jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7766079D1B8DC... · Web viewPada...
Transcript of jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7766079D1B8DC... · Web viewPada...
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
Diah Ayu RachmawatiUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Buku-buku pelajaran merupakan faktor penentu kualitas pembelajaran di kelas, yang nantinya juga berpengaruh pada kualitas pendidikan secara umum. Berdasarkan observasi dan wawancara guru Biologi SMA Negeri 7 Malang diketahui bahwa siswa-siswa memiliki minat baca yang rendah terhadap buku pelajaran, sehingga perlu dikembangkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat baca dan motivasi belajar siswa, yaitu Komik Biologi. Pengembangan Komik Biologi ini mengacu pada model pengembangan Borg & Gall. Analisis data yang diperoleh dari hasil validasi oleh tim ahli, praktisi lapangan dan hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa Komik Biologi ini layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada materi Sistem Pencernaan.
Kata Kunci: pengembangan, Komik Biologi, sistem pencernaan
Abstract: Textbook can influence the quality of learning activity, which learning activity’s quality also influence the quality of education. Observation and interview at SMA Negeri 7 Malang showed problem that occurs during learning activity at class, that is the low standard of student’s interest in reading books. Problem solving that can be the alternative is to develop learning media which can increase the student’s interesting in read-ing text books,that is Biology Comic. Based on data analysis from valida-tion result by the experts and field testing show that this Biology Comic can be used as a learning media on Digestion System material.
Keywords: development, Comic Biology, digestion system
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran. Un-
sur- unsur yang menentukan kualitas pembelajaran antara lain adalah sumber
belajar, salah satunya adalah buku pelajaran. Buku-buku IPA yang digunakan di
sekolah-sekolah saat ini cenderung berat dan terkesan sebagai buku bacaan untuk
orang dewasa. Buku-buku IPA juga seringkali tidak dilengkapi gambar, atau
apabila ditampilkan gambar, terkadang gambar kurang menarik sehingga tidak
mampu menarik minat siswa. Buku IPA yang cenderung berat dan terlalu verbal
1
membuat siswa mengalami banyak kesulitan dalam memahami materi sehingga
motivasi belajarnya menurun dan mempengaruhi hasil belajar.
SMA Negeri 7 Malang merupakan sekolah yang akan dijadikan objek
penelitian. Setelah dilakukan observasi selama pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) pada tanggal 26 Agustus 2012 sampai 25 Oktober 2012 dan
wawancara dengan guru Biologi di sekolah tersebut pada tanggal 23 Desember
2012, ditemukan adanya permasalahan belajar siswa, salah satunya adalah
rendahnya minat baca siswa terhadap buku-buku IPA. Siswa kurang memiliki
motivasi untuk membaca buku-buku IPA selama proses pembelajaran
berlangsung, dapat dikatakan bahwa siswa memiliki minat baca yang rendah
terhadap buku-buku pelajaran, sebagian dari mereka juga tidak tertarik untuk
memiliki buku. Kurangnya minat baca terhadap buku-buku pelajaran dapat dilihat
dari cara belajar siswa, dimana ketika mereka memperoleh tugas atau pekerjaan
rumah, mereka lebih memilih mencontek jawaban teman daripada mencari sendiri
jawabannya di buku pelajaran. Mereka juga hanya mengandalkan catatan-catatan
dari guru ketika menghadapi ujian. Siswa kurang menunjukkan adanya perhatian
atau ketertarikan terhadap materi yang sedang diajarkan, sebagian siswa
melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran
ketika pembelajaran berlangsung seperti mengobrol, bermain handphone,
mengerjakan tugas dari mata pelajaran lain, bahkan keluar kelas untuk
mengerjakan tugas OSIS atau ekstrakurikuler.
Faktor lain yang menyebabkan semakin menurunnya motivasi belajar
siswa adalah tidak relevannya materi pelajaran dengan apa yang dialami siswa di
kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa siswa tidak dapat melihat adanya
manfaat dari apa yang dipelajarinya di sekolah untuk kehidupannya sehari-hari.
Penyebabnya adalah proses pembelajaran yang masih terpaku pada metode kon-
vensional. Siswa hanya mendengarkan guru berceramah mengenai isi materi,
mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis, kemudian dihafalkan ketika akan
diadakan ulangan harian. Materi pelajaran yang diajarkan menjadi kurang
bermakna bagi siswa. Siswa jadi beranggapan bahwa apa yang dipelajarinya di
kelas hanya bahan yang harus dihafalkan untuk ulangan harian saja.
2
SMA Negeri 7 Malang memiliki lingkungan sekolah yang hijau dan asri,
serta ruang Laboratorium IPA yang luas dengan peralatan-peralatan praktikum
yang cukup lengkap. Kedua aspek ini masih belum dapat dijadikan sarana untuk
menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan, selain itu fungsi
perpustakaan di sekolah ini juga masih kurang mendukung kegiatan belajar siswa
karena buku-buku yang tersedia kurang variatif. Perpustakaan seringkali dialihkan
fungsinya menjadi tempat rapat, tempat kajian agama, dan kelas bahasa asing.
Hasil belajar siswa kurang dapat dilacak secara valid, karena siswa juga
kurang memiliki rasa percaya diri. Siswa kurang aktif bertanya ataupun menjawab
pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. Siswa juga kurang tanggap
terhadap pernyataan-pernyataan yang diucapkan guru dan teman-temannya saat
diskusi. Siswa hanya menunggu jawaban yang benar dari teman-temannya,
mencatat dan menerima begitu saja materi yang disampaikan di kelas. Tes harian
juga tidak bisa dijadikan acuan yang jelas untuk hasil belajar siswa. Sebagian
siswa mengerjakan soal-soal tes dengan tidak jujur, misalnya mencontek teman
atau bahkan melihat buku pelajaran saat pelaksanaan ujian. Kurangnya minat
siswa terhadap buku-buku pelajaran, suasana belajar yang kurang menyenangkan,
dan tidak adanya rasa percaya diri pada siswa menyebabkan tidak adanya
kepuasan dalam diri siswa setelah belajar. Siswa tidak mengalami perasaan
bangga setelah mendapatkan pengetahuan baru ataupun nilai yang memuaskan,
dengan kata lain, siswa jarang mendapatkan reward atas prestasi belajarnya.
