jurnalistik seni teater

download jurnalistik seni teater

of 34

Transcript of jurnalistik seni teater

JURNALISTIK SENI TEATER

Penyair, dramawan, Kolumnis, esais, sutradara, dosen teater ISI Padangpanjang, Pembimbing UKM-Pers, serta Pendiri/Penasehat Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang-Sumatera Barat, Dewan Penasehat Persatuan Pewarta Warga Indonesia Cab. PadangpanjangMobile. 081393286671, email [email protected] Bloger: http://www.sjuned.blogspot.com Facebook: Sulaiman Juned

SULAIMAN JUNED,S.Sn., M.Sn

Hand out mata kuliah Jurnalistik Seni Teater Jurusan Seni Teater Fak. Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang

1

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

PENGERTIAN JURNALISTIK* (BELANDA) Joernalistik * (INGGERIS) Journalism * (LATIN) DiurnaHarian atau Setiap hari

Jadi Jurnalistik; suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat, dipergunakan untuk melakukan kontrol sosial. Termasuk didalamnya; Surat kabar-Radio-Televisi.

2

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

EMPAT KATEGORI PERS Authoritarian Pers; Kebenaran milik segelintir penguasa. Pers digunakan untuk memberikan informasi kepada rakyat mengenai apa yang dipikirkan oleh pihak penguasa harus didukung oleh rakyat. Libertarian Pers; Hubungan manusia terhadap negara. Manusia tidak bebas untuk dipimpin/diarahkan. Kebenaran bukan milik penguasa, ia menjadi hak kodrat manusia. Pers merupakan tempat pencari kebenaran. Sosial Responsibility; Lembaga sosial yang bertanggungjawab kepada masyarakat-negara, dan bangsa. Pers membela masyarakat bila pemerintah merugikan masyarakat. Jika negara-bangsa menghadapi bahaya, pers membelanya. Soviet Comunist Pers; Pers milik negara. Kebenaran adalah juga milik negara. Pengabdian pers kepada negara sekaligus kepada rakyat.

3

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

FUNGSI PERS Menyiarkan informasi; Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi. Informasi yang disiarkan tentang peristiwa-gagasan perilaku orang lain-opini orang lain, dan sebagainya. Mendidik: Sarana pendidikan massa. Surat kabar-majalah memuat tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga menambah wawasan pembaca. Fungsi ini secara implisit, ditemui dalam bentuk artikel-tajuk rencanacerbung-berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan. Menghibur; Berita hiburan untuk mengimbangi berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Hiburan berisi; cerpen-cerbung- cergam-teka-teki silang-pojok-karikatur. Untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah pembaca dihidangkan berita-berita dan artikel yang berat. Mempengaruhi; Pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Pers yang berpengaruh adalah pers yang independent. Bebas menyatakan pendapat dan bebas melakukan kontrol sosial. Fungsi mempengaruhi terdapat pada tajuk rencana dan artikel.

4

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

PERSPers

Pers Belanda

Pers Inggeris

Arti Harfiah Cetak Arti Maknawiyah Penyiaran secara tercetah atau publikasi secara tercetak.

5

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

PENGERTIAN PERS Pengertian luas; segala penerbitan, termasuk media elektronik-radio-televisiinternet. Pengertian sempit; Hanya terbatas pada media cetak surat kabar-majalahbuletin dan kantor Berita.

CIRI KHAS MEDIA MASSA Media Elektronik; pesan yang disampaikan atau disiarkan diterima oleh khalayak hanya sekilas. Khalayak harus selalu berada didepan pesawat. Media Massa Cetak; pesan yang disampaikan sifatnya terekam. Dapat diulang kaji, serta disimpan untuk dibaca pada setiap kesempatan.

