JURNALdf

15
ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERKEBUNAN KELAPA DAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Studi Kasus di Kecamatan Nglegok, Blitar) JURNAL SKRIPSI Oleh : ALIN ALAINA NIM. 0611030007-103 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Click to buy NOW! P D F - X C H A N G E w w w . d o c u - t r a c k . c o m Click to buy NOW! P D F - X C H A N G E w w w . d o c u - t r a c k . c o m

description

efdf

Transcript of JURNALdf

  • ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL

    AGRIBISNIS PERKEBUNAN KELAPA DAN

    AGROINDUSTRI GULA KELAPA(Studi Kasus di Kecamatan Nglegok, Blitar)

    JURNAL SKRIPSI

    Oleh :

    ALIN ALAINA

    NIM. 0611030007-103

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2011

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERKEBUNANKELAPA DAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA

    (Studi Kasus di Kecamatan Nglegok, Blitar)

    Oleh :Alin Alaina1) ; Susinggih Wijana2) ; Arie Febrianto 2)

    1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP - Unibraw2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP - Unibraw

    AbstrakKomoditas kelapa (Cocos nusifera L) di Indonesia dewasa ini telah menjadi tanaman

    unggulan dan memiliki prospek masa depan yang sangat cerah. Tersedianya tanaman kelapadalam jumlah yang sangat melimpah di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, membuatpendirian industri berbasis komoditas ini cukup prospektif. Namun demikian, produksi kelapadan gula kelapa yang merupakan potensi terbesar di Kecamatan Nglegok tiap tahunnyamengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tanaman kelapa yang tumbuh dari kelapavarietas Dalam dengan umur rata-rata 20-50 tahun sehingga tanaman kelapa tersebut sudahtidak dalam keadaan produktif. Selain itu, kebanyakan petani kelapa dan pengrajin gula kelapadisana masih belum mengetahui tingkat kelayakan Agribisnis Kelapa dan Agroindustri GulaKelapa mereka layak atau tidak. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggantitanaman kelapa di Kecamatan Nglegok dengan menggunakan bibit unggul, salah satunya yaituvarietas kelapa hibrida. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kelayakan teknis danfinansial Agribisnis Kelapa dan Agroindustri Gula Kelapa yang layak dikembangkan diKecamatan Nglegok, Blitar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara danobservasi. Data-data yang diambil berupa proses produksi, mesin peralatan, modal, biayatetap, dan biaya tidak tetap, bahan baku, dan tenaga kerja. Analisa yang dilakukan meliputiaspek teknis, kimia, dan finansial. Berdasarkan penelitian, diperoleh informasi bahwapeningkatan produksi kelapa dan gula kelapa dapat dicapai dengan penggunaan bibit unggul,yaitu kelapa hibrida. Jarak tanam kelapa 7x7m dan diberi tanaman jahe sebagai tanaman sela.Hasil perhitungan kelayakan proyek Agribisnis Kelapa Hibrida diperoleh HPP sebesarRp.636,82 dengan harga jual per butir Rp.892,00. Break event point (unit) = 8121 unit dan BEP(Rupiah) = Rp.7.243.756,75. Efisiensi usaha didapatkan nilai 1,4. Waktu pengembalianinvestasi adalah 13 tahun 11 bulan 22 hari. Proyek Agribisnis Kelapa Hibrida ini layak danefisien untuk dikembangkan. Sedangkan hasil perhitungan kelayakan proyek Agroindustri GulaKelapa Hibrida diperoleh HPP sebesar Rp.2898,92 dengan harga jual per unit Rp.4058,00.Break event point (unit) = 6439 unit dan BEP (Rupiah) = Rp.26.130.814,23. Efisiensi usahadidapatkan nilai 1,4. Waktu pengembalian investasi adalah 7 tahun 2 bulan 15 hari. ProyekAgroindustri Gula Kelapa Hibrida ini layak dan efisien untuk dikembangkan.

    Kata kunci : kelapa, gula kelapa, analisis kelayakan, Kecamatan Nglegok.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • TECHNICAL AND FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF COCONUTAGRIBUSINESS AND COCONUT SUGAR AGROINDUSTRY (Case Studies in

    Nglegok Subdistrict, Blitar)

    Oleh :Alin Alaina1) ; Susinggih Wijana2) ; Arie Febrianto 2)

    1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP - Unibraw2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP - Unibraw

    AbstractCoconut (Cocos nusifera L) in Indonesia today has become the flagship plant and

    future prospects are very bright. The availability of coconut in a number of very abundant in theDistrict Nglegok, Blitar district, making the establishment of commodity-based industries is quiteprospective. However, the production of coconut and palm sugar which is the biggest potentialin the District Nglegok each year has decreased. This is because plants that grow from thecoconut palm varieties in the average age of 20-50 years so that the coconut crop is no longerin a productive state. In addition, most of the coconut farmers and coconut sugar producersthere still do not know the feasibility of Agribusiness and Agro-Industry Coconut Palm Sugarthey deserve it or not. Solutions that can be done is to replace the coconut crop in the districtNglegok by using seeds, one of which is a hybrid coconut varieties. The purpose of this studywas to determine the technical feasibility and financial Coconut Agribusiness and CoconutSugar Agroindustry is feasible to be developed in the District Nglegok, Blitar. Data collectionmethods used were interviews and observation. The data taken in the form of productionprocesses, machine tools, capital, fixed costs and variable costs, raw materials, and labor. Theanalysis performed included the technical aspects, chemical, and financial. Based on the study,obtained information that the increased production of coconut and palm sugar can be achievedwith the use of superior seeds, namely coconut hybrids. 7x7m spacing of coconut and gingeras the crop plants were interrupted. Agribusiness project feasibility calculation results obtainedby HPP for Hybrid Coconut Rp.636,82 with the selling price per item Rp.892,00. Break eventpoint (units) = 8121 units and the BEP (Rupiah) = Rp.7.243.756,75. Business efficiencyobtained value of 1,4. Time of return on investment is 13 years 11 months 22 days. HybridCoconut Agribusiness Project is feasible and efficient to develop. While the results of feasibilitycalculation of Hybrids Coconut Sugar Agroindustry projects obtained for HPP Rp.2898,92, withthe selling price per unit Rp.4058,00. Break event point (units) = 6439 units and the BEP(Rupiah) = Rp.26.130.814,23. Business efficiency obtained value of 1,4. Investment paybacktime is 7 years 2 months 15 days. Hybrid Coconut Sugar Agroindustry project is feasible andefficient to develop.

