JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan...

35
EKOLOGI DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam Disusun Oleh: Zurqoni Anwar 02520850 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009

Transcript of JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan...

Page 1: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

EKOLOGI DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam

Disusun Oleh:

Zurqoni Anwar 02520850

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 2009

Page 2: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

ii

Page 3: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

iii

Page 4: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

iv

MOTTO

Hiduplah sesukamu tapi ingat kamu akan mati dan cintailah apa dan siapa yang

kamu kehendaki tapi ingat kamu akan berpisah dengannya dan buatlah

sekehendaknya tapi ingat kamu akan dibalas.

(Rasulullah SAW)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

(Q.S Al-Insyirah : 6-7)

Page 5: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta

2. Istri dan anakku tersayang

3. Adik-adikku yang bandel

4. Seluruh saudaraku

5. Almamaterku

Page 6: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

vi

ABSTRAK

Hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungan adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Alam merupakan tempat manusia untuk melangsungkan kehidupan sekaligus teman manusia untuk berbagi. Bahkan lingkungan mempunyai peran yang sangat vital bagi kelangsungan hidup umat manusia. Oleh lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya. Oleh karenannya ketika semakin banyak manusia yang melakukan eksploitasi terhadap lingkungan dan alamnya, maka secara tidak langsung manusia sedang menunjukan sifat arogansinya terhadap alam dan lingkungan.

Salah satu agama yang mengajarkan tentang kasih sayang terhadap semua mahluk adalah Buddha. Ajaran Buddha sama seperti halnya ajaran spiritual manapun, mengajarkan tentang kasih sayang terhadap semua mahluk yang ada di alam ini. Dalam skripsi ini penulis merumuskan masalah dalam beberapa pernyataan: Bagaimana pandangan agama Buddha tentang alam dan manusia serta bagaimana pandangan Buddha tentang ekologi.

Berawal dari rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan agama Buddha terhadap manusia dan alam serta pandangan agama Buddha terhadap masalah ekologi. Dalam skripsi ini melakukan pendekatan kualitatif, dengan mengumpulkan data utama melalui riset perpustakaan (library research). Teknik pengumpulan data diperoleh dari dan melalui data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengkajian dari sumber-sunber kepustakaan baik itu buku, ensiklopedi, majalah maupun jurnal.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadinya alam dan manusia merupakan konsep yang unik bagi agama Buddha. Karena menurutnya alam itu ada karena adanya sebab-sebab yang mendahuluinya dan sifatnya tidak kekal (shankata), sedang manusia menurut agama Buddha merupakan mahluk yang tidak memiliki jiwa, jiwa dalam hal ini yaitu sebagai substansi spiritual bukan sebagai diri manusia. Oleh karena sifat dari manusia awalnya telah menunjukan sifat serakah, maka agama Buddha memberikan jalan bagi manusia untuk menghindari sifat buruk tersebut dengan mengisi jiwa manusia melalui spiritualitas. Agama Buddha mengajarkan tentang keseimbangan fisik, mental dan spiritual. Ajarannya tentang keseimbangan sangat penting untuk manusia dalam menumbuhkan kehidupan yang dinamis antara manusia dengan alam dan lingkungannya. Agama Buddha mendorong agar manusia beralih keorientasi spiritual dalam menjalani kehidupan, yaitu suatu cara hidup yang berpedoman pada kesejahteraan seluruh mahluk yang ada di alam ini.

Page 7: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT

yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayahNya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana ini dengan judul: Ekologi Dalam

Perspektif Agama Buddha.

Dengan selesainya skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menempuh

jenjang studi strata satu, walaupun penulis menyadari bahwa skripsi yang di buat

ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangannya, akan tetapi

minimal penulis telah terbebas sari satu tugas dan kewajiban akademik serta dapat

megemban salah satu amanah yang telah di berikan oleh kedua orang tua. Semoga

Allah selalu menjaga dan melindungi mereka berdua. Dengan demikian penulis

telah mencapai salah satu harapan yang telah lama ditunggu-tunggu dan di cita-

citakan, semoga ilmu yang di dapatkan menjadi bekal bagi penulis untuk

menempuh perjalanan hidup yang masih terbentang luas dan dapat

mengamalkannya.

Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah selaku rektor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 8: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

viii

3. Bapak Drs. Rahmat Pajri, M.Ag. Dan Bapak Ustadzi Hamzah, S.Ag,

M.Ag. Selaku ketua dan sekretaris jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

4. Bapak Drs. H.A. Singgih Basuki, M.A. yang telah membimbing dan

memberikan arahan serta saran yang sangat berharga dalam penulisan

skripsi ini.

5. Semua Dosen Fakultas Ushuluddin yang telah mendidik dan

memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Pimpinan Tata Usaha Fakultas Ushuluddin beserta staffnya yang

telah memberikan pelayanan kepada semua kebutuhan penulis.

7. Kedua orang tua penulis Bapak Anwar Tholibin dan Ibu Karni yang

telah memelihara sejak kecil dan selalu mengiringi langkah penulis

dengan do'a dan kasih sayang. Ya Allah semoga mereka berdua selalu

berada dalam lindungan dan ridhaMu. Untuk itu penulis mohon maaf

yang sebesar-besarnya kepada beliau berdua, karena selam ini penulis

"kurang berbakti" dan telah membuat lelah keduannya untuk menanti

selesainya studi ini.

