JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI FAKULTAS …lib.unnes.ac.id/5986/1/7596.pdf · 8. H. Ali...
-
Upload
vuonghuong -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI FAKULTAS …lib.unnes.ac.id/5986/1/7596.pdf · 8. H. Ali...
i
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN TENUN
TROSO DI DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN
KABUPATEN JEPARA
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana
Oleh
Liya Handryana
NIM 5401406056
JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang ujian skripsi Jurusan Teknologi Jasa
dan Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 5 Mei 2011
Ketua Jurusan Sekretaris
Ir.Siti Fathonah, M.Kes Dra. Sri Endah W,M.Pd NIP. 1964021319880322002 NIP. 196805281993032001
Penguji Dra. Hj. Marwiyah,M.Pd NIP. 195702201984032001 Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Endah W,M.Pd Rina Rachmawati, S.E. M.M NIP. 196805281993032001 NIP. 198003072006042001
Mengetahui Dekan Fakultas Teknik
Drs. Abdurrahman, M.Pd NIP. 196009031985031002
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang , April 2011
Liya Handryana NIM. 5401406056
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Berusaha, berdoa dan ikhlas atas hasil yang dapat kita capai adalah
keberhasilan yang sesungguhnya, karena dalam sebuah pencapaian, proses
adalah hal yang paling penting (Peneliti)
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapak dan Ibu atas doa, kasih
sayang, dukungan, pengorbanan
serta kesabaranya selama ini.
Nenek dan Adik terimakasih atas
doa dan dukungannya
Teman-teman Tata Busana 2006
Almamaterku
.
v
PRAKATA
Alhamdulillah peneliti ucapkan atas limpahan rahmat serta karunia dari Allah
SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Tenun Troso Di Desa Troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara” Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi (TJP) Fakultas
Teknik (FT) Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak akan berjalan
lancar tanpa kontribusi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan sarana dan prasarana untuk menyelesaikan studi strata satu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Abdurrahman, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan
penelitian.
3. Ir.Siti Fathonah, M.Kes, Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian
4. Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
5. Rina Rachmawati, S.E,M.M, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
vi
6. Dra Hj. Marwiyah, M.Pd., dosen penguji yang telah memberikan saran dan
bimbingan dalam skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik khususnya prodi S1 Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi atas segala
ilmu yang diberikan.
8. H. Ali Asyhar, S.Sos ketua paguyuban pengusaha tenun troso atas bantuan dan
arahan selama penulis melakukan penelitian.
9. Responden penelitian seluruh pengusaha tenun troso di Desa Troso Kecamatan
Pecangaan Kabupaten Jepara atas waktu yang diberikan untuk mengisi kuesioner.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu atas segala bantuan baik moril maupun materiil.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada semua
pihak menjadi amal ibadah serta mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Harapan peneliti, skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Semarang, Februari 2011
Peneliti
vii
ABSTRAK
Liya Handryana, 2011. “Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Tenun Troso Di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara”. Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi , Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd, Dosen Pembimbing II Rina Rachmawati, S.E.,M.M. Kata Kunci : Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan, Tenun Troso Tenun troso merupakan salah satu produk unggulan Jawa Tengah setelah batik. Tenun troso kain tradisional khas Jepara yang perlu dilestarikan kerena belum dikenal banyak orang, tidak seperti tenun ulos, songket, lurik yang lebih dikenal banyak orang. Tenun troso hanya dikenal oleh golongan masyarakat tertentu. Kain tenun troso belum banyak dijual dipasaran karena hanya diperoleh ditempat produksi yaitu di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Permasalahan penelitian ini adalah 1) Faktor-faktor apa yang menghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara 2) Seberapa besar faktor-faktor tersebut menghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut menjadi penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. 2) Mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut menjadi penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha tenun troso yang berjumlah 75 pengusaha karena jumlah populasinya kurang dari 100 orang. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara yang terdiri dari 6 sub variabel yaitu modal, bahan baku, tenaga kerja, desain, teknologi dan pemasaran. Metode pengumpulan data instrumen berupa angket yang telah diujicobakan. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase.
Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, yang tediri dari sub variabel modal 58.30%, bahan baku 55.10%,tenaga kerja 58.80%,desain 60.00%, teknologi 54.00% dan pemasaran 63.40%. Pembahasan Faktor tertinggi dalam menghambat perkembangan tenun troso adalah pemasaran dengan persentase 63.40%, faktor terendah dalam menghambat perkembangan tenun troso adalah bahan baku dengan persentase 55.10%.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara rata-rata persentase kategori sedang dalam menghambat perkembangan tenun troso. Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengusaha lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan, menambah jenis produk dan lebih aktif melakukan promosi
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PENGESAHAN........................................................................................ ii
PERNYATAAN ....................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv
PRAKATA ............................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 4
1.5 Penegasan istilah ............................................................ 5
1.6 Sistematika Skripsi ......................................................... 8
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................ 10
2.1 Kain tenun ...................................................................... 10
2.1.1 Jenis Tenun .................................................................... 11
2.2 Tenun Troso ................................................................... 13
ix
2.2.1 Motif Tenun Troso ......................................................... 15
2.2.2 Pembuatan Motif Tenun Di Desa Troso .......................... 17
2.2.3 Perkembangan Tenun Troso ........................................... 19
2.2.4 Proses Pembuatan Tenun Troso ...................................... 20
2.3 Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Tenun .......... 24
2.3.1 Modal ............................................................................. 29
2.3.2 Bahan Baku .................................................................... 30
2.3.3 Tenaga Kerja .................................................................. 33
2.3.4 Desain ........................................................................... 36
2.3.5 Teknologi ....................................................................... 39
2.3.6 Pemasaran ...................................................................... 39
BAB 3 METODE PENELITIAN......................................................... 44
3.1 Objek Penelitian ............................................................. 44
3.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 44
3.2.1. Populasi .......................................................................... 44
3.2.2. Sampel .......................................................................................... 45
3.3 Variabel Penelitian ......................................................... 45
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................. 46
3.4.1 Metode Dokumentasi. ..................................................... 46
3.4.2 Metode Observasi. .......................................................... 46
3.4.3 Metode angket. ............................................................... 46
3.4.4 Metode Wawancara. ....................................................... 47
3.5 Uji Coba Instrumen ......................................................... 47
x
3.5.1 Validitas ......................................................................... 48
3.5.2 Reliabilitas ..................................................................... 50
3.6 Metode Analisis Data ..................................................... 51
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 53
4.1 Hasil penelitian .............................................................. 53
4.2 Deskripsi Data ............................................................... 53
4.2.1 Modal . ........................................................................... 55
4.2.2 Bahan baku..................................................................... 56
4.2.3 Tenaga kerja. .................................................................. 57
4.2.4 Desain. ........................................................................... 59
4.2.5 Teknologi. ....................................................................... 60
4.2.6 Pemasaran. ..................................................................... 61
4.3 Pembahasan .................................................................... 62
4.4 keterbatasan penelitian .................................................... 67
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 68
5.1 Simpulan ....................................................................... 68
5.2 Saran .............................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 72
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah industri tenun troso ............................................................ 2
31 Daftar nama peserta uji coba .......................................................... 48
3.2 Validitas instrumen untuk soal no 1 ................................................ 49
3.3 Reabilitas instrumen ....................................................................... 51
3.4 Kategori diskriptif persentase ......................................................... 52
4.1 Hasil penelitian faktor-faktor yang menghambat perkembangan tenun
troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara .............. 54
4.2 Hasil Analisis Deskiptif Persentase Modal ..................................... 55
4.3 Hasil Analisis Deskiptif Persentase Bahan Baku ............................ 56
4.4 Hasil Analisis Deskiptif Persentase Tenaga Kerja………………… 57
4.5Hasil Analisis Deskiptif Persentase Desain ...................................... 59
4.6Hasil Analisis Deskiptif Persentase Teknologi ................................ 60
4.7 Hasil Analisis Deskiptif Persentase Pemasaran ............................... 61
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Motif Tenun Ulos Khas Batak ........................................................ 11
2.2 Motif Songket Dari Palembang ....................................................... 12
2.3 Motif Lurik..................................................................................... 12
2.4 Motif Tenun Ikat ............................................................................ 13
2.5 Tenun Troso Tradisional................................................................. 14
2.6 Motif Tumpal ................................................................................. 16
2.7 Motif Bunga ................................................................................... 16
3.1 Grafik Data Hasil Penelitian ........................................................... 55
3.2 Grafik Modal .................................................................................. 56
3.3 Grafik Bahan Baku ......................................................................... 57
3.4 Grafik Tenaga Kerja ....................................................................... 58
3.5 Grafik Desain ................................................................................. 59
3.6 Teknologi ....................................................................................... 60
3.7 Grafik Pemasaran ........................................................................... 61
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel Kisi-kisi Instrumen ............................................................... 73
2. Kisi-kisi pengusaha tenun troso ...................................................... 75
3. Angket penelitian .......................................................................... 87
4. Hasil Uji Coba Angket Penelitian ................................................ 97
5. Hasil Uji Validitas & Reliabilitas.................................................... 100
6. Rekapitulasi data hasil penelitian faktor-faktor penghambat
perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara ........................................................................... 102
7. Hasil Analisis Deskriptif Persentase ............................................... 108
8. Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............................................ 120
9. Permohonan Surat Observasi .......................................................... 121
10. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 122
11. Data responden penelitian ............................................................... 123
12. Gambar aktifitas tenaga kerja tenun troso ....................................... 127
13. Gambar tempat penelitian ............................................................... 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenun Troso merupakan salah satu hasil karya seni asli Desa Troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara sehingga perlu dilestarikan dan
dikembangakan.
Menurut masyarakat setempat tentang munculnya kegiatan menenun di desa Troso dibakukan dalam sebuah cerita (mitos), bahwa dahulu kala ada tokoh bernama kyai senu dan nyai senu yang pertama kali melakukan pekerjaan menenun dengan tenun emasnya, pekerjaan ini kemudian diperkenalkan kepada masyarakat. Masyarakat masih percaya alat tenun emas itu masih sering muncul di tengah-tengah desa, dikatakan bahwa beberapa orang pernah melihatnya. Walaupun mitos tersebut merupakan suatu bentuk cerita dari mulut ke mulut, tetapi memiliki fungsi sosial bagi masyarakat yang memilikinya (Eko Punto Hendro, 2000:151).
Tenun troso dikenal dengan nama tenun troso karena pembuatannya di
desa Troso sesuai dengan nama desa asal pembuatan. Keterampilan membuat
Tenun troso sudah dimiliki oleh warga desa Troso sejak tahun 1935, jauh sebelum
kemerdekaan Republik Indonesia. Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten
Jepara merupakan sentra kerajinan Tenun Troso dan merupakan produk unggulan
Kabupaten Jepara setelah industri mebel, Desa Troso terletak sekitar 15 Km arah
tenggara kota.
Selain terkenal dengan seni ukir, Jepara juga memiliki potensi yang
menarik untuk dianalisa, yaitu kain tenun yang diproduksi di sentra industri Tenun
Troso Jepara, bertempat di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
1
2
Menurut bapak H. Ali Ashar, Sos ketua paguyuban pengusaha tenun troso
mengatakan bahwa 1 tahun terakhir ini pengusaha tenun troso mengalami
penurunan karena kurangnya bahan baku yanng cukup tersedia dan sulitnya
memasarkan hasil produksi menjadi menjadi permasalahan bagi pengusaha
(wawancara 30 oktober 2010)
Tabel 1.1 Jumlah industri tenun troso dan jumlah tenaga kerja Tahun Jumlah industri Jumlah tenaga kerja
2007 80 2400
2010 75 1200
Sumber : Data dari pimpinan paguyuban pengusaha tenun troso
Dari angka di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2010, di Jepara mengalami penurunan yang signifikan di sektor industri
tenun troso maupun jumlah tenaga kerjanya. Pada tahun 2007 peningkatan jumlah
pengusaha tenun troso sangat pesat karena masih diberlakukanya keputusan
Gubernur Jawa Tengah pegawai negeri sipil (PNS) memakai seragam tenun troso
setiap hari kamis.
Kain yang dihasilkan dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) tentu
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada kain yang dihasilkan dengan Alat
Tenun Mesin (ATM). Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membuat
sehelai kain tenun troso 1-3 hari.
Minat masyarakat Jepara terhadap kain tenun troso masih minim,
sempitnya wilayah pemasaran dan kurangnya promosi sebagai salah satu
penyebabnya. Kain tenun troso tidak dijual dipasaran dan jarang dijumpai penjual
kain troso di pasar-pasar tradisional Jepara. Produk kain tenun troso bisa diperoleh
3
ditempat produksi yaitu di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
Masyarakat Jepara lebih memilih pakaian produksi luar Jepara seperti batik,lurik
dan lain-lain. Produk kain atau pakaian umum lebih mudah didapat di pasaran dan
harganya lebih murah dibandingkan dengan kain tenun troso.
Pengusaha tenun troso kurang mampu dalam pengelolaan manajemen yang
sering dianggap hal yang mudah, sehingga kekurangan modal sering menghambat
perkembangan usaha tenun troso karena menurut para pengusaha sistem keuangan
usaha dan rumah tangga masih menjadi satu, sehingga laba usaha sering
dikonsumsi dan tidak disalurkan untuk usaha. Pemasaran merupakan juga kendala
yang dihadapi pengusaha tenun troso karena jumlah produksi tergantung dengan
pesanan semakin banyak pesanan semakin banyak proses produksi.
Pengusaha tenun troso memerlukan modal yang cukup, tenaga kerja
terampil, bahan baku cukup tersedia untuk menjamin kemajuan usaha serta
menjamin persediaan barang. Penghambat perkembangan tenun troso disebabkan
oleh adanya faktor-faktor produksi yang kurang mencukupi untuk kebutuhan
proses pembuatan tenun troso.
Lokasi tempat usaha industri tenun troso merupakan suatu bentuk industri
pedesaan, masyarakat desa tidak hanya sebagai buruh atau karyawan tetapi
berperan juga sebagai pengusaha. Umumnya usaha dalam skala kecil yaitu suatu
bentuk dari ekonomi pedesaan. Kegiatan ekonomi pedesaan tergantung dari
sumber daya yang ada disekitar, khususnya sumber tenaga kerja. Menggunakan
teknologi yang sederhana, umumnya pengusaha industri pedesaan tidak hanya
penghasil barang, sebagai pedagang yang memasarkan hasil produksi.
4
Berdasarkan pertimbangan diatas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian “Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Tenun Troso Di Desa Troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang permasalahan diatas, maka
masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1.2.1 Faktor-faktor apa yang menghambat perkembangan tenun troso di desa
Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara?
1.2.2 Seberapa besar faktor tersebut menghambat perkembangan tenun troso di
desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian diatas
adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso di desa
Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
1.3.2 Mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut menjadi penghambat
perkembangan tenun troso di desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten
Jepara.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi para produsen tenun troso dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
5
1.4.2 Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah setempat untuk ikut
meningkatkan perkembangan tenun troso melalui badan perencanaan
pembangunan daerah.
1.4.3 Sebagai bahan masukan bagi departemen perindustrian, perdagangan dan
koperasi (deperindakop) Jepara mengenai keadaan yang dialami oleh tenun troso
pada jaman sekarang.
1.4.4 Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan baik bagi peneliti maupun
pembaca.
1.5 PENEGASAN ISTILAH
Judul penelitian gambaran ringkasan tentang masalah yang akan diteliti.
Agar tidak terjadi salah tafsir maka akan diberikan batasan-batasan pengertian
mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1.5.1 Faktor-faktor penghambat
Faktor adalah suatu hal ( keadaan, peristiwa, dan sebagainya) yang ikut
menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu (W.J.S Poerwadarminto,
1999:273)
Penghambat atau hambatan halangan atau rintangan (Tim redaksi kamus
besar bahasa Indonesia, 2001:273). Hambatan dapat diartikan segala sesuatu yang
menghalangi suatu usaha.
Arti faktor penghambat dalam skripsi ini adalah hal-hal atau berbagai
keadaan yang menyebabkan atau mengakibatkan tenun troso langka dijumpai,
adapun faktor-faktor tersebut antara lain modal, bahan baku, tenaga kerja, desain,
teknologi dan pemasaran.
6
1.5.2 Perkembangan
Perkembangan adalah perihal berkembang (W.J.S Poerwadarminto,
2002:731).
Yang dimaksud perkembangan disini adalah berkembang atau menjadi
besar produksi tenun troso yaitu dengan naiknya nilai produksi.
1.5.3 Tenun Troso
Tenun adalah barang-barang yang dibuat dari benang (kapas, sutra dsb)
dengan menggunakan alat perkakas untuk membuat kain (W.J.S Poerwadarminto,
1999:1054)
Tenun troso adalah kain tenun yang cara pembuatanya dengan
menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin) yang menghasilkan tenun ikat
dengan merek dagang troso (Eko Punto hendro, 2000:4).