6

Sulaiman Juned; Jurnaslistik Seni teater

ISTILAH JURNALIS DAN WARTAWAN Istilah jurnalis di Indonesia, muncul ketika masuknya pengaruh Ilmu Komunikasi yang berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini berimbas pada penamaan posisi kewartawanan, misalnya redaktur atau editor. Ketika Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) berdiri terjadi kesadaran tentang Jurnalisme. Menurut AJI; jurnalis adalah profesi (pekerjaan) yang berhubungan dengan isi media. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, desain grafis editorial. Istilah jurnalis mengacu pada difinisi wartawan. Wartawan dalam definisi PWI; hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang diantaranya mencari data (riset-liputan-verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk Objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolomartikel-opini ia dapat mengemukakan subjektifitasnya.

Jadi Jurnalistik Seni Teater: Menulis tidak hanya sekedar nilai berita, namun melakukan opini terhadap pertunjukan seni teater, Penulis jadi juru bicara kepada penonton7Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

APA ITU JURNALISTIK SENI TEATER ITUKegiatan jurnalistik yang menjadikan seni Teater sebagai objek liputan. Hasil liputan seni itu ditulis dalam tiga model tulisan: berita, resensi/kritik seni, dan esai. Kaidah-kaidah jurnalistik umum juga berlaku dalam peliputan seni, seperti 5W+1H, keberimbangan, dan lain-lain8Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

Apa yang ditulis?Pertunjukan/Festival Diskusi Peluncuran karya/buku seni Seniman/tokoh seni teater

9

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

MENENTUKAN KELAYAKANSebelum menulis, seorang PENULIS mesti tahu apakah peristiwa itu layak ditulis atau tidak. Jika layak , apakah bahan liputan dapat ditulis menjadi tulisan besar, sedang, atau sekilas saja10Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

MENGUJI KELAYAKAN (PK3)* Prioritas * Kebaruan * Keunikan * Ketokohan

11

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

FAKTOR PRIORITAS Seberapa penting peristiwa itu bagi pembaca media Anda? Ini menyangkut wilayah jangkauan pembaca dan kebijakan media itu. Masing-masing media tentu punya kebijakan sendiri terhadap itu. Misalnya, media lokal boleh jadi tidak perlu meliput pameran lukisan di Jakarta. Begitu sebaliknya. Atau jika majalah Anda segmennya remaja, tentu yang diprioritaskan adalah acara-acara seni bersegmen remaja

12

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

FAKTOR KEBARUAN: Apa hal baru yang disajikan dalam peristiwa atau karya Teater yang diliput itu? Apakah itu karya yang baru, atau karya lama yang dipermak ulang sehingga menjadi baru, atau karya itu mengandung unsur-unsur kebaruan.

13

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

FAKTOR KEUNIKAN Apa uniknya peristiwa karya Teater itu? Apa keistimewanya? Keunikan dan keistimewaan dapat diuji dengan pertanyaan: apakah orang lain pernah melakukan hal yang sama? Apa bedanya karya itu dengan karya yang pernah ada?

14

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

FAKTOR KETOKOHAN Apakah peristiwa atau karya yang diliput milik seorang tokoh atau berkaitan dengan tokoh? Tokoh seni Teater, boleh tokoh pembaca puisi yang handal. Boleh pula pembacaan puisi oleh penyairnya, atau yang baca puisi Gubernur, koran di provinsi itu wajib menulis, barangkali pula yang menjadi aktor/sutradara adalah Walikota Padangpanjang.

15

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

KESIMPULAN FAKTOR PK3 Tingkat kelayakan peliputan dan penulisan tergantung pada faktor-faktor di atas yang harus terpenuhi, paling tidak salah satu diantara keempat faktor itu. Kalau satu pun faktor tidak terpenuhi, jika pun ditulis cukup menjadi tulisan kecil saja.

