya juga di tempat kerja sekarang, ujarnya.

    Para alumni juga banyak aktif terlibat di inisiatif sosial. Salah satunya adalah Ayu Kartika Dewi (Pengajar Muda Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2010-2011), yang merupakan salah satu dari tiga orang pendiri Yayasan Sabang Merauke. Dia juga merupakan salah satu penerima Beasiswa Fulbright yang tengah melanjutkan studi masternya di program Business Administration Duke University.

    Visi Yayasan Sabang Merauke menanamkan pada anak-anak Indo-nesia kesadaran akan pentingnya pendidikan, mendorong anak-anak Indonesia merayakan perbedaan, dan mengajak anak-anak Indonesia merasakan Indonesia seutuhnya.

    Sebagian alumni Pengajar Muda terlibat dalam gerakan ini, salah satunya adalah Meiske Demitria Wahyu, yang saat ini menjadi Managing Director Sabang Merauke Indonesia Batch 2.

    Di lingkungan baru yang menantang, alumni Pengajar Muda dengan pengalaman dari pelbagai pelosok Indonesia tentu akan memperkaya pembelajaran para pemimpin Indonesia masa depan. Nantinya, dari pembelajaran tanpa henti inilah Indonesia yang kokoh dengan jalinan tenun kebangsaan tidak hanya sekadar impian.

    Oleh: Mashyur A Hilmy, Pengajar Muda V Kabupaten Banggai (@masyhurh), dan Nur Amalia Rizkita, Internee di Divisi Public Engagement (@lia_lyea)

    MEMBANGUN LINGKAR KEPEMIMPINAN MASA DEPAN

    Menyebarnya alumni Pengajar Muda di berbagai sektor sejalan dengan salah satu misi Indonesia Mengajar yang menghendaki terbentuknya jejaring pemimpin masa depan yang kuat. Karena itulah jejaring Pengajar Muda purna tugas dikelola serius.

    KABAR ALUMNI

    D

    CERITA ALUMNI

  • 29

    BLOG PENGAJAR MUDA

    Memiliki cita-cita untuk kesuksesan pribadi adalah hal sangat biasa yang dicapai banyak orang. Namun akan menjadi indah saat memiliki cita-cita yang dipupuk atas kerelaan tulus memba-hagiakan orang lain.

    Mentari masih malu-malu menyembul di rerimbunan karet Desa Bangun Jaya, menyoroti jalanan becek di jalan yang berbatu jarang-jarang. Desa ini mulai dibuka sebagai kawasan transmigrasi lokal sejak tahun 1983. Desa Bangun Jaya tertelak di Kabupa ten Tulang Bawang Barat di Lampung.

    Motivasi untuk bercita-cita tinggi melalui pendidikan adalah hal yang ingin aku bangun di kelasku, sedini mungkin. Di SDN 01 Bangun Jaya ini, aku ditugaskan mengajar Bahasa Inggris dari kelas IV sampai kelas VI. Beruntunglah saya, memiliki kepala sekolah yang berpikiran maju dan terbuka. Walaupun di kurikulum 2013, Bahasa Inggris dihapuskan, tetapi kepala sekolah saya tetap bersikeras menganggap Bahasa Inggris sangat penting demi bekal masa depan anak-anak sehingga tetap dipertahankan.

    Saya bertanya tentang cita-cita mereka. Mayoritas anak-anak ingin menjadi guru, dokter, tentara dan polisi. Profesi-profesi yang mulia yang biasa mereka lihat. Sudah bisa saya prediksi sebelumnya. Tapi anak-anak, makhluk-makhluk polos yang

    senyumnya begitu tulus itu, terkadang penuh kejutan. Seperti hari ini, saya terheran-heran namun juga senang ternyata ada beberapa anak yang memiliki cita-cita tidak biasa. Hari ini akan saya ceritakan satu, besok-besok tagih saya untuk menceritakan yang lainnya ya!