Arti tenun troso adalah barang tenunan yaitu barang tenunan yang cara
pembuatanya dimulai dari menter atau mewarnai. Dalam proses ini, benang
diwarnai sesuai pewarnaan juga kemudian dijemur. Berikutnya, proses spul atau
benang digulung kecil. Proses ketiga, benang diproses dan dipasang ke alat tenun
bukan mesin ditempat tersebut dinamakan dicucuk. Proses yang terakhir adalah
penenunan.
1.5.4 Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara
Secara administrasi sentra tenun troso terletak di Desa Troso, Kecamatan
Pecangaan Kabupaten jepara. Desa Troso merupakan salah satu desa di antara
desa yang berada di wilayah Kecamatan Pecangaan, tepatnya terletak 1,5 km dari
7
Ibukota Kecamatan Pecangaan dan 15 km arah selatan dari Ibukota Kabupaten
Jepara.
Dari berbagai mata pencaharian yang ada di Desa Troso yaitu pengusaha,
dan buruh industri, merupakan warga yang menjaga kelangsungan industri tenun
Troso, kegiatan yang dilakukan setiap hari untuk membuat lembar demi lembar
kain.
Keterampilan membuat tenun ikat sudah dimiliki oleh warga Desa Troso
sejak tahun 1935 yang bermula dari Tenun Gendong warisan turun-
temurun.Tahun 1943 mulai berkembang Tenun Pancal dan kemudian pada tahun
1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), hingga sekarang.
Keterampilan ini terus berkembang. Desa Troso yang terletak di Kabupaten Jepara
Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang memproduksi jenis kain
tenun di antara beberapa daerah lainya di Indonesia. Jenis tenun yang kini
dikembangkan di Desa Troso menunjukkan salah satu cara masyarakat untuk
bertahan dalam bidang perekonomian. Dalam proses pembuatan tenun troso
memang masih diwarnai oleh faktor ketrampilan tangan atau cara-cara tradisional,
sehingga dapat menimbulkan kesan seni.
Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa arti judul skripsi
“Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Tenun Troso di Desa Troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara” adalah adanya beberapa faktor yang
meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, desain, teknologi dan pemasaran yang
menyebabkan suatu benda (dalam hal ini tenun troso) belum berkembang.
8
1.6 SISTEMATIKA SKRIPSI
Agar skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan sistematis, maka penulis
menggunakan sistematika sebagai berikut
1.6.1 Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang halaman judul, abstrak, pengesahan,
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan daftar
tabel.
1.6.2 Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab antara lain pendahuluan, landasan teori,
metode penelitian, hasil penelitian dan penutup.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
skripsi, sehingga dapat digambarkan mengenai masalah pentingnya
dilakukan penelitian tentang faktor-faktor penghambat perkembangan
tenun troso di desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
BAB 2 :LANDASAN TEORI
Berisi tinjauan tentang tenun troso yang meliputi; pengertian tenun troso
dan proses pembuatan tenun troso, tinjauan tentang tenun troso dan
faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso didesa troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Bab ini terdapat gambaran
mengenai dasar teori untuk mengungkap adanya faktor-faktor
9
penghambat perkembangan tenun troso di desa Troso Kecamatan
Pecangaan Kabupaten Jepara.
BAB 3 :METODE PENELITIAN
Berisi populasi, sampel, waktu, tempat penelitian, variabel penelitian,
metode pengumpulan data, uji coba instrumen, metode analisis data,
sehingga dapat digambarkan mengenai metode sistematis yang
digunakan dalam penelitian.
BAB 4 :HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan analisis data dan pembahasan atas hasil pengolahan
data
BAB 5 :PENUTUP
Berisi simpulan dan saran, sehingga dapat digambarkan mengenai tindak lanjut
dari penelitian
1.6.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
Kain tenun merupakan salah satu hasil karya seni budaya tradisional
yang telah lama berkembang di Indonesia. Dalam perkembangnya kain tenun
mempunyai fungsi sosial yang melambangkan status sosial atau identitas
kelompok tertentu. Di antara produk-produk tekstil yang sekarang berkembang di
Indonesia, kain tenun sering dianggap sebagi salah satu produk yang memiliki
nilai seni, karena itu pula keberadaanya di pasar barang masih dapat bersaing
dengan produk-produk tekstil lainya yang umum diprduksi secara masal oleh
pabrik-pabrik tekstil.
2.1 Kain Tenun
Setiap daerah mempunyai cara tersendiri untuk memperkuat identitas dan
kepribadian bangsa, antara lain melalui media tenun, sebagai contoh: Songket,
Ulos, Lurik, tenun ikat dan sebagainya.
Jenis ataupun ragam hias kain tenun misalnya dapat menunjukkan apakah
seseorang itu keturunan raja, kepala adat atau hanya rakyat biasa. Untuk
menunjukkan identitas kelompok biasanya tenun tampak dipergunakan misalnya
dalam upacara kelahiran, inisiasi, perkawinan ataupun kematian. (Eko Punto
Hendro, 2000:1)
Dari fungsi ekonomi, kain tenun merupakan komoditi berharga karena
memiliki nilai tukar yang tinggi di pasar barang. Tingginya nilai tukar tersebut
disebabkan proses pembuatanya (menggunakan ketrampilan tangan) yang cukup
10
11
rumit serta hiasannya yang unik, tergantung pula dari jenis bahan benang yang
digunakan.
Pengertian motif adalah suatu kerangka bergambar yang mewujudakan
tenun secara keseluruhan. Motif tenun disebut juga dengan corak atau pola tenun.
Pendapat Didik Riyanto (1997:15) mengatakan bahwa motif merupakan corak
atau ragam yang mempunyai ciri tersendiri yang menghiasi tenun troso.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motif tenun merupakan
kerangka atau subyek dari keseluruhan gambar, sehingga motif tenun sangat
menentukan nama terhadap sehelai tenun sekaligus sebagai ornamen penghias.
2.1.1. Jenis Tenun
2.1.1.1 Macam-macam Tenun
Beberapa jenis tenun yang kini masih dapat dikenal diantaranya kain
yang sering disebut ulos, songket, lurik dan ikat merupakan kain tenun yang
terdapat diberbagai daerah di Indonesia.
2.1.1.1.1 Ulos merupakan tenun khas batak
Gambar 2.1 Motif Ulos Tenunan Khas Batak (http//googel.com//tenun)
2.1.1.1.2 Songket ditandai dengan sulaman benang emas atau perak pada jalinan
benang yang ditenun.
12
Gambar 2.2 Motif Songket dari Palembang (http//googel.com//tenun)
2.1.1.1.3 Lurik Kain lurik ditandai dengan motif yang bergaris yang disusun
berdasarkan jalinan benang berwarna-warni
Gambar 2.3 Motif Lurik (http//googel.com//lurik)
2.1.1.1.4 Tenun ikat ditandai dengan adanya motif-motif hias yang dibuat dengan
mengikat dan mewarnai benang-benang bahan tenunan. Jenis tenun ikat memang
mempunyai variasi paling banyak dan mempunyai persebaran paling luas dan
diproduksi hampir diseluruh kepulauan Nusantara. Secara mendasar ada dua jenis
tenun ikat yaitu tenun ikat pakan dan lusi
13
Gambar 2.4 Motif Tenun Ikat(http//googel.com//tenun)
2.2 Tenun Troso
Tenun adalah barang-barang yang dibuat dari benang (kapas, sutra dsb)
dengan menggunakan alat perkakas untuk membuat kain (W.J.S Poerwadarminto,
1999:1054)
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tenun troso adalah
suatu karya seni pada bahan sandang berupa tenunan dengan menggunakan alat
tenun bukan mesin (ATBM) yang menghasilkan sehelai kain kemudian
menggunakan zat pewarna dengan jalan mencelupkan kain kedalam pewarna yang
menghasilkan tenun yang diproduksi di Desa Troso. (Eko Punto hendro, 2000:4).
Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara merupakan sentra
kerajinan tenun Troso dan merupakan produk unggulan Kabupaten Jepara setelah
industri mebel. Pengrajin troso memproduksi tenun troso dari zaman dahulu
hingga sekarang masih menggunakan alat tenun bukan mesin atau ATBM.
Keunikan dari tenun troso adalah proses pembuatan yang masih menggunkan alat
tradisional sehingga merupakan karya seni. Ciri khas kerajinan tenun di Desa
14
Troso yaitu menggunakan banyak ragam hias Nusantara. Perpaduan ragam hias
tersebut dapat memperkaya ragam hias tenun troso, sehingga hasil ragam tenun
troso lebih menarik dan bervariasi. Beberapa pengusaha mencoba
mengembangkan jenis tenun dengan cara mengadaptasi produk-produk dari derah
lain .
Gambar 2.1.1 Tenun Troso Tradisional (http//googel.com//tenun troso)
Selain terkenal dengan ukiran, Jepara juga memiliki potensi yang
menarik untuk dianalisa, yaitu kain tenun yang diproduksi di sentra industri Tenun
Troso Jepara, bertempat di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
Jepara memiliki warisan budaya tenun yang telah menempuh lintasan sejarah
yang panjang, sehingga telah mengalami kristalisasi nilai-nilai serta ciri-ciri yang
khas dan unik.
2.2.1 Motif Tenun Troso
Secara umum dapat diidentifikasi, bahwa ciri-ciri motif tenun troso tidak
berbeda jauh dengan motif-motif tenun di luar jawa. Motif merupakan bentuk
dasar dalam penciptaan sebuah desain pada suatu karya seni. Dalam hal ini
meliputi segala bentuk ciptaan Tuhan (binatang, tumbuh tumbuhan, manusia,
15
gunung, air, dan lain-lain) dan hasil kreasi manusia (bentuk garis, geometris, dan
lain-lain).
Pada tenun tradisional, motif berfungsi sebagai penghias, setelah
mengalami berbagai penyusunan dengan membentuk pola tertentu. Dilihat dalam
suatu susunan pola pada tenun, akan didapatkan bentuk-bentuk motif hias yang
berbeda sifatnya. Bentuk motif tersebut dapat diklasifikasi kedalam beberapa
golongan, sesuai dengan bentuk dasar motif dan tata susunanya.
Motif hias tradisional digolongkan menjadi 2 golongan besar yaitu (1)
motif hias golongan geometris, (2) motif hias non geometris.
2.2.1.1 Motif ceplok bunga
Tenun ini yang dipakai oleh masyarakat Aceh dikenakan sebagai
selendang dipunggung dan untuk selendang didada dan bahu. Motif ceplok bunga
kecil-kecil yang dibuat dengan teknik songketan (kartiwa, 1993:27)
2.2.1.2 Motif hias tumpal
Motif hias tumpal pada dasarnya menggunakan bidang segitiga sama
kaki yang diulang secara deret. Pada motif hias tumpal labih berragam, yang diisi
dengan variasi-variasi tertentu yang digunakan untuk seragam PNS.
Gambar 2.1.3 Motif Tumpal (pengusaha tenun troso)
16
2.2.1.3 Motif tumbuh-tumbuhan
Motif tumbuh-tumbuhan, memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai
sumber penciptaan suatu motif hias. Dalam perwujudanya sering kali berupa
bagian-bagian dari tumbuhan, seperti daun, bunga, buah, ranting dan lain
sebagainya.
Gambar 2.1.2 Motif Bunga (pengusaha tenun troso)
2.2.1.4 Motif hias binatang
Motif hiasan binatang ini telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia
yaitu sejak zaman prasejarah dan sekarang masih terus berkembang. Dalam
penggambaranya pada umumnya diubah sedemikian rupa, tetapi masih tampak
bentuk aslinya.
Selain motif diatas masih banyak lagi motif yang diproduksi seperti motif
lung lungan, motif bentuk garis-garis (motif SBY), motif gapuro mantingan (motif
seragam bagi PNS pada awal peresmian), dan sebagainya.
2.2.2 Pembuatan motif tenun di Desa Troso
Pembuatan motif pada tenun troso biasanya dilakukan dengan cara secara
langsung, yaitu lewat pikiran, langsung dituangkan pada waktu pembuatan
17
berlangsung. Tetapi pada pembuatnya tenun yang ada di Desa Troso ada 4 macam
motif yang ada di Desa Troso, diantaranya:
2.2.2.1 Motif khas Troso yang juga disebut dengan motif lompong
Motif yang dibuat oleh pembuat tenun di Desa Troso memiliki khas
tersendiri yang dinamakan dengan motif lompong, sehingga mudah dikenal
masyarakat dan mudah dibedakan dengan tenun dari daerah lain.
2.2.2.2 Motif karena pesanan
Untuk memenuhi permintaan pelanggan motif disesuaikan dengan
permintaan pemesan, sehingga pelanggan merasa puas dengan apa yang
diinginkan, dan berusaha lebih optimal agar tidak mengecewakan para pelanggan.
2.2.2.3 Motif karena pasar
Pembuatan tenun yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan permintaan
dan selera konsumen yang menyangkut aspek ekonomi dan daya tarik dengan
kualitas yang berbeda. Dalam hal ini motif bisa sama tetapi harga dan kualitas
berbeda, jika bahan bagus (benang sutra) maka harga akan menjadi tinggi karena
kualitas kecil, akan tetapi kualitas biasa maka harga menjadi lebih murah
walaupun motifnya sama.
2.2.2.4 Motif kombinasi atau motif yang sedang berkembang sesuai zaman
Sebagian besar industri di Desa Troso adalah industri kecil dan rumah
tangga yang membentuk sentra industri, walaupun ada pula yang cukup besar
yang menggunakan ratusan tenaga kerja. Jenis produk tenun troso dapat dilihat
18
melalui jenis kain dan penggunanya. Jenis kain tersebut ditentukan oleh jenis
benang bahan bakunya, yaitu meliputi jenis kain tipis dan kain tebal.
Ketelitian dan kreatifitas para pembuat dan pendesain tentu saja sangat
menentukan kualitas hasil tenunan. Disamping itu juga beberapa faktor lainya
yang turut menentukan misalnya jenis zat warna, jenis dan jumlah benang yang
digunakan serta kondisi bahan penolong atau bahan pembantu. Masing-masing zat
warna memiliki kualitas yang beerbeda beda. Jenis benang meliputi nomor dan
sifat benang, sedangkan jumlah benang akan menentukan tingkat kerapatan hasil
tenunan. Semua hal tersebut akan menentukan kualitas hasil tenunan yang
meliputi konstruksi, keindahan, kerapian, kekuatan dan tingkat kecatatan kain
tenun tersebut. Tingkat kualitas kain tenunan dari Desa Troso bervariasi, hal ini
dipengaruhi tingkat kebutuhan dan kemampuan para pengusaha dan buruhnya.
Untuk mengembangkan inovasi dan kreatifitas, pengusaha tenun troso
sering melakukan inovasi-inovasi dan menyesuaikan selera konsumen.
Diantaranya dengan menambahkan motif-motif dari daerah lain diantaranya
tenunan dari Bali, Sumba dan Flores dengan berbagai macam motif atau corak
yang lebih modern. Cara lain yang dilakukan oleh pengusaha tenun troso adalah
membuat kain tenun dari serat nanas yang harganya lebih murah.
Inovasi dan kreatifitas dalam produksi barang dapat melahirkan
kecenderungan manusia untuk menciptakan ide-ide baru agar kain tenun dapat
mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dan tidak berkesan monoton.
Sehingga akan banyak kreasi untuk mencukupi kebutuhan dalam penggunaan
tenun.
19
Pengalaman dan kemampuan yang dimiliki oleh para pengrajin telah
menyebabkan kegiatan yang telah berkembang, hingga kini mampu bertahan di
Desa Troso. Walaupun latar belakang sosial dan pengetahuanya masih sering
membatasi ruang gerak usahanya. Pada awalnya masyarakat Desa troso hanya
membuat jenis-jenis lurik, mori dan sarung, kini pengusaha tenun Troso dapat
mengembangkan jenis tenun dengan berbagai motif.
2.2.3 Perkembangan Tenun Troso
Proses perkembangan sentra industri tenun di Desa Troso dari tahun ke
tahun mengalami pasang surut. Pada tahun 60an saat alat tenun bukan mesin
(ATBM) mulai membudaya di Desa Troso sampai tahun 70an, Troso dikenal
sebagai pusat produksi tenun lurik, mori dan sarung ikat. Namun diakhir tahun
70an kondisinya mengalami kelesuan, sehingga banyak pengusaha yang gulung
tikar. Beberapa pengusaha mencari jalan keluar dengan mencoba mengembangkan
lagi dengan mengembangkan jenis tenun dengan kreasi baru., akhirnya diawal
tahun 80an unit-unit usaha tenun di Desa Troso dapat bangkit kembali. Walaupun
demikian jalanya tetap saja tidak mulus, sekitar tahun 1985-1988 kondisi pasar
tenun mengalami kelesuan, sehingga banyak pengusaha tenun yang bangkrut
kembali.
