Jurnal_Novianto(42511040)

download Jurnal_Novianto(42511040)

of 9

Transcript of Jurnal_Novianto(42511040)

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    1/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 1

    ANALISIS KINERJA DRBDDAN PACEMAKER

    PADA HI GH AVAILABIL ITY CLUSTER

    SEBAGAI SISTEM DI SASTER RECOVERY

    Abstrak

    Data dan layanan server telah menjadi dua hal yang sangat penting dalam mendukung proses

    kegiatan sebuah instansi. Namun menurut survey yang dilakukan Continuity Central Archive tahun 2011

    diperoleh hasil bahwa 54 persen perusahaan di Eropa mengalami kerugian besar karena kehilangan

    data dan kerusakan layanan pada server. Oleh karena itu sistem disaster recovery sangat dibutuhkan

    oleh sebuah instansi. Pada penelitian sebelumnya sudah terdapat desain sistem disaster recovery denganmenggunakan Distributed Replicated Blocks Device (DRBD) yang akan melakukan fungsi mirroring data

    dan aplikasi Hearbeat yang akan melakukan proses fail over layanan server secara otomatis, dan

    diperoleh hasil nilai availability sistem sebesar 99,9950%. Pada penelitian ini akan didesain sistem

    disaster recovery dengan menggunakan DRBD dan Pacemaker sebagai perbandingan terhadap sistem

    yang sudah didesain sebelumnya. Dan nilai availability yang diperoleh dari sistem yang didesain untuk

    skenario kegagalan sistem karena Connection Lost adalah sebesar 99,0409%, dan untuk skenario Power

    Lost adalah sebesar 98,8358% serta untuk skenario DDOS Attack adalah sebesar 98,7343%.

    Kata kunci: Disaster Recovery, High Availability, DRBD, Pacemaker.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Data dan layanan server telah menjadi dua

    hal yang sangat penting dalam memenuhi

    kebutuhan suatu instansi yang semakin

    kompleks dari masa ke masa. Sebuah sistem

    yang berjalan pada suatu instansi akan

    bergantung pada layanan atau aplikasi yang

    memproses data hingga menjadi sebuah

    informasi yang bermanfaat. Namun tidak hanya

    peranan data dan layanan server saja yang

    meningkat tetapi tingkat ancaman yang dapat

    mengganggu dan merusak data serta layanan

    server ini pun juga semakin berkembang.

    Menurut survey yang telah dilakukan

    sebelumnya, ditemukan bahwa penyebab utama

    kehilangan data dan kegagalan layanan server

    pada suatu instansi disebabkan oleh Virus/Worm

    komputer, kerusakan perangkat keras, ketiadaan

    daya, data corruption, bencana alam dan

    tindakan sabotase dari pengawai instansi itu

    sendiri (Barker, 2011).

    Solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk

    mengatasi berbagai macam persoalan diatas

    adalah dengan membuat sebuah sistem disaster

    recovery yang bertujuan untuk memulihkan

    kembali kondisi data dan layanan server yang

    dimiliki oleh instansi seperti semula jika terjadi

    bencana yang tidak diharapkan.

    Distributed Replicated Block Device

    (DRBD) adalah aplikasi open source yang

    berfungsi untuk melakukan proses mirroringdata, yaitu proses menduplikasi isi sebuah

    harddisk ke harddisk lainnya yang terpisah

    Novianto Padaunan

    ( [email protected])Irawan, S.ST., M.T

    ( [email protected])Rini Nur, S.T., M.T( [email protected])

    Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung PandangJln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245 Indonesia

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    2/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 2

    secara fisik melalui media jaringan komputer

    untuk menjamin tingkat ketersediaan data yang

    tinggi. Sedangkan Pacemaker adalah aplikasi

    yang akan melakukan proses fail over, yaitu

    proses pemeriksaan layanan yang berjalan di

    server serta akan memindahkan fungsi utama ke

    server yang lainnya secara otomatis jika server

    utama mengalami kegagalan sistem.

