Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

download Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

of 31

Transcript of Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    1/31

    ANALISIS PENGARUH STOCK SPLITPADA

    HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME

    PEERDAGANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

    (BEI)

    Nurlaela Permata

    Fakultas Ekonomi

    Universitas Gunadarma

    JL. Palembang Raya Blok D2/4

    [email protected]

    ABSTRAKSI

    Tujuan stocksplit itu sendiri adalah untuk memangkas harga saham yg sudah terlalu tinggi

    yang dianggap oleh perusahaan tersebut, agar para investor tidak terlalu terasa terberatkan olehharga sebelum stocksplit. Untuk mendapatkan fokus penulisan, penulis membatasi masalah

    hanya dengan menggunakan data 10 saham bluechip yang mengacu pada LQ 45 dengan event

    windownya selama 31 hari yaitu 15 hari sebelum, pada saat, dan 15 hari setelah atas peristiwa

    stock split yang terjadi selama tahun 2007-2009 di BEI. Aktivitas stock split yang dilakukan

    ternyata sangat mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan. Sehingga harga saham

    dan volume perdagangan sebelum stock split mengalami perbedaan dengan harga saham dan

    volume perdagangan setelah stock split. Terdapat perbedaan yang signifikan harga saham antara

    sebelum dan sesudah aktivitas stock split. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham

    mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari stock split adalah

    menurunkan harga ketika harga dirasa terlalu mahal. Dengan menurunnya harga saham akan

    memiliki daya tarik investor untuk membeli saham-saham tersebut, karena harganya jauh lebih

    murah, sehingga mudah untuk mendapatkan capital gain.

    Hasil perbedaan Harga saham secara keseluruhan antara sebelum dan sesudah stock split

    menunjukkan adanya perbedaan Harga saham sebesar 142552.5 dimana Harga saham sesudah

    stock split (25288.5) lebih rendah dibandingkan dengan Harga saham sebelum stock split

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    2/31

    (167841). Perbedaan ini semakin nyata setelah terbukti dengan hasil perhitungan statistik yang

    signifikan karena hasil t hitung sebesar 10.083 dengan nilai probabilitas (Sig-t) sebesar 0.000

    yang nilainya dibawah level signifikan 0.05. Hal ini berarti terjadi perbedaan yang signifikan

    harga saham antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Dengan demikian hasil

    keseluruhan uji t , menunjukkan bahwa ada perbedaan antara harga saham antara sebelum dan

    sesudahstock split . Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan dapat diterima.

    Hasil perbedaan Volume perdagangan secara keseluruhan antara sebelum dan sesudah

    stock split menunjukkan adanya perbedaan Volume perdagangan sebesar -175369063 dimana

    Volume perdagangan sesudah stock split (351351435) lebih rendah dibandingkan dengan

    Volume perdagangan sebelum stock split (175982372.5). Perbedaan ini semakin nyata setelah

    terbukti dengan hasil perhitungan statistik yang signifikan karena hasil t hitung sebesar -4.764

    dengan nilai probabilitas (Sig-t) sebesar 0.000 yang nilainya dibawah level signifikan 0.10. Hal

    ini berarti terjadi perbedaan yang signifikan Volume perdagangan antara sebelum dan sesudah

    peristiwa stock split. Dengan demikian hasil keseluruhan uji t , menunjukkan bahwa ada

    perbedaan antara Volume perdagangan antara sebelum dan sesudah stock split. Dengan demikian

    hipotesis pertama yang diajukan dapat diterima.

    Kata kunci : Stock Split

    PENDAHULUAN

    Perkembangan iklim investasi di

    Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

    ramainya transaksi jual-beli saham yang

    terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal

    itu menunjukkan adanya dampak positif

    pada peningkatan perekonomian Indonesia.

    Globalisasi sektor keuangan dan investasi

    sebagai salah satu tuntutan perkembangan

    ekonomi indonesia memiliki andil dalam

    mendorong perubahan iklim investasi dan

    perkembangan pasar modal. Sebagai salah

    satu mediator sarana investasi di pasar

    modal perusahaan efek dituntut untuk

    mengikuti suatu perubahan dan

    perkembangan guna memenuhi kebutuhan

    investor dan menjaga keselarasan dengan

    keinginan pasar. Perkembangan itu secara

    langsung maupun tidak langsung akan

    berdampak kepada kegiatan investasi.

    Semakin luasnya cakupan kegiatan investasi

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    3/31

    dan semakin besarnya kapasitas investasi.

    Pasar modal memberikan peran besar

    bagi perekonomian suatu negara karena

    pasar modal memberikan dua fungsi

    sekaligus, yakni fungsi ekonomi dan fungsi

    keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

    fungsi ekonomi karena pasar modal

    menyediakan fasilitas atau wahana yang

    mempertemukan dua kepentingan yaitu

    pihak yang memiliki kelebihan dana

    (investor) dan pihak yang memerlukan dana

    (issuer). Dengan adanya pasar modal maka

    perusahaan publik dapat memperoleh dana

    segar dari masyarakat melalui penjualan

    efek saham melalui prosedur IPO atau efek

    bersifat utang (obligasi). Berbagai investasi

    yang kita tanamkan di salah satu saham

    yang ada, membuat investor memilih untuk

    menanamkan investasinya itu di saham yang

    sudah ditentukan baik oleh Kliring

    Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

    Saat ini, krisis global sedang

    melanda seluruh perusahaan dalam negeri

    maupun luar negeri dengan ditandai

    banyaknya perusahaan yang gulung tikar.

    Bahkan, banyak perusahaan yang telah lama

    berdiri dan mempunyai kekuatan ikut

    merasakan dampak dari krisis global

    tersebut. Hal ini juga berdampak pada harga

    saham yang ada di BEI. Oleh karena itu,

    banyak perusahaan yang menyiasati harga

    saham yang terlampau tinggi dengan

    melakukanstock split.Berdasarkan Undang-

    Undang pasar modal ada beberapa cara yang

    dapat dilakukan emiten untuk meningkatkan

    kinerja saham mereka yaitustock split, right

    issue, atau hak memesan efek terlebih

    dahulu ( HMTD ). Langkah-langkah ini

    merupakan suatu kreatifitas untuk

    meningkatkan kinerja saham di lantai bursa.

    Stock split adalah suatu aktifitas

    yang dilakukan oleh perusahaan go-public

    untuk menaikkan jumlah saham yang

    beredar ( Brigham dan Gapenski, 1992).

    Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    4/31

    saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga

    akan mengurangi kemampuan investor

    untuk membelinya. Karena mereka menilai,

    apabila harga saham terlalu tinggi maka

    tidak akan ada investor yan g akan membeli

    sahamnya. Dengan melakukan stock split,

    maka harga saham akan relatif murah dan

    hal ini dapat menarik minat investor untuk

    membelinya.

