Kab Gayo Lues Edit 1
-
Upload
oman-yuliansyah -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
description
Transcript of Kab Gayo Lues Edit 1
X1V. KABUPATEN GAYO LUES
XIV/1
I. GAMBARAN UMUM
1.1 Administrasi
Gambar 14.1
Peta Administratif Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues terletak
pada garis lintang 03° 40’26” –
40° 16’55” LU dan garis bujur
96° 43’24” – 97° 55’24” BT,
dengan luas wilayah 5.549,91
km². Ibukota Kabupaten Gayo
Lues adalah Blangkejeren,
secara administrasi terdiri atas
11 (sebelas) Kecamatan
Secara administrasi Kabupaten
Gayo Lues sesuai dengan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang
pembentukan Kabupaten Gayo Lues mempunyai batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh
Timur dan Aceh Tamiang;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten
Langkat Prov. Sumatera Utara;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten
Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten
Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Selatan.
XIV/2
Kabupaten Gayo Lues terdiri dari 11 kecamatan, 25 kemukiman dan 144 desa.
Kecamatan dengan wilayah terluas adalah kecamatan Pining dengan luas wilayah
135.008,35 Ha atau 24,33%, sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil
adalah kecamatan Blangkejeren dengan luas wilayah 16.605,63 Ha atau 2,99
persen dari luas wilayah Kabupaten Gayo Lues
Tabel 14.1
Luas Kecamatan, Banyaknya Kelurahan, Lingkungan dan Kemukiman Menurut
Kecamatan di Kabupaten gayo Lues;
NO KECAMATAN LUAS (HA) PERSENTASE (%)
1 Tripejaya 43.712,73 7,88
2 Terangun 67.180,27 12,10
3 Rikit Gaib 26.407,84 4,76
4 Putri Betung 99.686,09 17,96
5 Pining 135.008,35 24,33
6 Pantan Cuaca 29.506,51 5,32
7 Kutapanjang 26.952,72 4,86
8 Dabun Gelang 44.471,13 8,01
9 Blangpegayon 27.218,09 4,90
10 Blangkejeren 16.605,63 2,99
11 Blangjerango 38.241,70 6,89
Sumber : RPIJM Kabupaten Gayo Lues Tahun 2011
1.2 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Gayo Lues di dominasi untuk kawasan hutan
mencapai luas 481.896,51 Ha, atau sekitar 86,83 % dari total luas wilayah kabupaten.
XIV/3
Penggunaan lahan untuk kawasan hutan ini terdiri dari hutan lindung seluas
234.847,35 Ha (42,32 %), hutan produksi terbatas seluas 33.166,23 Ha (5,98 %),
hutan produksi 8.657,09 Ha (1,56 %), dan Taman Nasional Gunung Leuser seluas
205.225,84 Ha (36,98 %).
Kegiatan perkebunan merupakan penggunaan lahan terbesar kedua yang
mencapai luas 53.383,05 Ha, atau sekitar 9,62 %. Selanjutnya permukiman
mempunyai luas sebesar 6.533,50 Ha, atau sekitar 1,18 %. Penggunaan lahan
eksisting paling kecil adalah kawasan hankam.
Potensi sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal, antara
lain potensi lahan pertanian, perkebunan dan perternakan, potensi hasil hutan bahan
tambang dan galian, lokasi wisata alam dan seni budaya serta produk kerajinan
rakyat, sebagai daerah hulu dari berbagai sungai besar di Provinsi Aceh. Potensi
sumber daya air yang dimiliki Kabupaten Gayo Lues perlu untuk mendapatkan
perhatian pemerintah pusat dan provinsi, yang didukungan oleh luas Taman Nasional
Gunung Leuser dan hutan lindung yang mengelilingi wilayah kabupaten ini.