16

Sulaiman juned, Jurnalistik Seni teater

Menulis lewat proses berpikir, bukan suatu kebetulan. Makanya perlu membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Catat semua fakta melalui urutan yang paling penting dan logis. Pilih ide menarik untuk dijadikan paragraf pembuka. Kata-kata yang digunakan mudah diketahui, kosa kata yang dimiliki memang tergantung dari bacaannya. Penulis yang baik adalah juga pembaca yang sangat baik. Pakailah kata/diksi yang sudah dikenal agar mudah dipahami pembaca. Hindari kata yang kurang berarti dalam kalimat. Tiap kata harus memiliki arti. Contoh= mampu melarikan diri (Lolos). Memahami kalimat singkat. Ilmu jurnalistik juga berkembang; abad 17 satu kalimat terdiri 45 kata. Abad 19 menjadi 30 kata. Dewasa ini kalimat yang ekonomis terdiri dari 17 kata. Mempersingkat kalimat agar ekonomis, tidak rumit serta mudah dipahami. Satu kailmat mengandung satu gagasan utama dan gagasan penjelas. Kata sifat digunakan seperlunya saja, karena kata sifat cenederung mengungkapkan perasaan, seperti karya sastra.Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

DASAR-DASAR MENULIS

17

LANJUTAN.DASAR-DASAR MENULIS

Paragraf juga singkat. Setiap paragraf memuat ide yang lengkap. Satu paragraf minimal 3 kalimat. Mulailah menulis dengan kalimat peralihan, atau memakai kata penghubung selanjutnya, atau Disamping itu. Berpisah dengan pembaca menyajikan pokok pikiran berita. Hendaknya memakai bentuk aktif, karena mampu memberikan sifat mengena, dan singkat pada tulisan. Contoh: Abu (subjek)-Lolos (Prediket)-dari sergapan petugas (Keterangan). Bahasa khusus dan kongkret, jauhkan diri dari bahasa yang abstrak. Contoh: Pistol lebih jelas dari senjata genggam. Palu lebih fokus dari benda tumpul, dan lainlain. Menulis seperti apa yang sedang diceritakan. Merevisi tulisan-mengoreksi dan mengubah, sesungguhnya bagian dari menulis. Penulis harus menjadi editor terlebih dahulu sebelum dikirim. Tiga kunci sukses jadi penulis; membaca-menulis-lalu kirim ke media. Penutup; kesalahan terbesar tak mampu mengendalikan pemakaian kata. Terpenting jangan gurui pembaca dalam tulisan.

18

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

BAGAIMANA MENULIS ITU ? Formula 5 W + 1 H; mengumpulkan data tentang peristiwa dapat dilakukan melalui What= Apa peristiwanya, Who= Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu, Where= Dimana kejadian tersebut, When= Kapan kejadian peristiwa itu, Why= Mengapa peristiwa tersebut terjadi + How= Bagaimana proses kejadian peristiwa tersebut. Kode Menulis Antara lain; Tidak mengirim tulisan (karya tulis jenis apapun) yang sama ke sejumlah media massa dalam waktu bersamaan. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD. Setiap penulis wajib bersikap jujur terhadap karya tulisnya, dengan menyebutkan referensi bila mengutip karya orang lain. Benarkah Menulis Di Media Massa, Sulit ?; Mudah! Asal rajin baca apa saja. Mudah! Asal tekun menulis apa saja. Mudah! Asal berani mengungkapkan pendapat pribadi. Tidak sukar asal dapat menulis abjad. Tidak sulit asal berniat sungguh-sungguh. Asal tidak asal-asalan. Tidak sulit asal segera menulis dan kirim ke media massa. Tidak! Asal kerjakan sekarang, jangan buang-buang waktu. Tidak! Asal berani mencoba, jangan takut ditolak. Tidak asal berani kreatif, jangan menyontek. Mudah! Asal berani jadi kreator, jangan jadi epigon. Mudah! Asal berani tampil beda, jangan menjiplak. Mudah Sekali! Asal rajin membaca, jangan tidur malas-malasan.

