k05 Resource Management

download k05 Resource Management

of 76

description

kwu

Transcript of k05 Resource Management

KEWIRAUSAHAANTKP 270214

K05-RESOURCE MANAGEMENTDOSEN PENGASUH :Ir. Mukiat, MSIr. Makmur Asyik, MS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN2014RESOURCE MANAGEMENTStrategi tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan sumber daya yang baik. Kalau kita tidak bisa mengelola sumberdaya dengan efektif serta efisien, hasilnya akan tidak optimal. Untuk itu, pengenalan akan teori manajemen sumberdaya dan bagaimana cara berpikir seorang entrepreneur dalam menghadapi situasi yang tidak pasti perlu diketahui. SUB POKOK BAHASAN 1. Mengapa Entrepreneur di Indonesia kurang berkembang,2. Memanfaatkan Kekayaan dan alam Nusantara,3. Strategi berbasis Sumberdaya bagi UMKM,4. Prinsip Efektuasi,5. Pengelolaan Keuangan, Peningkatan Profit dan Kapasitas Usaha,6. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha,7. Manajemen Modal Kerja,8. Manajemen Waktu Kunci utama mencapai Sukses,TUJUAN PEMBELAJARAN Memperoleh pemahaman tentang baagaimana prinsip berpikir entrepreneur, Memahami pentingnya pengelolaan sumberdaya, baik dari aspek keuangan, sumberdaya manusia maupun sumberdaya yang lain dalam mengembangkan usaha, Menjelaskan konsep dasar manajemen keuangan, Menjelaskan bagaimana pengelolaan keuangan dilakukan.BACAAN Read, S., Sarasvathy, S., Dew, N. , Wiltbank, R. & Ohlsson, A. (2010) "Effectual Entrepreneurship" Abingdon/New York: Routledge. Sarasvathy, S. D. (2008). Effectuation: Elements of Entrepreneurial Expertise. Cheltenham UK, Northampton MA: Edward Elgar.

I. MENGAPA ENTREPRENEUR DI INDONESIA KURANG BERKEMBANGAnda tidak harus menjadi seorang pahlawan yang luar biasa dan melakukan hal-hal tertentu untuk bisa bersaing. Anda hanya perlu menjadi orang biasa, dengan motivasi yang cukup untuk mencapai sasaran yang menantang - Sir Edmund Hillary.Sebelumnya sudah di uraikan bahwa Indonesia idealnya membutuhkan empat juta entrepreneur supaya kemakmuran bangsa ini tercapai. tetapi mengapa jumlah entrepreneur di Negara kita belum juga banyak bertambah dan berkembang, padahal Indonesia sudah 65 tahun merdeka dan berdaulat? kemungkinan penyebabnya banyak, baik dari Masyarakat, Pemerintah, maupun Individunya. tetapi mana yang pasti, silakan saja masing-masing menelaahnya. Mudah-mudahan semua kemungkinan yang diuraikan ini salah atau ada kemungkinan penyebab yang lain.Belum berkembangnya entrepreneur di Indonesia mungkin dikarenakan sikap pandang, pola pikir atau penilaian-penilaian tertentu dalam masyarakat. Pada umumnya, menjadi pengusaha itu masih sesuatu yang asing, terutama bila dilihat dari aspek prosesnya. Masyarakat kebanyakan hanya tahu bahwa pengusaha itu orang kaya dan terkenal, tetapi sedikit yang memahami atau mungkin yang mau memahami secara mendalam tentang keberadaannya.Demikian pula, tumbuh suburnya para pengusaha tidak akan terlepas dari kebijakan pemerintah dan perilaku para pejabat di jajaran birokrasi pemerintahan. kalau sudah punya kesan bahwa bisnis itu tidak akan lepas dari rongrongan para oknum pejabat, tentunya sebagian orang akan berpikir dua kali untuk mau menjadi pengusaha, tetapi kalau pemerintah dan para pejabatnya bisa memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya para pengusaha, tidak mustahil banyak orang yang mau berkiprah sebagai pengusaha-pengusaha baru. apalagi jika ditambah dengan adanya pelajaran atau pelatihan-pelatihan tentang entrepreneurship di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dan tidak kalah pentingnya juga ada dorongan dari orangtua pada anaknya.Berapa hal berikut ini diduga kuat menjadi penyebab mengapa Entrepreneur kurang Berkembang di Indonesia.1. PENGARUH POLA PIKIR TRADISIONALOrang yang mengikuti orang banyak tak akan pernah diikuti oleh orang banyak. John Maxwell. Orang tua kebanyakan menghendaki anaknya pandai di sekolah, cepat selesai, dan setelah itu menjadi pegawai terutama pegawai negeri atau BUMN, kemudian membangun rumah tangga, punya anak, meniti karir sampai jenjang paling tinggi, dan akhirnya menikmati pensiun di hari tua. Itulah bayangan kebanyakan orang tua, betapa nikmatnya menjadi ambtenaar atau priyayi. Padahal nyatanya banyak juga para pensiunan yang bukannya menikmati hari tua dengan tentram dan damai seperti banyak dibayangkan orang, tapi malah mendapat masalah, misalnya masalah keuangan, status, atau post power syndrome. Atau malahan sebelum mencapai usia pensiun sudah kena PHK atau Pendi (pensiun dini). Kalau semua orang berpikir bahwa setelah selesai sekolah sebaiknya menjadi pegawai, apakah sudah terpikir oleh mereka siapa yang akan menyediakan lapangan kerja? Pemerintah saja tidak bisa menampung seluruh calon pelamar pegawai negeri yang mencapai lebih dari 4,5 juta orang karena yang diterima hanya sekitar 200 ribu orang. Jadi sisanya harus bekerja di mana?

2. KURANG MOTIVASI DAN ANTUSIAS.Antusiasme mudah menular. Mulailah menyebar wabah ini. Don Ward.Antusiasme adalah keyakinan yang membara George Adams. Kurang motivasi dan antusiasme, karena belum banyaknya motivator sebagai penggerak untuk menjadi entrepreneur, baik dari orang tua, guru, dosen, pemerintah, alim ulama, tokoh-tokoh masyarakat dan sebagainya. Jangankan antusias, apa itu entrepreneurship juga masih banyak yang tidak mengetahui apalagi memahaminya. Kebanyakan orangtua memberikan motivasi dan mempunyai cita-cita agar anaknya menjadi pegawai. Dan jarang yang memberi motivasi untuk memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam bidang apapun termasuk salah satunya sebagai entrepreneur, bukan hanya sebagai pegawai. Demikian pula di dalam pendidikan formal dan nonformal, belum banyak diajarkan wawasan tentang entrepreneurship.

3. SIFAT INSINYUR YANG INTROVERT

Bisnis dalam bidang industry yang berbasis teknologi di Negara maju biasanya dikembangkan oleh para insinyur. Salah satu penghalang insiyur Indonesia untuk menjadi entrepreneur adalah banyak di antara mereka yang bersifat introvert, baik karena sistem pendidikan di perguruan tinggi atau memang pembawaan rata-rata individunya. Kebanyakan setelah tamat kuliah hanya menjadi tukang insinyur, seperti diistilahkan dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Padahal dalam pekerjaan engineering dan teknologi, potensi uangnya terbatas. Tetapi dalam bisnis yang berbasis engineering dan teknologi, di situlah terdapat potensi uang yang sangat besar dan bisa membantu melepaskan bangsa kita dari ketergantungan teknologi secara permanen dari bangsa-bangsa lain.Hidup terdiri dari 10% dari apa yang Anda bentuk, dan 90% bagian Anda dibentuk darinya. Irving Benson.

4. PENGARUH ETOS KEBERHASILAN YANG KURANG MENGHARGAI PROSES.

Di Indonesia timbul penilaan etos keberhasilan, yaitu dalam menilai keberhasilan, seseorang hanya dinilai dari apa yang sudah diraih yang dapat berupa materi, status sosial, status pendidikan, dan sebagainya dan bukan dari prosesnya. Padahal untuk menjadi entrepreneur yang berhasil tidak ada jalan pintas, tetapi melalui liku-liku yang harus dijalani, baik suka maupun dukanya. Di sinilah pada masyarakat perlu ditumbuhkan etos kerja, bukan etos keberhasilan, sehingga dalam bidang apapun orang dihargai karena prosesnya, bukan hanya keberhasilannya.

5. BERJIWA SAFETY-PLAYER (CARI AMAN ATAU MAIN AMAN)

Salah satu cirri entrepreneur adalah sebagai risk-taker karena selalu diharapkan pada hal-hal bahwa di balik keuntungan ada kerugian, di balik kesuksessan ada kegagalan. Sebab itu, kecil kemungkinannya seseorang yang maunya menghadapi segala sesuatu dengan aman-aman saja akan menjadi entrepreneur.Terlalu banyak yang mencari tempat aman dan selamat. Akibatnya banyak yang terpuruk.Thomas Ryder.

6. KELEMAHAN DALAM LEADERSHIP

Seorang entrepreneur harus berperan sebagai pemimpin, karena dia mempunyai pegawai yang harus dipimpin. Oleh karena itu, diperlukan jiwa kepemimpinan yang baik. Kalau hanya berprilaku sebagai atasan, apalagi bergaya feudal atau birokrat, usahanya mungkin tidak akan berhasil karena pegawainya tidak memiliki team work dan sinergi atau bekerja lamban dan hanya berorientasi pada prosedur bukan pada hasil. Malah mungkin saja nantinya banyak ditipu dan dibohongi anak buahnya kalau tidak bisa bersikap tegas dan lugas, sesuai dengan kaidah-kaidah kepemimpinan. Apalagi nantinya bisa saja seorang entrepreneur mempekerjakan pegawai-pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi. Di sinilah diperlukan wibawa dan kharisma agar para pegawainya dapat mengikuti keinginan dan memahami visi seorang pemilik perusahaan. Seorang entrepreneur perlu memiliki jiwa kepemimpinan yang memadai agar tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai dengan semangat kerja dalam satu tim yang kompak dan solid.

Kekuatan satu kelompok adalah di dalam kekuatan pemimpinnya. Vince Lombardi.Pemimpin mencapai hasil melalui orang. Patricia Fripp.

7. PENGARUH FEODALISME GAYA BARU

Dalam era orde baru tumbuh dengan subur feodalisme gaya baru (neo-feodalisme). Menurut Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia, raja berganti nama menjadi presiden, menteri jenderal, sekretaris jendral, direktur jendral, rector, gubernur, presiden direktur sebuah perusahaan swasta yang besar, administrator perkebunan, dan sebagainya. Meskipun bentuk-bentuknya sudah berubah, akan tetapi pada hakikatnya hubungan-hubungan dan sikap-sikap feudal ini masih hidup dalam diri manusia Indonesia. Atau memang dari dulu bangsa kita tanpa disadari bersifat feudal seperti dikatakan oleh Pahlawan Nasional Tan Malaka. Kalau seseorang memang keturunan bangsawan atau kaum ningrat dari kerajaan atau bekas kerajaan yang ada di Indonesia, dia patut dikatakan feudal, tetapi hanya berlaku di lingkungan terbatas dalam rangka melestarikan tradisi kebudayaannya. Bahkan para ningrat yang menjadi birokrat atau pejabat pemerintah banyak yang tidak mempermasalahkan dan menonjolkan kefeodalan atau kenigratannya, tetapi mau berperilaku seperti orang biasa dan mempunyai sikap egaliter di masyarakat luas. Tetapi kalau seseorang bukan keturunan bangsawan atau ningrat, hanya karena punya jabatan atau kedudukan dalam pemerintahan, tidak patut dia bersikap feudal atau gila hormat dengan membanggakan kedudukan dan statusnya. Inilah yang dinamakan new feudalism, sedangkan orang Sunda menamakannya gumenak yang berasal dari kata menak yang berarti feudal. Orang seperti ini dihormati hanya karena kedudukannya, sehingga kalau sudah lengser orang-orang tidak lagi menghormatinya karena kelakuannya yang tidak elok sewaktu masih mempunyai kedudukan. Salah satu cirri alam feodalisme adalah banyak ritual, seremoni, dan status social yang ditonjolkan, bahkan dibesar-besarkan untuk menyakralkan kekuasaannya yang menjadi kebanggaannya, kemudian menjadi kebutuhan hidupnya, untuk selalu dihormati dan dilayani atas dasar kekuasaannya. Status seseorang di masyarakat akan dilihat dari status jabatan dan pangkatnya. Pangkat dan jabatan hanya ada di instansi pegawai negeri sipil, TNI, Polri, BUMN, dan perusahaan swasta yang besar dan mapan. Di sinilah entrepreneur tidak mempunyai status sosial yang berarti karena tidak mempunyai pangkat dan jabatan formal. Ini terjadi terutama pada para entrepreneur pemula yang masih merintis usahanya dan belum terlihat hasilnya yang tercermin dari kekayaan, ketenaran, atau gaya hidupnya. Jadi, betapa ciutnya seseorang untuk menjadi pengusaha, karena tidak mendapat status apa-apa di masyarakat, kecuali kalau sudah berhasil menjadi pebisnis yang besar dan kaya raya, mendapatkan status dan penghargaan yang diistilahkan masyarakat umum sebagai konglomerat.

