karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan...

45
1 | Jurnal Karya Pendidikan Vol 1 No 1 April 2014 SK PEGAWAI NEGERI SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI BANK Jatmiko Winarno *) *) Dosen Fakultas Hukum Unisla ABSTRAKSI Dalam usaha perbankan sering muncul lembaga-lembaga keuangan milik negara maupun milik swasta yang masing-masing mempunyai tujuan yaitu untuk mengatur perekonomian negara lewat peredaran uang dimasyarakat. Sebab seperti kita ketahui bahwa selama ini sering muncul berbagai kasus yang berkaitan dengan masalah peredaran tersebut. Usaha lain dari bank untuk membantu perekonomian adalah dengan memberikan kredit kepada mereka yang membutuhkan, mulai dari pedagang ekonomi lemah sampai pada para Pegawai Negeri Sipil, hal tersebut ditujukan karena semata-mata pemerintah ingin meratakan tingkat kehidupan yang adil dan makmur yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini penulis memberi batasan tentang Pegawai Negeri Sipil yang diberi kemudahan dalam usaha pengambilan kredit perbankan dalam bentuk kredit berupa uang, barang bergerak dengan jaminan adalah SK Pegawai Negeri pada suatu bank dan/atau lembaga perbankan. Dalam hal ini paranan Bank sangatlah penting sebagai lembaga yang memperlancar penyerahan dana dan kemudian disalurkan kepada yang membutuhkan. Sehinggaa dana yang ada dalam masyarakat itu menjadi lebih produktif. Pasal 24 UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 menyatakan “Bank Umum dilarang memberikan kredit tanpa adanya suatu jaminan” hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko pengembalian kredit. Di dalam Perbankan berlaku prinsip “Commanditerlingsverbod” maksudnya perbankan memperbolehkan adanya kredit dengan jaminan SK PNS . Mengenai jaminan dalam pasal 24 UU Pokok Perbankan diatas juga diatur dalam pasal 1131 - 1132 KUH Perdata. Pasal 1131 menyatakan : “Segala kebendaan orang yang berhutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang ada maupun yang baru ada kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya pribadi”, Sedangkan pada pasal 1132 KUH Perdata menyatakan: “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang menghutangkan kepadanya, pendapatan penjualan benda-benda itu di bagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara orang yang berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan” . Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengetengahkan dua permasalahan yaitu: Bagaimana kredit dengan jaminan SK bila dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata? dan Bagaimana resikonya apabila pihak debitur wanprestasi atau meninggal dunia Kata kunci : kredit, SK Pegawai

Transcript of karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan...

Page 1: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

1 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

SK PEGAWAI NEGERI SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI BANK

Jatmiko Winarno *)*) Dosen Fakultas Hukum Unisla

ABSTRAKSIDalam usaha perbankan sering muncul lembaga-lembaga keuangan milik negara maupun milik swasta yang

masing-masing mempunyai tujuan yaitu untuk mengatur perekonomian negara lewat peredaran uang dimasyarakat. Sebab seperti kita ketahui bahwa selama ini sering muncul berbagai kasus yang berkaitan dengan masalah peredaran tersebut.

Usaha lain dari bank untuk membantu perekonomian adalah dengan memberikan kredit kepada mereka yang membutuhkan, mulai dari pedagang ekonomi lemah sampai pada para Pegawai Negeri Sipil, hal tersebut ditujukan karena semata-mata pemerintah ingin meratakan tingkat kehidupan yang adil dan makmur yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam hal ini penulis memberi batasan tentang Pegawai Negeri Sipil yang diberi kemudahan dalam usaha pengambilan kredit perbankan dalam bentuk kredit berupa uang, barang bergerak dengan jaminan adalah SK Pegawai Negeri pada suatu bank dan/atau lembaga perbankan.

Dalam hal ini paranan Bank sangatlah penting sebagai lembaga yang memperlancar penyerahan dana dan kemudian disalurkan kepada yang membutuhkan. Sehinggaa dana yang ada dalam masyarakat itu menjadi lebih produktif. Pasal 24 UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 menyatakan “Bank Umum dilarang memberikan kredit tanpa adanya suatu jaminan” hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko pengembalian kredit. Di dalam Perbankan berlaku prinsip “Commanditerlingsverbod” maksudnya perbankan memperbolehkan adanya kredit dengan jaminan SK PNS .

Mengenai jaminan dalam pasal 24 UU Pokok Perbankan diatas juga diatur dalam pasal 1131 - 1132 KUH Perdata. Pasal 1131 menyatakan : “Segala kebendaan orang yang berhutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang ada maupun yang baru ada kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya pribadi”, Sedangkan pada pasal 1132 KUH Perdata menyatakan: “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang menghutangkan kepadanya, pendapatan penjualan benda-benda itu di bagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara orang yang berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan” .

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengetengahkan dua permasalahan yaitu: Bagaimana kredit dengan jaminan SK bila dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata? dan Bagaimana resikonya apabila pihak debitur wanprestasi atau meninggal dunia

Kata kunci : kredit, SK Pegawai

Page 2: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

2 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

I. PendahuluanA. Latar Belakang Masalah

Dalam usaha perbankan sering muncul lembaga-lembaga keuangan milik negara maupun milik swasta yang masing-masing mempunyai tujuan yaitu untuk mengatur perekonomian negara lewat peredaran uang dimasyarakat. Sebab seperti kita ketahui bahwa selama ini sering muncul berbagai kasus yang berkaitan dengan masalah peredaran tersebut.

Usaha lain dari bank untuk membantu perekonomian adalah dengan memberikan kredit kepada mereka yang membutuhkan, mulai dari pedagang ekonomi lemah sampai pada para Pegawai Negeri Sipil, hal tersebut ditujukan karena semata-mata pemerintah ingin meratakan tingkat kehidupan yang adil dan makmur yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam hal ini penulis memberi batasan tentang Pegawai Negeri Sipil yang diberi kemudahan dalam usaha pengambilan kredit perbankan. Dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil boleh mengambil kredit berupa uang, barang bergerak yang mana yang dijadikan sebagai jaminan adalah SK Pegawai Negeri pada suatu bank dalam hal ini adalah Bank Rakyat Indonesia.

Dalam hal ini paranan Bank sangatlah penting sebagai lembaga yang memperlancar penyerahan dana dan kemudian disalurkan kepada yang membutuhkan. Sehinggaa dana yang ada dalam masyarakat itu menjadi lebih produktif. Pasal 24 UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 menyatakan “Bank Umum dilarang memberikan kredit tanpa adanya suatu jaminan” hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko pengembalian kredit. Di dalam Perbankan berlaku prinsip “Commanditerlingsverbod” maksudnya pusat perbankan (BRI) / SK memperbolehkan adanya kredit dengan jaminan SK PNS .

Mengenai jaminan dalam pasal 24 UU Pokok Perbankan diatas juga diatur dalam pasal 1131 - 1132 KUH Perdata. Pasal 1131 menyatakan : “Segala kebendaan orang yang berhutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang ada maupun yang baru ada kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya pribadi”.

Sedangkan pada pasal 1132 KUH Perdata menyatakan: “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang menghutangkan kepadanya, pendapatan penjualan benda-benda itu di bagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara orang yang berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan” .

Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas maka beberapa Bank membuka kredit bagi Pegawai Negeri Sipil dengan SK pegawai sebagai

jaminannya. Maka dengan dibukanya kredit tersebut sangatlah berarti bagi pegawai yang golongan masih rendah.

B. Perumusan Masalah1. Bagaimana kredit dengan jaminan SK bila

dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata?

2. Bagaimana resikonya apabila pihak debitur wanprestasi atau meninggal dunia?

C. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui kredit dengan

jaminan SK bila dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata.

2. Untuk mengetahui resikonya apabila pihak debitur wanprestasi atau meninggal.

D. Maafaat Penelitian1. Bagi masyarakat, bahwa dengan adanya

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, terutama yang diharapkan adalah mengenai kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri di Bank

2. Bagi Peneliti, Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan menambah cakrawala pengetahuan bagi penulis untuk dapat lebih mengetahui mengenai pelaksanaan kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri di Bank .

II. Kajian Pustaka

A. Perjanjian Kredit 1) Pengertian Perjanjian Kredit

Perjanjian menurut KUHPerdata Bab II Buku III Pasal 1313 mempunyai maksud : “Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.

Isi dari pasal tersebut diatas belum mencerminkan adanya kesepakatan antara dua belah pihak, dimana kesepakatan itu rnerupakan syarat untuk terjadinya perjanjiau sebagaimana tercantum dalam pasal 1320. Hal ini terlihat dari kalimat “....dimana satu orang atau lebih...” hal ini dapat diartikan bahwa hanya satu orang saja yang mengikatkan diri, sedangkan pihak lain tidak ada kejelasan atau tidak menyatakan kehendaknya. Oleh karena itu muncul doktrin tentang pengertian perjanjian. Menurut Sudikno Mertokusumo, SH, yang menyatakan bahwa yang dimaksud perjanjian adalah: Hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.1

Menurut Subekti dalam bentuknya perjanjian ini berupa rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis, pihak yang satu hak menuntut sesuatu hak dari pihak lain dan pihak

1 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, hlm. 97

Page 3: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

3 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pihak yang berhak menuntut sesuatu dinamakan kreditur atau si berpiutang sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan dinamakan debitur atau si berutang.2

Sedangkan menurut J. Satrio yang dinamakan perjanjian adalah suatu peristiwa hukum yang berupa tindakan hukum dua pihak. Di dalam perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri.3

Pada intinya para pakar tersebut memberikan definisi yang sama dimana menyebutkan bahwa perjanjian yang lahir mengakibatkan akibat hukum. Yaitu salah satu pihak berhak untuk menuntut prestasi dari pihak lain.

Istilah kredit sebenarnya berasal dari bahasa Romawi yaitu credere yang artinya percaya. Artinya apabila seseorang atau suatu badan usaha mendapatkan fasilitas kredit dari bank, maka orang atau badan usaha tersebut telah mendapat kepercayaan dari bank penerbit. O.P. Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (uang, barang) dengan batas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang.4

Kredit bila dilihat dari sudut ekonomi diartikan sebagai penyediaan uang, atau tagihan, seperti pengertian yang diartikan oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan yang menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dari uraian diatas dapat ditemukan sedikitnya ada 4 (empat) unsur kredit yaitu:1) Kepercayaan disini berarti bahwa setiap

pelepasan kredit dilandasi dengan adanya keyakinan oleh bank bahwa kredit tersebut akan dapat dibayar kembali oleh debiturnya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan.

2) Waktu disini berarti bahwa antara pelepasan kredit oleh bank dengan pembayaran kembali oleh debitur tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan, melainkan oleh tenggang waktu.

3) Resiko disini berarti bahwa setiap pelepasan kredit jenis apapun akan terkandung resiko didalamnya, yaitu

resiko yang terkandung dalam jangka waktu antara pelepasan kredit dengan pembayaran kembali. Hal ini berarti semakin panjang jangka waktu kredit semakin tinggi resiko kredit tersebut.

4) Prestasi disini berarti bahwa setiap kesepakatan terjadi antara bank dengan debiturnya mengenai suatu pemberian kredit, maka saat itu pula akan terjadi suatu prestasi dan kontra prestasi.

Adapun fungsi kredit adalah sebagai berikut :a. Kredit dapat meningkatkan utility (daya

guna) dari modal atau uang. Simpanan uang di bank dalam bentuk deposito atau tabungan, dalam prosentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank untuk peningkatan produktifitas para pengusaha untuk memperbesar usahanya. Pada dasarnya melalui kredit terdapat suatu usaha untuk peningkatan produktifitas secara menyeluruh.

b. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang Produsen dengan bantuan kredit bank dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.

c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uangMelalui kredit peredaran uang kartal dan giral akan lebih berkembang sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif dan kuantitatif.

d. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakatPengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan untuk meningkatkan usahanya. Bantuan kredit diterima pengusahanya dari bank untuk memperbesar volume usaha dan produktifitas.Yang dimaksud perjanjian kredit tersebut

adalah suatu kesepakatan atas suatu hubungan kontratual antara bank dan nasabah debitur yang berbentuk pinjam meminjam.5

Mariam Darus Badrulzaman menyatakan bahwa yang dimaksud perjanjian kredit adalah perjanjian pendahuluan dari penyerahan uang, perjanjian ini merupakan hasil pemufakatan antara pemberi dan penerima pinjaman mengenai hubungan-hubungan hukum antara keduanya.6

Yang lebih penting daripada dasar diadakannya perjanjian kredit adalah filosofi

2 Subekti, Hukum Perjanjian, Ctk Keenam, hlm. 13 Satrio J, Hukum Jaminan, Hak Jaminan, Hak-hak Tanggungan Buku Satu, hlm 7-94 O.P. Simongkir, Seluk Beluk Bak Komersial, Ctk Kelima, Hlm. 915 Hasanudin Rahman, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, Ctk Pertama, Hlm. 1496 Mariam Darus Badrul Zaman, Perjanjian Kredit Bank, Ctk Kelima, Hlm. 32

Page 4: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

4 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

daripada keharusan adanya suatu perjanjian kredit atas setiap pelepasan kredit bank kepada nasabahnya. Adapun filosofi tersebut adalah berfungsi perjanjian kredit tersebut sebagai alat bukti dan sebagaimana diketahui bahwa surat-surat perjanjian yang ditandatangani adalah merupakan suatu akta. Akta adalah suatu tulisan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani.