    Key words: coconut, coconut sugar, feasibility analysis, District Nglegok.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • PENDAHULUAN

    Komoditas kelapa (Cocosnusifera L) merupakan tanamanperkebunan yang cukup besarkontribusinya terhadap perekonomianIndonesia. Perkebunan kelapa memilikiluasan kedua terbesar di Indonesiasetelah perkebunan kelapa sawit.Sebagian besar produksi kelapaIndonesia dimanfaatkan untuk konsumsidan industri dalam negeri. Industritersebut berupa industri rumah tangga,kecil, dan menengah yangmembutuhkan bahan baku kelapasebagai upaya diversifikasi produkkelapa sehingga memiliki nilai tambah.Alternatif produk yang dapatdikembangkan dari kelapa antara lainvirgin coconut oil (VCO), gula kelapa,oleokimia, kelapa parut kering, coconutcream/milk, arang tempurung, karbonaktif dan serat kelapa.

    Data dari Dirjen Industri Agrodan Kimia, Departemen Perindustrian(2009), menunjukkan bahwaperkebunan kelapa telah mencapailuasan 3,88 juta hektar (97% merupakanperkebunan rakyat) dengan produksikopra sebesar 3,2 juta ton. Jawa Timurmerupakan salah satu wilayah penghasilkelapa yang cukup potensial.Berdasarkan data yang dikeluarkan olehBPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun2006 dapat diketahui bahwa arealperkebunan terluas di Jawa Timuradalah tanaman kelapa, yaitu sebesar286,847 Ha.

    Tersedianya tanaman kelapadalam jumlah yang sangat melimpah diKecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar,membuat pendirian industri berbasiskomoditas ini cukup prospektif. Apalagijika industri tersebut menerapkanteknologi pengolahan secara terpadu.Potensi produksi kelapa varietas dalamper tahun di Kecamatan Nglegoksebesar 647,99 ton, sedangkan potensiproduksi gula kelapa per tahun sebesar6780,184 ton (BPS, 2008). Dari datatersebut menunjukkan bahwa tanamankelapa sangat prospektif untukdikembangkan di Kecamatan Nglegok.

    Namun demikian, produksikelapa dan gula kelapa yang merupakan

    potensi terbesar di Kecamatan Nglegoktiap tahunnya mengalami penurunan.Hal ini disebabkan karena tanamankelapa yang tumbuh dari kelapa varietasdalam dengan umur rata-rata 20-50tahun sehingga tanaman kelapatersebut sudah tidak dalam keadaanproduktif. Didukung pula denganpenanganan agribisnis kelapa yangmasih tersegmentasi sektoral sehinggabelum efisien dengan penggunaankapasitas industri pengolahan yangmasih rendah, yaitu sekitar 40%(Anonymous, 2009). Hal ini juga yangmenyebabkan turunnya tingkatpendapatan yang pada gilirannya akanmempengaruhi produktivitas suatuindustri. Selain itu, kebanyakan petanikelapa dan pengrajin gula kelapa disanamasih belum mengetahui tingkatkelayakan Agribisnis Kelapa danAgroindustri Gula Kelapa mereka.Padahal hal tersebut menjadi pointpenting untuk mengetahui layak atautidaknya usaha mereka.

    Permasalahan dalam agribisniskelapa dan agroindustri gula kelapatersebut perlu segera mendapatkansolusi atau rekomendasi, mengingattanaman kelapa merupakan salah satusumber daya penting dalam kegiatanindustri di Kecamatan Nglegok. Solusiyang dapat dilakukan adalah denganmengganti tanaman kelapa diKecamatan Nglegok denganmenggunakan bibit unggul, salahsatunya yaitu varietas kelapa hibrida.Sehingga akan didapatkan tanamankelapa yang memiliki produktifitas tinggi,tahan terhadap hama penyakit, dansesuai dengan kebutuhan konsumen.Selain itu, tinggi pohon kelapa hibridayang lebih rendah, akan meminimalisirterjadinya kecelakaan dalam prosespenyadapan nira kelapa ataupun panenkelapa.

    Untuk mengetahui kelayakandari penggunaan kelapa varietas dalammaupun hibrida, maka perlu dilakukanstudi kelayakan teknis dan finansialagribisnis kelapa dan agroindustri gulakelapa, baik dari varietas kelapa dalammaupun varietas kelapa hibrida. Dari

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • analisa tersebut akan diketahui layakatau tidak dari masing-masing jeniskelapa ketika akan dikembangkan untuksebuah agribisnis kelapa maupunagroindustri gula kelapa.

    METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan pada

    tanggal 26 September sampai 10Oktober 2010 di Kecamatan Nglegok,Blitar dan Laboratorium TeknologiAgrokimia, Jurusan Teknologi IndustriPertanian, Fakultas TeknologiPertanian, Universitas BrawijayaMalang.

    Penelitian ini dilaksanakanmelalui beberapa tahapan, yaitu:1. Pengumpulan data dengan cara

    wawancara kepada pemilik usaha,para pekerja yang terlibat dalamproses pembuatan gula kelapa,Dinas Perindustrian, Perdagangandan Koperasi Kabupaten Blitar sertamelakukan observasi di lokasipenelitian melalui pengamatanlangsung mengenai kelapa sertaproses produksi gula kelapa.

