Jurnal_Novianto(42511040)
-
Upload
anto-padaunan -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Jurnal_Novianto(42511040)
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
1/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 1
ANALISIS KINERJA DRBDDAN PACEMAKER
PADA HI GH AVAILABIL ITY CLUSTER
SEBAGAI SISTEM DI SASTER RECOVERY
Abstrak
Data dan layanan server telah menjadi dua hal yang sangat penting dalam mendukung proses
kegiatan sebuah instansi. Namun menurut survey yang dilakukan Continuity Central Archive tahun 2011
diperoleh hasil bahwa 54 persen perusahaan di Eropa mengalami kerugian besar karena kehilangan
data dan kerusakan layanan pada server. Oleh karena itu sistem disaster recovery sangat dibutuhkan
oleh sebuah instansi. Pada penelitian sebelumnya sudah terdapat desain sistem disaster recovery denganmenggunakan Distributed Replicated Blocks Device (DRBD) yang akan melakukan fungsi mirroring data
dan aplikasi Hearbeat yang akan melakukan proses fail over layanan server secara otomatis, dan
diperoleh hasil nilai availability sistem sebesar 99,9950%. Pada penelitian ini akan didesain sistem
disaster recovery dengan menggunakan DRBD dan Pacemaker sebagai perbandingan terhadap sistem
yang sudah didesain sebelumnya. Dan nilai availability yang diperoleh dari sistem yang didesain untuk
skenario kegagalan sistem karena Connection Lost adalah sebesar 99,0409%, dan untuk skenario Power
Lost adalah sebesar 98,8358% serta untuk skenario DDOS Attack adalah sebesar 98,7343%.
Kata kunci: Disaster Recovery, High Availability, DRBD, Pacemaker.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data dan layanan server telah menjadi dua
hal yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan suatu instansi yang semakin
kompleks dari masa ke masa. Sebuah sistem
yang berjalan pada suatu instansi akan
bergantung pada layanan atau aplikasi yang
memproses data hingga menjadi sebuah
informasi yang bermanfaat. Namun tidak hanya
peranan data dan layanan server saja yang
meningkat tetapi tingkat ancaman yang dapat
mengganggu dan merusak data serta layanan
server ini pun juga semakin berkembang.
Menurut survey yang telah dilakukan
sebelumnya, ditemukan bahwa penyebab utama
kehilangan data dan kegagalan layanan server
pada suatu instansi disebabkan oleh Virus/Worm
komputer, kerusakan perangkat keras, ketiadaan
daya, data corruption, bencana alam dan
tindakan sabotase dari pengawai instansi itu
sendiri (Barker, 2011).
Solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk
mengatasi berbagai macam persoalan diatas
adalah dengan membuat sebuah sistem disaster
recovery yang bertujuan untuk memulihkan
kembali kondisi data dan layanan server yang
dimiliki oleh instansi seperti semula jika terjadi
bencana yang tidak diharapkan.
Distributed Replicated Block Device
(DRBD) adalah aplikasi open source yang
berfungsi untuk melakukan proses mirroringdata, yaitu proses menduplikasi isi sebuah
harddisk ke harddisk lainnya yang terpisah
Novianto Padaunan
( [email protected])Irawan, S.ST., M.T
( [email protected])Rini Nur, S.T., M.T( [email protected])
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung PandangJln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245 Indonesia
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
2/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 2
secara fisik melalui media jaringan komputer
untuk menjamin tingkat ketersediaan data yang
tinggi. Sedangkan Pacemaker adalah aplikasi
yang akan melakukan proses fail over, yaitu
proses pemeriksaan layanan yang berjalan di
server serta akan memindahkan fungsi utama ke
server yang lainnya secara otomatis jika server
utama mengalami kegagalan sistem.
Dengan mengintegrasikan kedua aplikasi
tersebut menjadi satu kesatuan maka diharapkan
dapat diperoleh sebuah sistem disaster recovery
yang memiliki kehandalan serta tingkat
ketersediaan yang tinggi sehingga dapat
dipertimbangkan untuk digunakan oleh instansi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di
atas pokok permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana mengintegrasikan aplikasi
DRBDdan Pacemaker menjadi sebuah high
availability cluster sebagai solusi alternatif
sistem disaster recovery?
Bagaimana kinerja sistem yang didesain
dalam menghadapi berbagai macam
skenario pengujian sistem yang dilakukan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Mengintegrasikan aplikasi DRBD dan
Pacemaker menjadi sebuah high availability
cluster sebagai solusi alternatif sistem
disaster recovery.