Guru Biologi SMA Negeri 7 Malang sebetulnya juga menyadari
kurangnya motivasi belajar terutama minat baca siswa terhadap buku-buku IPA,
sehingga pada kegiatan pembelajaran terkadang mereka mencoba menyelipkan
gambar atau tayangan video animasi yang berhubungan dengan materi sebagai
media pembelajaran, tetapi hal ini tetap tidak dapat menarik minat siswa terhadap
pelajaran Biologi. Guru-guru Biologi di SMA Negeri 7 Malang juga menjadikan
kegiatan membaca sebagai tugas harian siswa sebelum memasuki materi pelajaran
baru, melalui kegiatan ini diharapkan siswa dapat menambah motivasinya untuk
mau membaca buku-buku teks IPA yang mereka. Akan tetapi, karena minat baca
yang rendah, siswa cenderung terbebani oleh tugas ini. Membaca tidak lagi
3
menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus mengasah otak, tetapi menjadi
kegiatan yang berat untuk dilakukan.
Tiemensma (2009) menyatakan bahwa membaca merupakan komponen
terpenting di abad 21 agar dapat bertahan di era globalisme saat ini. Keberhasilan
anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah banyak
ditentukan oleh kegiatan membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak
melakukan aktivitas membaca. Siswa yang masih mengalami pertumbuhan lebih
banyak menyukai buku bacaan yang sifatnya menghibur dan menyenangkan.
Karakteristik buku bacaan yang menghibur dan menyenangkan antara lain:
disajikan dengan gambar berwarna, bahasanya sederhana, dan ceritanya menarik.
Contoh buku bacaan yang memenuhi kriteria tersebut adalah komik. Menurut
Hurlock (1956:349), alasan yang membuat anak senang membaca komik adalah
karena komik mudah dibaca, bahkan anak dengan kemampuan baca rendah dapat
memahami artinya dari gambar yang ada dalam komik.
Strategi pengelolaan motivasi belajar ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction) yang dikemukakan oleh Keller (1987 dalam Hadi, 2010)
yaitu pada komponen Attention, juga menjelaskan bahwa salah satu cara menarik
perhatian siswa adalah dengan memvariasikan format tulisan dalam teks,
menyajikan gambar-gambar yang bervariasi, dan warna yang beraneka ragam.
Dengan melakukan hal yang demikian diharapkan perhatian siswa terus tertuju
pada pembelajaran. Analisis terhadap bahasa komik yang pernah dilakukan oleh
Thorndike (dalam Sudjana & Rivai, 2005:65) dapat disimpulkan bahwa
perbendaharaan kata pada anak dengan kemampuan membaca yang rendah dapat
bertambah setelah membaca komik. Dari hasil penelitian yang sudah pernah
dilakukan, diperoleh bukti bahwa komik telah memberikan pengaruh besar dalam
kehidupan remaja dan orang tua di Amerika (Sudjana & Rivai, 2005:65).
Penelitian lain menunjukkan bahwa komik juga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di dalam pembelajaran (Qodariah, 2005 & Tahaya, 2005).
Materi sistem pencernaan merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran Biologi yang membutuhkan pemahaman dan hafalan. Pada materi ini
siswa diharuskan untuk memahami serta mengingat berbagai organ pencernaan
4
manusia, enzim-enzim yang terlibat dalam pencernaan beserta fungsinya, dan
yang terpenting adalah jalannya proses pencernaan itu sendiri. Tentunya guru
menginginkan siswa tidak hanya menghafal tapi juga memahami, sehingga materi
ini tidak hanya sekedar dipelajari untuk tes harian tetapi juga untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan di atas perlu dicari solusinya, salah
satu alternatif pemecahan permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan
suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat baca dan motivasi
belajar siswa dalam memahami materi pelajaran Biologi, terutama pada materi
Sistem Pencernaan. Media pembelajaran yang nantinya akan dikembangkan
adalah berupa Komik Biologi.
Komik sebagai media pembelajaran Biologi yang dikembangkan sebagai
alternatif pemecahan masalah di SMA Negeri 7 Malang kelas XI IPA 3 ini
diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan motivasi belajar dan minat
baca siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE
Model pengembangan media yang digunakan dalam penelitian ini men-
gadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall (1983:775) yang memiliki
tahap-tahap antara lain: Penelitian pendahuluan /prasurvei, Perencanaan, Pengem-
bangan bentuk produk awal, Uji coba lapangan tahap awal, Revisi produk utama,
Uji coba lapangan utama, Revisi produk operasional, Uji coba lapangan opera-
sional, dan Revisi akhir produk, serta Diseminasi dan implementasi produk.
Pada penelitian ini, peneliti tidak menjalankan keseluruhan prosedur
seperti di atas, melainkan hanya sampai pada langkah ke 5 saja. Berikut akan dije-
laskan lebih detail mengenai langkah-langkah pengembangan Komik Biologi.
Penelitian Pendahuluan/Prasurvei
Tahap ini mengharuskan peneliti atau pengembang mengumpulkan in-
formasi baik itu dari kajian literatur maupun observasi kegiatan pembelajaran di
kelas. Peneliti juga mengidentifikasi permasalahan yang ditemui dalam pembela-
jaran di kelas serta merangkumnya pada tahap ini.
5
Penelitian pendahuluan atau prasurvei ini dilakukan peneliti melalui ob-
servasi selama pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan
sejak tanggal 26 Agustus 2012 sampai dengan 25 Oktober 2012, dan wawancara
dengan guru Biologi SMA Negeri 7 Malang pada tanggal 23 Desember 2012,
melalui hasil observasi dan wawancara tersebut didapatkan permasalahan antara
lain rendahnya minat baca siswa terhadap buku-buku pelajaran terutama buku Bi-
ologi, pembelajaran masih bersifat konvensional, dan fungsi ruang perpustakaan
yang masih kurang mendukung aktifits belajar siswa.