8. Untuk belahan jiwaku: istriku Cici dan anakku 'Azmi yang menjadi

inspirasi dan harapan bagi penulis untuk melanjutkan perjuangan yang

sesungguhnya.

9. Kepada Adik-adikku tercinta yang telah memberi dorongan dan motifasi

kepada penulis yang terkadang sangat "cerewet" bagi penulis.

Page 9: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

ix

10. Kawan-kawan seperjuangan, baik yang telah mendahului ataupun yang

masih bergulat dengan makalah dan kuliah, ayo terus berjuang.

11. Sosok calon politikus dan pemimpin masa depan yang telah

menyediakan buku dan printernya, serta banyak membantu penulis

dalam memberikan dan menyediakan ide.

Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

yang telah memberikan kritik dan saran serta masukan untuk menambah

sempurnannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang

membaca dan semoga menjadi amal sholeh bagi mereka yang tercantum diatas.

Tentu dengan izin Allah.

Yogyakarta, 1 Juni 2009

Penulis

Zurqoni Anwar

Page 10: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i

HALAMAN NOTA DINAS ………………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………............ iii

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. v

ABSTRAK ……………………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 6

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 7

E. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………. 8

F. Kerangka Teoritik ………………………………………………….. 9

G. Metode Penelitian …………………………………………………. 13

H. Sistematika Pembahasan ………………………………………….. 14

BAB II EKOLOGI

A. Sejarah dan Perkembangan Ekologi ……………………………….. 16

B. Ekologi, Ekosistem dan Lingkungan

1. Ekologi ……………………………………………………….. 18

Page 11: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

xi

2. Ekosistem ……………………………………………………. 20

3. Lingkungan ………………………………………………....... 23

C. Pelestarian dan Pengelolaan Lingkungan …………………………... 26

BAB III AGAMA BUDDHA

A. Sejarah Munculnya Agama Buddha ……………………………… 30

B. Pandangan Agama Buddha Tentang Alam ………………………... 33

C. Pandangan Agama Buddha Tentang Manusia …………………….. 40

D. Relasi Antara Manusia dan Alam Dalam Pandangan

Agama Buddha .............................................................................. 44

BAB IV PANDANGAN AGAMA BUDDHA TENTANG EKOLOGI

A. Etika Lingkungan dan

Persoalan-persoalan Moral ………………..................................... 46

B. Eko- Theologi Buddha

1. Pandangan Agama Buddha Tentang Ekologi …………………... 54

2. Dhamma Sebagai Pengatur Keselarasan Alam ………………… 60

C. Pandangan Islam Tentang Ekologi ………………………………… 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 68

B. Saran …………………………………………………………….. 70

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 72

DAFTAR ISTILAH

CURICULUM VITAE

Page 12: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Menyandingkan wacana lingkungan dengan agama mungkin masih

dipandang sebagai sesuatu yang incompatible. Sebab, selama ini agama dihayati

sebagai instrumen ilahiyah yang diperuntukkan terhadap kemanusiaan. Wacana

agama akan lebih populer ketika disandingkan dengan isu seputar kemanusiaan.

Sehingga tidak mengherankan apabila wacana agama dan lingkungan kalah jauh

dibanding dengan isu agama dan perubahan sosial-budaya, agama dan politik,

agama dan emansipasi wanita dan wacana agama lainnya yang berdimensi

kemanusiaan.

Faktanya, sangat sedikit atau hampir tidak ada, pemuka agama yang

menghimbau umatnya untuk peduli dan meratapi kerusakan lingkungan. Standar

kesalehan yang dipatok dalam agama masih berkisar pada kesalehan ketuhanan

dan kesalehan sosial. Dengan begitu seseorang dipandang sebagai umat yang

shaleh apabila mampu berbuat baik kepada Tuhan dan sesama manusia. Praktis

kepedulian lingkungan tidak ditemukan dalam agenda agama. Menarik untuk

dijadikan sebuah renungan bersama bahwa dalam konteks bernegarapun isu

lingkungan hampir terdepak dalam posisi yang marginal. Isu seputar lingkungan

sangat jauh dibandingkan dengan wacana ekonomi, politik dan sosial yang

berkembang. Dengan dalih perbaikan ekonomi, industri-industri dan penerapaan

Page 13: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

2

teknologi yang tidak tepat guna ditanam di Indonesia sehingga menyebabkan

pencemaran sungai, dan udara.

Merebaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia dan dunia pada

umumnya melalui semakin menyadarkan diri bahwa bumi sepertinya sudah mulai

bosan dengan aktivitas manusia yang semakin hari ingin merampas haknya tetapi

tidak melakukan kewajiban untuk merawat bumi. Eksplorasi dan eksploitasi alam

yang semakin meningkat tanpa diimbangi dengan kearifan menjaga kelestarian

lingkungan, saat itu pula alam mulai terusik dan memamerkan kekuatannya

dengan beragam bencana yang sangat merugikan. Ketika bencana terjadi manusia

hanya berucap "apa dosa kita terhadap alam?"

Pada dasawarsa terakhir ini, masalah pencemaran lingkungan banyak

mendapat sorotan dari pelbagai kalangan. Hal ini disebabkan karena pencemaran

lingkungan merupakan isu global yang dampaknya menimpa seluruh penghuni

bumi masa kini dan generasi yang akan datang.1 Tentu saja hal ini bukan tanpa

alasan, adanya permasalahan ekologi merupakan dampak dari pada perkembangan

zaman yang semakin maju dan juga adanya tuntutan ekonomi bagi setiap umat

manusia.

