JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... ·...

98
HAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH (STUDI ANALISIS PUTUSAN HAKIM NO.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.I) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh : NUR HUDAM MUSTAQIM 062111048 JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... ·...

Page 1: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

HAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH

(STUDI ANALISIS PUTUSAN HAKIM

NO.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.I)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh :

NUR HUDAM MUSTAQIM

062111048

JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

ii

Page 3: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

iii

Page 4: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

iv

MOTTO

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak

yang lemah, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar.1

1Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan terjemahanya, Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2006,hlm. 126

Page 5: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

v

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan, skripsi ini penulis

persembahkan untuk orang-orang yang telah membuat hidup ini lebih berarti :

Bapak dan Ibu tersayang, tercinta (Bapak Supriyanto dan Ibu

Jumi’ati),yang senantiasa memberikan do’a restu serta dukungannya

baik secaramoral maupun material terhadap keberhasilan studi penulis.

Kakak-kakakku yang tersayang (Mas Den, MbakPuji, Mas Arifin, Mbak

Ziroh, Mas Fadli dan Mbak Nita), yang selalu memberiku semangat

danarahan.

Keponakanku yang tersayang (DikadanVina), yang lucu-lucu.

Orang-orang yang kuanggap sebagai Adikku (Putri, Vidya, Imas, Yulie,

Risty dan Naela), yang selalu memberiku motifasi agar aku cepat wisuda.

Sahabat-sahabatku dari SMEA (Siti Sulastri, Komet, Wahyu, Kentos,

Budi, danUdin), yang selalu mendukungku untuk mengerjakan sesuatu.

Sahabat-sahabatku terutama kelas ASB’06 (terima kasih aku telah

mengenal kalian), semoga persahabatan yang telah kita bina ini menjadi

bagian yang tak pernah lekang oleh waktu.

Sahabat-sahabatku di UKM BKC (Bandung Karate Club), khususnya

angkatan 2005, 2006 dan 2007 (Kang Baz, Kang Fafa, Sugik, Arif, Aris,

Ijonk, Cipuk, Kusnul dan Yeni), serta angkatan 2008 sampai 2010,

khususnya ketua UKM BKC periode 2011 (Maftuhatul Hidayah),

kalianlah sumber motivasi dan semangatku.

Sahabat-sahabtku di IMAKEN (Ikatan Mahasiswa Kendal), khususnya

angkatan 2006 dan 2007 (Anwar, Munir, Ucup, Nafis, Anam, Tafit, Budi,

Tolip, Syukron, Canti, Fida, Umi, Wati, Yuli, Omen, Kicin, Ribaz,

Yolanda, Tian dan yang lainya), semoga kita bisa kompak selalu.

Sahabat-sahabtku di PP. Daarun Najaah, semoga kita bisa menjadi S3

(Sukses, sholeh, Selamet) Fiddunya Wal Akhirot, Amien......

Sahabat-sahabat dan pihak-pihak yang turut memberikan semangat dan

dorongan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 6: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah

pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 10 Juni 2011

Deklarator

NUR HUDAM MUSTAQIM

NIM.062111048

Page 7: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

vii

ABSTRAK

Pemberian hibah adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang

tua angkat kepada anak angkatnya sebagai wujud kasih sayang yang telah terjalin

diantara keduanya. Karena Islam secara jelas menegaskan bahwa hubungan

antara orang tua angkat dengan anak angkatnya tidak menyebabkan

keduanya mempunyai hubungan waris mewaris, dengan demikian seorang anak

angkat tidak mewarisi harta orang tua angkatnya kecuali dengan cara hibah .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana putusan Pengadilan

Negeri Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL tentang pencabutan kembali

harta hibah yang dilakukan oleh ahli waris terhadap anak angkat dan untuk

mengetahui bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Kendal dalam

menjatuhkan putusan sengketa harta hibah anak angkat serta bagaimana

kesesuaian putusan hakim dengan Hukum Islam.

Jenis Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan

(library research) berupa studi dokumen putusan Pengadilan Negeri Kendal

pada tahun 2006 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari

dokumentasi dan wawancara. Untuk mengolah data yang diperoleh, penulis

menggunakan metode analisis deskriptif normatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya putusan Pengadilan Negeri

Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL, dalam perkara penarikan hibah majelis

hakim Pengadilan Negeri Kendal memutuskan mengabulkan permohonan para

Penggugat artinya hibah yang telah diberikan oleh almarhum Kasmadi Bin

Nawawi terhadap anak angkatnya dan istrinya dapat ditarik oleh para Penggugat.

Dan dalam memutuskan perkara tersebut Hakim Pengadilan Negeri Kendal

mempunyai pertimbangan yaitu, bahwa tanah dan rumah sengketa adalah atas

nama Kasmadi bin Nawawi (almarhum) berdasarkan bukti para Penggugat

(P.IV, P.V dan P.VI) dan berdasarkan bukti-bukti tertulis tersebut tidak ada

indikasi dan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Kasmadi bin Nawawi

mengalihkan, mengubah dan menghibahkan tanah dan rumahnya tersebut kepada

Tergugat I. Meski sebenarnya harta sengketa tersebut sudah diberikan oleh

almarhum Kasmadi bin Nawawi kepada Tergugat I melalui surat pernyataan hibah

dari Kasmadi dan Samirah pada tanggal 11 September 1980 dengan dilakukan

dihadapan saksi-saksi dan Kepala Desa dan tidak benar dalam memutus perkara

penarikan hibah oleh ahli waris, karena pihak ahli waris selaku Penggugat

seharusnya tidak mempunyai kewenangan untuk mencabut harta yang telah

dibeikan oleh Kasmadi bin Nawawi kepada pihak Tergugat selaku anak angkat,

karena ini bertentangan baik dengan KUH Perdata, Kompilasi Hukum Islam,

maupun dalam Fiqh. Dalam hal kesesuaian dengan Hukum Islam, kalau dilihat

dari segi hukum waris juga tidak tepat, karena harta waris yang di sengketakan

merupakan hak penuh dari pihak Tergugat karena harta tersebut sudah dihibahkan

kepada pihak Tergugat selaku anak angkat. Dilihat dari segi hukum hibah pun

putusan hakim tersebut tidak sesuai karena dalam Hukum Islam penarikan kembali hibah hukumnya adalah haram.

Page 8: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim……

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta

hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,

sahabat dan para pengikutnya.

Suatu kebanggaan tersendiri penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH (STUDI ANALISIS PUTUSAN

HAKIM NO.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL) dengan sebaik-baiknya.

Dikarenakan atas keterbatasan penulis, tentunya tanpa adanya pihak-pihak yang

yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, maka skripsi tidak akan

terselesaikan dengan maksimal.

Atas bantuan dan dorongan baik moril maupun materiil kepada penulis,

maka hanya ucapan terima kasih seraya berdoa kepada Allah SWT semoga

memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada mereka semua

(jazakumullah ahsanal jaza).

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Imam Yahya, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah, yang

telah memberi kebijakan teknis di tingkat fakultas.

2. Bapak Drs. H. Slamet Hambali, M.SI. dan Bapak Muhammad Shoim,

S.Ag., MH. selaku pembimbing I dan II yang dengan penuh kesabaran dan

keteladanan telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan

Page 9: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

ix

pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Ibu Maria Anna Muryani, SH., MH. Selaku wali studi penulis yang telah

membimbing penulis selama masa kuliah.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang

telah memberi bekal ilmu pengetahuan serta staf dan karyawan fakultas

syari’ah, dengan pelayanannya.

5. KH. Sirodj Khudlori dan KH. Ahmad Izzudin, M.Ag, selaku pengasuh

saya di Pondok Pesantren Daarun Najaah.

6. Ketua Pengadilan Negeri Kendal beserta seluruh staf-stafnya yang telah

mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian. Khususnya kepada

Bapak Joni Kondo Lele, SH,. M.H dan Bapak Warsito selaku pembimbing

dan selaku Panitera Hukum Pengadilan Negeri Kendal yang telah

berkenan memberikan waktu dan ilmunya untuk memberikan informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu, Engkau adalah orang tua teladan yang telah memberikan

kasih dan sayang serta do’a yang tak pernah henti, sehingga penulis dapat

semangat menyongsong masa depan yang lebih bermanfaat. Terima kasih

atas segalanya, semoga Allah membalas dengan semua kebaikan-Nya.

8. Kakak-kakak dan Keponakanku tersayang, terima kasih atas motivasi dan

arahanya, sehingga bisa membuat penulis semangat untuk cepat wisuda.

9. Sahabat-sahabatku semua, baik yang di Kelas ASB, UKM BKC,

IMAKEN, PP. Daarun Najaah ataupun sahabat-sahabatku yang lainnya

Page 10: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

x

yang telah berkenan bersama-sama melewati rutinitas perkuliahan di

kampus tercinta ini, semoga persahabatan yang telah kita bina ini menjadi

bagian yang tak pernah lekang oleh waktu..

10. Segenap pihak yang tidak mungkin disebutkan, atas bantuannya baik moril

maupun materiil secara langsung atau tidak dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua amal dan kebaikannya yang telah diperbuat akan mendapat

imbalan yang lebih baik lagi dari Allah SWT dan penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat. Amin…

Semarang, 10 Juni 2011

Penyusun

NUR HUDAM MUSTAQIM

NIM. 062111048

Page 11: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................. ii

Halaman Pengesahan ..................................................................................... iii

Halaman Motto .............................................................................................. iv

Halaman Persembahan ................................................................................. v

Halaman Deklarasi ........................................................................................ vi

Halaman Abstrak ........................................................................................... vii

Halaman Kata Pengantar .............................................................................. viii

Halaman Daftar Isi ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

D. Telaah Pustaka ......................................................................... 8

E. Metode Penelitian .................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG HIBAH, WARIS DAN

PEMBUKTIAN DALAM HUKUM PERDATA

A. Hibah ........................................................................................ 16

1. Pengertian Hibah ................................................................ 16

2. Dasar hukum Hibah .......................................................... 17

3. Rukun dan Syarat Hibah .................................................... 18

4. Batasan Pemberian Hibah .................................................. 21

Page 12: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

xii

5. Mencabut Pemberian.......................................................... 22

6. Hibah Menurut Fiqh................................................... ........ 23

7. Hibah Menurut Hukum Adat........................................ ..... 23

8. Hibah Menurut Kompilasi Hukum Islam...................... ... 24

9. Hibah Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.. . 26

B. Waris ........................................................................................ 28

1. Pengertian Waris ................................................................ 28

2. Rukun Waris ...................................................................... 29

3. Syarat menerima Waris ..................................................... 30

4. Sebab-sebab Kewarisan ..................................................... 32

5. Penghalang Kewarisan ...................................................... 33

6. Ahli Waris dan Bagiannya ................................................ 40

C. Pembuktian Dalam Hukum Perdata................................... ...... 42

1. Pengertian Pembuktian......................................... ............. 42

2. Apa yang harus Dibuktikan......................................... ...... 43

3. Siapa yang harus Membuktikan.......................................... 43

4. Beban Pembuktian...................................................... ....... 44

5. Alat-alat Bukti........................................................... ...... 45

6. Sumpah..................................................................... ......... 46

BAB III HAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH (STUDI ANALISIS

PUTUSAN HAKIM NO.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL)

A. Profil Pengadilan Negeri Kendal ............................................. 48

1. Sejarah Pengadilan Negeri Kendal ................................... 48

2. Struktur Organisasi.................. .......................................... 50

3. Visi dan Misi............................................................. ......... 53

4. Tugas dan Wewnang ......................................................... 53

B. Deskripsi tentang Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL ............................................ 56

Page 13: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

xiii

C. Dasar Pertimbangan Hakim tentang Hibah Anak Angkat

dalam Putusan Hakim No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL ....... 58

BAB IV ANALISIS

A. Analisis tentang Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL.............................................. 62

B. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim tentang Hibah Anak

Angkat dalam Putusan Hakim No.15/Pdt.G/2006/PN.

KENDAL ................................................................................. 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 78

B. Saran ........................................................................................ 79

C. Penutup .................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia

merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup menyendiri atau terpisah

dari kelompok manusia lainya, manusia sebagai individu (perseorangan)

mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri, namun manusia sebagai

makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena manusia

semenjak lahir, hidup berkembang dan meninggal dunia selalu di dalam

lingkungan masyarakat, karena hidup bersama merupakan suatu gejala yang

biasa bagi seorang manusia dan hanya manusia yang memiliki kelainan-

kelainan sajalah yang mampu mengasingkan diri dari orang-orang lainya,

dalam bentuknya yang terkecil hidup bersama itu dimulai dengan adanya

keluarga.1

Anak adalah buah hati.Anak adalah penghibur dalam suatu keluarga

idaman.Mereka adalah penyemarak keluarga yang dapat menambah

kebahagiaan dan keceriaan sebuah keluarga.Islam mengajarkan pentingnya

hubungan yang sangat baik dan mesra antara Ayah, Ibu dan Anak. Islam

mengajarkan betapa pentingnya menyayangi anak dan memperlihatkan kasih

sayang tersebut.

Anaklah yangdiharapkan kedua orang-tuanya dapat meneruskan

keturunan, mewarisi kekayaan dan harta sekaligus mengurus berbagai urusan

1Lili Rasjidin,Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan di Indonesia,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001, Hlm. 1

Page 15: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

2

kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan

keluarga. Mereka adalah kebanggaan apalagi bila anak-anak ini kelak

menjadi orang yang sukses, yang mampu menjaga nama baik orang-tuanya.

Hal ini tidak dapat disangkal.2

Namun, tidak semua manusia dikaruniai seorang anak atau keturunan,

meski berbagai cara telah dilakukan oleh mereka, jalan terakhir yang mereka

tempuh biasanya adalah dengan cara adopsi, Adopsi artinya pengangkatan

anak orang lain sebagai anak sendiri, dalam bahasa Arab disebut At-Tabanni.

Pada tataran praktis ada dua macam pengangkatan anak.

Pertama, mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik dengan

penuh perhatian dan kasih sayang tanpa diberi hak-hak sebagai anak kandung,

ia hanya diperlakukan oleh orang tua angkatnya sebagai anak sendiri. Para

ulama sependapat mengadopsi anak dengan cara seperti ini tidak dilarang

oleh agama, bahkan kalau dilakukan dengan niat yang ikhlas akan menjadi

amal shaleh.

Kedua, mengambil anak orang lain sebagai anak sendiri serta diberi

hak-hak sebagai anak kandung, sehingga ia memakai nama keturunan (nasab)

orang tua angkatnya, saling mewarisi harta peninggalan, serta hak-hak

lainnya persis seperti mereka menganggapnya layaknya anak

kandungnyasendiri.3

2Http://vienmuhadi.com.2009/08/23/anak angkat dan kedudukannya dalam Islam,

ayahangkat dan kedudukannya dalam Islam, di download tanggal 10 januari 2011 3Http://Www.Percikaniman.Org/Tanya_Jawab_Aam.Phpcid=183, di download tanggal

10 januari 2011

Page 16: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

3

Alasannya, menurut para ahli hukum Islam ada tiga sebab

seseorangbisasaling mewarisi.Pertama,Al-Qarabah (seketurunan atau

hubungan darah), kedua, Al-Mushaharah (karena hasil perkawinan yang sah),

dan ketiga Al-„Itqu (hubungan perwalian antara hamba sahaya dan wali yang

memerdekakannya).

Status anak angkat tidak masuk pada salah satu dari tiga sebab ini,

maka disimpulkan bahwa anak angkat tidak bisa saling mewarisi dengan

orang tua angkatnya.Anak angkat bisa menerima harta dari orang tua

angkatnya melalui dua cara.

Pertama, melalui hibah, yaitu pemberian mutlak dari orang tua angkat

kepada anak angkat sehingga harta yang dihibahkan menjadi milik mutlak

anak angkatnya.Jumlah hibah tidak dibatasi, berapapun bisa dihibahkan asal

tidak menimbulkan kecemburuan dari keluarga lainnya, artinya harus

bersikap adil.