    Saya membagikan kertas HVS dan meminta mereka membuat pesawat. Di badan pesawat tersebut ditulisi nama dan cita-cita dalam bahasa Inggris. Anak-anak terlihat an-tusias dan bahkan sedikit tidak sabar untuk segera menerbangkan pesawat cita-cita buatan sendiri. Akan tetapi, di kursi pojok, saya perhatikan ada yang janggal. Satu anak laki-laki terlihat berusaha menyembunyikan pesa-watnya, beberapa temannya terlihat berusaha mengintip dan menertawa-kannya.

    Anak laki-laki itu bermata bulat dan ceria. Namanya Dicki, seperti anak seumurnya dia terkadang kelebihan energi. Teman-temannya sering men-julukinya anak nakal.

    Kenapa Dicki? Kok pesawat cita-citanya kamu sembunyikan?

    Dia tersenyum malu-malu. Isin bu

    Cita-cita kamu ingin menjadi apa? Kenapa malu?

    Chef, Bu. Anu, wong sing pinter masak di tipi iku loh bu

    Oalaaaaah, cita-cita iku jadi guru, jadi dokter. Masak iku damelane wong wedho, beberapa temannya mencela.

    Kamu mau jadi chef? Wah cita-cita yang bagus, nanti kamu bisa memasak makanan yang enak-enak. Kenapa malu? Coba ibu mau tahu kenapa kamu mau jadi chef?

    Aku pengin dadi chef, tapi aku malah dipaido, diguyu lan dimaido kanca-kancaku. Aku pengin gawe masakan sing enak kanggo simbah, mergo bapakku wis sedho. Ibuku nyambut gawe neng Taiwan, dadi nang omah gak tau enek sing masak enak, aku pengin simbah dhahar masakan

    sing enak. Anak-anak lainnya pun jadi ber-

    henti meledek. Bahkan ada anak yang berkata, Wis tho, Dick. Mamak teng omah, masak iwak goreng, mbahmu gelem njajal? Enak lho

    Sudah Dick, mamaku di rumah masak ikan goreng, Mbahmu mau coba? Enak lho

    Bu! Bu! Aku juga pengin dadi chef bu! Mamakku tak masakin ikan ayam sing enak tiap hari bu!

    Olaaaah, emang kowe gelem masak? Masak opo? Masak air?

    Ora opo-opo ya bu? Aku arep blajar sing sregep! Nah kowe? Mau dadi opo?

    Aku pengin dadi presiden, keren tho?

    Kelas pun menjadi ribut. saya hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Saya biarkan obrolan tentang impian dan cita-cita mereka menari-nari menembus atap kelas, bergabung bersama awan cirrus terus-terus dan terus meninggi.

    Oleh: Sani Novika, Pengajar Muda Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014-2015 ([email protected])

    PESAWAT CITA-CITA

    ANAK BANGUN

    JAYA

    Baca kisah tentang mereka yang bergerak untuk pendidikan di ujung-ujung republik lewat Blog Pengajar Muda. Klik tautan indonesiamengajar.org/cerita-pm untuk cerita-cerita inspiratif lainnya.

  • 30

    Pada awalnya, kehadiran Ruang Belajar ada untuk mempermu-dah komunikasi antara para Pengajar Muda yang secara aktif ber-bagi mengajar yang kreatif dan efektif melalui milis. Seiring dengan berjalan-nya waktu, cara berkomunikasi dengan milis tidak lagi dirasa efektif.

    Keterbatasan akses internet membuat Pengajar Muda kesulitan mengikuti perkembangan topik bahasan di milis. Maka dari situlah terbersit ide tentang Ruang Belajar sebagai media berbagi metode me ngajar. Setelah melewati 1,5 tahun usia, ada beberapa perkembangan yang muncul.