Padahal alam merupakan tempat manusia untuk hidup, dan berkembang

biak. Hubungan manusia dengan alam pun saling terkait (simbiosis mutualisme).

Dari alam manusia mendapat penghidupan, tanpa dukungan dari alam manusia

dan mahluk hidup lainnya akan terancam. Ketidak ramahan manusia terhadap

1 Alwi Shihab, Islam Inklusif Menuju Sikap Dalam Beragama (Bandung, Mizan bekerja

sama dengan ANTEVE, 1997) hal 157.

Page 14: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

3

lingkungan harus dibayar mahal, terbukti dengan banyaknya bencana yang

menghampiri, seperti banjir, lumpur Lapindo dan lainya.

Faktor utama terjadinya ekologi adalah akibat pengunaan secara besar-

besaran produk-produk teknologi modern. Kehebatan teknologi memberi

kesempatan baru yang mendorong manusia agar selalu menang, yang merupakan

obsesi dari pikiran manusia dewasa ini. Terutama yang masih egoistik, dalam

mengeksploitasi dan memperbesar kepentingan sendiri. Dibalik dominasi

teknologi mutakhir ini terletak pandangan-pandangan keagamaan serta ideologi

tertentu yang berperan sebagai pendorong dan pemicu kearah sikap yang tidak

bersahabat kepada alam dan lingkungan.

Dalam pandangan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) problem ekologi

tersebut dikarenakan adanya degradasi, penurunan martabat manusia. Dari

makhluk yang seharusnya mampu menangkap hal-hal yang terjadi dalam

kehidupan alam ini secara apa adanya, menjadi mahkluk yang harus menerima

sesuatu yang telah di reduksi.2

Pengetahuan ilmiah yang berkaitan dengan alam dan evolusi alam

semesta, manusia, masyarakat, kebudayaan, dan peradaban telah menggoncang

banyak nilai-nilai kreatifitas manusia. Sedang dalam kehidupan sehari-hari, gaya

konsumsi yang berlebihan akan menggeser tradisi kesederhanaan menjadi

ketamakan.

2 Abdurrahman Wahid, "Krisis Ekologi: Peran Agama dan Cendikiawan", dalam

Octhavianus Harefa Tumpal L. Tobing (ed.), Ekologi: Tantangan Keprihatinan dan Harapan (Yogyakarta, GMKI, 1996). Buku ini merupakan hasil seminar GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) yang telah di bukukan.

Page 15: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

4

Kehidupan umat manusia akan kehilangan kesucianya ketika kehidupan

semakin menjadi suatu komoditi atau hanya sebagai tambahan pada sebuah mesin.

Makin bertambah besarnya suasana teknik yang dibuat manusia merusak (suasana

alam), maka makin meningkat pula ketegangan, ketakutan, kebencian, dan

keterpisahan.

Kini ada gerakan-gerakan social diberbagai belahan bumi yang

memperjuangkan untuk pedamaian, keadilan, dan lingkungan. Perjuangan-

perjuangan ini perlu diintegrasikan secara lebih baik lagi, dan agenda-agenda yang

sama perlu dimantapkan dalam cara-cara yang bercorak non-violent dan spiritual.

Inilah salah satu jalan untuk mengatasi kekejaman dan destruktuvitas tata dunia

yang dominan.

Ajaran yang dibutuhkan untuk menempuh jalan ini sudah ada. Tantangan

kepada kemanusiaan bukanlah melakukan pengembangan teknologi dan birokrasi,

tetapi pengembangan kebijaksanaan dan bela rasa, pengembangan kearifan dan

kehangatan, yaitu pengembangan spiritual.

Dalam Drama Gaia yang berjudul: A Harves of Essays in Buddhism and

Ecology, yang diterbitkan pada Hari Bumi 1990 di Amerika Serikat, Dalai Lama

menulis dalam kata pengantarnya sebagai berikut:

“Bumi, Ibu kita, menyuruh kita agar bertingkah laku baik. Disekeliling, ada banyak tanda dari keterbatasan alam. Lagi pula, krisis lingkungan yang sedang terjadi melibatkan seluruh kemanusiaan, sehingga kepentingan batas nasional menjadi sekunder.

Kalau kita mengembangkan mutu yang baik dan penuh perhatian di alam pikiran kita, tindakan-tindakan kita dengan sendirinya akan berhenti mengancam keberlanjutan kehidupan di Bumi. Dengan melindungi lingkungan alam dan berusaha menghentikan untuk selama-lamanya pemerosotan alam planet kita, kita juga menunjukan rasa hormat kepada keturunan manusiawi dari Bumi-generasi masa depan kita, juga

Page 16: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

5

kapada hak yang wajar untuk hidup bagi semua benda hidup di Bumi. Kalau kita menunjukan kepedulian kapada alam, ia akan menjadi kaya, makmur, serta berkelanjutan dan tak habis-habisnya.

Adalah penting bahwa kita memaafkan perusakan yang telah terjadi di masa lalu dan mengakui bahwa itu terjadi akibat kebodohan. Pada saat yang sama, kita harus memeriksa kembali, dari suatu persfektif etis, dunia macam apa yang kita warisi, yang kita pertanggungjawabkan, dan yang akan kita alihkan kepada generasi-generasi mendatang.