Menghadapi kondisi tersebut dan untuk mengangkat kembali sentra
tenun troso di Jawa Tengah, akhirnya pada tahun 1988 Gubernur Jawa Tengah
mengeluarkan surat keputusan (No: 025/219/1988) yang ditujukan kepada seluruh
jajaran pegawai pemerintah di lingkungan propinsi Jawa Tengah, diwajibkan
mengenakan produk tenun pada hari jumat. Instruktur Gubernur ini sangat
20
menolong para pengusaha tenun troso dan dapat mengangkat lagi sentra-sentra
tenun yang ada di Jawa Tengah (Hendro, 2000:7)
2.2.4 Proses pembuatan tenun troso
Proses Diawali dengan proses penggulungan benang. Agar benang tidak
mudah putus ketika ditenun, benang tersebut harus diikat satu per satu. Setelah
diikat, barulah kain ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM). Proses selanjutnya adalah pencelupan kain ke dalam zat pewarna.
Umumnya, pewarna kain Troso berasal dari zat kimia. Proses pembuatan tenun
troso yaitu:
2.2.3.1 Ngelos atau nyepul
Memindahkan benang dari kelos atau bal (tempat benang semula)
kedalam gulungan kelos.
2.2.3.2 Ngeteng
Memindahkan benang dari kelos atau bal yang langsung diatur
sedemikian rupa kedalam plangkan atau bingkai menjadi bentuk untaian.
2.2.3.3 Gambar
Membuat gambar motif pada plangkan (plangkan adalah bingkai terbuat
dari kayu kira-kira berukuran 1,5 m x 1 m, bingkai ini digunakan untuk
mendesain benang atau kain tenun sehingga proses gambar dan nali dapat
dikerjakan).
21
2.2.3.4 Nali
Menutup bagian tertentu pada plangkan dengan cara mengikat dengan
tali rafia supaya waktu pewarnaan bagian yang terikat tersebut tidak terkena
warna.
2.2.3.5 Nyelup
Memasukkan benang Pakan untuk kain tipisan dan Lungsi untuk kain
blangket (kain tebal) kedalam cairan pewarna. Proses ini dapat berjalan berkali-
kali tergantung jenis warna yang dikehendaki tertera dalam kain (benang Pakan
adalah benang-benang yang terdapat pada suatu kain tenun dimana arah benang
tersebut memanjang kearah lebar kain sebaliknya benang Lusi benang tersebut
memanjang kearah panjang kain )
2.2.3.6 Nyolet atau nyatri
Memberi warna tambahan pada benang sebagai fariasi warna, tahap ini
dilakukan pada prosesing benang Pakan pada kain tipis.
2.2.3.6.1 Nyolet gesekan
Lidi dicelupkan kepigmen atau zat pewarna, kemudian digesekan pada
rangkain benang pada plangkan yang masih terikat.
2.2.3.6.2 Nyolet naptol
Kuas dicelup naptol lalu disapukan pada rangkaian benang pada
plangkan kemudian kuas dicelup pada zat warna dan disapukan kembali pada
tempat.
2.2.3.7 Batil
22
Melepaskan sebagian ikatan tali rafia pada benang yang selesai dijemur,
kemudian bisa dicelup lagi.
2.2.3.8 Bongkar
Mengurai benang setelah dibatil agar benang mudah untuk dipisah-
pisahkan perhelai. Istilah bingkat digunakan pada prosesing benang pakan untuk
kain tipisan.
2.2.3.9 Malet
Tahap akhir penyiapan benang pakan untuk kain tipisan, yaitu memintal
benang pada batangan bobin (paletan). Dalam proses menenun, bobin yang telah
diisi benang dimasukkan dalam sekoci (bobin adalah penggulung (tempat
gulungan) benang Pakan yang nantinya dimasukkan kesekoci dalam proses
pengerjaan selanjutnya).
2.2.3.10 Nyekir
Prosesing benang Lusi untuk kain tipisan maupun blangket, yaitu
memasukkan tiap lembar benang kedalam alat Gun (gun adalah sejumlah untaian
alat (terbuat dari besi semacam sisir yang terpisah-pisah mata sisirnya) untuk
mengatur atau menampung letak benang yang akan ditenun).
2.2.3.11 Ngebom
Istilah ini digunakan pada prosesing benang Lusi baik pada kain tipisan
maupun blangket. Dengan cara memindahkan benang kedalam Bom serta
mengatur susunan motif (untuk kain blangket ) agar saling berhadapan (Bom
adalah alat yang dipakai untuk mengggulung benang tenun dan untuk menggulung
hasil tenunan atau kain tenun).
23
2.2.3.12 Nyucuk
Memasukkan benang pada Gun dan sisir. Proses ini untuk
mempersiapkan benang Lusi pada ATBM (sisir adalah alat untuk menguraikan
benang yang berasal dari bom pertama gulungan benang tenun kemudian setiap
lembar benang masuk dalam gun).
2.2.3.13 Menenun
Menenun adalah proses penenunan benang yang telah siap. Proses ini
secara teknis untuk ATBM adalah sama baik menenun kain blangket maupun kain
tipisan, perbedaan terletak pada operasional dari benang pakan (Eko punto,
2000:303)
2.3 Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Tenun Troso Di
Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara
Jepara merupakan salah satu sentra tenun di Jawa Tengah, keadaan ini
menunjukkan suatu bentuk mekanisme adaptasi masyarakat dalam memobilisasi
sumber daya manusia dan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya.
Proses industrialisasi yang kini sedang berjalan di Indonesia, nampaknya
tidak sepenuhnya mampu mengatasi masalah ketenaga-kerjaan dan belum
sepenuhnya dapat menyediakan lapangan kerja yang layak bagi angkatan bagi
lapisan masyarakat.
Render dan hezer (2001:14) berpendapat bahwa proses pembuatan
barang dan jasa merupakan transportasi sumber daya menjadi barang dan jasa.
Peningkatan merupakan perbandingan naik antara jumlah sumber daya yang
dipakai dengan jumlah barang yang dihasilkan.
24
Sumber daya yang dapat digunakan dalam memproduksi barang atau jasa
disebut faktor-faktor produksi. Miler dan Meiner (1997:80) berpendapat bahwa
faktor-faktor produksi merupakan merupakan kebutuhan bagi produksi suatu
komoditi, komoditi barang atau jasa. Faktor tersebut meliputi bahan baku, tenaga
kerja, mesin, modal, bangunan, pabrik, peralatan dan sebagainya.
Produk yang bermutu dapat diterima oleh konsumen dengan baik produk
tersebut menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan selera konsumen. Hal
ini akan menjamin berkembangnya produktifitas barang atau jasa yang semakin
maju.
Faktor- faktor utama penghambat perkembangan perusahaan adalah
modal, bahan baku, SDM (tenaga kerja), desain, teknologi dan pemasaran (Fandy
Tjiptono,2000:151).
Berdasarkan observasi dilapangan dan pendapat dari Fandy Tjitptono
bahwa penghambat perkembangan suatu perusahaan adalah modal, bahan baku,
tenaga kerja, desain, teknologi dan pemasaran.
Manajemen
Industri tenun salah satu usaha yang bersifat komersil karena mencari
keuntungan yang sebanyak mungkin. Keberhasilan industri tenun troso diperlukan
pengelolaan yang baik dan teratur akan dapat mendukung keberhasilan dan
kelangsungan usaha. Perkembangan industri tenun troso tidak dilihat dari jumlah
industri tenun yang meningkat, namun peningkatan produksi dan pendapatan yang
bertambah.
25
Istilah lain dari pengelolaan adalah menajemen yang dapat diartikan
sebagai proses yang berkenaan dengan pengarahan dan pergerakan satu kelompok
orang untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan dalam melaksanakan
kegiatan mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin melaksanakan berbagai
macam kegiatan dalam mengelola suatu usaha agar dapat berjalan dengan lancar,
efektif dan efisien sehingga tujuan dapat dicapai. Pengaturan dalam managemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengarahan dan
pengawasan.
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian suatu kegiatan, tindakan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. (Manulang, 2001:36). Untuk mencapai
hasil yang maksimal setiap usaha harus didahului suatu perencanaan yang matang
dapat memutuskan perhatian, tindakan serta penggunaan faktor produksi (tenun
troso yang akan dibuat, motif yang akan dipilih, penggunaan tenaga kerja,
pengadaan atau pembelian komponen produksi tenun troso).
Perencanaan dibuat untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang
ingin dicapai tersebut dapat terwujud melalui serangkaian rumusan rencana
kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan
ternyata dapat terrealisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan (Saefullah,
2005:97).
Yang dimaksud dengan perencanaan adalah sejumlah keputusan
menganai keinginan yang berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan
26
yang diinginkan dalam hal ini adalah keuntungan. Dengan adanya perencanaan
dapat mengidentifikasi semua kemudahan dan hambatan dengan memeprhatikan
lingkungan eksternal dan internal.
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses atau sistem ikatan kerjasama
antara orang-orang untuk mencapai tujuan bersama. (Sukamdiyo, 1996:38)
Pimpinan Usaha
27
Struktur organisasi suatu perusahaan (Manulang, 1996:89)
Keterangan :
1. Pemimpin usaha bertanggung jawab penuh atas kelancaran dan kemajuan
usaha, bertugas merencanakan dan melaksanakan rencana sebaik-baiknya serta
bertugas untuk mengorganisir faktor-faktor produksi agar tujuan tercapai dengan
baik.
2. Bagian administrasi dan keuangan, bertugas mencatat semua kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan. Bagian keuangan bertanggung jawab mengenai keluar
masuknya perusahaan.
3. Bagian pemasaran dan promosi, bertugas memasarkan hasil produksi dan
mempromosikan hasil produksi pada masyarakat
4. Bagian SDM, bertugas yang berhubungan dengan tenaga kerja
5. Bagian produksi, bertugas melakukan proses produksi dalam pembuatan tenun
troso.
Pelaksanaan
Pelaksanaan akan dilakukan jika perencanaan sudah benar-benar matang,
sudah dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan tujuan yang dicapai. Kegiatan
Administrasi dan keuangan
Pemasaran dan promosi
SDM Produksi
28
pelaksanaan dalam usaha tenun troso meliputi pengelolaan administrasi keuangan,
pengelolaan pembelian, pengelolaan penjualan dan pengelolaan produksi.
Pengarahan (Directing)
Pengarahan atau bimbingan adalah pemberian pemerintah motivasi
kepada pelaksana agar dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan. Pengarahan yang diberikan oleh pimpinan harus berpedoman pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Mengarah pada tujuan, maksudnya pengarahan pembimbing pada bawahan
untuk mencapai tujuan bersama.
2) Keharmonisan maksudnya pengarahan yang diberikan dengan harapan dapat
menciptakan keselarasan antara kerja karyawan dengan tujuan usaha.
3) Prinsip kesatuan komando, maksudnya dalam memberi pengarahan hanya ada
satu jalur perintah yaitu dari pimpinan sehingga pertentangan dalam pemberian
instruksi dapat dihindari (Swasta, 1998:112).
Pengawasan (controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan untuk
menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu
mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
semula (Manullang, 2001:171).
Pengawasan dalam hal ini adalah mengawasi bagaimana jalanya suatu
perusahaan harus sesuai dengan perencanan yaitu apa yang direncanakan dapat
terrealisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso, antara lain:
29
2.3.1 Modal
Modal merupakan faktor penting pada sebuah perusahaan dalam
memproduksi barang atau jasa. Singgih wibowo (1994:23) berpendapat bahwa
modal dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu modal kerja dan modal
tetap.
2.3.1.1 Modal kerja adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses
produksi, misal pembelian bahan baku, biaya administrasi, biaya tenaga kerja dan
lain-lain.
Bambang Rianto (1993:182) berpendapat bahwa modal dapat diperoleh
dari kekayaan pribadi maupun pinjaman dari pihak lain.
Modal pribadi (modal sendiri) adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu.
Modal pribadi dapat berupa kekayaan pribadi maupun keluarga yang
diinvestasikan untuk pengelolaan perusahaan dalam waktu yang tidak terbatas.
Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari pihak lain yang bersifat
sementara. Modal pinjaman dapat berupa kredit dari bank maupun orang lain
dengan waktu sesuai perjanjian. Jumlah pengembalian pinjaman biasanya lebih
besar dari modal yang pernah dipinjam.
2.3.1.2. Modal tetap adalah modal yang tidak habis digunakan dalam satu kali
proses produksi, misalnya tanah, bangunan, peralatan dan lain-lain. Modal tetap
dapat diperoleh dari kekayaan pribadi, keluarga maupun pinjaman bank.
Kekurangan modal diduga dapat mengakibatkan berhentinya proses produksi
yang akan mengakibatkan kelangkaan produk.
30
2.3.2 Bahan baku
Bahan baku merupakan faktor utama dalam memulai suatu proses
produksi dan merupakan langkah awal untuk menentukan produksi apa yang akan
dihasilkan. Setiap perusahaan yang akan mendirikan suatu usaha, perlu
memperhatikan ada tidaknya bahan baku dan letak atau sumber bahan baku
tersebut. Persediaan yang cukup dapat menjamin berlangsungnya proses produksi.
Kekurangan bahan baku dapat menyebabkan proses produksi berjalan tersendat-
sendat, sehingga menghasilkan jumlah produksi sedikit.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakn faktor
penting dalam suatu kegiatan usaha. Oleh karena itu, bahan baku dalam
pembuatan tenun troso perlu diperhatikan mengenai persediaan, letak sumber
bahan baku dan bahan baku itu sendiri yang meliputi benang, dan zat pewarna.
2.3.2.1 Persediaan bahan baku
Persedian bahan baku tenun perlu diperhatikan mengenai jumlah yang
digunakan untuk setiap kali proses produksi. Persediaan bahan baku yang cukup
dapat menjamin berlangsungnya proses produksi sehingga dapat menjamin
tersedianya produk jadi yang siap dipasarkan.
Dalam pengadaan bahan baku (terutama benang) sebagi modal kerja,
para pengusaha harus membeli ke kota besar, karena masa perkembangan ini tidak
tersedia di daerah jepara dan kudus. Kota Surabaya sebagai tempat yang mampu
menyediakan bahan baku benang sebagai kebutuhan pengrajin tenun troso. (Punto
Hendro, 2000:121)
2.3.2.2 Letak sumber bahan baku
31
Sumber bahan baku menjadi suatu penentu lancar tidaknya proses
produksi. Latak bahan baku yang jauh dari perusahaan dapat menghambat proses
produksi karena memerlukan waktu yang lama untuk pemenuhan bahan baku
tersebut, sedangkan letak bahan baku yamg dekat dapat diperkirakan
memeperlancar proses produksi.
2.3.2.3 Bahan baku utama
Benang merupakan bahan baku utama produk tenun. Benang berasl dari
berbagai macam bahan, serat alami, serat setengah buatan dan serat buatan. Serat
alami terbuat dari tumbuhan dan hewan misalnya serat nanas, pelepah pisang,
kapas, wol dan sutera. Bahan setengah buatan seperti nilon dll. Sedangkan bahan
buatan adalah campuran dari bahan alami dan buatan.
2.3.2.4 Zat pewarna
Zat pewarna merupakan zat yang digunakan untuk mewarnai tenun troso
pada proses pewarnaan. Daryanto (1996:6) berpendapat bahwa zat warna yang
dapat digunakan dalam pewarna tenun troso antara lain:
1. Zat warna naptol
2. Zat warna ropid
3. Zat warna bejana yang terbuat dari zat warna indigo dan indigosol
4. Zat warna reaktif yang terdiri dari procion, remazol, cibacron, levair dan
lain-lain.
Bahan baku mepunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi.
Bahan baku yang melimpah dapat memeperlancar proses produksi dan menjamin
32
persediaan produk di pasaran, sehingga kekurangan bahan baku diduga dapat
menyebabkan kelangkaan produk dipasaran.
2.3.3 Tenaga kerja
Perusahaan memerlukan tenaga kerja trampil demi kelancaran proses
produksinya. Perusahaan tidak akan berjalan tanpa ada tenaga kerja karena hal
tersebut merupakan modal utama dibidang industri, sehingga baik buruknya suatu
produk ada ditangan tenaga kerja.
Tenaga kerja adalah sekelompok orang yang mampu melakukan
pekerjaan dengan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
manghasilkan barang atau untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat, (M.
Tohar 2000:9). Menurut (Murti Sumarni 1998:5) tenaga kerja adalah individu
yang menawarkan ketrampilan dan memproduksi barang dan jasa agar perusahaan
dapat memperoleh keuntungan, dan untuk itu individu tersebut akan memperoleh
keuntungan, dan untuk itu individu tersebut akan memperoleh upah atau gaji
sesuai dengan ketrampilan yang dimilikinya.