Pihak bank untuk mengadakan perjanjian kredit merupakan suatu keharusan, hal ini didasarkan pada salah satu bunyi pasal 1 sub 11 Undang-undang No. 10 tahun l998 tentang perbankan yang menyebutkan bahwa Kredit diberikan berdasarkan persetujuan/kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjaman untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan.

Terdapat pula dalam pedoman pelaksanaan dalam dibidang perkreditan yaitu Instruksi Presiden Nomor 15/EK/IN/KO/1996 Nomor 1 angka 5 yang menetapkan dengan tegas bahwa :” Dilarang melakukan pemberian kredit dalam berbagai bentuk tanpa adanya perjanjian kredit (akad perjanjian kredit) yang jelas antara bank dengan nasabah atau antara bank central dengan bank lainnya”.

Menurut ketentuan tersebut perjanjian kredit merupakan dasar landasan untuk adanya pemberian kredit, tanpa membuat perjanjian kredit terlebih dahulu seorang nasabah/debitur tidak akan memperoleh kredit dari bank/kreditur.

2) Syarat Sahnya PerjanjianUntuk syahnya perjanjian harus

memenuhi 4 (empat) unsur seperti yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu :(1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri, (2) Kecakapan untuk membuat suatu

perikatan,(3) Suatu hal tertentu,(4) Suatu sebab yang halal.Syarat pertama dan kedua adalah mengenai subyektif atau pihak-pihak dalam perjanjian sehingga disebut sebagai syarat subyektif, sedangkan syarat ketiga dan keempat disebut syarat obyektif karena mengenai syarat obyek perjanjian. Dalam hal ini harus dibedakan antara syarat subyektif dan syarat obyektif, sebab dalam syarat obyektif jika syarat ini tidak terpenuhi, maka perjanjian ini batal demi hukum artinya dari semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan, jika syarat ini tidak terpenuhi maka perjanjian bukan batal demi hukum tetapi salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta supaya perjanjian itu dibatalkan. Pihak yang dapat meminta pembatalan adalah pihak yang tidak cakap atau

pihak yang memberikan sepakatnya tidak bebas. Perjanjian demikian dinamakan Voidable.

3) Pihak-pihak Dalam Perjanjian Kredit

Dalam suatu perjanjian kredit terdapat 2 (dua) pihak yaitu pemberi kredit (bank) dan penerima kredit. Adapun kriteria dari kedua pihak tersebut adalah sebagai berikut:a. Pihak

Pemberi Kredit (Bank)Pemberi kredit ini dapat dilakukan

oleh bank pemerintah dan bank swasta. Dalam Pasal 1 sub 2 Undang-undang No. 10 tahun 1998 dinyatakan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Didalam akta perjanjian kredit bank yang pada umumnya mengatur mengenai hak dan kewajiban bank namun didalam kenyataan yang lebih menonjol adalah ketentuan mengenai hak dibanding dengan ketentuan mengenai kewajiban dari bank, karena dalam hal ini perjanjian hanya ditentukan secara sepihak oleh pemberi kredit.

b. Pihak Penerima KreditDalam Undang-undang No. 10 tahun

1998 pasal l ayat 18 terdapat adanya pengertian penerima kredit/nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Sedangkan menurut Algeemene Volks Kredit dari bank dan wajib mengembalikannya setelah jangka waktu tertentu.

Dalam Pasal 1 ayat 12 Undang-undang No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa penerima kredit mempunyai kewajiban pokok melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu, dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Hutang adalah segala perhutangan debitur kepada bank oleh siapa saja berupa rente, denda, provisi dan ongkos ataupun hutang bea dan lain-lain yang wajib dibayar saat perjanjian kredit berakhir. Kewajiban yang lain yaitu kewajiban untuk membayar biaya, dimana setiap penerima kredit wajib membayar sejumlah uang yang diperlukan untuk melengkapi administrasi dari perjanjian kredit yang meliputi premi untuk asuransi, premi asuransi pelunasan kredit.

Page 5: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

5 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Kewajiban untuk membayar bunga dari sejumlah pinjaman kredit bank dimana bunga kredit itu telah ditentukan oleh bank dalam perjanjian kredit dalam jumlah dan dalam jangka waktu tertentu. Penerima kredit mempunyai suatu hak dalam perjanjiau kredit yaitu penerima kredit berhak untuk menikmati sejumlah uang dari hasil pinjaman bank apabila penerima kredit itu telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh bank.

4) Jenis dan Bentuk Perjanjian KreditDalam prakteknya, terdapat beberapa

jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya, Jenis-jenis kredit dilihat dari tujuan penggunaanya.7 Meliputi :a. Kredit Produktif, yaitu kredit yang

diberikan kepada usaha-usaha yang menghasilkan barang dan jasa sebagai kontribusi daripada usahanya, kredit ini mempunyai 2 (dua) kemungkinan yaitu ; Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha-usaha, termasuk guna menutupi biaya produksi dalam rangka peningkatan produksi atau penjualan.Kredit Investasi, yaitu kredit yang diberikan untuk pengadaan barang modal maupun jasa yang dimaksudkan untuk menghasilkan suatu barang dan ataupun jasa bagi usaha yang bersangkutan,

b. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada orang perorangan untuk memenuhi kebutuhan kunsumtif masyarakat umumnya.

Sedangkan kredit ditinjau dari segi jangka waktunya.8 dapat berupa :a. Kredit Jangka Pendek, yaitu yang

diberikan dengan tidak melebihi jangka waktu 1 (satu) tahun.

b. Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun tapi tidak melebihi dari 3 (tiga) tahun.

c. Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun.Bentuk dari perjanjian kredit adalah

perjanjian standar, hal ini dikarenakan tidak semua nasabah/debitur mempunyai kemampuan untuk membuat suatu perjanjian kredit. Bagi para kreditur perjanjian kredit dalam bentuk standar ini mungkin merupakan cara mencapai tujuan ekonomi yang efisien, praktis dan tidak bertele-tele. Tetapi bagi para kreditur justru merupakan pilihan yang tidak menguntungkan karena hanya dihadapkan pada

suatu pilihan, yaitu menerima walaupun dengan besar hati.9

5) Hak Dan Kewajiban Dalam Perjanjian Kredit

Dalam perjanjian kredit terdapat adanya hak dan kewajiban para pihak. Yang disebut kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain dengan pembebanan sanksi jika lalai. Sedangkan hak adalah sesuatu yang diperoieh dari pihak lain dengan kewenangan menuntut jika tidak dipenuhi oleh pihak lainnya. Adapun hak dan kewajiban maupun debitur adalah :1. Hak debitur

1) Hak untuk menerima pinjaman kredit

2) Hak untuk menerima agunan kembali setelah pembayaran pinjaman lunas

2. Kewajiban debitur1) Kewajiban untuk membayar lunas

pinjaman sesuai waktu yang diperjanjikan.

2) Kewajiban untuk menyerahkan kepada bank surat-surat asli bukti kepemilikan agunan.

3) Kewajiban untuk menyelenggarakan administrasi pembukuan dengan tertib dan benar.

4) Kewajiban untuk mempertanggungjawabkan atau mengasuransikan kredit dan atau jiwa kepada perusahaan asuransi kredit/jiwa yang telah ditunjuk oleh bank.

5) Kewajiban untuk menyerahkan laporan triwulan dan tahunan perusahaan debitur kepada bank/kreditur, laporan keuangan tersebut harus dibuat oleh akuntan terdaflar yang disetujui oleh bank.

6) Hak kreditura) Hak untuk memperoleh bunga.b) Hak untuk melakukan set off atau

kompensasi.c) Hak untuk melakukan pemeriksaan

dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur.

d) Hak untuk menjual seluruh jaminan sehubungan dengan kredit ini bila dikemudian hari terjadi cidera janji (wanprestasi).

e) Hak untuk mendapatkan pelunasan sesuai waktu yang diperjanjikan.

7) Kewajiban kreditur

7 Hasanudin Rahman, Op.Cit, Hlm 1088 Hasanudin Rahman, Ibid, Hlm 109

Page 6: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

6 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

a) Kewajiban untuk menjaga agunan/jaminan

b) Kewajiban untuk merahasiakan.

B. Jaminan Dalam Perjanjian KreditDalam perjanjian kredit, bank biasanya akan

meminta jaminan untuk lebih meyakinkan diri atas kelayakan calon debitur. Yang dimaksud jaminan disini adalah tanggungan yang diberikan oleh debitur dan atau pihak ketiga kepada kreditur karena pihak kreditur mempunyai suatu kepentingan bahwa debitur harus memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan. Dasar adanya jaminan yaitu pasal 8 ayat (1) Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yaitu: Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.

Suatu hal yang menyebabkan adanya suatu jaminan dalam praktek perbankan, adanya prinsip yang senantiasa dipegang teguh yaitu bahwa kredit yang dikeluarkan harus dapat diterima kembali sesuai dengan perjanjiannya, terlebih karena uang tersebut adalah uang yang dipercayakan masyarakat kepadanya.

Standar yang dipakai untuk menentukan apakah suatu permohonan kredit dapat dikabulkan atau tidak, tersebut beberapa formulasi yaitu : a. Personality, Menyangkut kepribadian si

peminjam (calon debitur). b. Purpose, Menyangkut tentang maksud dan

tujuan pemakaian kredit.c. Payment, Menyangkut kemampuan calon

nasabah untuk mengembalikan kreditnya. d. Prospect, Menyangkut tentang harapan masa

depan dari usaha si peminjam.Fungsi dari adanya jaminan tersebut untuk

memberikan hak dan kekuasaan pada bank supaya mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan, bila debitur itu tidak membayar kembali kredit beserta dengan bunganya tepat pada waktunya. Jaminan itu biasanya lebih besar dari jumlah uang/kredit yang dipinjamkan.

Menurut sifatnya, jaminan terbagi 2 (dua) yaitu jaminan dengan benda berwujud (materiil) dan jaminan benda tak berwujud (immateriil). Benda berwujud dapat berupa benda/barang bergerak atau barang tidak bergerak. Pembagian atas barang jaminan ini diatur dalam pasal 506-518 KUHPerdata.1. Materiil, benda berwujud (materiil) ini berupa

benda/barang bergerak dan atau tidak bergerak. Benda materiil terbagi atas :a. Barang bergerak bertubuh, yaitu berupa :

1) Kendaran-kendaran bermotor, yang dimaksud dengan kendaraan bermotor menurut Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan Angkutan Jalan Raya pada Pasal 1 angka 7 adalah setiap kendaraan yang digerakkan, oleh peralatan teknis yang berada diatas atau pada kendaraan itu.

2) Barang dagangan/inventory, yang dimaksud dengan barang dagangan adalah barang dagangan (usaha yang diperjualbelikan) baik yang sudah ada maupun yang akan ada yang dapat dinilai baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

3) Logam mulia4) Mesin/alat-alat berat, yang dimaksud

mesin disini adalah mesin-mesin yang karena sifatnya dengan mudah dan dapat dipindahkan, sehingga dapat dianggap sebagai benda bergerak.

5) Kapal dibawah 20m3 dan terdaftar pada sah Bandar.

b. Barang bergerak tidak bertubuh, berupa :1) Sertifikat deposito Bank, menurut

Pasal 1 angka 8 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang bersertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtanganan.

2) Tagihan/piutang antara lain saham, obligasi, piutang dagang, tagihan asuransi.

c. Barang tak bergerak, berupa : hak-hak atas tanah menurut Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) meliputi tanah dengan sertifikat hak milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Milik (HGB), dan hak pakai atas tanah negara yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan juga dibebani hak tanggungan berikut dengan segala sesuatu yang berada, ditanam dan dibangun diatas bidang tanah tersebut maupun dipermukaan dibawah tanah, misalnya bangunan rumah yang ada basementnya.

d. Perorangan1) Jaminan pribadi/personal guarantee

karena penanggung hutang adalah perorangan maka diperlukan persetujuan istri (bantuan suami) dalam melakukan perjanjian penanggungan tersebut (Pasal 1826 KUHperdata).

