K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

34
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT (RDP) PANJA PENCURIAN PULSA KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Persidangan : III Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI dengan Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Sifat Rapat : Terbuka Hari/tanggal : Kamis, 2 Februari 2012 Waktu : Pukul 14.00 WIB Pimpinan Rapat : Tantowi Yahya, Ketua Pelaksana Harian Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., Kabagset. Komisi I DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Acara : Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus Pencurian Pulsa Hadir : 15 orang dari 27 orang Anggota Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI Pemerintah : Wakil Ketua BRTI, M. Budi Setiawan, beserta Anggota BRTI lainnya. Jalannya Rapat : KETUA RAPAT (TANTOWI YAHYA/F-PG): Assalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama kami ucapkan selamat datang dan terima kasih untuk kehadiran para Anggota Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI dan para Komisioner dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat Pencurian Pulsa Komisi I dengan BRTI pada hari ini, Kamis 2 Februri 2012. Rapat ini bersifat terbuka dan terbuka untuk umum. (RAPAT DIBUKA PUKUL 14.00 WIB) Mengingatkan kembali kesimpulan Rapat BRTI terakhir pada tanggal 16 Januari 2012 yang lalu, “Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI minta BRTI untuk segera menuntaskan 6 item lainnya yang belum ditindaklanjuti dari kesimpulan RDP Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI dengan BRTI pada tanggal 16 Desember 2011, yaitu tentang: 1. Meminta Operator-Operator Telekomunikasi mengalokasikan anggaran untuk penggantian pulsa masyarakat yang dirugikan sebelum tutup Tahun 2011. 2. Memperbaiki surat laporan dugaan penipuan Nomor 183/BRTI/X/2011 tanggal 21 Oktober 2011 yang ditujukan BRTI ke Bareskrim dan Polda Metro Jaya. 3. Menjamin agar seluruh barang bukti yang berada di Operator-Operator Telekomunikasi terhitung sejak Tahun 2009 tidak dihilangkan oleh pihak-pihak manapun.

Transcript of K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

Page 1: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT (RDP) PANJA PENCURIAN PULSA KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Persidangan : III Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI

dengan Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Sifat Rapat : Terbuka Hari/tanggal : Kamis, 2 Februari 2012 Waktu : Pukul 14.00 WIB Pimpinan Rapat : Tantowi Yahya, Ketua Pelaksana Harian Panja Pencurian Pulsa Komisi I

DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., Kabagset. Komisi I DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal

Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Acara : Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus Pencurian Pulsa Hadir : 15 orang dari 27 orang Anggota Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI Pemerintah : Wakil Ketua BRTI, M. Budi Setiawan, beserta Anggota BRTI lainnya. Jalannya Rapat:

KETUA RAPAT (TANTOWI YAHYA/F-PG): Assalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama kami ucapkan selamat datang dan terima kasih untuk kehadiran para

Anggota Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI dan para Komisioner dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat Pencurian Pulsa Komisi I dengan BRTI pada hari ini, Kamis 2 Februri 2012. Rapat ini bersifat terbuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.00 WIB)

Mengingatkan kembali kesimpulan Rapat BRTI terakhir pada tanggal 16 Januari 2012

yang lalu, “Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI minta BRTI untuk segera menuntaskan 6 item lainnya yang belum ditindaklanjuti dari kesimpulan RDP Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI dengan BRTI pada tanggal 16 Desember 2011, yaitu tentang: 1. Meminta Operator-Operator Telekomunikasi mengalokasikan anggaran untuk penggantian

pulsa masyarakat yang dirugikan sebelum tutup Tahun 2011. 2. Memperbaiki surat laporan dugaan penipuan Nomor 183/BRTI/X/2011 tanggal 21 Oktober

2011 yang ditujukan BRTI ke Bareskrim dan Polda Metro Jaya. 3. Menjamin agar seluruh barang bukti yang berada di Operator-Operator Telekomunikasi

terhitung sejak Tahun 2009 tidak dihilangkan oleh pihak-pihak manapun.

Page 2: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

2

4. Menyampaikan copy laporan mingguan yang disampaikan oleh Perusahaan Operator Telekomunikasi pada BRTI untuk disampaikan pula kepada Panja.

5. Menyampaikan neraca laba rugi Perusahaan Operator Telekomunikasi dan Perusahaan Content Provider dari tahun 2009.

6. Melengkapi/menyempurnakan data-data terkait kasus pencurian pulsa, terutama mengenai data kerugian real masyarakat.

Perkembangan terakhir dari Rapat tanggal 16 Januari 2011 adalah bahwa pada tanggal 17 Januari 2012, Panja telah menerima 4 buah tembusan surat sebagai berikut: 1. Revisi/perbaikan surat laporan dugaan penipuan Nomor 183/BRTI/X/2011 pada tanggal 21

Oktober yang ditujukan kepada Kepala Bareskrim Mabes Polri dan Kapolda Metro Jaya yang diganti dengan surat Nomor 22/BRTI/I/2012 pada tanggal 16 Januari 2012 yang ditujukan kepada Kepala Bareskrim Mabes Polri.

2. Surat BRTI kepada 10 Perusahaan Operator Telekomunikasi perihal permintaan BRTI agar Perusahaan Operator Telekomunikasi menjamin data layanan jasa pesan premium kurun waktu 2009-2011 tetap tersimpan dan dapat diakses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Surat BRTI kepada 10 Perusahaan Operator Telekomunikasi perihal permintaan BRTI agar Perusahaan Operator Telekomunikasi mengalokasikan anggaran yang akan digunakan untuk refund pulsa yang terpotong dari para pengguna jasa layanan telekomunikasi dalam kurun waktu 2009-2011.

4. Surat BRTI kepada 10 Perusahaan Telekomunikasi perihal permintaan BRTI agar Perusahaan Operator Telekomunikasi dan mitra usahanya dalam penyelenggaraan jasa pesan premium untuk menyampaikan neraca laba-rugi perusahaan sebagaimana dimuat dalam laporan keuangan yang telah diaudit oleh audit eksternal untuk tahun buku 2009-2011.

Pada pagi tersebut, pada tanggal 18 Januari, Panja telah pula menerima 2 buah laporan dari BRTI, yaitu: 1. Salinan laporan mingguan yang disampaikan oleh Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi

kepada BRTI. 2. Laporan BRTI terkait upaya penanganan BRTI atas kejadian pemotongan pengguna jasa

telekomunikasi. Kemudian secara berurutan Panja Pencurian Pulsa mendapatkan tembusan surat dari

Operator Telekomunikasi: Telkomsel, Bakrie Telkom, Indosat, Axis, Smartfren, Smart, Sampoerna Telekomunikasi, dan Telkom Indonesia perihal tanggapan atas surat BRTI tanggal 16 Januari sebagaiamana tersebut di atas. Dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menkominfo pada tanggal 18 Januari 2012 yang lalu, Komisi I DPR RI memberikan dukungan kepada keputusan Panja Pencurian Pulsa dengan melahirkan keputusan sebagai berikut: “Komisi I DPR RI mendukung komitmen Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia agar Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia tidak merubah maupun menghentikan pemberlakuan Surat Edaran Nomor 177 Tahun 2011 tentang langkah-langkah teknik dalam upaya pengawasan BRTI terhadap Operator Telekomunikasi untuk penanggulangan tindak pencurian pulsa tanpa persetujuan dari Komisi I DPR RI”.

Agenda RDPU Panja Pencurian Pulsa kali ini: 1. Kami akan mendengarkan paparan BRTI terhadap proses penyusunan konsep regulasi tata

niaga bisnis telekomunikasi yang baru. 2. Paparan dari BRTI atas progress gelar perkara kasus pencurian pulsa oleh Bareskrim.

Selanjutnya kami persilahkan kepada BRTI untuk memberikan paparannya. Kita tentukan dulu bahwa RDP ini kita akan selesaikan pada pukul 17.00 bagaimana? 16.00. Kita coba dulu sampai dengan pukul 16.00. Apabila ada hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, maka kita bisa perpanjang per jam. Jadi kita sepakat bersama bahwa RDP dengan BRTI pada hari ini kita selesaikan pada pukul 16.00 WIB.

(RAPAT : SETUJU)

Selanjutnya kami persilahkan kepada BRTI untuk memberikan paparan sebagaimana

yang kami minta.

Page 3: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

3

Silakan. WAKIL KETUA BRTI (M. BUDI SETIAWAN):

Terima kasih ketua. Assalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang kami hormati Pimpinan, Ketua, dan Anggota Panita Kerja Pencurian Pulsa

Komisi I DPR RI. Teman-teman BRTI. Perkenankan kami menyampaikan terlebih dahulu permohonan maaf Pak Menteri,

sesuai yang beliau sampaikan dalam Raker sebelumnya ingin hadir dalam Rapat-rapat ini. Namun karena hari ini antisipasi Rapat Kabinet, beliau kemudian tidak bisa hadir. Kemudian Ketua BRTI, Pak Syukri Batubara tidak bisa hadir, karena dalam waktu yang sama dipanggil sebagai pihak Pemerintah Kuasa Menteri pada Sidang Mahkamah Konstitusi terkait dengan gugatan Undang-Undang Penyiaran Pasal 18, sehingga kami semua hadir di sini, kecuali satu, Anggota dari Saudara Nonot Harsono, karena diundang oleh Bareskrim terkait dengan juga laporan-laporan yang kami sampaikan sebelumnya. Jadi kami bertujuh Bapak Pimpinan dan akan kami sampaikan hal-hal yang tadi terkait yang Ketua sampaikan.

Bapak Ibu sekalian yang kami hormati. F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Interupsi Pimpinan. Mohon menjadi catatan bahwa selama Rapat Dengar Pendapat BRTI dengan Komisi I,

BRTI tidak pernah utuh lengkap. Mohon menjadi catatan, ini cukup serius Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Fayakhun, perihal Pak Syukri sudah kami terima penjelasannya

kemarin dan kami bisa maklumi, karena beliau mewakili Pemerintah dalam sidang dengan MK. Namun Pak Nonot kita baru sekarang mendapatkan penjelasan dari Pak Budi, bahwa yang bersangkutan tidak masuk hari ini, dan ini benar menjadi catatan yang sangat serius bagi kami, bahwa BRTI tidak pernah lengkap 9 Komisionernya hadir setiap kali diundang oleh Panja Pencurian Pulsa.

Silahkan lanjutkan Pak Budi. WAKIL KETUA BRTI: Terima kasih Pimpinan. Kami ingin menyampaikan, bahwa hari ini 2 hal, termasuk yang tadi Bapak Pimpinan

sampaikan. Pertama, mengenai paparan proses regulasi tata niaga bisnis. Kemudian progress report gelar perkara Bareskrim. Ketiga, yang kami ingin sampaikan juga lebih awal, yaitu laporan dari Operator dan CP terkait surat-surat yang kami kirimkan dan telah Pimpinan sebutkan tadi di awal pembukaan rapat.

Berikutnya, kami ingin sampaikan matriks kepatuhan para Operator menyampaikan 3 hal yang kami minta, yaitu dari 10 Operator itu, PT. Bakrie, Hutchinson, Indosat, Mobile 8, Natrindo atau Axis, Sampoerna Telecom Indonesia, Smart Telkom, PT. Telkom, Telkomsel, dan Axiata. Semuanya dalam waktu yang berbeda-beda telah menyampaikan kepada kami 3 permintaan yang dimintakan. Pertama, misalnya jaminan untuk menyimpan data dan tidak menghilangkan data, telah kami terima semuanya dalam tanggal-tanggal tersebut. Kemudian juga alokasi anggaran.

F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Interupsi Pak Ketua. Bisa tidak ini kita dapat hardcopy-nya supaya lebih enak, daripada muter-muterkan.

Terima hardcopy-nya dulu kita, baru dijelaskan.

Page 4: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

4

KETUA RAPAT: Baik Pak Maiyasyak, saya rasa ide yang sangat baik, karena presentasi ini tidak bisa

kita lihat, terlalu kecil hurufnya. Jadi akan sangat menolong apabila kita mendapatkan copy dari laporan tersebut.

WAKIL KETUA BRTI: Mohon maaf Pimpinan, karena terlalu kecil dan ada juga yang baru hari ini

disampaikan, sehingga kami update terus dari minggu kemarin. KETUA RAPAT: Silahkan Pak Budi, mungkin bisa menyampaikan yang lain, sambil kita menunggu copy

dari surat-surat tersebut. WAKIL KETUA BRTI: Baik, intinya dari 3 hal yang kami mintakan atau kita mintakan semuanya sudah

mematuhi, dan catatan untuk neraca laba-rugi dari 2009-2011 kebanyakan baru sampai 2010, karena 2011 mereka belum selesai audit, sehingga hal tersebut menjadi catatan kita bersama.

Kemudian Pimpinan, terkait dengan progress gelar perkara Bareskrim, kami sampaikan bahwa sampai hari ini kami belum mendapat undangan atau pemberitahuan mengenai gelar perkara dari Bareskrim, dan Anggota kami tadi pagi, salah satu Anggota BRTI diundang dalam rangka pendalaman teknis sedot pulsa. Itu yang baru sampai kami terima dari Pak Nonot pagi tadi, karena undangannya baru tadi pagi. Hari ini sampai sekarang juga masih berlangsung. Kami memang pernah minta..

F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Ketua, saya interupsi lagi ini Ketua. Seingat saya, kalau saya tidak keliru, ketika rapat dengan Menkominfo, Saudara Tifatul

Sembiring, saya kasihkan amandemen juga, bahwa terminologi yang dipakai itu jangan diubah, dari pencurian atau mengambil tanpa hak menjadi “sedot”. Saya pikir penjelasan saya pada waktu rapat itu cukup clear, karena itu ada eufemisme yang akan mengaburkan substansi yang kita bahas. Itu betul-betul sebuah upaya yang kelihatannya sederhana, tapi sangat sederhana, karena jelas tidak jujur. Jadi mencuri, mengambil dengan tanpa hak dan sedot pulsa itu akan menyebabkan pertanggungjawaban hukumnya menjadi tidak jelas, karena itu saya mohon di ruangan ini dan untuk selanjutnya melalui Pimpinan agar pihak BRTI tidak menggunakan terminologi “sedot” pulsa lagi.

Terima kasih Ketua. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Maiyasyak. Pak Budi mohon klarifikasi ketika anda menyebut “sedot” pulsa itu istilah yang

digunakan oleh Polri atau istilah yang digunakan oleh Kementerian Bapak? WAKIL KETUA BRTI: Mohon maaf, mungkin ini istilah yang saya pribadi sering pakai saja, kalau dari kami

tentunya pencurian pulsa. Cuma karena media-media beberapa sebelumnya “sedot pulsa”, maka kadang-kadang saya menyebutnya sedot pulsa atau layanan SMS premium atau pencurian pulsa. Jadi dalam kesempatan ini ingin saya koreksi, bahwa untuk seterusnya kami akan gunakan pencurian pulsa.

KETUA RAPAT: Klarifikasi, jadi sebutan “sedot pulsa” itu bukan dari Polri? WAKIL KETUA BRTI: Bukan.