Kesediaan tenaga kerja yang melimpah dan murah merupakan
pendukung faktor produksi. Semakin murah tenaga kerja yang tersedia semakin
rendah biaya produksi, persatuan out put yang dihasilkan perusahaan. Bila
kelimpahan tenaga kerja tersebut diimbangi keahlian yang memadai, perusahaan
akan semakin mampu bersaing baik dalam harga maupun kualitas produk yang
dihasilkan (M. Fuad 2006:21).
Produk yang dihasikan tenaga kerja tergantung pada kualitasnya.,
semakin tinggi ketrampilan tenaga kerja yang dimiliki, maka semakin tinggi pula
33
kualitas dan kuantitas produk. Keadaan sebaliknya dapat terjadi bila kebutuhan
tenaga kerja tidak tercukupi, sehingga produk yang dihasilkan menurun. Hal ini
terkait dengan produktivitas kerja yang dimiliki oleh setiap tenaga kerja di
perusahaan. Sukarna (1993:4) berpendapat bahwa produktifitas kerja dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
2.3.3.1 Kemampuan dan ketangkasan
Kemampuan dan ketangkasan pekerja dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas kerja yang dicapai oleh tenaga kerja terkait dengan umur pekerja.
2.3.3.2 Upah
Pemberian upah tenaga kerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
hidup yang layak. Hal ini terkait dengan jumlah upah yang mampu diberikan oleh
perusahaan kepada tenaga kerja.
Ardios (1996:234) berpendapat bahwa produktivitas kerja mengandung
pengertian jumlah yang dapat dihasilkan oleh karyawan dalam jangka waktu
tertentu.
Usaha peningkatan produktivitas kerja perlu didukung oleh usaha
perbaikan dan peningkatan penghasilan. Salah satu upaya adalah memulai sistem
pengupahan yang menjamin pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dan keluarganya
serta memuat sistem intensif yang dapat mendorong produktifitas kerja.
Malayu (2001:124) mengemukakan pendapatan mengenai sistem upah
yang umum diterapkan dalam sebuah perusahaan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sistem waktu dan sistem hasil.
2.3.3.2.1 Sistem waktu
34
Gaji atau upah yang diberikan kepada tenaga kerja ditetapakan
berdasarkan waktu seperti jam, harian, mingguan atau bulanan. Sistem waktu
biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur perunitnya.
2.3.3.2.2 Sistem hasil
Gaji atau upah ditetapkan berdasarkan satuan unit yang dihasilkan seperti
perlembar, perpotong dan sebagainya.
2.3.3.3 Motivasi
Pemberian semangat kerja bagi tenaga kerja akan mendorong mereka
untuk bekerja lebih giat dan konsekuan dalam mencapai tujuan bersama.
2.3.3.4 Disiplin
Pendisiplinan dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang tertib
baik disiplin waktu maupun disiplin terhadap perbuatan dan tingkah laku.
2.3.3.5 Pendidikan dan pengalaman
Pendidikan dan pengalaman kerja yang memadai dapat meningkatkan
ketrampilan teknik pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dapat meningkatkan hasil
produksi. Seorang tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja cukup lama
dapat menyelesaikan pekerjaan lebih trampil dan cepat dibandingkan dengan
tenaga kerja yang baru bekerja pada bidangnya atau baru lulus dari pendidikan.
2.3.3.6 Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang baik, kesehatan dan keselamatn kerja harus
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan penyuluhan dan
35
pembinaan yang baik agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi
dirinya maupun untuk perusahaan.
Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita,
absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini
semua akan menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan yang
bersangkutan (S.P Hasibuan 2007:188)
Kesehatan dan keselamatan kerja harus diutamakan pada setiap tenaga
kerja karena dapat menjamin berlangsungnya proses produksi pada perusahaan.
Kesehatan dan keselamatan pekerja yang terganggu dapat menghambat proses
produksi dan dapat mengakibatkan menurunya hasil produksi.
2.3.3.7 Fasilitas kerja
Fasilitas kerja yang memadai bagi tenaga kerja dapat mendukung
kelancaran kerja dalam perusahaan. Fasilitas kerja yang kurang dapat
mengganggu proses produksi dan dapat mengakibatkan menurunya hasil
produksi.
2.3.4 Desain
Indonesia memiliki berbagai tekstil dengan desain khusus namun perlu
disadari bahwa indonesia merupakan negara perlintasan dengan berbagai suku
bangsa sejak zaman dahulu, dan pernah dijajah oleh beberapa negara sehingga
pengaruh desain dari negara lain dapat dijumpai pada tekstil Indonesia. Desain
tekstil konstruksi yang berasal dari Indonesia antara lain tenun ikat dari daerah
Sumatra Utara(ulos), Jawa (troso dan lurik). Kain songket atau kain tenun dengan
36
anyaman benang emas, perak dan berwarna, dari daerah Sumatra barat, Aceh,
Sumatra Selatan dan bali. Kain sarung palekat dan bugis dari Sulawesi, Sumatra
dan Jawa. Desain permukaan terkenal Indonesia adalah batik dari Jawa, celup ikat
(Jawa: jumputan, Kalimantan : sasirangan). Serta sulaman benang emas dari
Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Selatan
Nama sehelai tenun pada umumnya diambil dari motifnya. Motif
merupakan kebutuhan dari subyek gambar yang menghiasi tenun tersebut. Motif
tenun diulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain dan ada motif berupa
buketan yaitu motif penuh disalah satu bidang dan kosong pada bidang lain.
Kenneth F Bates mengungkapkan bahwa beberapa hal yang membentuk motif
secara fisik adalah unsur spot (berupa goresan, warna dan tekstur), line (garis) dan
mass (berupa gambar) dalam sebuah kesatuan (Didik Riyanto, 1997:15).
2.3.4.1 Motif tenun
Motif tenun bervariasi dengan memadupadankan warna pada bagian
pinggiran kain yang tenunanya lebih kuat dari bagian utama kain, supaya tidak
mudah sobek. Rapat tidaknya suatu kain ditentukan oleh banyaknya jumlah
benang lusi dan pakan (Syamwil, 2002:39).
Kain tenun memiliki variasi anyaman dari yang paling sederhana sampai
yang kompleks yaitu anyaman yang bermotif gambar secara keseluruhan desain
anyaman tersebut didasarkan pada 3 (tiga) anyaman pokok tenun:
2.3.4.1.1 Anyaman polos (Flat Weaven)
Anyaman yang paling sederhana dan paling kuat, dimana lusi dan pakan
bergantian naik turun secara beraturan.
37
2.3.4.1.2 Anyaman kepar (Driil)
Anyaman kepar cenderung membentuk efek garis miring, yang disebut
garis kepar.
2.3.3.1.3 Anyaman satin (Sateen Weaven )
Anyaman peling lemah yang memiliki karakter mengkilat karena
banyaknya loncatan lusi atau pakan. Lebih berkilau bila digunakan benang rayon
atau sutra.
Motif tenun menurut Bambang Untoro kuat yang dikutip oleh Ruskamto
(2002:20) terdiri dari beberapa macam yaitu tenun tradisional, tenun modern dan
tenun kontemporer.
2.3.4.2 Tenun tradisional
Tenun tradisional yaitu tenun yang corak dan gaya motifnya terikat oleh
aturan-aturan tetentu dan tidak mengalami perkembangan atau biasa dikatakan
sudah pakem.
2.3.4.3 Tenun modern
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang seni dan
desain mengundang berbagai perkembangan dalam desain tekstil. Bentuk
ornamen menjadi lebih komplek karena pengerjaan yang rumit dapat diringankan
oleh teknologi yang ada. Motif natural, abstrak, dekoratif, sejajar, komposisi
warna, bentuk serta tekstur mulai dipertimbangkan sebagai unsur-unsur
pembentukan desain.
38
Tenun modern yaitu tenun yang motif dan gayanya seperti tenun
tradisional, tetapi dalam penentuan motif dan ornamenya tidak terikat pada ikatan-
ikatan tertentu.
2.3.4.4 Tenun kontemporer
Tenun kontemporer yaitu tenun yang dibuat seseorang secara spontan
tanpa menggunakan pola, tanpa ikatan atau bebas dan merupakan penuangan ide
yang ada dalam suatu pikiran. Sifatnya tertuju pada seni lukis.
2.3.4.5 Desain tenun
Desain tenun dapat berupa berbagai bentuk seperti kain panjang, kain
Sutra, Sajadah, Bed Cover, Blangket, Sarung, Kain, Mersis (bahan Baju dan Rok),
Place met, Taplak Meja dan produk-produk menarik lainnya.
2.3.5 Teknologi
Teknologi merupakan satu cara pembuatan produk. Teknologi sangat
mempengaruhi hasil produksi, cara pembuatan sederhana atau teknologi manual
dapat menghasilkan produk lebih sedikit. Dibandingkan teknologi mesin dalam
waktu yang sama.
Teknologi yang digunakan dalam pembuatan tenun troso adalah alat
tenun bukan mesin ( ATBM). Alat tenun troso yang masih tradisional yaitu alat
tenun pancal.
2.3.6 Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial, yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
39
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005:10).
Titik tolak pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan manusia.
Kebutuhan merupakan suatu keadaan dimana manusia ketidakpuasan dasar
tertentu untuk bertahan hidup, sedangkan keinginan merupakan kehendak kuat
akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih mendalam.
Kebutuhan dan keinginan manusia dapat dipenuhi melalui pertukaran produk dan
nilai secara timbal balik dengan orang lain. Produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan,
sedangkan nilai merupakan suatu pandangan seseoarang terhadap kegunaan
barang terhadap kegunaan barang pada setiap rupiah yang dikeluarkan.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dimana mereka memperoleh apa yang
dibutuhkan atau diinginkan melalui promosi yang dilakukan oleh penjual untuk
menciptakan pertukaran antara produk dan nilai, sehingga akan terwujud
perpindahan kepemilikan.
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuan, karena mempunyai fungsi yang paling besar berupa
hubungan dengan lingkungan eksternal. Pada umumnya perusahaan tidak
mempunyai kendali terhadap lingkungan eksternal sehingga menyulitkan
pemasaran produknya. Oleh karena itu, pemasaran memerlukan strategi agar
mencapai keberhasilan yang memuaskan.
40
Fandi Tjiptono (2000:6) berpendapat mengenai strategi pemasaran
bahwa: strategi pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian
antar perusahaan dengan lingkungan luar (eksternal) dalam rangka mencari
pemecahan masalah mengenai bisnis pada saat ini maupun dimasa mendatang dan
bagaimana bisnis tersebut dapat dijalankan dengan sukses atas dasar produk,
harga, promosi dan distribusi untuk melayani pasar.
Strategi pemasaran diperlukan disetiap perusahaan demi kemajuan
bisnisnya. Usaha tersebut dijalankan dengan menetapkan produk apa yang akan
dibuat, beberapa harga produk tersebut yang tersedia dibayar konsumen,
bagaimana cara memperkenalkan produk dan cara membujuk konsumen untuk
membelinya serta bagaimana cara memindahkan hak kepemilikan, apakah melalui
saluran distribusi atau langsung ke konsumen akhir. Hal ini daharapkan dapat
menciptakan pelanggan yang loyal terhadap produk perusahaan pada saat ini
maupun dimasa mendatang.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran merupakan
aktivitas pemecahan masalah bisnis mengenai bagaimana cara perusahaan dapat
mencapai tujuan melalui marketing mix atau 4 P yaitu:
2.3.6.1 Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pembeli atau konsumen. Produk yang dimaksud berupa barang, jasa,
ide, tempat, hiburan dan dalam hal ini adalah tenun troso. Produk ini diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
41
Suatu kegiatan produksi memerlukan bahan baku, dalm pengadaan bahan
baku ini perlu dipertimbangkan harga pengangkutan.
2.3.6.2 Price
Harga adalah jumlah yang tersedia dibayar oleh pembeli dan bersedia
diterima oleh penjual (Lewis:1993:5), sedangkan dari sudut pandang pemasaran,
harga adalah satuan moneter atau ukuran lainya (termasuk barang dan jasa) yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengguna suatu barang atau
jasa (Fandy Tjiptono,2000:51)
2.3.6.3 Place
Distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha memeperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.
Distribusi merupakan kegiatan penyaluran produk kepasar. Pelaksana
distribusi merupakan kerjasama dengan berbagai perantara dan saluran distribusi
untuk menawarkan produk kepasar. Bagi perusahaan kecil atau perorangan,
distribusi dapat dilakukan tanpa melalui perantara.
2.3.6.4 Promotion
Pengertian promosi adalah aktivitas menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk dan atau meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan (Tjiptono,2000:219).
Aktivitas penyebaran informasi dapat berupa pemberitahuan mengenai
keberadaan sesuatu produk baru, adanya perubahan harga atau informasi
42
mengenai kelebihan suatu produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasang
iklan baik di televisi, radio, majalah,poster, brosur dan lain-lain.
Aktivitas membujuk konsumen dapat dilakukan untuk mendorong
pembeli untuk belanja, saat ini juga dengan pilihan merek tertentu. Cara yang
dapat dilakukan antara lain memberi diskon, mengadakan pameran, memberi
hadiah kepada pelanggan dan lain-lain.
Urain diatas merupakan hambatan dari pihak pengusaha dalam
mengelola tenun troso yang merupakan salah satu penghambat kenapa tenun troso
tidak dikenal masyarakat umum. Hanya masyarakat saja yang mengenal tenun
troso.
Uraian diatas dapat dijadikan dasar teori dalam meneliti faktor-faktor
penghambat perkembangan tenun troso di desa Troso Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara, sehingga diduga faktr-faktor penyebab penghambat tenun troso
yaitu manajemen yang mencakup semua faktor yaitu modal, bahan baku, tenaga
kerja, desain, teknologi dan pemasaran.
43
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan (Indriyanto dan Supomo, 1999:3). Tujuan
utama dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang ditetapkan
sebelumnya. Dalam menetapkan masalah harus dilakukan secara obyektif,
rasional dan menghindarkan pemikiran yang mengarah coba-coba. Penelitian
merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah, oleh karena itu harus dapat memenuhi
mutu ilmiah suatu penelitian.
3.1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Obyek dari penelitian ini adalah centra industri tenun troso yang
terdapat di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah seluruh aspek penelitian (Arikunto,2002:108). Dalam
kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan
pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi merupakan
kelompok beberapa orang, berbagai peristiwa atau beberapa benda secara
menyeluruh yang akan diinvestigasi oleh peneliti.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh pengusaha tenun troso di Desa
Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara menurut data yang berjumlah 75
pengusaha sumber data bisa dilihat dilampiran 13 halaman 123.
43
44
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto,2002:109). Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai
karakteristik sama.
Apabila jumlah seluruh subyeknya kurang dari 100 diambil semua
sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, jika subyeknya besar dapat
diambil 10%-20% atau 20%-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2002:112).
Dengan demikian dari jumlah populasi kurang lebih 75 pengusaha tenun troso di
Desa Troso diambil semuanya karena populasi kurang dari 100 pengusaha tenun
troso.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titi perhatian
(Suharsimi Arikunto, 2006:116)
Variabel penelitian bermaksud untuk mencapai tujuan penelitian dan dari
masalah yang ada akan dapat ditentukan variabel-variabel yang digunakan untuk
mencari jawaban dari permasalahan yang akan diteliti.
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penghambat
perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupatan
Jepara dengan mencakup sub variabel modal, bahan baku, tenaga kerja, desain,
teknologi dan pemasaran
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi,
dokumentasi, angket dan wawancara.
45
3.4.1 Metode observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengamati aspek-
aspek yang ingin diteliti yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan dilakukan di
perusahaan tenun troso dari proses awal sampai dengan pemasaran (Suharsimi
Arikunto, 2002 : 133).
3.4.2 Metode dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dokumen berguna
memperoleh data mengenai nama, alamat dan jumlah produsen tenun troso.
Metode ini juga digunakan untuk mengambil gambar-gambar tenun troso serta
foto kegiatan tenaga kerja di perusahaan tenun troso.
3.4.3 Metode angket
Fungsi angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara
langsung data-data dari sejumlah responden sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup dan sudah
tersedia jawabanya agar mempermudah responden untuk menjawab. Angket
diperoleh dari pihak pengusaha tenun troso lampiran 3 halaman 87.
3.4.4 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung dilapangan untuk mengamati aspek-aspek
yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002:133).
46
Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara terbuka tanpa
menggunakan pedoman yang dilakukan untuk memperoleh data tambahan dari
pihak pengusaha tenun troso
3.5 Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen dibuat, perlu adanya kisi-kisi instrumen. Hal ini
bertujuan agar instrumen yang dibuat dapat menyeluruh sehingga sesuai dengan
jenis data yang akan dikumpulkan, kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada lampiran
1 halaman73.