19

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

KENAPA TULISAN DI TOLAK REDAKTUR (?) 20

Topik atau tema tidak aktual Argumen dan pandangan bukan hal yang baru Cara penyajian bertele-tele. Cakupan terlalu mikro atau lokal Pengungkapan dan redaksional kurang mendukung Konteks kurang jelas Bahasa terlalu ilmiah/akademis, kurang populer Uraian terlalu rumit Tulisan bergaya pidato /makalah/kuliah Sumber kutipan kurang jelas Terlalu banyak mengutip Diskusi kurang berimbang Alur uraian Tidak runtut Uraian tidak membuka pencerahan baru Uraian ditujukan kepada personal Uraian terlalu datar Alenia pengetikan over berkepanjangan Hasil plagiatSulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

FEATURE Feature; Memerlukan kekuatan tertentu. Menulis dengan penggambaran yang hidup. Pembaca diajak mengenali persoalan dengan enteng, mengalir dan tidak rewet. Tiap soal dijelaskan melalui peristiwa demi peristiwa, menjalin kisah dengan tema besar tentang kemanusian. Feature; Membicarakan satu-dua manusia (bukan kemanusian), satu keluarga (bukan masyarakat) tetapi dalam bingkai (konteks) tema yang lebih luas. Contoh: satu orang tewas adalah tragedi, dan 100.000,- orang tewas adalah statistik. Contoh Feature; Ekonomi= mengisahkan dampak implasi terhadap keluarga miskin. Olahraga= mengisahkan atlet yang menangis di sudut ruang ganti. Seni= Mengisahkan kehidupan kumuh seorang aktor di luar panggung. Sosial= Seorang guru yang mengabdi di daerah kumuh perkotaan. (hal seperti ini merupakan kekuatan tulisan feature). Karakteristik Feature; Laporan masterpeace. Menggali peristiwa minor menjadi mayor. Memiliki aksentuasi human interest. Karya tulis yang unik karena orisinalitas, pemaparannya bersifat deskriptif. Ada juga feature berisi hiburan dan sedikit informasi, atau mengandalkan informasi dengan sedikit hiburan. Feture ditulis untuk tiga tujuan; hiburan-memberitahu-mengajarkan sesuatu.Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

21

HUMAM INTEREST Terkait dengan ketertarikan dan minat orang. Kisah tentang orang-orang dan pikirannya. Peristiwa yang terpenting; sesuatu yang hidup punya kehangatan, kegembiraan dapat jadi contoh bagi orang lain. Peristiwa hidup; segala kejadian yang bikin enak-enteng-meriah bila dipahami. Interest pembaca disentuh, rasa manusiawi ditarik , pembaca diajak terbenam dalam kisah-kisah cinta, kebencian keingintahuan, ketakutan, humor atau tema-tema yang aneh. Contoh; perasaan orangtua, yang sebagian usia anaknya dihabiskan dalam penjara. Kisah human interest tidak terdeteksi pola dan rincian kejadiannya. Di Balai Kota atau Kepolisian, peristiwa demi peristiwa terjadi dalam ritme dan pemberitahuan tertentu. Kisah human interest menjadi hidup, menjadi berwarna, ketika khalayak diajak membayangkan detail-detail latar kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih atau tertawa. Pembaca seolah-olah ada di sana. Penulis masuk kelubang peristiwa, ia mencatat, merekam dan melaporkan seperti detail-detail fotografis. Hal ini yang berhubungan dengan wawasan, pengetahuan, dan berbagai referensi penulis.

22

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

Human Interest....Lanjutan.... Penulis feature selalu mengandalkan deskripsi yang bersandar pada akurasi jurnalistik. Ia tetap memverifikasi informasi, mengakurasi kutipan-kutipan. Bahasa feature ditata apik, tiap kata dan kalimat dipilih. Ringkas-tegas-aktifmenarik dan sugestif. Bahasa feature mesti memikat-enak dibaca. Gagasan dibangun dengan ekspresi yang harmonis. Membutuhkan kreativitas. Mampu menggunakan sudut pandang (Point Of View) dan gaya penulisan yang khas. Penulis feature mesti peka, dimana ia meletakkan emosional tertentupaparan yang menyentuh adegan yang menarik dirancang-deskripsi yang kuat disusun.