Perencanaan
Peneliti menyusun perencanaan yang terdiri atas kegiatan identifikasi
dan definisi keterampilan, perumusan tujuan pengembangan, penentuan urutan
pembelajaran, dan uji coba skala kecil. Berdasarkan permasalahan yang didapat
dari hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri 7 Malang,
peneliti berasumsi bahwa perlu dibuat suatu media pembelajaran yang dapat
merangsang minat baca siswa terhadap buku-buku pelajaran dan juga menambah
motivasi belajar siswa. Media pembelajaran tersebut berupa Komik Biologi yang
akan memuat materi Sistem Pencernaan.
Komik Biologi yang akan dikembangkan oleh peneliti ini nantinya tidak
digunakan sebagai sumber belajar pokok siswa, melainkan hanya sebagai stimulus
agar siswa tertarik dengan materi yang diajarkan. Komik Biologi ini juga diharap-
kan dapat meningkatkan minat baca siswa terhadap buku-buku IPA, sehingga
hasil belajar dapat ditingkatkan pula.
Pengembangan Bentuk Produk Awal
Tahap pengembangan bentuk produk awal meliputi kegiatan persiapan
materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
Penyusunan bentuk awal Komik Biologi ini mengikuti langkah-langkah pembu-
atan komik seperti yang ditulis oleh Albert (2006) dalam artikelnya yang berjudul
The Process of Creating Comic Books, meliputi beberapa tahap, yaitu: mene-
mukan ide atau konsep, penyusunan cerita, pembuatan panel dialog atau name,
pembuatan ilustrasi dan pewarnaan, editing, dan pencetakan.
6
Uji Coba Lapangan Tahap Awal
Borg dan Gall (1983:782) menyatakan bahwa uji coba lapangan tahap
awal dilakukan terhadap 1-3 sekolah menggunakan 4-8 subjek ahli. Tujuan dari
uji lapangan tahap awal ini adalah untuk mendapatkan evaluasi secara kualitatif
dari produk yang telah dikembangkan. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket validasi serta dilanjutkan dengan melakukan analisis data.
Validasi pada penelitian pengembangan ini dilakukan dengan meli-
batkan 3 subjek ahli yaitu ahli media, ahli materi, dan ahli praktisi lapangan serta
uji coba skala kecil pada siswa untuk mendapatkan validasi/penilaian kelayakan
dari produk yang telah dikembangkan. Uji coba pada subjek ahli ini juga bertu-
juan untuk mendapatkan umpan balik dari para subjek ahli guna perbaikan produk
yang akan dikembangkan.
Revisi produk utama
Borg dan Gall (1983:782) menjelaskan bahwa tahap ini meliputi
kegiatan revisi terhadap produk berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil
uji lapangan tahap awal. Jenis data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dari ahli materi,
ahli media, praktisi lapangan, dan siswa terhadap media pembelajaran ini. Sedan-
gkan data kuantitatif didapatkan dari skor hasil angket yang disebarkan kepada
ahli materi, ahli media, praktisi lapangan, dan siswa.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini berupa angket, dimana pada angket tersebut telah disediakan kolom saran dan
kolom pengisian skor. Pada kolom pengisian skor juga sudah tertera skala 1hingga
4 yang nantinya dapat dipilih oleh responden dengan cara memberikan tanda cen-
tang (√) pada kolom yang dianggap paling sesuai
Data kualitatif dianalisis dengan cara mengumpulkan saran dan kritik
yang didapat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan revisi
terhadap produk. Data kuantitatif diperoleh dari pengisian skor pada angket oleh
para ahli, praktisi lapangan dan siswa sebagai kelompok kecil. Data kuantitatif ini
dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
7
Keterangan:
P = Persentase Kevalidan ΣX = jumlah skor keseluruhan jawaban per item ΣXi = jumlah total skor maksimal per item100% = konstanta
Hasil perhitungan dari rumus diatas kemudian dicocokkan dengan kriteri
kevalidan seperti di bawah ini.
Tabel 1. Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validator
Kategori Persentase Klasifikasi KeteranganA 80%-
100%Valid Produk baru siap dimanfaatkan di lapangan untuk
kegiatan pembelajaran.B 60%-79% Cukup valid Produk dapat dilanjutkan dengan menambahkan sesuatu
yang kurang dengan pertimbangan-pertimbangan ter-tentu.
C 50%-59% Kurang valid Merevisi dengan meneliti kembali secara seksama dan mencari kelemahan-kelemahan produk untuk disempur-nakan.
D 0%-49% Tidak valid Merevisi secara besar-besaran dan mendasar tentang isi produk.
Sumber: Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Sudjana, 1990)
HASIL
Penyajian Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari pengisian skor pada
angket dengan skala Likert oleh tim ahli dan siswa kelompok kecil. Tim ahli
terdiri atas ahli media, ahli materi, dan praktisi lapangan, sedangkan kelompok
kecil adalah 30 orang siswa kelas XI IA 3 SMA Negeri 7 Malang. Data kuantitatif
hasil validasi dan uji coba kelompok kecil akan dijelaskan sebagai berikut.
Ahli media
Berdasarkan validasi produk pengembangan Komik Biologi ini yang di-
lakukan oleh Ibu Dr. Endang Suarsini, M.Ked., didapatkan hasil validasi berupa
data kuantitatif dan kualitatif. Rekapitulasi perhitungan data kuantitatif berikut
akan disajikan pada tabel 2.
8
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah tercantum pada Tabel 2 diper-
oleh hasil validasi produk oleh ahli media dengan nilai 87,59%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa produk pengembangan Komik Biologi ini termasuk dalam
kriteria valid.
Ahli Materi
Berdasarkan validasi produk pengembangan Komik Biologi ini yang
dilakukan oleh Ibu Nuning Wulandari, S.Si. M.Si., didapatkan hasil validasi berupa
data kuantitatif dan kualitatif. Rekapitulasi perhitungan data kuantitatif berikut
akan disajikan pada tabel 3.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah tercantum pada Tabel 3 diper-
oleh hasil validasi produk oleh ahli materi dengan nilai 81,3%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa produk pengembangan Komik Biologi ini termasuk dalam
kriteria valid.
Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Validasi Komik Biologi oleh Validator Ahli Media
No. Aspek Penilaian Skor (%) Kualifikasi
1.2.3.4.5.6.7.