    Dengan mengintegrasikan kedua aplikasi

    tersebut menjadi satu kesatuan maka diharapkan

    dapat diperoleh sebuah sistem disaster recovery

    yang memiliki kehandalan serta tingkat

    ketersediaan yang tinggi sehingga dapat

    dipertimbangkan untuk digunakan oleh instansi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dari latar belakang di

    atas pokok permasalahan yang akan dibahas

    dalam penelitian ini adalah:

    Bagaimana mengintegrasikan aplikasi

    DRBDdan Pacemaker menjadi sebuah high

    availability cluster sebagai solusi alternatif

    sistem disaster recovery?

    Bagaimana kinerja sistem yang didesain

    dalam menghadapi berbagai macam

    skenario pengujian sistem yang dilakukan?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    Mengintegrasikan aplikasi DRBD dan

    Pacemaker menjadi sebuah high availability

    cluster sebagai solusi alternatif sistem

    disaster recovery.

    Memperoleh tingkat kinerja dari sistem yang

    didesain dalam menghadapi berbagai

    macam skenario pengujian sistem yang

    dilakukan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

    dapat digunakan oleh administrator sistem dan

    jaringan untuk memudahkan dalam melakukan

    proses mirroring data dan proses fail over

    layanan server sehingga diperoleh sebuah sistem

    disaster recovery yang memiliki tingkat

    ketersediaan tinggi bagi data dan layanan server.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Di saster Recovery

    Disaster atau bencana menurut kamus

    besar Bahasa Indonesia adalah kejadian yang

    waktu terjadinya tidak dapat diprediksi dan

    bersifat sangat merusak. Sedangkan pengertian

    recovery atau pemulihan menurut kamus besar

    Bahasa Indonesia adalah proses atau cara

    pengembalian sesuatu seperti semula. Sehingga

    dari kedua definisi tersebut dapat ditarik sebuah

    kesimpulan bahwa disaster recovery adalah

    suatu proses atau cara untuk mengembalikan

    sesuatu yang rusak akibat kejadian yang tidak

    dapat diprediksi sebelumnya menjadi seperti

    semula.

    2.2 Di str ibuted Repli cated Block Device

    Merupakan solusi replikasi storage

    harddisk menggunakan dua buah server. DRBD

    bekerja dengan cara melakukan teknik mirroring

    seperti padaRAID 1 hanya saja proses mirroring

    antara kedua harddisk dilakukan melalui media

    jaringan sehingga kedua server dapat

    ditempatkan pada tempat yang berbeda. Proses

    sinkronisasi pada DRBDtidak terjadi pada level

    data melainkan terjadi pada level harddisk

    sehingga keabsahan data lebih terjamin.

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    3/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 3

    Pada dasarnya DRBD dapat melakukan

    fungsi mirroringdengan 3 teknik yaitu:

    Uptime (A) : Replikasi dilakukan secara

    terus menerus saat aplikasi melakukan

    modifikasi data pada block device

    Asynchronous (B) : File system akan

    diberitahu bahwa penulisan selesai saat data

    selesai ditulis pada local disk.Asynchronous

    ini dibutuhkan pada saat melakukan mirror

    jarak jauh.

    Synchronous (C) : Dengan melakukan

    mirroring sinkron, file system pada aktif

    node diberitahu bahwa proses penulisantelah berhasil saat penulisan telah dilakukan

    pada kedua block devicedari masing masing

    node. Synchronous mirroringadalah pilihan

    terbaik untuk local network agar tidak

    kehilangan single transaction jika terjadi

    crashsaat terjadi penulisan pada aktifnode.

    2.3 Pacemaker

    Fail Over adalah proses pengecekan

    layanan yang berjalan di server dan kemudian

    memindahkan fungsi utama yang menyediakan

    layanan pada client ke server yang lainnya jika

    server utama mengalami kerusakan serta

    mengembalikan fungsi utama ketika server

    utama telah pulih kembali. Salah satu aplikasi

    fail over yaitu Heartbeat akan tetapi Heartbeat

    memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak

    adanya fitur untuk monitoring sistem, kurangnya

    dukungan terhadap layanan server yang dapat

    ditangani serta hanya mendukung hingga dua

    server saja dalam satu cluster.