    Pengumuman stock split sendiri

    merupakan salah satu seni informasi pada

    pasar dengan efisiensi semi kuat, Weston

    dan Copeland (1995) menegaskan, secara

    informasional sebuah pasar modal dikatakan

    efisien jika harga saham yang berlaku

    mencerminkan informasi yang relevan yang

    tersedia. Ada banyak sekali pendapat

    mengenai stock split, tetapi pada dasarnya

    pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi

    dua kelompok. Pertama,stock split dianggap

    hanya sebagai perubahan yang bersifat

    "kosmetik" atau hiasan karena stock split

    tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan

    dan proporsi kepemilikan investor ( Baker

    dan Powell, 1993). Kedua, stock split

    dianggap dapat mempengaruhi keuntungan

    pemegang saham, resiko saham, dan sinyal

    yang diberikan kepada pasar karena split

    mengembalikan harga per lembar saham

    pada tingkat perdagangan yang optimal dan

    meningkatkan likuiditas ( Baker dan

    Gallangher, 1993).

    Berdasarkan beberapa penelitian,

    likuiditas saham merupakan ukuran jumlah

    transaksi suatu saham di pasar modal dalam

    suatu periode tertentu. Jadi semakin likuid

    saham maka frekuensi transaksi semakin

    tinggi. Hal tersebut menunjukkan minat

    investor untuk memiliki saham tersebut juga

    tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan

    karena saham yang likuiditasnya tinggi

    memberikan kemungkinan lebih tinggi

    untuk mendapatkan return dibandingkan

    saham yang likuiditasnya rendah, sehingga

    tingkat likuiditas saham biasanya akan

    mempengaruhi harga saham. Jadi suatu

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    5/31

    saham dikatakan likuid jika saham tersebut

    tidak mengalami kesulitan dalam membeli

    atau menjualnya kembali.

    Pada kenyataannya tidak semua

    saham mudah ditransaksikan atau dengan

    kata lain mengalami kesulitan likuiditas.

    Saham yang tidak likuid dapat dikenakan

    delisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek.

    Conroy et.al (1990) parameter yang sering

    digunakan untuk mengukur likuiditas suatu

    saham adalah volume perdagangan, harga

    saham, volatilitas harga saham, tingkat

    spread, information flow, jumlah pemegang

    saham, jumlah saham yang beredar, dan

    besarnya biaya transaksi ( Sutrisno, 2000).

    Berdasarkan beberapa pandangan

    tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk

    menguji kebenaran-kebenaran pandangan

    yaitu stock split dianggap hanya sebagai

    perubahan yang bersifat "kosmetik" atau

    stock split dianggap dapat mempengaruhi

    keuntungan pemegang saham, resiko saham,

    dan sinyal yang diberikan kepada pasar serta

    meneliti kembali tentang pengaruh stock

    split terhadap likuiditas dan return saham.

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini sesuai

    dengan rumusan masalah yang telah

    disebutkan di atas, yaitu :

    1. Untuk mengetahui pengaruh stock

    split terhadap harga saham dan

    likuiditas saham.

    2. Untuk menganalisis perbedaan

    harga saham sebelum dan sesudah

    aktivitas stock split.

    3. Untuk mengetahui perbedaan

    volume perdagangan sebelum dan

    sesudah aktivitasstock split.

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    6/31

    Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Akademis :

    1. Hasil penelitian ini dapat

    memberikan sumbangsih bagi

    perkembangan ilmu

    pengetahuan bidang ekonomi.

    2. Membantu para investor, calon

    investor dan para pembaca

    mengetahui perhitungan seperti

    apa untuk mengetahui

    pengaruh stock split terhadap

    likuiditas dan return saham

    agar dapat memilih investasi

    yang tepat.

    Pasar Modal

    Menurut Wai (1986) dan Patrick

    (1987), Pasar Modal adalah kebutuhan

    sistem yang terorganisasi, termasuk bank-

    bank komesial dan semua perantara

    dibidang keuangan serta surat-surat berharga

    jangka panjang dan jangka pendek, primer

    dan tidak langsung. Sedangkan definisi

    pasar modal dalan ruang lingkup yang lebih

    sempit yaitu, Pasar Modal adalah pasar

    terorganisasi yang memperdagangkan

    saham-saham dan obligasi dengan memakai

    jasa makelar, komisioner dan underwriter.

    Menurut Usman (1989), Pasar Modal

    adalah Pelengkap di sektor keuangan

    terhadap dau lembaga lainnya yaitu bank

    dan lembaga pembiayaan. Pasar modal

    memberikan jasanya yaiyu menjembatani

    hubungan antara pemilik modal dalam hal

    ini disebut sebagai pemodal (investor)

    dengan peminjam modal (emiten).

    Keputusan Presiden (Kepres) No.52

    Tahun 1976 tentang Pasar Modal Bab I

    pasal 1 dimana disebutkan " Pasar Modal

    adalah bursa efek seperti dimaksud dalam

    undang-undang No.15 Tahun 1952

    (Lembaran Negara Tahun 1952 No.67) ".

    Jadi Pasar Modal adalah bursa perdagangan

    di Indonesia yang didirikan untuk

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    7/31

    memperdagangan uang dan efek. Pasar

    Modal adalah suatu tempat bertemunya

    antara seorang/ organisasi/ perusahaan

    (investor) yang kelebihan dana untuk

    menanamka modalnya di perusahaan yang

    mengalami deficit modal (emiten) dengan

    membeli efek yang diterbitkan oleh emiten.

    Pasar Modal (UU No.8 Tahun 1995)

    adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

    penawaran umum dan perdagangan efek,

    perusahaan public yang berkaitan dengan

    efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

    profesi yang berkaitan dengan efek.

    Sejarah Berdirinya Pasar Modal Di

    Indonesia

    Secara historis, pasar modal telah hadir

    jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar

    modal atau bursa efek telah hadir sejak

    jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada

    tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika

    itu didirikan oleh pemerintah Hindia

    Belanda untuk kepentingan pemerintah

    kolonial atau VOC.

    Meskipun pasar modal telah ada

    sejak tahun 1912, perkembangan dan

    pertumbuhan pasar modal tidak berjalan

    seperti yang diharapkan, bahkan pada

    beberapa periode kegiatan pasar modal

    mengalami kevakuman. Hal tersebut

    disebabkan oleh beberapa faktor seperti

    perang dunia ke I dan II, perpindahan

    kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

    pemerintah Republik Indonesia, dan

    berbagai kondisi yang menyebabkan operasi

    bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana

    mestinya. Pemerintah Republik Indonesia

    mengaktifkan kembali pasar modal pada

    tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian

    pasar modal mengalami pertumbuhan

    seiring dengan berbagai insentif dan regulasi

    yang dikeluarkan pemerintah.