2) Jaminan perusahaan/corporate guarantee

9 Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Hlm. 2

Page 7: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

7 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Karena penanggung hutang adalah perusahaan maka harus diperhatikan adalah Anggaran Dasar/Akta Pendirian Perseroan dari perusahaan tersebut.

2. Immateriila. Hak sewa atas kios, yaitu hak untuk

mempergunakan bangunan dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.

b. Hak Paten, Cipta, Merek, yaitu hak untuk mendapat pengakuan bahwa kreasi/daya cipta suatu barang yang telah dibuatnya.

c. Garansi, meliputi :1) Letter of Comport2) Letter of indemnity3) Garansi Bank/Bank guarantee

III. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Kredit dengan Jaminan SK dikaitkandengan Ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata

Setelah diadakan penelitian sehubungandengan rumusan masalah yang pertama ini

maka dapat diketahui bahwasannya “segala kebendaan orang yang berhutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang ada maupun yang ada kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya pribadi”, dan itu mengandung pengertian bahwa di Bank dan/lembaga perbankan keputusan itu memang berlaku, baik untuk debitur maupun kreditur. Sebab walau bagaimanapun segala kebedaan yang dimiliki adalah mutlak milik pribadi. Sehingga dalam keadaan apapun ia bisa mempertahankan akan haknya berkaitan dengan kebendaan yang sudah ada atau yang ada nanti.

Akan tetapi hal itu bisa berubah apabila ternyata dikemudian hari ia tidak bisa melunasi akan kredit yang diambil maka kebendaan yang dimiliki itu dapat dijadikan sebagai tanggungan untuk menutupi hutang atau kredit yang telah diambil. Sehubungan dengan SK yang mana SK itu beruapa surat keputusan yang nilainya tidak bisa dijual, maka dalam mengatasi hal seperti. ini sebelumnya Bank dan/lembaga perbankan sudah mengeluarkan aturan-aturan mengenai SK Pegawai Negeri sebagai jaminan kredit, yang nantinya bertujuan untuk Bank dan/lembaga perbankan tersebut dan untuk Pegawai Negeri, akan tercipta suatu bentuk kerjasama Pegawai Negeri. Berkaitan dengan hal itu maka Bank dan/lembaga perbankan memberi kebijaksanaan dengan mengeluarkan sebuah peraturan tanggal 8 Nopember 1968 Nomor. SE s.255-KTN/11/86 dan ditindak lanjuti dari Surat Edaran Kantor Pusat Bank dan/lembaga perbankan tanggal 24 Maret 1992 tentang pengaturan kembali pemberian KUPEDES kepada Pegawai berpenghasilan tetap F.Nose s. 49 DIR/BUD/3/1992.

Meninjau dari adanya peraturan tersebut, jelas bahwa Bank dan/lembaga perbankan sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang perbankan, jelas sangat memperhatikan kepentingan Pegawai Negeri yang sebagian berpenghasilan sedang untuk meningkatkan tingkat kehidupan dan memenuhi tambahan modal.

Sebagai bahan penulisan ini dalam rumusan masalah yang dihubungkan dengan pasal 1131 KUH Perdata maka dilihat dari isi pasal itu, Bank dan/lembaga perbankan dalam menerapkan pasal tersebut kalau dihubungkan dengan permasalahan yaitu tentang SK Pegawai Negeri sebagai jaminan kredit, dalam hal itu jelas Bank dan/lembaga perbankan tidak mau dirugikan sehubungan dengan jaminan kredit yang berupa SK Pegawai Negeri yang digunakan jaminan untuk mengambil kredit di Bank dan/lembaga perbankan Kecamatan Kapas. Maksudnya Bank dan/lembaga perbankan didalam pelaksanaan kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri itu ketentuan yang ada sudah sesuai.

Setelah dilakukan observasi mengenai isi pasal 1131 itu Bank dan/lembaga perbankan dalam prakteknya pengambilan kredit dengan menggunakan jaminan kredit berupa SK Pegawai Negeri itu melalui beberapa syarat. Yang mana syarat yang didalamnya termasuk pemotongan gaji dan melampirkan SK Pangkat terakhir. Apabila dilihat syarat itu Bank dan/lembaga perbankan sebagai kreditur maupun Pegawai Negeri sebagai debitur tidak merasa dirugikan didalam pelaksanaan mauputi pengembaliannya nanti, karena isi dari pasal 1131 itu juga dapat terlaksana sebab apabila nanti debitur itu meninggal dunia sebelum umur 60 tahun, maka dalam melunasi kekurangan hutangnya ltu yang dijadikan jaminannya adalah kebendaan yang dimiliki oleh Pegawai Negeri itu sebab dalam pelaksanaannya pemberian ansuransi itu diberikan hanya untuk pegawai yang berumur 60 tahun keatas. Jadi bila dikaitkan dengan judul yang dibuat Jelas isi dari pasal 1131 ini dilaksanakan.

Kredit dengan jaminan SK bila dikaitkan dengan Pasal 1131 dalam Prakteknya diperbolehkan untuk dilaksanakan. Hal tersebut berdasarkan Pasal 1131 KUH Perdata, yang berbunyi. ”Segala kebendaan orang yang berhutang, yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Baik yang ada maupun yang baru ada, kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya pribadi”. Maka berkaitan dengan ini pasal tersebut, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai sifat hak jaminan terutama dalam praktek Perbankan di Indonesia1. Sifat-sifat hak jaminan

Sifat-sifat dari hak-hak jaminan itu dalam praktek perbankan ada yang bersifat hak kebendaan dan ada yang bersifat hak perseorangan, tergolong hak yang bersifat hak kebendaan ialah : Hipotik, Kredit-Verband, gadai dan Viducia. Ini merupakan lembaga-lembaga jaminan yang dalam praktek

Page 8: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

8 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Perbankan telah dilembagakan sebagai jaminan yang bersifat kebendaan. Sedang jaminan yang perorangan ialah : Borgtocht (perjanjian penggunaan), Perutangan, Tanggung menanggung perjanjian garansi dan lain-lain.

Sehingga apabila dilihat dari hal itu maka jaminan SK dikaitkan dengan pasal 1131 mempunyai sifat hak jaminan pada golongan perorangan. Dimana tujuan dari jaminan yang bersifat perorangan adalah: “memberikan hak Verhaal kepada kreditur, terhadap benda keseluruhan dari debitur untuk memperoleh pemenuhan dari piutangnya”.

Ciri khas dari jaminan yaitu dapat dipertahankan, dimintakan pemenuhan terhadap siapapun juga. Yaitu terhadap mereka yang memperoleh hak baik berdasarkan atas hak yang umum maupun yang khusus. juga terhadap para kreditur dan pihak lawannya. Hak tersebut selalu mengikuti bendanya (Droit de snite ; Zaaksgevolg) dalam arti bahwa yang mengikuti bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan untuk menjual bendanya dan hak ekskusi. Maka menurut Scholten. Pada setiap hipotik dari seluruh, Perundang-undangan yang modern senantiasa mengenal dua kedudukan utama yang saling menonjol yaitu wewenang yang langsung terhadap bendanya dan kedudukan yang diutamakan terhadap kredit-kredit lainnya.

Disamping itu juga mengenal lembaga jaminan yang sifatnya sederhana, mudah, murah dan efisien. Alangkah menyedihkan suatu lembaga jaminan yang diharapkan menunjang kemajuan ekonomi, menunjang kegiatan pembangunan perumahan rakyat, menunjang perlindungan terhadap pihak ekonomi lemah itu didalamnya justru tidak terdapat ciri-ciri dan prinsip-prinsip dan persyaratan-persyaratan yang dan menampung dan mengimbangi kegiatan berbagai bidang tersebut.

2. Bentuk Perjanjian JaminanBentuk Perjanjian jaminan menurut Stein adalah sebagai berikut :a. Sipemegang fiducia demi

kepentingannya akan menuntut cara yang paling gamapang untuk dapat membuktikan adanya penyerahan tersebut terhadap si debitur. Hal demikian penting untuk menjaga kemungkinan si debitur meninggal sebelum si kreditur dapat melaksanakan haknya. Tanpa adanya akta akan sulit baginya untuk membuktikan hak-haknya terhadap ahli waris debitur.

b. Dengan adanya akta akan dapat dicantumkan janji-janji khusus antara debitur dan kreditur yang mengatur

hubungan hak mereka. Perjanjian lisan tidak akan dapat menentukan secara teliti jika menghadapi Keadaan yang sulit yang kemungkinan timbul.

c. Perjanjian yeng tertulis dari fiducia sangat bermanfaat bagi si kreditur jika ia akan mempertahankan haknya terhadap pihak ketiga.10

Di Indonesia dalam prakek parjanjian fiducia senantiasa dalam bentuk tertulis sebagaimana nampak dalam model-model tertentu dari Bank, tersimpul dalam persetujuan membuka kredit di Bank dan/lembaga perbankan model 84.85. model PMK 1 sering juga perjanjian fiducia dituangkan dalam akta notaris. Mengenai kredit dalam jumlah besar. Dimana Bank merasa lebih ama pembuktian yang dituangkan dalam akta notaris.

Jadi melihat dari isi pasal 1121 KUHPdt bila dihubungkan dengan ketentuan-ketentuan yang ada diatas, maka pasal 1131 KUHPdt itu dapat dibuktikan dan dapat dilaksanakan sesuai dengan jaminan SK. Hal tersebut juga dapat diketahui mengenai sifat perjanjian jaminan lazimnya dikonstruksikan sebagai perjanjian yang bersifat accessoir yaitu senantiasa merupakan perjanjian yang dikaitkan dengan pejanjian pokok, mengabdi pada perjanjian pokok.

Dalam praktek Perbankan dalam hal ini adalah Bank dan/lembaga perbankan pada perjanjian pokoknya itu berupa perjanjian pemberian kredit atau perjanjian membuka kredit oleh Bank, dengan kesanggupan memberikan jaminan berupa beberapa kemungkinan hipotik atau crediet verband, gadai, fiducia, borgtocht dan lain-lain. Kemudian dikuti perjanjian penjaminan secara tersendiri yang merupakan tambahan (accessoir) yang dikaitkan dengan perjanjian tersebut. Dalam praktek Perbankan nampak bahwa perjanjian pemberian kredit (perjanjian pokok) dan perjanjian penjaminan (perjanjiian accesoir) itu tercantum dalam formulir (model) atau akte yang terpisah. Lihat model 84, 85, 88 dari Bank dan/lembaga perbankan mengenai perjanjian pembebanan crediet verbani, perjanjian fiducia.

3. Kedudukan Perjanjian PenjaminanKedudukan Perjanjian Penjaminan yang

dikonstruksikan sebagai perjanjian accesoir itu menjamin kuatnya lembaga jamivan tersebut bagi keamanan pemberian kredit oleh kreditur. Tadi sehubungan dengan SK yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang mempunyai arti bahwa jaminan tersebut bersifat accessoir, maka perjanjian itu memperoleh akibat-akibat

10 Srisoedewi Masjchun Sofyan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, hal. 41, Penerbit Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman

Page 9: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

9 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

hukum seperti halnya perjanjian accessoir yang lain yaitu :

4. Fungsi Pemberian JaminanAdalah fungsi dari pemberian jaminan

tersebut adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada Bank mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut. bila debitur bercedera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Agar Bank dapat melaksanakan hak dan kekuasaan atas barang jaminan termaksud, maka perlu terlebih dahulu dilakukan pengikatan secara yuridis formil atas barang jaminan yang bersangkutan menurut hukum yang berlaku.

Tujuan dari pernyataan itu yaitu agar bank didalam melaksanakan fungsinya tidak dirugikan dan didalam prakteknya bank akan mengetahui sejauh mana pelaksanaan pemberian kredit dengan menggunakan SK Pegawai Negeri sebagai jaminannya. Kenyataan seperti itu memang sangatlah berarti terutama bila dikaitkan dengan pasal 1131 itu dimana bank sebagai pemberi kredit harus memperhatikan akan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dibuat sehubungan dangan jaminan yang akan diberikan.

Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa segala benda baik yang bergerak maupun tidak bergerak akan dijadikan sebagai jaminan kredit, hal tersebut sesuai dengan pasal 1131 itu, Kegunaan jaminan apabila pada suatu saat seorang debitur melakukan wanprestasi (cidera janji), secara disengaja (Sadar) atau tak disengaja, untuk itu bank berusaha agar debitur senantiasa memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk kredit itu mempunyai persamaan, dimana di definisikan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan.