    2. Analisa hasil yang meliputi aspekteknis, kimia dan finansial

    Analisa teknis diperlukan untukmengetahui apakah agribisnis kelapadan agroindustri gula kelapa layakdikembangkan secara teknis dalamskala industri. Analisa teknis yangdilakukan meliputi penghitungankapasitas produksi, jenis teknologi yangdigunakan, dan penggunaan mesin danperalatan. Analisa kimia digunakanuntuk menganalisa hasil gula kelapayang dihasilkan di Kecamatan Nglegok,Blitar. Analisa tersebut meliputi totalgula, gula reduksi, kadar abu, dan kadarair yang terkandung dalam gula kelapa.Sedangkan analisa finansial akanmembahas mengenai biaya produksi.Hasil dari analisa finansial ini akanmemberikan informasi mengenaikelayakan agribisnis kelapa danagroindustri gula kelapa, apakah usahatersebut menguntungkan atau tidak.Analisa finansial meliputi perhitunganHPP,BEP, Efisiensi Usaha, danPayback Period.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Keadaan Umum Kecamatan Nglegok

    Kecamatan Nglegok denganluas wilayah 92,56 km dibagi menjadi11 desa, yaitu desa Nglegok, desaPenataran, desa Jiwut, desa Krenceng,desa Kemloko, desa Modangan, desaSumberasri, desa Kedawung, desaNgoran, desa Dayu, dan desa Bangsri.Data BPS menunjukkan bahwa tahun2010 jumlah penduduk KecamatanNglegok mencapai 70.508 orang.Kepadatan penduduk KecamatanNglegok mencapai 762 jiwa per km.Berdasarkan sumber data dari DinasKehutanan dan Perkebunan KabupatenBlitar tahun 2008, tanaman kelapa diwilayah Nglegok memiliki luas area572,50 Ha. Produksinya mencapai647,99 Ton buah kelapa, artinya perhektarnya menghasilkan sekitar 10kuwintal buah kelapa. Sedangkan untukindustri gula kelapa memiliki 2930 unitusaha dengan jumlah tenaga kerja 5860orang dan jumlah produksi 6780,184Ton.

    Agribisnis KelapaAnalisa Kelayakan Teknis AgribisnisKelapa Varietas Dalam di Kecamatan

    Nglegok

    Dari survey yang telahdilakukan, perkebunan kelapa diKecamatan Nglegok pengusahaannyamasih dalam bentuk perkebunan rakyatyang bercirikan (1) hasil usaha tanimasih bersifat tradisional yaituberbentuk kelapa butiran dan kopra, (2)produktivitas rendah, (3) modal lemah,(4) teknologi yang digunakan masihrendah, dan (5) dari faktor-faktortersebut menyebabkan pendapatanpetani berada pada posisi yang tidakmampu mendukung kehidupan dankesejahteraan secara layak. Pemilikanlahan usahatani yang sempit dan jaraktanam yang tidak teratur serta belumdilaksanakannya penerapan teknologi didalam pengembangan usahatani,menyebabkan sulit memperolehproduksi dan pendapatan yang optimal.

    Ada beberapa aspek teknisyang dimaksudkan untuk memberikan

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • penilaian terhadap parameter-parameterteknis yang terkait dengan pendirianagribisnis kelapa. Pengkajian aspekteknis agribisnis kelapa meliputi aspekbudidaya, aspek produksi, dan aspekpemasaran.A. Aspek Budidaya

    Teknis budidaya kelapa yangsaat ini dilakukan oleh masyarakatadalah secara tumpang sari.Berdasarkan hasil studi diperoleh hasilbahwa jarak tanam yang diterapkanpetani rata-rata jarak tanam 10m x 10mpersegi. Dengan asumsi jarak tersebut,maka rata-rata populasi tanaman kelapaper satu hektar sebanyak 100 pohon.Jarak tanam 10m x 10m persegi dapatdilihat pada Gambar 3.

    ..

    . .

    . .

    . .. .

    . .

    . .

    ..

    Gambar 2. Jarak Tanam Kelapa 10 x10 m persegi

    Berdasarkan usianya, sebagianbesar umur tanaman kelapa saat iniberkisar antara 20-50 tahun. Tanamankelapa yang telah berumur di atas 60tahun dikategorikan sebagai TanamanTua Renta (TTR) yang produksinyarelatif kecil antara 5 15 biji/buah dalamsatu musim panen. Peremajaantanaman pada umumnya sangat kurangdilakukan oleh petani. Kondisi inidisebabkan karena :- Tanaman kelapa tidak lagi menjadi

    tanaman utama pada lahan-lahanpetani.

    - Rendahnya harga yang berlakupada hasil tanaman kelapa baikberupa biji, minyak maupun kopra.

    - Umur tanaman mulai menghasilkansangat panjang diatas 5 tahun.

    - Pemeliharaan tanaman sebagianbesar dilakukan pada saatmemasuki musim panen melaluipembersihan di sekitar tanamankelapa.

    B. Aspek ProduksiUmur produktif tanaman kelapa

    berada pada usia tanaman 15 50tahun. Lokasi penanaman

    sangat menentukanproduksi/buah kelapa yang dihasilkandalam 1 pohon. Musim panen diKecamatan Nglegok dilakukan setiapbulan sekali dengan produksi rara-rata10 butir per pohon. Sehingga dalam 1hektar dapat menghasilkan biji kelapasebanyak 1000 butir per panen dansetiap tahunnya menghasilkan sekitar10.000 12.000 butir buah kelapa.C. Aspek Pemasaran

    Berdasarkan hasil pengamatandi lokasi penelitian di KecamatanNglegok, diketahui bahwa terdapat tigatingkatan pedagang pengumpul yangberperan dalam pemasaran buah kelapasebelum sampai pada konsumen akhiratau industri. Perdagangan kelapa padaumumnya dimulai dengan transaksilangsung antara petani denganpedagang desa, dengan sistem hargaborongan berupa kelapa utuh belum dikupas. Selanjutnya pedagang desamenjual kepada pedagang kecamatan

    yang akan membeli dengan cara datanglangsung ke pedagang desa. Sistempembelian dilakukan dengan caraborongan tanpa memperhatikan ukuranbiji kelapa.Pada tahapan pemasaran ke konsumenukuran buah kelapa menjadi dasardalam menentukan harga. Dimanaharga jual kelapa berkisar antarasebesar Rp.1.500 - 2000/butir kelapa.Harga kelapa cenderung tetap daritahun ke tahun. Karena rendahnyaharga tiap butir buah kelapa,menyebabkan petani kurang termotivasiuntuk melakukan pengembangan,pemeliharaan dan pengolahan kelapa.Analisa Kelayakan Teknis Agribisnis

