Jurusan Teknik Arsitektur FTSP UG Jln. Akses UI Kelapa...

13
Dion Shaza Prihamdani, Ir. Arief Rahman, MT, Lilik Setiawan HP, ST.,MT Jurusan Teknik Arsitektur FTSP UG Jln. Akses UI Kelapa Dua, Depok INDONESIA IntisariMesjid merupakan suatu wadah untuk menampung segala aktifitas umat muslim di seluruh dunia baik dari segi ibadah, ilmu, amal, sampai kepemerintahan dan militer. Indonesia merupakan suatu Negara dengan banyak dan beragam kebudayaan. Pada dahulunya kebudayaan ini merupakan penganut agama Hindu-Budha yang mana perkembangan Islam belum sampai ke nusantara, semenjak kedatangan Islam ke nusantara akulturasi budaya, adat istiadat terjadi dengan paham agama islam, untuk dari itu adanya penyesuaian yang sangat mendasar agar agama yang mengusung konsep Rahmatan lil’alamin ini dapat menyebarkan agama dengan halus dan tanpa adanya merubah adat setempat. Untuk dari itu, sebuah gagasan mengenai penggabungan dua budaya yang berbeda karakter dibentuk berdasarkan sebuah konsep bangunan yang memiliki konsep fungsi yang kompleks, maka dari itu Mesjid merupakan suatu wadah yang dapat menampung semua aspek budaya, agama, dan sosial masyarakat. Kebudayaan yang berada di minangkabau merupakan satu dari berbagai budaya yang ada di Indonesia yang dulunya penganut agama Hindu-Budha untuk itu adanya sebuah peraduan konsep realigi dan budaya. Islam telah berbaur dengan minangkabau dengan begitu mudahnya dikarenakan minangkabau juga sama-sama mengusung konsep yang menghargai alam semesta yaitu Alam Takambang Jadi Guru, dari sinilah masyarakat minangkabau dapat menerima islam dengan baik. Untuk mendapatkan jiwa dari itu semua, maka dalam perancangan ini mengangkat konsep Revilodment Mesjid Jami’ Mangguang yang berumur ratusan tahun untuk dikembangkan menjadi sebuah desain yang iconic. KeywordsMesjid Raya dan Pusat Kebudayaan Minangkabau, Pariaman Utara I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki kepercayaan yang beranekaragam, diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Protestan, Budha, Hindu, serta agama lainnya. Namun masyarakat Indonesia mayoritasmemeluk gama Islam. Kekayaan khasanah kebudayaan juga menyelimuti bangsa Indonesia, namun perbedaan itu menjadi hal yang unik dan indah. Peradaban bangsa Indonesia didasari dengan keberagaman kebudayaan dan tradisi yang saling mempengaruhi kepercayaan masing-masing, namun kebudayaan tersebut dapat menerima peradaban Islam yang masuk melalui jalur

Transcript of Jurusan Teknik Arsitektur FTSP UG Jln. Akses UI Kelapa...

Dion Shaza Prihamdani, Ir. Arief Rahman, MT, Lilik Setiawan HP, ST.,MT

Jurusan Teknik Arsitektur FTSP UG Jln. Akses UI Kelapa Dua, Depok INDONESIA

Intisari— Mesjid merupakan suatu wadah

untuk menampung segala aktifitas umat

muslim di seluruh dunia baik dari segi ibadah,

ilmu, amal, sampai kepemerintahan dan

militer. Indonesia merupakan suatu Negara

dengan banyak dan beragam kebudayaan.

Pada dahulunya kebudayaan ini merupakan

penganut agama Hindu-Budha yang mana

perkembangan Islam belum sampai ke

nusantara, semenjak kedatangan Islam ke

nusantara akulturasi budaya, adat istiadat

terjadi dengan paham agama islam, untuk dari

itu adanya penyesuaian yang sangat mendasar

agar agama yang mengusung konsep

Rahmatan lil’alamin ini dapat menyebarkan

agama dengan halus dan tanpa adanya

merubah adat setempat.