Pendahuluan Ketepatan ukuran komikKesesuaian penempatan gambar pada coverKejelasan tulisan judul pada coverKetebalan coverPaduan warna yang digunakan pada coverKualitas warna pada cover dan isi komikKualitas kertas komik
10075100757575100
ValidCukup validValidCukup validCukup validCukup validValid
Uraian tentang isi Komik8.
9.10.11.12.13.14.15.16.17
Kesesuaian gambar kartun yang ditampilkan untuk siswa SMAKemenarikan karakter komikKesesuaian jenis huruf yang digunakan dalam komikKesesuaian ukuran huruf komikKetepatan urutan panel cerita pada komikKemenarikan alur cerita komikKesesuaian isi cerita komik dengan usia siswa SMAKesesuaian gaya bahasa yang digunakan dalam komikKualitas penjilidan komikKesesuaian materi yang digunakan dengan jalan cerita komik
78,57
10085,767,882,192,882,1100100100
Cukup valid
ValidValidCukup validValid ValidValid ValidValidValid
Rata-rata skor 87,59 Valid
9
Tabel 3. Rekapitulasi Data Hasil Validasi Komik Biologi oleh Validator Ahli MateriNo. Pertanyaan Skor (%) Kualifikasi
1.2.
3.
Pendahuluan Ketepatan judul komik dengan materiKetepatan dan kesesuaian gambar pada cover komik dengan materi Kemudahan gambar dalam komik untuk dipahami siswa
10075
75
ValidCukup valid
Cukup validUraian tentang isi Komik
4.5.
6.7.8.
9.
10.11.12.
Kesesuaian uraian materi dengan KTSP Kesesuaian antara materi dalam komik dengan Kompetensi DasarKejelasan penyajian materi yang disampaikan melalui komikKemenarikan penyajian materi dalam komikKesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan materi yang disajikanKeruntutan penjabaran materi yang disajikan dengan tujuan pembelajaranKetepatan materi yang dijabarkan dalam komikKetersediaan apersepsi untuk menarik perhatian siswaKemudahan gambar dalam komik untuk dipahami siswa
10096,4
7575
89,2
82,1
7572,460,7
ValidValid
Cukup validCukup valid
Valid
Valid
Cukup validCukup validCukup valid
Rata-rata skor 81,3 Valid
Praktisi lapangan
Berdasarkan hasil validasi yang didapatkan dari ahli praktisi lapangan yaitu guru
Biologi SMA Negeri 7 Malang, Ibu Dra. Tipuk Ujianti, M.Pd., didapatkan data kuantitatif
yang akan disajikan pada Tabel 4 dan data kualitatif berupa kritik dan saran.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah tercantum pada Tabel 4 diketahui bahwa
skor rata-rata yang didapat dari validasi praktisi lapangan adalah 72,05%. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa produk pengembangan Komik Biologi ini termasuk
dalam kriteria cukup valid.
Tabel 4. Rekapitulasi Data Hasil Validasi Komik Biologi oleh Validator Ahli Praktisi LapanganNo. Aspek yang Dinilai Skor (%) Kualifikasi
1.2. 3. 4.5.
Pendahuluan Ketepatan judul komik dengan materiKemenarikan gambar pada cover komikKemenarikan cara penyajian materi dalam komikKejelasan gambar komik Kemenarikan alur cerita komik
7575507550
Cukup validCukup validKurang valid
Valid Kurang Valid
6.
7.
8.
9.
10. 11.
Isi KomikKesesuaian uraian materi dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)Kesesuaian antara materi dalam komik dengan Kompe-tensi DasarKejelasan penyajian materi yang disampaikan melalui komikKesesuaian jalan cerita komik dengan materi sistem pencernaan kelas XI IPAKesesuaian gambar yang ditampilkan dengan materiKesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan ma-
75
75
50
75
100100
Cukup valid
Cukup valid
Kurang valid
Cukup valid
Valid Valid
10
12.
13.
14.15.16.17.
teri yang disajikanKeruntutan penjabaran materi yang disajikan dengan tu-juan pembelajaranKetepatan dan kebenaran materi yang dijabarkan dalam komikKetersediaan apersepsi untuk menarik perhatian siswaKemudahan gambar dalam komik untuk dipahami siswaKejelasan bahasa yang digunakan dalam komikTingkat ketertarikan siswa setelah belajar menggunakan media pembelajaran Komik Biologi
75
75
507550100
Cukup valid
Cukup valid
Kurang validCukup valid
Kurang Valid Valid
Rata-rata skor 72,05 Cukup valid
Uji Kelompok Kecil
Kelompok kecil yang menjadi kelompok uji adalah kelas XI IA 3 SMA
Negeri 7 Malang yang berjumlah 30 siswa. Angket yang diberikan kepada siswa
mencakup tingkat kemenarikan dan keterbacaan Komik Biologi oleh siswa.
Rekapitulasi data hasil uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Kelompok KecilNo Aspek yang Dinilai Skor (%) Kualifikasi
1.2.3.4.5.
Pendahuluan Ketepatan judul komik dengan materiKemenarikan cover komikKemenarikan penyajian materi dalam komikKejelasan gambar komik Kemenarikan alur cerita komik
82,580,885
85,882,5
ValidValidValid
ValidValid
6.
7.
8.
9.10.11.
12.
Isi KomikKesesuaian materi yang terkandung dalam cerita komik dengan materi kelas XI SMAKejelasan penyajian materi yang disampaikan melalui komikKetepatan urutan penjabaran materi yang disajikan dalam cerita komikKetepatan materi yang dijabarkan dalam komikKemudahan gambar dalam komik untuk dipahami siswaKesesuaian gambar yang disajikan dengan materi sistem pencernaanTingkat ketertarikan siswa terhadap materi sistem pencernaan setelah belajar menggunakan media pembe-lajaran Komik Biologi
87,5
81,6
85,8
82,587,589,1
94,1
Valid
Valid
Valid
ValidValidValid
Valid
Rata-rata skor 85,4 Valid
Berdasarkan perhitungan yang telah tercantum pada Tabel 5 diperoleh
hasil uji coba kelompok kecil dengan nilai 85,4%. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa produk pengembangan Komik Biologi ini termasuk dalam kriteria valid.
