Jurus Mabuk Belajar Tht
-
Upload
rona-setiawati -
Category
Documents
-
view
166 -
download
1
Transcript of Jurus Mabuk Belajar Tht
0
Dipersembahkan untuk:
Diri Sendiri
Peringatan No 1: Buku terlarang. Jauhkan dari jangkauan dokter-dokter Spesialis!
1
KATA SAMBUTANMENTRI PENDIDIKAN NASIONAL
Atas terbitnya buku Jurus-Jurus Sesat Belajar THT
Saya sangat gembira menyambut terbitnya buku Jurus-Jurus Sesat Belajar THT ini. Ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Penulisan buku ini adalah sebuah bentuk kebangkitan dunia pendidikan di Asia khususnya di Indonesia.
Diharapkan dalam waktu dekat, saudara Fauzan akan mampu menerbitkan buku-buku serupa di bagian-bagian lainnya dan semoga penerjemahan ke bahasa-bahasa asing cepat direalisasikan.
Sekali lagi, ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan atas nama seluruh rakyat Indonesia dan atas nama dunia riset dan teknologi kepada saudara Fauzan. Semoga tujuan penerbitan buku ini tercapai dan amal bakti Saudara mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Jakarta, 2009
Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
2
DAFTAR ISI
Kata Sambutan Mendiknas................................................................................. 2
Jurus 1 Nanya-Nanya Standar.......................................................................... 4
Jurus 2 Tuli....................................................................................................... 7
Jurus 3 Di Balik Tahi Telinga Anda................................................................. 8
Jurus 4 Corek.................................................................................................... 9
Jurus 5 Bangat pada Corek............................................................................... 15
Jurus 6 Rasa Hanyut......................................................................................... 17
Jurus 7 Telinga Bedanging............................................................................... 18
Jurus 8 Behingusan dan kawan-kawan............................................................. 19
Jurus 9 Daging Tumbuh.................................................................................... 23
Jurus 10 Sinus...................................................................................................... 26
Jurus 11 Hidung Bedarahan................................................................................. 28
Jurus 12 Tumor.................................................................................................... 30
Jurus 13 Amandal................................................................................................. 34
Jurus 14 Faringitis................................................................................................ 37
Jurus 15 Serak – Sesak......................................................................................... 39
3
JURUS SATU
NANYA-NANYA STANDAR
Manusia itu adalah tempatnya berkeluh kesah.... dan inilah kumpulan keluhan manusia di bidang THT
TELINGAJenis
KeluhanWaktu Lokasi Keluhan
penyertaEtiologi
Tuli - tiba-tiba/bertahap- sejak kapan- jangan-jangan sejak bayi?- lebih terasa saat kapan?
- satu telinga/ dua2nya
- riwayat trauma?- riawayat trauma akustik?- pemakaian obat ototoksik?- riwayat infeksi?
Telinga berdenging
- sejak kapan- bila kapan?
- terasa di kepala/telinga?- di sebelah mana? Atau kedua-duanya?
- ada gangguan pendengaran?
- nada tinggi atau nada rendah?
Pusing berputar
- timbul pada posisi kepala tertentu saja? Atau tidak ditentukan posisi?- bila kapan?
- mual muntah?- rasa penuh di telinga?- gangguan neurologis lain?
- ada gangguan keseimbangan?- ada penyakit lain seperti DM, HT, dll?
Nyeri dalam telinga
- sejak kapan? - sebelah mana? Atau dua-duanya?
Gali kemungkinan otalgia sebagai nyeri alih
Keluar cairan dari telinga
- sejak kapan? - dari 1 atau 2 telinga?
- nyeri?- bau?- banyak atau sedikit?Warna?Darah?
Riwayat sakit sebelumnya?
4
HIDUNGJenis
KeluhanWaktu Lokasi Keluhan
penyertaEtiologi
Hidung tersumbat
- terus menerus atau hilang timbul?
- satu atau dua-duanya?
- mulut dan tenggorokan kering?
- riwayat alergi?- pemakaian obat lama?- rokok/alkohol?
Hingus - keluar pagi hari? Atau musim tertentu? Atau tidak beraturan?
- satu atau kedua belahnya?-
- bersin?- darah?- nanah?- bau?- bentuk sekret?
- riwayat alergi?- riwayat infeksi lain?
Bersin - kapan saja? - + ingus?- gatal di hidung, tenggorok, mata?
- riwayat alergi?
Nyeri di muka/ kepala
- apakah bila menundukkan kepala?- rasa nyerinya lama?
- apakah di daerah dahi? Pangkal hidung? Pipi? Tengah kepala?
- ingus kental?- bau?
- sakit gigi?- ingus lama?- alergi?
Bedarahan - bila kapan? - satu atau kedua-duanya?- depan atau belakang?
- trauma?- benda asing?- HT?- gangguan perdarahan?
Gangguan penciuman
- sejak kapan?- hilang timbul?
- yang bau hidung atau mulutnya?
- riwayat infeksi?- trauma?- Penderita mencium bau atau hanya orang lain yang mencium?
5
TENGGOROKANJenis
KeluhanWaktu Lokasi Keluhan
penyertaEtiologi
Nyeri tenggorok
- hilang timbul? - Nyeri sampai telinga?- demam?- batuk?- kering?- serak?
- riwayat alergi?- riwayat infeksi?- rokok?
Dahak - sering? - batuk?- campur darah?
Tersumbat di leher
- sejak kapan?- semakin berat?
- tempatnya dimana?
- riwayat tertelan?- trauma?
Ngalih menaguk (disfagia)
- sejak kapan?- jenis makanan apa?
- muntah?- BB menurun
- penghalang?- gangguan menaguk sebelumnya?
Nyeri menaguk (odinofagi)
- sejak kapan? - batuk?- demam?
Batuk - sejak kapan? - dahak kental?- darah?
- infeksi?- rokok?- alergi?
Serak - sejak kapan? - batuk?- nyeri?
- infeksi?
6
JURUS DUA
TULI
7
TULI
KONDUKTIF
PERSEPTIF
CAMPURAN
TELINGA LUAR
TELINGA TENGAH
KOKLEA
RETROKOKLEA(Otak)
Atresia liang telingaSerumenOEOsteoma
Sumbatan tubaOtitis MediaOtosklerosisTimpanosklerosisDislokasi tulang
Kongenital
Pre natal?Perinatal?Postnatal?
