k3 Siap Print

17
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, perkembangan usaha perindustrian sudah semak maju. Hal ini membuktikan bahwa industrii merupakan salah satu unsur yang peting dalam pertumbuhanekonomi suatu wilayahsertamensejahterakan masyarakat disekitarnya. Perkembangan usaha industri saat ini sudah dapat dilakukan oleh siap pun tanpa ada perkecualian. Hal itu dibuktikan bahwa suatu usaha industri hanya bisa dilakukan oleh sekelompok orang normal (memiliki isik yang ut melainkan setiap indi"idu yang mempunyai keterbatasan isik dapat mencip suatu usaha industri itu sendiri. #eperti suatu usaha industri yang terle kaliurang kilometer $%,& yang dikelola oleh sebuah yayasan bernama 'akkum, nama industrinya adalah 'akkum crat. esehatan dan keselamatan pekerja menentukan hasil suatu usaha. eti suatu usaha industri mempunyai pekerja dengan status kesehatan yang rendah akan menyebabkan hasilproduksi yang kurang maksimal dan akhirnya perusahaan akan merugi. #ebagian besar perusahaan di )ndonesia keselamata kesehatan kerja ( %! masih dinilai sebelah mata. *ikarenakan masalah % ba sebagian besar perusahaan dianggap masalah ringan sehingga untuk menerapk manajemen % tidak perlu secara khusus. ondisi ini terlihat pada pekerjaa memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi namun hanya menggunakan peralatan yang sederhana. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan probabili resiko kecelakaan yang dihadapi. #ebenarnya pemerintah telah mengeluarkan aturan yang cukup tegas dan jelas tentang regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diterap perusahaan+perusahaan. amun masih terdapat carut marut dalam penerapannya. #ejauh ini, hanya perusahaan+perusahaan yang bergerak di bidang migas yan

description

k3

Transcript of k3 Siap Print

PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPada masa sekarang ini, perkembangan usaha perindustrian sudah semakin maju. Hal ini membuktikan bahwa industrii merupakan salah satu unsur yang peting dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta mensejahterakan masyarakat disekitarnya.Perkembangan usaha industri saat ini sudah dapat dilakukan oleh siapa pun tanpa ada perkecualian. Hal itu dibuktikan bahwa suatu usaha industri bukan hanya bisa dilakukan oleh sekelompok orang normal (memiliki fisik yang utuh) melainkan setiap individu yang mempunyai keterbatasan fisik dapat menciptakan suatu usaha industri itu sendiri. Seperti suatu usaha industri yang terletak di jalan kaliurang kilometer 13,5 yang dikelola oleh sebuah yayasan bernama Yakkum, nama industrinya adalah Yakkum craft.

Kesehatan dan keselamatan pekerja menentukan hasil suatu usaha. Ketika suatu usaha industri mempunyai pekerja dengan status kesehatan yang rendah akan menyebabkan hasil produksi yang kurang maksimal dan akhirnya perusahaan akan merugi. Sebagian besar perusahaan di Indonesia keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih dinilai sebelah mata. Dikarenakan masalah K3 bagi sebagian besar perusahaan dianggap masalah ringan sehingga untuk menerapkan manajemen K3 tidak perlu secara khusus. Kondisi ini terlihat pada pekerjaan yang memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi namun hanya menggunakan peralatan yang sederhana. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan probabilitas tingkat resiko kecelakaan yang dihadapi.

Sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan aturan yang cukup tegas dan jelas tentang regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diterapkan oleh perusahaan-perusahaan. Namun masih terdapat carut marut dalam penerapannya. Sejauh ini, hanya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang migas yang telah menerapakan dengan cukup baik aturan ini, selebihnya susah untuk dilakukan pengontrolan. Sudah saatnya aturan K3 diterapkan dengan baik untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang tidak dapat diprediksi. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan nyaman karena pekerja tidak khawatir akan kesehatan dan keselamatan dirinya dalam bekerja. Hal ini dapat memaksimalkan hasil usaha industri.B. Pengetahuan K3

Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu usaha agar pelaku kerja bekerja secara nyaman, aman, efektif, sehat dan terhindar dari resiko bahaya ditembat kerja dan untuk mengidentifikasi factor resiko sehingga dapat melakukan pencegahan kemungkinan buruk yang akan terjadi. K3 adalah salah satu jenis hak pekerja agar dapat bekerja dengan baik dengan tetap mengedepankan keselamatan. Mengingat begitu pentingnya K3 seharusnya tidak terpinggirkan oleh hak-hak pekerja lainnya seperti nilai gaji yang layak, dan hak-hak lainnya. Yang terpenting adalah pekerja disini adalah objek dan sekaligus sebagai subjek dari regulai K3 itu sendiri, sehingga jika K3 dilaksanakan dengan baik maka pekerja itu sendiri akan menerima efek positifnya dan begitu juga untuk keadaan sebaliknya.C. Tujuan dari Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja (K3)Tujuan adanya keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk terciptanya keselamatan karyawan saat sedang bekerja. Berikut ini adalah tujuan K3 untuk pekerja dan perusahaan itu sendiri:.A. Tujuan K3 untuk perusahaan adalah sebagai berikut:1) Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan.

2) Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum).

3) Memeliharasarana dan prasarana perusahaan.

B. Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut:1) Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan.

2) Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya.

3) Untuk kinerja yang berkesinambunganPROFIL INDUSTRI2.1 Sejarah pendirian

Industri yang diteliti bernama yakkum craft. Yakkum craft merupakan sebuah perusahaan industri yang membuat kerajinan berbahan dasar kayu (woods) dan non woods (paper dan kain). yakkum craft dibawah naungan yayasan yakkum dari RS Bethesda. Industri ini berada di Jalan Kaliurang kilometer 13,5, Desa Besi Yogyakarta.2.1 Tenaga kerja

Tahun 2006 lalu, yakkum craft memiliki pekerja sekitar 105 orang dan 20 staf. Tapi seiring jalannya waktu, jumlah pekerjanya berkurang karena, dan kurangnya permintaan pemesanan membuat sepi para pekerja ada beberapa diantaranya memilih usaha sendiri. Sekarang Yakkum craft memiliki 35 pekerja yang beberapa diantaranya merupakan penyandang cacat dari yayasan yakkum dan 3 staf yang berada di kantor yaitu terdiri dari bagian administrasi, keuangan, marketing. Para pekerja ditempatkan dibagian pengadaan barang,penggergajian,pengetaman,pengecatan dan non woods. Penempatan tersebut berdasarkan keahlian ,kemampuan dan ketrampilan masing-masing. Awalnya para pekerja diberi pelatihan kertampilan selama beberapa minggu kemudian magang di yakkum craft dan dicobakan ke semua proses kemudian dari sanalah dapat terlihat ketrampilannya dibidang pemahatn,pemeratan,atau pengecatan. Pekerja memiliki jadwal cuti 12 kali dalam setahun. Biasanya para pekerja melakukan pekerjannya dari jam 8 sampai jam 4, dan beristirahat pada jam 12 sampai jam 1 siang. Kalau pesanan sedang bayak, para pekerja lembur sampai jam 9 malam.

2.3 Kondisi ruang kerja

Yakkum craft memiliki 3 bangunan yang berdekatan, yaitu gedung pertama sebagai tempat pemahatan, gedung kedua sebagai tempat pemerataan dan pengecatan, sedangkan bagian ketiga adalah kantor kerja. Tempat kerja cukup luas dan pencahayaannya cukup. Diruang kerja terdapat banyak debu karena sisa-sisa pemahatan kayu. Kebersihan tempat kerja ditanggung jawabkan pada pekerja karena memang tidak adanya petugas kebersihan. 2.4 Proses produksi

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi kerajinan ini. Proses pembuatan kerajinan woods ada beberapa tahap antara lain yaitu ;

Penyediaan bahan : bahan baku pembuatan kerajinan wood adalah kayu. kayu biasa diperoleh dengan cara memesan ditempat penjual kayu. Kemuadian kayu akan diantar ke yakkum craft. Pemesanan kayu tidak rutin tergantung kebutuhan. Sedangkan untuk bahan baku non woods seperti kertas, kain dan plastic diperoleh dari pembelian didepot dan toko grosiran.