    Selain Heartbeat terdapat aplikasi lainnya

    untukfail over layanan server yaitu Pacemaker.

    Dibandingkan dengan Heartbeat kemampuan

    fail over layanan server yang dimiliki oleh

    Pacemaker jauh lebih baik, karena selain

    melakukan pengecekan server dari sisi layanan,

    Pacemakerjuga memiliki fitur untuk monitoring

    sistem cluster sehingga para admin jaringan

    dapat memantau status dari layanan server yang

    berjalan pada sistem cluster.

    Selain itu Pacemaker juga memiliki

    dukungan layanan server lebih banyak bila

    dibandingkan dengan Heartbeat. Diantaranya

    yaitu database server, web server dan jugaFTP

    server.

    2.4 Paramenter Kualitas Sistem

    Parameter-parameter yang menjadi acuan

    dari tingkat kualitas kinerja sistem antara lain

    sebagai berikut.

    Gambar 2.3.1Prinsip Kerja Pacemaker

    Gambar 2.2.1Prinsip Kerja DRBD

    Gambar 2.3.2Layanan yang Didukung Pacemaker

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    4/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 4

    1.Latency

    Latency adalah waktu yang dibutuhkan oleh

    data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke

    tujuan (Solekan, 2009).

    2.Throughput

    Konsep bandwith tidak cukup untuk

    menjelaskan apa yang terjadi di jaringan, untuk

    itulah konsep throughput muncul. Throughput

    merupakan jumlah total kedatangan paket yang

    sukses sampai diamati pada destination selama

    interval waktu tertentu dibagi oleh durasi

    interval waktu tersebut (Solekan, 2009).

    3.Round Time Trip (RTT)

    RTT adalah waktu yang dibutuhkan oleh

    sebuat paket mulai dari dikirim sampai

    kepenerima dan mengirimkan kembali paket

    acknowledgementpada pengirim.

    4.Downtime

    Downtime adalah jumlah waktu dimana

    suatu perlengkapan tidak dapat beroperasi

    disebabkan adanya kerusakaan. Pengukuran

    downtime dilakukan dengan menggunakan

    aplikasi wireshark dan melihatflow graphdari

    waktu paket mulai gagal dikirimkan sampai

    paket berhasil untuk dikirimkan kembali.

    5.Availability

    Nilai availability dapat diartikan sebagaikemampuan sebuah sistem dapat beroperasi

    dan digunakan ketika dibutuhkan.

    Nilai availability sistem diukur dengan

    banyaknya angka 9 (Nines), semakin banyak

    angka 9 (Nines) maka semakin tinggi tingkatketersediaan sebuah sistem.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini metode penelitian

    yang digunakan adalah metode eksperimen

    dengan pendekatan kuantitatif untuk

    menjelaskan variabel yang diteliti. Dalam

    penelitian yang dilakukan variabel yang diteliti

    adalah parameter-parameter yang menunjukkan

    kehandalan dari sistem yang didesain. Agar

    lebih mudah dalam memahami tahapan

    pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan,

    berikut ini adalah flowchart yang menjelaskantahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan

    secara keseluruhan.

    Gambar 3.1.1FlowchartPelaksanaan Penelitian

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    5/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 5

    3.2 Desain Model Penelitian

    Sistem yang didesain menggunakan

    topologi jaringan lokal serta model warm

    standby redundant sebagai simulasi dari sistem

    disaster recovery yang sesungguhnya. Dalam

    desain sistem ini terdapat dua buah node, yaitu

    server primary dan server secondary serta satu

    buah switch yang akan digunakan untuk

    menghubungkan kedua server dengan client dan

    beberapa tambahan PC lainnya untuk pengujian

    sistem.Penjelasan secara rinci mengenai desain

    sistem tersebut dapat dilihat pada gambar

    dibawah ini.

    Aplikasi Distributed Replicated Blocks

    Device (DRBD) dan Pacemaker diinstallkan

    pada kedua buah server. Aplikasi DRBD dapat

    diintegrasikan dengan aplikasi Pacemaker

    dengan cara melakukan proses inisialisasi

    aplikasiDRBDpada sebuahscriptpemrograman

    khusus yang akan digunakan olehPacemaker.