Page 5: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

5

KETUA RAPAT: Bukan, jadi itu istilah yang Bapak pergunakan secara pribadi, yang Bapak pergunakan

karena kebiasaan. Terima kasih. Lanjut Pak. WAKIL KETUA BRTI: Terima kasih Ketua. Jadi untuk progress gelar perkara pencurian pulsa ini, di Bareskrim kami belum

mendapat update, karena masih salah satu Anggota kami di sana. Ketiga adalah mengenai paparan mengenai paparan progress regulasi tata niaga bisnis. Kami sudah sampaikan barusan yang sedang di-fotocopy.

Ketua dan Bapak-Ibu sekalian. Kami ingin menyampaikan kembali bahwa, sebelum menyampaikan penyempurnaan

regulasi yang terkait adalah Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2009, pada saat itu semangatnya seperti juga halnya beberapa negara di pemberi layanan SMS premium ini less regulated atau ada yang menyebutnya sebagai liberal, karena memang tidak banyak yang diatur. Sebagai ilustrasi ada yang terkait dengan layanan premium adalah masalah REG yang mudah tidak berbayar dan UNREG yang juga mudah tidak berbayar. Kelihatannya itu yang paling banyak dan juga CP teregistrasi, terdaftar di BRTI. Namun demikian, seperti juga banyak negara yang lainnya, kasus sedot pulsa ini telah terjadi dan beberapa telah kita ketahui bersama.

KETUA RAPAT: Pencurian pulsa Pak Budi. WAKIL KETUA BRTI: Maaf, mungkin. KETUA RAPAT: Tidak, anda jangan mencoba mengaburkan permasalahan. Kita semua sudah sepakat.

Jadi dari data dan fakta yang kita terima dan kita yakini bersama, itu sudah terjadi pencurian, bukan penyedotan.

WAKIL KETUA BRTI: Kami ulangi dan mohon koreksi kalau masih menyebutkan. Pencurian pulsa ini terjadi

di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapore, dan juga Filipina lebih awal. Kita agak belakangan, sehingga kita baru merasakan seperti ini dan akan, kita sama-sama untuk melakukan perubahan, revisi, penyempurnaan regulasi Permen 1 Tahun 2009, misalnya kami sudah mulai dengan draft yang kami sudah sampaikan ke Bapak-Ibu sekalian. Pemotongan pulsa terjadi dengan modus operandi auto REG, sulitnya UNREG, dan promosi yang menjebak. Tiga hal inilah yang kemudian kami akan masukan dalam regulasi. Kemudian secara tegas nantinya akan melarang akan terjadinya auto REG, sambung otomatis, atau lanjutan otomatis itu akan dilarang. Kemudian adanya konsen atau persetujuan konsep ops in, yaitu sebelum mengirim content harus ada persetujuan terlebih dahulu dari pengguna. Kemudian self regulatory pada Operator dan Content Provider untuk melakukan wording approval untuk menghindari promosi yang menjebak, serta adanya audit teknik dan audit bisnis, dan ini sesuai dengan rekomendasi Panja dalam Rapat sebelumnya.

Bapak-Ibu sekalian. Juga kami melihat adanya address harfesting, yaitu mengumpulkan data-data,

misalnya dari pengisian pulsa di pinggir jalan yang dalam buku mereka dimasukan, terutama yang isi pulsa secara eletrik. Itu daftarnya ada semua, dengan mudah bisa dijualbelikan, dan address harfesting dan tentunya melalui software tertentu yang dapat mengumpulkan alamat dan data kontak. Ini juga akan dilarang.

Bapak-Ibu sekalian. Itu beberapa hal yang kami masukan dalam draft perubahan Peraturan Menteri Nomor

1 Tahun 2009 atau revisi. Kami berharap dengan ini, maka dengan masukan-masukan ini dan mungkin nanti masukan juga lain dari Anggota Panja yang terhormat, kami akan mendapatkan

Page 6: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

6

lagi yang lebih regulated untuk kasus layanan premium pulsa ini, sehingga dapat mencegah terjadinya kasus-kasus pencurian di masa mendatang. Itu yang dapat kami laporkan. Apabila dalam hal ini, dalam Rapat ini kita mungkin bisa melihat wording-nya satu persatu apa yang kami sampaikan. Untuk itu kami ingin mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya.

Demikian laporan kami Bapak Ketua. Terima kasih. Wassalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Budi. Pak, kalau kita melihat Permen Nomor 1 Tahun 2009 itu, itukan banyak sekali bolong-

bolongnya, banyak sekali kelemahan-kelemahan yang kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis ini untuk melakukan tindak bisnis yang tidak sehat, yang berimplikasi kepada kerugian pada masyarakat, dan masyarakat ini berulang-ulang, kita katakan bukan saja masyarakat yang mampu, tapi masyarakat yang tidak mampu dengan kemampuan ekonomi terbatas sekalipun itu menjadi korban. Pengambilan atau pencurian pulsa itu dilakukan secara semena-mena, saya meminjam istilah yang dipergunakan oleh Pak Fayakhun, cara-cara yang bejat sekalipun itu diperbolehkan untuk mengambil atau mencuri pulsa dari masyarakat. Payungnya itu, ini adalah produk dari payung hukum dari payung hukum yang tidak kuat. Berkaca dari apa yang terjadi selama ini, sebelum kita membahas ini satu persatu. Isi daripada regulasi ini apakah hanya updating dari Permen Nomor 1 Tahun 2009 atau ini sudah melalui mekanisme anda duduk bersama dengan para stakeholder, siapapun dia dalam upaya penyempurnaan tersebut.

WAKIL KETUA BRTI: Ketika penyusun 2009 ini bersama dengan YLKI dan para Operator. Tentunya

sekarang ketika kami akan revisi atau bahkan merubah mencabut dengan mengganti yang baru kalau memang lebih banyak tambahannya atau perubahannya, maka kami sudah melakukannya dengan YLKI dan Operator. Tentunya idealnya juga dengan Content Provider dan kami akan lakukan itu, tapi karena jumlahnya banyak tentunya, bersama-sama nanti dengan Bapak Ibu di Komisi I, di Panja ini kita akan bersama-sama untuk menyusunnya ini, sehingga apa yang dulu kita sepakati 4 atau 3 tahun yang lalu, bahwa ini less regulated, banyak bolong-bolongnya, banyak lemahnya dimanfaatkan, maka sekarang kita berpikirnya harus diatur dengan begitu ketat, dan mereka juga memahami penyebab-penyebabnya, sehingga kami ingin juga bermaksud untuk mengundang. Yang sudah kami lakukan baru sekali, yaitu dengan YLKI, Operator, dan LSM ID TUG (Telecommunication User Group) yang juga banyak memberikan masukan.

Demikan ketua. KETUA RAPAT: Para Anggota Panja yang terhormat. Kita sudah mendapatkan copy presentasi dari BRTI ini, saya rasa kita bahas saja Pak

Budi ya, dari satu persatu. F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Ketua. Kitakan ada 2 hal Ketua, yang pertama adalah kita minta, karena ada beberapa yang

menyampaikan, bahwa BRTI pun sudah mendapatkan data tambahan mengenai CP yang nakal, tetapi di luar dari 10 yang katanya akan diumumkan, tetapi kemudian BRTI agak terganggu dan agak kurang berani, karena setelah disomasi jadi lebih melunak. Berita ini kita ingin dengar juga kan, kalau tidak, maka kita minta yang lebih dari 10 itu, sebab kalau hanya berjalan di tempat ya memang BRTI kalau takut kasih tahu kita lah, nanti kita kasih suntik berani untuk itu.

Kedua, mengenai ketentuan ini, ini bukan hanya apa yang ada saja, tetapi rasanya kita memerlukan ada satu draft secara keseluruhan yang utuh dari BRTI. Kemudian kita pelajari, kemudian kita juga nanti memberikan masukan, sehingga duduk dan catatannya satu, mohon maaf, kita mengapresiasi dulu, bahwa ada pengakuan, bahwa semua ini pencurian pulsa terjadi

Page 7: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

7

karena kekosongan atau regulasi tidak diatur. Itulah berbedanya kejadian yang di Malaysia-Singapore. Untuk itu kita mau sekarang untuk hal ini, regulasinya itu kita juga tidak, kita meminta untuk tidak dikeluarkan sebelum ada pembicaraan dengan kita, karena kitapun tidak mau industri ini mati, tetapi kita pun tidak mau rakyat kita ditipu, begitu saja. Kalau ada beberapa hal ini yang Ketua tadi usulkan untuk kita bicarakan beberapa point saja, tetapi sampai dengan redaksinya, itu draft dari Permen itu kita, dari peraturan itu kita perlu bahas lebih jauh.

Terima kasih Ketua. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Enggar. Sebelum kita melakukan pembahasan, mari kita buka halaman pertama dari

presentasi ini. Penjelasan BRTI tentang penyelesaian kasus sedot pulsa, layanan jasa pesan premium. Jadi menurut observasi kami ini Pak Budi, ini memang by design dari BRTI ini untuk mengaburkan permasalahan ini. Sudah berbulan-bulan, dari bulan November-Desember kita berbicara itu pencurian pulsa. Namun ada upaya yang kalau kita lihat di sini ini termanifestasi dengan baik. Anda tidak mau menyebut itu sebagai “pencurian”. Apa yang disampaikan oleh Pak Maiyasyak tadi benar sekali, analogi yang disampaikan itu sangat betul. Pak Budi, para Komisioner yang lain, nyedot air dengan nyuri air itu dua hal yang berbeda. Begitu juga nyedot pulsa dengan pencurian pulsa, yang kita hadapi dan akan bereskan sekarang ini adalah “pencurian pulsa”, yaitu pengambilan pulsa masyarakat atau rakyat atau pelanggan tanpa sepengetahuan dari yang bersangkutan. Coba saya ini minta jujur saja ini, ini siapa yang bikin ini? Presentasi ini? Atas nama BRTI atau anda sendiri?

WAKIL KETUA BRTI: BRTI dan Staf kami. KETUA RAPAT: Berarti ini merupakan sikap dari BRTI untuk tidak mau menyebut ini sebagai

“pencurian”? WAKIL KETUA BRTI: Kami koreksi Pak, bahwa ini kekeliruan dan kami akan ganti dengan “pencurian”. KETUA RAPAT: Ini tidak sesederhana itu Pak, ini upaya perlawanan dari apa yang sudah kita sepakati

bersama. Semua sepakat kok, pakar hukum sepakat, jaksa sepakat, kepolisian itu sepakat, yang terjadi itu adalah praktek pencurian. Kenapa sekarang pada bulan Januari ketika masalah ini sudah mau mengerucut, Bapak kembali lagi mau menyebut ini sebagai “sedot”?

WAKIL KETUA BRTI: Ini kelalaian kami dan akan kami ubah Pak. KETUA RAPAT: Saya minta penjelasan dari Komisioner yang lain, ini sikap BRTI atau sikap

perorangan? F-PG (YORRYS RAWEYAI): Ketua, ini perlu kita klarifikasi. Mereka sadar tidak waktu membuat ini, itu dulu satu. Sebab kalau anda baca di judul

ini, anda sudah memberikan gambaran, bahwa ada 2 versi. Versi BRTI adalah “sedot pulsa” yang anda sandingkan dengan Panja Pencurian Pulsa, ini jelas sekali. Ini maksudnya apa? Tolong anda jelaskan dulu tentang substansi ini. Kalau kita tidak punya persepsi yang sama untuk menyelesaikan masalah ini, inikan terkesan kalian mencoba dari waktu ke waktu untuk mengalihkan judul ini, karena ini substansi hukumnya yang kita akan pakai di sini. Ini jelas kok, penjelasan BRTI tentang penyelesaian kasus sedot pulsa layanan jasa pesan premium dengan

Page 8: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

8

Rapat Dengar Pendapat BRTI dengan Panja Pencurian Pulsa. Tolong anda membedakan yang anda maksud tentang 2 judul di atas ini.

Terima kasih Ketua. WAKIL KETUA BRTI: Baik, melalui Ketua, tidak ada maksud dari kami untuk berbeda dengan apa yang telah

direkomendasikan, yaitu “pencurian pulsa”, dan apabila ini bila terjadi sedot pulsa, kami akan menggantinya saat ini juga.

F-PG (YORRYS RAWEYAI): Ketua. Sadar tidak anda membuat ini, itu dulu? WAKIL KETUA BRTI: Kami sampai tadi, saya pribadi cover-nya, karena kami tidak membahas cover-nya.

Saya mulai dari outline dan seterusnya, dan pembicaraan kami di BRTI juga selalu dalam kasus pencurian. Untuk itulah, maka kami ke Bareskrim dan melaporkan ini, karena memang menyadari adanya pencurian. Kalau yang di-cover ini kami harus akui, bahwa ini kelalaian dan sebelum-sebelum ini memang ada kata-kata “sedot” dan ini belum diedit, diganti, maka ini kelalaian, kami tidak mengecek cover-nya ini.

KETUA RAPAT: Pak Budi, kata “sedot” ini baru keluar sekarang. Dalam beberapa RDP kita, kita

sepakat untuk menyebut ini “pencurian pulsa”. Tidak pernah anda menyebut kata “sedot”. Makanya ini modusnya apa? Tiba-tiba sekarang ini anda mengalihkan, mencoba mengalihkan. Ini bukan perkara sederhana, tidak ini. Ini by design. Jadi secara sadar anda mengatakan untuk mengalihkan, karena implikasi dari kata “sedot” dan “pencurian” itu berbeda sekali, seperti saya sebut tadi “sedot bensin” dengan “curi bensin”, dua hal yang berbeda. Sedot bensin bisa saja atas persetujuan pemilik, disedot, tapi kalau pencurian adalah sesuatu yang berbeda. Kenapa anda di sini yang merupakan orang-orang pilihan, bukan orang biasa saya lihat, hal sesederhana ini kok bisa terjadi? Makanya saya minta mungkin Komisioner yang lain bisa memberikan tambahan, Pak Edi mungkin.

F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Ketua, tambahan. 16 Januari judulnya sudah “sedot”. KETUA RAPAT: 16 Januari. Baik, silahkan Komisioner yang lain. ANGGOTA BRTI (ADISENO, Ph.D): Ya, tentunya di kita melihat, bahwa ini adalah pencurian atau lebih jelasnya,

panjangnya lagi, pemotongan pulsa tanpa hak, dalam itunya adalah pencurian. Kalau bisa nanti disampaikan oleh Wakil Ketua BRTI ini, bahkan kami sekarang sudah menyurati surat teguran kepada CP-CP yang diduga melakukan demikian. Jadi kita sudah melihat ini memang pencurian. Begitu Pak. Saya terus terang, kalau masalah sampai detail untuk ini saya tadi tidak kurang periksa untuk masalah ini. Ini kelalaian kami kalau begitu, tapi bahwa dari internal kami kita itu pencurian pulsa. Buktinya kita melayangkan hari ke 52, 58 perusahaan-perusahaan yang diduga melakukan hal-hal yang tidak terpuji ini. Begitu Pak Ketua.

Terima kasih. F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Ijin Pimpinan.

