JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

72
RASIONALITAS DAN MODERNITAS JÜRGEN HABERRMAS (Kritik atas Positivisme Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Oleh : TAUFIQ SAIFUDDIN NIM: 07470056 Pembimbing: Muh. Agus Nuryatno, Ph. D. NIP. 19700210 199703 1 003 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Transcript of JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

Page 1: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

i

RASIONALITAS DAN MODERNITAS JÜRGEN HABERRMAS(Kritik atas Positivisme Pendidikan Islam)

SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaUntuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh :

TAUFIQ SAIFUDDINNIM: 07470056

Pembimbing:Muh. Agus Nuryatno, Ph. D.NIP. 19700210 199703 1 003

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2014

Page 2: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Taufiq Saifuddin

NIM : 07470056

Jurusan : Kependidikan Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan skripsi ini adalahasli hasil penelitian Penulis sendiri dan bukan plagiasi karya orang lain. Adapunbagian-bagian yang dirasa penting untuk dirujuk telah kami lampirkansumbernya dan sesuai dengan kaedah penulisan ilmiah.

Yogyakarta, 25 Agustus 2014Yang Menyatakan,

Taufiq SaifuddinNIM: 07470056

Page 3: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

iii

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-41/R0

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Hal : Surat Persetujuan Skripsi/Tugas Akir

Kepada Yth.Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Sunan Kalijaga YogyakartaDi, Yogyakarta.

Assalamu’alaikum wr.wb.Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka kami selaku pembimbing berpendapatbahwa skripsi saudara yang dibawah ini:

Nama : Taufiq SaifuddinNIM : 07470056Jurusan : Kependidikan IslamFakultas : Ilmu Tarbiyah dan KeguruanSemester : IIV (Empat Belas)Judul Skripsi : RASIONALITAS DAN MODERNITAS JURGEN

HABERMAS (Kritik atas Positivisme PendidikanIslam).

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanJurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai salah satusyarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatasdapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkanterima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 25 Agustus 2014Pembimbing,

Muh. Agus Nuryatno, Ph. DNIP. 19700210 199703 1 003

Page 4: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

iv

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-41/R0

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Hal : Skripsi Saudara Taufiq Saifuddin

Kepada Yth.Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Sunan Kalijaga YogyakartaDi, Yogyakarta.

Assalamu’alaikum wr.wb.Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka kami selaku pembimbing berpendapatbahwa skripsi saudara yang dibawah ini:

Nama : Taufiq SaifuddinNIM : 07470056Jurusan : Kependidikan IslamFakultas : Ilmu Tarbiyah dan KeguruanSemester : IIV (Empat Belas)Judul Skripsi : RASIONALITAS DAN MODERNITAS JURGEN

HABERMAS (Kritik atas Positivisme PendidikanIslam).

Yang sudah dimunaqosyahkan pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 2014, sudahdapat diajukan kembali kepada Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam.

Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Page 5: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

v

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-41/R0

PERBAIKAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Nama mahasiswa : Taufiq SaifuddinNIM : 07470056Semester : XIV (empat belas)Jurusan/Program Studi : Kependidikan IslamFakultas : Ilmu Tarbiyah dan KeguruanJudul Skripsi : “RASIONALITAS DAN MODERNITAS JURGEN

HABERMAS (Kritik Atas Positivisme PendidikanIslam)”

Setelah mengadakan munaqisyah atas skripsi/tugas akhir Saudara tersebut diatas, maka kamimenyarankan diadakan perbaikan skripsi/tugas akhir tersebut sebagaimana dibawah ini:

No. Topik Hal. Uraian Perbaikan

1. DAFTAR ISIxiii dan

xivPerbaikan redaksi dan penempatan halaman

2. BAB I.4, 8, 9,20, 21dan 26

Perbaikan redaksi penulisan

3. BAB I 27 Memasukkan sitasi Jurnal Pendidikan Islam.

4. BAB IV243 dan

246Perbaikan redaksi penulisan.

5. BAB IV 244 Memasukkan sitasi Jurnal Pendidikan Islam

Page 6: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

vi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-41/R0

PERBAIKAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Nama mahasiswa : Taufiq SaifuddinNIM : 07470056Semester : XIV (empat belas)Jurusan/Program Studi : Kependidikan IslamFakultas : Ilmu Tarbiyah dan KeguruanJudul Skripsi : “RASIONALITAS DAN MODERNITAS JURGEN

HABERMAS (Kritik Atas Positivisme PendidikanIslam)”

Setelah mengadakan munaqisyah atas skripsi/tugas akhir Saudara tersebut diatas, maka kamimenyarankan diadakan perbaikan skripsi/tugas akhir tersebut sebagaimana dibawah ini:

No. Topik Hal. Uraian Perbaikan

1. HALAMAN MOTTO viiiPerbaikan isi yang sesuai dengan pedoman

skripsi.

2. HALAMAN PERSEMBAHAN ixPenyesuaian dan perbaikan isi yang ditujukan

kepada almamater

4. KATA PENGANTAR xMemasukkan doa dan perbaikan redaksi

penulisan

3. ABSTRAK xiii Perbaikan redaksi penulisan

4. BAB III 127 Perbaikan redaksi penulisan.

5. DAFTAR PUSTAKA 289 Perbaikan rujukan referensi

Page 7: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

vii

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-41/R0

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIRNomor: UIN/02/DT/PP. 29/08/14

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : RASIONALITAS DAN MODERNITASJURGEN HABERMAS (Kritik atasPositivisme Pendidikan Islam).

Nama : Taufiq SaifuddinNIM : 07470056Telah dimunaqasyahkan pada : Jumat, 29 Agustus 2014Nilai Munaqasyah : 95 / A

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SunanKalijaga Yogyakarta.

TIM MUNAQASYAH:

Page 8: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

viii

HALAMAN MOTTO

“Ripalele’ sirampe-rampe, ripaletteq si pau-paue,genrang maqdengo-rengo teppaja puppu bennie,

Aga ureweq rimattettengeng tengga-bennie,tonang ri kolliq-kolliq taqdeweq,

caning muddani riwatakkaleku,naia kenneng napitu taung.1

Artinya: Beralih lagi cerita, berpindah pula kisah,gendang bertalu tak hentinya sepanjang malam,

Pulanglah hamba tengah malam,menumpang sampan lalu kembali,

merasa rindu pada diriku,sedang (berjuang) tujuh tahun lamanya.

“Yakin Usaha Sampai”2

1 Disadur dan diolah sendiri dari roman sastra Bugis “I La Galigo” dalam buku FacruddinAmbo Enre, Ritumpanna Welenrennge: Sebuah Episoda Sastra Bugis Klasik Galigo. (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1999), hal. 134, 260, 261, 262, 264 dan 265.

2 Dipetik dari lagu Hymne HMI.

Page 9: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Almamater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Juga Seluruh Kader Himpunan Mahasiswa Islam

Kepada mereka pecinta ilmu pengetahuan dan pejuangkemanusiaan dimanapun berada...

Page 10: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

x

ABSTRAK

TAUFIQ SAIFUDDIN. Rasionalitas dan Modernitas Jurgen Habermas(Kritik atas Positivisme Pendidikan Islam). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Positivisme telah menjadi isu yang telah menuai persoalan di dunia moderen. Salahsatu tokoh yang mengungkapkan bagaimana kritik atas faham tersebut adalah JurgenHabermas. Corak positifistik dalam pendidikan Islam disatu sisi, menolak dasar pendidikanIslam yang berangkat dari aspek normatif dan historis. Kritik bertujuan untuk menunjukkanapa yang seharusnya terjadi dan ada pada peserta didik, bukan hanya melihat apa yangmelekap padanya.

Jenis penelitian ini merupakan suatu penelitian literature atau studi pustaka. Biasakita kenal dengan library research. Dalam tingkatan penjelasannya, penelitian ini bersifatdeskriptif karena penelitian ini adalah penelitian studi pustaka. Sedangkan dalampengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumentasi. Selanjutnya data tersebutPenulis analisis dengan menggunakan metode content analysis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana rasionalitas mengarah padapengembangan “tindakan komunikatif” khususnya didalam praktek pendidikan Islam.Prinsipnya terletak pada bagaimana etika diskursus pembelajaran, mampu dibangun di atasklaim kebenaran dan ketepatan. Selanjutnya melalui modernitas peneliti memberikangambaran bagaimana semangat “ruang publik”, sehingga dalam ruang publik pendidikanIslam terbangun apa yang disebut dunia kehidupan dan sistem. Dunia kehidupanmengehendaki adanya hubungan integral antara kepentingan pengetahuan terhadap sistemyang berada di luar pendidikan Islam.

Kritik selalu mendasarkan dirinya pada kebaruan, sehingga tidak tepat jika melakukankritik terhadap aspek positivisme dalam pendidikan Islam adalah mencari kesalahan. Dalamperspektif ini, kritik digunakan untuk menolak argumen dasar positivisme yang inginmenyatukan ragam metode keilmuan kedalam satu pendekatan. Sehingga kritik mengarahpada apa yang seharusnya terjadi, dan tidak hanya melihat apa yang terjadi.

Kata Kunci: Rasonalitas, Modernitas, Jurgen Habermas, Kritik, Positivisme dan PendidikanIslam.

Page 11: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xi

KATA PENGANTAR

رب العا لمین و بھ نستعین على أمور الدنیا و الدین والصلاة والسلام على أشرف . الحمد

أما بعد. وصحبھ أجمعینالأنبیاء و المرسلین وعلى الھ

Segenap puja dan doa kehadirat Allah, Tuhan seru sekalian alam. Dengan

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam kehadirat Baginda

Rasulullah Muhammad SAW, semoga syafaatnya kelak tertuju pada kita semua.

Serangkaian aktifitas dalam pengertian akademik, telah terlalui dengan

kucuran keringat dan tetasan air mata. Tetesan keringat menyimbolkan keras dan

derasnya perjuangan, dan tetasan air mata menyimbolkan semangat spritualitas yang

tiada henti. Harapan dan tujuan kini bertumpu pada masa depan, kucuran serta tetesan

tadi kelak akan memadamkan api neraka pada titian shirathal mustaqim.

Dalam proses panjang tersebut, setelah sepuluh (10) tahun lamanya melalui

proses studi yang penuh dengan tingkat intensitas, maka menjadi penting untuk

mengenang kembali apa yang telah ditorehkan oleh, para Guru dan kawan

seperjuangan. Tiadalah makna yang terkandung dalam proses yang panjang ini tanpa

campur tangan dan bantuan para tokoh tersebut. Mereka adalah orang-orang yang

selalu memiliki komitmen pada kebaruan dan membangun peradaban. Oleh

karenanya, penulis dengan segala kerendahan hati, bersama lengan baju yang terlipat

serta penghormatan yang setinggi-tingginya mengucapkan terima kasih kepada:

Page 12: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xii

1. Pertama dan utama kepada kedua orang tua penulis, Ayah Saifuddin dan

Mama’ Munawwarah, yang dengan kerendahan hati dan semangat hidup terus

memberikan materi dan doa.

2. Bapak Muh. Agus Nuryatno, Ph. D, selaku Pembimbing skripsi, Guru

sekaligus senior yang senantiasa membagi ilmunya dan memotifasi penulis

dalam berbagai hal.

3. Ibunda Dra. Nur Rohmah, M. Ag selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam

yang selama ini selalu menjadi Ibu yang baik dalam menangani kenakalan

penulis, serti kebijaksanaannya dalam proses penyelesaian studi.

4. Bapak Drs. Misbah Ulmunir, selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam,

yang juga telah banyak membantu upaya penyelesaian studi penulis.

5. Bapak Dr. Imam Machali, M. Pd, dan Bapak Zainal Arifin, S. Pd. I, M.

SI, selaku penguji sekaligus senior yang senantiasa memberikan masukan dan

menelaah secara kritis skripsi yang telah penulis rampungkan.

6. Segenap Guru dan Karyawan dilingkungan KI FITK UIN Sunan Kalijaga,

Muh, Qowwim, Pak Imam Machali, Pak Mangun Budiyanto, Pak Rinduan

Zain, Pak Sibawaihi, Pak Abdurrahman Assegaf, Pak Muh. Anis, Pak

Subiyantoro, Pak Edy Yusuf, Pak Maragustam Siregar, Pak Abdul Munir

Mulkhan, Ibu Nadlifah, Ibu Wiji Hidyayti, Ibu Juwariyah, Ibu Na’imah, Pak

Marwanto, Ibu Santi, Pak Supriyono dan kesemuanya yang disetiap

perjumpaan memberikan kesan dan pengetahuan baru.

7. Kawan-kawan sejurusan yang terus mencoba dan berusaha menggapai

citanya.

8. Kawan-kawan seperjuangan pada setiap elemen organisasi pergerakan

mahasiswa, terima kasih kepada seluruh teman-teman di PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia), khususnya PMII UIN Su-Ka, Andi Andrianto,

Rojali, Abu Laka dan lain-lain, teman-teman di IMM (Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah) di UIN, Darman dan lain-lain. Teman-teman di KAMMI

(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang di UIN, Bahtera dan lain-

Page 13: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xiii

lain. Teman-teman di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) di

UIN, Gogogn dan lain-lain. Teman-teman di GMKI (Gerakan Mahasiswa

Kristen Indonesia), Herman dan lain-lain. Dan seluruh elemen pergerakan

lainnya.

9. Kepada Yuni Sasmita, teman dan inspirasi hidup dibanyak hal, terima kasih

untuk waktu yang begitu berharga selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan pembentukan HMI Cabang. Jogjakarta Raya,

terkhusus: Arif Setiawan, Muh. Juanda Syamsu, Ginanjar Prastyanto,

Ibnu Amr, Fadlun Sangadji dan Sagiyatul Maulud. Yakinlah, apa yang

telah kita torehkan akan menjadi karya dalam pembaruan sejarah peradaban

yang utuh dan menginspirasi.

11. Rekan-rekan seperjuangan di Badan Pengelola Latihan HMI Yogyakarta

(2010-2012), Firman Firdausi, Kiraman, Lukman Hakim, Mahbub Ghazy,

Ramahadin Damanik, Ito, dan semuanya. Kalianlah garda depan pendidik

generasi baru yang unggul dan terdepan.