Labirintitis
Trauma
Intoksikasiobat Aminoglikosid
Eritromisinloop diureticsalisilatantimalariaantitumor
MekanikAkustik
Sudden deafness
Presbiaku-sis
Sensorikmetabolikneuralmekanik
Neuroma akustikTumor sudut pons serebellumCedera otakPerdarahan otak
Tes Garputala
Audiometri
Rinne (-)Weber: Lateralisasi ke sakit
Rinne (+)Weber: Lateralisasi ke sehat
Rekrutmen (+)
decay (+)
PRINSIP PENATALAKSANAAN- sesuai etiologi- penatalaksanaan seringkali sulit- lebih ke arah pencegahan (alat pelindung, pindah tempat, cegah infeksi, dll)- untuk tuli koklea pemasangan implant koklea- pada presbiakusis pemasangan hearing aid- ototoksik hentikan obat
JURUS TIGA
DI BALIK TAHI TELINGA ANDA
DIAGNOSIS ETIOLOGI GEJALA TERAPIPenumpukan Serumen
Gangguan pendengaran, rasa tertekan
Keluarkan!Cair: kapas yang dililitkanPadat: pengaitIrigasi
Otitis Eksterna Sirkumskripta (bisul)(di kulit 1/3 luar liang telinga)
S Aureus, S Albus Rasa nyeri hebat (pada penekanan perikondrium atau membuka mulut), gangguan pendengaran
Abses insisiPolymixin B, basitrasin salep.Asam asetat 2-5%
Otitis Eksterna difus(di 2/3 dalam liang telinga)
Pseudomonas, S Albus, E Coli
Sda+ sekret berbau
Tampon mengandung antibiotikAntibiotik sistemik
Otomikosis Jamur Aspergillus, Candida
Rasa gatal dan penuh di liang telinga
Bersihkan dengan larutan asam asetat 2-5%Anti jamur topikal
Otitis eksterna kronis
Infeksi jamur tak diobati, trauma berulang, benda asing, penggunaan hearing aid
Liang telinga menyempitSikatriks
Operasi rekonstruksi
Kolesteatosis/ Keratosis
Penglupasan kulit . penumpukan deskuamasi
Rasa penuhKurang pendengaranKulit terkelupas (mirip serumen)
Bersihkan
Kolesteatoma eksterna
Akbat kolesteatosis yang tidak ditanggulangi erosi kulit dan bagian tulang liang telinga
Nyeri hebat Bersihkan periodikTetes telinga alkohol, H2O2Operasi pada kasus berat
Otitis Eksterna Maligna
Infeksi pada orangtua dengan DM (Pseudomonas Aeruginosa)
Gatal, nyeri hebat bertambah, sekret banyakLiang telinga bengkak tertutup jaringan granulasi, paresis/paralisis fasial
- antibiotik dosis tinggi- debridemen radikal
8
JURUS EMPAT
COREK
Otitis media peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid
Klasifikasi
Patogenesis
9
Perubahan tekanan udara tiba-tibaAlergi, InfeksiSumbatan (Sekret, tampon, tumor)
Gangguan tuba
Tekanan negativetelinga tengah
EFUSI
Sembuh/normal
OMEinfeksi
OMA
Sembuh OME OMSK
OTITISMEDIA
OTITIS MEDIA SUPURATIF
OTITIS MEDIA NON SUPURATIF
Otitis Media Supuratif Akut
(OMA)
Otitis Media Supuratif Kronis
(OMSK)
Otitis Media Serosa Akut(barotrauma)
Otitis Media Serosa Kronis
(glue ear)
OMA
Etiologi: Streptococcus hemoliticus, S aureus, Pneumococcus¸Hemofilus influenza, E coli, Pseudomonas aerugenosa
Perjalanan penyakitStadium Patologi Gejala/Tanda TerapiOklusi Tekanan berkurang, Efusi
(+) Membrane timpani normal/keruh
Dekongestan, HCl efedrin 0,5%
Hiperemi Pembuluh darah melebarSekret eksudat/serosa
Membrane timpani hiperemi, edema
Dekongestan, HCl efedrin 0,5%, antibiotic (ampisilin, eritromisin), analgetik
Supurasi Sel epitel superf hancur eksudat purulen
Membrane timpani boomban, demam, nyeri telinga sangat hebat, nadi meningkat
antibiotic, analgetik, miringotomi
Perforasi Membrane timpani rupture
Nanah keluar. Tidak gelisah lagi, demam berkurang
Cuci telinga H2O2 3%, antibiotic
Resolusi Membrane timpani perlahan kembali normal
Sekret berkurang kering. Gejala (-)
Antibiotik
OMSK peradangan kronis telinga tengah dan mastoid berlangsung lebih dari 2 bulan membran timpani perforasi sekret purulen hilang timbul (encer atau kental, bening atau berupa nanah)
Etiologi1. Lingkungan2. Genetik3. Otitis media sebelumnya.4. Infeksi5. Autoimun6. Alergi7. Gangguan fungsi tuba eustachius.
Faktor penyebab perforasi membran timpani menetap:- Infeksi menetap pada telinga tengah mastoid produksi sekret berlanjut.- obstruksi tuba eustachius berlanjut mengurangi penutupan spontan.- penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel kolesteatom.
10
Klasifikasi
Jenis Gejala/Tanda TerapiBenigna- tipe tenang perforasi total yang kering dengan
mukosa telinga tengah yang pucattuli konduktif ringan.Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.
tidak perlu pengobatan,jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga waktu mandi, dilarang berenang, segera berobat bila menderita ISNA.Bila mungkin = operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti)
- tipe aktif Terdapat sekret pada telinga (bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen)tuli konduktif campuran, otalgia, vertigo
Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.Pemberian antibiotika (topical + sistemik)
Maligna Perforasi marginal atau atiksekret berupa mukus berkurang, tuli konduktif berat campuran.otalgia, vertigo+ kolesteatom (kantong retraksi bertumpuknya keratin)- Abses atau fistel retroaurikular- Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani bisa keluar darah.- Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)Foto rontgen mastoid gambaran kolesteatom.
Operasi1.Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy)2.Mastoidektomi radikal3.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi4.Miringoplasti5.Timpanoplasti6.Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)
KomplikasiA. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten2. Erosi tulang pendengaran3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam1. Fistel labirin2. Labirinitis supuratif3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural1. Abses ekstradural2. Trombosis sinus lateralis3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat1. Meningitis2. Abses otak3. Hindrosefalus otitis
11
OME
Etiologibakteri, imunologis, alergi, virus, disfungsi tuba eustachi, obstruksi nasofaring, dll
Faktor predisposisi- terganggunya fungsi tuba eustachius- Adenoid hipertropi- Adenoitis- Sumbing palatum (cleft palate)- Tumor di nasofaring - Barotrauma- Sinusitis- Rhinitis- Defisiensi imunologik atau metabolic
Patogenesisgangguan fungsi tuba perbedaan tekanan hidrostatik transudat/ plasma keluar dari pembuluh darah Serosa
Gejala klinis - pendengaran berkurang- rasa penuh pada telinga- rasa tersumbat pada telinga- suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda (diplacusis binauralis)- kadang terasa ada cairan yang bergerak dalam telinga saat posisi kepala berubah. - Rasa sedikit nyeri dalam telinga- Tinitus atau vertigo ringan- Otoskopi: membran timpani retraksi, kadang tampak gelembung udaraTerapi- Pengobatan diarahkan untuk memperbaiki ventilasi normal telinga tengah. - banyak bisa sembuh sendiri dengan mengobati faktor predisposisi- Jika OME menetap dan mulai bergejala, maka pengobatan medis mulai diindikasikan:1. Antihistamin atau dekongestan2. Mukolitik.3. Antibiotika (karena sering diikuti OMA) dosis profilaksis4. Kortikosteroid.- Anak dengan OME persisten bilateral dan yang menderita kehilangan pendengaran selama lebih dari 3 bulan patut dipertimbangkan untuk dilakukan intervensi pembedahan. pilihan yang di anjurkan adalah miringotomi dan pemasangan tabung ventilasi (Grommet)
12
KOLESTEATOM kista epitelial berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi tersebut dapat berasal dari kanalis auditoris externus atau membrana timpani. Apabila terbentuk terus menerus dapat menyebabkan terjadinya penumpukan sehingga menyebabkan kolesteatom bertambah besar bersifat desktruksif pada kranium yang dapat mengerosi dan menghancurkan struktur penting pada tulang temporal.