8. TAKUT TIDAK MEMPUNYAI STATUS SOSIAL

Meskipun tidak mengenal jiwa feodalisme, ada sebagian orang yang masih berpikiran bahwa di masyarakat diperlukan status sosial yang jelas dan mudah diidentifikasi oleh pihak-pihak lain agar dirinya bisa dianggap atau dihormati oleh orang lain, bahkan bisa dibanggakan. Oleh sebab itu, paling mudah berstatus sebagai pegawai. Kalau seseorang menjadi pegawai negeri atau BUMN serendah apapun, status jabatan dan pangkatnya akan jelas dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Tetapi bagi seorang entrepreneur, apa statusnya di masyarakat dan siapa yang dapat membanggakannya apakah orangtua, istri, mertua, atau saudara-saudara masih menjadi pertanyaan. Tentu hal ini mengundang beban psikologis yang berat. Inilah salah satu kemungkinan yang membuat orang Indonesia segan menjadi entrepreneur. Entrepreneur akan dibanggakan kalau sudah terlihat usahanya besar dan terlihat kaya raya, tetapi mana ada entrepreneur yang baru memulai bisa langsung memiliki usaha besar dan kaya raya.

9. KERJA INGIN ENTENG, HASILNYA INGIN BESAR, DAN TIDAK MAU MENANGGUNG RISIKO

Menjadi entrepreneur itu harus kerja keras, berpikir keras atau cerdik, tetapi hasilnya belum jelas dan banyak menghadapi risiko. Di sinilah sulitnya karena sebagian orang masih ada yang bermental kerja ingin enteng, hasilnya ingin besar, dan tidak mau menanggung risiko, baik karena faktor lingkungan, keluarga, wawasan, dan lain-lain. Inginnya mencari yang aman-aman saja, makanya paling cocok jadi pegawai. Padahal jadi pegawai pun belum tentu aman. Buktinya kalau kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) kebanyakan menjadi bingung, dan tidak tau apa yang harus dikatakan, kecuali demo. Para pendemo yang berasal dari golongan bawah dengan tingkat pendidikan rendah mungkin masih bisa dimaklumi. Tetapi yang bertitel sarjana pun banyak yang pintar demo karena di-PHK. Demo dalam rangka menuntut hak sesuai dengan peraturan yang berlaku memang tidak salah, tetapi kalau sampai berlarut-larut, banyak waktu terbuang percuma, padahal masih banyak alternative lain untuk mencari nafkah. Kalau tidak mau kena PHK, jadilah entrepreneur. Paling-paling bangkrut, tetapi bangkrut itu belum tentu berarti miskin.

10. KURANGNYA PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP

Pendidikan tidak harus selalu diartikan pendidikan di sekolah. Pendidikan bisa ada dan terjadi di mana-mana dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti, Pendidikan di rumah dengan orangtua sebagai pendidikan yang dominan. Pendidikan formal di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan nonformal, kursus-kursus, pelatihan, penataran, dan sebagainya Pendidikan di tempat kerja atau perusahaan dalam bentuk magang, kerja parktik, kerja paruh waktu, status sebagai pegawai, dan sebagainya. Keempat wahana pendidikan tersebut belum secara khusus atau membudaya ikut memberikan pendidikan atau pelatihan dengan memupuk jiwa dan wawasan entrepreneur sedini mungkin agar tumbuh para Entrepreneur baru. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pendidikan rumah, sekolah formal dan nonformal, dapat memulai menyisipkan pelajaran-pelajaran atau wahana-wahana yang dapat menumbuhkan wawasan dan mental entrepreneur kepada para pemuda usia sekolah. Siapa tahu ada di antara mereka yang nantinya betul-betul menjadi pengusaha. Pendidikan entrepreneurship di perusahaan lebih banyak dikarenakan motivasi diri dari pegawainya yang bercita-cita ingin menjadi entrepreneur dengan cara melatih diri. Namun bisa saja ada perusahaan yang sengaja memberikan dorongan, motivasi, atau pelatihan entrepreneurship bagi para pegawainya agar dapat mengubah status diri seorang pegawai menjadi seorang pengusaha (entrepreneur menumbuhkan entrepreneur). Perusahaan seperti inilah yang diharapkan dapat membantu menumbuhkan para entrepreneur baru.11. KURANGNYA DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

Pada umumnya dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah kepada pengusaha masih kurang. Kalau pun ada pengusaha bukannya dibina, tetapi malah dipersulit. Kemudian dengan banyak izin-izin yang harus dipenuhi, tetapi mungkin saja penuh dengan liku-liku dan pungli. Bahkan banyak peraturan yang bisa dipelintir oleh oknum aparat pemerintah. Misalnya prosedur administratif yang sebetulnya mudah dan prosesnya sebentar kemudian dibuat berbelit-belit hingga dirasakan oleh para pengusaha menjadi rumit dan memerlukan proses yang lama, padahal waktu adalah uang. Sehingga ada ungkapan pada para birokrat bahwa kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah? dan kalau bisa diperlambat kenapa harus dipercepat?. Dengan ungkapan itu mereka bisa mendapatkan uang dari pola tersebut yang disebut pungli. Kadang-kadang, baru mau memulai usaha saja sudah banyak digrecoki oleh oknum aparat pemerintah baik pusat maupun daerah. Sebetulnya, tidak semua pengusaha berkelimpahan uang, terutama pengusaha pemula. Seringkali kebanyakan uang mereka justru didapatkan dalam bentuk pinjaman dari pihak lain yang nantinya harus dikembalikan. Lagipula, untuk apa bersusah-payah menjadi pengusaha? Kalau memang uang berlimpah, tentunya mereka akan lebih memilih bersantai di rumah saja, tanpa perlu lelah atau pusing menjalankan usaha yang penuh risiko, liku-liku, dan tantangan. Apalagi kalau usahanya sudah berjalan dan besar, akan semakin dirongrong oleh para oknum birokrat serta aparat dengan berbagai cara dan dalih. Kalau mendapat pekerjaan dari proyek-proyek pemerintah pun sering dimintai komisi, kick back, dan service oleh para oknum pejabat. Di Indonesia, dalam bisnis proyek-proyek ini terkenal banyak dana komisi untuk oknum pejabat. Silahkan tanyakan pada oknum pejabat, pasti tak akan mengaku. Namun demikian, Tuhan Maha Mengetahui segala perbuatan manusia.Sebaiknya, kalau ingin mendukung para pengusaha, pemerintah setidak-tidaknya Memberikan Tujuh Dukungan. Dengan begitu, nantinya pemerintah akan Mendapatkan Tujuh Manfaat pula. Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk mendukung para pengusaha,1. Tidak merepotkan atau menggrecoki (ngarewong-bhs. Sunda) para pengusaha dengan bermacam-macam urusan tetapi ujung-ujungnya duit yang membebani para pengusaha dan mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.2. Tidak membebani para pengusaha dan investor dengan bermacam-macam aturan yang kadang-kadang membingungkan dan menyulitkan.3. Mempermudah dan mempercepat izin-izin yang menyangkut pembentukan badan hukum usaha, serta izin-izin yang menyangkut usaha-usaha baru (start-up), terutama untuk para pemilik UKM dan pengusaha pemula.4. Menganjurkan dan mempermudah agar tanah milik rakyat dan para pengusaha untuk diurus surat-suratnya menjadi Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Guna Usaha, yang akan sangat berguna untuk mendapatkan kredit dari bank sebagai jaminan atau kolateral. Dan tidak lupa mengingatkan mereka untuk membayar PBB-nya.5. Melengkapi infrastruktur daerah-daerah yang potensi ekonominya baik untuk pertanian, pariwisata, industri, perumahan, dan lain-lain. Misalnya dengan membangun dan memperbaiki sarana transportasi, jalan, jembatan, listrik, suplai BBM, telekomunikasi, air bersih, pendidikan, dan pelayanan kesehatan.6. Secara umum pemerintah hendaknya bertindak sebagai regulator, motivator, fasilitator, promoter, serta mediator untuk para pelaku ekonomi.7. Pemerintah selalu terbuka dan proaktif untuk berkomunikasi dengan para pengusaha dan dapat memberikan informasi-informasi secara terbuka, transparan, dan mudah diakses, yang sangat diperlukan oleh para pengusaha untuk pengembangan bisnisnya.Dengan memberikan ketujuh dukungan tersebut, maka diharapkan akan ada Tujuh Manfaat yang didapat pemerintah sebagai berikut,1. Ekonomi berjalan, berarti ada pemasukan tambahan bagi pemerintah untuk meningkatkan APBN atau APBD dari peningkatan pajak dan retribusi.2. Terciptanya lapangan kerja sebagai salah satu indikator penting dalam kemajuan negara, yaitu tingkat pengangguran yang rendah.3. Dengan berjalannya ekonomi dan adanya lapangan kerja, maka akan timbul kesejahteraan dan ketentraman sosial.4. Timbulnya perputaran roda ekonomi, karena para pengusaha satu sama lain akan saling terkait, serta dari gaji yang diterima oleh para pegawai akan memutar roda dan timbulnya mata rantai ekonomi untuk pembelian barang-barang konsumtif dan kebutuhan hidup lainnya.5. Karena terciptanya iklim kondusif untuk para pengusaha dan ada bukti ekonominya tumbuh, para calon investor lainnya akan tertarik dan tidak ragu untuk mau menanamkan modalnya dan melakukan bisnis di daerah.6. Rakyat akan hormat kepada jajaran pemerintah karena bersih dan berwibawa secara nyata. Selain itu, rakyat akan sangat berterima kasih karena ada jalinan kerja sama yang nyata dan saling menguntungkan (mutual benefit) antara rakyat dan pemerintah.7. Mengurangi urbanisasi ke kota-kota besar dan menarik orang-orang pintar dari kota besar untuk mau kembali ke daerah, karena mereka akan berpikir untuk apa hidup berdesakan di kota besar kalau di daerah pun bisa hidup layak dan bisa berkarya.ANGGAPAN DARI TIAP-TIAP INDIVIDUNYASelanjutnya, belum berkembangnya Entrepreneurship di Indonesia kadang-kadang disebabkan oleh anggapan, persepsi, atau pandangan dari tiap-tiap individunya yang dapat pula berupa mitos-mitos. Beberapa alasan yang salah berupa anggapan atau mitos sehingga sebagian orang tidak berkeinginan atau takut untuk menjadi entrepreneur antara lain,1. MITOS TERLALU MUDA UNTUK MEMULAI BISNIS

Urusan umur bukan faktor utama dalam berbisnis. Banyak pengusaha memulai usahanya ketika berumur belasan tahun. Steve Job pendiri Apple Computer, dan Bill Gates pendiri Microsoft, memulai bisnisnya pada usia belia dan selalu masuk dalam ranking orang terkaya di bawah umur 40 tahun. Yang terpenting bukan umurnya, tetapi ide, kreativitas, inoviasi, dan semangat seseorang sebagai landasan untuk berbisnis menuju kesuksesan. Di Indonesia pun sekarang sudah banyak pengusaha muda yang sudah sukses mengembangkan usahanya. Sebut saja Susi Pudjiastuti yang memulai usaha sewaktu masih muda, tiap pada tahun 2005 di usianya yang 40 tahun sudah sukses bekerja sama dengan para nelayan di Pangandaran, mengekspor ikan hasil tangkapan nelayan bernilai jutaan dollar, dan menjadi pionir penolong korban Tsunami di Aceh dengan mengerahkan dua pesawat terbang miliknya untuk mengangkut perbekalan serta tenaga sukarela termasuk pendirinya ke Meulaboh.

Impikan apa yang berani Anda impikan, lakukan apa yang berani Anda lakukan, dan jadilah apa yang berani Anda inginkan -- Dr. Walter Doyle Staples.It remains for you to DREAM what you dare to dream, DO what you dare to do, and BE what you dare to be.