12. Teman-teman seperjuangan di HMI Koordinator Komisariat UIN Sunan

Kalijaga (2008-2010), Ujang Hasanuddin, Nurdin Lubis, Azis Muslim, Abdul

Gaffar, Haryanto Ucok dan semuanya, yang dengan senang hati selalu

bersama dalam menyelesaikan amanah kepengurusan serta menjadi teman

belajar dan berdiskusi pada setiap dimensi keilmuan.

13. Kawan-kawan seperjuangan di HMI Komisariat Ushuluddin (2007-2008),

Saifudin, Fathul Adzhim, Lalu Agus Marzuki, Mardiyanto, Kukuh Budiman,

Wahyu Minarno Abdul Ghofar, Bhinawan, Muh. Riza, Dedi Firmansyah,

Sidik Sasmita, Resta dan lain-lain. Pada lembaga inilah awal pergulatan

intelektual dimulai, dan kebersamaan yang membentuk semuanya menjadi

mungkin.

14. Seluruh adik-adik di HMI Komisariat Ushuluddin, Kukuh-Arif cs (2008-

2009), Ginanjar-Noorhidayat cs (2009-2010), Ziaulfalaq-Kiraman cs (2010-

2011), Mukhlasin-Irfan cs (201-2012), Rohman-Khodijah cs (2012-2013) dan

Page 14: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xiv

Fandi cs (2013-2014). Terima kasih telah menjadi bagian dari semua proses

belajar.

15. Seluruh adik-adik tercinta di HMI Komisariat STTL “YLH”, Ibnu Amin

Karepesina, Rizal Laita Sangaji, Bahrul M. Saleh, Andili Khaeruddin, Riyani

Bela, Basri Sangadji, Abdul Rais Abbas, Fadlin Sangaji, Fakhrurrozi, Donny

Kurniawan, Ari Irawan, Uki, dan lain-lain. Terima kasih atas serangkaian

jerih payahnya dalam keinginan meimba ilmu yang tiada henti.

16. Seluruh adik-adik tercinta di HMI Komisariat UPY, Yadri Irwansyah, Nurul

Huda, Abdulsalam Ahmad, Anton Lukman, Ishak Lawe, Taufik Junior,

Ronaldo, Opi, Rani, dan lain-lain, terima kasih dan teruslah berkarya. Dimasa

depan kita akan bertemu dalam forum yang berbeda dan dengan situasi yang

lebih baik dari apa yang kita lakukan ahri ini.

17. Seluruh adik-adiku tercinta di HMI Komisariat STTNAS, Saddam Kie,

Ahmad Djaelani, Ikhwanuddin Siregar, dan lain-lain. Terima kasih dan

teruslah membangun apa yang telah kita dasarkan pada STTNAS, karya

kalian tidak akan terhenti.

18. Teman-teman di Asrama Mahasiswa Sulawesi-Selatan “Merapi 4”, terima

kasih permainan dominonya, dukungannya dan juga bantingannya. Kepada

Kanda Chanca, Kanda Asep, Kanda Andika, Udin, Imran, Arham, Ancha,

Memed, Asnam, Muhlis, Ciwang, Jamil dan semuanya, terima kasih untuk

semuanya.

19. Segenap Senior yang telah membantu penulis dalam proses belajar sepuluh

(10) tahun di Yogyakarta, khususnya di Himpunan Mahasiswa Islam, Kanda

Agussalim Sitompul (Alm.), Kanda Chumaidi Syarif Romas, Kanda Muh.

Damami, Kanda Abdul Basir Solissa, Kanda Iskandar Zulkarnain, Kanda

Sudin, Kanda Masrur, Kanda Iswandi Syaputra, Yunda Sri Mulyani, Kanda

Rakhmad Fajri, Yunda Asma, Kanda Mustadin, Kanda Taufik Ahmad Dadiri,

Kanda Dudung Abdurrahman. Begitupun senior di HMI yang banyak

perannya, Bang Wahyuddin Noer, Bang Imam Iqbal, Bang Swanvri, Bang

Page 15: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xv

Dian Yanuardi, Band Didi Novrian, Bang Hariqo WS, Bang Andi Abbas,

Bang Maulana, Mbak Endah C. Immawati, Mbah Hima Kurnia, Mbak Qodri,

Mbak Rumzah, Bang Indra H. Nuruddin, Bang Tri Pambudi, Bang Sukma

Irawan, Bang Syamsul Bahri, Bang Deni Sudastika, Bang Aris Setiawan dan

lain-lain. Terima kasih tiada tara.

Terakhir, tiada upaya yang tidak mendapatkan hasil, oleh karenanya karya

ini adalah sebagian kecil dari apa yang semestinya dilakukan untuk perbaikan dan

kesinambungan masyarakat Indonesia kedepannya. Terima kasih.

Yogyakarta, 25 Agustus 2014Penulis,

Taufiq SaifuddinNIM. 07470056

xv

Dian Yanuardi, Band Didi Novrian, Bang Hariqo WS, Bang Andi Abbas,

Bang Maulana, Mbak Endah C. Immawati, Mbah Hima Kurnia, Mbak Qodri,

Mbak Rumzah, Bang Indra H. Nuruddin, Bang Tri Pambudi, Bang Sukma

Irawan, Bang Syamsul Bahri, Bang Deni Sudastika, Bang Aris Setiawan dan

lain-lain. Terima kasih tiada tara.

Terakhir, tiada upaya yang tidak mendapatkan hasil, oleh karenanya karya

ini adalah sebagian kecil dari apa yang semestinya dilakukan untuk perbaikan dan

kesinambungan masyarakat Indonesia kedepannya. Terima kasih.

Yogyakarta, 25 Agustus 2014Penulis,

Taufiq SaifuddinNIM. 07470056

xv

Dian Yanuardi, Band Didi Novrian, Bang Hariqo WS, Bang Andi Abbas,

Bang Maulana, Mbak Endah C. Immawati, Mbah Hima Kurnia, Mbak Qodri,

Mbak Rumzah, Bang Indra H. Nuruddin, Bang Tri Pambudi, Bang Sukma

Irawan, Bang Syamsul Bahri, Bang Deni Sudastika, Bang Aris Setiawan dan

lain-lain. Terima kasih tiada tara.

Terakhir, tiada upaya yang tidak mendapatkan hasil, oleh karenanya karya

ini adalah sebagian kecil dari apa yang semestinya dilakukan untuk perbaikan dan

kesinambungan masyarakat Indonesia kedepannya. Terima kasih.

Yogyakarta, 25 Agustus 2014Penulis,

Taufiq SaifuddinNIM. 07470056

Page 16: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. iii

HALAMAN NOTA DINAS KONSULTAN ................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix

ABSTRAK ......................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi

DARTAR ISI ..................................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 10

D. Telaah Pustaka ............................................................................................ 11

E. Landasan Teori ............................................................................................ 19

1. Rasionalitas .......................................................................................... 19

2. Modernitas ........................................................................................... 22

3. Kritik .................................................................................................... 23

4. Positivisme ........................................................................................... 24

5. Pendidikan Islam .................................................................................. 25

F. Metodologi Penelitian ................................................................................. 27

1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 27

2. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 28

3. Pendekatan dan Analisa Data ............................................................... 29

G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 30

Page 17: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xvii

BAB II: BIOGRAFI INTELEKTUAL JURGEN HABERMAS ................. 33

A. Dinamika Hidup Jurgen Habermas ............................................................. 33

B. Latar dan Corak Epistemologi Jurgen Habermas ........................................ 37

C. Karya-Karya Jurgen Habermas.................................................................... 44

1. Karya tentang Rasionalitas ................................................................... 44

2. Karya tentang Modernitas..................................................................... 51

3. Tulisan dan Pemikiran Habermas yang Pernah Diterbitkan ................. 55

BAB III: RASIONALITAS DAN MODERNITAS DALAM

PERSPEKTIF JÜRGEN HABERMAS; MEMBANGUN KRITIK

TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM ............................................................ 59

A. Memahami Rasionalitas Jürgen Habermas ................................................ 60

1. Mendefenisikan Rasionalitas ............................................................... 61

a. Konsep Teleological Action atau Tindakan Strategis ................... 65

b. Konsep Normatively Regulated Action ......................................... 68

c. Konsep Dramaturgical Action ...................................................... 71

d. Konsep Communicative Action ..................................................... 74

2. Rasionalisasi dan Terori yang Mengitarinya ....................................... 77

3. Rasionalitas Sebagai Acuan Tindakan Komunikatif ........................... 80

a. Mengulas Problem Koordinasi Tindakan ..................................... 85

b. Perbedaan Ilokusioner dan Perlokusioner; Orientasi

Keberhasilan dan Pemahaman ...................................................... 88

c. Rumusan Klaim Validitas dan Perannya ....................................... 93

4. Kandungan Kritik Teori Rasionalitas terhadap Pendidikan Islam ....... 98

a. Rasionalitas Pendidikan Islam ...................................................... 101

b. Inkorporasi Teori Tindakan Komunikatif Ke dalam

Pendidikan Islam ........................................................................... 113

1) Muatan Materi Tindakan Komunikatif dalam

Pendidikan Islam ................................................................... 118

2) Tindakan Komunikatif dan Orientasi Pendidikan Islam ........ 123

Page 18: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xviii

B. Memahami Modernitas Jürgen Habermas .................................................. 129

1. Medefenisikan Modernitas ................................................................... 131

2. Modernitas Sebagai Acuan Ruang Publik ........................................... 138

a. Etika Diskursus dalam Ruang Publik Moderen ............................ 143

b. Demokrasi Deliberatif dalam Ruang Publik Moderen .................. 149

1) Mengulas Budaya Masyarakat Pascatradisonal

dan Pascaindustrial ................................................................ 150

2) Mengulas Hubungan Sistem dan Dunia Kehidupan .............. 53

3. Kandungan Kritik Teori Modernitas terhadap Pendidikan Islam ........ 158

BAB IV: KRITIK TERHADAP POSITIVISME

PENDIDIKAN ISLAM .................................................................................... 179

A. Kritik dalam Diskursus ............................................................................... 181

1. Menelaah Kritik ................................................................................... 182

2. Relevansi Kritik terhadap Pendidikan Islam ........................................ 192

a. Rasionalitas sebagai Kritik dalam Pendidikan Islam...................... 200

b. Modernitas sebagai Kritik dalam Pendidikan Islam ...................... 207

B. Mengurai Aspek Positivisme dalam Pendidikan Islam .............................. 213

1. Menjabarkan Positivisme ..................................................................... 215

2. Kritik atas Positivisme ......................................................................... 221

3. Aspek Positivisme dalam Pendidikan Islam ........................................ 226

a. Verifikasi (Eksperimen) Empirikal ............................................... 230

b. Reduksi Fenomena......................................................................... 235

4. Kritik atas Positivisme dalam Pendidikan Islam ................................. 242

a. Argumen 1: Kritik atas Positivisme yang Bebas Nilai dalam

Pendidikan Islam............................................................................ 247

b. Argumen Kedua: Kepentingan Praktis dalam

Pengetahuan, Kritik Terhadap Metode Positivisme dalam

Pendidikan Islam............................................................................ 255

C. Menuju Wujud Pendidikan Islam yang Kritis. ........................................... 264

Page 19: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

xix

BAB V: PENUTUP .......................................................................................... 270

A. Kesimpulan ................................................................................................. 270

B. Saran ........................................................................................................... 271

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 272

LAMPIRAN ...................................................................................................... 291

DATA DIRI PENULIS ..................................................................................... 309

Page 20: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Derasnya upaya pembaharuan di tubuh Islam belakangan ini, tentunya

memberikan implikasi terhadap pendidikan Islam. Dalam pengertian ini,

pendidikan tentulah menjadi tidak otonom sebagai bidang dalam pergulatan

manusia, oleh karena tersuborndinasi ke dalam bidang suci yaitu Islam. Islam

kemudian menyediakan alasan, tujuan dan isi dari pendidikan Islam. Dengan

demikian, pendidikan Islam pun menjadi selalu menarik untuk diperbincangkan.

Hampir tidak ada perbincangan dalam kehidupan sehari-hari yang luput dari

nuansa pendidikan. Mengapa persoalan pendidikan formal memiliki porsi sangat

istimewa dalam perbincangan manusia, khususnya di abad ini?—hal itu pun

tentu akan mendapatkan respon yang beragam.

Manusia sebagai pelaku peradaban, tentu memegang peranan penting

dalam perubahan sebuah perjalanan sejarah. Dalam beberapa pendapat, manusia

juga sering dikaitkan sebagai homo-religius1, kebutuhan dasar manusia atas

sebuah keyakinan tertentu berimplikasi pada model keyakinan yang dianutnya.

Keyakinan itulah yang dalam perjalanannya kita kenal dengan Agama.

1 Karen Amstrong, A History of God: 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam.(New York: Ballantine Books, 1993) hal., 20.

Page 21: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

2

Pendidikan dalam pengertian ini menjadi tempat dimana proses transformasi dan

transmisi pengertahuan agama khususnya Islam dilakukan.

Selanjutnya, disadari atau tidak rasio merupakan pijakan manusia

dalam menerima Islam sebagai dasar keyakinannya. Melalui rasio inilah

kemudian manusia mampu mengetahui tentang segala sesuatu yang mengitari

kehidupannya. Didalam diri manusia terdapat berbagai macam pemikiran dan

pengetahuan.2 Dinamika pemikiran yang dilakukan secara terus menerus antara

rasio dan realitas selanjutnya melahirkan sebuah tatanan kehidupan. Sehingga

menjadi sebuah kelaziman jika hari ini format pendidikan Islam pun tidak dapat

lepas dari tatanan kehidupan masyarakat modern.

Jika rasio menjadi alat penalaran manusia dalam menyingkap persoalan

kehidupannya, maka dapatlah dikatakan bahwa realitas merupakan tempat

dimana pendidikan Islam dilaksanakan. Sehingga menjadi penting manfsirkan

realitas tersebut, sebagai upaya menemukan macam-macam bentuk tafsiran

ilmiah dan faktual khususnya dibidang pendidikan Islam. Upaya inilah yang

disebut sebagai rasionalitas atas laju modernitas yang berkembang dewasa ini.

Peristiwa-peristiwa yang mengitari Indonesia dewasa ini seperti;

bencana alam, kemiskinan, lahirnya kurikulum pendidikan 2013 dan lain

2 Dalam Filsafat Islam, pengetahuan manusia tersebut dibagi menjadi dua tahapan, pertama;At-tashawwur yakni bentuk atau konsepsi dan lebih bersifat pengetahuan sederhana. Kedua; At-tashdiq yakni pembenaran, maksudnya pengetahuan yang mengandung sebuah penilaian. Lebih jauhlihat Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna. (Bandung: Mizan, 1999) hal., 25.

