K5 model fungsional
-
Upload
super-yoni -
Category
Data & Analytics
-
view
94 -
download
3
Transcript of K5 model fungsional
PendahuluanPersamaan model linier:
Y = b1 + b2 X + u ;
dimana:
X menyatakan harga gula pasir per Kg
Y menyatakan kuantitas yang diminta.
Berapa permintaan jika harga gula pasir = 0 rupiah?
Apa mungkin suatu komoditi berharga 0 rupiah?
Apa logis bila harga gula pasir per Kg = 0, maka permintaan hanya sebesar b1?.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka akan dipelajari model yang merupakan bentuk-bentuk fungsional dari model regresi.
Model log-log Model ini juga dikenal dengan: Model Double Log dan Model Konstan
Elastisitas
Menurut suatu teori ekonomi, hubungan antara kuantitas yang diminta dan harga suatu komoditas mempunyai bentuk sebagai berikut:
Y X eu 1
2 Y : kuantitas
X : harga
1, 2 : parameter-parameter
u : error
Model diatas mirip dengan Fungsi Produksi (Model Cobb Douglas)
Model tidak linier baik variabel Sulit diestimasi
Untuk mempermudah, model ditransformasi
Hasil transformasi logaritma:lnY = ln 1 + 2 ln X + u
Transformasi dilakukan pada dua sisi Model Log-Log
Redefinisi Model :
Y* = 1* + 2* X* + u*
Dimana:
Y* = ln Y
X* = ln X
1* = ln 1
2* = 2
u* = u
Redefinisi model menunjukkan bahwa model sesungguhnya merupakan model regresi linier 1* dan 2* dapat ditaksir dengan OLS.
Keistimewaan Model Log-Log
dibandingkan dengan Model Linier: Slope 2 dalam Model Log-Log menyatakan elastisitas Y terhadap X,
yaitu ukuran persentasi perubahan dalam Y bila diketahui perubahan persentasi X. Dengan perkataan lain, bila Y menyatakan kuantitas yang diminta dan X menyatakan harga komoditas per unit, maka 2menyatakan elastistas harga dari permintaan.
1 dan 2 juga bisa diinterpretasikan dengan mengembalikan model ke bentuk semula. Jadi, 1 dan 2 di interpretasikan melalui e1 dan e2. Model tersebut juga menunjukan bahwa bila harga komoditi mahal sekali, maka permintaan akan minimal, yaitu e1, dan bila harga murah sekali, maka permintaan maksimal.
Harga tidak akan pernah mencapai nilai nol. Sehingga dapat dikatakan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam regresi linier dapat teratasi dengan fungsi ini.
Fungsi Permintaan dan Harga
Q
1e
P
Kelemahan?
Model Log-Log ini tidak dapat dibentuk dari data yang mempunyai nilai = 0.
Karena Ln(0) = ≈
Ilustrasi MasalahPerhatikan dua model yang menyatakan hubungan antara harga gula pasir (X) dengan banyaknya gula pasir yang dikonsumsi (Y).
Fungsi linier:
Y = 2,6911 – 0,4795 X
SE : (0,1216) (0,1140)
R2 = 0,6628
Model Log-Log:
ln Y = 0,774 – 0,2530 ln
SE : (0,0152) (0,0494)
R2 = 0,7448
Manakah model yang paling cocok?.
Analisis Lihat R2. Apakah model log-log lebih baik ?.
Data aktual dan hasil transformasi tidak dapat dibandingkan karena skala besaran yang digunakan berbeda.
Slop dan intercept kedua bentuk model berbeda. Interpretasinya:.
Model linier
Bila harga gula pasir naik sebesar 1 unit, maka permintaan terhadap komoditi tersebut akan turun ½ unit.
Model log-log
Setiap kenaikan harga gula pasir sebesar 1%, jumlah yang diminta akan turun 0,25 %. Atau dapat dikatakan, elastisitas harga = -0,25.
Komoditi Elastis atau tidak? Berapa batasan elastis?
Analisis
Komoditas ini tidak elastis karena perubahan harga
gula pasir tidak menimbulkan gejolak yang besar
terhadap permintaannya.
Dalam Prakteknya:
Model Log-Log dibuat karena sebaran data
mengikuti garis tersebut.
Adanya permasalahan dalam membuat regresi linier
Model Semi-log
Prinsip model sama dengan model log-log, yaitu
melakukan transformasi logaritma terhadap data.
Bedanya, pada model semi-log data yang
ditransformasi hanya salah satu dari Y atau X.