2. MITOS TERLALU TUA UNTUK MENJADI PEBISNIS

Orang yang sudah berusia di atas lima puluh tahun, atau sudah mencapai usia pensiun, tentu akan berpikir apakah tidak terlambat untuk memulai bisnis? Jawabannya, tidak ada kata terlambat untuk memulai bisnis, selanjut usia berapapun, selama masih sehat, mempunyai semangat, visi, atau cita-cita. Apalagi orang yang sudah lanjut usia biasanya lebih memiliki pengalaman, kebijaksanaan, dan kematangan dalam berpikir dan bertindak. Contohnya, Tirto Utomo, pendiri perusahaan air kemasan, memulai usahanya setelah usai pensiun dan ternyata sukses besar. Siapakah yang tidak mengenal produk Aqua dan bisnisnya yang banyak ditiru dengan maraknya air kemasan dengan berbagai merek? Demikian pula Ray Croc pendiri usaha waralaba McDonalds memulai bisnisnya pada usia 52 tahun dan sekarang menjadi bisnis waralaba paling besar di dunia. Contoh lain, seorang ibu yang sudah berusia 55 tahun memulai usahanya dengan mengontrak satu kamar di kota Semarang dengan mempekerjakan 3 orang pada tahun 1951. Ia mendirikan perusahaan jamu Sido Muncul yang kini diteruskan oleh cucunya, dan sampai sekarang usahanya tersebut tetap maju dan berkembang.Tidak pernah ada kata terlambat untuk menjadi seorang yang Anda inginkan -- George Elliot

3. MITOS TIDAK MEMPUNYAI MODAL

Modal, dalam arti kata uang, memang perlu, tetapi siapa yang pernah memulai usaha langsung dengan modal yang besar? Justru dalam riwayat-riwayat kebanyakan entrepreneur memulai usahanya hanya dengan modal dengkul. Karena meskipun tidak mempunyai modal uang, ia punya modal lain yang bukan uang. Inilah modal terpenting yang harus disiapkan para calon entrepreneur mulai dari sekarang. Banyak imigran dari Asia datang ke Amerika tanpa bisa berbahasa Inggris dan hanya punya $1 di sakunya. Tetapi karena cerdik dan kerja keras akhirnya bisa menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya.

Kekayaan adalah produk dari kapasitas pemikiran manusia - Amy Rand.Kita tidak memilki masalah uang. Yang kita miliki adalah masalah ide. - Robert Schuller

4. MITOS TIDAK PUNYA CUKUP PENDIDIKAN

Menjadi entrepreneur tidak seperti menjadi pegawai yang harus memiliki tingkat pendidikan tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan atau instansi tempat bekerja. Banyak entrepreneur tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi atau sarjana, bahkan ada yang buta huruf, tetapi tidak menjadi penghalang untuk berhasil dalam usahanya. Bahkan sebaliknya, pegawai-pegawainyalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi menjadi orang gajiannya, dan ternyata tidak menjadi masalah, baik untuk pemilik usaha maupun pegawainya. Orang berhasil ialah orang yang mampu memanfaatkan dan menggerakkan orang pintar. Dan orang yang pintar belum tentu kaya, tetapi orang kaya pasti pintar. Kata Susi Pudjiastuti, pengusaha dari Pangandaran, Saya ijazah SMA saja tidak punya, mau melamar kerja di mana. Saya harus berusaha sendiri, jadi bakul ikan. Kita yakin bahwa banyak pegawai Susi Pudjiastuti yang tingkat pendidikannya jauh lebih tinggi darinya, bahkan mungkin banyak yang setingkat sarjana. Tapi tidak ada masalah, bukan?Ketika Anda mempekerjakan orang yang lebih pintar daripada Anda, maka Anda membuktikan bahwa Anda lebih pintar dari mereka - R. H. Grant.

5. MITOS TIDAK MEMPUNYAI BAKAT

Dalam bidang apapun, bakat bukan suatu urusan. Kapan orang dikatakan mempunyai bakat tertentu? Apakah sebelum berhasil atau setelah berhasil? Ingat, Thomas Alfa Edison yang mempunyai beribu-ribu hak paten ternyata tidak lulus SD dan ia mengatakan bahwa keberhasilan itu dikarenakan 99% kerja keras dan 1% bakat. Menjadi seorang entrepreneur bukan bakat yang menjadi kata kuncinya, tetapi kerja keras, berpikir keras dan cerdik. Seseorang yang baru mengalami satu kali kegagalan jangan langsung menyimpulkan bahwa dirinya tidak berbakat menjadi entrepreneur. Apalagi yang belum pernah mencoba, jangan terburu-buru mengatakan tidak bisa menjadi entrepreneur karena tidak mempunyai bakat. Menentukan bakat tidak bisa melalui pertimbangan perasaan semata, tetapi harus melalui suatu proses yang cukup panjang dan nyata. Kadang-kadang suatu bakat akan ditemukan setelah seseorang mengalami serentetan kegagalan sebelum meraih kesuksesan, sehingga ada ungkapan yang menyatakan kegagalan adalah sukses yang tertunda. Tanyakan atau simak orang-orang yang berbisnis, pasti mereka pernah banyak mengalami kegagalan. Hanya karena mempunyai mental pantang menyerah akhirnya kesuksesan dalam berbisnis dapat mereka raih. Kesuksesan ini tidak membuat mereka terlena dan berpuas diri. Meraka tetap mawas diri dengan menjaga usahanya agar tidak mengalami kegagalan kembali, karena mereka sudah merasakan betapa pahitnya mengalami kegagalan.

Tidak diperlukan bakat untuk bekerja keras - Jackson Brown.Banyak bakat yang mubazir hanya karena kurang keberanian. - T. Sidney Smith.Sikap Anda, bukan bakat Anda, akan menentukan derajat Anda. - Zig Ziglar.

6. MITOS TIDAK MEMILIKI GARIS KETURUNAN

Untuk menjadi entrepreneur tidak akan ditanyakan oleh siapapun silsilah keturunannya. Yang penting, tunjukkanlah bahwa dengan latar belakang keturunan siapapun, dengan kerja keras dan berpikir keras kita mampu menjadi entrepreneur yang berhasil, karena jiwa entrepreneur bukanlah warisan dari orang tua ataupun dari nenek moyang kita, tetapi sesuatu yang harus digali oleh diri kita sendiri. Sebaliknya, ada orang-orang yang membanggakan garis keturunannya, prestasi orang tua, kakek dan moyangnya, tetapi dirinya tidak mempunyai prestasi apa-apa. Cukup tragis, bukan?Orang yang membanggakan nenek moyangnya, seperti membanggakan beberapa butir kentang dimusim dingin - Peribahasa Spanyol.

7. TIDAK MEMPUNYAI KEMAMPUAN DAN DAYA UPAYA

Orang seperti ini mau jadi apapun kelihatannya sulit untuk berhasil. Jadi manusia pun percuma saja karena tidak mensyukuri terhadap apa yang sudah diberikan oleh Tuhan berupa badan sehat, pikiran normal-waras-cerdas dan perasaan, untuk berbuat dan berkarya dalam hidupnya. Bangkitkanlah semangat hidup melalui tiga tahapan, yaitu otot, otak, dan nurani- artinya bergerak, berpikir, dan berperasaan. Ingat, banyak yang kita hadapi di dunia ini berupa tantangan. Jawablah tantangan itu dengan mau belajar, bekerja keras, berpikir keras, dan cerdik. Demikianlah sikap seorang entrepreneur, berani menghadapi dan menjawab tantangan untuk meraih kesuksesan. Pakailah otot, otak, dan nurani!

Terimalah tantangan, sehingga Anda bisa merasakan kepuasan akan kemenangan. - General George S. Patton.Berani bermimpi berani mencoba berani gagal berani berhasil. - G. Kingsley Ward.

8. TAKUT GAGAL

Orang yang takut gagal adalah ibarat orang yang sudah kalah sebelum berperang. Jangankan menjadi entrepreneur. Jadi pegawai pun belum tentu dia akan berhasil, malah bisa merepotkan perusahaan yang menggajinya. Apa sih yang ditakuti dari kegagalan? Paling-paling mati. Tapi sebelum mati, jadilah pejuang dahulu dengan berani bertarung menghadapi segala tantangan untuk mencapai kesuksesan. Secara alami., manusia itu dari sejak balita hanya diberi dua ketakutan, yaitu takut jatuh dari tempat yang lebih tinggi dan takut terhadap suara gemuruh. Tetapi seiring dengan bertambahnya umur karena proses sosialaisasi, maka rasa takut itu semakin berkembang dan beragam. Langkah yang baik adalah mengelola ketakutan itu menjadi hal-hal yang positif dan aman yang dinamakan keberanian. Demikian pula sebagai entrepreneur yang selalu menghadapi ketakutan beragam risiko berupa kegagalan-kegagalan, hendaknya rasa takut tersebu dapat dikelola dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh keberanian agar bisa menghasilkan keuntungan dan hal-hal yang positif.

Kegagalan bukan penyakit kronis. - Thomas A. Edison.Orang yang tidak bertarung tak akan menaklukkan apapun. -Gabriel Biel.Kegagalan adalah latihan ketekunan yang paling sedikit - Anonim. 9. SELALU GAGAL

Mengalami kegagalan itu memang pahit sekali, apalagi kalau sering gagal. Oleh karena itu, teruslah mencoba dengan selalu juga mengevaluasi diri dari kegagalan yang dialami, apa penyebabnya dan apa kekurangan pada diri kita. Mungkin saja kegagalan ini yang terakhir sebelum meraih kebehasilan. Itulah salah satu sikap seorang entrepreneur. Soichiro Honda, pendiri pabrik mobil dan motor Honda, mengatakan Yang dilihat orang pada kesuksesan saya hanya 1%, tetapi apa yang tidak mereka lihat adalah 99%, yaitu kegagalan-kegagalan saya. Bayangkan kalau seorang Thomas A. Edison yang sudah melakukan percobaan membuat lampu pijar beribu-ribu kali kemudian ia putus asa, maka kita sekarang ini tidak akan pernah menikmati penerangan lampu yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia diseluruh dunia.Banyak orang gagal dalam hidup karena mereka menyerah pada saat mereka hamper berhasil. Thomas A. Edison.Sukses adalah bangkit lagi setiap kali Anda jatuh. Doe Blakely

10. BANYAK DALIH (EXCUSES)

Orang yang banyak berdalih tidak akan sukses dalam bidang apapun karena the answer is part of the problem bukan the solution is part of the answer. Jadi, diberi tahu bagaimanapun juga akan selalu ditangkis oleh beribu-ribu alas an, bukannya mencari solusi. Padahal suatu masalah tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengemukakan beribu-ribu alasan. Seorang entrepreneur tidak boleh banyak berdalih, selesaikan semua problem karena pasti ada solusinya.

Bisnis tidak pernah mudah, tetapi kesulitan dapat diatasi. - Edgar S. Wooland, Jr.Cara terbaik untuk keluar dari sebuah persoalan adalah dengan Menyelesaikannya. - Anonim.

11. MITOS TAKUT TIDAK SESUAI DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN.

Menjadi entrepreneur tidaklah selalu harus sesuai dengan latar belakang pendidikan, karena peluang akan datang kepada siapa saja tanpa melihat dan mempertimbangkan latar belakang pendidikan. Yang penting, siapa yang dapat menangkap peluang dan mengolahnya menjadi bisnis, dialah yang akan berhasil. Kalau menjadi entrepreneur harus sesuai dengan latar belakang pendidikan, maka banyak pendidikan tinggi yang bidangnya sulit untuk menjadi lahan bisnis. Misalnya, lulusan akademi militer apakah harus bisnis perang? Padahal banyak yang berlatar belakang pendidikan militer bisa menjadi pengusaha sukses yang usahanya tidak ada hubungannya dengan dunia militer. Di sini yang penting seorang entrepreneur harus mau belajar dan beradaptasi dalam menghadapi sesuatu yang baru agar dengan cepat bisa menghadapi hal-hal baru di luar disiplin ilmu hasil dari sekolah. Apalagi adanya peluang tidak akan memilih-milih latar belakang pendidikan. Siapa yang dapat menangkap peluang dan mengolahnya menjadi bisnis, merekalah yang akan sukses.

Kita tidak pernah terlalu tua untuk mempelajari keahlian baru dan memoles keahlian yang sudah kita miliki. Betty Vesburgh.

Anda tidak dapat membangun sebuah reputasi dari apa yang baru hendak Anda lakukan. Henry Ford.

12. MITOS TIDAK MEMPUNYAI FASILITAS, KONEKSI, BACKING.

Manusia itu haruslah menjadi diri sendiri, bukan karena orang tuanya, saudaranya, kawan-kawannya, dan lain-lain. Pihak lain mungkin saja bisa membantu kita dalam mengembangkan usaha. Semua itu tidak didapat dengan sendirinya atau gratis, tetapi harus melalui suatu interaksi yang positif dan saling bermanfaat. Untuk menjadi seorang entrepreneur, unsur yang utama adalah diri sendiri, bukan pihak lain. Memiliki orang tua pejabat atau pengusaha adalah suatu keberuntungan tetapi tidak merupakan jaminan untuk menjadi entrepreneur yang sukses. Ternyata banyak juga anak pejabat bahkan anak penguasaha belum tentu jadi pengusaha. Umumnya pengusaha yang berhasil itu adalah karena berprinsip be your self.Semua perusahaan besar didirikan oleh individu. Rupert Murdoch.