TABEL 14.2Penggunaan Lahan Kabupaten Gayo Lues 2010
No. Jenis Lahan Luas (Ha)
1. Pekarangan/Lahan Bangunan dan Halaman Sekitarnya 10.077
2. Tegal/Kebun 26.735
3. Padang Rumput 185.656
4. Tambak 15
5. Kolam 6.523
6. Hutan Rakyat 50.678
7. Hutan Negara 62.309
8. Ladang/Huma 18.345
9. Perkebunan 22.835
10. Sawah 8.470
Sumber : Aceh dalam angka 2011
XIV/4
gambar 14.2
Grafik Penggunaan Lahan Kabupaten gayo Lues :
2.576.83
47.40
0.001.67
12.94
15.91
4.68
Pekarangan/Lahan Bangunan dan Halaman SekitarnyaTegal/KebunPadang RumputTambakKolamHutan RakyatHutan NegaraLadang/Huma
XIV/5
1.3 KarakteristikKependudukan
Populasi (2010) : 86.782 Jiwa
Populasi (2015) : 96.426 Jiwa
JumlahKepadatan : 16 jiwa/km2
JenisKelamin ;
Laki : 49.75 % (39.586 Jiwa)
Perempuan : 50.24 % (39.974 Jiwa)
Usia Tengah (median) : 28 tahun
LulusanPerguruanTinggi (S1-S3) : (Tidak ada Data)
LulusanPendidikanDasar (SD-SMA) : (Tidak ada Data)
Upah Minimum Regional : Rp. 1.400.000,-
Gambar 14.3 Grafik Distribusi Usia (Diagram Piramida)
0 - 45 - 910 - 1415 - 1920 -2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 64+65
010002000300040005000Perempuan
0 - 45 - 9
10 - 1415 - 1920 -2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 64
+65
0 1000 2000 3000 4000 5000Laki-laki
XIV/6
Tabel 14.3Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut
Kecamatan Kabupaten Gayo Lues Tahun 2012
NO KECAMATAN
Luas Wilayah (Ha)
Luas Permukima
n (Ha)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
Kepadatan Kotor
Kepadatan Bersih
1. Blangkejeran 43.712,73 1.193,18 23.357 0,53 20
2. Kuta Panjang 67.180,27 445,53 8.281 0,12 19
3. Terangun 26.407,84 3.812,58 8.276 0,31 2
4. Rikit Gaib 99.686,09 84,19 5.149 0,05 61
5. Pining 135.008,35 51,45 4.852 0,04 94
6.Blang Jerango 29.506,51 262,48 7.804 0,26 30
7.Blang Pegayon 26.952,72 360,58 5.186 0,19 14
8.Dabun Gelang 44.471,13 875,32 5.508 0,12 6
9. Putri Betung 27.218,09 176,77 8.007 0,29 45
10. Pantan Cuaca 16.605,63 268,76 3.906 0,24 15
11. Tripe Jaya 38.241,70 270,90 6.456 0,17 24
Jumlah554.991,06 7.801,74 86.782 0,16 11
Sumber : Gayo Lues Dalam Angka Tahun 2010
1.4 Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Gayo Lues baik secara makro maupun sektoral secara
umum masih sangat bertumpu pada kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan non
pertanian sangat terbatas dan kecil kontribusinya dalam pergerakan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gayo Lues tahun 2010 cukup bervariasi. Dari
sembilan sektor, terdapat enam sektor yang mengalami pecepatan pertumbuhan
XIV/7
dibanding tahun lalu. Keenam sektor tersebut adalah sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air
bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa.
Perekonomian Kabupaten Gayo Lues masih didominasi oleh empat sektor yaitu
sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor
konstruksi. Total kontribusi keempat sektor dalam membentuk PDRB sebesar 89,32
persen. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan pada tahun 2008 dan 2009. Pada
tahun 2008 jumlah kontribusi keempat sektor tersebut sebesar 90,16 persen,
sedangkan pada tahun 2009 memiliki persentase sebesar 89,82 persen. Hal ini
menunjukan ada sedikit pergeseran kontribusi membentuk PDRB dari keempat sektor
dominan dengan lima sektor lainnya. Sektor pertanian berkontribusi paling besar
membentuk PDRB sebesar 56,16 persen. Namun kotribusi sektor ini dari tahun-tahun
besarnya terus menurun. Pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian sebesar 59,04
persen pada tahun 2009 sebesar 57,57 persen.