Lembaga keuangan yang memberikan kredit menurut saluran-saluran formal adalah Bank, dimana Bank mempunyai dua tugas pokok yang utama masyarakat dan melepaskan kembali dana itu kepada masyarakat melalui kredit. penerimaan prestasi tersebut yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan melepaskan kembali dana itu kepada masyarakat melalui kredit. Masa antara pemberian dan penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan beberapa menit saja dan dapat pula berlangsung dalam beberapa tahun. Karenanya dalam kredit terkandung pula pengertian tentang degree of risk, suatu tingkat

resiko tertentu, oleh karena pelepasan kredit mengandung suatu resiko bagi penerima kredit.1. Unsur-unsur kredit

Berdasarkan hal-hal di atas, maka unsur-unsur dalam kredit adalah :(1) Kepercayaan : Suatu keyakinan

pemberi kredit bahwa prestasi (uang, jasa, atau barang) yang diberikannya akan benar-benar diterimanya kembali dimasa tertentu yang akan datang.

(2) Waktu : Bahwa antara pemberian prestasi dan pengembaliannya dibatasi oleh suatu masa atau waktu tertentu.

(3) Degree of risk : Pemberian kredit menimbulkan suatu tingkat resiko, dimasa-masa tenggang adalah masa yang abstrak. Resiko timbal balik pemberi uang/jasa/barang yang berupa prestasi telah lepas kepada yang lain.

(4) Prestasi : Yang di berikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa barang, jasa atau uang.

2. Tujuan dan fungsiTujuan kredit mencakup arti yang luas.

Dua fungsi pokok yang saling berkaitan dari kredit adalah :

Profitability : yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.

Savety : kemauan dari prestasi atau fasilitas yang di berikan harus benar-benar terjamin sebagai tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan-hambatan yang berarti.

Fungsi kredit:Dalam kehidupan perekonomian,

Bank memegang peranan-peranan yang sangat penting. Selaku lembaga keuangan yang membantu Pemerintah untuk mencapai kemakmuran. Sebagai lembaga pemberi kredit, maka pengertian tentang Bank dan kredit tidak dapat dipisah-pisahkan karena : Kegiatan utama daripada bank adalah

perkreditan. Keberhasilan suatu bank tergantung

sebagian besar dari usaha perkreditannya, dimana 75% penghasilan bank adalah kegiatan-kegiatan kredit.Fungsi kredit dalam kehidupan

perekonomian, perdagangan dan keuangan dalam garis besarnya adalah sebagai berikut : a. kredit dapat meningkatkan utility

(daya guna) dari modal/uang.b. kredit dapat meningkatkan daya guna

suatu barang.

Page 10: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

10 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

c. kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

d. kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

e. kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi.

f. kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

g. kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.Jadi pada dasarnya bahwa peranan

kredit dalam hal peningkatan perekonomian sangatlah besar, dimana diatas telah disebutkan bahwa 75% keberhasilan suatu Bank yang ditentukan dengan adanya besar/kecilnya kredit yang ada. Pernyataan saperti itu memang beralasan sekali terutama dalam sektor Perbankan, dimana keberadaan kredit itu sangatlah menunjang sekali terutama dalam peredaran uang di masyarakat. Dan melihat praktek yang ada di lapangan mengenai pelaksanaan kredit, di masyarakat untuk saat, ini telah menunjukkan hasil yang sangat jelas sekali, di mana di masing-masing Bank, baik itu milik negara maupun swasta telah berupaya untuk meningkatkan keberadaan kredit.

Salah satu bentuk cara yang saat ini sedang menunjukkan arah peningkatan sehubungan dengan sarana kredit yang ada yaitu adanya pelaksanaan kredit dengan menggunakan SK Pegawai Negeri sebagai jaminan kredit.

Pelaksanaan kredit semacam itu dewasa ini menunjukkan prosentase yang menonjol artinya cepat sekali peningkatannya. Pelaksanaan kredit semacam ini memang di rasa perlu, terutama pada Pegawai Negeri yang ingin mengambil kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri, karena syarat-syarat yang di tetapkan dianggap mudah.

3. Macam / jenis kredit Macam kredit menurut sifat

penggunaan.a. Kredit konsumtif

Kredit ini dipergunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi artinya uang kredit akan habis terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Kredit produktifKredit ini digunakan untuk peningkatan usaha, baik usaha-usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

Macam kredit menurut keperluannya. a. Kredit produksi/eksploitaai.

Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik untuk peningkatan kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan kualitatif yaitu peningkatan kualitas/mutu hasil produksi.

b. Kredit perdaganganKredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya, yang berarti peningkatan daya guna dari suatu barang.

c. Kredit investasiKredit bersifat produktif oleh karena peraikan atau pertambahan barang-barang modal tersebut dalam rangka usaha untuk meningkatkan produktivitas. Ciri dari kredit investasi adalah: Pertama : diperlukan untuk penanaman modal. Kedua : mempunyai perencanaan yang terarah dan matang.Ketiga : waktu penyelesaian

kredit berjangka menengah dan panjang.

Macam kredit manurut jangka waktu :a. Kredit jangla pendek yaitu kredit

yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun.

b. Kredit jangka menengah adalah kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun.

c. Kredit jangka panjang waktunya melebihi tiga tahun.

Melihat dari macam / jenis kredit yang telah di jelaskan diatas maka pelaksanaan kredit dengan menggunakan SK Pegawai Negeri sebagai jaminan kredit memenuhi ketentuan yang ada dan tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan tersebut diatas. Dimana dalam pelaksanaan dan pengembalian kredit dengen jaminan SK Pegawai Negeri telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada.

Adapun tata casa pangambilan dan pengembalian yang telah dilakukan sampai saat ini menunjukkan kearah peningkatan yang besar sekali. Artinya sebelum diadakan peraturan mengenai pelaksanaan kredit dengan menggunakan SK Pegawai Negeri, pegawai Negeri merasa dipersulit untuk mengambil kredit dan setelah diadakan kredit dengan jaminan SK maka Pegawai Negeri merasa diuntungkan.

Page 11: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

11 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Seperti kita ketahui di dalam praktek pelaksanaan dan pengembalian kredit yang telah ditetapkan oleh Bank dan/lembaga perbankan di pandang mudah dan pelayanannya memadai untuk terus dikembangkan. Bank dan/lembaga perbankan sebagai penanam modal juga tidak dirugikan dengan adanya syarat--syarat yang telah ditetapkan sehubungan dengan adanya pemberian kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri. Adapun Bank dan/lembaga perbankan dalam menjalankan prosedur pengelolahan kredit menurut sistematiknya adalah sebagai berikut :Pertama : Perencanaan kreditKedua : Permohonan kredit dibuat oleh nasabah / debiturKetiga : Administrasi kreditKeempat : Pengawasan/pengamanan kredit

4. Pengertian Bank dan PerkembangannyaBank adalah suatu badan yang tugas

utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan

Definisi lain adalah Bank adalah suatu badan yang usaha utamanya menciptakan kredit.

Menurut Prof. G.M.Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”.

Dilihat dari fungsinya Bank itu dikelompokkan menjadi 3 yaitu :a. Bank dilihat sebagai penerima kredit.b. Bank di lihat sebagai pemberi kredit.c. Bank dilihat sebagai pemberi kredit

bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan atau tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang Bank.Sehubungan dengan tata cara

pengembalian yang didalamnya mencakup hal jaminan dalam arti luas yaitu yang bersifat materiel maupun immateriel. dalam prakteknya jaminan kredit ini memang dilaksanakan, karena fungsi dari jaminan adalah memberikan hak dan kekuaaaan kepada Bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut, bila debitur bercidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

Maka sesuai dengan pelaksanaan dan pengembalian kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri di Bank dan/lembaga perbankan yang telah dijelaskan diatas telah memenuhi teori-teori yang ada.

B. Resiko Bank Apabila Pihak Debitur Wanprestasi atau Meninggal Dunia

Setelah diadakan observasi mengenai resiko apabila Pegawai Negeri itu wanprestasi, dapat disimpulkan bawasannya semenjak dikeluarkan peraturan itu belum pernah terjadi wanprestasi, karena hal itu tidak mungkin terjadi sebab dalam mengangsur pembayaran itu melalui bendahara dengan memotong gaji setiap bulannya, sehingga Pegawai Negeri itu tidak mungkin melakukan wanprestasi. Bank dan/lembaga perbankan sendiri juga tidak mau dirugikan, maka untuk mengantisipasi hal seperti itu maka dibuatlah peraturan seperti tersebut diatas, yaitu sanggup dipotong gajinya. Sebab kalau tidak dibuat peraturan seperti itu bisa terjadi wanprestasi.

Sedang untuk resiko apabila Pegawai Negeri itu meninggal dunia sebelum masa pelunasannya maka tindakan yang diambil yaitu diasuransikan. Pemberian asuransi itu diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :- Umur diatas 60 tahun - 65 tahun 3%

ditanggung debitur. Ketentuan ini berlaku untuk Pegawai Negeri yang sudah pernah mengambil kredit dengan cara itu.

- Umur 75 tahun pinjaman dibatasi 1 tahun- Umur 60 tahun - 65 tahun dikenakan 2,5%

untuk jangka waktu 2 tahun, untuk jangka 1 tahun hanya 1%.ketentuan ini berlaku untuk Pegawai Negeri yang baru mengambil kredit.

- Diatas 65 tahun dikenakan 2% untuk ketentuan Pegawai Negeri yang baru mengambil kredit dengan menggunakan SK Pegawai Negeri.

- Diatas 75 tahun untuk ketentuan yang baru akan mengambil kredit tidak diperbolehkan, sedang untuk yang pernah mengambil kredit boleh mengambil dengan ketentuan bebas.Asuransi itu diberikan hanya diperuntukkan

bagi Pegawai Negeri yang berumur 60 tahun keatas, karena umur 60 tahun itu dianggap tidak produktif lagi baik dilihat dari segi kesehatan maupun kemampuannya dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Sehingga untuk membantunya yaitu dilakukan hal semacam itu dengan cara pemberian Asuransi oleh Asuransi yang ditunjuk oleh Bank dan/atau lembaga perbankan.

Dalam pelaksanaannya kenyataan seperti itu memang diperlukan sekali baik oleh kreditur maupun oleh debitur. Sebab antara kreditur dan debitur merasa tidak dirugikan dengan adanya pemberian asuransi tersebut. Bank dan/lembaga perbankan sebagai kreditur juga tidak merasa takut untuk memberikan kredit kepada Pegawai Negeri

Page 12: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

12 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

yang sudah berumur 60 tahun ke atas, karena apabila Pegawai Negeri itu meninggal sebelum melunasi hutangnya maka akan dilunasi oleh Asuransi . Sedang Pegawai Negeri itu sendiri juga merasakannya sebab walau mereka sudah berumur 60 tahun Pegawai Negeri masih diberi kesempatan untuk mengajukan kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri itu.

Syarat-syarat pengajuan asuransi itu oleh Asuransi adalah sama dengan syarat yang diajukan oleh Bank dan/lembaga perbankan mengenai syarat pelaksanaannya. Jadi oleh Pegawai Negeri pengajuan asuransi itu juga dianggap mudah.

Kenyataan yang dihadapi sehubungan dengan permasalahan yang ada dan disesuaikan dengan kenyataan yang ada maka dalam hal pelaksanaan pemberian kredit dengan menggunaan SK Pegawai Negeri sebagai jaminannya, sampai saat ini belum wanprestasi. Sebab Bank dan/lembaga perbankan sebelumnya tidak mau dirugikan oleh debitur, dan untuk mengantisipasi hal diatas maka dibuatlah peraturan yang tujuannya tidak saling dirugikan antara kreditur maupun debitur.

Peraturan yang mendasar sehingga debitur tidak mungkin melakukan wanprestasi yaitu dengan cara pemotongan gaji per bulan melalui bendahara masing-masing instansi yang akan mengambil kredit. Dalam managemen disebut sebagai planning (perencanaan).

Bagi sebuah Bank, planning merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, tidak hanya planning merupakan fungsi yang penting, tetapi kepentingan menjalankan planning sebelum suatu usaha dilaksanakan sudah merupakan suatu “rute” bagi Bank demi pencapaian tujuan. Jadi apabila dikaitkan dengan adanya wanprestasi maka jauh sebelumnya Bank dan/lembaga perbankan mengambil planning seperti tersebut, karena sebagai kreditur maka Bank dan/lembaga perbankan tidak mau dirugikan oleh debitur.

Mengenai resiko apabila debitur meninggal dunia sehubungan dengan pelaksanaan kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri maka langkah yang diambil oleh Bank dan/lembaga perbankan adalah memberikan asuransi kepada Pegawai Negeri itu. Akan tetapi pemberian asuransi tersebut dibatasi untuk Pegawai Negeri yang berumur 60 tahun keatas saja. Asuransi disini diberikan agar pelayanan terhadap Pegawai Negeri itu bersifat imbang dan menyeluruh untuk dilaksanakan pemberian kredit jaminan SK tersebut. Pemberian asuransi diprioritaskan untuk Pegawai Negeri yang berumur 60 tahun keatas, karena hal tersebut dipandang cocok dan sesuai untuk dilaksanakan di Indonesia, karena umur 60 tahun itu tidak produktif lagi didalam menjalankan aktivitasnya.