    Secara singkat, tonggak perkembangan

    pasar modal di Indonesia dapat dilihat

    sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    8/31

    14 Desember 1912 : Bursa Efek

    pertama di Indonesia dibentuk di

    Batavia oleh Pemerintah Hindia

    Belanda.

    19141918 : Bursa Efek di Batavia

    ditutup selama Perang Dunia I

    19251942 : Bursa Efek di Jakarta

    dibuka kembali bersama dengan

    Bursa Efek di Semarang dan

    Surabaya

    Awal tahun 1939 : Karena isu politik

    (Perang Dunia II) Bursa Efek di

    Semarang dan Surabaya ditutup.

    19421952 : Bursa Efek di Jakarta

    ditutup kembali selama Perang

    Dunia II

    1952 : Bursa Efek di Jakarta

    diaktifkan kembali dengan UU

    Darurat Pasar Modal 1952, yang

    dikeluarkan oleh Menteri kehakiman

    (Lukman Wiradinata) dan Menteri

    keuangan (Prof.DR. Sumitro

    Djojohadikusumo). Instrumen yang

    diperdagangkan: Obligasi

    Pemerintah RI (1950)

    1956 - 1977 : Program nasionalisasi

    perusahaan Belanda. Bursa Efek

    semakin tidak aktif dan vacuum.

    10 Agustus 1977 : Bursa Efek

    diresmikan kembali oleh Presiden

    Soeharto. BEJ dijalankan dibawah

    BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

    Modal). Tanggal 10 Agustus

    diperingati sebagai HUT Pasar

    Modal. Pengaktifan kembali pasar

    modal ini juga ditandai dengan go

    public PT Semen Cibinong sebagai

    emiten pertama.

    19771987 : Perdagangan di Bursa

    Efek sangat lesu. Jumlah emiten

    hingga 1987 baru mencapai 24.

    Masyarakat lebih memilih instrumen

    perbankan dibandingkan instrumen

    Pasar Modal. Ditandai dengan

    hadirnya Paket Desember 1987

    (PAKDES 87) yang memberikan

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    9/31

    kemudahan bagi perusahaan untuk

    melakukan Penawaran Umum dan

    investor asing menanamkan modal di

    Indonesia.

    1988 1990 : Paket deregulasi

    dibidang Perbankan dan Pasar Modal

    diluncurkan. Pintu BEJ terbuka

    untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

    meningkat.

    2 Juni 1988 : Bursa Paralel

    Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

    dikelola oleh Persatuan Perdagangan

    Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

    organisasinya terdiri dari broker dan

    dealer.

    Desember 1988 : Pemerintah

    mengeluarkan Paket Desember 88

    (PAKDES 88) yang memberikan

    kemudahan perusahaan untuk go

    public dan beberapa kebijakan lain

    yang positif bagi pertumbuhan pasar

    modal.

    16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya

    (BES) mulai beroperasi dan dikelola

    oleh Perseroan Terbatas milik swasta

    yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

    13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ.

    BAPEPAM berubah menjadi Badan

    Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini

    diperingati sebagai HUT BEJ.

    22 Mei 1995 : Sistem Otomasi

    perdagangan di BEJ dilaksanakan

    dengan sistem computer JATS

    (Jakarta Automated Trading

    Systems).

    10 November 1995 : Pemerintah

    mengeluarkan Undang Undang No.

    8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

    Undang-Undang ini mulai

    diberlakukan mulai Januari 1996.

    1995 : Bursa Paralel Indonesia

    merger dengan Bursa Efek Surabaya.

    2000 : Sistem Perdagangan Tanpa

    Warkat (scripless trading) mulai

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    10/31

    diaplikasikan di pasar modal

    Indonesia.

    2002 : BEJ mulai mengaplikasikan

    sistem perdagangan jarak jauh

    (remote trading).

    2007 : Penggabungan Bursa Efek

    Surabaya (BES) ke Bursa Efek

    Jakarta (BEJ) dan berubah nama

    menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Alasan Dibentuknya Pasar Modal

    Pasar modal banyak dijumpai di

    banyak Negara, karena pasar modal

    menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan.

    Dalam melaksanakan fungsi ekonominya,

    pasar modal menyediakan fasilitas untuk

    memindahkan dana dari lender (pihak yang

    mempuyai kelebihan dana) ke borrower

    (pihak yang memerlukan dana). Dengan

    menginvestasikan kelebihan dana yang

    mereka miliki, lenders mengharapkan

    memperoleh imbalan dari penyerahan dana

    tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dan

    dari pihak luar memungkinkan mereka

    melakukan investasi tanpa harus menunggu

    tersedianya dana hasil operasi dari

    perusahaan. Fungsi keuangan dilakukan

    dengan menyediakan dana yang diperlukan

    oleh para borrowers dan para lenders

    menyediakan dana tanpa harus terlibat

    langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang

    diperlukan investasi tersebut.

    Ada beberapa daya tarik pasar

    modal.Pertama, diharapkan pasar modal ini

    akan bisa menjadi alternatif penghimpunan

    dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar

    modal memungkinkan para pemodal

    mempunyai pilihan investasi yang sesuai

    dengan preferensi resiko mereka.

    Saham

    Saham (stock) merupakan salah satu

    instrumen pasar keuangan yang paling

    popular. Menerbitkan saham merupakan

    salah satu pilihan perusahaan ketika

    memutuskan untuk pendanaan perusahaan.

    Pada sisi yang lain, saham merupakan

    instrument investasi yang banyak dipilih

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    11/31

    para investor karena saham mampu

    memberikan tingkat keuntungan yang

    menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai

    tanda penyertaan modal seseorang atau

    pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan

    atau perseroan terbatas. Dengan

    menyertakan modal tersebut, maka pihak

    tersebut memiliki klaim atas pendapatan

    perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan

    berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang

    Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua

    keuntungan yang diperoleh investor dengan

    membeli atau memiliki saham:

    1. Dividen merupakan pembagian

    keuntungan yang diberikan

    perusahaan dan berasal dari

    keuntungan yang dihasilkan

    perusahaan. Dividen diberikan

    setelah mendapat persetujuan dari

    pemegang saham dalam RUPS. Jika

    seorang pemodal ingin mendapatkan

    dividen, maka pemodal tersebut

    harus memegang saham tersebut

    dalam kurun waktu yang relatif lama

    yaitu hingga kepemilikan saham

    tersebut berada dalam periode

    dimana diakui sebagai pemegang

    saham yang berhak mendapatkan

    dividen.

    Dividen yang dibagikan

    perusahaan dapat berupa dividen

    tunai artinya kepada setiap

    pemegang saham diberikan dividen

    berupa uang tunai dalam jumlah

    rupiah tertentu untuk setiap saham -

    atau dapat pula berupa dividen

    saham yang berarti kepada setiap

    pemegang saham diberikan dividen

    sejumlah saham sehingga jumlah

    saham yang dimiliki seorang

    pemodal akan bertambah dengan

    adanya pembagian dividen saham

    tersebut.