Memperoleh tingkat kinerja dari sistem yang
didesain dalam menghadapi berbagai
macam skenario pengujian sistem yang
dilakukan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
dapat digunakan oleh administrator sistem dan
jaringan untuk memudahkan dalam melakukan
proses mirroring data dan proses fail over
layanan server sehingga diperoleh sebuah sistem
disaster recovery yang memiliki tingkat
ketersediaan tinggi bagi data dan layanan server.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Di saster Recovery
Disaster atau bencana menurut kamus
besar Bahasa Indonesia adalah kejadian yang
waktu terjadinya tidak dapat diprediksi dan
bersifat sangat merusak. Sedangkan pengertian
recovery atau pemulihan menurut kamus besar
Bahasa Indonesia adalah proses atau cara
pengembalian sesuatu seperti semula. Sehingga
dari kedua definisi tersebut dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa disaster recovery adalah
suatu proses atau cara untuk mengembalikan
sesuatu yang rusak akibat kejadian yang tidak
dapat diprediksi sebelumnya menjadi seperti
semula.
2.2 Di str ibuted Repli cated Block Device
Merupakan solusi replikasi storage
harddisk menggunakan dua buah server. DRBD
bekerja dengan cara melakukan teknik mirroring
seperti padaRAID 1 hanya saja proses mirroring
antara kedua harddisk dilakukan melalui media
jaringan sehingga kedua server dapat
ditempatkan pada tempat yang berbeda. Proses
sinkronisasi pada DRBDtidak terjadi pada level
data melainkan terjadi pada level harddisk
sehingga keabsahan data lebih terjamin.
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
3/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 3
Pada dasarnya DRBD dapat melakukan
fungsi mirroringdengan 3 teknik yaitu:
Uptime (A) : Replikasi dilakukan secara
terus menerus saat aplikasi melakukan
modifikasi data pada block device
Asynchronous (B) : File system akan
diberitahu bahwa penulisan selesai saat data
selesai ditulis pada local disk.Asynchronous
ini dibutuhkan pada saat melakukan mirror
jarak jauh.
Synchronous (C) : Dengan melakukan
mirroring sinkron, file system pada aktif
node diberitahu bahwa proses penulisantelah berhasil saat penulisan telah dilakukan
pada kedua block devicedari masing masing
node. Synchronous mirroringadalah pilihan
terbaik untuk local network agar tidak
kehilangan single transaction jika terjadi
crashsaat terjadi penulisan pada aktifnode.
2.3 Pacemaker
Fail Over adalah proses pengecekan
layanan yang berjalan di server dan kemudian
memindahkan fungsi utama yang menyediakan
layanan pada client ke server yang lainnya jika
server utama mengalami kerusakan serta
mengembalikan fungsi utama ketika server
utama telah pulih kembali. Salah satu aplikasi
fail over yaitu Heartbeat akan tetapi Heartbeat
memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak
adanya fitur untuk monitoring sistem, kurangnya
dukungan terhadap layanan server yang dapat
ditangani serta hanya mendukung hingga dua
server saja dalam satu cluster.
Selain Heartbeat terdapat aplikasi lainnya
untukfail over layanan server yaitu Pacemaker.
Dibandingkan dengan Heartbeat kemampuan
fail over layanan server yang dimiliki oleh
Pacemaker jauh lebih baik, karena selain
melakukan pengecekan server dari sisi layanan,
Pacemakerjuga memiliki fitur untuk monitoring
sistem cluster sehingga para admin jaringan
dapat memantau status dari layanan server yang
berjalan pada sistem cluster.
Selain itu Pacemaker juga memiliki
dukungan layanan server lebih banyak bila
dibandingkan dengan Heartbeat. Diantaranya
yaitu database server, web server dan jugaFTP
server.
2.4 Paramenter Kualitas Sistem
Parameter-parameter yang menjadi acuan
dari tingkat kualitas kinerja sistem antara lain
sebagai berikut.
Gambar 2.3.1Prinsip Kerja Pacemaker
Gambar 2.2.1Prinsip Kerja DRBD
Gambar 2.3.2Layanan yang Didukung Pacemaker
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
4/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 4
1.Latency
Latency adalah waktu yang dibutuhkan oleh
data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke
tujuan (Solekan, 2009).
2.Throughput
Konsep bandwith tidak cukup untuk
menjelaskan apa yang terjadi di jaringan, untuk
itulah konsep throughput muncul. Throughput
merupakan jumlah total kedatangan paket yang
sukses sampai diamati pada destination selama
interval waktu tertentu dibagi oleh durasi
interval waktu tersebut (Solekan, 2009).