    Kelapa Varietas Hibrida

    Peningkatan produksi kelapadapat dicapai dengan penggunaan bibitunggul. Hal ini dapat dilakukan denganpengembangan kelapa hibrida diKecamatan Nglegok. Dari karakteristik

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • pada kelapa Hibrida dapat diketahuibahwa penggunaan kelapa hibridadapat lebih menguntungkan.Perbandingan karakteristik kelapa

    Dalam dengan kelapa Hibrida dapatdilihat pada Tabel 1 berikut:

    Tabel 1. Karakteristik Kelapa Dalam dan Kelapa Hibrida

    No. Karakteristik Jenis KelapaDalam Hibrida PB 1211. Produksi Kopra pada umur tahun

    (ton/ha/tahun)1,0 6,0 ~ 7,0

    2. Produksi buah (butir/pohon/tahun) 90 1403. Kadar minyak daging buah Tinggi Tinggi4. Ketahanan terhadap penyakit Kurang peka Kurang peka5. Umur berbuah (tahun) 6 ~ 7 3 ~ 46. Habitus pohon Tinggi, rata-rata 15-18m

    bahkan mencapai 30 m/lebih

    Sedang, mencapai 5m atau lebih.

    7. Jumlah produksi tandan(tandan/pohon/tahun)

    11 20

    8. Jumlah priduksi nira per tandan(liter)

    2,5 2,5

    Upaya mengoptimalkansumberdaya lahan atau memaksimalkanproduksi didekati dengan mencaripopulasi optimal tanaman per satuanluas (Allorerung dan Mahmud, 1994).Tadung (1997) juga menyatakan,bahwa jarak dan sistem tanam 7x7mdengan sistem segitiga adalah yangpaling optimal. Sehingga per hektarnyadapat menghasilkan 236 pohontanaman kelapa. Jarak tanam 7 x 7msegitiga dapat dilihat pada Gambar 3.

    . . .

    ... .

    . . .

    . . . ..

    Gambar 3. Jarak Tanam Kelapa 7x7 mSegitiga

    Bibit tanaman kelapa hibridayang dipakai adalah bibit kelapa hibridayang yang berumur 8 bulan, sehinggaketika bibit tersebut ditanammembutuhkan waktu selama empattahun untuk dapat menghasilkan kelapadan nira kelapa. Selama kurun waktuempat tahun tanaman kelapa masih

    belum bisa menghasilkan kelapa dannira kelapa, sehingga butuh pemasukanlain yang berasal dari lahan kebunkelapa tersebut untuk menghindarikerugian yang dihasilkan, salah satunyadengan adanya tanaman sela.

    Jenis tanaman sela yangditanam di sela-sela lahan kelapa harusmemenuhi persyaratan berikut(Kasryno, dkk, 1998):1. Tanaman sela tidak lebih tinggi dari

    tanaman kelapa selama periodepertumbuhannya dan sistemperakaran dan tajuknya menempatihorison tanah dan ruang di atastanah yang berbeda.

    2. Tanaman sela tidak merupakantanaman inang bagi hama danpenyakit kelapa yang berbahayadan tanaman sela tidak lebih pekadari tanaman kelapa terhadapserangan hama penyakit tersebut.

    3. Pengelolaan tanaman sela tidakmenyebabkan kerusakan tanamankelapa, terjadinya erosi dankerusakan tanah.

    Pengembangan tanaman sela dibawah kelapa memiliki beberapakeuntungan sebagai berikut:1. Meningkatkan dan

    menganekaragamkan sumberpendapatan petani.

    2. Meningkatkan hasil pertanian danproduksi pangan.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • 3. Memperkecil biaya pemeliharaantanaman kelapa

    4. Mempersingkat waktu berbuahkelapa karena pertumbuhan yangbaik.

    5. Memperluas kesempatan kerja dipedesaan.

    6. Memperkecil resiko kerusakanakibat serangan hama dan penyakit.

    7. Meningkatkan danmempertahankan kesuburan tanah,serta memperkecil erosi tanah.

    Salah satu tanaman sela yangberpotensi untuk dikembangkandiantara tanaman kelapa adalahtanaman jahe. Selain berfungsi sebagaitanaman obat, saat ini permintaan akanjahe terus mengalami peningkatan, akan

    tetapi permintaan tersebut belumsemuanya dapat dipenuhi.

    Analisa Kelayakan FinansialAgribisnis Kelapa Varietas Dalam diKecamatan Nglegok dan Agribisnis

    Kelapa Varietas Hibrida

    Beberapa indikator kelayakanyang dapat digunakan pada analisisfinansial Agribisnis Kelapa meliputiperhitungan Harga Pokok Produksi(HPP), Break Event Point (BEP), danPayback Period (PP). Asumsi-asumsiAgribisnis Kelapa yang digunakan dapatdilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.Rekapitulasi hasil perhitungan AgribisnisKelapa dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Rekapitulasi Kelayakan Finansial Agribisnis KelapaKelapa VarietasDalam

    Kelapa VarietasHibrida

    Tanaman Sela Jahe

    Jarak Tanam 10 x 10 m 7 x 7 m 60 x 60 cmPopulasiPohon

    100 pohon 236 pohon 2500 rimpang

    HPP Rp.994,87 Rp.636,82 Rp.2891,18Harga Jual Rp.1393,00 Rp.892,00 Rp.4.048,00BEP- Unit 4799 unit 8121 unit 1279 unit- Rupiah Rp.6.685.577,00 Rp.7.243.756,75 Rp.5.178.938,915Laba pertahun

    Rp.3.981.312,50 Rp.8.431.030,00 Rp.26.606.812,50

    PaybackPeriod

    38 tahun 2 bulan 12hari

    13 tahun 11 bulan 22hari

    1 tahun 7 bulan 16hari

    Dari tabel 2. dapat diketahuibahwa nilai HPP dari Agribisnis KelapaVarietas Dalam di Kecamatan Nglegoksebesar Rp.994,87/unit, lebih tinggidaripada nilai HPP yang dihasilkan olehAgribisnis Kelapa Varietas Hibrida yaitusebesar Rp.636,82/unit. Hal iniberbanding terbalik dengan nilai labayang dihasilkan dari kedua agroindustrikelapa tersebut, Agribisnis KelapaVarietas Dalam di Kecamatan Nglegokmemiliki laba sebesarRp.3.981.312,50/tahun lebih rendahdaripada laba yang dihasilkan olehAgribisnis Kelapa Varietas Hibrida yaitusebesar Rp.8.431.030,00 /tahun. Selainitu payback period dari AgribisnisKelapa Varietas Hibrida juga lebihcepat, yaitu 13 tahun 11 bulan 22 hari.