Patogenesis1. Teori Invaginasi
timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membrana timpani pars flacida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba.
2. Teori Imigrasiterbentuk akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membrana timpani ke telinga tengah. Migrasi ini berperan penting dalam akumulasi debris keratin dan sel skuamosa dalam retraksi kantong dan perluasan kulit ke dalam telinga tengah melalui perforasi membran timpani.
3. Teori Metaplasiakibat metaplasi mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama.
4. Teori Implantasiakibat adanya implantasi epitel kulit secara iatrogenik ke dalam telinga tengah waktu operasi, setelah blust injury, pemasangan ventilasi tube atau setelah miringotomi.
Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman, yang paling sering adalah Pseudomonas aerogenusa. Pembesaran kolesteatom menjadi lebih cepat apabila sudah disertai infeksi, kolesteatom ini akan menekan dan mendesak organ di sekitarnya serta menimbulkan nekrosis terhadap tulang.
Erosi tulang melalui dua mekanisme. 1. desakan atau tekanan yang mengakibatkan remodeling tulang atau nekrosis tulang. 2. aktivitas enzimatik tepi kolesteatom yang bersifat osteoklastik yang menyebabkan resorpsi tulang.
Klasifikasia.Kolesteatom Kongenitalmembrana timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi. ditemukan pada daerah petrosus mastoid, cerebellopontin angle, anterior mesotimpanum atau pada daerah tepi tuba austachii, dan seringkali teridentifikasi pada usia 6 bulan hingga 5 tahun.b. Kolesteatoma Akuisital
1. Primer terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membrane timpani, akan tetapi telah terjadi retraksi membran timpani.
2. Kolestetoma Akuisital Sekunder
13
terbentuk setelah perforasi membran timpani. Terbentuk akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga /dari pinggir perforasi membrana timpani
Gejala Klinis Perforasi sentral (lubang terdapat di tengah-tengah gendang telinga)
keluar nanah berbau busuk dari telinga tanpa disertai rasa nyeri. Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol (polip), yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar.
Pendengaran berkurang Perasaan penuh Pusing
Perasaan pusing atau kelemahan otot dapat terjadi di salah 1 sisi wajah atau sisi telinga yang terinfeksi.
Penatalaksanaana. Terapi Medikamentosab. Terapi pembedahan
Prosedur pembedahan meliputi: Canal Wall Down Procedure (CWD) Canal Wall Up Procedure (CWU) Trancanal Anterior Atticotomi Bondy Modified Radical Procedure
Komplikasi Tuli Konduksi Tuli sensorineural Kehilangan pendengaran total Paralisis fasialis Fistula labyrinthin abses periosteal, trombosis sinus lateral dan abses intrakranial Komplikasi ke SSP Meningitis, Abses otak, hidrosefalus otitis
14
JURUS LIMA
BANGAT PADA COREK
LABIRINITIS radang telinga dalam (labirin), disebabkan oleh kuman ygmampu menyebabkan reaksi inflamasi. Merupakan komplikasi yg serius dari OMK perforata atau mastoiditis, juga OMA.
Kausa- OMK- Kolesteatom- Mastoiditis- Trauma- Operasi telinga
Jalannya infeksi :– Melalui tulang :• Fistel kanalis semi sirkularis• Foramen Rotundum• Foramen Ovale à merusak basis stapes• Merusak promontorium– Melalui pembuluh darah– Trauma
Gejala Umum – Vertigo (gangguan keseimbangan)– Kurang dengar (gangguan pendengaran)– Muntah-muntah / mual– keringat dingin
Bila Pada OMK Terjadi Vertigo Spontan Ingat LABIRINITIS !!
Fistel SignPrinsip : mengisap & memompa udara di canalis auditoris eksterna Fistel terjadi nistagmus, vertigo
Klasifikasi
15
Labirinitis
Sirkumskripta
Laten
Difusa
Serosa
Purulenta
Sirkumskripta Difusa Serosa Difusa Purulenta Laten= Absorpsi produk
toksin bakteri telinga tengah, mastoid ke labirin(invasi kuman - )
L.D. serosa yg telah terjadi pustulasibarier telah tertembusinfeksi/ masuk ke labirin
= Labirinitis Difusa Purulenta Kronik
terlokalisir di dalam kapsul labirin saja
Penyebab Komplikasi OMK OMA, post op ME & Stapedektomi
OMA, Mastoiditis akut, OMK / Mastoiditis kronik exaserbasi akut
Gejala VertigoPendengaran turunVomitusFistel sign (+)
Vertigo spontanNistagmusMual / muntah ±Tuli saraf ringanFistula sign (-)
Tuli total, Vertigo berat, Mual muntahNistagmus spontanPosisi pasien khas(mengurangi vertigo
gejala labirinitis tdk menyolokfungsi labirin kurang / hilang unilateral, tuli sama sekali
Terapi Terapi OMSKAntibiotikOperasi,simtomatik
Istirahat totalAntibiotik adekuatDrainase telinga tengah
Bed rest total Sedatif ringanAntibiotika adekuatoperasi : segera ! Drainase
atasi infeksiMastoidektomi (bila ada indikasi)
Komplikasi– Intrakranial melalui perineural & perivaskuler– Subarahnoid melalui aqua duktus koklearis (perilimfe)– Duramater melalui duktus endolimfatik (endolimfe)
16
JURUS ENAM
RASA HANYUT
Vertigoanamnesa - jenis - kapan, lama serangan, frekuensi- gejala penyerta- riwayat terdahulu (trauma kapitis, OMSK, hipertensi, intoksikasi)
Tipe Vertigo
Sentral PeriferParoksismal (mendadak) jarang Sering Beratnya Ringan BeratWaktu Lama SingkatDipengaruhi posisi kepala - +Gejala otonom - +Kelainan SSP + -
MENIERE DISEASE
EtiologiBelum jelas. Kemungkinan karena gangguan biokimia cairan endolimfe, gangguan klinik membran labirin
PatofisiologiHidrops endolimfe pada koklea dan vestibulum karena:
1. tekanan hidrostatik ujung arteri meningkat2. tekanan osmotik dalam kapiler3. tekanan osmotik ruang ekstrakapiler meningkat4. jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat
Gejala Klinis- vertigo berat disertai muntah- tinnitus- tuli saraf
Terapi- tergantung etiologi- simptomatik (sedatif, antiemetik)- vasodilator perifer- antiiskemia- fisioterapi dan rehabilitasi
17
JURUS TUJUH
TELINGA BEDANGING
Tinnitus keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa ada rangsangan bunyi dari luarDibagi:
- Objektif: pemeriksa dapat mendengar dengan auskultasi dll. Sifat vibratorik, transmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler sekitar telinga
- Subjektif: non vibratorik proses iritatif/ degenerasi traktus auditorik
1. Nada rendah + tuli konduksi sumbatan liang telinga (serumen, tumor, tuba katar, otitis media, dll)