13. MITOS MENJADI PENGUSAHA MERUPAKAN PEKERJAAN KOTOR PENUH KETIDAKJUJURAN.

Dalam suatu ceramah yang disampaikan penulis mengenai entrepreneurship di hadapan karyawan salah satu BUMN pada tahun 1996, ada yang berkomentar bahwa ia tidak mau jadi pengusaha karena menurutnya pekerjaan kotor banyak tipu daya, sogok-menyogok, dan lain-lain. Kemudian penulis menjawab bahwa kotor dan ketidakjujuran tidak disebabkan oleh pekerjaan sebagai pengusaha, tetapi oleh karakter moral dan akhlak orang yang bersangkutan. Bukankah yang menjadi koruptor itu kebanyakan pegawai negeri dan BUMN? Korupsi yang paling umum dan biasa dilakukan adalah melakukan perjalanan dinas luar kota yang misalnya hanya dua hari tetapi dilaporkan lima hari supaya mendapat uang SPJ lebih besar. Apakah itu bukan perbuatan kotor? Dan mereka pun terdiam. Tetapi mengapa masih banyak orang mendambakan menjadi pegawai negeri atau BUMN yang banyak dikelilingi orang-orang korup? Pada waktu mahasiswa banyak melakukan unjuk rasa anti korupsi, tetapi setelah lulus menjadi sarjana dan menjadi pegawai negeri ikut juga korupsi. Memang ada juga pengusaha yang kotor, tetapi sekali lagi, menjadi pegawai atau pengusaha yang kotor tergantung pada orangnya, bukan bidang pekerjaannya, kecuali jika bidang pekerjaannya itu memang kotor, misalnya bidang prostitusi, perjudian, rentenir, dan lain-lain.

Saya yakin bahwa ketidakjujuran akan menyebabkan kegagalan yang akan membuahkan berbagai macam kesulitan; kesulitan yang tidak tampak oleh orang lain. Joseph Sugurmen.Tiap pikiran mempunyai bibit. Jika Anda menanam bibit yang rusak, jangan harap memungut hasil panen yang sangat baik. Bill Meyer.

14. MITOS TIDAK PUNYA PENGALAMAN.

Di dunia ini, tidak semua hal yang dilakoni memerlukan pengalaman terlebih dahulu. Misalnya ketika akan kawin, apakah harus sudah mempunyai pengalaman berumah tangga terlebih dahulu? Kebanyakan orang memasuki jenjang perkawinan tanpa punya pengalaman tetapi berani melakukan karena mempunyai modal tekad bukan nekad dengan learning by doing, dan dalam perjalanan membina rumah tangganya bisa berhasil atau gagal. Tak ada yang bisa menjamin suatu perkawinan selalu sukses. Demikian juga menjadi entrepreneur dapat diibaratkan menempuh jenjang perkawinan, bekerja sambil terus belajar dan suatu saat pasti berhasil atau gagal. Dan menjadi entrepreneur tidak pernah dituntut persyaratan memiliki pengalaman seperti persyaratan calon pegawai.

Tak ada sekolah bagi pengalaman, kita harus mencarinya sendiri. - G. Kingsley Ward,Jika Anda berpikir bisa, maka Anda pasti bisa. Dan jika Anda berpikir tidak bisa, Anda tetap benar. Mary Kay Ash

15. MITOS TAKUT MENGHADAPI RISIKO.

Sebenarnya, entrepreneur yang baik adalah orang yang menghindari risiko, bukan penanggung risiko, demikian kata Paul Hawken. Memang dunia ini penuh dengan risiko. Apapun yang kita kerjakan pasti mengandung risiko, tetapi risiko yang tentu sudah diperhitungkan dengan matang dan kalau terjadi sudah siap menanggungnya. Michael Schumaker, pembalap F1 dari tim Ferrari menjadi pembalap yang sangat berhasil dan kaya arena penghasilannya jutaan dolar, dan pernah menyumbang US$1,5 juta pada PBB. Apa yang dia hadapi adalah risiko kecelakaan yang dapat berakibat kematian di sirkuit balap karena melarikan mobilnya dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam. Pertanyaannya, berapa banyak yang mati di sirkuit balap dibandingkan dengan di tempat tidur yang nyaman? Jawabannya, pasti kebanyakan orang mati di tempat tidur. Tetapi orang tetap tidak takut berbaring di tempat tidur. Atau apakah mati di tempat tidur lebih enak daripada di sirkuit balap? Nyatanya sampai sekarang banyak orang berminat jadi pembalap mobil atau motor yang penuh bahaya. Itulah hidup yang penuh risiko. Dan ternyata risiko yang paling ditakuti adalah kematian, bukan keuangan, padahal banyak pula orang yang mau juga menekuni profesi yang membahayakan jiwanya seperti menjadi pemadam kebakaran, pengamat gunung berapi, penjinak bom, tentara, polisi, dan lain-lain. Meskipun risiko kegagalan selalu ada, terutama kegagalan financial, namun para entrepreneur mengambil risiko dengan penuh tanggung jawab. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar[15]. Henry Ford, perintis industri mobil terkenal, sering mengatakan bahwa ia bangkrut berkali-kali tetapi ia tidak pernah miskin. Hal lain yang harus dilihat dalam diri entrepreneur adalah kemampuannya yang luar biasa dalam menghitung risiko. Secara alamiah, ia adalah orang yang ditakdirkan menghadapi risiko.

Keberhasilan itu biasanya ditempa oleh risko - Herodotus, 450 SM.Banyak jalan untuk gagal, tetapi hanya ada satu jalan untuk berhasil. - Aristoteles, 1250 SM.Ternyata orang kita itu (bangsa Indonesia) dalam menjalankan bisnis tidak siap menangani risiko bila terjadi sesuatu. - Carmanita, perancang busana (Kompas, 5 Desember 2004)

16. TIDAK MEMILIKI GAGASAN

Manusia dalam hidupnya tidak mungkin tidak memiliki gagasan, karena manusia bukanlah robot yang hanya dapat berfungsi sesuai program yang dibuat. Apapun di dalam hidup dimulai dari gagasan. Bukankah perkawinan itu dilakukan karena dimulai dengan gagasan? Tanpa gagasan berarti diperintah, dipaksa, ditugaskan, atau dibujuk. Demikian pula, dalam bisnis semua dimulai dari gagasan. Tidak masalah apakah gagasan itu orisinil atau mengikuti bisnis yang sudah berjalan. Yang penting ada kemauan dan semua aspek bisnis yang akan dihadapi sudah diperhitungkan dan direncanakan masak-masak sehingga gagasan tersebut dapat terwujud. Gagasan hanya akan tinggal gagasan kalau tidak dapat diwujudkan, apapun alasannya. Oleh karena itu, perbanyaklah mengamati, memperhatikan, melihat, juga membaca apa saja yang menarik bagi kita. Biasanya gagasan dapat timbul setelah adanya pencermatan. Dari mana gagasan bisnis itu didapat?, hasil penelitian National Federation of Independent Business Foundation (1992) mengungkapkan bahwa gagasan bisnis atau sumber ide awal pendirian perusahaan didapat dari, Pengalaman kerja terdahulu45 % Minat pribadi16 % Munculnya kesempatan11 % Bisnis keluarga 6 % Pendidikan/kursus 6 % Saran 7 % Teman/saudara 5 % Lain-lain 4 %

Anda tidak perlu menjadi jenius untuk mencetak gagasan. AnonimSaya bertanya-tanya mengapa seseorang tidak melakukan sesuatu, kemudian saya menyadari bahwa saya termasuk orang itu. Anonim.

17. TERBIASA NGOBJEK.

Banyak pegawai-pegawai, baik di instansi pemerintah atau perusahaan swasta, memanfaatkan peluang dengan cara ngobjek, Artinya dengan tetap berstatus pegawai, mereka melakukan pekerjaan atau order dari pihak lain tanpa sepengetahuan instansi tempat bekerja. Cara mendapatkan pekerjaan seperti ini sah-sah saja selama tidak ada konflik kepentingan, tidak dikerjakan pada waktu jam kerja, tidak menggunakan fasilitas tempat kerja, tidak memakai bahan baku dan peralatan milik instansi atau perusahaan tempat bekerja. Kalau tidak demikian, bisa dimasukkan dalam kategori korupsi dan akan merugikan instansi atau perusahaan tempat bekerja karena waktu untuk bekerja, fasilitas dan bahan baku perusahaan dipakai untuk keuntungan pribadi. Dengan cara demikian, yang ngobjek akan mendapatkan keuntungan yang besar, karena tidak terbebani overhead, tidak membayar pajak sama sekali, dan risiko dapur tetap ditanggung oleh instansi tempatnya bekerja dalam bentuk gaji dan tunjangan. Ngobjek dengan usaha sendiri-apalagi dengan usaha berbentuk badan hukum-akan lain. Di sinilah ia akan kesulitan untuk beralih dari pola ngobjek ke pola usaha murni. Karena begitu menjalankan usaha murni dirasakan keuntungannya kecil, sedangkan ada atau tidak ada pekerjaan, biaya overhead-misalnya untuk menggaji dirinya dan pegawai, atau membayar pajak kalau usahanya berbadan hukum akan selalu menjadi beban usaha yang harus dibayar. Tetapi tidak sedikit orang-orang yang memulai bisnis dari ngobjek, namun dalam perjalanannya bisa melihat objekan-nya sebagai suatu peluang yang bisa ditekuni dalam bentuk usaha. Akhirnya ia berhenti bekerja, menekuni usahanya secara serius, dan dapat menjadi pengusaha yang sukses. Asahlah jiwa entrepreneur jika mendapat peluang kerja dengan cara ngobjek, siapa tahu suatu saat akan menjadi entrepreneur sejati.Demikianlah beberapa kemungkinan penyebab karena pengaruh masyarakat, pemerintah, tradisi, kultur, ataupun sikap dan alasan individu berupa mitos-mitos, yang berakibat pada kurang berkembangnya entrepreneur di Indonesia. Sebetulnya kalau ingin berkembang, calon-calon entrepreneur di Indonesia harus berani menepis, membuang jauh-jauh penyebab tersebut yang ternyata tidak ada gunanya dan kenyataannya hanya dalih saja. Dan sebetulnya, kesempatan untuk menjadi entrepreneur masih terbuka lebar-lebar dalam bidang bisnis yang sangat beragam.Penyebab-penyebab itu janganlah menjadi penghalang (mental block) untuk mau melangkah maju. Penghalang dari luar diri sendiri, atau eksternal, labih mudah diatasi dengan banyak cara, bahkan bisa minta bantuan orang lain. Tetapi penghalang internal, dari dalam diri sendiri, jauh lebih sulit diatasi, dan hanya bisa diatasi oleh diri sendiri tanpa dapat meminta bantuan orang lain. Dengan keberanian menerobos penghalang-penghalang itu, maka dunia entrepreneurship dapat kita masuki dalam rangka memakmurkan bangsa Indonesia yang kita cintai ini.Entrepreneurs are people who understand little difference between obstacle and opportunity, and are able to turn both to their advantage. - Victor Kiam.Para orang tua, guru, dosen, tokoh masyarakat, pejabat, pemuka agama, diharapkan menjadi motivator agar para pemuda Indonesia mau menjadi entrepreneur yang nantinya menjadi kebanggaan kita semua. Merekalah yang kaan memakmurkan bangsa ini, bukan hanya para birokrat, pejabat, politisi, atau pegawai negeri yang kemungkinan cenderung menjadi koruptor karena memiliki kekuasaan (power tends to corrupt) yang malah menyengsarakan bangsa seperti keadaan sekarang ini.