    Kelayakan usaha dapat dilihatdari analisa R/C yang merupakanperbandingan antara penerimaan usahadengan biaya total yangdikeluarkan. R/C akan menunjukkankeberhasilan usaha untuk mencapailaba. Total penerimaan yang didapatdari Agribisnis Kelapa Varietas Dalam diKecamatan Nglegok sebesarRp.13.930.000,00/tahun dengan totalbiaya Rp.9.948.687,50/tahun, sehinggadidapatkan nilai efisiensi usaha R/Csebesar 1,40. Sedangkan totalpenerimaan yang didapat dari AgribisnisKelapa Varietas Hibrida sebesarRp.29.471.680,00/tahun dengan totalbiaya Rp.21.040.650,00/tahun, sehinggajuga didapatkan nilai efisiensi usaha R/Csebesar 1,40.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • Dari nilai efisiensi yangdihasilkan dari kedua agribisnis kelapatersebut, berarti setiap Rp.1 modal yangdiinvestasikan pada proyek agribisniskelapa akan memberikan penerimaansebesar Rp.1,40. Hal ini menunjukkanbahwa usaha tersebut sudah efisien danmenguntungkan sesuai dengan kriteria

    efisiensi usaha yaitu apabila R/C > 1,maka usaha dinilai layak danmenguntungkan.

    3981312.5

    994.87

    8431030

    636.82

    1

    10

    100

    1000

    10000

    100000

    1000000

    10000000

    HPP (Rp) Laba (Rp)

    Varietas Dalam 100 PohonVarietas Hibrida 236 Pohon

    Gambar 4. Pengaruh Besarnya HPP Pada Laba Yang Dihasilkan Agribisnis Kelapa

    Dari Gambar 4. dapat diketahuibahwa semakin tinggi nilai HPP makanilai laba yang dihasilkan akan semakinrendah. Begitu juga sebaliknya,semakin rendah nilai HPP, maka labayang dihasilkan akan semakin tinggi.Karena laba yang dihasilkan dariAgribisnis Kelapa Varietas Hibrida lebihtinggi dengan payback period yang lebihcepat, maka Agribisnis Kelapa VarietasHibrida layak untuk dikembangkan diKecamatan Nglegok, Blitar.

    Agroindustri Gula Kelapa

    Analisa Kelayakan TeknisAgroindustri Gula Kelapa Varietas

    Dalam di Kecamatan Nglegok

    Karakteristik umum gula kelapacetak yang terdapat di Kabupaten Blitaradalah sebagai berikut : mengandungparutan kelapa dan banyak digunakanoleh konsumen sebagai bahanpembantu dalam pembuatanmakanan/kue.

    Proses pembuatan gula kelapacetak di Kabupaten Blitar menggunakanmetode sulfitasi didalam pemurnian nirakelapanya. Gula kelapa cetak yang

    dihasilkan mempunyai warna kuningkecoklatan dan rasanya agak pahit.Proses pemasakan nira kelapa yangdilakukan oleh masyarakat diKecamatan Nglegok menggunakantungku tanah liat pada satu hingga tigalubang (tiga wajan) dengan bahan bakarkayu, sabut dan batok kelapa.

    Berikut ini adalah studi aspekteknis yang akan menjelaskanmengenai kebutuhan yang diperlukandan teknis proses produksi akandilaksanakan. Untuk industri ini, akandikaji mengenai kapasitas produksi,jenis teknologi yang dipakai, pemakaianperalatan dan mesin, kebutuhan bahanbaku dan bahan pembantu, sertakebutuhan tenaga kerja sehingga dapatdibuat rencana kebutuhan biaya.A. Teknologi Proses

    Proses pembuatan gula kelapapada prinsipnya adalah prosespenguapan atau pemekatan nira kelapa.Tahap-tahap proses pembuatan gulakelapa meliputi:1. Pengumpulan Nira Kelapa

    Nira hasil sadapan dikumpulkandalam bak penampungan. Nira yangditampung adalah nira yang belumrusak atau belum mengalamifermentasi. Kondisi yang terbaik dalampembuatan gula merah adalah nira yang

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • mengandung kadar gula di atas 12%dan pH 6-7.2. Penyaringan

    Sebelum dimasak, nira disaringterlebih dahulu untuk membuangkotoran-kotoran seperti bunga kelapa,lebah, semut, dan serangga lainnya.Penyaringan nira ini menggunakan kainsaring yang bersih, dan hasil saringanlangsung ditampung dalam wajan.3. Pemasakan

    Wajan yang berisi nira bersihdipanaskan di atas tungku. Pada awalpemasakan api harus besar untukmempercepat proses penguapan. Niraakan mendidih pada suhu sekitar 110C.Pada saat mulai mendidih, kotoranhalus akan terapung ke permuakaanbersama-sama buih nira. Kotoran-kotoran ini dibuang denganmenggunakan serok. Pendidihanselanjutnya akan menimbulkan busanira yang meluap-luap berwarna cokelatkekuning-kuningan. Sesekali nira yangmendidih diaduk-aduk untuk menjagaagar buih nira tidak meluap keluarwajan. Untuk mengurangi meluapnyabuih maka ditambahkan parutan kelapasecukupnya, kira-kita 5 gram atau satusendok makan untuk 25-30 liter nirayang dimasak.