2. Nada rendah berpulsasi, tuli konduksi (-) gejala dini tumor glomus jugulare3. tinitus objektif seirama denyut nadi gangguan vaskular4. nada tinggi tuli sensorineural, intoksikasi obat5. nada tinggi/rendah (bergemuruh/ berdengung) + tuli sensorineural +
vertigohipertensi endolimfatik6. bilateral intoksikasi obat, presbiakusis, trauma bising, penyakit sistemik lain
Anamnesis- kualitas tinnitus- kuantitas tinnitus- vertigo?- Gangguan pendengaran?- Gejala neurologik lain?- Unilateral/ bilateral?- Lama serangan (patologik bila >5 menit)
Terapi1. elektrofisiologik: alat bantu dengar, tinitus masker2. psikologik3. medikamentosa: transquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin4. bedah
18
JURUS DELAPAN
BEHINGUSAN DAN KAWAN-KAWAN
19
RINITIS
NON INFEKSI
INFEKSI
ALERGIKA
VASOMOTOR
MEDIKAMENTOSA
AKUT
KRONIS
RINITIS SIMPLEKS
INFLUENZA
RINITIS HIPERTROFI
RINITIS SIKA
RINITIS SPESIFIK
R. ATROFI/ OZAENA
R. difteri
R. sifilis
R. tuberkulosa
R. jamur
RINITIS ALERGIEtiologiReaksi alergi pada pasien atopi Hipersensitivitas tipe I
Klasifikasi Rinitis Alergika Rinitis alergi intermitten (kadang-kadang). < 4 hari/minggu atau < 4 minggu. Rinitis alergi persisten (menetap). Gejalanya > 4 hari/minggu atau > 4 minggu. Rinitis alergi ringan. Tidak mengganggu aktivitas harian Rinitis alergi sedang & berat. Mengganggu aktivitas harian.
Anamnesis Bersin patologis (berulang lebih 5 kali setiap serangan) Rinore Gangguan hidung. Hidung gatal dan rasa tersumbat. Mata gatal dan mengeluarkan air mata (lakrimasi). Allergic shiner. Perasaan anak bahwa ada bayangan gelap di daerah bawah mata
akibat stasis vena sekunder. Stasis vena ini disebabkan obstruksi hidung. Allergic salute. Perilaku anak suka menggosok-gosok hidungnya akibat rasa gatal. Allergic crease. garis melintang 1/3 bawah dorsum nasi akibat menggosok hidung. Alergen terperinci
Hirupan (dws): debu rumah, tungau, jamur, bulu binatangMakanan (anak): susu, telur, ikan laut, coklat
Riwayat alergi dalam keluarga Bahan iritan pada tempat kerja
Pemeriksaan FisikLakrimasi berlebihan, sklera dan konjungtiva yang merah, daerah gelap periorbita (mata biru alergi), pembengkakan sedang sampai nyata dari konka nasalis yang berwarna kepucatan keunguan, sekret hidung encer jernih, keriput lateral pada krista hidung, gambaran allergic salute, lipatan hidung transversal, lipatan infraorbita Dennie-Morgan
Pemeriksaan Penunjang eosinofil meninggi dlm sekret hidung dan darah tepi, peningkatan kadar serum IgE. Sitologi hidung banyak eosinofil (menunjukkan alergi inhalan), basofil 5 sel/lap
(menunjukkan alergi ingestan), dan sel PMN (menunjukkan infeksi bakteri). radio immunosorbent test (RAST) & enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) Uji kulit.
Penatalaksanaan 1. Menghindari alergen penyebab
Terapi simptomatik dengan obat-obatan Antihistamin oral, dekongestan (dapat diberikan tunggal atau kombinasi dengan antihistamin H1 lokal atau peroral), Kortikosteroid (sistemik atau intranasal)
2. Injeksi alergen, imunoterapi, atau hiposensitisasiBila cara-cara konservatif tidak berhasil, maka injeksi alergen dapat diindikasikan. penyuntikkan alergen penyebab bertahap menginduksi toleransi penderita alergi.
20
3. Penatalaksanaan komplikasi atau faktor-faktor yang memperburuk4. Terapi bedah
Pembedahan biasa dilakukan pada polip hidung dan sinusitis berkaitan dengan faktor infeksi jika terapi obat-obatan.
KomplikasiOtitis media, Disfungsi tuba eustachius, Sinusitis akut, Sinusitis kronik
RINITIS VASOMOTOR dan RINITIS MEDIKAMENTOSAVasomotor Medikamentosa
Penyebab Ketidakseimbangan saraf simpatis & parasimpatis (otonom) - Obat-obatan yang menekan kerja simpatis - Faktor fisik: asap rokok, udara dingin, bau yang merangsang- Faktor endokrin- Faktor psikis
Pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes hidung/semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan sumbatan menetap
Gejala Klinis Hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan (tergantung posisi)Rinore (mukus/serosa)Bersin jarang, tidak ada gatalGejala memburuk pada pagi waktu bangun tidurRA: edema mukosa hidung, konka merah tua/gelap/pucat
Hidung tersumbat terus menerus dan berairRA: edema konka, sekret hidung berlebihanPengujian dengan adrenalin: edema konka tidak berkurang
Terapi - hindari penyebab- simptomatis (dekongestan oral, diatermi, kauterisasi konka, kortikosteroid topikal)- Operasi (bedah beku, elektrokauter, konkatomi inferior)- Neurektomi n. Vidianus
- Hentikan obat- kortikosteroid- dekongestan oral
21
RINITIS SIMPLEKS, SIKA, HIPERTROFI, ATROFI (OZAENA)Simpleks Sika Hipertrofi Ozaena
Sebab virus Lingkungan berdebu, panas, kering, orangtua, anemia, alkohol, gizi buruk
Infeksi berulang di hidung/ sinusLanjutan rinitis alergi/ vasomotor
Klebsiella ozaena, def Fe, vitamin A, sinusitis kronis, kelainan hormon, peny kolagen
Gejala hidung kering, panas &gatal, bersin berulang, hidung tersumbat, ingus encer (kental bila infeksi sekunder oleh bakteri)demam, nyeri kepala
Iritasi, rasa kering di hidungEpistaksis (kadang2)
Sumbatan hidungSekret banyak (muko purulen), nyeri kepalaKonka hipertrofi, berbenjol2 ditutupi mukosa hipertrofiSekrer mukopurulen
Nafas berbau (yang mencium orang lain, pasien tidak), hiposmia/anosmia, ingus kental hijau, krusta hijau, hidung tersumbat, sakit kepala
Terapi IstirahatAnalgeti antipiretik, dekongestan
Tergantung penyebab, obat cuci hidung
Sesuai penyebabKauterisasi konka
Antibiotik, obat cuci hidung, operasi
RHINITIS DIFTERI, SIFILIS, TBDifteri Sifilis TB
Penyebab Corynebacterium difteria T Pallidum M TuberculosisGejala Demam, toksemia,
limfadenitis, paralisisIngus bercampur darahPseudomembran putih, krusta coklat di nares dan cavum nasi
Sama dgn rinitis akut lain.Bercak pada mukosa, gumma/ ulkusSekret mukopurulen berbau + krusta, perforasi septum/ hidung pelana
Hidung tersumbat, Sekret mukopurulen, krustaBTA (+)
Terapi IsolasiADS, penisilin (lokal/IM)
Penisilin, obat cuci hidung Obat anti TBObat cuci hidung
22
JURUS SEMBILAN
DAGING TUMBUH
Polip Nasi massa lunak bertangkai dalam rongga hidung, permukaannya licin berwarna putih keabu-abuan, agak bening karena mengandung banyak cairan (polip edematosa) berubah menjadi kekuning – kuningan atau kemerah – merahan, suram dan lebih kenyal (polip fibrosa). Bentuknya dapat bulat atau lonjong, tunggal atau multipel, unilateral atau bilateral.