1.4.1 Kondisi Perekonomian Daerah
Gambaran tentang kontribusi masing-masing sector terhadap kondisi perekonomian
Kabupaten Gayo Lues tahun 2010 dapat diketahui melalui peranan PDRB menurut
lapangan usaha Kabupaten Gayo Lues sebagai berikut :
Pertanian : 2.35 %
Pertambangan dan Penggalian : 12.80 %
Industri Pengolahan : 5.62 %
Listrik dan Air Bersih : 11.16 %
Konstruksi : 15.05 %
Perdagangan, Hotel dan Restoran : 8.01 %
Pengangkutan dan Komunikasi : 7.89 %
Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan : 13.03 %
XIV/8
Jasa-Jasa : 4.36
Gambar 14.4
Grafik Distribusi Kegiatan Ekonomi Kabupaten Gayo Lues
2.35
12.8
5.62
11.16
15.058.01
7.89
13.03
4.36
PERSENTASE
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
1.4.2 Keuangan Daerah
Peranan PAD sejak awal pembentukan kabupaten sampai 5 tahun masih minim
yaitu rata-rata berkisar 1,33 % dari APBD, angka yang terendah ini terjadi pada
tahun 2008 yaitu 0,71 %. Kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD belum
sepenuhnya berhasil. Hal ini disebabkan belum maksimalnya penggalian sumber-
sumber PAD yang sangat menjanjikan di Kabupaten Gayo Lues, antara lain potensi
XIV/9
pengembangan listrik tenaga air, pertambangan, pertanian, peternakan dan
pariwisata.
Tabel 14.4
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gayo Lues Tahun 2012
NO
PENDAPATAN JUMLAH (Rp)
1 Pendapatan Asli Daerah 12,958,613,464.00 2 Pendapatan Transfer / Perimbangan 471,350,995,296.00 3 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 7,315,246,000.00 TOTAL 491,624,854,760.00
PENGELUARAN JUMLAH (Rp)
1 Belanja Operasi 359,904,130,045.00 2 Belanja Modal 119,220,724,715.00 3 Belanja Tak Terduga 11,000,000,000.00 4 Transfer - TOTAL 490,124,854,760.00
PEMBIAYAAN JUMLAH (Rp)
1 Penerimaan Daerah 15,894,226,678.00 2 Pengeluaran Daerah 1,500,000,000.00 TOTAL 14,394,226,678.00
II. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
2.1 Air Bersih
Penyediaan Air bersih saat ini di Kabupaten Gayo Lues dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Gayo Lues. Pelayanan tersebut dilakukan oleh PDAM Tirta Aih
Sejuk. PDAM Tirta Sejuk Blangkejeren belum dapat mencakup seluruh kecamatan.
Hal ini diakui oleh pihak managemen PDAM Tirta Air Sejuk karena adanya
keterbatasan kemampuan dan produksi. Dalam hal ini pihak management berupaya
dan berencana untuk meningkatkan produksi air serta membuat tangkapan air baru
yaitu intake baru sebanyak 4 area lokasi. Menurut data yang ada di PDAM
Kabupaten Gayo Lues masyarakat yang telah dilayani sekitar 70 %. Namum masih
banyak pula masyarakat memamfaatkan air tanah maupun air pegunungan sebagai
sarana air bersih. Berdasarkan analisis perhitungan bahwa kapasitas produksi air
XIV/10
bersihyang melayani masyarakat Kabupaten gayo Lues, bila dikaitkan dengan
jumlah penduduk pada tahun 2014 (18.208 jiwa) membutuhkan 561,6 Liter/det.
Gambar 14.5
Kondisi IPA Baja Kabupaten Gayo Lues
2.2 Persampahan
Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Gayo Lues meliputi :
1. Pewadahan : pewadahan umumnya diadakan sendiri oleh penduduk kecuali dijalur
protokol di pusat kota dan sekitarnya. Mengenai cara peletakannya Kantor
Kebersihan dan Penanaman dan Kebakaran menganjurkan untuk meletakan wadah-
XIV/11
wadah sampah pada tempat yang tidak mengganggu estitika lingkungan dan tidak
diluar pagar perkarangan.
2. Pengumpulan : memperhatikan sistem pengumpulan yang dilakukan di Kabupaten
Gayo Lues, khususnya dipusat perkotaan, jalur protokol dan beberapa kawasan
pemukiman adalah dengan sistem individu yang diangkut oleh petugas dengan
menggunakan truk/gerobak.