11
Data Kualitatif
Data kualitatif untuk produk Komik Biologi ini diperoleh dari komentar
dari tim ahli dan kelompok kecil. Data kualitatif digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam merevisi produk Komik Biologi. Penyajian data kualitatif
yang diperoleh dari ahli media, ahli materi, dan praktisi lapangan, serta kelompok
kecil akan dijelaskan sebagai berikut.
Saran dan Kritik Ahli Media
Berdasarkan hasil validasi yang didapatkan dari ahli media pembelajaran
yaitu Ibu Dr. Endang Suarsini, M.Ked., berikut akan dipaparkan beberapa saran,
kritik, dan tanggapan terhadap produk pengembangan. Komik Biologi perlu dita-
mbah dengan nomor halaman untuk lebih memudahkan siswa dalam membaca.
Panel-panel alur cerita komik juga perlu diatur kembali untuk memudahkan gerak
mata pembaca sehingga dapat membaca secara berurutan. Ilustrasi-ilustrasi yang
ditampilkan dalam komik sebaiknya dibuat berwarna untuk menambah keter-
tarikan siswa untuk membaca, pada cover Komik Biologi sebaiknya diberikan
keterangan yang jelas untuk lembaga mana media ini dikembangkan, karena tidak
semua sekolah akan cocok menggunakan Komik Biologi sebagai media pembela-
jaran di kelas.
Saran dan Kritik Ahli Materi
Berdasarkan hasil validasi yang didapatkan dari ahli materi Biologi yaitu
Ibu Nuning Wulandari, S.Si. M.Si., berikut akan dipaparkan beberapa saran, kri-
tik, dan tanggapan terhadap produk pengembangan. Bahasan tentang esofagus,
ilustrasi yang disajikan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebih besar dan diberi
keterangan yang jelas, di bagian cerita mengenai lambung, terjadi kesalahan
tulisan yaitu pepsin yang seharusnya adalah pepsinogen. Kesalahan tulisan seperti
ini sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan salah konsep pada siswa. Pen-
jelasan materi tentang pencernaan ruminansia sudah cukup baik, akan tetapi gam-
bar sistem pencernaan ruminansia yang diilustrasikan dalam komik kurang jelas.
Gambar sebaiknya diberi tanda panah dengan berbagai warna yang menandakan
alur masuknya makanan dalam organ-organ pencernaan ruminansia.
12
Saran dan Kritik Ahli Praktisi Lapangan
Berdasarkan hasil validasi yang didapatkan dari ahli praktisi lapangan
dari SMA Negeri 7 Malang yaitu Ibu Dra. Tipuk Ujianti, M.Pd., berikut akan di-
paparkan beberapa saran, kritik, dan tanggapan terhadap produk pengembangan.
Komik Biologi yang dihasilkan sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa as-
pek yang perlu diperbaiki, yaitu pemilihan bahasa dan ukuran huruf komik.
Sekalipun komik merupakan buku bacaan yang ringan, sebaiknya tetap menggu-
nakan bahasa yang formal dan operasional. Kalimat percakapan dalam komik juga
sebaiknya dikurangi sehingga ukuran hurufnya dapat ditambah. Ukuran huruf
yang terlalu kecil dan rapat dikhawatirkan dapat mengurangi minat baca siswa ter-
hadap Komik Biologi
Saran dan Kritik Siswa
Berdasarkan hasil uji coba skala kecil yang didapatkan dari 30 orang
siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Malang, berikut akan dipaparkan beberapa
saran, kritik, dan tanggapan terhadap produk pengembangan. Komik Biologi yang
disajikan sudah bagus dan menarik bagi siswa, tetapi ada beberapa hal yang perlu
ditambahkan supaya Komik Biologi menjadi lebih menarik. Pada alur cerita
komik sebaiknya ditambahkan lelucon-lelucon atau adegan-adegan yang seru su-
paya siswa dapat lebih menikmati membaca komik bermuatan materi Biologi.
Menurut pendapat siswa, komik juga akan lebih bagus jika tokoh-tokoh di dalam-
nya ditambahkan. Ilustrasi juga sebaiknya dibuat berwarna sepenuhnya dan ceri-
tanya dibuat lebih panjang lagi. Siswa juga berharap agar Komik Biologi ini tidak
hanya dibuat untuk sistem pencernaan saja tetapi juga untuk semua materi Biologi
yang mereka dapatkan.
PEMBAHASAN
Komik dapat dijadikan sebagai inovasi baru dalam dunia pendidikan.
Komik bermuatan materi Biologi yang telah melalui tahap revisi pada penelitian
pengembangan ini dapat diterapkan sebagai media pembelajaran pada kegiatan
belajar mengajar di kelas. Penerapan komik sebagai media pembelajaran pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan minat baca siswa,
serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
13
Pesan dan informasi yang tercakup dalam alur cerita komik merupakan
materi sistem pencernaan yang dikembangkan dari Standar Kompetensi 3 yaitu
menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/
penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas, dan Kompe-
tensi Dasar yang digunakan adalah KD 3.3 yang berisi: menjelaskan keterkaitan
antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia).
Skor rata-rata yang diperoleh Komik Biologi dari hasil analisis data vali-
dasi oleh ahli media, untuk keseluruhan aspek adalah 87,59 dan termasuk dalam
kategori valid. Berdasarkan hasil analisis data validasi oleh ahli materi, skor rata-
rata yang diperoleh Komik Biologi ini untuk keseluruhan aspek adalah 81,3 dan
termasuk dalam kategori valid. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli praktisi lapan-
gan, skor rata-rata yang diperoleh Komik Biologi ini untuk keseluruhan aspek
adalah 72,05 dan hasilnya termasuk cukup valid. Berdasarkan hasil uji coba skala
kecil oleh siswa, skor rata-rata yang diperoleh Komik Biologi ini untuk keselu-
ruhan aspek adalah 85,4. Hasil di atas menunjukkan bahwa Komik Biologi telah
dianggap valid dan layak dijadikan sebagai media pembelajaran.