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    12/31

    2. Capital Gain merupakan selisih

    antara harga beli dan harga jual.

    Capital gain terbentuk dengan

    adanya aktivitas perdagangan saham

    di pasar sekunder. Misalnya Investor

    membeli saham ABC dengan harga

    per saham Rp 3.000 kemudian

    menjualnya dengan harga Rp 3.500

    per saham yang berarti pemodal

    tersebut mendapatkan capital gain

    sebesar Rp 500 untuk setiap saham

    yang dijualnya.

    3. Earning Per Share (EPS) adalah

    angka yang diperoleh dengan cara

    membagi keuntungan yang diperoleh

    emiten (dalam hal ini keuntungan

    yang dimaksud adalah keuntungan

    setelah dipotong pajak, tetapi

    sebelum dibayarkan deviden) dengan

    jumlah saham yang beredar.

    Sebagai instrument investasi, saham

    memiliki risiko, antara lain:

    1. Capita LossMerupakan kebalikan

    dari Capital Gain, yaitu suatu

    kondisi dimana investor menjual

    saham lebih rendah dari harga beli.

    Misalnya saham PT. XYZ yang di

    beli dengan harga Rp 2.000,- per

    saham, kemudian harga saham

    tersebut terus mengalami penurunan

    hingga mencapai Rp 1.400,- per

    saham. Karena takut harga saham

    tersebut akan terus turun, investor

    menjual pada harga Rp 1.400,-

    tersebut sehingga mengalami

    kerugian sebesar Rp 600,-/saham.

    2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang

    sahamnya dimiliki, dinyatakan

    bangkrut oleh Pengadilan, atau

    perusahaan tersebut dibubarkan.

    Dalam hal ini hak klaim dari

    pemegang saham mendapat prioritas

    terakhir setelah seluruh kewajiban

    perusahaan dapat dilunasi (dari hasil

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    13/31

    penjualan kekayaan perusahaan).

    Jika masih terdapat sisa dari hasil

    penjualan kekayaan perusahaan

    tersebut, maka sisa tersebut dibagi

    secara proporsional kepada seluruh

    pemegang saham. Namun jika tidak

    terdapat sisa kekayaan perusahaan,

    maka pemegang saham tidak akan

    memperoleh hasil dari likuidasi

    tersebut. Kondisi ini merupakan

    risiko yang terberat dari pemegang

    saham. Untuk itu seorang pemegang

    saham dituntut untuk secara terus

    menerus mengikuti perkembangan

    perusahaan. Di pasar sekunder atau

    dalam aktivitas perdagangan saham

    sehari-hari, harga-harga saham

    mengalami fluktuasi baik berupa

    kenaikan maupun penurunan.

    Pembentukan harga saham terjadi

    karena adanya permintaan dan

    penawaran atas saham tersebut.

    Dengan kata lain harga saham

    terbentuk oleh supply dan demand

    atas saham tersebut. Supply dan

    demand tersebut terjadi karena

    adanya banyak faktor, baik yang

    sifatnya spesifik atas saham tersebut

    (kinerja perusahaan dan industri

    dimana perusahaan tersebut

    bergerak) maupun faktor yang

    sifatnya makro seperti tingkat suku

    bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-

    faktor non ekonomi seperti kondisi

    sosial dan politik, dan faktor lainnya.

    Klasifikasi Saham

    Pengklasifikasian atas beberapa

    saham ini tidak tepat benar, tetapi ini bisa

    membantu para investor atau pialang saham

    untuk membedakan atau memilih saham-

    saham yang diinginkan.

    1. Bluechip chip stock, suatu saham

    yang bisa diklasifikasikan sebagai

    bluechip bila memenuhi persyaratan

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    14/31

    bahwa perusahaan penerbitnya

    memiliki reputasi yang baik,

    disamping itu dalam sejarahnya yang

    panjang emitennya mampu

    menghasilkan pendapatan yang

    tinggi dan konsisten membayar

    deviden tunai, selain itu

    emitennyasudah dalam keadaan

    stabil.

    2. Income stock adalah saham yang

    mampu membayar deviden tinggi

    dari rata-rata deviden yang

    dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.

    Selain itu income stock mampu

    menghasilkan pendapatan yang

    tinggi dan dengan teratur

    memberikan deviden tunai daripada

    laba ditahan.

    3. Growth stock saham ini biasanya

    memiliki P/E ratio tinggi. Dan

    disamping itu emiten saham ini

    mempunyai reputasi yang tinggi, dan

    gaya publisitas Nampak glamor

    dalam peningkatan atau penurunan

    harga sahamnya.

    Likuiditas Saham

    Likuiditas saham merupakan ukuran

    jumlah transaksi saham di pasar modal

    dalam periode tertentu. Semakin tinggi

    frekuensi transaksi maka semakin tinggi

    likuiditas saham, ini berarti saham tersebut

    semakin diminati oleh para investor dan hal

    tersebut akan tingkat harga saham yang

    bersangkutan. Pada kenyataannya tidak

    semua saham mudah ditransaksikan atau

    dengan kata lain mengalami kesulitan

    likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat

    dikenakan deslisting atau dikeluarkan dari

    Bursa Efek. Suatu saham dikatakan likuid

    bila saham tersebut mudah untuk ditukarkan

    atau dijadikan uang.

    Semakin likuid suatu saham berarti

    jumlah atau frekuensi transaksi semakin

    tinggi. Hal tersebut juga menunjukkan minat

    investor untuk memiliki saham tersebut juga

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    15/31

    tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan

    karena saham yang likuiditasnya tinggi

    memberikan kemungkinan yang lebih tinggi

    untuk mendapatkan return dibandingkan

    saham yang likuiditasnya rendah sehingga

    tingkat likuiditas saham biasanya akan

    mempengaruhi harga saham yang

    bersangkutan. Likuiditas secara sederhana,

    menunjukkan kemudahan untuk menjual dan

    membeli efek pada harga yang wajar.

    Jadi jika untuk menjual dan membeli

    sejumlah tertentu saham harus menunggu

    atau kalau spread antara permintaan dan

    penjualan relatif besar, atau penjualan saham

    dalam jumlah relatif besar akan

    mempengaruhi harga pasar secara

    substansial, bisa dikatakan bahwa saham

    tidak likuid. Pemecahan saham sebagai

    suatu aksi dilakukan oleh perusahaan, juga

    memuat informasi diasumsikan

    mempengaruhi keputusan jual beli yang

    dilakukan investor, yang pengaruh tersebut

    dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan

    saham. Perubahan pada volume

    perdagangan akan terlihat bila aksi tersebut

    mempengaruhi preferensi para investor

    dalam keputusan investasinya. Atas dasar

    pemikiran-pemikiran di atas dapat diperoleh

    pengertian bahwa pemecahan saham akan

    mempengaruhi likuiditas saham. Meskipun

    pengaruh tersebut belum dapat diketahui di

    Bursa Efek Jakarta bersifat positif atau

    negatif dalam arti pemecahan saham

    meningkatkan atau menurunkan

    likuiditasnya. Semakin cepat suatu asset

    dapat berubah menjadi uang maka semakin

    tinggi likuiditasnya.