Untuk pegawai yang berumur 60 tahun masih dilakukan pelunasan sehubungan dengan kredit yang diambilnya walaupun Pegawai Negeri itu meninggal maka yang harus melunasi sisa

kreditnya adalah ahli warisnya. Asuransi sudah berupaya semaksimal mungkin terutama untuk kesejahteraan Pegawai Negeri.

Mengenai ketentuan-ketentuan dari pemberian asuransi telah dijelaskan dalam bab II. Sedangkan pelaksanaan pemberian asuransi di Bank dan/lembaga perbankan juga sudah dilaksanakan. Dimana 25% dari penerima kredit itu telah merasakan faedahnya akan besarnya fungsi pemberian asuransi terhadap Pegawai Negeri yang berumur 60 tahun keatas.

Didalam praktek Perbankan pemberian asuransi juga telah ditetapkan sehubungan dengan pelaksanaan kredit dengan jaminan SK. Sebab dengan adanya asuransi itu, maka Perbankan akan berjalan sesuai dengan UU yang ada. Diharapkan huhungan antara kreditur maupun debitur akan berjalan seimbang dan terarah didalam peningkatan tingkat kesejahteraan, adapun ketentuan mengenai syarat-syarat terdapat dalam UU no 02/1992 mengenai asuransi di Indonesia.

IV. Penutup

A. KesimpulanKesimpulan yang dapat ditarik sehubungan

dengan hasil penelitian tentang tinjauan yuridis mengenai SK Pegawai Negeri sebagai jaminan kredit adalah sebagai berikut:1. Bahwa pelaksanaan kredit dengan jaminan SK

itu sudah diterapkan di wilayah Kecamatan Kapas dan Pegawai Negeri sebagai obyek yang utama merasa diuntungkan dengan adanya peraturan tersebut. Karena Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terutama dalam peningkatan sektor ekonomi dewasa ini telah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan sekali. Perkembangan itu diikuti oleh perkembangan yang ada sehubungan dengan sektor perbankan. Berkaitan dengan jaminan SK bila dikaitkan dengan pasal 1131 KUH Perdata sesuai dengan kenyataan yang ada yakin masing-masing saling berkaitan baik untuk kreditur maupun debitur. Sebab hubungan antara kreditur dengan debitur harus saling berkaitan di dalam kelancaran sarana perbankan yang ada di Indonesia. Adapun yang ditekankan disini adalah jaminan bersifat perorangan artinya untuk memberikan hak Verhaal kepada kreditur, kepada benda keseluruhan untuk memperoleh pemenuhan dari piutangnya.

2. Resiko yang dihadapi sehubungan dengan pelaksanaan kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri apabila diketahui nantinya debitur meninggal sebelum melunasi angsuran kreditnya maka hal yang paling mendasar adalah Bank dan/lembaga perbankan tidak mau dirugikan oleh debitur. Walau pelaksanaan itu Pegawai Negeri diberi asuransi akan tetapi

Page 13: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

13 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

asuransi tersebut hanya di berikan pada Pegawai Negeri yang telah berumur 60 tahun keatas. Sedang mengenai wanprestasi sampai saat ini belum pernah terjadi karena Bank dan/lembaga perbankan membuat peraturan yang sangat utama yaitu pemotongan gaji

B. Saran1. Agar sarana dan prasarana untuk bisa

ditingkatkan sehubungan dengan pelaksanaan tersebut. Karena kita ketahui bahwa pelaksanaan tersebut memang terasa penting untuk di lakukan, sebab Pegawai Negeri sebagai abdi masyarakat harus bisa di pandang lebih baik dari segi pemenuhan kebutuhan primer maupun sekunder. Karena kita ketahui selama ini Pegawai Negeri merasa kesulitan untuk mencari modal atau dana, oleh sebab itu dengan adanya peraturan tersebut maka Pegawai Negeri merasa di perhatikan, kemudian Pegawai Negeri itu berusaha untuk mengetahui sejauh mana penting dan manfaatnya pelaksanaan kredit dengan jaminan SK Pegawai Negeri.

2. Bank dan/lembaga perbankan dalam hal pemberian kredit penulis harapkan agar meningkatkan kualitas, terutama dalam bunga dan angsuran yang akan di bayar. Peningkatan pelayanan kepada Pegawai Negeri juga harus ditingkatkan dan informasi-informasi penting juga harus di beritahukan kepada nasabah agar

nasabah itu tahu akan hal-hal yang dianggap penting.

DAFTAR PUSTAKA

LITERATUR:Muchtarsyah Sinungan, Dasar-dasar dan Tekhnik

Managemen Kredit, PenerbitBinaAksara.R. TjiptoAtminugroho, Perbankan Masalah

Perkreditan, Penerbit Pradnya Paramita Jakarta 1978.

Sri Soedewi Masjchun Sofyan, S.H, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Penerbit Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman.

Thomas Suyatno, Dasar Perkreditan Edisi Pertama, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Thomas Suyatno, Djuhaepah T. Marala, Azhar Abdullah, Johan Thomas Aponno, C. TinonYuniantiAnanda, A. Chalik, Kelembagaan Perbankan Edisi Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

PERUNDANG UNDANGANKitabUndang-Undang HukumPerdata (KUHPdt)Undang undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan

Wahyuni Azis *

Jurusan Magister Ilmu Administrasi PublikUniversitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK

Peran pegawai negeri sipil dalam era globalisasi ini harus mampu melakukan perubahan pada setiap hal termasuk pada kemampuan teknologi yang semakin kompleks, pegawai negrei sipil dituntut untuk selalu adpatif terhadap perubahan lingkungan.

Seorang pemimpin organisasi memiliki andil yang sabgat besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pemimapin yang menentukan kemana arah organisasi mau dibawa dan bagaimana menggerakkan semua elemen yang ada dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapakan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1)apakah ada pengaruh secara simultan pada variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan.(2) apakah ada pengaruh secara parsial pada variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan, (3) variabel bebas yang mana yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial tentang kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan format deskriptif yang bertujaun menjelaskan, meringakan berbagai kondisi da situasi atau berbagai variabel yang ditimbulakn di masyarakat.

Page 14: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

14 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Dalam penelitian ini pengambilan sampel ditentukan berdasarkan Stratified Random Sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan strata dengan kategori baik, cukup dan kurang dengan dilakukan secara acak (random) sehingga ditetapkan sampel penelitian 2 SMAN di kabupaten Pamekasan dengan responden 2 kepala sekolah dan semua guru dari 2 sekolah tersebut.

Penyajian data hasil penelitian ini menggunakan analisis yang berupa analisis regresi berganda.Hasil penelitian ini adalah: (1) secara simultan variabel bebas berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai (2)

secara parsialkepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai (3) motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai (4) lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kineja pegawai (5)Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai (6) Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap lingkungan kerja pegawai (7) Variabel motivasi kerja yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap variabel kinerja pegawai.

Kata kunci : Pimpinan, Motivasi kerja, Lingkungan kerja, Kinerja pegawai

I. PengantarKeberhasilan pembangunan nasional harus

didukung sepenuhnya oleh kemampuan aparatur pelaksana yaitu pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara. Pegawai negeri sipil sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat, harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan keinginan dan harapan masyarakat. Kedudukan dan peran pegawai negeri sipil mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional, baik pembangunan fisik maupun non fisik.

Mengingat beberapa kenyataan tentang pentingnya peranan pegawai negeri sipil dalam pembangunan nasional diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan dijalankan. Peningkatan tersebut bertujuan untuk mengubah perilaku mereka menjadi perilaku yang lebih mampu melaksankan tugas disegala bidang, karena pada dasarnya perilaku manusia dapat mempengaruhi setiap tindakan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Perubahan perilaku yang merupakan hasil kualitas pegawai negeri sipil dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti misalnya : pendidikan, pelatihan, pembinaan, penyuluhan, motivasi dan pengaruh dari perilaku pemimpin. Bagi pegawai negeri sipil yang berada pada posisi yang relatif rendah atau bawahan, perubahan perilaku mereka lebih banyak dipnegaruhi oleh pemimpin atau atasan mereka.

Seorang pemimpin organisasi memiliki andil yang sangat besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pemimpin yang menentukan kemana arah organisasi mau dibawa dan bagaimana menggerakkan semua elemen yang ada dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan itu bukan masalah mudah, karena ada faktor manusia yang ada dalam organisasi yang sering kali memunculkan masalah yang rumit dan sulit dipecahkan dibandingkan masalah – masalah yang bersifat teknis.

Salah satu permasalahan penting bagi pimpinan dalam suatu organisasi ialah bagaimana memberikan motivasi kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Dalam hal ini pimpinan dihadapakan dalam suatu persoalan bagaimana dapat menciptakan situasi agara bawahan dapat memperoleh kepuasan secara individu dengan baik dan bagaimana cara memotivasi agar mau bekerja berdasarkan keinginan dan motivasi untuk berprestasi yang tinggi.

Bila seseorang termotivasi ia akan berusaha berbuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum tentu upaya yang keras itu akan menghasilkan produktivitas yang diharapkan, apabila tidak disalurkan ke arah yang dikehendaki organisasi. Untuk itu perlu upaya yang terarah dan konsisten untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Kajian EmpirisMassandi (2003) dalam laporan penelitiannya

merumuskan masalah tentang apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala badan pengawasan terhadap kinerja pada Badan pengawasan Kabupaten Sidoarjo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Maslow dengan variabel yang terdiri dari gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai sebagai variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan dengan skala likert yang menghasilkan dugaan sementara bahwa gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada badan pengawasan Kabupaten Sidoarjo. setelah pada pengolahan data yang telah dilakukan maka hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa gaya kepemimpinan partisipatif, suportif, directif dan achievement oriented mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai negri sipil pada badan pengawasan di Kabupaten Sidoarjo.

Sri Mulyadi (2005) menyatakan dari hasil dari penelitiannya kepemimpinan, komunikasi, pengawasan dan struktur Birokrasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pada pegawai kantor pelayanan pajak Pamekasan. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis korelasi ganda melalui teknik regresi.

Lingga P. Fajar (2008) menyatakan dari hasil penelitiannya bahwa secara simultan lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan secara parsial varaiabel lingkungan kerja fisik maupun non fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai.

Sementara R. Utomo Setiyono ( 2010) , dengan judul penelitian “ Pengaruh Kepemimpinan, motivasi, Kepuasan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas pertanian Kota Surabaya”. Teori variabel yang digunakan adalah teori perilaku yaitu teori kepemimpinan yang menjelaskan ciri – ciri perilaku seorang pemimpin dan ciri – ciri perilaku seorang bukan pemimpin, teori/ model kontingensi, Leader-

Page 15: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

15 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

participation model, Path-goal theory atau model arah tujuan, teori situasional, teori LMX ( Leader Member Exchange theory) dan teori Atribusi. Teknik analisis datanya model analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini bahwa kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, kepemimipinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja, motivasi kerja berpengaruh positif terhadap lingkungan kerja pegawai, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dan kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai.

Kajian Teoritis

KepemimpinanSiagian (1992:12 ) menyatakan kepemimpinan

adalah keterampilan dan kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah dari padanya dalam berfikir agar perilaku yang semula individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasi. Menurut Robbins ( 1993: 39) kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Hasan (1993:217) kepemimpinan adalah seorang yang mampu untuk memimpin para bawahan atau karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan serta mempunyai hubungan antara karyawan.

Pamuji (1995 : 9) kepemimpinan itu adalah suatu yang melekat pada diri pemimpin dan oleh karenanya kepemimpinan itu lalu dikaitkan dengan pembawaan, kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan ( capability) yang mana kesemuanya mengarah kepada ciri – ciri atau sifat - sifat tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan (activity) dari pemimpin, berhubung dengan itu kepemimpinan kemudian dikaitkan dengan posisi / kedudukan dan jenis perilaku tertentu, dan masih banyak lagi pendapat – pendapat tentang kepemimpinan.

Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko (1996) ada 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu : kecerdasan, kedewasaan sosial dan hubungan yang luas, motivasi diri dan dorongan berprestasi dan sikap – sikap hubungan manusiawi.