II. MEMANFAATKAN KEKAYAAN DAN ALAM NUSANTARAModal awal adalah Impiannya untuk mempercantik wanita Indonesia dan Asia melalui tiga hal, yaitu, Tanaman Obat, Kosmetika dan Aromatherapy. Saya mulai berusaha dari Kecil sekali. Karena saya mempunyai Impian yang besar. Waktu sepulang saya dari Amerika, saya ingin sekali untuk mempercantik perempuan Indonesia, Asia, dan dunia. Dengan kekayaan alam Indonesia, yaitu tiga kekayaan alam, yaitu tanaman obat, kosmetik, dan aromatik.Pada saat itu, saya mengatakan mimpi saya kepada almarhum bapak saya dan beliau mengatakan, O, bagus sekali. Dia bilang, Kamu punya uang nggak?. Nggak punya. Terus dia bilang, Ah, kamu itu mimpinya terlalu gede gitu lho. Tapi, ayah saya luar biasa. Dia memotivasi saya, dan memanggil adik-adik saya yang kebetulan lawyer dan dokter untuk berkumpul untuk menjadikan suatu family company. Jadi, ada yang 30%, 10%, ayah saya 30%, dan saya 30%. Jadi family company, tapi kecil sekali karena uangnya memang terbatas.SEMUA USAHA BESAR DULUNYA KECIL ATAU MIKRO Jadilah salon saya, saya mulai dengan salon karena pendidikan saya adalah kecantikan dan salon itu berukuran 4x6 meter dengan satu karyawati Si Pon, dari Gunung Kidul, saya mulai di garasi orang tua saya dan itu saya mulai kecil sekali, tetapi ternyata kalau kita ingin terus berinovasi, ingin tekun menekuni, saya juga ingin iklankan di koran untuk advertise, tapi uangnya nggak ada. Jadi apa yang saya lakukan? Saya hanya buat brosur dan saya mengatakan American Licensed Beautician Would Like to Serve You dalam bidang kecantikan. Terus saya panggil tukang koran, Pak, Aku boleh titip brosur ini di koran, karena saya nggak bisa advertise di koran. Jadi, Oh ya, boleh Bu. Boleh. Saya tinggal di Jalan Diponegoro, tepat saya di belakangnya, Jalan Kesuma Atmaja, maka yang datang adalah ambassador-ambassador. Istri ambassador. Wow, banyak amat?. Itulah saya mulainya dari kecil.Setelah tiga bulan, enam bulan beroperasi dan salomnya bertambah ramai dikunjungi, maka saya minta dan mohon izin ke ayah saya, Sekarang Ayah, bolehkah kita pindah ya ke paviliun atau garasi itu? Dan seluruh rumah bisa nggak buat salon?. Bisa. Maka itu, ini lah permulaan daripada bisnis saya. Dan ternyata ayah saya selalu mengatakan, Kamu bisa menguasai dunia.

STRATEGI SUKSES MENEMBUS PASAR DOMESTIK Untuk menebus pasar Indonesia, memang saya perlu suatu hal yang berbeda dengan pedagang-pedagang jamu lainnya. Maka, pada suatu saat ketika kita pergi diundang oleh duta besar di negeri Belanda, lima puluh tahun kita merdeka, saya pergi ke Leiden dan suami saya pergi ke Reigs Herbarium untuk menekuni apa yang ada di negeri Belanda. Ternyata kekayaan Indonesia semuanya ada di negeri Belanda. Terperinci tulisannya. Maka itu suami saya mengatakan, Kamu harus mengambil ini kembali dengan mempunyai profersuarial chair di Laiden. Yaitu dalam ethnobothany dan medical antropology. Jadi, di samping itu supaya kita bisa mengusai lokal yaitu harus mempunyai hal yang berbeda. Scientific Approach itu. Jadi, apa yang kita katakan ada buktinya. Namanya promise and prove. Kalau tidak ada buktinya kita tidak akan masuk ke pasaran Indonesia.Ini suatu contoh. Saya kumpulkan banyak orang yang berjerawat. Saya kasih mereka free treatment, dan setelah sebulan, hilang jerawatnya dengan memakai belerang dan jeruk nipis, terus dari situ jadi bagus. Terus saya pasang di salon saya. Orang pada bersongah, Ini bener? Nggak bohong?. Saya kasih orang yang berjerawat yang jelek jadi cantik-cantik. Jadi, mereka mau. Oke, aku mau deh. Karena local wisdom itu memang belum tertulis.STRATEGI SUKSES MENGEMBANGKAN USAHA DJIITUDDisiplin

JJujur

IInovasi terus menerus

IIman yang Kuat

TTekun

UUlet

Jadi saya praktikkan hanya Djiitu itu. Jadilah manusia Djiitu. Disiplin, jujur, iman kuat, inovatif terus. Jangan merasa sudah senang, sudah cukup. Jangan. Inovatif terus. Terus tekun dan ulet. Tekun is focus. Jangan ini mau, itu mau, sudah. Nanti bubar. Jadi focus saja. Dan ulet, hardwork and consistent dalam pekerjaan. Jangan ini mau, itu mau, tetapi benar ulet. Pasti Anda bisa.Strategi menghadapi krisis, yaitu Mengubah Krisis Menjadi Peluang dengan Berinovasi Terus dan Jujur Terhadap Investor.Kearifan budaya itu sangat menjadikan saya suatu inspirasi. Misalnya, kunjungan saya ke Minang. Melihat emak-emak orang tua sedang menenun kainnya, dan saya tanya, Mak, kalau warna yang dominan di Minang itu apa?. Hanya dua, katanya. Yaitu kuning dan merah, dari omongan itu saya mendapatkan inspirasi untuk membuat kosmetik yang dua warna. Hal inilah yang orang lain belum mempunyainya. Jadi, suatu inovasi yang baru. Saya panggil ahlinya insinyur itu untuk membuat cetakan lipstik dua warna. Dan ternyata bisa. Dan dari situ kita menghasilkan satu lipstik yang aneh, diproduksi pada tahun 1998 di mana kita sedang krisis ekonomi sehingga orang-orang yang biasa membeli produk luar negeri kan sudah empat kali naik, lima kali naik itu susah sekali. Dia bisa melihat lipstik kita yang dipakai oleh pada artis. Satu lipstik menjadi empat bibir. Di situ ternyata berhasil sekali. Banyak sekali perempuan-perempuan pada beli.Doa saya terdengar karena usaha ini terus berkembang di tengah krisis pada tahun 1998, jadi saya tidak mem-PHK-kan perempuan-perempuan yang ada di pabrik kami. Produk kami luar biasa karena murah dan konsumen senang memakainya. Bagus, warnanya gold and red, gold and pink. Bagus sekali. Mereka bener sekali dan bisa juga mengatasi persoalan konsumen, jadi dengan berinovasi bisa mengatasi tidak ada PHK di perusahaan kita.Bahkan pada tahun 1999, karena kita sudah siap dengan produk-produk yang dibuat secara ilmuan, secara scientific, maka kita bisa survive dan bisa membeli seluruh share daripada Martina Berto untuk kita semuanya.Kita pergi ke Singapore dan mendapat loan dari Singapore, kemudian terjadi krisis tahun 1998, dunia usaha mengalami kendala, maka banyak orang mengatakan, leave out aja, nggak usah bayar. Kamu jangan bayar. Ini kesempatan emas buat kami. Saya bilang, No, saya utang, saya harus bayar. Terus saya dihubungi bankers semua pada mendengarkan saya, saya bilang, I come here to say that I can not pay today. Ya to? Karena satu miliar jadi lima miliar. Bagaimana? Jadi I can not pay. But if you want to help us to restucture and help us, dont worry, I will pay until my last drop of blood.Walau krisis, semangat tetap menyala dan pikiran terus mencari inovasi untuk keluar dari krisis. Ibu Martha Tilaar memanfaatkan begitu banyak hal yang gratis yang mengakar dari keragaman dan kekayaan budaya nusantara lalu mengubahnya jadi solusi kreatif bagi perempuan Indonesia dan dengan cara itu beliau mendirikan dan membesarkan usahanya.III. STRATEGI BERBASIS SUMBERDAYAStrategi berbasis sumberdaya ini dikemas secara sederhana untuk bisa diaplikasikan bagi para calon entrepreneur yang sedang mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.Strategi berbasis sumber daya atau resourse-based strategy ini dikembangkan oleh Mahoney dan Pandini pada tahun 1992, yang prinsipnya adalah ada empat hal yang perlu dikembangkan dalam proses mengembangkan sebuah bisnis Usaha Mikro Kecil atau usaha Menengah agar UMKM tersebut dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumberdaya yang lebih baik. Ke-empat hal itu adalah,1. Pola Organisasi dan Administrasi yang baik.2. Perpaduan Aset Fisik berwujud seperti sumberdaya manusia dan alam serta Aset yang tidak Berwujud seperti hal-hal yang mungkin bisa digali dari sesuatu yang menjadi value (berpikir kreatif dan keterampilan manajerial) dari usaha kecil menengah tersebut.3. Bagaimana sebuah UMKM itu bisa secara adaptif merespon pasar yang selalu berfluktuasi (Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru) 4. Budaya organisasi (Adaptif terhadap pasar Budaya perusahaan).

PERPADUAN ASSET FISIK DAN BERWUJUD

Sumberdaya finansial Sumberdaya fisik Sumberdaya manusia Sumberdaya teknologi Sumberdaya reputasi Organisasi (Grant, 1991)

POLA ORGANISASI DAN ADMINISTRASI YANG BAIK

POLA ADAPTIF

BUDAYA ORGANISASI

Menurut Grant (1991), Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya. Sumberdaya tersebut berupa, Teknologi, Kapabilitas karyawan, Paten dan merek, Kemampuan keuangan. Kecanggihan pemasaran Pelayanan pelanggan

Lebih lanjut, sumberdaya tersebut diklasifikasikan menjadi, Sumber daya finansial Sumber daya fisik Sumber daya manusia Sumber daya teknologi Sumber daya reputasi organisasiKarakteristik dari usaha kecil menengah adalah merupakan usaha yang mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan usaha dengan skala besar. Karena itu maka usaha kecil dan menengah perlu mempunyai pengelola yang khusus untuk bisa mengembangkan, mengelola, dan mengkoordinasikan semua resources yang dimiliki oleh usaha kecil menengah tersebut.Pembahasan satu per satu dari empat resouces yang disebutkan di dalam resources-based strateg, yaitu,1. Pola Organisasi dan Administrasi yang baik. Seringkali usaha Mikro, Kecil dan Menengah dikembangkan dari sebuah usaha yang berangkat dari passion masing-masing orang yang ingin masuk menjadi seorang entrepreneur. Biasanya mereka tidak mempunyai pengetahuan dan knowledge yang cukup bagus berkaitan dengan pengembangan sebuah pola organisasi. Untuk itu maka akan dibahas bagaimana sebaiknya pola organisasi dan administrasi yang baik dikembangkan untuk sebuah usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sederhana sekali. Anda tidak perlu membandingkan atau melihat bagaimana struktur organisasi menengah dan struktur organisasi besar. Dimana struktur organisasi menengah dan organisasi besar tentunya mempunyai struktur organisasi yang sangat panjang ataupun juga yang sangat lebar atau sangat luas. Struktur organisasi dari usaha kecil atau menengah kita buat sesederhana mungkin dengan jenjang atau hirarki yang tidak terlalu panjang. Dan itu menjadi sebuah keunggulan dimana seorang entrepreneur sebagai seorang CEO didalam usaha kecil dan menengah itu akan bisa secara langsung berkomunikasi mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Dengan struktur organisasi yang cukup pendek, dengan hirarki yang cukup singkat.

BAGAIMANA DENGAN POLA ADMINISTRASI YANG BAIK ? Pencatatan Keuangan, Sebuah usaha kecil dan menengah biasanya masih mengalami kesulitan untuk membangun sebuah struktur administrasi yang baik. Misalnya, hal yang berkaitan dengan pembukuan atau pencatatan keuangan. Seringkali usaha kecil dan menengah masih mencampur adukkan antara pembukuan atau pencatatan keuangan pribadi dengan pencatatan atau keuangan usaha. Untuk itu tentunya bisa diawali dengan memisahkan pencatatan aset atau pencatatan usaha yang dilakukan yang berkaitan dengan usaha Anda itu terpisah dari pencatatan keuangan pribadi Anda. Misalkan, berapa uang yang setiap hari tercatat masuk sebagai pendapatan atau penghasilan usaha Anda? Dicatat secara terpisah. Kemudian Anda juga bisa melakukan pencatatan terhadap biaya atau cost yang dikeluarkan setiap hari, setiap periodenya, dan itu juga harus terpisah dari pencatatan keuangan pribadi Anda.

Pemisahan terhadap Aset Usaha dengan Aset Pribadi Bisa melakukan pemisahan terhadap aset usaha atau pribadi. Jadi, mulai dikembangkan upaya-upaya untuk mengidentifikasi mana aset pribadi dan mana aset usaha. Misalkan, kalau Anda mempunyai sebuah toko, maka toko ini dianggap sebagai aset usaha yang terpisah dari aset pribasi Anda. Kendaraan yang mensupport usaha Anda, tentunya juga harus dipisahkan sebagai aset usaha dibandingkan atau jangan dicampurkan dengan sebagai aset pribadi.

Pemilihan Supplier Atau Pemasok Diawali dengan menciptakan suatu mekanisme atau standar untuk menetukan pemilihan supplier atau pemasok yang cukup baik. Karena Pemasok juga menjadi sebuah aset sebenarnya bagi usaha Anda. Mengapa supplier yang baik itu merupakan aset bagi usaha Anda? Karena supplier yang baik akan memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap kelangsungan bisnis Anda. Dalam arti Anda akan mendapat jaminan untuk mendapatkan supply bahan baku yang kualitasnya baik dengan mungkin mekanisme pembayaran yang cukup fleksibel. Untuk itu tentunya Anda harus melakukan relasi yang cukup baik untuk mengembangkan jaringan usaha dengan para supplier Anda.