Adalah harapan saya yang terdalam bahwa kita menemukan solusi-solusi yang akan sesuai dengan kebijakan ilmu dan teknologi bagi tragedy masa kini yang serupa kelaparan manusia dan pemusnahan bentuk-bentuk kehidupan.

Kita memiliki tanggung jawab, juga kemampuan untuk melindungi para penghuni Bumi, hewan, tumbuh-tumbuhan, serangga-serangga, dan bahkan berbagai mikroorganismenya. Bila itu semua perlu dikenal oleh generasi-generasi mendatang, seperti kita kenal, kita harus bertindak sekarang juga. Marilah kita bekerja bersama untuk memelihara dan mengamankan dunia.”3

Selain pandangan hidup yang disampaikan, didalamnya tercakup pula

tentang kesadaran interrelasi dari semua mahluk, sebagaimana diungkapkan dalam

ajaran Buddha. Ajaran Buddha, lewat penekananya pada interrelasi dalam

kehidupan, pengajaranya tentang kasih sayang terhadap semua mahluk dan sama

seperti halnya dengan ajaran spiritual asli manapun. Kepedulianya terhadap semua

eksistensi sudah mengantar sejumlah orang kepada interpretasi yang lebih luas

tetang hubungan keadilan social, lingkungan, rasial, serta seksual dengan

perdamaian.

Dalam kodrat aslinya, keadaan alam bersifat individu-individu tidaklah

terikat pada diri sendiri demi diri sendiri. Akan tetapi, dengan kehilangan keadaan

murni itu, individu-individu masuk kedalam perhambatan dari keterikatan

(upadana) dan kehausan yang tak terpedamkan (tanha). Akibatnya, mahluk-

3 J.B Banawiratma, SJ,dkk, Iman, Ekonomi dan Ekologi: Refleksi Lintas Ilmu dan Lintas

Agama, (Yogyakarta; Kanisius, 1996), hlm 87-88

Page 17: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

6

mahluk sentien perlu menemukan jalan untuk kembali, atau mengutuhkan

kembali. Pada aras pribadi, pencapaian kebijaksanaan metode-metode kesadaran,

perhatian yang terus menerus (sampajanna), dan konsentrasi yang terpusat

(Samadhi) berfungsi untuk menerobos kondisi-kondisi keserakahan, kebencian

dan khayalan.

Dipilihnya masalah kerusakan alam dan lingkungan yang menjadi objek

studi ini adalah karena dari problem tersebut akan sangat berakibat pada

ekosistem yang lain, baik itu manusia, binatang, tumbuhan dan yang lainnya.

Kerusakan alam merupakan masalah yang sangat serius bukan hanya dampaknya

yang sangat besar, akan tetapi munculnya masalah tersebut juga akibat ulah dari

keserakahan manusia yang terlalu mengeksploitasi alam dan lingkungan tanpa

mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan. Agama Buddha sebagai

salah satu agama besar di dunia, yang salah satu didalam ajaranya yaitu agar

manusia menghormati dan menghargai alam, karena alam dan manusia

merupakan satu keseimbangan yang tidak terpisahkan. Diharapkan bisa

memberikan alternative khususnya bagi pemeluknya dan umumnya bagi seluruh

umat manusia supaya bisa membentuk sikap yang bersahabat dengan alam dan

lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, nampak bahwa penyebab dari masalah

kerusakan lingkungan, karena ideologi dan pandangan keagamaan yang kurang

Page 18: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

7

diterapkan oleh penganutnya. Yakni kegagalan Agama dan budaya untuk

membentuk sikap bersahabat pada alam dan lingkungan.

Secara lebih rinci, permasalahan yang akan dikaji dalam studi ini dapat di

rumuskan sebagai berikut:

1. Bagamana pandangan agama Buddha tentang alam dan manusia ?

2. Bagaimana pandangan agama Buddha tentang masalah ekologi ?

Skripsi ini akan memfokuskan kajian pada masalah ekologis dalam

konteks kerusakan alam dan lingkungan. Dalam skripsi ini, term ajaran Buddha

secara khusus tentang ajaran alam, manusia dan hukum universal yang mengatur

tentang keselarasan alam beserta isinya.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pemahaman yang lebih jelas dari Agama Buddha tentang masalah

ekologi.

2. Mengetahui konsep dari ajaran Buddha tentang alam dan manusia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan bahan referensi dan

dapat menjadi tambahan pengetahuan.

2. Bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan dari pengetahuan dan ilmu

yang telah diperoleh di bangku kuliah.

Page 19: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

8

E. Tinjauan Pustaka

Sebenarnya tulisan atau penelitian yang berkenan dengan ekologi telah

banyak di lakukan dan referensi tentang ekologi juga tidak sedikit. Akan tetapi

belum penulis temukan yang spesifik membahas persoalan ekologi dalam

perspektif Agama Buddha.

Seperti halnya tulisan A. Basuni, dalam skripsinya “Kosmologi dalam

Agama Buddha: Kajian Terhadap Hukum Sebab Akibat”,4 yang menjadi titik

focus bahasan adalah kosmologi dan konsep hukum sebab akibat dalam Agama

Buddha, seperti konsep Paticcasamuppada ialah hukum sebab akibat yang

bersyarat dimana sebab adanya mensyaratkan adanya akibat dan akibat

mensyaratkan adanya sebab.