    3.3 Prosedur Pengujian

    Dalam penelitian ini akan dilakukan proses

    implementasi dari sistem yang diuji kemudian

    akan dilakukan beberapa pengujian kemampuan

    sistem. Untuk tiap-tiap skenario pengujiansistem akan dilakukan sebanyak sepuluh kali

    pengambilan data.

    1. Pengujian Pengaruh DRBD dan

    PacemakerTerhadap Sistem

    Proses pengujian ini dilakukan untuk

    mengetahui pengaruh dari pemasangan sistem

    DRBD dan Pacemaker, apakah terjadi

    penurunan kualitasterhadap kinerja dari server

    yang akan digunakan dalam penelitian ini atau

    tidak.

    2. Pengujian Pengaruh Sistem Terhadap

    Layanan Server

    Pengujian ini dilakukan untuk melihat

    ketersediaan sistem yang didesain serta

    pengaruh dari kegagalan sistem terhadap data

    dan layanan yang terdapat di server. Adapun

    layanan server yang akan diuji dalam proses

    pengujian ini yaitu database server, Web server

    sertaFTP server.

    3. Pengujian Nilai AvailabilitySistem

    Pengujian ini dilakukan untuk menghitung

    tingkat ketersediaan dari sistem yang

    digunakan oleh client dalam menghadapi

    berbagai jenis ancaman kegagalan sistem yang

    mungkin terjadi. Untuk pengujiannya akan

    dilakukan dengan tiga skenario kegagalan

    sistem yang berbeda, adapun ketiga skenario

    tersebut adalah skenario connection lost, power

    lostdan yang terakhirDDOS attack.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Implementasi Sistem

    Implementasi sistem dilakukan dengan

    mengintegrasikan aplikasi Distributed

    Replicated Blocks Device (DRBD) untuk

    mirroring data pada harddisk kedua server

    dengan aplikasi Pacemaker untuk fail over

    Gambar 3.2.1Rancangan Sistem

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    6/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 6

    layanan server. Hasil implementasi sistem dapat

    dimonitoring seperti pada gambar dibawah ini.

    Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa

    layanan server berjalan pada serverprimarydan

    jika terjadi kegagalan sistem pada server

    primary maka secara otomatis layanan server

    akan berjalan pada serversecondary.

    4.2 Analisis Sistem

    Hasil analisis sistem berdasarkan beberapa

    skenario pengujian adalah sebagai berikut.

    1. Pengujian Pengaruh DRBD dan

    PacemakerTerhadap Sistem

    Pengujian ini dilakukan dengan cara client

    mengakses sistem yang digunakan kemudian

    akan dibandingkan kinerja dari sistem yang

    diuji tersebut sebelum pemasangan DRBD dan

    Pacemaker dengan setelah pemasangan DRBD

    dan Pacemaker. Dan akhirnya diperoleh hasilpengujian sebagai berikut

    Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa

    pemasangan sistem DRBD dan Pacemaker

    pada server mempengaruhi kinerja dari sistem,

    hal ini terlihat dari nilai latencydan RTTyangmeningkat setelah pemasangan DRBD dan

    Pacemaker serta nilai throughput yang

    menurun. Akan tetapi penurun kinerja ini

    nilainya sangatlah kecil sehingga tidak terlalu

    mempengaruhi kinerja dari sistem secara

    keseluruhan.

    Adapun penyebab dari penurunan kinerja

    dari sistem ini disebabkan oleh antrian data di

    dalam jaringan yang bertambah karena adanya

    paket data baru yang melalui jaringan, paket

    tersebut adalah paket Pacemaker yang

    melakukan fungsi untuk memberitahukan status

    dari serverprimarydan serversecondary,paket

    tersebut melalui jaringan menggunakan

    protokol UDP dan multicast address226.94.1.1

    serta menggunakan port 5405. Berikut ini

    adalah gambar yang menampilkan paket yang

    Gambar 4.1.1Layanan Berjalan di Server Primary

    Gambar 4.2.1Grafik Perbandingan Latency

    Gambar 4.2.2Grafik Perbandingan Throughput

    Gambar 4.2.3Grafik Perbandingan RTT

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    7/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 7

    Gambar 4.2.6Session Website Expired

    Gambar 4.2.7Proses Download File

    terkirim sebelum dan sesudah implementasi

    DRBDdanPacemakerpada sistem.