    Bila nira sudah mengental, apidikecilkan dan pekatan nira tetapdiaduk-aduk. Untuk mengetahui bahwanira tersebut sudah masak atau belum,dilakukan pengujian kekentalan, yaitudengan cara meneteskan pekatan nirake dalam air dingin. Bila tetesan tadimenjadi keras, berarti pemasakansudah cukup dan wajan segera diangkatdari tungku. Waktu yang diperlukanuntuk memasak 25-30 liter nira kuranglebih 5-6 jam dan membutuhkan kayubakar 1/6 m3.4. Pendinginan

    Untuk mempercepat prosespendinginan, pekatan nira segeradiaduk. Pengadukan dilakukan sampaisuhunya turun menjadi sekitar 70C.Pengadukan ini juga akanmenyebabkan tekstur dan warna gulayang dihasilkan lebih baik dan cepatkering.5. Pencetakan

    Setelah suhu pekatan nira telahturun menjadi sekitar 70C, makasegera dilakukan pencetakan. Pekatannira dituangkan ke dalam batok kelapayang sebelumnya telah direndam dandibasahi dengan air untukmempermudah pelepasan setelahgulanya kering. Pelepasan guladilakukan setelah gula mencapai suhukamar.6. Pengemasan

    Gula kelapa yang telahdikeluarkan dari cetakan dibungkusuntuk selanjutnya dipasarkan.Pembungkus yang digunakan olehpengrajin gula kelapa di KecamatanNglegok berupa kantung plastik. Namunsering juga dijumpai di pasaranpembungkus yang digunakan berupadaun jari, batang pisang kering, daunpisang kering, daun lontar, bambu danlain-lain.B. Kapasitas Produksi

    Kapasitas produksi merupakanvolume atau jumlah satuan produk yangdihasilkan selama satu satuan waktutertentu dan dinyatakan dalam bentukkeluaran (output) per satuan waktu.Yamit (2003) memberikan penjelasanbahwa penentuan kapasitas produksiditentukan oleh kapasitas sumber dayayang dimiliki seperti kapasitas mesin,tenaga kerja, bahan baku, serta modal.Oleh karena itu penentuan kapasitasproduksi pembuatan gula kelapa iniditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :1. Kapasitas Mesin dan Peralatan

    ProduksiKapasitas maksimum proses

    pembuatan gula kelapa untuk skalaindustri rumah tangga di KecamatanNglegok adalah 100 liter nira kelapa persatu kali proses. Setiap 100 liter nirakelapa dapat menghasilkan gula kelapaantara 17 s/d 18 kg gula kelapa. Hal initergantung pada banyaknya kadar airyang terkandung dalam nira kelapa.Semakin banyak kandungan air dalamnira kelapa, maka prosespenguapannya juga akan semakin lama.2. Ketersediaan Bahan Baku Utama

    dan Bahan Baku Pembantua) Bahan Baku Utama

    Bahan baku utama yangdigunakan adalah nira kelapa yaitu

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • cairan bening yang terdapat di dalammayang kelapa yang pucuknya belummembuka Nira ini didapatkan dengancara penyadapan atau penderesan.Setiap pohon kelapa dapatmenghasilkan nira sebanyak 1 s/d 3 liternira kelapa per hari, sehingga dalamsehari dapat menghasilkan nirasebanyak 100 s/d 300 liter nira kelapaper hektar.b) Bahan Baku Pembantu

    Bahan pembantu adalah bahanyang digunakan untuk melengkapibahan baku dalam proses produksi,sehingga akan diperoleh produk yangsesuai dengan kualitas dan spesifikasiyang diinginkan.1) Sodium metabisulphite

    Sodium metabisulphite ataubiasa disebut sulfit merupakan jenisbahan kimia yang berfungsi untukmencegah kerusakan pada nira kelapapada saat proses penyadapan. Sebelummelakukan proses penyadapan sulfitdioleskan pada tempat sadapansecukupnya.2) Parutan kelapa

    Parutan kelapa berfungsi untukmencegah buih nira meluap keluar dariwajan pada saat mendidih, makaditambahkan sedikit parutan kelapa.Parutan kelapa yang diberikan sekitar 1sendok makan.3) Kapur

    Pada warna nira yang putihtersebut juga akan mempengaruhiwarna gula cetak yang dihasilkan yaitulebih bersih putih kekuning-kuningan.Kapur diberikan sebelum melakukanproses penyadapan. Sebelumnya kapurdituang ke tempat penyadapan, kapur

    dicairkan terlebih dahulu dan diberikansekitar 2 sendok makan ke dalamtempat penyadapan.C. Kebutuhan Tenaga Kerja

    Pada pembuatan gula kelapa,peran tenaga kerja berada padaklasifikasi manual karena seluruhprosesnya masih menggunakan alatmanual sehingga dibutuhkan tiga orangtenaga kerja yaitu dua tenaga kerjalangsung dan satu tenaga pengawasyang ikut menyelesaikan prosespembuatan gula kelapa. Perhitunganbiaya tenaga kerja diasumsikan 30 harikerja dalam 1 bulan dan tiap harinyamelakukan 1 kali proses pembuatangula kelapa (1 batch).

    Tenaga kerja yang dibutuhkandalam agroindustri gula kelapa terdiridari tenaga kerja di perkebunan dantenaga kerja di pengolahan gula kelapa.Tenaga kerja di kebun diupah denganmenggunakan sistem borongan yangdihitung per pohon kelapa, terdiri daritenaga kerja bobokor, pemeliharaanpohon, dan penyadapan. Sedangkanpada pengolahan gula kelapadibutuhkan dua tenaga kerja.D. Mutu Gula Kelapa Varietas Dalam

    di Kecamatan NglegokMutu gula kelapa ada 3 macam,

    yaitu mutu Super, A, dan B. Mutu superadalah gula kelapa yang keras danberwarna cerah atau coklat kekuning-kuningan. Mutu A adalah gula kelapayang keras dan berwarna kecoklat-coklatan, dan mutu B adalah gulakelapa yang agak lembek, berwarnacoklat kehitam-hitaman (Anonymous,1993).