Begitu pula tulisan Otto Soemarwoto seorang pakar ekologi dalam

bukunya yang berjudul “Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan”,5

mengenalkan apa yang disebut ekologi, lingkungan hidup dan yang berhubungan

dengan ekologi secara umum. Dia juga memberikan pengetahuan bagaimana cara

pengelolaan terhadap lingkungan hidup. Mulai dari analisis dampak lingkungan,

citra lingkungan sampai pada kelestarian keseimbangan lingkungan.

Permasalahan ekologi yang dialami oleh dunia dewasa ini juga telah

dijelaskan secara gamblang oleh Wisnu Warya Ardhana. Dalam bukunya

4 A. Basuni, Kosmologi dalam Agama Buddha: Kajian Terhadap Hukum Sebab Akibat,

Skripsi, Fakultas Ushuludin, UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta, 2001), hlm. 87 5 Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan,

1993), hlm. 14-345

Page 20: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

9

“Dampak Pencemaran Lingkungan”,6 dalam buku ini Wisnu menjelaskan

permasalahan-permasalahan ekologi yang terjadi pada alam, lebih disebabkan

oleh penggunaan zat-zat kimia dan teknologi berlebihan. Untuk dapat

menanggulangi dampak pencemaran lingkungan tersebut adalah dengan cara

melakukan analisa dampak lingkungan, yakni mengatur dan mengawasi kegiatan

industri dan teknologi, menanamkan perilaku disiplin mengelola limbah dan

menambah alat bantu, seperti filter udara, pengendap siklon, pengendap system

gravitasi dan pengendap elektronik.

Pengkajian terhadap Agama Buddha juga sudah banyak, diantaranya buku

karangan Venerable S. Dhammika, terjemahan Arya Tjahjadi, “Dasar Pandangan

Agama Buddha“. Di dalam buku ini diuraikan tentang alam yang dikaitkan

dengan penguraian tentang ajaran Agama Buddha, akan tetapi dalam buku ini

belum membahas secara luas penguraian tentang alam secara keseluruhan.

Sedang dalam buku karangan Davin J. Kalupahana, “ Filsafat Buddha :

Sebuah Analisa Historis“, dalam buku ini menjelaskan secara kritis

perkembangan Agama Buddha dan pengaruh dari ajaran-ajarannya terhadap

pemeluknya.

F. Kerangka Teoritik

Menurut para ilmuwan sosial, kehidupan manusia yang terbentang

sepanjang sejarah selalu dibayang-bayangi oleh apa yang disebut agama. Bahkan,

dalam kehidupan sekarang pun (dengan kemajuan teknologi supermodern)

6 Wisnu Arya Wardana, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 161-172

Page 21: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

10

manusia tak luput dari agama. Ketika berbicara tentang agama memerlukan suatu

sikap ekstra hati-hati, karena meskipun masalah agama merupakan masalah sosial,

akan tetapi penghayatanya bersifat individual. Hal ini membuat adanya perbedaan

tekanan penghayatan dari satu orang ke orang lain, dan membuat agama menjadi

bagian yang amat mendalam dari kepribadian seseorang.

Oleh karena itu agama senantiasa bersangkutan dengan kepekaan

emosional. Ada berbagai definisi agama yang menunjukan adanya pemahaman

yang berbeda secara individual. Pertama, Wallace yang mengatakan bahwa

agama adalah “suatu kepercayaan tentang makna terakhir alam raya”. Kedua,

E.S.P. Haynes yang berpendapat bahwa agama merupakan “suatu teori tentang

hubungan manusia dengan alam raya”. Ketiga, John Morley yang mengartikan

agama sebagai “perasaan-perasaan kita tentang kekuatan-kekuatan tertinggi yang

menguassai nasib umat manusia”.Keempat, James Martineau yang mendefinisikan

agama sebagai “kepercayaan tentang Tuhan yang abadi, yaitu tentang jiwa dan

kemauan Ilahi yang mengatur alam raya dan berpegang pada hubungan moral

dengan umat manusia”.7

Agama memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga

dapat memberi harapan tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Agama dapat

menjadi sarana manusia untuk mengangkat diri dari kehidupan duniawi. Agama

juga dapat memperkuat norma-norma kelompok, sanksi moral untuk perbuatan

perorangan, dan menjadi dasar persamaan tujuan serta nilai-nilai yang menjadi

landasan keseimbangan dalam masyarakat.

7 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 161

Page 22: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

11

Agama juga dipandang sebagai kepercayaan dan pola prilaku, yang oleh

manusia digunakan untuk mengendalikan aspek alam semesta yang tidak dapat

dikendalikanya. Ada keberagaman diantara masyarakat yang digunakan bahwa

agama sebagai pengendali aspek alam. Bagi masyarakat tradisional misalnya,

peran agama sungguh besar hampir dalam setiap aspek pengendalian kehidupan.

Menurut Max Weber yang memusatkan perhatian pada masalah

bagaimana masyarakat itu berubah dan mengalami kemajuan. Ia mengatakan

bahwa agama sebagai factor perubahan sosial. Perhatian utama Weber adalah

sebagai sumber struktur masyarakat. Weber tidak memberikan definisi eksplisit

mengenai agama. Akan tetapi dari tulisanya dapat diketahui bahwa bagi Weber,

agama diberikan kerangka makna pada dunia dan perilaku manusia. Suatu

perspektif bahwa ketika berusaha memahami dunia, ruangan dimana ia ada, waktu

mengatur hidupnya dan masa depanya, termasuk kematianya, manusia menelaah

agama dari segi dampaknya terhadap masyarakat.