    Sebelumnya Ruang Belajar dikelo-la secara penuh oleh Tim Indonesia Mengajar. Memasuki tahun kedua, Ruang Belajar mengajak para relawan untuk turut serta mengembangkan portal belajar tersebut. Para relawan ini berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, guru, hingga akuntan. Sebagai bagian dari sebuah gerakan yang mengusung keberlan-jutan, Ruang Belajar telah berusaha menggalang kolaborasi dengan berba-gai pihak melalui beberapa kegiatan

    MENAPAKI LANGKAHKEBERLANJUTAN

    RUANG BELAJAR

    Ruang Belajar Merupakan Portal di Situs Indonesia Mengajar yang Me-muat Tulisan-Tulisan Pengaja Muda Tentang Metode Belajar Kreatif yang Disusun dan Diterapkan di Kelas.

  • 31

    seperti temu relawan, workshop dan sayembara logo. Kini, relawan yang tergalang sudah memasuki periode kedua.

    Bibit-bibit kolaborasi dengan banyak pihak ini diharapkan dapat memicu Ruang Belajar agar tidak hanya menjadi sebuah portal, tetapi menjadi sebuah komunitas yang man-diri. Seiring perjalanannya, Ruang Bela-jar telah memuat 165 tulisan tentang metode mengajar kreatif. Metode-me-tode ini tidak hanya digunakan oleh Pengajar Muda, tetapi juga digunakan oleh para profesional yang bergerak di bidang pendidikan.

    Di satu sisi, Ruang Belajar menyajikan kemudahan pagi para pendidik. Namun di sisi lain, para pendidik profesional ini juga memper-tanyakan kredibilitas Pengajar Muda sebagai penulis yang notabene hanya menerima pelatihan mengajar selama dua bulan. Selain itu keefektifan metode mengajar yang disajikan juga diragukan mengingat karakter siswa tiap daerah berbeda sehingga tingkat pemahamannya pun berbeda.

    Risma Febri, seorang guru di sebuah Sekolah Dasar mencoba menjawab keraguan tersebut. Ketika membaca artikel berjudul Robot Bangun Datar yang ditulis oleh Zaki Laili Khusna, Pengajar Muda Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Risma langsung terinspirasi untuk menga plikasikan metode tersebut di ruang kelasnya. Sebagai seorang guru, ia mendapati bahwa metode mengajar yang ia dapatkan dari portal ini terbukti mudah dilaksanakan di dalam kelas. Ia memperhatikan

    Kunjungi laman Ruang Belajar di alamat belajar.indonesiamengajar.org dan sebarkan metode belajar kreatif yang ada di sana. Artikel terkini tentang Ruang Belajar dapat diikuti lewat akun @RuangBelajarID dan akun Facebook Ruang Belajar.

    Oleh: antika Marlangen Pengajar Muda IV Kabupaten Kapuas Hulu(Twitter : @kejusingkong)

    RUANG BELAJAR

    murid-muridnya lebih antusias dalam mengikuti pelajaran dan lebih mudah memahami jenis-jenis bangun datar. Nilai-nilai karakter seperti ketelitian dan kemampuan bekerja sama dalam kelompok juga menjadi hal yang secara tidak langsung didapatkan oleh murid-murid Risma selama pelajaran berlangsung.

    Melihat hal ini, maka sedikit demi sedikit Ruang Belajar terbukti dapat menjadi sebuah rujukan bagi para pendidik dalam hal metode menga-jar kreatif. Sebagai sebuah gerakan, Ruang Belajar juga perlahan menapaki langkahnya menuju keberlanjutan. Diharapkan, dengan langkah-langkah nyata ini, semakin banyak orang yang tergerak untuk mengawal Ruang Belajar menjadi sebuah komunitas mandiri dan dapat menjadi salah satu sarana berbagi metode mengajar yang menyenangkan bagi jutaan anak di kelas sekolah dasar.

  • 32

    Sawang Akar merupakan desa yang menjadi lokasi penempatan Pengajar Muda di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Piagam ini di-berikan oleh Yayasan Gerakan Indone-sia Mengajar pada bulan Agustus 2012 kepada Achmad Sjahid sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi beliau dalam membantu pengembangan organisasi Indonesia Mengajar, proses seleksi Pengajar Muda, dan pembeka-lan alumni Pengajar Muda.