Proses selanjutnya adalah pemahatan. Kayu dipahat menggunakan mesin pemahat. Di tempat produksi ini terdapat 4 mesin pemotong kayu. Sebagian mesin pemahat ini sudah lama dan ada 2 yang terbaru.

Proses selanjutnya adalah penghalusan. Proses ini bertujuan untuk meratakan dan menghaluskan setiap sudut yang telah dimodel. Proses ini dilakukan dua kali yaitu penghalusan pertama dan penghalusan kedua. Penghalusan pertama masih dilakukan diruang produksi. Kegiatan ini dilakukan setelah kayu di potong sesuai bentuk dasar. Penghalusan kedua dilakukan di ruang finishing yaitu setelah hasil kerajinan selesai diproses dan sebelum diberi sentuhan akhir.Tahap selanjutnya setelah pembentukan bentuk dasar dan penghalusan adalah pengecata. pengecatan merupakan bagian inti pembuatan kerajinan ini. Karena pemilihan warna menetukan daya tarik dari kerajinan yang dihasilkan. Pengecatan ini dilakukan di ruang finishing.

Tahap selanjutnya setelah pengecatan dan penghalusan (pemberian sentuhan akhir) adalah pemaketan. Setelah bahan itu selesai diproses kemudian kerajinan siap untuk dipaketkan ke tempat tujuan. Yakkum craft ini biasanya mendapatkan pesanan dari berbagai daerah di indonesi aseperti Surabaya,bali. Selain itu juga ada pesanan dari luar negeri seperti belanda.

Selain dari produk wood, yakkum craft juga memproduksi kerajinan non woods. Kerajinan non woods ini nahan bakunya antara lain kain, kertas. Bahan baku biasanya diperoleh dari tempat depot atau took grosiran. Kerajinan non woods dikerjakan oleh pekerja di rumah. Biasanya diberi tenggang waktu 1 bulan untuk menyelesaikan kerajinan non woods ini. 2.5 Sarana dan fasilitas kesehatan

Sarana yang tersedia di yakkum craft meliputi, toilet yang ada di setiap lantai, dispenser, masker untuk pekerja,kacamata pelindung,kotak p3k yang terletak di kantor, alat pemadam kebakaran, poster dilarang merokok di tempat berbahaya. Fasilitas kesehatan yang ditawarkan yaitu rujukan fasilitas kesehatan bila terjadi kecelakaan dalam pekerjaan serta biaya penanganan dan pengobatan ditanggung oleh yakkum craft. 2.6 sistem manajemen

Pelatihan k3, pelatihan tanggap kebakaran, peraturan dan prosedur sudah pernah dikemukakan di awal, tapi tidak secara rutin dilakukan pada pekerja yang baru. Pada saat wawancara, pekerja mengakui kurang mengetahui tentang k3 . PEMBAHASAN

A. Faktor risikoFaktor risiko K3 itu sendiri meliputi beberapa hal, antara lain :

1. Keadaan tempat lingkungan kerja:

Keadaan tempat kerja dari industri yakkum craft kemaren terdapat tiga tempat untuk setiap pemrosesan, untuk tempat yang satu dengan tempat yang lainnya itu keadaannya agak berbeda, tempat pemrosesan itu sendiri yang sudah tersebut di atas, ada tempat pemotongan kayu, tempat pengamplasan kayu, dan tempat pengecatan kayu yang sudah di ukir atau sudah siap di cat.