Page 9: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

9

Menindaklanjuti secara positif, kami minta salinannya Pak yang 58 CP-CP yang sudah diberi surat, segera. Jadi pertemuan kita ini update Pak. Segera maksudnya sekarang Pimpinan.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Sudah ada copy-nya ke kita? Belum. Yang 58 seperti Pak Adiseno sampaikan tadi.

Sudah ada copy-nya buat kita belum? Sudah pernah dikirimkan ke kita? ANGGOTA BRTI (ADISENO, Ph.D): Baru dikirimkan hari ini, karena baru tadi pagi kami mendapat approve dari Pak

Menteri. 2-3 hari lalu redaksi-redaksi kami mintakan, ada catatan dari Pak Menteri dan kami ubah, baru siang ini, sehingga ini berproses, sore ini bisa kita kirimkan sesuai dengan permintaan Panja.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Pimpinan. Yang pertama, karena sudah dilayangkan, sekarang saja Pak di-foto copy sambil kita

bicara sambil dibagikan. Jadi ini update. Terus yang kedua Pimpinan, tadi dikatakan bahwa itu semua draft dikonsultasikan atau dikoordinasikan dengan Pak Menteri. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ini, saya ingin kejelasan Pimpinan. Bagaimana sih ininya hubungan kerja dengan Menteri Kominfo? Apakah mereka ini dalam menetapkan regulasi ini independen atau bisa terjadi intervensi. Ini saya juga jadi tanda tanya Pimpinan.

KETUA RAPAT: Silahkan Pak dijelaskan. WAKIL KETUA BRTI: Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999, BRTI ini bertanggungawab

kepada Menteri dengan tugas pokok, antara lain adalah memberikan rekomendasi kepada Menteri, sehingga ketika surat-surat yang akan kami layangkan, tentunya dengan konsultasi kepada Menteri.

Demikian Pak. KETUA RAPAT: Terima kasih, ada lagi pertanyaan? Silahkan Pak Teguh. F-PAN (Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si.): Saya minta tanggapan dari BRTI, respon terhadap surat BRTI, saya tidak melihat ada

Telkom Flexi ya Pak. Oh, itu Telkom. Ya, sudah. Terima kasih. F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Pimpinan. Tadi ada yang belum dijawab Pak, salinannya Pak, yang 58 itu Pak, kami tunggu. WAKIL KETUA BRTI: Siap Pak, kami akan kontak di Kominfo, di kantor, karena surat-surat keluar ada di

sana dan sedang berproses, copy-nya akan segera dikirim ke sini, kurir.

Page 10: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

10

KETUA RAPAT: Mungkin tidak perlu pakai kurir Pak, fax saja. Kalau kurir makan waktu lagi. Itu tebal

sekali? WAKIL KETUA BRTI: 58 satu persatu dan Operator 9, karena yang STI itu tidak melakukan layanan SMS

premium ini dan juga tidak ada aduan dan lain-lain. KETUA RAPAT: Oke, kurirnya sedang menuju ke sini. Sudah dihubungi belum? WAKIL KETUA BRTI: Kami siapkan Pak. KETUA RAPAT: Baik, sementara kita tunggu, mari kita lanjutkan dengan pembahasan. F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Ketua. Saya kira sebelum pada penjelasan, supaya kita tidak lompat Ketua, dan ada

konsistensi yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum. Perlu bukan sekedar oral statement, tapi saya ingin melalui Pimpinan kepada pihak BRTI, karena saya berasumsi bahwa ada upaya yang sistematik untuk mengalihkan isu ini, karena sejak tanggal 16 sebenarnya saya sudah mengepil agar ini terminologi diubah sesuai dengan terminologi yang dikenal dalam sistem hukum kita. Pada hari ini saya mencoba menerima penjelasan Wakil Ketua BRTI dan Saudara Komisioner yang lain, tapi penerimaan itu tidak berarti, bahwa kita tidak perlu sebuah pernyataan resmi yang menyatakan mulai hari ini terminologi itu tidak dipakai lagi. Kedua, secara resmi kita minta itu dicoreng di dalam rapat. Dicoreng di dalam rapat ini, sehingga secara demikian dia memiliki kekuatan secara hukum untuk tidak berlaku lagi, dan karena itu kita memiliki hak untuk memberikan teguran secara institusional apabila pada pertemuan mendatang itu masih dipergunakan. Begitu Pimpinan. Jadi saya mau sebelum maju melangkah, clear dulu terminologi ini.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Maiyasyak. Saya rasa kita sepakat dengan usulan yang disampaikan oleh Pak Maiyasyak tadi.

Jadi kita langsung coret kata “sedot” diganti dengan kata “pencurian” dan ditandatangani di Rapat Dengar Pendapat ini.

F-PG (YORRYS RAWEYAI): Tanya BRTI setuju tidak? Siapa tahu dia tidak mau merubah. WAKIL KETUA BRTI: Sangat-sangat setuju Pak. KETUA RAPAT: Kalau begitu langsung saya coret di sini ya? Saya rasa Komisioner dengan segala

hormat lebih bagus ke sini saja. Jadi supaya bisa lihat ke sini dan langsung memberikan paraf di sini.

Baik, terima kasih. F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Tapi Ketua juga tandatangankan? Oh, Ketua tandatangan juga.

Page 11: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

11

KETUA RAPAT: Kata “sedot” diganti dengan “pencurian” dan sudah ditandatangani, sehingga tidak ada

alasan lagi, bahwa kata “sedot” ini akan muncul pada Rapat-rapat berikutnya. Kata “sedot” diganti “pencurian”.

(RAPAT : SETUJU)

Baik, kita lanjut. Pak Budi kami persilahkan untuk menjelaskan mengenai urut-urutan

respon terhadap surat BRTI dan seterusnya. WAKIL KETUA BRTI: Terima kasih Ketua. Seperti yang tadi telah kami sampaikan dari kesepuluh Operator yang kami kirimkan

surat, tiga surat masing-masing itu untuk jaminan penyimpanan data, alokasi anggaran untuk pembelian pulsa, dan neraca laba-rugi. Semua telah memberikan respon dan memberikan surat kepatuhan dan kesediaannya dengan catatan tadi yang saya sampaikan yang untuk 2011 semuanya belum memberikan, karena masih dalam proses auditing.

Demikian pak. KETUA RAPAT: Hutchinson kenapa tidak memberikan balasan? WAKIL KETUA BRTI: Sudah barusan. F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Ketua. Ini alasannya apa untuk yang Esia, Hutchinson, Mobile 8, Smart, dan Telekom untuk

yang belum memberikan neraca laba-ruginya. Alasannya apa? WAKIL KETUA BRTI: Yang kami dapat penjelasan dari mereka, bahwa mereka akan menyusulkan, karena

ini kebanyakan mereka minta persetujuan dari, seperti Hutchinson itu di Hongkong, Hutchinson sudah. Yang kemudian, oh itu baru Hutchinson saja, kalau yang lain..

F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Tidak, ini untuk yang neraca laba-ruginya itu. Itu kan banyak yang belum 1,2,3,4,5.

Sebelum minta persetujuan di Hongkong, Esia kan di Jakarta. WAKIL KETUA BRTI: Maksud saya Hutchinson, tapi ternyata hari ini sudah karena sebelumnya

penjelasannya seperti itu. Tiga yang lain mereka mengatakan akan menyusul untuk neraca laba-ruginya, karena beberapa, dalam minggu ini juga.

KETUA RAPAT: Ada empat perusahaan di sana yang belum memasukan neraca laba-rugi, itu

maksudnya Pak? Kenapa? WAKIL KETUA BRTI: Itu penjelasannya tadi, bahwa mereka belum selesai, seperti PT. Telkom, Mobile 8,

Smart Telkom, yang Hutchinson sudah, karena alasannya itu. KETUA RAPAT: Untuk tahun laporan 2011 bisa mengerti, tapi dari awal memang mereka tidak

memasukan itu. Kenapa? Itu ada 4 perusahaan.

Page 12: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

12

WAKIL KETUA BRTI: Jawaban yang kam terima dari mereka adalah mereka akan menyusulkan dalam

minggu ini juga. KETUA RAPAT: Dalam minggu ini? Untuk semua perusahaan ini. Pak Budi ini serius ini jawab seperti

itu? Besok sudah hari Jumat. WAKIL KETUA BRTI: Itu jawaban dari mereka dan mereka sudah mengirimkan sejak tanggal 19 yang lalu

dan kami masih menunggu yang Mobile 8, Smart, dan Telkom. KETUA RAPAT: BRTI mengirimkan surat kepada perusahaan-perusahaan ini tanggal berapa untuk

meminta 3 hal ini. WAKIL KETUA BRTI: 18 Januari. KETUA RAPAT: 18 Januari, ada tenggat waktu di surat anda? Anda sebagai regulator satu-satunya

sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang memberikan surat, tapi ternyata tidak digubris oleh industri yang anda atur sendiri. Terus industri ini mau kemana? Relevan tidak kalau desakan masyarakat BRTI itu tidak ada gunanya. Bukan kami yang mengatakan itu. Sekarang fungsi pengawasan, fungsi pengendalian itu adanya di Bapak-bapak. Ini satu hal kecil. 18 Januari anda mengirimkan surat, tidak ada rasa takut atau cemas sama sekali mereka, sampai sekarang mereka tidak balas.

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Satu lagi Pimpinan. Kalau saya bacakan suratnya, mungkin teman-teman juga bisa mendengar. “Dengan

hormat, sehubungan dengan adanya dugaan pemotongan pulsa dari layanan jasa SMS premium”. Jadi bukan pencurian Pimpinan.

KETUA RAPAT: Surat dari Pak Syukri ini, Ketua BRTI. Sebagaimana disampaikan Pak Roy tadi. Saya

baca ulang sekali lagi, Bapak-Ibu Anggota Panja. “Sehubungan dengan adanya dugaan pemotongan pulsa”, jadi kita di sini memang

tidak sepakat untuk menyebut itu sebagai pencurian Pak Budi. F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Ketua, sedikit Ketua. Inilah dia barangkali yang ingin saya terangkan konsistensi tadi, seingat saya kalau

menggunakan kata “dugaan” itu biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa hukum, dugaan mencuri. Jadi kalau memotong, ini kalau sempat motong kambing gimana, diduga memotong kambing. Jadi di sinilah betapa bahayanya kalau menggunakan terminologi hukum secara rancu. Kata “dugaan” ini biasanya dipakai di dalam hukum acara dan untuk suatu peristiwa tindak pidana. Jadi “dugaan pemotongan pulsa”, pemotongan pulsa tidak terminologi hukum pidana, “dugaan” terminologinya hukum pidana. Di dalam hukum pidana ini biasa dipakai di hukum acara. Jadi saya kira janganlah bermain-main seperti ini, terlalu riskan ini, kalau kita yang sekolah ini, kan sama-sama kita tamat SD, belajar bahasa Indonesia inikan. Masa sampai hati kali seperti ini. Jadi tolong konsisten, karena itu ya surat ini wajar saja kalau mereka juga tidak mengerti Ketua. Jadi kalau ada pihak penerima surat tidak memberikan tanggapan wajar Ketua,

Page 13: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

13

tidak ada masalah Ketua surat itu, karena suratnya memang tidak memiliki semacam nilai untuk ditanggapi.

Terima kasih Ketua. F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Jadi saya tambahkan teman-teman, semua atas ijin Ketua. Memang dalam surat ini Pak Maiyasyak, mungkin juga bisa cermati, nanti saya minta

Sekretariat untuk copy bersama surat ini. Selain kata-kata “pemotongan” Pak Budi, di dalam surat ini memang tidak tercantum tenggat waktu. Jadi di sini hanya “kami meminta surat jaminan dari Direksi terkait atas dimaksud untuk diserahkan kepada BRTI pada kesempatan pertama”. Sehingga ya wajarlah kalau kemudian, mungkin justru kita harus memberikan apresiasi untuk Operator-Operator yang menerima surat ini tertanggal 16 Januari dan sudah menjawab tanggal 18. Itu menurut saya harus ada penghargaan dari BRTI ke sana, tapi bagi yang tidak ini harusnya segera mendapatkan punishment, karena memang di surat tidak ada waktunya, hal semacam itu.

Terus ada satu lagi yang mungkin kesempatan ini saya tanyakan Ketua, kepada Pak Budi. Pak Budi dengan kemarin kita sepakat untuk tidak mencabut Surat Edaran 177. Seharusnya dari Content Provider atau Operator tidak ada yang mengumumkan, bahwa mereka membuka lagi layanan REG kan. Seharusnya tidak ada yang membuka lagikan sementara. Dua hari yang lalu Pak Budi di televisi swasta, saya sebut saja Global TV sudah mulai ditayangkan lagi REG sekian-sekian-sekian. Kenapa itu bisa lolos Pak Budi? Jadi artinya sudah ada Content Provider yang kemudian sekarang berani terang-terangan mengumumkan kembali menyiapkan layanannya. Mohon sekalian dijawab dengan surat ini.

Terima kasih. F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Ketua. Saya akhirnya menjadi ada satu kesimpulan yang merupakan kesimpulan kita

sebenarnya nanti kalau saya ingin usulkan, sumber persoalan ternyata ada di BRTI Ketua. Jadi terjadinya pencurian semua ini adanya di BRTI, dia tidak membuat peraturan, dan kalau menurut saya, akhirnya saya pada satu kesimpulan, peraturannya pun memang sengaja dibuat ngambang, sehingga interpretasinya bisa macam-macam, dan kemudian didiamkan. Ketiga, makanya dia dengan kalimat yang begitu baik sekali, karena dia sadar, bahwa ini kami yang memberikan kesempatan, kami yang berbuat dosa. Jadi saya pikir Ketua, tolong pahami psikologis dari kawan-kawan kita di BRTI ini. Mereka yang memberi kesempatan, mereka yang berbuat dosa, sehingga tidak akan mungkin mengambil tindakan Ketua. Jadi saya harus menempatkan posisi seperti itu setelah menyimak, ya sudahlah Ketua, kalau begini caranya kita mengalihkan, meminta Bareskrim memeriksa mereka saja Ketua. Itu saja, jangan milih yang lain dulu, karena ini sumber permasalahan di sini. Begitu Ketua.

F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Saya karena mereka bukan pencurian, karena mereka itu government official, korupsi.

Kalau itu maksud Saudara tidak bisa. Kalau dia korupsi, KPK, karena kalau objeknya mereka, objeknya sekarang apakah ke sana? Kalau ke sana, pencurian, kalau kemari, korupsi. Jelas dulu.