    Tabel 3. Hasil Analisa Gula KelapaParameter Gula A Gula B Gula C SII

    Total gula (%) 81,39 76,48 74,11 Minimal 77%Gula reduksi (%) 8,27 6,69 3,74 Maksimal 12%Abu (%) 5,66 8,62 4,61 Maksimal 2%Air (%) 9,93 14,32 10,45 Maksimal 10%Warna Super Mutu A Mutu B Kuning kecoklatan

    sampai coklatSumber: Data Terolah (2010)

    Analisa Kelayakan TeknisAgroindustri Gula Kelapa Varietas

    Hibrida

    Proses pembuatan gula kelapavarietas hibrida pada prinsipnya samaseperti mengolah gula kelapa varietas

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • dalam. Tahap-tahap prosespembuatannya meliputi: pengumpulannira kelapa, penyaringan, pemasakan,pendinginan, pencetakan, danpengemasan. Namun yang berbedaadalah kapasitas produksi dan tenagakerjanya. Besar kecilnya bahan bakuyang dihasilkan akan berpengaruh padakapasitas produksi dan tenaga kerja.Semakin banyak bahan baku yangdiolah, semakin besar pula kapasitasproduksi dan tenaga kerjanya.Dengan jarak tanam kelapa 7x7 m polasegitiga, yang per hektarnya terdapat236 pohon kelapa, akan menghasilkannira kelapa sebanyak 1180 liternira/hari/hektar, lebih banyakdibandingkan nira kelapa yangdihasilkan oleh tanaman kelapa varietasdalam dengan jarak tanam 10x10 mpola persegi. Untuk itu dibutuhkankapasitas mesin yang dapatmenampung nira kelapa sebanyak 1180liter. Semakin banyak nira yang diolah,semakin banyak pula kebutuhan bahan

    pembantu yang digunakan, yaitu:sodium metabisulphite, kapur, dankelapa. Dari 1180 liter nira per hari,dapat menghasilkan gula kelapasebanyak 196 kg.

    Analisa Kelayakan FinansialAgroindustri Gula Kelapa VarietasDalam di Kecamatan Nglegok danAgroindustri Gula Kelapa Varietas

    Hibrida

    Beberapa indikator kelayakanyang dapat digunakan pada analisisfinansial Agroindustri Gula Kelapameliputi perhitungan Harga PokokProduksi (HPP), Break Event Point(BEP), dan Payback Period (PP).Asumsi-asumsi Agroindustri GulaKelapa yang digunakan dapat dilihatpada Lampiran 3 dan Lampiran 4.Rekapitulasi hasil perhitunganAgroindustri Gula Kelapa dapat dilihatpada Tabel 4.

    Tabel 4. Rekapitulasi Kelayakan Finansial Agroindustri Gula KelapaKelapa VarietasDalam

    Kelapa VarietasHibrida

    Tanaman Sela Jahe

    Jarak Tanam 10 x 10 m 7 x 7 m 60 x 60 cmPopulasiPohon

    100 pohon 236 pohon 2500 rimpang

    HPP Rp.5035,05 Rp.2898,92 Rp.2891,18Harga Jual Rp.7049,00 Rp.4058,00 Rp.4.048,00BEP- Unit 1926 unit 6439 unit 1279 unit- Rupiah Rp.13.578.980,12 Rp.26.130.814,23 Rp.5.178.938,915Laba pertahun

    Rp.30.209.237,50 Rp.82.062.850,00 Rp.26.606.812,50

    PaybackPeriod

    5 tahun 3 bulan 10 hari 7 tahun 2 bulan 15hari

    1 tahun 7 bulan 16hari

    Dari tabel 4. tersebut dapatdiketahui bahwa nilai HPP dariAgroindustri Gula Kelapa VarietasDalam di Kecamatan Nglegok sebesarRp.5035,05/unit, lebih tinggi daripadanilai HPP yang dihasilkan olehAgroindustri Gula Kelapa VarietasHibrida yaitu sebesar Rp.2898,92/unit.Hal ini berbanding terbalik dengan nilailaba yang dihasilkan dari keduaagroindustri kelapa tersebut,Agroindustri Gula Kelapa VarietasDalam di Kecamatan Nglegok memiliki

    laba sebesar Rp.30.209.237,50/tahunlebih rendah daripada laba yangdihasilkan oleh Agroindustri Gula KelapaVarietas Hibrida yaitu sebesarRp.82.062.850,00/tahun.

    Total penerimaan yang didapatdari Agroindustri Gula Kelapa VarietasDalam di

    Kecamatan Nglegok sebesarRp.105.735.000,00/tahun dengan totalbiaya Rp.75.525.762,50/tahun, sehinggadidapatkan nilai efisiensi usaha R/Csebesar 1,40. Sedangkan total

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • penerimaan yang didapat dariAgroindustri Gula Kelapa VarietasHibrida sebesarRp.287.306.400,00/tahun dengan totalbiaya Rp.205.243.550,00/tahun,sehingga juga didapatkan nilai efisiensi

    usaha R/C sebesar 1,40. Hal inimenunjukkan bahwa usaha tersebutsudah efisien dan menguntungkansesuai dengan kriteria efisiensi usahayaitu apabila R/C > 1, maka usahadinilai layak dan menguntungkan.

    5035.05

    30209237.5

    2898.92

    82062850

    1

    10

    100

    1000

    10000

    100000

    1000000

    10000000

    100000000

    HPP (Rp) Laba (Rp)

    Varietas Dalam 100 PohonVarietas Hibrida 236 Pohon

    Gambar 5. Pengaruh Besarnya HPP Pada Laba yang Dihasilkan Agroindustri GulaKelapa

    Dari Gambar 5. dapat diketahuibahwa semakin tinggi nilai HPP makanilai laba yang dihasilkan akan semakinrendah. Begitu juga sebaliknya, semakinrendah nilai HPP, maka laba yangdihasilkan akan semakin tinggi. Karenalaba yang dihasilkan dari AgroindustriGula Kelapa Varietas Hibrida lebih tinggidengan payback period yang dapatditerima, maka Agroindustri Gula KelapaVarietas Hibrida layak untukdikembangkan di Kecamatan Nglegok,Blitar.