Tempat pertama yaitu tempat untuk pemotongan kayu, untuk tempat pemotongan kayu itu sendiri ruangannya cukup luas sehingga pergerakan para pekerjanya pun cukup baik artinya di tempat ini tidak saling berdesakan antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Kemudian untuk penyimpanan baik alat produksi seperti mesin pemototng maupun alat yang dianggap membahayakan hanya di taruh di pinggir ruangan saja, tanpa tersedianya ruangan penyimpanan khusus

Kemudian dari segi pencahayaan dan sirkulasi udara pada ruangan ini sudah lumayan baik. Untuk sirkulasi udaranya sendiri itu memang memanfaatkan sebuah blower untuk sirkulasi udaranya sehingga di tempat ini tidak terlalu lembab, dan untuk pencahayaannya itu sendiri menggunakan pencahayaan lampu saja, dari pencahayaan sinar matahari sangat minim.

Untuk sisa hasil industri atau limbah itu sendiri hanya sisa-sisa kayu hasil pemotongan tersebut, sehingga sisa hasil industri ini tidaklah di buang melainkan biasanya di manfaatkan oleh mereka sendiri untuk di olah kembali untuk sisa kayu yang masih bagus, dan kalau sisa kayu yang kurang bagus itu mereka jual di tempat pengepulan barang bekas.

Kemudian dari suhu diruangan cukup baik, tidak terlalu panas juga, hal itu di karenakan keadaan tempatnya cukup luas dan tidak saling berdesakan antara pekerja. Untuk debu itu sendiri menjadi sebuah masalah di tempat ini dan debunya itu berasal dari debu pemotongan kayu itu sendiri, dan debunya pun hanya di biarkan saja berserakan di lantai dan itu sangat membahayakan karena debu-debu tersebut bisa membuat para pekerja mengalami sesak nafas.

Tempat pemrosesan yang kedua yaitu tempat pengamplasan terhadap kayu-kayu yang sudah di potong dan di ukir. Sama seperti halnya tempat pemotongan kayu tadi, ruangan untuk tempat pengamplasan juga cukup luas, dan untuk tempat pengamplasan terdapat akses sendiri untuk pengguna kursi roda sehingga para pengguna kursi roda bisa melalui jalan tersebut. antar pekerja tidak saling berdesakan di karenakan juga sudah mengetahui posisinya masing-masing.

Di tempat ini tidak terdapat alat yang membahayakan, hanya terdapat kursi dan meja untuk mengerjakan pengamplasan tersebut, dan untuk kursi dan meja ini sudah diatur sedemikian sehingga tidak membahayakan atau menghalangi jalan para pengguna kursi roda.

Untuk pencahayaan dan sirkulasi di tempat ini cukup baik, terdapat fentilasi yang cukup dan beberapa blower sehingga tingkat kelembapannya tidak terlalu buruk dan suhu di ruangan tersebut tidak terlalu panas sehingga bisa membuat para pekerja nyaman. Yang menjadi permasalahan ditempat ini yaitu debu yang dihasilkan dari bekas pengamplasan itu sendiri, debu dari bekas pengamplasan bisa membuat para pekerja merasa sesak nafas dan tidak nyaman dalam bekerja.

Tempat pemprosesan yang terakhir adalah tempat pengecatan. Tempat pengecatan ini terletak di bawah ruang utama atau dibawah tanah sehingga untuk tingkat keluasannya itu sendiri tidak baik, atau sempit sekali ya sebuah ruangan yang luasnya kira-kira hanya 3x3, tetapi pekerja yang bekerja di tempat ini hanya 2 orang, sehingga antar pekerja tidak saling berdesakan.

Ditempat ini ada 2 buah mesin yang digunakan untuk proses pengecatan itu sendiri, dan hanya di taruh di tepi ruangan saja. Sudah tempatnya sempit ditambah mesin yang hanya di letakkan ditepi ruangan jadi terlihat agak lembab.