F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Saya lebih baik Ketua, ini lebih jahat lagi. F-PG (YORRYS RAWEYAI): Ketua. Saya pikir begini, daripada kita membuang waktu dari awal pembukaan, ini terkesan

bahwa jelas BRTI masih menutupi masalah ini dengan mencoba membuat atau mengemas kata-kata yang mencoba mengantar kita untuk berpihak atau memihak kepada mereka dalam kasus ini. Kita lihat dua contoh, pertama soal sedot pulsa. Kemudian surat ini. Saya setuju kalau memang Content Provider atau Operator itu tidak mau memenuhi, karena tidak jelas kapan

Page 14: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

14

diminta secepat mungkin. Sekarang saya bertanya, apakah di BRTI ada orang hukum tidak di situ dalam membuat ini? Sebab inikan kesannya Bapak bagian hukum ya, apakah Bapak tidak didengar oleh ini atau masukan-masukan Bapak tidak digubris. Inikan lucu Pak. Jadi saya pikir daripada kita buang waktu saya setuju dengan apa yang Pak Enggar katakan itu. Kita boleh mengambil kesimpulan sendirikan, bahwa ini hulunya BRTI. BRTI memberikan ruang melalui regulasi yang berkolusi dengan Content Provider. Ini dua pihak, satu curi, satu korupsi. Tinggal kita mengambil keputusan politik, kemudian kita tingkatkan ke pihak-pihak yang berwenang.

Terima kasih Ketua. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Yorrys. Kita sudah mendapatkan penjelasan dan penguatan, pertama dari Pak Enggar,

kemudian dari Pak Maiyasyak, dan terakhir tadi dari Pak Yorrys Raweyai. Terkait dengan tindakan-tindakan atau manuver-manuver berbahaya ini sebenarnya yang dilakukan oleh BRTI untuk memindahkan persoalan. Kata “pencurian” menjadi “penyedotan” itu adalah satu hal yang sangat berbeda dan implikasi hukumnya berbeda. Kemudian kedua, di sini pengakuan yang kami terima dari BRTI sendiri adalah surat dikeluarkan tanggal 18 Januari, sampai dengan sekarang tanggal 2 Februari, ada 4 perusahaan atau 5 perusahaan yang tidak mengindahkan surat tersebut. Di sini kita mempertanyakan otoritas serta kewibawaan dari BRTI sebagai sebuah lembaga yang diamanatkan oleh undang-undang menjadi sebagai lembaga yang membuat regulasi, melakukan pengawasan, dan melakukan pengendalian.

Kesimpulan yang kami bisa dapatkan, BRTI ini memang di hadapan CP dan Operator itu tidak ada wibawa, artinya kalau dalam hukum islam, ini makruh. Jadi didengerin bagus, tidak didengar juga tidak apa-apa. Jadi keberadaan anda ini bukan semacam sesuatu yang bisa merubah sesuatu dari buruk menjadi baik, tidak demikian. Jadi karena berbagai contoh yang sudah kami dapatkan dalam berbagai pertemuan dan puncaknya pada hari ini adalah menyatakan demikian.

Teman-teman Anggota Panja yang terhormat. Di sini BRTI sudah membuat usulan regulasi yang merupakan penyempurnaan dari

Permen 1 Tahun 2009. Saya tawarkan kepada para Anggota Panja untuk dibahas sekarang atau kita mempelajari ini. Kemudian mengundang kembali BRTI minggu depan untuk pembahasan dan kita masuk kepada topik berikutnya.

F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Pimpinan, interupsi. Apakah itu sudah lengkap atau belum? Jangan nanti bulak-balik lagi. KETUA RAPAT: Bagaimana Pak Budi? WAKIL KETUA BRTI: Pimpinan. Seperti yang Pak Enggar samapaikan tadi pada kesempatan yang pertama, bahwa

kami perlu menyampaikan yang lengkap secara keseluruhan, karena yang kami sampaikan ini benar adalah yang terkait dengan layanan SMS Premium, sehingga keseluruhan Permen 1 itu kami akan sampaikan yang secara lengkap, termasuk juga yang usulan-usulan perubahan atau pencabutan atau apa nanti namanya sesuai dengan banyaknya yang akan diubah. Jadi kami memaklumi kalau kami diberikan kesempatan untuk memberikan yang full Permen 1 Tahun 2009 yang akan diubah.

F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Berapa lama itu Ketua? Jadi kita, jangan kita paksa Ketua. Jadi keikhlasan sajalah.

Page 15: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

15

F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Jadi begini Ketua. Lebih baik kita berikan batas tenggat waktu. Jadi ada kepastian di Panja Pulsa ini,

kapan ini regulasi yang baru ini akan selesai. Jangan kalau kita serahkan kepada mereka nanti berlarut-larut lagi sampai mereka selesai bulan Maret tidak selesai-selesai ini regulasi. BRTI ini akan selesai bulan Maret, ini kontraknya, walaupun saya sudah minta dari 1 Januari, lebih baik dibubarin saja.

KETUA RAPAT: Silakan Pak Helmy. F-PDI PERJUANGAN (HELMY FAUZY): Terima kasih Pimpinan. Pimpinan dan Anggota Panja; Rekan-rekan BRTI. Terkait dengan rencana untuk semacam revisi Permen Nomor 1 Tahun 2009, dalam

hal ini perlu saya ingatkan BRTI tentang keberadaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Di sini jelas sekali bahwa asas pembentukan peraturan perundang-undangan itu ada kejelasan tujuan, kelembagaan, atau pejabat yang membentuk, kesesuaian antara jenis hirarki dan materi muatan, keterbukaan dan kejelasan rumusan. Jangan sampai Permen ini Pak dalam materinya itu melangkah jauh membuat suatu ketentuan-ketentuan di luar kewenangan sebuah Permen. Ini yang perlu kita jaga dan kita hati-hati, mana yang porsinya undang-undang, mana yang porsinya Permen, karena kalau Permen ini hanya menjabarkan sebagai aturan pelaksana dari sebuah produk perundang-undangan. Jangan sampai ada nomenklatur baru Pak.

Karena saya terus terang melihat kecenderungan ini di Kominfo, Peraturan Menteri yang kemudian mengatur suatu kewenangan yang jauh, yang diberikan batas-batas sebuah Peraturan Menteri. Apalagi ada implikasinya terhadap budget, implikasinya terhadap suatu nomenklatur baru. Ini yang perlu kita berhati-hati, jangan sampai kemudian ada Permen dengan gampang dibuat mengatur banyak hal, padahal pada dasarnya secara substansi itu merupakan sebuah undang-undang. Saya mengambil contoh, menurut pandangan saya, Permen soal Digitalisasi Penyiaran itu ada implikasi kelembagaan, ada implikasi budget, berdampak pada masyarakat luas yang bukan semata-mata penjabaran dari suatu Undang-Undang Penyiaran. Jadi saya mohon juga suatu kejelasan nanti cantolan undang-undangnya apa, karena ini harus diturunkan semata-mata sebagai peraturan pelaksana dari suatu produk perundang-undangan.

Demikian Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Helmy. Saya rasa ini menjadi catatan yang sangat berharga, jangan sampai peraturan itu

bukan over lapping, tapi mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada undang-undangnya itu sendiri. Kita sudah sepakat ini akan kita pelajari pembahasan kita, kita pelajari dulu sambil kita menantikan BRTI menyiapkan Permen pengganti secara lengkap, yang tadi itu harus ada tenggat waktu. Kapan itu siapnya Pak Budi?

WAKIL KETUA BRTI: Ijin Pimpinan. Kalau draft yang dimaksud, kami sudah siapkan draft keseluruhan pasal per-pasal dan

yang matriks ini tadi yang kami sampaikan dalam map adalah yang khusus terkait mengenai layanan pulsa premium. Jadi kami bisa sampaikan juga Rancangan Peraturan Menteri yang pasal per-pasal.

KETUA RAPAT: Boleh Pak, bisa kita minta itu?

Page 16: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

16

WAKIL KETUA BRTI: Sebelumnya Pimpinan, kami ijin bertanya. Proses pembentukan Permen atau ini

secara bagaimana kalau kami menyerahkan ini dalam konteks seperti apa, karena ini belum final rancangan kami.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. Sedari awal kita memberikan semacam pesan kepada BRTI untuk sebanyak mungkin

melibatkan para stakeholder dalam pembuatan regulasi yang baru sebagai pengganti dari Permen sebelumnya, yang kita lihat begitu banyak bolong-bolong atau loop hole yang kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku industri. Itu yang pertama.

Kemudian kedua, pihak yang diatur aspirasinya pun harus ditampung, harus diterima. Akibat dari sebuah peraturan yang dibuat secara one side atau sepihak tanpa mengetahui kondisi sesungguhnya dari industri yang ada, itu hanya akan menimbulkan penolakan dan kerugian. Hakekat daripada regulasi yang baru ini adalah pertama, dia akan memberikan proteksi yang maksimum kepada masyarakat, supaya praktek pencurian atau praktek lain-lain yang merugikan masyarakat itu tidak terjadi lagi. Kemudian proteksi maksimum juga kepada para pelaku industrinya, yaitu pada para Content Provider, kemudian para telepon Operator, kemudian para Content Owner. Mereka-mereka ini harus mendapatkan proteksi yang maksimum, karena kita tidak menginginkan kejadian ini terjadi lagi di depan. Bagi kita ini adalah suatu pelajaran berharga yang implikasinya adalah pertama, diamandemennya atau diubahnya regulasi atau Permen Nomor 1 Tahun 2009 tersebut. Itu maksud kita Pak. Jadi ini toh sudah kita dapatkan untuk kita pelajari. Permen tersebut saya rasa sebagai bahan pembahasan bagi kami untuk kami pelajari, bukan sesuatu hal yang salah.

WAKIL KETUA BRTI: Baik, kalau demikian adanya Pak Ketua. Bapak-Ibu sekalian. Kami akan menyampaikan seluruh draft dan dengan catatan ini belum final dan sesuai

dengan saran Pimpinan tadi bahwa kami akan mengundang yang sudah saya sebutkan di depan tadi, stakeholder, termasuk juga Bapak-Ibu di Panja, khususnya untuk kita dalam kesempatan di luar Rapat-rapat Panja ini membahas secara bersama dengan para stakeholder.

Demikian Pak. F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Pimpinan, interupsi. Berapa lama tenggat waktunya ini? Ini kita sudah berlarut-larut Pimpinan. Kalau kita

lihat dari awal sampai sekarang ini, berarti ini sudah sangat berlarut-larut sekali. Mereka mengorbankan semua orang ini, artinya baik waktu kita, belum lagi customer, belum lagi tadi ada juga yang sudah pajang-pajang iklan untuk iyakan, artinya ini sudah terlalu lama. Kasih tenggat waktu Pimpinan. Itu saja.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Zaki. F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Pimpinan, pertanyaan saya belum di jawab Pak Budi. Pak Budi dan teman-teman BRTI, pernah lihat iklan 2 hari yang lalu itu tidak? BRTI

tidak mengetahui bahwa Content Provider sudah melanggar aturan dari BRTI.

Page 17: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

17

F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Maaf Pak Roy, saya nontonnya malah sejak, saya waktu itu mulai aware itu setelah 10

Januari. Itu malah saya sudah lihat iklan itu, cuma saya lupa 4 digitnya, karena saya selalu lihatnya sepintas, tapi saya sudah lihat iklan itu.

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Kami mohon jawaban resmi dari BRTI, bahwa BRTI belum mengetahui, tidak

mengetahui, dan selanjutnya pertama kami apa tindakan BRTI setelah mengetahui sudah ditelikung oleh Content Provider atau Operator seperti itu.

WAKIL KETUA BRTI: Pimpinan dan Bapak-Ibu sekalian. Ijinkan kami berbeda pendapat di sini, ketika SE 177 dikeluarkan itu adalah untuk

UNREG massal. Kemudian setelah itu mereka bisa REG lagi, RBT mulai tumbuh lagi dengan yang tentunya tidak bermasalah CP-nya, artinya yang berijin dengan kami, sehingga mereka bisa langsung REG dengan RBT lagi dan mulai tumbuh, karena di SE 177 itu adalah UNREG massal semua layanan pada saat itu.

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Baik Pak Budi, pertanyaan saya selanjutnya, andaikata boleh ada beda pendapat,

artinya menurut BRTI yang tidak bermasalah bisa kemudian beriklan. Pertanyaan saya selanjutnya, mereka yang beriklan minta ijin dulu tidak kepada Bapak untuk memasang iklan itu dan Bapak punya daftarnya yang sekarang sudah beriklan kembali?

WAKIL KETUA BRTI: Kalau untuk beriklan tentunya perlu ijin kepada kami, tetapi ketika mereka akan

melakukan layanan kembali, Operator memberitahu, bahwa seperti RBT sudah langsung bisa beroperasi, bisa menerima REG beberapa hari berikutnya. Kalau iklan kami tidak mengatur ke sana Pak.

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Pimpinan mohon ijin mendahului. Mohon ijin Pimpinan, saat ini juga kalau boleh kita minta daftar yang sudah

mengajukan ijin untuk memberikan layanan kembali. Mohon itu diberikan kepada kita. Jadi supaya kita akan cek yang sekarang sudah diijinkan oleh BRTI itu adalah termasuk yang 58 tadi yang nakal tadi atau tidak. Ternyata kalau yang sekarang yang sudah diberikan ijin oleh Bapak-bapak itu ternyata menjadi bagian yang tadi diumumkan oleh Pak Adiseno, yang nakal 58 tadi. Itu ada masalah baru hari ini Pak Budi. Jadi daftar yang sudah minta ijin untuk memberikan layanan kembali kita tunggu. Pimpinan, kita tunggu hari juga atau bagaiamana? Hari ini juga ya?

WAKIL KETUA BRTI: Ketua, mohon ijin untuk ada penjelasan dari Pak Adiseno. ANGGOTA BRTI (ADISENO, Ph.D): Terima kasih atas ijin Pimpinan. Supaya tidak salah memahami Surat Edaran 177 tersebut, yang kita larang itu adalah

penawaran content melalui SMS broadcast, pop screen, dan vice broadcast. Jika mereka ingin memberikan iklan itu di TV kah, di spanduk, atau di koran silahkan saja, karena ini yang menyebabkan permasalahan selama ini. Pintunya itu dari sini.

Kedua, itu melakukan UNREG secara massal, tapi pada saat yang bersamaan, ketika mereka mendapatkan notifikasi UNREG secara massal, itu mereka mendapatkan juga penjelasan bagaimana kalau mereka tertarik untuk melakukan meneruskan layanan tersebut. Jadi menurut Surat Edaran ini, kita tidak mematikan jasa layanan SMS Premium. Jadi kita melakukan UNREG massal, ketika kita melakukan notifikasi, bahwa anda telah ter-UNREG dari layanan tersebut sesuai dengan Surat Edaran BRTI, maka jika anda ingin meneruskan layanan,

Page 18: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

18

silahkan REG lagi dengan penuh kesadaran. Jadi pada detik itu juga dia harus mendapatkan hal itu.

Kemudian tentang masalah yang lainnya, yaitu tentang data rekapitulasi dan terakhir tentang masalah pengembalian pulsa. Itu Surat Edaran BRTI nya Pak. Jadi bukan berarti dengan adanya Surat Edaran BRTI ini, maka kemudian jasa layanan SMS Premium tersebut berhenti, tidak. Mereka boleh REG, tetapi benar-benar bukan, karena masalah-masalah tricky yang kita duga itu adalah sumber orang melakukan tadi yang disebut yang kita sepakati pencurian pulsa tersebut. Begitu mungkin penjelasan dari saya Pak.