Untuk dari itu, sebuah gagasan

mengenai penggabungan dua budaya yang

berbeda karakter dibentuk berdasarkan sebuah

konsep bangunan yang memiliki konsep fungsi

yang kompleks, maka dari itu Mesjid

merupakan suatu wadah yang dapat

menampung semua aspek budaya, agama, dan

sosial masyarakat.

Kebudayaan yang berada di

minangkabau merupakan satu dari berbagai

budaya yang ada di Indonesia yang dulunya

penganut agama Hindu-Budha untuk itu

adanya sebuah peraduan konsep realigi dan

budaya. Islam telah berbaur dengan

minangkabau dengan begitu mudahnya

dikarenakan minangkabau juga sama-sama

mengusung konsep yang menghargai alam

semesta yaitu Alam Takambang Jadi Guru,

dari sinilah masyarakat minangkabau dapat

menerima islam dengan baik.

Untuk mendapatkan jiwa dari itu

semua, maka dalam perancangan ini

mengangkat konsep Revilodment Mesjid Jami’

Mangguang yang berumur ratusan tahun untuk

dikembangkan menjadi sebuah desain yang

iconic.

Keywords— Mesjid Raya dan Pusat

Kebudayaan Minangkabau, Pariaman

Utara

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara

yang memiliki kepercayaan yang

beranekaragam, diantaranya Islam,

Kristen, Katolik, Protestan, Budha, Hindu,

serta agama lainnya. Namun masyarakat

Indonesia mayoritasmemeluk gama Islam.

Kekayaan khasanah kebudayaan juga

menyelimuti bangsa Indonesia, namun

perbedaan itu menjadi hal yang unik dan

indah. Peradaban bangsa Indonesia

didasari dengan keberagaman kebudayaan

dan tradisi yang saling mempengaruhi

kepercayaan masing-masing, namun

kebudayaan tersebut dapat menerima

peradaban Islam yang masuk melalui jalur

perdagangan yang di bawa oleh pedagang

Persia, China, Gujarat, dan Arab.

Islam pada dasarnya adalah

sebuah agama yang datang dari Arab,

sama halnya dengan agama lain, Islam

juga memiliki tempat ibadah yang

menyerukan menyembah tuhannya, tempat

ibadah ini juga sering dijadikan sarana

pendidikan, silahturahmi, tempat

musyawarah, sosial, namun pada

hakekatnya Mesjid merupakan tempat atau

sarana komunikasi kepada yang maha

kuasa antara umatnya dengan Dzat

penciptanya.

II. DESKRIPSI PROYEK Deskripsi Proyek Umum :

Judul Proyek :Mesjid Raya dan Pusat Kebudayaan Minangkabau, Pariaman Utara

Status Proyek :Riil Pemilik Proyek : Kementrian Agama Republik Indonesia Lokasi : kawasan wisata terpadu, Mangguang,

Kec.Pariaman Utara Luas Lahan : 7 Hektar KDB : 60 % KLB : 3x KDB= 1.8 GSB : 9 Meter

Deskripsi Masjid dan Kriteria Pembuatan

Masjid.

Masjid atau mesjid adalah rumah

tempat ibadah umat Muslim. Mesjid artinya

tempat sujud, dan mesjid yang berukuran kecil

disebut musholla, langgar atau surau. Selain

tempat ibadah mesjid juga merupakan pusat

kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-

kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian

agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering

dilaksanakan di mesjid. Bahkan dalam sejarah

Islam, mesjid turut memegang peranan dalam

aktivitas sosial kemasyarakatan hingga

kemiliteran. Pada masa Nabi S.A.W mesjid

merupakan pusat aktifitas keislaman. Pada

zaman itu mesjid juga di jadikan sebagai pusat

pemerintahan. Disamping untuk menjalankan

ibadah dan shalat, mesjid juga menjadi pusat

dalam menangani masalah-masalah politik,

hukum, pendidikan, dan militer. Pada

hakekatnya mesjid menampung semua

institusi sosial-politik, dan dengan demikian,

memiliki peran penting dalam mengamankan

landasan-landasan bagi negara Madinah dan

dalam memastikan stabilitasnya.