3.Round Time Trip (RTT)
RTT adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuat paket mulai dari dikirim sampai
kepenerima dan mengirimkan kembali paket
acknowledgementpada pengirim.
4.Downtime
Downtime adalah jumlah waktu dimana
suatu perlengkapan tidak dapat beroperasi
disebabkan adanya kerusakaan. Pengukuran
downtime dilakukan dengan menggunakan
aplikasi wireshark dan melihatflow graphdari
waktu paket mulai gagal dikirimkan sampai
paket berhasil untuk dikirimkan kembali.
5.Availability
Nilai availability dapat diartikan sebagaikemampuan sebuah sistem dapat beroperasi
dan digunakan ketika dibutuhkan.
Nilai availability sistem diukur dengan
banyaknya angka 9 (Nines), semakin banyak
angka 9 (Nines) maka semakin tinggi tingkatketersediaan sebuah sistem.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan pendekatan kuantitatif untuk
menjelaskan variabel yang diteliti. Dalam
penelitian yang dilakukan variabel yang diteliti
adalah parameter-parameter yang menunjukkan
kehandalan dari sistem yang didesain. Agar
lebih mudah dalam memahami tahapan
pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan,
berikut ini adalah flowchart yang menjelaskantahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan
secara keseluruhan.
Gambar 3.1.1FlowchartPelaksanaan Penelitian
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
5/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 5
3.2 Desain Model Penelitian
Sistem yang didesain menggunakan
topologi jaringan lokal serta model warm
standby redundant sebagai simulasi dari sistem
disaster recovery yang sesungguhnya. Dalam
desain sistem ini terdapat dua buah node, yaitu
server primary dan server secondary serta satu
buah switch yang akan digunakan untuk
menghubungkan kedua server dengan client dan
beberapa tambahan PC lainnya untuk pengujian
sistem.Penjelasan secara rinci mengenai desain
sistem tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Aplikasi Distributed Replicated Blocks
Device (DRBD) dan Pacemaker diinstallkan
pada kedua buah server. Aplikasi DRBD dapat
diintegrasikan dengan aplikasi Pacemaker
dengan cara melakukan proses inisialisasi
aplikasiDRBDpada sebuahscriptpemrograman
khusus yang akan digunakan olehPacemaker.
3.3 Prosedur Pengujian
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses
implementasi dari sistem yang diuji kemudian
akan dilakukan beberapa pengujian kemampuan
sistem. Untuk tiap-tiap skenario pengujiansistem akan dilakukan sebanyak sepuluh kali
pengambilan data.
1. Pengujian Pengaruh DRBD dan
PacemakerTerhadap Sistem
Proses pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari pemasangan sistem
DRBD dan Pacemaker, apakah terjadi
penurunan kualitasterhadap kinerja dari server
yang akan digunakan dalam penelitian ini atau
tidak.
2. Pengujian Pengaruh Sistem Terhadap
Layanan Server
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
ketersediaan sistem yang didesain serta
pengaruh dari kegagalan sistem terhadap data
dan layanan yang terdapat di server. Adapun
layanan server yang akan diuji dalam proses
pengujian ini yaitu database server, Web server
sertaFTP server.
3. Pengujian Nilai AvailabilitySistem
Pengujian ini dilakukan untuk menghitung
tingkat ketersediaan dari sistem yang
digunakan oleh client dalam menghadapi
berbagai jenis ancaman kegagalan sistem yang
mungkin terjadi. Untuk pengujiannya akan
dilakukan dengan tiga skenario kegagalan
sistem yang berbeda, adapun ketiga skenario
tersebut adalah skenario connection lost, power
lostdan yang terakhirDDOS attack.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem dilakukan dengan
mengintegrasikan aplikasi Distributed
Replicated Blocks Device (DRBD) untuk
mirroring data pada harddisk kedua server
dengan aplikasi Pacemaker untuk fail over
Gambar 3.2.1Rancangan Sistem
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
6/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 6
layanan server. Hasil implementasi sistem dapat
dimonitoring seperti pada gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
layanan server berjalan pada serverprimarydan
jika terjadi kegagalan sistem pada server
primary maka secara otomatis layanan server
akan berjalan pada serversecondary.
4.2 Analisis Sistem
Hasil analisis sistem berdasarkan beberapa
skenario pengujian adalah sebagai berikut.