    Salah satu daya tarik agar suatu

    saham diminati investor adalah harga yang

    murah serta rendahnya biaya komisi

    transaksi. Parameter yang sering digunakan

    untuk mengukur likuiditas suatu saham

    (Conroy et.al, 1990) adalah:

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    16/31

    a. Volume perdagangan

    Merupakan suatu instrumen yang

    dapat digunakan untuk melihat reaksi

    pasar

    modal terhadap informasi melalui

    parameter volume saham yang di

    perdagangkan dipasar.

    b. Tingkat Spread

    Merupakan suatu instrumen yang

    dapat digunakan untuk melihat reaksi

    pasar

    modal terhadap informasi melalui

    parameter perbedaan atau selisih

    antara

    harga tertinggi yang diminta untuk

    membeli dengan harga terendah yang

    ditawarkan untuk menjual (Bid- Ask

    Spread), diukur dengan

    menggunakan

    persentase.

    c. Information flow (aliran

    informasi).

    d. Jumlah pemegang saham.

    e. Jumlah saham yang beredar.

    f. Transaction cost (besarnya biaya

    transaksi).

    g. Faktor no. 3, 4, 5 dan 6 ini akan

    mempengaruhi volume perdagangan

    sehingga dapat diketahui

    pengaruhnya terhadap likuiditas.

    h. Harga saham

    Merupakan suatu instrumen yang

    dapat digunakan untuk melihat reaksi

    pasar

    modal terhadap informasi melalui

    parameter harga-harga saham di

    pasar.

    i. Volatilitas Harga saham

    Merupakan suatu instrumen yang

    dapat digunakan untuk melihat reaksi

    pasar

    modal terhadap informasi melalui

    parameter pergerakan harga-harga

    saham di

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    17/31

    pasar. Sedangkan menurut Sutrisno

    et al (2000), parameter yang

    digunakan yaitu :

    a. Harga saham

    b. Volume perdagangan

    c. Persentase saham

    d. Varians saham (volatilitas saham)

    Stock Split

    Ada beberapa pengertian tentang

    stock split antara lain sebagai berikut Stock

    split adalah suatu pemecahan jumlah lembar

    saham,misalnya jumlah saham semula

    100.000 lembar dengan nominal Rp. 1

    perlembar dipecahkan menjadi 200.000

    lembar dengan nominal Rp. 0,5 perlembar

    (Napa J awat, 1999:506 seperti dikutip di

    Wang Sutrisno, 2000). Stock split adalah

    suatu aktifitas yang dilakukan oleh

    perusahaan go publik untuk menaikkan

    jumlah saham yang beredar (Brigham dan

    Gapenski, 1992 : 506, seperti dikutip di

    Sutrisno, 2000). Stock split adalah

    pemecahan jumlah lembar saham menjadi

    jumlah lembar yang lebih banyak dengan

    pengurangan harga nominal per lembar nya

    secara proporsional (Riyanto, 1995).

    Pada dasarnya ada dua jenis stock

    split yang dapat dilakukan yaknisplit up dan

    split down. Split up adalah penurunan nilai

    nominal perlembar saham yang

    mengakibatkan bertambahnya jumlah saham

    yang beredar. Misalnya pemecahan saham

    dengan split factor 2:1, 3:1, 4:1. Sedangkan

    Split down adalah peningkatan nilai nominal

    saham dan mengurangi jumlah saham yang

    beredar. Misalnya split down dengan split

    factor 1:2, 1:3, dan 1:4. Secara teoritis ,

    motivasi yang melatar belakangi perusahaan

    melakukan stock split serta efek yang

    ditimbulkannya tertuang dalam beberapa

    hipotesis yakni hipotesis signaling dan

    liquidity (Baker dan Powel, 1993 dalam

    Sutrisno, 2000).

    Hipotesissignaling atau dikenal juga

    dengan hipotesis information asimetry

    menyatakan bahwa split memberikan sinyal

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    18/31

    yang informatif kepada investor mengenai

    prospek perusahaan dimasa yang akan

    datang. Meningkatnya likuiditas setelahsplit

    dapat muncul akubat semakin besarnya

    kepemilikan saham dan jumlah transaksi.

    Hasil penelitian Barker (1996) dan

    Lamoreux dan Poon (1987) (dalam Sutrisno,

    2000) menyimpulkan bahwa jumlah

    pemegang saham menjadi bertambah banyak

    setelahsplit.

    Conroy, Harris dan Benet (1990)

    (dalam Sutrisno, 2000) menemukan adanya

    penurunan likuiditas setelah split dengan

    masingmasing menggunakan volume

    perdagangan dan bid-ask spread sebagai

    proksi. Hasil tersebut bertentangan dengan

    Murray (1985) (dalam Sutrisno, 2000) yakni

    split tidak berpengaruh terhadap volume

    perdagangan maupun bid-ask spread.

    Hipotesis berikutnya memfokuskan

    pada keinginan manajemen perusahaan

    dalam meningkatkan likuiditas perdagangan.

    Hipotesis tersebut didukung dengan adanya

    pandangan bahwa perusahaan yang

    melakukan split pada sahamnya akan

    menambah daya tarik investor akibat

    semakin rendahnya harga saham tersebut.

    Lembar saham yang sudah beredar akan

    dikembalikan oleh investor kepada emiten

    untuk ditukarkan dengan lembar saham yang

    baru yang jumlahnya disesuaikan akibat dari

    peristiwa stock split. Periode yang biasa

    ditentukan untuk mengetahui dampak

    peristiwa stock split adalah sepuluh hari,

    karena jika lebih dari sepuluh hari akan

    banyak pengumuman-pengumuman lain

    yang akan berpengaruh pada likuiditas

    saham. Dan jika kurang dari sepuluh hari

    kemungkinan pemegang saham belum

    mendengar pengumunanstock split.

    Alat Analisis yang digunakan

    1. Untuk menganalisa perbedaan

    harga saham dan volume

    perdagangan, sebelum dan sesudah

    stock split digunakan uji beda

    (Paired Sample t test) dengan tingkat

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    19/31

    kesalahan = 5 %, dengan hipotesis

    sebagai berikut :

    a. H1 : 1 2

    Berarti harga saham sebelum

    stock splitberbeda secara signifikan

    dengan harga sham sesudah

    stock split.

    b. H2 : 1 2

    Berarti rata-rata volume

    perdagangan sebelum stock

    split berbeda secara

    signifikan dengan rata-rata

    volume perdagangan sesudah

    stock split.

