k3 kompter.

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

description

ewee

Transcript of k3 kompter.

Page 1: k3 kompter.

BAB  IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangKondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.                   

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama.  Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan

Page 2: k3 kompter.

barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak

Page 3: k3 kompter.

pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

B.    PermasalahanBerdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas,

maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

C.    Tujuan

Page 4: k3 kompter.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 5: k3 kompter.

BAB  IIPEMBAHASAN

A.    Pengertian Kesehatan dan Keselamatan KerjaKeselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan

sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk

Page 6: k3 kompter.

memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama

Page 7: k3 kompter.

dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.

Page 8: k3 kompter.

1.     Sebab-sebab KecelakaanKecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan

terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.

Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang baik.

Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh, menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.

2.     Faktor - faktor Kecelakaan

Page 9: k3 kompter.

Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen.

Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa, untuk seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan tidak membayar upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal diatas akan menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas melakukan pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri.

3.     Masalah Kesehatan Dan Keselamatan KerjaKinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan

non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja

Page 10: k3 kompter.

yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

a)     Kapasitas KerjaStatus kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.

b)     Beban KerjaSebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban

Page 11: k3 kompter.

psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

Page 12: k3 kompter.

c)      Lingkungan KerjaLingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).

B.    Tinjauan Tentang Tenaga Kesehatan1.     Pengertian Tenaga Kesehatan

Kesehatan merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau rakyatnya. Masyarakat, dari semua lapisan, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan kesehatan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan

Page 13: k3 kompter.

kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan. Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. Oleh karena itu, kebijakan pendayagunaan tenaga kesehatan harus memperhatikan semua faktor di atas.

2.     Jenis Tenaga KesehatanTenaga Kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai

Page 14: k3 kompter.

pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Jenis tenaga kesehatan terdiri dari :a.      Perawatb.      Perawat Gigic.      Bidand.     Fisioterapise.      Refraksionis Optisienf.       Radiographerg.      Apotekerh.      Asisten Apotekeri.        Analis Farmasij.        Dokter Umumk.      Dokter Gigil.        Dokter Spesialism.    Dokter Gigi Spesialisn.      Akupunkturiso.      Terapis Wicara danp.      Okupasi Terapis.

C.    Peran Tenaga Kesehatan Dalam Menangani Korban Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit

Page 15: k3 kompter.

akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.

Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada, rumah sakit pekerja akan menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan khususnya untuk kasus-kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Diharapkan di setiap kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi. Kelemahan dan kekurangan dalam pendirian rumah sakit pekerja dapat diperbaiki kemudian dan jika ada penyimpangan dari misi utama berdirinya rumah sakit tersebut harus kita kritisi bersama.

Page 16: k3 kompter.

Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian jiwa dan materi. Salah satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di perusahaan sesuai dengan UU dan peraturan Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan P3K untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. P3K yang dimaksud harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional.

Yang menjadi dasar pengadaan P3K di tempat kerja adalah UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja; kewajiban manajemen dalam pemberian P3K, UU No.13 Tahun 2000 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja ; tugas pokok meliputi P3K dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05/Men/1995 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

D.    Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)

Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)Yaitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan

Page 17: k3 kompter.

kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Disini diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment). Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi :

1.   Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya.  Anamnese umumPemerikasaan kesehatan awal ini meliputi: 

a.      Anamnese pekerjaanb.      Penyakit yang pernah dideritac.      Alrergid.     Imunisasi yang pernah didapate.      Pemeriksaan badanf.       Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :-      Tuberkulin test-      Psiko test2.   Pemeriksaan Berkala Adalah pemeriksaan kesehatan

yang dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal

Page 18: k3 kompter.

dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.

3.   Pemeriksaan Khusus Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.

Page 19: k3 kompter.

BAB  IIIPENUTUP

A.    KesimpulanSebagai suatu sistem program yang dibuat bagi

pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

B.    SaranKesehatan dan keselamatan kerja sangat penting

dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

Page 20: k3 kompter.

DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang JaminanSosial Tenaga Kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985

-------------------,1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia. [s.]:Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT.

Syair79.files.wordpress.com/.../peranan-petugas-kesehatan-dalam-menyikapi-pelaksanaan-k3.doc

Page 21: k3 kompter.

k3 komputer         komPengertian K3

  Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

  Orang yang bekerja didepan komputer harus memperhatikan faktor K3

  Gangguan kesehatan jika terlalu lama didepan komputer : Sakit pada tangan, Pinggang, Lengan, Pundak , Punggung dan Leher

  Pengaturan Listrik dan Kabel

  Sikap duduk, cahaya, meja, komputer, dan lingkungan sekitar

         Aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam menggunakan perangkat TIK.