1. Pengujian Pengaruh DRBD dan
PacemakerTerhadap Sistem
Pengujian ini dilakukan dengan cara client
mengakses sistem yang digunakan kemudian
akan dibandingkan kinerja dari sistem yang
diuji tersebut sebelum pemasangan DRBD dan
Pacemaker dengan setelah pemasangan DRBD
dan Pacemaker. Dan akhirnya diperoleh hasilpengujian sebagai berikut
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
pemasangan sistem DRBD dan Pacemaker
pada server mempengaruhi kinerja dari sistem,
hal ini terlihat dari nilai latencydan RTTyangmeningkat setelah pemasangan DRBD dan
Pacemaker serta nilai throughput yang
menurun. Akan tetapi penurun kinerja ini
nilainya sangatlah kecil sehingga tidak terlalu
mempengaruhi kinerja dari sistem secara
keseluruhan.
Adapun penyebab dari penurunan kinerja
dari sistem ini disebabkan oleh antrian data di
dalam jaringan yang bertambah karena adanya
paket data baru yang melalui jaringan, paket
tersebut adalah paket Pacemaker yang
melakukan fungsi untuk memberitahukan status
dari serverprimarydan serversecondary,paket
tersebut melalui jaringan menggunakan
protokol UDP dan multicast address226.94.1.1
serta menggunakan port 5405. Berikut ini
adalah gambar yang menampilkan paket yang
Gambar 4.1.1Layanan Berjalan di Server Primary
Gambar 4.2.1Grafik Perbandingan Latency
Gambar 4.2.2Grafik Perbandingan Throughput
Gambar 4.2.3Grafik Perbandingan RTT
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
7/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 7
Gambar 4.2.6Session Website Expired
Gambar 4.2.7Proses Download File
terkirim sebelum dan sesudah implementasi
DRBDdanPacemakerpada sistem.
2. Pengujian Pengaruh Sistem Terhadap
Layanan Server
Pada pengujian ini perubahan data apapun
yang terjadi pada database di server primary
maka perubahaan itu juga akan terjadi pada
database di server secondary sehingga data
pada kedua server akan selalu sama dan up to
dateserta dengan menggunakan sistem ini juga
dapat menyediakan tingkat ketersediaan yang
tinggi terhadap data bagi client.
Sedangkan untuk layanan Web server
ketika terjadi kegagalan sistem dan pada
website terdapat session maka session akan
mengalami expired dan client akan terlogout
secara otomatis akan tetapi Web server tidak
akan mengalami downtimeyang lama sehingga
client dapat login kembali ke dalam website
seperti semula.
Untuk layanan FTP server diperoleh hasil
bahwa ketika client melakukan download file
menggunakan layanan FTP server kemudian
sementara proses downloadsedang berlangsung
tiba-tiba terjadi kegagalan sistem pada server
primary yang melayani client maka proses
download tidak akan terputus tetapi hanya
berhenti sesaat dan ketika perpindahaan fungsi
ke server secondary telah selesai maka proses
download akan berlanjut kembali tanpa harus
memutuskan koneksi FTP atau membangun
ulang koneksi layanan FTP dari awal dan data
yang telah di download tidak mengalami
kerusakan sama sekali.
3. Pengujian Nilai AvailabilitySistem
Pengujian yang terakhir adalah pengujian
yang akan mengukur tingkat availability dari
sistem yang diuji dalam menghadapi berbagai
kegagalan sistem. Untuk menghitung nilai
availability dari sistem maka diperlukan
variable downtime. Downtime yang diukur
adalah waktu yang dibutuhkan oleh sistem
untuk memindahkan fungsi utama dari server
primary ke server secondary hingga sistem
dapat pulih dan berjalan kembali seperti
semula. Dan hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
Gambar 4.2.4Antrian Sebelum Implementasi Sistem
Gambar 4.2.5Antrian Sesudah Implementasi Sistem
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
8/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 8
Gambar 4.2.8Grafik Perbandingan Downtime Gambar 4.2.9Grafik PerbandinganAvailability
Dari grafik diatas jika dirata-ratakan maka
dapat diperoleh hasil waktu downtime tercepat
terjadi pada skenario connection lost sedangkan
waktu downtime terlama terjadi pada skenario
DDOS attack. Waktu downtime pada skenario
power lost lebih lama dibandingkan dengan
skenario connection lost karena perubahan nilai
dari kualitas media transmisi jaringan saja, tidak
ada faktor lain yang mempengaruhi secara
langsung sehingga waktu downtime diantara
kedua skenario tersebut relatif sama.