Page 22: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

3

sebagainya merupakan bagian dari realitas.3 Sikap kita pun dalam menyikapinya

tentulah beragam, ada yang beranggapan bahwa peristiwa tersebut merupakan

sebuah takdir yang menentukan kemiskinan manusia. Respon sikap kita terhadap

realitas tersebut akan sangat menentukan model penyikapan kita terhadap

sesuatu. Dari sini dapatlah dikelompokkan bahwa rangkaian kejadian dalam

realitas kita bertumpu pada peristiwa alam dan peristiwa kemanusiaan.

Pendidikan Islam sebagai peristiwa kemanusiaan tentu sangat memiliki

aspek yang dinamis untuk terus dikembangkan. Hal ini kemudian meniscayakan

munculnya perubahan-perubahan dalam standar isi dan perangkat penggerak

pendidikan Islam. Pendidikan Islam diperuntukkan untuk manusia serta

direkayasa oleh manusia dan diarahkan untuk membentuk manusia yang unggul.

Proses ini pun bergantung pada semangat zaman dimana pendidikan tersebut

hidup dan tumbuh, tetapi yang mesti kita garis bawahi adalah segala seluk beluk

pendidikan bertumpu pada manusia.

Zaman modern adalah ruang diamana hari ini eksistensi pendidikan

Islam berada. Sebagaimana yang kita ketahui bahawa istilah “modern” awalnya

digunakan untuk menggambarkan hasil-hasil perubahan masyarakat Barat

khususnya di zaman klasik dan pertengahan, dan mencapai puncaknya pada

decade abad 18 dan 19.4 Modernitas kemudian membawa masyarakat dari

3 F. Budi Hardiman, Melampaui Positivisme dan Modernitas, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,2003) hal. 15-20.

4 Proses modernisasi sebagai akibat dari semangat pencerahan bertumpu pada imposisirasionalitas atas realitas secara menyeluruh. Sebagai fungsi dalam mengatur masyarakat, modernitas

Page 23: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

4

kungkungan fase feodal ke dalam kehidupan yang lebih tertata, melalui

rasionalitas akan kebutuhan ummat manusia secara lebih luas.

Namun demikian, modernitas tidaklah melulu hanya berbicara pada

persoalan perubahan sosial dalam sebuah masyarakat. Lebih dari itu dapatlah

pula kita menjadikannya sebagai alat analisa dalam mengulas pendidikan Islam.

Dengan kata lain, karena pembicaraan modernitas selalu bertumpu pada

manusia, pada akhirnya perubahan kea rah yang lebih baiklah dalam

pengembangan pendidikan Islam lah yang diinginkan dalam permasalahan ini.

Sehingga mengarahkan kita pada sebuah pemahaman baru akan tumbuh

kembangnya pendidikan Islam di zaman ini.

Atas ragam uraian defenisi di atas, dapat ditarik secara implisit bahwa

menggunakan modernitas sebagai alat analisa terhadap pendidikan Islam akan

bertumpu pada tiga hal, yaitu; 1) Islam sebagai nilai, 2) rasionalitas manusia dan.

3) kritik pendidikan Islam. Ketiga tumpuan inilah nantinya yang akan

berimplikasi pada penjabaran lebih jauh dari topik yang peneliti angkat. Dapat

diasumsikan pula bahwa ketiganya merupakan alat baru dalam mengulas

pendidikan Islam yang berkembang dewasa ini.

Analisis atas modernitas akan melahirkan kritik yang menunjukkan

adanya transformasi dalam tubuh pendidikan Islam. Pendidikan Islam ternyata

memiliki kaitan dalam arti baik budaya, sosial dan politik serta memimiliki cakupan yang luas akibatproses rasionalisasi. Dari sini kemudian proses pengaturan atas dunia dan kehidupan mulaidikendalikan, dimana manusia disubordinasikan dan relasi sosialnya kedalam suatu pengaturan yangrinci. Lebih jauh, lihat Yudi Latif, Dialektika Islam: Tafsir Sosiologis atas Sekularisasi dan Islamisasidi Indonesia. (Yogyakarta: Jalasutra, 2007) hal. 3-6.

Page 24: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

5

tidak hanya melulu content-nya berbicara soal aspek ubudiyah tetapi lebih jauh

juga memiliki relasi kuasa atas pembentukan masyarakatnya. Sehingga dalam

pendidikan Islam pun diarahkan untuk memiliki sistem pengetahuan yang pada

gilirannya mengidentifikasi persoalan-persoalan yang berkembang di

masyarakat. Pada titik inilah abstraksi postulat teks Al-Qur’an menjadi lebih

kongkrit dan terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mendasarkan diri pada pemahaman tersebut, maka pendidikan

sejatinya mencoba memahami realitas disekitarnya. Mengurai persoalan yang

dihadapinya dan menemukan konsep dasar dalam menyelesaikannya. Siklus

inilah yang menjadi perhatian kita bersama. Rasionalitas manusia sebagai

wahana memunculkan ide-ide pembaharuan, dan realitas modern sebagai ruang

dimana ide tersebut menemukan eksistensinya secara manfaat. Lantas

bagaimanakah dengan pendidikan Islam hari ini? Dan jika lebih jauh lagi,

apakah mungkin kritik menjadi bagian penting dalam mengembangkan konsep

baru pendidikan Islam?

Dalam konteks kekinian kita, proses modernisasi yang paling dominan

diamati adalah factor-faktor empiris, seperti munculnya sistem ekonomi baru

(kapitalisme), temuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi, lahirnya banyak

negara-negara yang memisahkan dirinya dengan Agama. Hal ini jika dilihat

sepihak tentu akan menumbangkan bukan hanya sistem sosial yang menjaga

keutuhan masyarakat melainkan juga tatanan keyakinan atas masyarakat

tersebut. Model arus modernisasi model ini menciptakan sebuah keyakinan baru

Page 25: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

6

bahwa lebih penting memikirkan apa yang dihasilkan manusia secara materi

daripada memperdebatkan ada atau tidaknya Tuhan.

Polarisasi yang demikian pun secara langsung juga merasuk ke dalam

pendidikan Islam. Positivisme nampaknya dianggap sebagai penemuan dalam

percaturan peradaban khususnya di dunia Islam. Penguatan positivisme sangat

nampak pada paruh kedua abad ke-195 dengan melakukan pengidentifikasian

yang sama atas pengetahuan dan ilmu. Dalam pandangan ini proses rasionalisasi

diukur berdasarkan aspek empirik-nya, sehingga metodologi merupakan alat

utamanya dalam mengulas persoalan kemanusiaan. Dalam positivisme

metodologi menggantikan kedudukan pengetahuan, dan satu-satunya metode

yang digunakan lebih dominan adalah metode ilmu-ilmu alam.

Dapatlah dikatakan bahwa “metodologi” juga berarti sebuah cara dalam

memperoleh pengetahuan yang abash atas sebuah kenyataan atau karya.

Pergesaran atas pengetahuan terhadap metodologi dalam positivisme merupakan

sebuah penyempitan atau reduksi pengetahuan. Dari keterangan tersebut, terlihat

bahwa positivisme pun melontarkan kritik atas metodologi pengetahuan

sistematis. Model kritik ini sebagaimana kita ketahui begitu derasnya terjadi

dalam Abad Pertengahan khususnya terhadap metafisika. Metafisika dianggap

mengandung penyataan-pernyataan yang tidak dapat dibuktikan secara inderawi,

sehingga positivisme memisahkan ilmu pengetahuan dari metafisika dan teologi.

5 Thomas McCharthy, The Critical Theory of Jürgen Habermas. (Massachussetts: MIT Press,1982) hal. 47-48.

Page 26: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

7

Metodologi sebagai alat dalam menemukan pengetahuan baru sejatinya

dapat membantu kita dalam pengembangan pendidikan Islam. Tidak kemudian

memisahkannya dari dasar dimana metodologi tersebut lahir dan bertumbuh

sebagai sebuah pendekatan. Positivisme seolah menjadi fenomenologi yang

membentuk sebuah ideologi6 dalam menggerakkan pendidikan Islam. Persoalan

serius kemudian muncul sebagai krisis pengetahuan atas domain pendidikan

Islam yang mayoritas ilmu-ilmu sosial kemanusiaan diterapkan dan digali

menggunakan metode ilmu-ilmu alam.

Rasionalitas dan modernitas dalam kajian ini dapatlah dikatakan

muncul sebagai kritik terhadap model pendidikan Islam kita yang positivistik

pada umumnya. Seperti tergambar pada namanya, rasionalitas dan modernitas

menwawarkan gagasan atas ide dasar manusia terhadap kehidupan

modernitasnya. Sehingga melalui potensi tersebut dalam pengembangannya

mampu memberikan kritik terhadap pendekatan metodologis ilmu yang selama

ini berkembang dalam pendidikan Islam. Dimana dasar teks Islam yang bersifat

normatig-teoritis juga dapat menemukan eksistensinya dalam realitas kehidupan

manusia.

Munculnya pandangan ini, sejatinya berangkat pula dari akar sejarah

ummat Islam yang pernah berada dalam tampuk peradaban dunia. Walaupun

sempat mengalami kemunduruan, namun proses pembaharuan kembali terjadi

6 Gambaran tentang bagaimana fenomenologi Marxis dengan menunjukkan represi sebagaipengganti ideologi dapat lebih jauh dilihat dalam Michel Foucault, Power/Knowlwdge: SelectedInterviews and Othe Writings 1972-1977. (Sussex: The Harvester Press) hal. 145-147.

Page 27: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

8

pada dekade abad-19 hingga saat ini. Semangat inilah yang semestinya mampu

menyulut ikhtiar lebih besar lagi dalam memajukan pendidikan Islam. Terekam

dalam memori kita bagaimana faham ini berkembang dilingkungan para

pembaharu Islam, faham ini cukup besar dikampanyekan oleh figure-figur ulama

terkemuka. Figure-figur tersebut sebut saja, Muhammad Abduh, Muhammad

Iqbal, Fazlur Rahman, Muhammad Arkoun, di Indonesia kita mengenal

Nurcholis Madjid dan deretan figure lainnya.

Motif-motif dari cakupan pandangan tersebut di atas tentunya sangat

berkembang dalam diskursus kaum inteletual Barat, dan lebih khusus lagi lewat

pemikiran Jürgen Habermas. Tokoh yang satu ini dikenal luas di Barat dan

Timur sebagai filosof besar abad-20, yang dengan paling berhasil

mengemukakan teori kritis sebagai basis pengembangan ilmu. Melalui teori ini

kemudian bermunculan gagasan-gasan baru terhadap kehidupan sosial umat

manusia, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Sebagai intelektual yang bersinar, Habermas mampu menunjukkan bagaimana

rasionalisasi dan metodenya mampu melahirkan proses komunikasi dan tindakan

sosial.7

Dari segi ini, teori kritis kemudian mendasarkan modernitas sebagai

ruang publik, dimana semua tindakan komunikasi sebagai tindakan sosial

7 Lebih jauh lihat, Michael Pusey, Habermas: Dasar dan Konteks Pemikirannya.(Yogyakarta: Resist Book, 2011) hal. 41 dan hal. 89.

Page 28: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

9

terdapat kategorisasi di dalamnya.8 Pandangan ini jika direkonstruksi lebih jauh

akan membawa sebuah implikasi yang cukup serius atas konsep tentang

pendidikan Islam. Misalnya ketika Habermas pun melakukan kritik terhadap

positivisme sebagai sebuah metode, dengan kontekstualisasi konsep nalar ‘yang

lemah’ lawan ‘yang kuat, subyek ‘individual’ lawan ‘subyek kolektif’ dan

konsep masyarakat dan negara ‘yang lemah’ lawan ‘yang kuat’. Konsepsi-

konsepsi rasionalitas dan modernitas tersebutlah yang mengundang peneliti

untuk lebih jauh mengkaji dan meneliti lebih jauh pemikiran Jürgen Habermas

dalam tulisan ini.

Mengkritik positivisme pendidikan Islam dengan rasionalitas dan

modernitas tentu akan memberikan nuansa lain dalam pengembangan ilmu

khususnya pendidikan Islam. Sehingga menjadi penting mengembangkan

beberapa nuansa dalam filsafat pendidikan Islam, antara lain; proyek

fondasional, proyek universal dan proyek holistik.9 Untuk itu skripsi ini juga

akan mengulas bagaimana pendekatan ini terhadap pengembangan pendidikan

Islam kedepannya? Dan apakah relevansi atas studi ini terhadap diskursus

pendidikan Islam? Berbagai kemungkinan semacam itu akan dikaji lebih jauh

dalam penelitian ini.

8 Jürgen Habermas, The Structural Transformation of The Public Sphere: An Inquiry into aCategory of Bourgeois Society. (Cambridge, Mass: MIT Press, 1989) hal. 41.

9 Lebih jauh baca: Mukalam, Postmodernisme dan Filsafat Pendidikan Islam. Dalam JurnalPendidikan Islam Vol. 2, Nomor 2, Desember 2013. (Yogyakarta: FTIK UIN Sunan Kalijaga), hal.289-290.

Page 29: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

10

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas,

maka terdapat tiga persoalan yang menjadi fokus penelitian ini:

1. Bagaimana rasionalitas dan modernitas dalam pemikiran Jürgen Habermas

dan relasinya terhadap pendidikan Islam?

2. Bagaimana kritik terhadap positivisme pendidikan Islam dilakukan melalui

pendekatan rasionalitas dan modernitas Jürgen Habermas?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan kedua rumusan masalah di atas, selanjutnya dalam

penelitian ini terdapat beberapa tujuan dan kegunaan:

1. Tujuan Penelitian

a. Memahami bentuk rasionalitas dan modernitas secara umum dan lebih

khusus lagi rasionalitas dan modernitas dalam pemikiran Jürgen

Habermas.

b. Memahami dan mengkritik kembali problem-problem dalam pemahaman

positivisme pendidikan Islam melalui pemikiran Jürgen Habermas.