23

Sulaiman Juned; Jurnalistik Seni teater

KATEGORI FEATURE The Bussiness Story; Kisah seputar soal bisnis. Pengisahan biasanya melaporkan bagaimana dunia bisnis penjualan, para pelaku bisnis, dan produk bisnis. Seorang direktur penjualan yang sukses akan dibeli oleh perusahaan lain dengan harga yang mahal. Kisah yang melaporkan cara kerja-konsep-filosofi kerja-kehidupan masa kecil dan keluarganya. The Commemorative Story; kisah human interest mengenai perayaan, peringatan, atau nostalgia yang diupacarakan. Kehidupan masyarakat meritualkan beberapa moment penting. Misalnya; laporan perayaan tahun baru, 17 agustusan dan perjalanan bulan ramadhan. The Explanatory Story; feature yang melaporkan proses kegiatan seperti persiapan partaipartai politik menghadapi pelaksanaan kampanye dan pemilihan umum. The First-Person Story; Kisah tentang seseorang yang menuturkan pengalamannya. Ada peristiwa personal yang ditunggu khalayak. Contoh: Penuturan korban bencana Tsunami di Mentawai, atau gunung merapi di Yogyakarta yang selamat. The Historical Story; Feature tentang sejarah-tempat-tempat bersejarah-kisah dibalik peristiwa bersejarah-kisah dibalik kehidupan tokoh-tokoh sejarah. The Hobbyist Story; kisah tentang kegemaran yang unik dari seseorang. Misalnya; Kisah kolektor barang antik, tidak biasa, aneh! Atau seorang kakek yang memiliki hobi main layanglayang.

24

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

LANJUTAN.KATEGORI FEATURE The How To Story: kisah-kisah bagaimana seseorang memproses sebuah kegiatan. Ketidaklaziman, diukur dari kepakaran atau keanehan kejadiannya. Contohny= kisah pengacara yang selalu memenangkan perkara. The Invention Story ; kisah feature tentang penemuan-penemuan. Misalnya; seorang guru menemukan metode pengajaran yang efektif atau seorang pelajar menemukan rakitan teknologi robot. The Medical Story; Setiap manusia pasti sakit. Orang-orang akan mati. Kisah feature tentang rumah sakit yang menolak operasi pasiennya yang miskin, atau penolakan penderita AIDS yang disingkirkan masyarakat. The odd-Ocupation Story; menyangkut kisah pekerjaan yang unik. Contohnya; Kisah penggali kubur atau perias jenazah, atau kisah pembersih jendela gedung pencakar langit. The Overview Story; Mengulas fenomena aktual di masyarakat. Contohnya; ulasan tentang peristiwa kebakaran- ada penyidik-ada pihak asuransi-ada korban kebakaran dan pihak terkait lainnya. Mereka semua untuk mengemukakan pendapat-keadaan-kesulitanpenderitaan-solusinya. The Profile Story; Wartawan kerap membuat feauture profil tokoh publik yang jadi pembicaraan.