Beberapa kriteria dalam pembangunan masjid

berdasarkan SKB Menteri Republik

Indonesia..

Tipologi Bangunan Masjid

Shafiq Amash, Beirut, Lebanon

Masjid Raya Padang ( Mahligai Minang )

Bangunan ibadah yang beralokasi di daerah

padang ini mempunyai nilai ibadah dan

kebudayaan yang iconic. Bangunan ini

memiliki ciri khas budaya namun masih dalam

tatanan ibadah ke yang maha kuasa

III. TEMA KONSEP

Pada project tugas akhir ini mempunyai nilai

project bangunan ibadah, yang mana lokasi

project ini berlokasi di Pariaman Utara,

Sumatera Barat. Maka project Revilodment

Masjid Raya Mangguang mengangkat tema “

Alam Takambang Jadi Guru (Alam

Terbentang Jadi Guru) “ dengan penerapan

konsep analogi seorang muslim saat sujud.

Pengertian sujud:

Dalam islam Masjid atau mesjid adalah

rumah tempat ibadah umat Muslim. Mesjid

artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran

kecil juga disebut musholla, langgar atau

surau. Selain tempat ibadah mesjid juga

merupakan pusat kehidupan komunitas

muslim. Maka implementasi kata atau

aktivitas sujud manjadikan inspirasi bentuk

dalam perancangan ini.

Sujud merupakan suatu aktivitas dari sekian

banyak gerakan dalam ibadah sholat kepada

ALLAH S.W.T, yang mana ibadah sholat

merupakan suatu komunikasi yang di ajarkan

oleh Rasulullah S.A.W melaluli perintah

ALLAH S.W.T, maka gerakan sujud suatu

komunikasi paling dekat antara makhluk

ALLAH S.W.T dengan-NYA, baik itu

tumbuhan, hewan apalagi manusia yang mana

ciptaan-NYA paling sempurna.

Sujud merupakan suatu gerakan yang mana

gerakan paling mengingat sang pencipta

dengan menyetuh bagian tertinggi pada

anggota badan ketanah. Maka gerakan ini

secara tidak langsung mengingatkan kita

darimana kita diciptakan dan akan kembali

ketanah.

Maka pancaran tema Alam Takambang Jadi

Guru Tersirat didalamnya.

Di dalam islam mempunyai nilai-nilai

tantanan seperti Amal, Ilmu, Iman. Implentasi

nilai ibadah dan adat Minangkabau

menjadikan Esa dalam keanekaragaman

seperti halnya sifat sang maha agung dalam

menciptakan alam semesta ini.

IV. ANALISIS SITE

Peta Lokasi Pemilihan SITE

Foto Udara

Analisis SWOT

Seperti halnya lokasi lainnya, dan

didaerah lainnya, kota Pariaman juga

merupakan kota yang mempunyai nilai strategi

SWOT. Kawasan ini mempunyai nilai positif

dan negative, pada lokasi yang berada

dikawasan kota Mangguang ini ada beberapa

pendekatan analisis swot yang dapat di jadikan

acuan dalam tahapan merancang suatu desain.

analisis kota

Adapun pendekatan analisisi SWOT yang ada

berikut uraian penjelasan pada kawasan

Mangguang.

Strength

+ Lokasi diantara pengembangan kota.

+ Infrastruktur kota.

+ Aksesbilitas merupakan jalan utama.

+ Luas lahan merupakan pengembangan

dan berkontur sedang.

+ Kekayaan alam dan budaya.

+ Sejarah peradaban bangsa asing dan

penyebaran agam islam dan sekitarnya.

+ Terdapatnya bangunan tua yang

bersejarah.