Kemudian selain ukuran tempatnya yang agak sempit, ditempat ini juga tidak terdapat ventilasi untuk sirkulasi udara sehingga selain tempatnya lembab ditempat ini juga suhu ruangannya cukup panas dan pengap ( sumpek). Debunya pun cukup banyak serta terdapat bau yang dihasilkan mesin tersebut saat proses pengecatan berlangsung dan itu semua bisa mengganggu kesehatan dan kenyamanan pekerja itu sendiri dalam bekerja.

2. Pemakaian peralatan kerja

Untuk penggunaan perlatan kerja atau alat pelindung diri para pekerja sudah mengetahui akan pentingnya alat pelindung diri akan tetapi mereka menerapkan hanya alat pelindung diri yang disediakan oleh yayasan atau kantornya.

Untuk pelindung kepala atau helm yang memakainya hanya para pekerja yang bekerja ditempat pemotongan kayu, itu pun mereka lakukan sudah lama sekali, dan sekarang sudah tidak memakai helm lagi. Sedangkan untuk penutup mulut atau masker semua para pekerja baik ditempat pemotongan atau tempat pemrosesan lainnya memakai masker, tetapi yang membuat prihatin masker yang di pakai itu adalah masker yang dari pertama kali kerja dikasih sampai sekarang masih dipakai tidak pernah ganti maskernya. Untuk alat pelindung lainnya meraka tidak memakainya.

B. Kecelakaan kerjaKecelakaan kerja merupakan suatu musibah baik bagi pekerja maupun pemilik perusahaan karena pada dasarnya kecelakaan kerja menimbulkan kerugian fisik maupun psikologis. Begitu pula di yakkum craft.

Beberapa bulan kebelakang terjadi sebuah kecelakaan kerja yang terjadi di ruang produksi di yakkum craft. Bp. H merupakan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Beliau mengaku bahwa pada bulan agustus kemarin beliau baru saja mengalami kecelakaan kerja saat sedang mengebor bahan dasar kerajinan. Ketika melakukan aktifitas tersebut beliau tidak memakai perlengkapan perlindungan diri seperti helm dan sarung tangan. Menurut dia, melakukan aktifitas pengeboran hanya perlu konsentrasi tidak perlu menggunakan alat pengaman. Namun saat kejadian itu beliau belum sarapan (karena kebiasaan puasa pada bulan sebelumnya) sehingga beliau merasa agak berkunang-kunang ketika berangkat kerja.Bp. H mengalami kecelakaan berupa tangan kirinya terkena alat bor sehingga banyak darah yang keluar dari tangan kirinya. Saat melihat darah Bp. H langsung pingsan. Teman-teman kerjanya membawanya ke bagian kesehatan yakkum craft. Untung saja luka Bp. H tidak begitu parah sehingga tidak perlu dibawa ke rumah sakit.

Selain kejadian itu, menurut pemaparan Bp. H dahulu pernah terjadi kecelakaan berupa pekerja yang tersetrum kabel alat penghalus. Hal itu terjadi karena instalasi kabel pada saat itu belum tersusun rapi. Sehingga ada kabel yang tercecer di lantai dan terinjak-injak mengakibatkan pembungkus kabel terbuka dan akhirnya tersengatlah pekerja itu.

Saat setelah pekerja itu tersengat, pekerja lain mematikan sumber listrik dan kemudian pekerja yang tersengat langsung dibawa kerumah sakit untuk diobati. Namun nyawa pekerja itu akhirnya tidak dapat ditolong karena luka tersengat yang serius.