Insrtumen yang akan digunakan untuk mengukur variabel harus diuji
cobakan terlebih dahulu terhadap responden pengusaha hal ini bertujuan
mengetahui kesahihan butir dan keadaan instrumen.
Uji coba dilakukan di Jepara untuk pengusaha tenun troso yang
berjumlah 55 soal, yang diuji cobakan pada 15 orang pengusaha analisis hasil uji
coba angket dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 97.
47
Tabel 3.1 Daftar nama peserta uji coba pengusaha tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara
No Nama Usaha Usaha Alamat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Krajan jati
Lestari indah
Tenun ikat gapuro
GE-ER
Citra legowo
UD.Kiki
UD. Nawang sari
Sri kandi ratu
Sumber rejeki
Tenun cempaka putih
Tenun ikat dewi sinta
Tenun troso mekar jaya
UD. Abdul hamid
UD. Tejo arum
UD. Tiara
Tenun ikat
Tenun troso
Tenun troso
Tenun troso
Tenun ikat
Tenun ikat
Tenun troso
Tenun troso
Tenun ikat
Tenun ikat
Tenun ikat
Tenun troso
Tenun troso
Tenun ikat
Tenun ikat
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.03/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.02/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.02/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.02/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.05/03 Pecangaan
Ds. Troso Rt.05/05 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/01 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Ds. Troso Rt.02/06 Pecangaan
Ds. Troso Rt.01/02 Pecangaan
Instrumen yang baik harus mempunyai dua persyaratan penting yaitu:
3.5.1 Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
sesuatu yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2002:145).
48
Untuk mengukur validitas instrumen rumus yang digunakan yaitu
korelasi product moment:
2222 )()()((
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel
∑X = Nilai variabel X
∑Y = Nilai variabel Y (Suharsimi Arikunto, 2002:146)
Hasil perhitungan uji coba validitas angket yang berdomisili di Desa
Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara yang dijadikan sampel berjumlah
15 pengusaha tenun troso diluar responden penelitian, hasil perhitungan validitas
dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 100. Dari 55 item pertanyaan yang peneliti
sebarkan kepada 15 responden terdapat 5 item pertanyaan yang tidak valid yaitu
pada soal nomor 17, 35, 40, 48, dan 51.
Butir soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian, soal yang
digunakan dalam penelitian berjumlah 50 soal.
Butir soal yang dikatakan valid, apabila rxy : lebih besar dari rtabel
(rxy>rtabel).
49
Tabel 3.1 Validitas Instrumen untuk soal nomor 1 No Jenis angket rxy rtabel kriteria
1 Angket untuk pengusaha tenun troso 0.581 0.514 valid
Sumber: Data primer 2011
3.5.2 Reliabilitas instrumen
Reliabilitas merupakan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
baik, sehingga dapat menghasilkan data yang dipercaya kebenaranya (Suharsimi
Arikunto, 2006:178).
Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan rumus Alpha, karena
skornya bukan 1 dan 0, tetapi menggunakan rintangan nilai 1 sampai 4 hasil
perhitungan reabilitas dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 101.
Rumus Alpha :
Keterangan:
r11 = reliabilitas
k = banyak butir pertanyaan dan banyak soal
∑ab2 = jumlah varians butir
at2 = varians total (Suharsimi Arikunto, 2006:180)
Hasil perhitungan data yang dilakukan untuk mengetahui reliabilitas
dengan taraf signifikan dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Reliabilitas instrumen
2
2
11 11k
k
t
br
50
No Jenis angket N r11 rtabel kriteria
1 Angket untuk pengusaha tenun 15 0.973 0.973 Reliabilitas
Sumber : Data primer 2011
Butir soal dikatakan reliabel, apabila r11 lebih besar dari rtabel (r11;>rtabel),
maka jenis angket tersebut dikatakan valid dan reliabel sehingga dapat digunakan
dalam pengambilan data untuk penelitian.
3.5.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan secara diskriptif persentase. Metode ini
digunakan untuk mengelola jawaban yang diberikan responden melalui pemberian
skor dengan nama tertentu. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan atau fenomena (Suharsimi Arikunto 2006:239)
Metode analsis data deskriptif persentase yaitu dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
% = Persentase skor yang diperoleh (%)
n = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah Skor Ideal atau Jumlah Total Nilai Responden
Menurut Ali (2000:184), langkah-langkah untuk menentukan besarnya
rentang skor kriteria tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menetapkan peresentase maksimal yaitu 100%.
2. Menetapkan persentase minimal yaitu 25%.
51
3. Menetapkan rentangan persentase.
Rentangan diperoleh dengan cara mengurangi persentase tertinggi
(100%) dengan persentase terendah (25%) yaitu : 100% - 25% = 75%.
Jumlah skor pada jawaban responden diperoleh dengan memberi skor
pada jawaban yang diberikan responden adalah jawaban yang mempunyai faktor
yang sangat tinggi=4, tinggi=3, sedang=2, rendah=1. Hasil perhitungan tersebut
dikonsultasikan dengan tabel deskriptif persentase dikelompokkan dalam 4
kategori.
Sehingga didapat persentase maksimum = 100 %
Persentase minimum = 25 %
Rentang persentase = 100 % - 25 % = 75 %
Interval persentase = 75 %:4= 18.75%
Tabel 3.4 kategori diskriptif persentase Persentase interval Kriteria
81.25% sampai dengan100% 62.50% sampai dengan 81.24% 43.75% sampai dengan 62.49% 25% sampai dengan 43.75%
Sangat tinggi (ST) Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (R)
Sumber data 2011
52
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Toso Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara yang berjumlah 75 pengusaha tenun troso. Responden yang
dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah semua pengusaha tenun karena
jumlah pengusaha kurang dari 100 orang, yang telah dilakukan di Jepara dengan
judul faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara melibatkan kelompok responden yaitu
pengusaha tenun troso di desa troso kecamatan pecangaan kabupaten jepara
sebanyak 75 orang. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu Faktor-Faktor
Penghambat Perkembangan Tenun Troso Di Desa Troso Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara, yang terdiri dari modal, bahan baku, tenaga kerja, desain,
teknologi dan pemasaran. Jumlah pertanyaan yang diberikaan kepada responden
pengusaha berjumlah 50 soal.
4.2. Deskripsi Data
Deskripsi data hasil penelitian faktor-fakor penghambat perkembangan
tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara adalah
sebagai berikut: modal dari jawaban responden memperoleh skor 840 atau
58.30% masuk dalam kategori sedang dalam menghambat perkembangan tenun
troso, bahan baku dari jawaban responden memperoleh skor 1587 atau 55.10%
masuk dalam kategori sedang dalam menghambat perkembangan tenun troso,
tenaga kerja dari jawaban responden memperoleh skor 2681 atau 58.80% masuk
52
53
dalam kategori sedang dalam menghambat perkembangan tenun troso, desain dari
jawaban responden memperoleh skor 864 atau 60.00% masuk dalam kategori
sedang dalam menghambat perkembangan tenun troso, teknologi dari jawaban
responden memperoleh skor 389 atau 54.00% masuk dalam kategori sedang
dalam menghambat perkembangan tenun troso dan pemasaran dari jawaban
responden memperoleh skor 609 atau 63.40% masuk dalam kategori tinggi dalam
menghambat perkembangan tenun troso. Penjelasan deskripsi data hasil penelitian
faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan
Pecangaan Kabupaten Jepara dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Penelitian faktor-faktor yang mengambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara
No Sub variabel Skor diperoleh % skor kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Modal
Bahan baku
Tenaga kerja
Desain
Teknologi
Pemasaran
840
1587
2681
864
389
609
58.30
55.10
58.80
60.00
54.00
63.40
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Rata-rata persentase 6970 58.10% Sedang
Sumber : Data Olah 2011
54
Gambar 4.1 Grafik Data Hasil Penelitian
Deskripsi data dari 6 sub variabel yaitu modal, bahan baku, tenaga kerja,
teknologi desain dan pemasaran
4.2.1. Modal
Modal sebagai salah satu faktor penghambat tenun troso dibagi menjadi 2
indikator yaitu modal kerja dan modal tetap. Indikator modal kerja memperoleh
skor sebanyak 403 atau 53.33% dan indikator modal tetap memperoleh skor
sebanyak 437 atau 60.7%.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Modal No Indikator Skor diperoleh % Skor Kriteria
1.
2.
Modal kerja
Modal tetap
403
437
56.0
60.7
Sedang
Sedang
Sumber: Data primer penelitian 2011
55
Gambar 4.2 Grafik Modal
4.2.2 Bahan Baku
Bahan baku sebagai penghambat tenun troso dibagi 2 indikator yaitu
persediaan bahan baku dan letak sumber bahan baku. Indikator persediaan bahan
baku memperoleh skor sebanyak 498 atau 51.9%, indikator letak sumber bahan
baku memperoleh skor sebanyak 254 atau 52.9% .
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Bahan Baku No Indikator Skor diperoleh % Skor Kriteria 1. 2.
Persediaan bahan baku Letak sumber bahan baku
498 254
51.9 52.9
Sedang Sedang
Sumber : Data Olah Penelitian 2011
56
Gambar 4.3 Grafik Bahan Baku
4.2.3 Tenaga kerja
Tenaga kerja sebagai faktor penghambat perkembangan tenun troso
dibagi menjadi 7 indikator yaitu kemampuan dan ketangkasan, upah, motivasi,
disiplin, pendidikan dan pengalaman, kesehatan dan keslamatan kerja serta
fasilitas kerja. Indikator kemampuan dan ketangkasan memperoleh skor sebanyak
452 atau 62.80%, indikator upah memperoleh skor sebanyak 775 atau 64.60%,
indikator motivasi memperoleh skor sebanyak 235 atau 49.00%, indikator disiplin
memperoleh skor sebanyak 251 atau 52.30%, indikator pendidikan dan
pengalaman memperoleh skor sebanyak 416 atau 57.80%, kesehatan dan
keselamatan kerja 150 atau 62.50% dan indikator fasilitas kerja memperoleh skor
sebanyak 402 atau 55.80%.
57
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Tenaga Kerja No Indikator Skor
diperoleh % skor kriteria
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kemampuan dan ketangkasan Upah Motivasi Disiplin Pendidikan dan pengalaman Kesehatan dan keselamatan kerja Fasilitas kerja
452 775 235 251 416 150 402
62.8 64.6 49.0 52.3 57.8 62.5 55.8
Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang sedang
Sumber : Data olah Primer Penelitian 2011
Gambar 4.4 Gambar Grafik Tenaga Kerja
4.2.4 Desain
Desain sebagai faktor penghambat perkembangan tenun troso dibagi
menjadi 2 indikator yaitu motif tenun dan jenis benda. Indikator motif tenun
memperoleh skor sebanyak 292 atau 60.8% dan indikator jenis benda memperoleh
skor sebanyak 572 atau 59.6%.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Desain
58
No Indikator Skor diperoleh % Skor Kriteria 1. 2.
Motif tenun Jenis benda
292 572
60.8 59.6
Sedang Sedang
Sumber : Data Olah Primer 2011
Gambar 4.5 Grafik Desain
4.2.5 Teknologi
Teknologi sebagai penghambat perkembangan tenun troso dibagi menjadi 2
indikator yaitu teknologi pembuatan tenun dan pengoprasian alat. Indikator
teknologi pembuatan tenun memperoleh skor sebanyak 268 atau 55.8% dan
indikator pengoperasian alat memperoleh skor sebanyak 121 atau 50.4%.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Teknologi No Indikator Skor
diperoleh % Skor Kriteria
1. 2.
Teknologi pembuatan tenun Pengoperasian alat
268 121
55.8 50.4
Sedang Sedang
Sumber : Data Primer Penelitian 2011
59
Gambar 4.6 Grafik Teknologi
4.2.6 Pemasaran
Pemasaran sebagai faktor penghambat perkembangan tenun troso
pemasaran merupakan sub variabel tertinggi. Pemasaran dibagi menjadi 3
indikator yaitu wilayah pemasaran, distribusi dan promosi penjualan. Indikator
wilayah pemasaran memperoleh skor sebanyak 148 atau 61.7%, indikator
distribusi memperoleh skor sebanyak 135 atau 55.0%, dan indikator promosi
penjualan memperoleh skor sebanyak 329 atau 68.5%.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Sub Variabel pemasaran
No Indikator Skor diperoleh % skor kriteria 1. 2. 3.
Wilayah pemasaran Distribusi Promosi penjualan
148 135 328
61.7 55.0 68.5
Sedang Sedang Tinggi
Sumber : Data primer penelitian 2011
60
Gambar 4.7 Grafik Pemasaran
4.3 Pembahasan
Analisis hasil penelitian faktor-faktor penghambat perkembangan tenun
troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kebupaten Jepara dengan
menggunakan analisis Deskriptif Persentase
4.3.1 Modal
Modal dengan persentase 58.30% sebagai faktor penghambat
perkembangan tenun troso termasuk kategori sedang dalam menghambat
perkembangan tenun troso. Pengusaha tenun troso sebagian besar pengusaha
mengeluarkan modal kerja berupa biaya produksi Rp. 5.000.000,00 per bulan,
sedangkan modal tetap yang digunakan untuk memulai usaha oleh para pengusaha
rata-rata Rp 5.000.000,00 –
Rp 7.000.000,00. membeli peralatan menenun dengan biaya dari kekayaan pribadi
dan keluarga. Para pengusaha banyak yang berpendapat jika modal usaha habis,
para pengusaha akan meminjam modal ke bank.
61
4.3.2 Bahan Baku
Bahan baku dengan persentase 55.10% sebagai faktor penghambat
perkembangan tenun troso termasuk kategori sedang dalam menghambat
perkembangan tenun troso. Letak sumber bahan baku yang jauh dari tempat usaha
yaitu dari Surabaya dan Kudus, sehingga menambah biaya pengangkutan. Para
pengusaha merasakan biaya produksi bertambah mahal. Pengusaha tenun troso
memperoleh bahan baku benang dan zat warna dengan cara membeli di toko
khusus yang jauh dari tempat usaha yaitu di luar kota.
Bahan baku yang dibuat untuk membuat tenun troso pada umumnya adalah
benang. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan pengusaha tenun troso
mencoba membuat tenun dengan menggunakan bahan pembuat benang yang
alami seperti serat nanas, serat pisang dan sebagainya untuk menambah produksi
yang lebih bervariasi.
4.3.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja dengan persentase 58.80% termasuk kategori sedang dalam
menghambat perkembangan tenun troso. Usia tenaga kerja yang dimiliki oleh para
pengusaha rata-rata 25-40 tahun, yang merupakan usia produktif, namun
pengalaman menenun yang mereka miliki umumnya masih kurang hal ini terjadi
karena tidak mendapat pendidikan khusus menenun.
Upah tenaga kerja merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan
tenun troso Jepara. Karena upah yang diterima tenaga kerja rata-rata Rp
400.000,00. Upah jumlah tersebut masih berada dibawah upah minimum regional
(UMR) Jepara sebesar Rp 750.000,00 perbulan berdasarkan keputusan bupati
62
Jepara nomor 561.4/51/2009 (http//google.com//Upah Minimum Regional Jepara
). Hal ini kurang memuaskan bagi tenaga kerja karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan rumah tangga.
Motivasi sebagai faktor penghambat perkembangan tenun troso Jepara. Hal
ini dikarenakan pengusaha tenun troso perlu memperhatikan dan memberikan
motivasi kepada tenaga kerja supaya bersemangat dalam mengerjakan tugas-
tugas. Motivasi ini berupa pujian, uang bahkan kenaikan upah walaupun dalam
jumlah sedikit.
Disiplin termasuk sebagai faktor penghambat perkembangan tenun troso
Jepara. Peraturan bagi tenaga kerja pada perusahaan tidak terlalu ketat dan
memberikan teguran jika ada karyawan yang bermasalah. Tenaga kerja cukup
disiplin dalam bekerja karena sistem kerja termasuk sistem hasil harian.
Pendidikan dan pengalaman kerja sebagai faktor peghambat perkembangan
tenun troso Jepara. Tingkat pendidikan tenaga kerja ynag dimiliki oleh pengusaha
tenun troso jepara sebagian besar SMP tetapi sebagian karyawan ada yang
berpendidikan SD dan SMU.
Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi faktor penghambat perkembangan
tenun troso Jepara. Hal ini terjadi karena tidak ada tunjangan kesehatan bagi
tenaga kerja. Masalah keselamatan kerja dapat mengganggu jalanya proses
produksi, namun intensitas kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan tenun troso
pada umumnya kecil.
Fasilitas merupakan sebagai faktor penghambat perkembangan tenun troso
Jepara, hal ini terjadi karena kurang bisa dan kurang lengkap fasilitas yang
63
tersedia di perusahaan seperti kamar, tempat istirahat dan lain-lain sehingga
fasilitas yang kurang mencukupi dapat menimbulkan suasana kerja kurang
nyaman.