    Beliau bukan hanya fasilitator pelatihan yang tak letih menggem-bleng dan mempersiapkan para Penga-jar Muda. Selayaknya ayah, beliau mentor yang tak henti-hentinya. Selasa sore 4 Maret lalu, sekitar pukul 17.00 WIB, Tuhan telah memanggil sosok yang luar biasa tersebut. Selamat jalan, Pejuang! Semoga jejak-jejak kebaikan yang telah kau ciptakan akan selalu membekas.

    Melalui piagam ini kami bersaksi bahwa Achmad Sjahid telah membuktikan pengabdian pada kemajuan pendidikan Indonesia lewat dukungan penuh ketulusan pada Gerakan Indonesia Mengajar. Melalui piagam ini pula kami berdoa agar yang bersangkutan hidupnya selalu penuh isi, penuh arti, penuh bakti pada Tuhan, Tanah Air dan kemanusiaan -Piagam Sawang Akar

    Oleh: Mansyur Ridho ([email protected]) dan Ayu Kartika Dewi (@kartika_ayu)

    MENGENANG

    Alm. Achmad Sjadid

    ACHMAD SJAHID

    OBITUARI

  • 33

    RESONANSI

    Kelas Inspirasi sudah menapaki tahun ketiganya. Tahun ini, un-tuk Kelas Inspirasi Jakarta, lebih dari 1.200 relawan telah mendaftar untuk menginspirasi anak-anak SD dengan kesediaan iuran satu hari cuti. Dari jumlah tersebut, sebanyak 747 relawan pengajar, yang merupakan profesional dengan jam terbang ter tentu, akhirnya terpilih untuk disebar ke 62 SD di Jakarta.

    Banyak momen seru dan lucu, misalnya ketika sapaan selamat pagi cempreng khas anak-anak terlontar dengan semangat 45menggantikan salam resmi khas kaum profesional yang biasa menyapa relawan pengajar. Momen-momen seru dan menyen-tuh tersebut diabadikan oleh 244 fotografer dan videografer yang juga disebar ke 62 SD se-Jakarta.

    Para profesional yang bergabung dalam Kelas Inspirasi berasal dari latar

    belakang dan pengalaman kerja yang beragam. Namun mereka yakin akan satu hal, bahwa semua anak bisa me raih cita-citanya yang setinggi angkasa. Mereka juga yakin bahwa satu hari cutiditambah dengan beberapa hari untuk mengikuti seleksi, briefing, dan refleksiadalah sebuah kehormatan dan bukan pengorbanan.

    Kelas Inspirasi pertama kali dihelat di Jakarta pada tanggal 25 April 2012. Gerakan ini mencoba memberikan bukti, bahwa masyarakat sipil Indonesia pada dasarnya bisa mengorganisasi diri sendiri. Harapan-nya, gerakan pendidikan terus tumbuh secara organik untuk membuktikan sesuatu yang lebih besar lagibahwa masih banyak orang yang menaruh kepedulian terhadap pendidikan.

    Kamis, 24 April 2014, meru-pakan hari yang spesial bagi beberapa orangsalah satu-nya adalah bagi pemain drum kenamaan Indonesia. Hari itu, galon dan stik drum telah ia siapkan dengan cekatan. Bersama sang istri, Shahnaz Haque, Gilang Ramadhan berangkat ke Sekolah Dasar (SD) negeri Guntur 01 dan 08 di bilangan Jakarta Selatan. Gilang dan Shahnaz, bersama ratusan profesional lainnya, hari itu mencoba bersinergi untuk merayakan Hari Inspi-rasi.

    KELAS INSPIRASIRUANG KELASKU SELUAS SEMESTA, CITA-CITAKU SETINGGI ANGKASA!