25

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

STRUKTUR PENULISAN FEATURE Kisah feature berkembang sejak jurnalisme modern diterapkan di Amerika, pada fase penny press ditahun 1830-an. Kisahnya mengadopsi struktur cerita pendek. Feature dibagi tiga bagian; awal-tengah-akhir. Feature membangun bacaan seutuh mungkin dalam urutan yang mudah dipahami. Kunci pembuka feature ada diparagraf pertama (the lead). Lead (teras berita) menjadi awal pembaca untuk meneruskan bacaannya. Selanjutnya penulis feature berhadapan dengan tubuh berita dan akhir atau penutup. Urutan struktur feature terdiri dari; Judul-Lead-Body (Tengah)-Akhir. Sebelum membahas struktur penulisan penulisan feature lebih lanjut. Penilihan judul sangat penting, seperti Kampung Yang Hilang. Struktur feature; Judul= Setiap judul memerlukan penanganan yang cermat. Judullah yang membuat pembaca tertarik untuk membacanya. Judul bukan berupa ringkasan. Judul feature dibuat lebih kreatif dibandingkan judul berita. Makna ambigu dibutuhkan dalam membuat judul feature, bila perlu imajinatif, hal ini untuk menggugah pembaca. Lead= berguna sebagai pemancing minat dan atensi pembaca. Lead sangat diperlukan. Lead pada feature memiliki tujuan; untuk mengikuti materi tulisancara melancarkan pemaparan kisah.

26

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

LANJUTAN.. STRUKTUR PENULISAN FEATURE Jenis-Jenis Lead: Lead Ringkasan= berisi saripati atau inti materi tulisan yang meringkas seluruh isi feature. Lead yang bercerita= penulis menciptakan sebuah suasana dan membebaskan pembaca untuk aktif masuk ke dalam tuturan cerita. Biasanya dipakai oleh penulis Novel atau Cerpen. Lead Deskriptif= memuat gambaran tentang peristiwa, tempat kejadian atau tokoh kisah yang terlibat dalam rincian kejadian yang begitu dekat, rapat, seolah-olah pembaca ada disana. Lead Kutipan= Kutipan dan ringkas untuk membuat lead menarik. Terutama bila mengutip omongan orang-orang terkenal. Lead Pertanyaan= menantang keingintahuan pembaca atau memancing rasa ingin tahu. Lead menuding langsung= berkomunikasi langsung dengan pembaca, seperti menyisipkan kata anda untuk menarik keterlibatan pembaca secara pribadi. Lead penggoda= menelusuri keingintahuan pembaca dengan sesuatu yang absurd, tak dikenal, hal baru dan dibawakan umumnya secara bergurau. Lead Seni/Nyentrik= Meleluasakan penulis untuk kreatif. Lead Gabungan= merupakan gabungan dua atau tiga lead.

27

Sulaiman Juned,; jurnalistik Seni teater

Lanjutan.Struktur Penulisan Feature.. Body = Body memiliki karakter tersendiri. Setiap bagiannya bersifat saling menyatu, saling berhubungan, penekanan tertentu pada tiap pragrafnya. Ketiganya mengarahkan tema pokok laporan, mengemas materi penting, menjembatani perpindahan paragraf dengan enakmengalir-jauh dari kekakuan. Peralihan/Transisi= bagian pemberi tanda adanya perubahan bahasan, penjelasan lanjutan dalam uraian yang tengah diungkapkan. Sebagai pengembang pokok ke pokok pikiran yang baru. Fungsi transisi; pemberi tanda pikiran adanya peralihan bahasan. Menyusun pengembangan pokok pikiran dalam perspektif yang lain. Peralihan dapat berbentuk kata, frase, kalimat, dan paragraf. Contohnya; kemudian, di dekat, beberapa meter dari tempat, dalam perkembangan lain, menurut sudut pandang tertentu. Komposisi penulisan feature. Peralihan dapat berada setelah bagian lead. Dapat juga sebelum penutup, ketika hendak mengakhiri uraian. Ending/Penutup= Bagian akhir dari penulisan feature. Ending menjadi penguat tulisan; disusun dengan cermat-berhubungan dengan keseluruhan laporan-mendorong akhir kisah menjadi satu kesatuan dengan lead dan body. Beberapa jenis ending/penutup= Ringkasan keseluruhan bagian tulisan-berupa klimaks seluruh kisah-berupa potongan balik (cut-back) atau kilas balik yang meningatkan pembaca. Penutup yang mengagetkan pembaca pada kesimpulan tak terduga. Penutup tanpa penyelesaian dan terbuka. Penutup yang bersifat naratif. Penutup yang bersifat deskriptif.