Opportunities

+ Terletak dikawasan pengembangan

kota wisata terpadu.

+ Magnet investasi kota.

+ Pusat akulturasi Islam terhadap

kebudayaan Minangkabau.

+ Peningkatan kota.

+ Festival tahunan.

+ Peningkatan perekonomian kota.

+ Pengenalan kedunia luar.

Weaknesses

+ Kondisi jalan dibawah jalan.

+ Pendekatan sosialisasi pada

masyarakat.

+ Lingkungan kurang terawatt/kurang

mengoptimalkan alam

jauh dari pusat kota dan pemerintahan.

Threats

+ Potensi bencana alam (gempa bumi,

jalur cincin api, tsunami, dan air bah )

+ Faktor sosial dan keamanan.

+ Lingkungan yang belum berkembang

merata.

analisis kota

V. KONSEP PERANCANGAN

Dari tema “Alam Takambang Jadi Guru” tersebut, kontekstual ajaran agama yang diterima adat minangkabau menjadikan “Alam Takambang Jadi Guru” filosofi adat yaitu “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” dengan adanya kontribusi “Rahmatan Lil’alamin”

Alam memberikan tatanan beragam namun

masih dalam kontekstual yang sistematis yang

teratur, ini terlihat pada penciptaan gunung,

laut, dan tumbuhan. Dalam islam sujud

merupakan aktifitas gerakan sholat yang mana

komunikasi antara makhluknya sangat dekat

saat sujud.

Konsep bentuk

Dari filosofi orang sujud tersebut, terciptanya

sebuah desain yang memadukan unsur budaya

lokal dan khasanah bangunan lama.

Skema bagaimana proses terciptanya bentuk

desain yang menggabungkan unsur agama

dengan membentuk silued orang saat sujud,

serta menggabungkan khasanah nilai lokal

pada kearifan Minangkabau.

proses gambaran geometri

Pola-pola geometri bentuk ini merupkan

gambaran antara agama dan budaya lokal,

adapun nilai lokal yang diangkat adalah atap

gonjong, dengan menggunakan dua gonjong

yang mengarah ke timur dan ke barat. Ini

merupakan makna kesaktian dalam minang,

serta kekuasaan sepanjang nusantara.

Dalam konstribusi budaya lokal ini

memberikan manfaat kelembaban serta suhu

yang stabil pada ruangan tersebut, sehingga

tema dalam perancangan ini dapat dirasakan

tanpa harus mempelajarinya.

hubungan yang tercipta antara bangunan lama dengan

bangunan baru

Dalam tradisi minangkabau trimology

kebudayaan terpancar dalam hubungan

“habluminnallah, habluminannas dan

habluminal’alam” ini merupakan

keseimbangan perpaduan keserasian antara

makhluk hidup, alam semesta, dan tumbuhan.

Gambaran itu terpancar dengan adanya

Alua jo patuik= cara berfikir

Ukuo jo jangko=cara bersikap

Raso jo pareso=tindak tanduk pola

masyarakat.

Dalam aspek Islam kesatuan tersebut

digambarkan dengan dua kalimah syahadah,

yang bermuara kesatu kesatuan atau unity/esa

dalam keanekaragaman.

Sebuah konsep yang mengembangkan

bangunan lama sebagai titik acuan awal dalam

mengembangkan sebuah desain. Adapun pola

bentuk yang beragam namun itu semua

berawal dari titik acuan konsep bangunan

utama yang mengalami transformasi bentuk

sehingga konsep ini tersirat dalam sebuah

perancangan pada bangunan redeevilodmant

masjid tua Mangguang.

Unsur gonjong di masukan pada setiap konsep

desain, untuk mempertegas lokasi dalam

perancangan ini.

Keterkaitan antara bangunan utama

dan bangunan pendukung lainnya merupakan

satu kesatuan yang beraneka ragam, namun

masih dalam kontekstual revedilotment central

mossque building, dimana perkembangan

masa bangunan ini di awali dari peradaban

islam dan di pertemukan dengan kebudayaan

minangkabau.