1.      Pastikan tempat kerja komputer dirancang secara ergonomis.

2.      Kurangi penggunaan komputer yang berlebihan.

3.      Gunakan variasi perangkat input.

4.      Ambil beberapa waktu istirahat sejenak.

5.      Jangan mengetik lebih dari 30 menit tanpa istirahat.

6.      Seringkali lakukan peregangan. Peregangan membantu mengurangi ketegangan otot-otot.

7.      Kurangi kecepatan melakukan double klik

8.      Jaga kehangatan suhu. Otot dan urat yang berada pada kondisi dingin lebih beresiko terkena RSI.

         Mengatur Posisi Tubuh

Page 22: k3 kompter.

1.      Posisi kepala dan leher

2.      Posisi Punggung

3.      Posisi pundak

4.      Posisi Lengan dan Siku

5.      Posisi Tangan

6.      Posisi Kaki

        Posisi Duduk

  Posisi duduk dapat menyebabkan sakitnya seluruh badan dan punggung karena posisi duduk adalah hal yang terpenting.

  Tempat duduk kiranya seperti:

1.Posisi duduk dengan jarak 46 – 47 cm atau 0,15 derajat dari layar monitor

2.Kursi dapat di atur tinggi rendahnya

3.Kursi dapat di putar atau dapat bergeser

        Posisi Mata

  Mata merupakan indera yang bekerja paling keras saat anda menggunakan komputer. Oleh karena itu, anda harus memperhatikan mata anda sehingga keluhan mata, seperti iritasi mata atau kelelahan mata dapat dihindari.

  Posisi mata yang baik kiranya seperti:

1.      Posisi mata pada layar harus lurus

2.      Posisi mata tidak terlalu tinggi/rendah

Page 23: k3 kompter.

3.      Layar yang digunakan sebaiknya layar yang low radiasi

4.      Jangan menggunakan efek warna yang terlalu terang

        Posisi Kepala dan Leher

  Posisi yang salah pada kepala dan leher akan menyebakan penyakit sakit kepala dan nyeri atau dan kram.

  Pada posisi saat bekerja dengan komputer, posisi kepala dan leher harus tegak dengan wajah menghadap langsung kelayar monitor, leher tidak boleh membungkuk atau menengadah karena dapat menyebabkan sakit pada leher.

        Posisi Punggung

  Posisi yang salah pada punggung akan menyebabkan punngung mudah lelah san sakit pada punggung.

  Posisi punggung yang baik saat menggunakan komputer adalah posisi pungung tegak, tidak miring kekiri atau kekanan, tidak membungkuk dan tidak bersandar terlalu miring ke belakang, untuk mendapatkan posisi punggung yang baik seharusnya ditunjang dengan tempat duduk yang baik dan nyaman.

        Posisi Pundak

  Posisi yang salah pada pundak akan menyebabkan nyeri, pegal dan dapat menyebabkan pundak mudah lelah.

  Posisi pundak yang baik adalah posisi pundak yang tidak terlalu terangkat dan tidak boleh kebawah, bila otot-otot di bahu masih tegang, ini berarti posisi pundak belum benar.

Page 24: k3 kompter.

        Posisi Lengan dan Siku

  Posisi Lengan dan Siku yang salah akan menimbulkan lengan terasa pegal dan jika terlalu lama akan menimbulkan rasa sakit,

  Posisi lengan yang baik adalah apabila dapat mengetik dan menggukanak mouse yang nyaman. Masing-masing orang mempunyai posisi nyaman tersendiri. Posisi lengan yang baik adalah bila tangan berada disamping badan, dan siku membentuk sudut lebih besar dari 90 derajat.

        Posisi Tangan

  Posisi tangan di keyboard adalah salah satu penyebab lelah dan lambatnya tangan untuk digunakan mengetik.

  Hindari menekan telapak tangan dan pergelangan tangan pada  sisi yang tanjam saat sedang bekerja, letakkan barang yang sering digunakan di area yang mudah menjangkaunya.

  Letakkan barang yang sering digunakan di area yang mudah Anda menjangkaunya, Jangan membuat barang-barang tersebut menyebabkan masalah postur yang dapat mengakibatkan kelelahan.

        Posisi Kaki

  Posisi kaki yang salah (menggantung) akan menyebabkan aliran darah pada kaki tidak lancar dan akibatnya akan nenimbulkan kesemutan.

  Pada saat bekerja dengan komputer, kaki harus dapat diletakkan dilantai atau sandaran kaki dengan seluruh tapak kaki menyentuh lantai dan siku yang membentuk sudut tidak kurang dari 90 derajat.

Page 25: k3 kompter.