    2. Hipotesis diatas dibuktikan

    melalui nilai Tbk (Djarwanto P. S

    dan Subagyo, 1998: 209), sampel

    kecil n1, n2< 10.

    3. Pengujian dilakukan dengan

    melihat signifikan t :

    4. Jika signifikan t < = 5 %, maka :

    Terdapat perbedaan yang signifikan

    antara harga saham, volume

    perdagangansaham sebelum dan

    sesudahstock split.

    5. Jika signifikan Tbk > = 5 %,

    maka : Tidak terdapat perbedaan

    yang signifikan antara harga saham

    dan volume perdagangan sebelum

    dan sesudah stock split. Adapun

    metode analisis yang dipergunakan

    dalam penelitian ini Penulis

    menggunakan SPSS 15.0 for

    Windows , untuk sampel

    berpasangan dengan menggunakan t-

    Test pair. Tujuan digunakan SPSS

    15.0 for Windows untuk menghitung

    dan menguji data adalah untuk

    menghindari kesalahan akibat

    perhitungan manual.

    SPSS merupakan program

    statistik untuk membuat dan

    medistribusikan informasi hasil

    pengolahan data statistik untuk

    berbagai pengambilan keputusan

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    20/31

    strtegis perusahaan ( Santoso, 1999,

    9 ).

    6. Setelah dilakukan pengujian

    hipotesis dengan uji beda dengan

    tingkat kesalahan = 5 %, yaitu

    harga saham sebelum dan sesudah

    stock split, volume perdagangan

    saham sebelum dan sesudah stock

    split dilanjutkan dengan membahas

    analisis likuiditas saham sesuai

    dengan teori-teori yang ada maupun

    penelitian-penelitian terdahulu.

    Model Penelitian

    Berdasarkan penelitian-penelitian

    sebelumnya, kesemuanya merujuk pada

    adanya perbedaan yang signifikan terhadap

    harga saham dan likuiditas saham akibat

    stock split ( seperti penelitian yang

    dihasilkan oleh Yuniartha dan Susilowati,

    2000 dan Setiyanto, 2006). Tetapi ada juga

    yang tidak menunjukan perbedaan yang

    signifikan seperti hasil penelitian oleh

    Irmansyah (2003) yang menyatakan bahwa

    hasil perhitungan antara kedua variable dari

    pengujian hipotesis mengenai hubungan

    kedua variable tersebut menunjukan

    diterimanya Ho yang dengan kata lain tidak

    terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

    harga saham dan likuiditas saham.

    Sedangkan menurut Yuniartha dan

    Susilowati (2000) menyatakan bahwa secara

    keseluruhan, hasil dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa stock split hanya

    mempengaruhi harga, volume perdagangan

    dan persentase spread, tetapi tidak

    mempengaruhi varians dan abnormal return

    baik ditinjau secara individual maupun

    sebagai sebuah portofolio.

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    21/31

    Data harga 10 saham 15 hari sebelum dan sesudah stock

    ssplit

    Kode -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0

    CTBN 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 37200 3000

    BBCA 7100 7050 7250 7250 7250 7200 7100 6900 6900 6900 6600 6300 6650 6900 7200 3600

    TINS 30600 31650 32050 31300 30500 30100 31050 31350 31350 31950 32100 31600 29900 29050 29400 2975

    PGAS 11650 11200 11200 11250 11500 12000 11950 11600 11500 11750 12000 11950 11950 12200 11600 2125

    JPRS 1800 1800 1890 1900 1900 1810 1900 1900 1870 1900 1900 1900 1940 2000 2075 1950

    LPKR 1690 1690 1700 1690 1690 1690 1680 1680 1670 1670 1670 1670 1670 1670 1670 670

    DAVO 590 610 610 610 610 590 600 590 600 600 600 580 580 580 600 290

    PWON 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 2800 2800 2800

    ANTM 13150 13150 12850 12950 12850 12700 12550 12550 12850 12700 12600 12900 13600 13700 13250 13250

    BMTR 4950 4900 4950 4950 4975 5000 4900 4875 4900 4900 4975 5200 5250 5150 5150 5250

    11173 11225 11270 11210 11147.5 11129 11193 11164.5 11184 11257 11264.5 11230 11174 11125 11094.5 35910

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    3000 3000 3000 3000 3250 2500 3100 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2600

    3575 3525 3550 3550 3600 3575 3525 3425 3300 3275 3425 3450 3550 3575 3600

    2600 2300 2200 2400 2300 2225 2275 2525 2700 2650 2650 2650 2650 2575 2500

    2225 2475 2425 2450 2375 2225 2225 2350 2325 2350 2425 2500 2450 2400 2425

    420 400 400 390 380 370 370 365 355 375 365 370 365 360 370

    680 690 690 690 720 730 730 740 730 720 690 690 660 640 640

    290 280 280 280 290 285 280 280 285 285 285 280 290 290 285

    400 520 520 480 455 450 540 500 530 540 540 550 540 540 500

    2650 2650 2600 2575 2700 2725 2875 2825 2775 2700 2625 2700 2600 2600 2675

    1190 1130 1190 1200 1180 1170 1190 1190 1210 1210 1210 1240 1350 1370 1340

    1703 1697 1685.5 1701.5 1725 1625.5 1711 1670 1671 1660.5 1671.5 1693 1695.5 1685 1693.5

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    22/31

    Tabel 4.2 Data volume perdagangan 10 saham 15 hari sebelum dan sesudah stock spli t

    -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    21939000 20401000 43279000 0 0 25753000 15632000 19700000 24691000 20656000 8286000 41848000 25624000 25250000 26583000

    22455000 7440000 4505000 8280000 8825000 15870000 5985000 2380000 0 3560000 6615000 2680000 1864000 27905000 7185000

    29007500 41140000 19945000 50522500 30690000 48380000 26212500 33610000 30157500 32202500 50032500 9945000 0 59880000 38295000

    4040000 245000 2667500 2150000 250000 0 205000 190000 165000 294000 12500 215000 2095000 2777500 4040000

    25348700 30368700 35335000 15341200 27191200 22581200 26835000 24178700 19006200 22002500 6023000 0 0 0 0

    166000 3986000 4474000 9666000 1852000 1311000 1350000 4615000 287000 1437000 1141000 1329000 102000 401000 389000

    0 0 0 0 4250 152500 31100 20000 0 0 0 0 100000 25100 125000

    3564800 10256700 156000 0 5623100 25614000 7745815 1591500 105687000 124600500 1256000 265400 0 0 5625000

    13728000 30574000 21211000 0 0 0 0 21435000 19498000 26721000 0 0 5900000 20664000 56374000

    12024900 14441140 13157250 8595970 7443555 13966170 8399641.5 10772020 19949170 23147350 7336600 5628240 3568500 13690260 13861600