Kedua, melalui wasiat, yaitu pesan penyerahan atau pemberian harta

secara sukarela dari seseorang kepada pihak lain (dalam konteks ini orang tua

angkat kepada anak angkatnya) yang berlaku setelah orang itu wafat.4

Hibah adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih sayang

untuk kepentingan seseorang atau kepentingan sesuatu badan sosial,

keagamaan, ilmiah juga kepada seseorang yang berhak menjadi ahli

warisnya.Intinya adalah pemberian suatu benda semasa hidup seseorang tanpa

4Ibid, http://www.percikaniman.org/tanya_jawab_aam.phpcID=183, di download tanggal

10 januari 2011

Page 17: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

4

mengharapkan imbalan.5 Dasar hukumnya juga terdapat dalam Al-Qur’an

surat Al-Baqarah yang berbunyi :

ابي السبل..… الوساكي تاه ال القسب آت الوال عل حبو ذ ….

Artinya :“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada

kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

musafir yang memerlukan pertolongan”. (QS. Al-Baqarah

ayat 177)6

Perkataan hibah juga digunakan untuk memberi atau menghibahkan

rahmat, sebagaimana firman Allah SWT :

ىاب أم عندىن خزائي زحوة زبك العزز ال

Artinya : “Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan

rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha

Pemberi”.(QS. Al-Shad ayat 9).7

Dari kedua ayat di atas dapat dipahami bahwa hibah itu dapat berupa

harta dan dapat berupa bukan harta, seperti keturunan, rahmat dan

sebagainya, menurut istilah agama Islam hibah itu semacam akad atau

perjanjian yang menyatakan perpindahan milik seorang kepada orang lain di

waktu ia masih hidup tanpa mengharapkan penggantian sedikitpun.8

Mayoritas ulama berpendapat bahwa dilarang menarik kembali hibah

yang telah diberikan meskipun antar saudara atau suami isteri, kecuali jika

hibah itu dari orang tua kepada anaknya, maka orang tua boleh menarik

5 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006 Hlm,

138 6Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur‟an dan terjemahanya,Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2006, hlm. 21 7Ibid, Hlm. 81

8 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Ilmu

Fiqih, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi, 1986, hlm. 198

Page 18: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

5

kembali hibah yang telah diberikan.Demikian pula dibolehkan menarik

kembali hibah dalam kasus jika dia menghibahkan agar mendapatkan ganti

dan imbalan dari hibahnya lantas pihak yang diberi hibah tidak memberinya

imbalan.9 Sebagaimana dalam hadis :

قالالحل:عي ابي عوسبي عباس زض اهلل عنين عي النب صل اهلل علو سلن قال

زاه احوداالزبعو }لسجل هسلن اى عط العطة ثن سجع فيا االالالدفوا عط لده

صححو التسهر ابي حبا ى الحاكن10

}

Artinya :Dari Ibnu Umar dan Ibnu abbas bahwa Nabi Muhammad

SAW bersabda “tidak halal bagi seseorang muslim

memberikan sesuatu pemberian kemudian menariknya

kembali, kecuali seorang ayah yang menariknya kembali

apa yang diberikan kepada anaknya”.(HR. Ahmad dan

Imam empat, hadis shohih menurut Tirmidzi, Ibnu Hibbah

dan Hakim)

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa hibah tidak boleh dicabut kembali

kecuali seorang ayah yang menariknya kembali apa yang diberikan kepada

anak angkatnya. Hibah tidak boleh dicabut kembali manakala si penghibah

memberi hibah dengan sukarela tanpa mengharap imbalan, sedangkan bila si

penghibah memberi hibah dengan maksud mendapat imbalan maka hibah

boleh dicabut kembali, karena hibah merupakan pemberian yang mempunyai

akibat hukum perpindahan hak milik, maka pihak pemberi hibah tidak boleh

meminta kembali harta yang sudah dihibahkanya, sebab hal itu bertentangan

dengan prinsip-prinsip hibah. Akan tetapi apayang terjadi dalam kasus hibah

9Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 5, Jakarta: Cakrawala Publishing,2009,Hlm. 560

10Muhammad Abdul Kodir, Sunanul Kubro,Beirut: Dar Al-kutub Al-Ilmiah, 1972, juz 6

Hlm. 298

Page 19: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

6

No.15/Pdt.G/2006/PN.Kendal tersebut malah sebaliknya, seorang keponakan

dan keluarganya menggugat harta hibah milik anak angkat tersebut dan di

dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kendal malah dimenangkan oleh

seorang keponakan dan keluargnya, sedangkan anak angkat yang dengan sah

mendapatkan harta hibah dari orang tua angkatnya malah tidak mendapatkan

bagian sedikitpun.

Hal inilah yang memberikan kesempatan kepada penyusun untuk

menemukan bagaimanakah ketentuan serta proses pemberian atau pengalihan

harta dalam bentuk hibah dari orang tua kepada anak angkatnya, dikarenakan

kajian ini adalah kajian dokumen, maka pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan secara normatif hukum dengan mengkaji

ketentuan tentang anak angkat serta pemberian hibah harta dari orang tua

kepada anak angkatnya yang terdapat dalam Fiqh, Kitab Undang-undang

Hukum Perdata maupun dalam Kompilasi Hukum Islam.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk

mengkajinya lebih dalam mengenai kasus ini dengan sebuah skripsi yang

berjudul Hak Anak Angkat dalam Hibah(Studi Analisis Putusan Hakim

No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal).

Page 20: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa pokok

masalah yang hendak dikembangkan dan dicari pangkal penyelesaianya,

sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana ketentuan hibah terhadap anak angkat dalam putusan hakim

Pengadilan Negeri Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal?

2. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan hakim tentang hibah anak

angkat dalam putusan hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal?

3. Kesesuaian putusan hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal dengan Hukum Islam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang ingin

dicapai penulis sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang di

uraikan diatas, antara lain berujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimanaketentuan hibah terhadapanak angkat dalam

putusan hakim Pengadilan Negeri KendalNo.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal.

2. Untuk mengetahui apakah yang menjadi dasar pertimbangan hakim

tentang hibah anak angkat dalam putusan hakim Pengadilan Negeri

KendalNo.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal.

3. Untuk mengetahui kesesuaian putusan hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal dengan Hukum Islam.

Page 21: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

8

D. Telaah Pustaka

Kajian tentang hibah sebenarnya sudah banyak yang menulis

sebelumnya, namun belum ada yang secara spesifik membahas tentang hak

anak angkat dalam hibah, mengenai tulisan dalam bentuk skripsi ataupun

buku yang membahas tentang hibah secara umum antara lain :

1. Skripsi yang ditulis oleh Khotimah (2198174), mahasiswi Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Tinjauan Hukum

Islam terhadap tradisi pemberian hibah kepada anak-anak dan kaitanya

dengan pembagian warisan di Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara”.

Yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa: Apabila hibah

diperhitungkan sebagai warisan nampaknya bertentangan dengan

kewarisan semata akibat kematian. Karena hibah dari orang tua kepada

anak dapat diperhitungkan sebagai warisan. Bahwasanya di

KecamatanNalumsari kebanyakan pembagian hibah tersebut dengan

sistem warisan itu dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi

kehidupan keluarga antara lain permusuhan dan perpecahan keluarga, juga

khususnya hubungan silaturahmi. Allah memerintahkan janganlah

memutus hubungan silaturahmi, maka dari itu untuk mengantisipasi maka

hendaknya memberi harta warisan kepada anaknya dengan cara hibah.

Disamping alasan lain yaitu agar hibah tersebut dapat digunakan sebagai

modal usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mendesak. Tindakan

yang diambil mereka sudah diperhitungkan kemaslahatan dan

kemudharatanya.

Page 22: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

9

2. Skripsi yang ditulis oleh Abdul Khamid (2101084), mahasiswa Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Analisa pendapat

Imam Syafi‟i tentang serah terima sebagai syarat sah hibah”, yang

menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa: metode istimbath hukum Imam

Syafi’i tentang serah terima merupakan salah satu syarat hibah, jika tidak

ada serah terima maka tidak sah hibah tersebut. Dengan disyaratkanya

serah terima dalam akad hibah maka akad hibah akan terjadi melalui

proses kesepakatan, sukarela dan transparan. Kondisi ini dapat mencegah

timbulnya konflik antara ahli waris dengan si penerima hibah. Dengan

adanya serah terima hibah mrenjadi tahu tentang seberapa banyak dan

seberapa besar hak-haknya.

3. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Munir, mahasiswa Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Analisis terhadap pendapat

Imam Syafi‟i tentang hukum pencabutan kembali hibah”,yang

menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa: Menurut Imam Syafi’i hibah

tidak boleh dicabut kembali manakala si penghibah memberi hibah dengan

sukarela tanpa mengharap imbalan, sedangkan bila si penghibah memberi

hibah dengan maksud mendapat imbalan maka hibah boleh dicabut

kembali, karena hibah merupakan pemberian yang mempunyai akibat

hukum perpindahan hak milik, maka pihak pemberi hibah tidak boleh

meminta kembali harta yang sudah dihibahkanya, sebab hal itu

bertentangan dengan prinsip-prinsip hibah.

Page 23: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

10

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis

dengan yang di atas adalah lebih spesifiknya materi maupun hal yang di

angkat yakni mengenai hak anak angkat dalam hibah, karena peneliti yang

sebelumnya hanya mengangkat tentang tinjauan hukum dan analisa pendapat

Imam Syafi’i tentang serah terima sebagai syarat sah hibah dan hukum

pencabutan kembali hibah.

E. Metode Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan dan tujuan penulisan di atas,

maka agar penulisan suatu pembahasan dapat terarah dan mengena pada

permasalahan, maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan berbagai

metode, antara lain :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dokumen. Dalam

penelitian ini data yang dibutuhkan adalah putusan sengketa hibah, yang

mana putusan tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen register dan

berkas perkara Pengadilan Negeri Kendal.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

rancangan studi kasus. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

bertujuan untuk menggali dan membangun suatu proposisi atau

menjelaskan makna dibalik realita. Peneliti berpijak dari realita atau

peristiwa yang berlangsung dilapangan, yang dihadapi adalah dunia sosial

kehidupan sehari-hari, penelitian ini berupaya memandang apa yang

sedang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh

Page 24: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

11

peneliti selama di lapangan termasuk dalam posisi yang berdasar kasus

atau ideografi yang mengarahkan perhatian pada spesifikasi kasus-kasus

tertentu.11

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan jenis penelitian

deskriptif, yang merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa yang ada pada saat penelitian dilakukan

berdasarkan data12

. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan

penelitian di Pengadilan Negeri Kendal untuk memperoleh data yang di

perlukan.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang

dicari.13

Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen

register dan berkas perkara dari Pengadilan Negeri Kendal, hasil

wawancara dengan hakim Pengadilan Negeri Kendal yang menangani

perkara tersebut.

11

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2001, Hlm. 124 12

Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, Hlm. 309 13

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.1, 1998, hlm.

91

Page 25: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

12

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang memberikan informasi

yang dapat mendukung data primer dan diperoleh diluar objek

penelitian. Diantaranya adalah Kompilasi Hukum Islam tentang

peraturan pembagian hibah, kitab-kitab dan buku-buku yang berkenaan

dengan hibah. Diantaranya adalahBidayatul Mujtahid, fiqh Islam

Lengkap, fiqh Sunnah 5, Fiqh Muamalah, Ilmu Fiqh, Fiqh Islam,

Intisari Hukum Waris Indonesia, Aneka masalah hukum perdata Islam

di Indonesia, Hukum Waris Islam, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

dan lain-lainnya, serta karya-karya ilmiah dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan permasalahan di atas.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Salah satu metode yang digunakan untuk mencari data yang

otentik yang bersifat dokumentasi baik data yang berupa catatan harian,

memori atau catatan penting lainya, adapun yang dimaksud dokumen

disini adalah data atau dokumen yang tertulis.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab yang berlangsung secara

lisan diantara dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara

langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.14

Yang

dimaksud wawancara disini adalah wawancara dengan hakim

14

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:PT. Bumi

Aksara, cet. 8, 2007, Hlm. 83

Page 26: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

13

Pengadilan Negeri Kendal yang mengadili perkara yang berkaitan

dengan penelitian ini.

c. Observasi

Yaitu suatu pengamatan, pencatatan yang sistematis dengan

fenomena penyidikan dengan alat indra.15

Dalam penelitian ini,

observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan

terhadap hasil wawancara maupun dalam kasus sengketa hibah putusan

Pengadilan Negeritersebut.

4. Metode Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan penulisan data. Dalam skripsi ini penulis menggunakan

analisis deskriptif normatif, yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk

mengungkapkan masalah, keadaan, dan peristiwa sebagaimana adanya,

sehingga bersifat faktul,16

kemudian dikaitkan dengan norma-norma

hukum yang berlaku. Dengan menggunakan metode ini, penulis

berusaha menganalisa suatu putusan tentang gugatan perkara hibah di

Pengadilan Negeri Kendal tahun 2006.

15

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 1982, hlm. 136. 16

Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

press, 1990, Hlm. 31

Page 27: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

14

F. Sistematika Penelitian

Untuk dapat memberikan gambaran secara luas dan memudahkan

pembaca dalam memahami gambaran menyeluruh dari skripsi ini, maka

penulis memberikan penjelasan secara garis besarnya yang terbagi menjadi

lima bab yang masing-masing bab mempunyai alur runtut tersendiri, adapun

bab-bab yang tersusun secara sistematis adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menggambarkan isi dan bentuk penelitian yang

meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika

penelitian.

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG HIBAH, WARIS DAN

PEMBUKTIAN DALAM HUKUM PERDATA

Dalam bab ini memuat ketentuan umum tentang hibah, yang

menguraikan tentang pengertian hibah, dasar hukum hibah,

syarat dan rukun hibah, batasan pemberian hibah, mencabut

pemberian, hibah menurut Fiqh, hibah menurut Hukum Adat,

hibah menurut Kompilasi Hukum Islam, dan hibah menurut

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.Adapun yang berkenaan

dengan waris adalah pengertian waris, rukun waris, syarat

menerima waris, sebab-sebab kewarisan, penghalang

kewarisan,ahli waris dan bagiannya dan dalam hal pembuktian

adalahpengertian pembuktian, apa yang harus dibuktikan, siapa

Page 28: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

15

yang harus membuktikan, beban pembuktian dan alat-alat

bukti.

BAB III HAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH(STUDI

ANALISIS PUTUSAN HAKIM NO.15/Pdt.G/2006/PN.

KENDAL)

Dalam bab ini meliputi profil Pengadilan Negeri Kendal,

sejarah Pengadilan Negeri Kendal, struktur organisasi

Pengadilan Negeri Kendal, visi dan misi Pengadilan Negeri

Kendal serta tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Kendal.

Juga memuat deskripsi tentang putusan hakim Pengadilan

Negeri Kendal No. 15/Pdt.G/2006/PN. Kendal dandasar

pertimbangan hakim tentang hibah anak angkat dalam putusan

hakim Pengadilan Negeri Kendal No. 15/Pdt.G/2006/PN.

Kendal.

BAB IV ANALISISHAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH

(STUDIANALISIS PUTUSAN HAKIM

NO.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL)

Bab ini merupakan penerapan dari analisis tentang putusan

hakim Pengadilan Negeri Kendal No. 15/Pdt.G/2006/PN.

Kendal dandasar pertimbangan hakim tentang hibah anak

angkat dalam putusan hakim Pengadilan Negeri Kendal No.

15/Pdt.G/2006/PN. Kendal.

Page 29: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

16

BAB V PENUTUP

Penutup meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Page 30: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

17

BAB II

KETENTUAN UMUM TENTANG HIBAH, WARIS DAN

PEMBUKTIAN DALAM HUKUM PERDATA

A. Hibah

1. Pengertian Hibah

Kata hibah berasal dari bahasa Arab yang berarti “kebaikan atau

keutamaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain berupa

harta atau bukan”.17

Dalam pengertian istilah, hibah adalah kepemilikan

sesuatu benda melalui transaksi aqad tanpa mengharap imbalan yang telah

diketahui dengan jelas ketika pemberi masih hidup. Hibah dapat dilakukan

oleh siapa saja yang memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan

hukum tanpa ada paksaan dari pihak lain. Hibah juga dapat dilakukan oleh

orang tua kepada anaknya.18

Secara pengertian syara’, hibah berarti akad

pemberian harta milik seseorang kepada orang lain pada saat ia masih

hidup, tanpa adanya imbalan. Apabila seseorang memberikan hartanya

kepada orang lain untuk dimanfaatkan tetapi tanpa hak kepemilikan, maka

hal itu disebut I‟aarah atau pinjaman.19

Pernyataan hibah juga dilakukan

oleh Zakaria saat memohon kepada Allah agar dihibahkan kepadanya

keturunan yang baik.20

17

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Ilmu

Fiqih, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi, 1986, hlm. 198 18

Ahmad Rofiq, Hukum Islamdi Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998,

hlm. 466 19

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 4, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006, hlm. 435 20

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, loc.

cit.