4.3.4 Desain
Desain dengan persentase 60.00% termasuk kategori sedang dalam
menghambat perkembangan tenun troso Jepara. Sebagian pengusaha tenun troso
jepara kurang melakukan pengembangan motif tenun. Hal ini dikarenakan
kurangnya ketrampilan mendesain yang dimiliki oleh pengusaha.
Jenis yang dihasilkan pengusaha tenun troso bermacam-macam. Pengusaha
tenun troso diharapkan dapat mendatangkan tenaga ahli dalam bidang desain,
motif, corak maupun pewarnaan untuk menciptakan motif khusus dari tenun troso
sehingga masyrakat akan mengenal lebih dekat.
4.3.5 Teknologi
Teknologi dengan persentase 54.00% termasuk dalam kategori sedang
dalam menghambat perkembangan tenun troso Jepara. Hal ini dikarenakan
pembuatan tenun troso masih menggunakan teknologi yang sederhana tidak
menggunakan mesin dan masih tradisional yaitu meenggunakan alat tenun bukan
mesin (ATBM).
4.3.6 Pemasaran
Pemasaran dengan persentase 63.40% termasuk kategori tinggi dalam
menghambat perkembangan tenun troso. Hal ini disebabkan karena sistem
pemasaran masih sederhana dan konvensional sehingga jumlah produk belum
banyak dipasaran.
64
Dari hasil penelitian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa faktor
tertinggi penghambat perkembangan tenun troso Jepara yaitu pemasaran, hal ini
ditandai dengan jumlah produk tenun troso belum banyak dipasaran. Konsumen
hanya dapat membeli tenun troso di show room yang terletak tidak jauh dari
proses pembuatan tenun troso yaitu di Desa Troso Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara dan bila membutuhkan dalam jumlah banyak mereka harus
memesanya langsung ke pengusaha tenun troso Jepara.
Faktor terendah penghambat perkembangan tenun troso Jepara adalah
bahan baku. Letak sumber bahan baku yang jauh dari tempat usaha yaitu dari
Surabaya dan Kudus, sehingga menambah biaya pengangkutan. Para pengusaha
merasakan biaya produksi bertambah mahal. Pengusaha tenun troso memperoleh
bahan baku benang dan zat warna dengan cara membeli di toko khusus yang jauh
dari tempat usaha yaitu Surabaya.
65
4.4 Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian yang telah dianalisis dengan menggunakan analisa
deskriptif persentase ini masih kurang sempurna dan masih terdapat kelemaha-
kelemahan antara lain:
4.4.1 Responden yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah seluruh
pengusaha tenun troso tidak menutup kemungkinan untuk meneliti lebih lanjut
faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso dengan responden yang
berbeda.
4.4.2 Faktor-faktor penghambat perkembangan tenun troso terdiri dari sub
variabel modal, bahan baku, tenaga kerja, desain, teknologi dan pemasaran hal ini
tidak menutup kemungkinan untuk mengungkap lebih dalam tentang faktor-faktor
penghambat perkembangan tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara misalnya peran pemerintah, masyarakat dan keluarga.
4.4.3 Kurangnya kerja sama pengusaha dengan peneliti sehingga menyulitkan
dalam pengambilan data
4.4.4 Peneliti tidak membahas perbedaan industri besar dan industri rumahan
semua dijadikan sampel.
66
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, kesimpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
5.1.1 Faktor-faktor penghambat perkembang tenun troso di Desa Troso
Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara yang terdiri dari sub variabel adalah
modal, bahan baku, tenaga kerja, desain teknologi dan pemasaran.
5.1.2 Persentase faktor- faktor penghambat perkembang tenun troso di Desa
Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut Modal
dengan persentase 58.30%, Bahan baku dengan persentase 55.10%, Tenaga kerja
dengan persentase 58.80%, Desain dengan persentase 60.00%, Teknologi dengan
persentase 54.00%, Pemasaran dengan persentase 63.40%.
5.2 Saran
Saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan
adalah sebagai berikut:
5.2.1 Bagi pengusaha
5.2.1.1 Lebih memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dengan kenaikan upah
5.2.1.2 Menambah jenis produk yang diproduksi berupa pakain pesta, pakain
anak-anak, pakain pria, pakaian wanita yang lebih bervariasi dan lenan rumah
tangga agar jumlah produk yang di pasaran bertambah banyak dengan harga yang
sesuai dengan kualitas.
67
67
5.2.1.3 Melakukan promosi dengan cara aktif mengikuti pameran agar lebih
dikenal oleh masyarakat dan memperhatikan kualitas produk.
5.2.1.4 Melakukan pengembangan desain motif tenun troso yang lebih modern
dan bervariasi.
5.2.1.5 Lebih mengembangkan lagi dalam hal pemasaran dengan melakukan
promosi, pameran atau melalui media internet.
5.2.2 Bagi tenaga kerja diharapkan lebih meningkatkan ketrampilan menenun
agar diperolah kualitas dan kuantitas kain tenun troso yang lebih baik
5.2.3 Bagi konsumen cintailah produk dalam negeri agar kelestarian budaya tetap
terjaga
5.2.4 Bagi pemerintah
5.2.4.1 Pemerintah Daerah setempat untuk ikut melestarikan kain tenun troso
melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jepara
5.2.4.2 Pengambilan kebijakan Departemen Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi (Deperindagkop) Jepara mengenai keadaan yang dialami oleh tenun
troso pada masa sekarang.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Cetakan Ke Dua Belas. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Brigham dan Hauston. 2006. Dasar-Dasar Menejemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat
Ernie, Kurniawan.2005. Pengantar Manajemen, Jakarta : Prenade Media
Eko, P.H.2000. Ketika Tenun Mengubah Desa Troso,Semarang : Bendera
Handoko, T. Hani.1999. Manajemen Personalia dan Sumberdaya
Manusia,yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Kolter, Pilip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT indeks kelompok
Gramedia.
Lewis, G.1993.Teknik Menerapkan Harga.Jakarta : Gramedia Pustaka
Malayu, H.S.P. Hasibuan.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Miler,RL, dan Mener.1997.Teori Ekonomi Makro Intermediate.Jakarta:PT Raja
Gafindo persada
Nurrrohmah S,2005.Desain Tekstil.Semarang
Rianti B.1993.Dasar-Dasar Pembelajaran Pemasaran,Yogyakarta: Gajahmada
68
69
Sentono P.S.2002, Filosofi Baru Tentang Menejemen Abad 21 Studi Kasus Dan
Analisis.Jakarta:Bumiaksara
Syamwil R,2002.Pengetahuan Tekstil.Semarang
Stantom, W.J.1996.Prinsip Pemasaran.Yogyakarta:Liberty
Sukarna, 1993.Kepemimpinan Dalam Berorganisasi.Bandung:Mandar Maju
Tjiptono, Fandy 2000. Prespektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer:
Yogjakarta : Andi.
Tjiptono, Fandy.2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy.2002. Manajeman Jasa. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy.2002. Pemasaran Jasa. Jawa Timur: Bayu Media Publising.
Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Poerwadarminta W.J.S.1999.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka
Poerwadarminta W.J.S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka
69
Lampiran
70
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN
Variabel Sub variabel Indikator Sub indikator No. Item Jumlah Faktor-faktor yang menghambat perkembangan tenun troso
1. Modal 2. Bahan baku 3. Tenaga Kerja
a. Modal kerja b. Modal tetap a. Persediaan bahan
baku b. Letak sumber
bahan baku a. Kemampuan dan
ketangkasan
b. Upah c. motivasi
d. disiplin e. pendidikan dan
Asal modal, ketersediaan modal lancar Investasi, ketersediaan modal tetap Asal bahan baku, harga,jumlah Banyaknya ketersediaan bahan, kemudahan mendapatkan bahan Tempat sumber bahan baku Usia tenaga kerja, kemampuan yang dimiliki tenaga kerja, Jumlah tenaga Sistem pemberian upah Pengarahan dalam memberi motivasi, kepuasan pegawai Disiplin dalam pekerjaan, peraturan pekerja Jenjang pendidikan, pengalaman
1,2,3 4,5,6 7,8,9,10 11,12,13 14,15 16,17,18 19,20,21 22,23,24 25 26,27,28 29,30 28,29,30
3
3
9
3
3
4
3
2
3
71
4. Desain 5. Teknologi
6. Pemasaran
pengalaman f. kesehatan dan
keslamatan kerja g. fasilitas kerja a. motif tenun
b. jenis benda
a. teknologi
pembuatan tenun
b. pengoprasian alat a. wilayah
pemasaran b. distribusi
c. promosi
penjualan
Kondisi tubuh,menjaga keslamatan Lingkungan kerja, sanitasi Pengembangan motif lebih modern, asal desain dalam proses produksi Kain, lenan rumah tangga Jumlah alat,modern atau tradisional Waktu yang dibutuhkan, cara kerja Lokasi usaha, wilayah pemasaran, perluasan wilayah Teknik penjualan, Promosi, sarana dan media promosi, biaya promosi,
31,32 33,34,35 36,37,38 39,40,41, 42 43,44 45,46,47 48,49,50 51,52 53,54,55
2
3
2
4
2
3
3
2
3
72
Kisi-Kisi Pengusaha Tenun Troso
Variable Sub variabel Indikator Item soal Skoring No item
Faktor-faktor yang menghambat perkembangan tenun troso
1. Modal
a. Modal kerja b. Modal tetap
1. Dari manakah pertama kali anda memperoleh
modal untuk membeli bahan baku? a. Kekayaan pribadi ditambah pinjam dari
bank b. Pinjaman dari bank c. Kekayaan kerabat atau keluarga d. Pinjaman bank
2. Berapakah modal awal yang anda butuhkan dalam mendirikan usaha? a. Lebih dari 20 juta b. 10-15 juta c. 8-10 juta d. 5-7 juta
3. Bagamanakah pendapat anda tentang modal yang dipinjam dari bank? a. Sangat menguntungkan b. Tidak berpengaruh dalam usaha c. Biasa-biasa saja d. merugikan
4. apa yang anda lakukan jika modal habis a. menjual kekayaan pribadi b. pinjam bank c. bekerja pada bidang lain d. berhenti atau tutup
a=1
b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
1
2
3
4
73
2. Bahan baku
a. Persediaan
bahan baku
5. Darimanakah anda memperoleh peralatan menenun? a. Pinjam dari bank dan kekayaan keluarga b. Kekayaan pribadi dan pinjam dari bank c. Kekayaan pribadi dan keluarga d. Kekayaan pribadi
6. Berapakah biaya produksi setiap bulan? a. Lebih dari 10 juta b. Antara 1-5 juta c. Antara 6-9 juta d. Kurang dari 1 juta
7. Darimanakah anda biasanya memperoleh bahan baku? a. Nitip teman b. Dari luar kota c. Melelui proses pesan kemudian diantar d. Membeli secara langsung
8. Berapa banyak persediaan bahan baku benang? a. Lebih untuk satu bulan b. Cukup untuk satu bulan c. Kurang untuk satu bulan d. Hanya cukup untuk satu pesanan
9. Bagaimanakah harga bahan baku untuk membuat tenun troso? a. Mahal b. Cukup mahal c. Terjangkau d. Sangat terjangkau
10. Apakah ada kesulitan mendapatkan bahan
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3
d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
5
6
7
8
9
10
74
baku? a. Sangat mudah b. Mudah c. Sulit d. Masih langka
11. Bagaimanakah cara anda membayar bahan baku benang?
a. Membeli dengan tunai b. Membeli secara kredit c. Menukar hasil produksi d. Membeli tunai dan kredit
12. Benang apa yang anda gunakan untuk menenun? a. Benang sutera b. Benang khusus tenun c. Benang nilon d. Perpaduan antara benang sutera dan benang
khusus tenun 13. Langkah apa yang anda gunakan saat kesulitan
memperoleh bahan baku benang? a. Membuat dengan serat alami b. Pesan dipabrik benang c. Mencari sampai dapat d. Menggunakan benang seadanya
14. Zat warna apa yang digunakan dalam pewarnaan tenun troso? a. Zat warna alami, zatwarna naptol dan
warna pigmen b. Zat warna alami
a=1
b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1
b=2
11
12
13
14
75
3. Tenaga
kerja
b. Letak sumber
bahan baku
a. Kemampuan
dan ketangkasan
c. Zat warna naptol dan pigmen d. Zat warna alam dan naphtol
15. Bagaimanakah cara memperoleh zat warna? a. Membeli dengan kredit b. Membeli dengan tunai c. Membeli warna primer kemudian
mencampur sendiri warna-warna lain d. Dengan pewarna alami
16. Menurut anda zat warna apa yang tahan lama dalam membuat tenun troso? a. Zat warna alam b. Zat warna naphtol c. Zat warna alam naphtol zat warna naphtol d. Pencampuran berbagai zat warna
17. Bagaimanakah cara memperoleh zat warna? a. Membeli dengan cara kredit b. Membeli dengan cara tunai c. Membeli warna primer kemudian membuat
sendiri warna-warna lain d. Membuat warna sendiri
18. Bagaimanakah dengan harga zat warna? a. Mahal b. Terjangkau c. Murah d. Biasa-saja
19. Berapakah rata-rata usia pekerja pada perusahaan anda? a. 25-40 tahun b. 41 tahun keatas
c=3 d=4
a=1 b=2 c=3
d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2
15
16
17
18
19
76
b. Upah
c. 15-24 d. 10-14 tahun
20. Berapakah jumlah tenaga kerja pada perusahan anda? a. 20 orang b. 30 orang c. 40 orang d. 40 keatas
21. Kemampuan apa yang dimiliki oleh tenaga kerja perusahaan anda? a. Semua pekerjaan mulai dari pola sampai
jadi kain tenun b. Mampu membuat tenun c. Hanya memberi warna d. Menggulung benang
22. Jika ada pesanan banyak dan harus selesai apa yang anda lakukan? a. Bekerja seperti biasa dengan mencari
pekerja baru b. Lembur c. Mencari tenaga kerja baru d. Bekerja seperti biasa
23. Sistem apa yang anda pakai dalam memberikan upah kepada tenaga kerja anda? a. Borongan b. Harian c. Mingguan d. Bulanan
24. Berapakah upah tenaga kerja setiap bulan?
c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
20
21
22
23
24
77
c. Motivasi
d.Disiplin
a. Rp 300.000,00- Rp 500.000,00 b. Rp 200.000,00- Rp 300.000,00 c. Kurang dari Rp 200.000,00 d. Diatas Rp 500.000,00
25. Jenis tunjangan apa yang anda berikan kepada tenaga kerja?
a. Tunjangan hari raya, kesehatan, bonus b. Tunjangan hari raya dan bonus c. Tunjangn hari raya d. Tidak ada
26. Kapan anda memberikan kenaikan upah kepada tenaga kerja? a. 3 tahun sekali b. 2 tahun sekali c. 1 tahun sekali d. Tidak ada kenaikan
27. Bagaimanakah jika ada karyawan yang tidak semangat dalam bekerja? a. Ditegur b. Diberi motivasi c. Ditanya apa masalahnya d. Dibiarkan
28. Berapa rata-rata jam kerja karyawan perhari? a. 8 jam b. 9 jam c. 10 jam d. 11 jam
29. Apa yang dilakukan karyawan pada jam kerja ? a. Bekerja dengan mengejar target
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1
25
26
27
28
29
78
e.Pendidikan dan
pengalaman f. Kesehatan dan keselamatan kerja
b. Bekerja dengan penuh tanggung jawab c. Bekerja semuanya d. Bekerja jika ada pengawasan
30. Berapakah jumlah karyawan yang tidak lulus SMP? a. 1-10 orang b. 1-15 orang c. 1-20 orang d. 20 orang keatas
31. Berapakah jumlah karyawan yang jenjang pendidikan terakhir SMU keatas?
a. 1-10 orang b. 1-15 orang c. 1-20 orang d. 20 orang keatas
32. Darimanakah kemampuan menenun yang dimiliki tenaga kerja? a. Turun temurun dan dilatih perusahaan b. Sekolah formal c. Turun temurun d. Latihan diperusahaan
33. Siapakah yang menanggung biaya pengobatan pekerja yang mengalami kecelakaan ? a. Jamsostek b. Pengusaha dan tenaga kerja c. Pengusaha d. Tenaga kerja
34. Apa yang anda lakukan jika ada tenaga kerja yang sering tidak masuk kerja karena sakit-
b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
30
31
32
33
34
79
g. Fasilitas kerja
sakitan? a. Dibawa kedokter dengan biaya pengusaha b. Dicarikan pengganti c. Dibiarkan d. Dikeluarkan
35. Dalam situasi seperti apa anda memberikan pujian kepada tenaga kerja? a. Giat bekerja dan disiplin b. Giat bekerja c. Disiplin d. Tidak ada pujian
36. Fasilitas kerja apa sajakah yang digunakan oleh tenaga kerja? a. Telepon, televisi, radio b. Televisi dan radio c. Televisi d. Radio
37. Ruangan apa saja yangg disediakan untuk tenaga kerja? a. Kamar kecil, ruang ibadah, ruang makan b. Tempat ibadah dan kamar kecil c. Kamar kecil d. Ruang ibadah dan kamar kecil