Konsep Struktur

Pada lokasi site yang rawan akan

bencana dan dengan kondisi topografi yang

masih dalam keadaan rawa, serta dekat dengan

laut, maka kekuatan struktur sangat

diperhitungkan dalam mengkonsepkan

bangunan tiap bagian.

Beberapa cara untuk meredam getaran

gempa bumi yaitu, dengan mengisi air pada

bagian pondasi sehingga mengurangi getaran

dari gempa tersebut.

Rangkaian baja beton menyelimuti rangkaian

bentuk kubah mesjid yang mengeksplorasi

bentuk siluet orang sujud. Struktur ini

merupakan serangkaian dari bentuk rangka

baja yang signifikan. Penggunaan metode

struktur organic merupakan solusi penting

untuk mengurangi dampak gaya yang di

akibatkan oleh beban di atas sehingga beban

tersebut tersalurkan secara merata ke dalam

tanah. Megakulums merupakan titik penentu

dalam penyaluran gaya yang ada dan diskor

oleh beberapa metode curve structure

mana struktur ini memberikan keefisiensi

dalam memperkokoh kolom ini. Tiang

kolom yang tersusun rapi berdasarkan 5 rukun

islam, 6 rukun iman, dan 7 terciptanya fase

langit dan bumi merupakan penopang dari

semua beban yang ada di atas. Struktur lantai

menggunakan struktrur plat beton.

Modular rangka struktur merupakan

adopsi dari bentuk organik, dimana bentuk

rangka ini terinspirasi dari sistematis dari

tumbuhan yang bermula dari akar hing

cabang-cabang ranting pohon, maka sistem ini

di gunakan dalam metode bangunan ini

Rangkaian baja beton menyelimuti rangkaian

ntuk kubah mesjid yang mengeksplorasi

bentuk siluet orang sujud. Struktur ini

merupakan serangkaian dari bentuk rangka

baja yang signifikan. Penggunaan metode

struktur organic merupakan solusi penting

untuk mengurangi dampak gaya yang di

ban di atas sehingga beban

tersebut tersalurkan secara merata ke dalam

tanah. Megakulums merupakan titik penentu

dalam penyaluran gaya yang ada dan diskor

curve structure yang

mana struktur ini memberikan keefisiensi

kolom ini. Tiang-tiang

kolom yang tersusun rapi berdasarkan 5 rukun

islam, 6 rukun iman, dan 7 terciptanya fase

langit dan bumi merupakan penopang dari

semua beban yang ada di atas. Struktur lantai

odular rangka struktur merupakan

adopsi dari bentuk organik, dimana bentuk

rangka ini terinspirasi dari sistematis dari

tumbuhan yang bermula dari akar hingga

maka sistem ini

di gunakan dalam metode bangunan ini.

Gambaran metode modular dari

structur rangka pada pembentuk fasad.

spider fitting yang menjadi pengunci dari

material kaca dari penutup bangunan ini

Metode sistematis di mana

mempertahankan bentuk dengan adanya

kontraksi beban pada benda lengkung.

bagai mana conetion struktur utama dapat

berdiri dengan kokoh. Rangkaian rangka baja

yang disusun sesuai berdasarkan modular

bentuk struktur itu sendiri

ambaran metode modular dari

structur rangka pada pembentuk fasad. Metode

yang menjadi pengunci dari

ri penutup bangunan ini.

etode sistematis di mana

mempertahankan bentuk dengan adanya

kontraksi beban pada benda lengkung. Detail

bagai mana conetion struktur utama dapat

Rangkaian rangka baja

sesuai berdasarkan modular

Modular pada pattern dari fasad

bangunan yang tersusun dari rangka baja

ringan dan di tambahi dengan ukiran yang

terbuat dari material tembaga. Motif “kaluak

paku kacang balimbiang” mempunyai makna

tumbuhan yang tunduk serta melindungi dalam

mitologi adat Minangkabau. Ukiran ini berisi

cerita seorang anak yang dilindungi oleh

ayahnya dan seorang paman membimbing

keponkannnya, dalam islam saudara dan

keluarga merupakan tanggungan yang

terdekat.