    Perancangan Agribisnis KelapaHibrida dan Agroindustri Gula Kelapa

    Hibrida dengan Luas PerkebunanKelapa 5 Hektar

    Perancangan agribisnis kelapahibrida dan agroindustri gula kelapahibrida dengan kebun kelapa seluas 5hektar dapat dikembangan melalui polakemitraan usaha. Kemitraan usaha akanmenghasilkan efisiensi dan sinergisumber daya yang dimiliki oleh pihak-pihak yang bermitra dan karenanyamenguntungkan semua pihak yangbermitra. Melalui kemitraan dapatmeningkatkan kemampuan petani dalamhal adopsi teknologi yang memerlukanketerlibatan dan penanganan dari

    berbagai pihak terkait secara terpadudan terarah sehingga pada gilirannyapeningkatan pendapatan petani dapatterwujud. Peran perusahaan mitradiperlukan dalam beberapa hal, antaralain: (1) bantuan pendanaan, (2)pelayanan jasa keteknikan, (3)pelayanan jasa manajemen, (4) bantuanjasa pemasaran

    Di perencanaan lahan kelapahibrida seluas 5 hektar, di setiaphektarnya terdapat 1 orang manajerkebun yang bertugas untuk mengeloladan bertanggung jawab atas segalakegiatan agribisnis kelapa hibridamaupun agroindustri gula kelapa hibridayang dilakukan. Dengan adanyamanajer kebun diharapkan dapatmengelola sumber daya alam dansumber daya manusia sebaik-baiknyasehingga dapat meningkatkanproduktivitas dan mendapatkan hasilyang optimal secara berkesinambungan.

    Rekapitulasi analisis finansialAgribisnis Kelapa Hibrida danAgroindustri Gula Kelapa Hibridadengan Luas Perkebunan Kelapa 5Hektar dapat dilihat pada Tabel 5.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • Tabel 5. Rekapitulasi Kelayakan Finansial Agribisnis Kelapa Hibrida danAgroindustri Gula Kelapa Hibrida 5 Hektar

    Agribisnis KelapaHibrida 5 Ha

    Agroindustri GulaKelapa Hibrida 5 Ha

    Tanaman Sela Jahe

    Jarak Tanam 7 x 7 m 7 x 7 m 60 x 60 cmPopulasiPohon

    1180 1180 12500

    HPP Rp.636,82 Rp.2898,89 Rp.2891,18Harga Jual Rp.892,00 Rp.4058,00 Rp.4048,00BEP- Unit 40.604 unit 32189 unit 6397 unit- Rupiah Rp.36.218.783,77 Rp.130.622.244,8 Rp.25.894.694,58Laba pertahun

    Rp.42.155.150,00/tahun

    Rp.410.324.250,00/tahun

    Rp.133.034.062,50/tahun

    PaybackPeriod

    13 tahun 11 bulan 22hari

    7 tahun 2 bulan 12hari

    1 tahun 7 bulan 16hari

    Berdasarkan tabel 5. dapatdiketahui bahwa Agribisnis KelapaHibrida dan Agroindustri Gula KelapaHibrida dengan Luas PerkebunanKelapa 5 Hektar layak untukdikembangkan di Kecamtan Nglegok,Blitar. Alternatif pertama yaituAgroindustri Gula Kelapa Hibridadengan laba per tahun sebesarRp.410.324.250,00 dan payback period7 tahun 2 bulan 12 hari. Sedangkanalternatif kedua yaitu Agribisnis KelapaHibrida dengan laba per tahunRp.42.155.150,00 dan payback period13 tahun 11 bulan 22 hari.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    a. Peningkatan produksi kelapa dangula kelapa dapat dicapai denganpenggunaan bibit unggul, yaitukelapa hibrida. Jarak tanam kelapa7x7m dan diberi tanaman jahesebagai tanaman sela. Hasilperhitungan kelayakan proyekAgribisnis Kelapa Hibrida diperolehHPP sebesar Rp.636,82 denganharga jual per butir Rp.892,00.Break event point

    (unit) = 8121 unit dan BEP (Rupiah)= Rp.7.243.756,75.Efisiensi usaha didapatkan nilai 1,4.Waktu pengembalian investasiadalah 13 tahun 11 bulan 22 hari.Proyek Agribisnis Kelapa Hibrida inilayak dan efisien untukdikembangkan.

    b. Hasil perhitungan kelayakan proyekAgroindustri Gula Kelapa Hibridadiperoleh HPP sebesar Rp.2898,92dengan harga jual per unitRp.4058,00. Break event point (unit)= 6439 unit dan BEP (Rupiah) =Rp.26.130.814,23. Efisiensi usahadidapatkan nilai 1,4. Waktupengembalian investasi adalah 7tahun 2 bulan 15 hari. ProyekAgroindustri Gula Kelapa Hibrida inilayak dan efisien untukdikembangkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous. 1993. Membuat GulaKelapa. Agdex: 161/70.http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0141.pdf. Tanggal akses 28 November2008.

    Anonymous. 2009. Media PerkebunanSumber Inspirasi Agribisnis.Edisi 76 bulan Desember. Hlm 41.

    Allorerung, D., dan Z. Mahmud. 1994.Budidaya Kelapa Sistem Pagar.

    Prosiding Konferensi NasionalKelapa III. Yogyakarta 20-23 Juli1993.pp. Hlm 481-493.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com

  • Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar.2008. Kecamatan NglegokDalam Rangka 2008. Blitar.

    Kasryno, Faisal, Z. Mahmud, dan P.Wahid. Sistem Usaha PertanianBerbasis Kelapa dalamProsiding Konferensi NasionalKelapa IV Bandar Lampug. Hlm57-75.

    Tadung, M. 1997. KebijaksanaanKemitraan Usaha dalamMemberdayakan UsahataniKelapa. Proc. Temu UsahaPerkelapaan Nasional, Manado 6-8 Januari 1997. Pp. 19-36.

    Yamit, Z. 2003. Manajemen Produksidan Operasi. Penerbit Ekonisia,FE, UII. Yogyakarta.

    Click

    to bu

    y NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com C

    lick t

    o buy

    NOW

    !PD

    F-XCHANGE

    www.docu-track

    .com