Dalam kerangka Weber, agama ada sangkut pautnya dengan penciptaan

budaya. Bukunya, The Protestant Ethics and the Spirit of Capitalism, merupakan

rintisan dari penelitian dan pendekatan baru pada abad XX mengenai peran kreatif

agama dalam kehidupan sosial. Ini disebutnya “rasionalisasi”, yang akhirnya

membawa masyarakat pada dominasi teknologi dan birokrasi serta orientasi

pragmatis pada efisiensi. Tendensi kearah rasionalisasi tumbuh dan didorong oleh

agama itu sendiri, dalam hal ini agama Kristen, terutama Protestanisme.8

8 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, hlm. 124

Page 23: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

12

Teori Weber tidak jauh berbeda dengan apa yang dilontarkan oleh Graham

Parkes dari Universitas Hawaii, yang menekuni peran agama dalam mengatasi

beberapa krisis budaya masa kini. Parkes mengemukakan teorinya bahwa

pandangan keagamaan suatu kelompok masyarakat sangat berpengaruh dalam

menentukan sikap dan perilaku terhadap alam dan lingkungan.9

Parkes menggarisbawahi bahwa padangan manusia terhadap alam, dan

juga pada lingkungan sangat dipengaruhi oleh pandangan keagamaannya. Faktor

utama terjadinya perusakan lingkungan adalah akibat penggunaan secara besar-

besaran produk-produk teknologi modern. Dibalik dominasi teknologi mutakhir

ini terletak pandangan-pandangan keagamaan serta ideologi tertentu yang

berperan sebagai pendorong dan pemicu kearah sikap yang tidak bersahabat

dengan alam dan lingkungan.

Bagi Parkes, ada dua alur pemikiran mendasar sebagai landasan utama

terbentuknya world view (sikap dan pandangan) di Barat khususnya yang

mengantar kapada perilaku kurang bersahabat dengan alam dan lingkungan.

Pertama adalah latar belakang filsafat Platonik yang menganggap alam nyata

(physical world) tak terwujud dalam kaitanya dengan alam rasional manusia.

Kedua adalah ajaran Yahudi-Kristen yang menempatkan alam dan

lingkungan pada posisi yang lebih rendah dari martabat manusia. Kedua landasan

ideologis ini lalu diperkuat oleh teori-teori modern yang dianut secara luas oleh

manusia-manusia modern masa pencerahan (enlightenment) di Barat. Teori-teori

tersebut antara lain adalah bahwa jangankan pohon dan tumbuh-tumbuhan,

9 Alwi Shihab, Islam Inklusif: Menuju…., hlm. 81

Page 24: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

13

bahkan binatang sekalipun tidak bernyawa, sebagaimana dicetuskan oleh filosof

Descartes.

Kombinasi dari pandangan hidup diatas mengantarkan bangsa-bangsa

Barat memperlakukan alam sebagai lahan eksperimen dan objek dari pencapaian

kenikmatan dan kenyamanan dunia. Berangkat dari asumsi diatas, bahwa

kegagalan agama dan budaya Barat untuk membentuk sikap yang bersahabat

dengan alam dan lingkungan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) dalam

artian bahwa data-data yang mendukung kajian ini berasal dari sumber-sumber

kepustakaan baik berupa buku-buku, ensiklopedi, kamus, majalah, maupun

jurnal yang dipandang ada relevansinya dengan tema penulisan. Data-data

tersebut disebut literature.10

2. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif.

Pendekatan normatif dalam kontek ini adalah berkaitan dengan pokok bahasan

yang lebih menekankan pada bagaimana pandangan agama Buddha tentang

ekologi dan ajaran tentang alam dalam agama Buddha.

10 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM, 1987) hlm. 67

Page 25: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

14

3. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber

data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah karya J.B.

Banawiratma yaitu Iman, Ekonomi dan Ekologi, dan karya-karya lainnya

sejauh mendukung pokok bahasan. Adapun sumber data sekunder terdiri dari

buku-buku, kamus-kamus, tulisan atau karya tulis yang terdapat dalam jurnal,

majalah, koran atau karya tulis lainnya yang terkait dengan tema dalam tulisan

ini.

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif-

analitis, yaitu sebuah metode yang bertujuan untuk memecahkan

permasalahan yang ada, dengan menggunakan teknik deskriptif ,yakni

penelitian, analisis, dan klasifikasi.11

H. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan dalam penulisan ini terarah dengan baik dan benar serta

mudah untuk dipahami, maka akan disusun sitematika pembahasan.

Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

perumusan masalah dan pembatasan, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka,

kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

11 Winarto Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Teknik dan Metode, (Bandung:

Tersito, 1982), hlm. 139

Page 26: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

15

Bab II membahas masalah ekologi. Hal ini mencakup masalah sejarah dan

perkembangan ekologi, perbedaaan antara ekologi, ekosistem dan lingkungan

serta pelestarian dan pengelolaan lingkungan.

Bab III akan membahas masalah sejarah munculnya agama Buddha,

pandangan agama Buddha tentang alam dan manusia, serta relasi antara keduanya.

Bab IV merupakan pokok dari penelitian ini yaitu akan membahas

masalah etika lingkungan dan kesejahteraan manusia, pandangan agama Buddha

tentang masalah ekologi, serta pandangan Islam terhadap ekologi.

Bab V yaitu penutup yang berisikan kesimpulan atas analisa dari seluruh

penjelasan dan saran-saran.