38. Bagamanakah pendapat anda dengan adanya radio yang menyala pada saat jam kerja ?
a. Menambah semangat kerja b. Kerja lebih santai tidak tegang c. Tidak berpengaruh d. Mengganggu
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
35
36
37
38
80
4. Desain
a. Motif tenun b. Jenis benda
39. Jenis motif apa yang anda produksi pada tenun troso? a. Motif modern yang sesuai trend b. Motif tradisional dan modern sesui ternd c. Motif kombinasi d. Motif yang sesui dengan pesanan
40. Motif tenun apa yang sering dicari oleh konsumen? a. Motif dibuat sesuai dengan motif daerah b. Motif dibuat dengan trend c. Motif yang umum dipasaran d. Sesuai dengan keinginan konsumen
41. Berasal dari manakah desain yang dipakai dalam proses produksi? a. Desain sendiri b. Desain yang laku dipasaran c. Desain dari pemesan d. Turun temurun
42. Variasi produk hanya sampai kain tenun saja atau produksinya dibuat apa? a. Kain saja b. Lenan rumah tangga c. Bermacam-macam baju, lenan rumah
tangga, sarung dan lain-lain d. Sarung saja
43. Desain tenun troso dapat dijumpai dalam bentuk apa? a. Pakaian, kain dan lenan rumah tangga b. Pakaian
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2
39
40
41
42
43
81
5. Teknologi
a. Teknologi
pembuatan tenun
c. Lenan rumah tangga d. Kain panjang
44. Jenis benda apa yang sering dibeli konsumen a. Potongan kain b. Kain panjang c. Lenan rumah tangga d. Potongan kain dan lenan rumah tangga
45. Menurut anda apakah harga selembar kain tenun troso mahal? a. Tergantung dengan kualitas b. Mahal kalau bagus c. Biasa saja d. Murah
46. Berapak jumlah alat tenun yang peroperasi? a. 10 alat b. 20 alat c. 30 alat d. Lebih dari 30 alat
47. Alat apa yang terdapat diperusahaan anda? a. Alat modern b. Alat modern dan tradisional c. Alat tradisional d. Semua menggunkan tradisional
48. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuat kain tenun ? a. 1 jam perlembar kian b. 2 jam per lembar kain c. 3 jam perlembar kain d. Diatas 3 jam
c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
44
45
46
47
48
82
6. Pemasaran
b. Pengoperasian alat
a. Wilayah
pemasaran
b. Distribusi
49. Bagaimanakah cara kerja alat tenun? a. Modern b. Tradisional c. Campuran tradisional dan modern d. Masih alami
50. Tenun troso dapat dibeli dimana? a. Pasar tradisional b. Toko kain c. Toko khusus tenun d. Hanya dipusat pembuatan
51. Bagaimana perkembangan usaha tenun anda dengan mengikuti pameran? a. Banyak pesanan dan semakin terkenal b. Banyak keuntungan dari penjualan selama
pameran c. Biasa-biasa saja d. Tidak berpengaruh
52. Bagaimana jika ada pembeli tenun dalam jumlah banyak? a. Membeli dipasar tradisional b. Membeli ditoko kain c. Membeli ditoko khusus tanun d. Langsung kepusat pembuatan
53. Apakah tenun troso pernah diikutsertakan dalam pameran? a. Lebih dari 3 kali b. 2 kali c. 1 kali d. Tidak pernah
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
49
50
51
52
53
83
c. Promosi
penjualan
54. Bagaimanakah anda mempromosikan produk anda? a. Mengikuti pameran b. Malalui agen,pengecar c. Membuat katalog tenun, omlaine, internet d. Lewat internet, onlaine
55. Bagaimanakah menyalurkan produk anda kekonsumen? a. Langsung kekonsumen b. Melalui agen dan pengecer c. Pasar-pasar, toko pakaian, toko kain d. Pasar modern, Mall
a=1 b=2 c=3 d=4
a=1 b=2 c=3 d=4
54
55
84
84
Identitas Responden :
Tanggal Pengisian :
Nama Responden :
Alamat :
Lama Usaha :
Berilah tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban di lembar jawaban!
1. Dari manakah anda pertama kali mendapatkan modal membeli bahan baku?
a. Kekayaan pribadi ditambah pinjam dari bank
b. Pinjam dari bank
c. Kekayaan kerabat atau keluarga
d. Kekayaan pribadi
2. Berapakah modal awal yang anda butuhkan dalam mendirikan usaha?
a. Lebih dari 20 juta
b. 10 - 15 juta
c. 8 – 10 juta
d. 5- 7 juta
3. Bagaimanakah pendapat anda tentang modal yang diipinjam dari bank?
a. Sangat menguntungkan
b. Tidak berpengaruh dalam usaha
c. Biasa-biasa saja
d. merugikan
4. Apa yang anda lakukan jika modal anda habis?
a. Menjual kekayaan pribadi
b. Pinjam ke bank
c. Bekerja pada bidang lain
d. Berhenti atau tutup
5. Darimanakah anda memperoleh modal untuk membeli peralatan menenun?
85
a. Pinjaman dari bank dan kekkayaan keluarga
b. Kekayaan pribadi dan pinjaman dari bank
c. Kekayaan pribadi dan keluarga
d. Kekayaan pribadi
6. Berapakah biaya produksi setiap bulan?
a. Lebih dari 10 juta
b. Antara 1-5 juta
c. Antara 6-9 juta
d. Kurang dari 1 juta
7. Darimanakah biasanya anda memperoleh bahan baku?
a. Nitip teman
b. Dari luar kota
c. Melalui proses pesan kemudian diantar
d. Membeli secara langsung
8. Berapa banyak jumlah persediaan bahan baku benang?
a. Lebih untuk satu bulan
b. Cukup untuk satu bulan
c. Kurang untuk satu bulan
d. Hanya cukup untuk satu pesanan
9. Bagaimanakah dengan harga bahan baku untuk membuat tenun troso?
a. Mahal
b. Cukup mahal
c. Terjangkau
d. Sangat terjangkau
10. Apakah ada kesulitan mendapatkan bahan baku?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Langka
86
11. Bagaimanakah cara anda membayar bahan baku benang?
a. Membeli dengan tunai
b. Membeli secara kredit
c. Menukar hasil produksi
d. Membeli tunai dan kredit
12. Benang apa yang anda gunakan untuk menenun?
a. Benang sutera
b. Benang khusus tenun
c. Benang nilon
d. Perpaduan antara benang sutera dan benang khusus tenun
13. Langkah apa yang anda gunakan saat kesulitan memperoleh bahan baku benang?
a. Membuat dengan serat alami
b. Pesan dipabrik benang
c. Mencari sampai dapat
d. Menggunakan benang seadanya
14. Zat warna apa yang digunakan dalam pewarnaan tenun troso?
a. Zat warna alami, zatwarna naptol dan warna pigmen
b. Zat warna alami
c. Zat warna naptol dan pigmen
d. Zat warna alam dan naphtol
15. Bagaimanakah cara memperoleh zat warna?
a. Membeli dengan kredit
b. Membeli dengan tunai
c. Membeli warna primer kemudian mencampur sendiri warna-warna lain
d. Dengan pewarna alami
16. Menurut anda zat warna apa yang tahan lama dalam membuat tenun troso?
a. Zat warna alam
b. Zat warna naphtol
c. Zat warna alam naphtol zat warna naphtol
87
d. Semua zat warna
17. Bagaimanakah dengan harga zat warna?
a. Mahal
b. Terjangkau
c. Murah
d. Biasa-saja
18. Berapakah rata-rata usia pekerja pada perusahaan anda?
a. 25-40 tahun
b. 41 tahun keatas
c. 15-24
d. 10-14 tahun
19. Berapakah jumlah tenaga kerja pada perusahan anda?
a. 20 orang
b. 30 orang
c. 40 orang
d. 40 keatas
20. Kemampuan apa yang dimiliki oleh tenaga kerja perusahaan anda?
a. Semua pekerjaan mulai dari pola sampai jadi kain tenun
b. Mampu membuat tenun
c. Hanya memberi warna
d. Menggulung benang
21. Jika ada pesanan banyak dan harus selesai apa yang anda lakukan?
a. Bekerja seperti biasa dengan mencari pekerja baru
b. Lembur
c. Mencari tenaga kerja baru
d. Bekerja seperti biasa
22. Sistem apa yang anda pakai dalam memberikan upah kepada tenaga kerja anda?
a. Borongan
b. Harian
88
c. Mingguan
d. Bulanan
23. Berapakah upah tenaga kerja setiap bulan?
a. Rp 300.000,00- Rp 500.000,00
b. Rp 200.000,00- Rp 300.000,00
c. Kurang dari Rp 200.000,00
d. Diatas Rp 500.000,00
24. Jenis tunjangan apa yang anda berikan kepada tenaga kerja?
a. Tunjangan hari raya, kesehatan, bonus
b. Tunjangan hari raya dan bonus
c. Tunjangn hari raya
d. Tidak ada
25. Kapan anda memberikan kenaikan upah kepada tenaga kerja?
a. 3 tahun sekali
b. 2 tahun sekali
c. 1 tahun sekali
d. Tidak ada kenaikan
26. Bagaimanakah jika ada karyawan yang tidak semangat dalam bekerja?
a. Ditegur
b. Diberi motivasi
c. Ditanya apa masalahnya
d. Dibiarkan
27. Berapa rata-rata jam kerja karyawan perhari?
a. 8 jam
b. 9 jam
c. 10 jam
d. 11 jam
28. Apa yang dilakukan karyawan pada jam kerja ?
a. Bekerja dengan mengejar target
89
b. Bekerja dengan penuh tanggung jawab
c. Bekerja semuanya
d. Bekerja jika ada pengawasan
29. Berapakah jumlah karyawan yang tidak lulus SMP?
a. 1-10 orang
b. 1-15 orang
c. 1-20 orang
d. 20 orang keatas
30. Berapakah jumlah karyawan yang jenjang pendidikan terakhir SMU keatas?
a. 1-10 orang
b. 1-15 orang
c. 1-20 orang
d. 20 orang keatas
31. Darimanakah kemampuan menenun yang dimiliki tenaga kerja?
a. Turun temurun dan dilatih perusahaan
b. Sekolah formal
c. Turun temurun
d. Latihan diperusahaan
32. Siapakah yang menanggung biaya pengobatan pekerja yang mengalami
kecelakaan ?
a. Jamsostek
b. Pengusaha dan tenaga kerja
c. Pengusaha
d. Tenaga kerja
33. Apa yang anda lakukan jika ada tenaga kerja yang sering tidak masuk kerja karen
a sakit-sakitan?
a. Dibawa kedokter dengan biaya pengusaha
b. Dicarikan pengganti
c. Dibiarkan
90
d. Dikeluarkan
34. Fasilitas kerja apa sajakah yang digunakan oleh tenaga kerja?
a. Telepon, televisi, radio
b. Televisi dan radio
c. Televisi
d. Radio
35. Ruangan apa saja yangg disediakan untuk tenaga kerja?
a. Kamar kecil, ruang ibadah, ruang makan
b. Tempat ibadah dan kamar kecil
c. Kamar kecil
d. Ruang ibadah dan kamar kecil
36. Bagamanakah pendapat anda dengan adanya radio yang menyala pada saat jam
kerja ?
a. Menambah semangat kerja
b. Kerja lebih santai tidak tegang
c. Tidak berpengaruh
d. Mengganggu
37. Jenis motif apa yang anda produksi pada tenun troso
a. Motif modern yang sesuai trend
b. Motif tradisional dan modern sesui ternd
c. Motif kombinasi
d. Motif yang sesui dengan pesanan
38. Motif tenun apa yang sering dicari oleh konsumen?
a. Motif dibuat sesuai dengan motif daerah
b. Motif dibuat dengan trend
c. Motif yang umum dipasaran
d. Sesuai dengan keinginan konsumen
39. Berasal dari manakah desain yang dipakai dalam proses produksi?
a. Desain sendiri
91
b. Desain yang laku dipasaran
c. Desain dari pemesan
d. Turun temurun
40. Desain tenun troso dapat dijumpai dalam bentuk apa?
a. Pakaian, kain dan lenan rumah tangga
b. Pakaian
c. Lenan rumah tangga
d. Kain panjang
41. Jenis benda apa yang sering dibeli konsumen
a. Potongan kain
b. Kain panjang
c. Lenan rumah tangga
d. Potongan kain dan lenan rumah tangga
42. Menurut anda apakah harga selembar kain tenun troso mahal?
a. Tergantung dengan kualitas
b. Mahal kalau bagus
c. Biasa saja
d. Murah
43. Berapak jumlah alat tenun yang peroperasi?
a. 10 alat
b. 20 alat
c. 30 alat
d. Lebih dari 30 alat
44. Alat apa yang terdapat diperusahaan anda?
a. Alat modern
b. Alat modern dan tradisional
c. Alat tradisional
d. Semua menggunkan tradisional
45. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuat kain tenun ?
92
a. 1 jam perlembar kian
b. 2 jam per lembar kain
c. 3 jam perlembar kain
d. Diatas 3 jam
46. Bagaimanakah cara kerja alat tenun?
a. Modern
b. Tradisional
c. Campuran tradisional dan modern
d. Masih alami
47. Tenun troso dapat dibeli dimana?
a. Pasar tradisional
b. Toko kain
c. Toko khusus tenun
d. Hanya dipusat pembuatan
48. Bagaimana jika ada pembeli tenun dalam jumlah banyak?
a. Membeli dipasar tradisional
b. Membeli ditoko kain
c. Membeli ditoko khusus tanun
d. Langsung kepusat pembuatan
49. Apakah tenun troso pernah diikutsertakan dalam pameran?
a. Lebih dari 3 kali
b. 2 kali
c. 1 kali
d. Tidak pernah
50. Bagaimanakah anda mempromosikan produk anda?
a. Mengikuti pameran
b. Malalui agen,pengecar
c. Membuat katalog tenun, omlaine, internet
d. Lewat internet, onlaine
93
51. Bagaimanakah menyalurkanproduk anda kekonsumen?
a. Langsung kekonsumen
b. Melalui agen dan pengecer
c. Pasar-pasar, toko pakaian, toko kain
d. Pasar modern, Mall
Rumus :
KriteriaButir angket Valid jika rxy > rtabel
Perhitungan :berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.
No.12345678910117131415S
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
x x=
x - 2 x - 2
=
Pada a = 5% dengan N= 15 diperoleh rtabel = 0,514karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.
4
24
24649 314
X2124
7388
181166144
49
41
416
424
150150
157
163179
23
Y X2
2159
144128
40
22
2
131
20736
4
1616
165140
416164
XY
77443276127556
5329 14688
362664
Y2
4 256
207361716127225196002250022500
262
4
2159
716652300450
6014
288
4015
rxy 0.580744
280660
2656932041
32349112216384
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN
rxy
12215 40
576
323491
6014
15
2159
2222xyr
Rumus :
KriteriaApabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabelPerhitungan1. Varians total.
=
2. Varians Butir
= ==
=
3. Koefisien reliabilitas
55 - 1
=
Pada a = 5% dengan N = 15 diperoleh r tabel = 0.514Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
= 1.095sb12
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN
215916
323491=
16st2
Ssb2
15
909.924
122 4015
15
=
sb22
1 -49.01
909.924
0.781
0.88615
=
13042
sb552 =
1515
140 44
Ssb2 49.01
0.973
r11 =55
r11
2
2
2
2
2
2
11 11k
k
t
br
22
2t
.
.