Terima kasih. F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Interupsi Pimpinan. Ini kalau masih diberikan pembedaan-pembedaan kepada Content Provider, mana

yang boleh jalan, mana yang tidak, ini sekarang regulasinya pakai apa mereka jalan ini. Sementara regulasi yang barukan sedang dibuat katanya, dan kita inikan mau membenahi sistem dan regulasinya. Jadi kalau sekarang mereka masih berjalan dengan regulasi yang lama yang notabenenya masih sangat lemah sekali, hanya tadi dikemas oleh REG dan UNREG yang mudah, iya kan? Kemudian tidak juga dibenahi sistem charging-nya, untuk apa? Kan sama juga charging-nya yang kita permasalahkan di sini. REG UNREG-nya oke sekarang lebih mudah, tapi charging-nya. Kemudian automatic register-nya bagaimana ini? Jangan kita bermain di sisi yang abu-abu, terus yang ini boleh jalan, yang ini tidak boleh jalan. Ini yang jadi celah terus untuk kita dan bukan tidak mungkin selama charging-charging ini jalan, smart charging, silent charging, dan lain-lain tidak dibenahi, sama saja terjadi juga. Makanya saya selalu menekankan coba regulasi yang barunya kita percepat, kita buat, laporkan ke kami, kita observe bersama-sama, kita periksa bersama-sama, semua setelah stakeholder-nya sudah paham semua, baru kita lepaskan. Makanya tadi saya minta tolong batasan waktu untuk regulasi yang baru ini, jangan berlarut-larut, karena kalau berlarut-larut, banyak yang bermain di grey area ini. Ini sekarang banyak, sudah mulai bermunculan yang bermain di grey area, karena surat yang tadi mengambang terus dari BRTI.

Jadi kalau menurut saya, sudahlah stop saja dulu semua, sampai regulasinya benar-benar sudah kita sepakati. Sesegera mungkin kita bahas regulasi itu, kita sepakati, disahkan oleh Kominfo, baru jalankan lagi itu terbuka, tidak ada masalah. Kalau mau diverifikasi lagi Content Provider itu dengan sertifikat yang baru, yang nanti salah satu petunjuk teknisnya, misalnya Kepmen atau apa untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di Content Provider, mereka harus punya a,b,c,d,e,f,g lah sekarang ini. Jangan sampai orang yang sudah di-black list tiba-tiba masih jadi karyawan biasa di satu perusahaan yang aneh-aneh saja, tiba-tiba isterinya jadi Direktur Utama. Jangan sampai ada yang kayak begini lagi, ini yang kami maksudkan. Kalau selalu peraturannya bercelah, terus ada grey area ini orang akan bermain di sini terus dan kita tidak pernah tahu. Charging-charging ini masihkah membahayakan atau merugikan konsumen atau tidak. Maksud kami itu begitu.

Jadi sudahlah selesaikan itu regulasi sesegera mungkin, kita sama-sama bahas di sini. Diskusikan dengan para stakeholder ada Telkom, mungkin ada perwakilan dari Content Provider. Kemudian setelah itu, yang namanya resertifikasi perusahaan-perusahaan itu, dimana-mana itu biasa Pak. Anda di jasa konstruksi, ada resertifikasi setiap tahun, itu biasa. Jangan anti terhadap itu, tidak ada masalah. Begitu selesai, kita daftar ulang lagi itu semua Content Provider, yang kemungkinan terbukti oleh aparat penegak hukum, yang memang macam-macam, ya black list. Jangan diberikan sertifikat lagi mereka, apalagi ada personil-personil yang memang sudah ketahuan penjahat. Ini yang kita inginkan. Jadi sekali lagi minta tenggat waktu minimal, maksimal 1 minggu lah Pimpinan. Jadi jangan semua berlarut-larut, kita sudah dapat pengaduan segala macam ini, dan kita sudah dituduh berbagai macam oleh elemen-elemen di luar itu, bahwa kita beginilah begitu, tidak. Kita tidak mau ada aneh-aneh, yang kita mau ini regulasinya diperbaiki, sistemnya diperbaiki. Setelah itu umumkan, sosialisasikan kepada masyarakat, kepada customer agar mereka paham. Silahkan setelah itu jalan lagi, tidak ada masalah. Ini sudah masuk bulan Februari Pimpinan, perlu saya ingatkan. Sekali lagi BRTI ini selesai kalau tidak salah bulan Maret ya Pak?

Page 19: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

19

Terima kasih. F-PAN (Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si.): Singkat Pimpinan. Yang perlu menjadi catatan kita, bahwa apa yang tadi release oleh Saudara Zaki ini

menjadi relevan, karena memang hari ini meskipun kemarin kita sempat heboh, kemudian BRTI juga mencoba bersikap tegas, misalnya salah satunya kepada Extent Media, tapi yang terjadi tidak ada efek, kemudian mereka menghentikan layanannya, bahkan kami mengklarifikasi, menerima laporan ada yang cuma berganti nama saja, Content Provider yang ada dalam grup mereka. Jadi persoalanan business as usual, artinya jalan seperti yang lalu juga, karena memang kita harus akui belum ada perangkat-perangkat aturan yang mampu menjamin, bahwa kasus pencurian pulsa ini tidak terulang.

Jadi memang kemudian relevan untuk kita pertimbangkan, bahwa ya sebelum kita punya aturan yang bisa menjamin keselamatan publik, dimana dalam hal ini adalah yang kita wakili. Alangkah lebih baik kita mengambil sikap politik, bahwa memang sebaiknya layanan ini dihentikan saja sekalian, karena hari ini masih terjadi pencurian itu tanpa bisa kita kontrol dan BRTI pun tidak mampu untuk melakukan fungsi kontrol itu. Padahal di sini BRTI pun juga hadir untuk mewakili kepentingan publik itu. Bukan kepentingan para Operator maupun para Content Provider. Jadi mohon catatan ini menjadi bahan pemikiran dan sikap kita di Panja Pencurian Pulsa ini.

Terima kasih. F-PDI PERJUANGAN (HELMY FAUZY): Terima kasih Pimpinan. Pimpinan, saya ingin menggarisbawahi tadi apa yang telah dikatakan oleh rekan Zaki

dan rekan Teguh tadi, bahwa proses pencurian pulsa ini terjadi, pertama-tama memang ada niat dari CP dan Operator untuk memang mengambil secara tidak sah, artinya mencuri pulsa rakyat, dan ini dimungkinkan karena adanya suatu kesempatan. Kesempatan ini apa? Yaitu lemahnya regulasi yang ada, termasuk juga lemahnya fungsi-fungsi pengawasan di BRTI sendiri. Saya pikir ini perlu dengan sadar kita sadari ini Pak, bahwa ada niat dan ada kesempatan, sehingga terjadilah kasus pencurian pulsa ini. Kesempatan inilah yang harus kita tutup, niat akan selalu ada Pak, tapi kesempatan inilah yang harus kita tutup dengan menerapkan suatu regulasi yang kuat, suatu penjalanan fungsi-fungsi pengawasan yang tepat, prudence, dan penindakan yang keras Pak. Persoalannya selama ini bahwa salah satu faktornya memang regulasi kita ini agak abu-abu Pak, tapi ini bukan berarti lantas pencurian pulsa ini bisa dimaafkan. Boleh saja regulasinya lemah, tapi kalau memang pada dasarnya ada tindak kriminal di sana, tetapi ini harus diproses untuk memastikan bahwa kepentingan publik terlindungi di sini. Sebelum adanya regulasi ini, saya pikir kita harus menghentikan semua proses yang membuka peluang adanya pencurian pulsa rakyat ini. Jangan sampai kemudian konsumen menjadi rugi kembali Pak, karena memang ketidakadaan regulasi dan fungsi-fungsi pengawasan yang kuat untuk menjamin kepentingan publik terlindungi.

Jadi saya perlu menggarisbawahi ini selama memang belum ada regulasi yang kuat. Sebelum ada suatu jaminan bahwa BRTI bisa melaksanakan fungsinya secara efektif. Kita harus hentikan Pak peluang yang memungkinkan terus terjadinya pencurian pulsa masyarakat. Jadi saya kembali me-reverse apa yang dikatakan tadi oleh Saudara Teguh, dikatakan tadi oleh rekan Zaki. Selama belum jelas peraturannya, regulasinya, selama kita belum yakin BRTI sanggup melaksanakan fungsinya secara efektif, ya kita meminta agar segala produk yang memungkinkan terjadinya pencurian pulsa itu dihentikan.

Demikian Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Helmy. Pak Maiyasyak, silahkan.

Page 20: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

20

F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Terima kasih Ketua. Saudara Ketua dan Para Pimpinan Panja yang saya hormati. Saudara Anggota Panja yang saya hormati. Saudara-saudara Komisioner BRTI. Agak terkejut saya ketika peraturan dibenarkan di justified lewat judgment bukan

penafsiran. Saudara menjawab masalah yang ada lewat judgement. Boleh tidak judgment? Boleh, tapi saya kepingin mundur ke belakang melihat Ketentuan Menteri Nomor 31 Tahun 2003 yang merupakan alas berdirinya BRTI. Di sana dijelaskan bahwa tugas atau fungsi dan wewenang BRTI itu ada 5 berdasarkan KM 31/2003. Pertama, perijinan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan penyelenggaraan jasa teleokomunikasi, standar kinerja, standar kualitas layanan biaya interkoneksi, standar alat dan perangkat alat telekomunikasi. Pengawasannya, mengawasi kinerja operasi, mengawasi agar jangan terjadi persaingan usaha, mengawasi penggunaan alat. Lalu dikeluarkan lagi Keputusan Menteri Nomor 67 Tahun 2003, dimana pengawasannya termasuk mengawasi penggunaan alat dan perangkat penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi yang dikompetisikan, yang pengendaliannya itu memfasilitasi penyelesaian perselisihan, memantau penerapan standar kualitas.

Menurut yang saya bisa pahami setelah membaca ini cuma satu, Saudara harus memperhatikan berbagai ketentuan perundang-undang yang berlaku, bukan cuma Undang-Undang Penyiaran saja. Ada berapa banyak undang-undang yang ada di Republik Indonesia yang itu semua termasuk melindungi hak-hak komsumen, hak-hak orang yang menjadi pelanggan dari Operator. Pertanyaan saya adalah pertama, apakah Saudara-saudara yang hadir tidak ingat pada apa yang kita bicarakan dan sepakati di dalam Rapat ini? Sebelum pertemuan ini ada pertemuan dengan Menteri. Sebelum dengan Menteri dengan BRTI itu ada pertemuan khusus Panja. Di dalam pertemuan itu disepakati: pertama, stop dulu seluruh hal, itu disepakati kalau saya tidak keliru Ketua. Kedua, disepakati bahwa 177 masih tetap dinyatakan berlaku. Ketiga, saya katakan pada waktu itu agar BRTI mengeluarkan surat untuk tertib hukum dan tertib administrasi. Saya katakan waktu itu, untuk tertib hukum dan tertib administrasi. Pernyataan berlakunya 177 dikeluarkan secara tertulis. Saya masih ingat persis itu.

Hari ini Saudara dengan enteng menjawab, lalu menterjemahkan keadaan melalui mekanisme judgment. Saya dukung itu kalau misalnya proses efektifitas pengawasan yang dibebankan kepada BRTI bisa dilaksanakan. Sampai hari ini BRTI adalah pihak yang tidak pernah berani berdasarkan fungsinya menyatakan mana pihak yang bersalah. Empat surat, surat tertanggal 16 yang ada di tangan ini. Pertama, surat kepada 10 Operator, alinea pertama menggunakan terminologi “dugaan pemotongan pulsa”. Alinea kedua, surat kedua Nomor 22 tanggal 16 ditujukan kepada Bareskrim “mengeluhkan pulsanya terpotong”, ini terminologi yang dipakai. Surat ketiga, dugaan pemotongan pulsa. Surat keempat, dugaan pemotongan pulsa. Dengan kata lain, setelah sekian bulan investigasi yang secara spesifik untuk membuka masalah ini menjadi lebih terang, tidak dilakukan oleh pihak BRTI, yang terhadap fungsi dan tugasnya pada hari ini yang saya lihat adalah BRTI. BRTI tidak melaksanakan fungsi, tugas, dan kewajibannya.

Secara demikian Ketua, pilihan yang terbaik adalah satu diantara rekomendasi kita pada sore hari ini dengan berat hati kita harus mengatakan, pertama, meminta BRTI menghentikan semua kegiatannya. Serahkan saja kepada Dirjen, kalau ada Dirjennya, kalau tidak ada langsung saja ke Menteri, bubarkan, karena membebani anggaran tidak ada gunanya. Dasar dibentuknya juga cuma Keputusan Menteri. Kedua, karena ini saya melihat bahwa BRTI yang against untuk membongkar ini. BRTI tidak punya niat untuk membongkar masalah ini. Berdasarkan itu Saudara Novo, dengan sangat menyesal Saudara Komisaris BRTI, saya ingin mengatakan, Komisioner BRTI, judgment yang Saudara lakukan terhadap 177 itu menyimpang dari ketentuan perundang-undangan dan menyimpang dari keputusan atau yang disepakati bersama antara Panja dan BRTI dua minggu yang lalu di ruangan rapat ini. Kalau itu yang ditafsirkan oleh Saudara Zaki sebagai wilayah abu-abu, saya ingin katakan bukan lagi abu-abu, jelas “ada udang di balik kwetiau”, jelas itu, karena tidak ditafsirkan lain. Secara demikian saya minta bahwa kebijakan yang dikeluarkan itu melampaui diskresi yang diberikan. Itu judgement,

Page 21: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

21

alasannya diskresi, diskresi yang Saudara lakukan melampaui dari wewenang yang Saudara memiliki dan itu bertentangan dengan hukum administrasi negara.

Terima kasih Ketua. Wassalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Pak Budi, saya minta. Oh mohon maaf, Pak Yorrys, silahkan. F-PG (YORRYS RAWEYAI): Ketua. Saya pikir lebih bagus kita fokus, tadi kita fokus terhadap pertanyaan yang

disampaikan oleh Pak Roy Suryo, kemudian dikuatkan oleh Saudara Fayakhun tentang ada penayangan. Penayangan itu kemudian ya dibenarkan oleh BRTI, bahwa keputusan BRTI atau 177 atau yang dikenal dengan black Oktober atau black September itu. Saya pikir pada saat itu kita sudah sepakati secara bersama-sama, mungkin supaya ada ketegasan pada forum ini seperti apa yang tadi disampaikan secara eksplisit berdasarkan aturan-aturan dan undang-undang yang kita sudah dengar dan kita sepakati itu. Kita putuskan satu ini dulu Ketua, apakah penayangan itu kembali, BRTI tadi sudah jelas katakan bahwa “oh itu tidak melanggar”, karena surat 177 itu memberikan ruang. Sementara menurut kami dan saya tidak tahu teman-teman, kita rapat pertama bahwa sejak ada kasus pencurian pulsa ini, maka semua kegiatan itu kita hentikan sementara. Itulah Panja bekerja dan kemudian tugas utama bagaimana kita memperbaiki atau merevisi undang-undang itu dalam rangka pembentukan BRTI yang baru.