Sumberdaya yang sangat terbatas Seringkali kita melihat bahwa usaha kecil dan usaha menengah dikelola oleh sumber daya yang sangat terbatas, karyawan-karyawan yang masih terbatas, dengan demikian maka biasanya pemilik akan terlibat di dalam proses pengelolaan usaha kecil dan usaha menengah tersebut. Kadangkala kita tidak menganggap atau tidak menghitung biaya dari tenaga kerja yang dikeluarkan oleh si pemilik itu sebagai sebuah biaya yang termasuk di dalam biaya operasional usaha kecil dan menengah. Tenaga kerja yang disampaikan atau yang dikontribusikan oleh pemilik usaha kecil dan menengah seringkali tidak dihargai sebagai biaya di dalam operasional kegiatan usaha kecil dan menengah tersebut. Ini adalah hal yang mengindikasikan bahwa usaha kecil dan menengah masih belum dikelola dengan pola organisasi dan administrasi yang baik.

2. Perpaduan antara Aset Fisik dan Aset yang tidak Berwujud. Usaha kecil dan menengah itu seringkali lemah dalam konteks aset fisik dari usaha, kita tentunya mengawali usaha dihadapkan pada situasi yang sangat terbatas dalam hal aset fisik yang dimiliki. Aset dalam hal ini adalah modal usaha. Modal yang berwujud asset fisik dapat berupa, lokasi tempat usaha, peralatan usaha, dan sebagainya. Namun, jangan lupa, bahwa kekuatan dari usaha kecil dan menengah adalah kondisi dimana usaha kecil dan menengah itu memiliki sumberdaya yang cukup bernilai. Karena itu di dalam resources yang ketiga, kita akan dijelaskan, bagaimana perpaduan aset fisik dan aset yang tidak berwujud ini akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi usaha kecil dan menengah. Apa yang dimaksud dengan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud yang dimiliki usaha kecil dan menengah salah satunya adalah upaya-upaya yang sangat kreatif yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan usaha kecil dan menengah. Seorang entrepreneur atau pelaku yang mengembangkan usaha kecil dan menengah bisa dipastikan merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan lebih, tough, ulet dan tangguh dalam mengelola usaha-usaha mereka. Kebiasaan berpikir kreatif dan inovatif inilah yang memungkinkan usaha kecil dan menengah mampu bertahan dalam kondisi perekonomian dan kondisi persaingan yang luar biasa saat ini. Jadi aset yang tidak berwujud dalam bentuk hal-hal seperti ini lah yang bisa menjadi value dari resources usaha kecil dan menengah. Apa lagi yang bisa dikategorikan sebagai aset tidak berwujud dari usaha kecil dan menengah? Hal yang lain yang bisa dicontohkan adalah misalnya bagaimana good will dari merek produk yang dikembangkan. Hal ini tentunya butuh waktu. Usaha kecil dan menengah yang masih dalam kondisi start up tentunya tidak memiliki aset yang tidak berwujud seperti ini. Biasanya adalah usaha kecil dan menengah yang sudah mengalami fase scale up atau bertumbuh, mereka tentunya bisa mengembangkan brand yang memiliki good will yang luar biasa bagi usaha kecil dan menengah. Hal ini tentunya bisa dilihat dari banyaknya franchise-franchise yang dikembangkan oleh usaha kecil dan menengah. Franchise ini tentunya akan bernilai luar biasa dan menjadi aset tidak berwujud bagi usaha kecil dan menengah. Bagaimana? Ada keinginan untuk mengembangkan good will berupa brand dalam bentuk aktivitas mengembangkan franchise? Tentunya ini menjadi peluang usaha yang luar biasa. Contoh lain dari aset yang tidak berwujud adalah misalkan tentang relasi personal yang dimiliki oleh usaha kecil dan menengah baik itu terhadap pelanggan, baik itu terhadap supplier, baik itu terhadap relasi-relasi bisnis mereka. Hal ini seringkali tidak dimiliki oleh usaha dalam skala besar dan dalam usaha yang lebih besar dari usaha kecil dan menengah.

3. Adanya Kemampuan untuk melakukan Adaptasi terhadap Pasar. Jadi, resources yang ketiga menyoroti bahwa usaha kecil dan menengah itu mampu memiliki fleksibilitas dan adaptabilitas yang luar biasa terhadap pasar. Ini adalah resources yang ketiga dari konsep empat resources yang kita kembangkan berdasarkan dari konsep Mahoney dan Pandini tahun 99, dikatakan bahwa usaha kecil dan menengah mempunyai kemampuan adaptabilitas yang luar biasa terhadap pasar? Kita lihat bagaimana sebuah usaha kecil dan menengah dalam jumlah yang luar biasa secara kuantitas mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang cukup menekan dalam dewasa ini. Bagaimana fleksibilitas itu bisa diciptakan? Hal ini tentunya karena mereka mempunyai kriteria skala usaha yang belum terlalu besar dengan pola struktur organisasi yang belum terlalu rumit sehingga mereka cukup fleksibel dan adaptif melihat peluang pasar. Salah satu contohnya adalah, kita ambil saja bahwa usaha kecil dan menengah itu sangat tergantung pada lokasi. Pemilihan lokasi adalah pemilihan yang sangat krusial dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah. Lokasi usaha the most important thing di dalam sebuah usaha kecil dan menengah. Bagaimana fleksibilitas dari usaha kecil dan menengah untuk bisa menentukan lokasi? Mereka jauh sangat fleksibel. Kesalahan dalam penentuan lokasi akan bisa diupayakan untuk dicari jalan keluarnya karena mereka tidak terlalu besar dalam menginvestasikan asetnya, menginvestasikan dananya berkaitan dengan lokasi. Dibandingkan dengan usaha dengan skala besar. Usaha dengan skala besar, apabila mereka mengalami kesalahan dalam menentukan lokasi usahanya, maka mereka akan terlibat dalam kesulitan terkait dalam investasi dalam jumlah yang cukup besar. Fleksibilitas seperti inilah yang bisa menjadi value resources bagi pengembangan usaha kecil dan menengah. Hal yang lain yang bisa saya contohkan berkaitan dengan adaptabilitas dari usaha kecil dan menengah adalah berkaitan dengan pemilihan jalur distribusi. Bagaimana usaha kecil dan menengah memiliki kemampuan yang sangat fleksibel di dalam mengambil keputusan jalur distribusinya. Apakah mereka akan menggunakan jalur distribusi langsung bertemu dengan konsumen akhir, atau mereka menggunakan pihik-pihak sebagai perantara di dalam menyampaikan jasa mereka, di dalam menyampaikan produk mereka, ini adalah merupakan keputusan yang sangat fleksibel. Dengan demikian maka resource yang ketiga ini menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi pengembangan usaha kecil dan menengah.

4. Budaya organisasi (tiga prinsip dasar), Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi? Kita tentunya kita pahami bahwa sebuah organisasi itu tentunya akan berkembang sejalan dengan adanya interaksi dari semua entitas atau semua unsur yang ada di dalam sebuah organisasi. Entitas ini akan berinteraksi satu dengan yang lain untuk mengembangkan apa yang disebut dengan budaya organisasi. Bisa kita bayangkan bahwa dalam usaha kecil dan menengah maka budaya organisasi yang bisa dikembangkan akan menjadi budaya organisasi yang sangat kuat karena di dalam usaha kecil dan menengah terdiri dari entitas-entitas yang biasanya memiliki satu kesamaan visi atau satu kesamaan tujuan untuk mengembangkan usaha mereka. Budaya organisasi yang baik itu bisa dibangun dengan adanya entrepreneur-entrepreneur yang handal yang terlibat di dalam usaha kecil dan menengah tersebut. Entrepreneur-entreprenur handal ini biasanya akan memiliki jiwa-jiwa, kiat-kiat usaha yang luar biasa. Salah satunya adalah mereka memiliki upaya untuk selalu melakukan calculated risk taking. Jadi, mengelola atau mencoba untuk meminimumkan resiko dengan betul-betul mengkalkulasikan kemungkinan keuntungan dan kerugiannya. Entrepreneur sejati akan membangun budaya di dalam usaha kecil dan menengah itu dengan keuletan mereka dalam berusaha. Entrepreneur sejati akan mengembangkan upaya-upaya yang kreatif untuk mengembangkan usaha mereka dan membangun budaya organisasi di dalam usaha kecil dan usaha menengah mereka. Di sampung itu entrepreneur-entrepreneur sejati juga akan mengembangkan efisiensi dan efektivitas kerja yang luar biasa karena mereka secara aset berwujud, secara aset fisik masih mengalami keterbatasan. Dengan demikian mereka punya usaha yang luar biasa keras untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas sebagai pedoman di dalam mengembangkan budaya organisasi mereka.

IV. PRINSIP EFEKTUASIApa itu teori efektuasi?, berdasarkan buku yang berjudul Effectual Entrepreneurhip. Teori efektuasi ini diperkenalkan oleh Saras. D. Sarasvathy, seorang peneliti entrepreneurhip dari Amerika Serikat.Apa itu berpikir Efektual? Lawan dari berpikir efektual adalah berpikir Kausal. misalnya suatu contoh, ketika seorang ibu ditanya, Hendak memasak apa hari ini?, kemudian ibu itu bepikir, Saya ingin memasak soto ayam. Lalu setelah punya ide soto ayam itu, ibu itu akan mecari bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat soto ayam. Jadi dia lihat ke lemari esnya, dia lihat ke dapurnya, dilihatnya lemari, ternyata, Wah, daging ayamnya belum ada, garamnya habis, maka ibu itu harus beli. Ini berpikir secara kausal.Berpikir secara efektual itu berbeda. Berpikir secara efektual secara sederhana digambarkan sebagai seseorang yang melihat di lemari esnya tersedia apa, di dapurnya ada apa, di lemarinya ada apa, dari sana kemudian dikumpulkan bahan-bahan yang dimiliki, lalu bisa membuat masakan apa. Tentunya ada banyak masakan yang bisa dikerjakan atau dihasilkan dari bumbu-bumbu atau bahan-bahan yang sudah dimiliki oleh ibu tersebut. Ini berpikir efektual.Dengan demikian kalau kita kembali ke pertanyaan dasar yang sering diajukan oleh orang yang ingin membuka usaha, Saya ini cocoknya usaha apa ya?. Sebetulnya yang paling tahu adalah dirinya sendiri karena kalau misalnya kemudian dia diberi tahu oleh orang lain, Kamu itu cocoknya bisnis dibidang ini, misalnya, atau di bidang itu, maka dia akan berusaha mencari, melengkapi apa yang kurang. Padahal kalau dia misalnya tahu apa yang dia punya, apa yang dia sudah bisa, maka dia sudah langsung bisa mengerjakan bisnis itu tanpa harus menunda-nunda. Ini prinsip efektual yang paling basic, paling prinsip. Jadi artinya, berpikir dengan dari diri sendiri. Bukan dari yang di luar kita. Selanjutnya akan kita bahas satu per satu mengenai prinsip-prinsip dalam berpikir secara efektual ini.

ADA LIMA PRINSIP DALAM TEORI EFEKTUASI, YAITU,1. PRINSIP BIRD IN HAND, Adalah ungkapan dalam Lingkungan di Amerika yang berarti tentang, Apa saja yang Anda dimiliki. Apa saja yang sebenarnya ada di tangan Anda. Ini bicara tentang tiga hal, yaitu, Siapa diri Anda, Hal ini bicara tentang Passion Anda itu apa? Hobi Anda apa? Anda lulusan apa? Anda bisa apa? Kemudian mungkin Anda dari keluarga apa? Semua ini adalah apa-apa saja atau siapa Anda.

Apa yang bisa Anda lakukan, Misalnya, mungkin saya pernah ikut kursus tertentu, saya pernah belajar ini, belajar itu, saya pernah sekolah sehingga saya punya keterampilan tertentu, Hal-hal apa yang bisa Anda lakukan, katakanlah anda bisa menggunakan solder untuk elektronika, Anda bisa berbahasa inggris, Anda bisa menggambar atau Anda bisa memasak. Semua ini adalah apa yang bisa Anda lakukan.

Siapa saja yang kita kenal, Yang saya kenal ini akan menunjang saya sebagai modal yang bisa saya miliki. Misalnya saja saya kenal dengan teman-teman saya, saya kenal dengan keluarga saya tentunya dialah orang-orang dekat saya. Ini adalah modal awal dalam berusaha. Jadi jangan kita itu kalau misalnya ingin membuka usaha, Wah, saya tidak punya modal, jangan katakan hal itu. Karena modal awal itu adalah siapa kita? Apa yang bisa kita lakukan? Dan siapa yang kita kenal. Mungkin ada banyak usaha yang didirikan karena orang tuanya yang bisa memasak, atau istri yang bisa membuat kue misalnya. Atau mungkin katakanlah adik yang bisa punya keahlian tertentu sehingga membuat usaha itu menjadi berjalan dengan lancar. Jadi semua ini merupakan bagian dari modal.