Page 31: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

18

Allah SWT berfirman :

Artinya :“Zakaria berkata, ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau

seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha

mendengar do‟a”. (QS. Ali-Imran ayat 38)21

Perkataan hibah juga digunakan untuk memberi atau

menghibahkan rahmat, sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : “Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat

Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi”.(QS. Al-

Shad ayat 9).22

Dari kedua ayat di atas dapat dipahami bahwa hibah itu dapat

berupa harta dan dapat berupa bukan harta, seperti keturunan, rahmat dan

sebagainya, menurut istilah agama Islam hibah itu semacam akad atau

perjanjian yang menyatakan perpindahan milik seorang kepada orang lain

diwaktu ia masih hidup tanpa mengharapkan penggantian sedikitpun.23

2. Dasar Hukum Hibah

Dasar hukum hibah terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits,

diantaranya adalah sebagai berikut :

Artinya : “kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari

maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambilah)

21

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur‟an dan terjemahanya,Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2006, hlm. 42 22

Ibid, hlm. 81 23

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, loc.

cit.

Page 32: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

19

pemberian itu (sebagai hadiah) yang sedap lagi baik

akibatnya.” (QS. An-Nisa ayat 4)24

Dan dalam surat Al-Baqarah, Allah berfirman :

….. ….

Artinya :“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada

kerabatnya,anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang

memerlukan pertolongan”. (QS. Al-Baqarah ayat 177)25

Baik ayat Al-Quran maupun hadits di atas, menurut jumhur ulama

menunjukan (hukum) anjuran untuk saling membantu antar

sesamamanusia.Oleh sebab itu, Islam sangat menganjurkan seseorang

yang mempunyai kelebihan harta untuk menghibahkannya kepada orang

yang memerlukanya.26

3. Rukun dan Syarat Hibah

Menurut Jumhur ulama, rukun hibah ada empat macam, yaitu :

1. Wahib (pemberi)

Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan barang

miliknya. Jumhur ulama berpendapat, jika orang yang sakit

memberikan hibah, kemudian ia meninggal, maka hibah yang di

keluarkan adalah sepertiga dari harta peninggalan.

2. Mauhub lah (penerima)

Penerima hibah adalah seluruh manusia.Ulama sepakat bahwa

seseorang dibolehkan menghibahkan seluruh harta.27

24

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 115 25

Ibid, hlm. 21 26

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, hlm. 83 27

Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah,Bandung: Pustaka Setia, 2001, hlm. 244

Page 33: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

20

3. Mauhub

Mauhub adalah barang yang dihibahkan.

4. Shighat (Ijab dan Qabul)

Shighat hibah adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan ijab

dan qabul, seperti dengan lafazh hibah, athiyah (pemberian), dan

sebagainya.28

Adapun Syarat Hibah adalah sebagai berikut :

1. Syarat-syarat Pemberi Hibah

Syarat-syarat pemberi hibah diantaranya adalah :

1. Pemberi hibah memiliki barang yang dihibahkan.

2. Pemberi hibah bukan orang yang dibatasi haknya.

3. Pemberi hibah adalah baligh.

4. Pemberi hibah tidak dipaksa, sebab akad hibah mensyaratkan

keridhaan.

2. Syarat-syarat Penerima Hibah

Adapun syarat-syarat penerima hibah ialah hadir pada saat

pemberian hibah, apabila tidak ada atau diperkirakan ada, misalnya

janin, maka hibah tidak sah.

Apabila penerima hibah ada pada saat pemberian hibah, tetapi

masih kecil atau gila, maka hibah itu diambil oleh walinya,

pemeliharaannya atau pendidikannya, sekalipun orang asing.29

28

Ibid 29

Sayyid Sabiq, op. cit. hlm. 437

Page 34: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

21

3. Syarat-syarat barang yang dihibahkan

Adapun syarat-syarat barang yang dihibahkan adalah sebagai berikut :

1. Benar-benar wujud (ada)

2. Benda tersebut bernilai

3. Barang tersebut dapat dimiliki zatnya, yakni bahwa barang yang

dihibahkan adalah sesuatu yang dimiliki, diterima peredarannya,

dan kepemilikanya dapat berpindah tangan.

4. Tidak berhubungan dengan tempat milik pemberi hibah secara

tetap, seperti menghibahkan tanaman, pohon, atau bangunan tanpa

tanahnya.

5. Dikhususkan, yakni barang yang dihibahkan bukan milik umum,

sebab kepemilikan tidak sah kecuali apabila ditentukan seperti

halnya jaminan.30

4. Shighat (Ijab-Qabul)

Ijab-qabul di kalangan ulama mazhab Syafi’i merupakan syarat

sahnya suatu hibah. Selain itu, mereka menetapkan beberapa syarat

yang berkaitan dengan ijab-qabul, yaitu :

1. Sesuai antara Qabul dengan Ijabnya

2. Qabul mengikat Ijab

3. Akad hibah tidak dikaitkan dengan sesuatu, seperti perkataan,

“Aku hibahkan barang ini padamu, bila Sanu datang dari

Mekah.”31

30

Ibid, hlm. 438 31

Zainuddin Ali, op. cit, hlm. 139

Page 35: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

22

4. Batasan Pemberian Hibah

KompilasiHukumIslam menganut prinsip bahwa hibah hanya boleh

dilakukan 1/3 dari harta yang dimilikinya, hibah orang tua kepada anaknya

dapat diperhitungkan sebagai waris. Apabila hibah akan dilaksanakan

menyimpang dari ketentuan tersebut, diharapkan agar tidak terjadi

perpecahan diantara keluarga. Prinsip yang dianut oleh hukum Islam

adalah sesuai dengan kultur bangsa Indonesia dan sesuai pula dengan apa

yang dikemukakan oleh Muhammad Ibnul Hasan bahwa orang yang

menghilangkan semua hartanya itu adalah orang yang dungu dan tidak

layak bertindak hukum.

Oleh karena itu orang yang menghibahkan semua harta dianggap

tidak cakap bertindak hukum, maka hibah yang dilaksanakan dianggap

batal, sebab ia tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan penghibahan.

Apabila perbuatan orang tersebut dikaitkan dengan kemaslahatan keluarga

dan ahliwarisnya, sungguh tidak dibenarkan, sebab didalam syariat Islam

diperintahkan agar setiap pribadi menjaga dirinya dan keluarganya dari api

neraka. Dalam konteks ini ada kewajiban pada diri masing-masing untuk

mensejahterakan keluarga. Seandainya perbuatan yang dilakukanitu

menyebabkan keluarga jatuh dalamkeadaan miskin, maka samalah ia

menjerumuskan sanak keluarganya kegerbang kekafiran.32

32 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islamdi Indonesia,Jakarta: Prenada

Media Group, 2006, hlm. 139.

Page 36: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

23

5. Mencabut Pemberian

Penarikan kembali atas sesuatu pemberian (hibah) adalah

merupakan perbuatan yang diharamkan, meskipun hibah tersebut terjadi

antara dua orang yang bersaudara atau suami isteri. Adapun hibah yang

boleh ditarik kembali hanyalah hibahyang dilakukan atau diberikan orang

tua kepada anaknya.33

Maka mengambil kembali dibolehkan karena

sebagaimana hadits Nabi saw. Beliau bersabda :

قال: عه ابه عمزوبه عباس رضي اهلل عنهم عه النبي صلي اهلل عليو وسلم قال

رواه}اليحل لزجل مسلم ان يعطي العطية ثم يزجع فيها االالىالدفيما يعطي ولده

احمدواالربعو وصححو التزميذ ي وابه حبا ن والحاكم34

}

Artinya :Dari Ibnu Umar dan Ibnu abbas bahwa Nabi Muhammad

SAW bersabda “tidak halal bagi seseorang muslim

memberikan sesuatu pemberian kemudian menariknya

kembali, kecuali seorang ayah yang menariknya kembali

apa yang diberikan kepada anaknya”.(HR. Ahmad dan

Imam empat, hadis shohih menurut Tirmidzi, Ibnu Hibbah

dan Hakim)

Demikian halnya dibolehkan menarik kembali pemberian hibahnya

apabila pemberi hibah agar mendapatkan imbalan dan balasan atas

hibahnya, sedangkan orang yang dihibahkan tersebut belum

membalasnya.35

33

Ibid 34

Muhammad Abdul Kodir, Sunanul Kubro, Beirut: Dar Al-kutub Al-Ilmiah, 1972, juz 6

hlm. 298 35

Sayyid, Sabiq, op. cit, hlm.444

Page 37: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

24

6. Hibah Menurut Fiqh

Menurut istilah agama Islam hibah itu semacam akad atau

perjanjian yang menyatakan pemindahan milik seorang kepada orang lain

diwaktu ia masih hidup tanpa mengharapkan imbalan. Hibah tidak terbatas

jumlahnya, tapi tergantung kepada kehendak dan keinginan si pemberi,

bahkan ia boleh menghibahkan seluruh hartanya, sedang wasiat tidak

boleh melebihi sepertiga dari harta orang yang berwasiat. Hibah tidak

dapat dibatalkan oleh orang yang menghibahkan, sedangkan wasiat boleh

dibatalkan oleh orang yang berwasiat secara sepihak.

Dalam hibah yang diberikan ialah harta yang telah menjadi milik

dari orang yang menghibahkan, bukan hasil dari harta itu. Menjadikan

orang lain sebagai pemilik hasil atau manfaat dari harta itu sendiri disebut

„ariyah. Dalam hibah, seorang penerima hibah menjadi pemilik dari harta

yang dihibahkan kepadanya, sedang dalam a‟riyah, si penerima hanya

mempunyai hak memakai atau menikmati kegunaan atau hasil dari benda

itu dalam waktu tertentu, tidak menjadi miliknya.36

7. Hibah Menurut Hukum Adat

Berdasar pada praktek hukum yang ada, maka para ahli hukum

Islam Indonesia merasa berkewajiban untuk menjembatani kesenjangan

antara hukum Islam dan hukum adat. Karena hukumIslam secara keras

menolak lembaga adopsi, maka para ahli hukumIslam di Indonesia

berusaha untuk mengakomodasikan sistem nilai yang ada dalam kedua

36

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, op.

cit,hlm. 199

Page 38: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

25

hukum dengan jalan mengambil dari institusi wasiat wajib yang berasal

dari Hukum Islam sebagai sarana untuk menerima fasilitas nilai moral

yang ada dibalik praktek adopsi dalam hukum adat. Usaha ini harus

dilakukan karena fakta bahwa dalam semua masyarakat yang

mempraktekkan adopsi tersebut, orang tua angkat selalu memikirkan

bagaimana kesejahteraan dari anak angkatnya ketika mereka sudah

meninggal.

Dengan demikian, merupakan praktek yang umum dilakukan bagi

anak angkat untuk menerima suatu bagian dari harta warisan dari orang tua

melalui hadiah (hibah) yang dapat memberikan jaminan dalam

kehidupan.Inilah ide yang ada dibalik semangat untuk merekonstruksi

Kompilasi Hukum Islam sedemikian rupa yang mampu menerjemahkan

wasiat wajibah sebagai alat untuk memperbolehkan anak angkat untuk

mewarisi secara sah harta warisan orang yang meninggal, yaitu orang tua

angkatnya.37

8. Hibah Menurut Kompilasi Hukum Islam

Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela tanpa imbalan

dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Setiap

orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan

tidak adanya paksaan dapat menghibahkan sebanyak-banyaknya sepertiga

dari harta bendanya kepada orang lain atau kepada suatu lembaga untuk

dimiliki. Hibah harus dilakukan dihadapan dua orang saksi dan harta yang

37

Ratno Lukito, Pergumulan antara HukumIslamdan Adat di Indonesia,Jakarta: INIS,

1998, hlm. 90

Page 39: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

26

dihibahkan itu haruslah barang-barang milik pribadi orang yang member

hibah. Warga negara yang berada di luar negeri dapat memberi hibah

kepada orang yang dikehendakinya dan surat hibah dibuat dihadapan

Konsulat atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di tempat orang yang

memberi hibah bertempat tinggal. Surat hibah itu dapat dibenarkan

sepanjang isinya tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia.38

Hibah baru dianggap telah terjadi apabila barang yang dihibahkan

itu telah diterima. Hibah yang dilakukan orang tua kepada anaknya kelak

dapat diperhitungkan sebagai harta warisan apabila orang tuanya

meninggal dunia.Hibah tidak dapat ditarik kembali, kecuali hibah orang

tua kepada anaknya. Hibah yang diberikan pada saat orang yang

memberikan hibah dalam keadaan sakit yang membawa kematiannya,

maka hibah yang demikian itu haruslah mendapat persetujuan dari ahli

warisnya, sebab yang merugikan para ahli waris dapat diajukan

pembatalannya ke Pengadilan Agama agar hibah yang diberikan itu supaya

dibatalkan.

Ketentuan hibah dalam Kompilasi Hukum Islam telah diterima

baik oleh para alim ulama Indonesia dalam lokakarya yang dilaksanakan di

Hotel Kartika Chandra Jakarta pada tanggal 2 sampai 5 februari 1988.

Kemudian Kompilasi Hukum Islam ini diinstruksikan oleh Presiden

Republik Indonesia dengan inpres Nomor 1 tahun 1991 kepada Menteri

38

Abdul Manan, op. cit, hlm. 144

Page 40: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

27

Agama Republik Indonesia untuk disebarluaskan sengketa perkawinan,

hibah dan shadaqah bagi umat Islam supaya berpedoman kepada

Kompilasi Hukum Islam. Selanjutnya Menteri Agama Republik Indonesia

mengeluarkan Keputusan Nomor 154 tahun 1991 sebagai pelaksana Inpres

Nomor 1 tahun 1991 tentang penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam

kepada seluruh instansi pemerintah dan masyarakat baik melalui orientasi,

penataran maupun dengan penyuluhan hukum.39

9. Hibah Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Hibah adalah suatu persetujuan dengan mana si penghibah,

diwaktu hidupnya dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat ditarik

kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah

yang menerima penyerahan itu.Undang-undang tidak mengakui hibah

selain hibah di antara orang-orang yang masih hidup (pasal 1666). Hibah

hanyalah dapat mengenai benda-benda yang baru akan ada di kemudian

hari, maka sekedar mengenai itu hibahnya adalah batal (pasal 1667).

Si penghibah tidak boleh memperjanjikan bahwa ia tetap berusaha

untuk menjual atau memberikan kepada orang lain suatu benda

yangtermasuk dalam hibah, hibah yang semacam itu, sekedar mengenai

benda tersebut dianggap sebagai batal (pasal 1668).40

Suatu hibah dapat batal, jika dibuat dengan syarat bahwa si

penerima hibah akan melunasi utang-utang atau beban-beban lain, selain

39

Ibid, hlm. 145 40

Muhammad Idris Ramulyo, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan

IslamDengan Kewarisan Menurut Hukum Perdata (BW), Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hlm. 153

Page 41: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

28

yang dinyatakan dengan tegas di dalam akta hibah sendiri atau di dalam

suatu daftar yang ditempelkan padanya (pasal 1670). Setiap orang di

perbolehkan memberi dan menerima sesuatu sebagai hibah kecuali mereka

yang oleh Undang-undang dinyatakan tak cakap untuk itu (pasal

1676).Orang-orang belum dewasa tidak diperbolehkan memberi hibah

(pasal 1677).

Si penerima hibah harus sudah dewasa dan cakap untuk bertindak

sebagai subyek hukum kecuali dimaksud pasal 2 KUH

Perdata.Penghibahan kepada Lembaga-lembaga hanya berlaku apabila

mendapat persetujuan dari Presiden atau oleh Undang-undang atau

persetujuan lainnya (pasal 1681 KUH Perdata).