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 R-01 4 1 1 3 1 4 1 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 42 R-02 1 2 4 4 4 4 1 2 2 2 1 3 2 1 2 4 2 23 R-03 4 1 2 4 1 4 2 2 2 1 2 3 2 1 2 4 3 24 R-04 3 2 1 3 2 3 3 1 2 2 1 2 2 4 2 2 3 45 R-05 4 2 1 2 3 2 4 1 3 3 2 3 2 4 1 2 2 46 R-06 2 2 1 3 4 2 4 1 2 2 1 2 2 3 4 1 1 37 R-07 4 1 1 3 1 2 4 2 1 2 2 3 2 2 3 4 2 28 R-08 3 1 4 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 4 4 29 R-09 2 2 4 2 2 4 2 2 1 2 2 3 2 3 2 4 2 2
10 R-10 4 1 3 2 4 4 1 2 1 3 1 1 2 2 2 4 1 211 R-11 4 2 2 2 3 4 1 2 4 2 1 4 2 2 2 1 2 312 R-12 2 1 4 2 4 1 1 3 2 2 1 3 2 3 2 4 2 213 R-13 2 2 4 1 1 4 2 2 2 1 1 3 2 4 4 2 3 214 R-14 1 1 4 1 3 4 2 2 1 1 3 3 2 4 1 4 4 115 R-15 1 1 1 1 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 416 R-16 1 2 1 4 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 2 1 417 R-17 4 2 4 4 1 2 4 1 4 3 2 2 2 2 3 4 2 418 R-18 4 2 1 3 3 3 4 1 3 3 1 1 3 1 2 4 2 419 R-19 4 2 4 2 4 4 4 1 3 2 1 3 2 1 3 1 2 320 R-20 3 2 1 4 4 4 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 221 R-21 2 2 4 4 4 4 3 2 1 3 1 3 3 3 2 1 1 222 R-22 3 2 1 4 4 1 3 2 1 4 4 3 2 2 2 2 4 223 R-23 2 1 4 4 1 1 3 2 2 3 2 3 2 4 2 4 3 124 R-24 3 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 225 R-25 4 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 2 326 R-26 3 2 1 1 3 1 3 3 4 2 2 2 2 3 1 2 2 227 R-27 4 1 1 2 2 2 4 2 3 2 3 2 2 4 1 2 1 328 R-28 3 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 3 1 1 2 329 R-29 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 330 R-30 2 1 4 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 2 4
I-2.2I-2.1NoKode Res.
Modal I-1.1 I-1.2
Rekapitulasi Faktor-Faktor yang Menghambat Perkembangan Tenun Troso Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara
Bahan BakuI-2.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18I-2.2I-2.1No
Kode Res.
Modal I-1.1 I-1.2
Bahan BakuI-2.3
31 R-31 3 1 3 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 1 432 R-32 3 1 4 2 2 2 2 1 1 3 1 3 3 3 4 4 1 433 R-33 4 2 3 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 3 4 1 134 R-34 4 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 4 2 3 1 135 R-35 3 1 1 1 4 3 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 4 136 R-36 2 2 1 1 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 1 4 237 R-37 2 1 4 1 4 2 4 1 2 2 1 2 2 2 1 3 4 238 R-38 2 2 3 3 3 2 4 1 1 1 2 3 2 3 3 2 3 139 R-39 1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 240 R-40 1 2 4 3 3 4 3 2 4 3 1 3 2 3 2 2 2 141 R-41 1 1 4 2 2 2 3 1 2 1 1 3 2 2 2 1 2 242 R-42 4 2 4 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 4 2 1 3 143 R-43 4 1 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 2 1 3 244 R-44 3 2 2 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 4 245 R-45 4 2 2 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 246 R-46 3 2 3 2 2 4 1 1 2 2 3 3 2 2 3 4 3 347 R-47 1 2 2 3 1 4 1 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 348 R-48 4 2 1 3 2 3 1 2 4 2 2 3 2 1 2 3 1 249 R-49 1 2 2 3 2 3 1 2 3 1 1 3 2 1 2 2 2 250 R-50 4 1 2 2 2 3 1 2 2 1 1 4 3 2 2 2 3 351 R-51 4 1 2 2 3 2 4 3 2 1 3 3 2 2 1 4 2 352 R-52 2 1 3 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 253 R-53 3 1 4 2 4 2 4 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 354 R-54 4 1 4 1 3 2 3 2 1 2 2 2 2 4 4 4 3 255 R-55 1 1 4 1 2 2 2 2 2 1 4 3 2 4 1 4 3 256 R-56 1 1 4 1 2 4 2 3 1 1 2 3 2 2 3 2 3 257 R-57 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 158 R-58 4 2 1 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 159 R-59 4 2 1 1 1 2 4 1 4 1 1 1 2 2 2 1 2 160 R-60 3 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 4 2 1 2 1 1 4
1 R-012 R-023 R-034 R-045 R-056 R-067 R-078 R-089 R-09
10 R-1011 R-1112 R-1213 R-1314 R-1415 R-1516 R-1617 R-1718 R-1819 R-1920 R-2021 R-2122 R-2223 R-2324 R-2425 R-2526 R-2627 R-2728 R-2829 R-2930 R-30
NoKode Res.
I-3.619 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 372 2 2 3 1 4 3 3 3 2 2 3 3 4 1 4 2 3 34 4 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 2 1 1 3 1 23 3 4 4 4 2 1 4 1 3 1 2 1 2 2 3 4 4 42 3 2 4 4 4 2 4 3 2 1 3 2 1 2 4 2 1 23 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 43 3 1 2 4 4 1 4 2 4 2 3 2 2 4 1 4 2 34 2 2 3 4 3 3 3 1 2 1 1 2 2 4 1 3 2 34 4 4 4 4 3 2 2 2 1 1 1 3 2 2 1 3 2 14 2 4 3 4 1 2 3 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 13 1 3 4 4 4 4 3 1 2 3 3 3 4 1 4 3 2 22 2 2 3 4 2 3 1 3 1 2 3 2 4 1 2 2 3 42 3 3 4 3 3 2 1 2 3 1 3 3 1 2 3 2 4 43 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 3 1 4 22 3 3 1 2 1 3 1 2 2 2 2 4 2 2 4 1 3 24 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 4 3 1 2 3 2 3 23 3 2 4 3 4 3 2 3 2 1 3 4 2 1 2 3 2 43 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4 2 1 4 1 3 2 1 23 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 2 41 4 4 4 4 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 23 3 3 3 1 4 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 24 2 2 3 2 3 1 3 1 1 2 3 1 1 1 2 1 3 22 2 1 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 43 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 1 34 3 3 3 4 3 1 1 3 1 1 3 2 4 4 3 1 2 22 2 4 4 4 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 13 3 3 3 4 2 3 1 3 2 1 2 3 2 2 2 3 1 13 1 2 3 4 2 4 2 2 1 2 1 4 2 1 3 2 1 22 1 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 4 1 1 2 2 1 32 1 2 4 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 4 1 2 32 1 2 3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 4 1 2 2
I-3.4 I-3.5 I-3.7Tenaga Kerja
I-3.1 I-3.2 I-3.3
NoKode Res.
31 R-3132 R-3233 R-3334 R-3435 R-3536 R-3637 R-3738 R-3839 R-3940 R-4041 R-4142 R-4243 R-4344 R-4445 R-4546 R-4647 R-4748 R-4849 R-4950 R-5051 R-5152 R-5253 R-5354 R-5455 R-5556 R-5657 R-5758 R-5859 R-5960 R-60
I-3.619 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
I-3.4 I-3.5 I-3.7Tenaga Kerja
I-3.1 I-3.2 I-3.3
1 3 3 4 3 2 2 2 1 4 2 3 3 1 4 3 3 2 42 3 4 3 3 1 1 1 2 2 1 2 4 1 4 2 4 1 44 3 3 3 2 2 1 1 2 3 1 2 4 2 4 2 3 1 23 4 2 4 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 3 2 22 2 2 3 1 4 3 2 2 1 2 4 2 4 1 1 3 2 41 2 3 4 1 3 3 3 1 2 1 3 2 4 1 2 2 1 22 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 4 3 1 23 2 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 4 2 2 44 3 4 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 2 4 3 1 2 42 2 4 3 2 4 1 2 2 2 1 2 2 2 4 2 1 1 22 1 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 1 2 23 2 2 3 4 4 1 3 1 1 3 2 4 4 2 1 2 3 23 4 3 3 5 3 2 4 1 2 3 3 3 4 2 1 2 2 43 3 1 4 3 2 1 4 2 1 2 2 3 2 1 2 1 4 23 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 3 22 3 4 4 1 3 4 2 3 1 1 2 2 2 1 2 1 2 42 2 3 1 3 2 4 2 2 2 1 3 3 1 1 2 3 1 24 3 2 2 2 3 3 3 2 1 4 2 1 1 2 4 2 2 24 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 1 2 1 4 2 3 12 3 3 3 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 2 32 2 2 2 4 4 2 3 2 3 1 3 1 1 1 2 2 2 21 2 1 2 3 4 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 31 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 3 2 1 4 1 3 1 22 1 2 3 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 21 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 3 1 2 1 1 2 22 3 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 22 3 3 3 1 3 1 1 1 3 2 2 4 4 2 4 1 2 22 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 4 2 1 11 2 2 2 1 2 3 3 3 1 2 2 3 1 2 3 3 1 21 2 1 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 4 2 3 1 1
1 R-012 R-023 R-034 R-045 R-056 R-067 R-078 R-089 R-09
10 R-1011 R-1112 R-1213 R-1314 R-1415 R-1516 R-1617 R-1718 R-1819 R-1920 R-2021 R-2122 R-2223 R-2324 R-2425 R-2526 R-2627 R-2728 R-2829 R-2930 R-30
NoKode Res.
I-5.2 I-6.1 I-6.238 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 502 2 2 3 1 2 2 3 1 1 4 4 41 4 4 3 2 2 2 2 3 4 3 4 33 4 4 2 3 1 1 1 3 3 4 3 43 4 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 32 2 3 4 1 4 2 3 2 1 2 3 42 2 2 3 2 4 3 2 3 2 2 1 13 2 2 2 3 2 2 1 1 3 3 2 43 3 3 2 3 2 1 2 1 2 4 3 32 4 4 1 3 1 3 3 1 2 4 2 12 2 4 4 2 2 4 2 2 2 3 1 31 2 3 4 2 3 4 1 2 4 3 2 32 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 33 3 1 3 2 2 2 3 1 2 2 3 12 2 3 2 1 3 1 2 1 2 1 2 21 2 4 1 2 3 2 2 2 1 1 4 42 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 32 4 1 2 1 2 2 1 2 3 2 3 33 4 1 2 2 2 3 3 1 3 1 2 32 4 2 1 3 3 3 2 2 2 1 2 42 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 1 42 2 3 1 1 1 1 3 4 2 2 2 43 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 12 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 4 11 4 2 3 2 2 2 3 1 3 3 3 42 4 2 3 1 2 2 2 3 1 3 3 32 2 1 4 2 2 3 3 2 4 3 2 31 2 1 4 1 1 2 2 1 2 2 3 42 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 3 32 3 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 11 4 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 4
PemasaranI-6.3I-4.1 I-4.2
DesainI-5.1
Teknologi
NoKode Res.
31 R-3132 R-3233 R-3334 R-3435 R-3536 R-3637 R-3738 R-3839 R-3940 R-4041 R-4142 R-4243 R-4344 R-4445 R-4546 R-4647 R-4748 R-4849 R-4950 R-5051 R-5152 R-5253 R-5354 R-5455 R-5556 R-5657 R-5758 R-5859 R-5960 R-60
I-5.2 I-6.1 I-6.238 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
PemasaranI-6.3I-4.1 I-4.2
DesainI-5.1
Teknologi
1 4 4 3 1 2 2 4 3 2 2 1 41 3 3 4 2 2 4 3 3 1 3 2 42 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 32 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 33 4 3 3 2 4 2 2 2 1 2 3 42 4 3 4 1 4 2 1 1 2 3 4 32 2 2 3 2 4 1 1 1 3 2 4 12 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 41 2 2 3 1 2 2 2 3 4 1 3 42 2 3 4 2 2 2 1 3 3 1 2 42 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 32 4 4 2 2 3 3 2 1 3 2 2 31 3 3 2 3 1 2 4 1 4 2 3 32 2 2 2 2 1 4 3 2 2 1 4 11 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 32 2 4 1 2 2 2 2 2 3 1 2 31 2 3 4 2 2 2 1 2 3 2 2 42 4 2 4 2 1 3 2 1 2 1 1 42 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 32 4 4 1 2 1 2 1 3 4 4 3 32 4 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 31 4 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 42 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 41 2 4 3 4 2 4 2 3 4 2 1 42 4 3 3 3 2 4 1 2 3 1 2 31 4 3 2 2 4 3 2 1 2 2 1 42 4 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 31 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 12 4 3 4 2 2 2 3 2 3 1 3 22 4 4 3 2 3 1 3 1 2 2 3 2
117
Data responden penelitian No Nama Kegiatan Utama Alamat 1. Tenun H. Sofwan Pembuat tenun troso dari
benang rayon Troso, Kec. Pecangaan 59462
2. Tenun Hasim Produksi kain tenun Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
3. Tenun A.B Karim Pembuat tenun Troso Troso, Kec. Pecangaan 59462
4. Tenun Ikat Abdul Jalil
Produksi tenun ikat Trosos Pecangaan, Kec. Pecangaan 59462
5. Tenun Ikat Agus Riyanto
Pembuat tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
6. Tenun Ikat Kamsani Usaha tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
7. Tenun Ikat Karsiman
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
8. Tenun Ikat Karsono Pembuat tenun ikat dari benang CSM
Troso, Kec. Pecangaan 59462
9. Tenun Ikat Kastufar Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
10. Tenun Ikat Khoirul Anam
Produksi tenun ikat Jl. Pecangaan Bugel, Kec. Pecangaan 59462
11. Tenun Ikat Kiki Usaha tenun ikat dari benang sutra
Troso Pecangaan, Kec. Pecangaan 59462
12. Tenun Ikat Kusadi Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
13. Tenun Ikat Kusairi Usaha tenun ikat dari benang mitris
Troso, Kec. Pecangaan 59462
14. Tenun Ikat Lamir Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
15. Tenun Ikat M Asyikin
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
16. Tenun Ikat Makmur Jaya
Produksi tenun ikat Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
17. Tenun Ikat Maskan Produksi tenun ikat 18. Tenun Ikat Mawar
Baru Produksi tenun ikat Troso Pecangan, Kec.
Pecangaan 59462 19. Tenun Ikat Moh.
Achrim Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan
59462 20. Tenun Ikat Moh.
Zahid Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan
59462
118
21. Tenun Ikat Muhlisin Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
22. Tenun Ikat Murni Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
23. Tenun Ikat Mustofa Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
24. Tenun Ikat Nasir Usaha tenun ikat dari benang katun
Troso, Kec. Pecangaan 59462
25. Tenun Ikat Nor Sahid
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
26. Tenun Ikat Nur Huda
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
27. Tenun Ikat Nur Sadiyah
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
28. Tenun Ikat Nur Syafik
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
29. Tenun Ikat Paidi Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
30. Tenun Ikat Rifan Industri tenun ikat dari benang katun, benang sutra
Troso, Kec. Pecangaan 59462
31. Tenun Ikat Rokhim Proses tenun benang katun Troso, Kec. Pecangaan 59462
32. Tenun Ikat Rujani Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
33. Tenun Ikat Saifudin Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
34. Tenun Ikat Saikun Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
35. Tenun Ikat Sampurna
Usaha tenun ikat dari benang katun
Troso, Kec. Pecangaan 59462
36. Tenun Ikat Sarli Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
37. Tenun Ikat Subhan Usaha tenun ikat dari benang sutra
Rt 02 Rw 03, Kec. Pecangaan 59462
38. Tenun Ikat Sudarsi Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
39. Tenun Ikat Sujak Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
40. Tenun Ikat Sunarwan
Usaha tenun ikat dari benang katun
Troso, Kec. Pecangaan 59462
119
41. Tenun Ikat Sunaryo Produksi tenun ikat Jl. Pecangaan Bugel, Kec. Pecangaan 59462
42. Tenun Ikat Sutar Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
43. Tenun Ikat Sutomo Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
44. Tenun Ikat Sutrisno Usaha tenun ikat dari benang mitris
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
45. Tenun Ikat Suwar 1 Produksi tenun ikat Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
46. Tenun Ikat Suwar 2 Pembuat tenun ikat dari benang GM 80+64
Troso, Kec. Pecangaan 59462
47. Tenun Ikat Teja Arum
Usaha tenun ikat dari benang katun
Troso, Kec. Pecangaan 59462
48. Tenun Ikat Troso Usaha tenun ikat dari benang sutra
Troso, Kec. Pecangaan 59462
49. Tenun Ikat Wawan Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
50. Tenun Ikat Zainal Arifin
Produksi tenun ikat Troso, Kec. Pecangaan 59462
51. Tenun Ikat Mekar Sari
Pembuat tenun kain troso Troso, Kec. Pecangaan 59462
52. Tenun Nor Salim Usaha tenun ikat dari benang katun
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
53. Tenun Roji Usaha tenun ikat dari benang katun
Troso, Kec. Pecangaan 59462
54. Tenun Sekar Melati Usaha tenun ikat dari benang jahit
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
55. Tenun tunas harapan Usaha tenun ikat Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
56. Tenun limo application
Pembuatan kain tenun troso
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
57. Tenun mekar jaya Usaha tenun ikat dari benang jahit
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
58. Bunga indah Pembuatan kain tenun troso
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
59. Bunga melati Pembuatan kain tenun troso
Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
60. Barokah jaya Usaha tenun ikat Troso Pecangan, Kec. Pecangaan 59462
120
GAMBAR AKTIFITAS TENAGA KERJA TENUN TROSO JEPARA
TENAGA KERJA MENENUN
121
Tenaga kerja mengikat tenun
122
Tempat penelitian