EtiologiBelum diketahui pasti. Namun ada beberapa teori:1. Faktor alergi
polip nasi paling tinggi dijumpai pada penderita alergi saluran nafas, peningkatan sel eosinofilia dalam darah dan sekret hidung pengumpulan Ig E dalam cairan polip.
2. Faktor infeksi
Faktor predisposisi1. Alergi terutama rinitis alergi. 2. Sinusitis kronik.3. Iritasi.4. Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi (deviasi septum, hipertrofi konka)
Patofisiologi
23
Fenomena Bernoulli udara mengalir melalui tempat sempit tekanan negatif pada daerah sekitar jaringan yang lemah akan terisap
teori Bernstein
aliran udara turbulensi di daerah sempit kompleks osteomeatal prolaps submukosa reepitelisasi pembentukan kelenjar baru peningkatan penyerapan Na permuksaan sel epitel retensi air
ketidakseimbangan saraf vasomotor
peningkatan permeabilitas kapiler + gangguan regulasi vaskuler pelepasan sitokin dari sel mast
edema mukosa (kebanyakan di meatus
medius)
stroma terisi cairan interseluler
mukosa yang sembab jadi polipoid
mukosa makin besar
turun dlm rongga hidung
Membentuk tangkai
POLIP
Gambaran Mikroskopik:epitel dari polip serupa mukosa hidung normal (epitel bertingkat semu bersilia) dengan submukosa yang sembab. Sel –selnya terdiri limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil dan makrofag. Mukosa mengandung sedikit sel – sel goblet. Pembuluh darah sangat sedikit dan tidak mempunyai serabut saraf. Polip yang sudah mengalami metaplasi epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik, gepeng berlapis tanpa keratinisasi.
Anamnesis- hidung tersumbat menetap, makin lama makin memberat. - hiposmia anosmia (bila berat). - nyeri kepala sampai mata (bila disertai sinusitis)- keluar sekret jernih sampai purulen (bila disertai sinusitis)- ingus turun ke belakang (arah tenggorok)- bersin dan iritasi di hidung (bila penyebabnya alergi)- batuk kronik dan asma (bila disertai asma)- bernafas melalui mulut tengorokan kering bau mulut- telinga terasa penuh- suara sengau- gangguan tidur, mengorok saat tidur, dan penurunan kualitas hidup
Pemeriksaan Fisik- deformitas hidung luar hidung tampak mekar- massa bertangkai, mudah digerakkan, konsistensi lunak, tidak nyeri bila ditekan, tidak mudah berdarah, pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin) tidak mengecil. Polip biasanya berbentuk multiple dan tumbuhnya bilateral.
Pemeriksaan RadiologisFoto polos sinus paranasal (posisi Waters, AP, Caldwell dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara-cairan di dalam sinus.
Diagnosis Banding1. Tumor nasofaring, tampak seperti polip fibroudematus, relative lebih mudah berdarah
(epistaksis)2. Inverted Cell Papilloma tampak seperti polip multiple, pada orang berusia lanjut.3. Meningokel, biasanya pada bayi, dan ingat polip jarang dijumpai pada anak/ bayi.4. Konka polipoid (Tidak bertangkai, Sukar digerakkan, Nyeri bila ditekan dengan
pinset, Mudah berdarah, Dapat mengecil pada pemakaian vasokonstriktor)
Klasifikasi berdasar bentuk (Paparella dan Shumrick)1. Polip udematus
putih kelabu, licin, mengandung sedikit jaringan ikat, banyak rongga berisi cairan.2. Polip fibrosa
Berwarna keruh karena banyak mengandung jaringan ikat.3. Polip vaskuler Berwarna kemerahan karena relatif mengandung lebih banyak pembuluh darah.
24
Pembagian Stadium polip (Mackay dan Lund)0 : tidak ada polip1 : terbatas di meatus medius2: sudah keluar dari meatus medius, tampak tapi belum memenuhi rongga hidung3: polip yang masif menutupi hampir seluruh rongga
Komplikasi- Sinusitis paranasalis- rinolalia oklusa- hiposmia atau anosmia- aprokseksia nasalis.- epifora. - foetor ex oroe- sumbatan muara tuba eustachius gangguan drainase dan ventilase telinga tengah. otitis media.- kelainan bentuk hidung berupa Frog-face deformity
Penatalaksanaan1. Terapi Operatif
Polipektomi dengan senar atau dengan forseps. bila berulang atau sudah sangat besar = operasi etmoidektomi, atau CWL atau BSEF
2. Terapi KonservatifOral, misalnya prednison 50 mg/hari atau deksametason selama 10 hari, kemudian dosis diturunkan perlahan – lahan (tappering off).Suntikan intrapolip, misalnya triamsinolon asetonid atau prednisolon 0,5 cc, tiap 5 – 7 hari sekali, sampai polipnya hilang.Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid
PrognosisCenderung residif
25
JURUS SEPULUH
SINUS
4 Sinus(1) Sinus frontalis ostiumnya terletak di meatus nasi medius.(2) Sinus maksilaris (yang paling besar) ostiumnya di meatus nasi medius.(3) Sinus ethmoidalis: anterior ostiumnya di meatus nasi medius, posterior:
meatus nasi superior(4) Sinus sfenoidalis ostiumnya di meatus nasi superior.
Kompleks osteomeatal: di meatus medius, terdapat daerah rumit dan sempit. Terdiri dari infundibulum etmoid, resesus frontales, bula etmoid dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya, serta ostium sinus maksilla.