28

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

PENULISAN ARTIKEL Artikel = Bagi jurnalisme artikel=Views yaitu segala tulisan yang bersifat opini. Contoh artikel; editoriialartikel khusus-kolom dan artikel feature. Setiap koran-majalah membutuhkan artikel (views). Tujuan adanya Artikel = berbagai artikel menjadi saluran masyarakat. Halaman opini menjadi forum dialog. Kolom-mimbar untuk mengkaji masalah-masalah nasional, regional, maupun mondial yang berdimensi politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan filsafat. Kontruksi Artikel= Kronologin; memudahkan pemahaman pembaca. Penulis dengan sederhana menyampaikan kisahnya dari permulaan ke akhir. Penulis menggerakkan kisahnya di dalam waktu memakai flasback, dan meneruskannya berdasarkan urutan waktu. Masalah dan Solusi= struktur umum, misalnya; penulis menyampaikan soal birokrasi yang bengkak dan lamban kerjanya. Penulis memulai dengan permasalahan. Menggambarkan isu-isu persoalannya. Memaparkan jawaban demi jawaban sampai ke jawaban utamanya. Dimulai dengan satu dua anekdot lalu bergerak ke solusi dari persoalan. Katalog= membuat list, urutan yang menyangkut orang, tempat, atau berbagai kejadian. Semua diklasifikasikan dan dijelaskan masing-masingnya. Contoh: tulisan perjalanan. Refetitif= kerangka yang mengulang-ulang topik artikel dengan berbagai penekanan yang berbeda. Misalnya; penulis menjelaskan konsep-diawal konsep sudah dijelaskan-selanjutnya menyebut konsep tersebut dalam uraiannya-konsep jadi pokok uraian dengan penekanan yang berbeda. Kombinasi= Pengisahan yang sering dipakai. Menggabungkan Kronologi-masalah dan solusi, diakhir tulisan memberikan pemecahan masalah. Setiap artikel juga harus memakai formula 5 W + 1 H.

29

Sulaiman Juned,; Jurnalisitik Seni teater

KOLOM Kolom= lajur pada surat kabar atau majalah. Juga tulisan dalam penerbitan pers yang menyoroti suatu masalah tertentu dengan gaya bahasa bebas, bersifat subjektif, biasanya satiris dan komis. Penulisnya disebut kolumnis. Sebagai lajur akan ditemukan ketika membolak-balik halaman surat kabar, pada tiap lajur membagi halaman koran atau majalah dengan berbagai berita. Sebagai tulisan akan anda temukan sekotak pembatas (bergaris atau tidak) yang berisi teks artikel ketika membuka halaman demi halaman surat kabar dan majalah. Nama penulisnya tercantum. Biasanya dibumbui foto wajah penulis. Ada juga diberi ilustrasi gambar pignet atau karikatur. Para kolumnis adalah orang-orang yang merespons berbagai peristiwa aktual di masyarakat. Kolom merupakan artikel personal yang gaya tulisan mengandung nilai seni. Sifat otoritatif penulisnya sangat berpengaruh, melebihi fungsi pers sebagai menyiarkan informasimendidik-menghibur dan mempengaruhi. Kolom mengekspresikan keyakinan atau keyakinan penulis. Kolumnis mengulas hal-hal aktual. Ulasannya bersifat faktual. Ulasannya selalu menyentuh berbagai bidang. Kolom melayani keintiman yang diinginkan pembaca, artikel kolom menjawab kebutuhan hubungan intim. Kolomnis mesti mempunyai ketajaman melihat celah persoalan, ketangkasan menganalisis dan mensintesiskan permasalahan, dan kemampuan menjelaskan secara luas dan mendalam. Orisinalitas-kreatif-ilustratif ialah kecakapan.