C. Upaya pencegahan yang telah dilakukanUpaya pencegahan perlu dilakukan disetiap tempat bekerja guna untuk mengurangi resiko kemungkinan buruk yang akan terjadi. Di Yakkum craft sudah dilakukan pencegahan tersebut seperti pemakaian helm di ruang produksi, pemakaian masker diruang pengecatan dan tangga khusus kursi roda untuk naik turun lantai.Ditempat produksi banyak alat-alat yang penting dalam pengolahan bahan pokok misalnya mesin pemotong kayu, mesin penghalus kayu dan mesin pengoven kayu. Mesin-mesin ini mempunyai tingkat bahaya besar bagi pekerja. Ada kemungkinan tangan pekerja terkena mesin pemotong kayu karena tidak ada alat bantu untuk mengarahkan kayu ke pemotong kecuali dengan mendorongnya. Ditempat ini hanya tersedia alat pengaman berupa helm yang dapat melindungi kepala dan mata. Helm ini hanya terdapat satu saja.Ditempat pengecatan sudah terdapat pemakaian masker untuk pekerja. Hal ini setidaknya dapat menghambat masuknya zat-zat kimia berbahaya dari komposisi penyusun cat. Namun dalam prakteknya, masker yang dipakai pekerja tidak dilakukan pergantian. Dengan kata lain masker ini dipakai selamanya sampai tidak dapat dipakai lagi/ kotor sekali. Hal ini kurang baik karena walau sudah memakai masker tapi masker itu kotor maka tetap akan menyebabkan permasalahan kesehatan saluran pernafasan juga. Ditempat penghalusan/ finishing terdapat mekanisme pengamplasan dan pemolesan akhir. Ditempat ini tidak terdapat alat pengamanan yang dipakai disana. Padahal ditempat ini banyak debu dan aroma cat yang menyengat (tempat ini bersebelahan dengan tempat pengecatan).

D. Rencana penanggulangan

Dari permasalahan kecelakaan kerja dan penanganan yang dilakukan kami melihat masih terdapat kekurangan pada penerapan program K3 di yakkum craft. Sebaiknya untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan kerja, perlu dilakukan pembagian pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Dengan pembagian seperti ini sehingga pekerja tidak akan mengalami kesulitan dalam bekerja dan kemungkinan kecelakaan yang terjadi dapat diperkecil.Selain itu perlu juga penambahan jumlah alat pelindung seperti helm dan masker. Karena ditempat produksi hanya terdapat 1 helm saja sedangkan pekerja yang ada di tempat produksi terdapat ---- orang. Untuk masker sebaiknya dilakukan pergantian setia 2/3 hari sekali agar tidak kotor dan menyebabkan permasalahan lain seperti infeksi saluran nafas.

PENUTUP

Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas serta pengamatan ke tempat usaha industri yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :1. Dilihat dari daftar faktor penilaian bahwa kondisi ruang kerja atau keadaan ruang kerja dan penggunaan alat proteksi diri mempunyai pencapaian yang cukup bagus walaupun ada ruangan tertentu yang belum memenuhi dan tidak semua alat pelindung di pakai oleh para pekerja.

2. Selain itu pengetahuan para pekerja sendiri angka pencapaiannya masih kurang atau sebagian besar pekerja tidak mengetahui apa itu K3 dan tidak diadakannya program training baik dari yayasan atau dari pemerintah pusat.

Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan berdasarkan kesimpulan diatas :

1. Walaupun beberapa poin sudah mencapai titik tertinggi tetapi yayasan yang menaungi usaha tersebut harus lebih memperhatikan penerapan K3 lebih baik lagi karena ada beberapa poin terutama pengetahuan para pekerja akan pentingnya K3 masih kurang, selain itu untuk training masih kurang juga.2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi program K3 yang dibutuhkan. Seperti pelatihan K3, identifikasi bahaya, APD dan pelayanan kesehatan yang berkala maupun khusus. 3. Melaksanakan program K3 yang telah dibuat sesuai dengan rencana, mencatat atau mendokumentasikan program kerja yang telah dilakukan,melaporkan program kerja yang telah dilaksanakan kepada manajemen yang berhubungan, dan meninjau ulang setiap program K3 yang telah dilaksanakan secara periodic

Lampiran Penugasan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)

Di Perusahaan Yakkum Craft

Blok KMPL

Oleh :

ARIFA IKHSAN NURSAHID (09711103)

DWI RIZKA PARAMITHA (09711159)

M NAJMI HABIBI (09711213)

RIRIN ARDIANA MARKA (09711236)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

TAHUN 2012