Fungsi sinus- air conditioning- penahan suhu- keseimbangan kepala- resonansi suara- peredam perubahan tekanan udara- produksi mukus
Sinusitis radang mukosa sinus paranasal. mengenai beberapa sinus multisinusitis, mengenai semua sinus pansinusitispaling sering ditemukan sinusitis maksila, karena:
- sinus terbesar- letak ostium lebih tinggi drainase hanya tergantung dari silia- dasar berupa akar gigi- letak ostium di sekitar hiatus semilunaris
Etiologi- rinogen (obstruksi ostium sinus)- dentogen (infeksi gigi molar M1, M2, M3 atas serta premolar P1 dan P2)- infeksi tenggorok (tonsillitis, infeksi faring, adenoiditis)
Faktor predisposisi
- Obstruksi mekanik (deviasi septum, benda asing di hidung, polip, tumor- rinitis kronis, rinitis alergi- lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering perubahan pada mukosa dan
kerusakan silia
26
Klasifikasi, Gejala, Terapi Akut Sub akut kronis
Waktu 0-3 minggu 3 minggu – 3 bulan > 3 bulanPatologi Penyumbatan kompleks
osteomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanis, alergi.Mukosa reversibel
= Silia rusak perubahan mukosa hidung ireversibel, kerusakan silia
Anamnesis Hidung buntuNyeri di daerah siuns Nyeri alih Maksilla: kelopak mata, gigi, dahi, depan telingaEtmoid: pangkal hidung, kantus medius, bola mata, pelipisFrontal: dahi, kepalaSfenoid: verteks, oksipital, belakang bola mata, mastoidDemam, lesu, ingus kental, berbau,
Sama sinusitis akut, tapi tanda-tanda radang akutnya mereda
Sekret di hidung, post nasal dripRasa tidak nyaman, gatal di tenggorokPendengaran tergangguNyeri kepalaGangguan di mataBatukGejala saluran cerna akibat mukopus tertelan
Px Fisik Bengkak daerah muka/pipi/ kelopak mata Mukosa konka edemaHiperemi, postnasal driptransiluminasi (+)waters: perselubungan, air fluid level
Sama sinusitis akut, tapi tanda-tanda radang akutnya mereda
Tidak seberat sinusitis akutBengkak wajah (-)Sekret kental purulenPost nasal drip
Terapi AntibiotikDekongestan lokal tetes hidungAnalgetik
Antibiotika spektrum luasDekongestan lokal tetes hidung, AnalgetikAntihistamin, mukolitikDiatermi, Pungsi irigasi
Antibiotik, Dekongestan lokal, AnalgetikDiatermipungsi dan irigasi sinus operasi radikal: CWL, BSEF
Komplikasi1. Orbita :
- Peradangan atau reaksi edem yang ringan - Selulitis orbita- Abses subperiosteal- Abses Orbita
2. Mukokel (kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus) erosi tulang deformitas wajah, proptosis atau enopthalmus, diplopia. nyeri pada wajah, sakit kepala.
27
JURUS SEBELAS
HIDUNG BEDARAHAN
• suatu gejala, bukan penyakit• Perdarahan dari :
Rongga hidungJaringan sekitar: Sinus paranasalis, nasofaring
ETIOLOGI
28
LOKAL TRAUMA Mengeluarkan ingus tll kuat Bersin-bersinMengorek hidungBenda asing
INFEKSI
NEOPLASMA
KONGENITAL
Rinitis Sinus paranasalisGranuloma spesifik
Hemangioma Angiofibroma nasofaringCa nasofaring
Herediter hemoraging telengectasis
SISTEMIK Kardiovaskular (HT, Kelainan pembuluh darah, Nefritis kronis, sirosis hepatic)
Kelainan darah (Hemofilia, Trombositopenia, leukemia)
Infeksi (DHF, tifoid, morbili)
perubahan tekanan atmosfir (coison disease)
Gangguan endokrin (hamil, menopause)
SUMBER & LOKASI PERDARAHAN
PENATALAKSANAAN1. Menghentikan perdarahana. Bersihkan bekuan darahb. Tekan / jepit ala nasi 5 – 10 mnt u/ perdarahan pleksus kiesselbachc. Pemberian vasokonstriktor + lokal anastesi (lidokain – epidril 1%)d. Kaustik (Triclor acetic acid 100%, Nitrat argenti 20-30%, elektrokautere. Pemasangan tampon anteriorf. Pemasangan tampon posterior tampon Bellocq (perdarahan posterior dan nasofaring,
Bila dg tampon anterior tidak teratasi :g. Ligasi arteri( a. ethmoidalis anterior, a. ethmoidalis posterior, a. karotis eksterna, a.
maxillaris interna)
2. Mencegah komplikasi a.Infus b. Transfusi darah bila Hb < 8%c.Antibiotikad. Obat-obat hemostatika
3. Mencegah berulangnya epistaksisMencari penyebab terapi yg sesuai kausa
KOMPLIKASI- Komplikasi epistaksis :Hipotensi, hipoksia, anemia, aspirasi pneumonia- Komplikasi kauterisasi : Sinekia, perforasi septum- Komplikasi pemasangan tampon : Sinekia, rinosinusitis, sindrom syok toksik, Perforasi septum, tuba eustachius tersumbat, aritmia (overdosis kokain atau lidokain )- Komplikasi embolisasi : Perdarahan hematom, nyeri wajah, hipersensitivitas, paralisis fasialis, infark miokard.- Komplikasi ligasi arteri : kebas pada wajah, sinusitis, sinekia, infark miokard.
29
POSTERIOR
A. ethmoid ant
A. ethmoid post
Hidung atas
a. sphenopalatina hidung bawah
Plexus Kieselbach ANTERIOR
JURUS DUA BELAS
TUMOR
ANGIOFIBROMA NASOFARING tumor jinak nasofaring, secara histologis jinak, secara klinis bersifat ganas, karena mempunyai kemampuan mendestruksi tulang dan meluas ke jaringan sekitarnya. Kaya pembuluh darah - terjadi hanya pada laki-laki, biasanya selama masa prepubertas dan remaja. (7-21 tahun)
EtiologiBelum jelas. berbagai macam teori banyak diajukan. - teori jaringan asal, tempat perlekatan spesifik angiofibroma di dinding posterolateral atap rongga hidung.- Faktor ketidakseimbangan hormonal (pertumbuhan yang abnormal dari kondrokartilago embrional, dimana hormon testosteron berperan dalam terbentuknya hamartomatous nidus dari jaringan konka inferior yang seharusnya tidak terdapat di nasofaring)- trauma, inflamasi, infeksi, alergi, dan herediter.Histopatologimemiliki lobulus-lobulus, firm, tidak berkapsul, biasanya berwarna merah muda-keabuan atau ungu-kemerahan. mikroskopis, memiliki pembuluh darah yang berdinding tipis dengan diameter beragam bergantung dari stroma jaringan ikat yang matang. jaringan ikat sembab dengan diantaranya didapatkan pembuluh-pembuluh darah lebar, yang sangat bervariasi dalam besar, bentuk, serta distribusinya. Pada beberapa tempat tampak adanya pembuluh-pembuluh darah kapiler yang saling berhubungan.Gejala Klinisepistaksis yang hebat, pembengkakan wajah, proptosis, dan gejala okular (diplopia dengan atau tanpa gangguan lapangan pandang)Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Bentuk muka (“frog face”), mata menonjol. Rinoskopi anterior, didapatkan tumor di bagian belakang rongga hidung.