Kemudian kalau ada indikasi dugaan kuat terhadap tindak pidana, maka Kepolisian Republik Indonesia akan menindaklanjuti itu, karena ini ada pidana di situ. Jadi ini hari mungkin Pimpinan dan teman-teman kita sepakat apakah penayangan itu kita setuju atau kita kembali pada prinsip-prinsip dasar, bahwa sementara waktu kita stop dulu. Sebab tadi tidak ada kepastian, BRTI bilang bahwa “oh tidak itu mereka boleh, karena kemarin surat itu hanya terhadap REG sama UNREG” kalau tidak salah ya, dan saya ingatkan kepada BRTI jangan BRTI merasa bahwa Panja ini tidak punya kemampuan dalam memahami IT, itu tolong dipahami, sehingga kami selalu dalam setiap Rapat ini ada upaya-upaya untuk mencoba menggiring kami keluar daripada itu. Kami punya idealisme yang sama Pak, bahwa kita akan memperbaiki ini dan itulah yang kita dorong. Bahwa ada rumor di luar, bahwa ini sudah masuk angin dan lain sebagainya, saya tegaskan di sini bahwa Panja tidak akan keluar daripada komitmen idealisme ini. Mari kita dudukan ini secara benar, secara politik dan hukum untuk kita memperbaiki ini untuk kepentingan bangsa dan negara. Jadinya ada putusan sekarang, penayangan-penayangan itu dibolehkan atau memang kita stop. Saya kurang paham komitmen awal sejak pembentukan Panja ini

Terima kasih Ketua. F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Ketua, ijin. Teman-teman sekalian dan Pak Budi. Memang sekali lagi saya mempertegas apa yang juga disampaikan oleh Pak

Fayakhun, kemudian Pak Maiyasyak, dan juga Pak Yorrys barusan. Meskipun tadi Pak Adiseno sudah menyampaikan jawabannya juga, tapi mungkin teman-teman bisa mencermati memang kalimat dalam Surat Edaran 177 ini memang bersayap. Kita bacakan saja, yang pertama adalah menghentikan penawaran konten melalui SMS broadcast/pop screen/voice broadcast sampai dengan batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Tadi disebut Pak Adiseno mengatakan ini adalah di handphone. Di sini tidak tertulis kalau secara hukum bahwa SMS broadcasting itu di handphone, pop screen itu di handphone. Bisa juga kalau kita tanya kepada ahli media yang lain, pop screen itu, iklan itu juga termasuk pop screen. Iklan di televisi termasuk pop screen, karena di sini tidak ditulis voice broadcast, iklan di radio Pak Maiyasyak itu juga voice broadcast, karena di sini tidak ditulis di layar handphone. Kalau mau berbeda argumentasi, abu-abu ini memang.

Kemudian ada melakukan deaktifasi unregistrasi paling lambat Selasa 18 Oktober 2011 “bla-bla-bla”. Kemudian ada yang menarik teman-teman sekalian, nomor tiga adalah

Page 22: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

22

menyediakan data rekapitulasi pulsa pengguna yang terpotong akibat layanan melalui jasa premium yang diakibatkan melalui SMS broadcasting atau pop screen. Kemudian pelaksanaan nomor 1-4 ini butir nomor 5, mungkin Pak Maiyasyak yang ahli hukum di sini bisa mencermati, wajib dilaporkan secara tertulis dan berkala kepada BRTI mulai hari Rabu, 19 Oktober dan setiap hari Rabu pada tiap minggunya sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Kemudian tadi pada rapat yang sudah disebutkan oleh Pak Yorrys, kita sudah perpanjang.

Pak Budi, berarti Surat Edaran ini masih berlaku dan diperpanjang, dan tadi kalau jawaban Bapak-bapak itu adalah berarti boleh, maka sebenarnya saya memberikan jalan tadi sebenarnya, berarti sudah pada minta ijin kembali untuk memberikan layanan. Dan makanya sekali lagi saya kejar yang sudah minta ijin itu siapa saja Content Provider-nya, kami minta daftarnya saat ini juga, sembari kita menunggu sang kurir yang berangkat dari kantor BRTI tadi sampai dengan sini membawa 58 tadi dan kita cocokan.

Terima kasih Ketua. F-PG (YORRYS RAWEYAI): Atau mungkin ada orang Panja yang kasih ijin untuk bisa diedarkan, itu perlu ada

ketegasan di sini dan kejelasan, sehingga jangan ada dusta diantara kita, kan begitu. F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Sedikit Ketua. Jadi supaya saya ini juga mendukung dari Pak Roy. Pak Roy, dalam ilmu

pemerintahan dan administrasi negara, apa yang dinyatakan oleh Saudara Adiseno itu, itu yang saya maksud diskresi, kalau di bisnis namanya judgement. Dia buat kebijakan, dia tafsirkan, karena dianggapnya dia punya wewenang. Benar dia punya wewenang, tapi wewenangnya tidak bisa melampaui kewenangan institusinya. Kewenangan institusinya apa? Institusinya di dalam Rapat dengan Panja itu sudah memutuskan setuju untuk menstop itu dan belum ada perubahan sampai hari ini, dan masih tetap menyatakan berlakunya 177, tanpa ada another penafsiran. Hari ini keluar penafsiran, itu yang saya katakan dia melampaui, dia buat diskresi.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Adalagi yang ingin memberikan tanggapan, tapi masih dalam koridor yang sama,

jangan melebar dulu. F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Diminta dulu daftar Ketua, daftar yang tadi, sama yang pertanyaan Pak Roy. KETUA RAPAT: Daftar lagi dalam perjalanan Pak Enggar, ada yang ingin menambahkan masih dalam

topik yang sama? Jangan pindah ke topik yang lain dulu. Baik, silahkan Pak ditanggapi. WAKIL KETUA BRTI: Terkait dengan surat yang kami kirimkan Pimpinan, kami minta waktu, karena ini

sedang diproses pemberian nomor pengiriman dan sebagainya, sehingga paling lambat besok kami bisa sampaikan kepada Pimpinan.

KETUA RAPAT: Surat yang mana Pak Budi? WAKIL KETUA BRTI: Surat yang teguran ke Operator dan CP, 58 CP tersebut. F-PAN (Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si.): Interupsi Ketua.

Page 23: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

23

Terkait Content Provider, kami mohon dilengkapi juga dengan nama Komisaris dan Direksinya. Penting Ketua, karena sekarang yang terjadi cuma diputer-puter saja itu Ketua, Ali bin Ali saja Ketua.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Teguh. Mohon ini menjadi catatan juga Pak Budi. Permintaan kedua dari Pak Roy tadi

sanggup anda siapkan itu? WAKIL KETUA BRTI: Kami harus cek ke kantor dan untuk hari ini kami belum sanggup. KETUA RAPAT: Baik, apakah ini sudah menjawab pertanyaan dari Bapak-Ibu sekalian? F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Jadi diharapkan besok. F-PG (YORRYS RAWEYAI): Ini soal 177, tafsir 177 tadi itu. Ini tegas, apakah mereka tetap BRTI memberikan

peluang atau kita nyatakan ini hari kepada BRTI untuk melarang itu sampai dengan ada keputusan berikut. Itu dulu, keputusan itu Ketua.

WAKIL KETUA BRTI: Mohon ijin ketua untuk menyampaikan melalui Pak Adiseno. KETUA RAPAT: Silahkan Pak Adiseno. ANGGOTA BRTI (ADISENO, Ph.D.): Terima kasih Bapak Pimpinan. Jadi yang melatarbelakangi SE 177 dengan penafsiran semacam itu ada 3 kasus.

Pertama, terjadi kasus pencurian pulsa itu. Dan kemudian setelah itu kita telusuri darimana kemungkinan paling besarnya pencurian pulsa ini terjadi, yaitu dengan mudahnya mereka, misalkan begitu mendapat SMS langsung merespon. Ada sebuah link, web link dia langsung merespon. Jadi potensi-potensi dimana proses pencurian pulsa itu dilakukan, itu kita potong dulu. Dan di ruangan ini juga satu hari sebelum berlangsungnya SE 177 itu kami BRTI ini dipanggil oleh Komisi I DPR tanggal 17 Oktober. Dimana jangan dipukul rata permintaan dari Komisi I, karena ketika itu beberapa Content Owner mengatakan kami akan kehilangan mata pencaharian. Makanya dari situlah mengambil kesimpulan, bahwa Content Provider-Content Provider yang diduga tidak melakukan hal ini silahkan mereka berjalan sesuai dengan selama mereka tidak melakukan pencurian pulsa.

Bagaimana mereka supaya tidak terjadi ini? Kita buat UNREG massal, sehingga mereka itu keluar semua dan mereka tidak bisa melakukan auto REG atau promosi. Sehabis itu itu dia auto REG, tricky promotion. Itu yang kita potong dulu, sehingga dengan demikian kami mengeluarkan Surat Edaran 177 itu sudah atas sepengetahuan dan konsultasi dengan Komisi I DPR pada saat itu. Kalau memang ternyata itu kurang, bukan begitu yang diinginkan, kami bersedia untuk melakukan bagusnya bagaimana, karena kita tetap menginginkan bahwa, kami tidak ingin seperti terjadi di beberapa negara. Jadi informasi yang kami dapat dari Filipina, Thailand, Malaysia, dengan Singapore. Begitu regulasi dibuat, apa yang terjadi di sana? Yang mendapatkan kue dari masalah ini itu adalah raksasa global dari Yahoo-nya, dari Google-nya. Lokal konten kita tidak berkembang, kita tidak menginginkan demikian. Mungkin itu apa yang melatarbelakangi kenapa penafsiran itu ke sana dan maksudnya pun ke sana. Tentu kalau ternyata itu tidak diinginkan semacam itu perlu perbaikan, kami siap melakukan tersebut. Bukan

Page 24: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

24

saya, itu pribadi saya dan ini harus di-share dengan pendapat kolegialitas di BRTI. Begitu saja mungkin Pimpinan.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Adi. Sebelum kita lanjutkan, waktu sekarang sudah jam 16.10. Kita sudah melewati 10

menit dari ketentuan yang kita sepakati bersama. Kita perpanjang sampai jam 14.30 ya? Paling lama 14.30.

(RAPAT : SETUJU)

Pak Fayakhun dulu yang lebih tua. F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Supaya tidak terjadi perbedaan pendapat, saya mengusulkan Ketua, pertama adalah

menghentikan total, karena persepsi kita pada waktu Oktober itu adalah seperti itu, ini mungkin persepsi saya, tetapi saya mengusulkan satu menghentikan total. Kedua, segera memperbaiki aturan. Pak, saya siap kerja siang malam Pak, selama aturan itu segera dikirim kepada kami, kita ikut duduk konsinyering, kita biasa kok bikin undang-undang setiap malam, biasa. Jadi kita siap sebetulnya, mau mulai start sekarang juga, ayo kita perbaiki aturan, sehingga aturan barunya jalan, baru itu jalan lagi, karena sulit ini sekarang. Aturan yang ada masih memiliki kelemahan, yang diduga melakukan pencurian dihentikan, yang diduga tidak melakukan pencurian jalan terus. Inikan semuanya abu-abu, duga menduga tidak ada kekuatan hukum yang tetap. Jadi ini masukan saya Pimpinan, mohon dipertimbangkan.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Fayakhun. Pak Zaki. F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Singkat saja Pimpinan. Pak, di antara Komisioner yang di sini ini siapa yang in charge memberikan

persetujuan ini boleh jalan, yang ini tidak boleh jalan, yang ini nanti dulu, yang ini harus diperbaiki. Kira-kira siapa Pak?

Terima kasih. WAKIL KETUA BRTI: Pimpinan, mohon diperjelas, kami tidak memahami, karena... F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Begini Pak, tadi menurut Pak Seno ada, karena surat BRTI yang keluar itu hanya

untuk Content Provider yang bermasalah, diduga bermasalah. Bagaimana dengan yang jalan sekarang ini, siapa yang meng-endorse mereka untuk boleh jalan, boleh jualan lagi. Parameternya apa mereka boleh jalan lagi? Itu parameternya apa?

KETUA RAPAT: Silahkan Pak Budi. WAKIL KETUA BRTI: Terima kasih Pak Zaki dan ini sekaligus ini menjawab Pak Roy juga, bahwa

pemahaman kolegial di BRTI terhadap SE 177 adalah tadi yang disampaikan oleh Pak Adiseno, sehingga beberapa setelah UNREG massal itu sudah ada yang lapor, bahkan ke Pak Menteri, bahwa kami sudah, contohnya RBT Pak Zaki, sebagian sudah mulai REG dengan keikhlasannya

Page 25: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

25

sendiri para ininya, tidak dijebak oleh pop screen, tidak dimacam-macam. Saya ingat angkanya waktu itu jutaan, tinggal yang sudah masuk sekitar berapa puluh ribu dia mengeluhkan itu, tapi bahwa ini proses, misalnya RBT sudah berjalan, walaupun saya ingat jawaban Pak Menteri waktu itu “sudahlah yang penting halal”, karena dulu mungkin yang sampai puluhan juta itu dari itu, dan sekarang sudah mulai naik-naik. Mungkin secara teknis lagi bisa diteruskan oleh Pak Adiseno, tapi kita tidak memberikan lagi, tidak ijin ataupun memberikan ijin baru.

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Interupsi sebentar, Pak Adi mohon maaf. Saya coba mengikuti jalan pemikiran teman-teman dan kita juga semuanya adalah

manusia. Jadi mungkin pemahaman kami, pemahaman Bapak di Komisioner tidak tepat sama, meskipun tadi disampaikan oleh Pak Maiyasyak ada diskresi dan lain sebagainya, tapi seandainya saya mencoba mengikuti pandangan teman-teman Komisioner BRTI, ada tidak dalam catatan BRTI yang tugasnya adalah melakukan fungsi pengawasan dan melakukan regulasi dari 58 yang nantinya akan disampaikan diundur dari hari ini ke besok pagi itu Pak Budi adalah yang mereka sampai dengan sekarang masih menayangkan iklan. Tidak saya sampaikan dulu sebenarnya teman-teman, tapi saya merekam iklan-iklan itu sebenarnya dan besok mau saya komparasikan. Kalau ternyata dari rekaman iklan-iklan itu ternyata ada yang 58 itu kami harus menyatakan, bahwa BRTI lalai Pak Budi, karena itu sudah keluar. Jadi sekarang saya tawarkan dulu kepada BRTI, sepanjang BRTI sampai dengan sore ini, seingat BRTI atau sepanjang catatan BRTI ada tidak yang 58 masuk daftar CP nakal itu yang sekarang masih beriklan lagi?