30

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

LANJUTAN.. KOLOM Kecakapan kolumnis= kolumnis harus mampu membuat sebuah prosa yang menarik, dan harus mampu melenakan perasan pembaca pada titik rasa kemanusian-yang bersahaja tanpa meninggalkan sodokan penting dan bernasnya pikiran yang diapungkan. Kolumnis harus mampu mengupas dengan bahasa yang gagah dan penuh wibawa akademis-pemaparannya unik-menarik- dan mampu mensugestif pembaca. Kolumnis menyuluhi pembaca yang sedang bingung menyikapi soal-soal kemasyarakatan. Pengaruh Sastra; Jurnalistik perlu sastra yang menunjang, pembaca bukan saja perlu fakta, melainkan perlu nilai-nilai keindahan. Penulis kolom atau wartawan harus mengerti seni reporting sekaligus pelaporan yang artistisk. Kepekaan seorang kolumnis pada latar kultur masyarakatnya. Mencari bentuk dalam penulisannya, keluasaan kerja kreatif penulisan sastra mewadahi ekspresi jurnalistik, khususnya penulisan kolom.

31

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

ESAI Sejak tahun 1990. bentuk esai dipilih dan dipakai pers Indonesia, khususnya dalam bentuk penyampaian opini. Jurnalisme mengaplikasikan esai dalam bentuk opini yang punya nuansa tersendiri. Sifat esai; reflektif, melahirkan perengkuhan pada gaya sastra yang mengandung kreatifitas dan orisinalitas. Mengangkat esai pada posisi yang lebih meluas dalam pencapaian eksplorasi penulisannya. Contoh= Catatan pinggir Gunawan Muhammad berjudul Usamah, mari kita baca. Esai Sebuah Artikel Opini; Sebuah esai (artikel opini) berbeda dengan sebuah berita, sebuah esai memiliki sebuah unsur yang menonjol sebab esai memiliki unsur waktu (timelines)emosi, dan hiburan (entertaintment). Materi esai harus antisipatif-selalu aktual-menjangkau waktu didepan masa cetakmenyelinap dibalik berita-sekaligus interpretatif-esai harus provokatif harus mampu menarik atensi dan minat baca. Penulis menyajikan esai dengan gaya bersifat reflektifdiskursif-persuasif- atau intruktif dan harus menyentuh emosi. Esai mencerminkan sebuah reaksi. Penulis tergerak untuk merespon masalah-melalui peristiwa melaporkan permasalahan. Sebagai medium, tiap masalah dikaitkan dengan kepentingan pembaca. Para redaktur mengaturnya, para penulis meresponsnya; secara sistematis, masalah-masalah dikelompokkan.

32

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

Lanjutan Esai. Struktur Esai; seperti kerja sebuah jam , tiap bagian demikian kecil. Antar bagian saling menyatu. Terlihat begitu rumit, susash menelusuri darimana p jam mulai bekerja. Namun jika dilihat dengan kaca pembesar, terlihat setiap bagiannya menunjukkan fungsinya; setiap bagian memiliki pengelompokan. Tiap alat punya klasifikasi, ada komponen yang dapat diobservasi secara mandiri-secara keseluruhan. Sebuah esai dapat dianalisis melalui tiga komponen; Pemaknaan-organisasi karangan-gaya penulisan. Setiap komponen memiliki unit-unit kecil, disinilah penulis esai yang baik memiliki kerapian meraut tulisannya. Seluruh gagasan demi gagasan mengalir dengan gaya bahasa yang lugas campur metaforis. Setiap bagian tulisan, dari lead sampai penutup, jalin menjalin secara padu dan utuh. Membawakan penjelasan dan keterangan yang terurut ditemukan penulis. Lewat gaya tulisan personal-prosais-dan retoris esaipun menjadi serumpun paragraf, kalimat dan kata yang ritmis, memikat dan mengalir.

33

Sulaiman Juned,; Jurnalistik Seni teater

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

34

Sulaiman Juned; Jurnalistik Senit teater