    12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

    0 0 1000 1000 500 0 0 0 0 0 500 0 9000 0

    8631000 12656000 13455500 14136500 32062500 12868000 4366500 9104000 15952500 32924000 44230000 22820000 50825500 35116500 2

    21500500 21309000 33614500 26592500 18248000 20369500 9829000 45975000 43461500 11337000 14476500 8436500 7061000 13407000 1

    103020500 207687500 88148000 63897500 39348000 34625000 23896000 22878000 28473000 38403500 36497000 53570500 53815500 59683000 3

    16879500 5196500 4276500 922500 2135500 1266500 903000 355500 4235000 4565500 289000 265000 267000 597000

    17100000 19627000 11726500 22935500 33838000 23068000 22075500 28921500 1856850 18507000 9979500 26163500 21223500 19974500 2

    1661000 3793500 7434000 629000 391000 3424500 645000 495500 104000 2192500 683500 285000 509500 1553000

    2000 131000 140000 205000 425000 387000 265000 152500 228500 1500 20000 61500 5000 268000

    17097500 33327500 59633500 24285500 65722000 45057000 38004500 35158500 133390500 67538500 39736000 20367500 15128000 27336500 9

    144587000 25908000 118187000 61850000 33816500 10716000 26617000 26131500 42022000 18903500 5726000 51960500 182820000 86521500 4

    33047900 32963600 33661650 21545500 22598700 15178150 12660150 16917200 26972385 19437300 15163800 18393000 33166400 24445700

    2

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    23/31

    4.2 Data rata-rata

    Gambar 4.1 dibawah ini menunjukan rata-rata harga saham selama periode

    pengamatan dalam bentuk grafik :

    Gambar 4.1

    Grafik Pergerakan Harga Saham

    Gambar 4.2 dibawah ini menunjukkan rata-rata volume perdagangan selama

    periode pengamatan dalam bentuk grafik :

    Gambar 4.2

    Grafik Pergerakan Volume Perdagangan Saham

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    24/31

    4.3 Uji Normalitas

    Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan

    Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan

    membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.

    Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan

    diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang

    diuji normalitasnya dengan data normal baku.

    1. Output harga

    Berikut ini adalah hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogrov Smirnov

    pada harga saham :

    Tabel 4.4

    Output Uji Normalitas kolmogrov smirnov

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    StandardizedResidual

    N 15

    Normal Parameters(a,b)Mean .0000000

    Std. Deviation .96362411

    Most Extreme Differences Absolute .104

    Positive .080

    Negative -.104

    Kolmogorov-Smirnov Z .403

    Asymp. Sig. (2-tailed) .997

    a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

    Nilai residualnya terstandardisasi menyebar dengan normal, apabila :

    Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    25/31

    Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 (Alpha), maka nilai residual

    terstandardisasi dikatakan normal. Jadi, data harga saham yang akan digunakan dalam

    penelitian ini dikatakan normal.

    2. Output volume

    Berikut ini adalah hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogrov Smirnov

    pada harga saham :

    Tabel 4.5

    Output Uji Normalitas kolmogrov smirnov

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    StandardizedResidual

    N 15

    Normal Parameters(a,b)Mean .0000000

    Std. Deviation .96362411

    Most Extreme Differences Absolute .160

    Positive .160

    Negative -.075

    Kolmogorov-Smirnov Z .621

    Asymp. Sig. (2-tailed) .835

    a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

    Nilai residualnya terstandardisasi menyebar dengan normal, apabila :

    Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    26/31

    Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 (Alpha), maka nilai residual

    terstandardisasi dikatakan normal. Jadi, data volume perdagangan yang akan

    digunakan dalam penelitian ini dikatakan normal.

    4.4 Uji paired t-test

    Setelah melakukan uji normalitas yang menyatakan bahwa data-data yang digunakan

    adalah normal, maka akan dilakukan tahap berikutnya. Tahap tersebut adalah melakukan

    perhitungan uji beda dua rata-rata (Paired t test) dengan menggunakan SPSS 15.00 for window.

    Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data harga saham dan volume perdagangan 15 hari

    sebelum, pada saat, dan 15 hari sesudah yang dirata-ratakan terlebih dahulu.

    Berikut ini adalah table hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 15.00 for window

    untuk masing-masing variable :

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    27/31

    Tabel 4.6

    Hasil Perbandingan Uji t Harga saham Sebelum dan Sesudah stock spli t

    Periode N Sebelum Sesudah Perbedaan t-Hitung P-Value Keterangan

    15 10 11173 1693.5 9479.5 2.477 0.035 Signifikan

    14 10 11225 1685 9540 2.452 0.037 Signifikan

    13 10 11270 1695.5 9574.5 2.454 0.036 Signifikan

    12 10 11210 1693 9517 2.468 0.036 Signifikan

    11 10 11147.5 1671.5 9476 2.487 0.035 Signifikan

    10 10 11129 1660.5 9468.5 2.498 0.034 Signifikan

    9 10 11193 1671 9522 2.480 0.035 Signifikan

    8 10 11164.5 1670 9494.5 2.452 0.037 Signifikan

    7 10 11184 1711 9473 2.464 0.036 Signifikan

    6 10 11257 1625.5 9631.5 2.455 0.036 Signifikan

    5 10 11264.5 1725 9539.5 2.459 0.036 Signifikan

    4 10 11230 1701.5 9528.5 2.465 0.036 Signifikan

    3 10 11174 1685.5 9488.5 2.512 0.033 Signifikan

    2 10 11125 1697 9428 2.530 0.032 Signifikan

    1 10 11094.5 1703 9391.5 2.526 0.032 Signifikan

    Keseluruhan 150 167841 25288.5 142552.5 10.083 0.000 Signifikan

    Keterangan * : Signifikan pada level signifikan 5%

    Berdasarkan hasil perhitungan pada table di atas, rata- rata harga 15 hari sebelum, pada

    saat dan 15 hari sesudah menunjukkan P- Value < (0.05).

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    28/31

    Tabel 4.7

    Hasil Perbandingan Uji t Volume perdagangan Sebelum dan Sesudah stock spli t

    Periode N Sebelum Sesudah Perbedaan t-Hitung P-Value Keterangan

    15 10 12024900 33047900 -21023000 -1.445 0.182 Tidak Signifikan

    14 10 14441140 32963600 -18522460 -1.696 0.124 Tidak Signifikan

    13 10 13157250 33661650 -20504400 -1.231 0.249 Tidak Signifikan

    12 10 8595970 21545500 -12949530 -1.728 0.118 Tidak Signifikan

    11 10 7443555 22598700 -15155145 -1.355 0.208 Tidak Signifikan

    10 10 13966170 15178150 -1211980 -1.153 0.278 Tidak Signifikan

    9 10 8399647.5 12660150 -4260502.5 -1.386 0.199 Tidak Signifikan

    8 10 10772020 16917200 -6145180 -1.075 0.310 Tidak Signifikan

    7 10 19949170 26972385 -7023215 -1.013 0.337 Tidak Signifikan

    6 10 23147350 19437300 3710050 -0.952 0.366 Tidak Signifikan

    5 10 7336600 15163800 -7827200 -2.143 0.061 Signifikan

    4 10 5628240 18393000 -12764760 -1.852 0.097 Signifikan

    3 10 3568500 33166400 -29597900 -2.241 0.052 Signifikan

    2 10 13690260 24445700 -10755440 -1.297 0.227 Tidak Signifikan

    1 10 13861600 25200000 -11338400 -1.877 0.093 Signifikan

    Keseluruha

    n 150

    175982372.