Komik memungkinkan guru melakukan pendekatan secara visual ter-
hadap siswa melalui ilustrasi gambar yang dihadirkan di dalamnya. Materi-materi
dan konsep yang abstrak dalam pelajaran Biologi dapat diperjelas dengan ilustrasi
gambar yang menarik dan cerita yang mudah dipahami siswa, selain itu Komik
Biologi juga sangat efektif digunakan sebagai media pembelajaran, karena ilus-
trasi gambar yang ditampilkan sesuai dengan materi pelajaran dan berkaitan den-
gan kehidupan nyata siswa.
Komik Biologi bermuatan materi sistem pencernaan ini dikembangkan
dengan memperhatikan beberapa aspek penting, antara lain penggambaran ilus-
trasi dalam komik, pembuatan alur cerita komik, dan pemuatan informasi penting
yang berkaitan dengan materi-materi Biologi.
Ilustrasi dalam Komik
14
Komik mencakup gambar-gambar atau ilustrasi yang sifatnya visual.
Sones (1944 dalam Wuriyanto, 2009) menyatakan bahwa kualitas gambar dalam
komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sones mengadakan percobaan
dengan membagi empat ratus siswa ke dalam dua kelompok. Masing-masing
kelompok seimbang dalam hal kecakapannya. Dua kelompok kelas tersebut mas-
ing-masing bergantian menerima pembelajaran menggunakan komik dan buku
teks, dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai siswa lebih tinggi ketika menerima
pembelajaran menggunakan komik daripada menggunakan buku teks saja.
Berdasarkan penelitian Sones tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilustrasi yang
ada di dalam komik memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pembacanya, oleh
karena itu Komik Biologi sebagai media pembelajaran ini telah diperhitungkan
pembuatan ilustrasinya, sehingga selain mampu meningkatkan minat baca siswa,
juga mampu membantu siswa dalam memahami materi-materi Biologi yang ter-
cakup di dalamnya. Ilustrasi-ilustrasi dalam Komik Biologi mencakup beberapa
aspek, antara lain sebagai berikut.
Setting tempat dan Penokohan
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam alur cerita komik memegang peranan
yang sangat penting, melalui tokoh-tokoh inilah guru maupun pengembang dapat
menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada pembaca. Pada Komik Biologi
yang mencakup materi sistem pencernaan ini, tokoh-tokoh di dalamnya sudah di-
rancang sedemikian rupa agar dapat menarik minat siswa, tidak hanya penam-
pakan gambarnya saja, tetapi juga karakter-karakter yang ditunjukkan seperti sifat,
gaya bicara, dan ekspresi wajahnya. Misalnya saja tokoh Bu Ayu, seorang guru
Biologi yang ramah dan siap melayani pertanyaan siswanya kapan saja. Aga,
siswa SMA yang selalu ingin tahu dan peka terhadap kejadian-kejadian di sekelil-
ingnya, atau Kak Wulan, sepupu Aga yang rajin dan pintar. Tokoh-tokoh di dalam
komik dibuat sebagus mungkin agar dapat menjadi teladan bagi siswa juga, jadi
Komik Biologi yang telah dihasilkan tidak hanya membantu siswa dalam pela-
jaran saja tetapi juga memberikan pendidikan karakter bagi siswa secara tidak
langsung.
Setyosari (2005) menyatakan bahwa cerita dalam komik membuat siswa
terlibat secara emosional. Berdasarkan pernyataan itulah tokoh yang digambarkan
15
dalam Komik Biologi pada penelitian ini merupakan siswa dan guru di SMA
Negeri 7 Malang itu sendiri, selain itu alur cerita dan setting ceritanya juga
menggambarkan kehidupan sehari-hari siswa di sekolah dan di rumah mereka
masing-masing, sehingga secara emosional siswa merasa terlibat dalam cerita.
Gambar Organ-Organ Pencernaan
Komik sebagai media pembelajaran merupakan penyampai pesan, ide,
dan gagasan guru kepada siswa (Ikhsan, 2006). Materi dan informasi yang ingin
disampaikan guru dapat tersalur dengan mudah melalui gambar-gambar yang ada
di dalam komik. Kewajiban guru di sini adalah untuk berhati-hati dalam mencan-
tumkan ilustrasi yang berkaitan dengan materi, misalnya saja pada materi sistem
pencernaan, guru tetap harus mencantumkan gambar-gambar organ pencernaan
dengan struktur dan bentuk yang benar. Gambar atau ilustrasi yang salah atau ku-
rang jelas dapat merusak pemahaman siswa.
Komik Biologi yang memuat materi sistem pencernaan ini telah men-
galami revisi pada gambar organ sistem pencernaan ruminansia, dimana gambar
yang tidak berwarna telah diganti dengan gambar organ berwarna yang juga
dilengkapi dengan tanda-tanda panah penunjuk urutan jalan masuknya makanan,
sesuai dengan pernyataan Sudjana & Rivai (2005) yang menjelaskan bahwa pada
umumnya siswa lebih menyukai setengah atau satu halaman penuh berisi gambar
yang disertai petunjuk yang jelas, jadi dengan adanya panah-panah penunjuk pada
organ pencernaan ruminansia ini siswa diharapkan lebih mudah memahami proses
pencernaan pada ruminansia.
Pewarnaan
Komik-komik kartun yang beredar di pasaran umumnya tidak berwarna.
Kualitas kertasnya pun kurang bagus jika dibandingkan dengan buku-buku bacaan
jenis lain seperti novel atau ensiklopedia, tetapi dua hal tersebut tidak mengurangi
minat pembaca terhadap komik.
Berdasarkan data kualitatif berupa kritik dan saran dari ahli media dan
siswa, Komik Biologi dengan muatan materi sistem pencernaan ini telah direvisi
menjadi komik berwarna, karena ilustrasi yang berwarna diharapkan dapat mem-
perjelas bentuk gambar dan juga menambah ketertarikan siswa. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hurlock (1956:349) bahwa karakteristik buku bacaan yang
16
menghibur dan menyenangkan antara lain: disajikan dengan gambar berwarna,
bahasanya sederhana, dan ceritanya menarik.