2. Kegunaan Penelitian

a. Mengkaji dan melihat sisi lain pemikiran Jürgen Habermas, yang belum

pernah diteliti oleh para peneliti sebelumnya.

b. Dapat menjadi sumbangsih pemikiran keislaman khususnya dibidang

filsafat pendidikan Islam dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Page 30: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

11

D. Telaah Pustaka

Jürgen Habermas tentulah bukan sosok yang asing dalam peta

intelektual dunia, begitupun dalam pergulatan diskursus ilmu-ilmu sosial di

tanah air, beliau juga dikenal sebagai tokoh yang dengan sangat brilliant

mengembangkan teori kritis. Berbagai kajian pun bermunculuan beriringan

dengan penerbitan kaya ilmiah terkait dengan pemikiran Habermas. Namun, dari

beragam kajian dan penerbitan karya ilmiah tersebut, sejauh pengamatan penulis

masih sedikit yang mengaitkannya dan membahas persoalan pendidikan Islam.

Terdapat beberapa karaya yang layak untuk disebut disini. Karya-karya

tersebut diluar dari tema kritik positivisme pendidikan Islam yang menjadi

foukus dalam penelitian ini. Namun karya-karya tersebut dibawah ini memiliki

relevansi untuk dijadikan bahan dan saduran yang memadai dalam

mengelaborasi lebih jauh penelitian ini. Adapun karya tersebut antara lain:

1. Karya F. Budi Hardiman, “Kritik Ideologi”10 karya ini berbentuk buku

yang mengulas tentang pemisahan antara pengetahuan dan

kepentingan manusia terwujud dalam apa yang sering kita kenal

dengan teori dan praksis. Dengan teori yang didasarkan pada

bagaimana manusia memperoleh sebuah orientasi untuk bertindak

secara tepat sehingga praksis hidupnya dapat merealisasikan kebaikan,

kebahagiaan dan sebagainya. Buku ini tentu tidak begitu mengulas

10 F. Budi Hardiman, Kritik Ideologi; Menyingkap Pertautan Pengetahuan dan Kepentinganbersama Jürgen Habermas. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2008).

Page 31: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

12

soal bagaimana pengetahuan disubordinasikan ke dalam pendidikan

secara spesifik.

2. Karya kedua dari F. Budi Hardiman adalah “Menuju Masyarakat

Komunikatif”11 dalam buku ini dengan gamblang sang penulis

menggambarkan pemikiran Habermas tentang kapitalisme yang

mengontrol peradaban menyingkirkan solidaritas sosial sebagai aspek

terpenting dalam kehidupan. Habermas yakin bahwa imperatif pasar

kapitalis dan patologi sosial yang dihasilkannya dapat di atasi dengan

penguatan solidaritas sosial melalui praksis komunikasi. Walaupun

memiliki relevansi dalam pengembangan masyarakat kita dewasa ini,

tetapi buku ini sangat meyorot ilmu dalam pengertian filsafat dan

politik sebagai tatanan penggerak masyarakat. Ulasan dari buku ini

dapat juga dalam penelusuran penelitian ini dijadikan sebagai landasan

pengembangan kritik positivisme pendidikan Islam.

3. Selanjutnya masih karya dari intelektual Indonesia yakni F. Budi

Hardiman, “Demokrasi Deliberatif”12 dalam buku ini penulisnya

mencoba menawarkan sebuah model bagi praktek demokrasi dan

negara hukum pasca Suharto. Tawarannya sesuai dengan judul

bukunya yaitu ‘demokrasi deliberatif’ — merupakan sebuah desain

11 F. Budi Hardiman, Menuju Masyarakat Komunikatif; Ilmu, Masyarakat, Politik &PostModernisme Menurut Jürgen Habermas. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009).

12 F. Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif; Meningbang ‘Negara Hukum’ dan ‘RuangPublik’ dalam Teori Diskursus Jürgen Habermas. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009).

Page 32: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

13

untuk membuka kanal komunikasi politis dalam masyarakat Indonesia

yang sedang melakukan reformasi politik dan hukum dengan

memperhitungkan pluralitas etnis, agama dan politik. Penulisnya

mendasarkan teorinya pada pemikiran Habermas dibidang filsafat

politik. Buku ini dapat dijadikan sebagai bahan komparasi guna

menginterkoneksikan semangat reformasi dalam konsep negara hukum

dan ruang publik dengan perkembangan pendidikan Islam.

4. Karya Bryan S. Turner, “The Theories of Modernity and

Postmodernity”13 dalam buku ini Habermas diposisikan sebagai

generasi kedua dalam pengembangan spirit modernitas, dalam

pandangannya zaman kita sekarang ini dapat dibangun ulang dalam

landasan yang tepat dengan piranti intelektual yang pertama kali

dikembangkan selama abad-18 (teori kritis). Dalam ulasan buku ini

Habermas tampil sebagai penyempurna teori modernitas, yang

walaupun tidak mengulas secara sepsifik aspek pendidikannya tetapi

pada prinsipnya teori kritis yang dikembangkan dapat dijadikan oleh

peneliti sebagai pandangan dalam menelaah kajian ini.

5. Terakhir karya dari Thomas McCarthy, “The Critical Theory of

Jürgen Habermas”14 sesuai dengan judulnya buku ini mengulas secara

13 Bryan S. Turner, The Theori of Modernity and Postmodernity. (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008).

14 Thomas McCharthy, The Critical Theory of Jürgen Habermas. (Massachusetts: MIT Press,1982).

Page 33: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

14

gamblang teori kritis Habermas, yang akan peneliti sorot dari sisi

metode dan sistematikanya secara filosofis. Diulas juga bagaimana

Habermas melakukan telaah atas hermeneutika dan teori kritis, serta

antara teori kritis dan dan teori sistem sosial.

Pada uraian berikut ini, penulis akan menyuguhkan beberapa karya

ilmiah akademik yang selanjutnya akan dielaborasi secara kritis sehingga tidak

terdapat kesamaan penulisan dalam penyusunan skripsi ini lebih lanjut.

Langkanya kajian tentang rasonalitas dan modernitas Jürgen Habermas

yang selanjutnya dijadikan sebagai kerangka kritik atas positivisme pendidikan

Islam juga terlihat kurang (untuk mengatakan tidak adanya) kajian akademis di

UIN Sunan Kalijaga tentang tema ini. Ada beberapa skripsi maupun tesis yang

pernah ditulis tentang Jürgen Habermas, baik dari UIN Sunan Kalijaga maupun

dari Perguruan Tinggi yang lain, namun tidak satupun yang membahas tentang

kritik positivisme pendidikan Islam dengan perspektif rasionalitas dan

modernitas Jürgen Habermas. Adapaun karya ilmiah akademik tersebut:

1. Skrips Moh. Yunus,15 dalam skripsi tersebut dikemukakan bahwa

praktik demokrasi di Indonesia sejak tahun 1945 sampai tahun 1998

tidak mencerminkan pemerintahan yang demokratis. Kondisi politik

15 Moh. Yunus. (NIM: 06720013). Jürgen Habermas dan Demokrasi Deliberatif (TinjauanKritis Terhadapa Praktik Demokrasi di Indonesia Pasca Reformasi 1998). Skripsi, Program StudiSosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.Yogyakarta, 2010.

Page 34: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

15

yang demikian berubah ketika reformasi 1998 melanda bangsa

Indonesia. Yunus menyorot praktik demokrasi di Indonesia pasca

reformasi 1998 dengan memakai konsep demokrasi deliberatif Jürgen

Habermas. Selain itu, penelitiannya juga ingin mengungkap fenomena

demokratisasi di Indonesia pasca reformasi yang memiliki berbagai

ketimpangan dan jauh dari jalur demokrasi yang ada serta konsep

negara menurut kitab suci mayoritas bangsa Indonesia yaitu al-Qur’an.

Penelitian Yunus ini menyorot lebih mendalam praktek politik di

Indonesia, dan tentu saja belum terlalu jauh mengulas soal aspek

rasionalitas dan modernitas Habermas.

2. Selanjutnya skripsi Dwi Julianto,16 mengungkapkan bahwa kehidupan

masyarakat di abad ini dan sendi-sendinya telah dimasuki sebuah

sistem yang universal. Konsekuensinya kemudian manusia masuk

pada sebuah sistem kemapanan yang secara beriringan pula

melahirkan tirani. Dalam penelitiannya, Julianto mencoba menafsirkan

kembali makna dasar dari kapitalisme dan menggunakan kritik Herbert

Marcuse dan Jürgen Habermas dalam penelitiannya. Skripsi ini

bersifat komparatif sehingga tidak terlalu dalam mengulas soal

pemikiran Habermas, apalagi dari sudut rasionalitas dan

modernitasnya.

16 Dwi Julianto. (NIM. 98512961). Kritik Terhadap Masyarakat Kapitalisme (Telaah atasPemikiran Herbert Marcuse dan Jürgen Habermas). Skripsi, Jurusan Aqidah Filsafat, FakultasUhsuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2003.

Page 35: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

16

3. Begitu pun dengan skripsi Muhammad Zuhdi,17 dijelaskan bahwa

modernisasi merupakan gejala sosial yang tak terhindari oleh sistem

sosial. Negara berkembang harus berusaha menyesuaikan diri. Tetapi,

dalam menghadapi modernisasi tidak semua bisa lolos dengan mulus,

karena tersedia ruang yang cukup besar bagi terjadinya pemaksaan

epistemologis dalam masyarakat jaringan modern. Namun, pendidikan

ditengarai sebagai media yang paling efektif bagi munculnya

pemaksaan tersebut, mengingat pendidikan adalah sebuah proses

pembentukan kesadaran masyarakat. Pada saat situasi semacam ini,

Paulo Freire dan Jürgen Habermas sebagai analis social, memberikan

sebuah tawaran solusi untuk keluar dari praktik intimidasi macam ini.

Skripsi ini menyorot terbentuknya proses komunikasi dalam struktur

pendidikan sebagai akibat dari pengaruh politik dan ekonomi dalam

masyarakat moderen. Tetapi pada prinsipnya tidak terlalu luas

memberikan gambaran terkait positivisme pendidikan Islam.

4. Skripsi Syahirul Alim,18 merupakan hasil kajian lapangan yang

berusaha mendeskripsikan dan menggambarkan serta menganalisa

suatu fenomena sosial dalam kehidupan bermasyarakat, yang secara

spesifik antara masyarakat dengan media lokal. Fenomena yang dikaji

17 Muhammad Zudi. (0111-04-7661). Pendidikan Kritis-Komunikatif: Dialog EpistemologisPaulo Friere dan Jürgen Habermas. Sripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. 2012.

18 Syahirul Alim. (NIM 6304044). Konsep Local genius pada Program Penyiaran StasiunTelevisi JTV (Analisis Teori Rasionalitas dan Tindakan Komunikatif Jürgen Habermas). Skripsi,Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2009.

Page 36: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

17

adalah JTV sebagai stasiun televisi lokal yang merepresentasikan

budaya Jawa Timur. Persoalan yang dikaji dan ditelaah adalah: (1)

Bagaimana konsep local genius dalam program penyiaran JTV, (2)

Bagaimana JTV dalam mengimplemantisakan local genius dalam

bentuk program penyiaran, (3) Bagaimana analisis Jürgen Habermas

dalam menyikapi konsep local genius JTV. Skripsi ini tentunya

bertumpu pada studi kasus disebuah media di Jawa Timur, dan sangat

sedikit mengemukakan teori modernitas yang dikembangkan oleh

Habermas. Untuk itu pada penelitian yang penulis akan kembangkan

kedepannya tidak akan memiliki kesamaan dengan skripsi ini.

5. Selanjutnya adalah skripsi Imam Samroni,19 adalah telaah pendasaran

epistemologis tentang pengetahuan di dalam ruang modernitas,

terutama kepentingan rasionalitas ilmu sebagai kekuatan modernisme

itu sendiri. Studi pengetahuan kontemporer ini dilatari kritik-kritik

radikal dari pascamodernisme dan holisme. Sehingga, dengan

kejernihan inilah ditawarkan skema praksis pendidikandi Indonesia

sebagai implikasi. Samroni menyebut bahwa ilmu yang tidak berbasis

metode ilmiah dipinggirkan, bahkan di dalam wilayah

penyelenggaraan pendidikan. Isu peningkatan kapasitas bangsa untuk

19 Imam Samroni, Studi Epistemologi Jürgen Habermas mengenai Rasionalitas Ilmu sebagaiKpekekuatan Modernisme dan Implikasinya terhadap Praksis Pendidikan di Indonesia. Skripsi,Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta (sekarang:UNY). 1994.

Page 37: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

18

belajar, konsep kekuatan pendidikan nasional telah menjadi symbol

pendidikan di Indonesia. Skripsi ini secara garis besar memiliki

kesamaan epistemology dengan pnelitian yang penulis akan kerjakan,

titik pembedanya ada pada kritik atas positivisme pendidikan Islam.

6. Dan terkahir adalah Tesis Yohanes Sumaryanto,20 dalam penelitiannya

tesis ini diarahkan pada penggunaan persputakaan umum dan relasinya

terhadap konsep ruang publik Habermas. Cirri-ciri publik ingin

diasimilasikan ke dalam model pengelolaan perpustakaan umum yang

tersebar di Indonesia. Lahirnya perpustakaan sebagai media

pembelajaran perlu dieksplisitkan sebagai kepemilikan publik yang

lebih mendasar pada kebutuhan manusia dalam kehidupan. Kajian

Yohanes ini tidak terlalu mendalam dalam menyorot konsep

rasionalitas dan modernitas habermas. Oleh karenaya penelitian yang

penulis lakukan menjadi sangat penting untuk diadakan.

Dari serangkaian penjabaran telaah pustaka di atas dapatlah ditarik

sebuah kesimpulan bahwa kajian yang penulis lakukan adalah tergolong baru.

Penelitian ini, selain menyuguhkan perspektif-perspektif orisinil juga diharapkan

mampu memberikan sumbangsih dan memperkaya kajian dan penelitian terkait

pemikiran Jürgen Habermas yang telah ada selama ini.

20 Yohanes Sumaryanto. (NPM. 67505016X). Ruang Publik Jürgen Habermas dan Tinjauanatas Perpustakaan Umum di Indonesia. Tesis, Program Studi Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu PengetahuanBudaya Universitas Indonesia Jakarta. 2008.