Prosedur penghibahan harus melalui Akta Notaris yang aslinya

disimpan oleh Notaris yang bersangkutan (pasal 1682). Hibah barulah

mengikat dan mempunyai akibat hukum bila pada hari penghibahan itu

dengan kata-kata yang tegas telah dinyatakan diterima oleh penerima

hibah, atau dengan suatu akta otentik telah diberi kuasa kepada orang lain

(pasal 1683). Penghibahan benda-benda kepada perempuan bersuami tidak

berakibat hukum.41

Penghibahan harus ada levering atau penyerahan benda

yang dihibahkan itu (pasal 1686). Menurut ketentuan pasal 1668 KUH

Perdata pada asasnya sesuatu hibah tidak dapat ditarik kembali maupun

dihapuskan, kecuali apabila :

1. Tidak dipenuhi syarat-syarat dengan mana hibah telah dilakukan

41

Ibid, hlm. 154

Page 42: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

29

2. Jika si penerima hibah telah bersalah melakukan atau membantu

melakukan kejahatan yang bertujuan mengambil jiwa si penghibah

3. Apabila si penerima hibah menolak memberikan tunjangan nafkah

kepada si penghibah, setelah si penghibah jatuh dalam kemiskinan.42

B. Waris

1. Pengertian Waris

Kata mawaris adalah bentuk jama’ dari kata “Al-Irtsu” yang artinya

harta yang ditinggalkan orang yang telah mati.Menurut istilah mawaris

adalah ilmu tentang pembagian harta peninggalan setelah seseorang

meninggal dunia.43

Ilmu mawaris sering disebut juga disebut dengan ilmu Fara‟idh,

yaitu jama’ dari faridla, artinya bagian, ketentuan atau ukuran.Karena

dalam ilmu ini dibahas pula tentang bagian-bagian ahli waris.

Tujuan Ilmu mawaris antara lain :

1. Untuk menyelamatkan harta benda peninggalan mayit agar tidak

termakan oleh orang-orang yang sebenarnya tidak berhak menerimanya.

2. Untuk melindungi harta benda anak yatim, agar tidak didhalimi.

3. Untuk mewujudkan keadilan dalam pembagian harta warisan.

4. Untuk menghindari terjadinya keributan dan pertengkaran dalam

keluarga akibat harta warisan.44

42

Ibid 43

Moh. Saifullah,FiqihIslam Lengkap, Surabaya: Terbit Terang, 2005, hlm. 433. 44

Ibid, hlm. 434.

Page 43: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

30

Adapun dasar hukum waris terdapat dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat

11, sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : “Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka

untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki

sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika

anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi

mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak

perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo

harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-

masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika

yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang

meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-

bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang

meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya

mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di

atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)

sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-

anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang

lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.Ini adalah

ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Bijaksana” (Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 11)45

2. Rukun Waris

Rukun waris ada tiga macam, yaitu :

1. Mawarits yaitu orang yang hartanya dipindahkan ke orang lain. Ia

adalah si mayit (orang yang meninggalkan harta warisan)

2. Waarits yaitu orang yang dipindahkan harta tersebut kepadanya (orang

yang berhak menerima harta warisan)

45

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 116

Page 44: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

31

3. Mauruuts yaitu harta yang dipindahkan (harta warisan)

3. Syarat Menerima Waris

Syarat menerima warisan ada tiga, yaitu :

1. Orang yang mewariskan hartanya telah meninggal baik secara hakiki

maupun secara hukum

2. Ahli waris masih hidup ketika orang yang mewariskan hartanya

meninggal walaupun hanya sekejap, baik secara hakiki maupun secara

hukum

3. Mengetahui sebab menerima harta warisan

Syarat pertama : meninggalnya orang yang mewariskan harta.46

Dasarnya adalah firman Allah SWT :

Artinya :“jika seseorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai

anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi

saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang

ditinggalkanya.”(Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 176)47

Yang dimaksud dengan halaka adalah meninggal dan hartanya

tidak disebut harta warisan kecuali setelah pemiliknya berpindah dari

alam dunia ke alam akhirat.

Kematian hakiki dapat diketahui dengan menyaksikan langsung,

atau dengan berita yang sudah masyhur, atau dengan persaksian dua

orang yang dapat dipercaya.

46

Muhammad bin Shalih, Panduan Praktis Hukum Waris Menurut Al-Quran Dan As-

Sunnah Yang Shahih,Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2009, hlm. 27 47

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 153

Page 45: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

32

Adapun kematian secara hukum seperti orang yang menghilang

dan pencariannya sudah melewati batas waktu yang ditentukan, maka

kita hukumi ia sudah meninggal berdasarkan dugaan yang disejajarkan

dengan keyakinan (kepastian).

Syarat kedua : Ahli waris masih hidup ketika orang yang mewariskan

hartanya meninggal, karena Allah SWT menyebutkan dalam ayat waris

hak-hak ahli waris dengan menggunakan huruf laamyang menunjukkan

hak milik dan hak milik tidak mungkin ada kecuali untuk orang yang

masih hidup.

Ahli waris diketahui masih hidup secara hakiki dengan

menyaksikan langsung, atau dengan berita yang sudah masyhur atau

dengan persaksian dua orang yang dapat dipercaya.

Adapun secara hukum, contohnya janin mewarisi harta warisan

jika jelas keberadaanya ketika orang yang mewariskan hartanya

meninggal dunia, walaupun janin tersebut belum bernyawa, dengan

syarat bayi tersebutlahir dalam keadaan hidup.48

Syarat ketiga : Mengetahui sebab menerima harta warisan, karena

warisan didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Seperti bertalian

sebagai anak, orang tua, saudara, suami, isteri, wala’ dan yang

semisalnya.Jika kita tidak dapat memastikan kriteria ini, maka kita tidak

bisa menetapkan hukum-hukum yang didasarkan kepada kriteria

itu.Sebab diantara syarat penetapan hukum adalah keakuratan

48

Muhammad bin Shalih, op. cit, hlm. 28

Page 46: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

33

sasarannya.Oleh karena itu, tidak boleh menetapkan suatu hukum

terhadap sesuatu kecuali setelah mengetahui adanya sebab dan

syaratnya, serta tidak adanya penghalangnya.49

4. Sebab-sebab Kewarisan

Salah satu hal yang terpenting dalam mempelajari hukum waris

Islam adalah menyangkut waris, kalau ditinjau dari segi asal kata,

perkataan waris berasal dari kata bahasa Arab, yaitu warits, secara

gramatikal berarti yang tinggal atau yang kekal, maka dengan demikian

apabila dihubungkan dengan persoalan hukum waris, perkataan waris

tersebut berarti orang-orang yang berhak untuk menerima pusaka dari

harta yang ditinggalkan oleh si mati, dan populer diistilahkan dengan ahli

waris.50

Apabila dianalisis hukum waris Islam, yang menjadi sebab seseorang

itu mendapatkan warisan dari si mayit (ahli waris) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Karena hubungan perkawinan

Seseorang dapat memperoleh harta warisan (menjadi ahli waris)

disebabkan adanya hubungan perkawinan antara si mayit dengan

seseorang tersebut, yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah suami

atau istri dari si mayit.

2. Karena adanya hubungan darah

49

Ibid 50

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 2008, hlm. 55

Page 47: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

34

Seseorang dapat memperoleh harta warisan (menjadi ahli waris)

disebabkan adanya hubungan nasab atau hubungan darah atau

kekeluargaan dengan si mayit, yang termasuk dalam klasifikasi ini

seperti ibu, bapak, kakek, nenek, anak, cucu, cicit, saudara, anak

saudara, dan lain-lain.51

3. Karena memerdekakan Si mayit

Seseorang dapat memperoleh harta warisan (menjadi ahli waris)

dari si mayit disebabkan seseorang itu memerdekakan si mayit dari

perbudakan, dalam hal ini dapat saja seorang laki-laki atau seorang

perempuan.

4. Karena sesama Islam

Seseorang muslim yang meninggal dunia, dan ia tidak

meninggalkan ahli waris sama sekali (punah), maka harta warisannya

diserahkan kepada Baitul Mal dan lebih lanjut akan dipergunakan untuk

kepentingan kaum muslimin.

5. Penghalang Kewarisan

Adapun yang menjadi sebab seseorang itu tidak mendapat warisan

(hilangnya hak kewarisan atau penghalang mempusakai) adalah

disebabkan secara garis besar dapat diklasifkasikan kepada :

1. Karena halangan kewarisan

51

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, op. cit, hlm. 56

Page 48: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

35

Dalam hal hukum kewarisan Islam, yang menjadi penghalang bagi

seseorang ahli waris untuk mendapatkan warisan disebabkan karena

hal-hal sebagai berikut :

a. Pembunuhan

Perbuatan membunuh yang dilakukan oleh seseorang ahli waris

terhadap si pewarismenjadi penghalang baginya (ahli waris yang

membunuh tersebut) untuk mendapatkan warisan dari pewaris.52

Pembunuhan yang menghalangi menerima harta warisan adalah

pembunuhan dengan alasan tidak benar, yang mana pelakunya

berdosa jika dilakukan dengan sengaja.Sebab, terkadang ahli waris

ingin agar pemilik harta segera meninggal supaya mereka juga

segera mendapat harta warisanya.Oleh karena itu si pembunuh

dilarang menerima warisan untuk mencegah terjadinya pembunuhan

tersebut, baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Maksudnya

untuk mencegah terjadinya perbuatan itu secara umum dan agar

pelaku yang sengaja membunuh tidak beralasan bahwa ia membunuh

tanpa sengaja.53

b. Karena perbedaan agama

Yang dimaksud dengan halangan perbedaan agama di sini

adalah antara orang yang berbeda agama tidak saling mewarisi,

52

Ibid, hlm. 57 53

Muhammad bin Shalih, op. cit,hlm. 40

Page 49: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

36

artinya seseorang muslim tidak mewarisi pewaris yang non muslim,

begitu pula non muslim tidak mewarisi harta pewaris yang muslim.54

c. Murtad

Orang yang keluar dari agama Islam tidak mendapat pusaka dari

keluarganya yang masih tetap memeluk agama Islam dan sebaliknya

ia pun tidak mempusakai mereka yang masih beragama Islam.55

d. Hamba sahaya

Orang yang jadi budak tidak mendapat pusaka dari orang yang

merdeka.56

Firman Allah SWT :

..

Artinya : “Allah telah adakan perumpamaan yaitu seorang hamba

yang dimiliki, yang tiada berkuasa atas sesuatu.”(QS.

An-Nahl ayat 75)57

2. Karena adanya kelompok keutamaan dan hijab.

Sebagaimana hukum waris lainya, hukum waris Islam juga

mengenal pengelompokan ahli waris kepada beberapa kelompok

keutamaan, misalnya anak lebih dari cucu, ayah lebih dekat (lebih

utama) kepada anak dibandingkan dengan saudara, ayah lebih dekat

(lebih utama) kepada si anak dibandingkan dengan kakek. Kelompok

keutamaan ini juga dapat disebabkan kuatnya hubungan kekerabatan,

55

Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam,Jakarta: Prenada Media, 2007, hlm. 196 56

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010, hlm. 351 57

Moh. Saifullah,FiqihIslam Lengkap, Surabaya: Terbit Terang, 2005, hlm. 442 58

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 413

Page 50: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

37

misalnya saudara kandung lebih utama dari saudara seayah atau seibu

sebab saudara kandung mempunyai dua garis penghubung (yaitu dari

ayah dan ibu) sedangkan saudara sebapak dan seibu hanya dihubungkan

oleh satu garis penghubung (yaitu ayah atau ibu saja).58

Kelompok keutamaan ini sejalan dengan ketentuan yang terdapat

dalam ketentuan QS.Al-Anfal ayat 75, sebagai berikut :

Artinya : “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian

berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu

termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang

mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak

terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam

kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu.”. (QS. Al-Anfal ayat 75)59

Dasar hukum Islam keutamaan itu lebih banyak ditentukan oleh

jarak hubungan antara seseorang dengan pewaris dibandingkan dengan

yang lain, dibandingkan dengan garis hubungan kekerabatan. Oleh

karena itu, anak dalam garis keturunan ke bawah tidak lebih utama dari

ayah dalam garis hubungan ke atas karena keduanya mempunyai jarak

hubungan yang sama sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam ayat

surat An-Nisa’.

Secara etimologi hijab berarti menutup atau menghalang. Dalam

istilah hukum, hijab berarti terhalangnya seseorang yang berhak

58

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, op. cit, hlm. 61 60

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm.274

Page 51: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

38

menjadi ahli waris disebabkan adanya ahli waris lain yang lebih utama

dari padanya.

Dengan memperhatikan istilah hijab tersebut di atas maka jelas

terlihat adanya perbedaan dengan “terhalang yang dijelaskan

sebelumnya, walaupun keduanya sama-sama tidak berhak menerima

warisan. Tidak berhaknya orang yang “terhalang” menerima warisan

karena hukum memang menetapkan demikian, artinya secara hukum ia

tidak berhak menerima warisan, sedangkan tidak berhaknya orang yang

“terhijab” menerima warisan adalah karena ada yang lebih utama

menerima dari padanya, meskipun haknya tidak ditiadakan oleh hukum

atau tidak ada ketentuan yang meniadakan haknya tersebut.60

Berdasarkan uraian di atas maka hijab itu dapat dibagi menjadi

dua macam yaitu :

a. Hijab Hirman ialah terhijabnya ahli waris dalam memperoleh

seluruh bagian akibat adanya ahli waris yang lain.

Fatchurrahman membagi hijab hirman ini ke dalam dua keompok

yaitu :

1. Ahli waris yang tidak dapat terhijab hirman sama sekali,

walaupun kadangkala dapat terhijab nuqsan.

Mereka adalah yang termasuk dalam kelompok pertama ialah :

a. Anak laki-laki

b. Ayah

60

Amir Syarifuddin, op. cit, hlm. 199-200

Page 52: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

39

c. Suami

d. Anak perempuan

e. Ibu

f. Istri

2. Ahli waris yang dalam satu keadaan dapat menjadi ahli waris

tetapi dalam keadaan lain terhijab hirman. Mereka itu selain yang

termasuk dalam kelompok pertama (6 orang di atas) baik sebagai

ahli waris dalam lingkup dzawil furudl maupun dalam lingkup

ashabah.

Dalam hal ini Amir Syarifuddin menyebutkan sebanyak 12

orang atas dasar pendapat patrilinialisme (ahlus sunnah) :

a. Cucu (laki-laki atau perempuan) tertutup putra.

b. Kakek tertutup ayah.

c. Nenek oleh ibu.

d. Saudara kandung oleh putra atau cucu laki-laki atau bapak.

e. Saudara seayah oleh saudara kandung, putri, cucu

perempuan, putra cucu laki-laki dan bapak.

f. Saudara seibu tertutup oleh cucu, ayah kakek.61

Yang tidak tertutup oleh saudara kandung atau seayah adalah :

g. Anak saudara kandung atau ponakan oleh saudara (laki-laki)

seayah dan tertutup oleh orang yang menutup saudara

seayah.

61

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Kewarisan Islamdi Indonesia,Yogyakarta: Ekonisia,

2002, hlm. 43

Page 53: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

40

h. Anak saudara seayah atau ponakan seayah oleh anak saudara

kandung atau ponakan kandung oleh orang yang menutup

ponakan kandung.

i. Paman kandung tertutup ponakan seayah dan oleh yang

menutupnya.

j. Paman seayah tertutup paman kandung dan oleh orang yang

menutup paman kandung itu.

k. Anak paman kandung oleh paman seayah dan oleh orang

yang menutup paman seayah.

l. Anak paman seayah tertutup oleh anak paman kandung62

b. Hijab nuqshan (kurang atau sebagian)

Hijab sebagian ialah berkurangnya bagian yang semestinya

diperoleh oleh ahli waris karena adanya ahli waris yang lain. Dengan

demikian, ahli waris itu masih mendapat bagian, hanya bagianya

yang berkurang atau menurun dari bagian yang semula, diantaranya

adalah :

1. Suami, dari 1/2 menjadi 1/4 karena ada anak.

2. Istri, dari 1/4 menjadi 1/8 karena ada anak.

3. Ibu, dari 1/3 menjadi 1/6 karena ada anak pewaris.

4. Cucu perempuan dari putra, dari 1/2 menjadi 1/6 sebagai

pelengkap 2/3 karena ada putrid kandung pewaris.