    2. Pengujian Pengaruh Sistem Terhadap

    Layanan Server

    Pada pengujian ini perubahan data apapun

    yang terjadi pada database di server primary

    maka perubahaan itu juga akan terjadi pada

    database di server secondary sehingga data

    pada kedua server akan selalu sama dan up to

    dateserta dengan menggunakan sistem ini juga

    dapat menyediakan tingkat ketersediaan yang

    tinggi terhadap data bagi client.

    Sedangkan untuk layanan Web server

    ketika terjadi kegagalan sistem dan pada

    website terdapat session maka session akan

    mengalami expired dan client akan terlogout

    secara otomatis akan tetapi Web server tidak

    akan mengalami downtimeyang lama sehingga

    client dapat login kembali ke dalam website

    seperti semula.

    Untuk layanan FTP server diperoleh hasil

    bahwa ketika client melakukan download file

    menggunakan layanan FTP server kemudian

    sementara proses downloadsedang berlangsung

    tiba-tiba terjadi kegagalan sistem pada server

    primary yang melayani client maka proses

    download tidak akan terputus tetapi hanya

    berhenti sesaat dan ketika perpindahaan fungsi

    ke server secondary telah selesai maka proses

    download akan berlanjut kembali tanpa harus

    memutuskan koneksi FTP atau membangun

    ulang koneksi layanan FTP dari awal dan data

    yang telah di download tidak mengalami

    kerusakan sama sekali.

    3. Pengujian Nilai AvailabilitySistem

    Pengujian yang terakhir adalah pengujian

    yang akan mengukur tingkat availability dari

    sistem yang diuji dalam menghadapi berbagai

    kegagalan sistem. Untuk menghitung nilai

    availability dari sistem maka diperlukan

    variable downtime. Downtime yang diukur

    adalah waktu yang dibutuhkan oleh sistem

    untuk memindahkan fungsi utama dari server

    primary ke server secondary hingga sistem

    dapat pulih dan berjalan kembali seperti

    semula. Dan hasil yang diperoleh adalah

    sebagai berikut.

    Gambar 4.2.4Antrian Sebelum Implementasi Sistem

    Gambar 4.2.5Antrian Sesudah Implementasi Sistem

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    8/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 8

    Gambar 4.2.8Grafik Perbandingan Downtime Gambar 4.2.9Grafik PerbandinganAvailability

    Dari grafik diatas jika dirata-ratakan maka

    dapat diperoleh hasil waktu downtime tercepat

    terjadi pada skenario connection lost sedangkan

    waktu downtime terlama terjadi pada skenario

    DDOS attack. Waktu downtime pada skenario

    power lost lebih lama dibandingkan dengan

    skenario connection lost karena perubahan nilai

    dari kualitas media transmisi jaringan saja, tidak

    ada faktor lain yang mempengaruhi secara

    langsung sehingga waktu downtime diantara

    kedua skenario tersebut relatif sama.

    Waktu downtime pada skenario DDOS

    attack menjadi sangat lama bila dibandingkan

    dengan skenario pengujian yang lain

    disebabkan karena ketika terjadi kegagalan

    sistem, pengiriman paket pemberitahuan

    kondisi server primaryyang telah crash untuk

    pengalihan fungsi utama ke server secondary

    terhambat karena trafik pada jalur yang dilalui

    oleh paket tersebut telah dipenuhi oleh paket

    DDOS yang berukuran sangat besar dan

    berjumlah sangat banyak.