Detail struktur utama pada bangunan masjid

dan gedung pendidikan yang mana

mencirikhaskan mega structure dimana

struktur ini lebih efisien dalam menampung

beban dan membaginya secara merata. Detail

struktur yang ada merupakan unsur yang

tergabung dari beton baja yang diselimuti oleh

rangkaian besi serta agregat beton demi

terciptanya kekokohan dalam bangunan

tersebut.

Material fasad bangunan.

Penggunaan material pada fasad

bangunan merupakan indikasi dari beton

pricast yang mempunyai modular triangular

yang mana pada setiap modular akan di

rangkai satu sama lain. Rangkaian modular

segitiga ini juga terdapat pada pembukus

dinding yang berlapis kaca.

Jadi pada pembentukan dinding ini

adanya keseragaman dalam pembentukan

dinding yang di antaranya berupa ornament

dan kaca.

VI. HASIL RANCANGAN

Perspektif Sebuah rancangan bangunan yang

merupakan Redevilodment masjid tua yang

berada di kawasan Mangguang, Pariaman

Utara, Sumatera Barat. Bangunan yang

dirancang berdasarkan analisis setempat dan

memperhatikan khasanah Islam yang berada di

Ranah Minang yaitu aliran Muhamaddiyah

Sebagaimana masyarakat Muhammaddiyah

pada sholat ‘id biasanya mengadakan sholat

berjamaah dilapangan. Dalam keadaan iklim

yang sangat cocok untuk dilaksanakan. Selain

itu bangunan masjid yang sudah berdiri pada

abad-18 ini dijadikan objek dalam

pengembangan project. Masjid ini mempunyai

ciri khas dalam bentuk estetika yaitu

perpaduan bangunan hindu, minangkabau,

serta akulturasi budaya Persia, dimana pada

abad itu Pariaman merupakan gerbang di

bagian barat nusantara. Keunikan dalam

khasanah budaya Minangkabau,

masyarakatnya ta’at kepada ajaran Islam,

melihat latar belakang dahulu masyarakat

Minangkabu merupakan penganut ajaran

agama Hindu-Budha, namun ajaran islam yang

dibawa Rasulullah S.A.W mengusung konsep

RahmatanLil’alamin. Dari sinilah Islam dapat

diterima dengan baik oleh masyarakat

Minangkabau yang sama-sama mengusung

Alam sebagai rahmat dan guru.

Rancangan Mesjid yang mengusung

Tema “Alam Takambang Jadi Guru” dimana

tema ini merupakan keterpaduan antara ajaran

Islam dan budaya Minangkabau, kedua unsur

ini sama-sama memperhatikan alam semesta

yang menjadi pedoman hidup manusia. Pada

bangunan ini ada dua bangunan yang menjadi

objek utama yaitu masjid tua dan

pengembangannya serta bangunan kebudayaan

Minangkabau.

Konsep pada pengembangan ini

merupakan siluet orang sujud, dimana konsep

ini digabungkan dengan nilai kearifan lokal

yaitu bentuk gonjong rumah gadang, serta

ukiran motif minangkabau dan ukiran

geometri islam. Serta pengembangan konsep

geometri untuk bangunan pendidikan serta

bangunan baitul amal.

Nilai kearifan lokal tersebut diterapkan juga

pada minaret, gerbang utama, gerbang area

parkir, serta bentuk sculpture. Bentuk ini

sama-sama mengusung konsep nilai kearifan

lokal yang menyerupai tanduk kerbau, atau

gonjong pada atap Rumah Gadang. Pada

bangunan lain juga terlihat adanya gonjong-

gonjong rucing yang menjulang keatas dimana

keterpaduan terlihat dalam keharmonisan alam

yang Esa dalam keanekaragaman.