2. PRINSIP AFFORDABLE LOSS, Affordable loss artinya sejauh mana entrepreneur itu siap menanggung kerugian. Setiap usaha pasti ada resiko. Resiko itu beraneka ragam. Bisa resiko uang, resiko waktu, bisa resiko tenaga, dan sebagainya. Ketika seseorang mau melakukan sebuah usaha, mau mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi, tentunya juga menghadapi resiko yang sama. Kalau kita mempertaruhkan seluruhnya dan kemudian kita rugi, dan kemudian kita tidak bisa bangkit kembali, itu bukan seorang entrepreneur yang sukses tentunya, tapi seorang entrepreneur yang pintar itu dia bisa mempunyai prinsip affordable loss. Misalnya begini, kalau misalnya saja satu juta rupiah ini saya gunakan untuk modal dan satu juta rupiah ini hilang/habis, itu saya rela. Maka itu adalah affordable loss saya. Affordable loss tiap orang bisa berbeda-beda. Bagi orang lain mungkin satu miliar. Bagi orang lain mungkin hanya satu juta. Bagi orang lain mungkin sepuluh juta. Ketika seseorang menanamkan uangnya untuk investasi, untuk modal, baik itu tidak hanya uang, tenaga juga, pikiran, waktu, maka perhitungkan affordable loss. Artinya apa? Siap rugi. Karena kita tahu bahwa usaha itu mengahadapi situasi yang tidak pasti. Jadi, tetap punyalah mental siap rugi dan kerugian yang bisa diterima. Ini pentingnya supaya kalaupun terjadi kerugian, kita masih bisa bangkit karena menganggap kerugian itu masih affordable buat kita.

3. PRINSIP LEMONADE PRINCIPLE, Lemonade principle itu juga merupakan ungkapan yang ada di Amerika, yaitu ketika hidup terasa seperti lemon, lemon berarti kecut, yang rasanya kecut, buatlah menjadi lemonade. Lemonade itu limun. Seorang entrepreneur harus bisa punya kreatifitas, harus punya mental yang tahan uji. Kalau pun ada situasi yang tidak pasti, yang tidak enak, bisa membuatnya menjadi sesuatu yang berguna, berpeluang bagi dia. Jadi artinya dia tetap punya cara untuk mengatasi problem-problem yang dihadapi. Ini adalah prinsip yang ketiga. Tampaknya mungkin sederhana, tapi ini adalah kunci yang penting. Kita tahu banyak orang mengatakan,Di setiap masalah ada peluang. Tidak semua orang bisa melihat, berpikir bahwa sebuah masalah itu adalah peluang. Entrepreneur harus bisa mengubah sesuatu yang tidak enak ini, situasi yang tidak pasti, dia harus mengontrolnya supaya ia bisa menghasilkan sesuatu peluang yang menguntungkan bagi dirinya. Ini adalah prinsip yang ketiga.

4. PRINSIP CRAZY QUILT, Crazy quilt yaitu kumpulan dari perca-perca kain yang dijahit sehingga menghasilkan sebuah selimut yang indah. Apa maksud dari crazy quilt ini? Crazy quilt ini adalah kemampuan seorang entrepreneur membangun network dari pihak-pihak yang lain, jadi banyak-banyak pihak seperti pecahan-pecahan perca-perca kain ini dia kumpulkan, dia jadikan satu sehingga berguna buat dia. Jadi kalau misalnya, saya misalnya punya banyak teman, punya setumpuk atau sekotak kartu nama orang-orang yang pernah saya kenal, tapi tidak pernah saya ajak bekerja sama, sebenarnya itu percuma. Seorang entrepreneur harus bisa menjalin komitmen yang saling menguntungkan dengan orang lain sehingga dia bisa menghubungkan salah satu orang dengan orang lain melalui dirinya terjadi ikatan dan dia bisa mendapatkan keuntungan dari sana. Ini adalah prinsip crazy quilt.

5. PRINSIP PILOT IN THE PLANE, Apa maksudnya? Kita menganggap bahwa hidup kita ini adalah sebuah pesawat dimana kita adalah pilotnya. Maka, kita lah yang menentukan pesawat kita ini mau ke mana. Kita harus bisa mengontrol kemana kita mau menuju. Seorang entrepreneur harus tahu. Dia harus punya determinasi, O, saya harus ke sana. Maka saya harus mencapai hal itu. Jangan sampai misalnya ada halangan, mundur. Semua ini sebetulnya membutuhkan sebuah keterampilan.

Cara berpikir yang efektual dimana kita bisa membuat diri kita itu bertindak bukan hanya sekedar misalnya saja mengantisipasi masa depan, karena secara prinsip kita tidak bisa meramalkan masa depan. Siapa yang tahu tentang masa depan? Tapi yang penting adalah kita bisa mengatur diri kita untuk siap menghadapi situasi apa saja karena situasi yang tidak menentu ini akan kita bisa diatasi kalu kita pertama siap dengan diri kita.

Kita bercaya bahwa kita punya yang menjadi modal buat diri kita sendiri. Jadi, misalnya tadi bird in hand, siapa kita, apa yang bisa kita lakukan, dan siapa saja yang kita kenal. Ingat, jangan hanya cukup kenal, tapi cobalah menjalin kerja sama dengan orang yang kita kenal. Untuk itu adalah baik dari hari ke hari teruslah menimba keterampilan-keterampilan supaya kita makin banyak yang bisa kita ketahui atau bisa kita lakukan.

Demikian juga jangan lewatkan ketika bertemu dengan orang lain, berkenalan dengan orang lain, sebab dalam pertemuan-pertemuan itu bisa saja terjadi sebuah pertemuan yang menghasilkan peluang. Artinya apa? Saya kenal dengan si A, saya kenal dengan si B. O, ternyata dengan si A, dengan si B ini saya bisa mendapatkan peluang. Nah, semua ini lakukanlah dengan prinsip affordable loss karena jangan karena sangking yakinnya, kita mempertaruhkan semuanya, akibatnya kalau gagal maka semuanya bisa hancur.Prinsip ini bisa di baca dalam sebuah buku yang telah saya sebutkan tadi, Effectual Entrepreneurship. Kemuan ada juga buku yang berjudul Effectuation yang ditulis Saras D. Sarasvathy. Teori ini memang masih relatif baru dan teori ini berangkat dari penelitian mewawancarai sejumlah entrepreneurs yang sukses. Bahwa prinsip-prinsip ini diambil karena mereka cara berpikirnya bukan seperti manajer yang harus ditarget, tapi mereka bisa menghasilkan sesuatu karena mereka mempunyai modal dari dalam dirinya.Ini adalah prinsip-prinsip efektuasi dimana kita harusnya bisa mengelola sumber daya yang kita miliki untuk menumbuhkan usaha yang ada.

V. PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PERLUASAN USAHADalam menjalankan Bisnis tidak selalu langsung besar. Keuntungan sepuluh juta dimulai dari seribu. Hal yang paling susah adalah untuk mendapatkan keuntungan seribu yang pertama. Jadi, Seribu yang pertama sangat sudah untuk selanjutnya mendapatkan sepuluh juta. Kemudian, Keuntungan sepuluh juta, diusahakan untuk mendapatkan Seribu yang kedua, inipun sangat susah, Seribu yang ketiga juga masih susah. Jadi akan susah terus sampai pada jutaan yang kedua.Ketika keuntungan jutaan ke dua, itu sudah mulai agak mudah. Juta ketiga lebih mudah. Empat, mudah. Demikian seterusnya. Semakin besar itu akan semakin lebih mudah. Karena sebetulnya proses bisnis seperti itu. Sama halnya kita mendorong mobil, awalnya susah. Begitu sudah ngelundung susah untuk berhenti. Sebaliknya juga akan begitu.Untuk para UMKM yang memiliki usaha kecil, ini juga menjadi tantangan karena namanya usaha mikro itu masih lebih kecil dari usaha kecil, seiring waktu harus selalu meningkat menjadi lebih besar, Jadi anda harus memiliki Goal atau Target, kapan anda akan menjadi usaha besar. Untuk membesarkan usaha anda harus punya mimpi, punya visi bahwa bisnis saya nanti akan menjadi bisnis besar. Hal ini tidak perlu diomong-omongkan dan tidak perlu diucap-ucapkan ke semua orang, yang dapat membuat anda menjadi sombong, tetapi lakukanlah dan ucapkanlah didalam hati anda, dalam pikiran Anda dan tanamkan bahwa kalau nanti usaha anda akan menjadi lebih besar itu akan lebih bagus.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membesarkan usaha, yaitu,1. Memanage Keuangan, Kata kunci untuk membesarkan bisnis terletak di Managemen keuangan. Anda juga tidak bisa terlepas dari budaya dan kenapa anda tidak bisa besar? Karena kita seringkali tidak bisa memilah antara uang untuk perusahaan atau bisnis dengan uang untuk pribadi. Yang paling sering terjadi adalah uang Bisnis dipakai untuk keperluan Pribadi, keadaan ini sudah pasti akan menyebabkan kehancuran Bisnis itu. Nggak akan dicatat bisnis akan bagus jika uangnya dipakai urusan pribadi. Nah itu harus kita bisa pilah dulu. Masalah keuangan untuk bisnis pribadi. Kita betul kalau perlu di sini, kalau istilahnya pinjam juga harus pinjam, tapi kalau pinjam harus dikembalikan. Nggak ada itu dipakai untuk di sini.

2. Konsisten Mengontrol Keuangan, Anda harus secara konsisten mengontrol keuangan perusahaan. Anda memiliki tantangan yang cukup besar, ketika bisnis mulai merambah naik, kemudian keuntungan sudah mulai kelihatan, anda lengah untuk melakukan kontrol keuangan dan kontrol bisnis. Karena dua hal inilah anda mendapatkan profit (Profit didapatkan dari pendapatan dikurangi biaya). Dua sumber tadi yaitu pendapatan dan biaya inilah yang harus anda kontrol supaya profitnya tetap.

Dalam kondisi ini, ketika kontrol sudah dilakukan, anda harus memikirkan pengembangan. Ada beberapa orang pengusaha cukup puas, maksudnya sudah cukup, bisa untuk makan dan bisa sekolahkan anak, maka dia tidak begitu agresif untuk mengembangkan cabang usahanya, sedangkan setiap usaha seharusnya ada pengembangan dengan cara membuka cabang dimanapun, kerena dengan membuka cabang sangat baik untuk branding. Jadi anda harus memiliki supaya brand anda lebih dikenal oleh masyarakat atau pasar, anda harus memiliki cabang yang banyak.Bisnis kecil dapat dikembangkan menjadi besar, kalau anda dapat memanege dan mengontrol masalah keuangan. Perilaku mengenai pemisahan bisnis, uang bisnis dan uang pribadi, kemudian bisa melakukan kontrol, mengembangkan cabang, dan membranding lebih agresif lagi. Ketika dia di suatu wilayah sudah mulai banyak terus berani untuk buka di tempat lain lagi, memang juga ada resiko di sana. Tapi anda harus bisa menghitung resiko itu. Kalau itu misalnya potensial untuk dikembangkan dan anda masuk di satu daerah yang baru, itu adalah berarti potensi untuk menggunakan merek yang anda punya juga. Oleh karena itu, Anda para UMKM tidak usah ragu untuk mengembangkan usaha ini selama itu masih dilakukan dengan konsisten. Lagi-lagi ini permasalahan konsistensi kita untuk menjaga diri dan mengembangkan usaha ini karena cukup sering terjadi karena bahwa ketika kita sudah mulai besar, sudah mulai malas mengontrol, dan anda serahkan semuanya ke orang lain tanpa ada kontrol dan di situlah kemudian mulai letak penurunan mulai terjadi. Ketika itu mulai terjadi, Anda belum terasah, begitu turun lagi, mulai hancur, Anda baru terasa. Dan itulah penyebabnya kenapa di beberapa UMKM juga tidak bisa menjadi besar karena dia belum bisa melakukan dan memahami masalah keuangan secara konsisten. Anda jangan percaya. Tapi Anda coba dulu.TRANSFORMATION THROUGH INTENSITY, FOCUS AND CONSISTENCYSebuah karya dikatakan besar terletak pada hal-hal yang detail. Anda bisa memperhatikan pada hal-hal yang detail kalau anda engage, anda benar-benar terjun aktif. Kalau anda mau engage, anda mau terjun aktif, itu baru bisa terjadi kalau anda pada akhirnya fokus.Jadi dalam bisnis anda harus percaya pada kata Fokus, hal ini sama saja mau di bisnis apa saja, di perjalanan spiritualpun semuanya butuh fokus. Kepribadian seseorang akan bertumbuh menjadi lebih baik seiring dengan pertumbuhan pemahaman Spiritualnya. Diri anda akan menjadi lebih baik kalau terjadi suatu transformation. Suatu transformation harus dilakukan dengan sangat Intensif, Fokus dan Konsisten (Intensity, Focus and Consistence).Bisnispun demikian harus fokus, harus konsisten dan didalamnya harus menjunjung nilai sosial, agama dan etika. Kalau anda sudah mengatakan bahwa, bisnis itu harus jujur dan konsisten, maka jangan pagi jujur sorenya bohong, hal ini tidak akan bisa membawa keberhasilan. Atau kemudian anda mau membangun Kultur, kultur itu penting tetapi kalau tidak dilakukan secaraintensity maka pada akhirnya tidak bisa terbentuk Kultur yang baik.Pada waktu perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, secara teori pertumbuhan perusahaan dapat melalui dua jalur, yaitu, Pertumbuhannya secara Organik (cara Normal) dan Pertumbuhan secara Inorganik (cara Akuisisi) Akuisisi adalah sebuah karya yang membutuhkan kompetensi tersendiri, tidak semua orang mempunyai kompetensi yang sama. Pada saat anda ingin mengembangkan perusahaan dan mulai memandang bahwa perusahaan perlu tumbuh dengan Cara Inorganik di situlah anda mengalami proses pembelajaran baru dengan mengalami beberapa kegagalan dan proses Akuisisi itu bisa juga gagal.