Page 38: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

19

E. Landasan Teori

Untuk memudahkan kita dalam memahami penjabaran selanjutnya

dalam landasan teori ini, akan penulis kemukakan terlebih dahulu varian-varian

yang akan dibahas. Adapun varian tersebut bertumpu dari judul skripsi yang

penulis angkat yakni “Rasionalitas dan Modernitas Jürgen Habermas (Kritik

atas Positivisme Pendidikan Islam”. Dari judul tersebut terdapat lima varian

yang akan penulis jabarkan yakni; rasionalitas, modernitas, kritik, positivisme

dan pendidikan Islam.

Kelima varian tersbut akan peneliti uraikan dan jabarkan teori-teori

yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.21 Adapun beberapa teori yang

menjadi landasan dalam penelitian ini adalah:

1. Rasionalitas

Manusia sebagai pengemban tugas kekhalifaan seringkali

diidentikkan dengan beragam terminologi, salah satu diantara yang paling

dominan adalah makhluk berakal atau makhluk yang berfikir. Pengertian

sederhana ini mengarahkan kita pada sebuah pemahaman umum bahwa

didalam diri manusia terdapat potensi akal (yang sering juga padanan

katanya digunakan istilah rasio). Persoalan rasionalitas dalam tindakan dan

kepercayaan ini pun seringkali memberikan nuansa tersendiri dalam filsafat.

21 Ini dilandaskan pada, Buku Pedoman Penulisan Proposan dan Skripsi. (Yogyakarta:Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013). Hal, 10.

Page 39: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

20

Makna dan penjelasan rasio, baik dalam konteks filsafat maupun

bidang ilmu yang lain, sangatlah memiliki pengertian yang beragam. Namun,

sebagai acuan universal secara teoritik adalah kemampuan khas manusia

dalam memberikan perbedaan antara yang baik dan yang buruk.22 Dalam

posisi ini rasio kemudian diposisikan sebagai sarana yang memfasilitasi

manusia untuk dapat mengakses berbagai pengetahuan melalui penalaran dan

penelitian atas sumber-sumber pengetahuan.

Tradisi filsafat, khususnya di dunia Islam, rasio seringkali

diunifikasikan dengan iman atau hikmah dan syari’at.23 Unifikasi ini

bertujuan membangun keimanan berdasarkan rasio, meneggakkan agama

berdasarkan filsafat dan memusatkan syariat pada pengetahuan. Rasionalitas

manusia kemudian diarahkan menjadi asas atas keimanannya, filsafat

berperan menjadi alat ukur syariat dan pengetahuan menjadi standar

penegakan hukum.

Kesadaran manusia akan hal-ihwal yang berada didalam dan diluar

dirinya berangkat atas reflesi rasionalitasnya. Pada titik inilah manusia

mengalami proses berfikir, yang oleh Ibnu Khaldun kesanggupan berfikir

tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan; pertama, pemahaman intelektual

manusia terhadap segala sesuatu yang berada di alam semesta dan diluar

22 Hasan Yusufian & Ahmad Husain Sharifi, Akal dan Wahyu; Tentang Rasionalitas dalamIlmu, Agama dan FIlsafat. (Jakarta: Shadra Press, 2011), hal 10.

23 Hassan Hanafi, Islamologi 2: Dari Rasionalisme ke Empirisme. (Yogyakarta: LKiS, 2004),hal. 26.

Page 40: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

21

alam semesta. Kedua, pikiran yang melengkapi manusia atas ide-ide dan

bentuk perilaku yang dilakukan dalam pergaulannya dengan sesame

makhluk. Dan ketiga, pengetahuan atas pikiran manusia yang merefleksikan

sesuatu yang bersifat immateri.24

Menurut pandangan Habermas,25 pemikiran manusia senantiasa

bertumpu pada refleksi rasio yang terkandung dalam kognisi, wicara dan

tindakan. Hal ini disandarkan atas adanya hubungan antara rasionalitas dan

pengetahuan, oleh karena pengetahuan memiliki struktur hubungan antara

apa yang diyakini dapat direpresentasikan dalam bentuk pernyataan.

Rasionalitas kemudian dihubungkan dengan bagaimana subjek (manusia)

berbicara dan bertindak dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuan.

Pengertian di atas memberikan gambaran bahwa, rasionalitas

manusia melahirkan rasionalisasi atas masyarakatnya. Proses rasionalisasi

tersebutlah yang kemudian dikenal dengan tindakan komunikasi, melalui

pengetahuan diekspresikan secara eksplisit dan melalui tindakan

diekspresikan secara implisit. Dalam penelitian ini berdasarkan penjabaran

teori rasinalitas di atas akan diuraikan lebih lanjut bagaimana rasionalitas

Habermas memberikan pengaruh terhadap kritik positivisme Pendidikan

Islam. Tindakan rasional sendiri dalam pandangan Habermas bertumpu juga

pada pandangan kaum realis dan fenomenologis.

24 Ibnu Khaldun, Muqaddimah. (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal. 522.25 Jürgen Habermas, Teori TIndakan Komunikatif I: Rasio dan Rasionalisasi Masyarakat.

(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009), hal. 1.

Page 41: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

22

2. Modernitas

Istilah modern pada mulanya diambil dari istilah Latin pada dekade

akhir abad ke-5 yakni modernus.26 Istilah ini menjadi sebuah kata yang

memberikan perbedaan keadaan orang Kristen dengan orang Romawi pada

saat terjadinya masa pangan dan lewatnya masa pangan. Seiring berjalannya

waktu istilah ini kemudian digunakan untuk menyorot kondisi masa kini dan

hubungannya dengan berlalunya zaman. Proses perubahan tersebut

mengharuskan terjadinya pembaharuan disegala aspek dalam segala sendi

kehidupan manusia.

Dalam sejarahnya fase moderen dalam perjalanan ummat manusia

juga dipicu oleh reformasi,27 yang disebabkan oleh kebobrokan gereja

khususnya dalam kultur keagamaan masyarakat Jerman, dengan tokohnya

Martin Luther King, terjadilah pemisahan antara Agama dan Negara.

Selanjutnya adalah pencerahan dan revolusi,28 pencerahan bertumpu pada

kemerdekaan manusia terletak pada pikirannya yang murni dan revolusi

berangkat dari revolusi Perancis yang melahirkan kebebasan yang tidak

hanya dimiliki oleh kaum bangsawan tetapi hak semua orang (prinsip

kesetaraan). Dalam pandangan modernitas ini hukum rasionalitas

menghendaki lahirnya kebebasan individu yang dalam kewenangan

praktisnya dijalankan oleh pemerintah sebagai representasi masyarakat.

26 Bryan Turner, The Theories, hal. 28.27 G. W. F. Hegel, The Philoshophy of Hystory. (Dover Publication Inc, 1996), hal. 564.28 Ibid, hal. 598.

Page 42: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

23

Dapatlah difahami bahwa modernitas adalah akibat dari pembacaan

dan kritik kita terhadap pengalaman dan kejadian yang terjadi dimasa lalu.

Hal ini meniscayakan terjadinya perubahan dalam memposisikan proses

kehidupan kita dimasa kini. Dengan tidak bermaksud membandingkan dan

menyempitkan makna modernitas ini dengan kategori-kategor Barat-Timur,

dunia pertama dan dunia ketiga, tetapi lebih melihat modernitas dalam

sorotan yang lebih universal dan kaitannya dengan pendidikan Islam.

3. Kritik

Istilah kritik sendiri telah berkembang dan digunakan sejak masa

renaissance (1350-1600 M).29 Hardiman kemudian secara gamblang

menjelaskan makna kritik ke dalam empat kategori berdasarkan pandangan

empat filosof. (1) Dalam tradisi Kantian,30 kritik merupakan kegiatan rasio

atas pengujian sahih tidaknya sebuah pengetahuan tanpa prasangka. (2)

Hegelian,31 dalam pengertian ini kritik merupakan refleksi atas rintangan,

tekanan dan kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri dari

rasio atas sejarah. (3) Marxian,32 kritik merupakan teori dengan tujuan

emansipatoris. (4) Freudian,33 praktek psikoanalisis merupakan sebuah kritik.

Dalam penelitian ini kritik yang penulis maksudkan adalah kritik

yang bertumpu pada perkembangan teori kritis, yang selanjutnya akan

29 F. Budi Hardiman, Kritik Ideologi, hal. 51.30 Ibid, hal. 52.31 Ibid, hal. 53.32 Ibid, hal. 55.33 Ibid, hal. 57.

Page 43: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

24

menjadi konsepsi dalam mengulas positivisme pendidikan Islam. Teori kritis

sendiri memiliki akar historis yang sangat kuat dengan Mazhab Frankfurt34

inti teori kritis yang ingin dikembangkan dalam penjabaran ini adalah

penghapusan terhadap sistem filsafat yang tertutup. Kemunculan abad baru

beriringan pula dengan keluarnya ummat manusia dari kungkungan perang

dunia, mengharuskan terjadinya perubahan yang signifikan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial.

4. Positivisme

Positivisme mendasarkan inti gagasannya pada objek yang faktual

adalah sesuatu yang nyata, pencetusnya dan sekaligus disebut sebagai bapak

positivisme adalah Aguste Comte.35 Dalam pemaparannya positivisme ingin

menegaskan bahwa pengetahuan hendaknya tidak melampau fakta-fakta,

persepsi ini tentu saja memberikan penolakan terhadap metafisika.

Positivisme juga memberikan penolakan terhadap model pengetahuan lain

seperti etika, teologi, seni atau segala sesuatu yang melampai fenomena yang

bisa diamati.

Dalam pemahaman kita, dapatlah dikatakan bahwa fakta merupakan

fenomena yang dapat diobservasi, artinya positivisme erat kaitannya dengan

34 Tepat pada tanggal 3 Februari 1923 di Frankfurt terbentuklah sebuah Institute furSozialforschung yang menjadi cikal bakal lahirnya Mazhab Frankfurt sebagai pendobrak danpengembang teorti kritis. Lebih jauh lihat, Martin Jay, The Dialectical Imagination; A History of theFrankfurt School and the Institute of Social Research 1923-1950. (California: University of CaliforniaPress, 1973), hal 12.

35 F. Budi Hardiman, Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk dunia Moderen. (Jakarta:Penerbit Erlangga, 2011), hal, 175.

Page 44: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

25

hal-hal empirik. Pendidikan Islam tentu mendasarkan dirinya pada spirit

ketauhidan dimana prakteknya menjadi media pengabdian kepada otoritas

eksternalnya. Oleh karenanya menjadi rancu menjadikan metode positifistik

dalam pengembangan dan praktek pendidikan Islam.

Dalam diskursus ilmu, secara umum dapat dikategorisasikan

menjadi dua yaki, ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.36 Fisika, matematika

dan deretan ilmu yang mengamati obyek-obyek alamiah masuk dalam

golongan ilmu alam. Sedangkan segala bentuk terkait dengan gejala

kemanusiaan dan kebudayaan dapat diamati oleh ilmu sosial. Persoalan

kemudian bermunculan pada aspek pendekatan dan metodologinya, apakah

terdapat kesamaan ataukah perbedaan.

Kita tentu dengan sangat terkagum ketika dihadapkan pada sebuah

fakta yang menyuguhkan bagaimana pendekatan ilmu-ilmu alam sukses

menjelaskan gejala-gejala alam ke dalam bentuk yang lebih spesifik dan

memiliki nilai guna, yaitu teknologi. Tetapi apakah kesuksesan akan

dihasilkan sama dengan melakukan pendekatan yang sama terhadap ilmu-

ilmu tentang masyarakat. Pada titik inilah selanjutnya dalam penelitian ini

akan penulis jelaskan lebih jauh, perbedaan antara kenyataan alamiah dan

kenyataan sosial. Hal ini dibutuhkan untuk membangun kritik terhadap

positivisme pendidikan Islam.

36 F. Budi Hardiman, Melampaui Positivisme, hal. 21.

Page 45: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

26

5. Pendidikan Islam.

Pendidikan Islam secara menyuluruh tidak dapat lepas dari ajaran

Islam, sehingga dari segi kandungan isi dan prakteknya tersubordinasi ke

dalam sumber Islam (Al-Qur’an dan Sunnah). Pendidikan Islam berarti

segala prinsip dan kandungannya bertumpu pada spirit Islam.37 Landasan

spirit keislaman tersebutlah yang menjadikannya sebagai pendidikan Islam.

Pada dimensi selanjutnya, dalam pertautannya dengan realitas sosial,

pendidikan Islam tentu memiliki hubungan relasional dengan aspek politik

dan ekonomi.

Muslim sebagai makhluk yang membutuhkan keyakinan tentunya

memiliki keterikatan dengan etika religious, hal ini mencerminkan

karakteristik dari aspek spiritualnya. Pendidikan Islam dalam pengertian ini,

menjadikan manusia berkontribusi terhadap peradabannya dan mendasarkan

itu sebagai ibadah pada Tuhan-nya. Sehingga praktek amar ma’ruf berjalan

sebagai akibat dari moralitas yang tinggi dalam diri seorang muslim.38 Hal

inilah yang menjadi dasar transformasi pengetahuan dalam pendidikan Islam.

Dalam penelitian ini, pendidikan Islam ingin dilihat dalam

keterkaitannya dengan semangat modernitas dalam kultur masyarakat

industri. Dalam proses ini, kompetisi merupakan sebuah acuan gerak

37 Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: BulanBintang, 1979), hal. 47.

38 Toshihiko Izutsu, Ethico-Religious Concept in the Qur’an. (Tokyo: Keio University, 1959),hal. 257.

Page 46: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

27

masyarakat. Aspek positivisme di dalamnya apakah memberikan efek positif

atau sebaliknya. Ide-ide tentang masyarakat merupakan pergulatan rasio,

sedangkat ide-ide keagamaan adalah aspek fundamental yang sumbernya

telah jelas adanya.39 Sehingga, orientasi pendidikan Islam pun, menjadi

menarik bila diarahkan pada penguatan kecerdasan ma’rifat. Kecerdasan ini

berfungsi menjadi institusi intelektual sebagai sintesis tertinggi dari realitas

fisis kebutuhan, energi dan ruh.40 Oleh karena itu menjadi penting untuk

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan riset filosofis yang

berjenis Studi Pustaka bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa secara

kritis data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat

dalam literatur, seperti: buku-buku, naskah-naskah, artikel-artikel, majalah,

jurnal, website, dokumen dan lain sebagainya.41 Dalam tingkat penjelasannya,

penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memuat,

menggambarkan, menganalisa secara kritis situasi-situasi atau kejadian-kejadian

terkait dengan topik yang telah dipilih.42

39 Max Weber, The Protestant Ethic Spirit of Capitalism. (London: Routledge, 1992), hal.159.

40 Lihat, Abdul Munir Mulkhan, “Filsafat Tarbiyah Berbasis Kecerdasan Ma’rifat”. DalamJurnal Pendidikan Islam Vo. II, Nomor 2, Desember 2013. (Diteribtkan oleh FTIK: UIN SunanKalijaga Yogyakarta: 2013), hal. 235.