62

Ibid, hlm. 44

Page 54: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

41

5. Saudari seayah, dari 1/2 menjadi 1/6 penyempurnaan 2/3 karena

ada saudara kandung.63

Lima orang disebutkan di atas menghijab secara hijab kurang dalam

arti menjadikanya menerima hak dalam kemungkinan terkecil dari

beberapa kemungkinan yang ada. Adapun hijab dalam arti memperkecil

perolehanya, rasanya siapa saja di antara ahli waris kerabat itu akan

menerima sasaran penguranganya dengan keberadaan ahli waris yang lain

dan keberadaanya juga mungkin akan mengurangi perolehan ahli waris

yang lain. Umpamanya anak laki-laki sebagai ahli waris terkuat akan

mengalami pengurangan bila ia didampingi oleh anak laki-laki yang lain

sebagai competitor.64

6. Ahli Waris dan Bagiannya

Ahli waris adalah orang yang berhak menerima warisan dari harta

yang ditinggal oleh si mayit.Ahli waris ada yang disebut “Ahli Waris

Sababiyah”, artinya orang itu mendapatkan warisan dikarenakan ada

sebab, yaitu perkawinan, seperti suami dan isteri.Dan ada pula yang

disebut “Ahli Waris Nasabiyah”, yaitu karena ada hubungan nasab dengan

orang yang meninggal dunia.

Ahli waris itu ada yang laki-laki dan ada yang perempuan. Ahli

waris dari kelompok laki-laki ada 15, yaitu :

1. Suami.

2. Anak lak-laki.

63

Ibid, hlm. 45 64

Amir Syarifuddin, op. cit, hlm. 203

Page 55: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

42

3. Cucu laki-laki.

4. Bapak.

5. Kakek.

6. Saudara laki-laki sekandung.

7. Saudara laki-laki sebapak.

8. Saudara laki-laki seibu.

9. Anak laki-laki saudara laki sekandung (keponakan).

10. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak.

11. Paman sekandung dengan bapak.

12. Paman sebapak dengan sekandung.

13. Anak laki-laki paman sekandung.

14. Anak laki-laki paman sebapak.

15. Orang laki-laki yang memerdekakan budak.65

Adapun ahli waris dari kelompok perempuan ada 10 orang, yaitu :

1. Anak perempuan.

2. Anak perempuan dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah, asal

pertalianya dengan yang meninggal masih terus laki-laki.

3. Ibu.

4. Ibu dari bapak.

5. Ibu dari ibu ke atas pihak ibu sebelum berselang laki-laki.

6. Saudara perempuan yang seibu sebapak.

7. Saudara perempuan yang sebapak.

65

Moh.Saifullah, op. cit, hlm.443- 444

Page 56: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

43

8. Saudara perempuan yang seibu.

9. Istri.

10. Perempuan yang memerdekakan mayat.66

C. Pembuktian Dalam Hukum Perdata

1. Pengertian Pembuktian

Secara etimologis pembuktian dalam istilah arab disebut Al-

Bayyinah, yang artinya satu yang menjelaskan. Secara terminologis berarti

memberikan keterangan dengan dalil yang menyakinkan.Menurut Prof. Dr.

Supomo pembuktian mempunyai arti luas dan terbatas. Dalam arti luas,

pembuktian berarti memperkuat kesimpulan hakim dengan syarat-syarat

bukti yang sah, sedangkan dalam arti terbatas pembuktian itu hanya

diperlukan apabila yang dikemukakan oleh penggugat itu dibantah oleh

tergugat.

Hakim dalam memeriksa perkara harus berdasarkan pembuktian,

dengan tujuan untuk meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang

dikemukakan dalam suatu persengketaan atau untuk memperkuat

kesimpulan hakim dengan syarat-syarat bukti yang sah.Dengan demikian,

pembuktian adalah segala sesuatu atau alat bukti yang dapat

menampakkan kebenaran di sidang peradilan dalam suatu perkara.67

66

Sulaiman Rasjid, op. cit, hlm. 350 67

Mardani,Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari‟ah, Jakarta:

Sinar Grafika, 2009, hlm. 106

Page 57: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

44

2. Apa Yang Harus Dibuktikan

Dalam menyusun surat gugatan, pihak penggugat tidak dapat

langsung mengemukakan apa yang menjadi tuntutannya. Akan tetapi

penggugat terlebih dahulu harus menuliskan positanya yang berisi

kejadian-kejadian atau peristiwa yang dialami pihak penggugat.

Peristiwa-peristiwa yang diuraikan dalam gugatan karena menjadi

dasar tuntutan, perlu dibuktikan di persidangan dengan menggunakan alat-

alat bukti yang sah menurut undang-undang. Hal ini sehubungan dengan

ketentuan pasal 163 HIR, pasal 283 R.Bg dan 1865BW menyebutkan

sebagai berikut :

“Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak,

atau, guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak

orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan

adanya hak atau peristiwa tersebut” .68

Dari pasal tersebut telah jelas bahwa yang harus dibuktikan adalah

adanya hak atau adanya kejadian dari apa yang telah didalilkan pihak-

pihak yang bersangkutan.69

3. Siapa Yang Harus Membuktikan

Yang mencari kebenaran dan menetapkan atau mengkonstatir

peristiwanya adalah hakim.Peristiwa itu ditetapkan atau dikonstatir oleh

hakim setelah dianggapnya terbukti benar.Yang wajib membuktikan atau

mengajukan alat-alat bukti adalah yang berkepentingan di dalam perkara

atau sengketa, berkepentingan bahwa gugatanya dikabulkan atau

68

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata,Jakarta: PT.

Pradnya Paramita, 1999, hlm. 275 69

Gatot Supramono, Hukum Pembuktian di Peradilan Agama,Bandung: penerbit Alumni,

1993, hlm. 16

Page 58: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

45

ditolak.Yang berkepentian tidak lain adalah para pihak, yaitu penggugat

dan tergugat.Para pihaklah yang wajib membuktikan peristiwa yang

disengketakan dan bukan hakim.70

4. Beban Pembuktian

Dalam membagi beban pembuktian hakim harus benar-benar berlaku

adil, kalau tidak maka berarti hakim secara apriori menjerumuskan pihak

yang menerima beban pembuktian yang terlampau berat ke jurang

kekalahan.Soal beban pembuktian ini dianggap sebagai soal yuridis yang

dapat diperjuangkan sampai tingkat pemeriksaan kasasi di Mahkamah

Agung.Melakukan pembagian beban pembuktian yang tidak adil dianggap

sebagai suatu pelanggaran hukum, yang merupakan alasan bagi

Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan hakim yang

bersangkutan.71

Asas pembagian beban pembuktian tercantum dalam pasal 163 HIR

(pasal 283 Rbg. 1865 BW), yang berbunyi :

“Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak,

atau, guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak

orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan

adanya hak atau peristiwa tersebut” .72

Ini berarti bahwa kedua belah pihak, baik penggugat maupun

tergugat dapat dibebani dengan pembuktian.Terutama penggugat wajib

membuktikan peristiwa yang diajukanya.Penggugat tidak diwajibkan

70

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 2002,

hlm. 132 71

Riduan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata,Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2000, hlm. 79 72

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, op. cit, hlm. 275

Page 59: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

46

membuktikan kebenaran bantahan tergugat, demikian pula sebaliknya

tergugat tidak diwajibkan untuk membuktikan kebenaran peristiwa yang

diajukan oleh penggugat.73

5. Alat-alat Bukti

Alatbuktibermacam-macam bentuk dan jenis, yang mampu memberi

keterangan dan penjelasan tentang masalah yang diperkarakan di

pengadilan.Alat bukti mana yang diajukan para pihak untuk membenarkan

dalil gugat atau dalil bantahan.Berdasar keterangan dan penjelasan yang

diberikan alat bukti itulah hakim melakukan penilaian, pihak mana yang

paling sempurna pembuktianya.74

Alat-alat bukti dalam perkara perdata disebutkan dalam pasal 164

HIR/284 Rbg/1866 BW yaitu :

1. Tulisan.

2. Saksi-saksi.

3. Persangkaan.

4. Pengakuan.

6. Sumpah.

Dariurutanalat-alat bukti di atas ini maka alat bukti tulisan

merupakan alat bukti yang paling utama dalam perkara perdata, sehingga

ditempatkan pada urutan pertama atau paling atas. Hal ini berbeda dengan

alat bukti dalam perkara pidana di mana alat bukti yang paling utama

adalah keterangan saksi. Hal ini dapat dimengerti oleh karena seseorang

73

Sudikno Mertokusumo, op. cit,hlm. 134 74

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian dan Putusan Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 554

Page 60: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

47

yang melakukan tindak pidana selalu menyingkirkan atau melenyapkan

bukti-bukti tulisan dan apa saja yang memungkinkan terbongkarnya tindak

pidana dan pelaku-pelakunya kebanyakan dai keterangan orang-orang

yang secara kebetulan melihat, mendengar atau mengalami sendiri

kejadian yang merupakan tindak pidana itu.75

Bukti dengan surat dianggap paling utama dalam perkara perdata,

karena peranan surat atau tulisan amat penting, surat-surat sengaja dibuat

dengan maksud untuk membuktikan peristiwa apabila dikemudian hari

terjadi. Misalnya buku nikah dibuat untuk membuktikan bahwa laki-laki

dan perempuan yang namanya tercantum di dalamnya pernah

melangsungkan pernikahan.76

75

Riduan Syahrani, op. cit,hlm. 82 76

Gatot Supramono, op. cit, hlm. 22

Page 61: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

48

BAB III

HAK ANAK ANGKAT DALAM HIBAH

(STUDI ANALISIS PUTUSAN HAKIM

NO.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL)

A. Profil Pengadilan Negeri Kendal

1. Sejarah Pengadilan Negeri Kendal

Sejarah Pengadilan Negeri Kendal dulunya pada saat penjajahan

Belanda bernama Laan Raad yang kemudian diganti dengan nama

Pengadilan Negeri. Adapun Nama-nama Ketua Pengadilan Negeri

Kendal dari periode ke periode adalah sebagai berikut :

1. Bapak Mr. Suryadi.

2. Bapak Mr. R. Gunawan.

3. Bapak Mr. Suhendro Suharsin.

4. Bapak Sudiono, S.H.

5. Bapak Sumarno Siswo Sosroatmojo, S.H.

6. Bapak Paulus Waedoyo, S.H.

7. Bapak R. Suherman Reksohadimijojo, S.H.

8. Ibu Siti Yulia Zennie, S.H.

9. Bapak Doemami, S.H.

10. Bapak I Nyoman Wuslawa, S.H.

11. Bapak Soalon Siregar, S.H.

12. Bapak Azinar Ismail, S.H.

13. Bapak Victor Hutabarat, S.H.

Page 62: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

49

14. Bapak Parsono, S.H.

15. Ibu Magdalena Sidabutar, S.H.

16. Bapak Sindhu Sutrisno, S.H.

17. Bapak Supeno, S. H., M.Hum.

18. Bapak Adi Ismet, S.H. Yang masih menjabat sampai sekarang.

Sedangkan wilayah hukum Pengadilan Negeri Kendal yang

luasnya kurang lebih 1.002,23 KM persegi terbagi dalam 20 kecamatan,

yaitu :

1. Kecamatan Plantungan.

2. Kecamatan Sukorejo.

3. Kecamatan Pageruyung.

4. Kecamatan Patean.

5. Kecamatan Singorejo.

6. Kecamatan Limbangan.

7. Kecamatan Boja.

8. Kecamatan Kaliwungu.

9. Kecamatan Brangsong.

10. Kecamatan Pegandon.

11. Kecamatan Ngampel.

12. Kecamatan Gemuh.

13. Kecamatan Ringinarum.

14. Kecamatan Weleri.

Page 63: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

50

15. Kecamatan Rowosari.

16. Kecamatan Cepiring.

17. Kecamatan Kangkung.

18. Kecamatan Patebon.

19. Kecamatan Kendal.

20. Kecamatan Kaliwungu Selatan.

Adapun Kabupaten Kendal (wilayah hukum Pengadilan Negeri

Kendal) terletak diantara 109040

0 – 110

018

0 Bujur Timur 6025-7024

Lintang Selatan dengan batas-batas :

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

b. Sebelah Timur : Kota Semarang

c. Sebelah Barat : Kabupaten Batang

d. Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang dan Temanggung

Sebagian besar wilayah terdiri dari daratan rendah dan sebagian

kecil dataran tinggi, bagian utara merupakan dataran rendah dengan

ketinggian 0-10 meter yang terdiri dari tanah, sawah, tanah pegunungan,

tanah perkampungan, tanah perkebunan, tanah ladang dan hutan.1

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Kendal adalah sebagai berikut :

1 Dokumen ini diperoleh dari Arsip Pengadilan Negeri Kendal

Page 64: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

51

Keterangan :

No Nama Jabatan

1 Adi Ismet, S.H Ketua

2 Didiek Budi Utomo, S.H Wakil Ketua

3 Abdul Latip, S.H Hakim

4 Wahyu Iswari, S.H., M.Kn Hakim

5 Akhmad Nakhrowi M, S.H Hakim

6 I Gede Yuliartha, S.H Hakim

7 Rosana Irawati, S.H., M.H Hakim

8 Joni Kondo Lele, S.H., M.H Hakim

9 Floriberta Setyowati, S.H., M.H Panitera / Sekretaris

10 Budi Harsoyo, S.H Wakil Panitera

11 Puji Sulaksono, S.H Wakil Sekretaris

12 Endah Dwi Retnowati Panitera Pengganti

13 Sukardjo Panitera Pengganti

14 Sri Sedyo Utaminingsih Panitera Pengganti

Page 65: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

52

15 Minjaeroh Panitera Pengganti

16 Sukmawati, S.H Panitera Pengganti

17 Jumian Panitera Pengganti

18 Djoko Sudarmanto, S.H Panitera Pengganti

19 M.Kabul Setyadarma Panitera Pengganti

20 Nur Indiatuti Panitera Pengganti

21 Suwito Panitera Pengganti

22 Sugondo, S.H Panitera Pengganti

23 Jatmi Susilowati Panitera Pengganti

24 Bambang Suryo Kusumo Panitera Pengganti

25 Marfuatun, S.H Panitera Pengganti

26 Hidayat Juru Sita

27 Budi Witono, S.H Juru Sita

28 Soedarwoto Juru Sita

29 Sulistiyono Juru Sita

30 Suhardi PanMud Perdata

31 Kokoh Mukhaedi, S.H PanMud Pidana

32 Warsito PanMud Hukum

33 Henny W. S.H KaSubBag Kepegawaian

34 Munawaroh KaSubBag Keuangan

35 Rebo Darsono KaSubBag Umum

36 Sukisno Staf Perdata

37 Slamet Riyadi Staf Perdata

38 Utama, S.H Staf Pidana

39 Estiningsih D.W Staf Pidana

40 Abdul Mutholib Staf Hukum

41 Puspita Primavita, S.Kom Staf Hukum

42 M. Muslim Staf Kepegawaian

43 Ayu Revina Oktavia Staf Kepegawaian

44 Cahyotomo, S.Sos Staf Keuangan

45 Adhi Anggrie H, S.SE Staf Keuangan

46 Kolim Staf Keuangan

47 M. Evan Firmansyah Staf Keuangan

48 Sunarti, S.H Staf Umum

49 Edy Nugroho Staf Umum

50 Udy Santosa Staf Hukum

Page 66: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

53

3. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Pengadilan Negeri Kendal adalah :

1. VISI

Meningkatkan pelayanan hukum secara profesional dan berkeadilan

kepada masyarakat.

2. MISI

1. Melaksanakan proses peradilan secara sederhana, cepat dan biaya

murah.

2. Memperbaiki dan memberi akses fasilitas pelayanan publik, baik

sarana dan prasarana secara transparan.

3. Mewujudkan institusi peradilan yang bersih dan berwibawa.2

4. Tugas dan Wewenang

Pada prinsipnya Pengadilan Negeri adalah pengadilan yang

menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara perdata

dan perkara pidana bagi warga negara yang mencari keadilan dan

haknya dirampas kecuali Undang-undang menentukan lain (UU No.

4 tahun 2004), kemudian wewenang dari Pengadilan Negeri sendiri

adalah meliputi perkara pidana maupun perdata. Hal ini menambah tugas

yang baru diemban oleh Pengadilan Negeri sebagai institusi

pemerintahan.

Pengadilan Negeri diperuntukan bagi semua pemeluk agama

yang ada di Indonesia. Karena masalahnya begitu kompleks, maka

2 http://www.pn-kendal.go.id/tentang-pn-kendal/visi-misi, di download tanggal 25 Maret

2011

Page 67: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

54

dalam peraturannya terdapat bermacam-macam kitab Undang-undang

seperti kitab Undang-undang hukum acara pidana dan kitab Undang-

undang hukum acara perdata, dan lain-lain.