Waktu downtime pada skenario DDOS
attack menjadi sangat lama bila dibandingkan
dengan skenario pengujian yang lain
disebabkan karena ketika terjadi kegagalan
sistem, pengiriman paket pemberitahuan
kondisi server primaryyang telah crash untuk
pengalihan fungsi utama ke server secondary
terhambat karena trafik pada jalur yang dilalui
oleh paket tersebut telah dipenuhi oleh paket
DDOS yang berukuran sangat besar dan
berjumlah sangat banyak.
Dalam pengujian ini variable downtime
adalah variable yang sangat menentukan besar
kecilnya nilai availabilitydari sistem yang diuji
sehingga Dari pengujian diatas juga dapat
diperoleh grafik rata-rata nilai availability
sistem sesuai dengan beberapa skenario
kegagalan sistem sebagai berikut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai availability sistem yaitu
kecepatan koneksi jaringan dan kecepatan unit
proses pada tiap-tiap server sehingga jika
menginginkan nilai availability yang lebih
tinggi lagi dapat dilakukan dengan cara
menggunakan perangkat jaringan yang dapat
meningkatkan kecepatan koneksi jaringan
komputer serta menambah ukuran RAM dan
kecepatan processor pada masing-masing
server
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
Pemasangan Pacemaker dan DRBD pada
server dapat menurunkan kualitas kinerja
pada layanan server yang akan digunakan.
Akan tetapi penurunan kualitas kinerja ini
nilainya sangatlah kecil sehingga tidak
mempengaruhi kualitas kinerja sistem
secara keseluruhan.
Sistem yang diuji dalam penelitian ini
dapat menjamin tingkat ketersediaan yang
tinggi bagi client untuk layanan Database
server, Web Server sertaFTP server.
-
7/23/2019 Jurnal_Novianto(42511040)
9/9
Politeknik Negeri Ujung Pandang, 2011 9
Integrasi DRBD dan Pacemaker dapat
mengatasi berbagai macam skenario
kegagalan sistem dengan nilai availability
rata-rata untuk skenario connection lost
sebesar 99,0409% dan untuk skenario
power lost sebesar 98,8358% sedangkan
untuk skenario DDOS attack sebesar
98,7343%.
5.2 Saran
Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan
dengan menggunakan jaringan WAN
sebagai topologi jaringan yang akandigunakan, kemudian kedua server yaitu
server primarydan server secondarydapat
dipisahkan lokasinya secara geografis.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk celah
keamanaan saat terjadi proses sinkronisasi
data pada harddiskantara server.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Bahsyar, Irfan, R. Rumani, Yudha
Purwanto. 2013.Implementasi dan Analisis
Performansi Sistem High Availability
Server Menggunakan Distributed
Replicated Block Device (DRBD).
Bandung: IT Telkom Bandung.
[2].
Barker, Richard. 2011. European DisasterRecovery Survey 2011. (online).
http://www.continuitycentral.com/news060
44.html.Di akses pada tanggal 12 Januari
2015.
[3]. Faruq Muhammad, Tito Suryono. 2012.
Implementasi Disaster Recovery Plan
Dengan Sistem Fail Over Menggunakan
DRBD Dan Heartbeat Pada Data CenterFKIP UNS. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
[4]. Philipp, Reisner & Lars Ellenberg. 2005.
DRBD v8 Replicated Storage with Shared
Disk Semantics.
[5]. Pusat Bahasa. 2015. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online. (online).
http://kbbi.web.id/. Diakses pada tanggal 8
Januari 2015
[6]. Snedaker, Susan. 2007. Business
Continuity and Disaster Recovery for IT
Professionals. United States of America:
Syngress.
[7]. Solekan. 2009. Sistem Telekomunikasi
Edisi Pertama. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung
[8]. Sovianty, Yuvirna Adiktia. 2010. Rancang
Bangun Fail Over Server Berbasis Linux
Menggunakan System DRBD. Surabaya:
Universitas Pembangunan Nasional
Veteran.
[9]. Wijaya, Lustan. 2010. Pengembangan
Disaster Recovery Untuk MeningkatkanKetersediaan Informasi Data dan
Informasi pada PT XYZ. Jakarta: Binus
University.
[10].Wiyanti Putri, Sila. 2006.Pembangunan
Disaster Recovery Plan Untuk Sistem
Informasi Manajemen Terintegrasi ITB.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
http://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://kbbi.web.id/http://kbbi.web.id/http://kbbi.web.id/http://www.continuitycentral.com/news06044.htmlhttp://www.continuitycentral.com/news06044.html