Efektifitas KepemimpinanKepemimpinan yang efektif adalah

kepemimpinan yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang menerjemahkan fungsinya dengan perilaku (Mahdi, 2001). Efektifitas proses kepemimpinan terletak pada wibawa, interaktif antara pemimpin dan pengikutnya. Kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu melaksanakan tugasnya dalam rangka memberikan arahan dan petunjuk, mewujudkan target bersama, mengembangkan, komitmen, dan menjaga kekuatan organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan yang efektif bukan hanya sekedar pusat kedudukan atau kekuatan tetapi

merupakan interaksi aktif dan efektif. Ada beberapa fungsi seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya (Mahdi, 2001) yaitu: (a) Membantu mencapai sasaran bersama, (b) selalu menggerakan bawahannya menuju sasaran – sasaran tersebut, (c) Mewujudkan interaksi dan keterikatan – keterikatan antar individu, (d) Memelihara kekuatan dan hubungan sesama.

Karakteristik KepemimpinanMahdi (2001), menyatakan bahwa ada

beberapa karakteristik kepemimpinan yang efektif, yaitu : (a) merupakan anggota yang baik dalam kelompok, (b) menyakini kapasitas masing – masing anggota, (c) mahir berinteraksi dengan bawahannya, (d) mampu menciptakan iklim kerja yang penuh toleransi. Karakteristik adalah ciri – ciri khusus atau suatu sifat khas yang dimiliki seseorang sesuai dengan perwatakan tertentu (Yasyin, 1997). Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manjerial yang kokoh ( Umar, 2005). Menurut Capman dalam Umar (2005), terdapat 5 landasan kepemimpinan yang kokoh, yaitu : Cara berkomunikasi, pemberian motivasi, kemampuan memimpin, pengambilan keputusan, kekuasaan yang positif.

Robert House dalam Robbins dan Coulter (2005) mengidentifikasikan adanya 4 perilaku pemimpin, yaitu : (a) Pemimpin yang direktif : memberikan kesempatan bawahannya untuk mengetahui apa yang diharapkan dari diri mereka, menjadwal pekerjaan yang harus dilakukan dan memberikan bimbingan spesifik tentang cara menyelesaikan tugas, (b) Pemimpin yang suportif : bersikap bersahabat dan peduli terhadap kebutuhan bawahannya, (c) Pemimpin yang partisipatif : berunding dengan bawahan dan menggunakan masukan – masukan dari mereka sebelum keputusan dibuat, (d) Pemimpin yang berorientasi prestasi : menentukan sasaran yang menantang dan memiliki harapan bahwa bawahannya bekerja pada tingkat yang paling tinggi.

Teori Kepemimpinan Teori perilaku adalah teori kepemimpinan yang

menjelaskan ciri – ciri perilaku seorang pemimpin dan ciri – ciri perilaku seorang bukan pemimpin. Ada berbagai aliran dan teori perilaku : (1) aliran Ohio State University, (2) aliran University of Michigan, (3) aliran The Managerial Grid. Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori situasional karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Leader – Participation Model ditulis oleh Vroom dan Yetton (1973). Model ini melihat teori kepemimpinan yang menyediakan seperangkat peraturan untuk menetapkan bentuk dan jumlah peserta pengambil keputusan dalam berbagai keadaan.

Path-Goal Theory atau model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan kepemimpinan sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para pengikutnya.

Page 16: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

16 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Sabardi (1997 : 170) menyatakan tentang teori kepemimpinan yang selalu menjadi topik bahasan, yaitu teori jalur tujuan (path-goal theori). Menurut teori ini para pemimpin dapat efektif karena kemampuannya meningkatkan para bawahan mereka, memberi motivasi kepada bawahan untuk berprestasi, memberi kepuasan pada bawahan dan pimpinan diterima oleh para bawahan

MotivasiMotivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Drs. Malayu SP. Hasibuan menyatkan bahwa motif adalah suatu rangsangan keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja bekerja seseorang;setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sementara Moekijat, menyatakan motif adalah suatu pengertian yang mengandung semua alat penggerak alasan – alasan atau dorongan – dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Bernard Berelson dan Gray A. Steiner menyatakan sebuah motif adalah suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir. Drs. Malayu SP. Hasibuan menyatakan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sementara Harold Koontz menyatakan bahwa motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Wayne F. Cascio menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya. Stephen P. Robbins menyatakan motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. American Encyclopedia, menyatakan bahwa motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan

pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Merle J. Moskowits menyatakan bahwa motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.

Metode, Model dan Proses MotivasiMetode – metode Motivasi terdiri dari : (a)

Metode langsung ( Direct Motivation ) dan (b) Motivasi tidak langsung (indirect Motivation ). Sedangkan model–model motivasi ada tiga macam yaitu : (a) Model tradisional, (b) Model hubungan Manusia, (c) Model sumber daya manusia.

Proses motivasi yang terjadi terkadang tidak melihat apa yang harus dilakukan dalam memotivasi karyawan atau bawahan sehingga tujuan yang dicapai tidak sampai pada target yang ditentukan. Proses – proses motivasi yang dapat dilakukan oleh seorang pimpinan adalah: a) mengetahui tujuan, b) mengetahui kepentingan , c) Komunikasi yang efektif, d) integrasi tujuan, e) fasilitas dan f) team work.

Teori MotivasiTeori motivasi dikelompokkan atas : (a) Teori

Kepuasan (Content Theory) dan (b) Teori Proses (Process Theory). Teori Kepuasan (Content Theory) ini dikenal antara lain: 1) Teori Motivasi Klasik oleh F.W. Taylor, 2) Maslow’s Need Hierarchy Theory (A Theory of Human Motivation) oleh A.H. Maslow, 3) Herzberg’s Two Factor Theory oleh Frederick Herzberg., 4) Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory oleh Mc. Clelland., 5) Alderfer’s Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory oleh Aldefer., 6) Teori Motivasi Human Relation dan 7) Teori Motivasi Claude S. George.

Lihat dan perhatikan gambar hierarchy kebutuhan berikut.

MASLOWS NEED HIERARCHY THEORY

1.Physiological needs

2. Security of Safety

3. Affiliation of acceptance

4. Esteem or status

Self-actualizatoin

Pemuas kebutuhan-kebutuhan

Ting

kat-t

ingk

at k

ebut

uhan

Page 17: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

17 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Gambar 1 . Teori kebutuhan Maslow

Maslow berpendapat (dalam Gibson, et al, 1986:92) : Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingakt yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri.

Perbedaan antara Maslow’s Need Hierarchy Theory dengan Herzberg’s Two Factors Motivation Theory, yaitu:

1. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia itu terdiri dari lima tingkat (Physiological, Safety, Affiliation, Esteem and Self Actualization), sedang Herzberg mengelompokkannya atas dua kelompok (Satisfiers and Dissatisfiers).

2. Menurut Maslow semua tingkat kebutuhan itu merupakan alat motivator, sedang Herzberg (gaji, upah dan yang sejenisnya) bukan alat motivasi, hanya merupakan alat pemeliharaan (Dissatisfiers) saja; yang menjadi motivator (Satisfiers) ialah yang berkaitan langsung dengan pekerjaan itu.

3. Teori Maslow dikembangkannya hanya atas pengamatan saja dan belum pernah diuji coba

kebenarannya, sedang teori Herzberg didasarkan atas hasil penelitiannya.

Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer seorang ahli dari Yale University. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A. H. Maslow.ERG Theory ini oleh para ahli dianggap lebih mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta-fakta empiris. Alderfer mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang utama, yaitu: Kebutuhan akan Keberadaan (Existence Needs); Kebutuhan akan Afiliasi (Relatedness Needs); dan Kebutuhan akan Kemajuan (Growth Needs).

Teori Motivasi Proses Teori motivasi proses ini pada dasarnya

berusaha untuk menjawab pertanyaan “bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu”, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Teori Motivasi Proses ini, dikenal atas: (a) Teori Harapan (Expectancy Theory); (b) Teori Keadilan (Equity Theory); (c) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory).

Prinsip Teori Harapan adalah :1. P = f (M x A)

2. M = f (V1 x E)3. V1

= f (V2 x I)

Keterangan:P = Performance V = Valence/NilaiM = Motivation E = ExpectancyA = Ability I = Instrumentality1. P = f (M x A)Performance (P = Prestasi) adalah fungsi (f) perkalian antara motivasi (M), yakni kekuatan dan kemampuan (A).2. M = f (VI E)Motivasi adalah fungsi (f) perkalian antara valensi (V1) dari setiap perolehan tingkat pertama (V1) dan Expectancy (E = harapan) bahwa perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu perolehan tingkat pertama. Jika harapan itu rendah maka motivasinya kecil.3. V1 = f (V2 x I)Valensi yang berhubungan dengan berbagai macam perolehan tingkat pertama (V1), merupakan fungsi (f) perkalian antara jumlah valensi yang melekat pada semua perolehan tingkat kedua (V2) dan Instrumentality (I) atau pertautan antara pencapaian perolehan tingkat kedua.

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas dan selalu berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu lingkungan kerja menjadisalah satu indikasi terhadap peningkatan dan penurunan prestasi kerja atau kinerja pegawai. Lingkungan kerja juga mempengaruhi efisiensi dan efektifitas kerja pegawai untuk mencapai tujuan perusahaan. kemudian kinerja pegawai dapat mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan.

Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada di sekitar pegawai. lingkungan fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu : a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai dan b) Lingkungan perantara.

Kinerja Pegawai

Page 18: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

18 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlakau terhadap pekerjaan yang bersangkutan, dengan demikian ukuran dari kinerja itu sendiri sangat subyektif dan relatif. Biasanya orang yang mempunyai kinerja tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berkinerja rendah. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi

Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas

efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Kerangka Konseptuan dan HipotesisDari kajian pustaka dapat diketahui bahwa

produktifitas kinerja pegawai nampaknya sudah menjadi salah satu hal penting dalam kelangsungan hidup suatu organisasi.Penelitian ini berusaha menunjukkan secara empirik bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja pegawai.

Gambar 2. Kerangka Konseptual Penelitian

HipotesisBerdasarkan kerangka konseptual penelitian diatas maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut:(a) Diduga ada hubungan secara simultan pada

variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil SMA Negeri 1 Pakong dan SMA negeri 4 Pamekasan.

(b) Diduga secara parsial ada hubungan antara variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan.

(c) Diiduga ada variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat.

Metodologi PenelitianBerdasarkan latar belakang, perumusan

masalah yang ada maka penelitian ini menggunakan metode penelitian survey yaitu metode yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama. Data yang digunakan harus terukur dan akan menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif yaitu berupa data primer hasil kuesioner dari responden Pegawai Negeri Sipil SMAN 1 Pakong dan SMAN 4 Pamekasan.

Diagram alir penelitian dapat digambarkan seperti gambar 3 :

KEPEMIMPINAN

MOTIVASI KERJA

LINGKUNGAN KERJA

KINERJA KARYAWAN

H1

H2

H3

H4

H5

Studi Pendahuluan:Kepemimpinan

Motivasi kerja

Lingkungan kerja

Kinerja pegawai

Rumusan Masalah

Hipotesis

Menentukan dan menyusun instrumen

Mengumpulkan data (primer dan sekunder)

Teknik pengumpulan data

Analisis deskriptif Kuantitatif

Tesis

Fakta yang ada saat ini (empiris) :Hasil penelitian pendahulu

Banyak guru yang malas mengajar

Kepala sekolah lemah dalam membuat kebijakan atau keputusan

Sulit untuk memberikan reward/penghargaan

Pemberian sanksi/hukuman bersifat diskriminasi terkadang tidak jelas

Kurang jelas

Page 19: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

19 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Gambar 3. Diagram Alir penelitian

Jenis dan Sumber DataJenis data dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Data diperoleh dari jawaban responden yang diukur menggunakan skala likert dengan nilai sampai dengan 5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. (disebut sebagai variabel penelitian). Disamping itu data diperkuat dengan mewawancarai beberapa respondenuntuk menambah keakuratan data.

Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer ini diperoleh secara langsung dari responden yaitu para kepala sekolah dan guru di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan. Selain data primer, dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder yang diperoleh dari SMAN Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan serta dari dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Pamekasan. Data sekunder berupa data tentang isi dan profil sekolah masing – masing.

Teknik pengumpulan dataTeknik yang digunakan untuk mendapatkan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan angket dan dokumentasi.Angket disebar kepada guru – guru di SMA Negeri Pamekasan sebagai responden.Angket disusun dalam bentuk ceklist (tabel) sehingga mempermudah responden untuk menjawab dengan menceklis saja.. Data – data mengenai nama kepala sekolah beserta identitasnya dilengkapi dengan data sekolah yang dipimpinnya diraih dengan menggunakan metode dokumentasi.