41 Mardalis, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1998. Hal., 28.42 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grafindo Persada, 1997) hal.. 18.

Page 47: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

28

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam peroses pengumpulan data metode yang penulis gunakan sering

kita kenal dengan metode dokumentasi yaitu cara mencari dan mengumpulkan

data mengenai variabel-variabel yang bentuknya bisa berupa buku, jurnal,

majalah, artikel dan lain sebagainya.43 Data yang telah diperoleh, nantinya akan

diklasifikan menjadi data primer dan data sekunder untuk menjadi acuan analisa

dalam penelitian ini. Dari data primer dan sekunder selanjutnya akan ditelaah

lebih jauh untuk menemukan kelebihan dan kekurangannya serta menunjukkan

posisi dari penelitian yang sedang penulis lakukan. Hal ini penting untuk

menunjukkan aspek yang menjadi pokok bahasan penulis dalam penelitian ini

dan bertujuan untuk menemukan aspek terbaru terkait dengan topik yang penulis

angkat.

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertamanya yaitu; karya Jürgen Habermas, Teori Tindakan Komunikatif

I; Rasio dan Rasionalisasi Masyarakat, dan kedua Teori Tindakan Komunikatif

II: Kritik atas Rasio Fungsionalis. Kedua karya ini diterbitkan oleh Kreasi

Wacana, Yogyakarta. Sedangkat data sekunder adalah data yang memiliki bahan

terkait dan menunjang dalam penelitian ini. Adapun rinciannya dapat dilihat pada

daftar pustaka karya ilmiah ini.

43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1998), hal.. 129.

Page 48: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

29

3. Pendekatan dan Analisa Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan model content analysis44

adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

Penentuan Unit Analisis, yaitu pengadaan data yang dilakukan dengan cara

pembacaan secara cermat terhadap teks yang relevan dengan objek

penelitian.

Pengumpulan Data, merupakan data yang dikumpulkan dari dokumen

tertulis seperti buku-buku, majalah, jurnal, website dan lain sebagainya

untuk selanjutnya dianalisa. Data dalam penulisan ini seobyektif mungkin

melalui proses pembacaan secara cermat terhadap referensi-referensi yang

memiliki kaitan dengan judul yang penulis angkat.

Proses Inferensi. Sebelum melakukan analisis data, dalam analisis konten

inferensi dilakukan terlebih dahulu lalu kemudian dilakukan analisa. Infrensi

berupa penarikan simpulan secara abstrak.

Interpretasi, berarti menafsirkan atau sering disebut analisis. Proses ini

meliputi penyajian data dan pembahasan dilakukan secara kualitatif

konseptual. Analisis dalam pengertian ini adalah menguraikan, artinya

menggabungkan data yang telah didapat untuk memperoleh kesatuan nilai

dan makna sehingga mampu mendapatkan kesimpulan yang tepat.

44 Suwardi Endrawara, Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, danAplikasi. Yogyakarta: Media Presindo. 2008. Hal., 162.

Page 49: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

30

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami alur pembahasan penelitian

ini, dibutuhkan sistematika pembahasan yang runtut dan koheren antara satu BAB

dengan BAB lainnya. Sistematika dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga bagian,

yaitu; bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.

Bagian awal, terdiri dari halaman awal (cover), surat pernyataan keaslian,

surat persetujuan dari pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi dan halaman transliterasi.

Bagian utama, berisi uraian penelitian yang dimulai dari bagian pendahuluan

sampai dengan penutup, tertuang dalam bentuk BAB-BAB sebagai satu kesatuan.

Pada penelitian ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam 5 BAB. BAB Pertama

dari penelitian ini berisi gambaran umum penelitian, dengan kaa lain BAB ini

merupakan sebuah pendahuluan yang meliputi; Latar Belakang, Masalah, Rumusan

Masalah, Telaah Pustaka, Landasan Teori, Meotodologi Penelitian (yang berisi: jenis

penelitian, metode pengumpulan data, serta pendekatan dan analisis data). Pada BAB

pertama ini akan diakhiri dengan Sistematika Pembahasan yang menjabarkan secara

keseluruhan isi dari penelitian ini.

BAB Kedua, penulis akan memaparkan tentang tinjauan umum dan biografi

intelektual Jürgen Habermas.

Menginjak BAB Ketiga, penulis akan memaparkan pengertian rasionalitas dan

modernitas menurut Jürgen Habermas, dan bagaimana membedahnya sebagai sebuah

alat analisa terkait dengan kritik positivisme pendidikan Islam.

Page 50: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

31

BAB Keempat, berisi tentang gambaran kritik positivisme pendidikan islam

dan gagasan pembaharuan pendidikan Islam.

BAB Kelima, adalah penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran, dimana

penulis akan memaparkan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian ini.

Disampung itu penulis juga akan mengajukan suatu evaluasi terhadap peranan

pendidikan politik terhadap pemilih pemula.

Sedangkan Bagian Akhir dari penelitian ini terdiri dari daftar pustaka,

lampiran yang terkait dengan penelitian serta biodata penulis.

Page 51: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

270

BAB V

PENUTUP

Penantian yang telah menghabiskan energi, materi, pikiran dan sebagainya,

telah sampailah pada apa yang disebut akhir. Penantian yang diwarnai kucuran

keringat dan tetesan air mata, memberi atmosfir tersendiri pada pengembaraan

intelektual ini.

Walaupun penulis menyadari tidak pembicaraan yang akhir dalam

pembaruan, sehingga tidak ada pula ujung dari pencarian makna. Penelitian ini,

merupakan sebuah kombinasi yang unik dari semangat modernitas dan rasionalitas

yang diulas dalam bingkai kritik. Sehingga darinya menjadi penting untuk

merumuskan kesimpulan dan saran:

A. Kesimpulan.

1. Pencarian komprehensif atas diskursus modernitas dan rasionalitas dalam

Islam dan realitas. Dalam perspektif ini, kita diajak untuk menemukan

struktur umum sekaligus khusus wacana tersebut, yang dilihat melalui sosok

Jurgen habermas. Akhirnya pada kesimpulan bahwa, rasionalitas mengarah

pada pengembangan “tindakan komunikatif” khususnya didalam praktek

pendidikan Islam. Prinsipnya terletak pada bagaimana etika diskursus

pembelajaran, mampu dibangun diatas klaim kebenaran dan ketepatan.

Selanjutnya modernitas dibingkai dalam semangat “ruang publik”, sehingga

dalam ruang publik pendidikan Islam terbangun apa yang disebut dunia

Page 52: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

271

kehidupan dan sistem. Dunia kehidupan mengehendaki adanya hubungan

integral antara kepentingan pengetahuan terhadap sistem yang berada di luar

pendidikan Islam.

2. Kritik selalu mendasarkan dirinya pada kebaruan, sehingga tidak tepat jika

melakukan kritik terhadap aspek positivisme dalam pendidikan Islam adalah

mencari kesalahan. Dalam perspektif ini, kritik digunakan untuk menolak

argumen dasar positivisme yang ingin menyatukan ragam metode keilmuan

kedalam satu pendekatan. Sehingga kritik mengarah pada apa yang

seharusnya terjadi, dan tidak hanya melihat apa yang terjadi.

B. Saran.

1. Kajian ini tidak ubahnya adalah gambaran provokatif dalam sebuah

diskursus. Sehingga sangat memungkinkan untuk terus dilakukan pengkajian

lebih mendalam.

2. Sebagai sebuah rekomendasi, kajian-kajian selanjutnya lebih mempertajam

makna kritik pada dimensi yang local wisdom. Ini memungkinkan bagi kita

untuk melihat khasanah filsafat nusantara yang juga dapat dijadikan sebagai

pembanding dalam mengulas isu-isu pendidikan Islam khususnya.

Page 53: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

272

DAFTAR PUSTAKA

A. R. Radcliffe-Brown, Structure and Function in Primitive Society. New York: TheFree Press, 1968.

Abd. Hakim dan Yudi Latif (Peny.), Bayang-bayang Fanatism: Esai-esai untukMengenang Nurcholish Madjid. Jakarta: PSIK, 2007.

Abdulaziz Sachedian, The Islamic Roost of Democratic Pluralism. Oxford UniversityPress, 2001.

Abdullahi Ahmed An-Na’im, Toward an Islamic Reformation:Civil Liberties, HumanRight and International Law. New York: Syracuse University Press, 1990.

Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan: Solusi Problem FilosofisPendidikan Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.

Adolf Hitler, Mein Kampf (Edisi Lengkap: Vol I dan Vol II. Penrbit Narasi:Yogyakarta, 2010.

Auguste Comte, The Positive Philosophy, London: George Bell & Son, 1986.

Ahmad Amir Aziz, Neo-Modernisme Islam di Indonesia. Gagasan SentralNurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Ahmad Suaedy (eds.), Spiritualitas Baru: Agama dan Aspirasi Rakyat (Jogjakarta:Institut Dian/Interfidei, 1994.

Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat : Kajian Sejarah Perkembangan PemikiranNegara, Masyarakat dan Kekuasaan., Jakarta : Gramedia, 2001.

Akhbar S. Ahmed, Posmodernisme: Bahaya dan Harapan Bagi Islam. Bandung:Mizan, 1996.

Alan Bullock and Stephen Trombley, (Eds.), The Fontana Dictionary of ModernThought. London: Harper-Collins, 1999).

Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.

Alex Rosenberg, Philosophy of Science;A Contemporary Introduction. (New York:Routledge, 2005.

Page 54: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

273

Alvin Tofler, Pergeseran Kekuasaan, Pengetahuan, Kekayaan dan Kekerasan diPenghujung Abad Ke-21, Jakarta: Pantja Simpati, 1990.

Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas dan Historisitas. Yogyakarta: PustakaPelajar, 1999.

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2004.

Anthony D. Smith, Nationalism and Modernism: A Critical Survey of RecentTheories of Nations and Nationalism. USA and Canada: Routledge, 1998.

Anthony Giddens, Konsekuensi-konsekuensi Modernitas, Yogyakarta: KreasiWacana, 2005.

________________, (ed), Positivism and Sociology, London, Heinemann, 1975.

________________, The Consequences of Modernity. Cambridge: Polity Press, 1990.

________________, The Third Way: Jalan Ketiga Pembaharuan Demokrasi Sosial.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Asghar Ali Engineer, Islam and Liberation Theology: Essays on Liberative Elementsin Islam. New Delhi: Sterling Publishers Private Ltd, 1990.

_________________, Liberalisasi Teologi Islam: Membangun Teologi Damai dalamIslam. Yogyakakarta: Alenia, 2004.

Azyumardi Azra, Pendidikan IslamTradisi Dan Modernisasi Menuju MillenniumBaru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

_______________, Pergolakan Politik Islam: Fundamentalis, Modernitas dan Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina, 1996.

B. W. Tuckman, Conducting Educational Research. New York: Harcourt BraceJovanovich Publishers, 1978.

Barry A. Kosmin dan Ariela Keysar (eds.) Secularism & Secularity: ContemporaryInternational Perspectives. Hartford, CT: Institute for the Study ofSecularism in Society and Culture (ISSSC), 2007.

Brian Fay, Critical Social Science. Ithaca, N.Y. : Cornell University Press, 1987.

Bryan S. Turner, The Theori of Modernity and Postmodernity. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008.

Page 55: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

274

Budhy Munawar Rahman, Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta:Paramadina, 1994.

_____________________, (ed.), Membela Kebebasan Beragama; Percakapantentang Sekularisme, Liberalisme, dan Pluralisme. (Buku 2). Edisi Digital,Jakarta: Democracy Project, 2011.

_____________________, Reorientasi Pembaruan Islam: Sekularisme, Liberalismedan Pluralisme Paradigma Baru Islam Indonesia. Edisi Digital. Jakarta:Democracy Project, 2010.

Budi Susanto, Teologi dan Praksis Komunitas Post-modern, Yogyakarta: Kanisius,1994.

Buku Pedoman Penulisan Proposan dan Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.

C. Calhoun, Dictionary of the Social Science. Oxford : Oxford University Press,2002.

Charles D. Hardie. Truth and Fallacy in Educational Theory. USA: ColumbiaUniversity, 1962.

Charles Kurzman (Ed.), Liberal Islam A Sourcebook. New York:Oxford UniversityPress, 1988.

Charles M. Reigeluth (ed.), Instructional Design, Theories and Models: An Overviewof Their Current Status. New Jersey: Lawrence Erlbaum AssociatesPublishers, 1983.

Chumaidi Syarif Romas, Wacana Teologi Islam Kontemporer. Yogyakarta: TiaraWacana, 2000.

Craig Calhoun, Postmodernism as Pseudohistory: Continuitis In the Complexities ofSocial Action. Chapel Hill: University of North Carolina.1992.

Dana Villa (ed.), The Cambridge Companion to Hannah Arendt, Cambridge:Cambridge University Press, 2000.

Daniel Dennett. Breaking the Spell: Religion as a Natural Phenomenon. New York:Viking, 2006.

Daniel S. Schipani, Religious Education Encounters Liberation Theology. Alabama:Religious Education Press, 1988.

Page 56: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

275

David A Kolb, Experiential Learning, Experience as The Source of Learning andDevelopment. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc., 1984.

David Ingram, Habermas and the Dialectical Reason, New Haven and London: YaleUniversity Press, 1987.

David Marsh & Gerry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung: NusaMedia, 2010.

David Martin, A General Theory of Secularization. Bristol: Western PrintingServices, 1978.

David Meyer dan Sidney Tarrow, Power in Movement. New York: Cambridge.University Press, 1998.

David Morley dan Kuan-Hsing Chen (eds), Stuart Hall: Critical Dialogues inCultural Studies. New York: Routledge, 2000.

David W Hursh & E. Wayne Ross, Democratic Social Education, Social Studies forSocial Change, New York: Falmer Press, 2000.