Yang menjadi landasan hukum keberadaan Pengadilan Negeri ini

tercantum dalam Undang–undang No. 8 tahun 2004, yaitu:

a. Pasal 2 Undang-undang No. 8 tahun 2004, “Pengadilan Umum

adalah dalam data pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi

rakyat pencari keadilan pada umumnya”.

b. Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 8 tahun 2004, “Kekuasaan

dilingkungan atau pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat

pencari keadilan dengan pengadilan tinggi”.

c. Kekuasaan kehakiman di lingkungan pengadilan umum

berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara

tertinggi.

Kaitannya dengan tugas dan wewenang pengadilan negeri maka

tidak terlepas dari proses beracara dalam suatu persidangan, dimana

dalam hukum acara pidana dijelaskan mengenai aturan-aturan yang

memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan oleh penegak hukum

dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (tersangka, terdakwa,

penasehat hukum, dan saksi).3

3 Suryono Sutarto, Hukum Acara Pidana, Semarang: Badan Penerbit UNDIP Semarang,

2003, hlm. 19.

Page 68: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

55

Adapun asas-asas dalam penyelenggaraan peradilan adalah:

a. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan tidak

mengadakan perbedaan perlakuan. Asas ini sering disebut dengan

asas isonomia atau equality before the law.

b. Asas praduga tak bersalah dimana setiap orang yang disangka,

ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang

pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan

pengadilan yang menyatakan kesalahannya (presumption

ofinnocence).

c. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan hanya

dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang berwenang

yang telah diatur caranya dalam Undang-undang (principle

oflegality).

d. Seseorang yang ditangkap, ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa

alasan berdasarkan Undang-undang atau karena kekeliruan mengenai

orangnya atau hukum yang diterapkan maka wajib diberi ganti rugi dan

rehabilitasi.

e. Pengadilan harus dilaksanakan dengan cepat, sederhana, dan biaya

ringan, serta bebas, jujur, dan tidak memihak, asas ini dikenal

sebagai contante justitie atau speedy trial serta fair trial.4

4 Ibid, hlm. 20

Page 69: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

56

f. Setiap orang yang tersangkut perkara wajib diberi kesempatan

memperoleh bantuan hukum yang semata-mata diberikan untuk

melaksanakan kepentingan pembelaan atas dirinya.

g. Kepada seorang tersangka, sejak saat dilakukan penangkapan atau

penahanan selain wajib diberi dakwaan dan dasar hukumnya juga

wajib diberitahu haknya untuk menghubunginya dan minta

penasehat hukum.

h. Pengadilan memeriksa perkara pidana dengan hadirnya terdakwa,

asas ini lazim disebut asas kelangsungan pemeriksaan pengadilan

(onmidelijkheid van het onderzoek).

i. Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali

dalam hal yang diatur dalam Undang-undang, asas ini lazim disebut

asas keterbukaan (openbaarheid van het proces).

j. Pengawasan pelaksanaan pengadilan dalam perkara pidana dilakukan

oleh Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan.5

B. Deskripsi tentang Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal.

Untuk lebih memperjelas pembahasan, maka penulis mencoba

memaparkan kasus putusan sengketa harta hibah yang terjadi di Pengadilan

Negeri Kendal no. 15/Pdt.G/2006/PN. Kendal, yang pada pokoknya adalah

mengenai putusan sengketa hibah. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas

5 Ibid.

Page 70: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

57

mengenai permasalahan tersebut maka penulis akan mengambil sampel

putusan no. 15/Pdt.G/2006/PN. Kendal sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan para Penggugat sebagian.

2. Menyatakan para Penggugat adalah ahli waris yang sah dari almarhum

Kasmadi dan almarhum Kasmadi bin Nawawi.

3. Menyatakan bahwa Tergugat I tidak mempunyai kedudukan hukum

sebagai ahli waris dari almarhum Kasmadi bin Nawawi.

4. Menyatakan bahwa tanah dan bangunan obyek sengketa adalah milik sah

almarhum Nawawi yang diatas namakan Kasmadi bin Nawawi.

5. Menyatakan bahwa surat pernyataan tertanggal 11 September 1980 tidak

sah dan cacat hukum.

6. Menyatakan bahwa Tergugat I tidak berhak mensertifikatkan tanah dan

bangunan obyek sengketa.

7. Memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II untuk menyerahkan tanah dan

bangunan obyek sengketa kepada para Penggugat dalam keadaan kosong

dan terbebas dari beban-beban apapun.

8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng apabila

lalai tidak memenuhi seluruh isi putusan Pengadilan Negeri Kendal

dalam perkara ini, diharuskan membayar ganti kerugian setiap harinya

sebesar Rp. 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah), kepada para

Penggugat sebagai uang paksa atas kelalaian tidak melaksanakan seluruh

keputusan dalam perkara ini, sampai terlunasinya semua kewajibannya

kepada para Penggugat, dengan menerima tanda pembayaran dan tanda

Page 71: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

58

terima yang sah dari para Penggugat, terhitung sejak perkara ini diputus

oleh Pengadilan Negeri Kendal.

9. Menghukum turut Tergugat mentaati seluruh isi putusan ini.

10. Menolak gugatan para Penggugat untuk selebihnya.

DALAM REKONPENSI

Menyatakan gugatan Rekonpensi ditolak.

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menghukum para Penggugat Rekonpensi atau para Tergugat Konvensi

untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.839.000,- (Satu juta

delapan ratus tiga puluh sembilan ribu rupiah).6

C. Dasar pertimbangan hakim tentang Hibah Anak Angkat dalam putusan

Hakim Pengadilan Negeri Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal.

Pengadilan Negeri sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman

mempunyai tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili, dan

menyelesaikan perkara perdata dan perkara pidana bagi warga negara

yang mencari keadilan dan haknya dirampas kecuali Undang-undang

menentukan lain (UU No. 4 tahun 2004), kemudian wewenang dari

pengadilan Negeri sendiri adalah meliputi perkara pidana maupun perdata

Hakim Pengadilan Negeri mempunyai tugas untuk menegakkan hukum

acara perdata yang menjadi wewenangnya dengan cara-cara yang diatur

dalam hukum acara Pengadilan Negeri. Dalam hal ini hakim harus mampu

6 Dokumen ini diperoleh dari arsip berkas putusan Pengadilan Negeri Kendal, Berkas

Putusan Pengadilan Negeri Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL

Page 72: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

59

mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk terciptanya peradilan yang

sederhana, cepat, dan biaya ringan.7

Salah satu teknik yang digunakan hakim dan juga merupakan salah satu

tugas hakim yaitu mengkualifisir, yaitu menganalisis fakta-fakta untuk

dipilih-pilih mana yang terbukti dan mana yang tidak terbukti. Fakta yang

terbukti kemudian dipilih-pilih lagi mana yang yang merupakan fakta hukum

dan yang bukan merupakan fakta hukum. Fakta hukum tersebut kemudian

dicari hubungan hukumnya. Mengkualifisir bertujuan untuk menetapkan

putusan yang tepat.

Dalam hal memberikan keputusan, Pengadilan Negeri

menggunakan beberapa dasar hukum sebagai bahan pertimbangan bagi

perkara-perkara yang telah diajukan, baik yang berupa ketentuan-

ketentuan tertulis yaitu Undang-undang maupun dasar hukum lain yang

dapat menjadi pertimbangan bagi Penggugat maupun Tergugat.

Adapun yang menjadi dasar dan pertimbangan hukum Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Kendal yang telah memutuskan dan menetapkan

perkara No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL. tentang sengketa harta hibah,

yaitu:

1. Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 1029 K/Pdt/1992 yang

menyatakan : “Oleh karena harta sengketa merupakan barang asal yang

belum dibagi waris maka sesuai dengan Hukum Adat dan Undang-

undang perkawinan, harta asal jatuh pada garis keturunannya dan janda

7 Suryono Sutarto, op. cit, hlm. 20

Page 73: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

60

yang tidak mempunyai anak tidak berhak atas harta asal almarhum

Suaminya.”Sehingga dengan demikian Tergugat I selaku anak angkat dari

almarhum Kasmadi dan Samirah tidak mempunyai kedudukan hukum

sebagai ahli waris almarhum Kasmadi bin Nawawi, dengan demikian

petitum gugatan Penggugat butir ke-3 patut dikabulkan.8

2. Bahwa dengan demikian prosedur pengalihan tanah berupa penghibahan

dan proses pensertifikatan tanah yang dilakukan oleh Tergugat I menjadi

tidak sah, maka bukti-bukti P-5, P-6, serta bukti T-3 dan T-5, serta bukti

TT-1 sampai TT-5 patut di kesampingkan dan menyatakan bunyi petitum

butir ke-5 dan ke-6 patut untuk dikabulkan.

3. Bahwa karena Majelis didalam pertimbangan hukumnya telah

menyatakan bahwa yang menjadi obyek sengketa tersebut merupakan

harta asal sedangkan Kasmadi dalam perkawinannya dengan Samirah

tidak memiliki anak, maka dalam hal ini Samirah tidak berhak atas tanah

dan bangunan tersebut, sehingga apa yang menjadi Eksepsi penasehat

hukum para Tergugat point 2 yang menyatakan bahwa tentang tidak

dimasukkannya Samirah (Isteri Kasmadi) sebagai subjek perkara hingga

dianggap perkara ini kurang pihak atau kurang lengkap, patut untuk

dinyatakan ditolak.

4. Bahwa karena selama persidangan tidak ternyata telah dilakukan suatu

sita jaminan atas obyek sengketa tanah dan bangunan Letter C No. 275

Persil 66 Kelas D1 luas tanah 155 Da atas nama Kasmadi bin Nawawi

8 Data ini diperoleh dari hasil interview dengan salah satu hakim Pengadilan Negeri

Kendal yang bernama Joni Kondo Lele, SH.MH, pada tanggal 20 April 2011.

Page 74: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

61

yang terletak di Desa Podosari, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal,

maka apa yang menjadi petitum gugatan Penggugat butir ke-7 dinyatakan

ditolak.

5. Bahwa petitum gugatan Penggugat point ke-8 isinya antara lain agar para

Tergugat menyerahkan tanah dan bangunan sengketa tersebut kepada

para Penggugat dalam keadaan kosong dan terbebas dari beban-beban

apapun.

6. Bahwa karena Majelis Hakim telah mengabulkan isi petitum ke-5 dan ke-

6 gugatan para Penggugat maka Majelis memandang petitum gugatan

Penggugat point ke-8 patut untuk dikabulkan pula.

7. Bahwa sepanjang persidangan Penggugat tidak pernah mengajukan akte

atau surat bukti yang autentik sehingga Majelis memandang petitum ke-

10 agar Majelis mengabulkan Uit Voorbaar Bij Voorrad tersebut ditolak.

8. Bahwa karena telah ternyata Majelis mempertimbangkan prosedur

pengalihan tanah berupa penghibahan dan proses pensertifikatan tanah

yang dilakukan oleh Tergugat I menjadi tidak sah dan batal demi hukum.9

9 Data ini diperoleh dari hasil interview dengan salah satu hakim Pengadilan Negeri

Kendal yang bernama Wahyu Iswari, SH.,M.Kn, pada tanggal 24 Juni 2011

Page 75: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

62

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis tentang Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kendal

No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal

Pokok permasalahan dalam perkara ini adalah tentang

persengketaan harta hibah antara Penggugat I, II dan III. Dengan Tergugat I

dan II. Persengketaan tersebut terjadi disebabkan karena Penggugat I, II dan

III menginginkan bagian warisan dari almarhum Kasmadi bin Nawawi

sehingga Penggugat I, II dan III mempunyai keinginan untuk mendapatkan

bagian harta warisan dari almarhum Kasmadi bin Nawawi, yang semula

pernah diberikan kepada Edy Subaedi melalui pemberian secara hibah.

Di dalam penyelesaian permohonan penarikan hibah, Majlis

Hakim mengartikan sebagai gugatan penarikan hibah, Karena ada unsur

persengketaan didalamnya. Dan apabila gugatan penarikan hibah itu

dikabulkan oleh majlis hakim. Berarti hibah tersebut dapat ditarik

kembali, berarti bertentangan dengan pasal 212 KHI yang berbunyi: “Hibah

Tidak Dapat Ditarik Kembali, Kecuali Hibah Orang Tua Kepada

Anaknya”.1Dari pendapat dan alasan-alasan yang telah dikemukakan di

atas, penulis menyimpulkan meskipun ada pendapat yang memperbolehkan

menghibahkan semua hartanya. Akan tetapi ada juga yang berargumen perlu

dipertimbangkan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar dengan

pertimbangan firman Allah SWT Surat An-Nisa’ ayat 9:

1 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji

Departemen Agama Republik Indonesia, Bahan Penyuluhan Hukum, Jakarta: Proyek Peningkatan

Pelayanan Aparatur Hukum Pusat, 2004, hlm. 208

Page 76: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

63

نا قنا ق ن تقا انهو يم فه تشكا من خهفيم رسة ضعافا خافا عه نخش انزن ن

سذذا

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar.(QS. An-Nisa’ ayat 9)2

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun dalam

permasalahan hibah itu tidak ada batasannya akan tetapi lebih bijaksana

kalau seseorang itu memikirkan jauh ke depan, terutama kesejahteraan anak

dan ahli warisnya.

Permasalahan disini anak angkat menguasai seluruh harta orangtua

angkatnya dengan cara hibah. Menurut Hukum Islam, kalau hibah

tersebut terjadi pada anak angkat adalah tidak dibenarkan. Karena

bertentangan dengan asas keadilan. Firman Allah:

اتقا انهو إن انهو خبش بما تعمهن.... أقشب نهتق تعذنا اعذنا ى

Artinya:” Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan

bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan. ( QS Al-Maidah ayat 8)3

Batas harta yang boleh dihibahkan hanya 1/3 dari keseluruhan

harta orang tua angkatnya. Dan apabila tidak ada akad hibah, sementara

orang tua angkatnya mempunyai ahli waris maka anak angkatnya dapat

mengambil yang sesuai dengan bagiannya. Dari penjelasan di atas dapat

2 Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 116

3 Ibid, hlm. 135

Page 77: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

64

dipahami bahwa orang Islam telah melarang adanya penarikan terhadap

sesuatu yang telah diberikan.

Sedangkan pada pasal 212 KHI telah disebutkan bahwa hibah

tidak dapat ditarik kembali kecuali hibah orangtua terhadap anaknya. Dalam

pasal KUH Perdata pasal 1666 juga dijelaskan, bahwa pemberian

hibah tidak dapat ditarik kembali. Namun demikian hukum Islam

membolehkan menarik kembali hibah, penarikan hibah dapat sah terjadi

karena dua hal.

Pertama yaitu hibah orangtua terhadap anaknya. Hibah orang tua dapat

ditarik kembali, karena anak berikut harta kekayaan adalah milik orangtua.

Diperbolehkan seseorang menarik kembali dalam keadaan di mana

penghibah menghibahkan guna mendapatkan imbalan dan balasan

atas hibahnya. Sedangkan orang yang diberi hibah (penerima hibah) belum

membalasnya.

Kedua, hibah itu tidak sah. Apabila dikembalikan kepada

definisinya syarat adalah hal yang wujudnya hukum tergantung padanya, dan

tidak adanya, hal tersebut menyebabkan tidak adanya hukum, tetapi wujud

hal tersebut tidak tentu mengharuskan adanya hukum. Sehingga dapat

diketahui bahwa kurang terpenuhinya syarat hibah dapat mengakibatkan

batalnya hukum hibah.4

Akan tetapi, mereka juga mengatakan ada hal-hal yang

menghalangi penarikan kembali hibah tersebut, yaitu:

4Abu Bakar Jabir el-Jazairi, Pola Hidup Muslim: Minhajul Muslim Mu’amalah,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991, hlm. 157

Page 78: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

65

1. Apabila penerima hibah telah memberi imbalan harta atau uang

kepada pemberi hibah dan penerima hibah menerimanya, karena

dengan diterimanya imbalan harta atau uang itu oleh pemberi hibah, maka

tujuannya jelas adalah untuk mendapatkan ganti rugi. Dalam keadaan

seperti ini hibah tidak dapat ditarik kembali.