    5

    35135143

    5 -175369063 -4.764 0.000 Signifikan

    Keterangan : *: Signifikan pada level signifikan 10%

    Berdasarkan hasil perhitungan pada table di atas, yang menunjukkan P- Value < (0.10)

    hanya pada periode 1, 3, 4, 5, dan perhitungan keseluruhan rata- ratanya. Sedangkan pada

    periode ke- 2, 6 s/d 15 menunjukkan P- Value > (0.10).

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    29/31

    4.5Hipotesis

    Berdasarkan pada bab 1 yang telah

    diuraikan sebelumnya, maka hipotesis

    yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Hipotesis untuk Harga Saham

    H 1 = Terdapat perbedaan yang

    signifikan harga saham sebelum dan

    sesudah aktivitasstocksplit.

    Dalam membuktikan / melakukan

    pengujian hipotesis pertama ini

    digunakan uji t (paired sampel t test)

    yaitu membandingkan nilai Harga

    saham pada hari-hari sebelum dan

    sesudahstock split .

    Dari hasil perhitungan dengan

    bantuan SPSS 15 diperoleh hasil

    seperti table 4.6 diatas.

    2.Hipotesis untuk Volume Perdagangan

    Saham

    Hipotesis kedua yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah

    H2 = Terdapat perbedaan yang

    signifikan volume perdagangan

    saham sebelum dan sesudah aktivitas

    stock split .

    Dalam membuktikan / melakukan

    pengujian hipotesis kedua ini digunakan uji t

    (paired sampel t test) yaitu membandingkan

    nilai volume perdagangan saham sebelum

    stock split dengan volume perdagangan

    saham sesudahstock split .

    Analisis

    Hasil penelitian ini, menunjukkan

    bahwa pada harga saham secara keseluruhan

    terdapat perbedaan yang signifikan setelah

    dilakukan stock split. Hal ini menyebabkan

    harga saham turun secara signifikan akibat

    peristiwa stock split tersebut. Sedangkan

    volume perdagangan secara keseluruhan

    mengalami peningkatan yang signifikan.

    Tetapi dari kelima belas periode ada juga

    yang menunjukkan volume perdagangan

    tidak mengalami peningkatan secara

    signifikan setelah dilakukannyastock split.

    Hasil penelitian yang telah dilakukan

    semakin menegaskan penelitian- penelitian

    sebelumnya, seperti penelitian yang

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    30/31

    dilakukan oleh Yuniartha dan Susilowati

    (2000), Sutrisno (2000),dan Setiyanto

    (2006). Menurut Yuniartha dan Susilowati

    juga Sutrisno, stock split hanya

    mempengaruhi harga, volume perdagangan

    dan persentase spread, tetapi tidak

    mempengaruhi varians dan abnormal return

    baik ditinjau secara individual maupun

    sebagai sebuah portofolio. Berdasarkan hasil

    penelitian Setiyanto menyatakan bahwa

    terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

    harga saham dan volume perdagangan

    antara sebelum dan sesudah aktivitas stock

    split.

    Peningkatan kegiatan perdagangan

    berarti jumlah saham yang diperdagangkan

    semakin banyak, begitu juga dengan jumlah

    pemegang saham. Sehingga dapat

    mempengaruhi likuiditas saham setelah

    stock split yakni semakin meningkat

    (Lamoureux & Poon, 1987, seperti dikutip

    dalam Sutrisno, 2000). Hal ini berarti stock

    split dapat memberikan sinyal yang

    informatif mengenai prospek perusahaan

    yang menguntungkan, karena investor hanya

    akan berinvastasi pada saham yang benar-

    benar diketahui dengan pasti segala

    sesuatunya dan akan melakukan

    perdagangan melalui broker yang

    menganalisis perusahaan yang

    mengeluarkan saham tersebut. Walaupun

    begitu, para investor juga harus berhati- hati

    dalam menanamkan modalnya dengan

    memperhatikan manajemen pada perusahaan

    tersebut.

    Hasil penelitian ini juga

    memperlihatkan bahwa variable harga

    saham dan volume perdagangan menerima

    hipotesis alternative yang diajukan yaitu

    masing- masing H1 (harga saham) dan H2

    (volume perdagangan). Dengan kata lain,

    variable harga saham dan volume

    perdagangan mengalami perbedaan yang

    signifikan setelah dilakukannyastock split.

  • 8/10/2019 Jurnal Volume Perdagangan Saham Nurlaela

    31/31

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus Setiyanto, Jurnal Analisis Likuiditas

    Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split

    Di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2005

    Bambang Riyanto, 1995. Dasar-dasar

    Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

    Keempat,

    BPFE Yogyakarta.

    Francisca Yuniartha, Pengaruh Stock

    Split Terhadap Likuiditas dan Return

    Saham di Bursa Efek Jakarta

    Indah Retno Rahayu, Jurnal Reaksi PasarTerhadap Peristiwa Stock Split Yang

    Terjadi Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

    Laboratorium Manajemen Dasar

    Universitas Gunadarma, 2005, Modul

    Metodelogi Penelitian ATA 2005/2006.

    Litbang MP, Kelapa Dua.

    Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, 2001,

    Pengantar Pasar M odal, : Rineka Cipta,

    Semarang.

    Sawidji Widoatmodjo, 2005, Cara Sehat

    Investasi di Pasar Modal, PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta.

    Singgih Santoso, 2001, SPSS versi 10,

    Mengolah Data Statistik secara

    Profesional, SPSS versi 10, PT. Elex

    Media Komputindo, Jakarta.

    Wang Sutrisno, 2000. Pengaruh Stock

    Split Terhadap Likuiditas dan Return

    Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal

    Manajemen dan Kewirausahaan,

    September,Vol. 2. No.2: 1-13.

    www.kpei.co.id Tanggal 19 Juni 2009

    www.idx.co.id Tanggal 19 Juni 2009

    www.bapepam.go.idTanggal 20 Juni 2009

    www.jsx.co.idTanggal 19 Juni 2009

    http://www.kpei.co.id/http://www.bapepam.go.id/http://www.bapepam.go.id/http://www.jsx.co.id/http://www.jsx.co.id/http://www.jsx.co.id/http://www.bapepam.go.id/http://www.kpei.co.id/