    Oleh: Beryl Masdiary Pengajar Muda II Bima (@bebediary)

    Relawan Kelas Inspi-rasi berinte raksi dengan siswa

  • 34

    RESONANSI

    Setelah bergerak selama kurang lebih tiga tahun, di mana pergera-kannya diadopsi oleh teman-teman di sedikitnya sepuluh kota di Indonesia, para Penyala akhirnya berkesempatan untuk bertatap muka untuk pertama kalinya pada 2223 Maret lalu. Mereka bertemu di acara Kamp Pegiat Penyala yang bertempat di Cisarua, Jawa Barat. Selain perwaki-lan Penyala dari Jakarta, hadir pula perwakilan dari lima daerah lainnya, yaitu Lampung, Palembang, Yogya-karta, Makassar, dan Balikpapan.

    Sesi refleksi personal mengawali kamp tersebut. Masing-masing peserta menceritakan alasan bergabung se-

    bagai Penyala serta pengalaman yang didapatkan sepanjang pergerakan-nya di Indonesia Menyala. Ikes Dwi Astuti, perwakilan Makassar, misalnya, bercerita bahwa pertemuan pertama Makassar Menyala hanya dihadiri oleh lima orang yang belum pernah ber-temu sebelumnya. Dalam prosesnya, hanya tiga orang yang terus aktif. Melawan semua rasa lelah dan putus asa, Makassar Menyala pun mulai ber-dampak bagi sekitarnya, baik melalui pengiriman buku maupun aktivitas

    lain terkait buku dan minat baca.Diskusi-diskusi lain pun dihelat.

    Kamp Pegiat Penyala akhirnya menjadi sarana untuk merapikan lagi langkah gerakan ini. Di acara tersebut, para relawan berkesempatan mencurah-kan ide dan pengalamannya untuk merumuskan prinsip dasar serta hal-hal terkait penyebarluasan dampak gerakan Indonesia Menyala.

    Di antaranya adalah, berdasarkan pengalaman para Penyala, mereka menyepakati bahwa salah satu cara menimbulkan rasa terikat dan memi-liki pada relawan baru adalah dengan melibatkannya secara langsung pada aktivitas-aktivitas yang ada, baik yang rutin maupun yang eventual.

    Pondasi-pondasi gerakan Indone-sia Menyalametode penggalangan dan pengelolaan relawan, metode penggalangan sumber daya, metode pembinaan hubungan dengan mitra, serta bentuk relasi antara Indonesia Menyala dengan Indonesia Menga-jarakhirnya dapat disolidkan lagi melalui kamp tersebut.

    Di akhir acara, selain mendapat suntikan semangat serta rumusan pergerakan yang semakin jelas dan terarah, para Penyala juga sudah dapat menyimpulkan secara gamblang mengenai cita-cita gerakan yang diperjuangkannya. Indonesia Menyala bercita-cita untuk meningkatkan minat baca anak secara berkelanjutan, dengan cara memengaruhi interaksi antarfaktor yang terkait, sehingga masyarakat dapat bergerak secara mandiri. Inilah, yang pada akhir- nya, menjadi pilar utama yang akan dipegang teguh oleh para Penyala di mana pun mereka berada untuk selanjutnya.

    Ragam cerita tentang Kamp Pegiat Penyala dari sudut yang ber-beda bisa diikuti di Twitter dengan menelusuri tagar #CampPegiat.

    Apa keistimewaan Indonesia Menyala? Apa yang mendorong orang-orang menjadi Penyala? Bagaimana para Penyala mengorganisasi diri dan bergerak bersama yang lain-nya? Apa saja yang telah para Pe nyala pelajari dari perjalanan Indonesia Menyala?

    KAMP PEGIAT SOLIDKAN LANGKAH PARA PENYALA

  • 35

    RESONANSI

    Pada awal tahun ini, tepatnya tang-gal 26 Januari, Balikpapan Menyala mengadakan acara Pack Your Spirit (PYS)sebuah acara yang merupakan adopsi Pack Your Spirit yang dihelat di Jakarta pada 13 April 2013. PYS helatan Ba-likpapan Menyala memiliki lima sub acara, yakni book packingdi mana para peserta bisa ikut mengepak buku untuk dikirimkan ke sepuluh sekolah penempatan Pengajar Muda di Paser, story telling untuk hiburan anak, talkshow terkait minat baca dengan narasumber psikolog dan pemerhati anak, pojok konsultasi yang menyediakan kesem-patan bagi orang tua mendalami tumbuh kembang anak, serta peluncuran buku antologi cerita anak karya beberapa penulis dengan latar profesi berbeda.