Exterior

Pada bagian open space area ini

terdapat sculpture serta area terbuka bagi

sosialisai masyarakat. Diarea ini terdapat

sculpture yang menjulang tinggi dan

dikelilingi oleh pohon kelapa yang

menggambarkan lokasi tersebut.

Disamping itu bangunan plaza ini terhubung

dengan bangunan kebudayaan yang pada

bagian depannya terdapat ukiran khas minang

yang menjadikannya sebagai petern dari

kearifan lokal.

Area parkir yang berada pada bagian

ujung site ini memberikan ketertiban dan

keteraturan, serta silahturahmi yang

menggambarkan manusia itu sama dalam

mencapai tujuan dan mahkluk sosial.

Sebuah taman dan kolam ikan yang menjadi

ciri khas pada mesjid daerah Minangkabau, ini

berdekatan dengan area parkir, fungsi ini

memberikan keindahan tersendiri dan

menetralisir kebisingan yang ada pada area

parkir.

Banyaknya area open space yang

berada disekitar bangunan kebudayaan,

bangunan pendidikan, serta bangunan baitul

amal, memberikan psikologis silahturahmi

dalam kawasan Redevilotment mesjid raya

Mangguang. Pada sisi lain adanya sebuah

taman yang menggambarkan tumbuhan yang

bercirikan daerah minang, serta adanya

tumbuhan apotik hidup, demi kemaslahatan

masyarakat setempat.

Fungsi taman ini juga berguna sebagai

peneduh dan penghasil oksigen terutama

disekitar bangunan masjid. Adapun jenis

pohon tersebut merupakan jenis pohon yang

hidup di Sumatera terutama jenis pohon yang

ada di Ranah Minang, yaitu pohon Surian.

Interior

Sekilas melihat kebiasaan Muhammadiah pada

masyarakat Minangkabau, mereka lebih

mengeksplorasikan ibadah ditanah lapang,

disini aspek desain teraplikasikan pada interior

ruang mesjid redevilotment yang menguak sisi

kebiasaan ini. Ruang Masjid utama ini

memperlihatkan sisi keagungan tuhan pada

indahnya langit, pada bagian atas mesjid ini

diberikan perlakuan khusus dengan mendesain

bentuk pembungkus yang transparan atau

menggunakan kaca dan pada lapisan

berikutnya diberikan ukiran yang diangkat dari

nilai kearifan Minangkabau.

Jadi sentuhan ukiran yang diberikan dapat

menepis sinar matahari langsung, dan

memberikan efek dramatis pada lantai Mesjid

sehingga memberikan sebuah ukiran karpet

alam yang terpancar oleh kuasa sang pemilik

alam semesta.

Jadi kebiasaan masyarakat

Muhammadiah dapat melaksanakan ibadah

dengan metode mereka yang biasa ibadah

ditanah lapang dapat disalurkan pada ruang

interior ini tanpa kendala cuaca hujan atau

lainnya.

Dilokasi pengembangan masjid ini

terdapat bangunan pendidikan dan

perpustakaan, pada suasana interior ini adanya

keharmonisan dengan bangunan Mesjid

dengan adanya ukiran dan kaligrafi islam,

sehingga tidak adanya perbedaan dalam

menuntut ilmu maupun ibadah.

Serta adanya ruang-ruang bersama dan

tempat membaca yang luas dan ruang

informasi yang memudahkan pengguna.

Disisi lain terdapat bangunan

kebudayaan Minangkabau yang

merupakan tempat pembelajaran budaya,

penyimpanan aset budaya dan kasanah

lokal demi keberlangsungannya budaya

lokal di masa depan. Pada interior

bangunan ini adanya stand pameran yang

memajangkan budaya, nilai-nilai kearifan

lokal, serta display daerah. Bangunan ini

merupakan adopsi rumah gadang yang

modern namun masih dalam tatanan dan

budaya yang mengiringi bangunan ini

berdiri.