    Dalam pengujian ini variable downtime

    adalah variable yang sangat menentukan besar

    kecilnya nilai availabilitydari sistem yang diuji

    sehingga Dari pengujian diatas juga dapat

    diperoleh grafik rata-rata nilai availability

    sistem sesuai dengan beberapa skenario

    kegagalan sistem sebagai berikut.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

    besarnya nilai availability sistem yaitu

    kecepatan koneksi jaringan dan kecepatan unit

    proses pada tiap-tiap server sehingga jika

    menginginkan nilai availability yang lebih

    tinggi lagi dapat dilakukan dengan cara

    menggunakan perangkat jaringan yang dapat

    meningkatkan kecepatan koneksi jaringan

    komputer serta menambah ukuran RAM dan

    kecepatan processor pada masing-masing

    server

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diperoleh dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut

    Pemasangan Pacemaker dan DRBD pada

    server dapat menurunkan kualitas kinerja

    pada layanan server yang akan digunakan.

    Akan tetapi penurunan kualitas kinerja ini

    nilainya sangatlah kecil sehingga tidak

    mempengaruhi kualitas kinerja sistem

    secara keseluruhan.

    Sistem yang diuji dalam penelitian ini

    dapat menjamin tingkat ketersediaan yang

    tinggi bagi client untuk layanan Database

    server, Web Server sertaFTP server.

  • 7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)

    9/9

    Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 9

    Integrasi DRBD dan Pacemaker dapat

    mengatasi berbagai macam skenario

    kegagalan sistem dengan nilai availability

    rata-rata untuk skenario connection lost

    sebesar 99,0409% dan untuk skenario

    power lost sebesar 98,8358% sedangkan

    untuk skenario DDOS attack sebesar

    98,7343%.

    5.2 Saran

    Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan

    dengan menggunakan jaringan WAN

    sebagai topologi jaringan yang akandigunakan, kemudian kedua server yaitu

    server primarydan server secondarydapat

    dipisahkan lokasinya secara geografis.

    Perlu penelitian lebih lanjut untuk celah

    keamanaan saat terjadi proses sinkronisasi

    data pada harddiskantara server.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]. Bahsyar, Irfan, R. Rumani, Yudha

    Purwanto. 2013.Implementasi dan Analisis

    Performansi Sistem High Availability

    Server Menggunakan Distributed

    Replicated Block Device (DRBD).

    Bandung: IT Telkom Bandung.

    [2].

    Barker, Richard. 2011. European DisasterRecovery Survey 2011. (online).

    http://www.continuitycentral.com/news060

    44.html.Di akses pada tanggal 12 Januari

    2015.

    [3]. Faruq Muhammad, Tito Suryono. 2012.

    Implementasi Disaster Recovery Plan

    Dengan Sistem Fail Over Menggunakan

    DRBD Dan Heartbeat Pada Data CenterFKIP UNS. Semarang: Universitas Negeri

    Semarang.

    [4]. Philipp, Reisner & Lars Ellenberg. 2005.

    DRBD v8 Replicated Storage with Shared

    Disk Semantics.

    [5]. Pusat Bahasa. 2015. Kamus Besar Bahasa

    Indonesia Online. (online).

    http://kbbi.web.id/. Diakses pada tanggal 8

    Januari 2015

    [6]. Snedaker, Susan. 2007. Business

    Continuity and Disaster Recovery for IT

    Professionals. United States of America:

    Syngress.

    [7]. Solekan. 2009. Sistem Telekomunikasi

    Edisi Pertama. Bandung: Politeknik Negeri

    Bandung

    [8]. Sovianty, Yuvirna Adiktia. 2010. Rancang

    Bangun Fail Over Server Berbasis Linux

    Menggunakan System DRBD. Surabaya:

    Universitas Pembangunan Nasional

    Veteran.

    [9]. Wijaya, Lustan. 2010. Pengembangan

    Disaster Recovery Untuk MeningkatkanKetersediaan Informasi Data dan

    Informasi pada PT XYZ. Jakarta: Binus

    University.

    [10].Wiyanti Putri, Sila. 2006.Pembangunan

    Disaster Recovery Plan Untuk Sistem

    Informasi Manajemen Terintegrasi ITB.

    Bandung: Institut Teknologi Bandung.

    http://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://kbbi.web.id/http://kbbi.web.id/http://kbbi.web.id/http://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://www.continuitycentral.com/news06044.html