Douglas Kellner, Television and the Crisis of Democracy. Boulder, CO: WestviewPress, 1990.

Dwi Julianto. Kritik Terhadap Masyarakat Kapitalisme (Telaah atas PemikiranHerbert Marcuse dan Jürgen Habermas). Skripsi, Jurusan Aqidah Filsafat,Fakultas Uhsuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2003.

E. Goffman, The Presentation of Self in Everyday Life. New York, 1959

E. Sumarnoyo, Hermeneutik Sebuah Metode Fiolsafat, Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Edward N. Zalta (Ed.), The Stanford Encyclopedia of Philosophy, San Francisco:Stanford Univecity Press, 2005.

Egon Guba, (ed.), The Paradigm Dialog. Newbury Park, London, New Delhi: SAGEPublications, 1990.

F. Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif; Meningbang ‘Negara Hukum’ dan ‘RuangPublik’ dalam Teori Diskursus Jürgen Habermas. (Yogyakarta: PenerbitKanisius, 2009.

Page 57: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

276

_______________, Kritik Ideologi; Menyingkap Pertautan Pengetahuan danKepentingan bersama Jürgen Habermas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,2008.

_______________, Melampaui Positivisme dan Modernitas, Yogyakarta: PenerbitKanisius, 2003.

_______________, Menuju Masyarakat Komunikatif; Ilmu, Masyarakat, Politik &PostModernisme Menurut Jürgen Habermas. Yogyakarta: PenerbitKanisius, 2009.

_______________, Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk dunia Moderen. Jakarta:Penerbit Erlangga, 2011.

_______________, (ed.), Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dariPolis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius, 2010.

F. Lyotard, A Postmodern Condition: A Report on Knowledge. University ofMineapolis Press, 1984.

Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis dan Refleksi Historis.Yogyakarta: Tiara Illahi Press, 1998.

Farid Esack, Qur’an, Liberation, and Pluralism: An Islamic Perspective ofInterreligious Solidarity against Oppression. Oxford: Oneworld, 1997.

Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta:Aditia, 2001.

Fazlur Rahman, Islam and Modernity:Transformation of an Intellectual Tradition.Chicago dan London: The University of Chicago Press, 1982.

_____________, Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual Bandung:Pustaka, 1995.

_____________, Metode & Alternatif Neomodernisme Islam, Bandung, Mizan, 1990.

Felix Gilbert & Stephen R. Graubard. (eds.), Historical Studies Today. New York: W.W, 1992.

Franz Magnis Suseno, 12 Tokoh Etika Abad ke-20. Yogyakarta, Kanisius, 2000.

_________________, 75 Tahun Jürgen Habermas. Basis, Nomor 11-12, Tahun Ke-53, November-Desember 2004.

Page 58: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

277

_________________, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,1992.

Francis Fukuyama, The End of History and The Last Man. (Yogyakarta: PerbitQalam, 2004

Fred N. Kerlinger, Foundations of Behavioral Research. Chicago: Holt, Rhinehartand Winston, Inc, 1986.

Frits Bolkestein, Liberalisme dalam Dunia yang Tengah Berubah. Jakarta: SumatraInstitute, 2006.

FX. Mudji Sutrisno dan F. Budi Hardiman (eds.), Para Filsuf Penentu Gerak Zaman,Yogyakarta: Kanisius,1992.

G. Myerson, Perjumpaan Posmodern. Yogyakarta:Aperion-Philotes, .2003.

G. W. F. Hegel, The Philoshophy of Hystory. Dover Publication Inc, 1996.

Gerorge F. Kneller. Movements of Thought in Modern Education. USA: John Wiley& Sons, Inc., 1984.

George W. Gagnon. Jr dan Michelle Collay, Designing for Learning Six Elements InConstructivist Classrooms. Thousand Oaks, California: Corwi Press, Inc.,2001.

George R. Knight, Issues and Alternatives in Educational Philosophy. BerriensSprings Micigan: Andrews University Press, 1982.

George Ritzer, The Mcdonaldization Thesis: Explorationsand Extensions. London:SAGE Publications, 1998.

____________, dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi. Yogyakarta: KreasiWacana. 2011.

Gerben Heitink, Practical Theology: History, Theory, Action Domains. Michigan,William B. Eerdmans Publishing Company, 2000.

Gordon James Finlayson, Habermas: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford UP,2005.

H. A. R. Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam PerspektifAbad 21. (Magelang: Tera Indonesia, 2000), hal. 25.

Page 59: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

278

_____________, Perubahan Sosial dan Pendidikan, Pengantar Transformasi untukIndonesia. Jakarta : Grasindo, 2002.

Hamid Basyaib (ed.), Membela Kebebasan; Percakapan tentang Demokrasi Liberal.Jakarta: Freedom Institute, 2006.

Hannah Arendt, Human Condition, Chicago: University of Chicago Press, 1998.

_____________, On Revolution. Harmondsworth: Penguin Books, 1990.

_____________, The Origins of Totalitarianism. New York: Harcourt, Brace &World, 1973.

_____________, What Is Freedom?. New York: Penguin Books, 2000.

Harun Nasution, Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

_____________, Islam Rasional; Gagasan Dan Pikiran. Bandung: Mizan, 1995.

Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung: al-Maarif, 1980.

Hasan Yusufian & Ahmad Husain Sharifi, Akal dan Wahyu; Tentang Rasionalitasdalam Ilmu, Agama dan FIlsafat. Jakarta: Shadra Press, 2011.

Hassan Hanafi, Agama, Ideologi, dan Pembangunan. Jakarta: P3M, 1991.

____________, Dialog Agama dan Revolusi, Jakarta:Pustaka Firdaus, 1994.

____________, Islamologi 2: Dari Rasionalisme ke Empirisme. Yogyakarta: LKiS,2004.

____________, Oksidentalisme; Sikap Kita Terhadap Tradisi Barat. Jakarta:Paramadina, 2000.

Henry A. Giroux (ed.), Counternarratives: Cultural Studies and Critical Pedagogiesin Postmodern Spaces. New York: Routledge, 1996.

________________, Critical Pedagogy and the Postmodern/Modern Divide: Towarda Pedagogy of Democratization. Dalam jurnal Teacher EducationQuarterly, Vol. 31, No. 1, Winter 2004.

________________, Ideology, Culture and the Process of Schooling. Philadelphia:Temple University and Falmer Press, 1981.

Page 60: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

279

Hilary Putnam, The Meaning of “Meaning”. Cambridge: Cambridge UniversityPress, 1990.

Ian G. Barbour, Issues in Science and Religion. New York: Row Publisher, 1971.

Ibnu Khaldun, Muqaddimah. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.

Ilan Gur-Ze’ev (ed.), Critical Theory and CriticalPedagogy Today. Haifa: Faculty ofEducation University of Haifa, 2003.

Imam Samroni, Studi Epistemologi Jürgen Habermas mengenai Rasionalitas Ilmusebagai Kpekekuatan Modernisme dan Implikasinya terhadap PraksisPendidikan di Indonesia. Skripsi, Jurusan Filsafat dan SosiologiPendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta, 1994.

Immanuel Kant, Kritik atas Akal Budi Praktis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Isaiah Berlin, Four Essays on Liberty. Oxford: Oxford University Press, 1979.

Israel Scheffler. Reason and Teaching. Indianapolish: Bobba-Merril, 1973.

J. Lechte. 50 Filsuf Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius. 2004.

J. M. Bernstein (ed.), The Culture Industry: Selected Essays on Mass Culture. NewYork: Routledge, 1991.

Jacques Derrida, Writing and Difference. London :Routledge, 2001.

Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi?. Bandung: RemajaRosdakarya, 1999.

Jean Lyotard, The Postmodernisme and Condition, A Report on Knowledge. Oxford:Manchester University Press, 1984.

Jennifer Moon, Reflection in Learning and Professional Development Theory andPractice. USA: Kogan Page Limited, 1999.

Jill Steans, Introduction to International Relations, Perspectives & Themes. London:Pearson & Longman, 2005.

Joe L. Kincheloe, Critical Pedagogy. New York: Peter Lang, 2005.

John B. Thompson, Kritik Ideologi Global, Yogyakarta: Ircisod, 2006.

Jos Daniel Parera, Teori Semantik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1990.

Page 61: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

280

José Casanova, Public Religions in the Modern World. Chicago: University ofChicago Press, 1994.

John. B Thomspson, Critical Hermeneutics: A Study in the Thought of Paul Ricoeurand Jürgen Habermas. Cambridge: Cambridge University Press, 1981.

Jhon Dewey, Budaya dan Kebebasa; Ketegangan antara Kebebasan Individu danAksi Kolektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998.

John L. Esposito (ed.), Islam and Development. New York: Syracuse UniversityPress, 1980.

_______________, Islam Warna-Warni; Ragam Ekspresi Menuju “Jalan Lurus”.Jakarta: Paramadina, 2004.

_______________, (ed.), Voices of Resurgent Islam. New York,: Oxford UniversityPress, 1983.

Joy A. Palmer, Fifty Modern Thinkers on Education. Yogayakarta: IRCiSoD, 2006.

Jürgen Habermas, Between Facts and Norms: Contributions to a Discourse Theory ofLaw and Democracy, Cambridge: Polity Press, 1996.

______________, Between Naturalism and Religion: Philosophical Essays,Cambridge and Maiden: Polity Press, 2008.

______________, Communication and the Evolution Society, London: Heinemann,1979.

______________, Ilmu Dan Teknologi Sebagai Ideologi, Jakarta: LP3ES, 1990.

______________, Justification and Application: Remarks on Discourse Ethics.Cambridge: The MIT Press, 1993.

______________, Knowledge and Human Interesst. Boston: Beacon Press, 1972.

______________, Legitimation Crisis. Boston: Beacon Press, 1975.

______________, Moral Consciousness and Communicative Action. Cambridge:MIT Press, 1991.

______________, On The Logic of The Social Sciences. Massachusetts: MIT PressCambridge, 1996), hlm. 46.

Page 62: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

281

______________, Postmetaphysical Thingking: Philosophical Essays. London: MITPress, 1992.

______________, Religion and Rationality; Essays on Reason, God, and Modernity.London: MIT Press, 2002.

______________, Teori TIndakan Komunikatif I: Rasio dan RasionalisasiMasyarakat. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009.

______________, Teori Tindakan Komunikatif II; Kritik atas Rasio Fungsional.Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009).

______________, ‘The Entwinement of Myth and Enlightenment: Re-ReadingDialectic of Enlightenment. Jurnal New German Critique, No. 26, CriticalTheory and Modernity. Spring-Summer, 1982.

______________, The Inclusion of The Other; Studies in Political Theory. London:MIT Press, 1998.

______________, The Liberating Power of Symbols: Philosophical Essays.Cambridge: The MIT Press, 2001.

______________, The Philosophical Discourse of Modernity, Cambridge: PolityPress, 1987

______________, The Structural Transformation of The Public Sphere: An Inquiryinto a Category of Bourgeois Society. Polity Press, 1989.

______________, Three Normative Models of Democracy. USA : BlackwellPublishers, 1994.

______________, Theory and Practice. London: Heinemann, 1971.

K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer Inggris-Jerman. Jakarta: Gramedia, 2002.

K. R. Popper, The Logic of Scientific Discovery. New York: Basic Books, 1959.

Karen Amstrong, A History of God: 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity andIslam. New York: Ballantine Books, 1993.

______________, The Battle For God. New York: Alfred A. Knopf, 2000.

Karl Mannheim, Ideology and Utopia: An Introduction to Sociology of Knowledge,London, Routledge, 1979.

Page 63: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

282

Karua Richhard Harland, Superstrukturalisme; Pengantar Komprehensip KepadaSemiotika, Strukturalisme dan Poststrukuralisme. Yogyarta: Jalasutra,2006.

Kenneth D Bailey, Methods of Social Research. London: Collier MacmillanPublishers, 1976.

Kuntowijoyo. Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi dan Etika. Yogyakarta:Tiara Wacana, 2007.

Larry Krasnoff, Hegel’s; Phenomenology of Spirit An Introduction. New York:Cambridge University Press, 2008.

Leigh A. Payne, Uncivil Movement. Baltimore: The John Hopkins Press, 2000.

Leo Strauss dan Joseph Cropsey, History of Political Philosophy, Chicago andLondon : The University of Chicago Press, 1987.

Louis Leahy, Manusia Sebuah Misteri; Sintesa Filosofis Makhluk Paradoks. Jakarta:Gramedia, 1985.

Ludwig von Mises, Human Action: A Treatise on Economics. USA: Foundation forEconomic Education, 1996.

M. Abid al-Jabiri, Post-Tradisonalisme Islam. Yogyakarta: LKIS, 2000.

M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross Cultural Understanding untukDemokrasi dan Keadilan. Jogjakarta: Pilar Media, 2005.

M. Atho Mudzhar, “Social History Approach to Islamic Law” dalam Jurnal al-Jami’ah, No. 61/1998.

M. Natsir, Capita Selecta. Jakarta: Penerbit Sumup Ban6unq, 1961.

Mahathir Muhamad, Globalisation and the New Realities, Selangor : PelandukPublications, 2002.

Mansour Faqih, Jalan Lain: Manifesto Intelektual Organik. Yogyakarta: PustakaPelajar & Insist Press, 2002.

Marcela Christi, From Civil to Political Religion: The Intersection of Culture,Religion and Politics. Ontario: Wilfrid Laurier University Press, 2001.

Page 64: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

283

Marcelo M Suaroz-Orozco, & Desiree Baolian (eds.), Globalization Culture andEducation in the New Millenium. California: University of California Press,2004.

Mardalis, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1998.

Martin Jay, The Dialectical Imagination; A History of the Frankfurt School and theInstitute of Social Research 1923-1950. California: University of CaliforniaPress, 1973.

Mats Alvesson dan Kaj Skolberg, ReflexiveMethodology, New Vistas for QualitativeResearch. London: SAGE Publications, 2000.

Matterlart and Seth Siegelaub (eds.), Communication and Class Struggle 1, NewYork: International General, 1979.

Matthew G. Specter, Habermas An Intellectual Biography. Cambridge UniversityPress: New York, 2011.

Max Horkheimer, Traditional and Critical Theory, dalam Critical Theory: SelectedEssays, New York: Herder and Herder, 1972.