Fenomena palatum negative. Rinoskopi posterior, didapatkan tumor di nasofaring merah kebiruan.
Pemeriksaan Tambahan Ct scan, angiografi, MRI, untuk mengetahui perluasan tumor. Biopsi tidak dianjurkan mengingat bahaya perdarahan.
Tumor akan tumbuh ekspansifo Ke lateral : Menutup ostium tuba Eustchius, terjadi oklusi tuba, otitis media.o Ke anterior : Masuk ke rongga hidung menimbulkan buntu hidung unilateral /
bilateral. Menimbulkan “frog face”. Masuk ke orbita, menyebabkan protrusion bulbi.o Ke bawah : Mendesak palatum mole, menyebabkan bombans. Masuk ke orofaring,
hipofaring, menyebabkan gangguan menelan dan sesak nafas..o Ke atas : Mendesak dasar tengkorak, masuk ke rongga tengkorak.
Penatalaksanaan
30
Terapi Bedah1. Rhinotomi lateral, transpalatal, transmaksilla, atau melalui spenoethmoidal
digunakan untuk tumor-tumor kecil (Fisch stadium I atau II). 2. Melalui infratemporal fossa digunakan untuk tumor yang sudah melebar ke lateral. 3. Melalui Midfacial degloving, dengan atau tanpa osteotomi LeFort, improves
posterior access to the tumor (gambar 2). Terapi Hormon: Penghambat reseptor testosteron flutamideRadioterapi KARSINOMA NASOFARINGEtiologivirus Epstein-Barr
HistopatologiWHO (1991) dibagi 2 tipe:1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi (Keratinizing Squamous Cell Carcinoma).2. Karsinoma non-keratinisasi (Non-keratinizing Carcinoma).
Gejala Klinik1. Gejala Dini.a. Gejala telinga- Rasa penuh pada telinga- Tinitus- Gangguan pendengaranb. Gejala hidung- Epistaksis- Hidung tersumbat
c. Gejala mata dan saraf- Diplopia- Gerakan bola mata terbatas9,122. Gejala lanjut- Limfadenopati servikal- Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar- Gejala akibat metastase jauh.2,3,10
Penatalaksanaan1. Radioterapi2. Kemoterapi3. Operasi
diseksi leher radikal (jika masih ada sisa kelenjar pasca radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar dengan syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik dan serologi) dan nasofaringektomi (paliatif pada kasus-kasus yang kambuh atau adanya residu) 4. Imunoterapi
31
TUMOR SINONASAL- keganasan paling banyak terjadi pada sinus maksilaris, diikuti etmoidalis, sfenoidalis, dan sinus frontalis- tumor ganas sinonasal yang tersering adalah karsinoma sel skuamosa (70%), disusul oleh karsinoma yang berdeferensiasi, dan tumor kelenjar.- 10,1% dari seluruh tumor ganas THT. Rasio penderita laki-laki banding wanita sebesar 2:15.Etiologi belum diketahui, diduga beberapa zat hasil industri antara lain nikel, debu kayu, kulit, formaldehid, kromium, minyak isopropil, dan lain-lain. Faktor Risikotukang kayu, tukang sepatu dan boot, serta pembuat furnitur.
Klasifikasi 1. Tumor Jinaktersering papiloma skuamosa. Makroskopis mirip dengan polip, tetapi lebih vaskuler, padat dan tidak mengkilap. Ada 2 jenis papiloma, pertama eksofitik atau fungiform dan yang kedua endofitik disebut papiloma inverted. (dibahas di bawah)2. Tumor GanasTumor ganas yang tersering adalah karsinoma sel skuamosa (70%). Sinus maksila tersering terkena (65-80%), sinus etmoid (15-25%), hidung sendiri (24%), 3. Invasi Sekunderantara lain pituitary adenomas, chordomas, karsinoma nasofaring, meningioma, tumor odontogenik, neoplasma skeleton kraniofasial jinak dan ganas, tumor orbita
Gejala Klinis1. Gejala nasalobstruksi hidung unilateral dan rinorea. Sekret sering bercampur darah atau terjadi epistaksis. Tumor yang besar mendesak tulang hidung deformitas hidung. Khas pada tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung jaringan nekrotik.2. Gejala orbitaldiplopia, protosis, oftalmoplegia, gangguan visus dan epifora. 3. Gejala oralulkus di palatum /prosesus alveolaris. (mengeluh gigi palsunya tidak pas lagi atau gigi geligi goyah. 4. Gejala fasialpenonjolan pipi, nyeri, anesthesia atau parestesia muka jika mengenai nervus trigeminus.5. Gejala intrakranialsakit kepala hebat, oftalmoplegia dan gangguan visus. Dapat disertai likuorea,
Terapipembedahan radikal diikuti dengan radioterapi postoperatif.
32
INVERTED PAPILOMA tumor jinak, tetapi terdapat hiperplasi epitel yang tumbuh dan masuk ke dalam jaringan stroma di bawahnya untuk kemudian membentuk kripte, dengan membrana basalis yang tetap utuh. mampu merusak jaringan sekitar, cenderung kambuh lagi dan dapat menjadi ganas .
Etiologibelum jelas, terdapat bermacam-macam teori, antara lain: infeksi kronis, virus, polip HPV 6, 11,16, and 18.
Faktor Resikolaki-laki: wanita = 3:1. Riwayat sinusitis sebelumnya
Histologimirip dengan polip. variasi warna dari merah sampai merah muda pucat. Lebih vaskular dibandingkan polip.
Gejala Klinismirip dengan gejala tumor jinak hidung dan sinus paranasal, masa tumor mirip dengan polip hidung, tetapi biasanya unilateral. obstruksi nasal disertai gejala seperti epistaksis, nyeri di hidung, rhinorrhea, proptosis, dan epifora. Di literature lain disebutkan nyeri pada wajah, diplopia, suara bindeng, facial pruritus, dan anosmia.