Jika telak menggunakan K3 dalam penggunaan computer dan masih saja sering kelelahan, meta rabun, sakit punggung, sakit maka dianjurkan melakukan hal berikut:

1.      Senam relaksi (Latihan peregangan).

a.       Mekarkan jari – jari dan tahan selama 10 detik lalu tekuk jari ke buku jari, tapi jangan mengepalkan tangan lalu dilepas.

b.      Rentangkan siku ke atas kepala, lengah bawah berjuntai kebelakang kepala.

c.       Genggam tangan dibelakang kepala dan duduk tegak.

d.      Duduk tegak dikursi, genggam tangan dibelakang sandaran kursi, lalu regangkan lengah sebisa mungkin.

e.       Tundukkan kepala kearah telinga lalu perlahan tarik.

f.        Gerakkan bahu kedepan, belakang, turun dan naik serta berputar.

2.      Cara-cara untuk menghilangkan rasa pegal yaitu dengan

a.       Kita bisa menggunakan komputer terus-menerus dengan mendengar lagu-lagu yang bisa menghilangkan rasa pegal kita.

b.      Jika belum bisa meghilangkan rasa pegal kita itu, ini cara yang lebih cepat yaitu kita bisa mencari refresing seperti kita bermain permainan yang ada di komputer anda tersebut. Bila di komputer anda tidak ada permainan yang lebih menarik kita bisa mengekspresikan rasa pegal kita dengan mencoba progam-progam yang ada di komputer anda.

         Mengatur Posisi Komputer1.      CPU (Central Processing Unit)

Page 26: k3 kompter.

2.      Monitor

3.      Kabel Komputer

4.      Keyboard

        Central Processing Unit

  Pasanglah/taruhlah CPU pada tempat yang sesuai misalnya di lantai atau disebelah monitor serta tidak memberi resiko sengatan listrik akibat penempatan CPU tersebut.

        Monitor

  Pasanglah/taruhlah monitor pada tempat yang sesuai agar tidak beresiko jatuh dan lain sebagainya.

        Kabel Komputer

  Aturlah kabel komputer secara teratur (dijadikan satu), hal ini dianjurkan untuk kerapian, dan agar enak untuk dilihat.

        Keyboard

  Tempatkan keyboard agar nyaman dibuat untuk mengetik, keyboard adalah komponen penting agar tidak menimbulkan resiko sakit pada tangan, lengan dan siku.

         Keselamatan Dan Kenyamanan Duduk Di Depan Komputer.

1.      Aturlah posisi tubuh saat berkerja dengan komputer sehingga merasa aman.

2.      Aturlah posisi perangkat komputer dan ruangan sehingga memberi rasa nyaman.

3.      Makan, minum dan istirahatlah yang cukup. Jangan menahan-nahan buang air kecil karena terlalu asyik berkerja dengan komputer.

Page 27: k3 kompter.

4.      Sebaiknya penglihatan kemonitor minimal sejajar atau sedikit dibawah garis penglihatan mata (eyes level).

5.      Tidak boleh ada silau (glare) pada layar monitor, sebisa mungkin gunakan filter anti glare.

6.      Jarak tempat duduk adalah satu lengan dari monitor.

7.      Aturlah tinggi  tempat duduk sehingga paha anda pararel dengan lantai sehingga sirkulasi darah lancar.

8.      Apabila anda sedang menyalin dokumen, letakkan dokumen didepan anda, beri penerangan yang cukup pada dokumen anda.

9.      Dalam menggunakan keyboard dan mouse jaga lengan bawah anda pararel dengan lantai dan sudut siku pada 90° atau 110° untuk sirkulasi darah yang baik dan tidak ada ketegangan pada otot.

10.  Jaga penglihatan anda tetap lurus. Relaksasikan bahu anda  karena kita mempunyai kecenderungan untuk menaikkan bahu kita selagi bekerja yang menyebabkan ketegangan otot yang berujung pada sakit kepala.

11.  Lengan dan siku relaks dekat dengan siku.

12.  Monitor dan keyboard berada didepan anda.

13.  Usahakan CPU tidak menghalangi keleluasaan kaki anda.

14.  Sesekali gerakanlah badan untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran.

15.  Sesekali alihkan pandangan ke luar ruangan untuk relaksasi mata, beristirahat sejenak untuk mengurangi kelelahan dengan aturan 20/20/20 (setelah 20 menit gunakan 20 detik untuk melihat jarak 20 kaki). Sering-seringlah mengubah postur, bangkit dan bergeraklah, selangi pekerjaan harian anda sehingga anda tidak duduk dalam waktu lama.

Page 28: k3 kompter.

         Daftar Pustaka:

  Youtube : K3 Komputer

  Google:

-         K3 dalam TIK « bersama berbagi ilmu & pengalaman

-         Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dalam Penggunaan Komputer « Choeyyati’s Weblog

-         KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K3 DALAM PENGGUNAAN KOMPUTER    Keseha

-         Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dengan Komputer   Artikel K3

-         Keselamatan Kerja Komputer (K3) ~ === Cyber_dp ===

-         Manfaat K3 Menggunakan Komputer   Artikel K3

-         pak Kirdi Moker  Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Komputer - Ringkasan Materi

-         Pengertian Komputer dan K3 - Belajar Berbagi Pengetahuan