Dalam Bisnis, anda harus mengembangan usaha dengan cara Learning by Doing, Anda akan mengalami banyak tantangan, seperti terbentur, kekeliruan dan kesalahan-kesalahan, karena anda belum berpengalaman, seiring waktu (Learning by Doing) pengetahuan anda akan bertambah dan tantangan tersebut akan dapat dihindari. Tantangan yang umum terjadi disebabkan karena tidak Fokus dan kurang tepatnya memilih bidang usaha.Tips Sukses untuk seorang Entrepreneur dalam mengembangan usahanya agar bisa dikembangkan dengan me-manage 4 jenis kompetensi, yaitu,1. Know-how (Ketrampilan/Technical Skill), Kompetensi yang pertama harus dibangun di setiap bisnis adalah know-how, setiap industri membutuhkan know-how atau mempunyai teknologi yang berbeda-beda, jadi penguasaan terhadap know-how di industry mutlak harus dilakukan. Misalnya, Perusahaan Makanan & Minumum akan berbeda dengan Starbucks dan berbeda juga dengan Retail Food, masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri. Contoh lain yang lebih ekstrim adalah bisnis Makanan & Minuman dengan Industri kelapa sawit. Kondisi ini sudah menyeberang industri yang berbeda sekali makanya harus dipelajari know-how nya. Jika anda tidak mempunyai Kompetensi di dalam bisnis anda, maka anda dapat menggunakan tenaga Profesional

2. Manage Network, Pada setiap Industri, dimana Succes-rate nya sangat ditentukan oleh Bagaimana manage network, Network bisa berupa Network Supplier, Network Costumer, Network Capital dan Network Sumberdaya Manusianya. Jika anda dapat manage dengan baik maka Succes-ratenya akan meningkat sangat cepat sekali.

3. Modal, Success-rate pengembangan usaha sangat tergantung pada ketersediaan sumber modal. Sumber modal harus dipikirkan dan dapat dicari dari share holder tarik financial partner atau bisa pinjam dari bank.

4. Manajemen, Kompetensi yang harus dimiliki agar pengembangan usaha berjalan dengan baik adalah Kompetensi di bidang Manajemen. Anda dapat menggunakan tenaga Profesional untuk menyelesaikan permasalahan Managemen, yaitu seorang memiliki kemampuan Leadership yang baik, karena leadership nampaknya abstrak, tetapi itu impactnya sangat nyata.

Kalau anda menguasai dan bangun semua 4 kompetensi tersebut, baik anda sendiri yang menguasainya, atau dengan cara berpartner, atau merekrut orang yang bisa menutup kompetensi tadi baik dari segi know-how, network, manajemen dan keuangan, maka succes rate dari perusahaan tersebut akan meningkat. Inilah tips terakhir kalau anda mau membangun usaha baru yang kira-kira bisa diperbaiki Succes-ratenya.Untuk calon-calon entrepreneur atau yang entrepreneur yang masih kecil dan mau berkembang perlu dipahami bahwa, Segala sesuatu tumbuh dari bawah dan kalau anda mau pergi jauh selalu dimulai dari dekat dan jangan pernah berpikir jadi entrepreneur itu dengan pendekatan quick guilty (instan).Di sinilah peran sifat pantang menyerah itu menjadi penting, never-never give up. Hal ini yang jadi penting sekali, karena inilah yang pada akhirnya menentukan anda akan berhasil. Kalau kita interview semua pengusaha di seluruh dunia yang sukses, pernah tidak mereka itu rugi? Atau pernah tidak mereka itu jatuh? Saya yakin 99,99 persen mereka pasti menjawabnya pernah. Yang sisanya 0,001 itu belum bisa dikatakan pengusaha yang berhasil, karena belum terbukti dia begitu.Jadi jangan pernah menyerah dan satu hal yang harus diingat untuk para calon pengusaha dan para pengusaha-pengusaha muda bahwa, tidak ada sukses yang mudah. Semua sukses itu membutuhkan perjuangan luar biasa. Seorang pengusaha yang sukses itu dia idealnya memenuhi 3 persyaratan. Harus memiliki kepintaran di atas rata-rata dan selalu belajar dengan cara mencari kepintaran di bidang mana yang tadi know-how. Harus bukan hanya kerja keras tetapi kerja sangat keras. Ada faktor waktu dalam hidup ini. Ini yang sepenuhnya tidak dalam kendali anda, oleh sebab itu kalau gagal jangan menyerah karena waktunya belum datang. In time kita akan berhasil.Contohnya, Steve Jobs,Steve Jobs pada dasarnya orang pintar nggak dan pekerja keras tetapi selalu gagal, setelah bangkit kembali sekali lagi baru berhasil. jadi ada faktor timing. Dan timing itu kemudian bisa terbentuk lah team yang lebih lengkap dan sebagainya. Pasar barangkali bisa lebih siap dan sebagainya, ada banyak factor yang mempengaruhinya. Jadi intinya jangan mudah menyerah, karena tidak ada sukses yang mudah.VI. MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN USAHAKASUS BEBEK GORENG BAGONGBagong adalah pemuda desa yang memiliki mimpi yang besar. Meskipun berasal dari desa, Bagong bermimpi 20 tahun yang akan datang dapat memiliki usaha Restoran yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, Bagong harus memulai langkah pertama, yaitu membangun restoran pertamanya. Bagong percaya, dengan resep masakan bebek goreng warisan dari eyangnya, restoran yang akan dia buka diminati oleh masyarakat.Bagong memulainya dengan diskusi panjang bersama rekan-rekannya, serta melakukan Analisis sederhana terkait potensi pasar dan selera konsumen yang ada di sekitar kota tempat tinggalnya.Dengan informasi itu, Bagong optimis dalam waktu 1 tahun pertama mampu menjual 36.000 bebek goreng dengan omzet Rp. 360 juta per tahun (dengan asumsi 100 porsi per hari, 1 bulan 30 hari buka). Untuk dapat mencapai omzet tersebut, Bagong mengidentifikasi beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai persiapan pembukaan restoran bebek gorengnya, yaitu, Peralatan produksi, yaitu alat-alat yang dibutuhkan untuk membersihkan, memasak, dan menghidangkan bebek goreng. Estimasi nilai peralatan produksi tersebut adalah Rp 10 juta.

Tempat untuk berjualan, Bagong menemukan tempat yang cukup strategis untuk dapat disewa sebagai tempat usaha. Biaya sewa per tahun adalah Rp 6 juta (Rp 500 ribu per bulan).

Bebek dan bahan-bahan habis pakai lainnya yang harus disediakan untuk memulai membuka restoran diperkirakan rata-rata bernilai Rp 700 ribu per hari. Untuk berjaga-jaga terhadap fluktuasi permintaan, Bagong mengambil kebijakan pembelian bahan-bahan tersebut 10% lebih banyak dari rata-rata kebutuhan.

Bebek dan bahan-bahan habis pakai tersebut diperoleh dari suplier-suplier yang merupakan teman lama Bagong. Karena kedekatan personal tersebut, Bagong mendapatkan fasilitas pembayaran 5 hari setelah barang dibeli.

Kas kecil yang digunakan untuk memperlancar transaksi diperkirakan sebesar Rp 200 ribu.

Untuk membantu proses produksi dan pelayanan, Bagong dibantu 2 orang karyawan yang mendapatkan gaji Rp 750 ribu per bulan.Sementara itu, uang yang ada di tangan Bagong saat ini hanya Rp 25 juta hasil dari prestasinya yang memenangkan lomba lari maraton yang dia ikuti dalam rangka HUT RI ke-64 beberapa waktu yang lalu. Beruntung, Bagong memperoleh fasilitas pinjaman lunak dari suatu LSM sebesar Rp.15 juta dengan tingkat bunga sebesar 12% per tahun yang harus dikembalikan dalam jangka waktu 1 tahun.Proses produksi yang dilakukan oleh Bagong, teridentifikasi bahwa biaya baku dan bahan habis pakai adalah Rp 7.000 per porsi. Selanjutnya, untuk mendukung penjualan, Bagong mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp.100 ribu per bulan. Sementara biaya administrasi dan operasional lainnya adalah Rp.25 ribu per bulan. Harga jual produk adalah Rp.10.000 per porsi. Untuk memaksimalkan penjualan, Bagong mencadangkan adanya piutang kepada pelanggan setianya, berupa fasilitas pembayaran non-tunai, sebesar Rp.300 ribu per bulan. Selanjutnya, untuk kepentingan mobilisasi usaha, Bagong menggunakan motornya yang berharga Rp.10 juta dalam aktivitas bisnis. Karena masih merupakan bisnis pemula dan informal, Bagong belum membayar pajak atas bisnisnya.DENGAN INFORMASI DI ATAS, Buatlah proforma neraca dari bisnis bebek goreng yang akan dilakukan Bagong tersebut! Buatlah proforma laporan Rugi Laba! Berapa tingkat keuntungan dari investasi modal tersebut? Berapa besarnya laba kotor dan laba bersih yang berhasil diprediksikan? Berapa besarnya margin keuntungan dan tingkat pengembalian investasi (ROA atau Return on Assets dan ROE atau Return on Equity) dari bisnis Bagong tersebut? Hitunglah modal kerja yang dibutuhkan oleh Bagong! Bagaimana kemampuan pembayaran utang yang dimiliki oleh bisnis Bagong? Bagaimana efektivitas Bagong dalam pengelolaan asset yang dimiliki? Bagaimana pula isu likuiditas bisnis Bagong tersebut?CATATAN,1. Proforma Neraca, Adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi posisi aset-aset yang digunakan dalam bisnis, kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, serta besarnya penyertaan modal yang harus dilakukan. Kelompok asset akan berada pada kolom kiri dari neraca, biasa disebut sebagai kolom AKTIVA, Sementara kelompok kewajiban dan modal berada pada kolom kanan dari neraca, biasa disebut sebagai PASIVA. Lebih lanjut, dari kelompok aset tersebut dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar (current asset) seperti kas, sediaan dan piutang usaha dan aset non-lancar (non-current asset) yaitu aset-aset yang sifatnya tetap seperti peralatan, kendaraan, maupun bangunan/tanah. Klasifikasi yang kurang lebih sama juga terjadi pada kelompok kewajiban di mana terdapat kewajiban lancer (current liabilities) seperti utang usaha dan accruals dan kewajiban non-lancar (non-current liabilities) seperti utang bank dan utang jangka menengah-panjang lainnya.

2. Proforma Laporan Rugi Laba Adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi tingkatan penjualan yang diharapkan, biaya-biaya yang menyertai produksi dan penjualan, serta biaya-biaya lain yang digunakan dalam bisnis. Jika dalam bisnis tersebut digunakan sumber pendanaan dari utang, maka perlu ditunjukkan juga prediksi beban pembayaran cicilan dari utang yang digunakan.

3. Modal Kerja, Adalah sejumlah dana yang dibutuhkan agar aktivitas bisnis dapat dilakukan. Ibarat mesin, modal kerja adalah oli pelumas yang dapat membuat mesin dapat bekerja dalam tingkat yang efektif. Modal Kerja = Aset Lancar terkait Operasional Kewajiban Lancar terkait Operasional + Aset Tetap.

4. Laba Kotor, Adalah nominal rupiah yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dari kegiatan bisnis dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait langsung dengan aktivitas bisnis