Teknik Analisis DataData dianalisis dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Data yang terkumpul dianalisis dengan bantuan statistik, prosentase danvisualisasi grafik kemudian data dianalisis dengan perbandingan

dengan standar yang ada. Selain itu juga teknik analisis data juga menggunakan analisis data kualitatif dengan mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (model Miles Huberman: data kualitatif).

Reduksi dilakukan dengan mengumpulkan data dari lapangan, kemudian data yang bersesuaian dijadikan satu sedangkan data – data yang tidak bersesuaian dengan tujuan penelitian disendirikan.Data yang bersesuaian disajikan dan dipaparkan secara detail.Untuk melengkapi data terkadang mengambil kembali data – data yang tidak bersesuaian kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

Rumus regresi berganda adalah :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3.................βnXn

+ e

Y = Kinerja pegawaiX1 = KepemimpinanX2 = Motivasi KerjaX3 = Lingkungan KerjaXn = Variabel Prediktor Faktor – faktor

berpengaruhα = Konstantaβ1,β2.β3 = Koefisien regresie = Variabel pengganggu

Hasil Pembahasan dan Analisis Data

Deskripsi Variabel PenelitianDalam penelitian ini variabel beba terdiri dari kepemimpinan(X1), Motivasi (X2), dan lingkungan kerja (X3), sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja (Y) pegawai negeri sipil. Pada masing variabel bebas item berjumlah 10 item sehingga keseluruhan item berjumlah 40 item. 30 item untuk variabel bebas (X) dan 10 untuk variabel terikat (Y).

Variabel kepemimpinan

Berikut tabel distribusi frekuensi variabel kepemimpinan (X1) berdasarkan data dari jawaban responden.Tabel 1

Frekuensi Variabel Kepemimpinan (X1)

No J. Indikator

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10

Page 20: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

20 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

R f % f % f % f % F % F % F % F % f % F %

1. TB - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2. KB 2 1.6 15 12.

2- - - - - - - - - - - - - - - -

3. CB 20 16 30 24 25 20.

5 20 16 30 24 20 16 25 20.5 32 26.2 25 20.

5 42 34.4

4. B 50 40.2 45 36.

9 50 40.9 60 49 26 21 50 40.

9 45 36 50 40.9 47 38.5 55 45

5. SB 50 40.2 32 26.

2 47 38,5 42 34.

4 66 54 52 42.6 52 42.

6 40 32.7 50 40.9 25 20.

5Sumber : hasil pengolahan Kuesioner

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat tanggapan responden tentang variabel kepemimpinan 66 responden (54%) menjawab sangat baik tentang cara mengarahkan tugas yang dilakukan oleh pemimpin, 55 responden (45%) menjawab baik tentang pemimpin yang sering memberikan pengarahan pada bawahannya.

Variabel motivasi kerja

Berikut tabel distribusi frekuensi variabel motivasi kerja (X2) berdasarkan data dari jawaban responden.

Tabel 2Frekuensi Variabel Motivasi Kerja

NoJ.

R

Indikator

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10

f % f % f % F % F % F % F % F % f % F %

1. TB - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2. KB - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -3.

CB 17 13.9 32 26.2 47 38,5 42 34.4 10 8.19 52

42.6

52 42.6 40 32.7 50

40.9

25 20.5

4. B 60 49 45 36.9 50 40.9 60 49 62 50.8 50

40.9

45 36 50 40.9 47

38.5

50 40.9

5.

SB 45 36 32 26.2 25 20.5 42 34.4 50 40.9 52

42.6

55 45 40 32.7 50

40.9

25 20.5

Sumber : Hasil pengolahan kuesioner

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden tentang variabel Motivasi kerja 62 responden (50.8%) menjawab baik tentang pemberian penghargaan yang dilakukan oleh pemimpin pada pegawai yang berprestasi, 60 responden (49%) menjawab baik tentang jenjang karier pegawai.

Variabel Lingkungan kerja

Berikut tabel distribusi frekuensi variabel lingkungan kerja (X3) berdasarkan data dari jawaban responden.

Tabel 3 . Frekuensi Variabel Lingkungan Kerja (X3)

Page 21: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

21 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

NoJ.

R

Indikator

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10

f % f % f % F % F % F % F % F % f % F %

1. TB - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2. KB 20 16 - - - - - - 20 16 10 - - - - - - - 15 12.33.

CB 17 13.9 32 26.

2 20 20.5 42 34.4 20 16 17

13.9

20 16 40 32.7 47

38.5

20 16

4. B 60 49 45 36.9 47 38.

5 60 49 40 32.8 45

36.8

40 32.8 42 34.4 25

20.5

40 32.7

5.

SB 25 20.5 45 36.

9 50 40.9 42 34.4 42 34.

4 50

40.9

62 50.8 40 32.7 50

40.9

47 38.5

Sumber : Hasil pengolahan kuesioner

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden tentang variabel lingkungan kerja 62 responden (50.8%) menjawab sangat baik tentang keprofesionalan pegawai yang dinilai oleh pemimpin, 60 responden (49%) menjawab baik tentang pola kepemimpinan yang

ditunjukkan dan dilakukan oleh pemimpin, 60 responden (49%) menjawab baik tentang suasana kekeluargaan yang tercipta di lingkungan sekolah.

Variabel Kinerja

Berikut tabel distribusi frekuensi variabel kinerja (Y) berdasarkan data dari jawaban responden.Tabel 4. Frekuensi Variabel Kinerja (Y)

NoJ.

R

Indikator

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10

F % f % f % F % F % F % F % F % F % F %

1. T

B

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2. KB - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3.CB 27 22 32 26

.2 47 38,5

25

20.4 12 9.

8 30

24.6

37 30 40 32.7 20 1

625

20.5

4. B 45 36.9 45 36

.9 50 40.9

50

40.9 60 49 40

32.8

45 36.9 50 40

.9 40

33.8

50

40.9

Page 22: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

22 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

5.SB 50 40

.9 45 36.9 25 20

.547

38.5 50 40

.9 52

42.6

50 40.9 40 32

.7 62

50.8

47

38.5

Sumber : Hasil pengolahan kuesioner

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden tentang variabel kinerja 60 responden (49%) menjawab baik tentang efektifitaspengelolaan manajemen kantor atau sekolah, 62 responden (50.8%) menjawab sangat baik tentang loyalitas pegawai terhadap pimpinan.

Kuesioner yang telah dibuat harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengumpulan data awal (pre-test). Data awal minimal 30 responden. Hal ini untuk memenuhi kurva normal ( n ≥ 30 ).

Formula atau rumus yang digunakan pada uji validitas, berdasarkan korelasi antara skor variabel dengan jumlah skor variabel, sebagai berikut :

Dalam uji reliabilitas penulis menggunakan alat uji Alpha Cronbach dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

Dimana :CA= Koefisien Alpha Cronbach / reliabilitas internal seluruh instrumenk= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soalSigma b kuadrat = jumlah varian butirSigma t kuadrat = varian total

Pembahasana. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja

Dari pendekatan teori yang ada tentang kepemimpinan teori tingkat kebutuhan Maslow ( kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri) yang bisa dijadikan model atau pedoman bagi pemimpin dalam mengembangkan sistem motivasi yang paling efektif.

BerdasarkanDari hasil uji statistik diperoleh t hitung = 1.990 lebih besar dari t tabel = 1.98. selain itu

tingkat signifikansinya sebesar .049 < 0.05 ( > α )

dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan (X1) terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan (Y) dapat diterima atau terbukti.b. Pengaruh motivasi kerja terhadp kinerja

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan

mencapai sasaran kepuasan. Yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya pada umumnya adalah sesuatu yang mempunyai arti penting bagi dirinya sendiri dan bagi instansi.

Dari hasil tabel 5.10Variabel motivasi kerja

(X2), nilai = .017

Dari hasil uji statistik diperoleh t hitung = 2.420 lebih besar dari t tabel = 1.98. selain itu tingkat

signifikansinya sebesar .017 < 0.05 ( > α ) dengan

demikian hipotesa yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan (Y) dapat diterima atau terbukti.c. Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Kinerja

Lingkungan kerja berpengaruh pada keharmonisan dan kondusif pada upaya menyatukan keinginan pegawai dan kepentingan organisasi, agar tercipta kerja sama yang serasi serta saling menguntungkan. Lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan hubungan antar manusia, motivasi, dan

Page 23: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

23 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

yang lainnya. Lingkungan merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan bagi pegawai maupun organisasi.

Dari hasil tabel 5.10 varaibel Lingkungan kerja

(X3), = 2.054, uji statistik diperoleh t hitung =

2.054 lebih besar dari t tabel = 1.98. selain itu tingkat

signifikansinya sebesar .049 < 0.05 ( > α ) dengan

demikian hipotesa yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel lingkungan kerja (X3) terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan (Y) dapat diterima atau terbukti.

d. Pengaruh KinerjaKinerja merupakan sarana pendorong bagi

peningkatan produktifitas kerja dan tercapainya tujuan organisasi. Untuk itu kesadaran meningkatkan kinerja harus dibina dan perlu mendapatkan perhatian, karena pada dasarnya tujuan mereka bekerja akan banyak mempengaruhi kesadaran mereka untuk dapat meningkatkan kinerja mereka masing – masing.

Dalam memahami kinerja, salah satu yang efektif untuk meningkatkan kinerja dengan jalan menciptakan kondisi orang Favourable (menyokong) untuk terciptanya basic personal needs (kebutuhan pokok individu) seseorang sebaliknya tidak ada kondisi yang favourable ini akan menghalangi terpenuhinya berbagai basic personal needs yang berarti pula akan menghalangi kemungkinan terbentuknya berbagai kinerja seseorang. Kondisi yang menghalangi terpenuhinya basic personal needs tersebut antara lain adalah berbagai kelemahan organisasi dan manajemen.

Dengan demikian untuk mencapai kondisi organisasi yang baik dan selalu berkembang yang disertai dengan tingginya produktivitas kerja. Yang perlu diperhatikan bagi seseorang pimpinan adalah kebutuhan – kebutuhan yang diinginkan oleh bawahan, sehingga timbul iklim kerja yang baik di dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong peningkatan prestasi kerja.

Berdasarkan tabel Uji Determinan (R2) dapat disimpulkan sebagai berikut :Nilai koefisien determinasi

= .788 (78.8%) artinya variabel – varaiabel bebas

secara bersama – sama dapat mempengaruhi variabel terikat, selebihnya sebesar 22,20% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Ketiga variabel bebas memiliki hubungan yang kuat dengan varaibel terikatnya, hal ini

ditunjukkan oleh nilai R sebesar . yang artinya

hubungan variabel bebas dengan terikat sangat signifikan.

KesimpulanDari hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :1. Ada pengaruh secara simultan antara variabel

kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan hidup terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan

2. Ada pengaruh yang signifikanantara kepemimpinan dengan kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan

3. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan.

4. Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan.

5. Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan

6. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan lingkungan kerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan

7. Yang berpengaruh di antara variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di SMA Negeri 1 Pakong dan SMA Negeri 4 Pamekasan adalah motivasi kerja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suhasimi, (1997), “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Yogyakarta.

2. Hasibuan Malayu, (1996) “Organisasi Dan Motivasi”, Bumi Aksara

3. Handoko Martin, (1992), “Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku”, Kanisius, Yogyakarta.

4. Singarimbun Masri dan Sofian Effendi, (1999), “Metode Penelitian Survey”, LP3ES, Jakarta.

5. Sugiyono, (1997), “Metode Penelitian Administrasi”, Edisi Kelima Alfa Beta, Bandung.

6. Mahsun, Mohammad, (2006), “Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama”, BPFE, Yogyakarta.

7. Handoko Martin, (1992),Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Kanisius, Yogyakarta

8. Suryabrata Sumadi, (2010), Metodologi Penelitian,divisi buku Perguruan Tinggi PT. RajaGrafinda Persada, Jakarta

9. Brahmasari, Materi kuliah, Metodologi Penelitian Administrasi, Program Studi magister Ilmu Administrasi Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Page 24: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

24 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

Peningkatan Kemampuan Dalam Menggambar Dengan Media Krayon Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Anak Didik Kelompok B RA Muslimat NU 02 Tuban

Yuni Mugi Astuti *)Program Studi PG PAUD Unirow Tuban

ABSTRAK

Berdasarkan dengan pengembangan kemampuan seni bagi anak RA/TK maka pembelajaran seni merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus. Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan seni. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil.