ANGGOTA BRTI (ADISENO, Ph.D): Jadi begini Pak, yang kita potong itu, yang kita gunting itu adalah cara mereka

melakukan proses pencurian pulsa. Sejak dikeluarkannya Surat Edaran ini tanggal 17 Oktober yang berlaku 18 Oktober, sampai sekarang kita tidak pernah melakukan proses pemberian ijin atau registrasi bagi CP yang baru. Yang lama jika mereka melakukan sesuai dengan Surat Edaran tersebut silahkan saja, karena kita melihat begitu semua itu di UNREG. Jadi tidak ada lagi konsumen-konsumen yang mendapatkan SMS Premium melalui cara pemotongan pulsa, pencurian pulsa, mohon maaf, sehingga kalau kita potong, kalau kita hentikan cara mereka untuk melakukan pemotongan pulsa, mereka mau bisnis silakan, karena mereka sudah tidak bisa melakukan cara pemotongan pulsa tanpa hak tersebut atau pencurian pulsa tersebut, dalam pandangan kami, sehingga kalau mereka mau melakukan promosi, iklan di spanduk di TV, di surat kabar, itu tidak berpotensi terjadi proses pencurian pulsa, karena mereka sadar melakukan REG-nya, begitu. Kan yang kita selama ini teliti, yang kita dalami itu manakala ada SMS masuk di situ, ada web link, misalkan contoh saya masih ingat Pak Enggar menyatakan beberapa contoh promosinya itu, maka klik sebuah link. Ternyata klik link itu jadi register secara otomatis, padahal dia tidak disebutkan. Itu makanya kita potong jalan itu, tidak boleh adalagi promosi lewat web link. Kemudian ada lagi SMS yang promosinya itu cukup menggiurkan, sehingga kita ketik Yes.

F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Ketua, kalau boleh saya minta dialog sebentar, 2-3 pertanyaan langsung. KETUA RAPAT: Tidak mau diselesaikan dulu ini penjelasannya? F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Kita tahu akhirnya Ketua. Pak, jadi yang dihentikan adalah perbuatan ke depan, betul ya Pak? Orang yang

sudah melakukan pencurian, kemudian dia melakukan perbuatan yang tidak mencuri juga boleh dong Pak? Iya dong, kalau yang dilarang itunya kan jadi boleh. Jadi kalau kayak gitu, ya buat apa, kita jalankan saja, kan itu ceritanya. Tadilah pertanyaan dari Pak Roy Suryo itu. Jadi kita sudah tidak peduli orang sudah berbuat pidana mencuri sejauh dia pada saat ini mengeluarkan

Page 26: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

26

satu produk yang tidak mencuri dulu, maka dia boleh, maka hilanglah unsur ini. Apakah ini kebijakan dari BRTI Pak? Langsung saja, kita atas ijin Ketua.

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Pak Enggar, tambahan sedikit saja, menguatkan Pak Enggar. Apalagi teman-teman semua yang dilakukan dengan iklan itu, saya mohon maaf Pak

Budi, kayaknya belum melihat lagi iklan itu. Iklannya sama persis dengan tayangan beberapa bulan yang lalu, dengan huruf besar, dan bawah kalimatnya kecil lagi. Jadi sebenarnya iklannya sama, modusnya masih sama, dan bagaimana kita bisa tahu dia melakukan cara-cara yang nakal atau tidak Pak Adiseno?

F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Pak tolong Pak diteruskan, sebentar Ketua. Sabar, silahkan Pak. Dialog tadi sudah

minta ijin Ketua. ANGGOTA BRTI (ADISENO, Ph.D.): Jadi begini Pak, ketika terjadi masalah tersebut, kita mencoba bahwa proses

perbuatan pencurian pulsa berhenti dulu. Jadi mereka-mereka ini yang nanti terbukti oleh proses yang sekarang lagi berjalan Bareskrim tersebut memang mencuri, ya nanti kita black list.

F-PG (Drs. ENGGARTIASTO LUKITA): Ketua. Inilah tugas kita ini kalau ditangkap betul, yang sayang tidak hadir penuh. Kalau

ditangkap betul, tetapi rekan-rekan yang lain hadir seharusnya menginformasikan. Kita tidak mau begini. Kalau begitu dia sudah, Bapak tahu berapa uang yang sudah dimakan oleh dia itu, ratusan miliar, dia stop, kemudian dia jalan lagi. Waduh Pak, ini saya sungguh tidak tahu lagi harus bicara apa mengenai BRTI ini. Mereka sudah jelas itu sudah ditayangkan melakukan seperti itu, sekarang dia melakukan lagi. Katakanlah tidak melakukan lagi pun, dia melakukan sudah dengan merubah, itu diijinkan oleh BRTI. Pak, saya tidak mungkin untuk menyatakan Bapak itu tidak paham dan tidak mengerti, tidak mungkin, kecuali Bapak terlibat di dalamnya. Ini saja susah saya, tolong yakinkan saya, Bapak tidak, tapi tindakannya kan tidak sesuai.

Ketua, ini lebih meyakinkan saya, sumber permasalahan adalah memang dilindungi dan diteruskan, diijinkan oleh BRTI, dan menurut saya itu adalah kesimpulan utamanya ini, mau apa lagi, diijinkan kok. Jadi saya pikir, ya sudah, kita minta distoplah. Buat apalagi Ketua, Ketua berkerut-kerut kening seperti ini.

F-PG (YORRYS RAWEYAI): Saya bilang untuk mempersingkat saja, kita sekarang sepakat tolong BRTI seluruh

iklan-iklan yang pernah itu tutup. Inikan sama dengan ada pembiaran, bicara hukum apa ini. Orang nyuri kita tangkap, proses nyurinya kita proses di Bareskrim, di Kepolisian, tapi dia boleh kerja yang agak halal. Maling ya maling saja gitu. Jadi tolong kita sepakati yang pertama dulu, ini stop dulu Ketua. Stop semua mulai ini hari, apabila ini malam kita bisa atau ada yang menonton atau besok pagi, maka kita akan menekan BRTI, bahwa ini BRTI bersekongkol dengan mereka untuk melakukan tindakan illegal.

Terima kasih Ketua. KETUA RAPAT: Pak Maiyasyak, ini sudah daftar lama sekali ini. Silahkan Pak Fardan. F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Terima kasih Ketua. Jadi menambahkan dari yang tadi Pak Adiseno katakan dengan Pak Enggar juga,

yang jelas-jelas terbukti sekarang. Sampai sekarang masih berjalan itu Pak, RBT. Jadi perlakuannya, kenapa berbeda RBT ini, seperti cerita dari Pak Tantowi, sudah berkali-kali Pak

Page 27: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

27

Tantowi cerita. Orang tua Pak Tantowi tahu-tahu ada lagunya Once, kalau tidak salah itu. Sampai sekarang itu berjalan. Ini yang jelas-jelas sudah ada di depan mata. Itu sampai berjalan RBT ini dan tidak dimaui oleh pelanggannya, itu bagaimana? Dan ditambahkan lagi dengan iklan-iklan yang ini. Jadi memang saya juga agak bingung ini Ketua sama Bapak-bapak ini.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Silahkan Pak Maiyasyak. F-PPP (Dr. H/ MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Inilah sebuah perdebatan yang paling menarik tidak pakai alas. Argumentasinya itu

betul-betul simplysistik. Saya coba mengulang beberapa point argumentasi yang dimajukan oleh Saudara Edinovo. Pertama dia katakan dia pakai asumsi. Mereka melakukan.

F-PD (KMRT. ROY SURYO NOTODIPRODJO): Siapa Pak? Pak Adiseno Pak? F-PPP (Dr. H. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Pak Adiseno, namanya Barat kali, lupa kita. Pertama, dikatakan mereka coba melihat dari berbagai modus operandi yang ada, dari

berbagai instrumen jasa telekomunikasi yang ada, itu yang dilihat adalah yang paling mudah terjadi pencurian. Kalau dibalik, kalau yang paling mudah itu diteliti, maka barangkali bukan 58 ditemukan perusahaan. Kenapa itu tidak dilakukan? Bisa diketahui perusahan-perusahaan yang membuat atau menyampaikan atau menggunakan jasa tertentu itu mudah melakukan pencurian pulsa. Ini argumentasi yang pertama.

Argumentasi kedua, sehubungan dengan apa yang disampaikan Saudara Enggar, ada 2 pendekatan yang berbeda. Satu, pendekatan yuridis normatif, apabila perbuatan mencurinya diketahui, terbukti secara hukum. Kedua, yang diabaikan adalah perbuatan yang dilakukan yang bisa dilihat diketahui berdasarkan hukum dan teknologi, serta kewenangan mereka. Ini diabaikan. Jadi ada 2 hal persoalan tindakan hukum, karena perbuatan mencuri pulsa tersebut dibuktikan lewat mekanisme hukum. Kedua, lewat mekanisme teknologi dan kewenangan yang dimiliki oleh BRTI. Ini tidak dilakukan.

Dengan begitu, saya melihat bagaimana sempurnanya mereka membuat bangunan argumentasi, tapi sayangnya argumentasi itu begitu mudah terbaca. Kalaulah perbuatan mencuri, itu perbuatan mencuri dia ini bisa ditafsirkan kalau cara berpikir Saudara seperti itu boleh mencuri asal tidak ketahuan, itu dia. Kenapa saya katakan begitu? Karena keputusan hukum satu sisi, proses hukum di sisi lain, proses pengawasan, bahwa telah terjadi perbuatan mencuri, itu satu hal yang lain. BRTI itu melakukan pengawasan telah terjadi pencurian yang merugikan, itu dia, bukan mengambil tindakan hukum, dan kemudian setelah dia melakukan itu dia laporkan ke polisi. Polisi yang mengambil tindakan hukum.

Saya melihat dicampuradukan, ini dia argumentasi yang betul-betul illogical, membuat keadaan jadi tambah rancu. Tugas dari BRTI berdasarkan kewenangan yang ada, berdasarkan keahlian mereka, berdasarkan ketentuan yang ada, bahwa berbagai layanan tadi bisa dan telah menimbulkan kerugian. Itu satu soal. Perbuatan itu bertentangan dengan hukum, itu dua hal. Siapakah yang menindak, maka BRTI sesuai dengan kewenangannya melakukan tindakan administratif, mencabut ijin, tidak memberikan dia operasi, dan sebagainya. Sampai nanti terbukti apabila di pengadilan dinyatakan dia tidak bersalah, maka keputusan tadi bisa. Pembuktian itu menjadi kewenangan, karena sesuai dengan kewenangan Saudara, tapi Saudara tidak pernah sekalipun berusaha membuktikan itu, karena itu wajarlah jika keadaan makin lama makin tak jelas. Dengan kata lain, saya ingin katakan BRTI telah tidak melaksanakan fungsi dan kewenangannya, itu yang pertama. Kedua, dengan sengaja mengaburkan keadaan berdasarkan argumentasi yang disampaikannya. Untuk itu Ketua, saya harapkan keputusan kita pada sore ini ditambah Ketua, supaya seluruh keputusan yang pernah diambil dalam setiap pertemuan itu diidentifikasi ulang dan dilaksanakan secara penuh oleh BRTI, termasuk judgement dan diskresinya itu ditiadakan.

Page 28: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

28

Terima kasih. F-PAN (Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si.): Singkat saja Ketua. Saya menerima laporan yang valid Pak dari teman-teman yang sangat concern

dengan persoalan ini. Hari ini dia menemukan, bahwa masih terjadi tindakan pencurian pulsa ini. Ini di Content Provider dengan kode 7337 di free, dimana di situ direkam secara sederhana saya katakan Pak, direkam bagaimana ketika mendapatkan SMS tersebut kemudian. Orang UNREG malah yang terjadi REG, begitu Pak. Jadi dengan kata lain, saya ingin mengatakan bahwa komitmen dari Content Provider dan kapasitas kelembagaan dari BRTI untuk mengawasi agar pencurian ini tidak terjadi, sejak dari tanggal 17 Oktober sampai dengan hari ini masih bobol Pak Ketua. Itu saja.

Terima kasih. F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Pimpinan. Daripada kita berdebat banyak, saya mendukung ini Pak Teguh, ini sudah 4.30. Jadi

saya sarankan mungkin disetujui sama teman-teman untuk keputusan hari ini. Pertama, menghentikan segala macam proses iklan untuk ring back tone dan segala macam. Kedua, segera mempercepat proses penyelesaian regulasi yang baru untuk kita bahas bersama-sama dengan stakeholder yang lain agar bisa regulasi yang baru ini kita sepakati bersama dan kita jalankan bersama-sama. Jadi ini tidak berlarut-larut jadinya.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Zaki. Saya rasa kita sepakat dengan usulan Pak Zaki. F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Sebentar Ketua. Saya minta jawaban dari BRTI dulu untuk masalah RBT ini bagaimana. Apakah

disamakan atau tidak. Kalau tidak, tidak ada keputusan ya sama juga, gantung juga dong. Terima kasih. KETUA RAPAT: Silahkan Pak Budi. WAKIL KETUA BRTI: Pimpinan dan Bapak-Ibu sekalian. Kami ingin menyampaikan, ketika jasa layanan SMS premium ini tidak semuanya,

yang jelas kita lihat jasa perbankan yang kita, apakah dengan tadi usulan itu berarti itu juga berhenti, dihentikan. SMS banking, karena itu termasuk juga jasa layanan SMS premium. Kemudian traffic dan beberapa hal lagi. Inilah yang kami ingin angkat di sini terkait dengan hal usulan tersebut.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Bagaimana Pak Fardan? Menjawab tidak? F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Tidak, karena SMS banking itu beda penggunanya. Apakah SMS banking itu bisa

digunakan untuk prepaid? Maksudnya kalau SMS banking itu yang penggunanya harus mendaftar dulu ke bank tersebut dari buku tabungan, dari ATM segala macam. Kalau RBT ya kasusnya Ketua tadi, umurnya sudah berapa tahun orang tuanya, tahu-tahu lagunya Once. Padahal tidak mau segala macam tanpa registrasi. Jadi perlakuan RBT dan CP ini harusnya

Page 29: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

29

sama, bukan untuk SMS banking-nya. Kalau SMS banking, ya kalau dihapuskan juga tidak ada masalah sebetulnya, masih ada internet banking. Jadi terserah.

KETUA RAPAT: Bagaimana Pak Budi? Ini pop screen yang dimasukan. Jadi ini ada pelayan Telkomsel

jaman dulu yang sudah ditarik, kalau tidak salah ada 20.000 sim card itu kartu perdana yang di dalamnya sudah ada lagu kan. Kerja sama dari Content Provider, Bapak menyebut sendiri itu Content Provider-nya dan Telkomsel, tapi saya dengar itukan sudah ditarik. Permasalahan itu adalah ketika bahwa terjadi automatic renewal, bahwa dia sudah ditanam itu sudah given ya, tapi mestinya lagu itukan tidak dijual. Lagu itu disewakan. Itu kontrol dari BRTI itu sampai sekarang itu masih bobol. Itu pertanyaan dari Pak Fardan. Ya bobol lagi begitu.

F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus.): Pimpinan. Sudahlah, daripada kita berdebat, mereka sudah tahu kalau SMS banking itukan beda.