PenatalaksanaanTindakan bedah (rhinotomy lateral dengan maxilektomi medial, lateral osteotomy dari tulang nasal serta midfacial degloving) Radioterapi (adjuvan)
33
JURUS TIGA BELAS
AMANDAL
TONSILITIS AKUT Keradangan akut pada tonsilBiasanya pada anak-anak >> 5 th s.d 10 th
Etiologi- Streptokokus B hemolitikus group A- Streptokokus non hemolitikus - Virus
Anamnesis - Nyeri menelan hebat anak tidak mau makan- Tenggorokan terasa kering- Otalgia nyeri alih - Panas tinggi kejang- Nyeri kepala & malaise
Pemeriksaan- “Plummy voice” suara terdengar spt berisi makanan- Ptialismus- Tonsil merah udem dg detritus- Palatum mole- Arkus anterior udem & hiperemi- Arkus posterior- Pembesaran kelenjar regional yugolodigastrikus & nyeri tekan
KomplikasiLokal- Abses / infiltrat peritonsiler- Abses parafaring- Adenitis servikal supuratifa- Otitis media akut
Sistemik : - Ginjal : GNA, nefritis- Persendian : artritis- Jantung : endokarditis- Vaskuler : plebitis
Terapi - Simptomatis- Istirahat- Makanan lunak- Obat kumur - Analgetika / antipiretik- Antibiotika : pada penderita dg daya tahan menurun golongan penisilin (5-10 hari)
34
TONSILITIS KRONIS
EtiologiSeperti tonsilitis akut
Anamnesis- Ringan tanpa keluhan sakit tenggorok- Hebat eksaserbasi akut- Rasa ada benda asing - bau mulut
PemeriksaanGambaran klinis bervariasi tergentung bentuk infeksi- Tonsil hipertropi: tonsil membesar, jaringan parut (+), kripte melebar & eksudat
purulen diantara kripte- Tonsil atropi : tonsil kecil membentuk lekukan dg tepi hiperemis- Sekret purulen tipis - Didapatkan pembesaran kelenjar submandibula tanpa nyeri tekan- Ukuran jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dg infeksi kronis / berulang
Komplikasi seperti tonsilitis akut
TerapitonsilektomiIndikasi Mutlak
1. Corpulmonal karena obstruksi jalan nafas menahun2. Hipertropi tonsil (adenoid) dg sindroma sleep apneu3. Hipertropi gangguan makan dg penurunan berat badan yg cepat4. Biopsi karena curiga keganasan5. Post abses peritonsiler yg berulang atau abses yg meluas ke jaringan sekitar
Indikasi Relatif1. Serangan berulang (4-5x /th) walau pemberian terapi sudah adekuat2. Tonsilitis dg karier a.l : difteri, strep B hemolitikus3. Hiperplasia tonsil & obstruksi fungsional Hiperplasia & obstruksi yg menetap
setelah infeksi mononukleosis4. Riwayat demam rematik jantung yg berhubungan dg tonsilitis yg berulang5. Tonsilitis kronis menetap respon penatalaksanaan medis tidak berhasil6. Hipertropi tonsil dan adenoid 7. Tonsilitis kronis yg berhubungan dg adenopatia servikal persisten
35
ADENOIDITIS AKUT Keradangan akut pada adenoid pada bayi & anak
EtiologiStreptokokus hemolitikus (50%), Virus
Gambaran Klinis- Panas badan tinggi kejang- Hidung buntu bayi menyusu tidak tenang- Rhinoskopi anterior (kalau terlihat): adenoid udem & hiperemi kadang tertutup sekret- Biasanya bersama-sama tonsilitis akut
Terapi- Simptomatis: analgetika / antipiretika- antibiotika
Komplikasi- OMA - Infeksi saluran nafas bawah
ADENOIDITIS KRONIK ADENOID HIPERTROPI Keradangan berulang / iritasi pada adenoid akibat a/l : rinitis kronis, sinusitis kronis post nasal drip
Gejala- Obstruksi nasi shg berakibat : Rinolalia oklusa- adenoid face- Nafsu makan menurun- Sering pilek- Sering sakit kepala- Pendengaran berkurang- Batuk yg sukar sembuh- Aproseksia nasalis (sukar konsentrasi) - Rinoskopi anterior : palatum mole penomen (-) / terbatas
TerapiAdenoidektomi
Indikasi Adenoidektomi- Obstruksi jalan nafas kronis Nasofaring purulen kronis walaupun dg terapi adekuat- Otitis media serosa- Otitis media supuratifa akut yg rekuren penatalaksanaan medis (-)- Otitis media supuratifa kronik- Curiga keganasan nasofaring
36
JURUS EMPAT BELAS
FARINGITIS
FARINGITIS AKUT, KRONIS HIPERPLASTIK DAN ATROFIAKUT HIPERPLASTIK ATROFI
Penyebab Streptococcus β hemoliticus, S viridan, S piogenes. Virus influenza, adenovirus, ECHO
Predisposisi: rinitis kronis, sinusitis, iritasi kronis (rokok, alkohol), hidung sumbat nafas lwt mulut
Rinitis atrofi
Gejala Nyeri tenggorok, disfagia, demam, mual, kel limfa leher >>, Faring hiperemi, edemDind posterior bergranula
Tenggorok gatal dan keringBatuk bereak
Tenggorok kering dan tebalMulut berbauMukosa faring ditutupi lendir kental, bila diangkat mukosa kering
Terapi AnalgetikAntibiotik
Kaustik (Nitrat argenti, elektrokauter)Obat kumur, obat batuk
Obati rinitis atrofiObat kumur, hiegene mulut
FARINGITIS LUETIKA DAN TUBERKULOSALUETIKA T Pallidum TB
Gejala Primer: bercak keputihan rongga mulut – faring, ulkus, kel mandibula >> nyeri(-)Sekunder: eritemaTertier: guma
Nyeri hebat tenggorok, otalgia, kel servikal >>BTA (+)
Terapi Penisilin dosis tinggi Terapi TB
37
FARINGITIS
NON SPESIFIK
AKUT
KRONIS
HIPERPLASTIK
ATROFI
SPESIFIK
LUETIKA
TB
JURUS LIMA BELAS
SERAK - SESAK
Obstruksi Laring Keadaan daruratAnak-anak mudah terjadi karena
1. Adanya jaringan ikat kendor udem >> Umur < 1 th udem 1mm lumen mengecil sp 50%, sedangkan dewasa 20%
2. Lumen glotis kecil3. Tulang rawan & trakea lunak
Gejala1. Stridor inspiratoar2. Sesak nafas3. Retraksi waktu inspirasi4. Gelisah5. Pucat sianosis (hipoksia)
4 Stadium JacksonStadium I
• Retraksi supra sternal• Stridor inspiratoar• Penderita tampak tenang
Stadium II• Stridor inspiratoar• Retraksi supra sternal• Retraksi epigastrial• Mulai gelisah
Stadium III• Stridor inspiratoar• Retraksi suprasternal• Retraksi supra klavikula• Retraksi infra klavikula• Retraksi epigastreal• Retraksi interkostal• Gelisah & sesak
Stadium IV• Seperti stadium III tetapi lebih
berat• Sangat gelisah berusaha nafas• Tampak ketakutan• Sianosis• Setelah gelisah tenang
sianosis kesadaran menurun
LARINGITIS AKUT (NON SPESIFIK)Penyebab
• Banyak bicara :– Bicara keras (teriak)– Penyalahgunaan suara = “vokal abuse”
• Faktor eksogen :– Asap rokok – Debu– alkohol
• Faktor endogen : iritasi post nasal drip
38
Gejala • Suara parau afoni • Tenggorokan gatal, kering sakit waktu bicara• Subfibril• Korda vokalis merah dan udem
Terapi• Self limiting disease• Vokal rest• antibiotika
LARINGITIS KRONIK SPESIFIK1. Laringitis TBC2. Laringitis luetika3. Laringits G O4. Laringitis AIDS
Terapi sesuai etiologi
Nantikan buku seri Jurus-Jurus Sesat lainnya
Download buku-buku di atas di www.doktermudaliar.wordpress.com
Segera Terbit!!- seri “Mata Cemerlang”- seri “Hitam Putih Radiologi”Miliki pula:- Protap mini “Jaga VK cara sesat”
39