Model Semi Log terdiri atas dua jenis model, yaitu:
Model Log-Lin
Model Lin-Log
Model Log-Linln Y = 1 + 2 X + u
Interpretasi:
2 merupakan rasio antara perubahan relatif Y terhadap perubahan absolut X, dituliskan sebagai berikut :
X_dalam_absolut_perubahan
Y_dalam_relatif_perubahan2
Penggunaan:
Variabel X menyatakan unit waktu (tahun, bulan, dan seterusnya)
Y dapat menyatakan pengangguran, penduduk, keuntungan, penjualan,
GNP, dan sebagainya.
Oleh karena itu, 2 merupakan suatu ukuran pertumbuhan (growth rate)
bila 2 > 0 atau merupakan suatu ukuran penyusutan (decay) bila 2 < 0.
Oleh karenanya, model ini disebut juga model pertumbuhan.
IlustrasiBerdasarkan data pertumbuhan Produk Nasional Bruto (PNB) atas dasar harga konstan (pertumbuhan riil) tahun 1986 – 2004 di suatu negara, diperoleh model:
ln PNB = 6,9636 + 0,0796 Tahun
SE : (0,0151) (0,0017)
R2 = 0,9756
Analisis?
Model tersebut menyatakan bahwa 2 = 0,0796. Artinya, setiap tahunnya PNB naik/tumbuh 7,96 % pada periode 1986 – 2004.
Model Lin-LogY = 1 + 2 ln X + u
Interpretasi:
2 merupakan ukuran rasio antara perubahan absolut Y terhadap
perubahan relatif X, dituliskan sebagai berikut :
2 perubahan absolut dalam Y
perubahan relatif dalam X
_ _ _
_ _ _
Digunakan pada situasi dimana perubahan relatif pada X akan mengakibatkan
perubahan absolut pada Y.
Misal: Perusahaan mempunyai target omset, maka kita dapat melihat kenaikan
keuntungan.
Ilustrasi
Perhatikan Model yang menunjukkan hubungan antara laba dan omset:
Laba = 1040,1105 + 24,9879 Ln Omset
SE : (18,8574) (2,0740)
R2 = 0,9236
Interpretasi: Setiap Omset naik 1% maka laba akan naik sebesar 24 juta rupiah.
Bagaimana jika perusahaan menargetkan tahun depan omset naik 5%?
Model Reciprocal
Sifat: apabila X bernilai sangat besar, maka Y
akan memiliki harga mendekati 1.
Yx
u
1 2
1
Aplikasi I (1 > 0, 2 > 0) : Model
Rata-rata Biaya Tetap Suatu Kelas
Didefinisikan :
Y : Rata-rata biaya tetap
X : Banyaknya mahasiswa/kelas
Biaya operasional yang diperlukan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
Biaya tetap, meliputi: sewa ruangan, honor dosen, dan lain-lain.
Biaya variabel, meliputi: makan, snack, hand-out, dan lain-lain.
Hubungan antara Y dan X dapat dinyatakan sebagai:
Yx
u
1 2
1; 1 > 0, 2 > 0
Fungsi reciprocal
untuk 1 > 0, dan 2 > 0
Karakteristik model :
Pada saat jumlah mahasiswa tidak banyak (X kecil), rata-rata biaya tetap sangat besar. Kebalikannya, bila jumlah mahasiswa sangat banyak (X besar sekali), rata-rata biaya tetap mendekati 1 (1 > 0).
Cara mengestimasi model?
OLS (Ordinary Least Square)
1
Y
X
Aplikasi II (1 < 0, 2 > 0) Didefinisikan :
X : tingkat pengangguran (%)
Y : tingkat perubahan upah (%)
Bentuk hubungan antara Y dan X digambarkan dalam kurva berikut :
Tingkat
Pengangguran
Alami
Y
X
- 1
Kurva Philips
Ilustrasi Kurva Phillips: United Kingdom, 1950-1966
Y = -1,4282 + 8,7243
t: (2,0625) (2,8498)
R2 = 0,3849
Pengamatan :
1 = -1,43 % Artinya?
Batas bawah perubahan upah –1,43 %. Artinya, bila unemployment rate (tingkat pengangguran) besar sekali, penurunan upah tidak lebih dari 1,43 % per tahun
R2 sangat rendah, kurang dari 40 %, tetapi intercep dan slop keduanya signifikan.
Aplikasi III (1 > 0, 2 < 0)
Didefinisikan :
Y : konsumsi / pengeluaran pada suatu komoditas
X : pendapatan
Hubungan antara pendapatan seseorang dengan konsumsi
suatu komoditas digambarkan dalam Kurva Engel :
Sifat:
Ada garis ambang pendapatan (threshold level of income ). Bila pendapatan lebih kecil dari garis ambang pendapatan, komoditas tersebut tidak akan dibeli/dikonsumsi (-2/1).
Ada suatu level kejenuhan. Meskipun pendapatan mencapai level sangat tinggi, konsumsi komoditas tidak akan melewati level tersebut (1).
Yx
u
1 2
1
-2/1
C
I
1
x
1