Page 27: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan terhadap agama Buddha tentang

ekologi, maka penulis menyimpulkan pertama, alam merupakan tempat dimana

manusia melangsungkan kehidupan, selain itu alam juga tempat manusia untuk

mengembangankan pemikiran dan imajinasinya. Alam juga yang akan

membentuk sifat dan karekreristik manusia. Apabila manusia selalu berbuat baik

(menjaga) terhadap alam, maka ia akan memiliki sifat baik dan karakter baik,

karena ia dapat mengendalikan diri dari sifat serakah. Bagi agama Buddha

terjadinya alam dan manusia merupakan konsep yang unik. Karena menurut

agama Buddha alam itu muncul karena adanya sebab-sebab yang mendahuluinya

dan sifatnya tidak kekal (shankata). Dikatakan shankata karena adannya alam

tidak mutlak. Alam akan selalu berubah, timbul, dan lenyap sehingga alam ini

merupakan suatu proses kenyataan yang (lahir) dan berubah dari suatu keadaan

menjadi keadaan yang berurutan. Menurut agama Buddha alam memiliki tiga

sifat, yang mana setiap sifat itu saling berhubungan. Pertama, anicca (tidak kekal)

adalah ajaran yang mengatakan bahwa dalam alam ini tidak ada yang kekal, dan

tetap berada. Kedua, dukkha (penderitaan) adalah bahwa alam yang tidak kekal,

maka akan selalu dalam keadaan berubah. Ketiga, anatta (tidah ada yang abadi)

menurut agama Buddha dalam ajaran ini tidak ada roh atau atma yang abadi. Bagi

agama Buddha jelas bahwa alam merupakan sesuatu yang mempunyai sifat, oleh

Page 28: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

69

karenannya apabila manusia terhadap alam terlalu bersifat gegabah, maka alam

akan cepat hancur. Ketika memandang manusia juga agama Buddha hampir sama

dengan pandangannya terhadapa alam, sebagai mana duingkapkan di awal tadi.

Bagi agama Buddha awalnya manusia merupakan mahluk yang terdiri dari batin

saja. Akan tetapi mahluk tersebut mulai menampakan sifatnya yang serakah, maka

terbentuklah menjadi manusia. Ada satu hal yang mungkin mengagetkan dari

ajaran Buddha tentang manusia, bahwa bagi agama Buddha manusia merupakan

mahluk yang tidak memilki jiwa, konsep ini hampir sama dengan konsep alam

dalam pandangan Buddha. Menurut agama Buddha konsep tanpa jiwa yaitu

sebagai substansi spiritual bukan sebagai diri manusia. Oleh karena sifat dari

manusia pada awalnya telah menunjukan sifat yang serakah, oleh karenannya

agama Buddha memberikan suatu jalan bagi manusia untuk menghindari sifat

buruk tersebut, apabila sifat-sifat buruk tersebut tidak dapat dihindari dalam diri

manusia, khususnya sifat serakah terhadap alam, missalnya dengan semakin

banyaknya mengeksploitasi, maka tinggal tunggu saja kehancuran bumi yang

dicintai ini.

Kedua, permasalahan ekologi bukan lagi merupakan permasalahan

pemerintah atau organisasi lingkungan hidup, akan tetapi sudah menjadi

permasalahan bersama. Oleh karenanya dalam hal mencegah masalah tersebut

pun, harus dilakukan bersama baik peran pemerintah, organisasi-organisasi

linkungan hidup, bahkan yang tidak kalah penting adalah peran agama. Budddha

sebagai salah satu agama besar di dunia mempunyai peran yang sangat vital dalam

mencegah masalah ekologi, oleh karenannya agama mampu mengatur dan

Page 29: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

70

membawa pemeluknya kejalan yang lebih baik. Menurut agama Buddha, alam

semesta beserta isinya diatur selaras oleh Hukum Universal, demikian juga semua

alam kehidupan, termasuk manusia. Manusia tidak semestinya tamak, mau

menguasai dan mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingannya sendiri.

Kehidupan lain dalam semesta harus diperhatikan, bila terjadi hal yang tidak

selaras, tentu akan menimbulkan suatu kajadian lain sebagai akibatnya. Salah satu

dari ajaran Buddha adalah mengajarkan tentang keseimbangan, keseimbangan ini

sangat penting bagi manusia dalam menumbuhkan kehidupan yang dinamis antara

manusia dengan alam dan lingkungan. Selain itu dalam salah satu ajaran Buddha

yaitu karma, yang apabila manusia melakukan perusakan lingkungan, maka akan

menimbulkan permasalahan ekologi dan akibat dai ekologi tersebut akan

menimbulkan kehancuran alam dan linkungan. Oleh karenannya agama Buddha

sangat melarang keras adanya perusakan linkungan, karena akan merusak

ekosistem dan alam.

B. Saran – saran

Pandangan agama Buddha tentang ekologi sesungguhnya telah memberi

pencerahan bagi umat manusia, bahwa sanya kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat dari maraknya eksploitasi akan membuat manusia berada dalam

kehancuran. Buddha memberikan arahan bagaimana cara manusia untuk

menghindarkan dari kerusakan ekologi. Penulis sendiri menyadari bahwa

penelitian yang dilakukan ini masih banyak kekurangannya.