2. Jika imbalannya bersifat maknawi, bukan bersifat harta, seperti

mengharapkan pahala dari Allah SWT, untuk mempererat

silaturahmi, tanda sayang dan hibah dalam rangka memperbaiki

hubungan suami istri, maka dalam kasus hibah ini, menurut ulama

Hanafiyah tidak boleh ditarik.

3. Harta yang dihibahkan telah dipindah tangankan penerima hibah

melalui cara apapun, seperti menjual, diberikan atau diwakafkan

maka hibahtersebut tidak dapat ditarik kembali.

4. Wafatnya salah satu pihak yang berakad hibah. Apabila penerima

hibah atau pemberi hibah wafat, maka hibah tidak boleh ditarik kembali.

5. Rusak atau hilangnya harta yang dihibahkan disebabkan karena

pemanfaatannya, maka hibah tidak boleh ditarik.5

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam pasal

1666 KUH Perdata, hibah tidak dapat ditarik kembali. Meskipun

demikian dijelaskan dalam KUH Perdata, hibah dapat ditarik kembali

dalam keadaan tertentu. Meskipun suatu harta penghibahan dalam pasal

1666 KUH Perdata, sebagaimana halnya suatu perjanjian pada umumnya,

5 Ibid.

Page 79: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

66

tidak dapat ditarik kembali secara sepihak tanpa persetujuan dari pihak

lawan. Namun Undang-undang memberikan kemungkinan bagi

penghibah untuk dalam hal-hal tertentu menarik kembali hibahnya yang

telah diberikan kepada seseorang.

Kemungkinan itu diberikan oleh pasal 1688 berupa tiga hal:

1. Karena tidak dipenuhinya syarat-syarat dengan mana penghibahan

telah dilakukan, dengan “syarat” di sini dimaksudkan “beban”.

2. Jika si penerima hibah telah bersalah melakukan atau membantu

melakukan kejahatan yang bertujuan mengambil jiwa si penghibah,

atau suatu kejahatan lain terhadap si penghibah.

3. Jika menolak memberikan tunjangan nafkah kepada si penghibah, setelah

orang ini jatuh dalam kemiskinan.6

Berlandaskan pada permasalahan diatas menurut penulis sangatlah

perlu diadakan penyelesaian karena ada hak ahli waris yang harus

dihormati dan penyelesaian tersebut haruslah sesuai dengan ketentuan

Hukum Islam.

Jika hakim menganggap perkara ini adalah perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan Negeri, maka kurang tepat karena kalau dilihat dari

sisi hukum formil sejak diundangkannya UU Nomor 3 tahun 2006 tentang

perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, perkara

waris diantara orang-orang yang beragama Islam menjadi wewenang mutlak

Peradilan Agama. Hal ini diatur secara tegas dalam pasal 1 angka 37 UU-

6 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, op. cit, hlm. 440.

Page 80: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

67

3/2006 yang mengubah pasal 49 UU-7/1979 yang berbunyi “Pengadilan

Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan

perkara tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di

bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infag, shadaqah, dan

ekonomi syariah”.7

Apalagi kalau dilihat dari hukum materil gugatan ini sebenarnya

bersifat Niet Ontvankelijk Verklaard atau gugatan yang tidak dapat diterima,

karena harta sengketa yang berupa tanah dan rumah tersebut sudah dengan

jelas di berikan melalui hibah kepada Tergugat selaku anak angkat, dan

didalam hukum Islam sendiri juga sudah jelas bahwa hibah hanya boleh

ditarik oleh orang yang memberi hibah (penghibah), dalam hal ini berarti

yang berhak menarik kembali hibahnya seharusnya adalah ayah angkat dari

Tergugat I yaitu Kasmadi bin Nawawi.

B. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim tentang Hibah Anak Angkat dalam

Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal

Seorang hakim dalam memutuskan suatu perkara, selain harus

memperhatikan alasan-alasan dan dasar-dasarnya juga harus memuat

ketentuan-ketentuan dari peraturan-peraturan yang bersangkutan atau sumber

hukum yang tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.

Landasan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendal No.

15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL, memutuskan lain yaitu mengabulkan

permohonan penggugat, dari keputusan tersebut maka hibah yang

7 M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama. Undang-

undang No. 7 tahun 1986, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hlm. 137

Page 81: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

68

diberikan oleh almarhum Kasmadi bin Nawawi kepada Edi Subaedi (anak

angkat) dapat ditarik oleh pihak ahli waris. Hal ini telah menyimpang dari

pasal 212 KHI, namun majelis hakim mempunyai pertimbangan tersendiri.

Adapun yang menjadi pertimbangan majelis hakim Pengadilan Negeri Kendal

dalam memutuskan perkara No. 15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL. antara lain:

1. Bahwa sesuai dengan keterangan saksi Samirah, Suparman, Kasturi yang

menyatakan bahwa semasa hidupnya almarhum Kasmadi telah

melangsungkan pernikahan dengan Samirah pada tanggal 1 Juni 1936.

2. Bahwa masih dari keterangan saksi-saksi tersebut juga saksi Sumiyati

yang menyatakan Tergugat I masih keponakan dari Samirah. Tergugat I

adalah anak adik Samirah yang bernama Jonah dari pernikahannya

dengan Kasmari.

3. Bahwa sebelum Kasmadi meninggal ia telah menghibahkan tenah

tersebut kepada Tergugat I dan ketika Tergugat berusaha

mensertifikatkan tanah tersebut (bukti TT-1 sampai dengan TT-5)

demikian pula bukti T-6 berupa surat pernyatan Kepala Desa yang

menerangkan bila Edy Subaedi (Tergugat I) dikatakan betul-betul

sebagai pemegang hak atas tanah dan rumah.

4. Bahwa karena bukti-bukti tersebut diatas belum bisa menguatkan kalau

Tergugat sebagai Ahli waris dari almarhum Nawawi, maka bukti-bukti

tersebut diatas patut untuk dikesampingkan. Demikian pula bukti T-7

sampai dengan bukti T-10 yang hanya merupakan Ijazah yang tidak

Page 82: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

69

relevan dengan kasus ini maka bukti-bukti tersebut patut pula untuk

dikesampingkan.

5. Bahwa dari buku C Desa tidak ternyata adanya perbuatan hukum

mengalihkan status tanah tersebut dan karena saksi-saksi Penggugat

membenarkan dan pihak Tergugat tidak menyangkal, maka benar adanya

kalau tanah tersebut adalah masih tanah milik Nawawi dan benarlah ke-5

anaknya ataupun Ahli waris penggantinya tersebut yang berhak mewaris

tanah milik Nawawi.

6. Bahwa menurut keterangan saksi-saksi Tergugat serta bukti T-3 yang

menyatakan bahwa telah ada surat perjanjian tanggal 11 September 1980

bahwa Kasmadi dan Samirah telah menghibahkan tanahnya kepada Edy

Subaedi (Tergugat I) dengan disaksikan Perangkat Desa, namun

berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 1029 K/Pdt/1992

yang menyatakan : “Oleh karena harta sengketa merupakan barang asal

yang belum dibagi waris maka sesuai dengan Hukum Adat dan Undang-

undang perkawinan, harta asal jatuh pada garis keturunannya dan janda

yang tidak mempunyai anak tidak berhak atas harta asal almarhum

Suaminya.”Sehingga dengan demikianTergugat I selaku Anak angkat

dari Almarhum Kasmadi dan Samirah tidak mempunyai kedudukan

hukum sebagai ahli waris Almarhum Kasmadi bin Nawawi, dengan

demikian Petitum Gugatan Penggugat butir ke-3 patut dikabulkan.

7. Bahwa dengan demikian prosedur pengalihan tanah berupa penghibahan

dan proses pensertifikatan tanah yang dilakukan oleh Tergugat I menjadi

Page 83: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

70

tidak sah, maka Bukti-bukti P-5, P-6 serta bukti T-3 dan T-5, serta bukti

TT-1 sampai TT-5 patut di kesampingkan dan menyatakan bunyi

Petitum butir ke-5 dan ke-6 patut uuntuk dikabulkan.

8. Bahwa karena Majelis didalam pertimbangan hukumnya telah

menyatakan bahwa yang menjadi Obyek Sengketa tersebut merupakan

harta asal sedangkan Kasmadi dalam perkawinannya dengan Samirah

tidak memiliki anak, maka dalam hal ini Samirah tidak berhak atas tanah

dan bangunan tersebut, sehingga apa yang menjadi Eksepsi Penasehat

Hukum para Tergugat point 2 yang menyatakan bahwa tentang tidak

dimasukkannya Samirah (Isteri Kasmasi) sebagai Subjek perkara hingga

dianggap perkara ini kurang pihak atau kurang lengkap, patut untuk

dinyatakan ditolak.

9. Bahwa karena selama persidangan tidak ternyata telah dilakukan suatu

Sita Jaminan atas obyek sengketa tanah dan bangunan Letter C No. 275

Persil 66 Kelas D1 luas tanah 155 Da atas nama Kasmadi Nawawi yang

terletak di Desa Podosari, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal,

maka apa yang menjadi Petitum gugatan Penggugat butir ke-7

dinyatakan ditolak

10. Bahwa Petitum Gugatan Penggugat point ke-8 isinya antara lain agar

Para Tergugat menyerahkan tanah dan bangunan sengketa tersebut

kepada para Penggugat dalam keadaan kosong dan terbebas dari beban-

beban apapun.

Page 84: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

71

11. Bahwa karena Majelis Hakim telah mengabulkan isi Petitum ke-5 dan

ke-6 gugatan para Penggugat maka Majelis memandang Petitum

Gugatan Penggugat point ke-8 patut untuk dikabulkan pula.

12. Bahwa sepanjang persidangan Penggugat tidak pernah mengajukan akte

atau surat bukti yang autentik sehingga Majelis memandang petitum ke-

10 agar Majelis mengabulkan Uit Voorbaar Bij Voorrad tersebut ditolak.

13. Bahwa karena telah ternyata Majelis mempertimbangkan prosedur

pengalihan tanah berupa penghibahan dan proses pensertifikatan tanah

yang dilakukan oleh Tergugat I menjadi tidak sah dan batal demi hukum,

maka terhadap Tergugat agar mentaati seluruh isi putusan ini.8

Adapun majelis hakim mempunyai dasar hukum dalam menyelesaikan

putusan tersebut. Berdasarkan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman,

kita bisa memberikan eksis yang positif terhadap kedudukan status adopsi

(anak angkat) menurut Hukum Islam.

Pengangkatan anak menurut Hukum Islam adalah tidak mengubah

status hukum dan keahliwarisan terhadap anak angkat sebagaimana yang

terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 171 huruf h bahwa

pengangkatan anak hanya bertujuan untuk memelihara agar dalam

kehidupan pertumbuhan dan pendidikan lebih terjamin dalam

perkembangan kehidupan si anak tersebut.9

8 Dokumen ini diperoleh dari arsip berkas putusan Pengadilan Negeri Kendal, Berkas

Putusan Pengadilan Negeri Kendal No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL 9 Data diperoleh dari hasil interview dengan salah satu hakim Pengadilan Negeri Kendal

yang bernama Joni Kondo Lele, S.H., M.H

Page 85: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

72

Adapun adopsi yang dilarang menurut ketentuan Surat Al-Ahzab ayat 4

اجكم انهائ تظاىشن منين ما جعم أص فو ن ف ج ما جعم انهو نشجم من قهب

يذ ى انهو قل انحق اىكم نكم بؤف ما جعم أدعاءكم أبناءكم رنكم ق أمياتكم

انسبم

Artinya: Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati

dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang

kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-

anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian

itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja.Dan Allah mengatakan

yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).(QS.Al-

Ahzab ayat 4)10

Dan juga Surat Al-Ahzab ayat 5:

انكم ف انذن أقسط عنذ انهو فإن نم تعهما آباءىم فإخ ادعىم نآبائيم ى

كان انهو غفسا نكن ما تعمذت قهبكم كم جناح فما أخطؤتم بو س عه ن انكم م

سحم

Artinya: Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama

bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan

jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah

mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-

maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu

khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh

hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.(QS.Al-Ahzab ayat 5)11

Sama dengan pengertian adopsi menurut pengertian versi hukum barat

( BW ) yakni mengangkatan anak secara mutlak, memasukkan anak yang

diketahui sebagai anak orang lain ke dalam keluarganya yang tidak ada

pertalian nasab kepada dirinya, dan dianggap seperti sebagai anak kandung

10

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 666 11

Ibid, hlm. 667

Page 86: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

73

sendiri dan berhak juga menerima waris serta larangan kawin dengan

keluarganya.

Pengangkatan anak lebih difokuskan oleh rasa solidaritas sosial

dari pada permasalahan yang bersifat yuridis, seperti Salim anak angkat

Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah. Sikap kerelaan dan ketulusan

seorang untuk mengambil alih tanggung jawab orang tua asal kepada

orang tua angkat (dalam sistem pemeliharaan) yang disebabkan orang

tua biologis kurang mampu.

Dalam hukum Islam ada semacam bentuk keharusan atau

kewajiban yang menetapkan suatu hak kewajiban yang menetapkan suatu

hak dan kedudukan hubungan kewarisan anak angkat dengan orang tua

angkat dalam bentuk wasiat wajibah.

Pada dasarnya Kompilasi Hukum Islam telah memberi kedudukan

positif kepada anak angkat untuk berhak mendapat bagian dari harta

warisan orang tua angkat, sebab tidak adanya wasiat dari orang tua

angkat dengan sendirinya menurut hukum dianggap ada wasiat. Wasiat

wajibah itu tetap terbatas sifatnya dalam arti tidak mengubah status anak

angkat menjadi anak kandung, tidak memberi kedudukan dan hak untuk

mewarisi secara keseluruhan harta warisan orang tua angkat tidak sama

bagian dengan anak kandung. Anak angkat tidak menghijab ahli waris yang

lain dan bagian anak angkat hanya 1/3 bagian.

Dalam kewarisan Islam menurut ulama fiqih ada tiga faktor yang

menyebabkan seorang saling mewarisi yakni karena hubungan kekerabatan,

Page 87: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

74

hubungan perkawinan yang sah dan hubungan perwalian. Anak angkat dalam

hal ini tidak termasuk dalam tiga faktor diatas. Dalam arti bukan suatu

kerabat atau satu keturunan dengan orang tua angkatnya, oleh karena itu

antara anak angkat dengan orang tua angkat tidak berhak saling

mewarisi satu sama yang lain. Ketentuan wasiat dalam hukum Islam

adalah paling banyak 1/3 bagian dari harta warisan, dalam hal hibah dan

wasiat tidak ditentukan secara khusus kepada siapa saja yang berhak

menerimanya.

Dalam hal ketentuan wasiat wajibah yang terdapat dalam pasal 209

Kompilasi Hukum Islam ayat 2 dijadikan dasar Hakim sebagai rasa

keadilan. Karena anak angkat tersebut statusnya hidup bersama keluarga

angkatnya, yang mana keseharian anak angkat itu ikut membantu kepada

orang tua agkatnya selama masa hidupnya.

Dalam Al-Qur’an disebutkan tentang bagian 1/3 yang diperuntukan

kepada kerabat yang bukan sebagai ahli waris yaitu dijelaskan dalam Surat

An-Nisa’ ayat 8 :

نا قنا نيم ق انمساكن فاسصقىم منو تام ان إرا حضش انقسمة أن انقشب

معشفا

Artinya : Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat,12

anak yatim

dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu

(sekedarnya)13

dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

baik. (QS. An-Nisa’ ayat 8).14

12

Kerabat di sini maksudnya: kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari

harta benda pusaka. 13

Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan 14

Lembaga Lajnah Penerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 115

Page 88: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

75

Secara sekilas kita akan membenarkan putusan tersebut, tetapi jika

ditelisik lebih jauh putusan itu cukup riskan. Karena semasa hidup tua nya

ayah dan ibu angkat Tergugat dirawat oleh Tergugat sendiri selaku anak

angkatnya, tetapi dalam Putusan Hakim tersebut, Tergugat malah tidak

mendapatkan bagian harta sedikitpun, keadaan ini yang akan berdampak pada

ketidak harmonisan pada sesama masyarakat sendiri.

Meskipun menurut hakim yang paling diutamakan adalah para ahli

waris, serta mempertimbangkan kemaslahatan bagi mereka, tetapi hal ini

perlu dipertimbangkan lebih jauh. Karena pihak Tergugat (anak angkat)

semasa hidupnya telah mengabdikan dirinya kepada Kasmadi bin Nawawi

(ayah angkat Tergugat).