Ini yang punya telepon, punya rekening sendiri di bank-bank tertentu. Jadi tidak semua pemilik telepon seluler itu punya SMS banking, dan itu jelas dengan bank-nya ada perjanjian segala macam antara bank dengan nasabah. Jadi BRTI tolonglah jangan diinikan, ini yang kita minta seluruh produk-produk dari Content Provider, ring back tone, pop screen, dan segala macam itu yang kita minta selesaikan, kita berhentikan stop dulu. Sesegera mungkin selesaikan regulasinya, susah amat sih dari tadi. Sudahlah, satu minggu kita waktu untuk selesaikan regulasinya, setelah itu kita bahas bersama-sama dengan stakeholder, habis itu kita ketok palu. Selesai semua sepakat, ketok palu, buka lagi besok.

Ada di situ registrasi ulang segala macam, jangan orang daftar ke BRTI itu hanya selembar kertas, isi nama perusahaan, abis itu bisa besok dapat sertifikat Content Provider. Tidak itu yang kita maksud. Jadi yang kita inginkan itu sertifikasi benar-benar dicek perusahaannya benar apa tidak, siapa owner-nya. Itu yang kita mau salah satunya Pak, dan apa yang terjadi kemarin, penegak hukum silahkan jalan terus, tidak menghapus pidana mereka, dan yang tertuduh ini, ini yang harus kita black list dulu ketika mereka daftar lagi. Makanya kenapa saya ingin registrasi ulang, kita ingin tahu siapa saja ini pemiliknya. Jangan sampai berubah cara, yang kemarin nyolong, ikut daftar lagi. Itu yang kita mau. Susah amat sih dari tadi. Gampang ambil 2 itu saja cukup sudah buat kita. Buat Bapak juga kerjanya fokus, buat kita juga sudah capai Pak ini kita berlarut-larut begini Pak. Jangan dipikir kita tidak punya kerjaan yang lain, ini kita sudah difitnah kiri-kanan segala macam. Sudah 4.30 juga Ketua.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Pak Zaki sendiri yang membuat lewat 4.30 itu, tadi kita sudah 4.30. Baik, kita sudahi dulu Rapat Dengar Pendapat dengan BRTI dengan ketidakpuasan.

Artinya, banyak sekali hal yang mestinya ditanggapi tidak bisa diberikan jawaban yang baik, malah di sini ada upaya-upaya untuk membelokan substansi permasalahan yang menurut kami satu hal yang dilakukan secara sengaja. Jadi wajar kalau kami katakan, bahwa RDP hasilnya sangat tidak memuaskan. Oleh karena itu, kita akan lanjutkan minggu depan, akan kami hubungi kembali BRTI terkait dengan waktu jamnya, dengan janji-janji yang tadi harus dibayar atau dilengkapi oleh BRTI.

Silakan Pak Budi, sebentar saja. WAKIL KETUA BRTI: Kami akan menyerahkan yang Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi Informatika

yang draft perubahan atau revisi Permen 1 Tahun 2009, sehingga yang kami harus sampaikan besok adalah yang daftar 58, plus 10 yang hari ini secara akan kami kirimkan. Demikian.

F-PG (Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom.): Sama ini Pak, yang masih beroperasi Pak. Jadi yang 58 itu satu cerita, terus kemudian

yang masih beroperasi itu satu cerita lagi. Baru yang tadi itu tambahannya.

Page 30: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

30

KETUA RAPAT: Tolong dicatat itu Pak ya. Baik, saya akan bacakan di sini kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Panja Pencurian

Pulsa Komisi I DPR RI dengan BRTI 2 Februari 2012. 1. Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI meminta kepada Badan Regulasi

Telekomunikasi Indonesia untuk tidak menggunakan lagi terminologi sedot pulsa dan secara konsisten menggunakan terminologi pencurian pulsa dalam pembahasan maupun dokumentasi terkait pembahasan kasus pencurian pulsa yang telah merugikan publik.

Setuju?

(RAPAT : SETUJU)

2. Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI mendesak BRTI untuk segera menyelesaikan revisi Permen Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jasa Pesan Premium dan Pengiriman Jasa Pesan Singkat atau Short Messaging Sevice/SMS ke banyak tujuan atau broadcast paling lambat hari, kapan itu?

WAKIL KETUA BRTI: Kalau revisi hari ini kami sampaikan. KETUA RAPAT: Ada di sana ya? Jadi hari ini ya? Jadi kita sebut paling lambat hari ini ya? Nomor 2,

berarti tidak ada ya? F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Sebentar Pimpinan. Yang diserahkan hari inikan hanya pointer-pointers-nya saja, yang lengkap. Oh, ini

sudah lengkap. Oke. Terima kasih. KETUA RAPAT: Berarti dengan demikian, point nomor 2 tidak ada ya? F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Kita apresiasi kalau ini lengkap. KETUA RAPAT: Tiga, Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI meminta BRTI. Pak Teguh, kalau bisa jangan meninggalkan tempat dulu ya, ada satu hal yang sangat

penting. Kita rapat internal dulu setelah ini. Jadi untuk mohon tidak meninggalkan tempat. WAKIL KETUA BRTI: Ketua, mohon maaf. Itu yang nomor 2 itu mau di-delete atau bagaimana? KETUA RAPAT: Kita sudah drop kan, sudah anda sekarang. Ya drop saja, tidak apa-apa. Draft ini akan

menjadi pembahasan kita berikutnya, baru setelah itu baru kita bicara kapan selesainya. 3. Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI meminta BRTI untuk segera menyerahkan

daftar Content Provider yang diduga melakukan pencurian pulsa sebanyak 58 Content Provider paling lambat..

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Sebentar Pimpinan.

Page 31: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

31

Dan Content Provider yang yang masih beroperasi, ada tambahan tadi Pimpinan.

KETUA RAPAT: Dan Content Provider yang masih beroperasi sampai dengan hari ini paling lambat

Jumat 3 Februari 2012. Oke Pak ya?

(RAPAT : SETUJU)

4. Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI meminta agar BRTI membuat keputusan penghentian total penyelenggaraan jasa pesan premium dan pengiriman jasa pesan singkat ke banyak tujuan sebelum adanya regulasi memberikan kepastian dan jaminan hukum, serta perlindungan publik secara optimal.

WAKIL KETUA BRTI: Pimpinan, mohon maaf. Untuk nomor 3 ini seperti tadi kami masih ada keberatan, karena memang bukan,

mohon maaf Pak Fardan, bukan hanya SMS banking itu salah satu saja dan mungkin jasa keuangan, layanan publik, yang dulu kita pernah juga bahas bersama-sama, sehingga untuk kami ingin konsultasi dengan Pak Menteri.

F-PD (FARDAN FAUZAN, B.A., M.Sc.): Ketua, Atau tidak yang dalam benak saya mencuri ya cuma kayak content-content RBT

mungkin. Kalau tidak dispesifikasi, seperti itu saja. F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Begini teman-teman, saya mencoba memahami pemikiran BRTI dan juga pemikiran

kita, bahwa memang semua Content Provider nakal, maka Pak Budi dan kawan-kawan BRTI, kami mohon di point nomor 2 tadi yang masih beroperasi itu besok ada daftarnya. Mungkin kita bisa sepakat untuk tidak mencantumkan yang nomor 3, artinya untuk total berhenti, tidak. Tetapi artinya yang masih jalan besok ada daftarnya dan kemudian yang bermasalah besok ada daftarnya, sehingga dari situ kita bisa cross check, sepakat. Saya kira itu. Bukan berhenti total.

KETUA RAPAT: Maksud saya begini, point 3 ini tidak bisa seperti itu saya rasa. Jadi kita tidak bisa

meminta BRTI untuk pemberhentian total. Ini implikasinya akan sangat besar kepada para CP. Jadi mungkin kalimatnya bukan ini yang benar. Justru itu saya akan berbicara ini nanti. Jadi menurut saya, point 3 ini kita drop dulu, karena Surat Edaran Nomor 177/BRTI/X/2011 itu sudah sangat berat dampaknya kepada Content Provider, karena surat itulah bisnis mereka tertinggal 5%, colaps. Jadi tanpa minta pemberhentian totalpun, bisnis ini sebenarnya sudah mati. Jadi saya mengharapkan untuk RPD ini, point 3 ini jangan kita masukan dulu, kita adakan pendalaman. Bisa saja masuk nanti pada RDP minggu depan. Demikian teman-teman.

F-PDI PERJUANGAN (HELMY FAUZY): Pimpinan. Terkait dengan ini, bagaimana kalau kita pakai frase dari Surat Edaran 177 saja. Di

sinikan Panja Pencurian Pulsa agar membuat keputusan penghentian total ya, “penghentian total” di-refresh saja jadi “menghentikan penghentian penawaran content melalui SMS broadcast/pop screen/voice broadcast sampai dengan batas waktu yang akan ditentukan kemudian”. Itu tetap. Jadi kita refresh dari Surat Edaran BRTI-nya saja.

KETUA RAPAT: Saya rasa yang lebih tepat itu mohon maaf Pak Helmy, adalah meng-quote kembali

pemberlakuan dari Surat Edaran tersebut.

Page 32: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

32

F-PDI PERJUANGAN (HELMY FAUZY): Saya baru saja melakukan itu Pimpinan. Jadi Surat Edaran ini itu bahasanya

menghentikan penawaran content melalui SMS broadcast/pop screen/voice broadcast sampai dengan batas waktu yang ditentukan kemudian.

F-PG (YORRYS RAWEYAI): Ketua. Saya pikir itukan penghentian total itukan menjadi persoalan tadi dan saya pikir kita

sudah sepakat, bahwa BRTI segera me-review, memperbaiki, yang penting mulai ini hari stop total semua penayangan-penayangan itu sampai ada keputusan berikutnya. Kalau ini kembali lagi kita ke 177.

F-PPP (Dr. H.. MAIYASYAK JOHAN, S.H., M.H.): Ketua. Saya ingatkan Ketua, tidak. Tolong Ketua coba, beberapa risalah rapat kita yang lalu

keputusannya saya pikir agak berbeda dengan ini, kalau ini kita masukan. Harus ada konsistensi kita. Jadi kembali saja ke sana kalau tidak. Jadi memang harus dibatalkan seluruhnya dulu, cabut semua, stop dulu.

F-PAN (Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si): Maaf ketua. Dengan segala hormat, teman-teman BRTI tidak cukup berhasil meyakinkan kita

bahwa Surat Edaran yang sudah memperhatikan aspek-aspek yang kita diskusikan pada saat itu, termasuk yang tadi soal SMS banking dan sebagainya, yang menegaskan bahwa pasca Surat Edaran itu tidak lagi terjadi pencurian pulsa. Namun kami menemukan ada fakta dan juga ada laporan bahwa itu masih terjadi, artinya Surat Edaran yang dulukan bisa dikatakan tidak efektif, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih tajam lagi, lebih tegas lagi, kecuali memang BRTI punya tools yang canggih, sehingga pencurian itu tidak terjadi.

F-PDI PERJUANGAN (HELMY FAUZY): Pimpinan. Kalau saya boleh mengusulkan Pimpinan, agar kita konsisten dalam penggunaan

term. Saya mengusulkan bunyi Pasal, bunyi keputusan nomor 4 jadi “Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI meminta agar BRTI meneruskan kebijakan penghentian penawaran konten melalui SMS broadcast/pop screen/voice broadcast sampai adanya regulasi memberikan kepastian dan jaminan hukum serta perlindungan publik secara optimal”. Jadi ini konsisten dengan Surat Edaran BRTI itu sendiri.

F-PG (YORRYS RAWEYAI): Sudah Ketua, apa sih alasan yang mendasar, sehingga mau drop Pasal 3 itu, nomor 3

itu? KETUA RAPAT: Saya mengusulkan, karena ada persepsi yang berbeda, saya mengusulkan kita skors

5 menit, khusus pembahasan nomor 3 ini. Kita skors 5 menit, kita ketemu sebentar. Setuju?

(RAPAT DISKORS) Baik. Rekan-rekan Anggota Panja Pulsa; Saudara-saudara, Bapak-bapak dari BRTI. F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Koreksi mas, nanti dikritik juga. Panja Pencurian Pulsa, jadi pakai “pencurian”.

Page 33: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

33

KETUA RAPAT: Anggota Panja Pencurian Pulsa. Kita cabut skors dan rapat kita mulai kembali.

(SKORS DICABUT) Kita melanjutkan perumusan kesimpulan tadi, kita sempat stuck di kesimpulan nomor 3

ya, dan saat ini telah ada perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini dimaksudkan agar ada konsistensi antara keputusan sebelumnya dalam penggunaan bahasa dengan kesimpulan kita. Jadi pada dasarnya memang ini tidak mengubah substansi dari point ketiga yang memberikan semacam pembatasan untuk tidak dilanjutkannya lagi kembali kebijakan untuk membuka penawaran konten sampai ada suatu regulasi yang kuat, yang bisa melakukan fungsi-fungsi pengawasan.

Tolong dibacakan yang baru, “Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI meminta agar BRTI melanjutkan kebijakan penghentian penawaran konten melalui SMS broadcast/pop screen/voice broadcast sampai dengan batas waktu yang akan ditentukan kemudian, sebelum adanya regulasi yang memberikan kepastian dan jaminan hukum, serta perlindungan publik secara optimal”. Disepakati?

F-PD (KRMT. ROY SURYO NOTODIPROJO): Ini sesuai dengan Surat Edaran 177. KETUA RAPAT: BRTI, oke ya?

(RAPAT : SETUJU) Selanjutnya nomor 4, “Komisi I DPR meminta BRTI untuk melakukan

inventarisasi”, “Panja Komisi DPR meminta BRTI untuk melakukan inventarisasi dan melaksanakan seluruh keputusan yang telah dibuat dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Panja Pencurian Pulsa Komisi I DPR RI”. Bagaimana teman-teman BRTI? Setuju?

(RAPAT : SETUJU)

Rekan-rekan Panja Pencurian Pulsa Komisi I; Rekan-rekan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia; dan Hadirin sekalian. Maka demikianlah tadi draft kesimpulan Rapat dengar Pendapat Panja Pulsa Komisi I

DPR RI dengan BRTI pada tanggal 22 Februari 2012 ini. Barangkali sebelum ada penutupan, ada komentar lain dari rekan-rekan? Maka dengan ini kami tutup Rapat Dengar Pendapat Panja Pulsa Komisi I dengan BRTI, dan untuk agenda selanjutnya akan dikoordinasikan dengan Sekretariat. Dengan demikian rapat..

WAKIL KETUA BRTI: Pimpinan, ada sedikit. Sedikit saja, DPR, ada DPR, DPR RI mungkin bisa dikonsistensikan. KETUA RAPAT: Ini memang nanti bisa di-refresh, saya pikir kita pakai DPR RI ya, yang lengkap Pak.

Mungkin ada “titik-koma” nanti, tapi tidak merubah substansi dan pada dasarnya hanya mungkin ada beberapa.

Page 34: K1 risalah mp_iii_ts_2011-2012_risalah_rdp_panja_pencurian_pulsa_komisi_i_dg_ketua_brti

34

Baik, dengan demikian selesailah sudah Rapat Dengar Pendapat Panja Pulsa Komisi I dengan BRTI. Rapat kami tutup.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 17.00 WIB)

Jakarta, 2 Februari 2012 a.n Ketua Rapat

SEKRETARIS RAPAT,

SUPRIHARTINI, S.IP. NIP. 19710106 199003 2 001