Page 30: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

71

Oleh karena itu penulis menyarankan kepada masyarakat atau lebih khusus

lagi para cendikiawan agama bukan hanya cendikiawan Buddhis harus lebih keras

lagi dalam berjuang, khususnya memberantas masalah keserakahan,

kesederhanaan dan tanpa kekerasan yang perlu dikembangkan. Para agamawan

juga perlu menganjurkan dan memberi contoh agar manusia membatasi kebutuhan

“semu” yang selalu dikejar dan dijadikan “kiblat” abad ini.

Page 31: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, "Agama Buddha" dalam Romdhon (dkk), Agama-agama di Dunia, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1998.

----------------, Beberapa pokok Ajaran Buddha, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga

Fakultas Ushuluddin, 1994. A.G Honig Jr, Ilmu Agama, terj. Koesoemosoesastro dan Soegiarto, Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1994. Al Gore, Bumi Dalam Keseimbangan: Ekologi dan Semangat Manusia, terj. Hira

Jhamtani, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995. Arya Wardhana, Wisnu. Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta: Andi

Offset, 1995. Bagir, Zaenal Abidin, Ilmu Etika dan Agama: Menyikapi Tabir Alam dan

Manusia, Yogyakarta: CRCS, 2006 Bakker, Anton. Kosmologi dan Ekologi, Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Dhammika, Venerable S, Dasar Pandangan Buddha, terj. Arya Tjahyadi, Surabaya: Yayasan Dhammadipa Arama, 1990.

Fauzi, Moh. Ali, Etika Lingkungan: Sebuah Kritik Terhadap Etika

Anthroposentrisme, Yogyakarta: Geger, 2006. Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pedoman Penulisan

Proposal dan Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Hadiwiyono, Harun. Agama Hindu dan Buddha, Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1989. Hadikusumo, Hilman, Antropologi Agama I, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993. Hadi, Sutrisno. Metode Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987.

Husain, Harun M, Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

------------, Analisis Mengendalikan Dampak Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara,

1992.

Page 32: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

73

Indonesia, Shangha Theravada, Pokok-pokok Dasar Agama Buddha,

Bandung:Vipassana Graha, 1996. Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama, Bandung: Remaja Rosda, 2002.

Koesbianto, J.A. Dhanu dan Firman Adi Yuwono, Pencerahan: Suatu Pencerahan Makna Hidup Dalam Zen Buddhisme, Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Kearifan Lingkungan Untuk Indonesiaku,

Yogyakarta: Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2006. Okawa, Ryuho. Hakikat Ajaran Buddha: Jalan Menuju Pencerahan, Yogyakarta:

Saujuna, 2004. Purwadianto, Agus, Jalan Paradoks: Visi Baru Fritjof Capra Tentang Kearifan

dan Kehidupan Modern, Bandung: Teraju, 2004. Resosoedarmo, R. soedjiran, Pengantar Ekologi, Bandung: Remaja Rosdakarya,

1993. Suseno, Franz Magnis, Etika Lingkungan Hidup, Sketsa Nomor 8, Tahun V 1989. Soejani, Moch, Lingkungan Sumber Daya Alam dan Kehidupan, Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 1987. Soemarwoto, Otto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta:

Djambatan, 1993. ------------, Analisis Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1992. Seng Hansen, Upa Sasanasena, Ikhtisar Ajaran Buddha, Yogyakarta: Vidyasena

Production, 2008. Soou’yb, Joesoep, Agama-agama Besar di Dunia, Jakarta: Al Husna Zikra, 1996. SJ, J.B. Banawiratma dkk. Iman, ekonomi dan ekologi: Refleksi Lintas Ilmu dan

Lintas Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1996. Shihab, Alwi. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, Bandung:

Mizan, 1998. Smith, Huston. Agama-agama Manusia, terj. Saafroedin Bahar. Jakarta: Yayasan

Obor, 2001.

Page 33: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

74

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Widyadharma, Maha Pandita Sumedha, Dhamma Sari, Jakarta: Kanthaka

Kencana, 1989. Weber, Max. Sosiologi, terj. Noorkholish dan Tim Penerjemah Promothea.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 34: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

75

DAFTAR ISTILAH

Fotooksida : Oksidasi yang menggunakan sinar matahari

Hg : Merkuri atau raksa

Metilmerkuri : Zat logam yang dapat di manfaatkan

Merkuri : Unsur logam

Nitrogenoksida : Hasil dari reaksi nitrogen dengan oksigen

Nitrogen : Gas tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak

beracun dan merupakan gas diatomic bukan logam yang

stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsure atau senyawa

lain.

Ozon : Lapisan udara yang terdapat di atmosfer, berasal dari

oksigen yang mengalami perubahan akibat adanya aliran

listrik setelah petir dan guruh silih berganti atau karena

pengaruh sinar ultraviolet matahari

Oksidasi : Reaksi dengan oksigen

PAN : Okigen

Page 35: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …digilib.uin-suka.ac.id/3631/1/BAB I,V.pdf · lingkungan biasanya manusia menjadi terbentuk baik dari segi sifat, karakteristik maupun jiwanya.

76

CURRILUM VITAE

Nama : Zurqoni Anwar

Tempat Tgl Lahir : Subang, 14 Mei 1984

Agama : Islam

Alamat Asal : Pasirbungur Purwadadi Subang Jawa Barat

Telepon : 085228379757

Nama Ayah : Anwar Tholibin

Nama Ibu : Karni

Pekerjaan : Buruh

Riwayat Pendidikan

TK Tunas Karya : 1988

SDN Ratna Budaya : 1989-1995

SLTPN Purwadadi : 1995-1998

MA Darussalam : 1998-2001

UIN Sunan Kalijaga : 2002