Alur Cerita Komik
Komik Biologi dengan muatan materi sistem pencernaan ini menceri-
takan kisah seorang remaja SMA bernama Aga, yang pada suatu hari sangat
bersemangat untuk mempelajari tentang sistem pencernaan manusia. Alur cerita
komik disusun sesuai dengan urutan organ-organ yang dilalui makanan dalam
proses pencernaan. Aga mempelajari jalannya proses pencernaan dimulai dari
rumahnya sendiri ketika sarapan di pagi hari bersama ibunya, kemudian secara
berurutan dia memperoleh informasi mengenai mulut, esofagus, hingga usus besar
di sekolahnya melalui guru dan juga buku-buku yang dibacanya di perpustakaan.
Cerita dalam komik berakhir pada setting pedesaan, dimana Aga pergi berlibur
dan belajar tentang pencernaan sapi (ruminansia).
Cerita dalam Komik Biologi ini sengaja dibuat dengan alur maju, se-
hingga siswa dapat memperoleh gambaran tentang urut-urutan proses pencernaan
pada manusia dan ruminansia. Materi yang tercakup dalam cerita tidak disajikan
secara beruntun, akan tetapi diselingi dengan percakapan-percakapan ringan antar-
tokoh seperti menanyakan teman yang sakit, menanyakan kabar, dan lain seba-
gainya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak jenuh membaca dan tetap merasa
tertarik hingga cerita komik berakhir.
Muatan Informasi-Informasi Penting
Isi percakapan dalam Komik Biologi mencakup 2 aspek, yaitu percaka-
pan santai yang dilakukan siswa pada kehidupan sehari-hari, dan percakapan yang
memuat topik tentang sistem pencernaan. Penyusunan kalimat dalam komik
memerlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan konsep pada materi, dan ke-
salahan pada pengetikan, selain itu diusahakan juga agar percakapan dalam komik
tidak memuat kata-kata atau informasi yang negatif dan mempengaruhi prilaku
siswa.
Berdasarkan data kualitatif hasil validasi oleh ahli media, ahli materi dan
ahli praktisi lapangan, serta uji coba skala kecil pada siswa, Komik Biologi den-
17
gan materi sistem pencernaan ini telah direvisi berkenaan dengan penulisan infor-
masi-informasi di dalamnya. Perubahan-perubahan tersebut antara lain pada kali-
mat yang diucapkan oleh tokoh Mama di halaman 4 pada komik, yang men-
yarankan untuk meniup makanan yang masih panas sebelum dimakan. Pernyataan
ini telah diganti karena kalimat saran tersebut bersifat negatif. Berdasarkan hasil
riset yang baru-baru ini dilakukan, telah terbukti bahwa kebiasaan meniup
makanan yang panas dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi tubuh, seperti
yang telah kita ketahui, makanan yang panas akan menghasilkan uap air, sedan-
gkan respirasi yang kita lakukan menghasilkan gas karbondioksida. Uap air yang
tercampur dengan karbondioksida akan mengalami reaksi kimia dan membentuk
asam karbonat. Ketika darah mengandung zat asam secara berlebihan, maka
metabolisme tubuh akan terganggu dan membahayakan bagi kita sendiri.
Perubahan juga dilakukan pada beberapa kalimat percakapan yang masih
menggunakan kata-kata yang kurang operasional dan sopan, misalnya saja kata
“Halo” menjadi “Selamat pagi”, dan kata “ditimbun” menjadi kata “disimpan”.
Penggunaan kalimat yang baik dan pemuatan informasi-informasi yang benar di-
maksudkan agar siswa tidak mendapatkan pengaruh yang negatif dari Komik Bi-
ologi yang dibacanya.
Berdasarkan hasil revisi yang telah dilakukan, didapatkan produk Akhir
Komik Biologi sebagai media pembelajaran pada materi sistem pencernaan.
Komik Biologi yang dihasilkan memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai
berikut.
Kelebihan Komik Biologi
Komik Biologi dapat dijadikan media pembelajaran yang efektif karena
beberapa keunggulannya, antara lain, Komik Biologi dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, ketika siswa merasa senang membaca cerita dalam
komik, siswa secara tidak sadar telah belajar konsep-konsep Biologi dan juga
akan menyukainya. Hal ini dikarenakan bahasa dalam komik yang mudah di-
mengerti sehingga siswa juga lebih mudah dalam belajar. Materi-materi yang ter-
cakup dalam alur cerita dibuat sesederhana mungkin dan menggunakan bahasa
percakapan yang tidak terlalu formal.
18
Keunggulan lain Komik Biologi selain mempermudah siswa dalam
memahami materi dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
adalah mampu menyampaikan pesan-pesan moral dan pendidikan karakter pada
siswa. Ketika siswa sudah menikmati alur cerita dalam komik, siswa akan cen-
derung mengidolakan tokoh dalam komik yang paling disukainya, sehingga secara
otomatis siswa juga akan meniru dan meneladani sifat-sifat yang dimiliki tokoh
tersebut. Melalui kesempatan inilah guru maupun pengembang dapat men-
garahkan siswa pada pendidikan berkarakter, yaitu dengan menciptakan tokoh-
tokoh komik yang baik dan dapat menjadi teladan bagi siswa. Morrison (2002
dalam Wuriyanto, 2009) menyatakan bahwa dengan memasukkan budaya populer
ke dalam kurikulum dapat menjadi perantara kesenjangan perasaan siswa ketika
di dalam dan luar sekolah. Komik itu sendiri adalah bagian dari budaya populer.
Berdasarkan kutipan dari website resmi Comic & Literacy tentang catatan sejarah
penelitian komik dalam pendidikan dari tahun 1940 hingga tahun 1950, hasil
penelitian yang dilakukan oleh Paul Witty pada tahun 1941 menyatakan bahwa
Superman dan Batman adalah dua tokoh terpopuler yang sangat berpengaruh pada
prilaku 334 siswa yang gemar membaca komik.
Ilustrasi gambar yang tersaji dalam komik dapat lebih memudahkan
siswa dalam menafsirkan dan mengingat materi pelajaran, karena pada dasarnya
manusia lebih mudah mengingat gambar daripada mengingat huruf atau angka.