Kemampuan dalam menggambar dengan media krayon (menggambar orang dengan, lengkap, pemandangan yang ada di sekitar) dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pemberian tugas melalui media krayon.Pada pendidikan anak usia dini (RA/TK) sebgaian besar anak belum mampu menggambar dengan baik dikarenakan kurangnya latihan baik dari orang tua/ guru. Anak kurang berani menuangkan ide tentang pengalamannya dalam menggambar / belum mampu menyampaikan ide/ gagasan tanpa bantuan guru. Proses pembelajaran di RA Muslimat NU 02 pada Kelompok B, perlu dukungan dan bantuan dari para wali murid agar pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Kata kunci : peningkatan kemampuan, media krayon, pemberian tugas

Page 25: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

25 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

I. PendahuluanMembangun kreativitas anak merupakan

bagian dari pendidikan anak sejak dini, sedangkan pendidikan sangat penting bagi kita semua sebab anak merupakan generasi penerus untuk dapat mewujudkan keberhasilan pendidikan dimana termasuk didalamnya adalah membangun kreativitas anak maka tanggung jawab itu terletak pada orang tua itu sendiri disamping guru sebagai pembimbing guru adalah salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting juga. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Dewasa ini tanggung jawab itu menjadi semakin penting mengingat banyaknya pengaruh kehidupan sosial baik itu berupa pengaruh dari media masa, tayangan televisi dan radio atau tempat-tempat yang dilegalisasi untuk pelecehan moral jika orang tua ataupun guru tidak siaga maka akan mengakibatkan fatal pada jiwa anak sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar.

Karena itu guru harus dapat membuat suatu pembelajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga pembelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mengetahui bahan pembelajaran tersebut. Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi perkerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.

II. Kajian Teori

A. Media Gambar1. Pengertian

Media gambar adalah segala suatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang berbentuk gambar secara kongkrit. Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi sehingga media gambar dapat digunakan dalam pembelajaran.

Drs. Aristo Rahadi (tentang media pembelajaran, 2003), menurut Gagne mengartikan bahwa media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar, senada dengan itu Briggs (tentang media

pembelajaran, 2003) mengartikan bahwa media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Media gambar dapat disebut dengan alat peraga, alat peraga dapat digunakan untuk memperagakan fakta, konsep secara nyata.

2. Jenis-Jenis Gambara. Gambar Konkrit

Gambar konkrit adalah :1) Gambar yang mudah diterima oleh

anak2) Gambar seperti benda sebenarnya3) Bisa dicontoh anak

b. Gambar AbstrakGambar Abstrak adalah :1) Gambar yang sifatnya luas2) Sulit diterima oleh anak3) Gambar tidak jelas untuk anak usia

dini3. Fungsi Media Gambar

Fungsi media gambar sebagai berikut :1) Sebagai media yang dapat menarik

perhatian anak2) Sebagai media yang dapat membantu

guru dalam proses belajar mengajar3) Sebagai media yang sangat dibutuhkan

agar tercapai tujuan pendidikan4) Sebagai media yang kongkrit dan musah

dimengerti.Berdasarkan dengan pengembangan

kemampuan seni bagi anak RA/TK maka pembelajaran seni merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus. Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan seni. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil.

B. KrayonKrayon adalah peralatan gambar yang dibuat

dari lilin berwarna, air dan talk/ kapur. Krayon banyak digunakan oleh anak-anak untuk menggambar dan seniman juga menggunakannya.

Jenis krayon bervariasi dari jumlah warna modelnya. Serta ada krayon yang dapat diputar seperti lipstick sehinnga jika digunakan tangan tidak kotor dan anakpun lebih leluasa dalam menuangkan kreasinya dalam memberikan pencampuran warna pada gambar mereka.

C. Metode Pemberian TugasMetode pemberian tugas ialah metode

yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.

Metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran agar anak mencapai

Page 26: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

26 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

kompetensi yang diterapkan di RA/TK antara lain sebagai berikut :

1. Metode BerceritaMetode bercerita ialah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan anak secara lisan.

2. Metode Pemberian TugasMetode pemberian tugas ialah metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.

3. Metode bercakap-cakap Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya dapat antara anak dengan guru atau anak dengan anak.

4. Metode Tanya JawabMetode tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu pada anak.

5. Metode Karya Wisata Metode karya wisata dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema.

6. Metode Demontrasi Metode demontrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan.

7. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran Metode sosiodrama ialah cara memberikan pengalaman kepada anak melalui bermain peran.

8. Metode EksperimenMetode eksperimen ialah cara memberikan pengalaman pada anak dimana anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya.

9. Metode ProyekMetode proyek ialah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan

Sedangkan seni rupa sendiri sebagai satu cabang kesenian memiliki peranan yang cukup penting di dalam kehidupan manusia. Seni rupa sering disebut dari unsur-unsur rupa.A. Unsur-unsur Rupa (Unsur Desain)

1. Unsur GarisPada dunia seni rupa kehadiran

“Garis” bukan saja hanya sebagai garis tetap kadang sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis lebih tepatnya disebut goresan. Garis mempunyai peranan sebagai garis yang kehadirannya sekedar untuk memberi tanda dari bentuk logis, seperti yang terdapat pada ilmu-ilmu pasti. Garis mempunyai peranan sebagai lambang yang kehadirannya

sebagai lambang informasi yang sudah merupakan pola baku dalam kehidupan sehari-hari. Garis merupakan simbol ekspresi dari ungkapan seniman. Unsur garis disamping memiliki peran juga mempunyai sifat formal dan non formal

2. Unsur Shape (Bangun)Shape ialah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur.

3. Texture (Rasa Permukaan Bahan)Texture adalah rupa yang

mewujudkan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.

4. Unsur WarnaSebagai salah satu elemen atau

medum seni rupa, merupakan unsur susun yang sangat penting baik dibidang seni rupa maupun seni terapan. Standar warna dialternatifkan oleh Albert H. Munsel (1912) menyempurnakan system dari angka-angka warna dan terminologinya. Berdasarkan atas penyelidikan pada standarisasi warna yang dapat digunakan untuk aspek-aspek fisik dan psikologi, system Munsel mendasarkan pada dimensi kualitas warna yaitu :a. Hue

Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dan sebagainya. Munsel memilih 5 hue yang merupakan warna dasar yaitu : merah, kuning, hijau, biru, ungu.

b. Value Value secara teoritis membicarakan tentang kegelapan dan kecerahan daripada warna. Menurut Munsel ada II tingkatan value netral termasuk putih dan hitam yang secara teoritis bukan warna tetapi mempunyai hubungan dengan warna.

c. Intensity / ChromaIntensity/ chroma diartikan sebagai gejala kekuatan / intensitas warna (jernih / suramnya warna).

Page 27: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

27 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

5. Ruang dan WaktuRuang dalam unsur rupa

merupakan wujud tiga matra yang mempunyai panjang, lebar dan tinggi. Untuk meningkatkan diri suatu matra ke matra yang lebih tinggi dibutuhkan waktu, sehingga untuk menghayati dan memahami unsur-unsur rupa di dalam karya seni tetap dibutuhkan waktu. Ruang dalam seni rupa dibagi atas dua macam yaitu ruang nyata dan ruang semu. Ruang semu artinya indera penglihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada kanvas dua matra seperti yang dapat kita lihat pada karya lukis, karya

desain, karya ilustrasi dan pada layar film.

III. Hasil dan Pembahasan1. Proses Pelaksanaan Siklus I

Pada proses pelaksanaan pengamatan siklus I diberikan kemampuan yang sama terhadap semua anak, yaitu memberi motivasi dan pancingan agar anak mau menggambar dengan baik.Table Penelitian Siklus IBidang pengembangan : kemampuan seniKompetensi dasar : mampu

mengekspresikan diri melalui media dalam berkarya seni

Hari/ Tanggal : Kamis, 10 November 2011

Tabel 1. Hasil pengamatan pada proses pengamatan anak menggambar siklus I.

No. Nama Anak Kemampuan Menggambar Secara SederhanaA B C D E F

1. Revania Maharani √ √2. Siti Saniyah √ √3. Prayoga Ubaidilah √ √4. Rahmad Afandi √ √5. Ahmad Atiq As’ad √ √6. Ahmad zulfan Al-Farizi √ √7. Shavana Widya Azahra √ √ √8. Ahmad Khoiril Hidayah √ √9. Nora Agustina √ √10. Fernanda Ayu W. √ √11. Maulida Jazila √ √ √12. Vita Amelia √ √ √ √13. M. NAjwa Putra F √ √14. Elysa Filatuzzahra √ √ √15. Dony Lisnawan √ √16. Hilda Wardah √ √17. Zulfa Nurul Afifah √ √18. Fergi Agung Saputra √ √19. Salma Ramadhani √ √ √20. Laila Putri Ramadhan √ √Jumlah 6 5 4 14 10 7Prosentase 30% 25% 20% 70% 50% 35%

Keterangan :A : Anak yang mampu menggambar sederhana dengan media krayon dengan baikB : Anak yang mampu menyebutkan jenis warna dengan jelasC : Anak yang mampu menggabungkan warna sesuai dengan materi gambarD : Anak belum mampu menggambar sederhana dengan baikE : Anak belum mampu menyebutkan jenis warna dengan jelasF : Anak belum mampu menggabungkan warna sesuai dengan materi gambar.

Berdasarkan pengamatan pada siklus I diperoleh hasil masih jauh dari harapan didapatkan 30% anak yang mampu menggambar dengan media krayon dengan baik. Angka itu diperoleh 6 siswa dari 20 siswa yang

ada di Kelompok B menunjukkan mampu menggambar dengan media dengan baik. 70% anak belum mampu menggambar sederhana dengan media krayon dengan baik. Angka itu diperoleh 14 siswa dari 20 siswa yang

Page 28: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

28 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

ada di Kelompok B menunjukkan tidak mampu menggambar dengan media krayon dengan baik

.

Tabel Penelitian Siklus IIBidang pengembangan : kemampuan dalam seniKompetensi dasar : anak mampu mengekspresikan diri melalui media dalam berkarya seniHari/ Tanggal : Kamis, 17 November 2011

Tabel 2. Hasil pengamatan pada proses pengamatan anak menggambar siklus II.

No. Nama Anak Kemampuan Menggambar Secara SederhanaA B C D E F

1. Revania Maharani √ √ √2. Siti Saniyah √ √ √3. Prayoga Ubaidilah √ √ √4. Rahmad Afandi √ √ √5. Ahmad Atiq As’ad √ √ √6. Ahmad zulfan Al-Farizi √ √ √7. Shavana Widya Azahra √ √ √8. Ahmad Khoiril Hidayah √ √ √9. Nora Agustina √ √ √10. Fernanda Ayu W. √ √ √11. Maulida Jazila √ √ √12. Vita Amelia √ √13. M. Najwa Putra F √ √14. Elysa Filatuzzahra √ √ √15. Dony Lisnawan √ √ √16. Hilda Wardah √ √ √17. Zulfa Nurul Afifah √ √ √18. Fergi Agung Saputra √ √ √19. Salma Ramadhani √ √ √20. Laila Putri Ramadhan √ √ √Jumlah 15 14 14 5 5 5Prosentase 75% 70% 70% 25% 25% 25%

Berdasarkan data tabel di atas diketahui dari 20 anak yang mampu menggambar dengan media krayon dengan baik ada 75 % anak yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Sebagian lain 25% anak masih perlu bantuan guru dalam menggambar dengan media karayon dengan sederhana.

IV. Penutup

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan permasalahan

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Kemampuan dalam menggambar dengan

media krayon (menggambar orang dengan, lengkap, pemandangan yang ada di sekitar) dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pemberian tugas melalui media krayon.

2. Pada pendidikan anak usia dini (RA/TK) sebgaian besar anak belum mampu

menggambar dengan baik dikarenakan kurangnya latihan baik dari orang tua/ guru.

3. Anak kurang berani menuangkan ide tentang pengalamannya dalam menggambar / belum mampu menyampaikan ide/ gagasan tanpa bantuan guru.

4. Proses pembelajaran di RA Muslimat NU 02 pada Kelompok B, perlu dukungan dan bantuan dari para wali murid agar pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

B. Saran-saranDari hasil analisis yang sudah disimpulkan,

maka untuk pengembangannya perlu dilakukan sebagai berikut :1. Guru perlu memberikan kebebasan pada anak

untuk berkreatifitas.2. Metode yang digunakan harus sesuai dengan

kemampuan yang hendak dicapai.

Page 29: karyailmiahdosenunisla.files.wordpress.com · Web viewHak untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas data debitur yang berkaitan dengan kredit yang diberikan kreditur. Hak untuk

29 | J u r n a l K a r y a P e n d i d i k a n V o l 1 N o 1 A p r i l 2 0 1 4

3. Guru dan orang tua hendaknya bekerja sama dalam mendidik anak agar tujuan pendidikan tercapai.

PustakaDepdikbud . 1995. Program Kegiatan Belajar Taman

Kanak-Kanak, Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB)

Depdikbud. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Depdikbud. 1996. Mendidik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta

Depdikbud. 2003. Media Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Jakarta

Depdikbud. 1996. Didaktik / Metodik. Umum. Jakarta