    Di samping berhasil menggerakan masyarakat untuk acara PYS, Balikpapan Menyala membuat satu program untuk meningkatkan minat baca di kalangan Pe nyala sendiri. Buku Berantai, nama program tersebut, mencerminkan kesadaran dari para Penyala Balikpapan, bahwa sebelum menuntut orang lain untuk mampu, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa mereka sendiri mampu.

    Kabar yang paling baru tentang Balikpapan Menyala datang dari Mirah MahaswariPengajar Muda angkatan IV yang setelah selesai bertugas, kemudian bermukim di Balikpapandan Iswahyudi, seorang guru SMP, yang menjadi perwaki-lan Balikpapan Menyala untuk menyam-bangi Seattle, Amerika Serikat, selama dua minggu. Pasalnya, dari 120 peserta yang mengirimkan esai ke Kedutaan Besar Amerika Serikat, esai mereka tentang PYS masuk sebagai nominasi lima besar.

    Semoga Balikpapan Menyala terus berdampak lebih luas bagi Indonesia Raya tercinta.

    Penggalangan sumber dayain-frastruktur atau biayadilakukan secara swadaya. Indonesia Menyala tidak menerima bantuan uang dari pihak luar, melainkan menyesuaikan bentuk bantuan sesuai kebutuhan. Relasi dengan pihak luar tidak bersifat transaksional, serta tetap melibatkan masyarakat lokal dalam penggalangan sumber daya.

    Dalam penggalangan dan pengelolaan relawan baru, Penyala bertanggung jawab untuk mengomunikasikan terle-bih dahulu apa-apa saja yang diharap-kan dari mereka. Penyala bertanggung jawab pula untuk mencontohkan sikap, pemikiran, dan aktivitas yang ingin ditumbuhkan di dalam gerakan Indonesia Menyala. Personel Penyala mengorganisasikan diri dengan rela-wan dan Penyala lain secara egaliter dan kekeluargaan.

    DO YOU KNOW?

    Jauh dari ingar bingar ibu kota metropolitan seperti Jakarta, tidak menjadi ala-san bagi Penyala di Balikpa-pan untuk bergerak dengan lebih santai. Langkah gen-car para Penyala Balikpapan ini, telah mampu mengha dirkan dua taman baca dan beberapa kabar gembira bagi Indonesia.

    BALIKPAPAN MENYALA BAWA KABAR GEMBIRA

    Oleh: Satwika Citahariasmi Heniono, Relawan Indonesia Menyala Jakarta (@SatwikaCita)

  • 36

    Program inti Gerakan Indonesia Mengajar didanai secara gotong royong oleh publik dan mitra utama sebagai berikut :

    Gerakan Indonesia Mengajar mencari 3.000 orang yang berani beraksi nyata untuk memajukan pendidi-kan. Caranya dengan ikut iuran rutin untuk mengirim-kan Pengajar Muda ke 127 SD di Aceh sampai Papua Barat.

    Sejak 2010, Gerakan Indonesia Mengajar mengirimkan sarjana-sarjana terpilih ke daerah untuk menjadi Pe ngajar Muda. Para Pengajar Muda bergerak bersama sekolah dan masyarakat untuk memberikan pendidi-kan terbaik bagi anak-anak di ujung Republik.

    ANDAKAH ORANGNYA?

    Berani iuran? Jadilah Relawan Iuran Publik! Anda bisa ikut andil sebesar Rp 50 ribu sam-pai maksimal Rp 1 juta per bulan, tidak boleh lebih.

    Info dan daftarindonesiamengajar.org/iuran

    Hubungi kami:www.indonesiamengajar.org@Ind_Mengajar @IuranPublikIndonesia [email protected]