Maka berlandaskan pada pertimbangan hakim pada permasalahan

diatas, menurut penulis sangatlah perlu diadakan penyelesaian yang

bersifat keadilan karena ada hak ahli waris yang harus dihormati dan

juga ada hak dari Tergugat (anak angkat).

Namun apabila hakim dalam memutuskan perkara ini berdasarkan

hukum waris, maka putusan tersebut tidak sesuai dengan hukum Islam,

karena pada dasarnya harta sengketa yang berupa tanah dan rumah ini sudah

benar-benar menjadi hak milik sah dari Tergugat I selaku anak angkatnya

karena harta sengketa tersebut sudah diberikan oleh almarhum Kasmadi bin

Nawawi kepada Tergugat I melalui surat pernyataan hibah dari Kasmadi dan

Samirah pada tanggal 11 September 1980 dengan dilakukan dihadapan saksi-

saksi dan Kepala Desa dan pemberian tersebut juga dilakukan atas dasar

Page 89: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

76

keinginan hatinya sendiri dan tanpa paksaan dari orang lain dan dalam hukum

waris pun sebenarnya tidak bisa dibenarkan karena harta yang di sengketakan

oleh para Penggugat sudah di hibahkan dengan sah kepada Tergugat, jadi

tidak bisa untuk diwariskan. Meski sebenarnya para penggugat tersebut

adalah sah sebagai ahli waris garis keturunannya dari almarhum Nawawi.

Dalam Hukum Islam seseorang dilarang mencabut kembali hibah yang

telah diberikan kepada seseorang, Penarikan kembali atas sesuatu pemberian

(hibah) adalah merupakan perbuatan yang diharamkan, meskipun hibah

tersebut terjadi antara dua orang yang bersaudara atau suami isteri. Adapun

hibah yang boleh ditarik kembali hanyalah hibah yang dilakukan atau

diberikan oleh orang tua kepada anaknya.15Maka mengambil kembali

dibolehkan karena sebagaimana hadits Nabi saw. Beliau bersabda :

قال: عن ابن عمشبن عباس سض اهلل عنيم عن اننب صه اهلل عهو سهم قال

ساه}الحم نشجم مسهم ان عط انعطة ثم شجع فيا االانانذفما عط نذه

{16 احمذاالسبعو صححو انتشمز ابن حبا ن انحاكم

Artinya : Dari Ibnu Umar dan Ibnu abbas bahwa Nabi Muhammad

SAW bersabda “tidak halal bagi seseorang muslim

memberikan sesuatu pemberian kemudian menariknya

kembali, kecuali seorang ayah yang menariknya kembali

apa yang diberikan kepada anaknya”. (HR. Ahmad dan

Imam empat, hadis shohih menurut Tirmidzi, Ibnu Hibbah

dan Hakim)

Sedangkan pada pasal 212 KHI telah disebutkan bahwa hibah

tidak dapat ditarik kembali kecuali hibah orang tua terhadap anaknya.17

15

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada

Media Group, 2006, hlm. 139. 16

Muhammad Abdul Kodir, Sunanul Kubro, Beirut: Dar Al-kutub Al-Ilmiah, 1972, juz 6

hlm. 298

Page 90: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

77

Dalam pasal KUH Perdata pasal 1666 juga dijelaskan, bahwa

pemberian hibah tidak dapat ditarik kembali.18

Namun demikian hukum

Islam membolehkan menarik kembali hibah, penarikan hibah dapat sah

terjadi karena dua hal.

Pertama yaitu hibah orangtua terhadap anaknya. Hibah orang tua dapat

ditarik kembali, karena anak berikut harta kekayaan adalah milik orangtua.

Diperbolehkan seseorang menarik kembali dalam keadaan di mana

penghibah menghibahkan guna mendapatkan imbalan dan balasan

atas hibahnya. Sedangkan orang yang diberi hibah (penerima hibah) belum

membalasnya.

Kedua, hibah itu tidak sah. Apabila dikembalikan kepada

definisinya syarat adalah hal yang wujudnya hukum tergantung padanya, dan

tidak adanya hal tersebut menyebabkan tidak adanya hukum, tetapi wujud hal

tersebut tidak tentu mengharuskan adanya hukum. Sehingga dapat

diketahui bahwa kurang terpenuhinya syarat hibah dapat mengakibatkan

batalnya hukum hibah.19

17

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji

Departemen Agama Republik Indonesia, loc. cit. 18

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, op. cit, hlm. 436 19 Abu Bakar Jabir el-Jazairi, loc. cit.

Page 91: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya

dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. DalamperkarapenarikanhibahNo.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal majelis

hakimPengadilanNegeri Kendal

memutuskanmengabulkanpermohonanparaPenggugatartinyahibah yang

telahdiberikanolehalmarhumKasmadiBin

NawawiterhadapanakangkatnyadanistrinyadapatditarikolehparaPenggugat

. Dan dalammemutuskanperkaratersebut Hakim PengadilanNegeri

Kendal mempunyaipertimbangan yang

kuatyaitu,BahwatanahdanrumahsengketaadalahatasnamaKasmadiBin

Nawawi(almarhum) berdasarkanbuktiparaPenggugat (P.IV, P.V

danP.VI) danberdasarkanbukti-

buktitertulistersebuttidakadaindikasidantanda-tanda

yangmenunjukkanbahwaKasmadiBin

Nawawimengalihkan,merubahdanmenghibahkantanahdanrumahmaupunp

ekaranganrumahnyatersebutkepadasiapapun.

MeskisebenarnyahartasengketatersebutsudahdiberikanolehalmarhumKas

madi bin NawawikepadaTergugat I

melaluisuratpernyataanhibahdariKasmadidanSamirahpadatanggal 11

September 1980 dengandilakukandihadapansaksi-saksidanKepalaDesa.

Page 92: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

79

2. PutusanPengadilanNegeriNo.15/Pdt.G/2006/PN. Kendal

tidaktepatdantidakbenardalammemutusperkarapenarikanhibaholehahliwar

is,

karenapihakahliwarisselakuPenggugatseharusnyatidakmempunyaikewena

nganuntukmencabutharta yang telahdibeikanolehKasmadi bin

NawawikepadapihakTergugatselakuanakangkat,

karenainibertentanganbaikdengan KUH Perdata, KompilasiHukum Islam,

maupundalamFiqh.

3. DalamhalkesesuaiandenganHukum Islam,

kalaudilihatdarisegihukumwarisjugatidaktepat, karenahartawaris yang

disengketakanmerupakanhakpenuhdaripihakTergugatkarenahartatersebuts

udahdihibahkankepadapihakTergugatselakuanakangkat.

Dilihatdarisegihukumhibah pun putusan

hakimtersebuttidaksesuaikarenadalamhukum Islam

penarikankembalihibahhukumnyaadalah haram.

SedangkandalamperkarainiTergugat I

sebagaianakangkattidakmendapatkanbagianhartasedikitpun,

padahalTergugat I selakuanakangkatjugatelahmengabdikandirinyakepada

ayah angkatnyaselamaberpuluhantahun,

bahkansudahmenganggapkeduanyaseperti orang tuasendiri.

B. Saran

Page 93: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

80

Majelis Hakimdituntutuntukberhati-hatidalammenetapkanputusan agar

memenuhikualifikasisesuaidenganapayang digariskanoleh Allah SWT

dalamSurat Al-Maidahayat 8:

يا أيها الريه آمىىا كىوىا قىاميه لله شهداء بالقسط ولا يجسمىكم شىآن قىم عل ألا

تعدلىا اعدلىا هى أقسب للتقىي واتقىا الله إن الله خبيس بما تعملىن

Artinya:Hai orang-orang yang berimanhendaklahkamujadi orang-

orang yang selalumenegakkan (kebenaran) karena Allah,

menjadisaksidenganadil. Dan janganlahsekali-

kalikebencianmuterhadapsesuatukaum,mendorongkamuuntuk

berlakutidakadil.

Berlakuadillah,karenaadilitulebihdekatkepadatakwa.Danberta

kwalahkepada Allah, sesungguhnya Allah

MahaMengetahuiapa yang kamukerjakan.(QS. Al-Maidahayat

8)1

Dan dalamsurat An-Nisa’ ayat 9 jugadijelaskan:

وليخش الريه لى تسكىا مه خلفهم ذزية ضعافا خافىا عليهم فليتقىا الله وليقىلىا

قىلا سديدا

Artinya:Dan hendaklahtakutkepada Allah orang-orang yang

seandainyameninggalkandibelakangmerekaanak-anakyang

lemah,yangmerekakhawatirterhadap(kesejahteraan)mereka.

Olehsebabituhendaklahmerekabertakwakepada

Allahdanhendaklahmerekamengucapkanperkataan yang

benar.(QS. An-Nisa’ ayat 9)2

Dariayattersebutdijelaskanbahwaseorang hakim di

tuntutuntukdapatberlakuadildalammemutuskansebuahperkarabaikitukarenasa

udaramaupun orang lain,

sedangkanayatkeduamenjelaskanmeskipundalampemberianhibahtidakadabata

1LembagaLajnahPenerjemah Al-Qur’an, op. cit, hlm. 126

2Ibid,hlm. 116

Page 94: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

81

snyaakantetapilebihbijaksanakalauseseorangitumemikirkanjauhkedepan,

terutamakesejahteraananakdanahliwarisnya.

C. Penutup

Demikian yangdapatpenulissusundansampaikan, rasa

syukurpenulishaturkankepada Allah SWT yang

telahmemberikanpetunjuksertakekuatanlahirdanbatinsehinggapenulisdapatme

nyelesaikanskripsiinitanpahalangan yang berarti.

Namun,

penulismenyadaribahwaskripsiinimasihbanyakkelemahandankekurangandari

berbagaisegidanjauhdarikesempurnaan.Sehingga sarandankritikyang

membangunpenulisharapkanuntukkebaikandankesempurnaanskripsiini.

Akhirnyapenulisberharapdanberdoasemogaskripsiinidapatbermanfaatbagipen

uliskhususnyadanparapembacapadaumumnya.

Page 95: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir, Muhammad, SunanulKubro, Beirut: Dar Al-kutub Al-Ilmiah, 1972, juz 6

Ali, Zainuddin, HukumPerdata Islam di Indonesia, Jakarta: SinarGrafika, 2006.

Anshori, Abdul Ghofur, HukumKewarisan Islam Di Indonesia,Yogyakarta: Ekonisia,

2002.

Arikunto, Suharsimi, MenejemenPenelitian, Jakarta: RinekaCipta, 1990.

Azwar, Saifuddin, MetodePenelitian, Yogyakarta: PustakaPelajar, Cet. 1,1998.

Bungin, Burhan, MetodePenelitianKualitatif, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2001.

DirektoratJenderalPembinaanKelembagaan Agama Islam Departemen Agama,

IlmuFiqih, Jakarta: ProyekPembinaanPrasarana Dan SaranaPerguruanTinggi,

1986.

DirektoratJenderalBimbinganMasyarakat Islam danPenyelenggaraan Haji Departemen

Agama Republik Indonesia, BahanPenyuluhanHukum,Jakarta:

ProyekPeningkatanPelayananAparaturHukumPusat, 2004

Supramono, Gatot, HukumPembuktian diPeradilanAgama,Bandung: penerbit Alumni,

1993.

Harahap, M. Yahya,HukumAcaraPerdata, Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

PembuktiandanPutusanPengadilan. Jakarta: SinarGrafika, 2008.

___________________Kedudukan, KewenangandanAcaraPeradilan Agama.Undang-

undang No. 7 tahun 1986, Jakarta: SinarGrafika, 2003

Haroen, Nasrun, FiqhMuamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Jabir el-Jazairi, Abu Bakar, PolaHidup Muslim: Minhajul Muslim Mu’amalah,

Bandung: RemajaRosdakarya, 1991

KomisSimanjuntak,danSuhrawardi K. Lubis, HukumWaris Islam, Jakarta: SinarGrafika,

2008.

LembagaLajnahPenerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an danterjemahanya, Bandung:

SinarBaruAlgensindo, 2006.

Lukito, Ratno, PergumulanAntaraHukum Islam Dan Adat Di Indonesia, Jakarta: INIS,

1998.

Manan,Abdul, AnekaMasalahHukumPerdata Islam Di Indonesia,Jakarta: Prenada

Media Group, 2006.

Page 96: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

Mardani,HukumAcaraPerdataPeradilan Agama danMahkamahSyari’ah, Jakarta:

SinarGrafika, 2009.

Mertokusumo, Sudikno, HukumAcaraPerdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 2002.

Narbuko, Choliddan Abu Achmadi, MetodologiPenelitian, Jakarta: PT. BumiAksara cet.

8, 2007.

Nawawi, Hadari, MetodologiPenelitianSosial,Yogyakarta: Gajah Mada University press,

1990.

R. Tjitrosudibio, danR. Subekti, KitabUndang-undanghukumperdata,Jakarta: PT.

PradnyaParamita, 1999.

Ramulyo, Muhammad Idris, PerbandinganPelaksanaanHukumKewarisan Islam

DenganKewarisanMenurutHukumPerdata (BW), Jakarta: SinarGrafika, 2000.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: SinarBaruAlgensindo, 2010.

Rasjidin, lili, HukumPerkawinandanPerceraian di Malaysia dan di Indonesia, Bandung:

PT. RemajaRosdakarya, 2001

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1998.

Sabiq, Sayyid, FiqhSunnah 5, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009

___________, FiqhSunnah 4, Jakarta: Pena PundiAksara, 2006.

Saifullah, Moh, FiqihIslamLengkap, Surabaya: TerbitTerang, 2005.

Shalih, Muhammad, PanduanPraktisHukumWarisMenurut Al-Quran Dan As-Sunnah

Yang Shahih, Bogor: PustakaIbnuKatsir, 2009.

Sutarto, Suryono, HukumAcaraPidana, Semarang: BadanPenerbit UNDIP Semarang,

2003.

Syafe’i, Rachmat, FiqhMuamalah, Bandung: PustakaSetia, 2001

Syahrani, Riduan, BukuMateriDasarHukumAcaraPerdata, Bandung: PT. Citra

AdityaBakti, 2000.

Syarifuddin, Amir, HukumKewarisanIslam,Jakarta: Prenada Media, 2007.

Zed, Mestika, MetodePenelitianKepustakaan, Jakarta: YayasanOborIndonesia, Cet. 1,

2004

Data yang diperolehdarihasil interview dengansalahsatu hakim PengadilanNegeri Kendal

yang bernama Joni Kondo Lele, S.H., M.H, padatanggal 20 April 2011.

Data yang diperolehdarihasil interview dengansalahsatu hakim PengadilanNegeri Kendal

yang bernamaWahyuIswari, S.H., M.Kn, padatanggal 24 juni 2011.

Page 97: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

Dokumenyang diperolehdariArsipPengadilanNegeri Kendal

Dokumen yangdiperolehdariarsipberkasputusanPengadilanNegeri Kendal,

BerkasPutusanPengadilanNegeriKendal No.15/Pdt.G/2006/PN. KENDAL.

Http://vienmuhadi.com/2009/08/23/anak-angkat-dan-kedudukannya-dalam-

islam/ayahangkatdankedudukannyadalam Islam, di download tanggal 10 januari

2011.

Http://www.percikaniman.org/tanya_jawab_aam.phpcID=183,di download tanggal 10

januari 2011.

Http://www.Pn-Kendal.Go.Id/Tentang-Pn-Kendal/Visi-Misi, di download tanggal 25

Maret 2011

Page 98: JURUSAN AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/101/jtptiain-gdl... · kekeluargaan dan urusan-urusan penting lainnya.Mereka adalah tumpuan keluarga. Mereka

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Hudam Mustaqim

Tempat dan Tanggal Lahir : Kendal, 26 Januari 1988

NIM : 062111048

Jurusan : Ahwal Asy-Syakhsisyah

Fakultas : Syari’ah

Alamat : Podosari RT 03 RW 01 Cepiring Kendal

Jenjang Pendidikan :

1. SDN 01 Podosari tamat tahun 2000

2. SLTP PGRI 07 Gemuh tamat tahun 2003

3. SMK NU 01 Kendal tamat tahun 2006

4. Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang tamat tahun 2011

Semarang, 10 Juni 2011

Nur Hudam Mustaqim

NIM. 062111048