Gambar 14.6
Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Kabupaten Gayo Lues
3. Pemindahan : tahap pemindahan yang banyak dilakukan di Kabupaten gayo Lues
adalah dengan menggunakan fasilitas bak-bak sampah, ke lokasi Iempat
Pembuangan Akhir (TPA) .
4. Pengangkutan : sistem pengangkutan sampah yang dilakukan di Kabupaten gayo
lues adalah dengan menggunakan truk.
XIV/12
Gambar 14.7
Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Kabupaten Gayo Lues
Dalam hal persampahan, pengelolaan sampah di Kabupaten Gayo Lues
dilaksanakan oleh Dinas Perkerjaan Umum UPTD Kebersihan, Pertamanan, dan
Pemadam Kebakaran. Secara umum sistim pengelolaan sampah yang dilaksanakan,
meliputi kegiatan pewadahan, pengumpulan pemindahan, pengangkutan, dan
pembuangan akhir sampah yang kesemuanya membutuhkan sarana dan prasarana.
Pada saat ini jumlah timbunan sampah di Kabupaten Gayo Lues adalah sekitar
291,78 m³ per hari, yang dapat terangkut hanya 175,068 m³ per hari dengan tingkat
pelayanan sekitar 60 %. Sarana armada truk dan peralatan yang dimiliki seluruhnya
sebanyak 7 unit, termasuk kenderaan penunjang lainnya. Dari jumlah tersebut
sebanyak 1 unit sudah tidak dapat berfungsi lagi karena sudah dimakan usia dan
rendahnya biaya pemeliharaan. Jarak tempuh dari ibu kota kabupaten Gayo Lues ke
TPA yang terletak di Kecamatan Blangjerango sekitar 23 Km. Berikut adalah Profil
XIV/13
TPA yang sudah ada.Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah
sekarang ini antara lain masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk perluasan
pelayanan, terbatasnya technical skill dan mangerial skill personil, rendahnya peran
serta masyarakat, lemahnya penegakan hukum, belum dimilikinya workshop yang
representatif, dan belum terlaksananya operasional TPA secara baik.
Tabel. 14.5
Data Pengelolaan Persampahan Kabupaten Gayo Lues
NO
URAIAN
SATUAN
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2021 2026 2032
Jumlah Penduduk
86,162 89,779 93,649 97,801 102,264 107,078 122,982 148,549 173,484
1 Sampah Domestik (SD)
2.5
lt/org/hr 215,405.00 224,447.50 234,122.50 244,502.50255,660.0
0 267,695.00 307,455.00 371,372.50 433,710.00
2 Sampah Non Domestik (SND)
30
% dari SD 64,621.50 67,334.25 70,236.75 73,350.75 76,698.00 80,308.50 92,236.50 111,411.75 130,113.00
3 Total Timbulan Sampah
Lt/hr 280,026.50 291,781.75 304,359.25 317,853.25332,358.0
0 348,003.50 399,691.50 482,784.25 563,823.00
4 Timbulan Sampah (TS)
M3/Hr 280.03 291.78 304.36 317.85 332.36 348.00 399.69 482.78 563.82
5 - Volume sampah tak terlayani
40
% dari TS 112.01 116.71 121.74 127.14 132.94 139.20 159.88 193.11 225.53
7 - Volume sampah terlayani
60
% dari TS 168.02 175.07 182.62 190.71 199.41 208.80 239.81 289.67 338.29
8- Gerobak Sampah (2 rit/hr) 1 M3 84 88 91 95 100 104 120 145 169
9 - TPS 5 M3 34 35 37 38 40 42 48 58 68
10
- Arm Roll Container (2 rit/hr) 4 M3 4 4 5 5 5 5 6 7 8
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Tahun 2011
XIV/14
2.3 Sanitasi dan Air Limbah
Kawasan-kawasan permukiman di Kabupaten Gayo Lues pada umumnya
pembuangan air limbah dilakukan langsung ke saluran-saluran air yang
bermuara pada drainase atau sungai-sungai. Pembuangan air limbah baik
yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun industri
tersebut ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila
kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, pada
daerah-daerah perkotaan yang padat sering kali terlihat letak septic tank,
cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air
tanah. Hal ini dikhawatirkan sumber air tanah akan tercemar oleh bakteri coli.