______________, dan Theodor W. Adorno, Dialectic of Enlightenment. California:Standford UP, 2002.

Max Weber, Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

_________, The Protestant Ethic Spirit of Capitalism. London: Routledge, 1992.

Meredith B. McGuire, Religion: The Social Context Belmont: Wadsworth, 1992.

Michel Foucault, Power/Knowlwdge: Selected Interviews and Othe Writings 1972-1977. Sussex: The Harvester Press.

Michael W. Apple, Education and Power. Boston: Ark Paperbacks, 1985.

Michael W. Apple, Ideology dan Curriculum. New York: Routledge, 2004.

Michael Pusey, Habermas: Dasar dan Konteks Pemikirannya. Yogyakarta: ResistBook, 2011.

Miska Muhammad Amien, Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat PengetahuanIslam. Jakarta: UI-Press, 1983.

Page 65: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

284

Moh. Yunus. Jürgen Habermas dan Demokrasi Deliberatif (Tinjauan KritisTerhadapa Praktik Demokrasi di Indonesia Pasca Reformasi 1998).Skripsi, Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan HumanioraUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 2010.

Muh. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis. Yogyakarta: Resist Book, 2008.

Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna. Bandung: Mizan, 1999.

Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu, Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan KerangkaTeoriIlmu Pengetahuan. Yogyakarta: Belukar, 2008.

Muhammad Zudi. Pendidikan Kritis-Komunikatif: Dialog Epistemologis PauloFriere dan Jürgen Habermas. Sripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.2012.

Muhammed Arkoun, al-Islam: al-Akhlaq wa al-Siyasah. Beirut: Markaz al-Inma’ al-Qaumiy, 1990.

_________________, Berbagai Pembacaan Qur’an. Jakarta: INIS, 1997.

_________________, Rethinking Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Mumtaz Ahmad (ed), Masalah Masalah Teori Politik Islam. Bandung, Mizan, 1994.

Murthada Muthahhari , Gerakan Islam Abad XX. Jakarta: Penerbit Beunebi Cipta,1986.

Nasr Hamid Abu Zaid, Kritik Wacana Agama. Yogyakarta: LKis, 2003.

Oemar Bakry, Islam Menentang Sekularisme. Jakarta: Mutiara, 1984.

Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan Bintang, 1979.

Owen Chadwick, The Secularization of the European Mind in Nineteenth Century.Cambridge: Cambridge University Press, 1975.

Pamela J. Shoemaker, James W. Tankard, and Dominic L. Larossa, How to BuildSocial Science Theories. London, New Delhi: Sage Publications Inc., 2004.

Pardoyo, Sekularisasi dalam Polemik. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993.

Patrick Fuery, Theories of Desire, Melbourne University Press, 1995.

Page 66: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

285

Paul Budi Kleden dan Adrianus Sunarko, (Ed.), Dialektika Sekularisasi: DiskusHabermas – Ratzinger dan Tanggapan. Yogyakarta: Penerbit Lamalera,2010.

Paulo Freire, Education as the Practice of Freedom. New York: The Continuum,2003.

__________, Education for Critical Consciousness. New York: The Continuum,2003.

___________, Politik Penddikan: Kebudayaan, Kekuasan dan Pembebasan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002.

___________, Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: LP3ES, 2008.

Peter Beilharz, Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis Terhadap Para FilosofTerkemuka, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Peter Golding and Graham Murdock. (Eds), The Political Economy of the Media.Volume I. Cheltenham, Brookfield: Edward Elgar Publishing Co, 1997.

Peter Jarvis, John Holford, dan Colin Griffin, The Theory and Practice of Learning.London: Kogan Page Limited, 1998.

Peter McLaren dan Peter Leonard (eds.), Paulo Freire: a Critical Encounter.London: Routledge, 2001.

R.A.A. Watimena. Melampaui Negara Hukum Klasik. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Rawls, J. A Theory of Justice. USA: Harvard Univresity Press, 1999.

Raymond Geusss, The Idea of a Critical Theory: Habermas & the Frankfurt School.London, New York: Cambridge University Press, 1982.

Rene Descartes, Diskursus Metode. Yogyakarta: IRCiSoD, 2003.

Richard C. Martin (Ed.), Approaches to Islam in Religious Studies. Tucson: TheUniversity of Arizona Press, 1985.

Richard J. Bernstein (ed.), Habermas and Modernity. Cambridge: Polity Press, 1991.

Rob Gilbert, Studying Society and Environment; A Hanbook for Teachers, Sydney:Prentice Hall, 1996.

Page 67: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

286

Robert C. Houlb, Jurgen Habermas; Critic in the Public Sphere. London: Routladge,1991.

Robert. L Solso, Cognitive Psychology. America: United States of America, 1991.

Ronald David Glass, “On Paulo Freire’s Philosophy of Praxis and the Foundationsof Liberation Education”. Jurnal Educational Researcher, Vol. 30, No. 2,Maret 2001.

Said Agiel Siradj, Ahlussunnah wal Jama‘ah dalam Lintas Sejarah. Jogjakarta:LKPSM, 1997.

Samuel P. Huntington, Benturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia.Yogyakarta: Penerbit Qalam, 2010.

Sayyed Hossein Nasr, Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern, Bandung,Pustaka Mizan, 1994.

__________________, Knowledge and the Sacred. Lahore : Suhail Academy, 1988.

Seidman (ed.), Jûrgen Habermas on Society and Politics, Boston: Beacon Press,1989.

Sindhunata, Dilema Usaha Manusia Rasional. Jakarta: Gramedia 1982.

__________, Berfilsafat di Tengah Zaman Merebak Teror, Basis, Nomor 11-12,Tahun Ke-53, November-Desember 2004.

Stephen W. Littlejohn, and Karen A. Foss, Theories of Human Communication. NewYork: Wadsworth, 2005.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PTRineka Cipta, 1998.

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grafindo Persada, 1997.

Suwardi Endrawara, Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, danAplikasi. Yogyakarta: Media Presindo. 2008.

Syahirul Alim. Konsep Local genius pada Program Penyiaran Stasiun Televisi JTV(Analisis Teori Rasionalitas dan Tindakan Komunikatif Jürgen Habermas).Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAINSunan Ampel Surabaya. 2009.

Page 68: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

287

Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam, Secularism and the Philosophy of theFuture. London: Mansell Publishing Limited, 1985.

Talal Asad, Formations of the Secular: Christianity, Islam, Modernity. California:Stanford niversity Press, 2003.

Tauel Harper, Assessing the Critical Capacities of Democracy through the Work ofHannah Arendt and Jürgen Habermas: The Occlusion of Public Space andthe Rise of Homo Spectaculorum, Ph.D. thesis at Murdoch University,Australia, 2005.

Terrence Lovat, ‘Ways of Knowing in Doctoral Examinations: How ExaminersPosition Themselves in Relation to the Doctoral Candidates’. AustralianJournal of Education & Developmental Psychology, Vol. 4. 2004.

Thomas McCarthy, Communication and The Evolution of Society, London:Heinemann, 1979.

________________, The Critical Theory of Jürgen Habermas. Massachussetts: MITPress, 1982.

Theodor Adorno, Minima Moralia: Reflections from Damaged Life. New York:Verso, 1951.

______________, dan Anson G Rabinbach, Culture Industry Reconsidered. NewGerman Critique, 1975.

______________, The Positivist Dispute in German Sociology. New York, Harper &Row, 1987.

Thomas Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions. Chicago: University ofChicago Press, 1970.

Toshihiko Izutsu, Ethico-Religious Concept in the Qur’an. Tokyo: Keio University,1959.

Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Ulrich Beck, Anthony Giddens, and Scott Lash, Reflexife of Modernization.California: Stanford University Press, 1984.

Van Peursen, Susunan Ilmu Pengetahuan: Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta:Gramedia, 1985.

Page 69: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

288

Verry Verdiansyah, Islam Emansipatoris: Menafsir agama Untuk PraksisPembebasan. Jakarta: P3M, 2004.

Victor Kraft, The Vienna Circle: The Origins of Neopositivism, New York,Greenwood Press, 1979.

Vincent Mosco, The Political Economy of Communication. London, Thousand Oaks,New Delhi: SAGE Publications, 1996.

W. Montgomery, Islamic Philosophy and Theology: An Extended Survey.Harrassowitz: Edinburgh University, 1992.

Walter Wallace, The Logic of Science in Sociology. New York: Aldine PublishingCompany, 1979.

Wilfred Carr & Stephen Kemmis, Becoming Critical, Education, Knowledge andAction Research, Melbourne: Deakin University Press, 1996.

William H Schubert, Curriculum, Perspective, Paradigm, and Possibilities. NewYork: Macmillan Publishing Company, 1986.

William Rose, Positivism and Its Critique, London: Sage Publications, 2011.

Yohanes Sumaryanto. Ruang Publik Jürgen Habermas dan Tinjauan atasPerpustakaan Umum di Indonesia. Tesis, Program Studi Ilmu Filsafat,Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Jakarta. 2008.

Yudi Latif, Dialektika Islam: Tafsir Sosiologis atas Sekularisasi dan Islamisasi diIndonesia. Yogyakarta: Jalasutra, 2007.

_________, Inteligensia Muslim dan Kuasa Genealogi Inteligensia Muslim IndonesiaAbad Ke-20 (Edisi Digital). (Jakarta: Democracy Project, Yayasan AbadDemokrasi, 2012.

Ziauddin Sardar, Thomas Kuhn dan Perang Ilmu. Yogyakarta: Jendela, 2002.

Ziaul Haque, Wahyu dan Revolusi. Jogjakarta: LKiS, 2000.

Page 70: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

289

SUMBER LAIN

A. Internet

1. http://i-epistemology.net/education/348-towards-understanding-islamic-paradigm-of-education.html.

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika)

3. http://vicosj.blogspot.com/2010/04/kulturkampf.html

4. Barry Burke, Antonio Gramsci and Informal Education (The Encyclopediaof Informal Education 1999). dapat diakses di:http://www.infed.org/thinkers/et-gram.html

5. http://catatan-anakfikom.blogspot.com/2012/03/perspektif-positivisme-post-positivisme.html

B. Jurnal.

1. Jurnal Pendidikan Islam, “Deradikalisasi Pendidikan Islam”. Volume II,Nomor. 1, Juni 2013. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

2. Jurnal Pendidikan Islam, “Filsafat Pendidikan Islam”. Volume II, Nomor. 2,Desember 2013. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Page 71: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

290

DATA DIRI PENULIS

Nama Lengkap : Taufiq SaifuddinJenis Kelamin : Laki-LakiTempat/Tanggal Lahir : Batupute, 01 Agustus 1986No. HP : 081 328 730 554E-mail : [email protected] Tua :Bapak:Nama lengkap ayah : SaifuddinPekerjaan : PNSIbu:Nama lengkap ibu : MunawwarahPekerjaan : Ibu Rumah TanggaRiwayat Pendidikan :

1. Raudhatu Athfal (RA) Rantepao (Lulus Tahun 1992).2. MIS Rantepao Tanah Toraja Sul-Sel (Lulus Tahun 1998).3. MTs DDI Takkalasi Barru Sul-Sel (Lulus Tahun 2001).4. MA DDI Takkalasi Barru Sul-Sel (Lulus Tahun 2004).5. S-1 FTI UII Yogyakarta (2005 – Tidak Selesai)6. S-1 Ushuluddin UIN Yogyakarta (2006 – Tidak Selesai)7. S-1 Tarbiyah UIN Yogyakarta (2007 – Lulus 2014)

Pengalaman Organisasi :1. Ketua Umum HMI Komisariat Ushuluddin UIN Yogyakarta (2007-2008)2. Ketua Umum HMI KORKOM UIN Yogyakarta (2008-2010)3. Direktur Badan Pengelola Latihan HMI Cab. Yogyakarta (2010-2012)4. Ketua Umum HMI Cab. Jogjakarta Raya (2013-2014)

Prestasi Yang Diraih :1. Juara IV Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas

Tarbiyah (April 2009).2. Juara I Lomba Debat Mahasiswa Antar Universitas, yang diadakan oleh

Fakultas Teologi Wedabhakti, Kampus Realino, Universitas Shanata Dharma.(Mei 2009).

3. Juara Harapan I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Jateng-DIY, yangdiadakan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. (Juni 2009).

Page 72: JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH …

291

4. Juara Harapan II Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa se-UIN SunanKalijaga. (April 2009).

5. Juara Harapan I Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa se-UIN SunanKalijaga. (Desember 2009).

6. Pengisi Acara dalam Acara Talk Show dengan tema “Aksi demo HMImengawal penyelesaian kasus Bank Century. Yang diadakan oleh SekolahTinggi Multi Media “MMTC”, di TVRI Yogyakarta (13 April 2010).

7. Menjadi Pembicara dalam Seminar Nasional Refleksi Sumpah PemudaUniversitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (2012).

8. Menjadi Pembicara dalam Bedah Film “Gie” di Fakultas Dakwah UIN SunanKalijaga Yogyakarta (2013).

9. Menjadi Pembicara dalam Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakartadengan tema “Implementasi Kurikulum 2013 Guna Membentuk KarakterBangsa” (Juni 2014).

10. Menjadi Pembicara dan Pemateri pada pelatihan Himpunan Mahasiswa Islamdan pergerakan mahasiswa lainnya, mulai dari tingkat lokal, regional sampainasional. Mulai dari 2006-2014, selama masih berstatus mahasiswa.

Pengalaman Pelatihan/Workshop :1. Latihan Kader I (Basic Training) HMI Komisariat Ushuluddin (Oktober 2005)2. Latihan Kader II (Intermediate Training) HMI Cabang Yogyakarta (Mei

2007)3. Senior Course HMI Cabang Kudus (Agustus 2007).4. Pelatikan Jurnalistik IKAMI Sul-Sel Yogyakarta (Mei 2008).5. Workshop Gerakan Anti Penindasan PUSHAM UII (Desember 2007)6. Short Course Ekonomi Politik Resist Institute (Mei 2012)7. Whorkshop Penulisan Esai, Blog dan Pembuatan Film Dokumenter Ahmad

Wahib Institute (April 2014).

Karya Ilmiah yang Dipublikasikan :1. Menulis Buku dalam “Islam Rahmatan Lil Alamanin”, Diterbitkan oleh UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010).2. Menulis Buku dalam “Islam: National Character Building dan Etika Global”

Diterbitkan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2010).3. Menulis Buku dalam “Mahasiswa dan Masa Depan Bangsa”, Diterbitkan

Oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (November 2013).