Dengan demikian, Komik Biologi tidak hanya dapat meningkatkan motivasi bela-
jar dan minat baca siswa, tetapi juga dapat membantu memudahkan siswa dalam
memahami materi.
Kekurangan Komik Biologi
Setiap media pembelajaran pasti memiliki kelemahan, begitu pula dengan
Komik Biologi. Anak-anak yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan
menggantungkan segala informasi yang diterimanya hanya dari Komik Biologi,
hanya dengan membaca komik tersebut siswa akan merasa cukup puas dan tidak
mau mencoba mencari informasi lebih luas berkenaan dengan materi yang sedang
dipelajarinya. Berdasarkan pernyataan Hurlock (1956:350), kelemahan yang dimi-
liki komik antara lain yaitu menghambat perkembangan kemampuan membaca
19
pada anak. Siswa tidak berusaha lebih keras untuk belajar karena mereka merasa
dengan gambar saja mereka sudah mampu memahami isi dari komik tersebut.
Setyosari (2005) juga menjelaskan bahwa pola prilaku tokoh dalam
komik cenderung disederhanakan, karena itu penggunaan komik sebagai media
pembelajaran perlu dipadukan dengan buku-buku pelajaran. Penggunaan komik
juga mengurangi pengalaman belajar siswa secara langsung. Hal ini sangat erat
kaitannya dengan prinsip dalam pembelajaran Biologi yang mengutamakan
pengamatan di lapangan secara langsung atau realia (pengamatan objek asli),
berdasarkan hal tersebut, pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran Biologi
juga perlu dipadukan dengan kegiatan praktikum dan pengamatan langsung se-
hingga siswa dapat benar-benar memahami materi Biologi yang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil validasi oleh tim ahli dan uji coba kelompok kecil
dapat disimpulkan bahwa Komik Biologi ini layak untuk digunakan sebagai
media pembelajaran pada materi sistem pencernaan setelah dilakukan beberapa
revisi. Revisi dilakukan berdasarkan data kualitatif sehingga meningkatkan
kualitas dari produk Komik Biologi sebagai media pembelajaran pada materi daur
Biogeokimia.
Saran
Saran yang diberikan terdiri atas saran pemanfaatan, saran diseminasi dan
saran pengembangan produk lebih lanjut. Saran pemanfaatan produk antara lain :
(1) Bagi Guru, Komik Biologi ini sebaiknya digunakan sebagai media
pembelajaran di kelas sebagai pendamping buku-buku teks pokok dan juga
dipadukan dengan kegiatan praktikum serta pengamatan langsung. Penggunaan
Komik Biologi juga sebaiknya diselingi dengan media pembelajaran yang lain
sehingga siswa tidak jenuh; (2) Bagi peneliti lain, pada proses pengembangan
Komik Biologi sebaiknya memperhatikan baik-baik aspek-aspek penting menge-
nai komik, seperti pembuatan ilustrasi, pembuatan alur cerita, pewarnaan, pemu-
20
atan materi dan informasi penting dalam cerita komik, serta kebenaran materi
yang dimuat dalam alur cerita komik.
Saran diseminasi produk antara lain : (1) Bagi Guru, Komik Biologi yang
telah dikembangkan ini memuat materi tentang sistem pencernaan yang sifatnya
visual. Pemanfaatan Komik Biologi dalam kelas sebaiknya memperhatikan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar secara audio maupun audio-visual; (2) Bagi
peneliti lain, Komik Biologi ini dikembangkan sebagai alternatif pemecahan
masalah pada SMA Negeri 7 Malang yaitu pada siswa-siswa dengan minat baca
rendah. Penggunaan Komik Biologi dalam skala yang lebih luas sebaiknya mem-
perhatikan permasalahan yang ada pada tiap lembaga sekolah, karena komik ini
belum tentu dapat diterapkan pada sekolah lain
Saran Pengembangan Lebih Lanjut antara lain : (1) Bagi Guru, Komik
Biologi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk menghasilkan me-
dia pembelajaran lain yang inovatif, kreatif, dan efektif pemanfaatannya di kelas;
(2) Bagi peneliti lain, untuk kedepannya agar lebih kreatif lagi dalam mengem-
bangkan komik bermuatan materi Biologi tidak hanya untuk sistem pencernaan
saja tetapi untuk materi-materi Biologi yang lainnya. Peneliti lain juga diharapkan
dapat mengembangkan komik untuk mata pelajaran selain Biologi atau bidang-
bidang yang lain.
DAFTAR RUJUKANBorg , Walter R. dan Gall, Meredith Damien. 1983. Educational Research. New
York: Longman Inc.
Hadi, Efran. 2010. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Attention, Rele-vance, Confidence, Satisfaction ( ARCS ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 3 Prabumulih. ( Online), (http://syu3f.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-arcs-atten-tion.html), diakses pada 17 Desember 2012
Hurlock, E.B. 1956. Child Development. New York: McGraw-Hill Book Com-pany, Inc.
Ikhsan, Muhamad. 2006. Buku Terlarang itu Bernama Komik, (online), (http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/09/12/buku-terlarang-itu-bernama-komik/), diakses pada 6 Februari 2013
21
Qodariah, I. 2005. Efektivitas Penggunaan Komik terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab ( Studi Eksperimental Siswa kelas 2SMU PGII 11 Bandung), (online), ( http://artikel.us/christiana6-04.html), diakses tanggal 6 Maret 2012.
Setyosari, P. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas
Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Tahaya, A. 2005. Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah Dasar( Kuasi Eksperimen di SD Negeri 1 Sindangkasih, Majalengka),(online), (http://222.124.158.89/pasca/availabel/etd-1117105-121737/), diakses pada 7 Maret 2012
Tiemensma, L. 2009. Visual Literacy To Comics Or Not To Comics, World Li-brary And Information Congress 75th IFLA General Conference And Council, Midrand Graduate Institute
Wuriyanto, Eko. 2009. Komik sebagai Media Pembelajaran, (online), (http://guruindo.blogspot.com/2009/06/komik-sebagai-media-pembelajaran.html) diakses pada 8 Maret 2012
22