Namun demikian, permasalahan air limbah di Kabupaten Gayo lues tidak
sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan air limbah memerlukan
biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit, sementara
daerah tidak mampu untuk menanggung semua biaya tersebut. Untuk itu,
pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari
perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar,
serta pengoperasian yang cermat.
2.4 Drainase
Sebahagian besar kondisi jaringan drainase Kabupaten gayo Lues kondisinya
tidak baik dan cendrung merugikan. Dalam kondisi musim kering saluran
draiase terdapat pendangkalan baik dikarenakan timbunan sampah maupun
lumpur (sendimen), namun dikala musim penghujan saluran drainase tidak
dapat menampung debit air hujan yang mengalir yang menyebabkan (untuk
beberapa jaringan jalan jalan) air melimpah dan meluap sampai menggenangi
badan jalan. Disisi lain terdapat pula saluran drainase yang digunakan
XIV/15
langsung sebagai tempat pengaliran limbah rumah tangga. Drainase pada
hakekatnya adalah suatu saluran atau parit,baik terbuka atau tertutup yang
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengumpulkan dan mengalirkan air
hujan yang jatuh ke bumi menuju badan air penerima. Sistem drainase yang
tidak terencana dengan baik dapat menyebabkan terjadinya genangan-
genangan air, erosi lapisan tanah, banjir dan kemungkinan berjangkitnya
berbagai penyakit.
Selain berfungsi sebagai penyalur air hujan, saluran drainase dibeberapa
kawasan pemukiman di Kota Blangkejeren juga berfungsi sebagai penyalur air
bekas mandi, mencuci dan masak. Air limbah tersebut disalurkan langsung
kesaluran-saluran drainase ditepi jalan yang umumnya terbuka. Permasalahan
yang sering dijumpai akibat kondisi sistem seperti ini adalah dimusim
kemarau terjadi aliran yang lambat dengan kedalaman air disaluran yang kecil
sekali, sehingga akan timbul endapan-endapan dan memberi kesempatan
berkembang biaknya faktor penyakit seperti nyamuk, lalat dan insekta
lainnya.
Gambar 14.8
Gambar Drainase Kabupaten Gayo Lues
XIV/16
Berdasarkan pengamatan dilapangan, diketahui bahwa sistem drainase di
Kabupaten Gayo Lues belum terencana dengan baik dan masih mengikuti pola
alamiah, sebahagian lagi drainase jalan.
II. PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembiayaan bidang Cipta Karya dari tahun 2010 sampai dengan 2012 mengalami
peningkatan untuk sumber dana APBN, sedangkan sumber dana APBA propinsi mengalami
fluktuasi yaitu adanya penurunan pada tahun 2011 dan naik kembali pada tahun 2012.
Pembiayaan bidang Cipta Karya pada tahun 2010 adalah Rp. 724.988.000,- (APBN Murni),
Rp. 15.254.500.000,- (APBA Propinsi). Pada tahun 2011 adalah Rp. 6.220.000.000,- (APBN
Murni), Rp. 13.430.000.000,- (APBA Propinsi), dan Rp. 1.500.500.000,- (DAK). Sedangkan
pada tahun 2012 adalah Rp. 11.255.492.000,- (APBN Murni), Rp. 20.985.000.000,- (APBA
Propinsi), dan Rp. 1.798.230.000,- (DAK).
Tabel 14.7Pengalokasian Pendanaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Gayo Lues
TAHUN KEGIATAN
APBN APBDCSR
& KPS
DAK
SUMBER PENDANA
AN LAINNYA
RM PHLN PROVINSI KAB/KOTA
2010 Bangkim - - 5.150.000 -PBL - - - -PLP - - - -AM 2.148.000 - - -TOTAL 724.988 - 5.150.000 -
2011 Bangkim 1.391.137 - 3.260.000 -PBL 400.000 - - -PLP - - - -AM - - - -TOTAL 1.791.137 - 3.260.000 -
2012 Bangkim - - 4.240.000 -PBL - - 2.500.000 -PLP - - - -AM 5.083.100 - 3.200.000 -TOTAL 5.083.100 - 9.940.000 -
(Dalam Ribuan)